Buku REFORMASI POLITIK HUKUM PIDANA MATI.Pdf

Total Page:16

File Type:pdf, Size:1020Kb

Buku REFORMASI POLITIK HUKUM PIDANA MATI.Pdf Buku ini bukan sekedar menarasikan sebuah karya ilmiah tentang ilmu hukum, namun buku ini juga mencoba mensmulan pembaca untuk berpikir kris akan relevansi pidana ma yang ada dalam hukum pidana korupsi di Negara Indonesia tercinta ini. Prof. Dr. Pujiyono, S.H., M.Hum. Guru Besar Hukum Pidana Universitas Diponegoro Buku ini terbilang cukup padat dan singkat dalam meberikan gambaran awal tentang relevansi pidana ma dalam ndak pidana korupsi di Negara ini. Dr. Rudy Heriyanto Adi Nugroho, S.H., M.H., M.B.A. KADIVKUM POLRI Pada pertumbuhannya di masyarakat, hukum sudah seharusnya mampu melihat ke segala arah termasuk dalam hal nilai kemanusiaan, buku ini mencoba memotret persoalan hukum dalam ragam perspekf, sehingga narasi yang ada pun beragam dan cukup kris Lui T. Prayogo, Ph.D. Koordinator Peneli MAKARA Di tengah-tengah huru hara perang pendapat tentang pidana ma dalam kasus korupsi yang terus menciptakan jurang hermeneuk tak berdasar, buku ini secara sederhana mencoba mencari akar masalah dalam konsep pidana ma pada kasus korupsi di tanah air ini. Bahyar Efendi, S.Pd., S.H., M.M. Koordinator Peneli Himpunan Pemerha Hukum Siber Indonesia Dr. H. Muhammad Syarifuddin, S.H., M.H. REFORMASI POLITIK HUKUM PIDANA MATI DALAM TINDAK PIDANA KORUPSI YANG BERKEADILAN PANCASILA CV. TIGA ASA MANDIRI DAFTAR ISI REFORMASI POLITIK HUKUM PIDANA MATI DALAM TINDAK PIDANA KORUPSI YANG BERKEADILAN PANCASILA ©2020 oleh Dr. H. Muhammad Syarifuddin, S.H., M.H. Hak cipta dilindung Undang-Undang. DAFTAR ISI ............................................................................................iii Penulis: Dr. H. Muhammad Syarifuddin, S.H., M.H. Editor: Jarot jati Bagus Suseno, S.H., M.H. DAFTAR TABEL ....................................................................................vi Layouter: Umay Humairoh DAFTAR BAGAN .................................................................................vii GLOSARIUM .........................................................................................ix Cetakan I, Desember 2020 ISBN : 978-623-95141-5-0 KATA PENGANTAR REKTOR UNIVERSITAS DIPONOGORO .....xi KATA PENGANTAR DEKAN FAKULTAS UNIVERSITAS Diterbitkan oleh DIPONOGORO ...................................................................................xv PENDAHULUAN ................................................................................... 1 CV. TIGA ASA MANDIRI BAB 1: PIDANA MATI DAN TINDAK PIDANA KORUPSI Cilodong RT 005 RW 003 Kelurahan Kalibaru Kecamatan Cilodong, DI INDONESIA ................................................................. 11 Depok, Jawa Barat. A. Sejarah Pidana Mati Di Indonesia .................................... 12 B. Pidana Mati Menurut Islam ...............................................18 C. Tindak Pidana Korupsi dalam Islam .................................24 D. Keadilan Menurut Islam ....................................................28 E. Nilai Keadilan Pancasila .....................................................30 iii BAB 2: RELEVANSI PIDANA MATI DALAM TINDAK PIDANA BAB 4: REFORMASI POLITIK HUKUM PIDANA MATI DALAM KORUPSI ...........................................................................73 TINDAK PIDANA KORUPSI .......................................... 183 A. Perkembangan Politik Hukum Pidana Mati A. Penemuan Hukum ...........................................................184 Di Indonesia ...................................................................... 