Survei Indeks Kualitas Program Siaran Televisi Periode 5 Tahun 2016

Total Page:16

File Type:pdf, Size:1020Kb

Survei Indeks Kualitas Program Siaran Televisi Periode 5 Tahun 2016 Survei Indeks Kualitas Program Siaran Televisi Periode 5 tahun 2016 1 2 Komisi Penyiaran Indonesia Survei Indeks Kualitas Program Siaran Televisi Periode 5 tahun 2016 3 4 Komisi Penyiaran Indonesia PENDAHULUAN PENDAHULUAN 1. Penelitian ini dilatarbelakangi oleh posisi pengukuran rating yang sangat penting bagi televisi di Indonesia. 2. Komisi Penyiaran Indonesia (KPI) perlu data “rating” sendiri sesuai dengan misi, fungsi dan tugas KPI. 3. Salah satu fungsi KPI adalah melakukan pengawasan agar program siaran televisi makin baik dan berkualitas. 4. Data “rating” yang dibuat tersebut harus mencakup aspek kualitas siaran sehingga bisa menjadi bahan evaluasi bagi KPI dan stasiun televisi untuk memperbaiki mutu dan kualitas siaran televisi. TUJUAN 1. Mengevaluasi kualitas program siaran televisi berdasarkan kategori program siaran secara periodik 2. Menyusun pemeringkatan kualitas program siaran televisi berdasarkan kategori program siaran secara periodik URGENSI 1. Hasil penelitian diharapkan bisa diakses dan dimanfaatkan sebanyak mungkin stakeholder yang punya concern dengan program siaran televisi: perguruan tinggi, LSM, kelompok masyarakat sipil dsb. 2. Hasil penelitian diharapkan bisa menjadi fungsi pemberdayaan agar program acara televisi bisa lebih baik. Kegiatan ini lebih bersifat penilaian (assesment) terhadap program siaran televisi, dengan harapan stasiun televisi bisa melakukan pembenahan. Survei Indeks Kualitas Program Siaran Televisi Periode 53 tahun 2016 1 DESAIN RISET 1. Agar hasil riset dipakai, pelaku industri penyiaran dilibatkan dari awal. Kita tidak memposisikan industri penyiaran sebagai “objek evaluasi”. Sebaliknya, kita perlu mendengarkan apa kebutuhan mereka, keinginan mereka dan hambatan mereka terkait dengan data kepemirsaan televisi. Kebutuhan industri penyiaran ini juga harus dikaitkan fungsi KPI sebagai regulator da pemantau program acara televisi. 2. Dengan melibatkan pelaku industri sejak awal, hasil riset ini diharapkan akan lebih bisa diterima dan dijadikan acuan dalam menyusun program acara yang berkualitas. PELAKSANA PENELITIAN Untuk melakukan penelitian ini, Komisi Penyiaran Indonesia (KPI) bekerjasama dengan Ikatan Sarjana Komunikasi Indonesia (ISKI) dan 12 perguruan tinggi di Indonesia: 1. Universitas Hasanuddin (Makasar); 2. Universitas Kristen Maluku (Ambon); 3. Universitas Andalas (Padang); 4. Universitas Islam Negeri Kalijaga (Yogyakarta); 5. Universitas Udayana (Denpasar). 6. Universitas Padjadjaran (Bandung); 7. Universitas Diponegoro (Semarang); 8. Universitas Airlangga (Surabaya); 9. Universitas Sumatera Utara (Medan); 10. Universitas Lambung Mangkurat (Banjarmasin); 11. Universitas Tanjungpura (Pontianak); 12. Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah (Jakarta); 2 Komisi Penyiaran Indonesia HASIL PENELITIAN Indeks Kualitas Program Siaran Televisi secara Umum SIFAT PENELITIAN 1. Penelitian ini bersifat evaluasi terhadap kualitas isi program siaran televisi yang dilakukan oleh pemirsa ahli. 2. Penelitian menggunakan kuesioner yang berisikan butir-butir dari indikator penilaian kualitas program siaran televisi, yang memiliki poin sebagai alat pengumpulan data yang valid dan sahih pada program siaran yang ditayangkan oleh setiap stasiun televisi. PEMILIHAN PANEL AHLI 1. Panel ahli dalam survei ini adalah para pemirsa yang dipandang mengetahui mengenai program siaran televisi dan bisa menilai program siaran televisi. 