Melawan Pdi 1973-1986
Total Page:16
File Type:pdf, Size:1020Kb
Research Centre for Politics and Gover nment MELAWAN NEGARA PDI 1973-1986 PENULIS: C O R N E L I S L A Y MELAWAN NEGARA PDI 1973-1986 CORNELIS LAY MELAWAN NEGARA PDI 1973-1986 MELAWAN NEGARA PDI (1973-1986) © Cornelis Lay Hak Cipta dilindungi Undang-Undang All Right Reserved Penulis : Cornelis Lay Penyunting Edisi I : Utan Parlindungan Penyunting Edisi Revisi : Umi Lestari Perancang Sampul dan Penata Letak : Yohanes Paulus Mahadma Khrisna Research Center for Politics and Government Departemen Politik dan Pemerintahan Universitas Gadjah Mada Jl. Sosio Yustisia No.1, Bulaksumur, Yogyakarta 55281 Telp. (0274) 563365 ext. 212 https://polgov.fisipol.ugm.ac.id ISBN: 978-602-96762-0-4 xiv+300 hal, 15 cm x 22 cm Cetakan Pertama: April 2010 Cetakan Kedua (edisi revisi): 2019 PENGANTAR DAN UCAPAN TERIMA KASIH Buku ini adalah bagian Bab III dari Skripsi penulis yang dipertahankan dalam ujian sarjana di Jurusan Ilmu Pemerintahan Fisipol UGM, pada 10 Juli 1987. Secara prinsip, data dan argumen yang dibangun di sepanjang buku ini (kecuali Bab I) adalah setali tiga uang dengan Bab III yang tercantum dalam skripsi penulis. Perubahan yang dilakukan hanya sebatas pada pengorganisasian isi tulisan ke dalam bab-bab, termasuk pembenahan redaksional, dan penambahan sejumlah literatur baru yang relevan. Dalam proses penyusunan skripsi, penulis menghabiskan waktu setidaknya dua tahun, terutama di Jakarta, guna menghimpun data maupun informasi yang dibutuhkan. Dan dalam rentang waktu tersebut, penulis mendapatkan keistimewaan luar biasa karena sempat mewawancarai tokoh-tokoh kunci, dan tokoh-tokoh yang mengawal 13 tahun proses formasi awal ketika PDI mulai berdiri pada 10 Januari 1973. Lebih dari itu, penulis diuntungkan oleh situasi konflik yang demikian luar biasa pada saat itu sehingga membikin masing-masing kubu dengan sukarela memberikan data dan mengungkapkan aneka cerita yang mustahil untuk diperoleh penulis dalam situasi yang normal. Penulis juga diuntungkan oleh antusiasme luar biasa dari para narasumber yang menempatkan politik sebagai aktivisme yang menyebabkan begitu banyaknya waktu yang bisa penulis peroleh dari masing-masing tokoh v MELAWAN NEGARA PDI 1973-1986 untuk kesediaan mereka diwawancarai. Sejumlah tokoh bahkan mengizinkan penulis tinggal di rumah mereka. Dan bahkan ada kisah konyol ketika penulis dan salah seorang narasumber diusir oleh istrinya karena sudah hampir 24 jam kami menghabiskan waktu berdiskusi, padahal hari sudah menjelang subuh. Lebih dari sekadar aneka keberuntungan yang membantu penulis secara akademik bisa merampungkan skripsi sebagaimana dikisahkan di atas, penulis bahkan mendapatkan kesempatan yang mungkin sangat sedikit orang bisa menikmatinya: kesempatan belajar dari sumber pertama mengenai bagaimana politik sehari-hari bekerja dan bagaimana politik yang seharusnya. Pengalaman ini menjadi begitu berharga bukan saja sebagai akademisi, tapi juga sebagai homo politicus, sebuah peran yang hingga hari ini masih tetap penulis lakoni melalui keterlibatan penulis dalam membantu PDI Perjuangan sebagai kekuatan penerus PDI. Naskah tulisan dalam bentuk buku ini sebenarnya sudah diselesaikan