Buku REFORMASI POLITIK HUKUM PIDANA MATI.Pdf
Total Page:16
File Type:pdf, Size:1020Kb
Buku ini bukan sekedar menarasikan sebuah karya ilmiah tentang ilmu hukum, namun buku ini juga mencoba mensmulan pembaca untuk berpikir kris akan relevansi pidana ma yang ada dalam hukum pidana korupsi di Negara Indonesia tercinta ini. Prof. Dr. Pujiyono, S.H., M.Hum. Guru Besar Hukum Pidana Universitas Diponegoro Buku ini terbilang cukup padat dan singkat dalam meberikan gambaran awal tentang relevansi pidana ma dalam ndak pidana korupsi di Negara ini. Dr. Rudy Heriyanto Adi Nugroho, S.H., M.H., M.B.A. KADIVKUM POLRI Pada pertumbuhannya di masyarakat, hukum sudah seharusnya mampu melihat ke segala arah termasuk dalam hal nilai kemanusiaan, buku ini mencoba memotret persoalan hukum dalam ragam perspekf, sehingga narasi yang ada pun beragam dan cukup kris Lui T. Prayogo, Ph.D. Koordinator Peneli MAKARA Di tengah-tengah huru hara perang pendapat tentang pidana ma dalam kasus korupsi yang terus menciptakan jurang hermeneuk tak berdasar, buku ini secara sederhana mencoba mencari akar masalah dalam konsep pidana ma pada kasus korupsi di tanah air ini. Bahyar Efendi, S.Pd., S.H., M.M. Koordinator Peneli Himpunan Pemerha Hukum Siber Indonesia Dr. H. Muhammad Syarifuddin, S.H., M.H. REFORMASI POLITIK HUKUM PIDANA MATI DALAM TINDAK PIDANA KORUPSI YANG BERKEADILAN PANCASILA CV. TIGA ASA MANDIRI DAFTAR ISI REFORMASI POLITIK HUKUM PIDANA MATI DALAM TINDAK PIDANA KORUPSI YANG BERKEADILAN PANCASILA ©2020 oleh Dr. H. Muhammad Syarifuddin, S.H., M.H. Hak cipta dilindung Undang-Undang. DAFTAR ISI ............................................................................................iii Penulis: Dr. H. Muhammad Syarifuddin, S.H., M.H. Editor: Jarot jati Bagus Suseno, S.H., M.H. DAFTAR TABEL ....................................................................................vi Layouter: Umay Humairoh DAFTAR BAGAN .................................................................................vii GLOSARIUM .........................................................................................ix Cetakan I, Desember 2020 ISBN : 978-623-95141-5-0 KATA PENGANTAR REKTOR UNIVERSITAS DIPONOGORO .....xi KATA PENGANTAR DEKAN FAKULTAS UNIVERSITAS Diterbitkan oleh DIPONOGORO ...................................................................................xv PENDAHULUAN ................................................................................... 1 CV. TIGA ASA MANDIRI BAB 1: PIDANA MATI DAN TINDAK PIDANA KORUPSI Cilodong RT 005 RW 003 Kelurahan Kalibaru Kecamatan Cilodong, DI INDONESIA ................................................................. 11 Depok, Jawa Barat. A. Sejarah Pidana Mati Di Indonesia .................................... 12 B. Pidana Mati Menurut Islam ...............................................18 C. Tindak Pidana Korupsi dalam Islam .................................24 D. Keadilan Menurut Islam ....................................................28 E. Nilai Keadilan Pancasila .....................................................30 iii BAB 2: RELEVANSI PIDANA MATI DALAM TINDAK PIDANA BAB 4: REFORMASI POLITIK HUKUM PIDANA MATI DALAM KORUPSI ...........................................................................73 TINDAK PIDANA KORUPSI .......................................... 183 A. Perkembangan Politik Hukum Pidana Mati A. Penemuan Hukum ...........................................................184 Di Indonesia ...................................................................... 74 B. Negara Pancasila .............................................................184 B. Perkembangan Politik Hukum Pemberantasan Korupsi C.Reformasi Pidana Mati dalam Kasus Korupsi yang Di Indonesia .......................................................................117 Berbasis Nilai Kemanusiaan ............................................186 C. Penegakan Hukum Tindak Pidana Korupsi D. Reformasi Ketentuan Pidana Mati dalam Undang- Di Indonesia ......................................................................121 Undang Nomor 31 Tahun 1999 Jo. Undang-Undang D. Pidana Mati dalam Politik Hukum Pemberantasan Nomor 20 Tahun 2001 ....................................................194 Korupsi................................................................... 122 PENUTUP........................................................................................... 221 DAFTAR PUSTAKA ..........................................................................222 BAB 3: KELEMAHAN-KELEMAHAN DALAM PELAKSANAAN BIODATA PENULIS .........................................................................238 PIDANA MATI DALAM KASUS TINDAK PIDANA KORUPSI DI INDONESIA ..............................................149 A. Penjelasan Terkait Sistem Bekerjanya Hukum .............150 B. Persoalan Hukum Pidana Mati dalam Politik Hukum Pemberantasan Korupsi...................................................151 C. Persoalan dalam Penegakan Hukum pada Kasus Tindak Pidana Korupsi ..................................................................166 D. Kelemahan-Kelemahan Sistem Pidana Mati Di Indonesia ..................................................................... 