Muslim Melankolik Dalam Film Ayat-Ayat Cinta, 99 Cahaya Di Langit Eropa, Haji Backpacker, Dan Assalamualaikum Beijing Program Ma

Total Page:16

File Type:pdf, Size:1020Kb

Muslim Melankolik Dalam Film Ayat-Ayat Cinta, 99 Cahaya Di Langit Eropa, Haji Backpacker, Dan Assalamualaikum Beijing Program Ma PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Muslim Melankolik dalam Film Ayat-Ayat Cinta, 99 Cahaya di Langit Eropa, Haji Backpacker, dan Assalamualaikum Beijing Tesis Untuk Memenuhi Persyaratan Mendapat Gelar Magister Humaniora (M.Hum) di Program Magister Ilmu Religi dan Budaya Universitas Sanata Dharma Yogyakarta Oleh: Gusnita Linda 146322011 Program Magister Ilmu Religi dan Budaya Universitas Sanata Dharma Yogyakarta 2019 1 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Abstrak Film Islam Indonesia kembali tren semenjak Ayat-Ayat Cinta booming di tahun 2008. Pola kesuksesan Ayat-Ayat Cinta direpetisi oleh film Islam lainnya. Dengan mengambil latar luar negeri yang semakin beragam, film-film ini ingin menghadirkan sosok Muslim yang berbeda. Penelitian ini menganalisis tren narasi dari film Ayat-Ayat Cinta, 99 Cahaya di Langit Eropa, Haji Backpacker, dan Assalamualaikum Beijing dengan menggunakan analisis ‘The Third Meaning’ Roland Barthes. Analisis pertama ini bertujuan untuk menemukan unsur filmis untuk menjawab pertanyaan mengenai identitas Muslim yang dihadirkan. Analisis ini menemukan sosok Muslim (kelas menengah) Indonesia yang dihadirkan empat film tersebut adalah Muslim yang melankolik. Yaitu Muslim yang gagal meratapi kehilangan kebesaran/kejayaan Islam. Temuan ini diteliti lebih jauh untuk menjawab pertanyaan Islam seperti apa yang sedang dikonstruksi oleh sosok Muslim melankolik tersebut. Dalam menjawab pertanyaan ini dibantu dengan menggunakan teori objek of desire virtual Deleuze. Film ini ingin menulis kembali sejarah dunia (Islam), sejarah hubungan Timur- Barat. Subjek melankolik seolah ingin berdamai dengan trauma (sejarah), justru merepetisi orientalisme. Konstruk dunia yang sedang dibayangkan oleh Muslim melankolik ini; peradaban dunia berutang budi pada peradaban Islam, dengan begitu dunia akan lebih baik dengan adanya (kejayaan) Islam. Kata kunci: film Islam, narasi, Muslim melankolik, melankolia, budaya populer, objek a virtual v PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Abstract Indonesian Islamic Films are back in trend since Ayat-Ayat Cinta boomed in 2008. The pattern of success of Ayat-Ayat Cinta is repeated by other Islamic films. By taking an increasingly diverse foreign background, these films want to present a different Muslim figure. This research analyzes the narrative trends of Ayat-Ayat Cinta, 99 Cahaya di Langit Eropa, Haji Backpacker, and Assalamualaikum Beijing using the analysis of 'The Third Meaning' by Roland Barthes. This first analysis aims to find filmic elements that answer questions about the Muslim identity presented. This analysis found that an Indonesian Muslim (middle class) figure presented by the four films was a Muslim in melancholy, namely a Muslim who fails to lament the loss of the greatness/glory of Islam. This finding is further investigated to answer the question of what kind of Islam is being constructed by the Muslim melancholic figure. Deleuze's virtual object of desire theory is used to answer that question. These films want to rewrite the (Islam) world history and the history of East-West relations. Melancholic subjects seem to want to make peace with trauma (of history), but instead repeating orientalism. The world construct that is being imagined by this melancholic Muslim is that the world civilization is indebted to Islamic civilization, so the world will be better with the existence (glory) of Islam. Keywords: Islamic films, melancholic Muslim narrative, melancholia, popular culture, virtual object a vi PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Kata Pengantar Alih-alih menemukan subjek Muslim melankolik dalam tesis ini, saya justru menemui diri yang melankolik. Saya tak pernah menyangka pengalaman akademik menuntun perubahan yang begitu besar terhadap konsep dan tatanan diri. Pengalaman mengalami punctum, ketika saya bertemu dengan objek a rasanya gurih-gurih sepat. Pengalaman yang membuat saya gagap menentukan langkah dan memahami fase, apakah ia mourning ataukah melankolia. Mencicipi psikoanalisa mendorong orang seperti saya untuk merasai diri yang begini dan begitu. Lima tahun berdialog dengan Kajian Budaya, membuat diri tak lagi sama memandang sekitar. Semua terasa