Agus Riyanto Wacana Islam Liberal : Analisis artikel Di Media On-line Jaringan Islam Liberal (www.islamlib.com)

WACANA ISLAM ISLAM LIBERAL: ANALISIS ARTIKEL DI MEDIA ONLINE JARINGAN ISLAM LIBERAL (www.islamlib.com)

Agus Riyanto Kepala Program Studi Ilmu Politik Unwahas, Lulusan S2 Ilmu Politik UGM 2007

Abstract Islamic Liberal Discources is one of Islamic movement which has shared on Reformation era besides the other Islamic types like Radical Islam. Both of them are usually in discources conflict because the difference religion concern. The article will describe how Islamic Liberal Network, construct discource on on line media, www.Islamlib.com

Key words : Islamic Liberal discources, Islamic construction.

A. Pendahuluan tunya. Mereka juga mengusung Bergulirnya era reformasi tahun tema-te-ma seperti pemberlakuan 1998, telah membawa memasu- syariat Islam (integralisme agama ki masa transisi demokrasi. Di tengah arus dan negara), peno-lakan presiden transisi tersebut, wacana politik diwarnai perempuan, penolakan de-mokrasi fenomena kebangkitan gerakan Islam dan ideologi negara (Pancasila)2. yang ditandai oleh dua tipe: yakni radikal Sementara gerakan Islam dan liberal. Tipe pertama seperti Front tipe li-beral dimarakkan dengan Pembela Islam (FPI), Forum Komunikasi kemunculan Ja-ringan Islam Liberal Ahlussunah Waljamaah (FKASW) atau po- (JIL), komunitas pe-mikiran anak puler dengan , Majelis Mu- muda Islam yang dimotori Ulil jahidin Indonesia (MMI), Ikhwanul Mus- Abshar Abdala. Kelompok ini men- limun, Hizbut Tahrir, dan HAMMAS. coba mengimbangi wacana Ormas-ormas ini diidentifikasikan Kha- pemikiran Is-lam radikal dengan mami Zada memiliki 3 (tiga) ciri khas yai- mensosialisasikan perlunya tu: formalistik, militan, dan radikal1. Mu- kembali ‘liberalisasi’ pemaha-man suh utama gerakan ini adalah kapitalisme, keagamaan. Kelompok ini mulai zionisme Israel dan sekularisasi Barat ter- ak-tif pada tahun 2001 berawal dari utama Amerika Serikat dan sekutu-seku- kelom-pok diskusi maya (milis)

1 Khamami Zada, Islam Radikal : pergulatan Ormas- 2 Zuly Qodir, Islam Liberal : Paradigma ormas Islam Garis Keras di Indonesia, Penerbit Teraju, , Baru Wacana dan Aksi Islam Indonesia, Pustaka 2002, hal. 3-4. Pelajar,Yogyakarta, 2003, hal. 5-7.

SPEKTRUM 53 Vol. 5, No. 2, Juni 2008 Jurnal Ilmu Politik Hubungan Internasional

Agus Riyanto Wacana Islam Liberal : Analisis artikel Di Media On-line Jaringan Islam Liberal (www.islamlib.com) yang tergabung dalam dan harus dijauhi4. Kemudian [email protected] dan muncul pula ancaman kemudian membuat media on-line yaitu penggrebekan dari FPI (Front www.islamlib.com sebagai menye-barkan Pembela Islam) ke markas JIL di U- ide-ide mereka3. Tema-tema sepu-tar, tan Kayu sebagai respon atas reaksi demokrasi, pemisahan agama dan ne-gara Ulil Abshar Abdala terhadap fatwa (politik), kebebasan berijtihad, serta MUI (Ma-jelis Indonesia) emansipasi terhadap wanita dan pluralis- tentang pengha-ramkan paham me atau perlindungan terhadap kaum mi- pluralisme dan liberalisme sebagai noritas adalah tema yang mereka wacana- bentuk kebodohan MUI. kan kepada publik. Kemunculan kelom- Berkaitan dengan pok Islam liberal ini dengan ide-ide libe- kontroversi ke-islaman di masa era ralisme progresif yang kadang kontro- reformasi khususnya lontaran- versial telah menimbulkan pro dan kontra lontaran pemikiran Jaringan Is-lam di kalangan muslim. Kelompok yang Liberal (Islib) mengenai wacana Is- apresiatif menilai Jaringan Islam Liberal lam, tulisan ini akan menggunakan (JIL) sebagai kelompok yang mencoba ana-lisis wacana atau discourse mendekontruksi pemahaman keagamaan analysis untuk mengetahui Islam yang cenderung tekstual (skriptu- bagaimana kelompok Jaring-an alistik), sementara bagi kelompok penen- Islam Liberal (JIL) menggunakan tang, terutama kalangan Islam radikal me-dia on-line: www.islamlib.com mengklaim Jaringan Islam Liberal (JIL) ti- mengkons-truksikan wacana dak lebih agen propaganda Barat, dan ori- keislamannya. Namun dalam entalis Nasrani-Yahudi yang mencoba tulisan ini tidak semua artikel dite- menyebarkan virus sekularisme keagama- liti tetapi hanya memfokuskan pada an di kalangan umat Islam Indonesia. be-berapa tema wacana tentang Reaksi terkeras terhadap kelompok Ja- sekularisme. ringan Islam Liberal (JIL) adalah ketika Asumsi dasar pengkajian Ulil Abshar Abdala, proponen utama Ja- ini ada-lah media bukanlah semata- ringan Islam Liberal (JIL), menuliskan ar- mata alat ko-munikasi atau sebuah tikel kontroversial di Harian Kompas, 18 sistem kode atau nilai yang Nopember 2002, “Menyegarkan Kembali menunjuk pada suatu realitas Pemahaman Islam”, yang mempersoalkan monolitik tetapi suatu kegiatan metode interpretasi agama dan menyeru- sosial yang terikat, dikonstruksi kan perlunya reinterpretasi doktrin Islam dan direkons-truksi dalam kondisi secara dinamis. Saat itu Forum Umat Is- dan setting sosial tertentu, daripada lam (FUI) menjatuhkan fatwa mati bagi tertata menurut hukum yang ilmiah Ulil karena dianggap menghina Nabi Mu- dan universal. Karenanya, sebagai hammad dan menyesatkan pemahaman representasi dari hubungan sosial umat Islam. Selain itu Jaringan Islam Li- tertentu, media senantiasa beral diberi label sebagai kelompok yang membentuk subjek-subjek, strategi- sesat yang membahayakan umat Islam

