Dukungan Sistem Kepercayaan Dalam Kejahatan1

Total Page:16

File Type:pdf, Size:1020Kb

Dukungan Sistem Kepercayaan Dalam Kejahatan1 Dukungan Sistem Kepercayaan Dalam Kejahatan1 A. Josias Simon Runturambi (Universitas Indonesia) Abstract Crime with a spiritual nuance is a real phenomenon in Indonesia Society. The supernatu- ral associations which is characteristic of this crime has made it a type of crime with a high dark number. The disclosure of locally situated, mystic cases is often limited to the criminal act alone, and there is rarely any intensive investigation into the social cultural processes that underlie the act. This article presents a discussion on the belief systems that play a part in the social cultural processes that result in criminal acts. The author also explains the difficulties in preventing this type of crime, as it relates to social cultural problems and the ineffectiveness of law enforcement. Seorang ibu menjadi korban penipuan dengan cara dihipnotis di kompleks Rumah Sakit Umum (RSU) Tangerang, Sabtu (26/01). Uang sebanyak Rp300.000,00 yang sedianya digunakan untuk membayar biaya perawatan di RSU raib begitu saja. Kejadian bermula ketika dirinya hendak membayar biaya perawatan ke kasir RSU, tiba-tiba seorang laki-laki tak dikenal dengan ramah menyapanya sembari menepuk pundaknya, menawarkan jasa untuk melakukan pembayaran tersebut. Secara spontan, Khodijah (nama ibu tersebut) menyerahkan uangnya. Namun setelah ia mengemasi barang-barang bawaannya, petugas RSU menegur bahwa ia belum membayar biaya perawatan. Ny. Khodijah pun tersadar lalu menangis di RSU, disaksikan sejumlah satpam. Ia terpaksa membuat perjanjian akan melunasi biaya perawatan anaknya dengan cara mengangsur (Kompas 2002)2 . Seorang mahasiswa bernama X mencerita- orang tetangga dekat mengatakan bahwa tanah kan bahwa pada suatu malam di rumahnya itu seperti tanah kuburan, X kemudian kecolongan tape mobil, padahal kondisi mobil menanyakan hal tersebut kepada ‘orang pintar’. dan garasi terkunci dengan baik. Pagi harinya, ‘Orang pintar’ tersebut mengatakan bahwa ta- X mengecek halaman sekitar rumah, ternyata nah itu berasal dari pekuburan di sekitar tempat banyak tanah yang sepertinya bukan tanah tinggalnya yang memang dapat dipergunakan halaman rumahnya. Pertama-tama X tak peduli sebagai media menyirep (sirep) orang yang ada dengan tanah tersebut, tetapi setelah beberapa di rumah, agar cepat tidur, ngantuk dan tidak mendengarkan apa-apa. Saat itulah pencuri 1 Tulisan ini merupakan revisi dari makalah yang dipresentasikan dalam panel: ‘Kejahatan dan Penyim- pangan dalam Perspektif Multikulturalisme’, pada Simposium Internasional Jurnal ANTROPOLOGI pasar, Bali, 16–19 Juli 2002. INDONESIA ke-3:‘Membangun Kembali Indonesia 2 Kasus serupa ini banyak ditemui penulis di lapangan, yang “Bhinneka Tunggal Ika”: Menuju Masyarakat terutama di sekitar pertokoan (Mal) dan angkutan kota Multikultural’, Kampus Universitas Udayana, Den- (bus). 142 ANTROPOLOGI INDONESIA 72, 2003 melaksanakan aksinya dengan mudah3. belakangi terjadinya tindakan penipuan atau Tiga kasus di atas merupakan gambaran pencurian tersebut. Padahal sudah menjadi kecil dari luasnya tindak kejahatan yang rahasia umum bahwa kemungkinan besar dilatarbelakangi kemampuan/kekuatan ‘ter- pelaku kejahatan tipe ini membekali diri dengan sembunyi’ yang disebut kejahatan spiritual ‘kemampuan lain’ di luar dirinya seperti ilmu (kejahatan metafisis). Kejahatan bernuansa hipnotis atau gendam/sirep/nyebret6 dalam spiritisme ini menjadi fenomena sosial riil di melakukan aksi ke-jahatannya. Selain masalah masyarakat (Indonesia). Sifatnya yang definisi, persoalan hukum lainnya adalah bila ‘beraroma’ supernatural menimbulkan kerugian korban telah sadar dirinya terkena sirep materiil dan moril bagi korban maupun (hipnotis), tidak