Identifikasi Perubahan Fungsi Ruang Pada Rumah Tinggal Joglo Studi Kasus : Rumah Joglo Di Desa Keji,Kecamatan Muntilan, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah

Total Page:16

File Type:pdf, Size:1020Kb

Identifikasi Perubahan Fungsi Ruang Pada Rumah Tinggal Joglo Studi Kasus : Rumah Joglo Di Desa Keji,Kecamatan Muntilan, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah Jurnal PRAXIS | Vol. 2 | No. 1 | September 2019 Identifikasi Perubahan Fungsi Ruang pada Rumah Tinggal Joglo Studi kasus : Rumah Joglo di Desa Keji,Kecamatan Muntilan, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah Maria Damiana Nestri Kiswari Program Studi Arsitektur Fakultas Arsitektur dan Desian Universitas Katolik Soegijapranata, Semarang [email protected] Abstract A house is a building that has function to live in a certain period. The house has some spaces and rooms that accomodate all inhabitans’activities. In Javanese culture, philosophy of house is more than a place where all the people stay and live, communicate each other. The spaces and rooms of the house have specific meanings. Joglo is a name of Javanese traditional house partiularly in Central Java. As a traditional Javanese houses in the modern era, the existence of Joglo houses is interesting to be studied. The study is to identify the room arrangement and the change in function of spaces and rooms in Joglo house. It was conducted on one house in Keji Village, Muntilan District, Magelang Regency. The house is a residence of the former headman of Keji village. It has been choosen because it has Joglo tipical roof and its appeareance is still traditional house. This study uses a descriptive quality method which is by observing and defining the spaces and the rooms in the Joglo house along with their functions and activities inside. By studying this Joglo house, an overview and understanding of the changes in the spaces and room in the traditional architecture of Central Java in the present time will be obtained. Keywords: Joglo house, space and room, change in function Abstrak Rumah merupakan bangunan yang memiliki fungsi untuk bertempat tinggal dalam jangka waktu tertentu. Sehingga sebagai tempat tinggal rumah memiliki ruang-ruang untuk menampung aktivitas penghuninya. Dalam budaya Jawa, fisosofi tentang rumah merupakan tempat yang memiliki makna lebih dari sekedar tempat bernaung dan berkumpul keluarga. Joglo merupakan bentuk arsitektur dari rumah tinggal tradisional di Jawa khususnya Jawa Tengah. Sebagai rumah tradisional Jawa, keberadaan rumah Joglo yang masih ada di jaman sekarang ini, menjadi menarik untuk dipelajari tatanan ruang-ruangnya dan perubahan dari fungsi ruang-ruang tersebut. Untuk mempelajari dan memahami aristektur Joglo dan perubahan fungsi ruang yang ada di dalamnya, dilakukan penelitian terhadap salah satu rumah tinggal di Desa Keji, Kecamatan Muntilan, Kabupaten Magelang. Penelitian ini dengan menggunakan metoda deskriptif kualitati yaitu dengan mengamati dan mengidentifikasi ruang-ruang yang ada di rumah Joglo beserta fungsi dan aktivitasnya. Dengan meneliti rumah Joglo ini akan didapatkan gambaran dan pemahaman terhadap perubahan fungsi ruang-ruang yang ada dalam arsitektur tradisional khususnya Jawa Tengah. Kata kunci : rumah joglo, fungsi ruang, perubahan fungsi 49 Jurnal PRAXIS | Vol. 2 | No. 1 | September 2019 PENDAHULUAN seorang lurah pada jaman dahulu yang sampai saat ini masih dihuni. Dengan Rumah merupakan bangunan yang meneliti rumah Joglo ini akan didapatkan memiliki fungsi untuk bertempat tinggal gambaran dan pemahaman terhadap dalam jangka waktu tertentu. Sehingga perubahan fungsi ruang-ruang yang ada sebagai tempat tinggal rumah memiliki dalam arsitektur tradisional khususnya ruang-ruang untuk menampung aktivitas Jawa Tengah. penghuninya. Menurut UU no.4 tahun 1992 tentang Perumahan dan Permukiman, Tujuan dari penelitian ini adalah untuk Rumah adalah bangunan