Geriten Karo Sebagai Pembentuk Identitas Tempat

Total Page:16

File Type:pdf, Size:1020Kb

Geriten Karo Sebagai Pembentuk Identitas Tempat Temu Ilmiah Ikatan Peneliti Lingkungan Binaan Indonesia (IPLBI) 7, H 094-101 https://doi.org/10.32315/ti.7.h094 Geriten Karo Sebagai Pembentuk Identitas Tempat Harisdani, D.D.1 , Lindarto, D.2 1 Lab. Sejarah, Teori dan Kritik Arsitektur, Departemen Arsitektur, Fakultas Teknik, Universitas Sumatera Utara 2 Lab. Perancangan Arsitektur, Departemen Arsitektur, Fakultas Teknik, Universitas Sumatera Utara Korespondensi: [email protected] ; [email protected] Abstrak Perkembangan arsitektur dunia diwarnai usaha memunculkan kekhususan ciri lokalitas. Penggiat arsitektur Nusantara tengah berupaya mengabadikan dalam bentuk kertas kerja dengan semangat pengungkapan kecerdasan arsitektur Nusantara yang setara dengan pengetahuan arsitektur dunia. Penelitian ini bertujuan mengungkap potensi Geriten sebagai salah satu dari kecerdasan Nusantara yang dapat menjadi modal kekayaan lokalitas. Pengungkapan karakter pembentuk identitas tempat Geriten dilakukan dengan metode deskriptif kualitatif melingkupi transformasi Geriten, modifikasi unsur rancang bangunnya untuk beragam fungsi di masa kini. Temuan menunjukkan bahwa Arsitektur Geriten Karo dalam pemanfaatannya sebagai elemen tampang arsitektural bagi kreasi desain arsitektur meng-kini menunjukkan kecenderungan sebagai unsur pembentukan landmark (penanda tempat) melalui olahan tatanan rhythm perulangan, vista, vertikalitas, ungkapan focal point. Bentuk ayo dengan tampang empat muka mampu tampil sebagai pembentuk identitas Karo dalam transformasi bentuk dan proporsi yang beragam. Unsur bentuk atap Geriten patut dilestarikan dan dikuatkan sebagai unsur arsitektur pembentuk identitas tempat yang berjati diri. Kata-kunci: Geriten Karo, Transformasi Arsitektur, Kearifan Lokal, Identitas Tempat Pendahuluan pengetahuan arsitektur nusantara mempunyai ke-cerdas-an sebagai kemampuan otak/nalar; Perkembangan arsitektur dunia masa kini tapi juga mempunyai ke-cerdik-an sebagai diwarnai oleh usaha untuk memunculkan kemampuan intuisi/perasaan manusia Nusantara. kembali kekhususan ciri lokalitas yang kemudian Tuntutan pengungkapan regionalisme arsitektur dilafalkan menjadi regionalisme dengan Nusantara dalam upaya berarsitektur kiwari tampilan keunikan jati diri tempat. Kehendak menjadi halal dilakukan penghadiran kembali untuk memperlihatkan identitas lokal dan segenap ungkapan dan komponen arsitektur potensi olah rancang bangun yang berbeda klasik atau daerah atau tradisional guna antar tempat dianggap menjadi suatu keharusan melihatkan identitas atau jatidiri bangsa dan populer sebagai pokok bahasan narasi (arsitektur klasik = arsitektur nusantara) maupun praksis di era abad XII. Fenomena (Prijotomo, 2004). Metode olah pikir yang demikian berlangsung juga di Indonesia melalui ditawarkan antara lain dengan menempatkan diskusi panjang atas nama arsitektur Nusantara. arsitektur tradisional sebagai rekaman Sejauh ini para penggiat arsitektur Nusantara pengetahuan arsitektur Nusantara, kemudian telah menghasilkan banyak kertas kerja dalam membangun arsitektur Nusantara sebagai rangka mengungkap kecerdasan arsitektur pengetahuan arsitektur yang dapat digunakan Nusantara ditengah ironi kemusnahan artefak untuk membuat arsitektur yang me-nusantara arsitektur Nusantara itu sendiri. Semangat yang disatu pihak dan menjadikan arsitektur melandasi adalah pemahaman bahwa Nusantara sebagai warga arsitektur dunia di Fakultas Arsitektur & Desain, Unika Soegijapranata, Semarang Prosiding Temu Ilmiah IPLBI 2018 | H 094 ISBN 978-602-51605-7-8 E-ISBN 978-602-51605-5-4 Geriten Karo Sebagai Pembentuk Identitas Tempat pihak yang lain. Penelitian ini ibarat dalam konstruksi konsepsual dan menggunakan pengungkapan selubung demi selubung lipatan