Kotagede Yogyakarta
Total Page:16
File Type:pdf, Size:1020Kb
Load more
Recommended publications
-
The Influence of Hindu, Buddhist, and Chinese Culture on the Shapes of Gebyog of the Javenese Traditional Houses
Arts and Design Studies www.iiste.org ISSN 2224-6061 (Paper) ISSN 2225-059X (Online) Vol.79, 2019 The Influence of Hindu, Buddhist, and Chinese Culture on the Shapes of Gebyog of the Javenese Traditional Houses Joko Budiwiyanto 1 Dharsono 2 Sri Hastanto 2 Titis S. Pitana 3 Abstract Gebyog is a traditional Javanese house wall made of wood with a particular pattern. The shape of Javanese houses and gebyog develop over periods of culture and government until today. The shapes of gebyog are greatly influenced by various culture, such as Hindu, Buddhist, Islamic, and Chinese. The Hindu and Buddhist influences of are evident in the shapes of the ornaments and their meanings. The Chinese influence through Islamic culture developing in the archipelago is strong, mainly in terms of the gebyog patterns, wood construction techniques, ornaments, and coloring techniques. The nuance has been felt in the era of Majapahit, Demak, Mataram and at present. The use of ganja mayangkara in Javanese houses of the Majapahit era, the use of Chinese-style gunungan ornaments at the entrance to the Sunan Giri tomb, the saka guru construction technique of Demak mosque, the Kudusnese and Jeparanese gebyog motifs, and the shape of the gebyog patangaring of the house. Keywords: Hindu-Buddhist influence, Chinese influence, the shape of gebyog , Javanese house. DOI : 10.7176/ADS/79-09 Publication date: December 31st 2019 I. INTRODUCTION Gebyog , according to the Javanese-Indonesian Dictionary, is generally construed as a wooden wall. In the context of this study, gebyog is a wooden wall in a Javanese house with a particular pattern. -
Signifikansi Arsitektural Volkstheater Sobokartti Karya Thomas Karsten
SIGNIFIKANSI ARSITEKTURAL VOLKSTHEATER SOBOKARTTI KARYA THOMAS KARSTEN Bharoto Abdul Malik Eddy Prianto Penerbit UNDIP Press 2019 SIGNIFIKANSI ARSITEKTURAL VOLKSTHEATER SOBOKARTTI KARYA THOMAS KARSTEN © 2019 UNDIP Press Penerbit UNDIP Press Universitas Diponegoro Jl. Prof. Soedharto, SH., Tembalang Semarang 50275 INDONESIA telepon (024) 76480683 e-mail: [email protected] Editor : Bharoto Abdul Malik Eddy Prianto Desainer sampul : Abdul Malik ISBN 978-979-097-607-8 Hak cipta dilindungi undang-undang. Dilarang memperbanyak karya tulis ini dalam bentuk dan dengan cara apa pun,tanpa izin tertulis dari Penerbit. Dicetak oleh UPT UNDIP Press Semarang ii iii iv v PENGANTAR Buku ini mengetengahkan kajian arsitektural terhadap Gedung Volks- theater (teater rakyat) Sobokartti. Gedung rancangan arsitek ir. Tho- mas Karsten (1884-1945) ini berada di Jalan dr. Cipto no. 31-33, Se- marang. Pada masa kini telah banyak pihak yang mengenal, baik so- sok arsitek maupun hasil karya arsitekturnya itu. Setidaknya tiga da- sawarsa terakhir ini menunjukkan kajian tentang keduanya telah ter- publikasi dalam buku maupun artikel. Sepengetahuan penulis, Helen Jessup merupakan peneliti awal yang menyinggung kehadiran Tho- mas Karsten dalam praktik arsitektur di Hindia Belanda. Ia menyebut- kannya dalam artikel untuk majalah Mimar edisi tahun 1984 dengan judul “ The Dutch Colonial Villa, Indonesia ”. Yulianto Sumalyo juga pernah membahas Thomas Karsten, dengan menyandingkan bersama beberapa arsitek seangkatannya, dalam disertasi doktoral berjudul “L’Architecture Colonial Hollandais en Indonesie ” pada tahun 1988. Pada tahun yang sama sejarawan Huib Akihary juga memberikan por- si bahasan tentang Karsten dalam “Architectuur en Stedebouw van In- donesie 1870/1970”. Sebenarnya masih banyak lagi artikel maupun penelitian tentang Thomas Karsten di waktu-waktu selanjutnya. -
Jurnal Sosiologi – Andalas