serta merta ia dapat memberi masyarakat umum. Modus operandinya kejelasan mengenai pelaku maupun peristiwa beragam, tetapi telaah terhadap tindakan kejahatan yang baru dialaminya, hanya akibat tersebut terbatas, hanya terpaku pada tindak dari peristiwa kejahatan itu saja yang dapat pidana saja, seperti penipuan, perampokan atau dirasakan oleh korban atau masyarakat umum. pencurian, tanpa ada kejelasan proses Keterbatasan penyingkapan dan pe- pidananya secara utuh. ngungkapan kasus kejahatan spiritual yang Tidaklah mengherankan kalau tipe bernuansa lokal dan ‘mistis’ ini menjadi fokus kejahatan ini mempunyai dark number yang pembahasan yang perlu dikaji secara mendalam. tinggi. Korban atau masyarakat umum lebih Kajian etnografi kejahatan7 merupakan salah memilih mendiamkan saja kejadian yang satu bidang ilmu yang menggali dan dialaminya daripada melaporkan ke pihak yang mendeskripsikan berbagai kejadian unik berwajib. Rumitnya prosedur dan mekanisme tersebut8 melalui pemahaman terhadap sistem hukum yang ada, sulitnya alat bukti maupun kepercayaan lokal pelaku kejahatan. saksi dalam menjelaskan peristiwa tersebut4 , membuat korban tidak mau melapor karena takut Dukungan sistem kepercayaan dalam atas kejadian yang baru saja dialaminya (fear kejahatan of crime). Fenomena kejahatan dapat dengan mudah Beberapa pakar hukum (kriminologi) ditemui di berbagai tempat. Tipologi kejahatan berpendapat bahwa acuan definisi untuk beragam dari yang konvensional sampai white kejahatan spiritual/metafisis dalam hukum collar crime (kejahatan berdasi), dari yang lokal positif masih kabur, terlalu mengacu pada (primitif) sampai transnasional (canggih), secara hukum formal5 , yang hanya memenuhi unsur- unsur penipuan atau pencurian semata. Definisi 6 Istilah yang dikenal secara lokal. tersebut tidak secara mendalam menelusuri 7 Etnografi kejahatan di Indonesia adalah kajian tentang situasi dan kondisi (proses) yang melatar- kejahatan berdasarkan latar belakang adat dan budaya suku bangsa masing-masing. Tekanannya melihat pada 3 X adalah salah satu mahasiswa penulis dalam mata aspek-aspek budaya yang melatarbelakangi suatu kejahatan. Pendekatan budaya dalam kejahatan kuliah Etnografi Kejahatan di Indonesia di FISIP UI, menelusuri berbagai pelanggaran norma atau perilaku sedangkan penulis sendiri adalah salah satu pengajar menyimpang menurut unsur-unsur kebudayaan yang dalam mata kuliah ini. universal (cultural universals), salah satunya adalah 4 Seringkali proses pelaporan di tingkat penyidikan sistem kepercayaan (ilmu gaib). berlangsung lama dan rumit, sehingga bagi si pelapor 8 ‘dapat kehilangan kambing padahal hanya lapor Untuk menghindari etnosentrisme dalam melihat kehilangan ayam’. berbagai kejadian unik ini, maka perlu dipahami konsepsi kenisbian kebudayaan (cultural relativism), 5 Kitab Undang-Undang Hukum Pidana (KUHP). ANTROPOLOGI INDONESIA 72, 2003 143 keseluruhan dapat diidentifikasi menurut langsung atau tidak dengan tindak kejahatan pelaku, pola kejahatan, korban dan reaksi atau penyimpangan. Sebagai contoh seder- sosialnya. Lepas dari berbagai konsepsi dan hana, dalam komunitas tertentu dikenal adanya definisi kejahatan yang ada, proses sosial tuyul yang dipersepsikan sebagai mahluk halus terjadinya kejahatan menjadi penting ditelusuri yang bentuknya kecil, gundul, dan dapat dalam mengamati tipe-tipe kejahatan berlatar dipelihara sebagai alat mencuri uang. Atau belakang sistem kepercayaan (ilmu gaib). kebiasaan warga masyarakat tertentu (paran- Proses terjadinya kejahatan terikat erat dengan ormal), yang secara rutin pada malam Selasa kondisi sosial budaya masyarakat. atau Jumat (kliwon) menyediakan sesaji bagi Pada umumnya sebagian masyarakat (In- mahluk yang tak nampak agar tidak donesia) terikat kuat dengan tradisi lokalnya, mengganggu keten-traman mereka, dan