tidak sesederhana sebelumnya, tetapi lebih melegakan. Semakin merasa utuh, semakin keras juga tamparan akan lubang-lubang baru yang bermunculan. Saya bersyukur tak terhingga dipertemukan dengan Sang Ayah baru di IRB yang membangkitkan hasrat akademik saya untuk terus menikmati ilmu pengetahuan. Terima kasih atas kesabaran Pak Nardi yang tetap memercayai mahasiswa seperti saya bisa sampai pada fase ini. Fase yang saya sendiri inferior untuk melompatinya. Saya sangat berterima kasih kepada semua pengalaman akademis yang menggiurkan selama di IRB bersama Bapak dan Ibu dosen yang saya cintai, Rama Banar, Pak Pratik, Pak Tri, Mbak Katrin, Bu Devi, Rama Bagus, Rama Baskoro, Rama Benni, dan Rama Budi. Pengalaman akademis ini tak lengkap tanpa bantuan dan fasilitas pelayanan canggih dari Mbak Desy, Mbak Dita, Pak Mul, dan Pak Sugeng yang baik hati. vii PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Orang yang terlalu traumatis seperti saya tak akan sampai pada fase ini tanpa bantuan yang begitu hebat dari teman-teman semuanya. Semua teman angkatan 2014 yang sangat saya banggakan; Heri, Abet, Ben, Riston, Kolis, Ajay, Dalijo, Pinto, Oom Keyong, Bayu, Wawan, Andreo, Si Mbah, Frans, Arman dan Malcom, kalian telah memberi iklim belajar yang memabukkan. Diskusi, curhat, dan candaan menyenangkan lintas angkatan IRB dan PUSdEP; Mbak Vini, Anne, Nita, Marino, dan lainnya tak bisa saya sebutkan satu-persatu. Semoga ke mana pun saya pergi akan bertemu lingkungan dan orang-orang seperti kalian semua. Rumah-rumah sunyi yang memberikan bantuan perenungan dan fasilitas terbaik buat saya selama lima tahun terakhir ini; Kosan Eyang dan manusianya, Ultimus Bandung, dan Trova Studio yang selalu sukarela menerima pengasingan saya. Serta teman-teman survei yang ikut menopang. Saya sangat berterima kasih atas semua bantuan teman-teman yang begitu mengharukan, Thesa (alm), hingga teman-teman di kota-kota lain yang tak bisa saya jangkau untuk berjabat tangan langsung mengucapkan terima kasih atas segala bantuannya. Bersyukur atas rahmat Semesta menempatkan saya di keluarga Apa Sariman dan Ama Nurbaiti serta anak-cucu beliau yang sampai saat ini selalu berkorban, mendoakan, dan bersabar atas perjalanan saya yang tak ‘senormal’ orang lain. Semoga tulisan yang jauh dari sempurna ini bisa mengobati semuanya. Terutama kepada Sangdenai, teman seperjalanan yang tak pernah pudar sedikitpun keyakinannya bahwa saya bisa sampai pada fase ini. Terima kasih atas penerimaan, penyertaan, dan pengorbanan selama sepuluh tahun terakhir. Semoga tulisan sederhana ini bisa menjadi kado perjalanan panjang, juga permulaan untuk menjalani keliaran hidup kita masing-masing. viii PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Daftar Isi Lembar Persetujuan .......................................................................................... i Lembar Pengesahan ......................................................................................... ii Pernyataan Keaslian Karya.............................................................................. iii Pernyataan Publikasi Karya Ilmiah untuk Kepentingan Akademis................. iv Abstrak ............................................................................................................. v Abstract ............................................................................................................ vi Kata Pengantar.................................................................................................. vii Daftar Isi .......................................................................................................... ix Bab I Pendahuluan ..................................................................................... 1 A. Latar Belakang ..................................................................................... 1 1. Tema Penelitian ................................................................................... 11 2. Rumusan Masalah ................................................................................ 11 3. Tujuan Penelitian ................................................................................. 11 4. Relevansi Penelitian ............................................................................. 12 5. Tinjauan Pustaka .................................................................................. 12 5.1 Komoditas Film Islam Populer dalam Negosiasi Politik dan Ekonomi ...................................................................... 13 5.2 Film Islam dan Identitas (Anak Muda) Muslim ................ 