SKRIPSI PERGULATAN PDI PERJUANGAN SEBAGAI PARTAI IDEOLOGIS DI INDONESIA (Studi Diskriptif Kualitatif Tentang Pergulatan PDI Perjuangan Dari Pragmatis Ke 1 Juni)

Total Page:16

File Type:pdf, Size:1020Kb

SKRIPSI PERGULATAN PDI PERJUANGAN SEBAGAI PARTAI IDEOLOGIS DI INDONESIA (Studi Diskriptif Kualitatif Tentang Pergulatan PDI Perjuangan Dari Pragmatis Ke 1 Juni) SKRIPSI PERGULATAN PDI PERJUANGAN SEBAGAI PARTAI IDEOLOGIS DI INDONESIA (Studi Diskriptif Kualitatif Tentang Pergulatan PDI Perjuangan dari Pragmatis ke 1 Juni) Disusun Oleh: ULDAN TAJRI No. Mhs: 11520014 PROGRAM STUDI ILMU PEMERINTAHAN SEKOLAH TINGGI PEMBANGUNAN MASYARAKAT DESA “APMD” YOGYAKARTA 2016 HALAMAN MOTTO “Suatu bangsa yang besar dan kuat bukan oleh bangsa lain, demikian pula lemah dan hancurnya juga bukan oleh bangsa lain, tetapi oleh bangsa itu sendiri” ( Ryamizard Ryacudu ) “Pemimpin adalah pribadi yang siap dikorbankan” ( Ryamizard Ryacudu ) “Pendidikan berarti sampai pada pemahaman bahwa hidup memiliki makna yang lebih dari sekedar rasa-takut dan rasa-senang belaka” ( Jan Patocka ) “ Tunduk tertindas, atau bangkit melawan , sebab mundur itu penghianat” (Suara Aktivis) “Seorang terpelajar harus juga berlaku adil sudah sejak dalam pikiran,apalagi dalam perbuatan” ( Pramoedya Ananta Toer ) “Dan jika kau tidak ingin mati dan membusuk di ruang politik dan sosial, maka tingkatkanlah Profesionalitas mu, sebagai politisi yang satunya kata dan tindakan” ( Penulis ) iv PERSEMBAHAN Dengan ungkapan penuh syukurku pada Tuhan YME. Ku persembahkan karya ilmiah yang sangat sederhana ini kepada: Kedua orang tuaku, Ibunda Nurhidayati dan Ayahanda Zuhril yang selalu memberikan perhatian dan kasih sayang yang tulus, dan kesempatan untuk berkelana jauh dari rumah. Terima kasih atas doa, keikhlasan, kesabaran, semangat, kerja keras, pengorbanan dan dukungannya selama ini. Semua keluarga tercinta, Untuk kakak tersayang Yeni Austria dan si bungsu Amizon Triasa, dan ponakan-ponakan yang selalu di tinggal. Serta keluarga besar yang selalu memberikan inspirasi dan memotivasi saya dalam mengarungi study, yang dengan sabar menunggu selesai. I miss you Almamater Sekolah Tinggi Pembangunan Masyarakat desa “APMD” Yogyakarta, Prodi Ilmu Pemerintahan 2011. Keluarga besar GMNI ( Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia) yang telah memberikan identitas dan jati diri, serta membentuk karakter dan kpribadian saya seperti saat ini. Dan untuk seluruh kaum Nasionalis yang rela berjuang menghabiskan waktu dan tenaganya untuk negara serta bangsa tercinta ini. v KATA PENGANTAR Puja dan syukur penulis panjatkan pada keagungan Tuhan pemilik semesta Alam, yang dengan limpahan kasih-Nya telah menuntun penulis dan itu sepenuhnya diyakini penulis semasa proses penulisan skripsi ini. Rasa syukur juga penulis haturkan pada Ibunda dan Ayahanda tercinta, yang dengan tabah dan ikhlas tidak henti-hentinya mendorong dan memanjatkan doa agar segera merampungkan masa studi. Skripsi dengan judul “PERGULATAN PDI PERJUANGAN SEBAGAI PARTAI IDEOLOGIS DI INDONESIA” disusun dan diajukan kepada Program Studi Ilmu Pemerintahan Sekolah Tinggi Pembangunan Masyarakat Desa “APMD” Yogyakarta sebagai bentuk pertanggung jawaban ilmiah dan sekaligus sebagai salah satu syarat guna memperoleh gelar Sarjana Ilmu Politik. Penulis sadar bahwa dalam penulisan skripsi ini banyak mendapat mendapat bantual moril maupun materil, oleh sebab itu perkenanlah penulis untuk menghaturkan rasa terimakasih kepada: 1. Bapak Habib Muhsin S.Sos, M.Si selaku Ketua STPMD”APMD” Yogyakarta yang telah memberikan izin penelitian kepada penulis. 2. Bapak Gregorius Sahdan S.IP, M.A selaku Ketua Prodi Ilmu Pemerintahan, dan semua staf pengajar Prodi Ilmu Pemerintahan yang telah membagikan ilmu pengetahuan selama penulis kuliah. 3. Bapak Drs. Jaka Tri Widaryanta,M.Si. sebagai dosen pembimbing yang telah meluangkan waktu dan pikiran untuk memberikan masukan serta kritik serta saran dalam penyusunan skripsi ini. 4. Ibu Dra. Tri Daya Rini, M.Si. selaku pemberi bahan dan motivasi serta masukan. 