Tabel 1.1 Perumusan sebagai Dasar Negara

No Aspek Informasi Uraian 1. Pendiri Negara pengusul rumusan dasar negara a. Ir. Soekarno b. Muhammad Yamin c. 2. Anggota Panitia Kecil 1. Prof. Mr. Dr. Soepomo (ketua panitia kecil) 2. Mr. KRMT (anggota) 3. Mr. Raden Djojoadisoerjo (anggota) 4. Mr. Alexander Andries Maramis (anggota) 5. Mr. Raden Panji Singgih (anggota) 6. Haji (anggota) 7. Dr. (anggota) 3. Anggota Panitia Sembilan 1. Ir. Soekarno (ketua) 2. Drs. (wakil ketua) 3. Mr. Raden Achmad Soebardjo Djojoadisoerjo (anggota) 4. Mr. Prof. , S.H. (anggota) 5. Kiai Haji Abdul Wahid Hasjim (anggota) 6. Abdoel Kahar Moezakir (anggota) 7. Raden Abikusno Tjokrosoejoso (anggota) 8. Haji Agus Salim (anggota) 9. Mr. Alexander Andries Maramis (anggota) 4. Panitia Sembilan ✓ "Panitia Sembilan" dibentuk guna menggodok berbagai masukan dari konsep-konsep mengenai Dasar Negara yang telah dikemukakan oleh para anggota BPUPKI. ✓ 22 Juni 1945 "Panitia Sembilan" kembali bertemu dan menghasilkan rumusan dasar negara Republik yang kemudian dikenal sebagai "Piagam " atau "", atau "Gentlement Agreement" 5. Latar Belakang Perubahan Rumusan Dasar ✓ Rakyat Indonesia memiliki latar belakang Negara Sila Pertama Naskah Piagam Jakarta kepercayaan yang berbeda – beda. ✓ Untuk menjaga persatuan dan kesatuan bangsa/NKRI. ✓ Untuk menampung aspirasi wakil-wakil Protestan dan Katolik dari wilayah timur.

Tabel 1.2 Perbedaan antara BPUPKI dan PPKI No Pernyataan BPUPKI PPKI 1. Kepanjangan Badan Penyelidik Usaha-usaha Panitia Persiapan Kemerdekaan Persiapan Kemerdekaan Indonesia. Indonesia 2. Istilah dalam Bahasa Dokuritsu Junbi Cosakai Dokuritsu Junbi Inkai Jepang 3. Waktu Pembentukan 1 Maret 1945 7 Agustus 1945 4. Jumlah Anggota 62 orang Indonesia + 7 orang 21 orang (12 orang dari Jawa, 3 Jepang = 69 orang orang dari , 2 orang dari Sulawesi, 1 orang Catatan Kritis : dari Kalimantan, 1 orang dari Nusa Ada referensi mengatakan Tenggara, 1 orang dari Maluku, 1 76 orang orang dari golongan Tionghoa) + 6 (https://id.wikipedia.org/wiki/Daftar_ orang tambahan = 27 orang anggota_BPUPKI-PPKI)

