ARSITEKTUR BANGUNAN SUCI DI SITUS INDIHIANG KOTA TASIKMALAYA Architecture the Sacred Building at the Indihiang Site of Tasikmalaya City

Total Page:16

File Type:pdf, Size:1020Kb

ARSITEKTUR BANGUNAN SUCI DI SITUS INDIHIANG KOTA TASIKMALAYA Architecture the Sacred Building at the Indihiang Site of Tasikmalaya City ARSITEKTUR BANGUNAN SUCI DI SITUS INDIHIANG KOTA TASIKMALAYA Architecture the Sacred Building at the Indihiang Site of Tasikmalaya City Endang Widyastuti Balai Arkeologi Jawa Barat Jalan Raya Cinunuk Km. 17 Cileunyi, Bandung E-mail: [email protected] Naskah diterima 26 April 2017 — Revisi terakhir 7 Juni 2017 Disetujui terbit 9 Juni 2017 — Diterbitkan secara online 22 Juni 2017 Abstract As it is known that until now the relics of the sacred building of the Hindu-Buddhist era are still rarely found in West Java. Given the scarcity of Hindu-Buddhist building, the purpose of this paper is to discover and illustrate the forms of Hindu-Buddhist archi- tecture in the Sundanese region. In uncovering the architectural form is applied com- parative method. The data used to reveal the architecture is the result of excavations that have been done in 2012 and 2013. After the data through excavation activities was collected, it is then synthesized with theories about the sacred building, especially in western Java. In the discussion, data that has been collected compared with other build- ings of the same era. In this paper the comparisons used are Bojongmenje Temple and Pananjung Temple. The results showed that the sacred building in Indihiang is a single batur. The roof of the building is made of perishable material with a single support. Keywords: Indihiang, architecture, shrines, Tasikmalaya Abstrak Sebagaimana diketahui bahwa sampai sekarang ini peninggalan yang berupa bangunan suci masa Hindu-Buddha masih jarang ditemukan di Jawa Barat. Mengingat langkanya tinggalan bangunan suci Hindu-Buddha tujuan penulisan makalah ini adalah untuk menemukan dan menggambarkan bentuk arsitektur Hindu-Buddha di wilayah Tatar Sunda. Dalam mengungkap bentuk arsitektur tersebut diterapkan metode komparasi. Data yang digunakan untuk mengungkapan arsitektur tersebut adalah hasil ekskavasi yang telah dilakukan pada tahun 2012 dan 2013. Setelah melalui kegiatan ekskavasi terkumpul, data disintesiskan dengan teori-teori tentang bangunan suci khususnya di Jawa bagian barat. Dalam pembahasannya data yang telah terkumpul dibandingkan dengan bangunan lain yang sezaman. Dalam tulisan ini pembanding yang digunakan adalah Candi Bojongmenje dan Candi Pananjung. Hasil penelitian menunjukkan bahwa bangunan suci di Indihiang berupa batur tunggal. Atap bangunannya terbuat dari bahan yang mudah rusak dengan ditopang umpak. Kata kunci: Indihiang, arsitektur, bangunan suci, Tasikmalaya 19 PURBAWIDYA Vol. 6, No. 1, Juni 2017: 19 – 31 PENDAHULUAN terdapat lumpang batu, kubur batu, dan Keberadaan bangunan suci di Jawa makam Islam (Prijono, 2015, hal. 113 Barat erat kaitannya dengan perkembangan - 116). N.J. Krom dalam Rapporten religi di daerah tersebut. Pada awalnya van den Oudheidkundigen Dienst in religi yang berkembang adalah Hindu. Nederlandsch-Indie 1914 Inventaris Selanjutnya berkembang pula agama der Hindoe-oudheden telah mencatat Buddha. Dalam perkembangan selanjutnya adanya beberapa tinggalan arkeologis di agama Hindu dan Buddha tersebut Kabupaten Tasikmalaya yang berasal dari bercampur dengan unsur kepercayaan asli masa pengaruh Hindu-Buddha. atau kepercayaan kepada nenek moyang Tinggalan-tinggalan arkeologis yang (Hardiati, 2009, hal. 409 - 410). Pada berupa temuan lepas sekarang tersimpan masa akhir ini bangunan suci lebih dikenal di Museum Nasional. Tinggalan-tinggalan dengan nama kabuyutan. tersebut adalah beberapa benda dari emas Objek bahasan dalam tulisan ini dan logam lainnya berupa anting-anting adalah bangunan suci di Situs