Kearifan Lokal Modifikasi Potensi Place Identity Geriten Karo

Total Page:16

File Type:pdf, Size:1020Kb

Kearifan Lokal Modifikasi Potensi Place Identity Geriten Karo s KEARIFAN LOKAL MODIFIKASI POTENSI PLACE IDENTITY GERITEN KARO KEYNOTE SPEAKER D Lindarto Departemen Arsitektur Fakultas Teknik Universitas Sumatera Utara Medan. Indonesia. Email : [email protected] ABSTRAK Perkembangan arsitektur dunia diwarnai usaha memunculkan kekhususan ciri lokalitas / regionalisme keunikan tempat. Ditengah demolisi kemusnahan artefak arsitektur adat, penggiat arsitektur Nusantara mencoba mengabadikan dalam bentuk kertas kerja dengan semangat pengungkapan kecerdasan arsitektur Nusantara yang setara dengan pengetahuan arsitektur dunia. Tulisan ini mengungkap kecerdasan arsitektural berupa unsur pembentuk place identity yang terdapat pada geriten Karo. Secara fenomenologis, analisis dilakukan dengan metode deskriptif model Ricoeur dan teknik retorika. Pembahasan melingkupi transformasi geriten, obyek geriten-rumah, geriten-ladang, geriten artifisial, Terungkap bahwa Geriten (selain jambur) merupakan rujukan modifikasi unsur rancang bangunnya untuk beragam fungsi di masa kini. Hal ini menunjukkan bahwa geriten mempunyai unsur daya ungkit pembentuk identitas dalam ungkapan penanda tempat (landmark) antara lain elastisitas ketinggian (vertikalitas), ornamentasi, setting, distinctivenenss, occasion, boundary, orientation, rhythm. Geriten sebagai salah satu dari kecerdasan Nusantara merupakan modal kekayaan lokalitas yang potensial untuk membangun arsitektur berjati diri. Nusantara menanti kajian pengungkapan kecerdasan arsitektur Nusantara lainnya untuk bersanding dengan pengetahuan dunia. Kata Kunci : kearifan lokal, place identity, geriten Karo PENDAHULUAN kemampuan intuisi/perasaan manusia Nusantara [3] . Perkembangan arsitektur dunia masa kini diwarnai oleh usaha untuk memunculkan Tuntutan pengungkapan regionalisme kembali kekhususan ciri lokalitas yang arsitektur Nusantara dicanangkan oleh kemudian dilafalkan menjadi regionalisme Prijotomo dikatakannya bahwa dalam upaya dengan tampilan keunikan jati diri tempat [1] berarsitektur kiwari menjadi halal dilakukan Kehendak untuk memperlihatkan identitas penghadiran kembali segenap ungkapan dan lokal dan potensi olah rancang bangun yang komponen arsitektur klasik atau daerah atau berbeda antar tempat dianggap menjadi suatu tradisional guna melihatkan identitas atau keharusan dan populer sebagai pokok bahasan jatidiri bangsa (arsitektur klasik=arsitektur narasi maupun praksis di era abad XII [2] nusantara)[4]. Metode olah pikir yang Fenomena demikian berlangsung juga di ditawarkan antara lain dengan menempatkan Indonesia melalui diskusi panjang atas nama arsitektur tradisional sebagai rekaman arsitektur Nusantara. pengetahuan Arsitektur Nusantara, kemudian membangun arsitektur Nusantara sebagai Sejauh ini para penggiat arsitektur Nusantara pengetahuan arsitektur yang dapat digunakan telah menghasilkan banyak kertas kerja dalam untuk membuat arsitektur yang menusantara rangka mengungkap kecerdasan arsitektur disatu pihak dan menjadikan arsitektur Nusantara ditengah ironi kemusnahan artefak Nusantara sebagai warga arsitektur dunia di arsitektur Nusantara itu sendiri. Semangat yang pihak yang lain[5]. melandasi adalah pemahaman bahwa pengetahuan arsitektur nusantara mempunyai Tulisan ini merupakan pengungkapan ke-cerdas-an sebagai kemampuan otak/nalar; kecerdasan arsitektur Nusantara sebagai tapi juga mempunyai ke-cerdik-an sebagai pelengkapan mosaik-mosaik pengetahuan arsitektur Nusantara yang telah banyak Seminar Nasional “Kearifan Lokal dala Keberagaman untuk Pembangunan Indonesia” 11 Departemen Arsitektur, Fakultas Teknik, Universitas Sumatera Utara Kearifan Lokal Modifikasi Potensi Place Identity Geriten Karo s diungkapkan penggiat narasi arsitektur dalam METODE PENELITIAN berbagai konteks misalnya struktur [6], ruang arsitektural Jawa [7] Istilah kecerdasan Penelitian ini bermula dari ungkapan Nusantara [8], lokalitas arsitektural Nusantara Prijotomo bahwa beragamnya karya arsitektur [9] Tulisan ini ibarat pengungkapan selubung yang mencerminkan keberagaman etnis dan demi selubung lipatan pengetahuan arsitektur budaya menunjukan adanya kesetempatan / yang akan mengkayakan khasanah arsitektur di lokalitas yang luar biasa dtengah pemikiran Nusantara dalam upaya perwujudan arsitektur