April. 2015. Vol. 5, No. 02 ISSN 2307-227X International Journal of Research In Social Sciences © 2013-2015 IJRSS & K.A.J. All rights reserved www.ijsk.org/ijrss ANALISYS OF SOCIOLOGY DESIGN IN SETTLEMENTS KAUMAN YOGYAKARTA CAMA JULI RIANINGRUM, AGUS SACHARI, AND IMAM SANTOSA Art and Design Department Bandung Institute of Technology (ITB) Bandung, Indonesia Faculty of Art and Design – Universitas Trisakti, Jakarta, Indonesia [email protected] ABSTRACT Kauman settlement, located inside the complex of Kraton Yogyakarta (Palace of Yogyakarta) in Indonesia, is an urban village settlement offering a sanctuary peace and tranquillity in the midst of the hustle and bustle of urban Yogyakarta. The settlement is nearly three centuries old and over time has developed a new set of social norms of its residents while maintaining traditional Javanese and Islamic values. Since its establishment in 1775 to the present day, Kauman settlement has maintained its physical and non-physical originality. Physically, maintenance of traditional Javanese architecture is seen in the layout of the settlement and its buildings. Non-physically, maintenance of traditional Javanese values and its Muslim adherents is seen in a tight-knit, harmonious, tranquil society with the mosque as its centre. The design of the settlement is inseparable to the systems of value, social dynamics, human resources, and wisdom of its founders and settlers. Kauman settlement in Yogyakarta is a representation of a Muslim identity closely adhering traditional Javanese values in everyday life. Keywords: Javanese cultural values, Kauman settlement, Sociology, Design INTRODUCTION Sultan Hamengkubuwono I ordered the construction of a mosque in front of palace and Kauman Yogyakarta is a settlement originally west of the north square to complete the part of the royal bureaucracy (Kraton) in Java. -
Tradition Concept in Kauman Yogyakarta Settlement As a Representation of Javanese Cultural Values
Arts and Design Studies www.iiste.org ISSN 2224-6061 (Paper) ISSN 2225-059X (Online) Vol.21, 2014 Tradition Concept in Kauman Yogyakarta Settlement As A Representation of Javanese Cultural Values Cama Juli Rianingrum 1* Dr. AgusSachari, MSn 2. Dr. Pribadi Widodo, MSn. 3 1. Lecturer: Faculty of Arts and Design of Trisakti University, Jakarta-Indoneisa, PO Box 11440 Jakarta - Indonesia 2. Faculty of Arts and Design of Bandung Institute of Technology, Bandung-Indonesia 3. Faculty of Arts and Design of Bandung Institute of Technology, Bandung-Indonesia *E-mail of the corresponding author: [email protected] Abstract The Kauman settlement in Yogyakarta is an urban village settlement that is almost three centuries old and located at the heart of the Yogyakarta business and tourism center. The settlement was founded in 1775 by Sri Sultan Hamengkubuwono I as housing facility for the abdi dalem (palace employees) on religious affairs. The settlement has undergone many changes influenced by politics, power and globalization that eventually brought modernization to the settlement. Starting from 1912, the settlement began to be strongly influenced by Muhammadiyah organization. Even though the Kauman settlement is now an open community and no longer part of the palace bureaucracy, its people still practice the way of life based on Javanese cultural values supported by piety in practicing Islamic rules in daily life from generation to generation. The Kauman settlement today exist authentically as both a Muslim society and part of the Javanese traditional culture. This authenticity is visible in the settlement layout and the buildings within, which reflect a calm and cozy urban village settlement with its own characteristics amidst the business and tourism center of Yogyakarta. -
Modul I – Pengertian Dan Kriteria Cagar Budaya