peneliti sebagai instrumen utama penelitian pengetahuan arsitektur yang akan mengkayakan (Creswell, 2017). khasanah arsitektur di Nusantara dalam upaya perwujudan arsitektur di Indonesia yang berjati Perolehan data dilakukan dengan cara observasi diri. langsung di lapangan berupa rekaman foto objek arsitektur Geriten Karo dalam fungsinya Di pulau Sumatera utamanya di Sumatera Utara sebagai penanda tempat. Dengan tujuan setidaknya terdapat tujuh etnis mengemuka mengungkap unsur mengungkap unsur kreasi yaitu Nias, Pak-Pak Dairi, Melayu, Mandailing, Geriten sebagai penanda / identitas tempat Toba, Simalungun dan Karo. Suku Karo tinggal (place identity) maka digunakan metode mixed- di dataran tinggi 1300 m dpl di lereng gunung method dengan strategi eksplanatoris sekuensial Sinabung dan Sibayak Kabupaten Tanah Karo. (Creswell, 2017). Peneliti melakukan observasi Masyarakat Karo sebagian masih penganut langsung terhadap atribut daya ungkit Pemena atau Pabegu selain pemeluk agama pembentuk identitas pada objek Geriten Islam atau Kristen. Masa kini permukiman Karo arsitektur Karo yaitu Vertikalitas, Setting, yang masih cukup terawat ada di desa Lingga Distinctiveness, Occasion, Boundary, Orientation Kabupaten Karo sejauh 4,5 km dari ibu kota dan Rhythm di lapangan (Lindarto, 2018) Kabanjahe. Perolehan data awal dilanjutkan dengan konsepsual bentuk untuk menemukan karakter Suatu pemukiman rumah Karo yang disebut khas lain sebagai sebagai suatu genius loci Kuta terdiri atas beberapa rumah Si Waluh Jabu (Schultz, 1980). Konsepsual objek ini akan (rumah tinggal), Sapo Page (lumbung padi), menjadi tipologi arsitektur yang akan dilanjutkan Jambur (balai berkumpul), Jambur Lesung dalam analisis elemen transformasi dan (tempat menumbuk padi) dan Geriten (tempat transformasi bentuk lanjutan diluar atribut yang tulang moyang). Eksistensi Geriten terlihat di sudah ada, sehingga dalam penelitian ini akan tengah kemusnahan type rumah Karo (tercatat dihasilkan sebuah model transformasi arsitektur tahun 2017 desa Lingga menyisakan hanya 3 Geriten Karo (Dunham, 2008). Hal ini sejalan bangunan Si Waluh Jabu, Jambur Lesung dan dengan penelitian model perubahan arsitektur Geriten). Arsitektur yang disebut Geriten oleh vernakular (Sulistijowati, 2017). masyarakat kini hanya menunjuk kepada hiasan tugu, gerbang desa jauh dari kesan sakral Model transformasi ini akan menjadi tipologi sumber keteladanan nenek moyang. Khasanah model perencanaan berbasis kearifan lokal kecerdasan arsitektur Nusantara Karo sendiri (genius loci). Penelitian ini merupakan bagian telah banyak ditelaah dari sisi keberadaan dari penelitian model transformasi tujuh etnis Geriten, Dengan memperhatikan kebertahanan arsitektur vernakular Sumatera Utara yang arsitektur Geriten maka menarik untuk meng-kini. diungkapkan unsur yang meneguhkan Geriten sehingga bentukannya tetap diminati dalam Hasil dan Pembahasan berbagai kreasi arsitektur Karo masa kini. Survey fisik dan aktivitas dilakukan pada Metode beberapa objek di desa Lingga Karo, Kantor Bupati Kabupaten Karo, Kantor DPRD Kabupaten Rancangan penelitian pada tahap awal untuk Karo, Simalem Resort Merek, Kota Kabanjahe menganalisis perubahan arsitektur Geriten Karo dan Berastagi, Kota Medan. adalah menggunakan metode kualitatif naturalistik inquiry, menarik kesimpulan Di desa Lingga terdapat gapura yang penelitian secara induktif dari tema-tema menggunakan bentuk Geriten menjadi pilihan temuan lapangan, mengabstraksikan realitas ke penataan oleh Pemerintah Kabupaten Karo, H 095 | Prosiding Temu Ilmiah IPLBI 2018 Harisdani, D.D dengan tujuan sebagai pembentuk citra Elastisitas dan simplifikasi Geriten juga terjadi kawasan desa wisata ini. Bentukan Geriten pada pada beberapa objek di Kota Kabanjahe sebagai gapura ini memiliki ekspresi yang mengarah ibukota Kabupaten Karo. Bentuk