<<

PENGARUH PEMBELAJARAN BERBASIS KEARIFAN LOKAL GUSJIGANG PADA TEMA INDAHNYA KEBERSAMAAN TERHADAP PENANAMAN KARAKTER DAN HASIL BELAJAR SISWA

TESIS diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Magister Pendidikan

Disusun oleh: Ema Rahma Febriani (0103516103)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DASAR (PGSD) PASCASARJANA UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG 2020

i

ii

Prof. Sudarmin,M.Si NIP. 196601231992031003

iii

MOTTO DAN PERSEMBAHAN

Motto:

 Hasil belajar dan karakter siswa yang mengikuti pembelajaran berbasis kearifan lokal gusjigang lebih baik dibandingkan dengan pembelajaran konvensional

Tesis ini kupersembahkan kepada:

 Almamaterku, Universitas Negeri Semarang

iv

ABSTRAK Febriani, Ema Rahma. 2019. ‖Efek Pembelajaran Berbasis Kearifan Lokal ‗Gusjigang‘ Terhadap Hasil Belajar dan Karakter Siswa di MI TBS Kudus‖. Tesis. Magister Pendidikan Dasar. Universitas Negeri Semarang. Prof. Sudarmin,M.SI. Dr. Siti Alimah, S.Pd.,M.Pd 405 halaman. Kata Kunci: Gusjigang; Hasil Belajar; Karakter Siswa; Pembelajaran Berbasis Kearifan Lokal Temuan hasil studi awal lapangan menunjukkan adanya berbagai persepsi beragam tentang pembelajaran berbasis kearifan lokal gusjigang diantaranya; 1) pengembangan karakter dalam pembelajaran berbasis kearifan lokal gusjigang dilakukan melalui setiap mata pelajaran dan kegiatan ekstrakurikuler. Pengembangannya melalui berbagai mata pelajaran yang telah ditetapkan dalam standar isi; 2) pembelajaran berbasis kearifan lokal gusjigang bukan diajarkan secara tertulis tetapi dikembangkan kedalam perilaku atau karakter siswa. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kuantitatif. Desain ini melibatkan dua kelompok subjek, satu diberi perlakuan eksperimental (kelompok eksperimen) dan yang lain tidak diberikan perlakuan (kelas kontrol). Subyek dalam penelitian ini adalah siswa kelas IV MI TBS Kudus yang berjumlah 23 anak sebagai kelas eksperimen dan 23 anak sebagai kelas kontrol. Data penelitian diperoleh dari hasil observasi, wawancara, dan pretest-posttest, serta dokumentasi. Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah uji normalitas, uji homogenitas, uji t, dan uji n-gain. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa; (a) terdapat pengaruh pembelajaran berbasis kearifan lokal gusjigang terhadap penanaman karakter siswa kelas IV di MI TBS Kudus; (b) terhadap pengaruh pembelajaran berbasis kearifan lokal gusjigang terhadap hasil belajar siswa kelas IV di MI TBS Kudus; dan (c) terdapat perbedaan pengaruh pembelajaran berbasis kearifan lokal gusjigang dan pembelajaran ceramah interaktif terhadap karakter dan hasil belajar siswa kelas IV di MI TBS Kudus. Pembelajaran berbasis kearifan lokal gusjigang memiliki pengaruh yang lebih baik dibandingkan dengan pembelajaran konvensional dalam meningkatkan karakter dan hasil belajar siswa. Simpulan penelitian ini adalah pendekatan pembelajaran berbasis kearifan lokal gusjigang lebih efektif dalam meningkatkan karakter dan hasil belajar siswa sekolah dasar dibandingkan dengan pembelajaran konvensional. Saran dalam penelitian ini adalah agar dapat dikembangkan lebih lanjut dalam penelitian selanjutnya.

v

ABSTRACT

Febriani, Ema Rahma. 2019. "The Effect of Local Wisdom-Based Learning‗ Gusjigang‘on Learning Outcomes and Characteristics of Students in MI TBS Kudus". Thesis. Master in Basic Education. Semarang State University. Prof. Sudarmin,M.SI. Dr. Siti Alimah, S.Pd.,M.Pd 405 page. Keywords: Gusjigang; Learning o`utcomes; Local Wisdom Based Learning; Student Character.

The findings of the preliminary field study show that there are various diverse perceptions of the local wisdom-based learning of Gusjigang including; 1) character development in gusjigang local wisdom-based learning carried out through each subject and extracurricular activities. Development through various subjects that have been set in the content standard; 2) Gusjigang local wisdom- based learning is not taught in writing but is developed into student behavior or character. The method used in this study is a quantitative method. This design involved two groups of subjects, one was given experimental treatment (experimental group) and the other was not treated (control class). The subjects in this study were fourth grade students of MI TBS Kudus which 23 children as the experimental class and 23 children as the control class. The research data was obtained from the results of observations, interviews, and pretest-posttest, as well as documentation. Analysis of the data used in this study were normality test, homogeneity test, t test, and n-gain test. The results of this study indicate that; (a) there is the effect of gusjigang local wisdom-based learning on the character of fourth grade students in MI TBS Kudus; (b) on the effect of gusjigang local wisdom-based learning on the learning outcomes of fourth grade students in MI TBS Kudus; and (c) there are differences in the effects of learning based on Gusjigang local wisdom and conventional learning on the character and learning outcomes of Grade IV students at MI TBS Kudus. Gusjigang local wisdom-based learning has a better effect than conventional learning in improving student character and learning outcomes. The conclusion of this study is that the Gusjigang local wisdom-based learning approach is more effective in improving the character and learning outcomes of elementary school students compared to conventional learning. Suggestions in this study are to be developed further in future research.

vi

PRAKATA Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan tesis yang berjudul ‖Pengaruh Pembelajaran Berbasis Kearifan Lokal

‘Gusjigang’ pada Tema Indahnya Kebersamaan Terhadap Penanaman

Karakter dan Hasil Belajar Siswa” dengan baik dan tepat waktu. Tesis ini disusun sebagai salah satu persyaratan meraih gelar Magister Pendidikan pada

Program Studi Pendidikan Dasar Konsentrasi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Universitas Negeri Semarang.

Penulis menyadari bahwa tanpa bantuan, dukungan, dan bimbingan dari berbagai pihak, tesis ini tidak akan terselesaikan dengan baik. Oleh karena itu, dengan kerendahan hati penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:

1. Rektor Universitas Negeri Semarang yang telah memberikan kesempatan

kepada penulis untuk menjalani pendidikan di Universitas Negeri Semarang.

2. Direktur Pascasarjana UNNES yang telah memberikan kesempatan serta

arahan selama pendidikan.

3. Koordinator Program Studi Pendidikan Dasar Pascasarjana UNNES yang

telah memberikan arahan dan kesempatan kepada penulis dalam penulisan

tesis ini.

4. Prof. Sudarmin,M.Si dan Dr. Siti Alimah, S.Pd.,M.Pd selaku dosen

pembimbing yang senantiasa bersedia meluangkan waktu dengan penuh

vii

kesabaran memberikan bimbingan dan pengarahan kepada penulis sehingga

tesis ini dapat diselesaikan dengan baik.

5. Kepala Sekolah MI TBS Kudus yang telah memberikan kesempatan bagi

penulis untuk melakukan penelitian.

6. Guru kelas IV MI TBS Kudus yang telah memberikan waktu dan dedikasinya

untuk membantu penulis dalam menyelesaikan penelitian.

7. Serta semua keluargaku yang telah memberikan dukungan baik secara moril

maupun materiil kepada penulis.

8. Teman-temanku Rombel 2 Pendidikan Dasar PGSD angkatan 2016 yang

telah memberikan dukungan dan kenangan indah semasa kuliah.

Penulis menyadari bahwa penulisan tesis ini masih jauh dari sempurna.Oleh karena itu, kritik dan saran yang sifatnya membangun sangat penulis harapkan guna menyempurnakan tesis ini.Semoga hasil penelitian ini dapat bermanfaat dan memberikan kontribusi bagi pengembangan ilmu khususnya di sekolah dasar.

Semarang, Februari 2020

Ema Rahma Febriani

viii

DAFTAR ISI

Halaman HALAMAN JUDUL ...... i PERSETUJUAN PEMBIMBING ...... Error! Bookmark not defined. PENGESAHAN UJIAN TESIS ...... ii PERNYATAAN KEASLIAN ...... iii MOTTO DAN PERSEMBAHAN ...... iv ABSTRAK ...... v ABSTRACT ...... vi PRAKATA ...... vii DAFTAR ISI ...... ix DAFTAR TABEL ...... xii DAFTAR GAMBAR ...... xiii DAFTAR LAMPIRAN ...... xiv BAB I PENDAHULUAN...... 1 1.1. Latar Belakang Masalah ...... 1 1.2. Identifikasi Masalah ...... 9 1.3. Cakupan Masalah ...... 10 1.4. Rumusan Masalah ...... 10 1.5. Tujuan Penelitian ...... 11 1.6. Definisi Operasional ...... 11 1.7. Manfaat Penelitian ...... 14 BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA TEORETIS, DAN KERANGKA BERPIKIR ...... 15 2.1 Kajian Pustaka Pembelajaran Kearifan Lokal Gusjigang ...... 15 2.2 Kajian Teori ...... 21 2.2.1 Model Pembelajaran Berbasis Kearifan Lokal ...... 21 2.2.2 Pengertian Gusjigang ...... 25 2.2.3 Pembelajaran Berbasis Kearifan Lokal Gusjigang untuk Mengembangkan Karakter ...... 30

ix

2.2.4 Nilai-nilai Pembentuk Karakter ...... 33 2.2.5 Indikator Keberhasilan Karakter di Kelas...... 36 2.2.6 Hasil Belajar...... 39 2.2.7 Materi Tema Indahnya Kebersamaan ...... 43 2.3 Kerangka Berpikir ...... 44 2.4 Hipotesis Penelitian ...... 46 BAB III METODE PENELITIAN ...... 47 3.1 Desain Penelitian ...... 47 3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian ...... 49 3.3 Populasi Dan Sampel ...... 49 3.3.1 Populasi ...... 49 3.3.2 Sampel...... 49 3.4 Variabel Penelitian ...... 49 3.5 Teknik dan Instrumen Pengumpul Data ...... 50 3.5.1 Teknik Pengumpulan Data ...... 51 3.6 Instrumen Penelitian ...... 59 3.6.1 Uji Validitas ...... 59 3.6.2 Uji Reliabilitas ...... 61 3.6.3 Daya Pembeda Butir Soal ...... 62 3.6.4 Tingkat Kesukaran Butir Soal ...... 64 3.7 Teknik Analisis Data...... 66 3.7.1 Teknik Analisis Data Awal ...... 66 3.7.2 Analisis Data Akhir...... 69 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ...... 72 4.1 Hasil Penelitian ...... 72 4.1.1 Pembelajaran Berbasis Kearifan Lokal Gusjigang terhadap Penanaman Karakter Siswa...... 72 4.1.2 Pembelajaran Berbasis Kearifan Lokal Gusjigang terhadap Hasil Belajar Siswa ...... 76 4.1.3 Perbedaan Pengaruh Pembelajaran Berbasis Kearifan Lokal Gusjigang dengan Pembelajaran Ceramah Interaktif ...... 79

x

4.2 Pembahasan...... 89 4.2.1 Pembelajaran Berbasis Kearifan Lokal Gusjigang terhadap Karakter Siswa ...... 90 4.2.2 Pembelajaran Berbasis Kearifan Lokal Gusjigang terhadap Hasil Belajar Siswa ...... 99 4.2.3 Perbedaan Efek Pembelajaran Berbasis Kearifan Lokal Gusjigang dengan Pembelajaran Ceramah Interaktif ...... 111 BAB V PENUTUP ...... 121 5.1 Kesimpulan ...... 121 5.2 Saran ...... 122 DAFTAR PUSTAKA ...... 124

xi

DAFTAR TABEL Halaman

Tabel 2.1 Indikator Pengembangan Karakter Di Kelas ...... 38 Tabel 2.2 Kriteria Karakter Siswa ...... 39 Tabel 2.3 Kriteria Keberhasilan Hasil Belajar Ranah Kognitif ...... 43 Tabel 3.1 Jenis data dan metode pengumpulan data ...... 50 Tabel 3.2 Makna Koefisien Korelasi Product Moment ...... 60 Tabel 3.3 Uji Validitas Instrumen Tes ...... 60 Tabel 3.4 Klasifikasi Koefisien Korelasi Reliabilitas ...... 61 Tabel 3.5 Klasifikasi Daya Pembeda ...... 62 Tabel 3.6 Analisis Daya Beda Soal Pilihan Ganda ...... 63 Tabel 3.7 Analisis Daya Beda Soal Uraian ...... 63 Tabel 3.8 Indeks Kesukaran Soal ...... 65 Tabel 3.9 Analisis Tingkat Kesukaran Soal Pilihan Ganda ...... 65 Tabel 3.10 Analisis Tingkat Kesukaran Soal Uraian ...... 65 Tabel 3.11 Uji Normalitas Pretest Hasil Belajar Siswa Kelas Kearifan Lokal dan Kelas Ceramah Interaktif ...... 67 Tabel 3.12 Hasil Uji Homogenitas Pretest Hasil Belajar Siswa Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol ...... 68 Tabel 3.13 Uji Normalitas Posttest Hasil Belajar Siswa Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol ...... 69 Tabel 3.14 Kriteria Penilaian N-Gain Perindikator Soal ...... 71 Tabel 4.1 Hasil Karakter Gusjigang dalam Pembelajaran ...... 73 Tabel 4.2 Statistik Distribusi Frekuensi Hasil Belajar ...... 78 Tabel 4.3 Rata-rata N-Gain Hasil Belajar Siswa ...... 85 Tabel 4.4 Uji t Post Karakter Siswa ...... 86 Tabel 4.5 Uji t Posttest Hasil Belajar ...... 86

xii

DAFTAR GAMBAR Halaman

Gambar 2.1 Skema istilah gusjigang ...... 27 Gambar 2.2 Taksonomi Bloom ...... 41 Gambar 2.3 Kerangka berpikir ...... 45 Gambar 3.1 Nonequivalent Control Group Design ...... 48 Gambar 4.1 Tingkat Ketercapaian Karakter Siswa dari Pertemuan 1 Sampai 6 ...... 74 Gambar 4.2 Tingkat Ketercapaian Karakter Mandiri, Disiplin, dan Peduli Sosial Kelas Kearifan Lokal ...... 75 Gambar 4.3 Hasil Belajar Siswa Kelas Kearifan Lokal ...... 77 Gambar 4.4 Rata-rata Karakter Siswa Kelas Kearifan Lokal dan Ceramah Interaktif ...... 80 Gambar 4.5 Nilai Hasil Belajar Siswa Kelas Ceramah Interaktif dan Kearifan Lokal ...... 83 Gambar 4.6 Hasil Uji N-Gain Hasil Belajar Siswa ...... 84

xiii

DAFTAR LAMPIRAN Halaman

1. Lembar Wawancara Terhadap Guru Dalam Proses Pembelajaran ...... 133 2. Lembar Wawancara Siswa Dalam Proses Pembelajaran Sebelum Diberikan Perlakuan ...... 136 3. Silabus Pembelajaran Kelas Eksperimen...... 138 4. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Kelas Eksperimen ...... 169 5. Bahan Ajar ...... 208 6. Silabus Pembelajaran Kelas Kontrol ...... 225 7. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran ...... 256 8. Bahan Ajar Kelas Kontrol ...... 293 9. Lembar Kerja Siswa Kelas Kontrol Dan Eksperimen ...... 306 10. Kisi-Kisi Instrumen Soal Uji Coba ...... 328 11. Soal Evaluasi Pretest Posttest ...... 334 12. Kunci Jawaban Pilihan Ganda Dan Essay Serta Rubrik Penilaian ...... 340 13. Hasil Olah Data Spss Soal Uji Coba Pilihan Ganda ...... 346 14. Hasil Olah Data Spss Soal Uji Coba Essay ...... 350 15. Kisi-Kisi Instrumen Soal Pretest ...... 353 16. Soal Pretest ...... 359 17. Kunci Jawaban Pilihan Ganda Dan Essay Serta Rubrik Penilaian Pretest ...... 364 18. Kisi-Kisi Instrumen Soal Posttest ...... 368 19. Kompetensi Dasar Dan Indikator Pencapaian Kompetensi Soal Posttest ...... 369 20. Soal Posttest ...... 374 21. Kunci Jawaban Pilihan Ganda Dan Essay Serta Rubrik Penilaian Posttest ...... 379 22. Kisi-Kisi Observasi Karakter Siswa ...... 383 23. Hasil Rekapitulasi Siswa Kelas Kearifan Lokal ...... 384 24. Wawancara Terhadap Kepala Sekolah ...... 388 25. Pedoman Dokumentasi ...... 393

xiv

26. Nilai Hasil Belajar Siswa Kelas Kearifan Lokal ...... 394 27. Nilai Hasil Belajar Siswa Kelas Ceramah Interaktif ...... 395 28. N-Gain Hasil Belajar Siswa Kelas Kearifan Lokal ...... 396 29. N-Gain Hasil Belajar Siswa Kelas Ceramah Interaktif ...... 397 30. Dokumentasi Penelitian ...... 405

xv

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

Pendidikan di era globalisasi ini berkembang sangat pesat, dengan adanya kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi. Pendidikan merupakan suatu kebutuhan bagi setiap manusia karena dengan adanya pendidikan seseorang dapat memperoleh berbagai pengetahuan, pengalaman dan keterampilan. Pendidikan dalam arti yang luas memegang peranan yang sangat strategis bagi setiap masyarakat dan kebudayaan, bahkan kualitas suatu bangsa dapat diukur dari sejauh mana pendidikan yang diberlakukan.

Pendidikan bukanlah hanya sebagai suatu proses mentrasfer suatu ilmu, teori, fakta-fakta, dan kegiatan ujian, penetapan kreteria kelulusan serta ijazah saja akan tetapi pendidikan dimaknai sebagai suatu proses pematangan kepribadian dan moral seseorang sehingga kehidupan selanjutnya penuh makna dan berarti serta mulia dan bermanfaat bagi dirinya, masyarakat, bangsa dan negara (Jarkawi,

2017).

Kualitas sumber daya manusia dengan standar internasional diperlukan guna meningkatkan daya saing bangsa. Bangsa yang memiliki daya saing unggul di tingkat global akan menentukan kesejahteraan negara. Periode tahun 2010 sampai 2035 bangsa Indonesa memiliki bonus demografi berupa potensi sumber daya manusia usia produktif. Jika potensi SDM dikelola dengan baik maka dapat meningkatkan daya saing bangsa menuju generasi emas 2045.

1

2

Pendidikan merupakan instrumen penting penyiapan SDM berkualitas dalam menghadapi MEA, melalui peningkatan kualitas dan daya saing

(Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Tengah 2016). Pendidikan dituntut untuk selalu memperbarui konsep pembelajaran agar selalu relevan dengan kebutuhan masyarakat era MEA dan abad ke-21.

Oleh karena itu, pendidikan seharusnya mengajarkan keterampilan yang menunjang karir pada abad ke-21, yang dapat dilakukan melalui konsep pembelajaran di sekolah. Rotherdam dan wilingham (2009) mencatat bahwa kesuksesan seorang siswa tergantung pada kecakapan abad 21, sehingga siswa harus belajar untuk memilikinya. Partnership for 21 Century Skills mengidentifikasi kecakapan abad 21 meliputi: berpikir kritis, pemecahan masalah, komunikasi dan kolaborasi.

Indriani (2016) menyatakan bahwa survey yang dilakukan oleh

Organization for Economic Cooperation and Development (OECD) pada tahun

2015 mengunakan tes Programme for Internasional Student Assessment

(PISA) menyatakan bahwa prestasi menempati peringkat ke 64 dari

72 negara yang mengikuti PISA. Hal tersebut telah membuktikan bahwa pendidikan di Indonesia masih rendah. Rendahnya hasil pembelajaran siswa disebabkan salah satunya karena kreativitas dalam proses pembelajaran masih rendah. Oleh karena itu, itu perlu adanya terobosan baru dalam pembelajaran yakni dengan penanaman karakter yang berbasis kearifan lokal.

3

Penanaman atau pengembangan karakter bangsa yang menyeluruh sebenarnya merupakan usaha yang ideal diterapkan dalam dunia pendidikan, khususnya di Sekolah Dasar yang merupakan awal anak memasuki dunia sekolah.

Pada proses pembelajaranya, perbuatan belajar yang dilakukan oleh siswa merupakan reaksi atau hasil kegiatan belajar mengajar yang dilakukan oleh guru.

Belajar adalah suatu aktifitas atau suatu proses untuk memperoleh pengetahuan, meningkatkan keterampilan, memperbaiki perilaku, sikap, dan mengokohkan kepribadian. Sehingga anak pada usia sekolah dasar juga berada pada usia yang kritis untuk proses penanaman karakter yang berbasis kearifan lokal.

Model pembelajaran berbasis kearifan lokal adalah salah satu model pembelajaran yang berorientasi pada integrasi nilai-nilai kearifan lokal (local wisdom) suatu masyarakat ke dalam materi pembelajaran. Menurut Wibowo &

Gunawan (2015) kearifan budaya lokal sangat tepat untuk membangun nilai karakter siswa yang merupakan efek pengiring dalam suatu pembelajaran di sekolah. Pembelajaran berbasis kearifan lokal dapat menjembatani peserta didik untuk menemukan kembali harapannya. Maksud dari pembelajaran berbasis kearifan lokal adalah suatu strategi pembelajaran yang memanfaatkan lingkungan sebagai sasaran belajar, sumber belajar, dan sarana belajar. Hal tersebut dapat dimanfaatkan untuk memecahkan masalah lingkungan dan untuk menanamkan sikap cinta lingkungan.

4

Membahas kearifan lokal, secara pengertian luas dikatakan oleh Judistira

(2008) bahwa kearifan lokal bukan hanya terungkap dari bentuk dan pernyataan rasa keindahan melalui kesenian belaka tetapi termasuk segala bentuk dan cara- cara berperilaku, bertindak serta pola pikiran yang berada jauh dibelakang apa yang tampak tersebut. Merebaknya budaya mancanegara yang dikemas dengan media komunikasi membuat keberadaan kearifan lokal mudah dilupakan oleh generasi muda di Indonesia. Salah satu usaha untuk melestarikan budaya lokal melalui sumber belajar dalam bidang pendidikan yang harapannya dapat memberikan pemahaman tentang hasil budaya setempat kepada peserta didik.

Kabupaten Kudus merupakan salah satu kabupaten di Provinsi Jawa

Tengah. Kabupaten Kudus sendiri merupakan kota santri yang kaya akan budayanya. Selain sebagai kota yang kaya akan budaya serta terkenal sebagai kota santri, Kabupaten Kudus juga mempunyai kearifan lokal yang tertanam dalam kehidupan masyarakatnya. Menurut Antariksa (2009), kearifan lokal adalah bagian dari tradisi-budaya masyarakat suatu bangsa, yang muncul menjadi bagian-bagian yang ditempatkan pada tatanan fisik bangunan (arsitektur) dan kawasan (perkotaan) dalam geografi kenusantaraan sebuah bangsa.

Kearifan lokal di Kudus terbentuk oleh sejarah asal usul dan perkembangannya yang didasari perjuangan penyebaran agama di pulau

Jawa. Perwujudan kearifan lokal terdapat pada tradisi, religi, sosial, teknologi dan seni. Kudus dalam perkembangannya menjelma menjadi Kabupaten dagang dan

Industri, bahkan masyarakat Kudus identik dengan karakter masyarakat yang

Gusjigang (bagus, ngaji dan dagang). Selain itu Kudus juga dikenal dengan

5

karakter masyarakat yang welas asih, wicaksono, digdaya, andhap ashor, dan ajur ajer. Gusjigang adalah sebuah filosofi yang diajarkan oleh Sunan Kudus.

Filosofi ini begitu lekat dengan masyarakat Kudus karena Gusjigang dianggap sebagai perwujudan karakter masyarakat Kudus. Selama ini masyarakat Kudus dikenal sebagai seseorang yang bagus dalam penampilan, mempunyai jiwa entrepreneur, baik perilakunya dan mempunyai pemahaman agama yang luas. Said (2013) menjelaskan bahwa gusjigang dapat melahirkan core value yang berpotensi untuk dikembangkan menjadi basis nilai untuk pembangunan dari perspektif ekonomi, politik, seni, budaya maupun pendidikan. Novitasari (2017) mengemukakan bahwa pengembangan kearifan lokal yang relevan dan kontekstual memiliki arti penting bagi berkembangnya suatu bangsa. Terutama jika dilihat dari sudut pandang ketahanan budaya karena mempunyai arti penting bagi identitas daerah itu sendiri

Berangkat dari penjelasan di atas gagasan untuk mengintegrasikan nilai-nilai bagus, ngaji dan dagang dalam proses pembelajaran menjadi satu hal yang sangat penting ditengah gencarnya kampanye tentang pendidikan berkarakter. Sejatinya pendidikan tidak hanya berperan untuk menghasilkan manusia manusia yang mempunyai kemampuan dan keterampilan khusus, memiliki kecerdasan, serta memiliki daya saing atau biasa disebut dengan hard skill. Sistem pendidikan dihadapkan pada tantangan untuk menciptakan lulusan yang mempunyai kompetensi dan pengetahuan untuk menunjang kebutuhan pekerjaan (Rongraung et al, 2014). Oleh karena itu, diperlukan sebuah terobosan baru dalam pembelajaran untuk menciptakan lulusan yang

6

tidak hanya memiliki keterampilan dan kecerdasan saja, tetapi juga memiliki kemampuan personal dan interpersonal yang ada dalam diri manusia. Hal ini dikarenakan kemampuan yang berhubungan dengan hard skill dapat dipelajari dan diajarkan secara spesifik kepada siapapun (Junrat et al, 2014).

Selama ini kajian tentang gusjigang hanya pada ranah entrepreneurship dan spiritualitasnya saja, seperti penelitian yang dilakukan oleh Said (2014) yang menjelaskan bahwa gusjigang dapat menjadi spiritual entrepreneurship bagi sebagian masyarakat di Kabupaten Kudus provinsi

Jawa Tengah Indonesia. Selain itu Mustaqim dan Bahruddin (2015) dalam penelitiannya menyatakan bahwa gusjigang mempunyai peranan dalam hal spiritualitas dalam menghadapi ekonomi global.

Sementara itu, kajian-kajian yang berhubungan dengan soft skill seperti yang dilakukan oleh Chamorro‐Premuzic et al. (2010) menyatakan bahwa soft skill sangatlah penting, karena menjadi pembeda bagi individu serta peningkatan performa akademik di pendidikan sekolah dasar. Berdasarkan beberapa penelitian di atas diharapkan dapat dilakukan satu kajian baru tentang gusjigang dan pengintegrasiannya dalam materi pembelajaran.

Karakter gusjigang dapat dikembangkan dan diintegrasikan menjadi bagian dari pembelajaran untuk mengembangkan karakter siswa. nilai-nilai gusjigang terdapat dalam konsep ini diantaranya Nilai ―gus‖ dalam gusjigang sesuai dengan karakter kemampuan berkomunikasi, dan tanggungjawab. Nilai

―ji‖ sesuai dengan karakter belajar sepanjang hayat . Sedangkan nilai ―gang‖ sangat sesuai dengan karakter keterampilan kewirausahaan, kemadirian dan

7

kedisiplinan. Integrasi nilai-nilai bagus, ngaji dan dagang (Gusjigang) dalam pembelajaran dapat dilakukan dengan tiga hal diantaranya yaitu: menentukan sebuah role model, pengembangan materi, dan pengembangan metode pembelajaran. Diharapkan di masa depan dapat dikembangkan materi materi pembelajaran lainnya berdasarkan kearifan lokal tiap-tiap daerah di

Indonesia.

Pada akhirnya para guru dan tenaga pengajar dapat mengintegrasikan nilai-nilai gusjigang sebagai bagian dari pengembangan karakter untuk melahirkan individu yang berkompeten dan memiliki kemampuan intra dan interpersonal yang baik. Khusniati (2012) mengemukakan bahwa integrasi pendidikan karakter di dalam proses pembelajaran dilaksanakan mulai dari tahap perencanaan, pelaksanaan, hingga evaluasi pembelajaran. Diharapkan dengan pendidikan karakter tersebut akan menghasilkan manusia Indonesia yang berkarakter sesuai dengan tujuan dan cita-cita pendidikan.

Terdapat 5 sekolah dasar di Kabupaten Kudus yang berbasis kearifan lokal gusjigang telah menggunakan strategi pembelajaran tersebut selama tiga tahun. 5 sekolah terdiri dari 3 sekolah dasar negeri, dan 2 sekolah dasar swasta. Hasil general sense menunjukkan bahwa hanya 2 sekolah berbasis kearifan lokal gusjigang yang dapat menerapkan dan mengembangkan karakter siswa, sedangkan 3 sekolah belum mampu melaksanakan pembelajaran berbasis kearifan lokal gusjigang.

Temuan hasil studi awal lapangan menunjukkan adanya berbagai persepsi beragam tentang pembelajaran berbasis kearifan lokal gusjigang

8

diantaranya; 1) pengembangan karakter dalam pembelajaran berbasis kearifan lokal gusjigang dilakukan melalui setiap mata pelajaran dan kegiatan ekstrakurikuler. Pengembangannya melalui berbagai mata pelajaran yang telah ditetapkan dalam standar isi; 2) pembelajaran berbasis kearifan lokal gusjigang bukan diajarkan secara tertulis tetapi dikembangkan kedalam perilaku atau karakter siswa. Mengandung maksud bahwa materi karakter bukanlah bahan ajar biasa, artinya materi tidak dijadikan pokok bahasan seperti mengajarkan konsep, teori, prosedural atau fakta sebagaimana pada mata pelajar, namun dari pokok bahasanyang sudah ada dikembangkan nilai karakter gusjigang yaitu tanggung jawab, disiplin dan kemandirian; dan 3) Pengembangan karakter gusjigang selama ini hanya diterapkan dimata pelajaran agama sedangkan untuk mata pelajaran lain guru masih mengalami kesulitan. Selain itu, MI TBS Kudus menerapkan sistem pondok pesantren. Pesantren ini berdiri atas keinginan orangtua siswa karena sebagian siswa berasal dari luar Kudus, karena siswa masih bersekolah sehingga kegiatan mengaji di pesantren ini dilakukan pada sore dan malam hari.

Oleh karena itu perlu dilakukan penelitian secara komprehensif tentang strategi mengintegrasikan pendidikan karakter serta hasil belajar siswa pada pembelajaran kearifan lokal gusjigang. Penelitian didasarkan pada pengalaman

MI TBS untuk memberikan kontribusi pengembangan karakter gusjigang yang dapat membantu dan memudahkan sekolah lain dalam mengimplementasikan pembelajaran berbasis kearifan lokal gusjigang agar dapat mengembangkan karakter siswa yang disiplin, peduli sosial dan mandiri terlampaui sesuai target yakni menyiapkan potensi SDM pada generasi emas 2045. Jika tidak

9

dilaksanakannya pengembangan karakter pada siswa sekolah dasar, dapat mengakibatkan tergerusnya karakter gusjigang yang menjadi ciri khas Kabupaten

Kudus. Hal ini disebabkan karena konsep pembelajaran berbasis kearifan lokal gusjigang digunakan untuk menyiapkan siswa yang berkarakter disiplin, perilaku sosial dan mandiri.

Berdasarkan uraian di atas, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul ‖Pengaruh Pembelajaran Berbasis Kearifan Lokal ‗Gusjigang‘ pada

Tema Indahnya Kebersamaan Terhadap Penanaman Karakter dan Hasil Belajar

Siswa‖ karena sangat penting dilakukan karena proses pembelajaran yang berbasis kearifan lokal di sekolah menjadi alternatif untuk dapat meningkatkan hasil belajar dan membentuk karakter siswa.

1.2. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan, penulis dapat mengidentifikasi masalah sebagai berikut.

1. Terjadinya pergeseran karakter dalam kehidupan berbangsa dan bernegara,

seperti penghargaan terhadap nilai budaya dan bahasa, nilai solidaritas sosial,

musyawarah mufakat, kekeluargaan, sopan santun, kejujuran, rasa malu, dan

rasa cinta tanah air semakin memudar.

2. Pembelajaran berbasis kearifan lokal gusjigang dapat meminimalisir

kejenuhan peserta didik dan menumbuhkan kecintaan mereka pada daerah

setempat.

3. Lunturnya karakter masyarakat Kudus yang terkenal akan karakter gusjigang,

welas asih, wicaksono, digdaya, andhap ashor, dan ajur ajer.

10

4. Terdapat beragam kendala yang dialami guru dalam

mengimplementasikan permbelajaran berbasis kearifan lokal.

1.3. Cakupan Masalah

Berdasarakan identifikasi dari latar belakang yang di uraikan di atas, cakupan masalah yang digunakan dalam penelitian ini sebagai berikut,

1. Penelitian ini akan mengkaji persepsi guru dalam mengimplementasikan

permbelajaran berbasis kearifan lokal gusjigang, termasuk pandangan guru

mengenai manfaat permbelajaran berbasis kearifan lokal bagi siswa, dan

strategi yang digunakan guru dalam mengintegrasikan pembelajara

berbasis gusjigang untuk mengembangkan karakter tanggungjawab, disiplin,

kemandirian siswa, serta kendala yang dijumpai guru sekolah MI TBS saat

mengimpelentasikan pembelajaran berbasis kearifan lokal gusjigang.

2. Implementasi permbelajaran berbasis kearifan lokal gusjigang, mencakup

karakter siswa yang dikembangkan seperti tanggung jawab, disiplin dan

kemandirian,serta keterlibatan siswa dalam pembelajaran tersebut.

1.4. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian dari permasalahan dan ruang lingkup dalam penelitian ini akan mengungkap beberapa rumusan pertanyaan penelitian, diantaranya yaitu :

1. Bagaimana profil karakter siswa kelas IV di MI TBS Kudus tema indahnya

kebersamaan pada pembelajaran berbasis kearifan lokal gusjigang ?

2. Bagaimana peningkatan hasil belajar siswa kelas IV di MI TBS Kudus tema

indahnya kebersamaan pada pembelajaran berbasis kearifan lokal gusjigang ?

11

3. Apakah ada perbedaan pengaruh pembelajaran berbasis kearifan lokal

gusjigang dan pembelajaran ceramah interaktif terhadap karakter dan hasil

belajar siswa kelas IV di MI TBS Kudus?

1.5. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Menemukan pengaruh pembelajaran berbasis kearifan lokal gusjigang

terhadap penanaman karakter siswa kelas IV di MI TBS Kudus.

2. Menemukan pengaruh pembelajaran berbasis kearifan lokal gusjigang

terhadap hasil belajar siswa kelas IV MI TBS Kudus.

3. Menganalisis perbedaan pengaruh pembelajaran berbasis kearifan lokal

gusjigang dan pembelajaran ceramah interaktif terhadap karakter dan hasil

belajar siswa kelas IV di MI TBS Kudus.

1.6. Definisi Operasional

Definisi operasional dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Pembelajaran Kearifan Lokal ‗Gusjigang‘

Pembelajaran kearifan lokal ‗gusjigang‘ dalam penelitian ini merupakan pembelajaran kontekstual karena langsung terkait degan budaya daerah setempat.

Misalnya dalam pembelajaran muatan IPA pada materi bunyi, siswa melakukan pembelajaran dengan bermain ketipung yaitu alat musik yang biasa digunakan untuk robana di wilayah Kudus. Melalui pembelajaran dengan melakukan sendiri, maka siswa mengetahui sumber bunyi dari alat musik ketipung dan bagaimana cara menghasilkan bunyi dari alat musik ketipung tersebut. Oleh karena itu, selain

12

mengerti budaya daerah setempat, materi pembelajaran juga akan dengan mudah dipahami siswa.

2. Karakter

Dalam penelitian ini yang dimaksud karakter merupakan kepribadian yang menjadikan cara berpikir dan bertindak yang melekat dan menjadi ciri khas pada diri seseorang. Peneliti akan menganalisa karakter siswa yang terdiri dari mandiri, disiplin, dan perilaku sosial. Karakter mandiri terdiri dari 5 indikator, yaitu; a. memiliki alat tulis sendiri; b. mengerjakan tugas dengan baik; c. aktif mencari sumber belajar; d. melakukan kontrol diri jika terjadi kesalahan; dan e. memiliki kepercayaan diri dan tanggung jawab. Selanjutnya, karakter disiplin terdapat 5 indikator, yaitu; a. tidak berbuat gaduh dalam pembelajaran; b. mengenakan seragam lengkap dan rapi sesuai dengan tata tertib sekolah; c. mengumpulkan tugas tepat waktu; d. bersungguh-sungguh dalam mengikuti pembelajaran; dan e. mengikuti pembelajaran sesuai dengan prosedur atau tidak berbuat seenaknya sendiri. Karakter peduli sosial juga terdapat 5 indikator, yaitu; a. menghargai pendapat teman ketika berdiskusi kelompok; b. tidak menyela teman atau guru ketika sedang berbicara; c. bersedia membantu teman lain yang belum memahami materi; d. meminjamkan alat tulis ketika teman yang lain tidak membawa; dan e. memberikan respon saat temannya melakukan tindakan menyimpang dalam pembelajaran.

Materi pembelajaran masuk pada karakter mandiri dan disiplin, karena materi bunyi siswa diharuskan untuk melakukan proses mencari sumber bunyi secara mandiri serta sesuai dengan prosedur atau harus disiplin. Oleh karena itu,

13

diharapkan siswa dapat melakukan pembelajaran khususnya muatan IPA materi bunyi dengan mandiri tanpa bergantung kepada orang lain serta melakukan pembelajaran materi bunyi sesuai dengan prosdur, sehingga hasil belajar siswa tercapai secara optimal. Hasil belajar kognitif siswa diambil dari tema indahnya kebersamaan subtema keberagaman budaya bangsaku pembelajaran 1 dan 3, subtema kebersamaan dalam keberagaman pembelajaran 1 dan 3, serta subtema bersyukur atas keberagaman pembelajaran 1 dan 3. Metode tes yang digunakan adalah tes tertulis berbentuk pilihan ganda dan isian singkat.

3. Hasil belajar

Hasil belajar merupakan hasil suatu interaksi tindak belajar dan mengajar.

(Dimyat, 2006). Hasil dari suatu proses pembelajaran yang dijadikan sebagai tolak ukur keberhasilan dan ketercapaian tujuan pembelajaran, serta dapat terlihat hasilnya dari perubahan yang terjadi dalam bentuk angka maupun non angka yang semakin optimal. Hasil belajar dalam penelitian ini dianalisis berdasarkan hasil dari nilai posttest. Hasil yang dicapai siswa ini berupa nilai angka dengan rentangan skor dari 1-100.

4. Materi Pembelajaran Tematik

Materi pembelajaran dalam penelitian ini berada di kelas IV tematik tema indahnya kebersamaan. Subtema 1 keberagaman budaya bangsaku pembelajaran 1 dan pembelajaran 3, subtema 2 kebersamaan dalam keberagaman pembelajaran 1 dan pembelajaran 3, serta subtema 3 bersyukur dalam keberagaman pembelajaran

1 dan pembelajaran 3.

14

1.7. Manfaat Penelitian

Kegiatan penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi yang bergelut dalam dunia pendidikan. Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Manfaat Teoretis

Manfaat bagi peneliti, dengan adanya penelitian ini dapat menambah pengembangan keilmuan aspek karakter dan memperluas wawasan tentang efektivitas pembelajaran berbasis kearifan lokal gusjigang terhadap karakter positif siswa dan hasil belajar.

2. Manfaat Praktis

Bagi semua guru khususnya guru di tingkat sekolah dasar, hasil penelitian ini diharapkan dapat berguna untuk meningkatkan kembali proses pembelajaran yang bermuatan kearifan lokal yang tidak hanya sekedar memberikan ilmu pengetahuan tetapi lebih kepada penanaman karakter siswa.

Bagi siswa, hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah pemahaman siswa bahwa keberhasilan pendidikan yang sebenarnya tidak hanya berhasil dalam hal intelektual tetapi juga harus berkarakter.

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA TEORETIS, DAN KERANGKA BERPIKIR

2.1 Kajian Pustaka Pembelajaran Kearifan Lokal Gusjigang

Penelitian ini dilakukan berdasarkan pada penelitian yang telah dilakukan sebelumnya. Beberapa penelitian yang sudah dilakukan sebelumnya dan dianggap relevan dengan penelitian ini yaitu penelitian yang dilakukan oleh Zuhri (2014) menunjukkan bahwa implementasi karakter di SD Al Azhar Solo terdiri dari lima hal yaitu; 1) pelaksanaan ibadah dengan bimbingan koordinator keagamaan; 2) semua elemen sekolah membangun kerjasama untuk hidup disiplin; 3) menjaga kebersihan dan keindahan; 4) perilaku sosial, dalam pelaksanaanya guru berangkat lebih pagi untuk menyambut siswa dengan prinsip 5S (senyum, salam, sapa, sopan dan santun); 5) makan dan minum secara bersama-sama baik makanan bekal dari rumah atau membeli di kantin sekolah, dan mengawali dengan berdoa bersama.

Alwan (2013) menyatakan bahwa: (1) Nilai-nilai karakter yang akan dikembangkan sudah direncanakan secara tertulis dalam dokumen silabus dan

RPP di enam SMK dari delapan SMK Jurusan Bangunan di D.I. Yogyakarta; (2)

Strategi pembelajaran yang diterapkan pada umumnya sudah direncanakan secara tertulis di dalam dokumen silabus dan RPP; (3) Evaluasi Pendidikan Karakter merupakan aspek yang sulit untuk diukur penilaiannya sehingga sebagian besar

SMK belum mengembangkan; dan (4) Kendala yang dialami yaitu alokasi waktu

81,21%, kompetensi yang belum memadai 43,75%, ketersediaan sarana

15

16

pembelajaran 31,25%, kemampuan yang masih kurang dalam mengevaluasi pembelajaran 18,75%, penugasan pembelajaran masih minim 12,5%, dan kebijakan sekolah kurang mendukung 6,25%. Letak perbedaan dengan penelitian ini, peneliti tidak mengintegrasikan pendidikan karakter ke dalam mata pelajaran.

Penelitian ini akan terfokus pada pendidikan karakter nilai mandiri, disiplin dan perilaku sosial siswa.

Rianawati (2015) supaya siswa dengan kemandiriannya, melakukan sendiri kegiatan pengamatan secara langsung, menganalisis materi pembelajaran sehingga siswa dapat menyalurkan ide-ide baru sesuai dengan pengalaman dan mengaitkannya dengan dunia nyata untuk menemukan fakta yang sesuai dengan kajian teori sehingga dapat menemukan makna dari apa yang dipelajarinya dan dapat bermanfaat bagi kehidupannya.

Wurdayani (2014) untuk menggali, mengkaji, dan mendiskripsikan pelaksanaan pembelajaran karakter disiplin di sekolah dasar dan diharapkan dapat ditemukan kebijakan yang mendukung keberhasilan pendidikan karakter.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa dalam melaksanakan pembelajaran karakter disiplin dilakukan melalui sembilan kebijakan, yaitu (1) membuat program pendidikan karakter; (2) menetapkan aturan sekolah dan aturan kelas; (3) melakukan sholat Dhuha dan Sholat Dhuhur berjamaah; (4) membuat pos afektif di setiap kelas; (5) memantau perilaku kedisiplinan siswa di rumah melalui buku catatan kegiatan harian; (6) memberikan pesan-pesan afektif di berbagai sudut sekolah; (7) melibatkan orang tua; (8) melibatkan komite sekolah; dan (9) menciptakan iklim kelas yang kondusif.

17

sehingga siswa dapat menyalurkan ide-ide baru sesuai dengan pengalaman dan mengaitkannya dengan dunia nyata untuk menemukan fakta yang sesuai dengan kajian teori sehingga dapat menemukan makna dari apa yang dipelajarinya dan dapat bermanfaat bagi kehidupannya.

Wurdayani (2014) untuk menggali, mengkaji, dan mendiskripsikan pelaksanaan pembelajaran karakter disiplin di sekolah dasar dan diharapkan dapat ditemukan kebijakan yang mendukung keberhasilan pendidikan karakter.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa dalam melaksanakan pembelajaran karakter disiplin dilakukan melalui sembilan kebijakan, yaitu (1) membuat program pendidikan karakter; (2) menetapkan aturan sekolah dan aturan kelas; (3) melakukan sholat Dhuha dan Sholat Dhuhur berjamaah; (4) membuat pos afektif di setiap kelas; (5) memantau perilaku kedisiplinan siswa di rumah melalui buku catatan kegiatan harian; (6) memberikan pesan-pesan afektif di berbagai sudut sekolah; (7) melibatkan orang tua; (8) melibatkan komite sekolah; dan (9) menciptakan iklim kelas yang kondusif.

Masrukan (2016) menunjukkan bahwa pengembangan diri berupa kegiatan rutin dengan infaq, guru memberikan suri tauladan yang baik, guru mengingatkan secara spontan siswa yang acuh terhadap temannya, memasang kode etik dan slogan poster yang berakitan dengan peduli sosial, menulis aturan tata tertib yang dipasang di kelas, pengintegrasian karakter peduli sosial dalam materi pembelajaran, pengembangan pendidikan karakter dilaksanakan dengan kegiatan sekolah sesuai dengan indikator karakter peduli sosial.

18

Suastra, Tika, & Kariasa (2011) dalam mendesain model pembelajaran sains berbasis budaya lokal memiliki 5 tahapan yaitu kegiatan awal, eksplorasi, elaborasi, konfirmasi, dan kegiatan akhir. Penelitian Suastra, Tika, & Kariasa,

(2011) juga menunjuk-kan adanya peningkatan prestasi belajar dan kinerja ilmiah siswa SMP di Bali yang dilaku-kan dengan membandingkan kelas eksperimen dan kelas kontrol. Menurut Setiawan (2014) pembelajaran sains tidak hanya teoritis saja, tetapi juga mengaitkan dengan keadaan permasalahan nyata yang terjadi di kehidupan nyata. Pesatnya perkembangan IPA dalam berbagai bidang kehidupan masyarakat, menuntut cara pembelajaran yang dapat menyiapkan siswa untuk memahami IPA, yang mampu berpikir logis, kreatif, serta beragumentasi yang benar.

Wanabuliandari (2018) dalam penelitiannya menemukan bahwa analisis kebutuhan modul pengembangan modul matematika berbasis kearifan lokal

Gusjigang Kudus menjadi salah satu solusi yang dapat dimanfaatkan guru di sekolah dasar dalam membantu siswa slow learner untuk memahami materi matermatika.

Upaya yang dilakukan oleh Subali, Sopyan, & Ellianawati (2015) dalam mendesain pembelajaran sains berbasis kearifan lokal (local wisdom) menunjukan adanya peningkatan 11 karakter positif siswa, dengan karakter positif yang paling signifikan adalah karakter jujur, disiplin, teliti, rajin, hati-hati, tanggung jawab, dan peduli lingkungan. Sedangkan yang dilakukan oleh Lee & Erdogan (2007) tentang pengaruh pendekatan STS (Sains, Technology, Society) pada sikap siswa

19

terhadap ilmu dan kreativitasnya, pening-katannya masih kurang signifikan dari 3 aspek penilaian kreativitas yaitu pertanyaan, penalaran, dan memprediksi solusi.

Pala (2011) menyatakan bahwa dibutuhkan unsur-unsur agar efektif dalam pelaksanaan pendidikan karakter yang komprehensif. Serta menekankan kebutuhan pendidikan karakter untuk membantu siswa mengembangkan karakter yang baik. Upaya pendidikan karakter akan menjadi efektif jika diterapkan secara ketat dengan dasar ilmiah. Sekolah harus fokus pada pengajaran karakter dalam kurikulum reguler.

Agboola (2012) mendefinisikan pendidikan karakter. Kemudian meninjau perspektif sejarah pendidikan karakter. Serta mengungkap isu konteks dalam pendidikan karakter dan memaparkan tantangan dan kontroversi pelaksanaan pendidikan karakter. Hasil menunjukkan pendidikan karakter tidak berfungsi sebagai perbaikan yang cepat atas perilaku menyimpang siswa, karena faktor lain juga mempengaruhi perilaku mereka seperti masalah keluarga, sosial dan budaya.

Itulah karakter siswa yang dibentuk oleh lingkungan sosial yang berada di luar lingkup pendidikan.

Dewi (2017) Lingkungan sekolah berbasis kearifan lokal ternyata dirasakan positif dan memberikan kontribusi untuk meningkatkan persepsi tentang pentingnya pendidikan yang tinggi di pulau kecil. Karena lembaga pendidikan juga memainkan peran penting dalam mendukung pembangunan daerah melalui pengembangan wilayah di ekonomi, sosial dan budaya.

Ihsan (2017) tradisi Gusjigang mampu dipertahankan dengan baik, sehingga industrialiasasi di Kabupaten Kudus bisa dijadikan model yang relevan

20

sesuai dengan potensi dan karakter masyarakatnya. Selain itu gusjigang sebagai nilai nilai kearifan lokal dapat dijadikan sebuah pijakan untuk pengembangan sebuah pembelajaran yang lebih berkarakter. Kebermaknaan pembelajaran dengan lingkup kearifan lokal akan menampilkan sebuah dimensi pembelajaran yang selain memacu keilmuan seseorang, juga sekaligus bisa mendinamisasi keilmuan tersebut menjadi kontekstual dan ramah budaya daerah.

Perbedaan penelitian-penelitian di atas dengan penelitian yang akan peneliti lakukan adalah penelitian di atas belum seenuhnya mengaitkan pembelajaran yang berbasis kearifan lokal dengan karakter individu dan sosial siswa, selain itu untuk perbedaanya terletak pada lokasi penelitian, subjek penelitian, variabel terikat. Persamaan penelitian-penelitian di atas dengan penelitian yang akan peneliti lakukan adalah sama menggunakan model pembelajaran yang berbasis kearifan lokal untuk meningkatkan karakter individu dan sosial siswa.

Berdasarkan paparan penelitian di atas, didapatkan gap atau celah yang dapat dimasuki oleh peneliti terkait dengan pembelajaran berbasis kearifan lokal.

Beberapa penelitian masih tertuju pada siswa kelas SMA/ SMK dan pada mata pelajaran yang lain. Oleh karena itu, peneliti ingin mengisi kekosongan penelitian dengan menguji teori terkait pembelajaran berbasis kearifan lokal terhadap hasil belajar dan karakter siswa pada pembelajaran IPA di sekolah dasar. Melalui penelitian ini peneliti ingin mengetahui kekonsistensian dari hasil penelitian terdahulu yang menyatakan bahwa pembelajaran kearifan lokal selalu berdampak

21

positif terhadap karakter dan hasil belajar siswa atau justru hasilnya lebih rendah ketika diterapkan pembelajaran berbasis kearifan lokal Gusjigang.

2.2 Kajian Teori

2.2.1 Model Pembelajaran Berbasis Kearifan Lokal

Pengertian kearifa lokal dilihat dari kamus bahasa Inggris Indonesia terdiri dari 2 kata yaitu kearifan (wisdom) dan lokal (local). Local berarti setempat dan wisdom sama dengan kebijaksanaan. Dengan kata lain local wisdom dapat dipahami sebagao gagasan-gagasan, nilai-nilai, pandangan-pandangan setempat yang bersifat bijaksana, penuh kearifan, bernilai baik yang tertanam dan diikuti oleh anggota masyarakatnya (Nadlir, 2014).

Kearifan lokal merupakan bagian dari masyarakat untuk bertahan hidup sesuai dengan kondisi lingkungan, sesuai dengan kebutuhan, dan kepercayaan yang telah berakar dan sulit untuk dihilangkan, begitu pula Prawiladilaga (2012) menguraikan bahwa kearifan lokal merupakan suatu kegiatan unggulan dalam masayarakat tertentu, keunggulan tersebut tidak selalu berwujud dan kebendaan, sering kali di dalamnya terkandung unsur kepercayaan atau agama, adat istiadat dan budaya atau nilai-nilai lain yang bermanfaat seperti untuk kesehatan, pertanian, pengairan, dan sebagainya. Fungsi kearifan lokal adalah sebagai berikut. Pertama, sebagai penanda identitas sebuah komunitas. Kedua, sebagai elemen perekat (aspek kohesif) lintas warga, lintas agama dan kepercayaan.

Ketiga, kearifan lokal memberikan warna kebersamaan bagi sebuah komunitas.

Keempat, mengubah pola pikir dan hubungan timbal balik individu dan kelompok dengan meletakkannya di atas common ground/ kebudayaan yang dimiliki.

