Melawan Pdi 1973-1986

Total Page:16

File Type:pdf, Size:1020Kb

Melawan Pdi 1973-1986 Research Centre for Politics and Gover nment MELAWAN NEGARA PDI 1973-1986 PENULIS: C O R N E L I S L A Y MELAWAN NEGARA PDI 1973-1986 CORNELIS LAY MELAWAN NEGARA PDI 1973-1986 MELAWAN NEGARA PDI (1973-1986) © Cornelis Lay Hak Cipta dilindungi Undang-Undang All Right Reserved Penulis : Cornelis Lay Penyunting Edisi I : Utan Parlindungan Penyunting Edisi Revisi : Umi Lestari Perancang Sampul dan Penata Letak : Yohanes Paulus Mahadma Khrisna Research Center for Politics and Government Departemen Politik dan Pemerintahan Universitas Gadjah Mada Jl. Sosio Yustisia No.1, Bulaksumur, Yogyakarta 55281 Telp. (0274) 563365 ext. 212 https://polgov.fisipol.ugm.ac.id ISBN: 978-602-96762-0-4 xiv+300 hal, 15 cm x 22 cm Cetakan Pertama: April 2010 Cetakan Kedua (edisi revisi): 2019 PENGANTAR DAN UCAPAN TERIMA KASIH Buku ini adalah bagian Bab III dari Skripsi penulis yang dipertahankan dalam ujian sarjana di Jurusan Ilmu Pemerintahan Fisipol UGM, pada 10 Juli 1987. Secara prinsip, data dan argumen yang dibangun di sepanjang buku ini (kecuali Bab I) adalah setali tiga uang dengan Bab III yang tercantum dalam skripsi penulis. Perubahan yang dilakukan hanya sebatas pada pengorganisasian isi tulisan ke dalam bab-bab, termasuk pembenahan redaksional, dan penambahan sejumlah literatur baru yang relevan. Dalam proses penyusunan skripsi, penulis menghabiskan waktu setidaknya dua tahun, terutama di Jakarta, guna menghimpun data maupun informasi yang dibutuhkan. Dan dalam rentang waktu tersebut, penulis mendapatkan keistimewaan luar biasa karena sempat mewawancarai tokoh-tokoh kunci, dan tokoh-tokoh yang mengawal 13 tahun proses formasi awal ketika PDI mulai berdiri pada 10 Januari 1973. Lebih dari itu, penulis diuntungkan oleh situasi konflik yang demikian luar biasa pada saat itu sehingga membikin masing-masing kubu dengan sukarela memberikan data dan mengungkapkan aneka cerita yang mustahil untuk diperoleh penulis dalam situasi yang normal. Penulis juga diuntungkan oleh antusiasme luar biasa dari para narasumber yang menempatkan politik sebagai aktivisme yang menyebabkan begitu banyaknya waktu yang bisa penulis peroleh dari masing-masing tokoh v MELAWAN NEGARA PDI 1973-1986 untuk kesediaan mereka diwawancarai. Sejumlah tokoh bahkan mengizinkan penulis tinggal di rumah mereka. Dan bahkan ada kisah konyol ketika penulis dan salah seorang narasumber diusir oleh istrinya karena sudah hampir 24 jam kami menghabiskan waktu berdiskusi, padahal hari sudah menjelang subuh. Lebih dari sekadar aneka keberuntungan yang membantu penulis secara akademik bisa merampungkan skripsi sebagaimana dikisahkan di atas, penulis bahkan mendapatkan kesempatan yang mungkin sangat sedikit orang bisa menikmatinya: kesempatan belajar dari sumber pertama mengenai bagaimana politik sehari-hari bekerja dan bagaimana politik yang seharusnya. Pengalaman ini menjadi begitu berharga bukan saja sebagai akademisi, tapi juga sebagai homo politicus, sebuah peran yang hingga hari ini masih tetap penulis lakoni melalui keterlibatan penulis dalam membantu PDI Perjuangan sebagai kekuatan penerus PDI. Naskah tulisan dalam bentuk buku ini sebenarnya sudah diselesaikan penulis pada tahun 1996. Penulis menghabiskan waktu selama 3 bulan di Flinders University, Adelaide, Australia—dengan pembiayaan dari PAU Studi Sosial UGM— guna memformat kembali keseluruhan informasi dan gagasan dalam skripsi penulis, khususnya BAB III, sehingga menemukan bentuknya seperti sekarang ini. Karenanya, penulis ingin menyampaikan terima kasih yang tidak terhingga pada guru sekaligus kolega penulis di PAU Studi Sosial UGM, Prof. Dr. Nasikun yang kini sedang terbaring sakit. Atas dorongan dan bantuannyalah penulis dapat “bertapa” di