(STUDI ATAS ATAP TRADISI DAN ATAP KUBAH) SKRIPSI Diajukan

Total Page:16

File Type:pdf, Size:1020Kb

(STUDI ATAS ATAP TRADISI DAN ATAP KUBAH) SKRIPSI Diajukan KAJIAN SOSIOLOGIS PADA TRANSFORMASI ATAP MASJID DI KOTA PALEMBANG (STUDI ATAS ATAP TRADISI DAN ATAP KUBAH) SKRIPSI Diajukan untuk memenuhi salah satu persyaratan memperoleh gelar Sarjana Humaniorah (S. Hum) dalam Ilmu Sejarah Peradaban Islam Oleh: JONI APERO NIM. 13420034 JURUSAN SEJARAH PERADABAN ISLAM FAKULTAS ADAB DAN HUMANIORAH UNIVERSITAS ISLAM NEGERI RADEN FATAH PALEMBANG 2018 NOMOR: B- 1005/Un.09/IV.1/PP.01/05/2018 SKRIPSI KAJIAN SOSIOLOGIS PADA TRANSF'ORMASI ATAP MASJID DI KOTA PALEMBAIIG Yang telah disusun dan dipersiapkan oleh Joni Apem NrM. 13420034 Telah dipertahankan di depan Dewan Penguji Pada tanggal 1 4 Mei 20 I 8 Susunan Dewan Pembimbins dan Pensuii Sekretflris /ilr\ aluddin Nico Octari6 A. M.A. Pembimbing I Dr. Nor Huda Ali. M.Ag.. M.A. NIP. 19701i14 200003 1 002 NrP.1y1t124 2 Pembimbins II Penguji { Dra. Retno Purwanti. M.Hum NIP. 1965103 1 199203 2 002 NIP. 19730114 200501 2 006 Skripsi ini telah diterima sebagai salah satu persyaratan untuk memperoleh gelar Sarjana Humaniora (S.Hum.) Tanggal, 3l Mei 2018 Ketua Program Studi Sejarah Peradaban Islam Padila- S.S.. M.Hum. 1 114 200003 1 002 NrP.19760723 2007t0 1 003 PERSE,TUJUAI\ PEMBIMBING Skripsi yang disusun oleh Joni Apero, NIM. 13420034 Telah diperiksa dan disetujui untuk diuji Palembang, 16 April 2018 Pembimbing I, k Dr. Nor lluda AIi. M. Ae.. M.A. NrP. 19701114 200003 I 002 Palembang, 16 April 2018 Pembimbing II, Dra. Retno Purwanti. M. Hum. NrP. 19651031 199203 2 002 NOTA DINAS Perihal : Skripsi Saudara Joni Apero KepadaYflr, Dekan Fakultas Adab dan Humaniora UIN Raden Fatah palembang Assalamualaikum lfi. Il/b. Disampaikan , _ dengan hormat. Setelah rnelakukan birnbingan, arahan dan koreksi terhadap naskah skripsi yang berjudul : "Kajian Sosiologis pada Transformasi Atap Masjid di Kota palembang" (Studi atas Atap Tradisi dan Atap Kubah) Yang ditulis oleh : Nama : Joni Apero NIM : t3420034 Jurusan : Sejarah peradaban Islam Kami berpendapat bahwa slcipsi tersebut sudah dapat diaprkan ke Falotltas Adab dan Budaya lslam universitas Islarn Negeri Raden Fatah palembang untuk diujikan dalam rangka memperoleh gelar Sarjana Humaniora dalam ihnu Sejarah peradaban Islam. ll os s alo m m u a I a iku m W. llb. Palembang, 9 April 2018 DosenPembimbrng I Dr. Nor Huda Ali. M. Ae.. M.A. NIP; 19701114200003 I 002 NOTA DINAS Perihal ; Skripsi Saudara- Joni Apero KepadaYth, Dekan Fakultas Adab dan Humaniora UIN Raden Fatah Palembang Assalamualaikum l{r. Wb. Disampaikan dengan honnat. Setelah melakukan bimbingan, arahan dan koreksi terhadap naskah skripsi yang berjudul : "Kajian Sosiologis pada Transformasi Atap Masjid di Kota palembang" (Studi atas Atap Tradisi dan Atap Kubah) Yang ditulis oleh : Nama : Joni Apero NIM :13420034 Jumsan : Sejarah Peradaban Islam Kami berpendapat bahwa sloipsi tersebut sudah dapat diajukan ke Fakultas Adab dan Humaniora universitas Islam Negeri Raden Fatah palembang untuk diujikan dalarn rangka memperoleh gelar Sarjana Humaniora dalam ilmu Sejarah peradaban Islam. Was s a la m mu alai h u m Wr. lYb. Palembang, 9 April 2018 Dosan Pembimling II Dra. Retno Purwanti. Nl. Hunu NIP: 19651031199203 2 002 PERNYATAAN Dengan ini saya menyatakan bahwa, dalam skripsi ini tidak terdapat karya yang pemah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu Perguruan Tinggi, dan sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat yang pemah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis diacu dalam naskah ini dan disebutkan dalam daftar pustaka. Apabila dikemudian hari pemyataan ini terbukti tidak benar, maka saya siap menanggung sanksi dari Fakultas Adab dan Humaniora, UIN Raden Fatah Palembang. Demikianlah surat pemyataan ini, saya