ISSN: 1693-5969 KATA PENGANTAR

Wahana Informasi Pariwisata Perhatian dan perlakukan terhadap stakeholder dalam hubungan kerja Jurnal Media Wisata kontemporer sejalan dengan peningkatan voice dan advokasi Volume 15, Nomor 2, November 2017 terhadap peran stakeholder dapat

menopang mekanisme kebijakan Penanggung Jawab manajerial dalam mengelola daya tarik Ketua wisata, keber-lanjutan sumber daya Sekolah Tinggi Pariwisata AMPTA , alam, budaya dan lingkungan memiliki Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat pengaruh signifikan terhadap kinerja bisnis pariwisata. Keindahan destinasi Dewan Redaksi wisata berbasis alam dapat menciptakan kenangan dan mendorong Dr. Saryani, M.Sc Drs. Prihatno, MM wisatawan untuk mengabadikan Drs. Santoso, MM keindahan yang membahagiakan Drs. Budi Hermawan, MM wisatawan menjadi faktor penting Dra. Sri Larasati, MM dalam meningkatkan jumlah kunjungan wisatawan dari waktu ke Ali Hasan, SE. MM waktu.

Sekretaris Redaksi Upaya meningkatkan minat kunjungan I Putu Hardani Hesti Duari, S.ST. M.MPar ke destinasi dapat dilakukan dengan cara mengemas daya tarik destinasi Penerbit berbasis alam, menonjolkan Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat keindahan, keunikan, serta keaslianya; Sekolah Tinggi Pariwisata AMPTA Yogyakarta mengembangkan wisata edukatif berbasis geowisata, pengem-bangan Fekuensi Terbit kualitas staf sebagai intepreter alam Mei dan November dan budaya yang professional, memperbaiki aksebilitas untuk Alamat Redaksi menujang kenyamanan wisatawan, Sekolah Tinggi Pariwisata AMPTA Yogyakarta melibatkan masyarakat dalam Jl. Laksda Adisucipto Km 6 Caturtunggal Depok pengelolaan wisata dengan model Yogyakarta 55281 kelola pariwisata berbasis masyarakat, Telpon/Fax : 0274-485115 meningkatkan kepedulian mereka Website: www.amptajurnal.ac.id untuk merawat destinasi wisata dan email: [email protected] lingkungan alam sekitarnya; serta https://drive.google.com/drive/folders/0B4MSxG6 mengevaluasi secara periodik tentang eHRdJRlFmTXE1WkM0cUk?usp=sharing keberadaan dan penyediaan fasilitas wisata sebagai bagian penting dalam Dicetak oleh : Deepublish kegiatan pembangunan pariwisata Jl.Rajawali, G. Elang 6, No 3, Drono, berkelanjutan yang diharapkan mampu Sardonoharjo, Ngaglik, Sleman, Yogyakarta 55581 memberikan semangat positif bagi [email protected] | www.deepublish.co.id masyarakat, khususnya generasi muda yang akan meneruskan pengembangan Redaksi Menerima Tulisan Hasil Penelitian pariwisata dimanapun mereka berada. atau Opini Kepariwisataan

Redaksi

i

DAFTAR ISI

1. Power Stakeholder dalam Bisnis Ali Hasan 513-539 2. Pengaruh Perilaku Berfoto di Obyek Wisata terhadap Saptin Dwi Setyo 540-554 Kebahagiaan Wisatawan Hastuti, M.Pd 3. Analisis Objek Daya Tarik Wisata Favorit Atun Yulianto 555-567 Berdasarkan Jumlah Pengunjung di Daerah Istimewa Yogyakarta 4. Budaya Suku Bugis Sebagai Daya Tarik Wisata di Citra Unik 568-576 Pantai Bung Jabe Karimunjawa Mayasari, Yulianto 5. Pengaruh Wisata Budaya Museum Puro Pakualaman Emmita Devi Hari 577-587 Yogyakarta terhadap Minat Pengunjung Putri 6. Strategi Pengembangan Kampung Batu Malakasari Erlangga 588-600 Sebagai Daya Tarik Wisata Minat Khusus Brahmanto, Hary Hermawan, Faizal Hamzah 588-600 7. Persepsi Wisatawan Lokal terhadap Citra Nina Noviastuti, 601-607 Sebagai Destinasi Wisata Asmarani Februandari 8. Pengembangan Pariwisata Berkelanjutan di D. I. Revi Agustin 608-618 Yogyakarta Melalui Pendekatan Kewirausahaan Aisyianita, S.Hut., Sosial (Sociopreneurship) M.Sc. 9. Peran Kelompok Sadhar Wisata dalam Wisnu Hadi 619-634 Pengembangan Wisata Air di Desa Jogotirto, Berbah, Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta 10. Pedoman Penulisan Artikel Penelitian LP2M 635-638

ii

POWER STAKEHOLDER DALAM BISNIS

Ali Hasan NIDN 0007106001 email: [email protected] Dosen Sekolah Tinggi Pariwisata AMPTA Yogyakarta

ABSTRACT

The purpose of the literature review is to explain that stakeholder theories have the right role in the production of business and stakeholder values, the enhancement of stakeholder voices and the advocacy of stakeholders. The focus is on normative theory, the dimensions of stakeholder theory and business performance. Discussion of stakeholder theory is done descriptively in relation to power, legitimacy and their urgency related to stakeholder type in influencing company performance especially in maximizing value and financial performance of company. The stakeholder concept has gained legitimacy among academics in various fields. stakeholder theory will provide benefits in relationships if understanding and integration of stakeholder concepts in management perceptions that their existence has a positive power in build of corporate advantage.

Keywords : Stakeholder power, Business and Management

PENDAHULUAN mempengaruhi strategi perusahaan dan Teori stakeholder menghubungkan keberlanjutan perusahaan, sebaliknya tidak norma dengan strategi perusahaan. bisa dianggap sebagai stakeholder. Dalam Perusahaan yang selalu mencari cara untuk pengaruh tidak langsung didasarkan pada melayani kepentingan stakeholder akan tingkat ketergantungan sumber daya menciptakan nilai lebih dari waktu ke waktu. perusahaan dan stakeholder atau posisi yang Power stakeholder sebagai instrumen bisnis dipegang oleh perusahaan dalam jaringan yang penting dalam menciptakan kinerja stakeholder (Torfing, 2005). Kapasitas yang bermakna bagi semua pihak yang pengaruh stakeholder dapat dijelaskan terlibat dengan perusahaan. Legitimasi dan dengan teori ketergantungan sumber daya power selalu berkaitan dengan batasan yang menunjukkan bahwa perusahaan itu kewajiban dan hak tertentu. Konsep nilai tidak bisa lepas dari pengaruh eksternal, ekonomi yang relevan dibuat oleh mereka rentan terh perusahaan memberi peluang untuk adap perubahan lingkungan yang mensejahtrakan para stakeholder, dan mengendalikan sumber daya yang mereka masing-masing ingin mendapatkan butuhkan (misalnya tenaga kerja, bahan keuntungan dari waktu ke waktu melalui baku, teknologi, modal, dll). kerjasama dan keterlibatannya dalam Teori stakeholder kadang-kadang perusahaan (Brand & Gaffikin, 2007). dianggap bertentangan dengan teori-teori Teori stakeholder dianggap relevan perusahaan yang berakar pada teori ekonomi, oleh manajemen dalam hal power, legitimasi terutama karana banyak yang percaya bahwa dan urgensi jika secara langsung mampu teori stakeholder pada dasarnya adalah

Jurnal Media Wisata, Volume 15, Nomor 2, November 2017 513

normatif (sebagai teori yang berhubungan (termasuk pengetahuan dan reputasi) yang dengan etika dan moralitas bisnis), juga untuk menciptakan kekayaan perusahaan berperan sebagai teori yang berurusan atau nilai bagi pemegang saham. Aspek dengan efektivitas bisnis. Teori stakeholder normatif teori stakeholder merupakan cara tidak hanya menyediakan kerangka kerja untuk memahami bagaimana prinsip-prinsip untuk bagaimana korporat harus melakukan etika dapat memicu sistem pertukaran bisnis tetapi juga menunjukkan bahwa individu dan keuntungan ekonomi dalam beberapa stakeholder mengamankan re- jangka panjang. sources berwujud dan tidak berwujud

Teori Normative Dimensi Teori Stakeholder Kinerja Bisnis

Power Maksimalisasi Nilai

Legitimasi Kinerja Keuangan

Urgensi

Gambar 1. Model Power Stakeholder dan Kinerja Bisnis

Stakeholder yang memiliki klaim KONSEP DASAR hukum, dan moral dapat mempengaruhi Gambar 1 menunjukkan dinamisasi perilaku, arah, proses, atau hasil perusahaan. model stakeholder dimana teori normative Stakeholder memiliki kemampuan dan power sebagai basis pengembangan power, untuk mempengaruhi perusahaan dengan legitimasi dan urgensi stakeholder baik cara dan legitimasi yang sah, komprehensif dalam aktivitas fungsional bisnis maupun dan bermanfaat dalam membantu korporat kebijakan straregis untuk mempengaruhi menghindari masalah serta meningkatkan kinerja bisnis seperti kinerja keuangan, efektivitas perusahaan, meningkatkan kepuasan (stakeholder internal dan eksternal) kesejahteraan ekonomi, pengendalian dan keberlanjutan bisnis. kerusakan, mengoptimal-kan peluang, Orang, kelompok, korporasi, lembaga, membangun power bersaing, membangun dan masyarakat umumnya dianggap koalisi, dan karena itu manajer perlu memenuhi syarat sebagai stakeholder aktual memiliki cacatan lengkap semua stakeholder atau potensial. Perusahaan memiliki yang berpartisipasi dalam keseim-bangan kewajiban terhadap kelompok konstituen kepentingan korporat. dalam masyarakat selain pemegang saham dan di luar itu ditentukan oleh hukum atau kontrak. Stakeholder didefinisikan sebagai

514 Jurnal Media Wisata, Volume 15, Nomor 2, November 2017

"individu atau sekelompok individu yang posisinya masing-masing, karena itu bertanggung jawab dalam mempengaruhi kewajiban keadilan perusahaan terhadap pencapaian tujuan perusahaan atau yang stakeholders dipandang sebagai unsur dipengaruhi oleh pencapaian tujuan penting dari teori stakeholder normatif. perusahaan, mereka menjadi penentu apakah Keempat, manajemen stakeholder diperlukan perusahaan untuk sebatas bertahan hidup atau dalam rangka menangani klaim dan maju secara berkelanjutan (Parmar, et al, menyeimbangkan tuntutan yang berbeda, 2010). Kontribusi besar teori ini akan terlihat perusahaan harus memperlakukan kelompok- jika korporat mampu menyeimbangkan kelompok stakeholder dengan adil, tidak perbedaan kepentingan stakeholder (Abell, hanya dalam hal ekonomi, tetapi juga 2009). mempertimbangkan aspek hubungan Teori Normative Stakeholder Dalam stakeholder dengan perusahaan sebagai Bisnis bagian penting dari konsep manajemen Kerangka pengembangan teori strategis. Kelima, etika dan moralitas bisnis normatif menekankan pada pentingnya mempertimbangkan keseimbangan kepenti- investasi dalam hubungan dengan orang- ngan stakeholder, dengan cara (a) orang yang memiliki saham di perusahaan stakeholder harus diperlakukan tidak hanya dan stabilitas hubungan ini tergantung pada sebagai alat untuk mencapai tujuan; dan (b) keseimbangan hubungan stakeholder dan mempertimbangkan bagaimana membuat manajemen (Diez, et al, 2015). Dengan teori keputusan, dan mendistribusikan hasil stakeholder memungkinkan manajer untuk kepada stakeholder yang berbeda terkait memasukkan nilai-nilai pribadi ke dalam dengan sifat dan tingkat tugas dalam perumusan dan implementasi rencana mempengaruhi perusahaan. Keenam, konsep strategis, yang berkaitan dengan: Pertama, orientasi manajemen stakeholder, stakeholder karakteristik ideal, legalitas hukum dan yang sah harus diperhitungkan sebagai aksi kelembagaan serta perilaku manajemen yang strategis yang diinginkan oleh perusahaan secara moral dapat diterima dalam konteks dalam menangani kepentingan stakeholder hukum dan kelembagaan bisnis yang ada. yang memiliki nilai intrinsik yang dapat Kedua, diferensiasi kategori: bahwa memenuhi keinginan stakeholder. Orientasi stakeholder harus diperlakukan dengan cara manajemen stakeholder normatif merupakan yang bermartabat ketika membuat keputusan sikap manajerial terhadap stakeholder yang perusahaan; intermediasi yang dapat memiliki kepentingan asli dan sah, keadilan menggabungkan berbagai kepentingan dan dan kebenaran satiap aspek yang terlibat permintaan stakeholder dalam perusahaan; dengan hubungan stakeholder dan partisipasi semua stakeholder dalam proses manajemen. keputusan perusahaan. Perspektif ini Dimensi Teori Stakeholder menunjukkan bahwa para stakeholder layak Konstruksi, definisi, asal-usul konsep dipertimbangkan, terlepas dari kemampuan dan dinamisasi teori stakeholder memiliki mereka untuk menciptakan kekayaan bagi beberapa implikasi power, legitimasi, dan perusahaan. Ketiga, kebutuhan ter-hadap urgensi. Pertama, setiap dimensi dapat stakeholder, ketika perusahaan sedang berubah - konstalasi hubungan stakeholder - “sakit”, kewjiban dan tanggung jawab moral manajer dapat berubah setiap saat. Kedua, para stakeholder dibutuhkan oleh perusahaan eksistensi masing-masing dimensi adalah dalam konteks yang berbeda sesuai dengan masalah persepsi terhadap realitas sasaran

Jurnal Media Wisata, Volume 15, Nomor 2, November 2017 515

bisnis yang dibangun. Ketiga, seorang manager tergantung pada kombinasi atribut individu atau kelompok mungkin tidak sadar stakeholder ini. dari dimensi teori yang dimiliki. Dimensi Power didefinisikan sebagai hubungan penting teori stakeholder menyediakan antar pelaku sosial dalam konteks kegiatan kerangka kerja untuk memahami bagaimana tertentu. Orang yang memegang power para stakeholder dapat memperoleh atau memiliki potensi untuk mempengaruhi kehilangan urgensi dalam sebuah perusahaan. perilaku, mengubah jalannya peristiwa, Suatu entitas yang memiliki power mengatasi perlawanan dan membujuk dapat memaksakan kehendaknya pada individu atau kelompok untuk bertindak sebuah perusahaan, namun power yang bagus dengan cara tertentu. Paling tidak ada tiga adalah meletakkannya dalam konteks power potensial yang dimiliki oleh hubungan stakeholder dan manajer, stakeholder: power voice, power politik dan penggunaan power stakeholder dipicu oleh power ekonomi. kondisi yang terwujud dalam dua atribut lain: a. Power voice, stakeholder juga seperti legitimasi dan urgensi. Artinya, power pemegang saham memiliki kemampuan dengan sendirinya tidak menjamin hubungan untuk melaksanakan pengaruh stakeholder dengan manajer, otoritas power langsung pada perusahaan melalui hak melalui legitimasi, dan eksistensi hubungan suara yang diberikan kepada mereka melalui urgensi. dengan diadakannya rapat pemegang Jaringan yang saling berhubungan dan saham perusahaan. Dengan demikian, bahkan di bawah kondisi tekanan tinggi hak suara memberikan pemegang sekalipun, manajer dan stakeholders dengan saham kesempatan untuk mengeks- berbagai ketersediaan waktu, daya kognisi presikan persetujuan mereka atau tidak dan differensiasi stakeholder berdasarkan tentang perubahan besar strategi persepsi power, legitimasi, dan urgensi perusahaan, khususnya, keputusan (Mitchell, et al 1997), dianggap ada jika tentang pelaksanaan program bisnis. manajer melihat stakeholder memiliki b. Power politik, ini merupakan kemampuan untuk “memaksakan” kehendak "kemampuan untuk mempengaruhi mereka pada perusahaan. karena penggunaan proses politik". Power ini memungkinkan para 1. Power Power adalah fungsi dari akses kontrol stakeholder, melalui penggunaan berdasarkan penerapan sarana fisik, kontrol mekanisme peraturan dan perundang- berdasarkan materi barang dan jasa, dan undangan yang baru/yang ada, untuk kontrol penggunaan simbol-simbol dalam mengontrol perilaku perusahaan yang terkait dengan kegiatan usaha. suatu hubungan. Stakeholder memiliki legitimasi ketika manajer melihat tindakan c. Power ekonomi, ini berkaitan dengan mereka atau mengaku benar dan tepat, relatif "kemampuan untuk mempengaruhi terhadap standar yang berlaku di lingkungan karena keputusan pasar". Power ini kelembagaan di mana keduanya beroperasi. merupakan jenis power yang paling Akhirnya, para stakeholder memiliki urgensi signifikan tentang kemampuan ketika klaim mereka pada perusahaan dalam stakeholder untuk mempengaruhi sensitifitas waktu yang penting (membahaya- keputusan manajerial. Ketika kontrol kan) artinya bahwa urgensi stakeholder untuk stakeholder atas sumber daya

516 Jurnal Media Wisata, Volume 15, Nomor 2, November 2017

meningkat, power ekonominya menjadi Lokalitas budaya perusahaan akan lebih kuat. mecerminkan citra perusahaan, norma- norma, dan nilai-nilai budaya yang 2. Legitimasi Gagasan legitimasi, mengacu pada disosialisasikan. struktur atau perilaku sosial yang dapat Perusahaan memperoleh legitimasi diterima dan diharapkan, dan sering sesuai dengan tekanan institusional. digabungkan secara implisit dengan power Kesesuaian membuat menjadi mirip satu ketika orang mencoba untuk mengevaluasi sama lain. Merujuk pada tiga sumber tekanan sifat hubungan dalam perusahaan. Dalam institusional. Tekanan koersif berasal dari jangka panjang, mereka yang tidak tindakan negara, misalnya dengan menggunakan power dengan cara yang memberlakukan peraturan lingkungan, dianggap bertanggung jawab akan cenderung tekanan koersif memiliki relevansi marginal kehilangan kesempatan. karena peraturan lingkungan. Tekanan normatif timbul dari aktivitas profesi dan Banyak akademisi menjelaskan bahwa legitimasi dan power adalah atribut yang asosiasi profesional, yang memainkan peran berbeda yang dapat digabungkan untuk aktif dalam penyebaran praktik pengelolaan menciptakan otoritas (penggunaan power lingkungan. Tekanan mimesis melibatkan yang sah) tetapi juga bisa eksis secara imitasi dari praktek yang digunakan oleh independen. Untuk memperkuat konseptual perusahaan lain dalam industri, terutama legitimasi, bangunan fungsional, teori yang dianggap berhasil. Misalnya saja dalam structural - fungsional, teori sistem terbuka, industri hotel, jaringan pariwisata berdifusi dan teori institusional berbasis luas dan dengan praktek manajerial yang sukses dan mengakui evaluasi, kognisi, dan konstruksi bertindak sebagai enabulasi pembelajaran sosial. Legitimasi didefinisiskan sebagai perusahaan. persepsi umum atas tindakan entitas yang Legitimasi sebagai sumber daya dapat diterima dan diinginkan, tepat, atau perusahaan atau sebagai keselarasan dengan sesuai dengan karakteristik perusahaan yang hukum atau norma-norma yang menonjol. dibangun atas dasar norma, nilai-nilai, dan Legitimasi akan diperoleh perusahaan keyakinan bersama. Kontribusi legitimasi sepanjang mereka memenuhi harapan stakeholder tergantung pada interaksi dengan kelompok yang relevan dalam pengaturan dua atribut lainnya: power dan urgensi, khusus mereka. Perusahaan dapat keuntungan legitimasi melalui power dan memperoleh legitimasi dengan menghubung- voicenya melalui urgensi. kan praktik tanggung jawab sosial terhadap Legitimasi perusahaan merupakan kinerja keuangan. Perusahaan harus membedakan antara persepsi general bahwa perusahaan berperilaku tepat menurut beberapa definisi legitimasi sosial dan legitimasi ekonomi. budaya perusahaan. Legitimasi secara Perusahaan yang melakukan kegiatan obyektif diselenggarakan oleh perusahaan perlindungan lingkungan atas dasar dan independen pengamat tertentu, tetapi mempertahankan tingkat harga tanggung atribusi individu legitimasi mencerminkan jawab sosial, menunjukkan power pendorong keyakinan individu bahwa orang lain yang kegiatan untuk menhasilkan dampak positif relevan melihat “sebuah congruence antara yang diharapkan terhadap kinerja keuangan. perilaku perusahaan dan keyakinan”. Pendekatan ini disebut dengan pendekatan

Jurnal Media Wisata, Volume 15, Nomor 2, November 2017 517

pengelolaan lingkungan yang terkait dengan Dengan mematuhi tekanan tersebut, akan model peran stakeholder. menghindarkan perusahaan yang tidak hanya Model peran stakeholder berpendapat kerugian finansial yang timbul dari denda bahwa stakeholder perusahaan berada dalam atau penutupan sementara operasi sampai lingkungan yang lebih luas yang menuntut investasi lingkungan tambahan yang dibuat, ambang kinerja keuangan. Pendekatan ini tetapi juga kerugian yang bersifat intangible memiliki dua implikasi tambahan. Pertama, (low profile dalam pengelolaan lingkungan). membatasi perspektif stakeholder untuk salah 3. Urgensi satu konstituen korporasi, yaitu: para Urgensi bukanlah atribut mapan tetapi pemegang saham. Kedua, minat perusahaan dapat berbeda-beda dalam hubungan dalam hubungan stakeholder menjadi sangat stakeholder-manager. Seperti halnya power tergantung pada dampaknya pada kesuksesan dan legitimasi, urgensi adalah fenomena finansial. Misalnya, kepatuhan bisnis dengan persepsi yang dibangun secara sosial dan tuntutan lingkungan stakeholder dikaitkan dapat dianggap benar atau palsu oleh dengan niat untuk meningkatkan keunggulan stakeholder, manajer, atau yang lainnya di kompetitif. lingkungan perusahaan. Teori stakeholder juga mengasumsikan Urgensi tidak dengan sendirinya bahwa korporat mengadopsi praktek menjamin arti penting hubungan stakeholder- manajemen lingkungan untuk menyelaraskan manager. Namun, ketika dikombinasikan strategi secara keseluruhan dengan norma- dengan salah satu atribut lainnya, akan norma dan keyakinan lingkungan. Dalam mengubah hubungan dan menyebabkan melakukannya, legitimasi sosial perusahaan peningkatan arti penting bagi manajer dapat diterima sepanjang memenuhi tujuan perusahaan. Secara khusus, dalam kombinasi sosial. Pendekatan ini diberi label sebagai dengan legitimasi, urgensi mempromosikan model intrinsik dan menyiratkan minat yang akses ke saluran pengambilan keputusan, dan tulus pada bagian dari perusahaan untuk dalam kombinasi dengan power, mendorong memenuhi kepentingan dan mengkoordinasi- satu sisi aksi stakeholder. Dalam kombinasi kan kepentingan kelompok stakeholder yang kedua, urgensi memicu pengakuan timbal beragam. Pendekatan ini dapat diterima jika balik dan tindakan antara stakeholder dan bersesuaian dengan tuntutan lingkungan manajer tidak statis, melainkan berada dalam stakeholder yang mencerminkan komitmen bentuk konstan. moral untuk mencapai pengakuan sosial Ketika power dan legitimasi dalam melalui perlindungan kepentingan umum, hubungan stakeholder-manajer dimana yaitu lingkungan walaupun komitmen urgensi didefinisikan dengan sinonim tersebut belum tentu terkait dengan alasan “menarik, mengarah, dan penting,” dalam keuangan. dua kondisi terpenuhi: (1) ketika hubungan Model peran yang dianggap sebagai atau klaim bersifat sensitif terhadap waktu pelengkap. Kesesuaian perusahaan dengan dan (2) hubungan itu penting. Dengan tekanan yang berasal dari konteks demikian, deskripsi intensitas moral sebagai kelembagaan yang lebih luas (misalnya urgensi muncul dalam sensitivitas waktu: (1) negara yang memberlakukan peraturan keterlambatan manajerial merespon klaim, lingkungan) menginvestasikan perusahaan dan (2) pentinnya hubungan dengan yang bersangkutan dengan legitimasi, tetapi juga dapat membayar dalam hal keuangan.

518 Jurnal Media Wisata, Volume 15, Nomor 2, November 2017

stakeholder menjadi penentu dapat atau yang berbeda (1) Dormant Satakeholder tidaknya diterima oleh stakeholder (Power), Discretionary Stakeholder Gagasan berbagai hubungan stake- (Legitimacy), dan Demanding Stakeholder holder – manajer secara tepat waktu menjadi (Urgency) memiliki pengaruh rendah karena fokus isu manajemen dan akademisi masing-masing dengan satu atribut atau manajemen menyoroti kecepatan dapat dimensi, (2) Dominant, Dangerous dan menjadi simbol peran penting dalam Dependent Stakeholder dengan dua dimensi menciptakan urgensi waktu. Komitmen (Power dan Urgensi atau Powwer dan waktu dan mobilisasi karyawan terhadap Legitimacy, atau Urgency dan Legitimacy) beberapa ancaman dari luar, bagian penting memiliki pengaruh medium, dan (3) dari penggunaan power. Definitive Stakeholder merupakan Sensitivitas waktu dalam perusahaan kombinasi atribut Power, Legitimacy dan diperlukan, dan klaim hubungan stakeholder Urgency memiliki pengaruh tinggi. Secara – manajer dalam perusahaan sebagai masalah terpisah masing-masing dimensi memberikan kritis atau sangat penting. Beberapa contoh implikasi yang berbeda dalam perusahaan mengapa stakeholder melihat hubungannya 1. Dormant Stakeholders dengan perusahaan dalam hal berikut: Dimensi yang relevan dari dormant

1. Kepemilikan: kepemilikan stakeholder stakeholder adalah power. Dormant terhadap aset perusahaan yang spesifik, stakeholder memiliki power untuk atau aset-aset terkait dengan memaksakan kehendak mereka pada perusahaan yang tidak dapat digunakan perusahaan, tetapi ketika dormant dengan cara yang berbeda tanpa stakeholder ini tidak memiliki hubungan kehilangan nilai, sehingga sangat yang sah, power mereka tetap tidak terpakai. mahal bagi stakeholder untuk keluar Dormant stakeholder memiliki sedikit atau dari hubungan itu; tidak ada interaksi dengan perusahaan.

2. Sentimen: seperti dalam kasus saham Namun, karena potensi mereka untuk dengan mudah diperdagangkan yang memperoleh atribut tertentu, manajemen dipegang oleh pemilik dalam sebuah harus tetap hati-hati terhadap stakeholder keluarga, terlepas dari kinerja saham seperti itu, karena sifat dinamis dari itu sendiri; hubungan stakeholder-manager menunjukkan

3. Ekspektasi: antisipasi stakeholder bahwa dormant stakeholder akan menjadi bahwa perusahaan akan terus lebih menonjol ke manajer, jika mereka menyediakan sesuatu yang bernilai memperoleh urgensi atau legitimasi. besar (misalnya, kompensasi dan Meskipun sulit, untuk memprediksi dormant tunjangan karyawan); atau stakeholder dapat menjadi menonjol.

4. Exposure: pentingnya stakeholder Misalnya saja karyawan yang telah dipecat memahami resiko dalam hubungan atau diberhentikan dapat dianggap oleh dengan perusahaan. perusahaan menjadi dormant stakeholder, Atribut Teori Stakeholder dormant stakeholder ini dapat berusaha Dimensi teoritis stakeholder dianggap menjalankan power laten mereka. penting dalam proses bisnis terutama karena 2. Discretionary Stakeholders. masing-masing memiliki karakteristik Discretionary stakeholder memiliki spesifik yang mampu memberikan pengaruh atribut legitimasi, tetapi mereka tidak

Jurnal Media Wisata, Volume 15, Nomor 2, November 2017 519

memiliki power untuk mempengaruhi Stakeholder yang dominan memiliki perusahaan. Discretionary stakeholder beberapa mekanisme formal dalam mengakui adalah kelompok yang sangat menarik bagi pentingnya hubungan mereka dengan para akademisi manajemen, tanggung jawab perusahaan. Perusahaan dengan dominant sosial perusahaan dan kinerja, karena mereka stakeholder biasanya menyediakan kantor yang paling mungkin untuk menjadi investor untuk menangani keberlanjutan penerima tanggung jawab sosial perusahaan, hubungan dengan investor, memiliki yang kemudian didefinisikan ulang sebagai departemen SDM yang mengakui pentingnya filantropi perusahaan. Dalam discretionary hubungan perusahaan dengan karyawan, dan stakeholder power tidak muncul, tidak ada departemen publik service untuk tekanan pada manajer untuk terlibat dalam mempertahankan hubungan baik dengan hubungan aktif dengan stakeholder, konsumen, masyarakat dan pemerintah. meskipun manajer dapat memilih untuk 5. Dangerous Stakeholders melakukannya dan hanya stakeholder yang Urgensi dan power yang tidak memiliki memiliki power yang baik terhadap legitimasi, stakeholder akan memaksa dan perusahaan yang menerima filantropi mungkin kekerasan, membuat stakeholder perusahaan. "berbahaya," bagi perusahaan. "Pemaksaan" 3. Demanding Stakeholders dengan penggunaan power sering menyertai Dimensi yang relevan menunjukkan keabsahan status mereka. Contoh upaya hubungan stakeholder dengan manager melanggar hukum seperti informasi palsu, adalah urgensi, stakeholder digambarkan pemogokan, sabotase karyawan, dan sebagai demanding. Menuntut para terorisme. Aksi stakeholder ini tidak hanya stakeholder yang tidak memiliki power atau berada di luar batas-batas legitimasi tetapi legitimasi, menjengkelkan tapi tidak juga berbahaya, baik untuk hubungan berbahaya, mengganggu tapi menjamin stakeholder-manajer dan maupun hubungan perhatian manajemen, Stakeholder tidak individu dan entitas yang terlibat. Sangat mampu atau tidak mau memperoleh baik tidak nyaman dengan gagasan aksi yang power atau legitimasi yang diperlukan untuk berbahaya, baik untuk hubungan stakeholder- memindahkan klaim mereka ke status yang manager serta kehidupan dan kesejahteraan lebih menonjol, Voice urgensi tidak cukup semua mitra bisnis. Kegagalan mengiden- untuk memproyeksikan klaim pihak luar. tifikasi para dangerous stakeholders ini akan mengakibatkan hilangnya kesempatan untuk 4. Dominant Stakeholders Dalam situasi di mana para stakeholder mitigasi bahaya kuat dan sah, pengaruh mereka di perusahaan 6. Dependent stakeholders terjamin, karena dengan memiliki power dan Stakeholder ini kurang power tetapi legitimasi mereka membentuk :”koalisi memiliki klaim yang sah sebagai dependent dominan” dalam perusahaan. Ciri takeholder stakeholders, para stakeholder ini tergantung ini adalah "dominan" dalam merespon klaim pada orang lain (stakeholder lain atau perusahaan dan kemampuan mereka untuk manajer perusahaan) yang diperlukan untuk bertindak atas klaim tersebut. Stakeholder melaksanakan kehendak mereka. Karena yang dipersepsikan oleh manajer adalah power kurang, maka power mereka diatur memiliki power dan legitimasi. melalui advokasi atau perwalian stakeholder lainnya, atau melalui bimbingan nilai-nilai

520 Jurnal Media Wisata, Volume 15, Nomor 2, November 2017

manajemen internal. Beberapa kelompok Hasil validasi para manajer stakeholder yang memiliki sedikit atau tidak menunjukkan bahwa pengaruh stakeholder ada power untuk menegakkan keinginan terhadap kinerja bisnis sangat ditentukan oleh mereka dalam hubungannya dengan (1) power stakeholder terhadap korporasi, (2) perusahaan, stakeholders ini bergantung pada power stakeholder terhadap tekanan ekternal, advokasi lainnya, atau pada stakeholder yang (3) Power stakeholder terhadap kebijakan kuat atau pada voluntarisme manajemen perusahaan (4) jaringan stakeholder (5) perusahaan. komitmen intrinsik dan outcomes bisnis, dapat dijelaskan sebagai berikut : 7. Definitive Stakeholders Pengaruh stakeholder akan tinggi 1. Power Stakeholder Terhadap ketika semua atribut stakeholder : power, Korporasi legitimacy, dan urgensi dapat dirasakan oleh Di antara teori-teori kelembagaan, manajer. Stakeholder yang menunjukkan ketergantungan sumber daya dan jaringan power dan legitimasi akan menjadi anggota menunjukkan pada bagaimana aktor sosial koalisi dominan sebuah perusahaan. Saat tertentu dalam lingkungan mempengaruhi klaim stakeholder sangat kuat, manajer perusahaan. Korporasi tidak “mandiri”, memiliki mandat yang jelas dan langsung lingkungan harus dikelola agar mereka untuk menghadiri dan memberikan prioritas memberikan dukungan, mereka akan menun- kepada klaim stakeholder. Kejadian yang jukkan apa yang dibutuhkan perusahaan, ini paling umum adalah gerakan stakeholder adalah fakta ketergantungan perusahaan yang dominan dalam kategori “definitif” terhadap lingkungan (stakeholders eksternal) akan menghasilkan pengarh yang tinggi. untuk membuat kendali atas kendala eksternal dan kontrol perilaku perusahaan PENGARUH POWER STAKEHOLDER yang tidak terelakkan. Pertentangan Bagi manajer, stakeholder adalah kepentingan stakeholder dan perusahaan penonton yang memiliki pengaruh langsung akan membentuk model interaksi terhadap kinerja dan kelangsungan hidup stakeholder-perusahaan adalah inti dari teori perusahaan. Tingkat relatif perhatian manajer stakeholder. Penyimpangan kepentingan dan adalah “membayar” kebutuhan, keyakinan, perusahaan tidak bersedia mengubah perilaku nilai-nilai dan tingkat ketanggapan terhadap untuk mengakomodasi stakeholder akan variasi demands stakeholder. Dalam mempengaruhi kinerja perusahaan integrasi teori dependence sumber daya dan Ketergantungan sumber daya dari satu teori institu-sional, spesifikasi korporat yang pelaku ditandai dengan (1) konsentrasi disetujui, ditolak, atau pengaruh proaktif (jumlah pemasok sedikit), (2) pengendalian, eksternal dan tuntutan akan terjadi (3) nonmobilitas, (4) nonsubstitusi, ( 5) interkoneksi antar anggota jaringan esensialitas. Esensialitas sumber daya itu perusahaan yang membuat komunikasi yang sendiri merupakan fungsi dari faktor: (1) lebih efisien dan fasilitasi pertukaran pertukaran relatif dan (2) kekritisan. informasi melalui jaringan sehingga norma- Besarnya pertukaran dilakukan dengan norma dan harapan menyebar dan persentase input/output. Jika A memasok terlembagakan (Donaldson, Thomas and Lee sebagian besar pasokan ke perusahaan B, 1995). atau menyerap sebagian besar output dari A, maka B akan tergantung pada A. Kekritisan

Jurnal Media Wisata, Volume 15, Nomor 2, November 2017 521

sumber daya berkaitan dengan apakah 4. Power Jaringan Stakeholder perusahaan B dapat eksis tanpa perusahaan Kepadatan jaringan stakeholder A. Artinya bahwa perusahaan B memerlukan (jumlah hubungan dalam jaringan yang stakeholder lain - stakeholder A. menghu-bungkan para anggota secara bersama-sama) meningkat, bersama harapan 2. Power stakeholder terhadap tekanan perilaku muncul di antara semua anggota, ekternal Power membawa beberapa pertimba- dan fokus tindakan korporasi untuk menjadi ngan yang menarik ke dalam hubungan meningkat dibatasi oleh norma. Jaringan antara para stakeholder dan kebijakan padat menghasilkan tekanan stakeholder lingkungan eksternal perusahaan yaitu power yang lebih terpadu, kuat dan korporat dan penggunaan power stakeholder dalam bergerak ke arah konformitas yang lebih mempengaruhi kegiatan lingkungan eksternal dinamis (Klijn, & Edelenbos, 2010). perusahaan melalui berbagai strategi atau Rekonstruksi citra manajerial perusahaan yang diinginkan akan sangat pengaruh yang dimiliki oleh stakeholder. Tekanan dari para stakeholder mungkin akan dipengaruhi oleh persepsi manajer dari diterima atau mungkin ditolak tergantung kebutuhan stakeholder, nilai-nilai, keyakinan, pada kapasitas dan kepemilikan power dan isi dari identitas perusahaan cenderung stakeholder dalam menjelaskan keputusan mencerminkan struktur yang dilembagakan perusahaan terkait dengan kepentingan dan proses didukung oleh jaringan. Karena khusus peru-sahaan. Secara khusus, bahwa ketidaksesuaian kemungkinan secara kepentingan stakeholder dalam isu-isu keseluruhan reaksi para stakeholder akan pengelolaan lingkungan eksternal perusahaan negatif, manajer perlu terlibat dalam dapat membuat dampak keputusan korporasi pengolahan informasi stakeholder, pemantau- lebih langgeng, terutama ketika stakeholder an dan penilaian normatif atas mereka. memiliki power yang kuat. Jaringan dengan norma-norma perilaku ber-sama yang kurang, stakeholders lebih 3. Power stakeholder terhadap kebijakan mungkin untuk memiliki ekspektasi berten- perusahaan tangan dengan perusahaan. Manajer perlu Penggunaan stakeholder dianggap mendengarkan voice, memperhatikan memiliki power jika energy pendorong atau tuntutan nilai, keyakinan, dan kebutuhannya, pengaruh pada keputusan perusahaan, ini memungkinkan manajer untuk menghin- termasuk terhadap pengelolaan lingkungan dari, menentang, atau memanipulasinya eksternal perusahaan. Stakeholder dapat daripada menyetujui tuntutan stakeholder mempengaruhi manajemen perusahaan yang tidak rasional. melalui berbagai mekanisme seperti insentif, Sentralitas sebuah perusahaan dalam denda, saran, dan sejauh mana stakeholders jaringan stakeholder juga mempengaruhi menggunakan mekanisme pengaruh yang sejauh mana perusahaan dapat menghindari tidak hanya tergantung pada pentingnya isu- kebutuhan stakeholder. Sentralitas mengacu isu bisnis, tetapi juga pada sejauh mana pada power aktor informal dalam jaringan stakeholder itu merasa bahwa perusahaan sebagai akibat dari jabatan struktural relatif memiliki kapasitas dan / atau tanggung jawab terhadap aktor-aktor lain dalam jaringan. untuk mengurangi dampak negatif dari Ketika perusahaan fokus pada total pengaruh sebuah kebijakan perusahaan terhadap jaringan, peru-sahaan memiliki lebih banyak kegiatan bisnis. sumber potensial dalam mengembangkan

522 Jurnal Media Wisata, Volume 15, Nomor 2, November 2017

citra perusa-haan yang diinginkan, lebih stakeholder terhadap urgensi klaim memperhatikan stakeholder yang dianggap mereka. menjadi kuat dan memiliki klaim yang sah Membangun identitas merek atau dan logis. ekuitas merek sering dirancang dengan Ekspektasi stakeholder yang memiliki mengembangkan dan mendiskripsikan dua dari tiga atribut menimbulkan identitas perusahaan baik membangun pengolahan informasi kurang efektif, keseluruhan citra perusahaan atau dukungan sebalikinya stakeholder laten yang memiliki atas kebijakan dan program perusahaan. klaim atau legitimasi atau power yang baik Merek perusahaan atau produk akan akan dalam pembangunan citra dipengaruhi oleh citra dan reputasi dan perusahaan. Manajer cenderung untuk pada akhirnya akan mempengaruhi cara menyajikan citra perusahaan yang diinginkan konsumen dalam mempersepsi merek. Ini para stakeholder yang sebagian besar dari adalah inti dari identitas perusahaan. komponen sejarah identitas, dengan kurang Urgensi dipengaruhi oleh pemahaman memperhatikan kebutuhan stakeholder saat manajer. Power stakeholder meningkat, ini, model, atau persepsi mereka. aksesibilitas dan identitas sosial perusahaan Bagaimana korporasi membedakan meningkat, dan identitas sosial menjadi lebih perhatiannya terhadap stakeholder, dapat penting bagi stakeholder. Dengan mening- dilakukan dengan dua cara: Pertama; katnya urgensi, para stakeholder akan perusahaan besar, mapan, perusahaan melihat klaim mereka pada perusahaan lebih multinasional dengan layanan kastemisasi logis, dan mereka cenderung menekan klaim dan perhatian individual. Kedua, pasar ini menjadi lebih aktif untuk manajer massal, dengan interaksi yang tidak secara perusahaan. spesifik terkait dengan isu power, legitimasi, a. ketika manajer dapat bekerja pada atau urgensi, oleh karena itu : tingkat identifikasi stakeholder yang

a. Semakin banyak jaringan stakeholder, tepat, akan membantu manajer dalam semakin besar pengaruh kebutuhan menentukan siapa stakeholder perusa- stakeholder, values, dan keyakinan haan yang sebenarnya, dan upaya TM akan di rekonstruksi manajer dari untuk mengelolanya akan lebih identitas perusahaan. realistis.

b. Semakin besar sentralitas persepsi b. tantangan mengelola tuntutan stake- perusahaan dalam jaringan stakeholder, holder menjadi lebih jelas ketika minat semakin kurang pengaruh kebutuhan mereka dalam strategi perusahaan stakeholder, nilai-nilai, dan keyakinan dipisahkan dari power mereka untuk akan di rekonstruksi manajer dari mempengaruhi hasil dari sebuah identitas perusahaan. strategi. Pemisahan ini menciptakan

c. Sejauh manajer menganggap tiga kategori penting yang dapat stakeholder itu kuat, sah, dan memiliki membantu TM memahami sejumlah klaim yang logis, maka kebutuhan, besar stakeholder: stakeholders dengan nilai, dan keyakinan stakeholder akan minat tertentu tapi powernya kecil, lebih besar dalam membangun citra stakeholder dengan power besar tetapi perusahaan yang diinginkan. interesnya kecil, dan stakeholder yang

d. Identifikasi power perusahaan akan memiliki keduanya (pemain utama). positif terkait dengan persepsi

Jurnal Media Wisata, Volume 15, Nomor 2, November 2017 523

c. jaringan formal, dan informal, nakan prinsip-prinsip tersebut untuk hubungan antara stakeholder mengung- mendorong pengambilan keputusan. kapkan aspek penting dari power Jika komitmen intristik stakeholder mereka. Beberapa stakeholder dalam membuat keputusan perusahaan bertindak atas dasar hubungan tersebut, memiliki dampak terhadap outcomes bisnis dan biasanya lebih kuat daripada yang pada umumnya dianggap etis, artinya antisipasi manajer. bahwa kepentingan stakeholder memiliki d. hubungan formal biasanya lebih mudah nilai intrinsic dan klaim stakeholders dipahami dan rasional, sedangkan didasarkan pada prinsip-prinsip moral yang hubungan informal biasanya sering tidak terkait dengan nilai instrumental terbentuk oleh ikatan emosional, dan stakeholder terhadap perusahaan, dan jika karenanya sering menjadi lebih sebaliknya dianggap tidak etis signifikan. Perusahaan tidak dapat mengabaikan e. pengaruh jaringan stakeholder akan komitmen intristik stakeholder hanya karena sangat spesifik untuk perusahaan yang menghormati mereka kemudian tidak lebih fokus, dan dapat melibatkan melayani kepentingan strategis, independensi sensitifitas manajer. dan pertimbangan strategis perusahaan. Setiap perusahaan menghadapi Kepentingan stakeholder akan membentuk karakteristik stakeholder yang berbeda, pola dasar strategi korporasi dalam mewakili pengaruh yang unik dan jaringan yang statement “apa yang sedang diperjuangkan” spesifik dapat menunjukkan di mana oleh perusahaan. dukungan diperlukan untuk menciptakan, Orientasi teori normatif adalah mempertahankan dan memenangkan koalisi membuat komitmen strategis untuk bertindak stakeholder. Jaringan juga membantu TM sesuai dengan prinsi-prinsip moral untuk untuk lebih mengerti, meletakkan mana memperoleh reputasi yang baik, yang pada pemain yang penting dan mana hubungan gilirannya, akan memberikan manfaat yang paling jelas. Jaringan menggambarkan ekonomi bagi perusahaan dan manfaat hubungan antara stakeholder dengan instrumental manajemen stakeholder perusahaan, arah yang menunjukkan sifat bersumber dari komitmen terhadap prinsip- hubungan dan di mana mereka saling prinsip etika, perusahaan menciptakan dan mempengaruhi akan berdampak pada kinerja mempertahankan hubungan stakeholder perusahaan. berdasarkan saling percaya dan kerja sama akan menghasilkan keunggulan kompetitif 5. Power intrinsik dan Outcomes Bisnis dibanding yang tidak. Komitmen intrinsik stakeholder, Jika komitmen, kepercayaan kejujuran, hubungan manajerial dengan para stake- integritas dan kerjasama strategis antara holder berdasarkan normatif, komitmen manajemen dengan stakeholder tidak ada moral bukan pada keinginan untuk atau palsu, perusahaan akan sulit menggunakan stakeholder semata-mata untuk mempertahankan reputasi yang diperlukan memaksimalkan keuntungan, tetapi menetap- dalam membangun kemitraan ekonomi. kan prinsip-prinsip dasar moral tertentu yang Dengan demikian, dalam rangka untuk memandu bagaimana melakukan bisnis, menuai keuntungan instrumental manajemen khususnya yang berkaitan dengan bagaimana stakeholder, perusahaan harus berkomitmen memperlakukan stakeholder dan menggu- untuk membangun hubungan etis dengan

524 Jurnal Media Wisata, Volume 15, Nomor 2, November 2017

para stakeholder terlepas dari keuntungan perusahaan dan perlu mengelola stakeholder yang diharapkan. Komitmen strategis yang untuk memaksimalkan keuntungan. Kedua, diterapkan tidak benar-benar secara moral, jika para stakeholder dipengaruhi oleh perusahaan tidak dapat mengarah pada hasil capaian tujuan perusahaan, berarti bahwa strategis yang diinginkan. perusahaan mempengaruhi kesejahteraan Komitmen stakeholder memiliki nilai para stakeholder, yang pada gilirannya intrinsik bagi keputusan strategis perusahaan menunjukkan kemungkinan kewajiban dan membentuk dasar moral bagi strategi normatif kepada para stakeholder pada perusahaan itu sendiri. Komitment intrinsik perusahaan. Artinya, manajer mungkin stakeholder dan komitmen manajerial akan merasa bahwa mereka memiliki kewajiban mendorong pembuatan keputusan yang lebih moral yang mendasar kepada para strategis, yang pada gilirannya akan stakeholder dengan alasan pendekatan mempengaruhi kinerja keuangan perusahaan, manajerial (Takis and Yannis, 2007). strategi memediasi hubungan antara stake- 2. Penyatuan Kepentingan holder dan kinerja keuangan perusahaan. Manajemen korporat muncul dari Harmonisasi Manajemen dan Stakeholder penyatuan individu dan terorganisir dengan Mengacu pada kepentingan perusahaan tuntutan yang berbeda, mengubah fokus dalam hubungannya dengan stakeholder perhatian, dan kemampuan yang terbatas sebagai instrumental dan bergantung pada untuk mengelola semua masalah secara nilai hubungan untuk peningkatan keuangan bersamaan", di bawah ketidakpastian, harus perusahaan. Stakeholder menjadi mencari umpan balik dari lingkungan Instrumental strategis untuk memaksimalkan korporat sebagai penyatuan dari berbagai kekayaan perusahaan. Manajemen kepentingan dan kontribusinya diarahkan, stakeholder merupakan bagian dari strategi dipengaruhi oleh pelaku yang Mengen- perusahaan, dan hubungan korporasi dengan dalikan sumber daya (manajer). Manajer stakeholders masuk ke dalam kalkulasi memiliki tanggung jawab untuk strategis, dan jenis hubungan yang menyeimbangkan kepentingan yang berbeda menghasilkan outcomes terbaik bagi dengan membuat keputusan strategik dan perusahaan, maka manajemen stakeholder mengalokasikan sumber daya strategis dalam harus sepenuhnya compatible dengan cara yang paling konsisten dengan klaim tanggung jawab bisnis yaitu meningkatkan stakeholder. keuntungan. Seberapapun besarnya saham mereka, masing-masing stakeholder merupakan 1. Hubungan manajemen dengan bagian dari yang menghubungkan kontrak Stakeholder Terminologi hubungan antara implisit dan eksplisit korporasi. Manajer perusahaan (manajemen) dengan stakeholder adalah satu-satunya kelompok stakeholder merupakan hubungan dua arah yang berguna yang masuk ke dalam hubungan kontrak dalam pencapaian tujuan perusahaan, dalam dengan semua stakeholders lainnya. Manajer dua hal: Pertama, jika stakeholders juga satu-satunya kelompok stakeholder dengan kontrol langsung atas pengambilan mempengaruhi pencapaian tujuan korporasi, maka kinerja perusahaan dipengaruhi oleh keputusan perusahaan. Stakeholder stakeholder. Hubungan ini menunjukkan berdasarkan kepemilikan power, legitimacy, postur stakeholder berperan dalam dan urgensi dalam hubungannya dengan

Jurnal Media Wisata, Volume 15, Nomor 2, November 2017 525

perusahaan, jika manajer perusahaan melihat independensi strategi perusahaan terhadap stakeholder itu penting dan karena itu mereka kinerja keuangan. Moderasi, dan orientasi akan memperoleh perhatian manajemen, manajerial terhadap stakeholder dan demikian juga sebaliknya, artinya sangat hubungan antara strategi mempengaruhi tergantung pada persepsi manajer (penting kinerja keuangan perusahaan. atau tidak) terhadap atribut stakeholder. 5. Startegi Korporasi Perbedaan dalam nilai manajerial adalah Strategi tingkat perusahaan gambaran efek moderasi dari karakteristik menunjukkan bahwa kelangsungan hidup manajemen. perusahaan tergantung kepada kepada 3. Reaksi Manajemen kecocokan nilai-nilai korporasi dan manajer, Nilai-nilai relatif manajer memiliki harapan stakeholder dan isu-isu sosial yang efek yang kuat pada bagaimana mereka akan menentukan perusahaan dan bereaksi terhadap stakeholder. Teori nilai kemampuan perusahaan untuk menjual menjadi penting dalam hubungannya dengan produk-produknya. Tujuan akhir dari perilaku manajemen apakah untuk keputusan strategi tingkat perusahaan adalah kepentingan pribadi, atau menguntungkan kesuksesan pasar. Perusahaan melihat orang lain dengan merugikan diri sendiri. stakeholders mereka sebagai bagian dari Pertimbangannya adalah: Pertama, bahwa lingkungan yang harus dikelola untuk manajer ingin mencapai tujuan tertentu menjamin pendapatan, keuntungan, dan dengan memperhatikan berbagai kelas return pemegang saham. stakeholder; Kedua, persepsi manajer tentang Perhatian terhadap kekhawatiran urgensi stakeholder; dan Ketiga, berbagai stakeholder dapat membantu keputusan yang kelas stakeholder mungkin diidentifikasi menghindari perusahaan dari kemungkinan berdasarkan kepemilikan, atau dikaitkan stakeholder untuk melemahkan atau dengan satu, dua, atau tiga atribut: power, menggagalkan tujuannya, terutam karena legitimasi, dan urgensi. Dalam hubungannya para stakeholder mengendalikan sumber daya dengan persepsi manajer dalam menentukan yang dapat memfasilitasi atau meningkatkan alokasi sumber daya perusahaan, pengaruh pelaksanaan keputusan korporat; Manajemen stakeholder akan positif jika power, stakeholder adalah alat untuk mencapai legitimasi, dan urgensi dapat dirasakan oleh tujuan akhir, atau hasil akhir, mungkin tidak manajer. sebaliknya akan negatif. ada hubungannya dengan kesejahteraan stakeholders pada umumnya. Sebaliknya, 4. Pengambilan Keputusan Model hubungan stakeholder dengan tujuan perusahaan adalah kemajuan untuk manajemen stakeholder strategis dalam kepentingan satu pemegang saham - proses pengambilan keputusan perusahaan stakeholder. diakui jika memiliki nilai strategis untuk 6. Kontrol Strategis koneksi perusahaan dan kinerja perusahaan. Pelaku usaha yang menyediakan Artinya, manajer hanya peduli dan melayani sumber daya untuk sebuah perusahaan kepentingan pemegang saham dan dengan dua kontrol atas perusahaan: (1) stakeholder lainnya sebagai sarana untuk pembatasan untuk mendapat sumber daya mewujudkan tujuan itu. Efek langsung, sikap yang dibutuhkan (menutup aliran sumber dan tindakan terhadap para stakeholder, daya) dan (2) penggunaan sumber daya yang persepsi manajer memiliki efek langsung dari diinginkan.

