BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian
1. Deskripsi Lokasi
Provinsi DIY terletak di bagian tengah-selatan Pulau Jawa,
secara astronomis terletak pada 7°33’-8°12’ Lintang Selatan dan
110°00’-110°50’ Bujur Timur, dengan luas 3.185,80 km2. Secara
administratif terdiri dari 1 kota dan 4 kabupaten, 78 kecamatan dan
438 kelurahan/desa, yaitu:
a. Kota Yogyakarta (luas 32,50 km2, terdiri dari 14 kecamatan
dan 45 kelurahan);
b. Kabupaten Bantul (luas 506,85 km2, terdiri dari 17 kecamatan
dan 75 desa);
c. Kabupaten Kulon Progo (luas 586,27 km2, terdiri dari 12
kecamatan dan 88 desa);
d. Kabupaten Gunungkidul (luas 1.485,36 km2, terdiri dari 18
kecamatan dan 144 desa);
e. Kabupaten Sleman (luas 574,82 km2, terdiri dari 17 kecamatan
dan 86 desa).
Lahan pesisir di Provinsi DIY seluas ± 8.250 ha. membujur
dari Kabupaten Kulon Progo, Kabupaten Bantul sampai dengan
Kabupaten Gunungkidul berpotensi untuk budidaya pertanian dalam
arti luas. Dari luasan tersebut, 650 ha. dapat dikembangkan untuk
35 budidaya tambak udang/ikan. Panjang pantai yang membentang dari timur ke barat sepanjang 113 km, dengan potensi perikanan laut, ikan pelagis kecil sebesar 431.000 ton/tahun, sedangkan ikan demersal
135.000 ton per tahun, sedangkan tingkat pemanfaatan per tahun sekitar 22,77%.
Daerah Istimewa Yogyakarta di bagian Selatan dibatasi Lautan
Indonesia, sedangkan di bagian Timur Laut, Tenggara, Barat dan Barat
Laut dibatasi oleh wilayah Provinsi Jawa Tengah yang meliputi:
a. Kabupaten Klaten di sebelah Timur Laut;
b. Kabupaten Wonogiri di sebelah Tenggara;
c. Kabupaten Purworejo di sebelah Barat;
d. Kabupaten Magelang di sebelah Barat Laut.
Dibandingkan negara-negara lain di Asia Tenggara, sejarah kegiatan untuk kepentingan ilmu pengetahuan di Indonesia jauh lebih tua. Pada tanggal 24 April 1778 di Indonesia didirikan Bataviaasch
Genootschap van Kunsten en Wetenschaapen yang merupakan cikal bakal museum sesuai dengan slogan Ten Nutte van het Gemeen atau untuk kepentingan umum. Setelah kemerdekaan namanya diganti menjadi Lembaga Kebudayaan Indonesia (1950). Selanjutnya museum warisan Belanda itu menjadi Museum Pusat (1962), dan kemudian menjadi Museum Nasional (1970).
Menurut catatan sejarah, sebenarnya pada tahun 1662 Indonesia pernah memiliki museum yang didirikan oleh Rumphius di Ambon,
36 yaitu De Amboinsch Raritenkaimer. Sayangnya museum yang dapat dikatakan museum tertua di Indonesia itu telah lenyap ditelan waktu, seiring perginya sang pendiri. Di samping itu, penting juga untuk diketahui beberapa museum yang didirikan sebelum kemerdekaan, yaitu: a) Museum Radyapustaka (1890), b) Museum Zoologi Bogor
(1894), c) Museum Rumah Adat Aceh (1915), d) Museum Purbakala
Trowulan (1920), e) Museum Geologi Bandung (1929), f) Museum
Bali (1932), g) Museum Rumah Adat Baanjuang Bukittinggi (1933), h) Museum Sonobudoyo (1935), i) Museum Simalungun (1941), dan j)
Museum Herbarium di Bogor (1941).
Pada tahun 1948 pemerintah mendirikan Jawatan Kebudayaan di Yogyakarta. Jawatan itu bertugas menggali, membina, dan mengembangkan kebudayaan bangsa yang dalam struktur organisasinya berada dalam Kementrian Pendidikan, Pengajaran dan
Kebudayaan. Jawatan itu didirikan dengan maksud untuk menangkal masuknya pengaruh negatif di Indonesia. Pada tahun 1957 jawatan itu memiliki satu unit kerja yang bernama Urusan Museum. Urusan
Museum itu pada tahun 1965 ditingkatkan menjadi Lembaga Museum-
Museum Nasional. Selanjutnya (1986) Lembaga Museum-Museum
Nasional itu dijadikan Direktorat Museum dalam lingkungan
Direktorat Jendral Kebudayaan pada masa kabinet Ampera. Direktorat
Museum kemudian disempurnakan menjadi Direktorat
Permuseuman(1975).
37
Tahun 1971, Direktorat Museum mengelompokkan museum dalam tiga kelompok menurut jenis koleksinya, yaitu : Museum umum, Museum khusus, dan Museum lokal. Pada tahun 1975 pengelompokkan diubah, menjadi sebagai berikut: Museum umum,
Museum khusus, dan Museum pendidikan. Pada tahun 1980, pengelompokkan tersebut diubah lagi menjadi dua kelompok, yaitu :
Museum umum dan Museum Khusus.
Museum-museum yang ada di Daerah Istimewa Yogyakarta berada di bawah Dinas Kebudayaan. Dinas Kebudayaan Propinsi
Daerah Istimewa Yogyakarta beralamat di Jln. Cendana No. 11
Yogyakarta (0274)582628. Dari sekian banyak museum yang ada di
Daerah Istimewa Yogyakarta khususnya wilayah Kota Yogyakarta hanya ada satu museum yang di kelola oleh Pemerintah Daerah yaitu
Museum Sonobudoyo. Sedangkan museum lainnya milik swasta atau dikelola oleh pemerintah pusat. Tugas pokok dan fungsi dinas kebudayaan seksi museum adalah melestarikan, membina, mengembangkan, dan memfasilitasi pengelolaan museum.
Visi
Terwujudnya tata nialai budaya masyarakat yang berbasis pada nilai-nilai luhur budaya lokal didukung oleh pemerintah daerah yang katalistik.