22

Kelima, mendorong terbangunnya kebersamaan, apresiasi sekaligus sebagai sebuah mekanisme bersama untuk menepis berbagai kemungkinan yang meredusir, bahkan merusak, solidaritas komunal, yang dipercayai berasal dan tumbuh di atas kesadaran bersama, dari sebuah komunitas terintegrasi (Sumarmi dan Amirudin, 2014).

Kearifan lokal merupakan wujud dari perilaku komunitas atau masyarakat tertentu sehingga dapat hidup berdampingan alam/ lingkungan tanpa harus merusaknya. Kearifan lokal berkembang dari pengalaman bertahun-tahun dan trial-and-error pemecahan masalah oleh orang-orang yang bekerja di lingkungan mereka. pengelolaan sumber pengetahuan berasal dari pengetahuan lokal dan tradisi yang berasal dari nenek moyang dan diwariskan dari satu generasi ke generasi berikutnya (Padmanugraha, 2010). Kearifan lokal adalah pandangan hidup dan ilmu penbetahuan serta berbagai strategi kehidupan yang berwujud aktivitas yang dilakukan oleh masyarakat lokal dalam menjawab berbagai masalah dalam pemenuhan kebutuhan mereka. Dalam bahasa asing sering juga dikonsepsikan sebagai kebijakan setempat local wisdom atau pengetahuan setempat ―local knowledge”atau kecerdasan setempat local geniuous Fajarini

(2014). Berbagai strategi dilakukan oleh masyarakat setempat untuk menjaga kebudayaannya. Khusniati (2014) mengemukakan bahwa kearifan lokal atau sering disebut local wisdom dapat dipahami sebagai usaha manusia dengan menggunakan akal budinya (kognisi) untuk bertindak dan bersikap terhadap sesuatu, objek, atau peristiwa yang terjadi dalam ruang tertentu.

23

Oktavianti (2017) mendefinisikan kearifan budaya lokal merupakan konsep, ide, dan gagasan budaya lokal yang bersifat bijaksana dan dijadikan pandangan hidup masyarakat setempat. Meskipun kearifan budaya lokal sering disebut sebagai produk masa lalu, namun tetap patut dilestarikan karena menjadi titik penghubung dari generasi ke generasi. Untuk menjaga kelestarian budaya lokal, dalam pelaksanaan pendidikan perlu mengintegrasikan kearifan budaya lokal dengan tujuan untuk membentuk karakter anak sesuai dengan identitas dan jati diri leluhurnya.

Nyoman (2012) mendefinisikan kearifan lokal merupakan pengetahuan yang eksplisit yang muncul dari periode panjang, yang berevolusi bersama-sama masyarakat dan lingkungannya dalam sistem lokal yang sudah dialami bersama- sama. Proses evolusi yang begitu panjang dan melekat dalam masyarakat, dapat menjadikan kearifan lokal sebagai sumber energi potensial dari sistem pengetahuan kolektif masyarakat, untuk hidup bersama secara dinamis dan damai.

Kearifan lokal (Muchyidin, 2016) merupakan kekayaan budaya lokal setempat yang memberikan kebijakan hidup, pandangan hidup serta kearifan hidup.

Singsomboon (2014) mendefinisikan bahwa kearifan lokal adalah pengetahuan tentang kedaerahan yang diperoleh melalui pengalaman mereka dan permulaan serta mereka yang telah diwariskan dari generasi ke generasi.

Keraf (2002) mendefinisikan kearifan lokal sebagai segala bentuk pengetahuan, keyakinan, pemahaman atau wawasan serta adat kebiasaan atau etika yang menuntun perilaku manusia dalam komunitas ekologis. Sibarani (2012) juga menjelaskan bahwa kearifan lokal adalah kebijaksanaan atau pengetahuan

24

asli masyarakat yang berasal dari nilai luhur tradisi budaya untuk mengatur tatanan kehidupan masyarakat. kearifan lokal merupakan hubungan yang harmonis antara manusia, alam dan lingkungan di daerah serta dipengaruhi oleh budaya. kearifan lokal ini dapat bersaing dengan perkembangan ilmu dan teknologi dengan cara tetap mempertimbangkan karakter lokal, iklim dan kondisi alam di suatu lingkungan. Kearifan lokal dapat memberikan kenyamanan dan menjadi pelindung. oleh karena itu, keberlanjutan kearifan lokal perlu dipertahankan, dikembangkan dan dilestarikan (Dahliani, 2015).

Indrawardana (2012) mengemukakan bahwa kearifan lokal adat yang diaksud adalah suatu kondisi sosial dan budaya yang didalamnya terkandung khasanah nilai-nilai budaya yang menghargai dan adaptif dengan dengan alam sekitar, dan tertata secara ajeg dalam suatu tatanan adat istiadat suatu masyarakat.

Berdasarkan pendapat para ahli di atas, peneliti dapat mengambil benang merah bahwa kearifan lokal merupakan gagasan yang timbul dan berkembang secara terus menerus di dalam sebuah masyarakat berupa adat istiadat, tata aturan/norma, budaya, bahasa, kepercayaan, dan kebiasaan sehari-hari.

Kearifan lokal dapat diintergrasikan ke dalam pembelajaran karena memiliki berbagai kelebihan. Mulyani (2012) menjelaskan bebrapa kelebihan kearifan lokal sebagai berikut, (1) kearifan lokal dapat menjadi sarana pembelajaran bagi setiap manusia untuk menjadi orang yang cerdas, pandai dan bijaksana, (2) kearifan lokal memiliki nilai-nilai positif untuk dapat ditransformasikan kepada peserta didik guna membentuk kepribadian positif.

Kearifan lokal merupakan kekayaan lokal warisan nenek moyang dalam tata nilai

25

kehidupan yang menyatu dalam bentuk religi, budaya dan adat istiadat (Anwar,

2017).

Rozikan (2013) menjelaskan sumbersumber kearifan budaya lokal yaitu potensi manusiawi, potensi agama, potensi budaya, dan potensi alam.

2.2.2 Pengertian Gusjigang

Istilah gusjigang sangat populer, terutama bagi warga Kudus yang tinggal di sebelah barat Kudus, tepatnya di sekitar area Menara Kudus. Sampai detik ini, belum ada yang mengetahui kapan tepatnya istilah gusjigang tersebut muncul.

Gusjigang bukanlah bahasa asing atau bahasa alien. Gusjigang merupakan singkatan dari 3 buah kata, yaitu gus, berasal dari kata bagus, ji berasal dari kata ngaji, dan gangberasal dari kata dagang. Sejalan dengan pendapat dari Mustaqim, dkk (2016) menyebutkan bahwa Gusjigang berasal dari kata Gus- yang berarti perilaku yang baik, -ji- yang berarti mengaji, dan – gang yang berarti pedagang.

Firdaus (2018) mengemukakan bahwa Sunan Kudus sebagai figure atau tokoh ilmuwan, beliau juga sekaligus melaksanakan visi pengembanan Walisongo bahwa pendidikan adalah tugas dan membangkitkan agama, mendidik santri dan bahkan santri sama halnya mengajar anak-anak mereka sendiri. Konsep yang dibangun Sunan Kudus untuk mengangkat santrinya adalah sebuah pendidikan yang diilhami oleh ketulusan dan ketulusan dan fokus pada transformasi diri yang mendukung nilai-nilai Islam, yang memiliki visi hidup yang benar dan terkonsentrasi tentang kehidupan yang berbasis pada Islam, menjadikan Islam sebagai jalan hidu

26

Kata pertama dari gusjigang adalah kata bagus. Kata ini mempunyai arti, bahwa manusia harus selalu mengupayakan agar tampilan luar atau fisiknya tetap dalam kondisi bagus dan menarik. Sebagai umat muslim, juga harus mau dan pintar ngaji atau mau mengerti tentang agama dan mau belajar serta memperdalam agama Islam. Cara yang bisa dilakukan adalah dengan mengikuti atau mendengarkan ceramah atau pengajian. Selain itu, dapat pula dilakukan dengan rajin membaca kitab suci Al Quran. Tidak kalah penting dari kedua hal tersebut adalah kata ketiga dari gusjigang, yaitu kata dagang.

Nabi SAW sangat menanganjurkan umatnya untuk pandai berdagang dan mampu memperoleh pendapatan dari hasil jerih payah sendiri, yaitu dengan cara membuat usaha sendiri atau menjadi seorang pengusaha. Lambat laut, proses perubahan pemaknaan kata terjadi pada konsep gusjigang.

Makna bagus yang awalnya lebih merujuk pada faktor fisik dari unsur maskulin, kemudian lebih dimaknai pada kepemilikan akhlak yang baik.

Dengan begitu, warga Kudus secara luas bisa meneladaninya. Sementara kata

(me)ngaji, kini juga lebih tepat dimaknai sebagai kepemilikan intelektualitas yang tinggi. Mengaji tidak hanya diartikan membaca kitab suci saja, tapi juga membaca literatur secara luas, bahkan juga membaca alam. Sedangkan dagang juga tidak terhenti pemaknaannya pada menjual dan membeli barang untuk memperoleh keuntungan seperti yang disebut Kamus Besar Bahasa

Indonesia (KBBI). Dagang di konteks kekinian adalah juga mencipta, membuat produk yang inovatif dan diterima masyarakat dengan tetap mengingat pada tujuan awal yakni memperoleh keuntungan.

27

Hilmi (2015) mengungkapkan bahwa pergeseran nilai kearifan lokal

sebenarnya merupakan hal yang biasa terjadi dalam era globalisasi ini, akan tetapi

pergeseran yang perlu diperhatikan ialah pergeseran ke arah yang negatif yang

dapat berakibat menghilangkan ciri khas jati diri nilai kearifan lokal.

Nur Said (2012) dalam tulisannya yang berjudul Geneologi dan

Kontekstualisasi Gusjigang, beliau menyebut tradisi gusjigang memiliki tiga

nilai utama, yaitu akhlak yang berorientasi pentingnya pembangunan karakter

(Said juga meringkasnya menjadi sikap toleran), berpihak pada keilmuan, dan

mementingkan tumbuhnya semangat entrepreneurship. Tolok ukur kesuksesan

gusjigang dalam konteks penelitian ini sedikit berbeda dengan apa yang

dijelaskan dalam berbagai buku yang membahas tentang gusjigang. Berikut

adalah tolak ukur kesuksesan gusjigang yang ingin diteliti.

KARAKTER GUSJIGAN G GANG ( DAGANG) GUS (BAGUS)

Transformasi JI (PINTER NGAJI)

KARAKTER YANG DIHARAPKAN DARI GUSJIGANG : 1. DISIPLIN 2. KEMANDIRIAN 3. PEDULI SOSIAL

Gambar 2.1 Skema istilah gusjigang

28

1) Gus (Bagus)

Keberhasilan dari kata bagus dapat dilihat dari perilaku atau sikap sehari -hari santri pondok tersebut. Sikap adalah determinan perilaku, karena mereka berkaitan dengan persepsi, kepribadian, dan motivasi. Sikap pertama kali dikemukakan oleh Herbert Spancer (1882), untuk menunjukkan suatu status mental seseorang. Perhatian sikap berakar pada atasan perbedaan individu.

Sebuah sikap merupakan suatu keadaan siap mental, yang dipelajari dan diorganisasi menurut pengalaman, dan yang menyebabkan timbulnya pengaruh khusus atas reaksi seseorang terhadap orang-orang, objek-objek, dan situasi- situasi dengan siapa ia berhubungan. Apabila santri di pondok memiliki sikap yang baik, menaati peraturan pondok, sopan pada setiap orang, dan sangat menghormati kiai, maka santri tersebut dapat dikategorikan telah berhasil dari segi kebagusan.

2) Ji (Ngaji)

Konteks ngaji pada santri di pondok pesantren bukan hanya bisa membaca, menghafal dan mengerti kalam Allah. Namun kesuksesan ngaji disini dilihat pula dari wawasan ilmu pengetahuan yang dimiliki dan diterima oleh siswa tersebut. Ukuran banyak atau sedikitnya pengetahuan dapat dilihat dari kegiatan-kegiatan yang berhubungan dengan pendidikanyang diperoleh siswa di kelas seperti pengajian kitab, perlombaan, dan bahtsul masail. Selain itu, cara berbicara dan apa yang dibicarakan siswa dalam kehidupan sehari -hari juga menjadi tolak ukur seberapa baik pondok tersebut memberikan pengetahuan pada siswanya.

29

3) Gang (Dagang)

Dagang adalah kata ketiga dari gusjigang. Seringkali kesuksesan sebuah dagang atau bisnis hanya dilihat dari seberapa besar profit yang diperoleh dari bisnis tersebut. Namun pada hakikatnya kesuksesan sebuah bisnis tidak hanya dilihat dari hal itu. Terkadang segala sesuatu yang terkesan sangat tidak penting dan tidak mendapatkan sorotan justru menjadi pelopor utama kesuksesan bisnis tersebut. Hal itu ialah motivasi bisnis.

Mencermati nilai-nilai moral dalam Gusjigang yang sarat dengan nilai- nilai karakter, spiritual, dan etos enterpreneurship merupakan modal budaya yang memiliki kesinambungan gerakan spiritual enterpreunership Walisongo. Adanya etos spiritual enterpreunership yang di Kudus lebih populer dengan sebutan gusjigang merupakan wujud dari adanya jaringan bisnis antar auliya (para wali) baik para wali di Jawa (Walisongo) maupun para wali saudagar di Timur Tengah,

Gujarat di Hindia dan berbagai pusat perdagangan dunia (Said, 2014).

Menurut Mustaqim (2015) Gusjigang boleh jadi hanyalah mitos lokal yang menjadi sistem kepercayaan masyarakat. Namun, spirit lokalitas tersebut tentunya memiliki legitimasi historis yang bersambung dengan realitas saat ini. Kearifan lokal Gusjigang, yang merupakan ajaran arif Sunan Kudus, menjadi spirit etik bisnis para pengusaha atau saudagar Kudus, di mana spirit tersebut menyatu, menginternalisasi melalui laku bisnis.

Sunarti (2018) mengungkapkan munculnya gusjigang sesungguhnya tidak secara tiba-tiba. Konon gusjigang muncul hasil dari pergulatan panjang sunan kudus beserta warga disekitar menara. Warga ngisor menoro menjalin dialektika

30

secara terus menerus. pergulatan dalam memaknai bangunan sakral kompleks masjid menara kudus dengan kehidupan budaya warga disekitarnya secara fisik, ternyata bisa menyatu dan membentuk perilaku islami warga ngisor menoro yang tertuang dalam gusjigang tersebut.

2.2.3 Pembelajaran Berbasis Kearifan Lokal Gusjigang untuk

Mengembangkan Karakter

Gusjigang merupakan salah satu bentuk kearifan lokal yang melekat di masyarakat Kudus. Terlebih jika memusatkan perhatian ke Kudus kulon, yakni pusat peradaban agama Islam di Kota Kudus. Sunan Kudus mengajarkan kepada masyarakat Kudus dan sekitarnya bahwa selain mementingkan kehidupan duniawi, harus juga diseimbangi dengan kehidupan akhirat.

Sebagaimana yang telah tercermin dalam ajaran gusjigang itu sendiri. Bukan suatu hal yang mengherankan apabila kota Kudus telah berkembang pesat dalam perekonomian dibanding beberapa ratus tahun yang lalu. Seperti dalam industri rokok, Kota Kudus dikenal sebagai kota Kretek yakni kota akan sejuta industri rokok yang telah menghantarkan Kota Kudus dalam kancah nasional. Tidak hanya rokok, perekonomian masyarakat Kudus juga berkembang dari usaha konveksi, gula, kopi, palawija, beras, dan masih banyak lagi. Oleh karena itu, konsep tersebut sangat penting untuk diterapkan oleh masyarakat Kudus pada khususnya para pelajar. Gusjigang juga mempunyai peran penting dalam kemakmuran dan kesejahteraan masyarakat Kudus. Selain itu, dalam penerapan konsep ini juga dapat membantu seseorang untuk menjadi pribadi yang lebih baik dan disiplin akan waktu.

31

Tidak semua orang bisa mengatur dan memanfaatkan waktu dengan baik, gusjigang juga dapat mengajarkan seorang tidak hanya pandai berdagang, tetapi pandai berdagang di jalan Allah SWT.

Sedangkan makna karakter dikemukakan oleh Thomas Lickona.

Menurutnya karakter adalah ―A reliable inner disposition to respond to situations in a morally good way.‖ Selanjutnya Lickona menambahkan, ―Character so conceived has three interrelated parts: moral knowing, moral feeling, and moral behavior”. Menurut Lickona, karakter mulia (good character) meliputi pengetahuan tentang kebaikan, lalu menimbulkan komitmen (niat) terhadap kebaikan, dan akhirnya benar-benar melakukan kebaikan. Dengan kata lain, karakter mengacu kepada serangkaian pengetahuan (cognitives), sikap (attitides), dan motivasi (motivations), serta perilaku (behaviors) dan keterampilan (skills).

Lickona dalam Wibowo (2012) juga menjelaskan bahwa karakter merupakan sifat alami seseorang dalam merespon situasi secara bermoral. Sifat alami itu dimanifestasikan dalam tindakan nyata melalui tingkah laku yang baik, jujur, bertanggung jawab, menghormati orang lain dan karakter mulia lainnya.

Karakter menurut Elfindri dkk (2012) dalam Ibadi (2014) merupakan sikap dan perilaku yang tidak mudah tergantung kepada orang lain dalam menyelesaikan tugas-tugas atau masalah tertentu. Karakter dapat bermakna seperangkat nilai yang telah menjadi kebiasaan hidup sehingga menjadi sifat tetap dalam diri seseorang (Makhmudah, 2018).

Simon Philips dalam Mandikdasmen (2010) menyatakan bahwa karakter adalah kumpulan tata nilai yang menuju pada suatu sistem, yang melandasi

32

pemikiran, sikap dan perilaku yang ditampilkan. Karakter merupakan cara berpikir dan berperilaku yang menjadi ciri khas setiap individu untuk hidup dan bekerja sama, baik dalam lingkungan keluarga, masyarakat, bangsa maupun negara (Deni Damayanti, 2014). Sedangkan menurut (Darmiyati Zuchdi, dkk,

2011) karakter merupakan cara berpikir, bersikap, dan bertindak yang menjadi ciri khas seseorang yang menjadi kebiasaan yang ditampilkan di masyarakat.

Lepiyanto (2012) menyatakan bahwa karakter adalah cara berpikir dan berperilaku yang menjadi ciri khas tiap individu untuk hidup dan bekerjasama, baik dalam lingkup keluarga, masyarakat, bangsa dan negara. Individu yang berkarakter baik adalah individu yang bisa membuat keputusan dan siap mempertanggungjawabkan tiap akibat dari keputusan yang ia buat. Sejalan dengan pendapat Sudrajat (2011) bahwa karakter dapat dimaknai sebagai nilai dasar yang membangun pribadi seseorang, terbentuk baik karena pengaruh hereditas maupun pengaruh lingkungan, yang membedakannya dengan orang lain, serta diwujudkan dengan sikap dan perilakunya dalam kehidupan sehari-hari.

Kemendiknas (2010) dalam Mannan (2015) mengemukakan bahwa salah satu prinsip pendidikan karakter adalah berkelanjutan, yang mengandung makna bahwa proses pengembangan nilainilai karakter merupakan sebuah proses panjang dimulai dari awal peserta didik masuk sampai selesai dari suatu satuan pendidikan. Selain itu, pengintegrasian perangkat pembelajaran dengan kearifan lokal efektif dalam meningkatkan aspek kognitif siswa. kemandirian belajar adalah suatu aktivitas belajar yang dilakukan siswa tanpa bergantung kepada bantuan dari orang lain baik teman maupun gurunya dalam mencapai tujuan

33

belajar yaitu mengusai materi atau pengetahuan dengan baik dengan kesadarannya sendiri siswa serta dapat mengaplikasikan pengetahuannya dalam menyelesaikan masalah-masalah dalam kehidupan sehari-hari (Suhendri, 2013).

Berdasarkan teori di atas dapat ditegaskan bahwa karakter merupakan kepribadian yang menjadikan cara berpikir dan bertindak yang melekat dan menjadi ciri khas pada diri seseorang.

2.2.4 Nilai-nilai Pembentuk Karakter

Satuan pendidikan sebenarnya selama ini sudah mengembangkan dan melaksanakan nilai-nilai pembentuk karakter melalui program operasional satuan pendidikan masing-masing. Hal ini merupakan prakondisi pendidikan karakter pada satuan pendidikan yang untuk selanjutnya diperkuat dengan 18 nilai hasil kajian empirik pusat kurikulum. Nilai prakondisi yang dimaksud seperti: keagamaan, gotong royong, kebersihan, kedisiplinan, kebersamaan, peduli lingkungan, kerja keras, dan sebagainya.

Terdapat 18 nilai karakter yang bersumber dari agama, Pancasila, budaya dan tujuan pendidikan nasional untuk lebih memperkuat pelaksanaan pendidikan karakter pada satuan pendidikan, yaitu: Religius, Jujur, Toleransi, Disiplin, Kerja keras, Kreatif, Mandiri, Demokratis, Rasa Ingin Tahu, Semangat Kebangsaan,

Cinta Tanah Air, Menghargai Prestasi, Bersahabat/Komunikatif, Cinta Damai,

Gemar Membaca, Peduli Lingkungan, Peduli Sosial, Tanggung Jawab (Pusat

Kurikulum, 2010).

Menurut Baroroh (2011) mengemukakan 18 nilai-nilai pendidikan budaya dan karakter bangsa yaitu religius, jujur, toleransi, disiplin, kerja keras, kreatif,

34

mandiri, demokratis, rasa ingin tahu, semangat kebangsaan, cinta tanah air, menghargai prestasi, bersahabat/komunikatif, cinta damai, gemar membaca, peduli lingkungan, peduli sosial dan tanggung jawab.

The objective of character education is to construct the behavior of learners who have the knowledge, skills, attitudes and noble and have a competitive edge in facing globalization (Abna Hidayati, dkk, 2014).

Berdasarkan pernyataan tersebut dapat disimpulkan bahwa pendidikan karakter secara umum bertujuanan untuk membentuk perilaku seseorang agar memiliki pengetahuan, keterampilan, sikap mulia serta memiliki daya saing dalam menghadapi globalisasi.

Pendidikan karakter bertujuan untuk meningkatkan mutu penyelenggaraan dan hasil pendidikan di sekolah yang mengarahkan pada pencapaian pembentukkan karakter atau akhlaq mulia siswa secara utuh, terpadu dan seimbang sesuai dengan standar kompetensi kelulusan. Melalui pendidikan karakter diharapkan siswa mampu secara mandiri meningkatkan dan menggunakan pengetahuannya, mengkaji, dan menginternalisasi serta mempersonalisasi nilai-nilai karakter dan akhlaq mulia sehingga dapat terwujud dalam perilaku sehari-hari.

Leksono dalam Machin (2014) mengungkapkan bahwa.terdapat empat jenis karakter konservasi yang dapat dikembangkan selama proses pendidikan, yaitu (1) pendidikan karakter berbasis nilai budaya, yang merupakan kebenaran wahyu Tuhan (konservasi moral); (2) pendidikan karakter berbasis budaya, antara lain yang berupa budi pekerti, pancasila, apresasi sastra, keteladanan tokoh-tokoh

35

sejarah dan para pemimpin bangsa (konservasi budaya); (3) pendidikan karakter berbasis lingkungan (konservasi lingkungan), dan (4) pendidikan karakter berbasis potensi diri, yaitu sikap pribadi, hasil proses kesadaran pemberdayaan potensi diri yang diarahkan untuk Meningkatkan kualitas pendidikan (konservasi humanis).

Sehubungan dengan adanya tujuan dari kemendiknas yang telah disebutkan, dapat disimpulkan bahwa tujuan pendidikan karakter haruslah mengacu kepada agama dan nilai-nilai budaya yang berlaku, sehingga dapat mewujudkan kemampuan peserta didik yang berjiwa kepemimpinan, jujur, mandiri, kreatif dan berkebangsaan yang tinggi. Berdasarkan nilai karakter pada pemaparan di atas, maka disimpulkan pada penelitian ini peneliti membatasi pada tiga nilai karakter, yaitu disiplin, mandiri dan perilaku sosial siswa kemudian dirumuskan menjadi 15 item observasi, yaitu; (1) memiliki alat tulis sendiri; (2) mengerjakan tugas dengan baik; (3) aktif mencari sumber belajar; (4) melakukan kontrol diri jika terjadi kesalahan; (5) memiliki kepercayaan diri dan tanggung jawab; (6) tidak berbuat gaduh dalam pembelajaran; (7) mengumpulkan tugas tepat waktu; (8) mengenakan seragam lengjap dan rapi sesuai dengan tata tertib sekolah; (9) bersungguh-sungguh dalam mengikuti pembelajaran; (10) mengikuti pembelajaran sesuai dengan prosedur atau tidak seenaknya sendiri; (11) menghargai pendapat teman ketika berdiskusi; (12) tidak menyela teman dan guru ketika sedang berbicara; (13) bersedia membantu teman lain yang belum memahami materi pembelajaran; (14) meminjamkan alat tulis ketika ada teman

36

yang tidak membawa; dan (!5) memberikan respon saat temannya melakukan tindakan yang menyimpang dalam pembelajaran.

Karakter siswa sekolah dasar berdasarkan kajian Rosala (2016) di antaranya adalah 1) mampu merasakan kasih sayang, 2) meniru sikap, nilai dan perilaku orang lain, 3) menghargai, memberikan, dan menerima, 4) mencoba memahami orang lain di lingkungan sekitar, 5) anak mulai mengenal sopan santun, 6) anak mengenal dan mempraktikan aturan sekolah, 7) anak mulai mengenal otoritas seperti anak mau diperintah. dan anak memahami aturan, norma, serta etika, seperti berdoa sebelum memulai pelajaran.

Aminah (2014) mengungkapkan bahwa karakter diajarkan secara sistematis dalam model pendidikan holistik menggunakan metode knowing the good, feeling the good, dan acting the good. Knowing the good merupakan metode yang diajarkan dengan menggunakan kemampuan kognitif.

2.2.5 Indikator Keberhasilan Karakter di Kelas

Zubaedi (2012) mengutarakan beberapa faktor yang mempengaruhi keberhasilan pendidikan karakter yaitu :

1. Insting (Naluri)

Aneka corak refleksi sikap, tindakan dan perbuatan manusia dimotivasi oleh

potensi kehendak yang dimotori oleh naluri seseorang

2. Adat atau kebiasaan

Adat atau kebiasaan adalah tindakan yang dilakukan secara berulang-ulang

dalam bentuk yang sama sehingga menjadi kebiasaan, seperti berpakaian, makan,

tidur, berolahraga dan lain sebagainya

37

3. Keturunan

Secara langsung atau tidak langsung faktor keturunan sangat memengaruhi

pembentukan karakter seseorang. Secara alami sifat dan karakter seseorang akan

diturunkan orangtua melalui sel-sel yang ada dalam sperma ayah dan sel telur ibu

4. Lingkungan

Salah satu aspek yang turut memberikan saham dalam terbentuknya corak

sikap dan tingkah laku seseorang adalah faktor lingkungan dimana seseorang itu

berada.

Keempat faktor tersebut harus berjalan beriringan dan saling berkaitan demi erbentuknya pendidikan karakter yangs esuai dengan tujuan pendidikan.

Daryanto dan Darmiatun (2013) menyatakan bahwa ada dua jenis indikator yang dikembangkan dalam pendidikan karakter di sekolah. a. Indikator untuk sekolah dan kelas

Indikator sekolah dan kelas adalah penanda yang digunakan oleh kepala sekolah, guru dan personalia sekolah dalam merencanakan, melaksanakan, dan mengevaluasi sekolah sebagai lembaga pelaksana pendidikan budaya dan karakter bangsa. Indikator ini juga berkenaan dengan kegiatan sekolah yang diprogramkan dan kegiatan sekolah sehari-hari. b. Indikator mata pelajaran

Indikator ini menggambarkan perilaku afektif seorang peserta didik berkenaan dengan mata pelajaran tertentu. Indikator ini dirumuskan dalam bentuk perilaku peserta didik di kelas dan sekolah yang dapat diamati melalui pengamatan guru ketika seseorang peserta didik melakukan suatu tindakan di

38

sekolah, tanya jawab peserta didik, jawaban uyang diberikan peserta didik

terhadap tugas dan pertanyaan guru, serta tulisan peserat didik dalam laporan dan

pekerjaan rumah. Indikator berfungsi bagi guru sebagai kriteria untuk

memberikan pertimbangan apakah perilaku untuk nilai tersebut telah menjadi

perilaku yang dimiliki peserta didik.

Peneliti akan menganalisa 15 item karakter dalam penelitian ini. Indikator

pengembangan pendidikan karakter di kelas akan dijelaskan pada tabel 2.1

sebagai berikut.

Tabel 2.1 Indikator Pengembangan Karakter Di Kelas Nilai Deskripsi Indikator dalam Pembelajaran 1. Mandiri Sikap dan a. Memiliki alat tulis sendiri perilaku yang b. Mengerjakan tugas dengan baik tidak mudah c. Aktif mencari sumber belajar tergantung pada d. Melakukan kontrol diri jika terjadi orang lain dalam kesalahan menyelesaikan e. Memiliki kepercayaan diri dan tanggung tugas-tugas jawab 2. Disiplin Tindakan yang a. Tidak berbuat gaduh dalam pembelajaran menunjukkan b. Mengenakan seragam lengkap dan rapi perilaku tata tertib sesuai dengan tata tertib sekolah dan patuh pada c. Mengumpulkan tugas tepat waktu berbagai d. Bersungguh-sungguh dalam mengikuti ketentuan dan pembelajaran peraturan e. Mengikuti pembelajaran sesuai dengan prosedur atau tidak berbuat seenaknya sendiri 3. Perilaku Sikap dan a. Menghargai pendapat teman ketika Sosial tindakan yang berdiskusi kelompok selalu ingin b. Tidak menyela teman atau guru ketika memberikan sedang berbicara bantuan pada c. Bersedia membantu teman lain yang ornag lain dan belum memahami materi masyarakat yang d. Meminjamkan alat tulis ketika teman membutuhkan yang lain tidak membawa e. Memberikan respon saat temannya melakukan tindakan menyimpang dalam pembelajaran Sumber: Daryanto dan Darmiatun (2013)

39

Indikator di atas akan dikembangkan oleh peneliti sebagai bahan acuan untuk membuat instrumen angket pembelajaran berbasis kearifan lokal gusjigang terhadap pengembangan karakter mandiri, disiplin, perilaku sosial di MI TBS

Kudus. Rusman (2011) menjelaskan bahwa peserta didik yang mandiri harus mempunyai kreativitas dan inisiatif sendiri, serta mampu bekerja sendiri dengan merujuk pada bimbingan yang diperolehnya. Sedangkan pendidikan karakter disiplin merupakan hal penting untuk diperhatikan dalam rangka membina karakter seseorang.

Berikut Tabel 2.2 yang menyajikan data tentang rentang nilai kaarkter siswa beserta kriterianya.

Tabel 2.2 Kriteria Karakter Siswa Rentang Nilai Keterangan 15-31 Sangat Kurang 32-48 Kurang 49-65 Cukup 66-82 Baik 83-100 Sangat Baik

2.2.6 Hasil Belajar

Belajar adalah sautu proses usaha yang dilakukan individu untuk memperoleh perubahan tingkah laku yang baru sebagai pengalaman individu itu sendiri (Aritonang, 2008).

Hasil belajar merupakan perubahan tingkah laku melalui proses belajar dan akan berlangsung secara berkesinambungan dan dinamis. Selain itu, perubahan tingkah laku ini bersifat menyeluruh pada ranah sikap, keterampilan, pengetahuan, dan sebagainya (Slameto,2010). Pengertian tersebut sependapat

40

dengan Rifa‘i (2010) yang mengungkapkan bahwa hasil belajar merupakan perubahan perilaku yang diperoleh peserta didik setelah mengalami kegiatan belajar. Hamalik (2001) menyebutkan bahwa hasil-hasil belajar adalah pola pola perbuatan, nilai-nilai, pengertian, sikap-sikap, apresiasi, abilitas, dan keterampilan. Perbedaan hasil belajar antarsiswa dipengaruhi oleh perbedaan individual di kalangan siswa.

Sjukur (2012) mengemukakan hasil belajar merupakan kemampuan yang diperoleh individu setelah proses belajar berlangsung, yang dapat memberikan perubahan tingkah laku baik pengetahuan, pemahaman, sikap dan keterampilan siswa sehingga menjadilebih baik dari sebelumnya.Wulandari (2013) mengungkapkan bahwa hasil belajar merupakan representasi pencapaian kompetensi siswa yang nantinya digunakan siswa untuk masuk ke dunia kerja.

Berdasarkan Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 54

Tahun 2013 Tentang Standar Kompetensi Lulusan, pembelajaran dalam kurikulum 2013 mengarahkan sasaran pembelajaran pada pengembangan ranah sikap, pengetahuan dan keterampilan pada peserta didiksesuai dengan yang ditetapkan kurikulum, serta dikembangkan secara bersamaan dan berkesinambungan dalam pelaksanaan pembelajaran, seperti tercantum dalam

Gambar 2.2 berikut ini.

41

Gambar 2.2 Taksonomi Bloom Hasil belajar dalam penelitian ini dibatasi pada hasil belajar ranah kognitif/ pengetahuan saja.

2.2.6.1 Ranah Pengetahuan/Kognitif

Krathwohl (2002) mengemukakan tentang enam kategori taksonomi proses kognitif yang merupakan revisi dari taksonomi Bloom. Dalam taksonomi ini diketahui bahwa kategori proses kognitif dari yang rendah ke yang tinggi dimulai dari mengingat, memahami, menerapkan, menganalisis, mengevaluasi, dan menciptakan. Mayer (2002) menjelaskan masing-masing kategori sebagai berikut.

1) Mengingat (remember) atau C1

Mengingat diartikan sebagai menarik kembali pengetahuan yang relevan dari memori jangka panjang. Kategori ini mencakup dua proses kognitif yang lebih spesifik, yaitu mengenali (recognizing) dan mengingat

(recalling).

2) Memahami (understand) atau C2

Proses memahami terjadi apabila siswa mampu mengaitkan pengetahuan awal dengan pengetahuan baru yang akan mereka peroleh. Secara

42

spesifik, pengetahuan baru akan diintegrasikan dengan skema dan kerangka pikir yang sudah ada.

3) Menerapkan (apply) atau C3

Menerapkan adalah menggunakan prosedur untuk mengerjakan tugas atau menyelesaikan masalah dan berkaitan dengan pengetahuan prosedural.

4) Menganalisis (analyze) atau C4

Menganalisis artinya menguraikan suatu objek menjadi unsur-unsur penyusunnya dan menentukan keterkaitan antar unsur serta keterkaitan secara keseluruhan.

5) Mengevaluasi (evaluate) atau C5

Mengevaluasi didefinisikan sebagai membuat suatu penilaian berdasarkan kriteria dan standar yang sudah ada. Kriteria yang sering digunakan adalah kualitas, keefektifan, efisiensi, dan konsistensi. Kategori ini meliputi mengecek

(checking) dan mengkritik (critiquing).

6) Menciptakan (create) atau C6

Menciptakan artinya menggabungkan beberapa elemen untuk membentuk suatu kesatuan fungsional, yakni mengorganisasikan kembali elemen-elemen ke bentuk atau pola yang baru. Kategori ini mencakup membuat

(generating), merencanakan (planning), memproduksi (producing).

Penilaian kompetensi pengetahuan atau kognitif adalah penilaian yang dilakukan guru untuk mengukur tingkat pencapaian atau penguasaan peserta didik dalam ranah pengetahuan yang meliputi ingatan atau hafalan, pemahaman, penerapan atau aplikasi, analisis, evaluasi, dan mencipta

43

(Kunandar, 2013). Kompetensi pengetahuan dalam kurikulum 2013 masuk dalam kompetensi inti 3 dan memiliki kompetensi dasar pada setiap mata pelajaran.

Berikut Tabel 2.3 terdapat kriteria keberhasilan dari hasil belajar ranah kognitif sebagai berikut.

Tabel 2.3 Kriteria Keberhasilan Hasil Belajar Ranah Kognitif Tingkat Keberhasilan Keterangan (%) 90 < A < 100 Sangat Tinggi 75 < A < 90 Tinggi 55 < A < 75 Sedang 40 < A < 55 Rendah 0 < A < 40 Sangat Rendah Sumber: Aqib (2009)

2.2.7 Materi Tema Indahnya Kebersamaan

Adapun pokok bahasan tema indahnya kebersamaan dalam penelitian ini

diambil dari kompetensi dasar kelas IV semester 1 pada tema indahnya

kebersamaan subtema keragaman budaya bangsaku dan kebersamaan dalam

keberagaman. Indahnya Kebersamaan pada buku kurikulum 2013 edisi revisi

2017 seperti tertera pada Tabel 2.4.

Tabel 2.4 Kompetensi Dasar Kelas IV

Muatan Kompetensi Dasar Bahasa Indonesia 3.1 Mencermati gagasan pokok dan gagasan pendukung yang diperoleh dari teks lisan, tulis, atau visual. 4.1 Menata informasi yang didapat dari teks berdasarkan keterhubungan antar gagasan ke dalam kerangka tulisan . IPA 3.6 Menerapkan sifat-sifat bunyi dan keterkaitannya dengan indera pendengaran. 4.6 Menyajikan laporan hasil percobaan tentang sifat-sifat bunyi.

44

Hubungan indikator Gusjigang dengan tema dan karakter terletak pada penerapannya. Gusjigang terdiri dari bagus, ngaji, dan dagang disesuaikan dengan temanya yaitu indahnya kebersamaan yang membahas tentang keragaman yang ada di Indonesia, namun disini difokuskan pada keragaman yang ada di daerah

Kudus karena Gusjigang merupakan ciri dari karakter penduduk di Kudus.

2.3 Kerangka Berpikir

Menurut Sekaran dalam Sugiyono (2015) menjelaskan bahwa kerangka berpikir merupakan model konseptual tentang bagaimana teori berhubungan dengan berbagai faktor yang telah diidentifikasi sebagai masalah yang penting.

Kerangka yang baik akan menjelaskan secara teoretis pertautan antar variabel yang akan diteliti. Jadi secara teoritis perlu dijelaskan hubungan hubungan antar variabel independen dan dependen.

Penelitian ini memfokuskan pada implementasi pembelajaran berbasis kearifan lokal gusjigang di MI TBs Kudus. Kearifan lokal gusjigang sebagai nilai nilai kearifan lokal dapat dijadikan sebuah pijakan untuk pengembangan sebuah pembelajaran yang lebih berkarakter. Kebermaknaan pembelajaran dengan lingkup kearifan lokal akan menampilkan sebuah dimensi pembelajaran yang selain memacu keilmuan seseorang, juga sekaligus bisa mendinamisasi keilmuan tersebut menjadi kontekstual dan ramah budaya daerah.

Penanaman karakter oleh guru dapat ditunjukkan dengan memberikan keteladanan yang mencerminkan karakter gusjigang yang ingin ditanamkan kepada siswa dalam proses pembelajaran. Proses penerapan dan penanaman karakter sama dengan proses pendidikan pada umumnya yang dapat berjalan

45

efektif jika didukung oleh semua komponen yang ada. Komponen belajar terdiri dari: 1) komponen input yaitu pribadi siswa yang memiliki input, diantaranya minat, motivasi, kebiasaaan. 2) komponen instrumental input yang berupa masukan atau fasilitas yang menunjang diantaranya berupa alat, sarana, media, metode, guru dan, 3) komponen enviromental input yang berupa unsur lingkungan. Berikut kerangka berfikir dalam penelitian ini.

Masalah 1. Dalam pembelajaran belum memanfaatkan unsur kearifan lokal 2. Tidak semua guru di MI TBS Kudus dapat mengimplementasi pembelajaran berbasis kearifan lokal gusjigang. 3. Hasil belajar siswa rendah

Kelas Ceramah Interaktif Kelas Eksperimen (pembelajaran dengan ceramah, (Pembelajaran Kearifan lokal tanya jawab. Gusjigang )

1. Karakter siswa mengalami peningkatan menggunakan pembelajaran berbasis kearifan lokal gusjigang 2. Hasil belajar siswa mengalami peningkatan menggunakan pembelajaran berbasis kearifan lokal gusjigang 3. Pembelajaran berbasis kearifan lokal gusjigang memiliki pengaruh yang lebih dalam meningkatkan karakter dan hasil belajar siswa dibandingkan dengan pembelajaran ceramah interaktif

Gambar 2.3 Kerangka berpikir

46

2.4 Hipotesis Penelitian

Menurut Sugiyono (2015) hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan penelitian. Kebenaran dari hipotesis itu harus dibuktikan melalui data yang terkumpul. Hipotesis dalam penelitian ini adalah :

1. Terdapat pengaruh pembelajaran berbasis kearifan lokal gusjigang

terhadap penanaman karakter siswa kelas IV di MI TBS Kudus.

2. Terhadap pengaruh pembelajaran berbasis kearifan lokal gusjigang

terhadap hasil belajar siswa kelas IV di MI TBS Kudus.

3. Terdapat perbedaan pengaruh pembelajaran berbasis kearifan lokal

gusjigang dan pembelajaran ceramah interaktif terhadap penanaman

karakter dan hasil belajar siswa kelas IV di MI TBS Kudus.

BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan

Berdasarkan data yang diperoleh dan analisis data pada bab sebelumnya tentang efek pembelajaran berbasis kearifan lokal gusjigang pada karakter dan hasil belajar siswa pada pembelajaran tema ―Indahnya Kebersamaan‖ subtema 1 pembelajaran 1 dan 3, subtema 2 pembelajaran 1 dan 3, serta subtema 3 pemblajaran 1 dan 3 maka dapat disimpulkan:

1. Terdapat pengaruh pembelajaran berbasis kearifan lokal gusjigang terhadap

penanaman karakter siswa kelas IV di MI TBS Kudus. Pembelajaran berbasis

kearifan lokal gusjigang signifikan dalam meningkatkan karakter siswa. Hal

ini ditunjukkan dengan karakter siswa pada item mandiri sebelum

pembelajaran memperoleh nilai rata-rata sebesar 65 kemudian setelah

dilakukan pembelajaran berbasis kearifan lokal gusjigang meningkat menjadi

73. Karakter siswa pada item disiplin sebelum pembelajaran memperoleh nilai

rata-rata sebesar 59 kemudian setelah dilakukan pembelajaran berbasis

kearifan lokal gusjigang meningkat menjadi 73. Karakter siswa pada item

peduli sosial sebelum pembelajaran memperoleh nilai rata-rata sebesar 63

kemudian setelah dilakukan pembelajaran berbasis kearifan lokal gusjigang

meningkat menjadi 74.

2. Terhadap pengaruh pembelajaran berbasis kearifan lokal gusjigang terhadap

hasil belajar siswa kelas IV di MI TBS Kudus. Pembelajaran berbasis kearifan

lokal gusjigang signifikan dalam meningkatkan hasil belajar siswa. Hal ini

sesuai dengan hasil N-Gain yang menunjukkan rata-rata saat pretest sebesar

121

122

56dengan kriteria sedang dan meningkat saat posttest menjadi 83 yang berada

pada kriteria tinggi.

1. Terdapat perbedaan pengaruh pembelajaran berbasis kearifan lokal gusjigang

dan pembelajaran ceramah interaktif terhadap penanaman karakter dan hasil

belajar siswa kelas IV di MI TBS Kudus. Pembelajaran berbasis kearifan lokal

gusjigang memiliki pengaruh yang lebih baik dibandingkan dengan

pembelajaran ceramah interaktif dalam meningkatkan karakter dan hasil

belajar siswa.

5.2 Saran

Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh, ada beberapa saran yang diajukan yaitu sebagai berikut.

1. Bagi Guru

a. Guru dapat memberikan pembelajaran yang baik dan bermakna

menggunakan pembelajaran berbasis kearifan lokal gusjigang.

b. Karakter siswa yang mengalami kenaikan signifikan dan kategori yang

meningkat adalah karakter disiplin, sedangkan karakter mandiri serta

peduli sosial meskipun skornya meningkat tapi masih berada dalam

kategori yang sama. Oleh karena itu, guru harus mampu membuat seluruh

aspek karakter siswa mencapai peningkatan yang signifikan.

2. Bagi Siswa

a. Melalui pembelajaran berbasis kearifan lokal gusjigang, karakter siswa

meningkat.

123

b. Melalui pembelajaran berbasis kearifan lokal gusjigang, hasil belajar siswa

meningkat.

c. Melalui pembelajaran berbasis kearifan lokal, siswa mampu mengenal dan

mengamalkan karakter masyarakat Kudus, yaitu gusjigang.

3. Bagi Peneliti Lain

a. Hasil penelitian ini dapat menjadi bahan pembanding dan landasan dalam

penelitian lanjutan yang berhubungan dengan karakter siswa dan hasil

belajar siswa di sekolah dasar.

b. Kepada peneliti yang akan menggunakan pembelajaran berbasis kearifan

lokal gusjigang untuk dapat memodifikasi dan lebih kreatif sehingga hasil

penelitian sesuai dengan yang diharapkan.

DAFTAR PUSTAKA

Abdullah, W. 2015. ―Local Wisdom of the Fishermen‘s Language and Livelihood Traditions in the Southern Coast of Kebumen, Central , Indonesia (An Ethnolinguistic Study)‖. International Journal of Humanities and Social Science, 05(10): 138-145.

Abdurrahman, K. 2013. NU dalam Tantangan Lokal dan Global, Panitia Konferensi NU Kudus : Kudus, hlm. 7-8

Aeni, A.N. 2014. ―Pendidikan Karakter Untuk Siswa SD dalam Perspektif Islam‖. Jurnal Mimbar Sekolah Dasar. I (1): 50-58.

Agboola. 2012. ―Bring Character education into Clasroom‖. European Journal of Educational Research. 1(2): 163-170

Agung, L. S. 2015. ―The Development of Local Wisdom-Based Social Science

Learning Model with Bengawan Solo as the Learning Source‖. American International Journal of Social Science. 04 (04): 51-58.

Aisyah, 2014. ―The Implementation of Character Education Through Contextual Teaching and Learning at Personality Development Unit in The Sriwijaya University ‖. Journal of Research in Character education. 1(1): 203-214.

Anwar, F., Ruminiati., & Suharjo. 2017. ―Pembelajaran Tematik Terpadu Berbasis Kearifan Lokal Dalam Membentuk Karakter Siswa‖. Journal TEP & PDS. 7 (9): 1005-1013.

Aminah, S. 2014. ―Pengembangan Model Program Bimbingan dan Konseling Berbasis Karakter Di Sekolah Dasar‖. Jurnal Bimbingan Konseling Unnes. 3(1): 72-75.

Arikunto, S. 2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Rineka Cipta.

Aritonang, K. 2008. ―Minat dan Motivasi dalam Meningkatkan Hasil Belajar Siswa‖. Jurnal Pendidikan Penabur. 10 (7): 11-21.

Asiah, I. 2016. Pengaruh Model Problem Based Learning (PBL) dengan Teknik Mind Mapping terhadap Hasil Belajar Fisika Siswa di SMA Negeri Arjasa kelas X. Jurnal Pembelajaran Fisika. 4 (4): 327-330.

124

125

Baroroh, K. 2011. ―Upaya Meningkatkan Nilai-Nilai Karakter Peserta Didik Melalui Penerapan Metode Role Playing‖. Jurnal Ekonomi dan Pendidikan. 8 (2): 149-163.

Bauto, L. M. 2013. ―Socio-Cultural Values as Community Local Wisdom Katoba Muna In The Development Of Learning Materials Social Studies And History‖. International Journal Education, XIV(02): 195-218.

Budiyanto, M., & Imam, M. 2014. ―Pembentukan Karakter Mandiri Melalui Pendidikan Agriculture di Pondok Pesantren Islamic Studies Center Aswaja Lintang Songo Piyungan Bantul Yogjakarta‖. Jurnal Pendidikan Karakter. IV (2) : 108:122.

Chiu, M.M & Bonnie. 2011. ―Clasroom Disipline Across Forty- One Countries: School, Economic, and Cultural Differences. ―Journal of Cross Cultural Psychology”. 42 (3): 516-533.

Dahliani. 2015. ―Local Wisdom in Built Environment in Globalization Era. International‖. .Journal of Education and Research. 2(1): 56-63.

Damayanti, C., Novui, R., & Akhlis, I. 2013. ―Pengembangan CD Pembelajaran Berbasis Kearifan Lokal Tema Getaran Dan Gelombang Untuk Siswa Smp Kelas VIII‖. Unnes Science REducation Journal. 2 (2): 274-281.

Dewi, N. 2012. ―Pengaruh Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing terhadap Sikap Ilmiah dan Hasil Belajar IPA‖. Jurnal Pendidikan Ganesha. 3(2): 34-51.

Die, G. 2011. ―Integrating Local Cultural Knowledge as Formal and Informal Education for Young African Learners: A Ghanaian Case Study‖. Education Canadienne et International, 40(1): 20-40.

Dinas Pendidikan Propinsi Jawa Tengah. 2016. ―Membangun Budaya Literacy di Kalangan Guru dan Pembelajar untuk Menghadapi MEA‖. Makalah. Ikatan Guru Indonesia International Seminar On Literacy And 21st Century Learning : Accelerating Literacy Culture Development and Enhancing the 21stCentury Learning Competencies to face Asean Economic Community (AEC) di LPMP Semarang.

Dyahwati, P., Enni, S. 2013. ―Pengembangan Perangkat Pembelajaran Berbasis Masalah Pada Materi Sistem Pencernaan Makanan Bervisi Pendidikan Karakter‖. Journal of Educational Research and Evaluation Unnes. 2 (1): 27-31.

126

Estiani, W., Arid, W., & Sarwi. 2015. ―Pengembangan Media Permainan Kartu Uno Untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep dan Karakter Siswa Kelas VIII Tema Optik‖. Unnes Science Education Journal. 4(1): 711- 719.

Firdaus, A., Purnomo, A., & Tsabit, A. 2018. ―Kesadaran Sejarah Siswa Terhadap Ketokohan dan Keteladanan Sunan Kudus Di MA Qudsiyyah Kudus Tahun Pelajaran 2017/2018‖. Indonesian Journal of History Education. 6 (2): 141-151.

Ghozali, I. 2006. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program IBM SPSS. Semarang : Universitas Diponegoro

Hendro, A., & Wasino. 2012. ―Kearifan Lokal dalam Menjaga Lingkungan Hidup (Studi Kasus Masyarakat di Desa Colo Kecamatan Dawek Kabupaten Kudus)‖. Journal of Educational Social Studies.(Online). 1(1): 23-45.

Herlina, P., Samsudi., & Haryadi. 2017. ―The Analysis of Requirements Developing Teaching Materials in Writing Folklore with Javanesse Language Based on Local Wisdom‖. Journal of Primary Education Unnes. 6 (2): 94-102.

Hilmi, M. 2015. ―Nilai-Nilai Kearifan Lokal Dalam Perilaku Sosial Anak-anak Remaja di Desa Sepit Kecamatan Keruak Kabupaten Lombok Timur‖. Unnes Journal of Educational Social Studies. 4(1): 1-7.

Ibadi, R., Scolastika, M., & Budi, W. 2014. ―Kemampuan Literasi Matematika pada Pembelajaran Kooperatif TAI dengan Pendekatan Concept Mapping Berbasis Karakter‖. Unnes Journal of Mathematics Education Research. 3(2): 104-109.

Ihsan, M. 2017. ―Gusjigang: Karakter Kemandirian Masyarakat Kudus Menghadapi Industrialisasi‖. Jurnal Kajian Ekonomi dan Bisnis Islam. 10 (2): 153-183.

Indrawardana, I. 2012. ―Kearifan Lokal Adat Masyarakat Sunda Dalam Hubungan Dengan Lingkungan Alam‖. Jurnal Komunitas Unnes. 4 (1): 1-8.

Jananti, N., & Tarsis, T. 2014. ―Pengaruh Kepercayaan Diri, Budaya Lokal dan Pendidikan Agama terhadap Hasil Belajar Mata Pelajaran Ekonomi Siswa Kelas XI IPS SMA Negeri 1 Demak Tahun 2013/2014‖. Economic Education Analysis Journal Unnes. 3 (2): 257-266.

Jarkawi. 2017. ―Pengembangan Manajemen Media Bimbingan Dan Konseling Berbasis Local Genius‖. Jurnal Konseling Gusjigang. 2 (2): 173-181.

127

Karyadi. 2016. ―Pembelajaran Sains Berbasis Kearifan Lokal Pada Sekolah Menengah Pertama Di Wilayah Bengkulu Selatan. Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Sains (SNPS) 2016

Kementerian Pendidikan Nasional. 2010. Kerangka acuan pendidikan karakter. Jakarta: Kementerian Pendidikan Nasional. ementerian Pendidikan Nasional, 2010. Pengembangan Pendidikan Budaya dan Karakter Bangsa: Pedoman Sekolah. Jakarta: Badan Penelitian dan Pengembangan Pusat Kurikulum.

