Sufisme-Persia Dan Pengaruhnya Terhadap Ekspresi Budaya Islam Nusantara
Total Page:16
File Type:pdf, Size:1020Kb
View metadata, citation and similar papers at core.ac.uk brought to you by CORE provided by UIN (Universitas Islam Negeri) Sunan Kalijaga, Yogyakarta: E-Journal Fakultas... , Vol 17, No. 1, April 2016 ISSN: 1411-3775 E-ISSN: 2548-4729 http://ejournal.uin-suka.ac.id/ushuluddin/esensia SUFISME-PERSIA DAN PENGARUHNYA TERHADAP EKSPRESI BUDAYA ISLAM NUSANTARA Fahruddin Faiz UIN Sunan Kalijaga [email protected] Abstract There are numerous religious and cultural ethnic groups worldwide, many of which have mutual interactions with each other. For hundreds of years, Persian as well as Shi‘a communities have been known as minority groups with considerable influence on some Eastern and Western societies. The following article try to uncover modes of Indonesian Islamic culture, which have influenced by Persian Sufism, along with its Syi’ah tendencies. The purpose of this essay is to display the influence of Persian Sufism in the cultural expressions of Moslems in Indonesia in early Islam era. With this purpose in mind, a comprehensive bibliography of works published related to the issues is presented. An attempt is also made to present the influence of Persian Sufism figures and elements on the historical and modern Indonesian Islam. Keywords: Persia, Syi’ah, Sufism, Archipelago. Abstrak Terdapat beragam kelompok religius dan etnis yang tersebar di berbagai belahan dunia yang memiliki interaksi timbal balik satu sama lain. Selama ratusan tahun, Bangsa Persia, sebagaimana halnya komunitas Syi’ah, telah dikenal sebagai kelompok minoritas yang memiliki pengaruh yang patut diperhitungkan bagi masyarakat dunia, baik di belahan Barat maupun Timur. Artikel berikut ini mencoba untuk mengungkap modus budaya Islam Indonesia yang telah terpengaruh oleh sufisme Persia bersamaan dengan kecenderungan Syi’ah. Tujuan tulisan ini adalah menampilkan pengaruh sufisme Persia dalam ekspresi kultural umat Islam Indonesia di masa awal. Dengan demikian, karya-karya bibliografi komprehensif terkait hal tersebut akan disajikan. Sebuah upaya juga dibuat untuk menyajikan pengaruh dari figur-figur sufi Persia dan beberapa unsur historis dan modern dalam Islam Indonesia. Kata kunci: Persia, Syi’ah, Sufisme, Nusantara. Pendahuluan pengalaman hidup bermasyarakat selama ribuan Membicarakan Persia dapat dikatakan tahun. membincang satu variabel tak tergantikan dalam Peradaban Persia dikenal sebagai peradaban sejarah peradaban manusia. Wilayah Persia secara tertua di dunia dan juga telah menyumbangkan geografs memang sangat strategis karena berada berbagai prestasi peradaban, mulai dari ilmu- di satu jalan silang utama yang menghubungkan pengetahuan, filsafat, hingga seni dan arsitektur. antara Negara-negara Eropa dan Timur Tengah. Dari sisi agama saja, Persia –sebelum Islam— Secara kultural Persia termasuk salah satu dikenal telah memperkenalkan tiga agama utama wilayah tempat pembibitan peradaban manusia yaitu Zoroastrianisme, Manikeanisme, dan Bahā’ī. yang permulaan. Dari wilayah ini dapat digali Saat ini mayoritas orang Persia beragama Islam, kebijaksanaan dan wawasan mengenai berbagai meskipun masih ada pula