IMPLEMENTASI KEBIJAKSANAAN “PROSPEK” ȍPROGRAM STRATEGIS PEMBANGUNAN KAMPUNGȎ DALAM MEMBERDAYAKAN MASYARAKAT PAPUA MANDIRI DAN SEJAHTERA DI KABUPATEN PROVINSI PAPUA (Studi Kasus di Distrik Sentani Barat, Sentani, dan Sentani Timur)

Oleh Petrus Nero1, Ermaya Suradinata2, Deti Mulyati3 1) Pemerintah Daerah Kota Jayapura Program Magister Terapan Studi Pemerintahan Daerah Institut Pemerintahan Dalam Negeri [email protected] 2, 3) Institut Pemerintahan Dalam Negeri

AćĘęėĆĈę

“IMPLEMENTATION POLICY OUTLOOK RISE IN PAPUA SELF EMPOWERMENT AND PROSPEROUS OF REGENCY JAYAPURA, PAPUA PROVINCE”

his research study to provide an overview of Program Policy Implementation Regency Tdevelopment strategies in community development independent and prosperous Papua rose in Regency Jayapura Papua province, and ϔind solutions that are useful in the effort to do programs in empowering Regency development strategy effectiveness district government ofϔicers as one of the implementing public policy implementation in the area. The design of this study used descriptive qualitative approach in which the researcher wants to describe and explain how the policy implementation strategies village development programs in Papua Revive Self empowerment and Prosperity in Regency, as set in the applicable legislation. Data collection techniques used in this study was to combine the interview with documentation. Based on the survey results revealed that one of the weaknesses in policy implementation strategies village development program in community development is still weak role both provin- cial governments have not involved the role of community leaders, religious leaders and tradition- al leaders and village headmen and the device is still in the process of socialization itu.Pemerintah memorable works by relying on the power hierarki bureaucracy, where the orientation and work- shop involves only structural ofϔicials at the district level. Suggestions presented in this research is the development of program strategies village, every year there should be a continuation because the village people are getting better, can ϔix, and to improve the community in addition to menyejahteraan society must diswadayakan and the village fund program development strategy speciϔic to the needs of the community infrastructure Regency Jayapura. Keywords: policy implementation, community empowerment

425 Visioner Vol. 13 \ No. 2\ Agustus 2021: 425–440

AćĘęėĆĐ

enelitian ini bertujuan memberikan gambaran tentang Implementasi Kebijaksanaan PProgram Strategi Pembangunan Kampung dalam memberdayakan masyarakat Papua “Bangkit Mandiri dan Sejahtera” di Kabupaten Jayapura Provinsi Papua, serta menemukan solusi yang bermanfaat dalam upaya melakukan Program Strategi Pembangunan Kampung dalam pemberdayaan efektivitas aparatur pemerintahan kabupaten sebagai salah satu pelaksana implementasi kebijaksanaan publik di daerah. Desain penelitian ini menggunakan metode deskriptif dengan pendekatan kualitatif di mana peneliti ingin menggambarkan dan menjelaskan tentang bagaimana implementasi kebijakan Program Strategi Pembangunan Kampung dalam pemberdayaan masyarakat Papua “Bangkit Mandiri dan Sejahtera” di Kabupaten Jayapura sebagaimana di atur dalam perundang- undangan yang berlaku. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan mengombinasikan antara wawancara dengan dokumentasi. Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa salah satu kelemahan dalam implementasi kebijakan Program Strategi Pembangunan Kampung dalam pemberdayaan masyarakat masih lemahnya peranan pemerintah baik provinsi maupun kabupaten belum melibatkan peran tokoh masyarakat, tokoh agama dan tokoh adat serta kepala kampung dan perangkat kampung dalam proses sosialisasi itu.Pemerintah masih berkesan bekerja dengan mengandalkan kekuasaan hierarki birokrasi, di mana orientasi dan Workshop hanya melibatkan pejabat struktural di tingkat distrik. Saran yang disampaikan dalam penelitian ini adalah Program Strategi Pembangunan Kampung, setiap tahun harus ada kelanjutan karena masyarakat kampung yang semakin baik, dapat memperbaiki, serta meningkatkan pemberdayaan masyarakat. Di samping itu untuk menyejahteraan masyarakatnya harus diswadayakan dan dalam dana Program Strategi Pembangunan Kampung dikhususkan untuk kebutuhan infrastruktur masyarakat Kabupaten Jayapura. Kata kunci: implementasi kebijakan, pemberdayaan masyarakat

PENDAHULUAN pembangunan nasional, dan di dalamnya juga terdapat program pengentasan akikat pembangunan nasional kemiskinan, akan tetapi jumlah penduduk adalah pembangunan manusia H yang masuk kategori miskin masih cukup seutuhnya dan masyarakat seluruhnya, besar. Di masalah kemiskinan tetapi dalam kenyataannya masih dirasakan sudah sangat mendesak untuk adanya kesenjangan sosial yang belum ditangani, khususnya di wilayah perdesaan. dapat dipecahkan. Salah satu bentuk Salah satu ciri umum dari kondisi isik masalah sosial yang saat ini masih masyarakat miskin adalah tidak memiliki mengemuka di banyak negara sedang akses ke prasarana dan sarana dasar berkembang termasuk Indonesia adalah lingkungan yang memadai, dengan kualitas permasalahan kemiskinan. Secara perumahan dan permukiman yang jauh umum kemiskinan ialah satu keadaan di di bawah standar kelayakan, kualitas mana seseorang itu kekurangan bahan- pendidikan dan kesehatan yang buruk, dan bahan keperluan untuk memenuhi mata pencaharian yang tidak menentu. kebutuhan hidup. Secara umum, pada periode Maret 2012 – Di Indonesia walaupun usaha untuk Maret 2020 tingkat kemiskinan mengalami meningkatkan kesejahteraan rakyat penurunan, baik dari sisi jumlah maupun sudah dilaksanakan melalui kebijakan persentase. Tercatat persentase penduduk