Indihiang, emas berbentuk sapi dan sebuah hulu Kota Tasikmalaya. Pemerintahan Kota berbentuk naga yang berasal dari daerah Tasikmalaya berdiri sejak tahun 2001 Legok; dua gelang kaki berbahan perunggu berdasarkan Undang-Undang No. 10 dari Kampung Cimonyet, Tenjomaya, Tahun 2001 tentang Pembentukan Ciawi; dua gelang kaki berbahan perunggu Kota Tasikmalaya (Portal Resmi Kota yang berasal dari Kampung Lengkong, Tasikmalaya, 2013). Sebelumnya Cibahayu, Indihiang; dua cincin emas, Kota Tasikmalaya merupakan ibukota peluru kaca, dua peluru batu, mata uang Kabupaten Tasikmalaya. Dengan demikian berbentuk bundar dan persegi yang sejarah Kota Tasikmalaya mempunyai ditemukan di dalam periuk kecil dari kaca kaitan yang erat dengan sejarah Kabupaten berwarna hijau yang berasal dari Cipaku, Tasikmalaya. Kabupaten Tasikmalaya Singaparna; arca Wisnu dalam posisi duduk tercatat memiliki banyak tinggalan yang ditemukan di Taraju; sebuah prasasti arkeologis. Di Tasikmalaya tinggalan batu dan beberapa arca kecil yang berasal yang berasal dari masa prasejarah dari punggung gunung Geger Hanjuang diantaranya terdapat di daerah Cineam daerah Linggawangi, Singaparna. Selain dan Karangnunggal. Di Kawasan Cineam itu juga terdapat dua arca batu polinesis terdapat jejak aktivitas perbengkelan dari Gunung Galunggung (Krom, 1915, beliung persegi dari masa neolitik. Situs- hal. 73 - 78). situs neolitik di kawasan Cineam tersebut Menginjak masa pengaruh Islam, di berada di aliran Ci Goang dan Ci Riri Tasikmalaya tercatat adanya tinggalan (Laili, 2015, hal. 106). berupa sisa pusat pemerintahan yang Selain di Cineam tinggalan yang berlokasi di Kampung Empang, Desa berasal dari masa neolitik juga ditemukan Sukapura, Kecamatan Sukaraja. Jejak di kawasan Karangnunggal. Situs-situs yang masih dapat diamati adalah tersebut berada di aliran Ci Langla dengan bangunan pendopo kabupaten, sumur, anak-anak sungainya (Laili, 2016, hal. dan kolam (Boedi, 2013, hal. 199 - 200). 100). Tinggalan arkeologis juga ditemukan Masuknya Bangsa Eropa ke Indonesia di Situs Bumi Rongsok. Di situs tersebut juga memberikan warna pada bangunan- 20 Arsitektur Bangunan Suci ... (Endang Widyastuti) bangunan di Tasikmalaya. Bangunan- oleh Saleh Danasasmita (1987), yang bangunan yang bercorak kolonial dapat dikompilasikan dalam “Sewaka Darma, dijumpai pada beberapa bangunan milik Sanghyang Siksakanda ng Karesian, instansi pemerintah dan perseorangan Amanat Galunggung”. Naskah “Amanat (Penelitian, 2012, hal. 18 - 50). Galunggung” berisi ajaran moral, antara Kawasan Tasikmalaya mempunyai lain disebutkan bahwa kabuyutan harus sejarah budaya sejak masa prasejarah dipertahankan. Raja yang tidak bisa hingga masa kolonial. Salah satu sumber mempertahankan kabuyutan di wilayah sejarah yang menyebut mengenai daerah kekuasaannya lebih hina daripada kulit Tasikmalaya adalah naskah Amanat musang yang tercampak di tempat sampah Galunggung. Naskah ini menggunakan (Danasasmita, 1987, hal. 125 - 126). bahasa Sunda kuna dengan aksara Dengan demikian, dalam tata politik pada Sunda dan merupakan nasihat Rakeyan masa itu, pusat-pusat kegiatan intelektual Darmasiksa (penguasa di Saunggalah) dan keagamaan memiliki kedudukan yang kepada puteranya yang bernama Sang sangat penting. Kabuyutan tampaknya Lumahing Taman beserta seluruh menjadi salah satu pilar yang menopang keturunannya. Wilayah Saunggalah integritas negara sehingga tempat itu termasuk daerah Galunggung di selatan dilindungi oleh raja, bahkan dianggap Tasikmalaya (Danasasmita, 1987, hal. 8). sakral. Naskah Amanat Galunggung telah dikaji Gambar 1. Peta situasi Situs Indihiang. (Sumber: Dokumen Balai Arkeologi Bandung, 2012) 21 PURBAWIDYA Vol. 6, No. 1, Juni 2017: 19 – 31 Objek tulisan ini adalah Situs Indihiang Permasalahan yang akan dibahas Kota Tasikmalaya. Situs Indihiang dalam tulisan ini adalah arsitektur secara administratif terletak