Flinders University, Australia. Di tempat ini pula, sahabat karib Saya, Prof. Dr. Pratikno sedang menyelesaikan disertasinya. Terima kasih kepada Mas Tik dan Mbak Ida karena begitu seringnya Saya— sebagai bujangan—numpang makan di rumahnya di Flinders. Terima kasih juga dialamatkan pada Dr. Collin Brown dan Dr. Jim Schiller serta sejumlah kolega di Flinders University yang membantu vi Pengantar dan Ucapan Terimakasih penulis. Namun sayang—untuk tidak mengatakan sial—bahwa naskah yang sudah siap terbit kala itu, yang bahkan sudah sempat penulis tunjukkan ke Arief Budiman dan satu hard copy- nya sudah sempat diberikan kepada Bang Daniel Dhakidae, yang penulis mendapatkan komentar-komentarnya yang berharga, karena kecerobohan penulis, hilang tak tentu rimbanya. Kepada Bung Daniel yang sejak awal mendorong agar naskah ini diterbitkan dan bahkan hingga beberapa minggu yang lalu masih saja memberikan dorongan, penulis sampaikan penghargaan yang mendalam. Tahun lalu—setelah lebih dari 13 tahun naskah ini menghilang—secara iseng penulis menanyakan pada Mas Poniman, rekan di PAU Studi Sosial UGM yang pernah menyalin naskah penulis untuk suatu keperluan. Dan di luar dugaan, naskahnya ditemukan di tengah rimba raya dokumen PAU Studi Sosial UGM, yang barangkali seperti mencari jarum di tumpukan jerami. Memang tidak semua naskah tulisan bisa ditemukan. Bab I ternyata hilang secara permanen dan harus ditulis ulang. Terima kasih buat Mas Poniman atas kesabarannya memburu naskah yang hilang tersebut. Selanjutnya, di bawah teror bertubi-tubi dari Mas Utan Parlindungan, asisten di PolGov, unit riset dan kerja sama yang bernaung di bawah Jurusan Politik dan Pemerintahan (JPP) Fisipol UGM, yang dipimpin sahabat penulis Abdul Gaffar Karim. Bab I buku ini diselesaikan dalam waktu kurang dari 24 jam, hanya satu hari dari tenggat waktu yang ditetapkan Mas Utan untuk dimulainya layout. Terima kasih buat Mas Utan yang bukan saja telah setia menteror penulis lewat SMS, tetapi juga dengan sepenuh hati telah membantu membenahi berbagai kesalahan tik dan redaksional dalam naskah buku ini. Buat Cak Doel—Gaffar Karim—dan seluruh kru PolGov penulis berterima kasih karena telah meneruskan ambisi besar Jurusan Ilmu Pemerintahan (JIP) yang kini vii MELAWAN NEGARA PDI 1973-1986 memiliki sapaan baru—Departemen Politik dan Pemerintahan (DPP) UGM—untuk mendorong dan sekaligus menerbitkan karya-karya mahasiswa dan dosen. Ucapan terima kasih tak akan berhenti di situ. Sahabat- sahabat Saya di DPP adalah orang pertama yang berhak penuh atas terima kasih tak terhingga ini. Komunitas sosial dan epistemik yang diciptakan para karib penulis menjadikan lingkungan DPP sebagai lingkungan terbaik tempat dorongan menghasilkan karya-karya untuk diterbitkan menemukan alasan kuat. Pak Mashuri Maschab, Ibu Lien, Mas Haryanto dan Mbak Ratnawati yang juga penguji skripsi penulis, Mas Pratikno, Mas Purwo Santoso, Mas Bambang Purwoko, I Ketut Putra Erawan dan AAGN Ari Dwipayana, Cak Gaffar Karim, Mbak Linda Savirani dan Mas Mada Sukmajadi, Mas Wawan Mas’udi, Mas Nanang Indra Kurniawan, Mas Sigit Pamungkas, Mas Miftah Adi Ikhsanto, Mbak Azizah, Mas Bayu Dardias, Mas Hanif, dan Mbak Nova; dengan segala kerendahan hati saya ingin sampaikan terima kasih yang mendalam. Kepada guru saya, guru kami di DPP dan orang tua saya, yakni Josef Riwu Kaho yang sekaligus sebagai dosen pembimbing skripsi, saya ingin menghaturkan terima kasih tak terhingga. Bukan saja karena telah “menculik” saya dan memaksa penulis untuk tidak pernah keluar kamar di rumah beliau selama satu bulan untuk menyelesaikan skripsi ini di tahun 1987, tapi, lebih lagi, karena kebesaran hati beliau untuk berdamai dengan diri sendiri untuk menerima fakta bahwa saya adalah “anaknya yang memberontak”. Tangan Pak Josef telah