ANALISIS PRODUKSI SIARAN BERITA TELEVISI (Proses Produksi Siaran Program Berita Minggu Di Trans Tv)

Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Komunikasi Islam (S.Kom.I.)

Oleh

Nurhasanah NIM: 107051102311

JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM KONSENTRASI JURNALISTIK FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH 1432 H./2011 M. ANALISIS PRODUKSI SIARAN BERITA TELEVISI (PROSES PRODUKSI SIARAN PROGRAM BERITA REPORTASE MINGGU DI TRANS TV)

Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Komunikasi Islam (S.Kom.I)

Oleh : Nurhasanah NIM : 107051102311

Pembimbing,

Drs. Sunandar, MA NIP : 19620626 199403 1 002

KONSENTRASI JURNALISTIK FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1432 H./2011 M.

i

PENGESAHAN PANITIA UJIAN

Skripsi berjudul ANALISIS PRODUKSI SIARAN BERITA TELEVISI (Proses Produksi Siaran Program Berita Reportase Minggu Di Trans Tv) telah diujikan dalam sidang munaqasyah Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta pada 15 Maret 2011. Skripsi ini telah diterima sebagai salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Komunikasi Islam (S.Kom.I) pada Jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam, Program Studi Konsentrasi Jurnalistik.

Jakarta, 24 Maret 2011 Sidang Munaqasyah

Ketua merangkap anggota, Sekretaris merangkap anggota

Drs. Study Rizal, LK, MA Ade Rina Farida, M. Si. NIP. 19640428 199303 1 002 NIP. 19770513 200701 2018

Anggota Penguji I Penguji II

Drs. Jumroni, M. Si. Rubiyanah, MA NIP. 19630515 199203 1 006 NIP. 19730822 199803 2 001

Pembimbing

Drs. H. Sunandar, M. Ag. NIP. 19620626 199403 1 002 LEMBAR PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa: 1. Skripsi ini merupakan hasil karya asli saya yang diajukan untuk memenuhi salah satu persyaratan memperoleh gelar strata 1 di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. 2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini telah saya cantumkan sesuai dengan ketentuan yang berlaku di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. 3. Jika di kemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan hasil karya asli saya atau merupakan hasil jiplakan dari karya orang lain, maka saya bersedia menerima sanksi yang berlaku di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

Ciputat, 24 Maret 2011

Nurhasanah

ABSTRAK

Nurhasanah (107051102311) Analisis Produksi Siaran Berita Televisi (Proses Produksi Siaran Program Berita Reportase Minggu di Trans Tv)

Televisi merupakan media massa yang saat ini banyak digunakan masyarakat untuk memenuhi kebutuhan informasi. Oleh karenanya, demi memenuhi kebutuhan masyarakat, stasiun televisi menyediakan program news yang memberikan informasi mengenai berbagai peristiwa dalam kehidupan masyarakat. Trans Tv misalnya, dengan salah satu program newsnya, Reportase Minggu yang memberikan sajian news yang ringan dan juga beberapa informasi terkini yang terangkum dalam segmen Reportase Utama. Pertanyaan yang muncul adalah, bagaimana proses produksi berita yang dilakukan redaksi Reportase Minggu? Serta siapa saja yang berperan dalam proses produksi beritanya? Berita diproduksi melalui proses yang bertahap yang meliputi pencarian berita dan pengumpulan bahan-bahan berita. Kemudian bahan berita yang telah diliput, ditulis dalam naskah. Kemudian naskah yang telah rapi akan didubbing. Setelah itu dilakukan proses editing dan selanjutnya hasil akhir editing akan diserahkan pada control room untuk dioperasikan oleh beberapa kru pada saat live. Saat itulah berita akan sampai pada penonton di rumah. Metodologi penelitian di sini menggunakan paradigma kualitatif dengan model deskriptif. Penulis tidak menguji hipotesis, dan hanya menjelaskan dan menggambarkan secara kualitatif sebuah proses produksi berita pada program Reportase Minggu di Trans tv. Data diperoleh melalui pengamatan, wawancara dan studi dokumentasi. Semua data itu kemudian akan dianalisa dengan mengacu pada kerangka teori. Proses produksi sebuah berita yang melalui beberapa tahap itu sesuai dengan Teori Arus Berita milik Bass. Teori yang menyatakan bahwa dalam memproduksi berita melalui dua tahap yang saling berkaitan. Tahap pertama terjadi ketika para pencari berita membuat “berita kasar” menjadi atau “bahan berita”. Tahap kedua terjadi ketika para pengolah berita merubah atau menggabung-gabungkan bahan itu menjadi “hasil akhir” (sebuah siaran berita). Dengan melakukan penelitian dan pencarian data melalui pengamatan, wawancara dan dokumentasi, maka dapat disimpulkan bahwa redaksi Reportase Minggu melalui proses untuk menyampaikan beritanya pada masyarakat. Sesuai dengan teori Bass, tahap pertama yaitu penentuan tema dan ide oleh produser. Kemudian, pencarian bahan berita oleh tim liputan yang ditugaskan oleh korlip. Selanjutnya, reporter menulis naskah dari bahan berita yang diliput. Setelah naskah diedit oleh produser, maka dilakukan dubbing. Selanjutnya, gambar liputan yang dicapture ke komputer dan hasil dubbingan naskah telah diproses, maka seluruhnya siap diedit. Hasil akhir editing akan dipreview oleh produser. Jika sudah disetujui, maka akan diprint ke dalam bentuk kaset video atau data yang dikirim ke server. Di ruang control room lah, video itu dioperasikan untuk sampai ke televisi pemirsa. Itu dilakukan saat siaran live yang dikomando oleh seorang program director.

KATA PENGANTAR

Puji sukur, Alhamdulillah hanya bagi Sang Maha Penguasa Alam, Allah

SWT. Hanya dengan limpahan rahmat, nikmat, serta kebaikanNya lah skripsi ini dapat diselesaikan.

Shalawat beserta salam kepada Nabi Muhammad SAW, Sang

Revolusioner dan mujahid sejati, pembawa kedamaian, penyebar ilmu, penangkis kejahiliyahan. Semoga kebaikan, rasa cinta kasih dan hakikat kehidupan yang disampaikan beliau akan terus memberi kesegaran pada kehidupan manusia.

Penulis sadari, selama penulisan karya ilmiah ini banyak sekali pihak yang telah membantu, baik secara langsung maupun tidak. Terima kasih penulis ucapkan kepada mereka yang telah berperan dalam penulisan ini. Baik melalui doa, bimbingan, dukungan, maupun terlibat langsung dalam memberikan informasi, sehingga penulis bisa menyelesaikan penulisan skripsi ini.

Terima kasih kepada:

1. Orang tua, yang selalu memberikan dukungan moril maupun materil

kepada penulis. Melalui doa, nasihat, kesabarannya membimbing, bahkan

keringat kerja kerasnya sehingga mampu menguliahkan penulis hinga

selesai.

2. Umi dan Alm. Abah, yang telah berbesar hati menjadi orang tua kedua

bagi penulis, serta senantiasa mendukung lewat doa dan nasihatnya yang

tak pernah berhenti.

3. Dekan Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN Syarif

Hidayatullah, Dr. Arief Subhan, MA., Pembantu Dekan Bidang

i

Akademik, Drs. Wahidin Saputra, MA., Pembantu Dekan Bidang

Administrasi Umum, Drs. M. Mahmud Jalal, MA., dan Pembantu Dekan

Bidang Kemahasiswaan, Drs. Study Rizal LK, MA.

4. Ketua Konsentrasi Jurnalistik, Rubiyanah, MA serta Sekretaris

Konsentrasi Jurnalistik, Ade Rina Farida, M.Si. Terima kasih telah banyak

membantu dan mendukung penulis.

5. Dosen pembimbing, Drs. Sunandar, MA, yang senantiasa membimbing

dan membantu penulis menemukan solusi permasalahan dan menambah

banyak informasi dalam menulis skripsi ini.

6. Seluruh dosen Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi, terima kasih

untuk semua ilmunya yang sangat bermanfaat bagi penulis, bahkan sangat

bermanfaat sampai akhir penulisan skripsi ini.

7. Pimpinan dan para staf Perpustakaan Utama dan Perpustakaan Fakultas

Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi.

8. Redaksi Reportase Minggu Trans Tv, Mba Yuli, Mba Ayu, Mba Fia, Mba

Irene, Mas Ivan, Mas Zulhaq, dan seluruh kru Reportase Minggu yang

bersedia memberikan bantuan, dukungan, serta informasi pada penulis.

9. Keluarga Besar H. Hafidz. Tante, Om, saudara sepupu, terima kasih yang

tak terhingga untuk kasih sayang, dukungan, serta nasihat kalian. Aku

cinta kalian.

10. Adik2 ku tersayang, terima kasih dukungannya.

11. Aa Salim Firdaus, yang selalu mendukung dan mendoakanku.

12. Teman-teman seperjuangan di bangku kuliah, Konsentrasi Jurnalistik

angkatan 2007. Terima kasih untuk kebersamaanya. Tak ada yang dapat

ii

menukar bahkan membayar harga kebersamaan kita. Singkat namun

sangat berarti.

13. Sahabat-sahabat di kampus, Nunu, Nia, Tya, Lola, dan Silvi, terima kasih

untuk “perlombaan” menuju kesuksesan serta kebersamaannya.

14. Teman-teman Kost Annida, Arya, Dewi, Neng, Anis, Indah. Terima kasih

untuk semua dukungannya. Aku akan terus merindukan kebersamaan kita.

15. Teman-teman VOC (Voice Of Communication), Alfi, Nunu, Nissa, Abda,

Angel, Dini, Tika, K’ Fitrah, K’ Dani, K’ Ina, K’ isna, Teh Nenk, dan

seluruh anggota lainnya yang tidak penulis sebutkan, namun tetap, terima

kasih untuk kalian semua yang ikut memberi dukungan dan semangat

kebersamaan.

16. Semua pihak yang membantu penulis secara langsung maupun tidak.

Tanpa menyebutkan satu per satu, namun tidak mengurangi rasa terima

kasih penulis.

Akhir kata, penulis berharap semoga karya ilmiah ini dapat bermanfaat bagi penulis maupun pihak yang membacanya.

Jakarta, 24 Maret 2011

Penulis

iii

DAFTAR ISI

ABSTRAK ......

KATA PENGANTAR ...... i

DAFTAR ISI ...... iv

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah ...... 1

B. Batasan dan Rumusan Masalah ...... 6

C. Tujuan Penelitian ...... 6

D. Manfaat Penelitian ...... 7

E. Metodologi Penelitian ...... 7

F. Tinjauan Pustaka ...... 10

G. Sistematika Penulisan ...... 12

BAB II KAJIAN TEORITIS

A. Model Komunikasi Bass (Arus Berita) ...... 14

B. Proses Produksi ...... 15

C. Pengertian Siaran ...... 21

D. Program Berita (news) di Televisi ...... 22

E. Televisi ...... 24

1. Pengertian Televisi ...... 24

2. Sejarah Televisi ...... 25

3. Perkembangan Televisi ...... 27

iv 4. Televisi Sebagai Media Massa ...... 29

F. Berita ...... 31

1. Pengertian Berita ...... 31

2. Jenis-Jenis Berita ...... 32

3. Nilai Berita ...... 34

4. Format Berita ...... 37

5. Kaidah Berita ...... 43

BAB III GAMBARAN UMUM TRANS TV DAN PROGRAM REPORTASE

MINGGU

A. Trans Tv...... 46

1. Sejarah berdirinya Trans Tv ...... 46

2. Visi dan Misi Trans Tv ...... 49

3. Logo Trans Tv ...... 50

4. Struktur Organisasi Trans Tv ...... 50

5. Program Acara Trans Tv ...... 51

6. Penghargaan Trans Tv ...... 55

B. Program Berita Reportase Minggu ...... 60

1. Latar Belakang Program Berita Reportase Minggu ...... 60

2. Profil Reportase Minggu ...... 62

3. Redaksi Reportase Minggu ...... 63

4. Tagline “Lebih Dekat dan Berbeda” ...... 64

v BAB IV ANALISIS PROSES PRODUKSI SIARAN PROGRAM BERITA

REPORTASE MINGGU DI TRANS TV

A. Pelaksanaan Produksi Reportase Minggu di Trans Tv ...... 67

B. Teori Arus Berita (Bass) dalam Proses Produksi Berita Reportase

Minggu di Trans TV ………………………………………….82

C. Analisis Produksi Berita Reportase Minggu di Trans Tv ………93

D. Kendala dan Pendukung dalam Proses Produksi Berita Reportase

Minggu di Trans Tv ……………………………………………98

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan ...... 105

B. Saran ...... 109

DAFTAR PUSTAKA ...... 111

LAMPIRAN

vi BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Di era yang semakin dikuasai oleh teknologi dan informasi saat ini

menuntut manusia untuk selalu tahu berbagai informasi. Media massa sebagai

sarana informasi menjadi bagian terpenting dalam kehidupan manusia. Media

massa adalah media komunikasi dan informasi yang melakukan penyebaran

informasi secara massal atau menyeluruh.1 Melalui media massa dalam bentuk

cetak maupun elektronik, program maupun informasi gencar disajikan dalam

bentuk yang dikemas secara menarik. Media massa lah yang menjadi sumber

kebutuhan informasi masyarakat dewasa ini.

Karena media sangat berpengaruh bagi kehidupan, maka perlu

diketahui bagaimana media massa bekerja. Beberapa diantaranya yang perlu

direnungkan, melalui media massa, setiap orang mengetahui hampir segala

sesuatu diluar lingkungan mereka. Warga yang berpengetahuan dan aktif

sangat mungkin terwujud di dalam demokrasi modern hanya jika media massa

berjalan dengan baik. Setiap orang membutuhkan media massa untuk

mengekspresikan ide-ide mereka ke khalayak luas. Tanpa media massa,

gagasan seseorang hanya sampai kepada orang-orang di sekitarnya.2

1BurhanBungin, SosiologiKomunikasi, cet.ke-3. (Jakarta: KencanaPrenada, 2008),h . 72. 2 John Vivian, TeoriKomunikasi Massa (Jakarta: KencanaPrenada Media Group, 2008), h.5.

1 2

Media massa saat ini yang ikut berperan dalam menyajikan informasi kepada masyarakat luas adalah televisi. Televisi saat ini telah menjadi bagian yang tak terpisahkan dari keseharian dan kehidupan manusia. Bahkan bagi beberapa orang, tv dianggap sebagai teman dan sebagai cerminan perilaku masyarakat. Tak dapat dipungkiri, salah satu jenis media massa ini mampu menghipnotis para penikmatnya dengan sajian berbagai acara dan informasi yang memenuhi kebutuhan masyarakat luas.

Menurut Peter Herford, setiap stasiun televisi dapat menayangkan berbagai program hiburan seperti film, musik, kuis, talk show, dan sebagainya, tetapi siaran berita merupakan program yang mengidentifikasikan suatu stasiun tv kepada pemirsanya. Program berita menjadi identitas khusus atau identitas lokal yang dimiliki suatu stasiun tv. Dengan demikian, stasiun tv tanpa program berita akan menjadi stasiun tanpa identitas setempat. Program berita juga menjadi bentuk kewajiban dan tanggung jawab pengelola tv kepada masyarakat yang menggunakan gelombang udara publik. 3

Media massa biasanya dianggap sebagai penyampai informasi. Inti dari fungsi media sebagai penyampai pesan informasi adalah berita (news).4

Menurut pakar komunikasi, JB Wahyudi, berita adalah laporan tentang peristiwa atau pendapat yang memiliki nilai penting, menarik dari sebagian khalayak, masih baru dan dipublikasikan secara luas melalui media massa periodik. Peristiwa atau pendapat tidak akan menjadi berita bila tidak

3 Morissan, Jurnalistik Televisi Mutakhir (Bandung: Kencana, 2008), h. 2.

4 John Vivian, Teori Komunikasi Massa, h. 6. 3

dipublikasikan melalui media massa periodik.5 Berbagai keadaan di luar

lingkungan bisa diakses masyarakat melalui media massa dengan sajian

program beritanya.

Tidak salah jika salah satu program acara yang menjadi andalan

stasiun televisi di Indonesia adalah program berita. Stasiun televisi

berkompetisi merebut audiens dengan menyajikan program berita yang

tentunya dikemas dan disajikan semenarik mungkin. Disini lah tempat

diproduksinya berbagai informasi yang diharapkan mampu memenuhi

informasi yang dibutuhkan masyarakat.

Sebagaimana suatu perusahaan, stasiun televisi memiliki struktur

organisasi yang sama seperti perusahaan lain pada umumnya. Dengan satu

departemen khusus, yakni depertemen atau bagian pemberitaan, segala hal

yang berkaitan dengan proses produksi siaran berita diatur.

Sebagian besar stasiun televisi membentuk bagian pemberitaan sebagai

departemen yang terpisah dari bagian program. Bagian pemberitaan biasanya

diketuai seorang manajer atau direktur pemberitaan yang bertanggung jawab

langsung kepada pimpinan stasiun televisi. Head and Sterling (1982)

mengatakan: “This separation (news) from entertainment programming arises

because of the timely natureof news.” (Pemisahan bagian pemberitaan dari

bagian hiburan disebabkan sifat berita yang sangat terikat oleh waktu). 6

Salah satu stasiun televisi yang memiliki program berita sebagai

andalannya yaitu Trans Tv. Melalui pengamatan sehari-hari, stasiun televisi

5 Arifin S. Harahap, Jurnalistik Televisi Teknik Memburu dan Menulis Berita (PT Indeks, 2006), h. 4.

6 Ibid., h. 41-42. 4

Trans Tv memfokuskan penyajian berbagai programnya dalam bentuk hiburan. Namun, dari sekian banyak program acara hiburan milik Trans Tv, terdapat salah satu program berita yaitu Reportase. Reportase merupakan program bulletin berita milik Trans Tv yang hadir 4 kali sehari yaitu pagi, siang, sore, dan malam. Program berita Reportase terdiri dari banyak jenis, salah satu diantaranya adalah Reportase Minggu.

Reportase Minggu adalah program buletin dari divisi news Trans TV yang tayang tiap Minggu sore. Menariknya, pada Reportase Minggu, kumpulan news yang terdiri dari berbagai bentuk feature disajikan secara menarik dan berbeda. Bahkan presenternya menyampaikan informasi dengan melakukan perjalanan wisata. Sehingga, informasi berbagai feature menarik yang disampaikan akan semakin terasa santai dan lebih ringan.

Reportase Minggu berbeda dengan Reportase yang disajikan pada pagi, siang, sore dan malam di Senin-Jum’at yang lebih menitikberatkan pada berita “hard news”. Reportase Minggu disuguhkan dengan suasana lebih santai yang mengalir melalui informasi-informasi feature menariknya dari berbagai daerah.

Reportase Minggu menyampaikan berbagai liputan feature yang menarik, unik, edukatif dan informatif yang sesuai dengan akhir pekan.

Dengan penyampaiannya secara khas, unik dan akrab membuat Reportase

Minggu menjadi liputan yang sangat menarik untuk dilihat. Reportase Minggu juga tetap menyampaikan perkembangan terbaru yang menyangkut masalah 5

politik, ekonomi dan sosial budaya yang disampaikan dalam segmen

Reportase Utama.7

Dengan tagline “Lebih Dekat dan Berbeda”, program berita Reportase

Minggu berusaha menyajikan program beritanya dengan format yang berbeda

dengan program berita di stasiun televisi lainnya. Dengan dua presenternya

yang menyampaikan informasi dengan berjalan-jalan di luar studio atau lokasi

menarik di berbagai daerah, Reportase Minggu menyuguhkan berbagai

informasi berita yang memiliki unsur keunikan, berbeda, dan tentunya lebih

dekat dengan kehidupan masyarakat. Dengan penyampaian yang lugas,

informasi unik dan berbeda itu disampaikan pada masyarakat luas, bahkan

masyarakat kalangan manapun bisa menikmatinya.

Merencanakan sebuah produksi program televisi, seorang produser

professional akan dihadapkan pada lima hal sekaligus yang memerlukan

pemikiran mendalam, yaitu materi produksi, sarana produksi (equipment),

biaya produksi (financial), organisasi pelaksana produksi, dan tahapan

pelaksanaan produksi.8

Oleh karena itu, mengingat pentingnya mengetahui langkah-langkah

produksi dalam suatu produksi acara berita, termasuk program berita

Reportase Minggu di Trans Tv, maka penulis melakukan penelitian dengan

judul “Analisis Produksi Siaran Berita Televisi (Proses Produksi Siaran

Program Berita Reportase Minggu di Trans Tv)”

7“Reportase Minggu,” artikel diakses pada 24 November 2010 dari http://id.wikipedia.org/wiki/Reportase_(Trans_TV) 8 Fred Wibowo, Teknik Produksi Program Berita (Yogyakarta: Pinus, 2007), h. 23. 6

B. Batasan dan Rumusan Masalah

1. Batasan Masalah

Agar penelitian lebih terarah dan mempermudah dalam

penyusunan, maka penelitian ini akan dibatasi pada permasalahan

bagaimana proses produksi berita program Reportase Minggu di Trans Tv

dilaksanakan. Mulai dari bagaimana berita di peroleh hingga siap siar.

Serta faktor apa saja yang manjadi pendukung serta kendala dalam proses

produksi beritanya.

2. Rumusan Masalah

Penelitian ini bermaksud mengupas permasalahan utama untuk

dianalisa, yaitu:

a. Bagaimana proses produksi berita program Reportase Minggu di Trans

Tv dilaksanakan serta siapa saja yang berperan di dalamnya?

b. Apa saja kendala serta pendukung dalam proses produksi berita

program Reportase Minggu di Trans Tv?

C. Tujuan Penelitian

Bertolak dari latar belakang masalah dan rumusan masalah yang telah

diungkapkan diatas, penelitian ini bertujuan untuk:

1. Mengetahui bagaimana proses produksi berita pada program Reportase

Minggu dilaksanakan serta siapa saja yang terlibat di dalamnya.

2. Mengetahui apa saja yang menjadi kendala serta pendukung dalam proses

produksi berita Reportase Minggu di Trans Tv. 7

D. Manfaat Penelitian

1. Akademis

Penelitian ini membantu pembaca untuk lebih mengetahui

pemaparan teori mengenai proses produksi berita. Bagaimana sebuah

siaran, berita khususnya, melalui beberapa tahap agar bisa tayang sebagai

sebuah program berita secara utuh. Oleh karena itu, penelitian ini

diharapkan dapat memperkaya kajian ilmu komunikasi, khususnya dalam

bidang jurnalistik mengenai hal-hal yang berkaitan dengan proses produksi

siaran berita.

