Available Here

Total Page:16

File Type:pdf, Size:1020Kb

Available Here Seri Memoria Passionis No. 19 MEMORIA PASSIONIS DI PAPUA TAHUN 2006 MEMORIA PASSIAONIS DI PAPUA TAHUN 2006 ii MEMORIA PASSIONIS DI PAPUA TAHUN 2006 diterbitkan oleh: OFFICE FOR JUSTICE SEKRETARIAT KEADILAN AND PEACE DAN PERDAMAIAN CATHOLIC DIOCESE OF JAYAPURA KEUSKUPAN JAYAPURA 2008 iii MEMORIA PASSIAONIS DI PAPUA TAHUN 2006 MEMORIA PASSIONIS DI PAPUA TAHUN 2006 Penulis: Tim SKP Jayapura Editor: Hanif Suranto layout & desain cover: Muid Mularnoidin Korektor: Nadjib Abu Yasser Cetakan Pertama 2008 Hak Cipta © SKP JAYAPURA Perpustakaan Nasional RI: Katalog Dalam Terbitan (KDT) SKP Jayapura, Tim MEMORIA PASSIONIS DI PAPUA TAHUN 2006 Cetakan Pertama, Jakarta: SKP JAYAPURA , 2008 xxii + 424 halaman; 14 x 21 cm ISBN 979-9381-03-7 SKP JAYAPURA: Jl. Kesehatan No. 4 Dok II Jayapura Phone / Fax.:(62) (967)-534993 Website: www.hampapua.org Email: [email protected] iv dipersembahkan bagi mereka yang dibungkam karena menyuarakan kebenaran v MEMORIA PASSIAONIS DI PAPUA TAHUN 2006 vi DAFTAR ISI Kata Pengantar––––––––––––––––––––––––––––––––––––––––––xiii Daftar Singkatan––––––––––––––––––––––––––––––––––––––––xv Bab I KEKERASAN DAN KETAKUTAN DI AWAL TAHUN–––––––xxii Papua Aktual Januari – Maret 2006 Penulis : A.F. Sari Rosa Moiwend BAGIAN I LINTASAN PERISTIWA HAK ASASI MANUSIA––––––––––1 A. Situasi Hak-Hak Sipil dan Politik––––––––––––––––––––––1 A.1 Irian Jaya Barat (IJB) VS Otsus–––––––––––––––––––––––1 A.2 Hiruk Pikuk Pilkada Gubernur Papua A.3 Kasus 16 Maret 2006 A.4 Catatan Mengenai Kebebasan Warga B. Situasi Hak-Hak Ekonomi, Sosial dan Budaya B.1 Kesejahteraan B.2 Hak Atas Kesehatan: Wabah HIV-AIDS B.3 Perlindungan Terhadap Perempuan dan Anak B.4 Hak Atas Pendidikan B.5 Pengurasan Sumberdaya Alam B.6 Penyelengaraan Pemerintahan BAGIAN II ANALISIS LINTASAN PERISTIWA A. Hak-Hak Sipil dan Politik A1 Irian Jaya Barat (IJB) Versus Otsus A.2 Hiruk Pikuk Pilkada Gubernur Papua A.3 Kasus Abepura 16 Maret 2006: Cermin Realita Konflik Yang Terpendam? vii MEMORIA PASSIAONIS DI PAPUA TAHUN 2006 B. Hak-Hak Ekonomi Sosial dan Budaya B.1 Kesejahteraan Masyarakat B.2 Hak Atas Pekerjaan: CPNS dan PKL B.3 Hak Atas Kesehatan: Wabah HIV-AIDS? B.4 Perlindungan Terhadap Perempuan Dan Anak B5 Hak Atas Pendidikan: Minimnya Tenaga Guru B.6 Pengurasan Sumber Daya Alam B.7 Penutup: Penyelenggaraan Pemerintahan Bab II BOROK-BOROK DITELANJANGI Papua Aktual April – Juni 2006 Penulis : J. Budi Hernawan, ofm BAGIAN I LINTASAN PERISTIWA HAK ASASI MANUSIA A. Hak-Hak Sipil dan Politik A.1 Hebohnya Pencari Suaka A.2 Konflik Pilkada Gubernur Papua A.3 Pengadilan Kasus Abepura 16 Maret 2006 A.4 Konflik PT Freeport Indonesia A.5 Pertahanan Dan Keamanan B. Hak-Hak Ekonomi, Sosial, dan Budaya B.1 Kasus-Kasus Korupsi B.2 Simpang-Siur Otsus B.3 Keterpurukan Pelayanan Kesehatan B.4 Perlindungan Terhadap Perempuan Dan Anak B.5 Kebijakan Pendidikan Yang Timpang B.6 Pasar Di Jayapura viii BAGIAN II ANALISIS PERISTIWA A. Hak Hidup B. Dicari: Pemimpin Papua C. Mengadili Kebebasan Warga D. Keamanan atau Pengawasan? E. Sandiwara Politik: Obral Janji Kemakmuran F. Orang Kecil Tetap Tersingkir Bab III TANAH PAPUA RUMAH KITA, BELUM AMAN? Papua Aktual Juli– September 2006 Penulis : A.F. Sari Rosa Moiwend BAGIAN I LINTASAN PERISTIWA HAK ASASI MANUSIA A.Situasi Hak-Hak Sipil dan Politik A.1 