Sastra Indonesia Lama Berisi Sejarah 2007.Pdf

Total Page:16

File Type:pdf, Size:1020Kb

Sastra Indonesia Lama Berisi Sejarah 2007.Pdf SASTRA INDONESIA LAMA BERISI SEJARAH Ringkasan Isi Cerita serta Deskripsi Latar dan Tokoh Edwar Djamaris PUSAT BAHASA DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL JAKARTA 2007 Sastra Indonesia Lama Berisi Sejarah: Ringkasan Isi Cerita serta Deskripsi Latar dan Tokoh Edwar Djamaris Diterbitkan pertama kali pada tahun 2007 oleh Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional Jaian Daksinapati Barat IV Rawamangun, Jakarta Timur Hak Cipta Dllindungi Undang-Undang Isi buku ini, baik sebagian maupun seluruhnya, dilarang diperbanyak dalam bentuk apa pun tanpa izin tertulis dari penerbit, kecuali dalam hal pengutipan untuk keperluan penulisan artikel atau karangan ilmiah. Katalog Dalam Terbitan (KDT) 899.29 JAM Djamaris, Edwar S Sastra Indonesia Lama Berisi Sejarah: Ringkasan Isi Cerita serta Deskripsi Latar dan To/co/?/Edwar Djamaris-Jakarta: Pusat Bahasa, 2007 viii, 260 him, 15x21 cm ISBN 978-979-685-663-3 1. KESUSASTRAAN MELAYU KATA PENGANTAR KEPALA PUSAT BAHASA Sastra menggambarkan kehidupan suatu masyarakat, bahkan sastra menjadi ciri identitas suatu bangsa. Melalui sastra, orang dapat meng- identifikasi perilaku kelompok masyarakat, bahkan dapat mengenali peri- laku dan kepribadian masyarakat pendukungnya serta dapat mengetahui kemajuan peradaban suatu bangsa. Sastra Indonesia merupakan cermin kehidupan masyarakat dan peradaban serta identitas bangsa Indonesia. Dalam kehidupan masyarakat Indonesia telah tegadi berbagai perubahan dari waktu ke waktu, baik sebagai akibat tatanan kehidupan dunia dan perkembangan ilmu pengetahuan, kebudayaan, serta teknologi informasi maupun akibat peristiwa alam. Penghayatan fenomena seperti itu yang dipadu dengan estetika telah menghasikan satu karya sastra, baik berupa puisi, cerita pendek, maupun novel. Cerita pendek, misalnya, dapat mem- berikan gambaran tentang kehidupan masyarakat Indonesia pada masanya. Periode awal perkembangan cerita pendek Indonesia dapat memberi gambaran, selain tata kehidupan pada masa itu, kehidupan sastra Indo nesia pada masa tersebut. Penelusuran kembali karya-karya cerita pendek masa itu memiliki makna penting dalam penyempumaan penulisan sejarah sastra Indonesia. Berkenaan dengan hal tersebut dan penelitian yang telah dilakukan para penelitinya, Pusat Bahasa, Departemen Pendidikan Nasional me- nerbitkan hasil penelitian Dr. Bdwar Djamaris, APU dalam buku Sastra Indonesia Lama Berisi Sejarah: Ringkasan Isi Cerita serta Deskripsi Latar dan Tokoh ini. Sebagai pusat informasi tentang bahasa di Indonsia, penerbitan buku ini memiliki manfaat besar bagi upaya pengayaah sumber informasi tentang sastra di Indonesia. Karya penelitian ini diharapkan dapat dibaca oleh segenap lapisan masyarakat Indonesia, terutama mereka yang memiliki minat terhadap sastra di Indonesia. Untuk itu, saya menyampaikan terima kasih dan penghargaan kepada peneliti yang telah 111 menuliskan hasil penelitiannya ini serta kepada Dra. Siti Zahra Yundiafi, M.Hum. sebagai penyunting buku ini. Semoga upaya ini memberi manfaat bagi langkah pembinaan dan pengembangan sastra di Indonesia dan bagi upaya pengembangan sastra dan karya sastra di Indonesia ataupun masyarakat intemasional Jakarta, Mei 2007 Dendy Sugono IV SEKAPUR SIRIH Penelitian yang berjudul Sastra Indonesia Lama Berisi Sejarah: Ringkasan Isi Cerita serta Deskripsi Latar dan Takoh Cerita ini merupakan tugas rutin mandiri saya tahiin 2001—2003. Sastra sejarah dalam sastra Indonesia lama mendapatkan per- hatian yang banyak dari pakar sastxa. Beberapn judul di antara- nya sudah diteliti oleh pakar sastra dalam bentuk disortasi, seperti Hikayat Banjar oleh Ras (1968), Hikayat Aceh oleh Iskandar (1959), dan Tambo Minangkabau oleh Djamaris (1991). Hal ini