kelompok minoritas beragama Zoroastrianisme, Kristen, Yahudi dan 1 SUFISME-PERSIA DAN PENGARUHNYA TERHADAP EKSPRESI BUDAYA ISLAM NUSANTARA Bahā’i, bahkan ada pula kelompok ateis dan Indonesia, tidak sulit untuk ditemukan dan agnostik. Bagi umat Islam, peran sejarah bangsa kenyataan ini telah menjadi obyek kajian banyak Persia dalam membangun dan mengembangkan ilmuwan, muslim maupun non-muslim. Dalam peradaban dan kebudayaan Islam adalah sesuatu konteks indonesia, berbagi ekspresi budaya, yang tidak dapat dipungkiri. Bahkan menurut beragama dan bahkan berbahasa menunjukkan Ibnu Khaldūn, Mas’ūdī dan George Zeydan, tiga pengaruh dari Persia ini. Bahkan hingga saat ini, sejarawan kenamaan dalam Islam, sebagian besar meskipun belakangan muncul kalangan yang ilmuan dunia Islam berasal dari negeri Persia.1 “anti-pati” dengan “segala yang berbau Persia” atas Di antara kontribusi Persia terhadap peradaban dasar prejudice kesyi’ahan, berbagai ekspresi yang Islam, sufisme Persia dapat dikatakan merupakan dimaksud masih berjalan. salah satu yang terbesar. Telah dimaklumi bersama Dari dunia ilmiah-akademik pun pengaruh ini bahwa sufisme dalam Islam berkembang pesat masih dapat terdeteksi berjalan, dan bahkan masih dari wilayah ini. Asumsi ini didukung fakta berproses. Kitab-kitab karya ulama besar Persia konvensional bahwa, diakui atau tidak diakui, atau Iran mendapat sambutan hangat dari banyak para tokoh sufi terkemuka dalam sejarah Islam cendekiawan muslim Indonesia. Tafsir “al-Mīzān”, sebagian besar dari wilayah ini, sehingga karya- misalnya, kerap menjadi rujukan bagi Quraisy karya tasawwuf pun lebih banyak tersusun melalui Syihab dalam menulis tafsir fenomenalnya, “Al- bahasa kawasan ini: Persia. Misbah”. Demikian pula dengan karya-karya Kajian tentang sufisme Persia memiliki urgensi dari Murthada Muthahari dan Ali Syariati yang yang khas. Sufisme Persia memiliki ciri sendiri: sangat mempengaruhi pola pikir muslim progresif keagungan, keunikan dan intensitas yang luar di Tanah Air. Belum lagi para cendekiawan biasa, sehingga bisa dimaklumi jika efek dan kontemporer seperti Seyyed Hossein Nasr atau pengaruhnya menyebar ke banyak ruang, seperti Abdul karim Soroush. Indonesia (nusantara) dan menjelajah waktu Tulisan berikut akan mencoba mengungkap hingga masa kini, seperti kata Seyyed Hossein Nasr: modus-modus budaya Islam, khususnya dalam “Sufisme Persia mungkin bisa digambarkan sebagai dunia tasawwuf, yang berkembang di Indonesia sebuah pohon yang sangat besar dengan akar-akar yang asal-usulnya dapat ditelusuri berhubungan dan dahan-dahan yang merentang jauh dari Albania dengan bangsa Persia --yang mayoritas menganut sampai Malaysia, dan menghamparkan bayangan di ajaran Syi’ah--, baik wadah maupun isinya. Tema tanah-tanah ini. Akan tetapi, daratan tempat asal ini sebenarnya telah banyak dibahas oleh banyak 2 pohon ini tumbuh adalah tanah Persia.” pengamat dan sejarawan seperti Abubakar Aceh, Di bagian lain tulisannya Nasr juga menyatakan: A. Hasyimi, Agus Sunyoto, Azmi Jamil, juga S.Q. “Tanpa melimpah-ruahnya kemunculan orang- Fatimi, sehingga hakikatnya tulisan ini adalah orang bijak dan pujangga Persia, Islam tidak akan sebuah survey pustaka untuk memetakan ulang pernah menyebar ke