Perjalanan Mitologis Dalam Novel Haji Backpacker 9 Negara Satu Tujuan Karya Aguk Irawan

Total Page:16

File Type:pdf, Size:1020Kb

Perjalanan Mitologis Dalam Novel Haji Backpacker 9 Negara Satu Tujuan Karya Aguk Irawan PERJALANAN MITOLOGIS DALAM NOVEL HAJI BACKPACKER 9 NEGARA SATU TUJUAN KARYA AGUK IRAWAN Novi Sri Purwaningsih Universitas Pamulang [email protected] Abstrak Penelitian ini mencoba memahami cerita perjalanan yang terpengaruh oleh wacana kolonial dalam penggambarannya mengenai tempat dan orang-orang asing yang ditemui tokoh utama cerita selama perjalanannya. Permasalahan itu dipahami dengan teori travel writing Carl Thompson yang mengatakan bahwa cerita perjalanan pada dasarnya tentang negosiasi diri dengan liyan sebagai akibat terjadinya pergerakan dalam ruang. Penelitian ini menunjukkan bahwa segi penggambaran dunia lebih menonjolkan subjektivitas dengan memperlihatkan gerakan dari pandangan jarak jauh ke jarak dekat. Dari segi pola cerita perjalanan yang digunakan, novel ini memperlihatkan tiga kecenderungan, yaitu romantik, eksploratif, dan mitologis. Dibandingkan dengan sifat romantik dan eksploratifnya, pola cerita perjalanan mitologis tampak lebih kuat dan berpengaruh terhadap perjalanan tokoh cerita. Dalam perjalanannya, tokoh cerita seakan dipandu oleh kekuatan gaib yang satu saat seperti menjadi kenyataan. Menyatunya hal-hal nyata dan gaib dalam cerita perjalanan novel ini konsisten sebagaimana strategi peliyanannya yang dominan, yaitu gabungan antara strategi peliyanan kolonial dan poskolonial, disebut strategi peliyanan neo-kolonialisme karena sumber nilai yang dominan adalah nilai primordial. Selanjutnya, terimplikasi agenda etis yang menunjukkan sikap pluralistik dan toleransi dengan mengacu pada nilai-nilai primordial. Nilai-nilai itu membuat novel ini mencoba untuk memahami, tidak segera menghakimi masyarakat dan tempat-tempat Asia yang dikunjungi tokoh utama cerita. Secara politis, cerita perjalanan dalam novel ini berhasil melaksanakan agenda pembebasan diri dari hegemoni kolonialisme, tidak terperangkap dalam neo-kolonialisme yang menganut nilai-nilai kosmopolit Barat sebagai bekas penjajah wilayah geografis, sosial, dan kultural Asia. Kata kunci: agenda, mitologis, neo-kolonialisme, pluralistik, primordial LATAR BELAKANG MASALAH Periode awal 2000-an ini televisi, media online, dan media cetak, Indonesia banyak membahas mengenai cerita perjalanan. Televisi sebagai media penyiaran yang paling banyak dilihat menampilkan berbagai reality show bertema perjalanan dari konsep eksploratif hingga turistik. Konsep perjalanan eksploratif dicontohkan oleh Jejak Petualang yang melakukan perjalanan hanya seorang diri. Konsep perjalanan turistik dicontohkan seperti My Trip My Adventure, Eksplore Indonesia, Survivor, dan Jalan-Jalan Selebriti yang menggambarkan perjalanan bersama. Media online banyak menghadirkan tulisan, foto-foto, dan video bertema perjalanan. Salah satu media online yang mengangkat tema perjalanan ialah naked-traveler.com yang dibuat pada 2005. Blog tersebut berisi kumpulan tulisan perjalanan yang dikirim oleh para pembacanya. Media cetak banyak menghasilkan buku panduan perjalanan, jurnal tentang perjalanan, laporan perjalanan hingga novel perjalanan. Penelitian ini memfokuskan kajiannya pada novel Haji Backpacker 9 Negara Satu Tujuan (2014) karya Aguk Irawan M.N. yang selanjutnya ditulis Haji Backpacker. Novel ini menceritakan perjalanan tokoh Mada melintasi sembilan negara untuk mencari jati dirinya setelah memberontak terhadap Tuhan. Negara-negara tersebut meliputi Thailand, Laos, Vietnam, China, India, Tibet, Nepal, Iran, dan Saudi Arabia. Novel Haji Backpacer ini bernafas Islami dan memiliki perbedaan dengan novel sejenis lainnya. Dalam hal isu keagamaan novel Haji Backpacker lebih banyak menggambarkan Islam di lingkup Asia yang justru belum banyak