Bab I Pengetahuan Dan Kepercayaan Kemaritiman Masyarakat Bugis-Makassar

Total Page:16

File Type:pdf, Size:1020Kb

Bab I Pengetahuan Dan Kepercayaan Kemaritiman Masyarakat Bugis-Makassar LAUT, MANUSIA DAN KEBUDAYAAN LAUT, MANUSIA, DAN KEBUDAYAAN Prof. Dr. Hamka Naping, MA 16cm x 24cm, xxii + 314 halaman 1. Masyarakat Bugis. 2. Ekonomi Maritim Bugis. 3. Politik Maritim Bugis. 4. Teknologi Maritim Bugis. ISBN: 978-602-1508-64-0 Cetakan 1, September 2017 Editor: H. Lebba Kadorre Pongsibanne Layout: Kang Baha Desain Cover: Kaukaba Art Diterbitkan Oleh: Kaukaba Dipantara (Anggota Ikapi) Krapyak Kulon RT 05 No. 181 Sewon Bantul Yogyakarta 55188 Email: [email protected] Telp./Fax. (0274-387435 WA 085643706757 BB7D341FOF Prof. Dr. Hamka Naping, MA. LAUT, MANUSIA DAN KEBUDAYAAN KATA PENGANTAR PENULIS Laut adalah sebuah misteri menyimpan berbagai ragam masalah yang menarik untuk diungkap membuka tabir dan memberi penggambaran nyata bagi rasa keinginan tahu yang mendalam dari mahluk manusia. Bagi ilmu pengetahuan, laut merupakan gudang yang mengoleksi berbagai macam masalah yang memerlukan pengkajian dan analisis yang komprehensif sesuai dengan metode dan pendekatan masing-masing ilmu pengetahuan, sehingga terwujud sosok ilmu (body of knowledge) dengan uraian sistematis yang memudahkan ummat manusia menyelami berbagai kerumitan yang terdapat di dalam eksistensi laut. Secara sederhana ilmu pengetahuan dapat diklasifikasi paling sedikit atas tiga kelompok yakni, kelompok ilmu-ilmu ke alaman (natural science) yang mengkaji dan menelaah fenomena keteraturan dalam dunia alami, meliputi rumpun ilmu pengetahuan alam seperti, fisika, kimia, biologi, astronomi, klimatologi, dan sebagainya. Rumpun ilmu pertanian seperti, budi daya dan teknologi pertanian, kelautan, peternakan, kehutanan dan sebagainya. Rumpun ilmu kesehatan yang meliputi kedokteran, ilmu keperawatan, kesehatan masyarakat, farmasi dan sebagainya. Rumpun ilmu tekhnik dengan segala cabang yang dilingkupinya. Bahkan, merujuk pada filsafat ilmu pengetahuan ada fihak yang memasukkan ilmu matematika ke dalam kelompok v ini. Kelompok ilmu yang kedua adalah kelompok ilmu-ilmu social (social science) mengkaji dan menganalisis fenomena yang terkait dengan keteraturan dalam interaksi antara manusia dalam berbagai dimensi kehidupannya. Kelompok ilmu-ilmu social terdiri atas antara lain; ilmu ekonomi, politik, psikologi, sosiologi, antropologi, dan sejarah social. Kelompok ilmu yang ketiga adalah ilmu humaniora (humaties science) adalah kelompok ilmu yang menjelaskan dan menganalisis fenomena yang terkait dengan eksistensi manusia yang memiliki hati nurani dan sebagai mahluk yang berbudaya. Termasuk ke dalam kelompok ilmu ini adalah; ilmu-ilmu sastra, ilmu hukum, dan ilmu filsafat. Tidak dapat dipungkiri bahwa, hampir semua pengelompokan ilmu seperti disebutkan di atas memiliki relevansi yang sangat tegas dengan laut, semua cabang ilmu dapat menjadikan unsur- unsur atau bagian-bagian tertentu dari laut sebagai obyek kajian, baik secara mandiri maupun secara terintegrasi dengan disiplin ilmu lain. Antropologi adalah bagian dari ilmu social merupakan disiplin ilmu yang memiliki perhatian penuh terhadap manusia dengan segala dimensinya, secara sederhana dimensi manusia meliputi dimensi fisik biologis, dimensi social psikologis dan dimensi humanistis. Dalam kaitannya dengan laut ilmu antropologi mengkaji dengan menitik beratkan pada berbagai kelompok manusia yang melihat laut sebagai sumber daya (resources) dan manusia yang memandang laut sebagai sarana. Kelompok pertama menganalisis dan menjelaskan laut dengan melihat bagaimana kelompok masyarakat mengelola dan memanfaatkan lingkungan laut untuk memenuhi sejumlah kebutuhan, baik kebutuhan ekonomi maupun kebutuhan social lainnya. Sedangkan vi Prof. Dr. Hamka Naping, MA. kelompok kedua