5. Pak Gregorius Sahdan, S.IP.,MA dan ibuk Dra. Herawati, MPA. Yang menjadi penguji Skripsi. vi 6. Dosen-Dosen STPMD”APMD” Yogyakarta yang memberikan kesempatan dalam proses pengetahuan. 7. Staf perpustakaan STPMD”APMD” Yogyakarta, terimakasih atas koleksi dan bantuannya yang bermanfaat. 8. Mbak beserta suami, serta adik yang dengan sabar menantikan wisuda saudaranya, terimakasih atas kesabarannya menanti. 9. Pada Hujan, terimakasih atas perjumpaan dan kebersamaan yang penuh makna. 10. Teman-teman seperjuangan, Ilmu Pemerintahan angkatan 2011, terimakasih atas kebersamaan selama ini;Irwan uadi,Yanto,Doni,ulan,Septi,Rolen,Ical,Jemi,Icha,Ode serta kawan-kawan lain yang tidak bisa penulis sebutkan satu-persatu. Mahasiswa/i STPMD”APMD” Yogyakarta terkhusus yang selalu duduk di bawah pohon ketapang dengan diskusinya dan perkawanannya. 11. Kawan-kawan dari GMNI Komisariat STPMD”APMD” Yogyakarta yang menjadikan saya seperti ini Bung Ian,Bung Toby,Bung Tomy,Bung Teo,Bung Ikar, serta yang terhimpun dalam panggilan Sarinah, Ayu,Zeni,Mega,Susi,Jumhi, dan seluruh kader yang tidak bisa saya sebutkan satu persatu. serta beberapa bung dan sarinah yang telah lebih dulu menyelesaikan studynya,Bung Yanto,Bung Marwan,Bung Agus Beker,Bung Jimy,Sarinah Ulan,Sarinah Rindy dan teman-teman yang selalu meneriakkan “Lawan Penindasan” di lampu merah dan jalanan Jogja terimakasih penulis ucapkan atas prosesnya. 12. GMNI cabang Yogyakarta “Pejuang- Pemikir, Pemikir- Pejuang”, dan teman-teman seperjuangan PUSAT “Bidan Night”,Bang Weins,Bang Edi,Mbk Sil,Bung Irul,Bung Iman,Bung Arif,Bung Irwan (Kampret) dan teman-teman yang pernah tergabung vii utamanya yang kerap berhimpun di “AnYos” Kopi, terimakasih atas kesediaan kalian untuk turut berproses bersama penulis. 13. Dan penulis juga ucapkan terimakasih kepada Orang Tua yang selalu berbagi pengetahuan dengan gaya egaliternya, Mas Yos dkk,bang Anto yang selalu dengan kritikan pedasnya dan semua pihak yang telah membantu terselesaikannya skripsi ini yang tidak bisa penulis sebutkan satu-persatu, terimakasih. 14. Terimakasih juga penulis ucapkan kepada Perempuan yang selalu sabar mendengar keluh kesa, dan kengeyelan penulis selama 3 tahun bersama, Veronika lidia (lilid). Penulis sadar bahwa skripsi ini masih jauh dari kata layak untuk dapat menyandang sebutan karya ilmiah, dan itu sepenuhnya bersumber pada penulis sendiri yang masih lemah kadar keilmuannya. Maka dari itu setiap kritik dan sarannya akan merupakan sesuatu yang berarti guna keperluan perbaikan skripsi ini, dan dari pembacalah harapan itu penulis sematkan. Terlepas dari segala cacat dan kekurangannya, penulis berharap agar skripsi ini bisa memberikan sedikit manfaat bagi para pembaca. Yogyakarta, 22 februari 2016 Uldan Tajri viii SINOPSIS Partai politik merupakan syarat keharusan dalam kehidupan politik moderen. Dalam kehidupan politik Indonesia yang menganut sistem demokrasi, partai politik menjadi instrumen penting agar tetap berjalanya sebuah dinamika politik yang baik. PDI yang di kemudian hari menjadi PDI Perjuangan merupakan partai besar di Indonesia. Setelah sekian lama, Perjalanan panjang dan konflik internal PDI mengalami puncaknya. Terjadi perebutan kantor di jalan di ponogoro tanggal 27 juli 1996 menandai pecahnya PDI menjadi dua kubu. menghasilkan kubu PDI Soerjadi, yang di akui oleh pemerintah dan PDI Kubu Megawati Soekarnoputri. Setelah diakhir tahun 1998 terjadi perubahan politik Indonesia dengan ditandai turunnya Presiden Soeharto. Menjelang pemilu 1999 sikap penguasa terhadap setatus legal PDI kubu megawati tetap tidak berubah, namun dengan cara mensiasati posisi politik rejim. Pada tanggal 8-10 Oktober 1998, PDI dibawah kepemimpinan Megawati menyelenggarakan Kongres V di Denpasar Balidan mengukuhkan Megawati Soekarnoputri menjadi Ketua Umum DPP PDI periode 1998-2003. Namun yang diakui oleh Pemerintah tetap PDI dibawah kepemimpinan Soerjadi. Oleh karenanya, agar dapat