TEKNIK PENERJEMAHAN LISAN DALAM TRADISI BEKAYAT DI LOMBOK

(INTERPRETING TECHNIQUE APPLIED ON ORAL TRADITION BEKAYAT IN LOMBOK)

Safoan Abdul Hamid

Kantor Bahasa Provinsi NTB Jalan dr. Sujono, Kelurahan Jempong Baru, Sekarbela, Mataram, NTB, Pos-el: [email protected]

Diterima: 27 Oktober 2014; Direvisi: 20 November 2014; Disetujui: 3 Desember 2014

Abstract

Sasak ethnic group‘s community in Lombok, Nusa Tenggara Barat Province, has an oral tradition of reciting hikayat namely bekayat. During the performance, step of the recitation is followed by interpretation from Melayu language to Sasak. As a part of literary work interpreting, the interpreter applies certain method, technique and ideology. This research is aimed at revealing interpreting technique applied in bekayat performance. Sample of this research is taken from Lombok Barat District, out of three other districts in Lombok. Data collection is conducted through recording and an interview technique. The data are transcribed and then analized by an interlinguistic and descriptive method. Result of the analysis shows that the interpreter of bekayat performance applied three techniques, namely paraphrase, contextual conditioning, and compensation.

Keywords: technique, interpreting, bekayat, Lombok

Abstrak

Masyarakat suku Sasak di Pulau Lombok memiliki tradisi lisan pembacaan hikayat yang dikenal dengan bekayat. Dalam pelaksanaannya, tahap pembacaan hikayat dilanjutkan dengan penerjemahan lisan dari bahasa Melayu ke bahasa Sasak. Proses penerjemahan ini tergolong sebagai penerjemahan karya sastra yang memerlukan metode, teknik, dan ideologi tertentu. Penelitian ini bertujuan untuk mengurai teknik penerjemahan lisan dalam pelaksanaan tradisi bekayat. Adapun pengambilan sampel penelitian dilakukan disalah satu kabupaten di Lombok yakni Kabupaten Lombok Barat. Pengumpulan data dilakukan dengan teknik perekaman, wawancara, dan pencatatan. Selanjutnya data hasil perekaman pembacaan hikayat ditranskripsi dan dianalisis menggunakan metode intralingual dan metode deskriptif. Hasil analisis menunjukkan bahwa penerjemah lisan dalam proses bekayat menggunakan tiga teknik yakni teknik parafrasa, teknik penjelasan tambahan (contextual conditioning), dan teknik kompensasi.

Kata kunci: teknik, penerjemahan lisan, bekayat, Lombok

1. Pendahuluan masyarakat suku Sasak dan tergolong Masyarakat suku Sasak di Pulau sebagai salah satu tradisi lisan bernafas Lombok, Provinsi Nusa Tenggara Barat, Islam. Keberadaan tradisi ini tidak dapat memiliki tradisi lisan pembacaan hikayat dilepaskan dari masuknya agama Islam ke yang disebut bekayat atau nyaer. Tradisi ini Indonesia yang juga membawa sastra yang diwariskan secara turun-temurun dalam berasal dari Timur Tengah. Saat itu sastra

