Strategi Pelestarian Di Pura Taman Ayun

Total Page:16

File Type:pdf, Size:1020Kb

Strategi Pelestarian Di Pura Taman Ayun Prosiding Seminar Nasional Desain dan Arsitektur (SENADA) Vol.2, Februari 2019 STRATEGI PELESTARIAN DI PURA TAMAN AYUN Kadek Risna Puspita Giri 1) dan I Dewa Gede Putra 2) 1) Sekolah Tinggi Desain Bali [email protected] 2) Sekolah Tinggi Desain Bali [email protected] ABSTRACT Culture is the result of the relationship between humans and nature. His birth was motivated by religious norms, and based on local customs. In conjunction with forms of architectural manifestation, cultural backgrounds provide features of logic, ethics and aesthetics that harden into the forms of space, elements and their decoration. Cultivation of humans which gives birth to and enlivens culture also gives features of its architectural identity. One of the cultures inherited in Bali is Taman Ayun Temple, located in Mengwi Village, Badung Regency, which has its own uniqueness because it is the only temple complex that has a typical Balinese building structure that is meru-shaped or a roof which is surrounded by lake, which was built in the 17th century. Located in a tropical country, the condition of Taman Ayun Temple is affected by damage caused by the environment and the weather. So the need to evaluate the type of damage that occurs and plan conservation efforts to minimize the damage that will be caused later. Keywords : architecture, temple, preservation, sustainable ABSTRAK Kebudayaan adalah hasil hubungan antara manusia dengan alamnya. Kelahirannya dilatarbelakangi oleh norma-norma agama, dan dilandasi adat kebiasaan setempat. Dalam hubungannya dengan bentuk-bentuk perwujudan arsitektur, latar belakang kebudayaan memberikan corak-corak logika, etika dan estetika yang mengeras ke dalam bentuk-bentuk ruang, elemen dan ragam hiasnya. Budidaya manusia yang melahirkan dan menghidupkan kebudayaan memberikan pula corak-corak identitas arsitekturnya. Salah satu kebudayaan yang diwariskan di Bali yakni Pura Taman Ayun yang terletak di Desa Mengwi Kabupaten Badung, yang memiliki keunikan tersendiri sebab merupakan satu- satunya kompleks pura yang memiliki struktur bangunan khas Bali yaitu berbentuk meru atau atap yang bertingkat-tingkat dengan dikelilingi oleh telaga, yang dibangun pada abad ke-17. Berlokasi di negara tropis, membuat kondisi Pura Taman Ayun terkena dampak kerusakan yang diakibatkan oleh lingkungan dan cuaca. Sehingga perlunya mengevaluasi jenis kerusakan yang terjadi dan merencanakan upaya pelestarian untuk meminimalisir kerusakan yang akan ditimbulkan selanjutnya. Kata Kunci: arsitektur, pura, pelestarian, berkelanjutan PENDAHULUAN Pelestarian merupakan suatu usaha atau kegiatan untuk menghambat dan melindungi suatu objek dari pengaruh faktor kerusakan lebih lanjut sehingga dapat memperpanjang keberadaannya, melalui: 1) Preservasi, 2) Konservasi, 3) Restorasi, 4) Rehabilitasi, 5) Renovasi, 6) Demolisi, 7) Addisi (Addition), 8) Adaptasi/Revitalisasi, 9) Rekonstruksi, 10) Revitalisasi, 11) Peremajaan (Urban Renewal), 12) Pembangunan kembali (peremajaan menyeluruh/redevelopment), dan 13) Gentrifikasi. Pura Taman Ayun telah terdaftar sebagai salah satu "The 631 Prosiding Seminar Nasional Desain dan Arsitektur (SENADA) Vol.2, Februari 2019 World Heritage" atau Warisan Budaya Dunia pada tahun 2012, karena dinilai sebagai sebuah karya adiluhung dan memiliki nilai universal. Pura ini sempat hancur karena gempa bumi hebat yang terjadi pada tahun 1917, dan dipugar pada tahun 1937 untuk pertama kalinya. PROFIL PURA TAMAN AYUN Pura Taman Ayun dibangun pada abad ke-17, pada tahun 1632-1634 oleh raja kerajaan Mengwi yang pada saat itu bernama kerajaan "Mangapura", "Mangarajia", dan "Kawiyapura", yaitu I Gusti Agung Putu. Pura ini terletak di desa Mengwi, Kabupaten Badung, ±18 km barat laut kota Denpasar. Dalam pembangunannya, dibantu oleh seorang arsitek seorang Cina dari