426 Petrus Nero dkk.: Implementasi Kebijaksanaan “Prospek” ...

miskin pada periode tersebut turun sebesar hanya sekadar berapa jumlah dan persentase 4,47 persen poin, yaitu dari 31,11 persen penduduk miskin. Dimensi lain yang perlu atau berjumlah 920,52 ribu jiwa pada Maret diperhatikan adalah tingkat kedalaman 2012 menjadi 26,64 persen atau 911,37 ribu dan keparahan dari kemiskinan. Indeks jiwa pada Maret 2020. Persentase penduduk Kedalaman Kemiskinan adalah ukuran miskin di Papua selama enam bulan terakhir rata-rata kesenjangan pengeluaran masing- justru mengalami peningkatan sebesar 0,09 masing penduduk miskin terhadap garis persen poin, yaitu dari 26,55 persen pada kemiskinan. Sedangkan Indeks Keparahan September 2019 menjadi 26,64 persen pada Kemiskinan memberikan gambaran Maret 2020. Berbeda jika dibandingkan mengenai penyebaran pengeluaran di antara dengan Maret 2019, terjadi penurunan 0,11 penduduk miskin. poin persen. Dilihat menurut tipe daerahnya, Berdasarkan data Tabel 1 dapat penduduk miskin di Papua terkonsentrasi di dijelaskan bahwa Provinsi Papua dan Papua daerah perdesaan, di mana pada Maret 2020 Barat masing-masing berada pada urutan terdapat 867,74 ribu jiwa atau 35,50 persen pertama dan kedua provinsi dengan tingkat penduduk miskin tinggal di perdesaan, kemiskinan tertinggi. Melihat besarnya sedangkan di perkotaan hanya sebesar jumlah angka kemiskinan di Papua maka 43,63 ribu jiwa atau 4,47 persen. Jika permasalahan kemiskinan merupakan dibandingkan dengan kondisi pada periode permasalahan yang sangat serius yang harus sebelumnya (September 2019), terdapat diselesaikan oleh pemerintah khususnya penurunan persentase penduduk miskin Provinsi Papua. di daerah perkotaan sebesar 0,06 persen poin. Sedangkan untuk daerah perdesaan Beranjak dari pemikiran bahwa persentase penduduk miskin naik sebesar pembagian Dana Otsus sepatutnya 0,14 persen poin. Tiga provinsi di Kawasan menggunakan asas keadilan dan Timur Indonesia, yaitu Provinsi Papua, pemerataan, serta memperhatikan Papua Barat dan Nusa Tenggara Timur kinerja output, outcome dan impact yang merupakan wilayah dengan persentase dihasilkan dalam pengelolaan Dana Otsus penduduk miskin terbesar, yaitu secara sebelumnya (Periode 2002–2013) kurang berurutan 26,64 persen, 21,37 persen dan optimal, maka pada masa pemerintahan 20,90 persen. Persoalan kemiskinan bukan Gubernur/Wakil Gubernur

Tabel 1. Tingkat Kemiskinan Provinsi Papua Dan Papua Barat (Kabupaten Jayapura, Sarmi, Kerom dan Kota Jayapura)

Provinsi/ Jumlah Angka Persentase No Kabupaten/Kota Kemiskinan (Orang) (%) 1. Papua 926.36 ribu 26,64 2. Papua Barat 208.580 ribu 21,37 3 Kabupaten Jayapura 17.19 ribu 17,19 4 Kabupaten Sarmi 5.80 ribu 5,8 5 Kota Keerom 9.55 ribu 9,55 6 Kota Jayapura 34.42 ribu 34,42 Sumber: Badan Pusat Statistik Nasional, 2020

427 Visioner Vol. 13 \ No. 2\ Agustus 2021: 425–440 dan Klemen Tinal (2013–2018) pembagian Selanjutnya untuk memastikan bahwa Dana Otsus diubah menjadi 80% untuk pengelolaan Dana Otsus dilaksanakan Pemerintah Kabupaten/kota dan 20% untuk sesuai yang diharapkan, maka pada akhir pemerintah provinsi. Pembagian tersebut tahun 2013 telah disahkan Perdasus setelah terlebih dahulu mengalokasikan No. 25 Tahun 2013 tentang Pembagian dana untuk Urusan Bersama, yaitu Program Penerimaan dan Pengelolaan Keuangan Gerbangmas Hasrat Papua, Kartu Papua Dana Otonomi Khusus, yang diikuti dengan Sehat, Perumahan Rakyat, dan “Prospek”. turunannya baik itu pada 2013, 2014 Harapannya, melalui alokasi Dana Otsus maupun 2015 dalam berbagai bentuk seperti itu semua Pemerintah Kabupaten/ Peraturan Gubernur dan Surat Keputusan kota akan menjadi lebih leluasa berkreasi Gubernur seperti Peraturan Gubernur dan berinovasi untuk mengelola Dana tentang jaminan pembiayaan pelayanan Otsus dalam upaya mempercepat kemajuan kesehatan masyarakat Papua, sistem wilayah Papua dibandingkan wilayah lainnya rujukan pelayanan kesehatan, penggunaan di Indonesia. Harapan lainnya adalah untuk Dana Otsus Untuk Pendidikan, “Prospek”, mempercepat peningkatan kesejahteraan Gerbangmas, pedoman pengelolaan masyarakat Papua menjadi di atas rata-rata Dana Otsus, dan sebagainya, atau Surat nasional, serta untuk semakin memperluas Keputusan Gubernur tentang bantuan kesempatan atau peluang usaha bagi Orang untuk lembaga keagamaan, bantuan sosial Asli Papua, sebagaimana yang diamanatkan kepada Fasyankes, penerima belanja oleh Undang-Undang No. 21 Tahun 2001 program strategi pembangunan ekonomi mengenai Otonomi Khusus Provinsi Papua. dan kelembagaan kampung, dan lain-lain.

Gambar 1 Gambaran Kemiskinan Provinsi Papua pada Maret 2020

Sumber: Badan Pusat Statistik Nasional (2020)

428 Petrus Nero dkk.: Implementasi Kebijaksanaan “Prospek” ...

Pemberian kewenangan yang lebih luas (Program Strategis Pembangunan tersebut berarti pula tanggung jawab yang Kampung) adalah sebuah pengetahuan lebih besar bagi Pemerintah Provinsi Papua yang menjadi dasar untuk tindakan- dan Pemerintah Kabupaten/Kota serta tindakan selanjutnya. Penelitian ini menjadi rakyat Papua, untuk memberdayakan semua penting karena bisa membuka jalan untuk lapisan masyarakat yang berada di kampung- penelitian lebih lanjut mengenai masalah di kampung. Untuk pilar-pilar reformasi Papua secara komprehensif. pelaksanaan pemerintahan dan iskal daerah, yakni, demokrasi, desentralisasi Rumusan Masalah dan partisipasi masyarakat menjadi dasar 1. Bagaimana implementasi kebijaksanaan sekaligus tujuan dalam pelaksana Program Prospek (Program Strategi Pemba- Pembangunan Kampung (PPK). ngunan Kampung) dalam pemberdayaan Provinsi Papua mempunyai kekayaan masyarakat Kabupaten Jayapura? alam yang sangat melimpah tetapi pada 2. Faktor-faktor apa saja sebagai pendu- kenyataannya Provinsi Papua masih kung dan penghambat implementasi ke- daerah termiskin No. satu (1) di Indonesia bijaksanaan Prospek (Program Strategi sangat disayangkan Dana Otonomi Pembangunan Kampung) dalam mem- Khusus yang diberikan Pemerintah Pusat berdayakan masyarakat Kabupaten sebesar 4,5 triliun setiap tahun tidak ada Jayapura? implementasinya. Masalah yang diteliti oleh peniliti cukup luas,sehingga penelitian 3. Strategi apa yang digunakan ini merupakan penelitian bentuk awal dan dalam Prospek (Program Strategi masih harus dilanjutkan dengan penelitian Pembangunan Kampung) dalam lanjutan. Mengetahui kebijakan “Prospek” pemberdayaan masyarakat “Bangkit