150

Teknik Terjemahan LisanY ~Safoan Abdul Hamid)| 151 tulis di Indonesia mulai berkembang yang Islam agar dapat diimplementasikan dalam ditandai dengan ditulisnya hikayat-hikayat kehidupan sehari-hari. Oleh karena itu, dengan huruf Arab-Melayu yang berisi kisah sasaran pembacaan hikayat harus betul-betul para Nabi, kisah kepahlawanan Islam, ajaran mengerti dan mampu menghayati pesan dan kepercayaan Islam, cerita fiktif, dan yang disampaikan dalam teks bekayat. cerita mistik (tasawuf) (lihat Djamaris, Dalam prosesi bekayat ada tahapan alih 1993:109). Hikayat menjadi salah satu bahasa atau penerjemahan dari teks sumber instrumen penting penyebaran ajaran agama (TSu) hikayat berbahasa Melayu ke bahasa Islam dalam wujud tradisi pembacaan sehari-hari yang digunakan oleh masyarakat hikayat. Kini tradisi bekayat menjadi setempat atau bahasa sasaran (BSa) penting karena berfungsi menjadi salah satu pembacaan hikayat yakni bahasa Sasak. Alih media pencerahan nilai-nilai dan konsep bahasa dilakukan secara lisan sehingga ajaran Islam di tengah era globlisasi yang proses menerjemahkan juga disebut cenderung menjauhkan masyarakat dari penjurubahasaan dan penerjemahnya disebut nilai-nilai agama. juru bahasa. Tradisi lisan bekayat memiliki ciri Dalam proses alih bahasa itu, seorang khas terkait estetika dan tujuan penerjemah biasanya menggunakan metode, pertunjukannya. Suatu kelompok bekayat teknik, dan ideologi penerjemahan tertentu terdiri atas dua sampai enam orang personil yang yang mungkin berbeda dari masing-masing adalah pembaca naskah, penerjemah lain. Untuk metode penerjemah lisan atau juru bahasa (atau juga penerjemahan, ada penerjemah yang dikenal dengan pelogat atau bujangga), dan menggunakan metode penerjemahan bebas, penyaruf yang berperan menyambut bacaan harfiah, semantik atau komunikatif. kalimat terakhir pembaca naskah sehingga Sedangkan terkait dengan teknik pembacaan hikayat memiliki nuansa menerjemahkan, seorang penerjemah tertentu. Pembacaan hikayat menggunakan terkadang menggunakan teknik yang kaku tembang-tembang tertentu seperti pangkur dan ada juga yang menerapkan teknik yang dan kumambang, termasuk juga dangdang cenderung luwes. Dengan teknik yang agak dan sinom. Pemakaian tembang ini menjadi luwes seorang penerjemah bebas berkreasi petunjuk adanya pengaruh budaya Jawa dan dalam menerjemahkan, baik menambahkan Bali dalam tradisi pembacaan hikayat di atau mengurangi berbagai informasi yang Lombok. Bekayat dilakukan pada acara- secara langsung tidak terkait dengan teks acara tertentu dan dengan kitab tertentu pula. hikayat. Adapun penerjemah yang Pada acara Maulid Nabi biasanya dibaca menggunakan teknik yang cenderung literal hikayat tentang sejarah kehidupan Nabi tidak banyak menambahkan informasi yang Muhammad Saw; pada acara Isra‘ Mi‘raj tidak terkait dengan isi hikayat. dibaca hikayat Nur Muhammad; pada acara Belum ada penelitian yang fokus selamatan kematian dibaca kitab kasyful mengkaji metode, teknik, dan ideologi yang ghaibiah; pada acara akikah dibaca hikayat digunakan dalam proses penerjemahan Nabi bercukur; pada acara perkawinan tradisi lisan bekayat. Beberapa kajian yang dibaca hikayat Nabi Yusuf. Namun telah dilakukan terkait tradisi lisan bekayat terkadang jenis hikayat yang dibaca sesuai masih bersifat umum. Saharudin (2012) permintaan pihak yang empunya acara. membahas fenomena stagnansi Dengan melihat jenis kitab yang perkembangan tradisi lisan bekayat. Selain dibaca, tradisi lisan bekayat bertujuan untuk itu, Suyasa (2014) mengkaji tentang kepentingan transmisi nilai-nilai agama Reartikulasi Sastra Melayu dalam Tradisi 152|Mabasan, Vol. 8 No.2, JulivDesember 2014 : 150v163 Lisan Sasak, khususnya bekayat di Lombok. Beberapa contoh sastra lama pengaruh Islam Penelitian ini bertujuan untuk itu ialah Hikayat —Nur Muhammad“, mengungkapkan teknik penerjemahan lisan —Hikayat Seribu Masalah“, —Hikayat Nabi yang digunakan oleh penerjemah sastra lisan Mikraj“, —Kissasul Anbiya“, dan lain-lain. bekayat di Pulau Lombok. Penelitian ini (Djamaris, 1993:109, 111). Dengan kata penting untuk dilakukan karena memiliki lain, karya sastra yang ditulis sebelum manfaat teoritis dan praktis. Diharapkan masuknya agama Islam adalah sastra kajian ini akan memberikan kontribusi Indonesia pengaruh Hindu. terhadap pengembangan teori penerjemahan Melalui tradisi pembacaan hikayat, tradisi lisan Sasak secara khusus dan teori sastra tulis œ hikayat œ ditransformasi penerjemahan sastra secara umum. Adapun menjadi bentuk sastra lisan karena antara manfaat praktisnya adalah diharapkan kajian sastra tulisan dan lisan tidak ada perbedaan ini dapat memberikan wawasan dan yang tegas. Dalam sastra Melayu, hikayat menggugah kesadaran kita untuk dan syair dibacakan secara keras kepada mengapresiasi tradisi lisan bekayat sebagai pendengar. Di Jawa ada tradisi pembacaan bagian dari khazanah kekayaan budaya tembang macapat karya pujangga-pujangga Nusantara. besar yang didengarkan bersama-sama pada peristiwa-peristiwa adat penting. Di Bali, 2. Kerangka Teori sampai sekarang, masih ada tradisi 2.1 Hikayat sebagai Sastra Indonesia pembacaan babad atau yang Pengaruh Islam dikenal dengan tradisi mabasan atau Hikayat berasal dari bahasa Arab makakawin dalam bahasa Jawa Kuno yang hikayah yang berarti kisah, cerita, atau kemudian diterjemahkan ke bahasa Bali dongeng. Pengertian ini berasal dari tradisi (lihat Baried, 1994:59). Di Lombok juga sastra Arab dan Melayu lama terdapat tradisi pembacaan teks naskah (www.melayuonline.com). Dalam Kamus lontar yang berasal dari Jawa yang dikenal Besar Bahasa Indonesia (2013), hikayat dengan pepaosan œ dalam tradisi ini kental didefinisikan sebagai karya sastra lama adanya perpaduan tradisi Islam dan Hindu. Melayu berbentuk prosa yang berisi cerita, Perpaduan itu dibuktikan dengan undang-undang, dan silsilah bersifat rekaan, diadopsinya tembang-tembang yang berasal keagamaan, historis, biografis, atau dari tradisi Hindu-Jawa karena Pulau gabungan sifat-sifat itu, dibaca