di Kampung bangunan suci di Situs Indihiang Nangkerok, Kalurahan Sukamaju Kidul, terutama mengungkap mengenai bentuk Kecamatan Indihiang. Lokasi situs berada bangunan suci. Permasalahan tersebut pada koordinat 108o11’23,65’’ BT dan akan diselesaikan dengan melakukan 07o17’47,96’’ LS dengan ketinggian 420 penelaahan terhadap data utama yaitu meter di atas permukaan laut (m dpl). hasil ekskavasi yang telah dilakukan dan Situs berada pada bukit memanjang arah kelengkapan struktur bangunan lainnya. tenggara – baratlaut yang terdiri atas dua Selanjutnya hasil lapangan tersebut puncak. Puncak di sebelah tenggara disebut dianalisis dan diperbandingkan dengan Bukit (Pasir) Cikabuyutan dan yang di bangunan-bangunan lain yang sejenis sebelah baratlaut disebut Pasir Gadung. Di yang terdapat di Jawa bagian barat yang sebelah baratdaya situs terdapat aliran Ci digunakan sebagai data pembanding Loseh yang merupakan anak Ci Tanduy. adalah Candi Bojongmenje di Kabupaten Bandung dan Candi Pananjung di Dalam penelitian yang telah dilakukan Pangandaran. oleh Balai Arkeologi Bandung pada tahun 2005 dengan tema Ikonografi masa Hindu-Buddha di Kabupaten Ciamis dan DATA DAN PEMBAHASAN Tasikmalaya, tercatat adanya temuan berupa lingga dan yoni di Situs Indihiang. Kota Tasikmalaya secara geografis o o Selain lingga dan yoni di lokasi tersebut juga terletak di antara 108 08’38” – 108 24’02” o o terdapat beberapa batu bulat (Widyastuti, BT dan 7 10’00” – 7 26’32” LS. 2005). Adanya temuan tersebut dan kajian Perbatasan wilayahnya adalah di sebelah terhadap bentuk, kawasan geomorfologi utara berbatasan dengan Kabupaten dan kawasan budaya mengindikasikan Tasikmalaya dan Kabupaten Ciamis, bahwa Situs Indihiang merupakan sebuah sebelah barat berbatasan dengan Kabupaten bangunan suci pada masa pengaruh Tasikmalaya, sebelah selatan berbatasan Hindu-Buddha (Widyastuti, 2012, hal. dengan Kabupaten Tasikmalaya, dan 40). Selanjutnya pada tahun 2012 Balai di sebelah timur berbatasan dengan Arkeologi Bandung kembali melakukan kabupaten Tasikmalaya dan Kabupaten kegiatan penelitian berupa ekskavasi Ciamis. di Situs Indihiang. Kegiatan ekskavasi Arti nama
Recommended publications
  • Arsitektur Hindu Budha
    1 ARSITEKTUR HINDU BUDHA A. PERKEMBANGAN HINDU DAN BUDHA DI INDONESIA 1. Sejarah dan Berkembangnya Agama Hindu-Buddha Agama Hindu di sebarkan oleh Bangsa Arya (Bangsa Pendatang) setelah masuk melalui celah Carber yang memisahkan daratan Eropa dan Asia. Bangsa Arya merasa nyaman tinggal karena India adalah daerah yang subur. Bangsa Arya mengalahkan Bangsa asli India (Dravida). Cara Bangsa Arya mengeksistensikan bangsanya di India dengan cara membuat Kasta, yaitu pelapisan masyarakat. Perbedaan Bangsa Arya dengan Bangsa Dravida itu sendiri terdapat pada bagian fisiknya, yaitu Bangsa Arya berkulit putih sedangkan Bangsa Dravida berkulit hitam. Pusat kebudayaan Hindu adalah di Mohenjo Daro (Lakarna) dan Harapa (Punjat) yang tumbuh sekitar 1.500 SM. Agama Hindu dalam pelaksanaan ritual ibadah (penyampaian doa kepada dewa) harus di lakukan oleh Kaum Brahmana saja. Sehingga kaum-kaum di bawahnya merasa kesulitan ketika kaum Brahmana meminta qurban (pembayaran yang berlebih) kepada kaum-kaum di bawahnya yang meminta tolong untuk disampaikan doanya kepada dewa-dewa mereka. Sehingga banyak masyarakat yang berpindah agama menjadi agama Budha. PERBEDAAN HINDU DAN BUDHA HINDU BUDHA Muncul sebagai perpaduan budaya bangsa Aria Muncul sebagai hasil pemikiran dan pencerahan dan bangsa Dravida yang diperoleh Sidharta dalam rangka mencari jalan lain menuju kesempurnaan(nirwana) Kitab sucinya, WEDA Kitab Sucinya, TRIPITAKA Mengakui 3 dewa tertinggi yang disebut Trimurti Mengakui Sidharta Gautama sebagai guru besar/ pemimpin agama Budha Kehidupan masyarakat
    [Show full text]
  • Awal Pengaruh Hindu Buddha Di Nusantara
