perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
BAB II
DESKRIPSI LOKASI
A. Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP)
1. Profil partai
Gambar 2.1
Lambang Partai PDIP
Sumber : http://kpu-surakartakota.go.id
a) Pengurus Pusat/ DPP :
Ketua Umum : Megawati Soekarnoputri
Sekretaris : Tjahjo Kumolo
Bendahara :Olly Dondokambey
b) Pengurus DPC Kota Surakarta :
Ketua : FX. Hadi Rudyatmo
Sekretaris : Drs. Teguh Prakosa
Bendahara : Hartanti, SE
Alamat kantor : Jl. Hasanudin No.26, Purwosari, Laweyan commit to user
88 perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id89
2. Sejarah partai
PDI Perjuangan adalah partai politik yang memiliki tali
kesejarahan dengan partai politik masa orde lama. PDI Perjuangan
merupakan kelanjutan dari Partai Demokrasi Indonesia yang berdiri pada
tanggal 10 Januari 1973. Partai Demokrasi Indonesia itu lahir dari hasil
fusi 5 (lima) partai politik. Kelima partai politik tersebut yaitu; Partai
Nasional Indonesia (PNI), Partai Kristen Indonesia (Parkindo), Partai
Katolik Republik Indonesia, Ikatan Pendukung Kemerdekaan Indonesia
(IPKI), dan Murba (gabungan Partai Rakyat Jelata dan Partai Indonesia
Buruh Merdeka).
Pada saat Orde Baru ada gagasan agar supaya fusi (penggabungan)
partai dilakukan, tepatnya 7 Januari tahun 1970. Soeharto melontarkan
gagasan pengelompokan partai politik dengan maksud untuk
menghasilkan sebuah masyarakat yang lebih tentram lebih damai bebas
dari konflik agar pembangunan ekonomi bisa di jalankan.
Tanggal 27 Februari 1970 Soeharto mengundang lima partai
politik yang dikategorikan kelompok pertama yaitu PNI (Partai Nasiona
Indonesia), Parkindo (Partai Kristen Indonesia), Partai Katolik, IPKI
(Ikatan Pendukung Kemerdekaan Indonesia) dan Murba.
Setelah melalui proses yang panjang akhirnya pada tanggal 10
Januari 1973 tepat jam 24.00 dalam pertemuan Majelis Permusyawaratan
Kelompok Pusat (MPKP) yang mengadakan pembicaraan sejak jam 20.30
di Kantor Sekretariat PNI di Jalan Salemba Raya 73 Jakarta, Kelompok commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id90
Demokrasi dan Pembangunan melaksanakan fusi 5 Partai Politik menjadi
satu wadah Partai yang bernama Partai Demokrasi Indonesia.
Deklarasi ditandatangani oleh wakil kelima partai yaitu MH.
Isnaeni dan Abdul Madjid mewakili Partai Nasional Indonesia, A. Wenas
dan Sabam Sirait Mewakili Partai Kristen Indonesia, Beng Mang Rey Say
dan FX. Wignyosumarsono mewakili Partai Katolik, S. Murbantoko R. J.
Pakan mewakili Partai Murba dan Achmad Sukarmadidjaja dan Drs. Mh.
Sadri mewakili Partai Ikatan Pendukung Kemerdekaan Indonesia (IPKI).
Dengan dideklarasikannya fusi kelima partai tersebut, maka lahirlah Partai
Demokrasi Indonesia.
Setelah deklarasi, PDI melakukan Kongres I PDI yang berlangsung
tanggal 12 -13 April 1976. Kongres ini sempat tertunda akibat konflik
internal. Hasilnya Sanusi Hardjadinata terpilih secara aklamasi sebagai
Ketua Umum DPP PDI. Kongres II dilaksanakan pada tahun 1981 di
Jakarta, pada tanggal 13-17 Januari 1981. Di dalam Kongres II ini campur
tangan pemerintah semakin kuat. Pasca Kongres II PDI konflik internal
masih terjadi yaitu perselisihan antara Hardjanto dengan Sunawar.
Akhirnya Kongres III PDI diselenggarakan sebelum Pemilu yaitu pada
tanggal 15-18 April 1986 di Wisma haji Pondok Gede, Jakarta. Kongres
III PDI gagal dan menyerahkan penyusunan pengurus kepada Pemerintah.
Kongres selanjutnya, Kongres IV PDI di Medan. Kongres IV PDI
diselenggarakan tanggal 21-25 Juli 1993 di Aula Hotel Tiara, Medan,
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id91
Sumatera Utara dengan peserta sekitar 800 orang. Dalam Kongres tersebut
muncul beberapa nama calon Ketua Umum yang akan bersaing
Setelah gagalnya Kongres IV PDI yang berlangsung di Medan,
muncul nama Megawati Soekarnoputri yang diusung oleh warga PDI
untuk tampil menjadi Ketua Umum. Megawati Soekarnoputri dianggap
mampu menjadi tokoh pemersatu PDI. Dukungan tersebut muncul dari
DPC berbagai daerah yang datang kekediamannya pada tanggal 11
September 1993 sebanyak lebih dari 100 orang yang berasal dari 70 DPC.
Mereka meminta Megawati tampil menjadi kandidat Ketua Umum DPP
PDI melalui Kongres Luar Biasa (KLB) yang digelar pada tanggal 2-6
Desember 1993 di Asrama Haji Sukolilo, Surabaya.
Dukungan terhadap Megawati semakin kuat dan semakin melejit
dalam bursa calon Ketua Umum DPP PDI. Akhirnya Musyawarah
Nasional (Munas) dilaksanakan tanggal 22-23 Desember 1993 di Jakarta
dan secara de jure Megawati Soekarnoputri dikukuhkan sebagai Ketua
Umum DPP PDI. Dalam Munas ini dihasilkan kepengurusan DPP PDI
periode 1993-1998.
Tahun 1998 membawa angin segar bagi PDI dibawah
kepemimpinan Megawati. Di tengah besarnya keinginan masyarakat untuk
melakukan reformasi politik, PDI dibawah kepemimpinan Megawati kian
berkibar. Pasca Lengsernya Soeharto, dukungan terhadap PDI dibawah
kepemimpinan Megawati semakin kuat, sorotan kepada PDI bukan hanya
dari dalam negeri tetapi juga dari luar negeri. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id92
Pada tanggal 8-10 Oktober 1998, PDI dibawah kepemimpinan
Megawati menyelenggarakan Kongres V PDI yang berlangsung di
Denpasar Bali. Di dalam Kongres V PDI, Megawati Soekarnoputri terpilih
kembali menjadi Ketua Umum DPP PDI periode 1998-2003 secara
aklamasi.
Agar dapat mengikuti Pemilu tahun 1999, Megawati mengubah
nama PDI menjadi PDI Perjuangan pada tanggal 1 Februari 1999 yang
disahkan oleh Notaris Rakhmat Syamsul Rizal, kemudian dideklarasikan
pada tanggal 14 Februari 1999 di Istoran Senayan Jakarta.
Pemilu tahun 1999 membawa berkah bagi PDI Perjuangan,
dukungan yang begitu besarnya dari masyarakat menjadikan PDI
Perjuangan sebagai pemenang Pemilu dan berhasil menempatkan wakilnya
di DPR sebanyak 153 orang. Dalam perjalananya kemudian, Megawati
terpilih sebagai Wakil Presiden mendampingi KH Abdurahman Wahid
yang terpilih didalam Sidang Paripurna MPR sebagai Presiden Republik
Indonesia Ke-4.
Dibawah kepemimpinan Megawati, PDI Perjuangan mengadakan
beberapa Kongres lagi. Kongres I PDI Perjuangan diselenggarakan pada
tanggal 27 Maret - 1 April 2000 di Hotel Patra Jasa Semarang-Jawa
Tengah. Kongres II PDI Perjuangan diselenggarakan pada tanggal 28 -31
Maret 2005 di Hotel Grand Bali Beach, Denpasar Bali. setelah Megawati
dikukuhkan sebagai Ketua Umum terpilih karena seluruh peserta dalam
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id93
pemandangan umumnya mengusulkan Megawati menjadi Ketua Umum
DPP PDI Perjuangan periode 2005-2010.
3. Visi dan Misi Partai
Visi :
a. Terwujudnya Cita-Cita Proklamasi Kemerdekaan Sebagaimana
Dimakasud dalam Pembukaan UUD Negara Republik Indonesia
1945
b. Terwujudnya Masyarakat Pancasila Dalam Negara Kesatuan
Republik Indonesia yang Demokratis Adil dan Makmur
Misi :
a. Menghimpun dan Memperjuangkan Aspirasi Rakyat Sebagai
Arah Kebijakan politik
b. Memperjuangkan Politik Partai Menjadi Kebijakan Pemerintah
Daerah
c. Menghimpun, Membangun dan Menggerakkan Kekuatan Rakyat
Guna Membangun Masyarakat Pancasila
d. Menghimpun Merumuskan dan Memperjuangkan Aspirasi
Rakyat dalam Merumuskan dan Menetapkan Kebijakan
Pemerintah
e. Memperjuangkan Kepentingan Rakyat di Bidang Ekonomi,
Sosial, dan Budaya secara Demokratis
f. Berjuang Untuk Mendapatkan Kekuasaan Politik Guna
Mewujudkan Pemerintah yang Melindungi Segenap Masyarakat commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id94
Untuk Meningkatkan Kesejahteraan dan Mencerdaskan
Kehidupan Rakyat
g. Membentuk dan Membangun Karakter Bangsa
4. Struktur organisasi dalam DPC Partai Demokrasi Indonesia
Perjuangan Kota Surakarta
Daftar Dewan Pimpinan
Cabang PDI Perjuangan Kota Surakarta
Ketua : FX. Hadi Rudyatmo
Wakil Ketua Bidang Kehormatan Partai : Supardi
Wakil Ketua Bidang Politik & Hubungan : Putut Gunawan
Antar lembaga, Informasi & Kom
Wakil Ketua Bidang Organisasi,Keanggotaan: YF.Sukasno, SH
Kaderisasi & Rekrutmen
Wakil Ketua Bidang Kesehatan Perempuan : Titik Sulistyorini
dan Anak
Waki Ketua Bidang Pendidikan, Kebudayaan: M.Subhan, S.Ag
& Keagamaan
Wakil Ketua Bidang Pemuda & Olahraga : Drs.Paulus Haryoto
Wakil Ketua Bidang Hukum HAM, : H.Maryuwono, SH
Perundang-undangan
Sekretaris : Drs. Teguh Prakoso
Wakil Sekretaris Bidang Internal : Budi Prasetyo, S.Sos
Wakil Sekretatis Bidang : Sri Hardjo commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id95
Bendahara : Hartanti, SE
Wakil Bendahara : Suyatno Widyo Pranoto
5. Jumlah Struktural PAC, Ranting dan Anak Ranting DPC PDI
Perjuangan Kota Surakarta
Tabel 2.1
Jumlah Struktutral PAC, Ranting dan Anak Ranting
DPC PDI Perjuangan Kota Surakarta
No DAERAH PAC RANTING ANAK RANTING
1 Laweyan 1 11 104
2 Banjarsari 1 13 174
3 Jebres 1 11 151
4 Pasar Kliwon 1 9 91
5 Serengan 1 7 71
TOTAL 5 51 591
Sumber : Dokumen Resmi PDIP
Ket:
PAC : PDIP memiliki 5 PAC ditingkat Kecamatan, yaitu Kec.Laweyan, Kec
Banjarsari, Kec.Jebres, Kec.Pasar Kliwon, dan Kec.Serengan.
Ranting : PDIP memiliki 51 Ranting sesuai dengan jumlah kelurahan yang ada di
masing-masing Kecamatan. Seperti Laweyan (panjang, laweyan, bumi,
panularan, penumping, sriwedari, purwosari), Banjasari (kadipiro,
nusukan, gilingan, stabelan, kestalan, keprabon, timuran, ketelan,
punggawan, mangkubumen, manahan, sumber, banyuanyar), Jebres commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id96
(kepatihan kulon, kepatihan wetan, sudiroprajan, gandekan, sewu,
pucangsawit, jagalan, purwodiningratan, tegalharjo, jebres, mojosongo),
Pasar Kliwon (joyosuran, semanggi, pasar kliwon, gajahan, baluwati,
kampung baru, kedung lembu, sangkrah, kauman), dan Serengan
(joyotakan, danukusuman, serengan, tipes, kraton, jayengan, kemlayan).
Anak Ranting : PDIP memiliki 591 setingkat RT/RW, yang tersebar di masing-
masing kelurahan
6. Dinamika Aktivitas Partai112
Dalam perjalanan partai politik menuju kesuksesan dalam Pemilu.
Tentunya terdapat berbagai macam aktivitas partai yang dilakukan, mulai
dari kampanye, sosialisasi, penyusunan strategi partai, dan masih banyak
aktvitas lainnya. Para politisi yang menjadi penggerak partai, bersama-
sama bekerja demi memperoleh dukungan dari masyarakat atau
konstituen. Sehingga harapannya nanti pada pelaksanaan pemilu partai
tersebut muncul sebagai pemenang dengan memperoleh suara terbanyak
dari konstituen.
