Periode 2004-2009
Total Page:16
File Type:pdf, Size:1020Kb
Jurnal Komunikasi Hasil Pemikiran dan Penelitian Jurnal Komunikasi Hasil Pemikiran dan Penelitian Vol. 4; No. 1; Tahun 2018 Program Studi Ilmu Komunikasi, Universitas Garut Halaman 9-23 P-ISSN: 2461-0836; E-ISSN: 2580-538X SARANA KOMUNIKASI POLITIK UMAT KRISTIANI DI INDONESIA: STUDI PERAN PARTAI DAMAI SEJAHTERA (PDS) PERIODE 2004-2009 Yandi Hermawandi Universitas Garut, Fakultas Ilmu Komunikasi email: [email protected] Abstrak Penelitian ini dilatarbelakangi oleh keberadaan partai-partai politik umat kristiani yang berfungsi sebagai sarana komunikasi politik umat krisitiani di Indonesia. Partai politik berbasis keagamaan kristen ini muncul sejak Pemilu pertama di Indonesia pada 1955 hingga pada masa reformasi pada pemilu 2004. Tujuan penelitian ini adalah menemukan peran Partai Damai Sejahtera sebagai sarana komunikasi politik umat kristiani pada masa reformasi periode 2004-2009. Metode penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan menggunakan studi kepustakaan (library research). Hasil penelitian ini menunjukan bahwa aspirasi yang diperjuangkan oleh Partai Damai Sejahtera pada masa reformasi tidak berbeda dengan aspirasi yang diperjuangkan oleh partai-partai politik umat kristiani pada masa Orde Lama maupun Orde Baru, yaitu: Pertama, menjaga hak-hak minoritas. Kedua, menjaga pluralisme. Ketiga, menolak ide negara Islam dan syariat Islam. Kata Kunci: Partai Politik Umat Kristiani, Komunikasi Politik, Partai Damai Sejahtera. Abstract This reserach examines the existance of Christians political parties as they are used as tools of political communication to Christians in Indonesia. Religion (Christian) based political party existed in Indonesia since 1955 election until the first Reformasi direct election in 2004. This research aims to find the answer how did the Partai Damai Sejahtera act as tool of Christians political communication in the reform era 2004-2009. The results show that christians voices which are struggled by PDS in the era of Reformasi are the same with the voices in the Old and New Order era. The voices are: first, defending the rights of minority groups in Indonesia. Second, defending pluralism. Third, rejecting the idea of establishing Islamic state and enforcing Islamic law in Indonesia. Keywords: Christians Political Party, Political Communication, Prosperous and Peace Party. Pendahuluan penjajah. Termasuk juga umat Kristiani Sejarah perjalanan bangsa Indonesia tak (Protestan ataupun Katolik) memiliki andil lepas dari peran agama yang mampu dalam sejarah perjuangan bangsa. memberikan spirit perlawanan terhadap (Mengenai sejarah hubungan Gereja/ umat Kristiani dengan negara bisa di lihat dalam www.journal.uniga.ac.id 9 Jurnal Komunikasi Hasil Pemikiran dan Penelitian Vol. 4; No. 1; Tahun 2018 Halaman 9-23 studi McDonald, 1968: 219-266). Bersama panggung politik formal. Sepanjang 1999- kelompok mayoritas (Islam), umat 2009 lahir belasan partai politik umat Kristiani bahu-membahu turut berjuang Kristiani. melawan penjajah Belanda dan Jepang Namun, dari sekian banyak partai (Aritonang, 2007) Di awal-awal politik Kristiani tersebut, mungkin hanya kemerdekaan, representasi umat Kristiani Partai Demokrasi Kasih Bangsa (PDKB), juga mendapat peran dalam pemerintah Partai Kristen Nasional Indonesia (Krisna) Sukarno-Hatta. Hubungan antar agama dan Partai Damai Sejahtera (PDS) yang (terutama Islam-Kristen) sangat harmonis. mendapatkan suara cukup signifikan. Bahkan, sikap toleransi umat Islam pada Terlebih dari sekian banyak itu yang awal-awal kemerdekaan ditunjukkan berhasil memperoleh kursi di parlemen dengan keikhlasan membuang tujuh kata hanyalah PDS. Banyaknya umat Kristiani dalam Piagam Jakarta yang akhirnya yang berminat membentuk partai politik disepakati sebagai dasar negara (Maarif, aliran ini dinilai cukup fenomenal. Sebab, 2006: 110) Lalu disepakatilah Pancasila pada masa Orde Baru kecenderungan ini dan UUD 1945 sebagai dasar negara sangat jarang terlihat, jika tidak dikatakan Indonesia. tidak terlihat sama sekali. Umat Kristiani juga bergiat di Kiprah umat Kristiani di panggung dalam partai-partai politik berbasis agama. politik nasional menarik untuk dikaji. Pada masa setelah kemerdekaan, mereka Minat umat Kristiani untuk membentuk pernah mengenal Partai Kristen Indonesia partai politik tentu memiliki alasan-alasan (Parkindo) dan Partai Katolik (Parkat). tertentu pada setiap fase perubahan sosial Kedua partai ini berdiri semenjak politik nasional. Agenda-agenda politik Maklumat Wakil Presiden Hatta pada dan program pun dijalankan sesuai dengan bulan November 1945 (awal visi yang telah ditetapkan oleh partai kemerdekaan). Partai-partai berbasis politik tersebut. Bagi umat Kristiani, agama Kristen ini berhasil keberadaan partai politik berbasis agama