15 5.3 Transnasional dalam Arus Post-Islamisme ........................ 16 6. Kerangka Teori .................................................................................... 6.1 Tiga Tingkat Makna ........................................................... 19 6.2 Melankolia dalam Narasi Pascakolonial ............................ 23 7. Metodologi Penelitian .......................................................................... 27 8. Sistematika Penulisan .......................................................................... 28 Bab II Film Islam: Kemunculan, Wacana, dan Fenomena ..................... 30 Pendahuluan ............................................................................................. 30 A. Film Religi, Dakwah atau Film Islam? .................................................... 32 ix PLAGIAT MERUPAKAN
Recommended publications
  • Analisis Semiotika Pesan Iklan Oppo "Call Me Ai : a Story of the Expert" Di Youtube
    ANALISIS SEMIOTIKA PESAN IKLAN OPPO "CALL ME AI : A STORY OF THE EXPERT" DI YOUTUBE SKRIPSI Disusun Oleh : MARIA ULFAH NIM : 1513211115 PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS BHAYANGKARA SURABAYA TAHUN 2019 ANALISIS SEMIOTIKA PESAN IKLAN OPPO "CALL ME AI : A STORY OF THE EXPERT" DI YOUTUBE HALAMAN JUDUL SKRIPSI Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Menyelesaikan Studi Pada Program Studi Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Disusun Oleh : MARIA ULFAH NIM : 1513211115 KONSENTRASI JURNALISTIK PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS BHAYANGKARA SURABAYA TAHUN 2019 i HALAMAN MOTTO Setiap orang memimpikan kesuksesan, tetapi hanya beberapa orang yang bisa mewujudkannya ii HALAMAN PERSETUJUAN iii HALAMAN PENGESAHAN iv HALAMAN ORIGINALITAS v Sebagai ungkapan rasa syukur saya keapada Allah SWT Dan untuk semua pembaca karyaku, semoga usahaku ini dengan setulus hati dapat memberi pengaruh positif untuk kalian. HALAMAN PERSEMBAHAN vi KATA PENGANTAR Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala limpahan nikmat dan karuniaNya, sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan penulisan skripsi . Skripsi ini tidak akan selesai tanpa adanya bantuan dari nanyak pihak, karena itu penulis menyampaikan terima kasih kepada : 1. Bapak Ismail.S.Sos.M.Si, selaku Dekan Fisip Universitas Bhayangkara Surabaya yang telah memberikan kesempatan bagi penulis untuk mendapatkan gelar strata satu. 2. Ibu Dr. Ita Kusuma Mahendrawati, M.Si, selaku Ketua Program Studi Ilmu Komunikasi Universitas Bhayangkara Surabaya yang senantiasa membantu penulis untuk menempuh jenjang strata satu. 3. Dra. Ratna Setyarahajoe, M.Si Dosen pembimbing I yang telah dengan sabar memberikan bimbingan dan petunjuk dalam menyelesaikan skripsi ini. 4.
    [Show full text]
  • CASA ASIA FILM WEEK Del 12/11 Al 16/11
    CASA ASIA FILM WEEK Del 12/11 al 16/11. 2014 Cinemes Girona | www.casaasiafilmweek.es | c/Girona, 175. 08025 Barcelona. Metro L4/L5 Verdaguer y L3 Diagonal | Hashtag: #CAFW2014 Martes 11 Miércoles 12 Jueves 13 Viernes 14 Sábado 15 Domingo 16 Norte. The End of History, Lav Diaz. (Filipinas, 2013). 171'. VOSE 10:00 Sala 02 Seven Weeks, El Profesor Layton Nobuhiko Obayashi. y la Diva Eterna, (Japón, 2014). 171'. Masakazu VOSE (Pase de Hashinoto. (Japón, 12:00 Sala 01 prensa) 2009). 97'. VOSE. Buzkashi Boys, Sam French. Zinda Bhaag, (Afganistán, 2012). Innocents, 500 Miles, For the sake of Meenu Gaur. 28'. VOSE + We Chen-Hsi Wong. Ashlee Jensen. Pooneh, Hatef (Pakistán, 2013). Came Home, Ariana (Singapur, 2012). (Australia, 2014). Alimardani. (Irán, 115'. VOSE Delawari. 88'. VOSI 82' VOSE 2012). 90'. VOSE (Afganistán, 2013). 16:00 Sala 01 80'. VOSE (Br) Fireflies, The Teacher's Bending the Sabal Singh Diary, Nithiwat The Network, Eva Rules, Behnam Shekhawat (India, Tharathorn. Orner. (Afganistán, Behzadi. (Irán, 2013). 103'. VOSI (Tailandia, 2014). 2012). 97'. VOSE 2013). 94'. VOSI sala03 110'. VOSE 9 Summers 10 Snow, Miracle in Cell 7, El Llanto de la Autumns, Mehdi Rahmani. Lee Hwan-kyung. Gacela, M.García, Ifa Isfansyah. (Irán, 2014). 86'. (Corea del Sur, M.Wehrli. (Pakistán, (Indonesia, 2014). VOSE. 2013). 127'. VOSE 2014). 52'. VOSE 18:00 Sala 01 114'. VOSE Nomadic Josh, Iranian, El Pirata Capitán Childhood, Iram Parveen Bilal. Mehran Ramadon. Harlock, Shinji Christophe Boula. (Pakistán, 2013). (Irán, 2014). 105'. Aramaki. (Japón, (Mongolia, 2014). 104'. VOSE VOSE 2013). 115'. VOSE Sala 03 94'. VOSE Seven Weeks, Nuoc, Sun Station, Wajma, Seven Weeks, Nobuhiko Obayashi.