tentang kesemestaan/globalitas yang memang di Indonesia yang berjati diri. bersifat umum [17]. Karenanya penelitian ini akan mengungkap kecerdasan lokal arsitektur Di pulau Sumatera utamanya di Sumatera Geriten dengan koridor kesemestaan Utara setidaknya terdapat tujuh etnis pengetahuan ‘penanda tempat’ arsitektural. mengemuka yaitu Nias, Pak-Pak Dairi, Melayu, Mandailing, Batak Toba, Batak Perubahan arsitektur geriten Karo merupakan Simalungun dan Karo. Suku Karo tinggal di fenomena artefak. karenanya perlakuan dataran tinggi 1300 m dpl di lereng gunung fenomenologis menjadi pilihan mengungkap Sinabung dan Sibayak Kabupaten Tanah Karo. unsur kreasi Geriten sebagai penanda tempat Masyarakat Karo sebagian masih penganut (place identity). Dengan menggunakan metode Pemena atau Pabegu selain pemeluk agama kualitatif naturalistik / fenomenologi, menarik Islam atau Kristen. Masa kini permukiman kesimpulan penelitian secara induktif dari Karo yang masih cukup terawat ada di desa tema-tema temuan lapangan, mengabstraksikan Lingga Kabupaten Karo sejauh 4,5 km dari ibu realitas ke dalam konstruksi konsepsual dan kota Kabanjahe. menggunakan peneliti sebagai instrumen utama penelitian [18]. Analisis dilakukan dengan metode deskriptif dan teknik retorika Suatu pemukiman rumah Karo yang disebut [19]. Model telaah kritis Paul Ricoeur Kuta terdiri atas beberapa rumah Si Waluh digunakan dalam melakukan interpretasi Jabu (rumah tinggal), Sapo page (lumbung tekstual mendeskripsikan suatu fenomena padi), Jambur (balai berkumpul), Jambur dalam bentuk narasi [20]. lesung (tempat menumbuk padi) dan Geriten (tempat tulang moyang). Eksistensi geriten HASIL DAN PEMBAHASAN terlihat di tengah kemusnahan type rumah Karo (tercatat tahun 2017 desa Lingga Jelajah Arsitektur Geriten menyisakan hanya 3 bangunan siwaluh jabu, jambur lesung dan geriten). Arsitektur yang Penggunaan nama Geriten sering disebut geriten oleh masyarakat kini hanya dipertukarkan dengan Jambur karena bentuk menunjuk kepada hiasan tugu, gerbang desa yang hampir typikal. Geriten lebih kecil dari jauh dari kesan sakral sumber keteladanan jambur dengan ukuran sekitar 2,5 meter x 2,5 nenek moyang. Khasanah kecerdasan meter. Geriten tegak diatas tiang, bagian atas arsitektur Nusantara Karo sendiri telah banyak berdinding sebagai tempat menyimpan ditelaah dari sisi keberadaan geriten di tulang-belulang mereka yang meninggal lapangan Merdeka [10], budaya dan ritual cawir metua (lanjut usia). Jenis kematian ini arsitektur Karo [11], arsitektur Karo dianggap paling mulia pada budaya Karo. menanggapi bencana [12], budaya religi dan Penyimpanan tulang belulang arsitektur Karo [13], ritual pembangunan diselenggarakan dengan ritual adat rumah Karo [14]. elemen pembentuk visual, Ngampeken Tulan-Tulan (Ngampeken = spatial dan struktural arsitektur Karo [15]. mengambil / mengumpulkan kembali, Tulan- simbol dan makna Gerga rumah Karo [16]. tulan = Tulang). juga dikatakan Muat Tulan- Dengan memperhatikan kebertahanan Tulan, yang diadakan di Jambur. arsitektur Geriten maka menarik untuk diungkapkan unsur yang meneguhkan geriten sehingga bentukannya tetap diminati dalam berbagai kreasi arsitektur Karo masa kini. Seminar Nasional “Kearifan Lokal dala Keberagaman untuk Pembangunan Indonesia” 12 Departemen Arsitektur, Fakultas Teknik, Universitas Sumatera Utara D Lindartos Penjelajahan arsitektur geriten ini adalah pengungkapan unsur kearifan lokal (local genius) yang dikiaskan sebagai berikut : “....the sum of cultural characteristic which the vast majority of people have in common as a result of their experiences in early life…” yaitu keseluruhan ciri-ciri kebudayaan yang dimiliki oleh suatu masyarakat/bangsa sebagai hasil pengalaman mereka di masa lampau) [21]. Dengan demikian konteks bahasan lebih merupakan jelajah yang melibatkan idiom arsitektural dan antropologi secara resiprokal. Kemenjadian bentuk rumah tulang / geriten Gambar 1. Geriten (schedelhuisje) en rijstschuren, Soerbati. 