ISTORIA: Jurnal Pendidikan dan Sejarah Volume 17, No 1, Maret 2021 Tersedia Online: https://journal.uny.ac.id/index.php/istoria

PAKUBUWONO X: POLITIK OPORTUNISME RAJA JAWA (1893 – 1939)

Banyu Aryoningprang, Umasih, Kurniawati (Pendidikan Sejarah, Fakultas Ilmu Sosial, UNJ) Email: [email protected]; [email protected]

Abstrak- Artikel yang berjudul Pakubuwono X: Politik Oportunisme Raja Jawa (1893 – 1939) ini mengkaji mengenai strategi politik yang digunakan oleh Pakubuwono X. Masalah yang dihadapi adalah dimana Pakubuwono X harus berusaha menyeimbangkan antara kewajibannya sebagai raja yang tunduk kepada Belanda dikarenakan daerah yang merupakan vorstenlanden sementara Pakubuwono X memberikan dukungan terhadap organisasi-organisasi pada Zaman Pergerakan Nasional pada saat yang sama. Dalam proses penelitian, metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitian sejarah. Metode ini meliputi lima tahapan, yaitu pemilihan tema, heuristik, kritik, interpretasi, dan historiografi. Politik Oportunisme Pakubuwono X memungkinkan bagi dirinya untuk mengambil hal-hal positif dari segala sesuatu di lingkungan sekitarnya demi mewujudkan mimpinya membangkitkan kembali Dinasti Mataram. Hal ini juga membantunya membuat balance antara kewajibannya sebagai raja vorstenlanden dan membantu Pergerakan Nasional pada waktu yang bersamaan.

Kata Kunci: Pakubuwono X, Surakarta, Belanda, Oportunisme, Budi Utomo, .

Abstract- This article entitled Pakubuwono X: The Opportunism Politics of the King of Java (1893- 1939) examines the political strategy used by Pakubuwono X. The problem is where Pakubuwono X must try to balance his obligations as a king who submitted to the Dutch because the Surakarta area is a vorstenlanden. while Pakubuwono X provided support for organizations during the Age of National Movement at the same time. In the research process, the research method used is historical research methods. This method includes five stages, namely theme selection, heuristics, criticism, interpretation, and historiography. Pakubuwono X's politics of opportunism made him possible to take positive things from everything in his surroundings in order to realized his dream of reviving the Mataram Dynasty. This also helped him strike a balance between his duties as king of vorstenlanden and assisting the National Movement at the same time.

Keywords: Pakubuwono X, Surakarta, Netherlands, Opportunism, Budi Utomo, Sarekat Islam.

ISTORIA: Jurnal Pendidikan dan Sejarah p-ISSN: 1858-2621 e-ISSN: 2615-2150 2 – ISTORIA: Jurnal Pendidikan dan Sejarah