membimbing penulis hingga sejauh ini. Terima kasih kepada Bu Josef dan keempat putra-putrinya, terutama Jeng Lin yang pasti telah capek bolak- balik mengantar makan siang, yang begitu membantu selama penulis penyelesaikan skripsi. Buku ini tak akan pernah hadir tanpa kebesaran hati para viii Pengantar dan Ucapan Terimakasih narasumber membagi pengalaman dan informasi. Untuk itu terima kasih Saya haturkan kepada : Drs, Suryadi, Eks Ketua Umum DPP PDI; PNI, B.N Marbun, S.H., Eks Ketua DPP PDI dari Partai Katolik; almarhum dr. Sukowaluyo, Eks Ketua DPP PDI dari PARKINDO; Drs. Yahya Nasution , Eks Ketua DPP PDI dari MURBA; Jupri, S.H., Eks Ketua DPP PDI dari IP-KI; Ir. Andjar Siswojo, Eks Wakil Ketua DPP PDI dari PNI; Parulian Silalahi, Eks Wakil Ketua DPP PDI dari PARKINDO; Nico Daryanto, Eks Sekjen DPP PDI dari Partai Katolik, dan; Dimmy Haryanto, Eks wakil Sekjen dari DPP PDI dari PNI. Kepada tokoh-tokoh peletak dasar PDI yang sebagiannya menjadi guru awal saya dalam belajar politik sebagai seni, dengan segala kerendahan hati penulis ingin sampaikan terima kasih yang mendalam kepada: almarhum Mh. Isnaeni, penanda tangan Deklarasi fusi dan Eks Ketua Umum dan Eks Ketua PDI; almarhum M. Sanusi Hardjadinata, Eks Ketua Umum PDI, tokoh moralis yang banyak mengilhami penulis; Abdul Madjid, penanda tangan Deklarasi fusi dan Eks Ketua dan Eks Wakil Sekjen PDI tokoh yang sepak terjangnya di era ini begitu mempesona; Drs. Hardjanto Sumodisastro, Eks Ketua PDI dan Eks Wakil Ketua DPR/MPR; Drs. Jusuf Merukh, Eks Wakil Sekjen dan Eks Ketua F-PDI di DPR RI; Drs. I.G.N Djakse, SEE, Eks Ketua PDI dan Eks Hakim agung pada Mahkamah Agung RI; Notosukardjo, Eks Ketua dan Eks Wakil Bendahara PDI dan Eks anggota F-PDI di DPR RI, dan; Sutomo HR, Eks anggota F-PDI di DPR RI terima kasih yang sama penulis sampaikan kepada almarhum Alexander Wenas, penanda tangan fusi dan Eks Ketua DPP PDI; Bang Sabam Sirait, penanda tangan deklarasi fusi dan Eks Sekjen DPP PDI dan Eks anggota DPA, tokoh satu-satunya di mana penulis berani menerima sangu 50 ribu rupiah dalam situasi tidak ada uang sepeser pun yang
Recommended publications
  • The Professionalisation of the Indonesian Military
    The Professionalisation of the Indonesian Military Robertus Anugerah Purwoko Putro A thesis submitted to the University of New South Wales In fulfilment of the requirements for the degree of Doctor of Philosophy School of Humanities and Social Sciences July 2012 STATEMENTS Originality Statement I hereby declare that this submission is my own work and to the best of my knowledge it contains no materials previously published or written by another person, or substantial proportions of material which have been accepted for the award of any other degree or diploma at UNSW or any other educational institution, except where due acknowledgement is made in the thesis. Any contribution made to the research by others, with whom I have worked at UNSW or elsewhere, is explicitly acknowledged in the thesis. I also declare that the intellectual content of this thesis is the product of my own work, except to the extent that assistance from others in the project's design and conception or in style, presentation and linguistic expression is acknowledged. Copyright Statement I hereby grant to the University of New South Wales or its agents the right to archive and to make available my thesis or dissertation in whole or in part in all forms of media, now or hereafter known. I retain all property rights, such as patent rights. I also retain the right to use in future works (such as articles or books) all or part of this thesis or dissertation. Authenticity Statement I certify that the Library deposit digital copy is a direct equivalent of the final officially approved version of my thesis.