banyak orang percaya terhadap benda-benda seterusnya. yang mempunyai kekuatan tertentu seperti Berkembang/tidaknya dukungan sistem barang pusaka, lambang-lambang, senjata kepercayaan lokal pada kejahatan bergantung tradisional atau jimat (Koentjaraningrat kepada para pendukung (penganut) dalam 1990:245). Berbagai tradisi tersebut me- melestarikannya9 . Para pendukung (pewaris) ngandung (mewarisi) sistem kepercayaan lokal, sistem kepercayaan lokal secara umum sangat yang dapat dipergunakan untuk hal-hal yang beragam menurut daerah atau komunitasnya. produktif (misalnya dalam berbagai kegiatan Mereka umumnya dikenal dengan pendeta ritus peralihan), maupun dipergunakan untuk kebatinan (syaman10 ), pada suku Batak disebut mendukung tindak kejahatan. Di dalam sistem sibaso, pada suku Dayak disebut baliang, di kepercayaan (lokal) diyakini ada dewa-dewa Madura disebut dukun kejiman, di Bali yang baik dan jahat, mahluk-mahluk halus, roh- pedanda, di Jawa prewangan. Para pendukung roh leluhur, roh-roh lain, baik maupun jahat, sistem kepercayaan lokal ini sering dilibatkan kekuatan sakti yang berguna (positif) maupun dalam melaksanakan kegiatan ritual kehidupan merusak (destruktif). Tiap daerah/komunitas sehari-hari (produktif), tetapi seringkali juga mewarisi sistem kepercayaan lokal masing- dimanfaatkan dalam mendukung aksi kejahatan. masing. Dalam realitanya sulit sekali menentukan Mengingat luasnya cakupan pembahasan secara langsung bentuk dukungan sistem sistem kepercayaan lokal, maka tulisan ini akan kepercayaan lokal dalam aksi kejahatan. dibatasi pada sistem kepercayaan yang Seringkali kita hanya mendengar sistem melatarbelakangi terjadinya kejahatan saja, kepercayaan lokal beserta pendukungnya artinya mengambil fokus pada tradisi (folklore) mendapat reaksi keras dari warga masyarakat /kebiasaan/kepercayaan yang berhubungan sekitarnya. Contohnya adalah kasus-kasus bahwa kebudayaan tidak ada yang baik (tinggi) dan tidak ada yang buruk (rendah). Harus ada penghargaan kriminalisasi dan dekriminalisasi). yang sama terhadap semua adat-istiadat yang terdapat
Recommended publications
  • CATALOG of the Islamic Occult and Indonesian Shamanic Traditions Ver
    CATALOG of the Islamic Occult and Indonesian Shamanic Traditions Ver. 14.0 Talismans, Amulets, Occult Powers, Magickal Objects, Incenses, Rosaries, Kerises (Indonesian Athames), Occult Secrets, Ritual Kits, Enchanted Oils, Power Rings, Spirit-Familiars, Genies, etc Introduction Welcome to a world of mystifying occult objects! The amulets, talismans and various other items presented in this catalog have their origin in Indonesia, a country considered by some as a possible location for the long, lost continent or archipelago of Atlantis --the "fabled" nation famous for its magickal mysteries. Enjoy browsing this catalog, you will find many things that will fill you with wonder and possibly skepticism! About the Talismans and Amulets There are over a hundred talismans and amulets in this catalog, and it will continually grow as we add more items into it periodically. Some of the items have similar functions, although they are in different form and produced by different occultists and have their roots in different branches of the Shamanic/occult Islamic tradition. Most of the talismans require time-consuming rituals to fashion and consecrate. Special days are chosen according to the Javanese/Islamic calendar for their consecration. Care have been taken to ensure that these magickal items are of high quality by their producers. Because some of these items are made-to-order, please allow several weeks for them to reach you. It is worth the wait. The magickal items that you will see in this catalog are very popular in their place of origin and are often out of stock as a result. Some are rare and difficult to acquire.
