PERKEMBANGAN GRUP BAND ROCKARO DAN ANALISIS MUSIK PADA LAGU ALLOY, BAPA, DAN KUTA-KUTA NARI

SKRIPSI SARJANA

O L E H

NAMA : ADITYA FILBERT GINTING NIM : 130707022

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS ILMU BUDAYA PROGRAM STUDI ETNOMUSIKOLOGI MEDAN 2018

1

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

2

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

PERNYATAAN

Dengan ini saya mengatakan bahwa dalam skripsi ini tidak terdapat karya yang pernah digunakan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu perguruan tinggi, dan sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat yang sudah pernah di tulis atau di terbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis diacu dalam skripsi ini dan disebutkan di dalam daftar pustaka.

Medan, 2018

ADITYA FILBERT GINTING

NIM : 130707022

3

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

ABSTRAK

Sebagai sebuah ornamen musik, musik rock itu sudah berlaku secara universal, dan sangat dikenal oleh masyarakat. Dalam penulisan skiripisi yang berjudul Perkembangan Grup Band Rockaro dan Analisis Musik pada lagu Alloy, Bapa, dan Kuta-kuta nari, penulis merumuskan “ada tidak pengaruh serta perkembangan Grup band Rockaro terhadap masyarakat karo serta Bagaimanakah Analisis musik pada beberapa lagu yang dinyayikan oleh Rockaro. Penelitian ini menggunakan dua (2) teori utama yang ditawarkan oleh Bruno Nettl dalam bukunya Folk and Traditional Music of the Western Contents untuk mentranskripsikan musik ke dalam bentuk notasi, teori tentang Etnomusikologi Urban untuk memperkuat bahwa musik rock berkembang di kota- kota besar dan kota-kota kecil. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif. Untuk melaksanakan penelitian, penulis telah melakukan beberapa proses kerja, yaitu : studi kepustakaan, observasi, wawancara, perekaman, dokumentasi kegiatan, transkripsi, dan analisis laboratorium. Penelitian ini berpusat pada latar belakang grup band Rockaro dan ketiga lagu yang dimainkannya. Melalui metode dan teknik tersebut diatas diperoleh dua hasil penelitian. (1) Perkembangan grup band Rockaro dari awal mula hingga sampai sekarang ini (2) Analisis struktur musik pada lagu Alloy, Bapa, dan Kuta-kuta nari. Bertolak dari pemaparan diatas dapat dicapai kesimpulan bahwa terdapat pengaruh dan perkembangan musik rock terhadap masyarakat karo. Hasil penelitian adalah,bahwa Band Rockaro mempunyai tujuan untuk membuat sebuah ornamen musik yang berbeda dengan cara mengkolaborasikan dan mengadopsi musik tradisional karo ke dalam musik rock dan berharap juga agar mereka yang tidak berlatar belakang etnis dan kultur karo juga dapat menikmati dan menyenangi lagu – lagu karo.

Kata kunci : Alloy, Bapa, dan Kuta-kuta nari, musik rock, grup band rock, Rockaro

4

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

KATA PENGANTAR i Puji dan syukur kepada Tuhan Yesus Kristus atas kasih dan Karunia yang diberikan penulis sehingga dapat menyelesaikan tugas akhir tentang Perkembangan Grup Band Rockaro dan Analisis Musik pada lagu Alloy, Bapa, dan Kuta-kuta nari. Tugas akhir ini dikerjakan demi memenuhi salah satu syarat guna memperoleh gelar Sarjana Seni dari Jurusan Etnomusikologi Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sumatera Utara. Penulis menyadari bahwa tugas akhir ini bukanlah tujuan akhir dari belajar karena belajar adalah sesuatu yang tidak terbatas. Selama proses penyelesaian skripsi dan masa studi, penulis tentu dibantu dan diarahkan oleh orang lain. Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih dan penghargaan yang sebesar-besarnya kepada :

1. Teristimewa kepada kedua orang tua yakni Ayahanda Antoni Ginting dan Ibunda Julia Darathea br Sinuraya SE, MM serta adik-adik tercinta Suma Madasa Ginting dan Giovano Rafael Ginting atas segala pengorbanan, dorongan, semangat, dan doa yang telah kalian berikan. 2. Bapak Dr. Budi Agustono, M.S. Selaku Dekan Fakultas Ilmu Budaya USU Medan, beserta seluruh jajaran di Dekanat Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sumatera Utara. 3. Ibu Arifni Netriroza SST,M.A. Selaku Ketua Program Studi Etnomusikologi juga dengan Bapak Drs. Bebas Sembiring M.Si selaku Sekretaris Program Studi Etnomusikologi dan seluruh staf pengajar di Program Studi Etnomusikologi. 4. Bapak Drs. Perikuten Tarigan, M.Si dan Bapak Drs. Kumalo Tarigan, M.A selaku Dosen Pembimbing yang telah membimbing dan mengarahkan penulis dalam penyelesaian dan penyusunan skripsi ini. 5. Penulis juga mengucapkan terimakasih kepada seluruh informan Bapak Drs. Joy Harlim Nonink Sinuhaji sebagai informan kunci yang telah banyak membantu penulis dan meluangkan waktunya untuk memberikan informasi yang berkaitan dengan skripsi ini. Bapak Momo Kelana, Zalik Manik, dan Bapak Manase Sitepu yang membantu penulis untuk menyelesaikan skripsi ini. 6. Sahabat dan rekan-rekan seperjuangan 013 : Ari Kristanta Tarigan, Yogi Anggara Sipayung, Albert Siahaan, Raja Syarif Siregar dan kawan-kawan yang lainnya yang tidak dapat disebutkan satu persatu atas bantuan dan kerja sama kita selama ini. 7. Kepada seluruh teman-teman saya, Agriva Maranatha Sinuhaji S.Sn, Riko Sembiring S.Sn, Egi Sinulingga S.Sn, Yohana Larizha, Clara Apulina, Fitra Sipayung, yang telah banyak memberikan masukan kepada saya dalam proses penyelesaian skripsi ini dan kawan-kawan yang lain yang tidak bisa saya sebutkan satu persatu terimakasih atas dukungan, saran, dan doanya.

5 ii UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Ucapan terimakasih kepada semua sahabat-sahabat seperjuangan 013 baik yang sudah sarjana maupun yang sedang menyusun dan menyusul, yang menjadi tempat saling berkeluh kesah dan memberikan masukan, gagasan, ide, dorongan, beserta semangat dalam menyelesaikan tulisan ini. Penulis menyadari tulisan ini masih belum dapat dikatakan sempurna, oleh sebab itu penulis juga masih tetap mengharapkan segala masukan dan saran-saran yang sifatnya membangun dari pembaca sekalian sehingga lebih mengarah kepada kemajuan ilmu pengetahuan, khususnya di bidang Ilmu Etnomuskologi. Akhirnya, penulis berharap tulisan ini dapat berguna dan menambah pengetahuan serta informasi baru bagi seluruh pembaca.

Medan, 2018 Penulis

Aditya Filbert Ginting 13070702

iii 6

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

DAFTAR ISI

Halaman ABSTRAK...... i KATA PENGANTAR...... ii DAFTAR ISI...... iv

BAB I PENDAHULUAN...... 1

1.1 Latar Belakang...... 1 1.2 Pokok Permasalahan...... 4 1.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian...... 5 1.3.1 Tujuan Penelitian...... 5 1.3.2 Manfaat Penelitian...... 6 1.4 Konsep dan Teori...... 6 1.4.1 Konsep...... 6 1.4.2 Teori...... 9 1.5 Metode Penelitian...... 13 1.5.1 Studi Kepustakaan...... 15 1.5.2 Pengumpulan data di lapangan...... 16 1.5.2.1 Observasi...... 16 1.5.2.2 Wawancara...... 16 1.5.2.3 Rekaman...... 17 1.5.3 Kerja Laboratorium...... 18 1.6 Lokasi Penelitian...... 19

1 iv

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

BAB II GENRE MUSIK BARAT...... 20

2.1 Asal Usul Genre Musik Rock...... 20 2.2 Masuknya Musik Rock di Karo dalam Konteks ...... 22 2.2.1 Masuknya Musik Rock dalam Cikal Bakal Musik Indonesia...... 23 2.2.2 Masuknya Musik Rock di Karo...... 26

BAB III PERKEMBANGAN GRUP BAND ROCKARO PADA MASYARAKAT KARO...... 34

3.1 Perkembangan Musik Rock pada Masyarakat Karo...... 34 3.2 Lahirnya Grup Band Rockaro pada masyarakat Karo...... 36 3.3 Proses Pengerjaan Lagu dan Strategi Pemasaran Album...... 42 3.3.1 Proses Pengerjaan Lagu Grup Band Rockaro...... 44 3.3.2 Strategi Pemasaran Kaset/CD Album Grup Band Rockaro...... 44 3.4 Tanggapan Masyarakat Terhadap Perkembangan Grup Band Rockaro pada Masyarakat Karo...... 51 3.4.1 Faktor yang Perkembangan Grup Band Rockaro pada Masyarakat Karo...... 52 3.4.1.1 Media Massa...... 52 3.4.1.2 Remaja...... 54 3.4.13 Studio Musik...... 57 3.4.1.4 Pertunjukkan Musik...... 59

BAB IV TRANSKRIPSI DAN ANALISIS MUSIK PADA LAGU ALLOY, BAPA, DAN KUTA-KUTA NARI...... 64

4.1 Transkripsi dan Analisis...... 64 4.2 Transkripsi dan Analisis pada Lagu Alloy, Bapa, dan Kuta-kuta nari...... 65 4.2.1 Transkripsi Lagu Alloy...... 66 4.2.2 Transkripsi Lagu Bapa...... 74 4.2.3 Transkripsi Lagu Kuta-kuta Nari...... 85

v2

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

4.3 Analisis Musikal...... 100 4.3.1 Tangga Nada (Scale)...... 100 4.3.1.1 Tangga Nada Alloy...... 101 4.3.1.2 Tangga Nada Lagu Bapa...... 101 4.3.1.3 Tangga Nada Lagu Kuta-kuta Nari...... 101 4.3.2 Nada dasar (Pitch Center)...... 102 4.3.3 Wilayah Nada (Range)...... 103 4.3.3.1 Wilayah Nada Lagu Alloy...... 103 4.3.3.2 Wilayah Nada Lagu Bapa...... 104 4.3.3.3 Wilayah Nada Lagu Kuta-kuta Nari...... 104 4.3.4 Jumlah Nada (Frequency of note)...... 104 4.3.4.1 Jumlah Nada pada Lagu Alloy...... 105 4.3.4.2 Jumlah Nada pada Lagu Bapa...... 106 4.3.4.3 Jumlah Nada pada Lagu Kuta-kuta Nari...... 106 4.3.5 Pola Kadensa (Caddence Patterns)...... 107 4.3.5.1 Pola Kadensa pada Lagu Alloy...... 107 4.3.5.2 Pola Kadensa pada Lagu Bapa...... 108 4.3.5.3 Pola Kadensa pada Lagu Kuta-kuta Nari...... 108 4.3.6 Formula Melodi (Melodie Formula)...... 109 4.3.6.1 Analisis Bentuk, Frasa, dan Motif pada Lagu Alloy...... 110 4.3.6.2 Analisis Bentuk, Frasa, dan Motif pada Lagu Bapa...... 113 4.3.6.3 Analisis Bentuk, Frasa, dan Motif pada Lagu Kuta-kuta Nari…………………………………………………….116 4.3.7 Kontur...... 119 4.3.7.1 Kontur pada Lagu Alloy...... 120 4.3.7.2 Kontur pada Lagu Bapa ...... 121 4.3.7.3 Kontur pada Lagu Kuta-kuta Nari...... 122

vi3

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

BAB V PENUTUP...... 123

5.1 Kesimpulan...... 123 5.2 Saran...... 125

DAFTAR PUSTAKA...... 127 DAFTAR INFORMAN...... 130

vii4

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Karo merupakan salah satu etnis di Sumatera Utara yang sangat kaya akan kesenian. Salah satu dari kesenian yang terus berkembang hingga saat ini adalah seni musik. Salah satu nya yang berkembang di Karo adalah musik rock. Sebagai salah satu genre musik, musik rock itu sudah berlaku secara universal, dan populer sejagat raya, dalam pengertian tidak ada satu pun makhluk di muka bumi ini yang tidak akrab dengan musik rock. Sebagai genre tersendiri musik rock sangat berkembang pesat di dunia termasuk di Indonesia. Musik rock adalah genre musik populer yang mulai diketahui secara umum pada pertengahan tahun 50-an.

Pengertian musik rock adalah singkatan dari nama jenis musik rock „n roll yang pertama kali dilontarkan tahun 1950-an pada publik Amerika Serikat oleh Alan

Freed dalam sebuah siaran radio yang menyiarkan acara musik Rhytm and Blues

(R&B) secara rutin.

Menurut Jeff Tinton, dkk (2008:299) musik adalah suatu hal yang mengalir, ia merupakan elemen kebudayaan yang dinamis,dan ia dapat berubah dan beradaptasi terhadap ekspresi dan emosi manusia.Ide atau gagasan tentang musik,organisasi sosial musik, repertoar, serta kebudayaan material musik berbeda dari satu kebudayaan musik ke kebudayaan musik yang lain”. Dapat disimpulkan bahwa musik dapat berkembang dan melahirkan group-group musik

1

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

yang baru. Seperti halnya yang terjadi pada musik rock yang sudah berjaya di era tahun 60-an dan kemudian berkembang sampai sekarang. Dasar dari musik rock adalah rock and roll, yang berasal dari Amerika serikat selama akhir tahun 40-an dan awal 50-an. Genre ini berasal dari musik kulit hitam yang beragam pada waktu itu termasuk rhytm and blues dan musik rohani dengan country dan western. Pada tahun 1951 Dj asal cleveland, ohio Alan Freed mulai memainkan musik rhytm and blues (R&B) untuk para penoton multi ras, dan disebut sebagai yang pertama menggunakan frase “rock and roll” untuk menjelaskan musik ini.

Rekaman album pertama rock and roll yaitu lagu dari Goree Carter yang berjudul

“Rock A while” (1949) dan lagu dari Jimmy Preston yang berjudul “Rock The

Joint” (1949).Kemudian musik rock juga berkembang dan melahirkan sub-sub genre baru seperti Pop Rock, Hard Rock, Blues rock, Jazz Fusion rock, Punk

Rock, Heavy Metal. Dimana masing masing aliran tersebut memiliki ciri khas antara satu dan yang lainya tanpa menghilangkan ciri khas dari musik rock itu sendiri.

Bunyi khas dari musik rock berasal dari gitar listrik atau gitar akustik, dan penggunaan back beat yang sangat kentara pada rhytm section dengan gitar bass drum, dan keyboard seperti organ, piano, atau sejak tahun 70-an, syntheizer. Di samping gitar atau keyboard, saksofon dan harmonika bergaya blues kadang digunakan sebagai instrumen musik solo. Dalam bentuk murni nya, musik rock

“mempunyai tiga chords, backbeat yang konsisten dan mencolok dan melodi yang menarik”.

2

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Munculnya musik rock ternyata mampu menarik perhatian para penikmat musik rock didunia hingga sampai ke indonesia. Tentunya dalam hal ini media massa lah yang berperan penting terhadap perkembangan musik ini hingga bisa diterima oleh masyarakat indonesia khususnya.