menganalisis dan menjelaskan tentang bagimana masyarakat memanfaatkan lingkungan laut sebagai sarana penghubung antara satu tempat dengan tempat lain. Sebagai sebuah kajian antropologis buku ini menjelaskan fenomena manusia dan laut dengan mengacu pada peng “unsur “ an kebudayaan seperti yang dijelaskan oleh Prof. Koentjaraningrat seorang peletak pondasi ilmu antropologi di Indonesia, pada dimensi laut sebagai sumberdaya dan laut sebagai sarana. Berdasar atas itu, buku ini menyajikan secara sederhana sekelumit wawasan berkenaan dengan system pengetahuan dan kepercayaan, system ekonomi, organisasi dan kelembagaan, dimensi politik, system teknologi, aspek seni, budaya passompe, dan konsep ruang dan waktu tentang kemaritiman bagi masyarakat busis Makassar di Sulawesi Selatan. Prilaku masyarakat bugis Makassar dalam mengelola dan memanfaatka lingkungan laut sangat dipengaruhi oleh bukan hanya kapasitas rasional yang mereka miliki tapi juga kepercayaan mereka tentang mahluk halus yang mendiami laut. Media untuk berhubungan dengan mahluk halus tersebut melalui upacara maccera tasie dengan maksud mencapai keselarasan hubungan antara mereka dengan kekuatan gaib yang menentukan keberhasilan dan kegagalan dalam pengelolaan lingkungan laut. Kegiatan upacara yang dilakukan nelayan selain mengandung aspek psikologi mempertebal rasa kepercayaan diri dalam mengelola dan memanfaatkan lingkungan laut yang penuh resiko dan bahaya, juga mengandung aspek social meningkatkan rasa kesetiakawanan para nelayan sehingga masalah yang sering timbul pada waktu melakukan penangkapan ikan dapat diselesaikan secara baik. Laut, Manusia dan Kebudayaan vii Memahami perilaku ekonomi suatu kelompok masyarakat nelayan, mencakup 3 hal pokok yaitu pola produksi, pola distribusi dan pola konsumsi. Ketiga hal tersebut diutarakan secara terintegrasi meliputi; Faktor produksi: tercantum di dalamnya mengenai peralatan produksi, proses produksi dan upacara- upacara dalam proses produksi. Faktor Distribusi: yang tercakup di dalamnya mengenai cara dan proses pendistribusian, tempat dan alat pendistribusian hasil produksi. Distribusi terbagi dua yaitu, distribusi langsung dalam bentuk hasil tangkapan ikan disalurakan langsungkekonsumen tanpaperantara, dankedua adalah distribusi tidak langsung, dimana hasil tangkapan disalurakan ke konsumen melalui pabbalu, paggadde dan paggandeng. Faktor konsumsi yang menyangkut perilaku konsumsi dari hasil produksi. Hasil pendapatan digunakan untuk: Pendapatan untuk aksi ekonomi: hasil yang didapatkan selain digunakan untuk kebutuhan primer (makan, minum, pakaina) juga untuk kebutuhan pelengkap (sekunder) seperti membeli kendaraan, membangun rumah dan memperkuat modal usaha nelayan. Pendapatan untuk aksi sosial: hasil yang didapat digunakan untuk kebutuhan social seperti menyumbang ke mesjid, keluarga atau tetangga. Pendapatan untuk aksi religi: Pendapatan digunakan untuk upacara-upacara adat atau acara syukuran dan untuk menunaikan ibadah haji. Organisasi dan kelembagaan masyarakat maritime tumbuh dan berkembang memenuhi fungsi secara spesifik terkait dengan berbagai masalah yang muncul dalam mengelola dan memanfaatkan lingkungan laut. Pola-pola kelembagaan yang ada tentu saja memiliki karakter kemaritiman karena secara determinan dipengaruhi oleh lingkungan laut. Unsur kelembagan dan organisasi yang paling menonjol pada masyarakat maritim di Sulawesi Selatan adalah kelembagaan ponggawa sawi. viii Prof. Dr. Hamka Naping, MA. Dalam dimensi politik buku ini menjelaskan bagaimana sosok pemimpin yang ideal bagi masyarakat bugis Makassar. Sulapa eppa (segi empat) adalah empat sifat yang mendominasi mentalitas orang Bugis yang harus dimiliki setiap pemimpin yang baik. Selain berasal dari keturunan yang tepat, orang yang ingin menjadi pemimpin yang baik harus pula warani (berani), macca (cerdas), sugi (kaya), dan panrita (saleh). Pada masyarakat maritin harus membekali diri dengan pengetahuan tentang kemaritiman dan masalah-masalah kelautan. Di samping itu ia juga harus mengerti petuah-petuah dan pantangan-pantangan dalam kepercayaan masyarakat maritim. Perubahan teknologi dan modernisasi merupakan proses perubahan yang dapat mempengaruhi kehidupan sosial ekonomi nelayan. Dalam kehidupan sosial terlihat makin meningkatnya jumlah kelompok-kelompok sosial berupa kerja kelompok dalam aktivitas penangkapan ikan yang keanggotaanya tidak hanya terbatas dalam lingkungan keluarga dan kerabat. Modernisasi perikanan terutama melalui introduksi teknologi baru menuntut modal uang yang lebih besar untuk investasi, karena hal ini dapat memperluas cakrawala pengetahuan ekonomis nelayan melalui pengenalan KIK, dan Bank. Khusus dalam usaha pemerintah memberikan bantuan permodalan dalam bentuk kredit untuk menjadikan nelayan mampu mengembangkan usaha-usahanya. Modernisasi dalam bidang peralatan seperti: mesin tempel, jaring, gillnet dan lain-lain. Ini terjadi institusi dalam bidang peralatan tradisional ke sistem peralatan modern. Terjadinya pergantian ini mengimplikasikan pula perubahan dalam pola tingkah laku nelayan yang biasanya mereka buat sendiri/bersama- sama (peralatannya) sekarang mereka membeli dalam hal ini Laut, Manusia dan Kebudayaan ix mencakup organisasi seperti terbentuknya unit-unit kelompok kerja, yang sebelumnya merupakan kesatuan-kesatuan kerja yang bersiafat tradisional. Demikian pula KIK berpengaruh pada bentuk organisasi sosial yang lain yang meleburkan diri menjadi unit-unit kelompok penerima KIK yang selanjutnya menjadi nelayan produktif. Dengan demikianm, terjadinya dinamika dan perubahan-perubahan dalam aktivitas dan perilaku nelayan, mereka mulai berkenalan dengan lembaga-lembaga lain seperti Bank, lembaga perikanan, PPL, TPI, Bengkel dan lain-lain. Berkenalan dengan Bank berarti telah mengetahui sistem kerja Bank. Hal ini berpengaruh pula pada perilaku nelayan, mereka mulai membiasakan diri menyisihkan/menabung sejumlah penghasilan untuk keperluan
Recommended publications
  • Borobudur 1 Pm
    BOROBUDUR SHIP RECONSTRUCTION: DESIGN OUTLINE The intention is to develop a reconstruction of the type of large outrigger vessels depicted at Borobudur in a form suitable for ocean voyaging DISTANCES AND DURATION OF VOYAGES and recreating the first millennium Indonesian voyaging to Madagascar and Africa. Distances: Sunda Strait to Southern Maldives: Approx. 1600 n.m. The vessel should be capable of transporting some Maldives to Northern Madagascar: Approx. 1300 n.m. 25-30 persons, all necessary provisions, stores and a cargo of a few cubic metres volume. Assuming that the voyaging route to Madagascar was via the Maldives, a reasonably swift vessel As far as possible the reconstruction will be built could expect to make each leg of the voyage in using construction techniques from 1st millennium approximately two weeks in the southern winter Southeast Asia: edge-doweled planking, lashings months when good southeasterly winds can be to lugs on the inboard face of planks (tambuku) to expected. However, a period of calm can be secure the frames, and multiple through-beams to experienced at any time of year and provisioning strengthen the hull structure. for three-four weeks would be prudent. The Maldives would provide limited opportunity There are five bas-relief depictions of large vessels for re-provisioning. It can be assumed that rice with outriggers in the galleries of Borobudur. They sufficient for protracted voyaging would be carried are not five depictions of the same vessel. While from Java. the five vessels are obviously similar and may be seen as illustrating a distinct type of vessel there are differences in the clearly observed details.
