Rekonstruksi Sejarah Umat Islam Di Tanah Papua

Total Page:16

File Type:pdf, Size:1020Kb

Rekonstruksi Sejarah Umat Islam Di Tanah Papua Rekonstruksi Sejarah Umat Islam Di Tanah Papua DISERTASI Diajukan untuk melengkapi persyaratan mencapai Gelar Doktor dalam Ilmu Agama Islam oleh : Toni Victor M. Wanggai 02.3.00.1.04.01.0070 Promotor : Prof. Dr. Azyumardi Azra, M.A. Dr. Uka Tjandrasasmita SEKOLAH PASCASARJANA UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN) SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2008 M/1429 H ii PERSETUJUAN Disertasi dengan judul : “Rekonstruksi Sejarah Umat Islam di Tanah Papua” yang ditulis oleh Toni Victor M. Wanggai, NIM. 02.3.00.1.04.01.0070, telah diperbaiki sesuai dengan saran dan komentar dari Tim Penguji pada Ujian Pendahuluan Disertasi tanggal 31 Agustus 2008, dapat disetujui untuk dibawa ke Sidang Promosi Doktor (Ujian Terbuka). Jakarta, November 2008 Ketua Sidang / merangkap Promotor, Prof. Dr. Azyumardi Azra, M.A. iii PERSETUJUAN Disertasi dengan judul : “Rekonstruksi Sejarah Umat Islam di Tanah Papua” yang ditulis oleh Toni Victor M. Wanggai, NIM. 02.3.00.1.04.01.0070, telah diperbaiki sesuai dengan saran dan komentar dari Tim Penguji pada Ujian Pendahuluan Disertasi tanggal 31 Agustus 2008, dapat disetujui untuk dibawa ke Sidang Promosi Doktor (Ujian Terbuka). Jakarta, November 2008 Promotor/ merangkap Penguji, Dr.Uka Tjandrasasmita iv PERSETUJUAN Disertasi dengan judul : “Rekonstruksi Sejarah Umat Islam di Tanah Papua” yang ditulis oleh Toni Victor M. Wanggai, NIM. 02.3.00.1.04.01.0070, telah diperbaiki sesuai dengan saran dan komentar dari Tim Penguji pada Ujian Pendahuluan Disertasi tanggal 31 Agustus 2008, dapat disetujui untuk dibawa ke Sidang Promosi Doktor (Ujian Terbuka). Jakarta, November 2008 Penguji, Prof. Dr. Badri Yatim, M.A. v PERSETUJUAN Disertasi dengan judul : “Rekonstruksi Sejarah Umat Islam di Tanah Papua” yang ditulis oleh Toni Victor M. Wanggai, NIM. 02.3.00.1.04.01.0070, telah diperbaiki sesuai dengan saran dan komentar dari Tim Penguji pada Ujian Pendahuluan Disertasi tanggal 31 Agustus 2008, dapat disetujui untuk dibawa ke Sidang Promosi Doktor (Ujian Terbuka). Jakarta, November 2008 Penguji, Prof. Dr. H. M. Bambang Pranowo, M.A. vi PERSETUJUAN Disertasi dengan judul : “Rekonstruksi Sejarah Umat Islam di Tanah Papua” yang ditulis oleh Toni Victor M. Wanggai, NIM. 02.3.00.1.04.01.0070, telah diperbaiki sesuai dengan saran dan komentar dari Tim Penguji pada Ujian Pendahuluan Disertasi tanggal 31 Agustus 2008, dapat disetujui untuk dibawa ke Sidang Promosi Doktor (Ujian Terbuka). Jakarta, November 2008 Penguji, Prof. Dr. Susanto Zuhdi, M.A. vii SURAT PERNYATAAN Saya yang bertandatangan di bawah ini : N a m a : Toni Victor M. Wanggai NPM : 02.3.00.1.04.01.0070 Konsentrasi : Sejarah dan Peradaban Islam Menyatakan dengan sesungguhnya bahwa disertasi berjudul : “Rekonstruksi Sejarah Umat Islam di Tanah Papua” adalah benar-benar karya saya sendiri dan bukan merupakan plagiasi kecuali kutipan-kutipan yang disebutkan sumbernya. Apabila ternyata di kemudian hari tidak benar maka saya bersedia menerima sanksi berupa pencabutan gelar Doktor. Demikianlah Surat Pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya. Jakarta, 1 November 2008 Yang Menyatakan, Toni Victor M. Wanggai viii Abstrak Disertasi ini menyimpulkan bahwa kedatangan Islam di Papua pada pertengahan abad XV, tepatnya di kepulauan Raja Ampat-Sorong yang dibawa oleh kesultanan Bacan di Maluku Utara melalui kontak perdagangan, budaya dan politik. Selanjutnya, pada abad XVI dibawah kesultanan Tidore, Islam terlembaga ke dalam struktur kerajaan di kepulauan Raja Ampat (Kerajaan Waigeo, Batanta, Salawati dan Misool) dan juga berdiri sembilan kerajaan atau pertuanan di daerah Fakfak dan Kaimana, antara lain Namatota, Rumbati, dan Patipi. Sedangkan menyangkut perkembangan Islam di Papua, disertasi ini menyimpulkan