1914-1919 secara umum dipengaruhi oleh beberapa aspek Sumber : www.gobatak.com sebagaimana pendapat bahwa ‘…Bentuk rumah dimodifikasi oleh keadaan iklim juga Keragaman sosial masyarakat Karo dan metode konstruksi, ketersediaan material dan kreasi tukang berpengaruh terhadap teknologi, sebagai faktor pembentuk penampilan bentuk dan ornamentasi geriten. pendukung [22] Ornamentasi geriten menggambarkan strata Rancang bangun arsitektur kematian suku sosial dan profesi semasa hidupnya orang Karo mulanya menegakkan wadah sederhana yang ‘dinaikkan’ tulang-belulangnya. berstruktur bambu seperti tempat sesaji sebagai Ornamentasi geriten serupa dengan ornamen pengabadian moyang yang telah meninggal rumah tinggal dalam bentuk maupun makna (gambar 3). simbolisnya. Pada melen-melen/pendungi dibubuhkan ornamen tapak raja sulaiman dan teger tudung bermakna kewibawaan dan keagungan. Ornamen pengeret-ret (cicak) sebagai pengikat derpih dinding kayu bermakna ikatan kekeluargaan serta penolak bala. Di bagian pucuk bubung atap terpasang ornamen tanduk kerbo dipercaya sebagai penjaga geriten, penolak bala. Sejak jaman penjajahan Jepang di Indonesia, geriten telah menjadi bangunan yang menarik sehingga terpampang pada mata uang Dai Nippon sebagai salah satu ikon bangunan Indonesia. Setting menunjukkan adanya kedekatan (proximity) yang erat antara geriten dengan rumah Si waluh jabu, jambur,
Recommended publications
  • Profil Kabupaten Karo
    LAPORAN AKHIR BANTEK Penyusunan RPIJM Bidang Cipta Karya Kabupaten Karo 2015- 2019 Bab 2. PROFIL KABUPATEN KARO 2.1. WILAYAH ADMINISTRASI Kabupaten Karo merupakan salah satu daerah di Provinsi Sumatera Utara yang terletak di dataran tinggi pegunungan Bukit Barisan yang berada pada ketinggian 120 – 1600 m di atas permukaan laut. Ibukota kabupaten adalah Kabanjahe yang berjarak 75 Km atau 1,5 jam perjalanan darat dari Kota Medan, ibukota Provinsi Sumatera Utara. Di dataran tinggi Karo ini bisa ditemukan indahnya nuansa alam pegunungan dengan udara yang sejuk dan berciri khas daerah buah dan sayur. Di daerah ini juga bisa kita nikmati keindahan Gunung berapi Sibayak yang masih aktif dan berlokasi di atas ketinggian 2.172 meter dari permukaan laut. Arti kata Sibayak adalah Raja. Berarti Gunung Sibayak adalah Gunung Raja menurut pengertian nenek moyang suku Karo. Secara geografis letak Kabupaten Karo berada di antara 2o50’-3o19’ LU dan 97o55’-98o38’ BT dengan luas 2.127,25 Km2 atau 2,97% dari luas Provinsi Sumatera Utara dengan batas-batas wilayah sebagai berikut: . Sebelah Utara berbatasan dengan Kabupaten Langkat dan Deli Serdang . Sebelah Timur berbatasan dengan Kabupaten Simalungun dan Deli Serdang . Sebelah Selatan berbatasan dengan Kabupaten Dairi dan Kabupaten Toba Samosir . Sebelah Barat berbatasan dengan Kabupaten Aceh Tenggara/Provinsi NAD. Secara administrasi Kabupaten Karo terdiri dari 17 kecamatan dan 269 desa/kelurahan (259 desa dan 10 kelurahan). Pusat Pemerintahan Kabupaten Karo berada di Kabanjahe. Page | II - 1 LAPORAN AKHIR
    [Show full text]
  • Revealing the Stack Construction on Batak Simalungun and Kulawi Traditional House
    IACSIT International Journal of Engineering and Technology, Vol. 8, No. 3, June 2016 Bolon and Lobo: Revealing The Stack Construction on Batak Simalungun and Kulawi Traditional House Yusfan Adeputera Yusran and Noviani Suryasari custom house in Central Celebes, called lobo, have a Abstract—It has long been known, the ancestors of the similarity on its construction with the bolon of Simalungun. Indonesian have quite advanced knowledge of building This pairing is expected to show that this similarity is not technology in its day. Knowledge of the use of natural materials, merely limited in physically ways, but is also expected to as well as efforts to combine these materials into structural and open up another veil of knowledge related to these construction systems still can be encountered met standing sturdy in custom houses. Among the diversity of form of similarities, like how the pattern of people distribution at that construction that was built by different tribes, on the different time as to how this knowledge could be a mental map of geographical sites, identified several similarities which indicate building in the archipelago. Methodically, this allows the a common thread between traditional houses scattered in result of mixing internally and externally. At least, this archipelago to the Asia Pacific region and even Europe. This research helps us identify more about the process of study offers another perspective of common observations about constructing knowledge for later sought the principles to be a custom house. Identification on the similarities of construction leads us to an understanding of the phenomenon of the spread used in recent times.
