STRATEGI PENDIDIKAN TJOKROAMINOTO DALAM RUMAH KOST SOEHARSIKIN (1912-1922)

Rintahani Johan Pradana Program Studi S2 Pendidikan Sejarah Universitas Negeri Malang

Abstrak. Pendidikan dapat dipahami dalam bentuk pendidikan formal, pendidikan non-formal ataupun pendidikan informal. Keluarga sebagai pendidikan non formal memiliki peran yang besar dalam menanamkan nilai-nilai pendidikan bagi generasi masa depan. Tjokroaminoto dapat menjadi teladan bagi pengembangan strategi pendidikan non-formal. Dia mengubah rumahnya menjadi rumah kos. Tjokroaminoto menerapkan strategi pendidikannya bagi anak kos kemudian mempengaruhi pemikiran dan pergerakan muridnya.

Kata-kata kunci: pendidikan non-formal, strategi-strategi pendidikan, rumah kos

Abstract: Education can be a form of formal education, non-formal education or informal education. The family as a non-formal education has a great role to provide educational values the next generation. Tjokroaminoto could be an example of the non-formal education strategies. He changes his home into a boarding house. Tjokroaminoto applies his educational strategies for his student (“anak kos as a student) then influencing the students’ thought and movement.

Keywords: non-formal education, educational strategies, boarding house

Pendidikan menjadi sarana penting dalam dan peranan utama dalam pelaksanaan membekali nilai-nilai kebaikan kepada pendidikan informal.Peranan keluarga seseorang sebelum berperan aktif di sebagai pelaksana pendidikan semakin lama masyarakat.Freire (1984:32) beranggapan justru mengalami suatu kemunduran. bahwa seseorang diharapkan mampu Kesibukan orang tua sebagai pemenuh mengembangkan kemampuannya untuk kebutuhan ekonomi bagi keluarga sering kali melihat tantangan-tantangan dari zamannya menjadi faktor penghambat pelaksanaan serta mampu menumbuhkan kesadaran kritis pendidikan keluarga.Permasalahan ini sering pada masyarakat melalui pendidikan. Orang kali menyebabkan berkurangnya intensitas Tua dan Sekolah menjadi pihak yang bertemu antara orang tua dan anak. Pengaruh memiliki peran besar dalam melakukan yang ditimbulkan akan muncul pada penanaman nilai-nilai tersebut pada diri ketidakseimbangan yang antara pendidikan seorang anak. Penanaman nilai-nilai yang formal di sekolah dan pendidikan informal. dilakukan diharapkan mampu menjadi Rumah Oemar Said Tjokroaminoto sebuah langkah pencegahan tindak kenakalan dapat dijadikan suatu model penyelenggaraan remaja, maupun penyimpangan sosial yang pendidikan informal yang baik. Istri dilakukan oleh seorang anak. Tjokroaminoto pada kisaran tahun 1912 Seorang anak diharapkan memper- membuka rumahnya sebagai tempat kost olah nilai-nilai, sikap, keterampilan, dan bagi para pelajar Hogere Burger School pengetahuan yang bersumber pada (HBS), Meer Uitgebreid Lager Onderwijs lingkungan melalui pendidikan informal (MULO), Middelbare Technise School (Sudjana, 2007:17).Keluarga memiliki posisi (MTS) maupun Nederlands Indische Artsen