yang berfungsi mengetahui fungsi ruang-ruang dari rumah sebagai tempat tinggal atau hunian dan tinggal Joglo asli. Mengidentifikasi sarana pembinaan keluarga. perubahan fungsi ruang-ruang dari rumah tiggal Joglo di masa kini. Sedangkan Dalam budaya Jawa, fisosofi tentang manfaat teoritis yang akan diperoleh rumah merupakan tempat yang memiliki adalah untuk pengembangan ilmu makna lebih dari sekedar tempat bernaung arsitektur khususnya arsitektur tradisional dan berkumpul keluarga. Rumah rumah tinggal di Jawa Tengah. Dari segi merupakan simbol harkat, martabat dan keilmuwan akan memperkaya explorasi kesempurnaan sebagai manusia, khususnya rumah tinggal joglo yang kaum laki-laki (Musman, 2017). Joglo merepresentasikan budaya Jawa. merupakan bentuk arsitektur dari rumah Sedangkan manfaat praktis yang diperoleh tinggal tradisional di Jawa khususnya Jawa oleh masyarakat termasuk pemilik adalah Tengah. Sebagai rumah tradisional Jawa, pengetahuan dan pemahaman perubahan keberadaan rumah Joglo yang masih ada di fungsi dari rumah Joglo di masa kini jaman sekarang ini, menjadi menarik untuk dengan memperhatikan faktor aktivitas dipelajari tatanan ruang-ruangnya dan yang ada oleh penghuni dan orang-orang perubahan dari fungsi ruang-ruang yang berada di ruang tersebut. tersebut. Untuk mempelajari dan memahami aristektur Joglo dan perubahan fungsi ruang yang ada di dalamnya, dilakukan penelitian terhadap salah satu rumah tinggal di Desa Keji, Kecamatan Muntilan, Kabupaten Magelang. Rumah tinggal ini merupakan rumah kediaman 50 Jurnal PRAXIS | Vol. 2 | No. 1 | September 2019 Perumusan Masalah Bagian Konstruksi Rumah Joglo . Bagaimana fungsi rumah tinggal Joglo . Tumpang Sari asli? Konstruksi rumah Joglo memiliki ciri khas . Perubahan yang bagaimana terhadap dan bagian utamanya ada pada rangka fungsi ruang dalam rumah tinggal atapnya. Bagian konstruksi atap rumah Joglo di masa sekarang? joglo terletak pada susunan struktur rangka atap brunjung, bentuk piramida terbalik, Pengertian Rumah Joglo yaitu semakin ke atas semakin melebar dan Dalam glosarium buku “Pola terletak di atas empat kolom, saka guru, Struktural dan Teknik Bangunan di yang disusun bertingkat sampai posisi Indonesia” yang ditulis oleh Heinz Frick “dudur dan iga-iga”, dan pada susunan (1997), Joglo adalah gaya bangunan rangka “uleng”,susuna rangka atap rumah tradisional Jawa. Bentuk atapnya berbentuk piramida yang disusun di atas perisai dengan bubungan / molo yang empat kolom, saka guru, ke arah bagian sangat pendek, dengan lambang gantung dalam. Kedua struktur ini dikenal dengan atau secara tumpang sari. Bentuk atap ini sebutan tumpangsari. Tumpangsari dan berhubungan dengan tahapan penyucian saka guru merupakan ciri khas dari rumah menjadi hak kaum bangsawan. Sedangkan Joglo. tahapan penyucian merupakan istilah ilmu filosofi agama. Tahapan penyucian . Sebutan untuk bagian-bagian menentukan pencapaian tempat konstruksi persembahan dan ruang lingkup beragama Menurut Musman (2017), konstruksi (kasta) bagi setiap anggota masyarakat. rumah joglo memiliki nama atau istilah Dalam arsitektur tahapan penyucian dapat untuk bagian-bagiannya, sebagai berikut : digunakan sebagai aturan bangunan di . Ander : penyengga sesisal /memolo Asia. Bentuk atap rumah tinggal . Balungan : kerangka pokok rumah menunjukkan kedudukan sosial pemilik yang terdiri atas, tiang, pengeret, rumah tersebut. Rumah tinggal dengan sunduk dan blandar. atap jenis Joglo diperuntukkan bagi . Baturan : alas rumah, tempat pijakan penduduk yang memiliki golongan sosial tiang yang paling tepi kelas bangsawan atau petinggi di lingkungan tersebut. 