Journal of Tropical Chemistry Research & Education (JTC-RE), Vol 1 (1) 2019: 36 - 42 ISSN 2685-144X (print)

PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN BIODIVERSITAS BERBASIS ANDROID

Bella Pratiwi K.P a*, Raafi Nur Ali a, Eka Sulistiyowati a

a Program Studi Pendidikan Biologi, Fakultas Sains dan Teknologi, UIN Sunan Kalijaga, Email: [email protected]

ABSTRAK

Pada perkembangan era informasi saat ini, terdapat kecenderungan di dalam masyarakat yang membutuhkan media berbasis elektronik terutama dalam dunia pendidikan. Perlunya media pendukung pembelajaran khususnya biologi untuk pendidikan biodiversitas di dalam pembelajaran di sekolah. Sebagai negara yang dinobatkan sebagai kawasan megabiodiversitas, Indonesia memiliki peluang dan tantangan untuk memberikan pendidikan biodiversitas sebagai salah satu upaya konservasi dan perlindungan terhadap kekayaan hayati Indonesia. Pendidikan biodiversitas di jenjang formal sangat terikat dengan standar proses yang tertera dalam kurikulum, pada Kompetensi Dasar pendidikan materi keanekaragaman hayati mengandung makna yang mendalam yaitu sebuah upaya penyelamatan keanekaragaman hayati yang dimiliki oleh Indonesia. Paper ini berupaya untuk menganalisis peluang dan tantangan untuk pendidikan biodiversitas di Indonesia, dilihat dari kebijakan kurikulum, dan sarana dan sarana yang tersedia di sekolah serta kondisi kesiapan sekolah dalam mengimplementasikan pendidikan ini.

Kata Kunci: Pemebelajaran berbasis android, pendidikan biodiversitas, tantangan dan peluang

PENDAHULUAN memegang peranan penting di Indonesia, karena potensi biodiversitas negara ini sangat Perkembangan era informasi saat ini, terdapat besar. Kekayaan keanekaragaman hayati yang kecenderungan di dalam masyarakat yang tercatat adalah sekitar 12% spesies mamalia, membutuhkan media berbasis elektronik. 7,3% spesies reptil, 17% total spesies burung, Penggunaan smartphone berdasarkan sistem 270 spesies amfibi dan 2.827 spesies tidak operasi di Indonesia dikuasai oleh android. bertulang belakang. Pembelajaran seperti ini, Pada bulan Desember 2014 lembaga survei di masa depan, penting untuk mendorong statistikaa melaporkan bahwa penggunaan konservasi terhadap biodiversitas itu sendiri. sistem operasi di Indonesia didominasi oleh android. Sebanyak 59,91% pengguna Pendidikan mengenai biodiversitas pada saat smartphone menggunakan sistem operasi ini di Indonesia telah tercantum dalam android, dan IOS mendapatkan angka kurikulum SMA/MA. Pada kurikulum yang pengguna sebanyak 3,85% dari total pengguna berlaku saat ini baik KTSP maupun Kurikulum di Indonesia. Data tahun 2014 dari Direktorat 2013, pendidikan biodiversitas tertera pada Jendral Informasi dan Komunikasi Publik Standar Kompetensi nomor 3 yaitu memahami kementrian Komunikasi dan Informatika manfaat keanekaragaman hayati, dengan menunjukkan jumlah gadget telah melampaui Kompetensi Dasar 3.2. mendeskripsikan jumlah penduduk Indonesia. Jumlah gadget konsep keanekaragaman gen, jenis, dan 240 juta unit, sedangkan jumlah penduduk 230 ekosistem melalui kegiatan pengamatan, pada juta jiwa (Sjam & Andjarwati, 2018). KTSP dan KD. 3.2 untuk K13. Berbagai macam terobosan teknologi di bidang biologi telah melahirkan sebuah Selama ini pendidikan biodiversitas di kesadaran mengenai pendidikan biologi itu Indonesia hampir selalu dikaitkan dengan sendiri, seperti media pembelajaran biologi pendidikan konservasi, sehingga sedikit sekali berbasis android. Pendidikan Biologi literatur yang membahas khusus hanya

36

Bella Pratiwi K.P Media Pembelajaran Biodiversitas Berbasis Android persoalan pendidikan biodiversitas (Setia, sarana prasarana pembelajaran, dan aspek 2002). pengajar.

