SURVEI INDEKS KUALITAS PROGRAM DAN BERITA TVRI

TELEVISI REPUBLIK RINGKASAN EKSEKUTIF

Ringkasan hasil survei dan rekomendasi Total terdapat 1,170 orang yang menjadi responden dari survei ini  Mayoritas responden termasuk golongan usia dewasa awal sehingga persepsi dan sentimen mereka terhadap pertelevisian cukup mencerminkan tren terkini  Perlu dicatat bahwa survei ini dilakukan secara daring, sehingga sentimen responden lebih didominasi oleh mereka yang memiliki literasi digital  Kemudian dari segi tingkat penghasilan, mayoritas responden termasuk golongan menengah ke bawah

Mayoritas responden tidak menonton televisi lebih dari 4 jam setiap harinya  Konsekuensi langsung dari rendahnya waktu yang dihabiskan responden untuk RINGKASAN menonton TV adalah acara berita menjadi acara yang paling banyak ditonton  Untuk acara hiburan, program anak dan film layar lebar merupakan pilihan EKSEKUTIF utama bagi responden PROFIL MENONTON  Hal ini menggambarkan permasalahan acara hiburan di Indonesia, karena program anak dan film yang ditayangkan di TV umumnya bukan produksi lokal

Channel TV yang paling banyak ditonton dan disukai oleh responden adalah NET TV dan Trans 7  Hanya 46% responden yang menonton TVRI dalam sebulan terakhir, namun 60% dari mereka menjadikan TVRI sebagai channel TV favorit  Dengan kata lain, meskipun TVRI tidak populer secara keseluruhan, tingkat penerimaan TVRI termasuk tinggi dan hanya kalah dengan NET TV  Hal ini menunjukkan bahwa TVRI memiliki ceruk pasar khusus (niche) dalam pertelevisian Indonesia Sebanyak 68% responden masih menonton TVRI dalam sebulan terakhir (April-Mei 2018)  Persentase responden yang masih menonton TVRI juga tersebar merata di setiap golongan usia  Akan tetapi, responden umumnya tidak menonton TVRI lebih dari 2 jam setiap harinya  Berdasarkan acara yang ditonton oleh responden, terlihat bahwa TVRI memiliki niche di penggemar acara kebudayaan  Akan tetapi, nama acara TVRI yang paling banyak disebut oleh responden adalah RINGKASAN “,” menegaskan statusnya sebagai acara TVRI paling ikonik

EKSEKUTIF Kemudian dari 32% responden yang sudah tidak lagi menonton TVRI, PERSEPSI TVRI mayoritas menyebutkan konten/visual sebagai alasan utama  Bagi responden, konten TVRI yang tidak variatif dan kualitas gambarnya yang buruk menguatkan kesannya sebagai televisi jadul  Responden cenderung lebih terintimidasi oleh kesan jadul yang begitu melekat pada TVRI ketimbang mempersoalkan konten-konten acaranya  Hal ini mengindikasikan bahwa responden akan tertarik untuk menonton TVRI apabila TVRI mampu melepaskan diri dari asosiasi negatifnya tersebut  Sebagian responden bahkan menyarankan agar TVRI dapat meremajakan seluruh sumberdayanya atau melakukan rebranding apabila memungkinkan Seluruh informan di tiga kota sepakat bahwa kondisi pertelevisian Indonesia hari ini sangat mengkhawatirkan  Mereka mempersoalkan acara hiburan yang lebih mengedepankan eksploitasi seseorang ketimbang pendidikan  Mereka juga mengeluhkan banyaknya stasiun TV di Indonesia yang mempertontonkan bias politiknya secara vulgar  Kondisi ini akhirnya mendorong para informan untuk mencari alternatif hiburan, umumnya di media sosial dan layanan streaming  Akan tetapi, para informan juga merindukan masa dimana televisi dapat RINGKASAN menjadi sumber hiburan andalan

EKSEKUTIF Temuan paling utama dari FGD adalah bahwa TVRI memiliki potensi untuk TEMUAN FGD menjadi penyelamat pertelevisian Indonesia  Para informan meyakini bahwa konten TVRI sesungguhnya lebih baik dibandingkan TV swasta pada umumnya dan bahkan menginspirasi NET TV  Mereka meyakini bahwa masyarakat Indonesia terlalu cepat ‘menilai dari sampulnya’ ketika memandang TVRI  Apabila masyarakat dapat mengesampingkan sampul TVRI yang tua dan kumal, mereka akan mendapati sebuah oase di tengah gerahnya pertelevisian Indonesia  Oleh karenanya, para informan meyakini bahwa kunci keberhasilan TVRI adalah memperbaiki atau merubah sampulnya yang sudah kusam tersebut Survei ini kiranya memberikan gambaran yang cukup baik mengenai lanskap hiburan kontemporer  Kemunculan internet dan layanan streaming telah meningkatkan permintaan terhadap hiburan on-demand yang tidak dapat disediakan oleh televisi konvensional  TVRI sebetulnya sudah memiliki layanan streaming digital yang dapat diunduh sebagai aplikasi android dan dapat digunakan sebagai hiburan on-demand  Akan tetapi, responden umumnya belum memiliki alasan untuk menonton TVRI meskipun mereka dapat mengakses TVRI dengan mudah di gadget mereka  TVRI belum memiliki flagship show yang dapat dipromosikan secara besar-besaran RINGKASAN dan mengundang masyarakat untuk menonton bagaimanapun caranya Dalam membuat Flagship Show, TVRI perlu menciptakan sesuatu yang tidak EKSEKUTIF dapat ditawarkan oleh stasiun TV swasta pada umumnya KESIMPULAN  Sebagai LPP yang tidak perlu bergantung pada rating, TVRI dapat mengabaikan tren yang ada untuk lebih eksperimentatif dalam menghasilkan konten  Sebagai contoh, TVRI dapat menayangkan program anak yang berkualitas di siang hari ketika stasiun TV lainnya menayangkan acara gosip dan berita kriminal  Tayangan semacam ini akan menarik perhatian ibu rumah tangga yang biasa menonton TV selagi bekerja di rumah atau anak-anak yang baru pulang sekolah  Secara keseluruhan, kekuatan utama TVRI adalah kemampuannya dalam memadukan aspek informasi dan hiburan di dalam kontennya  Konten-konten semacam inilah yang jarang ditemukan dalam pertelevisian Indonesia hari ini. PROFIL RESPONDEN