4 Islam Liberal : Bola Liar Fatwa Mati, 3 Ibid, hal 7. http:/www.Ga-tra.com,, 16 Desember 2002.

SPEKTRUM 54 Vol. 5, No. 2, Juni 2008 Jurnal Ilmu Politik Hubungan Internasional

Agus Riyanto Wacana Islam Liberal : Analisis artikel Di Media On-line Jaringan Islam Liberal (www.islamlib.com) strategi, dan tema-tema wacana tertentu. 1. Menganalisis Kognisi Sosial dan Media menjadi sa-lah satu ruang (space) Konteks Sosial tempat konflik-kon-flik berbagai Dalam pandangan Dijk kepentingan, kekuatan, kua-sa, proses analisis wacana tidak hanya hegemoni dan hegemoni tan-dingan membatasi perhatian-nya pada (counterhegemony). struktur teks, tetapi bagaimana Tulisan ini selanjutnya bertujuan suatu teks diproduksi, karena membahas artikel-artikel atau tulisan struktur wacana itu sendiri yang dimuat di media on-line Kelompok menunjukkan atau me-nandakan Jaringan Islam Liberal www.islamlib.com, sejumlah makna, pendapat, dan yang dikaitkan dengan konteks dan kog- ideologi. Dijk menawarkan analisis nisi sosial yang melingkupinya khususnya kog-nisi sosial. Pendekatan ini untuk mengetahui bagaimana media on- didasarkan pa-da asumsi bahwa line digunakan kelompok Jaringan Islam teks tidak mempunyai makna, Liberal sebagai alat untuk mengkonstruk- tetapi makna diberikan oleh pe- sikan Islam sebagai agama yang sekuler makai bahasa, atau lebih tepatnya kepada publik. proses kesadaran mental dari pemakai bahasa. B Analisis Wacana Teun Van Dijk Ada tiga asumsi dasar yang Dalam tulisan ini penulis meng- dike-mukakan Dijk : 1) wacana gunakan pendekatan yang digunakan dalam reali-tasnya diproduksi dan Teun Van Dijk yang melihat wacana seba- diinterpertasikan oleh individu gai sebuah struktur tiga dimensi yaitu dalam suatu basis pengeta-huan teks, kognisi sosial, dan konteks5. Titik dan keyakinan-keyakinan sosial berat analisa Van Dijk adalah meng- ber-sama; 2) wacana hanya dapat hubungkan analisis tekstual yang me- berpenga-ruh terhadap struktur musatkan perhatian hanya pada struktur sosial lewat pikir-an-pikiran sosial teks ke arah analisis wacana yang kom- (social minds) dari pelaku wacana, prehensif, yakni bagaimana teks itu di- dan begitu pula sebaliknya 3) produksi dan dimaknai dalam sebuah struktur sosial hanya dapat praktek sosial. Proses produksi tersebut berpengaruh terhadap struktur melibatkan suatu proses yag disebut Dijk wacana melalui kognisi sosial. sebagai kognisi sosial. Di sini kognisi Kognisi merupakan interface atau sosial merupakan interface yang meng- ruang yang berada diantara wacana hubungkan antara teks dengan konteks.6 dan individu atau masyarakat Dalam tulisan ini, teks/artikel dalam pelaku wacana7. www.islamlib.com hanya dipilih bebera- pa saja yang berkaitan dengan tema wa- 2. Menganalisis Teks cana Islam sebagai agama sekuler.

7 Teun Van Dijk, Discourse and Cognition in Society, dalam David Crowley dan David Mitchell 5 Eriyanto, Analisis Wacana : Pengantar Analisis (ed), Communication Thoery Today, Polity Press Teks Media, LKiS, Yogyakarta, 2001, hal 225. Cambridge, 1994. Diambil dari website www.discourse 6 Ibid, hal. 226. society.org, hal. 110.

SPEKTRUM 55 Vol. 5, No. 2, Juni 2008 Jurnal Ilmu Politik Hubungan Internasional

Agus Riyanto Wacana Islam Liberal : Analisis artikel Di Media On-line Jaringan Islam Liberal (www.islamlib.com)

Dalam dimensi teks Dijk melihat ra bagaimana aktivis JIL suatu teks terdiri atas berbagai struk- mempengaruhi pendapat umum, tur/tingkatan, yang masing-masing bagian menciptakan dukungan, saling mendukung yang terdiri dari tiga memperkuat legitimasi, dan bagian8. Pertama, struktur makro, yaitu menying-kirkan lawan atau makna global atau umum dari suatu teks penentang mereka. Kata-kata yang diamati dengan melihat topik/tema tertentu dalam tulisan aktivis JIL suatu teks. Tema wacana ini bukan hanya mungkin dipilih untuk isi, tetapi juga sisi tertentu dari suatu mempertegas dan sikap atau peristiwa. Kedua, superstruktur, yaitu ke- membentuk kesadaran po-litik rangka suatu teks. Teks atau tulisan dia- masyarakat (pembaca). mati dari kerangka teksnya yaitu bagai- Dalam dimensi teks yang mana bagian-bagian (susunan) yang ada diteliti adalah struktur dari wacana teks yang mereka tulis, misal penda- yang terdiri dari tematik, skematik, huluan (bagian awal), isi, penutup, dan semantik, sintak-sis, dan retoris. kesimpulan yang ada di dalam Elemen-elemen yang dia-mati dari teks/tulisan. Ketiga, struktur mikro, yaitu struktur wacana tersebut adalah : makna wacana yang dapat diamati de- tema pada tingkatan tematik (topik); ngan menganalisis kata, kalimat, propo- skema (headlines, lead, episode, latar, sisi, anak kalimat, parafrase dan seba- dan ko-mentar) pada tingkatan gainya. skematik; mak- Dalam konteks ini akan diamati sud,detail,nominalisasi, pengandaian bagaimana elemen-elemen yang memben- pada tingkatan semantik; tuk teks atau tulisan yaitu dari pilihan koherensi,bentuk kali-mat, pada kata, kalimat, proposisi, dan gaya yang tingkatan sintaksis, metafora dan dipakai dalam mendukung teks. Ketiga- leksikon pada tingkatan retoris9. nya merupakan satu kesatuan, saling ber- hubungan dan mendukung satu sama C. Pembahasan lain. Dalam tulisan ini makna global dari 1. Konstruksi Islam sebagai agama suatu teks atau tulisan yang dikemukakan seku-ler aktivis JIL dalam www.islamlib.com didu- Islam agama sekuler bukan kung oleh kerangka teks dan akhirnya aga-ma politik. Konsepsi ini pada pilihan kata dan kalimat yang di- merupakan tema yang paling sering pakai (struktur mikro),sehingga kita tidak muncul dalam tulisan aktivis hanya mengerti apa isi atau tema dari sua- Jaringan Islam Liberal (JIL) dimedia tu teks atau tulisan, tetapi juga elemen- on-line www.islib.com. Fenome-na elemen yang membentuknya seperti pili- menguatnya gejala formalisasi han kata, kalimat atau gaya. Pemakaian Islam seperti maraknya isu atau pemilihan kata, kalimat dan gaya penegakkan syariat Islam, sistem tertentu bukan sematamata sebagai cara khilafah atau negara Islam di berkomunikasi, tetapi dapat dilihat seba- Indonesia yang diekspresikan gai politik berkomunikasi, yaitu suatu ca- kelompok-kelompok Islam atau

8 Eriyanto, op.cit, hal. 225-227 9 Ibid, hal. 227-229

SPEKTRUM 56 Vol. 5, No. 2, Juni 2008 Jurnal Ilmu Politik Hubungan Internasional

Agus Riyanto Wacana Islam Liberal : Analisis artikel Di Media On-line Jaringan Islam Liberal (www.islamlib.com) partai politik Islam era reformasi. menjadi Headlines (judul) ditulis konteks yang mempengaruhi JIL dengan menggunakan strategi memunculkan waca-nanya bahwa Islam huruf tebal (body type) atau cetak agama sekuler. Seba-gaimana ditulis tebal dan huruf kapital untuk Khamami Zada momen-tum jatuhnya memberi penonjolan agar pembaca rezim Orde Baru telah di-manfaatkan dapat dengan cepat menangkap apa sangat baik oleh kelompok Islam yang topik utama yang ingin dibahas disebutnya sebagai kelompok Islam pada artikel tersebut (to attrack the radikal untuk bangkit seperti FPI, Laskar reader). Jihad, MMI, atau Hizbut Tahrir. Headlines juga ditulis Kelompok ini menegaskan kembali relasi sesuai de-ngan tema yang ingin agama dan negara, dimana Islam diyakini ditekankan JIL ke-pada pembaca mampu memberikan solusi alternatif d- (publik) seperti : Syariat Islam, engan jargonnya “kembali kepada Islam”, Perihal Sekularisasi Politik, Me- atau “berlakunya syariat Islam secara kaf- nyegarkan Kembali Pemahaman fah.” Islam. Sedangkan lead (teras) artikel Jaringan Islam Liberal mewacana- dibuat de-ngan tujuan dan kan konsepsinya salah satunya dengan mempunyai beberapa fungsi bagi cuplikan artikel berikut : keseluruhan teks terutama ter- hadap headlines dan body teks artikel. Se-bagaian besar lead berfungsi ...... , kita membutuhkan struktur sosial yang sebagai pen-jelas atau penegasan dengan jelas memisahkan mana kekuasaan atas headline sehing-ga memberikan politik dan mana kekuasaan agama. pemahaman yang cepat bagi Agama adalah urusan pribadi; sementara pembacanya mengenai tema artikel pengaturan kehidupan publik adalah dan ditulis dalam huruf tebal sepenuhnya hasil kesepakatan masyarakat sebagai-mana contoh lead paragraf melalui prosedur demokrasi. artikel dengan headlines (judul) : Nilai-nilai universal agama tentu diharapkan ikut membentuk nilai-nilai publik, Perihal Sekulerisasi Po-litik, yaitu tetapi doktrin dan praktik peribadatan agama menegaskan perlunya seku-lerisasi yang sifatnya partikular adalah urusan politik, atau penerapan sistem po- masing-masing agama.10 litik sekuler yang dijalankan berdasarkan rasio atau akal Sementara pada analisis skematik manusia, karena sistem po-litik khususnya pada elemen skema, terlihat yang berdasarkan agama (teokratis) aktivis JIL memperlakukan bagian head- terbukti hanya merupakan sistem lines (judul) dan lead (teras) paragraf seba- politik yang buruk, seperti di Iran11. gai aspek penting dari artikel-artikelnya Dengan membaca lead dan merupakan bagian yang diharapkan tersebut pembaca secara eksplisit mampu menarik kognitif dan emosi pem- sudah bisa me-ngetahui secara baca. umum tema tulisan ter-sebut.