74 B. Negara Pancasila .............................................................184 B. Perkembangan Politik Hukum Pemberantasan Korupsi C.Reformasi Pidana Mati dalam Kasus Korupsi yang Di Indonesia .......................................................................117 Berbasis Nilai Kemanusiaan ............................................186 C. Penegakan Hukum Tindak Pidana Korupsi D. Reformasi Ketentuan Pidana Mati dalam Undang- Di Indonesia ......................................................................121 Undang Nomor 31 Tahun 1999 Jo. Undang-Undang D. Pidana Mati dalam Politik Hukum Pemberantasan Nomor 20 Tahun 2001 ....................................................194 Korupsi................................................................... 122 PENUTUP........................................................................................... 221 DAFTAR PUSTAKA ..........................................................................222 BAB 3: KELEMAHAN-KELEMAHAN DALAM PELAKSANAAN BIODATA PENULIS .........................................................................238 PIDANA MATI DALAM KASUS TINDAK PIDANA KORUPSI DI INDONESIA ..............................................149 A. Penjelasan Terkait Sistem Bekerjanya Hukum .............150 B. Persoalan Hukum Pidana Mati dalam Politik Hukum Pemberantasan Korupsi...................................................151 C. Persoalan dalam Penegakan Hukum pada Kasus Tindak Pidana Korupsi ..................................................................166 D. Kelemahan-Kelemahan Sistem Pidana Mati Di Indonesia ..................................................................... 173 E. Pidana Mati dalam Tindak Pidana Korupsi Di Indonesia Belum Berbasis Keadilan Hukum Progresif .................. 175 F. Pelaksanaan Pidana Mati dalam Kasus Korupsi di Beberapa Negara ......................................................... 177 iv v DAFTAR TABEL DAFTAR BAGAN Tabel 1: Ancaman Pidana Mati dalam Buku II KUHP Di Era Bagan 1: Hierarki Peraturan Perundang-Undangan Indonesia Kemerdekaan ........................................................................ 96 dalam Ragaan Stufenbau Theory ........................................67 Tabel 2: Perbandingan Motivasi Penjatuhan Pidana Mati pada Bagan 2: Lingkaran Problematika Penegakan Hukum Pemerintahan Presiden Soekarno dan Soeharto ..............113 Di Indonesia ........................................................................169 Tabel 3: Ketentuan KUHP Pasca Kemerdekaan yang Diancam Bagan 3: Penjelasan Teori David Easton .........................................199 Pidana Mati ...........................................................................125 Bagan 4: Ragaan mengenai Kemandirian Kehendak Manusia dalam Tabel 4: Rekonstruksi Pasal 2 Ayat (2) Undang-Undang Nomor 31 Tatanan Hukum ..................................................................203 Tahun 1999 Jo. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2001 .......................................................................... 218 Bagan 5: Spektrum Tegangan Antara Ideal dan Kenyataan pada Bingkai Tatanan Kesusilaan .............................................. 204 vi vii GLOSARIUM 1. Strafbaar Feit : Peristiwa, Pelanggaran dan Perbuatan Tindak Pidana 2. Delict : Perbuatan Pidana 3. Nood Weer ` : Pembelaan darurat 4. Onrechtmatig Daad : Perbuatan Melawan Hukum 5. Schuld : Kesalahan 6. Handeling : Tindakan atau Perbuatan 7. Strafbaarheid Van Den Person : Hal dapat dipidananya orang 8. Criminal Act : Tindak Pidana 9. Criminal Responsibility : Pertanggung Jawaban Pidana 10. Nullum Delictum Nulla Poena Sine Praevia Legi Poenali : Tidak ada delik, tidak ada pidana tanpa ketentuan pidana yang mendahuluinya viii ix 11. Nullum Crimen Sine KATA PENGANTAR Lege Stricta : Tidak ada delik tanpa REKTOR UNIVERSITAS DIPONOGORO ketentuan yang tegas 12. Nullum Delictum Nulla Poena Sine Praevia Lege : Suatu perbuatan tidak dapat dipidana, kecuali berdasarkan indak pidana korupsi di Indonesia sudah ada sejak kekuatan ketentuan lama, baik sebelum maupun sesudah kemerdekaan, perundang undangan Tera orde lama, era orde baru dan berlanjut hingga