PENDAHULUAN terkesan simbolis, menyebabkan para raja pada Setelah Perang Jawa berakhir pada saat itu menghabiskan masa pemerintahannya 1830 dengan tertangkapnya Pangeran dengan menulis sastra ataupun sibuk untuk oleh Jenderal de Kock, Pulau Jawa mengurusi daerahnya sendiri seperti khususnya daerah Jawa Tengah mengalami melakukan renovasi atau pembangunan kestabilan akibat tertumpasnya salah satu bangunan (Joko Darmawan, 2017: 41). pemberontakan terbesar dalam sejarah Salah satu daerah vorstenlanden yaitu penjajahan Belanda di Indonesia. Setelah Surakarta mengalami perubahan yang berhasil menjaga kestabilan di Pulau Jawa, signifikan setelah tertangkapnya Pakubuwono para raja-raja Jawa yang berkuasa di daerah VI oleh pemerintah Belanda dengan tuduhan vorstenlanden (Imam Samroni dkk, 2010: V) memberikan bantuan kepada Pangeran (, Surakarta, Mangkunegaran, dan Diponegoro dalam Perang Jawa (Iswara N. Pakualaman) pun mendapat pengawasan dari Raditya, 2017). Dengan menghilangnya pemerintah Belanda dengan tujuan mencegah perlawanan fisik berskala besar pasca Perang pemberontakan seperti Perang Jawa terulang Jawa, Surakarta sebagai daerah vorstenlanden kembali. pun juga diharuskan untuk menandatangani Dalam rangka mengawasi raja-raja Korte Verklaring setiap pergantian raja. Sama vorstenlanden, pemerintah Belanda dengan raja daerah vorstenlanden yang lain, memerintahkan mereka untuk menandatangani hal ini membuat para Pakubuwono yang sebuah perjanjian bernama Korte Verklaring menduduki takhta setelah Pakubuwono VI (perjanjian pendek) kepada setiap raja di lebih berfokus untuk berkarya dengan daerah vorstenlanden yang baru naik takhta membuat berbagai macam karya sastra, seperti untuk membuat mereka tunduk kepada Pakubuwono VII dan Pakubuwono IX yang Belanda dengan larangan untuk menyebarkan membuat banyak karya sastra selama masa pengaruh mereka diluar vorstenlanden, pemerintahan mereka (Joko Darmawan, 2017: menjadikan para raja seperti orang yang 41), serta mengurus daerah mereka sendiri. dipenjara di daerahnya sendiri dan Belanda pun Akan tetapi, seorang Pakubuwono sedikit dapat melakukan intervensi politik, sosial, dan membuat perubahan dengan tidak tunduk ekonomi kedalam internal kerajaan melalui sepenuhnya pada pemerintah Belanda bahkan residen yang ditempatkan di daerah mampu membantu perkembangan organisasi vorstenlanden tersebut (Gunawan pada Zaman Pergerakan Nasional dengan Sumodiningrat dan Ari Wulandari, 2012: 22). sedikit intervensi dari pihak Belanda. Larangan bagi raja daerah vorstenlanden untuk Dia adalah Pakubuwono X, anak dari menyebarkan pengaruh mereka dari luar Pakubuwono IX dan juga merupakan daerah mereka sendiri menyebabkan para raja Pakubuwono terlama yang memerintah terkurung dan pengaruh politik mereka vorstenlanden Surakarta (1893-1939). Selama

Volume 17 PAKUBUWONO X: POLITIK... 3 Banyu Aryoningprang, Umasih, Kurniawati

masa pemerintahannya, Belanda telah mengenai Pakubuwono X. Kedua, jarangnya memiliki cengkeraman yang kuat di Nusantara, pembahasan mengenai hubungan atau interaksi dengan hanya beberapa pemberontakan di antara Pakubuwono X dengan tokoh-tokoh beberapa daerah dan suasana Jawa yang pada pada masa pemerintahannya. Ketiga, adanya saat itu dapat dikatakan kondusif. Di masa kedekatan emosional dan intelektual dengan damai ini, terjadi pula kemajuan dalam topik yang akan diteliti. teknologi seperti berdirinya banyak redaksi METODE PENELITIAN surat kabar serta diresmikannya Politik Etis Metode yang digunakan dalam oleh pemerintah Belanda yang memicu Zaman penelitian ini adalah metode penelitian historis, Pergerakan Nasional. dimana menurut Kuntowijoyo dibagi menjadi Menghadapi hal ini, Pakubuwono X lima tahap, yaitu pemilihan topik, heuristik, sadar bahwa ia tidak bisa berlaku seperti kritik, interpretasi, dan historiografi. Pakubuwono IX, Pakubuwono VIII, ataupun Tahap pertama, pemilihan topik Pakubuwono VII. Di sisi lain, kebijakan merupakan tahapan dimana penulis harus pemerintah Belanda melalui Korte Verklaring terlebih dahulu memilih sebuah topik membuatnya harus menunaikan kewajiban penelitian bedasarkan kedekatan emosional sebagai raja vorstenlanden Surakarta dan (sesuatu yang sangat dekat dengan penulis) dan kesulitan untuk mewujudkan mimpinya kedekatan intelektual (sesuatu yang membangkitkan kembali Wangsa Mataram di bedasarkan fakta empiris). Tahap kedua, Pulau Jawa dan memakmurkan daerah heuristik merupakan tahapan dimana penulis vorstenlanden Surakarta. Dalam rangka harus terlebih dahulu mengumpulkan sumber- mewujudkan mimpinya, Pakubuwono X pun sumber yang revelan dengan topik yang akan memilih untuk menerapkan suatu strategi diteliti. Tahap ketiga, kritik merupakan politik dimana Pakubuwono X dapat tahapan dimana penulis mengkritik data-data melakukan balance, yaitu strategi Politik yang telah dikumpulkan untuk menguji Oportunisme, dimana Pakubuwono X kebenaran data. Tahap keempat, interpretasi memilah-milah hal yang menguntungkan bagi merupakan tahapan dimana penulis harus dirinya dan Surakarta demi mewujudkan mampu memberikan pandangan sendiri impiannya. terhadap fakta dan sumber-sumber sejarah Dalam artikel ini, penulis akan yang telah melalui tahap kritik. Tahap terakhir, memfokuskan kepada Politik Oportunisme historiografi merupakan tahapan dimana Pakubuwono X seperti yang telah dijelaskan menuliskan peristiwa sejarah yang akan diteliti pada uraian di atas. Alasan penulis memilih bedasarkan hasil rekonstruksi fakta yang topik ini untuk diteliti dikarenakan beberapa terkumpul. alasan. Pertama, masih terbatasnya penelitian

