GANEFO : Instrumen Diplomasi Indonesia 1962 - 1966

Total Page:16

File Type:pdf, Size:1020Kb

GANEFO : Instrumen Diplomasi Indonesia 1962 - 1966 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI i SKRIPSI GANEFO : Instrumen Diplomasi Indonesia 1962 - 1966 SKRIPSI Disusun untuk memenuhi persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Sastra Program Studi Sejarah Kevin Rinangga Adriyan 134314003 PROGRAM STUDI SEJARAH FAKULTAS SASTRA UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2019 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI iv PERNYATAAN KEASLIAN KARYA Saya menyatakan dengan sungguh dan benar bahwa skripsi ini merupakan karya sendiri dan belum pernah diajukan sebagai syarat untuk memperoleh gelar kesarjanaan di perguruan tinggi. Skripsi sama sekali tidak memuat karya orang lain atau lembaga atau salah seoarang pribadi di dalam lembaga, kecuali bagian-bagian yang tentunya sudah dicantumkan di dalam catatan halaman dan daftar pustaka. Yogyakarta, 18 Juli 2019 Penulis, Kevin Rinangga Adriyan PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI v “Keep going because you did not come this far just to come this far” PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI vi Skripsi ini saya persembahkan untuk keluarga, kekasih, teman, dan dosen yang selalu mendukung saya dengan berbagai cara. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI vii LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS Yang bertanda tangan di bawah ini, saya Mahasiswa Universitas Sanata Dharma: Nama : Kevin Rinangga Adriyan Nomor Mahasiswa : 134314003 Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya dengan judul: GANEFO SEBAGAI INSTRUMEN DIPLOMASI INDONESIA, PERIODE 1962-1966 Beserta perangkat yang diperlukan (bila ada). Dengan ini saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain, mengelola dalam bentuk pangkalan, mendistribusi secara terbatas dan mempublikasi di internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta izin dari saya sebagai penulis. Demikian pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya. Dibuat di Yogyakarta, Pada 28 Juni 2019 Yang menyatakan, Kevin Rinangga Adriyan PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI viii ABSTRAK Kevin Rinangga Adriyan, Ganefo Sebagai Instrumen Diplomasi Indonesia. Skripsi. Yogyakarta: Program Studi Sejarah, Fakultas Sastra, Universitas Sanata Dharma. 2019. Skripsi berjudul Ganefo Sebagai Instrumen Diplomasi Indonesia bertujuan untuk meneliti tentang olahraga di Indonesia yang mengemban peran sebagai senjata diplomasi Indonesia pada tahun1960-an. Penelitian ini menjawab tiga pertanyaan. Pertama, tentang latar belakang dari penyelenggaraan GANEFO. Kedua, menjawab pernyataan tentang proses penyelenggaraan GANEFO. Terakhir, menjelaskan dampak dari penyelenggaraan GANEFO bagi Indonesia di kancah dunia olahraga internasional. Penelitian ini disusun berdasarkan metode sejarah, yakni pengumpulan sumber, kritik sumber, interpretasi dan penulisan atau historiografi. Sumber yang digunakan adalah arsip koran Bintang Timur tahun 1962-1963 dan beberapa sumber sekunder terkait topik tersebut. Pingpong Diplomacy yang dicetuskan oleh Wan Guanhua, merupakan teori yang terkandung dalam penelitian ini. GANEFO sebagai instrumen diplomasi Indonesia terbukti dalam penelitian ini. Negara yang diundang oleh Indonesia untuk ikut serta di dalamnya menyatakan sikap antusias untuk berjuang di jalur diplomasi olahraga. Pernyataan sikap antusias juga terlihat dari opini para wartawnn yang hadir saat GANEFO terselenggara. GANEFO pun menjadi wadah dari negara dunia ketiga yang tidak diakui keberadaanya di kancah olahraga internasional. Kata Kunci : GANEFO, New Emerging Forces, Olimpiade 1963. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI ix ABSTRACT Kevin Rinangga Adriyan, Ganefo Sebagai Instrumen Diplomasi Indonesia. An Undergraduate Thesis. Yogyakarta: Departement of History, Faculty of Letters, Sanata Dharma University. 2019. An undergraduate thesis entitled Ganefo Sebagai Instrumen Diplomasi Indonesia is aimed to inspect the history of sport competition in Indonesia that took part as a diplomacy instrument. This research answers 3 problems. First, the background of why GANEFO is established. Second, the process of how GANEFO is established. Last one, the description about the impact of GANEFO for Indonesia’s sporting activity internationally. This work is arranged based on historical methodology, which applies the method of heuristik (collecting sources), source critics, interpretation, and historiography (writing). The main source used is taken from the newspaper called Bintang Timur which was publisehd in 1962-1963, added with any other related works as its supporting sources. This work conceives Pingpong Diplomacy theory which was popularized by Wan Guanhua,. This work has proven that GANEFO is contributed as a diplomacy instrument in Indonesia. The countries invited by Indonesia have enthusiastically declared striving for diplomacy through sporting activity. Moreover, the journalists reacted as enthusiast as the others during the establishment of GANEFO. GANEFO plays an important role for the third world countries sporting activity which might be taken for granted internationally Keyword : GANEFO, New Emerging Forces, Olympic Games 1963. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI x KATA PENGANTAR Ucapan syukur dan terima kasih saya haturkan kepada: 1. Kedua orang tua saya yang selalu membantu dan mendukung dalam setiap proses perjalanan kuliah. Sejak awal masuk universitas hingga tahap akhir penelitian ini. 2. Terima kasih kepada seluruh Dosen yang mengajar di Ilmu Sejarah, Pak Rio, Pak Hery, Pak Yerry, Mas Heri, Pak Purwanta, Pak Sandiwan, Bu Peni, Bu Ning, Prof. Praptomo, Romo Baskara, Romo Banar yang telah membimbing dan mendukung saya sejak awal masuk kuliah hingga skripsi ini. 3. Mas Tri dan Mas Doni sebagai sekretaris Prodi Sejarah yang selalu siap membantu urusan birokrasi kuliah. 4. Teman-teman Sejarah, dari angkatan 2009-2017 yang tidak bisa dituliskan satu persatu. Terima kasih sudah menjadi teman baik untuk berdiskusi. 5. Terima kasih kepada Sondang Ezra Novianti Manullang yang selalu menemani proses saya menulis skripsi hingga sidang ini. 6. Terima kasih saya haturkan kepada staff yang bekerja di LPPM Univ. Sanata Dharma. Mas Romi, Pak Wid, Mbak Sisil, Mas Tomy, Bu Rini, Bu Maria yang telah memperbolehkan saya mengerjakan skripsi di LPPM. 7. Seluruh teman-teman dari band KLIF yang selalu mendukung saya dalam pengerjaan skripsi dan mengajak bercanda biar ga spaneng skripsian. 8. Teman-teman di Couvee, yang selalu menanyakan sampai mana proses pengerjaan sehingga memotivasi saya untuk menyelesaikan. Seluruh orang yang selalu mendukung, saya haturkan terima kasih. Tanpa kebaikan dan pengertian mereka, skripsi saya akan selalu terhambat. Sebuah ketulusan hati saya menyatakan bahwa skripsi ini jauh dari kata sempurna, dengan demikian saya berdoa untuk ada penelitian baru yang dapat menyanggah atau memperbaharui fakta tentang GANEFO. Yogyakarta, 28 Juni 2019 Penulis PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI xi DAFTAR ISI SKRIPSI ................................................................................................................... i LEMBAR PENGESAHAN .................................................................................... ii LEMBAR PERSETUJUAN................................................................................... iii PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ................................................................ iv Motto ....................................................................................................................... v LEMBAR PERSEMBAHAN ................................................................................ vi LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN ..................................................... vii ABSTRAK ........................................................................................................... viii ABSTRACT ........................................................................................................... ix KATA PENGANTAR ............................................................................................ x DAFTAR ISI .......................................................................................................... xi DAFTAR GAMBAR ........................................................................................... xiii BAB I ...................................................................................................................... 1 PENDAHULUAN .................................................................................................. 1 1.1. Latar Belakang ......................................................................................... 1 1.2 Identifikasi dan Pembatasan Masalah ...................................................... 4 1.3 Rumusan Masalah .................................................................................... 5 1.4 Tujuan Penelitian ...................................................................................... 5 1.5 Manfaat Penelitian .................................................................................... 6 1.6 Tinjauan Pustaka ...................................................................................... 6 1.7 Landasan Teori ......................................................................................... 9 1.8 Metode Penelitian ................................................................................... 10 1.9 Sistematika Penelitian ...........................................................................