2. Praktis

Hasil penelitian ini juga diharapkan dapat menemukan dan

menginformasikan mengenai proses dalam sebuah produksi siaran berita

secara menyeluruh. Dalam hal ini proses penyajian program berita

Reportase Minggu di Trans Tv.

E. Metodologi Penelitian

1. Pendekatan dan Metode Penelitian

Paradigma atau pendekatan penelitian yang akan digunakan dalam

penelitian ini adalah kualitatif dengan jenis atau model deskriptif. Penulis

menguraikan serta mendeskripsikan bagaimana proses produksi berita

pada program Reportase Minggu di Trans Tv. Pendekatan kualitatif ini 8

menitikberatkan pada data-data penelitian yang akan dihasilkan melalui

pengamatan, wawancara dan studi dokumentasi.

2. Teknik Pengumpulan Data

a. Observasi

Dalam melakukan penelitian, penulis mengumpulkan

beberapa data yang nantinya membantu penulis dalam penulisan

skripsi. Salah satu teknik yang dilakukan adalah melalui observasi.

Observasi yang dilakukan penulis adalah dengan melakukan

pengamatan pada objek yang akan diteliti secara langsung maupun

tidak langsung. Berbagai fakta dan data yang diperoleh lewat

pengamatan nantinya akan dikumpulkan untuk menarik sebuah

informasi.

b. Wawancara

Wawancara dalam penelitian ini yaitu melakukan tanya-

jawab secara langsung dengan pihak redaksi Reportase Minggu,

yaitu produser pelaksana, koordinator liputan, kameramen, reporter,

editor, dan program director. Teknik yang digunakan adalah tehnik

wawancara terstruktur dan tidak terstruktur. Hal ini bertujuan untuk

memberikan kebebasan kepada penulis untuk bertanya, namun tetap

terarah pada masalah penelitian yang diangkat.

9

c. Dokumentasi

Dokumentasi tersebut berupa tulisan-tulisan berbentuk

catatan, buku, naskah, dokumen ataupun arsip-arsip yang

terkait dengan pembahasan penelitian ini.

Dari dokumentasi tersebut, nantinya penulis gunakan

untuk mengumpulkan data dengan mempelajari bahan tertulis

sehingga dapat membantu penulis dalam mencari informasi

yang terkait dengan permasalahan penelitian.

3. Analisis Data

Untuk menganalisis data, penulis menjelaskan bagaimana produksi

siaran berita yang dilaksanakan pada program berita Reportase Minggu

di Trans Tv. Mulai dari bagaimana berita di peroleh, hingga siap siar.

Penulis melaporkan data dengan memberi gambaran mengenai

proses produksi program Reportase Minggu di Trans Tv. Sebagai sumber

data, penulis melakukan observasi langsung dan tidak langsung dan

wawancara dengan tim redaksi Reportase Minggu. Data yang diperoleh

dari observasi dan wawancara akan dideskriptifkan secara kualitatif

dengan didukung data-data yang didapat dari berbagai dokumen, literatur

serta data-data yang berhubungan dengan pembahasan skripsi ini. Maka,

penulis mendapatkan jawaban penelitian dengan menganalisa data

berdasarkan informasi-informasi yang diperoleh dari hasil wawancara,

observasi dan studi dokumentasi dengan mengacu pada kerangka teori.

10

4. Subjek dan Objek Penelitian

Subjek dalam penelitian ini adalah stasiun televisi Trans Tv.

Sedangkan objek yang diteliti dalam penelitian ini adalah proses produksi

salah satu program berita di Trans Tv, yaitu Reportase Minggu.

5. Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan di lokasi program berita Reportase Minggu

diproduksi, yaitu di Gedung Trans Tv, Jl. Kapten P. Tendean no. 12-14A,

Jakarta 12790.

6. Pedoman Penulisan

Penulisan dalam penelitian ini menggunakan teknik yang mengacu

pada buku Pedoman Penulisan Karya Ilmiah (Skripsi, Tesis, dan

Disertasi) karya Hamid Nasuhi dkk yang diterbitkan oleh CeQDA

(Center for Quality Development and Assurance) Universitas Islam

Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.

F. Tinjauan Pustaka

Dalam penelitian ini, diambil referensi dari beberapa pustaka dan

menggunakan pendekatan teori tertentu untuk memperkuat dan mempertajam

analisa. Penelitian dengan judul “Analisis Produksi Siaran Berita Televisi

(Proses Produksi Siaran Program Berita Reportase Minggu di Trans Tv)” ini

terinspirasi dari beberapa skripsi yang telah ada sebelumnya. 11

Pertama, skripsi karya Yefhy Ardiyanti, mahasiswa Jurnalistik

Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta angkatan 2005 dengan judul “Analisis Deskriptif Produksi Program Warta Pemilu Di TVRI”, yang membahas bagaimana sebuah program berita dalam periode pemilu di produksi. Yefhy mengangkat masalah bagaimana sebuah program berita dalam periode tertentu (masa pemilu) diprogram, sedangkan penulis lebih menitik beratkan pada berita yang secara rutinitas diproduksi.

Skripsi karya Irham Maulana dari universitas yang sama, dengan judul skripsi “Produksi Program Apa Kabar Indonesia di TV One” juga menginspirasi penulis dalam mengambil judul dan pembahasan. Irham menitikberatkan pada produksi program berita yang diproduksi secara live dengan format talkshow, sedangkan penulis membahas pembuatan suatu program berita yang secara rutin diproduksi dengan format penyajiannya, presenter berjalan-jalan di suatu daerah, yang juga di segmen akhirnya disajikan live dengan lokasi di studio.

Ketiga, skripsi milik Pessi Andayani yang berjudul “Analisis Produksi

Program Pemberitaan di TVRI” yang secara khusus membahas produksi program berita Dunia Dalam Berita pada “ Thailand: prime Minister “. Sedangkan penulis lebih mengkhususkan pada pembahasan produksi berita secara keseluruhan (umum).

Dan terakhir, skripsi milik Wahyu Hidayat, mahasiswa jurusan Ilmu

Jurnalistik Institut Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (IISIP) dengan judul “Proses

Penyajian Berita Lintas Peristiwa di Televisi Pendidikan Indonesia”. Selain 12

menjadi pembanding, skripsi ini juga memberi tambahan masukan kepada

penulis dalam melengkapi skripsi yang penulis susun.

Melalui tinjauan pustaka ke perpustakaan utama Universitas Islam

Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta dan IISIP, juga menelusuri situs di

internet, skripsi dengan judul “Analisis Produksi Siaran Berita Televisi (Studi

Proses Produksi Siaran Program Berita Reportase Minggu Di Trans Tv)”

belum pernah diteliti sebelumnya. Meskipun penulis terinspirasi dari keempat

skripsi sebelumnya yang telah disebutkan diatas, namun seluruh skripsi ini

memliki objek dan subjek penelitian yang berbeda, meski tak bisa disangkal

keempatnya memberikan banyak masukan untuk penulis dalam melakukan

penelitian.

Selain skripsi-skripsi di atas, buku Teknik Produksi Program Televisi

karya Fred Wibowo memberi sumbangan besar dalam ide penulisan skripsi

ini. Pemaparan mengenai berbagai hal yang harus dipikirkan secara matang

dalam produksi seperti materi produksi, sarana produksi (equipment), biaya

produksi (financial), organisasi pelaksana produksi, dan tahapan pelaksanaan

produksi membantu penulis untuk menjelaskan mengenai apa saja yang perlu

diperhatikan dalam produksi program berita.

G. Sistematika Penulisan

Dalam penulisan skripsi ini, terbagi ke dalam lima bab yang memiliki

pembahasan masing-masing. Kelima bab itu adalah sebagai berikut: 13

Bab I, pendahuluan, yang berisi latar belakang masalah, pembatasan dan perumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, metodologi penelitian, tinjauan pustaka, kerangka teori dan sistematika penulisan.

Bab II, kajian teoritis, berisi penjelasan teori arus berita milik Bass, proses produksi, pengertian siaran, tentang berita yang meliputi pengertian berita, jenis berita, nilai berita, format berita televisi, dan kaidah berita televisi. Seputar hal mengenai televisi, meliputi pengertian televisi, sejarah televisi, perkembangan televisi, serta televisi sebagai media massa. Terakhir subbab mengenai program berita (news) di televisi.

Bab III, gambaran umum Trans Tv dan program Reportase Minggu, berisi mengenai Trans Tv yang meliputi sejarah berdirinya Trans Tv, visi dan misi Trans Tv, logo Trans Tv, struktur organisasi Trans Tv, program acara

Trans Tv dan beberapa penghargaan Trans Tv yang pernah diraih. Juga berisi mengenai program berita Reportase Minggu yang meliputi, latar belakang program berita Reportase Minggu, profil Reportase Minggu, redaksi

Reportase Minggu dan makna dari tagline “Berbeda dan Lebih Dekat”.

Bab IV, pelaksanaan produksi program Reportase Minggu Trans Tv serta proses produksi berita Reportase Minggu di Trans TV, peran redaksi dalam produksi berita, dan faktor pendukung dan kendala dalam produksi berita Reportase Minggu.

Terakhir bab V, yaitu penutup yang terdiri dari kesimpulan yang berisi paparan jawaban dari hasil penelitian secara menyeluruh. Dan berisi saran dari hasil penelitian yang telah ditemukan.

BAB II

KAJIAN TEORITIS

B. Model Komunikasi Bass (Arus Berita)

Teori Bass menjelaskan proses pencarian dan pengumpulan bahan

berita atau proses produksi sebuah berita sebagai berikut:

Tindakan gatekeeping yang paling penting terjadi di dalam organisasi

pemberitaan, dan bahwa prosesnya dapat dibagi dalam dua tahap: perolehan

berita dan pengolahan berita, seperti pada gambar berikut:

Tahap I Tahap II

Bahan berita Pencari Berita Copy Berita Pengolah Produk Akhir

Misal: penulis, Misal: redaksi juruwarta copy reader editor lokal penterjemah

Bass menjelaskan tahap pertama terjadi ketika para pencari berita

membuat “berita kasar” (peristiwa, pidato dan konferensi pers) menjadi “copy

berita” atau “bahan berita”. Tahap kedua terjadi ketika para pengolah berita

merubah atau menggabung-gabungkan bahan itu menjadi “hasil akhir”

(sebuah surat kabar atau sebuah siaran berita) yang disiarkan kepada umum.1

1DennisMcQuail, Model-Model Komunikasi. AlihBahasaPutuLaxmanPendit (Jakarta: UniPrimas, 1985), h. 110.

14 15

C. Proses Produksi

Proses berasal dari bahasa Latin processus yang berarti geraknya,

jalannya, kemajuan, berhasil, perkara; berasal dari procession (bahasa Inggris)

yang artinya gerakan, maju, prosesi. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia,

proses adalah rangkaian tindakan, pembuatan atau pengolahan yang

menghasilkan suatu produk. Sedangkan produksi adalah barang yang

dihasilkan atau kegiatan yang menghasilkan suatu barang atau jasa.2

Setiap media massa pasti memiliki program yang akan disampaikan

kepada masyarakat luas. Begitu juga dengan televisi yang memiliki beragam

program untuk disuguhkan ke tengah khalayak luas. Program-program yang

akan disuguhkan itu sudah pasti melalui berbagai proses yang pada akhirnya

terbentuk satu program yang dapat dinikmati masyarakat. Proses dibuatnya

program di televisi biasa disebut dengan proses produksi. Dimana maksud dari

proses produksi adalah sekumpulan tindakan, pembuatan atau pengolahan

yang terarah dan teratur untuk menghasilkan sebuah produk atau program.

Produksi televisi merupakan proses pembuatan acara untuk

ditayangkan di televisi. Proses produksi ini merupakan perjalanan panjang

yang melewati berbagai tahapan, melibatkan banyak sumber daya manusia

dengan berbagai keahlian, dan berbagai peralatan serta dukungan biaya.

Merencanakan sebuah produksi program televisi, seorang produser

professional akan dihadapkan pada lima hal sekaligus yang memerlukan

pemikiran mendalam, yaitu materi produksi, sarana produksi (equipment),

2 Tim Penyusun Kamus Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, Kamus Besar Bahasa Indonesia (Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia, 1998), h. 701-703.

16

biaya produksi (financial), organisasi pelaksana produksi, dan tahapan pelaksanaan produksi.

1. Materi Produksi

Adalah barang atau material yang akan diproduksi menjadi sebuah

tayangan yang layak siar dan layak jual sekaligus. Materi produksi dapat

berupa apa saja, seperti kejadian, pengalaman, hasil karya, benda,

binatang, dan manusia merupakan bahan yang dapat diolah menjadi

produksi yang bermutu.

2. Sarana Produksi

Sarana produksi adalah sarana yang menjadi penunjang

terwujudnya ide menjadi konkret, yaitu hasil produksi. Ada tiga tiga pokok

peralatan yang diperlukan sebagai alat produksi, yaitu unit peralatan

perekam gambar, unit peralatan perekam suara, dan unit peralatan

pencahayaan. Selebihnya berfungsi sebagai peralatan penunjang produksi.

Seperti alat transportasi untuk produksi luar studio dan unit studio dengan

dekorasi untuk produksi dalam studio.

3. Biaya Produksi

Seorang produser harus memikirkan sejauh mana biaya produksi

itu untuk memperoleh dukungan financial dari suatu pusat produksi atau

stasiun televisi.

17

4. Organisasi Pelaksana Produksi

Supaya pelaksanaan shooting dapat berjalan dengan lancar,

produser harus memikirkan juga penyusunan organisasi pelaksana

produksi yang serapi-rapinya. Suatu organisasi pelaksana produksi yang

tidak disusun dengan rapi akan menghambat jalannya produksi, berarti

kerugian waktu dan uang. Dalam hal ini, produser dapat dibantu dengan

asisten produser, Ia mendampingi dalam mengendalikan organisasi. 3

Pada divisi pemberitaan, secara umum organisasi pelaksana

produksi terdiri dari direktur pemberitaan, produser, asisten produser,

koordinator liputan, kameramen, editor, pengarah program, dan penyiar

berita.

5. Tahap Pelaksanaan Produksi

Tahapan produksi terdiri dari tiga bagian di televisi yang lazim

disebut standard operation procedure (SOP), yaitu;

a. Pra-Produksi (perencanaan dan persiapan)

Tahap pra-produksi meliputi tiga bagian, sebagai berikut:

1) Penemuan Ide

Tahap ini dimulai ketika seorang produser menemukan ide

atau gagasan, membuat riset dan menuliskan naskah atau meminta

penulis naskah mengembangkan gagasan menjadi naskah sesudah

riset.

3 Fred Wibowo, Teknik Produksi Program Televisi (Yogyakarta: Pinus, 2007), h. 23.

18

2) Perencanaan

Tahap ini meliputi penetapan jangka waktu kerja (time

schedule), penyempurnaan naskah, pemilihan artis, lokasi, dan

crew. Selain estimasi biaya dan rencana alokasi merupakan bagian

dari perencanaan yang perlu dibuat secara hati-hati dan teliti.

3) Persiapan

Tahap ini meliputi pemberesan semua kontrak, perijinan,

dan surat-menyurat. Latihan para artis dan pembuatan setting,

meneliti, dan melengkapi peralatan yang diperlukan. Semua

persiapan ini paling baik diselesaikan menurut jangka waktu kerja

(time schedule) yang sudah ditetapkan.

b. Produksi (pelaksanaan)

Sesudah perencanaan dan persiapan selesai, pelaksanaan

produksi dimulai. Sutradara bekerja sama dengan para artis dan crew

mencoba mewujudkan apa yang direncanakan dalam kertas dan tulisan

(shooting script) menjadi gambar, susunan gambar yang dapat

becerita. Selain sutradara, penata cahaya dan suara juga mengatur dan

bekerja agar gambar dan suara bisa tayang dengan baik.

c. Pasca-Produksi (penyelesaian dan penayangan)

Pasca-produksi memiliki beberapa langkah, yaitu:

19

1) Editing offline dengan teknik analog

Setelah shooting selesai, penulis skrip membuat logging

yaitu mencatat kembali semua hasil shooting berdasarkan catatan

shooting dan gambar. Di dalam logging time code (nomor kode

yang berupa digit frame, detik, menit, dan jam dimunculkan dalam

gambar) dan hasil pengambilan setiap shoot dicatat. Kemudian

berdasarkan catatan itu sutradara akan membuat editing kasar yang

disebut editing offline sesuai dengan gagasan yang ada dalam

sinopsis dan treatment.4 Materi hasil shooting langsung dipilih dan

disambung-sambung dalam pita VHS. Sesudah editing kasar ini,

hasilnya dilihat dalam screening. Setelah hasil editing offline dirasa

cukup, maka dibuat editing script. Di dalam naskah editing,

gambar dan nomor kode waktu tertulis jelas untu memudahkan

pekerjaan editor. Kemudian hasil shooting asli dan naskah editing

diserahkan kepada editor untuk dibuat editing online.

2) Editing online dengan teknik analog

Berdasarkan naskah editing, editor mengedit hasil shooting

asli. Sambungan-sambungan setiap shoot dan adegan (scene)

dibuat tepat berdasarkan catatan time-code dalam naskah editing.

Demikian pula sound asli dimasukkan dengan level yang seimbang

dan sempurna. Setelah editing online ini siap, proses berlanjut

dengan mixing.

4 Treatment adalah langkah pelaksanaan perwujudan gagasan menjadi program.

20

3) Mixing (pencampuran gambar dengan suara)

Narasi yang sudah direkam dan ilustrasi musik yang juga

sudah direkam, dimasukkan ke dalam pita hasil editing online

sesuai dengan petunjuk atau ketentuan yang tertulis dalam naskah

editing. Keseimbangan antara sound effect, suara asli, suara narasi

dan musik harus dibuat sedemikian rupa sehingga tidak saling

manggangu dan terdengar jelas. Sesudah proses mixing ini sudah

selesai, secara menyeluruh produksi juga selesai. Setelah produksi

selesai, biasanya diadakan preview.

4) Editing offline dengan teknik digital atau non-linier:

Editing non-linier aatau editing digital adalah editing yang

menggunakan computer dengan peralatan khusus untuk editing.

Tahapan pertama yang harus dilakukan adalah memasukkan

seluruh hasil shoot (gambar) yang dalam catatan atau logging

memperoleh OK, ke dalam hardisk. Proses ini disebut capturing

atau digitizing, yaitu mengubah hasil gambar ke pita menjadi file.

Dalam editing offline dengan sistem digital ini, penyusunan tidak

harus mengikuti urutan adegan seperti dalam sistem analog.

Sesudah tersusun baik maka diurutkan kemudian dipersatukan agar

shoot-shoot yang sudah disambung dapat dilihat secara utuh,

proses ini disebut render. Setelah render, dapat dilakukan

screening. Setelah semuanya dirasa memuaskan, boleh dikatakan

editing offline selesai. Bahan offline dalam computer langsung

dibuat menjadi online.

21

5) Editing online dengan teknik digital:

Editing online dengan teknik digital sebenarnya tinggal

penyempurnaan hasil editing offline dalam computer, sekaligus

mixing dengan musik ilustrasi atau efek gambar dan suara (sound

effect atau narasi) yang harus dimasukkan. Sesudah semua

sempurna, hasil online ini kemudian dimasukkan kembali dari file

menjadi gambar pada pita Betacam SP atau pita dengan kualitas

broadcast sandart. Setelah program dimasukkan pita, boleh

dikatakan pekerjaan selesai. Selanjutnya adalah bagian dari

pekerjaan di stasiun televisi. 5

D. Pengertian Siaran

Penyiaran adalah kegiatan pemancarluasan siaran melalui sarana

pemancaran dan/atau sarana transmisi di darat, di laut atau di antariksa dengan

menggunakan spektrum frekuensi radio melalui udara, kabel, dan/atau media

lainnya untuk dapat diterima secara serentak dan bersamaan oleh masyarakat

dengan perangkat penerima siaran.6

Penyiaran merupakan dunia yang selalu menarik perhatian bagi

masyarakat. Tak hanya dapat dinikmati sebagai tontonan atau didengarkan,

penyiaran merupakan lahan bisnis yang menggiurkan dan bisa mencapai

keuntungan yang besar jika program yang disiarkan dinikmati khalayak.

5 Fred Wibowo, Teknik Produksi Program Televisi (Yogyakarta: Pinus, 2007), h. 39. 6 FOKUSMEDIA, Undang-undang Penyiaran dan Pers (Bandung: Fokusmedia, 2005), h. 4.

22

Aktivitas penyiaran tidaklah semata merupakan kegiatan ekonomi, tetapi ia

juga memiliki peran sosial yang tinggi sebagai medium komunikasi.7

Siaran juga berarti mata acara atau rangkaian mata acara berupa pesan-

pesan dalam bentuk suara, gambar, atau suara dan gambar yang dapat

didengar dan atau dilihat oleh khalayak dengan pesawat penerima siaran

dengan / tanpa alat bantu.

Media massa seperti televisi dan radio memiliki berbagai program

yang disajikan kepada masyarakat luas melalui kegiatan penyiaran, baik di

studio maupun di luar studio. Dengan proses siaran itu, berbagai program

mampu disuguhkan ke tengah khalayak penikmatnya.

E. Program Berita (news) di Televisi

Tidak dapat disangkal bahwa dalam media komunikasi, baik cetak

maupun audio-visual, kehadiran informasi atau berita merupakan faktor yang

sangat penting. Informasi dan berita memang menjadi tujuan utama dari media

komunikasi. Ia berada di posisi teratas dalam skala prioritas media

dibandingkan dengan pendidikan atau hiburan sebagai tujuan-tujuan lain.

Seiring dengan perkembangan wacana mengenai teknologi komunikasi yang

semakin berkembang pada masyarakat modern, informasi dan berita

menempati posisi yang sangat strategis. Ia menjadi salah satu kebutuhan yang

paling mendesak untuk segera dipenuhi pada masa kini.8

7 Drs. Tommy Suprapto, Berkarier di Bidang Broadcasting (Yogyakarta: Media Pressindo, 2006), h. 2. 8 Tim Redaksi LP3ES, Jurnalisme Liputan6 SCTV: Antara Peristiwa dan Ruang Publik (Jakarta: Pustaka LP3ES, 2006), h. 33.

23

Untuk memenuhi sifat keingintahuan manusia terhadap berbagai hal

yang terjadi di sekelilingnya, televisi bersaing menyajikan program-

programnya. Melalui berbagai jenis program yang disajikan itu, pengelola

stasiun televisi mengeksplorasi rasa keingintahuan masyarakat untuk menarik

sebanyak mungkin audien. Salah satu program andalan televisi dalam

memenuhi kebutuhan informasi masyarakat luas adalah program berita (news).