penulis pada tahun 1996. Penulis menghabiskan waktu selama 3 bulan di Flinders University, Adelaide, Australia—dengan pembiayaan dari PAU Studi Sosial UGM— guna memformat kembali keseluruhan informasi dan gagasan dalam skripsi penulis, khususnya BAB III, sehingga menemukan bentuknya seperti sekarang ini. Karenanya, penulis ingin menyampaikan terima kasih yang tidak terhingga pada guru sekaligus kolega penulis di PAU Studi Sosial UGM, Prof. Dr. Nasikun yang kini sedang terbaring sakit. Atas dorongan dan bantuannyalah penulis dapat “bertapa” di Flinders University, Australia. Di tempat ini pula, sahabat karib Saya, Prof. Dr. Pratikno sedang menyelesaikan disertasinya. Terima kasih kepada Mas Tik dan Mbak Ida karena begitu seringnya Saya— sebagai bujangan—numpang makan di rumahnya di Flinders. Terima kasih juga dialamatkan pada Dr. Collin Brown dan Dr. Jim Schiller serta sejumlah kolega di Flinders University yang membantu vi Pengantar dan Ucapan Terimakasih penulis. Namun sayang—untuk tidak mengatakan sial—bahwa naskah yang sudah siap terbit kala itu, yang bahkan sudah sempat penulis tunjukkan ke Arief Budiman dan satu hard copy- nya sudah sempat diberikan kepada Bang Daniel Dhakidae, yang penulis mendapatkan komentar-komentarnya yang berharga, karena kecerobohan penulis, hilang tak tentu rimbanya. Kepada Bung Daniel yang sejak awal mendorong agar naskah ini diterbitkan dan bahkan hingga beberapa minggu yang lalu masih saja memberikan dorongan, penulis sampaikan penghargaan yang mendalam. Tahun lalu—setelah lebih dari 13 tahun naskah ini menghilang—secara iseng penulis menanyakan pada Mas Poniman, rekan di PAU Studi Sosial UGM yang pernah menyalin naskah penulis untuk suatu keperluan. Dan di luar dugaan, naskahnya ditemukan di tengah rimba raya dokumen PAU Studi Sosial UGM, yang barangkali seperti mencari jarum di tumpukan jerami. Memang tidak semua naskah tulisan bisa ditemukan. Bab I ternyata hilang secara permanen dan harus ditulis ulang. Terima kasih buat Mas Poniman atas kesabarannya memburu naskah yang hilang tersebut. Selanjutnya, di bawah teror bertubi-tubi dari Mas Utan Parlindungan, asisten di PolGov, unit riset dan kerja sama yang bernaung di bawah Jurusan Politik dan Pemerintahan (JPP) Fisipol UGM, yang dipimpin sahabat penulis Abdul Gaffar Karim. Bab I buku ini diselesaikan dalam waktu kurang dari 24 jam, hanya satu hari dari tenggat waktu yang ditetapkan Mas Utan untuk dimulainya layout. Terima kasih buat Mas Utan yang bukan saja telah setia menteror penulis lewat SMS, tetapi juga dengan sepenuh hati telah membantu membenahi berbagai kesalahan tik dan redaksional dalam naskah buku ini. Buat Cak Doel—Gaffar Karim—dan seluruh kru PolGov penulis berterima kasih karena telah meneruskan ambisi besar Jurusan Ilmu Pemerintahan (JIP) yang kini vii MELAWAN NEGARA PDI 1973-1986 memiliki sapaan baru—Departemen Politik dan Pemerintahan (DPP) UGM—untuk mendorong dan sekaligus menerbitkan karya-karya mahasiswa dan dosen. Ucapan terima kasih tak akan berhenti di situ. Sahabat- sahabat Saya di DPP adalah orang pertama yang berhak penuh atas terima kasih tak terhingga ini. Komunitas sosial dan epistemik yang diciptakan para karib penulis menjadikan lingkungan DPP sebagai