bahwa posisi dan peran Islam sangat tergantung dengan konteks sosial politik yang berkembang dari waktu ke waktu, mulai era Hindia Belanda hingga era Indonesia. Masuknya pemerintahan Hindia Belanda pada abad XIX, agama Islam berkembang sangat lambat dan umat Islam dibawah tekanan, karena Belanda dan missionaris gencar menyiarkan agama Kristen dan Katholik, yang kemudian menjadi agama mayoritas. Namun, setelah Papua berintegrasi ke Indonesia pada tahun 1963, perkembangan Islam meningkat signifikan. Sebagaimana terlihat pada tahun 2006, umat Islam mencapai sekitar 24 persen dari total penduduk di Tanah Papua yang berjumlah sekitar 2,6 juta jiwa. Dibandingkan dengan era sebelumnya dimana umat Islam hanya terkonsentrasi di daerah Fakfak-Kaimana, Sorong-Raja Ampat, dan Bintuni-Manokwari, maka di era pemerintahan Indonesia, Islam berkembang dan tersebar secara merata di kabupaten/kota di seluruh pulau Papua. Bahkan di sejak era 1970-an Islam mulai dipeluk oleh masyarakat asli Papua di daerah Pegunungan Tengah (Wamena). Pasca kejatuhan Presiden Soeharto pada tahun 1998, umat Islam di Papua menghadapi tantangan. Munculnya kebijakan Otonomi Khusus yang identik dengan Papuanisasi dan Kristenisasi di semua lini yang berdampak pada terpinggirkannya posisi dan peran umat Islam. Namun, kebijakan reformasi yang membuka partisipasi publik yang lebih luas, ternyata telah meningkatkan posisi dan peran sosial politik umat Islam di Papua. Secara khusus pula, identitas muslim asli Papua muncul dan berperan secara aktif untuk mempromosikan nilai dan gagasan yang bersifat moderat, pluralis, dan inklusif. Disertasi ini membantah kesimpulan J.F Onim dalam penelitian yang telah dibukukan dengan judul ”Islam dan Kristen di Tanah Papua: Meniti Jalan Bersama Hubungan Islam-Kristen Dalam Sejarah Penyebaran dan Perjumpaannya di Wilayah Semenanjung Onin Fakfak (thesis Magister Teologi, STT Jakarta, 2003). Onim berpendapat bahwa Islam mulai masuk di Papua, khususnya di Raja Ampat dan Fakfak pada abad XVII. Sedangkan Disertasi ini berbeda Onim yang membatasi ruang lingkup penelitian sejarah Islam di wilayah Fakfak. Namun, studi ini memberikan perhatian yang lebih luas, baik mencakup kedatangan Islam, penyebaran, dan dinamika perkembangan Islam dari era Hindia Belanda hingga masuknya Papua ke dalam NKRI sampai dinamika sosial politik umat Islam di era Reformasi. Sumber utama disertasi ini adalah data-data historis Portugis, Spanyol dan Belanda. Juga didukung dengan sumber-sumber lokal Ternate dan Tidore dan sumber tertulis serta lisan dari para keturunan raja di Raja Ampat dan Fakfak. Didukung pula dengan laporan-laporan penelitian arkeologis. Data-data tersebut dibaca menggunakan metode sejarah dengan pendekatan sejarah sosial, terutama ilmu sosiologi dan antropologi. ix ABSTRACT This dissertation concludes that the arrival of Islam in Papua in the mid 15th Century, in the island of Raja Ampat, Sorong to be exactly, was brought by Bacan sultanate of Maluku by means of trade, culture and politic. Then in the 16th Century under the reign of Tidore sultanate, Islam was institutionalized into the structure of a kingdom in Raja Ampat archipelago namely Kerajaan Waigeo, Batanta, Salawati and Misool. There were also nine kingdoms or sultanates found in the area of Fakfak and Kaimana, among others; Namatota, Rumbati, and Patipi. When the Dutch colonial came to the region in the 19th Century, Islam experienced a hard time to develop and the Moslems lived under pressure because the Dutch colonialists and their missionaries propagated Christianity and Catholicism very aggressively, which then became religion of majority. When Papua integrated itself with the Republic of Indonesia in 1963, Islam developed significantly. Data of the 2006 shows that Moslems have reached the figure of 24% of the total population of Papuan land which is 2.6 million people. Compared to the previous time where