43

BANTUAN HUKUM SEBAGAI SARANA MENANGGULANGI MASALAH KEMISKINAN STRUKTURAL

______OIeh: Abdurahman,SH. ______

Kiranya sudah cukup banyak kita "yang s~ap untuk tenggelam". Namun berbicara ten tang masalah kemiskinan demikian betapapun parahnya keadaan dengan segala aspeknya termasuk da­ dimana bencana kehancuran sewaktu­ lam kaitannya dengan pelaksanaan waktu ak.an datang menimpa mereka bantuan hukum. Tetapi dalam kesem­ akan tetapi mereka tidak sanggup patan ini a~a baiknya kita renungkan untuk keluar dari kemiskinan yang kembali ungkapan dari R.H. Tawney melilit hidupnya agar mereka dapat tentang kemiskinan di Negara Cina mengangkat dirinya dari bawah ke­ seperti diku tip oleh J emes C. Scott miskinan. Bukannya ia tidak beru­ dalam kata pendahuluan dari bukunya saha, usaha mati-matian sudah dija­ yang terkenal ten tang Moral Ekonomi lankan tetapi kondisinya memang Petani: "The district in which the sudah cukup parah sekali dan struktur • position of the rural population is sosial yang menghimpit mereka sema­ that. of a man standing permanently kin kuat. Keadaan semacam inilah up to the neck in water, so that yang akan menjadi sasaran dari paaa even a ripple is sUfficient to drown program bantuan hukum yang akan him ,,1) kit a laksanakan pada saat ini. Keber­ Yang artinya kurang lebih demikian, hasilan dari pada program ini adalah ada daerah-daerah dimana posisi pen­ tergantung pemahaman kita tentang duduk . pedesaan ibarat orang yang keadaan nyata dan mereka yang akan selamanya berdiri terendam dalam air kita layani. sampai keleher, sehingga om bak yang Masalah tentang kemiskinan sudah kecil sekali:pun cukup untuk meneng­ banyak dikaji orang. Dalam mengkaji gelamkannya. masalah kemiskinan di Negara-negara Apa yang ditulis oleh Tawney ditahun Asia Selatan dan Tenggara Ajit Chose 1931 ten tang Cina menuru t . Scott dan Keith Griffin menyatakan bahwa adalah juga berlaku untuk keadaan kemiskinan di negara-negara terse but di Jawa Timur dan Jawa Tengah pada adalah berarti kdaparan, kekurangan• masa kini. gizi, ditam bah pakaian dan perumah- U ngkap an diatas . menggam bark an an 'Yang tidak memadai, tingkat pen­ kepada kita betapa parahnyakeadaan didikan yang · rendah, tidak ada atau kemiskinan di negara kita atau setidak­ sedikit sekali kesempatan untuk mem­ tidaknya pada beberapa daerah terten­ peroleh pelayanan kesehatan yang ele­ 2 tu. Mereka berada dalam suatu posisi menter dan lain-lain. ) •

1). Scott, James C. The Moral Economy 2). Ghose, Ajit & Keith Griffin, Rural of the Peasant. Rebelion and sUb­ Poverty and Development, Alternative • sistance in Southeast Asia, Yale Univer- in, South and Southeast Asia Some sity Press Ltd. New Haven & , Policy Issues, dalam Development and 1976 p.l. Change, Volume 11/1980 p. 545. 44 Hukum dan Pembangunan