10 Ulil Abshar Abdala, Menyegarkan Kembali 11 Hamid Basyaib, Perihal Sekularisasi Pemahaman Islam, Kolom, 18/11/2002, www.islamlib.com. Politik, Editorial, 14/06/2002, www.islamlib.com

SPEKTRUM 57 Vol. 5, No. 2, Juni 2008 Jurnal Ilmu Politik Hubungan Internasional

Agus Riyanto Wacana Islam Liberal : Analisis artikel Di Media On-line Jaringan Islam Liberal (www.islamlib.com)

Tulisan tersebut untuk mendukung tema Di peradilan, misalnya, kalau pertama JIL mengenai wacananya bahwa perempuan Islam adalah agama sekuler yaitu agama menjadi saksi, dua orang perempuan 12 yang memisahkan antara agama dengan sama dengan seorang laki-laki . politik, dan bukan agama politik. Maksud yang ingin ditekankan ialah per-lunya Episode artikel di atas penerapan sekularisasi di bidang politik menampil-kan peristiwa utama untuk menggantikan sistem teo-kratis (main event) bahwa syariat Islam yang telah terbukti merupakan sis-tem banyak merupakan hasil pe- politik yang buruk. mahaman manusia dan bukan hukum yang langsung dari Tuhan. 2. Bangunan Argumentasi Pernyataan tersebut menimbulkan Dalam mengkonstruksikan waca- konsekuensi hu-bungan kausalitas nanya JIL menyusun bangunan argumen- bahwa karena syariat Islam bukan tasinya dalam teks diartikel-artikelnya merupakan Hukum Tuhan maka melalui episode, latar, serta evaluasi yang bersifat multitafsir. ditampilkan. JIL terlihat berupaya menya- Konsekuensinya banyak hal yang kinkan kepada publik melalui argumen- perlu diperdebatkan se-perti tasi teologis maupun sosiologis yang diba- contohnya perlakuan terhadap pe- ngunnya. rempuan yang diskriminatif. Melalui episode yang ditampilkan Melalui kon-sekuensi ini JIL dalam artikelnya, yaitu jalinan narasi an- berupaya memberikan ar- tara peristiwa utama (main event) dan kon- gumennya untuk menolak sekuensi-konsekuensi (cones-quences), JIL pendapat ke-lompok Islam Radikal ingin menyampaikan sebuah konsekuensi bahwa Syariat Is-lam merupakan yang timbul, dimana sebuah wacana diha- Hukum Tuhan yang leng-kap rapkan memberikan koherensi kasual atas untuk mengatur kehidupan sebuah peristiwa yang ditulisnya sebagai- manusia.. Dengan menyatakan mana di bawah ini: syariat Islam bukan Hukum yang langsung dari Tuhan, JIL secara Dalam syariat Islam banyak hal yang implisit ingin meyakinkan bahwa sebetulnya merupakan sesuatu yang tidak ada landasan teologis yang dihasilkan oleh pemahaman manusia, defi-nitive kewajiban mendirikan bukan merupakan hukum yang langsung negara Islam atau menegakkan diberikan oleh Tuhan. syariat Islam bagi umat Islam. Kemungkinan seperti itu besar sekali, Selain episode basis karena agama ketika berada di tangan argumentasi yang digunakan untuk manusia ditafsirkan menurut kerangka mendukung kon-sepsi wacananya pemahaman manusia itu sendiri. sekaligus untuk meng-arahkan Tentu saja, itu boleh dikritik, boleh opini publik adalah dengan diperdebatkan. Di dalam syariat sendiri, banyak hal perlu menggunakan latar yaitu konteks dipersoalkan - misalnya perlakuan terhadap perempuan yang diskriminatif. 12 Ulil Abshar, Syariat Islam, Kliping, 23/04/2004, www.islamlib.com

SPEKTRUM 58 Vol. 5, No. 2, Juni 2008 Jurnal Ilmu Politik Hubungan Internasional

Agus Riyanto Wacana Islam Liberal : Analisis artikel Di Media On-line Jaringan Islam Liberal (www.islamlib.com)

(context) yang berhubungan dengan suatu sebagai rezim yang otoriter dan peris-tiwa saat ini. Latar ini dipakai untuk hanya menjadikan agama sebagai mengarahkan pembaca pada tema utama alat untuk me-nindas dan tentang konstruksi JIL mengenai wacana mempertahankan kekuasaan-nya. Islam. Contohnya sebagai berikut : Konteks ini dipakai untuk meng- Dan siapakah yang boleh menjadi suami istri/ arahkan pembaca atau publik Anda? mengenai buruknya sistem politik Tunggu dulu SK dari Menteri Kebenaran. yang menginte-grasikan agama Daftar larangan dan aturan pun makin dengan politik. Maksud yang ingin panjang-termasuk terhadap orang-orang yang ditekankan dengan latar ini agar berpeluang mengajukan tantangan pembaca (publik) mengetahui dan politik dengan akal sehat. yakin bahwa sistem teokratis

Itulah yang hari-hari ini terjadi di Iran, tempat adalah sis-tem yang buruk dan kaum ulama-penguasa memberangus hak-hak harus ditinggalkan. Implikasi yang politik kalangan reformis, dengan mencoret diharapkan publik mau menerima mereka dari daftar caleg. dan menggantikannya dengan Kepala pemerintahan yang dipilih rakyat pun sekularisme yang mendasarkan ompong. sistem po-litik pada rasionalitas Dalam dua periode kepresidenannnya, (akal) manusia bu-kan pada agama. Mohammad Khatami tak kunjung sanggup Disamping melalui meloloskan satu pun undang-undang yang berbagai latar, JIL juga aspiratif, karena terus dibendung menggunakan strategi komentar oleh kaum konservatif yang mendominasi yang berisi evaluasi dan harapan di parlemen. setiap tulisannya. Evaluasi Mereka dilindungi, dan melindungi, Ali merupakan penda-pat/pernyataan Khamenei, pemimpin mutlak yang JIL terhadap tema utama yang kekuasaannya di atas presiden (bahkan di atas konstitusi) meski tak pernah ditulisnya. Sedangkan harapan ada- dipilih rakyatnya lah perkiraan atau prediksi atas katanya dipilih oleh Tuhan, suatu klaim politik peristiwa yang mungkin terjadi dan yang mustahil dicek lewat mekanisme politik diharapkan atau mungkin tidak diharapkan terjadi. Kasus Iran merupakan contoh kontemporer terbaik tentang buruknya sistem politik yang Sejak revolusi 1979 teokrasi Iran diringkus oleh agama, dan karenanya makin membuat rakyat tak lagi punyai mempertegas keperluan akan sistem politik ulama, sebab para mullah terserap sekuler.13 ke dalam negara dan berganti jubah Latar konteks seperti fenomena politik di Iran di atas digunakan untuk menjadi penguasa. mendukung Pandangan Islam adalah aga- Dalam pencampuran ini, lazimnya ma yang sekuler dan bukan agama poli- kerugian terbesar diderita oleh tik. Iran, negara yang mendasarkan aga- agama, tapi seraya menguntungkan ma tersebut digambarkan secara negatif para elitnya. Sekularisme berniat memisahkan keduanya, dengan 13 Hamid Basyaib, Perihal Sekularisasi Politik, op.cit