untuk pelipur Lombok pernah menjadi bagian dari koloni lara, pembangkit semangat juang, atau Kerajaan Hindu Karangasem. sekadar untuk meramaikan pesta, misalnya Hang Tuah, Perang Palembang, Seribu Satu 2.2 Konsep Penerjemahan Karya Sastra Malam. Sedangkan berhikayat adalah dan Jenis-Jenis Penerjemahan bercerita, yang maksudnya adalah bercerita Untuk menuju karya kosmopolitan, tentang isi kandungan hikayat. Berdasarkan sebuah karya sastra harus melalui pintu yang isinya, hikayat digolongkan menjadi tiga bernama penerjemahan. Karya sastra jenis yakni rekaan, sejarah, dan biografi mendokumentasi budaya dan cara pandang (www.melayuonline.com). masyarakat atau negeri tempat lahirnya. Hikayat merupakan jenis sastra Dengan diterjemahkannya karya sastra, Indonesia pengaruh Islam, yakni karya masyarakat dari berbagai negeri dengan latar sastra yang ditulis setelah masuknya agama belakang bahasa dan budaya yang berbeda- Islam ke Indonesia. Sebelumnya sastra beda ikut menjadi penikmat dan pecintanya. Indonesia didominasi oleh sastra Hindu. Karya sastra besar dunia juga banyak Teknik Terjemahan LisanY ~Safoan Abdul Hamid)| 153 terlahir dari proses penerjemahan, contohnya suatu amanat dari bahasa sumber ke dalam penerjemahan atau penyaduran karya sastra bahasa sasaran dengan pertama-tama yang berasal dari ke bahasa Jawa kuno mengungkapkan maknanya dan kemudian seperti Kakawin , Mahabarata, gaya bahasanya. Selain dituntut memiliki Arjuna Wiwaha, Kakawin Hariwangsa, dan penguasaan bahasa dan budaya, seorang lain-lain, termasuk diantaranya adalah penerjemah karya sastra juga dituntut untuk penerjemahan karya sastra yang berasal dari memiliki kemampuan interpretasi teks yang Arab dan Persia seperti Hikayat Anbiya, kuat. Hikayat Zakariya, Hikayat Hur Muhammad, Venuti (dalam Hoed, 2006) Hikayat nabi Bercukur, Hikayat Sama‘un mendefinisikan penerjemahan —Translation Hikayat Sultan Ibrahim ibn Adham (Baried, is a process by which the chain of 1994:87--88). constitutes source-language text is replaced Definisi penerjemahan menurut by a chain of signifier in the target language Newmark (1988:5) adalah —rendering the which the translator provides on the meaning of a text into another language in strength of an interpretation.“ the way that the author intended the text.“ —Penerjemahan merupakan suatu proses Penerjemahan adalah pengalihan makna dimana rangkaian teks bahasa sumber suatu teks ke bahasa lain untuk digantikan dengan dengan rangkaian menghasilkan teks seperti yang penanda dalam bahasa sasaran dan seorang dimaksudkan oleh penulis. Newmark penerjemah mengandalkan kekuatan memandang penerjemahan sebagai suatu interpretasi.“ proses pengalihan makna. Teks dalam BSa Definisi yang dikemukakan oleh Venuti di harus memiliki makna atau pesan yang atas menonjolkan pentingnya interpretasi sedekat mungkin dengan makna atau pesan dalam menerjemahkan teks, khususnya teks dalam bahasa sasaran (BSa) sehingga sastra lama. pembaca dapat menangkap maksud Secara umum, terdapat beberapa jenis sebenarnya dari penulis teks sumber (TSu). penerjemahan, yakni penerjemahan tulis dan Penerjemahan karya sastra menurut penerjemahan lisan. Dalam konteks Robinson (dalam Suryawinata, dkk.: 2003) penerjemahan karya sastra, penerjemahan merupakan usaha untuk menjembatani dua tulis dibagi menjadi dua yakni penerjemahan kultur yang berbeda, dengan dua bahasa prosa dan puisi. Adapun penerjemahan lisan yang berbeda. Lebih-lebih ketika karya dibagi menjadi empat jenis, yaitu a) tulis- sastra yang diterjemahkan tergolong teks lisan (sight translation), b) penerjemahan lama, faktor budaya menjadi permasalahan konsekutif (consecutive interpretation), c) penting. Asumsinya, dalam teks lama, antara penerjemahan simultan (simultaneous teks sumber (Tsu) dan TSa terjadi —jarak interpretation), d) dan penerjemahan secara waktu“ (temporal distance) dan —jarak berbisik (whispered interpretation) (Keiser budaya“ (cultural distance) yang jaraknya dan Weber, dalam Nababan: 2008). harus diperkecil oleh seorang penerjemah Pembacaan hikayat atau bekayat masuk (Hoed, 2006: 32-33). kategori penerjemahan konsekutif. Dalam Selain, itu seorang penerjemah karya penerjemahan konsekutif, seorang sastra juga harus memiliki kemampuan penerjemah mengucapkan hasil terjemahan terkait gaya bahasa. Kridalaksana (dalam setiap pembicara mengucapkan Nababan, 2008: 19) mengungkapkan beberapa kalimat dan umumnya dilakukan pentingnya gaya bahasa dalam terjemahan ke satu arah (Tim Penyusun Modul Diklat yakni penerjemahan merupakan pemindahan Penerjemahan, 2013:6). Begitu juga halnya 154|Mabasan, Vol. 8 No.2, JulivDesember 2014 : 150v163 dalam proses bekayat, penerjemah mulai 2013:32--36). Pertama transposisi yaitu menerjemahkan setiap kalimat yang dibaca penerjemahan dengan mengubah struktur oleh pembaca teks hikayat. kalimat. Kedua, modulasi yaitu pengubahan sudut pandang untuk menghasilkan 2.3 Metode dan Teknik Penerjemahan terjemahan yang berterima. Ketiga, Kualitas hasil terjemahan ditentukan penerjemahan deskriptif yaitu penerjemahan oleh metode dan teknik penerjemahan yang dengan pendeskripsian. Keempat, digunakan oleh seorang penerjemah, baik penerjemahan fonologis yaitu lisan maupun tulisan. mempertahankan kata atau ungkapan yang digunakan dalam TSu dan TSa dengan 2.3.1 Metode Penerjemahan menyesuaikan ejaannya dengan kaidah BSa. Menurut Newmark (1988:45), Kelima, parafrasa yaitu mengatakan makna permasalahan mendasar dalam pesan yang sama denga cara lain. Keenam, penerjemahan adalah apakah seorang penjelasan tambahan (contextual penerjemah menerjemahkan secara harfiah conditioning) yaitu memberikan padanan atau bebas. Selanjutnya Newmark dan kata tambahan dalam TSa. Ketujuh, mengemukakan delapan metode kompensasi yaitu penghilangan suatu unsur penerjemahan yakni (1). penerjemahan kata TSu dan mengomensasinya dengan konteks. demi kata (word-for-word-translation), (2) Kedelapan, catatan kaki yaitu menambahkan penerjemahan harfiah (literal translation), catatan kaki untuk