Kementerian Pendidikan Nasional, 2011. Panduan Pelaksanaan Pendidikan Karakter. Jakarta: Badan Penelitian dan Pengembangan Pusat Kurikulum dan Perbukuan.

Keraf, A. S.,. 2002, Etika Lingkungan. Jakarta: Penerbit Buku Kompas.

Khusniati, M. 2012. ―Pendidikan Karakter Melalui Pembelajaran IPA‖. Jurnal Pendidikan IPA Indonesia Unnes. 1 (2): 204-210.

Khusniati, M. 2014. ―Model Pembelajaran Sains Berbasis Kearifan Lokal Dalam Menumbuhkan Karakter Konservasi‖. Indonesian Journal of Conservation. 3(1): 67-74.

Kraiger. 1993. ―Application Of Cognitive, Skill-based, and Affective Theories of Learning Outcomes to New Methods of Training Evaluation‖. Journal of Applied Psychology. 78 (2): 311-328.

Kurniawati., & Pramudya, D.A. 2016. ―Utilizing of Comicand Jember‘s Local Wisdom as Integrated Science Learning Materials‖. International Journal of Social Science and Humanity. 07(01): 47-50.

Koesoema A,D. 2010. Pendidikan Karakter: Strategi Mendidik Anak di Zaman Global. Jakarta: PT Gramedia.

Lepiyanto, A. 2012. ―Membangun Karakter Siswa Dalam Pembelajaran Biologi‖. Jurnal Pendidikan. 2 (2): 1-12.

Lickona, T. 2012. Mendidik Untuk Membentuk Karakter : Bagaimana Sekolah dapat Memberikan Pendidikan Sikap Hormat dan Bertanggung Jawab. Penerjemah : Juma Abdu Warnaungo. Jakarta : Bumi Aksara.

Machin, A. 2014. ―Implementasi Pendekatan Saintifik, Penanaman Karakter dan Konservasi Pada Pembelajaran Materi Pertumbuhan‖. Jurnal Pendidikan IPA Indonesia. 3 (1): 28-35.

128

Makhmudah, S. 2018. ―Analisis Literasi Matematika terhadap Kemampuan Berpikir Kritis Matematika dan Pendidikan Karakter Mandiri‖. Jurnal Prisma Unnes. 2(1): 318-325.

Maknun, J. 2015. ―Pembelajaran Mitigasi Bencana Berorientasi Kearifan Lokal pada Pelajaran IPA di Sekolah Menengah Kejuruan‖. Jurnal Kajian Pendidikan. 5 (2): 143-156.

Mannan, M., Sopyan, A., & Sunarno. 2015. ―Pengembangan Perangkat Pembelajaran Berbasis Kearifan Lokal Untuk Mengembangkan Karakter Positif Siswa SD‖. Jurnal Inovasi Dan Pembelajaran Fisika Unnes. 2 (2): 141-146.

Mayer. 2002. Rote Versus Meaningful Learning. Journal What Works? Research Into Practice. Vol. 41. No.4. Hlm. 227-232.

Muchyidin, A. 2016. ―Model Matematika Kearifan Lokal Masyarakat Desa Trusmi Dalam Menjaga Eksistensi Kerajinan Batik Tulis‖. JES-MAT. 2(1): 12-25.

Munawaroh, S. 2017. ―Pengembangan Modul Ipa Berbasis Kearifan Lokal Pembuatan Tahu Tamanan Pada Pokok Bahasan Tekanan Dalam Pembelajaran IPA di SMPN 1 Tamanan‖. Jurnal Pendidikan Fisika. 2 (1): 1-8.

Mungmachon, M. R. (2012). ―Knowledge andlocal wisdom: Community treasure. ―International Journal of Humanities and Social Science‖. 2(13), 174–181

Muktadir, A. & Agustrianto. 2014. ―Pengembangan Model Mata Pelajaran Muatan Lokal Berbasis Kearifan Lokal Untuk Meningkatkan Karakter Di Sekolah Dasar Provinsi Bengkulu‖. Jurnal Pendidikan Karakter. IV(3): 318-331.

Mulyana, R. 2009. ―Penanaman Etika Lingkungan melalui Sekolah Perduli dan Berbudaya Lingkungan. PPS Unimed‖. Jurnal Tabularasa. 6 (2):175-180.

Mulyani, M. 2011. ―Kearifan Budaya Lokal yang Berorientasi Pendidikan Karakter Sebagai Sumber Inspirasi Menulis pada Siswa SMP‖. Prosiding Seminar Internasional: Pengembangan Peran Bahasa dan Sastra Indonesia Untuk Mewujudkan Generasi Berkarakter. Surakarta: PIBSI XXXV.

Mustaqim, M., & A, Burhanudin. 2015. ―Spirit Gusjigang Kudus dan Tantangan Globalisasi Ekonomi‖. Jurnal Penelitian. 9 (1): 19-40.

129

Nadlir. 2014. ―Urgensi Pembelajaran Berbasis Kearifan Lokal‖. Jurnal Pendidikan Agama Islam. 2 (1): 299-330.

Natasha, B. C. 2016. ―Immigrant children promoting environmental care: enhancing learning, agency and integration through culturally responsive environmental education‖. Environmental Education Research. 1 (2): 23- 56.

Novitasari, L., Puput, A., R. Sukesti., & Faizal, N. 2017. "Etnosains dan Peranannya Dalam Menguatkan Karakter Bangsa". Jurnal Etnosains. 3(2): 81-88.

Nur, S. 2011. ―Spiritual Entrepreneurship Warisan Sunan Kudus : Modal Budaya Pengembangan Ekonomi Syari‘ah Dalam Masyarakat Pesisir‖. Jurnal Equilibrium. 2 (2): 230-241.

Nurdyansyah. 2012. ―Pengaruh Strategi Pembelajaran Aktif Terhadap Hasil Belajar Pada Madrasah Ibtidaiyah‖. Jurnal Kependidikan. 2 (2): 23-31.

Nyoman, S. 2012. ―Integrasi Kearifan Lokal Dalam Pendidikan Karakter Bagi Peserta Didik Di Sekolah Dasar‖. Jurnal Kependidikan. 2 (3): 200-211.

Oktavianti, I., Eka, Y., & Yuni, R. 2017. ―Menggagas Kajian Kearifan Budaya Lokal Di Sekolah Dasar Melalui Gerakan Literasi Sekolah‖. Jurnal Literasi. 2 (1): 35-42.

Padmanugraha, A. S. 2010. ―Common Sense Outlook on Local Wisdom and Identity: A Contemporary Javanese Native‘s Experience. Makalah disajikan pada The International Conference on Local Wisdom for Character Building, Auditorium Building‖. Internatioanl Journal of Research. 29 (2): 34-57.

Pala, A. 2011. ―The Need for Character Education‖. International Journal of Social Science and Humanity Studies. 3 (2) : 23-32.

Pamungkas, A., Bambang, S., & Suharto, L. 2017. ―Implementasi Model Pembelajaran IPA Berbasis Kearifan Lokal untuk Meningkatkan Kreativitas dan Hasil Belajar Siswa‖. Jurnal Inovasi Pendidikan IPA. 3 (2): 118- 127.

Paula, A. G. 2017. ―A SCALE-UP Mock-Up: Comparison of Student Learning Gains in High- and Low-Tech Active-Learning Environments”. CBE— Life Sciences Education. 16 (12): 1–15.

Rofiah, N. H. 2017. ―Penerapan metode pembelajara Peserta Didik Slow learner (Studi Kasus Di Sekolah Dasar Inklusi Wirosaban Yogyakarta)‖. Naturalistic: Jurnal Kajian Penelitan Pendidikan dan Pembelajaran. 2(1): 94-107.

130

Rosala, D. 2016. ―Pembelajaran Seni Budaya Berbasis Kearifan Lokal Dalam Membangun Pendidikan karakter di Sekolah Dasar‖. Ritme Jurnal Seni dan Desain Serta Pembelajarannya. 2 (1): 17-26

Rozikan, M. 2013. ―Menggagas Pendidikan Transformatif Berbasis Kearifan Lokal‖. Jurnal Edulib. 6 (2): 138-146.

Rosmayanti, E., Teguh, S., & Ali, S. 2020. ―Developing Poetry Writing Teaching Materials Based On Environment and Local Culture for The Fourth Graders‖. Journal of Primary Education Unnes. 9 (1): 25-32.

Ruyadi, Y. 2010. Model Pendidikan Karakter Berbasis Kearifan Lokal. Proceedings of The 4th International Conference on Teacher Education; Join Conference UPI &UPSi Bandung, Indonesia. hlm. 576- 594.

Said, N. 2014. ―Spiritual Enterprenership Warisan Sunan Kudus: Modal Budaya Pengembangan Ekonomi Syari‘ah Dalam Masyarakat Pesisir‖. Jurnal Equilibrium. 2 (2): 226-242.

Saputra, G. A. S. 2013. ―Enhacing Local Wisdom through Local Content Of Elementary School In Java, Indonesia‖. Proceeding of the Global Summit Education, hlm. 614-620. e-ISBN 978-967-11768-0-1.

Sibarani, R., 2012, Kearifan Lokal: Hakikat, Peran dan Metode Tradisi Lisan. Jakarta: Asosiasi Tradisi Lisan.

Singsomboon , T. 2014. ―Tourism Promotion And The Use Of Local Wisdom Through Creative Tourism Process‖. International Journal of Business Tourism and Applied. 2(2) : 32-37.

Sjukur, S. 2012. ―Pengaruh Blended Learning Terhadap Motivasi Belajar dan Hasil Belajar Siswa Tingkat SMK‖. Jurnal Pendidikan Vokasi. 2(3): 368- 378.

Sri, M. 2016. ―Peran Gusjigang Dan Penerapan Akuntansi Terhadap Literasi Keuangan PraNikah:. Jurnal Dinamika Ekonomi dan Bisnis. 12 (2): 164-170.

Suardana, I. 2013. ―Pembelajaran Inkuiri Terbimbing Berbasis Budaya Lokal untuk Meningkatkan Keterampilan Berpikir Kritis Siswa SMA Negeri 4 Singaraja‖. Jurnal Pendidikan Ganesha. 1 (2): 21-32.

Suastra, I. W., Tika, K., & Kariasa, N. 2011. ―Efektivitas model pembelajaran sains berbasis budaya lokal untuk mengembangkan kompetensi dasar sains dan nilai kearifan lokal di SMP‖. JPPP Lemlit. 5(3): 258–273.

131

Suastra, I.W 2010. ―Model Pembelajaran Sains Berbasis Budaya Lokal di SMP‖ . Jurnal Pendidikan dan Pengajaran. 43 (2): 23-34

Suastra, I. W., & Yasmini, L. P. B. 2013. ―Model pembelajaran fisika untuk mengembangkan kreativitas berpikir dan karakter bangsa berbasis kearifan lokal Bali‖. JPI (Jurnal Pendidikan Indonesia). 2(2): 221–235.

Subali, B., Sopyan, A., & Ellianawati, E. 2015. ―Developing local wisdom based science learning design to establish positive character in elementary school‖. Jurnal Pendidikan Fisika Indonesia. 11(1): 1–7.

Sudrajat. 2011. ―Mengapa Pendidikan Karakter?‖. Jurnal Pendidikan Karakter. 1 (1): 47-58.

Sufia, R. 2016. ―Kearifan Lokal Dalam Melestarikan Lingkungan Hidup (Studi Kasus Masyarakat Adat Desa Kemiren Kecamatan Glagah Kabupaten Banyuwangi)‖. Jurnal Pendidikan: Teori, Penelitian, dan Pengembangan 1(4): 726—731

Sufren, S., & Natanael, Y. (2014). Belajar otodidak SPSS pasti bisa (Indonesian Edition). Jakarta: Elex Media Komputindo

Sugiyono. 2012. Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan R&D). Bandung : CV Alfabeta

Sugiyono 2015. Metode Penelitian Kombinasi (Mixed Methods). Bandung : CV Alfabeta

Sugiyono, 2015. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung : CV Alfabeta.

Suhendri, H. 2013. ―Pengaruh Kecerdasan Matematis–Logis dan Kemandirian Belajar Terhadap Hasil Belajar Matematika‖. Jurnal Formatif. 1(1): 29- 39.

Sulistyowati, E. 2012. Implementasi Kurikulum Pendidikan Karakter. Yogyakarta: PT Citra Aji Parama

Sumarmi dan Amirudin. 2014. Pengelolaan Lingkungan Berbasis Kearifan Lokal. Malang: Aditya Median Publishing.

Sumarmi. 2015. ―Local Wisdom of in Conserving Water Resources‖. Jurnal Komunitas International Journal of Indonesian Society and Culture. (Online), 7 (1): 14-21.

132

Sunarti., & Bakhrudin, A. 2018. ―Identifikasi Kepribadian Ideal Konselor Berdasarkan Kajian Hermeneutika Gadamerian Pada Nilai-Nilai Luhur Gus-Ji-gang‖. Indonesia Journal of Learning Education and Counseling. 1 (1): 25-31.

Wagiran. 2011. ―Pengembangan Model Pendidikan Kearifan Lokal Dalam Mendukung Visi Pembangunan Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta 2020 (Tahun Kedua)‖. Jurnal Penelitian dan Pengembangan. 3 (3): 85-100.

Wanabuliandari, S., & Jayanti, P. 2018. ―Pembelajaran Matematika Berbasis Kearifan Lokal Gusjigang Kudus Pada Siswa Slow Learner‖. Jurnal Edukasi Matematika. 7 (1): 63-70.

Wibowo, A. 2012. Pendidikan Karakter Strategi Membangun Bangsa Berperadaban. Jakarta: Pustaka Pelajar.

Wibowo, H. A. 2015. ―Kearifan Lokal Dalam Menjaga Lingkungan Hidup (Studi Kasus Masyarakat Di Desa Colo Kecamatan Dawe Kabupaten Kudus)‖. Journal of Educational Social Studies. 01(1): 25-30.

Wijayanti, A., Lasmawan., & Nyoman, N. 2014. ―Pengaruh Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing Berbasis Kearifan Lokal Terhadap Tanggung Jawab Belajar Dan Hasil Belajar IPS Siswa Kelas V SD Gugus I Gusti Ngurah Rai Denpasar Selatan‖. e-Journal Program Pascasarjana Universitas Pendidikan Ganesha. 4 (2): 1-12.

Wulandari, B. 2013. ―Pengaruh Problem-Based Learning Terhadap Hasil Belajar Ditinjau dari Motivasi Belajar PLC di SMK‖. Jurnal Pendidikan Vokasi. 3(2): 178-191.

Yasmini, L. 2013. ―Efektivitas Model Pembelajaran Fisika Berbasis Kearifan Lokal untuk Mengembangkan Kreativitas Berpikir dan Karakter Bangsa‖. Jurnal Kependidikan. 2 (3): 11-19.

133

Lampiran 1 LEMBAR WAWANCARA TERHADAP GURU DALAM PROSES PEMBELAJARAN Narasumber : Arif Rahman, S.Pd. Jabatan : Guru Kelas IV Tempat : MI TBS Kudus Pertanyaan/Objek yang No. Jawaban/Hasil wawancara diteliti 1. Dapatkah bapak/ ibu Dalam mengajar ya seperti biasa, masuk ceritakan bagaimana cara kedalam kelas kemudian menyampaikan materi mengajar bapak/ Ibu sesuai yang ada di buku. Setelah didalam kelas? menyampaikan pembelajaran, kemudian siswa saya beri tugas untuk memperdalam pemahamannya. 2. Sebelum mengajar apakah Pastinya iya, RPP dibuat berdasarkan dengan bapak/ibu guru pedoman dalam buku guru. menyiapkan Silabus dan RPP terlebih dahulu? 3. Jika ―iya‖ hal apa yang Dalam membuat RPP dan silabus, saya bapak/ ibu perhatikan berpatokan dari buku guru di kurikulum 2013. dalam mengembangkan Disana kan sudah ada secara lengkap silabus dan RPP? bagaimana langkah kegiatan yang harus dilakukan guru dalam pembelajaran 4. Apakah hanya berpatokan Terkadang memang kita menambahkan sedikit pada buku guru? Apakah kegiatan diluar patokan dari buku guru, hanya tidak memberikan saja seringnya yang kita lakukan adalah sesuai kreativitas sebagai guru dengan buku guru kurikulum 2013, karena bagi dalam mengembangkan kami disitu sudah tertera lengkap mulai dari kegiatan pembelajaran kegiatan guru sampai penilaiannya sehingga sesuai dengan pengalaman pribadi siswa? Atau apakah yang tertera ada di buku guru semuanya sudah sesuai dengan pengalaman pribadi siswa?

134

5. Dari pengalaman Bapak/ Saya pikir sama saja, karena RPP ini hanya Ibu yang telah membuat sebagai syarat, yang terpenting bagaimana kita RPP berdasarkan patokan menyampaikan materi itu kepada siswa dari buku dan ada yang sedikit diberikan perubahan atau kreativitas sesuai dengan pengalaman siswa. Lebih efektif yang mana? 6. Dalam sebuah Kalau kendala atau permasalahan itu banyak pembelajaran, terkadang sekali, seperti nilai siswa yang sering tidak ditemui permasalahan. apa mencapai KKM, siswa kurang aktif dalam saja dalam pembelajaran pembelajaran. Jadi yang tanya hanya anak yang yang bapak/ ibu memiliki ranking (selalu seperti ini). Terkadang sampaikan? saya sebagai guru ya geram tapi ya gimana lagi namanya kemampuan anak kan tidak bisa dipaksakan 5. Langkah apa yang bapak/ Sebenarnya kalau langkah ya begini saja mbak, ibu tempuh untuk karena memang kita sudah seperti ini. Beda mengatasi masalah dengan anak muda yang bisa memberikan pembelajaran tersebut? pembaharuan dalam pembelajaran. Sebenanrnya saya juga ingin memberikan pembaharuan tapi saya pikir tidak efektif. Makanya sampai saat ini ya menyampaikan seperti biasa itu masih andalan bagi kami. 6. Pernahkah bapak/ibu guru Ya, seperti itu tadi. Sebenanrnya ingin hanya menerapkan model-model/ saja takut tidak efektif media pembelajaran untuk mengatasi masalah pembelajaran? 7. Bapak/ Ibu pasti mengenal Oh iya pasti apalagi sekolah ini terletak di ‗Gusjigang‘ sebagai kawasan menara sudah pasti gusjigang sangat masyarakat Kudus hangat di telinga kita

8. Apakah Bapak/ Ibu pernah Kalau ini belum secara sempurna, hanya saja menerapkan pembelajaran kita sebagai guru wajib menyampaikan apa tematik dengan yang menurut kami patut untuk disampaikan mengimplementasikan kepada anak-anak yang tinggal di kawasan nilai-nilai gusjigang dalam menara yang sangat hangat dengan nilai pembelajaran? gusjigang. 9. Contohnya seperti apa Pak/ Ya misalnya saja ketika memulai pembelajaran Bu? kita wajibkan untuk anak-anak ngaji dengan membaca asmaul husna bersama-sama, berdoa sebelum memulai pembelajaran dan setelah selesai pembelajaran. Selanjutnya kita tata sikap dan perilaku siswa disekolah, menegur ketika mereka melakukan kesalahan dengan

135

tujuan siswa memiliki nilai gus yaitu bagus dalam sikap dan perilakunya. 9. Apakah pada akhir Biasanya seperti itu, mengerjakan soal dari pembelajaran bapak/ibu materi yang hari ini sudah dipelajari atau guru melakukan test/ meringkas materi hari ini evaluasi mengenai materi yang Bapak/Ibu guru sampaikan?

Kudus, 2018 Narasumber

Arif Rahman, S.Pd.

136

Lampiran 2 LEMBAR WAWANCARA SISWA DALAM PROSES PEMBELAJARAN SEBELUM DIBERIKAN PERLAKUAN

Narasumber : Farel Adi Nugraha Kelas : IV Tempat : MI TBS Kudus Pertanyaan/Objek yang No. Jawaban/Hasil wawancara diteliti 1. Bagaimana pendapatmu Pembelajaran yang dilakukan seperti tentang pembelajaran yang biasanya didalam kelas, diterangkan di dilakukan oleh bapak/ Ibu papan tulis dan mengerjakan soal di buku guru? siswa. 2. Apakah kamu menyukai Tidak terlalu suka, karena sulit. pembelajaran Bahasa Indonesia? Mengapa? 3. Pembelajaran apa yang paling Kesenian, kita semua pasti senang ketika kamu sukai? Mengapa? disuruh untuk menggambar atau diajak bernyanyi. 4. Kesulitan apakah yang kamu Kadang suka tidak paham alami pada pembelajaran Tidak tahu kenapa Bu, tidak paham saja. tematik yang telah disampaikan oleh gurumu? Mengapa? 5. Kalau kamu tidak paham, Kadang bisa kadang tidak Bu, kalau kita apakah bisa mengerjakan soal mengerjakan soal di buku siswa kan boleh yang diberikan oleh gurumu? lihat di bacaan materi di halaman sebelumnya. Kalau ada di buku siswa kita pasti bisa, tapi kalau tidak ada kadang kita saling bertanya. 6. Jika kamu ada kesulitan Pernah, tapi biasanya kita membaca lagi ketika belajar, pernahkah saja materinya yang ada di buku siswa. kamu bertanya kepada temanmu yang sudah memahaminya?

137

7. Apakah kamu pernah Pernah Bu. bertanya atau meminta bantuan kepada gurumu?

8. Bagaimana tanggapan dari Diterangkan lagi dan disuruh membaca Bapak/ Ibu guru ketika kalian lagi. bertanya tentang materi yang belum kalian pahami? 9. Dalam pembelajaran apakah Pernah Bu dibawakan gambar pahlawan gurumu pernah menggunakan media pembelajaran/ alat peraga? 10. Pernahkah gurumu Mengerjakan soal di buku siswa Bu. mengadakan tes/ evaluasi terkait pembelajaran yang telah disampaikan? 11. Pembelajaran seperti apa Yang menyenangkan dan membuat kita yang kamu inginkan? semua paham.

Kudus, 2018 Narasumber

Farel Adi Nugraha

Lampiran 3

SILABUS PEMBELAJARAN KELAS EKSPERIMEN Satuan Pendidikan : MI TBS KUDUS

Kelas : IV (Empat)

Tema/ Subtema : Indahnya Kebersamaan/ Keberagaman Budaya Bangsaku

Pembelajaran : 1

Alokasi Waktu : 1 Hari (6 JP x 35 menit)

A. Kompetensi Inti

1. Menerima dan menjalankan ajaran agama yang dianutnya. 2. Menunjukkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, santun, peduli dan percaya diri dalam berinteraksi dengan keluarga, teman, guru dan tetangga. 3. Memahami pengetahuan faktual dengan cara mengamati (mendengar, melihat, membaca) dan menanya berdasarkan rasa ingin tahu tentang dirinya, makhluk ciptaan Tuhan dan kegiatannya, dan benda-benda yang dijumpainya dirumah dan disekolah. 4. Menyajikan pengetahuan faktual dalam bahasa yang jelas, sistematis dan logis, dalam karya yang estetis, dalam gerakan

yang mencerminkan anak sehat, dan dalam tindakan yang mencerminkan perilaku anak beriman dan berakhlak mulia. 138

Penilaian: Mapel/ Kompetensi Tehnik/ Alokasi Sumber Indikator Materi Kegiatan Pembelajaran Dasar Jenis/ Waktu Belajar Bentuk Bahasa Indonesia Bahasa Indonesia Gagasan  Siswa diajak berdiskusi tentang Tes/ 6 JP x 35 1. Bahan ajar 3.1 Mencermati 3.1.1 Menyebutkan pokok dan Tertulis/ menit 2. Lingkungan gagasan Keragaman Budaya Indonesia. Guru gagasan pokok dan gagasan pokok dan Pilihan pendukung kelas mengajukan pertanyaan pembuka, - Ganda dan gagasan pendukung gagasan pendukung berasal dari suku manakh siswa Isian (dalam yang diperoleh dari di setiap paragraf dikelas? posttest) teks lisan, tulis, atau dari teks  Siswa secara berpasangan diminta visual. 3.1.2 Mengidenti- untuk saling menginformasikan 4.1 Menata informasi fikasi gagasan tentang asal suku mereka kepada yang didapat dari teks pokok dan gagasan Non tes/ teman di sebelahnya. berdasarkan pendukung di setiap Unjuk kerja/  Siswa kemudian dibagi menjadi Rubrik keterhubungan antar paragraf dari teks beberapa kelompok kecil yang terdiri gagasan ke dalam 4.1.1 Menuliskan dari 3-4 siswa dalam setiap kelompok. kerangka tulisan . gagasan pokok dan Siswa bisa diminta untuk menghitung gagasan pendukung 1 sampai 4 secara berurutan. Setiap di setiap paragraf siswa kemudian diminta untuk

dari teks dalam

139

Penilaian: Mapel/ Kompetensi Tehnik/ Alokasi Sumber Indikator Materi Kegiatan Pembelajaran Dasar Jenis/ Waktu Belajar Bentuk bentuk peta pikiran membentuk kelompok berdasarkan 4.1.2 Menyampai- nomor urut yang sama. kan gagasan pokok  Siswa mendengarkan penjelasan dari dan gagasan guru terkait keragaman budaya yang pendukung di setiap ada di kota Kudus. paragraf dari teks  Siswa diminta membaca teks bacaan IPS IPS Keberagam- yang berjudul ―Kudus Kota Santri‖ 3.2 Mengidentifi-kasi an budaya 3.2.1 Menyebutkan pada bahan ajar. keragaman sosial, keragaman budaya,  Siswa kemudian diminta untuk ekonomi, budaya, etnis, dan agama menuliskan nomor urut di sebelah kiri etnis, dan agama di dari teman-teman di pada setiap paragraf. provinsi setempat kelas sebagai  Siswa dalam kelompok diminta sebagai identitas identitas bangsa berdiskusi untuk menjawab bangsa Indonesia; Indonesia. pertanyaan tentang isi dari paragraf serta hubungannya 3.2.2 Mengidenti- satu. dengan karakteristik

fikasi keragaman 140

Penilaian: Mapel/ Kompetensi Tehnik/ Alokasi Sumber Indikator Materi Kegiatan Pembelajaran Dasar Jenis/ Waktu Belajar Bentuk ruang. budaya, etnis, dan  Setiap kelompok kemudian diminta 4.2 Menyajikan hasil agama dari teman- untuk membacakan hasil diskusi identifikasi mengenai teman di kelas mereka di depan kelompok yang lain. keragaman sosial, sebagai identitas Siswa dari kelompok lain diminta ekonomi, budaya, bangsa Indonesia. untuk memberikan masukan. Setiap etnis, dan agama di 4.2.1 Menuliskan siswa diminta mencatat masukan dan provinsi setempat keragaman budaya, komentar sebagai bahan untuk sebagai identitas etnis, dan agama perbaikan dari hasil diskusi mereka. bangsa Indonesia; teman di kelas  Setelah semua kelompok selesai serta hubungannya sebagai identitas mengomunikasikan hasil diskusi, guru dengan karakteristik bangsa Indonesia. memberikan penguatan tentang ruang. 4.2.2 Menyampai- strategi dalam menemukan isi cerita kan keragaman yang biasa dinamakan gagasan budaya, etnis, dan pokok/gagasan utama/ide utama/ide agama teman di pokok/ pokok pikiran, dari suatu

kelas sebagai 141

Penilaian: Mapel/ Kompetensi Tehnik/ Alokasi Sumber Indikator Materi Kegiatan Pembelajaran Dasar Jenis/ Waktu Belajar Bentuk identitas bangsa paragraf. Indonesia.  Siswa masih dalam kelompok diminta IPA IPA Sifat bunyi untuk menemukan gagasan pokok dan 3.6 Menerapkan sifat- 3.6.1 Menjelaskan gagasan pendukung paragraf kedua. sifat bunyi dan cara menghasil-kan  Setiap kelompok kemudian keterkaitannya bunyi dari beragam mengomunikasikan hasilnya kepada dengan indera benda di sekitar kelompok lainnya. Guru dan siswa pendengaran. 3.6.2 Mengiden- dari kelompok lain dapat saling 4.6 Menyajikan tifikasi cara memberikan masukan untuk laporan hasil menghasilkan bunyi mendapatkan jawaban yang tepat. percobaan tentang dari beragam benda  Siswa menuliskan setiap satu gagasan sifat-sifat bunyi. di sekitar di satu kolom di sekitar gagasan 4.6.1 Melakukan utama pengamatan tentang  Setiap siswa diminta untuk mencari cara menghasilkan . informasi dengan cara mewawancarai bunyi dari beragam

paling sedikit 8 orang teman di kelas. 142

Penilaian: Mapel/ Kompetensi Tehnik/ Alokasi Sumber Indikator Materi Kegiatan Pembelajaran Dasar Jenis/ Waktu Belajar Bentuk benda di sekitar Informasi yang harus dicari adalah 4.6.2 Menuliskan tentang daerah asal dan ciri khas dari laporan tentang daerah tersebut. cara menghasilkan  Siswa menuliskan informasi pada bunyi dari beragam tabel yang tersedia. benda di sekitar  Siswa melakukan pengamatan dan percobaan terhadap beberapa benda yang ada di kelas  Siswa membunyikan benda tersebut dan menuliskan nama benda serta cara membunyikan benda tersebut  Siswa menuliskan hasil pengamatan dalam sebuah tabel di LKS  Siswa menyampaikan hasil pengamatannya di depan kelas

 Siswa lain diminta untuk mengajukan 143

Penilaian: Mapel/ Kompetensi Tehnik/ Alokasi Sumber Indikator Materi Kegiatan Pembelajaran Dasar Jenis/ Waktu Belajar Bentuk pertanyaan dan memberi tanggapan

Mengetahui, Kudus,

Kepala Sekolah Peneliti

Salim, S.Ag., M.Pd. Ema Rahma Febriani NIP. 19690217 200604 1 009 NIM. 0103516103

144

SILABUS PEMBELAJARAN KELAS EKSPERIMEN

Satuan Pendidikan : MI TBS KUDUS

Kelas : IV (Empat)

Tema/ Subtema : Indahnya Kebersamaan/ Keberagaman Budaya Bangsaku

Pembelajaran : 3

Alokasi Waktu : 1 Hari (6 JP x 35 menit)

A. Kompetensi Inti

1. Menerima dan menjalankan ajaran agama yang dianutnya. 2. Menunjukkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, santun, peduli dan percaya diri dalam berinteraksi dengan keluarga, teman, guru dan tetangga. 3. Memahami pengetahuan faktual dengan cara mengamati (mendengar, melihat, membaca) dan menanya berdasarkan rasa ingin tahu tentang dirinya, makhluk ciptaan Tuhan dan kegiatannya, dan benda-benda yang dijumpainya dirumah dan disekolah.

4. Menyajikan pengetahuan faktual dalam bahasa yang jelas, sistematis dan logis, dalam karya yang estetis, dalam gerakan 145

yang mencerminkan anak sehat, dan dalam tindakan yang mencerminkan perilaku anak beriman dan berakhlak mulia.

Penilaian: Mapel/ Kompetensi Tehnik/ Alokasi Sumber Indikator Materi Kegiatan Pembelajaran Dasar Jenis/ Waktu Belajar Bentuk Bahasa Indonesia Bahasa Indonesia Gagasan  Siswa diingatkan kembali pada Tes/ 6 JP x 35 1. Bahan ajar 3.1 Mencermati 3.1.1 Menyebutkan pokok dan Tertulis/ menit 2. Lingkungan gagasan pembelajaran sebelumnya tentang gagasan pokok dan gagasan pokok dan Pilihan pendukung kelas keragaman alat musik tradisional Ganda dan gagasan pendukung gagasan pendukung Indonesia. Isian (dalam yang diperoleh dari di setiap paragraf  Guru mengajukan pertanyaan sebagi posttest) teks lisan, tulis, atau dari teks kegiatan pembuka. - Bagaimana bunyi visual. 3.1.2 Mengidenti- dapat sampai ke telinga kita? 4.1 Menata informasi fikasi gagasan  Siswa dibagi menjadi tiga kelompok yang didapat dari teks pokok dan gagasan Non tes/ berdasarkan 3 jenis alat musik berdasarkan pendukung di setiap Unjuk kerja/ tradisional daerah yang mereka sukai. Rubrik keterhubungan antar paragraf dari teks Setiap kelompok akan melakukan 3 gagasan ke dalam 4.1.1 Menuliskan jenis percobaan yang berbeda tentang kerangka tulisan . gagasan pokok dan sifat bunyi merambat. gagasan pendukung  Siswa dalam kelompok diminta di setiap paragraf berdiskusi membuat pertanyaan

dari teks dalam

146

Penilaian: Mapel/ Kompetensi Tehnik/ Alokasi Sumber Indikator Materi Kegiatan Pembelajaran Dasar Jenis/ Waktu Belajar Bentuk bentuk peta pikiran tentang sifat bunyi merambat 4.1.2 Menyampai-  Siswa dalam kelompok kemudian kan gagasan pokok melakukan tiga jenis percobaan secara dan gagasan bergantian tentang sifat bunyi pendukung di setiap merambat berdasarkan instruksi yang paragraf dari teks ada di buku.  Siswa mengisi tabel yang tersedia IPA IPA Sifat bunyi berdasarkan hasil percobaan. 3.6 Menerapkan sifat- 3.6.3 Menjelaskan  Siswa masih dalam kelompok yang sifat bunyi dan sifat-sifat bunyi sama berdiskusi menjawab pertanyaan keterkaitannya merambat yang ada di buku berdasarkan hasil dengan indera 3.6.4 Mengidentifi- percobaan. pendengaran. kasi sifat-sifat  Siswa diingatkan kembali tentang 4.6 Menyajikan bunyi merambat gagasan pokok dan gagasan laporan hasil 4.6.3 Melakukan pendukung yang telah dipelajari pada percobaan tentang pengamatan tentang

pembelajaran sebelumnya. 147

Penilaian: Mapel/ Kompetensi Tehnik/ Alokasi Sumber Indikator Materi Kegiatan Pembelajaran Dasar Jenis/ Waktu Belajar Bentuk sifat-sifat bunyi. sifat-sifat bunyi  Siswa membaca teks berjudul merambat ―Pembagian Bubur Asyuro Tradisi 4.6.4 Menuliskan Gotong Royong Masyarakat Kudus‖

laporan tentang . yang terdapat pada bahan ajar. sifat-sifat bunyi  Siswa menemukan gagasan pokok dan merambat gagasan pendukung pada teks tersebut dan menuliskannya dalam peta pikiran yang tersedia.  Siswa menyampaikan hasil pembuatan peta pikiran terkait dengan gagasan pokok dan gagasan pendukung dalam teks bacaan  Siswa melakukan ice breaking dengan cara bermain sebagai pedagang bubur di Kudus dan siswa lain bertindak

sebagai pembeli 148

Mengetahui, Kudus,

Kepala Sekolah Peneliti

Salim, S.Ag., M.Pd. Ema Rahma Febriani NIP. 19690217 200604 1 009 NIM. 0103516103

149

SILABUS PEMBELAJARAN KELAS EKSPERIMEN

Satuan Pendidikan : MI TBS KUDUS

Kelas : IV (Empat)

Tema/ Subtema : Indahnya Kebersamaan/ Kebersaamaan dalam Keberagaman

Pembelajaran : 1

Alokasi Waktu : 1 Hari (6 JP x 35 menit)

A. Kompetensi Inti

1. Menerima dan menjalankan ajaran agama yang dianutnya. 2. Menunjukkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, santun, peduli dan percaya diri dalam berinteraksi dengan keluarga, teman, guru dan tetangga 3. Memahami pengetahuan faktual dengan cara mengamati dan menanya berdasarkan rasa ingin tahu tentang dirinya, makhluk ciptaan Tuhan dan kegiatannya, dan benda-benda yang dijumpainya di rumah, di sekolah, dan tempat bermain. 4. Menyajikan pengetahuan faktual dalam bahasa yang jelas, sistematis dan logis, dalam karya yang estetis, dalam gerakan

yang mencerminkan anak sehat, dan dalam tindakan yang mencerminkan perilaku anak beriman dan berakhlak mulia 150

Penilaian: Mapel/ Kompetensi Tehnik/ Alokasi Sumber Indikator Materi Kegiatan Pembelajaran Dasar Jenis/ Waktu Belajar Bentuk Bahasa Indonesia Bahasa Indonesia Gagasan  Siswa diminta membaca sebuah Tes/ 6 JP x 35 1. Bahan ajar 3.1 Mencermati 3.1.1 Menyebutkan pokok dan Tertulis/ menit 2. Lingkungan gagasan teks bacaan yang berjudul ―Masjid gagasan pokok dan gagasan pokok dan Pilihan pendukung kelas Menara Saksi Toleransi di Kudus‖ Ganda dan gagasan pendukung gagasan pendukung  Siswa bertanya jawab dnegan guru Isian (dalam yang diperoleh dari di setiap paragraf terkait isi dari teks bacaan posttest) teks lisan, tulis, atau dari teks  Siswa berdiskusi untuk visual. 3.1.2 Mengidenti- menentukan gagasan pokok dan 4.1 Menata informasi fikasi gagasan gagasan pendukung sesuai dengan yang didapat dari teks pokok dan gagasan Non tes/ teks bacaan berdasarkan pendukung di Unjuk kerja/  Siswa menuliskan gagasan pokok Rubrik keterhubungan antar dan gagasan pendukung dalam gagasan ke dalam LKS secara berkelompok kerangka tulisan .  Siswa menyampaikan hasil

IPS IPS Keberagam- pembuatan peta pikiran terkait 3.2 Mengidentifi-kasi an budaya 3.2.3 Menyebutkan dnegan gagasan pokok dan keragaman sosial, 151

pengalaman sikap gagasan pendukung

Penilaian: Mapel/ Kompetensi Tehnik/ Alokasi Sumber Indikator Materi Kegiatan Pembelajaran Dasar Jenis/ Waktu Belajar Bentuk ekonomi, budaya, toleransi dan kerja  Siswa lain diminta untuk etnis, dan agama di sama antar teman memberikan tanggapan provinsi setempat berbeda agama  Siswa diingatkan kembali pada sebagai identitas sebagai identitas pembelajaran sebelumnya tentang bangsa Indonesia; bangsa Indonesia sifat rambat bunyi. serta hubungannya 3.2.4 Mengidentifi-  Guru mengajukan pertanyaan dengan karakteristik kasi pengalaman sebagai kegiatan pembuka. - ruang. sikap toleransi dan Bagaimana kita dapat mengetahui 4.2 Menyajikan hasil kerja sama antar asal sumber bunyi? identifikasi mengenai teman berbeda  Siswa melakukan percobaan keragaman sosial, agama sebagai sederhana untuk membuktikan ekonomi, budaya, identitas bangsa tentang sumber bunyi berdasarkan etnis, dan agama di Indonesia instruksi yang terdapat di buku. provinsi setempat 4.2.3 Menuliskan  Siswa kemudian menuliskan sebagai identitas pengalaman sikap laporan tentang sumber bunyi

bangsa Indonesia; toleransi dan kerja 152

Penilaian: Mapel/ Kompetensi Tehnik/ Alokasi Sumber Indikator Materi Kegiatan Pembelajaran Dasar Jenis/ Waktu Belajar Bentuk serta hubungannya sama antar teman berdasarkan hasil percobaan dengan karakteristik berbeda agama  Siswa diingatkan kembali tentang ruang. sebagai identitas keragaman agama yang menjadi bangsa Indonesia identitas bangsa Indonesia. 4.2.4 Menyampai- Perbedaan agama tersebut kan pengalam-an menuntut para pemeluknya untuk sikap toleransi dan melaksanakan sikap toleransi, kerja sama antar saling menghargai, dan tetap teman berbeda bekerja sama guna menjaga agama sebagai persatuan dan kesatuan NKRI. identitas bangsa  Siswa membaca senyap teks Indonesia tentang sikap toleransi dan kerja sama antar pemeluk agama yang IPA IPA Bunyi berbeda 3.6 Menerapkan sifat- 3.6.5 Menjelaskan  Siswa secara berpasangan atau sifat bunyi dan proses terjadinya

dalam kelompok kecil 153

Penilaian: Mapel/ Kompetensi Tehnik/ Alokasi Sumber Indikator Materi Kegiatan Pembelajaran Dasar Jenis/ Waktu Belajar Bentuk keterkaitannya bunyi dari sumber mendiskusikan sikap yang bisa dengan indera bunyi hingga ke ditauladani dari isi cerita pendengaran. indera pendengaran 4.6 Menyajikan 3.6.6 Mengidenti- laporan hasil fikasi proses percobaan tentang terjadinya bunyi sifat-sifat bunyi. dari sumber bunyi hingga ke indera pendengaran

4.6.5 Melakukan . pengamatan tentang proses terjadinya bunyi dari sumber bunyi hingga ke indera pendengaran

4.6.6 Menuliskan 154

Penilaian: Mapel/ Kompetensi Tehnik/ Alokasi Sumber Indikator Materi Kegiatan Pembelajaran Dasar Jenis/ Waktu Belajar Bentuk laporan tentang proses terjadinya bunyi dari sumber bunyi hingga ke indera pendengaran

Mengetahui, Kudus,

Kepala Sekolah Peneliti

Salim, S.Ag., M.Pd. Ema Rahma Febriani NIP. 19690217 200604 1 009 NIM. 0103516103

155

SILABUS PEMBELAJARAN KELAS EKSPERIMEN

Satuan Pendidikan : MI TBS KUDUS

Kelas : IV (Empat)

Tema/ Subtema : Indahnya Kebersamaan/ Kebersamaan dalam Keberagaman

Pembelajaran : 3

Alokasi Waktu : 1 Hari (6 JP x 35 menit)

A. Kompetensi Inti

1. Menerima dan menjalankan ajaran agama yang dianutnya. 2. Menunjukkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, santun, peduli dan percaya diri dalam berinteraksi dengan keluarga, teman, guru dan tetangga. 3. Memahami pengetahuan faktual dengan cara mengamati (mendengar, melihat, membaca) dan menanya berdasarkan rasa ingin tahu tentang dirinya, makhluk ciptaan Tuhan dan kegiatannya, dan benda-benda yang dijumpainya dirumah dan disekolah.

4. Menyajikan pengetahuan faktual dalam bahasa yang jelas, sistematis dan logis, dalam karya yang estetis, dalam gerakan 156

yang mencerminkan anak sehat, dan dalam tindakan yang mencerminkan perilaku anak beriman dan berakhlak mulia.

Penilaian: Mapel/ Kompetensi Tehnik/ Alokasi Sumber Indikator Materi Kegiatan Pembelajaran Dasar Jenis/ Waktu Belajar Bentuk Bahasa Indonesia Bahasa Indonesia Gagasan  Siswa diminta membaca sebuah Tes/ 6 JP x 35 1. Bahan ajar 3.1 Mencermati 3.1.1 Menyebutkan pokok dan Tertulis/ menit 2. Lingkungan gagasan teks bacaan yang berjudul ―Tradisi gagasan pokok dan gagasan pokok dan Pilihan pendukung kelas Dandangan di Kudus‖ Ganda dan gagasan pendukung gagasan pendukung  Siswa bertanya jawab dnegan guru Isian (dalam yang diperoleh dari di setiap paragraf terkait isi dari teks bacaan posttest) teks lisan, tulis, atau dari teks  Siswa berdiskusi untuk visual. 3.1.2 Mengidenti- menentukan gagasan pokok dan 4.1 Menata informasi fikasi gagasan gagasan pendukung sesuai dengan yang didapat dari teks pokok dan gagasan Non tes/ teks bacaan berdasarkan pendukung di setiap Unjuk kerja/  Siswa menuliskan gagasan pokok Rubrik keterhubungan antar paragraf dari teks dan gagasan pendukung dalam gagasan ke dalam 4.1.1 Menuliskan LKS secara berkelompok kerangka tulisan . gagasan pokok dan  Siswa menyampaikan hasil gagasan pendukung pembuatan peta pikiran terkait di setiap paragraf dnegan gagasan pokok dan

dari teks dalam

157

Penilaian: Mapel/ Kompetensi Tehnik/ Alokasi Sumber Indikator Materi Kegiatan Pembelajaran Dasar Jenis/ Waktu Belajar Bentuk bentuk peta pikiran gagasan pendukung 4.1.2 Menyampai-  Siswa lain diminta untuk kan gagasan pokok memberikan tanggapan dan gagasan  Siswa diingatkan kembali pada pendukung di setiap pembelajaran sebelumnya tentang paragraf dari teks proses terjadinya bunyi dari IPA IPA Sifat bunyi sumber bunyi hingga sampai ke 3.6 Menerapkan sifat- 3.6.7 Menjelaskan indera pendengar. sifat bunyi dan proses fungsi sifat  Guru mengajukan pertanyaan keterkaitannya bunyi terkait telinga sebagai kegiatan pembuka: - Apa dengan indera sebagai alat yang kamu ketahui tentang fungsi pendengaran. pendengaran dari setiap alat/organ dari indera 4.6 Menyajikan 3.6.8 Mengidenti- pendengaran? - Bagaimana cara laporan hasil fikasi fungsi sifat merawat telinga sebagai indera percobaan tentang bunyi terkait telinga yang sangat penting bagi kita? sifat-sifat bunyi. sebagai alat

 Siswa dibagi dalam beberapa 158

Penilaian: Mapel/ Kompetensi Tehnik/ Alokasi Sumber Indikator Materi Kegiatan Pembelajaran Dasar Jenis/ Waktu Belajar Bentuk pendengaran kelompok kecil dan diminta 4.6.7 Melakukan berdiskusi untuk menjawab

pengamatan tentang pertanyaan yang tersedia . fungsi sifat bunyi  Guru membimbing jalannya terkait telinga diskusi kelompok, berjalan sebagai alat berkeliling dari kelompok satu ke pendengaran kelompok lain untuk memastikan 4.6.8 Menuliskan bahwa setiap anggota laporan tentang berpartisipasi aktif fungsi sifat bunyi  Siswa bersama guru secara terkait telinga klasikal kemudian menyimpulkan sebagai alat hasil diskusi tentang pentingnya pendengaran merawat indera pendengaran.

159

Mengetahui, Kudus,

Kepala Sekolah Peneliti

Salim, S.Ag., M.Pd. Ema Rahma Febriani NIP. 19690217 200604 1 009 NIM. 0103516103

160

SILABUS PEMBELAJARAN KELAS EKSPERIMEN

Satuan Pendidikan : MI TBS KUDUS

Kelas : IV (Empat)

Tema/ Subtema : Indahnya Kebersamaan/ Bersyukur Atas Keberagaman

Pembelajaran : 1

Alokasi Waktu : 1 Hari (6 JP x 35 menit)

A. Kompetensi Inti

1. Menerima dan menjalankan ajaran agama yang dianutnya. 2. Menunjukkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, santun, peduli dan percaya diri dalam berinteraksi dengan keluarga, teman, guru dan tetangga. 3. Memahami pengetahuan faktual dengan cara mengamati (mendengar, melihat, membaca) dan menanya berdasarkan rasa ingin tahu tentang dirinya, makhluk ciptaan Tuhan dan kegiatannya, dan benda-benda yang dijumpainya dirumah dan disekolah.

4. Menyajikan pengetahuan faktual dalam bahasa yang jelas, sistematis dan logis, dalam karya yang estetis, dalam gerakan 161

yang mencerminkan anak sehat, dan dalam tindakan yang mencerminkan perilaku anak beriman dan berakhlak mulia.

Penilaian: Mapel/ Kompetensi Tehnik/ Alokasi Sumber Indikator Materi Kegiatan Pembelajaran Dasar Jenis/ Waktu Belajar Bentuk Bahasa Indonesia Bahasa Indonesia Gagasan  Siswa diminta membaca sebuah Tes/ 6 JP x 35 1. Bahan ajar 3.2 Mencermati 3.2.1 Menjelaskan pokok dan Tertulis/ menit 2. Lingkungan gagasan teks bacaan yang berjudul ―Jenang keterhubungan gagasan pokok dan Pilihan pendukung kelas Jajanan Khas Kudus‖ Ganda dan antargagasan yang gagasan pendukung  Siswa bertanya jawab dengan guru Isian (dalam didapat dari teks tiap paragraf dari terkait isi dari teks bacaan posttest) lisan, tulis, atau teks tulis  Siswa berdiskusi untuk visual. 3.2.2 Mengidenti- menentukan gagasan pokok dan fikasi gagasan gagasan pendukung sesuai dengan pokok dan gagasan Non tes/ teks bacaan pendukung di setiap Unjuk kerja/  Siswa menuliskan gagasan pokok Rubrik paragraf dari teks dan gagasan pendukung dalam 4.2.1 Menuliskan LKS secara berkelompok gagasan pokok dan  Siswa menyampaikan hasil gagasan pendukung pembuatan peta pikiran terkait 4.2 Menyajikan hasil di setiap paragraf dengan gagasan pokok dan

pengamatan dari teks dalam

162

Penilaian: Mapel/ Kompetensi Tehnik/ Alokasi Sumber Indikator Materi Kegiatan Pembelajaran Dasar Jenis/ Waktu Belajar Bentuk tentang bentuk peta pikiran gagasan pendukung keterhubungan 4.2.2 Menyampai-  Siswa lain diminta untuk antargagasan ke kan gagasan pokok memberikan tanggapan dalam tulisan. dan gagasan  Siswa bersama guru bertanya pendukung di setiap jawab tentang sifat bunyi paragraf dari teks memantul IPA IPA Sifat bunyi  Guru mengajukan pertanyaan 3.6 Menerapkan sifat- 3.6.9 Menjelaskan sebagai: - Apa yang kamu ketahui sifat bunyi dan sifat-sifat bunyi tentang memantul? keterkaitannya memantul  Siswa dibagi dalam beberapa dengan indera 3.6.10 Mengidenti- kelompok kecil dan diminta pendengaran. fikasi sifat bunyi berdiskusi untuk menjawab 4.6 Menyajikan memantul pertanyaan yang tersedia laporan hasil 4.6.9 Melakukan  Guru membimbing jalannya percobaan tentang pengamatan tentang diskusi kelompok, berjalan sifat-sifat bunyi. sifat-sifat bunyi

berkeliling dari kelompok satu ke 163

Penilaian: Mapel/ Kompetensi Tehnik/ Alokasi Sumber Indikator Materi Kegiatan Pembelajaran Dasar Jenis/ Waktu Belajar Bentuk memantul kelompok lain untuk memastikan 4.6.10 Menuliskan bahwa setiap anggota

laporan tentang berpartisipasi aktif . sifat bunyi  Siswa menuliskan hasil diskusi memantul tentang sifat bunyi memantul dan menyerap  Siswa menyampaikan hasil diskusi kelompoknya .

Mengetahui, Kudus,

Kepala Sekolah Peneliti

Salim, S.Ag., M.Pd. Ema Rahma Febriani

NIP. 19690217 200604 1 009 NIM. 0103516103 164

SILABUS PEMBELAJARAN KELAS EKSPERIMEN

Satuan Pendidikan : MI TBS KUDUS

Kelas : IV (Empat)

Tema/ Subtema : Indahnya Kebersamaan/ Bersyukur Atas Keberagaman

Pembelajaran : 3

Alokasi Waktu : 1 Hari (6 JP x 35 menit)

A. Kompetensi Inti

1. Menerima dan menjalankan ajaran agama yang dianutnya. 2. Menunjukkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, santun, peduli dan percaya diri dalam berinteraksi dengan keluarga, teman, guru dan tetangga. 3. Memahami pengetahuan faktual dengan cara mengamati (mendengar, melihat, membaca) dan menanya berdasarkan rasa ingin tahu tentang dirinya, makhluk ciptaan Tuhan dan kegiatannya, dan benda-benda yang dijumpainya dirumah dan disekolah.

4. Menyajikan pengetahuan faktual dalam bahasa yang jelas, sistematis dan logis, dalam karya yang estetis, dalam gerakan 165

yang mencerminkan anak sehat, dan dalam tindakan yang mencerminkan perilaku anak beriman dan berakhlak mulia.