Selain itu banyak pula dibuat rumusan " pendekatan struktural". Pendekatan ten tang kemiskinan ini. Akan tetapi struktural adalah salah satu pendekat­ menurut Clerence. 1. Dias siapa yang an yang mulai banyak digunakan dimasukkan dalam golongan orang terutama untuk menemukan unsur­ miskin selalu memiliki karekteristik unsur yang pokok dalam kehidupan yang sarna yaitu bahwa mereka sarna masyarakat. Tujuan pendekatan ini sekali tidak menguasai harta kekayaan adalah mengungkapkan struktur yang ataupun jasa-jasa pelayiman.3) Dengan immanent dalam gejala sosial yang mengikuti pendapatnya Dias maka ke­ dapat diamati dengan cara mengana­ miskinan yang kita lihat disini ter­ lisa sistem-sistem yang terkandung u tam a dari ketiadaan kesempatan me­ didalamny a. 5) Walaupun demikian reka untuk jasa-jasa pelayanan. pendekatan struktural ini bukanlah Bilam ana m asalah kemiskinan ini suatu pendekatan yang baru dalam dikaji dengan m empergunakan metode ilmu sosial karen a ia sudah dikenal • pendekatan dari Talcott Parson yang sejak zamannya dan kemu­ pada umumnya sekarang ini mendo­ dian berkem bang dalam aneka macam minir alam pemikiran dari pada sarjana­ bentuknya. ' sarjana ilmu sosial yang terkenal Beranjak dari pendekatan struktu­ dengan nama "Pendekatan System,4) ral ten tang kemiskinan, maka pada , akan mem bawa kita pada kesimpulan sekarang lahirlah konsepsi ten tang bah wa segala kesalahan ini pada akhir­ "kemiskinan struktur", Menurut Prof. nya akan bertumpu pada kesalahan Selo Soem ardjan kemiskinan yang di­ individu semata. maksud• disini bukanlah kemiskinan Mereka miskin karena mereka tidak yang dialami oleh seorang individu mau berpikir atau berusaha untuk oleh karena ia malas bekerja atau memperbaiki keadaan hidupnya. Oleh oleh karena dia terus menerus sakit. karena itu pendekatan semacam ini Kemiskinan yang demikian itu adalah pada akhirnya hanya akan banyak kemiskinan individual bukan struktu­ mem berikan justifikasi terhadap struk- raL Kemiskinan struktural adalah ke­ • tur masyarakat yang pincang, mem- miskinan yang diderita oleh suatu berikan justifikasi terhadap status quo golongan masyarakat karen a struktur dari golongan yang diuntungkan oleh sosial masyarakat itu tidak dapat ikut struktur terse bu t. menggunakan sum ber-sum ber pen­ Ketidak puasan para ahli-ahli ilmu dapatan yang sebenarnya tersedia bagi 6 sosial terhadap pendekatan sis tern ter­ mereka. ) Mengapa demikian menurut sebut mendorong orang untuk men­ Soedjatmoko, sebabnya ialah karena cari model-model pendekatan yang kemiskinan itu ada konteks struktural­ lebih relevan. Model pendckata.n yang nya dan struktur-struktur sosial itu ditawarkan untuk keperluan terse but dan yang sekarang banyak di kcmbang­ 5). Abdurrahman Wahid , e t ai , PenaJ'siran kan adalah apa yang dinamakan Tenritis terhadap hasil p ene/itian orlen­ tasi sosial budaya di lima daerah, Pris ma No. 3 / 1982 - hal. 2 8. 6 ) . Se lo Soem ardjan , Kemiskinan struktu­ ral dan I'embangunan: Kata Pengan­ tar, ualam Alfian Cs, K emiskinan S trnktllral suatu bunga rampai, Y lIS 19 80 hal. S. 4). Parson, Talco tt. The Social System, 7). So edjatmoko, Dimensi-dimensi struk­ The Free Pr ess, New York, 1 <)6 4 tural kemiskinan. ualam Alfian Op.Cit. khuslls paua Ua h V . hal. 4!l.