173 E. Pidana Mati dalam Tindak Pidana Korupsi Di Indonesia Belum Berbasis Keadilan Hukum Progresif .................. 175 F. Pelaksanaan Pidana Mati dalam Kasus Korupsi di Beberapa Negara ......................................................... 177 iv v DAFTAR TABEL DAFTAR BAGAN Tabel 1: Ancaman Pidana Mati dalam Buku II KUHP Di Era Bagan 1: Hierarki Peraturan Perundang-Undangan Indonesia Kemerdekaan ........................................................................ 96 dalam Ragaan Stufenbau Theory ........................................67 Tabel 2: Perbandingan Motivasi Penjatuhan Pidana Mati pada Bagan 2: Lingkaran Problematika Penegakan Hukum Pemerintahan Presiden Soekarno dan Soeharto ..............113 Di Indonesia ........................................................................169 Tabel 3: Ketentuan KUHP Pasca Kemerdekaan yang Diancam Bagan 3: Penjelasan Teori David Easton .........................................199 Pidana Mati ...........................................................................125 Bagan 4: Ragaan mengenai Kemandirian Kehendak Manusia dalam Tabel 4: Rekonstruksi Pasal 2 Ayat (2) Undang-Undang Nomor 31 Tatanan Hukum ..................................................................203 Tahun 1999 Jo. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2001 .......................................................................... 218 Bagan 5: Spektrum Tegangan Antara Ideal dan Kenyataan pada Bingkai Tatanan Kesusilaan .............................................. 204 vi vii GLOSARIUM 1. Strafbaar Feit : Peristiwa, Pelanggaran dan Perbuatan Tindak Pidana 2. Delict : Perbuatan Pidana 3. Nood Weer ` : Pembelaan darurat 4. Onrechtmatig Daad : Perbuatan Melawan Hukum 5. Schuld : Kesalahan 6. Handeling : Tindakan atau Perbuatan 7. Strafbaarheid Van Den Person : Hal dapat dipidananya orang 8. Criminal Act : Tindak Pidana 9. Criminal Responsibility : Pertanggung Jawaban Pidana 10. Nullum Delictum Nulla Poena Sine Praevia Legi Poenali : Tidak ada delik, tidak ada pidana tanpa ketentuan pidana yang mendahuluinya viii ix 11. Nullum Crimen Sine KATA PENGANTAR Lege Stricta : Tidak ada delik tanpa REKTOR UNIVERSITAS DIPONOGORO ketentuan yang tegas 12. Nullum Delictum Nulla Poena Sine Praevia Lege : Suatu perbuatan tidak dapat dipidana, kecuali berdasarkan indak pidana korupsi di Indonesia sudah ada sejak kekuatan ketentuan lama, baik sebelum maupun sesudah kemerdekaan, perundang undangan Tera orde lama, era orde baru dan berlanjut hingga era pidana yang telah ada reformasi. Berbagai upaya telah dilakukan untuk memberantas 13. Nulla Poena Sine Lege : Tidak ada hukuman kejahatan tindak pidana korupsi, namun hasilnya masih jauh kalau tak ada Undang- dari memuaskan. Sebagai salah satu jenis kejahatan korupsi Undang memiliki karakteristik tersendiri dibandingkan dengan jenis kejahatan yang lain. 14. Nulla Poena Sine Crimine : Tidak ada hukuman, Salah satu karakteristik tindak pidana korupsi adalah bila tak ada kejahatan bahwa korupsi tergolong tindak pidana yang selalu berkorelasi 15. Dolus atau Culpa : Kesengajaan atau dengan uang dan kekuasaan. Pelaku tindak pidana korupsi kealpaan biasanya memiliki kekuasaan baik itu politik, ekonomi, 16. Willens En Wettens : Sengaja berarti birokrasi, hukum maupun kekuasaan yang lain, karena menghendaki memiliki kekuasaan tersebut maka pelaku tindak pidana mengetahui korupsi termasuk orang-orang yang dikenal oleh publik atau 17. Voornemen : Niat Politically Exposed Person (PEP). 18. Poging : Percobaan Tindak pidana korupsi di Indonesia hingga saat ini masih menjadi salah satu penyebab terpuruknya sistem 19. Oogmerk : Maksud atau perekonomian di Indonesia yang terjadi secara sistemik dan kehendak meluas sehingga bukan saja merugikan kondisi keuangan 20. Met Voorbedachte Rade : Dengan rencana lebih negara atau perekonomian negara, tetapi juga telah dahulu melanggar hak-hak sosial dan ekonomi masyarakat secara 21. Rechtstaat : Negara Hukum luas.1 Bahkan tindak pidana korupsi di Indonesia adalah suatu 22. The Rule of Law : Sebagai kekuasaan 1 Departemen Hukum dan HAM Republik Indonesia, Penelitian umum yang Hukum Tentang Aspek Hukum Pemberantasan Korupsi di Indonesia, Jakarta, terorganisasi 2008, hlm. 1. x xi kejahatan yang susah untuk dihilangkan sehingga dapat dikarenakan hukum tidak hanya semata-mata memidanakan dikatakan bahwa kejahatan korupsi ini sudah menjadi budaya perbuatan semata namun juga harus mampu menelaah nilai di negara kita. kemanusiaan