wilayah-wilayah seperti india, isu ini secara lebih tegas. asia tengah atau asia tenggara, seluas sakarang ini.”3 Pengaruh sufisme Persia ke berbagai penjuru Persia: Sufisme, Sastra dan Wacana dunia, tidak hanya dunia Islam, termasuk Alternatif Kajian Islam 1 “Iran dan Budaya Islam”, dalam http://indonesian.irib.ir/ Bagi muslim Indonesia hari ini, secara umum, en/kultur/-/asset_publisher/Kd7k/content/id/4883481. kata “Persia” mungkin tidak terlalu akrab didengar, 2 Javad Nurbaksh & Seyyed Hossein Nasr, Sufisme Persia Awal, terj. Gafna Raizha Wahyudi (Yogyakarta: Pustaka Sufi, 2003) , 46. dan seandainya pernah mendengar mungkin 3 Javad Nurbaksh & Seyyed Hossein Nasr, Sufisme, 60. konotasinya adalah Iran, dan Iran bagi muslim 2 , Vol 17, No. 1, April 2016 Fahruddin Faiz Indonesia hari ini setidaknya memiliki dua bahasa Persia masih belum mengkristal utuh seperti konotasi yang agak “kontradiktif” yaitu Syi’ah (yang sekarang, sehingga masih terbuka untuk mendapat secara umum cenderung dipandang negatif) dan pengaruh dari luar. Bahasa Persia seperti dikenal “musuh Amerika” (yang secara umum cenderung hari ini, dilahirkan sekitar abad 13 M di Khurasān dipandang positif). dan Transoxiana dan berbasis di Persia Tengah Tidak banyak orang di Indonesia yang dan diperkaya juga dengan banyak kosa kata Arab memahami bahwa Muslim Persia pada suatu ketika yang memiliki orientasi religius yang kuat yang adalah orang-orang pertama yang memperkenalkan secara mendalam diipengaruhi al-Qur’an. Selama mereka kepada Islam. Ada banyak sebab yang pembentukan ini pengaruh sufisme begitu kuat melatari kondisi ini, namun secara umum harus sehingga jauh lebih mudah bagi sufisme untuk dikatakan bahwa “gairah ilmiah” umat Islam, meninggalkan jejaknya pada kebudayaan sastra khususnya di Indonesia, untuk memahami dirinya dan bahasa Persia, daripada bahasa Arab yang sendiri dan juga “saudara-saudaranya” di berbagai juga telah begitu pesat mengembangkan tradisi belahan dunia lain, tergolong rendah. persajakan dan puisi.5 Ada sangat banyak variabel budaya yang Sufisme adalah salah satu karakteristik dalam hidup di kalangan umat Islam Indonesia yang sastra Persia. Di Persia Tasawuf tumbuh subur pada merupakan “serapan” dari budaya luar, termasuk abad 10 M yang nampak awal dalam karya Abū Persia, mungkin juga India, Arab dan bahkan Ḥasan al-Kharqani dan Abū Yazīd al-Busṭāmī, Jawa atau Melayu, namun tidak banyak orang akan tetapi tasawuf dalam bentuk puisi dan syair yang mengenali dan bahkan tidak banyak ilmuwan mulai berkembang dan disempurnakan pada yang tertarik dalam bidang ini. Untuk kasus Persia abad 11 oleh penyair Abū Sa’īd Aba al-Khair di misalnya, tidak banyak orang yang memahami kota Khurasān, propinsi bagian timur laut Iran bahwa Imam Ghazali atau Syakh Jamaluddin al- sekarang. Sastra sufistik ini kemudian berkembang Kubra yang menurunkan para wali songo berasal pesat melalui tangan penyair-penyair Persia dari Persia. selanjutnya seperti Sanai, ‘Aṭṭār dan Jalāluddīn Perkembangan budaya Persia hingga merambah Rūmī yang mengantarkan sastra mistik Persia Indonesia, khususnya Islam yang bercorak sufistik, ke puncaknya melalui karya besarnya Matsnawi sebenarnya bukan sesuatu yang aneh dan luar Ma’nawi. biasa,