E-PAPER PERPUSTAKAAN DPR-RI http://epaper.dpr.go.id

Judul : Menteri Perhubungan Panggil Manajemen Tanggal : Selasa, 02 Agustus 2016 Surat Kabar : Koran Tempo Halaman : 1 - Kementerian Perhubungan akan menegur manajemen Lion Air atas tertundanya lima penerbangan dari Bandar Udara Soekarno-Hatta, Cengkareng, Banten, pada Minggu malam lalu. Keterlambatan hingga belasan jam itu menyebabkan ratusan penumpang mengamuk di Terminal I karena tak ada kepastian jam keberangkatan sampai kemarin pagi. Rencananya, Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi akan memanggil manajemen maskapai berbiaya murah (low cost carrier) itu pagi ini. "Pukul 10, Pak Menteri akan meminta klarifikasi penyebab delay," ujar juru bicara Kementerian Perhubungan, Hemi Pamuraharjo, kemarin. Direktur Jenderal Perhubungan Udara, Suprasetyo, menjelaskan sanksi bagi maskapai yang mengalami delay berkepanjangan diberikan bertahap, dari teguran 1, 2, sampai 3. Hukuman terberat adalah pengurangan rute, dan tidak akan diberi rute baru. Sanksi serupa telah dijatuhkan Kementerian beberapa waktu lalu. Kelima penerbangan Lion Air yang terlambat itu adalah pesawat JT 650 rute Cengkareng“Lombok, JT 630 Cengkareng“Bengkulu, JT 590 Cengkareng“Surabaya, JT 582 Cengkareng“Surabaya, dan pesawat JT 526 Cengkareng“Banjarmasin. Efek domino terjadi di sejumlah penerbangan Lion Air lainnya. Di Bandar Udara Adisutjipto, Yogyakarta, empat pesawat tiba dan empat pesawat berangkat terlambat dari jadwal. Menurut General Affair & Communication Section Head PT I Bandara Adisutjipto, Edwin Wibowo, keempat pesawat yang terlambat mendarat adalah Lion Air JT 521 Banjarmasin“Yogyakarta, JT 569 dari Denpasar“Yogyakarta, JT 276 Batam“Yogyakarta, dan JT 641 Ujungpandang“Yogyakarta. Adapun yang terlambat take off adalah Lion Air JT 522 Yogyakarta“Banjarmasin, JT 277 Yogyakarta“Batam, JT 640 Yogyakarta“Ujungpadang, dan JT 565 Yogyakarta Cengkareng. Pada 10 Mei lalu, jadwal penerbangan berantakan gara-gara 18 pilot Lion Air mogok karena pembayaran uang transportasi telat. Menurut juru bicara Lion Air, Andi Saladin, delay panjang kali ini terjadi karena faktor internal dan eksternal. "Persoalan internalnya, kami harus mengganti kru penerbangan. Sedangkan masalah eksternalnya, jam operasional bandara tujuan pada malam hari terbatas." Faktor eksternal lain, Andi menambahkan, adanya notice to airmen (notam) layang-layang dari Bandara Cengkareng. Notam dalah pemberitahuan melalui peralatan telekomunikasi mengenai informasi penetapan, kondisi, atau perubahan di setiap fasilitas aeronautika, pelayanan, prosedur, atau kondisi berbahaya, berjangka waktu pendek dan bersifat penting. Sekretaris Perusahaan PT Angkasa Pura II, Agus Haryadi, membenarkan bahwa hanya bandara besar yang melayani 24 jam. Bandara kecil beroperasi sampai pukul 22.00. Tapi terbatasnya jam operasi bandara tak bisa dijadikan alasan maskapai untuk menunda penerbangan sampai keesokan hari. Yayasan Lembaga Konsumen (YLKI) meminta pemerintah tidak lunak dan bersikap tegas terhadap Lion Air. "Alasan klise oleh Lion Air ini sudah kronis," kata Ketua YLKI Tulus Abadi kemarin. Ia menilai Lion Air termasuk maskapai yang berpotensi tinggi melanggar hak konsumen. Ia menduga persoalannya adalah jumlah pesawat minim, tapi rute yang ditawarkan banyak.BAGUS PRASETIYO | ATIKA NUSYA PUTERI | JONIANSYAH HARDJONO (CENGKARENG) | SYAIFULLAH (YOGYA)