PENGANTAR A. Latar Belakang Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 11 tahun 2010 tentang Cagar Budaya, terutama pada Bab VI Bagian Kesatu pasal 28, 29, dan pasal 30 mengamanatkan perlunya dilakukan pendaftaran sebagai bagian dari proses penyusunan Register Nasional. Penyusunan Register Nasional merupakan upaya penting untuk mengetahui jumlah kekayaan Cagar budaya secara nasional. Sehubungan dengan hal tersebut dilakukan pendaftaran sebagai langkah awal dalam pencatatan Objek yang akan diusulkan sebagai Cagar Budaya kepada Pemerintah Kabupaten/Kota atau perwakilan Pemerintah Republik Indonesia di luar negeri. Sejalan dengan pelaksanaan otonomi daerah, kegiatan pendaftaran menjadi tanggung jawab Pemerintah Kabupaten/Kota. Lebih lanjut agar pelaksanaan pendaftaran dapat berjalan secara terpadu antara Pemerintah Pusat dan Daerah maka perlu disusun sistem dan jejaring pendaftaran Cagar Budaya yang tepat dan berkesinambungan. Guna mempersiapkan sistem dan jejaring tersebut, perlu dipersiapkan sumber daya manusia (SDM) yang mampu melakukan pendaftaran Cagar Budaya sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Sebagai tahap awal dalam mempersiapkan tenaga pendaftar, dibutuhkan SDM yang memiliki pengetahuan dan keterampilan yang memadai tentang Cagar Budaya. Menindaklanjuti hal tersebut, dirasakan perlu tenaga pelatih pendaftaran Cagar Budaya, khususnya di tingkat provinsi. Pencapaian kemampuan tenaga pendaftar Cagar Budaya memerlukan bahan ajar berupa modul bagi tenaga pelatih pendaftaran dan tenaga pendaftar Cagar Budaya. B. Tujuan Pembelajaran Tujuan Pembelajaran Umum Setelah mengikuti pelatihan ini diharapkan peserta pelatihan petugas pendaftar mampu: 1. Memahami pengertian Cagar Budaya. 2. Memahami proses dan prosedur pendaftaran Cagar Budaya. 3. Mampu mengimplementasikan hal-hal yang berkaitan dengan kegiatan pendaftaran Cagar Budaya. Tujuan Pembelajaran Khusus Setelah mengikuti pelatihan ini diharapkan peserta pelatihan petugas pendaftar mampu: 1. Menjadi petugas pendaftar Cagar Budaya yang kompeten. -
Tata Bangunan Rumah Tinggal Daerah Pecinan Di Kota Probolinggo Jawa Timur
TATA BANGUNAN RUMAH TINGGAL DAERAH PECINAN DI KOTA PROBOLINGGO JAWA TIMUR Diana Thamrin Jurusan Desain Interior, Fakultas Seni dan Desain Universitas Kristen Petra - Surabaya e-mail: [email protected] ABSTRAK Kota Probolinggo merupakan salah satu kota administratif penting di Jawa di jaman Kolonial Belanda. Jauh sebelum kekuasaan Belanda, orang Tionghoa membawa tradisi dan agama mereka dan berdiam di bagian Timur kota sepanjang sungai Banger yang dahulu merupakan akses utama distribusi bahan perdagangan. Di jaman VOC, mayoritas orang Tionghoa memainkan peranan penting dalam perdagangan dan menjadi perantara bagi pedagang Belanda dan pribumi. Interaksi dengan orang Eropa maupun pribumi merubah gaya hidup mereka sehingga terjadi percampuran budaya antara budaya asal mereka, dengan lingkungan pribumi maupun orang Belanda dan secara tidak langsung mempengaruhi tata bangunan rumah mereka. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif yang bersifat deskriptif dan bertujuan untuk mendeskripsikan tata bangunan rumah-rumah tinggal tersebut secara keseluruhan akibat aktivitas perdagangan dan mengetahui bagaimana perwujudan pengaruh budaya-budaya yang ada di lingkungan orang Tionghoa, baik dari budaya Tionghoa, Belanda (Eropa) dan lokal. Hasil penelitian menunjukkan bahwa aktivitas perdagangan dan jarak dari jalur perdagangan mempengaruhi bentuk bangunan dan organisasi ruang, sedangkan elemen interior maupun elemen dekoratif dari masing-masing budaya mengalami akulturasi dan pengembangan. Meski telah terjadi akulturasi budaya pada tata bangunan rumah tinggal, budaya kolonial tetap menjadi budaya yang dominan, dan budaya Tionghoa seperti hirarki dalam rumah tangga maupun hormat pada leluhur tetap dipertahankan sebagai identitas. Kata kunci: tata bangunan, Probolinggo, Pecinan, kolonial Belanda, desain interior ABSTRACT Probolinggo was one of the important administrative trade cities in Java. Long before the Dutch reign, Chinese diasporas had settled along the Banger river in the east of the city bringing along with them their traditions and religion. -