buat sebenar-benamya tanpa ada suatu paksaan atau sebab-sebab lain. Mumi pernyataan, sebagai bentuk tanggung jawab sebagai seorang mahasiswa dan sebagai warga negara. Palembang, 8 April 2018 Yang menyatakan. Motto dan Persembahan Motto: “Manusia yang pernah ada dunia ini, adalah manusia yang pernah berbuat sesuatu yang diingat, dan mengingatkan manusia di kemudian hari” “Manusia yang hebat bukan manusia yang kaya, cerdas, kuat, banyak bicara, tetapi manusia yang mampu meruba sejarah hidupnya” “Aku Petualang; “Petualanganku, bukan hanya perjalanan biasa, dimana aku ingin berjalan-jalan, berjalan di atas sejarah dunia.” Joni Apero Dedikasi: Puji syukur atas rahmat Allah SWT, karena hidayahnyalah saya dapat menyelesaikan tugas akhir ini dengan penuh semangat, dan perjuangan, kesabaran, dan tentunya dengan keikhlasan. Sehingga dipenghujung perjuangan itu dapat terselesaikan walaupun banyak kekurangannya. Untuk itu, skripsi ini saya dedikasikan kepada: Kedua orang tua saya, Bapak saya Edi Supian, dan Ibu saya Meliana. Adik-adik saya, Eti Rantika sekeluarga, Sumiati, Medikal Rohim, Adral Edwan, dan Arini Putri. Keluarga besar saya, Kakek Samsuri, Nenek Cik Nai, Kakek Sansam, Nenek Ahya. Paman Sohar, Paman Azim, Paman Darmono, dan semua anggota keluarga-keluarga besar saya tanpa terkecuali. Untuk seseorang yang aku sayangi, yang telah menemani, menyemangati dalam penulisan skripsi ini. Untuk teman-teman seperjuangan sekaligus adik-adik bagiku, keluarga besar kelas 13 SKI A. Untuk Negara Kesatuan Republik Indonesia, dan Agama Islam. i KATA PENGANTAR Assalamualaikum warahmatullahi wabarokatu. Alhamdulillah, puji syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT, karena berkat rahmat dan karunia-Nya saya dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “KAJIAN SOSIOLOGIS PADA TRANSFORMASI ATAP MASJID DI KOTA PALEMBANG” (STUDI ATAS ATAP TRADISI DAN ATAP KUBAH), dapat terselesaikan. Penulisan skripsi ini dilakukan guna melengkapi salah satu syarat untuk mendapatkan gelar sarjanah strata satu (I), Program Studi Sejarah Peradaban Islam, Fakultas Adab dan Humaniora, Universitas Islam Negeri Raden Fatah Palembang. Ibarat gading tiada yang tidak retak, begitulah kiranya saya menyadari bahwa diri ini begitu banyak akan kekurangan-kekurangan. Aku menyadari banyak hutang budi, dan hutang kebaikan dari orang-orang yang saya hormati. Sunggu diri ini menyadiri, betapa bermanfaat ilmu yang aku dapatkan. Di kampus yang tercinta ini, aku bersyukur mendapat kesempatan belajar disini. Oleh karena itu, saya hendak menyampaikan ucapkan rasa terima kasih, serta apresiasi setingi-tingginya kepada; Prof. Drs. H.M. Sirozi, M.A., Ph.D., selaku Rektor UIN Raden Fatah Palembang. Dr. Nor Huda Ali, M.Ag., M.A, selaku Dekan Fakultas Adab dan Humaniorah UIN Raden Fatah Palembang, sekaligus sebagai Pembimbing I dari skripsi saya. Saya ucapkan beribu terima kasih, atas bimbingannya, pengajarannya, dan didikannya sehingga aku dapat memahami penulisan dan mengerti dalam menulis dan meneliti. ii Jujur saya akui, seandainya saya tidak diajarkan dengan baik oleh bapak, maka saya akan kecewa sekali kulia di fakultas ini. Kelak ilmu yang bapak ajarkan pada saya akan saya bakhtikan pada masyarakat dan negara ini, dan menjadi amal jariyah bagi bapak. Tidak lupa juga saya ucapkan terima kasih kepada bapak Padila, S.S., M.Hum., selaku Ketua Jurusan Sejarah Peradaban Islam. Selanjutnya saya ucapkan terima kasih yang setulus- tulusnya kepada Dra. Retno Purwanti, M.Hum, selaku Pembimbing II dari skripsi saya. Saya ucapkan terimakasi atas bimbingannya, yang telah banyak meluangkan waktu dan memberikan ilmunya pada saya. Saya berdoa semoga apa yang ibu berikan, ibu ajarkan, adalah amal jariah yang tidak akan terputus amalnya sampai dunia ini berakhir. Tidak lupa saya juga ucapkan terimakasih bapak Otoman, S.S., M. Hum, selaku