Demografis dan rincian lainnya mengenai responden survei Mayoritas responden (79%) berada pada kelompok usia dewasa awal (19-35 tahun).  Sementara dari segi jenis kelamin, mayoritas responden (65%) adalah Perempuan

Distribusi Usia (n: 1,170) PROFIL 31% RESPONDEN 24% USIA DAN JENIS KELAMIN 21% Laki-Laki 35% Jenis Kelamin 13% (n: 4,871)

Perempuan 7% 65% 3%

< 20 20-25 26-30 31-35 36-40 41-45 tahun tahun tahun tahun tahun tahun Mayoritas responden (91%) dalam survei ini termasuk golongan berpendidikan tinggi yang telah lulus SMA dan D4/S1  Sementara itu, responden dalam penelitian ini umumnya merupakan Ibu rumah tangga (30%) dan pegawai swasta (27%)

Pendidikan Terakhir Jenis Pekerjaan PROFIL (n: 1,170) (n: 1,170) 45% 46% Ibu rumah tangga 30%

RESPONDEN Pegawai swasta 27% TINGKAT PENDIDIKAN DAN PEKERJAAN Wiraswasta 18%

Freelancer 9%

Pelajar 8%

6% Pegawai negeri 3% 4%

Lainnya 1% SD/SMP SMA Diploma/S1 S2/S3 Tidak Bekerja 4% Dilihat dari tingkat penghasilannya, kebanyakan responden merupakan orang yang baru pertama kali bekerja atau tidak bekerja sama sekali  Tingginya prevalensi ibu rumah tangga kemungkinan berkontribusi terhadap angka ini  Hal ini juga tercerminkan dalam status pernikahan dimana 61% responden mengaku sudah menikah

PROFIL Penghasilan Per Bulan (n: 1,170) Janda/Duda RESPONDEN 1% PENGHASILAN DAN 42% STATUS PERNIKAHAN

Lajang 27% 38% Status 18% Pernikahan (n: 1,170) Menikah 8% 61% 3% 2%

0 1-2jt 2-7jt 7-13jt 13-20jt > 20jt Mayoritas responden tersebar di pulau Jawa, dimana Jawa Barat (26%), DKI (17%) dan Jawa Tengah (14%) merupakan tiga populasi terbesar  Sayangnya, tidak cukup banyak responden yang berasal dari tiga daerah target TVRI (Riau, Sulawesi Utara, Sulawesi Selatan)  Data mengenai ketiga daerah tersebut akan diperkaya melalui temuan dari diskusi terfokus (FGD) Tempat Tinggal (n: 1,170)

PROFIL Jawa Barat 26% DKI Jakarta 17% RESPONDEN Jawa Tengah 14% Jawa Timur 12% TEMPAT TINGGAL Banten 8% Sumatera Utara 4% DI Yogyakarta 3% Riau 2% Sulawesi Selatan 2% Lampung 2% Sumatera Selatan 2% Kalimantan Barat 1% Aceh 1% Kalimantan Timur 1% Sulawesi Utara 1% Lainnya 5% PROFIL MENONTON TV

Kebiasaan responden dalam menonton TV beserta informasi lainnya yang terkait Pesawat TV masih menjadi perangkat utama yang dipilih responden untuk menonton acara TV  Hal ini mengindikasikan bahwa kebanyakan responden tidak begitu tertarik untuk menonton acara TV ketika menggunakan perangkat alternatif  Sementara itu, Youtube merupakan preferensi utama bagi kebanyakan responden untuk mendapatkan tontonan alternatif, diikuti oleh TV kabel  Kedua poin di atas menunjukkan bahwa TVRI masih memerlukan upaya lebih untuk mempromosikan tayangan digitalnya agar ditonton masyarakat

PROFIL Perangkat untuk Preferensi MENONTON TV Menonton Acara TV TV Alternatif 96% (n: 1,170) 59% (n: 1,170) PERANGKAT MENONTON DAN TV ALTERNATIF 49%

26%

21% 12%

Pesawat TV Gadget Komputer Youtube TV Kabel Streaming Service Secara umum, responden dalam survei ini tidak menonton TV lebih dari 4 jam setiap harinya  Terdapat peningkatan jumlah responden yang menonton lebih dari 5 jam di akhir pekan, namun tidak begitu signifikan  Grafik ini sesungguhnya mencerminkan lanskap hiburan kontemporer dimana televisi tidak lagi menjadi pilihan utama untuk menghabiskan waktu luang

Frekuensi Menonton TV Berdasarkan Hari PROFIL (n: 1,170) MENONTON TV Senin 8% 43% 33% 8% 4% 4% Selasa 8% 41% 34% 9% 4% 4% FREKUENSI MENONTON Rabu 7% 41% 34% 10% 4% 3%

Kamis 8% 40% 35% 10% 4% 3%

Jumat 7% 39% 34% 11% 5% 4%

Sabtu 5% 28% 36% 16% 8% 6%

Minggu 6% 26% 33% 19% 8% 8%

0 jam 1-2 jam 3-4 jam 5-6 jam 7-8 jam > 8 jam Acara berita merupakan yang paling banyak ditonton oleh responden dalam sebulan terakhir (April-Mei 2018), jauh di atas jenis acara lainnya  Hal ini dapat dijelaskan, mengingat mayoritas responden tidak begitu banyak menghabiskan waktu untuk menonton TV setiap harinya  Acara berita yang dapat ditonton sekilas tanpa perlu memberikan komitmen menjadikannya pilihan yang tepat bagi setiap golongan, termasuk orang-orang yang bekerja 9 to 5