Penilaian: Mapel/ Kompetensi Tehnik/ Alokasi Sumber Indikator Materi Kegiatan Pembelajaran Dasar Jenis/ Waktu Belajar Bentuk Bahasa Indonesia Bahasa Indonesia Gagasan  Siswa diminta membaca sebuah Tes/ 6 JP x 35 1. Bahan ajar 3.2 Mencermati 3.2.1 Menjelaskan pokok dan Tertulis/ menit 2. Lingkungan gagasan teks bacaan yang berjudul keterhubungan gagasan pokok dan Pilihan pendukung kelas ―Komunitas di Kudus Ganda dan antargagasan yang gagasan pendukung Mem[erkenalkan Permainan Isian (dalam didapat dari teks tiap paragraf dari Tradisional‖ posttest) lisan, tulis, atau teks tulis  Siswa bertanya jawab dengan guru visual. 3.2.2 Mengidenti- terkait isi dari teks bacaan fikasi gagasan  Siswa berdiskusi untuk pokok dan gagasan Non tes/ menentukan gagasan pokok dan pendukung di setiap Unjuk kerja/ gagasan pendukung sesuai dengan Rubrik paragraf dari teks teks bacaan 4.2.1 Menuliskan  Siswa menuliskan gagasan pokok gagasan pokok dan dan gagasan pendukung dalam gagasan pendukung LKS secara berkelompok 4.2 Menyajikan hasil di setiap paragraf  Siswa menyampaikan hasil

pengamatan dari teks dalam

166

Penilaian: Mapel/ Kompetensi Tehnik/ Alokasi Sumber Indikator Materi Kegiatan Pembelajaran Dasar Jenis/ Waktu Belajar Bentuk tentang bentuk peta pikiran pembuatan peta pikiran terkait keterhubungan 4.2.2 Menyampai- dengan gagasan pokok dan antargagasan ke kan gagasan pokok gagasan pendukung dalam tulisan. dan gagasan  Siswa lain diminta untuk pendukung di setiap memberikan tanggapan paragraf dari teks  Siswa bersama guru bertanya IPA IPA Sifat bunyi jawab tentang sifat bunyi 3.6 Menerapkan sifat- 3.6.11 Menjelas- menyerap sifat bunyi dan kan sifat bunyi  Guru mengajukan pertanyaan keterkaitannya menyerap sebagai: - Apa yang kamu ketahui dengan indera 3.6.12 Mengidenti- tentang menyerap? pendengaran. fikasi sifat bunyi  Siswa dibagi dalam beberapa menyerap kelompok kecil dan diminta 4.6.11 Melakukan berdiskusi untuk menjawab pengamatan tentang pertanyaan yang tersedia 4.6 Menyajikan sifat bunyi

 Guru membimbing jalannya 167

Penilaian: Mapel/ Kompetensi Tehnik/ Alokasi Sumber Indikator Materi Kegiatan Pembelajaran Dasar Jenis/ Waktu Belajar Bentuk laporan hasil menyerap diskusi kelompok, berjalan percobaan tentang 4.6.12 Menuliskan berkeliling dari kelompok satu ke sifat-sifat bunyi. laporan tentang kelompok lain untuk memastikan sifat bunyi bahwa setiap anggota menyerap berpartisipasi aktif

.  Siswa menuliskan hasil diskusi tentang sifat bunyi menyerap  Siswa menyampaikan hasil diskusi kelompoknya .

Mengetahui, Kudus, Kepala Sekolah Peneliti

Salim, S.Ag., M.Pd. Ema Rahma Febriani

NIP. 19690217 200604 1 009 NIM. 0103516103 168

169

Lampiran 4 RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN KELAS EKSPERIMEN

Satuan Pendidikan : MI TBS Kudus

Kelas : IV (Empat)

Tema : Indahnya Kebersamaan

Sub Tema : 1. Keberagaman Budaya Bangsaku

Pembelajaran : 1

Alokasi Waktu : 6 x 35 menit

A. KOMPETENSI INTI (KI)

1. Menerima, menjalankan, dan menghargai ajaran agama yang dianutnya. 2. Menunjukkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, santun, peduli, dan percaya diri dalam berinteraksi dengan keluarga, teman, guru, dan tetangganya. 3. Memahami pengetahuan faktual dengan cara mengamati dan menanya berdasarkan rasa ingin tahu tentang dirinya, makhluk ciptaan Tuhan dan kegiatannya, dan benda-benda yang dijumpainya di rumah, di sekolah, dan tempat bermain. 4. Menyajikan pengetahuan faktual dalam bahasa yang jelas, sistematis dan logis, dalam karya yang estetis, dalam gerakan yang mencerminkan anak sehat, dan dalam tindakan yang mencerminkan perilaku anak beriman dan berakhlak mulia B. KOMPETENSI DASAR (KD) IPA 3.6 Menerapkan sifat-sifat bunyi dan keterkaitannya dengan indera pendengaran. 4.6 Menyajikan laporan hasil percobaan tentang sifat-sifat bunyi.

170

BAHASA INDONESIA 3.1 Mencermati gagasan pokok dan gagasan pendukung yang diperoleh dari teks lisan, tulis, atau visual. 4.1 Menata informasi yang didapat dari teks berdasarkan keterhubungan antar gagasan ke dalam kerangka tulisan. IPS 3.2 Mengidentifikasi keragaman sosial, ekonomi, budaya, etnis, dan agama di provinsi setempat sebagai identitas bangsa Indonesia; serta hubungannya dengan karakteristik ruang. 4.2 Menyajikan hasil identifikasi mengenai keragaman sosial, ekonomi, budaya, etnis, dan agama di provinsi setempat sebagai identitas bangsa Indonesia; serta hubungannya dengan karakteristik ruang. C. INDIKATOR PENCAPAIAN IPA 3.6.1 Menjelaskan cara menghasilkan bunyi dari beragam benda di sekitar 3.6.2 Mengidentifikasi cara menghasilkan bunyi dari beragam benda di sekitar 4.6.1 Melakukan pengamatan tentang cara menghasilkan bunyi dari beragam benda di sekitar 4.6.2 Menuliskan laporan tentang cara menghasilkan bunyi dari beragam benda di sekitar BAHASA INDONESIA 3.1.1 Menyebutkan gagasan pokok dan gagasan pendukung di setiap paragraf dari teks 3.1.2 Mengidentifikasi gagasan pokok dan gagasan pendukung di setiap paragraf dari teks 4.1.1 Menuliskan gagasan pokok dan gagasan pendukung di setiap paragraf dari teks dalam bentuk peta pikiran 4.1.2 Menyampaikan gagasan pokok dan gagasan pendukung di setiap paragraf dari teks IPS

171

3.2.1 Menyebutkan keragaman budaya, etnis, dan agama dari teman-teman di kelas sebagai identitas bangsa Indonesia. 3.2.2 Mengidentifikasi keragaman budaya, etnis, dan agama dari teman-teman di kelas sebagai identitas bangsa Indonesia. 4.2.1 Menuliskan keragaman budaya, etnis, dan agama teman di kelas sebagai identitas bangsa Indonesia. 4.2.2 Menyampaikan keragaman budaya, etnis, dan agama teman di kelas sebagai identitas bangsa Indonesia. D. TUJUAN PEMBELAJARAN 1. Setelah membaca teks bacaan, siswa mampu menyebutkan gagasan pokok dan gagasan pendukung di setiap paragraf dari teks tersebut dengan mandiri. 2. Setelah membaca teks bacaan, siswa mampu mengidentifikasi gagasan pokok dan gagasan pendukung di setiap paragraf dari teks tersebut dengan mandiri. 3. Setelah membaca teks bacaan, siswa mampu menuliskan gagasan pokok dan gagasan pendukung di setiap paragraf dari teks tersebut dalam bentuk peta pikiran dengan tepat. 4. Setelah membaca teks bacaan, siswa mampu menyampaikan gagasan pokok dan gagasan pendukung di setiap paragraf dari teks dengan tepat. 5. Setelah diskusi kelompok, siswa mampu menyebutkan keragaman budaya, etnis, dan agama dari teman-teman di kelas sebagai identitas bangsa Indonesia dengan lengkap. 6. Setelah diskusi kelompok, siswa mampu mengidentifikasi keragaman budaya, etnis, dan agama dari teman-teman di kelas sebagai identitas bangsa Indonesia dengan lengkap. 7. Setelah diskusi, siswa mampu menuliskan keragaman budaya, etnis, dan agama teman di kelas sebagai identitas bangsa Indonesia secara lisan dan tulisan dengan sistematis. 8. Setelah diskusi, siswa mampu mengomunikasikan keragaman budaya, etnis, dan agama teman di kelas sebagai identitas bangsa Indonesia secara lisan dan tulisan dengan sistematis.

172

9. Setelah eksplorasi, siswa mampu menjelaskan cara menghasilkan bunyi dari beragam benda di sekitar dengan lengkap. 10. Setelah eksplorasi, siswa mampu mengidentifikasi cara menghasilkan bunyi dari beragam benda di sekitar dengan lengkap. 11. Melalui kegiatan eksplorasi, siswa melakukan pengamatan pengamatan tentang cara menghasilkan bunyi dari beragam benda di sekitar dengan sistematis. 12. Setelah eksplorasi dan diskusi, siswa mampu menuliskan laporan hasil pengamatan tentang cara menghasilkan bunyi dari beragam benda di sekitar dengan sistematis. E. MATERI PEMBELAJARAN . Gagasan pokok dan gagasan pendukung . Cara menghasilkan bunyi . Keragaman budaya F. PENDEKATAN DAN METODE PEMBELAJARAN  Pendekatan : Saintifik (mengamati, menanya, mengumpulkan informasi/ mencoba, mengasosiasi/ mengolah informasi, dan mengkomunikasikan)  Metode : Pembelajaran berbasis kearifan lokal gusjigang, tanya jawab, diskusi, bermain dagang, presentasi, demonstrasi

G. MEDIA DAN SUMBER BELAJAR a. Media

. Alat musik . Meja . Beragam benda di kelas b. Sumber Belajar

1. Subekti, Ari. 2017. Buku Guru SD/MI Tematik Terpadu Kurikulum 2013 Edisi Revisi 2017 Tema Indahnya Kebersamaan. Jakarta: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.

173

2. Subekti, Ari. 2017. Buku Siswa SD/MI Tematik Terpadu Kurikulum 2013 Edisi Revisi 2017 Tema Indahnya Kebersamaan. Jakarta: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.

H. KEGIATAN PEMBELAJARAN

Kegiatan Deskripsi Kegiatan Alokasi Waktu Pendahuluan  Guru membuka pelajaran dengan menyapa siswa dan 15 menit menanyakan kabar mereka.  Guru meminta salah seorang siswa untuk memimpin doa.  Guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan disampaikan pada pertemuan tersebut.  Guru melakukan apersepsi sebagai awal komunikasi guru sebelum melaksanakan pembelajaran inti.  Guru mengajak siswa untuk mendendangkan lagu ―Kudus Kotaku‖ bersama-sama untuk membangkitkan motivasi siswa sebelum belajar. Inti  Siswa diajak berdiskusi tentang Keragaman Budaya 150 menit Indonesia. Guru mengajukan pertanyaan pembuka, - berasal dari suku manakh siswa dikelas?  Siswa secara berpasangan diminta untuk saling menginformasikan tentang asal suku mereka kepada teman di sebelahnya.  Siswa kemudian dibagi menjadi beberapa kelompok kecil yang terdiri dari 3-4 siswa dalam setiap kelompok. Siswa bisa diminta untuk menghitung 1 sampai 4 secara berurutan. Setiap siswa kemudian diminta untuk membentuk kelompok berdasarkan nomor urut yang sama.  Siswa mendengarkan penjelasan dari guru terkait

174

keragaman budaya yang ada di kota Kudus.  Siswa diminta membaca teks bacaan yang berjudul ―Kudus Kota Santri‖ pada bahan ajar.  Siswa kemudian diminta untuk menuliskan nomor urut di sebelah kiri pada setiap paragraf.  Siswa dalam kelompok diminta berdiskusi untuk menjawab pertanyaan tentang isi dari paragraf satu.  Setiap kelompok kemudian diminta untuk membacakan hasil diskusi mereka di depan kelompok yang lain. Siswa dari kelompok lain diminta untuk memberikan masukan. Setiap siswa diminta mencatat masukan dan komentar sebagai bahan untuk perbaikan dari hasil diskusi mereka.  Setelah semua kelompok selesai mengomunikasikan hasil diskusi, guru memberikan penguatan tentang strategi dalam menemukan isi cerita yang biasa dinamakan gagasan pokok/gagasan utama/ide utama/ide pokok/ pokok pikiran, dari suatu paragraf.  Siswa masih dalam kelompok diminta untuk menemukan gagasan pokok dan gagasan pendukung paragraf kedua.  Setiap kelompok kemudian mengomunikasikan hasilnya kepada kelompok lainnya. Guru dan siswa dari kelompok lain dapat saling memberikan masukan untuk mendapatkan jawaban yang tepat.  Siswa menuliskan setiap satu gagasan di satu kolom di sekitar gagasan utama  Setiap siswa diminta untuk mencari informasi dengan cara mewawancarai paling sedikit 8 orang teman di kelas. Informasi yang harus dicari adalah

175

tentang daerah asal dan ciri khas dari daerah tersebut.  Siswa menuliskan informasi pada tabel yang tersedia.  Siswa melakukan pengamatan dan percobaan terhadap beberapa benda yang ada di kelas  Siswa membunyikan benda tersebut dan menuliskan nama benda serta cara membunyikan benda tersebut  Siswa menuliskan hasil pengamatan dalam sebuah tabel di LKS  Siswa menyampaikan hasil pengamatannya di depan kelas  Siswa lain diminta untuk mengajukan pertanyaan dan memberi tanggapan Penutup  Siswa barsama-sama guru membuat rangkuman/ 45 menit simpulan dari kegiatan hari itu.  Guru mengajak siswa bertanya jawab mengenai hal yang mereka pelajari pada hari tersebut, bagian yang sudah mereka pahami dengan baik, bagian yang belum dipahami, serta hal apa yang mereka ingin ketahui lebih lanjut  Guru meminta salah seorang siswa untuk memimpin doa.  Pembelajaran diakhiri dan guru mengucapkan salam

I. PENILAIAN

1. Teknik Penilaian a. Tes b. Nontes 2. Jenis Penilaian

176

a. Tes : Tertulis (Posttest) b. Nontes : Unjuk Kerja 3. Bentuk Penilaian a. Tes : Pilihan ganda dan isian singkat b. Nontes : Rubrik

Mengetahui, Kudus,

Kepala Sekolah Peneliti

Salim, S.Ag., M.Pd. Ema Rahma Febriani NIP. 19690217 200604 1 009 NIM. 0103516103

177

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

KELAS EKSPERIMEN

Satuan Pendidikan : MI TBS Kudus

Kelas : IV (Empat)

Tema : Indahnya Kebersamaan

Sub Tema : 1. Keberagaman Budaya Bangsaku

Pembelajaran : 3

Alokasi Waktu : 6 x 35 menit

A. KOMPETENSI INTI (KI)

1. Menerima, menjalankan, dan menghargai ajaran agama yang dianutnya. 2. Menunjukkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, santun, peduli, dan percaya diri dalam berinteraksi dengan keluarga, teman, guru, dan tetangganya. 3. Memahami pengetahuan faktual dengan cara mengamati dan menanya berdasarkan rasa ingin tahu tentang dirinya, makhluk ciptaan Tuhan dan kegiatannya, dan benda-benda yang dijumpainya di rumah, di sekolah, dan tempat bermain. 4. Menyajikan pengetahuan faktual dalam bahasa yang jelas, sistematis dan logis, dalam karya yang estetis, dalam gerakan yang mencerminkan anak sehat, dan dalam tindakan yang mencerminkan perilaku anak beriman dan berakhlak mulia B. KOMPETENSI DASAR (KD) IPA 3.6 Menerapkan sifat-sifat bunyi dan keterkaitannya dengan indera pendengaran. 4.6 Menyajikan laporan hasil percobaan tentang sifat-sifat bunyi.

178

BAHASA INDONESIA 3.1 Mencermati gagasan pokok dan gagasan pendukung yang diperoleh dari teks lisan, tulis, atau visual. 4.1 Menata informasi yang didapat dari teks berdasarkan keterhubungan antar gagasan ke dalam kerangka tulisan. C. INDIKATOR PENCAPAIAN IPA 3.6.3 Menjelaskan sifat-sifat bunyi merambat 3.6.4 Mengidentifikasi sifat-sifat bunyi merambat 4.6.3 Melakukan pengamatan tentang sifat-sifat bunyi merambat 4.6.4 Menuliskan laporan tentang sifat-sifat bunyi merambat BAHASA INDONESIA 3.1.1 Menyebutkan gagasan pokok dan gagasan pendukung di setiap paragraf dari teks 3.1.2 Mengidentifikasi gagasan pokok dan gagasan pendukung di setiap paragraf dari teks 4.1.1 Menuliskan gagasan pokok dan gagasan pendukung di setiap paragraf dari teks dalam bentuk peta pikiran 4.1.2 Menyampaikan gagasan pokok dan gagasan pendukung di setiap paragraf dari teks D. INDIKATOR PENCAPAIAN 1. Setelah percobaan, siswa mampu menjelaskan sifat-sifat bunyi merambat dengan lengkap. 2. Setelah percobaan, siswa mampu mengidentifikasi sifat-sifat bunyi merambat dengan lengkap. 3. Setelah melakukan eksplorasi, siswa melakukan pengamatan tentang sifat- sifat bunyi merambat secara sistematis. 4. Setelah percobaan, siswa mampu menyajikan laporan tentang sifat-sifat bunyi merambat dengan sistematis.

179

5. Setelah membaca teks bacaan, siswa mampu menyebutkan gagasan pokok dan gagasan pendukung di setiap paragraf dari teks tersebut dengan mandiri. 6. Setelah membaca teks bacaan, siswa mampu mengidentifikasi gagasan pokok dan gagasan pendukung di setiap paragraf dari teks tersebut dengan mandiri. 7. Setelah membaca teks bacaan, siswa mampu menuliskan gagasan pokok dan gagasan pendukung di setiap paragraf dari teks tersebut dalam bentuk peta pikiran dengan tepat. 8. Setelah membaca teks bacaan, siswa mampu menyampaikan gagasan pokok dan gagasan pendukung di setiap paragraf dari teks dengan tepat. E. MATERI PEMBELAJARAN . Gagasan pokok dan gagasan pendukung . Sifat-sifat bunyi merambat

F. PENDEKATAN DAN METODE PEMBELAJARAN  Pendekatan : Saintifik (mengamati, menanya, mengumpulkan informasi/ mencoba, mengasosiasi/ mengolah informasi, dan mengkomunikasikan)  Metode : Pembelajaran berbasis kearifan lokal gusjigang, tanya jawab, diskusi, bermain dagang, presentasi, demonstrasi

G. MEDIA DAN SUMBER BELAJAR a. Media

. Selang plastik . Gelas plastik . Benang kasur . Paku . Air . Ember besar . Corong

180

b. Sumber Belajar

1. Subekti, Ari. 2017. Buku Guru SD/MI Tematik Terpadu Kurikulum 2013 Edisi Revisi 2017 Tema Indahnya Kebersamaan. Jakarta: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.

2. Subekti, Ari. 2017. Buku Siswa SD/MI Tematik Terpadu Kurikulum 2013 Edisi Revisi 2017 Tema Indahnya Kebersamaan. Jakarta: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.

H. KEGIATAN PEMBELAJARAN

Kegiatan Deskripsi Kegiatan Alokasi Waktu Pendahuluan  Guru membuka pelajaran dengan menyapa siswa dan 15 menit menanyakan kabar mereka.  Guru meminta salah seorang siswa untuk memimpin doa.  Guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan disampaikan pada pertemuan tersebut.  Guru melakukan apersepsi sebagai awal komunikasi guru sebelum melaksanakan pembelajaran inti. Inti  Siswa diingatkan kembali pada pembelajaran 150 menit sebelumnya tentang keragaman alat musik tradisional Indonesia.  Guru mengajukan pertanyaan sebagi kegiatan pembuka. - Bagaimana bunyi dapat sampai ke telinga kita?  Siswa dibagi menjadi tiga kelompok berdasarkan 3 jenis alat musik tradisional daerah yang mereka sukai. Setiap kelompok akan melakukan 3 jenis percobaan yang berbeda tentang sifat bunyi merambat.

181

 Siswa dalam kelompok diminta berdiskusi membuat pertanyaan tentang sifat bunyi merambat  Siswa dalam kelompok kemudian melakukan tiga jenis percobaan secara bergantian tentang sifat bunyi merambat berdasarkan instruksi yang ada di buku.  Siswa mengisi tabel yang tersedia berdasarkan hasil percobaan.  Siswa masih dalam kelompok yang sama berdiskusi menjawab pertanyaan yang ada di buku berdasarkan hasil percobaan.  Siswa diingatkan kembali tentang gagasan pokok dan gagasan pendukung yang telah dipelajari pada pembelajaran sebelumnya.  Siswa membaca teks berjudul ―Pembagian Bubur Asyuro Tradisi Gotong Royong Masyarakat Kudus‖ yang terdapat pada bahan ajar.  Siswa menemukan gagasan pokok dan gagasan pendukung pada teks tersebut dan menuliskannya dalam peta pikiran yang tersedia.  Siswa menyampaikan hasil pembuatan peta pikiran terkait dengan gagasan pokok dan gagasan pendukung dalam teks bacaan  Siswa melakukan ice breaking dengan cara bermain sebagai pedagang bubur di Kudus dan siswa lain bertindak sebagai pembeli Penutup  Siswa barsama-sama guru membuat rangkuman/ 45 menit simpulan dari kegiatan hari itu.  Guru mengajak siswa bertanya jawab mengenai hal yang mereka pelajari pada hari tersebut, bagian yang sudah mereka pahami dengan baik, bagian yang

182

belum dipahami, serta hal apa yang mereka ingin ketahui lebih lanjut  Guru meminta salah seorang siswa untuk memimpin doa.  Pembelajaran diakhiri dan guru mengucapkan salam

I. PENILAIAN

1. Teknik Penilaian a. Tes b. Nontes 2. Jenis Penilaian a. Tes : Tertulis (Posttest) b. Nontes : Unjuk Kerja 3. Bentuk Penilaian a. Tes : Pilihan ganda dan isian singkat b. Nontes : Rubrik

Mengetahui, Kudus,

Kepala Sekolah Peneliti

Salim, S.Ag., M.Pd. Ema Rahma Febriani NIP. 19690217 200604 1 009 NIM. 0103516103

183

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN KELAS EKSPERIMEN

Satuan Pendidikan : MI TBS Kudus

Kelas : IV (Empat)

Tema : Indahnya Kebersamaan

Sub Tema : 2. Kebersamaan dalam Keberagaman

Pembelajaran : 1

Alokasi Waktu : 6 x 35 menit

A. KOMPETENSI INTI (KI)

1. Menerima, menjalankan, dan menghargai ajaran agama yang dianutnya. 2. Menunjukkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, santun, peduli, dan percaya diri dalam berinteraksi dengan keluarga, teman, guru, dan tetangganya. 3. Memahami pengetahuan faktual dengan cara mengamati dan menanya berdasarkan rasa ingin tahu tentang dirinya, makhluk ciptaan Tuhan dan kegiatannya, dan benda-benda yang dijumpainya di rumah, di sekolah, dan tempat bermain. 4. Menyajikan pengetahuan faktual dalam bahasa yang jelas, sistematis dan logis, dalam karya yang estetis, dalam gerakan yang mencerminkan anak sehat, dan dalam tindakan yang mencerminkan perilaku anak beriman dan berakhlak mulia B. KOMPETENSI DASAR (KD) IPA 3.6 Menerapkan sifat-sifat bunyi dan keterkaitannya dengan indera pendengaran. 4.6 Menyajikan laporan hasil percobaan tentang sifat-sifat bunyi.

184

BAHASA INDONESIA 3.1 Mencermati gagasan pokok dan gagasan pendukung yang diperoleh dari teks lisan, tulis, atau visual. 4.1 Menata informasi yang didapat dari teks berdasarkan keterhubungan antar gagasan ke dalam kerangka tulisan. IPS 3.2 Mengidentifikasi keragaman sosial, ekonomi, budaya, etnis, dan agama di provinsi setempat sebagai identitas bangsa Indonesia; serta hubungannya dengan karakteristik ruang. 4.2 Menyajikan hasil identifikasi mengenai keragaman sosial, ekonomi, budaya, etnis, dan agama di provinsi setempat sebagai identitas bangsa Indonesia; serta hubungannya dengan karakteristik ruang. C. INDIKATOR PENCAPAIAN IPA 3.6.5 Menjelaskan proses terjadinya bunyi dari sumber bunyi hingga ke indera pendengaran 3.6.6 Mengidentifikasi proses terjadinya bunyi dari sumber bunyi hingga ke indera pendengaran 4.6.5 Melakukan pengamatan tentang proses terjadinya bunyi dari sumber bunyi hingga ke indera pendengaran 4.6.6 Menuliskan laporan tentang proses terjadinya bunyi dari sumber bunyi hingga ke indera pendengaran BAHASA INDONESIA 3.1.1 Menyebutkan gagasan pokok dan gagasan pendukung di setiap paragraf dari teks 3.1.2 Mengidentifikasi gagasan pokok dan gagasan pendukung di setiap paragraf dari teks 4.1.1 Menuliskan gagasan pokok dan gagasan pendukung di setiap paragraf dari teks dalam bentuk peta pikiran 4.1.2 Menyampaikan gagasan pokok dan gagasan pendukung di setiap paragraf dari teks

185

IPS 3.2.3 Menyebutkan pengalaman sikap toleransi dan kerja sama antar teman berbeda agama sebagai identitas bangsa Indonesia 3.2.4 Mengidentifikasi pengalaman sikap toleransi dan kerja sama antar teman berbeda agama sebagai identitas bangsa Indonesia 4.2.3 Menuliskan pengalaman sikap toleransi dan kerja sama antar teman berbeda agama sebagai identitas bangsa Indonesia 4.2.4 Menyampaikan pengalaman sikap toleransi dan kerja sama antar teman berbeda agama sebagai identitas bangsa Indonesia D. TUJUAN PEMBELAJARAN 1. Setelah membaca teks bacaan, siswa mampu menyebutkan gagasan pokok dan gagasan pendukung di setiap paragraf dari teks tersebut dengan mandiri. 2. Setelah membaca teks bacaan, siswa mampu mengidentifikasi gagasan pokok dan gagasan pendukung di setiap paragraf dari teks tersebut dengan mandiri. 3. Setelah membaca teks bacaan, siswa mampu menuliskan gagasan pokok dan gagasan pendukung di setiap paragraf dari teks tersebut dalam bentuk peta pikiran dengan tepat. 4. Setelah membaca teks bacaan, siswa mampu menyampaikan gagasan pokok dan gagasan pendukung di setiap paragraf dari teks dengan tepat. 5. Setelah percobaan, siswa mampu menjelaskan proses terjadinya bunyi dari sumber bunyi hingga ke indera pendengaran dengan runtut. 6. Setelah percobaan, siswa mampu mengidentifikasi proses terjadinya bunyi dari sumber bunyi hingga ke indera pendengaran dengan runtut. 7. Setelah melakukan eksplorasi, siswa mampu melakukan pengamatan tentang proses terjadinya bunyi dari sumber bunyi hingga ke indera pendengaran dengan sistematis. 8. Setelah percobaan, siswa mampu menyajikan laporan tentang proses terjadinya bunyi dari sumber bunyi hingga ke indera pendengaran dengan sistematis. 9. Setelah melakukan kegiatan membaca dan diskusi, siswa mampu menyebutkan pengalaman sikap toleransi dan kerja sama antar teman berbeda agama sebagai identitas bangsa Indonesia dengan tepat

186

10. Setelah melakukan kegiatan membaca dan diskusi, siswa mampu mengidentifikasi pengalaman sikap toleransi dan kerja sama antar teman berbeda agama sebagai identitas bangsa Indonesia dengan tepat. 11. Setelah melakukan kegiatan membaca dan diskusi, siswa menuliskan pengalaman sikap toleransi dan kerja sama antar teman berbeda agama sebagai identitas bangsa Indonesia dengan benar. 12. Setelah melakukan kegiatan membaca dan diskusi, siswa menyampaikan pengalaman sikap toleransi dan kerja sama antar teman berbeda agama sebagai identitas bangsa Indonesia dengan benar. E. MATERI PEMBELAJARAN . Gagasan pokok dan gagasan pendukung . Cara menghasilkan bunyi . Keragaman budaya

F. PENDEKATAN DAN METODE PEMBELAJARAN  Pendekatan : Saintifik (mengamati, menanya, mengumpulkan informasi/ mencoba, mengasosiasi/ mengolah informasi, dan mengkomunikasikan)  Metode : Pembelajaran berbasis kearifan lokal gusjigang, tanya jawab, diskusi, bermain dagang, presentasi, demonstrasi

G. MEDIA DAN SUMBER BELAJAR a. Media

. Alat musik b. Sumber Belajar

1. Subekti, Ari. 2017. Buku Guru SD/MI Tematik Terpadu Kurikulum 2013 Edisi Revisi 2017 Tema Indahnya Kebersamaan. Jakarta: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.

187

2. Subekti, Ari. 2017. Buku Siswa SD/MI Tematik Terpadu Kurikulum 2013 Edisi Revisi 2017 Tema Indahnya Kebersamaan. Jakarta: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.

H. KEGIATAN PEMBELAJARAN

Kegiatan Deskripsi Kegiatan Alokasi Waktu Pendahuluan  Guru membuka pelajaran dengan menyapa siswa dan 15 menit menanyakan kabar mereka.  Guru meminta salah seorang siswa untuk memimpin doa.  Guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan disampaikan pada pertemuan tersebut.  Guru melakukan apersepsi sebagai awal komunikasi guru sebelum melaksanakan pembelajaran inti. Inti  Siswa diminta membaca sebuah teks bacaan yang 150 menit berjudul ―Masjid Menara Saksi Toleransi di Kudus‖  Siswa bertanya jawab dnegan guru terkait isi dari teks bacaan  Siswa berdiskusi untuk menentukan gagasan pokok dan gagasan pendukung sesuai dengan teks bacaan  Siswa menuliskan gagasan pokok dan gagasan pendukung dalam LKS secara berkelompok  Siswa menyampaikan hasil pembuatan peta pikiran terkait dnegan gagasan pokok dan gagasan pendukung  Siswa lain diminta untuk memberikan tanggapan  Siswa diingatkan kembali pada pembelajaran sebelumnya tentang sifat rambat bunyi.  Guru mengajukan pertanyaan. - Bagaimana kita dapat mengetahui asal sumber bunyi?

188

 Siswa melakukan percobaan sederhana untuk membuktikan tentang sumber bunyi berdasarkan instruksi yang terdapat di buku.  Siswa kemudian menuliskan laporan tentang sumber bunyi berdasarkan hasil percobaan  Siswa diingatkan kembali tentang keragaman agama yang menjadi identitas bangsa Indonesia. Perbedaan agama tersebut menuntut para pemeluknya untuk melaksanakan sikap toleransi, saling menghargai, dan tetap bekerja sama guna menjaga persatuan dan kesatuan NKRI.  Siswa membaca senyap teks tentang sikap toleransi dan kerja sama antar pemeluk agama yang berbeda  Siswa secara berpasangan atau dalam kelompok kecil mendiskusikan sikap yang bisa ditauladani dari isi cerita Penutup  Siswa barsama-sama guru membuat rangkuman/ 45 menit simpulan dari kegiatan hari itu.  Guru mengajak siswa bertanya jawab mengenai hal yang mereka pelajari pada hari tersebut, bagian yang sudah mereka pahami dengan baik, bagian yang belum dipahami, serta hal apa yang mereka ingin ketahui lebih lanjut  Guru meminta salah seorang siswa untuk memimpin doa.  Pembelajaran diakhiri dan guru mengucapkan salam

189

I. PENILAIAN

1.Teknik Penilaian c. Tes d. Nontes 2.Jenis Penilaian c. Tes : Tertulis (Posttest) d. Nontes : Unjuk Kerja 3.Bentuk Penilaian Tes : Pilihan ganda dan isian singkat Nontes : Rubrik

Mengetahui, Kudus,

Kepala Sekolah Peneliti

Salim, S.Ag., M.Pd. Ema Rahma Febriani NIP. 19690217 200604 1 009 NIM. 0103516103

190

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN KELAS EKSPERIMEN

Satuan Pendidikan : MI TBS Kudus

Kelas : IV (Empat)

Tema : Indahnya Kebersamaan

Sub Tema : 2. Kebersamaan dalam Keberagaman

Pembelajaran : 3

Alokasi Waktu : 6 x 35 menit

A. KOMPETENSI INTI (KI)

1. Menerima, menjalankan, dan menghargai ajaran agama yang dianutnya. 2. Menunjukkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, santun, peduli, dan percaya diri dalam berinteraksi dengan keluarga, teman, guru, dan tetangganya. 3. Memahami pengetahuan faktual dengan cara mengamati dan menanya berdasarkan rasa ingin tahu tentang dirinya, makhluk ciptaan Tuhan dan kegiatannya, dan benda-benda yang dijumpainya di rumah, di sekolah, dan tempat bermain. 4. Menyajikan pengetahuan faktual dalam bahasa yang jelas, sistematis dan logis, dalam karya yang estetis, dalam gerakan yang mencerminkan anak sehat, dan dalam tindakan yang mencerminkan perilaku anak beriman dan berakhlak mulia B. KOMPETENSI DASAR (KD) IPA 3.6 Menerapkan sifat-sifat bunyi dan keterkaitannya dengan indera pendengaran. 4.6 Menyajikan laporan hasil percobaan tentang sifat-sifat bunyi.

191

BAHASA INDONESIA 3.1 Mencermati gagasan pokok dan gagasan pendukung yang diperoleh dari teks lisan, tulis, atau visual. 4.1 Menata informasi yang didapat dari teks berdasarkan keterhubungan antar gagasan ke dalam kerangka tulisan. C. INDIKATOR PENCAPAIAN IPA 3.6.7 Menjelaskan proses fungsi sifat bunyi terkait telinga sebagai alat pendengaran 3.6.8 Mengidentifikasi fungsi sifat bunyi terkait telinga sebagai alat pendengaran 4.6.7 Melakukan pengamatan tentang fungsi sifat bunyi terkait telinga sebagai alat pendengaran 4.6.8 Menuliskan laporan tentang fungsi sifat bunyi terkait telinga sebagai alat pendengaran BAHASA INDONESIA 3.1.1 Menyebutkan gagasan pokok dan gagasan pendukung di setiap paragraf dari teks 3.1.2 Mengidentifikasi gagasan pokok dan gagasan pendukung di setiap paragraf dari teks 4.1.1 Menuliskan gagasan pokok dan gagasan pendukung di setiap paragraf dari teks dalam bentuk peta pikiran 4.1.2 Menyampaikan gagasan pokok dan gagasan pendukung di setiap paragraf dari teks D. TUJUAN PEMBELAJARAN 1. Setelah membaca teks bacaan, siswa mampu menyebutkan gagasan pokok dan gagasan pendukung di setiap paragraf dari teks tersebut dengan mandiri. 2. Setelah membaca teks bacaan, siswa mampu mengidentifikasi gagasan pokok dan gagasan pendukung di setiap paragraf dari teks tersebut dengan mandiri. 3. Setelah membaca teks bacaan, siswa mampu menuliskan gagasan pokok dan gagasan pendukung di setiap paragraf dari teks tersebut dalam bentuk peta pikiran dengan tepat.

192

4. Setelah membaca teks bacaan, siswa mampu menyampaikan gagasan pokok dan gagasan pendukung di setiap paragraf dari teks dengan tepat. 5. Setelah percobaan, siswa mampu menjelaskan fungsi sifat bunyi terkait telinga sebagai alat pendengaran dengan runtut. 6. Setelah percobaan, siswa mampu mengidentifikasi fungsi sifat bunyi terkait telinga sebagai alat pendengaran dengan runtut. 7. Setelah melakukan eksplorasi, siswa mampu melakukan pengamatan tentang fungsi sifat bunyi terkait telinga sebagai alat pendengaran dengan sistematis. 8. Setelah percobaan, siswa mampu menyajikan laporan tentang fungsi sifat bunyi terkait telinga sebagai alat pendengaran dengan sistematis. E. MATERI PEMBELAJARAN . Gagasan pokok dan gagasan pendukung . Fungsi sifat bunyi

F. PENDEKATAN DAN METODE PEMBELAJARAN  Pendekatan : Saintifik (mengamati, menanya, mengumpulkan informasi/ mencoba, mengasosiasi/ mengolah informasi, dan mengkomunikasikan)  Metode : Pembelajaran berbasis kearifan lokal gusjigang, tanya jawab, diskusi, bermain dagang, presentasi, demonstrasi

G. MEDIA DAN SUMBER BELAJAR a. Media

. Alat musik b. Sumber Belajar

1. Subekti, Ari. 2017. Buku Guru SD/MI Tematik Terpadu Kurikulum 2013 Edisi Revisi 2017 Tema Indahnya Kebersamaan. Jakarta: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.

193

2. Subekti, Ari. 2017. Buku Siswa SD/MI Tematik Terpadu Kurikulum 2013 Edisi Revisi 2017 Tema Indahnya Kebersamaan. Jakarta: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.

H. KEGIATAN PEMBELAJARAN

Kegiatan Deskripsi Kegiatan Alokasi Waktu Pendahuluan  Guru membuka pelajaran dengan menyapa siswa dan 15 menit menanyakan kabar mereka.  Guru meminta salah seorang siswa untuk memimpin doa.  Guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan disampaikan pada pertemuan tersebut.  Guru melakukan apersepsi sebagai awal komunikasi guru sebelum melaksanakan pembelajaran inti. Inti  Siswa diminta membaca sebuah teks bacaan yang 150 menit berjudul ―Tradisi Dandangan di Kudus‖  Siswa bertanya jawab dnegan guru terkait isi dari teks bacaan  Siswa berdiskusi untuk menentukan gagasan pokok dan gagasan pendukung sesuai dengan teks bacaan  Siswa menuliskan gagasan pokok dan gagasan pendukung dalam LKS secara berkelompok  Siswa menyampaikan hasil pembuatan peta pikiran terkait dnegan gagasan pokok dan gagasan pendukung  Siswa lain diminta untuk memberikan tanggapan  Siswa diingatkan kembali pada pembelajaran sebelumnya tentang proses terjadinya bunyi dari sumber bunyi hingga sampai ke indera pendengar.  Guru mengajukan pertanyaan: - Apa yang kamu

194

ketahui tentang fungsi dari setiap alat/organ dari indera pendengaran? - Bagaimana cara merawat telinga sebagai indera yang sangat penting bagi kita?  Siswa dibagi dalam beberapa kelompok kecil dan diminta berdiskusi untuk menjawab pertanyaan yang tersedia  Guru membimbing jalannya diskusi kelompok, berjalan berkeliling dari kelompok satu ke kelompok lain untuk memastikan bahwa setiap anggota berpartisipasi aktif  Siswa bersama guru secara klasikal kemudian menyimpulkan hasil diskusi tentang pentingnya merawat indera pendengaran. Penutup  Siswa barsama-sama guru membuat rangkuman/ 45 menit simpulan dari kegiatan hari itu.  Guru mengajak siswa bertanya jawab mengenai hal yang mereka pelajari pada hari tersebut, bagian yang sudah mereka pahami dengan baik, bagian yang belum dipahami, serta hal apa yang mereka ingin ketahui lebih lanjut  Guru meminta salah seorang siswa untuk memimpin doa.  Pembelajaran diakhiri dan guru mengucapkan salam

195

I. PENILAIAN

1.Teknik Penilaian a. Tes b. Nontes 2.Jenis Penilaian a. Tes : Tertulis (Posttest) b. Nontes : Unjuk Kerja 3.Bentuk Penilaian a. Tes : Pilihan ganda dan isian singkat b. Nontes : Rubrik

Mengetahui, Kudus,

Kepala Sekolah Peneliti

Salim, S.Ag., M.Pd. Ema Rahma Febriani NIP. 19690217 200604 1 009 NIM. 0103516103

196

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

KELAS EKSPERIMEN

Satuan Pendidikan : MI TBS Kudus

Kelas : IV (Empat)

Tema : Indahnya Kebersamaan

Sub Tema : 3. Bersyukur Atas Keberagaman

Pembelajaran : 1

Alokasi Waktu : 6 x 35 menit

A KOMPETENSI INTI (KI)

1. Menerima, menjalankan, dan menghargai ajaran agama yang dianutnya. 2. Menunjukkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, santun, peduli, dan percaya diri dalam berinteraksi dengan keluarga, teman, guru, dan tetangganya. 3. Memahami pengetahuan faktual dengan cara mengamati dan menanya berdasarkan rasa ingin tahu tentang dirinya, makhluk ciptaan Tuhan dan kegiatannya, dan benda-benda yang dijumpainya di rumah, di sekolah, dan tempat bermain. 4. Menyajikan pengetahuan faktual dalam bahasa yang jelas, sistematis dan logis, dalam karya yang estetis, dalam gerakan yang mencerminkan anak sehat, dan dalam tindakan yang mencerminkan perilaku anak beriman dan berakhlak mulia B. KOMPETENSI DASAR (KD) IPA 3.6 Menerapkan sifat-sifat bunyi dan keterkaitannya dengan indera pendengaran. 4. 6 Menyajikan laporan hasil percobaan tentang sifat-sifat bunyi.

197

BAHASA INDONESIA 3.2 Mencermati keterhubungan antargagasan yang didapat dari teks lisan, tulis, atau visual. 4.2 Menyajikan hasil pengamatan tentang keterhubungan antargagasan ke dalam tulisan. C. INDIKATOR PENCAPAIAN IPA 3.6.9 Menjelaskan sifat-sifat bunyi memantul 3.6.10 Mengidenti-fikasi sifat bunyi memantul 4.6.9 Melakukan pengamatan tentang sifat-sifat bunyi memantul 4.6.10 Menuliskan laporan tentang sifat bunyi memantul BAHASA INDONESIA 3.2.1 Menjelaskan gagasan pokok dan gagasan pendukung tiap paragraf dari teks tulis 3.2.2 Mengidenti-fikasi gagasan pokok dan gagasan pendukung di setiap paragraf dari teks 4.2.1 Menuliskan gagasan pokok dan gagasan pendukung di setiap paragraf dari teks dalam bentuk peta pikiran 4.2.2 Menyampai-kan gagasan pokok dan gagasan pendukung di setiap paragraf dari teks D. TUJUAN PEMBELAJARAN 1. Setelah membaca teks bacaan, siswa mampu menyebutkan gagasan pokok dan gagasan pendukung di setiap paragraf dari teks tersebut dengan mandiri. 2. Setelah membaca teks bacaan, siswa mampu mengidentifikasi gagasan pokok dan gagasan pendukung di setiap paragraf dari teks tersebut dengan mandiri. 3. Setelah membaca teks bacaan, siswa mampu menuliskan gagasan pokok dan gagasan pendukung di setiap paragraf dari teks tersebut dalam bentuk peta pikiran dengan tepat. 4. Setelah membaca teks bacaan, siswa mampu menyampaikan gagasan pokok dan gagasan pendukung di setiap paragraf dari teks dengan tepat. 5. Setelah percobaan, siswa mampu sifat bunyi memantul dengan benar.

198

6. Setelah percobaan, siswa mampu mengidentifikasi sifat bunyi memantul dengan benar. 7. Setelah melakukan eksplorasi, siswa mampu melakukan pengamatan tentang sifat bunyi memantul dengan sistematis. 8. Setelah percobaan, siswa mampu menyajikan laporan tentang sifat bunyi memantul dengan sistematis. E. MATERI PEMBELAJARAN . Gagasan pokok dan gagasan pendukung . Sifat bunyi memantul

F. PENDEKATAN DAN METODE PEMBELAJARAN  Pendekatan : Saintifik (mengamati, menanya, mengumpulkan informasi/ mencoba, mengasosiasi/ mengolah informasi, dan mengkomunikasikan)  Metode : Pembelajaran berbasis kearifan lokal gusjigang, tanya jawab, diskusi, bermain dagang, presentasi, demonstrasi

G. MEDIA DAN SUMBER BELAJAR a. Media

. Lingkungan kelas b. Sumber Belajar

1. Subekti, Ari. 2017. Buku Guru SD/MI Tematik Terpadu Kurikulum 2013 Edisi Revisi 2017 Tema Indahnya Kebersamaan. Jakarta: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.

2. Subekti, Ari. 2017. Buku Siswa SD/MI Tematik Terpadu Kurikulum 2013 Edisi Revisi 2017 Tema Indahnya Kebersamaan. Jakarta: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.

199

H. KEGIATAN PEMBELAJARAN

Kegiatan Deskripsi Kegiatan Alokasi Waktu Pendahuluan  Guru membuka pelajaran dengan menyapa siswa dan 15 menit menanyakan kabar mereka.  Guru meminta salah seorang siswa untuk memimpin doa.  Guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan disampaikan pada pertemuan tersebut.  Guru melakukan apersepsi sebagai awal komunikasi guru sebelum melaksanakan pembelajaran inti. Inti  Siswa diminta membaca sebuah teks bacaan yang 150 menit berjudul ―Jenang Jajanan Khas Kudus‖  Siswa bertanya jawab dnegan guru terkait isi dari teks bacaan  Siswa berdiskusi untuk menentukan gagasan pokok dan gagasan pendukung sesuai dengan teks bacaan  Siswa menuliskan gagasan pokok dan gagasan pendukung dalam LKS secara berkelompok  Siswa menyampaikan hasil pembuatan peta pikiran terkait dnegan gagasan pokok dan gagasan pendukung  Siswa lain diminta untuk memberikan tanggapan.  Guru mengajukan pertanyaan: - Apa yang kamu ketahui tentang sifat bunyi memantul?  Siswa dibagi dalam beberapa kelompok kecil dan diminta berdiskusi untuk menjawab pertanyaan yang tersedia  Guru membimbing jalannya diskusi kelompok, berjalan berkeliling dari kelompok satu ke kelompok

200

lain untuk memastikan bahwa setiap anggota berpartisipasi aktif  Siswa menuliskan ahsil pengamatan tentang sifat bunyi memantul di lingkungan kelas  Siswa menyampaikan hasil pengamatan tentang sifat bunyi memantul di lingkungan kelas Penutup  Siswa barsama-sama guru membuat rangkuman/ 45 menit simpulan dari kegiatan hari itu.  Guru mengajak siswa bertanya jawab mengenai hal yang mereka pelajari pada hari tersebut, bagian yang sudah mereka pahami dengan baik, bagian yang belum dipahami, serta hal apa yang mereka ingin ketahui lebih lanjut  Guru meminta salah seorang siswa untuk memimpin doa.  Pembelajaran diakhiri dan guru mengucapkan salam

I. PENILAIAN 1. Teknik Penilaian a. Tes b. Nontes 2. Jenis Penilaian c. Tes : Tertulis (Posttest) d. Nontes : Unjuk Kerja 3 .Bentuk Penilaian a. Tes : Pilihan ganda dan isian singkat b. Nontes : Rubrik

Mengetahui, Kudus,

Kepala Sekolah Peneliti

Salim, S.Ag., M.Pd. Ema Rahma Febriani NIP. 19690217 200604 1 009 NIM. 0103516103

201

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN KELAS EKSPERIMEN

Satuan Pendidikan : MI TBS Kudus

Kelas : IV (Empat)

Tema : Indahnya Kebersamaan

Sub Tema : 3. Bersyukur Atas Keberagaman

Pembelajaran : 3

Alokasi Waktu : 6 x 35 menit

A KOMPETENSI INTI (KI)

1. Menerima, menjalankan, dan menghargai ajaran agama yang dianutnya. 2. Menunjukkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, santun, peduli, dan percaya diri dalam berinteraksi dengan keluarga, teman, guru, dan tetangganya. 3. Memahami pengetahuan faktual dengan cara mengamati dan menanya berdasarkan rasa ingin tahu tentang dirinya, makhluk ciptaan Tuhan dan kegiatannya, dan benda-benda yang dijumpainya di rumah, di sekolah, dan tempat bermain. 4. Menyajikan pengetahuan faktual dalam bahasa yang jelas, sistematis dan logis, dalam karya yang estetis, dalam gerakan yang mencerminkan anak sehat, dan dalam tindakan yang mencerminkan perilaku anak beriman dan berakhlak mulia B. KOMPETENSI DASAR (KD) IPA 3.6 Menerapkan sifat-sifat bunyi dan keterkaitannya dengan indera pendengaran. 4.6 Menyajikan laporan hasil percobaan tentang sifat-sifat bunyi.

202

BAHASA INDONESIA 3.2 Mencermati keterhubungan antargagasan yang didapat dari teks lisan, tulis, atau visual. 4.2 Menyajikan hasil pengamatan tentang keterhubungan antargagasan ke dalam tulisan. C. INDIKATOR PENCAPAIAN IPA 3.6.11 Menjelaskan sifat-sifat bunyi menyerap 3.6.12 Mengidentifikasi sifat bunyi menyerap 4.6.11 Melakukan pengamatan tentang sifat-sifat bunyi menyerap 4.6.12 Menuliskan laporan tentang sifat bunyi menyerap BAHASA INDONESIA 3.2.1 Menjelaskan gagasan pokok dan gagasan pendukung tiap paragraf dari teks tulis 3.2.2 Mengidenti-fikasi gagasan pokok dan gagasan pendukung di setiap paragraf dari teks 4.2.1 Menuliskan gagasan pokok dan gagasan pendukung di setiap paragraf dari teks dalam bentuk peta pikiran 4.2.2 Menyampai-kan gagasan pokok dan gagasan pendukung di setiap paragraf dari teks D. TUJUAN PEMBELAJARAN 1. Setelah membaca teks bacaan, siswa mampu menyebutkan gagasan pokok dan gagasan pendukung di setiap paragraf dari teks tersebut dengan mandiri. 2. Setelah membaca teks bacaan, siswa mampu mengidentifikasi gagasan pokok dan gagasan pendukung di setiap paragraf dari teks tersebut dengan mandiri. 3. Setelah membaca teks bacaan, siswa mampu menuliskan gagasan pokok dan gagasan pendukung di setiap paragraf dari teks tersebut dalam bentuk peta pikiran dengan tepat. 4. Setelah membaca teks bacaan, siswa mampu menyampaikan gagasan pokok dan gagasan pendukung di setiap paragraf dari teks dengan tepat. 5. Setelah percobaan, siswa mampu sifat bunyi menyerap dengan benar.

203

6. Setelah percobaan, siswa mampu mengidentifikasi sifat bunyi meneyrap dengan benar. 7. Setelah melakukan eksplorasi, siswa mampu melakukan pengamatan tentang sifat bunyi menetrap dengan sistematis. 8. Setelah percobaan, siswa mampu menyajikan laporan tentang sifat bunyi menetrap dengan sistematis. E. MATERI PEMBELAJARAN . Gagasan pokok dan gagasan pendukung . Sifat bunyi meneyrap

F. PENDEKATAN DAN METODE PEMBELAJARAN  Pendekatan : Saintifik (mengamati, menanya, mengumpulkan informasi/ mencoba, mengasosiasi/ mengolah informasi, dan mengkomunikasikan)  Metode : Pembelajaran berbasis kearifan lokal gusjigang, tanya jawab, diskusi, bermain dagang, presentasi, demonstrasi

G. MEDIA DAN SUMBER BELAJAR a. Media

. Lingkungan kelas b. Sumber Belajar

1. Subekti, Ari. 2017. Buku Guru SD/MI Tematik Terpadu Kurikulum 2013 Edisi Revisi 2017 Tema Indahnya Kebersamaan. Jakarta: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.

2. Subekti, Ari. 2017. Buku Siswa SD/MI Tematik Terpadu Kurikulum 2013 Edisi Revisi 2017 Tema Indahnya Kebersamaan. Jakarta: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.