2. Survei periode ke 5 tahun 2016 melibatkan 120 pemirsa ahli di 12 kota 3. Karakteristik atau persyaratan panel ahli sbb: d. Pendidikan minimal sarjana (S-1). e. Aktif menonton televisi, sekurangnya 20 jam per minggu. f. Bekerja dalam bidang profesi tertentu: dosen, peneliti, psikolog, sosiolog, antropolog, pengamat anak. g. Usia antara 21-60 tahun. h. Rasio pemirsa ahli laki-laki dan perempuan 50%:50% Survei Indeks Kualitas Program Siaran Televisi Periode 5 tahun 2016 3 PELAKSANAAN PEER ASSESMENT & FGD 1. Tahap pertama: Penilaian panel ahli terhadap sampel dari 9 kategori program siaran televisi. 2. Tahap kedua: Penilaian panel ahli terhadap 4 kategori program siaran televisi yang telah diberikan oleh Lembaga Penyiaran. 3. Tahap ketiga: Diskusi untuk pendalaman aspek-aspek kualitas program siaran televisi dari setiap kategori. PEMILIHAN SAMPEL PROGRAM SIARAN TV 1. Untuk mengukur indeks kualitas program siaran televisi, populasi penelitian adalah semua program siaran yang ditayangkan di 15 stasiun televisi nasional pada rentang waktu pukul 04.00 – 24.00 2. Diasumsikan setiap stasiun televisi, rata-rata menayangkan 20-an program siaran setiap harinya. 3. Jika ditotal untuk semua stasiun televisi nasional, total ada sekitar 9000-an program siaran tiap bulan. Ke-9000 program siaran televisi ini akan menjadi populasi penelitian. PROFIL PANEL AHLI: JENIS KELAMIN Jenis Kelamin Laki-Laki Perempuan Dari 120 responden ahli yang tersebar di 12 kota, komposisinya sebesar 48% 52% laki-laki 52% dan 48% perempuan. 4 Komisi Penyiaran Indonesia PROFIL RESPONDEN: PENDIDIKAN Pendidikan S1 S2 S3 Dari latar belakang pendidikannya, 6% 59% responden ahli berpendidikan S2, 35% 35% berpendidikan S3 dan hanya 6% berlatar pendidikan Sarjana. 59% INDEKS KUALITAS PROGRAM SIARAN TV PERIODE NOVEMBER-DESEMBER 2016 • Komisi Penyiaran Indonesia (KPI) menetapkan standar kualitas program siaran TV adalah 4.0, dengan skala 1 hingga 5. Program siaran disebut baik atau berkualitas, jika nilai skor indeksnya minimal 4.0. • Survei periode kelima bulan November-Desember 2016 memperlihatkan, nilai indeks kualitas program siaran TV secara keseluruhan adalah sebesar 3.36. • Indeks ini memperlihatkan, secara umum kualitas program siaran TV masih di bawah standar kualitas yang ditetapkan KPI. 3,36 4,00 Indeks Kualitas Program Siaran Televisi Standar yang ditetapkan KPI Periode November-Desember 2016 Survei Indeks Kualitas Program Siaran Televisi Periode 5 tahun 2016 5 INDEKS KUALITAS PROGRAM SIARAN TV PERIODE NOVEMBER-DESEMBER 2016 Standar KPI 4.00 Wisata Budaya 4.22 Religi 3.70 Anak-anak 3.62 Talkshow 3.48 Berita 3.44 Komedi 3.27 Variety Show 3.06 Sinetron/Film 2.75 Infotainment 2.71 Pada survei periode kelima bulan November-Desember 2016, kategori program siaran TV yang dinilai berkualitas dengan indeks ≥ 4 hanya program wisata budaya . Kategori program lainnya masih belum mencapai standar indeks yang ditetapkan KPI. Bahkan indeks program sinetron dan infotainment dibawah angka 3. PERBANDINGAN INDEKS KUALITAS KATEGORI PROGRAM TV BERDASARKAN PERIODE 5.00 4.00 3.56 3.44 3.36 3.00 3.40 2.00 1.00 0.00 Periode 2 Periode 3 Periode 4 Periode 5 Jika mencermati perbandingan indeks kualitas program siaran per periode, pergerakan indeks cenderung stagnan pada kisaran angka 3.3- 3.5. Pada periode ketiga terjadi kenaikan indeks tapi periode keempat dan kelima cenderung indeksnya semakin menurun. 