192

Rintahani Johan Pradana, Strategi Pendidikan Tjokroaminoto ….. 193

School (NIAS), yang merupakan sekolah- Kajian dalam penelitian ini meng- sekolah milik pemerintah Hindia Belanda di gunakan metode penelitian sejarah. Berdasar Surabaya. Pada 1918 jumlah keseluruhan pada metode penelitian sejarah, maka pelajar yang tinggal bersama Tjokroaminoto terdapat beberapa langkah dalam pe- berkisar antara 18 hingga 20 orang nyusunannya. Langkah-langkah dalam (Tjokroaminoto, 1983:40-41). Beberapa penelitian sejarah ialah sebagai berikut: (1) tokoh-tokoh besar lahir dari pendidikan pemilihan topik, (2) pengumpulan sumber, keluarga yang diterapkan oleh (3) verifikasi, (4) interpretasi, dan (5) Tjokroaminoto. Kualitas yang ditawarkan penulisan (Kuntowijoyo, 2013: 69). Tujuan mampu menarik minat banyak orang tua, utama dari penggunaan metode ini di termasuk ayah dari Soekarno, untuk menitip- harapkan mampu menghasilkan suatu tulisan kan puteranya (Adams, 1966 41-42). mengenai sejarah pendidikan maupun sejarah Tjokroaminoto memainkan peran sebagai pemikiran yang sesuai dengan kaidah induk semang bagi para pelajar dengan penulisan penelitian sejarah. Dibandingkan baik.Terbukti dengan lahirnya banyak tokoh- dengan ilmu-ilmu sosial lain, sejarah tokoh berpengaruh pada masa pergerakan memiliki karakteristik yang berbeda. maupun pada masa kemerdekaan. Penyebabnya ialah karakter dari objek Para pelajar yang berada dalam penelitian yang tidak bisa diamati secara rumah kost mendapatkan pendidikan langsung (Supardi, 2011: 55). mengenai kebangsaan dan pemahaman nilai- nilai moralitas.Paham kebangsaan didapatkan Pembukaan Rumah Kost melalui diskusi yang kerap kali Soeharsikin, istri Tjokroaminoto, diselenggarakan oleh Tjokroaminoto di menyadari penuh kondisi yang dialami rumahnya. Tauladan moralitas ditanamkan rumah tangganya.Sebagai seorang petinggi Tjokroaminoto lewat kedisiplinan dalam , Tjokroaminoto jarang berada kehidupan sehari-hari. Berbagai aturan yang di rumah.Permasalahan tersebut membuatnya bersifat mendidik diterapkan dalam rumah ingin membantu meringankan kebutuhan kostyang dikelola oleh isteri Tjokroaminoto rumah tangga. Untuk melaksanakan maksud- (Tempo, 2011:47). Bentuk pendidikan yang nya, ia tidak perlu meninggalkan rumah. Ia diterapkan oleh Tjokroaminoto beserta membuka rumahnya di Gang 7 Peneleh strategi yang digunakan, dapat dijadikan sebagai tempat kost.Biaya yang dikenakan contoh penyelenggaraan pendidikan kepada para pelajar untuk tinggal di keluarga. rumahnya, kemudian menjadi pendapatan Penelitian ini berusaha mencari yang mampu meringankan kebutuhan rumah jawaban atas pertanyaan (1) mengapa tangga Soeharsikin dan Tjokroaminoto keluarga Tjokroaminoto membuka rumahnya (Gonggong, 1985: 16-17). menjadi tempat kost, (2) bagaimana strategi Usaha yang dilakukan Soeharsikin pendidikan Tjokroaminoto untuk mem- membuka rumah kost mampu meringankan bangun kesadaran kebangsaan dalam beban rumah tangga. Pembukaan rumah pemikiran anak kost, serta (3) bagaimana kostini juga memberikan pekerjaan bagi pengaruh strategi pendidikan yang diterapkan Mbok Tambeng, seorang emban yang oleh Tjokroaminoto terhadap pola pemikiran bekerja untuk keluarga Tjokroaminoto. dan aktivitas anak kost. Melalui penelitian ini Mbok Tambeng turut membantu keluarga diharapkan akan didapatkan sebuah contoh Tjokroaminoto dalam mengurusi kebutuhan bagi pemecahan permasalahan menyangkut pemuda-pemuda dalam