SISTEM FONOLOGI BAHASA MELAYU DIALEK AMBON The
Total Page:16
File Type:pdf, Size:1020Kb
SISTEM FONOLOGI BAHASA MELAYU DIALEK AMBON The Phonology of the Malay with Ambon’s Dialect Language ERNIATI Kantor Bahasa Maluku Kompleks Perkantoran LPMP Provinsi Maluku Jalan Tihu Wailela, Rumah Tiga, Kota Ambon, Provinsi Maluku Telepon/faksimile: 0911349704/081344331200 Pos-el [email protected] Artikel diterima: 21 Januari 2019, revisi akhir: 22 November 2019 Abstrak: Bahasa Melayu Ambon adalah bahasa yang tergolong sebagai rumpun atau dialek dari bahasa Melayu standar yang dituturkan oleh masyarakat yang berada di wilayah Pulau Ambon, Pulau-pulau Lease, yaitu Saparua, Haruku Nusa Laut, Pulau Buano, Pulau Manipa, Pulau Kelang, dan Pulau Seram. Bahasa Melayu Ambon dipakai pula sebagai bahasa perdagangan di Kei, Banda, Kepulauan Watubela, Pulau Buru, Maluku Tenggara sampai Maluku Barat Daya. Bahasa Melayu Ambon memiliki 245.020 juta penutur yang tersebar di seluruh Kepulauan Maluku. Bahasa Melayu Ambon termasuk dalam rumpun bahasa Melayu Polinesia. Salah satu cara melestarikan bahasa Melayu Ambon ini diperlukan penelitian fonologi termasuk tentang karakteristik dan pendistribusiannya dalam kata. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui jumlah fonem bahasa Melayu dialek Ambon dan distribusinya dalam kata. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif-deskriptif. Hasil analisis menunjukkan bahwa fonem yang terdapat pada Bahasa Melayu Ambon terdiri atas lima fonem vokal dan sembilan belas fonem konsonan. Kata Kunci: Fonologi, Fonetik, Fonem Abstract: The Malay Ambonese language is a that is classified as a family or dialect of standard Malay language spoken by the people residing in Ambon Island, Lease Islands, Saparua, Haruku Nusa Laut, Buano Island, Manipa Island, Kelang Island and Seram Island . Malay Ambones language is also used as a trading language in Kei, Banda, Watubela Islands, Buru Island, Southeast Maluku to Southwest Maluku. The Malay Ambonese language has 245.020 million speakers spread throughout the Maluku Islands. Malay Ambonese language is included in the Polynesian Malay family. One way to preserve Malay Ambonese language is needed phonological research including the characteristics and distribution in the word. This study aims to determine the number of Malay language phonemes of Ambon dialect and its distribution in the word. Methode this research is qualitative-descriptive method. The analysis shows that the phoneme contained in Malay Ambonese language consists of five vowel phonemes and nineteen consonant phonemes. Keywords: Phonology, Phonetics, Phonemes . Sistem Fonologi Bahasa… (Erniati) PENDAHULUAN Pulau Buano, Pulau Manipa, Pulau Kelang, Pulau Seram serta dipakai pula sebagai bahasa Bangsa Indonesia memiliki bahasa daerah yang perdagangan di Kei, Banda, Kepulauan Watu sangat beragam. Bahasa daerah merupakan Bela, Pulau Buru, Maluku Tenggara sampai bagian integral dari kebudayaan daerah dan Maluku Barat Daya. kebudayaan nasional. Dalam UUD 1945, Bab Bahasa Melayu dialek Ambon XV, Pasal 36 dituliskan bahwa bahasa negara berbeda dari Bahasa Melayu Ternate. Ini ialah bahasa Indonesia. Pada penjelasannya disebabkan karena bahasa Melayu Ambon disebutkan