menjelaskan konteks. (3) penerjemahan setia (faithful translation), Kesembilan, padanan budaya (adaptasi) (4) penerjemahan semantis (semantic yaitu pengungkapan konsep yang dialihkan translation), (5) saduran (adaptation), (6) dengan unsur budaya lokal. Kesepuluh, penerjemahan bebas (free translation), (7) penerjemahan resmi/diakui yaitu penerjemahan idiomatis (idiomatic menerjemahkan suatu teks yang begitu translation), dan (8) penerjemahan penting sehingga perlu diresmikan atau komunikatif (communicative translation). mendapat pengakuan resmi. Kesebelas, Terkait dengan metode, menurut Hoed transferesi yaitu pemungutan kata dari TSu (2006:9), cara menerjemahkan tidak hanya ke TSa. Keduabelas, calque yaitu satu jenis, bergantung pada untuk siapa dan menerjemahkan dengan memungut juga dari apa tujuan suatu penerjemahan. Oleh karena TSu namun sambil menciptakan kata baru itu sebelum menerjemahkan perlu dilakukan dalam BSa. desain sasaran dan analisis kebutuhan. Dalam penerjemahan tradisi lisan bekayat, 3. Metode Penelitian penggunaan metode harus mem- Tulisan ini disusun berdasarkan studi pertimbangkan siapa sasaran dan penikmat lapangan yang dilakukan di Desa Taman bekayat, bagaimana latar belakang sosial, Ayu Kecamatan Gerung, Kabupaten budaya, dan tingkat pendidikannya. Lombok Barat, Provinsi Nusa Tenggara Barat. Data penelitian ini diperoleh dengan 2.3.2 Teknik Penerjemahan metode wawancara dengan teknik cakap, Teknik penerjemahan digunakan catat, dan rekam. Peneliti merekam aktifitas untuk tataran yang lebih rendah daripada pembacaan bekayat yang dilakukan oleh teks, yakni kalimat atau unit bahasa yang satu kelompok bekayat yang terdiri atas tiga lebih kecil. Ada beberapa contoh teknik orang personil yang masing-masing penerjemahan (Newmark dan Mason; dalam berperan sebagai pembaca hikayat, Tim Penyusun Modul Diklat Penerjemahan, penerjemah, dan penyarup. Adapun data Teknik Terjemahan LisanY ~Safoan Abdul Hamid)| 155 sekunder didapatkan melalui proses lisan maupun tulisan, teknik parafrasa sering wawancara dan pencatatan mengenai digunakan untuk dapat menghasilkan berbagai aspek terkait pembacaan hikayat terjemahan yang mudah dipahami dan tidak yang dilakukan dengan personil bekayat, membuat penikmat bosan karena sifat masyarakat sekitar, dan perangkat desa terjemahan yang terlalu literal. Ketika setempat. menerapkan teknik ini, seorang penerjemah Data primer yang terkumpul berupa mengungkapkan atau menguraikan kembali rekaman kegiatan pembacaan hikayat yang teks atau tuturan BSuke dalam BSa tanpa selanjutnya ditranskripsi ke bentuk tulisan. merubah makna dan isi pesan BSu. Berikut Hasil transkripsi terdiri atas teks sumber ini adalah teks terjemahan lisan dari BSu (TSu) berbahasa Melayu dan teks sasaran (bahasa Melayu) ke BSa (bahasa Sasak) (TSa) berbahasa daerah Sasak. Hasil yang diterjemahkan menggunakan teknik transkripsi selanjutnya dianalisis parafrasa: menggunakan metode komparatif (1) BSu: Maka dihisabkan lidahnya dan intralingual dan metode deskrptif. Dengan masuklah atasnya empat orang metode komparatif intralingual, TSu malaikat. dibandingkan dengan TSa dengan tujuan BSa: Penyerioq temateq pemirsâ, untuk menemukan teknik penerjemahan pendengahtetemateq, biwihte yang digunakan oleh penerjemah lisan (juru maraq basâ kasar saq gen muni bahasa). Langkah-langkah yang dilakukan temateq juluq, ye boq ne tame adalah a) mengamati teks asli berbahasa malaikat becerite eleq sidâ Arab Melayu yang dibaca oleh salah seorang tiang si gen mate. informan; b) mengamati hasil transkripsi Bahasa Indonesia: Penglihatan terjemahan untuk melihat kesepadanan dimatikan pemirsa, semantis dan gramatikal antara teks TSu pendengaran dimatikan, bahasa berbahasa Arab Melayu dan TSa berbahasa kasarnya mulut kita yang akan Sasak; c) membuat kategori penerjemahan/ berbicara dimatikan juga, penjurubahasaan yang digunakan oleh Sang kemudian masuk malaikat juru bahasa. Sementara itu, metode bercerita kepada kita yang akan deskriptif digunakan untuk menjelaskan meninggal dunia. prosedur penerjemahan/ penjurubahasaan Dalam menerjemahkan teks bekayat yang digunakan dalam kegiatan bekayat di ini, penerjemah mengungkapkan kembali isi Desa Taman Ayu. pesan BSu dengan menggunakan pilihan kata sendiri dan dengan perluasan kosakata 4. Pembahasan secara horizontal dalam BSa. Satu kata Dengan menggunakan metode analisis dalam BSu diuraikan menjadi satu frasa data di atas, teknik penerjemahan lisan yang panjang dalam BSa. Kata —lidahnya“ digunakan dalam tradisi bekayat Sasak di diparafrasa dalam BSa menjadi biwihte Lombok Barat adalah sebagai berikut. maraq basâ kasar saq gen muni, maksudnya —bahasa kasarnya, mulut kita yang akan 4.1 Teknik Parafrasa berbicara‘. Penguraian menjadi frasa atau Parafrasa adalah pengungkapan kalimat membantu dalam menyeimbangkan kembali suatu tuturan dari sebuah tingkatan irama. Selanjutnya, —masuklah atasnya atau macam bahasa menjadi yang lain tanpa empat orang malaikat“ diparafrasa ke dalam mengubah pengertian (Kamus Besar Bahasa BSa menjadi ye boq neq tame malaikat Indonesia; 2013). Dalam penerjemahan, baik becerite eleq sidâ tiang si gen mate, 156|Mabasan, Vol. 8 No.2, JulivDesember 2014 : 150v163 maksudnya —kemudian masuk malaikat diganti menjadi Bapaq, yang sama-sama bercerita kepada kita yang akan meninggal berfungsi sebagai kata sapaan. Selanjutnya, dunia“. Dalam penerjemahan di atas, frasa frasa —akulah malaikat“ diparafrasa menjadi diparafrasa menjadi satu frasa yang lebih —tiang niki“. Kata —malaikat“ dihilangkan panjang. Dalam BSa ada penambahan dan dalam BSa. Frasa —minuman engkau pengurangan kosakata —empat orang daripada air“ diparafrasa menjadi kalimat malaikat“ menjadi —malaikat“, sedangkan —aiq si kadundâ nginem lengan dâ masih kata —malaikat“ diberi penjelasan tambahan kodeq lengan aiq susun memendâ laeq niki, —becerite eleq sidâ tiang si gen mate“: pokokn berupa aiq tiang doang siq wah bercerita kepada kita yang akan meninggal bagiang sidâ: air yang Bapak minum sejak