me- nunjukkan bahwa jenis sastra ini cukup penting dalam.sastra Melayu. Dalam penelitian ini 24 judul cerita berhasil diselesaikan. Pada kesempatan ini saya mengucapkan terima kasih ke- pada Drs. Abdul Rozak Zaidan, M.A., Kepala Bidang Pengem- bangan Sastra, Pusat Bahasa, Departemen Pendidikan Nasional, yang telah memberi tugas ini kepada saya. Ucapan terima kasih yang sama saya sampaikan kepada Dr. Dendy Sugono, Kepala Pusat Bahasa, yang telah menyetujui dan memberi tugas kepada saya melakukan penelitian ini. Ucapan terima kasih juga saya sampaikan kepada berbagai pihak yang tidak saya cantumkan namanya di sini yang telah ikut membantu kelancaran penelitian ini. Mudah-mudahan penelitian ini bermanfaat bagi berbagai pihak, khususnya bagi peneliti sastra sejarah, yang akan melaku- kan penelitian lebih mendalam. Jakarta, 15 Januari 2005 Edwar Djamaris VI DAFTARISI Kata Pengantar Kepala Pusat Bahasa iii Sekapur Sirih v Daftarisi vii Bab I Pendahuluan 1 Bab II Hakikat dan Tujuan Penulisan Sastra Sejarah 6 2.1 Sastra Sejarah 6 2.1.1 Sastra Sejarah dalam Sastra Nusantara 6 2.1.2 Sastra Sejarah dalam Sastra Indonesia Lama 8 2.2 Konvensi Jenis Sastra Sejarah 9 2.2.1 Latar Belakang Perlunya Pembahasan Konvensi Sastra Sejarah 9 2.2.2 Anggapan dan Kepercayaan Masyarakat terhadap Sastra Sejarah 11 2.2.3 Ciri-Ciri Umum Penulisan Sastra Sejarah 14 2.2.4 Corak Penulisan Sastra Sejarah 15 2.2.5 Tujuan Penulisan Sastra Sejarah 17 2.2.6 Simpulan 21 2.3 Beberapa Pendekatan Sastra Sejarah 22 Bab III Rlngkasan Isi Cerita serta Deskripsi Latar danTokoh 24 3.1 Sastra Sejarah di Sumatra 24 vu 3.1.1 Hikayat Aceh 3.1.2 Hikayat Raja-Raja Pasai 3.1.3 Asal Ketumnan Raja Baros 47 3.1.4 Sejarah Tuanku Batu Badan 59 3.1.5 Hikayat Raja-Raja Riau 67 3.1.6 Sejarah Tambusyai ^3 3.1.7 TuhfatAn-Nafis 80 3.1.8 Tambo Minangkabau 3.1.9 Dari Asal-Usuhiya nan Dikata Tuan Gadang di Batipuh - 191 3.1.10 Asal Jagat Pasumah 195 3.1.11 Riwayat Dayang Merindu Jadi Perbuatan Perang dengan Raja Palembang 199 3.1.12 Asal Raja-Raja Palembang 120 3.2 Sastra Sejarah di Jawa 123 3.2.1 Cerita Bandung Bondowoso di Prambanan 123 3.2.2 Sejarah Bledug, Ngembak, dan Jono 128 3.3 Sastra Sejarah di Kalimantan 131 3.3.1 Hikayat Banjar 1^1 3.3.2 Silsilah Kutai 141 3.3.3 TuturCandi 184 3.4 Sastra Sejarah di Nusa Tenggara Barat dan Maluku 171 3.4.1 Cerita Asal Bangsa Jin dan Segala Dewa 171 3.4.2 Sejarah Maluku 181 3.5 Sastra Sejarah di Malaysia 184 3.5.1 Hikayat Merong Mahawangsa 184 3.5.2 Hikayat Negeri Johor 198 3.5.3 Misa Melayu 204 3.5.4 Sejarah Melayu 218 3.6 Sastra Sejarah di Thailand Hikayat Patani 122 Daftar Pustaka 256 vui BAB I PENDAHULUAN Dalam sastra Indonesia lama ada segolongan karya sastra yang berisi sejarah. Karya sastra lama yang berisi sejarah ini cukup banyak mendapat perhatian peneliti sastra. Karya sastra ini berupa naskah. Naskah berisi sejarah adalah karya sastra sejarah, yaitu karya sastra yang mengandung unsur sejarah. Sartono Kartodirdjo(1968), ahli sejarah, menyebut naskah sejarah sebagai historiografi tradisonal, yaitu penulisan sejarah menurut pandangan kepercayaan masya- rakat setempat secara turun-temurun, Sebagai suatu karya sastra, sudah barang tentu ciri-ciri atau sifat suatu karya sastra tercermin dalam naskah berisi sejarah itu. Salah satu unsur karya sastra adalah imajinasi atau fantasi. Di dalam sastra sejarah, unsur sejarah diolah, dicampuradukkan dengan unsur imajinasi, yang dalam sastra lama hal itu berupa dongeng,legenda, atau mite. Unsur tersebut menjadi ciri umum naskah sastra sejarah itu. Itulah sebabnya, dalam sastra sejarah terdapat unsur sejarah yang bercampur aduk dengan dongeng, legenda, atau mite. Saleh (1970:XLIV-XLV) menegaskan bahwa unsur khayal atau dongeng itu tidak dapat dipisahkan dari karya sastra Melayu lama, malahan unsur itu merupakan satu bagian yang penting yang membayangkan segala kepercayaan