ISSN : 2722-242X (cetak) ISSN : 2721-2653 (online) Volume 2, Nomor 2, Mei 2021

TANGGUNG JAWAB PEMERINTAH DAERAH DALAM PEMBERIAN

IZIN PERTAMBANGAN BAHAN GALIAN BATUAN SERTA

PENGENDALIAN DAMPAKNYA DI KABUPATEN TIMUR Maidy

Fakultas Hukum Universitas Gunung Rinjani

e-mail: [email protected]

Info Artikel Abstract Sejarah Artikel : Diterima 11 April 2021 This study aims to determine the role of local government in Disetujui 2 Mei 2021 supervising rock mining activities as well as the factors that influence Publikasi Mei 2021 the existence of rock mining activities in . Research using juridical empirical legal method means that a study examines problems according to facts that occur in the field and studies of legislation. The results show that the East Lombok Regency Keyword : Government no longer has the authority to supervise mining which has been taken over by the Provincial Government since the issuance Supervision; Mining Exciting of Law Number 23 of 2014 concerning Regional Government which Materials; Mining license hampers the mining supervision and licensing process. Both miners and mining owners are made difficult in applying for permits because business owners have to apply for mining permits to the Provincial Government, this is one of the factors that causes the large number

of illegal rock mining activities to occur in East Lombok Regency.

Abstrak

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Peranan Pemerintah daerah dalam pengawasan kegiatan pertambangan bahan galian batuan serta faktor yang mempengaruhi adanya

kegiatan penambangan bahan galian batuan di Kabupaten

Lombok Timur. Penelitian menggunakan Metode hukum juridis empiris artinya suatu penelitian mengkaji permasalahan sesuai fakta yang terjadi di lapangan dan kajian perundang- undnagan. Hasil penelitian menunjukan Pemda Kabupaten Lombok Timur tidak lagi memiliki kewenangan dalam pengawasan pertambangan dimana sudah diambil alih oleh Pemerintah Daerah Provinsi sejak dikeluarkannya Undang-

Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintah Daerah yang membuat proses pengawasan dan perizinan pertambangan cukup terhambat. Kedua penambang dan perusahaan pemilik pertambangan dipersulit dalam pengajuan perizinan karena para pemilik usaha harus mengurus izin pertambangan ke Pemerintah Daerah Provinsi, hal ini merupakan salah satu faktor yang menyebabkan banyaknya kegiatan pertambangan bahan galian batuan ilegal terjadi di

Kabupaten Lombok Timur.

Alamat Korespondensi : Jalan Raya – Labuhan Lombok KM. 50, ©2021Universitas Gunung Rinjani Selong 83612, Lombok Timur – NTB, , open access at : https://juridica.ugr.ac.id/index.php/juridica Telefax. (0376) 631621, e-Mail : [email protected] DOI: https://doi.org/10.46601/juridica.v2i2.185 JURIDICA - Volume 2, Nom0r 2, Mei 2021

A. PENDAHULUAN Provinsi Nusa Tenggara Barat. Kabupaten ini memiliki luas 2.679,88 Km2 dengan daratan Sejarah Pertambangan di Indonesia telah seluas 1.605,55 Km2 (59,91%) dan lautan ada sejak Indonesia belum merdeka. seluas 1.074,33 Km2 dan populasi 1.105.582 Pertama kali dilakukan pada tahun 1871 oleh Km2 jiwa. Bagian Utara merupakan lereng Pengusaha asal Belanda bernama Jan gunung Rinjani sehingga merupakan wilayah Reerink dengan melakukan eksploitasi yang subur untuk pertanian. Sedangkan minyak secara komersil di Lereng Gunung bagian Selatan yang berbatasan dengan Ciremai Jawa Barat.1 Samudra Hindia merupakan penghasil ikan Setelah Kemerdaan dengan mengacu dan budidaya kerang mutiara. pada Pasal 33 ayat (3) Undang-Undang Selaian itu Lombok Timur juga marak Dasar Tahun 1945 yang berbunyi “Bumi, air dengan kegiatan pertambangan. Pajak dan kekayaan alam yang terkandung di mineral bukan logam dan batuan (MBLB) dalamnya dikuasai oleh negara dan menjadi salah satu obyek pajak terbesar di dipergunakan untuk sebesar-besarnya Lombok Timur tahun 2017, Pemerintah kemakmuran rakyat”, maka sektor Kabupaten Lombok Timur menargetkan PAD Pertambangan dikuasai oleh negara. Dalam (Pendapatan Asli Daerah) dari pajak MBLB hal ini, negara memiliki kekuasaan dalam sebesar Rp. 9 miliar. menentukan siapa yang berhak atau tidak Namun selain berdampak positif bagi berhak melakukan usaha Pertambangan. penerimaan daerah, Pertambangan juga Saat ini kegiatan Pertambangan yang memiliki dampak negatif terutama bagi lebih dikenal di Indonesia adalah lingkungan sekitar tambang. Seperti yang pertambangan untuk komiditas mineral terjadi di akhir 2017, sebanyak 4 (empat) logam, antara lain emas, tembaga, nikel, desa di Lombok Timur, yaitu desa Tirtanadi, bauksit dan komoditas batubara. Selain desa Teko, desa Tanah Gadang dan desa komoditas mineral utama dan batubara ini, Anggariksa terkena dampak Pertambangan komoditas batuan atau pertambangan batuan yang berlokasi di Wilayah desa batuan memiliki peran yang sama Mamben kecamatan Wanasaba. Air bekas pentingnya terutama dalam memberikan tambang batuan tersebut masuk ke lahan dukungan material untuk pembangunan pertanian dan merusak tanaman milik infrastruktur. masyarakat. Berdasarkan istilah dalam Undang- Hal tersebut menjadi dilema bagi daerah Undang Nomor 11 tahun 1967 tentang tingkat II sebagai pemerintah di Wilayah ketentuan-ketentuan pokok Pertambangan, lokasi tambang, terutama sejak perizinan Pasal 3 disebutkan bahan-bahan galian Pertambangan tidak lagi mejadi wewenang dibagi atas tiga golongan : kabupaten untuk menerbitkan namun a. Golongan bahan galian strategis; wewenang tersebut dipindahkan ke Provinsi. b. Golongan bahan galian vital; Undang-Undang Nomor 4 tahun 2009 c. Golongan bahan galian yang tidak menetapkan bahwa kewenangan Izin Usaha termasuk dalam goongan a atau b. Pertambangan terletak pada masing-masing Terminologi bahan galian Golongan C daerah Provinsi Kabupaten/Kota. Namun yang sebelumnya diatur dalam Undang- setelah adanya Undang-Undang Nomor 23 Undang Nomor 11 tahun 1967 tersebut telah Tahun 2014 tentang pemerintahan daerah, diubah berdasarkan Undang-Undang Nomor dasar hukum kewenangan izin usaha 4 tahun 2009 menjadi batuan. Pertambangan di daerah berubah mutlak Kegiatan Pertambangan batuanpun hanya menjadi kewenangan Gubernur marak dilakukan diberbagai Wilayah sebagai wakil pemerintah pusat secara Indonesia. Salah satunya di Wilayah vertikal dalam rangka tugas pembantuan. kabupaten Lombok Timur. Lombok Timur Pemerintah kabupaten Lombok Timur merupakan daerah tingkat II di Wilayah dalam wawancara dengan salah satu media lokal, mengaku khawatir dengan banyak tembusan izin Pertambangan yang masuk 1 diruangannya. “itu kesalahan besar karena https://id.wikipedia.org/wiki/Sejarah_perminyakan_di_Indo nesia saat ini sangat liar Pertambangan di Lotim | 54 |