Recommended publications
  • The Legacy of the Games of the New Emerging Forces' and Indonesia's
    The International Journal of the History of Sport ISSN: 0952-3367 (Print) 1743-9035 (Online) Journal homepage: http://www.tandfonline.com/loi/fhsp20 The Legacy of the Games of the New Emerging Forces and Indonesia’s Relationship with the International Olympic Committee Friederike Trotier To cite this article: Friederike Trotier (2017): The Legacy of the Games of the New Emerging Forces and Indonesia’s Relationship with the International Olympic Committee, The International Journal of the History of Sport, DOI: 10.1080/09523367.2017.1281801 To link to this article: http://dx.doi.org/10.1080/09523367.2017.1281801 Published online: 22 Feb 2017. Submit your article to this journal View related articles View Crossmark data Full Terms & Conditions of access and use can be found at http://www.tandfonline.com/action/journalInformation?journalCode=fhsp20 Download by: [93.198.244.140] Date: 22 February 2017, At: 10:11 THE INTERNATIONAL JOURNAL OF THE HISTORY OF SPORT, 2017 http://dx.doi.org/10.1080/09523367.2017.1281801 The Legacy of the Games of the New Emerging Forces and Indonesia’s Relationship with the International Olympic Committee Friederike Trotier Department of Southeast Asian Studies, Goethe University, Frankfurt am Main, Germany ABSTRACT KEYWORDS The Games of the New Emerging Forces (GANEFO) often serve as Indonesia; GANEFO; Asian an example of the entanglement of sport, Cold War politics and the games; Southeast Asian Non-Aligned Movement in the 1960s. Indonesia as the initiator plays games; International a salient role in the research on this challenge for the International Olympic Committee (IOC) Olympic Committee (IOC). The legacy of GANEFO and Indonesia’s further relationship with the IOC, however, has not yet drawn proper academic attention.
    [Show full text]
  • History of Badminton
    Facts and Records History of Badminton In 1873, the Duke of Beaufort held a lawn party at his country house in the village of Badminton, Gloucestershire. A game of Poona was played on that day and became popular among British society’s elite. The new party sport became known as “the Badminton game”. In 1877, the Bath Badminton Club was formed and developed the first official set of rules. The Badminton Association was formed at a meeting in Southsea on 13th September 1893. It was the first National Association in the world and framed the rules for the Association and for the game. The popularity of the sport increased rapidly with 300 clubs being introduced by the 1920’s. Rising to 9,000 shortly after World War Π. The International Badminton Federation (IBF) was formed in 1934 with nine founding members: England, Ireland, Scotland, Wales, Denmark, Holland, Canada, New Zealand and France and as a consequence the Badminton Association became the Badminton Association of England. From nine founding members, the IBF, now called the Badminton World Federation (BWF), has over 160 member countries. The future of Badminton looks bright. Badminton was officially granted Olympic status in the 1992 Barcelona Games. Indonesia was the dominant force in that first Olympic tournament, winning two golds, a silver and a bronze; the country’s first Olympic medals in its history. More than 1.1 billion people watched the 1992 Olympic Badminton competition on television. Eight years later, and more than a century after introducing Badminton to the world, Britain claimed their first medal in the Olympics when Simon Archer and Jo Goode achieved Mixed Doubles Bronze in Sydney.