Pasang surut partai juga menjadi dinamika tersendiri bagi
perjalanan sebuah partai politik. Ada partai yang dengan konsisten tetap
memperoleh suara banyak dari konstituen, namun ada juga partai yang
labil dalam perolehan suaranya. Semua itu tidak bisa diprediksi, bahkan
112 Seluruh data dinamika aktivitas partai ini berdasarkan hasil wawancara dengan Puput Gunawan, selaku Wakil Ketua Bidang Politik & Hubungan Antar Lembaga, Informasi & Komunikasi DPC PDIPcommit Kota to Surakarta, user Selasa 25 Maret 2014, pukul 13.28 WIB, di Kantor DPC PDIP Kota Surakarta
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id97
sesungguhnya keberhasilan partai tidak terlepas dari dukungan
konstituennya.
Seperti halnya PDIP, PDIP sebagai partai yang sudah sejak lama
berdiri hingga kini usianya mencapai 41 tahun, juga mengalami dinamika
dalam perolehan suara. Perbandingannya penulis mengambil contoh
perolehan suara PDIP pada pemilu 2004 dan pemilu 2009 di Kota
Surakarta khusunya. Pada tahun 2004 jumlah perolehan suara PDIP
mencapai 104.759, secara spesifik terlihat dari tabel berikut ini :
Tabel 2.2
Perolehan Suara PDIP pada Pemilu 2004 di Kota Surakarta
No Daerah Pemilihan Perolehan Suara
1 Surakarta 1 15.805
2 Surakarta 2 27.312
3 Surakarta 3 29.927
4 Surakarta 4 31.715
Total 104.759
Sumber : Dokumen Resmi KPU Kota Surakarta
Perolehan kursi PDIP pada pemilu 2004 di DPRD Surakarta
sejumlah 19 kursi dari 40 kursi yang diperebutkan, dan PDIP menempati
peringkat pertama dari semua partai politik yang bersaing pada saat itu.
Sedangkan untuk perolehan suara pada Pemilu 2009, PDIP mengalami
penurunan suara menjadi 91.626 suara. Secara spesifik digambarkan
dalam tabel berikut ini : commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id98
Tabel 2.3
Perolehan Suara PDIP pada Pemilu 2009 di Kota Surakarta
No Daerah Pemilihan Perolehan Suara
1 Surakarta 1 11.404
2 Surakarta 2 24.312
3 Surakarta 3 25.071
4 Surakarta 4 30.839
Total 91.626
Sumber : Dokumen Resmi KPU Kota Surakarta
Dengan jumlah suara tersebut, PDIP memperoleh kursi di DPRD
sejumlah 15 kursi dari 40 kursi yang diperebutkan. Namun, peringkat
PDIP tetap menjadi yang teratas pada pemilu 2009. Adanya penurunan
perolehan suara tersebut merupakan dinamika perolehan suara. Hal
tersebut bisa dijadikan sebagai evaluasi agar pada pemilu di periode
berikutnya partai bisa lebih bekerja keras untuk memperoleh dukungan
dan kepercayaan dari konstituen.
Berkaitan dengan hal tersebut, penulis melakukan konfirmasi
langsung kepada Putut Gunawan, selaku Wakil Ketua Bidang Politik &
Hubungan Antar lembaga, Informasi & Komunikasi. Menurut Putut,
memang benar terjadi dinamika perolehaan suara PDIP di Surakarta. Dari
19 kursi pada pemilu 2004 menjadi 15 kursi pada pemilu 2009. Namun,
PDIP tetap menempati posisi pertama perolehan suara partai politik yang
bersaing di Surakarta pada dua pemilu berturut-turut tersebut. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id99
Pada pemilu 2014 ini, jumlah kursi yang diperebutkan sebanyak 45
kursi. Penambahan kursi ini, menurut Putut dikarenakan adanya
pertambahan jumlah penduduk, dari 490.000 penduduk di tahun 2009,
sekarang menjadi 560.000 di tahun 2014. Sedangkan target yang ingin
dicapai PDIP pada pemilu 2014 ini sebesar minimal 51%, atau sebanyak
23 kursi di DPRD Surakarta.
Target ini diluar pertimbangan sebelum Jokowi dideklarasikan
sebagai capres (calon presiden). Setelah pencalonan Jokowi sebagai
presiden, dimungkinkan terjadi perubahan, khususnya di wilayah
Surakarta sendiri. Adanya dukungan yang lebih terhadap PDIP
kemungkinan akan terjadi. Ini memudahkan PDIP dalam menggalang
dukungan, seperti dari pemilih pemula, maupun kelompok perempuan,
khususnya perempuan karier. Dimana rata-rata perempuan karier pada saat
hari pemelihan cenderung memilih berdasarkan ingatannya saat itu
terhadap satu partai politik.
Langkah-langkah yang dilakukan PDIP untuk mencapai target
tersebut antara lain, PDIP melakukan kampanye dialogis, mengaktifkan
seluruh jaringan kader melalui berbagai aktivitas. Saat ini PDIP juga
menyiapkan petugas pemilu yang berjumlah 16.000 orang, terdiri dari 2
saksi, 5 petugas regu penggerak pemilih, dan 5 petugas kader juang yang
sekaligus menjadi juru kampanye lokal.
Selain itu, PDIP juga memfokuskan untuk menguatkan dukungan
melalui jalinan komunikasi dengan tokoh-tokoh masyarakat maupun commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id100
tokoh-tokoh agama di Surakarta. Hal yang dikomunikasikan atau
dikampanyekan adalah bahwa kesungguhan PDIP nyata dalam
mengimplementasikan nilai-nilai Pancasila dan semangat UUD 1945
sebagai pedoman program kerja.
Bisa dilihat dari program-program yang disusun dibawah
kepemimpinan PDIP di Surakarta. Salah satu yang menonjol adalah
PKMS. Program ini berupa bantuan di bidang kesehatan bagi masyarakat.
Sejak tanggal 14 Januari 2014 lalu, santunan rawat inap kelas 3 dari Rp
2.000.000,00 dinaikkan menjadi Rp 5.000.000,00. Program ini
diperuntukkan bagi siapa saja asalkan mempunyai KTP Surakarta. Selain
santunan rawat inap, bantuan lain berupa bebas biaya ketika melakukan
cek darah.
Ini merupakan program-program riil dari PDIP Surakarta, sesuai
dengan visi & misi partai yaitu mengimplementasikan aspirasi masyarakat
ke dalam kebijakan pemerintah. Karena setingkat DPC, maka agregasi
kebijakan pemerintahnya ada di daerah dalam bentuk perda.
Program PKMS itu sendiri sudah berjalan sejak tahun 2005.
Program-program inilah yang dikomunikasikan kepada tokoh-tokoh
masyarakat, yang di dalam strategi komunikasi disebut multiplikator.
Dimana diharapkan mereka menjadi multiplayer dalam arus informasi.
Sehingga tokoh-tokoh masyarakat tersebut menyampaikan informasi
tersebut ke masyarakat di wilayah lingkungan tempat tinggal mereka.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id101
Diharapkan dengan adanya program-program rill yang telah dijalankan
tersebut, dapat menarik dukungan konsituen yang lebih nyata.
Dalam melakukan komunikasi politik dengan konstituen, PDIP
melakukannya secara empiris, melalui program-program rill yang
dilakukan PDIP. Sehingga masyarakat bisa menilai kinerja rill PDIP. Dan
sesuai mandat konstituen, PDIP sudah melakukan program rill di bidang
kesehatan tersebut.
Selain di bidang kesehatan, program lain yang sudah masuk dalam
TOR PDIP adalah program di bidang pendidikan yang mewajibkan anak-
anak belajar selama 12 tahun. Dimana PDIP memfasilitasi biaya
pendidikan anak-anak yang kurang mampu yang ingin melanjutkan
sekolah. Ini dilakukan tidak hanya ditingkat lokal aja, namun juga di
tingkat nasional. Selain itu, ditingkat nasional juga akan dirubah regulasi
sistem undang-undang pendidikan nasional, dari wajib belajar 9 tahun
menjadi 12 tahun.
Untuk sekolah gratis, PDIP mencoba bersikap realistis. Semua
sekolah murah, untuk sekolah gratis hanya didirikan satu sekolah disetiap
kecamatan untuk SD dan SMP, yang diberi nama sekolah Plus. Dengan
semua fasilitas sekolah, mulai dari seragam sekolah, buku, dan lain-
lainnya gratis. Sekolah gratis ini hanya diperuntukkan di wilayah yang
data statistiknya menunjukkan mayoritas penduduknya kebawah.
Dibidang ekonomi, PDIP memfokuskan pada penataan PKL.
Dimana PKL tidak dianggap sebagai hal yang merusak keindahan kota, commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id102
namun menjadi sumber daya ekonomi yang nyata. Pada tahun 2001 dan
2002, PDIP juga mengkomunikasikan kepada walikota saat itu untuk
bersama-sama memperjuangkan keberadaan PKL. Dan terbukti di
Surakarta, satu-satunya kota yang memiliki kantor PKL sendiri.
Dibidang insfrakstuktur, PDIP memfokuskan pada sektor
perumahan. PDIP sudah berhasil merelokasi rumah-rumah di wilayah
banjir, dan dipindahkan ke tempat yang baru. Hal ini mendapat apresiasi
dari kementrian nasional, bahkan dari luar negeri.
Melalui program-program rill itu juga kemudian dikemas menjadi
paket komunikasi politik yang diajarkan kepada seluruh kader juang. PDIP
juga memberikan pembinaan serentak kepada kader juang dari seluruh
dapil. Dimana kader-kader juang tersebut diberi materi komunikasi
deskripsi sederhana tentang program-program rill yang sudah dilaksanakan
dan beberapa program yang masih harus dikembangkan lagi. Diharapkan
kader-kader juang tersebut bisa menjadi voice of generator komunitas
tentang apa-apa yang sudah dikerjakan. Sehingga masyarakat tahu tentang
eksistensi PDIP dalam mengelola aspirasi politik di Surakarta ini.
Strategi komunikasi politik yang dilakukan PDIP sendiri, dimulai
dari level yang paling dasar, yaitu komunikasi politik sehari-hari dengan
masyarakat. Bisa melalui jagongan bersama, sambil berbelanja di pasar,
sambil jagong bayi, dan aktivitas-aktivitas lainnya. Yang kedua, PDIP
menggunakan strategi multiplikasi dari tokoh-tokoh agama, melalui
pertukaran ide dan mandat, dan implikasinya ide-ide ini dapat commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id103
disebarluaskan ke seluruh lapisan masyarakat. Yang ketiga, adalah
dimensi media massa, baik media cetak, maupun media elektronik. Dan
selebihnya melakukan monitoring terhadap daya resepsi masyarakat,
kemudian dievaluasi, dan ditentukan cara-cara baru yang sesuai dengan
hasil evaluasi. Sehingga dihasilkan keputusan memilih PDIP dari para
individu maupun secara kolektif.
Berkaitan dengan basis dukungan PDIP, dukungan itu sendiri
menyeluruh di semua wilayah Surakarta. Basis dukungan merata di 5 dapil
(daerah pemilihan) yang ada. Pada pemilu 2014 ini, untuk dapil Laweyan,
PDIP menggunakan strategi politik dengan memasangkan calon legislatif
perempuan yang menjadi tokoh agama diwilayah itu.
B. Partai Keadilan Sejahtera (PKS)
1. Profil Partai
Gambar 2.2
Lambang Partai Keadilan Sejahtera (PKS)
Sumber : http://kpu-surakartakota.go.id
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id104
1) Pengurus Pusat / DPP :
Ketua Umum : M. Anis Matta
Sekretaris : Taufiq Ridho
Bendahara : Mahfud Abdurrahman
2) Pengurus DPC Kota Surakarta :
Ketua : Sugeng Riyanto, SS
Sekretaris : Asih Sunjoto Putro, Ssi
Bendahara : Amin Supodo, SP
Alamat Kantor : Jl. Slamet Riyadi No. 534B Laweyan, Surakarta
2. Sejarah partai
Bangsa Indonesia telah menjalani sejarah panjang yang sangat
menentukan dengan perjuangan yang berat dan kritis. Melalui Proklamasi
Kemerdekaan 17 Agustus 1945, Indonesia melepaskan diri dari
penjajahan. Selanjutnya, dimulailah upaya mempertahankan dan mengisi
kemerdekaan, menyelenggarakan pemerintahan, serta membangun
kehidupan berdasarkan kedaulatan rakyat. Namun tahun 1959, kehidupan
demokrasi yang telah berusaha dibangun terhambat dengan
diberlakukannya Demokrasi Terpimpin.
Harapan perubahan dan perbaikan yang muncul dengan lahirnya
Orde Baru tidak bertahan lama. Pemerintahan ini senyatanya belum bisa
menyelenggarakan kehidupan demokrasi sebagaimana dikehendaki oleh
Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id105
Atas rahmat Allah Yang Mahakuasa, sampailah bangsa Indonesia
pada momentum reformasi Mei 1998. Seluruh anak bangsa kembali
mengukirkan harapan mulianya untuk meraih cita-cita kemerdekaan yaitu
melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah
Indonesia, dan untuk memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan
kehidupan bangsa, dan ikut melaksanakan ketertiban dunia yang
berdasarkan kemerdekaan, perdamaian yang abadi, dan keadilan sosial.
Bertolak dari kesadaran tersebut maka dibentuklah Partai Keadilan
yakni partai politik yang mengemban amanah dakwah demi mewujudkan
cita-cita universal dan menyalurkan aspirasi politik kaum muslimin beserta
seluruh lapisan masyarakat Indonesia.