dan pegangan masyarakat yang melahirkan hikayat-hikayat tersebut. Unsur sejarah dalam sastra sejarah terlihat pada latar dan tokoh cerita. Latar tempat dalam sastra sejarah biasanya dapat dike- tahui dalam kenyataan secara geografis. Hal itu berbeda dengan bentiik karya sastra lama yang lainnya yang tidak bisa dilacak tempat cerita itu berlangsung, tempatnya tidak bisa diketahui secara geografis. Berbeda halnya dengan latar waktu. Waktu teijadinya peristiwa tidak dapat diketahui dengan pasti. Sama halnya dengan karya sastra lama lainnya, waktu berlangsungnya peristiwa dalam sastra sejarah pada zaman dahulu. Tokoh cerita dalam sastra sejarah pada umumnya tercatat dalam sejarah, berbeda dengan tokoh cerita dalam karya sastra lama lainnya yang boleh dikatakan sama sekali tidak dikenal dalam kenyataan. Naskah sastra sejarah dalam sastra Melayu sudah banyak di- teliti, baik sebagai disertasi, skripsi, maupun tulisan ilmiah lainnya, antara lain Silsilah Kutai(Mees, 1935), Hikayat Aceh (Iskandar, 1958), Hikayat Banjar (Ras, 1968), Tambo Minangkabau (Djamaris, 1991), Sejarah Tambusyai (Mutiara, 1980). Di samping itu, sudah banyak pula teks naskah sastra sejarah yang diterbitkan (Lihat Daftar Data). Berdasarkan kenyataan itu, dapat dirumuskan masalah pe- nelitian ini ialah sebagai berikut. (1) Apa isi naskah berisi sejarah itu? (2) Bagaimana latar dan tokoh cerita dalam naskah berisi sejarah? Ruang lingkup penelitian ini adalah inventarisasi karya sastra sejarah, ringkasan isi cerita, serta deskripsi latar dan tokoh cerita dalam karya sastra sejarah dalam sastra Indonesia lama. Mengingat banyaknya jumlah karya sastra sejarah, perlu di- teliti karya sastra sejarah secara keseluruhan agar kita mendapat gambaran yang luas dan menyeluruh tentang ciri-ciri umum,haki- kat, dan tujuan penulisannya. Secara umum,penelitian ini bertujuan memperkenalkan secara menyeluruh karya sastra Indonesia lama berisi sejarah. Sasaran pembaca hasil penelitian ini adalah masyarakat umum, peminat sastra lama, terutama guru, siswa, mahasiswa, dan peneliti sastra.
Recommended publications
  • A Short History of Indonesia: the Unlikely Nation?
    History Indonesia PAGES 13/2/03 8:28 AM Page i A SHORT HISTORY OF INDONESIA History Indonesia PAGES 13/2/03 8:28 AM Page ii Short History of Asia Series Series Editor: Milton Osborne Milton Osborne has had an association with the Asian region for over 40 years as an academic, public servant and independent writer. He is the author of eight books on Asian topics, including Southeast Asia: An Introductory History, first published in 1979 and now in its eighth edition, and, most recently, The Mekong: Turbulent Past, Uncertain Future, published in 2000. History Indonesia PAGES 13/2/03 8:28 AM Page iii A SHORT HISTORY OF INDONESIA THE UNLIKELY NATION? Colin Brown History Indonesia PAGES 13/2/03 8:28 AM Page iv First published in 2003 Copyright © Colin Brown 2003 All rights reserved. No part of this book may be reproduced or transmitted in any form or by any means, electronic or mechanical, including photocopying, recording or by any information storage and retrieval system, without prior permission in writing from the publisher. The Australian Copyright Act 1968 (the Act) allows a maximum of one chapter or 10 per cent of this book, whichever is the greater, to be photocopied by any educational institution for its educational purposes provided that the educational institution (or body that administers it) has given a remuneration notice to Copyright Agency Limited (CAL) under the Act. Allen & Unwin 83 Alexander Street Crows Nest NSW 2065 Australia Phone: (61 2) 8425 0100 Fax: (61 2) 9906 2218 Email: [email protected] Web: www.allenandunwin.com National Library of Australia Cataloguing-in-Publication entry: Brown, Colin, A short history of Indonesia : the unlikely nation? Bibliography.