METODE PENELITIAN Penyajian data menggunakan data deksriptif dalam pemaparan pendidikan biodiversitas Metode yang digunakan pada penelitian ini berbasis android. Data deskriptif ini adalah kajian literatur dari berbagai sumber menyajikan upaya pendidikan biodiversitas diantaranya jurnal, buku dan hasil penelitian yang telah berlangsung di Indonesia dan di kaji individu. lebih jauh untuk mengoptimalkan pendidikan biodiversitas yang mempertimbangkan kehati Selain itu, dipaparkan juga mengenai studi yang dekat dengan peserta didik. kasus keanekaragaman hayati yang sedang terancam keberadaan dan populasinya di HASIL PEMBAHASAN Indonesia. Penelitian ini mengambil dua kasus yaitu keanekaragaman dan konservasi Pengembangan Media Pembelajaran , dan keanekaragaman kupu-kupu. Berbasis Android 1) Keanekaragaman dan konservasi orangutan. Suatu konsep pembelajaran dapat lebih mudah dipahami oleh siswa jika terdapat sumber Studi mengenai potensi pendidikan belajar yang memadai dan mudah dipahami biodiversitas pada kasus konservasi orang serta langsung mengena terhadap kompetensi utan dilakukan di MAN 2 Yogyakarta yang ingin dicapai. Menurut Rohani (1998) dengan melakukan observasi pada 15 manfaat sumber belajar adalah memberi orang siswa yang ditentukan secara acak pengalaman belajar secara langsung dan dan satu guru mapel serta pegawai konkret kepada peserta didik. Menyajikan perpusatkaan. Survei hanya dilakukan sesuatu yang tidak mungkin diadakan, pada siswa peminatan IPA, guru mata dikunjungi atau dilihat secara langsung dan pelajaran biologi dan pegawai konkret. Misalnya, denah, foto, majalah, sketsa, perpustakaan MAN 2 Yogyakarta. Survei dan sebagainya. Menambah dan memperluas ini dilakukan untuk mendapatkan cakrawala kajian yang ada di dalam kelas. pengetahuan awal pendidikan Memberikan informasi yang akurat dan biodiversitas disekolah serta ketersediaan terbaru. Membantu memecahkan masalah sumber belajar biodiversitas di MAN 2 pendidikan (instruksional) baik dalam lingkup Yogyakarta. mikro maupun makro. Memberikan motivasi yang positif, apabila diatur dan direncanakan Penelitian konservasi orang utan dibatasi pemanfaatannya secara tepat. Dapat pada ekologi orang utan dengan merangsang untuk berfikir, bersikap, dan menagamati aktivitas harian pada orang berkembang lebih lanjut. (Pradana, 2013). utan di kebun binatang Gembira Loka Zoo sebagai data primer. Pengambilan data Pesatnya perkembangan teknologi informasi menggunakan metode focal animal count. dan komunikasi membawa perubahan yang Data dilengkapi dengan melakukan teramat besar di dunia pendidikan. Globalisasi wawancara dengan Corp Orangutan telah memicu kecenderungan pergeseran Protection (COP). dalam dunia pendidikan dari pendidikan 2) Keanekaragaman kupu-kupu dan konvensional (tatap muka) ke arah pendidikan konservasinya dengan mengangkat yang lebih terbuka. Pada Perkembangan potensi lokal di Candi Abang, Yogyakarta. teknologi yang sangat pesat saat ini bukan lagi menjadi kelanjutan untuk revolusi industri Studi pada kasus ini dilakukan disalah ketiga, melainkan menjadi gerbang untuk satu Madrasah Aliyah Negeridi datangnya revolusi industri 4.0 atau industri Yogyakarta. Survei dilakukan pada 10 4.0. Davis (World Economic Forum, 2016) responden, dengan melihat pada mengartikan industri 4.0 ini sebagai cyber- beberapa aspek yaitu: aspek afektif, physical systems yang berarti teknologi bukan kognitif,dan psikomotorik siswa, aspek lagi menjadi “alat” melainkan tertanam pada