rumah kost pendidikan informal. dan kebutuhan anak-anak kandung Tjokroaminoto (Tjokroaminoto, 1983:10). keras dan kerap kali bertengkar dengan Soekarno sangat terbantu dengan keberadaan Soekarno selama tinggal di Peneleh Mbok Tambeng dalam rumah kost tersebut. (Tjokroaminoto, 1983: 82 & 86). Mbok Tambeng yang membantunya menjahit Rumah Tjokroaminoto di Surabaya celana dan menyediakan gado-gado sebagai dapat dikatakan sebagai ‘Markasnya makanan kegemaran Soekarno (Adams, Sarekat Islam’. Tidak henti-hentinya rumah 1966: 50). Tjokroaminoto dikunjungi tamu yang Soekarno bersama sahabatnya dari bermacam-macam bangsa, corak, dan tujuan. Mojokerto, Herman Kartowisastro, tinggal Rumah tersebut juga menjadi kancah yang bersama keluarga Tjokroaminoto selama mengadu ideologi antara Tjokroaminoto belajar di Surabaya.Kondisi yang dihadapi dengan para tamu dan anak-anak kostnya. sangat berbeda dengan kehidupan sebelum- Segala bentuk pengaduan atas tindak nya. Baik Soekarno maupun Kartowisastro penindasan akibat aturan-aturan pemerintah merupakan putera dari keluarga ter- Kolonial bahkan ditujukan ke rumah pandang yang hidup serba ketercukupan Tjokroaminoto (Amelz, 1952: 55-56). (Tjokroaminoto, 1983:4). Kesederhanaan Berbagai hal tersebut dapat dipahami lebih seorang Tjokroaminoto diharapkan mampu lanjut karena selama tinggal di Surabaya, menular pada diri Soekarno maupun Tjokroaminoto dikenal sebagai seorang Kartowisastro. Kartowisastro merupakan pemimpin gerakan Sarekat Islam yang pelajar pertama yang tinggal bersama dikenal gigih dalam memperjuangkan nasib Tjokroaminoto tepat satu tahun sebelum golongan masyarakat yang mengalami tindak kedatangan Soekarno. Kartowisastro masih penindasan. memiliki pertalian darah dengan keluarga Kediaman Tjokroaminoto di Tjokroaminoto (Tjokroaminoto, 1983:34). Surabaya juga menjadi tempat penggalangan Setelah menyelesaikan belajarnya di HBS, massa serta aktivitas Sarekat Islam. Kunjung- berbeda dengan pelajar lainnya yang banyak an yang dilakukan oleh para tokoh tersebut melanjutkan pendidikan di Hindia Belanda, memberikan dampak bagi para pemuda Kartowisastro melanjutkan pendidikan penghuni rumah kost. Seperti Soekarno yang sebagai seorang indolog di Leiden. tertarik dengan konsep pemikiran Ahmad Selain digunakan sebagai rumah kost Dahlan melalui gerakan bagi pelajar yang bersekolah di HBS, MTS yang dianggap modern. Sementara maupun MULO (Amelz, 1952:55), rumah dan Semaoen tertarik dengan pemikiran kost yang dibuka oleh Soeharsikin juga Sneevliet seorang aktivis ISDV (Indische membantu menampung kerabat dekat, seperti Sociaal Democatishe Vereeneging) (Lubis, Supardan (adik Soeharsikin), Abikoesno 2010:6, dan Tempo, 2011:115). Kedatangan Tjokrosujoso (adik Tjokroaminoto) (Amelz, tokoh-tokoh pergerakan memberikan suatu 1952:57, dan Tjokroaminoto, 1983:42). pengajaran tambahan disamping didikan Melalui bimbingan Tjokroaminoto, para yang diterapkan oleh Tjokroaminoto kepada pemuda penghuni rumah kost dikemudan anak-anak kost.Sebuah rumah kost pastinya hari menjadi tokoh-tokoh berpengaruh di memiliki banyak kamar tidur, sehingga tidak masa-masa awal kemerdekaan. Abikoesno sulit bagi Tjokroaminoto untuk mem- Tjokrosujoso merupakan seorang siswa persilahkan tamunya menginap di rumahnya. Middelbare Technische School Surabaya, yang merupakan sebuah sekolah menengah tekhnik. Seperti halnya kakak kandungnya, Abikoesno juga dikenal memiliki sikap yang