Gambar 2. Model implementasi kebijakan versi Van Meter dan Van Horn Sumber: Van Meter dan Van Horn (1975, p. 463) dan diolah

429 Visioner Vol. 13 \ No. 2\ Agustus 2021: 425–440

Mandiri dan Sejahtera” di Kabupaten Seperti pada gambar implementasi Jayapura? versi Van Meter & Van Horn tersebut, implementasi kebijakan menurut Van Meter & Van Horn, ada enam variabel yang KAJIAN PUSTAKA memengaruhi kinerja implementasi, yaitu (a) Standar dan sasaran kebijakan; (b) Sumber Implementasi Kebijakan daya; (c) Komunikasi; antarorganisasi; (d) Proses implementasi kebijakan dapat Karakteristik agen pelaksana; (e) Sikap atau dilihat dari beberapa pendekatan dari disposisi; dan (f) Lingkungan kondisi sosial, kebijakan yang dilaksanakan. Menurut Lester ekonomi dan politik. dan Stewart (2000) dalam Leo Agustino (2008: 140) ada beberapa pendekatan Kebijakan Publik dalam implementasi kebijakan publik yaitu Kebijakan publik merupakan suatu (1) Pendekatan top-down (the Command aktivitas atau program kegiatan yang and control approach); dan (2) Pendekatan dilakukan oleh pemerintahan karena adanya bottom-up (the market approach). Masing- masalah-masalah yang berkembang di masing pendekatan mengajukan model- lingkungan masyarakat dan membutuhkan model kerangka kerja dalam membentuk penyelesaian. Dengan kata lain kebijakan keterkaitan antara kebijakan dan hasilnya. publik merupakan suatu arah tindakan yang Dalam pendekatan top-down, dilakukan oleh pemerintah guna memenuhi implementasi kebijakan yang dilakukan atau mengatasi hambatan-hambatan atau tersentralisasi dan dimulai dari actor tingkat masalah-masalah yang berkembang di pusat. Pendekatan top-down bertitik tolak lingkungan masyarakat. dari perspektif bahwa keputusan-keputusan Secara umum, kebijakan publik seringkali politik (kebijakan) yang telah ditetapkan oleh diartikan secara berbeda oleh kelompok yang pembuat kebijakan harus dilaksanakan oleh berbeda, mulai dari pengertian yang terkesan administrator-administrator atau birokrat- sederhana hingga yang sangat rumit, baik birokrat pada level bawahnya. Jadi inti secara konseptual maupun substansial (Ripley pendekatan top-down adalah sejauh mana & Franklin, 1986: 48). Hal itu karena kebijakan tindakan para pelaksana (administrator publik berada dalam ruang yang dinamis dan dan birokrasi) sesuai prosedur serta tujuan kompleksitas. Namun demikian, di luar dari yang telah digariskan oleh para pembuat pengertian yang pemberdayaan tersebut kebijakan di tingkat pusat. terdapat kesamaan pemahaman awal bahwa Seperti yang dikutip dari Leo Agustino kebijakan publik merupakan produk buatan (2008: 142) model pendekatan top-down yang pemerintah, dan bahwa baik kebijakan untuk dirumuskan Van Meter & Van Horn disebut melakukan maupun untuk tidak melakukan dengan a model of the policy implementation. sesuatu memiliki bobot yang sama (Howlett Proses implementasi ini merupakan & Ramesh, 1995: 4). Pandangan tersebut sebuah abstraksi atau performansi suatu memberikan penjelasan bahwa persoalan implementasi kebijakan yang pada dasarnya kebijakan publik merupakan persoalan pilihan secara sengaja dilakukan untuk meraih (dilakukan atau tidak dilakukan). kebijakan kinerja implementasi kebijakan publik yang publik hanya dibuat atau dikeluarkan oleh tinggi yang berlangsung dalam hubungan pemerintah, tidak boleh badan atau lembaga berbagai variabel. Model ini mengandaikan lain di luar pemerintah, walaupun kebijakan bahwa implementasi kebijakan berjalan publik yang dikeluarkannya itu mungkin di linear dari keputusan politik yang tersedia, ambil atas desakan pihak lain di luar lembaga pelaksana, dan kinerja kebijakan publik. pemerintah.

430 Petrus Nero dkk.: Implementasi Kebijaksanaan “Prospek” ...

Dalam praktik pemerintahan masalah- adanya karakter dan jati diri. Karakter masalah tersebut diidentiikasi, kemudian adalah watak, yaitu sikap batin yang dirumuskan dalam bentuk suatu peraturan memengaruhi segenap pikiran dan secara operasionalnya bisa dalam bentuk perbuatan, tabiat dan budi pekertinya. proyek, ataupun program. Agar program Watak juga dapat diartikan sebagai tersebut dapat diketahui oleh masyarakat kekuatan moral yang tampak pada maka membutuhkan implementasi. prilaku seseorang atau kelompok dan Dalam kaitan itu Nugroho (2004: 105) tercermin pula dalam karya-karya yang mengemukakan “konteks bagaimana dihasilkannya; sedangkan jati diri adalah merumuskan kebijakan publik (formasi diri kita yang sesungguhnya, sifat-sifat kebijakan) dan bagaimana kebijakan dasar manusia yang asli dan berasal dari publik tersebut diimplementasikan“. Hal Tuhan. ini mengindikasikan bahwa dalam setiap perumusan kebijakan apakah menyangkut Pemberdayaan program maupun kegiatan-kegiatan selalu diiringi dengan suatu tindakan pelaksanaan Darmawan (2007) mengutip atau implementasi. pendapat Fear & Schwarzweller (1985) yang mememukan bahwa pemberdayaan dipahami sebagai: Kebijaksanaan “a process in which increasingly more Pengertian Kebijaksanaan atau kata members of a given area or environment yang sering digunakan kebijakan menurut make and implement socially responsible Suradinata (2016: 143), setiap suatu decision,where the probable consequence pelaksanaan kegiatan/kebijakan pasti of which is an increase in the life chances “mempunyai kendala”. Dalam pengambilan of some people without a decrease keputusan kendala yang biasa terjadi adalah (without deteriorating) in the life chances - Dinamika individu di dalam organisasi; of others”. - Dinamika kelompok orang di dalam Dalam hubungan ini, Robbins et al. organisasi; dan (1998) secara singkat menyatakan sebagai - Dinamika lingkungan organisasi. berikut. Dalam hubungannya dengan dinamika Empowerment “process by which individu, seorang pimpinan harus individuals and groups gain power,access dapat memperkirakan sikap tindakan to resources and control over their own dari stafnya dalam kaitannya dengan lives. in doing so,they gain the ability pelaksanaan keputusannya. Keputusan/ to achieve their highest personel and Kebijakan akan berjalan dengan baik, collective aspirations and goals”. jika dibantu oleh kelompok orang yang telah “dewasa” dalam organisasi tersebut. Menurut deinisinya, pemberdayaan Pimpinan juga mempunyai tanggung jawab diartikan sebagai upaya untuk memberikan “mendewasakan” kelompok yang ada. daya (empowerment) atau penguatan (strengthering) kepada masyarakat Lebih lanjut Suradinata (2018: 126) (Mas’oed,1990). Keberdayaan masyarakat menyatakan dalam pengertian operatifnya, oleh Sumodiningrat (1997) diartikan kebijaksanaan diartikan sebagai berikut. sebagai kemampuan individu yang Pembangunan seutuhnya mencakup bersenyawa dengan masyarakat dalam Pembangunan pengembangan membangun keberdayaan masyarakat yang kepribadian, yaitu di dalamnya bersangkutan.