mengikuti Pemilu tahun 1999 tanggal 14 Februari 1999 di Istoran Senayan Jakarta Megawati mengubah nama PDI menjadi PDI Perjuangan. Setelah itu PDI Perjuangan ikut terlibat dalam pemilu 1999, 2004, 2009 dan 2014. Dinamika pasang surutnya PDI Perjuangan dalam panggung politik Indonesia juga membawa dampak bagaimana Membangun masyarakat Pancasila dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia yang demokratis, adil dan makmur. Pada Pemilu 2014 PDI Perjuangan mendapatkan kemenangan juga dilengkapi dengan konsep Nawacita yang merupakan implementasi Ideologi Pancasila 1 Juni. Setelah melewati waktu yang panjang dari kelahiran tahun 1999 sampai dengan 2015 PDI Perjuangan sebagai partai ideologis sangat menarik dan menimbulkan banyak pertanyan. Sehingga skripsi ini mengambil rumusan masalah adalah “Bagaimana pergulatan PDI Perjuangan dari tahun 1999 sampai dengan 2015 sebagai partai Ideologis dalam menuju Partai Ideologi ? Dalam setiap jenis penelitian selalu menggunakan metode pendekatan, untuk melakukan riset, keadaan ini dikarenakan metode merupakan cara dalam mendapatkan apa yang di cari , karena itu metode yang di gunakan harus sesuai atau memiliki relevansi dengan prosedur, alat, serta desain penelitian yang akan digunakan. Maka dengan demikian penelitian skripsi ini menggunakan metode penelitian diskriptif yaitu suatu metode penelitian yang didalamnya terdapat upaya mencatat, menganalisa, dan menginterpretasikan kondisi-kondisi yang sekarang ada atau terjadi. dengan begitu peneliti berusaha untuk menggambarkan fakta-fakta serta fenomena yang terjadi terkhusus yang berkaitan dengan Ideologi 1 Juni. Agar memperoleh gambaran yang objektif dengan masalah yang diangkat. Pergulatan PDI Perjuangan di dalam pemilu 1999 yang berhasil mendapatkan suara terbanyak di Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) tidak berarti langsung mengukuhkan PDI Perjuangan sebagai partai penguasa kursi ketua MPR ,DPR dan juga kursi Presiden sebabkan oleh adanya permainan poros tengah yang di gagas oleh Amien
Recommended publications
  • Periode 2004-2009
    Jurnal Komunikasi Hasil Pemikiran dan Penelitian Jurnal Komunikasi Hasil Pemikiran dan Penelitian Vol. 4; No. 1; Tahun 2018 Program Studi Ilmu Komunikasi, Universitas Garut Halaman 9-23 P-ISSN: 2461-0836; E-ISSN: 2580-538X SARANA KOMUNIKASI POLITIK UMAT KRISTIANI DI INDONESIA: STUDI PERAN PARTAI DAMAI SEJAHTERA (PDS) PERIODE 2004-2009 Yandi Hermawandi Universitas Garut, Fakultas Ilmu Komunikasi email: [email protected] Abstrak Penelitian ini dilatarbelakangi oleh keberadaan partai-partai politik umat kristiani yang berfungsi sebagai sarana komunikasi politik umat krisitiani di Indonesia. Partai politik berbasis keagamaan kristen ini muncul sejak Pemilu pertama di Indonesia pada 1955 hingga pada masa reformasi pada pemilu 2004. Tujuan penelitian ini adalah menemukan peran Partai Damai Sejahtera sebagai sarana komunikasi politik umat kristiani pada masa reformasi periode 2004-2009. Metode penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan menggunakan studi kepustakaan (library research). Hasil penelitian ini menunjukan bahwa aspirasi yang diperjuangkan oleh Partai Damai Sejahtera pada masa reformasi tidak berbeda dengan aspirasi yang diperjuangkan oleh partai-partai politik umat kristiani pada masa Orde Lama maupun Orde Baru, yaitu: Pertama, menjaga hak-hak minoritas. Kedua, menjaga pluralisme. Ketiga, menolak ide negara Islam dan syariat Islam. Kata Kunci: Partai Politik Umat Kristiani, Komunikasi Politik, Partai Damai Sejahtera. Abstract This reserach examines the existance of Christians political parties as they are used as tools of political communication to Christians in Indonesia. Religion (Christian) based political party existed in Indonesia since 1955 election until the first Reformasi direct election in 2004. This research aims to find the answer how did the Partai Damai Sejahtera act as tool of Christians political communication in the reform era 2004-2009.