6 Komisi Penyiaran Indonesia PERBANDINGAN INDEKS KUALITAS KATEGORI PROGRAM TV PERIODE 4 DAN 5 • Bila dibandingkan dengan periode 4 (September-Oktober 2016), maka pada periode 5 (November-Desember 2016), indeks kategori program infotainment dan sinetron turun cukup signifikan. Program infotainment turun 12% dari 3.08 menjadi 2.71 dan program sinetron turun 7% dari 2.96 menjadi 2.75. Indeks Kenaikan/Penurunan Kategori Program Siaran TV Periode 4 Periode 5 Nilai Presentase Berita 3,55 3,44 -0,11 -3% Talkshow 3,55 3,48 -0,07 -2% Infotainment 3,08 2,71 -0,37 -12% Sinetron/Film 2,96 2,75 -0,21 -7% Anak-anak 3,69 3,62 -0,07 -2% Variety Show 3,04 3,06 0,02 1% Komedi 3,22 3,27 0,05 2% Religi 3,7 3,7 0,00 0% Wisata Budaya 4,15 4,22 0,07 2% INDEKS RATA-RATA 3,44 3,36 -0,08 -0,02 Survei Indeks Kualitas Program Siaran Televisi Periode 5 tahun 2016 7 PERBANDINGAN INDEKS KUALITAS KATEGORI 8 PROGRAM TV BERDASARKAN PERIODE 5.00 4.22 4.00 3.62 3.70 3.48 3.44 3.36 3.27 3.06 3.00 3.55 3.55 2.71 2.75 3.08 4.15 3.44 2.96 3.69 3.04 3.22 3.70 3.57 3.55 3.01 2.00 3.08 4.31 3.56 3.36 3.15 3.94 3.67 3.53 2.64 2.70 4.09 1.00 3.13 3.80 4.09 3.40 3.49 2.52 2.94 3.79 3.21 0.00 Berita Talkshow Infotainment Sinetron/Film Anak-anak Variety Show Komedi Religi Wisata Budaya INDEKS RATA- RATA Periode 1 Periode 2 Periode 3 Periode 4 Periode 5 Grafik memperlihatkan perbandingan angka indeks kategori program antara survei periode 1 sampai 5. Indeks program wisata budaya, dari periode 2 sampai 5 melampaui standar program berkualitas yang ditetapkan KPI. Sedangkan indeks kategori program lainnya naik turun per periode dengan nilai yang belum mencapai kriteria berkualitas yang ditetapkan KPI. Komisi Penyiaran Indonesia PERBANDINGAN INDEKS KUALITAS KATEGORI PROGRAM TV BERDASARKAN PERIODE Program Siaran TV Periode 1 Periode 2 Periode 3 Periode 4 Periode 5 Berita 3,49 3,67 3,57 3,55 3,44 Talkshow - 3,53 3,55 3,55 3,48 Infotainment 2,52 2,64 3,01 3,08 2,71 Sinetron/Film 2,94 2,70 3,08 2,96 2,75 Anak-anak - 3,79 4,09 3,69 3,62 Variety Show - 3,21 3,36 3,04 3,06 Komedi - 3,13 3,15 3,22 3,27 Religi - 3,80 3,94 3,70 3,70 Wisata Budaya - 4,09 4,31 4,15 4,22 INDEKS RATA-RATA 3,40 3,56 3,44 3,36 Bila dicermati per kategori program, pada periode ketiga bulan Juli-Agustus 2016 hampir seluruh kategori program naik indeksnya. Hanya program berita yang indeks kualitasnya turun pada periode 3. Bahkan pada periode 3 selain program wisata budaya, indeks program anak-anak mencapai standar berkualitas yang ditetapkan KPI. Survei Indeks Kualitas Program Siaran Televisi Periode 5 tahun 2016 9 Indeks Kualitas Program Siaran BERITA Periode November-Desember 2016 Untuk program siaran berita, survei periode bulan November-Desember 2016 menunjukkan indeks kualitas program siaran berita adalah sebesar 3,44. Nilai indeks yang diperoleh program berita masih belum mencapai standar sebagai program berkualitas yang ditetapkan oleh KPI. 3,44 4,00 Indeks Kualitas Program Siaran Berita Standar yang ditetapkan KPI Periode November-Desember 2016 Perbandingan Indeks Kualitas Program Siaran Berita Berdasarkan Periode 5 4 3.49 3.67 3.57 3.55 3.44 3 2 1 0 Periode 1 Periode 2 Periode 3 Periode 4 Periode 5 Bila dilakukan perbandingan indeks program siaran berita antara survei periode 1 (Maret- April 2016), periode 2 (Mei-Juni 2016), periode 3 (Juli-Agustus 2016), periode 4 (September- Oktober 2016) dan periode 5 (November-Desember 2016), terlihat indeksnya berkisar antara 3.4 s/d 3.7 .