JURIDICA - Volume 2, Nom0r 2, Mei 2021

(Lombok Timur) atau di daerah lainnya. Pertambangan salah satu kegiatan ekonomi Karena Provinsi semau-maunya yang sangat menguntungkan. Namun mengeluarkan izin. Mereka tidak tahu dampak kerusakan yang ditimbulkanpun bagaimana kondisi di Daerah”. sangat besar. Oleh karena itu, penulis merasa Kewenangan pemerintah dalam perlu dilakukan penelitian terkait tanggung memberikan izin usaha Pertambangan, sudah jawab pemerintah daerah dalam pemberian seharusnya dibarengi dengan tanggung izin Pertambangan bahan galian batuan serta jawab mulai dari analisa dampak lingkungan, pengendalian dampaknya di Kabupaten pengawasan selama berjalannya izin usaha Lombok Timur. Dari uraian yang pertimbangan hingga revitalisasi terhadap dikemukakan dalam latar belakang masalah dampak yang ditimbulkan. di atas, maka dapat dirumuskan beberapa Seringkali rumitnya pembuatan izin permasalahan sebagai berikut: Pertama, Apa usaha Pertambangan oleh pemerintah bentuk tanggung jawab pemerintahan menyebabkan munculnya Pertambangan- Provinsi Nusa Tenggara Barat dalam Pertambangan ilegal. Beberapa perusahaan pemberian izin Pertambangan bahan galian nakal sering kali langsung beroperasi bantuan di Wilayah Lombok Timur ditinjau berbarengan dengan mengurus izin. dari Undang-Undang Nomor 23 tahun 2014? Sehingga Analisa Dampak Lingkungan Kedua, Bagaimana bentuk pengendalian (AMDAL) yang menjadi salah satu syarat dampak Pertambangan bahan galian batuan utama dapat dikeluarkan Izin usaha oleh pemerintah daerah di Wilayah Lombok Pertambangan diabaikan. Pertambangan Timur? batuan pada umumnya berbeda dengan B. METODELOGI PENELITIAN Pertambangan lainnya. Pertambangan batuan biasanya dikelola dekat dengan pemukiman Penelitian hukum ini termasuk jenis warga yang berhubungan langsung dengan penelitian hukum normatif dan empiris, hal jalur transportasi. Pengelaolaanya memiliki ini dikarenakan penelitian ini menggunakan risiko relatif lebih tinggi dengan dampak data primer dan sekunder dalam mengkaji lingkungan yang besar seperti rusaknya dan menelusuri norma-norma serta hutan, rusaknya bukti dan pegunungan, peraturan-peraturan yang mengatur tentang rusaknya jalan serta pencemaran udara, air perizinan dan pengendalian dampak dan tanah. Terutama yang merasakan Pertambangan. Tipe penelitian hukumnya dampak secara langsung adalah masyarakat adalah kajian komperehensif analisa terhadap dan lingkungan sekitar tambang. bahan hukum sekunder. Hasil kajian Selama beroperasinya usaha dipaparkan secara lengkap, jelas, rinci dan Pertambangan batuan, sangat diperlukan sistematis mengenai pembahasan pengawasan pemerintah. Lokasi permasalahan. Pendekatan yang dilakukan pertambangan yang biasanya dekat dengan dalam melakukan penelitian ini adalah: pemukiman, sawah atau lahan warga, pendekatan perundang-Undangan (statue sehingga sangat berpotensi menimbulkan approach). Pendekatan ini dilakukan dengan kerusakan lingkungan maupun konflik sosial. menelaah semua peraturan perundang- Limbah buangan menjadi sagat berbahaya Undangan serta regulasi-regulasi yang bagi lingkungan sekitar tambang apabila bersangkut paut dengan izin Pertambangan tidak disalurkan secara benar. Pengangkutan batuan. Kemudian pendekatan kasus (case yang biasanya menggunakan truk-truk besar approach), pendekatan ini dilakukan dengan juga sangat berpotensi merusak fasilitas melakukan telaah pada kasus-kasus yang umum seperti jalan. berkaitan dengan kegiatan Pertambangan Saat berhentinya izin usaha batuan di Wilayah Kabupaten Lombok Timur. Pertambangan, perubahan lingkungan yang Penulis memilih lokasi penelitian di Wilayah menjadi di lokasi tambang akan sangat besar. Kabupaten Lombok Timur sebagai lokasi Revitalisasi lokasi bekas tambang akan Pertambangan dan pemerintah Provinsi Nusa menjadi pekerjaan yang berlangsung lama. Tenggara Barat sebagai yang berwenang Namun apabila kondisi bekas tambang mengeluarkan Izin Usaha Pertambangan. dibiarkan akan mengancam keseimbangan Adapun alasan penulis memilih lokasi lingkungan dan berpotensi bencana. | 55 |