Penasihat Akademik saya. Juga tidak lupa bapak Prof. Dr. H.J. Suyuthi P, MA, dan Ibu Dekan I, Dr. Endang Rochmiatum., M. Hum. Juga bapak Kms. Rachman P. Spd., M. SI., beserta seluruh Dosen-Dosen Fakultas Adab dan Humaniorah, dan semuah Staf dan Civitas Akademika Fakultas Adab dan Humaniorah. Saya memohom maaf yang tiada terkira besarnya, tulus yang sedalam-dalamnya sampai tiada lagi yang paling dalam kiranya. Aku sadar diri yang lemah ini pastilah banyak kesalahan dan kehilapan akan tingkah laku, akan kata-kata dari lidah yang tidak bertulang ini, tetapi lebih tajam dari sebilah pedang, yang mungkin telah membuat goresan di hati. iii Saya mohon dengan kebesaran jiwa dan kelembutan hati kalian, kiranya memberi maaf pada diri saya. Ibu dan bapak dosen yang saya hormati, terimah kasih atas semua pengajaran yang kalian telah berikan. Semua itu adalah amal baik, amal jariah kalian, apabila nanti ada kebaikan dari apa yang telah kalian ajarkan, maka pahala dari sisi Allah SWT untuk kalian semuanya. Dalam kesempatan ini juga saya hendak mengucapkan terima kasih pada; Pemerintahan Kotamadia Pagar Alam, Dr. Hj. Ida Fitriati, M. Kes., selaku Walikota Pagar Alam (2013-2018), yang telah bersedia menyambut dan menerima kedatangan kami saat PPL di Kotamadia Pagaralam. Rovico, M. Hum., selaku pendamping PPL, yang sangat banyak membantu saat PPL (Praktik Penelitian Lapangan) di Kotamadia Pagar Alam. Kakanda Yudhi, S.S, Kakanda Ami Diansa, S. Hum, Sidarta, S. Hum, beserta seluruh jajaran koran Pagaralam Post, beserta seluruh alumni Fakultas Adab dan Humaniora di Kotamadia Pagar Alam, serta semua kelompok PPL “Teratai Sejarah.” Karena kalian adalah orang-orang hebat, baik hati, dan berbudi luhur, sehingga menjadikan suatu sejarah yang sangat berharga dalam menempu perkuliahan ini. Tida lupa, Robin Cahyadi selaku Kepala Desa Tanjung Kepayang, beserta jajaran Pemerintah Desa Tanjung Kepayang, dan semua masyarakat Desa Tanjung Kepayang tanpa terkecuali. Begitupun dengan kelompok KKN (Kulia Kerja Nyata) di Desa Tanjung Kepayang, Anggota kelompok KKN,
Recommended publications
  • The Influence of Hindu, Buddhist, and Chinese Culture on the Shapes of Gebyog of the Javenese Traditional Houses
    Arts and Design Studies www.iiste.org ISSN 2224-6061 (Paper) ISSN 2225-059X (Online) Vol.79, 2019 The Influence of Hindu, Buddhist, and Chinese Culture on the Shapes of Gebyog of the Javenese Traditional Houses Joko Budiwiyanto 1 Dharsono 2 Sri Hastanto 2 Titis S. Pitana 3 Abstract Gebyog is a traditional Javanese house wall made of wood with a particular pattern. The shape of Javanese houses and gebyog develop over periods of culture and government until today. The shapes of gebyog are greatly influenced by various culture, such as Hindu, Buddhist, Islamic, and Chinese. The Hindu and Buddhist influences of are evident in the shapes of the ornaments and their meanings. The Chinese influence through Islamic culture developing in the archipelago is strong, mainly in terms of the gebyog patterns, wood construction techniques, ornaments, and coloring techniques. The nuance has been felt in the era of Majapahit, Demak, Mataram and at present. The use of ganja mayangkara in Javanese houses of the Majapahit era, the use of Chinese-style gunungan ornaments at the entrance to the Sunan Giri tomb, the saka guru construction technique of Demak mosque, the Kudusnese and Jeparanese gebyog motifs, and the shape of the gebyog patangaring of the house. Keywords: Hindu-Buddhist influence, Chinese influence, the shape of gebyog , Javanese house. DOI : 10.7176/ADS/79-09 Publication date: December 31st 2019 I. INTRODUCTION Gebyog , according to the Javanese-Indonesian Dictionary, is generally construed as a wooden wall. In the context of this study, gebyog is a wooden wall in a Javanese house with a particular pattern.