526 Jurnal Media Wisata, Volume 15, Nomor 2, November 2017

a. Strategi Pembatasan mereka hanya bekerja dalam kesebandingan Diskresi atas alokasi kepentingan (value of money) mereka. diterjemahkan ke strategi pengaruh a. Ketergantungan perusahaan. stakeholder yang memilih untuk tidak Korporasi akan responsif terhadap mengalokasikan (menahan sumber orang lain di lingkungan mereka yang daya). Strategi pembatasan di mana menyediakan sumber daya yang stakeholder diskontinus menyediakan berharga, teori ketergantungan sumber sumber daya untuk sebuah perusahaan daya menunjukkan bahwa perilaku dengan tujuan membuat perubahan korporasi dipengaruhi secara eksternal perilaku korporasi (tertentu). Setiap karena perusahaan berada di stakeholder menyediakan sumber daya lingkungan yang menyediakan sumber untuk perusahaan memiliki metode daya yang diperlukan dan penting pembatasan yang berbeda. Misalnya, untuk bertahan dan keberlanjutan hidup menahan tenaga kerja, dan menahan perusahaan. Korporat akan lebih respon pembiayaan utang, dan boikot terhadap tuntutan lingkungan yang pelanggan untuk mempengaruhi mengendalikan sumber daya kritis. keputusan perusahaan. Rendahnya tingkat ketergantungan b. Strategi Penggunaan perusahaan terhadap stakeholder Strategi penggunaan menunjukkan menyiratkan bahwa perusahaan tidak dimana stakeholder secara terus perlu responsif terhadap stakeholder. menerus memasok sumber daya, tetapi maka perusahaan relative dapat dengan pamrih. Ini bisa terjadi ketika bertahan terhadap pengaruh stake- stakeholder dan perusahaan saling holder, stakeholder akan cenderung bergantung dan tidak berada dalam menggunakan strategi tidak langsung posisi hubungan, mereka akan dalam mempengaruhi perusahaan. melakukannya dengan atas dasar b. Ketergantungan Stakeholder. kesesuain kebutuhan masing-masing. Ketergantungan terhadap sumber daya yang ada, berarti bahwa 7. Ketergantungan Power dalam ketergantungan sumber kesejahteraan perusahaan terkait daya timbul dari hubungan dengan orang lain dengan sumber daya kunci bagi (partner atau mitra eksternal stakeholder) perusahaan. Jika tingkat ketergan- yang memasok sumber daya perusahaan. tungan meningkat, kinerja perusahaan Jalur pengaruh stakeholder digunakan untuk terikat dengan penyedia sumber daya, melakukan kontrol sumber daya baik secara dan oleh karena itu, tingkat ketergantungan perusahaan yang tinggi langsung maupun tidak langsung. Strategi langsung menunjukkan bahwa stakeholder terhadap stakeholder berarti bahwa sendiri memanipulasi aliran sumber daya ke kesejahteraan stakeholder juga terkait perusahaan (baik dengan menahan atau erat dengan kesejahteraan perusahaan. penggunaan). Strategi tidak langsung, Stakeholder, tidak ingin melihat misalnya menggunakan teori keagenan dalam keberhasilan perusahaan terancam, dan memasok sumber daya perusahaan walaupun karena itu, tidak akan memilih untuk tidak ada hubungan formal diantara mereka, menahan sumber daya yang penting bagi perusahaan, stakeholder akan cenderung menggunakan strategi

Jurnal Media Wisata, Volume 15, Nomor 2, November 2017 527

penggunaan sebagai sarana bergantung pada satu sama lain, pengaruhnya terhadap perusahaan. perusahaan tidak memiliki keunggulan c. Interdependensi hubungan dan menjadi lebih tergantung pada Ketika pertukaran entitas perusahaan, mengurangi kemungkinan perusahaan adalah asimetris, bahwa salah satu perusahaan akan ketergantungan perusahaan akan mendominasi pengaruh intercorporate, berkurang. Power ini dapat digunakan argumen ini menunjukkan tipologi dalam upaya untuk mempengaruhi atau hubungan (tabel 3). berdasarkan membatasi perilaku, dan jika dependensi antara dua korporasi - pertukaran entitas perusahaan adalah antara stakeholder dan perusahaan simetris, dua korporat sama-sama (Jones, et al, 2007).

Tabel 3. Interdependensi Power Stakeholder dan Power Perusahaan

Ketergantungan Stakeholder Pada Perusahaan

Tidak Ya

Tidak Low Interdependence Power Perusahaan Ketergantunga Perusahaan Pada Stakeholder Direct Direct Ya Power Stakeholder High Interdependence

Setiap ketergantungan hubungan perusahaan, (3) ketika hubungan ditandai berkisar pada rendah atau tinggi. Esensi dengan power stakeholder, stakeholder akan penggunaan sumber daya sebagai kriteria memilih strategi pembatasan langsung dalam untuk menentukan tingkat ketergantungan: mempengaruhi perusahaan, dan (4) ketika Pertama, hubungan power stakeholder dan salah satu hubungan saling ketergantungan power perusahaan tidak ada ketergantungan tinggi, stakeholder akan memilih strategi sumber daya, ini menunjukkan hubungan penggunaan langsung dalam mempengaruhi saling ketergantungan rendah. Kedua, perusahaan. hubungan antara konsumen, sangat tergan- tung pada konsumen dalam memperoleh POWER EKONOMI STAKEHOLDER pendapatan penjualan. Konsumen tidak DALAM BISNIS tergantung pada produk, dan kombinasi Dalam bisnis, stakeholder yang dependensi menunjukkan hubungan yang biasanya sebagai investor di perusahaan dicirikan sebagai salah satu power dimana tindakannya menentukan keputusan stakeholder. Ketiga, ketergantungan bisnis. Stakeholder tidak harus sebagai hubungan antara stakeholder dan perusahaan ekuitas pemegang saham. Mereka juga bisa dan strategi stakeholder dalam menjadi karyawan, yang memiliki saham mempengaruhi pengambilan keputusan dalam keberhasilan perusahaan dan insentif perusahaan : (1) ketika salah satu hubungan bagi produk untuk sukses. saling ketergantungan rendah, stakeholder Setiap stakeholder yang memiliki akan memilih strategi pembatasan langsung power ekonomi dapat menjadi stakeholder mempengaruhi perusahaan, (2) ketika definitif dengan mengakuisisi atribut yang hubungan ditandai dengan power korporasi, hilang. Teori stakeholder menunjukkan stakeholder akan memilih strategi pengguna- bahwa jika mengadopsi unit analisis an tidak langsung dalam mempengaruhi hubungan antara bisnis, kelompok-kelompok

528 Jurnal Media Wisata, Volume 15, Nomor 2, November 2017

dan individu dapat mempengaruhi atau bisnis bertahan hidup dan berkembang dalam dipengaruhi, maka mereka memiliki sistem ekonomi tertentu tetap diletakkan kesempatan yang lebih baik dalam hal-hal dalam upaya moral karena menyangkut berikut : Pertama, dari perspektif masalah nilai, pilihan, dan potensi bahaya stakeholder, bisnis dapat dipahami sebagai serta manfaat bagi kelompok dan individu. seperangkat hubungan antara kelompok- Keempat, deskripsi manajemen yang kelompok yang memiliki kepentingan dalam memfokuskan perhatian pada penciptaan, kegiatan yang membentuk bisnis. Ini adalah pemeliharaan, dan keselarasan hubungan tentang bagaimana pelanggan, pemasok, stakeholder yang dilenggkapi dengan praktisi karyawan, pemodal (pemegang saham, bisnis untuk menciptakan nilai dan pemegang obligasi, bank, dll), masyarakat menghindari kegagalan moral. dan manajer berinteraksi untuk bersama- Mereka bisa menjadi mitra bisnis, yang sama menciptakan nilai perdagangan. Untuk mengembangkan keberhasilan untuk menjaga memahami bisnis adalah mengetahui rantai pasokan. Setiap bisnis membutuhkan bagaimana hubungan ini bekerja dan berubah pendekatan yang berbeda untuk para seiring waktu. Ini adalah tugas eksekutif stakeholder. Peran stakeholder berbeda untuk mengelola bentuk hubungan yang antara bisnis, tergantung aturan dan tanggung menciptakan nilai sebanyak mungkin bagi jawab mereka dalam perusahaan, oleh karena stakeholder dan untuk mengelola distribusi itu definisi yang paling umum dari nilai tersebut, Kedua, ketika terjadi konflik stakeholder dalam konsep peran adalah kepentingan stakeholder, eksekutif harus orang- orang yang memiliki power paling menemukan cara untuk berpikir ulang layak dalap mempengaruhi kinerja sehingga kebutuhan kelompok stakeholder perusahaan. Ackermann, and Eden (2011) yang ditangani, dan sejauh nilai dapat dibuat menunjukkan bahwa definitive stakeholders untuk semua stakeholder. Jika pengorbanan menghasilkan kinerja yang tinggi. Dominant, harus dibuat, maka eksekutif harus mencari dependent, dan dangerous stakeholder cara untuk membuat pengorbanan, dan memiliki pengaruh moderat. Sementara kemudian bekerja pada peningkatan dormant, discretionary, dan demanding pengorbanan untuk semua pihak, Ketiga, stakeholder menghasilkan kinerja rendah meskipun manajemen bisa efektif dalam (tabel 1). hubungan stakeholder untuk membantu

Tabel 1. Dampak Stakeholder Terhadap Kinerja Perusahaan

Jenis Power Legitimacy Urgency Kinerja Perusahaan Definitive Yes Yes Yes High Dominant Yes Yes No Medium Dependent No Yes Yes Medium Dangerous Yes No Yes Medium Dormant Yes No No Low Discretionary No Yes No Low Demanding No No Yes Low

1. Nilai Bisnis telah dicapai oleh perusahaan yang Nilai bisnis sebuah perusahaan (value menggambarkan kepercayaan masyarakat of the firm) merupakan kondisi tertentu yang terhadap kegiatan perusahaan sejak

Jurnal Media Wisata, Volume 15, Nomor 2, November 2017 529

perusahaan didirikan sampai dengan saat ini. Pemikiran ekonomi modern, terutama Meningkatnya nilai perusahaan sesuai yang berkaitan dengan utilitas dan dengan keinginan para stakeholder dan pengukuran nilai terikat dengan berbagai pemiliknya, karena dengan meningkatnya faktor: Nilai yang ditentukan oleh harga; nilai perusahaan, maka kesejahteraan para nilai yang ditentukan oleh tenaga kerja; nilai stakeholder dan pemilik juga akan meningkat yang ditentukan oleh pertukaran; dan nilai (Harrison, Jeffrey and Wicks, 2013), artinya yang ditentukan oleh produksi (tabel 4) bahwa nilai perusahaan merupakan fenomena sebagai dimensi penting dari nilai baik bagi capaian kinerja bisnis yang sangat penting individu dan masyarakat, seperti penciptaan bagi komunitas internal bisnis. Semakin kemampuan untuk pengembangan diri dan tinggi nilai perusahaan, kemakmuran kehidupan yang lebih baik. stakeholder semakin tinggi.

Table 2. Nilai-Nilai Bisnis

1. Value in nilai didasarkan pada banyak item dalam pertukaran pasar, nilai dinegosiasikan exchange dan bersifat intersubjektif. 2. Value of use nilai didasarkan pada evaluasi subjektif dari banyak item yang layak untuk individu tertentu; mungkin tidak terlihat oleh orang lain dan dapat bervariasi dari nol sampai tak terbatas. 3. Value of nilai didasarkan pada berapa banyak tenaga kerja yang diperlukan untuk labor menciptakan nilai. Nilai ditentukan secara independen dari preferensi individu dan ditetapkan oleh kualitas yang melekat pada produk 4. Value of nilai didasarkan pada total biaya yang digunakan untuk menghasilkan produk production seperti nilai tenaga kerja, nilai diatur secara independen dari preferensi individu. 5. Intrinsic - Salah satu cara untuk berpikir tentang nilai adalah apakah nilai intrinsik, atau Extrinsic fitur yang melekat, dari item atau apakah itu hanya kendaraan atau sarana untuk Value: beberapa yang baik lainnya (ekstrinsik). Kebanyakan barang di pasar ekstrinsik baik untuk memuaskan kebutuhan; uang membantu saya merasa penting atau mengamankan barang yang memenuhi syarat sebagai barang yang memiliki nilai. 6. Subjective - Nilai subjektif mengacu pada penilaian individu dan apa yang terjadi, sementara Objective nilai obyektif mengacu pada norma yang beroperasi di seluruh individu atau pada Value: tingkat analisis yang lebih tinggi (misalnya, norma moral; nilai sosial; hak asasi manusia).

Banyak para akademisi mengacu pada stakeholder yang terkait dengan persepsi teori utilitas dan nilai sebagai potensi yang biaya peluang. layak bagi stakeholder. Utilitas dipahami Perspektif stakeholder berbasis kinerja untuk mencerminkan nilai yang diterima perusahaan didasarkan pada ide-ide inti dari stakeholder benar-benar memiliki manfaat semua stakeholder yang memiliki power bagi stakeholder sebagai fungsi utilitas - nilai untuk terlibat atau tidak dengan perusahaan stakeholder. Utilitas yang dirasakan dalam menentukan fungsi utilitas mereka stakeholder dari perusahaan, konsisten sendiri. Jumlah utilitas yang mereka terima dengan persepsi pengaruh utilitas: (1) utilitas akan mempengaruhi apakah mereka memilih stakeholder yang terkait dengan barang dan atau tidak terlibat dengan perusahaan dan jasa yang sebenarnya, (2) utilitas stakeholder bagaimana mereka bertindak ketika yang terkait dengan keadilan, (3 ) afiliasi melakukan transaksi dengan perusahaan. utilitas stakeholder, dan (4) utilitas

530 Jurnal Media Wisata, Volume 15, Nomor 2, November 2017

2. Nilai bagi Stakeholder menghasilkan pengetahuan yang dapat Teori stakeholder sebagai teori mempengaruhi proses pembelajaran penciptaan nilai menunjukkan bahwa nilai evaluatif internalisasi efek nilai. Nilai optimal untuk perusahaan dibuat ketika nilai intrinsik pembelajaran operasional agregat diciptakan untuk semua stakeholder, seperti akuisisi pengetahuan dan tanpa menggunakan instrumental apapun kemampuan yang dapat berkontribusi untuk meningkatkan penciptaan nilai bagi pada penciptaan nilai ekonomi di masa kelompok stakeholder. Dengan demikian, depan tujuannya adalah untuk bersama-sama Arti penting teori stakeholder dalam menciptakan nilai bagi perusahaan dan pikiran manajer perusahaan adalah untuk stakeholder. Penciptaan, atau membuat nilai menentukan apa yang sebenarnya mereka bagi para stakeholder mengacu pada nilai perhatikan, pertimbangkan dan kekhawatiran ekonomi, atau transaksi atau hubungan stakeholder dalam kebijakan perusahaan dengan perusahaan dalam enam jenis nilai sehari-hari, siapa atau apa yang benar- berikut : benar penting. Tiga faktor penentu arti a. Nilai ekstrinsik ekonomi (nilai penting teori stakeholder yaitu power, ekonomi), diciptakan melalui legitimacy dan urgency. Power (kemampuan kolaborasi antara karyawan, kelompok stakeholder untuk menghasilkan perusahaan dan stakeholder. outcomes yang diinginkan), Legitimacy

b. Nilai ekstrinsik tidak berwujud, yang (sejauh mana hubungan kelompok disediakan oleh perusahaan, misalnya, stakeholder dengan perusahaan diterima pengakuan, beberapa jenis pelatihan secara sosial dan diharapkan), dan Urgency yang dilakukan oleh perusahaan. Nilai (tingkatan sensitifitas klaim kelompok ekstrinsik tidak berwujud melengkapi stakeholder terhadap waktu). Kombinasi nilai ekonomi (selain gaji, karyawan Power, Legitimacy dan Urgency akan juga mengharapkan perusahaan menghasilkan tujuh jenis stakeholder, untuk memberikan pengakuan). masing-masing memiliki arti penting bagi

c. nilai intrinsik psikologis, seperti manajer dalam memperlakukan manajer itu kepuasan dengan pekerjaan yang sendiri (Reed, et al, 2009). dilakukan yang tidak dapat diambil Arti penting klaim stakeholder akan oleh perusahaan atau stakeholder tergantung pada struktur insentif yang lainnya. dihadapi oleh manajer sebagai individu dan

d. nilai transenden, yang terdiri dari akan tidak terduga di tingkat perusahaan. pembelajaran evaluatif (akuisisi Menempatkan kontnuitas budaya perusahaan kebajikan atau keburukan) yang – stakeholder dalam posisi moralitas bisnis dihasilkan sebagai konsekuensi dari tanpa kompromi dalam prinsip hubungan sebuah keputusan yang mempengaruhi stakeholder, akan memainkan peran dalam kemampuan untuk membuat keputusan ekonomi yang kompetitif. Diferensiasi tiga yang diperlukan untuk masa depan. attribut, hirarki stakeholder memiliki

e. nilai eksternalitas positif atau negatif, pengaruh yang berbeda satu sama lain. yaitu, nilai yang dirasakan oleh Prioritas stakeholder cenderung hubungan atau transaksi yang bervariasi, dalam beberapa konteks dilakukan. Misalnya, hubungan antara dimungkinkan untuk mengem-bangkan karyawan dan perusahaan dapat

Jurnal Media Wisata, Volume 15, Nomor 2, November 2017 531

sistem untuk menilai legitimasi dan beberapa stakeholder mendapatkan justifikasi kepentingan stakeholder, keuntungan atas orang lain. penggunaan kriteria sesuai dengan kebijakan Risiko dalam pendekatan semacam ini perusahaan yang bersangkutan. Prioritas dilakukan dengan kategorisasi, representasi dapat dinilai pada tingkat dan derajat dan beberapa stakeholder mungkin kurang komitmen yang mendasari dan dampak yang terwakili atau disalahpahami. Hal ini juga dimiliki dapat mengabaikan posisi yang dimiliki oleh Stakeholder memiliki derajat power stakeholder yang berbeda - hubungannya yang berbeda dari untuk mengendalikan dengan hak dan prinsip-prinsip keadilan dan keputusan yang memiliki efek pada keberlanjutan - yang tidak dapat dengan kebijakan perusahaan, dan memiliki derajat mudah ditangani dengan pendekatan potensi kontribusi dan kepentingan yang sederhana. Namun demikian isu-isu berbeda dalam mencapai tujuan tertentu. pendekatan ini seringkali penting untuk Power untuk mempengaruhi kebijakan perubahan prospek dan proses bisnis. perusahaan berasal dari kontrol keputusan Dalam praktik bisnis, saat strategi dengan efek positif atau negatif. dapat dimonitor oleh stakeholder, itu berarti dipahami sebagai sejauh mana stakeholder stakeholder memberi peluang kepada mampu membujuk atau memaksa orang lain perusahaan untuk memahami perspektif untuk membuat keputusan, dan mengikuti stakeholder lebih akurat, dan menjadi tindakan tertentu. Tekanan berasal dari sifat langkah awal untuk mengelola aspirasi organisasi dan stakeholder (Higgins, 2010), stakeholder yang lebih efektif. atau posisi mereka dalam kaitannya dengan para stakeholder lainnya baik secara formal KINERJA BISNIS maupun informal. Para akademisi ekonomi memberikan Potensi untuk mempengaruhi, atau wawasan berguna setidaknya dalam dua dipengaruhi oleh kebijakan perusahaan perspektif “nilai”. Pertama, premis utama dengan karakteristik tertentu yang spesifik dari kekayaan perusahaan adalah bahwa sesuai konteks dan lokasi. Perhatian khusus individu tahu apa nilai yang terbaik bagi pada stakeholder yang memiliki potensi mereka, individu harus menentukan diri power yang sedikit lebih tinggi. Masalah, mereka sendiri dan tidak memungkinkan kebutuhan dan kepentingan stakeholder orang lain untuk memilih menggantikan cenderung menjadi penting bagi banyak mereka. Kedua, pasar yang sehat inisiatif untuk memperbaiki kebijakan dan memungkinkan pelanggan untuk memilih- proses bisnis. Informasi yang dihasilkan apa yang akan mereka beli, dari siapa, dan di potensi power stakeholder dapat bawah persyaratan apa. Pasar seperti itu juga dikombinasikan dalam empat strategi umum beroperasi untuk peran stakeholder lainnya, seperti tabel 2. Jenis posisi stakeholder akan termasuk untuk pekerjaan (misalnya, untuk menunjukkan risiko relatif yang ditimbulkan siapa saya bekerja, dengan persyaratan apa, oleh stakeholder tertentu, dan kemungkinan untuk kompensasi apa). Dasar-dasar dari penyatuan dukungan untuk tindakan yang pasar bahwa orang akan cenderung untuk diusulkan atau perubahan kebijakan adalah membuat pilihan yang memberikan mereka pendekatan yang mengasumsikan bahwa nilai yang paling optimal dan lebih menarik pertimbangan etis tidak relevan atau tunduk dan mendorong pergeseran pilihan pelanggan kepada kebutuhan untuk memastikan bahwa (Laplume & Litz, 2008).

532 Jurnal Media Wisata, Volume 15, Nomor 2, November 2017

Table 2. Hubungan Strategis Stakeholder pada cara perusahaan melakukan bisnis dan Manajemen sebagai strategi tingkat korporasi.

Komitmen penciptaan nilai cenderung Potential High Low gagal jika mengabaikan isu nilai-nilai Power inti perusahaan. Strategi tingkat Mitigate perusahaan fokus pada (a) tujuan dan High Collaborate impacts, defend nilai-nilai; (b) stakeholder dan prinsip- against Involve, build prinsip; (c) konteks sosial dan Monitor or Low capacity and secure tanggung jawab; dan (d) kepemimpinan ignore interests etis. Transparansi nilai stakeholder dan strategi penciptaan nilai akan membuat Para akademisi membangun konsep lebih mudah untuk menarik karyawan perbedaan utilitas nilai kualitatif. Utilitas (dan stakeholder lainnya) yang mendu- dimaknai sebagai “kebahagiaan, kesejah- kung strategi penciptaan nilai, me- teraan” yang digunakan untuk mengukur mungkinkan komitmen stakeholder bagaimana persepsi stakeholder tentang nilai lebih besar. yang mereka terima melalui interaksi mereka b. Menciptakan Nilai Ekonomi dengan perusahaan. Dalam teori neoklasik, nilai 1. Maksimalisasi Nilai Perusahaan ekonomi akan muncul ketika harga Definisi nilai dalam bidang ekonomi barang dan jasa yang dibayar dan keuangan menunjuk pada kesejahteraan konsumen lebih besar dari biaya ketika semua perusahaan dalam kondisi produksi. Biaya produksi barang dan perekonomian yang mampu memaksimalkan jasa adalah biaya kesempatan sumber nilai perusahaan. Intuisi di balik kriteria ini daya yaitu, keuntungan yang bisa adalah ketika perusahaan menghasilkan diperoleh dari penggunaan alternatif output atau serangkaian output dihargai oleh sumber daya terbaik. Selain itu, nilai pelanggan lebih dari nilai input (termasuk ekonomi yang dihasilkan adalah jumlah pemasok) dalam produksi. Nilai perusahaan surplus konsumen dan surplus adalah nilai pasar jangka panjang (Jensen, produsen. Surplus konsumen 2002). didefinisikan sebagai perbedaan antara Kriteria memaksimalkan nilai– harga tertinggi yang untuk satu produk memaksimalkan kesejahteraan tidak berlaku atau pelayanan yang baik dan harga dalam kondisi pasar monopoli. Memak- yang benar-benar dibayar oleh simalkan total nilai pasar perusahaan konsumen, sementara surplus produsen merupakan jumlah ekuitas nilai pasar adalah selisih antara harga jual dan dibanding nilai hutang. Fungsi tujuan bisa biaya sumber daya yang digunakan. memandu manajer perusahaan dalam Maksimalisasi nilai sebenarnya berakar membuat keputusan, maksimalisasi nilai pada surplus konsumen dan surplus adalah salah satu yang penting karena produsen atau nilai sisa yang dikaitkan menyebabkan beberapa kondisi untuk dengan biaya awal proses bisnis untuk maksimalisasi kesejahteraan. menghasilkan produk (Argandona, a. Menciptakan nilai bagi stakeholder 2011). Pencapaian nilai stakeholder serta Jika sebuah produk mampu pencapaian kinerja keuangan berakar memenuhi kebutuhan konsumen saat

Jurnal Media Wisata, Volume 15, Nomor 2, November 2017 533

ini lebih baik tanpa kehilangan Kurangnya kompetisi membuka kemampuannya untuk memenuhi pintu untuk strategi lain - diskriminasi kebutuhan masa depan (sustainable), harga, penciptaan captive market, dan maka inilah nilai lebih yang dibuat oleh sebagainya dimana perusahaan pembeli karena mereka bersedia berusaha untuk menghasilkan surplus membayar produk pada harga yang konsumen. Dalam model stakeholder, lebih tinggi, dan jika produser teori penciptaan nilai menyiratkan menggunakan teknologi yang lebih bahwa: baik, menggabungkan sumber daya • semua orang yang menciptakan yang lebih efisien atau membayar nilai, atau dalam hubungan mereka harga proses produksi lebih rendah, dengan perusahaan akan mengha- akan menghasilkan nilai ekonomi yang dapi risiko, baik dalam perusahaan lebih maksimal. (pemilik, manajer, karyawan) atau Masalah penciptaan nilai terpisah di luar perusahaan (konsumen, dari distribusi nilai. Jika kondisi pemasok), atau dampak eksterna- terpenuhi, konsumen menerima surplus litas korporasi atau informasi yang mereka, penyedia sumber daya salah (masyarakat setempat, menerima biaya kesempatan mereka, lingkungan, generasi mendatang, dan pemilik perusahaan yang sesuai masyarakat luas), harus dipertim- dengan surplus produsen atau bangkan oleh stakeholder- keuntungan, yang merupakan insentif setidaknya untuk tujuan distribusi bagi mereka untuk membuat keputusan nilai; yang memaksimalkan keuntungan dan • memaksimalkan nilai bagi efisiensi masa depan. konsumen dan penyedia sumber Nilai ekonomi perusahaan yang daya tidak cukup untuk menjamin optimal atau maksimalisasi nilai bagi nilai kesejahtraan dalam konteks perekonomian secara keseluruhan sosial, karena ada pihak lain yang dapat dicapai. Jika konsumen dapat masih harus dipertimbangkan, dan memaksimalkan utilitas mereka dan • dalam hubungan antara perusahaan memaksimalkan keuntung- stakeholder dan perusahaan, selain an bagi pemilik (yaitu, nilai sekarang harga pertukaran barang atau jasa, yang diharapkan dari saham, dengan variabel lain yang harus asumsi jangka panjang), nilai ekonomi diperhitungkan adalah apakah ada yang diciptakan akan maksimal. alternatif yang membatasi power Surplus konsumen juga akan pasar, apakah informasi yang meningkat jika perusahaan mengurangi diberikan (termasuk sarana harga jual. Hal ini bisa terjadi, memprosesnya dan menggunakan- misalnya, jika ada persaingan di pasar nya rasional), apakah perlindungan barang, yang mempengaruhi baik yang tersedia terhadap eksterna- surplus konsumen maupun surplus litas negative, apakah mereka yang produsen. Perusahaan yang terlibat terkena dampak memiliki sarana dalam praktik yang bertujuan menutup untuk membela diri, dan pesaing untuk mening-katkan surplus sebagainya. Dengan demikian konsumen dalam jangka panjang. memaksimalkan nilai ekonomi

534 Jurnal Media Wisata, Volume 15, Nomor 2, November 2017

bagi seluruh stakeholder tidak • Power pasar perusahaan: menjamin nilai maksimum untuk karyawan perusahaan monopoli setiap stakeholder; bahkan tidak cenderung memiliki penghasilan menjamin distribusi nilai yang yang relatif lebih tinggi. efisien dan adil. • Ruang lingkup stakeholder yang Faktor-faktor yang menjelaskan bertujuan apropriasi dari para nilai proses produksi adalah: (a) stakeholder lainnya, atau sebagai hasil negosiasi atau konfrontasi perusahaan (misalnya, bagaimana antara stakeholder dan perusahaan, dan manajer dapat bergabung dengan dalam beberapa kasus antara beberapa karyawan untuk meraih stakeholder dan lain-lain, masing- keuntungan).

masing dengan power relatif mereka; • Elastisitas permintaan sumber (b) sebagai hasil dari strategi perusa- daya akan tergantung pada elastisitas permintaan barang, haan untuk mencapai hasil ekonomi atau non-ekonomi dalam jangka keberadaan dan kedekatan sumber panjang, dan (c) sebagai hasil dari daya pengganti, dan pengeluaran tindakan yang berangkat dari logika sumber daya sebagai persentase power dan pendekatan logika atau dari harga yang baik .

gratifikasi. • Tingkat persaingan di pasar Hasil kolaborasi antara perusahaan sumber daya, yaitu tingkat dan stakeholder, tergantung pada monopoli bilateral antara sisi power relatif dari masing-masing permintaan dan sisi penawaran,

pihak. Ekonomi menyediakan petunjuk • Biaya penggantian beberapa tentang sifat power. Power karya-wan, sumber daya dengan orang lain, misalnya, akan tergantung pada atau dari meninggalkan transaksi. karakte-ristik barang atau jasa pasar c. Justifikasi Nilai Ekonomi bersangkutan, yaitu: Stakeholder • Elastisitas harga permintaan: di Maksimalisasi keuntungan menun- mana permintaan untuk suatu juk pada semua produksi dan aliran produk adalah kaku, karyawan uang tunai berjalan tak terbatas pada akan mampu bekerja pada saat ini dan masa depan. Efek sebagian besar pekerjaan yang kesejahteraan lahir dari keputusan menghasilkan surplus konsumen. perusahaan dalam menggunakan Elasti-sitas permintaan tergantung sumber daya perekonomian dalam bentuk tenaga kerja, modal, atau bahan pada apakah ada barang pengganti yang tersedia; apakah barang yang dibeli dari harga pasar. tersebut barang mewah atau Perusahaan menggunakan input ini kebutuhan primer; apakah harga untuk menghasilkan output barang atau barang merupakan sebagian besar jasa yang kemudian dijual ke atau kecil dari pendapatan konsumen melalui transaksi di pasar. konsumen, dan seberapa mudah Dalam situasi yang sederhana mengaksesnya, perusahaan menempatkan output barang dan jasa untuk meningkatkan kesejahteraan agregat jika harga

Jurnal Media Wisata, Volume 15, Nomor 2, November 2017 535

penjualan barang lebih dari biaya potensi bagi kemitraan bisnis, pembelian input. Perusahaan harus karyawan dan pelanggan memperluas output selama tambahan • Memfasilitasi pembentukan nilai ekonomi dihargai oleh konsumen aliansi, kontrak jangka panjang dari produk tambahan. Perbedaan dan perusahaan patungan. antara pendapatan dan biaya-biaya • Sumber keunggulan kompetitif adalah keuntungan maksimal yang perusahaan menciptakan sejumlah mengarah pada hasil yang efisien. pilihan peluang bisnis yang lebih Dalam teori manajemen strategis baik. dimana kinerja ekonomi merupakan • Peningkatan kepercayaan pemasok konsep penting dalam pengembalian dan masyarakat menyebabkan aset atau return on asset (ROA). biaya transaksi yang lebih sedikit Demikian juga pendekatan berbasis dengan mengurangi sumber daya sumber daya konsep ini sangat populer, yang dibutuhkan untuk membuat dengan penekanan pada pengembangan kontrak dengan menghilangkan keunggulan kompetitif untuk mening- kebutuhan pemantauan dan katkan penciptaan nilai ekonomi. Teori pengamanan. stakeholder memer-lukan pembenaran • Stakeholder lebih cenderung dalam ekonomi untuk menjelaskan mengungkapkan informasi berhar- bahwa manajemen dan stakeholder ga yang dapat menyebabkan berkaitan dengan kinerja keuangan inovasi dan efisiensi yang lebih yang lebih tinggi., besar.

• hubungan stakeholder– manajemen Ragam penelitian dalam bidang saling menguntungkan dapat manajemen cukup mengesankan dalam meningkatkan kapasitas kekayaan mendukung gagasan nilai ekonomi perusahaan, sedangkan kegagalan stakeholder merupakan layanan atas hubungan itu kapasitas kekayaan kepentingan berbagai stakeholder dan di masa depan akan terganggu. layanan tersebut terkait dengan kinerja

• Menghindari hasil negatif / keuangan yang lebih tinggi, reputasi, pengurangan risiko menciptakan dan kinerja perusahaan. Pembenaran lebih banyak (ROA) dan lebih ekonomi terkuat menemukan hubungan stabil. stakeholder tidak hanya memungkin-

• Peningkatan kemampuan kan perusahaan untuk menikmati beradaptasi dan fleksibilitas superior kinerja keuangan dalam manajemen yang lebih efektif jangka waktu yang lama, tetapi juga dalam kontrak perusahaan membantu memperbaiki buruknya multilateral yang lebih besar kenerja perusahaan lebih cepat. • Perpanjangan teori keagenan pemegang saham pada stakeholder 2. Kenerja Keuangan akan memotivasi manajer Sejauh ini beberapa konsep ekonomi bersama-sama dengan stakeholder fundamental dan literatur stakeholder secara efisien untuk mencapai berkaitan dengan konstruksi value. Dalam tujuan keuangan, reputasi pasar perspektif stakeholder berbasis kinerja yang sangat baik merupakan didefinisikan sebagai total nilai yang dicip-

536 Jurnal Media Wisata, Volume 15, Nomor 2, November 2017

takan oleh perusahaan melalui kegiatannya dan menjadi prediktor utama dari untuk masing-masing stakeholder kinerja perusahaan di masa depan, perusahaan. maka penting untuk menemukan Kinerja perusahaan dalam banyak gagasan yang lebih kompleks dari nilai literatur bisnis dan ekonomi difokuskan pada secara sistematis. Jika perusahaan penyediaan pengembalian atas investasi menggunakan metrik kinerja dalam (ROI), imbal hasil bagi pemegang saham. melacak utilitas yang dibuat oleh Banyak akademisi percaya bahwa pemegang stakeholder akan sangat bermanfaat saham harus menjadi prioritas dari dalam menentukan potensi sumber stakeholder perusahaan, karena pemegang masalah yang mengurangi jumlah total saham tidak memiliki kontrak spesifik nilai yang diciptakan. dengan perusahaan, mereka hanya terikat Kinerja keuangan adalah penting dengan perjanjian keuntungan dan investasi bagi banyak stakeholder perusahaan. mereka. Logikanya memberikan pengemba- Ide dasarnya adalah bahwa perusahaan lian maksimal kepada pemegang saham harus melayani berbagai stakeholder adalah tugas utama dari manajer perusahaan. berdasarkan partisipasi mereka dalam a. Nilai kinerja keuangan skema kerja sama stakeholder– Dari perspektif stakeholder, metrik manajemen untuk menciptakan nilai, kinerja keuangan penting untuk semua dan mempertahankan kelangsungan stakeholder inti yang terlibat dalam hidup perusahaan, termasuk pelang- keberhasilan perusahaan. Kinerja gan, masyarakat di mana perusahaan keuangan menawarkan perspektif beroperasi, pemasok capital, peralatan, penting pada penciptaan nilai, terutama bahan, dan tenaga kerja. ketika mereka terikat dengan upaya b. Distribusi output keuangan untuk mengukur kinerja keuangan yang Konsep ini menggambarkan teori spesifik dan terukur dalam jangka stakeholder siapa yang menerima nilai pendek atau jangka menengah dan perusahaan, dan mungkin dengan demikian mengurangi kemam- menimbulkan konflik antar pemegang puan dan atau keinginan manajer untuk saham dan stakeholder lainnya dalam berpikir tentang apa yang dillakukan hal siapa mendapat apa. Jika teori oleh perusahaan untuk meningkatkan stakeholder dan teori pemegang saham total nilai seluruh stakeholder (Berman menyediakan skema yang berbeda et al, 1999) untuk mendistribusikan kekayaan Mengukur kinerja melalui faktor (surplus, keuntungan), maka kontras tangible dan intangible penting bagi antar mereka semakin tajam. Klaim stakeholder inti, memungkinkan distribusi sebagai bagian penting dari korporasi untuk lebih memahami apa teori stakeholder terutama tentang yang diinginkan oleh stakeholder dan proses dan keadilan prosedural dalam dibutuhkan sebagai ukuran retrospektif mengalokasikan surplus – kekayaan tentang seberapa baik perusahaan telah perusahaan kepada para stakeholder, dilakukan dan untuk membantu ide-ide keterlibatan stakeholder dalam kegiatan baru tentang bagaimana perusahaan perusahaan mempengaruhi bagaimana tampil di masa depan. Jika kemampuan mereka melihat distribusi sumber daya, untuk membuat utilitas stakeholder, dan keterlibatan mereka juga dapat

Jurnal Media Wisata, Volume 15, Nomor 2, November 2017 537

menciptakan peluang baru dalam sebuah perusahaan yang dievaluasi memperbesar penciptaan nilai. berdasarkan estimasi pertumbuhan Stakeholder akan menerima hasil pendapatan perusahaan dan capaiannya ketika mereka melihat distribusi dibandingkan dengan tahun sebelumnya, keuangan dalam proses yang adil, jumlah lini usaha, wilayah pemasaran, termasuk informasi adalah sesuatu jumlah stakeholder yang terlibat dalam yang berharga dapat dibagi di antara perusahaan dan variabel lain yang mungkin para stakeholder. lebih relevan misalnya invetasi yang tanamkan dalam perusahaan. KESIMPULAN DAN REKOMENDASI Perlakuan terhadap stakeholder DAFTAR PUSTAKA merupakan masalah penting dalam analisis Abell, P. 2009. A the for thes: Comparative hubungan kerja kontemporer. Model Narratives in Sociological Expla- perusahaan memperlakukan power kelompok nation. Sociological Methods & stakeholder akan mempengaruhi kinerja Research, Vol 38 No 1, pp 38-70. perusahaan Dengan meningkatnya voice Ackermann, Fran and Eden, Colin. 2011. stakeholder, nilai perusahaan, dan advokasi Strategic Management of Stakehol- terhadap peran stakeholder dapat menopang ders:Theory and Practice. Long mekanisme kebijakan manajerial. Konsep Range Planning, 44, pp 179-196 stakeholder menjadi salah satu kerangka Argandona A. 2011. Stakeholder Theory and acuan yang banyak digunakan dalam bisnis Value Creation. IESE Business terutama stakeholder yang memiliki School.: Vol 92 No 2, pp 1-13 pengaruh signifikan terhadap arah, kebijakan Berman, Shawn L; Wicks, Andrew C; Kotha, dan kinerja bisnis secara keseluruhan. Suresh; and Jones, Thomas M. 1999. Teori stakeholder ini dapat Does stakeholder orientation matter? direkomendasikan untuk menditeksi potensi The relationship between Stakeholder kepentingan stakeholder terutama yang Management Models and corporate terkait dengan kebijakan perusahaan, oleh Financial Performace. Academy of karena itu sejumlah masalah yang dapat Management Journal; Vol 42, No 5, dikaji secara empiris dalam penelitian pp 488 – 506. misalnya berkaitan dengan (1) siapa yang Brand, R., & Gaffikin, F. 2007. Collaborative tergantung pada siapa?, (2) ukuran kinerja Planning in an Uncollaborative stakeholder? (3) bagaimana organisasi bisa World. Planning Theory, Vol 6 No 3, dipengaruhi atau dibangun ? (4) siapa yang 282-313. memiliki kontrol atas sumber daya ? (5) siapa Diez, Jose, Luis, Godos. Gago, Roberto yang memiliki kontrol atas informasi ? (6) Fernández and García, Laura, Cabeza. dimana para stakeholder mempengaruhi 2015. Normative Stakeholder Mana- prioritas untuk mengatasi atau mengurangi gement Orientation: Business Vs. penggunaan sumberdaya perusahaan?, (7) Non-Business Students. Society and kebutuhan, kepentingan dan harapan Economy. Vol 37 No 4, pp. 477–492. stakeholder mana yang diprioritaskan Donaldson, Thomas and Lee E. Preston. sehubungan dengan kebijakan perusahaan?. 1995. The Stakeholder Theory of the Demikian juga dimensi power, ligitimasi dan Corpo-ration: Concepts, Evidence, urgensi dapat dikaitkan dengan kinerja bisnis and Impli-cations. The Academy of

538 Jurnal Media Wisata, Volume 15, Nomor 2, November 2017

Management Review, Vol. 20, No. 1, The State of The Art. The Academy pp. 65-91 of Management Annals. pp 1-61. Harrison, Jeffrey S. and Wicks, Andrew C. Reed, M. S., Graves, A., Dandy, N., 2013. Stakeholder Theory, Value,and Posthumus, H., Hubacek, K., Morris, Firm Performance. Business Ethics J. 2009. Who's in and Why? A Quarterly. Vol 23, No 1, pp. 97-124 Typology of Stakeholder Analysis Higgins, E. R. E. 2010. Corporations, Civil Methods for Natural Resource Society, and Stakeholders: Journal of Management. Journal of Business Ethics, Vol 94 No 2, pp Environmental Mana-gement, Vol 157-176. 90 No 5, pp 1933-1949. Jensen. Michael C. 2002. Value Maximiza- Takis K. and Yannis K. 2007. Strategic tion, Stakeholder Theory, and the management, corporate responsibility corporate Objective Function. and stakeholder management Integ- Business Ethics Quarterly, Vol rating corporate responsibility prin- 12,No 2, pp. 235-256 ciples and stakeholder strategy: a Jones, Thomas M., Will Felps and Gregory stakeholder-oriented and integrative A. Bigley. 2007. Ethical Theory And strategic management framework. Stakeholder Related Decisions: The corporate Governance. Vol. 7 No. 4, Role of Stakeholder Culture. The pp. 355-369, Academy of Management Review. Torfing, J. 2005. Governance Network Vol. 32, No. 1, pp 137–155. Theory: Towards a Second Klijn, E.-H., Steijn, B., & Edelenbos, J. Generation. European Political 2010. The Impact of Network Science. Vol 4 No 3, pp 305-315. Management on Outcomes in Governance Networks. Public Administration, Vol 88 No 4, pp 1063-1082. Laplume, A. O., Sonpar, K., & Litz, R. A. 2008. Stakeholder Theory: Reviewing a Theory That Moves Us. Journal of Management, Vol 34 No 6, pp 1152- 1189. Mitchell, Ronald K., Bradley R. Agle, Donna J. Wood. 1997. Toward a Theory of Stakeholder Identification and Salience: Defining the Principle of who and what really counts. The Academy of Management Review, Vol. 22, No. 4, pp. 853-886 Parmar, Bidhan L., R. Edward Freeman. Jeffrey S. Harrison, Andrew C. Wicks., Simone de Colle and Lauren Purnell. 2010. Stakeholder Theory:

Jurnal Media Wisata, Volume 15, Nomor 2, November 2017 539

PENGARUH PERILAKU BERFOTO DI OBYEK WISATA TERHADAP KEBAHAGIAAN WISATAWAN

Saptin Dwi Setyo Hastuti, M.Pd NIDN. 0527048702 Dosen Sekolah Tinggi Pariwisata AMPTA Yogyakarta e-mail : [email protected]

ABSTRACT

In these recent years, the prospect of photography is increasing. It also influences tourism industry. Photography also has important role in the development of tourism industry. This research aims to investigate (1) the factors influencing tourist’s behavior in taking photo, (2) the activities after taking photo, (3) and the influence of tourist’s behavior in taking photo towards their happiness. This research was a survey research. The locations of this research were in Malioboro, Hutan Pinus, Tebing Breksi, Kalibiru, and Gunung Api Purba Nglanggeran. The population comprised the visitors of those places. The sample was taken by applying sample non probability technique due to the unavailable visit data. The sample for each place was 80. Thus, the whole sample was 400. The survey was conducted on April – May 2017. The data were collected through questionnaire. The data were analysed by applying descriptive statistics and crosstab in the SPSS 16. The result of the research shows that the factors influencing the tourists’ photo behavior are the scenery or background of the place, the condition and completeness of facilities, the provided photo spot, the photo activity, and the access post photo. Furthermore, the result also shows that the activities after taking photo were the speed of publishing the photo, the editing, dan publishing photo in instagram. Last, the tourist’s taking photo behavior influencing the happiness were because of the reason of taking photo, taking photo at different spot, taking many photos, and the quality of the photo.

Keywords : Tourism, Photo, Happiness

PENDAHULUAN Perkembangan Information Communi- Dalam beberapa tahun terakhir, aspek cation Technology (ICT) di era globalisasi ini fotografi tidak dapat dipisahkan dari industri memberikan andil yang besar bagi peradaban pariwisata (Urry dan Larsen, 2011). Fotografi umat manusia. Dengan kehadiran ICT, wisa- dapat menghubungkan objek wisata dengan tawan dapat langsung berbagi pengalaman memori wisatawan pada saat mengunjungi berwisata dengan keluarga dan sahabat di objek wisata. Istilah yang berkembang bagi rumah melalui media sosial seperti facebook, para wisatawan sekarang ini adalah “no twitter, Path, instagram, blog, web, dan pictute hoax”, tidak ada gambar berarti sejenisnya. Beberapa peneliti menemukan bohong. Foto merupakan bukti yang bisa dan kaitan antara perilaku berfoto wisatawan di biasa diberikan wisatawan untuk menggam- obyek wisata akan mempengaruhi kebahagia- barkan pengalaman mereka mengunjungi an wisatawan. Foto-foto akan menawarkan suatu objek wisata (Ntarangwi, 2000). bukti tak terbantahkan bahwa perjalanan

540 Jurnal Media Wisata, Volume 15, Nomor 2, November 2017

wisatawan telah dilakukan dan sangat pengaruh perilaku berfoto terhadap menyenangkan (Haldrup dan Larsen, 2003). kebahagiaan wisatawan. Setiap kali saya melihat sesuatu yang indah, aneh atau sekadar membingungkan LITERATURE REVIEW selama perjalanan, saya harus memotret itu. Pariwisata Saya suka mengambil foto selama fotografi Pariwisata adalah berbagai macam perjalanan saya ke luar negeri. Berwisata kegiatan wisata yang didukung dengan adalah hobi indah yang memberikan berbagai fasilitas serta layanan yang penghargaan anda dengan gambar yang disediakan oleh masyarakat, pengusaha, merangkum kenangan untuk seumur hidup. pemerintah, dan pemerintah daerah. Saya senang ketika diri saya membawa Sedangkan wisata adalah kegiatan perjalanan pulang ratusan (bahkan ribuan) foto hasil yang dilakukan oleh seseorang atau berwisata pada kartu SD (memory card) sekelompok orang dengan mengunjungi saya. (Kassim Qureshi, 2010 dalam Gillet, tempat tertentu untuk tujuan rekreasi, dkk, 2016). pengembangan pribadi, atau mempelajari Pengalaman seorang Kassim Qureshi keunikan daya tarik wisata yang dikunjungi diatas tidak mengherankan karena fotografi dalam jangka waktu sementara (Undang- yang merupakan elemen penting dalam Undang Republik No.10 tahun kegiatan- kegiatan yang mendefinisikan 2009). pengalaman seseorang akan pariwisata. Apa Fandeli (1995) mendefinisikan pari- yang diceritakan Kassim Qureshi menunjuk- wisata adalah keseluruhan kegiatan, proses, kan bahwa kebahagiaan seseorang berasal dan kegiatan-kegiatan yang berhubungan dari perilaku berfoto, dan perilaku berfoto ini dengan perjalanan dan persinggahan dari harus sering didorong untuk meningkatkan orang-orang luar tempat tinggalnya serta kenikmatan sebuah proses liburan tidak bermaksud mencari nafkah. Suatu (Fredrickson, 2001 dalam Gillet, dkk, 2016). perjalanan dianggap sebagai perjalanan Saat ini, di Daerah Istimewa wisata bila memenuhi tiga syarat yaitu: 1) Yogyakarta banyak bermunculan objek harus bersifat sementara; 2) harus bersifat wisata baru yang digemari akibat dari sukarela (voluntary) dalam arti tidak terjadi beredarnya foto-foto objek tersebut di dunia karena dipaksa, 3) tidak bekerja yang maya. Foto-foto yang beredar di internet sifatnya menghasilkan upah ataubayaran. awal mulanya berasal dari pengelola yang Beberapa ahli berpendapat bahwa mengenalkan potensi objek yang dimiliki. pariwisata merupakan suatu perjalanan yang Sekarang, banyak foto objek wisata baru dilakukan secara perorangan atau yang diunggah oleh wisatawan dan langsung berkelompok dari suatu tempat ke tempat menjadi viral di internet. Lokasi obyek lain yang bersifat sementara dan bertujuan wisata yang dijadikan bahan studi adalah untuk mendapatkan kesenangan (leisure). Wisata Alam Kalibiru, Gunung Api Purba Fennel (1999) seperti dikutip dalam Pitana Nglanggeran, Tebing Breksi, Hutan Pinus (2009) mendefinisisikan bahwa pariwisata Imogiri, dan Malioboro. Dengan adanya merupakan system yang saling terkait antara fenomena tersebut, penelitian ini bertujuan wisatawan dan pelayanan wisata disediakan untuk menggali faktor-factor yang dan digunakan (fasilitas, atraksi dan mempengaruhi perilaku berfoto, hal yang tranportasi dan akomodasi) untuk dilakukan wisatawan setelah berfoto, dan mengakomodir kegiatan wisata.