Seiring berkembangnya dinamika aspirasi masyarakat dan untuk
menjamin kelangsungan dakwah, maka Partai Keadilan menjelmakan diri
menjadi Partai Keadilan Sejahtera.
Partai didirikan di Jakarta pada hari Sabtu, tanggal 9 Jumadil „Ula
1423 bertepatan dengan 20 April 2002, adalah kelanjutan Partai Keadilan
yang didirikan di Jakarta pada hari Senin, tanggal 26 Rabi‟ul Awwal 1419
bertepatan dengan 20 Juli 1998.
Tujuan partai ini adalah mewujudkan cita-cita nasional bangsa
Indonesia sebagaimana dimaksud dalam Pembukaan Undang-Undang
Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, dan mewujudkan
masyarakat madani yang adil dan sejahtera yang diridlai Allah subhanahu
wa ta'ala, dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id106
3. Visi dan Misi Partai
Visi
Terwujudnya Masyarakat madani yang adil, sejahtera, dan bermartabat.
1) Masyarakat Madani adalah masyarakat berperadaban tinggi dan
maju yang berbasiskan pada:nilai-nilai, norma, hukum, moral
yang ditopang oleh keimanan; menghormati pluralitas; bersikap
terbuka dan demokratis; dan bergotongroyong menjaga
kedaulatan Negara.
2) Adil adalah kondisi dimana entitas dan kualitas kehidupan baik
pembangunan politik, ekonomi, hukum, dan sosialbudaya
ditempatkan secara proporsional dalam ukuran yang pas dan
seimbang, tidak melewati batas.
3) Sejahtera secara standar berarti aman dan makmur. Aman adalah
situasi kemanusiaan yang terbebas dari rasa takut, secara psikis
sejahtera, sedangkan makmur adalah situasi kemanusiaan yang
terbebas dari rasa lapar, secara fisik sejahtera.
4) Bermartabat menuntut bangsa Indonesia untuk menempatkan
dirinya sejajar dengan Bangsa-bangsa lain di dunia. Bangsa yang
bermartabat adalah bangsa yang mampu menampilkan dirinya, baik
dalam aspek sosial, politik, ekonomi, maupun budaya secara elegan
sehingga memunculkan penghormatan dan kekaguman dari bangsa
lain.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id107
Misi
1. Mempelopori reformasi sistem politik, pemerintahan dan
birokrasi, peradilan, dan militer untuk berkomitmen terhadap
penguatan demokrasi. Mendorong penyelenggaraan sistem
ketatanegaraan yang sesuai dengan fungsi dan wewenang setiap
lembaga agar terjadi proses saling mengawasi. Menumbuhkan
kepemimpinan yang kuat, yang mempunyai kemampuan
membangun solidaritas masyarakat untuk berpartisipasi dalam
seluruh dinamika kehidupan berbangsa dan bernegara, yang
memiliki keunggulan moral, kepribadian, dan intelektualitas.
Melanjutkan reformasi birokrasi dan lembaga peradilan dengan
memperbaiki sistem rekrutmen dan pemberian
sanksipenghargaan, serta penataan jumlah pegawai negeri dan
memfokuskannya pada posisi fungsional, untuk membangun
birokrasi yang bersih, kredibel, dan efisien. Penegakan hukum
yang diawali dengan membersihkan aparat penegaknya dari
perilaku bermasalah dan koruptif. Mewujudkan kemandirian dan
pemberdayaan industry pertahanan nasional. Mengembangkan
otonomi daerah yang terkendali serta berorientasi pada semangat
keadilan dan proporsionalitas melalui musyawarah dalam
lembagalembaga kenegaraan di tingkat pusat, provinsi dan
daerah. Menegaskan kembali sikap bebas dan aktif dalam
mengupayakan stabilitas kawasan dan perdamaian dunia commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id108
berdasarkan prinsip kesetaraan, saling menghormati, saling
menguntungkan, dan penghormatan terhadap martabat
kemanusiaan. Menggalang solidaritas dunia demi mendukung
bangsabangsa yang tertindas dalam merebut kemerdekaannya.
2. Mengentaskan kemiskinan, mengurangi pengangguran, dan
meningkatkan kesejahteraanseluruh rakyat melalui strategi
pemerataan pendapatan, pertumbuhan bernilai tambah tinggi,
dan pembangunan berkelanjutan, yang dilaksanakan melalui
langkahlangkah utama berupa pelipatgandaan produktifitas
sektor pertanian, kehutanan, dan kelautan; peningkatan
dayasaing industri nasional dgn pendalaman struktur &
upgrading kemampuan teknologi; dan pembangunan
sektorsektor yang menjadi sumber pertumbuhan baru berbasis
resources & knowledge. Semua itu dilaksanakan di atas
landasan (filosofi) ekonomi egaliter yang akan menjamin
kesetaraan atau valuasi yangsederajat antara (pemilik) modal
dan (pelaku) usaha, dan menjamin pembatasan tindakan
spekulasi, monopoli, dan segala bentuk kriminalitas ekonomi
yang dilakukan oleh penguasa modal dan sumbersumber
ekonomi lain untuk menjamin terciptanya kesetaraan bagi
seluruh pelaku usaha.
3. Menuju pendidikan yang berkeadilan dengan memberikan
kesempatan yang seluasluasnya bagi seluruh rakyat Indonesia. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id109
Membangun sistem pendidikan nasional yang terpadu,
komprehensif dan bermutu untuk menumbuhkan SDM yang
berdaya saing tinggi serta guru yang professional dan sejahtera.
Menuju sehat paripurna untuk semua kelompok warga, dengan
visi sehat badan, mental spiritual, dan sosial sehingga dapat
beribadah kepada Allah SWT untuk membangun bangsa dan
negara; dengan cara mengoptimalkan anggaran kesehatan dan
seluruh potensi untuk mendukung pelayanan kesehatan
berkualitas. Mengembangkan seni dan budaya yang bersifat etis
dan relijius sebagai faktor penentu dalam membentuk karakter
bangsa yang tangguh, disiplin kuat, etos kerja kokoh, serta daya
inovasi dan kreativitas tinggi. Terciptanya masyarakat sejahtera,
melalui pemberdayaan masyarakat yang dapat mewadahi dan
membantu proses pembangunan berkelanjutan.
4. Struktur organisasi dalam DPC Partai Keadilan Sejahtera (PKS)
Kota Surakarta
Susunan Nama Jabatan Struktur Kepengurusan Dewan Pimpinan
Cabang (DPC) Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Kota Surakarta
Ketua Umum : Sugeng Riyanto, S.S
Wakil Ketua : Abdul Ghofar Ismail,S.Si
Sekretaris Umum : Asih Sunjoto Putro,S.Si
Bendahara Umum : Amin Supodo,S.P
Bidang Kaderisasi : Hatta Syamsudin, Lc commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id110
Bidang Polkum dan Humas : Rohmas Suryadi, S.Sos
Bidang Institusi dan Keumatan : Waskito, S.Pd
Bidang Kepanduan dan Olahraga : Alam Firmansyah, S.Si
Bidang Perempuan : Hastati P, SH
5. Jumlah Struktural PAC dan Ranting DPC Partai Keadilan Sejahtera
(PKS) Kota Surakarta
Tabel 2.4
Jumlah Struktutral PAC dan Ranting
DPC Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Kota Surakarta
No DAERAH PAC RANTING
1 Laweyan 1 3
2 Banjarsari 1 4
3 Jebres 1 2
4 Pasar Kliwon 1 3
5 Serengan 1 3
TOTAL 5 15
Sumber : Hasil wawancara dengan PKS
Ket:
PAC : PKS memiliki 5 PAC, yang terdiri dari 5 Kecamtan, yaitu Kec.Laweyan,
Kec. Banjarsari, Kec. Jebres, Kec.Pasar Kliwon, dan Kec.Serengan.
Ranting : PKS memiliki 15 Ranting, yang terdiri dari Laweyan (kerten, pajang,
kaangasem), Banjarsari (kadipiro, nusukan, banyuanyar, sumber), Jebres
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id111
(jebre, mojosongo, Pasar Kliwon (semanggi, sangkrah, kauman), dan
Serengan (joyotakan, danukusuman, serengan).
113 6. Dinamika Aktivitas Partai
Partai Keadilan Sejahtera (PKS) merupakan partai kader. Didirikan
sejak tahun 1998, dan hingga kini berusia 16 tahun. Sama seperti halnya
perjalanan partai politik yang lain, PKS berjalan pelan namun tetap eksis
dalam memperoleh dukungan konstituen. Walau pernah diterpa bebagai
kasus yang beberapa waktu terjadi, PKS tetap maju menyongsong pemilu
2014 ini. Sugeng Riyanto, S.S selaku Ketua DPC PKS Kota Surakarta
Di Kota Surakarta sendiri, dukungan konstituen terhadap PKS
tergambar dari dinamika perolehan suara pada pemilu 2004 dan 2009 yang
lalu. Untuk pemilu tahun 2004, PKS mendapat perolehan suara sebanyak
24.730 suara. Dalam skala peringkat partai politik yang bersaing di Kota
Surakarta, PKS menempati peringkat 5. Dimana perolehan kursi PKS di
DPRD Kota Surakarta sebanyak 4 kursi. Secara spesifik bisa dilihat pada
tabel berikut :
113 Seluruh data dinamika aktivitas partai ini berdasarkan wawancara dengan Sugeng Riyanto, S.S, selaku Ketuacommit DPC to PKSuser Kota Surakarta, Rabu 19 Maret 2014, pukul 14.11 WIB, di Kantor DPC PKS Kota Surakarta
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id112
Tabel 2.5
Perolehan Suara PKS pada Pemilu 2004 di Kota Surakarta
No Daerah Pemilihan Perolehan Suara
1 Surakarta 1 5.428
2 Surakarta 2 6.754
3 Surakarta 3 6.225
4 Surakarta 4 6.323
Total 24.730
Sumber : Dokumen Resmi KPU Kota Surakarta
Sedangkan pada pemilu 2009 di Kota Surakarta khusunya,
perolehan suara PKS mengalami penurunan. Dari 24.730 suara, menjadi
23.719 suara. Secara spesifik dapat dilihat dari tabel berikut :
Tabel 2.6
Perolehan Suara PKS pada Pemilu 2009 di Kota Surakarta
No Daerah Pemilihan Perolehan Suara
1 Surakarta 1 5.620
2 Surakarta 2 6.629
3 Surakarta 3 6.832
4 Surakarta 4 4.638
Total 23.719
Sumber : Dokumen Resmi KPU Kota Surakarta
Berkaitan dengan penurunan jumlah perolehan suara tersebut,
penulis melakukan konfirmasicommit langsungto user kepada Sugeng Riyanto, S.S
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id113
selaku Ketua DPC PKS Kota Surakarta. Menurutnya, pada pemilu 2009
PKS memang mengalami penurunan dari segi kuantitatif, dimana
perolehan kursi PKS di DPRD Kota Surakarta tetap sebanyak 4 kursi yang
diperoleh dari 4 dapil (daerah pemilihan). Namun, secara kualitatif
peringkat PKS mengalami kenaikan, dari 5 besar di pemilu 2004, naik
menjadi peringkat 3 besar di tingkat Kota Surakarta. Walaupun PKS
mengalami penurunan jumlah suara sekitar hampir 1000 suara.
Sugeng mengatakan, untuk pemilu 2014 ada perubahan jumlah
anggota dewan di Kota Surakarta, menjadi 45 orang dengan 5 dapil
(daerah pemilihan). Perubahan-perubahan itu membawa optimisme dalam
diri PKS, bahwa pada pemilu 2014 ini PKS bisa mendapatkan 5 kursi di
DPRD dari 5 dapil (daerah pemilihan).
Angka optimisme lain muncul dari dapil Pasar Kliwon, Serengan
dan Laweyan, dimana pada pemilu 2009 yang lalu, kuota suara PKS di
wilayah itu melebihi 1 kursi. Dan di pemilu 2014 ini bisa jadi di dapil
tersebut, PKS mendapat 2 kursi. Sehingga target PKS pada pemilu 2014 di
Kota Surakarta, PKS tidak hanya memperoleh 5 kursi tapi mencapai 7
kursi di DPRD.
Langkah-langkah untuk mencapai target tersebut, sejak awal
pencalegan, PKS sudah mempersiapkannya, yaitu melalui kader-kader
PKS. Dimana PKS sendiri merupakan partai kader, dan basis kekuatan
PKS ada di kader mereka. Untuk memilih caleg per-dapil, PKS melakukan
pemilu internal yang dilakukan di setiap dapil. Setelah pemilu internal, commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id114
disusunlah nama-nama caleg sesuai dengan perolehan dukungan dari
kader-kader, dari peringkat terbanyak hingga jumlah berapa persen
keterwakilan perempuannya, dan muncul lah daftar caleg PKS yang sudah
tercatat di KPU.
Proses ini penting karena setiap caleg yang terpilih melalui pemilu
internal di setiap dapil, mempunyai dukungan masing-masing dari kader
PKS yang memilih caleg tersebut. Sehingga, setiap caleg PKS mempunyai
tim sukses sendiri yang terdiri dari kader-kader pendukung caleg tersebut.
Selain tim sukses dari kader, setiap caleg juga mempunyai tim sukses
eksternal diluar kader-kader itu.