    [Show full text]
  • 05.2 Bab 2.Pdf
    :EUM KAPAL DAN PERAHU TRADISIONAL — BAB II BAB II TINJAUAN MUSEUM KAPAL DAN PERAHU TRADISIONAL Tinjauan Museum Pengertian Museum Museum berasai dari kata Yunani kuno, Musee, yaitu nama sembilan dewi yang melambangkan cabang kegiatan ilmiah atau kesenian. Sedangkan tempat bersemayamnya para Musee untuk mempelajari ilmu-iimu pengetahuan dan kesenian disebut Museion. a. Menurut I.C.O.M Museum adalah suatu lembaga tetap yang berfungsi menyimpan, melindungi, dan memarkan benda-benda dari suatu peradaban atau kebudayaan atau ilmu pengetahuan untuk keperluan pendidikan, penelitian dan rekreasi. b. Menurut A.C. Parker Museum adalah suatu lembaga yang secara aktif menerangkan dunia manusia dan alam1 c. Menurut SirJohn Forsdyke Museum adalah suatu lembaga yang bertugas memelihara kenyataan, memamerkan kebenaran benda-benda, selama hal itu tergantung dari bukti yang berupa benda- benda.2 d. Menurut Gertrud Rudolf Hidle Museum adalah tempat yang bertugas mengumpulkan barang-barang warisan kebudayaan bagi penyelidikan ilmu pengetahuan dan segala hubungannya harus dipamerkan kepada umum. Museum juga harus bersifat terbuka dan dapat menambah pengetahuan terutama bagi generasi muda.3 'arker, A.C, A Manual For History Museums, New York "orsdvke, Sir John, Journal Royal Society ofArts, "'The Functional of a National Museum", Vol XCVTJ iidle, Rudolf Gertrud, Hilfbuch der Museumsarbeit, Dresden 1953 11 MUSEUM KAPAL DAN PERAHU TRADISIONAL " BAB II 2.1.2 Fungsi, Peran dan Kegiatan Museum Fungsi museum adalah :4 1. Pengumpulan dan pengamanan warisan alam dan budaya. 2. Dokumentasi dan penelitian ilmiah. 3. Konservasi dan preservasi 4. Penyebaran dan penataan ilmu untuk umum. 5. Visualisasi warisan alam budaya bangsa. 6. Pengenalan budaya antar daerah dan bangsa. 7. Sarana rekreasi.
    [Show full text]
  • Isfm 4 Isbn 978-979-792-665-6
    December 3, 2015 The Grand Elite Hotel, Pekanbaru, INDONESIA ISFM 4 ISBN 978-979-792-665-6 The 4th International Seminar of Fisheries and Marine Science 2015 Strengthening Science and Technology Towards the Development of Blue Economy December 3, 2015 Grand Elite Hotel Pekanbaru-INDONESIA ISBN 978-979-792-665-6 International Proceeding Committees Prof. Dr. Ir. Bintal Amin, M.Sc Dr. Ir. Syofyan Husein Siregar, M.Sc Ir. Mulyadi, M.Phil Ir. Ridwan Manda Putra, M.Si Dr. Windarti, M.Sc Dr. Victor Amrifo, S.Pi., M.Si Dr. Ir. Henni Syawal, M.Si Dr. Rahman Karnila, S.Pi., M.Si Ronald Mangasi Hutauruk, S.T., M.T. Benny Heltonika, S.Pi., M.Si Dr. Ir. Efriyeldi, M.Sc Dr. Ir. Mery Sukmiwati, M.Si Dr. Ir. Joko Samiaji, M.Sc Dr. Ir. Eni Sumiarsih, M.Sc Dr. T. Ersti Yulika Sari, S.Pi., M.Si Nur Asiah, S.Pi., M.Si Dr. Ir. Deni Efizon, M.Sc Ir. Ridar Hendri, M.Si Tri Gunawan, S.Sos Masmulyana Putra Editor: Ronald Mangasi Hutauruk, S. T., M. T. The 4th International Seminar on Fisheries and Marine Science, December 3, 2015 ii Pekanbaru-INDONESIA ISBN 978-979-792-665-6 International Proceeding Preface Aquatic ecosystem in general has been recognized as a mega ecosystem that is needed to be conserved. Through science and technology, this ecosystem might be developed to enable it to support the prosperity of a nation. To support this, the International Seminar on Fisheries and Marine Science (ISFM) 2015 held in Pekanbaru took its theme of “strengthening science and technology toward the development of blue economy”.