JURIDICA - Volume 2, Nom0r 2, Mei 2021 enelitian tersebut karena maraknya usaha Beberapa poin dalam strategi LECI dan SuEZ Pertambangan batuan di Wilayah tersebut. dapat dikemukan sebagai berikut : Sumber data yang akan digunakan a. Stretegi LECI : dalam penelitian ini terdiri atas dua kategori, 1) Pendekatan pengembangan yaitu: (1) Data Primer yaitu data yang adalah pendekatan pulau diperoleh angsung dari narasumber di lokasi 2) Minimal 30% dari luas Wilayah penelitian yang berkaitan dengan izin merupakan kawasan lindung kegiatan Pertambangan batuan dan kegiatan atau ruang terbuka hijau. pengendalian dampak usaha Pertambangan 3) Membatasi eksploitasi batuan; dan (2) Data sekuder yaitu data yang Pertambangan. diperoleh melalui studi kepustakaan yaitu 4) Multi infrastruktur berbasis menelaah literatur, artike, liputan, makalah pulau serta peraturan perundang-Undangan yang 5) Keunggulan kompetitif sektor ada kaitannya dengan kegiatan parawisata dan argo. Pertambangan batuan di Wilayah Kabupaten 6) Substitusi pemanfaatan sumber Lombok Timur. daya alam antar Wilayah Metode pengumpulan data dilakukan b. Strategi SuEZ. dengan dua cara yaitu penelitian 1) Pendekatan pengembangan kepustakaan (library research), penulis adalah pendekatan melakukan pengumpulan data dengan cara kawasan/zona. membaca sejumlah literatur yang relevan 2) Minimal 30% dari luas Wilayah dengan tanggung jawab pemerintah daerah merupakan kawasan lindung dalam pemberian Izin Usaha Pertambangan atau ruang terbuka hijau. bahan galian batuan serta pengendalian 3) Multi infrastruktur berbasis dampaknya di Kabupaten Lombok Timur. kawasan. Penelitian lapangan (field research), yaitu 4) Keunggulan kompetitif sektor penelitian melakukan pengumpulan data arawisata dan argo dengan observasi ke lokasi penelitian dan 5) Sustansi pemanfaatan sumber melakukan wawancara (interview) kepada daya alam antar kawasan. sejumlah narasumber yang kompeten. Data Dari kedua strategi tersebut, dapat penelitian diolah dan di analisis secara dilihat pemerintah Provinsi Nusa Tenggara kualitatif yaitu menganalisa data berdasarkan Barat menjadikan parawisata dan argo kualitasnya lalu dideskripsikan dengan sebagai sektor keunggulan kompetitif. Di menggunakan kata-kata sehingga diperoleh mana sektor tersebut sangat kontra dengan bahasan atau paparan dalam bentuk kalimat sektor Pertambangan. Sehingga dalam yang sistematis dan dapat dimengerti, strategi LECI di pulau Lombok terdapat kemudian ditarik kesimpulan. rumusan poin untuk membatasi eksploitasi Pertambangan. C. PEMBAHASAN Sebagai tindak lanjut dari peranan Peraturan Pemerintah Nomor 22 tahun 2010 1. Bentuk Tanggung Jawab tentang Wilayah Pertambangan dan Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Peraturan Pemerintah Nomor 23 tahun 2010 Barat dalam Pemberian Izin tentang Pelaksanaan Kegiatan Usaha Pertambangan Bahan Galian Batuan Pertambangan Mineral dan Batubara, di Wilayah Lombok Timur. Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Barat Dalam rencana tata ruang dan Wilayah telah mengusulkan luas Wilayah (RTRW) Nusa Tenggara Barat, telah Pertambangan (WP) di Nusa Tenggara Barat disepakatai ada dua pula pendekatan yaitu seluas 891.590 Ha atau 44,24% dari total LECI (Lombok as Eco City Isand) dan SuEZ luas daratan Nusa Tenggara Barat. Dengan ( Eco-Zone). Pendekatan ini luas WP di dalam kawasan hutan seluas merupakan pendekatan pengeloaan yang 479.311,13 Ha atau 53,75% sedangkan WP memberikan arah bagi pemanfaatan sumber di luar kawasan hutan seluas 412.278,87 Ha daya alam pulau secara berkelanjutan. atau 46,25%. Luas WP akan berkurang seiring dengan perubahan status | 56 |