era pidana yang telah ada reformasi. Berbagai upaya telah dilakukan untuk memberantas 13. Nulla Poena Sine Lege : Tidak ada hukuman kejahatan tindak pidana korupsi, namun hasilnya masih jauh kalau tak ada Undang- dari memuaskan. Sebagai salah satu jenis kejahatan korupsi Undang memiliki karakteristik tersendiri dibandingkan dengan jenis kejahatan yang lain. 14. Nulla Poena Sine Crimine : Tidak ada hukuman, Salah satu karakteristik tindak pidana korupsi adalah bila tak ada kejahatan bahwa korupsi tergolong tindak pidana yang selalu berkorelasi 15. Dolus atau Culpa : Kesengajaan atau dengan uang dan kekuasaan. Pelaku tindak pidana korupsi kealpaan biasanya memiliki kekuasaan baik itu politik, ekonomi, 16. Willens En Wettens : Sengaja berarti birokrasi, hukum maupun kekuasaan yang lain, karena menghendaki memiliki kekuasaan tersebut maka pelaku tindak pidana mengetahui korupsi termasuk orang-orang yang dikenal oleh publik atau 17. Voornemen : Niat Politically Exposed Person (PEP). 18. Poging : Percobaan Tindak pidana korupsi di Indonesia hingga saat ini masih menjadi salah satu penyebab terpuruknya sistem 19. Oogmerk : Maksud atau perekonomian di Indonesia yang terjadi secara sistemik dan kehendak meluas sehingga bukan saja merugikan kondisi keuangan 20. Met Voorbedachte Rade : Dengan rencana lebih negara atau perekonomian negara, tetapi juga telah dahulu melanggar hak-hak sosial dan ekonomi masyarakat secara 21. Rechtstaat : Negara Hukum luas.1 Bahkan tindak pidana korupsi di Indonesia adalah suatu 22. The Rule of Law : Sebagai kekuasaan 1 Departemen Hukum dan HAM Republik Indonesia, Penelitian umum yang Hukum Tentang Aspek Hukum Pemberantasan Korupsi di Indonesia, Jakarta, terorganisasi 2008, hlm. 1. x xi kejahatan yang susah untuk dihilangkan sehingga dapat dikarenakan hukum tidak hanya semata-mata memidanakan dikatakan bahwa kejahatan korupsi ini sudah menjadi budaya perbuatan semata namun juga harus mampu menelaah nilai di negara kita. kemanusiaan
Recommended publications
  • Laporan Covid19
    JENIS & KRITERIA BANTUAN JARING PENGAMAN SOSIAL (JPS) DALAM RANGKA PENANGANAN DAMPAK COVID-19 1 Nama Bantuan : Bantuan Sosial Masyarakat Bagi Pekerja Sektor Perhubungan Terdampak COVID- 19 di Provinsi Kalimantan Timur 2 Dasar Hukum : Salinan Keputusan Gubernur Kalimantan Timur No. 460/ K.351/ 2020 tanggal 20 Bantuan yang diberikan adalah Bantuan Langsung Tunai (BLT) yang dimana Mei 2020 3 Diskripsi Ringkas : bantuan tersebut akan disalurkan melalui Bank Kaltimtara dan Bank Rakyat Indonesia 4 Tujuan : Untuk membantu masyarakat terutama pekerja di sektor perhubungan yang terdampak oleh pandemi COVID-19 5 Sasaran : Pekerja Sektor Perhubungan Terdampak COVID-19 di Provinsi Kalimantan Timur 6 Kriteria : Untuk penerima dari bidang LLAJ, penerima bantuan harus memiliki eKTP dan SIM Umum, untuk bus yang menerima adalah supir, kondektur dan supir cadangan (untuk bus jarak jauh). Sedangkan dari bidang pelayaran, penerima bantuan merupakan pekerja dan atau Nahkoda dan Anak Buah Kapal (ABK) angkutan sungai, danau dan penyeberangan yang memiliki eKTP. Penerima diatas haruslah bekerja di Badan Usaha Angkutan yang memiliki ijin. 7 Bentuk Bantuan : Bantuan Langsung Tunai (BLT) 8 Nilai Bantuan : Rp 750.000,- (3 bulan @ Rp 250.000,-) 9 Sumber Dana : Belanja Tidak Terduga (BTT) 10 Target Bantuan : 1.203 Orang 11 Cakupan Wilayah : Samarinda, Balikpapan, Bontang, Kutai Kartanegara, Kutai Timur, Kutai Barat, Mahakam Ulu, Penajam Paser Utara, Paser, Berau 12 Metode Penghimpunan : Data Penerima Bantuan Dinas Perhubungan Prov. Kaltim meminta data pekerja ke Pimpinan Badan Usaha Angkutan yang memiliki ijin, yang kemudian diverifikasi terkait NIK penerima. Setelah selesai diverifikasi di Dinas Perhubungan data diusulkan ke Dinas Komunikasi dan Informatika Prov. Kaltim untuk diverifikasi dan divalidasi, dimana Dinas Komunikasi dan Informatika Prov.