Banyuwangi bernama Ing Khang Ghoew (I Kaco), rekan dari Raja Mengwi. Kompleks pura dibagi menjadi 4 halaman yang berbeda, yang satu lebih tinggi dari yang lainnya: 3 Keterangan: 2 1. = Halaman Pertama/Jaba 2. = Halaman Kedua/Areal Ketiga 1 3. = Areal keempat/halaman terakhir tertinggi Gambar 1. Blok Plan Pura Taman Ayun Sumber: Sketsa Pribadi Halaman Pertama/Jaba , hanya bisa dicapai dengan melewati satu-satunya jembatan kolam dan pintu gerbang. Areal ini merupakan ruang terbuka yang didalamnya terdapat tugu kecil untuk menjaga pintu masuk. DI sisi kanan terdapat bangunan luas (wantilan), tempat diadakannya sabungan ayam saat ada upacara. Terdapat juga panggung kesenian dan tugu air mancur yang mengarah ke-9 arah mata angin. Sambil menuju ke halaman berikutnya, di sisi kanan terdapat sebuah komplek pura kecil dengan nama Pura Luhuring Purnama. Keterangan: 1. Pedestrian 6 2. Siluh Resi & Piyasan 3. Candi Air Mancur 3 4. Bale Bengong 1 5 4 2 5. Bale Wantilan 6. Pura Luhuring Purnama Gambar 2. Blok Plan Halaman Pertama Sumber: Sketsa Pribadi Halaman Kedua/Areal ketiga , posisinya lebih tinggi dari halaman pertama, dengan melewati pintu gerbang kedua. Bale Pelik/aling-aling Bale Pengubengan merupakan bangunan utama yang dihiasi dengan relief Dewata Nawa Sanga (9 Dewa penjaga arah mata angin). Di sebelah timur halaman ini ada satu pura kecil disebut Pura Dalem Bekak, dan di pojok barat terdapat sebuah Bale Kulkul. Keterangan: 3 4 1. Bale Pangubengan 7 2. Bale Kulkul 5 3. WC 6 4. Bale Loji 5. Pedestrian 1 6. Pura Dalem Bekak 2 7. Bale Panjang Saka 14 Gambar 3. Blok Plan Halaman Kedua Sumber: Sketsa Pribadi Halaman Terakhir/Areal keempat , merupakan areal dengan posisi tertinggi dan yang paling suci. Pintu gelung yang paling tengah hanya dibuka di saat ada upacara, tempat keluar masuknya arca dan peralatan upacara lainnya. Sedangkan Gerbang yang di kiri kanannya adalah untuk keluar masuk kegiatan sehari-hari di pura tersebut. Di halaman ini terdapat beberapa meru menjulang tinggi dengan 632 Prosiding Seminar Nasional Desain dan Arsitektur (SENADA) Vol.2, Februari 2019 berbagai ukuran. Bentuk Tiga halaman dari Pura ini melambangkan tiga tingkat kosmologi dunia. Seperti dikisahkan dalam cerita kuno Adhiparwa, keseluruhan kompleks pura menggambarkan Gunung Mahameru yang mengapung di tengah lautan susu. 3 4 1 Keterangan: 2 1. Pura Utama 2. Pewaregan 3. Pedestrian Gambar 4. Blok Plan Halaman Ketiga Sumber: Sketsa Pribadi JENIS KERUSAKAN DI PURA TAMAN AYUN Dari segi prosesnya, kerusakan/pelapukan yang terjadi diklasifikasikan menjadi empat bagian, yaitu: Kerusakan Mekanis , berupa retakan, patahan, pecahan, dan gempil. Kerusakan ini berkaitan erat dengan kualitas bahan dasar yang digunakan, pada umumnya mudah terbelah karena fluktuasi cuaca. Kerusakan ini terlihat pada: material pedestrian, lantai wantilan dan pagar keliling pada Pura Luhuring Purnama. Pelapukan Fisis , disebabkan oleh faktor iklim setempat (mikro/makro). Besarnya amplitudo suhu dan kelembaban pada siang dan malam hari akan memacu proses ini. Gejala berupa retak mikro, keausan dan pengelupasan dapat dilihat pada: pedestrian, lantai pada wantilan dan pagar keliling pada pura Luhuring Purnama. Gambar 5. Contoh Pelapukan Mekanis dan Fisis Yang Terjadi Sumber: Dokumentasi Pribadi Pelapukan Khemis , disebabkan oleh air (kapiler atau air hujan), serta udara yang berpolusi dan unsur-unsur lemak di dalamnya. Gejalanya berupa adanya endapan kristal garam terlarut pada objek. Hal ini bisa dilihat pada: pintu masuk utama, patung sebelum pintu masuk utama, dan pagar pembatas kolam dengan wantilan. Gambar 6. Contoh Kerusakan Khemis Yang Terjadi Sumber: Dokumentasi Pribadi, 2009 Pelapukan Secara Biotis , disebabkan oleh pertumbuhan mikrobia/jasad renik seperti adalah lichen, algae, dan moss pada permukaan batuan. Selain menimbulkan kerusakan bahan ataupun noda dari sekresi zat-zat organi, juga mengganggu secara estetis. Pelapukan