Bulletin Narasimha 2008
Pengantar Redaksi Pengantar Redaksi________________________________________3 Catatan Redaksi__________________________________________4 Perkembangan Pengelolaan Sumber Daya Arkeologis_____________6 Pencagarbudayaan di DIY_________________________________12 Kawasan Imogiri Strategi Pelestarian dan Pemanfaatannya_______23 Candi Prambanan Didirikan Di Atas Bekas Aliran Sungai__________36 Candi Kalasan Pasca Gempa Tektonik 27 Mei 2006_____________43 Rehabilitasi Candi Prambanan Sebagai Atraksi Wisata___________51 Pelaksanaan Emergency dan Rehabilitasi_____________________57 Berita Kegiatan BP3 dan Temuan Benda Cagar Budaya__________ 63 Penghargaan Pelestari Benda Cagar Budaya___________________68 2 Pengantar Redaksi Pengantar Redaksi Buletin Narasimha Balai Pelestarian Peninggalan Purbakala (BP3) Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) pada tahun 2008 terbit perdana. Media cetak ini didedikasikan sebagai wahana untuk merefleksikan pemikiran tentang berbagai aspek yang inheren dengan permasalahan pelestarian benda cagar budaya, situs, kawasan cagar budaya, dan persoalan-persoalan lain yang terkait. Pada dasarnya persoalan pelestarian sumberdaya arkeologi dapat dilakukan dengan pendekatan multidisipliner dan multidimensional. Berbagai pendekatan itu dapat dikonfigurasikan sebagai gagasan dan pemikiran di dalam media ini. Pada edisi ini berbagai aspek pelestarian benda cagar budaya di presentasikan sebagai urgensi pembahasan utama. Relevan dengan permasalahan tersebut juga dikupas tentang upaya BP3 DIY melakukan penetapan Benda Cagar Budaya berbagai -
Akulturasi Dan Inkulturasi Budaya Di Gereja Hati
1 2 Pengantar Redaksi Puji syukur kita panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Kuasa karena atas karuniaNya, Balai Pelestarian Peninggalan Purbakala (BP3) Daerah Istimewa Yogyakarta pada tahun 2009 ini dapat menerbitkan kembali Bulettin Narasimha. Berbagai ide-ide, pemikiran, dan refleksi kritis mengenai aspek-aspek pelestarian, dinamika kawasan, nilai manfaat pusaka budaya, partisipasi masyarakat, lanskap, inkulturasi budaya, dan presentasi potensi budaya dituangkan dalam bentuk tulisan di media ini. Pada bulletin edisi saat ini di samping mewadahi berbagai pemikiran dari kalangan internal BP3 juga dari kalangan eksternal yaitu akademisi maupun tokoh pelestari dari Kotagede Yogyakarta. Sebagai tulisan utama diekspose mengenai dinamika masyarakat kawasan cagar budaya Kotagede, aspek nilai manfaat kawasan cagar budaya Kotagede, dan aspek partisipasi masyarakat di kawasan cagar budaya. Di samping itu, juga terdapat berbagai tulisan yang mempunyai relevansi dengan berbagai aspek perlindungan, pengetahuan tentang lanskap Prambanan, kawasan Pecinan, peran inkulturasi budaya dalam rangka pelestarian dan, serta peran multi media di dalam mempresentasikan potensi budaya kepada masyarakat. Sebagai pendukung yaitu tentang tulisan mengenai berbagai implementasi program tentang kegiatan bimbingan teknis pemugaran dan perawatan struktur kayu, work shop pelestarian bangunan tradisional, dan perawatan bangunan tradisional di Kotagede. Di samping itu, dilengkapi dengan beberapa kegiatan pemugaran di Candi Ijo dan Ratu Baka. Berbagai tulisan tersebut di atas semoga bermanfaat bagi masyarakat pecinta pusaka budaya, mahasiswa, pelajar, dan akhirnya dapat menambah referensi khasanah pustaka budaya pada umumnya. Redaksi Narasimha 3 Catatan Redaksi : Partisipasi Masyarakat dalam Pelestarian Tema Hari Ulang Tahun (HUT) Purbakala ke-96 tahun 2009 di Balai Pelestarian Peninggalan Purbakala Daerah Istimewa Yogayakarta (BP 3 DIY) tahun ini yaitu Bersama Masyarakat Kita Lestarikan Cagar Budaya. -