    [Show full text]
  • Komunikasi ISKI, Vol
    Jurnal Komunikasi ISKI, Vol. 03 (01), 2018. 1•11 J U R N A L E-ISSN: 2503-0795 KOMUNIKAS I P-ISSN: 2548-8740 I K A T A N S A R J A N A K O M U N I K A S I I N D O N E S I A The Capitalization of Backpacking Tourism Culture in Indonesian Films http://dx.doi.org/10.25008/jkiski.v3i1.143 Agustinus Rusdianto Berto Universitas Indonesia Jl. Salemba Raya No. 4, Jakarta 10430, Indonesia [email protected] Abstract A film, as a media, acts significantly in popularizing the culture of backpacking tourism, which is closely related to the capitalist values. This research attempts to reveal the capitalist values in Indonesian backpacking films. The data are obtained by applying qualitative content-analysis to 2 (two) Indonesian films, namely Haji Backpacker and Laura & Marsha. The analysis leads to several interesting findings. First, Indonesian backpacking films, either explicitly or implicitly, more-likely prefer foreign tourist destinations. Second, the backpacker ideologies are presented more obviously in the implicit backpacking movie, Laura & Marsha rather than in the more explicit one, Haji Backpacker. Third, films contribute in shifting the ideological meaning of backpacking, which now emphasizes on principle of progress or recency (standardization), individualism (pseudo-individualization and social-cement), and efficiency (fetishism). Further researchers should analyze the effects of the shifting of the meaning based the perspective of the audience and content producers. Keywords: Backpacking, Capitalism, Qualitative Content Analysis, Film Abstrak Sebagai sebuah media, film memiliki peranan penting dalam mempopulerkan budaya wisata backpacking yang erat kaitannya dengan nilai-nilai kapitalisme.
    [Show full text]
  • Iconity in Haji Backpacker Novel by Aguk Irawan MN
    Advances in Social Science, Education and Humanities Research, volume 297 International Conference on Interdisciplinary Language, Literature and Education (ICILLE 2018) Iconity in Haji Backpacker Novel by Aguk Irawan MN Hidayat Teguh Setiawan Master Student in Indonesian Language and Literature State University of Yogyakarta Education Yogyakarta State of University Yogyakarta, Indonesia Yogyakarta, Indonesia [email protected] [email protected] Abstract—The aim of this research was to describe iconity of semiotic elements. Semiotic is science about the sign. Haji Backpacker novel by Aguk Irawan MN by using theory of Science/knowledge about sign can be used in any Charles Sanders Piersce (Piercean). this research used disciplinary including literature. It is because the ‘sign’ is qualitative descriptive method. Collecting data used basic of all communication. Author, observer,or reader are documentary technique. The problem that would be solved in suggested to study semiotic science. It is because literary this research was iconity in Haji Backpacker novel by Aguk work can be interpreted by observer and people through sign, Irawan MN. Data analysis which were done as follow (1) reading thenovel intensively (2) taking note/underline texts symbol or emblem [3]. which contented the icons (3) classifying the icons (4) analyzing The benefit can be obtained from the understanding of data that contented the icons, (5) classifying data that contented semiotic toward literary work. For example for author, icons of topology, diagrammatic and metaphorical. Based on literary work is generated through language by implementing the result of the research, it showed that Haji Backpacker novel semiotic so it adds aesthetics value from the work.