    [Show full text]
  • Al-Qur'an Dalam Okultisme Nusantara
    RELIGIA ISSN 1411-1632 (Paper) E-ISSN 2527-5992 (Online) Vol. 20, No.1, 2017 Website : http://e-journal.stain-pekalongan.ac.id/index.php/Religia AL-QUR’AN DALAM OKULTISME NUSANTARA (STUDI ATAS TRANSFORMASI AYAT AL-QUR’AN DALAM MANTERA-MANTERA LOKAL) Asep N. Musadad STAI Sunan Pandanaran Yogyakarta email: [email protected] Abstrak: Artikel ini mendiskusikantransformasi ayat-ayat al-Qur’an dalam beberapa mantera lokal di nusantara. Fenomena tersebut merupakan salah satu bentuk resepsi masyarakat lokal terhadap al-Qur’an dalam bingkai okultisme, atau kepercayaan terhadap kekuatan supranatural.Diawali dengan pengantar singkat terkait okultisme nusantara, secara khusus, artikel ini meneliti mantera yang berasal dari Banjar, Jawa- Using, dan Sunda-Priangan.Hal yang ditelusuri adalah terkait model transformasi dan resepsi yang tercermin dalam beberapa mantera bersangkutan. Beberapa temuan memperlihatkan adanya sebuah gambaran yang unik terkait bagaimana al-Qur’an bertransformasi dalam beberapa mantera dengan bentuk yang beragam. Pada akhirnya, ia mencerminkan salah satu persinggungan antara “spektrum” Islam dengan kearifan lokal di nusantara. This article aims to discuss the transformation of Qur’anic verses into local magical spells in the archipelago. This kind of phenomenon is one of the native’s reception of the Qur’an in the light of occultism, namely the belief in supernatural forces. Started with the preliminary sketch on the occultism in the archipelago, this article explores particularly some representative incantations from Banjarese, Javanese-Using, and Sundanese-Priangan. Modes of transformation and reception as represented in the selected incantations are the major discussion here. The findings lead to the unique picture on how the Qur’anic verses were transformed into several incantations with various modes.
    [Show full text]
  • Revealing the Stack Construction on Batak Simalungun and Kulawi Traditional House
    IACSIT International Journal of Engineering and Technology, Vol. 8, No. 3, June 2016 Bolon and Lobo: Revealing The Stack Construction on Batak Simalungun and Kulawi Traditional House Yusfan Adeputera Yusran and Noviani Suryasari custom house in Central Celebes, called lobo, have a Abstract—It has long been known, the ancestors of the similarity on its construction with the bolon of Simalungun. Indonesian have quite advanced knowledge of building This pairing is expected to show that this similarity is not technology in its day. Knowledge of the use of natural materials, merely limited in physically ways, but is also expected to as well as efforts to combine these materials into structural and open up another veil of knowledge related to these construction systems still can be encountered met standing sturdy in custom houses. Among the diversity of form of similarities, like how the pattern of people distribution at that construction that was built by different tribes, on the different time as to how this knowledge could be a mental map of geographical sites, identified several similarities which indicate building in the archipelago. Methodically, this allows the a common thread between traditional houses scattered in result of mixing internally and externally. At least, this archipelago to the Asia Pacific region and even Europe. This research helps us identify more about the process of study offers another perspective of common observations about constructing knowledge for later sought the principles to be a custom house. Identification on the similarities of construction leads us to an understanding of the phenomenon of the spread used in recent times.
    [Show full text]
  • Jumlah Wilayah Kerja Statistik Provinsi Kabupaten Kota Kecamatan Desa
    JUMLAH WILAYAH KERJA STATISTIK BLOK PROVINSI KABUPATEN KOTA KECAMATAN DESA SENSUS 11 ACEH 18 5 287 6.491 16.119 12 SUMATERA UTARA 25 8 422 5.876 40.291 13 SUMATERA BARAT 12 7 176 1.033 15.182 14 RIAU 10 2 157 1.736 18.949 15 JAMBI 9 2 131 1.484 11.404 16 SUMATERA SELATAN 11 4 225 3.205 26.433 17 BENGKULU 9 1 124 1.508 6.588 18 LAMPUNG 12 2 214 2.511 27.867 KEPULAUAN BANGKA 19 BELITUNG 6 1 46 380 4.093 21 KEPULAUAN RIAU 5 2 59 371 5.955 31 DKI JAKARTA 1 5 44 267 31.748 32 JAWA BARAT 17 9 626 5.941 147.158 33 JAWA TENGAH 29 6 573 8.578 116.534 34 D I YOGYAKARTA 4 1 78 438 12.016 35 JAWA TIMUR 29 9 662 8.505 146.183 36 BANTEN 4 4 154 1.545 31.182 51 BALI 8 1 57 716 11.793 52 NUSA TENGGARA BARAT 8 2 116 1.122 18.126 53 NUSA TENGGARA TIMUR 20 1 293 3.052 14.147 61 KALIMANTAN BARAT 12 2 176 1.970 14.666 62 KALIMANTAN TENGAH 13 1 132 1.528 11.475 63 KALIMANTAN SELATAN 11 2 151 2.000 14.300 64 KALIMANTAN TIMUR 10 4 146 1.469 15.111 71 SULAWESI UTARA 11 4 159 1.733 10.446 72 SULAWESI TENGAH 10 1 166 1.903 10.391 73 SULAWESI SELATAN 21 3 304 3.015 23.788 74 SULAWESI TENGGARA 10 2 205 2.159 8.979 75 GORONTALO 5 1 75 732 3.555 76 SULAWESI BARAT 5 0 69 645 3.842 81 MALUKU 9 2 90 1.027 4.850 82 MALUKU UTARA 7 2 112 1.075 4.022 91 PAPUA BARAT 10 1 175 1.441 4.441 94 PAPUA 28 1 389 3.619 11.370 JUMLAH 399 98 6.793 79.075 843.