204

H. KEGIATAN PEMBELAJARAN

Kegiatan Deskripsi Kegiatan Alokasi Waktu Pendahuluan  Guru membuka pelajaran dengan menyapa siswa dan 15 menit menanyakan kabar mereka.  Guru meminta salah seorang siswa untuk memimpin doa.  Guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan disampaikan pada pertemuan tersebut.  Guru melakukan apersepsi sebagai awal komunikasi guru sebelum melaksanakan pembelajaran inti. Inti  Siswa diminta membaca sebuah teks bacaan yang 150 menit berjudul ―Komunitas di Kudus Mem[erkenalkan Permainan Tradisional‖  Siswa bertanya jawab dnegan guru terkait isi dari teks bacaan  Siswa berdiskusi untuk menentukan gagasan pokok dan gagasan pendukung sesuai dengan teks bacaan  Siswa menuliskan gagasan pokok dan gagasan pendukung dalam LKS secara berkelompok  Siswa menyampaikan hasil pembuatan peta pikiran terkait dnegan gagasan pokok dan gagasan pendukung  Siswa lain diminta untuk memberikan tanggapan  Guru mengajukan pertanyaan: - Apa yang kamu ketahui tentang sifat bunyi menyerap?  Siswa dibagi dalam beberapa kelompok kecil dan diminta berdiskusi untuk menjawab pertanyaan yang tersedia  Guru membimbing jalannya diskusi kelompok,

205

berjalan berkeliling dari kelompok satu ke kelompok lain untuk memastikan bahwa setiap anggota berpartisipasi aktif  Siswa menuliskan ahsil pengamatan tentang sifat bunyi memantul di lingkungan kelas  Siswa menyampaikan hasil pengamatan tentang sifat bunyi memantul di lingkungan kelas Penutup  Siswa barsama-sama guru membuat rangkuman/ 45 menit simpulan dari kegiatan hari itu.  Guru mengajak siswa bertanya jawab mengenai hal yang mereka pelajari pada hari tersebut, bagian yang sudah mereka pahami dengan baik, bagian yang belum dipahami, serta hal apa yang mereka ingin ketahui lebih lanjut  Guru meminta salah seorang siswa untuk memimpin doa.  Pembelajaran diakhiri dan guru mengucapkan salam

206

I. PENILAIAN

1. Teknik Penilaian a. Tes b. Nontes 2. Jenis Penilaian a. Tes : Tertulis (Posttest) b. Nontes : Unjuk Kerja 3 .Bentuk Penilaian a. Tes : Pilihan ganda dan isian singkat b. Nontes : Rubrik

Mengetahui, Kudus,

Kepala Sekolah Peneliti

Salim, S.Ag., M.Pd. Ema Rahma Febriani NIP. 19690217 200604 1 009 NIM. 0103516103

207

BAHAN AJAR KELAS EKSPERIMEN KUDUS KOTAKU Suluk Peninggalan para wali dan ulama Peninggalan para wali dan ulama Kudus kotaku kota Kudus Kota wali kota santri indah bagus Menara yang tinggi ada di tengah-tengah kota Peninggalan para wali dan ulama Jika kita lihat dari sudut kota Alangkah indahnya gunung Muria Jika dilihat dari atas gunung Muria Alangkah indahnya orang membuat gula Mulai pagi ayam berkokok terbitnya mentari Orang Kudus sudah bekerja Menggiling (membuat) rokok yang sudah terkenal di Nusantara Belum lagi ejnang Kudus yang sudah terkenal enak rasanya Belum (lagi) sotonya Lentog Tanujungnya Garang asemnya Dan lain sebagainya

208

Lampiran 5 BAHAN AJAR

KUDUS KOTA SANTRI

Mengingat kota Kudus, membawa kita kepada suasana yang rindang dan tenang, tetapi bukan berarti kota Ku dus tanpa dinamika. Kudus merupakan daerah industri dan perdagangan, dimana sektor ini mampu menyerap banyak tenaga kerja. Jiwa dan semangat wirausaha masyarakat diakui ulet, semboyan jigang

(ngaji dagang) yang dimiliki masyarakat Kudus mengungkapkan karakter dimana di samping menjalankan usaha ekonomi juga mengutamakan mencari ilmu. Mengingat kembali sejarah kota Kudus tidak terlepas dari Sunan Kudus. Sunan kudus atau Syeh ja‘far adalah seorang senopati kerajaan Demak Bintaro, beliau juga seorang ahli hukum agama Islam. Karena keahlian dan ilmunya, maka Sunan Kudus diberi tugas memimpim para Jamaah Haji, sehingga mendapat gelar ―Amir Haji‖ yang artinya orang yang menguasai urusan para jamaah Haji. Beliau pernah menetap di Baitul Maqdis untuk belajar agama Islam. Ketika itu disana sedang berjangkit wabah penyakit, sehingga banyak orang yang mati. Berkat usaha Ja‘far Shodiq, wabah tersebut dapat diberantas. Atas jasa-jasanya, maka Amir di Palestina memberikan hadiah berupa ijazah wilayah, yaitu pemberian wewenang menguasai suatu daerah di Palestina. Pemberian wewenang tersebut tertulis pada batu yang ditulis dengan huruf arab kuno dan sekarang masih utuh terdapat di atas Mihrab Masjid Menara Kudus.

209

210

AYO MEMBACA

211

212

213

214

AYO MEMBACA PEMBAGIAN BUBUR ASYURO, TRADISI GOTONG ROYONG MASYARAKAT DI MENARA KUDUS

Ratusan porsi bubur asyuro dibagikan kepada warga yang tinggal di sekitar

kompleks Masjid Menara Kudus. Tradisi ini sudah ada sejak ratusan tahun selalu

dilestarikan setiap tanggal 9 Muharram atau bertepatan dengan prosesi buka

luwur Sunan Kudus. Biasanya, sejumlah kaum hawa sibuk dengan persoalan dapur. Mereka berkumpul di sbeuah rumah yang terletak di antara gang sempit di sekitar kompleks Menara Kudus. Puluhan kaum hawa itu berbagi tugas, ada yang menyiapkan bahan pangan yang akan diolah menjadi bubur. Ada juga yang setia di depan tungku, mereka bertugas memasak bubur. Sebagian di antaranya bertugas menyiapkan “wuwur” atau toping yang menjadi taburan bubur saat

dibagikan.

Bubur asyuro merupakan bubur yang dibuat dari sembilan bahan berbeda. Mulai

dari beras, pisang, kacang hijau, kacang tolo, kedelai. Selain itu ada juga bahan lainnya yaitu pisang, ubi jalar, ketela pohon, dan jagung. Semua bahan di masak dalam satu wajan. Prosesnyapun cukup panjang yaitu emmakan waktu hampir lima jam. Setelah bubur selesai dimasak, bubur dibagikan ke warga dari pintu ke pintu. Bubur diletakkan di atas daun pisang lengkap dengan wuwurnya. Sedangkan warga yang menerima biasanya langsung menyantapnya.

Pembagian bubur asyuro ini sudah terjadi ratusan tahun yang lalu dan \ mengandung makna filosofi yang mendalam, yang paling substansial yaitu

makna gotong royong. Sebab, proses pembuatan bubur dilakukan secara bersamaan oleh warga, kemudian hasil olahan bubur pun dibagikan untuk warga.

AYO MEMBACA

215

AYO MEMBACA

MASJID MENARA SAKSI TOLERANSI DI KUDUS Masjid Menara Kudus yang berlokasi di Kelurahan Kauman, Kecamatan Kota, Kabupaten

Kudus, Jawa Tengah telah menjadi saksi kerukunan antar umat beragama yang sudah berlangsung lama. Masjid ini didirikan oleh Sunan Kudus atau Ja’far Shadiq Azmatkhan pada tahun 956 H/ 1549 M. Sunan Kudus merupakan salah satu tokoh penyebar agama Islam yang tergabung dalam Wali Songo. Dia dikenal sebagai seorang ahli agama, terutama dalamdisiplin ilmu tauhid, hadits, dan fikih. Masjid Menara Kudus terlihat berbeda dengan penampakan masjid pada umumnya, yang paling mencolok adalah bangunan menara yang berdiri menjulang di sebelah tenggara masjid. Menara berkonstruksi susunan batubata merah itu bentuknya menyerupai bangunan candi khas Jawa Timur. Bahkan ada yang menyebut menara mirip dengan Bale Kalkul atau bangunan penyimpan kentongan di Bali. Ternyata, dibalik karakteristik Masjid Menara Kudus tersirat makna perwujudan sikap “tepa selira” atau tenggang rasa pada masa itu. Sunan Kudus dalam berdakwah lebih menekankan pada kearifan lokal dengan mengapresiasi terhadap budaya setempat dan berusaha menyesuaikan diri demi memasuki masa kejayaan Hindu-Budha. Kesohoran Sunan Kudus terletak pada kepiawaiannya dalam melakukan pribumisasi ajaran Islam di tengah masyarakat yang sudah punya budaya mapan. Dalam menyebarkan agama Islam, Sunan Kudus membaur dan melakukan pendekatan budaya. Salah satu nilai toleransi yang diajarkan oleh Sunan Kudus terhadap pengikutnya yaitu dengan melarang menyembelh sapi untuk dikonsumsi. Tak hanya itu, sapi juga ditempatkan di halaman masjid ketika itu. Langkah itu diharapkan bisa diikuti oleh seluruh pengikut Sunan Kudus lantaran sapi dianggap sebagai binatang suci bagi umat Hindu. Kebiasaan itu berlangsung hingga saat ini di Kudus, masyarakat Kudus lebih memilih menyantap daging kerbau.

216

217

218

AYO MEMBACA

TRADISI DANDANGAN DI KUDUS

Perayaan tradisi “Dandangan” merupakan sebuah tradisi di kota Kudus yang diadakan menjelang kedatangan bulan suci Ramadhan. Dandangan merupakan pasar malam yang diadakan di sekitar Menara Kudus, sepanjang jalan Sunan Kudus, dan meluas ke lokasi-lokasi sekitarnya. Pada tradisi dandangan ini diperdagangkan beraneka ragam kebutuhan rumah tangga mulai dari peralatan rumah tangga, pakaian, sepatu, sandal, hiasan keramik sampai dengan mainan anak-anak serta makanan dan minuman.

Tradisi ini sudah ada sejak 450 tahun yang lalu atau tepatnya zaman Sunan

Kudus, salah satu tokoh penyebar agama Islam di Jawa. Pada saat itu, setiap menjelang bulan puasa, ratusan santri Sunan Kudus berkumpul di Masjid Menara menunggu pengumuman dari Sang Guru tentang awal puasa. Para santri tidak hanya berasal dari kota Kudus, tetapi juga dari daerah sekitarnya. Para pedagang di Dandangan tidak hanya berasal dari Kudus, tetapi juga dari berbagai daerah sekitar Kudus, bahkan dari Jawa Barat dan Jawa Timur. Mereka biasanya berjualan mulai dua minggu sebelum puasa hingga malam hari menjelang puasa.

219

220

221

AYO MEMBACA

Jenang Kudus yang mirip dodol Garut, Jawa Barat, itu sudah menjadi oleh-oleh khas dari kota ini. Rasanya kenyal manis dengan berbagai aroma buah. Jenang ini biasanya dijual dalam potongan -potongan kecil, dibungkus kertas kaca, dan dimasukkan ke dalam kemasan dus. Jenang Mubarok, yang diproduksi PT Mubarokfood Cipta Delecia, merupakan cikal-bakal pembuat jenang di Kudus. Industri jenang ini pertama kali dirintis oleh pasangan suami-istri H

Mabruri dan Alawiyah pada 1910. Awalnya, Hj. Alawiyah membuat jenang hanya untuk camilan keluarga dan tidak diperjual belikan. Rupanya jenang buatan Hj. Alawiyah ini cocok di lidah kerabat maupun tetangga yang ada di kanan kiri rumahnya. bermula dari itu dan dibantu "promosi" dari mulut ke mulut jenang produksi Hj. Alawiyah kian dikenal khalayak ramai. Merek Mubarok lebih mudah dikenal oleh masyarakat. Arti dari merek itu adalah usaha yang dijalankan tidah hanya sekedar laku, namun juga membawa berkah. Akhirnya, sejak tahun 1980-an hingga sekarang, merek Mubarok dijadikan brand jenang hasil produksi generasi turun temurun ini. Dengan bahan baku tepung beras ketan, gula pasir, gula kelapa, santan kelapa, lemak nabati, dan penyedap halal dan bermutu tinggi, Jenang Mubarok dengan belasan jenis dan kemasan tersebut, kini merambah pasar Hongkong, Malaysia, Singapura, Brunei Darussalam, Thailand, Abu Dhabi, Arab Saudi, Jepang dan beberapa negara lain. Pembuatan jenang dilakukan secara tradisional di atas tungku dengan pengapian kayu bakar. Kini, Jenang Mubarok terus mengembangkan merek jenangnya, diantaranya Mabrur, Mubarok Viva, dan Sinar Tiga-Tiga dengan berbagai aroma rasa. Harga jualnya mulai Rp 5.500 sampai Rp 50 ribu satu boks.

Hilmy yang merupakan generasi ketiga mulai mengendalikan usaha keluarganya pada 1992. Proses pengolahan Jenang Mubarok sekarang menggunakan teknologi modern. Perusahaan ini memiliki 14 unit mesin mixer, mesin penggilingan tepung, mesin penggilingan kelapa, dan mesin pemeras kelapa. Bahkan dilengkapi pula dengan laboratorium. Produksi Mubarokfood sekarang mencapai 50 ton per bulan, dengan omzet penjualan sekitar Rp 500 juta. Jumlah ini mampu menguasai 50 persen pangsa pasar jenang di Indonesia.

222

AYO AMATI!

223

Pemantulan Bunyi Sebuah kelereng yang kita lempar ke dinding yang keras akan mengalami pemantulan, demikian juga dengan bunyi. Bunyi juga dapat memantul, jika dalam perambatannya dihalangi oleh benda yang permukaannya keras, seperti kayu, kaca, dinding, atau besi. Macam-Macam Bunyi Pantul 1. Gaung atau Kerdam Gaung atau kerdam terjadi karena bunyi dipantulkan oleh dinding yang jaraknya tidak jauh dari sumber bunyi. Hal itu menyebabkan datangnya bunyi pantul bersamaan dengan bunyi asli yang belum selesai terucapkan. Akibatnya, bunyi pantul mengganggu bunyi asli sehingga suara yang terdengar tidak jelas. 2. Gema Gema terjadi karena bunyi dipantulkan oleh dinding yang jaraknya jauh dari sumber bunyi. Hal itu menyebabkan datangnya bunyi pantul setelah bunyi asli selesai terucapkan. Jadi, bunyi pantul yang terdengar lengkap sesudah bunyi asli. Gema sering terjadi di gua-gua, lembahlembah, dan bukit-bukit yang jaraknya jauh serta permukaannya keras dan rapat. Selain itu, gema juga dapat dipergunakan untuk mengukur kedalaman jurang atau gua.

224

Komunitas di Kudus Memperkenalkan Permainan Tradisional AYO MEMBACA

Sejumlah pelajar yang tergabung Komunitas Kudus Mengajar mengenalkan beberapa permainan tradisional. Pengenalan dilakukan untuk memperingati Hari Anak Nasional. Pengelola Komunitas

Kudus Mengajar Brilian Kurniawan mengatakan, sejumlah permainan tradisional mulai tergusur kemajuan zaman. Karena itu, pada acara car free day di Alun-alun Kudus, mereka mengenalkan kembali permainan tradisional. “Egrang, dakon, terompah panjang, ular tangga, lompat tali karet, dan lainnya kami tampilkan.”

Brilian menuturkan, sebagian pelajar yang mencoba tidak mengetahui nama permainan tradisional tersebut. Menurutnya, mereka lebih mengenal permainan modern. Melihat kondisi itu, Komunitas

Kudus Mengajar mempertimbangkan untuk memasyarakatkan kembali permainan tradisional.

Terlebih, lanjut dia, permainan tradisional bisa menumbuhkan sikap gotong royong, kebersamaan, dan kepedulian terhadap sesama.

AYO AMATI! Penyerapan Bunyi Penyerapan Bunyi Bunyi juga dapat diserap. Benda-benda yang dapat menyerap bunyi adalah benda yang permukaannya lunak. Benda yang demikian disebut peredam bunyi, misalnya karpet, goni, kertas, kain, busa, dan wol. Benda-benda tersebut dapat digunakan untuk mencegah terjadinya gaung atau kerdam. Dinding dan langit-langit gedung pertemuan, studio rekaman, dan gedung bioskop dilapisi dengan bahan-bahan tersebut supaya tidak terjadi gaung atau kerdam.

Lampiran 6

SILABUS PEMBELAJARAN KELAS KONTROL Satuan Pendidikan : MI TBS KUDUS

Kelas : IV (Empat)

Tema/ Subtema : Indahnya Kebersamaan/ Keberagaman Budaya Bangsaku

Pembelajaran : 1

Alokasi Waktu : 1 Hari (6 JP x 35 menit)

A. Kompetensi Inti

1. Menerima dan menjalankan ajaran agama yang dianutnya. 2. Menunjukkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, santun, peduli dan percaya diri dalam berinteraksi dengan keluarga, teman, guru dan tetangga. 3. Memahami pengetahuan faktual dengan cara mengamati (mendengar, melihat, membaca) dan menanya berdasarkan rasa ingin tahu tentang dirinya, makhluk ciptaan Tuhan dan kegiatannya, dan benda-benda yang dijumpainya dirumah dan disekolah. 4. Menyajikan pengetahuan faktual dalam bahasa yang jelas, sistematis dan logis, dalam karya yang estetis, dalam gerakan

yang mencerminkan anak sehat, dan dalam tindakan yang mencerminkan perilaku anak beriman dan berakhlak mulia. 225

Penilaian: Mapel/ Alokasi Kompetensi Indikator Materi Kegiatan Pembelajaran Tehnik/ Jenis/ Sumber Belajar Waktu Dasar Bentuk Bahasa Bahasa Indonesia Gagasan  Siswa diajak berdiskusi Tes/ Tertulis/ 6 JP x 35 1. Bahan ajar Indonesia 3.1.1 Menyebutkan pokok dan Pilihan Ganda menit 2. Lingkungan 3.1 Mencermati gagasan tentang Keragaman Budaya gagasan pokok dan dan Isian pendukung Indonesia. Guru mengajukan kelas gagasan pokok (dalam gagasan pendukung dan gagasan pertanyaan pembuka, - siapa posttest) di setiap paragraf di antara kalian yang berasal pendukung yang dari teks dari suku Sunda, Suku Jawa, diperoleh dari 3.1.2 Mengidenti- teks lisan, tulis, Suku Minang, dan fikasi gagasan Non tes/ Unjuk atau visual. seterusnya. pokok dan gagasan kerja/ Rubrik 4.1 Menata  Siswa secara berpasangan pendukung di setiap informasi yang diminta untuk saling paragraf dari teks didapat dari teks menginformasikan tentang 4.1.1 Menuliskan berdasarkan asal suku mereka kepada gagasan pokok dan keterhubung-an teman di sebelahnya. gagasan pendukung antar gagasan ke  Siswa kemudian dibagi di setiap paragraf dalam kerangka menjadi beberapa kelompok dari teks dalam kecil yang terdiri dari 3-4 tulisan . 226

bentuk peta pikiran

Penilaian: Mapel/ Alokasi Kompetensi Indikator Materi Kegiatan Pembelajaran Tehnik/ Jenis/ Sumber Belajar Waktu Dasar Bentuk 4.1.2 Menyampai- siswa dalam setiap kan gagasan pokok kelompok. Siswa bisa dan gagasan diminta untuk menghitung 1 pendukung di setiap sampai 4 secara berurutan. paragraf dari teks Setiap siswa kemudian IPS IPS Keberagam- diminta untuk membentuk 3.2 Mengidentifi- an budaya 3.2.1 Menyebutkan kelompok berdasarkan kasi keragaman keragaman budaya, nomor urut yang sama. sosial, ekonomi, etnis, dan agama  Guru menyampaikan kepada budaya, etnis, dan dari teman-teman di siswa bahwa mereka akan agama di provinsi kelas sebagai mendapatkan beragam setempat sebagai identitas bangsa informasi tentang keragaman identitas bangsa Indonesia. budaya Indonesia dari teks Indonesia; serta 3.2.2 Mengidenti- bacaan yang akan dipelajari. hubungannya fikasi keragaman Siswa kemudian diajak dengan budaya, etnis, dan untuk mengamati gambar

karakteristik 227

Penilaian: Mapel/ Alokasi Kompetensi Indikator Materi Kegiatan Pembelajaran Tehnik/ Jenis/ Sumber Belajar Waktu Dasar Bentuk ruang. agama dari teman- keragaman budaya yang ada 4.2 Menyajikan teman di kelas di buku dan membaca hasil identifikasi sebagai identitas teksnya dalam hati. mengenai bangsa Indonesia.  Siswa kemudian diminta keragaman sosial, 4.2.1 Menuliskan untuk menuliskan nomor ekonomi, budaya, keragaman budaya, urut di sebelah kiri pada etnis, dan agama etnis, dan agama setiap paragraf. S di provinsi teman di kelas  Siswa dalam kelompok setempat sebagai sebagai identitas diminta berdiskusi untuk identitas bangsa bangsa Indonesia. menjawab pertanyaan Indonesia; serta 4.2.2 Menyampai- tentang isi dari paragraf satu. hubungannya kan keragaman  Setiap kelompok kemudian dengan budaya, etnis, dan diminta untuk membacakan karakteristik agama teman di hasil diskusi mereka di ruang. kelas sebagai depan kelompok yang lain.

identitas bangsa

228

Penilaian: Mapel/ Alokasi Kompetensi Indikator Materi Kegiatan Pembelajaran Tehnik/ Jenis/ Sumber Belajar Waktu Dasar Bentuk Indonesia. Siswa dari kelompok lain IPA IPA Sifat bunyi diminta untuk memberikan 3.6 Menerapkan 3.6.1 Menjelaskan masukan. Setiap siswa sifat-sifat bunyi cara menghasil-kan diminta mencatat masukan dan bunyi dari beragam dan komentar sebagai bahan keterkaitannya benda di sekitar untuk perbaikan dari hasil dengan indera 3.6.2 Mengiden- diskusi mereka. pendengaran. tifikasi cara  Setelah semua kelompok 4.6 Menyajikan menghasilkan bunyi selesai mengomunikasikan laporan hasil dari beragam benda hasil diskusi, guru percobaan tentang di sekitar memberikan penguatan sifat-sifat bunyi. 4.6.1 Melakukan tentang strategi dalam pengamatan tentang menemukan isi cerita yang cara menghasilkan biasa dinamakan gagasan

bunyi dari beragam . pokok/gagasan utama/ide benda di sekitar utama/ide pokok/ pokok

4.6.2 Menuliskan 229

Penilaian: Mapel/ Alokasi Kompetensi Indikator Materi Kegiatan Pembelajaran Tehnik/ Jenis/ Sumber Belajar Waktu Dasar Bentuk laporan tentang pikiran, dari suatu paragraf. cara menghasilkan  Siswa masih dalam bunyi dari beragam kelompok diminta untuk benda di sekitar menemukan gagasan pokok dan gagasan pendukung paragraf kedua.  Setiap kelompok kemudian mengomunikasikan hasilnya kepada kelompok lainnya. Guru dan siswa dari kelompok lain dapat saling memberikan masukan untuk mendapatkan jawaban yang tepat.  Siswa menuliskan setiap satu

gagasan di satu kolom di

230

Penilaian: Mapel/ Alokasi Kompetensi Indikator Materi Kegiatan Pembelajaran Tehnik/ Jenis/ Sumber Belajar Waktu Dasar Bentuk sekitar gagasan utama  Setiap siswa diminta untuk mencari informasi dengan cara mewawancarai paling sedikit 8 orang teman di kelas. Informasi yang harus dicari adalah tentang daerah asal dan ciri khas dari daerah tersebut.  Siswa menuliskan informasi pada tabel yang tersedia. Motivasi siswa untuk menemukan beragam suku yang berbeda dari teman- teman di kelas

231

Mengetahui, Kudus,

Kepala Sekolah Peneliti

Salim, S.Ag., M.Pd. Ema Rahma Febriani NIP. 19690217 200604 1 009 NIM. 0103516103

232

SILABUS PEMBELAJARAN KELAS KONTROL

Satuan Pendidikan : MI TBS KUDUS

Kelas : IV (Empat)

Tema/ Subtema : Indahnya Kebersamaan/ Keberagaman Budaya Bangsaku

Pembelajaran : 3

Alokasi Waktu : 1 Hari (6 JP x 35 menit)

A. Kompetensi Inti

1. Menerima dan menjalankan ajaran agama yang dianutnya. 2. Menunjukkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, santun, peduli dan percaya diri dalam berinteraksi dengan keluarga, teman, guru dan tetangga. 3. Memahami pengetahuan faktual dengan cara mengamati (mendengar, melihat, membaca) dan menanya berdasarkan rasa ingin tahu tentang dirinya, makhluk ciptaan Tuhan dan kegiatannya, dan benda-benda yang dijumpainya dirumah dan disekolah. Menyajikan pengetahuan faktual dalam bahasa yang jelas, sistematis dan logis, dalam karya yang estetis, dalam

gerakan yang mencerminkan anak sehat, dan dalam tindakan yang mencerminkan perilaku anak beriman dan berakhlak 233

mulia.

4. Penilaian: Mapel/ Kompetensi Tehnik/ Alokasi Sumber Indikator Materi Kegiatan Pembelajaran Dasar Jenis/ Waktu Belajar Bentuk Bahasa Indonesia Bahasa Indonesia Gagasan  Siswa diingatkan kembali pada Tes/ 6 JP x 35 1. Bahan ajar 3.1 Mencermati 3.1.1 Menyebutkan pokok dan Tertulis/ menit 2. Lingkungan gagasan pembelajaran sebelumnya tentang gagasan pokok dan gagasan pokok dan Pilihan pendukung kelas keragaman alat musik tradisional Ganda dan gagasan pendukung gagasan pendukung Indonesia. Isian (dalam yang diperoleh dari di setiap paragraf  Guru mengajukan pertanyaan sebagi posttest) teks lisan, tulis, atau dari teks kegiatan pembuka. - Bagaimana bunyi visual. 3.1.2 Mengidenti- dapat sampai ke telinga kita? 4.1 Menata informasi fikasi gagasan  Siswa dibagi menjadi tiga kelompok yang didapat dari teks pokok dan gagasan Non tes/ berdasarkan 3 jenis alat musik berdasarkan pendukung di setiap Unjuk kerja/ tradisional daerah yang mereka sukai. Rubrik keterhubungan antar paragraf dari teks Setiap kelompok akan melakukan 3 gagasan ke dalam 4.1.1 Menuliskan jenis percobaan yang berbeda tentang kerangka tulisan . gagasan pokok dan sifat bunyi merambat. gagasan pendukung  Siswa dalam kelompok diminta

di setiap paragraf

234

Penilaian: Mapel/ Kompetensi Tehnik/ Alokasi Sumber Indikator Materi Kegiatan Pembelajaran Dasar Jenis/ Waktu Belajar Bentuk dari teks dalam berdiskusi membuat pertanyaan bentuk peta pikiran tentang sifat bunyi merambat 4.1.2 Menyampai-  Siswa dalam kelompok kemudian kan gagasan pokok melakukan tiga jenis percobaan secara dan gagasan bergantian tentang sifat bunyi pendukung di setiap merambat berdasarkan instruksi yang paragraf dari teks ada di buku. IPA IPA Sifat bunyi  Siswa mengisi tabel yang tersedia 3.6 Menerapkan sifat- 3.6.3 Menjelaskan berdasarkan hasil percobaan. sifat bunyi dan sifat-sifat bunyi  Siswa masih dalam kelompok yang keterkaitannya merambat sama berdiskusi menjawab pertanyaan dengan indera 3.6.4 Mengidentifi- yang ada di buku berdasarkan hasil pendengaran. kasi sifat-sifat percobaan. 4.6 Menyajikan bunyi merambat  Siswa diingatkan kembali tentang laporan hasil 4.6.3 Melakukan gagasan pokok dan gagasan percobaan tentang pengamatan tentang

pendukung yang telah dipelajari pada 235

Penilaian: Mapel/ Kompetensi Tehnik/ Alokasi Sumber Indikator Materi Kegiatan Pembelajaran Dasar Jenis/ Waktu Belajar Bentuk sifat-sifat bunyi. sifat-sifat bunyi pembelajaran sebelumnya. merambat  Siswa membaca kembali teks berjudul 4.6.4 Menuliskan ―Sigap Membantu Sesama‖ yang

laporan tentang . terdapat pada pembelajaran sifat-sifat bunyi sebelumnya. merambat  Siswa menemukan gagasan pokok dan gagasan pendukung pada teks tersebut dan menuliskannya dalam peta pikiran yang tersedia.

Mengetahui, Kudus,

Kepala Sekolah Peneliti

Salim, S.Ag., M.Pd. Ema Rahma Febriani

NIP. 19690217 200604 1 009 NIM. 0103516103 236

SILABUS PEMBELAJARAN KELAS KONTROL

Satuan Pendidikan : MI TBS KUDUS

Kelas : IV (Empat)

Tema/ Subtema : Indahnya Kebersamaan/ Keberagaman dalam Keberagaman

Pembelajaran : 1

Alokasi Waktu : 1 Hari (6 JP x 35 menit)

A. Kompetensi Inti

1. Menerima dan menjalankan ajaran agama yang dianutnya. 2. Menunjukkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, santun, peduli dan percaya diri dalam berinteraksi dengan keluarga, teman, guru dan tetangga 3. Memahami pengetahuan faktual dengan cara mengamati dan menanya berdasarkan rasa ingin tahu tentang dirinya, makhluk ciptaan Tuhan dan kegiatannya, dan benda-benda yang dijumpainya di rumah, di sekolah, dan tempat bermain. 4. Menyajikan pengetahuan faktual dalam bahasa yang jelas, sistematis dan logis, dalam karya yang estetis, dalam gerakan

yang mencerminkan anak sehat, dan dalam tindakan yang mencerminkan perilaku anak beriman dan berakhlak mulia

237

Penilaian: Mapel/ Kompetensi Tehnik/ Alokasi Sumber Indikator Materi Kegiatan Pembelajaran Dasar Jenis/ Waktu Belajar Bentuk Bahasa Indonesia Bahasa Indonesia Gagasan  Siswa diingatkan kembali tentang Tes/ 6 JP x 35 1. Bahan ajar 3.1 Mencermati 3.1.1 Menyebutkan pokok dan Tertulis/ menit 2. Lingkungan gagasan keragaman budaya dan suku yang gagasan pokok dan gagasan pokok dan Pilihan pendukung kelas menjadi identitas bangsa Ganda dan gagasan pendukung gagasan pendukung Indonesia. Isian (dalam yang diperoleh dari di setiap paragraf  Guru mengajukan pertanyaan posttest) teks lisan, tulis, atau dari teks pembuka. - Siapa di antara visual. 3.1.2 Mengidenti- kalian yang beragama Islam? 4.1 Menata informasi fikasi gagasan Kristen Protestan? Katolik? yang didapat dari teks pokok dan gagasan Non tes/ Hindu? Budha? Kong Hu Chu? - berdasarkan pendukung di Unjuk kerja/ Bagaimana sikap kalian kepada Rubrik keterhubungan antar temanteman yang berbeda agama? gagasan ke dalam  Siswa diminta untuk saling kerangka tulisan . menginformasikan pengalaman

IPS IPS Keberagam- mereka saat berinteraksi dengan 3.2 Mengidentifi-kasi an budaya

3.2.3 Menyebutkan teman yang memiliki agama yang 238

keragaman sosial,

Penilaian: Mapel/ Kompetensi Tehnik/ Alokasi Sumber Indikator Materi Kegiatan Pembelajaran Dasar Jenis/ Waktu Belajar Bentuk ekonomi, budaya, pengalaman sikap berbeda dalam kelompok. etnis, dan agama di toleransi dan kerja  Siswa diingatkan kembali pada provinsi setempat sama antar teman pembelajaran sebelumnya tentang sebagai identitas berbeda agama sifat rambat bunyi. bangsa Indonesia; sebagai identitas  Guru mengajukan pertanyaan serta hubungannya bangsa Indonesia sebagai kegiatan pembuka. - dengan karakteristik 3.2.4 Mengidentifi- Bagaimana kita dapat mengetahui ruang. kasi pengalaman asal sumber bunyi? 4.2 Menyajikan hasil sikap toleransi dan  Siswa melakukan percobaan identifikasi mengenai kerja sama antar sederhana untuk membuktikan keragaman sosial, teman berbeda tentang sumber bunyi berdasarkan ekonomi, budaya, agama sebagai instruksi yang terdapat di buku. etnis, dan agama di identitas bangsa  Siswa kemudian menuliskan provinsi setempat Indonesia laporan tentang sumber bunyi

sebagai identitas 4.2.3 Menuliskan berdasarkan hasil percobaan 239

bangsa Indonesia; pengalaman sikap

Penilaian: Mapel/ Kompetensi Tehnik/ Alokasi Sumber Indikator Materi Kegiatan Pembelajaran Dasar Jenis/ Waktu Belajar Bentuk serta hubungannya toleransi dan kerja  Siswa diingatkan kembali tentang dengan karakteristik sama antar teman keragaman agama yang menjadi ruang. berbeda agama identitas bangsa Indonesia. sebagai identitas Perbedaan agama tersebut bangsa Indonesia menuntut para pemeluknya untuk 4.2.4 Menyampai- melaksanakan sikap toleransi, kan pengalam-an saling menghargai, dan tetap sikap toleransi dan bekerja sama guna menjaga kerja sama antar persatuan dan kesatuan NKRI. teman berbeda  Siswa membaca senyap teks agama sebagai tentang sikap toleransi dan kerja identitas bangsa sama antar pemeluk agama yang Indonesia berbeda  Siswa secara berpasangan atau IPA IPA Bunyi dalam kelompok kecil

3.6 Menerapkan sifat- 3.6.5 Menjelaskan 240

Penilaian: Mapel/ Kompetensi Tehnik/ Alokasi Sumber Indikator Materi Kegiatan Pembelajaran Dasar Jenis/ Waktu Belajar Bentuk sifat bunyi dan proses terjadinya mendiskusikan sikap yang bisa keterkaitannya bunyi dari sumber ditauladani dari isi cerita dengan indera bunyi hingga ke pendengaran. indera pendengaran 4.6 Menyajikan 3.6.6 Mengidenti- laporan hasil fikasi proses percobaan tentang terjadinya bunyi sifat-sifat bunyi. dari sumber bunyi hingga ke indera pendengaran

4.6.5 Melakukan . pengamatan tentang proses terjadinya bunyi dari sumber

bunyi hingga ke 241

indera pendengaran

Penilaian: Mapel/ Kompetensi Tehnik/ Alokasi Sumber Indikator Materi Kegiatan Pembelajaran Dasar Jenis/ Waktu Belajar Bentuk 4.6.6 Menuliskan laporan tentang proses terjadinya bunyi dari sumber bunyi hingga ke indera pendengaran

Mengetahui, Kudus,

Kepala Sekolah Peneliti

Salim, S.Ag., M.Pd. Ema Rahma Febriani

NIP. 19690217 200604 1 009 NIM. 0103516103 242

SILABUS PEMBELAJARAN KELAS KONTROL

Satuan Pendidikan : MI TBS KUDUS

Kelas : IV (Empat)

Tema/ Subtema : Indahnya Kebersamaan/ Keberagaman dalam Keberagaman

Pembelajaran : 3

Alokasi Waktu : 1 Hari (6 JP x 35 menit)

A. Kompetensi Inti

1. Menerima dan menjalankan ajaran agama yang dianutnya. 2. Menunjukkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, santun, peduli dan percaya diri dalam berinteraksi dengan keluarga, teman, guru dan tetangga. 3. Memahami pengetahuan faktual dengan cara mengamati (mendengar, melihat, membaca) dan menanya berdasarkan rasa ingin tahu tentang dirinya, makhluk ciptaan Tuhan dan kegiatannya, dan benda-benda yang dijumpainya dirumah dan disekolah.

4. Menyajikan pengetahuan faktual dalam bahasa yang jelas, sistematis dan logis, dalam karya yang estetis, dalam gerakan 243

yang mencerminkan anak sehat, dan dalam tindakan yang mencerminkan perilaku anak beriman dan berakhlak mulia.

Penilaian: Mapel/ Kompetensi Tehnik/ Alokasi Sumber Indikator Materi Kegiatan Pembelajaran Dasar Jenis/ Waktu Belajar Bentuk Bahasa Indonesia Bahasa Indonesia Gagasan  Siswa diingatkan kembali pada Tes/ 6 JP x 35 1. Bahan ajar 3.1 Mencermati 3.1.1 Menyebutkan pokok dan Tertulis/ menit 2. Lingkungan gagasan pembelajaran sebelumnya tentang gagasan pokok dan gagasan pokok dan Pilihan pendukung kelas proses terjadinya bunyi dari Ganda dan gagasan pendukung gagasan pendukung sumber bunyi hingga sampai ke Isian (dalam yang diperoleh dari di setiap paragraf indera pendengar. posttest) teks lisan, tulis, atau dari teks

 Guru mengajukan pertanyaan visual. 3.1.2 Mengidenti- sebagai kegiatan pembuka: - Apa 4.1 Menata informasi fikasi gagasan yang kamu ketahui tentang fungsi yang didapat dari teks pokok dan gagasan Non tes/ dari setiap alat/organ dari indera berdasarkan pendukung di setiap Unjuk kerja/ pendengaran? - Bagaimana cara Rubrik keterhubungan antar paragraf dari teks merawat telinga sebagai indera gagasan ke dalam 4.1.1 Menuliskan yang sangat penting bagi kita? kerangka tulisan . gagasan pokok dan  Siswa dibagi dalam beberapa gagasan pendukung kelompok kecil dan diminta di setiap paragraf berdiskusi untuk menjawab

dari teks dalam 244

Penilaian: Mapel/ Kompetensi Tehnik/ Alokasi Sumber Indikator Materi Kegiatan Pembelajaran Dasar Jenis/ Waktu Belajar Bentuk bentuk peta pikiran pertanyaan yang tersedia 4.1.2 Menyampai-  Guru membimbing jalannya kan gagasan pokok diskusi kelompok, berjalan dan gagasan berkeliling dari kelompok satu ke pendukung di setiap kelompok lain untuk memastikan paragraf dari teks bahwa setiap anggota IPA IPA Sifat bunyi berpartisipasi aktif 3.6 Menerapkan sifat- 3.6.7 Menjelaskan  Siswa bersama guru secara sifat bunyi dan proses fungsi sifat klasikal kemudian menyimpulkan keterkaitannya bunyi terkait telinga hasil diskusi tentang pentingnya dengan indera sebagai alat merawat indera pendengaran. pendengaran. pendengaran  Siswa mempraktikkan permainan 4.6 Menyajikan 3.6.8 Mengidenti- sumber bunyi di luar kelas. laporan hasil fikasi fungsi sifat Sebelumnya, guru meminta percobaan tentang bunyi terkait telinga mereka untuk membaca aturan

sifat-sifat bunyi. sebagai alat 245

Penilaian: Mapel/ Kompetensi Tehnik/ Alokasi Sumber Indikator Materi Kegiatan Pembelajaran Dasar Jenis/ Waktu Belajar Bentuk pendengaran main. Apabila telah siap, guru 4.6.7 Melakukan dapat mengajak siswa keluar untuk

pengamatan tentang bermain. . fungsi sifat bunyi  Mintalah siswa untuk menjawab terkait telinga pertanyaan yang ada pada buku sebagai alat pelajaran setelah bermain pendengaran kemudian membuat laporannya. 4.6.8 Menuliskan  Siswa diingatkan kembali tentang laporan tentang gagasan pokok dan gagasan fungsi sifat bunyi pendukung yang telah dipelajari terkait telinga pada pembelajaran sebelumnya. sebagai alat  Siswa membaca senyap teks pendengaran berjudul ―Tong Sampah Gotong Royong‖ yang terdapat pada

pembelajaran sebelumnya.

246

Penilaian: Mapel/ Kompetensi Tehnik/ Alokasi Sumber Indikator Materi Kegiatan Pembelajaran Dasar Jenis/ Waktu Belajar Bentuk  Siswa menemukan gagasan pokok dan gagasan pendukung pada teks tersebut dan menuliskannya dalam peta pikiran yang tersedia.

Mengetahui, Kudus,

Kepala Sekolah Peneliti

Salim, S.Ag., M.Pd. Ema Rahma Febriani NIP. 19690217 200604 1 009 NIM. 0103516103

247

SILABUS PEMBELAJARAN KELAS KONTROL

Satuan Pendidikan : MI TBS KUDUS

Kelas : IV (Empat)

Tema/ Subtema : Indahnya Kebersamaan/ Bersyukur Atas Keberagaman

Pembelajaran : 1

Alokasi Waktu : 1 Hari (6 JP x 35 menit)

A. Kompetensi Inti

1. Menerima dan menjalankan ajaran agama yang dianutnya. 2. Menunjukkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, santun, peduli dan percaya diri dalam berinteraksi dengan keluarga, teman, guru dan tetangga. 3. Memahami pengetahuan faktual dengan cara mengamati (mendengar, melihat, membaca) dan menanya berdasarkan rasa ingin tahu tentang dirinya, makhluk ciptaan Tuhan dan kegiatannya, dan benda-benda yang dijumpainya dirumah dan disekolah.

4. Menyajikan pengetahuan faktual dalam bahasa yang jelas, sistematis dan logis, dalam karya yang estetis, dalam gerakan 248

yang mencerminkan anak sehat, dan dalam tindakan yang mencerminkan perilaku anak beriman dan berakhlak mulia.

Penilaian: Mapel/ Kompetensi Tehnik/ Alokasi Sumber Indikator Materi Kegiatan Pembelajaran Dasar Jenis/ Waktu Belajar Bentuk Bahasa Indonesia Bahasa Indonesia Gagasan  Siswa diminta membaca sebuah Tes/ 6 JP x 35 1. Bahan ajar 3.3 Mencermati 3.2.1 Menjelaskan pokok dan Tertulis/ menit 2. Lingkungan gagasan teks bacaan yang ada di buku keterhubungan gagasan pokok dan Pilihan pendukung kelas siswa Ganda dan antargagasan yang gagasan pendukung  Siswa bertanya jawab dengan guru Isian (dalam didapat dari teks tiap paragraf dari terkait isi dari teks bacaan posttest) lisan, tulis, atau teks tulis  Siswa berdiskusi untuk visual. 3.2.2 Mengidenti- menentukan gagasan pokok dan fikasi gagasan gagasan pendukung sesuai dengan pokok dan gagasan Non tes/ teks bacaan pendukung di setiap Unjuk kerja/  Siswa menuliskan gagasan pokok Rubrik paragraf dari teks dan gagasan pendukung dalam 4.2.1 Menuliskan LKS secara berkelompok gagasan pokok dan  Siswa menyampaikan hasil gagasan pendukung pembuatan peta pikiran terkait 4.2 Menyajikan hasil di setiap paragraf dengan gagasan pokok dan

pengamatan dari teks dalam

249

Penilaian: Mapel/ Kompetensi Tehnik/ Alokasi Sumber Indikator Materi Kegiatan Pembelajaran Dasar Jenis/ Waktu Belajar Bentuk tentang bentuk peta pikiran gagasan pendukung keterhubungan 4.2.2 Menyampai-  Siswa lain diminta untuk antargagasan ke kan gagasan pokok memberikan tanggapan dalam tulisan. dan gagasan  Siswa bersama guru bertanya pendukung di setiap jawab tentang sifat bunyi paragraf dari teks memantul IPA IPA Sifat bunyi  Guru mengajukan pertanyaan 3.6 Menerapkan sifat- 3.6.9 Menjelaskan sebagai: - Apa yang kamu ketahui sifat bunyi dan sifat-sifat bunyi tentang memantul? keterkaitannya memantul  Siswa dibagi dalam beberapa dengan indera 3.6.10 Mengidenti- kelompok kecil dan diminta pendengaran. fikasi sifat bunyi berdiskusi untuk menjawab 4.6 Menyajikan memantul pertanyaan yang tersedia laporan hasil 4.6.9 Melakukan  Guru membimbing jalannya percobaan tentang pengamatan tentang diskusi kelompok, berjalan sifat-sifat bunyi. sifat-sifat bunyi

berkeliling dari kelompok satu ke 250

Penilaian: Mapel/ Kompetensi Tehnik/ Alokasi Sumber Indikator Materi Kegiatan Pembelajaran Dasar Jenis/ Waktu Belajar Bentuk memantul kelompok lain untuk memastikan 4.6.10 Menuliskan bahwa setiap anggota

laporan tentang berpartisipasi aktif . sifat bunyi  Siswa menuliskan hasil diskusi memantul tentang sifat bunyi memantul dan menyerap  Siswa menyampaikan hasil diskusi kelompoknya .

Mengetahui, Kudus,

Kepala Sekolah Peneliti

Salim, S.Ag., M.Pd. Ema Rahma Febriani

NIP. 19690217 200604 1 009 NIM. 0103516103 251

SILABUS PEMBELAJARAN KELAS KONTROL

Satuan Pendidikan : MI TBS KUDUS

Kelas : IV (Empat)

Tema/ Subtema : Indahnya Kebersamaan/ Bersyukur Atas Keberagaman

Pembelajaran : 3

Alokasi Waktu : 1 Hari (6 JP x 35 menit)

A. Kompetensi Inti

1. Menerima dan menjalankan ajaran agama yang dianutnya. 2. Menunjukkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, santun, peduli dan percaya diri dalam berinteraksi dengan keluarga, teman, guru dan tetangga. 3. Memahami pengetahuan faktual dengan cara mengamati (mendengar, melihat, membaca) dan menanya berdasarkan rasa ingin tahu tentang dirinya, makhluk ciptaan Tuhan dan kegiatannya, dan benda-benda yang dijumpainya dirumah dan disekolah.

4. Menyajikan pengetahuan faktual dalam bahasa yang jelas, sistematis dan logis, dalam karya yang estetis, dalam gerakan 252

yang mencerminkan anak sehat, dan dalam tindakan yang mencerminkan perilaku anak beriman dan berakhlak mulia.

Penilaian: Mapel/ Kompetensi Tehnik/ Alokasi Sumber Indikator Materi Kegiatan Pembelajaran Dasar Jenis/ Waktu Belajar Bentuk Bahasa Indonesia Bahasa Indonesia Gagasan  Siswa diminta membaca sebuah Tes/ 6 JP x 35 1. Bahan ajar 3.3 Mencermati 3.2.1 Menjelaskan pokok dan Tertulis/ menit 2. Lingkungan gagasan teks bacaan yang ada di buku keterhubungan gagasan pokok dan Pilihan pendukung kelas siswa Ganda dan antargagasan yang gagasan pendukung  Siswa bertanya jawab dengan guru Isian (dalam didapat dari teks tiap paragraf dari terkait isi dari teks bacaan posttest) lisan, tulis, atau teks tulis  Siswa berdiskusi untuk visual. 3.2.2 Mengidenti- menentukan gagasan pokok dan fikasi gagasan gagasan pendukung sesuai dengan pokok dan gagasan Non tes/ teks bacaan pendukung di setiap Unjuk kerja/  Siswa menuliskan gagasan pokok Rubrik paragraf dari teks dan gagasan pendukung dalam 4.2.1 Menuliskan LKS secara berkelompok gagasan pokok dan  Siswa menyampaikan hasil gagasan pendukung pembuatan peta pikiran terkait 4.2 Menyajikan hasil di setiap paragraf dengan gagasan pokok dan

pengamatan dari teks dalam

253

Penilaian: Mapel/ Kompetensi Tehnik/ Alokasi Sumber Indikator Materi Kegiatan Pembelajaran Dasar Jenis/ Waktu Belajar Bentuk tentang bentuk peta pikiran gagasan pendukung keterhubungan 4.2.2 Menyampai-  Siswa lain diminta untuk antargagasan ke kan gagasan pokok memberikan tanggapan dalam tulisan. dan gagasan  Siswa bersama guru bertanya pendukung di setiap jawab tentang sifat bunyi paragraf dari teks menyerap IPA IPA Sifat bunyi  Guru mengajukan pertanyaan 3.6 Menerapkan sifat- 3.6.11 Menjelas- sebagai: - Apa yang kamu ketahui sifat bunyi dan kan sifat bunyi tentang menyerap? keterkaitannya menyerap  Siswa dibagi dalam beberapa dengan indera 3.6.12 Mengidenti- kelompok kecil dan diminta pendengaran. fikasi sifat bunyi berdiskusi untuk menjawab menyerap pertanyaan yang tersedia 4.6.11 Melakukan  Guru membimbing jalannya pengamatan tentang diskusi kelompok, berjalan 4.6 Menyajikan sifat bunyi

berkeliling dari kelompok satu ke 254

Penilaian: Mapel/ Kompetensi Tehnik/ Alokasi Sumber Indikator Materi Kegiatan Pembelajaran Dasar Jenis/ Waktu Belajar Bentuk laporan hasil menyerap kelompok lain untuk memastikan percobaan tentang 4.6.12 Menuliskan bahwa setiap anggota sifat-sifat bunyi. laporan tentang berpartisipasi aktif sifat bunyi  Siswa menuliskan hasil diskusi menyerap tentang sifat bunyi menyerap

.  Siswa menyampaikan hasil diskusi kelompoknya .

Mengetahui, Kudus,

Kepala Sekolah Peneliti

Salim, S.Ag., M.Pd. Ema Rahma Febriani NIP. 19690217 200604 1 009 NIM. 0103516103

255

256

Lampiran 7 RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN KELAS KONTROL

Satuan Pendidikan : MI TBS Kudus

Kelas : IV (Empat)

Tema : Indahnya Kebersamaan

Sub Tema : 1. Keberagaman Budaya Bangsaku

Pembelajaran : 1

Alokasi Waktu : 6 x 35 menit

A. KOMPETENSI INTI (KI)

1. Menerima, menjalankan, dan menghargai ajaran agama yang dianutnya. 2. Menunjukkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, santun, peduli, dan percaya diri dalam berinteraksi dengan keluarga, teman, guru, dan tetangganya. 3. Memahami pengetahuan faktual dengan cara mengamati dan menanya berdasarkan rasa ingin tahu tentang dirinya, makhluk ciptaan Tuhan dan kegiatannya, dan benda-benda yang dijumpainya di rumah, di sekolah, dan tempat bermain. 4. Menyajikan pengetahuan faktual dalam bahasa yang jelas, sistematis dan logis, dalam karya yang estetis, dalam gerakan yang mencerminkan anak sehat, dan dalam tindakan yang mencerminkan perilaku anak beriman dan berakhlak mulia B. KOMPETENSI DASAR (KD) IPA 3.6 Menerapkan sifat-sifat bunyi dan keterkaitannya dengan indera pendengaran. 4.6 Menyajikan laporan hasil percobaan tentang sifat-sifat bunyi.

257

BAHASA INDONESIA 3.1 Mencermati gagasan pokok dan gagasan pendukung yang diperoleh dari teks lisan, tulis, atau visual. 4.1 Menata informasi yang didapat dari teks berdasarkan keterhubungan antar gagasan ke dalam kerangka tulisan. IPS 3.2 Mengidentifikasi keragaman sosial, ekonomi, budaya, etnis, dan agama di provinsi setempat sebagai identitas bangsa Indonesia; serta hubungannya dengan karakteristik ruang. 4.2 Menyajikan hasil identifikasi mengenai keragaman sosial, ekonomi, budaya, etnis, dan agama di provinsi setempat sebagai identitas bangsa Indonesia; serta hubungannya dengan karakteristik ruang. C. INDIKATOR PENCAPAIAN IPA 3.6.1 Menjelaskan cara menghasilkan bunyi dari beragam benda di sekitar 3.6.2 Mengidentifikasi cara menghasilkan bunyi dari beragam benda di sekitar 4.6.1 Melakukan pengamatan tentang cara menghasilkan bunyi dari beragam benda di sekitar 4.6.2 Menuliskan laporan tentang cara menghasilkan bunyi dari beragam benda di sekitar BAHASA INDONESIA 3.1.1 Menyebutkan gagasan pokok dan gagasan pendukung di setiap paragraf dari teks 3.1.2 Mengidentifikasi gagasan pokok dan gagasan pendukung di setiap paragraf dari teks 4.1.1 Menuliskan gagasan pokok dan gagasan pendukung di setiap paragraf dari teks dalam bentuk peta pikiran 4.1.2 Menyampaikan gagasan pokok dan gagasan pendukung di setiap paragraf dari teks IPS

258

3.2.1 Menyebutkan keragaman budaya, etnis, dan agama dari teman-teman di kelas sebagai identitas bangsa Indonesia. 3.2.2 Mengidentifikasi keragaman budaya, etnis, dan agama dari teman-teman di kelas sebagai identitas bangsa Indonesia. 4.2.1 Menuliskan keragaman budaya, etnis, dan agama teman di kelas sebagai identitas bangsa Indonesia. 4.2.2 Menyampaikan keragaman budaya, etnis, dan agama teman di kelas sebagai identitas bangsa Indonesia. D. TUJUAN PEMBELAJARAN 1. Setelah membaca teks tentang keragaman budaya, siswa mampu menyebutkan gagasan pokok dan gagasan pendukung di setiap paragraf dari teks tersebut dengan mandiri. 2. Setelah membaca teks tentang keragaman budaya, siswa mampu mengidentifikasi gagasan pokok dan gagasan pendukung di setiap paragraf dari teks tersebut dengan mandiri. 3. Setelah membaca teks tentang keragaman budaya, siswa mampu menuliskan gagasan pokok dan gagasan pendukung di setiap paragraf dari teks tersebut dalam bentuk peta pikiran dengan tepat. 4. Setelah membaca teks tentang keragaman budaya, siswa mampu menyampaikan gagasan pokok dan gagasan pendukung di setiap paragraf dari teks dengan tepat. 5. Setelah diskusi kelompok, siswa mampu menyebutkan keragaman budaya, etnis, dan agama dari teman-teman di kelas sebagai identitas bangsa Indonesia dengan lengkap. 6. Setelah diskusi kelompok, siswa mampu mengidentifikasi keragaman budaya, etnis, dan agama dari teman-teman di kelas sebagai identitas bangsa Indonesia dengan lengkap. 7. Setelah diskusi, siswa mampu menuliskan keragaman budaya, etnis, dan agama teman di kelas sebagai identitas bangsa Indonesia secara lisan dan tulisan dengan sistematis.