SPEKTRUM 59 Vol. 5, No. 2, Juni 2008 Jurnal Ilmu Politik Hubungan Internasional

Agus Riyanto Wacana Islam Liberal : Analisis artikel Di Media On-line Jaringan Islam Liberal (www.islamlib.com) mendudukan agama dan politik di Pada elemen maksud kursinya masing-masing. (intension) dapat diketahui secara ideologis apakah fakta dan Apa gerakan yang salah dengan informasi diungkapkan secara eksplisit dan apakah fakta yang me- pemisahan ini , lemahkan argumen yang dibangun sehingga orang-orang memekik-mekik akan diungkapkan secara 14 menetangnya . samar/malah tidak diungkapkan. Sebagaimana contoh mak-sud di Dalam kutipan di atas, evaluasi bawah ini : yang dikemukakan ialah sistem teokrasi merupakan sistem politik yang buruk dan Karakter khilafah yang totaliter mencemarkan citra agama karena hanya hanya mungkin terlaksana pada menjadikan agama sebagai alat kekuasaan wilayah geografis yang tidak terlalu yang menguntungkan elit politik dan merugikan rakyatnya. luas dan masyarakat politik yang Sementara harapan yang diung- relatif homogen. Karena itu, dalam kapkan ialah perubahan pemahaman ma- sejarah Islam, konsep syarakat bahwa sekularisasi di bidang po- khilafah dalam pengertian yang litik merupakan langkah yang tepat de- sesungguhnya, hanya pernah ngan memposisikan agama dan politik terjadi selama empat dasawarsa dalam porsinya masing-masing. pertama, yakni pada masa pemerintahan Abu Bakar, Umar bin 3. Politik Pencitraan. Khattab, Uthman bin Affan, Guna mengarahkan opini publik dan Ali bin Abi Thalib. Bahkan JIL menggunakan strategi pencitraan de- ngan menonjolkan sisi negatif dari wa- pada masa Ali, institusi khilafah cana Islam yang dibangun kelompok Is- mulai mengalami ancaman serius lam radikal dan disisi lain sengaja meng- yang berpuncak pada hilangkan aspek positifnya. Strategi ini terbunuhnya sang khalifah dan terlihat dari telah level semantik yang me- naiknya Muawiyah dari klan Bani liputi elemen maksud, detail, peng- Umayyah menggantikan Ali. andaian dan nominalisasi. Analisis ini me- liputi makna lokal (local meanings) yaitu Di tangan Bani Umayyah, lembaga makna yang muncul dari hubungan antar khilafah menjadi sistem kerajaan kalimat, hubungan antar proposisi atau yang otoriter. Para khalifah Bani frase, yang membangun makna tertentu dalam suatu bangunan teks dimana akan Umayyah berusaha mengatasai terlihat apakah makna ditampilkan JIL se- gejolak-gejolak politik secara dingin. cara eksplisit atau emplisit dan bagaimana Pada tingkat suatu makna ditekankan. tertentu mereka berhasil. Tapi, dengan semakin meluasnya wilayah

14 Hamid Basyaib, ibid

SPEKTRUM 60 Vol. 5, No. 2, Juni 2008 Jurnal Ilmu Politik Hubungan Internasional

Agus Riyanto Wacana Islam Liberal : Analisis artikel Di Media On-line Jaringan Islam Liberal (www.islamlib.com)

Islam, Dinasti Umayyah tak lagi mampu laskan bagaimana karakter mengontol kekuasaannya. kepemimpi-nan khalifah (pemimpinnya), apakah oto-riter Maka, pada pertengahan abad ketiga semuanya ? serta bagaimana dengan karakter masyarakatnya Hijriah, dimulai dari konflik-konflik waktu itu apakah benar bersifat berdarah yang panjang, institusi khilafah, homogen? bukankah ma-syarakat untuk pertama kali dalam sejarah Islam, Arab terdiri dari banyak suku ? terbelah menjadi dua: satu di bawah Dari sini terlihat JIL tidak kekuasaan Abbasiyyah yang berkuasa di menceritakan secara detail atau Baghdad dan lainnya berada di bawah sengaja menyembunyi-kan fakta kekuasaan Bani Umayyah yang tersebut sebagai strategi karena berkuasa di Andalusia. dianggap bisa melemahkan upaya Sejak saat itu, konsep khilafah yang penci-traan kepada publik. mengandaikan adanya satu kepemimpinan Elemen detail digunakan untuk menonjolkan fakta/informasi politik Islam hanyalah sebatas konsep tertentu yang mendukung tema teoretis yang tak punya rujukan di untuk men-ciptakan citra tertentu 15 dunia nyata . kepada pembaca (publik) guna mendukung konsepsinya mengenai Artikel di atas secara eksplisit me- Islam sebagaimana contoh beri-kut : nyatakan bahwa sistem khilafah adalah sistem politik totaliter dan hanya mung- Kita bisa menyaksikan bagaimana kin dilaksanakan di wilayah yang sempit Talibanisme melakukan represi dan dan penduduk yang homogen. Untuk kekerasan kepada warganya sendiri mendukung fakta tersebut JIL sengaja yang nota bene kaum muslim juga. menguraikan secara eksplisit gejolak-ge- Dengan mengatasnamakan Islam, jolak politik masa pemerintahan Islam mereka mengharamkan hampir semua yang menggunakan sistem khilafah, yang aspek dikatakan penuh konflik dan kekerasan. kehidupan, dari TV, radio, musik, lipstik, Penonjolan sejarah yang penuh konflik kamera,gambar, patung, dan karya seni tersebut nampaknya sengaja sebagai stra- lainnya. Islam yang mereka pahami dan tegi untuk membentuk citra negatif dan praktikkan adalah Islam yang lusuh, utopis-nya sistem khilafah. Menurut JIL terbelakang, dan penuh dengan aroma ide sistem khilafah yang mengandaikan darah dan kekerasan. Mereka melarang satu kepemimpinan Islam menyalahi lo- kaum wanita bekerja dan gika politik. Karena di era modern saat ini keluar rumah, mereka memaksa para tidak mungkin ada wilayah yang pendu- wanita mengenakan burqa atau busana duknya homogen, selain itu ide tersebut penutup seluruh tubuh. juga tidak memiliki referensi yang nyata. Kaum pria dipaksa memelihara Namun dalam artikel tersebut tidak dije- jenggot, dan jika didapati tak