    [Show full text]
  • Ganefo Sebagai Wahana Dalam Mewujudkan Konsepsi Politik Luar Negeri Soekarno 1963-1967
    AVATARA, e-Journal Pendidikan Sejarah Volume1, No 2, Mei 2013 GANEFO SEBAGAI WAHANA DALAM MEWUJUDKAN KONSEPSI POLITIK LUAR NEGERI SOEKARNO 1963-1967 Bayu Kurniawan Jurusan Pendidikan Sejarah, Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Surabaya E-mail: [email protected] Septina Alrianingrum Jurusan Pendidikan Sejarah, Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Surabaya Abstrak Ganefo adalah salah satu peristiwa sejarah yang diharapkan mampu menumbuhkan kembali rasa nasionalisme dan kebanggaan para generasi penerus bangsa untuk melanjutkan api semangat yang telah dikobarkan Soekarno. Melalui metode penelitian sejarah yang terdiri dari (1) heuristik, (2) kritik, (3) interpretasi dan (4) historiografi, peneliti menghasilkan sebuah karya mengenai Games Of The New Emerging Forces atau Ganefo antara lain, (1) latar belakang Soekarno menyelenggarakan Ganefo, (2) pelaksanaan Ganefo, (3) dampak pelaksanaan Ganefo bagi Indonesia. Ganefo sukses dilaksanakan pada 10 hingga 22 November 1963. Atlet Indonesia dalam Ganefo juga meraih sukses dengan menempati posisi kedua, dibawah RRT sebagai juara umum. Kesuksesan Ganefo membuat IOC mencabut skorsing yang telah dijatuhkan kepada Indonesia sehingga dapat kembali berpartisipasi dalam Olimpiade Tokyo 1964. Bagi Soekarno Ganefo adalah pijakan awal untuk menggalang kekuatan negara-negara yang tergabung dalam Nefo karena Indonesia berhasil mendapatkan perhatian dunia dan menjadi negara yang patut diperhitungkan eksistensinya. Indonesia dijadikan simbol bagi perlawanan terhadap imperialisme dan membuktikan dalam situasi keterbatasan mampu menyelenggarakan even bertaraf internasional dengan kesungguhan dan tekad untuk melakukan sesuatu yang bagi sebagian orang mustahil dilakukan, sesuai dengan semboyan Ganefo “On Ward! No Retreat!”, Kata Kunci : Soekarno, Ganefo, Politik Luar Negeri Abstract Ganefo is one of the historical events that are expected to foster a sense of nationalism and pride the next generation to continue the spirit of the fire that has been flamed Soekarno.
    [Show full text]
  • Television, Nation, and Culture in Indonesia
    Philip Kitley Political Science/Media Studies Kitley “T in Indonesia is that of a country invent- T elevision, Nation, and Culture in Indonesia ing itself by promoting a national cultural identity. Philip Kitley, who is not only a media scholar but has also worked as a diplomat in Indonesia, shows how important television has been to both the official and popular imagination since its beginnings in the early s. It’s a fascinating tale, with implications going well beyond re- gional specialists, since the use of popular media to promote nation, citizenship, and identity is common to many countries, new and old. “As Indonesia attracts increasing international attention in the post-Soeharto era, it is important to understand the cultural as well as political issues that have led to the current turbulent situation. Kitley’s book is a well-researched, wise, and elegantly written ac- count of the forces, dreams, and policies that link public and private life in and after ‘New Order’ Indonesia.” —John Hartley, Dean of Arts, Queensland University of Technology Philip Kitley is Senior Lecturer in the Department of Humanities and International Studies, University of Southern Queensland. Research in International Studies Southeast Asia Series No. elevision, Nation, and Culture in Indonesia ISBN 0-89680-212-4 T ,!7IA8J6-iacbce! Television, Nation, and Culture in Indonesia This series of publications on Africa, Latin America, and Southeast Asia is designed to present significant research, translation, and opinion to area specialists and to a wide community of persons interested in world affairs. The editor seeks manu- scripts of quality on any subject and can generally make a decision regarding publi- cation within three months of receipt of the original work.