diungkapkan dalam karya sastra lainnya. Oleh karena itu, diasumsikan banyak budaya lain yang ditemui. Pertemuan dengan budaya lain di luar tempat asal penulis akan menimbulkan negosiasi sehingga pelaku perjalanan dapat beradaptasi dengan tempat dan budaya yang baru. Negosiasi yang terjadi antara pelaku perjalanan (diri) dengan budaya lain (liyan) tersebut yang menjadi pembahasan utama dalam cerita perjalanan kaitannya dengan teori Travel Writing yang dipaparkan oleh Carl Thompson. Negosiasi tersebut dapat diungkapkan oleh penulis cerita perjalanan melalui penggambaran dunia, pengungkapan diri, representasi liyan, dan agenda (sosial, budaya, politik, dan ekonomi) dalam cerita perjalanan. Pola penggambaran dunia, pengungkapan diri, dan representasi liyan dalam novel Haji Backpacker mengimplikasikan agenda (sosial, budaya, politik, dan ekonomi). LANDASAN TEORI Salah satu pengertian “perjalanan” (travel) yaitu pertemuan antara diri dan liyan yang disebabkan oleh pergerakan melalui ruang dan dibatasi pada pengertian perjalanan sebagai cerita perjalanan (travel writing) (Thompson, 2011: 9). Cerita perjalanan bertujuan melaporkan dunia yang luas dan orang atau tempat yang asing (unfamiliar) (Thompson, 2011: 10). Untuk meraih kepercayaan pembaca terhadap cerita perjalanannya, Thompson menunjukkan sebuah strategi yang disebut epistemological decorum. Dalam pembagian jenis pola perjalanan, Thompson (2011: 128) membedakan menjadi dua pola, yaitu perjalanan turistik dan perjalanan eksploratif. Perjalanan turistik merupakan perjalanan yang telah direncanakan, diatur, bahkan lebih mengedepankan tingkat kenyamanan traveler selama perjalanan. Sebaliknya, perjalanan eksploratif mengandung tingkat ketidakpastian cukup tinggi karena perjalanan tersebut tidak diatur atau direncanakan seperti perjalanan turistik. Dalam cerita perjalanan juga sering digambarkan semacam ziarah atau pencarian karena membawa pembaharuan diri. Ziarah dan pencarian merupakan perjalanan yang sering dianggap sebagai ritus perjalanan penting pada periode sebelum akhir abad kedelapan belas (Thompson, 2011: 106). Perjalanan ziarah merupakan perjalanan spiritual, terdapat perubahan eksistensial, dan melibatkan peningkatan keyakinan. Perjalanan ini mengandung ketidaknyamanan, rasa kehilangan, dan penderitaan selama perjalanan (Thompson, 2011: 106). Terungkapnya pola perjalanan tersebut sekaligus mengungkapkan macam diri dalam cerita perjalanan, yaitu diri pencerahan, diri romantik, dan diri postmodern. Diri pencerahan cenderung objektif sekaligus pengamat dan subjek yang kaku sehingga tetap berjarak dengan dunia (Thompson, 2011: 115-118). Diri romantik atau diri yang terlibat cenderung subjektif, yakni bereaksi terhadap peristiwa di sekitarnya. Berbeda dengan diri romantik atau dikatakan sebagai subjek yang longgar, bersifat psikologis karena pengalaman mempengaruhi batinnya (Thompson, 2011: 115). Diri post-modern memiliki sifat lentur dan terus berubah. Diri sebenarnya tidak bisa ditentukan, di samping diri (post-modern), ada diri yang lain. Dengan demikian, dalam diri post- modern menunjukkan batas yang kabur antara diri dengan liyan karena keduanya tumpang tindih. Selain mengenai pengungkapan diri, penulis perjalanan (traveler) memerlukan strategi peliyanan untuk mendefinisikan keunikan dan superioritas traveler. Dalam representasi liyan ini, Thompson menjelaskan adanya tiga strategi peliyanan meliputi peliyanan kolonial, neo-kolonial, dan poskolnial. Pertama, strategi peliyanan kolonial menunjukkan cara-cara kolonial untuk mendominasi maupun menghegemoni yang dijajah. Kedua, mengenai strategi peliyanan neo- kolonial. Sejak berakhirnya masa kejayaan kekuasaan kolonial, cerita perjalanan berubah menjadi apa yang dikatakan Lisle (via Thompson, 2011: 154) sebagai ‘cosmopolitan vision’ (visi kosmopolitan) yaitu visi di mana cerita perjalanan berusaha