Kesatuan Bangsa
Total Page:16
File Type:pdf, Size:1020Kb
Capita — Sclecta": PEMBINAAN KESATUAN BANGSA ( 28 Oktober 1928 — 28 Oktober 1964) DALAM RANGKA NATION-BUILDING & . f CHARACTER-BUILDING % f / ^ p r ; . KOMPARTIM.FN JPk'RBU^UNGAN DEN GAN RAKJAT {'J ^ jnbags Pembin^aii Kesatuan Bangsa ' • .Viw7TV'-n-- apita Selecta: PEMBINAAN k e sa t u a iv iia n g sa ( 28 Oktober 1928 —* 28 Oktiober 1964) DALAM r a n g k a NATION-BUILDING & CHARACTER-BUILDING 'T n < j f •\ / / V 5 r kompartimen p e r h u b u g a n d e n g a n r a k j a t Lembaga. Pembinaan Kesatuan Bangsa PEEPUSTASAAIf p M IULTA8 9A8TRH DIPERSEMBAHKAN UNTUK HIASAN SANGGUL IBUNDA PERTIWI P.J.M. Presiden/Panglima Tertinggi/Pemimpin Besar Revolusi Indonesia, D r If Sukarno DAFTAR ISI‘ Halaman : Pengantar kata dari penjusun .................................................... 5 Pra-Kata Pd. Kepala L.P.K.B. Pusat ..............................6 BAB I. PENDAHULUAN 1. Putusan Kongres Pemuda Indonesia ke-II 28 Oktober 1928 9 2. Amanat Pemimipin Besar Revolusi ttg. Nation-Building 11 3. Hanj'a Bangsa jang mempunjai kepertjajaan mendjadi Bangsa abadi : Presiden Sukarno .................................................. 12 4. Genta Suara Revolusi Indonesia (kutipan singkat) ....... 15 5. Tahun "vivere pericoloso” (kutipan singkat) .................... 16 6. Persoalan Tionghoa di Indonesia diselesaikan dengan usaha integrasi dan assimilasi ................................................... 17 BAB II. KEBANGKITAN NASIONAL 1. Gerakan Rakjat menudju Kemerdekaan sedjak Hari Kebarigkitan sampai Hari Proklamasi : Ki Hadjar Dewantoro .......................................................... 19 2. 20 Mei Beginsel Persatuan Membuat Kekuatan : Ir. Sukarno ........................................................... 30 3. Djadikanlah 20 Mei sebagai hari kesetiaan terhadap tjita- tjita Revolusi Indonesia : Dr. H. Roeslan Abdulgani ....... 46 4. Mendjadilah Persatuan Bangsa Indonesia : Prof. H. Mu- CO hammad Yamin, S.H. ..................................................... 5. Hari Kebangunan Nasional : Ki Hadjar Dewantoro ....... 61 BAB III. SATU NUSA, SATU BANGSA, SATU BAHASA INDONESIA 1. Sumpah Pemuda (28 Oktober 1928) detik kelahiran Bangsa Indonesia sebagai satu Nasion : Soe Hole Gie 65 2. Kesatuan dan Persatuan Bangsa sjarat mutlak dalam membina Bangsa k itaP d . Presiden Dr. J. Leimena ....... 72 3. Peristiwa besar melemparkan bajangannja kemuka : Dr. H. Roeslan Abdulgani .............................................................. 9® 4. Sumipah Pemuda terus berkuimandang dan mengiringi Revolusi Nasional : Ment./Sekd. Front Nasional Sudibjo 79 5. Semangat Sumpah pemuda supaja dinjalakan terus untuk mentjapai tjita-tjita Revolusi : Dep. Penerangan R.I. ........ 82 6. Arti Sumpah Pemuda dalam perdjuangan Bangsa Indo nesia : Panitia Nasional Hari Sumpah Pemuda 1961 ........ 86 7. Njalakan terus apinja Sumpah Pemuda: , Dr. H. Roeslan Abdulgani ................................................................ 94 BAB IV. INDONESIA BAGIKU ADALAH SATU ' TOTALITAS . 1. Saja tidak mengadakan perbedaan antara asli dengan tidak asli ...................................................................................................... 