    [Show full text]
  • TRADISI PATORANI DI DESA PALALAKKANG KECAMATAN GALESONG KABUPATEN TAKALAR ( Studi Unsur-Unsur Budaya Islam )
    TRADISI PATORANI DI DESA PALALAKKANG KECAMATAN GALESONG KABUPATEN TAKALAR ( Studi Unsur-unsur Budaya Islam ) Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Meraih Gelar Sarjana Humaniora Jurusan Sejarah Kebudayaan Islam pada Fakultas Adab dan Humaniora UIN Alauddin Makassar Oleh RISKAYANTI NIM: 40200114071 FAKULTAS ADAB DAN HUMANIORA UIN ALAUDDIN MAKASSAR 2018 Scanned by CamScanner Scanned by CamScanner KATA PENGANTAR ﷲ ا ا Assalamu’ alaikum Wr. Wb. Tiada kata yang patut penulis ucapkan selain Alhamdulillahi Robbil Alamin serta tidak henti-hentinya penulis memanjatkan puji syukur kepada Tuhan yang Maha Esa atas berkat Rahmat, Taufiq dan Karunia-Nya yang telah menganugerahkan kehidupan dan kemampuan sehingga skripsi dengan judul Tradisi Patorani di Desa Palalakkang Kecamatan Galesong Kabupaten Takalar (Studi Unsur-unsur Budaya Islam) dapat terselesaikan . Sholawat serta salam dihaturkan kepada Nabi Muhammad saw, keluarga para sahabat karena dengan jasa mereka Islam dapat tersebut ke setiap penjuru dunia, yang pada akhirnya melahirkan berbagai ide atau gagasan demi mengapresiasi setiap pelaksanaan kegiatan beragama dalam Islam sehingga muncullah berbagai lembaga pendidikan Islam yang lahir sebagai bentuk kreatifitas manusia. Dalam mengisi hari-hari kuliah dan penyusunan skripsi ini, penulis telah banyak mendapat bantuan, motivasi serta bimbingan dari berbagai pihak. Untuk itu patut di ucapkan terima kasih yang tulus dan penghargaan kepada : Rasa syukur dan bangga yang tidak terhingga Kepada kedua orang tua, Ayahanda Sainuddin Dg Raga
    [Show full text]
  • Local Trade Networks in Maluku in the 16Th, 17Th and 18Th Centuries
    CAKALELEVOL. 2, :-f0. 2 (1991), PP. LOCAL TRADE NETWORKS IN MALUKU IN THE 16TH, 17TH, AND 18TH CENTURIES LEONARD Y. ANDAYA U:-fIVERSITY OF From an outsider's viewpoint, the diversity of language and ethnic groups scattered through numerous small and often inaccessible islands in Maluku might appear to be a major deterrent to economic contact between communities. But it was because these groups lived on small islands or in forested larger islands with limited arable land that trade with their neighbors was an economic necessity Distrust of strangers was often overcome through marriage or trade partnerships. However, the most . effective justification for cooperation among groups in Maluku was adherence to common origin myths which established familial links with societies as far west as Butung and as far east as the Papuan islands. I The records of the Dutch East India Company housed in the State Archives in The Hague offer a useful glimpse of the operation of local trading networks in Maluku. Although concerned principally with their own economic activities in the area, the Dutch found it necessary to understand something of the nature of Indigenous exchange relationships. The information, however, never formed the basis for a report, but is scattered in various documents in the form of observations or personal experiences of Dutch officials. From these pieces of information it is possible to reconstruct some of the complexity of the exchange in MaJuku in these centuries and to observe the dynamism of local groups in adapting to new economic developments in the area. In addition to the Malukans, there were two foreign groups who were essential to the successful integration of the local trade networks: the and the Chinese.