lingkungan terbaik tempat dorongan menghasilkan karya-karya untuk diterbitkan menemukan alasan kuat. Pak Mashuri Maschab, Ibu Lien, Mas Haryanto dan Mbak Ratnawati yang juga penguji skripsi penulis, Mas Pratikno, Mas Purwo Santoso, Mas Bambang Purwoko, I Ketut Putra Erawan dan AAGN Ari Dwipayana, Cak Gaffar Karim, Mbak Linda Savirani dan Mas Mada Sukmajadi, Mas Wawan Mas’udi, Mas Nanang Indra Kurniawan, Mas Sigit Pamungkas, Mas Miftah Adi Ikhsanto, Mbak Azizah, Mas Bayu Dardias, Mas Hanif, dan Mbak Nova; dengan segala kerendahan hati saya ingin sampaikan terima kasih yang mendalam. Kepada guru saya, guru kami di DPP dan orang tua saya, yakni Josef Riwu Kaho yang sekaligus sebagai dosen pembimbing skripsi, saya ingin menghaturkan terima kasih tak terhingga. Bukan saja karena telah “menculik” saya dan memaksa penulis untuk tidak pernah keluar kamar di rumah beliau selama satu bulan untuk menyelesaikan skripsi ini di tahun 1987, tapi, lebih lagi, karena kebesaran hati beliau untuk berdamai dengan diri sendiri untuk menerima fakta bahwa saya adalah “anaknya yang memberontak”. Tangan Pak Josef telah membimbing penulis hingga sejauh ini. Terima kasih kepada Bu Josef dan keempat putra-putrinya, terutama Jeng Lin yang pasti telah capek bolak- balik mengantar makan siang, yang begitu membantu selama penulis penyelesaikan skripsi. Buku ini tak akan pernah hadir tanpa kebesaran hati para viii Pengantar dan Ucapan Terimakasih narasumber membagi pengalaman dan informasi. Untuk itu terima kasih Saya haturkan kepada : Drs, Suryadi, Eks Ketua Umum DPP PDI; PNI, B.N Marbun, S.H., Eks Ketua DPP PDI dari Partai Katolik; almarhum dr. Sukowaluyo, Eks Ketua DPP PDI dari PARKINDO; Drs. Yahya Nasution , Eks Ketua DPP PDI dari MURBA; Jupri, S.H., Eks Ketua DPP PDI dari IP-KI; Ir. Andjar Siswojo, Eks Wakil Ketua DPP PDI dari PNI; Parulian Silalahi, Eks Wakil Ketua DPP PDI dari PARKINDO; Nico Daryanto, Eks Sekjen DPP PDI dari Partai Katolik, dan; Dimmy Haryanto, Eks wakil Sekjen dari DPP PDI dari PNI. Kepada tokoh-tokoh peletak dasar PDI yang sebagiannya menjadi guru awal saya dalam belajar politik sebagai seni, dengan segala kerendahan hati penulis ingin sampaikan terima kasih yang mendalam kepada: almarhum Mh. Isnaeni, penanda tangan Deklarasi fusi dan Eks Ketua Umum dan Eks Ketua PDI; almarhum M. Sanusi Hardjadinata, Eks Ketua Umum PDI, tokoh moralis yang banyak mengilhami penulis; Abdul Madjid, penanda tangan Deklarasi fusi dan Eks Ketua dan Eks Wakil Sekjen PDI tokoh yang sepak terjangnya di era ini begitu mempesona; Drs. Hardjanto Sumodisastro, Eks Ketua PDI dan Eks Wakil Ketua DPR/MPR; Drs. Jusuf Merukh, Eks Wakil Sekjen dan Eks Ketua F-PDI di DPR RI; Drs. I.G.N Djakse, SEE, Eks Ketua PDI dan Eks Hakim agung pada Mahkamah Agung RI; Notosukardjo, Eks Ketua dan Eks Wakil Bendahara PDI dan Eks anggota F-PDI di DPR RI, dan; Sutomo HR, Eks anggota F-PDI di DPR RI terima kasih yang sama penulis sampaikan kepada almarhum Alexander Wenas, penanda tangan fusi dan Eks Ketua DPP PDI; Bang Sabam Sirait, penanda tangan deklarasi fusi dan Eks Sekjen DPP PDI dan Eks anggota DPA, tokoh satu-satunya di mana penulis berani menerima sangu 50 ribu rupiah dalam situasi tidak ada uang sepeser pun yang