Geriten kepada kualitas landmark kawasan, dengan terdapat pada bagian atap dari halte dan penggunaan unsur ketinggian/vertikalitas beberapa kantor di kawasan kota ini. Pergeseran sebagai unsur pembentuk identitas tempat. fungsi Geriten yang sakral menjadi Geriten dengan fungsi kekinian terjadi dengan mengalami penyederhanaan bentukan namun miskin makna sebagaimana pendapat bahwa dalam masyarakat modern, sebagaimana ungkapan oleh Rapoport (1969). Pada Kantor Bupati Karo dan Kantor DPRD Kabupaten Karo, perulangan (rhythm) penggunaan bentukan Geriten dilakukan pada bagian atap. Dilengkapi pula dengan Gambar 1. Gapura Desa Lingga, Kabupaten penggunaan ornamentase yang berulang dapat Karo dikaitkan dengan potensi pembentuk landmark bagi Kota Karo. Geriten di puncak gapura merupakan penanda identitas yang mempunyai kemampuan membentuk (imageability) citra district / setting sebagai suatu virtual boundary penanda teritorial desa tersebut. Gapura ini merupakan batas awal pintu masuk ke kawasan yang mempersepsi batas teritorial kawasan dengan penempatan Geriten sebagai focal point membentuk enclosure wilayah, dalam pendapat Schulz (1980). Gapura dengan tancapan Geriten Gambar 3. Bentukan Geriten dan ornamen pada ini merupakan ungkapan sentralitas atap Kantor Bupati Kabupaten Karo memperkuat pembentukan virtual boundary. Pada kawasan rumah adat Desa Lingga, terdapat sebuah Geriten-ladang, Geriten ini difungsikan sebagai bentukan ‗penjagaan‘ dan pembentuk citra dengan kreasinya sebagai penanda jalur arah menuju rumah Si Waluh Jabu. Gambar 4. Bentukan Geriten dan ornamen pada atap Kantor DPRD Kabupaten Karo Elastisitas bentukan Geriten ini juga terjadi dalam fungsi sebagai penanda tempat kantor pemerintahan lainnya di Kabupaten Karo. Pada Kantor Dinas setempat terdapat penggunaan Gambar 2. Geriten ladang Desa Lingga, bentukan Geriten pada atap dalam orientasinya Kabupaten Karo ke empat sisi, namun menggunakan bentukan Prosiding Temu Ilmiah IPLBI 2018| H 096 Geriten Karo Sebagai Pembentuk Identitas Tempat atap rumah Si Waluh
Recommended publications
  • Revealing the Stack Construction on Batak Simalungun and Kulawi Traditional House
    IACSIT International Journal of Engineering and Technology, Vol. 8, No. 3, June 2016 Bolon and Lobo: Revealing The Stack Construction on Batak Simalungun and Kulawi Traditional House Yusfan Adeputera Yusran and Noviani Suryasari custom house in Central Celebes, called lobo, have a Abstract—It has long been known, the ancestors of the similarity on its construction with the bolon of Simalungun. Indonesian have quite advanced knowledge of building This pairing is expected to show that this similarity is not technology in its day. Knowledge of the use of natural materials, merely limited in physically ways, but is also expected to as well as efforts to combine these materials into structural and open up another veil of knowledge related to these construction systems still can be encountered met standing sturdy in custom houses. Among the diversity of form of similarities, like how the pattern of people distribution at that construction that was built by different tribes, on the different time as to how this knowledge could be a mental map of geographical sites, identified several similarities which indicate building in the archipelago. Methodically, this allows the a common thread between traditional houses scattered in result of mixing internally and externally. At least, this archipelago to the Asia Pacific region and even Europe. This research helps us identify more about the process of study offers another perspective of common observations about constructing knowledge for later sought the principles to be a custom house. Identification on the similarities of construction leads us to an understanding of the phenomenon of the spread used in recent times.