dunia“. masih kecil dari air susu ibumu dulu, Ada dua bentuk teknik prafrasa yang pokoknya berupa air, saya lah yang bagikan digunakan oleh penerjemah untuk engkau“. Tambahan kalimat pada BSa itu menerjemahkan kutipan transkripsi kalimat berfungsi sebagai penjelasan kata —air“ bekayat di atas yaitu, i) kata diparafrasa dalam BSu. menjadi frasa; ii) frasa diparafrasa menjadi Teknik parafrasa yang digunakan oleh frasa. penerjemah dalam menerjemahkan teks (2) BSu: He Hamba Allah, akulah bekayat itu terdiri atas dua jenis. Pertama, malaikat yang diwakilkan frasa dalam BSu diparafrasa menjadi frasa dengan minuman engkau dalam BSa, dengan penambahan dan daripada air. pengurangan kosakata. Kedua, frasa BSa: Taoqdâ ke tiang niki Bapaq? diparafrasa menjadi kalimat yang berfungsi tiang niki si bagiang sidâ aiq si sebagai penjelas. kadundâ nginem lengan dâ (3) BSu: Maka direntangkan akan dia masih kodeq lengan aiq susun atasnya berkata, —tilik olehmu memendâ laeq niki, pokokn kepada amal engkau.“ berupa aiq tiang doang siq wah BSa : Ke kusetelang sidâ felm de tuaq bagiang sidâ. de boyaq, ndaq dâ ngéngat- Bahasa Indonesia: tahukah engkau ngéngat lain, maraq beleq siapa saya ini Bapak? Sayalah layar tancep kedekuq tivi niki yang membagikan Bapak air terang gambar ne suerenâ yang Bapak minum sejak masih jelas, tulisanâ jelas tesetelang kecil dari air susu ibumu dulu, siq malaikat si lengan kawan. pokoknya berupa air, saya lah Bahasa Indonesia: Aku putar rekaman yang bagikan engkau film engkau Paman, silahkan Dalam penerjemahan di atas, frasa dilihat dan jangan memandang yang pendek diparafrasa atau diungkapkan yang lain. Seperti tv yang menjadi satu frasa yang lebih panjang dan besarnya seperti layar tancap, frasa diparafrasa menjadi kata. Frasa —He suaranya terang, gambarnya hamba Allah“ diparafrasa menjadi Taoqdâ jelas, dan terang tulisannya itu ke tiang niki Bapaq: —tahukah engkau siapa diputar oleh malaikat yang saya ini Bapak“. Dalam proses prafrasa, berada pada sebelah kanan. penerjemah menambahkan frasa Taoqdâ ke Dalam proses penerjemahan di atas, tiang niki Bapaq: —tahukah engkau siapa kalimat diparafrasa menjadi kalimat. Dalam saya ini Bapak“, yang berfungsi sebagai penerjemahan di atas kalimat —tilik olehmu“ penegasan. Adapun frasa hamba Allah diparafrasa menjadi ndaq dâ ngengat- Teknik Terjemahan LisanY ~Safoan Abdul Hamid)| 157 ngengat lain: —jangan memandang yang perbuatan baiknya dan tidak lain“. Kalimat perintah dalam BSu berubah ada pula perbuatan buruknya. menjadi kalimat larangan dalam BSa. Beragam rekaman hidup kita di Selanjutnya, frasa —amal engkau“ muka bumi ini. diparafrasa menjadi kalimat —maraq beleq Dalam penerjemahan di atas, kalimat layar tancep kedekuq tivi niki terang pendek diparafrasa menjadi kalimat panjang gambar nâ suerenâ jelas, tulisanâ jelas sebagai hasil interpretasi. Dalam proses tesetelang siq malaikat si lengan kawan:— parafrasa penerjemah menginterpretasi kata seperti tv yang besarnya seperti layar tancap, —kanan“ sebagai pegaweanâ si kenaq: —amal suaranya terang, gambarnya jelas, dan terang baik“ dan kata —kiri“ sebagai pegawean tulisannya itu diputar oleh malaikat yang salaq: —amal buruk.“ Umumnya kanan berada pada sebelah kanan.“ Kata —tv“ identik dengan hal-hal baik sedangkan kiri adalah majas metafora untuk menjelaskan identik dengan hal-hal buruk. Selain itu, catatan amal (rekaman amal) manusia kelak dalam proses parafrasa tersebut, kata di akhirat karena semua amal manusia akan meniliklah: —memandang“ dalam BSa diperlihatkan dengan jelas. dihilangkan. (4) BSu: Kemudian meniliklah ia akan (5) BSu : Kemudian berpalinglah ke kanan dan ke kiri. malaikat itu BSa: Na sesuai dait setelante jari BSa: Assalamualaikum ... serempak manusia siq idup niki kelampan malaikatsiq keduâ niki te maraq sandiwarâ, araq jaq salam….pamiiit siq bilin sidâ manusiâ lueq pegaweanâ si tiang siq rapet ajal. kenaq niki, laguq lueq bahasa Indonesia: Assalamualaikum, pegawean ne siq salaq, pacunâ serempak malaikat yang kedua ibadah laguq pacu nâ gaweq ini mengucapkan salam… salaq, araq jaq dengan ndeq pamit meninggalkan kita yang naraq gati pegaweanâ siq ajalnya sudah dekat kenaq, ketungkulane gaweq Penerjemahan di atas dilakukan pegawean salaq, araq jaq dengan memparafrasa kalimat pendek dalam dengan ndeq naraq siq kenaq BSu menjadi satu kalimat yang lebih ndeq naraq siq salaq, macâm- panjang dalam BSa. Dalam proses parafrasa, macâm keq kaset idupte le penerjemah menambahkan ucapan salam bawon dunia niki. khas agama Islam, Assalamualaikum, yang Bahasa Indonesia: Nah, sesuai sudah akrab di telinga para penikmat rekaman kehidupan kita sebagai bekayat. Berikutnya, kalimat “berpalinglah manusia, perjalanan hidup kita malaikat itu“ diparafrasa menjadi kalimat seperti sandiwara, ada manusia pamit siq bilin sidâ tiang siq rapet ajal: yang banyak melakukan —pamit meninggalkan kita yang ajalnya perbuatan baik namun banyak sudah dekat“. Dalam proses itu ada juga perbuatan salahnya. Dia penambahan dan pengurangan kosakata banyak beribadah tapi banyak dalam BSa. juga melakukan perbuatan (6) BSu: Terlalu telaga itu luasnya ke salah. Ada orang yang tidak bawah dan sempitnya ke atas pernah melakukan kebaikan, BSa : Jari lamun te éngat niki si leq terlena melakukan perbuatan atas bau tekudung isiq salah. Ada orang yang tidak tembolaq ato siq nare kedekuq 158|Mabasan, Vol. 8 No.2, JulivDesember 2014 : 150v163 beleqnâ laguq eleq bawaq jaq Bahasa Indonesia: Penglihatan nâ semakin nâ luas jangkâ dimatikan pemirsa, seare lebih maraq telagâ siq pendengaran dimatikan, bahasa beleq bundar kedekuq eleq kasarnya mulut kita yang akan dalâm berbicara dimatikan juga, Bahasa Indonesia: Jadi kalau di bagian kemudian masuk malaikat atas seperti bisa ditutup dengan bercerita kepada kita yang akan nampan atau tempayan saking meninggal dunia. kecilnya, namun semakin ke bawah telaga itu semakin luas, Teknik parafrasa digunakan dalam luasanya sampai satu are lebih, penerjemahan di atas dengan cara di dalam seperti telaga yang penambahan kosakata dalam BSa yang luas dan bundar. memiliki kesetaraan fungsi, sama-sama Dalam menerjemahkan teks di atas, sebagai alat indera. Kata lidah dalam BSu penerjemah menggunakan teknik parafrasa. diberi penambahan kosakata penyerioq Kalimat —terlalu telaga itu luasnya ke (mata) dan pendengah (telinga). Dalam anak bawah“, diparafrasa menjadi kalimat yang kalimat berikutnya ada penambahan kata lebih panjang dan mengandung penjelasan beceritâ (bercerita) dalam BSa. Pola yang lebih detail; eleq bawaq jaq nâ penerjemahan di atas adalah parafrasa semakin ne luas jangkâ seare lebih maraq kalimat majemuk setara menjadi kalimat telagâ siq beleq bundar kedekuq eleq dalâm: setara dengan penambahan kosakata dalam —semakin ke bawah telaga itu semakin luas, BSa yang mendukung pemahaman makna. sampai satu are lebih, di dalam seperti telaga yang luas dan bundar.