    AWAL PENGARUH HINDU BUDDHA DI NUSANTARA Agustijanto Indradjaja Pusat Arkeologi Nasional, Jl. Condet Pejaten No. 4, Jakarta Selatan 12510 [email protected] Endang Sri Hardiati [email protected] Abstrak. Berbicara tentang awal pengaruh Hindu Buddha di Nusantara sejauh ini selalu dimulai pada sekitar abad ke-5 M. yang ditandai oleh kehadiran kerajaan Kutai dan Tarumanagara di Nusantara dan masih sedikit perhatian terhadap periode sebelum itu. Padahal periode awal sampai dengan abad ke-5 M. adalah periode krusial bagi munculnya kerajaan yang bercorak Hindu- Buddha di Nusantara. Penelitian terhadap periode awal sejarah dimaksudkan untuk mengungkapkan dinamika sosial ekonomi yang terjadi di masyarakat Nusantara sehingga mampu menerima dan menyerap unsur-unsur budaya asing (India) yang pada puncaknya memunculkan sejumlah ARKENASkerajaan bersifat Hindu-Buddha di Nusantara. Metode analisis yang dipakai adalah metode analisis tipologis dan kontekstual serta beberapa analisis C-14 atas temuan diharapkan dapat menjelaskan kondisi masyarakat Nusantara pada masa lalu. Hasil penelitian ini dapat mengidentifikasikan sejumlah tinggalan arkeologi seperti sisa tiang rumah, sisa perahu, keramik, tembikar, manik-manik, alat logam, dan sejumlah kubur yang diidentifikasi berasal dari periode awal sejarah. Berdasarkan tinggalan tersebut dapat direkonstruksi kondisi sosial-ekonomi masyarakat Nusantara dan peranannya di dunia internasional di Kawasan Asia Tenggara. Kata kunci: Awal sejarah, Hindu-Buddha, Nusantara, Budaya India. Abstract. Early Hindu-Buddhist Influence in the Indonesian Nusantara. So far discussions about early Hindu-Buddhist influence in the Indonesian Archipelago (Nusantara) have always been started at around 5th Century AD, which is characterized by the presence of the kingdoms of Kutai and Tarumanagara in the archipelago, while the earlier period is barely noticed although the period between early and 5th century AD is a crucial period for the emergence of Hindu- Buddhist kingdoms in the archipelago.
    [Show full text]
  • Questionnaire Design and Validation for Temple Mobile Application
    Questionnaire Design And Validation For Temple Mobile Application Ronyastra, I M.1, Hapsari, I.1, Poriazis, A.S.1, 1Industrial Engineering, University of Surabaya [email protected] Abstract. Cultural tourism in Indonesia requires more attention to attract younger generation visitors. For example, temples (candi) in East Java, Indonesia, are not popular destination for youngsters considering there is lack of information, attraction, and promotion. This research will focus on this problem by designing a mobile application that will provide interesting information about the temples in East Java. To ensure high utilization, the applications development must be started with capturing the user needs, and ended with the usability test. For these purposes, this research designs the suitable questionnaires as data collection tools. The design process must consider the young generations’ preference of contact method and jargon so that it can be easily understood by respondent within the age range of 17 – 27 years old. Two questionnaires are designed as the result of this research namely customer needs questionnaire and usability testing questionnaire. This research also identified the variable that will be tested in usability testing, to check the user friendly-ness of the mobile application. The validity and reliability of the 17 questions has been tested and found to be both valid and reliable so the questionnaires’ results can be used for the mobile application development process. Keywords: questionnaire design, usability, mobile application, tourism, temple 1. Introduction Tourism development is an important factor in encouraging the economic progression of a country. In 2017, the tourism sector was included in the top 4 in terms of foreign exchange contributors [1].