    [Show full text]
  • Periode 2004-2009
    Jurnal Komunikasi Hasil Pemikiran dan Penelitian Jurnal Komunikasi Hasil Pemikiran dan Penelitian Vol. 4; No. 1; Tahun 2018 Program Studi Ilmu Komunikasi, Universitas Garut Halaman 9-23 P-ISSN: 2461-0836; E-ISSN: 2580-538X SARANA KOMUNIKASI POLITIK UMAT KRISTIANI DI INDONESIA: STUDI PERAN PARTAI DAMAI SEJAHTERA (PDS) PERIODE 2004-2009 Yandi Hermawandi Universitas Garut, Fakultas Ilmu Komunikasi email: [email protected] Abstrak Penelitian ini dilatarbelakangi oleh keberadaan partai-partai politik umat kristiani yang berfungsi sebagai sarana komunikasi politik umat krisitiani di Indonesia. Partai politik berbasis keagamaan kristen ini muncul sejak Pemilu pertama di Indonesia pada 1955 hingga pada masa reformasi pada pemilu 2004. Tujuan penelitian ini adalah menemukan peran Partai Damai Sejahtera sebagai sarana komunikasi politik umat kristiani pada masa reformasi periode 2004-2009. Metode penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan menggunakan studi kepustakaan (library research). Hasil penelitian ini menunjukan bahwa aspirasi yang diperjuangkan oleh Partai Damai Sejahtera pada masa reformasi tidak berbeda dengan aspirasi yang diperjuangkan oleh partai-partai politik umat kristiani pada masa Orde Lama maupun Orde Baru, yaitu: Pertama, menjaga hak-hak minoritas. Kedua, menjaga pluralisme. Ketiga, menolak ide negara Islam dan syariat Islam. Kata Kunci: Partai Politik Umat Kristiani, Komunikasi Politik, Partai Damai Sejahtera. Abstract This reserach examines the existance of Christians political parties as they are used as tools of political communication to Christians in Indonesia. Religion (Christian) based political party existed in Indonesia since 1955 election until the first Reformasi direct election in 2004. This research aims to find the answer how did the Partai Damai Sejahtera act as tool of Christians political communication in the reform era 2004-2009.
    [Show full text]
  • Dancing with Legitimacy Globalisation, Educational Decentralisation, and the State in Indonesia
    THE AUSTRALIAN NATIONAL UNIVERSITY Dancing with Legitimacy Globalisation, Educational Decentralisation, and the State in Indonesia Irsyad Zamjani 28 September 2016 A thesis submitted for the degree of Doctor of Philosophy of The Australian National University © Copyright by Irsyad Zamjani 2016 All Rights Reserved Acknowledgements First and foremost, I would like to express my deep sense of gratitude to my supervisor, Professor Lawrence James Saha, for the tremendous support throughout my candidacy. This thesis would not have been done in four years without his expertise, guidance, assistance and patience. I would also like to thank the rest of my thesis committee, Dr Joanna Sikora and Dr Adrian Hayes, most sincerely for their constructive feedback, which pushed me to solidify my analysis. Grateful thanks are also due to all of my informants in Jakarta, Surabaya, and Kupang who took the time to participate in my research. My thanks also go to all of the local people who made my fieldwork works, especially Joe, the motorcycle taxi driver who took me to almost all places I needed in Kupang fast and safe. My wife and I are also deeply indebted to Robin and Tieke Brown not only for Robin’s terrific job in editing the thesis, but also for their sincere friendship and care, especially during the last months of our chapter in Canberra. This doctoral study would never happen without the sponsorship of two important parties. I am extremely thankful for the scholarship awarded by the Indonesian Ministry of Education and Culture (MoEC) that landed me the ANU admission in the first place.