38
Misi a. Meningkatkan kualitas pelayanan melalui manajemen yang
akuntabel professional dan beretika sesuai dengan tata nilai budaya
masyarakat b. Melestarikan, melindungi dan mengembangkan asset budaya DIY
sebagai upaya mewujudkan jati diri masyarakat c. Menjadikan ketahanan budaya sebagai jiwa dan semangat
pemerintahan yang katalistik d. Menjadikan DIY sebagai pusat budaya dengan berbagai event
budaya nasional dan internasional
Struktur organisasi dinas kebudayaan propinsi Daerah
Istimewa Yogyakarta adalah sebagai berikut:
Unsur Organisasi Dinas Kebudayaan, terdiri dari :
a. Pimpinan : Kepala Dinas.
b. Pembantu Pimpinan : Sekretariat yang terdiri dari :
1) Subbagian Umum
2) Subbagian Keuangan
3) Subbagian Program dan
Informasi.
c. Pelaksana : 1) Bidang Nilai Budaya, terdiri dari:
a) Seksi Rekayasa Budaya
b) Seksi Bahasa dan Sastra
39
2) Bidang Tradisi, Seni dan Film,
terdiri dari :
a) Seksi Adat dan Tradisi
b) Seksi Kesenian
c) Seksi Perfilman
3) Bidang Sejarah, Purbakala dan
Museum, terdiri dari :
a) Seksi Sejarah
b) Seksi Purbakala
c) Seksi Museum
4) UPTD
5) Kelompok Jabatan Fungsional
Museum Sonobudoyo merupakan UPTD dari Dinas
Kebudayaan Propinsi Yogyakarta. Museum Sonobudoyo mempunyai fungsi pengelolaan benda museum yang memiliki nilai budaya ilmiah, meliputi koleksi pengembangan dan bimbingan edukatif cultural.
Sedangkan tugasnya adalah mengumpulkan, merawat, pengawetan, melaksanakan penelitian, pelayanan pustaka, bimbingan edukatif cultural serta penyajian benda koleksi Museum Negeri Sonobudoyo.
Lokasi Museum Sonobudoyo berada dalam lokasi yang strategis, yaitu di pusat kota, dengan alamat di Jl. Trikora 6
Yogyakarta.
40
Visi Pengembangan Museum Sonobudoyo :
TERWUJUDNYA MUSEUM UNGGUL BERTARAF
INTERNASIONAL YANG MENGEKSPRESIKAN BUDAYA
JAWA
Misi Pengembangan Museum Sonobudoyo :
a. Mewujudkan museum berstandart internasional yang memiliki
keunggulan kompetitif sebagai sumber daya budaya yang
memiliki peran dan nilai strategis sebagai daya tarik utama
kepariwisataan DIY
b. Mewujudkan museum berstandart internasional dalam
pengelolaan warisan budaya yaitu dalam pelestarian, preservasi
dan diseminasi
c. Mewujudkan museum berstandart internasional dalam hal
manajemen permuseuman yang meliputi manajeman strategi,
manajemen operasi, manajemen SDM, manajemen keuangan dan
manjemen pemasaran.
Sumber Daya Manusia yang ada di Museum Sonobudoyo sebanyak 74 orang terdiri dari kepala/direktur museum, kepala bagian tata usaha museum, kepala bagian kuratorial, kepala bagian konservasi dan preparasi, kepala bagian bimbingan dan publikasi, kepala bagian registrasi dan dokumentasi, dan perpustakaan.
Rekapitulasi jumlah pegawai berdasarkan tingkat pendidikan dapat dilihat pada tabel dibawah ini :
41
Tabel. 3 Rekapitulasi jumlah pegawai berdasarkan tingkat pendidikan
Jenis kelamin Jenjang pendidikan Laki-laki Perempuan Sekolah Dasar 8 - SLTP 7 2 SLTA 24 5 Diploma III 3 2 Sarjana 18 5 Jumlah 60 14 Sumber: Museum Sonobudoyo 2012
2. Hasil penelitian
Daerah Istimewa Yogyakarta salah satu kota besar yang
menjadi tujuan untuk rekreasi atau liburan. Banyak sekali potensi
wisata yang ada di Daerah Istimewa Yogyakarta mulai dari wisata
alam, wisata belanja, wisata sejarah dan wisata budaya. Daerah
Istimewa Yogyakarta sangat kental dengan kebudayaannya, dan
keraton Yogyakarta menjadi pusatnya.
Meningkatnya jumlah wisatawan yang berkunjung ke DIY
memberikan dampak meningkatnya jumlah Pendapatan ASli Daerah
(PAD). Perkembangan jumlah PAD dari sub sektor pariwisata dapat
dilihat pada tabel 4.
42
Tabel 4. Perkembangan Jumlah PAD Sub Sektor Pariwisata Se-DIY
Tahun 2008-2012 (per Kota/Kabupaten)
No Dati II 2008 (Rp) 2009 (Rp) 2010 (Rp) 2011 (Rp) 2012 (Rp) 1 Kodya Yogyakarta 39.341.021.095 46.541.889.348 50.472.624.960 56.368.254.594 76.842.342.512 2 Kab. Sleman 34.624.437.759 31.568.235.916 36.634.676.263 38.943.756.254 53.194.912.852 3 Kab. Bantul 2.273.648.275 4.558.527.130 5.098.131.002 7.399.158.783 12.529.643.331 4 Kab. Kulon Progo 541.467.760 523.516.100 1.610.886.594 1.177.811.000 2.110.851.769 5 Kab. Gunung Kidul 1.397.507.760 1.699.185.380 1.845.743.858 2.309.007.231 8.478.767.503 6 Pemda Prov DIY 11.000.000 19.000.000 21.180.000 17.581.175 17.876.510 Sumber: Buku statistik kepariwisataan 2012
Data diatas menunjukkan bahwa jumlah peningkatan PAD
dipengaruhi oleh jumlah wisatawan. Hal ini terbukti dengan
meningkatnya jumlah wisatawan jumlah penerimaan PAD tahun 2008-
2012 ikut meningkat. Sehingga peningkatan jumlah wisatawan
memberikan dampak positif terhadap jumlah PAD.
DIY mempunyai beragam potensi budaya, baik budaya yang
tangible (fisik) maupun yang intangible (non fisik). DIY memiliki
tidak kurang dari 515 Bangunan Cagar Budaya yang tersebar di 13
Kawasan Cagar Budaya. Selain itu Daerah Istimewa Yogyakarta
mempunyai 32 museum dan 3 calon museum baru. Museum-museum
tersebut dibagi menjadi tiga kategori museum, yaitu: museum benda
budaya dan kesenian, museum pendidikan dan ilmu pengetahuan, dan
museum perjuangan. Hal ini juga diungkapkan oleh kepala Dinas
Kebudayaan Propinsi DIY dalam wawancara tanggal 23 Juli 2013:
“museum dijogja dibagi menjadi tiga kategori dan ada 32 museum
43 yang tergabung dalam anggota barahmus, serta ada tiga calon museum baru yakni: museum ugm, museum gempa, dan rumah garuda.”
Hal tersebut juga dipertegas oleh sekertaris barahmus dalam wawancara tanggal 16 Agustus 2013: “saat ini yang tergabung dalam anggota barahmus DIY sebanyak 32 museum dan aka nada tiga calon museum baru, yaitu museum rumah garuda, museum gempa dan museum UGM.”