15 Lutfi Assyaukanie, Perlunya Mengubah Sikap Politik Kaum Muslim, Editorial, 19/03/2004, www.islamlib.com.

SPEKTRUM 61 Vol. 5, No. 2, Juni 2008 Jurnal Ilmu Politik Hubungan Internasional

Agus Riyanto Wacana Islam Liberal : Analisis artikel Di Media On-line Jaringan Islam Liberal (www.islamlib.com) berjenggot, mereka akan ditangkap dan dipenjarakan16. Sekularisme berniat memisahkan keduanya, dengan mendudukan agama Detail di atas menguraikan bagai- dan politik di kursinya masing-masing. mana rezim Taliban yang berkuasa di Af- Apa gerangan yang salah dengan ghanistan memerintah secara represif pemisahan ini, sehingga orang-orang 17 untuk memaksakan pemahaman keaga- memekik-mekik menentangnya ? maannya kepada rakyatnya. Digambar- kan hampir semua aspek kehidupan ma- Kutipan-kutipan di atas syarakat dikontrol atas nama agama, dari merupa-kan bentuk nominalisasi mulai TV, radio, musik, lipstik, kamera, yang dipakai JIL untuk gambar, patung, dan karya seni, sampai memberikan kesan generalisasi dengan jenggot. Citra yang ingin tekan- kepada public untuk mendukung kan JIL dengan menguraikan secara detail tema JIL mengenai konsepsinya rezim Taliban ialah penegakan Islam seca- mengenai Islam. Pada kutipan ra represif dan mengebiri hak-hak asasi pertama, kata “pemisahan’ dipakai manusia disamping merugikan juga me- untuk lebih memberikan citra rusak citra Islam sebagai agama yang hu- bahwa segala kegi-atan manis. Hal ini ditekankan untuk men- memisahkan aga-ma dan politik dukung wacananya bahwa Islam adalah bukan merupakan tindak-an yang agama yang humanis bukan agama keke- tidak salah, karena mendudukan rasan. Atau dengan kata lain ingin mene- pada posisinya masing-masing. gaskan kepada publik bahwa ajaran Islam Sedangkan pengandaian hendaknya disampaikan secara baik dan (presup-positian) yaitu penuh kebijakan. Hal ini sekaligus ingin pernyataan/komentar yang mencitrakan bahwa pemaksaan ajaran Is- dipergunakan JIL untuk lam yang marak dilakukan kelompok Is- mendukung/-memperkuat makna lam radikal secara represif merupakan sebuah teks digu-nakan untuk upaya yang bertentangan dengan ajaran mengguatkan premis yang secara Islam karena merugikan masyarakat dan umum dianggap benar/dikatakan merusak citra Islam. sebagai kebenaran. Dalam artikel- Sementara nominalisasi yaitu ele- artikel yang digunakan untuk men wacana yang mengubah kata kerja menolak penegak-an negara Islam menjadi kata benda (nominal) digunakan atau syariat Islam, JIL memakai dalam dua hal. Pertama, untuk menim- pengandaian bahwa sistem se-kuler bulkan efek generalisasi. Kedua, merupa- adalah sistem yang terbaik yang kan strategi wacana untuk menghilang- akan menghasilkan pemerintahan kan subyek atau pelaku. Berikut ini ele- yang demokratis. Pengandaian ini men nominalisasi yang digunakan dalam digunakan sebagai premis yang artikel-artikel yang ditulis JIL : dipakai untuk membenarkan sistem

16 Luthfi Assyaukanie, Renungan Idul Fitri 1422 H : Memikirkan Kembali Sikap Keberagaaman Kita, Kolom, 15/12/2001,www.islamlib.com. 17 Hamid Basyaib, Perihal Sekularisme Politik, op.cit

SPEKTRUM 62 Vol. 5, No. 2, Juni 2008 Jurnal Ilmu Politik Hubungan Internasional

Agus Riyanto Wacana Islam Liberal : Analisis artikel Di Media On-line Jaringan Islam Liberal (www.islamlib.com) politik sekuler dan menolak sistem harus di tolak karena hanya teokratis, sebagaimana berikut ini : merusak citra agama sementara ide sekularisme hendak-nya diterima Kasus Iran merupakan contoh kontemporer karena menjadi “penyelamat terbaik tentang buruknya sistem politik yang agama”. diringkus oleh agama, dan karenanya makin mempertegas keperluan akan sistem politik …… Dalam Islam ada suatu sekuler. tradisi pemikiran hukum yang begitu Sebab sistem yang didominasi kaya menyangkut semua aspek agama hanya melahirkan politik yang kehidupan manusia, menyangkut jual kedodoran (agama tidak tak menyediakan beli, kehidupan negara, kehidupan manajemen politik lantaran ia hadir kesenian, dan kehidupan memang bukan untuk itu), sekaligus agama pribadi. Apalagi di negara yang yang cemar , sebab Tuhan dan Rasul akhirnya masyarakatnya plural, tidak bisa diatur cuma diperalat untuk menopang tindakan- hanya dengan satu hukum agama saja tindakan politik demi kepentingan rezim, tapi Hampir semua negara itu plural. Jarang dengan sikap seolah mereka hanya ada negara yang komposisi menjalankan perintah agama demi demografisnya homogen mutlak. 18 kemaslahatan publik . Watak kehidupan negara dalam masyarakat modern adalah plural. Dari kutipan artikel di atas meru- Taruhlah sebuah negara yang 90% pakan pengandaian yang digunakan JIL atau bahkan 100% masyarakatnya bahwa sistem politik di Iran buruk karena beragama Islam. Tetapi hidup itu tidak menggunakan sistem teokratis, karenanya statis. Orang Islam sendiri mempunyai diperlukan sekularisme di bidang politik pandangan yang memisahkan agama dan politik berbeda-beda, mazhabnya berbeda- dalam penyelenggaraan pemerintahan. beda. Karena itu, kalau kita mau Dari kalimat tersebut secara eksplisit di- mengatur kehidupan, aturan mana yang mau dipakai: mazhab atau denominasi asumsikan bahwa sistem teokratis selalu (dalam Kristen) buruk (cenderung otoriter) sementara sis- mana yang mau dipakai19. tem sekuler secara implisit mengandung makna sebagai sistem politik alternatif Dari artikel di atas JIL yang baik. Be-narkah kalau negara meng- memakai pengandaian bahwa di anut sekularisme pasti baik sistem poli- negara yang plural tidak bisa diatur tiknya atau menjamin tidak otoriter pe- dengan satu hukum aga-ma saja. mimpinnya sebaliknya sistem politik teo- Pengandaian ini untuk mene- kratis pasti buruk . gaskan ide syariat Islam atau Lewat pengandaian tersebut JIL negara Islam tidak cocok ingin mengontrol wilayah kesadaran diterapkan sebagai konsep politik pembaca (publik) dengan terus-menerus di masyarakat yang plural (here- menekankan bahwa sistem teokrasi pasti togen), seperti Indonesia. otoriter dan sekulerisme adalah solusi Pemaksaan pe-nerapan Syariat yang terbaiknya. Sehingga ide teokrasi

18 Ibid 19 Ulil Abhsar Abdala, Syariat Islam, opcit

SPEKTRUM 63 Vol. 5, No. 2, Juni 2008 Jurnal Ilmu Politik Hubungan Internasional

Agus Riyanto Wacana Islam Liberal : Analisis artikel Di Media On-line Jaringan Islam Liberal (www.islamlib.com)