Jurnal Media Wisata, Volume 15, Nomor 2, November 2017 541

Dengan demikian dapat disimpulkan terbaik dengan atau tanpa seseorang bahwa pariwisata merupakan sebuah diposisikan di depan kamera. Mereka pergerakan yang dilakukan oleh perorangan kemudian membuat satu atau beberapa foto. maupun kelompok dari suatu daerah ke Akhirnya, mereka akan mengecek di layar daerah lain bersifat sementara yang bertujuan kamera untuk melihat apakah gambar yang untuk rekreasi dan bukan untuk tujuan dihasilkan akan memuaskan atau tidak. Para bekerja. Selain itu berwisata sejatinya wisatawan kemudian akan biasanya kembali bertujuan untuk keluar dari rutinitas sehari- ke tahap awal (mencari lokasi yang lainuntuk hari untuk mencari perbedaan ditempat lain berfoto) atau fasekomposisi (menyesuaikan serta mencari kesenangan (leisure) dengan sudut untuk meningkatkan foto) apabila menikmati produk wisata yang ditawarkan di mendapatkan hasil yang kurang memuaskan tempat tujuan wisata. pada percobaan yang bertama. Pariwisata dan Kebahagiaan Wisatawan Fenomena yang sekarang ini terjadi Menurut Lyubomirsky, Sheldon, et al. yakni sejumlah wisatawan mengambil sangat (2005), 50 % kebahagiaan seseorang dipero- banyak gambar karena sekarangini dengan leh melalui proses individu masing-masing kecanggihan dan kemudahan dalam berfoto orang. Keadaan kehidupan seseorang sangat memungkinkan untuk menilai apakah individu (tempat tinggal, usia, faktor dari kualitas fotoyang dihasilkan akan bagus atau sejarah pribad iindividu), memberikan tidak. Jika bagus tentu akan memuaskan dan sumbangan sekitar 10% dari kebahagiaan jika tidakmakatinggal menghapus atau coba manusia. Sisanya 40% yang menentukan ambir gambarlagi. kebahagiaan seseorang terkait dengan Kerangka Penelitian kegiatan dan praktek secara sukarela dipilih. Dalam konteks ini, praktik fotografi yangdilakukandi obyek wisata dianggap di antara kegiatan ini secara sukarela dipilih (Lyubomirsky, Sheldon, etal). Literatur mengenai fotografi wisatawan sebagai titik awal untuk melihat sejumlah item untuk mengukur perilaku berfoto wisatawandi obyekwisata. Frekuensi berfoto, pemilihan frame/angle foto, masing-masing Gambar 2.1. Kerangka dasar penelitian memiliki pengaruh yang yang relatif berbeda (Sumber: Gillet, dkk, 2016.) satu wisatawan dengan wisatawan yang lain. METODOLOGI PENELITIAN Dengan demikian hal tersebut dinilai penting Jenis Penelitian untuk mengetahui frekuensi berfoto Penelitian ini merupakan penelitian wisatawandan pemilihan frame/angle foto survei. Penelitian survei digunakan untuk ketika berwisata. mendapat data yang terjadi pada masa Fotografi dan Kebahagiaan Wisatawan lampau maupun saat ini, dimana tidak ada Perilaku berfoto wisatawan di obyek perubahan dan atau perlakuan khusus wisata dimulai setelah mereka menemukan terhadap variabel yang diteliti. Data yang lokasi yang cocok untuk mengambil foto. dikumpulkan terkait dengan keyakinan, Setelah itu, kemudian para wisatawan pendapat, karakteristik, perilaku, hubungan memilih bagimana sudut/angle kamera

542 Jurnal Media Wisata, Volume 15, Nomor 2, November 2017

variabel dan untuk menguji beberapa sehingga 1 obyek wisata sama dengan 80 hipotesis tentang variabel sosiologis dan responden. psikologis dari sampel yang diambil dari populasi tertentu, teknik pengumpulan data HASIL PENELITIAN DAN dengan pengamatan (wawancara atau PEMBAHASAN kuesioner) dan hasil penelitian cenderung 1. Karakteristik Pengunjung untuk digeneralisasikan (Hasan, 2002; Dari hasil penelitian, dapat Sugiyono, 2013). disimpulkan bahwa di kelima obyek wisata Lokasi Penelitian ini terkenal dikalangan anak muda umumnya Penelitian ini dilakukan di lima obyek adalah pelajar/mahasiswa dan pegawai wisata yang ada di Yogyakarta. Kelima swasta. Hal ini dapat dibuktikan dengan obyek wisata tersebut terletak di lima dominasi pengunjung yang berusia antara 18 kabupaten di Yogyakarta. Obyek wisata yang – 30 tahun yaitu 80% dan pengunjung yang pertama adalah Wisata Alam Kalibiru yang berprofesi pelajar/mahasiswa (46.5%) dan terletak di kabupaten Kulon Progo. Kedua pegawai swasta (20.2%). Hasil tersebut dapat adalah Gunung Api Purba Nglanggeran yang dilihat pada tabel 1. terletak di Gunung Kidul. Ketiga adalah Selanjutnya, kelima obyek wisata ini Kawasan Karts Tebing Breksi yang terletak juga terkenal di luar kota Yogyakarta. Hal ini di Sleman. Keempat adalah di Hutan Pinus ditunjukkan dari hasil penelitian bahwa Imogiri yang terletak di Bantul. Terakhir 65.2% dari keseluruhan pengunjung berasal adalah Malioboro yang terletak di Kota dari luar kota. Sedangkan 34.8% dari Yogyakarta. pengunjung berasal dari dalam kota. Hal ini Teknik dan Alat Pengumpulan Data tidak serta merta berarti bahwa kelima obyek Data yang dikumpulkan pada penelitian wisata tersebut tidak terkenal di dalam kota ini adalah data primer dan data sekunder. Yogyakarta. Hal tersebut berarti kelima Data primer diambil langsung di lokasi obyek wisata tersebut menjadi daya tarik penelitian dengan cara menyebarkan tersendiri bagi pawa wisatawan dari berbagai angket/kuisioner. daerah. Dari 400 pengunjung, terdapat 43.6% Populasi dan Sampel yang baru satu kali mendatangi tempat- Populasi dari penelitian ini adalah para tempat wisata tersebut. Diluar dari 43.6% pengunjung di kelima obyek wisata. Populasi pengunjung telah melakukan lebih dari satu dalam penelitian ini tidak dapat diketahui kali kunjungan. Hal ini dapat diartikan bahwa dengan pasti dikarenakan di tiga obyek kelima obyek wisata tersebut mampu wisata (Malioboro, Kawasan Karst Tebing membuat para wisatawan yang berkunjung Breksi, dan Hutan Pinus Imogiri) tidak tersebut kembali mengunjungi tempat memiliki data kunjungan wisatawan. tersebut. Hasil tersebut dapat dilihat pada Sedangkan dua lainnya mempunyai data tabel 2. kunjungan wisatawan yang lengkap. Sampel 2. Faktor – faktor yang Mempengaruhi diambil dengan menggunakan teknik sample Perilaku Berfoto non probability dimana tidak memberikan Motivasi dalam berfoto dapat peluang yang sama bagi populasi dipengaruhi oleh factor internal maupun (pengunjung) untuk dipilih. Sampel yang eksternal. Dalam penelitian ini, faktor digunakan dalam penelitian ini sejumlah 400 motivasi yang diteliti adalah motivasi wisatawanyang dibagi ke lima obyek wisata,

Jurnal Media Wisata, Volume 15, Nomor 2, November 2017 543

eksternal dalam kaitannya dengan kebera- nantinya berimbas pada perilaku berfoto. daan fasilitas maupun aksesibilitas di obyek Hasil tersebut dapat dilihat pada tabel 5. wisata. Selain factor – factor tersebut di atas, Pada dasarnya keadaan lingkungan aksesibilitas dalam hal ini adalah kemudahan ataupun pemandangan alam di obyek wisata akses internet juga dapat mempengaruhi adalah menjadi motivasi utama dalam motivasi pengunjung dalam berfoto. Dalam kegiatan berfoto para pengunjung obyek artian pengunjung dapat langsung mem wisata. Hal ini ditunjukkan dengan data hasil publish foto yang mereka dapatkan pada saat penelitian bahwa sebanyak 79.9% pengun- di obyek wisata. Dari hasil penelitian, jung menyatakan mereka tertarik untuk didapatkan bahwa 63.3% jawaban berfoto di kelima obyek wisata karena menyatakan bahwa aksesibilitas terhadap keadaan lingkungan ataupun pemandangan internet sudah cukup memadai. Walaupun alam di obyek wisata tersebut. Mayoritas aksesibilitas terhadap internet sudah cukup yang menyatakan bahwa keadaan lingkungan memadai, aksesibilitas tersebut perlu untuk atau pemandangan alam menjadi factor untuk ditingkatkan kembali. Hal ini dikarenakan berfoto adalah kalangan anak muda berusia internet sudah menjadi sebuah kebutuhan antara 18 – 30 tahun dengan besaran 67. 3%. bagi manusia, terutama anak muda. Hasil Hasil tersebut dapat dilihat pada tabel 3. tersebut dapat dilihat pada tabel 6. Selain keadaan lingkungan atau 3. Aktifitas yang Dilakukan Wisatawan pemandangan alam di obyek wisata, motivasi Setelah Berfoto lain yang mempengaruhi pengunjung unruk Aktifitas yang dilakukan wisatawan berfoto adalah lengkapnya fasilitas berfoto setelah mendapatkan foto menjadi sebuah dan kondisi dari fasilitas tersebut. Mayoritas indicator perilaku dalam berfoto. Perilaku dari pengunjung, yaitu sebesar 73.1%, yang ditunjukkan wisatawan setelah menyatakan bahwa kelengkapan fasilitas mendapatkan foto antara lain edit foto, berfoto dan kondisi dari fasilitas tersebut publish foto, dan publish foto di media menjadikan salah satu motivasi berfoto di sosial. Perilaku wisatawan setelah menda- obyek wisata. Salah satu fasilitas yang patkan foto adalah proses edit foto. Hampir disediakan oleh pengelola obyek wisata separuh dari pengunjung menjawab bahwa adalah nama obyek wisata ataupun spot – mereka melakukan edit foto sebelum di spot foto yang dibentuk sedemikian rupa unggah di media social. Dari pengunjung sehingga dapat dijadikan tempat berfoto. tersebut didominasi oleh kalangan muda Hasil tersebut dapat dilihat pada tabel 4. sebanyak 53.7%. Hasil tersebut dapat dilihat Lebih jauh lagi, kemudahan pada saat pada tabel 7. menemukan lokasi yang menarik untuk Perilaku dalam mem-publish foto di berfoto dapat mempengaruhi kepuasan media social juga dapat dijadikan indicator pengunjung pada saat mengunjungi obyek tingkat kepuasan dalam berfoto. Sebesar wisata. Dari hasil penelitian, dapat diketahui 64.8% menyatakan bahwa foto yang telah bahwa secara keseluruhan lokasi untuk didapatkan langsung di publish di media berfoto dapat dengan mudah ditemukan. Hal social. Dari mayoritas wisatawantersebut, tersebut terubukti bahwa 86.3% dari sebanyak 54.5% berada di rentang umur 18 – pengunjung menyatakan bahwa kemudahan 30 tahun. Sedangkan selebihnya berada dalam menemukan lokasi berfoto dapat direntang umur dibawah 17 tahun yaitu mempengaruhi kepuasan mereka yang

544 Jurnal Media Wisata, Volume 15, Nomor 2, November 2017

sebanyak 27 orang atau 6.8% dan direntang b. Ingin Mengabadikan Keindahan umur 31 – 56 tahun yaitu sebanyak 11 orang Alam. Sebanyak 193 orang atau 48.3% atau 2.8%. Hasil tersebut dapat dilihat tabel menyatakan keinginan untuk menga- 8. badikan keindahan alam. Dari angka Saat ini, social media yang dapat tersebut, wisatawan yang menjawab digunakan sebagai media publish foto sangat mayoritas berada pada rentang umur 18 beragam. Dari berbagai macam social media – 30 tahun yaitu sebanyak 164 orang tersebut, instragram merupakan salah satu atau 41%.Selebihnya berada pada platform atau aplikasi yang dikhususkan rentang umur di bawah 17 tahun dan sebagai media menyebarkan foto ataupun 31-56 tahun. video. Mayoritas jawaban wisatawan c. Ingin Pamer kepada Orang Lain. menyatakan bahwa instagram merupakan Sebanyak 29 orang atau 7.3%. media utama untuk mem-publish foto. Hal Selanjut-nya, wisatawan yang menyata- tersebut ditunjukkan besaran angka 313 kan keinginan untuk memperoleh orang atau 78.3%. Dari angka tersebut, pujian atau sanjungan dari orang lain mayoritas wisatawanyang menggunakan hanya sebanyak 28 orang atau 7% instagram berumur 18 – 30 tahun dengan (tabel 10). besaran angka 66.8% atau 267 orang. Hasil Sebuah obyek wisata yang mem-punyai tersebut dapat dilihat pada tabel 9. banyak spot menarik yang dapat digunakan 4. Pengaruh Perilaku Berfoto terhadap sebagai spot foto juga akan dapat Kebahagiaan Wisatawan memberikan efek bahagia kepada wisatawan. Salah satu tujuan dari penelitian ini Hal tersebut disebabkan karena wisatawan adalah untuk melihat pengaruh perilaku mendapatkan variasi background dalam berfoto terhadap kebahagiaan wisatawan. berfoto. Separuh lebih wisatawan menyata- Melalui data-data hasil survey yang sudah kan bahwa banyaknya spot foto di obyek dianalisis maka pengaruh perilaku berfoto wisata dapat mempengaruhi kebahagiaan. terhadap kebahagiaan wisatawan dapat Hal tersebut dapat ditunjukkan dengan diketahui. Ada berbagai macam motif alasan besaran angka sebesar 83.5% atau sebanyak berfoto dalam perilaku berfoto dan publish 334 orang. Dari angka tersebut, wisatawan bagi wisatawan. Alasan-alasan tersebut dapat yang menyatakan bahwa banyaknya spot foto menjadi representasi dari kebahagiaan. mempengaruhi kebahagiaan berada di Alasan-alasan tersebut antara lain: rentang umur 18 – 30 tahun yaitu sebanyak a. Ingin Mendapatkan Kenangan 279 orang atau 69.8%. Hasil tersebut dapat Berharga. Sebanyak 150 orang atau dilihat pada tabel 11. 37.5% menyatakan keinginan untuk Selain banyaknya obyek wisata, menda-patakan kenangan yang ber- aktifitas berfoto sendiri juga dapat mem- harga saat berfoto. Dari angka tersebut, berikan rasa bahagia pada wisatawan. wisatawan yang menjawab mayoritas Mayoritas dari responden, yaitu sebanyak berada pada rentang umur 18 – 30 337 orang atau 84.3%, menyatakan bahwa tahun yaitu sebanyak 125 orang atau aktifitas berfoto merupakan aktifitas yang 31.3%. Selebihnya berada pada rentang paling menarik pada saat berada di obyek umur di bawah 17 tahun dan 31-56 wisata. Mayoritas wisatawan yang menya- tahun. takan bahwa aktifitas berfoto merupakan

Jurnal Media Wisata, Volume 15, Nomor 2, November 2017 545

aktifitas yang menarik berada pada rentang 18-30 tahun yaitu sebanyak 306 orang atau umur 18 – 30 tahun. Selebihnya adalah 76.5%. Selebihnya, pada rentang umur di wisatawan pada rentang umur di bawah 17 bawah 17 tahun adalah sebanyak 32 orang tahun sebanyak 32 orang atau 8% dan pada atau 8% dan pada rentang umur 31 – 56 rentang umur 31-56 tahun sebanyak 26 orang adalah sebanyak 25 orang atau 6.3%. Hasil atau 6.5%. Hasil tersebut dapat dilihat pada tersebut dapat dilihat pada tabel 15. tabel 12. Selanjutnya, untuk mendapatkan foto KESIMPULAN DAN REKOMENDASI yang terbaik maka harus mengambil foto Kesimpulan berkalil-kali. Hal ini juga mungkin Secara keseluruhan penelitian ini dapat mempengaruhi tingkat kebahagiaan wisa- disimpulkan sebagai berikut : tawan. mayoritas wisatawan menyatakan 1. Faktor – faktor yang mempengaruhi bahwa untuk mendapatkan foto diperlukan perilaku berfoto pengambilan foto berkali kali.Hal tersebut Motivasi merupakan salah satu faktor dapat ditunjukkan melalui besaran angka yang mempengaruhi perilaku berfoto, sebesar 88% atau 352 orang. Dari mayoritas terutama motivasi yang dipengaruhi oleh wisatawanyang menjawab, sebanyak 290 kondisi lingkungan obyek wisata (eksternal). orang atau 72.5% berada pada rentang usia a. Di kelima obyek wisata, pemandangan 18 – 30 tahun. Selebihnya, sebanyak 24 alam merupakan obyek yang menarik orang atau 8.5% berada pada rentang di bagi wisatawan terutama wisatawan bawah 17 tahun dan sebanyak 28 orang atau yang berumur di antara 18 – 30 tahun 7% berada pada rentang di 31-56 tahun. atau kaum muda. Hasil tersebut dapat dilihat pada tabel 13. b. Kondisi dan kelengkapan fasilitas Kuantitas foto yang didapatkan juga berfoto juga menjadikan faktor penentu dapat menentukan tingkat kebahagiaan perilaku berfoto. Di kelima obyek wisatawan. mayoritas responden, yaitu wisata, kondisi dan kelengkapan sebanyak 337 orang atau 84.3%, menyatakan fasilitas yang menarik untuk berfoto kuantitas foto yang diambil menentukan bagi wisatawan terutama kaum muda perasaan bahagia. Dari jumlah tersebut, untuk berfoto. mayoritas berada pada rentang umur 18-30 c. Selain kedua hal tersebut di atas, spot tahun yaitu sebanyak 280 orang atau 70%. foto yang disediakan juga menarik Selebihnya, pada rentang umur di bawah 17 kaum muda untuk berfoto. tahun adalah sebanyak 32 orang atau 8% dan Selain kondisi lingkungan obyek pada rentang umur 31 – 56 adalah sebanyak wisata, motivasi perilaku berfoto juga 25 orang atau 6.3%. Hasil tersebut dapat ditunjukkan dari kegiatan atau aktifitas dilihat pada tabel 14. berfoto itu sendiri. Selain kuantitas foto yang diambil, a. Di kelima obyek wisata, wisatawan tentu kualitas foto yang diambil juga dapat melakukan banyak aktifitas memberikan pengaruh terhadp tingkat keba- berfoto, terutama kaum muda. hagiaan wisatawan. mayoritas responden, b. Kemudahan akses juga menjadi salah yaitu sebanyak 363 orang atau 90.8%, satu motivasi berfoto para wisatawan. menyatakan kualitas foto yang diambil Di kelima obyek wisata, wisatawan menentukan perasaan bahagia. Dari jumlah mendapatkan kemudahan dalam tersebut, mayoritas berada pada rentang umur

546 Jurnal Media Wisata, Volume 15, Nomor 2, November 2017

mendapatkan lokasi berfoto dan hal e. Kualitas dan kuantitas foto yang tersebut mempengaruhi tingkat kepua- diambil juga menentukan perasaan san berfoto, terutama kaum muda. bahagia wisatawan. c. Kemudahan akses pasca berfoto juga Rekomendasi merupakan salah satu faktor yang Melihat hasil dari penelitian maka bagi mempengaruhi perilaku berfoto. para pengelola obyek wisata dapat 2. Hal yang dilakukan wisatawan melakukan hal dibawah ini guna dapat setelah berfoto menarik lebih banyak wisatawan ke obyek

a. Kebanyakan wisatawan, setelah wisata. mendapatkan foto, mereka lansung 1. Melestarikan atau menjaga keindahan mem-publish di media social. Hal alam dan fasilitas di obyek wisata tersebut dilakukan oleh kaum muda. karena motivasi utama para wisatawan

b. Kegiatan publish foto tersebut melalui dalam berfoto adalah adanya tahapan edit foto. Sehingga, wisatawan pemandangan alam atau tempat yang akan mengambil banyak gambar indah serta fasilitas yang baik dan kemudidan mengedit gambar tersebut memadai. kemudia akan di publish di media 2. Memberikan kemudahan akses internet social. Hal tersebut dilakukan untuk karena motivasi utama dalam berfoto mendapatkan kepuasan dan utamanya adalah mempublish foto yang mereka dilakukan oleh kaum muda. dapatkan ke media social, terutama

c. Dewasa ini, media social yang sedang instagram. popular diantar kaum muda adalah 3. Menyediakan spot foto buatan instagram. Platform atau aplikasi ini dikarenakan spot foto merupakan daya memudahkan wisatawan yang senang tarik tersendiri bagi wisatawan. berfoto dan ingin mempublikasikan 4. Mendukung wisatawan dalam berfoto kepada khalayak umum. Kebanyakan akan menimbulkan perasaan bahagia pemakai media social instagram ini bagi wisatawan yang akan berdampak adalah kaum muda. positif bagi obyek wisata. 3. Pengaruh perilaku berfoto terhadap kebahagiaan wisatawan Keterbatasan dan Penelitian Mendatang a. Alasan utama wisatawan dalam berfoto Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) adalah untuk mendapat kenangan mempunyai banyak sekali obyek wisata yang berharga dan ingin mengabadikan terdapat banyak sekali pengunjung. Namun, keindahan alam. karena terbatasnya tenaga dan waktu peneliti b. Banyaknya spot foto yang tersedia di maka dalam penelitian ini hanya melibatkan kelima obyek wisata juga membuat lima obyek wisata di lima kabupaten di DIY. wisatawan bahagia. Lebih lanjut, populasi dalam penelitian c. Banyaknya aktifitas berfoto yang dapat ini tidak dapat diketahui dengan pasti dilakukan di kelima obyek wisata dikarenakan obyek-obyek wisata tersebut tersebut juga dapat menimbulkan belum memiliki dokumentasi kunjungan perasaan bahagia bagi wisatawan. wisatawan. Hal tersebut mengakibatkan d. Pengambilan foto yang berkali-kali jumlah safe sample tidak dapat diketahui, membuat wisatawan merasa bahagia. dengan demikian kemungkinan yang terjadi adalah tidak terwakilinya populasi.

Jurnal Media Wisata, Volume 15, Nomor 2, November 2017 547

Selanjutnya, penelitian ini dapat positive affect: Does happiness lead dijadikan dasar pada penelitian berikutnya to success? Psychological Bulletin, dengan melibatkan lebih banyak obyek 131, 803- 855. wisata di Daerah Istimewa Yogyakarta. Hal Masruri, N.W., 2014, Studi Pengembangan tersebut dimaksudkan agar dapat Objek Daya Tarik Wisata Kawasan memberikan rekomendasi kepada pengelola Ekowisata Gunung Api Purba obyek wisata di DIY untuk meningkatkan Nglanggeran Kabupaten Gunung kunjungan wisata di obyek-obyek wisata. Kidul, DIY, Tesis: Universitas GadjahMada. DAFTAR PUSTAKA Ntarangwi, Mwenda, 2000, Education, Arikunto, S., 2002, Prosedur Suatu Tourism, or Just a Visit to theWild?, Penelitian: Pendekatan Praktek , African Issues, 28 (1/2):54-60. : Rineka Cipta. Pitana, I.G. dan Diarta, K.S. 2009.Pengantar Creswell, J. W., 2010, Research Design Ilmu Pariwisata. Yogyakarta: CV. Pendekatan Kualitatif, Kuantitatif, Andi Offset. dan Mixed, Yogyakarta: Pustaka Prideaux, B., and Coghlan, A., Pelajar. 2010,“DigitalCameras and Photo Fandeli, C. 1995. Dasar-Dasar Manajemen Taking Behaviour on the Great Kepariwisataan Alam. Yogyakarta: Barrier Reef – Marketing Penerbit Liberty. Opportunities for Reef Tour Fennel, David A. 1999.Ecotourism, An Operators”, Journal of Vacation Introduction. New York: Routledge. Marketing, 16:171-183. Ghozali, I. H., 2006, Aplikasi Analisis Rahayu, Handayani. 2015, Studi Eksplorasi Mutivariate Dengan Program SPSS, Perilaku Wisatawan dalam Berfoto di Semarang: Badan Penerbit Univeritas Gunung Api Purba Nglanggeran . Kabupaten Gunung Kidul, DIY, Gillet, Sarah, Paulina Schmitz, dkk, Tesis: Universitas Gadjah Mada. 2016.Journal of Hospitality Sheungting Lo, I., McKercher, B., Cheung, &Tourism Research, Vol. 40, No. 1, C., Law., R, 2011, Tourism and January 2016, 37–57. NHTV Online Photography, Tourism BredaUniversity. Management, 32: 725-731. Haldrup, M., and Larsen, J., 2003, The Sugiyono, 2008, Metode Penelitian Family Gaze, Tourist Studies, 3: 23- Pendidikan: Pendekatan Kuantitatif, 45. Kualitatif, dan R&D, Hasan, M. I., 2002, Pokok-Pokok Materi Bandung:Alfabeta. Metodologi Penelitian dan Sugiyono, 2013, Cara Mudah Menyusun: Aplikasinya, Bogor: Ghalia Indonesia. Skripsi, Tesis, dan Disertasi, Kusmayadi, dan Sugiarto, E., 2000, Bandung: Alfabeta. Metodologi Penelitian DalamBidang Undang-Undang Republik Indonesia No.10 Pariwisata, Jakarta: Gramedia tahun 2009. Pustaka Utama. Urry, J. and Larsen, J., 2011, The Tourist Lyubomirsky, S., King, L., &Diener, E. Gaze 3.0, London: SAGE (2005).The benefits of frequent Publications.

548 Jurnal Media Wisata, Volume 15, Nomor 2, November 2017

Tabel 1. Distribusi Pengunjung berdasarkan Pendidikan dan Pekerjaan

Distribusi Sampel Frekuensi Persentase Pendidikan SD 3 0.8% SMP 38 9.5% SMA 201 50.2% D3 57 14.2% S1 90 22.5% S2 10 2.5% S3 1 0.2% Pekerjaan PNS 14 3.5% Pelajar/Mahasiswa 186 46.5% Pegawai swasta 81 20.2% Pensiunan 4 1% Wiraswasta 37 9.2% Belum bekerja 54 13.5% Lain-lain 24 6%

Tabel 2. Distribusi Responden Berdasarkan Asal Daerah dan Frekuensi Kunjungan

Distribusi Sampel Frekuensi Persentase Dalam Kota 139 34.8% Luar Kota 261 65.2% Nama Obyek Wisata 1kali 2 Kali 3 kali 4 Kali >4 Kali Malioboro 3.75% 4.5% 2.8% 1.8% 7.3% Hutan Pinus 10% 4.5% 3% 0.8% 1.8% Kalibiru 4% 10.8% 4% 0.8% 0.5% Tebing Breksi 13.8% 3.5% 2% 0.3% 0.5% Gunung Api Purba Nglanggeran 11.8% 4% 2.5% 1% 0.8% Total 43.6% 27.3% 14.3% 4.5% 10.8%

Tabel 3. Motivasi Berfoto Berdasarkan Obyek Foto Pemandangan Alam

<17 18–30 31–56 Obyek Alam yang Paling Menarik Total tahun tahun tahun Sangat tidak Malioboro 1 2 0 3 Setuju Hutan Pinus 0 2 0 2 Kalibiru 0 1 0 1 Tebing Breksi 0 5 1 6 Gunung Api Purba 1 2 0 3 Nglanggeran Total 2 12 1 15 Tidak Setuju Malioboro 3 18 21 Hutan Pinus 0 1 0 1 Kalibiru 0 2 0 2 Gunung Api Purba 5 1 6 Nglanggeran Total 8 22 30 Ragu-ragu Malioboro 3 15 18 Kalibiru 0 10 10

Jurnal Media Wisata, Volume 15, Nomor 2, November 2017 549

<17 18–30 31–56 Obyek Alam yang Paling Menarik Total tahun tahun tahun Tebing Breksi 0 1 1 Gunung Api Purba 0 7 7 Nglanggeran Total 3 33 36 Setuju Malioboro 3 27 3 33 Hutan Pinus 4 40 3 47 Kalibiru 1 43 6 50 Tebing Breksi 1 35 3 39 Gunung Api Purba 1 31 0 32 Nglanggeran Total 10 176 15 201 Sangat Setuju Malioboro 2 3 0 5 Hutan Pinus 3 24 3 30 Kalibiru 0 14 3 17 Tebing Breksi 4 26 4 34 Gunung Api Purba 4 26 2 32 Nglanggeran Total 13 93 12 118

Tabel 4. Motivasi Berfoto Berdasarkan Kondisi dan Kelengkapan Fasilitas

<17 18–30 31–56 Kondisi dan Kelengkapan Fasilitas Total tahun tahun tahun Sangat tidak Hutan Pinus 1 1 Setuju Gunung Api Purba 1 1 Nglanggeran Total 2 2 Tidak Setuju Malioboro 0 2 0 2 Hutan Pinus 0 3 1 4 Tebing Breksi 0 5 0 5 Gunung Api Purba 1 4 0 5 Nglanggeran Total 1 14 1 16 Ragu-ragu Malioboro 6 15 0 21 Hutan Pinus 0 8 1 9 Kalibiru 0 16 3 19 Tebing Breksi 0 14 1 15 Gunung Api Purba 0 15 1 16 Nglanggeran Total 6 68 6 80 Setuju Malioboro 5 43 3 51 Hutan Pinus 4 44 2 50 Kalibiru 1 44 4 49 Tebing Breksi 3 36 6 45 Gunung Api Purba 4 40 1 45 Nglanggeran Total 17 207 16 240 Sangat Setuju Malioboro 1 5 0 6 Hutan Pinus 3 11 2 16 Kalibiru 0 10 2 12

550 Jurnal Media Wisata, Volume 15, Nomor 2, November 2017

<17 18–30 31–56 Kondisi dan Kelengkapan Fasilitas Total tahun tahun tahun Tebing Breksi 2 12 1 15 Gunung Api Purba 6 7 0 13 Nglanggeran Total 12 45 5 62

Tabel 5. Kemudahan dalam Menemukan Lokasi Berfoto

Kemudahan dalam Menemukan Lokasi Berfoto Obyek Wisata Sangat Tidak Tidak Ragu- Sangat Setuju Setuju Setuju Ragu Setuju Malioboro 0 0 22 43 15 Hutan Pinus 1 1 3 57 18 Kalibiru 0 0 6 39 35 Tebing breksi 0 3 10 54 13 Gunung Api Purba 0 0 9 56 15 Nglanggeran Total 1 4 50 249 96

Tabel 6. Kemudahan Akses Pasca Berfoto

Kemudahan Akses Pasca Berfoto Obyek Wisata Sangat Tidak Tidak Ragu- Sangat Setuju Setuju Setuju Ragu Setuju Malioboro 0 4 13 43 20 Hutan Pinus 2 7 19 40 12 Kalibiru 0 0 3 51 26 Tebing breksi 0 7 31 35 7 Gunung Api Purba Nglanggeran 7 29 25 17 2 Total 9 47 91 186 67

Tabel 7. Perilaku Edit Foto

Perilaku Edit Foto Rentang Umur Sangat Tidak Ragu- Sangat Tot Setuju Tidak Setuju Setuju Ragu Setuju <17 tahun 0 4 5 23 4 36 18 – 30 tahun 9 48 64 187 28 336 31 – 56 tahun 1 5 11 8 3 28 Total 10 57 80 218 35 400

Tabel 8. Perilaku Publish Setelah Mendapatkan Foto

Perilaku Publish Setelah Mendapat Foto Rentang Umur Sangat Tidak Ragu- Sangat Tot Setuju Tidak Setuju Setuju Ragu Setuju <17 tahun 0 2 8 23 3 36 18 – 30 tahun 7 43 68 174 44 336 31 – 56 tahun 1 2 10 15 0 28 Total 8 47 86 212 47 400

Jurnal Media Wisata, Volume 15, Nomor 2, November 2017 551

Tabel 9. Preferensi Penggunaan Instagram

Preferensi Penggunaan Instagram Umur Sangat Tidak Tidak Ragu- Sangat Total Setuju Setuju setuju ragu setuju < 17 tahun 1 2 5 14 14 36 18-30 tahun 4 28 37 174 93 336 31-56 tahun 0 2 8 12 6 28 Total 5 32 50 200 113 400

Tabel 10. Alasan Berfoto

Umur Alasan Berfoto Total < 17 tahun 18-30 tahun 31-56 tahun Ingin mendapat kenangan berharga 13 125 12 150 Ingin mengabadikan keindahan alam 16 164 13 193 Ingin pamer/narsis kepada orang lain 2 25 2 29 Ingin memperoleh pujian/sanjungan dari 5 22 1 28 orang lain Total 36 337 28 400

Tabel 11. Pengaruh Banyaknya Spot Foto terhadap Kebahagiaan Wisatawan

Banyaknya Spot Foto terhadap Kebahagiaan <17 18–30 31–56 Total Wisatawan tahun tahun tahun Sangat Tidak Malioboro 0 1 1 Setuju Tebing breksi 0 1 1 Gunung Api Purba 2 2 4 Nglanggeran Total 2 4 6 Tidak Setuju Malioboro 0 2 1 3 Hutan Pinus 0 7 0 7 Tebing breksi 0 2 0 2 Gunung Api Purba 1 8 0 9 Nglanggeran Total 1 19 1 21 Ragu-Ragu Malioboro 2 11 0 13 Hutan Pinus 1 3 0 4 Kalibiru 0 2 0 2 Tebing breksi 0 7 0 7 Gunung Api Purba 1 11 1 13 Nglanggeran Total 4 34 1 39 Setuju Malioboro 6 34 1 41 Hutan Pinus 5 41 6 52 Kalibiru 0 39 7 46 Tebing breksi 1 40 6 47 Gunung Api Purba 4 41 0 45 Nglanggeran

552 Jurnal Media Wisata, Volume 15, Nomor 2, November 2017

Banyaknya Spot Foto terhadap Kebahagiaan <17 18–30 31–56 Total Wisatawan tahun tahun tahun Total 16 195 20 231 Sangat Setuju Malioboro 4 17 1 22 Hutan Pinus 1 16 0 17 Kalibiru 1 29 2 32 Tebing breksi 4 17 2 23 Gunung Api Purba 3 5 1 9 Nglanggeran Total 13 84 6 103

Tabel 12. Aktifitas Berfoto terhadap Kebahagiaan

Aktifitas Berfoto terhadap Kebahagiaan Umur Ragu- Total Sangat tidak setuju Tidak setuju Setuju Sangat setuju ragu <17 tahun 1 0 3 21 11 36 18-30 tahun 2 20 35 196 83 336 31-56 tahun 0 1 1 18 8 28 Total 3 21 39 235 102 400

Tabel 13. Aktifitas Pengambilan Foto

Aktifitas Pengambilan Foto Umur Sangat tidak Tidak Ragu- Total Setuju Sangat setuju setuju setuju ragu <17 tahun 0 0 2 23 11 36 18-30 tahun 3 15 28 202 88 336 31-56 tahun 0 0 0 19 9 28 Total 3 15 30 244 108 400

Tabel 14. Kuantitas Foto Menentukan Perasaan Bahagia

Kuantitas Foto Menentukan Perasaan Bahagia Umur Sangat tidak Tidak Total Ragu-ragu Setuju Sangat setuju setuju setuju < 17 tahun 0 1 3 18 14 36 18-30 tahun 1 21 34 185 95 336 31-56 tahun 0 2 1 13 12 28 Total 1 24 38 216 121 400

Tabel 15. Kualitas Foto Menentukan Perasaan Bahagia

Kualitas Foto Menentukan Perasaan Bahagia Umur Sangat tidak Tidak Sangat Total Ragu-ragu Setuju setuju setuju setuju <17 tahun 0 1 3 18 14 36

Jurnal Media Wisata, Volume 15, Nomor 2, November 2017 553

Kualitas Foto Menentukan Perasaan Bahagia Umur Sangat tidak Tidak Sangat Total Ragu-ragu Setuju setuju setuju setuju 18-30 tahun 1 5 24 207 99 336 31-56 tahun 0 1 2 15 10 28 Total 1 7 29 240 123 400

554 Jurnal Media Wisata, Volume 15, Nomor 2, November 2017

ANALISIS OBJEK DAYA TARIK WISATA FAVORIT BERDASARKAN JUMLAH PENGUNJUNG DI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

Atun Yulianto NIDN 0505077401 Akademi Pariwisata BSI Yogyakarta E-mail : [email protected]

ABSTRACT

Besides known as the city with the title of the center of struggle, cultural and educational center, Daerah Istimewa Yogyakarta is also known as a city that has beautiful natural scenery, cultural and traditional arts that are still sustainable until now. Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) has various facilities of tourism with adequate quality and spread across five districts that is Sleman, Kulon Progo, Gunung Kidul, Bantul and Kota Yogyakarta. This study aims to determine the object of tourist attraction in Daerah Istimewa Yogyakarta which is a favorite of tourists based on the number of visitors range from 2011 to 2015. The research method used is descriptive qualitative supported quantitative data to provide a mathematical picture of the three objects of tourist attraction what is the most dominant visited by tourists. The results of this study indicate the order based on the number of visitors, namely Parangtritis Beach occupies the first position, followed by Temple and Gembira Loka zoo become the favorite tourist attraction object of visitors.Suggestions in this study is the need for comparative study and adoption of road map of strategic planning and operational in preparing tourism marketing strategy to bring more tourists to the manager of tourist attraction object which is still few number of visitors.

Keyword : tourist attraction object, visitors,

PENDAHULUAN Luas wilayah daratan DIY adalah Daerah Istimewa Yogyakarta disingkat 3.185,80 km2, atau 0,17 persen dari wilayah DIY dikenal sebagai kota pelajardan budaya. daratan Negara Kesatuan Republik Indonesia Yogyakarta disebut sebagai kota pelajar, (Mutijo dkk, 2016). DIY terdiri dari lima karena banyak tersedia fasilitas pendidikan kabupaten yaitu Bantul, Sleman, Gunung berupa sekolah dan perguruan tinggi yang kidul, Kulon Progo dan kabupaten Kota berkualitas dan sudah terakreditasi secara Yogyakarta.Secara umum keadaan geografis baik didunia pendidikan Indonesia. Daerah Istimewa Yogyakarta terdiri dari Sedangkan sebagai kota budaya, Yogyakarta daerah dataran yang berada pada kaki mempunyai beragam potensi budaya, baik gunung Merapi sampai di daerah pantai budaya yang bersifat fisik maupun yang Samudra Indonesia (pantai selatan). bersifat non fisik. Potensi budaya yang Selanjutnya daerah yang terdiri dari pegu- bersifat fisik antara lain kawasan cagar nungan yaitu lereng Merapi di Utara, budaya dan benda cagar budaya, sedangkan pegunungan Menoreh di bagian Barat, dan potensi budaya yang non fisik dapat berupa pegunungan Selatan (Gunung Kidul) di sistem nilai atau norma, sistem sosial dan bagian sebelah Tenggara yang disebut perilaku sosial yang ada dalam masyarakat. pegunungan Seribu.

Jurnal Media Wisata, Volume 15, Nomor 2, November 2017 555

Di daerah pegunungan Menoreh Kulon ada,sehingga menjadi lebih indah dan Progo dijumpai daerah wisata seperti Gua nyaman, serta dapat menarik lebih banyak Kiskendo, Suralaya dan Gua Sumitro. lagi para wisatawan yang datangke Pegunungan Gunung Kidul bagian Selatan Yogyakarta. sering pula disebut sebagai Gunung Jumlah objek wisata di DIYsesuai data Seribu.Pantai-pantai diwilayah selatan Dinas Pariwisata Yogyakarta tahun 2016 Gunung Kidul juga memiliki pasir berwarna meliputi wilayah Kota Yogyakarta berjumlah putih seperti yang bisa dilihat di pantai 25 tempat, Sleman sebanyak 31 tempat, Kukup, Krakal, Wediombo dan Sadeng, di Bantul 16 tempat, Gunung Kidul 11 tempat daerah Kabupaten Gunung Kidul. Dengan dan Kulon Progo 14 tempat sehingga keunikan tersebut daerah pantai di Gunung totalnya mencapai 97 tempat objek Kidul sangat terkenal dengan wisata wisata.Peranannya sebagai kota perjuangan, pantainya. Sementara Bantul memiliki kota pelajar dan pusat pendidikan, serta pusat pesona lain selain pantainya yang indah juga kebudayaan, ditunjang oleh panoramanya terdapat beberapa desa wisata yang memiliki yang indah telahmengangkat Daerah kemampuan untuk membuat produk souvenir istimewa Yogyakarta sebagai daerah yang seperti gerabah di Kasongan, dan kerajinan menarik untuk dikunjungi dan menjadi kulit di daerah Manding.Tetapi icon utama daerah tujuan wisata favorit. Namun dari yang tercatat dari keistimewaan Yogyakarta sekian banyak objek wisata yang ada perlu salah satunya adalah keberadaan Keraton untuk diketahui seberapa banyak jumlah yang megah dan budayanya dimana saat ini pengunjung disuatu objek wisata masih terpelihara dengan baik. Sedangkan dibandingkan objek wisata yang lain dari tiap wilayah Sleman kaya akan cagar budaya wilayah di DIY. Hal tersebut dapat dijadikan candi dan pesona alam lereng gunung pengelola dalam mengembangkan dan merapinya. meningkatkan jumlah kunjungan bagi objek Secara umum keistimewaan pariwisata wisata yang kurang diminati olehwisatawan di Daerah Istimewa Yogyakarta dibanding (pengunjung). tempat lain adalah Kekayaan budaya dan Ketertarikan wisatawan berkunjung ke alamnya yang ada. Banyak wisatawan yang DIY karena beberapa faktor. Menurut Vellas menjadikan Kota Yogya menjadi salah satu dan Becheler (2008:101), diantara banyak tujuan wisata karena keunggulan tersebut, faktor yang menjadi daya tarik daerah tujuan baik itu wisatawan lokal maupun wisatawan wisata adalah memiliki pesona alam yang asing. Objek Wisata di Yogyakarta yang indah, penduduk yang ramah dan adanya menjadi daya tarik wisata berupa situs hiburan yang murah. Sementara wisatawan peninggalan sejarah berupa candi-candinnya, mancanegara berkunjung kesuatu destinasi pantainya yang indah, keraton kerajaan yang wisata disebabkan karena ingin mencari megah, dan banyak lagi objek wisata lainnya. sesuatu yang unik dan berbeda dari negara Dengan beragamnya tempat wisata yang ada asalnya (Adilaksono dkk, 2014). Daerah di Kota Yogyakarta ini juga menjadikan istimewa Yogyakarta memiliki berbagai sektor lain sebagai penopang kepariwisataan fasilitas wisata dengan kualitas yang berkembang pesat seperti usaha akomodasi memadai dan tersebar dilima wilayah dan restorasi. Oleh karena itu peran kabupaten yaitu Sleman, Kulon Progo, pemerintah daerah untuk selalu memperbaiki Gunung Kidul, Bantul dan Kota Yogyakarta. sarana dan prasarana wisata yang Kesemuanya itu dapat memperlancar dan

556 Jurnal Media Wisata, Volume 15, Nomor 2, November 2017

memberi kemudahan bagi para wisatawan didukung berbagai fasilitas serta layanan yang berkunjung apabila memiliki empat yang disediakan oleh masyarakat, pengusaha aspek dalam menawarkan produk pariwisa- dan pemerintah” (Ismayanti, 2010:3). tanya seperti daya tarik alam maupun Dari definisi diatas jelas bahwa masyarakat dan budayanya, accesbilitas yang terdapat banyak pihak yang mendukung memudahkan wisatawan menuju lokasi sebuah pariwisata, sehinga membentuk suatu wisata, fasilitas akomodasi dan lainnya yang sistem yang saling bekerjasama untuk mendukung, dan adanya lembaga penyeleng- mencapai tujuan pariwisata itu sendiri. gara perjalanan wisatawan (Utama, 2016:8). Pendapat lain dari Hunziker dan Kraff dalam Berdasarkan kajian latar belakang ini Spillane (1991:22), memberikan batasan penulis tertarik membuat analisis kuantitatif tentang pariwisata sebagai berikut : “Tourism untuk mengetahui jumlah pengunjung is the total relationship and phenomena terbanyak dari berbagai objek wisata yang linked with the stay of a foreigner at a ada di Daerah Istimewa Yogyakarta, locality, provided that they do not settle there sehingga diketahui objek wisata paling to exercise a major, permanent or temporary banyak jumlah pengunjungnya dan paling remunerated activity”. sedikit jumlah pengunjungnya. Oleh karena Pengertian tersebut menunjukkan itu rumusan masalah dalam penelitian ini bahwa pariwisata adalah semua hubungan adalah tiga objek daya tarik wisata apakah dan fenomena terkait dengan tinggalnya yang paling banyak dikunjungi menjadi orang asing di suatu daerah, dengan catatan favorit wisatawan atas dasar banyaknya mereka tidak menetap di tempat yang jumlah pengunjung. didatangi untuk suatu pekerjaan yang dibayar Penelitian ini ditujukan untuk baik secara permanen ataupun sementara. mengetahui tiga peringkat objek wisata di Jadi dari dua definisi diatas jelas bahwa Daerah Istimewa Yogyakarta yang memiliki pariwisata dibutuhkan oleh orang-orang yang jumlah pengunjung terbanyak dan menjadi sedang melakukan perjalanan wisata dimana favorit wisatawan, serta mengetahui objek tempat tujuan memiliki fasilitas layanan wisata yang jumlah pengunjungnya terkecil. wisata yang dikelola oleh masyarakat, Dengan diketahuinya jumlah pengunjung pengusaha dan pemerintah. sebuah objek wisata maka menjadi bahan kajianbagi pengelola dalam menyusun kembali recana strategis dan operasional diwaktu yang akan datanguntuk meningkat- kan efektifitas promosi mendatangkan jumlah pengunjung yang lebih banyak.