    [Show full text]
  • 0..* 18+ 3 Doa 3 Cinta (2009) 3 Hari Untuk Selamanya 30 Hari Mencari Cinta 40 Hari Bangkitnya Pocong
    0..* 18+ 3 Doa 3 Cinta (2009) 3 Hari untuk Selamanya 30 Hari Mencari Cinta 40 Hari Bangkitnya Pocong A Ada Apa dengan Bunga Ada Apa dengan Cinta? Ada Cinta Di Hati | 2010 | FTV Ada Hantu di Sekolah Ada Kamu, Aku Ada Affair (2010) Ai Lop Yu Pul Air Terjun Pengantin Akibat Pergaulan Bebas Alangkah Lucunya (negeri ini) Alexandria Anak Setan (2009) Anda Puas Saya Loyo Angker Batu Arisan Arisan Brondong (2010) ASAL TAHU SAJA [Benyamin S Movie] Asmara Dua Diana Asoy Geboy Ayat-ayat Cinta B Babad Tanah Leluhur Badai Pasti Berlalu Bahwa Cinta Itu Ada 2010 Bangkitnya si Mata Malaikat (1988) Bangku Kosong Bangsal 13 Banyu Biru Barbi3 Basah Bebek Belur Belahan Jiwa Belum Cukup Umur (2010) Benci Disko Berbagi Suami Best Friend Betty Bencong Selebor (1978) Bidadari Jakarta (2010) Bintang Kejora (1986) Bukan Cinta Biasa (2009) Bukan Malin Kundang Buruan Cium Gue Butterfly C Ca Bau Kan (2002) Capres (Calo Presiden)(2009) Catatan Akhir Sekolah Catatan Si Boy Chika Cinlok Cin(T)a Cinta 24 Karat Cinta dan Julia Cinta Pertama Cinta Setaman (2008) Cinta Silver Cinta untuk Cinta (2008) Cintaku Forever Cintaku Selamanya Cintapuccino Claudia/Jasmine Coblos Cinta Coklat Stroberi D D'Bijis D'Love 2010 Darah Janda Kolong Wewe Darah Perawan Bulan Madu (2009) Date with Danella (2009) Denias, Seandung di Atas Awan (2006) Detik Terakhir (2005) Dia Bukan Bayiku Doa yang Mengancam Drop Out Dukun Lintah 1981 E Ekspedisi Madewa El Meler Emak Ingin Naik Haji (2010) F Fiksi Film Horor (2007) From Bandung With Love G G30S PKI Gara Gara Bola Gara-Gara High Heels Garasi [2006]
    [Show full text]
  • Ritual, Kepercayaan Lokal Dan Identitas Budaya Masyarakat Ciomas Banten
    157 RITUAL, KEPERCAYAAN LOKAL DAN IDENTITAS BUDAYA MASYARAKAT CIOMAS BANTEN Ayatullah Humaeni Fakultas Ushuluddin, Dakwah dan Adab IAIN Sultan Maulana Hasanuddin Banten Email: [email protected], Abstract This article discusses the local beliefs, the characteristics and cultural identity as well as the socio-religious rituals of Ciomas society. It is a field research using ethnographical method based on anthropological perspective. To analyze the data, the researcher uses structural-functional approach. The finding shows the champion character of jawara is frequently identified with negative labels by several authors such as Willams and Kartodirdjo. The fame of Golok Ciomas that has historical and cultural values for Bantenese society in general is also often referred to champion figures who are rude, valiant, and act like a criminal. As a matter of fact, for majority of Bantenese society, such distinctive characteristics have more positive meanings that were inherited by their ancestors and they still possess religious values maintained up to the present. Artikel ini mengkaji sistem kepercayaan lokal, karakteristik dan identitas kultural masyarakat, serta ritual sosial keagamaan masyarakat Ciomas. Artikel ini merupakan hasil penelitian lapangan dengan menggunakan metode ethnografi dengan menggunakan pendekatan antropologis. Dalam menganalisa data, peneliti menggunakan pendekatan fungsional-struktural. Hasil penelitian menunjukkan bahwa “karakter jawara” seringkali oleh beberapa penulis seperti Williams dan Kartodirdjo digambarkan dengan
    [Show full text]
  • Peran Pengawasan BPKP Sulsel Mengawal Proyek Pembangunan