    [Show full text]
  • BAB I PENDAHULUAN A. Dasar Pemikiran Bangsa Indonesia Sejak
    1 BAB I PENDAHULUAN A. Dasar Pemikiran Bangsa Indonesia sejak dahulu sudah dikenal sebagai bangsa pelaut yang menguasai jalur-jalur perdagangan. Sebagai bangsa pelaut maka pengetahuan kita akan teknologi perkapalan Nusantara pun seharusnya kita ketahui. Catatan-catatan sejarah serta bukti-bukti tentang teknologi perkapalan Nusantara pada masa klasik memang sangatlah minim. Perkapalan Nusantara pada masa klasik, khususnya pada masa kerajaan Hindu-Buddha tidak meninggalkan bukti lukisan-lukisan bentuk kapalnya, berbeda dengan bangsa Eropa seperti Yunani dan Romawi yang bentuk kapal-kapal mereka banyak terdapat didalam lukisan yang menghiasi benda porselen. Penemuan bangkai-bangkai kapal yang berasal dari abad ini pun tidak bisa menggambarkan lebih lanjut bagaimana bentuk aslinya dikarenakan tidak ditemukan secara utuh, hanya sisa-sisanya saja. Sejak kedatangan bangsa Eropa ke Nusantara pada abad ke 16, bukti-bukti mengenai perkapalan yang dibuat dan digunakan di Nusantara mulai terbuka. Catatan-catatan para pelaut Eropa mengenai pertemuan mereka dengan kapal- kapal Nusantara, serta berbagai lukisan-lukisan kota-kota pelabuhan di Nusantara yang juga dibuat oleh orang-orang Eropa. Sejak abad ke-17, di Eropa berkembang seni lukis naturalistis, yang coba mereproduksi keadaan sesuatu obyek dengan senyata mungkin; gambar dan lukisan yang dihasilkannya membahas juga pemandangan-pemandangan kota, benteng, pelabuhan, bahkan pemandangan alam 2 di Asia, di mana di sana-sini terdapat pula gambar perahu-perahu Nusantara.1 Catatan-catatan Eropa ini pun memuat nama-nama dari kapal-kapal Nusantara ini, yang ternyata sebagian masih ada hingga sekarang. Dengan menggunakan cacatan-catatan serta lukisan-lukisan bangsa Eropa, dan membandingkan bentuk kapalnya dengan bukti-bukti kapal yang masih digunakan hingga sekarang, maka kita pun bisa memunculkan kembali bentuk- bentuk kapal Nusantara yang digunakan pada abad-abad 16 hingga 18.
    [Show full text]
  • Marine Tenure in Indonesia's Makassar Straits the Mandar Raft Fishery
    Marine Tenure in Indonesia's Makassar Straits The Mandar Raft Fishery Charles Zerner 40 Tompkins Place Brooklyn, New York 11231 Consultant, World Resources Institute Program in Biodiversity Washington, D.C. CONFERENCE DRAFT presented at The First Annual Meeting of the International Association for the Study of Common Property, September 27-30, 1990 Duke University, Durham, North Carolina. 2 Marine Tenure in Indonesia's Makassar Straits The Mandar Raft Fishery Abstract Although a diversity of contemporary common property marine resource management systems has been documented in the South Pacific (Johannes 1982, Johannes et al 1984; Ruddle and Johannes 1985; Cordell 1989), the existence and utility of marine cpr practices on the coasts and islands of Indonesia's vast archipelago of more than 13,000 islands have been questioned (Polunin 1984, 1985). This paper reviews developments in one contemporary marine cpr system, the Mandar raft fishery, and briefly relates preliminary findings concerning another, the Balabalangan Islands' fishery. The role of these local resource management practices in regulating access to local environments is reviewed, as are their inadequacies. Both marine tenure systems are alive but under assault: they are being undermined and delegitimized by governmental administrative practices and judicial decisions. Adverse consequences of governmental interventions in these fisheries cprs probably entails diminished welfare of local communities and decreased capacity to limit emerging environmental pressures on local resource
    [Show full text]
  • From the on Inal Document. What Can I Write About?
    DOCUMENT RESUME ED 470 655 CS 511 615 TITLE What Can I Write about? 7,000 Topics for High School Students. Second Edition, Revised and Updated. INSTITUTION National Council of Teachers of English, Urbana, IL. ISBN ISBN-0-8141-5654-1 PUB DATE 2002-00-00 NOTE 153p.; Based on the original edition by David Powell (ED 204 814). AVAILABLE FROM National Council of Teachers of English, 1111 W. Kenyon Road, Urbana, IL 61801-1096 (Stock no. 56541-1659: $17.95, members; $23.95, nonmembers). Tel: 800-369-6283 (Toll Free); Web site: http://www.ncte.org. PUB TYPE Books (010) Guides Classroom Learner (051) Guides Classroom Teacher (052) EDRS PRICE EDRS Price MF01/PC07 Plus Postage. DESCRIPTORS High Schools; *Writing (Composition); Writing Assignments; *Writing Instruction; *Writing Strategies IDENTIFIERS Genre Approach; *Writing Topics ABSTRACT Substantially updated for today's world, this second edition offers chapters on 12 different categories of writing, each of which is briefly introduced with a definition, notes on appropriate writing strategies, and suggestions for using the book to locate topics. Types of writing covered include description, comparison/contrast, process, narrative, classification/division, cause-and-effect writing, exposition, argumentation, definition, research-and-report writing, creative writing, and critical writing. Ideas in the book range from the profound to the everyday to the topical--e.g., describe a terrible beauty; write a narrative about the ultimate eccentric; classify kinds of body alterations. With hundreds of new topics, the book is intended to be a resource for teachers and students alike. (NKA) Reproductions supplied by EDRS are the best that can be made from the on inal document.