    [Show full text]
  • ANALISIS SEMIOTIK PESAN DAKWAH DALAM FILM BULAN TERBELAH DI LANGIT AMERIKA SKRIPSI Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Dakwah Dan
    ANALISIS SEMIOTIK PESAN DAKWAH DALAM FILM BULAN TERBELAH DI LANGIT AMERIKA SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi untuk memenuhi syarat mencapai gelar Sarjana Komunikasi Islam (S.Kom.I) Oleh: Nurul Latifah NIM. 1112051000118 JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1437 H/2016 M ANALISIS SEMIOTIK PESAN DAKWAH DALAM FILM BULAN TERBELAH DI LANGIT AMERIKA SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Komunikasi Islam (S.Kom.I) Oleh: Nurul Latifah NIM. 1112051000118 Di Bawah Bimbingan: Prof. DR. H. M. Yunan Yusuf, MA NIP. 19490119 198003 1 001 JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1437 H/2016 M LEMBAR PERNYATAAN Dengan ini saya menyatakan bahwa: 1. Skripsi ini merupakan hasil karya asli saya yang diajukan untuk memenuhi salah satu persyaratan memperoleh gelar strata 1 di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. 2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini telah saya cantumkan sesuai dengan ketentuan yang berlaku di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. 3. Jika kemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan karya asli saya atau merupakan jiplakan dari karya orang lain, maka saya bersedia menerima sanksi yang berlaku di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Tangerang Selatan, 1 September 2016 Nurul Latifah ABSTRAK Nurul Latifah NIM: 11120510001118 Analisis Semiotik Pesan Dakwah dalam Film “Bulan Terbelah di Langit Amerika” Film adalah media dakwah yang penting, sebab ia merupakan media audio- visual yang dapat dinikmati dimana dan kapan saja. Film Bulan Terbelah di Langit Amerika yang diproduksi oleh Maxima Picture mengisahkan perilaku seorang muslim Pasca tragedi World Trade Center (WTC) 11 September 2001 dalam kehidupan bersosial sehari-hari ditengah kehidupan masyarakat Amerika yang notabene sebagian besar mereka ialah masyarakat non Muslim.
    [Show full text]
  • KONSTRUKSI ISLAM SEBAGAI AGAMA PERDAMAIAN DALAM FILM BULAN TERBELAH DI LANGIT AMERIKA SKRIPSI Diajukan Kepada Sekolah Tinggi Il
    KONSTRUKSI ISLAM SEBAGAI AGAMA PERDAMAIAN DALAM FILM BULAN TERBELAH DI LANGIT AMERIKA SKRIPSI Diajukan Kepada Sekolah Tinggi Ilmu Komunikasi Almamater Wartawan Surabaya untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan dalam Menyelesaikan Program Sarjana Ilmu Komunikasi Disusun Oleh : ILHAM BAHARSYAH NPM : 13.21.0014 KEKHUSUSAN : PUBLIC RELATIONS SEKOLAH TINGGI ILMU KOMUNIKASI ALMAMATER WARTAWAN SURABAYA 2017 ABSTRAK Penelitian ini dilakukan untuk mengkaji bagaimana wacana Islam sebagai agama perdamaian dalam film Bulan Terbelah di Langit Amerika. Untuk mengetahui bagaimana wacana dalam film tersebut, peneliti menggunakan metode riset perspektif Teun A. van Dijk. Ada tiga dimensi untuk menganalisis yaitu dimensi teks, kognisi sosial, dan konteks. Di balik terciptanya pesan Islam agama perdamaian terdapat sutradara dan penulis naskah yang beragama Islam. Hanum Salsabiela sebagai penulis novel Bulan Terbelah di Langit Amerika memiliki pengalaman pahit mengenai bagaimana ia sebagai umat Islam mengalami diskriminasi di Eropa. Rizal Mantovani sebagai sutradara yang mengetahui bagaimana pemberitaan mengenai Islam di mancanegara memutuskan untuk memproduksi film tersebut di negara Indonesia yang mayoritas penduduknya beragama Islam. Hasil dari penelitian ini menunjukkan untuk menggambarkan Islam sebagai agama perdamaian dalam film tersebut sutradara menggunakan gambaran penduduk Amerika beragama Islam yang toleran dan memilih bersikap damai di tengah maraknya isu terorisme. Kata Kunci : Konstruksi, Islam, Analisis Wacana, Teun A. van Dijk. DAFTAR ISI PERSETUJUAN PEMBIMBING SKRIPSI ii PENGESAHAN TIM PENGUJI SKRIPSI iii PERNYATAAN ORISINALITAS iv MOTTO v ABSTRAK vi KATA PENGANTAR vii DAFTAR ISI x DAFTAR GAMBAR xii BAB I PENDAHULUAN 1 1.1 Latar Belakang 1 1.2 Rumusan Masalah 4 1.3 Tujuan Penelitian 5 1.4 Manfaat Penelitian 5 1.4.1 Manfaat Teoritis 5 1.4.2 Manfaat Praktis 5 1.5 Kajian Pustaka 5 1.5.1 Film Sebagai Media Komunikasi 5 1.5.2 Konstruksi Sosial 6 1.5.3 Konstruksi Identitas 9 1.5.4 Konstruksi Media Terhadap Islam 11 1.5.5 Analisis Wacana 13 1.5.6 Wacana Perspektif Teun A.