LITERATURE REVIEW Pariwisata Dalam undang-undang RI nomor 10 tahun 2009 tentang Kepariwisataan dijelaskan bahwa, Pariwisata adalah “berbagai macam kegiatan wisata dan

Jurnal Media Wisata, Volume 15, Nomor 2, November 2017 557

Gambar 1. Sistem Dasar Pariwisata Sumber : Cooper et.all dalam Ismayanti (2010 : 2)

Kegiatan wisata dapat terdiri dari wisata merupakan suatu daerah yang menarik adanya wisatawan, daerah asal wisatawan, dikunjung sebagai tujuan wisata yang dapat daerah yang digunakan untuk transit berupa alam, flora dan fauna sebagi ciptaan wisatawan, daerah tujuan wisata yang akan Tuhan dan objek ciptaan manusia yang didatangi wisatawan dan perusahaan/industri berwujud museum, peninggalan sejarah pariwisata. purbakala, seni budaya, wisata agro, wisata Objek Daya Tarik Wisata tirta, wisata buru, wisata petualangan alam, Menurut undang-undang no. 9 tahun taman rekreaksi, dan tempat hiburan. 1990 pasal 4 memberikan batasan tentang Sebuah objek dan daya tarik wisata Objek dan daya tarik wisata sebagai berikut : tentu membutuhkan tempat disuatu wilayah 1. Objek dan daya tarik wisata terdiri atas: tertentu yang memungkinkan diketahui oleh a. objek dan daya tarik wisata ciptaan masyarakat dan dapat dikunjungi wisatawan Tuhan Yang Maha Esa, yang dengan fasilitas pendukung pariwisatanya berwujud keadaan alam, serta flora sebagai daerah tujuan wisata. Peraturan dan fauna; Pemerintah Republik Indonesia No. 50 b. objek dan daya tarik wisata hasil Tahun 2011 dalam Bab 1 Ketentuan Umum karya manusia yang berwujud pasal 1 menjelaskan bahwa,Daerah Tujuan museum, peninggalan purbakala, Pariwisata yang selanjutnya disebut Destinasi peninggalan sejarah, seni budaya, Pariwisata adalah “kawasan geografis yang wisata agro, wisata tirta, wisata berada dalam satu atau lebih wilayah buru, wisata petualangan alam, administratif yang di dalamnya terdapat Daya taman rekreaksi, dan tempat Tarik Wisata, Fasilitas Umum, Fasilitas hiburan. Pariwisata, aksesibilitas, serta masyarakat 2. Pemerintah menetapkan objek dan daya yang saling terkait dan melengkapi tarik wisata selain sebagaimana dimak- terwujudnya Kepariwisataan” sud dalam ayat (1) huruf b. Wisatawan (Pengunjung) Sesuai dengan batasan diatas maka Secara umum wisatawan merupakan dapat disumpulkan, bahwa objek daya tarik orang-orang yang sedang melakukan

558 Jurnal Media Wisata, Volume 15, Nomor 2, November 2017

perjalanan wisata untuk mengunjungi sebuah nan, pemesanan tiket, dan ketersediaan objek daya tarik wisata disuatu daerah informasi tentang destinasi. tertentu. PERMENPAR RI No 14 tahun 2016 Dengan adanya empat aspek dalam Pedoman Destinasi Pariwisata pendukung produk wisata tersebut Berkelanjutan menyebutkan bahwa, Wisata- menjadikan tujuan perjalanan wisata oleh wan adalah “orang yang melakukan wisata, wisatawan dimungkinkan dapat tercapai sedangkan wisata didefinisikan sebagai sesuai harapan dan ekspektasi wisatawan. kegiatan perjalanan yang dilakukan oleh Oleh kerena itu perlu kerjasama yang baik seseorang atau sekelompok orang dengan antara pihak-pihak terkait khususnya usaha mengunjungi tempat tertentu untuk tujuan yang bergerak dalam bidang industri rekreasi, pengembangan pribadi, atau pariwisata dalam menawarkan produk mempelajari keunikan daya tarik wisata yang wisatanya. dikunjungi dalam jangka waktu sementara”. Potensi Wisata DIY Alasan ketertarikan wisatawan Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) melakukan perjalanan wisata ke suatu objek terletak pada bagian tengah pulau jawa dan daya tarik salah satunya adalah karena sisi selatan berbatasan langsung dengan laut produk wisata yang ditawarkan. Menurut selatan Indonesia (Samudera Hindia). Luas kutipan Ariyanto (2005) dalam Utama & wilayahnya adalah 3.185,80 km2 terdiri dari Mahadewi (2012:94), terdapat empat aspek 5 Kabupaten yiatu kota Yogyakarta, Sleman, yang perlu diperhatikan dalam menawarkan Bantul, Kulon Progo dan Gunung Kidul. produk wisata sebagai totalitas produk yaitu : Secara keseluruhan DIY memiliki 78

1. Attractions (daya tarik). Tersedianya kecamatan yang terdiri dari 438 kelurahan daya tarik pada daerah tujuan wisata desa. atau destinasi untuk menarik Selain dikenal sebagai kota dengan wisatawan. Dapat berupa daya tarik sebutan pusat perjuangan, pusat kebudayaan alam, masyarakat maupun budayanya. dan pendidikan, DIY juga dikenal sebagai

2. Accesability (transportasi). Tersedianya kota yang memiliki panorama alam indah, alat transportasi agar wisatawan budaya dan kesenian tradisional yang masih nusantara maupun manca negara dapat lestari sampai sekarang. Dengan pesona alam dengan mudah mencapai tujuan tempat dan budayanya itulah Yogyakarta menjadi wisata. salah satu destinasi pariwisata yang

3. Amenities (fasilitas). Tersedianya diperhitungakan di Indonesia. Potensi wisata fasilitas utama maupun pendukung di DIY sebagian diisi oleh situs-situs pada sebuah destinasi berupa peninggalan sejaran/cagar budaya masa akomodasi, retoran, fasilitas penukaran lampau antara lain kemegahan Keraton valas, pusat oleh-oleh, dan fasilitas Yogyakarta, candi Prambanan dan Ratu pendukung lainnya yang berhubungan Boko, Kota Gedhe sebagi kota tua, Makam dengan aktivitas wisatawan pada Raja-raja Mataram, museum-museum,dan sebuah destinasi. peinggalan sejarah lainnya serta adat istiadat-

4. Ancillary (kelembagaan). Adanya istiadat, kesenian tradisonalnya yang masih lembaga penyelenggara perjalanan terjaga/lestari sampai saat ini. wisatawan sehingga kegiatan wisata Sementara potensi pesona alam DIY dapat berlangsung. Aspek ini dapat sangat menarik untuk dikunjungi wisatawan berupa pemandu wisata, biro perjala-

Jurnal Media Wisata, Volume 15, Nomor 2, November 2017 559

antara lain kawasan wisata Kaliurang dan kekhasan potensi wisata masing-masing. gunung Merapi, kawasan gunung api purba Hasil analisis perhitungan jumlah pengun- Nglanggeran, Suroloyo, perbukitan jung objek wisata tiap kabupatennya Menoreh, waguk sermo, gunung Gambar, dijelaskan pada pembahasan berikut ini. pegunungan Karst, Gumuk Pasir, goa pindul Kabupaten Sleman sampai dengan keindahan pantai selatan Kabupaten Sleman terdiri dari 17 seperti pantai Kukup, Baron, Krakal, Siung, kecamatan dan terbagi menjadi empat Ngrenehan, Sundak, Sadeng, Parangtritis, wilayah, yaitu : (1) Kawasan lereng Gunung Goa Cemara, Pandansimo, Glagah, Kuwaru, Merapi, dimulai dari jalan yang menghu- Baru, Samasdan lain-lain. bungkan kota Tempel, Turi, Pakem dan Data dikutip dari Dinas Pariwisata Cangkringan sampai dengan puncak gunung DIY, dalam buku statistik pariwisata DIY Merapi. Wilayah ini memiliki sumber daya tahun 2015 menunjukkan bahwa objek daya air dan ekowisata yang berorientasi pada tarik wisata yang tercatat di kabupaten kegiatan gunung Merapi dan ekosistemnya; Sleman terdapat sejumlah : 31 destinasi, (2) Kawasan Timur yang meliputi kabupaten Bantul : 17 destinasi, kabupaten Kecamatan Prambanan, sebagian Kecamatan Kulon Progo : 14 destinasi, kabupaten Kalasan dan Kecamatan Berbah. Wilayah ini Gunung Kidul : 11 destinasi, dan kabupaten merupakan tempat peninggalan purbakala Kota Yogyakarta : 25 destinasi wisata. Dari (candi) yang merupakan pusat wisata budaya kelima kabupaten objek daya tarik wisata di dan daerah lahan kering serta sumber bahan DIY seluruhnya meliputi 98 destinasi batu putih; (3) Wilayah Tengah yaitu wilayah pariwisata. aglomerasi kota Yogyakarta yang meliputi Kecamatan Mlati, Sleman, Ngaglik, METODE PENELITIAN Ngemplak, Depok dan Gamping. Wilayah ini Metode penelitian yang digunakan merupakan pusat pendidikan, perdagangan adalah diskriptif kualitatif yang didukung dan jasa; (4) Wilayah Barat meliputi perhitungan kuantitatif. Adapun metode Kecamatan Godean, Minggir, Seyegan dan pengumpulan data yang dilakukan meliputi Moyudan merupakan daerah pertanian lahan study pustaka, dokumentasi, dan memanfaat- basah yang tersedia cukup air dan sumber kan tehnologi informasi internet sebagai bahan baku kegiatan industri kerajinan sarana untuk memperoleh informasi mendong, bambu serta gerabah kuantitatif dari sumber-sumber kepariwisa- (www.sleman.go.id, 2016). taan di DIY. Potensi wisata yang dimiliki kabupaten Sleman sampai awal tahun 2016 terdiri dari HASIL PENELITIAN DAN 31 jenis obyek wisata. Objek wisata ini PEMBAHASAN memiliki keistimewaan dan ciri khas masing- Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) masing meliputi Candi Prambanan, Candi memiliki lima kabupaten, yaitu Sleman, Kalasan, Candi Sari, Candi , Candi Kulon Progo, Bantul, Gunung Kidul dan Ijo, Candi Banyu Nibo, Candi Morangan, kabupaten kota Yogyakarta terdiri dari 78 Candi Barong, Kraton Ratu Boko, Candi kecamatan dan 438 kelurahan. Bentang alam , Situs Watu Gudig, Candi Gupolo, wilayah DIY merupakan kombinasi antara Candi , Museum Dirgantara TNI daerah pesisir, dataran rendah, dan AU, Museum Affandi, Museum/Monumen perbukitan. Setiap kabupaten memiliki Jogja Kembali, Museum Geoteknologi UPN,

560 Jurnal Media Wisata, Volume 15, Nomor 2, November 2017

Museum/Sanggar Ullen Sentalu, Museum Dr. Sarwidi, dan Museum Universitas Islam Pendidikan Indonesia, Museum Gunung Indonesia. Merapi, Desa Wisata Se Kab. Sleman, Hasil analisis kuantitatif jumlah Kaliurang, Kaliadem/Lava Tour, Ramayana pengunjung dari tahun 2011 sampai tahun Prambanan/Trimurti, Merapi Golf, TR Anak 2015 tiap objek wisata di kabupaten Sleman Kaliurang, Taman Nasional Gunung Merapi, dengan mencari nilai maksimum dan Paleantropologi Ugm, Museum Gempa Prof minimum dihasilkan nominasi data sebagai berikut :

Tabel 1. Peringkat Objek Wisata Kabupaten Sleman dengan Pengunjung Wisman dan Wisnus Terbanyak Kurun Waktu Tahun 2011-2015

Keterangan Berdasar Peringkat Tahun 2011 2012 2013 2014 2015 1. Candi Prambanan 1.136.845 1.265.897 1.415.729 1.576.988 1.897.473 2. Kaliurang 397.831 587.591 575.525 888.780 886.022 3. Monumen Jogja Kembali 259.468 281.849 329.800 361.166 306.816 Sumber : Dinpar DIY (Statistik Kapariwisataan 2015) - Diolah

Berdasarkan analisis jumlah kunjungan sangat fluktuatif dan memiliki potensi potensi wisata di Sleman, maka candi kunjungan yang naik turun yang dipengaruhi Prambanan masih menjadi favorit untuk banyak faktor seperti bencana alam, stabilitas dikunjungi wisatawan dengan jumlah nasional dan promosi wisata. terbesar di tahun 2015 sebanyak1.897.473 Kabupaten Bantul pengunjung. Objek wisata Kaliurang menca- Kabupaten Bantul merupakan bagian pai puncak kunjungan pada tahun 2014 dari Daerah Istimewa Yogyakarta yang dengan jumlah 888.780 pengunjung dan terletak pada bagian selatan kota Yogyakarta Monumen Jogja Kembali sebanyak 361.166 berbatasan langsung dengan samudera pengunjung. Hindia. Kabupaten Bantul memiliki luas area Objek daya tarik wisata Candi 506,85 km2dengan 17 kecamatan dan Prambanan sampai dengan tahun 2015 masih memiliki 75 desa/kelurahan. Potensi wisata menjadi favorit wisatawan domestik di kabupaten Bantul berdasarkan data Dinas (nusantara), disusul Kaliurang dan Monumen Pariwisata DIY tahun 2015, terdiri dari 17 Jogja Kembali.Sifat kunjungan wisatawan Objek daya tarik wisata. nusantara pada objek wisata yang ditawarkan Objek wisata di daerah Bantul di kabupaten Sleman cenderung lebih tetap memiliki ciri khas dan karakteristik yang dan stabil tidak ada perubahan yang berbeda-beda meliputi Pantai Parang Tritis, mencolok objek wisata favorit yang diukur Pantai Samas, Gua Selarong, Gua Cerme, berdasarkan jumlah kunjungannya. Makam Imogiri, Pantai Pandan Simo, Pantai Demikian pula untuk wisatawan manca Kuwaru, Pantai Gua Cemara, Hutan Pinus, negara, sacara garis besar berdasarkan hasil Kabun Buah Mangunan, Museum Wayang olah data Candi Prambanan selama tahun Kelayon, Museum Tani Jawa Indonesia, 2011 sampai 2014 menjadi favorit wisatawan Museum Tembi Rumah Budaya, Museum manca negara walapun di tahun 2015 Purbakala Pleret, Museum Gumuk Pasir, tergeser oleh objek wisata Taman nasional Museum Soeharto dan 36 Desa Wisata di Gunung Merapi. Sementara dari sisi jumlah Bantul.

Jurnal Media Wisata, Volume 15, Nomor 2, November 2017 561

Berdasarkan hasil analisis kuantitatif Bantul dengan mencari nilai maksimum dan jumlah pengunjung dari tahun 2011 sampai minimum dihasilkan objek wisata favorit tahun 2015 tiap objek wisata di kabupaten data sebagai berikut :

Tabel 2. Peringkat Objek Wisata Kabupaten Bantul dengan Pengunjung Wisman dan Wisnus Terbanyak Kurun Waktu Tahun 2011-2015 (berdasar peringkat pengunjung)

Th 2011 Th 2012 Th 2013 Th 2014 Th 2015 No Objek Jumlah Objek Jumlah Objek Jumlah Objek Jumlah Objek Jumlah Pantai Pantai Pantai Pantai Pantai 1. Parang 2.072.085 Parang 1.773.179 Parang 1.574.730 Parang 2.179.000 Parang 1.999.870 Tritis Tritis Tritis Tritis Tritis 36 Desa Pantai Pantai Pantai Pantai 2. 272.850 259.913 135.951 150.980 Wisata 1.333.434 Kuwaru Kuwaru Kuwaru Kuwaru Bantul : Pantai Pantai Pantai Pantai Museum 3. 52.832 129.848 119.693 141.573 250.050 Pandansimo Pandansimo Pandansimo Pandansimo Soeharto : Sumber : Dinpar DIY (Statistik Kapariwisataan 2015) - Diolah

Dengan dasar hasil perhitungan diatas Kabupaten Kulon Progo maka selama kurun waktu tahun 2011 sampai Kabupaten Kulon Progo adalah salah dengan 2015, Pantai Parang Tritis masih satu sari lima kabupaten di propindi D.I. menjadi primadona bagi wisatawan untuk Yogyakarta yang berada disebelah barat kota dikunjungi. Menempati posisi favorit dengan batas wilayah bagian timur: berdasar jumlah pengunjung urutan ke dua kabupaten Sleman, dan Bantul, utara kabupa- adalah pantai kuwaru dan pandansimo ten Magelang, barat kabupaten Purworejo sampai tahun 2014.Namu pada tahun 2015 dan selatan dengan Samudera Hindia. sejumlah desa wisata di Bantul dan objek Berasarkan data Dinas Pariwisata DIY wisata baru museum Soeharta menggeser tahu 2015, kabupaten Kulon Progo memiliki posisi pantai pandansimo dan kuwaru. luas area 586,27 km2 dengan 12 kecamatan Selama kurun waktu tahun 2011 dan memiliki 88 desa.Objek daya tarik wisata sampai 2015, puncak kunjungan wisatawan yang dimiliki kabupaten Kulon Progo adalah terjadi pada tahun 2014 untuk Pantai Parang 14 ODTW, meliputi Waduk Sermo, Pantai Tritis sebanyak 2.179.000 pengunjung. Glagah, Pantai Trisik, Pantai Congot, Gua Puncak kunjungan wisata favorit kedua dan Kiskendo, Clereng, Suroloyo, Sendang Sono, ketiga justru terjadi pada tahun 2015 yaitu Jogja Orang Hutan Center, Makam pada sejumlah 36 desa wisata dan museum Girigondo, Tawisman Wisata Anncol, Soeharto menggeser dominasi pantai kuwaru Wahana Pelangi, Makam Nyi Ageng Serang dan pandansimo dikurun waktu tahun 2011- dan Desa Wisata Kulon Progo. 2014. Dari ke 14 Objek daya tarik wisata Pengunjung domestik (wisman) tersebut setelah diperingkatkan sesuai dengan menjadikan objek wisata Parang Tritis jumlah pengunjung maka diperoleh data lima menjadi Objek daya tarik wisata favorit besar yang menjadi favorit pengunjung sampai data tahun 2015. Sedangkan disajikan dalam tabel sebagai berikut : wisatawan manca negara lebih memilih makam raja-raja di Imogiri menjadi Objek daya tarik wisata favorit sampai tahun 2015.

562 Jurnal Media Wisata, Volume 15, Nomor 2, November 2017

Tabel 3. Peringkat Objek Wisata Kabupaten Kulon Progo dengan Pengunjung Wisman dan Wisnus Terbanyak Kurun Waktu Tahun 2011-2015 (berdasar peringkat pengunjung)

Th 2011 Th 2012 Th 2013 Th 2014 Th 2015 No Objek Jumlah Objek Jumlah Objek Jumlah Objek Jumlah Objek Jumlah Desa Wisata Pantai Pantai Pantai Pantai 1. 262.312 278.519 293.981 Se 769.970 Glagah Glagah Glagah Glagah 339.639 Kulon Progo Desa Wisata Sendang Sendang Sendang Pantai 2. 107.500 106.500 108.000 Se 335.635 Sono Sono Sono 173.475 Glagah Kulon Progo Desa Desa Wisata Wisata Wahana Sendang Waduk 3. 32.642 Se 40.401 Se 91.972 81.460 Pelangi Sono 130.000 Sermo Kulon Kulon Progo Progo Sumber : Dinpar DIY (Statistik Kapariwisataan 2015) - Diolah

Tabel 3 diatas menggambarkan bahwa Kabupaten Gunung Kidul objek wisata pantai Glagah sejak tahun 2011 Kabupaten Gunung Kidul merupakan sampai dengan 2014 mendominasi jumlah salah satu dari lima Kabupaten di Propinsi kunjungan terbanyak dibanding objek yang Daerah Istimewa Yogyakarta dengan luas lain. Namun demikian terjadi pergeseran wilayah sekitar 1.485,36 Km, meliputi 18 cukup signifikan ditahun 2015 dimana kecamatan yang terdiri dari 144 desa/ pemuncak jumlah kunjungan wisatawan kelurahan. Batas wilayah kabupaten Gunung adalah desa wisata yang tersebar disegenap Kidul adalah sebelah utara berbatasan dengan wilayah kabupaten Kulon Progo dengan kabupaten Klaten dan Sukoharjo Jawa jumlah 769.970 pengunjung baik wisman Tengah, sebelah selatan berbatasan dengan maupun wisnus. Samudera Indonesia, sebelah barat berba- Data kuantitatif jumlah kunjungan tasan dengan kabupaten Bantul dan Sleman memberikan hasil pemeringkatan bahwa serta sebelah timur berbatasan dengan wisatawan domestik (wisnus) memilih Pantai kabupaten Wonogiri Jawa Tengah. Glagah sebagai daerah tujuan wisata paling Objek daya tarik wisata di kabupaten favorit dan banyak dikunjungi sejak tahun Gunung Kidul cukup beranaka ragam dan 2011 sampai dengan 2015. Jumlah memiliki ciri khas tersendiri. Sesuai data kunjungan terbesar adalah pada tahun 2015 Dinas Periwisata DIY sampai dengan tahun yang mencapai 769.947 pengunjung. Disisi 2015 objek wisata yang terdaftar di wilayah lain wisatawan nusantara lebih banyak Gunung Kidul meliputikawasan Pantai Baron berkunjung pada objek wisata Sendang Sono – Pok Tunggal, Pantai Siung, Pantai Wedi menjadi favorit di tahun 2011 dengan puncak Ombo, Pantai Sadeng, Pantai Pule Gundes kunjungan mencapai 1000 pengunjung, dan Tepus yang tahun 2015 disatukan dengan disusul desa wisata di sejumlah wilayah di Pantai Baron dan Pok Tunggal, Pantai kabupaten Kulon Progo. Ngerenehan, Gua Cerme, Gunung Gambar,

Jurnal Media Wisata, Volume 15, Nomor 2, November 2017 563

Watu Lumbung dan desa wisata disejumlah pemeringkatan berdasarkan jumlah wilayah di Gunung Kidul Yogyakarta. kunjungan wisatawan dalam tabel sebagai Dari 11 Objek daya tarik wisata berikut : tersebut olah datapenelitian menghasilkan

Tabel 4. Peringkat Objek Wisata Kabupaten Gunung Kidul dengan Pengunjung Wisman dan Wisnus Terbanyak Kurun Waktu Tahun 2011-2015 (berdasar peringkat pengunjung)

Th 2011 Th 2012 Th 2013 Th 2014 Th 2015 No Objek Jumlah Objek Jumlah Objek Jumlah Objek Jumlah Objek Jumlah Pantai Desa Desa Pantai Pantai Baron- Wisata Wisata 1. Baron-Pok 501.197 442.912 759.142 1.183.983 Baron-Pok 1.676.359 Pok Gunung Gunung Tunggal Tunggal Tunggal Kidul Kidul Desa Pantai Pantai Desa Pantai Wisata Baron- Baron- Wisata 484.374 2. Pule 35.396 415.885 518.899 1.051.040 Gunung Pok Pok Gunung Gundes Kidul Tunggal Tunggal Kidul Pantai Pantai Pantai Pantai Pantai 3. Wedi 34.786 179.377 230.125 Pule 506.277 189.160 Tepus Tepus Siung Ombo Gundes Sumber : Dinpar DIY (Statistik Kapariwisataan 2015) - Diolah

Objek daya tarik wisata paling banyak Istimewa Yogyakarta. Kota Yogyakarta dikunjung wisatawan berdasarkan tabel memiliki luas wilayah 32,50 Km2 meliputi 14 diatas tidak didominasi pada satu objek saja, kecamatan yang terdiri dari 45 kelurahan. terjadi persaingan antara pantai Baron-Pok Objek daya tarik wisata di kota Yogyakarta Tunggal dengan sejumlah desa wisata yang cukup beragam namun paling banyak ada di kabupaten Gunung Kidul. Puncak ditemukan adalah wisata cagar budaya. jumlah kunjungan wisatawan ke pantai Objek wisata kota Yogyakarta sesuai Baron-Pok Tunggal terjadi pada tahun 2015 data Dinas Pariwisata DIY tahun 2015 sebanyak 1.676.359 pengunjung dan desa meliputi Keraton Yogyakarta, Taman Sari, wisata di sejumlah wilayah Gunung Kidul Gembira Loka, Purawisata, Kebun Plasma terjadi pada tahun 2014 sebanyak 1.183.983 Nutfah, Pagelaran Keraton, Taman Pintar, pengunjung. Museum Sono Budoyo I, Museum Saspita Pembagian peringkat berdasarkan asal Loka PANGSAR Soedirman, Museum wisatawan menunjukkan bahwa wisatawan Taman Siswa Dewantara Kirti Griya, domestik lebih memilih Pantai Baron-Pok Museum Sasana Wiratama P. Diponegoro, Tunggal sebagai objek wisata favorit paling Museum Pusat Dharma Wiratama, Museum banyak dikunjungi. Wisatawan asing (manca Perjuangan, Museum Kereta Keraton, negara) lebih memilih mengunjungi Desa Museum Sana Budoyo II (tahun 2015 Wisata di sejumlah daerah Gunung Kidul disatukan menjadi Museum Sono Budoyo, dengan puncak kunjungan di tahun 2014 Jogja Gallery, Museum Benteng Vredeburg, dengan jumlah 5.319 wisman. Museum Biologi UGM, Museum Puro Kabupaten Kota Yogyakarta Pakualaman, Museum Sulaman, Istana Kabupaten kota Yogyakarta berada Gedung Agung, Makam Raja Mataran, ditengah-tengah empat kabupaten lain yang Museum Bahari, Kampung Wisata termasuk dalam wilayah Propinsi Daerah Dipowinatan dan Museum Sandi.

564 Jurnal Media Wisata, Volume 15, Nomor 2, November 2017

Dari 25 objek wisata yang ada hasil paling banyak dikunjungi oleh wisatawan olah data menunjukkan objek favorit yang disajikan dalam tabel 5.

Tabel 5. Peringkat Objek Wisata Kota Yogyakarta dengan Pengunjung Wisman dan Wisnus Terbanyak Kurun Waktu Tahun 2011-2015

Keterangan dan Peringkat Tahun 2011 2012 2013 2014 2015 1. Gembira Loka 1.018.690 1.445.148 1.547.517 1.795.486 1.824.810 2. Taman Pintar 887.152 932.705 1.067.131 1.010.345 1.218.036 3. Keraton Yogyakarta 538.144 686.857 714.386 880.422 948.163 Sumber : Dinpar DIY (Statistik Kapariwisataan 2015) - Diolah

Hasil olah data kuantitatif jumlah jumlah kunjungan ke Keraton oleh wisma pengunjung Objek daya tarik wisata di kota terjadi pada tahun 2013 sebanyak 132.722 Yogyakarta selama tahun 2011 sampai 2015 pengunjung manca negara. Sedangkan didominasi oleh kebun binatang Gembira Taman Sari sempat menjadi favorit Loka yang mencapat puncak kunjungan di kunjungan wisman di tahun 2014 sebanyak tahun 2015 sebanyak 1.824.810 pengunjung, 105.596 Wisman. disusul Taman Pintar dan Keraton Objek Wisata Favorit Pengunjung Yogyakarta. Domestik Dan manca Negara Berdasarka Wistawan lokal (nusantara) lebih Jumlah Kunjungan memilih kebun binatang Gembira Loka Sesuai data kuantititf kunjungan sebagai objek wisata tujuan paling favorit wisatawan ke sejumlah objek daya tarik diukur dari jumlah pengunjung. Wisatawan wisata di DIY dengan tehnik filterisasi maka manca negara lebih memilih berkunjung ke dapat disajikan data dalam tabel sebagai Keraton dan Taman Sari sebagi objek wisata berikut : yang paling banyak dikunjungi. Puncak

Tabel 6. Peringkat Objek Wisata DIY dengan Pengunjung Wisman dan Wisnus Terbanyak Kurun Waktu Tahun 2011-2015

Puncak Kunjungan No Kabupaten ODTW Tahun Jumlah 1 Bantul Pantai Parangtritis 2014 2.179.000 2 Sleman Candi Prambanan 2015 1.897.473 3 Yogyakarta Gembira Loka 2015 1.824.810 4 Gunung Kidul Pantai Baron-Pok Tunggal 2015 1.676.359 5 Kulon Progo Pantai Glagah 2014 339.639 Sumber : Dinpar DIY (Statistik Kapariwisataan 2015) – Diolah

Berdasarkan hasil pemeringkatan rangka menyusun strategi baru untuk lebih berdasarkan jumlah pengunjung tersebut, meningkatkan upaya promosinya sehingga maka dapat diketahui objek wisata mana jumlah pengunjung dapat meningkat lebih yang menjadi favorit pengunjung selama banyak lagi di tahun-tahun yang akan datang. lima tahun terakhir sejak tahun 2011 sampai Selain terdapat Objek daya tarik wisata 2015. Hasil ini menjadi evaluasi bagi kinerja yang menjadi fovorit wisatawan terdapat juga pengelola dan pihak-pihak terkait dalam objek wisata yang paling sedikit dikunjungi

Jurnal Media Wisata, Volume 15, Nomor 2, November 2017 565

wisatawan, sehingga membutuhkan upaya wisata (ODTW)3 (tiga) terendah yang lebih intensif bagi pengelolanya dan berdasaarkan jumlah kunjungan wisatawan- pihak-pihak terkait untuk mendatangkan nya disajikan dalam tabel sebagai berikut : lebih banyak pengunjung. Objek daya tarik

Tabel 7. Objek Wisata DIY 3 Terendah Berdasarkan Jumlah Kunjungan Kurun Waktu Tahun 2011 Sampai 2015

No Kabupaten ODTW 1 Bantul Museum Wayang Kelayon, Museum Purbakala Pleret, Makam Imogiri 2 Sleman Candi Morangan, Barong, Watu Gudig, Gupolo dan kedulan 3 Yogyakarta Museum Sandi, Museum Sonobudoyo, Jogja Galery 4 Gunung Kidul Watu Lumbung, Gunung Gambar, Gua Cerme 5 Kulon Progo Tawisman Wisata Ancol, Makam Nyi Ageng Serang, Makam Giri Gondo Sumber : Dinpar DIY (Statistik Kapariwisataan 2015) - Diolah

Hasil olah data tabel objek daya tarik memilikijumlah pengunjungwisatawan wisata(ODTW) baik yang paling banyak yang masih terbatas. dikunjungi dan paling sedikit dikunjungi Rekomendasi pada pembahasan diatas bersumber pada data Sebagai bahan pengembangan peneli- buku Statistik Kepariwisataan DIY tahun tian lanjutan sangat mungkin untuk membuat 2015 oleh Dinas Pariwisata DIY yang detail kondisi kekuatan dan kelemahan setiap dionlinekan pada halaman webstie objek daya tarik wisata. Dengan dikembang- www.visitingjogja.com. kannya hasil penelitian ini dapat membantu pengelola dan pihak-pihak terkait dalam KESIMPULAN DAN REKOMENDASI menyusun road map rencana strategis dan Kesimpulan operasional dengan mengadopsi kekuatan Jumlah kunjungang wisatawan yang dari ODTW yang memiliki jumlah meningkat dari waktu ke waktu ke objek pengunjung terbanyak dan memiliki daya tarik wisata menjadi salah satu indikator kesamaan karakter. Studi banding kepada keberhasilan pengelola dalam mendatangkan objek daya tarik wisata lain dibutuhkan bagi wisatawan. Dengan membuat filter data pengelola untuk mengembangkan baik jumlah pengunjung objek daya tarik wisata di strategi pemasaran mupun fasilitas Daerah Istimewa Yogyakarta tahun 2011 penunjangnya ke ODTW yang lebih unggul sampai 2015, maka dapat disimpulkan objek dari jumlah kunjungan wisatawannya. wisata apa saja yang banyak dikunjungi dan tidak banyak dikunjungi oleh wisatawan DAFTAR PUSTAKA dengan hasil sebagai berikut : Adilaksono, Braviono Arief, Susilo, Ahimsa

1. Pantai Parangtritis kabupaten Bantul Soekartono, Erwin Muhammad menjadi favorit wisatawan nusantara Akbar, Rizal Noor, Fajar Kurniawan, dan domestik disusul Candi Prambanan Novita Supit, Karina Wulandari, Kabupaten Sleman dan Gembira Loka Made Santi Ratnasari, Rina F. Kota Yogyakarta. Wahyuningsih. 2014. Majalah 2. Museum, candi-candi kecil dan ASEAN Edisi 6: KTT ASEAN makam-makam bersejarah menjadi Pertama Presiden Joko Widodo. objek daya tarik wisata yang

566 Jurnal Media Wisata, Volume 15, Nomor 2, November 2017

Jakarta : Direktorat Jenderal Kerja Utama, I Gusti Bagus Rai. 2016. Pengantar Sama ASEAN Kementerian Luar Industri Pariwisata. Yogyakarta : Negeri RI Deepublish Dinas Pariwisata. 2015. Statistik Vellas, Francois dan Lionel Becheler. 2008. Kepariwisataan 2015 (Jogja Pemasaran Pariwisata Internasional Istimewa), www. visitingjogja.com. (sebuah Pendekatan Strategis). Yogyakarta : Dinas Pariwisata DIY. Jakarta : Yayasan Obor Indonesia Ismayanti. 2010. Pengantar Pariwisata. Jakarta : Gramedia Widiasarana Indonesia (GRASINDO) Mutijo, Kusriatmi, Suryono, Gita Oktavia, Waluyo, Fitri Puji Astuti, Nurita. 2016. Analisis Informasi Statistik Pembangunan Daerah 2016. Yogyakarta: Badan Perencanaan Pembangunan Daerah - Badan Pusat Statistik Daerah Istimewa Yogyakarta Peraturan Pemerinyah Republik Indonesia Nomor 50 Tahun 2011. Tentang : Rencana Induk Pembangunan Kepariwisataan Nasional Tahun 2010 – 2025. http://www.bphn.go.id/data/document s/11pp050.pdf Spillane, James J. 1991. Ekonomi Pariwisata : Sejarah Dan Prospeknya. Yogyakarta : Kanisius Undang-undang Nomor 9 Tahun 1990. Tentang : Kepariwisataan. jdih.baliprov.go.id/ uploads/produk/1990/uu-9-1990.pdf Undang-undang Republik Indonesia Nomor 10 Tahun 2009. Tentang Kepariwisataan. http://isd- indonesia.org/wp- content/uploads/2015/01/Tourismand Travel-RelatedServices-No8.pdf Utama, I Gusti Bagus Rai & Mahadewi, Ni Made Eka. 2012. Metode Penelitian Pariwisata & Perhotelan. Yogyakarta : CV Andi Offset

Jurnal Media Wisata, Volume 15, Nomor 2, November 2017 567

BUDAYA SUKU BUGIS SEBAGAI DAYA TARIK WISATA DI PANTAI BUNG JABE KARIMUNJAWA

Oleh Citra Unik Mayasari Yulianto Dosen AKPAR BSI Yogyakarta Dosen AKPAR BSI Yogyakarta NIDN : 0511039201 NIDN: 0517077602 Email: [email protected] Email: [email protected]

ABSTRACT

Indonesia is consist of several islands and have various ethnic, tribal and cultural, so it has great potential in the world of tourism especially cultural tourism. Almost all islands or regions of Indonesia have a culture that can be used as a tourist attraction. One of them is the culture of bugis tribe used as a tourist attraction in Bunga Jabe Karimunjawa. The manager of Bunga Jabe Karimunjawa is currently do development of tourist attraction by carrying the theme of bugis tribal culture as a tourist attraction and also as the way to preserve the culture of bugis tribe on Bunga Jabe Karimunjawa. In this research, researchers used qualitative naturalistic methods because in this study conducted on natural conditions and researchers as the key instrument. Data collection techniques use observation, interview and documentation techniques. Some cultures of bugis tribe used as a tourist attraction at Bunga Jabe Karimunjawa beach are local language or bugis language, bugis traditional art of Pecak Silat Baruga and Paduppa Dance, custom homes of bugis tribe or stlit house, dwarf house as an accommodation and bugis typical food.

Keywords: Tourism, Bugis Tribe, Tourist Attraction, Culture

PENDAHULUAN bidang wisata budaya, karena Indonesia Kepariwisataan di Indonesia di arahkan memiliki banyak kekayaan etnis dan budaya sebagai sektor andalan dalam mendorong yang masing-masing memiliki ciri khas pertumbuhan ekonomi untuk meningkatkan tersendiri. Hampir semua kepulauan atau pendapatan daerah ataupun untuk meningkat- daerah yang berada di Indonesia memiliki kan perekonomian masyarakat dan me- budaya yang bisa dijadikan sebagai potensi nambah lapangan pekerjaan. Pariwisata di daya tarik wisata di daerah tersebut. Salah Indonesia kini sangat berkembang dengan satunya adalah budaya suku bugis yang pesat, beberapa diantaranya adalah wisata dijadikan sebagai daya tarik wisata di Pantai alam dan wisata budaya. Pariwisata di Bunga Jabe yang terletak di Pulau Indonesia terkenal dengan pariwisata yang Karimunjawa. memiliki banyak keanekaragaman dan Karimunjawa adalah kepulauan di laut keunikan budaya. jawa yang termasuk dalam Kabupaten Jepara Indonesia terdiri dari beberapa Provinsi Jawa Tengah. Karimunjawa kini kepulauan dan memiliki banyak suku di dikembangkan menjadi pesona wisata taman dalamnya, sehingga Indonesia berpotensi laut atau wisata bahari yang mulai banyak besar dalam dunia pariwisata khususnya di digemari wisatawan lokal maupun wisatawan

568 Jurnal Media Wisata, Volume 15, Nomor 2, November 2017

mancanegara. Karimunjawa terdiri dari 27 dimaksud dengan pariwisata adalah berbagai pulau namun 22 pulau diantaranya tidak macam kegiatan wisata dan didukung berpenghuni. Pulau Kemujan adalah salah berbagai fasilitas serta layanan yang satu pulau yang berpenghuni. Pulau kemujan disediakan oleh masyarakat, pengusaha, juga banyak memiliki potensi wisata, salah Pemerintah, dan Pemerintah Daerah. satunya adalah Pantai Bunga Jabe. Sementara Spillane (2001) menyatakan Pantai Bunga Jabe terletak di desa pariwisata adalah kegiatan melakukan Kemujan di sebelah timur bandara perjalanan dengan tujuan untuk mendapatkan Dewadaru. Pantai Bunga Jabe ini masih kenikmatan, mencari kepuasan, mengetahui cukup asing untuk beberapa wisatawan. sesuatu, memperbaiki kesehatan, menikmati Masyarakat yang tinggal di sekitar Pantai olahraga atau istirahat, menunaikan tugas, Bunga Jabe ini terdiri dari 3 suku yaitu Suku dan berziarah. Bugis, Suku Jawa dan Suku Madura, tetapi Jenis pariwisata konsep Pantai Bunga Jabe ini lebih Dalam pariwisata terdapat beberapa mengusung tema tentang Suku Bugis. Pantai jenis pariwisata, salah satunya adalah wisata Bunga Jabe ini memiliki daya tarik wisata maritime (marina) atau bahari. Menurut yang berbeda dengan pantai yang lain. Pendit (2006), wisata bahari adalah jenis Konsep pantai dengan perpaduan budaya wisata yang banyak dikaitkan dengan suku bugis, seni dan keindahan alamnya kegiatan olahraga air, lebih-lebih di danau, sangat melekat kuat, sehingga menciptakan bengawan, pantai, teluk atau laut lepas kesan dan pengalaman tersendiri bagi para seperti memancing, menyelam, berselancar. wisatawan yang berkunjung di pantai ini. Daya tarik wisata Pengelola pantai Bunga Jabe saat ini sedang Daya Tarik Wisata Menurut Yoeti (2006) di melakukan pengembangan atau perbaikan bagi menjadi empat bagian; fasilitas dengan mengusung tema budaya 1. Daya tarik wisata alam, yang meliputi suku bugis sebagai daya tarik wisata dan juga pemandangan alam, laut, pantai dan sebagai upaya pelestarian budaya suku bugis pemandangan alam lainnya. di Pantai Bunga Jabe Karimunjawa. Dari 2. Daya tarik wisata dalam bentuk latar belakang diatas penulis ingin meneliti bangunan, yang meliputi bersejarah tentang Budaya Suku Bugis Sebagai Daya dan modern, monument, peninggalan Tarik Wisata Di Pantai Bunga Jabe arkeologi, lapangan golf, took dan Karimunjawa. tempat perbelanjaan lainnya. 3. Daya tarik wisata budaya yang meliputi LITERATURE REVIEW sejarah, faktor, agama, seni, teater, Pengertian Pariwisata hiburan dan museum. Goelder dalam Hadiwijoyo (2012) 4. Daya tarik wisata sosial, yang meliputi mengatakan bahwa pariwisata adalah cara hidup masyarakat setempat, perjalanan dari satu tempat ke tempat lain bahasa, kegiatan sosial masyarakat, dan bersifat sementara, dilakukan perorangan fasilitas dan pelayanan masyarakat. ataupun kelompok sebagai usaha mencari Menurut Yoeti (2002) Terdapat (tiga) unsur keseimbangan, keserasian dalam dimensi penting suatu daya tarik wisata, yaitu: sosial budaya dan ilmu. 1. Something to do (sesuatu untuk Menurut Undang-undang nomor 10 dilakukan). Artinya selain banyak yang tahun 2009 tentang Kepariwisataan, yang

Jurnal Media Wisata, Volume 15, Nomor 2, November 2017 569

dapat dilihat dan disaksikan di tempat ataupengunjung untuk datang ke kesuatu tersebut, harus pula disediakan fasilitas daerah/tempat tertentu. rekreasi dan hiburan yang dapat Kebudayaan dan pariwisata membuat mereka betah tinggal lebih Dua hal yang akan di bicarakan dalam lama ditempat itu. bagian ini, yaitu (a) wisata budaya sebagai 2. Something to see(sesuatu untuk suatu jenis wisata; dan (b) pengaruh dilihat). Artinya ditempat tersebut pariwisata terhadap kebudayaan. Wisata harus ada daya tarik wisata dan atraksi budaya diartikan sebagai jenis kegiatan wisata yang berbeda dengan apa yang pariwisata yang objeknya adalah dimiliki oleh daerah lain. Dengan kata kebudayaan. Daya tarik wisata budaya dapat lain daerah itu harus mempunyai daya berkisar beberapa hal seperti kesenian, tata tarik yang khusus, disamping itu juga busana, boga, upacara adat. Objek – objek mempunyai atraksi wisata yang dapat tersebut di kemas khusus agar lebih menarik disajikan “entertainments” atau untuk wisatawan (Yoeti, 2006). hiburan. Mengenai pengaruh pariwisata terha- 3. Something to buy (sesuatu untuk dap kebudayaan pada masyarakat tuan rumah dibeli). Artinya ditempat tersebut harus dapat di bedakan dua perkara, yaitu; (a) tersedia fasilitas untuk berbelanja, pengaruh dalam kehidupan ekonomi apabila terutama barang-barang souvenir/ kegiatan pariwisata itu dapat meningkatkan cinderamata dan untuk kuliner kesempatan kerja dan tingkat kemakmuran; sebagainya. dan (b) pengaruh kehadiran wisatawan Menurut Damanik dan Weber (2006), mancanegara dengan kebiasaan dan daya tarik wisata yang baik sangat terkait busananya yang sebenarnya asing bagi dengan empat hal, yakni memiliki keunikan, masyarakat tuan rumah (Yoeti, 2006). orijinalitas, otentisitas dan keragaman. Keunikan di artikan sebagai kombinasi METODE PENELITIAN kelangkaan dan kekhasan yang melekat pada Penelitian ini menggunakan metode suatu daya tarik wisata. Orijinalitas kualitatif naturalistik karena pada penelitian (keaslian) mencerminkan keaslian atau ini dilakukan pada kondisi yang alamiah dan kemurnian, yakni seberapa jauh produk tidak peneliti sebagai instrumen kuncinya. Metode terkontaminasi atau tidak mengadopsi nilai kualitatif sebagai prosedur penelitian yang yang berbeda dengan nilai aslinya. menghasilkan data deskriptif berupa kata- Otentisitas mengacu pada keaslian, kata tertulis atau lisan (Moeleong, 2006). otentisitas biasanya di kaitkan dengan Penelitian ini dilakukan di Pantai Bunga Jabe yang beralamatkan di Jl. Karimun Adil eksotisme budaya sebagai daya tarik wisata dan merupakan kategori nilai yang Telaga RT/RW: 03/03 Kemujan memadukan sifat alamiah, eksotisme dan Karimunjawa. bersahaja. Sejumlah metode pengumpulan data Menurut Marpaung (2002) pengertian yang digunakan dalam penelitian adalah : (1) daya tarik wisata adalah suatu bentukan dan Observasi, menurut Nasution dalam atau aktivitas dan fasilitas yang berhubungan, Sugiyono (2011), observasi adalah dasar yang dapat menarik minat wisatawan semua ilmu pengetahuan. Peneliti melakukan observasi langsung di sekitar pantai bunga jabe. Dalam penelitian ini menggunakan

570 Jurnal Media Wisata, Volume 15, Nomor 2, November 2017

tehnik observasi terus terang atau tersamar untuk sekedar main saja, yang nantinya akan yaitu mereka orang yang akan di teliti menjadi contoh untuk para masyarakat mengetahui sejak awal hingga akhir tentang sekitar bahwa tanpa menjual tanah kita bisa aktivitas peneliti. (2) Wawancara, menurut mendapatkan pendapatan atau income. Nama Esterberg dalam Sugiyono (2011), wawan- “Bunga Jabe” sendiri di ambil dari bahasa cara adalah merupakan pertemuan dua orang Bugis yang artinya “Putri Malu”, tetapi kata untuk bertukar informasi dan ide melalui “Jabe” sendiri berarti manja dalam bahasa tanya jawab, sehingga dapat dikonstruksikan Bugis. Yang harapannya adalah siapaun yang makna dalam suatu topik tertentu. Dalam datang bisa memanjakan mata, pikiran, dan penelitian ini peneliti menggunakan metode apa saja yang mau dimanjakan. Selain itu wawancara semiterstruktur tujuannya untuk dulu juga banyak tumbuh bunga jabe (bunga menemukan permasalahan lebih terbuka, putri malu) di sekitar pantai, dan bunga ini dimana pihak yang di wawancara di minta juga sangat atraktif sudah jarang di temukan pendapat dan ide-idenya. Peneliti melakukan di tempat lain. langsung tanya jawab dengan pengelola Sejarah Singkat Suku Bugis di pantai bunga jabe, wisatawan dan masyarakat Karimunjawa sekitar. Wawancara ini dilakukan bertujuan Pada tahun 1948 itu H.M. Amin untuk mendapatkan informasi tentang apa beserta saudaranya berjumlah 7 orang saja yang menjadi daya tarik wisata di Pantai berlayar dari perairan kepulauan Masalembu Buga Jabe dan apa saja upaya yang sudah menuju Karimunjawa. Latok H.M. Amin dilakukan untuk pelestarian budaya dan menjadi pemimpin dalam perjalanan tersebut, lingkungan, dan (3) Dokumentasi, pada 7 orang tersebut merupakan keluarga besar penelitian ini peneliti menggunakan metode dari H.M. Amin yaitu adek dan pengumpulan data dengan dokumen. keponakannya. Setelah sampai di karimun Dokumen merupakan catatan peristiwa yang kapal memutari pulau-pulau besar di karimun sudah berlalu. Dokumen bisa berbentuk hingga 2 kali, dan akhirnya latok Amin gambar, tulisan, atau karya-karya monumen- memberikan aba-aba untuk berhenti. Ketika tal seseorang. Studi dokumen merupakan latok amin memberikan aba-aba untuk pelengkap dari penggunaan metode observasi berhenti, posisi kapal tepat berada di daerah dan wawancara dalam penelitian kualitatif Telaga sebelah barat. Latok amin bukanlah (Sugiyono, 2011). Peneliti mengumpulkan orang pertama yang mencoba untuk bertahan data dari beberapa literature, jurnal, serta di sini. Sebelum latok Amin ada 2 generasi mengumpulkan data- data yang ada di Pantai yang pernah mencoba bertahan hidup di Bunga Jabe seperti foto. Telaga ini dengan bercocok tanam. Generasi pertama mencoba bercocok tanam tetapi HASIL PENELITIAN DAN gagal bertahan karena serangan hama. PEMBAHASAN Kemudian generasi kedua juga gagal Sejarah Pantai Bunga Jabe bertahan karena hal yang sama yaitu Pantai Bunga jabe mulai di bangun serangan hama seperti menjangan, monyet, pada tahun 2012 tepatnya pada tanggal 02 landak dan hama yang lain. Pada akhirnya November 2012. Berangkat dari sebuah generasi ke dua pindah ke daerah lain seperti kekhawatiran akan maraknya penjualan tanah Cikmas, Nyamplungan. Sampai akhirnya ketika itu. Pada akhirnya rencana membuat Latok Amin sebagai generasi ketiga yang sebuah tempat untuk bersantai atau hanya mencoba bertahan hidup di telaga ini berhasil

Jurnal Media Wisata, Volume 15, Nomor 2, November 2017 571

bertahan dengan bercocok tanam dan Latok satu upaya pelestarian budaya suku bugis. Amin kembali ke Masalembu untuk Mereka bangga menggunakan bahasa daerah mengambil pasukan sejumlah 40 orang untuk karena bagi mereka bahasa daerah adalah membantu bercocok tanam disini hingga saat identitas suku mereka. ini. Ketika H.M. Amin meninggal di 2. Kesenian Suku Bugis makamkan di sekitar Masjid Telaga, hingga a. Pencak Silat Baruga sekarang makam tersebut masih terawat. Pencak Silat Baruga adalah salah Budaya Suku Bugis Sebagai Daya Tarik satu kesenian suku bugis yang ada di Wisata Di Pantai Bunga Jabe Pantai Bunga Jabe. Pencak silat baruga Karimunjawa sejatinya bukan pencak silat untuk Pantai bunga jabe ini menawarkan bertarung, tetapi pencak silat baruga ini wisata alam yang berbeda dengan pantai lebih menekankan pada keindahan yang lain. Pantai bunga jabe adalah salah tarian dengan perpaduan musik dan satu wisata pantai yang menawarkan seni bela diri. Pencak silat baruga ini keindahan alam berserta suku dan budayanya adalah pencak silat untuk penjemputan yang kental. Wisatawan yang berkunjung atau penyambutan tamu. Biasanya akan di manjakan dengan keindahan alam digunakan dalam penyambutan pada dan kekayaan budaya suku bugis di pantai acara adat suku bugis seperti prosesi ini, sehingga para wisatawan yang berkun- lamaran ataupun pesta pernikahan. jung di pantai ini akan merasakan sensasi b. Tari Paduppa yang berbeda ketika berkunjung. Beberapa Tari Paduppa adalah salah satu budaya suku bugis yang menjadi daya tarik kesenian tarian suku bugis yang ada di wisata di Pantai Bunga Jabe Karimunjawa Pantai Bunga Jabe. Tari paduppa adalah: adalah sebuah jenis tarian yang di 1. Bahasa Daerah (Bahasa Bugis) lakukan suku bugis untuk menyambut Salah satu daya tarik wisata yang ada tamu. Tari paduppa ini dapat di katakan di Pantai Bunga Jabe ini yang sangat menarik sebagai tari selamat datang dari suku adalah bahasa daerahnya yaitu bahasa bugis. bugis bagi para tamu sebagai bentuk Banyak para wisatawan yang tertarik dan penghormatan. Gerakan pada tarian ingin belajar bahasa bugis ketika sedang paduppa ini sangat lembut dan luwes berwisata di pantai ini. Di era modernisasi ini dengan perpaduan musik yang indah bahasa daerah semakin tenggelam di telan sehingga sangat menarik perhatian waktu. Pada kenyataannya pamor bahasa wisatawan. daerah sekarang sudah kalah jauh di 3. Rumah Adat Suku Bugis bandingkan dengan bahasa Indonesia yang Pantai Bunga Jabe ini memiliki daya menjadi bahasa nasional kita dan bahasa tarik wisata yang berbeda dengan pantai yang Inggris yang di juluki sebagai bahasa lain. Konsep pantai dengan nuansa seni suku internasional. Tetapi masyarakat sekitar bugis di padukan dengan keindahan alam Pantai Bunga Jabe dalam kehidupan sehari- sangat terasa sekali di pantai ini. Di pantai hari mereka selalu menggunakan bahasa bunga jabe ini terdapat bangunan rumah bugis, selain di jadikan sebagai sebuah daya panggung yaitu rumah khas suku bugis yang tarik wisata bahasa bugis ini di gunakan di sewakan sebagai home stay. Tarif mengi- setiap hari oleh masyarakat sebagai salah nap di rumah panggung ini relatif murah satu

572 Jurnal Media Wisata, Volume 15, Nomor 2, November 2017

malam Rp 300.000,00 sudah termasuk Karakteristik fisik rumah panggung morning cake (kue dan teh) untuk 2 orang. suku bugis ini biasanya di buat tidak permanen sehingga mudah di bongkar dan di pindah. Rumah panggung terdiri dari kayu dengan atap berlereng dua dan kerangkanya berbentuk huruf “H” yang terdiri dari tiang dan balok, rumah panggung ini di rakit tanpa menggunakan paku. Rumah bugis atau rumah panggung di pantai Bunga Jabe ini memiliki daya tarik atau keunikan tersendiri bagi para wisatawan yang berkunjung. 4. Penginapan Rumah Kurcaci Selain rumah panggung di pantai ini juga terdapat penginapan kecil yang biasa di sebut dengan rumah kurcaci. Rumah kurcaci ini berada pinggir pantai jumlahnya ada 5 Gambar 1. Pencak Silat Baruga buah rumah, luas kamar ini tidak lebih dari 2 meter persegi dengan beratap anyaman daun kelapa kering dan dinding dari bambu. Walaupun sederhana rumah kurcaci ini sangat menarik wisatawan lokal ataupun mancanegara untuk menginap ataupun sekedar hanya untuk berfoto di sekitarnya. Tarif menginap di rumah kurcaci ini satu malam Rp 150.000,00 termasuk morning cake (kue dan teh) untuk 2 orang.