Jenis acara TV yang Ditonton Sebulan Terakhir PROFIL (n: 1,170) 65% MENONTON TV JENIS ACARA POPULER

38% 37.3% 37% 35% 34% 34% 34% 34% 28% 24% 23% 19% 19%

Berita Talk- Program Kuis Info- Sinetron Film Reality Musik Olahraga Agama Variety Sitkom Doku- show Anak tainment Show Show menter Program anak merupakan jenis acara yang paling banyak ditonton oleh responden yang tidak bekerja, diikuti oleh sinetron dan infotainment  Temuan ini tidak begitu mengherankan mengingat ketiga acara tersebut banyak yang diputar di jam kerja  Sementara itu, tayangan yang banyak ditonton oleh responden yang bekerja adalah olahraga, dokumenter dan film yang umumnya diputar di malam hari

Jenis Acara yang Ditonton dan Jenis Pekerjaan PROFIL (n: 1,170)

MENONTON TV 21% 23% 27% 25% 28% 31% 29% 30% 33% 32% 31% 37% 34% 36% JENIS ACARA POPULER 23% DAN PEKERJAAN 29% 28% 30% 36% 36% 36% 35% 36% 41% 39% 37% 44% 45% 55% 48% 45% 40% 39% 34% 34% 32% 31% 31% 30% 26% 23% 19%

Program Sinetron Info- Agama Reality Variety Kuis Berita Musik Sitkom Talk Film Doku- Olahraga Anak (n:404) tainment (n:277) Show Show (n:433) (n:757) (n:392) (n:225) show (n:402) menter (n:326) (n:436) (n:412) (n:394) (n:269) (n:448) (n:217) Tidak bekerja Kerja fleksibel Kerja berjadwal Menariknya, acara berita kembali menjadi jenis acara favorit, disusul jauh di belakangnya oleh program anak dan film layar lebar  Hal ini kemungkinan disebabkan karena Indonesia sedang menghadapi tahun politik, sehingga permintaan untuk konten berita menjadi tinggi  Akan tetapi, temuan ini juga dapat menjadi lampu kuning bagi pertelevisian Indonesia karena konten hiburan yang diproduksi tidak bisa lebih populer dari konten informasional  Program anak dan film merupakan dua konten hiburan yang paling populer, namun acara-acara semacam ini yang diputar di TV nasional umumnya bukanlah produksi dalam negeri

PROFIL Jenis acara TV Favorit (n: 1,170) MENONTON TV 50% PREFERENSI JENIS ACARA

28% 27% 22% 22% 22% 21% 20% 19% 17% 12% 11% 10% 10%

Berita Program Film Musik Sinetron Talk- Kuis Info- Olahraga Reality Variety Sitkom Doku- Agama Anak show tainment Show Show menter Acara yang paling digemari oleh responden muda adalah acara olahraga dan musik serta talkshow  Acara olahraga dan musik merupakan acara yang sangat menonjolkan aspek kepemudaan sehingga temuan ini tidak terlalu mengherankan  Yang menarik adalah program anak cenderung digemari oleh responden yang lebih tua  Hal ini kemungkinan karena responden terbiasa menonton program anak bersama anak atau adiknya atau karena mereka tumbuh besar di era dimana tayangan kartun cukup mendominasi pertelevisian Indonesia

PROFIL Jenis Acara Favorit dan Usia

18% 17% 14% MENONTON TV 23% 20% 21% 21% 22% 24% 20% 24% 23% 24% 26% PREFERENSI JENIS ACARA 26% 27% 31% DAN USIA 25% 31% 31% 31% 32% 30% 36% 32% 34% 36% 40% 21% 18% 19% 14% 16% 35% 23% 20% 26% 14% 16% 16% 20% 16% 35% 38% 35% 26% 28% 33% 31% 30% 28% 27% 17% 21% 20% 17%

Olahraga Musik Talk Doku- Berita Film Agama Sitkom Sinetron Kuis Variety Reality Info- Program (n:226) (n:256) show menter (n:588) (n:312) (n:121) (n:130) (n:254) (n:240) Show Show tainment Anak (n:254) (n:121) (n:144) (n:198) (n:229) (n:329) <25 26-30 tahun 31-35 tahun >36 Ketika dibandingkan dengan data jenis kelamin, terlihat bahwa acara TV di Indonesia telah mengalami ‘genderisasi’  Acara yang paling digemari oleh responden perempuan adalah infotainment, program anak dan sinetron  Data mengenai pekerjaan juga menunjukkan bahwa ketiga acara ini banyak ditonton oleh responden yang tidak bekerja, sehingga dapat diasumsikan bahwa ketiga tayangan ini paling digemari oleh golongan ibu rumah tangga  Sementara acara yang paling digemari oleh responden laki-laki adalah olahraga dan dokumenter

PROFIL Jenis Acara Favorit dan Jenis Kelamin

10% 10% MENONTON TV 17% 23% 30% 34% 35% 36% PREFERENSI JENIS ACARA 39% 41% 44% 46% 56% DAN JENIS KELAMIN 83% 90% 90% 83% 77% 70% 66% 65% 64% 61% 59% 56% 54% 44% 17%

Info- Program Sinetron Reality Kuis Variety Agama Sitkom Berita Musik Film Talk Doku- Olahraga tainment Anak (n:254) Show (n:240) Show (n:121) (n:130) (n:588) (n:256) (n:312) show menter (n:226) (n:229) (n:329) (n:198) (n:144) (n:254) (n:121) Perempuan Laki-Laki Selain menjadi yang paling banyak ditonton, berita, program anak dan film merupakan tiga jenis acara dengan tingkat penerimaan paling tinggi  Sementara itu, jenis acara dengan tingkat penerimaan paling rendah adalah reality show  Hal ini kemungkinan disebabkan oleh banyaknya skandal mengenai acara reality show yang sebetulnya tidak ‘real’