Langkah selanjutnya yang dilakukan PKS adalah mensosialisasikan
caleg PKS kepada masyarakat di wilayah pemilihan mereka masing-
masing. Setiap caleg dan kader mempunyai basis lokal kewilayahan
maupun basis organisasi. Itu semua dilakukan untuk mendekatkan diri
kepada masyarakat. Langkah semacam ini dapat memunculkan pendukung
baru diluar pendukung PKS pada pemilu 2009 lalu.
Pergerakan dukungan ini selalu dipantau oleh PKS dan tercatat
pergerakan setiap dapil mengalami peningkatan. Para kader dan caleg juga
melakukan perhitungan jumlah pendukung di setiap dapil. Sehingga
optimisme PKS untuk mencapai target 5 kursi akan dapat direalisasikan.
PKS mempunyai rumus atau acuan tersendiri dalam memperoleh
dukungan suara. Persebaran kader akan sangat mempengaruhi persebaran
spot-spot suara. Misalnya, dimana tempat tinggal kader, maka disitulah commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id115
akan ada suara PKS yang signifikan. Dari satu kader dan keluarga kader
tersebut akan mempengaruhi lingkungan sekitarnya. Dengan pola
rekrutmen kader yang secara terus-menerus dilakukan oleh PKS,
diharapkan dapat menjaring dukungan suara yang lebih banyak lagi. Hal
itu menjadi pola dari PKS yang sangat efektif untuk melanggengkan suara
PKS.
PKS juga memberikan arahan dan bimbingan kepada semua kader
untuk menjadi orang-orang yang mempunyai jiwa sosial yang tinggi di
masyarakat, membuat masyarakat relatif dapat menerima kehadiran kader-
kader PKS di lingkungan mereka. Sehingga ketika masa-masa pemilu
seperti ini, ketika kader PKS melakukan interaksi kepada masyarakat
untuk mendukung PKS, maka masyarakat akan menerima dan bersedia
memberikan dukungan suara.
Berkaitan dengan kasus yang menimpa PKS beberapa bulan yang
lalu, Menurut Sugeng, cukup mempengaruhi PKS. Di tingkat nasional,
ketika Luthfi Hasan Isqaq ditangkap KPK, sehari kemudian kedudukan
ketua umum langsung digantikan oleh Annis Mata. Tradisi politik seperti
inilah yang tidak dilakukan partai lain, selain PKS. Dimana dalam
hitungan hari PKS dapat mengganti posisi ketua umum tanpa ada kontra
didalam internal partai. Semua kader relatif menerima dan siap dipimpin
ketua umum yang baru.
Sejak saat itu, ketua umum yang baru berkeliling di seluruh provinsi
di Indonesia, dengan proses konsolidasi penguatan kembali internal partai commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id116
yang berjalan 1 tahun. Hingga akhirnya dilakukan kampanye terbuka yang
pertama kali dengan ketua umum yang baru, dan dipusatkan di Gelora
Bung Karno Jakarta. Kader partai yang hadir melebihi kuota yang tersedia.
Hal ini yang memperlihatkan bahwa proses konsolidasi partai berjalan
dengan baik, dan masalah yang muncul sudah terselesaikan. Begitupun
yang terjadi di daerah-daerah, seperti di Surakarta, PKS sekarang fokus
untuk mencapai target 7 kursi di DPRD Surakarta.
Masyarakat juga tidak begitu terpengaruh dengan masalah yang
muncul ditingkat nasional. Yang dilihat masyarakat adalah kader-kader
PKS didekat mereka yang berinteraksi setiap hari dengan mereka. Itu
cukup meyakinkan masyarakat bahwa PKS masih layak untuk dipilih.
Bagi PKS kader merupakan implementasi PKS, dimana masyarakat
menilai PKS dari kader-kader PKS didekat mereka. Forum pembinaan
kader juga dilakukan secara terus-menerus, sekalipun seorang kader
menduduki jabatan tinggi di partai.
Optimisme PKS pada pemilu 2014 ini cukup besar, dimana hasil
survey terakhir yang dilakukan beberapa lembaga survey di Kota
Surakarta, menunjukkan peringkat PKS dinomor 3 dengan perolehan 5
kursi. Hasil survey tersebut bisa berubah pada tanggal 9 April nanti.
Sehingga dimungkinkan terjadi dinamika perolehan suara PKS yang luar
biasa.
PKS optimis dengan selesainya konsolidasi partai secara nasional,
suksesnya kampanye pertama di Gelora Bung Karno, dan secara umum commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id117
tidak terjadi lagi masalah dalam PKS. Sehingga semua kader bergerak
bersama-sama.
Berkaitan dengan basis teoteri fix, di Kota Surakarta, PKS tidak
mempunyai hal itu. Yang ada adalah dimana ada kader PKS, disitulah ada
suara dukungan PKS. PKS tidak memiliki basis atau wilayah dimana di
wilayah tersebut PKS mutlak menang. Yang terjadi, dukungan PKS
menyebar ke spot spot tertentu, diakumulasi, dan hasilnya dukungan suara
yang lumayan besar didapatkan.
C. Partai Amanat Nasional (PAN)
1. Profil partai
Gambar 2.3
Lambang Partai Amanat Nasional (PAN)
Sumber : http://kpu-surakartakota.go.id
a) Pengurus Pusat/ DPP :
Ketua Umum : M.Hatta Rajasa
Sekretaris : Taufik Kurniawan
Bendahara : Jon Erizal
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id118
b) Pengurus DPD Kota Surakarta :
Ketua : Umar Hasyim, SE
Sekretaris : Drs. HM. Ali Badarudin, SH, MMd
Bendahara : Agus Setiawan, SH
Alamat Kantor : Jl. Brigjend Slamet Riyadi No. 499
2. Sejarah partai
PAN dideklarasikan di Istora Senayan Jakarta sebagai salah satu
partai politik resmi yang berciri inklusif pada tanggal 23 Agustus 1998
dengan menempatkan Amien Rais sebagai Ketua Umum Partai Amanat
Nasional (PAN). Kehadiran PAN tidak bisa dilepas dari tokoh utamanya,
Amien Rais. Kemunculan Amien Rais di pentas nasional juga tidak bisa
dipisahkan dengan situasi rezim saat itu, Soeharto, yang telah mulai
memerintah Indonesia sejak tahun 1965 atau resminya sejak tahun 1966.
Diawal-awal kepemimpinannya Soeharto dipandang berhasil
membawa Indonesia keluar dari kebangkrutan, namun tidak demikian di
akhir kepemimpinannya. Soeharto begitu otoriter dan represif.
Demonstrasi setiap hari muncul dimana-mana, masyarakat Indonesia
serempak menginginkan Soeharto mundur, namun tidak ada yang berani
mengatakan karena takut pada pemerintah pada saat itu.
Amien Rais, satu-satunya tokoh nasional saat itu yang secara terang
meminta Soeharto mundur. Ribuan perwakilan mahasiswa bercampur
dengan para aktivis dan komponen-komponen lainnya menduduki gedung commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id119
DPR/MPR. Dan diakhir cerita, pada tanggal 21 Mei 1998, Soeharto
mengumumkan pengunduran dirinya (atau dalam bahasa yang ia pilih
“berhenti”) sebagai Presiden RI dan selanjutnya diganti oleh wakilnya
Prof. Dr. B.J. Habibie.
Keberanian Amien Rais inilah yang menjadikannnya tokoh sentral
dan bahkan satu-satunya yang dianugerahkan sebagai “Bapak Reformasi”
oleh mahasiswa IPB saat itu. Banyak pihak yang memintanya menjadi
pemimpin baru, baik sebagai pemimpin Negara maupun sebagai pemimpin
partai politik yang baru.
Pada tanggal 12 Mei 1998 dibentuk Badan Koordinasi Ummat
Islam (BKUI) oleh para aktivis Islam. Badan yang beranggotakan 40
Ormas Islam (Persis, SI, Perti, Al-Irsyad dan KISDI. Harapan tokoh-tokoh
BKUI adalah agar Amien Rais bersedia menjadi pemimpinnya. Rencana
tersebut kemudian ditentang keras oleh teman-teman Amien Rais,
terutama Dawam Rahardjo. Dawam lebih menginginkan membentuk
partai baru yang terbuka dan plural.
Pada tanggal 14 Mei 1998, 50 tokoh nasional (informal leader‟s)
diantaranya: Amien Rais, Gunawan Muhammad (Tempo), Emil Salim
(mantan Menteri), Abdillah Toha (Pimp Majalah Ummat), A.M. Fatwa
(Petisi 50 dan Tokoh Muhammadiyah), Faisal Basri (Eokonom UI), Albert
Hasibuan (Praktisi Hukum), Dawam Raharjo (LP3ES), Toety Herati
(LSM), Arbi Sanit (Dosen Ilmu Politik UI), Ismed Hadad (Aktivis Alumni
HMI), Rizal Ramli (Ekonom), Zoemrotin, Arifin Panigoro (Pengusaha), commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id120
Adnan Buyung Nasition (YLBH), Emha Ainun Najib (Budayawan),
Muchtar Pabotinggi dan Sandra Hamid melakukan pertemuan di Gallery
Cemara. Gabungan para tokoh ini yang lebih dikenal dengan nama MARA
(Majelis Amanat Rakyat).
Kelahiran MARA merupakan cikal bakal munculnya partai politik
yang sekarang kita kenal dengan nama Partai Amanat Nasional (PAN).
MARA sesungguhnya diniatkan sebagai kelompok penekan (pressure
group) terhadap rezim Soeharto. Kenyataannya pada saat itu MARA
menjadi kelompok yang sangat produktif mengeluarkan gagasan-gagasan
politik dan paling menonjol dan berani dalam aktivitas politik.. Pasca
kejatuhan Soeharto aktivitas MARA terus menjadi penentu arah politik
Indonesia, anggota MARA pun semakin membengkak dan kemudian
semakin menguatkan niatan sebagian para anggotanya melahirkan partai
baru.
Tanggal 27 Juli 1998, Amien Rais menghadiri pertemuan MARA di
Galeri Cemara, Jakarta. Amien Rais menyinggung lagi tentang rencana
pendirian partai. Amien Rais menemui Goenawan Moehamad dan
berbicara empat mata. Amien menceritakan lamaran tokoh-tokoh PPP.
Ternyata Goenawan memberikan respon positif. Amien Rais kemudian
berfikir, bagaimana mengawinkan partai yang akan dilahirkan MARA
dengan PPP yang akan direformasi.
Amien Rais kembali bertemu tokoh di pondok Indah. Dalam
kesempatan ini mengutarakan ia tertarik untuk bergabung dengan PPP. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id121
Tanggal 3 Agustus, Amien Rais kembali bertemu tokoh-tokoh PPP di
Pondok Indah. Tanggal 5 Agustus, Amien Rais menghadiri pertemuan
yang dilaksanakan di Wisma Tempo, Sirnagalih, Jawa Barat.
Pertemuan itu menyepakati susunan Formatur PAN yang
selanjutnya disebut sebagai deklarator PAN, mereka diantaranya adalah:
Amien Rais (ketua formatur) dengan 8 orang anggota, yakni: Syamsul
Rizal Panggabean, Zoemrotin, AM Fatwa, Ahmad Mas‟oed Luthfi,
Abdillah Toha, Albert Hasibuan, Goenawan Moehammad, dan Ismid
Haddad.
Melalui voting, nama partai kemudian disepakati sebagai Partai
Amanat Nasional (disingkat PAN). Karena faktor etnis, deklarasi baru bisa
dilaksanakan pada 23 Agustus 1998, di Istora Senayan. Puluhan ribu masa
berjubel menghadirinya. Puluhan tokoh-tokohnya tampil dipanggung,
melambai-lambaikan tangan menyambut riuhnya tepuk tangan hadirin saat
itu. Periode ini pengrus PAN dianggap sebagai miniatur Indonesia karena
bergabung disini berbagai latar belakang etnis/agama/paham/aliran. Orang
juga mengidentifikasinya sebagai partai kaum intelektual karena
pengurusnya sebagian besar adalah para cendekia papan atas. Gus Dur
memberi komentar dengan mengatakan “Pengurus partai kayak pengurus
Universitas saja”.Ciri intelektualitasnya di satu pihak sebagai kekuatan
namun disisi lain dipandang sebagai kelemahannya. Terlepas dari itu
semua, yang pasti PAN dilahirkan untuk menjadi gerbong baru Indonesia
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id122
yang bercirikan kebangsaan Indonesia yang majemuk. Dan ciri ini sampai
sekarang tetap dipertahankan dalam platform dan anggaran dasarnya.
Dalam usia belia sudah mampu menjadi pewarna perpolitikan
nasional, bahkan pada periode-periode awal pemerintahan reformasi PAN
sangat mewarnai dan sangat menentukan arah kebijakan politik nasional.
Pada Pemilu pertama PAN berhasil menempatkan 34 orang kadernya
sebagai anggota DPR RI, sehingga PAN termasuk lima besar pemenang
pemilu 1999. Tahun 2004 juga lima besar dengan 53 anggota. Sedangkan
pada Pemilu 2009 berhasil menempatkan sejumlah orang kadernya di
DPR. Kongres I dilakukan di Yogyakarta menetapkan Amien Rais sebagai
Ketua Umum dan Hatta Rajasa sebagai Sekjen, sedangkan pada Kongres II
di Semarang terpilih Soetrisno Bachir sebagai ketua Umum dan Zulkifili
Hasan sebagai Sekjen. Sedangkan Kongres III di Batam terpilih secara
aklamasi Hatta Radjasa sebagai Ketua Umum dan Taufiqurrahman sebagai
Sekjen. Saingannya Dr. Drajad Hari Wibowo ditetapkan sebagai wakil
ketua umum.