    [Show full text]
  • PENGUMUMAN Ll/PANSEL/AD HOC TPK/X/2020
    PANITIA SELEKSI CALON HAKIM AD HOC PENGADILAN TINDAK PIDANA KORUPSI TAHAP XIV TAHUN 2020 PENGUMUMAN ll/PANSEL/AD HOC TPK/X/2020 Panitia Seleksi Calon Hakim Ad Hoc Pengadilan Tindak Pidana Korupsi mengumumkan Calon Hakim Ad Hoc Tindak Pidana Korupsi yang dinyatakan "LULUS SELEKSI ADMINISTRASI" dan berhak mengikuti Ujian Tertulis dengan sistem open book pada Hari Kamis, Tanggal 15 Oktober 2020, Mulai Pukul : 08.00 s/d Selesai (waktu setempat) adalah sebagai berikut : I. Wilayah PT. Banda Aceh A. Pelamar Hakim Ad Hoc pada Pengadilan Negeri Tempat Ujian Tertulis : Gedung Pengadilan Tinggi Banda Aceh Jl. Sultan Alaidinmahmudsyah No. 10 Banda Aceh 23242 NO. NAMA NO. UJIAN ALAMAT Jl. Lamreung, Gampong Lueng Ie, Kec. Krueng 1 Usman, SH.I., MH. 011001 Barona Jaya, Kab. Aceh Besar Jl. Nek Ku, Perumahan Recident Lam Ara No. 2 Al-Mirza, SH. 011002 03 Gampong Lam Ara, Kecamatan Banda Raya, Kota Banda Aceh B. Pelamar Hakim Ad Hoc pada Pengadilan Tinggi Tempat Ujian Tertulis : Gedung Pengadilan Tinggi Banda Aceh Jl. Sultan Alaidinmahmudsyah No. 10 Banda Aceh 23242 NO. NAMA NO. UJIAN ALAMAT Jl. Tgk. Di Blang No. 8, Kampung Mulia Kec. 1 Zaini, SH. 012003 Kuta Alam, Kota Banda Aceh Jakarta, 2 Oktober 2020 PANITIA SELEKSI CALON HAKIM AD HOC TINDAK PIDANA KORUPSI TAHAP XIV TAHUN 2020 Dr. SUHA SUHARTO, SH., M.Hum. PANITIA SELEKSI CALON HAKIM AD HOC PENGADILAN TINDAK PIDANA KORUPSI TAHAP XIV TAHUN 2020 PENGUMUMAN ll/PANSEL/AD HOC TPK/X/2020 Panitia Seleksi Calon Hakim Ad Hoc Pengadilan Tindak Pidana Korupsi mengumumkan Calon Hakim Ad Hoc Tindak Pidana Korupsi yang dinyatakan "LULUS SELEKSI ADMINISTRASI" dan berhak mengikuti Ujian Tertulis dengan sistem open book pada Hari Kamis, Tanggal 15 Oktober 2020, Mulai Pukul : 08.00 s/d Selesai (waktu setempat) adalah sebagai berikut : II.