Recommended publications
  • Indonesia in View a CASBAA Market Research Report
    Indonesia in View A CASBAA Market Research Report In Association with Table of Contents 1. Executive Summary 6 1.1 Large prospective market providing key challenges are overcome 6 1.2 Fiercely competitive pay TV environment 6 1.3 Slowing growth of paying subscribers 6 1.4 Nascent market for internet TV 7 1.5 Indonesian advertising dominated by ftA TV 7 1.6 Piracy 7 1.7 Regulations 8 2. FTA in Indonesia 9 2.1 National stations 9 2.2 Regional “network” stations 10 2.3 Local stations 10 2.4 FTA digitalization 10 3. The advertising market 11 3.1 Overview 11 3.2 Television 12 3.3 Other media 12 4. Pay TV Consumer Habits 13 4.1 Daily consumption of TV 13 4.2 What are consumers watching 13 4.3 Pay TV consumer psychology 16 5. Pay TV Environment 18 5.1 Overview 18 5.2 Number of players 18 5.3 Business models 20 5.4 Challenges facing the industry 21 5.4.1 Unhealthy competition between players and high churn rate 21 5.4.2 Rupiah depreciation against US dollar 21 5.4.3 Regulatory changes 21 5.4.4 Piracy 22 5.5 Subscribers 22 5.6 Market share 23 5.7 DTH is still king 23 5.8 Pricing 24 5.9 Programming 24 5.9.1 Premium channel mix 25 5.9.2 SD / HD channel mix 25 5.9.3 In-house / 3rd party exclusive channels 28 5.9.4 Football broadcast rights 32 5.9.5 International football rights 33 5.9.6 Indonesian Soccer League (ISL) 5.10 Technology 35 5.10.1 DTH operators’ satellite bands and conditional access system 35 5.10.2 Terrestrial technologies 36 5.10.3 Residential DTT services 36 5.10.4 In-car terrestrial service 36 5.11 Provincial cable operators 37 5.12 Players’ activities 39 5.12.1 Leading players 39 5.12.2 Other players 42 5.12.3 New entrants 44 5.12.4 Players exiting the sector 44 6.
    [Show full text]
  • Bab I Pendahuluan
    BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Semakin berkembangnya informasi yang diberikan media massa ke masyarakat dan semakin banyaknya permintaan masyarakat terhadap informasi yang mereka inginkan, berarti macam berita yang harus disajikan media massa juga akan bertambah. Kenyataanya, macam berita yang disajikan media massa sekarang ini sudah jauh lebih banyak dibanding media massa masa lampau. Seperti media audio visual televisi muncul karena perkembangan teknologi. Kehadirannya setelah beberapa penemuan seperti telepon, telegraf, fotografi serta rekaman suara. Media televisi ada setelah radio dan media cetak. Seiring bergantinya zaman, teknologi informasi semakin berkembang pesat. Untuk mendapatkan informasi manusia lebih memilih menggunakan media elektronik dibandingkan media cetak. Dengan media elektronik yang lebih mudah digunakan dimanapun dan kapanpun. Televisi sebagai salah satu media elektronik yang sering digunakan oleh manusia untuk mendapatkan sebuah informasi maupun hiburan. Televisi menciptakan suasana tertentu, yaitu penonton televisi dapat menikmati acara televisi sambil duduk santai menyaksikan berbagai informasi. Penyampaian informasi seolah-olah langsung antara komunikator dan komunikan. Informasi yang disampaikan oleh televisi, dengan mudah dimengerti karena jelas terdengar secara audio dan terlihat secara visual . pesan-pesan yang disampaikan langsung mempengaruhi otak , emosi, perasaan dan sikap pemirsa. Kehadiran teknologi televisi, mempengaruhi kehidupan manusia dalam bidang politik, ekonomi, sosial, budaya, bahkan
    [Show full text]
  • Daftar Pustaka
    DAFTAR PUSTAKA A.Referensi Buku Arifin, Anwar. Sistem Penyiaran Indonesia. Jakarta: Pustaka Indonesia untuk Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas Persada Indonesia Y.A.I, 2012. Armando, Ade.Televisi Jakarta Di Atas Indonesia. Yogyakarta: Bentang, 2011. Djamal, Hidajanto, dan Andi Fachrudin. Dasar-Dasar Penyiaran, Sejarah, Organisasi, Operasional dan Regulasi. Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2011. Judhariksawan. Hukum Penyiaran. Jakarta: Rajagrafindo Persada, 2010. M.A, Morissan. Manajemen Media Penyiaran. Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2008. Marzuki, Mahmud, Peter. Penelitian Hukum, Edisi Pertama, Cetakan ke-2. Jakarta: Kencana Prenada Media, 2006. Masduki. Regulasi Penyiaran Dari Otoriter ke Liberal. Yogyakarta: LKis, 2007. McQuail, Dennis. Teori Komunikasi Massa. Jakarta: Erlangga, 1987. Mufid, Muhammad. Komunikasi dan Regulasi Penyiaran. Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2005. Mulgan, Geoff. Politik dalam Sebuah Era Anti-Politik, Jakarta: Yayasan untuk Indonesia. 1993. Nugroho, Y., Siregar, MF., Laksimi, S. (2012). Memetakan Kebijakan Media di Indonesia (Edisi Bahasa Indonesia). Laporan. Bermedia, Memberdayakan Masyarakat: Memahami kebijakan dan tatakelola media di Indonesia melalui kacamata hak warga negara. Kerjasama riset antara Centre for Innovation Policy and Governance dan HIVOS Kantor Regional Asia Tenggara, didanai oleh Ford Fondation. Jakarta: CIPG dan HIVOS. Putra, Fadillah. Partai Politik dan Kebijakan Publik, Yogyakarta: Averroes Press- Pustaka Pelajar, 2003. Rachbini, J, Didik. Ekonomi Politik, Paradigma dan Teori Pilihan Publik, Jakarta: Ghalia Indonesia, 2002. Rianto, Puji dkk. Kepemilikan dan Intervensi Siaran. Yogyakarta: Pemantau Regulasi dan Regulator Media, 2014. 118 Rivers L. William. Media Massa dan Masyarakat Modern Jakarta: Prenada Media, 2004. Rodman, George. Mass Media In a Changing World. United States: The McGraw-Hill, 2006. Siregar, Effendi, Amir. Mengawal Demokratisasi Media: Menolak Konsentrasi, Membangun Keberagaman.