    [Show full text]
  • National Heroes in Indonesian History Text Book
    Paramita:Paramita: Historical Historical Studies Studies Journal, Journal, 29(2) 29(2) 2019: 2019 119 -129 ISSN: 0854-0039, E-ISSN: 2407-5825 DOI: http://dx.doi.org/10.15294/paramita.v29i2.16217 NATIONAL HEROES IN INDONESIAN HISTORY TEXT BOOK Suwito Eko Pramono, Tsabit Azinar Ahmad, Putri Agus Wijayati Department of History, Faculty of Social Sciences, Universitas Negeri Semarang ABSTRACT ABSTRAK History education has an essential role in Pendidikan sejarah memiliki peran penting building the character of society. One of the dalam membangun karakter masyarakat. Sa- advantages of learning history in terms of val- lah satu keuntungan dari belajar sejarah dalam ue inculcation is the existence of a hero who is hal penanaman nilai adalah keberadaan pahla- made a role model. Historical figures become wan yang dijadikan panutan. Tokoh sejarah best practices in the internalization of values. menjadi praktik terbaik dalam internalisasi However, the study of heroism and efforts to nilai. Namun, studi tentang kepahlawanan instill it in history learning has not been done dan upaya menanamkannya dalam pembelaja- much. Therefore, researchers are interested in ran sejarah belum banyak dilakukan. Oleh reviewing the values of bravery and internali- karena itu, peneliti tertarik untuk meninjau zation in education. Through textbook studies nilai-nilai keberanian dan internalisasi dalam and curriculum analysis, researchers can col- pendidikan. Melalui studi buku teks dan ana- lect data about national heroes in the context lisis kurikulum, peneliti dapat mengumpulkan of learning. The results showed that not all data tentang pahlawan nasional dalam national heroes were included in textbooks. konteks pembelajaran. Hasil penelitian Besides, not all the heroes mentioned in the menunjukkan bahwa tidak semua pahlawan book are specifically reviewed.
    [Show full text]
  • Another Look at the Jakarta Charter Controversy of 1945
    Another Look at the Jakarta Charter Controversy of 1945 R. E. Elson* On the morning of August 18, 1945, three days after the Japanese surrender and just a day after Indonesia's proclamation of independence, Mohammad Hatta, soon to be elected as vice-president of the infant republic, prevailed upon delegates at the first meeting of the Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI, Committee for the Preparation of Indonesian Independence) to adjust key aspects of the republic's draft constitution, notably its preamble. The changes enjoined by Hatta on members of the Preparation Committee, charged with finalizing and promulgating the constitution, were made quickly and with little dispute. Their effect, however, particularly the removal of seven words stipulating that all Muslims should observe Islamic law, was significantly to reduce the proposed formal role of Islam in Indonesian political and social life. Episodically thereafter, the actions of the PPKI that day came to be castigated by some Muslims as catastrophic for Islam in Indonesia—indeed, as an act of treason* 1—and efforts were put in train to restore the seven words to the constitution.2 In retracing the history of the drafting of the Jakarta Charter in June 1945, * This research was supported under the Australian Research Council's Discovery Projects funding scheme. I am grateful for the helpful comments on and assistance with an earlier draft of this article that I received from John Butcher, Ananda B. Kusuma, Gerry van Klinken, Tomoko Aoyama, Akh Muzakki, and especially an anonymous reviewer. 1 Anonymous, "Naskah Proklamasi 17 Agustus 1945: Pengkhianatan Pertama terhadap Piagam Jakarta?," Suara Hidayatullah 13,5 (2000): 13-14.
    [Show full text]
  • Uva-DARE (Digital Academic Repository)
    UvA-DARE (Digital Academic Repository) Behind the Banner of Unity: Nationalism and anticolonialism among Indonesian students in Europe, 1917-1931 Stutje, K. Publication date 2016 Document Version Final published version Link to publication Citation for published version (APA): Stutje, K. (2016). Behind the Banner of Unity: Nationalism and anticolonialism among Indonesian students in Europe, 1917-1931. General rights It is not permitted to download or to forward/distribute the text or part of it without the consent of the author(s) and/or copyright holder(s), other than for strictly personal, individual use, unless the work is under an open content license (like Creative Commons). Disclaimer/Complaints regulations If you believe that digital publication of certain material infringes any of your rights or (privacy) interests, please let the Library know, stating your reasons. In case of a legitimate complaint, the Library will make the material inaccessible and/or remove it from the website. Please Ask the Library: https://uba.uva.nl/en/contact, or a letter to: Library of the University of Amsterdam, Secretariat, Singel 425, 1012 WP Amsterdam, The Netherlands. You will be contacted as soon as possible. UvA-DARE is a service provided by the library of the University of Amsterdam (https://dare.uva.nl) Download date:28 Sep 2021 Index Abdulmadjid Djojoadhiningrat, 89-90, 126-127, Bui Quang-Chiêu, 95, 97-99, 106. 168-169, 171-173, 187, 193, 195, 214, 216, 219-221, 223-224, 228. Cairo, 4, 11, 75, 121, 149, 248. Abendanon, J.H., 8, 36, 63. Casajangan Soripada, Maharadja Soetan, 36, 50. Académie du Droit International, 83-84, 103, 180.