    [Show full text]
  • Jumlah Wilayah Kerja Statistik Provinsi Kabupaten Kota Kecamatan Desa
    JUMLAH WILAYAH KERJA STATISTIK BLOK PROVINSI KABUPATEN KOTA KECAMATAN DESA SENSUS 11 ACEH 18 5 287 6.491 16.119 12 SUMATERA UTARA 25 8 422 5.876 40.291 13 SUMATERA BARAT 12 7 176 1.033 15.182 14 RIAU 10 2 157 1.736 18.949 15 JAMBI 9 2 131 1.484 11.404 16 SUMATERA SELATAN 11 4 225 3.205 26.433 17 BENGKULU 9 1 124 1.508 6.588 18 LAMPUNG 12 2 214 2.511 27.867 KEPULAUAN BANGKA 19 BELITUNG 6 1 46 380 4.093 21 KEPULAUAN RIAU 5 2 59 371 5.955 31 DKI JAKARTA 1 5 44 267 31.748 32 JAWA BARAT 17 9 626 5.941 147.158 33 JAWA TENGAH 29 6 573 8.578 116.534 34 D I YOGYAKARTA 4 1 78 438 12.016 35 JAWA TIMUR 29 9 662 8.505 146.183 36 BANTEN 4 4 154 1.545 31.182 51 BALI 8 1 57 716 11.793 52 NUSA TENGGARA BARAT 8 2 116 1.122 18.126 53 NUSA TENGGARA TIMUR 20 1 293 3.052 14.147 61 KALIMANTAN BARAT 12 2 176 1.970 14.666 62 KALIMANTAN TENGAH 13 1 132 1.528 11.475 63 KALIMANTAN SELATAN 11 2 151 2.000 14.300 64 KALIMANTAN TIMUR 10 4 146 1.469 15.111 71 SULAWESI UTARA 11 4 159 1.733 10.446 72 SULAWESI TENGAH 10 1 166 1.903 10.391 73 SULAWESI SELATAN 21 3 304 3.015 23.788 74 SULAWESI TENGGARA 10 2 205 2.159 8.979 75 GORONTALO 5 1 75 732 3.555 76 SULAWESI BARAT 5 0 69 645 3.842 81 MALUKU 9 2 90 1.027 4.850 82 MALUKU UTARA 7 2 112 1.075 4.022 91 PAPUA BARAT 10 1 175 1.441 4.441 94 PAPUA 28 1 389 3.619 11.370 JUMLAH 399 98 6.793 79.075 843.