Moslems were concentrated mostly in the west areas of Papua, namely Sorong, Fakfak and Manokwari, in the era of Indonesian goverment Islam spread out evenly to Kabupaten/kota (district/city) in Papua Island. Even, in 1970 Islam began to be adhered by indigenous Papuan in midland mountains (Wamena). In post Orde Baru era in 1998, Moslems in Papua were challenged severely by the issuance of new policy granting status of ‘Special Autonomy’ which is identical with Papuanization and Christianization in all layers affecting the marginalization of Moslems. However, the ‘reform policy’, which allowed more open public participation, has caused the increasing position and social political role of the Moslems in Papua. In particular, the genuine Moslem identity of Papuan emerged and took active participation in promoting moderate, pluralistic, and inclusive values and ideas through the Majelis Moslem Papua (MMP). This dissertation counters the conclusion of J.F. Onim whose research has been published as a book entitled; “Islam dan Kristen di Tanah Papua: Meneliti Jalan Bersama Hubungan Islam-Kristen Dalam Sejarah Penyebaran dan Perjumpaannya di Wilayah Semenanjung Oni, Fakfak (thesis for magisterial Theology Program, STT Jakarta, 2003). Onim states that Islam came to Papua, especially in Raja Ampat and Fakfak in the 17th century. This dissertation also differs from that of Onim who limits the scope of research in the region of Fakfak. This study takes broader scope covering the arrival of Islam, the spreading, and its dynamism of development from the era of Hindia Belanda (Dutch), to the era of integration with the Unitary Republic of Indonesia, and up to the era of ‘Reform’. Main sources of this dissertation are from Portuguese, Spain and the Netherlands. Other supporting sources are from Ternate and Tidore Sultanates and other written documents as well as verbal information from the heirs of Kings in Raja Ampat and Fakfak. Research reports from Archeological
Recommended publications
  • PUTUSAN Nomor : 62/G/2015/PTUN-JKT
    PUTUSAN Nomor : 62/G/2015/PTUN-JKT. DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA Pengadilan Tata Usaha Negara Jakarta yang memeriksa, memutus dan menyelesaikan sengketa Tata Usaha Negara pada Tingkat Pertama dengan Acara Biasa, telah menjatuhkan putusan sebagai berikut, dalam sengketa antara : DEWAN PIMPINAN PUSAT PARTAI GOLONGAN KARYA (DPP GOLKAR), baik yang dihasilkan oleh Musyawarah Nasional (Munas) VIII Partai GOLKAR di Pekanbaru tanggal 5 s.d 8 Oktober 2009, maupun yang dihasilkan oleh Munas IX Partai GOLKAR di Bali tanggal 30 November s.d 4 Desember 2014, yang dalam hal ini diwakili oleh: 1. Ir. ABURIZAL BAKRIE, Kewarganegaraan Indonesia, Pekerjaan Ketua Umum DPP Partai GOLKAR Periode 2009-2014 maupun Ketua Umum DPP Partai GOLKAR Periode 2014-2019, bertempat tinggal di Jalan Magunsarkoro Nomor 42, Menteng, Jakarta Pusat ; 2. IDRUS MARHAM, Kewarganegaraan Indonesia, Pekerjaan Sekretaris Jenderal DPP Partai GOLKAR Periode 2009-2014 maupun Sekretaris Jenderal DPP Partai GOLKAR Periode 2014-2019, bertempat tinggal di Komplek DPRD DKI Jakarta Blok F Nomor 3 Cibubur, Jakarta Timur; Dalam halini memberikan Kuasa Khusus kepada : 1. Prof. Dr. Yusril Ihza Mahendra, S.H.,M.Sc.; 2. Widodo Iswantoro, S.H.; 3. Arfa Gunawan,S.H.; 4. Nur Syamsiati Duha, S.H. ; 5. Eddi Mulyono, S.H. ; Halaman 1 dari 173 halaman. Putusan Nomor 62/G/2015/PTUN-JKT. 6. Deni Aulia Ahmad, S.H.; 7. Sururudin, S.H.; 8. Gugum Ridho Putra, S.H. ; 9. Bayu Nugroho, S.H. ; Yang tergabung dalam TIM KUASA HUKUM PARTAI GOLKAR, Kesemuanya Warga Negara Indonesia, Pekerjaan Advokat dan Asisten Advokat pada Kantor Hukum ”IHZA & IHZA Law Firm”, beralamat di Kasablanka Office Tower, Tower, Lt.19, Kota Kasablanka, Jalan Casablanca Kav.88 Kuningan, Jakarta 12870, berdasarkan Surat Kuasa Khusus tertanggal 23 Maret 2015; Selanjutnya disebut sebagai PENGGUGAT ; Melawan : I.