• . Kemiskinan Struktural 45 untuk sebagian mempengaruhi kemis­ busi seperti ini di dalam jangka pan­ 7 kinan. ) jang akan menghasilkan kelas-kelas Sekalipun menurut Soedjatmoko sosial yang amat berbeda di dalam tingkat pengetahuan kita dewasa ini hal tingkat kekayaan mereka. 9) mengenai keanekaragaman wajah ke­ Dalam struktural yang timpang ter­ miskinan ditanah air kita -masih sa- • sebut· t«can selalu ada fihak-fihak ngat terbatas. Kita tidak tahu struktur- yang ingin melestarikan struktur ter­ struktur sosial dan kebudaayaan ke­ sebut karena ia memang seeara nyata misIcinan di negara kita. Kita tidak telah banyak memperoleh keuntungan tahu de ngan pasti siapa golongan yang dari kepineangan terse but. Dan oleh paling miskin, dimana mereka berada karena itu bilamana ada fihak. yang dan . sebab musabab dari pada kemis­ ingin merom bak struktur terse but kinan yang sangat mend~ l am itu. sarna artinya dengan menggoyahkan Kitapun tidak mengetahui dengan pas­ kedudukan mereka. Karena itu siapa ti seeara bagaimana kita meneapainya saja yang -meneoba untuk merombak dan kita tidak akan dapat mengeta­ struktur pasti akan berhadapan dengan huinya selama pengetahuan ten tang kelompok ini yang akan berusaha kemiskinan tidak dikem bangkan seea­ untuk menggagalkan terjadinya perom­ 8 ra sis timatis. ) Namun dalam kesem­ bakan. Keadaan semaeam ini sebenar­ patan ini kami meneoba untuk menyo­ nya adalah tidak lain dari penghisapan roti juga masalah kemiskinan struktu­ manusia oleh manusia yang tidak di­ ral ini dalam konteksnya dengan pe­ benarkan dalam Negara Hukum Re­ layanan hukum yang bagaimana yang publik Indonesia yang berifas~rkan dapat dilakukan terhadap mereka itu Paneasila. sehingga diperoleh keselarasan . antara Program penanggulangan yang akan keadaan masyarakat yang akan dila­ dilakukan terhadap kemiskinan struk­ yani dengan model pelayanan hukum tural haruslah 'dilakukan secara struk­ yang akan diberikan. Selain itu usaha­ tural pula, yaitu dengan eara menga­ kan juga agar program-program yang dakan penataan kern bali dan perom­ kit a jalankan dapat dirasakan bukan bakan terhadap struktur masyarakat hanya oleh mereka-mereka yang ber­ yang timpang itu walaupun pasti akan perkara saja akan tetapi dapat dirasa­ pe rhadapan dan mendapat rintangan kan manfaatnya oleh seluruh kelom­ dari fihak-fihak tertentu yang mem­ pok mereka. · Atau dengan kata lain peroleh keuntungan dari struktur dampaknya akan dirasakan oleh ma­ yang timpang tersebut. Dalam penang­ syarakat dan sedikit banyaknya akan gulangan ini menurut Soetandyo Wig­ mem bantu mereka keluar dari bawah nyosoe broto, strata sosial, pusat-pusat garis kemiskinan. lokasi kekuasaan posisi penaominasi, Kemiskinan struktural bukan dise· pranata pengontrol distribusi sum ber­ babkan oleh tiadanya kesanggupan daya, dan letak kekuatan kelompok berp roduksi tinggi, . melainkan oleh elit yang ada haruslah ditinjau dan se bab eaeat-eaeat struktural didalam 0l~ .. ~~<1 . . kembali untuk menjamin masyarakat yang memperlemah ke­ berlangsungnya redistribusi penda- sanggupan masyarakat itu untuk men­ distribusikan hasil-hasil produksi di­ 9). ""soetiuldyoWlgnyosoe broto, Kemiskin­ an rakyat: suatu permasalahan struktu· dalam masyarakat seeara cukup mera­ ral- dan perlunya her orlen tasi peranar, tao Pola struktural mekanisme distri- hukum untuk menghadapinya, Maka· lah pada Lokakarya Bantuan Hukum Xl. I h i d . I" d . so . Struktural LBH Unair Surabaya, 1981.