Jumlah museum yang ada di DIY sebagian besar berada di wilayah kota Yogyakarta sekitar 18 museum, Sleman 9 museum,
Bantul 4 museum, Gunung kidul 1 museum dan Kulon Progo belum mempunyai museum. Data ini dapat dilihat di tabel dibawah ini.
44
Tabel 5. Persebaran Museum yang ada Daerah Istimewa Yogyakarta
No. Nama Museum Alamat 1. Keraton Ngayogyokarto Komplek Keraton Yogyakarta 2. Puro Pakualaman Komplek Puro Pakualaman 3. Negeri Sonobudoyo Jl. Trikora 6 Yogyakarta 4. Negeri Sonobudoyo Unit II Jl. Wijilan Pb 1/20 Yogyakarta 5. Batik Indonesia Jl. Dr. Sutomo 13 Yogyakarta 6. Benteng Vredeburg Yogyakarta Jl. Jend. A. Yani 6 Yogyakarta 7. Pusat TNI AD Dharma Wiratama Jl. Jend Sudirman 75 Yogyakarta 8. Perjuangan Yogyakarta Jl. Kol. Sugiono 24 Yogyakarta 9. P. Diponegoro Sasana Wiratama Jl. HOS Cokroaminoto, Tegalrejo TR III/430 YK 10. Sasmitaloka Pangsar Sudirman Jl. Bintaran 3 Yogyakarta 11. Pergerakan Wanita Indonesia Jl. Laksda Adisucipto 88 Yogyakarta 12. Sandi Jl. Kol. Sugiono 24 Yogyakarta 13. Dewantara Kirti Griya Jl. Tamansiswa 31 Yogyakarta 14. Biologi UGM Jl. Sultan Agung 22 Yogyakarta 15. Kebun Binatang Gembira Loka Jl. Kebun Raya 2 Yogyakarta 16. Bahari Jl. RE Martadinata 69 Wirobrajan YK 17. RS Mata “Dr. Yap” Jl. Cik Di Tiro 5 Yogyakarta 18. Anak “kolong Tangga” Jl. Sriwedari 1 Yogyakarta 19. Monumen Pahlawan Pancasila Komplek Bataliyon 403, Kentungan, Sleman 20. Ullen Sentalu Jl. Kaliurang Yogyakarta 21. Seni Lukis Affandi Jl. Adisucipto 167 Yogyakarta 22. Dirgantara Mandala TNI AU Komplek Pangkalan Udara Adisucipto YK 23. Monumen Jogja KEmbali Jongkang, Sariharjo, Ngaglik, Sleman Komplek Kampus UNY, Jl. Kolombo 1 24. Pendidikan Indonesia Karangmalang 25. Geoteknologi Mineral UPN Jl. Babarsari 2 Tambakbayan Yogyakarta 26. Peta Fak. Geografi UGM Fakultas Geogrefi UGM Yogyakarta 27. Gunung Api Merapi Jl. Kaliurang Km 22 Banteng, Pakem 28. Tani Jawa Indonesia Desa Wisata Candran Bantul 29. Tembi Rumah Budaya Jl. Parangtritis Km 8,4 Tembi, Sewon, Bantul 30. Wayang Kekayon Jl. Raya Yogya-Wonosari Km 7 No. 277 Bantul Gumuk Pasir Fak. Geografi 31. Pantai Depok, Bantul UGM 32. Kayu Wanagama Gading, Playen, Gunung Kidul Sumber: data dari dinas kebudayaan
Selain jumlah PAD dan jumlah wisatawan secara umum
mengalami kenaikan. Jumlah wisatawan museum juga mengalami
45
kenaikan meskipun tidak sebanyak wisata lainnya. Jumlah kenaikan
wisata museum dapat dilihat pada tabel dibawah ini.
Tabel. 6 Perkembangan Jumlah pengenjung museum di DIY 2008-2012
Tahun No Museum 2008 2009 2010 2011 2012 1 Sonobudoyo 17.501 142.217 19.639 24.937 83.117 2 Sasmitaloka Pangsar Soedirman 9.729 10.198 11.877 11.460 10.364 3 Taman Siswa Dewatara Kirti Griya 2.446 4.449 23.750 8.138 11.010 4 Sasana Winatama P. Diponegoro 2.164 2.078 2.078 1.997 2.589 5 Pusat Dharma Wiratama 4.769 232 3.444 4.902 5.641 6 Perjuangan 1.945 2.839 4.834 6.038 13.958 7 Kereta Keraton 26.397 25.237 27.840 27.881 30.670 8 Mata Dr. Yap - - - - 658 9 Benteng Vredeburg 59.729 103.762 200.210 139.280 240.794 10 Biologi UGM 19.788 19.994 20.286 21.013 18.728 11 Puropakualaman - 1.408 724 542 320 12 Batik Sulaman - 876 1.091 1.117 2.109 13 Bahari - 5.278 5.602 5.918 7.300 14 TNI AU Dirgantara 95.764 78.250 94.871 96.999 164.259 15 Affandi 5.671 13.010 9.739 5.635 10.069 16 Monumen Jogja Kembali 251.559 360.197 278.810 259.468 281.849 17 Geoteknologi UPN 5.690 8.313 7.431 5.207 5.011 18 Ullen Sentalu 31.327 27.970 36.478 20.390 54.884 19 Pendidikan Indonesia - - - 6.003 4.759 20 Gunung Merapi - - - 64.700 92.226 Sumber : Buku Statistika Dinas Pariwisata 2012
Dari data diatas dapat dilihat bahwa pengunjung terbanyak
berada pada museum benteng Vredeburg dimana museum benteng
Vredeburg adalah museum milik pemerintah pusat. Dan pengunjung
pada museum swasta relatif sedikit. Hal ini dipengaruhi oleh kondisi
dari museum itu sendiri.
46
Keadaan atau kondisi museum di Daerah Istimewa Yogyakarta saat ini, khususnya museum swasta kondisinya masih dalam keadaan statis belum bergerak untuk maju dan secara proaktif menginformasikan tugas dan fungsi museum tersebut sebagai sarana pendidikan dan keilmuan untuk media pembelajaran dan pariwisata pada msyarakat luas. Hal ini dipengaruhi karena kondisi museum swasta belum dapat dikatakan sebagai museum berstandar lengkap sesuai dengan ketentuan dan standar pendirian sebuah museum yang lengkap. Berbagai sarana prasarana pendukung yang dibutuhkan untuk kelayakan museum itu berdiri untuk siap melayani masyarakat luas.
Persyarat untuk mendirikan sebuah museum telah diatur dalam undang-undang nomor 19 tahun 1995 tentang Pemeliharaan Dan
Pemanfaatan Benda Cagar Budaya di Museum. Syarat-sayarat tersebut adalah a. standar teknis bangunan museum; b. sarana dan prasarana; c. tenaga; d. sumber dana yang tetap. Untuk standar teknis bangunan, museum harus memiliki bangunan yang terdiri dari bangunan pokok dan bangunan penunjang.