 1 

5. Susunan Organisasi 1. Dr. Kanjeng Raden Tumenggung 1. Ir. Soekarno (Ketua) (K.R.T.) Radjiman 2. Drs. Moh. Hatta (Wakil Ketua) Wedyodiningrat (Ketua) 3. Prof. Mr. Dr. 2. Raden Pandji (Wakil) Soepomo (anggota) 3. Ichibangase Yosio (Wakil) 4. KRT Radjiman 4. Ir. Soekarno (anggota) Wedyodiningrat (anggota) 5. Drs. Moh. Hatta (anggota) 5. R. P. Soeroso (anggota) 6. Prof. Mr. Dr. 6. Soetardjo Soepomo (anggota) Kartohadikoesoemo (anggota) 7. Mr. Muhammad Yamin (anggota) 7. Kiai Abdoel Wachid 8. (anggota) Hasjim (anggota) 9. Haji Abdul 8. Ki Bagus Hadikusumo (anggota) (anggota) 9. Otto Iskandardinata (anggota) 10. Mr. Raden Ahmad Subarjo 10. Abdoel Kadir (anggota) (anggota) 11. Pangeran 11. Ny. Mr. Raden Ayu Maria Soerjohamidjojo (anggota) Ulfah Santoso (anggota) 12. Pangeran Poerbojo (anggota) 12. Ny. Raden Nganten Siti Sukaptinah 13. Dr. Mohammad Amir (anggota) Sunaryo Mangunpuspito 14. Mr. Abdul Maghfar (anggota) (anggota) 15. Teuku Mohammad Hasan 13. (anggota) 16. Dr. GSSJ Ratulangi (anggota) 14. Oey Tiang Tjoe (anggota) 17. Andi Pangerang (anggota) 15. Oey Tjong Hauw (anggota) 18. A.A. Hamidhan (anggota) 16. Tan Eng Hoa (anggota) 19. I Goesti Ketoet 17. dll Poedja (anggota) 20. Mr. Johannes Latuharhary (anggota) 21. Drs. Yap Tjwan Bing (anggota) 22. Achmad Soebardjo (Penasihat) 23. Sajoeti Melik (anggota) 24. Ki Hadjar Dewantara (anggota) 25. R.A.A. Wiranatakoesoema (anggota) 26. Kasman Singodimedjo (anggota) 27. Iwa Koesoemasoemantri (anggota)

6. Tugas ✓ Tugas pokok melakukan Melanjutkan kerja BPUPKI dan penyelidikan terhadap usaha- mempersiapkan pemindahan usaha persiapan Kemerdekaan kekuasaan dari Jepang ke bangsa Indonesia Indonesia ✓ Mempersiapkan hal-hal penting mengenai tata kelola pemerintahan Indonesia yang merdeka 7. Waktu Persidangan Sidang I ( 29 Mei – 1 Juni 1945) ✓ Sidang PPKI I tanggal 18 Agustus Sidang ke 2 BPUPKI - 10 Juli – 17 Juli 1945 1945 ✓ Sidang PPKI II tanggal 19 Agustus 1945 ✓ Sidang PPKI III tanggal 22 Agustus 1945 8. Hasil Sidang Sidang I ( 29 Mei – 1 Juni 1945) Sidang PPKI I tanggal 18 Agustus  Dasar Negara 1945 : Tanggal 29 Mei 1945, M. Yamin : · Mengesahkan UUD sebagai UUD 1. Peri kebangsaan negara RI 2. Peri Kemanusiaan · Memilih Ir. Soekarno sebagai 3. Peri Ketuhanan presiden dan Drs. Moh. Hatta 4. Peri Kerakyatan sebagai wakil presiden 5. Kesejahteraan Rakyat · Untuk sementara waktu presiden dibantu oleh sebuah Tanggal 31 Mei 1945, Supomo : Komite Nasional Indonesia

 2 

1. Persatuan 2. Kekeluargaan Sidang PPKI II tanggal 19 Agustus 3. Keseimbangan lahir dan batin 1945 : 4. Musyawarah · Menetapkan wilayah Indonesia 5. Keadilan sosial menjadi 8 provinsi dan menunjuk gubernurnya 1 Juni 1945, : · Menetapkan 12 departemen 1. Kebangsaan Indonesia beserta menteri-menterinya 2. Internasionalisme/Peri · Mengusulkan dibentuknya Kemanusiaan tentara kebangsaan 3. Mufakat/Demokrasi · Pembentukan komite nasional di 4. Kesejahteraan Sosial setiap provinsinya 5. Ketuhanan yang Maha Esa Sidang PPKI III tanggal 22 Agustus Sidang ke 2 BPUPKI - 10 Juli – 17 Juli 1945 : 1945 · Dibentuknya Komite Nasional.  Menyusun rancangan Undang- · Dibentuknya Partai Nasional undang Dasar 1945. Indonesia. a. Pernyataan Indonesia Merdeka. · Dibentuknya tentara b. Pembukaan Undang-Undang kebangsaan. Dasar (Preambul). c. Undang-Undang Dasar (Batang Tubuh) : 1). 16 Bab 2). 37 Pasal, terbagi 5 bagian antara lain: ✓ Bentuk dan Kedaulatan Negara = pasal 1 ✓ Lembaga Tertinggi Negara = pasal 2, 3 ✓ Lembaga Tinggi Negara = pasal 4-15, 16, 18, 19-22 ✓ Unsur-Unsur Kesejahteraan Negara = pasal 23, 29, 31-37 ✓ Unsur-Unsur Pemerintahan Negara = pasal 17, 24, 25, 26-28, 30 3). 4 pasal Aturan Peralihan 4). 2 Ayat Aturan Tambahan