3. Visi dan Misi Partai
Dalam hal pembangunan masyarakat, Partai Amanat Nasional
mencita-citakan suatu masyarakat Indonesia yang demokratis, berkeadilan
sosial, mandiri dan cerdas. Partai ini menginginkan tatanan yang
memungkinkan setiap anggota masyarakat dapat mengembangkan
kepribadiannya dalam suasana kebebasan. Setiap anggota masyarakat
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id123
dapat berperan serta dalam kehidupan politik, ekonomi dan budaya dan
berperan serta dalam usaha-usaha mengembangkan kemanusiaan.
Dalam hal pemerintahan, Partai Amanat Nasional menentanng
segala bentuk kediktatoran, totalitarisme dan otoriterisme, karena
berlawanan dengan harkat dan martabat manusia, memasung kebebasan
dan mengancurkan hukum. Partai ini menjunjung tinggi demokrasi dan
berjuang untuk mewujudkan tatanan sosial politik yang memungkinkan
suburnya kehidupan masyarakat madani untuk mengawasi kekuasaan
sehingga dapat mencegah kemungkinan terjadinya penetrasi kekuasaan
Negara yang berlebihan terjadap individu. Partai ini juga berjuang untuk
berperan sebagai suplemen dan komplemen terhadap kewajiban dan peran
negara.
4. Struktur organisasi dalam DPD Partai Amanat Nasional (PAN) Kota
Surakarta
Struktur Kepengurusan Dewan Pimpinan Daerah
PAN Surakarta
Ketua : Umar Hasyim, SE
Wakil Ketua : Muhammad Anwar
Wakil Ketua : Marjanto
Wakil Ketua : Bekti Suharto, SH.,M.Hum
Wakil Ketua : Liliek Djaliyah MAS,SH.,MH
Wakil Ketua : Muhammad Syaiful Sahri.S,Ag
Wakil Ketua : H.Alqaf Hudaya, SH commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id124
Wakil Ketua : Muhammad Irsyam
Wakil Ketua : Ir.H.Suhendro TN, MT
Wakil Ketua : Drs.Muhammad Asmaun
Wakil Ketua : H.M Al Amin, SE
Wakil Ketua : Hj.Laila Istiana Diana Savitri, SE
Wakil Ketua : Ir.H.Sugiyatno.MT
Wakil Ketua : Drs.Bambang Saptono
Sekretaris : Faisal Achmad,ST.,Msi
Wakil Sekretaris : Suharno
Wakil Sekretaris : Suryo Sunendar S.Sos
Wakil Sekretaris : Arif Fakhrudin Yahya.SE
Wakil Sekretaris : M Kurniawan BW, S.Ag.,SH.,MH
Wakil Sekretaris : Tri Setyanto.ST
Wakil Sekretaris : Drs.Henry Budiono
Wakil Sekretaris : Ir.Agung Darmawan
Wakil Sekretaris : Ir.Heru Setiawan
Wakil Sekretaris : Dra.Siti Munawaroh
Wakil Sekretaris : Yusuf Wibisono.SE
Wakil Sekretaris : Drs.Taqdir Heru W
Wakil Sekretaris : Yusuf Ansori
Wakil Sekretaris : Suprayitno
Bendahara : Agus Setiawan.SH
Wakil Bendahara : H.Fauzan Adzima.SE.AK.,MM commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id125
Wakil Bendahara : H Epi Rizandi
Wakil Bendahara : Kusmani
Wakil Bendahara : Wirajiatmoko
Wakil Bendahara : Mujiyati
Wakil Bendahara : Burhani Yusuf.SE
Wakil Bendahara : M Sofianto
Wakil Bendahara : Hidayatul Muslikhah,ST
Wakil Bendahara : H.Anto Bintoro W.SH
5. Jumlah Struktural PAC dan Ranting DPD Partai Amanat Nasional
(PAN) Kota Surakarta
Tabel 2.7
Jumlah Struktutral PAC dan Ranting
DPD Partai Amanat Nasional (PAN) Kota Surakarta
No DAERAH PAC RANTING
1 Laweyan 1 11
2 Banjarsari 1 13
3 Jebres 1 11
4 Pasar Kliwon 1 9
5 Serengan 1 7
TOTAL 5 51
Sumber : Hasil wawancara dengan PAN
Ket:
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id126
PAC : PAN memiliki 5 PAC, yang terdiri dari 5 Kecamtan, yaitu
Kec.Laweyan, Kec. Banjarsari, Kec. Jebres, Kec.Pasar Kliwon, dan
Kec.Serengan.
Ranting : PAN memiliki 51 PAC, yang terdiri dari Laweyan (panjang, laweyan,
bumi, panularan, penumping, sriwedari, purwosari), Banjasari (kadipiro,
nusukan, gilingan, stabelan, kestalan, keprabon, timuran, ketelan,
punggawan, mangkubumen, manahan, sumber, banyuanyar), Jebres
(kepatihan kulon, kepatihan wetan, sudiroprajan, gandekan, sewu,
pucangsawit, jagalan, purwodiningratan, tegalharjo, jebres, mojosongo),
Pasar Kliwon (joyosuran, semanggi, pasar kliwon, gajahan, baluwati,
kampung baru, kedung lembu, sangkrah, kauman), dan Serengan
(joyotakan, danukusuman, serengan, tipes, kraton, jayengan, kemlayan).
6. Dinamika Aktivitas Partai114
Partai Amanat Nasional (PAN) merupakan partai yang bercirikan
kebangsaan Indonesia yang majemuk, terjun ke dunia politik sejak tahun
1998 dan hingga kini telah berusia 16 tahun. PAN yang didirikan oleh
Amien Rais pertama berdiri berasas agama, kemudian seiring perjalanan
partai politik, PAN berganti asas menjadi partai politik nasionalis.
Sebagai partai lama, dukungan konstituen yang didapatkan PAN,
mengalami dinamika pasang dan surut. Penulis mengambil contoh pada
pemilu 2004 di Kota Surakarta khusunya, PAN mendapat perolehan suara
114 Seluruh data dinamika aktivitas partai ini berdasarkan wawancara dengan Umar Hasyim,SE, selaku Ketua DPD PANcommit Kota to Surakarta, user Selasa 25 Maret 2014, pukul 12.06 WIB, di Kantor DPRD Kota Surakarta
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id127
yang cukup bagus sebanyak 42.118 suara. Secara spesifik bisa terlihat dari
tabel berikut :
Tabel 2.8
Perolehan Suara PAN pada Pemilu 2004 di Kota Surakarta
No Daerah Pemilihan Perolehan Suara
1 Surakarta 1 8.337
2 Surakarta 2 11.896
3 Surakarta 3 12.842
4 Surakarta 4 9.043
Total 42.118
Sumber : Dokumen Resmi KPU Kota Surakarta
Angka tersebut sudah cukup bagus diperoleh PAN dalam perjalanan
politiknya. Pada pemilu 2004 tersebut, PAN mendapat perolehan kursi
DPRD sebanyak 7 kursi, dengan total kursi yang diperebutkan sebanyak
40 kursi. Namun, pada pemilu 2009 lalu di Kota Surakarta, perolehan
suara PAN mengalami penurunan, yaitu menjadi 16.923 suara. Secara
spesifik perolehan suara PAN dapat dilihat pada tabel berikut :
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id128
Tabel 2.9
Perolehan Suara PAN pada Pemilu 2009 di Kota Surakarta
No Daerah Pemilihan Perolehan Suara
1 Surakarta 1 4.416
2 Surakarta 2 3.626
3 Surakarta 3 5.440
4 Surakarta 4 3.441
Total 16.923
Sumber : Dokumen Resmi KPU Kota Surakarta
Pada pemilu 2009 tersebut, penurunan suara yang diperoleh PAN
mempengaruhi perolehan jumlah kursi yang berhasil didapatkan PAN,
yaitu sejumlah 4 kursi dari 40 kursi yang diperebutkan dengan prosentase
17,5%. Berkenaan dengan hal tersebut, penulis melakukan konfirmasi
langsung dengan Umar Hasyim, SE selaku ketua DPD PAN Surakarta.
Memang benar terjadi penurunan perolehan suara PAN dari pemilu 2004
sejumlah 42.118 menjadi 16.923 pada pemilu 2009. Jumlah kursi yang
diperoleh juga mengalami penurunan, yaitu dari 7 kursi di pemilu 2004
menjadi 4 kursi pada pemilu 2009.
Menurut Umar, target yang ingin dicapai PAN pada pemilu 2014
tidak terlalu berlebihan. PAN di Surakarta sendiri lumayan besar dan
bagus, tercatat pernah menempati posisi nomor 2 pada pemilu 1999
dengan prosentase 12,5%. Di pemilu 2014 ini, PAN berharap bisa
mengembalikan kejayaannya lagi seperti pada pemilu 1999, 2004 dan commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id129
2009, terlebih lagi jika jumlah kursi yang diperoleh bisa lebih meningkat
lagi dibanding pemilu sebelumnya. Jadi, target PAN dalam perolehan
kursi di DPRD Surakarta untuk pemilu 2014 ini minimal 7 kursi
didapatkan.
PAN optimis dapat mencapai target tersebut pada pemilu 2014,
dikarenakan dari struktur kepengurusannya sendiri, tidak terdapat masalah
internal. Selain itu, PAN melakukan beberapa langkah untuk mewujudkan
target tersebut. Salah satunya, PAN melakukan pendekatan dengan
elemen-elemen masyarakat, seperti tokoh agama dan tokoh masyarakat di
wilayah Surakarta. Hal ini sudah dilakukan sejak lama, sebelum masa
kampanye terbuka dimulai. PAN juga memberikan pemahaman dan
motivasi agar konstituen/masyarakat tidak golput pada pemilu 2014 ini.
Karena dengan golput, berarti memberikan kesempatan pada yang lain
untuk menguasai.
Selain itu, para kader dan caleg juga diberikan pembinaan oleh
partai. Kader PAN sendiri ada ditingkat Kecamatan, Kelurahan, bahkan
hingga tingkat RT/RW. Masing-masing caleg sendiri, diberi kebebasan
untuk melakukan strategi komunikasi politik yang bisa meloloskan diri
mereka di DPRD. Namun, PAN berharap strategi komunikasi politik yang
dijalankan caleg tidak menimbulkan gesekan antar caleg internal PAN,
maupun antar caleg lainnya. Agar menjadi kondisi tertib di Surakarta ini.
Hal lain yang dilakukan PAN sejak awal sebelum pemilu 2014 ini,
PAN juga sering melalukan interaksi dengan masyarakat melalui kader- commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id130
kadernya. Misalnya, dengan berperan dalam kehidupan masyarakat,
menjadi ketua RT, aktif dalam kegiatan organisasi keagamaan maupun
sosial. Ini memberikan suatu daya simpatik kepada PAN dari masyarakat.
Apalagi jika seorang kader menjadi tokoh dalam lingkungan masyarakat
itu, maka dukungan suara masyarakat akan lebih mudah didapatkan.
Untuk masa kampanye sendiri, PAN mengurangi kegiatan
kampanye yang sifatnya hanya untuk hura-hura saja. Karena dari segi
penambahan suara tidak terlalu signifikan, yang ada dari segi pembiayaan
PAN mengeluarkan biaya yang cukup besar. Selain itu, adanya gangguan
lalu-lintas juga cukup menjadi efek dari kegiatan hura-hura tersebut.
Maka, untuk kampanye terbuka DPC PAN Surakarta lebih menyerahkan
pada masing-masing dapil (daerah pemilihan) untuk melakukan kampanye
sesuai dengan daerah masing-masing caleg.
Misalnya, untuk dapil Laweyan, para caleg yang ada di dapil
tersebut bersama-sama melakukan kampanye di hari yang telah ditentukan.
Untuk dapil Banjarsari juga seperti itu, para caleg di dapil tersebut
melakukan kampanye di wilayah pemilihan caleg tersebut. Sehingga,
diharapkan antara caleg satu dengan caleg lainnya tidak bersinggungan
dalam melakukan kampanye terbuka, karena sudah diatur masa kampanye
terbuka di waktu dan daerah masing-masing. PAN juga memberikan
kebebasan bagi setiap caleg di masing-masing dapil untuk melakukan
kegiatan-kegiatan berkenaan dengan kampanye mereka, asalkan tidak
mengganggu kegiatan kampanye antar caleg. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id131
Setiap selesai melakukan kampanye terbuka, PAN juga selalu
melakukan evaluasi melalui rapat internal partai. Dari rapat tersebut bisa
ditinjau kembali apakah kampanye terbuka melalui konvoi, atau kampanye
terbuka dilapangan yang menggunakan panggung besar lebih banyak
manfaatnya atau malah banyak keburukannya. Jika banyak keburukannya,
maka kampanye akan dialihkan pada kegiatan-kegiatan yang lebih bersifat
sosial, misalnya mengadakan pengobatan gratis. Melakukan gerak jalan,
atau sepeda santai. Yang jelas PAN berharap kampanye itu tidak
menimbulkan aksi negatif.