    [Show full text]
  • Cecilia Noguez
    Cecilia Noguez Curriculum Vitae 9 de marzo de 2018 9 de marzo de 2018 Curriculum Vitae: Cecilia Noguezp agina´ ii Contents DATOS GENERALES 1 FORMACION´ ACADEMICA´ 1 EXPERIENCIA PROFESIONAL 1 Campo de especialidad 1 Puestos academicos´ en investigacion´ 2 Puestos academicos´ en docencia 2 MEMBRESIAS EN SOCIEDADES CIENT´IFICAS 2 PARTICIPACION´ EN ORGANOS´ COLEGIADOS 3 Organos´ colegiados en la UNAM 3 Organos´ colegiados nacionales e internacionales 3 Organizacion´ de reuniones cient´ıcas nacionales e internacionales 4 Agencias de apoyo a la investigacion´ cient´ıca como arbitro´ regular 4 PARTICIPACION´ EDITORIAL 4 Trabajo editorial 4 Arbitro regular de las siguientes revistas internacionales 5 PREMIOS, RECONOCIMIENTOS Y DISTINCIONES 5 Premios y distinciones academicas´ 5 Otros reconocimientos academicos´ 6 Sistema Nacional de Investigadores (SNI) y Est´ımulos academicos´ UNAM (PRIDE) 7 Becas 7 CONFERENCIAS, SEMINARIOS Y COLOQUIOS (315) 7 Por invitacion´ (178) 7 – Platicas´ invitadas internacionales 7 – Platicas´ invitadas nacionales 12 – Platicas´ de divulgacion´ 15 Presentaciones regulares en congresos (137) 16 PROYECTOS FINANCIADOS 16 Responsable (16) 16 9 de marzo de 2018 Curriculum Vitae: Cecilia Noguezp agina´ iii Corresponsable (4) 17 Participante (12) 17 FORMACION´ DE RECURSOS HUMANOS 17 Cursos Docentes (54) 17 Tesis y posdoctorantes 18 – Finalizados (23) 19 – En proceso (3) 22 Participacion´ en examenes´ de grado como sinodal (38) 22 Participacion´ en examenes´ generales y predoctorales (6) 24 PRODUCCION´ CIENT´IFICA (96) 24 Tabla
    [Show full text]
  • Malaysian Communications and Multimedia Commission
    MALAYSIAN COMMUNICATIONS AND MULTIMEDIA COMMISSION INVITATION TO REGISTER INTEREST AND SUBMIT A DRAFT UNIVERSAL SERVICE PLAN AS A UNIVERSAL SERVICE PROVIDER UNDER THE COMMUNICATIONS AND MULTIMEDIA (UNIVERSAL SERVICE PROVISION) REGULATIONS 2002 FOR THE INSTALLATION OF NETWORK FACILITIES AND DEPLOYMENT OF NETWORK SERVICE FOR THE PROVISIONING OF PUBLIC CELLULAR SERVICES AT THE UNIVERSAL SERVICE TARGETS UNDER THE JALINAN DIGITAL NEGARA (JENDELA) PHASE 1 INITIATIVE Ref: MCMC/USPD/PDUD(01)/JENDELA_P1/TC/11/2020(05) Date: 20 November 2020 Invitation to Register Interest as a Universal Service Provider MCMC/USPD/PDUD(01)/JENDELA_P1/TC/11/2020(05) Page 1 of 142 TABLE OF CONTENTS ABBREVIATIONS ............................................................................................................................. 4 INTERPRETATION ........................................................................................................................... 5 SECTION I – INTRODUCTION ........................................................................................................ 8 1. BACKGROUND ......................................................................................................................... 8 SECTION II – DESCRIPTION OF SCOPE OF WORK .............................................................. 10 2. GENERAL DESCRIPTION OF THE FACILITIES AND SERVICES TO BE PROVIDED ....................................................................................................................................... 10 3. SCOPE OF
    [Show full text]
  • Analisis Investasi Perahu Sandeq Bermaterial Kayu Dengan Wilayah