    [Show full text]
  • ISLAMISASI DI TATAR SUNDA Era Kerajaan Sukapura
    ISLAMISASI DI TATAR SUNDA Era kerajaan Sukapura Islamisasi di Tatar Sunda ___ i ISLAMISASI DI TATAR SUNDA Era kerajaan Sukapura Penulis: Prof. Dr. Sulasman Dr. Ruhiyat Agus Wirabudiman, MA Abud Syehabudin, M.Pd Dr. Acep Aripudin Editor: Ahmad Yunani, S.Ag., M.Hum. Cetakan I, 2017 14,8 x 21 cm vi + 287 hal. Desain dan Layout: Buya Samuray Diterbitkan oleh: Puslitbang Lektur, Khazanah Keagamaan, dan Manajemen Organisasi Badan Litbang dan Diklat Kementerian Agama RI Tahun 2017 Copyraight @2017 All Rights Reserved ii ___ Islamisasi di Tatar Sunda Pengantar enyelesaian penulisan hasil penelitian sejarah Islamisasi masa Kerajaan Sukapura merupakan langkah tepat, tepat P sasaran (targetting) dan momentum mengenai pelurusan sejarah yang selama ini masih terkesan mengambang. Puslitbang Lektur, Khazanah Keagamaan, dan Manajemen Organisasi Balit- bang dan Diklat Kementerian Agama RI sebagai institusi yang memfasilitasi program penulisan sejarah Nusantara telah berperan dalam melaksanakan misinya dalam memelihara dan mengembangakan khazanah budaya Nusantara. Ada beberapa urgensi penulisan sejarah Sukapura dilihat dari sudut pandang, berikut: pertama, kekayaan warisan budaya di Nusantara, ter- masuk wilayah Sukapura belum diungkap secara baik dan benar, sehingga belum dipublikasikan dan belum diketahui luas oleh masyarakat Nusantara, masyarakat Sunda sekitar Priangan Timur pada khususnya. Kedua, belum adanya tulisan memadai tentang Islamisasi masa Kerajaan Sukapura yang akan menjadi pijakan dan pelurusan sejarah pembangunan di Tatar Sukapura. Perdebatan tentang Islamisasi di Sukapura, lahirnya Sukapura, dan atau Islamisasi di Tatar Sunda ___ iii Tasikmalaya, menjadi contoh bagaimana sejarah sangat menen- tukan terhadap jalannya roda pembangunan karena menjadi landasan fundamental filosofi perjalanan manusia. Ketiga, ada- nya tugas moral untuk ikut serta dalam upaya pencerdasan masyarakat dan bangsa melalui penyadaran terhadap jati diri bangsa.
    [Show full text]
  • 1 Perkembangan Agama Dan Kebudayaan Hindu-Buddha Di Indonesia
    MEMAHAMI SEJARAH SMA DAN MA Untuk Kelas XI Semester 1 dan 2 Program Ilmu Pengetahuan Sosial Tarunasena M. Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional i KATA SAMBUTAN Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Allah SWT, berkat rahmat dan karunia-Nya, Pemerintah, dalam hal ini, Departemen Pendidikan Nasional, pada tahun 2008, telah membeli hak cipta buku teks pelajaran ini dari penulis/penerbit untuk disebarluaskan kepada masyarakat melalui situs internet (website) Jaringan Pendidikan Nasional. Buku teks pelajaran ini telah dinilai oleh Badan Standar Nasional Pendidikan dan telah ditetapkan sebagai buku teks pelajaran yang memenuhi syarat kelayakan untuk digunakan dalam proses pembelajaran melalui Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 48 Tahun 2007 tanggal 5 Desember 2007. Kami menyampaikan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada para penulis/ penerbit yang telah berkenan mengalihkan hak cipta karyanya kepada Departemen Pendidikan Nasional untuk digunakan secara luas oleh para siswa dan guru di seluruh Indonesia. Buku-buku teks pelajaran yang telah dialihkan hak ciptanya kepada Departemen Pendidikan Nasional ini, dapat diunduh (down load), digandakan, dicetak, dialihmediakan, atau difotokopi oleh masyarakat. Namun, untuk penggandaan yang bersifat komersial harga penjualannya harus memenuhi ketentuan yang ditetapkan oleh Pemerintah. Diharapkan bahwa buku teks pelajaran ini akan lebih mudah diakses sehingga siswa dan guru di seluruh Indonesia maupun sekolah Indonesia yang berada di luar negeri dapat memanfaatkan sumber belajar ini.