    [Show full text]
  • Dermaga-Sastra-Indon
    Dermaga Sastra Indonesia Kepengarangan Tanjungpinang dari Raja Ali Haji sampai Suryatati A. Manan komodo books komodo books DERMAGA SASTRA INDONESIA: Kepengarangan Tanjungpinang dari Raja Ali Haji sampai Suryatati A Manan Tim Penyusun: Pelindung: Dra. Hj. Suryatati A. Manan (Walikota Tanjungpinang) Drs. Edward Mushalli (Wakil Walikota Tanjungpinang) Penasehat: Drs. Gatot Winoto, M.T. (Plt. Sekretaris Daerah Kota Tanjungpinang) Penanggung Jawab: Drs. Abdul Kadir Ibrahim, M.T. (Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Tanjungpinang) Ketua: Drs. Jamal D. Rahman, M. Hum. Wakil Ketua: Syafaruddin, S.Sn., M.M. Sekretaris: Said Hamid, S.Sos. Anggota: Drs. Al azhar Drs. H. Abdul Malik, M.Pd. Drs. Agus R. Sarjono, M. Hum. Raja Malik Afrizal Desain dan Visualisi Isi: Drs. Tugas Suprianto Pemeriksa Aksara: Muhammad Al Faris ISBN: 979-98965-6-3-2 Diterbitkan oleh Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Tanjungpinang, Kepulauan Riau bekerja sama dengan Penerbit Komodo Books, Jakarta ii DERMAGA SASTRA INDONESIA WALIKOTA TANJUNGPINANG SAMBUTAN WALIKOTA TANJUNGPINANG Bismillâhirrahmânirrahîm. Assalâmu‘alaikum warahmatullâhi wabarakâtuh. Salam sejahtera bagi kita semua. Encik-encik, Tuan-tuan, Puan-puan, dan para pembaca yang saya hormati, Pertama-tama marilah kita mengucapkan puji syukur kepada Allah SWT., Tuhan Yang Maha Esa, karena atas limpahan rahmat dan karunia-Nya jualah sehingga kita dapat melanjutkan aktivitas dan kreativitas masing-masing dalam rangka mencapai ridha-Nya. Shalawat dan salam senantiasa diucapkan untuk junjungan alam, Nabi Besar Muhammad SAW. Allâhumma shalli ‘alâ saiyidinâ Muhammad. Sidang pembaca yang saya muliakan, Terkait dan terbabit pertumbuhkembangan sastra Indo- nesia modern sampai dewasa ini, sejatinyalah tidak dapat dipisahkan dengan adanya sastra Melayu yang sentralnya antara lain di Pulau Penyengat, Kota Tanjungpinang, sejak berbilang abad yang lampau.
    [Show full text]
  • Negeri Sembilan: Rantau Minangkabau Di Semenanjung Tanah Melayu
    HISTORIA: Jurnal Pendidikan Sejarah, IX, 2 (Desember 2008) NEGERI SEMBILAN: RANTAU MINANGKABAU DI SEMENANJUNG TANAH MELAYU Rahilah Omar dan Nelmawarni ABSTRACT For a long time, the people of Minangkabaus have had strong inclination to leave their original village in search of new settlement besides seeking wealth. In the Minangkabau culture, this practice of leaving one’s home is known as merantau. This practice has caused a strong influence in terms of history, blood ties and cultural linkages especially between the Kingdom of Pagaruyung of Sumatra and Negeri Sembilan and in general the Minangkabaus. The existence of Negeri Sembilan began with the coming of the Minangkabaus perantau to the place. They explored the area and built settlements within these localities. Their roles as pioneer settlers and setting new localities are seen as one of the important aspects in the history of Negeri Sembilan. The Minangkabaus perantau did not only struggle to achieve a better living but had also successfully established a kingdom and instilled the Adat Pepatih as the cultural basis of Negeri Sembilan. Key words: the people of Minangkabaus, Minangkabau, the history of Negeri Sembilan. Rahilah Bt. Omar (Ph.D) adalah seorang Pensyarah di Jabatan Pusat Pengajian Sejarah, Politik dan Strategi, Fakulti Sains Sosial dan Kemanusiaan, Universiti Kebangsaan Malaysia. Lahir pada tanggal 8 Maret 1961. Memperoleh Bachelor of Arts in History, dari University Kebangsaan Malaysia (1992); Master of Arts in History, “The Regicide Of Sultan Mahmud III And The Claim Of Raja Kecik For The Throne Of Johore, 1718” – University Of Hull, England (1996); dan Ph.D. in History (South Sulawesi, Indonesia) dengan judul disertasi “The History Of Boné, A.D.