51 Jurnal PRAXIS | Vol. 2 | No. 1 | September 2019 . Blandar :kayu yang membujur sepanjang rumah untuk mengaitkan antar tiang . Brunjung : kuda-kuda pada rumah Joglo di atas saka guru, termasuk konstruksi loteng di atas rong-rongan, berbentuk seperti piramida Gambar 1. Nama bagian konstruksi rumah joglo. terguncang. Sumber : Ismunandar, 2001, dalam Home Design and Ideas, 2015, . Cagak : tiang/kolom http://www.hdesignideas.com/2011/01/konstruksi - joglo-rumah-adat-jawa-tengah.html . Dudur : kayu yang dipasang untuk mengaitkan ujung memolo dan Jenis rumah Joglo blandar, untuk membentuk atap Rumah Joglo merupakan bentuk berbentuk limasa. rumah tradisional dengan ciri khas . Pengeret : pengait soko guru di atas memiliki empat tiang dengan tumpangsari sunduk yang terkait dengan blandar. dan berdenah bujur sangkar. Menurut . Sesirah / memolo : kayu yang Musman (2017) mengkategorikan rumah membujur sepanjang rumah yang bentuk Joglo dari bentuk atap dan dipasang di atas ander konstruksinya. Rumah – rumah Joglo . Saka guru : tiang / kolom pokok tersebut dapat dibedakan sebagai berikut : rumah, biasanya berjumlah 4 buah . Sunduk : pengait soko guru, di bawah a. Rumah Joglo Kepuhan Limasan : pengeret dan blandar Rumah Joglo ini memakai uleng Kestabilan konstruksi banguan Joglo ganda, sunduk bandang lebih panjang terletak pada keseluruhan konstruksi dan ander (saka-gini) agak pendek, atapnya, yang terpasang dengan sistem sehingga empyak /atap brunjung lebih saling berkaitan dengan sistem tarik, panjang. sehingga masing-masing bagian terikat b. Rumah Joglo Kepuhan Lawakan secara rigid, disebut “cathokan”. Rumah Joglo yang tanpa menggunakan geganja, atap brunjung agak tegak sehingga kelihatan tinggi. 52 Jurnal PRAXIS | Vol. 2 | No. 1 | September 2019 c. Rumah Joglo Jempongan guru di antara dua buah pengeret. Rumah joglo yang memakai dua buah Biasanya dua buah tiang tadi diganti pengeret dengan denah bujur sangkar. dengan tembok sambungan. d. Rumah Joglo Pengrawit Kebanyakan rumah bentuk ini dipakai Rumah joglo yang memakai lambang sebagai regol (gapura) gantung, atap bronjong merenggang j. Rumah Joglo Hageng (besar) dari atap penenggap, atap emper Rumah Joglo yang hampir sama merenggang dari atap penanggap, tiap dengan rumah Joglo Pengrawit tetapi sudut diberi tiang (saka) bentung ukuran lebih rendah dan ditambah atap tertancap pada sudut, tumpang lima yang disebut peningrat dan ditambah buah, memakai singup dan geganja. tratak keliling
Recommended publications
  • The Influence of Hindu, Buddhist, and Chinese Culture on the Shapes of Gebyog of the Javenese Traditional Houses
    Arts and Design Studies www.iiste.org ISSN 2224-6061 (Paper) ISSN 2225-059X (Online) Vol.79, 2019 The Influence of Hindu, Buddhist, and Chinese Culture on the Shapes of Gebyog of the Javenese Traditional Houses Joko Budiwiyanto 1 Dharsono 2 Sri Hastanto 2 Titis S. Pitana 3 Abstract Gebyog is a traditional Javanese house wall made of wood with a particular pattern. The shape of Javanese houses and gebyog develop over periods of culture and government until today. The shapes of gebyog are greatly influenced by various culture, such as Hindu, Buddhist, Islamic, and Chinese. The Hindu and Buddhist influences of are evident in the shapes of the ornaments and their meanings. The Chinese influence through Islamic culture developing in the archipelago is strong, mainly in terms of the gebyog patterns, wood construction techniques, ornaments, and coloring techniques. The nuance has been felt in the era of Majapahit, Demak, Mataram and at present. The use of ganja mayangkara in Javanese houses of the Majapahit era, the use of Chinese-style gunungan ornaments at the entrance to the Sunan Giri tomb, the saka guru construction technique of Demak mosque, the Kudusnese and Jeparanese gebyog motifs, and the shape of the gebyog patangaring of the house. Keywords: Hindu-Buddhist influence, Chinese influence, the shape of gebyog , Javanese house. DOI : 10.7176/ADS/79-09 Publication date: December 31st 2019 I. INTRODUCTION Gebyog , according to the Javanese-Indonesian Dictionary, is generally construed as a wooden wall. In the context of this study, gebyog is a wooden wall in a Javanese house with a particular pattern.