bahwa di daerah-daerah yang mendapat banyak pengaruh dari bahasa Melayu mempunyai bahasa sendiri, yang dipelihara oleh Makassar, kemudian pada abad ke-16, Bangsa rakyatnya dengan baik (misalnya bahasa Jawa, Portugis memasuki wilayah Maluku sehingga Sunda, Madura, dan sebagainya) bahasa-bahasa banyak kosa kata bahasa Portugis terserap ke itu akan dihormati dan dipelihara juga oleh dalam bahasa Melayu Ambon. Terakhir bangsa negara. Bahasa-bahasa itu pun merupakan Belanda menjajah Maluku, sehingga serapan bagian dari kebudayaan Indonesia yang hidup. bahasa Belanda juga banyak yang terserap ke Sebagai kebudayaan daerah, bahasa dalam bahasa Melayu Ambon. Bahasa Melayu daerah memiliki tempat yang sangat penting di Ambon ini memiliki penutur 245.020 juta antara berbagai jenis kebudayaan daerah suatu penutur. Selain itu, sebagai bahasa sehari-hari kelompok etnis. Hal ini disebabkan bahasa masyarakat,bahasa Melayu Ambon ini juga daerah selain mengemban fungsi sebagai alat dipakai sebagai bahasa pengantar di sekolah- komunikasi antarmasyarakat daerah, juga sekolah, di gereja-gereja, dan juga terjemahan berfungsi sebagai media pengembangan dalam alkitab. kebudayaan daerah. Oleh sebab itu, bahasa Bahasa Melayu Ambon merupakan daerah perlu diteliti sebagai upaya untuk salah satu bahasa yang masih digunakan oleh mengantisipasi kemungkinan kepunahannya. masyarakat. Bahasa ini merupakan bahasa Hal ini bisa saja terjadi, sebab bahasa itu terus- daerah yang memiliki kedudukan dan fungsi menerus berubah. Jika perubahan-perubahan itu yang sama dengan bahasa daerah lain di dibiarkan begitu saja, maka cepat atau lambat Indonesia. Oleh sebab itu, patut mendapat akan sampai ke titik kepunahan. Kehilangan prioritas dan perhatian yang sama dengan atau punahnya bahasa berarti kehilangan bahasa-bahasa daerah lain. sebuah kebudayaan nasional yang sangat tinggi Mengacu pada uraian di atas maka nilainya. dianggap perlu untuk meneliti struktur bahasa Dari 132 bahasa daerah yang ada di Melayu dialek Ambon yang dituturkan oleh Maluku, baru sebagian kecil yang sudah ditulis masyarakat. Penelitian ini membatasi pada oleh peneliti Summer Institute of Linguistics sistem fonem bahasa Melayu dialek Ambon. (SIL) dalam aspek tertentu. Selain itu, terdapat Dengan mengetahui karakteristik fonem bahasa beberapa penelitian bahasa daerah yang Melayu Ambon tersebut, diharapkan upaya dilakukan oleh bangsa Indonesia sendiri, pada penanganan dalam rangka pembinaan bahasa umumnya dilaksanakan oleh Badan Indonesia ragam lisan dapat diarahkan dengan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa. Begitu lebih baik. Penelitian ini dilakukan untuk pun dengan bahasa Melayu dialek Ambon. menginvetarisasi fonem-fonem bahasa Melayu Bahasa Melayu dialek Ambon merupakan dialek Ambon. Selain itu, penelitian ini juga salah satu bahasa daerah yang dituturkan oleh dilakukan untuk melestarikan identitas bangsa. masyarakat di Provinsi Maluku. Bahasa Melayu Kedudukan Bahasa Melayu dialek Ambon Ambon merupakan tergolong sebagai rumpun sebagai bahasa daerah merupakan salah satu atau dialek dari bahasa Melayu standar yang unsur kebudayaan nasional yang dilindungi oleh dituturkan di wilayah Provinsi Maluku yang negara. Dalam kedudukannya