259

8. Setelah diskusi, siswa mampu mengomunikasikan keragaman budaya, etnis, dan agama teman di kelas sebagai identitas bangsa Indonesia secara lisan dan tulisan dengan sistematis. 9. Setelah eksplorasi, siswa mampu menjelaskan cara menghasilkan bunyi dari beragam benda di sekitar dengan lengkap. 10. Setelah eksplorasi, siswa mampu mengidentifikasi cara menghasilkan bunyi dari beragam benda di sekitar dengan lengkap. 11. Melalui kegiatan eksplorasi, siswa melakukan pengamatan tentang cara menghasilkan bunyi dari beragam benda di sekitar dengan sistematis. 12. Setelah eksplorasi dan diskusi, siswa mampu menuliskan laporan hasil pengamatan tentang cara menghasilkan bunyi dari beragam benda di sekitar dengan sistematis. E. MATERI PEMBELAJARAN . Gagasan pokok dan gagasan pendukung . Cara menghasilkan bunyi . Keragaman budaya F. PENDEKATAN DAN METODE PEMBELAJARAN  Pendekatan : Saintifik (mengamati, menanya, mengumpulkan informasi/ mencoba, mengasosiasi/ mengolah informasi, dan mengkomunikasikan)  Metode : Ceramah, tanya jawab, diskusi, pengamatan.

G. MEDIA DAN SUMBER BELAJAR a. Media

. Alat musik . Meja . Beragam benda di kelas b. Sumber Belajar

1. Subekti, Ari. 2017. Buku Guru SD/MI Tematik Terpadu Kurikulum 2013 Edisi Revisi 2017 Tema Indahnya Kebersamaan. Jakarta: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.

260

2. Subekti, Ari. 2017. Buku Siswa SD/MI Tematik Terpadu Kurikulum 2013 Edisi Revisi 2017 Tema Indahnya Kebersamaan. Jakarta: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.

H. KEGIATAN PEMBELAJARAN

Kegiatan Deskripsi Kegiatan Alokasi Waktu Pendahuluan  Guru membuka pelajaran dengan menyapa siswa dan 15 menit menanyakan kabar mereka.  Guru meminta salah seorang siswa untuk memimpin doa.  Guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan disampaikan pada pertemuan tersebut.  Guru melakukan apersepsi sebagai awal komunikasi guru sebelum melaksanakan pembelajaran inti. Inti  Siswa diajak berdiskusi tentang Keragaman Budaya 150 menit Indonesia. Guru mengajukan pertanyaan pembuka, - siapa di antara kalian yang berasal dari suku Sunda, Suku Jawa, Suku Minang, dan seterusnya.  Siswa secara berpasangan diminta untuk saling menginformasikan tentang asal suku mereka kepada teman di sebelahnya.  Siswa kemudian dibagi menjadi beberapa kelompok kecil yang terdiri dari 3-4 siswa dalam setiap kelompok. Siswa bisa diminta untuk menghitung 1 sampai 4 secara berurutan. Setiap siswa kemudian diminta untuk membentuk kelompok berdasarkan nomor urut yang sama.  Guru menyampaikan kepada siswa bahwa mereka akan mendapatkan beragam informasi tentang keragaman budaya Indonesia dari teks bacaan yang

261

akan dipelajari. Siswa kemudian diajak untuk mengamati gambar keragaman budaya yang ada di buku dan membaca teksnya dalam hati.  Siswa kemudian diminta untuk menuliskan nomor urut di sebelah kiri pada setiap paragraf.  Siswa dalam kelompok diminta berdiskusi untuk menjawab pertanyaan tentang isi dari paragraf satu.  Setiap kelompok kemudian diminta untuk membacakan hasil diskusi mereka di depan kelompok yang lain. Siswa dari kelompok lain diminta untuk memberikan masukan. Setiap siswa diminta mencatat masukan dan komentar sebagai bahan untuk perbaikan dari hasil diskusi mereka.  Setelah semua kelompok selesai mengomunikasikan hasil diskusi, guru memberikan penguatan tentang strategi dalam menemukan isi cerita yang biasa dinamakan gagasan pokok/gagasan utama/ide utama/ide pokok/ pokok pikiran, dari suatu paragraf.  Siswa masih dalam kelompok diminta untuk menemukan gagasan pokok dan gagasan pendukung paragraf kedua.  Setiap kelompok kemudian mengomunikasikan hasilnya kepada kelompok lainnya. Guru dan siswa dari kelompok lain dapat saling memberikan masukan untuk mendapatkan jawaban yang tepat.  Siswa menuliskan setiap satu gagasan di satu kolom di sekitar gagasan utama  Setiap siswa diminta untuk mencari informasi dengan cara mewawancarai paling sedikit 8 orang teman di kelas. Informasi yang harus dicari adalah

262

tentang daerah asal dan ciri khas dari daerah tersebut.  Siswa menuliskan informasi pada tabel yang tersedia. Motivasi siswa untuk menemukan beragam suku yang berbeda dari teman-teman di kelas  Siswa melakukan pengamatan dan percobaan terhadap beberapa benda yang ada di kelas  Siswa membunyikan benda tersebut dan menuliskan nama benda serta cara membunyikan benda tersebut  Siswa menuliskan hasil pengamatan dalam sebuah tabel di LKS  Siswa menyampaikan hasil pengamatannya di depan kelas  Siswa lain diminta untuk mengajukan pertanyaan dan memberi tanggapan Penutup  Siswa barsama-sama guru membuat rangkuman/ 46 Menit simpulan dari kegiatan hari itu.  Guru mengajak siswa bertanya jawab mengenai hal yang mereka pelajari pada hari tersebut, bagian yang sudah mereka pahami dengan baik, bagian yang belum dipahami, serta hal apa yang mereka ingin ketahui lebih lanjut  Guru meminta salah seorang siswa untuk memimpin doa.  Pembelajaran diakhiri dan guru mengucapkan salam

263

I. PENILAIAN

1. Teknik Penilaian a. Tes b. Nontes 2. Jenis Penilaian a. Tes : Tertulis (Posttest) b. Nontes : Unjuk Kerja 3. Bentuk Penilaian a. Tes : Pilihan ganda dan isian singkat b. Nontes : Rubrik

Mengetahui, Kudus,

Kepala Sekolah Peneliti

Salim, S.Ag., M.Pd. Ema Rahma Febriani NIP. 19690217 200604 1 009 NIM. 0103516103

264

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN KELAS KONTROL

Satuan Pendidikan : MI TBS Kudus

Kelas : IV (Empat)

Tema : Indahnya Kebersamaan

Sub Tema : 1. Keberagaman Budaya Bangsaku

Pembelajaran : 3

Alokasi Waktu : 6 x 35 menit

A. KOMPETENSI INTI (KI)

1. Menerima, menjalankan, dan menghargai ajaran agama yang dianutnya. 2. Menunjukkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, santun, peduli, dan percaya diri dalam berinteraksi dengan keluarga, teman, guru, dan tetangganya. 3. Memahami pengetahuan faktual dengan cara mengamati dan menanya berdasarkan rasa ingin tahu tentang dirinya, makhluk ciptaan Tuhan dan kegiatannya, dan benda-benda yang dijumpainya di rumah, di sekolah, dan tempat bermain. 4. Menyajikan pengetahuan faktual dalam bahasa yang jelas, sistematis dan logis, dalam karya yang estetis, dalam gerakan yang mencerminkan anak sehat, dan dalam tindakan yang mencerminkan perilaku anak beriman dan berakhlak mulia B. KOMPETENSI DASAR (KD) IPA 3.6 Menerapkan sifat-sifat bunyi dan keterkaitannya dengan indera pendengaran. 4.6 Menyajikan laporan hasil percobaan tentang sifat-sifat bunyi.

265

BAHASA INDONESIA 3.1 Mencermati gagasan pokok dan gagasan pendukung yang diperoleh dari teks lisan, tulis, atau visual. 4.1 Menata informasi yang didapat dari teks berdasarkan keterhubungan antar gagasan ke dalam kerangka tulisan. C. INDIKATOR PENCAPAIAN IPA 3.6.3 Menjelaskan sifat-sifat bunyi merambat 3.6.4 Mengidentifikasi sifat-sifat bunyi merambat 4.6.3 Melakukan pengamatan tentang sifat-sifat bunyi merambat 4.6.4 Menuliskan laporan tentang sifat-sifat bunyi merambat BAHASA INDONESIA 3.1.1 Menyebutkan gagasan pokok dan gagasan pendukung di setiap paragraf dari teks 3.1.2 Mengidentifikasi gagasan pokok dan gagasan pendukung di setiap paragraf dari teks 4.1.1 Menuliskan gagasan pokok dan gagasan pendukung di setiap paragraf dari teks dalam bentuk peta pikiran 4.1.2 Menyampaikan gagasan pokok dan gagasan pendukung di setiap paragraf dari teks D. TUJUAN PEMBELAJARAN 1. Setelah percobaan, siswa mampu menjelaskan sifat-sifat bunyi merambat dengan lengkap. 2. Setelah percobaan, siswa mampu mengidentifikasi sifat-sifat bunyi merambat dengan lengkap. 3. Setelah melakukan eksplorasi, siswa melakukan pengamatan tentang sifat- sifat bunyi merambat secara sistematis. 4. Setelah percobaan, siswa mampu menyajikan laporan tentang sifat-sifat bunyi merambat dengan sistematis.

266

5. Setelah membaca teks tentang keragaman budaya, siswa mampu menyebutkan gagasan pokok dan gagasan pendukung di setiap paragraf dari teks tersebut dengan mandiri. 6. Setelah membaca teks tentang keragaman budaya, siswa mampu mengidentifikasi gagasan pokok dan gagasan pendukung di setiap paragraf dari teks tersebut dengan mandiri. 7. Setelah membaca teks tentang keragaman budaya, siswa mampu menuliskan gagasan pokok dan gagasan pendukung di setiap paragraf dari teks tersebut dalam bentuk peta pikiran dengan tepat. 8. Setelah membaca teks tentang keragaman budaya, siswa mampu menyampaikan gagasan pokok dan gagasan pendukung di setiap paragraf dari teks dengan tepat. E. MATERI PEMBELAJARAN . Gagasan pokok dan gagasan pendukung . Sifat-sifat bunyi merambat

F. PENDEKATAN DAN METODE PEMBELAJARAN  Pendekatan : Saintifik (mengamati, menanya, mengumpulkan informasi/ mencoba, mengasosiasi/ mengolah informasi, dan mengkomunikasikan)  Metode : Ceramah, tanya jawab, diskusi, pengamatan.

G. MEDIA DAN SUMBER BELAJAR a. Media

. Selang plastik . Gelas plastik . Benang kasur . Paku . Air . Ember besar . Corong

267

b. Sumber Belajar

1. Subekti, Ari. 2017. Buku Guru SD/MI Tematik Terpadu Kurikulum 2013 Edisi Revisi 2017 Tema Indahnya Kebersamaan. Jakarta: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.

2. Subekti, Ari. 2017. Buku Siswa SD/MI Tematik Terpadu Kurikulum 2013 Edisi Revisi 2017 Tema Indahnya Kebersamaan. Jakarta: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.

H. KEGIATAN PEMBELAJARAN

Kegiatan Deskripsi Kegiatan Alokasi Waktu Pendahuluan  Guru membuka pelajaran dengan menyapa siswa dan 15 menit menanyakan kabar mereka.  Guru meminta salah seorang siswa untuk memimpin doa.  Guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan disampaikan pada pertemuan tersebut.  Guru melakukan apersepsi sebagai awal komunikasi guru sebelum melaksanakan pembelajaran inti. Inti  Siswa diingatkan kembali pada pembelajaran 150 menit sebelumnya tentang keragaman alat musik tradisional Indonesia.  Guru mengajukan pertanyaan sebagi kegiatan pembuka. - Bagaimana bunyi dapat sampai ke telinga kita?  Siswa dibagi menjadi tiga kelompok berdasarkan 3 jenis alat musik tradisional daerah yang mereka sukai. Setiap kelompok akan melakukan 3 jenis percobaan yang berbeda tentang sifat bunyi merambat.

268

 Siswa dalam kelompok diminta berdiskusi membuat pertanyaan tentang sifat bunyi merambat  Siswa dalam kelompok kemudian melakukan tiga jenis percobaan secara bergantian tentang sifat bunyi merambat berdasarkan instruksi yang ada di buku.  Siswa mengisi tabel yang tersedia berdasarkan hasil percobaan.  Siswa masih dalam kelompok yang sama berdiskusi menjawab pertanyaan yang ada di buku berdasarkan hasil percobaan.  Siswa diingatkan kembali tentang gagasan pokok dan gagasan pendukung yang telah dipelajari pada pembelajaran sebelumnya.  Siswa membaca kembali teks berjudul ―Sigap Membantu Sesama‖ yang terdapat pada pembelajaran sebelumnya.  Siswa menemukan gagasan pokok dan gagasan pendukung pada teks tersebut dan menuliskannya dalam peta pikiran yang tersedia. Penutup  Siswa barsama-sama guru membuat rangkuman/ 45 menit simpulan dari kegiatan hari itu.  Guru mengajak siswa bertanya jawab mengenai hal yang mereka pelajari pada hari tersebut, bagian yang sudah mereka pahami dengan baik, bagian yang belum dipahami, serta hal apa yang mereka ingin ketahui lebih lanjut  Guru meminta salah seorang siswa untuk memimpin doa.  Pembelajaran diakhiri dan guru mengucapkan salam

269

I. PENILAIAN

1. Teknik Penilaian a. Tes b. Nontes 2. Jenis Penilaian a. Tes : Tertulis (Posttest) b. Nontes : Unjuk Kerja 3. Bentuk Penilaian a. Tes : Pilihan ganda dan isian singkat b. Nontes : Rubrik

Mengetahui, Kudus,

Kepala Sekolah Peneliti

Salim, S.Ag., M.Pd. Ema Rahma Febriani NIP. 19690217 200604 1 009 NIM. 0103516103

270

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN KELAS KONTROL

Satuan Pendidikan : MI TBS Kudus

Kelas : IV (Empat)

Tema : Indahnya Kebersamaan

Sub Tema : 2. Kebersamaan dalam Keberagaman

Pembelajaran : 1

Alokasi Waktu : 6 x 35 menit

A. KOMPETENSI INTI (KI)

1. Menerima, menjalankan, dan menghargai ajaran agama yang dianutnya. 2. Menunjukkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, santun, peduli, dan percaya diri dalam berinteraksi dengan keluarga, teman, guru, dan tetangganya. 3. Memahami pengetahuan faktual dengan cara mengamati dan menanya berdasarkan rasa ingin tahu tentang dirinya, makhluk ciptaan Tuhan dan kegiatannya, dan benda-benda yang dijumpainya di rumah, di sekolah, dan tempat bermain. 4. Menyajikan pengetahuan faktual dalam bahasa yang jelas, sistematis dan logis, dalam karya yang estetis, dalam gerakan yang mencerminkan anak sehat, dan dalam tindakan yang mencerminkan perilaku anak beriman dan berakhlak mulia B. KOMPETENSI DASAR (KD) IPA 3.6 Menerapkan sifat-sifat bunyi dan keterkaitannya dengan indera pendengaran. 4.6 Menyajikan laporan hasil percobaan tentang sifat-sifat bunyi.

BAHASA INDONESIA 3.1 Mencermati gagasan pokok dan gagasan pendukung yang diperoleh dari teks lisan, tulis, atau visual.

271

4.1 Menata informasi yang didapat dari teks berdasarkan keterhubungan antar gagasan ke dalam kerangka tulisan. IPS 3.2 Mengidentifikasi keragaman sosial, ekonomi, budaya, etnis, dan agama di provinsi setempat sebagai identitas bangsa Indonesia; serta hubungannya dengan karakteristik ruang. 4.2 Menyajikan hasil identifikasi mengenai keragaman sosial, ekonomi, budaya, etnis, dan agama di provinsi setempat sebagai identitas bangsa Indonesia; serta hubungannya dengan karakteristik ruang. C. INDIKATOR PENCAPAIAN IPA 3.6.5 Menjelaskan proses terjadinya bunyi dari sumber bunyi hingga ke indera pendengaran 3.6.6 Mengidentifikasi proses terjadinya bunyi dari sumber bunyi hingga ke indera pendengaran 4.6.5 Melakukan pengamatan tentang proses terjadinya bunyi dari sumber bunyi hingga ke indera pendengaran 4.6.6 Menuliskan laporan tentang proses terjadinya bunyi dari sumber bunyi hingga ke indera pendengaran BAHASA INDONESIA 3.1.1 Menyebutkan gagasan pokok dan gagasan pendukung di setiap paragraf dari teks 3.1.2 Mengidentifikasi gagasan pokok dan gagasan pendukung di setiap paragraf dari teks 4.1.1 Menuliskan gagasan pokok dan gagasan pendukung di setiap paragraf dari teks dalam bentuk peta pikiran 4.1.2 Menyampaikan gagasan pokok dan gagasan pendukung di setiap paragraf dari teks IPS 3.2.3 Menyebutkan pengalaman sikap toleransi dan kerja sama antar teman berbeda agama sebagai identitas bangsa Indonesia

272

3.2.4 Mengidentifikasi pengalaman sikap toleransi dan kerja sama antar teman berbeda agama sebagai identitas bangsa Indonesia 4.2.3 Menuliskan pengalaman sikap toleransi dan kerja sama antar teman berbeda agama sebagai identitas bangsa Indonesia 4.2.4 Menyampaikan pengalaman sikap toleransi dan kerja sama antar teman berbeda agama sebagai identitas bangsa Indonesia D. TUJUAN PEMBELAJARAN 1. Setelah membaca teks tentang keragaman budaya, siswa mampu menyebutkan gagasan pokok dan gagasan pendukung di setiap paragraf dari teks tersebut dengan mandiri. 2. Setelah membaca teks tentang keragaman budaya, siswa mampu mengidentifikasi gagasan pokok dan gagasan pendukung di setiap paragraf dari teks tersebut dengan mandiri. 3. Setelah membaca teks tentang keragaman budaya, siswa mampu menuliskan gagasan pokok dan gagasan pendukung di setiap paragraf dari teks tersebut dalam bentuk peta pikiran dengan tepat. 4. Setelah membaca teks tentang keragaman budaya, siswa mampu menyampaikan gagasan pokok dan gagasan pendukung di setiap paragraf dari teks dengan tepat. 5. Setelah percobaan, siswa mampu menjelaskan proses terjadinya bunyi dari sumber bunyi hingga ke indera pendengaran dengan runtut. 6. Setelah percobaan, siswa mampu mengidentifikasi proses terjadinya bunyi dari sumber bunyi hingga ke indera pendengaran dengan runtut. 7. Setelah melakukan eksplorasi, siswa mampu melakukan pengamatan tentang proses terjadinya bunyi dari sumber bunyi hingga ke indera pendengaran dengan sistematis. 8. Setelah percobaan, siswa mampu menyajikan laporan tentang proses terjadinya bunyi dari sumber bunyi hingga ke indera pendengaran dengan sistematis. 9. Setelah melakukan kegiatan membaca dan diskusi, siswa mampu menyebutkan pengalaman sikap toleransi dan kerja sama antar teman berbeda agama sebagai identitas bangsa Indonesia dengan tepat

273

10. Setelah melakukan kegiatan membaca dan diskusi, siswa mampu mengidentifikasi pengalaman sikap toleransi dan kerja sama antar teman berbeda agama sebagai identitas bangsa Indonesia dengan tepat. 11. Setelah melakukan kegiatan membaca dan diskusi, siswa menuliskan pengalaman sikap toleransi dan kerja sama antar teman berbeda agama sebagai identitas bangsa Indonesia dengan benar. 12. Setelah melakukan kegiatan membaca dan diskusi, siswa menyampaikan pengalaman sikap toleransi dan kerja sama antar teman berbeda agama sebagai identitas bangsa Indonesia dengan benar. E. MATERI PEMBELAJARAN . Gagasan pokok dan gagasan pendukung . Cara menghasilkan bunyi . Keragaman budaya

F. PENDEKATAN DAN METODE PEMBELAJARAN  Pendekatan : Saintifik (mengamati, menanya, mengumpulkan informasi/ mencoba, mengasosiasi/ mengolah informasi, dan mengkomunikasikan)  Metode : Ceramah, tanya jawab, diskusi, pengamatan.

G. MEDIA DAN SUMBER BELAJAR a. Media

. Alat musik b. Sumber Belajar

1. Subekti, Ari. 2017. Buku Guru SD/MI Tematik Terpadu Kurikulum 2013 Edisi Revisi 2017 Tema Indahnya Kebersamaan. Jakarta: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.

2. Subekti, Ari. 2017. Buku Siswa SD/MI Tematik Terpadu Kurikulum 2013 Edisi Revisi 2017 Tema Indahnya Kebersamaan. Jakarta: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.

274

H. KEGIATAN PEMBELAJARAN

Kegiatan Deskripsi Kegiatan Alokasi Waktu Pendahuluan  Guru membuka pelajaran dengan menyapa siswa dan 15 menit menanyakan kabar mereka.  Guru meminta salah seorang siswa untuk memimpin doa.  Guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan disampaikan pada pertemuan tersebut.  Guru melakukan apersepsi sebagai awal komunikasi guru sebelum melaksanakan pembelajaran inti. Inti  Siswa diingatkan kembali tentang keragaman budaya 150 menit dan suku yang menjadi identitas bangsa Indonesia.  Guru mengajukan pertanyaan pembuka. - Siapa di antara kalian yang beragama Islam? Kristen Protestan? Katolik? Hindu? Budha? Kong Hu Chu? - Bagaimana sikap kalian kepada temanteman yang berbeda agama?  Siswa diminta untuk saling menginformasikan pengalaman mereka saat berinteraksi dengan teman yang memiliki agama yang berbeda dalam kelompok.  Siswa diingatkan kembali pada pembelajaran sebelumnya tentang sifat rambat bunyi.  Guru mengajukan pertanyaan sebagai kegiatan pembuka. - Bagaimana kita dapat mengetahui asal sumber bunyi?  Siswa melakukan percobaan sederhana untuk membuktikan tentang sumber bunyi berdasarkan instruksi yang terdapat di buku.

275

 Siswa kemudian menuliskan laporan tentang sumber bunyi berdasarkan hasil percobaan  Siswa diingatkan kembali tentang keragaman agama yang menjadi identitas bangsa Indonesia. Perbedaan agama tersebut menuntut para pemeluknya untuk melaksanakan sikap toleransi, saling menghargai, dan tetap bekerja sama guna menjaga persatuan dan kesatuan NKRI.  Siswa membaca senyap teks tentang sikap toleransi dan kerja sama antar pemeluk agama yang berbeda  Siswa secara berpasangan atau dalam kelompok kecil mendiskusikan sikap yang bisa ditauladani dari isi cerita Penutup  Siswa barsama-sama guru membuat rangkuman/ 45 me simpulan dari kegiatan hari itu. nit  Guru mengajak siswa bertanya jawab mengenai hal yang mereka pelajari pada hari tersebut, bagian yang sudah mereka pahami dengan baik, bagian yang belum dipahami, serta hal apa yang mereka ingin ketahui lebih lanjut  Guru meminta salah seorang siswa untuk memimpin doa.  Pembelajaran diakhiri dan guru mengucapkan salam

276

I. PENILAIAN

1.Teknik Penilaian a. Tes b. Nontes 2.Jenis Penilaian a. Tes : Tertulis (Posttest) b. Nontes : Unjuk Kerja 3.Bentuk Penilaian a. Tes : Pilihan ganda dan isian singkat b. Nontes : Rubrik

Mengetahui, Kudus,

Kepala Sekolah Peneliti

Salim, S.Ag., M.Pd. Ema Rahma Febriani NIP. 19690217 200604 1 009 NIM. 0103516103

277

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN KELAS KONTROL

Satuan Pendidikan : MI TBS Kudus

Kelas : IV (Empat)

Tema : Indahnya Kebersamaan

Sub Tema : 2. Kebersamaan dalam Keberagaman

Pembelajaran : 3

Alokasi Waktu : 6 x 35 menit

A. KOMPETENSI INTI (KI)

1. Menerima, menjalankan, dan menghargai ajaran agama yang dianutnya. 2. Menunjukkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, santun, peduli, dan percaya diri dalam berinteraksi dengan keluarga, teman, guru, dan tetangganya. 3. Memahami pengetahuan faktual dengan cara mengamati dan menanya berdasarkan rasa ingin tahu tentang dirinya, makhluk ciptaan Tuhan dan kegiatannya, dan benda-benda yang dijumpainya di rumah, di sekolah, dan tempat bermain. 4. Menyajikan pengetahuan faktual dalam bahasa yang jelas, sistematis dan logis, dalam karya yang estetis, dalam gerakan yang mencerminkan anak sehat, dan dalam tindakan yang mencerminkan perilaku anak beriman dan berakhlak mulia B. KOMPETENSI DASAR (KD) IPA 3.6 Menerapkan sifat-sifat bunyi dan keterkaitannya dengan indera pendengaran. 4.6 Menyajikan laporan hasil percobaan tentang sifat-sifat bunyi.

278

BAHASA INDONESIA 3.1 Mencermati gagasan pokok dan gagasan pendukung yang diperoleh dari teks lisan, tulis, atau visual. 4.1 Menata informasi yang didapat dari teks berdasarkan keterhubungan antar gagasan ke dalam kerangka tulisan. C. INDIKATOR PENCAPAIAN IPA 3.6.7 Menjelaskan proses fungsi sifat bunyi terkait telinga sebagai alat pendengaran 3.6.8 Mengidentifikasi fungsi sifat bunyi terkait telinga sebagai alat pendengaran 4.6.7 Melakukan pengamatan tentang fungsi sifat bunyi terkait telinga sebagai alat pendengaran 4.6.8 Menuliskan laporan tentang fungsi sifat bunyi terkait telinga sebagai alat pendengaran BAHASA INDONESIA 3.1.1 Menyebutkan gagasan pokok dan gagasan pendukung di setiap paragraf dari teks 3.1.2 Mengidentifikasi gagasan pokok dan gagasan pendukung di setiap paragraf dari teks 4.1.1 Menuliskan gagasan pokok dan gagasan pendukung di setiap paragraf dari teks dalam bentuk peta pikiran 4.1.2 Menyampaikan gagasan pokok dan gagasan pendukung di setiap paragraf dari teks D. TUJUAN PEMBELAJARAN 1. Setelah membaca teks tentang keragaman budaya, siswa mampu menyebutkan gagasan pokok dan gagasan pendukung di setiap paragraf dari teks tersebut dengan mandiri. 2. Setelah membaca teks tentang keragaman budaya, siswa mampu mengidentifikasi gagasan pokok dan gagasan pendukung di setiap paragraf dari teks tersebut dengan mandiri.

279

3. Setelah membaca teks tentang keragaman budaya, siswa mampu menuliskan gagasan pokok dan gagasan pendukung di setiap paragraf dari teks tersebut dalam bentuk peta pikiran dengan tepat. 4. Setelah membaca teks tentang keragaman budaya, siswa mampu menyampaikan gagasan pokok dan gagasan pendukung di setiap paragraf dari teks dengan tepat. 5. Setelah percobaan, siswa mampu menjelaskan fungsi sifat bunyi terkait telinga sebagai alat pendengaran dengan runtut. 6. Setelah percobaan, siswa mampu mengidentifikasi fungsi sifat bunyi terkait telinga sebagai alat pendengaran dengan runtut. 7. Setelah melakukan eksplorasi, siswa mampu melakukan pengamatan tentang fungsi sifat bunyi terkait telinga sebagai alat pendengaran dengan sistematis. 8. Setelah percobaan, siswa mampu menyajikan laporan tentang fungsi sifat bunyi terkait telinga sebagai alat pendengaran dengan sistematis. E. MATERI PEMBELAJARAN . Gagasan pokok dan gagasan pendukung . Fungsi sifat bunyi

F. PENDEKATAN DAN METODE PEMBELAJARAN  Pendekatan : Saintifik (mengamati, menanya, mengumpulkan informasi/ mencoba, mengasosiasi/ mengolah informasi, dan mengkomunikasikan)  Metode : Ceramah, tanya jawab, diskusi, pengamatan.

G. MEDIA DAN SUMBER BELAJAR a. Media

. Alat musik b. Sumber Belajar

280

1. Subekti, Ari. 2017. Buku Guru SD/MI Tematik Terpadu Kurikulum 2013 Edisi Revisi 2017 Tema Indahnya Kebersamaan. Jakarta: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.

2. Subekti, Ari. 2017. Buku Siswa SD/MI Tematik Terpadu Kurikulum 2013 Edisi Revisi 2017 Tema Indahnya Kebersamaan. Jakarta: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.

H. KEGIATAN PEMBELAJARAN

Kegiatan Deskripsi Kegiatan Alokasi Waktu Pendahuluan  Guru membuka pelajaran dengan menyapa siswa dan 15 menit menanyakan kabar mereka.  Guru meminta salah seorang siswa untuk memimpin doa.  Guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan disampaikan pada pertemuan tersebut.  Guru melakukan apersepsi sebagai awal komunikasi guru sebelum melaksanakan pembelajaran inti. Inti  Siswa diingatkan kembali pada pembelajaran 150 menit sebelumnya tentang proses terjadinya bunyi dari sumber bunyi hingga sampai ke indera pendengar.  Guru mengajukan pertanyaan sebagai kegiatan pembuka: - Apa yang kamu ketahui tentang fungsi dari setiap alat/organ dari indera pendengaran? - Bagaimana cara merawat telinga sebagai indera yang sangat penting bagi kita?  Siswa dibagi dalam beberapa kelompok kecil dan diminta berdiskusi untuk menjawab pertanyaan yang tersedia  Guru membimbing jalannya diskusi kelompok,

281

berjalan berkeliling dari kelompok satu ke kelompok lain untuk memastikan bahwa setiap anggota berpartisipasi aktif  Siswa bersama guru secara klasikal kemudian menyimpulkan hasil diskusi tentang pentingnya merawat indera pendengaran.  Siswa mempraktikkan permainan sumber bunyi di luar kelas. Sebelumnya, guru meminta mereka untuk membaca aturan main. Apabila telah siap, guru dapat mengajak siswa keluar untuk bermain.  Mintalah siswa untuk menjawab pertanyaan yang ada pada buku pelajaran setelah bermain kemudian membuat laporannya.  Siswa diingatkan kembali tentang gagasan pokok dan gagasan pendukung yang telah dipelajari pada pembelajaran sebelumnya.  Siswa membaca senyap teks berjudul ―Tong Sampah Gotong Royong‖ yang terdapat pada pembelajaran sebelumnya.  Siswa menemukan gagasan pokok dan gagasan pendukung pada teks tersebut dan menuliskannya dalam peta pikiran yang tersedia. Penutup  Siswa barsama-sama guru membuat rangkuman/ 45 menit simpulan dari kegiatan hari itu.  Guru mengajak siswa bertanya jawab mengenai hal yang mereka pelajari pada hari tersebut, bagian yang sudah mereka pahami dengan baik, bagian yang belum dipahami, serta hal apa yang mereka ingin ketahui lebih lanjut  Guru meminta salah seorang siswa untuk memimpin

282

doa.  Pembelajaran diakhiri dan guru mengucapkan salam

I. PENILAIAN

1.Teknik Penilaian a. Tes b. Nontes 2.Jenis Penilaian a. Tes : Tertulis (Posttest) b. Nontes : Unjuk Kerja 3.Bentuk Penilaian a. Tes : Pilihan ganda dan isian singkat b. Nontes : Rubrik

Mengetahui, Kudus,

Kepala Sekolah Peneliti

Salim, S.Ag., M.Pd. Ema Rahma Febriani NIP. 19690217 200604 1 009 NIM. 0103516103

283

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

KELAS KONTROL

Satuan Pendidikan : MI TBS Kudus

Kelas : IV (Empat)

Tema : Indahnya Kebersamaan

Sub Tema : 3. Bersyukur Atas Keberagaman

Pembelajaran : 1

Alokasi Waktu : 6 x 35 menit

A KOMPETENSI INTI (KI)

1. Menerima, menjalankan, dan menghargai ajaran agama yang dianutnya. 2. Menunjukkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, santun, peduli, dan percaya diri dalam berinteraksi dengan keluarga, teman, guru, dan tetangganya. 3. Memahami pengetahuan faktual dengan cara mengamati dan menanya berdasarkan rasa ingin tahu tentang dirinya, makhluk ciptaan Tuhan dan kegiatannya, dan benda-benda yang dijumpainya di rumah, di sekolah, dan tempat bermain. 4. Menyajikan pengetahuan faktual dalam bahasa yang jelas, sistematis dan logis, dalam karya yang estetis, dalam gerakan yang mencerminkan anak sehat, dan dalam tindakan yang mencerminkan perilaku anak beriman dan berakhlak mulia B. KOMPETENSI DASAR (KD) IPA 3.7 Menerapkan sifat-sifat bunyi dan keterkaitannya dengan indera pendengaran. 4. 6 Menyajikan laporan hasil percobaan tentang sifat-sifat bunyi.

284

BAHASA INDONESIA 3.3 Mencermati keterhubungan antargagasan yang didapat dari teks lisan, tulis, atau visual. 4.3 Menyajikan hasil pengamatan tentang keterhubungan antargagasan ke dalam tulisan. C. INDIKATOR PENCAPAIAN IPA 3.6.9 Menjelaskan sifat-sifat bunyi memantul 3.6.10 Mengidenti-fikasi sifat bunyi memantul 4.6.9 Melakukan pengamatan tentang sifat-sifat bunyi memantul 4.6.10 Menuliskan laporan tentang sifat bunyi memantul BAHASA INDONESIA 3.3.1 Menjelaskan gagasan pokok dan gagasan pendukung tiap paragraf dari teks tulis 3.3.2 Mengidenti-fikasi gagasan pokok dan gagasan pendukung di setiap paragraf dari teks 4.3.1 Menuliskan gagasan pokok dan gagasan pendukung di setiap paragraf dari teks dalam bentuk peta pikiran 4.3.2 Menyampai-kan gagasan pokok dan gagasan pendukung di setiap paragraf dari teks D. TUJUAN PEMBELAJARAN 1. Setelah membaca teks bacaan, siswa mampu menyebutkan gagasan pokok dan gagasan pendukung di setiap paragraf dari teks tersebut dengan mandiri. 2. Setelah membaca teks bacaan, siswa mampu mengidentifikasi gagasan pokok dan gagasan pendukung di setiap paragraf dari teks tersebut dengan mandiri. 3. Setelah membaca teks bacaan, siswa mampu menuliskan gagasan pokok dan gagasan pendukung di setiap paragraf dari teks tersebut dalam bentuk peta pikiran dengan tepat. 4. Setelah membaca teks bacaan, siswa mampu menyampaikan gagasan pokok dan gagasan pendukung di setiap paragraf dari teks dengan tepat. 5. Setelah percobaan, siswa mampu sifat bunyi memantul dengan benar.

285

6. Setelah percobaan, siswa mampu mengidentifikasi sifat bunyi memantul dengan benar. 7. Setelah melakukan eksplorasi, siswa mampu melakukan pengamatan tentang sifat bunyi memantul dengan sistematis. 8. Setelah percobaan, siswa mampu menyajikan laporan tentang sifat bunyi memantul dengan sistematis. E. MATERI PEMBELAJARAN . Gagasan pokok dan gagasan pendukung . Sifat bunyi memantul

F. PENDEKATAN DAN METODE PEMBELAJARAN  Pendekatan : Saintifik (mengamati, menanya, mengumpulkan informasi/ mencoba, mengasosiasi/ mengolah informasi, dan mengkomunikasikan)  Metode : Tanya jawab, diskusi, presentasi, demonstrasi

G. MEDIA DAN SUMBER BELAJAR a. Media

. Lingkungan kelas b. Sumber Belajar

1. Subekti, Ari. 2017. Buku Guru SD/MI Tematik Terpadu Kurikulum 2013 Edisi Revisi 2017 Tema Indahnya Kebersamaan. Jakarta: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.

2. Subekti, Ari. 2017. Buku Siswa SD/MI Tematik Terpadu Kurikulum 2013 Edisi Revisi 2017 Tema Indahnya Kebersamaan. Jakarta: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.

H. KEGIATAN PEMBELAJARAN

Kegiatan Deskripsi Kegiatan Alokasi Waktu Pendahuluan  Guru membuka pelajaran dengan menyapa siswa dan 15 menit

286

menanyakan kabar mereka.  Guru meminta salah seorang siswa untuk memimpin doa.  Guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan disampaikan pada pertemuan tersebut.  Guru melakukan apersepsi sebagai awal komunikasi guru sebelum melaksanakan pembelajaran inti. Inti  Siswa diminta membaca sebuah teks bacaan yang 150 menit ada dalam buku siswa  Siswa bertanya jawab dnegan guru terkait isi dari teks bacaan  Siswa berdiskusi untuk menentukan gagasan pokok dan gagasan pendukung sesuai dengan teks bacaan  Siswa menuliskan gagasan pokok dan gagasan pendukung dalam LKS secara berkelompok  Siswa menyampaikan hasil pembuatan peta pikiran terkait dnegan gagasan pokok dan gagasan pendukung  Siswa lain diminta untuk memberikan tanggapan.  Guru mengajukan pertanyaan: - Apa yang kamu ketahui tentang sifat bunyi memantul?  Siswa dibagi dalam beberapa kelompok kecil dan diminta berdiskusi untuk menjawab pertanyaan yang tersedia  Guru membimbing jalannya diskusi kelompok, berjalan berkeliling dari kelompok satu ke kelompok lain untuk memastikan bahwa setiap anggota berpartisipasi aktif  Siswa menuliskan hasil pengamatan tentang sifat bunyi memantul di lingkungan kelas

287

 Siswa menyampaikan hasil pengamatan tentang sifat bunyi memantul di lingkungan kelas Penutup  Siswa barsama-sama guru membuat rangkuman/ 45 menit simpulan dari kegiatan hari itu.  Guru mengajak siswa bertanya jawab mengenai hal yang mereka pelajari pada hari tersebut, bagian yang sudah mereka pahami dengan baik, bagian yang belum dipahami, serta hal apa yang mereka ingin ketahui lebih lanjut  Guru meminta salah seorang siswa untuk memimpin doa.  Pembelajaran diakhiri dan guru mengucapkan salam

I. PENILAIAN

1. Teknik Penilaian a. Tes b. Nontes

2. Jenis Penilaian a. Tes : Tertulis (Posttest) b. Nontes : Unjuk Kerja

3 .Bentuk Penilaian a. Tes : Pilihan ganda dan isian singkat b. Nontes : Rubrik

Mengetahui, Kudus,

Kepala Sekolah Peneliti

Salim, S.Ag., M.Pd. Ema Rahma Febriani NIP. 19690217 200604 1 009 NIM. 0103516103

288

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN KELAS KONTROL

Satuan Pendidikan : MI TBS Kudus

Kelas : IV (Empat)

Tema : Indahnya Kebersamaan

Sub Tema : 3. Bersyukur Atas Keberagaman

Pembelajaran : 3

Alokasi Waktu : 6 x 35 menit

A KOMPETENSI INTI (KI)

1. Menerima, menjalankan, dan menghargai ajaran agama yang dianutnya. 2. Menunjukkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, santun, peduli, dan percaya diri dalam berinteraksi dengan keluarga, teman, guru, dan tetangganya. 3. Memahami pengetahuan faktual dengan cara mengamati dan menanya berdasarkan rasa ingin tahu tentang dirinya, makhluk ciptaan Tuhan dan kegiatannya, dan benda-benda yang dijumpainya di rumah, di sekolah, dan tempat bermain. 4. Menyajikan pengetahuan faktual dalam bahasa yang jelas, sistematis dan logis, dalam karya yang estetis, dalam gerakan yang mencerminkan anak sehat, dan dalam tindakan yang mencerminkan perilaku anak beriman dan berakhlak mulia B. KOMPETENSI DASAR (KD) IPA 3.6 Menerapkan sifat-sifat bunyi dan keterkaitannya dengan indera pendengaran. 4.6 Menyajikan laporan hasil percobaan tentang sifat-sifat bunyi.

BAHASA INDONESIA 3.3 Mencermati keterhubungan antargagasan yang didapat dari teks lisan, tulis, atau visual.

289

4.3 Menyajikan hasil pengamatan tentang keterhubungan antargagasan ke dalam tulisan. C. INDIKATOR PENCAPAIAN IPA 3.6.11 Menjelaskan sifat-sifat bunyi menyerap 3.6.12 Mengidentifikasi sifat bunyi menyerap 4.6.11 Melakukan pengamatan tentang sifat-sifat bunyi menyerap 4.6.12 Menuliskan laporan tentang sifat bunyi menyerap BAHASA INDONESIA 3.3.1 Menjelaskan gagasan pokok dan gagasan pendukung tiap paragraf dari teks tulis 3.3.2 Mengidenti-fikasi gagasan pokok dan gagasan pendukung di setiap paragraf dari teks 4.3.1 Menuliskan gagasan pokok dan gagasan pendukung di setiap paragraf dari teks dalam bentuk peta pikiran 4.3.2 Menyampai-kan gagasan pokok dan gagasan pendukung di setiap paragraf dari teks D. TUJUAN PEMBELAJARAN 1. Setelah membaca teks bacaan, siswa mampu menyebutkan gagasan pokok dan gagasan pendukung di setiap paragraf dari teks tersebut dengan mandiri. 2. Setelah membaca teks bacaan, siswa mampu mengidentifikasi gagasan pokok dan gagasan pendukung di setiap paragraf dari teks tersebut dengan mandiri. 3. Setelah membaca teks bacaan, siswa mampu menuliskan gagasan pokok dan gagasan pendukung di setiap paragraf dari teks tersebut dalam bentuk peta pikiran dengan tepat. 4. Setelah membaca teks bacaan, siswa mampu menyampaikan gagasan pokok dan gagasan pendukung di setiap paragraf dari teks dengan tepat. 5. Setelah percobaan, siswa mampu sifat bunyi menyerap dengan benar. 6. Setelah percobaan, siswa mampu mengidentifikasi sifat bunyi menyerap dengan benar.

290

7. Setelah melakukan eksplorasi, siswa mampu melakukan pengamatan tentang sifat bunyi menyerap dengan sistematis. 8. Setelah percobaan, siswa mampu menyajikan laporan tentang sifat bunyi menyerap dengan sistematis. E. MATERI PEMBELAJARAN . Gagasan pokok dan gagasan pendukung . Sifat bunyi meneyrap

F. PENDEKATAN DAN METODE PEMBELAJARAN  Pendekatan : Saintifik (mengamati, menanya, mengumpulkan informasi/ mencoba, mengasosiasi/ mengolah informasi, dan mengkomunikasikan)  Metode : tanya jawab, diskusi, presentasi, demonstrasi

G. MEDIA DAN SUMBER BELAJAR a. Media

. Lingkungan kelas b. Sumber Belajar

1. Subekti, Ari. 2017. Buku Guru SD/MI Tematik Terpadu Kurikulum 2013 Edisi Revisi 2017 Tema Indahnya Kebersamaan. Jakarta: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.

2. Subekti, Ari. 2017. Buku Siswa SD/MI Tematik Terpadu Kurikulum 2013 Edisi Revisi 2017 Tema Indahnya Kebersamaan. Jakarta: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.

H. KEGIATAN PEMBELAJARAN

Kegiatan Deskripsi Kegiatan Alokasi Waktu Pendahuluan  Guru membuka pelajaran dengan menyapa siswa dan 15 menit menanyakan kabar mereka.  Guru meminta salah seorang siswa untuk memimpin

291

doa.  Guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan disampaikan pada pertemuan tersebut.  Guru melakukan apersepsi sebagai awal komunikasi guru sebelum melaksanakan pembelajaran inti. Inti  Siswa diminta membaca sebuah teks bacaan yang 150 menit terdapat dalam buku siswa  Siswa bertanya jawab dnegan guru terkait isi dari teks bacaan  Siswa berdiskusi untuk menentukan gagasan pokok dan gagasan pendukung sesuai dengan teks bacaan  Siswa menuliskan gagasan pokok dan gagasan pendukung dalam LKS secara berkelompok  Siswa menyampaikan hasil pembuatan peta pikiran terkait dnegan gagasan pokok dan gagasan pendukung  Siswa lain diminta untuk memberikan tanggapan  Guru mengajukan pertanyaan: - Apa yang kamu ketahui tentang sifat bunyi menyerap?  Siswa dibagi dalam beberapa kelompok kecil dan diminta berdiskusi untuk menjawab pertanyaan yang tersedia  Guru membimbing jalannya diskusi kelompok, berjalan berkeliling dari kelompok satu ke kelompok lain untuk memastikan bahwa setiap anggota berpartisipasi aktif  Siswa menuliskan hasil pengamatan tentang sifat bunyi memantul di lingkungan kelas  Siswa menyampaikan hasil pengamatan tentang sifat bunyi memantul di lingkungan kelas

292

Penutup  Siswa barsama-sama guru membuat rangkuman/ 45 menit simpulan dari kegiatan hari itu.  Guru mengajak siswa bertanya jawab mengenai hal yang mereka pelajari pada hari tersebut, bagian yang sudah mereka pahami dengan baik, bagian yang belum dipahami, serta hal apa yang mereka ingin ketahui lebih lanjut  Guru meminta salah seorang siswa untuk memimpin doa.  Pembelajaran diakhiri dan guru mengucapkan salam

I. PENILAIAN

1. Teknik Penilaian a. Tes b. Nontes

2. Jenis Penilaian a. Tes : Tertulis (Posttest) b. Nontes : Unjuk Kerja

3 .Bentuk Penilaian a. Tes : Pilihan ganda dan isian singkat b. Nontes : Rubrik

Mengetahui, Kudus,

Kepala Sekolah Peneliti

Salim, S.Ag., M.Pd. Ema Rahma Febriani NIP. 19690217 200604 1 009 NIM. 0103516103

293

Lampiran 8 BAHAN AJAR KELAS KONTROL

294

295

296

297

298

299

300

301

302

303

304

305

306

Lampiran 9 LembarLembar kerja Kegiatan siswa kelas kontrolSiswa dan (LKS) eksperimen

1

A. Identitas Kelompok Nama Kelompok : Anggota : 1. 2. 3. 4. B. Tujuan : 1. Setelah membaca teks bacaan, siswa mampu menuliskan gagasan pokok dan gagasan pendukung di setiap paragraf dari teks tersebut dalam bentuk peta pikiran dengan tepat. 2. Setelah diskusi, siswa mampu menuliskan keragaman budaya, etnis, dan agama teman di kelas sebagai identitas bangsa Indonesia secara lisan dan tulisan dengan sistematis. 3. Setelah eksplorasi, siswa mampu mengidentifikasi cara menghasilkan bunyi dari beragam benda di sekitar dengan lengkap. C. Waktu : 60 menit D. Langkah Kegiatan : Langkah Kegiatan 1 1. Bacalah sebuah teks bacaan yang terdapat pada bahan ajar 1 2. Identifikasi gagasan pokok dan gagasan pendukung yang terdapat pada teks bacaan 3. Tuliskan dalam bentuk peta pikiran

307

Langkah Kegiatan 2 1. Carilah infomrasi tentang keragaman suku bangsa yang ada di kelasmu! 2. Bertanyalah kepada temanmu atau kepada gurumu berasal darimana mereka? 3. Tuliskan hasilnya pada tabel Langkah Kegiatan 3 1. Amatilah benda-benda yang ada dikelasmu! 2. Identifikasikan nama benda serta cara menggunakannya 3. Identifikasikan cara menghasilkan bunyi dari benda yang kamu temukan 4. Tuliskan hasilnya dalam tabel

308

Kegiatan 1 PETA PIKIRAN

309

Kegiatan 2 No Nama Daerah Asal Ciri Khas Daerah

310

Kegiatan 3 No Nama Benda Cara Memainkan Cara Menghasilkan Bunyi

311

Lembar Kegiatan Siswa (LKS)

2

A. Identitas Kelompok Nama Kelompok : Anggota : 1. 2. 3. 4. B. Tujuan : 1. Setelah membaca teks bacaan, siswa mampu menyebutkan gagasan pokok dan gagasan pendukung di setiap paragraf dari teks tersebut dengan mandiri. 2. Setelah percobaan, siswa mampu menyajikan laporan tentang sifat- sifat bunyi merambat dengan sistematis. C. Waktu : 60 menit D. Langkah Kegiatan : Langkah Kegiatan 1 1. Bacalah sebuah teks bacaan yang terdapat pada bahan ajar 2 2. Identifikasi gagasan pokok dan gagasan pendukung yang terdapat pada teks bacaan 3. Tuliskan dalam bentuk peta pikiran Langkah Kegiatan 2 1. Mengidentifikasi sifat bunyi merambat melalui udara 2. Pegang salah satu ujung selang dan minta temanmu memegang ujung lainnya 3. Dekatkan ujung selang di telinga 4. Minta temanmu berbicara melalui ujung selang yang ia pegang 5. Dengarkan dan catat apa yang ia sampaikan. Berikan hasilnya kepada temanmu untuk diperiksa

312

Langkah Kegiatan 3 1. Buatlah satu lubang kecil dengan ujung paku di tengah dasar gelas plastik. 2. 2. Potong tali kasur sepanjang 2 sampai 3 meter. 3 3. Masukkan benang ke dalam gelas plastik melalui lubang kecil. 4. Buatlah simpul agar tidak lepas. 5. Berbicaralah dengan temanmu melalui telepon gelas plastik. 6. Lepaskan benang dari gelas plastik. 7. Berbicaralah dengan temanmu melalui telepon gelas plastik tanpa benang. 8. Dengarkan dan catat apa yang ia sampaikan. Berikan hasilnya kepada temanmu untuk diperiksa. Langkah Kegiatan 4 1. Isi ember dengan air hingga penuh. 2. Masukkan corong ke dalam ember hingga bagian bawahnya terendam. Usahakan corong tidak menempel pada ember. 3. Ketuklah salah satu sisi ember dengan menggunakan batu secara perlahan. Sementara itu dekatkan telingamu pada bagian atas corong. 4. Dengarkan dan catat hasilnya.

313

Kegiatan 1 PETA PIKIRAN

314

Kegiatan 2, 3, dan 4 Isilah tabel berikut sesuai hasil percobaanmu

315

Lembar Kegiatan Siswa (LKS)

3

A. Identitas Kelompok Nama Kelompok : Anggota : 1. 2. 3. 4. B. Tujuan : 1. Setelah membaca teks bacaan, siswa mampu menuliskan gagasan pokok dan gagasan pendukung di setiap paragraf dari teks tersebut dalam bentuk peta pikiran dengan tepat. 2. Setelah percobaan, siswa mampu menyajikan laporan tentang proses terjadinya bunyi dari sumber bunyi hingga ke indera pendengaran dengan sistematis. 3. Setelah melakukan kegiatan membaca dan diskusi, siswa menuliskan pengalaman sikap toleransi dan kerja sama antar teman berbeda agama sebagai identitas bangsa Indonesia dengan benar. C. Waktu : 60 menit D. Langkah Kegiatan : Langkah Kegiatan 1 1. Bacalah sebuah teks bacaan tentang keragaman budaya yang terdapat pada bahan ajar 3 2. Identifikasi gagasan pokok dan gagasan pendukung yang terdapat pada teks bacaan 3. Tuliskan dalam bentuk peta pikiran Langkah Kegiatan 2 1. Duduklah di kursi dan tutup matamu dengan kain. Mintalah temanmu untuk memainkan alat musik tradisional (misalnya angklung) di sekitarmu. 2. Tunjuklah tempat yang kamu anggap sebagai asal bunyi. Berapa kalikah kamu menebak dengan tepat?