PROFIL Tingkat Penerimaan Acara TV

69% MENONTON TV 66% PENERIMAAN 60% 59% 58% JENIS ACARA 46% 45% 45% 44% 43% 41% 40% 34%

10%

Berita Program Film Olahraga Sinetron Musik Talk Kuis Variety Info- Doku- Sitkom Agama Reality (n: 757) Anak (n: 402) (n: 326) (n: 402) n: 392 show (n: 433) Show tainment menter (n: 225) (n: 277) Show (n: 436) (n: 448) (n: 268) (n: 410) (n: 217) (n: 394) NET TV merupakan channel TV yang paling banyak ditonton oleh responden dalam sebulan terakhir (April-Mei 2018)  Trans 7 berada tepat di belakang NET TV sebagai channel yang paling banyak ditonton. Kedua channel ini terlihat paling menonjol dalam survei ini  Menariknya, TVRI lebih banyak ditonton ketimbang Metro TV, TV One dan Kompas TV, sebagai sesama channel yang terasosiasi dengan acara berita

Channel TV yang Ditonton Sebulan Terakhir (n: 1,170) PROFIL 65% 60% MENONTON TV 57% 56% CHANNEL TV POPULER 50% 49% 46% 46% 46% 42% 36% 36% 29%

NET TV Trans 7 RCTI Trans TV SCTV GTV MNC TV TVRI Metro TV TV One Kompas MNC TV merupakan channel yang paling banyak ditonton oleh responden yang tidak bekerja, disusul oleh Indosiar, ANTV, SCTV dan GTV  Dalam hal ini, MNC dan Indosiar memiliki tayangan yang populer di antara ibu rumah tangga, seperti “Mama Amy” dan “Mamah & AA”  Sementara itu, responden yang bekerja cenderung menonton Kompas TV, Metro TV dan NET TV yang terkenal dengan acara malamnya

Channel TV Yang Ditonton dan Jenis Pekerjaan PROFIL (n: 1,170)

MENONTON TV 25% 26% 26% 27% 28% 28% 29% 31% 31% 31% 33% 35% 32% CHANNEL TV POPULER DAN PEKERJAAN 28% 33% 33% 32% 34% 35% 34% 33% 35% 38% 37% 38% 41%

46% 41% 41% 40% 39% 37% 37% 36% 35% 31% 30% 27% 27%

MNC TV Indosiar ANTV SCTV GTV TVRI RCTI Trans TV Trans 7 TV One NET TV Metro TV Kompas (n:538) (n:578) (n:493) (n:582) (n:543) (n:537) (n:672) (n:658) (n:704) (n:417) (n:766) (n:425) (n:334)TV Tidak bekerja Kerja fleksibel Kerja berjadwal NET TV kembali menjadi yang nomor satu dari segi channel favorit, diikuti oleh Trans 7  Kedua channel ini memang sedang naik daun belakangan ini dan juga banyak disebut oleh peserta diskusi terfokus di tiga kota  Sementara itu, TVRI melonjak ke posisi keempat sebagai channel favorit, mengindikasikan bahwa TVRI masih memiliki banyak penggemar yang menganggapnya tidak kalah dibandingkan TV swasta lainnya

Channel TV Favorit PROFIL (n: 1,170) MENONTON TV 49% PREFERENSI CHANNEL TV 35% 29.5% 29.3% 27%

19% 19% 16% 15% 15% 14% 13% 12%

NET TV Trans 7 Trans TV TVRI RCTI SCTV Indosiar Metro TV MNC TV ANTV GTV Kompas TV One GTV, SCTV, NET TV dan Trans 7 merupakan channel yang paling disukai oleh responden muda  Meskipun GTV telah menggeser segmentasinya dengan slogan “Pilihan terbaik keluarga Indonesia,” data ini menunjukkan mereka belum mampu melepas asosiasinya sebagai TV remaja yang melekat pada Global TV  Sementara itu, SCTV, NET TV dan Trans 7 memang konsisten menarget penonton muda  Kemudian bagi penonton yang lebih tua, Metro TV dan TV One tampak menjadi preferensi utama Channel TV Favorit dan Usia PROFIL (n: 1,170)

14% 15% 16% 16% 16% 17% 16% MENONTON TV 19% 23% 25% 29% 32% 36% PREFERENSI CHANNEL TV 20% 19% 18% 20% 20% 21% 20% 19% 31% 34% DAN USIA 19% 23% 21% 31% 32% 33% 32% 35% 36% 32% 30% 29% 31% 33% 22% 21%

36% 34% 32% 33% 28% 25% 25% 23% 23% 21% 16% 23% 23%

GTV SCTV NET TV Trans 7 TVRI Indosiar RCTI Trans TV Kompas ANTV MNC TV TV One Metro TV (n:167) (n:226) (n:579) (n:406) (n:343) (n:222) (n:316) (n:345) (n:150)TV (n:172) (n:176) (n:140) (n:193) <25 26-30 tahun 31-35 tahun >36 Sama halnya seperti acara TV, terdapat indikasi bahwa channel TV di Indonesia telah mengalami ‘genderisasi’  Channel yang paling digemari oleh responden perempuan adalah MNC TV, ANTV dan SCTV  Sementara itu, channel yang paling digemari oleh responden laki-laki adalah Kompas TV, Metro TV dan TV One

Channel TV Favorit dan Jenis Kelamin (n: 1,170)

PROFIL 12% 15% 26% 29% 30% 32% 34% 36% 39% 43% 49% MENONTON TV 53% 57% PREFERENSI CHANNEL TV DAN JENIS KELAMIN 88% 85% 74% 71% 70% 68% 66% 64% 61% 57% 51% 47% 43%

MNC TV ANTV SCTV Trans TV Indosiar RCTI GTV TVRI Trans 7 NET TV TV One Metro TV Kompas (n:343) (n:172) (n:226) (n:345) (n:222) (n:316) (n:167) (n:343) (n:406) (n:579) (n:140) (n:193) (n:150)TV Perempuan Laki-Laki Meskipun tidak banyak ditonton, tingkat penerimaan TVRI termasuk sangat tinggi dan hanya kalah dari NET TV  Hal ini berarti mayoritas orang yang masih menonton TVRI sangat menyukai acara yang mereka tonton  Sementara itu, NET TV kembali menjadi yang nomor satu, baik dari segi popularitas maupun penerimaan