ISTORIA: Jurnal Pendidikan dan Sejarah Volume 17 4 – ISTORIA: Jurnal Pendidikan dan Sejarah

PEMBAHASAN juga mengangkat Kusna menjadi Pangeran Riwayat Hidup Pakubuwono X Adipati Anom dengan gelar Kanjeng Gusti Sri Pakubuwono X lahir Pangeran Adipati Anom Amangkunegara pada 29 November 1866 dengan nama kecil Sudibya Rajaputra Narendra Mataram V Ing Raden Mas Gusti Sayidin Malikul Kusna dan Kraton Surakarta Hadiningrat (S. merupakan anak dari Pakubuwono IX dengan Puspaningrat, 1996: 12). Setelah menjadi permaisuri Raden Ajeng Kustijah (S. Adipati Anom, Kusna pun melalui serangkaian Puspaningrat, 1996: 12). Kelahirannya sebagai pendidikan yang didapatkan oleh adipati pada putra ke-30 Pakubuwono IX disambut meriah umumnya. Berbagai macam pendidikan yang oleh warga Surakarta dikarenakan selama masa dipelajari oleh Kusna antara lain Pengetahuan pemerintahannya, putra-putra dari mengenai kesusastraan, agama Islam, pandai Pakubuwono IX bukan lahir dari permaisuri, besi, segala hal mengenai kuda, kesenian, melainkan dari para selirnya. Ketika Kusna keterampilan menggunakan senjata, lahir, diceritakan bahwa Surakarta pendidikan dari buku-buku lama, ajaran dari mengadakan berbagai macam bunyi-bunyian Pakubuwono IX yang terkumpul dalam serat- dari alat musik tradisional dan dibunyikan serat piwulang Jawa, psikologi, kejiwaan, tembakan meriam di Panggung Songgobuwono bahasa Arab, bahasa Melayu, dan bahasa (Purwadi dkk, 2009: 3). Belanda (RM Sayyid, 1980: 45). Raden Mas Gusti Sayidin Malikul Sejak berusia 7 tahun, Kusna sering Kusna sebagai calon raja mendapatkan mengikuti ayahnya, Pakubuwono IX dalam pengasuhan dan pendidikan kelas satu pertemuan dengan residen Hindia Belanda di (Gunawan Sumodiningrat dan Ari Wulandari, Kesultanan Surakarta Hadiningrat (Purwadi 2012: 15). Bahkan, Pakubuwono X kecil telah dkk, 2009: 6). Ketika sudah cukup usia, Kusna diangkat menjadi putra mahkota pada umur kadang-kadang datang sendiri sebagai wakil yang terbilang masih sangat belia yaitu ketika raja dengan didampingi para pangeran yang berusia 3 tahun (Kuntowijoyo, 2004: 20). lebih tua dan pepatih dalem selalu bersamanya Memang tidak banyak sumber sejarah (RM Sayyid, 1980: 51). mengenai bagaimana kebiasaan masa kecil Kusna secara resmi menjadi Raden Mas Sayidin Malikul Kusna, namun Pakubuwono X pada 30 Maret 1893 setelah beberapa sumber membeberkan kebiasaan Pakubuwono IX meninggal pada 16 Maret sang calon Pakubuwono X. Salah satunya 1893 (Anonim: Tanpa Tahun). Proses adalah Kusna lebih suka tidur bersama Eyang pengangkatan Kusna menjadi Pakubuwono X Putri, ibu dari Pakubuwono IX, saat masih pun dilakukan dengan sangat meriah. Ia balita (Purwadi dkk, 2009: 4). memiliki gelar lengkap Sampeyandalem Selain mengangkatnya menjadi putra Ingkang Sayidin Panotogomo Ingkang mahkota pada usia 3 tahun, Pakubuwono IX Jumeneng Kaping Sadasa ing Nagari