194

Rintahani Johan Pradana, Strategi Pendidikan Tjokroaminoto ….. 195

Strategi Pendidikan Tjokroaminoto nilai religi dalam pendidikan dirasa sangat Kedisiplinan yang diterapkan oleh penting dalam membentuk sikap dan sifat keluarga Tjokroaminoto membentuk seorang anak agar sesuai dengan ajaran- kepribadian yang baik bagi anaknya maupun ajaran agama.Sering kali sumber aturan para pemuda penghuni kamar kost. normatif berasal dari hukum-hukum agama. Tjokroaminoto mengajarkan bahwa melalui Tjokroaminoto menggunakan seni kedisiplinan dan tekad yang kuat, sebuah sebagai media dalam mendidik dan perjuangan akan mencapai hasil yang menanamkan cinta budaya kepada anak- diharapkan (Amelz, 1952: 58). Penanaman anaknya, termasuk anak kost. Di bidang nilai kedisiplinan inilah yang kemudian kesenian, ia sangat menggemari seni tari dan membuat banyak anak kostnya menjadi menabuh gamelan. Hanoman merupakan individu-individu yang memiliki sikap dan tokoh favorit yang sering diperankan oleh sifat keras, dalam artian disiplin. Cara yang Tjokroaminoto. Tokoh Hanoman, menurut- ditempuhnya untuk menciptakan dan nya, merupakan suatu simbol perjuangan mempertahankan keharmonisan keluarganya melawan penindasan. Tjokroaminoto dengan bukanlah cara yang rumit atau dengan sengaja menanamkan kecintaan pada seni tari mempraktekkan teori muluk-muluk. Sebagai dan musik pada anaknya. Ia bersama dengan kepala rumah tangga, ia berusaha bertindak para pelajar yang mondok di rumahnya entah bijaksana. Sikap keras Tjokroaminoto pada seminggu sekali atau seminggu dua kali, dasarnya masih berada dalam taraf yang mengadakan latihan tari-tarian wayang sewajarnya. Kedisiplinan dalam pendidikan bertempat di Taman Seni Panti Harsoyo. pada dasarnya ingin ditanamkan oleh Selain seni tari-tarian dan musik, juga Tjokroaminoto secara wajar (Gonggong, diadakan pelatihan seni beladiri (Amelz, 1985: 19). 1952:60, dan Tjokroaminoto, 1983:8- Pendidikan agama menjadi salah satu 10).Panti Harsoyo merupakan salah satu cara yang digunakan oleh Tjokroaminoto tempat hiburan murah. Di Panti Harsoyo untuk mengimbangi pendidikan barat yang orang bisa membaca buku, bermain catur, didapat oleh anaknya dari sekolah-sekolah dam, serta bilyard (Kartowisastro, 2010: 10). Belanda (Amelz, 1952: 60). Ia melihat Keadaan yang dialami oleh banyaknya diskriminasi yang dialami oleh penduduk pribumi sebagai akibat dari pribumi yang dilakukan orang-orang kebijakan Pemerintah Hindia Belanda kerap Belanda.Ia tidak menyetujui aturan yang kali menjadi bahasan dalam tiap diskusi yang berkaitan dengan sembah-jongkok ketika diadakan oleh Tjokroaminoto. Ia berusaha seorang pribumi bertemu dengan orang menanamkan nasionalisme dalam mem- Belanda.Ia mengajarkan bahwa tiap-tiap berikan kesadaran kebangsaan pada diri para orang Islam tidak boleh takut kepada siapa anak kost. Nasionalisme merupakan suatu atau kepada apapun juga, kecuali Tuhannya. paham yang berpendapat bahwa kesetiaan Ia mengajarkan tentang pentingnya tertinggi individu harus diserahkan kepada kemerdekaan, persamaan dan persaudaraan negara kebangsaan. Perasaan sangat men- (Tjokroaminoto, 1963:29). Menurut Derajat dalam akan suatu ikatan yang erat dengan (2008:86) pendidikan agama memiliki tujuan tanah tumpah darahnya, dengan tradisi- berupa asuhan dan bimbingan terhadap anak tradisi setempat dan penguasa-penguasa didik agar kelak setelah selesai bimbingan- resmi di daerahnya selalu ada disepanjang nya dapat memahami serta mengamalkan sejarah dengan kakuatan yang berbeda-beda ajaran agama serta menjadikan ajaran agama (Khon, 