PROFIL Tingkat Penerimaan Channel TV MENONTON TV 69% 60% PENERIMAAN CHANNEL TV 46% 42% 40% 36% 35% 34% 32% 32% 28% 28% 27%

NET TV TVRI Trans 7 Trans TV RCTI Indosiar Metro TV SCTV Kompas ANTV MNC TV TV One GTV (n:766) (n:537) (n:704) (n:658) (n:672) (n:578) (n:425) (n:582) (n:334)TV (n:493) (n:538) (n:417) (n:543) PERSEPSI TVRI

Persepsi dan masukan dari responden terhadap TVRI Sebanyak 68% responden masih menonton TVRI dalam sebulan terakhir (April-Mei 2018)  Melihat percakapan Twitter TVRI di bulan April-Mei 2018, data ini kemungkinan dipengaruhi oleh tayangan Thomas & Uber Cup 2018 yang sangat populer

PERSEPSI Sama sekali tidak pernah Topik Percakapan Twitter TVRI TVRI 3% (April-Mei 2018) PENGALAMAN MENONTON TVRI Sudah Hari ini lama tidak 31% 29% Kapan terakhir menonton TVRI? (n: 1,170)

Bulan lalu 6% Minggu Kemarin lalu 18% 13% Responden yang masih menonton TVRI terdistribusi secara merata di tiap golongan usia  Ketika ditanya apa yang membuat mereka suka pada TVRI, mayoritas menyatakan karena TVRI membuat mereka kenal pada budaya lokal  Dalam hal ini, acara budaya lokal memang telah menjadi keunikan TVRI yang tidak banyak ditemukan di channel lain

Pengalaman Menonton Alasan PERSEPSI TVRI dan Usia menyukai TVRI (n: 796) (n: 796)

TVRI Bisa mengenal budaya 82% PENGALAMAN 18% 24% Indonesia MENONTON TVRI 21% 21% Acaranya lebih mendidik 46%

33% 29% Berita internasional 31%

28% 27% Sedikit iklan 30%

Masih menonton Tidak menonton Sudah menjadi kebiasaan 21% (n:796) (n:374) <25 26-30 31-35 >36 Objektif/Imparsial 2% Sayangnya, mayoritas responden tidak menonton TVRI lebih dari 2 jam  Hal ini berarti kebanyakan responden hanya memutar TVRI untuk menonton satu acara spesifik  Kemudian tingginya prevalensi responden yang menonton TVRI sebanyak 0 jam mengindikasikan bahwa mereka tidak menonton TVRI secara rutin

Frekuensi Menonton TVRI Berdasarkan Hari PERSEPSI (n: 796) TVRI Senin 22% 64% 10% 4% FREKUENSI Selasa 25% 58% 12% 5% MENONTON TVRI Rabu 24% 58% 12% 5%

Kamis 23% 58% 13% 6%

Jumat 23% 57% 14% 5%

Sabtu 16% 55% 21% 8%

Minggu 15% 53% 21% 10%

0 jam 1-2 jam 3-4 jam >5 jam Acara kebudayaan merupakan yang paling sering ditonton, namun nama acara yang paling banyak disebut adalah “Dunia Dalam Berita”  Hal ini mengindikasikan bahwa responden memang suka menonton acara kebudayaan, namun tidak memperhatikan aspek lain selain kontennya  Sementara itu, “Dunia Dalam Berita” di nomor satu menegaskan posisinya sebagai acara TVRI yang paling ikonik  Selain itu, acara berita lainnya seperti “Indonesia Pagi” dan”Indonesia Malam” juga banyak disebut, menegaskan asosiasi TVRI sebagai TV berita

Jenis Acara yang Biasa Acara Favorit di TVRI PERSEPSI Ditonton di TVRI (n: 796) (n: 796)

TVRI Kebudayaan 72% Dunia Dalam Berita 15% PREFERENSI ACARA TVRI Indonesia pagi Berita nasional 67% 7% Indonesia malam Berita lokal 48% 3% Serambi Islami Berita internasional 35% 3% Semangat pagi Indonesia 2% Acara musik 28% Ria Jenaka 2% Olahraga 24% Indonesia Hari Ini 2% Talkshow 22% Memori Melodi 2% 21% Gita Remaja 2% Serial/sinetron 5% Buah Hatiku Sayang 2% Bagi kebanyakan responden yang tidak lagi menonton TVRI, konten/visual tampaknya menjadi persoalan utama  Responden mempersoalkan konten TVRI yang kurang kekinian dan tidak variatif. Mereka juga mempermasalahkan kualitas gambar yang buruk  Mereka menyatakan baru akan menonton TVRI apabila sudah seperti BBC yang kontennya lebih variatif dan kualitas gambarnya sudah HD  Hal ini mengindikasikan bahwa citra TVRI sebagai TV jadul masih melekat di benak responden yang tidak lagi menonton TVRI

PERSEPSI Alasan Tidak Faktor Pendorong untuk Menonton TVRI Berubah Pikiran TVRI (n: 374) (n: 374) Kontennya tidak RESPONDEN YANG TIDAK TVRI meniru menarik/kurang kekinian 53% 53% MENONTON TVRI BBC Inggris Gambar TVRI Kontennya tidak variatif 47% 45% sudah HD

Kualitas gambarnya Serial/sinetron/ 37% 28% buruk filem eksklusif

Penyiar/host acaranya Lebih banyak 25% 7% membosankan iklan komersil

Tidak dapat mengakses Acara yang 24% 2% TVRI menarik/kekinian TVRI cenderung membangkitkan imaji nasionalisme di benak responden  Secara keseluruhan, sentimen yang disampaikan responden cukup netral  Sentimen positif yang paling banyak terasosiasikan dengan TVRI adalah mendidik, mengangkat kebudayaan, dan terpercaya  Sentimen negatif yang paling banyak terasosiasikan dengan TVRI adalah jadul, kuno dan monoton