    [Show full text]
  • Dancing with Legitimacy Globalisation, Educational Decentralisation, and the State in Indonesia
    THE AUSTRALIAN NATIONAL UNIVERSITY Dancing with Legitimacy Globalisation, Educational Decentralisation, and the State in Indonesia Irsyad Zamjani 28 September 2016 A thesis submitted for the degree of Doctor of Philosophy of The Australian National University © Copyright by Irsyad Zamjani 2016 All Rights Reserved Acknowledgements First and foremost, I would like to express my deep sense of gratitude to my supervisor, Professor Lawrence James Saha, for the tremendous support throughout my candidacy. This thesis would not have been done in four years without his expertise, guidance, assistance and patience. I would also like to thank the rest of my thesis committee, Dr Joanna Sikora and Dr Adrian Hayes, most sincerely for their constructive feedback, which pushed me to solidify my analysis. Grateful thanks are also due to all of my informants in Jakarta, Surabaya, and Kupang who took the time to participate in my research. My thanks also go to all of the local people who made my fieldwork works, especially Joe, the motorcycle taxi driver who took me to almost all places I needed in Kupang fast and safe. My wife and I are also deeply indebted to Robin and Tieke Brown not only for Robin’s terrific job in editing the thesis, but also for their sincere friendship and care, especially during the last months of our chapter in Canberra. This doctoral study would never happen without the sponsorship of two important parties. I am extremely thankful for the scholarship awarded by the Indonesian Ministry of Education and Culture (MoEC) that landed me the ANU admission in the first place.
    [Show full text]
  • Download Koran Solidaritas
    Edisi IX, April 2016 KORAN INDONESIA DIAMBANG DEPARPOLISASI MUSEUM Buka 10.00-17.00 OPINI KEBUDAYAAN Parpol di Tengah Jaman Deparpolisasi Yang Berubah (Diselingkuhi Parpol Sakitnya Tuh di Sini) Anom Astika Partai Politik dan Kita Politik sebagai Jalan Generasi (Yang Tak Percaya Diri) Rocky Gerung SIKAP KITA Calon Independen adalah DISKURSUS Terapi Demokrasi Deparpolisasi: Sikap PSI Terhadap Peolemik Deparpolisasi Menagih Janji Partai Politik Editorial Partai-partai politik sepertinya sulit menerima kenyataan bahwa jaman sedang berubah. Sama dengan ketidakpahaman pengusaha taksi yang mengerahkan sopir dan armada mereka untuk melakukan pemogokan massal menentang operasi taksi (yang menurut mereka gelap) berbasis aplikasi digital. Tidak ada kesadaran reflektif sedikitpun dari para pengusaha taksi lama yang sudah puluhan tahun diuntungkan dari hasil memerah keringat sopir dan ketidaknyamanan konsumen. Tiba-tiba hadir Grab, Uber, dll yang sangat memanjakan konsumen dengan berbagai fasilitas, juga memberikan keuntungan yang lebih besar kepada sang sopir. Apa yang terjadi? Intinya sederhana, setiap orang punya akses langsung kepada sopir dan armada taksi yang akan menjemput anda, disisi lain pemilik aplikasi tidak mengambil marjin keuntungan sebesar yang ditumpuk oleh pengusaha taksi konvensional. Era kedaulatan konsumen/rakyat bersamaan dengan era kesejahteraan dan kemandirian kaum buruh. Selama berpuluh tahun partai politik menikmati banyak sekali fasilitas sebagai pilar penting demokrasi. Mereka DEPARPOLISASI: bahkan telah membentengi diri mereka dengan berbagai regulasi dengan celah yang sangat sempit jika seseorang Nyali Ahok dan Kutukan coba-coba meminggirkan peran penting parpol, calon independen misalnya. Bukannya belajar mengapa Parpol Bandung Bondowoso dan DPR setiap tahun menjadi lembaga dengan kinerja terburuk sejak tapak pertama demokrasi ditemukan pada idak menunggu lama, sejak Ahok mendeklarasikan Mei 1998 silam, parpol malah menuduh balik Ahok telah dirinya akan maju melalui mekanisme independen, melakukan deparpolisasi.