    [Show full text]
  • INDO 84 0 1195498224 1 39.Pdf (756.2Kb)
    Local Elections and Autonomy in Papua and Aceh: M itigating or Fueling Secessionism? Marcus Mietzner1 Since the 1960s, scholars of separatism have debated the impact of regional autonomy policies and general democratization measures on the strength of secessionist movements in conflict-prone areas. In this heated academic discussion, supporters and critics of political decentralization advanced highly divergent arguments and case studies. On the one hand, numerous authors have identified regional autonomy and expanded democratic rights as effective instruments to settle differences between regions with secessionist tendencies and their central governments.2 In their view, regional autonomy has the potential to address and ultimately eliminate anti-centralist sentiments in local communities by involving them more deeply in political decision-making and economic resource distribution. They point to cases such as Quebec in Canada, where the support for the separatist Parti Quebecois dropped from almost 50 percent in 1981 to only 28.3 percent in the 2007 elections.3 Other examples of successful autonomy regimes frequently mentioned by pro-autonomy academics and policy-makers include Nagaland in India, the Miskito 1 The author would like to thank Edward Aspinall, Harold Crouch, Sidney Jones, Rodd McGibbon, and an anonymous reviewer for their useful comments on an earlier version of this paper. 2 See for instance George Tsebelis, "Elite Interaction and Constitution Building in Consociational Societies," Journal of Theoretical Politics 2,1 (1990): 5-29; John McGarry and Brendan O'Leary, "Introduction: The Macro-Political Regulation of Ethnic Conflict," in The Politics of Ethnic Conflict Regulation, ed. John McGarry and Brendan O'Leary (London: Routledge, 1993); Ruth Lapidoth, Autonomy: Flexible Solutions to Ethnic Conflicts (Washington DC: United States Institute of Peace Press, 1997); and Ted Robert Gurr, Peoples Versus States: Minorities at Risk in the New Century (Washington, DC: United States Institute of Peace, 2000).
    [Show full text]
  • Prophetic Social Sciences: Toward an Islamic-Based Transformative Social Sciences
    Prophetic social sciences: toward an Islamic-based transformative social sciences Pradana Boy ZTF Department of Malay Studies, National University of Singapore; and Faculty of Islamic Studies, Muhammadiyah University of Malang E-mail: [email protected] Abstract This article discusses of one of the most important type of social sciences devel- oped in Indonesian context. In the midst of debate between Western secular social sciences and Islamic social sciences, Kuntowijoyo offered a genuine yet critical formula of social sciences. The formula called Ilmu Sosial Profetik (ISP) attempted to build a bridge between secular social science and Islamic inclina- tion of social science. This article describes the position of ISP in the context of critical position of Muslim social scientists on the hegemony and domination of Orientalist tendency in studying Islam. At the end, the author offers a conclusion that ISP can actually be regarded as Islamic-based transformative science that can be further developed for a genuine indigenous theory of social sciences from the Third World. Artikel ini membahas salah satu tipe paling penting dari ilmu-ilmu sosial yang dikembangkan dalam konteks Indonesia. Di tengah perdebatan antara ilmu-ilmu sosial Barat sekuler dan ilmu social Islam, Kuntowijoyo menawarkan formula yang orisinal dan kritis dalam ilmu sosial. Formula yang kemudian disebut dengan Ilmu Sosial Profetik (ISP) berusaha untuk membangun jembatan antara ilmu 95 IJIMS, Indonesian Journal of Islam and Muslim Societies, Volume 1, Number 1, June 2011: 95-121 sosial sekuler dan kecenderungan untuk melakukan Islamisasi ilmu sosial. Artikel ini menjelaskan posisi ISP dalam konteks posisi kritis ilmuwan sosial Muslim pada hegemoni dan dominasi kecenderungan orientalis dalam mempelajari Islam.