Hal tersebut juga dipertegas oleh Kepala Dinas Kebudayaan
Propinsi DIY dalam wawancara pada tanggal 23 Juli 2013:
“syarat untuk mendirikan sebuah museum sebenarnya telah di atur dalam undang-undang nomor 19 tahun 1995. Di dalam undang undang-undang tersebut dituliskan syarat untuk mendirikan museum adalah meliputi a. standar teknis bangunan museum; b. sarana dan prasarana; c. tenaga; d. sumber dana yang tetap. Untuk sumber dana ini yang menjadi kendala bagi museum yang ada di DIY khususnya museum swasta.”
47
Kondisi bangunan atau ruang museum yang masih belum standar atau layak untuk menampilkan informasi koleksi yang dimilikinya masih menjadi wujud nyata museum yang dikelola oleh swasta sehingga hal ini juga sangat mempengaruhi calon pengunjung museum karena memang sudah tidak tertarik dengan kondisi yang dimilikinya. Berbeda dengan gemerlapnya area pertokoan, mall, dan hiburan lainnya yang penuh dengan banyak orang yang mendatanginya.
Hal diatas dipertegas oleh kepala Dinas Kebudayaan Propinsi
DIY dalam wawancara pada tanggal 23 Juli 2013: “ tampilan dari museum swasta rata-rata dibiarkan begitu saja, tidak dikemas dengan baik dibiarkan seadaanya”
Pernyataan tersebut juga di pertegas oleh pengunjung pada wawancara tanggal 19 juli 2013: “tampilan yang ada kurang menarik dan terkesan seadanya, penjelasannya kurang jelas”.
Padahal disamping kondisi museum yang terkesan keadaanya, museum yang ada di DIY ini mempunyai berbagai potensi atau koleksi yang sangat menarik dan sangat bagus untuk pendidikan anak.
Sebagian dari koleksi yang ada di museum-museum mengenalkan kita pada kebudayaan Jawa jaman dulu.
Pengelolaan museum berada dibawah wewenang Dinas
Kebudayaan Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta. Untuk mengembangkan potensi museum-museum di DIY, Dinas Kebudayaan
48 membentuk Barahmus (Badan Musyawarah Musea). Seperti yang diutarakan oleh bapak Kepala Dinas Kebudayaan pada wawancara tanggal 23 Juli 2013:
“Barahmus di bentuk sebagai kerja sama antar museum dan wadah
bagi asosiasi atau pelaku museum untuk tetap eksis, sebagai sarana
bertukar informasi, ataupun yang bertujuan untuk meningkatkan
museum.”
Hal tersebut juga dipertegas oleh sekertaris Barahmus, beliau mengatakan bahwa: “peran barahmus adalah sebagai wadah dan koordinator museum-museum yang ada di Daerah Istimewa
Yogyakarta.”
Meskipun pengelolaan berada dibawah wewenang Dinas
Kebudayaan, Dinas Kebudayaan hanya mempunya satu UPDT saja yaitu museum sonobudoyo. Museum lainnya merupakan museum individu atau milik instansi tertentu. Menurut kepemilikan museum di bagi menjadi dua yaitu museum swasta dan museum pemerintah atau negeri. Sedangkan menurut kedudukannya museum dibagi menjadi tiga yang terdiri dari museum nasional, museum propinsi, dan museum lokal.
Sebagai UPTD dari Dinas Kebudayaan, Museum Sonoboyo merupakan museum terlengkap nomor dua setelah museum nasional
Jakarta. Museum Sonobudoyo memiliki 62.661buah koleksi yang
49 dibagi menjadi beberapa kategori. Rincian koleksi museum dapat dilihat pada tabel 7.
Tabel 7. Jumlah Total Koleksi Museum Sonobudoyo berdasarkan Inventarisasi 2012
No. Kategori Jumlah 1 Koleksi Geologika 31 2 Koleksi Biologika 42 3 Koleksi Ethnografika 5.877 4 Koleksi Arkeologika 2.368 5 Koleksi Historika 1.743 6 Koleksi Numismatika 27.404 7 Koleksi Filologika 1.354 8 Koleksi Keramika 341 9 Koleksi Senirupa 18.707 10 Koleksi Teknologika 599 11 Koleksi Wayang 4.175 12 Lain-lain 20 Total 62.661 Sumber : museum Sonobudoyo
Koleksi museum sonobudoyo disimpan di dua tempat yaitu museum sonobudoyo unit I dan unit II. Unit I terletak di jalan Trikora
No.6 Yogyakarta sedangkan unit II di Ndalem Condrokiranan, Wijilan.
Pembagian koleksi museum enam ketegori berada di Unit I dan lima lainnya ada di Unit II. Hal tersebut ditegaskan oleh kepala museum
Sonobudoyo pada wawancara tanggal 19 Juli 2013: “untuk jumlah koleksi museum di sonobudoyo baik yang ada di unit I maupun unit II ini kami mempunyai koleksi 62.661 dan dibagi dalam 12 kategori.
Museum Sonobudoyo sesuai dengan visi dan misi museum, museum ini akan dijadikan museum bertaraf internasional. Untuk mendukung hal tersebut pemerintah melakukan berbagai upaya untuk
50 menwujudkan rencana tersebut. Hal tersebut diperjalas oleh pernyataan kepala dinas kebudayaan pada wawancara tanggal 23 juli 2013:
“Propinsi DIY akan membuat terobosan dengan menjadikan dua museum yaitu museum ullen sentalu dan museum sonobudoyo sebagai museum internasional. Pembutan museum bertaraf internasional ini juga telah diatur dalam RPJPD 2005-2025”.
Hal tersebut juga di perkuat oleh pernyataan kepala museum sonobuyo dalam wawancara tanggal 19 juli 2013:
“dalam program jangka panjang museum ini rencananya akan diwacanakan menjadi museum internasional. Untuk mendukung museum Sonobudoyo sebagai museum internasional maka sebuah museum sonobudoyo harus mandiri terlebih dahulu menjadi kuasa penggunaan anggaran setelah itu baru menjadi badan layanan umum”.
Peran pemerintah dalam pengembangan potensi wisata museum, dinas kebudayaan mempunyai tugas pembinaan dan pelestarian. Sedangkan untuk tugas promosi dan pemasaran di bawah wewenang dinas pariwisata. Pembinaan yang dilakukan oleh dinas kebudayaan meliputi diklat dan pelatihan pelatihan bagi pengelola museum. Penyataan ini dipertegas oleh kepala museum Sonobudoyo dalam wawancara pada tanggal 19 Juli 2013: “disini dinas kebudayaan memberikan diklat dan pelatihan satu tahun sekali untuk satu sampai empat orang yang mengikuti kegiatan tersebut. Dan untuk promosinya selain dari pihak sonobuyo sendiri, kami dibantu oleh Dinas Pariwisata dalam hal promosi”.