    [Show full text]
  • Entering New Political Competition (1960-1965)
    UvA-DARE (Digital Academic Repository) Miners, managers and the state: A socio-political history of the Ombilin coal- mines, West Sumatra, 1892-1996 Erwiza, Erman Publication date 1999 Link to publication Citation for published version (APA): Erwiza, E. (1999). Miners, managers and the state: A socio-political history of the Ombilin coal-mines, West Sumatra, 1892-1996. General rights It is not permitted to download or to forward/distribute the text or part of it without the consent of the author(s) and/or copyright holder(s), other than for strictly personal, individual use, unless the work is under an open content license (like Creative Commons). Disclaimer/Complaints regulations If you believe that digital publication of certain material infringes any of your rights or (privacy) interests, please let the Library know, stating your reasons. In case of a legitimate complaint, the Library will make the material inaccessible and/or remove it from the website. Please Ask the Library: https://uba.uva.nl/en/contact, or a letter to: Library of the University of Amsterdam, Secretariat, Singel 425, 1012 WP Amsterdam, The Netherlands. You will be contacted as soon as possible. UvA-DARE is a service provided by the library of the University of Amsterdam (https://dare.uva.nl) Download date:08 Oct 2021 CHAPTER VE ENTERING NEW POLITICAL COMPETITION (1960-1965) Introduction In the preceding chapter I have explained how the mining society was exposed to politics. Tts members were mobilized by the leaders of political parties, and involved in strikes, conflicts, and competition between various actors located at different layers in political hierarchy.
    [Show full text]
  • Liddle Indonesia.Pdf
    Constituttional Design 2000 December 9–11, 1999 INDONESIA’S DEMOCRATIC TRANSITION: PLAYING BY THE RULES R. William Liddle The Ohio State University I. Introduction In a process that began in July 1997, Indonesians have created but not yet consolidated a democracy. The turning point or defining moment of the transition was the June 7, 1999 election for Parliament (Dewan Perwakilan Rakyat, People’s Representative Council), the first democratic general election in Indonesia in nearly half a century. Subsequently, on October 21 and 22, 1999, a new president and vice- president, Abdurrahman Wahid and Megawati Sukarnoputri, were elected by the 695- member People’s Consultative Assembly (Majelis Permusyawaratan Rakyat), a body comprising 462 elected and 38 appointed members of Parliament from the armed forces plus 130 indirectly elected regional delegates and 65 appointed representatives of a variety of social groups. The presence of appointed Parliament and Assembly members, particularly the 38 armed forces’ delegates, means according to most scholarly definitions that Indonesia is not yet a full democracy.1 However, the genuinely democratic quality of the parliamentary election, in which 79% of registered voters chose among 48 political parties after a well-publicized campaign largely free of authoritarian constraints, together with almost complete acceptance of the rules of the presidential/vice-presidential selection process, indicate that the threshhold from democracy to authoritarianism has been crossed. The transition was marked by three successive moments of decision, crises or challenges that were faced by elite actors, including civilian and military government officials plus party and societal leaders, that will be discussed in Part III of this paper.
    [Show full text]
  • General Nasution Brig.Jen Sarwo Edhie Let.Gen Kemal Idris Gen
    30 General Nasution Brig.Jen Sarwo Edhie Let.Gen Kemal Idris Gen Simatupang Lt Gen Mokoginta Brig Jen Sukendro Let.Gen Mokoginta Ruslan Abdulgani Mhd Roem Hairi Hadi, Laksamana Poegoeh, Agus Sudono Harry Tjan Hardi SH Letjen Djatikusumo Maj.Gen Sutjipto KH Musto'in Ramly Maj Gen Muskita Maj Gen Alamsyah Let Gen Sarbini TD Hafas Sajuti Melik Haji Princen Hugeng Imam Santoso Hairi Hadi, Laksamana Poegoeh Subchan Liem Bian Kie Suripto Mhd Roem Maj.Gen Wijono Yassien Ron Hatley 30 General Nasution (24-7-73) Nasution (N) first suggested a return to the 1945 constitution in 1955 during the Pemilu. When Subandrio went to China in 1965, Nasution suggested that if China really wanted to help Indonesia, she should cut off supplies to Hongkong. According to Nasution, BK was serious about Maphilindo but Aidit convinced him that he was a world leader, not just a regional leader. In 1960 BK became head of Peperti which made him very influential in the AD with authority over the regional commanders. In 1962 N was replaced by Yani. According to the original concept, N would become Menteri Hankam/Panglima ABRI. However Omar Dhani wrote a letter to BK (probably proposed by Subandrio or BK himself). Sukarno (chief of police) supported Omar Dhani secara besar). Only Martadinata defended to original plan while Yani was 'plin-plan'. Meanwhile Nasution had proposed Gatot Subroto as the new Kasad but BK rejected this because he felt that he could not menguasai Gatot. Nas then proposed the two Let.Gens. - Djatikusuma and Hidayat but they were rejected by BK.