    [Show full text]
  • Jumlah Wilayah Kerja Statistik Provinsi Kabupaten Kota Kecamatan Desa
    JUMLAH WILAYAH KERJA STATISTIK BLOK PROVINSI KABUPATEN KOTA KECAMATAN DESA SENSUS 11 ACEH 18 5 287 6.491 16.119 12 SUMATERA UTARA 25 8 422 5.876 40.291 13 SUMATERA BARAT 12 7 176 1.033 15.182 14 RIAU 10 2 157 1.736 18.949 15 JAMBI 9 2 131 1.484 11.404 16 SUMATERA SELATAN 11 4 225 3.205 26.433 17 BENGKULU 9 1 124 1.508 6.588 18 LAMPUNG 12 2 214 2.511 27.867 KEPULAUAN BANGKA 19 BELITUNG 6 1 46 380 4.093 21 KEPULAUAN RIAU 5 2 59 371 5.955 31 DKI JAKARTA 1 5 44 267 31.748 32 JAWA BARAT 17 9 626 5.941 147.158 33 JAWA TENGAH 29 6 573 8.578 116.534 34 D I YOGYAKARTA 4 1 78 438 12.016 35 JAWA TIMUR 29 9 662 8.505 146.183 36 BANTEN 4 4 154 1.545 31.182 51 BALI 8 1 57 716 11.793 52 NUSA TENGGARA BARAT 8 2 116 1.122 18.126 53 NUSA TENGGARA TIMUR 20 1 293 3.052 14.147 61 KALIMANTAN BARAT 12 2 176 1.970 14.666 62 KALIMANTAN TENGAH 13 1 132 1.528 11.475 63 KALIMANTAN SELATAN 11 2 151 2.000 14.300 64 KALIMANTAN TIMUR 10 4 146 1.469 15.111 71 SULAWESI UTARA 11 4 159 1.733 10.446 72 SULAWESI TENGAH 10 1 166 1.903 10.391 73 SULAWESI SELATAN 21 3 304 3.015 23.788 74 SULAWESI TENGGARA 10 2 205 2.159 8.979 75 GORONTALO 5 1 75 732 3.555 76 SULAWESI BARAT 5 0 69 645 3.842 81 MALUKU 9 2 90 1.027 4.850 82 MALUKU UTARA 7 2 112 1.075 4.022 91 PAPUA BARAT 10 1 175 1.441 4.441 94 PAPUA 28 1 389 3.619 11.370 JUMLAH 399 98 6.793 79.075 843.
    [Show full text]
  • Region Kabupaten Kecamatan Kelurahan Alamat Agen Agen Id Nama Agen Pic Agen Jaringan Kantor
    REGION KABUPATEN KECAMATAN KELURAHAN ALAMAT AGEN AGEN ID NAMA AGEN PIC AGEN JARINGAN_KANTOR NORTHERN SUMATERA ACEEH UTARA DEWANTARA ULEE PULO GAMPONG ULEE PULO 213IB0107P000076 INDI CELL INDIRA MAYA RISWADANA PENSION LHOKSEUMAWE NORTHERN SUMATERA ACEEH UTARA SEUNUDDON ALUE CAPLI DUSUN MATANG ARON 213IB0115P000048 DUA PUTRA MANDIRI RATNA JELITA PENSION LHOKSEUMAWE NORTHERN SUMATERA ACEH BESAR BAITUSSALAM BAET DUSUN KRUENG CUT 213IA0115P000031 KIOS NASI IBU BETA SURYANI PENSION BANDA ACEH NORTHERN SUMATERA ACEH BESAR BAITUSSALAM BAET JL LAKSAMANA MALAHAYATI 213IA0115P000039 KIOS WARKOP PAYONG 1903 HERI DARMANSYAH PENSION BANDA ACEH NORTHERN SUMATERA ACEH BESAR BAITUSSALAM BAET JL LAKSAMANA MALAHAYATI 213IA0115P005130 MOCHY CELL ERNI PENSION BANDA ACEH NORTHERN SUMATERA ACEH BESAR BAITUSSALAM BAET JL LAKSAMANA MALAHAYATI 213IA0115P010046 KIOS ARRAHMAN ARAHMAN KAUNUS PENSION BANDA ACEH NORTHERN SUMATERA ACEH BESAR BAITUSSALAM BAET JL LAKSAMANA MALAHAYATI 213IA0115P000026 KIOS ZAIMAN ZAIMAN NURDIN S.PT PENSION BANDA ACEH NORTHERN SUMATERA ACEH BESAR BAITUSSALAM CADEK JL LAKSAMANA MALAHAYATI 213IA0115P010008 ARITA NEW STEEL MASRI PENSION BANDA ACEH NORTHERN SUMATERA ACEH BESAR BAITUSSALAM CADEK JL LAKSAMANA MALAHAYATI 213IA0115P005091 USAHA HIJRAH SYAIF ANNUR PENSION BANDA ACEH NORTHERN SUMATERA ACEH BESAR BAITUSSALAM CADEK JL MALAHAYATI 213IA0115P005080 USAHA BARU T ISKANDAR PENSION BANDA ACEH NORTHERN SUMATERA ACEH BESAR BAITUSSALAM CADEK JL. LAKSAMANA MALAHAYATI 213IA0115P000004 PUTRA MAMA ANWARDI PENSION BANDA ACEH NORTHERN SUMATERA ACEH
    [Show full text]
  • Alteration of Traditional Batak Toba's Culture Consequence of the Time Development
    Journal of Engineering Research and Education Vol. 7 (2013) 1-11 Alteration of traditional Batak Toba's culture consequence of the time development Meyga Fitri Handayani, ST, MT and Ir. Dharma Widya, MT Dosen Jurusan Teknik Arsitektur, Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan, Institut Teknologi Medan. [email protected] ABSTRACT Traditional architecture is the expression of the human creation which is one of the element cultures grow and evolve along with the growth and development of the cultural community, ethnic, or nation that elements in form persist for a long time frame but accordance with the development and growth of a community or ethnic pertinent. Toba Batak society has known the residential area as they lived, called Huta (village). The