1984:11). Soekarno sendiri sering sebagai pedoman hidup. Penanaman nilai- mengutip paham kebangsaan maupun nasionalisme yang kerap dikemukakan oleh Tjokroaminoto ini nampaknya ditujukan Ernest Renan dan Otto Bauer (Soekarno, pada golongan penguasa modal pada 1963:3). Menurut Renan (1994:51) kelahiran awal abad XX yang lebih mementingkan suatu bangsa disebabkan adanya kehendak keuntungan dan mengkesampingkan untuk hidup bersama yang dilatar belakangi kesejahteraan pekerja. oleh kesamaan visi dan misi untuk hidup Nilai-nilai sosial ditanamkan oleh bersama menjadi sebuah bangsa. Tjokroaminoto melalui kesadaran ke- Tjokroaminoto dengan cermat bangsaan yang dibangun olehnya.Ia berusaha menggali nilai-nilai sosialisme yang ber- menyadarkan anak-anak kost untuk turut sumber dari ajaran agama dan disinergikan prihatin dengan nasib yang tengah dialami dengan tradisi-tradisi sosial dalam penduduk Hindia Belanda. Sikap sosialis masyarakat Jawa. Anggapan ‘Ratu Adil’ anak-anak kost Tjokroaminoto kemudian kemudian melekat dalam dirinya yang tertuang pada sikap dan perjuangan anak- dianggap mampu memberikan suatu solusi anak kost dalam dunia organisasi maupun baru bagi perjuangan pribumi. Sosialisme tulisan-tulisan yang banyak mengkritisi sebagai sumber dari nilai-nilai etika, menurut kebijakan pemerintah Hindia Belanda yang pemikirannya tidak lepas dari ajaran-ajaran dianggap kurang memihak pada warga dalam agama (Islam). Tjokroaminoto (1963: pribumi. 22-23) beranggapan bahwa tidak ada sosialisme maupun isme-isme yang lain, Pengaruh Pendidikan Tjokroaminoto yang lebih baik dari pada Sosialisme yang Kepada Anak-anak Kost berlandaskan Islam. Tjokroaminoto me- Pendidikan yang terapkan oleh nambahkan bahwa sumber nilai-nilai Tjokroaminoto dapat dijadikan sebuah sosialisme Islam adalah firman Tuhan yang rujukan dalam bentuk pendidikan keluarga terdapat dalam kitab suci. Sosialisme bukan dan sesuai dengan nilai-nilai karakter. sesuatu yang harus ditentang selama itu Ketaqwaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa berlandaskan pada ajaran Islam (Nasihin, diharapkan memberikan pengaruh yang 2012:152). Sosialisme Islam menurut positif bagi mentalitas seroang anak dalam Tjokroaminoto (1963:29-32) adalah paham pendidikan keluarga. Pendidikan Islam yang yang mengajarkan kemerdekaan sebagai diajarkan Tjokroaminoto nampak diserap seorang bangsa, persamaan derajat sebagai dengan baik oleh anak-anak kostnya dan manusia, dan persaudaraan sebagai kesatuan tertanam dalam pemikiran serta mem- umat. pengaruhi tindakan anak-anak kost. Pe- Tjokroaminoto (1963:72) mengata- mahaman mengenai Islam turut mewarnai kan bahwa sosialisme hanyalah bisa menjadi pemikiran dan tindakan anak-anak kost sempurna apabila tiap-tiap manusia tidak Tjokroaminoto yang kemudian juga mem- hidup hanya untuk dirinya sendiri, tetapi berikan warna pada aktivitas dalam hidup untuk keperluan masyarakat bersama. organisasi maupun tulisan di berbagai Ia menambahkan bahwa sudah sepatutnya penerbitan dan pidato. manusia mengesampingkan sifat meterialis Pengajaran Islam oleh Tjokroaminoto, dan individualis yang hanya akan meng- beserta diskusi yang dilakukan bersama hambat berkembangnya sosialisme dalam tokoh-tokoh Islam, turut memberikan pe- masyarakat. Menurut Tjokroaminoto (1963: ngaruh dalam diri Soekarno. Kecenderungan 73) materialisme erat kaitannya dengan Soekarno untuk lebih dekat dengan Islam egoisme dan nafsu dalam mengejar merupakan sebuah konsekuensi logis dari kesenangan untuk diri sendiri. Kritik pendidikan yang didapatkannya (Salam,