    Volume 27 Tahun 2017, ISSN: 2086-4426 Majalah Perwakilan BPKP Provinsi Sulawesi Selatan PROYEK STRATEGIS NASIONAL (PSN): Peran Pengawasan BPKP Sulsel Mengawal Proyek Pembangunan Jalur Kereta Api Makassar – Parepare Proyek Kereta Api Makassar – Parepare (Multi Years Project 2015 - 2019) Mereka “Si” Pengawas Dana Desa Diterbitkan oleh : Yth Pembaca. Kehadiran Presiden memantau PERWAKILAN BPKP PROV. SULSEL langsung kemajuan fisik Jalan Tamalanrea Raya No. 3 Bumi kegiatan di berbagai daerah Tamalanrea Permai ( BTP ) Makassar Telepon 0411-590591; 590592, terhadap Program Strategis Fax: 0411-590595 Nasional dan secara berkala Website: www.bpkp.go.id/sulsel memantau melalui Rapat Email: [email protected] Kabinet menunjukkan ISSN: 2086-4426 pentingnya Program tersebut. Komitmen yang sama juga terlihat pada kegiatan PENANGGUNGJAWAB pembangunan di perdesaan Kepala Perwakilan melalui Program Dana Desa. Keberhasilan program yang Kontributor Ahli menjadi bahagian dari Korwas Bidang IPP Korwas Bidang APD Nawacita Pemerintahan Korwas Bidang AN Jokowi dan Jusuf Kalla Korwas Bidang Investigasi untuk mendorong percepatan Korwas Prolap & Pemb. APIP pengentasan kemiskinan, mengatasi kesenjangan ekonomi Pemimpin Redaksi antar wilayah, peningkatan Kabag. Tata Usaha produktifitas dan daya saing nasional memerlukan Redaktur Pelaksana pengawalan dari semua Pihak Iman Setyadi termasuk APIP. Staf Redaksi Hal tersebut yang menjadi Agus Catur Hartanto pertimbangan kami dalam Damargo Hadiono mengangkat bahasan utama. St. Nasyrah Latif Eko Hery Winarno Sosok profil Henry Hidayat, Pemimpin kegiatan Reporter Pengembangan Kereta Api di Rabiatul Adawiyah Sulawesi melengkapi artikel Nisyita Diah Pramesti utama. Junaeda Liputan mengenai aktifitas Perwakilan BPKP Sulawesi Design & Layout Saifullah Arsyad Selatan pada HUT BPKP ke 34, Putri Juliana aktivitas lainnya serta berbagai tulisan juga dihadirkan untuk Fotografer pembaca dalam edisi ini.
    [Show full text]
  • TNI AD Bangun Kekuatan Dengan US Army
    HARGA KORAN ECERAN : Rp.5.000.- LANGGANAN : Rp.55.000,- (Jabodetabek) LUAR JABODETABEK : Rp. 7.500,- Kamis, 5 Agustus 2021 INFO NASionAL INFO OTonoMI INFO SPORT LAKSANAKAN KOLABORASI TAK BURU-BURU REKOMENDASI PERCEPAT PENSIUN OMBUDSMAN VAKSINASI 3 5 8 4NGGAK MAU IKUT KARAM, PDIP JAGA JARAK Percuma Disuntik Berkali-kali TEMAN JOKOWI JAKARTA - Vaksinasi yang merata, dan setara untuk selu- ruh kalangan masyarakat menjadi prioritas pemerintah. Na- mun, ada catatan khusus, yakni yang bisa mendapat vaksin booster hanya untuk tenaga kesehatan. Juru Bicara Pemerintah untuk COVID-19 sekaligus Duta Adaptasi Kebiasaan Baru, Reisa Broto Asmoro menekankan, semua orang siapa pun harus mendapat- Cuma LUHUT kan vaksinasi. Terkecuali masyarakat yang tak dianjur- JAKARTA - PDI Perjuangan tampak lapangan. JPNN. Sebelumnya ia meng- kan, yakni memiliki penyakit bawaan atau biasa disebut ”Virtual meeting itu cukup kritik Menko Marves, Luhut komorbid. tidak ingin terlibat dalam kegagalan staf-staf administrasi saja. Pandjaitan, yang mengklaim “Kata kuncinya vaksinasi harus merata dan harus se- pemerintah menangani pandemi Ini tugas lapangan, bukan di penyebaran COVID-19 sudah tara semua orang boleh mendapatkan vaksin. Termasuk COVID-19. Gelagat tersebut terlihat belakang meja atau di depan ter kendali. Kakek Safarudin di Makassar yang tidak punya telepon layar virtual zoom, persoalan Kemarin, publik menyorot seluler, begitu juga kakek Mangantar Hutagalung yang dari sikap kritis sejumlah politikus selesai, itu ke- pernyataan Ketua Umum sudah berusia 100 tahun, dan mereka yang tinggal di partai banteng terhadap kebija- liru,” ucap PDIP, Megawati Soekar- pedalaman dan daerah kurang sejahtera,” ujar Reisa Mas- noputri, saat membuka kan pemerintah. dalam konferensi pers PPKM secara daring dari Jakarta, i n t o n , Pelatihan Mitigasi Bencana Rabu (4/8/2021).