Islam hanya menimbul-kan anomali di masyarakatnya beragama Islam. Tetapi masyarakat karena adanya heterogenitas hidup itu tidak statis. Orang Islam teologis maupun sosiologis, serta sendiri mempunyai pandangan kebingungan menggunakan versi hukum berbeda-beda, mazhabnya berbeda- atau mazhab penafsiran yang hen-dak beda. Karena itu, kalau kita mau mengatur kehidupan, aturan mana yang dipakai. Benarkah pengandaian jika mau dipakai: mazhab atau denominasi syariat Islam diimplementasikan umat Is- (dalam Kristen) mana yang mau lam akan mengalami konflik internal? Me- dipakai. maksakan hukum atau mazhab versi kel- ompoknya ? Karena itu, ide mengenai negara Makna yang ditekankan dari pe- agama harus ditolak.. Kalau umat Islam ngandaian tersebut adalah ide penerapan mau mengatur hidup mereka syariat Islam di Indonesia adalah ide yang berdasarkan agama, itu hak mereka tidak realistis karena masyarakatnya he- sendiri, tetapi tidak boleh meminta terogen. negara mengatur itu karena negara Sementara itu di level sintaksis merupakan lembaga milik publik. Jadi, pada level makro akan diketahui bagai- kalau agama mau mengatur kehidupan mana struktur teks secara menyeluruh, publik, harus dibicarakan dulu oleh 20 pada level mikro kita melihat bagaimana publik . struktur kalimat dan struktur teks secara umum mempunyai tendesi-tendesi keba- Paragraf di atas merupakan hasaan tertentu yang dimanfaatkan untuk con-toh koherensi global yang menonjolkan / menghilangkan makna- menggunakan koherensi sebab makna tertentu. Elemen sintaksis ini meli- akibat. Koherensi global ialah puti koherensi (lokal dan global) dan ben- koherensi yang dibangun antar ba- tuk kalimat. gian teks yang berupa paragraf, Di level koherensi yaitu hubung- proposisi atau kalimat. Pernyataan an atau keterkaitan antar kata, kalimat pada paragraf kedua bahwa ide atau antar proposisi terdiri dari beberapa negara Islam harus dito-lak dan jika bagian yaitu meliputi koherensi sebab- me-nginginkan agama difor-malkan akibat dan pengingkaran atau penyang- dalam negara harus dibicarakan kalan. Koherensi sebab-akibat dipakai un- dulu dengan publik, masih dalam tuk menggambarkan dan menjelaskan hu- konteks pernyataan paragraf bungan, atau memisahkan suatu proposisi pertama, bahwa sya-riat Islam jika dihubungkan dengan bagaimana JIL me- diterapkan hanya akan me- maknai suatu peristiwa atau fakta yang nimbulkan anomali di masyarakat ingin ditampilkan kepada publik (pem- karena pada dasarnya masyarakat baca). Teks-teks berikut merupakan con- adalah hetero-gen (plural). Dengan toh yang menggunakan koherensi sebab- kata hubung “oleh karena itu” akibat : paragraf pertama berhubung-an sebab-akibat dengan paragraf ke Watak kehidupan negara dalam dua. Artinya ide negara Islam harus masyarakat modern adalah plural. Taruhlah sebuah negara yang 90% atau bahkan 100% 20 Ibid

SPEKTRUM 64 Vol. 5, No. 2, Juni 2008 Jurnal Ilmu Politik Hubungan Internasional

Agus Riyanto Wacana Islam Liberal : Analisis artikel Di Media On-line Jaringan Islam Liberal (www.islamlib.com) ditolak dan harus dibicarakan dengan berhubungan sebab-akibat dengan publik se-bab menimbulkan anomali di per-nyataan “menyalahi logika masyarakat yang heterogen (plural) politik yang berlaku pada masa pemahaman ke-agamaannya. Inti yang kini”. Ini berarti kare-na menyalahi ingin ditekankan atau dicitra-kan JIL logika politik menyebabkan kepada publik ialah syariat Islam tidak gagasan khalifah atau negara Islam realistik dan hanya menimbul-kan efek tidak relevan sehingga harus negatif jika diterapkan di masyarakat ditolak. Dengan kata lain ingin Indonesia yang heterogen. dicitrakan bahwa gagasan Sementara di bawah ini adalah kelompok Islam yang menyerukan contoh pemakaian koherensi lokal yaitu pe-negakan khalifah adalah koherensi yang menghubungkan antar ka- gagasan yang ab-surd dan utopis. limat satu dengan kalimat lain atau klausa Pada kutipan kedua, satu dengan klausa lain. pernyataan “bu-ruknya sistem yang diringkus aga-ma” berhubungan Salah satu sebab mengapa gagasan khilafah sebab-akibat dengan “keperluan atau negara Islam tidak lagi relevan dan akan sistem politik yang seku-ler”. karenanya ditolak oleh sebagian besar kaum Maksud hubungan tersebut ialah muslim adalah karena ia menyalahi logika sistem politik sekuler diperlukan 21 politik yang berlaku pada masa kini. sebab sistem teokratis terbukti ...... buruk. Dengan teks ini ingin menekankan kepada publik kalau ingin sistem politik yang lebih baik Kasus Iran merupakan contoh kontemporer maka sistem politik teokratis harus terbaik tentang buruknya di-gantikan dengan sistem sistem politik yang diringkus oleh agama, dan karenanya makin sekulerisme yang memisahkan mempertegas keperluan akan sistem politik agama dan negara. Inti yang ingin yang sekuler22. dicitrakan JIL sistem teokrasi adalah sistem yang buruk dan Pada contoh kalimat-kalimat di otoriter sehingga diperlukan atas merupakan koherensi lokal yang sekularisme. menggunakan hubungan sebab-akibat. Selain koherensi, JIL Adapun kata hubung yang dipakai adalah mengguna-kan bentuk kalimat “karena”, “karenanya” dan “maka”. Citra untuk menentukan bagaimana yang ingin ditekankan ialah bagaimana hubungan antara subyek, pre-dikat pernyataan satu menyebabkan adanya dan obyek Dengan bentuk kalimat pernyataan lain. Dalam kutipan pertama, yang berbeda maka peran masing- “gagasan khilafah atau negara Islam tidak masing elemen tersebut akan relevan dan karenanya harus ditolak” berbeda pula, yaitu apakah subyek diekpresikan secara eks-plisit atau implisit. Artikel-artikel JIL 21 Luthfi Assyaukanie, Perlunya Mengubah Sikap menggunakan kalimat aktif untuk Politik Kaum Muslim, op.cit mene-kankan subyek pelaku. 22 Hamid Basyaib, Perihal Sekularisme Politik, op.cit.

SPEKTRUM 65 Vol. 5, No. 2, Juni 2008 Jurnal Ilmu Politik Hubungan Internasional

Agus Riyanto Wacana Islam Liberal : Analisis artikel Di Media On-line Jaringan Islam Liberal (www.islamlib.com)

nakan analogi-analogi tertentu atau Itulah yang hari-hari ini terjadi di Iran, tempat de-ngan mengutip atau kaum ulama-penguasa memberangus hak-hak membandingkan de-ngan popular politik kalangan reformis, dengan mencoret wisdom atau general truth. Ini 23 mereka dari daftar caleg. dilakukan untuk mendukung maksud yang ingin ditekankan Pada kutipan pertama, kalimat untuk memberikan citra tertentu aktif digunakan untuk menekankan aksi kepada publik (pembaca). subyek, yaitu kaum ulama-penguasa. Hal ini untuk menggambarkan bagai-mana Sistem politik sekuler adalah sistem aksi kaum-ulama yang memerintah rak- yang dijalankan berdasar pertimbangan yatnya secara otoriter dengan membe- akal manusia, yang kehebatannya rangus kaum reformis dan mencoretnya dikerdilkan dari daftar caleg. atau tak berani dimanfaatkann Dari strategi pencitraan untuk maksimal oleh orang-orang yang meyakinkan publik mengenai wacana Is- berpretensi memuja pencipta akal itu lam yang dikonstruksikan sekaligus men- sendiri. citrakan secara negatif wacana Islam ra- Mereka berlindung di balik tameng rapuh, bahwa kemampuan akal sangat dikal, JIL terlihat secara sengaja meng- terbatas, tanpa pernah mampu uraikan hal-hal yang dapat memburuk ci- menyatakan di manakah batas itu. tra wacana Islam radikal secara detail, se- Akhirnya akal mereka memang terus mentara hal-hal yang mungkin dapat me- menumpul (karena jarang dikerahkan), lemahkan argumen sengaja ditampilkan dan secara implisit atau justru tidak dikemu- makin lungkali untuk menghadapi kakan. Dari sisi dapat simpulkan bagai- aneka masalah hidup yang terus mana proses produksi teks, dalam hal ini berderap tanpa ampun24. artikel, dalam pewacanaan Islam yang di- Kutipan artikel di atas lakukan JIL tidak lepas dari strategi- menggu-nakan analogi ”tameng strategi tertentu yang secara sengaja rapuh” untuk menggambarkan dibuat untuk mengarahkan publik dan argumentasi orang-orang yang mencitrakan sesuatu secara negatif waca- menolak sekularisme dan me- na Islam radikal secara tidak seimbang. mandang akal kemampuan terbatas. De-ngan analog tersebut Stigmaisasi Islam Radikal JIL ingin men-citrakan bahwa Dari analisis struktur retoris yang logika yang dibangun oleh orang- berhubungan dengan kesan (impresi) orang tersebut lemah dan ti-dak yang ingin dibawa dari wacana lain yaitu memiliki argumentasi . meliputi metafora dan leksikon, JIL ber- upaya membentuk stigma negatif terha- Kalau kita mau menegakkan syariat dap kelompok Islam radikal beserta wa- Islam di Indonesia,sementara itu kita cananya kepada publik. Strategi metafora belum mempersoalkan paling sering dipakai dengan menggu- masalahmasalah