Volume 17 PAKUBUWONO X: POLITIK... 5 Banyu Aryoningprang, Umasih, Kurniawati

Surakarta Hadiningrat (S. Puspaningrat, 1996: Pakubuwono X diketahui memiliki 15 buah 6). mobil kedinasan yang sering ia gunakan saat ia Pada masa pemerintahannya, daerah melakukan kunjungan dengan merek mobil Surakarta yang merupakan vorstenlanden antara lain Fiat Kiai Wimonosono produksi buatan pemerintah Belanda mengalami banyak 1907 dan Chrysler Limousine produksi tahun pembangunan berbagai macam fasilitas umum 1937 (Gunawan Sumodingrat dan Ari dan tempat budaya. Hal ini juga dibarengi Wulandari, 2012: 46). Hobi lainnya yang dengan adanya stabilitas politik di Pulau Jawa, terkenal yaitu mencicipi berbagai macam jenis sehingga Pakubuwono X dapat memusatkan makanan. Berkat hobi ini banyak makanan masa pemerintahannya terhadap kesukaan Pakubuwono X menjadi makanan pembangunan. Beberapa bangunan atau tempat khas Surakarta hingga sekarang seperti Daging budaya yang dibangun oleh Pakubuwono X Gelantin dan Nasi Jemblung (Hadi Nursatyo, masih dapat dinikmati hingga sekarang, seperti 2018). Sama seperti Pakubuwono IX, Stasiun Solo Jebres, Taman Sriwedari, Tempat Pakubuwono X juga tertarik untuk Potong Hewan, dan Pasar Gede. Pada masa mendokumentasikan sejarah yang berkaitan Pakubuwono X, juga terjadi renovasi besar dengan dirinya, keluarga, dan kegiatan pada Keraton Surakarta. bersama rakyat. Hal ini dibuktikan dengan Semasa hidupnya, Pakubuwono X banyaknya dokumentasi foto-foto yang memiliki 2 orang permaisuri, 36 orang selir, menggambarkan berbagai macam kegiatan dan 63 anak (Dwi Ratna Nurhajini, 1999: 34). yang dilakukannya selama masa Kedua permaisurinya, Gusti Kanjeng Ratu pemerintahannya (Darsiti Suratman, 1990: Pakubuwono atau Raden Ajeng Sumarti dan 183). Gusti Kanjeng Ratu Hemas atau Gusti Raden Setelah masa pemerintahan yang Ajeng Marsudarinah, masing-masing berlangsung selama 46 tahun, Pakubuwono X merupakan keturunan raja yang berkuasa di meninggal akibat sakit pada 20 Februari 1939 Pulau Jawa. Akibat jumlah permaisuri (Ricklefs, 1995: 89). Semenjak hidup, melebihi satu orang dan memiliki selir yang Pakubuwono X memang telah memiliki banyak, Pakubuwono X mendapatkan julukan penyakit batu ginjal. Kematiannya membuat “raja terkuat” (Gunawan Sumodiningrat dan Kesultanan Surakarta Hadiningrat meredup Ari Wulandari, 2012: 22) karena raja setelahnya tidaklah secakap Pakubuwono X juga merupakan orang Pakubuwono X dalam mengelola daerah yang senang bermewah-mewahan. Semasa Surakarta. hidupnya, Pakubuwono X mempunyai Politik Oportunisme Pakubuwono X berbagai macam koleksi barang-barang yang Ketika Pakubuwono IX sakit keras pada saat itu termasuk mahal dan antik. sebelum meninggal, sudah dipastikan bahwa

ISTORIA: Jurnal Pendidikan dan Sejarah Volume 17 6 – ISTORIA: Jurnal Pendidikan dan Sejarah