Kebebasan Warga A.2 Pertahanan Dan Keamanan A.3 Penyelenggaraan Pemerintahan A.4 Penanganan Konflik A.5 Aspirasi ‘M’ (Merdeka) A.6 Pemekaran VS Otsus B. Situasi Hak-Hak Ekonomi, Sosial dan Budaya B.1 Hak Atas Pendidikan B.2 Hak Atas Kesehatan B.3 Kesejahteraan Umum B.4 Pengelolaan Sumber Daya Alam ix MEMORIA PASSIAONIS DI PAPUA TAHUN 2006 BAGIAN II ANALISIS LINTASAN PERISTIWA A. Hak-Hak Sipil Dan Politik A.1 Kebebasan Warga A.2 Pertahanan Dan Keamanan A.3 Penyelenggaraan Pemerintahan A.4 Penanganan Konflik B. Hak-Hak Ekonomi Sosial dan Budaya B1 Hak Pendidikan B.2 Hak Atas Kesehatan B.3 Kesejahteraan Umum B.4 Pengelolaan Sumber Daya Alam Bab IV TUTUP TAHUN DENGAN KECEMASAN Papua Aktual Oktober – Desember 2006 Penulis : Toni Nuwa Wonga, ofm dan A.F.Sari Rosa Moiwend BAGIAN I LINTASAN PERISTIWA HAK ASASI MANUSIA A. Situasi Hak-Hak Sipil dan Politik A.1 Kebebasan Warga A.2 Pertahanan Dan Keamanan A.3 Penyelenggaraan Pemerintahan A.4 Penanganan Konflik A5 Aspirasi ‘M’ (erdeka) A.6 Pemekaran VS Otsus B. Situasi Hak-Hak Ekonomi, Sosial dan Budaya B.1 Hak Atas Pendidikan B.2 Hak Atas Kesehatan x B.3 Kesejahteraan Umum B.4 Pengelolaan Sumber Daya Alam BAGIAN II ANALISIS LINTASAN PERISTIWA A. Hak-hak Sipil dan Politik A.1 Kebebasan Warga A.2 Pertahanan Dan Keamanan A.3 Penyelenggaraan Pemerintahan A.4 Penanganan Konflik A.5 Aspirasi ‘M’ (erdeka) A.6 Pemekaran VS Otsus B. Hak-hak Ekonomi, Sosial dan Budaya B.1 Substansi Pendidikan Belum Tersentuh B.2 Angan-angan Hidup Sehat B.3 Kesejahteraan Umum B.4 Pengelolaan Sumber Daya Alam LAMPIRAN-LAMPIRAN PROFIL SKP xi MEMORIA PASSIAONIS DI PAPUA TAHUN 2006 xii KATA PENGANTAR Di penghujung tahun 2008 ini, Sekretariat Keadilan dan Perdamaian (SKP) Keuskupan Jayapura kembali menerbitkan Seri Memoria Passionis No. 19 yang berjudul Memoria Passionis Tahun 2006: catatan HAM dan sosial politik di Tanah Papua. Dua tahun sudah berlalu dan ingatan kita yang pendek telah disibukkan oleh peristiwa-peristiwa baru yang tak jarang membutuhkan jawaban segera. Kasus-kasus besar yang terjadi dalam dua tahun terakhir seperti hiruk pikuk pemekaran, sengketa pilkada, kasus-kasus kekerasan terbaru, bencana alam, kelangkaan minyak tanah, dinamika aspirasi M(erdeka)—semuanya telah menenggelamkan masa lampau di bawah masa kini. Karenanya tak heran jika peristiwa yang sudah lewat tinggal sebagai kenangan akan masa lampau yang pahit dan hanya akan bangkit saat peristiwa baru mengusiknya. Inilah memoria passionis, ingatan akan penderitaan sebangsa. Catatan-catatan dalam buku ini tak lain merupakan upaya menggemakan suara-suara mereka yang dibungkam karena menyuarakan kebenaran. Tak banyak kenangan manis di masa lampau yang bisa diingat sehingga wajarlah jika kenangan itu tak ingin dibangkitkan lagi oleh publik. Meski demikian, SKP Jayapura tetap setia mendokumentasikan cerita-cerita kecil rakyat Papua yang merekam kehidupan nyata harian rakyat Papua di berbagai tempat di Tanah Papua yang mencakup dimensi hak-hak sipil dan politik serta hak-hak ekonomi, sosial, dan budaya seperti dirumuskan dalam dua kovenan PBB tentang daftar hak-hak tersebut. Dimensi hak-hak sipil dan politik mencakup kebebasan warga (civil liberties) yang akhirnya mengerucut menjadi pertanyan mengenai perlindungan hak hidup orang Papua; dinamika pertahanan dan keamanan yang menjadi unsur amat kuat dalam kebijakan pembangunan di