    [Show full text]
  • THE ROLE of CHENG HO MOSQUE the New Silk Road, Indonesia
    DOI: 10.15642/JIIS.2014.8.1.23Islamic Cultural Identity-38 THE ROLE OF CHENG HO MOSQUE The New Silk Road, Indonesia-China Relations in Islamic Cultural Identity Choirul Mahfud Institute for Religions and Social Studies, Surabaya – Indonesia | [email protected] Abstract: This article discusses the role of the Cheng Ho mosque in developing cultural, social, educational and religious aspects between the Chinese and non-Chinese in Indonesia and in strengthening the best relationship internationally between Indonesia and China. The Cheng Ho Mosque is one of the ethnic Chinese cultural identities in contemporary Indonesia. Currently, it is not only as a place of worship for Chinese Islam, but also as a religious tourism destination as well as new media to learn about Islamic Chinese cultures in Indonesia. In addition, Cheng Ho mosque is also beginning to be understood as the “new silk road”, because it assumed that it has an important role in fostering a harmonious relationship between the Indonesian government and China. It can be seen from the establishment of Cheng Ho mosques in a number of regions in Indonesia. In this context, this article describes what the contributions and implications of the Cheng Ho mosque as the new silk road in fostering bilateral relations between Indonesia and China, especially in Islamic cultural identity. Keywords: the Cheng Ho Mosque, Chinese muslim, Cultural Identity Introduction The Cheng Ho Mosque is a part of interesting topics on Chinese Muslim-Indonesian identities in Indonesia. Many researchers from all countries pay attention to this Mosque from different views. Hew Wai Weng in his doctoral research at ANU Canberra on “Chinese-style mosques in Indonesia” highlighted the unique architecture of the JOURNAL OF INDONESIAN ISLAM Volume 08, Number 01, June 2014 23 Choirul Machfud Cheng Ho Mosque in Surabaya, which has a Chinese style.
    [Show full text]
  • Modul I – Pengertian Dan Kriteria Cagar Budaya
    PENGANTAR A. Latar Belakang Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 11 tahun 2010 tentang Cagar Budaya, terutama pada Bab VI Bagian Kesatu pasal 28, 29, dan pasal 30 mengamanatkan perlunya dilakukan pendaftaran sebagai bagian dari proses penyusunan Register Nasional. Penyusunan Register Nasional merupakan upaya penting untuk mengetahui jumlah kekayaan Cagar budaya secara nasional. Sehubungan dengan hal tersebut dilakukan pendaftaran sebagai langkah awal dalam pencatatan Objek yang akan diusulkan sebagai Cagar Budaya kepada Pemerintah Kabupaten/Kota atau perwakilan Pemerintah Republik Indonesia di luar negeri. Sejalan dengan pelaksanaan otonomi daerah, kegiatan pendaftaran menjadi tanggung jawab Pemerintah Kabupaten/Kota. Lebih lanjut agar pelaksanaan pendaftaran dapat berjalan secara terpadu antara Pemerintah Pusat dan Daerah maka perlu disusun sistem dan jejaring pendaftaran Cagar Budaya yang tepat dan berkesinambungan. Guna mempersiapkan sistem dan jejaring tersebut, perlu dipersiapkan sumber daya manusia (SDM) yang mampu melakukan pendaftaran Cagar Budaya sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Sebagai tahap awal dalam mempersiapkan tenaga pendaftar, dibutuhkan SDM yang memiliki pengetahuan dan keterampilan yang memadai tentang Cagar Budaya. Menindaklanjuti hal tersebut, dirasakan perlu tenaga pelatih pendaftaran Cagar Budaya, khususnya di tingkat provinsi. Pencapaian kemampuan tenaga pendaftar Cagar Budaya memerlukan bahan ajar berupa modul bagi tenaga pelatih pendaftaran dan tenaga pendaftar Cagar Budaya. B. Tujuan Pembelajaran Tujuan Pembelajaran Umum Setelah mengikuti pelatihan ini diharapkan peserta pelatihan petugas pendaftar mampu: 1. Memahami pengertian Cagar Budaya. 2. Memahami proses dan prosedur pendaftaran Cagar Budaya. 3. Mampu mengimplementasikan hal-hal yang berkaitan dengan kegiatan pendaftaran Cagar Budaya. Tujuan Pembelajaran Khusus Setelah mengikuti pelatihan ini diharapkan peserta pelatihan petugas pendaftar mampu: 1. Menjadi petugas pendaftar Cagar Budaya yang kompeten.
    [Show full text]
  • The Islamic Traditions of Cirebon
    the islamic traditions of cirebon Ibadat and adat among javanese muslims A. G. Muhaimin Department of Anthropology Division of Society and Environment Research School of Pacific and Asian Studies July 1995 Published by ANU E Press The Australian National University Canberra ACT 0200, Australia Email: [email protected] Web: http://epress.anu.edu.au National Library of Australia Cataloguing-in-Publication entry Muhaimin, Abdul Ghoffir. The Islamic traditions of Cirebon : ibadat and adat among Javanese muslims. Bibliography. ISBN 1 920942 30 0 (pbk.) ISBN 1 920942 31 9 (online) 1. Islam - Indonesia - Cirebon - Rituals. 2. Muslims - Indonesia - Cirebon. 3. Rites and ceremonies - Indonesia - Cirebon. I. Title. 297.5095982 All rights reserved. No part of this publication may be reproduced, stored in a retrieval system or transmitted in any form or by any means, electronic, mechanical, photocopying or otherwise, without the prior permission of the publisher. Cover design by Teresa Prowse Printed by University Printing Services, ANU This edition © 2006 ANU E Press the islamic traditions of cirebon Ibadat and adat among javanese muslims Islam in Southeast Asia Series Theses at The Australian National University are assessed by external examiners and students are expected to take into account the advice of their examiners before they submit to the University Library the final versions of their theses. For this series, this final version of the thesis has been used as the basis for publication, taking into account other changes that the author may have decided to undertake. In some cases, a few minor editorial revisions have made to the work. The acknowledgements in each of these publications provide information on the supervisors of the thesis and those who contributed to its development.