Kusna sebagai putra mahkota yang akan Pakubuwono X sejak menjadi raja menjadi penerus takhta Kesultanan Surakarta menyimpan keinginan terpendam, yaitu ingin Hadiningrat. Kusna yang pada saat itu berusia membangkitkan kembali Dinasti Mataram 27 tahun telah cukup mumpuni dalam dengan Surakarta sebagai pusatnya. Akan pemerintahan berkat pengalamannya bertugas tetapi, kewajibannya sebagai raja sebagai Adipati Anom dan sering mengikuti vorstenlanden yang harus mentaati Perjanjian ayahandanya atau menjadi perwakilan dalam Verklaring membuatnya sulit untuk pertemuan dengan residen Hindia Belanda. mewujudkan impiannya tersebut. Akan tetapi, Menanggapi hal ini, pemerintah Belanda pada saat bersamaan Pakubuwono X juga memerintahkan Pakubuwono X untuk melihat bahwa pemerintah Belanda tidak selalu menandatangani perjanjian Verklaring pada 25 berisikan sesuatu yang negatif atau merugikan Maret 1893 (Gunawan Sumodiningrat dan Ari vorstenlanden. Pakubuwono X juga melihat Wulandari, 2012: 22). Perjanjian ini bahwa berbagai pihak pada masanya, baik dari merupakan perjanjian yang diberikan kepada Belanda, organisasi awal Zaman Pergerakan semua raja yang baru naik takhta di daerah Nasional, dan para bangsawan masing-masing vorstenlanden. Poin-poin utama dari perjanjian mempunyai hal-hal baik yang dapat diambil tersebut adalah: dan menguntungkan dirinya sehingga 1) Perbaikan pengadilan, kepolisian, dan Pakubuwono X dapat mewujudkan impiannya penyelesaiannya menurut hukum; walaupun tidak sepenuhnya seperti yang ia 2) Daerah terselip (enclave); inginkan. Untuk menghadapi berbagai 3) Ganti rugi dari pemerintah (Belanda); kesempatan yang bisa diambil bagian 4) Pemungutan pajak baru; positifnya, Pakubuwono X menerapkan Politik 5) Penyewaan tanah kepada orang asing; Oportunisme selama masa pemerintahannya. 6) Kerja wajib bagi penduduk yang Oportunisme adalah sebuah bentuk tinggal di daerah yang disewa oleh orang aliran pemikiran dimana seseorang memakai asing (umumnya pengusaha); kesempatan yang menguntungkan bagi diri 7) Seremoni pada pesta dan kesempatan sendiri, kelompok, atau suatu tujuan tertentu lain (Gunawan Sumodiningrat dan Ari dengan cara sebaik-baiknya (Anonim, 2004: Wulandari, 2012: 22). 289). Apabila digunakan dalam politik, Bedasarkan poin-poin diatas, Pakubuwono X oportunisme dapat diartikan dimana seorang memiliki hak kekuasaan yang sangat sedikit mengambil kesempatan yang ada dengan akibat pemerintah Belanda menguasai bidang mengambil hal-hal yang baik dan menjauhi ekonomi, politik, dan peradilan dan hal-hal yang dapat berdampak negatif terhadap membuatnya seperti terkurung di daerahnya kekuasaannya. Selama masa pemerintahannya, sendiri (Hermanau Joebagio, 2015: 185). terlihat jelas bahwa beberapa kebijakan maupun tindakan yang dibuat oleh