    SKRIPSI ANALISIS INVESTASI PERAHU SANDEQ BERMATERIAL KAYU DENGAN WILAYAH OPERASIONAL PANGALI-ALI - PAROMPONG Diajukan Kepada Fakultas Teknik Universitas Hasanuddin Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Memperoleh Gelar Sarjana Teknik Oleh : ANDI MAHIRA MH D311 16 506 DEPARTEMEN TEKNIK PERKAPALAN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS HASANUDDIN GOWA 2021 iii KATA PENGANTAR Segala puji syukur bagi Allah SWT yang senantiasa memberikan jalan yang terbaik bagi umatnya. Allah SWT mengajarkan kepada manusia apa – apa yang tidak diketahuinya. Shalawat dan salam untuk baginda Rasulullah SAW. Atas Berkat Rahmat Allah SWT sehingga walaupun keterbatasan dan kelemahan yang penulis miliki, akhirnya skripsi ini dapat terselesaikan. Pada kesempatan ini penulis ingin menghaturkan terima kasih terutama kepada Kedua Orang Tua Tercinta, terutama Ibunda saya, yang selalu senantiasa berjuang, berusaha mendampingi saya, pengertian terhadap saya dan Saudara- Saudari saya yang berjumlah 13 orang atas segala jerih payah, doa dan dukungannya baik moril maupun materil sehingga penulis dapat menyelesaikan studi pada Departemen Teknik Perkapalan FT-UH. Ungkapan terima kasih yang amat tinggi juga penulis sampaikan kepada: 1. Ibu Dr. Andi Sitti Chaerunnisa M, ST, MT selaku dosen pembimbing I, terima kasih banyak atas bimbingan dan arahannya selama ini. 2. Ibu Dr. Ir. Hj. Misliah MS.Tr selaku dosen pembimbing II, terima kasih banyak atas bimbingan dan arahannya selama ini. 3. Bapak Ir. Lukman Bochary, MT, selaku penguji, terima kasih atas arahannya. iv 4. Ibu Wihdat Djafar, ST. MT., MlogsupChMgmt , selaku penguji, terima kasih atas arahannya. 5. Bapak Dr. Eng. Suandar Baso, ST., MT, selaku Ketua Departemen Teknik Fakultas Teknik Universitas Hasanuddin atas segala ilmu dan bantuannya. 6. Bapak/Ibu dosen dan staff Departemen Teknik Perkapalan Fakultas Teknik Universitas Hasanuddin atas segala ilmu dan bantuannya.
    [Show full text]
  • Remarks on the Terminology of Boatbuilding and Seamenship in Some Languages of Southern Sulawesi
    This article was downloaded by:[University of Leiden] On: 6 January 2008 Access Details: [subscription number 769788091] Publisher: Routledge Informa Ltd Registered in England and Wales Registered Number: 1072954 Registered office: Mortimer House, 37-41 Mortimer Street, London W1T 3JH, UK Indonesia and the Malay World Publication details, including instructions for authors and subscription information: http://www.informaworld.com/smpp/title~content=t713426698 Remarks on the terminology of boatbuilding and seamanship in some languages of Southern Sulawesi Horst Liebner Online Publication Date: 01 November 1992 To cite this Article: Liebner, Horst (1992) 'Remarks on the terminology of boatbuilding and seamanship in some languages of Southern Sulawesi', Indonesia and the Malay World, 21:59, 18 - 44 To link to this article: DOI: 10.1080/03062849208729790 URL: http://dx.doi.org/10.1080/03062849208729790 PLEASE SCROLL DOWN FOR ARTICLE Full terms and conditions of use: http://www.informaworld.com/terms-and-conditions-of-access.pdf This article maybe used for research, teaching and private study purposes. Any substantial or systematic reproduction, re-distribution, re-selling, loan or sub-licensing, systematic supply or distribution in any form to anyone is expressly forbidden. The publisher does not give any warranty express or implied or make any representation that the contents will be complete or accurate or up to date. The accuracy of any instructions, formulae and drug doses should be independently verified with primary sources. The publisher shall not be liable for any loss, actions, claims, proceedings, demand or costs or damages whatsoever or howsoever caused arising directly or indirectly in connection with or arising out of the use of this material.
    [Show full text]