    [Show full text]
  • Penelitian Puncak-Puncak Peradaban Di Pantai Utara Jawa Barat Dan Proses Perjalanan Masyarakat Hindu
    PENELITIAN PUNCAK-PUNCAK PERADABAN DI PANTAI UTARA JAWA BARAT DAN PROSES PERJALANAN MASYARAKAT HINDU Nanang Saptono Abstrak. Salah satu program penelitian Balai Arkeologi Bandung pada periode 2009 – 2014 adalah mengenai puncak-puncak peradaban di pantai utara Jawa Barat. Penelitian ini secara diakronis ditekankan pada masyarakat Protosejarah, masyarakat masa Klasik, dan masyarakat masa Islam. Khusus pada permasalahan masyarakat masa Klasik, penelitian didasarkan pada data awal bahwa di Karawang terdapat pusat peradaban yang mula-mula berlatarkan pada agama Hindu kemudian berkembang pula agama Buddha. Sementara itu pada penelitian sebelumnya telah didapatkan data mengenai keberadaan masyarakat Hindu di pedalaman Jawa Barat. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan pada tahun 2009 di Kabupaten Karawang, dan Purwakarta serta pada 2010 di Kabupaten Subang diperoleh simpulan bahwa masyarakat Hindu yang semula berada di pantai utara, setelah mendapat tekanan dari masyarakat Buddha, mereka melakukan perpindahan ke pedalaman dan akhirnya berhasil membangun pusat peradaban di pedalaman Jawa Barat. Kata Kunci : Karawang, Purwakarta, Subang, masyarakat, agama Hindu, agama Buddha Abstract. One of the Balai Arkeologi Bandung’s research programs in the period of 2000 – 2014 is about the peaks of civilization on the northern coast of West Java. This study diachronically puts emphasis on Proto-historic, Classical, and Islamic communities. Regarding the problems among the Classical communities, this study was based on preliminary data that there was
    [Show full text]
  • Daftar Organisasi Masyarakat (Ormas) Perkecamatan Di Kabupaten Bandung
    DAFTAR ORGANISASI MASYARAKAT (ORMAS) PERKECAMATAN DI KABUPATEN BANDUNG PENGURUS TANGGAL No. KECAMATAN N A M A 0 R M A S BIDANG GARAPAN ALAMAT SEKRETARIAT NO. NPWP NO. PENDAFTARAN KET KETUA SEKRETARIS BENDAHARA TERDAFTAR 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 Jl. Raya Soreang No. 17 RT. 01/ 01 Ds. 1 SOREANG DPD. Forum POS KB Teti Rachmatiah Yayah Siti Sopiah Enden Ida Widaningsih Sosial Kemasyarakatan Dalam Proses 28/12/2012 220/1815/Ormas/KesbangPol DB Soreang Tlp. 085221175832 PC. Ikatan Penyuluh KB Indonesia (IPeKB Jl. Raya Soreang No. 17 RT. 01/ 01 Ds. 2 SOREANG Beben Erik Nispayadi, S.Pd. Ir. Euis Komariah, MT. Dra. Elin Karlina Sosial Kemasyarakatan Dalam Proses 28/12/2013 220/1814/Ormas/KesbangPol DB Indoenesia) Soreang Tlp. 022 - 5897432 Himpunan Pecinta Alam Kalam Langit Jl. Al-fathu Desa Pamekaran Kecamatan 3 SOREANG Fuad Haris Iwa Kartiwa Wawan Wahyu Kegiatan Alam Terbuka 23/02/2011 220/281/Ormas/Kesbang,Pol Linmas DB (HIPAKALA) Soreang Tlp. (022) 76469961 sosial Kemasyarakatan da Pasar Soreang Pajagalan RW. 004 Desa 220/1027/Ormas/Kesbang,Pol 4 SOREANG Paguyuban Karya Jasa Pasar Soreang Natep Suhendi Irawan Sarkosin Kurniawan dalam Proses 19/6/2012 DB Perburuhan Soreag Kec. Soreang Linmas Jl. Soreang-Banjaran No,58 Tlp. (022) 5 SOREANG BMW (Barisan Masyarakat Wartawan) Mohamad Rahmat Herman Solongn Roni Paslah PROPESI DP 5231544 Gd. Da'wah/Wisma Haji Kab. Bandung Tlp. 6 SOREANG MUI. (Majelis Ulama Indonesia) K.H. Yayat Ruchiyat.S Drs. H. Sefroni Hidayat H. Zaienal Mustofa KEAGAMAAN 23/04/2005 220/250/Ormas/Kesbang,Pol Linmas BDU *022) 58973383 Jl.
    [Show full text]
  • Collecting and Connecting
    Collecting and Connecting Historical Data for Inner City Development in Indonesia Collecting and Connecting Historical Data for Inner City Development in Indonesia Workshop Report Jakarta, Indonesia 27-28 October 2014 Authors Huib Akihary, Nadia F. Dwiandari, Johan van Langen, Risma Manurung, Nadia Purwestri, Pauline K.M. van Roosmalen, Hasti Tarekat, Peter Timmer, Punto Wijayanto Ministry of Public Works of Indonesia (PU) National Archives of Indonesia (ANRI) Centre for Architecture Documentation (PDA) Indonesian Heritage Trust (BPPI) Centre for International Heritage Activities (CIE), the Netherlands National Archives of the Netherlands (NA) Cultural Heritage Agency of the Netherlands (RCE) 3 Executive Summary — COLLECTING AND CONNECTING of archives and built heritage. The most important HISTORICAL DATA FOR INNER CITY discovery is that trainings like this workshop are needed DEVELOPMENT IN INDONESIA in Indonesia, especially for the non-archival audience, those who do not work for archival institutions. This WORKSHOP REPORT cross-sectorial collaboration offered a good result for all JAKARTA, INDONESIA parties, archival and non-archival institutions, 27-28 OCTOBER 2014 participants and organizers. Such initiatives need to be encouraged more often in Indonesia on various levels Heritage conservation is undergoing a real boom in and scales, especially when relevant to heritage Indonesia. Aspiring to safeguard historical buildings and conservation projects and urban planning schemes. old inner cities, NGOs, universities and government institutions are developing plans. In this process, historical data are a significant element. They provide insight in the raison d’être of the heritage at stake, inspiration and, above all, a foundation for decision making during the design- and planning process. Without consideration of the past, conserving historical features and consistency of the result is hard to ensure.