    [Show full text]
  • Research Title
    THE ROLE OF FEDERALISM IN MITIGATING ETHNIC CONFLICTS IN PLURAL SOCIETIES: NIGERIA AND MALAYSIA IN COMPARATIVE PERSPECTIVE CHUKWUNENYE CLIFFORD NJOKU DEPARTMENT OF INTERNATIONAL RELATIONS AND STRATEGIC STUDIES FACULTY OF ARTS AND SOCIAL SCIENCES UNIVERSITY OF MALAYA KUALA LUMPUR 2015 THE ROLE OF FEDERALISM IN MITIGATING ETHNIC CONFLICTS IN PLURAL SOCIETIES: NIGERIA AND MALAYSIA IN COMPARATIVE PERSPECTIVE CHUKWUNENYE CLIFFORD NJOKU AHA080051 THESIS SUBMITTED IN FULFULMENT OF THE REQUIREMENT FOR THE DEGREE OF DOCTOR OF PHILOSOPHY IN INTERNATIONAL RELATIONS DEPARTMENT OF INTERNATIONAL RELATIONS AND STRATEGIC STUDIES FACULTY OF ARTS AND SOCIAL SCIENCES UNIVERSITY OF MALAYA KUALA LUMPUR 2015 UNIVERSITY OF MALAYA ORIGINIAL LITERARY WORD DECLARATION Name of Candidate: Chukwunenye Clifford Njoku (I/C/Passport No. A06333058) Registration/Matric No: AHA080051 Name of Degree: Doctor of Philosophy Title of Project Paper/Research Report/Dissertation/Thesis (“this Work”): The Role of Federalism in Mitigating Ethnic Conflicts in Plural Societies: Nigeria and Malaysia in Comparative Perspective Field of Study: International Relations I do solemnly and sincerely declare that: (1) I am the sole author/writer of this Work; (2) This Work is original; (3) Any use of work in which copyright exists was done by way of fair dealing and for permitted purposes and any except or extract from, or reference to or reproduction of any copyright work has been disclosed expressly and sufficiently and the title of the work and its authorship have been acknowledged in this
    [Show full text]
  • Revisi Pantas Sejarah Tingkatan 3 © Chekgu Anas 1
    BAB 1: KEDATANGAN KUASA BARAT • Bahasa melayu dan tulisan jawi Tidak Formal 1.1 KESTABILAN DAN KEMAKMURAN NEGARA • Kemahiran bercucuk tanam, menangkap ikan, bertukang 1. Apakah maksud kestabilan? • Ilmu agama, pekerti mulia • Pantun, syair, peribahasa berbentuk ✓ Sistem Pemerintahan tauladan • Sistem Pemerintahan Beraja • Matlamat; membolehkan berdikari • Hierarki Pemerintahan Negeri Sembilan • Amalan dan kepercayaan turun temurun • Sistem Pemerintahan Sarawak • Sistem Pemerintahan Sabah 1.2 FAKTOR KEDATANGAN KUASA BARAT ✓ Perundangan • Undang undang bertulis 3. Apakah faktor kedatangan kuasa barat abad • Contoh: Hukum Kanun Melaka ke 16? • Undang tidak bertulis ✓ Barangan Mewah • Contoh: Adat Perpatih • Rempah ratus, minyak wangi, emas, perak ✓ Hubungan luar • Dari China seperti teh, sutera, tembikar • Dengan negara luar ✓ Pusat Pengumpulan Barang • Politik, ekonomi, sosial • China mahukan emas, perak, bijih timah • Memanfaatkan hubungan dengan yang boleh dijumpai di Kepulauan Melayu pedagang ✓ Pelabuhan Persinggahan • Kebijaksanaan pemerintah • Angin monsun • Berlindung sementara perubahan angin 2. Apakah maksud kemakmuran? • Mengisi bekalan makanan, baiki kapal ✓ Hasil Bumi, Hasil Alam 4. Apakah faktor kedatangan abad ke-17-20? • Bijih timah, emas, perak • Hasil hutan; rempah ratus, damar, rotan ✓ Revolusi Perindustrian • Hasil hutan; kayu kayan, gaharu, cendana. • Abad 17,18- Membolehkan barangan • Hasil laut; sirip ikan yu, timun laut dikeluarkan secara besaran. Mencari ✓ Memanfaatkan Hasil Alam pusat untuk bekalkan bahan mentah
    [Show full text]
  • Daftar Pustaka Daftar Pustaka