    [Show full text]
  • Scarlet Heroes
    SCARLET HEROES BY KEVIN CRAWFORD ILLUSTRATED BY LUIGI CASTELLANI ERIC LOFGREN NATE FURMAN DYSON LOGOS EARL GEIER IAN MACLEAN RICK HERSHEY JOYCE MAUREIRA DAVID L. JOHNSON MIGUEL SANTOS ©2014, SINE NOMINE PUBLISHING ISBN 978-1-936673-50-6 A WORLD IN NEED OF HEROES... The cities of men are few in these accursed days. Ever since the demon-haunted mists of the Red Tide exiled a scattering of desperate survivors from their ancestral lands, all that remains of humanity are those peoples who cling to survival in the distant Sunset Isles. Their refuges remain perched upon wild shores, men and women gathered together in city-states grown fearful of their neighbors. The Mandarin of Xian broods in his many-towered city as the blood sorcerers of Tien Lung scheme and the Shogun of Hell dreams the red dreams of his masters. The grim pikemen of Hohnberg turn away from their former allies in the east, and in the ancient halls of his Gate Citadel the dwarf-king dwells uneasily upon the change of days. In the west, the Shou howl for vengeance. Driven from their lands by the human exiles, locked in never-ending war against the hated interlop- ers and their own rival neighbors, they lack only a leader to make an irresistible tide of their warriors. Even now their raiding parties harry the western borderlands and thrust deep into once-safe territories. Their savagery lights the midnight skies with the flames of burning villages and make pillars of smoke from the homes of men. The decay festers even within the hearts of the people as the dreams of the Red Tide win fresh cultists to its alien cause.
    [Show full text]
  • Contemporary Indonesian Film Indonesian
    This highly informative book explores the world of Post- film Indonesian Contemporary Soeharto Indonesian audio-visual media in the exiting era of Reform. From a multidisciplinary approach it considers a wide variety of issues such as mainstream and alternative Contemporary film practices, ceremonial and independent film festivals, film piracy, history and horror, documentary, television soaps, and Islamic films, as well as censorship from the state Indonesian film and street. Through the perspective of discourses on, and practices of film production, distribution, and exhibition, this book gives a detailed insight into current issues of Indone- Spirits of Reform and ghosts from the past sia’s social and political situation, where Islam, secular reali- ties, and ghosts on and off screen, mingle or clash. Dr. Katinka van Heeren was born on 7 January 1973 in Jakarta Indonesia. She has been a student of Indonesian Languages and Cultures since 1995. Over the years she built up a specialization in Javanese culture, Indonesian Islam, and contemporary audio-visual media. In 2000 she obtained her Masters degree at the University of Leiden with a thesis on media, identity politics and socio-political influences of New Order rule in Indonesian culture in the analysis of two Katinka van Heeren van Katinka Indonesian films. From 2001 to 2005 she was member of the Indonesian Mediations research project. This project was part of a larger Dutch KNAW research project of Indonesia in Transition. In June 2009 she obtained her doctorate. Between 2001 and 2010 she has organized several film screenings in the Netherlands and Indonesia, as well as took part at different film festivals as a member of the jury.