Papua; pergumulan pemerintah dalam mewujudkan pemerintahan yang bersih dan melayani kepentingan masyarakat; berbagai konflik di Papua dan usaha-usaha menanganinya; dinamika gerakan aspirasi M(erdeka) yang nyata-nyata hidup di hati banyak orang di Tanah Papua; dan akhirnya dinamika Otsus yang terus digerogoti dengan pemekaran dan sengketa politik di antara elit politik negeri ini dan xiii MEMORIA PASSIAONIS DI PAPUA TAHUN 2006 berbagai lembaga negara yang terkait di dalamnya. Potret peristiwa ini pantas dicermati agar kita menangkap dengan lebih baik apa yang ada di bawah permukaan dan apa yang dicitrakan oleh media. Potret kita tidak lengkap jika kita tidak mendalami dimensi ekonomi, sosial, dan budaya yang tak lain menjadi prioritas pelaksanaan UU No. 21/ 2001 tentang Otonomi Khusus bagi Provinsi Papua. SKP menyoroti bagaimana menyoroti bidang-bidang layanan publik dari sudut hak asasi manusia. Karena itu kami mencatat pemenuhan hak atas kesehatan, hak atas pendidikan, kesejahteraan umum, dan problem yang amat pelik: pengelolaan sumber daya alam di Tanah Papua. Sudah menjadi pengetahuan umum bahwa Papua amat kaya dengan sumber daya alam tetapi miskin dalam tingkat pencapaian kesejahteraan. Karena itu pertanyaan mengenai pengelolaannya menjadi amat kunci. Dua dimensi inilah yang mengisi lembaran demi lembaran buku ini dan menjadi satu kesatuan utuh mengenai peristiwa-peristiwa kunci di tahun 2006 dari kacamata perlindungan hak hidup orang Papua. Sebagai sebuah paparan fakta dan peristiwa, amat jelas bahwa buku ini tidak menawarkan solusi. Buku ini justru mengajak pembaca bersama-sama mencari jalan-jalan terobosan baru bagi kemacetan dan kebuntuan situasi di Tanah Papua. Jalan-jalan terobosan, pikiran-pikiran baru, atau pandangan-pandangan kreatif dan kritis dari pembaca merupakan sumbangan nyata bagi pergumulan orang Papua dalam merumuskan jatidirinya di tengah dunia yang amat cepat berubah. Kata ‘dialog’, konsep Papua Tanah Damai, menjadi makin populer sekaligus belum banyak dijabarkan menjadi pegangan operasional. Sesuai dengan visinya, SKP terus mendorong dan terlibat dalam berbagai upaya mencari jalan keluar dan semoga cita-cita besar tersebut makin mengilhami banyak orang untuk betul-betul berjuang bagi penegakan keadilan dan membangun perdamaian di Tanah Papua. Jayapura, Penghujung Tahun 2008 J. Budi Hernawan OFM Direktur xiv DAFTAR SINGKATAN AKBP : Ajun Komisaris Besar Polisi ALDP : Aliansi Demokrasi Untuk Papua AMP : Aliansi Mahasiswa Papua APBD : Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah APBN : Anggaran Pendapatan Belanja Negara APPI : Asosiasi Pemerintah Provinsi Indonesia AS : Amerika Serikat ASA : Aksi Stop AIDS BAP : Berita Acara Pemeriksaan Bapedalda : Badan Pengendalian Dampak Lingkungan Daerah BBM : Bahan Bakar Minyak BKD : Badan Kepegawaian Daerah BKKBN : Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional BKN : Badan Kepegawaian Negara BNN : Badan Narkotika Nasional BPD : Badan Pengawas Daerah
Recommended publications
  • PUTUSAN Nomor : 62/G/2015/PTUN-JKT