“ Selanjutnya 4.2 Teknik Penjelasan Tambahan penerjemah memparafrasa frasa ”sempitnya (Contextual Conditioning) ke atas‘ menjadi kalimat si leq atas bau Teknik penjelasan tambahan tekudung isiq tembolaq ato siq nare kedekuq (contextual conditioning) adalah beleqnâ:“ telaga bagian atas bisa ditutupi menerjemahkan dengan memberikan oleh tembolaq atau tempayan.“ padanan dan kata tambahan dalam teks Ada dua jenis parafrasa dalam sasaran (TSa) (Newmark dan Hatim, lihat penerjemahan di atas. Kalimat diparafrasa Modul Diklat Fungsional Penerjemah, menjadi kalimat dan frasa menjadi kalimat. 2013:34). Tujuan pemberian padanan dan Dalam proses parafrasa, penerjemah kata tambahan tersebut adalah untuk menggunakan majas metafora untuk menjelaskan sesuatu yang tidak dipahami menggambarkan sumur tempat dibuangnya pada teks sumber (TSu). Berikut ini adalah Nabi Yusuf. proses penerjemahan menggunakan teknik (7) BSu: Maka dihisabkan lidahnya dan penjelasan tambahan. masuklah atasnya empat orang (8) BSu: Inilah pasal pada menyatakan malaikat. keluar nyawa daripada badan. BSa: Penyerioq temateq pemirsâ, BSa: Bu maraq atur tiang leq pendengah tetemateq, biwihte muqaddimah saq baruq, Pasal maraq basâ kasar saq gen muni niki pasal sugul nyawen sidâ temateq juluq, ye boq ne tame tiang lengan jasad saq kasat malaikat beceritâ eleq sidâ atao lazim biase tesebut mate, tiang si gen mate. iye si gen tesampeang. Teknik Terjemahan LisanY ~Safoan Abdul Hamid)| 159 Bahasa Indonesia: Seperti yang saya keluar. “Penjelasan tambahan itu adalah sampaikan dalam bagian kata-kata penerjemah sendiri dengan pembukaan tadi, pasal ini maksud agar penikmat bekayat mudah adalah pasal keluar nyawa kita memahami dan menghayati jalannya kisah dari jasad kasar atau biasa yang disampaikan. Penjelasan tambahan itu disebut mati, itu yang akan mengandung logika kronologis cerita, disampaikan. masuknya malaikat ketiga didahului dengan keluarnya malaikat kedua. Penjelasan Dalam proses penerjemahan di atas, tambahan itu juga berfungsi sebagai penerjemah menggunakan teknik penjelasan penghubung dengan kalimat sebelumnya tambahan. Ungkapan sugul nyawân sidâ untuk memunculkan kepaduan teks œ lisan. tiang lengan jasad saq kasat, —keluarnya nyawa dari badan“ diberi penjelasan (10) BSu: Maka berkatalah ia, he hamba tambahan atao lazim biasâ tesebut mate, iye Allah akulah malaikat yang si gen tesampeang —atau biasa disebut mati, diwakilkan dengan ajal engkau. inilah yang akan disampaikan“. Penjelasan BSa: Taoq dâ tiang niki Bapaq, taoq tambahan ini adalah ungkapan penerjemah dâ tiang niki Ibu, tiang si sendiri dengan maksud agar penikmat gisiang sidâ jatah umur, jatah bekayat mudah memahami pesan yang umurdâ idup leq dunia siq piaq disampaikan. Oleh karena itu, penerjemah de modal, si kadun dâ berusahâ menggunakan kata-kata yang sudah lazim umur de sino, nah tiang wah atau akrab di tengah-tengah masyarakat, niki, temaaf laguq bapak tiang yakni kata —mati“ untuk menjelaskan makna ceritaq sidâ. —keluar nyawa daripada badan“. Bahasa Indonesia: Tahukah Bapak (9) BSu: Sesaat kemudian masuklah lagi siapa saya ini? Tahukan Ibu malaikat ketiga. siapa saya ini? Saya yang BSa: Bo aten tebejawab jama‘ah, mengatur jatah umur kamu, semaiq te mate, rezekin te wah jatah umur hidup di dunia yang tutuq, makanante niki, kamu jadikan modal, umur minuman te wah tutuq. Nah jari yang kamu gunakan untuk wah demen wah sugul malaikat berusaha. Nah saya lah ini, tapi si keduâ, niki muq tame malik maaf Bapak saya ceritakan ini... malaikat si ketelu. Bahasa Indonesia: Terus hati kita Dalam proses penerjemahan di atas, menjawab jama‘ah, pantas kita penerjemah menerapkan teknik penjelasan mati, rezeki kita telah habis, tambahan. Kata —ajal“ diterjemahkan ke BSa makanan dan minuman kita menjadi ”jatah umurdâ idup leq dunia: jatah telah habis. Nah setelah umurmu hidup di dunia‘. Selanjutnya, malaikat yang kedua keluar penerjemah menyampaikan penjelasan masuklah lagi malaikat ketiga. tambahan untuk kata ”ajal‘ yakni —siq piaq de modal, si kadun dâ berusahâ umur de Kalimat —… tame malik malaikat si sino: yang menjadi modal kamu, umur yang ketelu: —masuklah lagi malaikat ketiga“ kamu gunakan untuk berusaha.“ Penjelasan diberi penjelasan tambahan di depannya nah tambahan ini diperlukan dalam proses jari wah demen wah sugul malaikat si penerjemahan ini karena seandainya kata keduâ: —nah setelah malaikat yang kedua —ajal: jatah umur“ tidak diberi penjelasan 160|Mabasan, Vol. 8 No.2, JulivDesember 2014 : 150v163 tambahan belum tentu dapat dipahami oleh orang yang meninggal dunia ketika semua kalangan masyarakat penikmatnya. diperlihatkan amal-amal kebaikannya yang (11) BSu: Maka pada ketika demikian bagus dan banyak. Dengan penjelasan itulah sukalah ia dan manis tambahan itu, pembacaan bekayat menjadi mukanya. tidak kaku dan seolah-olah bukan hasil BSa: Eleq tatkalân teboyaq kasete terjemahan. saq seneng saq solah, seneng (12) BSu: Maka tatkala itu air mata kemos kedekuq kikit kakak Yahuda pun mengalir sampai tecemoh laloq sengaq tivi niki ke jenggotnya. ruân kasetnâ sandiwarânâ, BSa: Araq semeton nâ siq paling kelempanâ solah