Sedangkan Musik Rock di Karo dimulai dari munculnya kelompok musik yang beraliran rock pada tahun 1997 yaitu Rockaro yang proses penggarapan nya lebih ke genre rock dan blues. Pada tahun. Pada era tahun 90 lahir beberapa grup musik yang beraliran rock yang diantaranya Hilton Band (Kabanjahe), Lamrose

(Kabanjahe). Mereka lah musisi-musisi rock yang banyak membuat perkembangan Musik Rock pada masyarakat Karo.

Rockaro adalah salah satu grup musik yang beraliran rock yang sangat terkenal di dalam masyarakat Karo. Rockaro dipandang sebagai salah satu icon musik rock yang menggunakan Musik Barat tetapi dalam lirik dan struktur lagu menggunakan Bahasa Tradisional yaitu Bahasa Karo. Hal itu merupakan dasar bagi Rockaro dengan harapan supaya mereka juga dapat menikmati dan menggandrungi lagu-lagu Karo, walaupun berlatar belakang etnis dan budaya yang berbeda. Dengan inovasi yang mereka lakukan dengan menggunakan bahasa daerah Karo dan juga tambahan instrumen tradisional Karo pada beberapa lagu yang mereka ciptakan ternyata mampu melahirkan grup musik rock yang menggunakan bahasa karo sebagai lirik dan struktur lagunya yaitu M‟Clarock.

Pada tahun 1998 Grup Band Rockaro memasuki dapur rekaman dan tercipta lah Album Perdana yang berjudul “Nande” dan selang beberapa tahun hingga tahun 2016 tercipta lah Album kedua yang berjudul “Bapa”.

3

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Di dalam dua album tersebut terdapat dua buah lagu rock yang dikolaborasikan dengan ensambel musik tradisional Karo seperti Lagu “Bapa” ditambahkan instrumen Surdam dan pada lagu “Kuta-kuta nari” ditambahkan instrumen Gendang Singindungi dan Gendang Singanaki yang dimana alat musik barat dipadukan dengan alat musik tradisional adalah sebuah pekembangan musik

Barat ke dalam musik Karo pada saat musisi-musisi Karo mempelajari musik

Barat dan menerapkannya ke dalam musik Karo.

Pada tahun 2000-2005 Rockaro sangat dikenal luas oleh masyarakat lokal maupun nasional, lewat kepopulerannya lewat lagu Alloy dan banyak berlangsungnya event-event musik rock seperti konser dan festival. Personil dari

Rockaro kerap juga menjadi dewan Juri di ajang festival Band di Kabanjahe-

Berastagi.

Kajian mengenai perkembangan Band Rockaro dan analisis musiknya sejauh yang diketahui belum ada yang meneliti. Oleh karena itu saya sangat tertarik dalam membahas Rockaro dari segi perkembangannya serta menganalisis lagu-lagu yang dinyanyikannya, sehingga penulis ingin memberi judul tulisan ini dengan “Perkembangan Grup Band Rockaro dan Analisis musik pada lagu Alloy,

Bapa, dan Kuta-kuta nari”.

1.2 Pokok Permasalahan

Berdasarkan pada uraian latar belakang diatas, maka penulis menentukan dua pokok permasalahan untuk mengkaji keberadaan Rockaro, yaitu sebagai berikut.

4

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

1. Bagaimana perkembangan grup band Rockaro dalam dinamika seni

pada masyarakat Karo ?

2. Bagaimana analisis Musik dan struktur Lagu Alloy, Bapa,dan Kuta-

kuta nari yang dinyanyikan oleh Grup Band Rockaro?

1.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian

Tujuan adalah menyangkut untuk apa sesuatu hal tersebut kita teliti, sedangkan membicarakan tentang manfaat adalah apa manfaat dari sesuatu yang diteliti untuk masyarakat.

1.3.1 Tujuan Penelitian

Secara umum peneliti bertujuan untuk mengetahui atau mengungkapkan objek yang diteliti, ditemukan suatu kesimpulan yang menjadi pemecahan dari suatu masalah yang diteliti antara lain :

1. Untuk mengetahui perkembangan grup band Rockaro pada masyarakat Karo

2. Untuk mengetahui lebih rinci dan mendalam analisis musik dan struktur lagu yang dinyanyikan dan diciptakan oleh grup band Rockaro.

3. Untuk mengetahui karya-karya grup band Rockaro sebagai Musisi di Karo.

1.3.2 Manfaat Penelitian

Manfaat dari penelitian terhadap masyarakat luar dalam tulisan ini adalah :

1. Untuk memberikan informasi kepada masyarakat khususnya masyarakat

Karo tentang lagu-lagu yang dinyanyikan oleh grup band Rockaro.

5

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

2. Memberi sumbangsih pemikiran kepada pembaca terhadap analisis musik

dan struktur lagu yang dinyanyikan oleh grup band Rockaro.

3. Memberikan informasi kepada pembaca mengenai karya-karya yang

diciptakan oleh grup band Rockaro.

4. Sebagai bahan refrensi untuk penelitian berikutnya.

1.4 Konsep dan Teori

1.4.1 Konsep

Menurut Mely G.Tan (1990:21), konsep merupakan defenisi dari apa yang akan kita amati, konsep menentukan antara-antara variabel mana yang kita inginkan, untuk menentukan hubungan empiris. Untuk itu penulis memberikan beberapa konsep dari beberapa kata yang ada dalam tulisan ini.

Menurut Michael Kennedy(1995:325), rock adalah jenis musik popular asli Amerika (Rock and Roll) yang berkembang pada awal tahun 1950-an dan menyebar di seluruh dunia. Ditampilkan oleh kelompok-kelompok musik yang terdiri dari penyanyi, pemain gitar, dan pemain drum, yang biasanya dikontrol secara elektronik. Musik rock biasanya dipentaskan dipanggung.

Menurut Kamien (2004:108), rock merupakan jenis musik yang muncul pada pertengahan abad ke-20 yang memiliki ciri khas pada melodi vokal yang di ikuti oleh iringan gitar elektrik, bass, dan drum dengan irama yang kuat atau keras. Keyboard juga sering digunakan pada musik rock.

6

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Fenomena kejayaan musik populer baru muncul kembali pada tahun 1970 ketika terjadi Asimilasi antara musik pop, rock, jazz, dan musik lainnya sehingga membentuk aliran-aliran hibrid baru musik seperti

Mengenai perkembangan (sejarah) grup musik Rockaro penulis menggunakan konsep yang ditawarkan oleh Garraghan (1957:3) yaitu : “the term history stands for three related but sharply differentiated concepts; (a) past human events; past actually; (b) the record of the same; (c) processor technique of making record”. Menurutnya istilah sejarah memiliki tiga pengertian yang saling berhubungan yaitu : (1) peristiwa-peristiwa di masa lampau; aktivitas yang telah lalu (2) rekaman masalah yang sama pad butir (1); dan (3) proses atau teknik membuat rekaman.

M. Soeharto (1992:86) menyatakan bahwa seni musik adalah pengungkapan gagasan melalui bunyi, yang unsur dasarnya berupa melodi, irama, dan harmoni dengan unsur pendukung berupa bentuk gagasan, sifat dan warna bunyi. Namun dalam penyajiannya, sering masih berpadu dengan unsur-unsur lain seperti bahasa, gerak atau pun warna.

Menurut Sutton (2000:35), musik popular dapat diartikan sebagai sebuah musik yang dikemas, dipromosikan, dan disebarluaskan sebagai bahan dagangan melalui media massa, dengan maksud utama sebagai bahan alat hiburan.

Arti kata rockmenurut Shadily (1989:489), rock berarti “batu” yaitu suatu benda keras. Dari sini dapat diartikan bahwa rock adalah musik keras. Menurut

Mack (1995:35), rock berarti “mengayukan” yang berarti juga “mengayunkan keras sampai membahayakan sesuatu”. Secara sosiologi menurut Mack (1995:35)

7

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

juga, rock merupakan sebuah jenis musik yang kebanyakan menggunakan vokal dan alat musik elektronik.

Jenis aliran musik sangat beragam terutama pada musik popular. Musik rock, dangdut, alternative, hardcore, hip hop, metal, punk, dan sebagainya, termasuk dalam kategori musik popular. Perkembangan pada musik juga bisa terjadi, hal ini dapat dilihat dari munculnya jenis musik baru seperti punk rock, yaitu gabungan dari musik rock dan punk. Hip Metal, perpaduan dari musik hip hop dan metal. Begitu juga dengan group band Rock Karo yang memadukan musik popular dengan musik tradisional yaitu musik rock.

Menurut Sivari, dkk(1992:17) analysis berarti mengupas, mengurai, mengulas, atau membahas, sedangkan menurut Tambayong (1992:11), analisis adalah suatu displin ilmu antara ilmu jiwa, ilmu hitung, dan filsafat, untuk menguraikan musik melalui rangkaian jalinan nada, irama dan harmoni dengan membahas unsur gejala sadar dan tak sadar pada kesatuan komposisi.

Analysis (analisis) ialah proses mengurai kompleksitas suatu gejala rumit sampai pada pembahasan bagian-bagian paling elementer atau bagian-bagian paling sederhana Chaplin(2000:25). Pendapat lain, Keraf (1981:60) analisis adalah suatu cara membagi bagi objek penelitian ke dalam komponen-komponen yang membentuk satu bagian utuh. Secara umum Ensiklopedi Nasional (1988:19) dijelaskan bahwa analisis adalah memeriksa suatu masalah untuk menemukan semua unsur-unsur yang bersangkutan.

Dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa analisis dalam musik adalah cara mengurai sebuah karya musik melalui proses membagi-bagi objek

8

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

penelitian (karya musik) ke dalam komponen-komponen hingga sampai pada pembahasan bagian-bagian paling elemeter untuk menemukan unsur-unsur musik yang tersusun dalam elemen-elemen musik sehingga membentuk satu bagian utuh.

Dalam hal ini analisis karya musik merupakan salah satu upaya untuk membedakan unsur-unsur yang ada dalam karya musik agar bisa dipahami dan dimengerti. Kemampuan dalam menganilisis karya merupakan salah satu faktor yang harus dimiliki oleh seorang pelaku seni khususnya pelaku seni musik baik sebagai pengajar, composer, praktisi, pengamat musik maupun arranger. Selain untuk meningkatkan kemampuan dan wawasan tentang perkembangan musik, analisis musik juga dapat berfungsi untuk mendalami gramatika musik, teknik komposisi, struktur harmoni, gaya musik dan lain sebagainya.

Struktur adalah seperti bangunan yang memiliki bagian-bagian yang tersusun (wikipedia.com). Dalam musik rock struktur ini mencakup dimensi waktu seperti meter, fungtuasi ritmik, pola ritem, densitas not, dan lain-lainya.

Kemudian musik rock juga dibentuk oleh dimensi ruang yang terdiri dari nada, wilayah nada, frekuensi nada, melodi, formula melodi, kontour, dan lain-lain.

1.4.2 Teori

Berbagi teori dan metode keilmuan serta pendekatan etnomuskologis dengan didukung dengan pendekatan ilmu-ilmu lainya sangatlah diperlukan untuk mengungkapkan permasalahan yang berkaitan dengan musik sebagai produksi dari tingkah laku manusia.

9

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Manuel (1998:2) mengatakan bahwa “kata musik populer telah digunakan secara umum dalam tulisan-tulisan berbahasa Inggris untuk mengartikan musik rakyat dari seni musik yang diasosiasikan dengan kaum elit, kata musik populer ini juga bisa dideskripsikan sebagai bentuk dari musik yang berkembang di abad ini yang mempunyai hubungan erat dengan media massa”. Hal ini semakin memperkuat anggapan penulis bahwa salah satu musik populer yaitu musik rock, memang berkembang melalui media massa ketika suatu masyarakat mengalami proses industrialisasi (dimana musisi sebagai produsen, masyarakat sebagai konsumennya dan sebagai medianya adalah media massa). Akibatnya, tercpita produk budaya yang diproduksi oleh produser untuk kemudian dijual di pasar luas dan diproduksi ulang oleh media massa yang akhirnya dikonsumsi oleh konsumen.

Untuk memperkuat teori bahwa musik rock berkembang di kota-kota besar maupun kota-kota kecil dan menjadi bagian dari kajian Etnomusikologi, Bruno

Nettl(1992:380,384) mengemukakan tentang fenomena Etnomusikologi Urban, yang merupakan suatu studi terhadap budaya kaum minoritas dan musik para imigran. Dalam hal ini dapat dianalisis adalah bahwa gejala urbanisasi memunculkan istilah Etnomusikologi Urban dengan melihat bagaimana telah terjadi transformasi kota dalam konteks budaya individu yang melahirkan budaya sentramultikultural di pusat kota tersebut. Dikaitkan dengan sejarah awal musik rock yang berasal dari musik blues di barat, hal inilah yang terjadi hingga akhirnya musik rock dan perkembangan nya terus berkembang luas termasuk ke daerah tanah karo sebagai salah satu wilayah yang berada di Sumatera Utara.

10

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Untuk membahas bahwa grup band Rockaro sebagai salah satu grup musik populer yang selalu berhubungan dengan pertunjukkan, media massa dan industri rekaman, Bruno Nettl mengatakan dalam Popular Music of The-Non Western

World Manuel(1988:2) bahwa musik populer selalu dikaitkan dengan wilayah perkotaan yang diorientasikan kepada penonton, ditampilkan oleh para professional yang menghargai hasil karya musiknya, mempunyai statistika sendiri tentang musik seni dari suatu budaya yang mulai pada abad ke-20, persebaranya meluas melalui media massa, radio, dan industri rekaman. Jadi jelas bahwa konser-konser musik rock dalam hal ini sering diadakan kaset-kaset industri rekaman yang beredar, dan media massa, yang juga ikut berpartisipasi adalah hal- hal yang mempengaruhi perkembangan musik rock.

Selanjutnya untuk membahas bahwa dalam bidang musik populer menganut “sistem bintang” begitu pula yang terjadi pada musik rock, Manuel

(1988:3) mengatakan bahwa “musik populer sering menjadi musik hiburan sekuler/duniawi yang diproduksi dan penggunaanya tidak diasosiasikan secara intrinsik dengan fungsi-fungsi perputaran kehidupan tradisional yang khusus atau memiliki satu “sistem bintang”, dimana media mepromosikan pengaguman terhadap suatu kepribadian yang populer di sekitar gaya hidup para musisi, fashion, ataupun kehidupan peribadi”. Hal ini bertujuan agar antara musisi dan penggemar memilik jarak dan batas, dimana nantinya akan mengakibatkan rasa ingin tahu yang berlebihan dari penggemar terhadap musisi idolanya itu. Akhirnya media massa pun akan sangat berperan untuk mendekatkan penggemar secara terus menerus tentang semua hal yang dirasa glamour dalam berita-berita terbaru

11

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

dari “bintang” tersebut dan tentu akan membuat para penggemar akan selalu berfantasi akan kehidupan “bintang” nya itu.