37

Bella Pratiwi K.P Media Pembelajaran Biodiversitas Berbasis Android kehidupan masyarakat (Syamsuar & Reflianto, perangkat multimedia yang mutakhir, koneksi 2018). internet terbaik dan layar sentuh (Sjam & Andjarwati, 2018). Memanfaatkan penggunaan teknologi di dalam dunia pendidikan akan tercermin pada perubahan model pembelajaran yakni makin tumbuhnya pendidikan jarak jauh (distance Kebijakan kurikulum pada pendidikan learning) di mana pengajar dan siswa tidak biodiversitas dan konservasi perlu berada di tempat yang sama, dan semakin banyaknya pilihan sumber belajar Kebijakan publik menurut beberapa ahli yang tersedia seperti buku elektronik (e-book), (Thomas R Dye, 1992; Kartasasmita, 1997; mudahnya mengakses aplikasi digital seperti Leslie A.Pal, 1987 dalam Joko Widodo, 2006:12) e-library, e-forum, e-journal dan sebagainya. adalah keputusan pemerintah untuk Sehingga guru dapat memaksimalkan melakukan atau tidak melakukan sesuatu atas pembelajaran di kelas agar siswa lebih masalah publik yang terjadi. Proses kebijakan memahami biodiversitas dan konservasinya publik terdiri dari beberapa tahapan yaitu: antara lain keanekaragaman kupu-kupu. identifikasi masalah, penyusunan agenda, perumusan kebijakan, pengesahan kebijakan, Buku elektronik (e-book) atau buku digital implementasi kebijakan, dan evaluasi kebijakan adalah bentuk soft file dari buku cetak yang (Anisa & Ariyani, 2017). Kurikulum pada selama ini berkembang. Saat ini banyak pendidikan juga mengikuti kebijakan sumber belajar berupa buku yang awal-nya pemerintah, dimana kurikulum itu sendiri berbentuk text book berkembang menjadi merupakan semua pelajaran baik teori maupun manfaatnya dalam dunia pendidikan, praktik yang diberikan kepada siswa selama penggunaan e-book dapat meningkatkan mengikuti pendidikan tertentu (Sukirman, interaksi antara pendidik dengan siswa dalam 2014). pembelajaran jarak jauh. Menurut Shiratuddin (2003), e-book didefinisikan sebagai berikut e- Kebijakan kurikulum 2013 memiliki skema book atau electronic book adalah buku teks pengembangan kompetensi meliputi sikap, yang dikonversi menjadi