memproyeksikan tokoh-tokoh seperti Dr. ini bisa menjadi sarana dan kendaraan J. Leimena, Melanchton Siregar, dr. untuk menyalurkan aspirasi yang terkait Tambunan, Sabam Sirait, dan lain-lain ke kehidupan mereka di Indonesia. pentas politik nasional. Sesuai dengan fungsinya, partai (www.leimena.org) politik tentu saja didirikan berdasarkan Pada fase-fase perubahan sosial beberapa hal penting bagi para pendiri politik di Indonesia, baik masa Orde maupun konstituennya. Kehadiran partai Lama, Orde Baru, hingga masa reformasi politik merupakan organisasi politik yang 1998, peran umat Kristiani di pentas menjadi barometer demokrasi. Demokratis politik nasional tidak bisa dianggap atau tidaknya sebuah sistem politik sangat remeh. Perubahan sosial politik pada 21 bergantung pada kehadiran partai politik, Mei 1998, gerakan reformasi membawa terlepas dari berfungsi atau tidaknya partai angin segar bagi kelompok politik politik tersebut. Jumlah partai politik sektarian (berbasis agama). Umat Kristiani banyak pun belum tentu menjamin pun tak ketinggalan turut mendirikan terpeliharanya institusi dan nilai-nilai partai politik untuk berjuang dalam demokrasi. Meskipun jika jumlah partai www.journal.uniga.ac.id 10 Jurnal Komunikasi Hasil Pemikiran dan Penelitian Vol. 4; No. 1; Tahun 2018 Halaman 9-23 politik hanya satu (partai tunggal seperti di kursi di DPR RI sebagaimana pada pemilu negara-negara komunis) tidak dapat pula 2004. Tulisan ini akan menjawab disebut sebagai suatu sistem yang pertanyaan penelitian berikut ini: demokratis. Bagaimana peran Partai Damai Sejahtera Demikian pula ketika fase sebagai sebuah sarana komunikasi politik perubahan sosial politik pada masa umat Kristiani di parlemen politik reformasi 1998. Masa reformasi dianggap nasional Indonesia Periode 2004-2009? sebuah fase dimana proses demokratisasi kembali dimulai di Indonesia. Kajian Pustaka dan Kerangka Teori Membludaknya jumlah partai, termasuk Beberapa buku yang dijadikan partai umat Kristiani, merupakan salah rujukan dalam penelitian ini dapat satu pertanda proses demokratisasi itu membantu dalam penulisan (penelitian) berjalan. Dalam kaitan dengan proses ini. Buku tersebut adalah sebagai berikut: demokratisasi itulah, penting kiranya 1. Mianto Nugroho Agung dan Jeffrie menganalisis kiprah partai politik umat AA. Lempas (Ed.), Yesus dan Kristiani di Indonesia. Politik, Sebuah Bunga Rampai, PDS merupakan satu-satunya Komunitas Nisita, Jakarta, 2004; partai politik umat Kristiani yang berhasil dan membentuk satu fraksi dengan 13 kursi di 2. Pdt. Dr. Jan S. Aritonang, Sejarah parlemen (DPR RI) sejak masa reformasi Perjumpaan Kristen dan Islam di 1998. Partai politik yang dibentuk pada 28 Indonesia, BPK Gunung Mulia, Oktober 2001 ini memperoleh 2.424.319 Jakarta, 2004. suara (2,14%) pada pemilu 2004. Buku Yesus dan Politik, Sebuah Sedangkan kursi yang diperoleh di Bunga Rampai yang ditulis oleh para parlemen sebanyak 13 kursi (2,36%). pakar dari beragam latar belakang Dengan demikian, PDS tak bisa lolos pendidikan ini sebenarnya sedikit Electoral Threshold (ET) yang ditetapkan menyinggung keberadaan PDS. sebesar 3%. Disebutkan dalam tulisan itu bahwa Oleh karena itu, untuk ikut Pemilu kehadiran PDS menimbulkan pro dan 2009 PDS harus berganti nama atau kontra di kalangan Kristen. (Sinar bergabung dengan partai politik lain. Harapan, 29 Mei 2004) Konsekuensi dari Beruntung, dalam Undang-Undang no. perbedaan sikap tersebut, suara politik 10/2008 tentang Pemilihan Umum ada umat Kristen tidak utuh ke PDS. Alhasil, aturan peralihan bahwa semua partai PDS tak berhasil dalam percaturan politik. peserta Pemilu 2004 berhak maju dalam Buku tersebut hanya mengulas mengenai Pemilu 2009. Pada Pemilu 2009, PDS tak sisi yang berbeda antara agama dan mampu melampaui ketentuan realitas masyarakat (politik). Karena parliamentary threshold (PT) 2,5%. itulah, keterlibatan kalangan Gereja dalam Sayangnnya, PDS yang memasang target politik praktis sangat disesalkan. 5%, hanya berhasil memperoleh 1.541.592 Seakan ingin menegaskan suara (1,48 %) (www.kpu.go.id). Ini keberadaan PDS di panggung politik berarti PDS tidak lolos PT. Dengan nasional, Eka Darmaputera menilai bahwa demikian, PDS tak berhak mendapatkan tidak ada teologi yang apolitis. Ia menilai www.journal.uniga.ac.id 11 Jurnal Komunikasi Hasil Pemikiran dan Penelitian Vol. 4; No. 1; Tahun 2018 Halaman 9-23 bahwa sebuah teologi yang tidak Sedangkan buku kedua berjudul menyerukan perubahan, secara tidak Sejarah Perjumpaan Kristen dan Islam di langsung dan mungkin tidak bermaksud Indonesia, merupakan buku sejarah yang begitu, berarti ingin melegitimasikan dan banyak memberikan perspektif partai- ingin melestarikan status quo. Berteologi partai politik umat Kristiani di Indonesia. secara apolitis berarti berteologi dan Sayangnya buku ini sama sekali