Program informasi (news) di televisi memberikan banyak informasi

untuk memenuhi rasa ingin tahu penonton terhadap suatu hal. Program

informasi adalah segala jenis siaran yang tujuannya untuk memeberikan

tambahan pengetahuan (informasi) kepada khalayak audien. Daya tarik

program ini adalah informasi, dan informasi itulah yang „dijual‟ kepada

audien. Dengan demikian, program informasi tidak hanya melulu program

berita dimana presenter atau penyiar membacakan berita tetapi segala bentuk

penyajian informasi termasuk talkshow (perbincangan) misalnya wawancara

dengan artis, orang terkenal, atau dengan siapa saja.9

Televisi dengan tayangan beritanya sudah menjadi bagian dari

kehidupan. Dengan sifatnya yang immediaty, media televisi mampu

mendekatkan peristiwa dan tempat kejadian dengan penontonnya.10

Untuk berita di televisi, para redaksi harus mengusahakan secara baik

dalam menyajikan pendapat dari narasumber yang relevan secara langsung

dan orisinal. Dalam menyusun berita pada media televisi, reporter dituntut

untuk memiliki keterampilan dan kemampuan dalam mengombinasikan uraian

9 Morissan, Jurnalistik Televisi Mutakhir (Jakarta: Kencana, 2008), h. 25. 10Askurifai Baksin, Jurnalistik Televisi: Teori dan Praktik (Bandung: Simbiosa Rekatama Media, 2006), h. 59.

24

fakta, pendapat, dan penyajian pendapat yang relevan dari narasumber secara

dinamis dan lebih variatif sesuai dengan arah uraian dan ketentuan.

F. Televisi

1. Pengertian Televisi

Kata televisi terdiri dari kata tele yang berarti jarak dalam bahasa

Yunani dan kata visi yang berarti citra atau gambar dalam bahasa Latin.

Jadi, kata televisi berarti suatu sistem penyajian gambar berikut suara dari

suatu tempat yang berjarak jauh.11

Pendapat lain menyebutkan, televisi dalam bahasa Inggris disebut

television. Televisi berasal dari kata tele (bahasa Yunani) dan vision

(bahasa Latin); yang mempunyai arti masing-masing jauh (tele) dan

melihat (vision). Jadi televisi berarti melihat dengan jauh.12

Televisi merupakan salah satu bentuk media massa sebagai alat

komunikasi massa. Komunikasi massa adalah pesan yang

dikomunikasikan melalui media massa pada sejumlah besar orang. Media

komunikasi yang termasuk media massa yaitu radio siaran, televisi, film

yang dikenal sebagai media elektronik, serta surat kabar dan majalah yang

keduanya termasuk media cetak.13

11 Sutisno. P.C.S., Pedoman Praktis Penulisan Skenario Televisi dan Radio (Jakarta: PT Grasindo, 1993), h. 1. 12 Sunarjo Djoenaesih S, Himpunan Istilah Komunikasi, cet ke-2. (Yogyakarta: Liberty, 1983), h. 125. 13 Elvinaro Ardianto dan Lukiati Komala, Komunikasi Massa: Suatu Pengantar (Bandung: Simbiosa Rekatama Media, 2005), h. 3.

25

2. Sejarah Televisi

Tidak diragukan lagi, bahwa informasi sangat dibutuhkan untuk

berbagai kepentingan yang sifatnya sangat mendasar, karena itu

peranannya sangat luar biasa. Sejak munculnya Acta Diurna

(Pengumuman Pemerintah) dan Acta Senata (Pengumuman Senat) di

kerajaan Romawi Kuno saat Pemerintah Julius Caesar, tahun 59 SM, para

ahli menilai bahwa hal tersebut merupakan cikal bakal adanya penyebaran

informasi melalui tulisan.14

Selanjutnya muncul teknologi terbaru dalam hal cara mencetak

dengan huruf lepas yang ditemukan pada tahun 1423 serta penemuan

mesin pembuat kertas pada abad ke-18. Selanjutnya media radio ikut

memainkan peran dalam dunia informasi sejak seorang ilmuwan bernama

Dane menyatakan pada tahun 1802 bahwa pesan dapat dikirim melalui

kawat beraliran listrik dalam jarak pendek.

Seiring perjalanan waktu dan semakin pesatnya perkembangan

teknologi, muncullah media massa yang disebut televisi. Kemunculannya

memberikan warna baru dalam dunia informasi di dunia. Peranannya tak

kalah penting dengan media sebelumnya, surat kabar dan radio.

Televisi merupakan perkembangan medium berikutnya setelah

radio yang diketemukan dengan karakternya yang spesifik yaitu audio

visual. Peletak dasar utama teknologi pertelevisian tersebut adalah Paul

Nipkow dari Jerman pada tahun 1884. Ia menemukan sebuah alat yang

kemudan disebut sebagai Jantra Nipkow atau Nipkow Sheibe.

14 Deddy Iskandar Muda, Jurnalistik Televisi: Menjadi Reporter Profesional (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2005), h. 3.

26

Penemuannya tersebut melahirkan electrische teleskop atau televisi

elektris.15

Keterangan lainnya yaitu dalam buku Empat Windu TVRI

disebutkan, televisi merupakan media temuan orang-orang Eropa.

Perkembangan pertelevisian di dunia sejalan dengan kemajuan teknologi

elektonika yang bergerak pesat sejak ditemukannya transistor oleh Wiliam

Socley dan kawan-kawan pada tahun 1946.

Transistor yang dibuat dengan pasir silicon di California, amerika

Serikat ini merupakan benda sebesar pasir yang berfungsi sebagai

penghantar listrik bebas hambatan. Transistor ini sanggup menggantikan

fungsi tabung (vacuum tube) yang diciptakan oleh Lee De Fores pada

tahun 1912.

Selanjutnya pada tahun 1923, Vladimir Katajev Zworykin berhasil

menciptakan sistem televisi elektris. Dan tahun 1930 Philo T. Farnsworth

menciptakan sistem televisi. Penemuan dasar televisi ini terus berkembang

sampai akhirnya Paul Nipkow melahirkan televisi mekanik. Hal ini

dibuktikan ketika di New York World’s Fair tahun 1939 dipamerkan

pesawat televisi berukuran 8x10 inci. Dan pertama kalinya gambar televisi

mulai terlihat tahun 1920 di Amerika Serikat.16

15 Ibid., h. 4. 16 Askurifai Baksin, Jurnalistik Televisi: Teori dan Praktik (Bandung: Simbiosa Rekatama Media, 2006), h. 7.

27

3. Perkembangan Televisi

Penemuan baru di bidang teknologi komunikasi dan informasi

telah mendorong terus berkembangnya media elektronik. Berbagai

kemajuan dan perubahan terjadi dalam percepatan yang semakin

meningkat. Sejak ditemukannya radio dan televisi hitam putih dibutuhkan

waktu yang cukup lama. Tapi pada perkembangan berikutnya, mulai dari

TV berwarna sampai pada penemuan teknologi komunikasi interaktif

lewat internet, misalnya, perubahannya menjadi sangat cepat.17

Seperti yang telah diketahui, televisi mulai diperkenalkan pada

public pada acara pameran dunia tahun 1939, ketika berlangsungnya

World‟s Fair di New York, Amerika Serikat, tetapi Perang Dunia II telah

mnyebabkan kegiatan dalam bidang televisi itu terhenti. Baru setelah

tahun 1946 kegiatan dalam bidang televisi dimulai lagi. Pada saat itu di

seluruh Amerika Serikat hanya terdapat beberapa buah pemancar saja,

tetapi kemudian disebabkan suasana yang mengizinkan dan teknoligi yang

berkembang pesat, jumlah studio/pemancar tv meningkat dengan

hebatnya.18

Perkembangan televisi tidak hanya di Amerika saja, tetapi juga di

Inggris (1924). John Logle Baird mendemonstrasikan televisi pada tahun

1924. BBC, yang merupakan salah satu organisasi terbesar di dunia,

mencoba-coba mengadakan siaran sejak tahun 1929. Selanjutnya, setelah

perang usai, mengiringi pembangunan berbagai gedung-gedung yang

17 Asep Saiful Muhtadi, Jurnalistik Pendekatan Teori & Praktik (Jakarta: PT Logos Wacana Ilmu, 1999), h. 95. 18Askurifai , Jurnalistik Televisi: Teori dan Praktik, h. 12-13.

28

hancur serta perbaikan segala aspek, badan-badan siaran televisi juga muncul di Negara-negara lain. Di Perancis, Jerman Barat, Nederland,

Belgia, Luxemburg, Italia, Denmark, Austria, Swedia, Switzerland, dan negara lainnya. Televisi juga berkembang di Asia, yakni di Indonesia dan

Republik China (1962), Jepang (1953), Philipina (1953), Muangthai

(1955), Singapura (1963), dan kemudian disusul Malaysia.

Siaran televisi pertama kali di Indonesia diperkenalkan pada tahun

1962, ketika Indonesia mendapat kehormatan untuk menyelenggarakan pesta olahraga Asian Games di Jakarta. Saat itu, masyarakat Indonesia disuguhi tontonan realita yang begitu memukau. Meskipun hanya siaran televisi hitam putih, namun siaran pertama televisi di Indonesia itu menjadi momentum yang sangat bersejarah. Sementara puncak ketenaran

(booming) televisi di Indonesia sendiri dimulai tahun 1992 ketika RCTI mulai mengudara dengan bantuan decoder atau alat pemancar.19 Saat ini, di Indonesia sudah mengudara satu televisi pemerintah, yakni TVRI, dan beberapa televisi swasta, antara lain SCTV, TPI, , ,

MetroTV, Trans TV, , TVOne, Global TV, serta stasiun televisi lokal seperti O Channel, JakTV, CTV Banten, dan lain-lain.

Televisi saat ini telah menjadi bagian yang tak terpisahkan dari kehidupan manusia. Perkembangan televisi swasta Indonesia saat ini justru tidak sehat bagi demokrasi, terutama bila dilihat dari perspektif kepentingan publik. Stasiun siaran swasta Indonesia kini memiliki kekuatan luar biasa. Salah satu kondisi yang kurang memperoleh perhatian

19 Ibid., h. 15.

29

namun sebenarnya sangat vital dalam sistem penyiaran Indonesia adalah

fakta bahwa selama lima stasiun televisi swasta dan stasiun televisi publik

memiliki jangkauan siaran nasional.20

4. Televisi Sebagai Media Massa

Kekuatan televisi dibandingkan dengan media lainnya adalah

kemampuannya untuk membawa penonton kelokasi kejadian dengan

meggunakan gambar. Gambar yang dikombinasikan denagan suara alami

adalah faktor yang membuat televisi memberikan pengaruh atau dampak

yang sangat kuat kepada penonton. Dikatakan bahwa gambar dapat

bercerita jauh lebih banyak dibandingkan kata-kata.

Televisi merupakan salah satu bentuk media massa sebagai alat

komunikasi massa. Komunikasi massa adalah pesan yang

dikomunikasikan melalui media massa pada sejumlah besar orang. Media

komunikasi yang termasuk media massa yaitu radio siaran, televisi, film

yang dikenal sebagai media elektronik, serta surat kabar dan majalah yang

keduanya termasuk media cetak.21

Televisi merupakan media yang dapat mendominasi komunikasi

massa, karena sifatnya yang dapat memenuhi kebutuhan dan keinginan

khalayak. Media ini mempunyai kelebihan dari media massa lainnya yaitu

bersifat audio visual (didengar dan dilihat), dapat menggambarkan

kenyataan dan langsung dapat menyajikan peristiwa yang sedang terjadi ke

20 Direktorat Publikasi Pemerintah Badan Informasi dan Komunikasi Nasional, Sistem Komunikasi Indonesia: Suatu Bunga Rampai, h. 64. 21 Elvinaro Ardianto dan Lukiati Komala, Komunikasi Massa: Suatu Pengantar (Bandung: Simbiosa Rekatama Media, 2005), h. 3.

30

setiap rumah para pemirsa di manapun mereka berada.22 Selain itu, media

ini juga menyajikan berbagai kebutuhan manusia, baik hiburan, informasi,

maupun pendidikan dengan sangat memuaskan.

Penyebaran informasi melalui media massa, baik cetak, elektronik,

maupun online, seperti surat kabar, televisi, radio, film, dan internet telah

membentuk pengetahuan dan pendapat manusia mengenai berbagai

peristiwa atau hal yang menyangkut kehidupannya.23 Hal ini seperti yang

diungkapkan oleh Abdul Muis, salah seorang pakar komunikasi, dalam

tulisannya di majalah Analisis CSIS (1991): “… kemajuan teknologi

komunikasi dan informasi menghadirkan aneka ragam saluran (media)

yang kian lama kian canggih dan memungkinkan segala macam

kejadian.”24 Akibat perkembangan teknologi komunikasi massa, dalam hal

ini televisi akan memberikan pengaruh-pengaruh (dampak) dalam

kehidupan manusia. Dampak atau efek komunikasi tersebut dapat dilihat

dari setiap perubahan yang terjadi di dalam diri penerima, yang menerima

pesan-pesan dari suatu sumber berita.25

Secara umum, media massa dengan berbagai program, pesan atau

tulisan yang disuguhkannya, termasuk juga media televisi memiliki fungsi-

fungsinya terhadap masyarakat, yaitu memberikan informasi, mendidik,

menghibur, dan mempengaruhi masyarakat melalui kendali atau kontrol

sosial.

22 Ibid., h. 40. 23 Roudhonah, Ilmu Komunikasi (Ciputat: UIN Jakarta Press, 2007), h. 136. 24 Wawan Kuswandi, Komunikasi Massa: Sebuah Analisis Isi Media Televisi (Rineka Cipta, 1996), h. 1-2. 25 Wiryanto, Teori Komunikasi Massa, cet ke-1. (Jakarta: PT Grasindo, 2000), , h. 39.

31

G. Berita

1. Pengertian Berita

Dean M. Lyle Spencer dalam bukunya yang berjudul News

Writings yang kemudian dikutip oleh George Fox Mott (New Survey

Journalism) menyatakan bahwa:

“Berita dapat didefinisikan sebagai setiap fakta yang akurat atau suatu ide

yang dapat menarik perhatian bagi sejumlah besar pembaca.”

Sedangkan Mitchel V. Charnley dalam bukunya Reporting edisi III

(Holt-Reinhart &Winston, New York, 1975 halaman 44) menyebutkan:

“Berita adalah laporan yang tepat waktu mengenai fakta atau opini yang

memiliki daya tarik atau hal penting atau kedua-duanya bagi masyarakat

luas.”26

Williard C. Bleyer dalam Newspaper Writing and Editing menulis,

berita adalah sesuatu yang termasa yang dipilih oleh wartawan untuk

dimuat dalam surat kabar karena menarik minat atau mempunyai makna

bagi pembaca surat kabar atau karena dapat menarik para pembaca untuk

membaca berita tersebut.27

Ada pula sebuah pernyataan sederhana, yaitu: sebuah berita sudah

pasti sebuah informasi, tetapi sebuah informasi belum tentu sebuah berita.

Hal itu karena informasi baru dapat dikatakan berita apabila informasi itu

26 Deddy Iskandar Muda, Jurnalistik Televisi Menjadi Reporter Profesional (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2008), h. 2. 27 A.S. Haris Sumadiria, Jurnalistik Indonesia: Menulis Berita dan Feature Panduan Praktis Jurnalis Profesional (Bandung: PT Simbiosa Rekatama Media, 2006), h. 64.

32

memiliki unsur-unsur yang mempunyai „nilai berita‟ atau nilai jurnalistik

dan disebarluaskan kepada khalayak.28

Banyak para ahli lainnya yang mendefinisikan sebuah berita

dengan beragam pendapat. Dari sekian macam pengertian itu, belum ada

satupun definisi mengenai berita yang dapat dijadikan patokan secara

mutlak. Namun, sebagai pegangan, pengertian berita dapat dikemukakan

seperti berikut:

Berita ialah laporan terkini tentang fakta atau pendapat atau ide

terbaru yang aktual, benar, penting atau menarik bagi khalayak dan disebar

luaskan melalui media massa periodik seperti surat kabar, televisi, radio,

maupun media online atau internet.

2. Jenis-Jenis Berita

- Jenis berita berdasarkan jenis peristiwa dan penggalian data

1) Hard News (berita berat) artinya berita tentang peristiwa yang

dianggap penting bagi masyarakat baik sebagai individu, kelompok,

maupun organisasi. Berita tersebut misalnya mengenai mulai

diberlakukannya suatu kebijakan atau peraturan baru pemerintah.

2) Soft News (berita ringan) seringkali disebut dengan feature, yaitu berita

yang tidak terikat dengan aktualitas namun memiliki daya tarik bagi

pemirsanya. Berita-berita semacam ini seringkali menitikberatkan pada

hal-hal yang dapat menakjubkan dan mengherankan pemirsa. Misalnya

28 Jani Yosef, To Be Journalist: Menjadi Jurnalis TV, Radio, dan Surat kabar yang Profesional (Yogyakarta: Graha Ilmu, 2009), h. 22.

33

tentang lahirnya hewan langka di kebun binatang atau masyarakat kecil

yang mendapatkan undian milyaran rupiah.

3) Investigative Reports (laporan penyelidikan atau investigasi) adalah

jenis berita yang eksklusif. Datanya tidak bisa diperoleh di permukaan,

tetapi harus dilakukan berdasarkan penyelidikan. Penyajian berita ini

membutuhkan waktu lama dan tentu akan menghabiskan energi

reporternya. 29

- Jenis berita berdasarkan sifat kejadiannya

1) Berita diduga, artinya peristiwa yang direncanakan atau sudah

diketahui sebelumnya, seperti lokal karya, pemilihan umum,

peringatan hari-hari bersejarah.

2) Berita tak terduga, artinya peristiwa yang sifatnya tiba-tiba, tidak

direncanakan, dan tidak diketahui sebelumnya, seperti kereta api

terguling, gedung perkantoran terbakar, bus tabrakan, kapal tenggelam,

pesawat dibajak, anak-anak sekolah disandera, atau terjadi ledakan

bom di pusat keramaian.30

- Jenis berita berdasarkan lokasi kejadian

1) Berita yang terjadi di tempat tertutup ( indoor news )

Berita tentang sidang kabinet, seminar, pengadilan, berlangsung di

tempat tertutup. Berita jenis ini umumnya masuk kategori berita ringan

29 Deddy Iskandar Muda, Jurnalistik Televisi: Menjadi Reporter Profesional ( Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2008), h. 40-42. 30 A.S. Haris Sumadiria, Jurnalistik Indonesia: Menulis Berita dan Feature Panduan Praktis Jurnalis Profesional (Bandung: PT Simbiosa Rekatama Media, 2006), h. 66.

34

(soft news), karena berita tersebut tidak sampai mengguncangkan

perhatian serta tidak menimbulkan dampak yang luas terhadap

masyarakat.

2) Berita yang terjadi di tempat terbuka ( outdoor news )

Berita tentang kerusuhan, bencana alam, peperangan, terjadi di tempat

terbuka. Berita jenis ini umumnya masuk kategori berita berat (hard

news).31

- Jenis berita berdasarkan isinya

Ditinjau dari segi cakupan isinya, berita terdiri dari berita politik,

ekonomi, kebudayaan, pendidikan, hukum, seni, agama, kejahatan,

olahraga, militer, laporan ilmu pengetahuan, dan teknologi, dan

sebagainya.32

3. Nilai Berita

Nilai pada berita adalah kriteria umum yang dapat dijadikan acuan

oleh para jurnalis untuk memilih dan memutuskan berbagai fakta yang

dianggap pantas dijadikan berita dan mana yang lebih baik untuk diangkat.

Dengan kriteria umum nilai berita, reporter dapat dengan mudah dalam

mendeteksi dan menentukan peristiwa mana saja yang harus diliput dan

dilaporkan. Begitu juga untuk editor, kriteria umum nilai berita membantu

editor untuk mempertimbangkan, memilih dan memutuskan berita terbaik

dan terpenting untuk dipublikasikan pada khalayak lewat media massanya.

31 Ibid., h. 66-67. 32 Sudirman Tebba, Jurnalistik Baru (Ciputat: Kalam Indonesia, 2005), h. 56.

35

Kriteria umum nilai berita, menurut Brian S. Brooks, George

Kennedy, Darly R. Moen, dan Don Ranly dalam News Reporting and

Editing (1980: 6-17) menunjuk pada Sembilan hal. Menurut pakar lain

terdapat dua hal lain yang juga termasuk kriteria umum nilai berita. Jadi,

terdapat 11 nilai berita secara umum, yaitu:33

1) Keluarbiasaan (Unusualness)

News is unusualness. Berita adalah sesuatu yang luar biasa. Dalam

pandangan jurnalistik, berita merupakan suatu peristiwa yang luar

biasa. Semakin besar suatu peristiwa, semakin besar pula nilai berita

yang ditimbulkannya.

2) Kebaruan (Newness)

News is new. Berita adalah semua yang terbaru. Semua hal yang baru

apapun namanya, pasti memiliki nilai berita.

3) Akibat (Impact)

News has impact. Berita adalah sesuatu yang berdampak luas.S uatu

peristiwa tidak jarang menimbulkan dampak besar dalam kehidupan

masyarakat. Semakin besar dampak sosial budaya ekonomi atau politik

yang ditimbulkannya, maka semakin besar nilai berita yang

dikandungnya.

4) Aktual (Timeliness)

News is timeliness. Berita adalah peristiwa yang sedang atau baru

terjadi. Aktual berarti menunujuk pada peristiwa yang baru atau yang

33 A.S. Haris Sumadiria, Jurnalistik Indonesia: Menulis Berita dan Feature Panduan Praktis Jurnalis Profesional (Bandung: PT Simbiosa Rekatama Media, 2006), h. 81-91.

36

sedang terjadi. Media massa harus memuat atau menyiarkan berita-

berita aktual yang sangat dibutuhkan masyarakat.

5) Kedekatan (Proximity)

News is nearby. Suatu pernyataan atau pendapat yang terjadi di dekat

khalayak, baik dekat secara geografis maupun dekat secara emosional

dapat menarik perhatian penonton, pendengar, dan pembaca.34

6) Informasi (Information)

News is information. Berita adalah informasi. Menurut Wilbur

Schramm, informasi adalah segala yang bisa menghilangkan

ketidakpastian.