ini bisa dilihat pada: bangunan di areal Pura Luhuring Purnama, anak-anak tangga, Bale kulkul, Candi Bentar. Gambar 7. Contoh Pelapukan Biotis Yang Terjadi Sumber: Dokumentasi Pribadi 633 Prosiding Seminar Nasional Desain dan Arsitektur (SENADA) Vol.2, Februari 2019 DATA PELESTARIAN PURA TAMAN AYUN Areal Pertama/Pintu Masuk Pertama Gambar 8. Penambahan Paving dan Tangga Kayu pada Pedestrian Sumber: Dokumentasi Pribadi Gambar 9. Penambahan Pagar pada Sekeliling Kolam Sumber: Dokumentasi Pribadi Tabel 1. Strategi Pelestarian Yang Diterapkan Pada Pintu Masuk Pertama Strategi Pelestarian Implementasi Tujuan ° Adaptasi Penambahan paving, tangga Mendapatkan nilai tambah pada kawasan dan ° Peremajaan ( Renewal) serta pagar pembatas menghidupkan akitivitas kawasan Halaman Pertama/Jaba Gambar 10. Penambahan Pelinggih Tugu dan Loket di Dekat Pintu Masuk Sumber: Dokumentasi Pribadi Gambar 11. Penambahan Paving Sepanjang Pedestrian Halaman Pertama (Kiri) dan Perbaikan Pada Bale Bengong Segi Delapan (Kanan) Sumber: Dokumentasi Pribadi Gambar 12. Perbaikan Atap Bale Wantilan, Penambahan Bata Pada Lantai, dan Penambahan Cor Pada Pinggiran Lantai Yang Sekaligus Sebagai Tempat Duduk Seperti Tribun Sumber: Dokumentasi Pribadi 634 Prosiding Seminar Nasional Desain dan Arsitektur (SENADA) Vol.2, Februari 2019 Gambar 13. Perbaikan Atap Dan Reservasi Dinding Serta Patung-Patung Di Pura Luhuring Purnama Sumber: Dokumentasi Pribadi Gambar 14. Penambahan Fasum Toilet Dan Gudang Peralatan Sumber: Dokumentasi Pribadi Pergantian material baru Material semula yang belum dengan bentuk dan corak rusak dan belum mengalami hampir sama pemugaran Gambar 15. Kondisi Pagar Di Sekeliling Wantilan Sumber: Dokumentasi Pribadi Tabel 2. Strategi Pelestarian Yang Diterapkan Pada Halaman Pertama Strategi Pelestarian Implementasi Tujuan
Recommended publications
  • Cultural Landscape of Bali Province (Indonesia) No 1194Rev
    International Assistance from the World Heritage Fund for preparing the Nomination Cultural Landscape of Bali Province 30 June 2001 (Indonesia) Date received by the World Heritage Centre No 1194rev 31 January 2007 28 January 2011 Background This is a deferred nomination (32 COM, Quebec City, Official name as proposed by the State Party 2008). The Cultural Landscape of Bali Province: the Subak System as a Manifestation of the Tri Hita Karana The World Heritage Committee adopted the following Philosophy decision (Decision 32 COM 8B.22): Location The World Heritage Committee, Province of Bali 1. Having examined Documents WHC-08/32.COM/8B Indonesia and WHC-08/32.COM/INF.8B1, 2. Defers the examination of the nomination of the Brief description Cultural Landscape of Bali Province, Indonesia, to the Five sites of rice terraces and associated water temples World Heritage List in order to allow the State Party to: on the island of Bali represent the subak system, a a) reconsider the choice of sites to allow a unique social and religious democratic institution of self- nomination on the cultural landscape of Bali that governing associations of farmers who share reflects the extent and scope of the subak system of responsibility for the just and efficient use of irrigation water management and the profound effect it has water needed to cultivate terraced paddy rice fields. had on the cultural landscape and political, social and agricultural systems of land management over at The success of the thousand year old subak system, least a millennia; based on weirs to divert water from rivers flowing from b) consider re-nominating a site or sites that display volcanic lakes through irrigation tunnels onto rice the close link between rice terraces, water temples, terraces carved out of the flanks of mountains, has villages and forest catchment areas and where the created a landscape perceived to be of great beauty and traditional subak system is still functioning in its one that is ecologically sustainable.