untuk tidak merendahkan, tetapi untuk mengangkat pihak lain dengan perbedaan budayanya. Ketiga, strategi poskolonial memandang cerita perjalanan tanpa kecuali sebagai kekuatan untuk kebaikan dunia atau secara sederhana sebagai perantara merayakan kebebasan manusia (Cocker via Thompson, 2011: 162). Pada masa poskolonial ini muncul penulis perjalanan dari dunia ketiga, dari kelompok-kelompok yang disebut subaltern. Cerita perjalanan yang ditulis oleh penulis poskolonial berupaya menentang stereotipe dan sikap Barat terhadap budaya atau tempat lain. Dari berbagai pendapat ini, kemudian agenda dalam cerita perjalanan dikatakan sebagai implikasi etis dan politis yang merepresentasikan masyarakat dan budaya lain (Thompson, 2011: 7). Dalam penelitian ini, agenda dalam cerita perjalanan dapat ditelusuri dari cara penulis atau narator menggambarkan dunia yang berupa tempat dan orang. Agenda juga dapat terimplikasi dari genre perjalanan, misal perjalanan wisata/turistik, perjalanan eksploratif, dan sebagainya. PEMBAHASAN Penggambaran Dunia dan Epistemological Decorum Penggambaran dunia dalam novel Haji Backpacker meliputi Thailand, Laos, Vietnam, Cina, Tibet, Nepal, India, Pakistan, Iran, dan Saudi Arabia sebagai negara-negara yang dikunjungi. Dalam penggambaran dunia ini terdapat dua pola penggambaran dunia, yakni pola objektif dan pola subjektif. Penggambaran objektif tidak melibatkan perasaan, pandangan, sikap, dan penilaian narator. Dunia yang digambarkan dalam cerita perjalanan dikatakan berjarak dengan penulis (narator). Sesampai di perbatasan para penumpang turun untuk mengantri di imigrasi perbatasan. Cukup cepat rupanya. Para penumpang kemudian kembali ke bus untuk membawanya menuju Thai Lao Friendship Bridge sebuah jembatan yang melintasi sungai Mekong. Di jembatan itu bendera-bendera Thailand berjajar lalu disambut dengan bendera- bendera Laos. Setengah jam kemudian bus sudah memasuki imigrasi Vientieane. Dan kembali penumpang turun untuk mengisi formulir kedatangan. Mada mulai mengantri, namun saat petugas melihat tampang Mada, petugas tersebut langsung
Recommended publications
  • CASA ASIA FILM WEEK Del 12/11 Al 16/11
    CASA ASIA FILM WEEK Del 12/11 al 16/11. 2014 Cinemes Girona | www.casaasiafilmweek.es | c/Girona, 175. 08025 Barcelona. Metro L4/L5 Verdaguer y L3 Diagonal | Hashtag: #CAFW2014 Martes 11 Miércoles 12 Jueves 13 Viernes 14 Sábado 15 Domingo 16 Norte. The End of History, Lav Diaz. (Filipinas, 2013). 171'. VOSE 10:00 Sala 02 Seven Weeks, El Profesor Layton Nobuhiko Obayashi. y la Diva Eterna, (Japón, 2014). 171'. Masakazu VOSE (Pase de Hashinoto. (Japón, 12:00 Sala 01 prensa) 2009). 97'. VOSE. Buzkashi Boys, Sam French. Zinda Bhaag, (Afganistán, 2012). Innocents, 500 Miles, For the sake of Meenu Gaur. 28'. VOSE + We Chen-Hsi Wong. Ashlee Jensen. Pooneh, Hatef (Pakistán, 2013). Came Home, Ariana (Singapur, 2012). (Australia, 2014). Alimardani. (Irán, 115'. VOSE Delawari. 88'. VOSI 82' VOSE 2012). 90'. VOSE (Afganistán, 2013). 16:00 Sala 01 80'. VOSE (Br) Fireflies, The Teacher's Bending the Sabal Singh Diary, Nithiwat The Network, Eva Rules, Behnam Shekhawat (India, Tharathorn. Orner. (Afganistán, Behzadi. (Irán, 2013). 103'. VOSI (Tailandia, 2014). 2012). 97'. VOSE 2013). 94'. VOSI sala03 110'. VOSE 9 Summers 10 Snow, Miracle in Cell 7, El Llanto de la Autumns, Mehdi Rahmani. Lee Hwan-kyung. Gacela, M.García, Ifa Isfansyah. (Irán, 2014). 86'. (Corea del Sur, M.Wehrli. (Pakistán, (Indonesia, 2014). VOSE. 2013). 127'. VOSE 2014). 52'. VOSE 18:00 Sala 01 114'. VOSE Nomadic Josh, Iranian, El Pirata Capitán Childhood, Iram Parveen Bilal. Mehran Ramadon. Harlock, Shinji Christophe Boula. (Pakistán, 2013). (Irán, 2014). 105'. Aramaki. (Japón, (Mongolia, 2014). 104'. VOSE VOSE 2013). 115'. VOSE Sala 03 94'. VOSE Seven Weeks, Nuoc, Sun Station, Wajma, Seven Weeks, Nobuhiko Obayashi.