    [Show full text]
  • Bulletin Narasimha 2008
    Pengantar Redaksi Pengantar Redaksi________________________________________3 Catatan Redaksi__________________________________________4 Perkembangan Pengelolaan Sumber Daya Arkeologis_____________6 Pencagarbudayaan di DIY_________________________________12 Kawasan Imogiri Strategi Pelestarian dan Pemanfaatannya_______23 Candi Prambanan Didirikan Di Atas Bekas Aliran Sungai__________36 Candi Kalasan Pasca Gempa Tektonik 27 Mei 2006_____________43 Rehabilitasi Candi Prambanan Sebagai Atraksi Wisata___________51 Pelaksanaan Emergency dan Rehabilitasi_____________________57 Berita Kegiatan BP3 dan Temuan Benda Cagar Budaya__________ 63 Penghargaan Pelestari Benda Cagar Budaya___________________68 2 Pengantar Redaksi Pengantar Redaksi Buletin Narasimha Balai Pelestarian Peninggalan Purbakala (BP3) Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) pada tahun 2008 terbit perdana. Media cetak ini didedikasikan sebagai wahana untuk merefleksikan pemikiran tentang berbagai aspek yang inheren dengan permasalahan pelestarian benda cagar budaya, situs, kawasan cagar budaya, dan persoalan-persoalan lain yang terkait. Pada dasarnya persoalan pelestarian sumberdaya arkeologi dapat dilakukan dengan pendekatan multidisipliner dan multidimensional. Berbagai pendekatan itu dapat dikonfigurasikan sebagai gagasan dan pemikiran di dalam media ini. Pada edisi ini berbagai aspek pelestarian benda cagar budaya di presentasikan sebagai urgensi pembahasan utama. Relevan dengan permasalahan tersebut juga dikupas tentang upaya BP3 DIY melakukan penetapan Benda Cagar Budaya berbagai
    [Show full text]
  • Akulturasi Dan Inkulturasi Budaya Di Gereja Hati
    1 2 Pengantar Redaksi Puji syukur kita panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Kuasa karena atas karuniaNya, Balai Pelestarian Peninggalan Purbakala (BP3) Daerah Istimewa Yogyakarta pada tahun 2009 ini dapat menerbitkan kembali Bulettin Narasimha. Berbagai ide-ide, pemikiran, dan refleksi kritis mengenai aspek-aspek pelestarian, dinamika kawasan, nilai manfaat pusaka budaya, partisipasi masyarakat, lanskap, inkulturasi budaya, dan presentasi potensi budaya dituangkan dalam bentuk tulisan di media ini. Pada bulletin edisi saat ini di samping mewadahi berbagai pemikiran dari kalangan internal BP3 juga dari kalangan eksternal yaitu akademisi maupun tokoh pelestari dari Kotagede Yogyakarta. Sebagai tulisan utama diekspose mengenai dinamika masyarakat kawasan cagar budaya Kotagede, aspek nilai manfaat kawasan cagar budaya Kotagede, dan aspek partisipasi masyarakat di kawasan cagar budaya. Di samping itu, juga terdapat berbagai tulisan yang mempunyai relevansi dengan berbagai aspek perlindungan, pengetahuan tentang lanskap Prambanan, kawasan Pecinan, peran inkulturasi budaya dalam rangka pelestarian dan, serta peran multi media di dalam mempresentasikan potensi budaya kepada masyarakat. Sebagai pendukung yaitu tentang tulisan mengenai berbagai implementasi program tentang kegiatan bimbingan teknis pemugaran dan perawatan struktur kayu, work shop pelestarian bangunan tradisional, dan perawatan bangunan tradisional di Kotagede. Di samping itu, dilengkapi dengan beberapa kegiatan pemugaran di Candi Ijo dan Ratu Baka. Berbagai tulisan tersebut di atas semoga bermanfaat bagi masyarakat pecinta pusaka budaya, mahasiswa, pelajar, dan akhirnya dapat menambah referensi khasanah pustaka budaya pada umumnya. Redaksi Narasimha 3 Catatan Redaksi : Partisipasi Masyarakat dalam Pelestarian Tema Hari Ulang Tahun (HUT) Purbakala ke-96 tahun 2009 di Balai Pelestarian Peninggalan Purbakala Daerah Istimewa Yogayakarta (BP 3 DIY) tahun ini yaitu Bersama Masyarakat Kita Lestarikan Cagar Budaya.