    [Show full text]
  • 30 the Wire Senyawa Like Twin Spirits Possessed,Javanese Duo Senyawa Crosswire the Energy of Thrash Metal with the Raw Power of Trance Rituals
    30 The Wire Senyawa Like twin spirits possessed,Javanese duo Senyawa crosswire the energy of thrash metal with the raw power of trance rituals. Together and apart, the pair are key nodes in Indonesia's underground scene. By David Novak. Photography by Benjamin Butcher The Str eet Senyawa | The Wire | 31 The sounds pouring out of the monitors and into m y in on the group on tours from Singapore to Malaysia dots of the microscenes s p r e a d i n g out across the ears are raw and powerful as hell: a beat that is both to Los A n g e l e s and back to Java over the past two archipelago. Artist and longtime scene organiser relentless and entrancing, a voice that is beyond years, Shabara and Suryadi trace their musical roots Woto Wibowo ( a k a Wok The Rock) generated a crucial a voice. I'm in the control room at the Jogja Audio deep into the weird alchemical mixtures of Indonesia's node with his open culture netlabel Yes No Wave, School studio, checking out the early mixes of Tabuh dynamic underground. which, since its formation in 2007, released all of Langit Tanduk Jawara (Sky Drums On The Horns Of These days in Jogja (Jogjakarta or Yogyakarta in Shabara and Suryadi's recordings as free downloads, The Champion) by Senyawa m e m b e r Rully Shabara's long form), Senyawa are one especially solid branch alongside many of Jogja's core underground acts such new project Setabuhan. Two p e r c u s s i o n i s t s , one extending outward from a lively tangled thicket of as Frau, Punkasila and the noise rock band Seek Sick at each end of a huge skin-covered drum, blast out extreme sounds and experimental art, including Six.
    [Show full text]
  • Many Shot Dead by Troops
    Tapol bulletin no, 65, September 1984 This is the Published version of the following publication UNSPECIFIED (1984) Tapol bulletin no, 65, September 1984. Tapol bulletin (65). pp. 1-20. ISSN 1356-1154 The publisher’s official version can be found at Note that access to this version may require subscription. Downloaded from VU Research Repository https://vuir.vu.edu.au/26281/ British Campaign for the Defence of Political Prisoners and Human Rights in Indonesia T APOL Bulletin No. 65. September 1984 Tanjung Priok incident Many shot dead by troops Well over two dozen people were shot dead and many more Tanjung Priok is Jakarta's dockland where economic and social wounded when troops fired on demonstrators in Tanjung Priok problems are serious: who were demanding that the police release four people. Tempo (22 September) put the number killed at 28, while the Petititon­ Economically, (it is) not the worst off but work is irregular and life of-50 group in a statement (see below) said forty people died. insecure. The country's imports have been down dramatically, re­ ducing port employment, and recently the government has suddenly The event which occurred on 12 September was the climax to banned much stevedoring activity . .. There is also an ecological a series of incidents provoked by local police and army security problem: fresh water is difficult and expensive to obtain in Tanjung officers. On 7 September, a mubalig (preacher) had made a Priok. (Far Eastern Economic Review, 27 September 1984.) sermon at the Rawa Badak mosque denouncing government policy, in particular, according to Tempo, land seizures, the Many dockworkers and seamen in the area are from devout family planning programme and the Societies Law (see page 2) .