    [Show full text]
  • Komunikasi ISKI, Vol
    Jurnal Komunikasi ISKI, Vol. 03 (01), 2018. 1•11 J U R N A L E-ISSN: 2503-0795 KOMUNIKAS I P-ISSN: 2548-8740 I K A T A N S A R J A N A K O M U N I K A S I I N D O N E S I A The Capitalization of Backpacking Tourism Culture in Indonesian Films http://dx.doi.org/10.25008/jkiski.v3i1.143 Agustinus Rusdianto Berto Universitas Indonesia Jl. Salemba Raya No. 4, Jakarta 10430, Indonesia [email protected] Abstract A film, as a media, acts significantly in popularizing the culture of backpacking tourism, which is closely related to the capitalist values. This research attempts to reveal the capitalist values in Indonesian backpacking films. The data are obtained by applying qualitative content-analysis to 2 (two) Indonesian films, namely Haji Backpacker and Laura & Marsha. The analysis leads to several interesting findings. First, Indonesian backpacking films, either explicitly or implicitly, more-likely prefer foreign tourist destinations. Second, the backpacker ideologies are presented more obviously in the implicit backpacking movie, Laura & Marsha rather than in the more explicit one, Haji Backpacker. Third, films contribute in shifting the ideological meaning of backpacking, which now emphasizes on principle of progress or recency (standardization), individualism (pseudo-individualization and social-cement), and efficiency (fetishism). Further researchers should analyze the effects of the shifting of the meaning based the perspective of the audience and content producers. Keywords: Backpacking, Capitalism, Qualitative Content Analysis, Film Abstrak Sebagai sebuah media, film memiliki peranan penting dalam mempopulerkan budaya wisata backpacking yang erat kaitannya dengan nilai-nilai kapitalisme.
    [Show full text]
  • Iconity in Haji Backpacker Novel by Aguk Irawan MN
    Advances in Social Science, Education and Humanities Research, volume 297 International Conference on Interdisciplinary Language, Literature and Education (ICILLE 2018) Iconity in Haji Backpacker Novel by Aguk Irawan MN Hidayat Teguh Setiawan Master Student in Indonesian Language and Literature State University of Yogyakarta Education Yogyakarta State of University Yogyakarta, Indonesia Yogyakarta, Indonesia [email protected] [email protected] Abstract—The aim of this research was to describe iconity of semiotic elements. Semiotic is science about the sign. Haji Backpacker novel by Aguk Irawan MN by using theory of Science/knowledge about sign can be used in any Charles Sanders Piersce (Piercean). this research used disciplinary including literature. It is because the ‘sign’ is qualitative descriptive method. Collecting data used basic of all communication. Author, observer,or reader are documentary technique. The problem that would be solved in suggested to study semiotic science. It is because literary this research was iconity in Haji Backpacker novel by Aguk work can be interpreted by observer and people through sign, Irawan MN. Data analysis which were done as follow (1) reading thenovel intensively (2) taking note/underline texts symbol or emblem [3]. which contented the icons (3) classifying the icons (4) analyzing The benefit can be obtained from the understanding of data that contented the icons, (5) classifying data that contented semiotic toward literary work. For example for author, icons of topology, diagrammatic and metaphorical. Based on literary work is generated through language by implementing the result of the research, it showed that Haji Backpacker novel semiotic so it adds aesthetics value from the work.