Langkah Kegiatan 3 1. Carilah informasi tentang toleransi

316

2. Tuliskan pengalaman sikap toleransimuantar teman berbeda agama 3. Tuliskan pengalaman bentuk kerjasama antar teman berbeda agama

317

Kegiatan 1 PETA PIKIRAN Kegiatan 2

318

Kegiatan 3 No Kegiatan Bentuk Toleransi Bentuk Kerjasama

319

Lembar Kegiatan Siswa (LKS)

4

A. Identitas Kelompok Nama Kelompok : Anggota : 1. 2. 3. 4. B. Tujuan : 1. Setelah membaca teks bacaan, siswa mampu menuliskan gagasan pokok dan gagasan pendukung di setiap paragraf dari teks tersebut dalam bentuk peta pikiran dengan tepat. 2. Setelah percobaan, siswa mampu menyajikan laporan tentang fungsi sifat bunyi terkait telinga sebagai alat pendengaran dengan sistematis. C. Waktu : 60 menit D. Langkah Kegiatan : Langkah Kegiatan 1 1. Bacalah sebuah teks bacaan tentang keragaman budaya yang terdapat pada bahan ajar 3 2. Identifikasi gagasan pokok dan gagasan pendukung yang terdapat pada teks bacaan 3. Tuliskan dalam bentuk peta pikiran Langkah Kegiatan 2 1. Ambillah berbagai macam benda 2. Kamu dan beberapa temanmu bersembunyi di tempat berbeda sambil memegang benda 3. Bunyikan benda secara bergantian 4. Mnta temanmu menebak siapa pemegang benda 5. Tebak sumber bunyi benda dengan temanmu secara bergantian

320

Kegiatan 1 PETA PIKIRAN

321

Kegiatan 2 No Nama Benda Pemegang Benda Sumber Bunyi Benda

322

Lembar Kegiatan Siswa (LKS) 5

A. Identitas Kelompok Nama Kelompok : Anggota : 1. 2. 3. 4. B. Tujuan : 1. Setelah membaca teks bacaan, siswa mampu menuliskan gagasan pokok dan gagasan pendukung di setiap paragraf dari teks tersebut dalam bentuk peta pikiran dengan tepat. 2. Setelah melakukan eksplorasi, siswa mampu melakukan pengamatan tentang sifat bunyi memantul dengan sistematis. 3. Setelah percobaan, siswa mampu menyajikan laporan tentang sifat bunyi memantul dengan sistematis. C. Waktu : 60 menit D. Langkah Kegiatan : Langkah Kegiatan 1 1. Bacalah sebuah teks bacaan terdapat pada bahan ajar 5 2. Identifikasi gagasan pokok dan gagasan pendukung yang terdapat pada teks bacaan 3. Tuliskan dalam bentuk peta pikiran Langkah Kegiatan 2 1. Siapkan beberapa alat atau benda ytang ingin kamu uji coba 2. Bagaimana benda tersebiut dapat menghasilkan bunyi memantul? 3. Tuliskan hasilnya pada tabek kegiatan 2

323

Kegiatan 1 PETA PIKIRAN

324

Kegiatan 2 No Benda Bagaimana benda tersebut dapat memantul?

325

Lembar Kegiatan Siswa (LKS)

6

A. Identitas Kelompok Nama Kelompok : Anggota : 1. 2. 3. 4. B. Tujuan : 1. Setelah membaca teks bacaan, siswa mampu menuliskan gagasan pokok dan gagasan pendukung di setiap paragraf dari teks tersebut dalam bentuk peta pikiran dengan tepat. 2. Setelah melakukan eksplorasi, siswa mampu melakukan pengamatan tentang sifat bunyi menyerap dengan sistematis. 3. Setelah percobaan, siswa mampu menyajikan laporan tentang sifat bunyi menyerap dengan sistematis. C. Waktu : 60 menit D. Langkah Kegiatan : Langkah Kegiatan 1 1. Bacalah sebuah teks bacaan terdapat pada bahan ajar 6 2. Identifikasi gagasan pokok dan gagasan pendukung yang terdapat pada teks bacaan 3. Tuliskan dalam bentuk peta pikiran Langkah Kegiatan 2 1. Siapkan beberapa alat atau benda ytang ingin kamu uji coba 2. Bagaimana benda tersebiut dapat menghasilkan bunyi menyerap? 3. Tuliskan hasilnya pada tabek kegiatan 2

326

Kegiatan 1 PETA PIKIRAN

327

Kegiatan 2 No Benda Bagaimana benda tersebut dapat menyerap?

Lampiran 10

KISI-KISI INSTRUMEN SOAL UJI COBA

Sekolah : MI TBS Kudus

Tema : Indahnya Kebersamaan

Kelas : IV (Empat)

Materi pokok : Gagasan pokok dan pendukung, bunyi, dan kenakeragaman sebagai identitas bangsa

Kompetensi Inti:

1. Menerima dan menjalankan ajaran Agama yang dianutnya.

2. Memiliki perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, santun, peduli, dan

percaya diri dalam berinteraksi dengan keluarga, teman dan guru.

3. Memahami pengetahuan faktual dengan cara mengamati [mendengar,

melihat, membaca] dan menanya berdasarkan rasa ingin tahu tentang

dirinya, makhluk ciptaan Tuhan dan kegiatannya, dan benda-benda yang

dijumpainya di rumah, sekolah.

4. Menyajikan pengetahuan faktual dalam bahasa yang jelas dan logis dan

sistematis, dalam karya yang estetis dalam gerakan yang mencerminkan

anak sehat, dan dalam tindakan yang mencerminkan perilaku anak

beriman dan berakhlak mulia.

328

KOMPETENSI DASAR DAN INDIKATOR PENCAPAIAN KOMPETENSI SOAL UJI COBA

Tingkatan Jumlah Kompetensi Dasar Materi Pokok Indikator No Soal Bentuk Soal Kognitif Soal

BAHASA INDONESIA Gagasan pokok 3.1.1 Menyebutkan 1, 2, 3 C1, C2, C2, Pilihan Ganda 5 dan pendukung 3.1 Mencermati gagasan gagasan pokok dan pokok dan gagasan gagasan pendukung di setiap paragraf dari teks pendukung yang diperoleh dari teks lisan, tulis, atau 3.1.2 Mengidentifikasi visual. gagasan pokok dan 1, 2 C2, C3 Essay gagasan pendukung di

setiap paragraf dari teks 3

IPA Sifat bunyi dan 3.6.1 Menjelaskan cara 4, 5, 6 C2, C3, C2, Pilihan Ganda 3 hubungannya 3.6 Menerapkan sifat-sifat menghasilkan bunyi dari dengan indera bunyi dan keterkaitannya pendengaran beragam benda di sekitar dengan indera

pendengaran. 3.6.2 Mengidentifikasi cara 329

Tingkatan Jumlah Kompetensi Dasar Materi Pokok Indikator No Soal Bentuk Soal Kognitif Soal

menghasilkan bunyi dari beragam benda di sekitar 3 C4 Essay 1 3.6.3 Menjelaskan sifat- sifat bunyi merambat

3.6.4 Mengidentifikasi

sifat-sifat bunyi merambat 7, 8 C2, C3 Pilihan Ganda 2 3.6.5 Menjelaskan proses

terjadinya bunyi dari sumber bunyi hingga ke indera pendengaran 4 C4 Essay 1 3.6.6 Mengidentifikasi proses terjadinya bunyi dari sumber bunyi hingga 9, 10, 11 C3, C2, C4 Pilihan Ganda 3 ke indera pendengaran 3.6.7 Menjelaskan proses

fungsi sifat bunyi terkait

330

telinga sebagai alat

Tingkatan Jumlah Kompetensi Dasar Materi Pokok Indikator No Soal Bentuk Soal Kognitif Soal

pendengaran 3.6.8 Mengidentifikasi 5, 6 C3, C4 Essay 2 fungsi sifat bunyi terkait telinga sebagai alat

pendengaran

12, 13, 14 C2, C3, C2 Pilihan Ganda 3

7 C4 Essay 1

331

Tingkatan Jumlah Kompetensi Dasar Materi Pokok Indikator No Soal Bentuk Soal Kognitif Soal

IPS Keragaman 3.2.1 Menyebutkan 15, 16, 17 C2, C3, C2 Pilihan Ganda 3 sebagai identitas 3.2 Mengidentifikasi keragaman budaya, etnis, bangsa keragaman sosial, dan agama dari teman- teman di kelas sebagai ekonomi, budaya, etnis, dan agama di provinsi identitas bangsa Indonesia. setempat sebagai identitas 3.2.2 Mengidentifikasi bangsa Indonesia; serta keragaman budaya, etnis, hubungannya dengan dan agama dari teman- 8, 9 C4, C5 Essay 2 karakteristik ruang. teman di kelas sebagai identitas bangsa Indonesia. 3.2.3 Menyebutkan

pengalaman sikap toleransi 332

Tingkatan Jumlah Kompetensi Dasar Materi Pokok Indikator No Soal Bentuk Soal Kognitif Soal

dan kerja sama antar teman berbeda agama sebagai identitas bangsa Indonesia 3.2.4 Mengidentifikasi

pengalaman sikap toleransi

dan kerja sama antar teman

berbeda agama sebagai

identitas bangsa Indonesia 18, 19, 20 C2, C3, C2 Pilihan Ganda 3

10 C4 Essay 1

333

334

Lampiran 11 SOAL EVALUASI PRETEST POSTTEST Nama : Kelas : No. Urut : Petunjuk: a) Kerjakan soal pada lembar jawab yang tersedia. b) Tulis nama, nomer absen dan kelas pada kolom yang tersedia. c) Berilah tanda silang (X) pada huruf A, B. C, atau D pada jawaban yang paling benar! d) Berdoalah sebelum mengerjakan soal.

1. Sebagai kota religius, Kudus mempunyai ragam tradisi leluhur yang masih terjaga sampai sekarang, salah satu diantaranya menabuh dibagian atas Menara, Masjid Al-Aqsha Kauman Kudus. Sebelum jarum jam menunjukkan pukul 12 malam Istiwa‘, atau pukul 23.45 WIB, sejumlah remaja dan pemuda sekitar bergegas menaiki anak tangga dilanjutkan naik dengan cara merangkak melewati sebanyak 12 anak tangga kayu vertikal untuk sampai menuju bagian atas menara. Dimana pada bagian atas menara setinggi 18 meter yang beratap tajuk tersebut terdapat beduk berukuran 128 sentimeter dengan diameter sekitar 90 sentimeter. Selain itu terdapat kentongan dengan ukuran panjang sekitar 150 meter. Selama kurang lebih 1 jam, Bedug yang di mainkan minimal dua orang ini secara bergantian menabuh di kedua sisi bedug dengan ketukan berbeda, alhasil membentuk irama yang sepadan dan enak didengar. Berdasarkan pernyataan di atas maka bunyi bedug dihasilkan dari .... a. benda yang bercahaya c. Benda yang bersentuhan b. benda yang bergetar d. Benda yang bergerak 2. Di masjid wali Al Makmur Desa Jepang Kecamatan Mejobo Kudus, terdapat sumur peninggalan Sunan Kudus yang telah dibacakan Alquran hingga khatam bin nadlor dan bil ghoib.Sebagian masyarakat percaya bahwa air yang ada disumur tersebut bisa menjadi perantara untuk terkabulnya hajat mereka.Jika kita berteriak mnegarah ke dalam sumur terdapat bunyi pantul. Bunyi pantul yang terdengar setelah bunyi asli disebut ... a. frekuensi c. gema b. gaung d. ultrasonik 3. Wisata Colo Tempat wisata di kudus yang pertama yanitu wisata colo kudus, wisata colo kudus merupakan sebuah kawasan tempat wisata alam di kudus yang berjarak sekitar 18 kilometer dari pusat kota kudus ke arah utara. tepatnya berada di

335

kawasan pegunungan muria, Ds Colo, Kec. Dawe Kudus. Dan bagi yang beragama muslim juga bisa sekalian ziaroh atau wisata religi makam sunan muria. makam sunan muria sendir berlokasi di puncak pegunungan dan di buthkan sedikit perjuangan untuk sampai ke makam tersebut. Namun di kawasan tersebut juga terdapat tukang ojek yang siap untuk mengantar anda sampai ke puncak apabila anda enggan untuk berjalan kaki. Dari penggalan paragraf diatas yang merupakan contoh kata baku adalah ... a. kawasan c. jarak b. enggan d. Sampai 4. Kudus mempunyai bumi perkemahan seperti bogor dan wonsoco, yaitu bumi perkemahan dan wisata kajar. Tempat ini berlokasi di kawasan hutan pinus dan berjarak sekitar 3 kilometer dari makam sunan muria. Kawasan wisata tersebut sangat cocok sebagai bumi perkemahan karena lokasinya yang berada di ketinggian 600 mdpl dan banyak terdapat pepohonan pinus. Ide utama yang dibahas dalam suatu bacaan yang berupa kalimat inti atau pokok paragraf disebut ... a. gagasan pokok c. Kalimat penjelas b. gagasan pendukung d. Kalimat pendukung 5. Pendudukan di daerah dataran tinggi seperti di colo umumnya bekerja sebagai…..... a. petani c. Nelayan b. buruh pabrik d. Guru 6. Disekitar menara kudus terdapat perpustakaan isalami yang berisi buku-buku tentang sejarah kota kudus, sunan muria, sunan kudus dan berbagai peninggalan-peninggalannya. Bahkan ada juga alquran dan buku kitab kuning yang diperjual belikan untuk masyarakat yang berminat. Karena letak perpustakaan yang dekat dengan pondok pesantren sehingga tempat tersebutmenjadi sentaral jual beli buku kitab kuning. Berikut ini yang tidak termasuk buku teks ulasan adalah .... a. komik c. Kitab b. novel d. Fiksi 7. Pada masyarakat kudus terdapat suku yang masih sangat kental melestarikan budayanya. Suku tersebut dikenal sebagai suku samin. Suku Samin di Kudus tersebar dalam tiga wilayah, yakni Desa Kutuk, Dukuh Kaliyoso Desa Karangrowo dan Desa Larekrejo. Ketiga-tiganya dikenal sebagai basis komunitas Samin Kudus yang masuk dalam wilayah Kecamatan Undaan. Sikap saling menghargai perbedaan dan keberagaman yang dimiliki kabupaten kudus dapat mempererat .... a. Perselisihan c. Keegoisan antar masyarakat b. Tali silaturahmi d. Permusuhan

336

8. Tari khas kudus seperti gambar di bawah ini disebut tari .... a. Tari giring-giring b. Tari saman c. Tari kretek d. Tari kecak 9. Bagian telinga yang berfungsi untuk mengumpulkan bunyi danmenyalurkannya ke telinga bagian tengah adalah… a. Daun telinga b. Saluran eustachius c. Koklea d. Gendang telinga 10. Bagian telinga yang berfungsi untuk menjaga keseimbangan tubuh adalah… a. Koklea b. Gendnag telinga c. Daun telinga d. Saluran setengah lingkaran 11. Makanan sejenis dodol Garut yang berasal dari Kudus, Jawa Tengah. Identik menjadi oleh-oleh khas dari Kudus. Biasanya dijual dalam potongan- potongan kecil, biasanya dibungkus dengan plastik, dan dimasukkan ke dalam kemasan dus atau mika plastik. Makanan itu sering disebut .... a. Gemblong c. Parijoto b. Jenang d. Rengginang 12. Pada gambar disamping yang ditunjuk dengan angka 2 adalah… a. Tulang martil b. Tulang landasan c. Koklea d. Selaput tympani 13. yang berasal dari Kabupaten Kudus adalah...

a. rumah c.rumah limas b. rumah honai d.

337

14. Tempat yang sering dipasang alat peredam suara adalah… a. Ruang kelas dan studio musik b. Studio musik dan bioskop c. Ruang rapat dna ruang kelas d. Bioskop dan kamar mandi 15. Kolintang adalah alat musik yang berasal dari… a. Aceh b. Bengkulu c. Maluku d. 16. Masyarakat Jawa menganggap ada di suatu hari yang penuh dengan makna religi yaitu di bulan Safar. Di kota Kudus sendiri pempercayai bahwa Rabo Wekasan atau rabu terakhir pada bulan itu adalah hari yang tepat. Dipercayai bahwa di hari rabu terakhir bulan Safar ini akan ada 320 musibah yang turun ke dunia, dan disinilah peran manusia untuk lebih banyak memohon ampun, belas kasihan, bertobat, serta bersedekah. Acara ini demeriahkan juga dengan festival arak-arakan dengan menggunakan pakaian adat jawa seperti surjan, pangeran yang menunggang kuda, prajurit, dll. Situs budaya yang berwujud seperti Rabo Wekasan disebut ... a. Budaya c. bahasa b. pengetahuan d. Tradisi 17. Acara Rebo Wekasan yang digelar setahun sekali ini, tepatnya pada malam Rabu terakhir di Bulan Sapar (Tahun Hijriyah) dipercaya oleh sebagian masyarakat sebagai ritual 'tolak bala', yakni ritual yang bertujuan menghindarkan diri dari petaka yang akan menimpa, seperti yang dilakukan oleh masyarakat Jepang, di Kecamatan Mejobo. Masing-masing kelompok membawa atribut dan kreasinya, seperti: gunungan yang berisi hasil bumi, miniatur masjid, penokohan seorang figur sesepuh desa pada jaman dahulu, figur alim-ulama yang disegani, hingga visualisasi para iblis dan simbol berbagai penyakit yang seolah-olah telah siap menjangkiti masyarakat. berdasarkan gambar gundukan hasil bumi yang betbentuk krucut dapat dikategorikan termasuk sudut ... a. sudut tumpul b. sudut lancip c. sudut siku-siku d. sudut refleksi

338

18. Berikut ini yang merupakan sikap toleransi dalam menghadapi perbedaan yaitu ... a. hanya mempelajari budaya sendiri c. Bersikap tinggi hati b. menghargai pendapat orang lain d. Acuh tak acuh 19. Yang termasuk alat musik tradisional adalah ... a. gitar c. kecapi b. piano d. drum 20. Gapura yang ada diserambi masjid dengan bentuk bangunan seperti padureksa, menjadi daya tarik tersendiri bagi masyarakat kudus. Gapura tersebut dikenal dengan sebutan Kori Agung. Penambahan bangunan serambi dimaksudkan untuk perluasan masjid. Berdasarkan gambar dibawah ini, sudut atap dari gapura Kori Agung berbentuk sudut .... a. sudut lancip b. Sudut siku-siku c. sudut tumpul d. Sudut runcing ? Jawablah pertanyaan-pertanyaan dibawah ini Bacalah teks berikut dnegan seksama untuk menjawab soal nomor 1 dan 2! Masjid Menara Kudus yang berlokasi di Kelurahan Kauman, Kecamatan Kota, Kabupaten Kudus, Jawa Tengah telah menjadi saksi kerukunan antar umat beragama yang sudah berlangsung lama. Masjid ini didirikan oleh Sunan Kudus atau Sayyid Ja‘far Shadiq Azmatkhan pada tahun 956 H/ 1549 M. Sunan Kudus merupakan salah satu tokoh penyebar agama Islam yang tergabung dalam Wali Songo. Dia dikenal sebagai seorang ahli agama, terutama dalamdisiplin ilmu tauhid, hadits, dan fikih. Masjid Menara Kudus terlihat berbeda dengan penampakan masjid pada umumnya, yang paling mencolok adalah bangunan menara yang berdiri menjulang di sebelah tenggara masjid. Menara berkonstruksi susunan batubata merah itu bentuknya menyerupai bangunan candi khas Jawa Timur. Bahkan ada yang menyebut menara mirip dengan Bale Kalkul atau bangunan penyimpan kentongan di Bali.

339

1. Tuliskan kembali gagasan pokok yang terdapat pada tiap paragraf! 2. Tuliskan kembali gagasan pendukung yang terdapat pada tiap paragraf! 3. Tuliskan 5 alat musik dan cara menghasilkan bunyi dari alat tersebut! 4. Sebutkan medium perambatan bunyi beserta contohnya! 5. Sebutkan bagian-bagian telinga! 6. Jelaskan fungsi dari gendang telinga! 7. Tuliskan proses bunyi masuk ke telinga kita! 8. Sebutkan beberapa alat musik beserta asal daerahnya yang kamu ketahui! 9. Sebutkan contoh sikap toleransi dengan teman yang berbeda agama! 10. Sebutkan beberapa suku beserta daerah yang kamu ketahui!

340

Lampiran 12

KUNCI JAWABAN PILIHAN GANDA DAN ESSAY SERTA RUBRIK PENILAIAN Nomor Soal Jawaban 1 C 2 C 3 A 4 A 5 A 6 D 7 B 8 C 9 A 10 D 11 B 12 D 13 A 14 B 15 D 16 D 17 B 18 B 19 C 20 A

341

Kriteria Penilaian No Soal Jawaban Skor 4 Skor 3 Skor 2 Skor 1 1 Tuliskan Paragraf 1 Mampu Mampu Mampu Tidak Masjid Menara Kudus menjawab 3 menjawab 2 menjawab 1 mampu kembali yang berlokasi di paragraf paragraf paragraf menjawab gagasan Kelurahan Kauman, pokok pokok pokok satupun Kecamatan Kota, dengan tepat dengan tepat dengan tepat paragraf pokok yang Kabupaten Kudus, Jawa dan lengkap dan lengkap dan lengkap pokok terdapat pada Tengah telah menjadi dengan saksi kerukunan antar benar tiap paragraf! umat beragama yang sudah berlangsung lama.

Paragraf 2 Sunan Kudus merupakan salah satu tokoh penyebar agama Islam yang tergabung dalam Wali Songo.

Paragraf 3 Masjid Menara Kudus terlihat berbeda dengan penampakan masjid pada umumnya, yang paling mencolok adalah bangunan menara yang berdiri menjulang di sebelah tenggara masjid.

2 Tuliskan Paragraf 1 Mampu Mampu Mampu Tidak Masjid ini didirikan oleh menjawab 3 menjawab 2 menjawab 1 mampu kembali Sunan Kudus atau paragraf paragraf paragraf menjawab gagasan Sayyid Ja‘far Shadiq pendukung pendukung pendukung satupun Azmatkhan pada tahun dengan tepat dengan tepat dengan tepat paragraf pendukung 956 H/ 1549 M. dan lengkap dan lengkap dan lengkap pendukung yang terdapat dengan Paragraf 2 benar pada tiap Dia dikenal sebagai paragraf! seorang ahli agama, terutama dalamdisiplin

ilmu tauhid, hadits, dan fikih.

Paragraf 3

342

Kriteria Penilaian No Soal Jawaban Skor 4 Skor 3 Skor 2 Skor 1 Menara berkons-truksi susunan batubata merah itu bentuknya me- nyerupai bangunan candi khas Jawa Timur. Bahkan ada yang menyebut menara mirip dengan Bale Kalkul atau bangunan penyimpan ken-tongan di Bali.

3 Tuliskan 5 a. Suling dengan Mampu Mampu Mampu Tidak cara ditiup menjawab 4- menjawab 2- menjawab 1 mampu alat musik b. Gong dengan 5 jawaban 3 jawaban jawaban menjawab dan cara cara dipukul dengan tepat dengan tepat dengan tepat satupun c. Gitar dengan dan disertai dan disertai dan disertai dengan menghasilkan cara dipetik cara cara cara benar bunyi dari d. Kolintang menghasilkan menghasilkan menghasilkan dengan cara bunyi bunyi bunyi alat tersebut! dipukul e. Pianika dengan cara ditiup dsb…

4 Sebutkan Medium perambatan Mampu Mampu Mampu Tidak bunyi ada 3 yaitu: menjawab 3 menjawab 2 menjawab 1 mampu medium a. Zat cair jawaban jawaban jawaban menjawab perambatan contohnya air dengan tepat dengan tepat dengan tepat dengan b. Zat padat beserta beserta beserta jawaban bunyi beserta contohnya pipa contohnya contohnya contohnya yang benar contohnya! organa c. Zat gas

contohnya udara 5 Sebutkan Telinga bagian luar Mampu Mampu Mampu Tidak a. Daun telinga menjawab 3 menjawab 2 menjawab 1 mampu bagian- b. Liang telinga bagian bagian bagian menjawab bagian c. Rambut telinga telinga telinga dengan d. Kalenjar minyak dengan tepat dengan tepat dengan tepat jawaban telinga! e. Membran dan lengkap dan lengkap dan lengkap yang benar timphani Telinga bagian tengah a. Tulang-tulang pendengaran b. Tingkap oval

343

Kriteria Penilaian No Soal Jawaban Skor 4 Skor 3 Skor 2 Skor 1 Telinga bagian dalam a. Tiga saluran setengah lingkaran b. Sakuluis dan utrikulus c. Rumah siput d. Organ korti 6 Jelaskan Menghantarkan getaran Mampu Mampu Mampu Tidak suara dari udara menuju menjawab menjawab menjawab mampu fungsi dari tulang pendengaran di dengan dengan tepat dengan menjawab gendang dalam telinga tengah jawaban yang namun jawaban yang tepat dna kurang sebagian telinga! lengkap lengkap kecil tepat

7 Tuliskan a. Bunyi masuk ke Mampu Mampu Mampu Tidak liang telinga dan menjawab 5- menjawab 3- menjawab 1- mampu proses bunyi menyebabkan 6 jawaban 4 jawaban 2 jawaban menjawab masuk ke gendang telinga yang tepat yang tepat yang tepat bergetar dna lengkap dna lengkap dna lengkap telinga kita! b. Gendang telinga bergetar oleh bunyi c. Getaran bunyi bergerak melalui osikula ke rumah siput d. Getaran bunyi menyebabkan cairan didalam rumah siput bergetar e. Getaran cairan menyebabkan sel rambut melengkung. Sel rambut menciptakan sinyal saraf yang kemudian ditangkap oleh saraf auditori f. Saraf auditori mengirim sinyal ke otak di mana sinyal ditafsirkan sebagai bunyi

344

Kriteria Penilaian No Soal Jawaban Skor 4 Skor 3 Skor 2 Skor 1 8 Sebutkan a. Sasando dari Mampu Mampu Mampu Tidak Nusa Tenggara menjawab 4- menjawab 2- menjawab 1 mampu beberapa alat Timur 5 jawaban 3 jawaban jawaban menjawab musik beserta b. Angklung dari dengan tepat dengan tepat dengan tepat satupun Jawa Barat dan disertai dan disertai dan disertai dengan asal c. Kolintang dari daerah daerah daerah benar daerahnya Minahasa asalnya asalnya asalnya d. Rebab dari Jawa yang kamu Barat ketahui! e. Tifa dari Maluku dst…

9 Sebutkan a. Menghormati Mampu Mampu Mampu Tidak hak dan menjawab 5- menjawab 3- menjawab 1- mampu contoh sikap kewajiban antar 7 jawaban 4 jawaban 2 jawaban menjawab toleransi umat beragama dengan tepat dengan tepat dengan tepat satupun b. Membangun dan dengan dengan memperbaiki benar teman yang sarana umum c. Membantu berbeda korban agama! kecelakaan d. Gotong royong

e. Menghormati ibadah orang lain f. Tidak memaksakan agama kepada orang lain g. Saling menyayangi 10 Sebutkan a. Suku Jawa Mampu Mampu Mampu Tidak berasal dari Jawa menjawab 4- menjawab 2- menjawab 1 mampu beberapa Tengah, Jawa 5 jawaban 3 jawaban jawaban menjawab suku beserta Timur, dan dengan tepat dengan tepat dengan tepat satupun Yogyakarta dan disertai dan disertai dan disertai dengan daerah yang b. Suku Sunda daerah daerah daerah benar kamu berasal dari Jawa asalnya asalnya asalnya Barat ketahui! c. Suku berasal dari Sumatera d. Suku Madura berasal dari

345

Kriteria Penilaian No Soal Jawaban Skor 4 Skor 3 Skor 2 Skor 1 Pulau Madura e. Suku Betawi berasal dari Jakarta dst….

N

346

Lampiran 13 HASIL OLAH DATA SPSS SOAL UJI COBA PILIHAN GANDA

1. Uji Validsi Soal Uji Coba

Correlations

JumlahSkor Keterangan Pearson Correlation ,353* pilgan1 Sig. (2-tailed) ,022 VALID N 82 Pearson Correlation ,380* pilgan2 Sig. (2-tailed) ,013 VALID N 82 Pearson Correlation ,417** pilgan3 Sig. (2-tailed) ,006 VALID N 82 Pearson Correlation ,604** pilgan4 Sig. (2-tailed) ,000 VALID N 82 Pearson Correlation ,574** pilgan5 Sig. (2-tailed) ,000 VALID N 82 Pearson Correlation ,310* pilgan6 Sig. (2-tailed) ,046 VALID N 82 Pearson Correlation ,384* pilgan7 Sig. (2-tailed) ,012 VALID N 82 Pearson Correlation ,552** pilgan8 Sig. (2-tailed) ,000 VALID N 82 Pearson Correlation ,039 pilgan9 Sig. (2-tailed) ,807 TIDAK VALID N 82 Pearson Correlation ,130 pilgan10 Sig. (2-tailed) ,413 TIDAK VALID N 82

347

pilgan11 Pearson Correlation ,526** Sig. (2-tailed) ,000 VALID

N 82 Pearson Correlation ,203 pilgan12 Sig. (2-tailed) ,143 TIDAK VALID N 82 Pearson Correlation ,535** pilgan13 Sig. (2-tailed) ,000 VALID N 82 Pearson Correlation ,058 pilgqn14 Sig. (2-tailed) ,716 TIDAK VALID N 82 Pearson Correlation ,136 pilgan15 Sig. (2-tailed) ,391 TIDAK VALID N 82 Pearson Correlation ,447** pilgan16 Sig. (2-tailed) ,003 VALID N 82 Pearson Correlation ,484** pilgan17 Sig. (2-tailed) ,001 VALID N 82 Pearson Correlation ,521** pilgan18 Sig. (2-tailed) ,000 VALID N 82 Pearson Correlation ,668** pilgan19 Sig. (2-tailed) ,000 VALID N 82 Pearson Correlation ,612** pilgan20 Sig. (2-tailed) ,000 VALID N 82 Pearson Correlation 1 JumlahSkor N 82

2. Uji Reliabitas Soal Uji Coba

Reliability Statistics Cronbach's Alpha N of Items .870 15

Reliabelitas setelah soal yang tidak valid di hapus: Alpha = 0, 870 > r tabel = 0,217 artinya soal pilihan ganda uji coba untuk penelitian RELIABEL.

348

3. Tingkat Kesukaran

No Mean Keterangan Soal 1 0.69 Sedang 2 0.69 Sedang 3 0.43 Sedang 4 0.33 Sedang 5 0.50 Sedang 6 0.95 Mudah 7 0.71 Mudah 8 0.55 Sedang 9 0.95 Mudah 10 0.86 Mudah 11 0.57 Sedang 12 0.74 Mudah 13 0.45 Sedang 14 0.52 Sedang 15 0.76 Mudah 16 0.79 Mudah 17 0.67 Sedang 18 0.60 Sedang 19 0.48 Sedang 20 0.55 Sedang

Keterangan: Rentang Keterangan 0.00-0.20 Sukar 0.21-0.70 Sedang 0.71-1.00 Mudah

349

4. Daya Pembeda

No Mean Keterangan Soal 1 0.353 Soal Diterima 2 0.380 Soal Diterima 3 0.417 Soal Baik 4 0.604 Soal Baik 5 0.574 Soal Baik 6 0.310 Soal Diterima 7 0.384 Soal Baik 8 0.552 Soal Baik 9 0.039 Soal Ditolak 10 0.130 Soal Ditolak 11 0.526 Soal Baik 12 0.203 Soal Diperbaiki 13 0.535 Soal Baik 14 0.058 Soal Ditolak 15 0.136 Soal Ditolak 16 0.447 Soal Baik 17 0.484 Soal Baik 18 0.521 Soal Baik 19 0.668 Soal Baik 20 0.612 Soal Baik

Keterangan: r hitung pada SPSS yang dibandingkan dengan kriteria di bawah ini: 0,40 – 1,00 → soal baik 0,30 – 0,39 → soal diterima 0,20 – 0,29 → soal diperbaiki 0,00 – 0,19 → soal ditolak

350

Lampiran 14 HASIL OLAH DATA SPSS SOAL UJI COBA ESSAY

1. Uji Validasi Soal Uji Coba

Correlations JumlahSkor Keterangan Pearson Correlation ,535** soal1 Sig. (2-tailed) ,000 VALID N 82 Pearson Correlation ,527** soal2 Sig. (2-tailed) ,000 VALID N 82 Pearson Correlation ,188 soal3 Sig. (2-tailed) ,000 TIDAK VALID N 82 Pearson Correlation ,049 soal4 Sig. (2-tailed) ,023 TIDAK VALID N 82 Pearson Correlation ,168 soal5 Sig. (2-tailed) ,000 TIDAK VALID N 82 Pearson Correlation ,045 soal6 Sig. (2-tailed) ,003 TIDAK VALID N 82 Pearson Correlation ,412** soal7 Sig. (2-tailed) ,007 VALID N 82 Pearson Correlation ,486** soal8 Sig. (2-tailed) ,001 VALID N 82 Pearson Correlation ,482** soal9 Sig. (2-tailed) ,001 VALID N 82 Pearson Correlation ,620** soal10 Sig. (2-tailed) ,000 VALID N 82

**Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed). *Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).

351

2. Uji Reliabilitas Soal Uji Cooba

Reliability Statistics

Cronbach's Alpha N of Items .736 6

Reliabelitas setelah soal yang tidak valid di hapus: Alpha = 0,736 > r tabel = 0,217 artinya soal uraian singkat untuk penelitian ini dikatakan RELIABEL.

3. Tingkat Kesukara

No Mean Keterangan Soal 1 0.93 Sedang 2 0.98 Sedang 3 1.33 Sedang 4 1.31 Sedang 5 1.40 Sedang 6 1.60 Mudah 7 1.64 Mudah 8 1.45 Sedang 9 1.43 Sedang 10 1.40 Sedang

Keterangan:

Rentang Keterangan 0,00-0,80 Sukar 0,81-1,50 Sedang 1,51-2,00 Mudah

352

4. Daya Pembeda

No Mean Keterangan Soal 1 0.535 Soal Baik 2 0.527 Soal Baik 3 0.584 Soal Baik 4 0.349 Soal Diterima 5 0.568 Soal Baik 6 0.445 Soal Baik 7 0.412 Soal Baik 8 0.486 Soal Baik 9 0.482 Soal Baik 10 0.620 Soal Baik

Keterangan: r hitung pada SPSS yang dibandingkan dengan kriteria di bawah ini: 0,40 – 1,00 → soal baik 0,30 – 0,39 → soal diterima dan diperbaiki 0,20 – 0,29 → soal diperbaiki 0,00 – 0,19 → soal ditolak

353

Lampiran 15 KISI-KISI INSTRUMEN SOAL PRETEST Sekolah : MI TBS Kudus

Tema : Indahnya Kebersamaan

Kelas : IV (Empat)

Materi pokok : Gagasan pokok dan pendukung, bunyi, dan kenakeragaman sebagai identitas bangsa

Kompetensi Inti:

1. Menerima dan menjalankan ajaran Agama yang dianutnya.

2. Memiliki perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, santun, peduli, dan

percaya diri dalam berinteraksi dengan keluarga, teman dan guru.

3. Memahami pengetahuan faktual dengan cara mengamati [mendengar,

melihat, membaca] dan menanya berdasarkan rasa ingin tahu tentang

dirinya, makhluk ciptaan Tuhan dan kegiatannya, dan benda-benda yang

dijumpainya di rumah, sekolah.

4. Menyajikan pengetahuan faktual dalam bahasa yang jelas dan logis dan

sistematis, dalam karya yang estetis dalam gerakan yang mencerminkan

anak sehat, dan dalam tindakan yang mencerminkan perilaku anak

beriman dan berakhlak mulia.

KOMPETENSI DASAR DAN INDIKATOR PENCAPAIAN KOMPETENSI SOAL PRETEST Kompetensi Dasar Materi Pokok Indikator No Soal Tingkatan Bentuk Soal Jumlah Kognitif Soal

BAHASA INDONESIA Gagasan pokok 3.1.1 Menyebutkan 1, 2, 3 C1, C2, C2, Pilihan Ganda 3 dan pendukung 3.1 Mencermati gagasan gagasan pokok dan pokok dan gagasan gagasan pendukung di setiap paragraf dari teks pendukung yang diperoleh dari teks lisan, tulis, atau 3.1.2 Mengidentifikasi visual. gagasan pokok dan 1, 2 C2, C3 Essay 2 gagasan pendukung di setiap paragraf dari teks

IPA Sifat bunyi dan 3.6.1 Menjelaskan cara 4, 5, 6 C2, C3, C2, Pilihan Ganda 3 hubungannya 3.6 Menerapkan sifat-sifat menghasilkan bunyi dari dengan indera bunyi dan keterkaitannya pendengaran beragam benda di sekitar dengan indera

pendengaran. 3.6.2 Mengidentifikasi cara 354

menghasilkan bunyi dari beragam benda di sekitar 7, 8 C2, C3 Pilihan Ganda 2 3.6.3 Menjelaskan sifat- sifat bunyi merambat

3.6.4 Mengidentifikasi sifat-sifat bunyi merambat

3.6.5 Menjelaskan proses terjadinya bunyi dari sumber bunyi hingga ke indera pendengaran 11 C2 Pilihan Ganda 1 3.6.6 Mengidentifikasi proses terjadinya bunyi dari sumber bunyi hingga ke indera pendengaran 13 C3 Pilihan Ganda 1 3.6.7 Menjelaskan proses fungsi sifat bunyi terkait telinga sebagai alat pendengaran

355

3.6.8 Mengidentifikasi

fungsi sifat bunyi terkait telinga sebagai alat pendengaran

7 C4 Essay 1

IPS Keragaman 3.2.1 Menyebutkan 16, 17 C3, C2 Pilihan Ganda 2 sebagai identitas 3.2 Mengidentifikasi keragaman budaya, etnis, bangsa keragaman sosial, dan agama dari teman- teman di kelas sebagai ekonomi, budaya, etnis, dan agama di provinsi identitas bangsa Indonesia.

356

setempat sebagai identitas 3.2.2 Mengidentifikasi bangsa Indonesia; serta keragaman budaya, etnis, hubungannya dengan dan agama dari teman- karakteristik ruang. teman di kelas sebagai

identitas bangsa Indonesia.

3.2.3 Menyebutkan

pengalaman sikap toleransi

dan kerja sama antar teman berbeda agama sebagai identitas bangsa Indonesia 8, 9 C4, C5 Essay 2 3.2.4 Mengidentifikasi pengalaman sikap toleransi dan kerja sama antar teman berbeda agama sebagai identitas bangsa Indonesia

357

18, 19, 20 C2, C3, C2 Pilihan Ganda 3

358

359

Lampiran 16 SOAL PRETEST Nama : Kelas : No. Urut : Petunjuk : a) Kerjakan soal pada lembar jawab yang tersedia. b) Tulis nama, nomer absen dan kelas pada kolom yang tersedia. c) Berilah tanda silang (X) pada huruf A, B. C, atau D pada jawaban yang paling benar! d) Berdoalah sebelum mengerjakan soal.

1. Sebagai kota religius, Kudus mempunyai ragam tradisi leluhur yang masih terjaga sampai sekarang, salah satu diantaranya menabuh bedug dibagian atas Menara, Masjid Al-Aqsha Kauman Kudus. Sebelum jarum jam menunjukkan pukul 12 malam Istiwa‘, atau pukul 23.45 WIB, sejumlah remaja dan pemuda sekitar bergegas menaiki anak tangga dilanjutkan naik dengan cara merangkak melewati sebanyak 12 anak tangga kayu vertikal untuk sampai menuju bagian atas menara. Dimana pada bagian atas menara setinggi 18 meter yang beratap tajuk tersebut terdapat beduk berukuran 128 sentimeter dengan diameter sekitar 90 sentimeter. Selain itu terdapat kentongan dengan ukuran panjang sekitar 150 meter. Selama kurang lebih 1 jam, Bedug yang di mainkan minimal dua orang ini secara bergantian menabuh di kedua sisi bedug dengan ketukan berbeda, alhasil membentuk irama yang sepadan dan enak didengar. Berdasarkan pernyataan di atas maka bunyi bedug dihasilkan dari .... c. benda yang bercahaya c. Benda yang bersentuhan d. benda yang bergetar d. Benda yang bergerak 2. Di masjid wali Al Makmur Desa Jepang Kecamatan Mejobo Kudus, terdapat sumur peninggalan Sunan Kudus yang telah dibacakan Alquran hingga khatam bin nadlor dan bil ghoib.Sebagian masyarakat percaya bahwa air yang ada disumur tersebut bisa menjadi perantara untuk terkabulnya hajat mereka.Jika kita berteriak mnegarah ke dalam sumur terdapat bunyi pantul. Bunyi pantul yang terdengar setelah bunyi asli disebut ... a. Frekuensi b. Gaung c. Gema d. Ultrasonic

360

3. Wisata Colo Tempat wisata di kudus yang pertama yanitu wisata colo kudus, wisata colo kudus merupakan sebuah kawasan tempat wisata alam di kudus yang berjarak sekitar 18 kilometer dari pusat kota kudus ke arah utara. tepatnya berada di kawasan pegunungan muria, Ds Colo, Kec. Dawe Kudus. Dan bagi yang beragama muslim juga bisa sekalian ziaroh atau wisata religi makam sunan muria. makam sunan muria sendir berlokasi di puncak pegunungan dan di buthkan sedikit perjuangan untuk sampai ke makam tersebut. Namun di kawasan tersebut juga terdapat tukang ojek yang siap untuk mengantar anda sampai ke puncak apabila anda enggan untuk berjalan kaki. Dari penggalan paragraf diatas yang merupakan contoh kata baku adalah ... a. kawasan c. jarak b. enggan d. Sampai 4. Kudus mempunyai bumi perkemahan seperti bogor dan wonsosobo, yaitu bumi perkemahan dan wisata kajar. Tempat ini berlokasi di kawasan hutan pinus dan berjarak sekitar 3 kilometer dari makam sunan muria. Kawasan wisata tersebut sangat cocok sebagai bumi perkemahan karena lokasinya yang berada di ketinggian 600 mdpl dan banyak terdapat pepohonan pinus. Ide utama yang dibahas dalam suatu bacaan yang berupa kalimat inti atau pokok paragraf disebut ... a. gagasan pokok c. Kalimat penjelas b. gagasan pendukung d. Kalimat pendukung 5. Pendudukan di daerah dataran tinggi seperti di colo umumnya bekerja sebagai…..... a. petani c. Nelayan b. buruh pabrik d. Guru 6. Disekitar menara kudus terdapat perpustakaan isalami yang berisi buku-buku tentang sejarah kota kudus, sunan muria, sunan kudus dan berbagai peninggalan-peninggalannya. Bahkan ada juga alquran dan buku kitab kuning yang diperjual belikan untuk masyarakat yang berminat. Karena letak perpustakaan yang dekat dengan pondok pesantren sehingga tempat tersebutmenjadi sentaral jual beli buku kitab kuning. Berikut ini yang tidak termasuk buku teks ulasan adalah .... a. komik c. Kitab b. novel d. Fiksi 7. Pada masyarakat kudus terdapat suku yang masih sangat kental melestarikan budayanya. Suku tersebut dikenal sebagai suku samin. Suku Samin di Kudus tersebar dalam tiga wilayah, yakni Desa Kutuk, Dukuh Kaliyoso Desa Karangrowo dan Desa Larekrejo. Ketiga-tiganya dikenal sebagai basis komunitas Samin Kudus yang masuk dalam wilayah Kecamatan Undaan.

361

Sikap saling menghargai perbedaan dan keberagaman yang dimiliki kabupaten kudus dapat mempererat .... a. Perselisihan b. Tali silaturahmi c. Keegoisan antar masyarakat d. Permusuhan 8. Tari khas kudus seperti gambar di bawah ini disebut tari .... a. Tari giring-giring b. Tari saman c. Tari kretek d. Tari kecak 9. Makanan sejenis dodol Garut yang berasal dari Kudus, Jawa Tengah. Identik menjadi oleh-oleh khas dari Kudus. Biasanya dijual dalam potongan-potongan kecil, biasanya dibungkus dengan plastik, dan dimasukkan ke dalam kemasan dus atau mika plastik. Makanan itu sering disebut .... a. Gemblong c. Parijoto b. Jenang d. Rengginang 10. Rumah adat yang berasal dari Kabupaten Kudus adalah...

a. rumah joglo c.rumah limas b. rumah honai d. Rumah gadang 11. Masyarakat Jawa menganggap ada di suatu hari yang penuh dengan makna religi yaitu di bulan Safar. Di kota Kudus sendiri pempercayai bahwa Rabo Wekasan atau rabu terakhir pada bulan itu adalah hari yang tepat. Dipercayai bahwa di hari rabu terakhir bulan Safar ini akan ada 320 musibah yang turun ke dunia, dan disinilah peran manusia untuk lebih banyak memohon ampun, belas kasihan, bertobat, serta bersedekah. Acara ini demeriahkan juga dengan festival arak-arakan dengan menggunakan pakaian adat jawa seperti surjan, pangeran yang menunggang kuda, prajurit, dll. Situs budaya yang berwujud seperti Rabo Wekasan disebut ... a. Budaya c. bahasa b. pengetahuan d. Tradisi

362

12. Acara Rebo Wekasan yang digelar setahun sekali ini, tepatnya pada malam Rabu terakhir di Bulan Sapar (Tahun Hijriyah) dipercaya oleh sebagian masyarakat sebagai ritual 'tolak bala', yakni ritual yang bertujuan menghindarkan diri dari petaka yang akan menimpa, seperti yang dilakukan oleh masyarakat Jepang, di Kecamatan Mejobo. Masing-masing kelompok membawa atribut dan kreasinya, seperti: gunungan yang berisi hasil bumi, miniatur masjid, penokohan seorang figur sesepuh desa pada jaman dahulu, figur alim-ulama yang disegani, hingga visualisasi para iblis dan simbol berbagai penyakit yang seolah-olah telah siap menjangkiti masyarakat. berdasarkan gambar gundukan hasil bumi yang betbentuk krucut dapat dikategorikan termasuk sudut ... a. sudut tumpul b. sudut lancip c. sudut siku-siku d. sudut refleksi 13. Berikut ini yang merupakan sikap toleransi dalam menghadapi perbedaan yaitu ... a. hanya mempelajari budaya sendiri c. Bersikap tinggi hati b. menghargai pendapat orang lain d. Acuh tak acuh 14. Yang termasuk alat musik tradisional adalah ... a. gitar c. kecapi b. piano d. drum 15. Gapura yang ada diserambi masjid dengan bentuk bangunan seperti padureksa, menjadi daya tarik tersendiri bagi masyarakat kudus. Gapura tersebut dikenal dengan sebutan Kori Agung. Penambahan bangunan serambi dimaksudkan untuk perluasan masjid. Berdasarkan gambar dibawah ini, sudut atap dari gapura Kori Agung berbentuk sudut .... a. sudut lancip b. Sudut siku-siku c. sudut tumpul d. Sudut runcing ?

363

Jawablah pertanyaan-pertanyaan di bawah ini dengan benar!

Bacalah teks berikut dnegan seksama untuk menjawab soal nomor 1 dan 2! Masjid Menara Kudus yang berlokasi di Kelurahan Kauman, Kecamatan Kota, Kabupaten Kudus, Jawa Tengah telah menjadi saksi kerukunan antar umat beragama yang sudah berlangsung lama. Masjid ini didirikan oleh Sunan Kudus atau Sayyid Ja‘far Shadiq Azmatkhan pada tahun 956 H/ 1549 M. Sunan Kudus merupakan salah satu tokoh penyebar agama Islam yang tergabung dalam Wali Songo. Dia dikenal sebagai seorang ahli agama, terutama dalamdisiplin ilmu tauhid, hadits, dan fikih. Masjid Menara Kudus terlihat berbeda dengan penampakan masjid pada umumnya, yang paling mencolok adalah bangunan menara yang berdiri menjulang di sebelah tenggara masjid. Menara berkonstruksi susunan batubata merah itu bentuknya menyerupai bangunan candi khas Jawa Timur. Bahkan ada yang menyebut menara mirip dengan Bale Kalkul atau bangunan penyimpan kentongan di Bali.

1. Tuliskan kembali gagasan pokok yang terdapat pada tiap paragraf! 2. Tuliskan kembali gagasan pendukung yang terdapat pada tiap paragraf! 3. Tuliskan proses bunyi masuk ke telinga kita! 4. Sebutkan beberapa alat musik beserta asal daerahnya yang kamu ketahui! 5. Sebutkan contoh sikap toleransi dengan teman yang berbeda agama!

364

Lampiran 17 KUNCI JAWABAN PILIHAN GANDA DAN ESSAY SERTA RUBRIK PENILAIAN PRETEST Nomor Soal Jawaban 1 C 2 C 3 A 4 A 5 A 6 D 7 B 8 C 9 B 10 A 11 D 12 B 13 D 14 C 15 A

365

No Soal Jawaban Kriteria Penilaian Skor 4 Skor 3 Skor 2 Skor 1 1 Tuliskan Paragraf 1 Mampu Mampu Mampu Tidak Masjid Menara Kudus menjawab 3 menjawab 2 menjawab 1 mampu kembali yang berlokasi di paragraf paragraf paragraf menjawab gagasan Kelurahan Kauman, pokok pokok pokok satupun Kecamatan Kota, dengan tepat dengan tepat dengan tepat paragraf pokok yang Kabupaten Kudus, Jawa dan lengkap dan lengkap dan lengkap pokok terdapat pada Tengah telah menjadi dengan saksi kerukunan antar benar tiap paragraf! umat beragama yang sudah berlangsung lama.

Paragraf 2 Sunan Kudus merupakan salah satu tokoh penyebar agama Islam yang tergabung dalam Wali Songo.

Paragraf 3 Masjid Menara Kudus terlihat berbeda dengan penampakan masjid pada umumnya, yang paling mencolok adalah bangunan menara yang berdiri menjulang di sebelah tenggara masjid.

2 Tuliskan Paragraf 1 Mampu Mampu Mampu Tidak Masjid ini didirikan oleh menjawab 3 menjawab 2 menjawab 1 mampu kembali Sunan Kudus atau paragraf paragraf paragraf menjawab gagasan Sayyid Ja‘far Shadiq pendukung pendukung pendukung satupun Azmatkhan pada tahun dengan tepat dengan tepat dengan tepat paragraf pendukung 956 H/ 1549 M. dan lengkap dan lengkap dan lengkap pendukung yang terdapat dengan Paragraf 2 benar pada tiap Dia dikenal sebagai paragraf! seorang ahli agama, terutama dalamdisiplin

ilmu tauhid, hadits, dan fikih.

Paragraf 3

366

Menara berkons-truksi susunan batubata merah itu bentuknya me- nyerupai bangunan candi khas Jawa Timur. Bahkan ada yang menyebut menara mirip dengan Bale Kalkul atau bangunan penyimpan ken-tongan di Bali.

3 Tuliskan a. Bunyi masuk ke Mampu Mampu Mampu Tidak liang telinga dan menjawab 5- menjawab 3- menjawab 1- mampu proses bunyi menyebabkan 6 jawaban 4 jawaban 2 jawaban menjawab masuk ke gendang telinga yang tepat yang tepat yang tepat bergetar dna lengkap dna lengkap dna lengkap telinga kita! b. Gendang telinga bergetar oleh bunyi c. Getaran bunyi bergerak melalui osikula ke rumah siput d. Getaran bunyi menyebabkan cairan didalam rumah siput bergetar e. Getaran cairan menyebabkan sel rambut melengkung. Sel rambut menciptakan sinyal saraf yang kemudian ditangkap oleh saraf auditori f. Saraf auditori mengirim sinyal ke otak di mana sinyal ditafsirkan sebagai bunyi 4 Sebutkan a. Sasando dari Mampu Mampu Mampu Tidak Nusa Tenggara menjawab 4- menjawab 2- menjawab 1 mampu beberapa alat Timur 5 jawaban 3 jawaban jawaban menjawab musik beserta b. Angklung dari dengan tepat dengan tepat dengan tepat satupun Jawa Barat dan disertai dan disertai dan disertai dengan asal c. Kolintang dari daerah daerah daerah benar Minahasa asalnya asalnya asalnya

367

daerahnya d. Rebab dari Jawa Barat yang kamu e. Tifa dari Maluku ketahui! dst…

5 Sebutkan a. Menghormati Mampu Mampu Mampu Tidak hak dan menjawab 5- menjawab 3- menjawab 1- mampu contoh sikap kewajiban antar 7 jawaban 4 jawaban 2 jawaban menjawab toleransi umat beragama dengan tepat dengan tepat dengan tepat satupun b. Membangun dan dengan dengan memperbaiki benar teman yang sarana umum c. Membantu berbeda korban agama! kecelakaan d. Gotong royong

e. Menghormati ibadah orang lain f. Tidak memaksakan agama kepada orang lain g. Saling menyayangi

368

Lampiran 18 KISI-KISI INSTRUMEN SOAL POSTTEST Sekolah : MI TBS Kudus

Tema : Indahnya Kebersamaan

Kelas : IV (Empat)

Materi pokok : Gagasan pokok dan pendukung, bunyi, dan kenakeragaman sebagai identitas bangsa

Kompetensi Inti:

1. Menerima dan menjalankan ajaran Agama yang dianutnya.

2. Memiliki perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, santun, peduli, dan

percaya diri dalam berinteraksi dengan keluarga, teman dan guru.