format digital, e-book pengetahuan, keterampilan berpikir, dan juga memiliki pengertian sebagai lingkungan keterampilan psikomotorik yang dikemas belajar yang memiliki aplikasi yang dalam berbagai mata pelajaran (Sarah & mengandung database multimedia sumber Maryono, 2014). Dalam pelaksanaan Kurikulum daya instruksional yang menyimpan presentasi 2013 salah satunya memperhatikan multimedia tentang topik dalam sebuah buku keragaman potensi dan karakteristik daerah, (Fani, 2016). Dibutuhkan suatu alat yang lingkungan, persatuan nasional, serta nilai-nilai digunakan untuk mendukung media belar kehidupan. Lebih spesifiknya pada Kompetensi yaitu smartphone yang berbasis android. Inti nomer 3 yang terdapat pada Kompetensi Secara umum, sebuah smartphone biasanya Dasar 3.7. mendeskripsikan keanekaragaman memiliki fitur yang canggih. Smartphone atau gen, jenis, dan ekosistem melalui kegiatan ponsel cerdas kini sudah jamak digunakan pengamatan; dan 3.8. mendeskripsikan sehari-hari di semua lapisan masyarakat keanekaragaman hayati Indonesia dan usaha pengguna perangkat teknologi. Berbeda pelestarian serta pemanfaatan sumber daya dengan 8 tahun lalu, ketika smartphone masih alam (Kemendikbud, 2013). jadi perangkat genggam segmen atas dengan Pembelajaran biodiversitas dan konservasi harga premium. Penggunaan smartphone memiliki tujuan untuk meningkatkan literasi berdasarkan sistem operasi di Indonesia dikuasai oleh android. Ponsel pintar atau yang biodiversitas siswa. Literasi biodiversitas yang dimaksud adalah kemampuan seseorang untuk dikenal dengan smartphone adalah teknologi memahami biodiversitas, dapat baru yang menyerupai Personal Digital mengkomunikasikan biodiversitas baik secara Assistant (PDA) yang memiliki berbagai fungsi lisan maupun tulisan, serta menerapkan dan kemudahan dalam mengakses internet. Kecanggihan smartphone dibandingkan ponsel pengtahuan menenai biodiversitas dan konservasi untuk memecahkan permasalahan biasa terletak pada operation system yang tangguh, kecepatan proses yang tinggi, yang menjadi ancaman. Sehingga dengan adanya pembelajaran ini diharapkan siswa