    [Show full text]
  • Kelas XI SMA IPS Sejarah 2 Tarunasena M
    MEMAHAMI SEJARAH SMA DAN MA Untuk Kelas XI Semester 1 dan 2 Program Ilmu Pengetahuan Sosial Tarunasena M. Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional i KATA SAMBUTAN Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Allah SWT, berkat rahmat dan karunia-Nya, Pemerintah, dalam hal ini, Departemen Pendidikan Nasional, pada tahun 2008, telah membeli hak cipta buku teks pelajaran ini dari penulis/penerbit untuk disebarluaskan kepada masyarakat melalui situs internet (website) Jaringan Pendidikan Nasional. Buku teks pelajaran ini telah dinilai oleh Badan Standar Nasional Pendidikan dan telah ditetapkan sebagai buku teks pelajaran yang memenuhi syarat kelayakan untuk digunakan dalam proses pembelajaran melalui Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 48 Tahun 2007 tanggal 5 Desember 2007. Kami menyampaikan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada para penulis/ penerbit yang telah berkenan mengalihkan hak cipta karyanya kepada Departemen Pendidikan Nasional untuk digunakan secara luas oleh para siswa dan guru di seluruh Indonesia. Buku-buku teks pelajaran yang telah dialihkan hak ciptanya kepada Departemen Pendidikan Nasional ini, dapat diunduh (down load), digandakan, dicetak, dialihmediakan, atau difotokopi oleh masyarakat. Namun, untuk penggandaan yang bersifat komersial harga penjualannya harus memenuhi ketentuan yang ditetapkan oleh Pemerintah. Diharapkan bahwa buku teks pelajaran ini akan lebih mudah diakses sehingga siswa dan guru di seluruh Indonesia maupun sekolah Indonesia yang berada di luar negeri dapat memanfaatkan sumber belajar ini.
    [Show full text]
  • BAB II 2.1 Studi Visual Studi Visual Merupakan Sebuah Pendekatan Yang Baru. Studi Visual Menurut Barbour (2014) Digunakan Untuk
    8 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Studi visual Studi visual merupakan sebuah pendekatan yang baru. Studi visual menurut Barbour (2014) digunakan untuk memahami dan menafsirkan gambar dan termasuk fotografi, film, video, lukisan, menggambar, kolase, patung, karya seni, grafiti, iklan, dan kartun. Sehingga ada penambahan nilai dari metode tersebut (Balmer, Griffiths, & Dunn, 2015), dengan ditambahnya data yang berupa gambar atau foto sebagai data tambahan selain data tulisan maka dapat menambah kekayaan data (Mah, 2015), dan dengan menambahkan wawasan kepada para pembaca (Barbour, 2014). Serta para peneliti menggunakan gambar - gambar dan metode - metode ini untuk menambah pengetahuan (Thomas, 2009), Sementara itu menurut Pain (2012) studi visual sebagai metode yang dapat meningkatkan kekayaan data dan membantu hubungan antara peneliti dan objek yang diteliti. Sehingga penggunaan studi visual untuk memfasilitasi dan memperkaya data dapat menghasilkan lebih banyak jenis data yang berbeda (Pain, 2012). Studi visual adalah metode yang efektif dan dapat diterima untuk penelitian kualitatif dan menjadi lebih banyak digunakan dalam berbagai disiplin ilmu (Pain, 2012). Penggunaan studi visual sebagai metode ini dapat lebih memperkaya data karena menggabungkan data visual dan data tulisan atau deskripsi sehingga dapat menabah wawasan kepada pembaca dan pengetahuan baru kepada peneliti. Seperti UNIVERSITAS PASUNDAN 9 memperkenalkan hasil temuan candi, relief pada candi, temuan artefak dan seperti dalam antropologi studi visual digunakan untuk menggambarkan suatu masyarakat atau sebuah kebudayaan melalui visual dan juga untuk mendampingi deskripsi tulisannya. Oleh karena itu studi visual dapat digunakan oleh disiplin ilmu lain karena memiliki sifat yang bebas dan umum. 2.1.1 Fotografi Fotografi berasal dari dua kata Yunani phos dan graphe. Phos berarti cahaya dan graphe yang artinya melukis atau menggambar.