    [Show full text]
  • Kajian Ornamen Gorga Di Rumah Adat Batak Toba
    Jurnal Arsitektur ALUR - Vol.2 No.1 April 2019 KAJIAN ORNAMEN GORGA DI RUMAH ADAT BATAK TOBA (Studi Kasus : Di Kawasan Desa Wisata Tomok, Huta Siallagan dan Huta Bolon Di Kabupaten Samosir) Dearma A Saragih(1), Yulianto, ST,M.ENG(2), Ir. Raimundus Pakpahan ST.MT(3) (1)Mahasiswa, Prodi Arsitektur, Fakultas Teknik, Universitas Katolik Santo Thomas Sumatera Utara (2) Staff Pengajar, Prodi Arsitektur, Fakultas Teknik, Universitas Katolik Santo Thomas Sumatera Utara Email: [email protected] (3) Staff Pengajar, Prodi Arsitektur, Fakultas Teknik, Universitas Katolik Santo Thomas Sumatera Utara Email: [email protected] Abstract One of the interesting cultural potentials to be studied is traditional houses. This traditional house has its own uniqueness in every area. One of the uniqueness can be seen from the many ornaments in it. Diversity has its own meaning and function. Ornaments is one of the historical heritage of Indonesia where almost all the tribes in Indonesia can be found various kinds of ornaments that reflect the techniques of each region in Indonesia. Ornament Batak Toba is one of the many ornaments that exist in this country Indonesia. Toba Batak ornament can be found in North Sumatera Province precisely in Samosir regency which always apply Toba Batak ornament as decoration or as identity in important building for Batak Toba, for example in traditional house building in Huta Siallagan, Tomok Village and Huta Bolon.This research is classified in research using descriptive-comparative research method, doing the study by comparing the existing ornaments in these three villages with theories about Ornaments Gorga Rumah Adat Batak Toba, then do the analysis of the condition in accordance with the theory used as a reference Keywords: Culture, Traditional House, and Ornament Abstrak Salah satu potensi kebudayaan yang menarik untuk diteliti adalah rumah adat.
    [Show full text]
  • Congratulations
    Pelestarian Bangunan Masjid Al Aqsa Manarat Qudus (Masjid Menara Kudus) Jawa Tengah Rohadatul Aisy1 dan Antariksa2 1 Mahasiswa Program Studi Sarjana Arsitektur, Jurusan Arsitektur, Fakultas Teknik, Universitas Brawijaya 2 Dosen Jurusan Arsitektur, Fakultas Teknik, Universitas Brawijaya Alamat Email penulis: [email protected]; [email protected] ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi dan mengkaji karakter bangunan Masjid Al Aqsa Manarat Qudus (Masjid Menara Kudus) yang meliputi karakter visual, spasial dan struktural bangunan, serta menentukan strategi pelestarian yang dapat digunakan pada bangunan tersebut. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan menggunakan tiga macam pendekatan, yaitu metode deskriptif analisis, metode evaluatif dan metode development. Dalam penelitian ini ditemukan bahwa karakter bangunan Masjid Menara Kudus ditentukan oleh beberapa elemen, yaitu antara lain elemen karakter visual memperhatikan keseluruhan elemen yang membentuk fasade eksterior maupun interior dari Masjid Menara Kudus, seperti gaya bangunan, pintu, jendela, dan dinding. Karakter spasial yaitu organisasi ruang dan orientasi bangunan, dan karakter struktural dengan menganalisa susunan struktur bagian atas yang ada pada Masjid Menara Kudus. Dari hasil analisa ketiga karakter tersebut, nantinya dapat ditentukan hasil berupa arahan pelestarian yang sesuai dengan setiap elemen-elemen bangunan yang ada di Masjid Menara Kudus. Kata kunci: masjid, karakter bangunan, strategi bangunan ABSTRACT This study aimed to analyze and find character of buildingAl Aqsa Manarat Qudus Mosque (Menara Kudus Mosque) which includes character of visual, spatial and structural of the building, and determine strategies that can be used in the preservation of the building. This study was a descriptive study using three types of approaches, which are method of description analysis, evaluative method (weighting) and method of development.