7) Konflik (Conflict)

News is conflict. Berita adalah konflik atau segala sesuatu yang

mengandung unsure atau sarat dengan dimensi pertentangan.

8) Orang Penting (Public Figure, News Maker)

News is about people. Berita adalah tentang orang-orang penting,

ternama, pesohor, selebriti, figur publik. Orang-orang penting,

terkemuka, dimanapun selalu dibuat berita.

9) Kejutan (Surprising)

News is surprising. Kejutan adalah sesuatu yang datangnya tiba-tiba, di

luar dugaan, tidak direncanakan, di luar perhitungan, tidak diketahui

sebelumnya.

10) Ketertarikan Manusiawi (Human Interest)

34 Jani Yosef, To Be Journalist: Menjadi Jurnalis TV, Radio, dan Surat kabar yang Profesional (Yogyakarta: Graha Ilmu, 2009), h. 30.

37

News is interesting. Kadang-kadang suatu peristiwa tidak

menimbulkan efek berarti pada seseorang atau masyarakat, tetapi telah

menimbulkan getaran pada suasana hati, suasana kejiwaan, dan alam

perasaannya.

11) Seks (Sex)

News is sex. Berita adalah seks, seks adalah berita. Sepanjang sejarah

peradaban manusia, segala hal yang berkaitan dengan perempuan pasti

menarik dan menjadi sumber berita.

4. Format Berita

Dalam dunia televisi dikenal sejumlah istilah yang terkait dalam

format yang digunakan dalam suatu berita. Kelompok istilah ini melihat

pada format yang berbeda digunakan untuk jenis berita yang berbeda.

Salah satu tantangan yang dihadapi pengelola berita adalah mencari cara

atau format terbaik dalam menyajikan setiap berita.

Dalam program berita televisi dikenal beberapa format berita yaitu

cara bagaimana satu berita itu ditampilkan atau disajikan. Format apa yang

akan dipilih tentunya tidak dapat dilakukan sesukanya saja. Terdapat

sejumlah kriteria atau persyaratan untuk menentukan suatu format berita

dalam suatu program berita televisi. Suatu format dipilih tentunya karena

terdapat alasan untuk itu. Suatu berita dapat disajikan dalam beberapa

bentuk yaitu:

38

1) Reader ( RDR ).

Sebuah cara paling dasar menyajikan berita. Presenter di

studio hanya membaca isi berita tanpa ada gambar pendukung. Format

seperti ini hanya digunakan jika sebuah berita penting terjadi pada saat

program berita masih “on air”. Tentu saja belum ada gambar yang

tersedia karena tim liputan belum dikirim ketempat kejadian tetapi

informasi yang penting itu harus segera dilaporkan setidaknya pada

fakta-fakta dasarnya saja. Dengan demikian, Reader merupakan fomat

berita singkat yang disampaikan presenter tanpa didukung gambar

(video). Format ini biasanya digunakan untuk melaporkan peristiwa

penting dan mendadak belum ada videonya. Dikenal istilah lain setelah

Reader seperti “berita copy” dan “invision only” yang memiliki

pengertian yang sama dengan reader.

Laporan dalam format reader dapat dimulai dengan kata-kata:

“Berita yang baru saja kami terima….” Format berita reader ini

biasanya diakhiri dengan kata-kata:” kami akan menyampaikan

perkembangan selanjutnya segera setelah kami merima informasi

terakhir.”

2) Voice Over (VO).

Sering disingkat dengan sebutan VO saja yang mana naskah

berita untuk VO dibacakan oleh presenter. Format VO menyajikan

video atau gambar pendek (biasanya sekitar satu menit) yang diiringi

dengan kata-kata penyiar. Format biasa ini digunakan untuk

menceritakan sebuah dalam waktu yang singkat. VO adalah

39

format berita dengan video yang keseluruhan narasinya melalui intro

hingga kalimat terakhir dibacakan oleh presenter. Presenter tampil di

depan kamera (on-cam) setelah itu muncul gambar berita namun suara

presenter tetap terdengar mengiringi gambar.

Dalam format ini presenter muncul didepan kamera untuk

membacakan intro (kata-kata yang diucapkan oleh presenter untuk

mengantarkan sebuah berita). Istilah lain untuk intro adalah lead atau

kepala berita) dan diikuti oleh pemutaran gambar video yang biasanya

berlangsung sekitar 45 detik sementara suara si presenter atau VO

terdengar membaca berita mengiringi gambar.

3) Reader Sound on Tape (RDR SOT).

Format berita Reader Sound on Tape (RDR SOT) terdiri

dari presenter yang muncul membacakan intro dan kemudian muncul

soundbite on tape (SOT) dari narasumber berita. SOT adalah cuplikan

suara dari narasumber atau cuplikan dari wawancara panjang dengan

narasumber. Istilah lain SOT adalah sync (baca “sing”). SOT

sebaiknya diusahakan pendek dan sehingga bisa membantu

memberikan efek dramatis dari berita yang dibacakan sebelumnya.

Dalam intro presenter menjelaskan nama sumber dan informasi singkat

SOT-nya, namun tidak boleh sama persis (Parroting) dengan SOT-

nya. Format berita semacam ini sering disebut dengan Reader SOT.

Format berita semacam ini sering disebut dengan Reader SOT.

40

4) Voice Over-Sound on Tape (VO/SOT).

Format berita ini merupakan gabungan antara format VO dan

SOT yang mana VO mengenai peristiwa atau isu yang relevan atau ada

kaitannya dengan apa yang diungkapkan dalam SOT. Sedangkan SOT

adalah bagian pernyataan sumber yang penting atau spesifik berkaitan

dengan peristiwa (event) atau isu bersangkutan.

5) Reader-Grafis (RDR-GRF).

Format berita reader-grafis (RDR-GRF) biasanya digunakan

jika sebuah berita penting baru saja terjadi dalam stasiun televisi belum

mendapatkan akses untuk mengambil gambar dan merekamnya dalam

kaset video. Untuk menggantikan gambar video yang belum ada maka

digunakan ilustrasi berupa grafis. Pada banyak kasus terutama jenis

berita bencana maka grafis yang dibutuhkan adalah berupa peta yang

menujukan di mana lokasi bencana itu terjadi. Grafis dapat pula

muncul dalam bentuk foto seseorang, misalnya dalam menyampaikan

berita bahwa seseorang yang terkenal meninggal dunia atau

mengundurkan dari suatu jabatan.

Dalam format berita grafis, pertama-tama presenter muncul

membacakan intro (lead berita) dan kemudian muncul gambar grafis

sementara suara presenter terdengar membacakan kelanjutan berita

tersebut.

6) Paket (Package/PKG).

Paket adalah laporan berita lengkap dengan narasi (voice over)

yang direkam ke dalam pita kaset. Narasi dalam kaset dibacakan oleh

41

seorang pengisi suara atau dubber yang biasanya adalah reporter atau

penulis berita (writer). Dengan kata lain, format berita paket (package)

adalah format berita yang bersifat komprehensif dengan intro

dibacakan presenter sedangkan naskah paket dibacakan atau

dinarasikan sendiri oleh reporter atau pengisi suara (dubber). Jadi

berbeda dengan format VO dimana narasi dibacakan oleh presenter di

studio.

Biasanya rata-rata durasi sebuah paket dalam suatu program

berita adalah 1,5 hingga 2,5 menit. Tentu saja ada paket yang berdurasi

lebih lama, misalnya 5 menit atau bahkan 30 menit untuk sebuah

laporan khusus.

Dalam sebuah paket biasanya mengandung bagian-bagian sebagai

berikut: gambar, narasi, suara alami, kutipan langsung narasumber,

grafis dan laporan reporter di depan kamera (stand up). Paket selalu

dimulai dengan presenter membacakan intro.

7) Laporan Langsung (Live).

Jika suatu peristiwa yang mengandung berita masih

berlangsung sementara program berita masih “on air”, maka stasiun

televisi dapat menyampaikan berita dengan format laporan langsung

(live report). Hal ini dimungkinkan karena komunikasi dapat dilakukan

melalui hubungan satelit atau microwave. Dalam format seperti ini

presenter akan langsung berbicara dengan reporter yang berada di

lokasi yang sedang meliput suatu peristiwa; seperti pertemuan politik

yang penting atau sebuah kebakaran besar dan peristiwa penting

42

lainnya. Format seperti ini disebut juga sebagai format dua arah (two

way). Laporan langsung akan dimulai dengan layar yang terbagi dua

memperlihatkan presenter distudio pada bagian kiri layar dan reporter

dari lokasi berita pada bagian kanan layar.

Jika stasiun televisi atau reporter tidak mendapatkan

kesempatan untuk melakukan laporan langsung secara visual, maka

presenter dapat mewawancarai reporter dari lokasi melalui telepon

yang dikenal dengan istilah laporan langsung melalui telepon live by

phone (LBP). Dalam format seperti ini presenter akan tampil bersama

dengan grafis yang memperlihatkan foto reporter yang sedang

menyampaikan laporan atau sebuah peta atau gambar lokasi yang

sudah terkenal di mana si reporter menyampaikan laporannya.

Dalam suatu laporan langsung, narasumber tidak selalu harus

reporter tetapi bisa saja salah seorang yang benar-benar terlibat dalam

berita, yang tentu saja akan memberikan kredibilitas yang lebih baik

daripada sekedar laporan wartawan. Durasi bagi suatu laporan

langsung tidak terbatas dan bergantung terhadap peristiwa itu sendiri

8) Breaking News.

Berita yang sangat penting dan harus disiarkan, bila

memungkinkan bersamaan dengan terjadinya peristiwa tersebut.

Breaking news merupakan berita tidak terjadwal karena dapat terjadi

kapan saja. Misalnya: berita-berita kecelakaan besar, serangan teror,

bencana alam yang mengancam keselamatan jiwa, kerusuhan massa

yang berdampak luas, keputusan politik dan ekonomi yang sangat

43

penting dan berdampak pada hidup orang banyak, perang dan

pemecahan rekor dunia seperti bidang olahraga, film, dan musik.

Durasi breaking news mulai dari dua menit hingga tak terbatas.

9) Laporan Khusus.

Berita dengan format paket, lengkap dengan narasi dan

soundbite dan sejumlah narasumber yang memberikan pendapat dan

analisis mereka. Biasanya merupakan laporan panjang yang

komprehensif mengenai berbagai peristiwa atau isu seperti politik,

hukum, kriminal, dan bencana (sering disebut dengan current affair).

Laporan khusus biasanya disajikan dalam program tersendiri diluar

program berita karenanya memiliki durasi panjang (30 menit atau

lebih). 35

5. Kaidah Berita

Televisi merupakan media massa pandang dengar, artinya siaran

televisi dapat dilihat dan didengar sekaligus. Sebagai media audio visual,

maka siaran televisi harus memadukan unsur gambar, naskah, dan suara.

Ketiga unsur tersebut harus sinkron dan saling terkait. Begitu pun dalam

berita televisi, terdapat tiga kaidah yang harus diperhatikan, yaitu:

a. Kaidah Gambar (video)

Gambar merupakan unsur pertama dalam berita televisi. Selain

itu, gambar merupakan kekuatan utama dalam berita televisi, karena

gambar ikut berbicara bahkan kadang lebih berbicara dari naskah dan

35 Morissan, Jurnalistik Televisi Mutakhir (Jakarta: Kencana, 2008), h. 33-40.

44

audio. Agar gambar dalam berita televisi itu menarik, ada beberapa

unsur yang harus dimiliki, yakni:

1. Aktualitas, adalah gambar berita televisi yang ditampilkan dalam

berita harus aktual atau paling baru.

2. Sinkronisasi, yakni gambar berita televisi harus sinkron dengan

peristiwa yang diinformasikan, antara naskah dengan gambar harus

sesuai.

3. Simbolis, yakni gambar simbolis berarti bukan gambar

sesungguhnya dalam berita, tetapi hanya menggambarkan kejadian

yang diberitakan. Hal ini dikarenakan gambar yang sesungguhnya

sulit didapat.

4. Ilustrasi, adalah gambar berita yang dibuat atau direkayasa

berdasarkan suatu peristiwa yang memang terjadi, tetapi gambar

yang aktual, sinkron, dan simbolis tidak tersedia.

5. Dokumentasi, yakni dokumen gambar yang kadangkalanya

diperlukan kalau peristiwa itu sangat penting, sementara gambar

yang aktual, sinkron, dan simbolis tidak tersedia.

6. Estetika, yaitu gambar berita televisi harus bersifat estetis, agar

enak dipandang, kemudian gambar yang dihasilkan fokus,

komposisinya bagus, dan warna yang didapat jelas.

b. Kaidah Naskah

Naskah berita televisi sebagaimana naskah berita pada

umumnya harus memenuhi unsur 5W+1H. Ada dua bentuk penyajian

45

naskah berita yaitu: a) naskah reading adalah naskah berita yang

seluruh isinya, mulai dari lead sampai tubuhnya dibaca oleh presenter.

b) naskah voice over adalah naskah berita yang leadnya dibaca

presenter sedangkan tubuhnya di dubbing.

c. Kaidah Suara (audio)

Audio atau suara dalam berita televisi sangatlah penting,

disamping gambar dan naskah. Suatu berita biarpun ada naskah dan

gambarnya, tetapi tidak ada suara, maka berita tersebut tidak akan jelas

maksudnya. Selain gambar dan naskah, audio juga merupakan salah

satu unsur pada berita televisi, jadi apabila salah satu dari unsur

tersebut tidak ada, maka bukan berita namanya. Ada dua unsur audio

dalam berita televisi, yaitu: 1. Atmosfer, adalah suasana dari suatu

peristiwa yang gambarnya diberitakan. 2. Narasi, adalah suara reporter

baik berdasarkan naskah yang dibaca maupun melaporkan tanpa

naskah dan suara narasumber yang diwawawancarai.36

36 Sudirman Tebba, Jurnalistik Baru (Ciputat: Kalam Indonesia, 2005), h. 67-83.

BAB III

GAMBARAN UMUM TRANS TV DAN

PROGRAM REPORTASE MINGGU

A. Trans Tv

1. Sejarah Trans Tv

PT. Televisi Transformasi Indonesia (Trans Tv) merupakan

perusahaan yang dimiliki oleh Trans Corporation, yang juga merupakan

pemilik dari Trans7. Trans Tv memperoleh siaran pada bulan Oktober

1998. Trans Tv menyiarkan program yang bertajuk Trans Tune-In,

program ini dikemas dengan gaya radio untuk memperkenalkan Trans Tv

pada masyarakat. Mulai 1 Desember 2001, Trans Tune-In berganti dengan

Transvaganza, seiring dengan bertambahnya jam siaran Trans Tv. Setelah

dinyatakan lulus dari ujian kelayakan yang dilakukan oleh tim antar

departemen pemerintah, maka sejak 15 Desember 2001, Trans Tv

memulai siaran secara resmi. Penambahan jam tayang secara bertahap ini

akan memuncak pada tanggal 1 Maret 2002, saat Trans Tv mulai siaran

penuh, yaitu 18 jam sehari pada hari Senin hingga Jum’at. Pada

September, Trans Tv mulai mengudara 20 jam setiap hari terkecuali hari

Sabtu yaitu 24 jam nonstop.

Mulai Selasa, 12 Juli 2005 hingga enam bulan ke depan,

dikeluarkan Peraturan Menteri Menkominfo No. 11/P/M.

Kominfo/7/2005, dimana dalam peraturan menteri tersebut diberlakukan

pembatasan jam siar hingga jam 01.00 dan mulai kembali siaran jam

05.00.

46 47

Trans Tv mulai saat diberlakukannya pembatasan jam siaran tersebut membatasi jam tayang dengan sing-off jam 02.00 dan sing-on kembali jam 04.00 dalam sehari mendapatkan libur 2 jam. Untuk jam tayang hari Sabtu dan Minggu terkadang tayang nonstop 24 jam.

Pada dasarnya, siaran Trans Tv menganut konsep General

Entertainment, sehingga pemirsa bisa menikmati berbagai tayangan hiburan drama maupun nondrama, serta tayangan berita. Pada tahun pertama, 50% tayangan stasiun ini berasal dari luar negeri dan 50% sisanya merupakan produk lokal. Pada tahun kedua, porsi produk lokal akan menjadi 70% dan sisanya merupakan produk asing. Pada tahun keempat sudah lebih 75% merupakan produk lokal.

Trans Tv dibangun dengan modal investasi Rp.600 milyar. Dana sebesar ini berasal dari grup Para sebesar Rp.300 milyar dan sisanya berupa dana pinjaman komersial dari Bank Mandiri. Dibawah “strategi partnership” Trans Tv-Tv7, pada awal Agustus 2006 telah ditandatangani nota kesepakatan antara Jakob Oetama, pemilik Tv7 dengan Chairul

Tanjung pemilik Trans Tv.

Nota kesepakatan strategic partnership antara Trans Tv dan TV7 dilakukan di Gedung Bank Mega (bagian dari grup para), di Jl. Kapten

Tendean, Jakarta pada 4 agustus 2006. Penandatanganan dilakukan

Chairman Trans Corp, Chairul Tanjung dan Presiden Direktur Kelompok

Kompas Gramedia (KKG), Jakob Oetama.

Berdasarkan kesepakatan itu, Trans Tv memiliki 49% dari saham

Tv7, sesuai dengan batasan kepemilikan saham untuk tambahan stasiun

48

televisi sebagaimana ditetapkan undang-undang. Dengan jumlah saham sebesar itu, Trans Corp, sebagai pemilik Trans Tv menjadi saham mayoritas. Karena itu diberi wewenang untuk memimpin pengelolaan Tv7.

Dalam konteks ini telah disepakati pada RUPS, tanggal 4 Agustus 2006.

Bertepat pada hari ulang tahun Trans Tv ke-5 pada tanggal 15 Desember

2006 diadakan acara relaunch Tv7 menjadi Trans7.

Memperoleh ijin siaran pada bulan Oktober 1998 setelah dinyatakan lulus dari ujian kelayakan yang dilakukan tim antar departemen pemerintah, maka sejak tanggal 15 Desember 2001, Trans Tv memulai siaran secara resmi. Seluruh saham dikuasai oleh Chairul

Tanjung lewat kepemilikan 99,99 persen PT Para Inti Investindo (pada tahun 2006, diganti namanya dengan PT Trans Corpora, atau Trans Corp), dan sisanya PT Para Investindo. Keduanya dari kelompok bisnis Grup

Para milik Tanjung. Lahir diera reformasi, Trans Tv tidak memiliki stigma negatif warisan rezim Soeharto. Perusahaan Grup Para tidak ada yang masuk BPPN (Badan Penyehatam Perbankan Nasional), dan tidak pernah kena kasus kriminal seperti sebagian konglomerat era Orde Baru.

Kontribusi Trans Tv juga tidak kecil. Sekurang-kurangnya Trans

Tv sudah mengalami break event point by operation pada tahun kedua, sekitar Mei 2003. Artinya, sudah tak perlu kucuran dana lagi dari pemilik.

Titik balik keberhasilan Trans Tv berlangsung sejak kuartal satu 2002.

Menurut survey Nielsen media research, saat itu Trans Tv berada pada peringkat kelima sebagai peraih iklan terbanyak dari 10 stasiun televisi.

Nominalnya sebesar Rp. 149,2 milyar. Berbekal kesuksesan kinerja, dan

49

menyodok keurutan kedua pada 2005, Trans Tv lewat induk

perusahaannya Trans Corpora pada Juni 2006 membuat kejutan, dengan

membuat MoU untuk membeli saham mayoritas (55 persen) milik TV7.

Menurut Chairul Tanjung, pihaknya ingin membentuk aliansi seluas-

luasnya dengan kelompok kompas gramedia (KKG) yang memiliki TV7.

Selain pertimbangan bisnis, ada kesamaan visi antara Trans Tv dan TV7,

yaitu sama-sama merah putih dan ingin menyejahterakan serta

mencerdaskan masyarakat Indonesia.

2. Visi dan Misi Trans Tv

Visi:

Menjadi televisi terbaik di Indonesia maupun di ASEAN,

memberikan hasil usaha yang positif bagi stakeholders, menyampaikan

program-program berkualitas, berperilaku berdasarkan nilai-nilai moral

budaya kerja yang dapat diterima oleh stakeholders serta mitra kerja, dan

memberikan kontribusi dalam meningkatkan kesejahteraan serta

kecerdasan masyarakat.

Misi:

Wadah gagasan dan aspirasi masyarakat untuk mencerdaskan serta

mensejahterakan bangsa, memperkuat persatuan dan menumbuhkan nilai-

nilai demokrasi.1

1 Research and Development Trans Tv, “Visi dan Misi Trans Tv,” diakses pada 7 Februari 2011 dari http://www.transtv.co.id/

50

3. Logo Trans Tv

Logo Trans TV berbentuk berlian, yang menandakan keindahan

dan keabadian. Kilauannya mereflesikan kehidupan dan adat istiadat dari

berbagai pelosok daerah di Indonesia sebagai simbol pantulan kehidupan

serta budaya masyarakat Indonesia. Huruf dari jenis serif, yang

mencerminkan karakter abadi, klasik, namun akrab dan mudah dikenali.2

4. Struktur Organisasi Trans Tv

Komisaris Utama : Chairul Tanjung

Komisaris : Chairal Tanjung

Komisaris : Ishadi S.K

Direktur Utama : Wishnutama

Direktur Sales dan Marketing : Atiek Nur Wahyuni

2 Research and Development Trans Tv, “Logo Trans Tv,” diakses pada 7 Februari 2011 dari http://www.transtv.co.id/

51

Direktur Keuangan dan

Corp. Services : Warnedy

Kepala Divisi News : Gatot Triyanto

Kepala Divisi Tech.

and Facilities Services : Azuan Syahril

Kepala Divisi Finance : Hannibal K. Pertama

Kepala Divisi Programming : A. Ferizqo Irwan

Kepala Divisi Corporate Services : Latief Harnoko

Kepala Divisi Produksi : Roan Yandi A

Emil Syarief

5. Program Acara Trans Tv

Trans Tv memiliki berbagai program acara yang terdiri dari

berbagai kategori. Trans Tv bukan merupakan stasiun televisi yang secara

konsentrasi menyajikan program berita, di dalamnya juga terdapat

berbagai program acara yang dikemas secara menarik dan menghibur.

Bahkan,beberapa program berita yang ditayangkan juga dikemas secara

menarik dan menghibur.