    PUTUSAN Nomor : 62/G/2015/PTUN-JKT. DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA Pengadilan Tata Usaha Negara Jakarta yang memeriksa, memutus dan menyelesaikan sengketa Tata Usaha Negara pada Tingkat Pertama dengan Acara Biasa, telah menjatuhkan putusan sebagai berikut, dalam sengketa antara : DEWAN PIMPINAN PUSAT PARTAI GOLONGAN KARYA (DPP GOLKAR), baik yang dihasilkan oleh Musyawarah Nasional (Munas) VIII Partai GOLKAR di Pekanbaru tanggal 5 s.d 8 Oktober 2009, maupun yang dihasilkan oleh Munas IX Partai GOLKAR di Bali tanggal 30 November s.d 4 Desember 2014, yang dalam hal ini diwakili oleh: 1. Ir. ABURIZAL BAKRIE, Kewarganegaraan Indonesia, Pekerjaan Ketua Umum DPP Partai GOLKAR Periode 2009-2014 maupun Ketua Umum DPP Partai GOLKAR Periode 2014-2019, bertempat tinggal di Jalan Magunsarkoro Nomor 42, Menteng, Jakarta Pusat ; 2. IDRUS MARHAM, Kewarganegaraan Indonesia, Pekerjaan Sekretaris Jenderal DPP Partai GOLKAR Periode 2009-2014 maupun Sekretaris Jenderal DPP Partai GOLKAR Periode 2014-2019, bertempat tinggal di Komplek DPRD DKI Jakarta Blok F Nomor 3 Cibubur, Jakarta Timur; Dalam halini memberikan Kuasa Khusus kepada : 1. Prof. Dr. Yusril Ihza Mahendra, S.H.,M.Sc.; 2. Widodo Iswantoro, S.H.; 3. Arfa Gunawan,S.H.; 4. Nur Syamsiati Duha, S.H. ; 5. Eddi Mulyono, S.H. ; Halaman 1 dari 173 halaman. Putusan Nomor 62/G/2015/PTUN-JKT. 6. Deni Aulia Ahmad, S.H.; 7. Sururudin, S.H.; 8. Gugum Ridho Putra, S.H. ; 9. Bayu Nugroho, S.H. ; Yang tergabung dalam TIM KUASA HUKUM PARTAI GOLKAR, Kesemuanya Warga Negara Indonesia, Pekerjaan Advokat dan Asisten Advokat pada Kantor Hukum ”IHZA & IHZA Law Firm”, beralamat di Kasablanka Office Tower, Tower, Lt.19, Kota Kasablanka, Jalan Casablanca Kav.88 Kuningan, Jakarta 12870, berdasarkan Surat Kuasa Khusus tertanggal 23 Maret 2015; Selanjutnya disebut sebagai PENGGUGAT ; Melawan : I.
    [Show full text]
  • The Habibie Center Peace and Policy Review
    ACEH WEST NORTH CENTRAL KALIMANTAN MALUKU SULAWESI WEST PAPUA MALUKU GREATER JAKARTA PAPUA The Habibie Center EAST NUSA TENGGARA Peace and Policy Review Edition 04/August 2013 Map of Violence in Indonesia (January-April 2013) and the Issue of Local Electoral Violence One of the most important incidents is the assault Executive Summary toward members of TNI and civilians by an armed • The National Violence Monitoring System (NVMS) group in Sinak Sub-district, Puncak District, Papua, has undertaken systematic and continuous in February. The incident resulted in the deaths of monitoring in a number of provinces, including seven members of TNI and four civilians. Aceh, West Kalimantan, Maluku, North Maluku, • In the category of identity-related conflict, Central Sulawesi, Papua, West Papua, East inter-ethnic conflict in Mimika Regency, Papua, Nusa Tenggara, and the Greater Jakarta area resulted in nine deaths and 11 injuries. One (Jabodetabek-Jakarta Bogor Depok Tangerang of the important incidents is the inter-ethnic Bekasi). Through the NVMS program, The Habibie conflict between Kei ethnic group from Southeast Center (THC) Peace and Policy Review intends to Maluku and the Kamoro ethnic group in February, highlight the trend of violence monitored in the which was triggered by the death of one of Kei period of January-April 2013 and the issue of local ethnic members. Moreover, incidents related to electoral violence. minority issues must also be taken note of, such • In the period of January-April 2013, 2.056 as the violent incident experienced by Jamaah incidents of violence were recorded, resulting in Ahmadiyah in Pondok Gede Sub-district, Bekasi 241 deaths, 1.650 injuries, 208 rapes, and 234 City, West Java.