    [Show full text]
  • Traditional Historiography Facts in Regional Local Works ''MERGA PURBA" People Story in Karo Regency
    Traditional Historiography Facts in Regional Local Works ''MERGA PURBA" People Story in Karo Regency Hariadi Susilo1 , Asni Barus2, Salliyanti 3 1 Lecturer of Faculty of Humanities, University of Sumatera Utara, Jl Universitas Number 19 Campus USU Medan 20155 2 Asni Barus, Lecturer at the Faculty of Cultural Sciences, University of Sumatera Utara, Jl Universitas Number 19 Campus USU Medan 20155 3 Salliyanti Lecturer Faculty of Cultural Sciences, University of Sumatera Utara, Jl. Unversitas Number 19 Campus USU Medan 2015 Keywords: Methods, ethnographic aspects, and historiographic facts. Abstract: The method of research is qualitative research data type, research data source consists of primary and secondary data. Source of primary data of fact of traditional historiography in literature dearah "Merga Purba" folklore in Karo Regency at research location in Seribudolok, Pematangpurba, which examined the ethnography aspect by doing observation, historiografi fact finding Traditional Literature, (1) Myth of integrity of this path revealed in the story "Merga Purba" where the existence of trust to the magic shaman, Dukun sakti Guru Pakpak Tujuh Sejalan can predict give a virtue for himself that the youngest son should be removed or thrown away from the family looking for medication mist sadness of the King of Ancient. (2) The Legend of Thorns and decorated with seven springs of seeds in Lau Gendek Berastagi, the place is still considered sacred by the community. (3) Dongeng an angel whose parents are a sister bird and a snake. (4) folklore that there is still animism and things that may not make sense. (5) The idea of this story tells about the youngest son of King Merga Purba who later became the main character in this story that is Merga Purba.
    [Show full text]
  • Region Kabupaten Kecamatan Kelurahan Alamat Agen Agen Id Nama Agen Pic Agen Jaringan Kantor
    REGION KABUPATEN KECAMATAN KELURAHAN ALAMAT AGEN AGEN ID NAMA AGEN PIC AGEN JARINGAN_KANTOR NORTHERN SUMATERA ACEEH UTARA DEWANTARA ULEE PULO GAMPONG ULEE PULO 213IB0107P000076 INDI CELL INDIRA MAYA RISWADANA PENSION LHOKSEUMAWE NORTHERN SUMATERA ACEEH UTARA SEUNUDDON ALUE CAPLI DUSUN MATANG ARON 213IB0115P000048 DUA PUTRA MANDIRI RATNA JELITA PENSION LHOKSEUMAWE NORTHERN SUMATERA ACEH BESAR BAITUSSALAM BAET DUSUN KRUENG CUT 213IA0115P000031 KIOS NASI IBU BETA SURYANI PENSION BANDA ACEH NORTHERN SUMATERA ACEH BESAR BAITUSSALAM BAET JL LAKSAMANA MALAHAYATI 213IA0115P000039 KIOS WARKOP PAYONG 1903 HERI DARMANSYAH PENSION BANDA ACEH NORTHERN SUMATERA ACEH BESAR BAITUSSALAM BAET JL LAKSAMANA MALAHAYATI 213IA0115P005130 MOCHY CELL ERNI PENSION BANDA ACEH NORTHERN SUMATERA ACEH BESAR BAITUSSALAM BAET JL LAKSAMANA MALAHAYATI 213IA0115P010046 KIOS ARRAHMAN ARAHMAN KAUNUS PENSION BANDA ACEH NORTHERN SUMATERA ACEH BESAR BAITUSSALAM BAET JL LAKSAMANA MALAHAYATI 213IA0115P000026 KIOS ZAIMAN ZAIMAN NURDIN S.PT PENSION BANDA ACEH NORTHERN SUMATERA ACEH BESAR BAITUSSALAM CADEK JL LAKSAMANA MALAHAYATI 213IA0115P010008 ARITA NEW STEEL MASRI PENSION BANDA ACEH NORTHERN SUMATERA ACEH BESAR BAITUSSALAM CADEK JL LAKSAMANA MALAHAYATI 213IA0115P005091 USAHA HIJRAH SYAIF ANNUR PENSION BANDA ACEH NORTHERN SUMATERA ACEH BESAR BAITUSSALAM CADEK JL MALAHAYATI 213IA0115P005080 USAHA BARU T ISKANDAR PENSION BANDA ACEH NORTHERN SUMATERA ACEH BESAR BAITUSSALAM CADEK JL. LAKSAMANA MALAHAYATI 213IA0115P000004 PUTRA MAMA ANWARDI PENSION BANDA ACEH NORTHERN SUMATERA ACEH
    [Show full text]
  • Kajian Morfologi Kecamatan Kabanjahe Ditinjau Dari Aspek Fisik Ekologi (Tahun 2010-2019)
    KAJIAN MORFOLOGI KECAMATAN KABANJAHE DITINJAU DARI ASPEK FISIK EKOLOGI (TAHUN 2010-2019) TESIS OLEH RIZKY RAMADHAN BATUBARA 167020008/AR FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2020 Universitas Sumatera Utara KAJIAN MORFOLOGI KECAMATAN KABANJAHE DITINJAU DARI ASPEK FISIK EKOLOGI (TAHUN 2010-2019) TESIS Untuk Memperoleh Gelar Magister Teknik Dalam Program Studi Teknik Arsitektur Pada Fakultas Teknis Universitas Sumaterta Utara Oleh RIZKY RAMADHAN BATUBARA 167020008/AR FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2020 Universitas Sumatera Utara PERNYATAAN KAJIAN MORFOLOGI KECAMATAN KABANJAHE DITINJAU DARI ASPEK FISIK EKOLOGI (TAHUN 2010-2019) TESIS Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam tesis ini tidak terdapat karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu perguruan tinggi, dan sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis diacu dalam naskah ini dan disebutkan dalam daftar pustaka. Medan, 14 November 2019 ( Rizky Ramadhan Batubara ) NIM. 167020008 Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara Telah diuji pada Tanggal: 14 November 2019 Panitia Penguji Tesis Ketua Komisi Penguji : Beny O. Y. Marpaung, ST, MT, PhD, IPM Anggota Komisi Penguji : 1. Dr. Wahyu Utami, ST, MT 2. Ir. Nurlisa Ginting, M. Sc, PhD, IPM 3. Dr. Ir. Dwira Nirfalini Aulia, M.Sc, IPM 4. Hilma Tamiami Fachruddin, ST, M.Sc, PhD Universitas Sumatera Utara ABSTRAK Erupsi Gunung Sinabung sejak tahun 2010 berdampak memesatnya perkembangan fisik kota pada Kecamatan Kabanjahe (dataran tinggi), sebagai daerah evakuasi pengungsi korban bencana. Pesat perkembangan fisik kota belum ditangani secara maksimal ditandai dengan infrastruktur jaringan jalan yang belum terpadu dan perkembangan fisik kota (massa bangunan) menyebar secara organik tanpa panduan yang jelas.
    [Show full text]
  • Career Development for BPJS Kesehatan Kabanjahe Employees PJAEE, 17 (6) (2020)
    Career Development for BPJS Kesehatan Kabanjahe Employees PJAEE, 17 (6) (2020) CAREER DEVELOPMENT FOR BPJS KESEHATAN KABANJAHE EMPLOYEES Conie Nopinda Br Sitepu1 Vina Maria Ompusunggu1 Jupianus Sitepu1 Ingan Ukur Br Sitepu2 Mardhatillah3 Universitas Quality, Medan, Indonesia1 Universitas Quality Berastagi, Indonesia2 STKIP Bina Bangsa Meulaboh3 [email protected] [email protected] Conie Nopinda Br Sitepu, Vina Maria Ompusunggu, Jupianus Sitepu, Ingan Ukur Br Sitepu, Mardhatillah, Career Development for BPJS Kesehatan Kabanjahe Employees- Palarch’s Journal Of Archaeology Of Egypt/Egyptology 17(7),ISSN 1567-214x Abstract— Employee development at the Kabanjahe Branch of BPJS Kesehatan Office identifies gaps in increasing employee performance. The research objective is to analyze the relationship between employees' work performance and career development at BPJS Kesehatan Kabanjahe. The research method used classical assumptions and hypothesis testing. The result of the research is that part, the variable of work performance has a good and significant relationship to the career development variable of BPJS Kesehatan Kabanjahe Branch. Keywords— Job Performance, Career Development, BPJS, Kabanjahe. 1. Introduction Job performance is closely related to career development because a fair work performance assessment will lead to a promising career, such as promotion and promotion. Samsudin (2014: 159) states, "work performance is the level of task implementation achieved by someone with existing abilities and the limits set for achieving
    [Show full text]
  • Alteration of Traditional Batak Toba's Culture Consequence of the Time Development
    Journal of Engineering Research and Education Vol. 7 (2013) 1-11 Alteration of traditional Batak Toba's culture consequence of the time development Meyga Fitri Handayani, ST, MT and Ir. Dharma Widya, MT Dosen Jurusan Teknik Arsitektur, Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan, Institut Teknologi Medan. [email protected] ABSTRACT Traditional architecture is the expression of the human creation which is one of the element cultures grow and evolve along with the growth and development of the cultural community, ethnic, or nation that elements in form persist for a long time frame but accordance with the development and growth of a community or ethnic pertinent. Toba Batak society has known the residential area as they lived, called Huta (village). The district is a territorial form of Tobanese. In one Huta, there are several houses and barns. Currently Huta was much abandoned and some of them still stay to make alteration in shape of the buildings they occupied. Alteration times give occasion to good changes, whether it caused by internal factors as well as external factors and indirectly will fade and mixed completely as one. The movement culture process in Toba Batak has given occasion to the movement culture that contained in the traditional architecture as well, such as alteration of the building physical that began to change in accordance with current needs. It is necessary to anticipate of these alterations by doing some adjustments. To find out the alteration that happened in the Toba Batak Traditional Architecture then conducted observations in the field so that will obtained whatever that influence these alterations mentioned and is there any part of the culture that still maintained.