23 Ibid 24 Ibid

SPEKTRUM 66 Vol. 5, No. 2, Juni 2008 Jurnal Ilmu Politik Hubungan Internasional

Agus Riyanto Wacana Islam Liberal : Analisis artikel Di Media On-line Jaringan Islam Liberal (www.islamlib.com) seperti ini, bisa timbul masalah. Umat Islam mau mengajukan syariat Islam sebagai Kasus Iran merupakan contoh alternatif bagi kehidupan hukum kita yang kontemporer terbaik tentang buruknya dianggap bobrok. sistem politik yang diringkus oleh Tapi dia ibarat menyodorkan kucing dalam agama, dan karenanya makin karung. Kita tidak pernah tahu, kucingnya mempertegas keperluan akan sistem warna apa dan bulunya seperti apa25. politik sekuler. Sebab sistem yang didominasi agama hanya Sementara ide penerapan Syariat melahirkan politik yang kedodoran Islam di Indonesia di analogikan sebagai (agama tak menyediakan manajemen tindakan “menyodorkan kucing dalam politik lantaran ia hadir memang bukan karung”. Arti yang ditekankan ialah, ide untuk itu), sekaligus agama yang cemar, sebab yang tanpa terlebih dahulu dipikir dan di- Tuhan dan Rasul akhirnya cuma analisa secara mendalam berbagai dam- diperalat untuk menopang pak yang ditimbulkannya di masyarakat. tindakantindakan Dengan analogi tersebut JIL ingin mene- politik demi kepentingan rezim, tapi kankan ide penerapan Syariat Islam di dengan sikap seolah mereka hanya Indonesia adalah ide yang tidak didasari menjalankan perintah agama demi oleh pengetahuan yang mendalam dan kemaslahatan pemikiran yang matang. publik. Pada level leksikon JIL memakai pola-pola pilihan kata, catch phrase, dan Begitulah yang selalu terjadi selama konsekuensi-konsekuensi interpretatif ribuan tahun, ketika agama dan politik yang ditimbulkannya. Penggunaan kata tidur seranjang. Sejak revolusi 1979 dan catch phrase ini biasanya dengan cara teokrasi Iran membuat rakyat tak lagi meminjam/mengana-logikannya dengan punya ulama, sebab para mullah terserap ke dalam negara dan berganti wacana lain. jubah menjadi penguasa. Puffery merupakan pengasaran Dalam pencampuran ini, lazimnya dari konsep atau suatu pengertian dengan kerugian maksud tertentu. JIL menggunakan gaya terbesar diderita oleh agama, tapi bahasa puffery (pengasaran) untuk menge- seraya menguntungkan para elitnya. sankan citra tindakan yang berlebihan Sekularisme berniat memisahkan yang digunakan untuk mempengaruhi keduanya, dengan mendudukkan makna yang diinginkan agar terkesan agama dan politik di kursinya masing- buruk atau kasar. masing. Sistem politik sekuler adalah sistem yang Apa gerangan yang salah dengan dijalankan berdasarkan pemisahan ini, sehingga orang pertimbangan akal manusia, yang memekik-mekik menentangnya.26 kehebatannya dikerdilkan atau tak berani dimanfaatkan oleh orang-orang Dari kutipan di atas tampak yang berpretensi memuja pencipta akal itu kata-kata tertentu sengaja sendiri. ……………………...... digunakan JIL untuk memberikan

25 Ulil Abshar Abdala, Syariat Islam, op.cit 26 Hamid Basyaib, Perihal Sekularisme Politik, op.cit

SPEKTRUM 67 Vol. 5, No. 2, Juni 2008 Jurnal Ilmu Politik Hubungan Internasional

Agus Riyanto Wacana Islam Liberal : Analisis artikel Di Media On-line Jaringan Islam Liberal (www.islamlib.com) citra “negative” terhadap orang yang mau berkompromi dan mengerti menolak sekularisme dan ten-tang sistem perso-alan yang sesunguhnya. teokrasi. Kata “dikerdilkan” dipilih menggantikan kata “diragukan” untuk E. KESIMPULAN menekankan bahwa orang-orang yang Pewacanaan kelompok menolak sekularisme adalah orang-orang Jaringan Islam Liberal melalui yang secara sengaja menghalangi tulisan-tulisannya di perkembangan akal pemikiran manusia. www.islamlib.com mengenai Islam Atau dengan kata lain orang yang me- seba-gai agama sekuler tidak lepas nolak sekularisme adalah penghalang dari respon terhadap wacana Islam atau penghambat perkembangan potensi yang berkembang khususnya akal pemikiran manusia. wacana Islam radikal di era Kata “diringkus oleh agama” di- reformasi. Upaya JIL mewacanakan gunakan daripada kata “diatur oleh aga- Islam sebagai agama yang afirmatif ma”. Dengan kata diringkus memberi ke- terhadap sekularisme merupakan san bahwa agama membelenggu secara upaya untuk mempengaruhi dan paksa sistem politik jika agama dan membentuk wacana di masyarakat politik disatukan, sehingga mendorong mengenai wajah Islam yang terciptanya sistem politik yang otoriter. berbeda dari wacana Islam radikal. Kesan ini ditampilkan ialah buruknya Dari telaah teks di fungsi dan citra agama jika sistem teokrasi www.islam-lib.com yang dilaksanakan. Kesan jelek terhadap sistem menggunakan analisis Van Dijk teokrasi juga ditonjolkan dengan dapat diketahui konstruksi JIL me- pemakaian kata-kata “politik yang kedo- ngenai wacana Islam : doran” dibandingkan menggunakan kata Pertama, bahwa Islam “politik yang tidak serasi” atau “politik adalah aga-ma sekuler bukan yang tidak sistematis”, kemudian juga pe- agama politik (negara). Agama makaian kata “agama yang cemar” di- adalah masalah privat (pribadi) bandingkan penggunaan kata “agama sehingga harus dipisahkan dari yang buruk” , kata “agama dan politik ti- politik. dur seranjang” daripada “agama dan poli- Kedua, Sekulerisasi tik bersatu”. Inti dari pemakaian kata-kata merupakan se-suatu yang tidak tersebut adalah untuk memberikan kesan bertentangan dengan ajaran Islam yang buruk terhadap sistem teokrasi yaitu karena di dalam Islam sendiri tidak hanya menghasilkan sistem politik yang terdapat doktrin yang definitif ke- tidak sistematis, agama yang buruk, dan wajiban menegakkan syariat Islam. mencemarkan agama. Wacana Islam tersebut Sementara kata “memekik-me- dikons-truksikan JIL melalui : kik” digunakan untuk menggantikan kata a. Bangunan kalimat, parafrase, “berteriak” untuk mengesankan orang- kata tertentu yang digunakan orang yang menolak sekularisme, terlihat untuk mem-bentuk pola orang yang tidak mengetahui persoalan tertentu guna menekan-kan sehingga terkesan berteriak keras tanpa