Januarl 1983 • 46 Hukum dan Pem bangunan

patan dan sumber daya yang selama ini rinya sendiri. 12 ) Dengan demjkjan ma­ cenderung tersalur . dan jatuh keta­ ka pola pelayanan hukum atau pro­ ngan golongan kaya dalam porsi yang gram bantuan hukum yang akan clija­ relatif berkelebihan. Masalah redistri­ lankan disini haruslah mengarah kepa­ busi sumber daya dan pendapatan da pandangan yang dikemukakan d:­ dengan demikian bukanlah sekedar atas. masalah ekonomi yang netral sifat- Sejalan dengan perkembangan kcin­ • nya, melainkan nyata sekali kalau sepsi mengenai kemiskinan strtuktural mem bawa implikasi tindakan-tindakan terse but maka dimulai pula untuk politik, kebijakan-kebijakan hukum mengadakan perubahan strategi dalam dan re-institusionalisasi-reinstitusiona­ program bantuan hukum kepada ma­ lisasi berbagai pranata yang telah syarakat miskin. Program ini dikem­ 10 pernah ada. ) bangkan dengan melihat pada suatu kenyataan bah wa kemiskinan telah Dari uraian terse but diatas telah mem bawa bencana bagi kemanusiaan, tergambar adanya kemungkinan untuk tidak saja secara ekonomis tetapi melibatkan hukum atau program pela­ juga secara hukum dan politis. Se­ yanan hukum dalam kerangka yang orang yang kaya biasanya akrab de­ lebih umum dari program penanggu­ ngan kekuasaan, dan pada saat yang langan kemiskinan struktural. Bahkan bersamaan menterjemahkan kekuasaan lebih jauh dari itu peranan dari pada dengan keadilan. Sejak dahulu kala hukum sangat menentukan sekali dan kekuasaan selalu dekat dengan keka­ secara fungsional ' hukum akan dapat yaan, dan ini banyak mengakibatkan didayagunakan untuk mem bantu me­ ketidak- adilan. Pada hal hukum itu reka-mereka yang sekarang berada da­ harus selalu de kat kepada kemiskin­ • lam kemiskinan struktural untuk dapat an. Seorang yang miskin dalam harta lebih meningkatkan hidup mereka seharusnya kaya dalam keadilan. 13) menjadi hidup yang lebih baik. Menu­ Dan untuk menjembatani ketimpang­ rut Clerence J. Dias dan James CNPaul an-ketimpangan dimaksud agar supaya hukum dan sumber daya hukum itu jurang pmisah antara sikaya dan si­ akan dapat difungsikan untuk memo­ miskin ~ tidak . semakin melebar maka bilisasi orang-orang miskin yang ada adalah wajar bilamana dilakukan usaha­ dipedesaan agar dapat mem bangun usaha untuk melakukan pemerataan dirinya sendiri. 11) keadilan kepada segenap lapisan ma­ Apa yang dikemukakan oleh Clerence 14 syarakat. ) Dias dan James Paul tersebut diatas Dititik beratkannya pelaksanaan adalah sesuai pula dengan pendapat program · pemberian bantuan hukum dari pada Prof. Selo Soemardjan yang ini pada aspek pemerataan kesem­ menyatakan bahwa bantu an terpenting patan untuk memperoleh keadilan yang dapat diberikan kepada golongan adalah sejalan dengan anggapan yang masyarakat yang menderita kemiskin­ dikemukakan oleh Prof. C.J .M. Schuyt an struktural adalall bantuan agar me­ seorang ahli sosiologi hukum yang reka kemudian mampu membantu di- 13). Mulya Lubis, Bantuan Hukum sejarah 10). ~ bid, hal. 3. . dan peranannya (sebuah studi perban­ 11). Selo Soemardjan, Op.CIt. hal. 11- dingan) dalam Lima Tahun Lembaga 12). Paul, ] ames CN & Clarence J. Dias, Bantuan Hukum LBH Jakarta, 1976 Law and Legal Resources in the • hal. 33 . mobilization of the rural poor self 14). Abdurrahman, Peranan bantuan hu­ reliant development, International cen­ kum struktural dalam mewujudkan ter for law in Development, 1980. pemerataan keadilan. KemiSkinan Struktural 47 kenamaan yang pernah menyatakan lukannya bukan untuk membantu .go­ dalam suatu pidatonya bahwa suatu longan miskin secara menyeluruh . • hipothesa besar dal~ sosiologi hukum Sehubungan dengan itu maka Prof. ialah bahwa pelaksanaan hukum dan Setton Pollock telah memasukkan da­ penerapan hukum yang adil artinya lam pengertian bantuan hukum itu yang sarna bagi setiap orang dan yang bentuk-bentuk pelayanan hukum yang berjalan sesuai dengan peraturan dan diartikan sebagai pelayanan hukum da­ azas hukum, tergantung pada struktur lam rangka pem berantasan kemiskinan sosial yang adil, seperti dikatakannya, "In considering . yaitu struktur masyarakat the type of the staff that would be yang ciri khasnya tiada terdapat pa­ required he species a team capable danya perbedaan kekuasaan yang be~ of drafting legislation and speeches, sar yang tidak diatur oleh hukum . negotiating with public and private • dalam aneka ragam bentuk dan va­ .agencies, planning legislative compaigns 1S riasi. ) Del}gan perkataan lain yang ' speech writing, media relations and lebih sederhana suatu hukum hanya bill watching, and he sump up the dapat dilaksanakan dan diterapkan function to be performed as" anti dengan baik bilamana dalam m asy a­ poverty advocacy". "Legal service" • rakat terdapat suatu strtuktur yang was thus conceived in terms of an memungkinkan setiap warganya mem­ . attact upon .poverty it self as the punyai kesempatan yang sarna un­ overriding objective, and the concept tuk mernperoleh keadilan. Selama ma­ of poverty was expanded to include sih ada kelompok-kelompok tertentu other characteristic fOIIll of social memperoleh keadilan lebih banyak deprivation . not nacessary confined dari pada kelompok yang lain maka to poverty.17) selama itu pula hukum terse but tidak Sedangkan lebih jauh Prof. Earl akan berjalan dengan baik. Johnson menyatakan bahwa penger­ Atas dasar pemikiran semacam ini tian bantuan hukum itu adalah men­ maka program bantuan hukum yang cakup kegiatan-kegiatan antara lain: dilaksanakan lebih banyak dititik I ).Social rescue - participation in beratkan pada usaha penyelamatan cordinated social services of forts golongan masyarakat miskin yang ada designed to "rescue" low income dilapisan bawah masyarakat agar ia family units from poverty; . secara keseluruhan dapat menikmati 2) .Economic de velopment - the crea­ apa yang menjadi haknya. tion of crediet unions laundromats, Walaupun sebenarnya program ban­ • co-up grocery stores, housing pro- ' tuan hukum bagi golongan miskin jects, and other business enter­ sudah mempunyai usia yang sangat prises designed to bring more tua sekali karena ia sudah dimulai sejak zaman Romawi Kuno. 16 ) tetapi money into the low income co­ sifatnya adalah merupakan bantuan mmunity hukum individual yaitu untuk meno­ 3). Community organization - a con­ long orang-orang miskin yang memer- certed crive to organize poor people ' 15). Schuyt, c'J.M. Rechtvaardigheid en into groups that could expert effectivitet in verdeling van deleven· pressure in the political and private : kans, Roterdam , 1973. economic spheres 16). Cappeletti, Maoro, James Gordley & Earl Johnson Jr. Toward equaljustice 17). Pollock Setton, Legal Aid the first- Legal Aid in Modem Society, Oceania 25 Years, Oyez Publishing, London, Publication Inc. New York, 1975. 1975 p . 131.