    [Show full text]
  • Teknologi Militer Khilafah Utsmani Kristus Tidak Akan Menebus Dosa Siapapun Pilkada Serentak Hukum Memisahkan Tamu Pria Dan Wani
    Edisi 163, 22 Shafar - 6 Rabiul Awal 1437 H/ 4 - 17 Desember 2015 Harga Rp. 6000,- Luar jawa Rp. 9000,- Rp. jawa 6000,- Luar Rp. Harga www.mediaumat.com Wawancara: Fuad Bawazier Fokus Anggota Dewan Pembina Partai Gerindra Pilkada Serentak Sistem Politik Kita Sekarang Sangat Liberal Kristologi Kristus Tidak Akan Menebus Dosa Siapapun Ustadz Menjawab Mercusuar Hukum Memisahkan Tamu Teknologi Militer Khilafah Utsmani Pria dan Wanita dalam Walimah 2 Salam Media Pembaca Media Umat | Edisi 163, 22 Shafar - 6 Rabiul Awal 1437 H/ 4 - 17 Desember 2015 S a l a m R e d a k s i Inna lillahi wa inna ilaihi roji’un. Telah syahid (insya Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuhu Allah) Shadi Zuhdi, aktivis Muslimah Hizbut Tahrir Salam Perjuangan! Palestina di Hebron. Semoga Allah menerima segala Alhamdulillah, kami bisa hadir kembali di ruang baca Anda. Semoga amal baiknya dan mengampuni dosa-dosanya, kehadiran kami bisa menambah cakrawal berpikir Anda menyikapi berkumpul bersama para mujahidin, para sahabat, berbagai peristiwa yang terjadi. dan Rasulullah SAW. Aamiin. Pembaca yang dirahmati Allah, lebih dari setahun berlalu negeri ini dipimpin oleh rezim yang baru. Banyak hal telah terjadi. Namun, semuanya masih seperti mimpi. Mimpi kian sejahtera, mimpi tiada kemacetan dan banjir, mimpi layanan kesehatan gratis, mimpi pendidikan murah, mimpi harga sembako turun, mimpi harga BBM kembali seperti semula, dan banyak lagi mimpi lainnya. Dan jawaban yang selalu muncul adalah: “Kita kan lagi proses. Beri kesempatan.” Jawaban serupa juga dilontarkan oleh rezim dan pendukung sebelumnya. Lebih dari 15 tahun masa reformasi, Indonesia seperti jalan di tempat. Kenikmatan hanya dirasakan mereka yang ada di tampuk kekuasaan dan yang memiliki akses terhadap harta kekayaan rakyat.
    [Show full text]
  • Liddle Indonesia.Pdf
    Constituttional Design 2000 December 9–11, 1999 INDONESIA’S DEMOCRATIC TRANSITION: PLAYING BY THE RULES R. William Liddle The Ohio State University I. Introduction In a process that began in July 1997, Indonesians have created but not yet consolidated a democracy. The turning point or defining moment of the transition was the June 7, 1999 election for Parliament (Dewan Perwakilan Rakyat, People’s Representative Council), the first democratic general election in Indonesia in nearly half a century. Subsequently, on October 21 and 22, 1999, a new president and vice- president, Abdurrahman Wahid and Megawati Sukarnoputri, were elected by the 695- member People’s Consultative Assembly (Majelis Permusyawaratan Rakyat), a body comprising 462 elected and 38 appointed members of Parliament from the armed forces plus 130 indirectly elected regional delegates and 65 appointed representatives of a variety of social groups. The presence of appointed Parliament and Assembly members, particularly the 38 armed forces’ delegates, means according to most scholarly definitions that Indonesia is not yet a full democracy.1 However, the genuinely democratic quality of the parliamentary election, in which 79% of registered voters chose among 48 political parties after a well-publicized campaign largely free of authoritarian constraints, together with almost complete acceptance of the rules of the presidential/vice-presidential selection process, indicate that the threshhold from democracy to authoritarianism has been crossed. The transition was marked by three successive moments of decision, crises or challenges that were faced by elite actors, including civilian and military government officials plus party and societal leaders, that will be discussed in Part III of this paper.