    [Show full text]
  • The Effect of Functional Transformation on the Joglo Traditional House Concept (A Case Study of Muncul Jaya Restaurant) Tri Susetyo Andadari*, Suzanna Ratih Sari *
    International Journal of Scientific and Research Publications, Volume 9, Issue 7, July 2019 55 ISSN 2250-3153 The Effect Of Functional Transformation On The Joglo Traditional House Concept (A Case Study of Muncul Jaya Restaurant) Tri Susetyo Andadari*, Suzanna Ratih Sari * * Magister of Architecture Department, Diponegoro University DOI: 10.29322/IJSRP.9.07.2019.p9110 http://dx.doi.org/10.29322/IJSRP.9.07.2019.p9110 Abstract-There are many philosophies that build upon a Joglo Javanese houses built in the shape of Joglo. This is why it leads traditional house in its era, from the decided location, building to the need for a study of a modern Joglo house. orientation, manufacturing period, differentiating the sections and ornaments that decorate the house. Unfortunately, this The object of the research was done at the Muncul Jaya phenomenon is hardly to be found in this digital era nowadays. Restaurant in central Java, Indonesia, where it is clearly can be seen that the restaurant’s shape is ethnical and it took the concept Muncul Jaya Restaurant was built by ethnical concept in the of Joglo traditional house, but its design had transformed from a shape of Joglo traditional building. It is very attractive in the house that functioned as a residential to a commercial functioned middle of this modern architectural works. Joglo is used to be a house, a restaurant. resident-able house but it is adapted to be a commercial purpose which is a restaurant. This functional transformation leads to the Along with quantitative paradigm and self-interpretated analysis needs of the reseach about Joglo as an original traditional house.
    [Show full text]
  • Form and Function Changes of Pendhapa (Traditional Javanese Hall)
    Journal of Education and Social Sciences, Vol. 5, issue 2, (October) ISSN 2289-1552 2016 FORM AND FUNCTION CHANGES OF PENDHAPA (TRADITIONAL JAVANESE HALL) Tri Prasetyo Utomo Student of Cultural Studies Department, Posgraduated, Universitas Sebelas Maret [email protected]. Bani Sudardi Profesor of Cultural Studies Department, Posgraduated, Universitas Sebelas Maret [email protected] ABSTRACT The discussion of pendhapa (Javanese traditional hall) in this paper is more emphasis on the form and change its function. Pendhapa generally shaped Joglo, and is the only house that is owned by the noble persons. Joglo is in square a with four-poster as the main pillar that often called Saka Guru. The four pillars support the roof towering in the middle is called the roof Brunjung. Pendhapa initially serves as a gathering place, deliberation and social interaction between citizens to know each other. In Javanese architecture, pendhapa called Home Front and serves as a living room. However, in its development pendhapa can also function as a commercial space. It is associated with the development of the culture and lifestyle of the people, especially those in Surakarta. Key word: pendhapa, Form and Function. HOUSE IN THE JAVANESE COMMUNITY Javanese cultural life in the city of Surakarta is a Javanese civilization rooted in the Kingdom. This civilization has a history of literature that has been there since four centuries ago, and has the art developed in the form of dance and sound art Kraton, and marked if a religious life that is highly syncretistic, a mixture of elements of Hinduism, Buddhism, and Islam. This is especially true in the city of Kraton Surakarta, where growing dozens of contemporary religious movement, called the movement psychotherapy.