jari seneng beleq satu-satunâ keq periak keq sidâ tiang leq parak temate asek jangkâ nâ ngélék ke aiq niki tesetelang kasete saq solah. penyerminâ jangkâ nâ basaq Bahasa Indonesia: Ketika dia tonton baok semetnâ keq Yahuda. kasetnya yang senang dan Bahasa Indonesia: Ada seorang saudara bagus, dia tersenyum bahagia, tertua Yusuf satu-satunya tertawa lebar, tertawa lebar kasihan kepadanya sampai karena kaset rekaman mengalir air matanya sandiwara amal yang membahasahi jenggotnya yaitu ditampilkan di layar tv sangat Yahuda. bagus, jalan ceritanya bagus Tokoh Yahuda diberi penjelasan tambahan sehingga kita bahagia saat dalam BSa Araq semeton ne siq paling beleq meninggalkan dunia. satu-satunâ keq periak —Ada seorang Dalam menerjemahkan teks di atas, saudara tertua Yusuf satu-satunya kasihan penerjemah memberikan penjelasan kepadanya“. Kemudian tokoh Yahuda ini tambahan yang panjang untuk disebutkan pada akhir kalimat. Pemberian menerjemahkan frasa ”sukalah ia dan manis penjelasan tambahan ini berguna untuk mukanya‘. Frase itu diterjemahkan menjadi mempermudah mengenal tokoh Yahuda, ”kemos kedekuq kikitkakaktecemoh laloq‘. salah satunya dengan menyebut hubungan Selanjutnya penerjemah memberikan kerabatnya dengan Yusuf. penjelasan tambahan ”sengaq tivi niki ruân kasetnâ sandiwaranâ, kelempanâ solah jari 4.3 Teknik Kompensasi seneng keq sidâ tiang leq parak temate niki Salah satu teknik yang diterapkan tesetelang kasetâ saq solah: karena kaset dalam penelitian penerjemahan teks bekayat rekaman sandiwara amal yang ditampilkan di Desa Taman Ayu, Kecamatan Gerung di layar tv sangat bagus, jalan ceritanya adalah teknik kompensasi. Teknik bagus sehingga kita bahagia saat kompensasi maksudnya adalah penggantian meninggalkan dunia‘. Penjelasan tambahan kata atau kosakata bahasa sumber kemudian itu berisi hubungan ”sebab-akibat‘, menggantinya dengan kosakata lain dalam penjelasan tambahan itu berisi ”sebab‘ dan BSa. Berikut adalah teks bekayat yang yang dijelaskan adalah ”akibat‘. Selain itu, diterjemahkan menggunakan teknik penerjemah juga menambahkan frase ”kikit kompensasi. kakak‘ sebagai penjelasan tambahan dari (13) BSu: Maka berkatalah ia, he hamba frasa seneng kemos: —tersenyum bahagia“. Allah, akulah malaikat yang Frasa kikit kakak berarti tertawa lebar, yang diwakilkan dengan ajal engkau. menunjukkan betapa senang dan bahagianya Teknik Terjemahan LisanY ~Safoan Abdul Hamid)| 161 BSa: Taoq dâ tiang niki Bapaq, taoq naraq salaq ne jaq kosong de tiang niki Ibu, tiang si kasetnâ si leq kiri niki. gisiang sidâ jatah umur, jatah Bahasa Indonesia: Seperti bermandikan umurdâ idup leq dunia siq piaq hujan peluh kita ketika diputar de modal, si kadun dâ berusahâ rekaman pekerjaan kita yang umur de sino, nah tiang wah salah. Namun itu bagi kita yang niki, temaaf laguq bapak tiang banyak kesalahan. Tapi bagi ceritaq sidâ. yang tidak ada kesalahan kaset Bahasa Indonesia: Tahukah Bapak rekaman yang di sebelah kiri siapa saya? Saya yang kosong. mengurus jatah umur, jatah Pola penggunaan teknik kompensasi umur engkau hidup di dunia pada penerjemahan di atas adalah dengan yang engkau jadikan modal, penghilangan kata —mengalir“ dan umur yang engkau gunakan dikompensasi menjadi frasa maraq tependiq berusaha, nah saya lah ini. isiq ujan: —seperti bermandikan air hujan“ Maaf ya saya ceritakan ini dalam BSa. Frasa pengganti dalam BSa kepada engkau. adalah majas metafora. Penggunaan majas Terdapat dua unsur penggunaan adalah untuk tujuan estetika. teknik kompensasi dalam terjemahan di atas. (15) BSu: Lihatlah olehmu akan anak Pertama, frasa —hamba Allah“ dihilangkan Rahil ini takutlah ia akan mati. dan dikompensasi menjadi —Bapak“ dan BSa: No deserioq kakaq ruenâ kanak —ibu“. Kata —Bapak“ adalah kata sapaan temanja isiq mamiq nâ sekedar yang lazim digunakan dalam bahasa Sasak tesebut aran mate takutnâ siq untuk menyapa orang yang dihormati tutuq balong sini kakaq. dengan logika penerjemah seolah-olah Bahasa Indonesia: Itu lihat kakak anak berbicara langsung atau menyapa penikmat yang dimanja orang tuanya, bekayat. Selain itu, pemunculan kata —ibu“ hanya disebutkan —mati“ dia dalam BSa akan memenuhi keterwakilan begitu takut kakak. gender karena frasa —hamba Alah“ dapat Terdapat dua unsur penggunaan mewakili laki-laki dan perempuan. Kedua, teknik kompensasi dalam penerjemahan di frasa —akulah malaikat“ dihilangkan dan atas. Frasa anak Rahil dalam BSu dikompensi dengan frasa tiang niki —akulah dihilangkan dan dikompensasi menjadi atau aku ini.“ Kedua kata dalam frasa tiang kanak temanja isiq mamiq nâ —anak yang niki termasuk kosakata halus bahasa Sasak, dimanja orang tuanya“ dalam BSa. Pola dengan alasan kesantunan penyampaian penerapan teknik kompensasi ialah pesan. Penggunaan teknik kompensasi kompensasi frasa dengan frasa yang lebih dalam penerjemahan di atas dilakukan panjang. dengan penggantian frasa menjadi kata dan (16) BSu: Dan adalah telaga itu diperbuat frasa menjadi frasa. oleh anak Nuh as. (14) BSu: Maka pada ketika demikian BSa: Laeq ribuan taun wah tepinaq itulah mengalir peluhnya ia. lingkoq sino isiq nuh as. BSa: Dekuqnâ maraq tependiq isiq Bahasa Indonesia: Dahulu ribuan tahun ujan keq daur usengtâ tatkalâ lamanya dibuat sumur itu oleh tesetelang pegaweante siq Nuh as. salaq, laguq bagi sidâ tiang siq Dalam penerjemahan teks bekayat di lueq salaq, lamun dengan ndeq atas, teknik kompensasi digunakan pada 162|Mabasan, Vol. 8 No.2, JulivDesember 2014 : 150v163 tataran kata. Kata—telaga“ dihilangkan dan Daftar Pustaka dikompensasi dengan lingkoq dalam BSa. Dalam kisah Qishashul Anbiya tersebut, Baried, Siti Barorah dkk. (1994). Pengantar Nabi Yusuf dibuang ke dalam sumur, bukan Teori Filologi. Yogyakarta: BPPF ke dalam telaga seperti yang ada dalam BSu. Fakultas Sastra Gadjah Mada. Oleh karena itu, dalam BSa (bahasa Sasak) digunakan kata lingkoq. Adapun kata Djamaris, Edwar. (1993). Menggali —telaga“ dalam bahasa Melayu (BSu) dapat Khazanah Sastra Melayu Klasik. bermakna sumur. Jakarta: Balai Pustaka.