Top Words Top Topics PERSEPSI Televisi nasional 23.7%

TVRI Televisi berita 18.2%

ASOSIASI TVRI Televisi yang mendidik 15.0%

Jadul dan kuno 7.5%

Top Phrases Televisi pertama Indonesia 6.7%

Acara budaya 6.7%

Aktual dan Terpercaya 5.5%

Acaranya kurang menarik 2.7%

Acaranya Monoton 2.3% (n: 1,170) Rekomendasi yang disampaikan oleh responden umumnya adalah meminta TVRI beradaptasi dengan perkembangan zaman  Secara khusus, responden ingin TVRI membuat acara yang menarik bagi anak muda sekaligus meningkatkan kualitas gambarnya  Selain itu, beberapa responden juga meminta TVRI meremajakan sumber dayanya, bahkan melakukan rebranding apabila memungkinkan  Sisa rekomendasi adalah usulan acara, seperti memperbanyak acara kebudayaan dan menyiarkan pertandingan sepakbola nasional PERSEPSI Top Words Top Topics TVRI Buat acara dengan segmentasi anak muda 18.0% REKOMENDASI Perbaiki kualitas gambarnya 17.9%

UNTUK TVRI Kontennya harus lebih variatif 6.7%

Harus berkompetisi dengan TV swasta 5.2% Top Phrases Perbanyak eksplorasi budaya Indonesia 5.1%

Peremajaan sumber daya (alat + penyiar) 2.9%

Rebranding dan restrukturisasi 1.5%

Siarkan pertandingan sepakbola nasional 1.0% (n: 1,170) ACARA UNGGULAN

Persepsi responden terhadap acara-acara unggulan TVRI Pusat, Riau, Sulut dan Sulsel Secara umum, responden asal Sulawesi Utara cukup mengenal acara-acara unggulan dari TVRI Sulawesi Utara  “Hits Kawanua Plus” dan “Wanuata” adalah acara yang relatif kurang dikenal, namun perbedaannya tidak begitu signifikan

Awareness terhadap Acara Unggulan TVRI Sulut (n: 14)

29% 29% 29% ACARA 36% 36% UNGGULAN TVRI SULAWESI UTARA

71% 71% 71% 64% 64%

Torang Pe Budaya Forum Publik Simfoni Kenangan Wanuata Hits Kawanua Plus Tahu Tidak tahu “Warta Sulsel” merupakan acara yang diketahui oleh seluruh responden asal Sulawesi Selatan  Sementara itu, “Deng Mampo” adalah acara yang paling kurang dikenal oleh responden

Awareness terhadap Acara Unggulan TVRI Sulsel (n: 26)

15% 19% ACARA 23% 27% UNGGULAN TVRI SULAWESI SELATAN 100% 85% 81% 77% 73%

Warta Sulsel Paraikatte Apresiasi Seni Ma'Bicara Deng Mampo Tahu Tidak Tahu “Rona Melayu” merupakan acara yang paling banyak dikenal oleh responden asal Riau  Sementara itu, “Calon Bintang Dangdut” merupakan acara yang paling kurang dikenal oleh responden

Awareness terhadap Acara Unggulan TVRI Riau (n: 27)

15% ACARA 19% 22% 33% UNGGULAN 41% TVRI RIAU

85% 81% 78% 67% 59%

Rona Melayu Akademi Dai Cilik Hanya di Riau Lentera Hati Calon Bintang Dangdut Tahu Tidak tahu Secara umum, mayoritas responden sudah mengenal acara-acara unggulan TVRI Pusat  “Memori Melodi” merupakan acara yang paling dikenal oleh responden  Sementara itu, acara yang paling kurang dikenal adalah “Satukan Shaf Indonesia”

Awareness terhadap Acara Unggulan TVRI Pusat ACARA (n: 1,170) 10% 14% UNGGULAN 16% 21% 22% TVRI PUSAT

90% 86% 84% 79% 78%

Memori Melodi Serambi Islami Ria Jenaka Milennial Taman Buaya Music Satukan Shaf Club Indonesia Tahu Tidak tahu Acara-acara berita di TVRI pusat juga cukup populer di antara responden, bahkan sedikit lebih populer dibandingkan acara unggulan non-berita  Secara keseluruhan, kelima acara di bawah memiliki tingkat popularitas yang sama

Awareness terhadap Acara Berita TVRI Pusat (n: 1,170)

10% 10% ACARA 10% 12% 13% UNGGULAN TVRI PUSAT

90% 90% 90% 88% 87%

Indonesia Malam Indonesia Siang Indonesia Hari Ini Laporan Internasional Dari Desa untuk Indonesia Tahu Tidak tahu TEMUAN DISKUSI TERFOKUS

Poin-poin penting yang diperoleh dari diskusi terfokus di Manado, Makassar dan Pekanbaru Hampir seluruh informan di tiga kota mengaku sudah jarang menonton TV  Secara umum, mereka hanya akan menonton TV ketika sudah kehabisan alternatif hiburan atau karena kebetulan ada TV yang menyala di rumah  Perilaku mengecek jadwal acara TV dan menunggu di depan TV sampai acara tersebut ditayangkan sudah sangat jarang ditemukan  Bahkan, banyak di antara informan yang menjadikan TV sebatas white noise untuk membantu tidur  Acara yang paling banyak mereka tonton dalam sebulan terakhir adalah berita, karena acara ini yang biasa tayang di pagi hari ketika TV dinyalakan di ruang TEMUAN FGD keluarga KEBIASAAN MENONTON TV “Sudah jarang (nonton TV). TV biasanya cuma dinyalain buat jadi white noise bantu tidur. Gua jarang nonton TV soalnya udah punya preferensi acara dan di TV ngga ada yang nayangin.” –Bunga, Manado

Sudah jarang (nonton TV), paling nonton ketika bangun tidur atau sebelum tidur. Biasanya saya nonton acara berita di TV One, Metro TV dan CNN. –Rama, Pekanbaru