Kajian Struktur Bentuk Rumah Tradisional Suku Donggo Kabupaten Bima Nusa Tenggara Barat (Ntb)
KAJIAN STRUKTUR BENTUK RUMAH TRADISIONAL SUKU DONGGO KABUPATEN BIMA NUSA TENGGARA BARAT (NTB) SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana pada Program Studi Pendidikan Seni Rupa Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Makassar Oleh FADLIN NIM. 10541 0531 12 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SENI RUPA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR 2018 FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR SURAT PERNYATAAN Saya yang bertanda tangan dibawah ini: Nama : FADLIN Nim : 10541 0531 12 Jurusan : Pendidikan Seni Rupa Judul Skripsi : Kajian Struktur Bentuk Rumah Tradisional Suku Donggo Kabupaten Bima Nusa Tenggara Barat (NTB). Dengan ini menyatakan bahwa skripsi yang saya ajukan di depan Tim Penguji adalah ASLI hasil kerja saya sendiri dan bukan hasil jiplakan dan tidak dibuat oleh siapapun. Demikianlah pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya dan saya bersedia menerima sanksi apabila pernyataan ini tidak benar. Makassar, Maret 2018 Yang Membuat Pernyataan Fadlin Nim. 10541053112 FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR SURAT PERJANJIAN Saya yang bertanda tangan dibawah ini : Nama : FADLIN Nim : 10541 0531 12 Jurusan : Pendidikan Seni Rupa Fakultas : Keguruan dan Ilmu Pendidikan Dengan ini menyatakan perjanjian sebagai berikut: 1. Mulai penyusunan proposal sampai selesai skripsi ini, saya akan menyusun sendiri skripsi saya (tidak dibuat oleh siapapun). 2. Dalam penyusunan skripsi, saya akan selalu melakukan konsultasi dengan pembimbing yang telah ditetapkan oleh pimpinan fakultas. 3. Saya tidak akan melakukan penjiplakan (Plagiat) dalam penyusunan skripsi. 4. Apabila saya melanggar perjanjian pada butir 1, 2, dan 3, saya akan menerima sanksi sesuai dengan aturan yang berlaku. Demikian perjanjian ini saya buat dengan penuh kesadaran. -
Wayang Purwa: a Religio-Cultural Acculturation
THE CONFLUENCE BETWEEN ISLAM AND JAVANESE MYSTICISM IN THE AESTHETICS OF WAYANG PURWA: A RELIGIO-CULTURAL ACCULTURATION Mrs. Anak Agung Lindawati Kencana A Thesis Submitted in Partial Fulfillment of the Requirements for the Degree of Master of Arts Program in Southeast Asian Studies (Interdisciplinary Program) Graduate School Chulalongkorn University Academic Year 2014 Copyright of Chulalongkorn University การหลอมรวมของรหัสยลัทธิในศาสนาอิสลามและความเชื่อชวาที่ปรากฏในสุนทรียศาสตร์ของ วายัง ปูรวะ: การผสมผสานกันทางศาสนาและวัฒนธรรม นางอานัคอากุง ลินดาวะตี เคนคานา วิทยานิพนธ์นี้เป็นส่วนหนึ่งของการศึกษาตามหลักสูตรปริญญาศิลปศาสตรมหาบัณฑิต สาขาวิชาเอเชียตะวันออกเฉียงใต้ศึกษา (สหสาขาวิชา) บัณฑิตวิทยาลัย จุฬาลงกรณ์มหาวิทยาลัย ปีการศึกษา 2557 ลิขสิทธิ์ของจุฬาลงกรณ์มหาวิทยาลัย Thesis Title THE CONFLUENCE BETWEEN ISLAM AND JAVANESE MYSTICISM IN THE AESTHETICS OF WAYANG PURWA: A RELIGIO-CULTURAL ACCULTURATION By Mrs. Anak Agung Lindawati Kencana Field of Study Southeast Asian Studies Thesis Advisor Associate Professor Withaya Sucharithanarugse, Ph.D. Thesis Co-Advisor Assistant Professor Imtiyaz Yusuf, Ph.D. Accepted by the Graduate School, Chulalongkorn University in Partial Fulfillment of the Requirements for the Master's Degree Dean of the Graduate School (Associate Professor Sunait Chutintaranond, Ph.D.) THESIS COMMITTEE Chairman (Associate Professor Sunait Chutintaranond, Ph.D.) Thesis Advisor (Associate Professor Withaya Sucharithanarugse, Ph.D.) Thesis Co-Advisor (Assistant Professor Imtiyaz Yusuf, Ph.D.) External Examiner (Associate Professor -
Case Study : Old Mosques in the City of Palembang, South Sumatra)