    [Show full text]
  • Daftar Nama Rumah Sakit Rujukan Penanggulangan Infeksi Coronavirus 2019 (COVID-2019) Sesuai Keputusan Menteri Kesehatan RI
    Daftar Nama Rumah Sakit Rujukan Penanggulangan Infeksi Coronavirus 2019 (COVID-2019) Sesuai Keputusan Menteri Kesehatan RI Nama RS Alamat Kontak Nanggroe Aceh Darussalam RSU Dr. Zainoel Abidin Jl. Tgk. Daud Beurueh No. 108, Telp: 0651-34562 Fax: 0651-34566 1. Banda Aceh Banda Aceh Email :[email protected] RSU Cut Meutia Jl. Banda Aceh-Medan Km.6 Buket Rata, 2. Telp : 0645-46334, Fax: 0645-46222 Lhokseumawe Lhokseumawe Email: [email protected] Sumatera Utara RSU H. Adam Malik Jl. Bunga Lau No. 17 Medan Telp : 061-8360051, Fax: 061-8360255 3. Medan Email : [email protected] Jl. KS Ketaren 8 Kabanjahe Telp : 0628-20012, Fax: 0628-20012 4. RSU Kabanjahe Tlp : 0628-20550 Email : [email protected] RSUD dr. Djasamen Jl. Sutomo No. 230 P. Siantar Telp : 0622-22959 5. Saragih Jl. Agus Salim No.1 Tarutung Telp : 0633-21303, 20450 6. RSU Tarutung Kab.t Tapanuli Utara Email : [email protected] Jl. Dr FL Tobing No.10 Pd Sidempuan Telp : 0634-21780, Fax: 0634-21251 7. RSU Padang Sidempuan Email: [email protected] Sumatera Barat RSU Dr. M. Jamil Jl. Perintis Kemerdekaan, Padang Telp : 0751-32371 Fax: 0751-32371 8. Padang Email : [email protected] Jl. Dr A. Rivai Bukit Tinggi 9. RSU Dr. Achmad Telp : 0752-21720 Fax: 0752-21321 Modchtar Email : [email protected] Riau Telp : 0761-21618, 23418, 21657 RSU Arifin Ahmad Jl. Diponegoro No. 2, Pekan Baru 10. Fax: 0761-20253 Pekan Baru Email: [email protected] Jl. Tanjung Jati No. 4 Dumai Telp : 0765-440992 RSUD Kota Dumai 11. Telp : 0765-440992 Email : [email protected] Nama RS Alamat Kontak Jl.
    [Show full text]
  • Digital Media for the Development of Banyu Lumut Tourism
    DIGITAL MEDIA FOR THE DEVELOPMENT OF BANYU LUMUT TOURISM Prihandono Wibowo Roziana Febrianita Renitha Dwi Hapsari Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur Jalan Raya Rungkut Madya, Gunung Anyar, Surabaya 60294 e-mail: [email protected] e-mail: [email protected] e-mail: [email protected] ABSTRACT The use of social media for development as well as the promotion of tourism destinations is being loved by the people of Indonesia, both from the government and the private sector. So this paper will explain the same thing a bit. Specifically this article will discuss the development of tourist destinations using one of the social media, namely Instagram. The tourist destinations that we are developing are in the village of Tegaren, District Tugu, Trenggalek Regency. There are three (3) tourist destinations in Tegaren, namely embungs, caves, and waterfalls. The community service that we have done is still focused on one tourist destination, namely embung. The embung in the Tegaren village is called Banyu Lumut. This paper seeks to explain the development of tourist destinations through social media. In this paper, the concept of tourism that is pro-poor tourism, tourism value chain, and productive economic empowerment will be used. The pro-poor tourism approach is used as an alternative step of ecotourism which is expected to be more engaged in labor-intensive development activities rather than capital intensive. The community service that we have done has resulted in the form of an @banyulumut Instagram account which can then be used by the Tegaren village government to promote Tegaren tourism. Keywords: tourism, social media, embung, empowerment, community service Secara spesifik tulisan ini akan membahas pengembangan destinasi wisata dengan menggunakan salah satu media sosial, yakni Instagram.