SPEKTRUM 68 Vol. 5, No. 2, Juni 2008 Jurnal Ilmu Politik Hubungan Internasional

Agus Riyanto Wacana Islam Liberal : Analisis artikel Di Media On-line Jaringan Islam Liberal (www.islamlib.com)

makna tertentu dalam mendu-kung teks yang terjadi di masyarakat. wacananya. ‘Kebang-kitan” gerakan Islam b. Bentuk kalimat, pengandaian, nomi- radikal di tanah air yang disertai nalisasi, metafora dan pilihan kata ju- dengan maraknya ide pene-rapan ga digunakan untuk memberikan citra syariat Islam, merebaknya aksi ke- negatif terhadap kelompok Islam ra- kerasan dan terorisme atas nama dikal. Pencitraan ini untuk menekan- agama, penghakiman terhadap kan bahwa konsepsi Islam mereka pendapat atau ke-yakinan salah, tidak tepat dan bahkan berten- orang/kelompok, dan gejala arab- tangan dengan ajaran Islam. Bahwa isasi, maraknya media-media Islam ide teokrasi merupakan sistem politik radi-kal adalah konteks yang yang buruk. mendorong lahir-nya wacana Islam c. Strategi pencitraan didukung pula tersebut. dengan mengetengahkan konteks pe- Dalam hal ini pewacanaan ristiwa tertentu seperti sistem peme- JIL me-ngenai Islam merupakan rintahan otoriter di Iran, serta deretan upaya counter he-gemony wacana argumen-argumen teologis untuk me- sekaligus untuk mengon-trol dan yakinkan publik atas wacana yang mempengaruhi wacana publik dibangunnya. dengan menggunakan media dalam hal ini media on-line yaitu Wacana Islam di atas merupakan mengenai Islam yang mulai gambaran konstruksi ideologis JIL menge- cenderung dikuasai pengaruh nai Islam yang merefleksikan representasi wacana Islam radikal. Dengan mental dari respon kognitif kelompok ini media ini JIL bermaksud untuk terhadap realitas sosial politik yang ada. memberikan akses wacana agar Konstruksi ideologis tersebut dipengaruhi masyarakat mempunyai ke- oleh kesadaran politik dan orientasi po- sempatan untuk menerima litik yang dianut aktivis- aktivis Jaringan informasi me-ngenai Islam dari Islam Liberal khususnya yang berkaitan penafsiran yang ber-beda. dengan pemahaman Islam. Pewacanaan Islam yang Latar belakang pendidikan yang dikons-truksikan JIL kondusif, sosialisasi keagamaan yang mo- mengindikasikan bagaimana proses derat, lingkungan sosial yang plural dan pertarungan perebutan wacana inklusif berpengaruh pada pembentukan yang terjadi antara JIL dengan pemahaman dan ekspresi Jaringan Islam kelompok Islam radikal. Melalui Liberal terhadap Islam, yaitu inklusif, plu- media JIL ber-maksud merebut laristik, dan liberal. Hal tersebut kemu- akses wacana yang ber-kembang di dian melahirkan sikap mereka yang inklu- masyarakat. Disini media ter-bukti sif, moderat dan afirmatif terhadap ide- menjadi salah satu media ide Barat khususnya terhadap ide sekula- pertarung-an memperebutkan risme, pluralisme dan liberalisme. wacana tersebut. Ba-hasa yang Pewacanaan Islam Jaringan Islam dikemukakan JIL dalam mewa- Liberal tersebut juga tidak lepas dari kon- canakan Islam di media on-linenya

SPEKTRUM 69 Vol. 5, No. 2, Juni 2008 Jurnal Ilmu Politik Hubungan Internasional

Agus Riyanto Wacana Islam Liberal : Analisis artikel Di Media On-line Jaringan Islam Liberal (www.islamlib.com) meru-pakan representasi yang rer tentang Isu-isu Global, difungsikan un-tuk membentuk wacana Para-madina, Jakarta, 2003 lain di masya-rakat sekaligus Latif, Yudi dan Idi Subandy membongkar wacana yang tengah Ibrahim, Bahasa dan berkembang. Kekuasaan Politik Wa-cana Namun disisi lain JIL terlihat ka- diPanggung Orde Baru, dang cenderung menggunakan sterotipe Mizan, Bandung, 1996 negatif terhadap wacana Islam radikal da- Qodir, Zuly, Islam Liberal : lam memperkuat wacananya. Hal ini bisa Paradigma Baru Wacana dan mendorong terjadinya ekskalasi kebenci- Aksi Islam Indonesia, an dalam arena pertarungan wacana di Pustaka Pelajar, masyarakat. Implikasi lain pertarungan Yogyakarta, 2003. wacana yang terjadi antara gerakan Islam Rani, Abdul (dkk), Analisis Wacana : radikal dan Islam liberal akan bias dan ti- Sebuah kajian dalam dak konstruktif. Sebagaimana yang juga pemakaian, Ba-yumedia, sering dilakukan oleh Islam radikal yang Yogyakarta, 2004. melakukan labellisasi secara negatif ter- Sobur Alex, Analisis Teks Media : hadap JIL (jaringan Islam Liberal) sebagai Suatu Pengantar untuk kelompok kafir , antek Barat, antek Yahu- Analisis Wacana, di dan sebagainya. Analisis Semiotik dan Analisis Dari telaah pewacanaan Islam Framing, PT Remaja oleh JIL dalam penelitian ini, maka dapat Rosdakarya, Bandung, diketahui bagaimana peran media dalam 2002. mengkonstruksi pemikiran publik. Dalam Sumarlan (editor), Teori dan Praktik hal ini JIL menggunakan media sebagai Anal-isis Wacana, Pustaka alat untuk penyebaran ideologi dan untuk Cakra, Sura-karta, 2003. mengcounter wacana ideologi lain. Van Dijk, Teun. Discourse and Cognition in Society, dalam DAFTAR PUSTAKA David Crowley dan David Brown, Gillian dan George Yule, Analisis Mitchell (ed), Communi- Wacana (terjemahan), PT Grame- cation Theory Today,Polity dia Pustaka, Jakarta, 1996 Press Cambridge, 1994. Eriyanto, Analisis Wacana : Pengantar Ana- ______, Ideology and lisis Teks Media, LkiS, Yogyakarta, discourse : A 2003. multidisciplinary ______, Kekuasaan Otoriter : Dari Gerakan Introduction, di-ambil dari Penindasan Menuju Politik Hege- http://www.discourse-in- moni society.org, (Studi atas Pidato-Pidato Politik Soeharto), ______, Social Cognition and Insist, Yogyakarta, 2000 Discourse, diambil dari Kurzman, Charles (editor), Wacana Islam http://www.discourse-in- Liberal : Pemikiran Islam Kontempo- society.org

SPEKTRUM 70 Vol. 5, No. 2, Juni 2008 Jurnal Ilmu Politik Hubungan Internasional

Agus Riyanto Wacana Islam Liberal : Analisis artikel Di Media On-line Jaringan Islam Liberal (www.islamlib.com)

Zada, Khamami, Islam Radikal : pergulatan Ormas-orma Islam Garis Kerasdi Indonesia, Teraju, Jakarta, 2002

Surat Kabar/Majalah/Jurnal Kompas, 18 Nopember 2002 Gatra, 17 Nopember 2003 Aula, No.01 Tahun XXV, Januari 2003 PROFETIKA, Jurnal Studi Islam, Vol. 5, no.2, Juli 2003 ------, Vol. 6, no.1, Januari 2004 Website http://www.islamib.com http://www.let.uu.nl.

SPEKTRUM 71 Vol. 5, No. 2, Juni 2008 Jurnal Ilmu Politik Hubungan Internasional

Agus Riyanto Wacana Islam Liberal : Analisis artikel Di Media On-line Jaringan Islam Liberal (www.islamlib.com)

SPEKTRUM 73 Vol. 5, No. 2, Juni 2008 Jurnal Ilmu Politik Hubungan Internasional