    [Show full text]
  • —Tvri, Sctv Dan Metrotv“
    Mhd. Surip Analisis Isi Berita di Stasiun ... ANALISIS ISI BERITA DI STASIUN TELEVISI —TVRI, SCTV DAN METROTV“ Mhd. Surip, S.Pd., M.Si. Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Medan ABSTRAK Stasiun televisi merupakan stasiun televisi yang dimiliki pemerintah dan s asta yang memuat berbagai kategori tayangan, diantaranya politik, ekonomi, kesehatan, kriminal, bencana dan kecelakaan, pendidikan, human interest, ceremonial, keagamaan dan sosial budaya. Tontonan tersebut akan mempengaruhi pola pikir masyarakat dalam mengembangkan kehidupannya. Kata Kunci : isi berita dan stasiun televisi PENGANTAR peristi a nyata. Dalam men%alankan fungsi informasi, televisi berupaya Se%ak pemerintah memberikan "kran mencari informasi, mengumpulkan terbuka" bagi penyelenggaraan penyiaran informasi, menyimpan informasi dan tahun 1990, televisi tumbuh seperti %amur kemudian menyebarkannya melalui di musim hu%an. Stasiun televisi s asta beragam program siaran. Salah satunya bermunculan. Dia ali oleh kehadiran adalah program siaran berita. stasiun RCTI, menyusul SCT,, Indosiar, Sebelum ada peraturan ANT, dan MNCT,. MetroT,, Trans penyelenggaraan televisi s asta, program T,, T, ON., Trans7, 0lobal T,, N.T televisi dimonopoli T,RI, termasuk T, yang hadir belakangan mulai tahun program siaran berita. Dunia Dalam 2011. Stasiun televisi tersebut Berita men%adi acara favorit dan program mena arkan berbagai program acara yang yang dinantikan pada aktu itu. Semen%ak dikemas dengan gaya dan format yang televisi s asta bermunculan, progam7 beraneka ragam sebagai bahan pilihan dan program siaran berita hadir suguhan terbaik bagi pemirsanya. menyemarakan pertelevisian kita. Sebagai media massa, televisi Berbagai bentuk, nama dan strategi %am memiliki tiga fungsi, yakini3 fungsi tayang men%adi pengemasan tersendiri informasi 4the information function5, bagi pengelola televisi s asta.
    [Show full text]
  • INDONESIA ENERGY SUBSIDY BRIEFING a Bi-Monthly Review of Developments in Indonesian Energy Subsidy Policy and Energy Markets
    INDONESIA ENERGY SUBSIDY BRIEFING A bi-monthly review of developments in Indonesian energy subsidy policy and energy markets As part of its work on energy policy and sustainable development in April 2016 Indonesia, the Global Subsidies Initiative (GSI) of the International Institute for Sustainable Development (IISD) publishes a regular briefing on issues related to energy subsidies. For more information, contact Lucky Lontoh at [email protected] and Lasse Toft at [email protected]. Highlights • On 30 March, the Indonesian government an- • The government is considering reforming nounced new prices of subsidized fuels to be diesel subsidies. A full removal of diesel subsi- applied from 1 April 2016. dies is anticipated to save IDR 16 trillion (USD 1.21 billion). • The price changes in April are the second round of price adjustments since the govern- • Coal companies are calling on the govern- ment announced in November 2015 that it ment to subsidize coal, but are being coun- would evaluate and adjust the price of subsi- tered by civil society organizations. dized fuel every three months. April Fuel Price Changes Table 1: Indonesian Subsidized Fuel Price Adjustments in April 2016 On 30 March, the Indonesian government announced Type of Subsi- Price January new prices of subsidized fuels to be applied from 1 Price April 2016 April 2016. This includes gasoline (RON 88) and auto- dized Fuel 2016 motive diesel (CN 48) which were both lowered by IDR Gasoline (RON 6,950 6,450 500 per litre (USD 0.04). The price of kerosene remains 88) – for regions (USD 0.52) (USD 0.49) the same at IDR 2500 per litre (USD 0.19) (Antara, 2016).