    Daftar Pustaka 265 DAFTAR PUSTAKA Abbas, Siradjuddin, 1984a, I‘tiqad Ahlussunnah wal Jama`ah , Jakarta: Pustaka Tarbiyah. ------------------------, 1984b, 40 Masalah Agama , Jil. IV, Jakarta: Pustaka Tarbiyah. Abduh, Muhammad, 1969, Ris>lah at-Tauh}i>d, Tkp: tp. Abdullah, Abdul Rahman Haji, 1997, Pemikiran Islam di Malaysia: Sejarah dan Aliran , Jakarta: Gema Insani Press. Abdullah, H.W. Muhd. Shaghir, 1983, Syekh Muhammad Arsyad al-Banjari Matahari Islam , Pontianak: al-Fathanah. Abdullah, Taufik dan Sharon Shiddique ( ed .), 1988, Tradisi dan Kebangkitan Islam di Asia Tenggara , Jakarta: LP3ES. Abdullah, Taufik, ( ed .), 1992, Sejarah Ummat Islam Indonesia , Jakarta: MUI. Abdullah, M. Amin, 2004, Studi Agama: Normativitas atau Historisitas? , Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Abdullah, Taufik, 1987, Islam dan Masyarakat: Pantuan Sejarah Indonesia, Jakarta: LP3ES. Abdulwahid, Idat, 1991. Kajian Semiotik Folklor (Mantra) di Jawa Barat. Laporan Penelitian. Bandung: Lembaga Penelitian Universitas Padjadjaran. Ahmad, Khursin, 1983, Pesan Islam , penerj. Achsin Mohammad, Bandung: Pustaka. Ahmad, M.M. Zuhuruddin, 1993, Mystic Tendencies in Islam: in the Light of the Qur’an and Traditions, Delhi: Low Price Publications. Amdjad Al-Hafidh, 1999, Keistimewaan dan Peranan Al-Asma Ul-Husna di Zaman Modern, Semarang: Yayasan Majelis Khidmah Al-Asma-Ul-Husna. Amin, M. Masyhur, 1995, Dinamika Islam: Sejarah Transformasi dan Kebangkitan , Yogyakarta: Lembaga Kajian dan Pengembangan Sumber Daya Manusia. Amuli, Jawad, 2003, Hikmah dan Makna Haji , Bogor: Cahaya. Albanese, Cahtherine L., 1999, America Religions and Religion , 3rd Edition, Albany, NY: Wadsworth Publishing Company. Ali, Abdullah Yusuf, 1983, The Holy Qur’an, Text, Translation and Commentary , Brentwood, Maryland: Amana Corp. Ali, Maulana Muhammad, 1991, Holy Qur’an: Arabic Text, English Translation and Com- mentary , Seventh Edition, U.S.A.: Ahmadiyah Anjuman Isha`at Islam, Lahore, Inc.
    [Show full text]
  • Bentuk-Bentuk Mitos Dalam Cerita Rakyat Banjar the Myth Types in Banjar’S Folklore
    Tuah Talino Volume 12 Nomor 1 Edisi Juli 2018 Balai Bahasa Kalimantan Barat BENTUK-BENTUK MITOS DALAM CERITA RAKYAT BANJAR THE MYTH TYPES IN BANJAR’S FOLKLORE Saefuddin Balai Bahasa Kalimantan Selatan [email protected] ABSTRAK Masalah yang dikaji dalam penelitian ini ialah bagaimana bentuk- bentuk mitos dalam cerita rakyat Banjar. Tujuan penelitian ini akan mengungkap bentuk-bentuk mitos dalam cerita rakyat Banjar. Cerita rakyat yang berbentuk mite ialah salah satu jenis sastra lama dan bersifat anonim. Cerita mitos bukan milik perseorangan, tetapi dihasilkan oleh masyarakat. Penyebarannya dilakukan dari mulut ke mulut. Mitos secara umum berhubungan dengan kisah-kisah tentang keajaiban dan erat hubungannya dengan kepercayaan terhadap dewa- dewa mendapat tempat luas dalam masyarakat. Kisah-kisah mitos dapat dilihat pada cerita rakyat Banjar, salah satunya ialah cerita Puteri Junjung Buih yang menceritakan tentang manusia yang lahir dari hasil pertapaan dan manusia lahir dari buih. Metode yang digunakan dalam penelitian ini ialah metode deskriptif-kualitatif. Metode deskriptif ialah suatu metode untuk memperoleh informasi tentang narasi dalam cerita mitos secara lebih terperinci. Hasil penelitian memberi gambaran tentang bentuk-bentuk mitos dalam cerita rakyat Banjar di Kalimantan Selatan. Kata kunci: Mitos, cerita rakyat Banjar ABSTRACT The problem which is discussed in this study is how the types of myth in Banjar’s foklore are. The aim of this study is to reveal the types of myth in Banjar’s folklore. The myth in folklore is one of old literatures and is anonymous. Myth is not belong to an individual, but it is produced by a society. The dissemination was done from mouth to mouth.