Menurut Mauly Purba dan Ben M Pasaribu (2006:8) , mengenai “sistem bintang” pada musik populer terhadap sejarah munculnya musik rock adalah satu cara untuk mencari kebaruan dengan adanya kebiasaan-kebiasaan dalam musik populer yang diabaikan seperti : ada lagu instrumental, tanpa vokal sama sekali; ada penyayi atau pemain yang dengan sengaja memilih pakaian jelek atau aksesoris dan rambut yang aneh seolah mengancam; ada lagu yang diambil dari musik klasik atau sumber lain yang tidak akrab dengan kebanyakan pendengar musik populer; ada akor atau ritme yang aneh. Tetapi biasanya keanehan- keanehan ini hanya berfungsi sebagai variasi, dan musiknya tetap jalan sebagaimana biasanya. Begitu pula halnya yang terjadi pada musik rock, banyak hal-hal baru dalam musik dan penampilan para pemusik rock yang menjadi faktor penarik bagi yang melihat atau penikmat musiknya dalam hal ini adalah

“penggemar”. Dimana yang sangat berperan penting sebagai media penghubung adalah media massa, yang mendekatkan “penggemar” dan “bintang” nya.

Transkrip dalam etnomusikologi merupakan suatu proses penotasian bunyi menjadi simbol-simbol yang dapat dilihat atau diamati dari suara, dan simbol- simbol tersebut disebut dengan notasi. Dalam melakukan transkripsi, penulis memilih tentang notasi deskriptif yang didapat penulis selama mengikuti perkuliahan di etnomusikologi dengan berdasarkan teori Ernst Cassirer

(1944:168) yang mengatakan bahwa “seni dapat didefenisikan sebagai simbol”.

Notasi deskriptif adalah notasi yang ditujukan untuk menyampaikan kepada

12

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

pembaca tentang ciri-ciri atau detail-detail komposisi musik yang belum diketahui oleh pembaca.

Untuk menganalisis struktur musikal yang ada di dalam seperangkat lagu

Alloy, Bapa, dan Kuta-kuta nari penulis memilih satu teori yang dikemukakan oleh Bruno Nettl (description of musical compositions) mengatakan bahwa untuk mendapatkan deskripsi musik tersebut dilakukan analisis yaitu (1) tonalitas (2) ritme (3) bentuk (4) tempo dan (5) kontur melodi (1964:1450-1550). Dengan teori tersebut, diharapkan tulisan ini lebih mendapatkan hasil informasi yang lebih akurat serta dapat dimengerti oleh pembaca.

Dari beberapa teori yang dikemukakan diatas, penulis dapat mengambil kesimpulan bahwa penggemar dari musik rock pada masyarakat karo adalah kebanyakan kaum remaja. Hal ini dikarenakan yang menjadi target bagi media massa dalam hal ini musik sebagai hiburan, kaum muda yang selalu merasa keingin tahuan yang sangat besar, yang beranggapan bahwa musik rock memilik banyak hal-hal baru dalam segi musikal maupun dari segi penampilan dan pertunjukkan musiknya. Hal ini tentunya juga menjadi daya tarik bagi para musisi untuk memainkannya.

1.5 Metode Penelitian

Menurut Moeliono (2005:649) metode adalah cara teratur yang digunakan untuk melaksanakan suatu pekerjaan agar tercapai sesuai dengan yang dikehendaki melalui cara kerja yang bersistem untuk memudahkan pelaksanaan suatu kegiatan guna mencapai tujuan yang di tentukan.

13

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Sedangkan penelitian merupakan kegiatan pengumpulan, pengolahan, analisis dan penyajian data yang dilakukan secara sistematis dan objektif untuk memecahkan suatu persoalan atau menguji suatu hipotesisi untuk mengembangkan prinsip-prinsip umum (Moeliono, 2005:732).

Dalam melakukan penelitian ini penulis menggunakan metode penelitian deskriptif yang bersifat kualitatif. Sesuai dengan apa yang ditawarkan oleh

Bogdan dan Taylor (1975:5), yang mengatakan bahwa penelitian kualitatif adalah prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang diamati. Penulis juga menggunakan metode pengukuran alat-alat, misalnya dengan membuat angket, teknik sampling, table atau wawancara berstruktur (Tan, 1990:251). Angket adalah teknik pengumpulan data dengan menyerahkan atau mengirimkan daftar pertanyaan untuk diisi sendiri oleh responden (Soehartono, 1995:65). Daftar pertanyaan yang penulis buat ada yang bersifat pertanyaan bebas (jawaban terbuka) dan pertanyaan tertutup (jawaban tersedia atau pilihan).

Deskriptif menyangkut data yang dikumpulkan adalah berupa kata-kata dan gambar-gambar. Data tersebut antara lain berasal dari naskah wawancara, catatan lapangan, foto, video, dan dokumen lainya.

Untuk mendukung pada pengumpulan data dalam mengambil segala permasalahan serta untuk mengaplikasikan metode yang bersifat kualitatif, penulis akan berpedoman pada displin ilmu etnomusikologi seperti apa yang telah diungkapkan oleh Nettl (1964:63), bahwa ada dua cara kerja etnomusikologi yaitu kerja lapangan dan kerja laboratorium. Demikian juga yang dikatakan Merriam

14

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

(1964 :39), dimana data dikumpulkan dari lapangan, oleh penyidik dan akhirnya dianalisis di laboratorium dan hasil dari kedua metode akan dipusatkan ke dalam suatu studi akhir.

1.5.1 Studi Kepustakaan

Untuk mencari teori, konsep, dan juga informasi yang berhubungan dengan tulisan ini, yang dapat dijadikan landasan dalam penelitian penulis terlebih dahulu melakukan studi kepustakaan untuk menemukan literatur atau sumber bacaan yang dibutuhkan dalam melakukan penelitian lapangan.

Sumber bacaaan yang dilakukan dapat berasal dari penelitian luar maupun peneliti dari Indonesia sendiri. Selain bacaan yang dapat berupa majalah atau

Koran, bulletin, buku ilmiah, jurnal, skripsi sarjana, tesis, berita dan lain-lain penulis juga menggunakan artikel-artikel penulis dapat dari beberapa situs internet dan buku-buku yang dianggap cukup relevan dengan topik permasalahan dalam penelitian ini, terutama yang menyangkut pada analisis deskriptif musikal dan kebudayaan. Buku-buku tersebut antara lain adalah, Musik Populer, terbitan

Lembaga Pendidikan Musik Nusantara (LPSN) yang ditulis oleh Mauly Purba dan Ben M. Pasaribu, 2006;Recent Dictionary in Ethnomusicology, tulisan Bruno

Nettl, 1992;Music Culture of the Pacific, the Near East, and Asia yang ditulis oleh

William P. Malm, 1977; serta buku-buku lain yang dianggap relevan dengan topik penelitian ini.

15

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

1.5.2 Pengumpulan data di lapangan

1.5.2.1 Observasi

Pengumpulan data dengan cara observasi adalah metode pengumpulan data yang digunakan untuk menghimpun data penelitian melalui pengamatan dan penginderaan. Metode observasi menggunakan kerja pancaindera mata sebagai alat bantu utamanya selain pancaindera lainnya seperti telinga, penciuman, mulut dan kulit (Burhan Bungin, 2007:115).

Kerja lapangan berkaitan dengan penulis dapatkan lewat cara observasi langsung ke lapangan, yaitu mengunjungi kediaman personil grup band Rockaro dan melihat suasana latihan yang dilaksanakan oleh grup band Rockaro begitu juga dengan saat grup band Rockaro melakukan pertunjukan. Hal itu dilakukan agar mendapat komunikasi yang baik dengan personil grup band Rockaro demi mendapatkan infromasi yang lebih baik lagi.

Selama melakukan penelitian, penulis tidak begitu mendapatkan kesulitan yang cukup berarti. Khususnya dalam menyesuaikan diri dengan bahasa serta kebiasaan-kebiasaan yang ada di lingkungan objek yang diteliti. Penulis dapat menyesuaikan diri dengan mudah karena sama sama berkebudayaan Suku Karo.

Hal tersebut membuat peneliti menjadi lebih mudah untuk mendapatkan informasi.

1.5.2.2 Wawancara

Wawancara menurut Soeharto (1995:67) adalah teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara mengajukan pertanyaan langsung oleh pewawancara

16

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

(pengumpul data) kepada responden (informan) dan jawaban-jawaban responden akan dicatat atau direkam dengan alat perekam. Wawancara adalah satu-satunya teknik yang digunakan untuk memperoleh data tentang kejadian yang tidak dapat diamati secara langsung.

Dalam penelitian ini penulis menggunakan wawancara jenis riwayat secara lisan (Moleong, 1999:137). Wawancara ini dimaksudkan mewawancarai sang informan kunci secara mengalir tanpa adanya draft pertanyaan yang disusun.

Wawancara tidak terkesan kaku melainkan terkesan santai seperti pembicaraan sehari-hari baik pun pertanyaan tersebut belum dibuat hanya sebatas bertanya saja mengenai latar belakang Rockaro di Karo.

Dalam rangka mewawancarai personil-personil dari grup band Rockaro penulis menggunakan metode secara langsung, mendalam, terstruktur secara umum, dan kemudian mengembangkannya menurut arah dan jawaban-jawaban yang diberikan oleh informan kunci yaitu personil grup band Rockaro.

1.5.2.3 Rekaman

Dalam penulisan ini penulis menggunakan beberapa instrumen pendukung antara lain kamera digital merk Canon EOS 600D dan Iphone 5. Kamera digunakan untuk pengambilan gambar pada saat wawancara dan Iphone 5 digunakan untuk merekam proses wawancara dan saat masa observasi/ penelitian lapangan. Tidak lupa juga membawa catatan untuk mencatat hal-hal yang penting mengenai grup band Rockaro khususnya latar belakang dari grup musik tersebut.

17

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Bahan-bahan yang berbentuk gambar penulis simpan dalam bentuk fornat visual dan ditransfer ke dalam bentuk jpg, untuk memudahkan mengedit dan menyisipkan gambar ini. Selanjutnya gambar di insert ke dalam kata-kata yang terdapat dalam file yang berformat Microsoft Word.

Data lagu atau musik dibeli dari rekaman komersial, Sebahagiannya juga di download dari akun milik Joy Harlim Sinuhaji. Data audio musik ini kemudian ditranskripsikan dengan menggunakan media notasi balok Eropa untuk mempermudah analisis bentuk musiknya.

1.5.3 Kerja Laboratorium

Informasi dan bahan yang dikumpulkan dan diperoleh dari studi kepustakaan dan hasil penelitian lapangan kemudian diolah, diseleksi, dan disaring dalam kerja laboratorium untuk dijadikan data sesuai dengan objek penelitian untuk penulisan skripsi. Data yang dipergunakan untuk penulisan skripsi ini adalah data-data yang sesuai dengan kriteria displin ilmu etnomusikologi.

Untuk melakukan transkripsi dan menganalisis musik yang dimainkan oleh grup band Rockaro penulis akan merekam ulang instrumen-instrumen yang ada pada ketiga lagu tersebut menggunakan keyboard midi sesuai dengan rekaman aslinya, kemudian baru mencari nada atau melodi yang terdapat pada ketiga lagu tersebut dikarenakan penulis mampu menggunakan software rekaman sejenis

DAW (digital audio workstation), sehingga mempermudah penulis dalam

18

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

mengerjakannya. Hasil transkripsi tersebut akan penulis tuliskan kedalam bentuk notasi barat dengan menggunakan Muse Score.

1.6 Lokasi Penelitian

Lokasi Penelitian berada di Kota Berastagi secara keseluruhan. Untuk meneliti tentang informasi grup band Rockaro, peneliti memilih meneliti di tempat kediaman Bapak Joy Harlim Sinuhaji yang berada di Hotel Alloyna

Berastagi, kediaman Bapak Momo Kelana yang berada di Simp Ujung Aji, Bapak

Manase Surbakti di kota Berastagi, dan untuk meneliti pertunjukan dari grup band

Rockaro peneliti melakukan penelitian di Taman Mejuah-mejuah Berastagi.

19

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

BAB II

GENRE MUSIK BARAT

2.1 Asal Usul Musik Rock

Di dalam The Dictionary of Music and Musicians (Sadie 1979:111), perjalanan sejarah perkembangan musik rock di dunia dimulai sejak Perang Dunia

II usai, yaitu sejak tahun 1940-an di Amerika. Ketika itu jutaan penduduk dari daerah-daerah terpencil di Amerika melakukan urbanisasi ke kota-kota desa dengan tujuan mencari pekerjaan untuk meneruskan hidup mereka. Mereka yang datang ke kota-kota besar dengan tujuan mencari pekerjaan untuk meneruskan hidup mereka. Mereka yang datang ke kota-kota besar ini terdiri dari berbagai macam suku dengan membawa kebudayaan musik mereka masing-masing. Orang kulit putih dengan musik countrynya dan orang kulit hitam membawa “black music”-nya (rhytm and blues).

Musik mereka terus berkembang dengan ciri khas masing-masing. Kedua aliran musik ini akhirnya melahirkan “bintang-bintang” dengan gaya musik masing-masing. Selanjutnya muncul pula aliran-aliran baru akibat perpaduan dari kedua jenis musik mereka tadi, seperti folk rock, rock and roll, blues country, jazz rock, dan sebagai nya (Chase 1982:619:638). Musik para musisi ini dapat didengarkan di radio-radio, juke-boxes, dan kaset-kaset rekaman mereka yang beradu di pasaran. Musik ternyata telah menjadi bagian hidup para imigran tersebut dalam menjalani hidup-hidup sehari-hari ketika bekerja dan istirahat.

20

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Musik rock yang berkembang di kota-kota besar di Amerika ini akhirnya telah menjadi budaya baru yaitu budaya urban bagi masyarakat kota yang sangat heterogen seperti yang dikatakan Nettl tentang lahirnya budaya sentramultikultural akibat dari transformasi kota di pusat-pusat kota besar.

Menurut Chase (1992:631), pada tahun 1955 ada kelompok musik kulit putih yang mulai diperhitungkan keberadaan nya yaitu Bill Hekey (The comets), juga muncul musisi rock kulit putih seperti T-Bone Walker, Chuck Berry, dan

Richard yang akhirnya mampu memberikan pengaruh yang besar terhadap munculnya kelompok-kelompok musisi rock baru yang berasal dari Inggris seperti

The Beatles dan Rolling Stones. Pada tahun 1960-an muncul nama-nama baru dalam dunia musik rock, diantara nya Amerika adalah Janis Joplin dengan kelompok Big Brother nya-nya, Jefferson Airplane, The Grateful Dead, The

Byrds, The Who, The Doors, Pink Floyd, Bob Dylan, Rod Stewart, Eric Clapton, dan lainya. Pada masa 1970-an ada Kiss, Deep Purple, Black Sabbath, Judas

Priest, Sex Pistols, David Bowie, Bruce Springsteen, dan lain sebagainya.

Memasuki Era 1980-an, semakin banyak musisi baru yang muncul dengan berbagai macam sub aliran lagi sebagai pecahan dari aliran musik rock, diantaranya Metallica, The Ramones, The Misfits, The Damned, Motley Crue,

Social Distortions, Twisted Sister, Pantera, The Clash, Black Flag, Guns n‟ Roses,

U2, Bonjovi, dan sebagai nya. Ketika di era 1990-an semakin banyak lagi sub-sub aliran baru di musik rock seperti metal, hardcore, grunge, grind core, death metal, metal core, progressive metal, dan sebagainya yang melahirkan “bintang- bintang” baru pula, mulai dari Nirvana, Rase Against The Machine, Pantera,

21

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Slipknot, Misery Index, Dream Theater, dan sebagainya. Dan diawal tahun 2000 muncul band baru seperti Incubus, Linkin Park, System of a Down, Static X, dan lain sebagai nya.