    [Show full text]
  • Local Trade Networks in Maluku in the 16Th, 17Th and 18Th Centuries
    CAKALELEVOL. 2, :-f0. 2 (1991), PP. LOCAL TRADE NETWORKS IN MALUKU IN THE 16TH, 17TH, AND 18TH CENTURIES LEONARD Y. ANDAYA U:-fIVERSITY OF From an outsider's viewpoint, the diversity of language and ethnic groups scattered through numerous small and often inaccessible islands in Maluku might appear to be a major deterrent to economic contact between communities. But it was because these groups lived on small islands or in forested larger islands with limited arable land that trade with their neighbors was an economic necessity Distrust of strangers was often overcome through marriage or trade partnerships. However, the most . effective justification for cooperation among groups in Maluku was adherence to common origin myths which established familial links with societies as far west as Butung and as far east as the Papuan islands. I The records of the Dutch East India Company housed in the State Archives in The Hague offer a useful glimpse of the operation of local trading networks in Maluku. Although concerned principally with their own economic activities in the area, the Dutch found it necessary to understand something of the nature of Indigenous exchange relationships. The information, however, never formed the basis for a report, but is scattered in various documents in the form of observations or personal experiences of Dutch officials. From these pieces of information it is possible to reconstruct some of the complexity of the exchange in MaJuku in these centuries and to observe the dynamism of local groups in adapting to new economic developments in the area. In addition to the Malukans, there were two foreign groups who were essential to the successful integration of the local trade networks: the and the Chinese.
    [Show full text]
  • National Heroes in Indonesian History Text Book
    Paramita:Paramita: Historical Historical Studies Studies Journal, Journal, 29(2) 29(2) 2019: 2019 119 -129 ISSN: 0854-0039, E-ISSN: 2407-5825 DOI: http://dx.doi.org/10.15294/paramita.v29i2.16217 NATIONAL HEROES IN INDONESIAN HISTORY TEXT BOOK Suwito Eko Pramono, Tsabit Azinar Ahmad, Putri Agus Wijayati Department of History, Faculty of Social Sciences, Universitas Negeri Semarang ABSTRACT ABSTRAK History education has an essential role in Pendidikan sejarah memiliki peran penting building the character of society. One of the dalam membangun karakter masyarakat. Sa- advantages of learning history in terms of val- lah satu keuntungan dari belajar sejarah dalam ue inculcation is the existence of a hero who is hal penanaman nilai adalah keberadaan pahla- made a role model. Historical figures become wan yang dijadikan panutan. Tokoh sejarah best practices in the internalization of values. menjadi praktik terbaik dalam internalisasi However, the study of heroism and efforts to nilai. Namun, studi tentang kepahlawanan instill it in history learning has not been done dan upaya menanamkannya dalam pembelaja- much. Therefore, researchers are interested in ran sejarah belum banyak dilakukan. Oleh reviewing the values of bravery and internali- karena itu, peneliti tertarik untuk meninjau zation in education. Through textbook studies nilai-nilai keberanian dan internalisasi dalam and curriculum analysis, researchers can col- pendidikan. Melalui studi buku teks dan ana- lect data about national heroes in the context lisis kurikulum, peneliti dapat mengumpulkan of learning. The results showed that not all data tentang pahlawan nasional dalam national heroes were included in textbooks. konteks pembelajaran. Hasil penelitian Besides, not all the heroes mentioned in the menunjukkan bahwa tidak semua pahlawan book are specifically reviewed.
    [Show full text]
  • Golden Rules Making the Case for Responsible Mining
    GOLDEN RULES Making the case for responsible mining A REPORT BY EARTHWORKS AND OXFAM AMERICA Contents Introduction: The Golden Rules 2 Grasberg Mine, Indonesia 5 Yanacocha Mine, Peru, and Cortez Mine, Nevada 7 BHP Billiton Iron Ore Mines, Australia 9 Hemlo Camp Mines, Canada 10 Mongbwalu Mine, the Democratic Republic of Congo 13 Rosia Montana Mine, Romania 15 Marcopper Mine, the Philippines, and Minahasa Raya and Batu Hijau Mines, Indonesia 17 Porgera Gold Mine, Papua New Guinea 18 Junín Mine, Ecuador 21 Akyem Mine, Ghana 22 Pebble Mine, Alaska 23 Zortman-Landusky Mine, Montana 25 Bogoso/Prestea Mine, Ghana 26 Jerritt Canyon Mine, Nevada 27 Summitville Mine, Colorado 29 Following the rules: An agenda for action 30 Notes 31 Cover: Sadiola Gold Mine, Mali | Brett Eloff/Oxfam America Copyright © EARTHWORKS, Oxfam America, 2007. Reproduction is permitted for educational or noncommercial purposes, provided credit is given to EARTHWORKS and Oxfam America. Around the world, large-scale metals mining takes an enormous toll on the health of the environment and communities. Gold mining, in particular, is one of the dirtiest industries in the world. Massive open-pit mines, some measuring as much as two miles (3.2 kilometers) across, generate staggering quantities of waste—an average of 76 tons for every ounce of gold.1 In the US, metals mining is the leading contributor of toxic emissions to the environment.2 And in countries such as Ghana, Romania, and the Philippines, mining has also been associated with human rights violations, the displacement of people from their homes, and the disruption of traditional livelihoods.