5. Penutup Hikayat (2014). Bekayat adalah salah satu jenis tradisi http://melayuonline.com/ind/cultur lisan pembacaan hikayat yang berkembang e/dig/625/hikayat. diakses tanggal pada masyarakat suku Sasak di Pulau 16 Oktober 2014. Lombok. Hikayat yang dibaca menggunakan bahasa Melayu aksara Arab. Tradisi ini Hoed, Benny Hoedoro. (2006). memiliki fungsi strategis yakni transmisi Penerjemahan dan Kebudayaan. nilai-nilai ajaran Agama Islam. Agar Jakarta: Pustaka Jaya. penikmat bekayat dapat memahami pesan yang disampaikan, dalam proses pembacaan Moeliono, Anton M. dkk. (2013). Kamus bekayat ada tahapan penerjemahan lisan teks Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: hikayat yang dibaca dari bahasa Melayu PT. Gramedia Pustaka Utama. (BSu) ke bahasa Sasak (BSa). Dalam proses penerjemahan, Nababan, M. Rudolf. (2008). Teori penerjemah atau pelogat menggunakan Menerjemah Bahasa Inggris. berbagai teknik yang disesuaikan dengan Yogyakarta: Pustaka Pelajar. kebutuhan penikmat. Berdasarkan analisis data menggunakan metode komparatif Newmark, Peter. (1988). Textbook of intralingual dan metode deskriptif Translation. London: Prentice ditemukan bahwa aktifitas bekayat di Desa Hall. Taman Ayu, Kecamatan Gerung, penerjemah menggunakan beberapa teknik Saharudin. (2013). Bekayat: Sastra Lisan yaitu teknik parafrasa, teknik penjelasan Islamisasi Sasak dalam Bayang tambahan (contextual conditioning), dan Kepunahan. Conference teknik kompensasi. Teknik ini diterapkan Proceedings AICIC 12. (pp. 1416- oleh penerjemah bukan berdasarkan 1428). Surabaya, Indonesia. pengetahuannya tentang teori menerjemahkan tapi semata-mata karena Suryawinata, Zuchridin, dkk. (2003). pengalaman danusaha adaptasi dengan Translation: Bahasa Teori dan kebutuhan penikmat. Penuntun Praktis Menerjemahkan. Yogyakarta: Kanisius.

Teknik Terjemahan LisanY ~Safoan Abdul Hamid)| 163 Tim Penyusun. (2013). Pengenalan Tim Penyusun. (2013). Strategi Penerjemahan Tulis. Dalam Tim Penerjemahan. Dalam Tim Penyusun, Modul Pendidikan dan Penyusun, Modul Pendidikan dan Pelatihan Fungsional Pelatihan Fungsional Penjenjangan Penerjemah Tingkat Penjenjangan Penerjemah Tingkat Pertama Angkatan IV. Jakarta: Pertama Angkatan IV. Jakarta: Kementerian Sekretariat Negara. Kementerian Sekretariat Negara.