Gambar 2. Tari Paduppa

Gambar 3. Rumah Panggung Gambar 4. Penginapan Rumah Kurcaci

Jurnal Media Wisata, Volume 15, Nomor 2, November 2017 573

5. Makanan Khas Suku Bugis Upaya Melestarikan Budaya Suku Bugis Menu atau makanan yang di sediakan Dan Lingkungan di Pantai Bunga Jabe ini sangat menarik dan Pengelola menyadari bahwa sumber khas yaitu makanan tradisional khas Bugis. daya alam, budaya dan potensi yang ada Selain makanannya yang khas dalam merupakan daya tarik wisata yang harus di penyajian makanannya juga sangat menarik. jaga kelestariannya, karena daya tarik wisata Mulai dari tempat penyajiannya yang tersebut menjadi sumber utama untuk biasanya menggunakan piring rotan dengan mendatangkan wisatawan. Sehingga bebera- daun pisang, dan cara penyajiannya biasanya pa upaya yang di lakukan pihak pengelola dalam satu nampan besar terdapat beberapa untuk melestarikan budaya dan lingkungan jenis makanan dalam piring-piring kecil. antara lain: Makanan khas bugis ini menjadi salah satu 1. Menanamkan rasa cinta budaya daya tarik wisata bagi wisatawan lokal terhadap anak-anak sejak dini dengan maupun mancanegara, selain itu juga cara membiasakan komunikasi setiap menjadi salah satu upaya pelestarian budaya hari dengan menggunakan bahasa suku bugis yang di lakukan oleh pengelola bugis, memberikan pelatihan tentang Pantai Buga Jabe agar adat istiadat, suku dan kesenian budaya suku bugis seperti tari budayanya tidak tergerus di era perkem- paduppa dan pecak silat baruga. bangan jaman yang modern ini. Makanan 2. Dalam setiap acara adat pernikahan, tradisional khas Bugis ini sangat bervariasi memperingati hari orang meninggal, dan untuk harga sangat terjangkau. Mulai khataman Al Quran ataupun acara yang dari olahan ikan, ayam, sayuran dan beberapa lain masyarakat sekitar selalu menghi- jenis kue atau kudapan semua tersedia disini. dangkan makanan khas suku bugis Beberapa menu makanan khas bugis yang tanpa menghilangkan pakem- tersedia di pantai Bunga Jabe adalah Buras, pakemnya. Gogos, Tumbuk, Lepek-lepek, Jejabuk, 3. Menyediakan akomodasi, makanan dan Gagapek, Bale nasu, Nasu santang, Ikan minuman khas bugis kepada bakar, Pepes, Tapa ombang, Sayur asam, wisatawan. Lawak lato, Lawak cappak otti, Bingkak, 4. Memanfaatkan sampah laut menjadi Surabeng, Darlok, Putri sellek, Burongko, karya seni yang indah.Salah satu Buroncong, Cucur telok, Pisang ijo. contoh sampah laut yang di jadikan sebagai karya seni yang indah sehingga cukup menarik perhatian wisatawan adalah kelapa kering yang di pahat atau di bentuk seperti topeng. 5. Menanamkan kepada masyarakat untuk perduli terhadap lingkungan mulai dari hal kecil tidak membuang sampah sembarangan. 6. Sebelum wisatawan melakukan snor- keling di laut pemandu selalu mengi- ngatkan kepada wisatawan ketika Gambar 5. Makanan Khas Bugis breafing untuk tidak membuang

574 Jurnal Media Wisata, Volume 15, Nomor 2, November 2017

sampah di laut dan tidak menginjak f. Menanamkan kepada wisatawan untuk atau menyentuh karang. perduli terhadap lingkungan dengan tidak merusaknya. KESIMPULAN DAN REKOMENDASI Rekomendasi Kesimpulan Dalam penelitian inipeneliti mempe- Dalam pembahasan penelitian tentang roleh hasil temuan tentang budaya suku bugis Budaya Suku Bugis Sebagai Daya Tarik yang bisa dijadikan sebagai daya tarik wisata Wisata Di Pantai Bunga Jabe Karimunjawa dan upaya yang sudah di lakukan pengelola dapat di tarik kesimpulan bahwa di Pantai dalam melestarikan budaya serta lingkungan Bunga Jabe terdapat beberapa Budaya Suku di sekitar Pantai Bunga Jabe Karimunjawa. Bugis yang di jadikan sebagi daya tarik 0leh karena itu peneliti mengajukan beberapa wisata: rekomendasi kepada pihak pengelola untuk

1. Bahasa daerah (bahasa bugis). meningkatkan daya tarik wisata, keberlan- 2. Kesenian suku bugis yaitu pencak silat jutan sumber daya alam, budaya dan baruga dan tari paduppa. lingkungan sekitar Pantai Bunga Jabe

3. Rumah adat suku bugis (rumah Karimunjawa. Rekomendasi yang dapat di panggung). aplikasikan berdasarkan temuan peneliti:

4. Rumah kurcaci sebagai penginapan. 1. Membuat papan dinding untuk di

5. Makanan khas suku bugis. tuliskan tentang sejarah Pantai Bunga Tujuan pengelola mengusung atau Jabe agar wisatawan bisa mengetahui mengemas konsep budaya suku bugis sebagai tentang sejarah awal mula berdirinya daya tarik wisata di Pantai Bunga Jabe Pantai Bunga Jabe hingga saat ini. Karimunjawa adalah untuk mengenalkan Karena sejarah atau (history)bisa budaya suku bugis terhadap masyarakat luas, menjadi sebuah daya tarik wisata yang selain itu juga sebagai upaya suku bugis sangat menarik bagi wisatawan. untuk melestarikan budayanya agar tidak 2. Pembuatan penunjuk arah ke Pantai punah seiring berkembangnya jaman. Bunga Jabe yang menarik dan jelas. Selain itu pengelola juga melakukan 3. Penambahan fasilitas seperti mushola. upaya agar budaya dan lingkungan tetap 4. Memberdayakan masyarakat lokal terus terjaga kelestariannya dengan cara: untuk pengelolaan Pantai Bunga Jabe. a. Menanamkan rasa cinta budaya 5. Selalu memperhatikan keberlangsu- terhadap anak-anak sejak dini. ngan atau kelestarian lingkungan, alam b. Melestarikan makanan khas suku dan budaya ketika melakukan bugis. pengembangan pariwisata di Pantai c. Menyediakan akomodasi, makanan dan Bunga Jabe Karimunjawa ini. minuman khas bugis kepada wisatawan. DAFTAR PUSTAKA d. Memanfaatkan limbah menjadi karya Damanik, Janianton dan Helmut F. Weber. seni yang indah. 2006. Perencanaan Ekowisata. e. Menanamkan kepada masyarakat untuk Yogyakarta: Andi Offset. perduli terhadap lingkungan. Hadiwijoyo, Suryo. 2012. Perencanaan Pariwisata Perdesaan Berbasis

Jurnal Media Wisata, Volume 15, Nomor 2, November 2017 575

Masyarakat (Sebuah Pendekatan Konsep). Yogyakarta. Graha Ilmu. Marpaung, Happy. 2002. Pengetahuan Pariwisata. Bandung. Alfabeta. Moeleong, Lexy J.2006. Metode Penelitian Kualitatif. Bandung. PT. Remaja Rosda Karya. Pendit, Nyoman S. 2006. Ilmu Pariwisata. Jakarta. Pradnya Paramita. Spillane, James J. 2001. Ekonomi Pariwisata, Sejarah, dan Prospeknya. Yogyakarta. Kanisius. Sugiyono. 2011. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung. Alfabeta. Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2009 Tentang Kepariwisataan. Yoeti, Oka A. 2006. Pariwisata Budaya. Jakarta. Pradnya Paramita. Yoeti, Oka A.2002. Perencanaan Strategis Pemasaran Daerah Tujuan Wisata. Jakarta. Pradnya Paramita.

576 Jurnal Media Wisata, Volume 15, Nomor 2, November 2017

PENGARUH WISATA BUDAYA MUSEUM PURO PAKUALAMAN YOGYAKARTA TERHADAP MINAT PENGUNJUNG

Emmita Devi Hari Putri NIDN: 0511018701 AKPAR BSI Yogyakarta Email: [email protected]

ABSTRACT

The State of Indonesia is a country that has a lot of natural beauty and culture so it is worth to be maintained and preserved in order to bring tourists both local tourists, archipelago and overseas. One of the city that has a cultural tourism attraction is the city of Yogyakarta, which Yogyakarta culture must be maintained and preserved.Cultural tourism becomes an important aspect in the development of a tourism area especially the city of Yogyakarta, which has a variety of uniqueness-cultural uniqueness to be developed into tourist destinations that can be consumed by the tourists.Museum as an object and tourist attraction in the tourism industry because the museum is classified as a tourist attraction of human works which tourist attraction is one of the important elements.ne of the museums in Yogyakarta as a tourist attraction is Puro Pakualaman museum located on Sultan Agung Yogyakarta street, this museum has many potentials that can bring many visitors as a cultural tourism attraction, cultural awareness education and also to emphasize the image of the identity of a nation.The interest of visitors to visit Puro Pakualaman museum as a tourist destination is still very small compared to other tourist destinations.The attraction of Puro Pakualaman museum in the form of frequent substitution of soldiers in Javanese language is Bregodo, archery (jemparingan), various dances ranging from classical dance to modern dance, wayang, various types of historical relics that are still original and not a replica. The research method used in this research is quantitative research method by taking data through questionnaire data, then analyzed by using simple linear regression analysis to know the existence of influence between museum culture variable (X) to visitor interest (Y).The result of the research is (1) tourism culture of museum (X) influence to visitor interest (Y), with regression equation is Y = 16, 798 + 0,228; (2) Hypothesis test that H0 is rejected and Ha accepted meaning there is influence that significant between museum culture tourism to visitor interest with result of sig 0,00

Keyword : Culture Tourism, Museum, Visitor Interest

PENDAHULUAN pariwisata yang meliputi objek wisata alam Perkembangan pariwisata yang mulai mempunyai daya tarik tinggi karena melebarkan sayapnya membuat para keindahan alam, pegunungan, sungai, pasir, wisatawan terpukau akan keindahan daya hutan sedangkan untuk obyek wisata budaya tarik wisata. Suatu daya tarik wisata yang yang memiliki daya tarik yang tinggi karena dapat membuat wisatawan penasaran untuk memiliki nilai khusus dalam bentuk atraksi mengunjungi objek wisata. Destiansi kesenian, upacara adat, nilai luhur, yang

Jurnal Media Wisata, Volume 15, Nomor 2, November 2017 577

terkandung dalam suatu obyek buah karya tahunnya. Tabel 1 menunjukkan jumlah manusia masa lampau. Menurut Daryanto kunjungan wisatawan Yogyakarta lima tahun (1997) dalam Fandeli (2000) destinasi adalah kebelakang pada tahun 2011-2015 yang di “tempat tujuan atau daerah tujuan” dan ukur dengan pendekatan jumlah tamu yang dengan kata wisata, hal ini berarti tempat menginap di hotel, baik hotel berbintang tujuan wisata. Menurut Hadinoto (1996) maupun hotel non bintang dalam wilayah “destinasi wisata merupakan suatu kawasan Yogyakarta. spesifik yang dipilih oleh seseorang Museum sebagai obyek dan daya tarik pengunjung, ia dapat tinggal selama waktu wisata di dalam industri pariwisata karena tertentu. Pendapat diatas dapat dikatakan museum tergolong atraksi wisata hasil karya bahwa supaya dapat disebut destinasi wisata, manusia yang mana atraksi wisata hendaknya kawasan memiliki ciri khas atau merupakan salah satu unsur pentingnya. keunikan agar dapat memberikan pesona atau Keberadaan sebuah museum akan sirna daya tarik seorang pengunjung selama bilaman museum tersebut sepi pengunjung. kunjungannya dan bahkan dapat memikat Museum akan mampu bertahan hidup jika lebih lama dengan berkunjung kembali pada museum tersebut dapat menjual dan destinasi tersebut. mempromosikan dirinya dengan baik. Salah Negara Indonesia adalah suatu Negara satu museum yang ada di Yogyakarta sebagai yang memiliki banyak keindahan alam dan daya tarik wisata adalah museum Puro budayanya sehingga patut untuk di jaga dan Pakualaman yang berlokasi di jalan Sultan dilestarikan agar dapat mendatangkan Agung Yogyakarta, museum ini banyak wisatawan baik wisatawan lokal, nusantara memiliki potensi yang dapat mendatangkan maupun mancanegara. Salah satu kota yang banyak pengunjung sebagai daya tarik wisata memiliki daya tarik wisata budaya adalah budaya, pendidikan kesadaran budaya dan kota Yogyakarta, yang mana budaya juga untuk menekankan citra identitas suatu Yogyakarta harus tetap dijaga dan bangsa. dilestarikan. Pariwisata budaya menjadi aspek penting dalam pengembangan suatu Tabel 1. Jumlah Kunjungan Wisatawan daerah pariwisata khususnya kota tahun 2011-2015

Yogyakarta, yang memiliki berbagai Wisatawan Wisatawan Tahun keunikan-keunikan budaya untuk dikem- Nusantara Mancanegara bangkan menjadi daerah tujuan wisata yang 2011 1.438.129 169.565 dapat dikonsumsi oleh para wisatawan. 2012 2.162.422 197.751 Selain daya tarik wisata alam dan wisata 2013 2.602.074 235.893 2014 3.091.967 254.213 buatan, Yogyakarta juga memiliki wisata 2015 3.813.720 308.485 budaya yang tidak kalah menarik untuk Sumber:(Statistik DIY,2015) dikunjungi. Kebudayaan adalah keseluruhan system gagasan, tindakan dan hasil karya Minat pengunjung untuk mengunjungi manusia dalam kehidupan masyarakat yang museum Puro Pakualaman sebagai daerah dijadikan miliki diri dengan belajar tujuan wisata masih sangat sedikit dibanding- (Koentjaraningrat: 2009). Menurut Statistik kan dengan daerah tujuan wisata museum Daerah Istimewa Yogyakata (2015) dalam yang lain. Padahal dengan potensi yang kurun waktu lima tahun kebelakang rata- rata dimiliki museum Puro Pakualaman, dapat jumlah kunjugan wisatawan meningkat setiap menarik minat pengunjung untuk melihat,

578 Jurnal Media Wisata, Volume 15, Nomor 2, November 2017

menyaksikan dan bahkan menikmati atraksi- terus menerus (Pendit: 2006). Pariwisata atraksi yang ada di museum Puro menurut daya tariknya menurut Fandeli Pakualaman. Daya tarik lain yang dimiliki (1995:3) dapat dibedakan menjadi 3 bagian, museum Puro Pakualaman berupa pergantian yaitu: prajurit yang sering disebut dalam Bahasa 1. Daya Tarik Alam jawa adalah Bregodo, panahan (jempari- Pariwisata daya tarik alam yaitu wisata ngan), berbagai macam tari- tarian mulai dari yang dilakukan dengan mengunjungi tari klasik hingga tari modern, wayang, daerah tujuan wisata yang memiliki berbagai jenis peninggalan sejarah berupa keunikan daya tarik alamnya, seperti tombak, keris dan peninggalan lainnya yang laut, pesisir pantai, gunung, lembah, air masih asli dan bukan replica. terjun, hutan dan objek wisata yang masih alami. LITERATURE REVIEW 2. Daya Tarik Budaya Gambaran Umum Pariwisata Pariwisata daya tarik budaya merupa- Pariwisata merupakan suatu perjalanan kan suatu wisata yang dilakukan sementara keluar rumah dengan tujuan dengan mengunjungi tempat-tempat mendapatkan kesenangan, hiburan bukan yang memiliki keunikan atau kekhasan untuk mencari nafkah. Undang- undang budaya, seperti kampung naga, tanah No.10 Tahun 2009 tentang kepariwisataan toraja, kampong adat banten, kraton menjelaskan:” kegiatan perjalanan yang kasepuhan Cirebon, kraton Yogyakarta, dilakukan oleh seseorang atau sekelompok dan objek wisata budaya lainnya. orang dengan mengunjungi tempat tertentu 3. Daya Tarik Minat Khusus untuk tujuan rekreasi, pengembangan Pariwisata ini merupakan pariwisata pribadi, atau mempelajari keunikan daya yang dilakukan dengan mengunjungi tarik wisata yang dikunjungi dalam jangka objek wisata yang sesuai dengan minat waktu sementara”. seperti wisata olah raga, wisata rohani, Koen Meyers (2009) mendefinisikan wisata kuliner, wisata belanja, dengan pariwisata adalah aktivitas perjalanan yang jenis-jenis kegiatannya antara lain dilakukan oleh sementara waktu dari tempat bungee jumping. tinggal semula ke daerah tujuan dengan Wisatawan dan Pengunjung alasan bukan untuk menetap atau mencari Wisatawan adalah orang- orang yang nafkah melainkan hanya untuk memenuhi melakukan kegiatan wisata (undang- undang rasa ingin tahu, menghabiskan waktu no 10 tahun 2009). Pengertian tersebut senggang atau libur serta tujuan-tujuan diartikan bahwa semua orang yang lainnya. Pariwisata terlahir dari Bahasa melakukan perjalan wisata disebut dengan sangsekerta yang komponen- komponennya wisatawan. Apa pun itu tujuannya, jika terdiri dari: Pari: penuh, lengkap, berkeliling; seseorang yang melakukan perjalanan bukan Wis (man): rumah, property, kampung, untuk menetap dan bukan untuk melakukan komunitas; Ata: pergi terus- menerus, pekerjaan yang menghasilkan uang ditempat mengembara (roaming about). Ketiga kata yang dikunjunginya. Menurut Pendit (1994) tersebut diatas dirangkai menjadi satu kata wisatawan dapat dibedakan menjadi: dan melahirkan istilah pariwisata yang 1. Wisatawan Internasional (mancane- memiliki arti pergi secara lengkap gara) adalah orang yang melakukan meninggalkan rumah (kampung) berkeliling

Jurnal Media Wisata, Volume 15, Nomor 2, November 2017 579

perjalanan wisata di luar negerinya dan memiliki karakteristik dan pola kunjungan di dalam negerinya. yang berbeda-beda, sesuai dengan kebutuhan 2. Wisatawan Nasional (domestic) adalah dan alasan melakukan kunjungan ke suatu penduduk Indonesia yang melakukan objek wisata, oleh Karena itu perlu perjalanan di wilayah Indonesia diluar diperhatikan dan dipertimbangkan bagi tempatnya berdomisili, dalam jangja penyedia pariwisata sehingga dalam waktu sekurang- kurangnya 24 jam menyediakan produknya dapat sesuai dengan atau menginap kecuali kegiatan yang minat dan kebutuhan pengunjung mendatangkan nafkah ditempat yang Pengertian Minat dikunjunginya. Minat (intention) merupakan suatu Orang- orang yang datang berkunjung kecenderungan untuk melakukan tindakan disuatu tempat atau negara, mereka disebut terhadap obyek (Assael 1998, dalam Ikhwan dengan pengunjung yang terdiri dari Susila dan Faturrahman 2004). (Dharmmesta 1998, dalam Ferrina, Erna dan Pantja, 2004) beberapa orang atau sekelompok orang dengan tujuan masing-masing dan menjelaskan, minat terkait dengan sikap dan bermacam-macam motivasi kunjungan perilaku. Minat dianggap sebagai suatu termasuk didalamnya adalah wisatawan, “penangkap” atau perantara antara faktor- namun tidak semua pegunjung dinamakan faktor motivasional yang mempengaruhi wisatawan. Menurut International Union of perilaku, minat juga mengindikasikan Official Travel Organization (IUOTO) seberapa keras seseorang mempunyai pengunjung digolongkan menjadi dua yaitu: kemauan untuk mencoba. Minat menunjuk- 1. Wisatawan (tourist) kan seberapa banyak upaya yang Pengunjung yang tinggal sementara direncanakan seseorang untuk melakukan sekurang- kurangnya selama 24 jam di sesuatu dan minat berhubungan dengan negara yang dikunjunginya dan tujuan perilaku. Perilaku minat konsumen adalah perjalanannya dapat digolongkan kedalam hasil dari evaluasi terhadap merek atau jasa. klasifikasi sebagai berikut: Tahapan terakhir dari proses tersebut adalah a. Pesiar (leasure) yaitu untuk keperluan pengambilan keputusan secara kompleks rekreasi, berlibur, kesehatan, studi, termasuk menggunakan merek atau jasa yang kesehatan, keagaman dan olah raga diinginkan, mengevaluasi merek atau jasa b. Hubungan dagang (business) yaitu tersebut pada saat digunakan dan menyimpan keluarga, konferensi, misi. informasi untuk digunakan pada masa yang 2. Pelancong (exursionist) yaitu akan datang. Seorang pelaku di dunia pengunjung sementara yang tinggal di pemasaran akan berusaha keras untuk mengukur minat dari konsumen, serta suatu negara yang dikunjunginya dalam waktu kurang dari 24 jam. mengetahui faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi minat tersebut. Minat Pengertian tersebut yang dimaksud konsumen merupakan perilaku konsumen dengan pengunjung adalah seseorang yang yang menunjukkan sejauh mana komitmen- melakukan kunjungan pada objek dan daya nya untuk melakukan tindakan pembelian tarik wisata yang dalam penelitian ini adalah atau kegiatan penggunaan suatu jasa. objek wisata budaya berupa museum Puro Definisi Museum Pakualaman Yogyakarta sebagai lokasi Berdasarkan Peraturan Pemerintah RI penelitian. Pengunjung pada objek wisata No. 19 Tahun 1995, museum adalah

580 Jurnal Media Wisata, Volume 15, Nomor 2, November 2017

lembaga, tempat penyimpanan, perawatan, b. Perawatan, yang meliputi kegiatan pengamanan dan pemanfaatan benda-benda mencegah dan menanggulangi keru- bukti materiil hasil budaya manusia serta sakan koleksi. alam dan lingkungannya guna menunjang c. Pengamanan, yang meliputi kegiatan upaya perlindungan dan pelestarian kekayaan perlindungan untuk menjaga koleksi budaya bangsa. Sedangkan menurut dari gangguan atau kerusakan oleh Intenasional Council of Museum (ICOM): faktor alam dan ulah manusia. dalam Pedoman Museum Indoneisa, 2008, 2. Sebagai sumber informasi, museum museum adalah sebuah lembaga yang melaksanakan kegiatan pemanfaatan bersifat tetap, tidak mencari keuntungan, melalui penelitian dan penyajian: melayani masyarakat dan perkembangannya, a. Penelitian dilakukan untuk mengem- terbuka untuk umum, memperoleh, merawat, bangkan kebudayaan nasional, ilmu menghubungkan dan memamerkan artefak- pengetahuan dan teknologi. artefak perihal jati diri manusia dan b. Penyajian harus tetap memperhatikan lingkungannya untuk tujuan studi, aspek pelestarian dan pengamanannya. pendidikan dan rekreasi. Dengan demikian, orang yang Secara etimologi museum berasal dari berkunjung atau mengunjungi museum dapat Bahasa Yunani klasik, yaitu “Muze” dikategorikan ke dalam kelompok yang kumpulan sembilan dewi yang berarti bertujuan untuk (a) pendidikan, (b) rekreasi lambing ilmu dan kesenian. Berdasarkan dan (c) penelitian. Museum sebagai tempat pengertian tersebut maka museum adalah menyimpan benda-benda kuno dan sebagai tempat menyimpan benda- benda bersejarah sebagai daya tarik wisata budaya kuno yang dapat digunakan untuk menambah yang saat ini banyak diminati oleh para wawasan dan juga sebagai tempat rekreasi. wisatawan yang ingin mengenal, mengetahui Seiring berjalannya waktu dan berkembang- dan menambah ilmu tentang suatu budaya nya zaman museum memiliki makna yang menjadikan identitas diri suatu daerah. sangat luas sesuai dengan pemikiran masing- Pengertian Pengaruh masing individu yang memaknainya. Menurut (Badudu dan Zain: 2001) Berdasarkan Peraturan Pemerintah pengaruh adalah daya yang menyebabkan Nomor 19 Tahun 1995: dalam Pedoman sesuatu yang terjadi, sesutau yang dapat Museum Indoneisa, 2008 yang mana membentuk atau mengubah sesuatu yang museum memiliki tugas menyimpan, lain, tunduk atau mengikuti karena kuasa merawat, mengamankan dan memanfaatkan atau kekuatan orang lain. Sedangkan koleksi museum berupa benda cagar budaya. (Poerwadarminta :2007) berpendapat tentang Dengan demikian museum memiliki dua pengaruh adalah daya yang ada atau timbul fungsi besar yaitu: dari sesutau, baik orang atau benda dan

1. Sebagai tempat pelestarian, museum sebagainya yang berkuasa atau yang harus melaksanakan kegiatan sebagai berkekuatan dan berpengaruh terhadap orang berikut: lain.

a. Penyimpanan, yang meliputi pengum- Pengaruh adalah daya yang ada atau pulan benda untuk menjadi koleksi, timbul dari sesuatu (orang atau benda) yang pencatatan koleksi, system penomoran ikut membentuk watak kepercayaan dan dan penataan koleksi. perbuatan seseorang (Dekdikbud: 2001).

Jurnal Media Wisata, Volume 15, Nomor 2, November 2017 581

Beberapa pengertian pengaruh yang sudah terkandung dalam suatu obyek buah diungkapkan dari para ahli tersebut maka karya manusia pada masa lampau. penulis dapat menyimpulkan bahwa pengertian pengaruh adalah sesuatu yang METODE PENELITIAN timbul karena adanya suatu kekuatan yang Desain Penelitian memiliki akibat dan dampak yang ada. Desain penelitian yang digunakan oleh Wisata Budaya penulis dalam penelitian ini adalah Menurut Suwantoro (1997) daya tarik menggunakan pendekatan kuantitatif. wisata yang juga disebut obyek wisata Pendekatan kuantitatif adalah menekankan merupakan potensi yang menjadi pendorong analisisnya pada data- data numerik (angka) kehadiran wisatawan ke suatu daerah tujuan yang diolah dengan metoda statistik wisata. Pengusahaan obyek dan daya tarik (Azwar:2010). Dalam penelitian kuantitatif wisata dikelompokkan ke dalam: yang digunakan oleh penulis pada penelitian 1. Pengusahaan obyek dana daya tarik ini bertujuan untuk memberikan penjelasan wisata alam apakah ada hubungan variabel yang satu 2. Pengusahaan obyek dan daya tarik dengan variabel yang lain, dalam hal ini wisata budaya hubungan kausal antara variabel wisata 3. Pengusahaan obyek dan daya tarik budaya museum Puro Pakualaman Yogya- wisata minat khusus karta terhadap minat pengunjung melalui Dalam kedudukannya yang sangat pengujian hipotesis. menetukan itu maka daya tarik wisata harus Variabel Penelitian dirancang dan dikelola secara professional Variabel penelitian adalah segala sehingga dapat menarik wisatawan untuk sesuatu yang berbentuk apa saja yang datang. Umumnya daya tarik obyek wisata ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari berdasarkan pada: sehingga diperoleh informasi tentang hal tersebut, kemudian ditarik kesimpulannya 1. Adanya sumber daya tarik dapat menimbulkan rasa senang, indah, (Sugiyono: 2016). Jadi yang dimaksud nyaman dan bersih dengan variabel penelitian tersebut segala sesuatu yang merupakan objek penelitian 2. Adanya aksesibilitas yang tinggi untuk dapat mengunjunginya yang ditetapkan dan dipelajari sehingga dapat menghasilkan informasi dan ditarik 3. Adanya ciri khusus yang bersifat langka kesimpulan. Penelitian kuantitatif yang digunakan oleh penulis untuk menyelesaikan 4. Adanya sarana dan prasarana penunjang untuk melayani para penelitian ini berhubungan antara variabel satu dengan variabel yang lain, yaitu variabel wisatawan yang hadir independen dan variabel dependen. 5. Obyek wisata alam mempunyai daya tarik tinggi karena keindahan alamnya Populasi dan Sampel seperti sungai, pegunungan, pantai, a. Populasi hutan dan sebagainya Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek/ subyek yang 6. Obyek wisata budaya mempunyai daya tarik tinggi karena memiliki nilai mempunyai kualitas dan karakteristik khusus dalam bentuk atraksi kesenian, tertentu yang ditetapkan oleh penelitian upacara-upacara adat, nilai luhur yang untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono:2016). Populasi

582 Jurnal Media Wisata, Volume 15, Nomor 2, November 2017

dalam penelitian ini adalah rata- rata dari menurut responden. Angket dipergunakan jumlah wisatawan yang mengunjungi dalam penelitian ini adalah skala likert. museum Puro Pakualaman Yogyakarta dari Dengan skala likert, maka variabel tahun 2011- 2015. yang akan diukur dijabarkan menjadi b. Sampel indikator variabel. Kemudian indicator Sampel adalah sebagian dari jumlah tersebut dijadikan sebagai titik tolak untuk dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi menyusun item- item instrument yang dapat tersebut (Sugiyono:2016). Sampel yang berupa pertanyaan atau pernyataan. Jawaban digunakan harus benar- benar representative setiap item instrument yang menggunakan (mewakili) dari populasi untuk mendapatkan skala likert mempunyai gradasi dari sangat hasil yang valid. Dalam memilih sampel ini positif sampai sangat negatif, yang dapat peneliti menggunakan random smapling berupa kata- kata Sangat Setuju (SS), Setuju (sampel acak) karena dalam pengambilan (S), Tidak Setuju (TS), Sangat Tidak Setuju sampelnya, peneliti mencampurkan subjek- (STS) diungkapkan oleh Sugiyono: 2016. subjek di dalam populasi sehingga semua Pengukuran skala ini dalam variabel minat subjek dianggap sama. Menurut Arintuko: pengunjung dalam mengunjungi museum 2006 menyatakan bahwa apa bila jumlah Puro Pakualaman Yogyakarta sebagai objek populasi lebih dari 100 orang, maka jumlah wisata budaya. Skor penilaian dari jawaban sampel yang diambil minimal 10-25%. responden antara 1- 4. Nilai yang diberikan Melihat dari data statistik jumlah kunjungan pada masing- masing jawaban SS= 4, S= 3, wisatawan yang mengunjungi museum Puro TS= 2, STS= 1. Pakualam Yogyakarta pada lima tahun Tempat dan Waktu Penelitian terakhir berjumlah lebih dari 100 orang, Penelitian dilakukan di obyek wisata maka peneliti mengambil sampel lebih budaya museum Puro Pakualaman Yogya- kurang 100 orang/ responden. karta yang berlokasi di kompleks Puro Tehnik Pengumpulan Data Pakualaman Yogyakarta, jalan Sultan Agung Tehnik pengumpulan data dalam Yogyakarta, telepon (0274) 562161. Waktu penelitian adalah menggunakan angket penelitian yang dilakukan peneliti selama (kuesioner). Kuesioner merupakan serang- kurang lebih empat bulan mulai bulan Maret kaian daftar pertanyaan yang disusun secara – Juli 2017. sistematis kemudian diisi oleh responden, setelah diisi angket dikirim kembali atau HASIL PENELITIAN DAN dikembalikan ke petugas atau peneliti PEMBAHASAN (Bungin:2005). Jenis pertanyaan yang Gambaran Umum Obyek Penelitian digunakan berupa pertanyaan tertutup, yaitu Pakualaman merupakan satu bentuk angket yang disusun sedemikian rupa untuk kadipaten yang terbentuk pada masa merekam data tentang keadaan responden itu pemerintahan Belanda dengan gubernur sendiri. Semua alternatif jawaban sudah waktu itu Herman Willem Daendels yang tertera dalam angket yang diajukan oleh berkuasa antara tahun 1808 sampai dengan responden. Jawaban tidak ada yang salah 1811 M. Awal pembentukan pura sehingga responden diwajibkan untuk pakualaman ini dimaksudkan Belanda untuk menjawab semua pertanyaan yang ada memecah belah lingkup keraton kasultanan diangket dengan jawaban yang paling benar Yogyakarta yakni dengan mengangkat wakilnya di keraton kasultanan Yogyakarta.

Jurnal Media Wisata, Volume 15, Nomor 2, November 2017 583

Hal tersebut ditentang oleh Sultan Hamengku sendiri karena beliau adalah ahli dibidang Buwono II yang saat itu masih bertahta. arsitektur. Maka pada tahun 1810 M dengan Memasuki Pakualaman pertama, kekuasaannya Belanda menurunkan Sultan menjumpai alun- alun sewandanan yang HB II dari tahtanya dan mengangkat putra terdapat banyak pohon beringin, kemudian mahkota sebagai Sultan Hamengkubowono memasuki regol Danawara atau gerbang III. Tidak berlangsung lama setelah utama yang bertanggal 7-8-1884 sesuai tahun kekuasaan Belanda jatuh ketangan Inggris regol dibangun. Kemudian masuk kedalam maka Sultan Hamengku Buwono II kembali ada taman dan pendapa yang bernama mengambil alih kekuasaannya kembali dari Bangsal Sewotomo. Di bagian depan Sultan Hamengku Buwono III yang pendapa terdapat seperangkat alat dikembalikan posisinya sebagai putera bernama Kyai Kebogiro yang dimainkan mahkota. Pihak Inggris dengan gubernurnya setiap hari minggu pon. Didalam Pendapa saat itu yang berkuasa Thomas Stamford terdapat Dalem Ageng proboyeksa yang Raffles yang berkuasa saat itu membuat satu berisikan kamar tidur, kamar pusaka, Bangsal syarat kepada Sultan Hamengku Buwono II Sewarengga, Gedung Maerakaca, Bangsal agar mengakui kekuasaan Inggris di Parangkarsa, dan gedung Purwaretna. Yogakarta bila menduduki tahta lagi, hal Tempat tempat tersebut merupakan ruang tersebut tentu saja ditolak oleh Sultan HB II, tamu, tempat upacara, dan tempat alhasil Kasultanan diserang oleh Inggris dan bercengkrama Sri Paku Alam dan keluarga. Sultan HB II akhirnya diasingkan ke Ambon. Ruangan lain yang ada di dalam Pura Putra mahkota yang juga pernah Pakualaman yakni perpustakaan dan museum sebagai HB III kembali menduduki tahta yang dapat dikunjungi oleh umum. yang diangkat oleh Raffles pada tanggal 28 Perpustakan berada di sisi barat pendapa, Juni 1812 dengan mengurangi daerah perpustakan berisikan koleksi naskah yang kekuasaannya karena daerah tersebut berupa cerita sejarah, karya sastra, termasuk diberikan kepada Pangeran Notokusumo Serat Dharma Wirayat karya sri paku Alam yang dianggap berjasa kepada pemerintah III. Sedangkan Museum terdiri dari tiga Inggris. Pangeran Notokusumo masih bagian yang masing masing ruangan merupakan saudara dari Sultan HB III. Pada berukuran 8 x 14 meter. Ruangan pertama tanggal 29 Juni 1812 pangeran Notokusumo berisikan tentang daftar silsilah atau struktur dinobatkan oleh Raffles sebagai Pangeran keluarga Paku Alam, Dokumen perjanjian Merdiko dengan gelar Kanjeng Gusti politik dengan Inggris dan belanda, foto-foto Pangeran Adipati (KGPA) Paku Alam I. Dan Sri Paku Alam dalam ukuran yang besar. sesuai kontrak politik Pihak Inggris pada Juga antribut-antribut kerajaan. Dalam tanggal 17 Maret 1813 dibangunlah Istana ruangan kedua terdapat Koleksi senjata kuno, dengan nama Puro Pakualaman, dan perangkat busana Raja Pakualaman dan diberitakan area sekitar istana pakualaman permaisuri, serta busana prajurit. Diruangan dan daerah antara sungai progo dan sungai ini terdapat juga satu set tombak sering Bogowonto. Sebagai bentuk penghormatan digunakan dalam tarian bondo yudho. kepada Kasultanan Yogyakarta Istana Pura Sedangkan ruang ketiga berisi kereta Pakualaman dibangun menghadap ke selatan kuda yang diberi nama Kereta Kiai Manik dan arsitekturnya adalah KGPA Paku Alam I Koemolo yang merupakan hadiah dari Raffles kepada Pakualam tahun 1814 M.

584 Jurnal Media Wisata, Volume 15, Nomor 2, November 2017

Dibagian belakang istana terdapat tempat tentara Pakualaman dan juga pohon Gandaria sebagai tempat meditasi raja. Museum Puro Pakualaman terletak di Jl. Sultan Agung, Kompleks Puro Pakua- laman, Kota Yogyakarta berada tidak jauh dari lokasi wisata yang menjadi tujuan banyak orang luar kota, Malioboro. Museum Berdasarkan hasil analisis, persamaan regresi Puro Pakualaman merupakan salah satu yang didapat adalah sebagai berikut: museum khusus yang menggambarkan a = angka konstan dari unstandardized budaya dan sistem pemerintahan Pakua- coefficients. Kasus ini nilainya sebesar laman. Museum ini berada di bawah naungan 16,798 angka ini merupakan angka Bebadan Museum Puro Pakualaman dan konstan yang mempunyai arti bahwa diresmikan pada tanggal 29 Januari 1981. jika tidak ada wisata budaya museum Bangunan yang kini menjadi museum, (X) maka nilai konsisten tingkat minat dulunya adalah sekolah SR dan SMP. pengunjung (Y) adalah sebesar 16,798. Hasil Analisa Data b = angka koefisien regresi nilainya sebesar Analisis Regresi 0, 228. Angka ini mengandung arti Penelitian ini menggunakan analisis bahwa setiap penambahan sebesar 1% regresi sederhana dimana regresi sederhana tingkat wisata budaya museum (X), hanya menganalisis dua variabel yaitu maka minat pengunjung (Y) akan variabel bebas (X) dan variabel terikat (Y). meningkat sebesar 0,228. Model regresi sederhana adalah ŷ = a + bX, dimana ŷ penduga bagi intersap (α), b adalah Hasil tersebut dapat disimpulkan penduga bagi koefisien regresi (β) dan α, β bahwa wisata budaya museum (X) berpe- adalah parameter yang nilaiya tidak diketahui ngaruh terhadap minat pengunjung (Y), sehingga diduga menggunakan statistic sehingga persamaan regresinya adalah Y= sampel (Muhidin dan Abdurahman, 2009). 16, 798 + 0,228X Perhitungan koefisien regresi melalui Uji Hipotesis aplikasi SPSS 16, adalah sebagai berikut: Berdasarkan hasil output coefficients diketahui nilai signifikan (sig) sebesar 0,00 Tabel 4.1. Hasil Perhitungan Koefisiensi lebih kecil dari probabilitas 0,05 sehingga Regresi dapat disimpulkan bahwa H0 ditolak, Ha diterima yang berarti bahwa ada pengaruh wisata budaya museum (X) terhadap minat pengunjung (Y). selanjutnya jika dilihat dari nilai t hitung dan t tabel maka diketahui bahwa nilai t hitung sebesar 3,797 > 2,011 sehingga H0 ditolak dan Ha diterima, yang

artinya bahwa adanya pengaruh wisata budaya museum terhadap minat pengunjung. Besarnya pengaruh variabel wisata budaya museum (X) terhadap variabel minat pengunjung (Y) dalam analisa regresi linier

Jurnal Media Wisata, Volume 15, Nomor 2, November 2017 585

sederhana, dapat berpedoman pada R square 2. Menjaga komunikasi yang baik antar yang terdapat pada output SPSS tabel model bagian dalam hal meningkatkan summary. output model summary maka nilai kunjungan wisatawan R square sebesar 0,231. Nilai ini 3. Promosi atau marketing diperluas mengandung arti bahwa pengaruh wisata dikalangan masyarakat umum, karena budaya museum (X) terhadap minat dari hasil data kuesioner sebagaian pengunjung (Y) adalah sebesar 2, 31 %. besar yang mengisi kuesioner adalah pelajar dan mahasiswa. KESIMPULAN DAN REKOMENDASI Kesimpulan DAFTAR PUSTAKA Merujuk pada pembahasan maka 2006. Ilmu Pariwisata (Sebuah Pengantar penelitian pengaruh wisata budaya museum Perdana). Jakarta: PT Pradnya Puro Pakulaman Yogyakarta terhadap tingkat Paramita. kunjungan wisatawan dapat disimpulkan: Abdul. Rahman Shaleh, 2009. Psikologi: 1. Wisata budaya museum (X) Suatu Pengantar Dalam Perspektif berpengaruh terhadap minat Islam, Jakarta: Kencana pengunjung (Y), dengan persamaan Adisukarjo, Sudjatmoko dkk. 2006. Horizon regresi adalah Y= 16, 798 + 0,228X Ilmu Pengetahuan Sosial. Bogor: 2. Uji hipotesis yang didapatkan bahwa Yudisthira H0 ditolak dan Ha diterima artinya Ali, Sambas Muhidindan Abdurrahman terdapat pengaruh yang signifikan Maman. 2009. Analisis Korelasi, antara wisata budaya museum terhadap Regresi, danJalur Dalam Penelitian. minat pengunjung dengan hasil sig Bandung: Pustaka Setia 0,00 < propabilitas 0,05 Arikunto, S. 2006. Prosedur Penelitian Suatu 3. Besarnya pengaruh variabel X terhadap Pendekatan Praktik, Edisi revisi VI, variabel Y dari hasil R Square sebesar Jakarta: PT. Rineke Cipta 0, 231. Nilai ini mengandung arti Azwar, Saifuddin. 2010. Metode Penelitian. bahwa pengaruh wisata budaya Yogyakarta: Pustaka Pelajar museum (X) terhadap minat Badudu, J. S, Sutan Mohammad Zain, 2001, pengunjung (Y) adalah sebesar 2, 31 % Kamus Umum Bahasa Indonesia, Jakarta: Pustaka Sinar Harapan Rekomendasi Agar minat pengunjung lebih Bungin, Burhan. 2005. Metodologi meningkat dalam hal wisata budaya museum Penelitian Kuantitatif Komunikasi, Puro Pakualaman maka diperlukan beberapa Ekonomi, dan Kebijakan Publik serta Ilmu-Ilmu Sosial Lainnya, Edisi strategi untuk meningkatkan jumlah pengunjung, diantaranya: Pertama, Cetakan Pertama, Prenada 1. Pengelola museum Puro Pakualaman Media, Jakarta diharapkan dapat meningkatkan Depdikbud, (2001). Kamus Besar Bahasa promosi atau marketing baik melalui Indonesia. Jakarta : Balai Pustaka. media cetak mau pun media sosial Fandeli, Chafid dan Mukhlisom. 2000. mengingat brosur yang tersedia di Pengusaha Ekowisata. Yogyakarta: Museum Puro Pakulaman sangat Fakultas Kehutanan Universitas terbatas. Gadjah Mada

586 Jurnal Media Wisata, Volume 15, Nomor 2, November 2017

Fandeli, Chafid. 1995. Dasar-Dasar Manajemen Kepariwisataan Alam.Yogyakarta: Penerbit Liberty. Ferrina Dewi, dan Erna dan Pantja Djatios. (2004), “Upaya Mencapai Loyalitas Konsumen Dalam Perspektif Sumber Daya Manusia”. Jurnal Manajemen dan kewirausahaan Vol.6 No.1 Maret 2004 Hal 15-26. Hadinoto, Kusudianto. 1996. Perencanaan Pengembangan Destinasi Pariwisata. Jakarta: UI Press Internasional Council of Museum (ICOM): dalam Pedoman Museum Indoneisa, 2008 Koentjaraningrat. 2009. Pengantar Ilmu Antropologi. Jakarta: Rineka Cipta. Meyers, Koen dkk. 2009. Panduan Dasar Pelaksanaan Ekowisata, Jakarta: Unesco Office. Pendit, S. Nyoman. 1994. Ilmu Pariwisata Sebuah Pengantar Perdana. Jakarta: Pradnya Paramita. Poerwadarminta, W.J.S. 2007. Kamus Umum Bahasa Indonesia. Edisi Ketiga. Jakarta: Balai Pustaka. Sugiyono. 2016. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung: PT Alfabeta Susila, Ikhwan, Fatchurrohman. 2004. Service Value: Sebuah Variabel Pemediasi Pengaruh Kualitas Pelayanan Terhadap Niat Beli, Empirika, Vol. 17 No. 1h. 79-94 Suwantoro, G. 1997. Dasar-dasar Pariwisata. Penerbit Andi. Yogyakarta.

Jurnal Media Wisata, Volume 15, Nomor 2, November 2017 587

STRATEGI PENGEMBANGAN KAMPUNG BATU MALAKASARI SEBAGAI DAYA TARIK WISATA MINAT KHUSUS

Erlangga Brahmanto NIDN : 0511058204 [email protected] Dosen AKPAR BSI Bandung

Hary Hermawan [email protected] Dosen STP ARS Internasional Bandung

Faizal Hamzah [email protected] Dosen AKPAR BSI Bandung

ABSTRACT

Special interest tourism is one of the forms of attraction development recommended in the Regional Tourism Development Master Plan (RIPDA) of Bandung Regency. Therefore, realizing the special interest attraction of interest in Kampung Batu Malakasari destination is the most appropriate strategy in the development of the next destination. This article discusses how the strategy in developing Kampung Batu Malakasari to become a special interest tourist attraction. using qualitative studies and SWOT analysis resulted in several recommendations related to the strategy of developing special interest interest in Kampung Batu Malakasari, are: (1) Packaging special interest attractiveness; (2) Presenting geo- tourism based education (geowisata); (3) Provide staff training as a natural and cultural interpreter; (5 Improve accessibility to increase tourist comfort; (6) Involving citizens in tourism management with the concept of community-based tourism management.

Keywords: Tourism attractions, special interest tourism, educational tourism, tourism

PENDAHULUAN perekonomian rakyat di pedesaan, di Sektor kepariwisataan telah tumbuh antaranya: (1) Mampu meningkatkan menjadi sektor unggulan dengan pertum- penghasilan masyarakat; (2) Membuka buhan tercepat di dunia dan menjadi peluang kerja; (3) Meningkatkan kesempatan lokomotif pertumbuhan ekonomi. Bahkan berusaha; (4) Meningkatkan kepemilikan dan sektor pariwisataterbukti mampu memberi kontrol masyarakat lokal terhadap kontribusi sebesar 9,5% pada Produk pengelolaan sumber daya desa; (5) Domestik Bruto (PDB) global (Yahya 2015). Meningkatkan pendapatan pemerintah Pariwisata juga terbukti pro terhadap melalui retribusi wisata dan lain sebagainya perkembangan ekonomi kerakyatan, melalui (Hermawan, 2016). Community Based Tourism(CBT), pariwisata Melalui pengembangan desa wisata, mampu menjadi pendorong kemajuan pariwisata juga terbukti mampu

588 Jurnal Media Wisata, Volume 15, Nomor 2, November 2017

meningkatkan kesejahteraan sosial yang memiliki potensi strategik adalah masyarakat lokal, meningkatkan kepedulian Kabupaten Bandung, tepatnya di Desa terhadap lingkungan, serta memotivasi Malakasari, Kecamatan Baleendah, masyarkat untuk lebih bangga terhadap Kabupaten Bandung, Jawa Barat. identitas budayanya (Hermawan, 2016). Oleh Desa Malakasari memiliki kekayaan karena itu, sangat tepat jika Pemerintah telah alam yang sangat beragam berupa berkomitmen menempatkan kepariwisataan keanekaragaman potensi geologi berupa sebagai tulang punggung perekonomian hamparan gunung dan lembah menghasilkan negara, dengan menempatkan pariwisata lansekap alam yang indah. Kondisi geografis sebagai prioritas pembangunan Nasional. Desa Malakasari yang berada di dataran Pemerintah melalui Kementerian tinggi mampu menghasilkan udara sejuk, Pariwisata (Kemenpar) menetapkan enam serta keberagaman flora dan fauna. Selain target utama pembangunan pariwisata, itu, posisi geografisnya yang dekat dengan diantara yang sangat strategik adalah target Kota Jakarta sebagai salah satu gerbang peningkatan indeks daya saing pariwisata utama kedatangan wisatawan merupakan dari peringkat 70 pada tahun 2014 menjadi prospek dan keuntungan tersendiri. 30 pada tahun 2019, sekaligus meningkatkan Dibalik potensi yang ada, faktanya jumlah kunjungan wisatawan mancanegara Kabupaten Bandung belum memiliki daya (Yahya, 2015). tarik wisata berbasis alam yang unggul. Kedua target pembangunan pariwisata Kurangnya sinergi dan integrasi hulu ke hilir, diatas dapat dicapai dengan sinergi yang baik antara Pemerintah dan pelaku industri wisata pada tingkatan hulu-hilir, antara pemerintah menjadi akar masalah dari kurangnya melalui Kemenpar dengan pengelola kualitas dan daya saing daya tarik wisata. destinasi wisata di berbagai daerah dalam Contoh, Rencana Induk Pengembangan mengembangkan daya tarik wisata yang Pariwissata Daerah (RIPDA) Kabupaten berkualitas. Bandung, merekomendasikan pengembangan Daya tarik wisata yang unggul dan wisata berbasis alam diarahkan untuk : (1) berkualitas merupakanfaktor kunci yang Pendidikan ekowisata; (2) Pendidikan menentukan motivasi wisatawan untuk agrowisata; (3) Pendidikan geowisata; (4) berwisata, serta sebagai alasan fundamental Penyediaan pasar wisata sayur-mayur dan yang menjadi pertimbangan mengapa buah-buahan; (5) Penyediaan terminal pusat seseorang memilih satu destinasi (Ritchie and pemberangkatan tour; (6). Pengelolaan Crouch, 2003). Daya tarik juga merupakan lingkungan yang berdasarkan kepada faktor utama yang menentukan kepuasan pemanfaatan alam sebagai konservasi, serta loyalitas wisatawan. Loyalitas rekreasi, dan edukasi Akan tetapi, fakta wisatawan sendiri merupakan aspek yang dilapangan belum banyak pengelolaan menjamin keberlanjutan bisnis (Hermawan, destinasi berbasis alam pada tingkatan hilir di 2017). Kabupaten Bandung yang merepresentasikan Indonesia sebagai Negara yang RIPDA (Peraturan Daerah Kabupaten memiliki kekayaan alam melimpah sangat Bandung Nomor 6 Tahun 2006 Tentang potensial untuk pengembangan destinasi Rencana Induk Pengembangan Pariwisata wisata berbasis alam. Baik ekowisata, wisata Daerah (RIPDA) Tahun 2006 sampai dengan alam binaan, maupun wisata minat khusus tahun 2016). (Darsoprajitno, 2002). Salah satu daerah

Jurnal Media Wisata, Volume 15, Nomor 2, November 2017 589

Berdasarkan latar belakang diatas, Maka kunci dari keberlanjutan destinasi artikel ini mencoba menyajikan upaya wisata alam terletak pada sejauh mana pengembangan Kampung Batu Malakasari kemampuan manajemen mengelola daya secara aktual, serta merumuskan strategi tarik wisatanya (Hermawan, 2017). pengembangan Kampung Batu Malakasari Ditinjau berdasarkan komposisi sumber sebagai daya tarik wisata minat khusus dayanya, Kampung Batu Malaka sari melalui kajian ilmiah kepariwisataan yang memiliki daya tarik potensi alam, dan sedang mendalam. dibangun beberapa fasilitas dan daya tarik buatan sebagai penunjang. Karena adanya LITERATUR REVIEW campuran daya tarik wisata alam dan daya Destinasi Wisata tarik buatan beserta fasilitas wisatanya, maka Destinasi adalah tempat yang Kampung Malaka termasuk kategori wisata dikunjungi dengan waktu yang signifikan alam binaan, sesuai konsep yang diajukan selama perjalanan seseorang dibandingkan Darsoprajitno (2002) dalam bukunya yang dengan tempat lain yang dilalui selama berjudul ekologi pariwisata. perjalanan (Pitana dan Putu, 2009). Daya Tarik Wisata Minat Khusus Berdasarkan sumber daya yang dimiliki, Daya tarik wisata terdiri dari tata alam, destinasi wisata dapat digolongkan menjadi : masyarakat, dan hasil binaan. Dari ketiganya, (1) Destinasi sumber daya alam seperti iklim, ada beberapa unsur yang dapat pantai, hutan; (2) Destinasi sumber daya dikembangkan secara khusus, sehingga budaya seperti tempat bersejarah, museum, disebut daya tarik wisata minat khusus teater, dan masyarakat lokal; (3) Destinasi (Darsoprajitno, 2002). Pada prinsipnya, sumber daya buatan manusia seperti fasilitas pariwisata minat khusus mempunyai kaitan rekreasi atau taman hiburan; (4) Event seperti dengan petualangan. Wisatawan secara fisik Pesta Kesenian Bali, Pesta Danau Toba, dapat menguras tenaga, serta ada unsur pasar malam dan sebagainya (Pitana dan tantangan yang harus dilakukan, karena Putu, 2009). bentuk pariwisata ini banyak terdapat di Daya Tarik Wisata daerah terpencil, seperti : kegiatan tracking, Daya tarik wisata dijelaskan dalam hiking, pendakian gunung, rafting di sungai, Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2009 dan lainnya (Fandeli, 2000). sebagai segala sesuatu yang memiliki Ada beberapa kriteria menurut Fandeli keunikan, keindahan, dan nilai yang dalam Sudana (2013), yang dapat berwujud keanekaragaman kekayaan alam, dipergunakan sebagai pedoman dalam budaya, dan hasil buatan manusia yang menetapkan suatu bentuk wisata minat menjadi sasaran atau tujuan kunjungan khusus yakni : (1) Learning, pariwisata yang wisata. Damanik dan Weber (2006) mendasar pada unsur belajar; (2) Rewarding, menekankan pentingnya keaslian dalam pariwisata yang memasukkan unsur menentukan kualitas daya tarik wisata, baik pemberian penghargaan; (3) Enriching, dari segi originalitas, maupun otentisitasnya. pariwisata yang memasukkan peluang Kualitas daya tarik merupakan faktor utama terjadinya pengkayaan pengetahuan antara yang menentukan kepuasan dan loyalitas wisatawan dengan masyarakat; (4) wisatawan dalam berwisata alam, sedangkan Adventuring, pa riwisata yang dirancang dan loyalitas dalam dimensi bisnis merupakan dikemas sehingga terbentuk wisata aspek yang menjamin keberlanjutan bisnis. petualangan.