431 Visioner Vol. 13 \ No. 2\ Agustus 2021: 425–440

Karena itu, pemberdayaan dapat 1) Plan, strategi dihadapkan pada disamakan dengan perolehan kedekatan dan bagaimana pimpinan menetapkan arah akses terhadap sumber daya untuk mencari organisasi dalam mewujudkan tujuan nakah (Pranarka, 1996). organisasi. 2) Ploy, strategi dihadapkan pada dunia Strategi persaingan, di mana ancaman dan tipu Ditinjau secara etimologi, istilah strategi daya digunakan untuk mendapatkan berasal dari kata Yunani strategos (jenderal), keuntungan. kata kerja Yunani stratego dapat diartikan 3) Pattern, strategi fokus kepada tindakan, sebagai perencanaan dan pemusnahan mengingatkan bahwa konsep tidak musuh-musuh dengan menggunakan cara adanya gunanya tanpa aksi/perilaku. yang efektif berlandaskan sarana-sarana 4) Position, strategi mendorong untuk yang dimiliki. melihat organisasi dalam konteks Strategi pertama kali dideinisikan oleh lingkungan kompetisi, bagaimana Chandler dalam Rangkuti, strategi adalah alat organisasi memosisikan dan melindungi untuk mencapai tujuan perusahaan dalam diri mereka dalam menghadapi, kaitannya dengan tujuan jangka panjang, menghindari, menumbangkan pesaing. program tidak lanjut, serta prioritas alokasi 5) Perspective, strategi fokus pada visi yang sumber daya, sedangkan Tjokroamidjojo terintegrasi antara organisasi dengan menyatakan bahwa, strategi merupakan lingkungannya. “perhitungan” mengenai rangkaian kebijak- sanaan dan langkah-langkah pelaksanaan. Strategi yang baik disusun berdasarkan Bryson menyatakan bahwa, “Strategi kemampuan internal dan kelemahan secara luas dapat dipandang sebagai pola perusahaan, antisipasi perubahan dalam tujuan, kebijakan, program, tindakan, lingkungan, serta kesatuan pergerakan yang keputusan atau alokasi sumber daya yang dilakukan oleh mata-mata musuh. mendeinisikan bagaimana organisasi itu, apa yang dikerjakan organisasi, dan mengapa Teori Van Meter & Van Horn organisasi itu melakukannya. Van Meter & Van Horn (1975), dalam Berdasarkan beberapa pendapat di atas, teorinya mengemukakan bahwa perbedaan- maka strategi dapat diartikan sebagai suatu perbedaan dalam proses implementasi rencana yang disusun oleh manajemen puncak akan dipengaruhi oleh sifat kebijakan yang untuk mencapai tujuan yang diinginkan. akan dilaksanakan. Selanjutnya mereka Rencana ini meliputi tujuan, kebijakan, menawarkan antara isu kebijakan dengan dan tindakan yang harus dilakukan oleh implementasi dan suatu model konseptual suatu organisasi dalam mempertahankan yang mempertalikan kebijakan dengan eksistensi dan menenangkan persaingan, prestasi kerja (performance). Atas dasar terutama perusahaan atau organisasi harus pandangan ini Van Meter & Van Horn memiliki keunggulan kompetitif. berusaha untuk membuat tipologi kebijakan menurut: Mintzberg menyatakan bahwa konsep strategi sekurang-kurangnya mencakup 1) jumlah masing-masing perubahan yang lima arti yang saling terkait di mana strategi akan dihasilkan; dan adalah plan, ploy, pattern, position dan 2) jangkauan atau lingkup kesepakatan perspective, atau yang lebih dikenal dengan terhadap tujuan di antara pihak- Five Ps fo Strategy. Adapun penjelasan dari pihak yang terlibat dalam proses kelima arti tersebut adalah sebagai berikut. implementasi.

432 Petrus Nero dkk.: Implementasi Kebijaksanaan “Prospek” ...

Hal lain yang dikemukakan oleh kedua di mana peneliti ingin menggambarkan ahli tersebut adalah bahwa jalan yang dan menjelaskan tentang bagaimana menghubungkan antara kebijakan dan implementasi kebijakan Program prestasi kerja dipisahkan oleh sejumlah Strategi Pembangunan Kampung dalam variabel bebas (independent variable) yang pemberdayaan masyarakat Papua “Bangkit saling berkaitan. Variabel-variabel bebas Mandiri dan Sejahtera” di Distrik Sentani tersebut adalah: Timur Kabupaten Jayapura sebagaimana 1) Ukuran dan tujuan kebijakan di atur dalam perundang-undangan yang berlaku. Bogdan & Taylor dalam Moleong 2) Sumber-sumber kebijakan (2004: 3) mendeinisikan metodologi 3) Ciri-ciri atau sifat badan/instansi kualitatif sebagai prosedur penelitian yang pelaksana menghasilkan data deskriptif berupa kata- 4) Komunikasi antar organisasi terkait dan kata tertulis atau lisan dari orang-orang kegiatan-kegiatan pelaksanaan dan perilaku yang dapat diamati. Pendapat ini memberikan pemahaman bahwasanya 5) Sikap para pekerja; dan data-data yang dikemukakan oleh seorang 6) Lingkungan ekonomi, sosial dan politik informan dalam penelitian kualitatif menjadi Variabel-variabel kebijakan bersangkut gambaran tentang permasalahan yang akan paut dengan tujuan-tujuan yang telah diteliti. digariskan dan sumber-sumber yang tersedia. Pusat perhatian pada badan-badan pelaksana meliputi baik organisasi formal HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN maupun informal, sedangkan komunikasi Penelitian ini bertujuan untuk antar organisasi terkait serta kegiatan- mendapatkan informasi ukuran mengenai kegiatan pelaksanaannya mencakup antar tingkat keberhasilan Implementasi Kebijakan hubungan di dalam lingkungan sistem politik Prospek (Program Strategis Pembangunan dan dengan kelompok-kelompok sasaran. Kampung) dalam memberdayakan masyarakat dan mengidentiikasi faktor- Analisis ASOCA faktor yang memengaruhi tingkat Analisis Ini sangat dibutuhkan di keberhasilan tersebut di Kabupaten Jayapura Indonesia yang mempunyai berbagai macam pada 2020. budaya terutama Papua dalam menyelesaikan Metode yang digunakan adalah metode suatu konlik sangat dibutuhkan pendekatan penelitian deskriptif di mana pemilihan budaya dalam penyelesaiannya. sampel dan pengumpulan data dilakukan 1. Ability (Kemampuan) menurut metode purposive sampling terhadap Kampung-kampung di tiga Distrik 2. Strengths (Kekuatan) (Distrik Sentani Barat, Sentani, dan Sentani 3. Opportunity (Peluang) Timur), yang didasarkan pada jumlah 4. Culture (Budaya) populasi penduduk yang sangat padat Distrik Sentani 76.628 jiwa, Sentai Timur 9.680 5. Agility (Kecerdasan) jiwa, dan Sentani Barat 5.596 jiwa. Dengan demikian peneliti dapat mengukur sejauh METODE PENELITIAN mana Implementasi kebijakan Program Penelitian ini menggunakan metode Strategis Pembangunan Kampung yang ada deskriptif dengan pendekatan kualitatif di Kabupaten Jayapura.