    [Show full text]
  • Studi Kasus Pada Objek Wisata Budaya Pura Taman Ayun Kecamatan
    PARIWISATA BUDAYA TELAAH KRITIS YURIDIS PERATURAN DAERAH PROVINSI BALI NOMOR 2 TAHUN 2012 (Studi Kasus Pada Objek Wisata Budaya Pura Taman Ayun Kecamatan Mengwi Kabupaten Badung) ARTIKEL OLEH: IDA BAGUS DWI PUTRA NIM 1014041018 JURUSAN PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN FAKULTAS ILMU SOSIAL UNIVERSITAS PENDIDIKAN GANESHA SINGARAJA 2014 Pariwisata Budaya Telaah Kritis Yuridis Peraturan Daerah Provinsi Bali Nomor 2 Tahun 2012 ( Studi Kasus Pada Objek Wisata Budaya Pura Taman Ayun Kecamatan Mengwi Kabupaten Badung) Ida Bagus Dwi Putra, Prof. Dr. I Made Yudana,M.Pd Dr. I Gusti Ketut Arya Sunu, M.Pd Jurusan Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan, Fakultas Ilmu Sosial Universitas Pendidikan Ganesha Singaraja, Indonesia e-mail: [email protected],[email protected], [email protected] ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk : (1) Menganalisisis orientasi kebijakan Pariwisata Budaya Bali pada Objek Pariwisata Budaya Taman Ayun dilihat dari konsep local genius. (2) Mengidentifikasi Pariwisata Budaya pada Objek Wisata Budaya Pura Taman Ayun di Bali dalam perspektif Peraturan Daerah Provinsi Bali Nomor 2 Tahun 2012. (3) Menganalisis urgensi dan utility Pariwisata Budaya khususnya Objek Pariwisata Budaya Pura Taman Ayun jika ditinjau sebagai keunggulan komparatif Provinsi Bali. (4) Mengidentifikasi kendala dalam pelaksanan Peraturan Daerah Provinsi Bali Nomor 2 Tahun 2012 pada Objek Pariwisata Budaya Pura Taman Ayun dan alternatif pemecahannya. Penelitian ini menggunakan pendekatan penelitian deskriptif kualitatif. Subyek penelitian adalah : (1) Sekertaris Desa Mengwi, (2) Pemangku Pura Taman Ayun, (3) Kepala Bidang Informasi Dinas Pariwisata Kabupaten Badung, (4) Sekertaris Dinas Kebudayaan Kabupaten Badung, (5) Pengamat Pariwisata, (6) Penggiat Pariwisata Budaya Pura Taman Ayun, dan (7) Masyarakat umum Kecamatan Mengwi. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah : observasi, wawancara dan dokumentasi.
    [Show full text]
  • AUGMENTED REALITY BOOK Pengenalan Tata Letak Bangunan
    ISSN 2252-9063 Kumpulan Artikel Mahasiswa Pendidikan Teknik Informatika (KARMAPATI) Volume 3, Nomor 4, Agustus 2014 AUGMENTED REALITY BOOK Pengenalan Tata Letak Bangunan Pura Tirta Empul dan Pura Taman Ayun Ni Putu Agustina1, Padma Nyoman Crisnapati2, I Gede Mahendra Darmawiguna3, Made Windu Antara Kesiman4 Jurusan Pendidikan Teknik Informatika Universitas Pendidikan Ganesha Singaraja, Bali E-mail: [email protected], [email protected], [email protected], [email protected] Abstrak— Tujuan dari penelitian ini untuk Abstract— The objective of this research was memanfaatkan teknologi dalam melestarikan using technology in developing the application as budaya dengan mengembangkan suatu aplikasi media to make people interested in understanding, yang dapat digunakan sebagai sarana yang learning and keeping Tirta Empul and Taman menarik minat masyarakat untuk mengetahui, Ayun temples mempelajari, dan melestarikan Pura Tirta The research method used in the Empul dan Pura Taman Ayun. development of this application was the research Pengembangan aplikasi ini menggunakan and development by using waterfall model namely metode penelitian dan pengembangan dengan requirement definition. It involved same steps, the menggunakan model waterfall yaitu requirement step of collecting the information and analysis of definition yaitu tahap pengumpulan informasi system needs, system and sofware design step was dan analisis kebutuhan sistem, system and making the application planning, implementation software design yaitu membuat rancangan step was the step of implementing the plans, and aplikasi, implementation yaitu tahap testing system step as the testing process of implementasi rancangan, sampai pada tahap software. system testing yaitu pengujian perangkat lunak. The result of this research was in form of Penelitian ini menghasilkan buku technology book namely Augmented Reality.