    [Show full text]
  • Dokumen Bidang Keahlian Dosen Prodi Ilmu Politik
    KONSENTRASI DEMOKRASI DAN POLITIK ELEKTORAL No. Nama Bidang Keahlian Bidang Keahlian Daftar Rekomendasi Mata Kuliah Sesuai Bidang Keahlian Major Minor Major Minor 1 Dr.rer.pol. M. Faishal Militer dan Politik Politik Elektoral Hubungan Sipil – Militer Filsafat Politik Aminuddin, SS., M.Si. Sistem Pemilu Teori Politik Partai Politik dan Sistem Kepartaian Metode Penelitian Politik 2 Mohammad Fajar Shodiq Partai Politik Gerakan Sosial dan Partai Politik dan Sistem Kepartaian Politik Perburuhan dan Hubungan Ramadlan, S.IP., M.IP. Politik Gerakan Sosial dan Politik Industrial Ekonomi Politik Analisis Kekuatan Politik Indonesia Jurnalisme Politik 3 Ahmad Hasan Ubaid, S.IP., Perilaku Politik Komunikasi Politik Perilaku dan Polling Politik Komunikasi Politik M.IP. Politik Elektoral Marketing Politik Statistik Sosial 4 Dr. Sholih Mu’adi, SH., Manajemen dan Birokrasi dan Politik Birokrasi dan Politik Filsafat Ilmu dan Dasar-Dasar M.Si. Resolusi Konflik Manajemen dan Resolusi Konflik Logika Sistem Hukum Indonesia HAM dan Demokrasi 5 Tri Hendra Wahyudi, S.IP., Demokrasi dan Gender dan Politik Sistem Pemilu Partai Politik dan Sistem M.IP. Politik Elektoral Gender dan Politik Kepartaian Politik Perburuhan dan Hubungan Industrial 6 Wawan Edi Kuswandoro, Studi Partai Politik Kebijakan Publik Sistem Pemilu Kebijakan Publik S.Sos., M.Si. Partai Politik dan Sistem Kepartaian Governance dan Demokrasi KONSENTRASI POLITIK INDONESIA No. Nama Bidang Keahlian Bidang Keahlian Daftar Rekomendasi Mata Kuliah Sesuai Bidang Keahlian Major Minor Major Minor 1 Amin Heri Susanto, Lc., Politik Islam Politik Global Politik Global Rekayasa Politik MA., Ph.D. Pemikiran Politik Islam Politik Identitas dan Pluralisme Teori Politik Etika Politik 2 Juwita Hayyuning Prastiwi, Gender dan Politik Politik Perdesaan Gender dan Politik Ketrampilan Negosiasi dan Lobi S.IP., M.IP.
    [Show full text]
  • Sultan Zainal Abidin Syah: from the Kingdomcontents of Tidore to the Republic of Indonesia Foreword
    TAWARIKH:TAWARIKH: Journal Journal of Historicalof Historical Studies Studies,, VolumeVolume 12(1), 11(2), October April 2020 2020 Volume 11(2), April 2020 p-ISSN 2085-0980, e-ISSN 2685-2284 ABDUL HARIS FATGEHIPON & SATRIONO PRIYO UTOMO Sultan Zainal Abidin Syah: From the KingdomContents of Tidore to the Republic of Indonesia Foreword. [ii] JOHANABSTRACT: WAHYUDI This paper& M. DIEN– using MAJID, the qualitative approach, historical method, and literature review The– discussesHajj in Indonesia Zainal Abidin and Brunei Syah as Darussalam the first Governor in XIX of – WestXX AD: Irian and, at the same time, as Sultan of A ComparisonTidore in North Study Maluku,. [91-102] Indonesia. The results of this study indicate that the political process of the West Irian struggle will not have an important influence in the Indonesian revolution without the MOHAMMADfirmness of the IMAM Tidore FARISI Sultanate, & ARY namely PURWANTININGSIH Sultan Zainal Abidin, Syah. The assertion given by Sultan TheZainal September Abidin 30 Syahth Movement in rejecting and the Aftermath results of in the Indonesian KMB (Konferensi Collective Meja Memory Bundar or Round Table andConference) Revolution: in A 1949, Lesson because for the the Nation KMB. [103-128]sought to separate West Irian from Indonesian territory. The appointment of Zainal Abidin Syah as Sultan took place in Denpasar, Bali, in 1946, and his MARYcoronation O. ESERE, was carried out a year later in January 1947 in Soa Sio, Tidore. Zainal Abidin Syah was Historicalas the first Overview Governor of ofGuidance West Irian, and which Counselling was installed Practices on 23 inrd NigeriaSeptember. [129-142] 1956. Ali Sastroamidjojo’s Cabinet formed the Province of West Irian, whose capital was located in Soa Sio.