    [Show full text]
  • Analisis Semiotika Charles Sanders Pierce )
    REPRESENTASI NILAI TOLERANSI ANTARUMAT BERAGAMA DALAM FILM “AISYAH BIARKAN KAMI BERSAUDARA” (Analisis Semiotika Charles Sanders Pierce ) SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Meraih Gelar Sarjana Ilmu Komunikasi (S.I.Kom) Jurusan Ilmu Komunikasi Pada Fakultas Dakwah dan Komunikasi UIN Alauddin Makassar Oleh: Nur Hikma Usman 50700113236 JURUSAN ILMU KOMUNIKASI FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI UIN ALAUDDIN MAKASSAR 2017 PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI Mahasiswa yang bertanda tangan di bawah ini: Nama : Nur Hikma Usman NIM : 50700113236 Tempat/Tgl. Lahir : Bulukumba, 17 Juli1995 Jurusan/Prodi : Ilmu Komunikasi Fakultas : Dakwah dan Komunikasi Alamat : Perumahan Yusuf Bauty Garden, Jl.Yusuf Bauty Judul : Representasi Nilai Toleransi Antarumat Beragama dalam Film “Aisyah Biarkan Kami Bersaudara” (Analisis Semiotika Charles Sanders Peirce”) Menyatakan dengan sesungguhnya dan penuh kesadaran bahwa skripsi ini benar adalah hasil karya sendiri. Jika kemudian hari terbukti bahwa skripsi ini merupakan duplikat, tiruan, plagiat atau dibuat oleh orang lain, maka gelar yang diperoleh karenanya batal demi hukum. Samata-Gowa, November 2017 Penulis, Nur Hikma Usman NIM: 50700113236 ii KATA PENGANTAR Puji syujkur yang tak terhingga penulis ucapkan ke hadirat Allah swt atas segala rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulisan skripsi ini dapat diselesaikan walaupun dalam bentuk yang sangat sederhana. Penulisan skripsi ini dilakukan untuk memenuhi salah satu persyaratan akademik dalam rangka memperoleh gelar Sarjana Ilmu Komunikasi (S.Ikom) pada jurusan Ilmu Komunikasi, Fakultas Dakwah dan Komunikasi, Universita Islam Negeri Alauddin Makassar. Penulis meyadari bahwa penulisan skripsi ini masih jauh dari kata sempurna. Ini disebabkan oleh keterbatasan kemampuan yang penulis miliki. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran untuk meyempurnakan skripsi ini. Penulisan skripsi ini tidak akan mungkin terwujud tanpa bantuan (moril maupun materil), motivasi, saran dan petunjuk dari berbagai pihak.