    [Show full text]
  • Kotagede Yogyakarta
    J. Appl. Environ. Biol. Sci. , 5(11)1-9, 2015 ISSN: 2090-4274 © 2015, TextRoad Publication Journal of Applied Environmental and Biological Sciences www.textroad.com The Meaning of Public Space in Traditional Houses of Javanese Society Study cases: Kotagede Yogyakarta Sumardiyanto 1*, Antariksa 2, Purnama Salura 3 1Lecturer in Architecture Department at Atma Jaya Yogyakarta University in Yogyakarta, Indonesia 2Senior lecturer in Architecture Department at Brawijaya University in Malang, Indonesia 3Senior lecturerin Architecture Department atParahyangan Catholic University in Bandung, Indonesia Received: May 12, 2015 Accepted: September 30, 2015 ABSTRACT This reseacth aims to reveal an understanding of the public spaces in traditional house of Javanese community. Three traditional houses of joglo types were selected as a representation of form aspects. For the representation of function aspects three life cycle ceremonies namely birth, marriage and death were chosen. The basic approach used was structuralism developed by Levi Strauss combined with categorization aspect in architecture by Capon and rotation function aspect - form - meaning by Salura and Fauzy. The first step in this research is to reveal the surface structure of function aspect by tracing elements and syntagmatic relations of the activities the life cycle.ceremonies. At the same time also made the disclosure the surface structure of form aspect by tracing elements and syntagmatic relations of case study houses. The next step is to analyze the binary opposition to get the paradigmatic relation between function and form aspect surface structure. The results are then interpreted further by linking it with traditional concepts that live in the community. The analysis showed that public spaces in traditional house of Javanese community is an integral part of the Java community in order to find salvation in life.
    [Show full text]
  • LAPORAN PENELITIAN TEKTONIK ARSITEKTUR JOGLO Disusun Oleh
    (Hibah Dosen Muda) LAPORAN PENELITIAN TEKTONIK ARSITEKTUR JOGLO Disusun Oleh: YENNY GUNAWAN, ST., MA. WULANI ENGGARSARI, ST., MT. RAFII PUTRA W. Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat Universitas Katolik Parahyangan (2017) ABSTRACT In contemporary architecture, a certain tectonic character is important not only to accommodate the growing flexible function of a space, but also to resist disaster. Although the two requirement seem to be not related, but in vernacular buildings, the two are interconnected. These common tectonic characters are wood-frame structure –many are on stilt- with single-space room -in the case of Japan, with sliding or movable walls-, knocked down and sometimes portable. It is important to point out that this tectonic character of vernacular architecture emerge directly from the craftsmanship, and handed-down from generation to the next which contains the naming of the structural parts, how the joints are made, as well as the building phases and how the rituals performed in the construction process. Meanwhile, the tectonic character of contemporary architecture today emerged in relation to its material articulation and composition. Whilst the craftsmanship in contemporary architectural production mostly discuss in relation to architect’s design process, which includes drawing, model making, as well as, the technological advancement in architecture, both in the design process (digitalization), and the industrialized building construction process. Thus, this research tries to study the knock down and portability tectonic characters of Joglo –as one of Indonesia’s vernacular architecture which can accommodate the growing flexible function of a space, but also to resist disaster. Hopefully, the result of this study can be used for the creation of adaptable contemporary architecture of the future.
    [Show full text]
  • Case Study: Kotagede, Yogyakarta - Indonesia)
    Culture of Dwelling and Production of Space in the Post - Disaster Urban Transformation Processes (Case Study: Kotagede, Yogyakarta - Indonesia) vorgelegt von Gregorius Sri Wuryanto Prasetyo Utomo M.Arch geb.in Yogyakarta, Indonesien von der Fakultät VI – Planen Bauen Umwelt der Technischen Universität Berlin zur Erlangung des akademischen Grades Doktor der Ingenieurwissenschaften -Dr.-Ing- genehmigte Dissertation Promotionsausschuss: Vorsitzender : Prof. Dr. Philipp Misselwitz Gutachter : Prof. Dr. Peter Herrle Gutachterin : Prof. Dr.-Ing. Andrea Haase Tag der wissenschaftlichen Aussprache: 14.Juli 2014 Berlin 2014 Acknowledgements This dissertation is my academic achievement; a dynamic process of developing knowledge and understanding about people and their culture of dwelling, including their transformation processes. It has been dealt with through an intellectual discourse and many academic encounters, fruitful discussions, and also trial and error processes which have been enriched by emotional integrity in between. This study is critically based on observations and acquaintances with people and their cultures of dwelling in Kotagede, the historical Javanese town in Yogyakarta, Indonesia. From first arriving in the series of field research, I have benefited from the friendship of numerous people who assisted and advised me with various information, knowledge, and data. The following mentioned people all assisted me in various ways. I would like to express my great appreciation and deep gratitude to my supervisors, Prof. Dr. Peter Herrle, and Prof. Dr. -Ing. Andrea Haase for their valuable and constructive suggestions during the planning and development of this research work. Their willingness to give their time so generously has been very much appreciated. Furthermore, I would like to extend my great appreciation to Prof.