Para informan umumnya lebih menyukai hiburan on-demand untuk menghabiskan waktu luang mereka  Bagi para informan, permasalahan utama dari menonton TV adalah tidak dapat menonton acara yang mereka inginkan ketika mereka memiliki waktu luang  Media sosial dan layanan streaming (legal maupun non-legal) merupakan pilihan utama mereka untuk mendapatkan hiburan  Beberapa responden juga mengaku sering menonton cuplikan acara TV konvensional yang diunggah ke media sosial seperti Facebook dan Youtube  Terkait hal ini, NET TV cukup diacungi jempol oleh salah seorang informan karena TEMUAN FGD mengunggah seluruh tayangannya ke Youtube ALTERNATIF MENONTON TV “Lebih sering nonton filem-filem di internet, biasanya di situs-situs streaming (non-legal). Kadang juga nonton Youtube kalau lagi pengen, biasanya yang ditonton review game dan kajian agama. ” –Ilham, Manado

“Kalau hiburan sih tiap malam habis nonton berita saya biasanya buka Youtube buat dengerin musik. Biasanya sih saya nyari cuplikan . Youtube kelebihannya buat saya tidak perlu nunggu lama untuk nonton acara yang kita mau.” –Bayu, Makassar

Seluruh informan di tiga kota sepakat bahwa kondisi pertelevisian Indonesia hari ini sangat mengkhawatirkan  Umumnya mereka mengeluhkan acara sinetron, infotainment, variety show dan reality show yang lebih mengutamakan eksploitasi seseorang sebagai hiburan  Bagi mereka, tayangan-tayangan tersebut bukan saja tidak mendidik namun berpotensi membahayakan mental masyarakat Indonesia  Dalam hal ini, sinetron dianggap mendorong konsumerisme sementara acara- acara variety show dapat mendorong perilaku bullying  Mereka merasa bahwa stasiun TV di Indonesia tidak memiliki kreatifitas karena TEMUAN FGD lebih mengejar rating tinggi ketimbang memproduksi konten berkualitas KONDISI BURUK PERTELEVISIAN INDONESIA “Bagi saya TV sekarang menjengkelkan karena acaranya tidak mendidik, khususnya sinetron dan infotainment. Kemudian reality show macam “Katanya Uya.” Itu semua bagi saya nggak ada manfaatnya buat ditonton.” –Anan, Makassar

“Siaran TV di Indonesia itu sakit. Minim kreatifitas, yang bekerja di TV seperti orang dalam penjara, terkungkung oleh aturan-aturan kreatifitas. Harusnya di TV kan kreatifitas tanpa batas, tapi karena menuhankan rating, naikin share dll, jadi terkungkung, dan tidak ada keragaman.” –Rama, Pekanbaru

Para informan juga mempersoalkan banyaknya stasiun TV di Indonesia yang secara vulgar memperlihatkan bias politik mereka  Metro TV dan TV One merupakan dua stasiun TV yang paling banyak mendapat tudingan, terutama karena perilaku mereka dalam Pemilu Presiden 2014  Sebagian informan merupakan penggemar berita dan mereka mengkhawatirkan situasi ini karena berpotensi membuat masyarakat tidak lagi percaya pada berita  Salah seorang informan bahkan mengatakan berita telah tereduksi menjadi hiburan, orang menonton berita bukan mencari informasi namun mencari drama  Terdapat juga anggapan bahwa berita-berita yang bias politik inilah yang TEMUAN FGD mendorong budaya hoax , namun pemerintah cenderung mengabaikan hal ini BIAS POLITIK DALAM PERTELEVISIAN INDONESIA “Ujung-ujungnya kita cuma lihat news sebagai entertainment, sama kayak drama, ada skenario- skenario dan angle-angle yang mulai dialihkan untuk menampilkan frame-frame tertentu.” –Dinda, Pekanbaru

“Makanya hoax itu muncul karena media tidak berpihak pada kebenaran, tidak semua yang benar diberitakan, akhirnya hoax lahir. Jadi hoax juga lahir karena media mainstream nggak bisa dipercaya. Jadi ya rusaklah pemberitaan kita. Pemerintah di sini menyerang hoax cuma satu sisi, nggak pernah mereka menyalahkan media mainstream.” –Ramdan, Pekanbaru

Terdapat diskusi menarik dari dosen-dosen Ilmu Komunikasi di Pekanbaru yang melihat adanya fenomena ‘budaya layar’ dalam masyarakat Indonesia  Dalam hal ini, masyarakat tidak lagi menganggap apa yang ada di layar TV sebagai persona atau fasad, melainkan sebagai kebenaran absolut  Menurut mereka, fenomena ini sangat prevalen di tengah masyarakat kelas menengah ke bawah yang tidak memiliki pilihan hiburan selain televisi  Sebagai contoh, acara-acara TV yang banyak mempertontonkan kehidupan glamor mengakibatkan masyarakat merasa bahwa inilah sesuatu yang harus dicapai jika mereka ingin mendapatkan status sosial  Selain itu, dominasi opera sabun di televisi Indonesia telah mendorong para remaja untuk menghidupkan praktik-praktik a la sinetron dalam kehidupan TEMUAN FGD sehari-hari mereka BUDAYA LAYAR DALAM MASYARAKAT INDONESIA “Semuanya ingin jadi artis. TV memamerkan kehidupan artis yang kaya raya dan bisa ngelakuin apa aja. Orang-orang daerah terpengaruh ini, belum jadi artis tapi udah hidup kayak artis. Temen- temen radio juga gitu, hidupnya hedonis tapi gajinya kecil.” –Kirana, Pekanbaru

“Ketika saya tanya mahasiswa mereka kalau ada masalah akan gimana, jawabnya ya nunggu sesuatu, bukan nyari jalan keluar, entah dari pacarnya mungkin. Geng-geng Cucmew itu tuh saya perhatikan obrolannya selalu urusan remeh-temeh, “hatiku sakit, pacarku pergi, dll,” –Dinda, Pekanbaru