    [Show full text]
  • AGAMA DAN KEPEMIMPINAN POLITIK Analisis Terhadap Dukungan Partai Keadilan Sejahtera Atas Kandidat Non-Muslim Pada Pilkada Papua 2018
    AGAMA DAN KEPEMIMPINAN POLITIK Analisis terhadap Dukungan Partai Keadilan Sejahtera atas Kandidat Non-Muslim pada Pilkada Papua 2018 Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Sosial (S.Sos) oleh: Ginanjar Pangestu Aji 11161120000067 PROGRAM STUDI ILMU POLITIK FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1442 H/2020 M AGAMA DAN KEPEMIMPINAN POLITIK Analisis terhadap Dukungan Partai Keadilan Sejahtera atas Kandidat Non- Muslim pada Pilkada Papua 2018 Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Sosial Ilmu Politik untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Sosial (S.Sos) oleh: Ginanjar Pangestu Aji NIM: 11161120000067 Dosen Pembimbing, Khoirun Nisa, MA.Pol NIP: 19850311 201801 2 001 PROGRAM STUDI ILMU POLITIK FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1442 H/2020 M i PERNYATAAN BEBAS PLAGIARISME Skripsi yang berjudul: AGAMA DAN KEPEMIMPINAN POLITIK Analisis terhadap Dukungan Partai Keadilan Sejahtera atas Kandidat Non- Muslim pada Pilkada Papua 2018 1. Merupakan karya asli saya yang diajukan untuk memenuhi salah satu persyaratan memperoleh gelar Strata 1 di Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta. 2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini telah saya cantumkan sesuai dengan ketentuan yang berlaku di Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta. 3. Jika dikemudian hari terbukti bahwa karya saya ini bukan hasil karya asli saya atau merupakan jiplakan dari karya orang lain, maka saya
    [Show full text]
  • Mahkamah Agu Mahkamah Agung Republik
    Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia putusan.mahkamahagung.go.id PUTUSAN Nomor 490 K/TUN/2015 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA MAHKAMAH AGUNG Mahkamah AgungMemeriksa perkara tata usahaRepublik negara dalam tingkat kasasi Indonesiatelah memutuskan sebagai berikut dalam perkara: DEWAN PIMPINAN PUSAT PARTAI GOLONGAN KARYA (DPP GOLKAR), baik yang dihasilkan oleh Musyawarah Nasional (Munas) VIII Partai Golkar di Pekanbaru tanggal 5 s.d. 8 Oktober 2009, maupun yang dihasilkan oleh Munas IX Partai Golkar di Bali tanggal 30 November s.d. 4 Desember 2014, yang dalam hal ini diwakili oleh: 1. Ir. Aburizal Bakrie, Kewarganegaraan Indonesia, Pekerjaan Ketua Umum DPP Partai Golkar Periode 2009-2014 maupun Ketua Umum DPP Partai Golkar Periode 2014-2019, bertempat tinggal di Jalan Magunsarkoro Nomor 42, Menteng, Jakarta Pusat; 2. Idrus Marham, Kewarganegaraan Indonesia, Pekerjaan Sekretaris Jenderal DPP Partai Golkar Periode 2009-2014 maupun Sekretaris Jenderal DPP Partai Golkar Periode 2014- Mahkamah Agung2019, bertempat Republik tinggal di Komplek DPRD DKI Indonesia Jakarta Blok F Nomor 3 Cibubur, Jakarta Timur; Dalam hal ini memberikan Kuasa Khusus kepada: 1. Prof. Dr. Yusril Ihza Mahendra, S.H., M.Sc.; 2. Zulkarnain Yunus, S.H., M.H.; 3. Agus Dwiwarsono, S.H., M.H.; 4. Widodo Iswantoro, S.H.; 5. Gousta Feriza, S.H., M.H.; 6. Mansur Munir, S.H.; 7. Adria Indra Cahyadi, S.H., M.H.; 8. Arfa Gunawan, S.H.; 9. Eddi Mulyono, S.H.; 10. Deni Aulia Ahmad, S.H.; 11. Nur Syamsiati Duha, S.H.; 12. Rozy Fahmi, S.H.; Mahkamah Agung13. Sururudin, S.H.; Republik Indonesia Halaman 1 dari 51 halaman.