51
Hal ini juga diperjelas oleh pernyataan dari kepala seksi PPNB dinas pariwisata dan budaya kota Yogyakarta dalam wawancara pada tanggal 10 Juli 2013: “dinas pariwisata dan kebudayaan kota
Yogyakarta hanya melakukan promosi wisata saja tidak terlibat lebih.
Semuanya lebih diserahkan ke masing-masing museum”.
Hal ini juga dijelaskan oleh sekretaris barahmus dalam wawancara pada tanggal 16 Agustus 2013:
“pengembangan potensi museum dimulai dari pengembangan sumberdaya manusianya terlebih dahulu, dalam hal ini kami sering mengadakan pertemuan-pertemuan dan silahturahmi untuk mengarahkan SDM antar museum, seperti workshop, pelatihan-pelatihan perawatan museum dan kepemanduan.”
Hal ini juga ditegaskan oleh kepala dinas kebudayaan propinsi
DIY dalam wawancara pada tanggal 23 Juli 2013:
“untuk mengembangkan potensi museum-museum di DIY, kami membentuk Barahmus (Badan Musyawarah Musea). Barahmus ini di bentuk dengan tujuan agar museum tetap eksis, bertukar inforamasi atau apapun yang bertujuan untuk meningkatkan museum. Selain pembentuukan barahmus, kami juga mengadakan pelatihan-pelatihan, workshop-workshop dan diklat-diklat.”
Pengembangan potensi wisata museum tidak dapat dilakukan sendiri oleh dinas kebudayaan tetapi juga harus bekerja sama dengan pihak-pihak lain seperti Barahmus, Tim ahli atau kalangan pendidikan dan pelajar, dan masyarakat pecinta museum. Peran dari masing- masing pihak inilah yang nantinya akan membantu pemerintah dalam mengembangkan potensi museum yang ada saat ini.
52
Kegiatan pengembangan museum yang di lakukan oleh pemerintah bersama pengelola dan baramus adalah
a. Pameran bersama
b. Festival Museum
c. Membuat Website bersama
d. Kegiatan edukasi dan ilmiah.
e. Pemilihan duta museum
f. Mengikuti pameran tingkat lokal dan nasional.
g. Membuat materi cetakan.
Kegiatan-kegiatan tersebut bertujuan agar masyarakat lebih mengenal museum yang ada di Yogyakarta dan menghilangkan kesan
“angker” yang biasa melekat pada museum. Dari ragam kegiatan tersebut, kegiatan yang lebih menarik perhatian masyarakat adalah festival museum. Karena kegiatan ini masyarakat bisa mengenal museum tanpa harus mengunjungi museum satu-persatu.
Selain itu untuk meningkatkan kualitas Sumber daya Manusia pengelola museum pemerintah melakukan pembinaan, diantaranya:
a. Workshop konservasi kayu/ kain/ kulit/ logam
b. Worshop pengelolaan storage
c. Workshop tata pamer museum (desain tata ruang dan display)
d. Workshop tata cara dan praktek pemanduan
e. Pelatihan motivasi dan kepemimpinan.
53
Setiap rincian kegiatan sebelum menjadi kegiatan yang dilakukan oleh museum selalu diusulkan ke dinas kebudayan. Setiap bulan pada tanggal 4 ada evaluasi dari pemerintah mengenai kegiatan yang telah dilakukan. Hal ini juga diperjelas kepala museum
Sonobudoyo dalam wawancara pada tanggal 19 Juli 2013: “kegiatan yang kami lakukan selalu dipantau oleh dinas kebudayaan. Setiap tahapan yang belum jadi kegiatan dan yang akan kami jadikan kegiatan, kami selalu usulkan ke dinas kebudayaan.”
Selain kegiatan diatas peran pemerintah dalam mengembangkan potensi wisata museum adalah mengenalkan museum kepada masyarakat agar museum jauh dari kesan “angker”. Dinas kebudayaan memberlakukan wajib kunjung museum bagi anak sekolah, dari tingkat sekolah dasar sampai sekolah menengah pertama.
Pemerintah juga memberikan fasilitas untuk kegiatan ini yaitu dua buah bus yang siap antar jemput. Hal ini diperjelas oleh kepala dinas kebudayaan dalam wawancara pada tanggal 23 Juli 2013:
“Potensi museum yang tinggi di Yogyakarta akan menjadi sia-sia jika tidak ada usaha untuk mengenalkan, mendekatkan, dan meningkatkan kecintaan siswa kepada museum sejak dini. Hal itu yang mendasari munculnya Program Wajib Kunjung Museum. Dan untuk menunjang kegiatan ini kami juga menyiadakan 2 buah bus yang dilengkapi AC yang siap antar jemput siswa."
Dalam pelaksanaan pengembangan potensi wisata museum pemerintah tidak luput dari hambatan-hambatan yang muncul.
Hambatan-hambatan tersebut antara lain sumberdaya manusia yang kurang handal, minimnya anggaran, kurangnya minat masyarakat akan
54 museum, data yang ada sangat minim. Padahal sumberdaya manusia yang berkualitas sangat penting untuk menunjang keberlangsungan kegiatan dalam suatu organisasi dalam hal ini adalah museum
Sonobudoyo.
Hal ini dijelasakan oleh kepala dinas kebudayaan DIY dalam wawancara pada tanggal 23 Juli 2013:
“hambatan-hambatan yang dihadapi oleh pemerintah dalam pengembangan potensi wisata museum antara lain: belum ada buku acuan atau guide line yang secara spesifik membahsa tentang pengelolaan museum, kurangnya sumberdaya manusia yang memadai, belum ada data akurat mengenai masing-masing museum, kurangnya ada dukungan dari para stakeholder terkait dengan pengelolaan dan pemberdayaan museum, sarana dan prasarana masing-masing museum kurang memadai atau belum menunjang, serta masih rendahnya motivasi dan antusiasme masyarakat terhadap museum akibat lemahnya fungsi promosi dan sosialisasi muaeum.”
Penyataan ini juga di jelaskan oleh sekretaris Barahmus dalam wawancara pada tanggal 16 Agustus 2013:
“hambatan yang dialami oleh museum yang tergabung dalam anggota barahmus rata-rata masalah sumberdaya manusia yang rata-rata pendidikan mereka tidak berbasik pada museum, dan museum swasta hambatannya terletak pada sarana dan prasarana yang belum mereka kembangkan karena masalah pendanaan”.