district is a territorial form of Tobanese. In one Huta, there are several houses and barns. Currently Huta was much abandoned and some of them still stay to make alteration in shape of the buildings they occupied. Alteration times give occasion to good changes, whether it caused by internal factors as well as external factors and indirectly will fade and mixed completely as one. The movement culture process in Toba Batak has given occasion to the movement culture that contained in the traditional architecture as well, such as alteration of the building physical that began to change in accordance with current needs. It is necessary to anticipate of these alterations by doing some adjustments. To find out the alteration that happened in the Toba Batak Traditional Architecture then conducted observations in the field so that will obtained whatever that influence these alterations mentioned and is there any part of the culture that still maintained.
    [Show full text]
  • Proposal Submit PHP2D 2021
    Lampiran Surat Nomor : 2101/E2/KM.09.01/2021 Tanggal : 15 Mei 2021 Daftar Tim Lolos Seleksi Administrasi No Perguruan Tinggi Ketua Organisasi Mahasiswa Judul Proposal 1 Universitas Karyadarma Kupang JULIUS JOHNELDITH LADI UKM Undarma Kupang PERTANIAN TERPADU ZERO WASTE DI DESA PUKDALE KECAMATAN KUPANG TIMUR KABUPATEN KUPANG NUSA TENGGARA TIMUR 2 Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu NABILA VERONIKA Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Budidaya Lele dengan Keramba Jaring Menggunakan Inovasi Pakan dari Maggot Guna Meningkatkan Ekonomi Masyarakat selama Pandemi Covid 19 di Desa Pendidikan Al Maksum Cempa Kec. Hinai Kab. Langkat. 3 Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Nyoman Mega Fridayanti UKM Peduli Lingkungan DESA BINAAN BERBASISKAN EKOWISATA UNTUK MEWUJUDKAN DESA LEMUKIH MENJADI DESA WISATA ALAM SAPTA PESONA DENGAN Buleleng PEMBERDAYAAN KARANG TARUNA DAN KELOMPOK SADAR WISATA (DARWIS) 4 Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Ni Kadek Pebri Dwi Ariastuti UKM Catur DESA BINAAN BERBASISKAN WISATA BAHARI DENGAN PEMBERDAYAAN KELOMPOK NELAYAN KREATIF DESA SANGSIT, KECAMATAN Buleleng SAWAN, KABUPATEN BULELENG 5 Universitas Dr Soetomo MUHAMMAD FAHRIZAL Dewan Legislatif Mahasiswa (DLM) PEMANFAATAN TERAS RUMAH MENJADI MEDIA PENANAMAN TOGA (TANAMAN OBAT RUMAH TANGGA) SEBAGAI TERAPI PSIKOLOGI BAGI KHOIRONI PENYINTAS COVID-19 PADA WARGA DESA SAWOTRATAP, KECAMATAN GEDANGAN, SIDOARJO 6 Universitas KH. Bahaudin Mudhary Musfik HMJ-MANAJEMEN UNIBA MADURA POTENSI DAN PENGEMBANGAN OBJEK WISATA BUKIT PAKES DALAM PEMBERDAYAAN MELALUI PEMBUATAN BUSSINES AREA MENJADI Madura SUMENEP CAFE
    [Show full text]
  • Change of Meaning in Space and Form of Contemporary Karo Architecture
    Change of Meaning in Space and Form of Contemporary Karo Architecture Mohammed Nawawiy Loebis1,2 , Imam Faisal Pane1, 2, Wahyu Abdillah1, 2, Aurora S Lubis1, 2 1Department of Architecture, Faculty of Engineering, Universitas Sumatera Utara, Indonesia. 2Laboratory History, Theory and Criticism of Architecture, Department of Architecture, Universitas Sumatera Utara, Indonesia. [email protected] Abstract: Karo Plateau is one of the most valuable assets for North Sumatra Province, Indonesian. In addition to fertile soil and producing good quality vegetables and fruit, this plain also has architectural heritage to be proud of. Several villages up to now can be seen and visited which stores various Karo architectural works including some traditional buildings and houses. Change with the times, the movement of people also occurs for various reasons. The development of the city in this province makes the villagers look for livelihood in the city. However, the inheritance of ancestors was still held firmly to the present with a different format. The Karo family currently lives in shophouse and is no longer in a traditional house and they have a business there. The perception of space in traditional houses really carried over in their daily lives. Using qualitative methods, this article explains the interpretation of the different perceptions of Karo people regarding the space and form of their place of residence. However, the essence or meaning that exists in the traditional Karo architecture is still approved until now in a different form and format. Keywords: Karo architecture; space meaning; shophouse I. Introduction Over time though, changes and developments always occur on earth.