    [Show full text]
  • State Societyand Governancein Melanesia
    THE AUSTRALIAN NATIONAL UNIVERSITY Research School of Pacific and Asian Studies State, Society and Governance in Melanesia StateSociety and in Governance Melanesia DISCUSSION PAPER Discussion Paper 2005/6 DECENTRALISATION AND ELITE POLITICS IN PAPUA ABSTRACT INTRODUCTION JAAP TIMMER This paper focuses on conflicts in the Province For a number of reasons ranging from Dutch of Papua (former Irian Jaya) that were stimulated nationalism, geopolitical considerations, and self- by the recent devolution of power of administrative righteous moral convictions, the Netherlands functions in Indonesia. While the national Government refused to include West New decentralisation policy aims at accommodating Guinea in the negotiations for the independence anti-Jakarta sentiments in the regions and of Indonesia in the late 1940s (Lijphart 1966; intends to stimulate development, it augments Huydecoper van Nigtevecht 1990; Penders 2002: contentions within the Papuan elite that go hand Chapter 2; and Vlasblom 2004: Chapter 3). At the in hand with ethnic and regional tensions and same time, the government in Netherlands New increasing demands for more sovereignty among Guinea initiated economic and infrastructure communities. This paper investigates the histories development as well as political emancipation of of regional identities and Papuan elite politics the Papuans under paternalistic guardianship. In in order to map the current political landscape the course of the 1950s, when tensions between in Papua. A brief discussion of the behaviour of the Netherlands and Indonesia grew over the certain Papuan political players shows that many status of West New Guinea, the Dutch began to of them are enthused by an environment that guide a limited group of educated Papuans towards is no longer defined singly by centralised state independence culminating in the establishment control but increasingly by regional opportunities of the New Guinea Council (Nieuw-Guinea Raad) to control state resources and to make profitable in 1961.
    [Show full text]
  • Table of Contents DISCLAIMER
    Volume 8 : As of 4 May 2020 Table of Contents DISCLAIMER ....................................................................................................................................................... 2 NATIONAL OVERVIEW ...................................................................................................................................... 3 1. Policy and regulation ............................................................................................................................... 3 2. Budget and program shifting ................................................................................................................... 3 3. Food supply ............................................................................................................................................. 4 East Java ......................................................................................................................................................... 5 1. Policy and regulation ............................................................................................................................... 5 2. Budget and program shifting ................................................................................................................... 6 3. Food supply ............................................................................................................................................. 6 4. Rural economy ........................................................................................................................................
    [Show full text]
  • Burning Paradise the Oil Palm Practices of Korindo in Papua and North Maluku
    Burning Paradise The oil palm practices of Korindo in Papua and North Maluku Commissioned by Mighty, the Korea Federation for Environmental Movements, SKP-KAMe Merauke and PUSAKA August 2016 Photo: Pristine forest in Papua © Greenpeace / Ardiles Rante, 2008 Photo: Korindo having cleared forest for oil palm in Papua © Mighty; 4 June 2016; Latitude 6°45'43.49"S, Longitude 140°48'27.70"E; Credit: Yudhi Mahendra 2 Colophon Aidenvironment report: Burning Paradise: The oil palm practices of Korindo in Papua and North Maluku Commissioned by: Mighty, the Korea Federation for Environmental Movements, SKP-KAMe Merauke and PUSAKA Date: August 2016 Mighty: Address: 2000 M St NW #720, Washington, DC 20036, United States. E-mail: [email protected] Cover photo: Smoke rising from burning wood rows in Korindo’s PT Berkat Cipta Abadi concession ©Ardiles Rante/Greenpeace; 26 March 2013 Aidenvironment Jalan Burangrang No. 18 Bogor 16153, West Java, Indonesia +62 (0) 251 837 1219 E-mail: [email protected] www.aidenvironment.org Aidenvironment is part of Stichting AERA, registered at the Chamber of Commerce of Amsterdam in the Netherlands, number 41208024 3 Burning paradise: The oil palm practices of Korindo in Papua and North Maluku Executive summary 5 Foreword 7 1. Korindo’s oil palm businesses 9 1.1 Plantations 9 1.2 Introduction to Papua 11 1.3 Introduction to South Halmahera 12 2. Practices and sustainability commitments 13 2.1 Practice: extensive deforestation 13 2.2 Practice: systematic use of fire to clear land 15 2.3 Practice: denial of community rights 18 2.4 Forests at risk of being cleared 20 2.5 Commitments 21 3.