Mayoritas informan yang tidak tergabung dalam komunitas TVRI umumnya sudah tidak lagi menonton TVRI  Mereka umumnya mengasosiasikan TVRI sebagai TV yang kuno dan jadul, meskipun sama sekali tidak mengikuti perkembangan TVRI akhir-akhir ini  Kalaupun menonton TVRI, umumnya ini hanya sekilas ketika mereka sedang mengganti-ganti channel TV atau karena ingin mengetahui waktu berbuka puasa  Beberapa informan juga menyatakan tidak menonton TVRI karena mereka menggunakan layanan TV kabel sehingga tidak dapat mengakses TVRI  Secara umum, informan non-komunitas cukup terintimidasi oleh kesan jadul dari TVRI sehingga mereka bahkan tidak tertarik untuk sekedar melirik TVRI TEMUAN FGD KEBIASAAN MENONTON TVRI “TVRI sekarang kayaknya nggak ada acara buat anak-anak zaman now. Acaranya kayaknya terlalu serius, cuma orang-orang tua yang nonton TVRI” –Mawar, Manado

“Saya pikir TVRI itu sangat tidak kekinian ya. Saya sama sekali nggak inget juga kalau saya pernah nonton TVRI atau nggak.” –Citra, Pekanbaru

Sementara itu, informan yang tergabung dalam komunitas TVRI pun hanya menonton TVRI karena alasan yang spesifik dan umumnya hanya TVRI lokal  Sebagai contoh, mereka menonton TVRI karena ada kenalan mereka yang tampil atau karena mereka kebetulan merupakan penggiat budaya dan TVRI adalah satu-satunya yang menayangkan acara kebudayaan  Informan yang paling terlihat antusiasmenya untuk memajukan TVRI adalah yang tergabung dalam Komunitas TVRI Manado, namun mereka lebih terfokus untuk menjadikan TVRI Sulut sebagai panggung untuk warga setempat  Selain itu, alasan lain yang mendorong mereka untuk menonton TVRI adalah karena memiliki romantisme dengan masa jaya TVRI sebelum menjamurnya TV TEMUAN FGD swasta di Indonesia KEBIASAAN MENONTON TVRI “Kalau saya sih rutinnya nonton pas hari Rabu buat lihat “Tirai Budaya “yang narasumbernya dosen-dosen kami sendiri, jadi kayak kuliah di luar kelas. ” –Rudi, Makassar

“Bagi saya TVRI itu adalah kenangan yang sangat indah dan saya ingin menghidupkan kembali kenangan tersebut. Dulu saya nonton acara “Sekitar Kita,” “Gerai Nusantara,” “Putra Samudra,” lalu berita-berita lokal, nasional dan internasional. “ –Jaya, Manado

Secara umum, para informan sepakat bahwa masalah utama dari TVRI terletak pada kulit luarnya  Kualitas gambar yang ‘semutan’, pembawa acara yang tua dan backdrop yang tidak atraktif menyebabkan masyarakat tidak tertarik untuk menonton lebih lanjut  Bagi responden yang tergabung dalam komunitas TVRI, acara TVRI sesungguhnya sangat baik dan bahkan lebih baik daripada TV swasta pada umumnya  Salah seorang responden bahkan menyatakan bahwa NET TV sesungguhnya menjiplak konten TVRI, namun mereka mengemasnya dengan nuansa kekinian sehingga masyarakat betah menontonnya  Dengan kata lain, apabila TVRI mampu memperbaiki ‘look on air’-nya, maka TVRI TEMUAN FGD dapat menyaingi popularitas NET TV sekalipun PERMASALAHAN UTAMA TVRI “Dari segi konten sendiri saya bilang TVRI itu nggak kalah dari TV lain, malah lebih berbobot. Cuma ya karena stasiun TV lain tayangannya lebih jernih orang-orang jadinya lebih milih TV lain. ” –Maisa, Manado

“NET itu sebenarnya semangatnya TVRI, mereka njiplak TVRI, Wishnutama memang ngefans banget sama TVRI. Apa yang ada di TVRI di-package dan diproduksi lebih serius sama NET. Makanya TVRI itu sebenarnya jadi panutan semua orang, tapi dia nggak sadar.“ –Rama, Pekanbaru

Bagi kebanyakan informan, peluang terbesar TVRI terletak pada statusnya sebagai LPP yang bebas kepentingan dan tidak bergantung pada rating  Tanpa memiliki bias politik, TVRI dapat menghasilkan berita yang paling objektif dan bahkan dapat melakukan pendidikan politik tanpa perlu dicurigai  Kemudian tanpa bergantung pada rating, TVRI dapat mengambil pendekatan yang lebih eksperimental dalam memproduksi tayangannya  Selain itu, TVRI juga dapat memanfaatkan jaringannya yang luas dengan komunitas-komunitas lokal di Indonesia untuk menghasilkan konten  Secara keseluruhan, TVRI sesungguhnya memiliki seluruh hal yang diperlukan untuk menjadi trendsetter dalam pertelevisian Indonesia TEMUAN FGD  Pertanyaannya tinggal bagaimana memanfaatkan semua itu secara maksimal PELUANG KE DEPAN UNTUK TVRI “Bagi saya TVRI itu bagai oase di gurun pasir. Program nasional TVRI itu sebenarnya bagus-bagus, bikin hati tenang. Infotainment itu kan idealnya informasi yang menghibur bukan informasi tentang hiburan. Kalau di TVRI itu sudah ideal. ” –Kirana, Pekanbaru

“Kita perkuat tayangan-tayangan kebudayaan dengan melibatkan komunitas-komunitas budaya lokal. Misalnya kita adakan acara peliputan situs-situs di pedesaan. Yang seperti ini bukan saja menarik tapi juga dapat melestarikan budaya lokal.” –Gultom, Manado

Terima Kasih

Hubungi Kami Gema Ramadhan Bastari Socio-Behavior Analyst [email protected] 0878 8158 3956