38

Bella Pratiwi K.P Media Pembelajaran Biodiversitas Berbasis Android memiliki kepekaan yang tinggi terhadap diri inang, sehingga memberikan hubungan yang dan lingkungannya dalam mengambil sebuah erat antara keanekaragaman kupu- kupu keputusan berdasarkan analisis ilmiah dengan kondisi habitatnya. Kupu-kupu (Erdogan, 2009). memiliki peran sangat penting sebagai pollinator yang mendorong terjadinya Beberapa penelitian mengungkapkan penyerbukan pada tumbuhan. Kupu-kupu juga bahwasanya pemahaman biodiversitas dapat dijadikan sebagai bioindikator terhadap berbasis android yang belum holistik salah perubahan kualitas lingkungan (Fajri, 2017). satu penyebabnya dalah sistem pembelajaran yang diterapkan di Indonesia yang belum Kesiapan sarana dan prasarana di sekolah sesuai dengan iklim pembelajaran (Leksono, 2012). Berdasarkan survei yang telah dilakukan disalah satu Madrasah Aliyah Negeri di Keanekaragaman dan Konservasi Orang Yogyakarta selama 2 minggu, didapatkan data Utan kurangnya pendidikan biodiversitas di sekolah tersebut dengan melakukan observasi Salah satu primata yang kerap diteliti dan terhadap sarana prasarana, pengajar, dan menjadi salah satu daftar satwa liar terancam siswa. Pemanfaatan laboratorium dengan punah adalah orang utan. Orangutan sarana prasarana yang sudah menunjang merupakan satu-satunya kera besar yang ada belum digunakan secara maksimal oleh guru. di Benua Asia, di Indonesia hanya terdapat di Referensi sumber belajar biologi mengenai sebagian kecil kawasan di Pulau Sumatera dan keanekaragaman hayati dari model cetak . Pola habitat dan ketergantungan mapun digital masih minim tersedia di sekolah hidupnya pada pepohonan dan suplai atau di perpustakaan. Siswa lebih tertarik makanan serta kesesuaian sarang membuat mencari buku-buku non populer sebagai satwa liar ini mudah mengalami kepunahan. bahan bacaan dan guru hanya menyarankan Saat ini orangutan masuk ke dalam daftar referensi buku paket yang direkomendasikan satwa yang terancam punah dengan klasifikasi di sekolah sehingga siswa kurang mampu menurut CITES (Convention on International mengeksplor pengetahuannya secara luas. Trade in Endangered of Wild Spesies of Fauna and Flora) ke dalam kategori appendix 1 Hasil observasi kepada 10 siswa di sekolah (spesies tumbuhan dan satwa liar yang menyatakan bahwa materi yang dibahas pada dilarang dalam segala bentuk perdagangan pelajaran biologi khususnya materi tentang internasional). Sedangkan berdasarkan IUCN biodiversitas masih bersifat abstrak dan kurang dikelompokan dalam kategori mendetail. Guru biologi di Madrasah aliyah endangered/genting (Rahman, 2010). Negeri tersebut juga menyatakan bahwa sumber belajar dan media yang digunakan Melakukan upaya pelestaian orangutan salah dalam proses pembelajaran kurang maksimal satunya adalah mengenalkan orangutan dan hanya mengacu pada buku paket. Jika kepada peserta didik. Memperkenalkan siswa diminta untuk menyebutkan contoh, orangutan juga perlu menggunakan cara yang siswa masih terbatas pada contoh yang tertera paling efektif sebagaimana mengacu pada di buku. Pasal 19 ayat 1 Peraturan Pemerintah RI No.32 Tahun 2013 tentang Perubahan atas Peraturan Aktivitas siswa pada saat proses pembelajaran Pemerintah No. 19 Tahun 2005 Tentang berlangsung, lebih banyak mendengar dan Standar Nasional Pendidikan. (Santosa, Siregar, melihat penyampaian materi oleh guru, hanya Rinaldi, & Rahman, 2012). ada beberapa siswa yang mau bertanya dan menyampaikan pendapatnya sedangkan Keanekaragaman dan konservasi kupu-kupu sebagian besar siswa yang lain hanya diam saja. Melihat kenyataan ini, maka sangat Kupu-kupu adalah salah satu kekayaan hayati diperlukan adanya media pembelajaran yang yang dimiliki Indonesia dan harus dijaga dapat menumbuhkan minat siswa dalam kelestariannya dari kepunahan maupun proses pembelajaran sehingga dapat penurunan keanekaragaman jenisnya, Scoble meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa. (1992) menyatakan bahwa kupu-kupu sangat Gurupun ketika menyampaikan materi bergantung pada keanekaragaman tanaman