    [Show full text]
  • ANALISIS SEMIOTIK PESAN DAKWAH DALAM FILM BULAN TERBELAH DI LANGIT AMERIKA SKRIPSI Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Dakwah Dan
    ANALISIS SEMIOTIK PESAN DAKWAH DALAM FILM BULAN TERBELAH DI LANGIT AMERIKA SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi untuk memenuhi syarat mencapai gelar Sarjana Komunikasi Islam (S.Kom.I) Oleh: Nurul Latifah NIM. 1112051000118 JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1437 H/2016 M ANALISIS SEMIOTIK PESAN DAKWAH DALAM FILM BULAN TERBELAH DI LANGIT AMERIKA SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Komunikasi Islam (S.Kom.I) Oleh: Nurul Latifah NIM. 1112051000118 Di Bawah Bimbingan: Prof. DR. H. M. Yunan Yusuf, MA NIP. 19490119 198003 1 001 JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1437 H/2016 M LEMBAR PERNYATAAN Dengan ini saya menyatakan bahwa: 1. Skripsi ini merupakan hasil karya asli saya yang diajukan untuk memenuhi salah satu persyaratan memperoleh gelar strata 1 di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. 2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini telah saya cantumkan sesuai dengan ketentuan yang berlaku di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. 3. Jika kemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan karya asli saya atau merupakan jiplakan dari karya orang lain, maka saya bersedia menerima sanksi yang berlaku di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Tangerang Selatan, 1 September 2016 Nurul Latifah ABSTRAK Nurul Latifah NIM: 11120510001118 Analisis Semiotik Pesan Dakwah dalam Film “Bulan Terbelah di Langit Amerika” Film adalah media dakwah yang penting, sebab ia merupakan media audio- visual yang dapat dinikmati dimana dan kapan saja. Film Bulan Terbelah di Langit Amerika yang diproduksi oleh Maxima Picture mengisahkan perilaku seorang muslim Pasca tragedi World Trade Center (WTC) 11 September 2001 dalam kehidupan bersosial sehari-hari ditengah kehidupan masyarakat Amerika yang notabene sebagian besar mereka ialah masyarakat non Muslim.
    [Show full text]
  • Akhlak Tokoh Mada Dalam Novel Haji Backpacker Karya Aguk Irawan Mn
    AKHLAK TOKOH MADA DALAM NOVEL HAJI BACKPACKER KARYA AGUK IRAWAN MN ARTIKEL ILMIAH Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan (Strata I) ABDUR RAHMAN NPM 12080282 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN (STKIP) PGRI SUMATERA BARAT PADANG 2016 AKHLAK TOKOH MADA DALAM NOVEL HAJI BACKPACKER KARYA AGUK IRAWAN MN Oleh Abdur Rahman 1, Aruna Laila, S.S., M.Pd ²., Titiek Fujita Yusandra, S.S., M.Pd. ³ 1) Mahasiswa STKIP PGRI Sumatera Barat 2) 3) Dosen Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia STKIP PGRI Sumatera Barat ABSTRAK Penelitian ini dilatar belakangi karena telah terjadinya kerusakan akhlak manusia pada zaman modern saat ini. Dalam novel Haji Backpacker karya Aguk Irawan MN menggambarkan tentang dua macam akhlak tokoh Mada, diantaranya akhlak yang berhubungan dengan Allah (syukur, tasbih, istigfar, takbir, dan doa) dan akhlak yang berhubungan dengan makhluk (akhlak kepada diri sendiri, akhlak kepada keluarga, dan akhlak sesama manusia atau masyarakat). Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan akhlak tokoh Mada dalam novel Haji Backpacker karya Aguk Irawan MN dengan rumusan masalah “bagaimanakah akhlak tokoh Mada dalam novel Haji Backpacker karya Aguk Irawan MN”? Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan menggunakan metode deskriptif yang bersifat analisis isi (content analysis). Hasil penelitian menunjukkan bahwa tokoh Mada dalam novel Haji Backpacker karya Aguk Irawan MN memiliki akhlak yang baik kepada Allah dan kepada sesama makhluk Allah. Akhlak yang terkait dengan pilihan dan pertimbangan untuk mencapai tujuan, yaitu (1) akhlak yang berhubungan dengan Allah, seperti syukur, tasbih, istigfar, takbir, dan doa. (2) akhlak yang berhubungan dengan makhluk, seperti akhlak kepada diri sendiri (sabar, syukur, dan tawadhu‟), akhlak kepada keluarga (berbakti kepada ibu dan bapak dan adil terhadap saudara), dan akhlak sesama manusia atau terhadap masyarakat (akhlak terhadap orang yang lebih tua dan akhlak terhadap teman sebaya).