BANDUNG CREATIVE MOVEMENT 2015 2nd International Conference on Creative Industries “Strive to Improve Creativity“ 8 – 9 September 2015 TYPOLOGY OF TRADITIONAL MOSQUE IN PALEMBANG (Case Study : Old Mosques In The City of Palembang, South Sumatra) Rangga Firmansyah S.Sn., M.Sc.1*, Irwan Sudarisman ST., MT.2 1 School of Creative Industries, Telkom University, [email protected], 2 School of Creative Industries, Telkom University,[email protected] Abstract: Currently the design and architecture of Islamic thought was born of a duplication and imitation of the typology of the building which is considered as a product of the Muslim community. This approach is often limited by the use of symbols or physical form that is considered to represent Islam and usually come from the Middle East. This can be seen from the development of the mosque construction and rehabilitation of traditional mosques tend to forget the local aspect as well as the values and the basic principles of Islam. Traditional Mosque of Palembang is one of the local identity of people in Palembang as well as a dedicated and have a special law as buildings of worship of Muslims (madaniyah typical). The purpose of this research is to be able to see the typology of the traditional mosque in Palembang viewed from different aspects findings in the field, as well as determine the factors that influence in its formation. This research used a case study and the basic theory of the interior in the aspects of forming the typology of Palembang traditional mosque. The results showed the typology of the traditional mosque in the city of Palembang were influenced by values and basic principles of Islam and cultural values locally based. -
Rekonstruksi Bentuk Arsitektur Candi Padang Roco Di Kabupaten Dharmasraya Sumatera Barat (Ardiansyah, Ricky Ravsyan, Ria Dwi Putri)
Rekonstruksi Bentuk Arsitektur Candi Padang Roco di Kabupaten Dharmasraya Sumatera Barat (Ardiansyah, Ricky Ravsyan, Ria Dwi Putri) REKONSTRUKSI BENTUK ARSITEKTUR CANDI PADANG ROCO DI KABUPATEN DHARMASRAYA SUMATERA BARAT Ardiansyah1,*, Ricky Ravsyan1, Ria Dwiputri 1, 1Program Studi Arsitektur, Fakultas Teknik , Universitas Sriwijaya, Jl Palembang -Prabumulih Km 32, 30862 *[email protected] Abstrak. Penelitian rekonstruksi bentuk Candi di Sumatera perlu dilakukan dikarenakan Candi di Sumatera umumnya hanya tersisa bagian kaki, sehingga penelitian mengenai langgam dan terkait budaya sulit dilakukan. Selain itu kajian pemaknaan bentuk dan perumusan langgam arsitektur candi perlu dilakukan kajian morfologi terlebih dahulu. Permasalahan yang dijumpai pada situs percandian di Sumatera adalah tidak semua candi di Sumatera memiliki bentuk yang utuh melainkan mayoritas hanya menyisakan bagian dasar candi dan paling lengkap hanya badan candi, hal ini apabila dibiarkan maka masalah ini akan tetap mengambang tanpa ada solusi ke depan. Berdasarkan permasalahan tersebut diperlukan kajian tafsiran bentuk candi secara utuh. Dari beberapa penelitian umumnya menggunakan metode komparasi dengan melihat bangunan-bangunan candi di Indonesia akan tetapi metode urutan rekonstruksi bentuk tidak begitu rinci, di dalam penelitian ini metode yang digunakan adalah metode kualitatif dan bersifat penelitian lapangan. Adapun analisis data yang dilakukan menggunakan analisis morfologi dan komparasi, data hasil pengukuran candi Padang Roco dirumuskan angka perbandingannya. Berdasarkan hasil rekonstruksi ditemukan bahwa bentuk Candi Padang Roco memiliki gaya arsitektur yang berbeda dari candi di Indonesia pada umumnya mulai dari bentuk punden berundak seperti tipe candi di Indo-Cina. Bentuk candi ini juga serupa dengan keberadaan struktur kuno yang berbentuk punden berundak yang ditemukan di Lampung dan memiliki analogi dengan perabotan tradisional di Palembang juga serupa dengan punden berundak.