    [Show full text]
  • Perjalanan Mitologis Dalam Novel Haji Backpacker 9 Negara Satu Tujuan Karya Aguk Irawan
    PERJALANAN MITOLOGIS DALAM NOVEL HAJI BACKPACKER 9 NEGARA SATU TUJUAN KARYA AGUK IRAWAN Novi Sri Purwaningsih Universitas Pamulang [email protected] Abstrak Penelitian ini mencoba memahami cerita perjalanan yang terpengaruh oleh wacana kolonial dalam penggambarannya mengenai tempat dan orang-orang asing yang ditemui tokoh utama cerita selama perjalanannya. Permasalahan itu dipahami dengan teori travel writing Carl Thompson yang mengatakan bahwa cerita perjalanan pada dasarnya tentang negosiasi diri dengan liyan sebagai akibat terjadinya pergerakan dalam ruang. Penelitian ini menunjukkan bahwa segi penggambaran dunia lebih menonjolkan subjektivitas dengan memperlihatkan gerakan dari pandangan jarak jauh ke jarak dekat. Dari segi pola cerita perjalanan yang digunakan, novel ini memperlihatkan tiga kecenderungan, yaitu romantik, eksploratif, dan mitologis. Dibandingkan dengan sifat romantik dan eksploratifnya, pola cerita perjalanan mitologis tampak lebih kuat dan berpengaruh terhadap perjalanan tokoh cerita. Dalam perjalanannya, tokoh cerita seakan dipandu oleh kekuatan gaib yang satu saat seperti menjadi kenyataan. Menyatunya hal-hal nyata dan gaib dalam cerita perjalanan novel ini konsisten sebagaimana strategi peliyanannya yang dominan, yaitu gabungan antara strategi peliyanan kolonial dan poskolonial, disebut strategi peliyanan neo-kolonialisme karena sumber nilai yang dominan adalah nilai primordial. Selanjutnya, terimplikasi agenda etis yang menunjukkan sikap pluralistik dan toleransi dengan mengacu pada nilai-nilai primordial. Nilai-nilai
    [Show full text]
  • Reconfiguring Ideal Masculinity: Gender Politics in Indonesian Cinema
    Reconfiguring Ideal Masculinity: Gender Politics in Indonesian Cinema Evi Eliyanah A thesis submitted for the degree of Doctor of Philosophy Australian National University February 2019 © Copyright Evi Eliyanah All Rights Reserved I declare that the work presented in this thesis is my own. Where information has been derived from other sources, I confirm that this has been indicated in the thesis. Signed: 12 February 2019 Word Count: 77,081 Two roads diverged in a wood, and I— I took the one less travelled by, And that has made all the difference. Robert Frost, The Road Not Taken For Fadli. Thanks for being with me in travelling the less trodden path. Acknowledgements Praise to Allah, the Lord Almighty that I can finally get to the end of the tunnel. This thesis will never be in its final version without the constant support, confidence, and intellectually rigorous feedback and inspiration from my supervisor: Prof Ariel Heryanto. He was the one who convinced me that I could do a PhD, something previously unthinkable. He was also the one who convinced me to work in an area which I had never trodden before: masculinities. But, Robert Frost said that the road less travelled has ‘made all the difference’. It did and will always do so. My most sincere appreciation also goes to my two other highly supportive supervisors: Dr Ross Tapsell and Dr Roald Maliangkaij. Their confidence in me, intellectual insights and support have helped me build my self-confidence. They are just exceptionally kind and supportive. I would also like to thank Prof Kathryn Robinson for countless hours of fruitful discussion on masculinities in Indonesia and theories of masculinities.
    [Show full text]
  • 73 BAB IV PENYAJIAN DAN ANALISIS DATA A. Kisah Di Balik Layar 1. Profil Rumah Produksi Maxima Pictures Gambar 4.1 : Logo Maxima
    BAB IV PENYAJIAN DAN ANALISIS DATA A. Kisah Di Balik Layar 1. Profil Rumah Produksi Maxima Pictures Gambar 4.1 : Logo Maxima Pictures Maxima Pictures adalah sebuah rumah produksi film yang didirikan pada 9 Desember 2004 oleh Ody Mulya Hidayat dan Yoen K. Maxima International atau lebih dikenal Maxima Pictures, baik secara sendiri maupun dengan rumah produksi lain, telah menghasilkan lebih dari 20 film sejak film perdananya, Cinta Pertama bekerjasama dengan Rapi Films. Film ini menjadi tonggak awal perjalanan Maxima Pictures. Maxima pernah terjun ke pertelevisian melalui produksi FTV yang sempat tayang di SCTV tahun 2007. Hingga Saat ini, Maxima International bagian dari Falcon Pictures mempunyai anak rumah produksi seperti Movie Eight (8), MMA Production (Luntang-Lantung), dan Unlimited Productions.1 1 https://id.wikipedia.org/wiki/Maxima_Pictures 73 74 Gambar 4.2 : Pemain Film Bulan Terbelah Di LAngit Amerika dengan beberapa Crew Maxima Pictures Sukses dengan debutnya lewat 99 Cahaya di Langit Eropa yang keluar dalam tiga film, 99 Cahaya di Langit Eropa (2013), 99 Cahaya di Langit Eropa Part 2 (2014) dan 99 Cahaya di Langit Eropa Final Edition (2014), kini kelanjutan dari kisah yang diangkat dari novel karya Hanum Salsabila Rais dan Rangga Almahendra tersebut telah siap diproduksi. Gambar 4.3 : Novel Bulan Terbelah Di Langit Amerika 75 Maxima Pictures yang kini berganti nama menjadi Maxima International, tentunya, sebagai production house yang mendapat hak untuk memfilmkan novel berjudul Bulan Terbelah di Langit Amerika ini sekarang tengah bersiap-siap untuk melangsungkan proses produksi filmnya di New York, Amerika Serikat. Hal tersebut diketahui dari acara Syukuran & Buka Puasa Bersama Film Bulan Terbelah di Langit Amerika yang dilangsungkan di Istanbul Turkey Restaurant, Ampera, Jakarta Selatan, Sabtu (20/6) malam.