    [Show full text]
  • Television, Nation, and Culture in Indonesia
    Philip Kitley Political Science/Media Studies Kitley “T in Indonesia is that of a country invent- T elevision, Nation, and Culture in Indonesia ing itself by promoting a national cultural identity. Philip Kitley, who is not only a media scholar but has also worked as a diplomat in Indonesia, shows how important television has been to both the official and popular imagination since its beginnings in the early s. It’s a fascinating tale, with implications going well beyond re- gional specialists, since the use of popular media to promote nation, citizenship, and identity is common to many countries, new and old. “As Indonesia attracts increasing international attention in the post-Soeharto era, it is important to understand the cultural as well as political issues that have led to the current turbulent situation. Kitley’s book is a well-researched, wise, and elegantly written ac- count of the forces, dreams, and policies that link public and private life in and after ‘New Order’ Indonesia.” —John Hartley, Dean of Arts, Queensland University of Technology Philip Kitley is Senior Lecturer in the Department of Humanities and International Studies, University of Southern Queensland. Research in International Studies Southeast Asia Series No. elevision, Nation, and Culture in Indonesia ISBN 0-89680-212-4 T ,!7IA8J6-iacbce! Television, Nation, and Culture in Indonesia This series of publications on Africa, Latin America, and Southeast Asia is designed to present significant research, translation, and opinion to area specialists and to a wide community of persons interested in world affairs. The editor seeks manu- scripts of quality on any subject and can generally make a decision regarding publi- cation within three months of receipt of the original work.
    [Show full text]
  • BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Selama Pemerintahan
    1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Selama pemerintahan Orde Baru, TNI dan Polri yang menyatu dalam ABRI, telah terjadi dominasi militer pada hampir di semua aspek kehidupan berbangsa dan bernegara. Militer juga difungsikan sebagai pilar penyangga kekuasaan. Konsep ini muncul sebagai dampak dari implementasi konsep dwifungsi ABRI yang telah menjelma menjadi multifungsi. Akibatnya peran ABRI dalam kehidupan bangsa telah melampaui batas-batas konvensional keberadaannya sebagai alat negara di bidang pertahanan dan keamanan. Integrasi status Polri yang berwatak sipil ke dalam tubuh ABRI dapat dikatakan sebagai pengingkaran terhadap prinsip demokrasi. Pengukuhan ABRI sebagai kekuatan sosial politik baru terjadi secara legal formal setelah keluarnya UU No. 20 Tahun 1982 tentang Ketentuan Pokok Pertahanan Keamanan Negara. Lahirnya UU ini untuk lebih memantapkan landasan hukum dwifungsi ABRI, yang sebelumnya hanya diatur dalam Ketetapan MPR. Dalam UU No. 20 Tahun 1982 ditegaskan bahwa pengaturan peran sosial politik ABRI adalah sebagai kekuatan sosial yang bertindak selaku dinamisator dan stabilisator. Hal ini sebenarnya merupakan sebuah contradiction in terminis, karena bagaimana mungkin dinamisator dan stabilisator sekaligus dipegang oleh orang yang sama. Setidak-tidaknya ada dua pasal yang mendukungnya. Pasal 26 menyebutkan, Angkatan Bersenjata mempunyai fungsi sebagai kekuatan 1 2 pertahanan keamanan dan sebagai fungsi kekuatan sosial. Pasal 28 ayat (1) menegaskan, Angkatan Bersenjata sebagai kekuatan sosial bertindak selaku dinamisator dan stabilisator yang bersama-sama kekuatan sosial lainnya memikul tugas dan tanggungjawab mengamankan dan mensukseskan perjuangan bangsa dalam mengisi kemerdekaan. Sementara itu dalam ayat (2) menyatakan, bahwa dalam melaksanakan fungsi sosial, Angkatan Bersenjata diarahkan agar secara aktif mampu meningkatkan dan memperkokoh ketahanan nasional dengan ikut serta dalam pengambilan keputusan mengenai masalah kenegaraan dan pemerintahan, serta mengembangkan Demokrasi Pancasila dan kehidupan konstitusionil berdasarkan UUD 1945.