    [Show full text]
  • Tanjung Pura” As the Tourism Asset in Langkat District
    Journal of Engineering Research and Education Volume 10, 2018 [101-110] The Conservation of the Old City “Tanjung Pura” as the Tourism Asset in Langkat District Meyga Fitri Handayani Nasution1* and Arjuna Pangeran2 1,2Jurusan Teknik Arsitektur Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan, Institut Teknologi Medan. Tanjung Pura, formerly was the capital of Malay Sultanate of Langkat, had various cultural heritages of Malay Sultanate and Dutch colonial. The diversity of cultural heritage objects in Tanjung Pura such as the historical buildings possess great potential as tourism assets in Tanjung Pura. Therefore, the conservation efforts are very much needed to avoid the old town Tanjung Pura from becoming only as a history. The special target of this research is the conservation of the region in Tanjung Pura as an architectural and cultural tourism asset. The results of the research are the design concept, conservation concept, design of the area, and documentation (such as photos and pictures of the historical buildings) using a design program. The result of the measurements and sketches in the area obtained using the design program, analysis and design concepts for the area will be used as a tourist object attraction. Keywords: City of Tanjung Pura, Conservation, Tourism Architecture. 1. INTRODUCTION Issues about the conservation of historical areas, especially in the old town have been done by many countries in this world such as Japan, Netherland, Singapore, and others. For example, in the beginning, Singapore had replaced buildings and historical areas with new appearance of modernization. However, the small number of tourists that come to Singapore made the government return back the historical city’s look such as Kampung Melayu, Little India, and China Town.
    [Show full text]
  • 12628 Seramasara 2020 E .Docx
    International Journal of Innovation, Creativity and Change. www.ijicc.net Volume 12, Issue 6, 2020 Wetu Telu as a Local Identity of the Sasak ethnic Group on Globally Cultural Endeavour in Lombok I Gusti Ngurah Seramasaraa, Email: [email protected], This paper aims to examine the Wetu Telu as the local identity of Sasak ethnic group on globally cultural endeavour in Lombok. The Wetu Telu tradition has been inherited down from many generations by Sasak ethnic groups, and has experienced a cultural endeavour in the era of globalisation, because it was considered not in accordance with the teachings of Islam in general. The endeavour arises between the ethnic Sasak group who want to maintain the Wetu Telu tradition as a local identity and those who want to apply Islamic culture in general. The endeavour raises concerns about the extinction of the Wetu Telu tradition and the Sasak ethnic group losing their identity. The issue that arises in this case is how Sasak people can maintain their local wisdom so as not to lose their identity. To analyse and explain the Wetu Telu culture as a local identity of the Sasak ethnicity, qualitative research methods were used to reveal the Wetu Telu cultural meaning as a Sasak identity and explain the rise of Sasak local wisdom in Lombok in the midst of globalisation. Qualitative research methods in this case use the historical paradigm, the theory of multiculturalism and the theory of hegemony. This research will be able to reveal the background of the Wetu Telu culture, the endeavour of identity and the rise of the Wetu Telu as the Sasak identity.
    [Show full text]
  • Evaluation of Quality of Building Maintenance in Ampel Mosque Surabaya
    Wawasan: Jurnal Ilmiah Agama dan Sosial Budaya 3, 2 (2018): 216-230 Website: journal.uinsgd.ac.id/index.php/jw ISSN 2502-3489 (online) ISSN 2527-3213 (print) EVALUATION OF QUALITY OF BUILDING MAINTENANCE IN AMPEL MOSQUE SURABAYA Agung Sedayu UIN Maulana Malik Ibrahim Malang Jln.Gajayana 50 Malang, Jawa Timur, Indonesia E-mail: [email protected] _________________________ Abstract The Ampel Mosque Surabaya East Java Indonesia is a historic mosque that became one of the centers of the spread of Islam in Java by Sunan Ampel. The mosque is a historic site to get attention in care and maintenance on the physical components of the building to prevent the occurrence of damage. This study aims to evaluate the quality of maintenance of Ampel Surabaya mosque building. This study considers social-culture aspects and technical aspects as an instrument to support building maintenance and reliability enhancement. The quality of the maintenance affects the reliability of mosque building construction. The evaluation is done by considering the user's perception of the facility to worship in the mosque of Ampel. The method used is Structural Equation Modeling (SEM). The result of the research shows four variables that make up the model namely: Structural Component, Architectural Component as exogenous manifest variable 2, Quality Maintenance, and Construction Reliability. Relationships between variables indicate a strong level of significance. The path diagram model obtained is explained that the variability of Maintenance Quality is explained by Structural Component and Architectural Component of 81.6%, while Construction Reliability can be explained by Structural Component, Maintenance Quality, and Architectural Component variability of 87.2%.