    [Show full text]
  • 2.Hindu Websites Sorted Category Wise
    Hindu Websites sorted Category wise Sl. No. Broad catergory Website Address Description Reference Country 1 Archaelogy http://aryaculture.tripod.com/vedicdharma/id10. India's Cultural Link with Ancient Mexico html America 2 Archaelogy http://en.wikipedia.org/wiki/Harappa Harappa Civilisation India 3 Archaelogy http://en.wikipedia.org/wiki/Indus_Valley_Civil Indus Valley Civilisation India ization 4 Archaelogy http://en.wikipedia.org/wiki/Kiradu_temples Kiradu Barmer Temples India 5 Archaelogy http://en.wikipedia.org/wiki/Mohenjo_Daro Mohenjo_Daro Civilisation India 6 Archaelogy http://en.wikipedia.org/wiki/Nalanda Nalanda University India 7 Archaelogy http://en.wikipedia.org/wiki/Taxila Takshashila University Pakistan 8 Archaelogy http://selians.blogspot.in/2010/01/ganesha- Ganesha, ‘lingga yoni’ found at newly Indonesia lingga-yoni-found-at-newly.html discovered site 9 Archaelogy http://vedicarcheologicaldiscoveries.wordpress.c Ancient Idol of Lord Vishnu found Russia om/2012/05/27/ancient-idol-of-lord-vishnu- during excavation in an old village in found-during-excavation-in-an-old-village-in- Russia’s Volga Region russias-volga-region/ 10 Archaelogy http://vedicarcheologicaldiscoveries.wordpress.c Mahendraparvata, 1,200-Year-Old Cambodia om/2013/06/15/mahendraparvata-1200-year- Lost Medieval City In Cambodia, old-lost-medieval-city-in-cambodia-unearthed- Unearthed By Archaeologists 11 Archaelogy http://wikimapia.org/7359843/Takshashila- Takshashila University Pakistan Taxila 12 Archaelogy http://www.agamahindu.com/vietnam-hindu- Vietnam
    [Show full text]
  • Discover Bali's Best Attractions and Landmarks DAY TOURS and TOURIST SPOTS Take Only Memories, Leave Only Footprints
    Image: hotels.com Discover Bali's best attractions and landmarks DAY TOURS AND TOURIST SPOTS Take only memories, leave only footprints " - Chief Seattle Mount Batur Hiking Bali is known for it beautiful beaches, but the interior has its own appeal. Here you’ll find one of the region’s most active volcanoes, Mt. Batur (Gunung Batur), rising 5,633 feet (1,717 meters) above sea level In the highlands of Kintamani. To best appreciate the Mount Batur experience, sign up for an early-morning trek to the summit. Such excursions typically depart from Ubud at 2am or 3am and arrive at the base of the volcano while it’s still dark. Trekkers then make the 2- hour journey to the top of the volcano using headlamps and the light of the moon, an effort rewarded with amazing sunrise views of Mt. Agung and the surrounding mountains. Since Mt. Batur is an active volcano, you’ll likely also get to experience a very unique breakfast of eggs boiled on the lava-heated rocks. After you’ve made the trip, nearby Lake Batur offers hot springs perfect for relaxing tired muscles. It’s also possible to combine your Mt. Batur sunrise trek with whitewater rafting on the Ayung River or a coffee plantation tour. (source: viator.com) Location: Kintamani Tour Duration: approx. 2 hours Difficulty: Moderately difficult Image: Asia Web Direct via kosamui,com Images: viator.com Kerenkali Canyoning Excursion If you had to choose only one sporty canyon with water in Bali, Kerenkali would be perfect. Located to the north of Bali, Kerenkali is practicable throughout the year.