    [Show full text]
  • Sing Wis, Ya Wis: What Is Past Is Past. Forgetting What It Was to Remember the Indonesian Killings of 1965 Robert W
    University of Wollongong Research Online University of Wollongong Thesis Collection University of Wollongong Thesis Collections 2003 Sing Wis, Ya Wis: what is past is past. Forgetting what it was to remember the Indonesian killings of 1965 Robert W. Goodfellow University of Wollongong Recommended Citation Goodfellow, Robert W., Sing Wis, Ya Wis: what is past is past. Forgetting what it was to remember the Indonesian killings of 1965, Doctor of Philosophy thesis, Department of History, University of Wollongong, 2003. http://ro.uow.edu.au/theses/1425 Research Online is the open access institutional repository for the University of Wollongong. For further information contact the UOW Library: [email protected] Sing Wis^ Ya Wis: What is Past is Past. Forgetting what it was to Remember The Indonesian Killings of 1965 A thesis submitted in partial fulfilment of the requirements for the award of the degree DOCTOR OF PHILOSOPHY from UNIVERSITY OF WOLLONGONG Robert W. Goodfellow BA (hons) DEPARTMENT OF HISTORY 2003 Ul Synopsis The personal trauma associated with the intense violence that engulfed Indonesia between October and December 1965 is not enough to explain how an open and documented history of the killings was silenced for over 33 years. Likewise, the New Order government's political and military power to suppress competing historical accounts cannot fully elucidate this enduring silence. History is a story about who controls the means of historical consciousness as well as the production of narratives. Therefore, part of the answer of what enabled the forgetting of the Indonesian killings can be found in an examination of the Suharto regime's propaganda project.
    [Show full text]
  • Hantu’ Dalam Bahasa Indonesia: Kajian Linguistik Antropologis
    LEKSIKON ‘HANTU’ DALAM BAHASA INDONESIA: KAJIAN LINGUISTIK ANTROPOLOGIS Chyndy Febrindasari UIN Walisongo Semarang Surel: [email protected] Abstrack: Lexicon Of ‘Hantu’ In Bahasa Indonesia : A Study of Anthropological Linguistics. The aim of the study is to examine the various lexicon 'hantu' in Indonesian, as well as to determine the image of the 'hantu' in Indonesian society cognition. The image of „hantu‟ in Indonesian society is the image of the public mind about „hantu‟ of Indonesian. The image of „hantu‟ is different viewed between a religious perspective to the cultural perspective. Moreover, the image of „hantu‟ in Indonesian society can be seen through expressions that exist in the community and is used in reference to something else. All these expressions are used because it has a meaning similar or identical to the nature of „hantu‟. In addition, it is also known that there four function of „hantu‟ as a myth in society are namely: the function of the mystical, cosmological functions, pedagogical function, and social function. Keywords: Lexicon; Ghost; Indonesian. Abstrak: Leksikon ‘Hantu’ Dalam Bahasa Indonesia: Kajian Linguistik Antropologis. Tujuan dari penelitian ini ialah untuk mengetahui macam-macam leksikon hantu dalam bahasa Indonesia, serta untuk mengetahui citra hantu dalam kognisi masyarakat Indonesia. Citra hantu dalam masyarakat Indonesia adalah gambaran yang ada dalam pikiran masyarakat Indonesia mengenai hantu. Citra hantu dilihat dari perspektif agama berbeda dengan perspektif budaya. Selain itu, citra hantu dalam masyarakat Indonesia dapat dilihat melalui ungkapan-ungkapan yang ada di dalam masyarakat dan digunakan dalam merujuk kepada hal lain. Semua ungkapan tersebut digunakan karena memiliki makna yang mirip atau sama dengan sifat hantu.