Volume 17 PAKUBUWONO X: POLITIK... 7 Banyu Aryoningprang, Umasih, Kurniawati

Pakubuwono X merupakan sesuatu yang sebagai teman dengan tujuan untuk mencari dipilah secara hati-hati. Hal ini terbukti dari hal-hal positif dari Belanda yang bisa adanya balance dimana Pakubuwono X dapat membantunya untuk mewujudkannya melaksanakan kewajibannya sebagai raja mimpinya. vorstenlanden Surakarta dan taat terhadap Terbukti bahwa strategi Politik pemerintah Belanda sedangkan pada waktu Oportunisme Pakubuwono X efektif terhadap yang bersamaan ia juga membantu Pergerakan Belanda. Pakubuwono X pun dianggap sebagai Nasional dengan memberikan berbagai bentuk ‘sahabat’ dari Belanda dengan mengadopsi dukungan terhadap Budi Utomo dan SI. kebiasaan mereka dan bekerja sama dengan Penerapan Politik Oportunisme dalam Belanda dalam berbagai bidang seperti Kebijakan Pakubuwono X pembangunan tanggul untuk membantu Penerapan Politik Oportunisme pengairan lahan pertanian dan mencegah Pakubuwono X terlihat sangat jelas dalam banjir. Selain itu, Pakubuwono X pun juga bidang politik. Dari pihak Belanda, Politik berlangganan surat kabar berbahasa Belanda, Oportunisme yang diterapkan oleh yang membuatnya mampu mengetahui Pakubuwono X membuat pemerintah Belanda perkembangan terkini dari dunia yang terus menganggap Pakubuwono X sebagai orang berubah. Beberapa penerbit yang menjadi yang sukar dipahami karena sukar untuk langganan Pakubuwono X seperti diketahui apakah dirinya taat terhadap Belanda Soerabajasch, Handelsbad, dan Neratja atau tidak meskipun melaksanakan (Gunawan Sumodiningrat dan Ari Wulandari, kewajibannya sebagai raja vorstenlanden 2012: 136). Sebagai ganti ‘pertemanannya’, sesuai dengan Korte Verklaring yang ia tanda Belanda banyak memberikan gelar tangani. GF van Wjik, salah satu residen penghargaan kepada Pakubuwono X. Gelar Surakarta di masa Pakubuwono X terbesar yang pernah diterimanya berupa menyimpulkan Pakubuwono X sebagai raja bintang kehormatan dari Ratu Wilhelmina yang penurut, takut dalam mengambil pada 21 Januari 1932 (Iswara N. Raditya, keputusan, senang bermewah-mewahan dan 2017). seseorang yang bodoh (Larson, 1990: 43-44). Politik Oportunisme Pakubuwono X Akan tetapi, kenyataannya hal yang tidak hanya pada hubungan yang dijalinnya dideskripsikan oleh residen Belanda seperti dengan Belanda. Kedua permaisurinya yang van Wjik merupakan sesuatu yang masing-masing merupakan anak dari Pakubuwono X inginkan. Pakubuwono X tidak Mangkunegara IV dan Hamengkubuwono VIII ingin dipandang sebagai penentang kekuasaan merupakan bukti usaha Pakubuwono X untuk Belanda di Pulau Jawa. Hal yang Pakubuwono membangkitkan kembali Wangsa Mataram X inginkan justru ingin ‘merangkul’ Belanda melalui pernikahan politik. Dengan menikahi

ISTORIA: Jurnal Pendidikan dan Sejarah Volume 17 8 – ISTORIA: Jurnal Pendidikan dan Sejarah

putri dari Mangkunegara dan Pakubuwono X juga bekerjasama dengan Hamengkubuwono, Pakubuwono X berharap Mangkunegara IV untuk mendirikan Rumah agar hubungannya dengan dua kerajaan yang Sakit Mangkubumen untuk menghadapi wabah sama-sama merupakan daerah vorstenlanden pes yang tengah mewabah pada saat itu tersebut menjadi harmonis. (Purwadi dkk, 2009: 67). Dalam bidang agama, Dalam kebijakan dan tindakan yang Pakubuwono X mendirikan Gereja Katolik dibuatnya, Pakubuwono X selalu menerapkan Antonius pada 1905 sebagai bentuk toleransi Politik Oportunisme untuk melihat hal yang beragama untuk menjaga keharmonisan di baik dari suatu kejadian. Dari bidang Surakarta (Gunawan Sumodiningrat dan Ari pembangunan, Pakubuwono X bekerjasama Wulandari: 109). dengan pemerintah Belanda untuk Kontribusi Pakubuwono X di Zaman membangun tanggul dan pintu air raksasa di Pergerakan Nasional Sungai Bengawan Solo dengan tujuan untuk Selain melakukan Politik Oportunisme mencegah terjadinya banjir dan membantu terhadap Belanda dan daerah vorstenlanden irigasi pertanian (Sudarsono, 2007: 86). Hal ini yang lain, Pakubuwono X juga melakukan dapat terjadi karena hubungannya yang baik Politik Oportunisme terhadap organisasi awal dengan Belanda. Dari bidang pendidikan, Zaman Pergerakan Nasional seperti Budi Pakubuwono X terinspirasi untuk memberikan Utomo dan Sarekat Islam (SI). Hal ini beasiswa kepada bangsawan keraton dan dilakukan karena mengingat impiannya untuk priyayi setelah membaca surat kabar mengenai membangkitkan kembali Wangsa Mataram di pemerintah Eropa yang memberikan bantuan Pulau Jawa, Pakubuwono X butuh dukungan pendidikan kepada rakyatnya melalui beasiswa dari masyarakat. Akan tetapi, kewajibannya (Purwadi dkk, 2009: 59). Hal ini dilakukannya sebagai raja vorstenlanden Surakarta dengan harapan agar masyarakat Surakarta menghalanginya untuk bebas bergerak keluar memiliki kepintaran yang tidak kalah dari vorstenlanden kecuali dalam kunjungan dibandingkan dengan orang Eropa. Dari bidang resmi. Organisasi seperti Budi Utomo dan SI pertanian, Pakubuwono X melirik dilihatnya sebagai wadah yang tepat untuk perkembangan industri gula yang meningkat di mendapatkan dukungan masyarakat dengan Pulau Jawa seiiring dilakukannya Politik cara bergerak dibalik layar agar Politik Liberal sebagai salah satu cara untuk mengisi Oportunisme yang dilakukannya terhadap kas keraton. Karena itu, Pakubuwono X Belanda tetap efektif. bekerjasama dengan Mangkunegara IV yang Di Budi Utomo, Pakubuwono X sudah mempunyai hubungan baik dengannya membantunya dari balik layar dengan cara dikarenakan pernikahan Pakubuwono X menyarankan para bangsawan keraton untuk dengan putri Mangkunegara IV (Admin, ikut berkontribusi di Budi Utomo. Hal ini juga 2017). Dalam bidang sosial-ekonomi, dikarenakan Pakubuwono X harus memasang