433 Visioner Vol. 13 \ No. 2\ Agustus 2021: 425–440

Implementasi Kebijaksanaan “Pros- Beranjak dari pemikiran bahwa pek” dalam Memberdayakan Masyar- pembagian Dana Otsus sepatut- akat Kabupaten Jayapura nya menggunakan asas keadilan dan pemerataan, serta memperhatikan Pemerintah pusat yang diperankan kinerja output, outcome dan impact yang oleh Kementerian Dalam Negeri merupakan dihasilkan dalam pengelolaan Dana Otsus leading sector, maka kebijakan Kementerian sebelumnya (Periode 2002–2013) kurang Dalam Negeri di bidang kesejahteraan optimal, maka pada masa pemerintahan masyarakat mereleksikan kebijakan Gubernur/Wakil Gubernur Lukas Enembe Program Strategi Pembangunan Kampung dan Klemen Tinal (2013–2018) pembagian dalam pemberdayaan masyarakat. Dana Otsus diubah menjadi 80% untuk Dalam konteks otonomi daerah Pemerintah Kabupaten/kota dan 20% untuk penyelenggaraan pemerintah kepada pemerintah provinsi. Pembagian tersebut masyarakat di bidang kesejahteraan setelah terlebih dahulu mengalokasikan masyarakat telah didesentralisasikan dana untuk Urusan Bersama, yaitu Program kepada pemerintah daerah, dalam hal itu Gerbangmas Hasrat Papua, Kartu Papua pemerintah Provinsi, Kabupaten dan kota Sehat, Perumahan Rakyat, dan “Prospek”. merupakan instansi yang berbeda di bawah Harapannya, melalui alokasi Dana Otsus koordinasi Kementerian Dalam Negeri untuk seperti itu semua Pemerintah Kabupaten/ menyelenggarakan proses kesejahteraan kota akan menjadi lebih leluasa berkreasidan masyarakat secara Nasional. berinovasi untuk mengelola Dana Otsus Pelaksanaan “Prospek” didasarkan pada dalam upaya mempercepat kemajuan Inpres No. 5 Tahun 2007 tentang Percepatan wilayah Papua dibandingkan wilayah lainnya Pembangunan bagi Provinsi Papua dan di Indonesia. Harapan lainnya adalah untuk Papua Barat, tersebut di atas kemudian mempercepat peningkatan kesejahteraan ditindaklanjuti dengan Keputusan Mendagri masyarakat Papua menjadi di atas rata-rata RI No. 414 Tahun 2012, Penetapan Pengurusan nasional, serta untuk semakin memperluas Anggaran/Barang dan Pejabat Penerimaan kesempatan atau peluang usaha bagi Orang Negara kegiatan Urusan Bersama (UB) Asli Papua, sebagaimana yang diamanatkan Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat. oleh Undang-Undang No. 21 Tahun 2001 Namun demikian secara operasional di mengenai Otonomi Khusus Provinsi Papua. lapangan belum adanya petunjuk teknis Selanjutnya untuk memastikan bahwa tentang “Prospek” dalam pemberdayaan pengelolaan Dana Otsus dilaksanakan masyarakat, sesuai dengan amanat undang- sesuai yang diharapkan, maka pada akhir undang tersebut di atas, maka pelaksanaan tahun 2013 telah disahkan Perdasus No. 25 di daerah mengacu pada Undang-Undang No. Tahun 2013 tentang Pembagian Penerimaan 21 Tahun 2001 tentang Otonomi Khusus bagi dan Pengelolaan Keuangan Dana Otonomi Provinsi Papua, serta Peraturan Gubernur Khusus, yang diikuti dengan turunannya baik No. 79 Tahun 2007 tentang Penyelenggaraan itu pada 2013, 2014 maupun 2015 dalam Pemerintah Kampung. Hal tersebut di atas berbagai bentuk Peraturan Gubernur dan menunjukkan pada pelaksana keputusan Surat Keputusan Gubernur seperti Peraturan kebijakan dasar yang dapat berbentuk Gubernur tentang jaminan pembiayaan Undang-Undang ataupun keputusan- pelayanan kesehatan masyarakat Papua, keputusan dan lazimnya keputusan tersebut sistem rujukan pelayanan kesehatan, mengidentiikasi permasalahan publik yang penggunaan Dana Otsus untuk pendidikan, perlu diatasi, tujuan yang ingin dicapai dan “Prospek”, Gerbangmas, pedoman cara implementasinya. pengelolaan Dana Otsus, dan sebagainya,