    [Show full text]
  • Indonesia 12
    ©Lonely Planet Publications Pty Ltd Indonesia Sumatra Kalimantan p509 p606 Sulawesi Maluku p659 p420 Papua p464 Java p58 Nusa Tenggara p320 Bali p212 David Eimer, Paul Harding, Ashley Harrell, Trent Holden, Mark Johanson, MaSovaida Morgan, Jenny Walker, Ray Bartlett, Loren Bell, Jade Bremner, Stuart Butler, Sofia Levin, Virginia Maxwell PLAN YOUR TRIP ON THE ROAD Welcome to Indonesia . 6 JAVA . 58 Malang . 184 Indonesia Map . 8 Jakarta . 62 Around Malang . 189 Purwodadi . 190 Indonesia’s Top 20 . 10 Thousand Islands . 85 West Java . 86 Gunung Arjuna-Lalijiwo Need to Know . 20 Reserve . 190 Banten . 86 Gunung Penanggungan . 191 First Time Indonesia . 22 Merak . 88 Batu . 191 What’s New . 24 Carita . 88 South-Coast Beaches . 192 Labuan . 89 If You Like . 25 Blitar . 193 Ujung Kulon Month by Month . 27 National Park . 89 Panataran . 193 Pacitan . 194 Itineraries . 30 Bogor . 91 Around Bogor . 95 Watu Karang . 195 Outdoor Adventures . 36 Cimaja . 96 Probolinggo . 195 Travel with Children . 52 Cibodas . 97 Gunung Bromo & Bromo-Tengger-Semeru Regions at a Glance . 55 Gede Pangrango National Park . 197 National Park . 97 Bondowoso . 201 Cianjur . 98 Ijen Plateau . 201 Bandung . 99 VANY BRANDS/SHUTTERSTOCK © BRANDS/SHUTTERSTOCK VANY Kalibaru . 204 North of Bandung . 105 Jember . 205 Ciwidey & Around . 105 Meru Betiri Bandung to National Park . 205 Pangandaran . 107 Alas Purwo Pangandaran . 108 National Park . 206 Around Pangandaran . 113 Banyuwangi . 209 Central Java . 115 Baluran National Park . 210 Wonosobo . 117 Dieng Plateau . 118 BALI . 212 Borobudur . 120 BARONG DANCE (P275), Kuta & Southwest BALI Yogyakarta . 124 Beaches . 222 South Coast . 142 Kuta & Legian . 222 Kaliurang & Kaliadem . 144 Seminyak .
    [Show full text]
  • BALI PACKAGE TOUR 03 Days/02 Night
    BALI PACKAGE TOUR 03 Days/02 Night Day 01 : BANDUNG – DENPASAR / JT 904 : 10.20-13.05 Pick up at your hotel for transfer to Bandung Airport for flight to Denpasar, Bali. Arrival Bali meet & greet with garland by Balinese girl and the local guide then visit Tanjung Benoa , Garuda Wisnu Kencana (GWK) is a 240 hectares private cultural park on the Bukit Peninsula , Dreamland Beach and Uluwatu Valley ( D ) Day 02 : FULLDAY KINTAMANI TOUR This morning will visit to Goa Gajah is most well known as Elephant Cave, is a mysterious Hindu site near Ubud, Tirta Umpul is a Hindu temple in the middle of Bali Island, famous for its holy water where Hindu Bali people, and Kintamani is a famous place of interest in Bali with magnificent panorama of Batur Lake and active volcano ( B/L/D ) Day 03 : DENPASAR – BANDUNG / JT 905 : 13.45-14.30 Free program then transfer out to the Airport for the next trip or to Bandung ( B ) Price per Pax (USD) Hotel 2-3 paxs 4-6 paxs Best Western Kuta**** Usd.495 Usd.465 Package include : - Return ticket by Lion Air (JT) Bandung-Denpasar-Bandung - 2 nites at accomodation 4* + breakfast - Transfer out Hotel – Airport Bandung - Tour, transport and meals as a program - English speaking guide Package exclude : - Airport tax - Tipping porter, driver and local guide - Personal expenses Note : This is offering letter, no reservation made yet PT. UNIVERSAL HOLIDAY TRAVEL Jln. Anggrek No. 11, Bandung 40114 – Indonesia Phone : 62 22 7230999 ( Hunting ) – Fax : 62 22 7200855 E-mail : [email protected] BALI PACKAGE TOUR 04 Days / 03 Night Day 01 : BANDUNG – DENPASAR / JT 904 : 10.20-13.05 Pick up at your hotel for transfer to Bandung Airport for flight to Denpasar, Bali.
    [Show full text]
  • Seni Pertunjukan Pariwisata Bali Dalam Perspektif Kajian Budaya 072146 ©Kanisiuslolo
    1 2 Seni Pertunjukan Pariwisata Bali dalam Perspektif Kajian Budaya 072146 ©KanisiuslOlO PENERBIT KANISIUS Jl. Cempaka 9, Deresan, Yogyakarta 55281 Kotak Pos 1125/Yk, Yogyakarta 55011 Telepon (0274) 588783, 565996, Fax (0274) 563349, 520549 E-Mail : [email protected] Website: www.kanisiusmedia.com Cetakan ke- 3 2 1 Tahun 12 11 10 ISBN 978-979-21-2708-9 Halt cipta dilindungi undang-undang. Dilarang memperbanyak karya tulis ini dalam bentuk dan dengan cara apa pun, termasuk fotokopi, tanpa izin tertulis dari Penerbit. Dicetak oleh Percctakan Kanisius Yogyakarta 3 SAMBUTAN Pariwisata Bali sudah mendunia. Bali, dengan pariwisatanya yang demikian eksotis, telah menjadi salah satu daerah tujuan wisata kelas dunia. Kekayaan bu-daya yang didukung dengan konsep industri modern telah menciptakan pertunjukan kemasan baru. Buku yang ada di tangan pembaca ini merupakan sebuah kajian ilmiah. Fokusnya adalah seni pertunjukan pariwisata Bali yang dikemas secara baru. Penulis mengambil perspektif budaya dalam kajian ilmiah ini dengan memper- gunakan metode kualitatif dan pendekatan interdisipliner. Penulis menunjukkan bahwa telah terjadi komodifikasi dalam seni pertun- jukan. Seni pertunjukan kini dijadikan sebagai komoditas yang ditawarkan ke- pada wisatawan. Hal tersebut tentu saja menimbulkan perubahan dalam berbagai aspek kehidupan masyarakat setempat, baik dalam bidang ekonomi, politik, maupun sosial budaya. Ada berbagai keistimewaan yang terkandung dalam buku ini. Salah satu di antaranya adalah ketajaman nalar intelektual penulis yang menunjukkan betapa seni budaya akan tetap terpelihara justru ketika ada keberanian untuk berkreasi dengan memberikan kemasan baru. Jika tidak, seni budaya [tradisional] tersebut secara perlahan-lahan akan tergerus oleh arus globalisasi yang sering tidak ramah pada apa yang disebut seni budaya tradisional.