    [Show full text]
  • Nofi Yulianti NIM 120110201057
    DigitalDigital RepositoryRepository UniversitasUniversitas JemberJember KAJIAN HUMANIORA NOVEL HAJI BACKPACKER KARYA AGUK IRAWAN MN SKRIPSI oleh Nofi Yulianti NIM 120110201057 JURUSAN SASTRA INDONESIA FAKULTAS ILMU BUDAYA UNIVERSITAS JEMBER 2016 DigitalDigital RepositoryRepository UniversitasUniversitas JemberJember KAJIAN HUMANIORA NOVEL HAJI BACKPACKER KARYA AGUK IRAWAN MN SKRIPSI diajukan guna melengkapi tugas akhir dan memenuhi salah satu syarat untuk menyelesaikan Progam Studi Sastra Indonesia (S1) dan mencapai gelar Sarjana Sastra oleh Nofi Yulianti NIM 120110201057 JURUSAN SASTRA INDONESIA FAKULTAS ILMU BUDAYA UNIVERSITAS JEMBER 2016 ii DigitalDigital RepositoryRepository UniversitasUniversitas JemberJember PERSEMBAHAN Skripsi ini saya persembahkan untuk: 1. Ibunda Khasanah, Ayahanda Abdul Mufidz dan Ayahanda Suprianto; 2. guru-guru saya sejak taman kanak-kanak sampai dengan perguruan tinggi; 3. Almamater Fakultas Ilmu Budaya Universitas Jember. iii DigitalDigital RepositoryRepository UniversitasUniversitas JemberJember MOTTO “Rahmat sering datang pada kita dalam bentuk kesakitan, kehilangan dan kekecewaan; tetapi kalau kita sabar, kita akan segera melihat aslinya”. (Joseph Addison) “Jika seseorang berpegang pada keyakinan, maka hilanglah kesangsian. Jika orang sudah mulai berpegang pada kesangsian, maka hilanglah keyakinan”. (Sir Francis Bacon) iv DigitalDigital RepositoryRepository UniversitasUniversitas JemberJember PERNYATAAN Saya yang bertandatangan di bawah ini: nama : Nofi Yulianti NIM : 120110201057 menyatakan dengan sesungguhnya
    [Show full text]
  • Skripsi Diajukan Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Pada Program Studi Pendidikan Bahasa Dan Sastra Indonesia
    ASPEK MOTIVASI TOKOH UTAMA DALAM NOVEL HAJI BACKPACKER KARYA AGUK IRAWAN MN: TINJAUAN PSIKOLOGI SASTRA DAN IMPLEMENTASINYA SEBAGAI BAHAN AJAR SASTRA DI SMA Skripsi Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Pada Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Diajukan Oleh: PANJI DWI LESMANA A 310 110 009 Kepada: PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA JUNI, 2015 ASPEK MOTIVASI TOKOH UTAMA DALAM NOVEL HAJI BACKPACKER KARYA AGUK IRAWAN MN: TINJAUAN PSIKOLOGI SASTRA DAN IMPLEMENTASINYA SEBAGAI BAHAN AJAR SASTRA DI SMA Skripsi Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Pada Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Diajukan Oleh: PANJI DWI LESMANA A 310 110 009 Kepada: PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA JUNI, 2015 i PERNYATAAF{ Saya yang bertandatangan di bawah ini, Nama Panji Dwi Lesmana NIM A3l0 110009 Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Judul Skripsi ASPEK MOTTVASI TOKOH UTAMA DALAM NOVEL IIAII BACKPACKER KARYA AGUK IRAWAITT MN: TINJAUAI\ PSIKOLOGI SASTRA DAI\[ IMPLEMENTASIITYA SEBAGAI BAHAN AJAR SASTRA DI SMA Menyatakan dengan sebenarnya bahwa skripsi yang saya serahkan ini benar-benar hasil karya saya sendiri dan bebas plagiat karya orang lain, kecuali yang secara tertulis diacu/dikutip dalam naskah dan disebutkan pada daftar pustaka. Apabila di kemudian hari terbukti skripsi ini hasil plagiat, saya bertanggung jawab sepenuhnya dan bersedia
    [Show full text]
  • ANALISIS SEMIOTIKA TERHADAP PESAN DAKWAH DALAM FILM HAJI BACKPACKER MENGELILINGI 9 NEGARA SKRIPSI Oleh: Taufik Hidayat NIM
    ANALISIS SEMIOTIKA TERHADAP PESAN DAKWAH DALAM FILM HAJI BACKPACKER MENGELILINGI 9 NEGARA SKRIPSI Diajukan kepada Institut Agama Islam Negeri Jember untuk memenuhi salah satu persyaratan memperoleh gelar Sarjana Komunikasi Islam (S.Kom.I) Fakultas Dakwah Jurusan Manajemen dan Penyiaran Islam Program Studi Komunikasi dan Penyiaran Islam Oleh: Taufik Hidayat NIM : 082 111 045 INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI JEMBER FAKULTAS DAKWAH SEPTEMBER, 2015 i Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 : — Lulusan perguruan tinggi yang karya ilmiahnya digunakan untuk memperoleh gelar akademik, profesi, atau vokasi terbukti merupakan jiplakan dicabut gelarnya. (Pasal 25 ayat 2) DigitalLibrary — Lulusan yang karya ilmiah yang digunakannya untuk mendapatkan gelar akademik, profesi, atau vokasi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 25 ayat (2) terbukti merupakan jiplakan dipidana dengan pidana penjara INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI JEMBER paling lama dua tahun dan/atau pidana denda paling banyak Rp.200.000.000,00 (dua ratus juta rupiah). (Pasal 70) MOTTO Manusia tidak jemu memohon kebaikan, dan jika mereka ditimpa malapetaka dia menjadi putus asa lagi putus harapan1 1 Al-qur’an Q.S. Fussilat :49. iv Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 : — Lulusan perguruan tinggi yang karya ilmiahnya digunakan untuk memperoleh gelar akademik, profesi, atau vokasi terbukti merupakan jiplakan dicabut gelarnya. (Pasal 25 ayat 2) DigitalLibrary — Lulusan yang karya ilmiah yang digunakannya untuk mendapatkan gelar akademik, profesi, atau vokasi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 25 ayat (2) terbukti merupakan jiplakan dipidana dengan pidana penjara INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI JEMBER paling lama dua tahun dan/atau pidana denda paling banyak Rp.200.000.000,00 (dua ratus juta rupiah). (Pasal 70) PERSEMBAHAN Kupersembahkan karya ini untuk: Allah SWT Kedua orang tua tercinta yang selalu mengasihi dan menyayangi, dan mendukung sekaligus inspiratorku, H.