    [Show full text]
  • Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia
    -1- KEPUTUSAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR HK.01.07/MENKES/190/2019/MENKES/367/2017 TENTANG LOKUS PROGRAM INDONESIA SEHAT DENGAN PENDEKATAN KELUARGA TAHUN 2019 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa dalam rangka melaksanakan Program Indonesia Sehat dengan Pendekatan Keluarga di tingkat Puskesmas 2018 telah ditetapkan Keputusan Menteri Kesehatan Keputusan Menteri Kesehatan Nomor HK.01.07/Menkes/42/2018 tentang Lokus Program Indonesia Sehat dengan Pendekatan Keluarga Tahun 2018; b. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, perlu menetapkan Keputusan Menteri Kesehatan tentang Lokus Program Indonesia Sehat Dengan Pendekatan Keluarga Tahun 2019; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 104, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4421); -2- 2. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional Tahun 2005-2025 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 33, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4700); 3. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 144, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5063); 4. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5587) sebagaimana telah beberapa kali diubah, terakhir dengan Undang-Undang Nomor 9 Tahun 2015 tentang Perubahan Kedua atas Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 58, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5679); 5. Peraturan Pemerintah Nomor 2 Tahun 2018 tentang Standar Pelayanan Minimal (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2018 Nomor 2); 6.
    [Show full text]
  • Migration and Karo Ethnic Identity in the Coastal of Serdang Bedagai, North Sumatra
    Advances in Social Science, Education and Humanities Research (ASSEHR), volume 208 1st International Conference on Social Sciences and Interdisciplinary Studies (ICSSIS 2018) Migration and Karo Ethnic Identity in the Coastal of Serdang Bedagai, North Sumatra 1st Muhammad Emil Riza Tarigan 2nd Erond L. Damanik 3rd M. Rivai Postgraduate of Social Anthropology Department of Anthropology Center for Historical Studies and Social Universitas Negeri Medan Faculty of Social Sciences Sciences Medan, Indonesia Universitas Negeri Medan, Idonesia Universitas Negeri Medan [email protected] [email protected] Medan, Indonesia [email protected] 4th Hidayat 5th Ichwan Azhari Department of Historical Education Department of Historical Education Universitas Negeri Medan Universitas Negeri Medan Medan, Indonesia Medan, Indonesia [email protected] [email protected] Abstract-This paper discusses the migration of Karo is the Langkat Regency area, while the southern Dusun is people to the village of Kuala Lama which is located on the in the Deli Serdang Regency area. coast of Serdang Bedagai Regency, North Sumatra, and their efforts to shape their self-image as a separate ethnic group Most Karo people in the highlands and Dusun work as and different from the Malay tribe as the host community. farmers. Karo farmers who settled in the lower part of the This study concluded that the migration of Karo people to Dusun carried out cultivation on land directly adjacent to Kuala Lama was driven by political conflict in the form of the Malay community. Ethnic groups of Malays occupy arrests and massacres of inland communities involved in the the entire eastern coastline of North Sumatra which just PKI (Indonesian Communist Party) in the late 1960s.