    [Show full text]
  • Bali, Lombok & Nusa Tenggara 17
    ©Lonely Planet Publications Pty Ltd Bali, Lombok & Nusa Tenggara North Bali p253 Central Gili Islands Mountains p312 West Bali p237 p274 Ubud East Bali Region p203 Lombok p160 p283 Kuta & Southwest South Bali & Nusa Tenggara Beaches the Islands p334 p64 p115 Virginia Maxwell, Mark Johanson, Sofia Levin, MaSovaida Morgan PLAN YOUR TRIP ON THE ROAD Welcome to Bali, Lombok KUTA & Batubulan . 202 & Nusa Tenggara . 4 SOUTHWEST Abiansemal . 202 Bali, Lombok & BEACHES . 64 Nusa Tenggara Map . 6 Kuta & Legian . 66 Bali, Lombok & Nusa EAST BALI . 203 Seminyak . 81 Tenggara’s Top 18 . 8 Gianyar . 206 Kerobokan . 92 Need to Know . 18 Klungkung Umalas . 98 First Time Bali, Lombok (Semarapura) . 206 & Nusa Tenggara . 20 Canggu . 98 Bangli . 208 Echo Beach . 104 What’s New . 22 Sideman . 209 Pererenan Beach . 106 If You Like… . 23 Gunung Agung . 211 Month by Month . 25 Coast Road to Kusamba . 213 SOUTH BALI & Itineraries . 28 Kusamba . 215 THE ISLANDS . 115 Activities . 36 Padangbai . 216 Travel with Children . 50 Denpasar . 117 Manggis . 219 Eat & Drink Like a Local . 53 Sanur . 124 Candidasa . 220 Regions at a Glance . 60 Bukit Peninsula . 132 Amlapura . 224 Jimbaran . 132 Tirta Gangga . 225 Central Bukit . 135 NORMAN ONG/SHUTTERSTOCK © NORMAN ONG/SHUTTERSTOCK Amed & the Balangan Beach . 136 Far East Coast . 227 Bingin . 137 Tulamben . 234 Padang Padang . 139 Northeast Coast . 236 Ulu Watu . 141 Ungasan . 143 CENTRAL Nusa Dua . 144 MOUNTAINS . 237 Tanjung Benoa . 147 Gunung Batur Area . 239 Nusa Lembongan & Islands . 149 Gunung Batur . 239 Nusa Lembongan . 150 Around Gunung Batur Crater . 240 Nusa Ceningan . 156 PURA TANAH LOT P277 Danau Batur .