Januari 1983 48 Hukum dan Pembangunan

4 ).Law reform - test cases, legislative bisa berbuat selain dari pada metang­ advocary and other techniques kak. 20 ) . . directed towards causing changes in Bantuan hukum sebagaimana yang di- the laws and practices which formed inginkan . diatas menurut Soerjono the social and economic structure Soekanto adalah tellnasuk dalam po­ of poverty .18) la bantuan hukum kesejahteraan. Pada • Hal ini sejalan pula dengan apa yang pola ini maka bantuan hukum masuk dirumuskan dalam Lawasia Conprence dalam kebijaksanaan sosial, oleh kare­ III di Jakarta tanggal 16 - 1 9 J uli na bantuan hukum dapat menjamin 1973 yang menyatakan bahwa ban­ golongan-golongan masyarakat yang tuan hukum bagi simiskin bukan ha­ tidak mampu, agar supaya tidak ter­ nya sekedar soal belas kasihan sema­ lalu tergantung pada kalangan mam- 21 ) ta akan tetapi adalah merupakan pu. Walaupun menurut pendapat- suatu hak. "legal assinces to the nya apabila dihubungkan dengan kom­ poor should not merely be vieuwed petensi hukum maka fungsi utama dari as a matter charity but as a matter bantuan hukum adalah untuk mem­ of right. 19) bantu warga masyarakat yang sedang Derigan diadakannya semacam Pusat mengalami kesulitan atau sedang Hukum masyarakatyang disebut "Judi­ mengalami kesulitan atau sedang meng­ 22 care" menurut Dr. Salvador Laurel aJami masalah huKum. ) Sehingga ia . ' ketua dan pendiri Lembaga Bantuan sampai pada kesimpulan bahwa di In­ Hukum Filipina golongan yang tidak donesia pada dewasa ini yang menon­ mampu akan memperoleh 'pelayanan jol adalah bantuan hukum diagnostik hukum yang kompoten dan yang me­ dan penyelesaian sengketa. Bentuk­ rupakan haknya, sehingga dengan cara bentuk bantuan hukum lainnya masih memerlukan pengadaan dan pelaksana­ yang demikian golongan yang tidak 23 mampu ini bukan lagi merupakan an yang teratur. ) obyek akan tetapi merupakan warga Bantuan hukum seperti itu pula­ masyarakat yang berhak memperoleh lah yang disebut oleh Paul Moedikdo keadilan menurut ketentuan hukum. Moeliono dalam ceramahnya pada- bu­ Dan jangan sampai timbul keluh kesah Ian Agustus 1978 sebagai "bantuan mereka yang menyatakan hukum struktural,,24) atau yang dalam . " You hav. e shown me the sky to a creature bahasa asingnya disebut "structural who 'U never do better than crawl ". legal aid ,,25) Hng konsepsinya telah Anda telah menunjukkan langit kepa­ mulai dikembangkan pada Lokakarya da kami, akan tetapi adalah gunanya bantuan hukum oleh LBH Jakarta langit bagi seorang mahluk yang tidak 21 ). Soerjono Soekanto & Mustapa Abdul­ • • blsa berbuat selain dari pada metangkak .lah, Sosial Hukum dalam Masyarakat, '-' .. Rajawali Jakarta, 1980 hal. 119. I!!). Johnson, Earl, JusHce and re/onn, 22). Ibid, hal. 123. the fonnative Years of the O.E.O. 23). I bid, hal. 129. Legal Service Program, Russel Sage 24). Reksodiputro, Mardjono, Suatu catat­ Foundation, 1975 p. 128. an ten tang bantuan hukum struktural, 19). Abdurrahman, Beberapa aspek ten· Makalah pada Lokakarya Bantuan Hu­ tang bantuan hukum di Indonesia, kum Struktural Biro Bantuan hukum Program Penunjang bantu an hukum Universitas Airlangga Surabaya, 1981 Indonesia (PPBHI) Lembaga Krimino­ hal. 1. logi UI Jakarta, 1980 hal. 17. 25). Churhill Gregory, Legal Aid in Indo­ 20)-. Abdurrachman, Aneka masalah dalam nesia, Pusat Dokumentasi . Hukum praktek pen ega kan hukum di Indonesia, Universitrs Indonesia, Jakarta, 1978 Alumni Bandung, 1980 hal. 135-136. hal. 2_ Kemiskinan Struktural 49