Berkaitan dengan basis dukungan suara, Umar mengatakan,
persebarannya hampir menyeluruh di Surakarta. Daerah pemilihan satu
dengan daerah pemilihan yang lain mempunyai tantangan yang berbeda-
beda. Misalnya, Jebres dengan Laweyan, maka tingkat kesulitannya akan
lebih banyak tantangannya di daerah Jebres. Berdasarkan jumlah
perolehan suara pada pemilu sebelumnya, angka perolehan suara PAN di
dapil Kampung Sewu cukup besar, Sondakan, dan Kauman, dan daerah
yang berbasis agama. Jadi, memang PAN berharap kedepannya mereka
bisa meningkatkan suara dan jumlah perolehan kursinya.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id132
D. Partai Golongan Karya (GOLKAR)
1. Profil Partai
Gambar 2.4
Lambang Partai Golongan Karya (GOLKAR)
Sumber : http://kpu-surakartakota.go.id
a) Pengurus Pusat/ DPP :
Kerua Umum : H. Aburizal Bakrie
Sekretaris : Idrus Marham
Bendahara : Drs. Setya Novanto
b) Pengurus DPD Kota Surakarta :
Ketua : Drs. Handono MH, MM
Sekretaris : Djaswadi ST
Bendahara : FL. Irawan Joko Rahardjo
Alamat Kantor : Jl. Hasanudin No. 114, Surakarta
2. Sejarah partai
Untuk menghadapi ancaman PKI yang yang gencar menyebarkan
paham Komunisme yang bertentangan dengan ideology Pancasila, TNI
AD antara lain mendirikancommit organisasi to user-organisasi masyarakat yakni Sentral
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id133
Organisasi Karyawan Sosialis Indonesia (SOSKI), Koperasi Serba Guna
Gotong Royong (KOSGORO), dan Musyawarah Kekeluargaan Gotong
Royong (MKGR).
Dalam perkembangannya, guna menghadapi tekanan PKI dan
dalam rangka pelaksanaan UUD 1945, maka golongan fungsional yang
didukung TNI berjuang keras memformalkan kehadirannya, hingga
akhirnya keluar Peraturan Presiden Nomor 12 Tahun 1959, yang secara
resmi mengangkat 200 orang wakil Golongan Karya di MPRS.
Kemenangan Golongan Fungsional terebut dalam
perkembangannya dipertegas kembali oleh Keputusan Presiden Nomor
193 Tahun 1964 dimana mereka memiliki perwakilan di Front Nasional-
badan politik yang dibentuk dalam kerangka politik Soekarno yang
dimaksudkan untuk mengimbangi kekuatan partai-partai politik.
Dengan adanya pengakuan tentang kehadiran dan legalitas
golongan fungsional di MPRS dan Front Nasional, atas dorongan TNI
dibentuklah Sekretariat Bersama GOLONGAN KARYA (SEKBER
GOLKAR), pada tanggal 20 Oktober 1964 (yang kemudian diperingati
sebagai hari lahir GOLKAR dan partai GOLKAR).
Pada mulanya SEKBER GOLKAR beranggotakan 61 organisasi
fungsional, berkembang menjadi 97 federasi/perhimpunan organ non-
afiliatif (baik yang bersifat keagamaan maupun non-keagamaan) hingga
akhirnya menjadi 291 organisasi. Banyaknya jumlah anggota tersebut
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id134
dimotivasi oleh kepentingan bersama di dalam menghadapi Komunis dan
mempertahankan ideologi Pancasila dan UUD 1945.
Dengan demikian, kehadiran SEKBER GOLKAR sebagai cikal
bakal GOLKAR dan Partai GOLKAR. Sejak awal ideologi GOLKAR
adalah Pancasila. GOLKAR hadir untuk membela ideologi Pancasila dari
rongrongan pihak-pihak yang hendak mengantikannya dengan ideology
yang lainnya. Dengan mengedepankan ideology Pancasila, maka
GOLKAR tidak mengedepankan ideologi-aliran, melainkan berorientasi
pada program dan pembangunan sebagai wujud dari pengamalan
Pancasila.
3. Visi dan Misi Partai
Visi:
Berdasarkan Keputusan Munas VIII Partai GOLKAR Nomor:
VII/MUNAS-VIII/GOLKAR/2009, visi partai GOLKAR adalah:
Terwujudnya masyarakat Indonesia yang bersatu, berdaulat, maju,
modern, damai, adil, makmur, beriman dan berakhlak mulia,
berkesadaran hukum dan lingkungan, menguasai ilmu pengetahuan
dan teknologi dan bermartabat dalam tata pergaulan dunia
Misi:
Berdasarkan Keputusan Munas VIII Partai GOLKAR Nomor:
II/MUNAS-VIII/GOLKAR/2009, misi partai GOLKAR adalah :
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id135
1) Menegakkan, mengamankan dan mempertahankan
Pancasila sebagai dasar Negara dan ideology bangsa demi
memperkokoh Negara Kesatuan Republik Indonesia
2) Mewujudkan cita-cita Proklamasi melalui pelaksanaan
pembangunan nasional disegala bidang untuk
merealisasikan masyarakat yang demokratis dan berdaulat,
sejahtera, adil dan makmur, menegakkan supremasi
hukum dan menghormati hak asasi manusia, serta
terwujudnya letertiban dan perdamaian dunia
3) Mewujudkan pemerintahan yang efektif dengan tata
pemerintahan yang baik, bersih, berwibawa, dan
demokratis.
4. Struktur organisasi dalam DPC Partai Golongan Karya (GOLKAR)
Kota Surakarta
Tabel 2.10
Susunan Nama Jabatan Struktur Kepengurusan
Dewan Pimpinan Daerah (DPD) Partai GOLKAR Kota Surakarta
No Nama Jabatan
1. Atiek Ketua
Wahyuningsih,AMd
2. Kol. (Purn) H.Purwanto Ketua Pelaksana Harian
HS, S.IP
3. Drs. Bambang Wakil Ketua Bidang Organisasi dan commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id136
Triyanto,MM Keanggotaan
4. Drs. Haryono Wakil Ketua Bidang Kaderisasi
5. Ir. Bambang Soehardjanto Wakil Ketua Bidang PP Wilayah I
(Banjarsari & Laweyan)
6. Drs. Toufiqurrahman Wakil Ketua Bidang PP Wilayah II
(Jebres, Ps.Kliwon & Serengan)
7. Like A. Palali, SH Wakil Ketua Bidang Hukum, HAM,
Tani, Nelayan, Naker, Koperasi dan
UMKM
8. Jumadi Joko Santoso, SH Wakil Ketua Bidang Pemuda,
Olahraga, Seni (Ketua AMPG),
Diklat dan Infokom
9. Atiek Wahyuningsih Wakil Ketua Bidang Perempuan (Ketua
KPPG) dan Pengabdian Masyarakat
10. H. Samsul Bahri, SE Wakil Ketua Bidang Keagamaan
11. Djaswadi, ST Sekretaris
12. Sapto Waspodo Wakil Sekretaris Bidang Organisasi &
Keanggotaan
13. Purwanto Wakil Sekretaris Bidang Kaderisasi
14. Hj. Maria Sri Sumarni, SE Wakil Sekretaris Bidang PP Wilayah I
15. Joko Sutomo commitWakil to user Sekretaris Bidang PP Wilayah II
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id137
16. RM. Sigit Kusdaryatmo Wakil Sekretaris Bidang Hukum,
HAM, Tani, Nelayan, Naker,
Koperasi dan UMKM
17. Dra. Titiek Indah Puji Wakil Sekretaris Bidang Pemuda,
Olahraga, Seni, Diklat dan Infokom
18. Dra. Sujanti Wakil Sekretaris Bidang Perempuan
dan Pengabdian Masyarakat
19. HM. Sungkar Wakil Sekretaris Bidang Keagamaan
20. FL.Irawan Joko Bendahara
Rahardjo
21. Gunawan Budirahardjo, SE Wakil Bendahara Bidang Organisasi &
Keanggotaan
22. Rahardjo, SH Wakil Bendahara Bidang Kaderisasi
23. Retno Dewi Suci Wakil Bendahara Bidang PP Wilayah I
24. Hj. Daryati Qomarudin Wakil Bendahara PP Wilayah I
25. Titin Muragustin Wakil Bendahara Bidang Hukum,
HAM, Tani, Nelayan, Naker,
Koperasi dan UMKM
26. Drs. Wishnu Rahardjo, Wakil Bendahara Bidang Pemuda,
M.Si Olahraga, Seni, Diklat dan Infokom
27. Hendrastuti Wakil Bendahara Bidang Perempuaan
dan Pengabdian Masyarakat
28. H. Sutardjo SS, SE commitWakil to user Bendahara Bidang Keagamaan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id138
29. Tri Yanto Bagian Organisasi, Kaderisasi dan
Keanggotaan
30. M. Hudisetiawan Bagian Organisasi, Kaderisasi dan
Keanggotaan
31. Gunawan Kresno Darmojo, Bagian Organisasi, Kaderisasi dan
S.Pd Keanggotaan
32. Indaryanto Bagian Organisasi, Kaderisasi dan
Keanggotaan
33. Katariksa Danyi P, S.Th, Bagian Organisasi, Kaderisasi dan
MRE Keanggotaan
34. Ir.Agung Dwipurnomo Bagian Pemenangan Pemilu Wilayah
I
35. RM. Gunawan Abdullah, Bagian Pemenangan Pemilu Wilayah I
SH
36. Drs. Y. Wahyu Widodo Bagian Pemenangan Pemilu Wilayah I
37. Sutaryanto Bagian Pemenangan Pemilu Wilayah I
38. Sutriswoyo Bagian Pemenangan Pemilu Wilayah I
39. Drs. HM. Dwiniyatno, Bagian Pemenangan Pemilu Wilayah
MM II
40. Sri Suhariyah Bagian Pemenangan Pemilu Wilayah II
41. Istiyaningsih Bagian Pemenangan Pemilu Wilayah II
42. Bagoes Suwono Bagian Pemenangan Pemilu Wilayah II
43. Khoirul Hidayat, SH,commit Bagian to user Hukum, HAM, Naker, Tanel,
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id139
MM Koperasi & UMKM
44. Holi Kusumawardani Bagian Hukum, HAM, Naker, Tanel,
Koperasi & UMKM
45. Soewito Bagian Hukum, HAM, Naker, Tanel,
Koperasi & UMKM
46. O’ok Santoso, SE Bagian Pemuda, Olahraga, Seni,
Diklat dan Infokom
47. Edi Kistoro Bagian Pemuda, Olahraga, Seni, Diklat
dan Infokom
48. Sri Sugiyatmi Bagian Pemuda, Olahraga, Seni, Diklat
dan Infokom
49. Lusia Dewi Indaryati Bagian Pemuda, Olahraga, Seni, Diklat
dan Infokom
50. Arie Nugraheni Susanti, Bagian Perempuan dan Pengabdian
A,Md Masyarakat
51. Heny Mawartiningsih Bagian Perempuan dan Pengabdian
Masyarakat
52. Sri Mulatsih Sugeng Bagian Perempuan dan Pengabdian
Pribadi Masyarakat
53. Arief Budi Rahardjo Bagian Keagamaan
54. Hj. Sri Suprapti Bagian Keagamaan
55. Ir. IG. Soewito Bagian Keagamaan
56. Hj. Sri Rejeki Rohadi commitBagian to user Keagamaan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id140
57. H. Bintang Mas Trenggana Bagian Keagamaan
Sumber: Dokumen Resmi GOLKAR
5. Jumlah Struktural PAC dan Ranting DPC Partai Golongan Karya
(GOLKAR) Kota Surakarta
Tabel 2.11
Jumlah Struktutral PAC dan Ranting
DPC Partai Golongan Karya (GOLKAR) Kota Surakarta
No DAERAH PAC RANTING
1 Laweyan 1 3
2 Banjarsari 1 4
3 Jebres 1 2
4 Pasar Kliwon 1 3
5 Serengan 1 3
TOTAL 5 15
Sumber : Hasil wawancara dengan GOLKAR
Ket:
PAC : GOLKAR memiliki 5 PAC, yang terdiri dari 5 Kecamtan, yaitu
Kec.Laweyan, Kec. Banjarsari, Kec. Jebres, Kec.Pasar Kliwon, dan
Kec.Serengan.
Ranting : GOLKAR memiliki 51 PAC, yang terdiri dari Laweyan (panjang,
laweyan, bumi, panularan, penumping, sriwedari, purwosari), Banjasari
(kadipiro, nusukan, gilingan, stabelan, kestalan, keprabon, timuran,
ketelan, punggawan, mangkubumen,commit to user manahan, sumber, banyuanyar),
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id141
Jebres (kepatihan kulon, kepatihan wetan, sudiroprajan, gandekan, sewu,
pucangsawit, jagalan, purwodiningratan, tegalharjo, jebres, mojosongo),
Pasar Kliwon (joyosuran, semanggi, pasar kliwon, gajahan, baluwati,
kampung baru, kedung lembu, sangkrah, kauman), dan Serengan
(joyotakan, danukusuman, serengan, tipes, kraton, jayengan, kemlayan)
6. Dinamika Aktivitas Partai115
Partai GOLKAR merupakan partai tertua jika dibandingkan dengan
partai-partai politik lainnya. Didirikan sejak tahun 1964 dan hingga kini
telah berusia 50 tahun. Partai ini identik dengan pemerintahan Soeharto
pada era sebelum reformasi dahulu dan mempunyai ideology Pancasila.