3. Memahami pengetahuan faktual dengan cara mengamati [mendengar,

melihat, membaca] dan menanya berdasarkan rasa ingin tahu tentang

dirinya, makhluk ciptaan Tuhan dan kegiatannya, dan benda-benda yang

dijumpainya di rumah, sekolah.

4. Menyajikan pengetahuan faktual dalam bahasa yang jelas dan logis dan

sistematis, dalam karya yang estetis dalam gerakan yang mencerminkan

anak sehat, dan dalam tindakan yang mencerminkan perilaku anak

beriman dan berakhlak mulia.

Lampiran 19 KOMPETENSI DASAR DAN INDIKATOR PENCAPAIAN KOMPETENSI SOAL POSTTEST Kompetensi Dasar Materi Pokok Indikator No Soal Tingkatan Bentuk Soal Jumlah Kognitif Soal

BAHASA INDONESIA Gagasan pokok 3.1.1 Menyebutkan 1, 2, 3 C1, C2, C2, Pilihan Ganda 3 dan pendukung 3.1 Mencermati gagasan gagasan pokok dan pokok dan gagasan gagasan pendukung di setiap paragraf dari teks pendukung yang diperoleh dari teks lisan, tulis, atau 3.1.2 Mengidentifikasi visual. gagasan pokok dan 1, 2 C2, C3 Essay 2 gagasan pendukung di setiap paragraf dari teks

IPA Sifat bunyi dan 3.6.1 Menjelaskan cara 4, 5, 6 C2, C3, C2, Pilihan Ganda 3 hubungannya 3.6 Menerapkan sifat-sifat menghasilkan bunyi dari dengan indera bunyi dan keterkaitannya pendengaran beragam benda di sekitar

dengan indera 3.6.2 Mengidentifikasi cara 369

pendengaran. menghasilkan bunyi dari beragam benda di sekitar 3.6.3 Menjelaskan sifat- sifat bunyi merambat

3.6.4 Mengidentifikasi

sifat-sifat bunyi merambat

3.6.5 Menjelaskan proses

terjadinya bunyi dari sumber bunyi hingga ke indera pendengaran 3.6.6 Mengidentifikasi proses terjadinya bunyi 7, 8 C2, C3 Pilihan Ganda 2 dari sumber bunyi hingga ke indera pendengaran 3.6.7 Menjelaskan proses

fungsi sifat bunyi terkait

telinga sebagai alat

pendengaran

370

3.6.8 Mengidentifikasi

fungsi sifat bunyi terkait telinga sebagai alat pendengaran 11 C2 Pilihan Ganda 1

13 C3 Pilihan Ganda 1

7 C4 Essay 1

371

IPS Keragaman 3.2.1 Menyebutkan 16, 17 C3, C2 Pilihan Ganda 2 sebagai identitas 3.2 Mengidentifikasi keragaman budaya, etnis, bangsa keragaman sosial, dan agama dari teman- teman di kelas sebagai ekonomi, budaya, etnis, dan agama di provinsi identitas bangsa Indonesia. setempat sebagai identitas 3.2.2 Mengidentifikasi bangsa Indonesia; serta keragaman budaya, etnis, hubungannya dengan dan agama dari teman- 8, 9 C4, C5 Essay 2 karakteristik ruang. teman di kelas sebagai identitas bangsa Indonesia. 3.2.3 Menyebutkan pengalaman sikap toleransi dan kerja sama antar teman berbeda agama sebagai identitas bangsa Indonesia

3.2.4 Mengidentifikasi

pengalaman sikap toleransi

dan kerja sama antar teman

372

berbeda agama sebagai

identitas bangsa Indonesia

18, 19, 20 C2, C3, C2 Pilihan Ganda 3

373

374

Lampiran 20

SOAL POSTTEST Nama : Kelas : No. Urut : Petunjuk: a. Kerjakan soal pada lembar jawab yang tersedia. b. Tulis nama, nomer absen dan kelas pada kolom yang tersedia. c. Berilah tanda silang (X) pada huruf A, B. C, atau D pada jawaban yang paling benar! d. Berdoalah sebelum mengerjakan soal.

1. Sebagai kota religius, Kudus mempunyai ragam tradisi leluhur yang masih terjaga sampai sekarang, salah satu diantaranya menabuh bedug dibagian atas Menara, Masjid Al-Aqsha Kauman Kudus. Sebelum jarum jam menunjukkan pukul 12 malam Istiwa‘, atau pukul 23.45 WIB, sejumlah remaja dan pemuda sekitar bergegas menaiki anak tangga dilanjutkan naik dengan cara merangkak melewati sebanyak 12 anak tangga kayu vertikal untuk sampai menuju bagian atas menara. Dimana pada bagian atas menara setinggi 18 meter yang beratap tajuk tersebut terdapat beduk berukuran 128 sentimeter dengan diameter sekitar 90 sentimeter. Selain itu terdapat kentongan dengan ukuran panjang sekitar 150 meter. Selama kurang lebih 1 jam, Bedug yang di mainkan minimal dua orang ini secara bergantian menabuh di kedua sisi bedug dengan ketukan berbeda, alhasil membentuk irama yang sepadan dan enak didengar. Berdasarkan pernyataan di atas maka bunyi bedug dihasilkan dari .... a. benda yang bercahaya c. Benda yang bersentuhan b. benda yang bergetar d. Benda yang bergerak 2. Di masjid wali Al Makmur Desa Jepang Kecamatan Mejobo Kudus, terdapat sumur peninggalan Sunan Kudus yang telah dibacakan Alquran hingga khatam bin nadlor dan bil ghoib.Sebagian masyarakat percaya bahwa air yang ada disumur tersebut bisa menjadi perantara untuk terkabulnya hajat mereka.Jika kita berteriak mnegarah ke dalam sumur terdapat bunyi pantul. Bunyi pantul yang terdengar setelah bunyi asli disebut ... a. frekuensi c. gema b. gaung d. ultrasonik

375

3. Wisata Colo Tempat wisata di kudus yang pertama yanitu wisata colo kudus, wisata colo kudus merupakan sebuah kawasan tempat wisata alam di kudus yang berjarak sekitar 18 kilometer dari pusat kota kudus ke arah utara. tepatnya berada di kawasan pegunungan muria, Ds Colo, Kec. Dawe Kudus. Dan bagi yang beragama muslim juga bisa sekalian ziaroh atau wisata religi makam sunan muria. makam sunan muria sendir berlokasi di puncak pegunungan dan di buthkan sedikit perjuangan untuk sampai ke makam tersebut. Namun di kawasan tersebut juga terdapat tukang ojek yang siap untuk mengantar anda sampai ke puncak apabila anda enggan untuk berjalan kaki. Dari penggalan paragraf diatas yang merupakan contoh kata baku adalah ... a. kawasan c. jarak b. enggan d. Sampai 4. Kudus mempunyai bumi perkemahan seperti bogor dan wonsosobo, yaitu bumi perkemahan dan wisata kajar. Tempat ini berlokasi di kawasan hutan pinus dan berjarak sekitar 3 kilometer dari makam sunan muria. Kawasan wisata tersebut sangat cocok sebagai bumi perkemahan karena lokasinya yang berada di ketinggian 600 mdpl dan banyak terdapat pepohonan pinus. Ide utama yang dibahas dalam suatu bacaan yang berupa kalimat inti atau pokok paragraf disebut ... a. gagasan pokok c. Kalimat penjelas b. gagasan pendukung d. Kalimat pendukung 5. Pendudukan di daerah dataran tinggi seperti di colo umumnya bekerja sebagai….... a. petani c. Nelayan b. buruh pabrik d. Guru 6. Disekitar menara kudus terdapat perpustakaan isalami yang berisi buku-buku tentang sejarah kota kudus, sunan muria, sunan kudus dan berbagai peninggalan-peninggalannya. Bahkan ada juga alquran dan buku kitab kuning yang diperjual belikan untuk masyarakat yang berminat. Karena letak perpustakaan yang dekat dengan pondok pesantren sehingga tempat tersebutmenjadi sentaral jual beli buku kitab kuning. Berikut ini yang tidak termasuk buku teks ulasan adalah .... a. komik c. Kitab b. novel d. Fiksi 7. Pada masyarakat kudus terdapat suku yang masih sangat kental melestarikan budayanya. Suku tersebut dikenal sebagai suku samin. Suku Samin di Kudus tersebar dalam tiga wilayah, yakni Desa Kutuk, Dukuh Kaliyoso Desa Karangrowo dan Desa Larekrejo. Ketiga-tiganya dikenal sebagai basis komunitas Samin Kudus yang masuk dalam wilayah Kecamatan Undaan.

376

Sikap saling menghargai perbedaan dan keberagaman yang dimiliki kabupaten kudus dapat mempererat .... a. Perselisihan b. Tali silaturahmi c. Keegoisan antar masyarakat d. Permusuhan 8. Tari khas kudus seperti gambar di bawah ini disebut tari .... a. Tari giring-giring b. Tari saman c. Tari kretek d. Tari kecak

9. Makanan sejenis dodol Garut yang berasal dari Kudus, Jawa Tengah. Identik menjadi oleh-oleh khas dari Kudus. Biasanya dijual dalam potongan- potongan kecil, biasanya dibungkus dengan plastik, dan dimasukkan ke dalam kemasan dus atau mika plastik. Makanan itu sering disebut .... a. Gemblong c. Parijoto b. Jenang d. Rengginang 10. Rumah adat yang berasal dari Kabupaten Kudus adalah...

a. rumah joglo c.rumah limas b. rumah honai d. Rumah gadang 11. Masyarakat Jawa menganggap ada di suatu hari yang penuh dengan makna religi yaitu di bulan Safar. Di kota Kudus sendiri pempercayai bahwa Rabo Wekasan atau rabu terakhir pada bulan itu adalah hari yang tepat. Dipercayai bahwa di hari rabu terakhir bulan Safar ini akan ada 320 musibah yang turun ke dunia, dan disinilah peran manusia untuk lebih banyak memohon ampun, belas kasihan, bertobat, serta bersedekah. Acara ini demeriahkan juga dengan festival arak-arakan dengan menggunakan pakaian adat jawa seperti surjan, pangeran yang menunggang kuda, prajurit, dll. Situs budaya yang berwujud seperti Rabo Wekasan disebut ...

377

a. Budaya c. bahasa b. pengetahuan d. Tradisi 12. Acara Rebo Wekasan yang digelar setahun sekali ini, tepatnya pada malam Rabu terakhir di Bulan Sapar (Tahun Hijriyah) dipercaya oleh sebagian masyarakat sebagai ritual 'tolak bala', yakni ritual yang bertujuan menghindarkan diri dari petaka yang akan menimpa, seperti yang dilakukan oleh masyarakat Jepang, di Kecamatan Mejobo. Masing-masing kelompok membawa atribut dan kreasinya, seperti: gunungan yang berisi hasil bumi, miniatur masjid, penokohan seorang figur sesepuh desa pada jaman dahulu, figur alim-ulama yang disegani, hingga visualisasi para iblis dan simbol berbagai penyakit yang seolah-olah telah siap menjangkiti masyarakat. berdasarkan gambar gundukan hasil bumi yang betbentuk krucut dapat dikategorikan termasuk sudut ... a. sudut tumpul b. sudut lancip c. sudut siku-siku d. sudut refleksi 13. Berikut ini yang merupakan sikap to leransi dalam menghadapi perbedaan yaitu ... a. hanya mempelajari budaya sendiri c. Bersikap tinggi hati b. menghargai pendapat orang lain d. Acuh tak acuh 14. Yang termasuk alat musik tradisional adalah ... a. gitar c. kecapi b. piano d. drum 15. Gapura yang ada diserambi masjid dengan bentuk bangunan seperti padureksa, menjadi daya tarik tersendiri bagi masyarakat kudus. Gapura tersebut dikenal dengan sebutan Kori Agung. Penambahan bangunan serambi dimaksudkan untuk perluasan masjid. Berdasarkan gambar dibawah ini, sudut atap dari gapura Kori Agung berbentuk sudut .... a. sudut lancip b. Sudut siku-siku c. sudut tumpul d. Sudut runcing ?

378

Jawablah pertanyaan-pertanyaan di bawah ini dengan benar!

Bacalah teks berikut dnegan seksama untuk menjawab soal nomor 1 dan 2! Masjid Menara Kudus yang berlokasi di Kelurahan Kauman, Kecamatan Kota, Kabupaten Kudus, Jawa Tengah telah menjadi saksi kerukunan antar umat beragama yang sudah berlangsung lama. Masjid ini didirikan oleh Sunan Kudus atau Sayyid Ja‘far Shadiq Azmatkhan pada tahun 956 H/ 1549 M. Sunan Kudus merupakan salah satu tokoh penyebar agama Islam yang tergabung dalam Wali Songo. Dia dikenal sebagai seorang ahli agama, terutama dalamdisiplin ilmu tauhid, hadits, dan fikih. Masjid Menara Kudus terlihat berbeda dengan penampakan masjid pada umumnya, yang paling mencolok adalah bangunan menara yang berdiri menjulang di sebelah tenggara masjid. Menara berkonstruksi susunan batubata merah itu bentuknya menyerupai bangunan candi khas Jawa Timur. Bahkan ada yang menyebut menara mirip dengan Bale Kalkul atau bangunan penyimpan kentongan di Bali. 1. Tuliskan kembali gagasan pokok yang terdapat pada tiap paragraf! 2. Tuliskan kembali gagasan pendukung yang terdapat pada tiap paragraf! 3. Tuliskan proses bunyi masuk ke telinga kita! 4. Sebutkan beberapa alat musik beserta asal daerahnya yang kamu ketahui! 5. Sebutkan contoh sikap toleransi dengan teman yang berbeda agama!

379

Lampiran 21 KUNCI JAWABAN PILIHAN GANDA DAN ESSAY SERTA RUBRIK PENILAIAN POSTTEST Nomor Soal Jawaban 1 C 2 C 3 A 4 A 5 A 6 D 7 B 8 C 9 B 10 A 11 D 12 B 13 D 14 C 15 A

380

No Soal Jawaban Kriteria Penilaian Skor 4 Skor 3 Skor 2 Skor 1 1 Tuliskan Paragraf 1 Mampu Mampu Mampu Tidak Masjid Menara Kudus menjawab 3 menjawab 2 menjawab 1 mampu kembali yang berlokasi di paragraf paragraf paragraf menjawab gagasan Kelurahan Kauman, pokok pokok pokok satupun Kecamatan Kota, dengan tepat dengan tepat dengan tepat paragraf pokok yang Kabupaten Kudus, Jawa dan lengkap dan lengkap dan lengkap pokok terdapat pada Tengah telah menjadi dengan saksi kerukunan antar benar tiap paragraf! umat beragama yang sudah berlangsung lama.

Paragraf 2 Sunan Kudus merupakan salah satu tokoh penyebar agama Islam yang tergabung dalam Wali Songo.

Paragraf 3 Masjid Menara Kudus terlihat berbeda dengan penampakan masjid pada umumnya, yang paling mencolok adalah bangunan menara yang berdiri menjulang di sebelah tenggara masjid.

2 Tuliskan Paragraf 1 Mampu Mampu Mampu Tidak Masjid ini didirikan oleh menjawab 3 menjawab 2 menjawab 1 mampu kembali Sunan Kudus atau paragraf paragraf paragraf menjawab gagasan Sayyid Ja‘far Shadiq pendukung pendukung pendukung satupun Azmatkhan pada tahun dengan tepat dengan tepat dengan tepat paragraf pendukung 956 H/ 1549 M. dan lengkap dan lengkap dan lengkap pendukung yang terdapat dengan Paragraf 2 benar pada tiap Dia dikenal sebagai paragraf! seorang ahli agama, terutama dalamdisiplin

ilmu tauhid, hadits, dan fikih.

Paragraf 3

381

Menara berkons-truksi susunan batubata merah itu bentuknya me- nyerupai bangunan candi khas Jawa Timur. Bahkan ada yang menyebut menara mirip dengan Bale Kalkul atau bangunan penyimpan ken-tongan di Bali.

3 Tuliskan a. Bunyi masuk ke Mampu Mampu Mampu Tidak liang telinga dan menjawab 5- menjawab 3- menjawab 1- mampu proses bunyi menyebabkan 6 jawaban 4 jawaban 2 jawaban menjawab masuk ke gendang telinga yang tepat yang tepat yang tepat bergetar dna lengkap dna lengkap dna lengkap telinga kita! b. Gendang telinga bergetar oleh bunyi c. Getaran bunyi bergerak melalui osikula ke rumah siput d. Getaran bunyi menyebabkan cairan didalam rumah siput bergetar e. Getaran cairan menyebabkan sel rambut melengkung. Sel rambut menciptakan sinyal saraf yang kemudian ditangkap oleh saraf auditori f. Saraf auditori mengirim sinyal ke otak di mana sinyal ditafsirkan sebagai bunyi 4 Sebutkan a. Sasando dari Mampu Mampu Mampu Tidak Nusa Tenggara menjawab 4- menjawab 2- menjawab 1 mampu beberapa alat Timur 5 jawaban 3 jawaban jawaban menjawab musik beserta b. Angklung dari dengan tepat dengan tepat dengan tepat satupun Jawa Barat dan disertai dan disertai dan disertai dengan asal c. Kolintang dari daerah daerah daerah benar Minahasa asalnya asalnya asalnya

382

daerahnya d. Rebab dari Jawa Barat yang kamu e. Tifa dari Maluku ketahui! dst…

5 Sebutkan a. Menghormati Mampu Mampu Mampu Tidak hak dan menjawab 5- menjawab 3- menjawab 1- mampu contoh sikap kewajiban antar 7 jawaban 4 jawaban 2 jawaban menjawab toleransi umat beragama dengan tepat dengan tepat dengan tepat satupun b. Membangun dan dengan dengan memperbaiki benar teman yang sarana umum c. Membantu berbeda korban agama! kecelakaan d. Gotong royong

e. Menghormati ibadah orang lain f. Tidak memaksakan agama kepada orang lain g. Saling menyayangi

383

Lampiran 22 KISI-KISI OBSERVASI KARAKTER SISWA Sub Variabel Item Observasi

f. Memiliki alat tulis sendiri

g. Mengerjakan tugas dengan baik

Mandiri h. Aktif mencari sumber belajar

i. Melakukan kontrol diri jika terjadi kesalahan j. Memiliki kepercayaan diri dan tanggung jawab

f. Tidak berbuat gaduh dalam pembelajaran

g. Mengenakan seragam lengkap dan rapi sesuai dengan tata tertib sekolah

Disiplin h. Mengumpulkan tugas tepat waktu

i. Bersungguh-sungguh dalam mengikuti pembelajaran j. Mengikuti pembelajaran sesuai dengan prosedur atau tidak berbuat seenaknya sendiri

f. Menghargai pendapat teman ketika berdiskusi kelompok

g. Tidak menyela teman atau guru ketika sedang berbicara

h. Bersedia membantu teman lain yang belum Peduli Sosial memahami materi

i. Meminjamkan alat tulis ketika teman yang lain tidak membawa j. Memberikan respon saat temannya melakukan tindakan menyimpang dalam pembelajaran

Lampiran 23

HASIL REKAPITULASI SISWA KELAS KEARIFAN LOKAL Pertemuan Pertemuan Pertemuan Pertemuan No Pertemuan I Pertemuan II III IV V VI Total Nilai Abs. 1 2 3 1 2 3 1 2 3 1 2 3 1 2 3 1 2 3 1 4 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 4 3 4 3 4 4 3 60 81 2 4 3 3 3 3 3 3 4 4 3 3 3 3 4 3 3 3 3 58 80 3 4 3 4 3 3 4 3 4 4 3 3 3 3 4 3 3 3 3 60 81 4 4 4 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 4 3 3 4 3 59 80 5 4 3 4 3 4 3 3 4 4 3 4 3 3 4 3 4 3 3 62 86 6 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 4 3 3 3 3 57 79 7 3 4 3 4 3 4 2 2 4 3 4 3 2 4 3 4 3 3 58 80 8 4 3 3 3 3 3 3 4 4 3 3 3 3 4 3 3 3 3 58 80 9 3 2 2 2 2 3 3 4 2 3 4 3 3 4 3 3 4 3 53 73 10 4 3 3 4 3 3 3 4 4 3 3 3 3 4 3 4 3 4 61 82 11 3 3 3 4 3 3 3 3 4 3 3 4 3 4 3 4 4 3 58 80 12 3 3 3 3 3 3 3 4 4 3 3 3 3 2 3 3 4 2 55 73 13 4 3 4 3 3 4 3 2 4 3 3 3 3 3 3 2 4 3 56 74 14 4 4 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 2 3 3 4 3 57 79 15 3 3 4 2 4 3 2 4 4 3 4 3 3 3 3 4 3 3 58 80 16 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 2 3 3 3 4 55 73 17 3 4 3 4 3 4 2 2 2 3 4 3 2 3 3 4 3 4 57 79 18 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 55 73 19 3 2 2 2 2 3 3 3 2 3 4 3 3 3 3 3 4 4 51 71

20 3 3 3 4 3 3 3 4 2 4 3 3 2 3 3 4 4 4 58 80 384

21 4 3 3 4 3 3 3 3 2 4 3 4 3 4 4 4 4 4 59 81

22 3 3 3 3 3 3 3 2 2 4 3 3 3 4 4 2 4 4 56 74 23 4 3 2 3 3 2 3 2 2 4 3 3 4 4 4 3 4 4 59 81 Jumlah 73 69 72 71 69 72 73 70 72 75 75 74 70 78 74 76 79 80 Rata- 3 2 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 4 4

rata

385

Lampiran 23

HASIL REKAPITULASI SISWA KELAS CERAMAH INTERAKTIF

Pertemuan Pertemuan Pertemuan Pertemuan Pertemuan No Pertemuan I II III IV V VI Total Nilai Abs. 1 2 3 1 2 3 1 2 3 1 2 3 1 2 3 1 2 3 1 2 2 3 3 3 2 3 3 2 3 2 2 3 2 3 2 2 3 45 62 2 2 3 3 3 3 3 3 2 2 3 3 3 3 2 3 3 3 3 50 69 3 3 3 2 3 3 2 3 2 2 3 3 3 3 2 3 3 3 3 47 66 4 2 2 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 2 3 3 2 3 49 68 5 3 3 2 3 2 3 3 2 2 3 2 3 3 2 3 2 3 3 47 66 6 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 2 3 3 3 3 51 70 7 2 2 3 2 3 2 2 2 2 3 2 3 2 3 3 2 3 3 44 61 8 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 53 73 9 3 2 2 2 2 3 3 2 2 3 2 3 3 2 3 3 2 3 45 62 10 2 2 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 2 3 2 3 2 48 67 11 2 3 3 2 3 3 3 3 2 3 3 2 3 2 3 2 2 3 47 66 12 3 3 3 3 3 3 3 2 2 3 3 3 3 2 3 3 3 2 50 69 13 2 3 2 3 3 2 3 2 2 3 3 3 3 3 3 2 3 3 48 67 14 2 2 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 2 3 3 2 3 49 68 15 2 3 2 2 1 2 2 2 2 3 2 3 3 3 3 2 3 3 43 60 16 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 2 3 3 3 3 51 70 17 3 2 3 2 3 2 2 2 2 3 2 3 2 3 3 2 3 3 45 62 18 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 53 73 19 3 2 2 2 2 3 3 3 2 3 2 3 3 3 3 3 2 3 47 66 20 2 3 3 2 3 3 3 2 2 3 3 3 2 3 3 2 3 2 47 66 21 2 2 3 3 3 3 3 3 2 2 3 2 3 2 3 2 2 3 46 63

22 3 3 3 3 3 3 3 2 2 3 3 3 3 2 3 2 3 3 50 69 386

23 2 3 1 3 3 2 3 2 2 2 3 3 3 2 3 3 3 3 46 63 Jumlah 56 60 59 62 64 62 66 53 53 63 60 62 63 63 62 60 61 62 Rata- 2 2 2 3 3 3 3 2 2 3 3 2 3 3 3 2 3 3

rata

387

388

Lampiran 24 WAWANCARA TERHADAP KEPALA SEKOLAH Informan : Salim, S.Ag., M.Pd. Jabatan : Kepala Sekolah Tempat : MI TBS Kudus No. Pertanyaan/Objek yang diteliti Jawaban/Hasil wawancara 1. Assalamualaikum, selamat pagi Pak. Waalaikumsalam. Iya tidak apa- Mohon maaf mengganggu waktunya apa. Apa yang bisa Bapak sebentar Pak bantu? 2. Sebelumnya perkenalkan dulu Pak, saya Silahkan kalau mau melakukan Ema mahasiswa tingkat akhir yang sedang penelitian, apapun yang bisa menyelesaikan tugas akhir. Kedatangan kami bantu Insyaallah kami akan saya kesini ingin meminta bantuan dari bantu. Kira-kira berapa lama Bapak dan semua Bapak/ Ibu guru di MI penelitiannya? TBS Kudus ini untuk memberikan kesempatan bagi saya dalam menyelesaikan penelitian saya 3. Sebelumnya terima kasih banyak Pak, kira- Oh ya silahkan kira butuh waktu kurang lebih 2-3 minggu untuk pengambilan data Pak. Jadi, saya ingin mengambil data pretest anak dulu untuk analisis awal saya, kemudian saya lakukan pembelajaran dengan perlakuan sesuai judul Tesis saya selama 4 kali pertemuan Pak 4. Baik terimakasih banyak untuk Iya silahkan, kelas berapa yang kesempatannya Pak diambil? Butuh fasilitas apa saja? 5. Kelas IV Pak, sementara ini saya belum Oh Baiklah kalau begitu, materi butuh apa-apa karena pembelajarannya apa nanti kira-kira? dengan lingkungan sekitar saja karena tentang kearifan lokal di sekitar sini saja Pak

389

6. Materi Keberagaman Pak, karena dilihat Bagus sekali kedengarannya nilai siswa dari beberapa materi, nilai pada ini masih rendah. Oleh karena itu, saya mencoba memberikan pembelajaran berpendekatan berbasis kearifan lokal gusjigang. Harapannya supaya anak lebih memiliki ketertarikan dalam belajar, lebih aktif, sehingga mereka nantinya paham dengan materi yang diberikan 7. Bagaiman pendapat Bapak tentang rencana Wah bagus itu, Jadi, nanti anak pembelajaran yang akan dilaksanakan? per kelompok gitu ya?

8. Iya Pak per kelompok. Jadi, Bapak Ya mendukung sekali, apapun mendukung pembelajaran dengan yang baik pasti didukung. Pasti permainan yang akan saya terapkan ya anak-anak juga senang, diajar Pak? guru yang belum pernah mereka lihat, belajarnya juga bukan hanya mendengarkan saja. Wah ya pasti senang, coba saja lihat nanti 9. Terimakasih banyak Pak, mudah-mudahan Iya Amiin, mudah-mudahan ini bermanfaat untuk penelitian saya dan cepat selesai penelitiannya dapat juga bermanfaat untuk anak-anak ridho dari Allah SWT khususnya, supaya mereka semakin semangat belajarnya

Kudus, 2019

Narasumber

Salim, S.Ag., M.Pd,

390

HASIL WAWANCARA TERHADAP GURU KELAS IV

Informan : Arif Rahman, S.Pd. Jabatan : Guru Kelas IV Tempat : MI TBS Kudus No. Pertanyaan/Objek yang diteliti Jawaban/Hasil wawancara 1. Assalamualaikum, selamat pagi Pak. Maaf Waalaikumsalam, Iya tidak apa- mengganggu waktunya sebentar apa. Bagaimana Mbak? 2. Kebetulan rangkaian penelitian saya sudah Hasil kemarin itu ya yang anda selesai Pak. Bagaimana menurut Bapak kumpulkan ke saya. Hasilnya hasil yang didapatkan anak-anak. saya lihat bagus. Perbandingannya dari pretest ke Peningkatannya bagus ya. posttestnya Anak-anak itu kalau di materi keberagaman masih kesulitan karena harus dihafalin satu-satu 3. Iya Pak, ketika menyelesaikan soal pretest Iya makanya, padahal sudah siswa masih sering bertanya jawabannya. dijelaskan urut. Tapi ya mau Bukan hanya satu atau dua anak Pak gimana lagi kalau kemampuannya memang begitu. Banyak anak yang nakal ya mbak? 4. Wajar Pak untuk usia anak-anak, mungkin Ya syukur kalau begitu, di karena ketemu sama orang baru jadi maklumi saja namanya anak- mereka masih suka cari perhatian. Tapi anak ya mereka nurut dan mau mengikuti pembelajaran dengan semangat 5. Bapak puas atau tidak Pak kira-kira dengan Sangat puas, kemarin saya juga hasil yang anak-anak dapatkan? melihat bagaimana pembelajarannya. 6. Oh iya Pak, alhamdulilah selama 4 kali Ya bagus itu, saya tertarik. pertemuan karakter siswa dalam proses Mungkin nanti bisa saya pembelajaran dengan berbasis kearifan gunakan dalam pembelajaran lokal mengalami kemajuan, jadi disini saya selanjutnya. tujuannya agar siswa mampu belajar dengan cara yang menyenangkan dan mengenal budaya mereka 7. Iya Pak, terimakasih banyak atas Sama-sama semoga sukses. kesempatan yang Bapak berikan kepada

391

saya dalam menyelesaikan penelitian untuk tugas akhir saya ini Pak

Kudus, 2019

Narasumber

Arif Rahman, S.Pd.

392

HASIL WAWANCARA TERHADAP SISWA KELAS IV

Informan : S-2 dan S-21 Jabatan : Siswa Kelas IV Tempat : MI TBS Kudus No. Pertanyaan/Objek yang diteliti Jawaban/Hasil wawancara 1. Bagaimana perasaannya belajar sama Ibu? S-2 : Senang Bu, jangan pergi ya Ibu, ajar Bu Ema saja S-21 : Senang Bu 2. Paham atau tidak sama apa yang S-2 : Paham Bu, tapi kadang disampaikan Ibu? menjelaskannya cepat Bu S-21 : Ada yang paham ada yang tidak Bu 3. Apa yang tidak kamu pahami? S-21 : Hehe.. paham kok Bu

4. Pintar. Apa kalian kesulitan mengerjakan S-2 : Tidak Bu, soalnya sama soal? persis kaya pas Ibu baru datang kesini. Terus setelah itu kan dijelaskan, jadi ingat Bu S-21 : Tidak persis ah Bu, ada yang beda 5. Gampang atau sulit? S-2 : Gampang Bu, kalau belajar S-21 : Gampang Bu 6. Senang atau tidak belajar sambil mengenal S-2 : Senang Bu budaya Kudus? S-21 : Iya Bu senang sekali Bu

Kudus, 2019 Siswa Kelas IV Siswa Kelas IV

Farel Adi Nugraha Ahmad Nur Hasan

393

Lampiran 25 PEDOMAN DOKUMENTASI

Dokumen yang terkait dengan proses pembelajaran siswa menggunakan pembelajaran berbasis kearifan lokal gusjigang di MI TBS Kudus kelas IV

1. Dokumen kegiatan pembelajaran, kegiatan mengerjakan LKS yang dilakukan siswa. 2. Dokumen hasil tes, observasi karakter siswa (pretest dan posttest) 3. Hasil belajar siswa

394

Lampiran 26 Nilai Hasil Belajar Siswa Kelas Kearifan Lokal

Hasil Belajar Sebelum Perlakuan Hasil Belajar Setelah Perlakuan No Nilai Keterangan Nilai Keterangan 1 68 Sedang 85 Tinggi 2 45 Rendah 85 Tinggi 3 35 Sangat Rendah 95 Sangat Tinggi 4 35 Sangat Rendah 85 Tinggi 5 55 Rendah 85 Tinggi 6 70 Sedang 85 Tinggi 7 75 Tinggi 90 Tinggi 8 60 Sedang 80 Tinggi 9 40 Sangat Rendah 85 Tinggi 10 55 Sedang 80 Tinggi 11 45 Sedang 75 Tinggi 12 45 Sedang 80 Tinggi 13 58 Sedang 75 Tinggi 14 80 Tinggi 75 Tinggi 15 55 Sedang 80 Tinggi 16 55 Sedang 75 Sedang 17 45 Sedang 95 Sangat Tinggi 18 65 Sedang 80 Tinggi 19 55 Sedang 95 Sangat Tinggi 20 65 Sedang 75 Tinggi 21 65 Sedang 88 Tinggi 22 50 Rendah 88 Tinggi 23 63 Sedang 95 Sangat Tinggi Rata- 56 Sedang 83 Tinggi rata ‗

395

Lampiran 27

Nilai Hasil Belajar Siswa Kelas Ceramah Interaktif

Hasil Belajar Sebelum Perlakuan Hasil Belajar Setelah Perlakuan No Nilai Keterangan Nilai Keterangan 1 40 Sangat Rendah 45 Rendah 2 65 Sedang 70 Sedang 3 68 Sedang 70 Sedang 4 45 Rendah 60 Sedang 5 35 Sangat Rendah 40 Sangat Rendah 6 35 Sangat Rendah 55 Sedang 7 55 Rendah 70 Sedang 8 70 Sedang 75 Sedang 9 80 Tinggi 85 Tinggi 10 60 Sedang 85 Tinggi 11 40 Sangat Rendah 60 Sedang 12 55 Sedang 60 Sedang 13 45 Sedang 60 Sedang 14 45 Sedang 60 Sedang 15 58 Sedang 70 Sedang 16 80 Tinggi 85 Tinggi 17 55 Sedang 70 Sedang 18 55 Sedang 70 Sedang 19 45 Sedang 65 Sedang 20 65 Sedang 70 Sedang 21 55 Sedang 70 Sedang 22 65 Sedang 70 Sedang 23 65 Sedang 75 Sedang Rata- 55 Sedang 67 Sedang rata

396

Lamiran 28 N-GAIN HASIL BELAJAR SISWA KELAS KEARIFAN LOKAL No Pretest Posttest N-Gain Kategori N-Gain 1 68 88 0,62 Sedang 2 45 85 0,72 Tinggi 3 33 98 0,97 Tinggi 4 33 83 0,74 Tinggi 5 55 83 0,62 Sedang 6 70 83 0,43 Sedang 7 78 88 0,35 Sedang 8 60 78 0,45 Sedang 9 40 83 0,71 Tinggi 10 55 80 0,55 Sedang 11 45 78 0,60 Sedang 12 43 78 0,61 Sedang 13 58 73 0,35 Sedang 14 80 75 -0,25 Rendah 15 55 80 0,55 Sedang 16 55 73 0,40 Sedang 17 45 93 0,87 Tinggi 18 68 78 0,31 Sedang 19 58 95 0,88 Tinggi 20 65 75 0,28 Rendah 21 65 88 0,65 Sedang 22 50 88 0,76 Tinggi 23 63 93 0,81 Tinggi Rata-rata 0,58 Sedang

397

Lampiran 29 N-GAIN HASIL BELAJAR SISWA KELAS CERAMAH INTERAKTIF No Pretest Posttest N-Gain Kategori N-Gain 1 40 45 0,08 Rendah 2 65 70 0,14 Rendah 3 68 73 0,15 Rendah 4 45 63 0,32 Sedang 5 33 40 0,10 Rendah 6 33 55 0,33 Sedang 7 55 70 0,33 Sedang 8 70 75 0,17 Rendah 9 78 88 0,45 Sedang 10 60 83 0,57 Sedang 11 40 58 0,30 Sedang 12 55 63 0,18 Rendah 13 45 58 0,30 Sedang 14 43 60 0,30 Sedang 15 58 70 0,28 Rendah 16 80 85 0,25 Rendah 17 55 70 0,33 Sedang 18 55 68 0,29 Rendah 19 45 63 0,32 Sedang 20 68 70 0,06 Rendah 21 58 70 0,28 Rendah 22 65 70 0,14 Rendah 23 65 75 0,28 Rendah Rata-rata 0,25 Rendah

398

Lampiran 30 LAPORAN KEGIATAN PEMBELAJARAN DENGAN KARAKTER YANG DITANAMKAN

No Kegiatan Pembelajaran Karakter yang Ditanamkan 1 Pertemuan 1  Guru membuka pelajaran dengan menyapa siswa dan  Disiplin menanyakan kabar mereka.  Guru meminta salah seorang siswa untuk memimpin doa.  Mandiri  Guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan disampaikan  Disiplin pada pertemuan tersebut.  Guru melakukan apersepsi sebagai awal komunikasi guru  Disiplin sebelum melaksanakan pembelajaran inti.  Guru mengajak siswa untuk mendendangkan lagu ―Kudus  Mandiri Kotaku‖ bersama-sama untuk membangkitkan motivasi siswa sebelum belajar  Siswa diajak berdiskusi tentang Keragaman Budaya Indonesia.  Disiplin Guru mengajukan pertanyaan pembuka, -berasal dari suku manakah siswa dikelas?  Siswa secara berpasangan diminta untuk saling  Peduli Sosial menginformasikan tentang asal suku mereka kepada teman di sebelahnya.  Siswa kemudian dibagi menjadi beberapa kelompok kecil yang  Disiplin terdiri dari 3-4 siswa dalam setiap kelompok. Siswa bisa diminta untuk menghitung 1 sampai 4 secara berurutan. Setiap siswa kemudian diminta untuk membentuk kelompok berdasarkan nomor urut yang sama.  Siswa mendengarkan penjelasan dari guru terkait keragaman  Mandiri budaya yang ada di kota Kudus.  Siswa diminta membaca teks bacaan yang berjudul ―Kudus Kota  Mandiri Santri‖ pada bahan ajar.  Siswa kemudian diminta untuk menuliskan nomor urut di sebelah  Mandiri kiri pada setiap paragraf.  Siswa dalam kelompok diminta berdiskusi untuk menjawab  Disiplin pertanyaan tentang isi dari paragraf satu.  Setiap kelompok kemudian diminta untuk membacakan hasil  Peduli Sosial diskusi mereka di depan kelompok yang lain. Siswa dari kelompok lain diminta untuk memberikan masukan. Setiap siswa diminta mencatat masukan dan komentar sebagai bahan untuk

399

perbaikan dari hasil diskusi mereka.  Setelah semua kelompok selesai mengomunikasikan hasil diskusi,  Peduli Sosial guru memberikan penguatan tentang strategi dalam menemukan isi cerita yang biasa dinamakan gagasan pokok/gagasan utama/ide utama/ide pokok/ pokok pikiran, dari suatu paragraf.  Siswa masih dalam kelompok diminta untuk menemukan gagasan  Mandiri pokok dan gagasan pendukung paragraf kedua.  Setiap kelompok kemudian mengomunikasikan hasilnya kepada  Peduli Sosail kelompok lainnya. Guru dan siswa dari kelompok lain dapat saling memberikan masukan untuk mendapatkan jawaban yang tepat.  Siswa menuliskan setiap satu gagasan di satu kolom di sekitar  Mandiri gagasan utama  Setiap siswa diminta untuk mencari informasi dengan cara  Peduli Sosial mewawancarai paling sedikit 8 orang teman di kelas. Informasi yang harus dicari adalah tentang daerah asal dan ciri khas dari daerah tersebut.  Siswa menuliskan informasi pada tabel yang tersedia.  Disiplin  Siswa melakukan pengamatan dan percobaan terhadap beberapa  Disiplin benda yang ada di kelas  Siswa membunyikan benda tersebut dan menuliskan nama benda  Disiplin serta cara membunyikan benda tersebut  Siswa menuliskan hasil pengamatan dalam sebuah tabel di LKS  Disiplin  Siswa menyampaikan hasil pengamatannya di depan kelas  Siswa lain diminta untuk mengajukan pertanyaan dan memberi  Peduli Sosial tanggapan  Siswa barsama-sama guru membuat rangkuman/ simpulan dari  Mandiri kegiatan hari itu.  Guru mengajak siswa bertanya jawab mengenai hal yang mereka  Peduli Sosial pelajari pada hari tersebut, bagian yang sudah mereka pahami dengan baik, bagian yang belum dipahami, serta hal apa yang mereka ingin ketahui lebih lanjut  Guru meminta salah seorang siswa untuk memimpin doa.  Mandiri  Pembelajaran diakhiri dan guru mengucapkan salam  Disiplin

2 Pertemuan 2  Guru membuka pelajaran dengan menyapa siswa dan  Disiplin menanyakan kabar mereka.  Guru meminta salah seorang siswa untuk memimpin doa.  Mandiri  Guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan disampaikan  Disiplin pada pertemuan tersebut.  Guru melakukan apersepsi sebagai awal komunikasi guru  Disiplin sebelum melaksanakan pembelajaran inti.  Siswa diingatkan kembali pada pembelajaran sebelumnya tentang  Mandiri keragaman alat musik tradisional Indonesia.

400

 Guru mengajukan pertanyaan sebagi kegiatan pembuka. -  Disiplin Bagaimana bunyi dapat sampai ke telinga kita?  Siswa dibagi menjadi tiga kelompok berdasarkan 3 jenis alat  Peduli Sosial musik tradisional daerah yang mereka sukai. Setiap kelompok akan melakukan 3 jenis percobaan yang berbeda tentang sifat bunyi merambat.  Siswa dalam kelompok diminta berdiskusi membuat pertanyaan  Disiplin tentang sifat bunyi merambat  Siswa dalam kelompok kemudian melakukan tiga jenis percobaan  Disiplin secara bergantian tentang sifat bunyi merambat berdasarkan instruksi yang ada di buku  Siswa mengisi tabel yang tersedia berdasarkan hasil percobaan.  Mandiri  Siswa masih dalam kelompok yang sama berdiskusi menjawab  Disiplin pertanyaan yang ada di buku berdasarkan hasil percobaan.  Siswa diingatkan kembali tentang gagasan pokok dan gagasan  Disiplin pendukung yang telah dipelajari pada pembelajaran sebelumnya.  Siswa membaca teks berjudul ―Pembagian Bubur Asyuro Tradisi  Mandiri Gotong Royong Masyarakat Kudus‖ yang terdapat pada bahan ajar.  Siswa menemukan gagasan pokok dan gagasan pendukung pada  Mandiri teks tersebut dan menuliskannya dalam peta pikiran yang tersedia.  Siswa menyampaikan hasil pembuatan peta pikiran terkait dengan  Peduli Sosial gagasan pokok dan gagasan pendukung dalam teks bacaan  Siswa melakukan ice breaking dengan cara bermain sebagai  Disiplin pedagang bubur di Kudus dan siswa lain bertindak sebagai pembeli  Siswa barsama-sama guru membuat rangkuman/ simpulan dari  Mandiri kegiatan hari itu.  Guru mengajak siswa bertanya jawab mengenai hal yang mereka  Peduli Sosial pelajari pada hari tersebut, bagian yang sudah mereka pahami dengan baik, bagian yang belum dipahami, serta hal apa yang mereka ingin ketahui lebih lanjut  Guru meminta salah seorang siswa untuk memimpin doa.  Mandiri  Pembelajaran diakhiri dan guru mengucapkan salam  Disiplin 3 Pertemuan 3  Guru membuka pelajaran dengan menyapa siswa dan  Disiplin menanyakan kabar mereka.  Guru meminta salah seorang siswa untuk memimpin doa.  Mandiri  Guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan disampaikan  Disiplin pada pertemuan tersebut.  Guru melakukan apersepsi sebagai awal komunikasi guru  Disiplin sebelum melaksanakan pembelajaran inti  Siswa diminta membaca sebuah teks bacaan yang berjudul  Mandiri ―Masjid Menara Saksi Toleransi di Kudus‖

401

 Siswa bertanya jawab dnegan guru terkait isi dari teks bacaan  Disiplin  Siswa berdiskusi untuk menentukan gagasan pokok dan gagasan  Disiplin pendukung sesuai dengan teks bacaan  Siswa menuliskan gagasan pokok dan gagasan pendukung dalam  Disiplin LKS secara berkelompok  Siswa menyampaikan hasil pembuatan peta pikiran terkait dnegan  Disiplin gagasan pokok dan gagasan pendukung  Siswa lain diminta untuk memberikan tanggapan  Peduli Sosial  Siswa diingatkan kembali pada pembelajaran sebelumnya tentang  Disiplin sifat rambat bunyi.  Guru mengajukan pertanyaan. - Bagaimana kita dapat  Disiplin mengetahui asal sumber bunyi?  Siswa melakukan percobaan sederhana untuk membuktikan  Disiplin tentang sumber bunyi berdasarkan instruksi yang terdapat di buku.  Siswa kemudian menuliskan laporan tentang sumber bunyi  Mandiri berdasarkan hasil percobaan  Siswa diingatkan kembali tentang keragaman agama yang  Disiplin menjadi identitas bangsa Indonesia. Perbedaan agama tersebut menuntut para pemeluknya untuk melaksanakan sikap toleransi, saling menghargai, dan tetap bekerja sama guna menjaga persatuan dan kesatuan NKRI.  Siswa membaca senyap teks tentang sikap toleransi dan kerja  Mandiri sama antar pemeluk agama yang berbeda  Siswa secara berpasangan atau dalam kelompok kecil  Disiplin mendiskusikan sikap yang bisa ditauladani dari isi cerita  Siswa barsama-sama guru membuat rangkuman/ simpulan dari  Mandiri kegiatan hari itu.  Guru mengajak siswa bertanya jawab mengenai hal yang mereka  Peduli Sosial pelajari pada hari tersebut, bagian yang sudah mereka pahami dengan baik, bagian yang belum dipahami, serta hal apa yang mereka ingin ketahui lebih lanjut  Guru meminta salah seorang siswa untuk memimpin doa.  Mandiri  Pembelajaran diakhiri dan guru mengucapkan salam  Disiplin 4 Pertemuan 4  Guru membuka pelajaran dengan menyapa siswa dan  Disiplin menanyakan kabar mereka.  Guru meminta salah seorang siswa untuk memimpin doa.  Mandiri  Guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan disampaikan  Disiplin pada pertemuan tersebut.  Guru melakukan apersepsi sebagai awal komunikasi guru  Disiplin sebelum melaksanakan pembelajaran inti.  Siswa diminta membaca sebuah teks bacaan yang berjudul  Mandiri ―Tradisi Dandangan di Kudus‖  Siswa bertanya jawab dnegan guru terkait isi dari teks bacaan  Disiplin

402

 Siswa berdiskusi untuk menentukan gagasan pokok dan gagasan  Disiplin pendukung sesuai dengan teks bacaan  Siswa menuliskan gagasan pokok dan gagasan pendukung dalam  Disiplin LKS secara berkelompok  Siswa menyampaikan hasil pembuatan peta pikiran terkait dnegan  Peduli Sosial gagasan pokok dan gagasan pendukung  Siswa lain diminta untuk memberikan tanggapan  Disiplin  Siswa diingatkan kembali pada pembelajaran sebelumnya tentang  Disiplin proses terjadinya bunyi dari sumber bunyi hingga sampai ke indera pendengar.  Guru mengajukan pertanyaan: - Apa yang kamu ketahui tentang  Disiplin fungsi dari setiap alat/organ dari indera pendengaran? - Bagaimana cara merawat telinga sebagai indera yang sangat penting bagi kita?  Siswa dibagi dalam beberapa kelompok kecil dan diminta  Mandiri berdiskusi untuk menjawab pertanyaan yang tersedia  Guru membimbing jalannya diskusi kelompok, berjalan  Disiplin berkeliling dari kelompok satu ke kelompok lain untuk memastikan bahwa setiap anggota berpartisipasi aktif  Siswa bersama guru secara klasikal kemudian menyimpulkan  Mandiri hasil diskusi tentang pentingnya merawat indera pendengaran.  Siswa barsama-sama guru membuat rangkuman/ simpulan dari  Disiplin kegiatan hari itu.  Guru mengajak siswa bertanya jawab mengenai hal yang mereka  Mandiri pelajari pada hari tersebut, bagian yang sudah mereka pahami dengan baik, bagian yang belum dipahami, serta hal apa yang  Peduli Sosial mereka ingin ketahui lebih lanjut  Guru meminta salah seorang siswa untuk memimpin doa.  Mandiri  Pembelajaran diakhiri dan guru mengucapkan salam  Disiplin 5 Pertemuan 5  Guru membuka pelajaran dengan menyapa siswa dan  Disiplin menanyakan kabar mereka.  Guru meminta salah seorang siswa untuk memimpin doa.  Mandiri

 Guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan  Disiplin disampaikan pada pertemuan tersebut.  Guru melakukan apersepsi sebagai awal komunikasi guru  Disiplin sebelum melaksanakan pembelajaran inti.  Siswa diminta membaca sebuah teks bacaan yang berjudul  Mandiri ―Jenang Jajanan Khas Kudus‖  Siswa bertanya jawab dnegan guru terkait isi dari teks bacaan  Disiplin  Siswa berdiskusi untuk menentukan gagasan pokok dan  Disiplin gagasan pendukung sesuai dengan teks bacaan  Siswa menuliskan gagasan pokok dan gagasan pendukung  Disiplin dalam LKS secara berkelompok  Siswa menyampaikan hasil pembuatan peta pikiran terkait  Disiplin

403

dnegan gagasan pokok dan gagasan pendukung  Siswa lain diminta untuk memberikan tanggapan.  Peduli Sosial  Guru mengajukan pertanyaan: - Apa yang kamu ketahui  Disiplin tentang sifat bunyi memantul?  Siswa dibagi dalam beberapa kelompok kecil dan diminta  Mandiri berdiskusi untuk menjawab pertanyaan yang tersedia  Guru membimbing jalannya diskusi kelompok, berjalan  Disiplin berkeliling dari kelompok satu ke kelompok lain untuk memastikan bahwa setiap anggota berpartisipasi aktif  Siswa menuliskan hasil pengamatan tentang sifat bunyi  Disiplin memantul di lingkungan kelas  Siswa menyampaikan hasil pengamatan tentang sifat bunyi  Peduli Sosial memantul di lingkungan kelas  Siswa barsama-sama guru membuat rangkuman/ simpulan dari  Disiplin kegiatan hari itu.  Guru mengajak siswa bertanya jawab mengenai hal yang  Mandiri mereka pelajari pada hari tersebut, bagian yang sudah mereka pahami dengan baik, bagian yang belum dipahami, serta hal  Peduli Sosial apa yang mereka ingin ketahui lebih lanjut  Guru meminta salah seorang siswa untuk memimpin doa.  Mandiri  Pembelajaran diakhiri dan guru mengucapkan salam  Disiplin 6. Pertemuan 6  Guru membuka pelajaran dengan menyapa siswa dan  Disiplin menanyakan kabar mereka.  Guru meminta salah seorang siswa untuk memimpin doa.  Mandiri  Guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan  Disiplin disampaikan pada pertemuan tersebut.  Guru melakukan apersepsi sebagai awal komunikasi guru  Disiplin sebelum melaksanakan pembelajaran inti  Siswa diminta membaca sebuah teks bacaan yang berjudul  Mandiri ―Komunitas di Kudus Mem[erkenalkan Permainan Tradisional‖  Siswa bertanya jawab dengan guru terkait isi dari teks bacaan  Disiplin  Siswa berdiskusi untuk menentukan gagasan pokok dan  Disiplin gagasan pendukung sesuai dengan teks bacaan  Siswa menuliskan gagasan pokok dan gagasan pendukung  Disiplin dalam LKS secara berkelompok  Siswa menyampaikan hasil pembuatan peta pikiran terkait  Disiplin dnegan gagasan pokok dan gagasan pendukung  Siswa lain diminta untuk memberikan tanggapan  Peduli Sosial  Guru mengajukan pertanyaan: - Apa yang kamu ketahui  Disiplin tentang sifat bunyi menyerap?  Siswa dibagi dalam beberapa kelompok kecil dan diminta  Mandiri berdiskusi untuk menjawab pertanyaan yang tersedia  Guru membimbing jalannya diskusi kelompok, berjalan  Disiplin

404

berkeliling dari kelompok satu ke kelompok lain untuk memastikan bahwa setiap anggota berpartisipasi aktif  Siswa menuliskan ahsil pengamatan tentang sifat bunyi  Disiplin memantul di lingkungan kelas  Siswa menyampaikan hasil pengamatan tentang sifat bunyi  Peduli Sosial memantul di lingkungan kelas  Siswa barsama-sama guru membuat rangkuman/ simpulan dari  Disiplin kegiatan hari itu.  Guru mengajak siswa bertanya jawab mengenai hal yang  Mandiri mereka pelajari pada hari tersebut, bagian yang sudah mereka pahami dengan baik, bagian yang belum dipahami, serta hal  Peduli Sosial apa yang mereka ingin ketahui lebih lanjut  Guru meminta salah seorang siswa untuk memimpin doa.  Mandiri  Pembelajaran diakhiri dan guru mengucapkan salam  Disiplin

405

Lamiran 31 DOKUMENTASI PENELITIAN

406

407

408

409

410

411