JURIDICA - Volume 2, Nom0r 2, Mei 2021 pengusahaan dari tahapan eksplorasi ke dan sumber daya Mineral dibagi antara operasi produksi. pemerintah pusat dan daerah Provinsi. Kontribusi sektor Pertambangan dan (2) Urusan pemerintahan Bidang Kehutanan penggalian mengalami penurunan sejak sebagaimana dimaksud pada ayat (1) 2011. Kontribusi tersebut merupakan yang berkaitan dengan pengelolaan kumulatif dari penerimaan pajak dan taman hutan raya Kabupaten/Kota . penerimaan bukan pajak. Penerimaan Negara (3) Urusan pemerintahan bidan energi dan Bukan Pajak (PNBP) meliputi iuran tetap sumber daya Mineral sebagaimana (landrent) dan iuran produksi (royalty) yang dimaksud pada ayat (1) yang berkaitan kemudian dibagi lagi sebagai dana bagi hasil dengan pengelolaan minyak dan gas dari sektor Pertambangan. Selain pajak alam bumi menjadi kewenangan batuan dan Mineral bukan logam, pemerintah pusat. Kabupaten/Kota juga memungut retribusi (4) Urusan pemerintahan bidan energi dan atas penerbitan IUP. sumber daya Mineral sebagaimana Dari penjelasan di atas, diketahui dimaksud pada ayat (1) yang berkaitan Pertambangan menjadi salah satu sektor dengan pemanfaatan langsung panas pendapatan yang penting bagi daerah. Pada bumi dalam daerah Kabupaten/Kota tahun 2016, tercatat pemerintah Provinsi menjadi wewenang daerah Nusa Tenggara Barat telah mengeluarkan Kabupaten/Kota. 114 izin usaha Pertambangan bahan galian (5) Daerah Kabupaten/Kota penghasil dan logam dan batuan. Namun di sisi lain usaha bukan penghasil mendapatkan bagi hasil Pertambangan juga mengancam lingkungan dari penyelenggaraan urusan hidup sehingga tidak dapat berjalan pemerintahan sebagaimana dimakasud beriringan dengan sektor parawisata yang pada ayat (1). menjadi sektor unggulan di Nusa Tenggara (6) Penentuan daerah Kabupaten/Kota Barat khususnya di pulau Lombok. penghasil untuk penghitungan bagi hasil Kabupaten Lombok Timur merupakan keautan adalah hasil kelautan yang salah satu kabupaten di Nusa Tenggara Barat berada daam batas wilayah 4 (empat) yang memiliki beberapa destinasi wisata mil diukur dari garis antai ke arah aut unggulan di Nusa Tenggara Barat, seperti lepas dan/atau ke arah perairan Taman Nasional Gunung Rinjani, Pantai Pink, kepulauan. Pantai Tanggung Bloam, Tanjung Ringgit (7) Daam hal batas wilayah kabupaten/Kota higga pulau-pulau kecil seperti Gili Kondo dan sebagaimana dimaksud pada ayat (6) Gili Sunut. Geliat parawisata di Lombok Timur kurang dari 4 (empat) mil, batas tersebut dibarengi dengan pemberian izin wilayahnya dibagi sama jarak atau diukur usaha pertambangan di Kabupaten tersebut, sesuai dengan prinsip garis tengah dari tercatat pada akhir 2016 jumlah penambang daerah yang berbatasan. batuan yang telah mengantongi izin di Pasal 15: Lombok Timur sebanyak 59 pengusahaan. (1) Pembagian urusan pemerintahan Jumlah tersebut belum termasuk dengan konkuren antara pemerintah pusat dan penambangan liar yang tidak memiliki izin. daerah Provinsi serta daerah Terkait pemberian izin pertambangan, Kabupaten/Kota tercantum dalam sejak diundangkan Undang-Undang nomor lampiran yang merupakan bagian yang 23 tahun 2014 tentang pemerintah daerah. tidak terpisahkan dari Undang-Undang Kewenangan pemberian izin yang ini. sebelumnya dapat dilakukan oleh pemerintah (2) Urusan pemerintahan konkuren yang Kabupaten/Kota beralih ke pemerintah tidak tercantum dalam Undang-Undang Provinsi. Hal tersebut berdasarkan pasal 14 ini menjadi kewenangan tiap tingkatan dan 15 Undang-Undang tersebut yang atau susunan pemerintahan yang berbunyi: penentuannya menggunakan prinsip dan Pasal 14 kriteria pembagian urusan pemerintahan (1) Penyelenggaraan urusan pemerintahan konkuren sebagaimana dimaksud dalam bidang kehutanan, kelautan, serta energi pasal 13.