    [Show full text]
  • Pemaknaan Inskripsi Pada Kompleks Makam Islam Kuno Katangka Di Kabupaten Gowa
    PEMAKNAAN INSKRIPSI PADA KOMPLEKS MAKAM ISLAM KUNO KATANGKA DI KABUPATEN GOWA The Meaning Inskription of Mausoleum Ancient in Katangka Complex Regency of Gowa ROSMAWATI P1900206007 PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS HASANUDDIN MAKASSAR 2008 T E S I S PEMAKNAAN INSKRIPSI PADA KOMPLEKS MAKAM ISLAM KUNO KATANGKA DI KABUPATEN GOWA ROSMAWATI P1900206007 KONSENTRASI ILMU SEJARAH PROGRAM STUDI ANTROPOLOGI PASCASARJANA UNIVERSITAS HASANUDDIN ii 2008 PENGESAHAN TESIS PEMAKNAAN INSKRIPSI PADA KOMPLEKS MAKAM ISLAM KUNO KATANGKA DI KABUPATEN GOWA Disusun dan Diajukan oleh ROSMAWATI P1900206007 Program Studi Antropologi Konsentrasi Ilmu Sejarah Menyetujui Komisi Pembimbing Dr. A. Rasyid Asba, MA. Dr. Anwar Thosibo, M.Hum Ketua Anggota Mengetahui Ketua Program Studi Antroplogi Dr. H. Machmud Tang, MA. iii ABSTRACT ROSMAWATI. The Meaning Inscription of Moesleum Ancient of Katangka Complext in Regency of Gowa (guided by A. Rasyid Asba and Anwar Thosibo) This research aim to explain history growt of Islam in Makassar, specially meaning of inscription at ancient mausoleum in Katangka Complex. In that bearing, was explained about socialization of Islam in social and politic pranata. Explained also form and obstetrical style of inscription and also its meaning. All that aim to know on adaptation of pattern between local culture and Islam. Clarification for this research problem use the method of history research with approach of history-archaeology. Its procedure cover the step of source gathering (heuristic), source verification, interpretation and historiography. Result of this research show that Islam growth in Makassar show the existence of acculturation between Islam influence and local cultural. Found inscription of mausoleum that used letter of Arab with Arab Ianguage and Makassar Ianguage (Ukir Serang).
    [Show full text]
  • Lampiran 16. Infrastruktur Jaringan Irigasi Dan Air Bersih. 1). Gambar Danau Tasikardi Dewasa Ini. Keterangan: Danau Tasikardi D
    Lampiran 16. Infrastruktur Jaringan Irigasi dan Air Bersih. 1). Gambar Danau Tasikardi Dewasa Ini. Keterangan: Danau Tasikardi dibangun pada masa Sultan Maulana Yusuf, merupakan penampung air yang digunakan untuk keperluan irigasi pertanian dan sumber air bersih di Kesultanan Banten. Untuk memproses air bersih, air diproses menggunakan sistem pangindelan (penyaringan) melalui tiga tahap, yaitu: Pangindelan Abang, Pangindelan Putih dan Pangindelan Emas. Sumber: Dokumen pribadi, Rabu, 12 Juni 2013. 2). Gambar Pangindelan Abang, tempat untuk proses awal dalam menyaring air bersih. Jaraknya dari Danau Tasikardi. yaitu sekitar 200 meter. Sumber: Dokumen pribadi, Rabu, 12 Juni 2013. 3). Gambar Pangindelan Putih, tempat kedua untuk memrproses air bersih. Jaraknya sekitar 200 meter ke arah utara Pangindelan Abang. Sumber: Dokumen pribadi, Rabu, 12 Juni 2013. 4). Gambar Pangindelan Emas, tempat terakhir dari keseluruhan proses penyaringan. Atap bangunan ini tampak hancur. Sumber: Dokumen pribadi, Rabu, 12 Juni 2013. 5). Gambar saluran air yang menghubungkan pangindelan dengan Keraton Surosowan. Sumber: Dokumen pribadi, Selasa, 11 Juni 2013. 6). Gambar saluran air di dekat Keraon Surosowan Sumber:Dokumen Pribadi, Jumat, 7 Juni 2013. 7). Gambar pipa-pipa yang digunakan untuk menyalurkan air bersih. Sumber: Dokumen pribadi, Rabu, 12 Juni 2013. Lampiran 18. Jembatan Rante. Gambar Jembatan Rante. Keterangan: Jembatan Rante menghubungkan dua jalan utama yang terdapat di Kota Banten. Jembatan ini juga difungsikan sebagai Tolhuis, yaitu tempat untuk menarik pajak perahu-perahu dagang kecil yang melintas. Sumber: Dokumen Pribadi, Rabu, 12 Juni 2013. Lampiran 19. Suasana Kampung Kasunyatan Beserta Bangunan Penting di Sekitarnya. 1). Gambar salah satu jalan di Kampung Kasunyatan Sumber: Dokumentasi pribadi, Jumat, 7 Juni 2013. 2).