101 2 . Indonesia tidak mengenal minoritas ......................................... 106 3. Nataia dan Agama adalah urusan pribadi ................................ 110 BAB V. PEMBINAAN KESATUAN BANGSA: Dr. H. Roeslan Abdulgani ............................................................... 112 BAB VI. INDONESIA TIDAK MENGHENDAKI WARGANEGARANJA PUNJA ’’DUBBEL VADERLAND”: Dr. H. Roeslan Abdulgani ..............................................................* 131 PENGANTAR KATA DARI PENJUSUN Dengan penuh kegembiraan dan semangat kami sambut dan kami laksanakan tugas jang diberikan oleh Lembaga Pembinaan Kesatuan Bangsa untuk menjusun Brosur ini, agar supaia dapat dipergunakan sebagai bahan tambahan indoktrinasi dibidang nation-building dan character-building. Dengan Keputusan Prcsiden Republik Indonesia No. 140 tahun 1963 dibe.ntuklah Lembaga Pembinaan Kesatuan Bangsa dengan Tugas Pokok : "Mengusahakan Pembinaan Kesatuan Bangsa dian- tara golongan2 warganegara Indonesia, sehingga Bangsa Indonesia merupakan bangsa jang bulat, tunggal dan kokoh-kuat, sesuai dengan tudjuan revolusi Indonesia, Masjarakat adil dan m akm ur-' Djalan jang ditentukan untuk melaksanakan Tugas Pokok itu antara lain jalah : ,,Memberikan .penerangan/indoktrinasi jang intensip dan berentjana kepada masjarakat jang seluas-luasnja ten- tang mutlaknja penjatuan Bangsa Indonesia dengan djalan pem- bauran (assimilasi) dan menghilangkan sifat serta tjara hidup jang menjendiri (eksklusivisme)”. Karena itu perlulah adanja Brosur pegangan dalam bidang ini bagi petuga^2 jang bersangkutan chususnja dan bagi Kader Bangsa dan Rakjat Indonesia pada umumnja, sebagai bekal perdjalanan dalam menunaikan sebagian tugas mentjapai tudjuan revolusi Indonesia mengemban A m an at Penderitaan Rakjat menudju Masjarakat adil dan makmur. Dengan maksud itulah maka Brosur ini disusun, dengan bahan2 jang berupa dckumentasi resmi, karangan2 jang tersebar dalam harian- dan madjallah2, pidato2 dan lain2 jang7 ada sebelum dan sesu dah Proklamasi Kemerdekaan Negara Republik Indonesia. ■ Djakarta, 20 Mei 1964s I Penjusun: C.S.T. KANSIL S.H. WIGNJOSUMARSOtf O SOE HOK GIE ANIS IBRAHIM / - 5 - PRA KATA Pd. KEPALA L.P.K.B. 9 i Suatu bahan'penecangan pokok jang tertulis seperti iang di- maksudkan dengan buku ini senantiasa merupakan sumbangan penting untuk mendjernihkan suasana dan salah pengertian tentang maksud. tudjuan dan tugas pokok L.P.K.B. Tidak dapat disangkal bahwa L.P.K.B. djustru lahir dalam suasana jang diliputi oleh pertentangan-pertentangan pendapat antara pro dan contra assimilasi serta pro dan contra L.P.K .B. sebagai alat untuk memperlantjar proses assimilasi. Dikeluarkannja amanat Pemimpin Besar Revolusi tgl. 15 Djuli 1963 <dan> ditetapkanrtja L.P.K.B. sebagai alat pemerintah, dus 'djuga alat revolusi resmi dengan Keputusan Presiden No. 140/1963 dimana dengan tegas djuga dinjatakan bahwa politik Pemimpin Besar Revolusi ditudjukan untuk rriemperlantjar proses assimilasi dalam usaha membina persatuan dan keutuhan bangsa dalam rang- ka nation-building dan charactef-building Indonesia, telah mem- bawa pengaruh jang positip untuk meredakan suara-suara contra assimilasi dan contra L.P/K.B. Namun begitu masih terasa adanja suasana assimilasi-phobi dan L.P.K.B.