Program acara Trans Tv terdiri dari beberapa kategori, yaitu: a. Series, terdiri dari program acara:

 Suami Suami Takut Istri

 Kejar Tayang

 Two And A Half Man

 MADtv

52

 Tremors I

 Fringe I

 Battlestar Galactica 2

b. Movie, terdiri dari program acara:

 Bioskop TransTV

 Bioskop Indonesia

 Bioskop Indonesia Siang

 Sinema Dini Hari

 Mr. Bean

 Bioskop TRANSTV Spesial

 Sinema Pagi

c. Entertainment, terdiri dari program acara:

 Extravaganza Pilihan

 Derings

 Realigi

 Sketsa

 Termehek Mehek

 Online

 Sinden Sip Sip Sip

 86

 Loe Boleh Gila

 Indonesia Mencari Bakat 2

53

 Peppi The Explorer

 Diary Indonesia Mencari Bakat 2

 Ethnic Runaway

 Ranking 1

 Gaul Bareng Bule

 Suara Indonesia

 3 Sahabat

 1001 Dongeng

 Liga Premier Indonesia

 Cinta Cenat Cenut

d. News, terdiri dari program acara:

 Jelajah

 Reportase Siang

 Jelang Siang

 Reportase Pagi

 Reportase Sore

 Reportase Malam

 Benu Buloe

 Hidup Ini Indah

 Jika Aku Menjadi

 Bosan Jadi Pegawai

 John Pantau

 Harmoni Alam

54

 Makna Kehidupan

 Para Pemburu

 Belajar Indonesia

 Bingkai Berita

 The Camp

 Hidup Kedua

 Kenali Anak Negeri

e. Information, terdiri dari program acara:

 Ceriwis Pagi Manis

 Insert Pagi

 Insert

 Insert Sore

 Gula Gula

 Koper Dan Ransel

 Ngulik

 Ala Chef

 Celebrity On Vacation

 Griya Unik

 Kuliner Pilihan

f. Religious, terdiri dari program acara:

 Teropong Iman

 Halal ?

55

 Islam Itu Indah

 IQRA

6. Penghargaan Trans Tv

Beberapa penghargaan yang pernah diperoleh Trans Tv adalah:

a. Pada tahun 2002, Trans Tv memperoleh:

 CAKRAM, sebagai Kategori Media Pendatang Potensial

 MAJELIS ULAMA INDONESIA, pada Anugerah Syiar

Ramadhan 1423 H, Kategori Siaran Pendukung Suasana

Ramadhan Terpuji

b. Pada tahun 2003, Trans Tv memperoleh:

 CAKRAM, sebagai Kategori Televisi Nasional Terbaik

 MAJELIS ULAMA INDONESIA, pada Anugerah Syiar

Ramadhan 1424 H, Kategori Siaran Menjelang Buka Puasa

Penghargaan III

c. Pada tahun 2004, Trans Tv memperoleh:

 ASIAN TELEVISION AWARD 2004

1. Kategori Best Reality Program: Dunia Lain “Lawang Sewu”

2. Nominasi Best Music Program: Diva Dangdut Nirwana

 FOR ALL NATION (FAN) CAMPUS, sebagai Kategori Media

Elektronik Peduli Narkoba

56

d. Pada tahun 2005, Trans Tv memperoleh:

 PANASONIC AWARD

1. Kategori program Talk Show Terfavorit : Ceriwis

2. Pesenter Talk Show terfavorit: Indy Barends “Ceriwis”

 ANUGERAH KEBUDAYAAN 2005; KEMENTERIAN

KEBUDAYAAN & PARIWISATA

1. Kategori Acara Anak: Surat Sahabat

2. Nominasi Kategori Features: Jelajah

 THE ASIA PACIFIC BROADCASTING UNION (ABU) /

CASBAA UNICEF Child Rights Award 2005

Anugerah Kebudayaan untuk Acara Anak: Surat Sahabat episode

“Daman Anak Dayak Ngaju”

 Sertifikat ISO 9001:2000

Revenue Cycle: Divisi Sales & Marketing, Divisi Finance &

Resource Development

In House Production: Divisi Produksi, Divisi News, Divisi

Production & Technical Services, dan Dept. Budget Management

Accounting e. Pada tahun 2006, Trans Tv memperoleh:

 PANASONIC AWARD 2006

1. Program “Current Affair” Terfavorit: Kejamnya Dunia

2. Program Komedi/Lawak Terfavorit: Extravaganza

3. Program Anak-Anak Terfavorit: Dapur Klok-Klok

57

 PENGHARGAAN JAWA POS

Grup Lawak Terfavorit 2006: Variety Show Extravaganza

 SERTIFIKAT ISO 9001 : 2000

Unit Procurement, Divisi HC, Divisi GS, dan Divisi Programming f. Pada tahun 2007, Trans Tv memperoleh:

 KPAI (Komisi Perlindungan Anak Indonesia) AWARD 2007

Program Televisi Anak-Anak Terbaik: Surat Sahabat

 WATER AND SANITATION PROGRAM (WORLD BANK)

Best Sanitation Reporting Award in East Asia Ministerial

Conference on Sanitation and Hygiene (EASAN) 2007 Media

Competition: Cerita Anak

 ANUGERAH PESONA WISATA INDONESIA 2007

“Terbaik I” Kategori Media Televisi: Jelajah

 PANASONIC AWARD 2007

1. Program Talkshow Terfavorit: Ceriwis

2. Program Komedi Terfavorit: Extravaganza

3. News Magazine Terfavorit: Jelang Siang

 CAKRAM, Kategori Televisi Nasional Terbaik 2006

 SERTIFIKAT ISO 9001 : 2000

Broadcast System: Dept. Promo On Air, Unit Marketing PR, Dept.

IT, Unit Corporate Legal

 ISAS BC

Pengakuan Standard Operating Procedures (SOP) untuk

“Integrated Broadcast System” pertama di dunia

58

 PERTAMINA PRESS AWARD

Feature TV: Reportase

 MARKETING MIX

1. 2nd Biggest Number of Audience: Extravaganza Roadshow

2. 2n Best in Coverage: Extravaganza Roadshow

3. 3rd Best in Interaction: Extravaganza Roadshow g. Pada tahun 2008, Trans Tv memperoleh:

 CITRA PARIWARA 2008

1. Best of 2008: TV Station for Inhouse Advertisement of The

Year 2008

2. Gold Award: Promo Badminton “Juice is Deuce”

3. Silver Award: Promo Bioskop “Loket Sepi”

4. Silver Award: Promo Badminton “Single or Double?”

 XY Kids, Program Anak Favorit: Akhirnya Datang Juga h. Pada tahun 2009, Trans Tv memperoleh:

 PANASONIC AWARD 2009

1. Program Reality Show Terfavorit: Termehek-Mehek

2. Program Komedi/Lawak Terfavorit: Extravaganza

3. Program Kuis & Game Show Terfavorit: Gong Show

4. Program News Magazine Terfavorit: KPK (Kumpulan Perkara

Korupsi)

5. Presenter Infotainment Terfavorit: Cut Tary (Insert)

6. Pelawak Terfavorit: Olga Syahputra Presenter Reality Show

Terfavorit

59

 FESTIVAL FILM BANDUNG 2009

Sinetron Lepas Terpuji: Bioskop Indonesia “Baju Seragam Anak

Pemulung”

 SWA Sembada

Word of Mouth Marketing Award (Most First Recommended

Brand 2009) TRANS TV : First Winner in Broadcast Television

Category

 KPID JAWA BARAT, TRANS TV: Diversity of Content

 LOMBA JURNALISTIK 2009 oleh Ikatan Jurnalis Televisi

Indonesia (IJTI), “Juara II” Kategori Jurnalis Televisi i. Pada tahun 2010, Trans Tv memperoleh:

 CITRA PARIWARA 2010

"Gold Awards" Kategori Movie Promo: Spiderman Wayang

 2010 PROMAX ASIA

Best Promo Not Using Programme Footage - Spider Puppet Show

Bioskop TRANS TV " Spiderman"

 THE BEST CEO INDONESIA 2010

Survei oleh Majalah SWA

Direktur Utama TRANS TV: Bpk. Wishnutama

 MARKETEERS AWARD: INDONESIA'S MOST

FAVORITE NETIZEN BRAND 2010, "Brand Favorit" Kategori

Television

 ANUGERAH PEDULI PENDIDIKAN

60

Oleh Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia

TRANSCORP: Perusahaan yang Peduli Pendidikan

 PANASONIC GOBEL AWARDS 2010

1. Program Feature Terfavorit: Griya Unik

2. Program Kuis & Game Show Terfavorit: Gong Show

3. Pelawak Terfavorit: Olga Syahputra (Saatnya Kita Sahur)

B. Program Berita Reportase Minggu

1. Latar Belakang Program Reportase Minggu

Reportase adalah program berita bulletin Trans TV. Hadir 4 kali

sehari yaitu pagi, siang, sore, dan malam. Nama Reportase pertama kali

digunakan untuk program berita bulletin pada Program Reportase Pagi.

Selanjutnya berturut-turut yaitu lahir Reportase Malam, Reportase Sore,

dan terakhir Reportase Siang.

Sementara di program berita sore hari sebelum akhirnya

menggunakan nama reportase Sore, sempat beberapa kali berganti-ganti

nama program dan jam tayang.

 Tayang perdana pada 1 Austus 2002 dengan nama BERITA TRANS

PETANG (17.00 -17:30 WIB) dengan performa awal adalah TVR 0.9

dan TVS 5.7%. Berubah nama menjadi REPORTASE SORE per

tanggal 27 November 2003 (tayang 16:30-17:00 wib).

 Pada tanggal 29 November 2004 dipercaya untuk head to head dengan

Liputan 6 Petang dan di jam 18:00 WIB. Dan

setelah hampir satu tahun Reportase belum menunjukan seperti yang

61

dijanjikan, sehinga pada tanggal 3 Oktober 2005 “dilempar” ke jam

16:00 WIB atau 2 jam lebih awal. Dengan kondisi saat itu, Reportase

dianggap “kesiangan”, karena banyak peristiwa/materi berita datang

terlalu mepet, sehingga kesulitan dalam persiapan dan waktu editing

materi berita.

 Pada 4 November 2006, tayang perdana Rep weekend, sabtu dengan

REPORTASE INVESTIGASI dan hari minggu menjadi REPORTASE

MINGGU.

 Pada 8 November 2008 REPORTASE INVESTIGASI dan

REPORTASE MINGGU dipindahkan ke 16:30 WIB. Kini reportase

hadir dengan Tagline “lebih dekat dan berbeda”.3

Reportase Minggu hadir melengkapi Reportase Senin sampai

Jumat yang lebih menitikberatkan pada informasi hard news. Reportase

Minggu hadir dalam bentuk yang lebih soft menyerupai magazine, dimana

di dalamnya penuh informasi berbagai feature yang menarik, unik,

edukatif dan berbeda.

Mengingat bahwa mayoritas masyarakat Indonesia yang menjadi

audiens Trans Tv adalah kaum perempuan, maka Reportase Minggu

dihadirkan untuk menginformasikan berbagai macam informasi mengenai

kuliner, wisata, maupun kegiatan menarik lainnya yang cocok dengan

suasana akhir pekan. Selain itu juga, karena hari Minggu merupakan hari

santai kebanyakan orang, maka tidak salah jika Reportase Minggu

3 Research and Development Trans Tv, “ Sejarah Program News Trans Tv,” artikel diakses pada 11 Februari 2011 dari www.transtv.co.id

62

dihadirkan ke tengah pemirsanya untuk menginformasikan berbagai

feature menarik.

2. Profil Reportase Minggu

Reportase Minggu merupakan acara yang mewadahi berbagai

informasi yang lebih bersifat wisata keluarga, seperti informasi yang

menghibur, info wisata keluarga, kuliner sehat atau mainan yang bersifat

edukatif. Namun, tetap menyediakan informasi terkini di bidang politik,

hukum, budaya, atau kejadian yang sedang marak diperbincangkan, meski

porsinya sedikit dan tidak sebanyak hard news dalam Reportase sore hari

Senin sampai Jumat.

“Reportase Minggu adalah sebagai tempat atau sebuah acara yang mewadahi informasi yang lebih bersifat keluarga dan lebih soft. Setiap harinya kan sudah ada Senin sampai Jumat mainnya Reportase hard news, yaitu bulletin yang benar-benar hard news. Untuk mewadahi reportase yang lebih soft, semacam kuliner atau info wisata keluarga, itulah gunanya Reportase Minggu. Informasi yang lebih menginspirasi keluarga untuk berwisata, memilih kuliner sehat, atau permainan yang edukatif. Tapi semua itu dikemas secara news, bukan entertainment.”4

Tayang setiap hari Minggu pukul 17.00-17.30 WIB, Reportase

Minggu mengahadirkan berbagai informasi menarik seputar kuliner, lokasi

wisata, maupun hal-hal yang berkaitan dengan keluarga dengan

pembagian tiga segmen.

Tiga segmen dalam waktu 30 menit itu diselingi commercial break

sebanyak dua kali. Segmen pertama berisi liputan presenter dengan lokasi

4 Wawancara Pribadi dengan Produser Acara Reportase Minggu Trans Tv, Yuli Juanda, Kamis, 11 Februari 2011.

63

taping di luar studio dengan penyampaian liputan beberapa feature.

Segmen kedua, masih berisi liputan presenter dengan sajian soft newsnya.

Dan segmen ketiga dibagi menjadi dua bagian. Bagian pertama berisi

lanjutan informasi soft news yang disampaikan presenter dari lokasi di luar

studio, atau sambil jalan-jalan, dan bagian kedua berisi informasi hard

news yang terangkum dalam Reportase Utama.

Sajian soft news Reportase Minggu hadir dengan memperhatikan

mayoritas audiens Trans Tv. Audiens Trans Tv yang kebanyakan adalah

perempuan membuat Reportase Minggu memiliki sasaran atau target

programnya bagi perempuan. Reportase Minggu biasanya menyajikan

berbagai informasi yang lebih bernuansa perempuan. Baik dari segi

kuliner ataupun tempat-tempat belanja dan wisata.

3. Redaksi Reportase Minggu Trans Tv

Kadept Bulletin & CA

Shanta Curanggana

Wapemred

Kasubdep Bulletin I

Ponco D Wijaya

Executive Produser

Reportase Minggu

64

Producer

Yuli Juanda

Producer Ast

Mulyantoro Rahmadi

(untuk setiap kru liputan, baik Reporter atau Kameramen, semua

disediakan oleh Koordinator Liputan)

4. Tagline “Lebih Dekat dan Berbeda”

Program berita Reportase di Trans Tv memiliki tagline “Lebih

Dekat dan Berbeda”. Tagline itu berlaku untuk semua program Reportase,

termasuk Reportase Minggu. Seperti pada program berita televisi lainnya,

tagline digunakan untuk mencirikan sebuah program tersebut.

Begitu juga dengan program berita Reportase Minggu di Trans Tv

yang juga menggunakan tagline “Lebih Dekat dan Berbeda”. Tagline

tersebut tidak muncul begitu saja tanpa makna. Tagline tersebut memiliki

arti dan kandungan makna tersendiri untuk program Reportase Minggu,

terutama berkaitan dengan ciri penyampaian informasinya.

Kata “lebih dekat” memiliki maksud bahwa Reportase dalam

menyampaikan informasinya berusaha untuk selalu dekat dengan

masyarakat. Menginformasikan berbagai fakta dan keadaan yang berada di

sekeliling masyarakat dengan pengemasan yang sederhana dan menarik.

Sehingga, kalangan masyarakat manapun bisa menikmatinya. Bahkan tak

65

jarang, seorang presenter harus turun langsung ke tengah masyarakat atau

lokasi dimana suatu informasi atau fakta diangkat menjadi sebuah berita.

Misalnya saja ketika menginformasikan masalah kemiskinan, presenter

terjun langsung dan melakukan liputan di tengah-tengah masyarakat

miskin. Atau bicara masalah sampah, presenternya pun menyampaikan

laporannya melalui tempat kejadian atau di tumpukan sampah.

“Reportase itu berbeda. Kehadiran presenternya di situ, di tempat kejadian. Misalnya hard news mengenai kemiskinan, presenter melaporkan di situ. Atau tentang sampah, reporter juga melaporkan di situ. Jadi lebih dekat dengan masyarakat dan kejadian. Kita memberikan sesuatu dari tempatnya dan dengan cara package yang berbeda. Misalnya tentang kenaikan BBM, Kita bicara dampaknya terhadap masyarakat, tidak menyampaikannya secara serta merta seperti itu.”5

Sedangkan kata “berbeda” memiliki makna bahwa Reportase

mengemas berbagai informasi yang akan disampaikan secara berbeda.

Berbeda dengan yang lainnya, berbeda dengan program berita di televisi

lain. Berbeda dalam pengemasan beritanya, seperti ketika

menginformasikan masalah kenaikan BBM. Redaksi tidak secara serta

merta mengemukakannya seperti itu, namun redaksi Reportase melihat sisi

lainnya. Misalnya saja mengangkat sisi dampaknya terhadap masyarakat

yang harus mengeluarkan uang lebih untuk transportasi karena mahalnya

harga BBM.

Dalam program berita Reportase Minggu sendiri, tagline “Lebih

Dekat dan Berbeda” terwujud dalam bentuk dan ciri penyampaian

informasinya. Feature atau berbagai informasi yang ditayangkannya

berasal dari lingkungan sekitar masyarakat yang begitu kental

5 Wawancara Pribadi dengan Produser Acara Reportase Minggu Trans Tv, Yuli Juanda, Kamis, 11 Februari 2011.

66

menggambarkan suatu kehidupan masyarakat atau bahkan yang terlupakan oleh lingkungan di luarnya, namun hal itu ternyata menarik dan penting diketahui. Seperti misalnya liputan mengenai seorang nenek tua di Sleman

Jogjakarta. Kesehariannya sebagai pembuat mainan tradisional tidak begitu diketahui banyak orang. Dengan liputan yang khas dan berbeda,

Reportase Minggu berusaha mengangkat hal itu ke tengah masyarakat bahwa sebenarnya hal itu penting diketahui.

Konsep penyampaian informasi yang dilakukan di luar studio juga menggambarkan kedekatan terhadap lingkungan dan masyarakat. Taping dua presenter yang dilakukan di lokasi berbagai daerah menjadikan suasana keakraban semakin terasa. Bahkan tak jarang taping dilakukan dengan melibatkan masyarakat sekitar.

BAB IV

PROSES PRODUKSI SIARAN PROGRAM BERITA

REPORTASE MINGGU DI TRANS TV

A. Pelaksanaan Produksi Reportase Minggu di Trans Tv

Dalam proses produksi sebuah program televisi, termasuk program

berita Reportase Minggu di Trans Tv pasti memerlukan beberapahal yang

dianggap penting. Hal-hal tersebut harus dengan matang dipikirkan oleh

seorang produser atau bagian yang bertanggung jawab terhadapnya.

Sesuai dengan pendapat Fred Wibowo dalam bukunya, Teknik

Produksi Program Televisi, seorang produser dihadapkan oleh lima hal

penting yang harus secara matang dipikirkan. Kelima hal itu adalah materi

produksi, sarana produksi, biaya produksi, organisasi pelaksana produksi,

dan terakhir adalah tahapan pelaksanaan produksi.

Dalam program berita Reportase Minggu di Trans Tv juga sangat

memperhatikan kelima hal tersebut. Dalam proses produksi berita atau

informasinya, kelima hal itu jelas dipikirkan secara matang agar

mendapatkan hasil siaran yang baik dan diminati masyarakat. Terutama

agar menghasilkan siaran berita yang lebih dekat dengan kehidupan

audiensnya, dan berbeda dengan program berita lainnya. Sesuai dengan

tagline yang dimiliki Reportase, termasuk Reportase Minggu, yaitu,

“Lebih Dekat dan Berbeda”.

a. Materi Produksi

67 68

Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya bahwa program

Reportase Minggu merupakan program news di Trans Tv yang lebih

menitikberatkan pada penyajian feature. Dikemas secara news, namun

bisa diterima di kalangan masyarakat. Karena sajian informasinya

berupa feature dan lebih soft dibanding dengan sajian news di program

Reportase lainnya, maka untuk materi beritanya pun berbeda.

“Untuk mewadahi reportase yang lebih soft semacam kuliner atau info wisata keluarga ada Reportase Minggu. Reportase Minggu, informasinya lebih menginspirasi keluarga untuk berwisata, untuk memilih kuliner sehat, juga permainan edukatif. Tapi semua itu dikemas secara news, bukan kemasan entertainment. Bentuknya news, tapi bisa diterima.”1

Materi produksi untuk program berita Reportase Minggu

adalah berbagai informasi yang lebih soft. Secara umum, materi

Reportase Minggu biasanya seputar kuliner, lokasi-lokasi wisata, atau

mainan edukatif. Pada intinya, materi ini disajikan sebagai pemberi

inspirasi bagi keluarga untuk berwisata, memilih kuliner sehat atau

permainan edukatif bagi putera-puterinya.

Karena bentuknya bukan penyajian hard news, materinya

didapat dari permintaan produser acara kepada koordinator liputan di

kantor redaksi. Biasanya permintaan produser terhadap apa yang akan

diliput sebagai bahan berita di Reportase Minggu adalah tema-tema

yang sebelumnya sudah didesign, istilahnya its all by designed.

Misalnya saja menjelang tahun baru Imlek, maka produser akan

meminta korlip untuk menyediakan kru yang bertugas meliput

1Wawancara Pribadi dengan Produser Acara Reportase Minggu Trans Tv, Yuli Juanda, Kamis, 11 Februari 2011.

69

berbagai peristiwa yang bernuansa Imlek. Begitu juga dengan hari-hari

lainnya. Misalnya, saat tahun baru, Hari Bumi, Hari Pahlawan, dan

hari-hari penting lainnya. Itu semua akan di request oleh produser

kepada korlip sebagai bahan atau materi yang akan disajikan di

Reportase Minggu. Selanjutnya, korlip yang akan menugaskan para

kru untuk meliput permintaan produser tersebut.

Namun, produser punya pertimbangan sendiri dalam memilih

berita. Produser lebih mempertimbangkan sisi audiens Trans Tv yang

kebanyakan female. Penonton setia Trans Tv yang memiliki jumlah

lebih banyak adalah kaum perempuan, membuat produser memilih

berita dan mengemasnya dengan nuansa female. Begitu juga dengan

materinya, biasanya produser lebih utama memuat unsur perempuan

dalam informasinya.

Reportase Minggu juga menyajikan informasi terkini yang

terangkum dalam Reportase Utama. Alasannya, karena masyarakat

pun perlu tahu informasi terkini yang sedang terjadi atau bersifat

aktual. Maka, di segmen akhir Reportase Minggu, redaksi menyajikan

informasi yang bersifat hard news, meskipun porsinya tidak banyak.