    [Show full text]
  • 1630986333 File Mpr.Pdf
    EDISI NO.09/TH.XV/SEPTEMBER 2021 1 01-07 SEP.pmd 1 9/5/2021, 2:32 PM 2 EDISI NO.09/TH.XV/SEPTEMBER 2021 01-07 SEP.pmd 2 9/5/2021, 2:32 PM Daftar Isi EDISI NO.09/TH.XV/SEPTEMBER 2021 39 SELINGAN 76 Profil Sejarah Olahraga Bulutangkis Saadiah Uluputty Pengantar Redaksi ...................................................... 04 08 BERITA UTAMA Perspektif .......................................................................... 06 Sidang Tahunan MPR RI 2021 Diskusi Majelis ............................................................... 28 Digelar secara hybrid, yaitu daring dan luring, Sidang Tahunan MPR 2021 lebih sederhana dan terbatas, baik dari jumlah mereka yang Aspirasi Masyarakat ..................................................... 47 hadir secara fisik maupun dari aspek waktu, tapi tanpa mengurangi khidmat sidang paripurna MPR. Gema Pancasila ............................................................ 48 Kolom ................................................................................ 54 Varia MPR ....................................................................... 68 Wawancara ..................................................... 70 Figur .................................................................................... 72 Ragam ................................................................................ 74 Dari Rumah Kebangsaan ............................................. 78 Rehal ................................................................................ 82 30 Majelis Khusus Peringatan Hari Konstitusi dan
    [Show full text]
  • BADMINTONREJSE TIL ALL ENGLAND 1988 I Samarbejde Med »BADMINTON« Arrangerer DFDS SPORTSRE JSER I Denne Sæson Rejse Til ALL ENGLAND 1988
    • Hælen har stødabsorberende forstærkning, der beskytter » ty fiØ 1* dig ekstra mod skadevirkninger når der trædes hårdt ned. - siger Erland Kops. • Pløsen er foret, så du ikke får Han kan næsten heller spændmærker. Designet giver ikke sige andet, for han dig optimal vristbeskyttelse. har selv været med til at gøre Pan sportsskoen til Hvad Pan skoens aero- den bedst gennemtænkte design og følte pasform bety­ i badmintonsporten. der for dig, kan du bedst selv vurdere. Her er nogle facts: Prøv den. • Sålen er of 100% gummi Telefon 02 81 83 50 oply­ og godkendt i verdens mest ser gerne nærmeste for­ avancerede kvalitetstest: handler. The Rheometer-Rubber Qua­ lity Control. • Sålen er roll-over-designet, så du ikke brækker rundt ved træd på siden, som ved almindelige kantede sko. Frontrunner in sportswear BADMINTON------------------------ - BADMINT N Klar til et nyt »Badminton«-år Velkommen til 1988 til alle vore erkendelse i form af, at endnu de vildeste planer i år, vil vi læsere. flere læser deres tekster og ser gerne opfordre klubberne til at Og tak for det gamle år, selv om deres billeder! deltage i et af vore arrangemen­ det blev lidt hårdt for os. Men alt er naturligvis ikke ter, som vi løfter sløret for i Redaktionen brugte mange gråt i gråt. Således har vi fået dette nummer: kræfter og megen tid på at sta­ megen ros for et bedre blad i VIND ET GRATIS TRÆ­ bilisere og gøre bladet bedre. 1987 - tak for det. NINGSOPHOLD I FREDE­ Blandt andet med udsendelsen Men vi mangler altså nogle RIKSHAVN. BOJEs OPEN af augustnummeret i over flere abonnenter, for at vi kan Konkurrencen går ud på - ja 30.000 eksemplarer.