    [Show full text]
  • Tongging Leisure Park with Neo-Vernacular Architecture Approach
    Jurnal Koridor: Jurnal Arsitektur dan Perkotaan Vol. 11 No. 02, Juli 2020 32-40 TONGGING LEISURE PARK WITH NEO-VERNACULAR ARCHITECTURE APPROACH M. FATHUR RAHMAN1and NURLISA GINTING1* 1. Architecture Department, Faculty of Engineering, Universitas Sumatera Utara Perpustakaan Street, J07 Building, Medan, 20155, Indonesia *Email: [email protected] Submit: 30th July 2020 Revision: 23th September 2020 Online: 28th September 2020 ABSTRACT Tourism in Indonesia is one of the economic and welfare generators for the local community as well as improving the quality of life of tourists through various activities such as recreation, resting, and getting new knowledge. The Indonesian government through the Ministry of Tourism has chosen ten priority destinations that are rich in natural and cultural products which are expected to bring millions of tourists every year, one of them is Lake Toba in North Sumatra. A village near Lake Toba, namely Tongging Village is still not optimized as a tourist destination, so to attract tourists and support a variety of vacation needs, a leisure park is needed. In designing leisure park, the Neo Vernacular architecture approach is applied because it is not only suitable with the design location, but also very concerned about the elements of locality in the area, and intended to preserve and introduce the rich cultural heritage of Karo District to the general public. Keywords: Neo Vernacular, Architecture, Leisure, Park, Tongging INTRODUCTION Specifically, in Indonesia, the Indonesia is a country that is rich in government through the Ministry of Tourism tourism potential, because it has a lot of natural selected ten priority destinations in Indonesia.
    [Show full text]
  • Sastra Indonesia Lama Berisi Sejarah 2007.Pdf
    SASTRA INDONESIA LAMA BERISI SEJARAH Ringkasan Isi Cerita serta Deskripsi Latar dan Tokoh Edwar Djamaris PUSAT BAHASA DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL JAKARTA 2007 Sastra Indonesia Lama Berisi Sejarah: Ringkasan Isi Cerita serta Deskripsi Latar dan Tokoh Edwar Djamaris Diterbitkan pertama kali pada tahun 2007 oleh Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional Jaian Daksinapati Barat IV Rawamangun, Jakarta Timur Hak Cipta Dllindungi Undang-Undang Isi buku ini, baik sebagian maupun seluruhnya, dilarang diperbanyak dalam bentuk apa pun tanpa izin tertulis dari penerbit, kecuali dalam hal pengutipan untuk keperluan penulisan artikel atau karangan ilmiah. Katalog Dalam Terbitan (KDT) 899.29 JAM Djamaris, Edwar S Sastra Indonesia Lama Berisi Sejarah: Ringkasan Isi Cerita serta Deskripsi Latar dan To/co/?/Edwar Djamaris-Jakarta: Pusat Bahasa, 2007 viii, 260 him, 15x21 cm ISBN 978-979-685-663-3 1. KESUSASTRAAN MELAYU KATA PENGANTAR KEPALA PUSAT BAHASA Sastra menggambarkan kehidupan suatu masyarakat, bahkan sastra menjadi ciri identitas suatu bangsa. Melalui sastra, orang dapat meng- identifikasi perilaku kelompok masyarakat, bahkan dapat mengenali peri- laku dan kepribadian masyarakat pendukungnya serta dapat mengetahui kemajuan peradaban suatu bangsa. Sastra Indonesia merupakan cermin kehidupan masyarakat dan peradaban serta identitas bangsa Indonesia. Dalam kehidupan masyarakat Indonesia telah tegadi berbagai perubahan dari waktu ke waktu, baik sebagai akibat tatanan kehidupan dunia dan perkembangan ilmu pengetahuan, kebudayaan, serta teknologi informasi maupun akibat peristiwa alam. Penghayatan fenomena seperti itu yang dipadu dengan estetika telah menghasikan satu karya sastra, baik berupa puisi, cerita pendek, maupun novel. Cerita pendek, misalnya, dapat mem- berikan gambaran tentang kehidupan masyarakat Indonesia pada masanya. Periode awal perkembangan cerita pendek Indonesia dapat memberi gambaran, selain tata kehidupan pada masa itu, kehidupan sastra Indo nesia pada masa tersebut.