    [Show full text]
  • Laporan Akhir Analisis Dan Evaluasi Hukum Terkait Penyiaran
    LAPORAN AKHIR ANALISIS DAN EVALUASI HUKUM TERKAIT PENYIARAN BADAN PEMBINAAN HUKUM NASIONAL KEMENTERIAN HUKUM DAN HAM RI TAHUN 2020 Laporan Akhir Analisis dan Evaluasi Hukum Terkait Penyiaran Disusun oleh Pokja Analisis dan Evaluasi Hukum Terkait Penyiaran Penanggungjawab: Liestiarini Wulandari., S.H., M.H. di bawah pimpinan: Dr. Muhammad Riyanto, S.H., M.H. dengan anggota: Umri, S.Sos.,M.Si.; Drs. Jayanto Arus Adi,MM.; Apri Listiyanto, S.H.; Alice Angelica,S.H.,M.H.; Yuharningsih,S.H.; Iva Shofiya, S.H.,M.Si.; Dicky Mochammad Faisal, S.H.; Deasy Kamila,S.H.; Hendra Simak, S.H.; Jupiter Zalukhu,S.H. copyright© BADAN PEMBINAAN HUKUM NASIONAL KEMENTERIAN HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBLIK INDONESIA Jl. Mayjend Soetoyo Nomor 10 - Cililitan, Jakarta Timur Telp : 62-21 8091908 (hunting), Faks : 62-21 8011753 Website: www.bphn.go.id Cetakan Pertama - Oktober 2020 ISBN : 978-623-7918-15-8 Hak Cipta dilindungi oleh Undang-Undang. Dilarang mengutip atau memperbanyak sebagian atau seluruh isi buku ini tanpa izin tertulis dari Pemegang Hak Cipta. Dicetak oleh: Percetakan Pohon Cahaya KATA SAMBUTAN KEPALA BADAN PEMBINAAN HUKUM NASIONAL Segala puji dan syukur kami panjatkan kepada Allah SWT atas segala limpahan rahmat, hidayah, karunia-Nya serta pengetahuan yang telah diberikan, sehingga Kelompok Kerja (Pokja) Analisis dan Evaluasi Hukum dapat menyelesaikan tahapan kegiatan melalui rapat-rapat Pokja, focus group discussion dan rapat dengan narasumber/pakar hingga menghasilkan laporan analisis dan evaluasi hukum yang dapat diselesaikan oleh Tim Kelompok Kerja (Pokja) di masa pandemi Covid-19 ini. Pusat Analisis dan Evaluasi Hukum Nasional, Badan Pembinaan Hukum Nasional, Kementerian Hukum dan HAM berdasarkan Peraturan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Nomor 29 Tahun 2015 tentang Struktur Organisasi Tata Kerja Kementerian Hukum dan HAM, melaksanakan salah satu tugas dan fungsi yaitu melakukan Analisis dan Evaluasi Hukum Nasional.
    [Show full text]
  • ANALISIS PROGRAM TABIR SUNNAH DI TRANS 7 Oleh: Ais
    ANALISIS PROGRAM TABIR SUNNAH DI TRANS 7 Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Komunikasi Islam (S.Kom.I) Oleh: Ais Ramadhan Rasyid 107051002838 JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1432 H / 2011 M ANALISIS PROGRAM TABIR SUNNAH DI TRANS 7 Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Komunikasi Islam (S.Kom.I) Oleh: Ais Ramadhan Rasyid 107051002838 Pembimbing Dr. Fatmawati. MA NIP: 19760917 200112 2 002 JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1432 H / 2011 M LEMBAR PERNYATAAN Dengan ini saya menyatakan bahwa : 1. Skripsi ini merupakan karya asli saya yang diajukan untuk memenuhi salah satu persyaratan memperoleh gelar strata satu (S1) Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. 2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini, saya telah cantumkan sesuai dengan ketentuan yang berlaku di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. 3. Jika dikemudian hari terbukti bahwa karya ini merupakan hasil plagiat atau hasil jiplakan karya orang lain, maka saya bersedia menerima sanksi yang berlaku di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Jakarta, 6 Oktober 2011 Ais Ramadhan Rasyid i ABSTRAK AIS RAMADHAN RASYID Analisis Program Acara “Tabir Sunnah” di Trans 7 Televisi sebagai salah satu bentuk media massa elektronik yang keberadaannya sangat diperhitungkan dan mempunyai kedudukan yang sangat penting bagi kehidupan manusia sekarang ini karena bentuk audio ( suara ) dan visual ( gambar ) sekaligus, memiliki nilai lebih dibandingkan media massa lainnya. Sebagai media yang memiliki Fungsi sebagai pendidikan, televise dapat dijadikan sebagai sarana dakwah yakni dengan menampilkan sajian yang berisi ajakan berbuat kebaikan dan menjauhi kemungkaran.