Perjalanan partai GOLKAR tentunya lebih banyak mengalami dinamika.
Pernah mengalami kejayaan saat Soeharto memimpin Indonesia, dan
pernah juga mengalami masa penurunan.
Dukungan konstituen pada GOLKAR mengalami dinamika seperti
yang terlihat dari perolehan suara pada pemilu 2004 dan pemilu 2009 di
Kota Surakarta khusunya. Untuk pemilu 2004, GOLKAR mendapatkan
perolehan suara 32.404 suara. Secara spesifik perolehan suara dapat dilihat
pada tabel berikut :
115 Seluruh data aktivitas partai ini berdasarkan wawancara dengan H.Djaswadi, ST , selaku Sekretaris DPD Partaicommit Golkar to Kotauser Surakarta, Selasa 20 Mei 2014, pukul 16.00 WIB, di Kantor DPD Partai Golkar Kota Surakarta
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id142
Tabel 2.12
Perolehan Suara GOLKAR pada Pemilu 2004 di Kota Surakarta
No Daerah Pemilihan Perolehan Suara
1 Surakarta 1 6.058
2 Surakarta 2 7.868
3 Surakarta 3 11.049
4 Surakarta 4 7.429
Total 32.404
Sumber : Dokumen Resmi KPU Kota Surakarta
Sedangkan, pada pemilu selanjutnya, pemilu 2009. Perolehan suara
GOLKAR mengalami penurunan yang signifikan. Perolehan suara
GOLKAR pada pemilu yang lalu sebanyak 20.698 suara. Secara spesifik
dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel 2.13
Perolehan Suara GOLKAR pada Pemilu 2009 di Kota Surakarta
No Daerah Pemilihan Perolehan Suara
1 Surakarta 1 4.431
2 Surakarta 2 4.409
3 Surakarta 3 6.979
4 Surakarta 4 4.879
Total 20.698
Sumber : Dokumen Resmi KPU Kota Surakarta
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id143
Berkaitan dengan penurunan jumlah suara tersebut, penulis
melakukan konfirmasi langsung dengan Sekretaris DPD Partai Golkar
Kota Surakarta, H.Djaswadi, ST. Menurutnya, dinamika yang terjadi pada
Golkar antara pemilu 2004 dan 2009 yang lalu cukup signifikan. Pemilu
2004 merupakan pemilu dengan melaksanakan sistem proporsional yang
menempatkan Golkar di urutan ke-2 perolehan suara partai dan kursi
setelah PDIP. Pada waktu itu calon anggota legislatif yang tidak
memperoleh sekurang-kurangnya 30% suara Bilangan Pembagi Pemilihan
(BPP) akan dikembalikan kepada nomor urut. Jumlah kursi yang diperoleh
saat itu adalah sebanyak 5 kursi di DPRD Surakarta. Dengan rincian
perolehan kursi dari Dapil 1 Laweyan sejumlah 1 kursi, dari Dapil 2
Banjarsari sejumlah 2 kursi, dari Dapil 3 Jebres sejumlah 1 kursi dan dari
Dapil 4 Serengan-Pasar Kliwon sejumlah 1 kursi.
Sedangkan pada pemilu 2009 merupakan pemilu dengan sistem
proporsional terbuka penuh dimana calon anggota legislatif yang bisa
memperoleh suara terbanyak didaerah pemilihannyalah yang mewakili
partai politik di Dapil yang bersangkutan tanpa melihat nomor urut calon.
Seiring dengan kemajuan dan amburadulnya reformasi maka perolehan
suara yang mereka raih semakin tanpa arah. Tetapi karena Golkar adalah
partai kader maka perolehan suaranya tetap, tetapi perolehan kursinya
menurun. Jumlah kursi yang diperoleh pada pemilu 2009 adalah sejumlah
4 kursi. Dengan rincian kursi yang diperoleh adalah dari Dapil 1 Laweyan
sejumlah 1 kursi, dari Dapil 2 Banjarsari sejumlah 1 kursi, dari Dapil 3 commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id144
Jebres sejumlah 1 kursi dan dari Dapil 4 Pasar Kliwon-Serengan sejumlah
1 kursi.
Untuk pemilu 2014 ini, target yang hendak dicapai oleh Golkar
adalah menargetkan minimal 10 kursi untuk 5 Dapil. Karena kursi yang
disediakan di DPRD untuk pemilu 2014 ini adalah 45 kursi maka Golkar
akan berjuang untuk merebut kursi dewan. Selain itu targetnya dapat
mandiri dalam rangka mempersiapkan Pemilukada tahun 2015 yang bisa
mengusung Calon Walikota dan Wakil Walikota.
Berkaitan dengan target-target diatas, Golkar melaksanakan cara-
cara agar target tersebut dapat tercapai. Cara yang dilakukan adalah
dengan melaksanakan konsolidasi kader sampai tingkat bawah dan
melaksanakan kegiatan yang bisa menyentuh hati masyarakat seperti,
pembenahan pengurus sampai ditingkat Pokkar (basis TPS),
menyelenggarakan bakti sosial, sambungrasa dan menyerap aspirasi, reuni
dengan tokoh Golkar, dan temu kangen kader Golkar dari beberapa
angkatan.
Selain melakukan cara mencapai target yang ditetapkan Golkar
diatas, ada juga kegiatan-kegiatan yang dilakukan Golkar dalam rangka
mendapatkan dukungan dari konstituen. Kegiatan-kegiatan itu seperti
donor darah, bakti sosial dengan pengobatan gratis dan sembako murah,
gerak jalan sehat keluarga, pentas seni bersama kader, out bond, dan aksi
simpati dalam rangka penyediaan AMBULANCE gratis.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id145
Ditengah kondisi politik sekarang ini, Golkar tetap berusaha
mempertahankan eksistensinya, yaitu dengan tetap menjunjung tinggi Tali
Silahturahmi dengan para sesepuh, tokoh masyarakat, organisasi pendiri,
(SOSKI, MKGR, KOSGORO), dan organisasi yang didirikan Golkar
(AMPI,Al-Hidayah, MDI, BAMUKRI) dan para senior yang sampai
sekarang masih eksis mendukung Golkar.
E. Partai Demokrat (PD)
1. Profil partai
Gambar 2.5
Lambang Partai Demokrat
Sumber: http://kpu-surakartakota.go.id
a) Pengurus Pusat/ DPP :
Ketua Umum : Susilo Bambang Yudhoyono
Sekretaris : Edhie Baskoro Yudhoyono, M.Sc
Bendahara : Handoyo S. Mulyadi
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id146
b) Pengurus DPC Kota Surakarta :
Ketua : Dr. KP. Eddy S. Wirabhumi, SH,MM
Sekretaris : Supriyanto, SH
Bendahara : Drs. H. Salimin, MM
Alamat Kantor : Jl. Setiabudi No. 51 Gilingan, Banjarsari
2. Sejarah partai
Partai Demokrat didirikan atas inisiatif saudara Susilo Bambang
Yudhoyono yang terilhami oleh kekalahan terhormat saudara Susilo
Bambang Yudhoyono pada pemilihan Calon wakil Presiden dalam Sidang
MPR tahun 2001.
Dari perolehan suara dalam pemilihan cawapres dan hasil pooling
public yang menunjukkan popularitas yang ada pada diri Susilo Bambang
Yudhoyono (SBY), beberapa orang terpanggil nuraninya untuk
memikirkan bagaimana sosok SBY bisa dibawa menjadi Pemimpin
Bangsa dan bukan direncanakan untuk menjadi Wakil Presiden RI tetapi
menjadi Presiden RI untuk masa mendatang. Hasilnya adalah beberapa
orang diantaranya Vence Rumangkang menyatakan dukungannya untuk
mengusung SBY ke kursi Presiden, dan bahwa agar cita-cita tersebut bisa
terlaksana, jalan satu-satunya adalah mendirikan partai politik
Perumusan konsep dasar dan platform partai sebagaimana yang
diinginkan SBY dilakukan oleh Tim Krisna Bambu Apus dan selanjutnya
tehnis administrasi dirampungkan oleh Tim yang dipimpin oleh saudara
Vence Rumangkang. Juga terdapat diskusi-diskusi tentang perlunya berdiri commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id147
sebuah partai untuk mempromosikan SBY menjadi Presiden, antara lain :
Pada tanggal 12 Agustus 2001 pukul 17.00 diadakan rapat yang dipimpin
langsung oleh SBY di apartemen Hilton. Rapat tersebut membentuk tim
pelaksana yang mengadakan pertemuan secara marathon setiap hari.
Selanjutnya pada tanggal 20 Agustus 2001, saudara Vence
Rumangkang yang dibantu oleh Drs. Sutan Bhatoegana berupaya
mengumpulkan orang-orang untuk merealisasikan pembentukan sebuah
partai politik. Pada akhimya, terbentuklah Tim 9 yang beranggotakan 10
(sepuluh) orang yang bertugas untuk mematangkan konsep-konsep
pendirian sebuah partai politik yakni: (1) Vence Rumangkang; (2) Dr.
Ahmad Mubarok, MA.; (3) Drs. A. Yani Wachid (almarhum); (4) Prof.
Dr. Subur Budhisantoso; (5) Prof. Dr. Irzan Tanjung; (6) RMH. Heroe
Syswanto Ns.; (7) Prof. Dr. RF. Saragjh, SH., MH.; (8) Prof. Dardji
Darmodihardjo; (9) Prof. Dr. Ir. Rizald Max Rompas; dan (10) Prof. Dr. T
Rusli Ramli, MS. Disamping nama-nama tersebut, ada juga beberapa
orang yang sekali atau dua kali ikut berdiskusi. Diskusi Finalisasi konsep
partai dipimpin oleh Bapak SBY.
Untuk menjadi sebuah Partai yang disahkan oleh Undang- Undang
Kepartaian dibutuhkan minimal 50 (limapuluh) orang sebagai pendirinya,
tetapi muncul pemikiran agar jangan hanya 50 orang saja, tetapi dilengkapi
saja menjadi 99 (sembilanpuluh sembilan) orang agar ada sambungan
makna dengan SBY sebagai penggagas, yakni SBY lahir tanggal 9 bulan
9. Pada tanggal 9 September 2001, bertempat di Gedung Graha Pratama commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id148
Lantai XI, Jakarta Selatan dihadapan Notaris Aswendi Kamuli, SH., 46
dari 99 orang menyatakan bersedia menjadi Pendiri Partai Demokrat dan
hadir menandatangani Akte Pendirian Partai Demokrat. 53 (lima puluh
tiga) orang selebihnya tidak hadir tetapi memberikan surat kuasa kepada
saudara Vence Rumangkang. Kepengurusanpun disusun dan disepakati
bahwa Kriteria Calon Ketua Umum adalah Putra Indonesia asli, kelahiran
Jawa dan beragama Islam, sedangkan Calon Sekretaris Jenderal adalah
dari luar pulau jawa dan beragama Kristen. Setelah diadakan penelitian,
maka saudara Vence Rumangkang meminta saudara Prof. Dr. Subur
Budhisantoso sebagai Pejabat Ketua Umum dan saudara Prof. Dr. Irsan
Tandjung sebagai Pejabat Sekretaris Jenderal sementara Bendahara Umum
dijabat oleh saudara Vence Rumangkang.
Pada malam harinya pukul 20.30, saudara Vence Rumangkang
melaporkan segala sesuatu mengenai pembentukan Partai kepada SBY di
kediaman beliau yang saat itu sedang merayakan hari ulang tahun ke 52
selaku koordinator penggagas, pencetus dan Pendiri Partai Demokrat.
Dalam laporannya, saudara Vence melaporkan bahwa Partai Demokrat
akan didaftarkan kepada Departemen Kehakiman dan HAM pada esok hari
yakni pada tanggal 10 September 2001.
Pada tanggal 10 September 2001 jam 10.00 WIB Partai Demokrat
didaftarkan ke Departemen Kehakiman dan HAM RI oleh Vence
Rumangkang, Prof. Dr. Subur Budhisantoso, Prof. Dr. Irsan Tandjung,
Drs. Sutan Bhatogana MBA, Prof. Dr. Rusli Ramli dan Prof. Dr. RF. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id149
Saragih, SH, MH dan diterima oleh Ka SUBDIT Pendaftaran Departemen
Kehakiman dan HAM. Kemudian pada tanggal 25 September 2001
terbitlah Surat Keputusan Menkeh & HAM Nomor M.MU.06.08.-138
tentang pendaftaran dan pengesahan Partai Demokrat. Dengan Surat
Keputusan tersebut Partai Demokrat telah resmi menjadi salah satu partai
politik di Indonesia dan pada tanggal 9 Oktober 2001 Departemen
Kehakiman dan HAM RI mengeluarkan Lembaran Berita Negara Nomor :
81 Tahun 2001 Tentang Pengesahan. Partai Demokrat dan Lambang Partai
Demokrat. Selanjutnya pada tanggal 17 Oktober 2002 di Jakarta Hilton
Convention Center (JHCC), Partai Demokrat dideklarasikan dan
dilanjutkan dengan Rapat Kerja Nasional (Rakemas) Pertama pada tanggal
18-19 Oktober 2002 di Hotel Indonesia yang dihadiri Dewan Pimpinan
Daerah (DPD) dan Dewan Pimpinan Cabang (DPC) seluruh Indonesia.