    [Show full text]
  • Many Shot Dead by Troops
    Tapol bulletin no, 65, September 1984 This is the Published version of the following publication UNSPECIFIED (1984) Tapol bulletin no, 65, September 1984. Tapol bulletin (65). pp. 1-20. ISSN 1356-1154 The publisher’s official version can be found at Note that access to this version may require subscription. Downloaded from VU Research Repository https://vuir.vu.edu.au/26281/ British Campaign for the Defence of Political Prisoners and Human Rights in Indonesia T APOL Bulletin No. 65. September 1984 Tanjung Priok incident Many shot dead by troops Well over two dozen people were shot dead and many more Tanjung Priok is Jakarta's dockland where economic and social wounded when troops fired on demonstrators in Tanjung Priok problems are serious: who were demanding that the police release four people. Tempo (22 September) put the number killed at 28, while the Petititon­ Economically, (it is) not the worst off but work is irregular and life of-50 group in a statement (see below) said forty people died. insecure. The country's imports have been down dramatically, re­ ducing port employment, and recently the government has suddenly The event which occurred on 12 September was the climax to banned much stevedoring activity . .. There is also an ecological a series of incidents provoked by local police and army security problem: fresh water is difficult and expensive to obtain in Tanjung officers. On 7 September, a mubalig (preacher) had made a Priok. (Far Eastern Economic Review, 27 September 1984.) sermon at the Rawa Badak mosque denouncing government policy, in particular, according to Tempo, land seizures, the Many dockworkers and seamen in the area are from devout family planning programme and the Societies Law (see page 2) .
    [Show full text]
  • Download (2MB)
    BAB I PENDAHULUAN POLITIK PERDA SYARIAT Dialektika Islam dan Pancasila di Indonesia Ma’mun Murod Al-Barbasy i POLITIK PERDA SYARIAT MA’MUN MUROD AL-BARBASY ii BAB I PENDAHULUAN POLITIK PERDA SYARIAT Dialektika Islam dan Pancasila di Indonesia Ma’mun Murod Al-Barbasy Kata Pengantar Prof. Dr. Din Syamsuddin, MA. iii POLITIK PERDA SYARIAT MA’MUN MUROD AL-BARBASY POLITIK PERDA SYARIAT Dialektika Islam dan Pancasila di Indonesia Penulis : Ma’mun Murod Al-Barbasy Penyunting : Ahmad Mu'arif, S. Ag., MA. Pemeriksa aksara : Mumsika Desain sampul : Amin Mubarok Tataletak isi : Dwi Agus M Diterbitkan pertama kali oleh: Penerbit Suara Muhammadiyah Jl. KHA Dahlan No. 43, Yogyakarta 55122 Telp. : (0274) 376955, Fax. (0274) 411306 SMS/WA : 0812 1738 0308 Facebook : Penerbit Suara Muhammadiyah E-mail : [email protected] (Redaksi) [email protected] (Admin) Homepage : www.suaramuhammadiyah.id Cetakan I : Desember 2017 Hak cipta edisi bahasa Indonesia © Penherbit Suara Muhammadiyah, 2017 Hak cipta dilindungi undang-undang ISBN: 000-000-0000-00-0 iv PENGANTAR PENULIS KATA PENGANTAR BUKU berjudul “Politik Perda Syariat: Dialektika Islam dan Pancasila di Indonesia” yang ada di tangan pembaca ini pada mu­ lanya merupakan karya Disertasi dengan judul: “Islam dan Negara: Studi Kasus Perumusan, Perdebatan, dan Kontroversi serta Peran Politik Muhammadiyah dan NU dalam Proses Pembuatan Perda 12 Tahun 2009 Kota Tasikmalaya.” Karena isinya dirasa penting untuk dipublikasikan, maka saya merasa perlu untuk menerbitkannya dalam bentuk buku, tentu setelah membuang beberapa isi Disertasi yang dirasa tidak perlu untuk terbitan sebuah buku. Buku ini mengangkat tema besar tentang Perda Syariat dan juga peran Muhammadiyah dan NU dalam proses pembuatan Perda Sya riat.