    [Show full text]
  • MEMAHAMI SEJARAH SMA DAN MA Untuk Kelas XI Semester 1 Dan 2 Program Ilmu Pengetahuan Sosial
    MEMAHAMI SEJARAH SMA DAN MA Untuk Kelas XI Semester 1 dan 2 Program Ilmu Pengetahuan Sosial Tarunasena M. Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional i KATA SAMBUTAN Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Allah SWT, berkat rahmat dan karunia-Nya, Pemerintah, dalam hal ini, Departemen Pendidikan Nasional, pada tahun 2008, telah membeli hak cipta buku teks pelajaran ini dari penulis/penerbit untuk disebarluaskan kepada masyarakat melalui situs internet (website) Jaringan Pendidikan Nasional. Buku teks pelajaran ini telah dinilai oleh Badan Standar Nasional Pendidikan dan telah ditetapkan sebagai buku teks pelajaran yang memenuhi syarat kelayakan untuk digunakan dalam proses pembelajaran melalui Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 48 Tahun 2007 tanggal 5 Desember 2007. Kami menyampaikan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada para penulis/ penerbit yang telah berkenan mengalihkan hak cipta karyanya kepada Departemen Pendidikan Nasional untuk digunakan secara luas oleh para siswa dan guru di seluruh Indonesia. Buku-buku teks pelajaran yang telah dialihkan hak ciptanya kepada Departemen Pendidikan Nasional ini, dapat diunduh (down load), digandakan, dicetak, dialihmediakan, atau difotokopi oleh masyarakat. Namun, untuk penggandaan yang bersifat komersial harga penjualannya harus memenuhi ketentuan yang ditetapkan oleh Pemerintah. Diharapkan bahwa buku teks pelajaran ini akan lebih mudah diakses sehingga siswa dan guru di seluruh Indonesia maupun sekolah Indonesia yang berada di luar negeri dapat memanfaatkan sumber belajar ini.
    [Show full text]
  • Pakuan Pajajaran Dan Bogor Dalam Pusaran Sejarah Dunia
    Ahmad Yanuana Samantho, MA, M.Ud (Et All) PAKUAN PAJAJARAN DAN BOGOR DALAM PUSARAN SEJARAH DUNIA “PAKUAN PAJAJARAN DI TENGAH PUSARAN SEJARAH DUNIA” 3 “PAKUAN PAJAJARAN DAN BOGOR DALAM PUSARAN SEJARAH DUNIA Bab 1 AUSTRONESIA: KEBUDAYAAN DAN PERADABAN SUNDA KUNO (Hal.10) Bab 2 MEMASUKI MASA SEJARAH BOGOR ( Hal .87) Bab 3 JEJAK KERAJAAN PRA PAKUAN PAJAJARAN ( Hal. 102 ) Bab 4 BENARKAH PAJAJARAN KERAJAAN HINDU ? ( Hal. 230 ) BAB 5 KONTROVERSI KEISLAMAN PRABU SILIWANGI (Hal. 260 ) BAB 6 UPAYA PENYELAMATAN SITUS ISTANA PAKUAN PAJAJARAN (Hal. 297 ) Bab 7 PRABU SILIWANGI DAN MITOS MAUNG DALAM MASYARAKAT SUNDA ( Hal. 312 ) Bab 8 ISRA MIRAJ DAN LEGENDA LAYANG SASAKA DOMAS MUNDINGLAYA DIKUSUMAH ( Hal. 334 ) Bab 9 DIMANA DAN APA WARISAN PRABU SILIWANGI PAKUAN PAJAJARAN (Hal. 396 ) Bab 10 KEBANGKITAN PERABAN SUNDALAND? (Hal. 449 ) “PAKUAN PAJAJARAN DI TENGAH PUSARAN SEJARAH DUNIA” 4 Pendahuluan Sebagaimana kita maklumi bersama, perkembangan kehidupan sosial-budaya bangsa Indonesia, saat ini telah mulai memperlihatkan beberapa fenomena kritis yang mengkhawatirkan bagi persatuan dan kesatuan NKRI. Berbagai peristiwa konflik dan kekerasan atas nama agama dan kelompok etnis (SARA) kerap terjadi. Begitu juga tawuran dan kerusuhan antar warga masyarakat, antar kelompok, supporter grup sepak bola dan antar para pelajar sering mudah terjadi tanpa diketahui penyebab sebenarnya secara utuh dan dapat diketemukan solusi rekonsiliasinya secara permanen dan substansial dalam format rekonstruksi dan restorasi kebudayaan. Berbagai potensi konflik SARA yang sudah kerap terjadi di berbagai daerah di Indonesia, tak terkecuali di Propinsi Jawa Barat sebagai lingkungan terdekat Ibukota Jakarta, tentunya perlu diteliti secara mendalam, komprehensif dan holistik. Dengan demikian maka solusi dan resolusi konflik serta rekonsiliasi kerukunannya dapat dilakukan secara tepat dan benar, sesuai dengan cita-cita dan prinsip nilai luhur yang terkandung dalam Pancasila dan doktrin: ―Bhineka Tunggal Ika‖, ―Tan Hanna Dharma Mangrwa‖ (Tidak ada Kebenaran yang mendua).
    [Show full text]