| 57 |

JURIDICA - Volume 2, Nom0r 2, Mei 2021

(3) Urusan pemerintahan konkuren 1) Setiap kebgiatan usaha sebagaimana dimaksud pada ayat (2) pertambangan Mineral bukan logam ditetapkan dengan peraturan presiden. atau batuan dapat dilaksanakan (4) Perubahan terhadap pembagian urusan pada WIUP dengan cara pemerintahan konkuren antara mengajukan permohonan kepada pemerintah pusat dan daerah Provinsi Gubernur. dan daerah Kabupaten/Kota 2) Permohonan sebagaimana dimaksud sebagaimana dimaksud pada ayat (1) pada ayat (1) memperoleh prioritas yang tidak berakibat terhadap pertama untuk mendapatkan WIUP pengalihan urusan pemerintahan apabila telah memenuhi konkuren pada tingkatan atau susunan persyaratan: pemerintahan yang lain ditetapkan a. Koordinat geografis sesuai dengan peraturan pemerintah. dengan ketentuan sistem (5) Perubahan sebagaimana dimaksud pada informasi geografi yang ayat (4) dapat dilakukan sepanjang tidak berlaku secara nasional; dan bertentangan dengan prinsip dan kriteria b. Membayar biaya pembagian urusan pemerintahan pencandangan wilayah dan konkuren sebagaimana dimaksud dalam pencetakan peta. pasal 13. 3) Tata cara, bentuk format Berdasarkan undangundang tersebut, permohonan wilayah dan format kewenangan pemberian izin pertambangan WIUP diatur lebih lanjut dalam tidak lagi dimiliki oleh pemerintah peraturan Gubernur. Kabupaten/Kota. Hal tesebut sempat menjadi Kemudian dari permohonan yang permasalahan di Lombok Timur, di mana diajukan, pasal 16 ayat (2) dan (3) mengatur pada tanggal 31 Januari 2015 pemerintah tentang kewenangan pemerintah Provinsi Kabupaten Lombok Timur mengeluarkan dalam emberi izin dan siapa saja yang berhak Surat Pemberian Izin prinsip penambangan atas izin tersebut, yaitu : pasir laut oleh Bupati Lombok Timur kepada Ayat (2) PT. Dinamika Atria Raya untuk reklamasi Gubernur memberikan IUP eksplorasi Teluk Benoa. Mineral bukan logam atau batuan kepada Hal tersebut mendapat protes dari para badan usaha, koperasi atau pegiat lingkungan hidup, karena dinilai perseorangan yang telah memenuhi pemerintah Kabupaten sudah tidak meiliki persyaratan perohonan WIUP lagi kewenangan mengeluarkan Izin sebagaimana dimaksud dalam pasal 15 Pertambangan sejak Oktober 2014 sejak ayat (2) dan dilengkapi dokumen Undang-Undang nomor 23 tahun 2014 lingkungan seuai ketentuan perundang- diundangkan. Walaupun pada 2016, Undang yang berlaku. pemerintah Provinsi mengluarkan izin Ayat (3): pertambangan kepada PT. Dinamika Atria Dalam jangka waktu paling ama 6 Raya untuk menyedot pasair aut di Perairan (enam) bulan setelah IUP eksplorasi Selat Alas Lombok Timur sebanyak 30 juta sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meter kubik dalam jangka waktu 5 (lima) dan ayat (2) ditetapkan, pemeang IUP tahun. wajib memulai kegiatannya. Pemberian Izin Pertambangan yang Jangka waktu yang diberikan terhadap menjadi kewenangan pemerintah Provinsi Izin Usaha Pertambangan eksplorasi batuan juga melahirkan tanggung jawab lebih paling lama 3 (tiga) tahun, meliputi kegiatan kepada pemerintah Provinsi, terutama saat penyelidikan umum 1 (satu) tahun, eskplorasi proses pemberian izin dilakukan. Dalam 1 (satu) tahun dan studi kelayakan 1 (satu) Peraturan Daerah Nomor 4 tahun 2012 pasal tahun. Dengan luas paling sedikit 5 (lima) 15 juga dijelaskan mengenai pengajuan hektar dan paling banyak 5.000 (lima ribu) permohonan Wilayah Izin Usaha hektar. Sedangkan untuk jangka waktu IUP Pertambangan (WIUP) untuk pertambangan operasi produksi batuan paling lama 5 (lima) Mineral bukan logam dan batuan, yaitu : tahun dan dapat diperpanjang 2 (dua) kali dan masing-masing 2 (dua) tahun dengan | 58 |

JURIDICA - Volume 2, Nom0r 2, Mei 2021 luas wilayah paling banyak 1000 (seribu) antara perusahaan dan pemerintah hektar. Provinsi; Salah satu bentuk kewajiban pemegang 7) Memberikan laporan tertulis secara IUP eksplorasi adalah menyampaian laporan berkala atas rencana kerja dan kegiatan kepada Gubernur secara berkala, pelaksanaan kegiatan usaha yaitu Triwuan, Semester dan tahunan. pertambangan Mineral dan Batubara Melalui laporan tersebut Gubernur melakukan kepada gubernur; evaluasi melalui dinas terkait. 8) Membayar pendapatan negara dan Dengan kondisi daerah yang terus pendapatan daerah sesuai peraturan membangun, usaha pertambangan galian perundang-Undangan; dan batuan menjadi primadona bagi 9) Menggunakan perusahaan jasa pertambangan rakyat. Disini peran pertambangan lokal; pemerintah menjadi sangat penting, Peraturan daerah Provinsi Nusa terutama kaitannya dengan kewenangan Tenggara Barat nomor 4 tahun 2012 tentang memberikan izin usaha pertambangan. Izin pengelolaan pertambangan Mineral dan usaha pertambangan harus dibarengi dengan Batubara mengamanatkan pengembangan adanya regulasi-regulasi terkait kewajiban dan pemberdayaan masyarakat terutama dan hak dari pemberi izin dan penerima izin. masyarakat disekitar wilayah Izin Usaha Dalam Perda Nomor 2 tahun 2012, juga Pertambangan. Hal tersbut tercanum dalam mengatur hak dan kewajiban dari pemegang pasal 53: IUP. Pemegang IUP berhak untuk melakukan 1) Pemegang IUP wajib menyusun sebagian atau seuruh tahapan usaha program pengembangan dan pertambangan, baik kegiatan eksplorasi pemberdayaan masyarakat di sekitar maupun kegiatan operasi produksi sesuai WIUP. dengan IUP yang dimiliki. Sedangkan 2) Program sebagaimana dimaksud kewajiban yang dimiliki: pada ayat (1) harus dikonsultasikan 1) Melaksanakan sosialisasi kepada dengan pemerintah Provinsi dan masyarakat baik sebelum maupun masyarakat setempat. selama kegiatan usaha dilaksanakan 3) Masyarakat sebagaimana dimaksud minimal sekali dalam 6 (enam) pada ayat (2) dapat mengajukan bulan; usulan program kegiatan 2) Mematuhi peraturan perundang- pengembangan dan pemberdayaan Undangna di bidang kesehatan dan masyarakat kepada Bupati/Walikota keselamatan kerja pertambangan, setempat untuk diteruskan kepada perlindungan lingkungan hidup, pemerintah Provinsi dan pemegang kehutanan dan memenuhi standar- IUP. standar yang berlaku; 4) Pengembangan dan pemberdayaan 3) Melaksanakan pengelolaan dan masyarakat sebagaimana dimaksud pemantauan lingkungan pada ayat (1) diprioritaskan untuk pertambangan termasuk kegiatan masyarakat di sekitar WIUP yang reklamasi dan pasca tambang. terkena dampak langsung akibat 4) Meningkatkan nilai tambah sumber kegiatan operasionnal penambangan daya Mineral dan/atau Batubara dengan tidak melihat batas dalam pelaksanaan penambangan, administrasi wilayah pengolahan dan pemurnian, serta kecamatan/kabupaten. pemanfaatan Mineral dan Batubara; 5) Program pengembangan dan 5) Mengutamakan pemanfaatan tenaga pemberdayaan masyarakat kerja setempat, barang dan jasa sebagaimana dimaksud pada ayat dalam negeri sesuai peraturan (1) dibiayai dari alokasi biaya perundang-Undangan; program pengembangan dan 6) Melaksanakan program pemberdayaan masyarakat pada pengembangan dan pemberdayaan anggaran dan biaya setiap tahun masyarakat sekitar tambang, yang yang dikelola oleh pemegang IUP. direncakana dan disetujui bersama | 59 |