26 pada bulan Nopember 1978. ) dan sum all 30), Hakim G. Nusantara & dipopulerkan kern bali oleh Wakil Pre­ Nasrun Yasabari31), Mardjono Rekso­ 32 siden dalam sam bu tan­ dipou tr0 ) dari penulis sendiri33 ) nya pada peresmian gedung baru dan lain-lain_ Disamping itu beberapa LBH tanggal 10 April 1980 di mana pertemuan ilmiah juga telah diadakan ia menyatakan bahwa bantuan hukum untuk mem bahas persoalan tersebu 1. 34) tidak seharusnya mem batasi diri pada Secara sederhana dalam salah satu kegiatan bantuan hukum individual tulisan, kami telah mencoba untuk saja. Tetapi harus pula merupakan , merumuskan pengertian bantuan hu­ bantuan hukum struktural, yaitu ban­ kum struktural ini "sebagai suatu tuan hukum kepada struktur bawah bentuk pelayanan dan pemberian jasa masyarakat Indonesia yang miskin 27 hukum kepada kelompok masyarakat dan buta hUkum. ) miskin yang dilakukan secara terpadu Dan sejak ini orang mu1ai latah untuk dengan bentuk-bentuk pelayanan lain­ berbicara ten tang bantuan hukum nya dengan cara mendayagunakan struktura1 baik dimengerti maupun , 30). Mulyana W. Kusumah, Beberapa mas- tidak dan malah mulai berkembang ' alah disekitar Bantuan Hukum struk­ sebagai kata slogan da1am dunia po­ tural Kompas 27 Mei 1980 dalam litik. Berbagai tulisan mengenai hal Hakim G. Nusantara & Mulyana ini telah dipu blikasikan seperti mi-, W. Kusumah, Ip.ci!. hal 72 - 76 salnya dari Adnan Buyung Nasution28 ) Studi Kebutuhan Hukum, bantuan hukum struktural dan penegakan hak T. Mulya LUbis,29), Milyana W. Ku- , azasi manllsia, hukum dan Pembangun­ 26). Nusantara, Abdul Hakim G. & Mulya' an No. 6/1980 Balltuan Hukllm bagi na Kusumah, Beberapa pemikiran kelompok miskin, Hukllm dan Ke­ menge/wi bantuan Imkum kearah ban· adilan No. 11/1980. tuan hukum struktural, Alumni Ban· 31). Hakim Nusantara & Nasrun Yasabari, dung 1981, hal. 72. Keadilan buat simiskin, bantuan lIu­ 27). Abdurrachman, Op.Cit, Beberapa aspek kum struktural, Sinar Harapan 16 hal. 196. J uni 1980. 28). Adnan Buyung Nasution, Bantuan Hu­ 32). Reksodiputro, Mardjono, Op.Cit. kum Struktural suatu langkail ke­ 33). Abdurrachman, Bantuan Hlikum stnlk­ tural, Kompas 8 Mei 1980, Beberapa depan, makalah pada Rapat Kerja , , Peradin tanggal 26 - 29 Agustus aspek ten tang ' balltuan hukum di Indonesia 1980, Perallan bantuan illl- 1980 di Bandung dimuat dalam Maja­ , lah Hukum dan Keadilan No_ 15/ kllll1 stnlkttlral dalam mewlljudkan 1980 hal. 12 -20, kemudian dalam pemerataall keadilan, Makalah pada Adnan Buyung Nasution, Bantuall Lokakarya Bantuan Hukum struktural Hukum di Indonesia, LP3ES, Jakarta LKBN Unlam 1981 Se buah catatan 1981 hal. 109 - 129_ Bantuan hukum dalam menuju pelaksanaan bantuan struktural organisasi dan pola ge'rak­ hukum struktural, Makalah pada Loka­ ,nya, Bulletin Bantuan Hukum No_ 4 karya B"antuan Hukulll struktural BBH Tahun I Ok tober 1981 haL IS - 17. Unair Surabaya 1981. 29). T. Mulya Lubis, Mengapa Banttla/l 34). Lillat antam lam LoKakarya Bantuan Hukum Stnlktllral, Dalam Hakim G. Hukum UI-LBH Jakarta 19 Nopember Nllsantara dan Mulyana Kusumah, Op. 1978, Diskusi ten tang bantu an hukum Cit. haL 64 - 71, dimuat juga dalam struktural rapat kerja Peradin, 29 "langkail telail diayunkall sepulull ta­ Agustus 1980 Lokakarya Lembaga illin Lembaga Banttwll Hukwn LBH Bantuan Hukulll se Indonesia Prapal Jakarta 1981 hal 32 - 42, Bantuan 20 - 23 Nopelllber 1980 Lokakarya HukunJ stnlktural: Redistribusi keku­ pelaksanaan bantu an hukulll struktu­ asaan dan partisipasi dari bawail, ral LKBH Fak. Hukum Unlam 28 makalah pada Lokakarya Bantuan Februari 1981 Lokakarya Bantuan Hukllm se Indonesia. PPBHI Jakarta , Hukum Indonesia PPBHI, 17 - 20 Mc!i 1980 dan dimuat pula dalam Majalah 1981 Lokakarya Bantuan Hukulll Prisllla No_ 5 Tahun 1980 haL 5 I - 61. Struklural Un air 7 Nopem ber 1981.