196

Rintahani Johan Pradana, Strategi Pendidikan Tjokroaminoto ….. 197

1982: 158-164). Pendidikan Barat yang penulisan. Sebagai seorang ahli pidato, diterapkan di Hindia Belanda mem-bantu Tjokroaminoto dikenal mampu menyusun berkembangnya aliran Islam modern. kata-kata dengan rapi.Suaranya juga Pendidikan barat turut memberikan pengaruh memiliki karakter yang tegas dan keras. terhadap kebencian pada hal-hal kebatinan Pidatonya mampu memberikan pengaruh (Gibb, 1954:46). bagi massa (Amelz, 1952: 68). Isi tiap Sebagaimana yang diungkapkan oleh pidatonya mencerminkan kecerdasan ber- Gongggong (dalam Tempo, 2011:131), politik yang dimikinya (Gonggong, 1985: Tjokroaminoto memang memilih jalan dialog 38).Tjokroaminoto banyak mengkritik dan memberikan ruang bagi tampilnya kebijakan pemerintah Hindia Belanda. sejumlah individu yang beragam latar Pidatonya juga berisi tentang perjuangannya belakang, sehingga terjadi komunikasi dialog bersama Sarekat Islam. Keberanian pada berbagai kesempatan dan tempat. Tjokroaminoto dalam berpidato meng- Gonggong menambahkan bahwa hal inspirasi banyak pihak.Anak-anak kost ini sejalan dengan cara Tjokroaminoto Tjokroaminoto di Gang Peneleh ikut mengelola rumahnya sendiri. Rumah terpengaruh oleh pidato yang kerap kali Tjokroaminoto menjadi rumah ideologis- dikumandangkan olehnya. Banyak diantara dialogis, yaitu tempat bertemunya tokoh- anak kost Tjokroaminoto yang meniru gaya tokoh yang mempunyai perbedaan ideologi. pidatonya. Menurut Mohamad Roem (dalam Ideologi dari ‘sisi kanan’ hingga ‘sisi Budaja Djaja, September 1972) hanya ada kiri’ masuk kedalam rumah Tjokroaminoto. dua orang yang memiliki gaya pidato yang Masuknya ideologi yang kemudian terolah mirip dengan Tjokroaminoto, yaitu Soekarno dalam proses dialog, memberikan pengaruh dan Harsono Tjokroaminoto dalam pemikiran para pemuda penghuni Pembukaan rumah Tjokroaminoto rumah kost. Tiap proses dialog menjadi sebagai tempat kost menjadi solusi bagi isteri suatu ruang transformasi budaya maupun Tjokroaminoto untuk membantu menambah pemikiran. Wijayanto (2013:5) memberikan penghasilan keluarga Tjokroaminoto. suatu pandangan bahwa terdapat suatu Tjokroaminoto bersama isterinya, replikasi dalam sebuah proses interaksi yang Soeharsikin, membuka rumahnya sebagai terjadi antara satu manusia dengan manusia tempat kost juga untuk membantu anggota yang lainnya. Replikator tersebut dikenal Sarekat Islam, kerabat dekat, dan para pelajar dengan istlah meme yang memiliki kedekatan yang bersekolah di Surabaya. Pembukaan makna dengan gene, yang dalam bahasa rumah kost juga menjadi solusi atas Yunani berarti imitasi atau peniruan. Meme mahalnya biaya hidup dan biaya pendidikan mudah berpindah dan menyebar dari satu di kota besar. Pembukaan rumah kost pemikiran ke pemikiran lain. Meme menjadi wujud sikap sosialis seorang menyebar tanpa mempedulikan apakah ia Tjokroaminoto yang banyak memberikan akan berguna, netral atau merugikan bantuan bagi para pelajar dan anggota- manusia. anggota Sarekat Islam. Pendidikan yang diterapkan oleh Tanggung jawab ditunjukkan Tjokroaminoto kemudian memberkan Tjokroaminoto dengan memberikan pengaruh pada aktifitas dan pola pemikiran pendidikan dan pengasuhan bagi anak-anak anak-anak kostnya. Banyak diantara anak- kostnya. Strategi pendidikan yang diterapkan