    [Show full text]
  • Akulturasi Budaya Dalam Arsitektur Masjid Gedhe Mataram Kotagede
    AKULTURASI BUDAYA DALAM ARSITEKTUR MASJID GEDHE MATARAM KOTAGEDE SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Adab dan Ilmu Budaya UIN Sunan Kalijaga untuk Memenuhi Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Humaniora (S.Hum) Oleh: Apriyanto NIM: 09120008 JURUSAN SEJARAH DAN KEBUDAYAAN ISLAM FAKULTAS ADAB DAN ILMU BUDAYA UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA 2015 i Scanned by CamScanner Scanned by CamScanner Motto: “Hanyalah yang memakmurkan masjid-masjid Allah ialah orang-orang yang beriman kepada Allah dan hari kemudian, serta tetap mendirikan salat, menunaikan zakat dan idak takut (kepada siapa pun) selain kepada Allah, maka merekalah orang-orang yang diharapkan termasuk golongan orang- orang yang mendapat petunjuk” (Q.S AT-Taubah ayat 18) v Halaman Persembahan Dengan mengucap syukur kepada Allah SWT, Skripsi ini saya persembahkan kepada: Almamaterku Fakultas Adab dan Ilmu Budaya Uin Sunan Kalijaga Yogyakarta Bapak Nurhabib, ibu Suyati dan seluruh keluarga besarku Nurwiyanto, Sony S Saputra, Dwi umaroh, Kastini, Hartini, Dewi, Sahila dan Nevan Terima kasih atas dukungan dan doanya yang tak pernah putus selalu mendoakan ananda Hanya dengan rahmat dan hidayah allah, sehingga skripsi ini dapat terselesaikan. vi Abstraksi Akulturasi Budaya Dalam Arsitektur Masjid Gedhe Mataram Kotagede Masjid Gedhe Mataram Kotagede, merupakan salah satu masjid tradisional di Jawa. Hingga saat ini keberadaanya masih terjaga dengan baik. Arsitektur masjid Gedhe Mataram merupakan percampuran dari berbagai unsur budaya, mulai dari bangunan utama yang memiliki kesamaan bentuk dengan rumah tradisional Jawa yaitu joglo, sampai konsep masjid dan makam para pendiri kerajaan mataram yang masih bisa kita saksikan saat ini. Sejarah berdirinya masjid Gedhe Mataram Kotagede yaitu pada masa panembahan Senopati pada tahun 1585-1601.
    [Show full text]
  • Inventory of the Oriental Manuscripts of the Library of the University of Leiden
    INVENTORIES OF COLLECTIONS OF ORIENTAL MANUSCRIPTS INVENTORY OF THE ORIENTAL MANUSCRIPTS OF THE LIBRARY OF THE UNIVERSITY OF LEIDEN VOLUME 4 MANUSCRIPTS OR. 3001 – OR. 4000 REGISTERED IN LEIDEN UNIVERSITY LIBRARY IN THE PERIOD BETWEEN 1883 AND 1896 COMPILED BY JAN JUST WITKAM PROFESSOR OF PALEOGRAPHY AND CODICOLOGY OF THE ISLAMIC WORLD IN LEIDEN UNIVERSITY INTERPRES LEGATI WARNERIANI TER LUGT PRESS LEIDEN 2007 © Copyright by Jan Just Witkam & Ter Lugt Press, Leiden, The Netherlands, 2006, 2007. The form and contents of the present inventory are protected by Dutch and international copyright law and database legislation. All use other than within the framework of the law is forbidden and liable to prosecution. All rights reserved. No part of this publication may be reproduced, translated, stored in a retrieval system, or transmitted in any form or by any means, electronic, mechanical, photocopying, recording or otherwise, without prior written permission of the author and the publisher. First electronic publication: 27 October 2006. Latest update: 13 August 2007 © Copyright by Jan Just Witkam & Ter Lugt Press, Leiden, The Netherlands, 2006, 2007 2 PREFACE The arrangement of the present volume of the Inventories of Oriental manuscripts in Leiden University Library does not differ in any specific way from the volumes which have been published earlier. For the sake of brevity I refer to my prefaces in those volumes. A few essentials my be repeated here. Not all manuscripts mentioned in the present volume were viewed by autopsy (but quite a number was indeed inspected). The sheer number of manuscripts makes this impossible. At a later stage this may be achieved, but trying to achieve this at the present stage of inventorizing would seriously hamper the progress of the present project.
    [Show full text]