Tabel 1.3 Rumusan Sila-Sila Pancasila dalam Piagam Jakarta dan Pembukaan UUD 1945

Rumusan Pancasila dalam Naskah Piagam Rumusan Pancasila dalam Pembukaan UUD Negara Jakarta Republik Indonesia Tahun 1945 Ketuhanan, dengan kewajiban menjalankan Ketuhanan Yang Maha Esa syari’at Islam bagi pemelukpemeluknya. Kemanusiaan yang adil dan beradab Kemanusiaan yang adil dan beradab Persatuan Indonesia Persatuan Indonesia Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan kebijaksanaan dalam permusyawaratan dalam permusyawaratan perwakilan perwakilan Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia

 3 

Tabel 1.4 Hal yang Diteladani dari Para Tokoh Pendiri Negara No Nama pendiri negara Nilai Semangat 1. Ir. Soekarno a. Jiwa dan semangat merdeka b. Nasionalisme dan patriotisme c. Idealisme kejuangan yang tinggi 2. Mohammad Hatta 1. Sederhana dan baik hati “Pada tahun 1950-an, Bally adalah sebuah merek sepatu yang bermutu tinggi dan tidak murah. Bung Hatta, Wakil Presiden pertama RI, berminat pada sepatu itu. Ia kemudian menyimpan guntingan iklan yang memuat alamat penjualnya, lalu berusaha menabung agar bisa membeli sepatu idaman tersebut. Namun, uang tabungan tampaknya tidak pernah mencukupi karena selalu terambil untuk keperluan rumah tangga atau untuk membantu kerabat dan handai taulan yang datang untuk meminta pertolongan.Hingga akhir hayatnya, sepatu Bally idaman Bung Hatta tidak pernah terbeli karena tabungannya tak pernah mencukupi. Yang sangat mengharukan dari cerita ini, guntingan iklan sepatu Bally itu hingga Bung Hatta wafat masih tersimpan dan menjadi saksi keinginan sederhana dari seorang Hatta. Padahal, jika ingin memanfaatkan posisinya waktu itu, sangatlah mudah bagi beliau untuk memperoleh sepatu Bally. Misalnya, dengan meminta tolong para duta besar atau pengusaha yang menjadi kenalan Bung Hatta. Namun, di sinilah letak keistimewaan Bung Hatta. Ia tidak mau meminta sesuatu untuk kepentingan sendiri dari orang lain.Bung Hatta memilih jalan sukar dan lama, yang ternyata gagal karena ia lebih mendahulukan orang lain daripada kepentingannya sendiri.” 2. Jujur dan Rendah hati Ketika Bung Hatta ingin menunaikan ibadah haji di tanah suci, beliau berangkat dengan menggunakan biaya sendiri. Padahal waktu itu Bung Karno telah menawari untuk berangkat menggunakan pesawat terbang yang biayanya ditanggung negara. Tapi, Bung Hatta menolaknya dan lebih memilih untuk naik haji menggunakana biaya sendiri sebagai rakyat biasa. Hebat bukan? 3. Mendahulukan kepentingan Negara Ibu Rahmi, istri Bung Hatta menabung sedikit demi sedikit untuk membeli mesin jahit. Ketika tabungannya sudah cukup, Ibu Rahmi pun berencana untuk membeli mesin jahit impiannya. Tapi, kemudian Ibu Rahmi sedih karena tidak jadi membeli mesin jahit tersebut. Kenapa? Sewaktu Ibu Rahmi akan membeli mesin jahit ternyata ada berita bahwa ada penurunan nilai mata uang dari 100 rupiah menjadi 1 rupiah. Meskipun Bung Hatta tahu hal itu, beliau tidak mau menceritakan kepada Ibu Rahmi karena hal tersebut merupakan suatu rahasia negara. 4. Toleran Sebelum sidang PPKI dimulai, Mohammad Hatta mengajak Ki Bagus Hadikusumo, K.H Wahid Hasyim, Mr. Kasman Singodimedjo, dan Mr. Teuku Mohammad Hasan mengadakan suatu rapat pendahuluan. Supaya tidak terpecah sebagai bangsa, tokoh pendiri bangsa yang bermusyawarah telah bermufakat untuk menghilangkan bagian kalimat “Ketuhanan, dengan kewajiban menjalankan syari’at Islam bagi pemelukpemeluknya” dan menggantikannya dengan rumusan ”Ketuhanan Yang Maha Esa” Sumber : 1. Buku Paket hal. 11