Hal ini juga di pertegas oleh kepala museum Sonobudoyo dalam wawancara pada tanggal 9 Juli 2013: “pengembangan yang kami lakukan disini tidak luput dari hambatan. Hambatan tersebut diantaranya adalah masalah dana dan masalah sumberdaya manusia yang tidak sesuai dengan bidang keahliannya.”
55
Untuk mengatasi hamabatan tersebut pemerintah dan pengelola
museum telah melakukan upaya untuk mengatasi hambatan yang ada
diantaranya adalah pelatihan bagi pengelola museum, promosi yang
lebih menarik lagi, dan penyusunan buku standarisasi museum.
B. Pembahasan
1. Peran Pemerintah dalam Mengembangkan Potensi Wisata Museum di
Yogyakarta khususnya museum sonobudoyo.
Daerah Istimewa Yogyakarta dikenal sebagai kota pelajar,
kota perjuangan dan kota gudeg. Tetapi, selain itu Yogyakarta juga
dikenal sebagai pusat kebudayaan, khususnya budaya jawa.
Peninggalan seni budaya ini masi dapat dilihat terpahat dimonumen-
monumen peninggalan sejarah seperti candi-candi, istana sultan dan
tempat lainnya.
Daerah Istimewa Yogyakarta merupakan salah satu daerah
tujuan wisata. Banyak sekali potensi wisata yang dimiliki DIY salah
satunya adalah museum. Keberadaan museum merupakan asset yang
bernilai tinggi yang mendukung Yogyakarta sebagai kota pelajar, kota
budaya, dan kota tujuan wisata. Daerah istimewa Yogyakarta
mempunyai 33 museum yang terbagi menjadi tiga kategori jenis
museum, yaitu mueum pendidikan dan pengetahuan, museum benda
budaya dan kesenian, dan museum perjuangan. Sedangkan menurut
kepemilikannya, museum dibagi menjadi dua kategori, yaitu museum
negeri atau pemerintah dan museum swasta.
56
Kondisi museum yang ada di DIY masaih dalam keadan statis belum ada berubahan baik dari kondisi fisik maupun kondisi sumberdaya manusiannya. Secara visual tampilan museum belum bisa menarik perhatian dari masyarakat atau wisatawan karena museum identik dengan bangunan yang kuno dan terkesan menyeramkan.
Kondisi bangunan yang belum sesuai dengan standart lengkap pendirian museum, khususnya museum swasta. Kondisi seperti inilah yang mempengaruhi calon pengunjung museum karena memang sudah tidak tertarik dengan kondisi museumnya sendiri.
Sayang sekali jika potensi museum yang ada tidak dilirik oleh wisatawan. Maka dari itu peran pemerintah sangat diperlukan untuk mengembangkan potensi museum yang ada mulai dari kondisi fisik hingga sumberdaya manusianya. Dengan adanya pengembangan potensi museum diharapkan masyarakat lebih tertarik untuk mengunjungi museum dan lebih mengenal museum.
Pemerintah melalui dinas kebudayaan, museum sonobudoyo dipilih sebagai UPDT dari dinas kebudayaan. Potensi yang dimiliki oleh museum sonobudoyo sendiri meliputi jumlah koleksi yang dimilikinya sekitar 62.661 koleksi. Koleksi-koleksi tersebut dibagi kedalam beberapa kategori yaitu geologi, biologilka, arkeologika, etnografika, historika, numesmatika, filologi, keramik, seni rupa, dan ternologika.
57
Koleksi-koleksi tersebut tidak dijadikan satu, tetapi sebagian berada di museum sonobudoyo unit II. Dari sekian banyak koleksi yang ada hanya sekitar 25% saja yang sudah teridentikasi.
Pengelolaan potensi pariwisata tidak luput dari peran pemerintah khususnya dinas kebudayaan. Peran dinas kebudayaan dalam mengembangkan museum adalah mulai dari peningkatan sumberdaya manusia dan kondisi museumnya sendiri serta promosi museum.
Salah satu fungsi dari Dinas Kebudayaan diatas untuk mengembangkan potensi museum adalah pengembangan, pengelolaan adat istiadat dan tradisi, bahasa dan sastra, perfilman, kesenian, permuseuman, sejarah, dan keburbakalaan, dan rekayasa sosial.
Peran pemerintah yang dilakuakan pemerintah dalam mengembangkan potensi wisata museum adalah: a. Penyediaan fasilitas wisata museum
Untuk meningkatkan kenyamanan pengunjungkan sehingga
berdampak terhadap peningkatan jumlah pengunjung museum
terutama dikalangan pelajar pemerintah menyediakan transportasi
bus antar jemput yang digunakan untuk para pelajar mengunjungi
museum. Transportasi bus tersebut dilengkapi dengan ac dan di
khususkan untuk pelajar sekolah dasar (SD) dan sekolah menengah
pertama (SMP). Penyediaan fasilitas bus ini bertujuan untuk
58
meningkatkan rasa cinta museum kepada masyarakat khususnya
para pelajar.
Selain itu fasilitas yang dimiliki oleh museum Sonobudoyo seperti
pendopo pertemuan, tempat ibadah, parkir yang luas serta akses
mudah karena berada ditempat yang strategis. b. Kerja sama
Pelaksanaan pengembangan potensi museum pemerintah tidak bekerja sendiri. Pemerintah bekrjasama dengan Barahmus, akademisi dan pelajar, pemerhati budaya/masyarakat pecinta museum, LSM
Madya, dan dinas terkait lainnya. Peran dari masing-masing stakeholder adalah:
1) Barahmus dibentuk oleh dinas kebudayaan sebagai wadah atau
koordinator museum se DIY agar asosiasi atau pelaku museum
tetap eksis, tempat bertukar informasi atau apapun yang
bertujuan untuk meningkatkan museum.
2) Akademisi atau pelajar, menggunakan museum sebagai sarana
untuk belajar tentang sejarah, kebudayaan, kesenian dan
berwisata untuk membangun karakter bangsa.
Pemerintah juga ingin menjadikan museum sonobudoyo sebagai museum internasional. Untuk mengembangkan potensi permuseuman, sumberdaya manusia merupakan hal yang penting dalam pengembangan potensi museum. Untuk meningkatkan potensi
59 sumberdaya manusia pemerintah mengadakan pelatihan-pelatihan, diklat dan workshop-workshop.
Sedangkan dalam pengembangan fisik pemerintah melakukan pemugaran dan penambahan ruang koleksi. Kegiatan tersebut di laksanakan di UPTD Dinas Kebudayaan, yaitu Museum Sonobudoyo.
Kegitan pemugaran telah dilakukan pada berbaikan tiga gapura dan rencananya juga akan menambah ruang pamer koleksi. Pemugaran ini akan dilaksanakan pada tahun 2014 dengan menggunakan bekas kantor
Koni lama.