    [Show full text]
  • Peran Politik Militer (Abri) Orde Baru Terhadap
    PERAN POLITIK MILITER (ABRI) ORDE BARU TERHADAP DEPOLITISASI POLITIK ISLAM DI INDONESIA (Studi Terhadap Hegemoni Politik Militer Orde Baru Terhadap Politik Islam Tahun 1967-1990) Oleh EDHY HARIYANTO 101045222258 PROGRAM STUDI JINAYAH SIYASAH JURUSAN SIYASAH SYAR’IYYAH FAKULTAS SYARI’AH DAN HUKUM UIN SYARIF HIDAYATULLAH J A K A R T A 1427 H/2006M PERAN POLITIK MILITER (ABRI) ORDE BARU TERHADAP DEPOLITISASI POLITIK ISLAM DI INDONESIA (Studi Terhadap Hegemoni Politik Militer Orde Baru Terhadap Politik Islam Tahun 1967-1990) Oleh EDHY HARIYANTO 101045222258 PROGRAM STUDI JINAYAH SIYASAH JURUSAN SIYASAH SYAR’IYYAH FAKULTAS SYARI’AH DAN HUKUM UIN SYARIF HIDAYATULLAH J A K A R T A 1427 H/2006M KATA PENGANTAR Puji syukur kita panjatkan ke hadirat Allah SWT. Penulis panjatkan atas segala rahmat dan karunia-NYA yang telah dilimpahkan kepada penulis, sehingga dapat menyelesaikan tugas penyusunan skripsi ini. Shalawat dan salam semoga tetap dilimpahkan kepada nabi Muhammad SAW, rasul paling mulia dan penutup para Nabi, serta iringan doa untuk keluarga, sahabat dan seluruh pengikutnya yang selalu setia sampai akhir zaman. Tidak terasa perjalanan panjang menempuh studi di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta telah berakhir. Satu tahap perjalanan akademis yang merupakan perjalnan kecil dibalik kehidupan, telah penulis telusuri dengan segala suka dan duka, bahagia bercampur haru mengiringi rasa syukur atas karunia ini tidak dapat penulis sembunyikan dari lubuk hati yang paling dalam. Akhirnya penulis tersadarkan bahwa perjalan dalam menyelesaikan skripsi ini telah memberikan perjalanan hidup yang melekat dalam sanubari, sekecil apapun pekerjaan yang kita lakukan, apabila kita hadapi dengan penuh penghayatan dan keikhlasan, maka tak akan menghasilkan kesia-siaan.
    [Show full text]
  • Download (2MB)
    BAB I PENDAHULUAN POLITIK PERDA SYARIAT Dialektika Islam dan Pancasila di Indonesia Ma’mun Murod Al-Barbasy i POLITIK PERDA SYARIAT MA’MUN MUROD AL-BARBASY ii BAB I PENDAHULUAN POLITIK PERDA SYARIAT Dialektika Islam dan Pancasila di Indonesia Ma’mun Murod Al-Barbasy Kata Pengantar Prof. Dr. Din Syamsuddin, MA. iii POLITIK PERDA SYARIAT MA’MUN MUROD AL-BARBASY POLITIK PERDA SYARIAT Dialektika Islam dan Pancasila di Indonesia Penulis : Ma’mun Murod Al-Barbasy Penyunting : Ahmad Mu'arif, S. Ag., MA. Pemeriksa aksara : Mumsika Desain sampul : Amin Mubarok Tataletak isi : Dwi Agus M Diterbitkan pertama kali oleh: Penerbit Suara Muhammadiyah Jl. KHA Dahlan No. 43, Yogyakarta 55122 Telp. : (0274) 376955, Fax. (0274) 411306 SMS/WA : 0812 1738 0308 Facebook : Penerbit Suara Muhammadiyah E-mail : [email protected] (Redaksi) [email protected] (Admin) Homepage : www.suaramuhammadiyah.id Cetakan I : Desember 2017 Hak cipta edisi bahasa Indonesia © Penherbit Suara Muhammadiyah, 2017 Hak cipta dilindungi undang-undang ISBN: 000-000-0000-00-0 iv PENGANTAR PENULIS KATA PENGANTAR BUKU berjudul “Politik Perda Syariat: Dialektika Islam dan Pancasila di Indonesia” yang ada di tangan pembaca ini pada mu­ lanya merupakan karya Disertasi dengan judul: “Islam dan Negara: Studi Kasus Perumusan, Perdebatan, dan Kontroversi serta Peran Politik Muhammadiyah dan NU dalam Proses Pembuatan Perda 12 Tahun 2009 Kota Tasikmalaya.” Karena isinya dirasa penting untuk dipublikasikan, maka saya merasa perlu untuk menerbitkannya dalam bentuk buku, tentu setelah membuang beberapa isi Disertasi yang dirasa tidak perlu untuk terbitan sebuah buku. Buku ini mengangkat tema besar tentang Perda Syariat dan juga peran Muhammadiyah dan NU dalam proses pembuatan Perda Sya riat.