    [Show full text]
  • Muslim Melankolik Dalam Film Ayat-Ayat Cinta, 99 Cahaya Di Langit Eropa, Haji Backpacker, Dan Assalamualaikum Beijing Program Ma
    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Muslim Melankolik dalam Film Ayat-Ayat Cinta, 99 Cahaya di Langit Eropa, Haji Backpacker, dan Assalamualaikum Beijing Tesis Untuk Memenuhi Persyaratan Mendapat Gelar Magister Humaniora (M.Hum) di Program Magister Ilmu Religi dan Budaya Universitas Sanata Dharma Yogyakarta Oleh: Gusnita Linda 146322011 Program Magister Ilmu Religi dan Budaya Universitas Sanata Dharma Yogyakarta 2019 1 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Abstrak Film Islam Indonesia kembali tren semenjak Ayat-Ayat Cinta booming di tahun 2008. Pola kesuksesan Ayat-Ayat Cinta direpetisi oleh film Islam lainnya. Dengan mengambil latar luar negeri yang semakin beragam, film-film ini ingin menghadirkan sosok Muslim yang berbeda. Penelitian ini menganalisis tren narasi dari film Ayat-Ayat Cinta, 99 Cahaya di Langit Eropa, Haji Backpacker, dan Assalamualaikum Beijing dengan menggunakan analisis ‘The Third Meaning’ Roland Barthes. Analisis pertama ini bertujuan untuk menemukan unsur filmis untuk menjawab pertanyaan mengenai identitas Muslim yang dihadirkan. Analisis ini menemukan sosok Muslim (kelas menengah) Indonesia yang dihadirkan empat film tersebut adalah Muslim yang melankolik. Yaitu Muslim yang gagal meratapi kehilangan kebesaran/kejayaan Islam. Temuan ini diteliti lebih jauh untuk menjawab pertanyaan Islam seperti apa yang sedang dikonstruksi oleh sosok Muslim melankolik tersebut. Dalam menjawab pertanyaan ini dibantu dengan menggunakan teori objek of desire virtual Deleuze. Film ini ingin menulis kembali sejarah dunia (Islam),
    [Show full text]
  • The Role of Local Governments in the Construction of Film Tourism: Setting the Scene on Belitung Island
    The Role of Local Governments in the Construction of Film Tourism: Setting the Scene on Belitung Island MASTER THESIS Dyah K.D Putri 508914 June 13, 2019 Supervisor: Prof. dr. S.L. Reijnders Film Tourism in Belitung 1 Table of Contents Chapter 1. Introduction 3 Chapter 2. Literature Review 4 2.1.Film tourism 4 2.1.1.Film tourism in Asia 6 2.1.2. Government policies and film tourism 7 2.2. Film Tourism in Indonesia 9 2.2.1. Java-Centrism in the New Order Period 9 2.2.2 Post-Reform Period 11 2.3. Rainbow Troops 12 2.4. About Belitung Island 13 2.5. Investigating the Nation of Rainbow Troops 14 Chapter 3. Methodology 15 Chapter 4.1. Belitung’s Tourism Before Rainbow Troops 18 4.2. Production Period of Rainbow Troops 21 Chapter 5.1. Post Rainbow Troops: Marketing Nation of Rainbow Troops 24 5.1.1. Tourism Development Agency 24 5.1.2. Muhammadiyah School replica and Museum Kata: A Collaborative effort 28 5.1.3. Tourism Marketing Agency 30 5.2. Creating a Community-Based Tourism 35 Chapter 6.1. Summary and Conclusions 38 6.2. Implications and Future Researches 42 References 45 Appendix 49 Film Tourism in Belitung 2 Figure 1 13 Figure 2 18 Figure 3 20 Figure 4 24 Figure 5 27 Figure 6 27 Figure 7 30 Figure 8 34 Film Tourism in Belitung 3 1.1 Introduction The phenomenon of film-induced tourism has undeniably contributed to the increased number of new tourist destinations all over the globe.