Asal usul dan perkembangan dari musik rock ini tentunya tidak terlepas dari media-media populer yang sangat besar peranan nya dalam menyebar luaskan informasi mengenai musik rock sebagai salah satu musik populer yang sedang berkembang di dunia. Hingga musik rock tersebut dapat diterima dan berkembang pada masyarakat di luar tempat musik rock tersebut berasal.

2.2 Masuknya Musik Rock di Karo Dalam Konteks Indonesia

Memasuki era globalisasi hampir seluruh dunia mengalami pengaruh ekspansi budaya. Indonesia adalah salah satu negara yang menjadi objek pengaruh ekspansi budaya yang berasal dari barat. Hampir seluruh kegiatan hidup manusia sehari-hari di Indonesia telah menerima pengaruh tersebut, tidak terkecuali dalam selera musik

Akibatnya muncul satu trend bahwa ada kecendrungan pada kalangan remaja indonesia lebih menyukai hal-hal yang datang dari luar, termasuk juga selera musik. Seperti yang dikemukakan oleh Manuel (1988:8) diantara nya, benarkah produk-produk musik dianggap sebagai ekspresi yang tumbuh dan mengakar secara murni dan kesadaran estetika, ideologi, maupun aspirasi individu, kelompok etnis, ataupun kelas sosial.

22

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Sebelum penulis menjelaskan tentang masuknya musik rock ke karo, terlebih dahulu penulis akan menjelaskan sedikit sejarah tentang musik rock sebagai pionir musik „keras‟ di Indonesia secara umum.

2.2.1 Masuknya Musik Rock sebagai Cikal Bakal Musik Rock di Indonesia

Masuknya musik rock di Indonesia berawal sekitar tahun 70-an, melalui pengaruh band-band seperti Giant Step, God Bless, Gang Pengangsaan, Gypsy,

Super Kid, Rawa Rontek dan masih banyak lainya. Namun, jauh sebelum band- band tersebut booming sudah pernah ada band beraliran jazz rock yang bermarkas di Bandung pada tahun 1967 dan bahkan populer sampai tahun 1980-an, nama band tersebut adalah The Rollies.

Seiring dengan perkembangan musik rock yang sangat pesat, kemudian muncul lah sebuah istilah yang dikenal dengan sebutan underground. Istilah tersebut digunakan oleh sebuah majalah musik untuk mengelompokkan band- band yang memainkan tempo musik keras dengan gaya yang lebih liar dan ekstrim. Semenjak saat itu, mulai ada perusahaan rekaman yang memproduksi karya mereka, dan label rekaman musik rock pertama di Indonesia adalah Logiss

Records. Salah satu produk rekaman label ini adalah album milik God Bless berjudul “Semut Hitam” yang dirilis pada tahun 1988, dan terjual sampai 400.000 keping kaset di Seluruh Indonesia.

Berlanjut ke akhir tahun 80, dimana band rock yang lahir dari jaman dimana banyak digelar festival-festival musik rock untuk menjaring band-band

23

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

yang berkualitas seperti festival musik rock se-Indonesia yang digagas dan diproduseri oleh Log Zhelebour.

Di dekade ini musik rock Indonesia mulai mencari bentuknya, dimana dulunya tidak bisa melepaskan pengaruh dari band-band luar negeri dalam setiap warna musiknya, maka di era-80an musik yang dihasilkan para musisi lebih beraroma Indonesia.

Walaupun tidak seramai genre musik pop, solois rock Indonesia lebih banyak dibanding band dalam meramalkan dunia rekaman musik Indonesia, mungkin karena lagu yang para solois nyanyikan berirama pop rock yang lebih mudah diterima semua kalangan dibandingkan daripada grup band.

Untuk menyalurkan hasrat para band-band rock yang membawakan lagu- lagu bertema hard rock/heavy metal, maka jalur festival dipilih yang kala itu sedang gencar-gencarnya diselenggarakan promotor baik yang lokal maupun skala nasional.

Banyaknya festival-festival yang digelar baik yang skala lokal maupun nasional telah memberi keuntungan banyak bagi para musisi daerah untuk berkiprah di dunia rekaman. Di era ini musik rock yang berkembang kala itu seiring dengan perkembangan musik rock dunia mainstream yaitu hard rock/heavy metal dan pop rock, sedangkan thrash metal belum terlalu berkembang.

Band-band rock Indonesia yang terkenal pada tahun 80-an antara lain : Elpamas,

Grass Rock, Godbless, Power Metal, Andromedha. Terkhusus buat Godbless,

24

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

band ini telah mempunyai penggemar yang sangat banyak karena mereka telah menghasilkan beberapa album rock yang sukses di pasaran.

Berlanjut ke era 90-an, dimana di awal tahun 90-an banyak sekali band- band rock yang menghasilkan album-album yang sukses secara komersil. Band- band rock mendapat tempat di mata para produser rekaman, dimana hal itu adalah suatu hal yang jarang mereka dapatkan di era tahun sebelumnya. Hal itu tak lepas dari jasa promotor musik Log Zhelebour yang konsisten di jalur musik rock dalam mengeluarkan album. Pada saat grup band Power Metal yang berasal dari kota

Surabaya ini, grup band tersebut mengeluarkan album pertama dan sukses di pasaran. Hal ini menunjukan bahwa di Indonesia ada dua warna kubu besar musik rock Indonesia, kubu Surabaya sekitarnya dan kubu sekitarnya.

Musik rock yang dibawakan musisi-musisi dari kubu Jakarta dan sekitarnya lebih banyak mendapat pengaruh dari band-band kondang dari

Amerika Serikat seperti blues rock, country, hard rock, thrash metal seperti grup band Van Hallen, band-band glam rock seperti Poison, Motley Crue, Guns

N‟Roses serta thrash metal seperti Metallica dan Anthrax. Di era ini pula konser band-band rock ternama Indonesia ramai di seluruh Indonesia seiring dengan album-album rekaman yang mereka hasilkan.

Band-band rock ternama yang sukses dengan albumnya pada era ini antara lain : Power Metal, Godbless, Elpamas, Grass Rock, Slank, U‟Camp, Boomerang,

Jamrud, Whizzkid, /rif, Power Slaves, Edane, Roxx, Pas Band, Netral. Sedangkan untuk penyanyi-penyanyi solo yang terkenal pada era ini antara lain : Ahmad

25

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Albar, Andy Liany, Anang Hermansyah, , Mel Shandy, Nike Ardila,

Inka Christy, Poppy Mercury.

2.2.2 Masuknya Musik Rock Di Karo

Karo sebagai salah satu wilayah di Sumatera Utara, juga menerima arus modernisasi dalam perkembangan musik terutama dalam hal ini musik rock.

Musik rock mulai menyebar ke Karo pada tahun 1990-an. Pada waktu itu, banyak remaja Karo yang mulai menekuni kegemaran baru yaitu bermain musik rock, meniru anak-anak muda Jakarta yang juga sedang gemar-gemarnya dengan musik rock. Mereka mulai membentuk kelompok musik rock dan berusaha tampil di berbagai konteks pertunjukkan yang di selenggarakan di wilayah Kabanjahe dan Berastagi. Perkembangan musik rock di Karo pada tahun 1990-an, ditandai banyaknya bermunculan kelompok-kelompok musik rock seperti Rockaro, Hilton

Band dan Lamrose. Kehadiran mereka ternyata telah membangkitkan semangat bermusik di kalangan anak-anak muda di Karo. Bahkan mereka juga telah berhasil mendapatkan penggemar yang membentuk kelompok masing-masing terhadap musisi yang di idolakanya tersebut. Hal ini terbukti kita diadakan pertunjukkan musik rock pada waktu itu, para penggemar selalu bersikap fanatik dengan teriakan-teriakan yang histeris ketika musisi idola mereka tampil. Biasanya juga, ketika para musisi Karo tersebut tampil pada satu pertunjukkan musik rock, mereka selalu membawa suporter dan penggemar.

Berdasarkan observasi dan wawancara dengan beberapa informan, maka penulis mendapat data-data yang berhubungan dengan perkembangan musik rock

26

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

di Karo. Kelompok musik Rockaro terbentuk atas ide-ide dari personil band yang mempunyai satu pemikiran dan tujuan yang sama dengan maksud membuat satu kelompok musik yang beraliran rock tapi tetap menggunakan bahasa karo pada lagu-lagu mereka walaupun di setiap masing-masing personil memiliki aliran musik yang berbeda-beda, ke dalam satu wadah dengan semangat persaudaraan dan kekeluargaan untuk sama-sama menumpahkan inspirasi dan apresisasi bermusik mereka dalam wadah tersebut. Selain itu, mereka juga mempunyai harapan agar Rockaro dapat diterima masyarakat luas tidak hanya di wilayah

Tanah Karo saja (seperti yang diceritakan Momo Kelana, salah satu informan penulis). Informasi yang saya dapat dari Joy Harlim Sinuhaji (salah satu informan penulis) bahwa pada tahun 1997 Joy Harlim Nonink (Vokalis grup band

Rockaro), Torison Ginting (Bassist grup band Rockaro), Zalig Manik (Gitaris grup band Rockaro) dan Momo Kelana (Drummer grup band Rockaro) resmi membentuk grup musik Rockaro. Berawal dari diri masing-masing yang sangat menyukai musik rock sejak masih duduk di bangku sekolahan hingga sampai sekarang saat ini.

Pesatnya informasi tentang musik dari luar negeri cukup memberi pengaruh terhadap band Rockaro. Sehingga menyebabkan band tersebut membuat di setiap lagu nuansa musiknya berbeda-beda, seperti pada lagu Alloy pada

Album Nande yang bernuansa lebih ke blues, sedangkan pada lagu Bapa di

Album kedua lebih mengarah ke slow rock dan pada lagu Kuta-kuta nari lebih mengarah kepada hard rock. Menurut Momo Kelana sang pemain drum pada band Rockaro alasan mereka membuat nuansa musik yang berbeda-beda pada

27

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

setiap lagu yang mereka nyanyikan adalah agar musik nya lebih berwarna dan tidak tertuju kepada satu jenis aliran rock saja.

Hingga tahun 2016, Rockaro band lawas asal berastagi melakukan promo tour sekaligus launching album terbarunya yang di beri label “Bapa” setelah sebelumnya mengeluarkan album berjudul “Nande”. Tidak seperti album pertama, album kedua nya kali ini Rockaro mengedepankan nuansa rock dengan gaya satire dan sentimentil seperti lagu yang berjudul Madonna Berastagi, Simangko- mangko, Mela dan Ilamar preman.

Gambar 2.1 Cover Grup Band Rockaro ( lagu Madonna Berastagi)

Perkembangan band Rockaro ditandai dengan adanya pertunjukan- pertunjukan musik, festival band, dimana pada acara tersebut tersebut tampil pula, band-band yang beraliran rock seperti band Zigma (Berastagi), Zogality

28

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

(Kabanjahe) dan M‟Clarock (Kabanjahe) dan lain-lain. Walaupun nuansa musik rock yang dipertunjukkan oleh setiap band berbeda-beda.

Salah satu yang menjadi faktor dalam perkembangan musik rock di Tanah

Karo adalah studio musik, baik itu studio latihan ataupun studio rekaman. Ada beberapa studio musik di Tanah karo khususnya kota Kabanjahe dan Berastagi yang menjadi tempat berkumpulnya band band di Tanah Karo, diantaranya seperti

Studio 5 di Kabanjahe, D‟Bee Studio (Berastagi), D‟Merrel Studio (Berastagi),

Sibayak Studio (Kabanjahe), dan Pita Studio (Kabanjahe).

29

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Berikut ini Perkembangan Genre musik rock di dunia

Tahun 1950-an Tahun 1970-an Tahun 1980-an • Rock and Roll • Psychedilc rock • Alternative Rock • Classic Rock • Hard Rock • Glam Metal • Progressive Rock • Punk Rock • Speed Metal • Heavy Metal

Tahun 1990-an

• Grunge • Britpop • Indie Rock

Sejalan dengan perkembangan musik rock banyak pula bermunculan musisi- musisi dan band-band yang mengusung genre ini. Diantaranya termasuk para musisi dari band-band besar yang sangat fenomenal dan memiliki keunikan karakter dan ciri khas tersendiri. Berikut ini adalah gambaran dari tujuh (7) tahap pembagian jaman dari sejarah awal musik rock serta perkembangannya di dunia.

30

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

• Jimmi Hendrix • John Mayll's The Birth Of Rock (1965- • Cream 1970) • The Beatles • The Rolling Stone • Bob Dylan • Pink Floyd • Genesis Art Rock (1970-1975) • Roxy Music • David Bowie • The Velvet Underground • The Ramones • The Sex Pistols The Slits Punk (1975-1980) • The Clash • Talking Heads • The New York Dolls

• Black Sabbath • Deep Purple Heavy Metal (1980- • Metallica 1985) • Iron Maiden • Judas Priest • Ozzy Osbourne

• Queen • U2 Stadium Rock (1990- • Led Zeppelin 1995) • The Police • Kiss

31

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

• Nirvana • Black Flag • R.E.M Alternative Rock • The White Strips (1995-2000) • The Strolus • Mudhoney • The Replacements • Blur • The Smiths • The Stone Roses Indie (1995-2000) • Oasis • Arctic Monkey • Franz Ferdinand

Berikut ini adalah gambaran dari perkembangan musik rock yang di Indonesia

• Giant Step Tahun 1970-an • God Bless • Aka

• Elpamas • Grass Rock Tahun 1980-an • God Bless • Power metal • Andromedha

32

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

• Slank • U'Camp • Boomerang • Jamrud Tahun 1990-an • /rif • Powerslaves • Edane • Pas Band • Netral

• J'Rock Tahun 2000-an sampai • Kotak sekarang • Jamrud • Netral

33

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

BAB III

PERKEMBANGAN GRUP BAND ROCKARO PADA MASYARAKAT

KARO

Pada bab ini penulis akan memaparkan pembahasan dari beberapa hal yang menjadi pokok permasalahan yang telah penulis tetapkan di bab I. Pokok permasalahan tersebut antara lain bagaimana Perkembangan Band Rockaro dalam dinamika seni pada masyarakat Karo.

3.1 Perkembangan Musik Rock pada Masyarakat Karo

Perkembangan musik rock pada masyarakat karo menurut penulis bisa dilihat dari hal-hal yang berhubungan dengan musik rock itu sendiri. Untuk memperkuat anggapan tersebut, penulis menggunakan konsep yang ditawarkan oleh Garraghan (1957:3) menurutnya, istilah sejarah memiliki tiga pengertian yang saling berhubungan yaitu : (1) peristiwa-peristiwa pada masa lampau; aktivitas yang telah lalu; (2) rekaman masalah yang sama pada butir (1); dan (3) proses atau teknik membuat rekaman.