Sejalan dengan deklarasi berdirinya Partai Demokrat, sebagai
perangkat organisasi dibuatlah Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah
Tangga (AD/ART). Sebagai langkah awal maka pada tahun 2001
diterbitkan AD/ART yang pertama sebagai peraturan sementara
organisasi. Pada tahun. 2003 diadakan koreksi dan revisi sekaligus
didaftarkan ke Departemen Kehakiman dan HAM RI sebagai Persyaratan
berdirinya Partai Demokrat. Sejak pendaftaran tersebut, AD/ART Partai
Demokrat sudah bersifat tetap dan mengikat hingga ada perubahan oleh
forum Kongres ini.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id150
3. Visi dan Misi Partai
Visi :
1. Indonesia Yang Lebih Baik Dimasa Depan
2. Indonesia Yang Lebih Aman, Lebih Adil, Lebih Demokratis dan
Lebih Sejahtera
3. Better Peace, Justice, Democracy and Prosperity
Misi :
Bersama Pemerintah dan Rakyat Mewujudkan “Indonesia Yang
Lebih Baik”
4. Struktur organisasi dalam DPC Partai Demokrat Kota Surakarta
Susunan Nama Jabatan Struktur Kepengurusan
Dewan Pimpinan Cabang (DPC) Partai Demokrat Kota Surakarta
Ketua : KP Eddy S. Wirabhumi, SH, MM
Sekretaris : Supriyanto, S.H
Bendahara : Drs. H. Salimin, MM
Wakil-Wakil Ketua :
1. Organisasi, Keanggotaan dan Kaderisasi (OKK) : Satya Graha, S.H
2. Pendidikan dan Peningkatan Sumber Daya Manusia : Dra. Wahyuning
Chumaeison, M.Si
3. Ekonomi, Koperasi,UKM : Eko Srinardjo
4. Pemuda, Olahraga dan Kominfo : Guntur Taufik Irawan
5. Sosial, Kesehatan, Agama dan Aliran Kepercayaan : Hj. Hadijah Ulfa
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id151
6. Energi dan Sumber Daya Alam, Lingkungan Hidup, Kelestarian Alam
dan Bencana Alam : Sri Widatiningsih, S.Psi
7. Pemda dan Pertahanan : Pratikno, S.H
8. Pariwisata dan Kebudayaan : Ary Nuryandani, S.Pd
9. Hukum, HAM, Buruh Tani, dan Tenaga Kerja : Dyah Liestrianingsih,
SH
10. Pemberdayaan Perempuan : Reny Widyawati, SE
Wakil-Wakil Sekretaris :
1. Wakil Sekretaris 1 : Sunarto, ST
2. Wakil Sekretaris 2 : Elysabet Endang, Puspasari Indartiningsih
3. Wakil Sekretaris 3 : Tanti Nandang, SH, MH
4. Wakil Sekretaris 4 : Rahmani Yekti Handayani, S.Pd
5. Wakil Sekretaris 5 : Moh. Asmuin
6. Wakil Sekretaris 6 : Syaiful, ST
7. Wakil Sekretaris 7 : Hasmi Ansya Daud
8. Wakil Sekretaris 8 : Ary Darexman
9. Wakil Sekretaris 9 : Sri Sumini
10. Wakil Sekretaris 10 : Safrudin Efendi
Wakil-Wakil Bendahara :
1. Wakil Bendahara 1 : Herlan Purwanto
2. Wakil Bendahara 2 : Agus Winarno
3. Wakil Bendahara 3 : Binti Isbaidah
4. Wakil Bendahara 4 : Komari WM commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id152
5. Wakil Bendahara 5 : Bangun Sugito, SE
6. Wakil Bendahara 6 : Ruswan Tanjung
7. Wakil Bendahara 7 : Kris Murtini
8. Wakil Bendahara 8 : Fajar Agung Nugroho, SE
5. Jumlah Struktural PAC dan Ranting DPC Partai Demokrat Kota
Surakarta
Tabel 2.14
Jumlah Struktutral PAC dan Ranting
DPC Partai Demokrat Kota Surakarta
No DAERAH PAC RANTING
1 Laweyan 1 13
2 Banjarsari 1 11
3 Jebres 1 13
4 Pasar Kliwon 1 9
5 Serengan 1 7
TOTAL 5 51
Sumber : Hasil wawancara dengan Partai Demokrat
Ket:
PAC : DEMOKRAT memiliki 5 PAC, yang terdiri dari 5 Kecamtan, yaitu
Kec.Laweyan, Kec. Banjarsari, Kec. Jebres, Kec.Pasar Kliwon, dan
Kec.Serengan.
Ranting : DEMOKRAT memiliki 51 PAC, yang terdiri dari Laweyan (panjang,
laweyan, bumi, panularan, penumping, sriwedari, purwosari), Banjasari commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id153
(kadipiro, nusukan, gilingan, stabelan, kestalan, keprabon, timuran,
ketelan, punggawan, mangkubumen, manahan, sumber, banyuanyar),
Jebres (kepatihan kulon, kepatihan wetan, sudiroprajan, gandekan, sewu,
pucangsawit, jagalan, purwodiningratan, tegalharjo, jebres, mojosongo),
Pasar Kliwon (joyosuran, semanggi, pasar kliwon, gajahan, baluwati,
kampung baru, kedung lembu, sangkrah, kauman), dan Serengan
(joyotakan, danukusuman, serengan, tipes, kraton, jayengan, kemlayan)
6. Dinamika Aktivitas Partai116
Partai Demokrat merupakan partai yang terjun kedunia politik dari
tahun 2001, dan hingga kini berusia 13 tahun. Sebagai partai pendukung
pemerintah, dimana pendiri sekaligus ketua umum partai, Susilo Bambang
Yudhoyono (SBY) duduk menjadi orang nomor satu di Indonesia. Partai
Demokrat tentunya mengalami fase-fase dalam perjalanan politiknya.
Partai Demokrat mengikuti pemilu pertama kali pada pemilu 2004.
Namun, di awal kariernya partai Demokrat menunjukkan kepopulerannya
dengan mengantongi jumlah suara yang tidak sedikit.. Hal ini bisa
dibuktikan pada data perolehan suara pada pemilu 2004 di Kota Surakarta
berikut ini :
116 Seluruh data dinamika aktivitas partai ini berdasarkan wawancara dengan Supriyanto,SH, selaku Sekretaris commitDPC Partai to user Demokrat Kota Surakarta, Rabu 19 Maret 2014, pukul 13.18 WIB, di Kantor DPRD Kota Surakarta
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id154
Tabel 2.15
Perolehan Suara Demokrat pada Pemilu 2004 di Kota Surakarta
No Daerah Pemilihan Perolehan Suara
1 Surakarta 1 6.079
2 Surakarta 2 5.504
3 Surakarta 3 10.092
4 Surakarta 4 6.612
Total 28.287
Sumber : Dokumen Resmi KPU Kota Surakarta
Partai Demokrat mengantongi jumlah suara sebanyak 28.287 suara
pada pemilu 2004 di Kota Surakarta. Hal ini menjadi hal yang tidak biasa
karena sebagai partai baru pada pemilu 2004 lalu, partai Demokrat berhasil
memperoleh suara banyak dari konstituen. Pada saat itu Demokrat
menduduki peringkat 2 dari perolehan suara partai politik yang bersaing di
Kota Surakarta dan memperoleh 4 kursi di DPRD. Sedangkan pada pemilu
selanjutnya, pemilu 2009. Jumlah perolehan suara partai ini meningkat,
khususnya di Kota Surakarta. Secara spesifik terlihat dari tabel berikut ini :
Tabel 2.16
Perolehan Suara Demokrat pada Pemilu 2009 di Kota Surakarta
No Daerah Pemilihan Perolehan Suara
1 Surakarta 1 7.500
2 Surakarta 2 10.079
3 Surakarta 3 commit to user 13.026
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id155
4 Surakarta 4 8.611
Total 39.216
Sumber : Dokumen Resmi KPU Kota Surakarta
Jumlah suara mencapai 39.216 suara pada pemilu 2009 di Kota
Surakarta. Demokrat tetap menduduki peringkat 2 dari perolehan suara
partai politik yang bersaing dan berhasil memperoleh kursi di DPRD
sejumlah 7 kursi. Berkaitan dengan hal ini, penulis melakukan konfirmasi
langsung dengan Supriyanto,SH, selaku Sekretaris DPC Partai Demokrat
Kota Surakarta. Menurutnya, partai Demokrat di Kota Surakarta,
mengalami dinamika perolehan kursi DPRD. Ketika itu pada pemilu 2004,
partai Demokrat mendapat 4 kursi di DPRD dengan memperoleh suara
lebih dari 15.000 suara. Dan di pemilu 2009 cukup signifikan mengalami
peningkatan dengan memperoleh 7 kursi di DPRD dan perolehan suara
mencapai 49.000 suara.
Secara nasional untuk pemilu 2014, menurut Supriyanto, target
yang hendak dicapai partai Demokrat adalah sebanyak 15%. Pada pemilu
2009 lalu, partai Demokrat mendapat 15,7% suara. Prosentase ini yang
dipertahankan bahkan akan ditingkatkan pada pemilu 2014 ini. Sehingga
target pada pemilu 2014 ini, partai Demokrat harus memperoleh 8 kursi di
DPRD Kota Surakarta.
Dinamika yang berkembang berkaitan dengan persoalan internal
kader, menjadi bahan dan motivasi bagi partai Demokrat untuk bisa
mencapai target. Isu dan masalah yang terjadi sebelumnya, cukup commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id156
memberikan dampak yang luar biasa. Karena pemilih rasional menjadi
suara dari partai Demokrat. Untuk sekarang ini sedikit demi sedikit
pemilih rasional itu ditarik untuk kembali memilih partai Demokrat.
Ditahun 2014 ini, partai Demokrat mengalami kendala yang
sifatnya internal, yang melibatkan oknum-oknum tertentu. Hal ini
menyebabkan elegalitasnya menurun tajam dari 20,9% di tahun 2009,
menurun hingga dititik terendah 6%, dan sekarang naik kembali 10,9%,
kemudian naik lagi sebesar 12%. Kenaikan ini diharapkan terjadi terus-
menerus hingga pada 9 April mencapai15%.
Untuk mencapai target itu semua, partai Demokrat melakukan
usaha-usaha antara lain dengan kampanye tertutup, kampanye media luar
maupun dalam, melakukan sistem door to door, mengadakan dialog
tertutup dengan masyarakat, dan membekali para caleg agar dalam
berbagai acara dan kesempatan selalu menyuarakan program-program
yang pernah dijalankan SBY.
Partai demokrat yakin dengan program yang sudah berjalan dan
strategi yang mereka pakai dengan menjual program yang selama ini
sudah dijalankan, yaitu ada sebanyak 16 program, antara lain jamkesmas,
BOS, BPJS, kenaikan gaji untuk PNS/POLRI, dan masih banyak program
lainnya. Program-program itu mereka jual kepada masyarakat untuk
mengingatkan kembali akan keberhasilan program-program yang pernah
dijalankan Presiden SBY selaku Ketua Umum partai Demokrat, yang
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id157
dapat membangkitkan rasa dalam diri kostituen. Untuk menentukan
pilihannya kepada partai Demokrat.
Seluruh struktur partai bergerak, bekerjasama, bekerja dengan
keras. SBY selaku ketua umum juga terjun langsung menggerakkan partai
dari Jawa Tengah, Jawa Timur, menuju Jakarta, dan ke semua wilayah-
wilayah lainnya. Selain itu para caleg daerah, provinsi, maupun pusat juga
bekerjasama untuk menggerakkan partai dengan tidak henti-hentinya
berkampanye. Sehingga mereka optimis akan mencapai target 15%.
Partai Demokrat juga mempersiapkan skill atau kemampuan dari
para caleg di daerah, provinsi, maupun di pusat. Mereka dibekali dengan
hal-hal yang bisa dicontoh masyarakat dan incumbent menjadi hal yang
utama bagi Demokrat. Untuk memperoleh dukugan konstituen, partai
Demokrat mengandalkan dari aspek caleg dan kemudian secara struktural
juga bergerak mengembangkan suara di masyarakat.
Untuk masing-masing caleg, partai Demokrat memberikan
kebebasan dalam melakukan strategi politik. Namun, tetap diberikan
arahan dari partai kepada para caleg. Sistem pembinaan yang digunakan
ada dua, yaitu sistem blok dan sel. Blok disetiap wilayah untuk dibina,
kemudian sel untuk wilayah-wilayah yang mempunyai tingkat kesuliatan
lebih. Perpaduan antara sistem blok dan sistem sel inilah yang dilakukan
partai Demokrat, selain juga melakukan pembinaan ditingkat RT/RW.
Di kota Surakarta khususnya, basis partai Demokrat berada di
wilayah Banjarsari, Sumber, Gilingan, Serengan dan Laweyan. Aktivitas commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id158
partai yang rutin dilakukan khususnya di wilayah Surakarta, sesuai dengan
instruksi ketua umum partai adalah setiap detik, setiap menit, setiap jam,
setiap hari jangan sampai lupa untuk berkampanye dengan program-
program yang sudah dijalankan. Sehingga seluruh caleg melalui kampanye
mereka juga menyuarakan program-program tersebut.
commit to user