    [Show full text]
  • BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Pada Awal
    BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Pada awal perkembangannya, film tidak lebih dari pertunjukan hiburan dalam bentuk gambar bergerak (motion action) dan berlangsung tanpa pelengkap suara. Bentuk hiburan ini dimulai oleh seorang Edward Muybridge ketika berusaha mengambil foto kuda yang sedang berlari melalui sebuah rangkaian kameranya. Kreatifitas ini kemudian terus berlanjut hingga dalam bentuknya seperti yang dapat kita tonton hari ini. Sebagai media komunikasi massa, film dapat memainkan peran dirinya sebagai saluran menarik untuk menyampaikan pesan-pesan tertentu dari dan untuk manusia, termasuk pesan-pesan keagamaan yang lazimnya disebut dakwah. (Saeful, 2012:112). Salah satu film yang di dalamnya menyampaikan pesan dakwah adalah film “3;Alif Lam Mim”. Film ini merupakan gabungan 3 genre (action, drama, dan religi), dengan Umbara bersaudara yaitu Anggy Umbara, Bounty Umbara dan Fajar Umbara sebagai penulis naskah skenarionya. Silat dalam film Alif Lam Mim selain digambarkan sebagai budaya bangsa juga menunjukkan suatu identitas religius, santri dan silat (pesantren dan silat) dua perpaduan yang menjadi bagian panjang sejarah bangsa Indonesia. Film Alif Lam Mim bercerita tentang pesahabatan Alif (Cornelio Sunny), Herlam (Abimana Aryasatya) dan Mimbo (Agus Kuncoro) yang tumbuh besar dan menempa latihan silat bersama di lingkungan pesantren Al-Ikhlas pimpinan Kyai Mukhlis. Ketiganya memiliki cita-cita yang berbeda, Alif ingin menjadi aparat penegak hukum mengabdi pada Negara menangkap semua penjahat dan pembunuh, hal ini dilatar belangkangi oleh kejadian pembunuhan terhadap kedua orang tuanya, Herlam ingin menjadi Jurnalis agar dengan tulisan-tulisannya dia bisa menyampaikan kebenaran sedangkan Mimbo ingin tetap mengabdi di pesantren menyebarkan kebaikan melalui agama. 1 2 Film Alif Lam Min sendiri bersetting Jakarta pada tahun 2036, tercatat sebagai film laga futuristik pertama di Indonesia.
    [Show full text]
  • Alif Lam Mim) by Anggy Umbara
    Advances in Social Science, Education and Humanities Research, volume 307 1st Social and Humaniora Research Symposium (SoRes 2018) The Construction of Terrorism Issue in Indonesian Movie Entitled 3 (Alif Lam Mim) by Anggy Umbara Muh. Bahruddin, Ibnu Hamad Ilmu Komunikasi University of Indonesia Depok, Indonesia [email protected], [email protected] Abstract—This study aims to explore Peircean semiotic text Islamic boarding schools in East and Central Java. On analysis with mise en scene concept. Researcher use a counter December 16-17, 2005 the program was held in the Al hegemony approach to see the ideology of filmmaker. For This Hamidiyah Bangkalan boarding school and on December 27- combination is used to identify terrorism issue constructed by an 28 2005 was held in Sidogiri Pasuruan [2]. Indonesian movie entitled 3 (Alif Lam Mim) by film director Anggy Umbara. The film puts the issue of religion against Sahrasad and Chaidar [3] see terrorism as a result of rash secularism in the midst of high-tech times to construct a major and violent actions from the United States (West) to Iraq and issue of terrorism in Indonesia. 3 (Alif Lam Mim) wants to convey Afghanistan. This event increasingly multiplies Islam as an a message to the public that the issue of terrorism was not alternative ideology for the military of the United States created by a religious group (Islam) which was considered (West), which is currently touted as Muslim-populated radical as told by widespread discourses in society. This study countries. Terrorism as an ideology is interpreted as a value applies Peircean semiotic analysis using icons, indices, and order and is used as a tool to carry out joint actions.
    [Show full text]