39

Bella Pratiwi K.P Media Pembelajaran Biodiversitas Berbasis Android keanekaragaman hayati guru belum Forum, 2016) mengartikan industri 4.0 ini sepenuhnya menjelaskan secara mendetail sebagai cyber- physical systems yang berarti permasalahan konservasi di Indonesia teknologi bukan lagi menjadi “alat” melainkan khususnya konservasi kupu-kupu dan tertanam pada kehidupan masyarakat potensinya secara detail. Hanya terdapat (Syamsuar & Reflianto, 2018). Tantangan pada insektarium kupu-kupu yang tidak terawat di dunia pendidikan dalam menghadapi industri dinding laboratorium. 4 adalah penanaman nilai-nilai pendidikan yang perlu dikembangkan. Maka diperlukan Di samping itu, guru masih kurang dalam pengajar yang profesional dalam pengenalan IPTEK terbaru seperti penggunaan membelajarkan konservasi biodiversitas android dan media pembelajaran seperti e- sehingga kesadaran konservasi di Indonesia book, pembuatan media dengan video, dan akan terwujud. sajian materi interaktif. Kurangnya edukasi tentang biodiversitas baik institusi dan Selain itu, tantangan lain dari pendidikan pengajarnya, sehingga pemahaman siswa biodiversitas pada kasus ini adalah dalam mengenal biodiversitas masih terbatas. profesionalisme guru. Guru yang profesional Predikat sekolahpun sudah berstandar sekolah menurut Undang-undang RI No. 14 tahun 2005 adiwiyata sehingga perlu dikaji lagi tentang tentang guru dan dosen adalah guru yang pengenalan biodiversitas secara spesifik. mempunyai empat kompetensi dasar, yaitu kompetensi profesional, kompetensi pedagogi, Peluang dan Tantangan di Sekolah kompetensi sosial dan kompetensi kepribadian. Kemampuan mengajarkan Madrasah Aliyah Negeri di Yogyakarta sudah konservasi biodiversitas, khususnya kupu-kupu, menggunakan kurikulum 2013 revisi 2016 diharapkan dapat sesuai dengan kompetensi dimana dalam pelaksanaan Kurikulum 2013 dalam kurikulum(S.M. Leksono et al., 2013). salah satunya memperhatikan keragaman Akan tetapi, kompetensi guru terkait potensi dan karakteristik daerah, lingkungan, pendidikan biodiversitas ini seringkali tidak persatuan nasional, serta nilai-nilai kehidupan terukur. Kecenderungan untuk program (S. M. Leksono et al., 2013). Pembahasan atau pelatihan profesi guru lebih mengarah kepada materi tentang biodiversitas juga sudah ada peningkatan kompetensi pedagogik, dalam kurikulum pada kelas 10 Kompetensi sedangkan kompetensi terkait penguasaan Inti nomor 3 dan KD nomer 3.7 dan 3.8. Pada konten biologi, dan secara khususnya konten tahun 2014 sekolahpun mendapat materi biodiversitas, tetap menjadi sebuah penghargaan Sekolah Adiwiyata Nasional atau tantangan besar. Go Green School yang harus tetap mempertahankan dan mengembangkan Pendidikan biodiversitas di sekolah khususnya prestasi tersebut. Kesadaran orang tua untuk orang utan dan kupu-kupu mengalami memberi pendidikan kepada anak-anaknya kekurangan sarana prasarana. Kupu-kupu pada era inipun sudah terbuka dan lebih sangat berperan pada lingkungan tetapi guru peduli atas masa depan anaknya. Siswa dan hanya menyampaikan materi dengan contoh guru sudah terbuka dengan perkembangan kupu-kupu secara umumnya saja. Pemaknaan zaman dari revolusi industri 3.0 menjadi 4.0 tentang pentingnya biodiversitas sebagai yang berdampak pada semua aspek. upaya konservasinya dalam konteks lokal belum dilakukan. Hal ini menyebabkan Perkembangan teknologi menuntut pendidikan biodversitas di sekolah masih pendidikan biodiversitas untuk menyesuaikan belum menyentuh topik-topik seperti etika diri. Globalisasi telah memicu kecenderungan terhadap perlindungan biodiversitas dan pergeseran dalam dunia pendidikan dari lingkungan (Syamsuar & Reflianto, 2018). pendidikan konvensional (tatap muka) ke arah pendidikan yang lebih terbuka. Pada Jika ditinjau dari kondisi media pembelajaran, Perkembangan teknologi yang sangat pesat obyek kajian pembelajaran biodiversitas saat ini bukan lagi menjadi kelanjutan untuk merupakan hal-hal yang sering dijumpai di revolusi industri ketiga, melainkan menjadi kehidupan nyata sehingga perlu cara gerbang untuk datangnya revolusi industri 4.0 pembelajaran yang tepat untuk atau industri 4.0. Davis (World Economic memahamkan siswa. Oleh karena itu