anak kost Tjokroaminoto yang kemudian oleh Tjokroaminoto meliputi penanaman mengikuti jejak langkahnya untuk aktif nilai-nilai kedisiplinan, penanaman nilai-nilai dalam dunia organisasi pergerakan dan religi,penanaman nilai-nilai estetis, mengajak anak-anak kost untuk aktif dalam diskusi mengatasi permasalahan dalam pendidikan kebangsaan serta penanaman nilai-nilai etika keluarga. dalam sosialisme. Kepada orang tua, penulis mem- Melalui pemikiran dan tindakannya, berikan saran agar ikut memperhatikan ketauladanan seorang Tjokraminoto banyak perkembangan anak-anaknya selama jauh dicontoh oleh anak-anak kostnya.Banyak dari pantauan. Dizaman yang serba canggih, diantara anak-anak kost Tjokroaminoto yang pengawasan dapat dilakukan dengan terpengaruh oleh pemikiran Tjokroaminoto. memberikan perhatian melalui intensitas Pengaruh tersebut berupa pemahaman komunikasi yang baik. Komunikasi juga tentang Islam, kesadaran kebangsaan, sikap perlu dibangun oleh orang tua dengan pihak sosial, aktif dalam dunia organisasi, aktif pengelola rumah kost, agar terjadi ke- dalam dunia penulisan dan pidato. Sikap sinambungan dalam pengasuhan. Besar sosialis juga terwujud dalam kesetiaan harapan agar pengaruh negatif yang kepada keluarga Tjokroaminoto. Banyak berpotensi timbul dari lingkungan yang diantara anak-anak kost Tjokroaminoto yang kurang sehat mampu diantisipasi dengan kemudian mengikuti jejaknya dalam dunia baik. pergerakan. Perjuangan anak-anak kost Kepada pihak-pihak yang akan Tjokroaminoto dalam melawan penjajahan melakukan penelitian selanjutnya dan tertarik dilakukan melalui tulisan-tulisan di berbagai dengan tema yang telah diangkat oleh surat kabat. Anak-anak kost Tjokroaminoto penulis, dapat memfokuskan penelitian pada kemudian juga banyak yang mendirikan dan wacana dominan yang ada dalam rumah kost aktif dalam organisasi maupun partai-partai Tjokroaminoto. Buku-buku yang menjadi politik dimasa pergerakan nasional. bacaan anak-anak kost Tjokroaminoto yang Diantaranya Herman Katowisastro yang kemudian membentuk pola pemikiran dan menjabat sebagai ketua Indische Vereneging pribadi-pribadi anak kost Tjokroaminoto pada 1922, Soekarno mendirikan Partai menjadi bahasan yang menarik untuk Nasional pada 1927, dan penelitian selanjutnya. Abikoesno Tjokrosujoso mengiuti jejak Tjokroaminoto dalam kepengurusan Partai Sarekat Islam. Sedangkan Musso, , DAFTAR RUJUKAN dan Semaoen belakangan menjadi tokoh dalam Partai Komunis Indonesia. Penerbitan Sejarah Lisan Kegunaan belajar sejarah adalah Tjokroaminoto, H. 1983. Menelusuri Jejak untuk mempelajari aspek baik maupun buruk Ayahku : Penerbitan Sejarah Lisan yang terjadi dimasa lalu. Pengalaman buruk No.2. Jakarta. Arsip Nasional diharapkan menjadi sebuah koreksi diri Republik Indonesia untuk meningkatkan kualitas dan kesalahan serupa diharapkan mampu diantisipasi. Surat Kabar Aspek-aspek baik berupa kesuksesan Budaja Djaja (M), Nomor 52. Tahun V. maupun keberhasilan diharapkan mampu September 1972. hal. 520 menjadi sebuah pelajaran yang berguna dan mampu diterapkan kembali serta di Buku kembangkan. Belajar mengenai pemikiran Adams, C. 1966. Bung Karno Penyambung Tjokroaminoto tentang pendidikan, termasuk Lidah Rakyat. Jakarta: Gunung strategi pendidikannya, diharapkan mampu Agung menjadi suatu solusi alternatif yang mampu