    [Show full text]
  • Tuan Guru and Ahmadiyah in the Redrawing of Post-1998 Sasak-Muslim Boundary Lines in Lombok
    CONTESTED IDENTITIES: TUAN GURU AND AHMADIYAH IN THE REDRAWING OF POST-1998 SASAK-MUSLIM BOUNDARY LINES IN LOMBOK BY SITTI SANI NURHAYATI A thesis submitted to Victoria University of Wellington in fulfilment of the requirements for the degree of Doctor of Philosophy Victoria University of Wellington 2020 i Abstract This study examines what drives the increasing hostility towards Ahmadiyah in post- Suharto Lombok. Fieldwork was undertaken in three villages – Pemongkong, Pancor and Ketapang – where Ahmadiyah communities lived and experienced violent attacks from 1998 to 2010. The stories from these villages are analysed within the context of a revival of local religious authority and the redefinition of the paradigm of ethno-religious identity. Furthermore, this thesis contends that the redrawing of identity in Lombok generates a new interdependency of different religious authorities, as well as novel political possibilities following the regime change. Finally, the thesis concludes there is a need to understand intercommunal religious violence by reference to specific local realities. Concomitantly, there is a need for greater caution in offering sweeping universal Indonesia-wide explanations that need to be qualified in terms of local contexts. ii iii Acknowledgements Alhamdulillah. I would especially like to express my sincere gratitude and heartfelt appreciation to my primary supervisor, Professor Paul Morris. As my supervisor and mentor, Paul has taught me more than I could ever give him credit for here. My immense gratitude also goes to my secondary supervisors, Drs Geoff Troughton and Eva Nisa, for their thoughtful guidance and endless support, which enabled me, from the initial to the final stages of my doctoral study, to meaningfully engage in the whole thesis writing process.
    [Show full text]
  • Sejarah Keresidenan Palembang
    SEJARAH KERESIDENAN PALEMBANG Oleh: Kemas A. R. Panji Dosen Luar Biasa pada Jurusan Sejarah dan Kebudayaan Islam Fakultas Adab dan Budaya Islam IAIN Raden Fatah dan FKIP Pendidikan Sejarah Universitas PGRI Palembang. Sri Suriana Dosen Sejarah pada Jurusan Sejarah dan Kebudayaan Islam Fakultas Adab dan Budaya Islam UIN Raden Fatah Palembang. Abstract: Since the abolition of the Sultanate of Palembang Darussalam in 1825 by the Dutch colonial government, the town changed its status becoming Resident region, led by a Resident. Pointing Dutch government or lift a man named J.L. van Sevenhoven as First Resident. Palembang residency divided into several Afdeeling except in the capital of Palembang. Afdeeling each headed by a Resident Assistant. Each Afdeeling consists of Onder Afdeeling headed by a controller. Each Onder Afdeeling there are clans, each headed by a Chief Marga (Pasirah). While the capital city of Palembang is divided into two, namely the District across Ilir District and District Seberang Ulu held by a Demat. Residency of Palembang, Jambi, Lampung and Bangka Belitung included in the Province of South Sumatra, is the fourth residency in the early days were in the area Administrative Sumatra (1 province) with capital of Medan, Sumatra then divided into 3 new Province namely: North Sumatra Province (It consists of Residency of Aceh, East Sumatra (Medan), and Tapanuli), Central Sumatra Province (It consist of Resident of West Sumatra (Bukit Tinggi), Riau, Jambi), South Sumatra Province (consisting of: Residency of Palembang, Bengkulu, Lampung and Bangka-Belitung). Post-Expansion into 3 provinces of Sumatra, Palembang Resident position changes its status to the Governor of South Sumatra.
    [Show full text]