    [Show full text]
  • Perpaduan Budaya Lokal, Hindu Buddha, Dan Islam Di Indonesia
    Diktat Bernuansa Karakter Mata Kuliah Sejarah Indonesia Masa Islam PERPADUAN BUDAYA LOKAL, HINDU BUDDHA, DAN ISLAM DI INDONESIA Oleh: M. Nur Rokhman, M. Pd PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SEJARAH JURUSAN PENDIDIKAN SEJARAH FAKULTAS ILMU SOSIAL UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA 2014 0 KATA PENGANTAR Assalamu’alaikum wr. wb. Alkhamdulillah. Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Alloh SWT atas segala rahmat dan hidayahNya, sehingga sekilas modul ini dapat diselesaikan. Modul ini bertemakan Perpaduan Budaya Lokal, Hindu Buddha dan Islam di Indonesia. Tema ini menarik untuk dikembangkan, mengingat perpaduan budaya lokal, Hindu Buddha dan Islam ada dalam kehidupan sehari-hari masyarakat Nusantara. Dengan demikian, tema ini akan sangat menarik untuk pembelajaran. Tema ini pun sangat kontekstual dengan kehidupan sehari-hari, sehingga para mahasiawa dapat menghayati, mengoservasi, bahkan wawancara materi yang dipelajarinya. Dengan tema ini pula para mahasiswa diharapkan dapat mengambil hikmah dan nilai-nilai karakter yang terkandung dalam materi yang dipelajarinya. Kami menyadari sepenuhnya bahwa modul sederhana ini dapat diselesaikan berkat uluran tangan, dorongan, bimbingan dan bantuan serta doa berbagai pihak. Untuk itu dengan setulus hati penulis mengucapkan terima kasih kepada; 1. Rektor Universitas Negeri Yogyakarta (UNY) yang telah memberikan kesempatan terselenggaranya pengembangan modul ini. 2. Ketua LPPMP UNY beserta staf yang telah memberikan pengetahuan dan kesempatan pengembangan modul ini. 3. Dekan beserta staf FIS UNY yang telah memberikan dorongan sehingga modul ini terselesaikan 1 4. Bapak Sardiman AM, M. Pd. Selaku Dosen Pembimbing senior yang telah memberikan arahan, dukungan dan bimbingan serta petunjuk yang sangat bermanfaat bagi penyelesaian modul ini 5. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang telah memberikan uluran tangan demi kelancaran penyusunan modul ini Teriring doa semoga amal dan budi baik mereka mendapat ridho dan berkah dari Alloh SWT.
    [Show full text]
  • Treasures of Indonesia Java and Bali | October 1 – 13, 2020
    Open to alumni UBC and friends TREASURES OF INDONESIA JAVA AND BALI | OCTOBER 1 – 13, 2020 Find harmony in the beautiful sites and exquisite landscapes of Java and Bali. Dive right into the soul of the country on the island of Java, exploring Yogyakarta’s creative and traditional culture. Visit Indonesia’s most important archaeological sites; the 10th century Prambanan Hindu Temple and the colossal Buddhist monument of Borobudur, both UNESCO Heritage Sites. Hop the train for a ride across the bucolic landscape of central Java and spend time in two smaller towns to enjoy a cooking class, a bicycle excursion, and community explorations. The natural environment is as stunning as the architecture and one of the highlights of your trip is sure to be your experience of Mount Bromo, Java’s highest peak set in a lunar landscape of epic proportions. The cultural landscape of Bali, where we spend the second part of our trip, is another UNESCO World Heritage site; the verdant rice terraces speak of an entire way of life. Explore Ubud’s traditional culture in temples, art, and dance, and marvel at the views by the sea at Canggu Beach. You’ll be staying in small boutique hotels; we have selected three hotels of the Tugu group for stays in Blitar, Malang, and Bali. These hotels are owned by one of Indonesia’s biggest collectors of fine art and cultural antiquities; we will see stunning collections on display at each hotel. Visit the Agung Rai Museum of Art to meet with the founder who has built one of Indonesia’s most impressive private art collections.
    [Show full text]
  • Sustainable Environment & Architecture
    The 20th International Conference on DEFENSE DISCOURSE IN BALINESE Sustainable PURA ARCHITECTURE Environment & Architecture Salmon Priaji Martana 1 1 Universitas Komputer Indonesia Urban Retrofitting: Building, Cities and Communities [email protected] in The Disruptive Era Presenter Affiliation: Organized By: Supported By: INTRODUCTION & LITERATURE REVIEW Defense discourse in Balinese Pura Architecture In the year 1478 Majapahit is fallen. Javanese converted to adopt Islamic culture, except for the small group of 2,000 noble, artists, architects lead by the priest Danghyang Nirartha. They fled to nearby Bali to build a new Majapahit. The group was then received by the King of Bali, Waturenggong and later on they were agreed to shoulder to shoulder building Bali as the Neo Majapahit. Having known that the influence of outside culture always comes from nearby the coast, endangered the Majapahit legacy, Nirartha build a new style of worship complex- a temple later known as PURA- in Bali’s main coastal area. He was also builds several similar pura in the southern part of Bali. Scholars believe that Nirartha was not only build a temple. Instead, he was building a FORTRESS. A visual fortress to guard the Hindu-Majapahit culture and beliefs, to save it from outside infiltration. The Design patern of Nirartha’s then becomes typical, know Organized By: Supported By: famous as “The Gianyar Style.” 2 INTRODUCTION & LITERATURE REVIEW 1.1. Fortress in Nusantara 1.2. Fortress in general Balinese Pura Characteristics Section Rectangular to octagonal Plan buildings. Fortress of Majapahit era More than 5,000 m2 area . More than 10 m high walls, Walls with over 1 m of thickness.
    [Show full text]