Jallllari 1983 50 Hukum dan Pembangunan hukum dan sum ber daya hukum yang sumber pada faktor adanya pola ada dan berlaku dalam masyarakat hubungan sosial yang timpang itu. yang bersangkutan dengan maksud Kalau demikian bantu an hukum utltuk merom bak ketimpangan struk­ struktural berarti akan merupakan tural yang ada dalam masyarakat yang rangkaian program baik melalui ja­ bersangkutan yang telah menyebab­ lan hukum maupun jalan halal 35 kan kemacetan pelaksanaan hukum ) lain yang diarahlan bag! perubahan • Pandangan kami tersebut diatas pada hubungan yang menjadi dasar adalah sejalan dengan konsepsi ten­ kehidupan sosial menuju pola hu­ tang bantu an hukum struktural dari bungan yang lebih sejajar. Hal ini Adnan Buyung Nasutin dan T. Mulya merupakan prasyarat bagi pengem­ Lubis walaupun untuk be berapa hal bangan hukum yang mem berikan terdapat perbedaa:J. pandangan. Na­ keadilan bagi mayoritas kaum mis­ mun dengan memperhatikan pandang­ kin di Indonesia. lni berarti konsep an dari dua tokoh bantuan hukum ter­ bantu an hukum struktural dikem­ sebut kit a akan dapat lebih mcmaha­ bangkan dalam kon teks pem ba­ mi apa dan bagaimana bantuan hu­ ngunan masyarakat adil dan mak­ , 36 ) kum struktural. itu . mur. . f..danan Buyung Nasution dalam Sedangkan T. Mulya Lubis menye­ bukunya menulis ten tang bantuan hu­ butkan ada tujuh ciri yang harus di­ kumstrutural ini sebagai berikut:' miliki oleh bantuan hukum struktural, "Konsep bantuan hukum struktu­ yaitu: ral lahir sebagai konsekwensi dari 1. Sifat bantu an hukum haruslah pemahaman kita terhadap hukum, struktural. Artinya bantuan hukum Realitas hukum yang kini kita ha­ haruslah sepenuhnya memihak pada dapi adalah produk dari proses­ pinggiran dalam menghadapi Pusat. proses sosial yang terjadi diatas Bantuan Hukum sutruktural harus­ pola hubungan tertentu dian tara lah mengutamakan bantuan hukum infra struktural masyarakat yang kepada perorangan tidak sarn a se­ ada. Dus, kalau begitu hukum itu kali tertutup, tetapi akan diutama­ • merupakan supra sutruktur yang kan kasus-kasus yang mengandung senantiasa berubah dan . yang konflik struktural, konflik an tara Pusat lawan Pinggiran. Konflik an- merupakan hasil interaksi dian tara • infra struktur masyarakat. Oleh tara dengan majikan bisa terjadi karena itu selama pola hubungan an tara seorang majikan dengan se­ diantara infra menunjukkan gejaia orang buruh ietapi implikasinya bi­

yang timpang maka hal yang sa struktural. dalam arti bisa meru- demikian itu akan semakin mem­ bah pada hubungan antara majikan persulit terwujudnya hukum yang dengan buruh. Disini mungkin kita adil. sudah harus berfikir ten tang diskri­ Dalam hal itu maka sebenarnya minasi positif, suatu pemihakan

ketidak adilan, penindasan. < yang total kepada kasus-kasus yang mem­ amat sering kita jump'ai ditengah punyai dampak struktural. masyarakat tidak bersum ber pada 2. Sistim hukum kita juga harus di­ faktor adanya tingkah laku indi­ ru bah dalam arti aksi-aksi hukum vidu yang menyimpang dari nOIIlla kelompok atau aksi hukum struk­ nonna hak azasi akan tetapi ber- tural harus mulai dimungkinkan. , Op. Cit. sebuah Ca- 36). \ Adnan Buyung Nasution, Op.Cit. Ban­ ttitan hal. :t 1. tuan Hukum, hal. 126 - 127.

• • Kemiskinan Struktural 51 Hukum acara kita sudah harus se­ Lembaga Bantuan Hukum. cara konsekwen memperlakukan 5. Bantuan hukum harus mulai men­ asas peradilan yang murah, cepat dayagunakan pendekatan-pendekat­ sederhana dan terbuka. Birokrasi an diluar hukum atau bukan hu­ di Pengadilan kita harus segera kum: extralegal approach, Karena dihapuskan dan adalah mutlak pe­ • memang dimensi konflik strukturru ngadilan itu dikem balikan pada antara Pusat-Pinggiran memang pe­ rakyat dalam arti tjdak lagi memi­ nuh dengan hal-hal sosial, politik, hak ke Pusat. Rasa keadilan adalah ekonomi bahkan budaya. Pendekat­ rasa keadilan yang mengarah pada an hukum semata bisa mem buat perom bakan kesenj angan-kesenjang­ bantuan h1:lkum menjadi sempit, an struktural, dan ini berarti suatu dan bukan mustahil counter pro­ pemihakan total kepada pinggiran ductive. J adi suatu delegalisasi selama berproses itu dikuasai oleh bantuan hukum itu harus segera birokrasi yang panjang maka selama dilakukan. itu pula akan bertindak sebagai bagian dari pus at yang menindas 6. Bantuan haruslah mulai membuka pmggrran• • . diri terhadap organisasi sosial yang bukan hukum. Suatu' koordinasi 3. Sifat bantuan hukum kita haruslah kegiatan' adalah jawaban yang harns menjadi rural disamping tetap ber­ ditempuh. Ketidak adilan pola hu­ urusan dengan urban. Bantuan hu­ bungan an tara Pusat Pinggiran itu kum harus lebih banyak dipedesa­ begitu kompleks dan menyeluruh, an dipinggiran. Krena memangla­ sehingga aksi dari Pinggiran juga pisan yang tertindas itu lebih ba­ harus pula menyeluruh. Disini ke­ nyak dipinggiran. Kalau bantu an iku tsertaan organisasi buruh, tani hukum yang orientasinya rural ini nelayan, pers dan sebagainya harus bisa didayagunakan, maka posisi segera dimulai. pusat akan lebih mudah digoyah­ kan. Dengan demikian kita terlibat 7. Bantuan hukum untuk bisa effek- dengan percepatan penyelesaian . tif haruslah menjadi suatu gerakan konflik 'struktural antara pusat sosial yang bertujuan tidaksaja pinggiran. p ada konsien tisasi sosial, p6litik, ekonomi dan budaya, tetapi justru 4. Sifat bantuan hukum haruslah ak­ harus menciptakan "power resour­ tif. Bantuan hukum bukan lagi ces" untuk menghadapi pusat yang rumah .sakit yang menunggu, tetapi menindas. Penciptaan "power Re­ haruslah bantu an hukum berjalan sources" di Pinggiran adalah tujuan dari satu temp at ketempat lain 37 dari Bantuan Hukum Struktura1. ) tempat dikota dan didesa. Disini apa yang disebut "barefood lawyer" Dari pendapat tersebut diatas maka itu menjadi suatu yang harus.· jelaskah kepada kita bahwa hanya Kalau perlu untuk bantuan hukum dengan melalui bantuan hukum struk­ kemungkinan pengiklanan tidak di- turallah kemiskinan struktural itu akan larang. Kebisuan rakyat pinggiran dapat dihadapi dalam rangkaian -pro­ yang sebagian karena ketidak tahu- gram-program' hukum. Mengapa demi­ • an ak;m hukum (inorance of law) kian karen a menurut Mulya Lubis haruslah diterobos. Lagi pula iklan bila kita berbicara mengenai bantuan bantuan hukum mungkin akan 37). Mulya Lubis. Op.Cit. BlVltu"'l Hukum memperbanyak pintu masuk ke Struktural redistrlburi, haI.19 - 21.