JURIDICA - Volume 2, Nom0r 2, Mei 2021

Dari pasal di atas, pemerintah Provinsi pada ayat (1) dilaksanakan oleh Nusa Tenggara Barat mewajibkan pelibatan Dinas dan SKPD teknis terkait masyarakat setempat di sekitar tambang lainnya sesuai ketentuan peraturan dalam program pengembangang dan perundang-Undangan. pemberdayaan masyarakat. Masyarakat 3) Pembinaan dan pengawasan dapat mengajukan usulan program kegiatan sebagaimana dimaksud pada ayat melalui Bupati/Walikota setempat. Di sini, (1) meliputi : pemerintah Kabupaten/Kota tempat wilayah a. Teknis pertambangan; Izin Usaha Pertambangan berperan dalam b. Pemasaran; memfasilitasi masyarakat sekitar tambang c. Keuangan; untuk mendapatkan manfaat lebih dari d. Pengolahan data Mineral dan kegiatan pertambangan tersebut. Batubara; Kewajiban pemegang IUP untuk e. Konservasi sumber daya Mineral melaksanakan program pengembangan dan dan Batubara; pemberdayaan masyarakat, dalam f. Keselamatan dan kesehatan pelaksanannya tetap dilakukan pengawasan kerja pertambangan; oleh pemerintah Provinsi, hal tersebut g. Keselamatan operasi diamanatkan dalam Pasal 54 Perda momor 4 pertambangan; tahun 2012 yang berbunyi : h. Pengelolaan lingkungan hidup 1) Mepengang IUP setiap tahun harus pertambangan, reklamasi dan menyampaikan rencana dan biaya pasca tambang; pelaksanaan program pembangunan i. Pemanfaatan barang, jasa, dan pemberdayaan masyarakat teknologi dan kemampan sebagai bagian dari rencana kerja rekayasa dan rancang bangun dan anggaran biaya tahunan kepada dalam negeri; Gubernur untuk mendapatkan j. Pengembangan tenaga teknis persetujuan. pertambangan; 2) Setiap pemegang IUP operasi k. Pengembangan dan produksi wajib menyampaikan pemberdayaan masyarakat laporan realiasi program setempat; pengembangan dan pemberdayaan l. Penguasaan, pengembangan masyarakat setiap 6 (enam) bulan dan penerapan teknologi kepada Gubernur. pertambangan yang Terkait pemberdayaan masyarakat menyangkut kepentingan berdasarkan pasal 54 di atas, bentuk umum; tanggung jawab pemerintah dalam m. Pengeloaan IUP; dan penerbitan izin pertambangan lebih bersifat n. Jumlah, jenis dan mutu hasil administratif yaitu berupa penyampaian usaha pertambangan. rencana tahunan dan laporan per 6 (enam) 4) Gubernur memberikan bimbingan bulan. dan atau fasilitas usaha Selain beberapa tanggung jawab di atas, pertambangan rakyat yang telah dalam pemberian izin pertambangan, mendapat izin dari Bupati/Walikota pemerintah Provinsi juga memiliki tanggung sesuai dengan kewenangannya. jawab berupa pembinaan dan pengawasan. 5) Gubernur sesuai dengan Bentuk pembinaan dan pengawasan tersebut kewenangannya melaksanakan terdapat dalam pasal 50 peraturan daerah pembinaan dan pengawasan atas nomor 4 tahun 2012, yakni : pengelolaan usaha pertambangan 1) Gubernur melakukan pembinaan dan lingkup kewenangan pengawasan terhadap pelaksanaan Bupati/Walikota. kegiatan usaha pertambangan 6) Gubernur sesuai dengan Mineral dan Batubara yang dilakukan kewenangannya melaksanakan oleh pemegang IUP. pembinaan, pengawasan, 2) Pelaksanaan pembinaan dan pengendalian dan/atau pengujian pengawasan sebagaimana dimaksud | 60 |