198

Rintahani Johan Pradana, Strategi Pendidikan Tjokroaminoto ….. 199

Amelz, 1952.H.O.S Tjokroaminoto Hidup Renan, E. 1994. Apakah Bangsa Itu? dan Perjuangannya Jilid I. Jakarta: (Qu’est ce qu’une nation?). Bulan Bintang . Alumni. Freire, P. 1984. Pendidikan sebagai Praktek Salam, S. 1982. Bung Karno Putera Fajar. Pembebasan. Jakarta: Gramedia Jakarta: Gunung Agung Gibb, H. 1954. Aliran-aliran Modern Soekarno. 1965. Dibawah Bendera Revolusi dalam Islam. Jakarta: I. Jakarta: Panitia Penerbit Dibawah Tintamas Bendera Revolusi Gonggong, A. 1985.HOS. Tjokroaminoto. Sudjana, D. 2007. Pendidikan Nonformal Jakarta: Dinas Pendidikan dan dalam Tim Pengembang Pendidikan Kebudayaan FIP-UPI ILMU DAN APLIKASI, Kartowisastro, H. 1964 Pemuda Soekarno Bandung: PT.IMTITA Kawan Sekolah dan Kawan Main Supardi. 2011. Dasar-Dasar Ilmu Sosial. Ku Selama 1909-1919 dalam Kisah : Ombak Istimewa Bung Karno (2010). TEMPO. 2011, Tjokroaminoto: Guru Para Jakarta: Kompas Pendiri Bangsa (Seri Buku Tempo Khon, H. 1984. Nasionalisme : Arti dan Bapak Bangsa). Jakarta: Sejarahnya. Jakarta: Pembangunan Kepustakaan Populer Gramedia Kuntowijoyo. 1999. Pengantar Ilmu Tjokroaminoto, O.S, 1963. Islam dan Sejarah. Yogyakarta: Yayasan Sosialisme. Jakarta: Lembaga Benteng Budaya Penggali dan Penghimpun Sedjarah Lubis, M. 2010. & Modern Islam. Revolusi Indonesia. Depok: Komunitas Bambu Wijayanto, E. 2013. Memetics: Prespektif Nasihin.2012. Sarekat Islam Mencari Evolusionis Membaca Kebudayaan. Ideologi 1924-1945.Yogyakarta: Depok: Kepik Pustaka Pelajar