    [Show full text]
  • 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Karya Sastra Merupakan
    BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Karya sastra merupakan karya imajinatif yang dibuat pengarang berdasarkan pengalaman, pemikiran, perasaan, ide, semangat, keyakinan dalam suatu bentuk gambaran kehidupan, yang dapat membangkitkan pesona dengan alat bahasa dan dilukiskan dalam bentuk tulisan. Karya sastra sebagai hasil dari pekerjaan seni kreasi manusia tidak akan pernah lepas dari bahasa yang merupakan media utama karya sastra. Hal ini sejalan dengan pendapat Al-Ma’ruf (2010:17) yang memaparkan bahwa karya sastra pada umumnya merupakan ekspresi pengarang tentang hasil refleksinya terhadap kehidupan dengan bermediumkan bahasa. Sastra dan manusia erat kaitannya karena pada dasarnya keberadaan sastra sering bermula dari persoalan dan permasalahan yang ada pada manusia dan lingkungannya, kemudian dengan adanya imajinatif yang tinggi seorang pengarang tinggal menuangkan masalah-masalah yang ada disekitar menjadi sebuah karya sastra. Nilai-nilai yang terkandung dalam karya sastra pada dasarnya mencerminkan realitas sosial dan memberikan pengaruh terhadap masyarakat. Menurut Kuntowijoyo (dalam Al-Ma’ruf, 2010:2-3) menyatakan bahwa karya sastra merupakan salah satu alternatif dalam rangka pembangunan kepribadian dan budaya masyarakat (character and cultural building) yang berkaitan erat dengan latar belakang struktural sebuah masyrakat. Jadi, dapat ditarik kesimpulan bahwa karya sastra dapat dijadikan sebagai medium untuk mengetahui realitas sosial yang diolah secara kreatif oleh pengarang. Karya sastra memberikan kesadaran kepada pembaca tentang arti kehidupan, walaupun hanya dipaparkan dalam bentuk karya fiksi. Karya sastra mampu memberikan kegembiraan dan kepuasan batin. Serta karya sastra juga dapat dijadikan sarana penuangan isi hati dan pikiran dalam tulisan yang bernilai seni. Melalui sastra, pembaca dapat belajar kehidupan. Sastra berfungsi menghibur, dan sekaligus mengajarkan sesuatu (Poe dalam Wellek 1 2 dan Warren, 1993:25).
    [Show full text]
  • Perkembangan Karakter 3 Dimensi Tokoh Mada Dalam Film Haji Backpacker Berdasarkan Pola Struktur Naratif
    texture, art & culture journal PERKEMBANGAN KARAKTER 3 DIMENSI TOKOH MADA DALAM FILM HAJI BACKPACKER BERDASARKAN POLA STRUKTUR NARATIF Ella Yuliatik1, Citra Dewi Utami2 1Mahasiswa Prodi S1-Televisi dan Film Fakultas Seni Rupa dan Desain, Institut Seni Indonesia (ISI) Surakarta Email: [email protected] 2Dosen Prodi S1-Televisi dan Film Fakultas Seni Rupa dan Desain, Institut Seni Indonesia (ISI) Surakarta Email: [email protected] ABSTRACT The character of the film is important in conveying the story and needs to give an impression to the audience. Characters are created through character development, which results in the development of character characters to create human-like dimensions. This qualitative descriptive study examines the field of cinema which describes Mada’s character in the film Haji Backpacker (2014) based on the pattern of narrative structure. Data collection techniques are carried out through observation and document study. The data analysis technique uses the Miles and Hubberman analysis models with a narrative approach in the form of descriptive studies reading the meaning of the text in the film. The reading is done by dividing the film into sequences, then identifying the character of Mada in 3 dimensions. The results of this study are that Mada’s character experiences a developmental process that shows a change from bad character to a better character. The type of change is a growth arc, with many causes of change based on others. Key Words : Character development, 3 dimentions, Haji Backpacker ABSTRAK Tokoh pada film berperan penting dalam menyampaikan cerita, maka diperlukan karakter yang kuat agar berkesan kepada penonton. Menciptakan karakter tokoh dapat melalui character development, yang menghasilkan perkembangan karakter tokoh hingga menciptakan tokoh berdimensi selayaknya manusia.
    [Show full text]