JURIDICA - Volume 2, Nom0r 2, Mei 2021

kualitas Mineral atau Batubara yang Sedangkan dampak Negatif dari kegiatan beredar di wilayah Provinsi. pertambangan adalah3 : Terkait ayat (4) di atas, perlu diingat 1. Kehancuran lingkungan hidup; bahwa sejak diundangkannya Undang- 2. Penderitaan masyarakatada; Undang Nomor 23 tahun 2014, kewenangan 3. Menurunnya kualitas hidup pemberian izin tidak lagi berada pada masyarakat lokal; Bupati/Walikota. 4. Meningkatnya kekerasan terhadap Setelah melalui evaluasi oleh pemerintah perempuan; Provinsi, apabila dari hasil evaluasi tersebut 5. Kehancuran ekologi pulau-pulau; diketahui pemegang IUP tidak memenuhi 6. Terjadinya pelanggaran HAM pada kewajiban yang ditetapkan dalam IUP kuasa pertambangan. dan/atau tidak memenuhi persyaratan yang Tahun 2017 jumlah izin pertambangan ditetapkan oleh peraturan perundang- yang telah dikeluarkan oleh Pemerintah Undangan, maka pemerintah Provinsi berhak Provinsi Nusa Tenggara Barat di Kabupaten mencabut izin usaha pertambangan tersebut. Lombok Timur sebanyak 22 izin usaha Seperti yang terjadi di tahun 2016, pertambangan dan meningkat menjadi 31 izin pemerintah Provinsi melakukan evaluasi usaha pertambangan di tahun 2018. terhadap 114 izin usaha pertambangan. Dari Berdasarkan peraturan daerah kabupaten jumlah tersebut 109 IUP dicabut karena Lombok Timur Nomor 2 tahun 2012 tentang dinilai tidak lulus evaluasi atau clean and Rencana Tata Ruang Wilayah, daerah yang clear. Dengan dibuatnya persyaratan merupakan wilayah pertambangan masuk perizinan diharapkan pemegang IUP dapat dalam kecamatan Pringgasela, kecamatan dilakukan kegiatan sesuai dengan ketentuan Pringgabaya, kecamatan Aikmel, kecamatan yang berlaku. Namun perizinan tanpa adanya Wanasaba, kecamatan Labuhan Haji dan pengawasan akan memunculkan kecamatan Suela. pertambangan-pertambangan liar di daerah Dampak lingkungan dari kegiatan tersebut. pertambangan tidak hanya terjadi setelah selesainya kegiatan pertambangan yaitu 2. Bentuk Pengendalian Dampak berupa kerusakan lingkungan dan Pertambangan Bahan Galian Batuan terganggunya ekologi. Namun berdasarkan oleh Pemerintah Daerah di Wilayah informasi Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Lombok Timur. Lombok Timur, dampak negatif juga terjadi Setiap kegiatan pertambangan pasti selama kegiatan pertambangan berlangsung, menimbulkan dampak positif maupun seperti polusi udara dan polusi suara. Hal dampak negatif. Dampat positif ari kegiatan tersebut terjadi selama proses pertambangan dibidang pertambangan adalah2 : dan pengangkutan. 1) Memberikan nilai tambah secara Dalam peraturan daerah Provinsi Nusa nyata kepada pertumbuhan ekonomi Tenggara Barat nomor 4 tahun 2012 pasal nasional. 55, 56 dan 57 mengatur tentang reklamasi 2) Meningkatkan Pendapatan Asli dan pasca tambang, yaitu: Daerah (PAD). Pasal 55: 3) Menampung tenaga kerja, terutama (1) Pemegang IUP eksplorasi wajib masyarakat lingkar tambang. melaksanakan reklamasi. 4) Meningkat ekonomi masyarakat (2) Pemegang IUP operasi produksi lingkar tambang.. wajib melaksanakan reklamasi dan 5) Meningkatkan usaha mikro pasca tambang. masyarakat lingkar tambang. (3) Reklamasi dan/atau pasca tambang 6) Meningkatkan kualitas SDM sebagaimana dimaksud pada ayat masyarakat lingkar tambang. (1) dan ayat (2) dilakukan terhadap 7) Meningkatkan derajat kesehatan lahan terganggu. masyarakat lingkar tambang. (4) Tata laksana reklamasi dan/atau pasca tambang dilakukan sesuai

2 Halim HS, Hukum Pertambangan Mineral dan Batu Bara, (Jakarta: Sinar Grafika, 2012) hal. 57. 3 Ibid | 61 |

JURIDICA - Volume 2, Nom0r 2, Mei 2021

dengan perturan perundang- Bentuk tanggungjawab pemerintah Undangan yang berlaku. kabupaten hanya terbatas pada pemberian Pasal 56: izin lingkunga yang akan dijadikan dasar bagi (1) Guernur memberikan persetujuan pemerintah Provinsi untuk menerbitkan izin atas dokumen reklamasi dan usaha pertambangan. dokumen pasca tambang yang Adapaun syarat-syarat yang harus diajukan oleh pemegang IUP dipenuhi untuk mendapatkan izin lingkungan eksplorasi. adalah sebagai berikut: (2) Persetujuan sebagaimana dimaksud 1) Draf Dokument UKL-UPL. pada ayat (1) diberikan setelah 2) Persetujuan Bupati. pemegang IUP eksplorasi 3) Surat Rekomendasi Tata Ruang. menyelesaikan tahap studi kelayakan 4) Surat Permohonan Izin Lingkungan. dan dilakukan penilai sesuai dengan 5) NPWP Perusahaan/Instansi. ketentuan peraturan perudang- 6) Identitas diri Pemilik/Penanggung undangan. Jawab. (3) Pemegang IUP eksplorasi 7) Berita Acara Pemeriksaan Lokasi. sebagaimana dimaksud pada ayat 8) Bukti Kepemilikan Lahan. (2) mengajukan permohonan 9) Rekomendasi Desa. peningkatan ke tahapan operasi 10) Rekomendasi Camat. produksi. 11) Bukti Sosialisa/Persetujuan Pasal 57: masyarakat. (1) Pemegang IUP operasi produksi 12) Denah Lokasi dan Site Plan. wajib menyetor jaminan reklamasi 13) Surat Kuasa dari Pemrakarsa Kepada dan jaminan pasca tambang Konsultan. ditetapkan oleh gubernur. Dasar hukum kewajiban memiliki izin (2) Besaran jaminan reklamasi dan lingungan sebagai persyaratan permohonan jaminan pasca tambang ditetapkan mendapatkan izin usaha pertambangan oleh Gubernur. adalah pasal 36 ayat (1) Undang-Undang (3) Ketentuan lebih lanjut mengenai nomor 32 tahun 2009 tentang Perlindungan bentuk, tata cara penyetoran dan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup (UUPPLH) pencairan jaminan reklamasi dan menyebutkan bahwa: “Setiap usaha dan/atau jaminan pasctambang diatur dengan kegiatan yang wajib memiliki Amdal atau peraturan Gubernur. UKL-UPL wajib memiliki izin lingkungan”. Berdasarkan pasal di atas, perda nomor Dari pemaparan di atas dapat disimpulkan 4 tahun 2012 mengamanatkan kewajiban bahwa pemerintah kabupaten Lombok Timur reklamasi bagi para pemegang izin usaha tidak memiliki kewenangan dalam pertambangan. Reklamasi lahan ditujukan pengendalian dampak pertambangan bahan untuk memulihkan kondisi lahan sehingga galina batuan, walaupun kegiatan mendekati kondis awal sebelum pertambangan tersebut dilakukan di wilayah penambangan. Kegiatan ini dilakukan Lombok Timur. Namun kewenangan sepanjang tahapan usaha pertambangan pengendalian dampak pertambangan bahan untuk menata, memulihkan, dan galian batuan berada di pemerintah Provinsi memperbaiki kualitas lingkungan dan Nusa Tenggara Barat. ekosistem agar dapat berfungsi kembali D. KESIMPULAN sesuai peruntukannya. Berdasarkan pasal di atas juga secara Adapun kesimpulan yang dapat kami ekplisit disebutkan bahwa kewenangan tarik dari uraian-uraian pada skripsi ini akan memberikan persetujuan dan menerima tertuang dalam bentuk tanggung jawab jaminan reklamasi serta jaminan pasca Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Barat tambang berada pada pemerintah Provinsi dalam memberikan izin ditinjau dari Undang- dalam hal ini Gubernur. Sedangkan tidak Undang Nomor 23 tahun 2014 adalah diatur kewenagnan pemerintah kabupaten sebagai berikut: Bahwa dengan diundangkan dalam melakukan pengawasan maupun Undang-Undang Nomor 23 tahun 2014 pengendalian reklamasi dan pasca tambang. tentang pemerintahan daerah, kewenangan | 62 |