    [Show full text]
  • Research Study
    *. APPROVED FOR RELEASE DATE:.( mY 2007 I, Research Study liWOlVEXZ4-1965 neCoup That Batkfired December 1968- i i ! This publication is prepared for tbe w of US. Cavernmeat officials. The formaf coverage urd contents of tbe puti+tim are designed to meet the specific requirements of those u~n.US. Covernment offids may obtain additional copies of this document directly or through liaison hl from the Cend InteIIigencx Agency. Non-US. Government usem myobtain this dong with rimikr CIA publications on a subscription bask by addressing inquiries to: Document Expediting (DOCEX) bject Exchange and Gift Division Library of Con- Washington, D.C ZOSaO Non-US. Gowrrrmmt users not interested in the DOCEX Project subscription service may purchase xeproductio~~of rpecific publications on nn individual hasis from: Photoduplication Servia Libmy of Congress W~hington,D.C. 20540 f ? INDONESIA - 1965 The Coup That Backfired December 1968 BURY& LAOS TMAILANO CAYBODIA SOUTU VICINAY PHILIPPIIEL b. .- .r4.n MALAYSIA INDONESIA . .. .. 4. , 1. AUSTRALIA JAVA Foreword What is commonly referred to as the Indonesian coup is more properly called "The 30 September Movement," the name the conspirators themselves gave their movement. In this paper, the term "Indonesian coup" is used inter- changeably with "The 30 September Movement ," mainly for the sake of variety. It is technically correct to refer to the events in lndonesia as a "coup" in the literal sense of the word, meaning "a sudden, forceful stroke in politics." To the extent that the word has been accepted in common usage to mean "the sudden and forcible overthrow - of the government ," however, it may be misleading.
    [Show full text]
  • Facts and Records
    Badminton England Facts and Records Index (cltr + click to jump to a particular section): 1. History of Badminton 2. Olympic Games 3. World Championships 4. Sudirman Cup 5. Thomas Cup 6. Uber Cup 7. Commonwealth Games 8. European Individual Championships 9. European Mixed Championships 10. England International Caps 11. All England Open Badminton Championships 12. England’s Record in International Matches 13. The Stuart Wyatt Trophy 14. International Open Tournaments 15. International Challenge Tournaments 16. English National Championships 17. The All England Seniors’ Open Championships 18. English National Junior Championships 19. Inter-County Championships 20. National Leisure Centre Championships 21. Masters County Challenge 22. Masters County Championships 23. English Recipients for Honours for Services to Badminton 24. Recipients of Awards made by Badminton Association of England Badminton England Facts & Records: Page 1 of 86 As at May 2021 Please contact [email protected] to suggest any amendments. Badminton England Facts and Records 25. English recipients of Awards made by the Badminton World Federation 1. The History of Badminton: Badminton House and Estate lies in the heart of the Gloucestershire countryside and is the private home of the 12th Duke and Duchess of Beaufort and the Somerset family. The House is not normally open to the general public, it dates from the 17th century and is set in a beautiful deer park which hosts the world-famous Badminton Horse Trials. The Great Hall at Badminton House is famous for an incident on a rainy day in 1863 when the game of badminton was said to have been invented by friends of the 8th Duke of Beaufort.