    [Show full text]
  • The Human Rights Consequences of Criminal Defamation Law in Indonesia WATCH
    Indonesia HUMAN Turning Critics into Criminals RIGHTS The Human Rights Consequences of Criminal Defamation Law in Indonesia WATCH Turning Critics into Criminals The Human Rights Consequences of Criminal Defamation Law in Indonesia Copyright © 2010 Human Rights Watch All rights reserved. Printed in the United States of America ISBN: 1-56432-624-1 Cover design by Rafael Jimenez Human Rights Watch 350 Fifth Avenue, 34th floor New York, NY 10118-3299 USA Tel: +1 212 290 4700, Fax: +1 212 736 1300 [email protected] Poststraße 4-5 10178 Berlin, Germany Tel: +49 30 2593 06-10, Fax: +49 30 2593 0629 [email protected] Avenue des Gaulois, 7 1040 Brussels, Belgium Tel: + 32 (2) 732 2009, Fax: + 32 (2) 732 0471 [email protected] 64-66 Rue de Lausanne 1202 Geneva, Switzerland Tel: +41 22 738 0481, Fax: +41 22 738 1791 [email protected] 2-12 Pentonville Road, 2nd Floor London N1 9HF, UK Tel: +44 20 7713 1995, Fax: +44 20 7713 1800 [email protected] 27 Rue de Lisbonne 75008 Paris, France Tel: +33 (1)43 59 55 35, Fax: +33 (1) 43 59 55 22 [email protected] 1630 Connecticut Avenue, N.W., Suite 500 Washington, DC 20009 USA Tel: +1 202 612 4321, Fax: +1 202 612 4333 [email protected] Web Site Address: http://www.hrw.org May 2010 1-56432-624-1 Turning Critics into Criminals The Human Rights Consequences of Criminal Defamation Law in Indonesia Map of Indonesia ........................................................................................................................ 1 Summary .................................................................................................................................... 2 Methodology ............................................................................................................................. 8 I. Freedom of Expression in Indonesia ....................................................................................... 10 II. The Legal Framework: Criminal Defamation Law in Indonesia ...............................................
    [Show full text]
  • Back in Asia: the US's TPP Initiative and Its Implications for China
    Southeast Asian Journal of Social and Political Issues, Vol. 1, No. 2, March 2012 | 126 Back in Asia: the US’s TPP Initiative and its Implications for China Zhang Zhen-Jiang 张振江 (Institute of Southeast Asian Studies, Jinan University, Guangzhou, China) Abstract Trans-Pacific Partnership develops from the Pacific Three Closer Economic Partnership (P3-CEP) initiated by Chile, Singapore and New Zealand in 2002 and joined by Brunei in 2005. The four countries finally finished their talks and singed the Trans-Pacific Strategic Economic Partnership Agreement (P4) on June 3rd, 2005. American President George W. Bush announced that the US would join TPP in late 2008. It was suspended by new American President Barrack Obama for his trade policy review. However, the US government restarted its joining efforts in late 2009 and was quickly joined by several other countries. This paper aims to investigate the origin, nature and development of TPP, analyze America’s motivations, and study its possible impacts upon the East Asian Regionalism in general and upon China in particular. Finally, the author calls for China to take the active policy to join the TPP negotiating process. Keywords: TPP, America’s Trade Policy, East Asian Regionalism, China Introduction On December 14 2009, the Office of the United States Trade Representative formally notified the Congress that Obama Administration is planning to engage with the “Trans-Pacific Partnership” (thereafter “TPP”). American government formally started the first round negotiation with Australia, Brunei Darussalam, Chile, New Zealand, Peru, Singapore, and Vietnam in March 15-18, 2010 in Melbourne. Up to now, seven rounds of negotiations have been held (Round 2 in San Francisco in June 11-18 2010, Round 3 in Brunei in October 7-8 2010, Round 4 in Auckland in December 6-8, 2010, Round 5 in Santiago in February 14-18 2011, Round 6 in Singapore in April 2011, and Round 7 in Ho Chi Minh City in June 19-24 2011).