Salah sau pogram jangka panjang dari pemerintah adalah pemerintah akan membuat terobosan museum internasional. Museum yang rencananya akan dijadikan museum internasional adalah Museum
Ullen Setalu dan Museum Sonobudoyo. Rencana jangka panjang ini perlu didukung agar rencana tersebut dapat terealisasi. Salah satu alasan pemerintah memilih Museum Sonobudoyo sebagai museum internasional adalah karena Museum Sonobudoyo adalah museum terlengkap nomor dua setelah Museum Jakarta.
Promosi merupakan kegiatan untuk mengenalkan museum kepada masyarakat. Bentuk kegiatan promosi yang dilakukan pemerintah adalah sebagai berikut:
a. Festival museum
b. Pameran museum
c. Booklet
60
d. Website
e. Media cetak dan elektronik
f. Program wajib kunjungan museum kepada siswa SD dan SMP
Pengembangan potensi museum tidak terlepas dari pengelolaan pemerintah dan stakeholder terkait. Tahapan-tahapan pengelolaan museum adalah sebagai berikut:
a. Perencanaan
Perncanaan pengembangan potensi wisata museum
berarti pengelolaan secara menyeluruh mengembangkan
pembangunan fasilitas-fasilitas wisata museum, sehingga
fasilitas-fasilitas tersebut dapat memenuhi tugasnya
sebagaimana mestinya. Demikian perencanaan potensi wisata
museum merupakan bagian dari pengembangan pembangunan
seluruhnya dan dapat menggunakan sumber-sumber kekayaan
alam, kemampuan manusia, serta sumber keuangan dengan
sebaik-baiknya.
Aspek-aspek yang perlu diketahui dalam perencanaan
potensi wisata museum yaitu:
1) Wisatawan
Jenis wisatawan yang diharapakan disisni adalah wisatawan
domestik dan mancanegara, musim kunjungan wisatawan
disi dapat mempengaruhi jenis kegiatan yang akan
diselenggaran guna mengenalkan museum kepada
61
masyarakat. Untuk itu dalam teks pengantar penjelasan
bagian-bagian museum dibuat dengan dua bahasa, yaitu
bahasa Indonesia untuk wisatawan nusantara dan bahasa
inggris untuk wisatawan mancanegara.
2) Pengangkutan
Akses jalan untuk menuju tempat wisata museum yang ada
di Daerah Istimewa Yogyakarta baik dan wisatawan dapat
menggunakan transportasi umum maupun pribadi. Jika
munggunakan transportasi umum, wisatawan bisa
menggunakan transportasi tradisional becak atau andong
karena berada dikawasan Alun-alun utara Yogyakarta.
Selain becak dan andong pengunjungdapat menggunakan
bus kota yang turun di depan Monumen Serangan Umum 1
Maret atau bus transjogja yang turun di halte Taman Pintar
yang dilanjut dengan Jalan kaki atau becak.
3) Daya tarik wisata
Museum merupakan sarana untuk mengenal jati diri
bangsa, sehingga mayarakat tidak melupakan pengorbanan
para pahlawan. Museum sebagai tempat bermain dan
belajar tentang sejarah, budaya, dan kesenian. Selain itu
museum juga mempunyai fungsikomunikasi, yaitu fungsi
menyampaikan informasi kepada masyarakat. Tapi
kebanyakan dari museum yang ada komunikasi yang
62
terjalin adalah komunikasi searah. Padahal agar informasi
yang disampaikan dalam museum haus terjalin komunikasi
dua arah. Supaya dapat terjailin komunikasi dua arah maka
museum sonobudoyo juga telah menyiapan pemandu untuk
menyampaikan informasi yang ada.
4) Fasilitas pelayanan
Untuk menunjang keberadaan museum maka museum
harus memberikan fasilitas-fasilitas yang dapat membuat
pengunjung merasa nyaman dan ingin untuk kembali lagi
kemuseum tersebut. Fasilitas tersebut antara lain restoran,
toko souvenir, tempat beramain atau taman untuk
beristirahat. Fasilitas pemandu sangat berguna dalam
memerikan penjelasan mengenai display yang ada di ruang
diorama/pamer. Dimuseum sonobudoyo fasilitas tersebut
sudah tersedia. Untuk toko souvenir yang ada di museum
sonobudoyo ini di adalah milik perorangan atau warga
sekitar museum Sonobudoyo.
5) Informasi dan promosi
Untuk mempermudah calon wisatawan memperoleh
informasi tentang keberadaan museum yang ingin
dikunjungi maka dari itu perlu dipikirkan cara-cara
publikasi atau promosi yang akan dilakukan. Untuk
mempromosikan museum sonobudoyo pemerintah
63
melakukan berbagai bentuk promosi, diantaranya web,
booklet dan festival museum. Pengemasan promosi yang
dilakukan harus dapat menarik masyarakat. Pengemasan
yang menarik akan menambah kunjungan wisatawan pada
museum Sonobudoyo. Sealain dari museum sonobudoyo,
promosi juga dilakukan oleh pemerintah dalam hal ini
Dinas Kebudayaan Propinsi DIY dan pemerintah Kota
Yogyakarta karena Museum Sonobudoyo berada diwilayah
kota Yogyakarta. b. Pelaksanaan
Dalam pengembangan museum berdasarkan pada rencana
yang telah dibuat antara pemerintah dengan pihak-pihak
pengelola museum dijalankan dengan cermat, tepat dan
bertanggung jawab. Mengikutsertakan para tokoh dan ahli atau
orang yang mengerti dibidang permuseuman agar ikut
memberikan masukan mengawasi serta mengevaluasi hasil
kerja pengembangan museum yang dilaksanakan bersama
antara pemerintah dan pengelola museum.
Dalam pelaksanaan kegiatannnya museum sonobudoyo di
dampingi oleh Tim pendamping. Kegiatan pendampingan
tersebut dimaksudkan agar tim pendamping dapat melakukan
evalusi untuk menentukan arah kebijakan atau kegiatan yang
akan diambil selanjutnya.
64
c. Pengawasan
Pengawasan pengembangan museum yang dilaksanakan
oleh lembaga atau badan usaha yang ditunjuk dilakukan oleh
tim yang dibentuk pemerintah sebagai lending sektor dari
kegiatan tersebut dengan mengambil tenaga para ahli, tokoh
museum dan orang yang mengetahui bidang permuseuman
yang selalu mengamati dan mengikuti perkembangan museum
yang ada di Yogyakarta.
d. Penilaian dan evaluasi
Evaluasi pengembangan museum sangat diperlukan
karena hal ini akan menjadi penilaian apakah program-program
yang dijalankan sudah benar, tepat sasarandan memang
berguna pada museum yang telah dikembangkan tersebut.
Untuk itu program evaluasi pengembangan museum sangat
diperlukan pada proses pengembangan museum yang telah
dilaksanakan. Evaluasi yang dilakukan pihak pemerintah
dengan pengelola museum dilaksanakan setiap bulan setiap
tanggal 4.