590 Jurnal Media Wisata, Volume 15, Nomor 2, November 2017

Wisatawan kekuatan dan kelemahan. Faktor-faktor Wisatawan secara sederhana dapat lingkungan itu disebut dengan SWOT yaitu : dimaknai sebagai orang yang melakukan Strengths, Weaknesses, Opportunities, and kegiatan wisata. Fridgen (1990) Threats (Hunger and Wheelen, 2001). mengembangkan tipologi wisatawan yang dibedakan menurut minat dan pola METODE PENELITIAN kunjungan wisatanya menjadi 2 jenis Pendekatan kualitatif dipilih untuk wisatawan, yaitu allocentric dan menggali data, menganalisis akar psychocentric. Allocentric merupakan tipe permasalahan, serta merumuskan bagaimana wisatawan yang lebih menyukai tempat- konsep pengembangan daya tarik wisata tempat yang belum banyak diketahui atau Kampung Batu Malakasari sebagai daya tarik dijangkau orang lain. Dalam studi lebih wisata minat khusus. Pendekatan kualitatif lanjut, diketahui bahwa wisatawan dipilih karena mampu memperoleh gambaran berkarakter allocentric dan petualang diskriptif yang lebih luas terhadap fenomena cenderung lebih puas berwisata di daya tarik yang diamatai (Moleong, 1995). Pendekatan wisata berbasis alam yang masih memiliki kualitatif juga dipandang mampu menggali keaslian, keindahan, keunikan, dan nilai pemaknaan yang lebih mendalam terhadap berupa pengalaman berwisata (Hermawan, fenomena–fenomena (Creswell, 1994). 2017). Fenomena yang dimaksud mengenai potensi Sedangkan yang dimaksud wisatawan daya tarik wisata Kampung Batu Malakasari. berkarakter psychocentric adalah wisatawan yang hanya mau mengunjungi destinasi wisata yang sudah memiliki fasilitas penunjang yang langkap, standar sesuai yang ada di daerah asalnya. Wisatawan jenis ini lebih suka berwisata menggunakan jasa usaha perjalanan dengan program yang sudah pasti. Terakhir, ada kemungkinan juga wisatawan memiliki berkarakter diantara allocentric dan psychocentric, atau dapat disebut mid-centric. Perencanaan Strategik Perencanaan strategis muncul dan diminati berkaitan dengan semakin terbatasnya sumber daya internal organisasi Gambar 1. Destinasi Kampung Batu Malakasari, serta banyaknya tantangan eksternal yang sumber: kampungbatu.co.id dipengaruhi kinerja dan peran organisasi Pengumpulan data dilakukan dengan (Baiquni, 2004). Perencanaan strategis teknik observasi langsung serta dokumentasi merupakan pendekatan prinsip efektifitas dan terhadap kawasan guna memperoleh data efisiensi dalam menggali sumber daya primer non verbal, berupa gambaran potensi (Hunger dan Wheelen, 2001). Manajemen daya tarik alam Desa Malakasari (Sugiyono, strategis mengamati lingkungan eksternal 2004). Selain itu data juga diambil berupa untuk melihat kesempatan dan ancaman, hasil wawancara kepada narasumber. serta mengamati lingkungan internal melihat

Jurnal Media Wisata, Volume 15, Nomor 2, November 2017 591

Narasumber yang dimaksud meliputi : (1) dilakukan upaya reklamasi dan rehabilitasi Pengelola Destinasi Wisata Kampung Batu lahan, yang diharapkan menghasilkan nilai Malakasari, dalam memperoleh gambaran tambah bagi lingkungan serta menciptakan pengelolaan daya tarik wisata aktual di keadaan yang jauh lebih baik di bandingkan Kampung Batu Malakasari; (2) Wisatawan, dengan keadaan sebelumnya (Anonim, untuk memperoleh gambaran mengenai 2017). persepsi wisatawan terhadap daya tarik Reklamasi tidak berarti akan Kampung Batu Malakasari, serta mengetahui mengembalikan kondisi tersebut sama gambaran kebutuhan dan keinginan dengan kondisi awal, namun dapat juga wisatawan terhadap daya tarik wisata. berubah sesuai dengan penetapan tata guna Sebagai jaminan kevalidan data, lahan wilayah tersebut, seperti kemungkinan dilakukan kroscek menggunakan 3 data dan 3 menjadi kawasan ekowisata. Pada tahun sumber data, biasa dikenal sebagai 2002 reklamasi lahan bekas tang batuan triangulasi data. Sedangkan analisis andesit di Desa Malakasari dimulai oleh dilakukan dengan mengacu pada kaidah- manajemen Kampung Batu Malakasari. kaidah metodologi kualitatif secara umum Keberadaan bekas galian sengaja dibiarkan seperti reduksi, penyajian data, verifikasi sehingga mementuk danau yang mampu serta triangulasi data (Moleong, 1995). menampung puluhan ribu kubik air dengan Selain itu, analisis SWOT juga bukit batu yang mengelilingi danau tersebut. digunakan untuk melihat faktor-faktor yang Kemudian ditambah dengan wahana lain menjadi kekuatan objek (strengs), kelemahan yang memiliki nilai edukatif untuk kegiatan objek (weakness), peluang pengembangan wisata. (opportunities), serta kemungkinan faktor- Selain memiliki daya tarik alam yang faktor luar yang menjadi ancaman (treaths) unik, kawasan ini juga memiliki fungsi agar diperoleh alternatif strategi serta ekologi yang tinggi bagi lingkungan hidup. rekomendasi positif dalam pengembangan Danau seluas 70% di kawasan ini merupakan daya tarik wisata Kampung Batu Malakasari sumber pengisian air bumi (akifer) yang selanjutnya (Rangkuti, 2011). berguana sebagai sumber air bagi lingkungan sekitar. HASIL PENELITIAN DAN Keragaman tanaman yang ada di PEMBAHASAN kawasan ini berfungsi sebagai filter udara Gambaran Umum Kampung Batu bagi lingkungan di sekitarnya seperti : Malakasari kelapa, palem, cengkeh, cemara, lengkeng, Kampung Batu Malakasari, Baleendah rambutan, mangga, nangka, sukun, petai, yang terletak di Jalan Raya Banjaran petai cina, jengkol, belimbing, sirsak, jambu (Rencong), Desa Malakasari, Kecamatan biji merah, jambu jamaika, jambu air, juga Baleendah, Kabupaten Bandung. Lokasi ini terdapat tanaman langka seperti sawo durian, pada awalnya merupakan lokasi sawo walanda, bisbul atau apel beludru, dan penambangan batu alam (adesit) yang lain-lain. dilakukan secara tradisional oleh masyarakat. Adapun konsep yang disuguhkan oleh Bentuk permukaan wilayah bekas tambang Kampung Batu Malakasari adalah Smart & galian C pada umumnya tidak teratur dan Fun Outbound. Destinasi wisata ini sebagian besar dapat berupa morfologi terjal. menyediakan berbagai macam wahana Mengacu kepada perubahan tersebut perlu bahkan sudah dikemas dalam berbagai jenis

592 Jurnal Media Wisata, Volume 15, Nomor 2, November 2017

paket wisata seperti paket wisata pelajar Berdasarkan gambar 1 dan tabel 1 (wisata edukasi). Data hasil observasi diatas, terlihat bahwa daya tarik wisata di inventori daya tarik wisata Kampung Batu Kampung Batu Malakasari cukup memiliki Malakasari secara lebih lengkap disajikan keragaman, keindahan dan estetika, pada tabel berikut. keunikan, serta nilai edukasi. Daya tarik wisata yang memiliki nilai edukasi yang Tabel 1. Jenis Wahana dan Aktifitas di dimaksud adalah wahana yang mampu Kampung Batu Malakasari menambah pengetahuan baru, melatih syaraf

kognitif seperti : proses pembibitan, proses Aktifitas yang No Jenis wahana dilakukan menanam padi dan sebagainya, selain itu 1 Wahana Danau Berperahu, memancing wahana-wahana diatas juga mampu melatih 2 Wahana Bukit Jelajah gunung batu keterampilan dan syaraf motorik, seperti : Batu aktifitas dan daya tarik jelajah gunung, 3 Wahana Ngangon meri Peternakan Sapi, (menggembala itik), berperahu, memancing, membajak sawah dan Domba, memerah susu sapi, lain sebagainya di wahana danau, bukit Kambing, memberi makan persawahan, peternakan dan lainya. Selain Kelinci, dan kambing, menangkap itu, wahana di Kampung Batu Malakasari Penangkaran kelinci, membuat Rusa Totol kompos, membuat telur juga mengajarkan wisatawan memiliki dan asin, memberi makan menghargai rasa keindahan, estetika dan seni. rusa. Diantara wahana aktifitas dan daya tarik 4 Wahana Membajak sawah tersebut adalah Anjungan Rumah Adat Sunda Persawahan dengan kerbau, menanam padi, yang mengajarkan seni tari dan budaya merawat padi. sunda. 5 Wahana Menangkap ikan atau Analisis SWOT Daya Tarik Wisata Perikanan belut, bola lumpur. Kampung Batu Malakasari 6 Wahana Pengamatan proses Perkebunan pembibitan, Rangkuti (2011) menjelaskan analisis mencangkul, menanam, SWOT secara rinci sebagai aspek-aspek yang mencangkok, stek menjadi kekuatan (strength), kelemahan 7 Wahana Theater Menonton film dengan (weakness), peluang (opportunity) dan Film 4 Dimensi efek 4 dimensi 8 Gedung Pengarahan peserta, ancaman (threat). Teatrikal (Bale pengenalan kaulinan Berdasarkan data diskriptif diperoleh Seni Budaya) sunda dengan metode observasi/pengamatan, 9 Anjungan Pengenalan budaya wawancara dan hasil dokumentasi, maka Rumah Adat sunda dan alat-alat peneliti menentukan skor kinerja objek Sunda tradisional yang digunakan masyarakat dengan cara penilaian (judgement value). sunda Skala penilaian untuk faktor positif (kekuatan 10 Wahana Rumah pohon, Burma dan peluang) sebagai berikut : 1 untuk nilai Outbound dan bridge, loop bridge, sangan lemah, 2 untuk nilai lemah, 3 untuk Flying Fox jaring laba-laba (cargo net), panjat dinding, nilai kuat dan 4 untuk nilai sangat kuat. kukuyaan, jembatan Sedangkan untuk menilai faktor negatif goyang (kelemahan dan ancaman) digunakan skala 11 Tektona Berenang, berseluncur, dengan pola sebagai berikut : 1 untuk nilai Waterpark bermain air sangat kuat), 2 untuk nilai kuat, 3 untuk nilai lemah, dan 4 untuk nilai sangat lemah.

Jurnal Media Wisata, Volume 15, Nomor 2, November 2017 593

Nilai bobot ditentukan tergantung skor dan bobot digunakan tebel internal seberapa penting faktor tersebut, menurut faktor strategi (IFAS) dan ekternalnya faktor hasil kajian teori-teori kepariwisataan. strategi (EFAS) sebagai berikut : Peringkat dari yang paling penting adalah Internal Faktor Strategy (IFAS) daya tarik wisata, sarana wisata, aksebilitas Hasil penelitian terhadap internal diikuti sistem pengelolaan. Jumlah ke faktor strategy di Kampung Batu Malakasari seluruhan nilai bobot maksimal adalah satu telah dirangkum dalam tabel berikut : (1). Untuk mempermudah pemberian nilai

Tabel 2. Internal Faktor Strategi (IFAS)

No Kekuatan (strength) Skor Bobot Total 1 Destinasi wisata wisata Kampung Batu Malakasari memiliki beberapa 4 0,04 0,16 daya Tarik yang unik sebagai kawasan geowisata. 2 Kampung Batu Malakasari memiliki beberapa fungsi ekologi yang 4 0,035 0,14 mampu menjadi daya tarik wisata alam minat kshusus 3 Memiliki beberapa jenis wahana yang dapat disesuaikan dengan 4 0,035 0,14 lingkungan alami . 4 Destinasi wisata telah dibangun sesuai dengan kearifan lokal budaya 4 0,035 0,14 setempat, yaitu Budaya Sunda. 5 Destinasi wisata Kampung Batu memiliki sebuah Tektona Waterpark 4 0,035 0,14 yang mempunyai fasilitas kolam arus dan kolam ombak satu-satunya di Kab.Bandung 6 Kampung Batu Malaksari sudah memiliki sarana dan prasarana 3 0,035 0,105 pelengkap yang cukup memadai. 7 Kampung Batu Malaksari menyediakan beberapa jenis wahana sebagai 4 0,035 0,14 sarana laboratorium alam seperti : wahana danau dan bukit batu, wahana perikanan, wahana peternakan, wahana perkebunan, dan lain-lainnya. No Kelemahan (weakness) Skor Bobot Total 1 Pelayanan yang belum optimal menjadi satu faktor alasan dari kepuasan 2 0,07 0,14 tamu 2 Kurangnya kemampuan staff dalam memandu dan memberi interprestasi 2 0,09 0,18 3 Banyaknya fasilitas terbangun kurang diminati (tidak terpakai oleh 3 0,09 0,27 pengunjung) Total 0,5 1,555

Internal Faktor Strategy (IFAS) sebenarnya dapat dikontrol oleh pengelola Kampung Batu Malakasari merupakan untuk dapat ditingkatkan maupun dikurangi faktor-faktor daya tarik berupa kekuatan dan untuk menyesuaikan berbagai tantangan dan kelemahan yang ada dalam lingkup kendali gejolak lingkungan pariwisata yang ada. dan kekuasaan manajemen atau pengelola, Eksternal Faktor Strategi (EFAS) dalam marketing sering dikenal sebagai Eksternal Faktor Strategi (EFAS) di atribusi kontrol (Ali Hasan 2015). Jadi IFAS Kampung Batu Malakasari telah dirangkum merupakan faktor, atau sumber daya yang dalam tabel berikut :

594 Jurnal Media Wisata, Volume 15, Nomor 2, November 2017

Tabel 3. Eksternal Faktor Strategi (IFAS)

No Peluang (opportunity) Skor Bobot Total 1 Banyaknya anak sekolah di Kabupaten Bandung yang 4 0,11 0,44 merupakan segmen utama wisata edukasi 2 Konsep engembangan destinasi dengan tema minat khusus 3 0,07 0,21 sejalan dengan RIPDA 3 Kemungkinan pengembangan konsep geowisata untuk 3 0,07 0,21 memasarakan produk Kampung Batu Malakasari No Ancaman (threat) Skor Bobot Total 1 Kondisi perekonomian masyarakat yang masih sangat 3 0,013 0,039 bergantung pada ketersediaan sumber daya alam di dalam kawasan, sehingga rawan pengambilan aset wisata untuk pemenuhan hidup masyarakat 2 Bila terjadi musim hujan akses jalan menuju kawasan terhambat 4 0,012 0,048 dikarenakan terjadi banjir tahunan. Total 0,5 0,947

Eksternal faktor strategy Kampung ancaman atau Weaknese to Threat (WO). Batu Malakasari merupakan faktor-faktor Implementasi strategy memperbaiki diluar kendali atau kekuasaan manajemen kelemahan untuk menghindari ancaman atau (pengelola). Jadi EFAS merupakan faktor- Weaknese to Threat (WO) yang dapat faktor lingkungan luar tidak dapat di diterapkan sebagai berikut : (1) Mengemas kendalikan. Akan tetapi, EFAS dapat daya tarik wisata dengan lebih menonjolkan dihadapi dengan merekayasa atau meng- keunikan destinasi untuk kegiatan wisata adaptasikan Internal Faktor Strategy (IFAS), minat khusus; (2) Menghadirkan wisata yang dimiliki perusahaan. edukatif berbasis geologi/ geowisata dengan Alternatif Strategy mengkaji fenomena alam geologi dan ekologi Dari kedua bagan diatas diketahui untuk menggali keunikan karakteristik alam bahwa nilai internal faktor strategi sebesar Kampung Batu Malakasari; (3) Melakukan 1,555 atau dibulatkan satu digit menjadi 2, pelatihan staf sebagai pemandu dan intepreter yang bermakna lemah. Dalam hal ini maka alam dan budaya agar mampu menyuguhkan daya tarik wisata Kampung Batu Malakasari daya tarik yang lebih bernilai bagi masih butuh banyak perbaikan. Sedangkan wisatawan; (4) Mengkaji kembali penyediaan nilai ekternalnya faktor strategi adalah 0,947 fasilitas dibanding segmen dan motif atau dibulatkan satu digit menjadi 1sangat wisatawan yang datang; (5) Memperbaiki lemah. Dalam hal ini bermakna bahwa aksebilitas untuk menujang kenyamanan peluang sedikit sedangkan maupun ancaman wisatawan, serta terhindar dari banjir tinggi. Oleh karena itu, pengembangan musiman; (6) Melibatkan warga dalam Kampung Batu Malakasari perlu dilakukan pengelolaan wisata dengan model kelola secara hati-hati. Untuk merumuskan strategi pariwisata berbasis masyarakat Community lebih lanjut digunakan diagram SWOT Based Tourism (CBT), agar masyarakat ikut seperti dalam gambar 2: Karena nilai IFAS merasa memiliki, serta memiliki kepedulian sebesar 2 (lemah), sedangkan nilai EFAS 1 terhadap keberlanjutan alam dan destinasi. (sangat lemah), maka dengan alat bantu Mengemas Daya Tarik Minat Khusus diagram diatas dipilihlah strategi untuk Dalam mewujudkan konsep pengem- memperbaiki kelemahan untuk menghindari bangan Kampung Batu Malakasari

Jurnal Media Wisata, Volume 15, Nomor 2, November 2017 595

diperlukan pengemasan daya tarik wisata mengajarkan seni tari dan budaya sunda. dengan lebih menonjolkan sisi keunikan Hanya saja mungkin diperlukan penyam- destinasi untuk kegiatan wisata minat khusus paian yang lebih informatif dari para staf menjadi rekomendasi paling utama, pemandu kepada wisatawan. mengingat kunci dari keberlanjutan destinasi wisata alam terletak pada sejauh mana kemampuan manajemen mengelola daya tarik wisatanya (Hermawan, 2017). Pengelolaan daya tarik wisata minat khusus menuntut adanya beberapa prinsip yang harus diwujudkan diantaranya (1) Learning, pariwisata yang mendasar pada unsur belajar; (2) Rewarding, pariwisata yang memasukkan unsur pemberian penghargaan; (3) Enriching, pariwisata yang memasukkan peluang terjadinya pengkayaan Gambar 2 Diagram SWOT (Adaptasi dari pengetahuan antara wisatawan dengan Rangkuti, 2011) masyarakat; (4) Adventuring, pariwisata yang dirancang dan dikemas sehingga terbentuk Rewarding atau penghargaan juga wisata petualangan. merupakan prinsip yang perlu diwujudkan Berdasarkan hasil observasi dan dalam pengemasan daya tarik wisata minat inventori, Kampung Batu Malakasari khusus. Pengenalan budaya sunda melalui dipandang sudah memiliki sumber daya alam wahana Anjungan Rumah Adat Sunda dan wahana yang sudah cukup memadahi dengan aktifitas belajar seni tari dan budaya untuk mewujudkan unsur learning dan sunda patut untuk lebih dikembangkan untuk enriching atau belajar dan pengkayaan menambah keunikan serta nilai jual (value of pengetahuan, dalam daya tarik wisata minat selling) destinasi wisata. Dengan aktifitas khusus. Kampung Batu Malakasari memiliki belajar seni tari dan budaya menjadikan wahana dan aktifitas wisata yang mampu wisatawan semakin aware dan menghargai melatih syaraf kognitif dan menambah terhadap budaya dan adat sunda. Pada pengetahuan seperti : proses pembibitan, akhirnya tujuan untuk pelestarian nilai seni proses menanam padi dan sebagainya, selain dan budaya lokal akan tercapai melalui itu wahana dan aktifitas yang ada juga wisata minat khusus. mampu melatih keterampilan dan syaraf Rekomendasi terakhir dalam menge- motorik, seperti : aktifitas dan daya tarik mas daya tarik wisata minat khusus adalah jelajah gunung, berperahu, memancing, mewujudkan unsur adventure atau petua- membajak sawah dan lain sebagainya di langan. Kampung Batu Malakasari memiliki wahana danau, bukit persawahan, peternakan daya tarik petualangan yaitu jelajah gunung dan lainya.Selain itu, wahana di Kampung batu. Walaupun rute yang dilewati wisatawan Batu Malakasari juga mengajarkan sangat pendek, dengan penamba-han nilai wisatawan memiliki dan menghargai rasa edukasi tentang lingkungan alam, melalui keindahan, estetika dan seni. Diantara ilmu geologi dan ekologi akan menghasilkan wahana aktifitas dan daya tarik tersebut wisata petualangan ringan yang bernilai adalah Anjungan Rumah Adat Sunda yang edukasi.

596 Jurnal Media Wisata, Volume 15, Nomor 2, November 2017

Menghadirkan Wisata Edukatif Berbasis Menindaklanjuti rekomendasi sebe- Geologi (Geowisata) lumnya bahwa pengembangan daya tarik Wisata minat khusus berbasis geologi minat khusus berbasis geologi sebaiknya atau sering dikenal dengan geowisata sangat dilengkapi dengan informasi tentang sejarah tepat untuk disajikan di Kampung Batu terbentuknya bentukkan geologi tersebut agar Malakasari mengingat kawasan ini memiliki wisatawan dapat paham proses proses alam karakteristik geologi khusus berupa gunung yang terjadi. Dengan adanya informasi batu, serta sebagian lokasi ini pada awalnya tersebut diharapkan wiatawan dan adalah area penambangan batu alam (adesit) masyarakat akan sadar dan tidak berupaya secara tradisional oleh masyarakat. Akan merusak keindahan lingkungan di sekitar tetapi, dalam pengembangan geowisata objek geowisata. Oleh karena, itu untuk sebelumnya perlu dilakukan kajian terlebih menghadirkan interpreter yang terbaik dahulu secara khusus dan mendalam dibutuhkan pelatihan khusus terhadap para mengenai keunikan geologi beserta fungsi staf pemandu wisata. Seorang interpreter ekologisnya. Mengingat bahwa daya tarik dituntut untuk mampu menjelaskan secara wisata yang dijadikan sebagai geowisata benar dan ilmiah mengenai proses harus berupa bentukkan hasil proses geologi. terbentuknya alam kepada wisatawan Hasil proses geologi dalam hal ini berarti (Dirgantara, 2012) alamiah, bukan artifisial atau buatan Selain interpreter alam, interpreter manusia. budaya juga sangat dibutuhkan. Mengingat Wisata geologi atau geowisata dapat Kampung Batu Malakasari memiliki dijadikan media bagi sosialisasi ilmu beberapa daya tarik wisata berbasis budaya, pengetahuan alam, pendidikan lingkungan misalnya Anjungan Rumah Adat Sunda yang dan pelestarian alam dan pada akhirnya mengajarkan seni tari dan budaya sunda. diharapkan akan terwujud pembangunan Interpreter budaya setidaknya mampu pariwisata yang berkelanjutan berbasis menjelaskan secara kronologis maupun kearifan lokal. historis terbentuknya suatu budaya beserta Memberikan Pelatihan Staf sebagai nilai-nilai filosofi dan estetika didalamnya. Intepreter Alam dan Budaya Kinerja interpreter dalam wisata minat khusus sangat penting guna mewujudkan pelayanan prima kepada wisatawan. Mengkaji Kembali Penyediaan Fasilitas Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa mayoritas sarana wisata kurang menarik bagi wisatawan. Dalam teori pemasaran Kotler (2002), bauran produk hendaknya dibuat cocok dengan kebutuhan dan keinginan pelanggan atau focus customer oriented, dalam konteks pariwisata adalah kebutuhan dan keinginan wisatawan. Fasilitas dalam penelitian terdahulu Gambar 3. Potensi geologi Kampung Batu terbukti tidak begitu signifikan dalam Malakasari sumber: kampungbatu.co.id mempengaruhi kepuasan bagi wisatawan yang memiliki karakteristik petualang atau

Jurnal Media Wisata, Volume 15, Nomor 2, November 2017 597

drifter, bahkan fasilitas wisata tidak ada Efektifitas, efisiensi, serta ektensifitas hubunganya sama sekali dengan loyalitas daya jangkau merupakan faktor yang perlu wisatawan (Hermawan, 2017). Oleh karena dipertimbangkan dalam pengembangan itu mengkaji kembali segmen wisata mana aksebilitas wisata (www.indonesiaculture- yang akan dilayani sangat perlu untuk andtourism.com). pengembangan dan evaluasi penyediaan Melibatkan Warga dalam Pengelolaan fasilitas wisata selanjutnya. Wisata Berbasis Masyarakat Dinamika pengelolaan Kampung Batu Malakasari berjalan bukan tanpa masalah. Menurut narasumber, pengelolaan Kampung Batu Malakasari terancam oleh oknum masyarakat yang mengambil beberapa sumber daya alam dilokasi, yang merupakan aset bagi daya tarik wisata. Salah satu solusi untuk menangani masalah ini adalah merumuskan dan mewujudkan pariwisata berbasis masyarakat. Prinsip-prinsip Commu- nity Based Tourism (CBT), yaitu pariwisata yang kepemilikan adalah komunitas lokal (Edi Darmawi, 2010; Hermantoro, 2011; Simanungkalit, dkk, 2015). Dengan melibatkan peran aktif masyarakat dalam

Gambar 4. Fasilitas wisata di destinasi pengelolaan, diharapkan masyarakat memi- sumber:notetraveling.net liki rasa kepedulian untuk merawat destinasi wisata Kampung Batu Malakasari beserta Penelitian lebih lanjut diperlukan untuk lingkungan alam sekitarnya. mengetahui karakteristik wisatawan, apakah bertipe allocentric atau pshycocentric. KESIMPULAN DAN REKOMENDASI Karena wisatawan allocentric cenderung Daya tarik wisata yang unggul dan akan mengabaikan fasilitas wisata, mereka berkualitas merupakan faktor kunci yang lebih membutuhkan ketersediaan atraksi dan menentukan motivasi wisatawan untuk wahana yang menantang jiwa petualangnya. berwisata, serta sebagai alasan fundamental Memperbaiki Aksebilitas untuk Menujang yang menjadi pertimbangan mengapa Kenyamanan Wisatawan seseorang memilih satu destinasi. Daya tarik Aksebilitas merupakan salah satu unsur juga sangat menentukan kepuasan dan pariwisata yang sangat berperan dalam loyalitas wisatawan yang nantinya akan membentuk kualitas produk wisata berdampak secara ekonomi terhadap keseluruhan. Menurut penuturan pengelola, keberlanjutan destinasi wisata. aksebilitas wisata di Kampung Batu Daya tarik wisata minat khusus Malakasari sangat terkendala pada musim merupakan salah satu bentuk pengembangan hujan. Oleh karena itu, jalan menuju daya tarik yang direkomendasikan dalam destinasi perlu untuk diperbaiki dengan Rencana Induk Pengembangan Wisata rekayasa enginering untuk menambah Daerah Kabupaten Bandung. Oleh karena itu, kenyamanan dan keamanan wisatawan. mewujudkan daya tarik wisata minat khusus

598 Jurnal Media Wisata, Volume 15, Nomor 2, November 2017

di Kampung Batu Malakasari merupakan Anonim. 2009. Undang-Undang Nomor 10 salah satu strategi yang paling tepat dalam Tahun 2009 Tentang Kepariwisataan. pengembangan destinassi selanjutnya. Indonesia. Penelitian ini merupakan kajian Anonim. 2017. Ekowisata Kampung Batu kualitatif dan analisis SWOT Destinasi Malakasari. Tersedia Wisata Kampung Batu Malakasari, oleh (kampungbatu.co.id, diakses 25 karena itu hasil penelitian ini tidak dapat Oktober 2017). digunakan sebagai dasar generalisasi teoritis Baiquni, M. 2004. Manajemen Strategis. maupun strategi pengembangan destinasi Buku Ajar Pusat Studi Kajian wisata minat khusus lainnya. Dengan Pariwisata Sekolah Pascasarjana keterbatasan tersebut maka sejumlah Universitas Gajah Mada rekomendasi pengembangan untuk mewujud- Creswell, John W. 1994. Research Design– kan daya tarik minat khusus di Kampung Qualitative, Quantitative, and Mixed Batu Malakasari adalah sebagai berikut : (1) Method. London: SAGE Publications. Mengemas daya tarik Kampung Malakasari Damanik, J. dan Weber. H. F. 2006. sebagai daya tarik minat khusus berbasis Perencanaan Ekowisata dari Teori ke alam dan budaya, dengan menonjolkan sisi Aplikasi. Diterbitkan atas Kerjasama keindahan, keunikan, serta keaslianya; (2) Pusat Studi Pariwisata (PUSPAR) Menghadirkan wisata edukatif berbasis Universitas Gadjah Mada dan geologi (geowisata); (3) Memberikan Penerbit Andi.” pelatihan staf sebagai intepreter alam dan Darsoprajitno, Soewarno. 2002. Ekologi budaya yang profesional; (5) Memperbaiki Pariwisata. Bandung: Penerbit aksebilitas untuk menujang kenyamanan Angkasa. wisatawan; (6) Melibatkan warga dalam Dirgantara, Ahmad Rimba. 2012. Peran pengelolaan wisata dengan model kelola Interpreter dalam Kegiatan pariwisata berbasis masyarakatagar Geowisata: Studi Kasus Gunung masyarakat memiliki rasa dan kepedulian . Tersedia di untuk merawat destinasi wisata Kampung https://scholar.google.co.id/scholar?q Batu Malakasari beserta lingkungan alam =%22Ahmad+ Rimba+ sekitarnya; (7) Evaluasi kembali penyediaan Dirgantara%22&hl, diakses 15 fasilitas wisata. November 2017. Edi Darmawi. 2010. Pengembangan DAFTAR PUSTAKA Kepariwisataan Berbasis Masyarakat Ali Hasan, 2015. Tourism Marketing. di Kota Bengkulu. Bengkulu: Fakultas Yogyakarta: Center for Academic Ilmu Sosial dan Ilmu Politik UMB Publishing Service. Bengkulu. Anonim. 2006. Peraturan Daerah Fandeli, Chafid. 2000. Pengusahaan Kabupaten Bandung Nomor 6 Tahun Ekowisata. Diterbitkan atas kerjasama 2006 tentang Rencana Induk Fakultas Kehutanan UGM dengan Pengembangan Pariwisata Daerah Pustaka Pelajar dan Unit Konservasi (RIPDA) Tahun 2006 sampai dengan Sumberdaya Alam DIY. Tahun 2016. Indonesia. Tersedia Fridgen, Joseph D. 1990. Dimensions of (jdih.bandungkab.go.id, diakses 26 Tourism. Educational Institute of the September 2017). American Hotel & Motel Association.

Jurnal Media Wisata, Volume 15, Nomor 2, November 2017 599

Hermantoro, Henky. 2014. Creative-Based Utama. Tourism: Dari Wisata Rekreatif Ritchie, J. R.Brent dan Geoffrey Ian Crouch. menuju Wisata Kreatif. LAP 2003. The Competitive Destination: A LAMBERT Academic Publishing. Sustainable Tourism Perspective. ______. 2016. Dampak Pengembangan Desa Cabi. Wisata Nglanggeran terhadap Sudana, I. Putu. 2013. Strategi Ekonomi Masyarakat Lokal. Jurnal Pengembangan Desa Wisata Ekologis Pariwisata, Vol 3, No 1, pp 105-117. di Desa Belimbing, Kecamatan ______. 2016. Dampak Pengembangan Desa Pupuan Kabupaten Tabanan. Analisis Wisata Nglanggeran terhadap Sosial Pariwisata, Vol 13, No 1, pp 11–31. Budaya Masyarakat Lokal. pp. 426– Sugiyono. 2004. Metode Penelitian 35. Dalam Seminar Nasional Ilmu Kombinasi. Bandung: CV Alfabeta. Pengetahuan dan Teknologi Victoria br. Simanungkalit, Destry Anna Komputer Nusa Mandiri Pertama Sari, Frans Teguh, Hari Ristanto, Ika Tahun 2016, Vol 1, pp 426–435. K, Leonardo Sambodo, Samsul ______. 2017. Pengaruh Daya Tarik Wisata, Widodo, Masyhud, Sri Wahyuni, Keselamatan dan Sarana Wisata Henky Hermantoro, Henky terhadap Kepuasan serta Dampaknya Hermantoro, Dian Vitriani. 2015. terhadap Loyalitas Wisatawan : Studi Buku Panduan Pengembangan Desa Community Based Tourism di Wisata Hijau. Jakarta: Asisten Deputi Gunung Api Purba Nglanggeran. Urusan Ketenagalistrikan dan Aneka Wahana Informasi Pariwisata : Usaha Kementerian Koperasi dan Media Wisata, Vol 15, No1, pp 562- UKM Republik Indonesia 577. Yahya, Arief. 2015. Sambutan Menteri ______. 2017. Pengembangan Destinasi Pariwisata R.I. Pada Peringatan Wisata pada Tingkat Tapak Lahan World Tourism Day dan Hari dengan Pendekatan Analisis SWOT. Kepariwisataan Nasional. Tersedia Jurnal Pariwisata, Vol 4, No 2, pp (kemenpar.go.id, diakses 26 64–74. September 2017. Hunger, J. D. dan T. L. Wheelen. 2001. Strategic Management. Fifth Editions. Kotler, Philip. 2002. Manajemen Pemasaran, Terjemahan Hendra Teguh, Edisi Millenium, Cetakan Pertama. Jakarta: Prenhalindo. Moleong, Lexy. 1995. Metode Penelitian. Bandung: Remaja Rosda Karya. Pitana, I. Gede dan G. Putu. 2009. Sosiologi Pariwisata. Yogyakarta: Andi. Rangkuti, Freddy. 2011. SWOT: Balanced Scorecard. Jakarta: Gramedia Pustaka

600 Jurnal Media Wisata, Volume 15, Nomor 2, November 2017

PERSEPSI WISATAWAN LOKAL TERHADAP CITRA KOTAGEDE SEBAGAI DESTINASI WISATA

Nina Noviastuti Asmarani Februandari NIDN. 0509117102 NIDN.0514027701 email : [email protected] email : [email protected]

Dosen AKPARDA Yogyakarta

ABSTRACT

Kotagede is one of heritage area in Yogyakarta that has many historical value and plays an important role for the existence of Yogyakarta nowadays. As a former capital of Mataram Islam Kingdom, this area has several historical and archeological sites, such as royal cemetery complex, the ruin of the fort, and other relics. Kotagede also has 170 heritage buildings that has been built around 1700’s until 1930’s. Kotagede also known from its silver industry. Based on Kotagede’s potentials, the government of Yogyakarta enacts this area as heritage area and becoming one of tourism destination in Yogyakarta. But the development of Kota Gede as tourism destination is still not optimal. Nowadays, Kotagede is more famous as silver industry area than as tourist destination. This research aims at determining destination image of Kotagede as tourism destination. This research use qualitative and quantitative method. The result showed the perception of local tourist on Kotagede’s destination image.

Keywords: destination image, brand positioning, Kotagede

PENDAHLULAN seperti Watu Gilang dan Watu Cantheng. Citra (image) merupakan unsur penting Selain itu, Kotagede jugamenyimpan sekitar bagi sebuah destinasipariwisata. Hal ini 170 bangunan kuno yang didirikan pada disebabkan oleh karena citra adalah tahun 1700 hingga1930. Kotagede juga telah representasi(wakil) dari cerminan/gambaran ditetapkan oleh pemerintah sebagai kawasan kondisi dari unsur-unsur yang dimilikidalam cagar budaya dan telah menjadi salah satu destinasi tersebut pada kurun waktu yang destinasi wisata di Yogyakarta. Namun saat relatif cukup lama.Oleh karena itu wisatawan ini Kotagede lebih dikenal sebagai pusat barangkali menggunakan citra destinasi kerajinan perak bahkan banyak orang yang wisata sebagai panduan yang akan mewakili menjuluki Kotagede sebagai “Kota Perak” dalam proses pengambilankeputusan, apakah (ensiklo.com/2014). Meski memiliki potensi akan berkunjung ke suatu destinasi atau yang cukup besar namun agaknya Kotagede tidak. sebagai sebuah destinasi wisata masih kurang Yogyakarta, sebagai salah satu kota dikenal terutama bila dibandingkan dengan tujuan wisata di Indonesia mempunyai Kraton, Candi Prambanan, Malioboro, banyak sekali potensi wisata, salah satunya maupun jajaran pantai indah di Kabupaten Kotagede. Sebagai bekas ibukota kerajaan Gunung Kidul. Sebuah harian umum Mataram, Kotagede banyak menyimpan menyatakan bahwa persoalan sebenarnya peninggalan dari kerajaan tersebut yang lebih pada upaya pengenalan Kota Gede di berupa makam, benteng, dan artefak lainnya Kota Yogyakarta sendiri, termasuk

Jurnal Media Wisata, Volume 15, Nomor 2, November 2017 601

pembangunan citra Kotagede secara terus- 2. Amenitas (amenity), meliputi fasilitas menerus sehingga mampu menjadi simbol penunjang wisata, yaitu: akomodasi, pariwisata DIY (http://www. rumah makan, retail, kios cendera pelita.or.id/baca.php?id=47101). mata, biroperjalanan, dan money Berdasarkan paparan diatas, penelitian changer. ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana 3. Aksesibilitas, mencakup sistem persepsi wisatawan domestik terhadap citra transportasi yang meliputi jalur dan posisioning Kotagede sebagai destinasi transportasi, fasilitas pelabuhan, pariwisata. Sehingga nantinya dapat disusun bandara, terminal, dan moda suatu arahan kebijakan perencanaan dan transportasi (bis, kereta api, pesawat). pengembangan Kotagede sebagai sebuah 4. Fasilitas pendukung (nsurete), yaitu destinasi pariwisata. fasilitas-fasilitas pendukung yang Potensi Kawasan Kotagede yang cukup diperlukan oleh wisatawan seperti besar membuat pemerintah setempat bank, dan rumah sakit. menetapkan Kawasan Kotagede sebagai 5. Aktivitas, meliputi seluruh kegiatan salah satu destinasi wisata di Yogyakarta. yang dapat dilakukan oleh wisatawan Namun, masih banyak wisatawan yang pada destinasi tersebut kurang mengenal Kotagede sehinga membuat 6. Paket wisata, meliputi paket-paket Kotagede menjadi kurang dikenal terutama perjalanan wisata yang diatur dan apabila dibandingkan dengan beberapa diselenggarakan oleh biro perjalanan destinasi wisata favorit di Yogyakara seperti wisata. Kraton, Candi Prambanan, Malioboro, dan Citra Destinasi pantai. Untuk mengevaluasi apakah destinasi Bertolak dari kondisi tersebut, tersebut akan dikunjungi atau tidak penelitian ini mencoba mengetahui wisatawan menggunakan citra destinasi atau bagaimanakah persepsi wisatawan domestik image destinasi tersebut untuk mengambil terhadap citra Kotagede sebagai sebuah keputusan (Andreassen dan Lindestad, 1998). destinasi pariwisatan dan memetakan Citra yang ada dalam benak wisatawan tidak positioning Kotagede. selamanya selaras dengan kondisi destinasi sesungguhnya. Jadi, citra destinasi memiliki LITERATURE REVIEW potensi dalam mempengaruhi kompetitif Destinasi Wisata tidaknya destinasi (LeBlanc dan Nguyen, Menurut Cooper et.al (1998) destinasi 1996). Citra atau image terbentuk pariwisata merupakan perpaduan atau berdasarkan persepsi dari wisatawan citra/brand dari keseluruhan komponen terhadap unsur-unsur produk wisata yang produk, layanan dan pengalaman kunjungan terdapat pada sebuah destinasi. Citra atau wisata yang dikembangkan dan disediakan di image memegang peranan penting suatu kawasandengan unsur kelokalannya. dibandingkan dengan sumber daya pariwisata Suatu destinasi memiliki beberapa nsure yang kasat mata. Menurut Pearce (1988), yang saling terkait. Menurut Cooper et.al kata „citra‟ atau „image‟ biasanya digunakan (1998) terdapat 6 (enam) unsur pembentuk untuk menjelaskan keseluruhan gambar atau suatu destinasi wisata, yaitu: stereotip dari suatu destinasi. Sehingga dapat

1. Atraksi (attraction) yang meliputi dikatakan suatu citra destinasi terdiri dari alam, budaya, nsurete, dan event.

602 Jurnal Media Wisata, Volume 15, Nomor 2, November 2017

nsurete based component yaitu nsure-unsur dari suatu destinasi dan holistic component yang merupakan impresi/gambaran destinasi tersebut secara keseluruhan. Citra destinasi juga dapat terdiri darisesuatu yang bersifat umum hingga sesuatu yang bersifat unik (Echtner & Ritchie, 2003). Peran Persepsi terhadap Pemilihan Destinasi Wisata Dalam dunia pariwisata, persepsi calon wisatawan terhadap suatudestinasi terbentuk Gambar 2. Pemilihan Destinasi berdasarkan stimulus yang didapatnya berdasarkan Moscado melalui penginderaan terhadap objek, Sumber: Cooper, Fletchere et.al (1998) peristiwa yang berhubungan dengandestinasi dimaksud, baik secara langsung maupun Positioning Positioning merupakan suatu konsep tidak langsung. Pemahaman dan pemaknaan untuk menempatkan produk-produk yang calon wisatawan terhadap suatu destinasibisa terdapat di pasar berdasarkan persepsi dan saja salah atau berbeda dengan realitas preferensi konsumen atas suatu produk. objektif di lapangan. Pilihanuntuk mengun- Positioning seringkali digunakan untuk jungi suatu daerah tujuan wisata dipengaruhi mengartikan atau menggambarkan image oleh persepsiyang terbangun dalam pikiran suatu produk dibandingkan dengan produk- wisatawan bahwa destinasi yang dipilih produk pesaingnya. tersebut akan mampu memenuhi atau Positioning berhubungan dengan memuaskan kebutuhan yang dirasakannya. bagaimana konsumen menempatkan produk

dalam otaknya, di dalam alam khayalnya, sehingga calon konsumen memiliki penilaian tertentu dan mengidentifikasikan dirinya dengan produk tersebut. Positioning merupakan strategi yang berusaha menciptakan perbedaan yang unik dalam benak konsumen sasaran, sehingga terbentuk citra (image) produk yang lebih unggul dibandingkan dengan produk pesaing. Dalam pariwisata, Menurut Ries and Trout dalam Rosalina (2007) positioning bukan mengenai apa yang dilakukan terhadap produk pariwisata tetapi apa yang dilakukan Gambar 1. Kerangka Keputusan Konsumen untuk menumbuhkan persepsi dan Sumber: Cooper, Fletcher, Gilbert, Shepherd, dan Wanhill (1998) menanamkannya di benak wisatawan. Positioning bertujuan membantu wisatawan sebagai konsumen mengetahui perbedaan sebenarnya antara suatu destinasi wisata yang

Jurnal Media Wisata, Volume 15, Nomor 2, November 2017 603

satu dengan destinasi wisata pesaing (Yoeti, deskriptif presentase digunakan untuk 2003). mendeskripsikan persepsi terhadap keunikan Brand sebagai Wujud Citra Destinasi produk wisata dan karakteristik Kotagede Brand merupakan perwujudan nyata untuk mencari positioning Kotagede. Untuk dari citra destinasi tersebut. Brand menganalisa data penelitian yang bersifat merupakan identitas dari suatu destinasi kualitatif yang didapat dari in-depth pariwisata, sehingga brand yang baik adalah interview digunakan analisa wacana. Analisis brand yang didalamnya mengandung nilai ini digunakan untuk melengkapi dan rasional maupun emosional. Agar brand menutupi kelemahan dari analisa kuantitatif tersebut prestisius maka brand tersebut harus yang telah dilakukan sebelumnya. memiliki ekuitas (brand equity) yang tinggi. Semakin tinggi ekuitas brand tersebut maka HASIL PENELITIAN DAN akan semakin banyak konsumen yang akan PEMBAHASAN mengkonsumsi/memilih produk yang Kotagede sebagai Destinasi Wisata memiliki brand tersebut. Wisata Kotagede merupakan rangkaian dari wisata Kraton Yogyakarta. Kotagede METODE PENELITIAN sebagai suatu kawasan wisata memiliki Pendekatan Penelitian kelengkapan komponen dari industri Penelitian ini merupakan perpaduan pariwisata. Kotagede dikembangkan menjadi metode kualitatif dan kuantitatif. Metode destinasi wisata karena memiliki beberapa kuantitatif dipakai untuk mengukur secara tempat bersejarah yang berfungsi sebagai matematis instrumen-instrumen skalatis objek wisata. seperti dalam analisis data secara statistik 1. Pasar Kotagede. Pasar Kotagede deskriptif khususnya data yang berupa angka berdiri sejak abad 6M. Didirikan pada atau nominal. Sedangkan metode analisis masa pemerintahan Ki Ageng kualitatif digunakan untuk mempertajam Pamanahan. Pasar ini buka setiap hari, analisis kuantitatif tetapi puncak keramaiannya adalah Pengumpulan Data pada hari pasaran legi. Teknik pengumpulan data dilakukan 2. Kompleks Masjid Agung dan Makam berdasarkan dua jenis, yaitu data primer dan Raja Kotagede. Kompleks Masjid data sekunder. Pengumpulan data primer Agung Kotagede terletak di Kelurahan dengan penyebaran kuesioner kepada Jagalan. Kompleks ini meliputi masjid, wisatawan di Kawasan Kotagede. Data makam/pasareyan Hastana Kitha sekunder adalah data yang diperoleh dari Ageng, serta sendang seliran. Masjid instansi dan literatur. Agung Kotagede sendiri masih dipakai Analisis Data untuk kegiatan sholat 5 waktu, Analisis data dilakukan secara sedangkan untuk kompleks makam dan kualitatif dan kuantitatif. Analisis dengan pemandian dijadikan sebagai objek skoring digunakan untuk mengetahui wisata. Para wisatawan dapat melihat penilaian responden terhadap kualitas produk ke dalam makam pada hari-hari wisata. Dalam penelitian ini, skala Likert tertentu dengan menggunakan busana digunakan untuk menilai tingkat kualitas khusus yang disediakan yaitu berupa produk wisata di Kotagede sesuai dengan busana surjan lurik dan blangkon untuk indikator unsur-unsur produk wisata. Analisis pria dan kemben untuk wanita.

604 Jurnal Media Wisata, Volume 15, Nomor 2, November 2017

3. Omah Loring Pasar. Dulunya tempat Kotagede juga terdapat toko-toko besar ini merupakan tempat tinggal Dhanang yang menjual perak. Sutawijaya sehingga dia disebut juga 10. Kipo dan Kembang Waru. Kipo dan Raden Ngabehi Loring Pasar. Tempat Kembang Waru merupakan salah satu ini merupakan salah satu rumah makanan tradisional khas Kotagede berarsitektur Jawa yang lengkap. 11. Heritage Trail. Paket heritage trail 4. Gang Rukunan. Dikenal juga dengan diadakan oleh sebuah kelompok istilah between two gates. Jalan ini masyarakat di Kotagede. Paket sebetulnya ruang milik pribadi namun heritage trail menawarkan tiga macam dijadikan jalan umum dengan kerelaan paket, yaitu: wisata lorong, wisata pemiliknya arsitektur, dan wisata spiritual. 5. Langgar Dhuwur Boharen. Langgar 12. Upacara Nawu Sendhang. Upacara dhuwur adalah langgar yang berada di Nawu Sendang merupakan upacara loteng beberapa rumah tradisional Jawa menguras sendang atau membersihkan di Kotagede sendang. yang berada di Kompleks 6. Pasareyan Hastarengga. Pasareyan Makam Raja-Raja Mataram dan Mesjid (makam) Hastarengga dibangun atas Agung Kotagede. gagasan Sri Sultan Hamengku Buwono Positioning Kotagede VIII untuk kompleks makam keluarga Positioning Kotagede dicari dengan dan keturunannya. menggunakan dua variabel, yaitu dari sisi

7. Situs Cepuri dan Baluwarti. Merupa- segmentasi pasar dan sisi produk wisata kan situs sisa-sisa/reruntuhan benteng 1. Segmentasi Pasar. Berdasarkan data dalam dan luar yang dahulu profil wisatawan yang didapat, maka mengelilingi kawasan kerajaan wisatawan yang datang ke Kawasan Mataram Islam. Kotagede mayoritas adalah usia muda

8. Watu Gilang, Watu Gatheng, dan Watu (21-30 tahun) dengan tingkat Genthong. Watu Gilang yang dipercaya pendidikan sarjana (S1) dan mayoritas orang sebagai tahta raja-raja Mataram- adalah pelajar/mahasiswa. Sehingga Islam berupa papan batu berwarna dapat disimpulkan bahwa wisatawan hitam legam. Pada sisi atas batu itu yang berkunjung ke Kotagede adalah terdapat prasasti dalam berbagai dari golongan muda. bahasa. Sedangkan Watu Gatheng 2. Keunikan. Berdasarkan temuan peneli- berupa tiga batu bulat masif tian maka keunikan Kotagede terletak menyerupai bola yang berwarna pada keberadaan rumah-rumah kekuning-kuningan. Menurut legenda, joglonya. ketiga "bola" batu tersebut adalah alat 3. Kualitas Produk Wisata. Penilaian permainan Pangeran Rangga, salah kualitas produk wisata meliputi 3 (tiga) seorang putera Panembahan Senopati. hal, yaitu: atraksi, amentias – Namun ada juga yang berpendapat akomodasi, dan aksesibilitas. bahwa batu-batu tersebut adalah peluru meriam kuno. Tabel 1. Kualitas Produk Wisata Kotagede 9. Pengrajin perak. Pengrajin perak merupakan daya tarik utama dari No Produk Wisata Skor Kotagede. Selain pengrajin individu, di 1 Keberagaman Atraksi 3,11

Jurnal Media Wisata, Volume 15, Nomor 2, November 2017 605

No Produk Wisata Skor 3. Brand judgments and feelings 2 Amenitas – akomodasi 2,58 Kualitas produk wisata di Kotagede 3 Aksesibilitas 2,81 dinilai berdasarkan tiga aspek besar

yaitu atraksi, amenitas – akomodasi, dan aksesibilitas. Secara keseluruhan kualitas produk wisata di Kotagede masih belum memuaskan, namun untuk atraksinya dinilai sudah cukup beragam. 4. Brand resonance Lebih dari 80% responden merupakan repeater (berkunjung lebih dari satu

Gambar 3. Keinginan untuk Melakukan kali) dan 89% menyatakan akan Kunjungan Ulang melakukan kunjungan ulang.