    [Show full text]
  • DAFTAR PUSTAKA Ace Suryadi. (2014). Pendidikan Indonesia
    187 DAFTAR PUSTAKA Ace Suryadi. (2014). Pendidikan Indonesia Menuju 2025. Outlook: Permasalahan, Tantangan & Alternatif Kebijakan. Bandung: Remaja Rosdakarya. Adi Amar Setiawan. (2018) Pengaruh Kerja Sama Tim dan Budaya Organisasi terhadap Loyalitas Organisasi pada Organisasi Pusat Studi Islam mahasiswa Universitas Mulawarman. Jurnal PSIKOBORNEO, Volume 6, Nomor 3, 2018: 535-546 ISSN 2477-2674 (online), ISSN 2477-2666 (cetak), ejournal.psikologi.fisip-unmul.ac.id. Akinfolarin Akinwale Victor. (2017). Analysis Of Principals’ Managerial Competencies For Effective Management Of School Resources In Secondary Schools In Anambra State, Nigeria. IJSSHE-International Journal of Social Sciences, Humanities and Education. 1 (4) . pp.1-10 Amstrong, Michael, dan Angela Baron. (1998). Performance Management. London: Institute of Personnel and Development. Anton Nurcahyo (2011), Analisis Variabel-Variabel yang Mempengaruhi Kinerja Karyawan pada PT. Quadra Mitra Perkasa Balikpapan, Jurnal EKSIS Vol. 7 No. 2 Agustus 2011: 72-82 Anwar Prabu Mangkunegara. (2007). Evaluasi Kinerja SDM. Bandung : Refika Aditama. Anwar Prabu Mangkunegara. (2005). Perilaku dan Budaya Organisasi. Bandung: Refika Aditama. Bateman, Thomas S. dan Scott A. Snell. (2007). Management: Leading & Collaborating in the Competitive World. New York: McGraw-Hill Companies. Balanchard, Kenneth, Donal Carew dan Eunice Parisi Carew. (2002). The One Minute Manager Build High Performing Team. London: Harper Collins Publisher. Candra Wijaya. (2015). Pengaruh Budaya Organisasi, Perilaku Kepemimpinan, Kepuasan Kerja, Stress Pekerjaan, dan Motivasi Kerja terhadap Keefektifan Kerja Pegawai Administrasi IAIN Sumatera Utara. Sinopsis Disertasi. Medan: Program Pascasarjana Universitas Negeri Medan. Castetter, William B. (1981). The Personnel Function in Educational Administration. New York : Mc Millan Publishing, Co., 187 188 Colquitt, Jason A., Jeffery A. Lepine, dan Michael J. Wesson.
    [Show full text]
  • Textual Analysis of the Jakarta Post Online Representation of Presidential Candidates in Indonesia
    HUMANIORA VOLUME 28 Number 3 October 2016 Page 339–347 Textual Analysis of the Jakarta Post Online Representation of Presidential Candidates in Indonesia Prayudi & Retno Hendariningrum Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Yogyakarta Email: [email protected] ABSTRACT General Election 2014 in Indonesia principally was a gate to more democratic Indonesia. People were given rights to directly vote their preferred legislative representatives and president and vice president for the next five-year period. New political learning process was introduced as all presidential candidates must show their capabilities in all aspects to attract constituents. The role of mass media became important as each candidate worked hard to gain sympathy from people. This paper examines how Indonesian online news media critically reported the presidential candidates. Further, this paper analysed how the issue were represented in the online media and why it was represented in such ways. Keywords: general election, news media, textual analysis, presidential candidate, the Jakarta Post INTRODUCTION the nation for five years to come. The election of The election of Indonesian president and the president and vice president directly invites the vice president held in 2014 has directly led to public to vote for leaders they think are best to lead a political learning process. The president and this nation. vice president candidates must demonstrate their In a broader context, the 2014 President and capability politically, socially and economically Vice President
    [Show full text]