Dengan berpedoman pada hal-hal diatas, penulis akan mendeksripsikan perkembangan musik rock dimulai dari munculnya kelompok musik rock dengan berbagai latar belakang mereka masing-masing. Yang mana penulis juga akan memaparkan beberapa hal-hal yang penulis juga akan memaparkan beberapa hal- hal yang penulis anggap masih relevan dengan pokok permasalahan antara lain., siapa yang memainkan musik rock dan apa alasan mereka memainkan musik rock; dimana atau pada momen apa saja musik ini biasa dimainkan; bagaimana proses

34

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

pengerjaan atau penciptaan lagu pada kelompok musik rock (dalam hal ini penulis akan memilih salah satu grup musik rock yang eksis di Tanah Karo untuk penulis teliti), sampai pada strategi pemasaran yang dilakukan oleh kelompok musik rock ini dalam memproduksi album-album mereka.

Musik rock di Karo dimulai dari munculnya kelompok musik yang beraliran rock pada era tahun 90 diantara nya adalah Hilton Band (Kabanjahe),

Lamrose (Kabanjahe). Mereka lah musisi-musisi rock yang banyak membuat perkembangan musik rock pada masyarakat Karo. Di era selanjutnya pada tahun

1997 lahirlah grup musik Rockaro yang berasal dari Brastagi dan proses penggarapan musik nya lebih ke genre rock dan blues.

Penulis memilih grup musik Rockaro sebagai objek dari penelitian yang penulis lakukan. Yang mana menurut anggapan dari beberapa sumber yang penulis wawancarai, grup musik Rockaro ini adalah grup musik rock yang keberadaannya sudah diakui oleh kaum-kaum seniman karo lainnya dan juga khususnya masyarakat karo itu sendiri. Hal ini dibuktikan dengan Rockaro yang mulai terkenal pada awal terbentuk hingga sampai sekarang juga Rockaro masih sangat dikenal luas oleh masyarakat bukan cuman masyarakat Karo melainkan juga masyarakat yang bukan berkultur Karo.

Seperti yang penulis jelaskan, bahwa kelompok musik Rockaro lahir dengan latar belakangnya masing-masing.Latar belakang yang penulis maksudkan di sini adalah proses dari terbentuknya kelompok musik tersebut. Dari beberapa observasi yang penulis lakukan terhadap beberapa personil band Rockaro penulis

35

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

penemukan bahwa, Rockaro merupakan salah satu band yang membawa genre musik rock ke dalam tanah karo dengan konsep bahasa tetap menggunakan bahasa tradisional yaitu bahasa Karo tetap untuk struktur musiknya menggunakan Musik

Barat.

3.2. Lahirnya Grup Band Rockaro pada masyarakat Karo

Grup band Rockaro resmi dibentuk pada tahun 1997. Pada awalnya Grup

Band ini terdiri atas Joy Harlim Sinuhaji (vokalis), Zalik Manik (gitar), Momo

Kelana (Drum,Keyboard), dan Torison Ginting (bass). Nama “Rockaro” sendiri muncul setelah Joy Harlim Sinuhaji ingin membentuk sebuah band yang beraliran rock tetapi menggunakan bahasa tradisional yaitu bahasa Karo.

Seperti yang telah diketahui group band Rockaro dipersoneli oleh empat orang. Mereka adalah Joy Harlim Nonink Sinuhaji (vokal), Zalik Manik (gitar),

Torison Ginting (bass), Momo Kelana (drum,keyboard).

Gambar 3.1 Grup Band Rockaro

36

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Joy Harlim Sinuhaji yang dikenal dengan nama Nonink yang lahir pada tanggal 12 Januari 1960 ini adalah salah satu pendiri band Rockaro. Awal Nonink berkarier, Nonink memang sangat suka bernyanyi sama teman-teman dan sering ngejam bareng di studio musik dengan teman-teman membawakan berbagai macam lagu-lagu rock.

Sejak kecil Beliau memang pecinta berat seni musik. Nonink selalu mengikuti tren musik dunia, bahkan waktu musik rock sedang naik daun, yaitu di awal tahun 80 saking gandrungnya Nonink pada idolanya sampai pada zamannya kaset yang susah di dapat tidak seperti pada zaman sekarang hampir setiap malam

Beliau berusaha mendengarkan lagu rock di siaran radio seperti Deep Purple, Led

Zeppelin dan sebagainya.

Di sini Nonink mulai menyadari kalau dia memang punya kelebihan untuk bernyanyi di bidang vokal dan belakangan Beliau berinisiatif membentuk sebuah band yang beraliran rock dan dia sebagai vokalisnya. Dan sampai akhirnya Beliau membentuk sebuah band yang bernamakan Rockaro.

37

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Gambar 3.2 Joy Harlim Sinuhaji (Vokalis grup band Rockaro)

Gambar 3.3 Saat melakukan wawancara dengan Bapak Joy Harlim Sinuhaji yang

berada di Hotel Alloyna Cottage Berastagi

38

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Azly Manik atau yang lebih sering dikenal dengan nama Zalig lahir di

Berastagi pada tanggal 12 Mei 1963 ini adalah salah satu personil band Rockaro yang merupakan Gitaris dari band Rockaro tersebut. Beliau sudah menyukai musik dari kelas 6 SD. Awal mulanya beliau tertarik bermain musik karena sehabis pulang sekolah ada sebuah warung yang tidak jauh dari lokasi sekolahnya yang berada di Gundaling Berastagi memiliki sebuah gitar yang tidak pernah dipakai sama sekali. Sehabis pulang sekolah beliau selalu menyempatkan ke warung tersebut untuk bermain gitar dan mempelajari alat musik tersebut, hingga pada akhirnya pada tahun 1984 beliau membentuk sebuah Home Band pengiring

Artis Karo yang bernama Aidimaka, dan setelah beberapa selang waktu Beliau juga membentuk sebuah band yang bernama Sinalsal pada tahun 1990. Di sela- sela bermain musik Beliau juga merupakan seorang penyiar radio Gundaling

(Berastagi) sekitar tahun 1982 sampai dengan tahun 1984 dan pada tahun 1990

Beliau juga sempat menjadi seorang penyiar radio RBK (Kabanjahe).

Beliau sangat mengidolakan band rock papan atas Deep Purple terutama gitaris dari band rock tersebut yaitu Ritchie Blackmore. Untuk band rock dalam negeri Beliau sangat menyukai God Bless dan beliau sangat tertarik dengan permainan gitar dari Ian Antono.

Beliau berinisiatif membentuk sebuah band yang beraliran rock tetapi tetap menggunakan bahasa tradisional Karo, karena Beliau sangat terinspirasi dari band

Deep Purple tetapi dia ingin menggunakan jenis musik yang dimainkan Deep

Purple tetapi masih tetap menggunakan bahasa daerah nya sendiri yaitu Bahasa

39

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Karo. Hingga pada tahun 1997 dia membentuk sebuah band rock yang bernama

Rockaro.

Gambar 3.3 Azly (Zalig) Manik (Gitaris grup band Rockaro)

Momo Kelana lahir di Berastagi pada tanggal 23 September 1966 ini adalah salah satu personil band dari Rockaro yang merupakan penabuh drum pada grup band tersebut. Mulai menyukai musik di bangku SMP, awalnya beliau dulu tertarik dengan musik disaat di sekolahnya menyelenggarakan pentas seni, dari situ dia mulai mempelajari drum. Pada suatu saat pada acara perpisahan di salah satu sekolah salah satu manajer studio di Berastagi yang bernama Timber‟s melihat permain Beliau dan dia tertarik dengan permain Beliau. Dari situ Beliau menekuni alat musik drum.

Momo kelana sangat terinspirasi dengan Tommy Wijaya, salah satu drummer Indonesia yang berada di dalam grup band God Bless. Beliau mempelajari musik-musik rock dengan cara mendengarkan radio dan kaset.

40

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Disamping bermain drum, Beliau juga menekuni salah satu instrumen musik yaitu

Keyboard.

Gambar 3.4 Momo Kelana (Drummer grup band Rockaro)

Disamping ketiga pemain diatas ada salah satu personil band Rockaro yang memegang Bass ialah Torison Ginting, tetapi dia sudah mengundurkan diri dari grup band Rockaro, dan sekarang digantikan oleh Manase Surbakti. Beliau lahir pada tanggal 16 juni 1969, Beliau juga merupakan pemain dari grup musik

Sada Kata Art.

41

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Gambar 3.5 Manase Surbakti (Bassist grup band Rockaro)

3.3 Proses Pengerjaan Lagu dan Strategi Pemasaran Album

Proses pengerjaan lagu dan strategi pemasaran album pada grup musik

Rockaro merupakan hal menarik bagi penulis untuk diteliti. Karena setiap kelompok masih memiliki cara tersendiri dalam proses pengerjaan lagu dan memasarkan album mereka.

42

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Gambar 3.6 Album Pertama Rockaro yang (Nande)

Gambar 3.7 Album Kedua Rockaro (Bapa)

43

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

3.3.3.1 Proses Pengerjaan Lagu Grup Band Rockaro

Dari hasil wawancara yang penulis lakukan kepada Nonink (vokalis band

Rockaro), ternyata banyak cara yang dilakukan oleh grup band Rockaro dalam menciptakan sebuah komposisi musik atau lagu. Diantaranya Rockaro membuat lagu dengan cara ber-jamsession di studio musik, ada juga yang menotasikan dahulu melodi-melodi musik nya ke dalam sebuah notasi musik dan kemudian dicoba untuk dimainkan bersama. Pada album pertama “Nande” Rockaro sistem pengerjaan lagu dan untuk merekam masih menggunakan proses rekaman pada jaman yang lalu yang masih menggunakan pita untuk merekam sebuah lagu.

Sedangkan pada Album kedua “Bapa” sudah menggunakan teknologi komputer untuk merekam musik suatu nada, part demi part hingga tercipta sebuah kompoisi musik yang sudah jadi. Melihat hal tersebut, penulis tertarik untuk mengikuti proses pengerjaan lagu yang dilakukan oleh grup musik Rockaro yang mana mereka telah menggunakan teknologi komputerisasi untuk mempermudah proses pengerjaan lagu pada musik mereka.

3.2.2.2 Strategi Pemasaran Kaset/CD Album Grup Band Rockaro

Seperti yang telah kita ketahui, musik rock yang merupakan salah satu musik populer yang berkembang di Karo tentunya tidak terlepas dari kegiatan industri. Mulai dari proses produksi, pendistribusian hingga proses pemasaran suatu produk musik dalam bentuk album kaset atau CD.

Dalam industri musik tanah air, ada dua jalur yang kerap kali menjadi pertimbangan bagi grup-grup musik dalam menentukan langkahnya ke arah

44

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

industri musik, yaitu jalur indie lable dan major lable.. Yang mana masing- masing jalur memiliki konsep yang berbeda

Tidak di pungkiri memang, citra major lable sangat lah buruk di mata band-band indie lable di Tanah Karo khususnya. Hal ini membuat mereka tidak ingin hanyut dengan arus sentralisasi Ibukota yang sangat di sulit di tembus oleh band-band lokal dari daerah luar ibukota Jakarta. Pernyataan ini penulis dapatkan dari beberapa informan di Berastagi yang penulis jumpai secara langsung.

Dalam memproduksi dan memasarkan sebuah album musik dalam bentuk

CD atau kaset, biasanya ada cara-cara tersendiri yang dilakukan oleh grup-grup musik untuk bisa menarik perhatian pasar sehingga kaset atau CD album musiknya, mereka menjadi lebih leluasa untuk mengekspresikan keinginan mereka dalam beraktivitas. Banyak hal yang bisa mereka buat selain hanya sekedar mempromosikan musik mereka kepada publik. Mereka lebih memanfaatkan potensi-potensi dari sumber daya manusia yang ada di sekelilingnya. Seperti hal nya pada kelompok musik Rockaro, mereka mampu membentuk sebuah tim produksi yang di dalam nya ada beberapa teman-teman mereka yang memiliki keterampilan dalam bidang musik recording, desain grafis sampai dengan bidang percetakan. Hal ini sangat berguna bagi mereka pada saat memastering, membuat cover album, hingga membuat pernak pernik seperti pin, baju, gelas, yang di dalamnya ada logo dari band mereka yang mereka desain sendiri.

45

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Gambar 3.8 Salah satu pernak-pernik (gelas) yang digunakan grup band Rockaro

untuk memasarkan album mereka.

Gambar 3.9 Salah satu pernak-pernik (payung) yang digunakan grup band

Rockaro untuk memasarkan abum mereka

46

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Untuk memasarkan produk-produk mereka dalam hal ini CD album dan merchandise nya, grup musik Rockaro ini biasanya melakukan kerja sama dengan distro-distro dan tempat penjualan kaset dan CD yang ada di kota Kabanjahe dan

Berastagi. Selain menitipkan jualkan CD-CD lagunya, mereka juga menawarkan kerja sama dalam hal memproduksi baju dan pernak-pernik lainnya, tentunya dengan kesepakatan bisnis yang sudah mereka setujui sebelumnya. Alhasil, mereka bisa menjual kaset dan CD album mereka bersamaan dengan baju band mereka, seperti setiap pembelian buah baju mereka di beri satu bonus CD atau kaset dari album mereka. Selain itu mereka juga menjual CD album mereka secara langsung atau hand to hand. Bahkan mereka juga menitipkan CD album mereka kepada teman-teman mereka yang ingin membantu memasarkan kaset atau CD album mereka tersebut, walaupun ada yang mengambil persenan dari setiap penjualan ada juga yang tidak.

Gambar 3.10 Baju Berlogo Rockaro

47

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Proses pemasaran album ini tentunya tidak terlepas dari promosi yang sangat gencar mereka lakukan di cafe-cafe Brastagi seperti Jecio Cafe, dan juga

Villa Zeqita yang berada di kota Medan, hingga ke luar pulau Sumatera yaitu Cafe

Tapian Nauli yang berada di Jakarta dan Gedung Bhineka Tunggal Ika yang berada di Taman Mini Indonesia Indah. Selain itu mereka juga melakukan promosi album di situs-situs internet seperti facebook.com dan youtube.com dan lain sebagai nya. Hal ini memungkinkan agar lagu-lagu mereka bisa dipromosikan sampai sampai ke luar negeri bahkan ke seluruh dunia. Di situs-situs Internet tersebut mereka sering melakukan “tukar jual” album dengan kelompok- kelompok musik dari luar negeri.

Gambar 3.11 Rockaro saat mempromosikan album kedua mereka yang berjudul

(Bapa) di Jecio Cafe

48

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Gambar 3.12 Rockaro saat mempromosikan album kedua mereka yang berjudul

(Bapa) di Gedung Bhineka Tunggal Ika Taman Mini Indonesia indah

Gambar 3.13 Rockaro saat mempromosikan album kedua mereka yang berjudul

(Bapa) Villa Zeqita Medan

49

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Gambar 3.14 Cover launching album Bapa di Cafe Tapian Nauli Jakarta

Dari penjabaran di atas, penulis beranggapan bahwa perkembangan Band

Rockaro di Tanah Karo ternyata memberi dampak positif terhadap masyarakat

Karo umumnya, khususnya bagi sebagian kaum remaja Tanah Karo. Dimana kelompok musik Rockaro yang mayoritas adalah kaum anak muda, mencoba mengoptimalkan kegiatan musik mereka dengan cara yang mandiri dan

“menghasilkan”. Walaupun musik mereka sulit untuk di nikmati masyarakat awam, tetapi mereka mencoba menuangkan ekspresi dan kreativitas mereka kepada hal-hal yang produktif dan inovatif. Sehingga ini menjadi daya tarik tersendiri bagi sebagian kalangan masyarakat umum di Tanah Karo.