“Biasanya tema berita itu diproyeksi oleh koordinator liputan. Selain itu, Kita searching sendiri, riset sendiri. Bisa dari internet, koran, atau mungkin informasi dari teman. Yang paling sering adalah melakukan riset. Kita biasanya riset terlebih dahulu. Setelah kita dapat ide, kita laporkan ke koordinator liputan atau produser mengenai riset yang kita miliki. Kemudian mereka yang memutuskan apakah menarik untuk diliput atau tidak.”2

2Wawancara Pribadi dengan Reporter Reportase Minggu Trans Tv, Ivan Kurnia, Minggu, 13 Februari 2011.

70

Untuk materi berita pada Reportase Utama berasal dari

berbagai informasi yang telah ditulis dalam daftar liputan pada sebuah

whiteboard di kantor redaksi. Barisan informasi ini telah diagendakan,

apa saja yang teraktual dan selanjutnya akan diliput. Dari barisan

daftar itu, selanjutnya produser lah yang akan menentukan berita mana

yang akan diangkat atau sajikan dalam segmen ini.

Selain dari yang telah diproyeksi atau ditentukan oleh

koordinator liputan sesuai permintaan produser atau memang sudah

diagendakan, materi biasanya di dapat dengan cara riset. Riset yang

dilakukan oleh reporter juga bisa diambil sebagai bahan materi

produksi berita.

Hasil riset yang telah disetujui oleh produser lah yang nantinya

akan menjadi bahan liputan sebagai materi berita di Reportase Minggu.

Selanjutnya kembali pada tugas koordinator liputan untuk menugaskan

siapa saja yang harus melakukan tugas liputan ke lokasi yang telah

ditentukan.

b. Sarana Produksi

Setiap proses produksi berita, distasiun televisi manapun pasti

memerlukan saranan pendukung demi lancarnya sebuah proses. Begitu

juga dengan program berita Reportase Minggu di Trans Tv. Dalam

peliputan ataupun saat produksi dan siap siar, Reportase Minggu

membutuhkan berbagai sarana sebagai pendukung terwujudnya

kelancaran dalam proses produksi.

71

Sarana pendukung dalam proses produksi berita Reportase

Minggu antara lain, kamera dan perangkatnya seperti baterai, tripod,

lampu pencahayaan, dan mic. Selain itu juga secara otomatis

membutuhkan apa yang disebut control room, yang nantinya sangat

dibutuhkan ketika siaran berita ditayangkan atau on air. Sarana lainnya

meliputi komputer, layanan internet, telepon, dan studio. Berbagai

saranan tersebut sangat diperlukan guna mendukung kelancaran proses

produksi berita pada program Reportase Minggu.

c. Biaya Produksi

Setelah materi dan sarana, selanjutnya hal yang diperlukan

dalam pelaksanaan produksi berita pada program Reportase Minggu

adalah biaya produksi. Proses produksi tanpa biaya, tidak akan

berjalan dengan lancar. Oleh karenanya, biaya produksi harus

direncanakan secara matang.

Biaya produksi dalam proses produki berita di Reportase

Minggu tidak selalu sama. Pengeluaran biaya bergantung atas lokasi

pelaksanaan produksinya.

“Per episode itu rata-rata tiga sampai lima jutaan. Tergantung, kalo ke luar kota, Bandung misalnya, bisa tiga sampai lima jutaan per episode. Tapi kalo di sini, tidak sampai nominal segitu.”3

Secara umum, biasanya untuk pengeluaran biaya produksi per

episode berkisar antara tiga hingga lima juta rupiah. Biaya itu bisa saja

dihabiskan untuk produksi yang dilakukan di luar kota seperti

3Wawancara Pribadi dengan Produser Acara Reportase Minggu Trans Tv, Yuli Juanda, Kamis, 11 Februari 2011.

72

Bandung. Sedangkan untuk produksi yang dilakukan di dalam kota

Jakarta, maka biaya pengeluaran tidak sampai pada angka tersebut.

“Kalo di Trans Tv sendiri, masing-masing divisi punya tugas sendiri. Bagian news ya kewajibannya bikin news atau berita, nanti yang cari duit bagian marketing. Tapi bagian ini saling membantu, ketika program kita perform, tentu marketing akan dengan mudah cari duitnya.”4

Sesuai dengan keterangan dari wawancara dengan Yuli,

produser Reportase Minggu, biaya diperoleh dari divisi marketing

yang bertanggung jawab terhadap biaya pengeluaran dalam proses

produksi dalam program acara di Trans Tv. Begitu juga dengan proses

produksi berita pada Reportase Minggu, biaya yang didapatkan dari

divisi marketing. Meskipun seperti itu, divisi news yang bertugas

mencari news untuk program-program berita, termasuk Reportase

Minggu dengan divisi marketing yang bertugas menyediakan biaya

produksi saling melakukan kerja sama agar program tetap bisa berjalan

dengan lancar dan biaya pun bisa dipenuhi secara baik.

d. Organisasi Pelaksana Produksi

Dalam program berita Reportase Minggu ini, redaksinya

termasuk ke dalam divisi pemberitaan Trans Tv. Secara umum,

organisasi pelaksana produksi yang saling bekerja sama terdiri dari

direktur pemberitaan, produser, asisten produser, koordinator liputan,

reporter, kameramen, editor, pengarah program, dan penyiar berita.

4Wawancara Pribadi dengan Produser Acara Reportase Minggu Trans Tv, Yuli Juanda.

73

- Direktur pemberitaan: adalah seseorang yang independen bahkan

ia harus independen dari pemilik stasiun TV itu sendiri (Peter

Herford, 2000). Untuk melaporkan berita secara akurat dan adil,

staf pemberitaan dan direktur pemberitaan harus bebas dari tekanan

politik dan ekonomi.

- Produser: orang yg bertanggung jawab untuk mempersiapkan

penayangan suatu program berita. Produser acara harus

memutuskan berita apa yang akan disiarkan dan ia mempersiapkan

segala sesuatu, agar berita itu dapat ditayangkan.5

- PA (Producer Assistance): membantu produser dalam persiapan

pra produksi suatu program maupun post production, membuat

direktur produksi pada saat pelaksanaan produksi, melakukan

control editing pada saat post production.

- Koordinator liputan: bertugas mengkoordinir wartawan dan

mengatur tugas-tugas liputan para wartawan. Ia merupakan

komando peliputan yang membawahi para reporter dan

cameramen.6

- Reporter: seseorang yang bertugas meliput suatu berita bersama

kameramen yang telah ditugaskan oleh korlip. Reporter juga

melakukan penulisan naskah terhadap peristiwa atau kejadian apa

yang telah diliput.

5Morissan, Jurnalistik Televisi Mutakhir (Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2008), h. 43-44.

6Zaenuddin HM, The Journalist (Jakarta: Prestasi Pustaka, 2007), h. 71.

74

- Kameramen: seseorang yang bertugas merekam gambar pada saat

peliputan. Kameramen juga bertugas mencatat time gambar yang

diperkirakan akan masuk dalam daftar editing gambar, agar lebih

mempermudah proses editing.

- Editor: seseorang yang bertanggung jawab terhadap proses editing

gambar. Ia juga bertugas menggabung-gabungkan potongan-

potongan bahan berita hingga menjadi kesatuan yang utuh.

- Pengarah program: seseorang yang bertugas mengarahkan program

pada saat live di studio. Ia menjadi komando atau pengarah atas

berlangsungnya siaran berita yang secara live ditayangkan dari

studio. Ia juga bekerja sama dengan semua kru yang berada di

studio maupun control room.

- Penyiar berita: seseorang yang juga disebut sebagai presenter

berita. Ia bertugas sebagai pembaca berita pada saat siaran live di

studio. Ia yang menyampaikan berbagai informasi yang telah

dibuat melalui proses-proses tertentu.

e. Tahapan Pelaksanaan Produksi

Sama seperti program berita lainnya, Reportase Minggu juga

melewati beberapa tahapan proses produksi beritanya. Mulai dari

bagaimana materi berita diperoleh, hingga materi berita yang sudah

siap siar.

75

Tahapan proses produksi menurut Fred Wibowo dalam bukunya Teknik Produksi Program Televisi, meliputi proses yang terdiri dari pra produksi, produksi, serta pasca produksi.

1. Pra produksi

Dalam tahapan pertama ini memiliki tiga bagian, sebagai berikut:

a. Penemuan ide

Tahap ini dimulai ketika seorang produser memiliki

atau menemukan ide dan gagasan dalam menentukan tema

maupun isi/konten materi berita yang akan diliput. Tidak hanya

produser, pihak lain seperti reporter pun juga bisa mengajukan

saran sebagai bahan liputan. Namun, semua itu harus dilakukan

terlebih dahulu apa yang dinamakan riset. Riset dilakukan

terhadap suatu hal atau peristiwa yang dianggap menarik

dijadikan materi liputan.

b. Perencanaan

Tahap ini dilakukan setelah penemuan ide selesai. Ide

atau gagasan yang kemudian dijadikan bahan atau materi

program selanjutnya akan dikoordinasikan kepada koordinator

liputan. Produser akan mengajukan idenya sebagaimana yang

telah dipikirkan secara matang, kemudian meminta koordinator

liputan untuk menyediakan kru liputan serta meliput berbagai

hal yang tertuang dalam ide tersebut.

Pada saat inilah, semua akan direncanakan. Penetapan

serta pengadaan tim liputan, penetapan jangka waktu liputan,

76

serta lokasi liputan. Selain estimasi biaya dan rencana alokasi

dana yang disediakan oleh bagian marketing juga harus

direncanakan secara hati-hati dan teliti.

c. Persiapan

Setelah semua apa yang menjadi gagasan selesai

direncanakan dengan matang dan baik, tahap selanjutnya

adalah melakukan persiapan.

Persiapan meliputi kegiatan pemberesan semua

perijinan dan surat-menyurat. Persiapan keberangkatan tim

liputan, persiapan atau latihan penampilan presenter,

pembuatan setting, meneliti berbagai keperluan, serta

melengkapi peralatan yang diperlukan untuk taping

selanjutnya. Persiapan ini dilakukan beberapa hari sebelum

taping dilakukan.

2. Produksi (pelaksanaan)

a. Liputan berita

Setelah semua gagasan selesai direncanakan dan

disiapkan dengan baik, maka pelaksanaan produksi dimulai.

Para kru liputan yang bertugas bekerja sama serta

berkoordinasi dengan koordinator liputan dan produser acara

untuk mewujudkan berbagai hal yang telah direncanakan serta

disiapkan sebelumnya.

77

Program Reportase Minggu memiliki sajian berbeda dengan Reportase lainnya. Pertama, dua presenter berita menyampaikan informasi dari lokasi di luar studio. Kedua, materi yang disajikan berupa sekumpulan feature yang menarik dan sesuai dengan suasana akhir pekan. Ketiga, program berita ini memiliki segmen Reportase Utama di akhir penayangan, dimana berita “hard news” disampaikan oleh seorang presenter yang secara live menyampaikannya di studio.

Oleh karena itu, produksi atau pelaksanaan ide dan gagasan yang telah disiapkan secara matang juga terdiri dari beberapa bentuk.

Pertama, pelaksanaan produksi dalam program berita

Reportase Minggu yaitu melakukan liputan yang telah ditentukan oleh produser. Produksi dimulai pada saat kru liputan melakukan taping ke suatu lokasi yang telah ditentukan sebagai lokasi shooting pengambilan gambar. Karena konsep dari Reportase Minggu adalah penyampaian informasi secara santai, maka produksi dilakukan di luar studio.

Kedua, produksi dilakukan oleh kru liputan yang juga ditugaskan untuk meliput berbagai hal yang akan dijadikan sebagai item-item berita untuk ditayangkan. Ini dilakukan oleh tim liputan ke berbagai daerah, sesuai yang ditugaskan oleh koordinator liputan.

78

Karena item berita yang akan ditayangkan pada

program Reportase Minggu memiliki dua bentuk, feature

menarik dan hard news (berita aktual), maka langkah

produksinya pun berbeda. Pada sajian feature, produser

menentukan tema yang akan diliput, kemudian

mengkoordinasikannya pada koordinator liputan untuk

selanjutnya koorlip menyediakan kru liputan. Sedangkan untuk

hard news, tema berita sudah terdaftar di list kantor redaksi.

Produser akan memilih apa yang akan diangkat sebagai meteri

berita, kemudian koorlip akan menugaskan tim liputan untuk

meliputnya.

Pada saat semua bahan berita diliput, pada saat itulah

berlangsung proses produksi gagasan-gagasan berita yang akan

diproses lebih lanjut untuk selanjutnya ditayangkan. b. Penulisan naskah dan dubbing

Setelah liputan berbagai bahan berita selesai, kemudian

para kru akan kembali ke kantor redaksi. Di sana, mereka

melakukan tugas selanjutnya. Para reporter di tugaskan

menuliskan naskah sesuai apa yang mereka liput. Sedangkan

kameramen, bertugas mengecek ulang gambar yang telah

diliput untuk kemudian dicapture ke komputer.

Reporter menulis naskah dari daftar gambar yang telah

diliput oleh kameramen. Reporter tidak diperbolehkan menulis

naskah dengan melebihkan atau mengurangi informasi. Naskah

79

ditulis sebagaimana fakta yang telah ia peroleh. Setelah

penulisan naskah selesai, naskah akan diserahkan kepada

produser untuk diedit dan ditulis kembali. Setelah naskah rapi,

maka selanjutnya adalah proses dubbing suara.

Dubbing bisa dilakukan oleh siapapun yang memiliki

suara baik dan mampu melakukan dubbing suara. Naskah

dibacakan oleh seorang dubber yang kemudian akan direkam

untuk selanjutnya digabungkan bersama gambar-gambar.

3. Pasca produksi (penyelesaian/penyuntingan dan penayangan)

Pasca produksi merupakan tahap selanjutnya setelah

gagasan ditemukan, direncanakan dan disiapkan secara matang,

serta diproduksi atau diliput dan ditulis dalam bentuk naskah yang

juga didubbing.

Tahapan ini meliputi proses penyuntingan atau editing

gambar serta penayangan secara live di studio.

a. Penyuntingan atau editing

Setelah meteri berita diliput, naskah rapi telah

didubbing, dan gambar liputantelah dipastikan tidak ada

masalah, maka selanjutnya adalah proses penyuntingan atau

editing.

Proses editing dilakukan setelah tersedianya kaset

rekaman gambar liputan dan naskah rapi yang telah didubbing.

Jika kedua hal itu telah siap, maka semua siap diedit. Editing

80

dilakukan dengan cara online dengan teknik digital. Editing online teknik digital ini merupakan metode atau cara mengedit yang lebih mudah dibandingkan dengan teknik analog. Karena proses editing materi berita Reportase Minggu tidak cut to cut, maka dalam mengedit gambar langsung menggunakan cara online.

Editing dimulai dengan proses pengcapturean gambar.

Artinya, memasukkan seluruh shoot gambar rekaman dalam bentuk kaset yang telah diliput kameramen. Seluruh gambar dipindah ke dalam komputer di ruang editing dan diubah ke dalam bentuk file. Penyusunan gambar tidak mesti berurutan, dan karenanya seorang editor kemudian melakukan tugas menyusun seluruh shoot atau gambar. Setelah seluruh gambar tersusun dengan baik, maka diurutkan dan disatukan agar seluruh gambar yang sudah disambung dapat dilihat secara utuh. Setelah semua dirasa memuaskan, maka selanjutnya adalah proses mixing.

Mixing adalah proses dimana terdapat penggabungan antara gambar, suara asli, suara narasi atau dubbing, musik, sound effect, dan lainnya. Semua itu harus diseimbangkan sedemikian rupa agar tidak saling mengganggu dan dapat terdengar jelas.

Setelah proses mixing selesai, proses editing pun selesai. Biasanya, hasil editing akan dipreview kembali oleh

81

produser untuk memastikan kesinambungan gambar dan suara,

kecocokan gambar, durasi, dan sebagainya. Setelah produser

menyetujui hasil editing tersebut, maka hasil editing akan

diprint dalam bentuk kaset atau data yang dikirim melalui

server. Hasilnya akan disampaikan ke master control room

untuk kemudian ditayangkan. b. Penayangan

Tahap ini adalah tahapan terakhir setelah bahan berita

yang telah diedit diprint ke dalam bentuk kaset atau dikirim

dalam bentukn data ke server yang nantinya sampai pada

master control room.

Dalam proses penayangan, bagian production and

facilities bekerja sama dengan bagian news. Proses penayangan

berita secara keseluruhan akan dikendalikan oleh seorang

program director. Ia akan bekerja sama dengan dua bagian.

Pertama dengan bagian news yang memang merupakan tempat

dimana program itu dibuat dan berita-beritanya dihasilkan.

Kedua dengan bagian yang berada di master control room,

sebagai lokasi dimana program ini nantinya akan dikendalikan

dan ditayangkan dengan kerja sama para kru lainnya.

Di master control room atau studio yang banyak

bertanggung jawab saat penayangan dan berkaitan dengan

permasalahan durasi acara atau commercial break yang akan

ditayangkan, PD bekerja sama dengan banyak kru. Mereka

82

adalah switcher-person, bagian CG atau character generator

yang bertugas menyiapkan template, VTR-person yang

bertugas mengoperasikan video player, lighting-person, dan

seorang floor director yang merupakan kepanjangtanganan PD

yang berada di studio. Selain floor director, PD juga bekerja

sama dengan presenter, camera person, audio-person yang

bertugas mengatur suara saat live, TS, bagian yang lebih

banyak mengurusi urusan teknis, seperti kerusakan pada alat-

alat, dan MCR atau master control room yang lebih banyak

bertugas pada urusan live, serta bagian-bagian dan kru studio

lainnya yang cukup banyak.

Melalui alat komunikasi bernama “intercom”, seorang

PD mengkoordinasikan serta mengomunikasikan semua urusan

penayangan dengan para kru lainnya. Berbagai hal seperti

kapan berita ditayangkan, kapan presenter mulai, kapan

commercial break tayang, dan sebagainya dikoordinasikan

melalui alat tersebut.

B. Teori Arus Berita (Bass) dalam Proses Produksi Berita Reportase

Minggu di Trans Tv

Mengacu pada teori arus berita milik Bass yang menyatakan bahwa

dalam produksi sebuah berita, prosesnya akan melalui dua tahapan yang

saling berhubungan, penulis akan menghubungkannya dengan proses

produksi berita program Reportase Minggu di Trans Tv.

83

Bass menjelaskan tahap pertama terjadi ketika para pencari berita

membuat “berita kasar” (peristiwa, pidato dan konferensi pers) menjadi

“copy berita” atau “bahan berita”. Tahap kedua terjadi ketika para

pengolah berita merubah atau menggabung-gabungkan bahan itu menjadi

“hasil akhir” (sebuah surat kabar atau sebuah siaran berita) yang disiarkan

kepada umum.7

Dari penjelasan teori milik Bass tersebut, penulis memahami

bahwa proses produksi berita dalam sebuah sajian program berita yang

diproduksi oleh suatu organisasi pemberitaan dibagi ke dalam dua tahapan

yang saling terkait. Tahap pertama ditandai sebagai proses perolehan dan

pengumpulan bahan berita. Ini terjadi ketika pencari berita atau kru yang

bertugas mencari dan membuat berita “kasar” menjadi copy berita atau

bahan berita. Tahap kedua atau selanjutnya terjadi ketika pengolah berita

atau para kru yang bertugas merubah atau menggabung-gabungkan bahan

berita yang diperoleh sebelumnya menjadi sebuah hasil akhir, dalam hal

ini adalah sebuah siaran berita Reportase Minggu.

Tahap I:

a. Tahap pengumpulan bahan-bahan berita

Pada tahap ini, proses produksi berita dimulai dari sebuah

proses permintaan atau request liputan berita dari seorang produser

pada koordinator liputan. Karena program Reportase Minggu

merupakan sajian news yang berbentuk feature, maka produser lebih

menitikberatkan pada pemilihan berita yang bersifat feature atau lebih

7 DennisMcQuail, Model-Model Komunikasi. Alih Bahasa Putu Laxman Pendit (Jakarta: Uni Primas, 1985), h. 110.

84

soft dibandingkan dengan sajian berita pada program Reportase Sore di

Senin hingga Jumat.

Biasanya “berita kasar” ini ditentukan produser dengan melihat

moment-moment yang sedang “hangat” terjadi. Misalnya saja ketika

menjelang perayaan tahun baru Cina, maka produser akan merequest

pada koordinator liputan untuk meliput berbagai peristiwa yang

berkaitan dengan suasana Imlek. Namun, bentukinformasinya tetap

soft. Seperti mengulik informasi yang meliputi kuliner, tempat atau

lokasi-lokasi wisata menarik, atau berbagai informasi lainnya yang

tetap menggambarkan suasana Imlek.

Setelah produser meminta berita apa saja yang akan diliput,

selanjutnya tugas koordinator liputan untuk menentukan dan

menugaskan siapa saja kru yang terlibat dalam proses peliputan.

Namun, karena Reportase Minggu lebih menitikberatkan pada

informasi yang berbentuk feature, maka penting sekali apa sebuah

tindakan yang dinamakan riset. Riset dilakukan dengan tujuan

menentukan lokasi dan tema liputan. Dari riset akan diketahui apa

langkah selanjutnya yang harus dilakukan reporter dan timnya untuk

melakukan peliputan.

“Riset tujuannya untuk menentukan lokasi tapingnya mau dimana, lokasi liputannya mau dimana. Kekuatan riset itu sangat besar dalam program-program feature di Trans Tv.”8

Riset dilakukan sebelum liputan. Biasanya reporter juga

melakukan riset untuk menemukan bahan liputan. Selanjutnya bisa

8 Wawancara Pribadi dengan Produser Acara Reportase Minggu Trans Tv, Yuli Juanda.

85

melaporkannya tentang apa yang di dapat dalam riset kepada produser

atau koordinator liputan. Produser lah yang nantinya akan menyetujui

dan memutuskan untuk diliput atau tidak.

Secara umum, riset dapat dirumuskan sebagai pencarian

pengetahuan atau setiap penyelidikan sistematis terhadap fakta-fakta

yang ada. Riset adalah proses mengumpulkan, menganalisis, dan

menerjemahkan informasi atau data secara sistematis, untuk

menambah pemahaman kita terhadap suatu fenomena tertentu yang

menarik perhatian.9

Dalam Reportase Minggu juga terdapat segmen yang dikenal

dengan Reportase Utama. Dalam segmen ini berisi informasi yang

sedang “hangat”. Informasi yang teraktual disajikan ke pemirsa dengan

jumlah atau porsi yang tidak banyak.