JURIDICA - Volume 2, Nom0r 2, Mei 2021 untuk mengeluarkan Izin Usaha Kabupaten Lombok Barat, Mataram Pertambangan (IUP) tidak lagi dikeluarkan : Jurnal IUS 2016. oleh pemerintah Kabupaten/Kota, akan tetapi Paramita, Rahadian P, Pengelolaan dikeluarkan oleh Pemerintah Provinsi. Pertambangan Mineral di Provinsi Tanggung jawab Pemerintah Provinsi Nusa Nusa Tenggara Barat, Makalah Tenggara Barat dalam mengeluarkan izin Monitoring dan Evaluasi pertambangan bahan gaian batuan telah Pengelolaan Usaha Pertambangan diatur dalam Peraturan daerah Provinsi Nusa di Provinsi Nusa Tenggara Barat Tenggara Barat nomor 4 tahun 2012 tentang Dalam Rangka Koordinasi-Supervisi Pengelolaan Pertambangan Mineral dan Kementerian ESDM RI-Komisi Batubara. Dalam peraturan daerah nomor 4 Pemberantasan Korupsi (KPK), tahun 2012 tentang pengelolaan 2015 pertambangan Mineral dan Batubara, telah Indonesia, Undang-Undang Pertambangan diatur bentuk tanggung jawab pemerintah Mineral dan Batubara, UUD Nomor Provinsi mulai dari pemberina izin usaha 4 tahun 2009, TLN Nomor 4959 pertambangan hingga pengawasan reklamasi tahun 2009. dan pasca tambang. Pengendalian dampak Indonesia, Undang-Undang tentang pertambangan bahan galian batuan di Perlindungan dan Pengelolaan wilayah Lombok Timur sebagaimana diatur Lingkungan Hidup, UU nomor 32 dalam Perda momor 4 tahun 2012 tersebut tahun 2009, TLN nomor 5059 berada di pemerintah Provinsi Nusa Tenggara tahun 2009. Barat. Pemerintah kabupaten Lombok Timur Indonesia, Undang-Undang Tentang tidak berwenang melakukan pengawasan Pemerintahan daerah, UU Nomor maupun pengendalian dampak 22 tahun 2014, TLN nomor 5587 pertambangan bahan galian batuan tahun 2014. diwilayahnya. Bentuk pengenalian dampak Indonesia, Peraturan Pemerintah Nomor 22 pertambangan bahan galian batuan tahun 2010 tentang Wilayah berdasarkan peraturan daerah nomor 4 tahun Pertambangan, TLN nomor 5110 2012 hanya bersifat administratif. tahun 2010. Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Nusa Tenggara Barat, Peraturan Daerah Barat dalam hal pengendalian dampak Tentang Pengelolaan lingkungan seyogyanya melibatkan Pertambangan Mineral dan pemerintah KabupatenKota, hal ini Batubara, Perda Nomor 4 tahun dikarenakan pemerintah Kabupaten/Kota-lah 2012, TLD nomor 81 tahun 2012. yang memilik perangkat daerah disekitar Lombok Timur, Salinan Peraturan Bupati wilayah pertambangan, sehingga lebih Nomor 30 Tahun 2014 Tentang mudah dalam pengawasan. Upaya Pengelolaan Lingkungan Fakta dilapangan menunjukkan bahwa Hidup dan Upaya Pemantauan sulitnya proses perizinan mengakibatkan Lingkungan Hidup dan Surat banyaknya penambangan liar. Dengan Pernyataan Kesanggupan maraknya penambangan liar pemerintah Pengelolaan dan Pemantauan Provinsi akan mengalami kesulitan dalam hal Lingkungan Hidup. pengawasan. Sehingga untuk mengurangi https://id.wikipedia.org/wiki/Sejarah_perminy semakin maraknya penambangan liar bukan akan_di_Indonesia dengan mempersulit perizinan namun perlu adanya pembatasan wilayah penambangan.

DAFTAR PUSTAKA

HS, Salim, Hukum Pertambangan dan Batu Bara, Jakarta : Sinar Grafika 2002

Adi, Dwi Primilono, 2016, Konsep Hukum Pertambangan Rakyat Studi di | 63 |