-phobi jclng disebabkan oleh penerangan-penerangan golongan-golongan jang,hendak memberi kesan seolah-blah pemerintah hendak memaksakan kawin tjam- puran, ganti agama, ganti nama dalam rangka ,.assimilasi total/ paksa’’ dengan L.P.K.B. sebagai alatnja ! Bagi mereka jang pandai mengikuti seluruh kebidjaksanaan Pemimpin Besar Revolusi dalam usahanja untuk mentjapai masja- rakat adil dan makmur atau sosialisme Pantja-Sila djelaslah bahwa penerangan-penerangan sematjam itu sangat merugikan djalannja revolusi. Masjarakat akan mendjadi bingung dan kehilangan ke- pertjajaan terhadap Pemimpin Besar Revolusi serta alat-alat pem- bantunja. Oleh karena itulah buku ini adalah sangat perlu dan penting sekali unttik mendjelaskan kepada masjarakat apa sebenarnja jang dimaksud oleh pemerintah dengan assimilasi dan apa maksud dan tudjuan dari L.P.K.B. dalam rangka penjelesaian revolusi kita. Melantjarkan proses assimilasi, pembauran atau pengleburan tak ada sangkut pautnja langsung dengan perkawinan, melainkan terutama dengan penjesuaian diri dari djiwa seseorangNdalam alam kebudajaan, alam fikiran Indonesia. Suatu sikap dan tjara hidup Indonesia jang walaupun beraneka warna dan banjak tjoraknja, toh tetap ,,chas Indonesia”. Inilah merupakan inti masalahnja. Seperti ditegaskan oleh Jang Mulia Dr. H. Roeslan Abdulgani "masalah assimilasi meliputi bidang-bidang Politik, sosial, ekonomi kebudajaan dan terutama pendidikan”. Mendidik adalah tugas untuk membentuk djiwa, alam fikiran dan tjara hidu$ seseorang. Oleh karena itu seperti djuga ditegaskan oleh Pak Roeslan, maka soal kawin, soal agama dan nama adalah semata-mata urusan pribadi jang bukan termasuk tugas L.P.K.B. Tugas L.P.K.B. sebagarmana dikehendaki oleh Paduka Jang Mulia meliputi 3 bidang pokok jaitu : a. masalah minoritgs' keturunan asing, b. masalah sukuisme dan provinsialisme, c. masalah phobi-phobian. Dalam menghadapi tiga masalah pokok tersebut maka fungsi L.P.K.B. adalah : 1. sebagai alat penerangan dan indoktrinasi, 2. sebagai alat untuk menilai keadaan dan me'mberikan usul2 kepada pedjabat-pedjabat jang berwenang untuk menjele- saikan segala sesuatu jang berkenaan dengan 3 masalah pokok tersebut diatas, 3. sebagai alat untuk mentjiptakan suasana dan faktor-faktor positip dan meniadakan suasana dan faktor-faktor negatip terhadap 3 masalah pokok tersebut diatas. Penegasan ini perlu diberikan agar chalajak ramai djangan lagi dibingungkan cleh pelbagai matjam penerangan. Mudah-mudahan dengan terbitnja buku ini bagi masjarakat mendjadi djelas bahwa L.P.K.B. dibentuk untuk kepentingan masjarakat dan oleh karena itu djuga mengharapkan _bantuan dari masjarakat demi penjelesaian tugas pokok dengan sebaik-baiknja. Didalam melakukan tugas kemasjarakatan maka hubungan orang perseorangan, human relations, merupakan salah satu faktor jang paling pokok,- Dimana manusia dengan manusia dapat ber- temu, berbitjara dengan hati terbuka raengenai masalah-masalah kemanusiaan, disanalah akan timbul saling pengertian jang akan menghilangkan segala ketjurigaan dan prasangka. Karena .pada hakekatnjalah setiap manusia mengingini kebahagiaan didalam penghidupannja. Dan salah satu unsur kebahagiaan ialah,