    [Show full text]
  • Upaya Meningkatkan Prestasi Belajar Ips Sejarahsiswa Kelas Viiie Smp Negeri 1 Kertek Denganmenggunakan Model Pembelajaranexamples Non Examplestahun Ajaran 2012/2013
    UPAYA MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR IPS SEJARAHSISWA KELAS VIIIE SMP NEGERI 1 KERTEK DENGANMENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARANEXAMPLES NON EXAMPLESTAHUN AJARAN 2012/2013 SKRIPSI Untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Sejarah Oleh Nugroho Setya W 3101406047 JURUSAN SEJARAH FAKULTAS ILMU SOSIAL UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG 2013 i Senin 29 Juli 2013 ii iii PERNYATAAN Saya menyatakan bahwa yang saya tulis di dalam skripsi ini benar-benar hasil karya saya sendiri, bukan jiplakan dari karya tulis orang lain, baik sebagian atau seluruhnya. Pendapat atau temuan orang lain yang terdapat di dalam skripsi ini dikutip atau dirujuk berdasarkan kode etik ilmiah. Semarang, 29 Juli 2013 Nugroho Setya Wardhana NIM3101406047 iv MOTTO DAN PERSEMBAHAN Motto Keberhasilan akan terasa lebih indah ketika harus melewati lorong perjuangan. Hidup adalah sebuah resiko, resiko gagal jika mencoba dan resiko tertinggal jika tidak berani mengambil tindakan. Orang yang pintar tidak harus menjadi orang yang selalu juara dikelas, memiliki penghargaan banyak melainkan orang yang tetap semangat dan pantang menyerah dalam mengahadapi kehidupan. Persembahan: Dengan mengucapkan Alhamdulillah atas RahmatMU ya Allah, karya ini telah seslesai dan kupersembahkan kepada : 1. Ayah, Ibu dan Kakakku. 2. Guruku. 3. Almamaterku. 4. Anik Septiani. 5. Teman-temanku. v PRAKATA Puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa atas limpahan rahmat dan hidayah-Nya, sehinnga skripsi ini dapat terselesaikan. Skripsi ini berjudul “Upaya Meningkatkan Prestasi Belajar IPS Sejarah Siswa Kelas VIII E SMP Negeri 1 Kertek Dengan Menggunakan Model Pembelajaran Examples Non Examples Tahun Ajaran 2012/2013”. Penyusunan skripsi ini dimaksudkan untuk melengkapi persyaratan memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Sejarah pada Fakultas Ilmu Sosial Universitas NegeriSemarang. Dengan rasa rendah hati penulis menyampaikan rasa terimakasih yang setulus-tulusnya kepada: 1.
    [Show full text]
  • Perdebatan Tentang Dasar Negara Pada Sidang Badan Penyelidik Usaha-Usaha Persiapan Kemerdekaan (Bpupk) 29 Mei—17 Juli 1945
    PERDEBATAN TENTANG DASAR NEGARA PADA SIDANG BADAN PENYELIDIK USAHA-USAHA PERSIAPAN KEMERDEKAAN (BPUPK) 29 MEI—17 JULI 1945 WIDY ROSSANI RAHAYU NPM 0702040354 FAKULTAS ILMU PENGETAHUAN BUDAYA UNIVERSITAS INDONESIA 2008 Perdebatan dasar..., Widy Rossani Rahayu, FIB UI, 2008 1 PERDEBATAN TENTANG DASAR NEGARA PADA SIDANG BADAN PENYELIDIK USAHA-USAHA PERSIAPAN KEMERDEKAAN (BPUPK) 29 MEI–17 JULI 1945 Skripsi diajukan untuk melengkapi persyaratan mencapai gelar Sarjana Humaniora Oleh WIDY ROSSANI RAHAYU NPM 0702040354 Program Studi Ilmu Sejarah FAKULTAS ILMU PENGETAHUAN BUDAYA UNIVERSITAS INDONESIA 2008 Perdebatan dasar..., Widy Rossani Rahayu, FIB UI, 2008 2 KATA PENGANTAR Puji serta syukur tiada terkira penulis panjatkan kepada Allah SWT, yang sungguh hanya karena rahmat dan kasih sayang-Nya, akhirnya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini ditengah berbagai kendala yang dihadapi. Ucapan terima kasih dan salam takzim penulis haturkan kepada kedua orang tua, yang telah dengan sabar tetap mendukung putrinya, walaupun putrinya ini sempat melalaikan amanah yang diberikan dalam menyelesaikan masa studinya. Semoga Allah membalas dengan balasan yang jauh lebih baik. Kepada bapak Abdurrakhman M. Hum selaku pembimbing, yang tetap sabar membimbing penulis dan memberikan semangat di saat penulis mendapatkan kendala dalam penulisan. Kepada Ibu Dwi Mulyatari M. A., sebagai pembaca yang telah memberikan banyak saran untuk penulis, sehingga kekurangan-kekurangan dalam penulisan dapat diperbaiki. Kepada Ibu Siswantari M. Hum selaku koordinator skripsi dan bapak Muhammad Iskandar M. Hum selaku ketua Program Studi Sejarah yang juga telah memberikan banyak saran untuk penulisan skripsi ini. Kepada seluruh pengajar Program Studi Sejarah, penulis ucapakan terima kasih untuk bimbingan dan ilmu-ilmu yang telah diberikan. Kepada Bapak RM. A. B.