Wisatawan beranggapan bahwa Berdasarkan tabel diatas, indikator keberagaman atraksi di Kotagede membuat atraksi memperoleh skor tertinggi, sehingga mereka ingin melakukan kunjungan ulang ke keberagaman atraksi menjadi keunggulan Kotagede. Oleh karena itu positioning dan dari Kotagede. Demikian juga analisis unsur-unsur yang dapat dijadikan citra segmen, keunggulan, dan keunikan maka (image) Kawasan Kotagede adalah sebagai positioning Kawasan Kotagede sebagai berikut: destinasi pariwisata adalah: kalangan muda, atraksi, dan joglo Tabel 2. Positioning dan Unsur-Unsur Citra Ekuitas Kotagede Kotagede Konsep Costumer-Based Brand Equity dari Keller (2003) yang meliputibrand Keterangan Wisatawan muda, joglo, dan salience, brand imagery, brand judgments Positioning keberagaman atraksi and feelings, dan brandresonance digunakan Ekuitas ‘Kompleks makam dan masjid‟, untuk merumuskan ekuitas yang kuat bagi joglo, wisata sejarah merupakan brand Kotagede. nilai lebih bagi Kawasan Kotagede 1. Brand Saliance Joglo dapat dijadikan sebagai ikon Kotagede Joglo merupakan top-of-mind Keberagaman atraksi meupakan wisatawan apabila mendengar kata hal yang layak dipertimbangkan „kotagede‟. Wisata sejarah dan oleh wisatawan apabila hendak memutuskan berkunjung ke bersenang-senang menjadi hal yang Kotagede paling ingin dilakukan oleh wisatawan Loyalitas wisatawan pada ketika berkunjung ke Kotagede. Kotagede dikarenakan keberaga- Makam Raja dan Masjid Kotagede man atraksinya. menjadi tempat yang ingin didatangi ketika berkunjung ke Kotagede. KESIMPULAN DAN REKOMENDASI 2. Brand imagery Kesimpulan Wisatawan berpendapat bahwa joglo Wisatawan domestik berpendapat citra merupakan hal yang paling sesuai Kotagede sebagai destinasi pariwisata adalah untuk menjadi ikon Kotagede. joglo, keberagaman atraksi, dan merupakan

606 Jurnal Media Wisata, Volume 15, Nomor 2, November 2017

destinasi yang sesuai/cocok untuk kalangan Measurement of Destination Image”. muda. The Journal of Tourism Studies Vol. Rekomendasi 14(1) pp 37-48 1. Pelestarian rumah-rumah Joglo di LeBlanc, Gaston and Nguyen, Nha. 1996. kawasan Kotagede, Ancaman mulai “Cues Used by Customers Evaluating hilangnya rumah-rumah Joglo di Corporate Image in Service Firms”. kawasan Kotagede harus mulai International Journal of Service diantisipasi. Kegiatan-kegiatan antisi- Industry Management, Vol 7, No. 2, pasi dapat berupa penyuluhan/edukasi pp. 44-56. tentang pentingnya mempertahankan Pearce, P.L. 1988. The Ulysses Factor. New rumah Joglo hingga mengajak kerja York: Springer-Verlag sama berbagai pihak terutama dalam Rosalina, Bayu. 2007. “Persepsi Pelaku hal bantuan pendanaan bagi masyarakat Pariwisata terhadap Brand yang memiliki rumah Joglo dalam nal Positioning Daerah Istimewa pengelolaannya. Yogyakarta”. Tesis tidak diterbitkan. 2. Pengembangan atraksi yang lebih Universitas Gajah Mada: Sekolah bersifat wisata sejarah dan membidik Pasca Sarjana segmen pasar anak muda. Pengem- Yoeti, Oka A. 2003. Tours and Travel bangan atraksi tidak hanya pada atraksi Marketing, Cetakan Pertama, Jakarta: utama tetapi juga atraksi-atraksi PT.Pradnya Paramita pendukungnya. (http://ensiklo.com/2014/09/kotagede-sudut- 3. Pengembangan fasilitas pendukung tenggara-kota-yogyakarta-yang- seperti pedestrian, toilet umum, dan terkenal-dengan-kerajinan-perak/). rute wisata Kawasan Kotagede. http://www.pelita.or.id/baca.php?id=47101

DAFTAR PUSTAKA Andreassen, Tor Walin, Lindestad, Bodil .1998 "Customer loyalty and complex services: The impact of corporate image on quality, customer satisfaction and loyalty for customers with varying degrees of service expertise", International Journal of Service Industry Management, Vol. 9 Issue: 1, pp.7- 23, https://doi.org/10.1108/09564239 810199923 Cooper, Flecher et.al 1998. Tourism Principle and Practice. Third edition, Pearson Education Limited, Edinburgh Gate, Harlow, England Echtner, Charlotte M.and Ritchie, J.R Brent. 2003 “The Meaning and

Jurnal Media Wisata, Volume 15, Nomor 2, November 2017 607

PENGEMBANGAN PARIWISATA BERKELANJUTAN DI D. I. YOGYAKARTA MELALUI PENDEKATAN KEWIRAUSAHAAN SOSIAL (SOCIOPRENEURSHIP)

Revi Agustin Aisyianita, S.Hut.,M.Sc. Dosen Sekolah Tinggi Pariwisata AMPTA Yogyakarta Email: [email protected]

ABSTRACT

Sociopreneurship or called as a social entrepreneurship is a new breakthrough on tourism development activities. Principle’s of social entrepreneur parallel with sustainable tourism development which empowerment became one of a element (santosa, 2007). pay attention to the sustainability natural resources, human resources, culture and consider economic benefit. Social entrepreneurship is one of implementation sustainable tourism development because sociopreneur not only pay attention to profit but also concern on social and environmental benefit. The growth of tourism social entrepreneurship in Yogyakarta is driven by the iniative from individu or small groups from community who want to solve social problem through tourism. Social entrepreneurship parallel with sustainable tourism principle, which community participant is main factor development activities. D.I Yogyakarta already has enough amount of sociopreneur, but it has a few little amount sociopreneur who engaged in tourism development.Some of tourism sociopreneur in D.I Yogyakarta, such as : Desa Wisata Gunung Api Purba Nglanggeran, House of lawe, and DIfa City Tour has proven how sociopreneurship bring significant change for community. Desa Wisata Gunung Api Purba Nglanggeran plays an important role in improving social welfare community in the tourist area, House of lawe plays an important role in women empowerment, and DifaCity Tour plays an important role on empowerment person with disabilities.

Keyword : sociopreneur, social entrepreneurship, sustainable tourism.

PENDAHULUAN salah satu provinsi yang turut berbenah dan Pariwisata diyakini sebagai sektor yang mempersiapkan diri untuk menyambut mampu menjadi stimulan penggerak kedatangan wisatawan mancanegara dan perekonomian daerah dan meningkatkan wisatawan nusantara pada tahun 2019. kesejahteraan masyarakat. Hampir seluruh Data Statistik Kepariwisataan Provinsi daerah di Indonesia mulai fokus dan D.I.Yogyakarta Tahun 2016 menunjukkan berbenah untuk meningkatkan kualitas bahwa pada tahun 2015, tingkat kunjungan pariwisata daerah masing - masing. Hal ini wisatawan mancanegara dan nusantara yang sejalan dengan program pembangunan berkunjung ke daya tarik wisata (DTW) pariwisata nasional yang memiliki target hampir mencapai angka 19 juta pengunjung mampu menjaring 20 juta wisatawan dan mengalami peningkatan pada tahun 2016 mancanegara, 275 juta wisatawan nusantara, dengan tingkat kunjungan mencapai angka dan 13 juta lapangan pekerjaan pada tahun 21 juta pengunjung.Peningkatan jumlah 2019 (Siaran Pers Rakornas Kepariwisataan kunjungan wisatawan ke D.I.Yogyakarta ke-IV, 2016). D.I.Yogyakarta merupakan juga diikuti dengan peningkatan Pendapatan

608 Jurnal Media Wisata, Volume 15, Nomor 2, November 2017

Asli Daerah (PAD) yang diperoleh dari biasanya dilakukan dalam bentuk bisnis yang sektor pajak pembangunan, pajak tontonan/ mengutamakan pemberdayaan masyarakat. hiburan, retribusi objek dan daya tarik wisata Jika dikaitkan dengan pariwisata, prinsip (ODTW), dan retribusi penggunaan aset socio entrepreneur sejalan dengan prinsip milik pemerintah daerah baik itu yang pembangunan pariwisata berkelanjutan bersifat sewa, kontrak, atau bagi hasil. Pada dimana terdapat unsur pemberdayaan atau tahun 2015 jumlah PAD pariwisata sebesar empowerment (Santosa, 2007).Kegiatan Rp 266.993.359.315,00 dan mengalami sociopreneur merupakan salah satu bentuk peningkatan sebanyak 32,6 % pada tahun implementasi dari konsep pembangunan 2016 dengan jumlah PAD sebesar Rp pariwisata berkelanjutan karena dalam 353.913.365.540,00. Penyerapan tenaga kerja penerapannya, sociopreneur tidak hanya di D.I.Yogyakarta didominasi oleh sektor memperhatikan keuntungan secara ekonomis perdagangan besar, eceran, rumah makan dan namun juga sangat memperhatikan hotel (25,6 %). Sektor jasa/ service (termasuk keuntungan sosial dan lingkungan. jasa pariwisata) menduduki peringkat ketiga D.I.Yogyakarta sudah memiliki cukup dengan jumlah tenaga kerja sebesar 21,25%. banyak pelaku sociopreneur, namun masih Hal ini menunjukkan bahwa tenaga kerja di belum banyak yang bergerak di bidang bidang pariwisata cukup mendominasi di pengembangan pariwisata. Beberapa D.I.Yogyakarta. Data tersebut belum organisasi sociopreneur pariwisata di termasuk data tenaga kerja pariwisata yang Yogyakarta, antara lain adalah : Desa Wisata bersifat mandiri/ entrepreneur. Gunung Api Purba Nglanggeran, House of D.I.Yogyakarta sebagai destinasi Lawe, dan Difa City Tour. Studi ini wisata dan Kota Pelajar menjadikan provinsi dilakukan untuk mengkaji lebih dalam ini banyak dikunjungi oleh pendatang mengenai profil dan karakteristik sehingga mampu membuat roda sociopreneur pariwisata dilihat dari elemen perekonomian di D.I.Yogyakarta berputar kewirausahaan. cukup cepat. Hal ini mendorong investor untuk menanamkan modal dan menjalankan LITERATURE REVIEW bisnis di D. I. Yogyakarta. Namun Pariwisata Berkelanjutan pertumbuhan investor dan industri pariwisata United Nations World Tourism di D.I.Yogyakarta nyatanya belum mampu Organization (UNWTO) menjelaskan menciptakan kesejahteraan masyarakat definisi pariwisata berkelanjutan sebagai secara merata. Fenomena tersebut bentuk pariwisata yang memperhitungkan mendorong sekelompok masyarakat di penuh dampak ekonomi, sosial, dan D.I.Yogyakarta untuk menjalankan bisnis lingkungan saat ini dan masa yang akan pariwisata namun dengan menggunakan datang, mampu memenuhi kebutuhan prinsip yang lebih mengutamakan aspek pengunjung, industri, lingkungan dan sosial dibandingkan aspek ekonomi, atau masyarakat setempat. Pembangunan pariwi- disebut dengan istilah sociopreneur. sata berkelanjutan akan dapat terlaksana Sociopreneurship merupakan pengem- dengan baik jika diiringi dengan sistem bangan dari bentuk entrepre-neurship. penyelenggaraan pemerintahan yang baik Semangat yang dibawa oleh pelaku (good governance) yang mampu melibatkan sociopreneur bertujuan untuk memberikan partisipasi aktif dan seimbang antara manfaat sebesar-besarnya kepada orang lain, pemerintah, swasta, dan masyarakat. Baiquni

Jurnal Media Wisata, Volume 15, Nomor 2, November 2017 609

(2002) menyebutkan bahwa pembangunan menggunakan kemampuan entrepreneurship berkelanjutan berkaitan dengan empat hal, untuk melakukan perubahan sosial (social yaitu: (1) upaya pemenuhan kebutuhan change), terutama yang berkaitan dengan manusia yang didukung dengan kemampuan bidang kesejahteraan (welfare), pendidikan, dan daya dukung ekosistem; (2) upaya dan kesehatan (Santosa, 2007). peningkatan mutu kehidupan manusia Dees (2001) dalam bukunya yang dengan cara melindungi dan memberlan- berjudul “The Meaning of Social jutkan; (3) upaya meningkatkan sumberdaya Entrepreneurship” mendefinisikan sociopre- manusia dan alam yang dibutuhkan pada neurship sebagai kombinasi dan semangat masa yang akan datang; (4) upaya besar dalam misi sosial yang diiringi dengan mempertemukan kebutuh-an manusia antar kedisiplinan, inovasi, dan keteguhan seperti generasi.Tujuan pembangu-nan pariwisata yang lazim berlaku di dunia bisnis. Hasil berkelanjutan secara umum adalah yang ingin dicapai oleh sociopreneurbukan terwujudnya tiga kualitas pariwisata. Tiga hanya sekedar keuntungan materi (Roberts kualitas pariwisata tersebut, antara lain dan Woods, 2005) melainkan bagaimana adalah: quality of life, quality of experience, inovasi bisnis yang diajukan dapat dan quality of opportunity. memberikan dampak positif bagi masyarakat Permintaan pasar terhadap pariwisata dan mampu menciptakan kepuasan menunjukkan tren peningkatan dari tahun ke pelanggan (Newbert, 2003; Thompson, tahun dan terbukti mampu menjadi 2002). Meskipun sociopre-neur seringkali penggerak perekonomian nasional dan diasosiasikan dengan kegiatan nonprofit, mampu menghasilkan keuntungan bagi bukan berarti tidak memiliki kemampuan pemerintah, masyarakat, dan stakeholder lain untuk menghasilkan profit. Sociopreneurship yang terlibat. Namun di sisi lain, tingginya merupakan bisnis jangka panjang, karena permintaan pasar dapat juga menjadi manfaat yang diperoleh biasanya tidak akan ancaman bagi keberlanjutan (lingkungan dan langsung terlihat dalam waktu singkat karena sosial) di destinasi wisata sehingga justru memerlukan waktu dan proses yang cukup merugikan bagi masyarakat sebagai tuan lama.Pelaku sociopreneur adalah orang- rumah/host. Prinsip “berfikir global dan orang yang memiliki daya inovasi, bertindak lokal, dan berfikir secara lokal dan bermotivasi tinggi, dan pemikir kritis bertindak secara global”, perlu diterapkan (Listyorini, 2012). Perbedaan sociopreneu- dalam kehidupan sehari – hari demi rship dan entrepreneurship salah satunya tercapainya tujuan pembangunan pariwisata adalah mengenai kepemilikan saham. Pada berkelanjutan (ILO, 2012). umumnya organisasi sociopreneur Sociopreneurship mengambil bentuk kepemilikan kolektif Sociopreneurship yang merupakan masyarakat bukan dalam bentuk investasi singkatan dari social entrepreneurship para pemegang saham (Youssry, 2007). merupakan istilah turunan dari entrepreneur / Definisi kewirausahaan secara lebih kewirausahaan. Berasal dari kata social yang komprehensif dijelaskan oleh Hulgard (2010) memiliki arti kemasyarakatan dan sebagai berikut: entrepreneurship yang berarti kewirausa- “Social entrepreneurship can be haan. Secara sederhana, sociopreneurship difined as the creation of social value that is didefinisikan sebagai orang/ organisasi yang produced in collaboration with people and memahami permasalahan sosial dan organization from the civil society who are

610 Jurnal Media Wisata, Volume 15, Nomor 2, November 2017

engaged in social innovation that usually ide-ide kreatif untuk memecahkan masalah imply an economic activity.” sosial sehingga dampak positifnya dapat Berdasarkan definisi tersebut, dapat dirasakan oleh banyak orang. Inovasi disimpulkan bahwa kewirausahaan sosial digunakan untuk memecahkan masalah setidaknya terdiri dari empat elemen utama, sosial, bukan untuk sekedar mencari profit yaitu: yang tinggi. 4. Aktivitas Ekonomi (Economic Activity) Kewirausahaan sosial berbeda dengan organisasi sosial meskipun memiliki kesamaan dalam hal non profit oriented, kewirausahaan sosial tidak mengandalkan pihak lain dalam hal pendanaan. Adanya Sumber: Hulgard, 2010 aktivitas bisnis menjadi pembeda antara kewirausahaan sosial dengan organisasi 1. Nilai Sosial (Social Value) sosial. Aktivitas bisnis yang dilakukan Merupakan elemen utama dalam bertujuan untuk menciptakan kemandirian kewirausahaan sosial. Adanya nilai manfaat bagi masyarakat/ kelompok yang terlibat di sosial yang nyata bagi masyarakat menjadi dalamnya. Aktivitas bisnis yang dilakukan pembeda utama kewirausahaan sosial dengan bertujuan untuk menyeim-bangkan antara jenis kewirausahaan lainnya. Nilai manfaat aktivitas ekonomi dan aktivitas sosial, bukan bisa dalam skala besar/ global atau dalam untuk mengejar profit. Kunci keberhasilan skala yang lebih kecil/ spesifik. kewirausahaan sosial terletak pada lingkup 2. Modal Sosial (Civil Society) masyarakat yang menerima manfaat, bukan Kewirausahaan sosial muncul dari pada besarnya keuntungan finansial yang inisiatif masyarakat dengan memanfaatkan diperoleh. modal sosial yang terdapat di lingkungan sekitar. Kewirausahaan sosial berbeda METODE PENELITIAN dengan kewirausahaan pada umumnya yang Penelitian ini secara umum dilakukan berorientasi pada profit, bukan merupakan dengan menggunakan pendekatan organisasi sosial seperti Lembaga Swadaya kualitatif.Metode penelitian kualitatif yang Masyarakat (LSM), dan juga bukan bentuk digunakan dalam penelitian ini adalah kerjasama antara sektor swasta dengan metode phenomenological research atau masyarakat seperti Corporate Social fenomenologis. Metode fenomenologis Responsibility (CSR). Kewirausahaan sosial merupakan salah satu jenis penelitian dimulai dari sekelompok masyarakat, kualitatif dimana peneliti melakukan dikerjakan bersama-sama oleh kelompok observasi data langsung di lapangan untuk tersebut, dan manfaatnya dapat dirasakan memperoleh data yang akurat sehingga dapat oleh seluruh kelompok, bahkan bisa juga mengetahui fenomena esensial partisipan dapat dirasakan oleh masyarakat secara dalam pengalaman hidupnya (Creswell, umum. 2010). Pengumpulan data primer dilakukan 3. Inovasi (Innovation) dengan metode in-depth interview dan Kewirausahaan sosial merupakan observasi lapangan. Pengumpulan data bentuk kewirausahaan yang mengandalkan sekunder dilakukan dengan studi literatur.

Jurnal Media Wisata, Volume 15, Nomor 2, November 2017 611

Hasil pengumpulan data primer dan sekunder Hasil kerja keras masyarakat Desa dianalisis menggunakan analisis deskriptif. Wisata Gunung Api Purba Nglanggeran mulai mendapatkan apresiasi dari berbagai HASIL PENELITIAN DAN pihak (baik pada level nasional maupun PEMBAHASAN internasional) selama beberapa tahun Desa Wisata Gunung Api Purba terakhir. Hal ini ditunjukkan dengan Nglanggeran banyaknya penghargaan/ awards yang Desa Wisata Gunung Api Purba diperoleh, salah satunya sebagai Desa Wisata Nglanggeran merupakan salah satu desa terbaik ASEAN (2016) dan masuk dalam wisata di Yogyakarta yang memiliki atraksi finalis Indonesia Sustainable Tourism Award utama yang unik yaitu gunung api purba (ISTA) 2017. Keberhasilan pengelolaan desa yang terbentuk dari pembekuan magma wisata GAP Nglanggeran juga ditunjukkan sekitar 60 juta tahun lalu. Desa wisata yang dengan adanya peningkatan jumlah terletak di Kecamatan Patuk, Kabupaten kunjungan wisatawan dari tahun ke tahun, Gunungkidul ini dikembangkan oleh serta besarnya keuntungan yang diperoleh. kelompok pemuda karang taruna yang pada Pada tahun 2016, desa wisata ini memiliki awalnya hanya ingin melakukan kegiatan jumlah kunjungan 167.700 wisatawan yang sosial saja. Namun dalam perkembangannya, terdiri dari 166.929 wisatawan nusantara dan kegiatan sosial ini menemui kendala 771 wisatawan mancanegara. Dari jumlah khususnya terkait dalam hal pendanaan. kunjungan wisatawan tersebut, pengelola Sumber pendanaan pengelolaan yang hanya desa wisata mampu meraih profit sebesar ± 1 berasal dari iuran masyarakat sekitar dinilai milyar rupiah hanya dari hasil penjualan tiket agak memberatkan warga sehingga tercetus masuk obyek wisata. Profit tersebut belum ide untuk memanfaatkan potensi yang ada termasuk profit yang diperoleh dari hasil agar mampu dijadikan sebagai sumber menjual paket wisata, homestay, cindera penghasilan. mata, kuliner, dan lain-lain. Pemuda karang taruna mulai Difa City Tour memikirkan ide kreatif dan inovatif untuk Difa City Tour merupakan terobosan mengembangkan potensi wisata alam di desa baru di bidang transportasi umum. Berbeda mereka. Langkah awal yang dilakukan oleh dengan perusahaan transportasi pada kelompok pemuda ini adalah dengan umumnya, Difa City Tour memiliki keunikan melakukan reboisasi di area lereng Gunung tersendiri karena pemilik dan pekerjanya Api Purba dengan tanaman-tanaman merupakan kaum penyandang difabilitas produktif, seperti: kakao, pisang, mangga, dengan berbagai karakter.Moda transportasi durian, dan lain-lain. Desa Wisata Gunung yang digunakan juga memiliki bentuk yang Api Purba Nglanggeran mulai dikunjungi unik karena didesain secara khusus sehingga oleh wisatawan pada tahun 2006. Namun, memudahkan bagi pengendara maupun pada saat itu jumlah kunjungan wisatawan penumpang yang menyandang difabilitas. masih cukup rendah dan segmentasinya Ide awal perintisan Difa City Tour terbatas karena pengelolaan juga masih dimulai ketika Triyono (founder) menyadari terbatas. Pada tahun 2009 mulai dibentuk bahwa jumlah fasilitas transportasi atau jasa Badan Pengelola Desa Wisata (BPDW) yang pelayanan publik untuk penyandang sekaligus menjadi tahun peresmian Desa difabilitas masih sangat terbatas. Triyono Nglanggeran sebagai desa wisata. yang juga merupakan seorang penyandang

612 Jurnal Media Wisata, Volume 15, Nomor 2, November 2017

difabilitas, memiliki pengalaman pribadi keuntungan Difa City Tour juga digunakan yang seringkali mengalami kesulitan dan oleh Triyono untuk menyekolahkan kaum penolakan ketika akan menggunakan difabel di pesantren IT di daerah Imogiri. transportasi umum, kemudian ia berinisiatif Edukasi mengenai penggunaan IT diberikan untuk mendirikan Difa City Tour.Selain kepada penyandang disabilitas agar mereka untuk menyediakan transportasi yang memiliki keahlian dan mampu untuk menjadi nyaman bagi penyandang difabilitas, ia juga lebih mandiri. Difa City Tour yang memiliki keinginan untuk membuka peluang diresmikan pada 1 Desember 2015 kerja bagi penyandang difabilitas. (bertepatan dengan Hari Difabel Interna- Difa City Tour yang awalnya dirintis sional), saat ini sudah memiliki 17 orang untuk membantu kaum difabilitas, dalam pengendara dengan kondisi keterbatasan perkembangannya saat ini justru juga yang beragam. diminati oleh masyarakat umum yang bukan House of Lawe penyandang disabilitas, termasuk wisatawan House of Lawe merupakan salah satu (nusantara dan mancanegara). Difa City Tour industri kreatif yang terletak di Yogyakarta, juga menawarkan jasa pengiriman barang dengan produk unggulan berupa kain tenun. atau dokumen, dan juga jasa pijat/ massage. House of Lawe didirikan oleh lima orang Meskipun Triyono merupakan pendiri pemudi yang sama-sama memiliki sekaligus pemilik Difa City Tour, ia tidak ketertarikan dan kecintaan terhadap mengambil banyak keuntungan dari keberagaman kain tradisional asli Indonesia usahanya ini. Triyono menerapkan sistem pada tahun 2004. Para founder memiliki bagi hasil yang tidak menekan atau kecintaan yang besar terhadap keragaman menyulitkan pengendaranya. Sistem kain tradisional Indonesia, khususnya kain pembagian hasil tersebut dirinci sebagai tenun, namun juga memiliki keprihatinan berikut: karena keragaman dan kekayaan tersebut a. Layanan jasa ojek, pengiriman tidak diikuti dengan upaya pengembangan dokumen, dan kargo. Perusahaan akan yang maksimal. Tenun masih diproduksi mengambil 10% total penghasilan dan dalam bentuk kain saja, dengan pemilihan 90% sisanya diberikan kepada warna dan model yang terkesan masih sangat pengendara. sederhana dan terkesan monoton. Padahal b. Layanan city tour. Perusahaan akan jika dikemas dengan baik, tenun bisa menjadi mengambil 30% total penghasilan dan sebuah produk baru yang memiliki nilai lebih 70% sisanya diberikan kepada tinggi. Berawal dari keinginan untuk pengendara. memperkenalkan dan mengangkat citra kain c. Layanan jasa pijat/ massage. tenun Indonesia kepada masyarakat luas Perusahaan akan mengambil 10% total (baik di dalam dan di luar negeri), saat ini penghasilan, 10% diberikan kepada kesuksesan House of Lawe tidak hanya pengendara, dan 80% diberikan kepada terletak pada keberhasilan menjadikan kain pemijat. tenun menjadi “mendunia”, namun juga pada Tingginya jiwa sosial yang dimiliki keberhasilan untuk memberdayakan kaum Triyono tidak hanya dibuktikan dengan perempuan. Konsistensi House of Lawe penetapan sistem bagi hasil yang sangat untuk menciptakan produk-produk kerajinan menguntungkan pengendaranya saja. Hasil berbahan dasar kain tenun yang diproduksi secara manual (bukan mesin) mampu

Jurnal Media Wisata, Volume 15, Nomor 2, November 2017 613

membuka peluang pekerjaan bagi kaum bahwa permasalahan utama yang seringkali wanita. Pekerja di House of Lawe didominasi dihadapi oleh kaum wanita adalah kurangnya oleh kaum wanita. Melalui kerajinan kemampuan ekonomi namun tidak didukung berbahan dasar kain tenun, House of Lawe dengan keahlian dan pengetahuan serta telah menunjukkan bahwa kaum wanita ketersediaan waktu luang. Melalui pelatihan mampu menjadi mandiri dan mampu menjadi keterampilan yang diberikan House of Lawe pencipta industri kreatif yang memiliki nilai diharapkan kaum wanita dapat lebih mandiri ekonomi, sosial dan budaya yang tinggi. dan tetap produktif bekerja di rumah Segmentasi pasar produk tenun milik sehingga mereka tetap bisa membantu House of Lawe saat ini tidak hanya berasal perekonomian keluarga dari Indonesia saja namun juga dari luar Indonesia, seperti: Jepang, Belgia, Australia, KESIMPULAN hingga Amerika Serikat. Outlet yang dimiliki Berdasarkan hasil observasi di House of Lawe saat ini berjumlah 20 outlet lapangan dan analisis terkait data dan yang tersebar di Jakarta, Yogyakarta, dan informasi yang telah diperoleh dari kegiatan Bali. Sebagian besar outlet merupakan penelitian ini dapat ditarik kesimpulan bentuk kerjasama dengan pihak lain, dimana sebagai berikut: House of Lawe menitipkan produk kepada 1. Kewirausahaan sosial bidang pihak tersebut. Keuntungan yang diperoleh pariwisata di D.I.Yogyakarta mulai House of Lawe telah mencapai angka ± 1,2 berkembang karena ada inisiatif dari milyar rupiah per tahun. Keuntungan tersebut satu atau sekelompok orang yang digunakan untuk membayar gaji karyawan memiliki keinginan kuat untuk dan membeli stok bahan baku untuk membantu memecahkan permasalahan kebutuhan operasional. kemiskinan. Desa Wisata Gunung Api Pengembangan House of Lawe tidak Purba Nglanggeran berperan penting hanya berorientasi kepada perolehan dalam peningkatan kesejahteraan sosial keuntungan finansial saja namun juga tetap masyarakat di sekitar kawasan wisata, memperhatikan nilai-nilai sosial. House of House of Lawe berperan penting dalam Lawe memiliki program “Lawe Craft Class” pemberdayaan wanita, dan Difa City dimana program ini memiliki fokus kegiatan Tour berperan penting dalam untuk memberikan pelatihan berbagai pemberdayaan para penyandang keterampilan dengan sasaran utama adalah disabilitas. kaum wanita. House of Lawe memahami

Profil dan Karakteristik Sociopreneur Pariwisata berdasarkan Elemen Kewirausahaan Sosial No Aspek Kewirausahaan Sosial Bidang Pariwisata Kewirausahaan Desa Wisata GAP Difa City Tour House of Lawe Sosial Nglanggeran 1. Nilai Sosial a. Masyarakat a. Membantu a. Membantu pengrajin (Social Value) memperoleh penyandang tenun dan penjahit manfaat dari disabilitas untuk yang mayoritas pengelolaan memperoleh adalah kaum wanita potensi SDA di pekerjaan yang untuk memperoleh lingkungan mereka sesuai dengan pekerjaan yang dapat melalui kegiatan kondisi mereka, dilakukan di rumah

614 Jurnal Media Wisata, Volume 15, Nomor 2, November 2017

No Aspek Kewirausahaan Sosial Bidang Pariwisata Kewirausahaan Desa Wisata GAP Difa City Tour House of Lawe Sosial Nglanggeran kepariwisataan. menjadikan mereka sehingga tidak b. Kegiatan lebih mandiri dan mengurangi waktu pariwisata terbukti memiliki untuk berkumpul mampu mendorong kemampuan untuk dengan keluarga. keterbukaan suatu membantu orang b. Meningkatkan rasa daerah. Kesuksesan lain. percaya diri kaum pengelolaan b. Membantu wanita, bahwa pariwisata di GAP penyandang mereka mampu Nglanggeran tidak disabilitas untuk menciptakan industri hanya mendapatkan kreatif yang bernilai meningkatkan citra fasilitas transportasi tinggi Desa Nglanggeran umum yang c. Membuka peluang saja, namun juga nyaman, sehingga kerja baru bagi kaum citra pariwisata di memungkinkan wanita sehingga Kabupaten bagi mereka untuk mereka mampu Gunungkidul. berwisata. memiliki peran c. Masyarakat Desa c. Meningkatkan rasa penting dalam Nglanggeran dapat percaya diri meningkatkan merasakan manfaat penyandang perekonomian positif dari adanya disabilitas, bahwa keluarga. aktivitas mereka mampu kepariwisataan, menjadi mandiri seperti: d. Memberikan meningkatnya kemudahan bagi peluang pekerjaan, penyandang meningkatnya disabilitas dalam pendapatan, hal mobilitas, meningkatnya termasuk kesejahteraan memudahkan sosial, dan lain-lain mereka dalam berwisata. 2. Modal Sosial Inisiatif dimulai dari Inisiatif dimulai dari Inisiatif dimulai dari (Civil Society) pemuda karang taruna Triyono yang juga lima orang pemudi yang di lingkungan desa dan merupakan memiliki kecintaan saat ini pengelolaan penyandang disabilitas terhadap kain tenun desa wisata dilakukan sejak kecil, dikelola lurik, saat ini dikerjakan oleh seluruh dan dikerjakan oleh kelompok wanita di masyarakat Desa bersama-sama oleh daerah Bantul. Gunung Api Purba kelompok penyandang Nglanggeran. disabilitas di Yogyakarta. 3. Inovasi Pengemasan daya tarik a. Menciptakan unit a. Pengembangan (Inovation) wisata alam dalam kendaraan desain kain tenun bentuk desa wisata. bermotor yang lurik dengan Desa wisata ramah untuk keunggulan pada merupakan konsep penyandang kekuatan warna dan pariwisata berbasis disabilitas (baik motif yang cerah, masyarakat untuk pengendara yang (community based maupun menggambarkan tourism), dimana penumpang). kekayaan keuntungan yang b. Pembuatan sumberdaya alam diperoleh sepenuhnya aplikasi Difabike Indonesia.

Jurnal Media Wisata, Volume 15, Nomor 2, November 2017 615

No Aspek Kewirausahaan Sosial Bidang Pariwisata Kewirausahaan Desa Wisata GAP Difa City Tour House of Lawe Sosial Nglanggeran dapat dirasakan oleh untuk b. Penciptaan produk masyarakat. memudahkan baru berbahan baku pelanggan dalam kain tenun lurik, memesan jasa sehingga tenun lurik layanan tidak hanya dapat dipakai dalam bentuk pakaian saja. 4. Aktivitas a. Penjualan tiket a. Difa Ojek a. Produksi kerajinan Ekonomi masuk obyek b. Difa City Tour berbahan baku kain (Economic wisata (Gunung c. Difa Massage tenun lurik Activity) Api Purba, Embung d. Difa Kurir dan b. Pemasaran kerajinan Nglanggeran, dan Kargo berbahan baku kain Air Terjun Kedung e. Difa Online Shop tenun lurik (di dalam Kandang) dan di luar negeri) b. Persewaan homestay c. Griya Coklat d. Paket wisata: agrotourism, living culture, wisata petualangan, wisata pendidikan, live in, paket sunset dan sunrise, dan lain- lain 5. Transformasi Memberikan alternatif a. Melepaskan Memberikan edukasi (Transformation) mata pencaharian bagi ketergantungan kepada masyarakat masyarakat sekitar, penyandang umum bahwa meskipun dari sektor pertanian disabilitas terhadap lebih banyak berada di menuju sektor orang lain, rumah, kaum wanita juga pariwisata. Dalam khususnya dalam mampu menjadi mandiri prakteknya, hal mobilitas dan produktif jika pengembangan sektor b. Memberikan dibekali dengan ilmu dan pariwisata juga dapat edukasi bagi kemampuan yang dilakukan beriringan masyarakat umum memadai. dengan pengembangan bahwa penyandang sektor pertanian. disabilitas bukan merupakan beban sosial, mereka mampu menjadi mandiri jika didukung dan diapresiasi secara positif

2. Tantangan awal yang dihadapi oleh permasalahan terkait finansial tidak pelaku kewirausahaan sosial bidang lagi menjadi tantangan utama karena pariwisata terletak pada permasalahan profit yang diperoleh sudah cukup pendanaan. Seiring berjalannya waktu, besar. Tantangan selanjutnya adalah

616 Jurnal Media Wisata, Volume 15, Nomor 2, November 2017

terkait tentang ketersediaan fasilitasi yang disusun oleh pemerintah, sumberdaya manusia yang professional swasta (CSR), maupun LSM sebaiknya dan terlatih. Kegiatan pelatihan dipilih dapat diarahkan dalam bentuk sebagai sebuah solusi untuk mengatasi kewirausahaan sosial karena tantangan tersebut. kewirausahaan sosial melatih 3. Prinsip kewirausahaan sosial pada masyarakat untuk lebih mandiri, bukan dasarnya hampir mirip dengan prinsip hanya sekedar bergantung pada pariwisata berkelanjutan, dimana bantuan dari pihak lain. tujuan utamanya adalah untuk memperoleh manfaat sebesar-besarnya DAFTAR PUSTAKA bagi masyarakat sekitar. Pokdarwis Baiquni, M. 2002. “Integrasi Ekonomi dan Gunung Api Purba Nglanggeran, Ekologi dari Mimpi Menjadi Aksi”, pendiri Difa City Tour dan House of Wacana III, 12, 2002. Lawe memiliki peran penting dalam Creswell, John. W. 2010. Research Design kegiatan pembangunan pariwisata Pendekatan Kualitatif, Kuantitatif, berkelanjutan. Munculnya pelaku dan Mixed (Edisi Ketiga). kewirausahaan sosial bidang pariwisata Yogyakarta : Pustaka Pelajar. diharapkan mampu memberikan Dees, J. Gregory. 2001. The Meaning of semangat positif bagi masyarakat, Social Entrepreneurship. Kauffman khususnya generasi muda yang Foundation. nantinya akan menjadi generasi Dinas Pariwisata Provinsi D.I.Yogyakarta. penerus bangsa. 2016. Buku Statistik Kepariwisataan DIY Tahun 2016. Yogyakarta: Dinas Rekomendasi 1. Kewirausahaan sosial yang telah Pariwisata Provinsi DIY. dilakukan oleh pengelola Desa Wisata Hulgard, Lars. 2010. Discoures of Social Api Purba Nglanggeran, Difa City Entrepreneurship – Variations of the Tour, dan House of Lawe terbukti telah same theme?. Denmark: Roskilde mampu memberikan perubahan positif University. bagi masyarakat di sekitarnya, namun International Labour Organization. 2012. perlu ada dukungan dari pihak lain Rencana Strategis Pariwisata seperti pemerintah agar dampak positif Berkelanjutan dan Green Jobs Untuk dapat dirasakan oleh masyarakat dalam Indonesia. Jakarta : ILO Country skala lebih luas. Office.. 2. Penelitian ini memberikan sedikit Listyorini, Haniek. 2012. “Komponen dan Dampak Sosial Entrepreneurship gambaran tentang peran pelaku kewirausahaan sosial di bidang Dalam Upaya Revitalisasi Budaya pariwisata dalam mengatasi dan Industri Batik Lasem”, permasalahan ekonomi sekaligus Kabupaten Rembang, Jurnal memberdayakan masyarakat lokal. Ide Dinamika Kepariwisataan Vol. XI atau gagasan kewirausahaan sosial No.2, Oktober 2012 hlm 48-57. sangat bisa diterapkan di daerah lain Newbert, S.L. 2003. “Realizing the spirit and dengan melihat potensi yang dimiliki. impact of Adam Smith‟s capitalism Program – program pendampingan atau through entrepreneurship”. Journal of Business Ethics, 46, pp 251-161

Jurnal Media Wisata, Volume 15, Nomor 2, November 2017 617

Roberts, D. & Woods, C. 2005. “Changing the world on a shoestring: The concept of social entrepreneurship”. University of Auckland Business Review. Santosa,Setyanto. 2007.”Peran Social Entrepreneurshipdalam Pembangunan”.http://nurrahmanarif. wordpress.com/socialentrepreneurshi p. Thompson, J. 2002. “The world of the social entrepreneur”. The International Journal of Public Sector Management, Vol 15, No 5, pp 412- 431. Youssry. A, 2007, Social Entrepreneurs and Enterprise Development, Sustainable Development Association, , Alexandria.

618 Jurnal Media Wisata, Volume 15, Nomor 2, November 2017

PERAN KELOMPOK SADHAR WISATA DALAM PENGEMBANGAN WISATA AIR DI DESA JOGOTIRTO, BERBAH, SLEMAN, DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

Wisnu Hadi NIDN 0505067501 [email protected] Dosen Akademi Pariwisata Bina Sarana Informatika Yogyakarta

ABSTRACT

Yogyakarta Special Region which has interesting places of interest and become a good potential to grow DIY citizen reconstruction. Tourism development efforts in each tourist attraction has been done to become an attractive destination for people who want to visit and recreation. One of them is the potential of the famous Water Tour is the water tour Lava Bantal and Embung Tegal Tirto existing Jogotirto Village, Berbah, Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta. The Role of Awareness Group of Tourists in Water Tourism Development That is Lava Bantal and Embung Tegal Tirto In Jogotirto Village, Berbah, Sleman, Special Region of Yogyakarta which has been developing water tourism object to become a destination place in Yogyakarta. Qualitative descriptive research with data retrieval through interview techniques to the actors of tourism that is the group of tourism awareness that developed the water tourism Embung Tegal Tirto and Lava Bantal and the spread of questionnaires to tourists who come to the water tour to know the responses of tourists to the Role of Group Conscious Tourism In Water Tourism Development In Jogotirto Village, Berbah, Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta. From the results of the questionnaire that 51.6% of tourist wisatwan asses s infrastructure facilities in tourism is good enough. Lava Bantal as a water tour is considered clean enough where as many as 60% of tourists in addition to the Lava Bantal business to create a sense of security is running well, where visitors always diterjaminnya vehicle while parked and quiet while enjoying the scenery in the object this is said to visitors as much 50%. Devices and citizens have kept objects well.

Keyword: Role, Awareness Group Tour, Development

PENDAHULUAN Presiden menjelaskan, wisata Indonesia Pariwisata merupakan salah satu sektor sangat beragam dan kultur beragam jadi pembangunan yang saat ini sedang potensi. Lokasi wisata yang juga jadi sebuah digalakkan oleh pemerintahan Presiden Joko potensi, meskipun potensi itu belum tergali Widodo. Hal ini disebabkan pariwisata secara maksimal. Destinasi wisata Indonesia mempunyai peran yang sangat penting dalam yang sangat beragam, kultur beragam, lokasi pembangunan Indonesia khususnya sebagai wisata itu semua menjadi potensi. Dan tidak penghasil devisa negara di samping sektor kalah harusnya kalau dibandingkan dengan migas. Beliau meminta semua pihak dalam negara tetangga kita seperti Malaysia dan hal ini menteri-menteri di departemennya Singapura. untuk mendatangkan wisatawan asing ke Sebenarnya program presiden Joko Indonesia sebanyak-banyaknya. Widodo sejak dulu telah menjadi program

Jurnal Media Wisata, Volume 15, Nomor 2, November 2017 619

pemerintah sebelumnya dari Presiden pajak dan keuntungan dari badan usaha milik Soekarno sampai Soesilo Bambang pemerintah. Yudoyono. Tujuan pengembangan pariwisata Pariwisata diharapkan mampu mengha- di Indonesia terlihat dengan jelas dalam silkan angka pengganda (multiplier effect) Instruksi Presiden Republik Indonesia yang tinggi, melebihi angka pengganda pada Nomor 9 Tahun 1969, khususnya Bab II kegiatan ekonomi yang lain. Atas dasar Pasal 3, yang menyebutkan “Usaha-usaha pertimbangan itu, maka berbagai sarana dan pengembangan pariwisata di Indonesia prasarana yang berkaitan dengan pengem- bersifat suatu pengembangan “industri bangan obyek dan daya tarik wisata pariwisata” dan merupakan bagian dari usaha kemudian dibangun. Dunia kepariwisataan pengembangan dan pembangunan serta Indonesia kemudian berkembang pesat. kesejahtraan masyarakat dan Negara” (Yoeti, Banyak wisataan asing/mancanegara yang 1996: 151).Berdasarkan Instruksi Presiden berkunjung ke Indonesia. tersebut, dikatakan bahwa tujuan pengem- Dalam peta kepariwisataan nasional bangan pariwisata di Indonesia adalah: bahwa potensi Daerah Istimewa Yogyakarta 1. Meningkatkan pendapatan devisa pada menduduki peringkat ketiga setelah Bali dan khususnya dan pendapatan negara dan Jakarta. DIY memiliki keragaman obyek dan masyarakat pada umumnya, perluasan daya tarik wisata yang spesifisitas obyek kesempatan serta lapangan kerja, dan dengan karakter mantap dan unik. Kunjungan mendorong kegiatan-kegiatan industri wisatawan mancanegara dan nusantara yang penunjang dan industri-industri datang ke Yogyakarta dari tahun ke tahun sampingan lainnya. terus meningkat hal ini disebabkan promosi 2. Memperkenalkan dan mendayagunakan pariwisata yang gencar serta ditunjang keindahan alam dan kebudayaan dengan gangguan seperti konflik politik, isu Indonesia. teroris serta gangguan keamanan lainnya 3. Meningkatkan persaudaraan/persahaba- secara internal dan eksternal. tan nasional dan internasional. Daerah Istimewa Yogyakarta yang Sektor Pariwisata yang sudah lama memiliki tempat-tempat wisata yang menarik disebut sebagai sektor ekonomi yang memiliki potensi yang baik dimana selalu terhandal, oleh karenanya pemerintah sangat dapat menumbuhkan perekoniman DIY. yakin bahwa pengembangan program- Perlu didukung dengan strategi pengemba- program pengembangan kepariwisataan ngan pariwisata dimasing-masing objek- mempunyai potensi besar mengentaskan objek wisata agar lebih menarik bagi masyarakat dari masalah kemiskninan. masyarakat yang ingin berkunjung dan berekreasi. Hampir semua literature dan kajian studi lapangan menunjukkan bahwa pembangunan Potensi sumber daya alam DIY sangat pariwisata pada suatu daerah mampu menunjang kelangsungan hidup dan memberikan dampak-dampak yang dinilai pertumbuhan kepariwisataan daerah yang postif. Dengan demikian dampak yang secara kompetitif unggul dibandingkan diharapkan oleh pemerintah dan masyarakat daerah atau provinsi Salah satu obyek wisata seperti peningkatan pendapatan masyarakat, di DIY yang memiliki daya pikat pariwisata peningkatan kesempatan kerja dan pelauang wisata air Embung Tegal Tirto dan Lava usaha, serta tak lupa peningkatan pendapatan Bantal yang ada Desa Jogotirto, Kecamatan Berbah, Kabupaten Sleman, Yogyakarta.

620 Jurnal Media Wisata, Volume 15, Nomor 2, November 2017

Dengan akses transportasi yang mudah penghasilan, standar hidup serta dijangkau tentunya akan menjadi kunjungan menstimulasi sektor-sektor produktif lainnya. wisatawan baik hari biasa dan liburan. Untuk Pengertian Pariwisata itu kami ingin melakukan penelitian tentang Menurut para ahli bahasa, kata Peran Kelompok Sadhar Wisata Dalam pariwisata berasal dari bahasa Sansekerta Pengembangan Wisata Air Di Desa Jogotirto, yang terdiri atas dua suku kata, yaitu pari dan Berbah, Sleman, Daerah Istimewa wisatawan. Pari berarti seluruh, semua dan Yogyakarta. penuh. Wisata berarti perjalanan. Dengan demikian pariwisata dapat diartikan sebagai LITERATURE REVIEW perjalanan penuh, yaitu berangkat dari suatu Perkembangan dunia pariwisata telah tempat, menuju dan singgah, di suatu di mengalami berbagai perubahan baik beberapa tempat, dan kembali ke tempat asal perubahan pola, bentuk dan sifat kegiatan, semula Istilah “pariwisata” konon untuk serta dorongan orang untuk melakukan pertama kalinya digunakan oleh Presiden perjalanan, cara berpikir, maupun sifat Soekarno dalam suatu percakapan padanan perkembangan itu sendiri (Suwantoro, dari istilah asing tourism. Menurut Soekadijo 1997:1). Pariwisata merupakan industri gaya pariwisata adalah segala kegiatan dalam baru yang mampu menyediakan masyarakat yang berhubungan dengan pertumbuhan ekonomi yang cepat dalam hal wisatawan. Semua kegiatan pembangunan kesempatan kerja, pendapatan, taraf hidup hotel, pemugaran cagar budaya, pembuatan dan dalam mengaktifkan sektor lain di dalam pusat rekreasi, penyelenggaraan pekan negara penerima wisatawan. pariwisata, penyediaan angkutan dan Di samping itu pariwisata sebagai suatu sebagainya semua itu dapat disebut kegiatan sektor yang kompleks meliputi industri- pariwisata sepanjang dengan kegiatan- industri seperti industri kerajinan tangan, kegiatan itu semua dapat diharapkan para industri cinderamata, penginapan dan wisatawan akan datang (Soekadijo, 1997: 2). transportasi (Wahab, 1996:5). Sebagai Undang-Undang No.10 Tahun 2009 industri jasa yang digolongkan sebagai menyatakan bahwa usaha pariwisata meliputi industri ketiga, pariwisata cukup berperan daya tarik wisata, kawasan pariwisata, jasa penting dalam menetapkan kebijaksanaan transportasi wisata, jasa perjalanan wisata, mengenai kesempatan kerja, dengan alasan jasa makanan dan minuman, penyediaan semakin mendesaknya tuntutan akan akomodasi, penyelenggaraan kegiatan kesempatan kerja yang tetap sehubungan hiburan dan rekreasi, jasa informasi wisata, dengan selalu meningkatnya wisata di masa jasa konsultan pariwisata, jasa pramuwisata, yang akan datang (Spillane, 1993 :47). wisata tirta, spa dan penyelenggaraan Sektor pariwisata saat ini menjadi salah pertemuan, perjalanan insentif, konferensi, satu sektor unggulan bagi pemerintah dan pameran. Sedangkan beberapa Republik Indonesia dalam mendapatkan komponen fasilitas pariwisata adalah : (1) devisa negara. Menurut Nyoman S. Pendit fasilitas pelayanan, antara lain akomodasi, (2006) bahwa pariwisata merupakan salah rumah makan, dan hotel, (2) fasilitas satu jenis industri baru yang mampu pendukung, antara lain perbelanjaan dan mempercepat pertumbuhan ekonomi dan hiburan, (3) fasilitas umum dan infrastruktur, penyediaan lapangan kerja, peningkatan antara lain air bersih, jalan, dan tempat

Jurnal Media Wisata, Volume 15, Nomor 2, November 2017 621

parkir, (4) fasilitas rekreasi yakni rekreasi Kelompok Sadar Wisata obyek wisata dalam dan luar kawasan. Menurut buku Pedoman Kelompok Pengertian Objek wisata Sadar Wisata dari Kementerian Pariwisata Pengertian objek dan daya tarik wisata dan Ekonomi Kreatif tahun 2012 bahwa menurut undang-undang Nomor 9 Tahun kelompok sadar wisata atau diistilahkan 1990, yaitu Objek dan daya tarik wisata dengan pokdarwis, adalah kelembagaan di terdiri atas : tingkat masyarakat yang anggotanya terdiri 1. Objek dan daya tarik wisata ciptaan dari para pelaku kepariwisataan yang Tuhan Yang Maha Esa, yang berwujud memiliki kepedulian dan tanggung jawab keadaan alam, serta flora dan fauna. serta berperan sebagai penggerak dalam 2. Objek dan daya tarik wisata hasil karya mendukung terciptanya iklim kondusif bagi manusia yang berwujud museum, tumbuh dan berkembangnya kepariwisataan peninggalan purbakala, peninggalan serta terwujudnya. Sapta Pesona dalam sejarah, seni budaya, wisata agro, meningkatkan pembangunan daerah melalui wisata tirta, wisata buru, wisata kepariwisataan dan manfaatkannya bagi petualangan alam, taman rekreasi, dan kesejahteraan masyarakat sekitar. Dalam tempat hiburan. kategori Pokdarwis diatas adalah organisasi Sedangkan daya tarik wisata menurut masyarakat yang disebut Kompepar undang-undang Nomor 10 tahun 2009 adalah (kelompok pengerak pariwisata). segala sesuatu yang mempunyai keunikan, Pokdarwis ini merupakan kelompok keindahan, dan nilai yang berupa swadaya dan swakarsa masyarakat yang keanekaragaman kekayaan alam, budaya, dan dalam aktivitas sosialnya berupaya untuk: hasil buatan manusia yang menjadi sasaran 1. Meningkatkan pemahaman kepariwisa- atau tujuan kunjungan wisatawan. taan.