50

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

3.4 Tanggapan Masyarakat Terhadap Perkembangan Grup Band Rockaro pada Masyarakat Karo.

Berdasarkan angket penulis berikan kepada beberapa mahasiswa, pemusik, penikmat musik, dan beberapa masyarakat umum lainya. Penulis menyimpulkan bahwa penikmat musik Rockaro adalah kaum anak muda. Ada sebagian orang tua yang pernah mendengar Band Rockaro tetapi kurang mengetahui apa sebenarnya

Band Rockaro tersebut namun ada juga kaum orang tua yang memang sangat mengidolakan Band Rockaro. Selain itu penulis menjumpai beberapa orang yang mengaku memiliki beberapa koleksi kaset dan CD album Band Rockaro dan mendukung penuh buat Rockaro agar musik sejenis Rockaro harus tetap di pertahankan dan jangan sampai punah karena baru Rockaro lah yang pertama mengangkat musik modern tetapi menggunakan bahasa Karo.

Gambar 3.15 Reaksi masyarakat pada saat launching album kedua grup band

Rockaro

51

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Dari beberapa pendapat masyarakat diatas, penulis beranggapan bahwa hal tersebut bisa dijadikan tolak ukur bagi penulis untuk mengetahui bagaimana perkembangan Band Rockaro di Tanah Karo.

3.4.1 Faktor yang mempengaruhi Perkembangan Band Rockaro pada masyarakat Karo.

Perkembangan Band Rockaro di Tanah Karo tentu saja dipengaruhi oleh beberapa hal, diantaranya adalah oleh media massa sebagai barometer perkembangan Band Rockaro, remaja Tanah Karo sebagai pelaku, studio musik sebagai tempat dan wadah berkumpul, dan yang terakhir pertunjukkan musik sebagai tempat mengeluarkan eksperesi dari individu-individu penggemar musik dan pemusik rock yang selalu eksis dalam perkembangan band Rockaro di Tanah

Karo.

3.4.1.1 Media Massa

Perlu di ingat bahwa musik rock sebagai salah satu musik populer yang disebarkan melalui media massa, sama halnya dengan musik populer lain nya.

Untuk membahas bahwa band Rockaro berkembang di Tanah Karo yang selalu dikaitkan dengan media massa. Menurut penulis, musik berkembang melalui media massa ketika suatu masyarakat mengalami proses industrialisasi. Akibat dari proses itu, maka tercipta produk budaya yang diproduksi oleh produser untuk kemudian dijual di pasar luas dan diproduksi ulang oleh media massa yang akhirnya di konsumsi oleh penggemarnya.

52

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Akhirnya, media massa sangat berperan penting untuk mendekatkan penggemar dengan idola nya. Jadi, fungsi media massa adalah untuk mempromosikan ketertarikan penggemar secara terus-menerus tentang semua hal yang dirasa glamour dalam berita-berita terbaru dari idola yang akan membuat penggemar nya selalu berfantasi dengan kehidupan idolanya itu. Hal-hal ini yang dianggap dapat mempengaruhi dan mengubah perilaku remaja Indonesia pada umumnya.

Ada beberapa media yang sangat berperan dalam perkembangan Band

Rockaro diantara nya surat kabar, radio, televisi, dan internet.

Gambar 3.16 Salah satu media massa yang berperan dalam perkembangan Grup

Band Rockaro

53

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

3.4.1.2 Remaja

Dalam ilmu-ilmu sosial, studi atas remaja pertama kali dilakukan oleh sosiolog Talccot Parsons pada awal 1940-an. Berbeda dengan anggapan umum bahwa remaja adalah kategori yang bersifat alamiah dan dibatasi secara biologis oleh usia, menurut Parsons remaja adalah sebuah konstruksi sosial yang terus menerus berubah sesuai dengan waktu dan tempat (Barker 2000). Para pemikir

“cultural studies” juga berpendapat konsep remaja bukan lah sebuah kategori biologis yang bermakna universal dan tetap. Remaja, sebagai usia dan sebagai masa transisi, tidak mempunyai karakteristik-karakteristik umum. Dalam

“Subculture, Cultures and Class” (Clarke et al), ditunjukkan bahwa remaja terbentuk dalam suatu artikulasi ganda, yaitu dalam perlawanannya dengan kebudayaan orang tua dan sekaligus salam perlawanan nya dengan kebudayaan dominan. Ritual-ritual seperti fashion, musik atau bahasa, dilihat sebagai usaha untuk menenangkan ruang kultur dalam melawan kebudayaan dominan dan kebudayaan orang tua.

Seperti yang telah di jelaskan, bahwa kata “remaja” memiliki banyak kesan. Ada yang menganggap bahwa remaja merupakan kelompok masyarakat biasa saja, tidak berbeda dengan kelompok manusia yang lain. Ada yang menganggap bahwa remaja adalah sekelompok orang yang suka menyusahkan orang tua. Anggapan lain, bahwa remaja sebagai potensi manusia yang perlu dimanfaatkan. Tetapi jika remaja nya sendiri diminta pendapatnya, maka mereka akan berbicara tentang ketidakpedulian, ketidakacuhan orang-orang dewasa terhadap mereka. Atau mungkin ada pula remaja yang berkata bahwa kelompok

54

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

mereka adalah kelompok minoritas yang memiliki kesan tersendiri dan punya

“dunia” sendiri yang sukar untuk dijamah oleh orang-orang tua. Tidak mustahil jika ada remaja yang menganggap bahwa mereka adalah kelompok yang bertanggung jawab terhadap bangsa dan masa depan.

Diantara sekian banyak anggapan di atas remaja, anggapan yang terakhir tampaknya dapat dijadikan acuan untuk para remaja agar dapat mengisi waktu luang dalam kehidupan nya dengan kegiatan-kegiatan positif yang bertanggung jawab demi masa depannya. Tidak disalahkan jika salah satu kegiatan remaja dalam mengisi waktu luangnya adalah bermain musik. Hal ini tentunya bermanfaat untuk pengetahuan musik dan sebagai tempat untuk mengasah bakat yang mereka miliki.

Dalam aspek sosiologi musik, dapat diketahui sebab-sebab terjadinya problem-problem sosial yang terjadi pada remaja, misalnya krisis identitasi diri, masalah pergaulan di sekolah, masalah keluarga yang tidak harmonis dan lain sebagai nya. Akibat dari hal-hal tersebut biasanya mereka akan mencari ruang/tempat yang sesuai dengan keinginan mereka. Selanjutnya mereka akan sangat mudah menyesuaikan diri dengan perubahan-perubahan baru, sangat cepat tertarik terhadap sesuatu yang baru dan popular di kalangan mereka sehingga mudah dimanipulasi. Hal ini dapat dibuktikan bahwa pembeli kaset-kaset industri rekaman musik rock adalah kaum remaja sebagai respon mereka terhadap musik yang mereka sukai. Problema sosial ini muncul sebagai akibat dari terjadinya interaksi sosial remaja di keluarga, sekolah, kampus, dan lingkungan masyarakat.

Jadi, secara keseluruhan dapat di katakan aspek sosiologi dalam kehidupan remaja

55

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

erat kaitan nya dengan perkembangan musik rock, bahwa telah terjadi suatu hubungan timbal balik antara remaja dan musik rock itu sendiri. Yang mana remaja disini menjadi media dalam perkembangan band Rockaro di Tanah Karo dan sebaliknya band Rockaro menjadi sarana bagi remaja. Para remaja lebih mementingkan kepuasaan bermusiknya ketimbang menjadikan musik mereka sebagai hiburan bagi masyarakat yang mendengarnya.

Dari kesimpulan angket yang penulis sebarkan, terbukti mereka memang banyak mengambil pengaruh positif yang disebarkan oleh musisi dan band

Rockaro itu sendiri. Menurut mereka, semua dikembalikan lagi kepada pribadi masing-masing penggemar untuk menyaring semua pengaruh yang ada secara positif. Mereka selalu melihat kenyataan yang terjadi di lingkungan masyarakat dan alam sekitar mereka. Sedangkan yang menjadi faktor penghambatnya adalah sikap idealis/arogan yang terlalu berlebihan pada sebagian remaja Karo yang kurang bisa menerima kelebihan orang lain. Selain itu, ada sebagian remaja yang dilarang orang tuanya untuk menekuni musik seperti musik rock karena dianggap musik hanya sekedar kegemaran, tidak bisa dijadikan sumber keuangan dan aspek ekonomi.

56

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Gambar 3.17 Banyak nya kaum anak muda (remaja) yang merupakan salah satu

faktor perkembangan Band Rockaro

3.4.1.3 Studio Musik

Studio musik dapat dibagi menjadi dua bagian, yaitu studio latihan dan studio rekaman. Secara umum banyak sekali terdapat studio-studio musik di

Tanah Karo, tetapi sebagian besar berfungsi sebagai studio latihan bermusik.

Sedangkan studio untuk rekaman musik, hanya beberapa di tempat saja yang menyediakan fasilitas untuk rekaman.

Studio-studio musik ini rata-rata dikunjungi setiap hari oleh kaum remaja yang memiliki kelompok musik. Mereka datang untuk latihan bermusik atau hanya sekedar berkumpul bersama teman-teman mereka. Dari pengunjung yang sering datang ke studio ini, rata-rata di dominasi oleh kaum remaja. Biasanya

57

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

mereka juga sering membawa teman-teman hanya untuk sekedar bertemu, bercerita, dan berkumpul.

Jika dikaitkan dengan adanya aspek sosiologis musik dalam konteks remaja, merupakan suatu hal utama, karena dalam kehidupan manusia khususnya remaja, ada dua hasrat atau keinginan utama yang harus dipenuhi, yaitu : keinginan untuk menjadi satu dengan manusia lain di sekelilingnya dan keinginan untuk menjadi satu dengan orang-orang di sekitar nya (Soekanto 1982:110-111).

Dari sini dapat diambil kesimpulan bahwa manusia pada umum nya (khusus remaja) selalu mempunyai keinginan untuk bertemu dan mengenal sesamanya, bergabung, dan bersatu dengan orang-orang di sekitarnya. Salah satu tempat untuk mewujudkan keinginan para remaja penggemar musik rock ini adalah studio musik. Disini mereka saling mengenal dan menyesuaikan diri dengan remaja lain nya. Disini juga, akhirnya mereka memiliki banyak teman biasanya melahirkan ide untuk membentu suatu kelompok musik.

Di kota Kabanjahe dan Berastagi, studio-studio yang paling banyak pengunjung biasanya karena fasilitas yang di berikan oleh studio tersebut lebih baik daripada studio-studio lain yang jarang dikunjungi. Di Kabanjahe ada beberapa studio yang paling banyak di kunjungi, diantaranya : Studio 5, Pita

Studio, dan Sibayak, sedangkan di Berastagi ada D‟Merrel Studio, dan D‟Bee studio.

Selain studio latihan bermusik, juga ada studio rekaman musik, yaitu Deje

Studio yang berada di Kabanjahe. Mereka menerima produksi rekaman secara

58

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

indie lable. Hal ini disebabkan belum adanya keberanian para produser rekaman tersebut untuk menjamin bahwa modal mereka akan kembali. Itu adalah kendala penyebab musisi Karo sulit untuk ikut masuk ke industri musik nasional.

Gambar 3.18 Suasana grup band Rockaro saat latihan di D‟Merrel Studio Brastagi

3.4.1.4 Pertunjukan Musik

Salah satu ciri khas musik rock adalah disajikan dalam bentuk pertunjukan live yang ditonton oleh banyak orang. Di Karo pertunjukan musik rock sangat berpengaruh dalam perkembangan band Rockaro. Yang mana setiap penyelenggaraan pertunjukan musik seperti ini tidak pernah sepi dari peserta penonton khususnya penggemar dari band Rockaro sendiri.

Untuk konser secara langsung atau live dapat dibagi menjadi dua bagian yaitu di dalam gedung (in door) dan konser di lapangan terbuka (open air).

Keberadaan band Rockaro oleh masyarakat pendukungnya harus dibuktikan melalui konser secara langsung. Seperti yang telah diketahui sebelumnya, bahwa

59

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

ciri khas masyarakat urban adalah kebutuhan akan hiburan. Hal itu pula yang menjadi motivasi para penyelenggara konser untuk mengeluarkan dana besar.

Selain karena tuntutan kebutuhan masyarakat, konser-konser yang pernah diadakan itu juga memiliki tujuan lain yaitu untuk kepentingan popularitas musisi dari komunitas yang mengadakannya.

Gambar 3.19 Rockaro saat mengadakan pertunjukkan musik (in door)

60

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Gambar 3.20 Rockaro saat mengadakan pertunjukkan musik (out door)

Di Tanah Karo, lokasi yang sering dijadikan tempat penyelenggaraan konser musik secara langsung adalah Taman Mejuah-mejuah Berastagi, Bukit

Kubu Berastagi, dan Lapangan DPRD Kabanjahe. Dan beberapa nama acara yang pernah berlangsung adalah Pesta Bunga dan Buah, Pesta Mejuah-juah dan lain sebagainya.

61

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Gambar 3.21 Rockaro saat melakukan pertunjukkan musik di Berastagi

Gambar 3.22 Rockaro saat melakukan pertunjukkan musik di acara Pesta Bunga

dan Buah Berastagi

62

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Gambar 3.23 Saat melakukan penelitian terhadap pertunjukkan musik grup band

Rockaro pada acara Alumni SMAN 1 Berastagi

63

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

BAB IV

TRANSKRIPSI DAN ANALISIS PADA LAGU ALLOY, BAPA, DAN KUTA-

KUTA NARI

4.1 Transkrip dan Analisis

Transkrip dalam Etnomusikologi merupakan suatu proses penotasian bunyi menjadi simbol-simbol yang dapat dilihat atau diamati dari suara, dan simbol-simbol tersebut disebut dengan notasi. Dalam melakukan transkrip, penulis memilih teori yang dinyatakan oleh Ernst Cassirer (1944:168) yang mengatakan bahwa “seni dapat didefenisikan sebagai simbol”. Notasi deskriptif adalah notasi yang ditujukan untuk menyampaikan kepada pembaca tentang ciri- ciri atau detail-detail komposisi musik yang belum diketahui oleh pembaca.

Untuk menganalisis struktur musikal yang ada di dalam seperangkat lagu

Alloy, Bapa, dan Kuta-kuta nari penulis memilih satu teori Malm dalam terjemahan Takari (1993:13), yaitu sebagian dari weighted scale (khusus untuk mengkaji nada) ditambah dengan musik yang terjadi karena sesuatu yang berhubungan dengan waktu sebagai bahan dasar penelitian. Berhubungan dengan waktu yang dimaksud yaitu ritme, ketukan dan birama yang ada pada lagu-lagu yang dinyanyikan oleh Rockaro.

Penulis akan meneliti 3 buah lagu yang dinyanyikan oleh Rockaro yaitu lagu Alloy, Bapa, dan Kuta-kuta nari. Pada lagu Alloy penulis akan mentranskripsikan komposisi musiknya sedangkan pada lagu Bapa dan Kuta-kuta nari penulis akan mentranskripsikan instrumen tradisional nya saja. Peneliti

64

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

meneliti ketiga buah lagu tersebut karena lagu tersebut sangat populer dan sangat di kenal oleh masyarakat Karo dan pada lagu Bapa dan Kuta-kuta nari dikolaborasikan dengan instrument tradisional Karo.