    [Show full text]
  • Taking Stock of the COVID-19 Pandemic in Indonesia Deloitte Indonesia Business and Industry Updates
    Deloitte Indonesia Business and Industry Updates Taking stock of the COVID-19 pandemic in Indonesia Deloitte Indonesia Business and Industry Updates Taking stock of the COVID-19 pandemic in Indonesia More than nine months after the first Figure 1: Rolling 7-day average of daily confirmed COVID-19 cases in Indonesia confirmed COVID-19 case was reported in (March-December 2020) 1 Indonesia on 2 March 2020 , the world’s 7000 Indonesia fourth most populous country continues to grapple with the monumental task of 6000 controlling the outbreak, while keeping its 5000 economy running as smoothly and safely as 4000 possible. 3000 At this time of writing, Indonesia has 2000 experienced more than 840,000 confirmed COVID-19 cases and 24,500 deaths2, with 1000 a rolling 7-day average of about 7,000 daily 0 confirmed cases at the end of 2020 (see 2 Mar 2020 30 Apr 19 Jun 8 Aug 27 Sep 16 Nov 31 Dec 2020 Figure 1). Source: Our World in Data, 2020. This is an unprecedented time for the economy, and even as some level of optimism rebounds with the launch of Indonesia’s mass vaccination program on 13 January 20213, there remains a significant amount of uncertainty regarding the economy and its recovery prospects. Across the globe, the battle against COVID-19 continues. With the rollout of vaccination programs worldwide, it is perhaps timely to take stock of the pandemic’s impacts on several key industries in Indonesia’s economy, and the considerations that businesses will need to make as they look forward to a post- pandemic future.
    [Show full text]
  • Bab Ii Gambaran Umum Subjek Dan Objek
    BAB II GAMBARAN UMUM SUBJEK DAN OBJEK PENELITIAN A. Gambaran Umum Subjek Penelitian 1. Profil Komisi Penyiaran Indonesia (KPI) Komisi Penyiaran Indonesia (KPI) adalah sebuah lembaga independen di Indonesia yang kedudukannya setingkat dengan lembaga negara lainnya yang berfungsi sebagai regulator penyelenggaraan penyiaran di Indonesia. Komisi ini berdiri sejak tahun 2002 berdasarkan Undang-undang Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 2002 Tentang Penyiaran dengan tujuan mengatur segala hal mengenai penyiaran di Indonesia. KPI terdiri atas Lembaga Komisi Penyiaran Indonesia Pusat (KPI Pusat) dan Komisi Penyiaran Indonesia Daerah (KPID) yang bekerja di wilayah setingkat Provinsi.Wewenang dan lingkup tugas Komisi Penyiaran meliputi pengaturan penyiaran yang diselenggarakan oleh Lembaga Penyiaran Publik, Lembaga Penyiaran Swasta, dan Lembaga Penyiaran Komunitas. KPI dan KPID sebagai lembaga perwujudan dan partisipasi masyarakat dalam penyiaran adalah mewadahi aspirasi dan mewakili kepentingan masyarakat akan penyiaran di Indonesia. Adapun yang dimaksud dengan Lembaga Negara Independen adalah Lembaga Negara yang dalam menjalankan tugas beserta fungsinya bebas dari tekanan maupun intervensi dari pihak manapun baik 45 itu campur tangan pemerintah itu sendiri, parpol, maupun pihak-pihak lainnya. Meskipun anggaran KPI/KPID berasal dari APBN/APBD tidak akan mengurangi independensi. Karena APBN/APBD berasal dari rakyat, milik rakyat, dan untuk rakyat, yang dihimpun pemerintah melalui pembayaran pajak, dan hasil pengelolaan kekayaan negara lain yang ditangani
    [Show full text]
  • Indonesia's Effort to Enforce the Sovereign Right in the North Natuna Sea Amid the South China Sea Conflict
    International Journal of Arts and Social Science www.ijassjournal.com ISSN: 2581-7922, Volume 4 Issue 3, May-June 2021 Indonesia's Effort to Enforce the Sovereign Right in the North Natuna Sea amid the South China Sea Conflict Nour Zattullah1 1(Peace and Conflict Resolution Department, Indonesian Defense University, Indonesia) ABSTRACT: The conflict in the South China Sea is one of the conflicts in the ASEAN region. Indonesia's involvement in the South China Sea conflict began in 2012, when the People’s Republic of China (PRC) made absolute claims over the entire South China Sea territory. This absolute claim also includes the North Natuna Sea area which intersects with the PRC’s nine dash line claims. This paper attempts to elaborate on Indonesia's position in the conflict with the PRC in the North Natuna Sea using game theory and policies that have been and might be able to be implemented by Indonesia based on offense-defense theory and total defense doctrine. Indonesia is considered to have to avoid potential open conflicts that may occur with the PRC. Thus, it is considered that Indonesia should prioritize defensive action rather than offensive one. Policies in the form of increasing military presence and voicing rejection of the PRC's claims that have been applied so far are considered appropriate. However, alternative policies are needed to support the enforcement of Indonesia's sovereign rights in EEZ of the North Natuna Sea in the framework of total defense doctrine, among others, by increasing natural resource exploration in the North Natuna Sea and empowering fishermen there to maximize the presence of Indonesia in the area.