Volume 17 PAKUBUWONO X: POLITIK... 9 Banyu Aryoningprang, Umasih, Kurniawati

wajah pertemanan dengan Belanda dan agar Agustus 1912 dengan syarat anggaran dasar reputasinya tidak terganggu. Budi Utomo juga diubah agar gerakannya terbatas di daerah dilihatnya sebagai salah satu wadah untuk Surakarta, adanya pengawasan atas keuangan mendapatkan dukungan rakyat demi SI, dan hanya orang Surakarta yang boleh mewujudkan mimpinya. Timbal baliknya, menjadi anggota SI. Cokroaminoto juga Budi Utomo sendiri memandang Pakubuwono diberikan perlindungan politik oleh X sebagai personifikasi nasionalisme Jawa Pakubuwono X hingga wafat pada 17 dikarenakan Budi Utomo sendiri juga Desember 1934 (Imam Samroni dkk, 2010: merupakan organisasi yang anggotanya 58). Pakubuwono X juga membantu merupakan priyayi Jawa, sehingga sesuai menyebarkan ideologi politik SI dengan cara dengan stratifikasi sosial pada saat itu melakukan kunjungan keluar dari (Kuntowijoyo, 2004: 94-96). Pakubuwono X vorstenlanden, baik secara resmi maupun tidak juga menyarankan para bangsawan keraton resmi. seperti RMA Woerjadiningrat dan Dr. KESIMPULAN Radjiman Wedyodiningrat untuk berpartisipasi Pakubuwono X merupakan raja dari di Budi Utomo sebagai perwakilan dirinya. Kesultanan Surakarta Hadiningrat yang Kontribusi Pakubuwono X lebih memerintah selama 46 tahun (1893-1939). terlihat pada Sarekat Islam (SI), hal ini Masa pemerintahannya diwarnai dengan dikarenakan Pakubuwono X melihat berbagai macam perubahahan zaman seperti kesempatan yang lebih besar untuk pemberlakuan Politik Etis, kemajuan mendapatkan dukungan rakyat melalui SI teknologi, serta perubahan bentuk perlawanan dibandingkan dengan Budi Utomo karena SI dari perlawanan bersenjata menjadi merupakan organisasi yang langsung bergerak perlawanan organisasi. Menghadapi hal dibidang politik. Dalam SI, Pakubuwono X tersebut, Pakubuwono X pun berusaha berperan sebagai teman bertukar pikiran beradaptasi dengan berbagai macam terhadap HOS Cokroaminoto, dimana perkembangan yang terjadi di sekelilingnya Pakubuwono X sering bertukar pikiran dengan prioritas untuk membuat Surakarta dengannya mengenai strategi politik SI atau menjadi wilayah modern dan minim campur sebagai teman diskusi (Imam Samroni dkk, tangan Belanda dalam urusan internal 2010: 56). Hal ini membuat Pakubuwono X pemerintahan serta mewujudkan mimpinya sebagai orang yang membantu maneuver untuk membangkitkan kembali Wangsa politik SI di bawah pimpinan Cokroaminoto. Mataram. Karena kedekatannya dengan Cokroaminoto, Akan tetapi, Pakubuwono X Pakubuwono X berani untuk memberikan dihadapkan dengan kewajiban yang harus jaminan agar SI dapat aktif kembali pada 16 dilakukannya sebagai raja vorstenlanden

ISTORIA: Jurnal Pendidikan dan Sejarah Volume 17 10 – ISTORIA: Jurnal Pendidikan dan Sejarah