434 Petrus Nero dkk.: Implementasi Kebijaksanaan “Prospek” ...

atau Surat Keputusan Gubernur tentang ini justru tidak ada, misalnya akibat adanya bantuan untuk lembaga keagamaan, bantuan gangguan komunikasi. sosial kepada Fasyankes, penerima belanja program strategi pembangunan ekonomi  Dukungan dan kelembagaan kampung, dan lain-lain. Pelaksanaan suatu kebijakan publik akan sangat sulit apabila pada Faktor-Faktor Pendukung dan Peng- pengimplementasiannya tidak cukup hambat Implementasi Kebijaksanaan dukungan untuk pelaksanaan kebijakan “Prospek” tersebut. Selain faktor pendukung, maka dalam implementasi kebijakan kecenderungan  Pembagian Potensi tidak berhasil atau gagalnya implementasi Sebab musabab yang berkaitan dengan kebijakan itu dapat terjadi karena adanya gagalnya implementasi suatu kebijakan faktor-faktor yang memengaruhinya. publik juga ditentukan aspek pembagian Dikemukakan oleh Sunggono (1994: 149- potensi di antara para pelaku yang terlibat 153), bahwa implementasi kebijakan dalam implementasi. Dalam hal ini berkaitan memiliki beberapa faktor penghambat, yaitu dengan diferensiasi tugas dan wewenang sebagai berikut. organisasi pelaksana. Struktur organisasi pelaksanaan dapat menimbulkan masalah-  Isi Kebijakan masalah apabila pembagian wewenang dan Pertama, implementasi kebijakan tanggung jawab kurang disesuaikan dengan gagal karena masih samarnya isi kebijakan, pembagian tugas atau ditandai oleh adanya maksudnya apa yang menjadi tujuan pembatasan-pembatasan yang kurang jelas. tidak cukup terperinci, sarana-sarana Implementasi kebijakan merupakan dan penerapan prioritas, atau program- sebuah pilihan alternatif dalam program kebijakan terlalu umum atau sama menyelesaikan permasalahan yang dihadapi sekali tidak ada. Kedua, karena kurangnya oleh masyarakat, oleh karena itu kurang ketetapan intern maupun ekstern dari perhatian terhadap langkah implementasi kebijakan yang akan dilaksanakan. merupakan salah satu sebab utama, kenapa Ketiga, kebijakan yang suatu alternatif penyelesaian yang baik diimplementasikan akan dapat juga seringkali tidak mampu menyelesaikan menunjukkan adanya kekurangan- masalah yang seharusnya diselesaikan. kekurangan yang sangat berarti. Keempat, Persentase penduduk miskin Provinsi penyebab lain dari timbulnya kegagalan Papua pada umumnya mengalami luktuatif implementasi suatu kebijakan publik dapat dan cenderung menurun. Rata-rata tingkat terjadi karena kekurangan-kekurangan penduduk miskin di Provinsi Papua selama yang menyangkut sumber daya-sumber enam tahun terakhir adalah sebesar 28,57%, daya pembantu, misalnya yang menyangkut di mana persentase penduduk miskin pada waktu, biaya/dana dan tenaga manusia. 2013 sebanyak 31,52% dan pada 2016 turun menjadi 28,54% atau naik sebesar  Informasi 1,31% dibanding tahun 2015, kemudian Implementasi kebijakan publik pada 2017 tingkat kemiskinan terlihat mengasumsikan para pemegang peran yang menurun kembali hingga menjadi 27,62% terlibat langsung mempunyai informasi yang selanjutnya pada 2018 meningkat kembali perlu atau sangat berkaitan untuk dapat hingga menjadi 27,74% atau meningkat memainkan perannya dengan baik. Informasi sebesar 0,43% dibanding tahun 2017. Rata-

435 Visioner Vol. 13 \ No. 2\ Agustus 2021: 425–440 rata penurunan tingkat kemiskinan setiap Suatu kegiatan dirumuskan dan dibuat tahunnya mencapai-2,39%. bukan sekadar untuk dijadikan, namun agar dapat memberikan dampak berubah Kabupaten Deiyai memiliki tingkat perubahan-perubahan sesuai dengan tujuan kemiskinan tertinggi. Pada 2013 tingkat kebijakan maka perlu diimplementasikan. kemiskinannya tercatat sebesar 47,52%, Hal ini karena, implementasi kebijakan kemudian terlihat luktuatif menurun hingga merupakan suatu upaya untuk mencapai 2018 mencapai 43,49% dengan rata-rata tujuan-tujuan tertentu dengan sarana penurunan kemiskinan yang terlihat lambat, tertentu dan dalam urutan waktu tertentu, yaitu sebesar-1,71% per tahun. Sedangkan (Sunggono, 1994: 137). kabupaten Merauke merupakan kabupaten dengan tingkat kemiskinan terendah di Strategi dalam Program Pembangunan Papua yang juga terlihat menurun, yaitu Kampung dalam Pemberdayaan dari 12,33% pada 2013 menjadi 10,54% Masyarakat di Kabupaten Jayapura pada 2018, atau dengan rata-rata penurunan Strategi pertama kali dideinisikan oleh sebesar-2,71% per tahun. Jika dipilah per Chandler dalam Rangkuti, strategi adalah kabupaten, yang tingkat kemiskinannya alat untuk mencapai tujuan perusahaan berada di atas rata-rata ada tujuh belas dalam kaitannya dengan tujuan jangka kabupaten, yaitu Jayawijaya, Paniai, panjang, program tidak lanjut, serta Puncakjaya, Yahukimo, Pegununganbintang, prioritas alokasi sumber daya, sedangkan Tolikara, Waropen, Supiori, Mambramo Tjokroamidjojo menyatakan bahwa, strategi Raya, Nduga, Lannyjaya, Mambramo Tengah, merupakan “perhitungan” mengenai Yalimo, Puncak, Dogiyai, Intan Jaya, dan rangkaian kebijaksanaan dan langkah- Deiyai. langkah pelaksanaan. Berdasarkan faktor-faktor tersebut Menurut Bryson menyatakan bahwa, di atas, maka hasil dari sebuah upaya “strategi secara luas dapat dipandang sebagai pemberdayaan akan sangat tergantung dari pola tujuan, kebijakan, program, tindakan, kondisi masyarakat dan peran serta semua keputusan atau alokasi sumber daya yang stakeholder yang terlibat dalam program mendeinisikan bagaimana organisasi itu, pemberdayaan tersebut. Menurut Subejo apa yang dikerjakan organisasi, dan mengapa dan Supriyanto dalam Sukmawati (2008), organisasi itu melakukannya”. pemberdayaan masyarakat merupakan Berdasarkan beberapa pendapat di atas, upaya yang disengaja untuk memfasilitasi maka strategi dapat diartikan sebagai suatu masyarakat lokal dalam merencanakan, rencana yang disusun oleh manajemen puncak memutuskan dan mengelola sumber untuk mencapai tujuan yang diinginkan. daya lokal yang dimiliki melalui tindakan Rencana ini meliputi tujuan, kebijakan, bersama dan networking sehingga pada dan tindakan yang harus dilakukan oleh akhirnya mereka memiliki kemampuan dan suatu organisasi dalam mempertahankan kemandirian secara ekonomi, ekologi dan eksistensi dan menenangkan persaingan, sosial. Pendekatan utama dalam konsep terutama perusahaan atau organisasi harus pemberdayaan adalah bahwa masyarakat memiliki keunggulan kompetitif. tidak dijadikan objek dari pelaksanaan proyek, namun juga merupakan subjek dari proyek Untuk menggunakan metode analisis tersebut. Proses pemberdayaan umumnya ASOCA, yakni ability (kemampuan), strengths dilakukan secara kolektif, walaupun pada (kekuatan), opportunity (peluang), culture beberapa situasi pemberdayaan dapat saja (budaya), dan agility (kecerdasan), dalam dilakukan secara individual. Program Strategis Pembangunan Kampung