Menurut Marpaung (2002:78) objek 2. Meningkatkan peran dan partisipasi wisata adalah suatu bentukan atau aktivitas masyarakat dalam pembangunan yang berhubungan, yang dapat menarik kepariwisataan. minat wisatawan atau pengunjung untuk 3. Meningkatkan nilai manfaat kepariwi- dapat datang kesuatu tempat/daerah tertentu. sataan bagi masyarakat/anggota Selanjutnya Marpaung (2002:78) juga Pokdarwis. menerangkan bahwa objek wisata adalah 4. Mensukseskan pembangunan kepariwi- dasar bagi kepariwisataan. Tanpa adanya sataan. objek wisata disuatu daerah kepariwisataan Maksud dan Tujuan Pembentukan sulit untuk dikembangakan. Objek daya tarik Kelompok Sadhar Wisata wisata sangat erat berhubungan dengan travel 1. Maksud. Mengembangkan kelompok motivation atau travel fashion, karena masyarakat yang dapat berperan wisatawan ingin mengunjungi serta sebagai motivator, penggerak serta mendapatkan suatu pengalaman tertentu komunikator dalam upaya mening- dalam kunjungnanya. Di dalam bukunya katkan kesiapan dan kepedulian Marpaung juga menerangkan bahwa terdapat masyarakat di sekitar destinasi dua kategori objek wisata, yaitu (a) Objek pariwisata atau lokasi daya tarik wisata wisata alam dan (b) Objek wisata sosial agar dapat berperan sebagai tuan rumah budaya yang baik bagi berkembangnya

622 Jurnal Media Wisata, Volume 15, Nomor 2, November 2017

kepariwisataan, serta memiliki masyarakat di sekitar obyek dan daya tarik kesadaran akan peluang dan nilai dan lebih lanjut akan menjadi pemasukan manfaat yang dapat dikembangkan dari bagi pemerintah. kegiatan pariwisata untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat. METODE PENELITIAN 2. Tujuan. Tujuan dari pembentukan Metode penelitian yang digunakan Kelompok Sadar Wisata (a) Mening- adalah metode deskriptif yang dilakukan katkan posisi dan peran masyarakat untuk mengetahui kegiatan-kegiatan dan sebagai subjek atau pelaku penting proses yang sedang berlangsung serta dalam pembangunan kepariwisataan, pengaruh dari suatu fenomena. Tujuan utama serta dapat bersinergi dan bermitra dalam menggunakan metode ini adalah untuk dengan stakeholder terkait dalam membuat deskriptif, gambaran secara meningkatkan kualitas perkembangan sistematis, faktual dan akurat mengenai kepariwisataan di daerah (b) memba- fakta-fakta, sifat-sifat serta hubungan ngun dan menumbuhkan sikap dan fenomena yang diselidiki. Disamping itu, dukungan positif masyarakat sebagai penelitian yang dilakukan tidak hanya tuan rumah melalui perwujudan nilai- mengumpulkan data saja, akan tetapi nilai Sapta Pesona bagi tumbuh dan memberikan interpretasi atas data yang berkembangnya kepariwisataan di diperoleh. daerah dan manfaatnya bagi pemba- Jenis penelitian yang digunakan dalam ngunan daerah maupun kesejahteraan penelitian ini adalah penelitian kualitatif, masyarakat, (c) memperkenalkan, dengan tujuan utama untuk menemukan data melestarikan dan memanfaatkan dengan interprestasi yang tepa untuk potensi daya tarik wisata yang ada di membuat gambaran atau deskripsi tentang masing-masing daerah. suatu keadan secara obyektif. Sedangkan teknik pengumpulan data Pengembangan Obyek Wisata Dalam kegiatan pariwisata setiap usaha dari sumber data primer dan sekunder pengembangan haruslah diarahkan dimana data primer adalah informasi yang memberikan atau mempersiapkan tempat diperoleh dari sumber-sumber primer yaitu bagi pengunjung supaya dapat menikmati yang asli, informasi dari tangan pertama atau obyek wisata tersebut dengan puas (Wahab, responden (Wardiyanta, 2006:28). Dalam 1996). Sedangkan menurut Suwantoro (1997) penelitian ini tentang informasi langsung dari bahwa pengembangan bertujuan untuk pihak pengelola wisata air Lava Bantal dan mengembangkan produk yang pelayanan Embung Tegal Tirto di Desa Jogotirto, Kecamatan Berbah, Kabupaten Sleman, DIY yang berkualitas, seimbang, bertahan. Dengan demikian yang dimaksud strategi dalam hai ini kepala dan anggota sadhar pengembangan adalah upaya-upaya yang wisatanya yang bertanggungjawab mengelola dilakukan dengan tujuan memajukan, wisata air tersebut. Sedangkan data sekunder memperbaiki dan meningkatkan kondisi adalah informasi yang diperoleh tidak secara kepariwisataan suatu obyek dan daya tarik langsung dari responden, tetapi dari pihak wisata sehingga mampu menjadi mapan dan ketiga (Wardiyanta, 2006:28). Penggunaan ramai untuk dikunjungi oleh wisatawan serta data sekunder ini dapat menguntungkan bagi mampu memberikan suatu manfaat baik bagi penulis karena dapat menghemat waktu, tenaga dan dana.

Jurnal Media Wisata, Volume 15, Nomor 2, November 2017 623

Untuk mendapatkan hasil penelitian penelitian yang sedang dilakukan. yang mendekati kebenaran maka digunakan Dengan mempelajari literatur-literatur, instrumen sebagai berikut: dan sumber-sumber lainnya dari 1. Wawancara langsung. Metode internet yang berhubungan dengan wawancara adalah proses tanya jawab penelitian. Pengumpulan data dalam penelitian yang berlangsung kepustakaan dilakukan terhadap data secara lisan. Penulis melakukan dan informasi dalam bentuk buku, wawancara terhadap pelaku wisata laporan hasil penelitian dan sumber yaitu kepala dan anggota kelompok lainnya. sadar wisata sebagai pengelola wisata Analisis data yang digunakan dalam air Lava Bantal dan Embung Tegal penelitian ini adalah analisis deskriptif, Tirto serta sejumlah wisatwan atau kualitatif yang pengujiannya bertitik tolak pengunjung yang berkunjung di obyek dari data yang telah terkumpul kemudian wisata tersebut. dilakukan penarikan kesimpulan. Disini

2. Kuesioner. Kuesioner merupakan alat peneliti analisa data dengan metode statistik pengumpulan data dengan membuat deskriptif yang berbentuk tabel-tabel daftar pertanyaan yang diisi oleh frekuensi. Data kualitatif dan kuantitatif yang wisatawan yang saat berkunjung di terkumpul ditabulasi, diklasifikasi, diolah wisata air Lava Bantal dan Embung dan dianalisis kemudian diinterpretasikan Tegal Tirto di Desa Jogotirto, untuk menentukan kesimpulan dan Kecamatan Berbah, Kabupaten rekomendasi kepada pengelola wisata air Sleman, DIY. Lava Bantal dan Embung Tegal Tirto di Desa 3. Pengamatan langsung (direct Jogotirto, Kecamatan Berbah, Kabupaten obsevation). Metode Observasi yaitu Sleman, DIY agar wisata air dapat cara memperoleh data yang dilakukan berkembang dan maju sebagai destinasi dengan cara mengamati dan mencatat wisata alternatif di wilayah Yogyakarta. secara sistematisk gejala- gejala yang

diselidiki. Dengan meninjau kegiatan- HASIL PENELITIAN DAN kegiatan dan kondisi yang ada di wisata PEMBAHASAN air Lava Bantal dan Embung Tegal Gambaran Umum Desa Jogotirto Tirto di Desa Jogotirto, Kecamatan Kecamatan Berbah Kabupaten Sleman Berbah, Kabupaten Sleman, DIY Kecamatan Berbah mempunyai tersebut supaya penulis dapat melihat beberapa desa antara lain : desa kalitirto, dengan jelas bagaimana keadaannya. desa tegal tirto desa sendangtirto dan desa 4. Dokumentasi. Dokumentasi ini jogotirto. Alamat Kantor Kecamatan Berbah dilakukan guna mendapatkan foto atau di Sanggrahan, Tegaltirto, Berbah, Sleman. gambar kegiatan wisata air Lava Bantal Desa Jogotirto salah satu desa yang ada di dan Embung Tegal Tirto di Desa wilayah Kecamatan Berbah Kabupaten Jogotirto, Kecamatan Berbah, Sleman, Provinsi Daerah Istimewa Kabupaten Sleman, DIY. Yogyakarta. Wilayah desa ini mempunyai

5. Studi Pustaka. Studi Pustaka potensi daerah pertanian yang cukup luas dilakukan untuk mencari dan tentu membantu masyarkatnya yang mendapatkan data-data yang bersifat mempunyai profesi di bidang pertanian teoritis dan berhubungan dengan

624 Jurnal Media Wisata, Volume 15, Nomor 2, November 2017

sehingga daerah ini juga menjadi lumbung wisata tersebut dikenal dengan wisata Lava padi bagi wilayah Kecamatan Berbah Bantal. khususnya dan Sleman pada umumnya. Lava Bantal terletak atau berada Selain itu Desa Jogotirto juga mempunyai ditimur sungai opak masuk Desa Jogotirto potensi wisata yang menarik dan belum dan Barat sungai opak masuk Desa begitu diekspos oleh masyarakat khususnya Tegaltirto, Kecamatan Berbah Kabupaten wisatawan yaitu Candi Abang, Gua Jepang Sleman.Lava Bantal Berbah diresmikan dan Situs Gua Sentono. sebagai salah satu geowisata di Yogyakarta pada 30 Mei 2016. Wisata Ini dinamakan Lava Bantal karena berkaitan dengan adanya bongkahan batu berukuran besar di bibir sungai yang berbentuk seperti bantal. Batu terbentuk dari lava cair yang bersuhu tinggi dari erupsi gunung api yang membeku secara cepat karena terkena air. Pembekuan lava yang tidak sempurna membuat batuan berbentuk seperti bantal dan Candi Abang adalah bukit yang berlokasi di Kecamatan Berbah di Desa ditumbuhi rerumputtan hijau namun Jogotirto dan Tegaltirto, maka disebut Lava didalamnya ada batu bata merah yang Bantal Berbah atau pillow lava. menyusun gundukkan tersebut. Diperkirakan candi ini peninggalan dari kerajaan Mataram Kuno.Setiap sore tempat ini banyak dikunjungi wisatawan khususnya anak muda sekedar menikamti pemandangan karena dapat melihat kota Yogyakarta dari timur. Selain itu bisa melihat sunset atau matahari tenggelam yang sangat indah jika dilihat dari tempat ini. Desa Jogotirto adalah desa yang wilayah sangat strategis karena ada di tenggara Bandara Internasional Adisucipto dan Barat Daya Candi Prambanan serta Candi Boko. Wilayah desa ini ada ditimur sungai Opak yang mengalir dari wilayah kabupaten Sleman sampai ke selatan ke Sebagai destinasi yang baru maka Lava Kabupaten Bantul. Ternyata aliran sungai Bantal disebut sebagai tempat wisata alam. Opak ini mempunyai potensi wisata yang Wisata alam Lava Bantal Berbah juga akan sangat berharga karena sepanjang sungai ini mengajak anda melihat lebih jauh tentang yang mengalir di Desa Jogotirto dan Desa sejarah terbentuknya gunung api di Jawa. Hal Tegaltirto telah dikembangkan wisata air. ini berdasarkan perkiraan umur Lava Bantal Sejak tahun 2016 wisata air tersebut telah Berbah yang lebih dari 30 juta tahun. dikembangkan dan sampai sekarang sudah Para ahli mengatakan bahwa Lava mulai meningkat perkembangnnya. Tempat Bantal bagian dari gunung api purba

Jurnal Media Wisata, Volume 15, Nomor 2, November 2017 625

dibuktikan dengan ditemukannya endapan wisatawan tidak akan takut menikamti wisata debu vulkanik di lokasi yang sama dengan air tersebut. Lava Bantal Berbah, tepatnya di tepi sungai Embung Tegal Tirto atau yang Opak. Obyek ini bisa nikmati pemanda- memiliki nama lain Embung Candirejo ngannya setiap saat. Lokasi Lava Bantal merupakan sebuah kolam raksasa yang Berbah selain dibuka sebagai obyek wisata dibangun oleh Pemerintah Daerah Sleman juga digunakan sebagai area penelitian ilmiah tepatnya di daerah Berbah. Embung tersebut dari berbagai universitas. Para pengunjung di bangun di atas lahan kritis yang tepat biasanya akan menghabiskan waktu di lokasi berada di tepi aliran Sungai Opak. ini dengan berfoto atau sekadar jalan-jalan Pembangunan embung tersebut santai menikmati aliran sungai Opak dan bertujuan agar berfungsi sebagai daerah hamparan rumput. Selain itu juga wisatwan konservasi air dan dapat memulihkan kondisi juga bisa menikmati Geo Tubing di sini. lingkungan yang kritis. Lokasi Embung Anda akan dibawa menyusuri sungai Opak Tegal Tirto terletak di dusun Candirejo, Desa sekitar 2 kilometer dengan estimasi waktu 1 Tegal Tirto, dekat Kawasan Wisata Lava jam sambil mempelajari peninggalan jaman Bantal, Berbah, Sleman. Embung ini lampau. diresmikan oleh Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta pada 30 Mei 2016 bersama dengan wisata Lava Bantal Desa Jogotirto, Berbah, Kabupaten Sleman.

Saat hari libur banyak wisatawan menikamti keindahaan Lava Bantal dengan sekedar berfoto-foto atau duduk-duduk santai di pinggir sungai. Kadang wisatawan juga mengajak putra-putrinya bermain sungai. Sejauh ini embung Tegaltirto diman- Sungai opak yang cukup deras dan faatkan penduduk sekitar untuk memancing airnya jernih juga dimanfaatkan untuk wisata dan irigasi untuk sawah-sawah untuk daerah tubing atau river tubing. Dengan biaya yang Kecamatan Berbah, Sleman. Embung ini cukup murah para wisatawan dapat mempunyai luas kurang lebih 6000 meter menikmati aliran sungai dengan pemandu persegi yang dimanfaatkan untuk sarana dari warga desa yang sudah terlatih ekowisata air. Warga menyediakan sarana profesional. Sehingga dari segi keamanan permainan air seperti becak air dan sepeda air. Saat libur hari minggu atau tanggal

626 Jurnal Media Wisata, Volume 15, Nomor 2, November 2017

merah banyak wisatawan meman-faatkan obyek wisata ini telah menjadi destinasi sarana tersebut sambil rekreasi. wisata warga dalam dan luar Yogyakarta Selain itu disekitar embung juga setiap liburan selalu ramai dikunjungi disediakan gazebo-gazebo untuk duduk- wisatawan. Kesadaran warga dan perangkat duduk para pengunjung sambil melihar pemerintah daerah di obyek tersebut yang suasan embung yang indah dan asri. tergabung dalam Kelompok Sadhar Wisata Pengunjung hanya dikenakan biaya parkir dalam membangun obyek wisata tersebut saja untuk menikmati embung ini. perlu menjadi contoh kita dalam membangun Tanggapan Wisatawan Terhadap Pengemba- suatu obyek wisata. Hasil dari kerja dari ngan Wisata Air Di Desa Jogotirto peran Kelompok Sadhar Wisata di obyek Kecamatan Berbah Kabupaten Sleman wisata Lava Bantal membuat wisatawan akan Suatu destinasi wisata akan selalu menilai obyek wisata tersebut nantinya mendapat banyak kunjungan wisatawan jika mereka berkesan atau tidak. Kesan yang semua stakeholder dapat mengelola destinasi positif jangan sampai membuat pengelola tersebut dengan baik. Dampak dari atau kelompok Sadhar Wisata cepat puas kunjungan tersebut tentu memberi hal positif karena itu akan membuat kita akan terlena bagi warga yang ada disekitar obyek wisata sehingga nantinya dalam mengelola obyek dan itu hal yang selalu terjadi ditempat lain wisata jadi terlena. Namun apabila yang mempunyai destinasi wisata. Kesadaran wisatawan memberi kesan yang kurang membangun wisata daerah tidak hanya memuaskan atas pengelolaan atau tanggungjawab pemerintah saja namun harus pengembangan obyek wisata Lava Bantal dipikul oleh semua orang yaitu warga tentunya menjadikan kelompok Sadhar setempat dan pihak swasta juga dilibatkan. Wisata harus serius dan bekerja keras untuk Peran warga dan pemerintah serta swasta membangun obyek tersebut. Kepuasaan membuat sebuah obyek wisata akan selalu wisatawan tidak hanya dilhat dari banyaknya menjadi kunjungan wisatawan setiap waktu wisatawan namun dilihat dari kesan dalam hal ini tanggungjawab dalam wisatawan setelah wisatawan menikamti mengelola obyek tersebut dengan serius. obyek wisata tersebut. Dengan datang Setiap obyek wisata yang dikelola oleh kembali dan lama tidaknya wisatawan daerah khususnya lagi yang dikelola oleh menikmati obyek wisata tersebut tentu mandiri oleh warga daerahnya selalu menjadi indikator kepuasaan wisatawan membutuhkan proses yang panjang untuk menilai obyek tersebut. menjadikan obyek wisata dapat dikenal oleh Hasil dari wawancara dan kuesioner wisatawan. Perlu kesadaran mereka bahwa yang telah dilakukan peneliti untuk mengelola obyek wisata perlu serius dan mengetahui tanggapan para wisatawan sabar dan optimis karena dengan cara terhadap Peran Kelompok Sadhar Wisata di tersebut tujuan akan tercapai. Desa Jogotirto, Berbah, Sleman dapat Warga desa Jogotirto, Kecamatan dijelaskan dalam penelitian ini. Peneliti Berbah, Sleman telah membuktikan proses hanya menyebar angket sebagai sampel yang panjang untuk mengelola obyek wisata untuk penelitian ini sejumalah 60 wisatawan. yang ada didaerahnya, yaitu Lava Bantal. Dengan model acak dimana wisatawan yang Semua stakeholder yang ada didalamya yaitu saat berkunjung disaat hari libur dan hari pemerintah, warga dan swasta terlibat dalam biasa peneliti membagikan kuesioner tentang mengelola obyek wisata tersebut. Terbukti kesan-kesan terhadap obyek wisata lava

Jurnal Media Wisata, Volume 15, Nomor 2, November 2017 627

bantal tersebut Adapun datanya serta yang didominasi atau disenangi anak muda penjelasan dapat ditulis sebagai berikut : karena wisata ini lebih bersifat pendidikan karena ada situs arkelogi dan geologi yang Tabel 1. Data Karakteristik Pengunjung dapat memberi pengetahuan mereka.

Keterangan Keterangan Frekuensi Persentase Tabel 3. Data Jenis Pekerjaan Pengunjung Jenis Kelamin Pria 23 38,3%

Wanita 37 61,6% No. Keterangan Frekuensi Persentase Total 60 100% 1 TNI/POLRI 0 0 Usia < 17 Tahun 13 21,6 2 PNS 1 1,6% 17-25 Tahun 21 35% 3 Karyawan Swasta 26 43,3% 26-35 tahun 16 26% 4 Pedagang 4 6,6% 36-45 Tahun 7 11,6% 5 Petani 1 1,6% 46-55 Tahun 2 3,3% 6 Pensiunan 0 0% > 55 Tahun 1 1,6% 7 Pelajar/Mahasiswa 15 25% Total 60 100% 8 Pengusaha 2 3,3% 9 Lain-lain 3 5% Dari tabel 1 diatas bahwa pengunjung mayoritas adalah wanita sebanyak 61,6% dan Pekerjaan pengunjung kebanyakan hanya 38,3% pengunjung berjenis kelamin berprofesi swasta sebanyak 43,3% serta 25% pria. Kemudian untuk tingkatan usia bahwa masih berstatus / mahasiswa. pengunjung pengunjung dibawah umur 17 tahun adalah wisata air lava bantal Karena dimaklumi 21,6%. Sedangkan usia 17-25 tahun adalah wisata air masih baru jadi kebanyakan pelajar 35%, kemudian usia 26-35 tahun adalah atau mahasiswa yang sering berkunjung. 26%. Dengan data tersebut bahwa pengun- jung di obyek wisata Lava Bantal, Jogotirto Tabel 4. Data Asal Daerah Pengunjung adalah didominasi anak muda saat peneliti melakukan penelitian di obyek tersebut. No. Keterangan Frekuensi Persentase 1. Kabupaten 21 35%

Sleman Tabel 2. Data Tingkat Pendidikan 2. Kabupaten Bantul 17 17% Pengunjung 3. Kabupaten Kulon 0 0% Progo No. Keterangan Frekuensi Persentase 4. Kabupaten 1 1,6% 1 Tidak Sekolah 1 1.6% Gunung Kidul 2 SD 1 1,6% 5. Kota Yogyakarta 6 10% 3 SMP 8 13% 6. Luar Propinsi 15 25% 4 SMA/SMK 30 50% DIY 5 Perguruan Tinggi 20 33% Total 60 100% Total 60 60%

Pengunjung wisata Lava Bantal yang Untuk tingkatan pendidikan bahwa sebagai wisata air di Desa Jogotirto, Berbah, pengunjung kebanyakan usia muda yang Sleman kebanyakan didominasi wisatawan berstatus masih masih pelajar atau dari kabupaten Sleman karena obyek ini ada mahasiswa dan atau sudah lulus hal ini dari diwilayah Kabupaten Sleman dengan data data 50% adalah pendidikan SMA/SMK serta sebanyak 35% kemudian Bantul 17% karena 33% berpendidikan Perguruan Tinggi. Serta obyek wilayah ini berbatasan langsung 13 % berpendidikan SMP. Membuktikan dengan Kabupaten Bantul. Kemudian bahwa wisata Lava Bantal adalah wisata

628 Jurnal Media Wisata, Volume 15, Nomor 2, November 2017

pengunjung dari luar Yogyakarta ternyata Alasan pengunjung yang datang ke sebanyak 25% yang tercatat di kuesioner Lava Bantal sebagai wisata air dan adalah dari Jakarta, Solo, Surabaya, Pekalo- pendidikan kebanyakan melihat-lihat ngan, Kepulauan Riau, Mataram dan Klaten. pemandangan atau panorama dimana data Kebanyakan wisatawan mengetahui paling dominan yaitu sebanyak 55%. Hal ini wisata Lava Bantal dari teman sebanyak dikarenakan tempatnya yang nyaman dimana 61,1%, kemudian dari internet sebanyak 25% dipinggir sungai disediakan gazebo untuk dan 13% mereka tahu dari koran,saudara dan bersantai bersama keluarga dan teman. Para tahu sendiri saat mereka lewat diobyek remaja atau anak muda kebanyakan tersebut. Selain itu pengunjung di obyek alasannya untuk berjalan-jalan disekitar wisata ini baru berkunjung pertama kali sungai yang airnya sangat deras dan berkunjung sebanyak 38%, kemudian yang berkelok-kelok dalam hal ini ada 18,3%. sudah berkunjung dua kali sebanyak 18,3% Pengunjung yang didominasi anak muda juga dan berkunjung lebih dari dua kali sebanyak menikmati pemandangan sambil untuk 43,3%. Dengan data tersebut ternyata berfoto-foto dan main air sebanyak 16,6%.. pengunjung terkesan dengan obyek wisata Kemudian yang melakukan rivertubing tersebut sehingga mereka ingin berkunjung sebanyak 6% saja. Meski wisata Lava Bantal lagi. Hal ini dari pertanyaan tentang mereka juga sering digunakan untuk kegiatan ingin kembali berkunjung sebanyak 76% rivertubing namun itu tergantung dari debit menjawab akan berkunjung kembali dan air sungai opak juga karena jika debit airnya hanya 23% yang menjawab tidak akan kecil maka kegiatan rivertubing sedikit sekali berkunjung kembali. permintaan, namun jika debit sungai opak Lama berkunjung juga dapat dilhat dari besar maka kegiatan rivertubing banyak data penelitian yang peneliti sebar kuesioner permintaan. Dengan pemandangan yang dimana pengunjung rata-rata mengunjungi menarik dimana sungai yang ada peninggalan obyek wisata tersebut sekitar satu jam batu lava yang menarik untuk dilihat dan sebanyak 41%, kemudian dua jam sampai dinikmati dimana 54% pengunjung tertarik tiga jam sebanyak 26,6%. Sedangkan yang dengan hal tersebut. lebih dari 4 jam hanya 5% saja. Mungkin obyek wisata ini belum ada wahana wisata Tabel 6. Tanggapan Pengunjung Tentang lain yang membuat wisata tidak begitu lama Sarana dan Prasarana Pada Obyek Wisata menikmati berkunjung ke obyek tersebut. No. Keterangan Frekuensi Persentase Tabel 5. Data Tentang Jenis Kegiatan 1. Kurang Baik 7 11,6% Pengunjung Di Obyek Wisata 2. Cukup Baik 31 51,6% 3. Baik 22 36,6% No. Keterangan Frekuensi Persentase Total 60 100% 1. Memandang 33 55% Panorama Untuk sarana prasarana diobyek wisata 2. Rivertubing 6 6% 3. Berjalan-jalan 11 18,3% pengunjung menilai sudah cukup baik 4. Memancing 0 0% dimana mereka mengatakan hal tersebut 5. Penelitian 0 0% yaitu sebanyak 51,6% hal ini karena obyek 6. Lain-lain 10 16,6% wisata menyediakan lahan parkir, pendopo Total 60 100% pertemuan, gazebo, mushola dan warung

Jurnal Media Wisata, Volume 15, Nomor 2, November 2017 629

makan untuk kebutuhan pengunjung ketika No. Keterangan Frekuensi Persentase mereka berwisata. Untuk data pengunjung 4. Aman 30 50% sebanyak 11,6% yang menjawab kurang baik Total 60 100% karena lahan parkir yang masih kecil dan Masalah keamanan adalah kunci dari wahana pelengkap wisata yang masih kurang pelayanan kepada wisatawan ke obyek wisata seperti wahana permainan anak yang mereka sehingga faktor ini harus diperhatikan. Di kehendaki. Lava Bantal usaha untuk membuat rasa aman

sudah berjalan dengan baik, dimana Tabel 7. Kondisi Kebersihan Obyek Wisata pengunjung selalu diterjaminnya kendara- No. Keterangan Frekuensi Persentase annya saat diparkir dan tenang saat 1. Kotor 11 18,3% menikmati pemandangan di obyek tersebut 2. Cukup Bersih 36 60% hal ini yang dikatakan pengunjung sebanyak 3. Bersih 13 21,6% 50%. Namun ada yang mengatakan kurang Total 60 100% aman sebanyak 43% hal ini dikarenakan Lava Bantal sebagai wisata air dinilai banyak wisatawan yang mengajak anak-anak sudah cukup bersih dimana sebanyak 60% kecil bermain disungai dimana sungai mengatakan tersebut hal ini karena disana tersebut belum banyak alat safety untuk sini sudah banyak tempat sampah baik keamanan serta petugas yang minim saat dipinggir sungai atau disekitar halaman banyak pengunjung bermain air. Karena parkir. Dan kesadaran para pengelola dan pinggir sungai yang tidak ada pembatas warga desa yang membuang sampah pada sehingga membuat pengunjung juga tempatnya tidak disungai. Namun ada yang mengalami kekwatiran jika jatuh ke sungai berpendapat 18,3% yang mengatakan kotor yang deras dan berbatu. mungkin melihat sampah dipinggir sungai Peran Kelompok Sadhar Wisata Dalam yang terbawa arus sungai dari hulu atau Pengembangan Wisata Air Di Desa utara. Jogotirto, Kecamatan Berbah, Kabupaten Sleman

Tabel 8. Kondisi Keamanan Di Sekitar Obyek Wisata

No. Keterangan Frekuensi Persentase 1. Tidak Aman 1 1,6% 2. Mengkwatirkan 3 5% 3. Kurang Aman 26 43%

630 Jurnal Media Wisata, Volume 15, Nomor 2, November 2017

Pengembangan suatu wisata atau daerah membuat semua orang terutama anak destinasi sangat ditentukan oleh sumber daya muda tergerak untuk berramai-ramai manusia yang langsung bersentuhan dengan membuka daerahnya yang dapat dipotensikan obyek tersebut baik sebagai obyek maupun menjadi daerah wisata. Media sosial inilah subyek atau pelaku atau penggiat wisata atau yang menjadikan sarana promosi wisata yang warga yang hanya menjadi penonton saja. cepat mendapat respon wisatawan untuk Faktor sumber daya manusia inilah yang berkunjung disuatu daerah. Hal inilah yang membuat obyek wisata menjadi maju atau terjadi pada obyek wisata air dan pendidika banyak dikunjungi wisatawan atau di Desa Jogotirto yang terkenal sampai sebaliknya sepi karena tidak banyak sekarang yaitu Lava Bantal. Peran serta pengunjung yang datang. Obyek wisata warga bersama pamong desanya serta adalah ladang ekonomi untuk warga yang pemerintah daerah kecamatan dan kabupaten setiap waktu selalu memberikan pemasukan serta pemerintah provinsi Daerah Istimewa bagi mereka sehingga kesejahteraan mereka Yogyakarta dalam mengembangkan wisata menjadi meningkat. Kesadaran warga yang Lava Bantal menjadikan obyek ini sekarang terlibat langsung terhadap pengelolaan wisata selalu menjadi daerah kunjungan wisata sangat dibutuhkan untuk mengembangkan setelah Candi Prambanan dan Candi karena obyek wisata didaerahnya. Kesadaran lokasinya yang tidak jauh dari Lava Bantal. terhadap obyek wisata yang dimiliki Seiring pesatnya kunjungan wisatawan ke membuat warga selalu mempunyai rasa obyek wisata Lava Bantal setiap hari libur tanggungjawab untuk mengembangkan lebih membuat pengelola dan warga yang maju lagi dan arahnya adalah pasti tergabung dalam kelompok sadhar wisata kesejahteraan bagi warganya akan terwujud. mulai berbenah dengan menyediakan sarana Tidaklah mudah menyadarkan warga untuk prasara agar para pengunjung merasa memiliki suatu obyek wisata untuk selalu nyaman. Prasarana tersebut yang disediakan dijaga dan dikembangkan lebih maju lagi. adalah tempat parkir yang luas dan akan Banyak kasus yang terjadi suatu obyek diperluas lagi disebelah timur pendopo wisata yang punya potensi yang dapat pertemuan karena ada tanah yang masih luas. mendatangkan wisatawan namun warga Kemudian ada pendopo yang disewakan kurang begitu paham akan potensi tersebut kepada umum jika ada acara-acara seperti akhirnya obyek tersebut tidak terangkat ke syawalan, arisan , atau pertemuan yang lain. permukaan sehingga gagal menjadi obyek Mereka juga menyediakan sound sistem juga wisata. Kadang mereka berpikir perlu dana untuk acara tersebut. Jika membutuhkan yang besar untuk mengembangkan suatu konsumsi seperti makan besar untuk acara obyek wisata agar dapat mendatangkan tersebut warga siap menyediakan dengan wisatawan namun itu bukan jalan satu harga yang murah. satunya untuk hal tersebut. Ada obyek wisata Kemudian ada fasilitas Mushola untuk yang dibuka oleh swadaya masyaraktnya ibadah sholat bagi pengunjung yang dengan minim dana dari pemerintah akhirnya beragama muslim lengkap dengan tempat obyek wisata tersebut menjadi ramai dan wudhu dan perlengkapan sholat. Kemudian akhirnya mendapat dana dari pemerintah ada toilet untuk pengunjung yang digunakan untuk mengembangkan wisata tersebut. sebagai tempat mandi jika selesai main di Kemudahan akses informasi terutama yang sungai atau rivertubing atau keperluan berkaitan dengan potensi wisata pada suatu kebelakang. Kemudian ada fasilitas Gazebo

Jurnal Media Wisata, Volume 15, Nomor 2, November 2017 631

yang jumlah ada 6 buah yang disediakan dibelakang pendopo juga akan dibuka lagi untuk bersantai para pengunjung menikamti untuk parkir dan taman sehingga pengunjung alam Lava Bantal yang alami. Di setiap akan betah di obyek wisata Lava Bantal. Gazebo disediakan stop kontak listrik untuk Kebersihan adalah faktor yang keperluan menyediakan pengisian battery HP membuat pengunjung akan merasa nyaman pengunjung yang mungkin perlu di chas. sehingga pengelola membuat tempat sampah Kemudian untuk menikamti sungai disetiap tempat sehingga sampah pengunjung pengunjung disediakan jembatan ke seberang dapat dibuang pada tempatnya. Kemudian sungai selain untuk sarana penghubung sungai opak yang mengalir disepanjang jembatan ini juga digunakan untuk spot obyek wisata Lava Bantal juga masih alami untuk berfoto ria atau selfie. Kemudian juga dan bersih jika ada sampah pengelola segera disediakan warung-warung makan yang membersihkan. Ibu-ibu yang tergabung tertata rapi disebelah utara pendopo yang dalam kelompok Sadhar Wisata yang menyediakan kebutuhan pengunjung jika mempunyai usaha yaitu warung makan atau lapar atau haus. Berbagai menu disediakan di kantin juga selalu menjaga kebersihan warung makan tersebut. Kemudian untuk lingkungan usahanya. Mereka menyadari memanjakan pengunjung yang ingin bermain kebersihan lingkungan membuat pengunjung di sungai para pengunjung diberi fasilitas ban akan merasa nyaman. Penyajian makanan atau pelampung untuk mandi atau sekedar juga mereka telah menyadari tentang sanitasi berbasah-basah di sungai. dan higiene makanan sehingga pengunjung Kelompok Sadar Wisata yang merasa puas dan tidak kuwatir akan makanan mengem-bangkan wisata Lava Bantal sampai yang disajikan. Warung makan yang ada di saat ini masih aktif dalam mengelola wisata obyek wisata Lava Bantal sering dipesan air dan pendidikan yaitu Lava Bantal karena pengunjung yang mempunyai acara di wisata yang belum lama dibuka sangat pendopo di obyek tersebut sehingga memberi manfaat khususnya ekonomi pendapatan ibu-ibu juga meningkat. warganya. Kaum remaja atau pemuda Perangkat desa di Desa Jogotirto dalam mempunyai penghasilan sendiri karena hal ini bagian Kasi Kesejateraan yang wisata rivertubing ketika musim libur banyak merupakan penanggungjawab secara wisatawan yang memesan untuk paket wisata langsung dalam pengelolaan wisata air Lava ini. Mereka telah dilatih oleh SAR Bantal selama ini bekerja dengan baik. sebelumnya sehingga mereka terlatih dan Sebagai bagian dari apatur pemerintah profesional memandu wisata rivertubing tentunya selalu memantau keberadaan obyek sehingga keamanan wisata ini dapat terjamin. ini dan turun tangan langsung jika ada Dengan dukungan sarana prasarana safety permasalahan di dalamnya. Bagian ini juga pengunjung merupakan kebutuhan yang menjadi fasilitator atau humas dengan pihak- harus diperioritaskan sehingga pengunjung pihak luar khususnya pemerintah tidak akan kuwatir jika bermain di air. kabupaten,propinsi dan swasta yang ikut Faktor kenyaman dan kebersihan mengembangkan wisata air Lava Bantal. sangat diperhatikan oleh pengelola wisata air Bagian ini juga menjadi pemasaran obyek Lava Bantal dimana pengunjung disana wisata Lava Bantal agar wisatawan banyak sangat dilayani dengan baik, seperti parkir berkunjung yaitu menggandeng tour and kendaraan baik roda dua dan empat diberi travel dimana para wisatawan yang lahan yang begitu luas dan kedepan lahan berkunjung di Candi Prambanan dan Boko

632 Jurnal Media Wisata, Volume 15, Nomor 2, November 2017

bisa diajak ke Lava Bantal oleh tour and KESIMPULAN DAN REKOMENDASI travel yang membawa wisatawannya baik Kesimpulan domestik dan asing 1. Pengelolaan wisata air khususnya di Obyek wisata Lava Bantal yang obyek wisata Lava Bantal sudah dulunya adalah wilayah sungai yang penuh berjalan dengan baik hal ini dari semak belukar dan kurang produktif namun tanggapan pengunjung yang merasa dengan kesadaran warganya daerah ini betah dan nyaman ketika berkunjung di sekarang menjadi obyek wisata yang terkenal obyek tersebut. sebagai wisata pendidikan karena ada 2. Perangkat desa sebagai penanggung peninggalan bersifat geologi dan ada wisata jawab dalam pengelolaan obyek wisata air karena dillewati sungai Opak yang Lava Bantal terus melakukan mempunyai potensi luar biasa. Lewat media pembinaan kepada warganya untuk sosial obyek wisata ini akhirnya menjadi selalu menjaga keberadaan obyek wisata alternatif bagi wisatawan yang wisata ini agar selalu banyak berkunjung di Yogyakarta yang biasanya dikunjungi. hanya wisata pantai atau gunung namun 3. Kesadaran pengelola obyek wisata setelah ada obyek alami akhirnya sekarang Lava Bantal terus meningkat untuk wisatawan banyak berkunjung di tempat ini. mengem-bangkan obyek wisata dengan Peran warga dan perangkat desa yang mengandeng pihak pihak terkait seperti terus bekerjasama secara mandiri obyek tour and travel agar wisatawan wisata Lava Bantal semakin banyak diarahkan untuk berkunjung di obyek pengunjung setiap hari libur dan tentunya ini. meningkatkan perekoniman wargannya. 4. Menanamkan kesan positif kepada Penambahaan sarana dan prasarana terus warga yang mengelola obyek wisata dikembangkan untuk menjadikan obyek ini telah dila-kukan pemerintah desa , berkembang lebih besar lagi. Pembinaan kabupaten dan provinsi sehingga pemerintah desa, kabupaten dan propinsi wisatawan betah dan akan berkunjung terus dilakukan dengan selalu memberikan ke obyek wisata tersebut. motivasi dan bantuan material kepada warga Rekomendasi agar selalu menjaga obyek wisata air dan Usaha mengembangkan obyek wisata obyek wisata yang bersifat alami. Pelayanan yang berbasis air seperti di Lava Bantal dan kepada wisatawan agar mereka puas selalu Embung Tegaltirto di Desa Jogotirto Berbah, ditingkatkan dengan selalu menjaga citra Sleman perlu kualitas dan kuantitas obyek obyek wisata yang dikelola secara mandiri wisata yang lebih menarik dengan : dimana mereka harus memberikan pelayanan 1. Meningkatkan fasilitas sarana dan yang ramah dan nyaman. Kunci dalam prasa-rana yang ada di obyek wisata pelayanana wisatawan agar selalu puas tersebut. adalah tertanamnya kesadaran warga bahwa 2. Memberikan atraksi wisata dan pesona obyek wisata akan selalu dikunjungi wisata yang dapat menarik wisatawan wisatawan dan mereka akan kembali lagi yang berkunjung di obyek tersebut. maka mereka harus melakukan usaha-usaha 3. Harus ada sinergi yang baik untuk yang positif sehingga menimbulkan kesan meningkatkan kerjasama antara yang positif dari wisatawannya. masyarakat lokal, pemerintah dan

Jurnal Media Wisata, Volume 15, Nomor 2, November 2017 633

swasta untuk mengembangkan obyek Wahab, Salah. 1996. Manajemen wisata tersebut. Kepariwisataan Terjemahan Frans 4. Melakukan usaha promosi dan Gromang, Jakarta: PT Pradnya pemasaran untuk obyek wisata tersebut Paramita, untuk ber-bagai segmen pasar lokal, Wardiyanta, 2006, Metode Penelitian regional, nasional maupun interna- Pariwisata, Yogyakarta : CV. Andi. sional melalui sarana promosi dan Offset pelayanan kepari-wisataan yang Yoeti, O. A. 1996. Pemasaran Pariwisata optimal dan berkesinambungan. Terpadu. Bandung: Angkasa 5. Mempertahankan obyek wisata tersebut yang alami dengan melestarikan pesona dan kekayaan nilai-nilai sejarah dan budaya sehingga pengaruh dari budaya dapat ditangkal.

DAFTAR PUSTAKA Anonim, Instruksi Presiden Republik Indonesia Nomor 9 Tahun 1969 Tentang Pedoman Pembinaan Pengembangan Kepariwisataan Nasional. Jakarta Anonim, undang-undang Nomor 9 Tahun 1990. Tentang Kepariwisataan. Jakarta Anonim, Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 10 Tahun 2009. Tentang Kepariwisataan. Jakarta Kementerian Pariwsata dan Ekonomi Kreatif RI. 2012. Buku Panduan Kelompok Sadar Wisata. Jakarta Marpaung, Happy, 2002. Pengetahuan Pariwisata edisi revisi, Bandung : Alfabeta, Pendit, Nyoman S. 2006. Ilmu Pariwisata, Jakarta : PT Padnya Paramita. Soekadijo. 1997. Anatomi Pariwisata. Jakarta : PT. Gramedia Pustaka Utama Spillane, James J. 1993. Ekonomi Pariwisata: Sejarah dan Prospeknya .Yogyakarta: Kanisius Suwantoro, Gamal 1997.Dasar-dasar Pariwisata .Yogyakarta: Andi Offset.

634 Jurnal Media Wisata, Volume 15, Nomor 2, November 2017

PEDOMAN PENULISAN ARTIKEL PENELITIAN

1. UMUM a. Naskah merupakan ringkasan hasil penelitian atau opini . b. Naskah sudah ditulis dalam bentuk format MS Word c. Naskah ditulis dalam bahasa Indonesia atau bahasa Inggris dengan huruf Time New Roman font 11. Panjang naskah sekitar 8–15 halaman dan diketik 1.5 spasi. d. Seting halaman adalah 2 kolom dengan equal with coloumn dan jarak antar kolom 5 mm, e. Judul, Identitas Penulis, dan Abstract ditulis dalam 1 kolom. f. Ukuran kertas adalah A4 dengan lebar batas-batas tepi (margin) adalah 3,5 cm untuk batas atas, bawah dan kiri, sedang kanan adalah 2,0cm. 2. SISTIMATIKA PENULISAN Bagian awal : judul, nama penulis, abstraksi. Bagian utama : berisi pendahuluan, Kajian literature dan pengembanganhipotesis (jikaada), cara/metode penelitian, hasil penelitian dan pembahasan, kesimpulan dan saran(jika ada). Bagian akhir : ucapan terimakasih (jika ada), keterangan simbol (jika ada), dan daftar pustaka. 3. JUDUL DAN NAMA PENULIS a. Judul dicetak dengan huruf besar/kapital, dicetak tebal (bold) dengan jenis huruf Times New Romanfont 12, spasi tunggal dengan jumlah kata maksimum 15. b. Nama penulis ditulis di bawah judul tanpa gelar, tidak boleh disingkat, diawali dengan huruf kapital, tanpa diawali dengan kata ”oleh”, urutan penulis adalah penulis pertama diikuti oleh penulis kedua, ketiga dan seterusnya. c. Nama perguruan tinggi dan alamat surel (email) semua penulis ditulis di bawah nama penulis dengan huruf Times New Romanfont 10. 4. ABSTRACT a. Abstract ditulis dalam bahasa Inggris, berisi tentang inti permasalahan/latar belakang penelitian, cara penelitian/pemecahan masalah, dan hasil yang diperoleh. Kata abstract dicetak tebal (bold). b. Jumlah kata dalam abstract tidak lebih dari 250 kata dan diketik 1 spasi. c. Jenis huruf abstract adalah Times New Romanfont 11, disajikan dengan rata kiri dan rata kanan, disajikan dalam satu paragraph, dan ditulis tanpa menjorok (indent) pada awal kalimat. d. Abstract dilengkapi dengan Keywords yang terdiri atas 3-5 kata yang menjadi inti dari uraian abstraksi. Kata Keywords dicetak tebal (bold). 5. ATURAN UMUM PENULISAN NASKAH a. Setiap sub judul ditulis dengan huruf Times New Roman font 11 dan dicetak tebal (bold). b. Alinea baru ditulis menjorok dengan indent-first line 0,75 cm, antar alinea tidak diberi spasi. c. Kata asing ditulis dengan huruf miring.

Jurnal Media Wisata, Volume 15, Nomor 2, November 2017 635

d. Semua bilangan ditulis dengan angka, kecuali pada awal kalimat dan bilangan bulat yang kurang dari sepuluh harus dieja. e. Tabel dan gambar harus diberi keterangan yang jelas, dan diberi nomor urut. 6. REFERENSI Penulisan pustaka menggunakan sistem Harvard Referencing Standard. Semua yang tertera dalam daftar pustaka harus dirujuk di dalam naskah. Kemutakhiran referensi sangat diutamakan. a. Buku Penulis 1, Penulis 2 dst. (penulis dari Indonesia tidak perlu dibalik, penulis asing dibalik dan nama depan disinkat). Tahun publikasi. Judul Buku cetak miring. Edisi, Tempat. Penerbit.. Contoh: O‟Brien, J.A. dan. J.M. Marakas. 2011. Management Information Systems. Edisi 10. New York-USA McGraw-Hill.. b. Artikel Jurnal Penulis 1, Penulis 2 danbseterusnya, (penulis dari Indonesia tidak perlu dibalik, penulis asing dibalik dan nama depan disinkat).. Tahun publikasi. Judul artikel. NamaJurnalCetak Miring. Vol. No. Rentang Halaman. Contoh: Cartlidge, J. 2012. Crossing boundaries: Using fact and fiction in adult learning. The Journal of Artistic and Creative Education. Vol 6 N 1, pp 94-111. c. Prosiding Seminar/Konferensi Penulis 1, Penulis 2 dst, (Nama belakang, nama depan disingkat). Tahun publikasi. Judul artikel.Nama Konferensi. Tanggal, Bulan danTahun, Kota, Negara. Halaman. Contoh: Michael, R. 2011. Integrating innovation into enterprise architecture management. Proceeding on Tenth International Conference on Wirt-schafts Informatik. 16-18 February 2011, Zurich, Swis. pp. 776-786. d. Tesis atau Disertasi Penulis (Nama belakang, nama depan disingkat). Tahun publikasi. Judul. Tesis, atau Disertasi. Universitas. Contoh: Soegandhi. 2009. Aplikasi model kebangkrutan pada perusahaan daerah di Jawa Timur. Tesis. Surabaya: Fakultas Ekonomi Universitas Joyonegoro, e. SumberRujukan dari Website Penulis. Tahun. Judul.Alamat Uniform Resources Locator (URL). Tanggal Diakses. Contoh: Ahmed, S. dan A. Zlate. Capital flows to emerging market economies: A brave newworld?.http://www.federalreserve.gov/pubs/ifdp/2013/1081/ifdp1081.pdf . Diakses tanggal 18 Juni 2013. 7. Penulisan Rumus Penggunaan rumus tidak perlu ditulis rumusnya cukup disebut jenisnya saja kecual

636 Jurnal Media Wisata, Volume 15, Nomor 2, November 2017

untuk penelitian ekperimental tertentu. 8. PenulisanTabel Narasi yang menggunakan tabel harus menunjuk nomor tabel yang dimaksud, Contoh: Tabel 1 menunjukkan bahwa ………. Penulisan tabel diberi nomor sesuai urutan penyajian (Tabel 1, dst.), tanpa garis batas kanan atau kiri. Judul table ditulis dibagian atas table dengan posisi kiri seperti contoh berikut.

Tabel 1. Indeks Desa Wisata Produktif

No Variabel 1 2 3 4 5 ∑

W 1.21 1.11 1.16 1.09 1.67 6.24 1 KU K 1.01 1.75 1.05 1.50 1.98 7.29 W 1.26 1.26 1.30 1.02 1.92 6.76 2 PG K 1.03 1.61 1.95 1.55 1.88 8.02 W 1.16 1.11 1.19 1.14 2.92 7.52 3 PS K 1.11 1.00 1.05 1.56 1.61 6.33 W 1.20 1.05 1.18 1.11 1.29 5.83 4 TEK K 1.99 1.04 1.94 1.55 1.59 8.11 W 1.33 1.09 1.19 1.06 1.25 5.92 5 SDM K 1.00 1.21 1.98 1.51 1.51 7.21 W 1.25 1.12 1.15 1.16 1.32 6.00 6 KL K 1.98 1.81 1.83 1.52 1.52 8.66 W 7.41 6.74 7.17 6.58 10.37 38.27 Indeks Komposit K 8.12 8.42 9.8 9.19 10.09 45.62

9. Gambar Narasi yang menggunakan gambar harus menunjuk nomor gambar yang dimaksud. Contoh Gambar 1 menunjukkan bahwa ………. Gambar diberi nomor sesuai urutan penyajian (Gambar.1, dst.). Judul gambar diletakkan dibawah gambar dengan posisi tengah (center justified). Nama gambar di group dengan gambarnya agar saat teks di split menjadi dua tampilan, nama gambar tdak terpisah dari gambar yang dimaksud oleh penulis Template Jurnal JUDUL DITULIS DENGAN FONT TIMES NEW ROMAN 12 CETAK TEBAL (MAKSIMUM 12 KATA) Nama penulis 1 NDIN email: penulis [email protected] 1Nama Fakultas, nama Perguruan Tinggi Nama penulis 2 NIDN email: penulis [email protected] 2Nama Fakultas, nama Perguruan Tinggi Dst [Font Times New Roman 10 CetakTebal danNama Tidak Boleh Disingkat]

Jurnal Media Wisata, Volume 15, Nomor 2, November 2017 637

Gambar 1. Siklus CBE2L

Abstract [Times New Roman 12 CetakTebaldan Miring 1 spasi] Abstract ditulis dalam bahasa Inggris yang berisikan isu-isu pokok, tujuan penelitian, metoda/pendekatan dan hasil penelitian. Abstract ditulis dalam tiga alenia, tidak lebih dari 200 kata. (Times New Roman 12, spasi tunggal, dan cetak miring). Keywords: Maksimum5 kata kuncidipisahkandengantandakoma. [Font Times New Roman 11spasitunggal, dancetak miring] PENDAHULUAN [Times New Roman 12 bold] Pendahuluan mencakup latarbelakang atas isu atau permasalahan serta urgensi dan rasionalisasi kegiatan (penelitian atau pengabdian). Tujuan kegiatan dan rencana pemecahan masalah disajikan dalam bagian ini. LITERATURE REVIEW Bagian ini berisi kajian literature yang relevan dengan menggunakan jurnal atau buku terkini dan pengembangan hipotesis (jika ada) dimasukkan dalam bagian ini. [Times New Roman, 12, normal]. METODE PENELITIAN Metode penelitian menjelaskan rancangan kegiatan, ruang lingkup atau objek, Bahan dan alat utama, tempat, teknik pengumpulan data, Definisi operasional variable penelitian, dan teknik analisis. [Times New Roman, 12, normal]. HASIL DAN PEMBAHASAN Bagian ini menyajikan hasil penelitian. Hasil penelitian dapat dilengkapi dengan tabel, grafik (gambar), dan/atau bagan. Bagian pembahasan memaparkan hasil pengolahan data, menginter-pretasikan penemuan secara logis, Mengaitkan dengan sumber rujukan yang relevan. [Times New Roman, 12, normal]. KESIMPULAN dan REKOMENDASI Kesimpulan berisi rangkuman singkat atas hasil penelitian dan pembahasan. Rekomendasi diarahkan pada pengembangan subyek atau tempat penelitian dab penelitian mendatang atas dasar keterbatasan penelitian itu sendiri [Times New Roman, 12, normal]. REFERENSI Penulisan naskah dan sitasi yang di acu dalam naskah disarankan menggunakan aplikasi referensi (reference manager) seperti Mendeley, Zotero, Reffwork, Endnote dan lain-lain. [Times New Roman, 12, normal]

638 Jurnal Media Wisata, Volume 15, Nomor 2, November 2017