Surakarta dimana dirinya harus mentaati Korte Pengabdiannya untuk Nusa Bangsa. Jakarta: Bangun Bangsa Verklaring yang telah ditandatanganinya sebelum pengangkatannya menjadi raja. Untuk Ratna Nurhajini, Dwi dkk. 1999. Sejarah menghindari dirinya terkurung di dalam Kerajaan Tradisional Surakarta. Departemen Pendidikan dan kerajaannya sendiri, Pakubuwono X Kebudayaan RI menggunakan strategi Politik Oportunisme, Ricklefs, M.C. 1995. Sejarah Indonesia dimana Pakubuwono X selalu mengambil hal Modern. Yogyakarta: Gama Press positif yang akan didapatkan olehnya dari Samroni, Imam dkk. 2010. Daerah Istimewa segala sesuatu yang terjadi disekitarnya. Berkat Surakarta: Wacana Pembentukan strategi yang dilakukannya, Pakubuwono X Propinsi Daerah Istimewa Surakarta Ditinjau dari Perspektif Historis, dapat melakukan balance, dimana dia mampu Sosiologis, Filosofis & Yuridis. menjalin hubungan yang ‘erat’ dengan Yogyakarta: PURA PUSTAKA YOGYAKARTA pemerintah Belanda dalam berbagai hal sementara pada saat yang sama Pakubuwono X Sayid, RM. 1980. Babad Sala. Surakarta: Cendrawasih juga memberikan bantuan kepada organisasi awal Pergerakan Nasional seperti Budi Utomo Sudarsono. 2007. Negeriku Menuai Bencana Ekologi. Pusat Pengelolaan dan Sarekat Islam (SI). Lingkungan Hidup Regional Jawa, Yogyakarta: Kementerian Negara DAFTAR PUSTAKA Lingkungan Hidup

Buku Sumodiningrat, Gunawan dan Ari Wulandari. 2012. Pakubuwono X: 46 Tahun Anonim. 2004. Ensiklopedi Nasional Berkuasa di Tanah Jawa. Indonesia. Bekasi: Delta Pamungkas Yogyakarta: Cempaka

Darmawan, Joko. 2017. Mengenal Budaya Jurnal dan Artikel Nasional Trah Raja-raja Mataram di Tanah Jawa. Yogyakarta: CV Budi Joebagio, Hermanu. Politik Simbolis Utama Kasunanan. Jurnal SEJARAH DAN BUDAYA, Vol. 9, No. 2, Desember Kuntowijoyo. 2004. Raja, Priyayi, dan 2015 Kawula. Yogyakarta: Penerbit Ombak Suratman, Darsiti. 1990. Istana Sebagai Pusat Larson, 1990. Masa Menjelang Revolusi: Kebudayaan Lampau dan Kini. Keraton dan Kehidupan Politik di Yogyakarta: Pidato Pengukuhan Guru Surakarta, 1912 – 1942. Yogyakarta: Besar UGM Gadjah Mada University Press Halaman Internet Puspaningrat, S. 1996. Mengenal Sri Susuhunan Pakubuwono X. Surakarta: Admin, 15 September 2017, Pabrik Gula Cendrawasih Tasikmadu. https://kebudayaan.kemdikbud.go.id/p Purwadi, dkk, 2009. Sri Susuhunan abrik-gula-tasikmadu Pakubuwono X: Perjuangan, Jasa &

Volume 17 PAKUBUWONO X: POLITIK... 11 Banyu Aryoningprang, Umasih, Kurniawati

Anonim. Tanpa Tahun. Pakubuwono IX. Menghadapi Belanda. https://id.wikipedia.org/wiki/Pakubuw https://tirto.id/strategi-dua-muka- ana_IX pakubuwana-x-menghadapi-belanda- cArQ N. Raditya, Iswara. 5 Juli 2017. Peran Ganda Raja Surakarta Berujung Petaka. Hadi Nursatyo. 7 Agustus 2018. 5 Warisan https://tirto.id/peran-ganda-raja- Menu Ala Bangsawan yang Kini surakarta-berujung-petaka-crZU Makin Populer. https://www.qraved.com/journal/food- N. Raditya, Iswara. 29 November 2017. 101/5-warisan-menu-ala-bangsawan- Strategi Muka Dua Pakubuwono X yang-kini-makin-populer

ISTORIA: Jurnal Pendidikan dan Sejarah Volume 17