Pengumpulan bahan atau cara mendapatkan bahan beritanya

pun berbeda. Prinsip pemilihan materi atau bahan di segmen Reportase

Utama sama halnya dengan pemilihan materi di Reportase Sore.

Bahan-bahan itu biasanya telah tersusun dalam agenda yang rinciannya

di tulis di sebuah whiteboard kantor redaksi. Dari sekian bahan berita

yang tertulis disana, produser akan memilihnya untuk dijadikan bahan

berita dalam segmen Reportase Utama.

Bahan-bahan yang dipilih produser akan dilaporkannya pada

koordinator liputan, dan selanjutnya tugas koordinator liputan untuk

menentukan tim atau kru yang bertugas sebagai tim peliput.

9 Satrio Arismunandar, “Peran Riset Di Divisi News Trans Tv”, Artikel diakses pada 19 November 2010 dari http://satrioarismunandar6.blogspot.com.

86

Penugasan korlip kepada reporter dan kameramen untuk

meliput “berita kasar” yang prosesnya telah dijelaskan, adalah sebuah

langkah pertama proses peliputan. Ketika satu tim liputan telah

menuntaskan tugasnya dalam meliput, maka “berita kasar” tersebut

sudah di dapat dan selanjutnya menjadi “copy berita” atau “bahan

berita” yang akan di edit sebelum akhirnya disiarkan.

b. Tahap penulisan naskah berita

Tahap selanjutnya yaitu penulisan naskah yang dikerjakan oleh

reporter yang meliput. Dari liputan yang telah dilakukan oleh reporter

beserta kameramen, selanjutnya adalah menuangkan apa yang didapat

dalam peliputan ke dalam sebuah tulisan atau naskah yang berfungsi

sebagai penjelasan dari gambar yang direkam kameramen.

Copy berita atau bahan berita yang terdiri dari rekaman gambar

yang berhasil diliput oleh tim yang terdiri dari reporter dan

kameramen, selanjutnya akan di preview ulang setelah sampai di

kantor redaksi. Dari apa yang telah dilihat langsung di lapangan

sebagai bahan berita oleh reporter, maka akan dituangkan ke dalam

naskah atau tulisan pelengkap atau sebagai keterangan dari gambar

yang didapat.

Penulisan naskah harus singkat, jelas, dan padat dan sesuai

dengan gambar yang direkam kameramen. Naskah yang baik ditulis

oleh reporter dengan apa adanya seperti yang terlihat di lokasi

peristiwa. Dari naskah yang telah ditulis, selanjutnya reporter

87

menyerahkannya pada produser. Naskah yang telah sampai di tangan

produser, kemudian akan diedit sesuai dengan gambar yang telah

dilihat/preview. Proses yang dilalui setelah naskah ditulis rapi oleh

reporter dan kemudian diedit kembali oleh produser, adalah dubbing.

Mengisi suara atau dubbing untuk paket reporter dapat

dilakukan dengan cara merekam suara reporter terlebih dahulu

sebelum menyunting gambar dimulai. Tahapannya adalah sebagai

berikut, setelah naskah selesai disusun oleh reporter yang bersangkutan

lalu biasanya diserahkan kepada editor in chief untuk dikoreksi.

Selesai tahapan ini, reporter, redaktur, atau writer menulis kembali

naskah yang telah diperbaiki tersebut (rewriting). Pada tahapan ini

naskah sudah siap untuk dibacakan. Reporter pun dapat memulai

persiapan dubbing/voicing over yaitu antara lain dengan mempelajari

naskah yang akan dibacakannya terlebih dahulu.10

Dalam proses dubbing di program Reportase Minggu pun tidak

jauh berbeda dengan apa yang disebutkan di atas. Dubbing dilakukan

setelah naskah yang ditulis oleh reporter diedit dan ditulis kembali oleh

produser. Proses dubbing sendiri bisa dilakukan oleh reporter atau

siapapun yang dinilai bersuara baik.

10 Deddy Iskandar Muda, Jurnalistik Televisi: Menjadi Reporter Profesional (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2005), h. 156.

88

Tahap II : a. Tahap penyuntingan dan editing berita

Tahap kedua ini dilalui oleh dua proses, yakni penyuntingan

dan editing berita serta penayangan materi berita. Tahap pertama

adalah penyuntingan dan editing materi berita.

Editing berita dilakukan setelah gambar yang direkam oleh

camera person atau kameramen dicapture serta naskah yang telah

diedit produser selesai didubbing.

Video editing adalah pekerjaan memotong-motong dan

merangkaikan (menyambung) potongan-potongan gambar sehingga

menjadi film berita yang utuh dan dapat dimengerti. Pekerjaan ini

dilakukan di ruang editing yang dilakukan oleh editor gambar atau

penyunting gambar. Gambar dan suara yang direkam dengan bantuan

kamera sepanjang belasan ataupun puluhan menit harus dipotong-

potong dan “disusun kembali” hingga menjadi sepanjang beberapa

menit saja untuk dapat disiarkan menjadi berita singkat.11

Editing gambar merupakan proses yang dilakukan pada saat

post production. Artinya, kegiatan ini dilakukan setelah bahan berita

selesai diliput, dan produksi naskah maupun proses dubbing pun

selesai dilakukan.

Di ruang editing, kru yang dinamakan editor mulai melakukan

tugasnya untuk memotong-motong gambar dan menyatukannya

11 Morissan, Jurnalistik Televisi Mutakhir (Bandung: Kencana, 2008), h. 217.

89

kembali menjadi satu bagian yang utuh, lengkap dengan suara, maupun efek-efek musik.

Karena bahan berita Reportase Minggu diedit bukan secara cut to cut, maka teknik yang dipakai pada saat mengedit adalah editing online. Editing online akan lebih sederhana dan mudah dibandingkan dengan editing offline. Prosesnya dimulai dengan mengcapture seluruh gambar yang telah didapat oleh camera person atau bisa dikatakan memindahkan dan memasukkan seluruh hasil gambar yang telah dicatat ke dalam komputer. Sesudah tersusun baik maka diurutkan kemudian dipersatukan agar shoot-shoot atau gambar yang sudah disambung dapat dilihat secara utuh.

Langkah selanjutnya adalah mixing. Editor akan melakukan mixing dengan cara memasukkan berbagai musik ilustrasi yang dipilih, efek-efek gambar, ataupun dibentuk klip-klip. Selain itu juga memasukkan suara dubber yang telah dilalui dalam proses dubbing naskah tadi.

Tak jarang editor mengalami kekurangan gambar untuk membuat sebuah paket berita. Hal yang dilakukannya jika kekurangan gambar adalah mengulang-ulang gambar yang terdahulu dengan perbedaan dan perubahan segi shoot size atau angelnya. Hal ini dilakukan agar pengulangan gambar tersebut tidak terlalu terlihat oleh penonton.

“Kekurangan gambar sangat pernah dialami. Misalkan dari dubbingnya saja dua menit, gambarnya cuma satu menit. Pertama, konfirmasi dulu dengan produser mengenai naskah. Naskah yang sudah padat ada yang perlu dibuang atau tidak. Kalau bisa dibuang kan

90

terbantu dengan gambar yang sedikit. Tapi kalau tidak bisa, ya paling mengulang-ulang gambar.Tapi angel atau sizenya ya dirubah dan dibedakan. Biar tidak terlalu kelihatan ngulangnya, jadi di bedain shoot sizenya.”12

Setelah proses mixing selesai, maka editor akan melakukan

proses print dari apa yang telah digabung-gabungkan menjadi suatu

berita yang utuh. Print hasil editing itu bukan berupa kertas, melainkan

berupa kaset. Selain diprint dalam bentuk kaset, hasil editing tadi juga

bisa dikirim melalui server yang nantinya juga akan sampai di master

control room. Hanya saja, karena dikhawatirkan server mengalami

kerusakan yang nantinya mengakibatkan pada ketidaklancaran

penayangan, maka kaset hasil print tadi yang akan menjadi

penggantinya.

Di kantor redaksi Reportase Minggu, editor didampingi oleh

producer assistant dalam proses mengedit gambar menjadi satu paket

berita yang utuh. Dia juga yang mencatat durasi editing dan

selanjutnya memasukkan ke rundown acara. Setelah proses editing

selesai, producer assistat atau produser akan mempreview kembali

hasil akhir tersebut. Mereka lihat kembali kecocokan gambar dengan

naskah yang telah didubbing, atau bahkan durasi yang ternyata

melewati batas. Jika sudah seperti itu, biasanya editor akan

memperbaiki hasil editing tersebut.

Hasil akhir dari proses editing yang telah disetujui oleh

produser, selanjutnya akan diprint dalam bentuk kaset. Kaset itu akan

12Wawancara Pribadi dengan Editor Reportase Minggu Trans Tv, Reni Sofia, Minggu, 20 Februari 2011.

91

diberikan kepada VTR-person yang selanjutnya kru studio akan

mengoperasikannya di control room pada saat proses penayangan.

b. Tahap penayangan

Tahap penayangan merupakan tahap akhir dalam produksi

sebuah berita. Penayangan berita yang telah menjadi satu kesatuan

yang utuh biasanya disajikan secara live. Begitu juga dengan program

Reportase Minggu, selain beberapa segmennya terdiri dari tapingan

yang sudah diedit oleh editor, juga terdapat siaran berita live (siaran

langsung) dari studio. Dari studio, seorang presenter akan

menyampaikan berbagai informasi feature atau hard news dalam

Reportase Utama kepada pemirsa di rumah.

Tepat pukul 17.00 WIB, siaran Reportase Minggu berlangsung

di stasiun televisi Trans Tv. Selama 30 menit, penayangan berita

dimulai secara live. Berbagai informasi yang disajikan berasal dari

materi berita yang telah diedit oleh editor yang kemudian diubah

menjadi bentuk kaset atau pengiriman data melalui server kepada

komputer yang akan dioperasikan VTR-person di master control room.

Dalam proses penanayangan ini, kru dari production and

facilities bekerja sama dengan bagian news. Mereka yang akan

mengendalikan siaran berita hingga akhir durasi penayangan. Proses

penayangan berita, secara keseluruhan akan dikomando oleh seorang

program director (PD). Selama proses panayangan berlangsung, PD

bekerja sama dengan dua bagian. Pertama, dengan pihak news, yaitu

92

produser acara yang banyak bertanggung jawab terhadap masalah konten serta materi berita. Kedua dengan bagian di master control room yang bertanggung jawab terhadap permasalahan durasi acara dan iklan yang ditayangkan. Di master control room juga terdiri dari banyak kru yang bertugas pada saat live.

PD bekerja sama dengan kru di studio dalam melakukan tugas saat penayangan berita. Mereka adalah switcher-person, bagian CG atau character generator yang bertugas menyiapkan template, VTR- person yang bertugas mengoperasikan video player, lighting-person, dan seorang floor director yang merupakan kepanjangtanganan PD yang berada di studio. Selain floor director, PD juga bekerja sama dengan presenter, camera person, audio-person yang bertugas mengatur suara saat live, TS, bagian yang lebih banyak mengurusi urusan teknis, seperti kerusakan pada alat-alat, dan MCR atau master control room yang lebih banyak bertugas pada urusan live, serta bagian-bagian dan kru studio lainnya yang cukup banyak.

PD bertugas mengkomunikasikan berbagai instruksi, seperti kapan presenter harus memulai siaran. kapan berita-berita dalam segmen ditayangkan, atau mengenai perubahan yang terjadi pada saat penayangan, baik karena kesalahan teknis atau memang permintaan produser. Berbagai instruksi itu disampaikan kepada kru-kru yang saling bekerja sama melalui sebuah alat komunikasi bernama

“intercom”.

93

Dalam mengkomunikasikan berbagai intruksi, seorang PD

mengacu pada rundown acara yang diserahkan oleh produser beberapa

saat sebelum penayangan. Dari rundown, PD bisa mengetahui berbagai

keterangan waktu kapan berita atau segmen-segmen ditayangkan,

kapan commercial breaknya ditayangkan, atau kapan harus

menyiarkan soft news atau hard news. Semua materi berita itu sudah

dijahit dalam proses editing, PD hanya menjalankan saja dalam tahap

penyiaran atau penayangan.

Rundown biasanya diserahkan oleh produser pada PD atau kru

yang bertugas di master control room sekitar setengah jam sebelum

acara dimulai. Pada saat itu, mereka mempelajari itu untuk dijadikan

acuan pada saat penayangan. Walaupun pada kenyataannya, saat acara

berlangsung masih sering terjadi perubahan. Terutama jika berkaitan

dengan masalah durasi dan akibat kerusakan alat-alat teknis.

C. Analisis Produksi Berita Reportase Minggu di Trans Tv

Redaksi pemberitaan program berita Reportase Minggu di Trans

Tv harus melalui beberapa proses dalam memproduksi beritanya agar bisa

sampai ke tengah masyarakat melalui siaran di televisi.

Menurut Fred Wibowo dalam bukunya, Teknik Produksi Program

Televisi, program berita diproduksi melalui beberapa tahapan yang terdiri

dari proses pra produksi, produksi, dan pasca produksi.

Pra produksi terdiri dari serangkaian kegiatan meliputi penemuan

ide, perencanaan, dan persiapan. Produksi sendiri meliputi kegiatan

94

peliputan berita, penulisan naskah, serta proses dubbing. Terakhir adalah

pasca produksi yang merupakan langkah akhir sebuah produksi yang

meliputi kegiatan editing serta penayangan berita secara live.

Dalam teori arus berita milik Bass juga menyatakan, setiap materi

berita di sebuah redaksi pemberitaan diproduksi melalui beberapa tahapan

yang saling berkaitan. Siaran televisi berupa program berita tidak begitu

saja hadir ke tengah masyarakat. Di dalamnya terdapat proses yang pada

akhirnya menghasilkan sebuah siaran televisi.

Bass menyatakan bahwa proses pembuatan atau produksi berita

dilalui dengan dua tahapan. Bass menjelaskan tahap pertama terjadi ketika

para pencari berita membuat “berita kasar” (peristiwa, pidato dan

konferensi pers) menjadi “copy berita” atau “bahan berita”. Tahap kedua

terjadi ketika para pengolah berita merubah atau menggabung-gabungkan

bahan itu menjadi “hasil akhir” (sebuah surat kabar atau sebuah siaran

berita) yang disiarkan kepada umum.13

Mulainya proses produksi ditandai dengan tahapan pertama yang

meliputi kegiatan pengumpulan bahan-bahan berita, penulisan naskah serta

dubbing suara. Sedangkan tahapan kedua sebagai tahapan terakhir dilalui

dengan proses editing, mixing, dan penayangan secara live agar informasi

bisa sampai ke tengah masyarakat.

Dalam program berita Reportase Minggu sendiri, proses

produksinya dilalui dengan kegiatan yang bertahap. Pertama,

pengumpulan bahan berita yang diawali dengan penentuan tema dari

13DennisMcQuail, Model-Model Komunikasi. AlihBahasaPutuLaxmanPendit (Jakarta: UniPrimas, 1985), h. 110.

95

produser. Tema tersebut dikoordinasikan bersama koordinator liputan untuk selanjutnya koorlip menugaskan kru liputan untuk meliput bahan berita yang telah diminta oleh produser. Kedua, bahan berita yang telah diliput oleh kru liputan kemudian dibawa kembali ke kantor redaksi.

Kameramen bertanggung jawab terhadap penyediaan gambar liputan, sedangkan reporter bertugas menulis naskah dari apa yang dia liput.

Naskah yang telah ditulis oleh reporter kemudian diserahkan kepada produser untuk kemudian diedit kembali agar lebih rapi. Setelah naskah rapi, maka naskah tersebut akan didubbing oleh siapapun yang mampu melakukan dan bersuara baik. Setelah naskah rapi, suara dubbing, dan kaset gambar liputan telah siap, maka semua itu siap diedit di ruang editing. Dalam proses editing, semua itu mengalami penggabung- gabungan agar menjadi kesatuan materi yang utuh. Gambar, efek suara, maupun suara dubbing disatukan secara rapi agar tidak mengalami gangguan dalam penanyangan dan agar bisa dilihat serta didengar dengan baik. Semua itu pada akhirnya akan diprint dalam bentuk kaset maupun data yang dikirim mealui server untuk sampai di master control room.

Video atau data itulah yang nantinya akan dioperasikan oleh VTR person dengan komando program director serta kerja sama para kru lainnya dalam proses penayangan secara live di televisi.

Kedua penjelasan mengenai proses produksi berita dalam sebuah program berita diatas pada dasarnya memiliki sebuah runtutan atau tahapan kegiatan yang tidak jauh berbeda. Intinya, setiap program,

96

termasuk program berita diproduksi melalui tahapan-tahapan yang saling berkaitan.

Menurut Fred Wiboowo dalam bukunya, Teknik Produksi Program

Televisi, bahwa setiap program televisi termasuk program berita memiliki tiga tahapan utama yang terdiri dari proses pra produksi, produksi, maupun pasca produksi. Dalam program berita di televisi banyak yang menggunakan tahapan ini meskipun dalam setiap prosesnya memiliki langkah-langkah yang terkadang berbeda. Misalnya saja pada tahap pra produksi. Ada beberapa program berita yang memulainya dengan langkah rapat redaksi terlebih dahulu, namun ada pula yang langsung memulai langkah produksinya dengan penentuan tema dari pihak yang berwenang, produser misalnya.

Sedangkan Bass dalam teorinya “Arus Berita” menjelaskan bahwa setiap berita dalam program berita diproduksi dengan tahapan yang saling berkaitan. Setiap langkah atau tahapan produksi tidak dibagi kedalam proses pra produksi, produksi, maupn pasca produksi. Bass menyatakan secara jelas urutan yang digunakan redaksi pemberitaan dalam menmproduksi beritanya. Langkah pertama, ia menyatakan setiap bahan berita akan diubah menjadi copy berita. Disini dilakukan oleh kru liputan maupun jajaran redaksi pemberitaan. Mereka melakukan pengumpulan bahan berita yang pada akhirnya menjadi berita mentah sebelum editing.

Setelah itu barulah dilakukan langkah kedua, dimana bahan berita mentah yang telah dikumpulkan tadi mengalami penggabungan melalui proses editing. Semua bagian disatukan agar menjadi satu kesatuan materi berita

97

yang utuh. Proses editing akan menghasilkan sebuah hasil akhir dari rangkaian proses produksi, yaitu sebuah siaran berita di televisi, dalam hal ini yaitu Reportase Minggu di Trans Tv.

Setelah penulis analisa berbagai sumber data yang diperoleh melalui wawancara, dokumentasi maupun buku-buku, serta wawancara mendalam dengan para kru atau redaksi Reportase Minggu, program berita dengan format seperti ini lebih sesuai dengan penggunaan teori Bass dalam meruntutkan langkah proses produksinya. Meskipun, sebenarnya tidak salah juga menggunakan serta menerapkan apa yang telah menjadi kebiasaan dalam sebuah proses produksi program televisi, yakni tahapan proses pra produksi, produksi, dan terakhir pasca produksi.

Teori Bass merupakan teori pendukung dari apa yang dikatakan

Fred Wibowo mengenai tahapan produksi. Hanya saja, Bass tidak membaginya dalam tiga proses seperti Fred. Bass secara lebih lugas merunutkan kegiatan produksi dengan menyebutkan siapa yang bertugas di dalamnya. Misalnya, pencari berita yang mengubah sebuah bahan berita

(ide) menjadi bahan berita mentah sebelum editing. Dan pengolah berita seperti seorang editor yang mengubah bahan berita mentah tadi menjadi sebuah hasil akhir berupa siaran televisi.

Karena penulis mengacu pada teori Bass dalam menjelaskan langkah produksi berita Reportase Minggu di Trans Tv, maka dengan menganalisa data dari wawancara, buku-buku dan pengamatan, penulis menyimpulkan proses produksi berita Reportase Minggu di Trans Tv sesuai dan menerapkan teori arus berita milik Bass.

98

D. Kendala dan Pendukung dalam Proses Produksi Berita Reportase

Minggu di Trans Tv

Dalam setiap produksi program acara televisi, pasti setiap

redaksinya mengalami berbagai faktor yang menjadi kendala dan

pendukung dalam melakukan proses produksi. Begitu juga dengan

program Reportase Minggu Trans Tv. Kru atau redaksi yang bertugas

dalam setiap tahap proses produksi beritanya juga mengalami hal-hal yang

menjadi faktor pendukung maupun kendala saat melakukan tugas.

Setiap kendala dan pendukung akan dialami setidaknya oleh

redaksi yang mengatur program Reportase Minggu. Mulai dari produser,

koordinator liputan, reporter, ataupun kameramennya akan menemui

berbagai kendala bahkan pendukung dalam mengerjakan tugasnya.

Beberapa kendala yang penulis ketahui melalui wawancara pribadi

dengan beberapa kru Reportase Minggu adalah seputar masalah peliputan

dan sumber daya manusianya atau kru itu sendiri.

Bagi produser, faktor yang dianggap sebagai kendala yaitu

ketiadaan tim. Memiliki ide konten atau bahan berita yang sebaik apapun

jika tidak didukung dengan kerja sama tim, maka tidak akan ada

maknanya bahan berita itu. Setidaknya, kerja sama tim akan sangat

membantu dalam proses mendapatkan berita yang baik, kerja yang efektif,

dan gambar berita yang menarik.

“Kendalanya, ketika tidak ada tim. Karena format dan bentuknya feature, maka kameramen paling tidak harus dua orang. Bukan satu kamera. Agar kerjanya lebih efektif, gambar lebih menarik, kerjanya lebih

99

cepat. Kalau satu kamera kan takenya harus diulang-ulang. Begitu juga dengan presenter. Harus ada dua orang biar lenih menarik.”14

Koordinator liputan juga mengalami kendala-kendala seperti itu,

yakni seputar permasalahn tim dan kru. Berubahnya konsep penampilan

presenter dari satu menjadi dua orang, secara otomatis juga berpengaruh

pada penambahan kameramen maupun kru lainnya. Semakin banyak

tuntutan penyediaan banyak kru untuk meliput, semakin menjadi kendala

bagi seorang koordinator liputan. Apalagi koorlip juga harus mengatur

jadwal para kru yang meliput. Memperhatikan betul kapan waktu mereka

libur dan bertugas. Mau tidak mau, korlip harus memenuhi kendala dan

keharusan itu. Penugasan banyak kru dalam liputan, merupakan suatu

keharusan yang semaksimal mungkin dilakukan koorlip demi mensupport

permintaan produser acara Reportase Minggu.