    [Show full text]
  • THE DISPUTES BETWEEN TJIPTO MANGOENKOESOEMO and SOETATMO SOERIOKOESOEMO: SATRIA VS. PANDITA Takashi Shiraishi in 1918 Major Deba
    THE DISPUTES BETWEEN TJIPTO MANGOENKOESOEMO AND SOETATMO SOERIOKOESOEMO: SATRIA VS. PANDITA Takashi Shiraishi In 1918 major debates took place between Tjipto Mangoenkoesoemo, a leading proponent of Indies nationalism, and Soetatmo Soeriokoesoemo, a leader of the Com­ mittee for Javanese Nationalism (Comite voor het Javaansche Nationalisme), first over the question of Indies versus Javanese nationalism, and then over the prob­ lem of Javanese cultural development. The language of the debates was Dutch, not Javanese or Malay (Indonesian), and 1918, when they occurred, was the year the Volksraad (People's Council) was founded. It was apparently with the Coun­ cil's opening in mind that Tjipto and Soetatmo engaged in these debates and the audience to which both of them were appealing was the group in the Budi Utomo which was most enthusiastic about the opening of the Volksraad.1 In an atmo­ sphere where this event was viewed as marking the dawn of a new epoch, a ques­ tion keenly felt among followers of Budi Utomo was the political and cultural rele­ vance of Javanese tradition to "progress." Tjipto and Soetatmo addressed this question in their disputes and vied for ideological hegemony among those Dutch- educated lower-priyayi who made up the group in Budi Utomo that supported the Volksraad. The first debate was in fact published in March 1918, just after Tjip- to's nomination as a member of the Volksraad and two months before its formal opening. The second debate took place at the Congress for Javanese Cultural Development, which was held in Solo in July 1918, in conjunction with the annual meetings of the Budi Utomo, PHGB (Perserikatan Guru Hindia Belanda), and Oud- 'OSVIA'-nen-bond,2 and just after the end of the Volksraad's first session.
    [Show full text]
  • Gatot Mangkupraja, PETA, and the Origins of the Indonesian National Army
    sHiGeRu sAto Gatot mangkupraja, PetA, and the origins of the indonesian national Army Introduction indonesian nationalist Gatot mangkupraja (1898-1968) was politically active throughout his adult life, which extended over the turbulent periods called tiga jaman (‘three eras’, under dutch, Japanese, and indonesian rule). even so, he never reached real prominence, and is remembered primarily for his role in the formation of PETA (Pembela tanah air, defenders of the Homeland).1 Gatot’s fame rests on his own claim that he presented to the Japanese occupa- tion authorities an impassioned petition written in his own blood pleading them to allow indonesians to form their own defence force. He makes this claim in his memoirs, published in the journal Indonesia under the title ‘the PETA and my relations with the Japanese; a correction of soekarno’s autobio- graphy’ (mangkupradja 1968:117). some people cast doubt on the reliability of his claim, resulting in heated debate in indonesia in 1975 (lubis 2003:8). this debate failed to clarify the issue, in part because people’s access to source materials at that time was limited. Gatot’s memoirs merit re-examination be- cause they concern some key issues in modern indonesian history and also because his memoirs, often cited uncritically, are, as this article will show, riddled with inaccuracies, both large and small. the key issues Gatot discusses are represented by the three words in the title of his memoirs: PETA, Japanese, and soekarno. these words relate to the 1 PETA was an indigenous self-defence force established during the Japanese occupation in Java, madura, and Bali.