    [Show full text]
  • Textual Analysis of the Jakarta Post Online Representation of Presidential Candidates in Indonesia
    HUMANIORA VOLUME 28 Number 3 October 2016 Page 339–347 Textual Analysis of the Jakarta Post Online Representation of Presidential Candidates in Indonesia Prayudi & Retno Hendariningrum Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Yogyakarta Email: [email protected] ABSTRACT General Election 2014 in Indonesia principally was a gate to more democratic Indonesia. People were given rights to directly vote their preferred legislative representatives and president and vice president for the next five-year period. New political learning process was introduced as all presidential candidates must show their capabilities in all aspects to attract constituents. The role of mass media became important as each candidate worked hard to gain sympathy from people. This paper examines how Indonesian online news media critically reported the presidential candidates. Further, this paper analysed how the issue were represented in the online media and why it was represented in such ways. Keywords: general election, news media, textual analysis, presidential candidate, the Jakarta Post INTRODUCTION the nation for five years to come. The election of The election of Indonesian president and the president and vice president directly invites the vice president held in 2014 has directly led to public to vote for leaders they think are best to lead a political learning process. The president and this nation. vice president candidates must demonstrate their In a broader context, the 2014 President and capability politically, socially and economically Vice President
    [Show full text]
  • Majelis Wali Amanat Tetapkan Prof. Dr. Rina Indiastuti, S.E., M.Sie
    ISSN 2685-6697 OKTOBER 2019 UNIVERSITAS PADJADJARAN GENTRA NEWSLETTER MAJELIS WALI AMANAT TETAPKAN PROF. DR. RINA INDIASTUTI, S.E., M.SIE. SEBAGAI REKTOR UNPAD PERIODE 2019-2024 GENTRA | DAFTAR ISI Daftar Isi Majelis Wali Amanat Menristekdikti Resmikan Tetapkan Prof. Dr. Rina Kawasan Sains dan 4 Indiastuti, S.E., M.SIE., 6 Teknologi Padjadjaran Sebagai Rektor Unpad Periode 2019-2024 Unpad Miliki Enam Prodi Magister Pariwisata Guru Besar Baru Berkelanjutan Unpad Gelar 15 19 “Unpad Tourism Day 2019” Fedri Ruluwedrata Atlet Unpad Sumbang Rinawan, dr., M.Sc.PH, Medali di Pomnas 21 PhD, Sosok di Balik 24 Aplikasi “iPosyandu” Joker dan Kaitannya Rumpun Fakultas Dengan Kesehatan Kesehatan Unpad Gelar 30 Mental? 34 Konferensi Internasional World Clean up Day, Galeri Unpad Mahasiswa Unpad 40 Terjun Langsung 46 Bersihkan Sampah di Jatinangor 2 UNIVERSITAS PADJADJARAN REDAKSI | GENTRA Tim Redaksi Pelindung Rektor Universitas Padjadjaran Penasehat Para Wakil Rektor Universitas Padjadjaran Penanggung Jawab Direktur Tata Kelola, Komunikasi Publik, Kantor Internasional Pemimpin Umum Kepala Kantor Komunikasi Publik Pemimpin Redaksi Arief Maulana Redaktur Pelaksana Artanti Hendriyana Fotografer Atep Rustandi, Arief Maulana Layout Krisna Eka Pratama, Kansy Haikal Sekretariat Safa Annisaa, Derisa Ambar P, Marlia, Winda Eka Putri, Lilis Lisnawati Tim Kontributor Mahasiswa Unpad Alamat Redaksi Kantor Komunikasi Publik Direktorat Tata Kelola & Komunikasi Publik Universitas Padjadjaran Gedung Rektorat Lantai 1 Jln. Raya Bandung – Sumedang Km. 21 Jatinangor, Kab. Sumedang OKTOBER 2019 3 GENTRA | LAPORAN UTAMA Majelis Wali Amanat Tetapkan Prof. Dr. Rina Indiastuti, S.E., M.SIE., Sebagai Rektor Unpad Periode 2019-2024 roses Pemilihan Rektor Universitas Padjadjaran Periode 2019-2024 berakhir sudah. Majelis Wali Amanat (MWA) menetapkan PProf.
    [Show full text]
  • Perpustakaan.Uns.Ac.Id Digilib.Uns.Ac.Id Commit to User 88
    perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id BAB II DESKRIPSI LOKASI A. Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) 1. Profil partai Gambar 2.1 Lambang Partai PDIP Sumber : http://kpu-surakartakota.go.id a) Pengurus Pusat/ DPP : Ketua Umum : Megawati Soekarnoputri Sekretaris : Tjahjo Kumolo Bendahara :Olly Dondokambey b) Pengurus DPC Kota Surakarta : Ketua : FX. Hadi Rudyatmo Sekretaris : Drs. Teguh Prakosa Bendahara : Hartanti, SE Alamat kantor : Jl. Hasanudin No.26, Purwosari, Laweyan commit to user 88 perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id89 2. Sejarah partai PDI Perjuangan adalah partai politik yang memiliki tali kesejarahan dengan partai politik masa orde lama. PDI Perjuangan merupakan kelanjutan dari Partai Demokrasi Indonesia yang berdiri pada tanggal 10 Januari 1973. Partai Demokrasi Indonesia itu lahir