436 Petrus Nero dkk.: Implementasi Kebijaksanaan “Prospek” ...

di tiga Distrik Sentani Barat, Sentani dan menyusul pengajuan usulan pinjaman oleh Sentani Timur langkah awal yang mesti lima kelompok baru, upaya pengentasan dilakukan adalah mengetahui faktor-faktor kemiskinan yang telah dilaksanakan belum yang menjadi bagian dari masing-masing maksimal seperti yang diharapkan namun unsur ASOCA. Analisis ini selanjutnya dari setelah kegiatan “Prospek” dilaksanakan masing-masing faktor lingkungan baik menunjukkan perubahan sikap prilaku internal maupun eksternal, selanjutnya masyarakat terutama perempuan yang diklasiikasikan berdasarkan unsur-unsur semakin peduli dengan peningkatan ASOCA. kesejahteraan keluarga, yang kemudian Kemiskinan bukanlah merupakan berusaha meningkatkan pendapatan rumah masalah baru dalam kehidupan masyarakat tangga melalui kegiatan ekonomi berskala Indonesia, kemiskinan telah melekat erat kecil seperti berjualan penganan kecil, dalam segenap aspek kehidupan masyarakat souvenir, anyaman tikar, noken, pinang dan baik di perdesaan maupun perkotaan, sebagainya untuk memenuhi kebutuhan untuk menanggulangi permasalahan ekonomi keluarga. kemiskinan tersebut pemerintah telah mengimplementasikan berbagai program SIMPULAN pengentasan kemiskinan salah satunya 1. Implementasi kebijakan Program “Prospek”, namun masalah kemiskinan Strategis Pembangunan Kampung dalam masyarakat belum juga bisa teratasi (Prospek) pada delapan tahun ini secara tuntas. belum ada perubahan atau peningkatan Implementasi “Prospek” telah kesejahteraan Pemberian bantuan dilaksanakan sesuai dengan ketentuan belum sepenuhnya di rasakan oleh walaupun hasilnya belum maksimal seperti masyarakat Miskin, karena dari hasil yang diharapkan, secara isik telah terlihat penelitian masih ada anggota kelompok hasilnya berupa prasarana/sarana dasar yang tidak termasuk dalam kategori yang dibutuhkan masyarakat di tiga distrik Miskin tetapi menjadi anggota kelompok Sentani Barat, Sentani, dan Sentani Timur penerima bantuan “Prospek”. seperti jembatan, saluran air, gorong-gorong, 2. Tidak efektifnya implementasi talud, dan sebagainya sehingga sangat kebijakan “Prospek” sebenarnya membantu masyarakat yang umumnya berkaitan dengan beberapa faktor yang bermatapencaharian bertani untuk memengaruhi implementasi kebijakan, meningkatkan pendapatan dan memenuhi yakni: (1) Kurangnya Pelatihan kepada kebutuhan pokok, namun secara nonisik Aparat Kampung dalam Mengelola Implementasi “Prospek” tersebut belum Anggaran yang begitu Besar (Gagal) (2) menunjukkan perubahan yang signiikan perbedaan persepsi antara pemerintah, secara keseluruhan berupa produktivitas kampung, dengan masyarakat maupun kegiatan ekonomi produktif lainnya, terhadap tujuan dan sasaran kebijakan untuk kegiatan ekonomi produktif kelompok yang menyangkut pemahaman dan perempuan melalui kegiatan simpan disposisi atas isi perjanjian; dan (3) pinjam telah terlihat ada perubahan yang Tidak konsistensi pemerintah dalam ditandai dengan mulai berjalannya kegiatan mengimplementasikan kebijakan ekonomi berupa usaha rumah tangga oleh “Prospek”. anggota kelompok SPP di tiga Distrik dengan 3. Strategi yang dilakukan Kabupaten kegiatan yang bervariasi, dan sesuai dengan Jayapura ketika Tahun ini Dana informasi yang dikumpulkan peneliti telah “Prospek” (Otsus) sudah dihentikan

437 Visioner Vol. 13 \ No. 2\ Agustus 2021: 425–440

semenjak 2018 oleh Provinsi Papua guna meminimalkan penyimpangan dari dan berakhirnya Dana Otsus di Papua, tujuan dan sasaran “Prospek”. Kabupaten Jayapura membuat kebijakan 3. Strategi pembangunan kampung, yang yang disebut dengan Kampung dilakukan Pemerintah Kabupaten Adat yang di mana segala sesuatu Jayapura dengan membuat kebijakan dikembalikan kepada aturan adat yang Kampung Adat untuk mengantispasi tidak bertentangan dengan Pemerintah berkahir dana Otonomi Khusus tahun dan Kebijakan Kampung Adat juga 2021 setiap tahun harus ada kelanjutan adalah memberdayakan masyarakat karena masyarakat kampung yang Kampung di 19 distrik dan 136 kampung semakin baik, dapat memperbaiki, serta di Kabupaten Jayapura. meningkatkan pemberdayaan masyarakat. Di samping itu untuk kesejahteraan SARAN masyarakatnya harus diswadayakan dan dalam Dana “Prospek” dikhususkan 1. Pemerintah dan kampung hendaknya untuk kebutuhan Infrastruktur lebih intensif mengadakan sosialisasi masyarakat di tiga Distrik Sentani Timur, secara informal kepada masyarakat Sentani, dan Sentani Barat Kabupaten mengenai program strategi Jayapura. pembangungan kampung dalam pemberdayaan masyarakat, juga harus membuat keseimbangan antara program yang bersifat top down dengan DAFTAR RUJUKAN yang bersifat bottom up, serta sekaligus mampu melakukan kontrol terhadap Arikunto, Suharsimi, 2002, Prosedur Penelitian implementasi kebijaksanaan yang telah Suatu Pendekatan Praktik, Rieneka Cipta, dibuat. Prospek (Program Strategi . Pembangunan Kampung), setiap tahun Ermaya Suradinata, 2018, Etika Pemerintahan harus ada kelanjutan karena masyarakat dan Geopoitik Indonesia, Alqaprint, kampung sangat mengharapkan Jatinangor. program ini. Ermaya Suradinata, 2016, Analisis Kepemimpinan 2. Pemerintah dan Kabupaten dan Distrik Strategi Pengambilan Keputusan, alQaprint Cipta, Jatinangor. hendaknya lebih intensif mengadakan sosialisasi secara informal kepada Dharmawan,Fear and Schwarzweller,1985: 32, masyarakat mengenai program Pengertian Pemberdayaan Universitas strategi pembangungan kampung Sebelas Maret,Surakarta. dalam pemberdayaan masyarakat, juga Dunn,William N, 1999: 63-64, Analisis Kebijakan harus membuat keseimbangan antara Publik, Graha Widya, Yogyakarta. program yang bersifat Top Down dengan Effendi, Khasan, 2010: 100, Sosiologi yang bersifat Bottom Up, serta sekaligus Pemerintahan. Bandung Indra Prahasta. mampu melakukan kontrol terhadap Gunawan Sumodiningrat Strategi, Kebijaksanaan implementasi kebijaksanaan yang dan Program Pembangunan Masyarakat telah dibuat, dan pengawasan terhadap Desa. Dosen Fakultas Ekonomi, Magister pelaksanaan Prospek (Program Manajemen, dan Pascasarjana UGM Strategis Pembangunan Kampung) Kepala Biro Pembangunan Daerah dalam memberdayakan masyarakat Tingkat II dan Perdesaan, Bappenas “Bangkit, Mandiri, dan Sejaterah” di Hoogerwerf, A, 1983, Ilmu Pemerintahan. (alih Kabupaten Jayapura perlu ditingkatkan bahasa: L.L. Tobing). Jakarta. Erlangga.