    [Show full text]
  • The Habibie Center Peace and Policy Review
    ACEH WEST NORTH CENTRAL KALIMANTAN MALUKU SULAWESI WEST PAPUA MALUKU GREATER JAKARTA PAPUA The Habibie Center EAST NUSA TENGGARA Peace and Policy Review Edition 04/August 2013 Map of Violence in Indonesia (January-April 2013) and the Issue of Local Electoral Violence One of the most important incidents is the assault Executive Summary toward members of TNI and civilians by an armed • The National Violence Monitoring System (NVMS) group in Sinak Sub-district, Puncak District, Papua, has undertaken systematic and continuous in February. The incident resulted in the deaths of monitoring in a number of provinces, including seven members of TNI and four civilians. Aceh, West Kalimantan, Maluku, North Maluku, • In the category of identity-related conflict, Central Sulawesi, Papua, West Papua, East inter-ethnic conflict in Mimika Regency, Papua, Nusa Tenggara, and the Greater Jakarta area resulted in nine deaths and 11 injuries. One (Jabodetabek-Jakarta Bogor Depok Tangerang of the important incidents is the inter-ethnic Bekasi). Through the NVMS program, The Habibie conflict between Kei ethnic group from Southeast Center (THC) Peace and Policy Review intends to Maluku and the Kamoro ethnic group in February, highlight the trend of violence monitored in the which was triggered by the death of one of Kei period of January-April 2013 and the issue of local ethnic members. Moreover, incidents related to electoral violence. minority issues must also be taken note of, such • In the period of January-April 2013, 2.056 as the violent incident experienced by Jamaah incidents of violence were recorded, resulting in Ahmadiyah in Pondok Gede Sub-district, Bekasi 241 deaths, 1.650 injuries, 208 rapes, and 234 City, West Java.
    [Show full text]
  • Alauddin Makassar 2016 Kata Pengantar
    PENGARUH INDUSTRI PERHOTELAN TERHADAP PENYERAPAN TENAGA KERJA DI SULAWESI SELATAN TAHUN 1990-2014 SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Meraih Gelar Sarjana Ilmu Ekonomi (S.E) pada Jurusan Ilmu Ekonomi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam UIN Alauddin Makassar Oleh NINDI FEBRIYANTI NIM. 10700112035 FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN) ALAUDDIN MAKASSAR 2016 KATA PENGANTAR Assalamu ‘alaikum. Wr. Wb Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, karena dengan berkah dan limpahan rahmat serta hidayah-Nya. Sehigga penulis dapat menyusun dan menyelesaikan skripsi ini dan salawat serta doa tercurahkan kepada Baginda Muhammad SAW umat beliau yang senantiasa istiqamah dalam menjalankan ajarannya kepada seluruh umatnya. Atas izin dan kehendak Allah SWT skripsi sebagai salah satu pesyaratan untuk menyelesaikan Program Sarjana (S1) Jurusan Ilmu Ekonomi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar Skripsi ini berjudul “Pengaruh Industri Perhotelan Terhadap Penyerapan Tenaga Kerja di Sulawesi Selatan” telah diselesaikan sesuai dengan waktu yang telah direncanakan. Ucapan terimakasih untuk Kedua orang tua saya tercinta Ayahanda Muhammad Saleh dan Ibunda Bunga sebagai motivator yang selalu menyertai penulis dengan ketulusan doa dan restu serta dukungan moril tanpa henti kepada penulis untuk selalu optimis dan tetap semangat dalam menjalani kehidupan Penulis menyadari bahwa terselesaikannya skripsi ini adalah atas izin Allah SWT sebagai pemegang kendali dan penulis sadar bahwa dalam proses penulisan skripsi ini banyak mengalami kendala, namun berkat bantuan, bimbingan, kerjasama, dari berbagai pihak dan sehingga kendala-kendala yang dihadapi tersebut dapat diatasi dan tidak lepas dari doa dan dukungan dari segenap keluarga besar penulis yang selalu percaya bahwa segala sesuatu yang dilakukan dengan ikhlas dan tulus akan membuahkan hasil yang indah.
    [Show full text]