    [Show full text]
  • SISTER-FILSAFAH PANTJA SILA L L
    l | l I in r r 11 j I- * . A • s . f I PENERBITAN CHUSUS . L 20 if -I- ,a . L G 1 \ J ' . a i SISTER-FILSAFAH PANTJA SILA l l PENERBIIAN CHUSUS 20 I w up 1 l nIsIl l EMA-HIII SAFAH PANTJA SIL A pidalo merajakun harri luhirnja Pantja Silo (I l)juni 1945) pads tanggal 5 Djuni 1.958 didepan rapat Rakjat diruangan istana Negaru Djakarta Jang dihadiri oléh PJ.M. Presider Répuhlik lndonésia dan para-Menteri sera para-sardjana diutiapkan oléh Prof. Mr H. MUHAMMAD YAMIN Anggnta Divan Nasional. KEMENTERIAN PENERANGAN R.I. 111111111... x l I S I B U K U l I Pembimbing . 5 I. Lahirnja adjaran Pantja Sila . 7 lr. Sed-ikit pendjelasan tentang Silk jang Lima . 10 IH. Pantja Sila'dalam 3 Konstitusi, 1945--1958 . 13 IV. Pantja Si»la adalah suatu sistéma-filsafah 13 a. Hegel . 14 b. Inonu Rusjid . 15 . c. Empu Tantular . o . 16 V. Pantja Sila dasar Démokrasi Terpimpin dan Pembébasan Brian Barat . 18 VI. Empal LIUZUI' Negara Indonesia . 24 VII. Républik Indonesia Negara Indonesia jang Ketiga 25 K€pLlsl£lk82{Il . 31 I.<1/IzpirzuI: I. Proklamasi Kemerdékaan Tndonésiu 33 2. Pembuka Konstitusi 1945 . 33 3. Pembuka Konstitusi 1949 . 34 4. Mukaddimah Konstitusi 1950 . 35 5. Piagam Djakarta 22 Djuni 1945 . 35 6. Jang hadir dalam sidang 1 Djuni 1945 . 37 7. Mars ,,Garuda-Pantja Sila", 1958 . 40 nn- s. 1. p1~, MBIMBING Uraiarz twzlluzg Prmlja Silk svbagai sist(5n1f1-filosofi, seperli Kim salilllcarz dibawah ii, diutjapkan setjara lisfuz. oléh Prof _H. Mu- lzflnzlnfld }*(llllill clalam suatu sidung di1°ualzgarz-b<>sar Istana Negara I)jakarm Raja.
    [Show full text]
  • Nama Gedung Kementerian Pertahanan Ri
    NAMA-NAMA GEDUNG KEMENTERIAN PERTAHANAN RI NO. LOKASI & NAMA GEDUNG KANTOR 1 2 3 1 JL. MEDAN MERDEKA BARAT NO. 13-14, JAKARTA PUSAT a. GEDUNG JEND. SUDIRMAN 1) MENTERI PERTAHANAN 2) SEKRETARIS JENDERAL 3) INSPEKTUR JENDERAL b. GEDUNG JEND. URIP SUMOHARJO 1) BIRO KEPEGAWAIAN 2) BIRO PERENCANAAN 3) DHARMA WANITA c. GEDUNG JEND. A. YANI - DITJEN STRAHAN 1) SET DITJEN STRAHAN 2) DIT JAKSTRA 3) DIT PENGERAHAN 4) DIT ANSTRA 5) DIT KERSIN 6) DIT WILHAN 7) DIT TUR PERUU d. GEDUNG JEND. S. PARMAN 1) BIRO KEPEGAWAIAN 2) BIRO PERENCANAAN 3) BIRO HUKUM e. GEDUNG JEND. GATOT SUBROTO 1) SET ITJEN KEMHAN a) ITUM b) ITADA c) ITKU d) ITLOG 2) BIRO TATA USAHA 3) PUSKOM PUBLIK f. BALAI MEDIA 1) BALAI WARTAWAN 2) RUANG TRANSIT NO. LOKASI & NAMA GEDUNG KANTOR 1 2 3 2 JL. TANAH ABANG TIMUR NO. 4-8, JAKARTA PUSAT a. GEDUNG JEND. DI. PANJAITAN - DITJEN POTHAN 1) SET DITJEN POTHAN 2) DIT BELA NEGARA 3) DIT KOMCAD 4) DIT KOMDUK 5) DIT TEKIND 6) DIT VETERAN b. GEDUNG JEND. SUPRAPTO - DITJEN KUATHAN a) SET DITJEN KUATHAN b) DIT SDM c) DIT MATERIIL d) DIT FASJAS e) DIT KES c. GEDUNG KAPT. PIERRE TENDEAN - BIRO UMUM d. GEDUNG A.H. NASUTION 1) BARANAHAN a) SET BARANAHAN b) PUS ADA c) PUS KON d) PUS LAIK e) PUS KOD f) PUS BMN 2) ASSESSMENT CENTER 3) PUSKOM PUBLIK JL. BUDI KEMULIAAN NO.4-6, - DITJEN RENHAN 3 JAKARTA PUSAT a) SET DITJEN RENHAN b) DIT RENBANGHAN - GEDUNG M. SJAFRUDDIN c) DIT RENPROGAR PRAWIRANEGARA d) DIT MINLAKGAR e) DIT DALPROGAR NO.
    [Show full text]