    [Show full text]
  • Monitor Agustus 2018.Pdf
    Salam Hangat Redaksi Kemeriahan Opening Seremony Asian Games ke 18 tahun 2018 dilengkapi dengan berbagai pertandingan yang seru dan kemegahan infrastruktur yang miliki Indonesia ditayangkan TVRI selama 12 jam sehari. Kesuksesan Indonesia menjadi penyelenggara Asian Games dihiasi dengan senyuman kita yang penuh keakraban menjadi bukti Indonesia layak menjadi tuan rumah event bertaraf internasional. Mengisi Monitor edisi Agustus ini, redaksi menyajikan cerita peran TVRI dalam program Asian Games 2018, HUT ke 73 RI dan HUT ke 56 TVRI Menyatukan Indonesia dalam rubrik cerita sampul. Lewat perjuangan crew-nya TVRI Stasiun Bali memproduksi Dialog Khusus terkait #113 Institute of Internal Auditors. Kerja nyata dan dedikasi dari teman-teman TVRI diseluruh Indonesia kembali diuji dalam Gatra Kencana yang tepat diumumkan pada puncak acara HUT TVRI di Balai Sarbini. Bersamaan dengan itu pula, disajikan TVRI berperan pada Guiness World Records Poco-Poco. Selanjutnya Direksi TVRI menjelaskan pentingnya kita mengetahui Proses Rekomendasi Penetapan Ijn Prinsip Tukin Dalam Rangka RB. Pada rubrik Halaman kita, anda mendapatkan informasi tentang Tantangan Produser TVRI di Era PNBP dan kegiatan Dharma Wanita serta profil TVRI Daerah adalah 20 tahun TVRI Bengkulu. Redaksi MONITOR TVRI tetap menantikan tulisan Anda disertai foto yang menarik untuk dimuat dalam terbitan selanjutnya. Kirimkan tulisan Anda disertai foto- foto menarik ke email: [email protected], manfaatkan juga akun FB Majalah MONITOR TVRI sebagai sarana komunikasi antara kita. Selamat
    [Show full text]
  • Integrasi Keluarga Eks-Tahanan Politik Pki Di Desa Bingkat Kabupaten Serdang Bedagai Skripsi
    INTEGRASI KELUARGA EKS-TAHANAN POLITIK PKI DI DESA BINGKAT KABUPATEN SERDANG BEDAGAI S K R I P S I Diajukan oleh : FADLAN ALFIANSYAH LUBIS NIM: 150901061 PROGRAM STUDI SOSIOLOGI FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2021 Universitas Sumatera Utara INTEGRASI KELUARGA EKS-TAHANAN POLITIK PKI DI DESA BINGKAT KABUPATEN SERDANG BEDAGAI S K R I P S I Oleh : FADLAN ALFIANSYAH LUBIS NIM: 150901061 Guna Memenuhi Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Sosial PROGRAM STUDI SOSIOLOGI FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2021 Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara i Universitas Sumatera Utara ABSTRAK Penelitian yang berjudul “Integrasi Keluarga Eks Tahanan Politik PKI di Desa Bingkat Kabupaten Serdang Bedagai” ini pada dasarnya diawali dari konflik perpecahan antar kelompok masyarakat pasca meletusnya peristiwa G30S PKI. Akibat dari pada itu munculnya bentuk-bentuk diskriminasi ataupun stigma kepada anggota keluarga masyarakat yang dianggap terlibat aktif maupun simpatisan yang di penjara di Desa Tanjung Kasau, Kabupaten Simalungun. Hal penting lain adalah menaruh perhatian yaitu bagaimana proses integrasi sosial masyarakat antara eks tahanan politik beserta keluarganya dengan masyarakat di Desa Bingkat dan dampak dari kebijakan diskriminatif orde baru yang ditinjau melalui pendekatan sosiologis. Pada penulisan skripsi ini menggunakan metode kualitatif, melalui teknik observasi, wawancara yang melibatkan informan yang dikategorikan
    [Show full text]