    [Show full text]
  • Region Kabupaten Kecamatan Kelurahan Alamat Agen Agen Id Nama Agen Pic Agen Jaringan Kantor
    REGION KABUPATEN KECAMATAN KELURAHAN ALAMAT AGEN AGEN ID NAMA AGEN PIC AGEN JARINGAN_KANTOR NORTHERN SUMATERA ACEEH UTARA DEWANTARA ULEE PULO GAMPONG ULEE PULO 213IB0107P000076 INDI CELL INDIRA MAYA RISWADANA PENSION LHOKSEUMAWE NORTHERN SUMATERA ACEEH UTARA SEUNUDDON ALUE CAPLI DUSUN MATANG ARON 213IB0115P000048 DUA PUTRA MANDIRI RATNA JELITA PENSION LHOKSEUMAWE NORTHERN SUMATERA ACEH BESAR BAITUSSALAM BAET DUSUN KRUENG CUT 213IA0115P000031 KIOS NASI IBU BETA SURYANI PENSION BANDA ACEH NORTHERN SUMATERA ACEH BESAR BAITUSSALAM BAET JL LAKSAMANA MALAHAYATI 213IA0115P000039 KIOS WARKOP PAYONG 1903 HERI DARMANSYAH PENSION BANDA ACEH NORTHERN SUMATERA ACEH BESAR BAITUSSALAM BAET JL LAKSAMANA MALAHAYATI 213IA0115P005130 MOCHY CELL ERNI PENSION BANDA ACEH NORTHERN SUMATERA ACEH BESAR BAITUSSALAM BAET JL LAKSAMANA MALAHAYATI 213IA0115P010046 KIOS ARRAHMAN ARAHMAN KAUNUS PENSION BANDA ACEH NORTHERN SUMATERA ACEH BESAR BAITUSSALAM BAET JL LAKSAMANA MALAHAYATI 213IA0115P000026 KIOS ZAIMAN ZAIMAN NURDIN S.PT PENSION BANDA ACEH NORTHERN SUMATERA ACEH BESAR BAITUSSALAM CADEK JL LAKSAMANA MALAHAYATI 213IA0115P010008 ARITA NEW STEEL MASRI PENSION BANDA ACEH NORTHERN SUMATERA ACEH BESAR BAITUSSALAM CADEK JL LAKSAMANA MALAHAYATI 213IA0115P005091 USAHA HIJRAH SYAIF ANNUR PENSION BANDA ACEH NORTHERN SUMATERA ACEH BESAR BAITUSSALAM CADEK JL MALAHAYATI 213IA0115P005080 USAHA BARU T ISKANDAR PENSION BANDA ACEH NORTHERN SUMATERA ACEH BESAR BAITUSSALAM CADEK JL. LAKSAMANA MALAHAYATI 213IA0115P000004 PUTRA MAMA ANWARDI PENSION BANDA ACEH NORTHERN SUMATERA ACEH
    [Show full text]
  • Inventory of the Oriental Manuscripts of the Library of the University of Leiden
    INVENTORIES OF COLLECTIONS OF ORIENTAL MANUSCRIPTS INVENTORY OF THE ORIENTAL MANUSCRIPTS OF THE LIBRARY OF THE UNIVERSITY OF LEIDEN VOLUME 7 MANUSCRIPTS OR. 6001 – OR. 7000 REGISTERED IN LEIDEN UNIVERSITY LIBRARY IN THE PERIOD BETWEEN MAY 1917 AND 1946 COMPILED BY JAN JUST WITKAM PROFESSOR OF PALEOGRAPHY AND CODICOLOGY OF THE ISLAMIC WORLD IN LEIDEN UNIVERSITY INTERPRES LEGATI WARNERIANI TER LUGT PRESS LEIDEN 2007 © Copyright by Jan Just Witkam & Ter Lugt Press, Leiden, The Netherlands, 2006, 2007. The form and contents of the present inventory are protected by Dutch and international copyright law and database legislation. All use other than within the framework of the law is forbidden and liable to prosecution. All rights reserved. No part of this publication may be reproduced, translated, stored in a retrieval system, or transmitted in any form or by any means, electronic, mechanical, photocopying, recording or otherwise, without prior written permission of the author and the publisher. First electronic publication: 17 September 2006. Latest update: 30 July 2007 Copyright by Jan Just Witkam & Ter Lugt Press, Leiden, The Netherlands, 2006, 2007 2 PREFACE The arrangement of the present volume of the Inventories of Oriental manuscripts in Leiden University Library does not differ in any specific way from the volumes which have been published earlier (vols. 5, 6, 12, 13, 14, 20, 22 and 25). For the sake of brevity I refer to my prefaces in those volumes. A few essentials my be repeated here. Not all manuscripts mentioned in the present volume were viewed by autopsy. The sheer number of manuscripts makes this impossible.
    [Show full text]