    [Show full text]
  • Anthropos: Jurnal Antropologi Sosial Dan Budaya 1 (2) (2015): 148-157
    Anthropos: Jurnal AntropologiANTHROPOS: Sosial dan Budaya 1 (2) (2015): 148-157 Jurnal Antropologi Sosial dan Budaya Available online http://jurnal.unimed.ac.id/2012/index.php/anthropos Eksistensi Warisan Budaya (Cultural Heritage) sebagai Objek Wisata Budaya di Desa Lingga Kabupaten Karo Tumpal Simarmata dan Yuni Widya Bela Sinurat * Program Studi Pendidikan Antropologi Diterima AgustusFakultas2015; Ilmu Disetujui Sosial,Oktober Universitas2015; Dipublikasikan Negeri MedanDesember 2015 Abstrak cultural heritage Penelitian ini mempunyai tujuan yaitu pertama, untuk mengetahui apa saja warisan budaya yang ada di Desa Lingga. Kedua, untuk mengetahui eksistensi warisan budaya ( ) dan yang ketiga untuk mengetahui peran pemerintah setempat dalam menjaga eksistensi warisan budaya sebagai objek wisata budaya di Desa Lingga, Kecamatan Simpang Empat, Kabupaten Karo. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian deskriptif kualitatif, dimana peneliti menghasilkan data berupa hasil wawancara dari para informan dan menuliskannya secara deskriptif apa yang didapat dari penelitian tersebut. Teknik pengumpulan data dengan wawancara, observasi, dan studi dokumentasi untuk mengumpulkan data sebanyak- jambur, geriten sapo ganjang/sapo page banyaknya tentang eksistensi warisan budaya Karo. Suku Karo terlebih di Desa Lingga memiliki warisan budaya bangunan Siwaluh Jabu tradisional seperti Rumah Adat Karo, dan . Suku Karo masih bersyukur karena rumah adat tradisional karo yaitu masih tersisa 2 buah serta warisan budaya lainnya. Rumah adat karo dan warisan budaya lainnya sudah tidak terjaga lagi eksistensinya, sudah mulai memudar. Sehingga potensi objek wisata budayanya pun sudah mulai berkurang dan berdampak terhadap berkurangnya wisatawan mancanegara yang datang berkunjung. Kata Kunci: Eksistensi; Warisan Budaya; Objek Wisata Budaya Abstract This research has a purpose: first, to find out what are the cultural heritage in the village of Linga.
    [Show full text]
  • Annual Progress Report No. 3 Quarterly
    ANNUAL PROGRESS REPORT NO. 3 October 2006 - September 2007 QUARTERLY PROGRESS REPORT NO. 10 July 2007-September 2007 SEPTEMBER 2007 This publication was produced by Development Alternatives, Inc. for review by the United States Agency for International Development under Contract No. 497-M-00-05-00005-00 ENVIRONMENTAL SERVICES PROGRAM WWW.ESP.OR.ID Photo credit: Ardita R. Çaesari, ESP Jakarta Caption: The Coordinating Minister for Peoples’ Welfare, Aburizal Bakrie and Gladys Verina who played as “Manda” in the hand washing public service announcement demonstrated proper hand washing with soap practice at the “National Campaign for Hand Washing with Soap” at the National Monument (Monas ) Jakarta, on May 6 2007. Around 2,500 children took part in the event. ANNUAL PROGRESS REPORT NO. 3 October 2006 - September 2007 QUARTERLY PROGRESS REPORT NO. 10 July 2007-September 2007 Title: Annual Progress Report No. 3 October 2006 - September 2007 Quarterly Progress Report No. 10 July 2007-September 2007 Program, activity, or project number: Environmental Services Program, DAI Project Number: 5300201 Strategic objective number: SO No. 2, Higher Quality Basic Human Services Utilized (BHS) Sponsoring USAID office and contract number: USAID/Indonesia, Contract number: 497-M-00-05-00005-00 Contractor name: DAI Date of publication: September 2007 Development Alternatives, Inc. In collaboration with: The Urban Institute Hatch Mott MacDonald Johns Hopkins Center for Communications Programs FIELD Indonesia John Snow, Inc. Rare Center for Tropical Conservation
    [Show full text]