    [Show full text]
  • 0 VISIONER Vol 13 No 2 Agustus 2021.Indd
    IMPLEMENTASI KEBIJAKSANAAN “PROSPEK” ȍPROGRAM STRATEGIS PEMBANGUNAN KAMPUNGȎ DALAM MEMBERDAYAKAN MASYARAKAT PAPUA MANDIRI DAN SEJAHTERA DI KABUPATEN JAYAPURA PROVINSI PAPUA (Studi Kasus di Distrik Sentani Barat, Sentani, dan Sentani Timur) Oleh Petrus Nero1, Ermaya Suradinata2, Deti Mulyati3 1) Pemerintah Daerah Kota Jayapura Program Magister Terapan Studi Pemerintahan Daerah Institut Pemerintahan Dalam Negeri [email protected] 2, 3) Institut Pemerintahan Dalam Negeri AćĘęėĆĈę “IMPLEMENTATION POLICY OUTLOOK RISE IN PAPUA SELF EMPOWERMENT AND PROSPEROUS OF REGENCY JAYAPURA, PAPUA PROVINCE” his research study to provide an overview of Program Policy Implementation Regency Tdevelopment strategies in community development independent and prosperous Papua rose in Regency Jayapura Papua province, and ϔind solutions that are useful in the effort to do programs in empowering Regency development strategy effectiveness district government ofϔicers as one of the implementing public policy implementation in the area. The design of this study used descriptive qualitative approach in which the researcher wants to describe and explain how the policy implementation strategies village development programs in Papua Revive Self empowerment and Prosperity in Regency, as set in the applicable legislation. Data collection techniques used in this study was to combine the interview with documentation. Based on the survey results revealed that one of the weaknesses in policy implementation strategies village development program in community development is still weak role both provin- cial governments have not involved the role of community leaders, religious leaders and tradition- al leaders and village headmen and the device is still in the process of socialization itu.Pemerintah memorable works by relying on the power hierarki bureaucracy, where the orientation and work- shop involves only structural ofϔicials at the district level.
    [Show full text]
  • Mahkamah Agu Mahkamah Agung Republik Indo Mahkamah Agung Republik Indonesia Hkamah Agung Republik Indonesia Epublik Indonesia
    Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia putusan.mahkamahagung.go.id P E N E T A P A N NOMOR : 27/G.TUN/2012/PTUN.JPR Mahkamah“DEMI Agung KEADILAN BERDASARKAN Republik KETUHANAN YANG Indonesia MAHA ESA” Pengadilan Tata Usaha Negara Jayapura yang memeriksa, memutus dan menyelesaikan sengketa tata usaha negara pada tingkat pertama dengan acara biasa menerbitkan Penetapan dengan pertimbangan- pertimbangan sebagaimana terurai di bawah ini, dalam perkara antara :- 1. ALEX HESEGEM, S.E., Kewarganegaraan Indonesia, Pekerjaan Mantan Wakil Gubernur Papua, Bertempat tinggal di Komp. Perumahan DPRD Propinsi Papua, Jl. Baru Kotaraja, Kota Jayapura, Propinsi Papua ;------------------ 2. Ir. MARTEN KAYOI, M.M., Kewarganegaraan Indonesia, Pekerjaan Pegawai Negeri Sipil, Bertempat Tinggal di Jalan S.W. Pranoto No. 9 RT.004/RW.002, Kelurahan Angkasapura, Distrik Jayapura Utara, Kota Jayapura, Propinsi Papua ;---------------------------------------------------- Dalam hal ini memberikan Kuasa kepada Bethsie Mahkamah AgungPesiwarissa, Republik S.H. dan Freddy A. LatuIndonesianussa, S.H., Keduanya Kewarganegaraan Indonesia, Pekerjaan Advokat Pada Kantor Advokat dan Konsultan BETHSIE PESIWARISSA, S.H., Bertempat tinggal di Jalan Bakum RT.01/RW.I (Belakang CNI), Perumnas II, Kelurahan Yabansai, Distrik Heram, Kota Jayapura, Propinsi Papua, berdasarkan Surat Kuasa Khusus tertanggal 26 Juli 2012 ;------------------------------ Selanjutnya disebut sebagai ----- PARA PENGGUGAT ; M E L A W A N : PANITIA KHUSUS PEMILIHAN UMUM GUBERNUR DAN WAKIL GUBERNUR PROPINSI PAPUA DEWAN PERWAKILAN RAKYAT MahkamahPAPUA , Agung Republik Indonesia Disclaimer Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
    [Show full text]
  • 188 Radicalisation and Dialogue in Papua INDONESIAN
    RADIKALISASI DAN DIALOG DI PAPUA Asia Report N°188 – 11 Maret 2010 DAFTAR ISI RINGKASAN IKHTISAR ....................................................................................................... i I. PENDAHULUAN .............................................................................................................. 1 II. RADIKALISASI GERAKAN MAHASISWA PAPUA ................................................. 2 A. PERKEMBANGAN SETELAH JATUHNYA SOEHARTO ....................................................................... 2 B. FOKUS PADA FREEPORT ............................................................................................................... 