    [Show full text]
  • The Commodification of Virtual Community Content in Increasing Media Traffic
    Media and Communication (ISSN: 2183–2439) 2021, Volume 9, Issue 2, Pages 98–109 DOI: 10.17645/mac.v9i2.3737 Article The Commodification of Virtual Community Content in Increasing Media Traffic Tuti Widiastuti Communication Department, Bakrie University, 12920 Jakarta, Indonesia; E-Mail: [email protected] Submitted: 8 October 2020 | Accepted: 16 November 2020 | Published: 6 April 2021 Abstract Traffic is activity on a page of a site resulting from Internet visits and activity on that page. The more a site is visited, and the more activity Internet users engage in on the site’s pages, the higher its traffic. Traffic is like an audience on a televi- sion station, listener to the radio station, or circulation on print media. Traffic is the overall activity of readers on online media sites. Data collection from cnnindonesia.com is the commodification of content in an online forum, as in Kaskus and Kompasiana. The media are certainly competing to present exciting news content so that their readers remain loyal to their online. Exciting content on news portals and other efforts are employed solely to increase traffic. One such effort is the use of referral traffic, that is traffic which comes from other websites other than the major search engines, sources such as forums, blogs, and minor search engines are categorized as referral traffic. Visitors come to the online media portal through other websites and blog intermediaries. Although the contribution of made by referral traffic is not as great as the other sources, this practice considered quite useful as it does increase traffic in the media, traffic which is essential—and a measure of success.
    [Show full text]
  • Bab I Pendahuluan
    BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Di Indonesia, perkembangan program televisi juga menjadi hal yang menarik untuk dibahas. Di awal kemunculannya, televisi digunakan untuk menyiarkan acara penting, seperti Asian Games atau Upacara Kemerdekaan RI dan mengabarkan berita. Seiring dengan perubahan zaman, program televisi menjadi semakin bervariasi dengan adanya program televisi yang lebih bersifat menghibur ketimbang unsur pendidikan. Berikut adalah perkembangan program siaran pada televisi di Indonesia. Stasiun televisi pertama di Indonesia, TVRI memfokuskan diri untuk menyiarkan konten yang bersifat mendidik dan informatif. Pada saat itu, televisi menjadi alat pemerintah untuk membangun opini publik dengan menyiarkan kegiatan politik dan sosial pemerintah yang berkuasa pada saat itu. TVRI memilki program berita unggulan bernama „Dunia Dalam Berita‟ dan „Berita Nasional‟ yang ditayangkan pada jam prime time. Setelah itu, muncul TPI yang awalnya memiliki positioning sebagai televisi pendidikan yang mendukung siaran TVRI. TPI di tahun awalnya berbagi saluran dengan TVRI dan menayangkan beberapa program pendidikan. Setelah era orde baru berakhir, muncul beberapa televisi swasta yang memiliki fokus siaran di konten berita. Metro TV adalah TV berita pertama di Indonesia yang mulai siaran di akhir tahun 2000. Metro TV menyiarkan lebih banyak konten berita, talkshow politik dan acara televisi lainnya ketimbang program hiburan. Hingga kini, muncul stasiun televisi berita lain seperti TVOne, KompasTV, CNN Indonesia dan lainnya. Selain itu, stasiun TV lain juga memilki program berita yang cukup populer seperti Liputan 6 (SCTV), Seputar Indonesia (RCTI), Patroli (Indosiar), dan lainnya. Meski memiliki program berita yang mendidik, tidak dipungkiri pula bahwa beberapa stasiun TV saat ini juga 1 UPN "VETERAN" JAKARTA diboncengi niatan politik tertentu sehingga pemberitaan yang dikeluarkan kadang berat sebelah dan tidak adil.
    [Show full text]