2. Hambatan dalam pengemabangan wisata museum yang ada di
Yogyakarta
Dalam pengembangan potensi wisata museum, banyak
hambatan yang dihadapi oleh pemerintah. Hambatan tersebut antara
lain:
65 a. Belum adanya buku acuan atau guide line yang secara spesifik
membahas mengenai pengelolaan museum
Ketiadaan buku acuan ini membuat pengelolaan museum
dikelola sesuai dengan kemampuan para pengelola museum. buku
acuan yang ada sementara hanya menuliskan pengelolaan museum
secara umum. Sehingga pengelolaan yang meliputi perawatan dan
pemeliharaan dilakukan sebatas perawatan seadanya. Sehingga
pengelola sulit dapat mengembangkan pengelolan museum
tersebut. b. Kurangnya dukungan dari para stakeholder terkait dengan
pengelolaan dan pemberdayaan museum
Dukungan dari para stakeholder terutama masyarakat masih
sangat kurang. Dimana masyarakat lebih memilih untuk
mengunjungi objek wisata lainnya. Hal ini dikarenakan kondisi
museum yang masih identik dengan kondisi yang “angker”.
Sehingga masyarakat kurang tertarik untuk mengunjungi museum.
hal tersebut juga dksebabkan oleh kurangnya pengelolaan dan
pengembangan museum, museum selalu dalam keadaan statis. c. Kurangnya sumberdaya manusia yang memadai sebagai pengelola
terutama tenaga-tenaga ahli bidang manajeman museum dan
konservasi koleksi
Sumberdaya manusia merupakan faktor penting dalam
pengelolaan dan pengembangan potensi museum. Pendidikan yang
66
tidak sesuai dengan bidang pekerjaan inilah yangmenjadikan
sumberdaya manusianya msih perlu untuk diberikan pelatihan-
pelatihan lagi. Penyamaan persepsi antara pengawai yang satu
dengan yang lain dengan tingkat pendidikan yang berbeda tersebut
juga merupakan hambatan yang ada dalam pengelolaan dan
pengembangan potensi museum. museum belum mendapat
perhatian khusus dalam hal pengembangan dan pengelolaannya
untuk menjalankan fungsinya sebagai salah satu asset budaya dan
pariwisata. Perhatian yang masih sangat minim terhadap
pengembangan dan pengelolaan museum menyebabkan museum
terkesan dikelola tanpa upaya kretifitas tertentu untuk menjadikan
museum sebagai objek yang menarik untuk dikunjungi dan dapat
menjadi wahana rekreasi maupun pembelajaran. d. Data yang dimiliki pemerintah sangat minim.
Belum ada data akurat secara nyata dari masing-masing
museum yang ada di Yogyakarta. Data tentang status kepemilikan
museum, kondisi riil museum, dan jumlah koleksi yang dimiliki
oleh museum juga sangat minim. Serta keinginan dari pengelola
museum untuk mengembangkan museum kedepannya pemerintah
juga tidak memiliki data yang banyak. e. Kurangnya peran masyarakat dalam pengembangan museum.
Masih banyak masyarakat yang kurang sadar akan
pentingnya museum sebagai sarana pendidikan. Masyarakat kurang
67
mengenal keberadaan museum itu sendiri, bahkan penduduk
Yogyakarta sendiri tidak tau keberadaan museum Sonobudoyo.
Masyarakat lebih tertarik untuk mengunjungi wisata lain dari pada
museum.
3. Upaya dalam mengatasi hambatan yang ada dalam pengembangan
potensi wisata museum.
Berbagai hambatan muncul dalam pengembangan potensi wisata
museum, pemerintah lantas tidak diam saja dengan keadaan yang
seperti itu. Pemerintah melakukan berbagai upaya untuk mengatasi
hamabatan tersebut. Upaya yang dilakukan pemerintah untuk
mengatasi hambatan dalam pengembangan potensi wisata museum
adalah :
a. Pelatihan dan workshop
Kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan kualiatas
pengelola museum. sehinga kedepannya museum dapat menjadi
tujuan wisata utama bukan menjadi tujuan alternatif. Pelatihan dan
workshop yangtelah diadakanoleh pemerintah meliputi:
1) Workshop konservasi kayu, kain, kulit dan logam
2) Workshop pengelolaan storage
3) Workshop promosi dan publikasi
4) Workshop tata pamer museum
68
5) Workshop tata cara dan praktek pemanduan
6) Pelatihan motivasi dan kepemimpinan bagi pengelola
museum
Kegiatan worksop dan pelatihan diadakan oleh dinas
kebudayaan setiap tahunnya. Dalam kegiatan pelatihan yang
diadakan oleh pemerintah, pihak museum Sonobudoyo
mengirimkan perwakilannya sebanyak satu sampai empat orang. b. Promosi
Promosi bertujuan untuk memberikan informasi guna
meningkatkan jumlah pengunjung museum. Bentuk promosi dapat
berupa:
1) Booklet atau leaflet
2) Brosur
3) Media elektronik dan cetak, seperti: webside, televise, radio,
majalah ataupun Koran.
4) Spanduk
5) Festival dan pameran museum.
Dari beberapa bentuk promosi diatas, promosi melalui media
elektronik seperti website dan promosi lewat festival dan pameran
museum merupakan promosi yang paling efektif untuk
mengenalkan museum kepada masyarakat luas. Promosi
menggunakan website dapat dilihat oleh masyarakat seluruh dunia,
oleh karena itu pengemasan website harus semenarik mungkin.
69
Kegitan pameran yang diikuti oleh museum sonobudoyo
meliputi pemeran kontemporer, pemeran lokal, pameran nasional,
pamran regional. Kegitan tersebut diadakan guna mengenalkan
museum sonobudoyo kepada masyarakat luas.
Selain melakukan kegiatan diatas museum sonobudoyo juga
melakukan pagelaran wayang kulit durasi singkat. Pagelaran
tersebut diselenggarakan setiap hari, kecuali hari libur mulai pukul
20.00 WIB sampai dengan 22.00 WIB yang mengangkat cerita
Ramayana. Pagelaran tersebut bertujuan untuk melestarikan dan
memperkenalkan kebudayaan Indonesia melalui Wayang. c. Menyusun buku standarisasi museum
Kegiatan ini bertujuan untuk memberikan gambaran yang
jelas tentang museum. Buku standarisasi ini disusun agar instansi
atau organisasi yang ingin mendirikan museum tidak asal
mendirikan museum saja. Tidak hanya sebatas mempunyai jumlah
koleksi yang banyak tetapi pendiri museum harus bisa
mempertimbangkan kemungkinan-kemungkinan yang terjadi
dalam pengembangan museum nantinya, seperti kerusakan koleksi,
pencurian koleksi museum dan sepinya pengunjung museum.
70