4 C. PEMBENTUKAN KNPB ................................................................................................................. 5 III. AKSI KNPB ....................................................................................................................... 9 A. AKSI DI NABIRE ........................................................................................................................... 9 B. SERANGAN 9 APRIL TERHADAP POLSEK ABEPURA .................................................................... 10 C. PEMBAKARAN KANTOR REKTOR UNIVERSITAS CENDERAWASIH ............................................... 11 D. PENGGEREBEKAN RUMAH VICTOR YEIMO ................................................................................. 12 E. MEMUTUS HUBUNGAN DENGAN MASA LALU ............................................................................ 12 IV. PUNCAK
    [Show full text]
  • Rekonstruksi Sejarah Umat Islam Di Tanah Papua
    Rekonstruksi Sejarah Umat Islam Di Tanah Papua DISERTASI Diajukan untuk melengkapi persyaratan mencapai Gelar Doktor dalam Ilmu Agama Islam oleh : Toni Victor M. Wanggai 02.3.00.1.04.01.0070 Promotor : Prof. Dr. Azyumardi Azra, M.A. Dr. Uka Tjandrasasmita SEKOLAH PASCASARJANA UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN) SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2008 M/1429 H ii PERSETUJUAN Disertasi dengan judul : “Rekonstruksi Sejarah Umat Islam di Tanah Papua” yang ditulis oleh Toni Victor M. Wanggai, NIM. 02.3.00.1.04.01.0070, telah diperbaiki sesuai dengan saran dan komentar dari Tim Penguji pada Ujian Pendahuluan Disertasi tanggal 31 Agustus 2008, dapat disetujui untuk dibawa ke Sidang Promosi Doktor (Ujian Terbuka). Jakarta, November 2008 Ketua Sidang / merangkap Promotor, Prof. Dr. Azyumardi Azra, M.A. iii PERSETUJUAN Disertasi dengan judul : “Rekonstruksi Sejarah Umat Islam di Tanah Papua” yang ditulis oleh Toni Victor M. Wanggai, NIM. 02.3.00.1.04.01.0070, telah diperbaiki sesuai dengan saran dan komentar dari Tim Penguji pada Ujian Pendahuluan Disertasi tanggal 31 Agustus 2008, dapat disetujui untuk dibawa ke Sidang Promosi Doktor (Ujian Terbuka). Jakarta, November 2008 Promotor/ merangkap Penguji, Dr.Uka Tjandrasasmita iv PERSETUJUAN Disertasi dengan judul : “Rekonstruksi Sejarah Umat Islam di Tanah Papua” yang ditulis oleh Toni Victor M. Wanggai, NIM. 02.3.00.1.04.01.0070, telah diperbaiki sesuai dengan saran dan komentar dari Tim Penguji pada Ujian Pendahuluan Disertasi tanggal 31 Agustus 2008, dapat disetujui untuk dibawa ke Sidang Promosi Doktor (Ujian Terbuka). Jakarta, November 2008 Penguji, Prof. Dr. Badri Yatim, M.A. v PERSETUJUAN Disertasi dengan judul : “Rekonstruksi Sejarah Umat Islam di Tanah Papua” yang ditulis oleh Toni Victor M.
    [Show full text]
  • ELSHAM LEMBAGA STUDI DAN ADVOKASI HAK ASASI MANUSIA Institute for Human Rights Study and Advocacy, West Papua
    ELSHAM LEMBAGA STUDI DAN ADVOKASI HAK ASASI MANUSIA Institute for Human Rights Study and Advocacy, West Papua PRELIMINARY REPORT The Abduction And Assassination Of Theys Hiyo Eluay Was Premeditated And Politically Motivated December 13, 2001 Jayapura, Indonesia Introduction The abduction and assassination of Theys Hiyo Eluay (aged 64), chairman of Papuan Council Presidium, is a consequence of the culture of militarism and impunity since West Papua was annexed by Indonesia.[1] The violence started since the time when Sukarno, Indonesia's President, proclaimed TRIKORA (Triple Command of the People) on 19 December 1961 in Yogyakarta. The three points of TRIKORA were: (1) Disband the "puppet state" of West Irian created by the Dutch;[2] (2) mass mobilisation, (3) raise the red-and-white flag (the Indonesian flag) in West Irian ". At the time, many West Papuan civilians were intimidated and killed. Following integration with Indonesia, the Jakarta government began to adopt the militaristic approach by conducting military operations in a number of areas in Papua.[3] About 100,000 (one hundred thousand) West Papuans have been killed during 38 years of integration with Indonesia.[4] The process of destruction escalated particularly rapidly when the West Papuan people demanded independence from Indonesia in 1998 after the downfall of Suharto. Scores of peaceful rallies demanding independence staged by Papuans were dealt with by violence such as the Bloody Biak Incident (6 July 1998); Sorong (5 July 1999); Merauke (16 February 2000); Nabire (28 February-March 2000); Sorong (27 July 2000 and 22 August 2000); Wamena (6 October 2000). These aspirations for independence continued to erupt and were manifested very publicly and officially in the presence of President B.J.
    [Show full text]