 4 

2. http://socialonesmansaboy.blogspot.co.id/2016/04/peran- tokoh-nasional-mhatta-dalam.html 3. Muhammad Yamin a. saling menghormati dan menghargai sesama b. sikap cinta tanah air c. sikap patriotisme d. sikap disiplin dan tegas e. sikap saling mencintai sesama f. sikap adil terhadap sesama 4. Soepomo a. Sifat tegas b. sifat berjiwa nasiomalisme c. sifat ciinta tanha air d. sifat adil e. sifat bijaksana f. sifat patriotisme 5. KH. Wahid Hasyim a. Religius (ayah Gus Dur) b. Toleransi Sebelum sidang PPKI dimulai, Mohammad Hatta mengajak Ki Bagus Hadikusumo, K.H Wahid Hasyim, Mr. Kasman Singodimedjo, dan Mr. Teuku Mohammad Hasan mengadakan suatu rapat pendahuluan. Supaya tidak terpecah sebagai bangsa, tokoh pendiri bangsa yang bermusyawarah telah bermufakat untuk menghilangkan bagian kalimat “Ketuhanan, dengan kewajiban menjalankan syari’at Islam bagi pemelukpemeluknya” dan menggantikannya dengan rumusan ”Ketuhanan Yang Maha Esa” Sumber : Buku Paket hal. 11 c. Madiri d. Demokratis e. Semangat Kebangsaan f. Cinta Tanah Air g. Bersahabat/Komunikatif h. Gemar Membaca i. bukanlah sosok yang gila jabatan Sewaktu terjadi perombakan kabinet dan namanya tidak tercantum lagi dalam daftar nama anggota kabinet baru, beberapa orang tampak kecewa, terutama kaum Nahdliyyin. Mereka beramai-ramai mendatangi kediaman kyai yang selalu tampil perlente itu dan menumpahkan kekecewaannya.

Tetapi yang terjadi sungguh di luar dugaan. Ketika para pendukungnya datang dengan wajah muram, Wahid Hasyim justru banyak tersenyum dan melempar tawa. "Kami merasa kecewa karena Gus Wahid tidak duduk lagi di kabinet," kata H. Azhari, seorang di antara mereka.

"Tak usah kecewa. Saya toh masih bisa duduk di rumah. Saya mempunyai banyak kursi dan bangku panjang. Tinggal pilih saja," jawab sang kyai sekenanya. Yang hadir pun tertawa. Seperti itulah Wahid Hasyim, yang dekat dengan rakyat dan kaum jelata. Bahkan, untuk urusan makanpun, ayah Gus Dur ini tidak pernah neko-neko. Sumber : http://blogtakut.blogspot.co.id/

 5 