438 Petrus Nero dkk.: Implementasi Kebijaksanaan “Prospek” ...

Howlett, Michael, & M.Ramesh, 1995: 4, Studyng Suharto, Edi, 2005. Kajian Strategi Pembangunan Public Policy: Policy Cycles and Policy Kesejaterahan Sosial dan Pekerjaan Sosial, Subsystems. Toronto: Oxford University PT.Reika Aditama, Bandung. Press. Sunggono, Bambang, 1999: 149-154, Hukum Islamy Irfan, 2004, Prinsip-Prinsip Perumusan dan Kebijaksanaan Publik. Jakarta, Sinar: Kebijaksanaan Negara, Bumi Aksara, Graika Jakarta Tangkilisan, Hessel Nogi S. 2005. Manajemen Moleong, Lexy J, 2004,Metodologi Penelitian Publik. Jakarta: Gramedia. Kualitatif, Remaja Rosdakarya, Bandung. Tim Koordinasi Pembangunan kampung, Morgan, Michael. 1996, Strategi Inovasi 2012,Program Perencanaan, Sumber Daya Manusia (Creating World Pemberdayaan, Program Strategi Force Inovation). Jakarta: Elex Media Pembangunan Kampung dalam Komputindo. Pemberdayaan Masyarakat Papua Mustopadijaya, AR. 1992, Studi Kebijaksanaan, Bangkit Mandiri & Sejahtera, Provinsi Perkembangan dan Penerapannya dalam Papua. Rangka Administrasi dan Manajemen Unaradja, Dollet, 2000, Pengantar Metode Pembangunan. Jakarta: FE-UI. Penelitian Ilmu Sosial, PT Grasindo, Nazir, Moh 2003, Metodologi Penelitian, Ghalia Jakarta Indonesia Jakarta. Wahab, Solichin Abdul, 2002: 51, Analisis Nugroho, Rian, 2004: 105, Kebijakan Publik Kebijaksanaan: dari Formulasi ke (Formulasi, Implementasi dan Evaluasi). Implementasi Kebijaksanaan Negara, Jakarta: Elex Media Komputindo. Bumi Aksara, Jakarta. Nugroho,Rian, 2006: 101, Kebijakan Publik Wasistiono, 2009: 23. Perkembangan Organisasi (Formulasi, Implementasi dan Evaluasi). Kecamatan Dari Masa Ke Masa. Bandung: Jakarta: Elex Media Komputindo. Fokusmedia. Wibawa, Samodra, 1994. Kebijakan Publik, Reply, Randall B. & Grace A. Franklin, 1985. Proses dan Analisis. Jakarta: Intermedia. Policy Implementation and Bureaucracy. Chicago: The Dorsey Press. Winarno, Budi. 2002. Kebijakan Publik Teori dan Proses, Jakarta: Media Presindo, Robbins,Chatterjee, & Canda, 1998: 32,Deϔinisi Yogyakarta. Pemberdayaan, UPT Universitas Sebelas Maret, Surakarta. Winarno, Budi. 2007: 203. Kebijakan Publik Teori dan Proses: Buku Kita., Rusidi, 2003, Metodologi Penelitian, Bahan Ajar pada Program Pascasarjana Administrasi Pemerintahan Daerah IPDN, Jatinangor Peraturan Perundang-Undangan Pustaka Utama Jakarta. Undang-Undang Dasar Negara Republik Stigliz E. Josef, dkk.2009, Komisi Pengukuran Indonesia Tahun 1945 Kinerja Ekonomi dan Kemajuan Sosial, PT Undang-Undang No. 21 Tahun 2001, Otonomi Wahana Aksi Kritika. Khusus Bagi Pemerintah Provinsi Papua. Subarsono, 2008: 8, Analisis Kebijakan Publik: Undang-Undang No. 25 Tahun 2004 tentang Konsep, Teori dan Aplikasi, Pustaka Sistem Perencanaan Pembangunan Pelajar, Yogyakarta. Nasional Subarsono. 2005: 3, Analisis Kebijakan Publik: Undang-Undang No. 32 Tahun 2004 tentang Konsep, Teori dan Aplikasi, Pustaka Pemerintahan Daerah Pelajar, Yogyakarta. Undang-Undang No. 15 Tahun 2008 tentang Sugiyono, 2007, Metode Penelitian Administratif. Struktur Organisasi Distrik di Kabupaten Jakarta: Rieneka Cipta. Jayapura

439 Visioner Vol. 13 \ No. 2\ Agustus 2021: 425–440

Undang-Undang No. 23 Tahun 2014 tentang Sumber Lain Pemerintahan Daerah Sekretariatan Tim Koordinasi Provinsi Papua, Inpres No. 5 Tahun 2007 tentang Percepatan 2012 tentang Program Penyelenggaraan Program strategi pembangunan Pembangunan Provinsi Papua dan pembangunan kampung, Pemerintah Papua Barat dalam Program Strategi Provinsi Papua Pembangunan Kampung Badan Pemerintahan Masyarakat Desa Tahun Peraturan Pemerintah No. 72 Tahun 2005 tentang 2012 tentang Sumber informasi Desa dan Data Penelitian dalam Program strategi pembangnan kampung dalam Peraturan Pemerintah No. 41 Tahun 2007 tentang pemberdayaan masyarakat, BPMD Struktur Organisasi Tata Kerja Distrik, Provinsi Papua. Kabupaten Jayapura Bupati Kabupaten Jayapura, 2012,Tentang Sumber Peraturan Bupati No. 15 Tahun 2008 tentang informasi dan Data Penelitian Program Susunan Organisasi dan Tata kerja Distrik Strategi Pembangunan Kampung dalam Kabupaten Jayapura pemberdayaan masyarakat, Pemerintah Kabupaten Jayapura. Peraturan Gubernur No. 79 Tahun 2007 tentang Kepala Distrik Sentani Barat, Sentani, dan Penyelenggaraan Pemerintah Kampung Sentani Timur 2012 tentang Sumber Provinsi Papua Data dan informasi Program Strategi Keputusan Menteri Dalam Negeri Republik Pembangunan Kampung dalam pemberdayaan masyarakat Papua Indonesia No. 414 Tahun 2012 tentang Bangkit Mandiri & Sejahtera, Pemerintah Penetapan Penggunaan Anggaran/ Kabupaten Jayapura. Penggunaan barang dan Pejabat Kepala Kampung Ayapo,2021 tentang Sumber Pemungut Penerimaan Negara kegiatan Data dan informasi Program Strategi urusan bersama Program nasional Pembangunan Kampung dalam Pemberdayaan Masyarakat pemberdayaan masyarakat Papua Keputusan Bupati No. 17 Tahun 2002 tentang Bangkit Mandiri & Sejahtera, di Kampung Ayapo/Itakiwa Nama Kecamatan diganti menjadi Distrik Kepala Kampung Saron Sari Tentang Sumber Keputusan Bupati No. 371 Tahun 2002 tentang Data dan informasi Program Strategi Pelimpahan sebagian Kewenangan Pembangunan Kampung dalam Pemerintah Kabupaten kepada pemberdayaan masyarakat Papua Pemerintah Distrik Bangkit Mandiri & Sejahtera, di Kampung Sabron Sari

440