4.2 Transkripsi dan Analisis pada lagu Alloy, Bapa, dan Kuta-kuta nari

4.2.1 Transkripsi lagu Alloy

Lagu Alloy terdiri dari beberapa instrumen yang dimainkan dalam komposisi musik nya, yaitu : Gitar, Bass, Drum, dan Keyboard. Di dalam lagu tersebut irama yang dimainkan yaitu irama blues.

Hasil transkrip komposisi musik lagu Alloy dibawah ini dapat dilihat mulai dari bar 1-47.

65

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

66

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

67

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

68

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

69

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

70

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

71

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

72

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Keterangan :

Pada transkripsi drum set jika notasi bertanda (x) itu merupakan simbal, pada bagian atas merupakan crash simbal, pada bagian tengah merupakan ride simbal, dan pada bagian bawah merupakan hi-hat simbal.

Untuk Transkripsi drum set pada bagian bawah merupakan transkripsi bagian senar dan kick pada drum set.

73

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

4.2.2 Transkripsi lagu Bapa

Lagu Rockaro Bapa terdiri dari beberapa instrumen yaitu : ,Bas, dan

Drum.

Hasil transkrip komposisi musik lagu Bapa dibawah ini dapat dilihat mulai dari bar 1-34.

74

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

75

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

76

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

77

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

78

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

79

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

80

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

81

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Keterangan :

Pada transkripsi drum set jika notasi bertanda (x) itu merupakan simbal, pada bagian atas merupakan crash simbal, pada bagian tengah merupakan ride simbal, dan pada bagian bawah merupakan hi-hat simbal.

82

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Untuk Transkripsi drum set pada bagian bawah merupakan transkripsi bagian senar dan kick pada drum set.

Pada bar 34-39 ada salah satu instrument Tradisional Karo yang dimainkan yaitu

Surdam, berikut hasil transkripsinya.

83

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

84

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

4.2.3 Transkripsi lagu Kuta-kuta nari

Lagu Kuta-kuta nari terdiri dari beberapa instrument yaitu : Guitar, Bass,

Organ, dan Drum dan Intrumen Tradisional Karo Gendang Singindungi dan

Penganak.

Hasil Transkrip pada lagu Kuta-kuta nari yang berada pada bar 1-50, yaitu sebagai berikut :

85

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

86

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

87

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

88

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

89

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

90

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

91

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

92

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

93

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

94

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Keterangan :

Pada transkripsi drum set jika notasi bertanda (x) itu merupakan simbal, pada bagian atas merupakan crash simbal, pada bagian tengah merupakan ride simbal, dan pada bagian bawah merupakan hi-hat simbal.

Untuk Transkripsi drum set pada bagian bawah merupakan transkripsi bagian senar dan kick pada drum set.

Pada bar 50 sampai dengan akhir lagu ada intrument Tradisional Karo yang dipakai di dalam lagu tersebut yaitu : Gendang Singindungi dan Gendang

Penganak. Berikut Hasil Transkirpsinya.

95

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

96

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

97

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

98

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

99

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Pada Transkripsi Gendang Singindungi dan Gendang Singanaki penulis menggunakan Transkripsi Preskriptif.

4.3 Analisis Musikal

Dalam menganalisis ketiga musik tersebut, penulis berpedoman kepada teori yang dikemukakan oleh Willliam P.Malm yang dikenal dengan teori weighted scale dan hal-hal yang harus diperhatikan dalam mendekskirpsikan melodi, yaitu (1) tangga nada (scale), (2) nada dasar (pitch center), (3) wilayah nada (range), (4) jumlah nada (frequency of note), (5) jumlah interval, (6) pola kadensa (cadence patterns), (7) formula melodi (melody formula), dan (8) kontur

(contour) (Malm dalam terjemahan Takari 1993 : 13).

4.3.1 Tangga Nada (Scale)

Mentranskripsikan tangga nada menurut Malm adalah menyusun semua nada yang dipakai melodi pada lagu Alloy, Bapa dan Kuta-kuta nari. Maka, dengan ini penulis menyusun nada-nada yang terdapat dalam melodi lagu tersebut mulia dari nada terendah hingga nada tertinggi.

4.3.1.1 Tangga Nada lagu Alloy

Penulis menggunakan nada-nada yang terdapat dalam lagu Alloy dari nada terendah sampai dengan nada tertinggi. Terdiri dari tujuh nada dengan nada terendah Gis dan nada tertinggi G.

100

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

4.3.1.2 Tangga Nada Bapa

Penulis menggunakan nada-nada yang terdapat dalam lagu Bapa dari nada terendah sampai nada tertinggi. Terdiri dari tujuh nada dengan nada terendah E dan nada tertinggi D.

4.3.1.3 Tangga Nada Kuta-kuta nari

Penulis menggunakan nada-nada yang terdapat dalam lagu Kuta-kuta nari dari nada terendah sampai nada tertinggi. Terdiri dari tujuh nada dengan nada terendah E dan nada tertinggi Dis.

4.3.2 Nada Dasar (Pitch Center)

Nada dasar atau tonalitas adalah istilah yang berasal dari tonal, yaitu pendekskripsian suatu musik dimana semua nada berhubungan dengan satu nada sentral yang dinamakan nada dasar pada suatu lagu dalam etnomusikologi, Bruno

101

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Nettl (1963:147) dalam bukunya Theory and Method in Ethnomusicology menawarkan tujuh cara dalam menentukan nada dasar yaitu :

1. Patokan paling umum adalah melihat nada yang sering dipakai dan

nada yang jarang dipakai dalam suatu komposisi musik.

2. Kadang-kadang nada yang harga ritmisnya besar dianggap nada

dasar walaupun jarang dipakai.

3. Nada yang dipakai pada awal ataupun akhir komposisi yang

dianggap memiliki fungsi penting dalam tonalitas komposisi

tersebut.

4. Nada yang menduduki posisi paling rendah dalam tangga nada atau

pada posisi tengah dianggap penting.

5. Interval-interval yang terdapat diantara nada, kadang-kadang

dipakai sebagai patokan.

6. Adanya tekanan ritmis pada sebuah nada juga bisa dipakai patokan

tonalitas.

7. Berdasarkan pengalaman yang akrab dengan gaya musik tersebut.

Dalam menentukan nada dasar kedua nyanyian ini, penulis beracuan pada hasil rekaman audio maupun video yang penulis dapatkan dari Kaset/CD album yang telah ditranskripsikan ke dalam notasi barat. Maka hasil yang didapatkan adalah : untuk lagu Alloy nada dasarnya Gis Mayor, Bapa nada dasarnya E, dan pada lagu Kuta-kuta nari nada dasarnya E mayor.

102

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

4.3.3 Wilayah Nada (Range)

Metode untuk menentukan wilayah nada berdasarkan ambitus suara yang terdengar secara alami, ditentukan oleh suara penghasil bunyi itu sendiri, yaitu dengan memperhatikan nada paling rendah dan nada paling tinggi.

Berdasarkan teori yang dikemukakan oleh William P.Malm (1977:35) tentang perhitungan frekuensi nada dengan menggunakan cent, yaitu nada-nada berjarak 1 laras sama dengan 200 cent, dan nada-nada berjarak ½ laras sama dengan 100 cent.

4.3.3.1 Wilayah Nada lagu Alloy

Dengan melihat nada-nada yang ditranskripsikan, maka lagu Alloy memliki wilayah nada dari Gis (terendah) dan G (nada paling tinggi) yang semuanya berjarak 7 laras atau sama dengan 1400 cent.

Gis G

4.3.3.2 Wilayah Nada Bapa

Dengan melihat nada- nada yang ditranskripsikan, maka lagu Bapa memiliki wilayah nada dari E (terendah) dan D (nada paling tinggi) yang semuanya berjarak 6 laras atau sama dengan 1200 cent.

103

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

E D

4.3.3.3 Wilayah Nada Kuta-kuta nari

Dengan melihat nada-nada yang ditranskripsikan, maka lagu Kuta-kuta nari memiliki wilayah nada dari E (terendah) dan Dis (nada paling tinggi) yang semuanya berjarak 7 laras atau sama dengan 1400 cent.

E Dis

4.3.4 Jumlah nada

Nettl (1964:146) menyatakan dalam mentranskripsikan modus lagu paling tidak menyebut nada mana yang berfungsi sebagai nada dasar, nada-nada yang dianggap penting dalam lagu tersebut, serta nada-nada pendamping lain nya.

Lebih lanjut Nettl mengatakan bahwa gambaran tangga nada dan modus biasanya disampaikan lewat notasi (tangga nada) yang ditulis dari garis para nada dengan harga-harga yang menandai nada mana yang sering digunakan dan yang tidak sering digunakan.

104

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

4.3.4.1 Jumlah nada pada lagu Alloy

Banyaknya jumlah nada yang terdapat dalam lagu Alloy dapat dilihat dari garis paranada dibawah ini :

Gis Ais C Cis Dis Eis G

7 19 17 26 21 18 10

Dari gambar diatas dapat kita lihat bahwa jumlah nada Gis 7 buah nada, jumlah nada Ais 19, jumlah nada C 17, jumlah nada Cis 26, jumlah nada Dis 21, jumlah nada Eis 18, dan jumlah nada G 10 buah nada. Dengan demikian dapat kita simpulkan bahwa nada yang paling sering dipakai adalah nada Cis dengan jumlah 26 buah nada dan nada yang paling sedikit digunakan adalah nada Gis dengan jumlah nada 7 buah nada.

4.3.4.2 Jumlah nada pada lagu Bapa

Banyaknya jumlah nada yang terdapat dalam lagu Bapa dapat dilihat dari garis paranada di bawah ini :

105

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

E FIS G A B C D

18 19 18 9 32 33 24

Dari gambar diatas dapat kita lihat bahwa jumlah nada E 18 buah nada, jumlah nada Fis 19, jumlah nada G 18, jumlah nada A 9, jumlah nada B 32, jumlah nada C 33, dan jumlah nada D 24 buah nada. Dengan demikian dapat kita simpulkan bahwa nada yang paling sering dipakai adalah nada C dengan jumlah

33 buah nada dan nada paling sedikit digunakan adalah nada A dengan 9 buah nada.

4.3.4.3 Jumlah nada pada lagu Kuta-kuta nari

Banyaknya jumlah nada yang terdapat dalam lagu Kuta-kuta nari dapat dilihat dari garis paranada di bawah ini :

E FIS GIS A B CIS DIS

10 6 34 39 38 26 27

Dari gambar diatas dapat kita lihat bahwa jumlah nada E 10 buah nada, jumlah nada Fis 6 buah nada, jumlah nada Gis 34 buah nada, jumlah nada A 39

106

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

buah nada, jumlah nada B 38 buah nada, jumlah nada Cis 26 buah nada, dan jumlah nada Dis 27 buah nada. Dengan demikian dapat kita lihat bahwa nada yang paling sering dipakai adalah nada A dengan jumlah 39 buah nada dan nada yang paling sedikit digunakan adalah nada Fis dengan jumlah 6 buah nada.

4.3.5 Pola Kadensa (Caddence Patterns)

Kadensa adalah nada akhir dari suatu bagian melodi lagu yang biasanya ditandai dengan tanda istirahat. Pola kadensa dapat dibagi menjadi dua bagian, yaitu : semi kadens (half caddence) dan kadens penuh (full caddence). Semi kadens (half caddence) adalah suatu bentuk istirahat yang tidak lengkap atau tidak selesai (complete) dan memberikan kesan adanya gerakan ritem yang lebih lanjut.

Sedangkan kadens penuh (full caddence) adalah suatu bentuk istirahat di akhir frasa yang terasa selesai (lengkap) sehingga pola kadensa seperti ini tidak memberikan keinginan/kesan untuk menambah gerakan ritem.

Berikut ini adalah pola kadensa yang terdapat pada lagu Alloy, Bapa, dan

Kuta-kuta nari.

4.3.5.1 Pola Kadensa pada lagu Alloy

107

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

4.4.2 Pola Kadensa pada lagu Bapa

4.3.5.3 Pola Kadensa pada lagu Kuta-kuta nari

108

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

4.3.6 Formula Melodi (melodie formula)

Dalam mendekskripsikan formula melodik, ada tiga hal yang penting untuk dibahas, yaitu bentuk, frasa, dan motif. Nettl (1964:149-150) mengatakan bahwa bentuk adalah hubungan diantara bagian-bagian dari sebuah komposisi, termasuk hubungan diantara unsur-unsur melodis dan ritmis, atau dengan pemahaman sederhana, bentuk merupakan suatu aspek yang menguraikan tentang organisasi musikal. Frasa adalah suatu unit dari melodi di dalam komposisi.

Sedangkan, motif adalah ide melodi sebagai dasar pembentukan melodi. Bentuk disimbolkan dengan huruf A, B, C dan seterusnya, sedangkan frasa dituliskan ke dalam angka-angka.

Ada beberapa jenis jenis bentuk (form) menurut Malm (1976:8) antara lain:

a. Repetitive, yaitu bentuk nyanyian yang mengalami pengulangan.

b. Ireratif, yaitu bentuk nyanyian yang memakai formula melodi yang kecil

dengan kecendrungan pengulangan-pengulangan di dalam keseluruhan

nyanyian.

c. Reverting, yaitu suatu bentuk nyanyian apabila di dalam nyanyian tersebut

terjadi pengulangan pada frase pertama setelah terjadi penyimpangan

melodis.

d. Strofic, yaitu bentuk nyanyian diulang dengan formalitas yang sama

namun menggunakan teks yang baru.

109

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

e. Progessive, yaitu bentuk nyanyian selalu berubah dengan menggunakan

materi melodi yang selalu baru.

Melihat kepada apa yang dikemukakan Bruno Nettl mengenai bentuk nyanyian maka penulis mengambil kesimpulan bahwa ketiga nyanyian yang dibahas dalam tulisan ini memiliki bentuk Strofic pada lagu Alloy, Bapa, dan

Kuta-kuta nari.

4.3.6.1 Analisis Bentuk, Frasa, dan Motif pada lagu Alloy a) Bentuk

Bentuk melodi nyanyian pada lagu Alloy terbagi atas 4 bentuk yaitu : A, B, C, dan D. Contohnya dapat dilihat dari gambar di bawah ini

1. Bentuk A melodi nyanyian pada lagu Alloy

2. Bentuk B melodi nyanyian pada lagu Alloy

110

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

3. Bentuk C melodi nyanyian pada lagu Alloy

4. Bentuk D melodi nyanyian pada lagu Alloy

b) Frasa

Terdapat 5 buah Frasa dalam melodi nyanyian pada lagu Alloy, yaitu A1, A2, B1,

C1, dan D1.

A1:

111

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

A2 :

B1:

C1

D1:

112

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

c) Motif

Motif nyanyian pada lagu Alloy dapat dilihat dibawah ini

4.3.6.2 Analisis Bentuk, Frasa dan Motif pada lagu Bapa a) Bentuk

Bentuk melodi nyanyian pada lagu Bapa terdiri dari dua bentuk yaitu A dan B. Contohnya dapat dilihat pada gambar di bawah ini.