40

Bella Pratiwi K.P Media Pembelajaran Biodiversitas Berbasis Android membelajarkan materi keanekaragaman hayati sistem operasi Android dibandingkan dengan sebaiknya menggunakan media yang operasi yang lain yang bersifat close source mendekatkan siswa kepada alam dan objek (Nurdin, 2015). nyata. Selain itu dengan menggunakan sistem operasi Tantangan selanjutnya dalam pendidikan ini aplikasi dapat berjalan dengan biodiversitas kupu-kupu dengan mengangkat menambahkan unsur-unsur multimedia potensi lokal adalah pemanfaatan penggunaan audio/visual bahkan animasi yang teknologi di ruang kelas. Dengan adanya memudahkan siswa dalam memahami materi teknologi, pelajaran mengenai biodivesitas (Nurdin, 2015). Dengan adanya sumber belajar kupu-kupu dapat dibawa ke dalam kelas, mengenai biodiversitas berbasis android ini bahkan juga memungkinkan adanya maka masysarakat baik peserta didik mapun pendidikan jarak jauh (distance learning), e- kalangan umum, bisa mendapatkan infromasi book), e-library, e-forum, e-journal dan yang sama. Kemudian dengan begitu semua sebagainya. elemen bisa memiliki kesadaran secara serentak untuk menjaga kelestarian Akan tetapi, semua potensi teknologi untuk biodiversitas Indoneisa. mendukung pendidikan biodiversitas ini ternyata belum digunakan pada sekolah yang KESIMPULAN diangkat kasusnya dalam penelitian ini. Peserta didik akan mendapatkan pengetahuan Sasaran Pengembangan Pendidikan mengenai biodiversitas Indonesia secara Biodiversitas Berbasis Android Di Masa maksimal apabila diiringi dengan sumber Depan belajar yang sesuai dengan kebutuhan saaat ini. Sumber belajar yang dibutuhkan pada Seiring dengan perkembangan jaman, dunia pendidikan biodiversitas seperti halnya pendidikan dituntut untuk selalu mampu pengenalan orang utan dan keanekaragaman mengikuti arus globalisasi, baik secara sarana kupu-kupu alangkah lebih baiknya apabila prasarana maupun secara kurikulum yang dikemas dengan basis android. Hal ini diberlakukan. Saat ini dunia pendidikan dipertimbangan dari keefisienan dan dituntut untuk mampu mengembangkan kefleksibelan Android yang dapat diakses sumber belajar yang efektif dan dapat diakses dimanapun dan kapanpun. Dengan begitu dimanapun dan kapanpun. Sehingga sikap kritis dan kepedulian siswa dapat diperlukan media yang tepat agar peserta didik ditumbuhkan dimana saja tidak hanya terbatas mampu menambah wawasan secara optimal saat pembelajaran formal berlangsung dengan media yang mumpuni. .

Saat ini pembelajaran mengenai pendidikan UCAPAN TERIMAKASIH biodiversitas hanya terbatas pada peserta didik di jenjang formal dengan adanya kurikulum Terima kasih penulis sampaikan kepada Ibu yang diberlakukan. Padahal kewajiban untuk Eka Sulistiyowati, S.Si., MA. selaku dosen menjaga biodiversitas Indonesia adalah tugas pembimbing. semua semua bangsa Indonesia. Sehingga pendidikan biodiversitas seharusnya dapat DAFTAR PUSTAKA diakses oleh masyarakat secara umum. Erdogan, M. (2009). Components Of Salah satu cara agar pendidikan biodiversitas Environmental Literacy in Elementary kedepannya dapat diakses sebagai sumber Science Education Curriculum in Bulgaria belajar secara luas, maka di gunakan aplikasi And Turkey. Eurasia Journal of android yang saat ini erat kaitannya dengan Mathematics, Science and Teknology tantangan arus globalisasi. Android merupakan Education, 15–26. sistem operasi open source yang memungkinkan pengembang dapat Fajri, R. (2017). Identifikasi Lokasi Letak mengembangkan apa yang diinginkan tanpa Kepompong Kupu-kupu (Lepidoptera) di harus meminta izin kepada pemilik sistem Kawasan Ekosistem Taman Hutan Raya operasi terkait. Hal ini yang menjadi kelebihan