“Setiap taping, Reportase Minggu selalu membawa orang banyak, yang pasti presenternya dua dan kameramennya juga dua, jadi empat orang. Bagi kita di korlip, itu kendalanya yang pasti terjadi. Ya harus semaksimal mungkin mensupport permintaan Reportase Minggu yang berhubungan dengan orang.”15

Lain lagi dengan seorang reporter. Dalam melaksanakan tugasnya,

reporter mengalami kendala seputar masalah peliputan. Ketertinggalan

mengenai informasi merupakan kendala pertama bagi seorang reporter.

Jika informasi mengenai suatu kejadian atau peristiwa telat didapat,

otomatis kru peliputan pun akan telat sampai di TKP. Jika sudah seperti

itu, bisa saja informasi yang didapat kurang mendalam dan akurat atau

gambar terkadang kurang bagus.

14Wawancara Pribadi dengan Produser Acara Reportase Minggu Trans Tv, Yuli Juanda. 15Wawancara Pribadi dengan Koordinator Liputan Reportase Minggu Trans Tv, Irene Iriawati, Minggu, 13 Februari 2011.

100

“Kendalanya ketika Kita telat mendapatkan informasi. Jadi, tidak maksimal kita dapatkan beritanya di lapangan. Kita dapat informasi telat, terus kita menuju ke TKP ternyata kita kurang maksimal mendapat informasinya di sana, karena ketinggalan. Contoh peristiwa kebakaran. kita baru dapat informasi, kita telat sampai sana, kebakarannya sudah selesai. Pastinya informasinya kurang dan gambar kurang bagus.”16

Selain dari segi informasi yang telat didapat, cuaca juga dianggap

reporter sebagai suatu kendala. Bagitu juga dengan komunikasi yang

kurang baik antara reporter dengan kameramen ataupun driver yang

mengantar tim liputan.

Untuk pendukungnya, reporter menganggap pendukung utama itu

adalah komunikasi yang baik antara sesama tim peliput. Yaitu antara

reporter, kameramen, ataupun driver. Kekompakan lah yang pada

akhirnya dapat mendukung terhadap perolehan hasil lipuatan yang baik.

Seorang kameramen dalam program Reportase Minggu pun

mengaku memiliki kendala pada saat peliputan. Misalnya saja ketika

lokasi peliputan tidak memadai, sehingga perolehan gambar pun tidak

maksimal dan kurang bagus. Begitu juga dengan kondisi lingkungan

maupun keadaan penduduk yang berada di sekitar lokasi terkadang

menjadi faktor kendala juga.

Untuk segi teknis, kameramen mengaku belum pernah mengalami

hal-hal yang pada akhirnya menjadi sebuah kendala atau tidak mendukung

terhadap tugas seorang kameramen.

16Wawancara Pribadi dengan Reporter Reportase Minggu Trans Tv, Ivan Kurnia, Minggu, 13 Februari 2011.

101

“Kendala bagi seorang kameramen, terkadang ketika di lapangan. Seperti tempat atau lokasi yang tidak memadai. Keadaan lingkungan dan orang-orangnya, seperti itu. Kalau dari segi teknis, hampir tidak ada.”17

Begitu juga dengan seorang editor yang lebih banyak berperan

dalam proses editing gambar untuk menjadikannya kesatuan berita yang

utuh. Editor pun mengalami apa yang dianggapnya sebagai pendukung dan

penghambat dalam melakukan tugasnya.

Kendala bagi editor yang penulis wawancarai diantaranya adalah

suhu di ruangan editing yang sangat dingin. Suhu yang seperti itu

terkadang membuat pekerjaan editor terganggu, karena terkadang editor

mengalami sesak pada saat melakukan editing gambar. Akibatnya, tingkat

konsentrasinya dalam mengedit gambar terganggu. Sedangkan untuk

pendukungnya, perolehan gambar yang baik dari seorang kameramen akan

membantu editor dalam mengedit gambar. Gambar yang baik dan tepat

akan mengurangi durasi editing gambar. Maka dari itu, jika gambar yang

didapat kurang bagus dan terlalu panjang durasinya, justru itu menjadi

kendala bagi seorang editor.

Hal yang paling mempengaruhi pekerjaan seorang editor adalah

perolehan kualitas gambar dari seorang kameramen saat meliput, sehingga

hal itu juga berdampak pada durasi mengedit. Setidaknya, waktu yang

cukup panjang untuk persiapan mengedit akan menghasilkan sebuah

editan gambar yang baik pula.

17Wawancara Pribadi dengan Kameramen Reportase Minggu Trans Tv, ZulfikriHaq, Minggu, 13 Februari 2011.

102

“Yang mempengaruhi sekali itu kualitas gambar dan cepat atau tidaknya mengedit. Kalau waktunya lebih banyak kan editannya bisa bagus. Kalau terburu-buru juga, kualitasnya juga gak begitu bagus.”18

Pada saat materi berita yang telah diedit siap siar atau disiarkan,

bukan berarti segala kendala dan pendukung tidak dialami. Terutama bagi

seorang program director yang notabene memegang kendali sebagai

pengarah program atau komando acara agar berjalan dengan lancar. Saat

diwawancarai, ia pun mengemukakannya pada penulis mengenai apa yang

menjadi kendala serta pendukung saat bertugas.

Baginya, pendukung yang paling besar adalah ketika alat-alat yang

difasilitasi sudah cukup sempurna. Ia menganggap, alat-alat teknis itu

sudah memiliki standar broadcast. Kerusakan alat-alat atau masalah teknis

yang mengakibatkan gambar tidak mau bergerak, atau tidak muncul

misalnya, maka akan menjadi suatu kendala bagi tim yang bertugas pada

saat penayangan berita secara live. Kerusakan tiba-tiba seperti itu sudah

biasa dialami kru. Selanjutnya tugas TS lah yang mengecek dan

memperbaiki kembali kerusakan teknis tersebut. Bagi kru, hal seperti itu

bukan suatu kendala yang sangat besar, karena semua bisa segera diatasi.

Misalnya saja, ketika gambar tidak pindah, maka instruksi selanjutnya

adalah meminta presenter kembali melanjutkan berita selanjutnya dengan

sebelumnya meminta maaf kepada pemirsa atas kesalahan teknis itu.

Selain segi teknis, pendukung juga bisa datang dari hal yang

sifatnya non teknis. Misalnya saja komunikasi antar kru yang bertugas.

18Wawancara Pribadi dengan Editor Reportase Minggu Trans Tv, Reni Sofia, Minggu, 20 Februari 2011.

103

Kesalahan dalam menyampaikan komunikasi dapat berakibat fatal pada

saat penayangan berita secara live. Misalnya saja, kesalahan instruksi dari

PD untuk menayangkan commercial break, padahal waktunya belum

sampai untuk ke segmen itu, maka kemungkinannya adalah penayangan

yang membingungkan dan tidak berurutan. Bahkan bisa saja materi berita

yang harusnya disiarkan menjadi gagal siar karena durasi yang terbatas.

Terlebih lagi, seorang pengarah program (PD) dalam bertugas lebih

mendahulukan komunikasi yang baik dengan para kru. Karena dia seorang

komando yang menyampaikan berbagai instruksi, maka jika dia salah

mengkomunikasikan, maka acara akan gagal.

“Non teknis lebih ke bagaimana berkomunikasi. Seputar komunikasi dan koordinasi. Karena semua dituntut serba cepat, semuanya pun harus dikomunikasikan dari awal. Kalau mendadak tidak akan bisa. Komunikasi yang baik adalah pendukung. Kerja saya justru lebih ke situ, bagaimana mengomunikasikan instruksi-instruksi. Kalau saya salah mengomunikasikan bisa salah semuanya.Sesuatu itu bisa berjalan dengan lancar kalau sesuatu itu dikomunikasikan dengan baik dan benar juga.”19

Secara umum, kendala dalam proses produksi berita dalam

program Reportase Minggu terbagi ke dalam dua hal, yaitu teknis dan non

teknis.Dari segi teknis biasanya meliputi kerusakan-kerusakan alat-alat

pendukung yang digunakan untuk meliput sampai menyiarkan sebuah

berita. Tapi, sampai saat ini, kerusakan-kerusakan seperti itu masih bisa

diatasi secara baik. Sehingga, hal itu bukanlah menjadi kendala yang

sangat berarti. Kru yang bertugas sudah terlatih dan terbiasa menghadapi

hal itu, sehingga semua masih bisa berjalan secara baik dan lancar.

Sedangkan dari segi non teknis, biasanya kendalanya seputar masalah

19Wawancara Pribadi dengan Program Director Reportase Minggu Trans Tv, Asni Rahayu, Minggu, 20 Februari 2011.

104

komunikasi dan koordinasi. Karena sebuah produksi berita adalah tugas antar kru dan tugas satu tim, maka komunikasi antar kru menjadi sangat penting. Jalinan komunikasi yang tidak baik atau sering terjadinya kesalahpahaman komunikasi akan berakibat pada ketidaklancaran tugas produksi.

Ada kendala, ada pula pedukung. Dalam produksi berita Reportase minggu sendiri, secara umum pendukung juga terbagi ke dalam dua hal.

Pertama segi teknis, ini juga berkaitan dengan fasilitas alat-alat yang biasanya menjadi pendukung bagi kelancaran proses produksi berita. Alat- alat yang memfasilitasi para kru dalam melakukan tugasnya, rata-rata sudah memiliki standart broadcasting. Dimana alat-alat tersebut sudah memiliki kemampuan bekerja yang baik untuk sebuah proses produksi berita di sebuah stasiun televisi. Meski pada kenyataanya, sering timbul masalah-masalah kecil, seperti alat yang error. Namun, sampai saat ini masalah-masalah seperti itu masih bisa diatasi oleh para krunya, sehingga masih bisa melakukan proses produksi dengan baik.

Kedua dari segi non teknis. Hal ini berkaitan dengan komunikasi antar kru. Komunikasi yang baik merupakan satu kekuatan bagi kerja sama tim seperti dalam tim produksi berita Reportase Minggu.

Komunikasi yang terjalin dengan baik, serta koordinasi yang dilakukan secara baik akan menghasilkan produksi berita yang baik pula.

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Dari apa yang telah penulis tulis dalam bab I hingga bab IV, karya

ilmiah ini memiliki beberapa kesimpulan yang menerangkan sebuah kesatuan

isi dalam penelitian yang diangkat. Kesimpulan ini berkaitan dengan

bagaimana proses produksi berita dalam program Reportase Minggu di Trans

Tv.

Berita yang disajikan dalam program Reportase Minggu melalui

beberapa proses dalam produksinya untuk sampai kepada pemirsa melalui

penyiaran di televisi. Proses yang dilaluinya meliputi dua tahapan.

1. Tahap pertama yaitu ketika para pencari berita membuat berita kasar

menjadi copy berita atau bahan berita.

Tahap ini meliputi dua hal:

a. Tahap pengumpulan bahan-bahan berita

Seorang produser menentukan berita kasar (ide) yang akan

diangkat menjadi materi dalam siaran berita. Setelah menentukan tema

yang dipilih, ia melaporkannya pada korlip. Selanjutnya korlip

menugaskan kru liputan, yang terdiri dari reporter dan kameramen.

Dari peliputan itulah, berita kasar diperoleh dan membentuk

bahan-bahan berita, namun masih dalam bentuk “mentah”, belum

diedit ataupun diproses lebih lanjut.

105 106

b. Tahap penulisan naskah berita

Setelah bahan berita didapat melalui liputan, selanjutnya adalah

tahap penulisan naskah sesuai dengan apa yang di dapat di lapangan.

Penulisan naskah berita dilakukan oleh seorang reporter yang meliput

berita itu. Reporter menulis naskah dengan apa adanya sesuai dengan

yang ia saksikan di lapangan.

Setelah reporter selesai menulis naskah, naskah itu diserahkan

kepada produser. Tugas produser berikutnya adalah mengedit dan

menulis ulang naskah yang diterimanya dari reporter. Naskah yang

sudah rapi, selanjutnya dibacakan oleh seorang dubber dalam proses

dubbing (mengisi suara). Dubber bisa siapa saja yang dinilai mampu

dan bersuara baik.

2. Tahap kedua yaitu ketika para pengolah berita merubah atau menggabung-

gabungkan bahan berita yang didapat menjadi sebuah hasil akhir berupa

siaran berita.

a. Tahap penyuntingan dan editing berita

Ketika kaset video yang berisi gambar dari camera person

sudah dicapture atau dipindahkan ke komputer dan naskah rapi sudah

selesai didubbing, barulah dimulai proses editing.

Editor didampingi oleh asisten produser dalam melakukan

editing gambar. Dalam proses editing online, editor memotong-motong

gambar yang dipilih untuk disiarkan, memasukkan suara dubber pada

107

gambar yang sesuai. Memberikan efek-efek musik atau gambar yang

menarik dan membuat klip-klip. Tujuannya agar lebih terlihat menarik

disajikan dalam bentuk feature. Untuk berita yang bersifat hard news,

editor tidak memberikan efek musik atau suara dan durasinya juga

lebih singkat agar tidak membosankan pemirsa yang melihatnya.

Setelah proses editing selesai, semua itu akan diprint dalam

bentuk kaset maupun data yang dikirim melalui server. Semua itu akan

diterima oleh VTR-person yang mengoperasikannya di master control

room.

b. Tahap penayangan

Tahap terakhir setelah proses editing adalah penayangan siaran

berita dalam bentuk live. Ini dilakukan setelah hasil akhir editing

diprint dalam bentuk kaset atau data yang dikirim melalui server dan

dioperasikan oleh VTR-person di master control room.

Dalam proses penayangan ini, semua dikendalikan oleh

program director sebagai pengarah program. Ia yang

mengkomunikasikan berbagai instruksi penyiaran dengan mengacu

pada rundown yang telah diterimanya dari produser beberapa saat

sebelum siaran dimulai.

Pukul 17.00 WIB, Reportase Minggu disiarkan secara live.

Selama tiga puluh menit acara berlangsung, PD mengomandokan

siaran tersebut hingga berjalan dengan lancar. Ia berkoordinasi dengan

banyak kru di studio selama penayangan siaran berita. Melalui alat

108

komunikasi bernama “intercom”, Ia menyampaikan instruksi pada kru lain. Termasuk floor director, kepanjangtanganannya di studio yang bertanggung jawab terhadap urusan penayangan di studio.

Semua berita yang disiarkan adalah hasil editing seluruh materi berita atau tapingan yang sudah diedit. PD dan kru produksi di studio dan di control room hanya bertugas menyiarkan dan menayangkannya.

Dalam proses produksi berita di Reportase Minggu, redaksi memiliki berbagai hal yang menjadi kendala serta pendukung terlaksananya proses produksi.

Kendala dalam proses produksi pada umumnya terbagi ke dalam dua bagian, teknis dan non teknis. Dari segi teknis biasanya meliputi kerusakan alat-alat produksi ataupun permasalahan yang timbul dari kesalahan-kesalahan teknis alat pada saat proses produksi.

Sedangkan dari segi non teknis berupa jalinan komunikasi yang tidak seimbang dan tidak terjalin dengan baik. Hal itu akan mengganggu jalannya proses produksi.

Faktor pendukung sendiri juga terdiri dari dua hal, taknis dan non teknis. Segi teknis ditandai dengan ketersediaan alat-alat produksi yang sudah sangat memadai. Apalagi alat-alat tersebut sudah memiliki standart broadcast. Yaitu alat-alat yang sudah memiliki kemampuan bekerja baik untuk sebuah proses produksi berita di sebuah stasiun televisi. Untuk segi non teknis juga berkaitan dengan komunikasi yang terjalin antar kru pemberitaan. Komunikasi yang terjalin dengan baik

109

akan menjadi pendukung kelancaran proses produksi berita di

Reportase Minggu.

B. Saran

Selama melakukan penelitian, penulis memiliki banyak hal sebagai bahan pengalaman. Dari banyak hal yang penulis temukan kemudian akan muncul beberapa saran untuk beberapa pihak terkait yang mungkin dapat digunakan sebagai masukan agar menjadi lebih baik.

1. Meski disajikan dalam bentuk soft news, sebaiknya program tersebut

menayangkan informasi yang mendidik dan menambah wawasan

masyarakat. Sehingga dapat ikut berkontribusi demi kesejahteraan dan

kecerdasan masyarakat.

2. Sebaiknya menghindari tayangan berita yang memperlihatkan dengan jelas

sebuah aksi kekerasan, pembunuhan, atau aniaya bahkan bernilai

pornografi.

3. Hendaknya semua kru yang bertugas memproduksi berita dengan mengacu

pada kode etik seorang jurnalis.

4. Hendaknya setiap kendala dalam proses produksi dapat ditangani dan

disikapi dengan baik, hingga berita tetap bisa disiarkan dengan baik pula.

Lebih baik lagi jika kendala bisa diatasi secara bertahap dan berangsur

menjadi pendukung proses produksi.

5. Hendaknya pendukung dalam proses produksi dapat tetap dipertahankan,

sehingga proses produksi bisa tetap berjalan dengan lancar.

110

6. Sebaiknya para kru tetap melakukan ibadah di sela-sela tugasnya

sebagaimana menjadi kewajiban utama disamping tugas mencari dan

memproduksi berita.

7. Hendaknya penonton siaran berita ini memiliki sikap kritis, sehingga bisa

menilai mana informasi yang benar dan mana yang dikonstruksi secara

berlebihan.

8. Hendaknya iklan yang ditayangkan saat segmen commercial break selaras

dengan visi misi program berita ini. Artinya selektif dari tayangan-

tayangan pornografi, pornoaksi dan kekerasan.

9. Hendaknya pembaca karya tulis ini tidak menjadikan tulisan ini sebagai

satu-satunya acuan. Tetapi bisa dilengkapi dan bahkan dibandingkan

dengan karya tulis lainnya.

DAFTAR PUSTAKA

A. Buku

Ardianto, Elvinaro dan Komala, Lukiati. Komunikasi Massa: Suatu Pengantar. Bandung: Simbiosa Rekatama Media, 2005.

Baksin, Askurifai. Jurnalistik Televisi: Teori dan Praktik. Bandung: Simbiosa Rekatama Media, 2006.

Bungin, Burhan. Sosiologi Komunikasi. Jakarta: Kencana Prenada, 2008.

Direktorat Publikasi Pemerintah Badan Informasi dan Komunikasi Nasional, Sistem Komunikasi Indonesia: Suatu Bunga Rampai.

FOKUSMEDIA. Undang-undang Penyiaran dan Pers. Bandung: Fokusmedia, 2005.

Harahap, Arifin S. Jurnalistik Televisi: Teknik Memburu dan Menulis Berita. PT Indeks Kelompok Gramedia, 2006.

HM, Zaenuddin. The Journalist. Jakarta: Prestasi Pustaka, 2007.

Iskandar Muda, Deddy. Jurnalistik Televisi: Menjadi Reporter Profesional. Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2008.

Kuswandi, Wawan. Komunikasi Massa: Sebuah Analisis Isi Media Televisi. Rineka Cipta, 1996.

McQuail, Denis. Model-Model Komunikasi. Alih Bahasa Putu Laxman Pendit. Jakarta: Uni Primas, 1985.

Muhtadi, Asep Saiful. Jurnalistik Pendekatan Teori & Praktik. Jakarta: PT Logos Wacana Ilmu, 1999.

Mulyana, Dedi. Metodologi Penelitian Kualitatif: Paradigma Baru Ilmu Komunikasi dan Ilmu Sosial Lainnya. Bandung: Rosdakarya, 2004.

Morissan. Jurnalistik Televisi Mutakhir. Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2008.

P.C.S., Sutisno. Pedoman Praktis Penulisan Skenario Televisi dan Radio. Jakarta: PT Grasindo, 1993.

Roudhonah. Ilmu Komunikasi. Ciputat: UIN Jakarta Press, 2007.

Sumadiria, A.S. Haris. Jurnalistik Indonesia: Menulis Berita dan Feature Panduan Praktis Jurnalis Profesional. Bandung: PT Simbiosa Rekatama Media, 2006.

111 112

Sunarjo, Djoenaesih S. Himpunan Istilah Komunikasi. Yogyakarta: Liberty, 1983.

Suprapto, Tommy. Berkarier di Bidang Broadcasting. Yogyakarta: Media Pressindo, 2006.

Tebba, Sudirman. Jurnalistik Baru. Ciputat: Kalam Indonesia, 2005.

Tim Penyusun Kamus Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia, 1998.

Tim Redaksi LP3ES. Jurnalisme Liputan6 SCTV: Antara Peristiwa dan Ruang Publik. Jakarta: Pustaka LP3ES, 2006.

Vivian, John. Teori Komunikasi Massa. Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2008.

Wibowo, Fred. Teknik Produksi Program Televisi. Yogyakarta: Pinus, 2007.

Wiryanto. Teori Komunikasi Massa. Jakarta: PT Grasindo, 2000.

Yosef, Jani. To Be Journalist: Menjadi Jurnalis TV, Radio, dan Surat Kabar yang Profesional. Yogyakarta: Graha Ilmu, 2009.

B. Internet

Arismunandar, Satrio. “Peran Riset Di Divisi News Trans Tv. ” Artikel diakses pada 17 Februari 2011 dari http://satrioarismunandar6.blogspot.com.

“Reportase Minggu.” artikel diakses pada 24 November 2010 dari http://id.wikipedia.org/wiki/Reportase_(Trans_TV)

Research and Development Trans Tv. “Logo Trans Tv.” Diakses pada 7 Februari 2011 dari http://www.transtv.co.id/

Research and Development Trans Tv. “Sejarah Program News Trans Tv.” Diakses pada 11 Februari 2011 dari http://www.transtv.co.id/

C. Hasil Wawancara

Wawancara pribadi dengan Asni Rahayu, Program Director Reportase Minggu Trans Tv, Jakarta, 20 Februari 2011. 113

Wawancara pribadi dengan Irene Iriawati, Koordinator Liputan Reportase Minggu Trans Tv, Jakarta, 13 Februari 2011.

Wawancara pribadi dengan Ivan Kurnia, Reporter Reportase Minggu Trans Tv, Jakarta, 13 Februari 2011.

Wawancara pribadi dengan Reni Sofia, Editor Reportase Minggu Trans Tv, Jakarta, 20 Februari 2011.

Wawancara pribadi dengan Yuli Juanda, Produser Pelaksana Program Reportase Minggu Trans Tv, Jakarta, 10 Februari 2011.

Wawancara pribadi dengan Zulfikar Haq, Kameramen Reportase Minggu Trans Tv, Jakarta, 13 Februari 2011.