sebagai bahasa mencakup kota Ambon, pulau-Pulau Lease daerah , bahasa Melayu dialek Ambon yaitu Saparua, Haruku dan Nusa Laut, serta 114 BÉBASAN, Vol. 6, No. 2, edisi Desember 2019: 113—124 berfungsi sebagai lambang kebanggan daerah, fonem bahasa yang dapat dipecahkan atau identitas daerah, dan alat perhubungan di dalam dipisah-pisahkan dalam satu ruas. Sedangkan keluarga dan masyarakat daerah. bagian kedua adalah fonem bahasa yang Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan merupakan kebalikan dari fonem yang pertama, di atas, masalah penelitian ini adalah fonem ini tidak dapat dipisahkan menjadi bagaimanakah karakteristik fonem bahasa beberapa segmen. Melayu Ambon. Sedangkan tujuan penelitian Samsuri (2005:45) memberikan ini adalah untuk mengetahui karakteristik fonem petunjuk pokok-pokok pikiran yang disebut bahasa Melayu Ambon dan pendistribusian premis. Prinsip-prinsip yang yang dimaksud fonem tersebut dalam kata. berupa pernyataan-pernyataan umum mengenai sifat-sifat fonem bahasa. Premis tersebut ialah 1) fonem bahasa mempunyai kecenderungan 2. Teori dan Metode untuk dipengaruhi oleh lingkunannya dan 2) 2.1 Teori system fonem mempunyai kecenderungan Ada beberapa acuan yang mendukung kajian ini bersifat simetris. seperti yang dikemukakan oleh beberapa ahli Selain premis tersebut, Samsuri (2005:46) antara lain antara lain, Samsuri (2005:23), juga mengemukakan dua hipotesisi kerja yang Ramlan, Masnur Muchlis (2008:13),dan Nasir masing-masing disebut hipotesis kerja A dan Thoir dan I Wayan Simpen (2001:45). Teori- hipotesis kerja B. hipotesis kerja itu sebagai teori tersebut digunakan sebagai acuan untuk berikut: menentukan fonem beserta alofonnya, pola 1) Fonem-fonem bahasa yang mirip sebagai suku kata, morfofonologi, serta ortografi bahasa fonetis harus digolongkan ke dalam kelas- Melayu dialek Ambon. Masnur Muchlish kelas fonem atau fonem-fonem yang mengatakan bahwa dasar klasifikasi fonem berbeda, apabila terdapat pertentangan di segmental didasarkan berbagai macam kriteria, dalam lingkungan yang sama atau yang yaitu: (1) ada tidaknya gangguan maksudnya mirip: penyempitan dan penutupan yang dilakukan 2) Fonem-fonem yang mirip secara fonetis oleh alat-alat ucap atas arus udara dalam dan terdapat dalam lingkungan yang pembentukan fonem. Dilihat ada atau tidaknya komplementer harus dimasukkan ke dalam gangguan ketika fonem diucapkan, fonem dapat kelas-kelas fonem yang sama atau fonem dikelompokkan menjadi dua yaitu fonem yang sama. vokoid dan fonem kontoid. (2) mekanisme udara maksudnya bahwa dari mana datangnya Untuk melengkapi hipotetsis di atas digunakan udayra yang menggerakkan pita suara sebagai pula prinsip kerja lingkungan analogus sumber fonem, (3) arah udara, maksudnya (analogus empironmen) (Multamia, 1997:26). dilihat dari arah udara ketika fonem dihasilkan, Prinsip kerja ini menganjurkan jika ada fonem- (4) pita suara, maksudnya dilihat dari bergetar fonem yang meragukan, dapat diteliti lebih tidaknya pita suara yang dihasilkan, (5) lubang lanjut apakah keduanya merupakan satu fonem lewatan udara, maksudnya dilihat dari lewatan atau fonem yang berbeda dengan cara membuat udara ketika fonem dihasilkan, (6) mekanisme hipotesis dan menolak hipotesis. Ini