dari hasil fusi 5 (lima) partai politik. Kelima partai politik tersebut yaitu; Partai Nasional Indonesia (PNI), Partai Kristen Indonesia (Parkindo), Partai Katolik Republik Indonesia, Ikatan Pendukung Kemerdekaan Indonesia (IPKI), dan Murba (gabungan Partai Rakyat Jelata dan Partai Indonesia Buruh Merdeka). Pada saat Orde Baru ada gagasan agar supaya fusi (penggabungan) partai dilakukan, tepatnya 7 Januari tahun 1970. Soeharto melontarkan gagasan pengelompokan partai politik dengan maksud untuk menghasilkan sebuah masyarakat yang lebih tentram lebih damai bebas dari konflik agar pembangunan ekonomi bisa di jalankan. Tanggal 27 Februari 1970 Soeharto mengundang lima partai politik yang dikategorikan kelompok pertama yaitu PNI (Partai
    [Show full text]
  • Buku Data & Infografik Pilpres 2014 I
    Buku Data & Infografik Pilpres 2014 i ii Buku Data & Infografik Pilpres 2014 TIM PENYUSUN Pengarah Husni Kamil Manik S.P (Ketua KPU) Sigit Pamungkas S.IP, MA (Anggota KPU) Arief Budiman, S.S, S.IP, MBA (Anggota KPU) Ida Budhiati SH, MH (Anggota KPU) Juri Ardiantoro, MSi. (Anggota KPU) Dr. Ferry Kurnia Rizkiansyah S.IP, M.Si (Anggota KPU) Drs. Hadar Navis Gumay (Anggota KPU) Ir. Arif Rahman Hakim MS., (Sekretaris Jendral KPU) Penanggung Jawab Sigit Joyo Wardono SH. (Kepala Biro Teknis dan Hupmas Sekretariat Jenderal KPU) Penyusun Tim Biro Teknis dan Hupmas Sekretariat Jenderal KPU Editor Robby Leo Agust S.Si (Kepala Bagian Publikasi dan Informasi Pemilu) Kadar Setyawan S.Sos (KaSubbag. Pemberitaan dan Penerbitan Informasi Pemilu) Sahruni Hasna Ramadhan S.S., M.Si (KaSubbag. Sosialisasi dan Kampanye) Amir A. Gofur M.Si Nurul Agustina S.Sos Desain Lay out Satrio Mahadi A.Md. Aditya Nurfahmi Diterbitkan Oleh Komisi Pemilihan Umum Jl. Imam Bonjol No.29 Jakarta 10310 Tlp. 021- 31937223, Fax. 021-3157759 www.kpu.go.id Buku Data & Infografik Pilpres 2014 iii SEKAPUR SIRIH enyelenggaraan Pemilihan Umum (Pemilu), baik itu Pemilu DPR, DPD, dan DPRD, Pemilu Presiden dan Wakil Presiden, bahkan Pemilihan Umum Kepala Daerah adalah Plintasan sejarah besar bangsa ini yang tidak boleh dilewatkan begitu saja. Sangat banyak pengalaman dan pelajaran yang bisa dipetik—tidak hanya bagi kita, tetapi juga buat anak cucu—dari perhelatan-perhelatan demokrasi ini. Tentunya agar momen sejarah ini bisa menjadi bahan pelajaran dan pengalaman di masa mendatang perlu sebuah medium yang merekam, menganalisis, dan mengurai data dan fakta setiap tahapan dan peristiwa Pemilu.
    [Show full text]
  • Intrastate Conflicts and International Humanitarian Intervention: Case Studies in Indonesia
    Department of Social Sciences Intrastate Conflicts and International Humanitarian Intervention: Case Studies in Indonesia Mangadar Situmorang This thesis is presented for the Degree of Doctor of Philosophy of Curtin University of Technology 20 December 2007 Declaration To the best of my knowledge and belief this thesis contains no material published by any other person except where due acknowledgement has been made. This thesis contains no material which has been accepted for the award of any other degree or diploma in any university. Signed : ……………………………. Date : ……………………………. Abstract The differences in the international responses to the violent conflicts in East Timor (1998–1999), Maluku (1999–2003) and Aceh (1998–2005) are examined in this research. Given the growing acceptance of the significance of the use of military force for humanitarian purposes, the humanitarian crises in Maluku and Aceh might prima facie have justified humanitarian intervention similar to that in East Timor. By analysing the differences from the Indonesia’s domestic political point of view it is clear that the conscience-shocking situation caused by the violent conflicts was not the compelling factor for the international community to militarily intervene. The deployment of a multinational force in East Timor (INTERFET) was decided only after the UN and foreign major countries believed that such military intervention would not jeopardize the ongoing process of democratization in Indonesia. This suggested that Indonesia’s domestic circumstance was central to whether a similar measure in Maluku and Aceh would take place or not. Due to the reformasi (political reform) in Indonesia within which the independence of East Timor took place, two main changes within Indonesian politics, namely the growing sentiment of anti-international intervention and the continuing democratization process, helped to ensure that humanitarian intervention in the two other regions did not happen.
    [Show full text]