Januarl 1983 '52 - Hukum dan Pembangunan hukum strtuktural sebetulnya kita serta mem buka telinga dan mata ber1::Jicara m'oogenai upaya penyem buh­ rakyat miskin. Kelima menumbuhkan 38 an ketidak adilan hukum kita. ) De- kesadaran menggugat secara kolektif, - ngan diadakannya perombakan secara tidak lagi secara pribadi. Keenam struktural ini maka pelaksanaan hu­ m embuat lembaga bantuan hukum se­ kum akan lebih 1empang jalannya, bagai ' Iem baga bantuan hukum berja­ dan pelaksanaan hukum yang benar Ian dari satu tern pat ketempat lain. senantiasa berorientasi kepada kepen­ Dan ketujuh memusatkan gerakan- ban- tingan rakyat banyak. Berarti secara tuan hukum didesa-desa dijantung 39 langsung maupun tidak langsung akan struktur bawah, bulan dikota-kota. ) melepaskan golongan miskin dari be­ Kemudian dapat pula ditambahkan lenggu kemiskinanilya dan sekaligus oleh karena bantuan hukum struk­ akan mengangkat hidupnya dari ba­ tural adalah merupakan suatu konsep wah garis kemiskinan. yang masih belum final maka adalah Kemudian sebagai penutup dari pa­ merupakan kewajiban kita bersama da uraian ini, patut pula disimak apa untuk mengem bangkannya secara ·le­ yang dikatakan oleh Mulya Lubis bih konsepsional. Untuk itu kami dalam tulisannya terse but bahwa ban­ sarankan untuk adanya suatu peneli­ tuan hukum strukturaldiatas me­ tian dan pengkajian yang mendalam nuntut banyak hal dari kita semua. bukan saja berkenaan - dengan ' segi­ Pertama mesti ada kern au an politik segi yuridis program yang akan di­ dari pemerintah untuk menyatakan implementasikan, tetapi juga aspek­ ke be rfihakk an yang total kep ada struk­ aspek sosial, politik, ekonomi dan tural bawah. Ini adalah "conditio budaya yang dominasinya cukup besar sine qua non" tanpa itu tidak mung­ dalam pelaksana~n bantuan hukum • kin kita bisa berjalan. Kedua mesti su truktural. Dengan cara demikian ada program legislatif yang merom­ barulah kita dapat merumuskan kon­ bak bantuan hukum individual menja­ sepsi tentang bantu an hukum sturuk­ di bantuan hukum struktural yang tural secara Ie bih operasional yang 40 lebih dari "class action". Ketiga me­ siap untuk dilaksanakan. ) Dan nyadarkan rakyat struktural ba_wah dengan cara demikian ini pulalah akan hak-haknya dibidang politik, konsep ten tang bantuan hukum struk­ ekonomi, hukum bahkan kultural. tural akan dapat lebih dimasyarakat­ lni suatu proses konsien tisasi yang kan ditengah-tengah masyarakat Indo- mutlak harus dimulai. Keempat turut nesla.•

38) Mulya Lubis, Op.Qt. Mengapa ban­ 39). I bid, hal. 70. , tuan hukum struktural. Hakim Nu­ 40). Abdurrachman, Op,Cit. Beberapa ca· santara, hal. 64. tatan hal. 22 .

• -,• '.