41

Bella Pratiwi K.P Media Pembelajaran Biodiversitas Berbasis Android

Pocut Meurah Intan Kecamatan Lembah D. A. (2012). Faktor – Faktor Penentu Seulawah Kabupaten Aceh Besar. Jurnal Keberhasilan Pelepasliaran Orangutan Ilmiah Mahasiswa Fakultas Keguruan Sumatera ( Pongo Abelii ) di Taman Dan Ilmu Pendidikan, 2(Pendidikan), 72– Nasional Bukit Tigapuluh ( Determinant 76. Factors on Success of Sumatran Orangutan ( Pongo Abelii ) Fani, I. T. (2016). Pengembangan E-Book Reintroduction in Bukit Tiga Puluh Interaktif Elektrokimia Berbasis National Park ), 17(April 2004), 186–191. Kehidupan Sehari-Hari (Skripsi). Universitas Lampung . Sarah, S., & Maryono. (2014). Keefektivan Universitas Lampung, Bandar Lampung. Pembelajaran Berbasis Potensi Lokal Dalam Pembelajaran Fisika SMA Daklam Kemendikbud. (2013). Kompetensi Dasar Meningkatkan Living Values Siswa. Sekolah Menengah Atas SMA/MA Jurnal Pendidikan Sains, 02(Pendidikan), Kurikulum 2013. Jakarta: Pusat 36–42. Perbukuan Kemendikbud. Setia, T. M. (2002). Diseminasi Hasilriset Leksono, dkk. (2012). Sikap Mahasiswa Keanekaragaman Hayati Untuk terhadap Scientific Field Trips pada Masyarakat Melalui Program Pendidikan Perkuliahan Biologi Konservasi Berbasis Konservasi [ Dissemination of Research Kearifan Lokal. Jurnal Pendidikan. Invention in Biodiversity for Community by Conservational Education Leksono, dkk. (2013). Kemampuan Profesional Programmes ], 6(April), 151–158. Guru Biologi Dalam Memahami Dan Merancang Model Pembelajaran Sodiq, F. (2018). Inventarisasi Arthropoda di Konservasi Biodiversitas Di SMA. Candi Abang, JAZ, dan Kawasan Cakrawala Pendidikan. Bambanglipuro Yogyakarta Serta Pengembangan Lembar Kerja Siswa Leksono, S. M., Rustaman, N., & Redjeki, S. (LKS) Biologi SMA. UIN Sunan Kalijaga. (2013). Kemampuan Profesional Guru Biologi Dalam Memahami dan Setia, T. M. (2002). Diseminasi Hasilriset Merancang Model Pembelajaran Keanekaragaman Hayati Untuk Konservasi Biodiversitas di SMA. Jurnal Masyarakat Melalui Program Pendidikan Pendidikan, (Pendidikan), 408–419. Konservasi [Dissemination of Research Invention in Biodiversity for Community Nurdin, A. (2015). Penerapan E-book Interaktif by Conservational Education untuk Meningkatkan Keterampilan Programmes], 6(April), 151–158. Berpikir Kritis Siswa pada Pokok Bahasan Pencemaran dan Perubahan Lingkungan Sjam, A. R., & Andjarwati, A. L. (2018). Di Kelas X SMA Negeri 1 Waled. Pengaruh Kualitas Produk dan Harga Terhadap Keputusan Pembelian Pradana, B. I. (2013). Buku Panduan Lapangan Smarthphone (Studi pada Pengguna Keanekaragaman Jenis Herpetofauna di Smartphone Asus Zenfone 5 di Kampus Universitas Negeri Semarang Surabaya). Jurnal Ilmu Manajemen, 6, 1– Sebagai Sumber Belajar Biologi Siswa 7. SMP/MTs (Skripsi). Universitas Negeri Semarang, Semarang. Sukirman, H. (2014). Administrasi dan Supervisi Pendidikan (Pertama). Yogyakarta: UNY Rahman, D. A. (2010). Karakteristik Habitat dan Press. Preferensi Pohon Sarang Orangutan ( Pongo pygmaeus wurmbii ) di Taman Syamsuar, & Reflianto. (2018). Pendidikan dan Nasional ( Studi Kasus Tantangan Pembelajaran Berbasis Camp Leakey ), 7(2), 37–50. Teknologi Informasi di Era Revolusi Industri 4.0. Jurnal Pendidikan, Santosa, Y., Siregar, J. P., Rinaldi, D., & Rahman, (Pendidikan), 1–13.

42