    [Show full text]
  • The Translation of Indonesia Myth Characters on the English Wikipedia
    THE TRANSLATION OF INDONESIA MYTH CHARACTERS ON THE ENGLISH WIKIPEDIA Marisa Puteri Sekar Ayu Santosa Universitas Airlangga, Surabaya, Indonesia [email protected] ABSTRACT The English language Wikipedia is in both terms of the number of articles and amount of content, the largest encyclopedia ever written. Since it has an enormous amount of information and ease of access through the internet, Wikipedia is often used as the first destination for the general public when they wish to find specific information or learn about particular topic. One of the biggest issues in Wikipedia is making information available in almost all languages. English Wikipedia is often using another language as the source language for translation activities aimed to enhance the quality of the multilingual Wikipedia, one of the examples is Indonesian. In this research, the researcher was interested in observing Indonesian myth characters on the English Wikipedia by investigating the kind of translation techniques that English-Wikipedia used and the way of Wikipedia translated the cultural terms. This research used comparative descriptive method which compares the source text (Indonesia Wikipedia) and the target text (English Wikipedia). The Indonesian myths characters that the researcher wanted to analyze were: Sundel Bolong, Pocong, Jenglot, Wewe Gombel, Kuntilanak, Tuyul, Nyai Roro Kidul, and Babi Ngepet by using translation techniques from Molina and Albir (2002. The result of the study, it could be shown that there were 9 types of translation techniques which are used, they were: amplification (addition), borrowing, compensation, discursive creation, established equivalence, literal translation, modulation, reduction (omission), and transposition. Moreover, the translated text was more informative than the source text, since it was impossible to literally translating the cultural terms.
    [Show full text]
  • Lists for Dragon Rampant
    Lists for Dragon Rampant Steve Holmes Contents Introduction ............................................................................................................................................ 2 Japanese Yokai ........................................................................................................................................ 3 Sengoku Japanese ................................................................................................................................... 4 Ming China .............................................................................................................................................. 5 Indonesian or Malay ............................................................................................................................... 6 Mughal .................................................................................................................................................... 7 Rajput ...................................................................................................................................................... 8 Southern Hindu Indian ............................................................................................................................ 9 Indian Legendary Elements ................................................................................................................... 10 Ottoman Expansion .............................................................................................................................
    [Show full text]
  • CERITA-CERITA PESUGIHAN DI JAWA Pola Kekerabatan Sastra Dan Paradoks Teks-Konteks the PESUGIHAN STORIES in JAVA Pattern of Literary Kinship and Tex-Contex Paradox
    CERITA-CERITA PESUGIHAN DI JAWA Pola Kekerabatan Sastra dan Paradoks Teks-Konteks THE PESUGIHAN STORIES IN JAVA Pattern of Literary Kinship and Tex-Contex Paradox MASHURI Balai Bahasa Jawa Timur Pos-el: [email protected] ABSTRAK Kajian cerita-cerita pesugihan di Jawa ini menggunakan elaborasi teori tipe-motif, arkeo- genealogi pengetahuan, dan tafsir kebudayaan. Tujuannya untuk memperoleh pola kekerabatan cerita- cerita pesugihan yang berserak di Jawa Timur, Jawa Tengah, dan Yogyakarta dan paradoks teks- konteks seputar kesenjangan dan keretakan epistemologis dalam kesejarahan dan tafsir sosiokulturalnya. Dalam hal ini digunakan metode perbandingan dan analisis diskursus. Hasilnya, dari rekonstruksi sembilan cerita pesugihan di Jawa dengan topografi wilayah berbeda, ditemukan empat tipe-motif yang menjadi penanda kekerabatan, meliputi berdasar benda (pohon), tabu/larangan (pernikahan terlarang), hewan yang luar biasa (kera jadi-jadian), dan tipe orang tertentu (perempuan sakti atau sakit hati). Cerita pesugihan juga menyimpan paradoks teks-konteks, karena terdapat pemaknaan yang menyimpang dan bertolakbelakang antara cerita dengan konteks, yang meliputi peleburan sakral-profan, tarik-ulur orisinalitas dan politik ekonomi, dan kekaburan fakta-fiksi. Paradoks tersebut muncul setelah melewati proses panjang dalam dialektika waktu dan ruang, dengan residu yang menempatkan cerita pesugihan dalam lubang hitam dan kelam. Menguak sisi gelap pesugihan, dengan mengeliminir prasangka adalah upaya mengenali sisi lain dari kondisi manusia Jawa dalam proses menjadi beradab. Kata kunci: cerita pesugihan, pola kekerabatan sastra, paradoks kebudayaan ABSTRACT The study of pesugihan stories in Java uses the elaboration of motive-type theory, archeology- genealogy of knowledge, and cultural interpretation. The objective is to obtain a pattern of kinship of scattered pesugihan stories in East Java, Central Java, and Yogyakarta and the paradox of text-context around the epistemological gaps and rifts in their historical and sociocultural interpretations.
    [Show full text]