    [Show full text]
  • IV. KEADAAN UMUM LOKASI A. Gambaran Umum Kabupaten Karo
    IV. KEADAAN UMUM LOKASI A. Gambaran Umum Kabupaten Karo Kabupaten Karo merupakan salah satu kabupaten yang berada di Provinsi Sumatera Utara . Kabupaten Karo secara geografi berada pada letak 97o55’-98o38’ Bujur Timur dan 2o50’-3o19’ Lintang Utara. Total luas wilayah Kabupaten Karo yaitu 212.725 Ha dan terletak pada dataran tinggi pegunungan Bukit Barisan yang berada pada ketinggian 120-1600 m diatas permukaan laut. Ibukota Kabupaten Karo adalah Kabanjahe yang berjarak 75 Km atau 1,5 jam perjalanan darat dari Kota Medan yang merupakan ibukota dari Provinsi Sumatera Utara. Kabupaten karo terdiri dari 17 kecamatan dan 269 desa/kelurahan dengan pusat pemerintahan Kabupaten Karo berada di Kabanjahe. Kabupaten Karo yang terletak di dataran tinggi dan dikelilingi oleh Bukit Barisan dan dua gunung merapi yang masih aktif yaitu Guning Sinabung dan Gunung Sibayak. Gunung merapi Sibayak yang berolaksi di atas ketinggian 2.172 m dari permukaan laut. Secara administratif Kabupaten Karo memiliki batas-batas wilayah sebagai berikut: 1. Sebalah Utara berbatasan dengan Kabupaten Langkat dan Deli serdang. 2. Sebelah Timur berbatsan dengan Kabupaten Simalungun dan Deli Serdang. 3. Sebelah Selatan berbatsan dengan Kabupaten Dairi dan Kabupaten Toba Samosir. 4. Sebelah Barat berbatasan dengan Kabupaten Aceh Tenggara/Provinsi NAD. Kabupaten Karo memiliki 17 kecamatan dengan total jumlah penduduk ditahun 2010 berjumlah 350.960 jiwa, sedangakan pada pertengahan tahun 2014 30 jumlah penduduk meningkat menjadi 382.622 jiwa. Berikut jumlah penduduk berdasarkan
    [Show full text]
  • Model of Communication Planning for Contingency Plan of Disaster Risk Management of Mount Sinabung Eruption
    University of Nebraska - Lincoln DigitalCommons@University of Nebraska - Lincoln Library Philosophy and Practice (e-journal) Libraries at University of Nebraska-Lincoln 12-10-2019 MODEL OF COMMUNICATION PLANNING FOR CONTINGENCY PLAN OF DISASTER RISK MANAGEMENT OF MOUNT SINABUNG ERUPTION Puji Lestari Universitas Pembangunan Nasional Veteran Yogyakarta, Indonesia, [email protected] Eko Teguh Paripurno Universitas Pembangunan Nasional Veteran Yogyakarta, Indonesia, [email protected] Sari Bahagiarti Kusumayudha Universitas Pembangunan Nasional Veteran Yogyakarta, Indonesi, [email protected] Arif Rianto Budi Nugroho Universitas Pembangunan Nasional Veteran Yogyakarta, Indonesi, [email protected] Follow this and additional works at: https://digitalcommons.unl.edu/libphilprac Part of the Environmental Monitoring Commons, Natural Resources Management and Policy Commons, and the Other Communication Commons Lestari, Puji; Paripurno, Eko Teguh; Kusumayudha, Sari Bahagiarti; and Nugroho, Arif Rianto Budi, "MODEL OF COMMUNICATION PLANNING FOR CONTINGENCY PLAN OF DISASTER RISK MANAGEMENT OF MOUNT SINABUNG ERUPTION" (2019). Library Philosophy and Practice (e-journal). 3635. https://digitalcommons.unl.edu/libphilprac/3635 MODEL OF COMMUNICATION PLANNING FOR CONTINGENCY PLAN OF DISASTER RISK MANAGEMENT OF MOUNT SINABUNG ERUPTION PUJI LESTARI Universitas Pembangunan Nasional Veteran Yogyakarta, Indonesia [email protected] EKO TEGUH PARIPURNO Universitas Pembangunan Nasional Veteran Yogyakarta, Indonesia [email protected] SARI BAHAGIARTI KUSUMAYUDHA Universitas Pembangunan Nasional Veteran Yogyakarta, Indonesia [email protected] ARIF RIANTO BUDI NUGROHO Universitas Pembangunan Nasional Veteran Yogyakarta, Indonesia [email protected] ABSTRACT This study aims to find communication model of contingency plan for disaster risk management of Sinabung volcano eruption, in North Sumatera. The object of the research is communication and coordination across the government, non- government organization, and community.
    [Show full text]
  • The Development Strategy of Carrot Commodity Marketing with the SWOT Analysis Approach in Merdeka District, Karo Regency
    The Development Strategy of Carrot Commodity Marketing with the SWOT Analysis Approach in Merdeka District, Karo Regency Conie Nopinda Br. Sitepu1, Vina Maria Ompusunggu2 1,2Universitas Quality, Indonesia [email protected] Abstract Keywords marketing strategy; swot analysis; The price of carrots from 2014-2016 did not increase, thus reducing carrot cultivation in Karo District, especially in Merdeka carrots District. The cause of the decline in prices, one of the causes is a wrong marketing strategy, while the marketing strategy plays an important role in achieving business success. The purpose of this study was to identify the carrot marketing strategy by conducting a SWOT analysis. The results obtained through a SWOT analysis are as follows: Strengths of Carrot Farmers always produce quality products, their own agricultural land and marketing locations are close to agricultural land, while the weaknesses of promotional Carrot Farmers are not carried out, the sales system is too long, there is no agricultural consultant, the lack of cooperation with buyers and the workforce often shifts. SO's strategy is to utilize and improve the quality of carrots so that they can be exported, increase knowledge about carrots, increase promotion. The government's WO strategy is to participate in improving the carrot sales system, maintaining a reliable workforce with adequate salaries and facilities. I. Introduction Carrots are a short-term crop that is widely cultivated in Karo District. Carrots are included in the class of tubers that grow throughout the year, the dry season and the rainy season can grow well. The agricultural potential, according to the local government of Karo Regency, is that the carrot-producing areas are Simpang Empat, Naman Teran, Merdeka, Kabanjahe, Berastagi, Tiga Panah, Dolat Rayat, Brand and Barus Jahe.
    [Show full text]
  • Proposal Submit PHP2D 2021
    Lampiran Surat Nomor : 2101/E2/KM.09.01/2021 Tanggal : 15 Mei 2021 Daftar Tim Lolos Seleksi Administrasi No Perguruan Tinggi Ketua Organisasi Mahasiswa Judul Proposal 1 Universitas Karyadarma Kupang JULIUS JOHNELDITH LADI UKM Undarma Kupang PERTANIAN TERPADU ZERO WASTE DI DESA PUKDALE KECAMATAN KUPANG TIMUR KABUPATEN KUPANG NUSA TENGGARA TIMUR 2 Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu NABILA VERONIKA Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Budidaya Lele dengan Keramba Jaring Menggunakan Inovasi Pakan dari Maggot Guna Meningkatkan Ekonomi Masyarakat selama Pandemi Covid 19 di Desa Pendidikan Al Maksum Cempa Kec. Hinai Kab. Langkat. 3 Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Nyoman Mega Fridayanti UKM Peduli Lingkungan DESA BINAAN BERBASISKAN EKOWISATA UNTUK MEWUJUDKAN DESA LEMUKIH MENJADI DESA WISATA ALAM SAPTA PESONA DENGAN Buleleng PEMBERDAYAAN KARANG TARUNA DAN KELOMPOK SADAR WISATA (DARWIS) 4 Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Ni Kadek Pebri Dwi Ariastuti UKM Catur DESA BINAAN BERBASISKAN WISATA BAHARI DENGAN PEMBERDAYAAN KELOMPOK NELAYAN KREATIF DESA SANGSIT, KECAMATAN Buleleng SAWAN, KABUPATEN BULELENG 5 Universitas Dr Soetomo MUHAMMAD FAHRIZAL Dewan Legislatif Mahasiswa (DLM) PEMANFAATAN TERAS RUMAH MENJADI MEDIA PENANAMAN TOGA (TANAMAN OBAT RUMAH TANGGA) SEBAGAI TERAPI PSIKOLOGI BAGI KHOIRONI PENYINTAS COVID-19 PADA WARGA DESA SAWOTRATAP, KECAMATAN GEDANGAN, SIDOARJO 6 Universitas KH. Bahaudin Mudhary Musfik HMJ-MANAJEMEN UNIBA MADURA POTENSI DAN PENGEMBANGAN OBJEK WISATA BUKIT PAKES DALAM PEMBERDAYAAN MELALUI PEMBUATAN BUSSINES AREA MENJADI Madura SUMENEP CAFE
    [Show full text]