1. Bentuk A melodi nyanyian pada lagu Bapa

113

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

2. Bentuk B melodi nyanyian pada lagu Bapa

b) Frasa

Terdapat 4 buah Frasa yang terdapat pada lagu Bapa, yaitu A1, A2, B1, dan B2.

A1:

114

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

A2:

B1:

B2:

115

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

c) Motif

Motif nyanyian pada lagu Bapa dapat dilihat di bawah ini

4.3.6.3 Analisis Bentuk, Frasa dan Motif pada lagu Kuta-kuta nari a) Bentuk

Bentuk nyanyian pada lagu Kuta-kuta nari terdiri dari tiga bentuk yaitu, A,

B , dan C. Contohnya dapat dilihat pada gambar di bawah ini

1. Bentuk A pada lagu Kuta-kuta nari

116

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

2. Bentuk B pada lagu Kuta-kuta nari

3. Bentuk C pada lagu Kuta-kuta nari

b) Frasa

Terdapat 6 buah Frasa dalam melodi nyanyian pada lagu Alloy, yaitu A1,

A2, B1, B2, C1, C2.

A1: :

117

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

A2 :

B1:

B2:

118

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

C1:

C2:

c) Motif

Motif nyanyian pada lagu Alloy dapat dilihat dibawah ini

4.3.7 Kontur

Kontur adalah garis atau melodi pada sebuah lagu (Malm 1964:8).

Defenisi yang sama adalah alur melodi yang biasanya ditandai dengan menarik garis. Ada beberapa jenis kontur yang dikemukakan oleh Malm (Malm dalam

Jonson 2000:76), antara lain :

119

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

a) Bila gerakan melodi naik maka disebut Ascending;

b) Bila gerakan melodi turun maka disebut Descending;

c) Jika melengkung seperti lintasan jarum jam maka disebut dengan

Pendulum atau Pendulous;

d) Bila susunannya berjenjang disebut dengan Terraced;

e) Bila gerakan melodi yang sifatnya bergerak melangkah dari satu nada ke

nada yang lain baik naik maupun turun disebut Conjuct;

f) Bila gerakan melodi yang bergerak melompat dari satu nada ke nada yang

lainnya, dan biasanya intervalnya diatas sekonde baik mayor ataupun

minor disebut dengan Disjuct;

g) Bila gerak melodi terbatas gerak intervalnya, maka kontur melodi ini

disebut dengan Static (Malm 1977:17).

4.3.7.1 Kontur pada lagu Alloy

Garis melodi yang terdapat pada melodi Alloy adalah static. Untuk lebih jelasnya lihat gambar dibawah ini.

Kontur Ascending

120

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Kontur Static

Kontur Terraced

4.3.7.2 Kontur pada lagu Bapa

Kontur Pendulum

Kontur Terraced

121

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Kontur Conjuct

4.3.7.3 Kontur pada lagu Kuta-kuta nari

Kontur Static

Kontur Terraced

Kontur Pendulum

122

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

BAB V

PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Dari uraian-uraian tentang permasalahan-permasalahan dan pembahasan yang telah dikemukakan pada bab-bab sebelumnya, maka pada bab ini penulis mencoba membuat sesuatu kesimpulan mengenai Perkembangan Grup Band

Rockaro dan Analisis Musik pada lagu Alloy, Bapa, dan Kuta-kuta nari bahwa musik rock adalah sebuah genre musik yang memiliki sedikit kelebihan dalam hal materi musiknya dibandingkan dengan musik popular yang lainnya. Sehingga musik ini mampu merangsang musikalitas bagi orang yang mendengarkan atau yang memainkan musik ini.

Sedangkan yang menjadi ciri khas dari musik rock adalah wilayah nada yang luas mulai dari nada rendah sampai dengan nada tertinggi, kekuatan musiknya terletak pada dinamika aransemen, tempo yang bisa lambat dan cepat, beat yang cenderung keras. Dalam bentuk murninya, musik rock mempunyai tiga chords, backbeat yang konsisten dan mencolok, dan melody yang menarik. Pada musik ini lagu kadang susah disenandungkan dan harmoni bisa sangat rumit.

Kemudian pada musik ini didominasi oleh gitar, baik elektrik maupun akustik.

Musik rock juga bisa dipandang dari penggunaan teknologi nya. Contohnya, musik rock sangat bergantung kepada kepiawaian dalam meracik sound di studio

Pondasi dari musik rock adalah rock and roll dan rockabilly pada tahun

1950-an, pada akhir 60-an banyak terjadi percampuran genre musik lain dengan

123

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

musik rock. Musik folk bercampur menjadi folk rock, musik blues bercampur menjadi blues rock, dan musik jazz menjadi jazz fusion rock dan masih banyak lagi. Sebuah kelompok pemusik yang mengkhususkan diri memainkan musik rock dijuluki rock band atau rock group (grup musik rock). Grup band rock biasanya terdiri dari penyanyi utama (lead singer), pemain gitar (gitaris), pemain bass

(bassist), pemain drum (drummer) dan pemain keyboard (keyboardist).

Dari perkembangan Grup band Rockaro penulis menyimpulkan bahwa

Grup band Rockaro muncul setelah musik rock mulai berkembang baik dari luar negeri maupun dalam negeri. Dari perkembangan band-band rock yang masuk ke

Indonesia sekitar tahun 80-an mereka terinspirasi membentuk sebuah band rock dengan konsep yang berbeda yaitu menggunakan musik barat sebagai musik nya tetapi menggunakan bahasa Tradisional Karo. Dengan alasan bahwa musik rock adalah sebuah ornament musik yang telah mampu eksis secara global memasuki semua etnis di seluruh jagad raya dan ornament musik rock telah populis secara universal dan secara global terdengar akrab dengan telinga seluruh suku bangsa penghuni bumi.

Ternyata tidak semua musik “keras” itu berpengaruh negatif. Hal ini memang bertentangan dengan tanggapan masyarakat awam pada umumnya yang mengklaim bahwa musik rock itu selalu identik dengan hal-hal yang negatif.

Tetapi kenyataan yang malah terjadi sebaliknya, grup band Rockaro ternyata mampu mempengaruhi kepada para pecinta musik untuk lebih kreatif dalam hal mengembangkan ide bermusik, khususnya kepada para remaja-remaja di tanah karo yang selalu ingin menyeguhkan hal-hal baru dalam bermusik.

124

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Metode yang penulis gunakan di dalam skripsi ini adalah metode

Kualitatif Analitis, yaitu menjelaskan dan mengungkapkan hal-hal yang berkaitan dengan lagu-lagu yang dinyanyikan oleh grup band Rockaro. Hasil yang didapatkan setelah menganalisis lagu Alloy, Bapa, dan Kuta-kuta nari adalah pembaca dapat melihat secara visual bagian-bagian karya dari grup band Rockaro, sehingga mempermudah pembaca untuk melihat tiap-tiap bagian atau frasa yang mewakili melodi atau ritme yang terdapat dalam lagu Alloy, Bapa , dan Kuta-kuta nari, seperti melodi vokal, melodi dan ritme gitar, ritme bass, organ , ritme drum dan beberapa macam instrumen tradisional karo seperti Surdam, Gendang

Singindungi dan Gendang penganak. Dalam skripsi ini penulis menyertakan muse score pada lagu Alloy, Bapa, dan Kuta-kuta nari agar dapat dilihat dari bentuk dan struktur musiknya.

5.2 Saran

Dari hasil penelitian penulis, ada beberapa saran yang dapat penulis berikan kepada pembaca, peneliti, pemusik, para orang tua, dan masyarakat pada umumnya. Agar masyarakat lebih kritis lagi dalam menanggapi sesuatu kenyataan yang timbul di lingkungan sekitarnya. Sehingga tidak menimbulkan kesalahpahaman yang akhirnya menjadi faktor penghambat kreatifitas. Seperti halnya, musik rock yang tergolong musi “keras”. Banyak masyarakat yang beranggapan bahwa musik keras itu identik dengan hal-hal yang negatif, padahal itu semua belum tentu benar. Masih banyak sudut pandang yang lebih luas yang bisa kita gunakan untuk memahami suatu persoalan. Dengan adanya penelitian mengenai perkembangan grup band Rockaro dan Analisis musik pada lagu yang

125

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

dinyanyikannya, tentunya penulis berharap agar tulisan ini bisa membuka wawasan berfikir para pembaca dan masyarakat umum mengenai perkembangan grup band Rockaro.

Diharapkan generasi muda dapat meniru apa yang dilakukan oleh grup band Rockaro, bahwasanya musik tidak hanya lestari tetapi juga harus berkembang. Seperti pesan yang disampaikan oleh Bapak Joy Harlim Sinuhaji

“kalau bukan kita siapa lagi”. Semua yang dilakukan oleh grup band Rockaro memperkenalkan musik dan identitasnya dapat memotivasi orang-orang banyak untuk berkarya memperkenalkan ciri khas musiknya masing-masing. Dengan banyak nya generasi muda yang melakukan hal yang sama seperti grup band

Rockaro, maka musik tradisional yang kurang diminati generasi muda, akan lebih dikenal dengan kemasan baru yaitu membuat garapan atau menciptakan musik dengan gaya musik nya masing-masing.

Selain itu, juga diharapkan agar ada penelitian lanjutan terhadap musik popular baik jenis musik rock,metal,jazz, ataupun yang lainnya tetapi menggunakan bahasa tradisional nya sendiri, karena apa yang penulis teliti masih sangat sedikit dan belum berarti apa-apa. Masih banyak lagi aspek-aspek yang lebih spesifik yang dapat dijadikan bahan penelitian bagi penulis lainnya.

Akhir kata penulis mengharapkan semoga tulisan ini memberikan kontribusi positif terhadap pembaca dan dapat menjadi acuan untuk tulisan-tulisan selanjutnya.

126

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

DAFTAR PUSTAKA

Bahasa, Pembinaan, Pusat. 1991. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta : Balai Pustaka

Bogdan dan Taylor, 1975 dalam J Moleong, Lexy. 1989. Metode Penelitian Kualitatif. Bandung : Remadja Karya

Bungin, Burhan. 2007. Penelitian Kualitatif. Jakarta : Kencana Prenada Media Grup

Cassirer, Ernst. 1944. An Essay of Man. New Haven, Connecticut : Yale University Press

Chaplin, J.P. 2000. Kamus Psikologi. Terjemahan. Jakarta : PT. Raja Grafindo

Dieter, Mack. 1995. Sejarah Musik Jilid IV. Yogyakarta : Pusat Musik Liturgi

Hood, Mantle. 1963. Music, the unkown. Englewood Cliffs : Prentice Hall

Echols, John M dan Hassan Shadily. 1989. Kamus Inggris Indonesia. Jakarta : Gramedia

Kennedy, Michael. 1995. The Oxford Dictionary of Music. New York : Oxford University Press

Keraf, Gorys. 1981. Eksposisi dan Deskripsi. Flores : Nusa Indah

Malm, William P. 1977. Music Culture of the Pacific, the Near East, and Asia (terjemahan). Medan : Departemen Etnomusikologi Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sumatera Utara.

Manuel, Peter. 1988. Popular Music of the- Non Western World. New York : Oxford University Press

Manurung, Pretty. 2014. Analisis Melodi Biola pada Lagu Journey to Deli yang diciptakan dan dimainkan oleh Tengku Ryo Riezqan di Sinar Budaya

127

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Group Medan. Skripsi S1 Departemen Etnomusikologi, Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Sumatera Utara

Merriam, Alan P. 1964. The Antropolgy of Music. Evaston III : Northwestern University Press

Moeliono, Anton M. Dkk. 1988. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta : Balai Pustaka

Nazir, Moh. 1988. Metode Penelitian. Jakarta : Ghalia Indonesia

Nettl, Bruno. 1992. Recent Dictionary in Ethnomusicology. Chicago : University of Illinois Press

Nettl, Bruno. 1964. Theory and Method in Ethnomusicology. New York : The Free Press

Nettl, Bruno. 1989. Folk and Traditional Music of the Western Continents. New Jersey : Prentice Hall

Purba, Mauly dan Ben M Pasaribu. 2006. Musik Populer. Jakarta : Pendidikan Seni Nusantara (PSN)

Putra, Syaif. 2007. Perkembangan Musik Progressive Metal di kota Medan. Skripsi S1 Departemen Etnomusikologi, Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Sumatera Utara

Silitonga, Sansri Nuari. 2011. Nur Ainun sebagai Penyanyi Melayu Sumatera Sumatera Utara : Biografi dan Analisis Struktur lagu-lagu Rentak Senandung, Mak Inang, dan lagu dua yang dinyayikannya. Skripsi S1 Departemen Etnomusikologi, Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Sumatera Utara.

Sivari, dkk. 1992. Kamus Inggris Indonesia. Jakarta : Gramedia

Soeharto, M. 1992. Kamus Musik. Jakarta : Gramedia

128

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Soehartono, Irawan. 1995. Metode Penelitian Sosial : Suatu teknik penelitian bidang kesejahteraan sosial dan ilmu sosial lainya. Bandung : Remadja Rosdakarya

Tambayong, Japi. 1992. Ensiklopedia Musik Jilid I. Jakarta : PT Cipta Api Pustaka

Tan, Melly G. 1990. Metode Penelitian Ilmiah dalam Metode-metode pendidikan masyarakat. Jakarta : Gramedia

Tinton, Jeff, dkk. 2008. The music-culture as a world of a music : An Introduction to the music of the world‟s people.

SUMBER INTERNET

. http://riffmusik.blogspot.co.id/2016/05/musik-rock-indonesia-dari- waktu-ke-waktu.html . https://id.wikipedia.org/wiki/Rock_and_roll

129

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

DAFTAR INFORMAN

1. Nama : Joy Harlim Sinuhaji Umur : 57 Tahun Pengalaman Seni : Seniman Karo, Budayawan Karo, Vokalis Band Rockaro Alamat : Kota Berastagi, Kecamatan Berastagi, Kabupaten Karo 2. Nama : ManaseSurbakti Umur : 48 tahun PengalamanSeni : Bassist Rockaro, Sadakata Art Alamat : Kota Berastagi, KecamatanBerastagi, Kabupaten Karo

3. Nama : Momo Kelana

Umur : 52 tahun

Pengalaman Seni : Drummer Rockaro, Hiltom Band, Keyboardist

Alamat : Simp Ujung Aji, Kecamatan Berastagi Kabupaten Karo

4. Nama : Azly Manik (Zaliq)

Umur : 55 Tahun

Pengalaman Seni : Gitaris Band Rockaro, Sinalsal, Aidimaka

Alamat : Kuta Buluh Simole, Kabupaten Karo

5. Nama : Sinar Sembiring Milala

Umur : 60 Tahun

Pengalaman Seni : Gitaris grup band Alloy

130

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Alamat : Kota Berastagi, kecamatan Berastagi, Kabupaten Karo

6. Nama : Petra Jaya Surbakti

Umur : 49 Tahun

Pengalaman Seni : Vokalis Grup Band M‟Clarock

Alamat : Kota Kabanjahe, Kecamatan Kabanjahe, Kabupaten Karo

7. Nama : Edy Sembiring

Umur : 46 Tahun

Pengalaman Seni : Bassist Grup Band M‟Clarock

Alamat : Kota Kabanjahe, Kecamatan Kabanjahe, Kabupaten Karo

131

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA