PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

i

SKRIPSI GANEFO : Instrumen Diplomasi 1962 - 1966

SKRIPSI Disusun untuk memenuhi persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Sastra Program Studi Sejarah

Kevin Rinangga Adriyan 134314003

PROGRAM STUDI SEJARAH FAKULTAS SASTRA UNIVERSITAS SANATA DHARMA 2019

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

iv

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA

Saya menyatakan dengan sungguh dan benar bahwa skripsi ini merupakan karya sendiri dan belum pernah diajukan sebagai syarat untuk memperoleh gelar kesarjanaan di perguruan tinggi. Skripsi sama sekali tidak memuat karya orang lain atau lembaga atau salah seoarang pribadi di dalam lembaga, kecuali bagian-bagian yang tentunya sudah dicantumkan di dalam catatan halaman dan daftar pustaka.

Yogyakarta, 18 Juli 2019 Penulis,

Kevin Rinangga Adriyan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

v

“Keep going because you did not come this far just to come this far”

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

vi

Skripsi ini saya persembahkan untuk keluarga, kekasih, teman, dan dosen yang selalu mendukung saya dengan berbagai cara.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

vii

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS

Yang bertanda tangan di bawah ini, saya Mahasiswa Universitas Sanata Dharma: Nama : Kevin Rinangga Adriyan Nomor Mahasiswa : 134314003 Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya dengan judul: GANEFO SEBAGAI INSTRUMEN DIPLOMASI INDONESIA, PERIODE 1962-1966 Beserta perangkat yang diperlukan (bila ada). Dengan ini saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain, mengelola dalam bentuk pangkalan, mendistribusi secara terbatas dan mempublikasi di internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta izin dari saya sebagai penulis. Demikian pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya.

Dibuat di Yogyakarta, Pada 28 Juni 2019 Yang menyatakan,

Kevin Rinangga Adriyan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

viii

ABSTRAK Kevin Rinangga Adriyan, Ganefo Sebagai Instrumen Diplomasi Indonesia. Skripsi. Yogyakarta: Program Studi Sejarah, Fakultas Sastra, Universitas Sanata Dharma. 2019. Skripsi berjudul Ganefo Sebagai Instrumen Diplomasi Indonesia bertujuan untuk meneliti tentang olahraga di Indonesia yang mengemban peran sebagai senjata diplomasi Indonesia pada tahun1960-an. Penelitian ini menjawab tiga pertanyaan. Pertama, tentang latar belakang dari penyelenggaraan GANEFO. Kedua, menjawab pernyataan tentang proses penyelenggaraan GANEFO. Terakhir, menjelaskan dampak dari penyelenggaraan GANEFO bagi Indonesia di kancah dunia olahraga internasional. Penelitian ini disusun berdasarkan metode sejarah, yakni pengumpulan sumber, kritik sumber, interpretasi dan penulisan atau historiografi. Sumber yang digunakan adalah arsip koran Bintang Timur tahun 1962-1963 dan beberapa sumber sekunder terkait topik tersebut. Pingpong Diplomacy yang dicetuskan oleh Wan Guanhua, merupakan teori yang terkandung dalam penelitian ini. GANEFO sebagai instrumen diplomasi Indonesia terbukti dalam penelitian ini. Negara yang diundang oleh Indonesia untuk ikut serta di dalamnya menyatakan sikap antusias untuk berjuang di jalur diplomasi olahraga. Pernyataan sikap antusias juga terlihat dari opini para wartawnn yang hadir saat GANEFO terselenggara. GANEFO pun menjadi wadah dari negara dunia ketiga yang tidak diakui keberadaanya di kancah olahraga internasional.

Kata Kunci : GANEFO, New Emerging Forces, Olimpiade 1963.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

ix

ABSTRACT Kevin Rinangga Adriyan, Ganefo Sebagai Instrumen Diplomasi Indonesia. An Undergraduate Thesis. Yogyakarta: Departement of History, Faculty of Letters, Sanata Dharma University. 2019. An undergraduate thesis entitled Ganefo Sebagai Instrumen Diplomasi Indonesia is aimed to inspect the history of sport competition in Indonesia that took part as a diplomacy instrument. This research answers 3 problems. First, the background of why GANEFO is established. Second, the process of how GANEFO is established. Last one, the description about the impact of GANEFO for Indonesia’s sporting activity internationally. This work is arranged based on historical methodology, which applies the method of heuristik (collecting sources), source critics, interpretation, and historiography (writing). The main source used is taken from the newspaper called Bintang Timur which was publisehd in 1962-1963, added with any other related works as its supporting sources. This work conceives Pingpong Diplomacy theory which was popularized by Wan Guanhua,. This work has proven that GANEFO is contributed as a diplomacy instrument in Indonesia. The countries invited by Indonesia have enthusiastically declared striving for diplomacy through sporting activity. Moreover, the journalists reacted as enthusiast as the others during the establishment of GANEFO. GANEFO plays an important role for the third world countries sporting activity which might be taken for granted internationally

Keyword : GANEFO, New Emerging Forces, 1963.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

x

KATA PENGANTAR

Ucapan syukur dan terima kasih saya haturkan kepada: 1. Kedua orang tua saya yang selalu membantu dan mendukung dalam setiap proses perjalanan kuliah. Sejak awal masuk universitas hingga tahap akhir penelitian ini. 2. Terima kasih kepada seluruh Dosen yang mengajar di Ilmu Sejarah, Pak Rio, Pak Hery, Pak Yerry, Mas Heri, Pak Purwanta, Pak Sandiwan, Bu Peni, Bu Ning, Prof. Praptomo, Romo Baskara, Romo Banar yang telah membimbing dan mendukung saya sejak awal masuk kuliah hingga skripsi ini. 3. Mas Tri dan Mas Doni sebagai sekretaris Prodi Sejarah yang selalu siap membantu urusan birokrasi kuliah. 4. Teman-teman Sejarah, dari angkatan 2009-2017 yang tidak bisa dituliskan satu persatu. Terima kasih sudah menjadi teman baik untuk berdiskusi. 5. Terima kasih kepada Sondang Ezra Novianti Manullang yang selalu menemani proses saya menulis skripsi hingga sidang ini. 6. Terima kasih saya haturkan kepada staff yang bekerja di LPPM Univ. Sanata Dharma. Mas Romi, Pak Wid, Mbak Sisil, Mas Tomy, Bu Rini, Bu Maria yang telah memperbolehkan saya mengerjakan skripsi di LPPM. 7. Seluruh teman-teman dari band KLIF yang selalu mendukung saya dalam pengerjaan skripsi dan mengajak bercanda biar ga spaneng skripsian. 8. Teman-teman di Couvee, yang selalu menanyakan sampai mana proses pengerjaan sehingga memotivasi saya untuk menyelesaikan. Seluruh orang yang selalu mendukung, saya haturkan terima kasih. Tanpa kebaikan dan pengertian mereka, skripsi saya akan selalu terhambat. Sebuah ketulusan hati saya menyatakan bahwa skripsi ini jauh dari kata sempurna, dengan demikian saya berdoa untuk ada penelitian baru yang dapat menyanggah atau memperbaharui fakta tentang GANEFO.

Yogyakarta, 28 Juni 2019 Penulis

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

xi

DAFTAR ISI

SKRIPSI ...... i LEMBAR PENGESAHAN ...... ii LEMBAR PERSETUJUAN...... iii PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ...... iv Motto ...... v LEMBAR PERSEMBAHAN ...... vi LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN ...... vii ABSTRAK ...... viii ABSTRACT ...... ix KATA PENGANTAR ...... x DAFTAR ISI ...... xi DAFTAR GAMBAR ...... xiii

BAB I ...... 1 PENDAHULUAN ...... 1 1.1. Latar Belakang ...... 1 1.2 Identifikasi dan Pembatasan Masalah ...... 4 1.3 Rumusan Masalah ...... 5 1.4 Tujuan Penelitian ...... 5 1.5 Manfaat Penelitian ...... 6 1.6 Tinjauan Pustaka ...... 6 1.7 Landasan Teori ...... 9 1.8 Metode Penelitian ...... 10 1.9 Sistematika Penelitian ...... 11

BAB II ...... 13 MERINTIS GANEFO ...... 13 2.1 Asian Games IV ...... 13 2.2 Cup ...... 18 2.3 Realisasi GANEFO ...... 22 2.4 Indonesia berdamai dengan IOC ...... 26

BAB III ...... 31 VIVA GANEFO ...... 31 3.1 Menuju GANEFO ...... 31 Gladi Resik ...... 31 Kedatangan Delegasi ...... 33 Festival Kebudayaan GANEFO...... 34 3.2 Olimpiade GANEFO ...... 39 Rekor Dunia Ketika GANEFO ...... 46 3.3 Upacara Penutupan dan Awal Perbincangan ...... 48

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

xii

BAB IV ...... 51 FEDERASI GANEFO ...... 51 4.1 Opini Terhadap GANEFO ...... 51 4.2 Federasi GANEFO ...... 54 4.3 Nasib GANEFO Kemudian ...... 59 4.3.1 Takdir Atlit Indonesia ...... 59 4.3.2 GANEFO Ke-2 ...... 60

BAB V ...... 62 KESIMPULAN & SARAN ...... 62 5.1 Kesimpulan ...... 62 5.2 Saran ...... 65

DAFTAR PUSTAKA ...... 66

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

xiii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Iklan pertandingan pendahuluan (General Rehearsal) ...... 32 Gambar 2. Foto penampilan musik dari negara Kuba di Megaria ...... 38 Gambar 3. Berita pertandingan bulutangkis...... 44 Gambar 4. Perbincangan atlit Indonesia dengan olahragawan RRT...... 45 Gambar 5. Berita tentang perolehan medali negara peserta GANEFO ...... 49

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Tahun 2018 menjadi tahun bermakna bagi Indonesia. Mulai dari tanggal

18 Agustus hingga 02 September, menjadi hari-hari pembuktian Indonesia di mata dunia karena menjadi tuan rumah Asian Games ke XVIII. Kota dan

Palembang terpilih menjadi tempat penyelenggaraan Asian Games ke-18.

Terselenggara dalam 3 minggu, Indonesia sukses menuai pujian dari berbagai pihak yang terkemuka dalam media sosial dan surat kabar. Kesuksesan bagi pihak

Indonesia terlihat dari para atlit yang menyumbangkan total 98 medali, pun masuk dalam 4 besar klasemen perolehan medali.1 Tidak lupa pula kemeriahan upacara pembukaan dan penutupan Asian Games.

Berdasarkan fakta sejarah, tahun 2018 merupakan kali kedua Indonesia sebagai penyelenggara Asian Games. Untuk pertama kalinya Indonesia menyelenggarakan Asian Games ke-4 pada tahun 1962. Asian Games ke-4 berlangsung dari tanggal 24 Agustus sampai 4 September. Sebagai penyelenggara,

Indonesia menerima 1.460 kontingen dari 17 negara dan berhasil menempati posisi 2 klasemen perolehan medali dengan jumlah 51.2 Terpaut 110 medali dengan Jepang dan 1 medali emas dengan India. Asian Games ke-4 merupakan

1 “https://www.asiangames2018.id/medals/” (diakses pada 22 September 2018 )

2 “https://olahraga.kompas.com/read/2018/07/20/16200088/kilas-balik-capaian- indonesia-pada-asian-games-1962” (diakses pada 22 September 2018) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

2

momen pembuktian kepada dunia bahwa negara berkembang, bisa menyelenggarakan ajang kompetisi olahraga skala Internasional. Sekaligus sebuah legitimasi bahwa “Semangat Bandung” yang dikenalkan sejak Konferensi Asia-

Afrika, terus di suarakan oleh Indonesia. Semangat Bandung selalu berlandaskan pada persatuan negara berkembang atau negara yang pernah terjajah untuk terus melawan imperialisme, kolonialisme dan neokolonialisme. Pesta olahraga tingkat

Asia ini menjadi pintu masuk pertama bagi Indonesia untuk bergerak dalam diplomasi budaya.

Perbincangan menjadi tuan rumah Asian Games ke-4 dimulai ketika

Olympiade musim panas di , tahun 1956. Kala itu Indonesia mengirimkan 35 atlitnya untuk berlomba di olimpiade musim panas.3 Sri Paku

Alam VIII yang menjabat sebagai Komite Olahraga Indonesia (KOI), berkunjung ke Melbourne untuk membicarakan rencana penyelenggaraan Asian Games ke-4 bersama Avery Brundage, ketua International Olympic Comittee (IOC). Lobby kembali berlangsung ketika Asian Games ke-3 tahun 1958 terselenggara, dan di tahun tersebut Indonesia resmi menjadi tuan rumah Asian Games ke-4.

Setelah resmi mendapat pengumuman menjadi tuan rumah, Indonesia langsung bergegas melakukan persiapan. Pembangunan infrastruktur terhitung hanya beberapa bulan. Februari 1960, Pemerintah Indonesia memulai mega proyek untuk Asian Games, dengan menancapkan tiang pancang untuk

3 “Indonesie's Olympische “ dalam Java Bode, 06 October 1956, Jaargang No. 49

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

3

pembangunan Stadion Utama Istana Gelora Senayan.4 Secara bertahap dari tahun

1960 ke 1961, Pemerintah Indonesia telah membangun stadion renang, tenis dan stadion Madya (Small Training Football Field). Selain lapangan, Sukarno pun membangun Patung Selamat Datang, Jembatan Semanggi dan Hotel Indonesia.

Selama Asian Games, Sukarno mengutus Dewan Asian Games Indonesia (DAGI), yang dipimpin oleh Menteri Penerangan, Muh. Yamin untuk menjadi pengawas jalannya acara.5

Kesuksesan Asian Games ke-4 merupakan langkah awal Indonesia di dunia olahraga internasional. Selama Asian Games ke-4, Sukarno selisih pendapat dengan ketua International Olympic Comittee, Avery Brundage. Selisih pendapat terjadi ketika kedua belah pihak bertolak belakang dalam pemahaman politik- olahraga. Masalah tersebut berdampak pada mundurnya Indonesia dari anggota

IOC, tanggal 13 Februari 1963. Penarikan diri Indonesia dari keanggotaan IOC sah ketika Maladi—Menteri Olahraga—mengirimkan surat ke Lausanne, Swiss.6

Indonesia kecewa dengan IOC yang secara nyata mempraktekan diskriminasi. Indonesia yang masih dalam kobaran “Semangat Bandung” hasil

Konferensi Asia-Afrika, berinisiatif membuat olimpiade tandingan yang mengedepankan persahabatan antar negara. GANEFO menjadi pesta olahraga yang menjadi dampak dari Konferensi Asa-Afrika.. Ajang olimpiade olahraga

4 https://www.goodnewsfromindonesia.id/2018/07/20/mengenang-asian-games- 1962\ (diakses pada 22 September 2018)

5 Ibid.

6 Muhidin M. Dahlan. Ganefo; Olimpiade Kiri di Indonesia. Yogyakarta : WarungArsip. 2016. Hlm. 31.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

4

tingkat internasional ini, mendapat perhatian dunia karena mengundang ribuan atlet dari 51 negara, pun sebagai sebuah gerakan anti imperialisme, kolonialisme dan neokolinialisme.

1.2 Identifikasi dan Pembatasan Masalah

Penelitian ini berfokus pada strategi diplomasi olahraga Indonesia dalam

GANEFO. Identitas bangsa dan masa depan sebuah negara merupakan topik hangat di periode 1960-an dan tren tersebut muncul ketika Konferensi Asia Afrika

(KAA) terselenggara. Sebagai peristiwa sejarah, GANEFO juga menjadi bagian dari dampak Konferensi Asia-Afrika yang menerapkan anti imperialisme, anti kolonialisme dan anti neokolonialisme.

Tahun 1962 sebagai tonggak awal dari penelitian ini karena Indonesia menjadi tuan rumah dari Asian Games ke-IV dan mulai terlibat konflik dengan

IOC. Gesekan politik mulai, ketika Republik Rakyat China yang tidak diperbolehkan ikut dalam Asian Games IV. Sukarno menganggap keputusan IOC bersifat sepihak, sehingga Indonesia berinisiatif menyelenggarakan GANEFO di tahun 1963. Sebagai pembatasan waktu, tahun 1964 menjadi penting dalam penutupan babak GANEFO, karena melihat dampak yang terjadi ketika olimpiade tersebut terlaksana.

Berdasarkan pemaparan di atas, permasalahan yang akan terfokuskan pada penelitian ini, antara lain sebagai berikut:

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

5

a. Latar belakang lahirnya gagasan GANEFO. Melihat kondisi politik

internasional di tahun 1960-an yang mengharuskan Indonesia untuk

membuat jaringan persahabatan dengan negara lain.

b. Selama GANEFO berlangsung, ada dugaan penerapan diplomasi jalur

damai atau soft-diplomacy. Penelitian ini mencoba mengulas hal tersebut,

lewat studi literatur.

c. Dampak dari penyelenggaraan GANEFO di Indonesia. Lewat berita di

surat kabar akan diketahui penilaian masyarakat tentang penyelenggaraan

GANEFO.

1.3 Rumusan Masalah

• Mengapa GANEFO diselenggarakan?

• Bagaimana proses berjalannya GANEFO?

• Bagaimana dampak GANEFO bagi Indonesia?

1.4 Tujuan Penelitian

Penelitian bertujuan untuk mendeskripsikan dan menjelaskan proses lahirnya GANEFO hingga penerapan soft-diplomacy antar atlit. Pesta olahraga ini terselenggara dengan maksud menyampaikan pesan pertemenanan antar negara tanpa ada diskriminasi ras. Komentar datang dari berbagai perspektif terhadap

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

6

penyelenggaraan GANEFO yang mencampur-aduk bidang politik dengan olahraga.7

Penelitian ini memiliki tujuan akademis berupa penjelasan GANEFO, yang menjelma sebagai instrumen diplomasi Indonesia. Penelitian ini berusaha menyajikan fakta tentang para atlit yang mengaplikasikan konsep “friendship first, competition second”.8 Pemahaman tentang pesta olahraga yang mengutamakan persahabatan antar atlit Konsep tersebut menjelaskan GANEFO dari perspektif diplomasi budaya yang berjalan di jalur olahraga.

1.5 Manfaat Penelitian

Secara akademis penelitian ini berguna sebagai bahan masukan atau referensi sejarah olahraga, bertema GANEFO. Penelitian ini bertujuan mendeskripsikan sejarah diplomasi olahraga era Sukarno, dalam GANEFO.

1.6 Tinjauan Pustaka

Satu buku yang mengkisahkan GANEFO secara komprehensif ditulis oleh Muhidin M. Dahlan dengan judul “Ganefo I; Olimpiade Kiri di Indonesia”.9

Buku terbitan Warung Arsip di tahun 2016, memberikan perspektif yang cukup

7 Ibid. Hlm : 29

8 Wang Guanhua. “Friendship First, China’s Sports Diplomacy during the Cold War” di Journal American-East Asian Relations, Vol.12. No3/.4, Fall-Winter 2003

9 Ibid.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

7

lengkap mengenai GANEFO. Adapun buku ini menyajikan fakta dan informasi secara naratif, sehingga tidak mengupas dengan detil penyelenggaraan GANEFO.

Kurangnya pendokumentasian GANEFO, membuat para peneliti sejarah, luar Indonesia menulis tentang olimpiade olahraga ini. Tulisan pertama datang dari buku karya Stefan Huebner, yang berjudul “Pan-Asian Sports and The

Emergence of Modern Asia; 1913-1974”.10 Dalam buku ini GANEFO dijelaskan secara singkat, mulai dari ide penyelenggaraan. Sebelum menyentuh pada

GANEFO, Stefan Huebner memfokuskan tulisan pada Asian Games ke-4 yang terselenggara di Indonesia, 1962. Huebner menjelaskan bahwa keberadaan Asian

Games sebagai titik tolak pandangan dunia terhadap Indonesia. Nilai tersebut semakin kuat saat GANEFO terselenggara.

Berikutnya, tulisan tentang GANEFO dirangkum oleh Ewa T. Pauker yang secara eksplisit menyantumkan olimpiade olahraga tersebut dalam judul tulisannya. Hasil riset Ewa T. Pauker memberikan perspektif GANEFO dalam dunia politik olahraga.11 Beliau menjelaskan bahwa olahraga pun tak bisa terlepas dari dunia politik, sama seperti Sukarno.

Kedua, ada pula akademisi bernama Frederick P. Bunnel yang secara inplisit membahas GANEFO di esainya. Artikel tersebut lebih mengarah pada kebijakan politik luar negeri pada periode 1960-1965. Bunnel berpendapat bahwa

Sukarno merupakan salah satu tokoh yang realistis dalam mencanangkan gerakan

10 Stefan Huebner. Pan Asian Sports and The Emergence of Modern Asia; 1913- 1974. Singapore : NUS Press. 2016.

11 Ewa T. Pauker. “Ganefo I; Sports and politics in Jakarta” di dalam Jurnal Asian Survey, Vol.5 No.4, April 1965

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

8

non-blok. Pada tahun 1962, Indonesia mendapatkan Irian Barat, di tahun yang sama Sukarno berani untuk mengundang pemimpin negara berkembang untuk membangun kekuatan, pun sponsor dari GANEFO.12 Bunnel pun beropini bahwa

GANEFO berguna untuk menguatkan tuduhannya terhadap sikap IOC yang pandang bulu.

Colin Brown, akademisi Cornell University pun mendokumentasikan

GANEFO lewat perspektif olahraga . Esai bnerjudul “Playing the

Game; Ethnicity and Politics in Indonesian Badminton”13 membahas sedikit tentang atlit badminton negara Indonesia yang bertanding di GANEFO. Sang peneliti melihat bahwa olahraga badminton menjadi momok kekuatan dalam

GANEFO yang rata-rata atlitnya berasal dari ras Tionghoa. Ketika GANEFO berlangsung, cabang olahraga badminton masuk dalam sorotan utama.

Terakhir, jurnal ini membahas GANEFO sebagai sebuah alternatif kompetisi olahraga berkonsep olimpiade. Pelaksanaan yang tidak lepas dari

Semangat Bandung yang berusaha menyadarkan para penduduk negara berkembang untuk bebas dalam menentukan sikap politiknya. Tidak hanya trik politik, GANEFO pun dianggap sebuah usaha penataan dan pengembangan

12 Frederick P. Bunnell. “ Guided Democracy Foreign Policy; 1960-1965 President Sukarno Moves from Non-Alignment to Confrontation” di dalam jurnal Indonesia, No.2 (Oct. 1966) hlm:37-76.

13 Colin Brown “Playing the Game; Ethnicity and Politics in Indonesian Badminton” di dalam jurnal Indonesia, No. 81 (Apr. 2006) hlm : 71-93

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

9

olahraga untuk skala internasional. Jurnal yang membahas topik tersebut berjudul

“Towards a New International Sports Order”14, karya Aki Hietanen.

Seluruh karya tulis tersebut membuktikan bahwa belum adanya penjelasan tentang GANEFO sebagai sebuah wadah dari diplomasi Indonesia.

Maka dari itu, penelitian ini akan menguak data tentang people-to-people diplomacy kala GANEFO berlangsung.

1.7 Landasan Teori

Layaknya sebuah karya tulis akademik, penelitian ini pun menggunakan konsep atau pendekatan “friendship first, competition second” atau “Ping-Pong diplomacy”.15 Slogan ini pertama kali dipakai oleh negara RRC ketika mereka tidak mendapatkan izin untuk ikut Olimpiade dunia, oleh IOC.

Wang Guanhua mencetuskan konsep Pingpong diplomacy, sebagai sebuah pendekatan alternatif dalam bidang diplomasi budaya. Dirinya berpendapat bahwa olahraga dapat mempersatukan visi dan misi. “Friendship first, competition second” merupakan konsep yang cocok untuk GANEFO, yang mengutamakan persahabatan antar negara. Bukan tanpa sebab, Indonesia masih menganut adanya campur tangan politik di bidang olahraga, dan GANEFO tertafsirkan sebagai soft-diplomacy Indonesia .

14 Aki Hietanen. “Towards a New International Sports Order ?” di jurnal Current Research on Peace and Violence, Vol. 5, No. 4 (1982) hlm : 159-175

15 Wang Guanhua, loc. cit.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

10

Wang Guanhua memberi konklusi bahwa konsep ini lahir semasa Perang

Dingin sedang berlangsung. Cina menggunakan konsep tersebut untuk menjalin persahabatan antar negara. Pola ini dirasa cocok untuk mendekati permasalahan, karena di tahun 1963, Perang dingin masih berlangsung dan Indonesia menyelenggarakan GANEFO demi menjalin persahabatan antar negara.

1.8 Metode Penelitian

Penelitian sejarah memiliki lima tahap yaitu; pemilihan topik, pengumpulan sumber atau heuristik, verifikasi (kritik sejarah, keabsahan sumber), interpretasi dan penulisan.16 Tahap tersebut sebagai sebuah prasyarat karya tulis sejarah yang telah memenuhi nilai ilmu pengetahuan.

Satu langkah awal dari penelitian sejarah adalah pemilihan topik. Topik penelitian dipilih karena unik dan menarik, pun memiliki arti penting bagi dunia sejarah. GANEFO memiliki keunikan dalam proses realisasi pun penyelenggaraan. Setelah pemilihan topik, data dikumpulkan sesuai dengan tema penelitian lewat studi literatur dan studi arsip. Pengumpulan data dilakukan di

Perpusatakaan Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta, Jogja Library Center dan

Perpustakaan Nasional. Tahap ketiga adalah verifikasi data, dengan melakukan kritik sumber diuji dan dianalisis secara kritis, agar hasil penelitiannya dapat dipertanggungjawabkan.17

16 Kuntowijoyo. Pengantar Ilmu Sejarah. Yayasan Bentang Budaya : Yogyakarta. 1995. Hlm : 89.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

11

Langkah keempat merupakan interpretasi. Penafsiran terhadap suatu data merupakan keharusan dalam tahap penelitian sejarah. Di tahap ini, data-data yang terkumpul sudah bersifat saling menunjang. Analisa data memiliki tujuan, mendapatkan kebenaran hasil penelitian. Terakhir, penulisan yang merupakan sebuah hasil dari seluruh langkah penelitian. Di dalam tahap ini, fakta-fakta sejarah yang mendukung topik penelitian benar-benar tersaju dengan utuh dan kronologis.

1.9 Sistematika Penelitian

Penelitian ini pada hakikatnya akan dirumuskan dalam lima bab, dan sistematika penelitiannya adalah sebagai berikut:

BAB I Pendahuluan, Bab ini mencakup: latar belakang masalah, pembatasan masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, landasan teori, metode penelitian dan sistematika penelitian.

BAB II membahas latar belakang dari munculnya gagasan penyelenggaraan ajang kompetisi olahraga skala internasional. Pada bab ini, landasan umum berupa ide-ide tentang GANEFO terpaparkan secara detail. Selain sebagai ajang kompetisi olahraga internasional berkonsep Olimpiade, GANEFO pun menyimpan kisah tersendiri dalam persahabatan negara.

BAB III memuat proses GANEFO sebagai ajang olahraga berkonsep

Olimpiade. Pada bab ini, proses penyelenggaraan GANEFO terjelaskan secara

17 Louis Gottschalks. Mengerti Sejarah. UI Press : Jakarta. 1985. Hlm. 32.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

12

detail. Proses GANEFO terbagi atas beberapa paparan, pertama mengenai pembukaan atau opening ceremony. Kedua, laporan dari lapangan berbagai cabang olahraga, saat olimpiade. Ketiga, menyajikan beberapa fakta dan rekor menarik yang tercipta ketika GANEFO berlangsung.

BAB IV berisi pembahasan mendalam tentang dampak dari penyelenggaraan GANEFO. Peristiwa yang terjadi setelah GANEFO ditutup, mulai dari opini yang terbangun, pembentukan Federasi GANEFO hingga masa kebuntuan pesta olahraga ini.

BAB V Penutup. Bab ini memuat kesimpulan tentang penyelenggaraan

GANEFO dari perspektif diplomasi.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

BAB II MERINTIS GANEFO

2.1 Asian Games IV

Telah terjelaskan sedikit tentang penyelenggaraan Asian Games di

Indonesia pada bab sebelumnya. Tercatat, pertama kali Asian Games diselenggarakan oleh Indonesia pada tahun 1962. Pada kesempatan tersebut,

Jakarta kedatangan 1.460 atlit dari 17 negara. Asian Games ke-4 berlangsung dengan ramai, mulai dari pembukaan, proses perebutan medali hingga penutupan.

Mempertandingkan 16 cabang olahraga, Indonesia mantap duduk di posisi 2 klasemen perolehan medali di penutupan perlombaan.

Kesuksesan Asian Games 4 merupakan hasil dari proses persiapan yang panjang. Asian Games Federation (AGF) dan International Olympic Committee

(IOC), masih mempertimbangkan negara penyelenggara Asian Games 4 menjelang tahun 1954-an, antara Indonesia atau Pakistan. Pada tahun 1956

Indonesia kembali melobi kedua organisasi internasional tersebut lewat Sri Paku

Alam VII selaku ketua Komite Olahraga Indonesia atau KOI. Proses lobi dilakukan di Melbourne yang menjadi tuan rumah olimpiade musim panas tahun

19583.18

Proses lobi akhirnya menemui kepastian, Indonesia resmi menjadi penyelenggara yang pengumumannya keluar pada 23 Mei 1958, saat Asian Games

18 Java Bode, loc.cit. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

14

sedang berlangsung di Tokyo. Indonesia pasti menjadi tuan rumah ketika unggul 2 suara atas Karachi, ibukota Pakistan. Indonesia memiliki 4 tahun persiapan pembangunan infrastruktur. Jangka waktu yang pendek membuat negara peserta pesimis untuk mendapatkan fasilitas memadai, namun pada kenyataanya infrastruktur selesai dalam jangka waktu cepat. Dimulai sejak tahun 1960, tepatnya pada tanggal 8 Februari Sukarno mulai meresmikan pembangunan stadion utama Senayan, yang berkonsep atap temu gelang. Stadion terbesar di

Indonesia pada periode itu, merupakan hasil dari bentuk kerjasama Indonesia dengan Uni Soviet yang memang ditujukan untuk penyelanggaraan Asian Games ke-4. Kerjasama tersebut bergerak dalam hal finansial dan arsitektural Stadion

Senayan. Terbukti ketika menteri luar negeri Uni Soviet, A. I. Mikojan datang ke

Indonesia untuk meresmikan Stadion Senayan.19

Pembangunan infrastruktur tidak saja stadion atau gelanggang untuk pertandingan. Pendukung lainnya pun terbangun secara bertahap, seperti hotel untuk penginapan para tamu negara, stasiun televisi dan patung. Di tahun 1962,

Indonesia membuat stasiun televisi pertama bernama Televisi Republik Indonesia atau TVRI. Resmi pula sebagai pemegang hak siar penuh Asian Games ke-4,

TVRI ternyata telah dirancang Indonesia sejak tahun 1961.20 Kehadiran TVRI tidak hanya di Jakarta tetapi beberapa kota lainnya seperti Yogyakarta, dan

Makasar.

19 “Mikojan zaterdag in Djakarta”, De Waarheid Volksdagblad voor Nederland. Rabu, 18 Juli 1962.

20 “Indonesië krijgt televisie”, De Waarheid volksdagblad voor Nederland. Selasa,12 September 1962

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

15

Infrastruktur penunjang lainnya difungsikan untuk para atlit. Jika Asian

Games 2018 ada wisma atlit, di periode 1962 Jakarta membangun perkampungan atlit, di daerah Senayan. Bertujuan memudahkan mobilitas para atlit ke venue utama, Indonesia membuat perkampungan internasional yang bertujuan untuk tempat bermalam para olaharagawan dan official tim. Perkampungan internasional tersebut terdiri dari Mens Village dan Women Quarter, yang masing-masing memiliki kapasitas 350 orang. Perkampungan tersebut pun lengkap dengan poliklinik, tempat berbelanja, tempat penukaran uang dan taman.21

Berbeda halnya untuk para tamu negara, pemerintah menyediakan tempat bermalam di Hotel Indonesia. Posisi yang strategis tidak menyulitkan tamu kehormatan negara Indonesia untuk menyaksikan pertandingan di venue utama.

Hotel yang diresmikan Sukarno pada tanggal 5 Agustus 1962 ini memiliki 2 gedung, berlantai 8 dan 15.22 Tepat di depan Hotel Indonesia, terdapat patung

Selamat Datang karya Henk Ngantung dan Edhi Sunarso, yang merupakan infrastruktur pendukung dan pengindah kota Jakarta sebagai penyelenggara Asian

Games 1962.

Pembangunan yang begitu masif membuat jajaran Organizing Committee

Asian Games ke-4 merasa mantap untuk melangsungkan kompetisi. Memasuki pertengahan bulan Agustus tahun 1962, Indonesia mulai mempersiapkan segalanya, termasuk bendera negara peserta. Sebagai simbol, bendera sepatutnya

21 “Perkampungan Internasional AG Serba Lengkap” Kedaulatan Rakyat. Selasa, 7 Agustus 1962.

22 Ibid., hlm. 4.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

16

dikibarkan di tempat penyelenggaraan kompetisi. Satu per satu bendera negara peserta Asian Games ke-4 berkibar, tetapi ada satu kejanggalan terjadi. Ada dua negara yang benderanya tidak berkibar, yaitu Israel dan Taiwan. Kejanggalan semakin terlihat saat salah satu media massa memberitakan perihal bendera, sebagai berikut:

“Sebelum upatjara penaikan bendera dimulai, Ketua International Village, Kol. Achmad mengutjapkan pidato selamat datang, menekankan pentingnja persahabatan antar bangsa2 Asia. Hadir pada upatjara tersebut para pedjabat dari Asian Games Federation, Organizing Committee dan Corps Diplomatik. Jang menarik perhatian ialah, bahwa tempat jg disediakan buat rombongan Taiwan, Israel, Serawak, Borneo Utara dan Brunei belum djuga terisi. Dengan demikian, utk negara2 tsb, benderanja tidak dinaikkan pada upatjara tsb.”23

Kejadian tersebut merupakan dampak dari permasalahan Indonesia dengan

International Olympic Committee24 atau IOC yang melarang Republik Rakyat

Tiongkok (RRT) untuk ikut serta di Asian Games ke-4.25 Indonesia beraksi dengan tidak mengundang Israel dan Taiwan yang bermasalah dengan negara- negara Arab pun RRT. Keputusan tersebut merupakan sikap Indonesia dalam menjaga relasi dengan RRT dan negara-negara Arab.

Perbedaan pendapat antara IOC dengan pemerintah Indonesia membawa kondisi Asian Games semakin memanas. Perkara Indonesia menolak Taiwan dan

Israel dibahas Asian Games Federation di Press House dan berlanjut ke Hotel

Indonesia. Sidang pleno berlangsung dari pukul 23.00 – 05.00 dan tidak

23 “Bendera Taiwan dan Israel Belum Berkibar” Kedaulatan Rakyat. Kamis, 23 Agustus 1962.

24 Selanjutnya, International Olympic Committee akan ditulis IOC

25 Muhidin M. Dahlan. Loc, cit. Hlm:30.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

17

mengubah sikap Indonesia. Menariknya, Taiwan berinisiatif datang ke Indonesia pada tanggal 23 Agustus 1963, setelah melakukan pertandingan persahabatan dengan Singapura. Kabar tersebut sampai pada Menteri Luar Negeri Dr.

Subandrio yang dengan tegas menyatakan tidak memberikan Taiwan visa dan tidak adanya izin untuk ikut serta dalam Asian Games ke-4.26

Selisih pendapat membuat kondisi relasi Indonesia dengan organisasi olahraga Internasional panas. Salah satunya adalah International Athletic Amateur

Federation (IAAF), mengancam akan memberikan skorsing kepada negara peserta

Asian Games ke-4.27 Ancaman tersebut tidak membuat 11 negara takut, yaitu

Birma, Malaya, Hongkong, Indonesia, Filipina, Srilangka, Singapura, India dan

Muangthai. Ancaman tersebut hanya membuat negara Korea Selatan menarik diri dari perlombaan atletik. Masalah semakin melebar di ranah bidang politik olahraga, pada medio tahun 1962 Indonesia tidak hanya berselisih dengan Asian

Games Federation tetapi sudah sampai berselisih dengan IOC. Puncak perselisihan tercapai ketika International Olympic Committee berpendapat bahwa olahraga dan politik harus dipisahkan, sementara Indonesia sebaliknya.

Setelah Asian Games ke-4 resmi ditutup, hubungan Indonesia dengan

Asian Games Federation dan IOC semakin panas. Perselisihan semakin meruncing, saat ketiga tokoh tersebut berbeda pendapat masalah percaampuran

26 “Pemerintah Tolak Memberikan Fasilitas kepada Taiwan” Kedaulatan Rakyat. Senin, 27 Agustus 1963.

27 “11 Negara Tetap Turut Atletik AG Tak Peduli Antjaman dari Federasi Atletik Amatir Internasional” Kedaulatan Rakyat. Selasa, 28 Agustus 1963.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

18

politik di bidang olahraga. Beda pendapat membuat Indonesia mengundurkan diri sebagai anggota IOC, pada 13 Februari 1963.28

2.2 Sukarno Cup

Resmi mengundurkan diri dari IOC, Presiden Sukarno memerintah para

Menteri dan masyarakat untuk mengadakan ajang kompetisi olahraga. Solusi paling awal adalah membuat Sukarno Cup, yang terselenggara para pertengahan bulan April 1963. Kompetisi sepakbola skala kecil, sekaligus tanda awal

Konferensi Wartawan Asia-Afrika (untuk selanjutnya tertulis, KWAA).

Konferensi pers Asia-Afrika ini merupakan rantai semangat Bandung yang menggelora sejak Konferensi Asia-Afrika, tahun 1955. Semangat Bandung memiliki inti berupa perlawanan terhadap kolonialisme, neo-kolonialisme dan imperialisme. Konferensi Wartawan ini menjadi taktik negara berkembang untuk tetap menghidupkan semangat perlawanan tersebut. Terselenggara di Jakarta,

KWAA mendapat dukungan dari negara-negara Asia-Afrika yang baru merdeka.

Sekitar 28 organisasi wartawan Asia-Afrika hadir di dalam KWAA.29

Konferensi internasional ini berjalan bersamaan dengan adanya Sukarno

Cup. Kompetisi sepakbola ini diikuti 6 kesebelasan nasional dari kawasaan Asia-

Afrika. Pertandingan terselenggara dari tanggal 25 sampai 30 April 1963 di

28 Muhidin M. Dahlan. Loc, cit. Hlm: 31. Lihat juga “Perintah Presiden; Indonesia keluar dari IOC” Kedaulatan Rakyat. Jumat, 15 Februari 1963.

29 “Para utusan KWAA dari L.N. Ingin melihat wadjah Pres.Soekarno dan mengundjungi Irian Barat" Nasional. Rabu, 24 April 1963.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

19

Stadion Istana Gelora Senayan. Kompetisi terbagi atas 2 grup, tiap blok terdiri dari 3 negara-negara New Emerging Forces, yang tercantum dalam berita berikut;

“Pool A : RRT [Republik Rakyat Tiongkok], Pakistan dan Vietnam Utara, dan Pool B : RPA [Negara Persatuan Arab], Kambodja dan Indonesia sedangkan tangal pertandingn adlh sbb; 25-4 : RPA – Indonesia dan RRT – Vietnam Utara 26-4 : RRT – Pakistan dan Indonesia – Kambodja 27-4 : Pakistan – Vietnam Utara dan RPA – Kambodja 29-4 : Runner up A – Runner up B 30-4 : Djuara Pool A – Djuara Pool B”30

Seluruh pertandingan Sukarno Cup disiarkan secara langsung oleh RRI-Pusat dan perangkat pertandingan pun datang dari Indonesia. Hal ini menjadi bukti dari kemampuan rakyat Indonesia tentang mengelola kompetisi olahraga taraf internasional.

Beragam asumsi datang untuk menilai Sukarno Cup. Diplomasi olahraga dan sebagai miniatur GANEFO merupakan tujua utama penyelenggaraan. Banyak yang menyatakan bahwa Sukarno Cup adalah titik tolak pelaksanaan GANEFO.31

Maka dari itu berbagai kalangan mengajak, untuk terus memeriahkan Sukarno cup demi kesan baik di mata dunia.

Kompetisi resmi dibuka pada tanggal 25 April 1963 di Stadion Gelora

Bung Karno, dan pertandingan antara RRT melawan RDV menjadi tanda pembuka. Upacara pembukaan dihadiri oleh Presiden Sukarno, para pejabat asing hingga wartawan peserta KWAA. Kompetisi mulai berjalan dan menujukkan

30 “Tournament KWAA diikuti 6 negara” Kedaulatan Rakyat. Senin, 22 April 1963.

31 “Turnamen Sepakbola KWAA Harus Kita Sambut, Semeriah-meriahnya”. Ibid... Hlm:2 Cek pula "OLAH RAGA; Turnamen Sepakbola KWAA, mendapat sambutan hangat" Nasional. Rabu 24 April 1963.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

20

beberapa hasilnya. Di hari pertama Sukarno Cup, RRT berhasil unggul 1 angka dari RDV.32 Di keesokkan hari, kekalahan malah menimpa tuan rumah Indonesia dari kesebelasan RPA dengan skor 1-3.33

Mendekati babak semifinal, Sukarno Cup semakin meriah dengan antusias warga Jakarta. Lima negara saling bersaing untuk dapat lolos dari fase grup dan melanjutkan fase gugur di babak semifinal. Munculah hasil seperti demikian, di grup A, RRT memuncaki klasemen, sementara RDV sebagai runner-up sementara di grup B, RPA sebagai nomor 1 klasemen dan Indonesia di bawahnya. Untuk selanjutnya, masing-masing pemenang dari setiap grup akan langsung melaju ke babak final, sementara urutan 2 klasemen akan berebut posisi ketiga.

Kompetisi mendekati babak final, para panitia penyelenggara pun mulai mengejar persiapan. Salah satunya adalah pembuatan piala Sukarno Cup yang diserahkan kepada para seniman perak kota Yogyakarta. Pemberitaan tentang piala ini hadir di salah satu media massa yang menjelaskan proses pembuatan, seperti demikian;

“Soekarno Cup, jalah piala jg akan diberikan kepada djuara tournamnet sepakbola KWAA dibikin di Jogjakarta atas perintah Presiden Soekarno. Piala jg dibuat dari perak dan emas itu, berbentuk bokor diatas tutupnja diberi tiruan bola dari mas jang beratnja 10 gr, sedang berat seluruhn Soekarno Cupnja 2 ½ kg. Tinggi Soekarno Cup tsb 55 cm dan garis menengah jg berbentuk bokor 23 cm” 34

32 “Perebutan Soekarno Cup Dimulai” Kedaulatan Rakyat. Jumat, 26 April 1963.

33 “Indonesia Sia-Siakan 2 kesempatan emas” Kedaulatan Rakyat. Sabtu, 27 April 1963. Cek pula “XI RPA – XI Indonesia 3-1 Komar tjetak goal satu2nja dari Indonesia” Nasional. Sabtu 27 April 1963.

34 “Soekarno Cup dibawa Ke Djakarta” Kedaulatan Rakyat. Selasa, 30 April 1963.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

21

Piala yang telah siap ini diarak dengan mobil terbuka ke bandara Adisutjipto kemudian diangkut dengan pesawat menuju Jakarta. Piala ini sebagai bukti bahwa

Indonesia mengeluarkan seluruh tenaga dan pikiran untuk menggarap KWAA, terlihat dari bahan pembuat piala. Selain bukti keseriusan Indonesia, pembuatan piala ini pun menjadi bukti bahwa sisi budaya memegang peran penting dalam dunia olahraga.

Piala yang sudah siap untuk diserahkan, menunjukkan bahwa babak akhir pun siap berlangsung. Sesuai jadwal yang telah dirilis panitia penyelenggara, perebutan posisi ketiga akan berlangsung pada tanggal 29 dan babak final di hari selanjutnya. Babak perebutan posisi ketiga akan diperebutkan oleh Indonesia melawan RDV. Babak pertama pertandingan berjalan sengit, kedua negara saling memberi tekanan, dan Indonesia mantap menaklukkan RDV dengan skor 3-1.35

Keesokkan harinya, RRT dan RPA bertanding di babak final. Kedua negara memang memiliki kualitas yang sama baik, tetapi di kompetisi ini kesebelasan

RRT harus mengakui kekalahannya dar RPA dengan skor 2-0.36

Kemenangan RPA menjadi tanda penutup dari kompetisi sepakbola

KWAA atau Sukarno cup. Turnamen ini memberi dampak kepada negara peserta dan negara-negara pendukung Dasasila Bandung, berupa semangat berjuang melawan imperialisme. Maka dengan demikian kompetisi miniatur GANEFO ini dianggap berhasil, dan para pejabat negara siap menyelenggarakan Olimpiade

35 “Komar Buka Score; Indonesia – RDV 3-1” Kedaulatan Rakyat. Selasa, 30 April 1963.

36 “Kes. RPA Djuara Tournooi Sepakbola KWAA” Kedaulatan Rakyat. Jumat, 3 Mei 1963.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

22

negara New Emerging Forces di tahun yang sama.37 Salah satu tokoh yang secara terang-terangan memuji Sukarno Cup adalah Abdul Mun’ Lin Deib. Menjabat sebaga sekertaris persatuan sepakbola RPA, Mr. Deib menyatakan bahwa

Indonesia sukses menyelenggarakan acara dengan organisasi yang rapi.38 KWAA menjadi jembatan Indonesia untuk menyusun GANEFO. Sebagai awal penyusunan Konferensi Pendahuluan GANEFO terselenggara, berbarengan dengan pelaksanaan Sukarno Cup.

2.3 Realisasi GANEFO

Di minggu yang sama saat Sukarno Cup terselenggara, ternyata ada konferensi Olimpiade olahraga 4 tahun-an. Sebuah pertemuan yang menjadi alasan utama para pejabat negara Asia-Afrika dan Amerika Latin datang ke

Indonesia. Rapat tertutup tersebut merupakan konfereni pendahuluan GANEFO, yang tehelat sejak 26 April 1963 di Madura Room, Hotel Indonesia, Jakarta.39

Satu hari setelah pembukaan Sukarno Cup, dan ditandai pula dengan kekalahan kesebelasan Indonesia dari RPA di fase grup.

Sukarno Cup yang dirasa telah terselenggara dengan sukses dan memberi kesan kepada negara peserta, membuat Maladi dan Sukarno optimis untuk menyelenggarakan GANEFO. Peristiwa ini merupakan bentuk kerja nyata

37 “Turnamen KWAA sebagai Miniatur GANEFO” Kedaulatan Rakyat. Senin, 29 April 1963.

38 “Turnamen KWAA Sukseskan GANEFO” Kedaulatan Rakyat. Selasa, 21 Mei 1963.

39 “Perebutan Soekarno Cup Dimulai” Op. cit.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

23

perjuangan anti imperialisme, kolonialisme dan neokolonialisme via diplomasi olahraga. Setelah terselenggara Sukarno Cup, pejabat Indonesia langsung fokus melakukan persiapan dan penyusunan GANEFO. Maladi, sebagai Menteri olahraga mengundang beberapa perwakilan negara dunia ketiga untuk hadir di konferensi tersebut.

Mulai sejak tanggal 26 April 1963, satu hari setelah Sukarno Cup dibuka.

Konferensi pendahuluan GANEFO dihadiri oleh RRT, RPA, Kamboja, Birma,

RDV, Pakistan, Sudan, Mali, Irak, Siria, Sri Lanka, Libanon, Kuba, Meksiko,

Brazil, Filipina, Yugoslavia, Uni Soviet dan Indonesia sebagai penyelenggara.40

Sekitar 17 negara berpartisipasi dalam konferensi pendahuluan GANEFO dan menyatakan setuju untuk mengadakan olimpiade 4 tahunan ini untuk para pemuda dari negara New Emerging Forces. Mengingat adanya percampuran politik dengan olahraga dalam Olimpiade ini, maka dari itu Konferesi ini diselenggarakan untuk pembentukan pengurus lebih lanjut

Konferensi pendahuluan GANEFO memiliki makna rasa solidaritas antar negara New Emerging Forces, pun membuktikan kepada IOC bahwa Indonesia dapat mengadakan Olimpiade 4 tahunan dan bisa merevolusi diplomasi olahraga.

Pembahasan pun menyentuh bidang konstitusi GANEFO, sebab didasari rasa solidaritas perjuangan kemerdekaan, perdamaian dan persahabatan skala internasional. Selama konferensi, Indonesia kembali mendapat respon positif dari

40 Ibid...

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

24

negara sahabat sebab 9 negara menyatakan ikut serta dalam GANEFO, dari total

10 undangan.41

Dalam konferensi tersebut, telah lahir sebuah struktur konstitusi yang mewakili seluruh negara di setiap benua. Sebuah Olimpiade dapat diselenggarakan jika mengundang negara dari 4 benua, GANEFO melakukan hal tersebut. Tidak hanya megundang, para Steering Comittee GANEFO pun memberi kepercayaan kepada beberapa negara untuk menjadi bagian dari

Konstitusi. Satu artikel dalam media massa menjelaskan tentang Konstitusi

GANEFO, isinya demikian ;

“Komunike Konferensi pendahuluan GANEFO :

1. GANEFO berdasarkan Semangat Konferensi Bandung dan cita-cita Olympiade dan bertujuan untuk memberi dorongan perkembangan olahraga dan penidikan jasmani serta gerakan olahraga di semua negara New Emerging Forces; Memberi stimulan pertandingan olahraga diantara pemuda/i NEFOS dan memelihara hubungan persaudaraan antar negara 2. GANEFO akan diadakan untuk pertama kalinya pada pertengahan November 1963 di Jakarta 3. GANEFO akan diselenggarakan setiap 4 tahun sekali dalam suasana persahabatan dan disamaka dengan pertandingan olahraaga amatir 4. Pembentukan badan eksekutif [ketua, 4 orang wakli ketua-representasi Asia- Afrika, Amerika Latin dan Eropa-, 9 orang anggota] 5. Adanya Komite persiapan dewan Badan EKsekutif GANEFO, yang terdiri dari semua negara yang terwakili dalam konferensi pednahuluan (28-29 April) * Komite persiapan terdiri dari Ketua (INdonesia); Wakil ketua (RRT, RPA, Uni Soviet, Amerika Latin); Anggota (Kamboja, Irak, Guinea, Mali, Pakistan, RDV) * Komite persiapan berkuasa untuk (menetapkan program GANEFO, memutuskan peraturan untuk GANEFO, memutuskan peserta GANEFO, mempersiapkan KOngres GANEFO, menyelenggarakan ORanizing Committee untuk GANEFO) 6. Pengangkatan anggota Komite Persiapan GANEFO akan ditentukan oleh negara bersangkutan” 42

41 “Olahraga dan Politik Tak bisa Dipisahkan; GANEFO diadakan Karena K.O.I; Maladi : GANEFO Tahun ini Djuga” Kedaulatan Rakyat. Senin, 29 April 1963.

42 "GANEFO; Keputusan penting penjelenggaraan GANEFO di Djakarta" Kedaulatan Rakyat. Kamis, 2 Mei 1963.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

25

Keputusan ini merupakan hasil dari konferensi pendahuluan GANEFO pada hari ketiga 29 April 1963. Sebagai hari terakhir Konferensi Pendahuluan

GANEFO, konstitusi telah terbentuk dan para tamu undangan pun bersedia untuk turut andil. Suksesnya Konferensi tidak lepas dari doa masyarakat di surat kabar sebelum pertemuan terselenggara.43 Langkah berikutnya adalah realisasi ide

GANEFO yang pertama-tama tercermin dari keluarnya surat Keputusan Presiden

No.71/’63 sebagai bukti dari pembentukan Komite GANEFO.44

Masyarakat Indonesia proaktif terhadap keputusan Konferensi

Pendahuluan GANEFO dengan mengumpulkan dana pembangunan. Beragam cara dilakukan demi terciptanya fasilitas kelas internasional saat GANEFO berlangsung. Dana dan asupan logistik datang dari berbagai kalangan, seperti di

Nusa Tenggara Barat yang mengadakan lomba reli mobil. Kepolisian Nusa

Tenggara menjadi promotor auto rally kendaraan bermotor dengan jarak tempuh

135 km dan perlombaan tidak mencantumkan persyaratan khusus.45

Beralih ke wilayah Indonesia Barat, dari Muntilan, kota kecil yang berbatasan dengan Magelang. Sebuah daerah yang berlokasi di lereng Gunung

Merapi ini memberikan sumbangan kepada Panitia Pelaksana GANEFO sebesar

43 “Sambutan hangat untuk GANEFO; Yes dan Sure menggema di Bali Room Hotel Indonesia" Nasional. Selasa, 30 April 1963.

44 "Kebijaksanaan umum GANEFO ditetapkan Presiden, Pendapatan pertandingan-pertandingan diperhebat untuk pembiajaan" Kedaulatan Rakyat. Jumat, 10 Mei 1963.

45 “Auto Rally untuk GANEFO” Bintang Timur. Rabu, 2 Oktober 1963.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

26

867 ribu rupiah, atas inisiatif sang Wedana.46 Panitia pun menerima sumbangan non-tunai, berupa barang logistik dan cinderamata dari Sumatera Utara. Gubernur

Ulung Sitepu sebagai wakil rakyat Sumetera Utara menyumbangkan 50juta rupiah, 2.400 botol sari markisa dan puluhan kain ulos sebagai cinderamata kepada Panitia Pelaksana GANEFO.47 Ada pula penggalangan dana yang dicatat

Bintang Timur dan diserahkan melalui pemerintah daerah. Mereka adalah

Himpunan Mahasiswa Bank dan Keuangan, Universitas Sawergading yang memberikan Rp 135.000 hasil pengumpulan dana lelang selendang Ibu Djuanda dan gelas Ibu Chairul Saleh. Seluruh uang tersebut diserahkan kepada Gubernur

Henk Ngantung.48 Terbukti bahwa memang GANEFO merupakan proyek semesta yang melibatkan seluruh kalangan. Dengan demikian pada tanggal 08 November

1963, penggalangan dana resmi ditutup melalui pernyataa resmi Inpres

No.011/1963.49

2.4 Indonesia berdamai dengan IOC

Menjelang persiapan GANEFO, Indonesia masih dihadapkan pada sebuah tantangan . Indonesia dipastikan tidak dapat mengikuti Olimpiade Tokyo tahun

1964, karena skorsing dari IOC. Sanksi yang berawal karena permasalahan yang

46 Muhidin M. Dahlan. Loc, cit. Hlm:51.

47 Ibid... Penggalangan dana pun terwartakan di Bintang Timur. Jumat, 11 dan Senin, 14 Oktober 1963 tentang sayembara dan sumbangan GANEFO I.

48 “Rp 135.000 untuk Ganefo” Bintang Timur. Rabu, 23 Oktober 1963.

49 Ibid.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

27

ada di Asian Games 4, semakin bertambah durasinya ketika Indonesia ingin mengadakan GANEFO.

Mengerti akan masa depannya di kancah olahraga dunia, Indonesia memulai berbagai cara unntuk tetap dapat melaksanakan GANEFO sekaligus ikut

Olimpiade Musim Panas. Muncul dilema bagi Indonesia yang kemudian terlihat dari sikap para petinggi negara. Presiden Sukarno mencoba melobi dua negara sahabat, yaitu Jepang dan Uni Soviet. Diselenggarakan di Tokyo, Indonesia dengan gencar mendekatkan diri dengan Jepang. Sejak akhir bulan Mei, Presiden

Sukarno telah melakukan kunjungan ke Jepang dan berbincang dengan panitia

Olimpiade Tokyo.

Akhir Mei, Presiden Sukarno melakukan perjalanan lagi ke Jepang.

Diskusi pertama dilakukan bersama Kawashima Shojiro, selaku Menteri Negara

Jepang. Kedua tokoh tersebut berbincang perihal cara legal Indonesia ikut di dalam Olimpiade Tokyo, 1964.50 Menteri Shojiro yang mewakili negara Jepang, menginginkan Indonesia untuk ikut dalam Olimpiade tersebut. Tahun 1964 merupakan pertama kalinya Olimpiade di laksanakan di Benua Asia. Maka dari itu Jepang menguasahakan agar Indonesia ikut. Peristiwa tersebut tertangkap dalam pemberitaan berikut :

“ Dalam pertemuan ini, Kawashima menerankan kepada Presiden, ia seang erusaa membudjuk Indonesia untuk mengambil bagian dalam Olympic Games Tokio. Olympiade pertama jg pernah diselenggaraka di Asia. Djepan akan mengambil setiap tindakan jg mungkin dan perlu untuk menjelesaikan sengketa antara IOC dan Indonesia.”51

50 “Indonesia ikut Olimpiade Tokyo ?” Kedaulatan Rakyat. Senin, 27 Mei 1963.

51 Ibid.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

28

Jepang ingin Indonesia untuk ikut andil dan berssedia menjadi perantara. Kondisi ini membuat Menteri Maladi harus berangkat ke Jepang untuk mendiskusikan perihat tersebut.

Hal yang diperbincangkan antara Presiden Sukarno dengan Menteri

Kawashima terus ditindak lanjuti dari kedua belah pihak. Dari Indonesia, Maladi resmi berangkat ke Jepang pada tanggal 30 Mei 1963. Keberangkatannya dikaitkan dengan gosip melunaknya Indonesia terhadap IOC. Gosip tersebut terkait dengan GANEFO, karena jika Indonesia ikut dalam Olimpiade Tokyo maka GANEFO tidak jadi terselenggara, tetapi pernyataan itu ditepis oleh

Maladi.52

Sifat kompromi Indonesia dengan IOC semakin terlihat. Keberangkatan

Maladi pada akhir Mei, memberikan penilaian bahwa Indonesia mencoba memperbaiki hubungan dengan IOC lewat perantara Jepang. Pada tanggal 1 Juni

1963 semakin melegitimasi sikap kompromi Indonesia. Salah satu media massa menangkap kebijakan tersebut yang bertuliskan demikian;

“Presiden Soekano menegaskan kepada wakil2 Panitya Olympiade Djepang, Indonesia hanja baru sedia turut dlm Olympiade Tokio djika terdapat prosedure jg memuaskan bagi Indonesia dan International Olympic Committee supaja mengizinkan Indonesia turut ambil bagian dlm pesta olahraga tersebut.”53

52 "Apa Indonesia ikut Olympiade apa tidak itu tak ada sangkutpautnja dg GANEFO" Kedaulatan Rakyat. Kamis, 30 Mei 1963.

53 “Indonesia Turut dalam Olympiade Tokyo” Kedaulatan Rakyat. Sabtu, 1 Juni 1963.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

29

Indonesia mulai melunak agar bisa ikut alam Olimpiade musim panas.

Perdamaian dengan IOC dianggap sebagai sebuah ancaman terhadap GANEFO, sebab muncul gosip “tidak ada GANEFO jika ikut Olimpiade 1964”.

Isu itu ditepis dengan sikap perwakilan Indonesia yang berangkat ke

Jepang, yaitu Maladi. Sang Menteri Olahraga Indonesia, menyatakan bahwa

Indonesia berusaha untuk memperbaiki hubungan dan kembali menjadi anggota

IOC. Usaha Maladi terbantu atas jasa dari Ryutero Azuma dan Shinenori Takeda, anggota dewan IOC perwakilan Jepang yang dengan senang hati menjadi perantara antara Indonesia dengan IOC. Kedua tokoh tersebut, telah berbincang dengan Maladi perihal kembalinya Indonesia yang hasilnya kemudian dibawa ke sidang anggota dewan IOC di Laussane, Swiss tanggal 05-06 Juni 1963.54

Sidang dewan anggota IOC di Laussane berjalan alot ketika membahas

Indonesia dan GANEFO. Otto Meyer (Kanselir IOC) menyatakan bahwa

GANEFO tidak pas dengan nilai-nilai olimpiade yang berisi “jaminan kemerdekaan Komite Olahraga Nasional tanpa ada campur tangan politik”.

Alotnya sidang dewan ini kemudian menumbuhkan inisiatif salah satu anggota dewan IOC perwakilan Uni Soviet, Constantin Adrianov.55 Kedekatan Uni Soviet dengan Indonesia membuat Adrianov merasa percaya diri untuk menjadi penengah dan membawa Indonesia ke dalam lingkungan IOC. Pernyataan tersebut

54 "Indonesia ikut olympiade Tokio ?" Kedaulatan Rakyat. Kamis 30 Mei 1963.

55 Kini Constantin Adrianov" Kedaulatan Rakyat. Senin, 10 Juni 1963.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

30

semakin terlegitimasi ketika Akira Yosano (Sekretaris Jendral IOC) memutuskan

Indonesia bisa ikut Olimpiade Tokyo.56

56 "Turut serta Indonesia diharapkan" Kedaulatan Rakyat. Senin, 17 Juni 1963.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

BAB III VIVA GANEFO

3.1 Menuju GANEFO

Gladi Resik Dimulainya pembangunan fasilitas olahraga di Jakarta oleh pemerintah

Indonesia menunjukkan kepada dunia bahwa Jakarta akan menghelat GANEFO dalam waktu dekat. Tidak hanya pembangunan infrastruktur, tetapi berbagai rangkaian acara pun terselenggara untuk menyiapkan mental dan fisik olahragawan Indonesia. Acara mulai dari seleksi atlit Pusat Latihan Nasional

(Puslatnas) hingga gladi resik untuk seluruh negara peserta. Kompetisi olahraga pra-olimpiade bertujuan membangun rasa percaya para negara peserta kepada panitia pelaksana untuk memimpin pertandingan.

GANEFO memiliki citra olimpiade olahraga pada umumnya, sehingga tiap cabor melakukan seleksi atlit. Seperti cabang olahraga badminton yang melakukan seleksi atlit di Istana Olahraga Senayan pada 13-14 Oktober 1963.

Selama dua hari seleksi tersaringlah 4 atlit yang lanjut pada tahap puslatnas.

Empat atlit tersebut bernama: Megah Inawati, Megah Idawati, Wong Gweek Lian dan Wong Pek Shen. Kedua atlit bernama Megah yang kemudian resmi menjadi wakil Indonesia di olimpiade GANEFO.57 Selang dua hari, Stadion Utama

Senayan kembali sibuk dengan gladi resik dari 13 cabang lainnya. Panitia

57 “Pemain Puslatnas Saling Tanding” Bintang Timur Rabu, 9 Oktober 1963. Cek pula di buku Muhidin M. Dahlan. Ganefo, Olimpiade Kiri di Indonesia. Yogyakarta : Warungarsip. 2016. Hlm:73. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

32

Pelaksana GANEFO mengadakan latihan umum tersebut pada 15 – 18 Oktober

1963. Gladi resik ini pun sebagai upaya menggugah atmosfir masyarakat terhadap

GANEFO sedini mungkin. Seluruh persiapan para atlit, dari seleksi hingga gladi resik tercatat oleh media massa, demi menumbuhkan semangat menyambut

GANEFO. Salah satu contohnya adalah iklan ini:

Gambar 1. Iklan pertandingan pendahuluan (General Rehearsal) (Bintang Timur, 13 Oktober 1963)

Negara peserta turut diundang dalam acara gladi resik ini. Kesempatan tersebut dipakai tim ofisial dan para atlit untuk menyusun strategi adaptasi. Gladi resik merupakan awal perjalanan pemberitaan tentang olimpiade GANEFO. Dengan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

33

demikian, Panitia Pelaksana dan atlit negara peserta GANEFO semakin matang untuk menyelenggarakan pesta olahraga.

Kedatangan Delegasi

Proses kedatangan para delegasi dan tamu berlangsung secara bertahap.

Delegasi RRT menjadi negara pertama yang tiba di Indonesia yaitu satu hari sebelum gladi resik terselenggara. Selain para atlit, delegasi ini juga menyertakan sejumlah jurnalis untuk meliput acara. Kedatangan paling awal delegasi RRT ini menunjukkan dukungan penuhnya pada penyelenggaraan GANEFO.58

Delegasi kedua yang tiba paling awal adalah delegasi Republik

Demokratik Vietnam (selanjutnya disingkat RDV) yang datang ke Indonesia pada tanggal 22 Oktober 1963. Rombongan delegasi RDV dipimpin oleh Ngo Luan, selaku Sekretaris Jendral Central Physical Culture and Sport Committee.

Kedatangan Ngo langsung disambut Maladi, sejak sang Sek-Jen turun dari pesawat CSA. Hadirnya Ngo Luan merupakan bukti RDV mendukung GANEFO dan menjadi Preparatory Committee.59 Tiga hari setelah negara RDV datang, negara peserta lainnya sampai di Jakarta secara bergiliran pada tanggal 25

Oktober 1963.60 Negara RRT dan RDV memiliki daya tarik tersendiri, karena dua negara ini mendukung GANEFO secara penuh. Dukungan tersebut juga

58 “Rombongan Pertama RRT Sudah Sampai di Djakarta” Bintang Timur. Senin, 14 Oktober 1963. Hlm:3. Lihat pula surat kabar Friese Koerier, Onafhankelijk Dagblad voor Friestand en aangrezende gebieden, Sabtu, 26 Oktober 1963.

59 “Uni Sovjet Kirim Atlit Nomor Satunja ke Ganefo; Vietnam Sampai” Bintang Timur. Selasa, 22 Oktober 1963.

60 “Delegasi² Negara Peserta GANEFO Berdatangan” Bintang Timur. Jumat 25 Oktober 1963.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

34

ditunjukkan melalui pemberitaan media pers dan sekaligus perbincangan nasib pesta olahraga tersebut dalam kancah diplomasi politik internasional.

Festival Kebudayaan GANEFO

Penyelenggaraan GANEFO tidak hanya dalam bidang olah raga tetapi juga dimanfaatkan oleh pantia sebagai ajang pertukaran kebudayaan antara negara peserta. Saat itu Jakarta kedatangan seniman-seniman yang tergabung dalam delegasi negara-negara peserta GANEFO. Seniman tersebut ikut andil dalam pekan budaya GANEFO yang juga berfungsi mendukung kemeriahan acara-acara pertandingan olahraga. Dari penyelenggaraan GANEFO dengan melibatkan festival kebudayaan dari masing-masing negara peserta membawa aspek baru dalam kegiatan kompetisi olahraga. Pertandingan olahraga tidak hanya menjadi sarana berkompetisi tapi juga diimbangi dengan kegiatan seni budaya yang menjadi wadah memperkenalkan dan mempererat persahabatan antara negara.

Ada dua fase pagelaran kebudayaan, yaitu sesaat sebelum GANEFO dan ketika GANEFO berlangsung. Seniman kelas internasional memamerkan hasil kerja budayanya di Gelora Bung Karno, sementara para seniman Indonesia memamerkan bentuk ekspresinya di tiap sudut kota Jakarta.

Seniman yang melakukan pertunjukkan di tiap sudut kota Jakarta, datang dari berbagai provinsi. Irian Barat menjadi provinsi terjauh yang mengirim 150 seniman untuk memeriahkan festival kebudayaan. Terlibatnya Irian Barat di festival kebudayaan GANEFO, menjadi legitimasi bagi provinsi tersebut sebagai bagian dari negara Indonesia yang telah terbebas dari kekuasaan Belanda sejak

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

35

mei 1963. Andil para pekerja seni dari seluruh Indonesia dan mancanegara, mengesahkan GANEFO sebagai ide Indonesia milik dunia sekaligus mempertegas juga, kedudukan budaya sebagai alat perlawanan terhadap imperialisme. Prinsip ini yang disampaikan dalam Festival Kebudayaan GANEFO.

Sebelum pembukaan Olimpiade olahraga GANEFO, Indonesia menyelenggarakan Malam Kebudayaan GANEFO. Malam kebudayaan ini terselenggara sejak 8 November 1963 di Istana Gelora Bung Karno. Malam

Budaya ini menjadi penyulut semangat negara New Emerging Forces untuk berjuang melawan imperialisme, kolonialisme dan neokolonialisme melalui jalur kebudayaan. Seluruh negara peserta sangat bersemangat memeriahkan Malam

Budaya dengan memamerkan beragam kesenian negara asal. Seperti RRT, negara yang mengirimkan atlit dan seniman terbanyak, mempersembahkan tarian akrobat, manusia plastik dan seni suara—menirukan kicauan burung. Gelora

Senayan ramai dengan riuh tepuk tangan para penonton yang takjub terhadap penampilan seniman RRT. Selain menampilkan kesenian negera asal, para seniman asing ini sempat menyanyikan lagu Indonesia seperti “Rayuan Pulau

Kelapa” dan “Bengawan Solo”. 61 Jepang pun turut membawakan lagu berjudul

“Sakura”, “Kaso Oderei” dan “Karate”. Mereka tidak hanya memamerkan kebudayaan asal, tetapi berusaha menarik simpati penonton Indonesia dengan menyanyi “Halo-Halo Bandung” yang bermakna pada semangat perjuangan.

61 Muhidin M. Dahlan. Loc, cit. Hlm: 195. Beberapa negara membawakan kesenian asal negaranya ditambah dengan menyanyikan lagu Indonesia, seperti yang dilakukan Korea Utara, Uni Soviet dan Jepang.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

36

Bukan tanpa alasan masyarakat Indonesia yang luluh dengan penampilan seniman dari beberapa negara luar yang membawakan lagu “Bengawan Solo” dan

“Rayuan Pulau Kelapa”. Kedua lagu tersebut memiliki alunan yang tenang dan damai. Dari segi lirik, melukiskan keindahan alam Indonesia. Sama halnya dengan lagu Jepang berjudul “Sakura” atau “Ikimono Gakari”. Lirik lagu Sakura pun menjelaskan tentang keindahan negara Jepang ketika musim semi datang yang selalu memberi kesempatan bunga sakura untuk menujukkan kecantikkanya.

Berbeda dengan Korea Utara, negara komunis kedua di benua Asia ini secara mantap membawakan lagu-lagu Indonesia seperti “Bengawan Solo”,

“Rayuan Pulau Kelapa”, “Sing Sing So” dan “Caca Marica”. Kemeriahan Malam

Budaya menjadi upacara pembuka bagi pekan budaya negara-negara New

Emerging Forces di Jakarta. Sehari setelah Malam Budaya, berbagai seni negara- negara New Emerging Forces terpamerkan di tiap sudut kota Jakarta.62 Pekan budaya menjadi jurus panitia pelaksana untuk menjaga semangat persahabatan menjelang GANEFO.

Kesenian terus membuat GANEFO hidup. Festival kebudayaan yang terselenggara di Gelanggang Senayan tersebut merupakan pembukaan dari pameran seni di Jakarta. Kesenian yang tersaji di Jakarta ini merupakan realisasi dari pepatah, mudahnya siang berkompetisi kemudian malam menjalin persahabatan. Salah satu tempat yang menjadi saksi dari kemeriah Festival

Kebudayaan GANEFO adalah bioskop Megaria, Jakarta. Di bioskop ini, para

62 Ibid...

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

37

seniman negara peserta GANEFO menampilkan beragam ekpresi, guna mengenalkan budaya antar negara.

Korea Utara, negara Komunis pertama yang tampil di bioskop Megaria.

Ketika Malam Kebudayaan di Senayan, Korea Utara menyanyikan lagu-lagu

Indonesia dengan mantap, dan di Megaria mereka melaukan hal yang sama. Sejak awal pertunjukkan, para hadirin telah menatap serius paduan suara senimann

Korea Utara tersebut. Karya musik pertama yang mereka nyanyikan adalah lagu

Pyongyang, lalu disusul lagu-lagu Indonesia seperti Rayuan Pulau Kelapa dan

Bengawan Solo.63

Bioskop Megaria menjadi salah satu saksi bisu dari pameran karya seni negara-negara peserta GANEFO. Tidak hanya film dari negara-negara New

Emerging Forces yang hinggap di bioskop Megaria, tetapi ada pertunjukkan musik. Salah satu negara yang merasa terkesan dengan simpati masyarakat

Indonesia adalah Kuba. Negara Amerika Latin ini memamerkan musik Latin Jazz yang para pengunjung bioskop Megaria menari begitu lincah, riang gembira.

Salah satu seniman musik asal Kuba, Gilberto Aldanos menyatakan kegembiraannya akan antusias masyarakat Indonesia yang mengapresiasi musik

Kuba.

63 “Ganefo Art Festival (3) : Bumi Korea , alangkah indah alangkah gairah” Bintang Timur. Jumat, 15 November 1963

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

38

Gambar 2. Foto penampilan musik dari negara Kuba di Megaria (Bintang Timur, 16 November 1963)

Gilberto yang merupakan ketua rombongan seniman Kuba menyatakan bahwa rakyat Indonesia adalah rakyat musikal atau penggemar musik 64 Kedua pameran seni di Megaria menjadi bukti bahwa GANEFO tidak hanya kompetisi olahraga tetapi menaruh roh secara mendalam di diplomasi budaya dengan cara memfasilitasi negara-negara New Emerging Forces mengenalkan kebudayaannya.

Selain sebagai hiburan, kesenian menjadi medium saling kenal antar negara.

64 “Malam Kuba di Megaria : Musik Hiburan JG Sehat Bagi Kaum Muda”. Bintang Timur. Sabtu 16 November 1963.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

39

3.2 Olimpiade GANEFO

Tepat pada tanggal 10 November 1963, GANEFO resmi terselenggara di

Istana Olahraga Senayan. Presiden Sukarno mengambil momentum hari Pahlawan sebagai pembukaan GANEFO, dengan maksud meniru semangat perjuangan.

Indonesia dan negara peserta yang notabene-nya negara dunia ketiga, masih berjuang melawan imperialisme, kolonialisme dan neokolonialisme. Salah satu bentuk perlawanannya adalah GANEFO, memberikan wadah untuk berkumpulnya negara-negara yang pernah terjajah untuk berekspresi dan menunjukkan kualitasnya. GANEFO pun sebagai bentuk revolusi dari negara- negara dunia ketiga yang bergerak di bidang diplomasi budaya.

Jakarta yang menjadi tempat penyelenggaraan, menjadi riuh ramai.

Banyak bendera negara peserta dan bendera logo GANEFO berkibar, sebagai bentuk penyambutan. Upacara pembukaan dimulai sejak pukul 16.00 WIB, dengan rincian seperti berikut:

“16.00 Paduka Yang Mulia Presiden Republik Indonesia tiba Paduka Yang Mulia Preiden dan Para Pembesar lainnya berdiri di tempat masing-masing Lagu Kebangsaan Indonesia Raya Hadirin dipersilahkan duduk kembali

16.21 Defile bendera-bendera negara peserta GANEFO 17.03 Regu Bendera GANEFO memasuki lapangan 17.05 Penyerahan Bendera GANEFO oleh Paduka Yang Mulia Presiden untuk dikibarkan 17.13 Pidato kepala Staf Presiden urusan GANEFO 17.16 Paduka Yang Mulia Presiden membuka secara resmi Pesta olahraga GANEFO 17.20 Bendera GANEFO dikibarkan dengan pelepasan burung merpati, balon dan dentuman meriam 17.22 - Atlet pembawa Obor memasuki lapangan - Cauldron dijalankan 17.24 Himne GANEFO 17.26 Janji Atlit

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

40

17.27 Pembacaan doa oleh perwakilan-perwakilan agama Islam, Katolik, Protestan, Budha 17.3 Koor “Jaya Sepanjang Masa” 17.33 Koor “Bangun Pemuda Pemudi” 17.34 Bendera-bendera negara peserta meninggalkan lapangan 17.57 Demonstrasi massal 19.00 - Lagu Indonesia Raya - Paduka Yang Mulia Presiden meninggalkan Stadion Utama - Upacara pembukaan GANEFO selesai”65

GANEFO menjadi pesta olahraga yang begitu megah, dibuka dengan upacara defile seluruh negara peserta berjumlah 51 negara. Tidak lupa bagian penting dari olimpiade olahraga, proses menyulut mata api untuk obor GANEFO. Proses arak mata api sudah terselenggara sejak 01 November 1963. Mata api diambil dari 3 lokasi berbeda yaitu: Pamekasan di Madura, Jawa Timur, Desa Manggarmas, yang terletak di Grobogan, Purwodadi dan terakhir dari Indramayu, Jawa Barat.

Di Jakarta mata api GANEFO dibawa oleh Harun Alrasjid, atlit atletik Indonesia yang mengharumkan negara di pentas Asian Games 1958.66 Setelah selesai upacara pembukaan GANEFO, kompetisi siap dimulai 11 November 1963.

Senin yang menjadi awal pekan dari pelaksanaan GANEFO menampilkan pertandingan sepakbola antara Korea Utara dengan Somalia di stadion Hoki.

Kedua negara ini memiliki kelas yang berbeda, perkara sepakbola. Korea Utara yang sudah mempersiapkan para atlitnya untuk GANEFO, bisa mengungguli jauh jumlah perolehan gol atas kesebelasan Somalia dengan skor telak 14-0. Berbeda dengan pertandingan di Stadion Utama Senayan yang menghelat pertandingan antara kesebelasan Laos dengan Chile. Kedua kesebelasan bermain imbang pada

65 Ibid.

66 Ibid…

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

41

babak pertama dengan skor 2-2, tetapi keadaan berubah di babak kedua. Chile dengan tim yang sebagian besar terdiri dari mahasiswa aktivis partai komunis, mampu menembus pertahanan Laos dan mengubah kedudukan menjadi 4-2.67

Hari berikutnya, tanggal 12 November 1963, Stadion Utama Senayan kembali menyajikan pertandingan sepakbola yang menarik. Kesebelasan Republik

Persatuan Arab (RPA) berhasil mengalahkan kesebelasan Vietnam Utara dengan skor 4-1.68 Kedua kesebelasan ini bermain dengan karakter menyerang dan cepat, namun ternyata Vietnam Utara sudah kalah dalam penguasaan bola dan akhirnya harus mengakui kualitas permainan RPA. Salah satu negara preparatory committee, RRT pun meraih sukses dalam pertadingan sepakbola. Kesebelasan negara Cina, mengalahkan kesebelasan Mali dengan skor 3-0.

Tanggal 14 November 1963, menjadi hari pertama pertandingan cabang olahraga bulutangkis. Ada tiga partai yang terselenggara, antara lain; Indonesia lawan Jepang, RRT melawan Filipina dan Pakistan melawan Laos. Dari ketiga pertandingan, ada dua Negara yang terkenal dengan supremasi bulutangkisnya, yaitu Indonesia dan RRT. Kedua negara tersebut berhasil mengalahkan masing- masing lawannya, Indonesia menang atas Jepang dengan skor 5-0, sama seperti

RRT mengalahkan Filipina. RRT dan Indonesia memang telah gagah dalam cabang olahraga bulutangkis sejak dahulu, dan terbukti pada pertandingan yang

67 “Djala Gawang Somali 14 x Bergetar” Bintang Timur. Selasa, 12 November 1963.

68 “Korea dan RPA ke Final Gelanggang Sepakbola” Bintang Timur.Rabu, 20 November 1963.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

42

terselenggara di GANEFO.Berbeda cerita dengan Pakistan yang menang atas

Laos dengan skor, 4-1.69

Di hari keenam pelaksanaan GANEFO, tepatnya hari sabtu, Indonesia kembali menunjukkan kekuatannya di cabang olahraga bulutangkis. Nana Sutisna atlit bulutangkis partai single, memastikan Indonesia mendapatkan satu medali emas. Nana berhasil mengalahkan atlit RRT, Tan Shin Hwu dengan skor 15-11 dan 15-12.70 Kedua atlit tersebut bertarung dengan sangat sengit, sungguh berupaya menunjukkan kekuatannya di bidang bulutangkis. Berbeda kisahnya di gelanggang sepakbola, Indonesia dengan RRT berbagi angka 1-1 hingga peluit akhir babak kedua. Hasil imbang tersebut cukup menjadi modal Indonesia untuk bisa lolos dari fase grup.

Untuk cabang olahraga bulutangkis dan sepakbola, kembali terselenggara di hari senin tanggal 18 November 1963. Cabang bulutangkis menyajikan pertandingan ganda putra dan ganda putri, dan lagi-lagi antara Indonesia melawan

RRT. Tuan rumah GANEFO diwakilkan oleh Tan King Gwan dan Unang, sementara RRT mengutus Lin Hian Cheng dan Chun-sheng. Pertandinan ganda putra dimenangkan oleh pasangan Indonesia dengan skor 15-9 dan 15-13.

Kemenangan pun berhasil diraih oleh ganda putri Indonesia, yaitu Minarni dan

69 "Bulutangkis; Indonesia Menang dari Djepang" Bintang Timur. Jumat, 15 November 1963. Lihat pula “Supremasi Bulutangkis Indonesia akan Diudji Mulai Hari Ini” Bintang Timur. Kamis, 14 November 1963.

70 “Regu Bulutangkis Indonesia Rebut Emas dari RRT” Bintang Timur. Sabtu, 16 November 1963.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

43

Retno Kustijah, yang berhasil mengalahkan Liang Hsiao Wu dan Chen Yu-niang dengan skor 15-7 dan 15-3.71

Di lapangan sepakbola Indonesia harus mengakui kehebatan kesebelasan

Korea Utara dengan skor 5-1.72 Kekalahan pun menimpa atlit putera cabang bulutangkis, keesokan harinya. Tanggal 19 menjadi akhir perjalanan Jhony Tjoa dan Nana Sutisna dalam kompetisi bulutangkis di GANEFO, sebab mereka harus mengakui kehebatan atlit RRT, yaitu Tang Hsin Fu dan Tang Shi Tu. Indonesia dan RRT yang bersahabat dalam dunia politik, harus mengadu kisah drama perebutan pengakuan raja/ratu bulutangkis di GANEFO. Kedua negara ini mengukir kisah tersendiri dalam drama perebutan medali di cabor bulutangkis.

71 "Tan/Unang dan Minarni/Retno Menangkan Medali Emas; Kedjuaraan Perseorangan Bulutangkis" Bintang Timur. Selasa, 19 November 1963.

72 “Kes.Indonesia Masuk Kotak Kes. Korea dengan 5-1” Bintang Timur. Selasa, 19 November 1963

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

44

Gambar 3. Berita pertandingan bulutangkis (Bintang Timur, 20 November 1963)

Menjelang akhir penyelenggaraan GANEFO, kompetisi semakin ketat.

Dalam cabang gulat, atlit Indonesia, Soeharto harus mengakui kegagahan Petrop, atlit asal Bulgaria. Kedua pegulat ini bertanding pada kelas 97 kilogram, dan pertandingan berjalan selama 45 detik. Kekalahan ini ternyata berimbas pada atlit gulat Indonesia lainnya, Suwandi dan T. Pangaribuan yang gagal mendulang medali emas dari pertandingan melawan RPA dan Korea Utara.73 Gaya Yunani-

Romawi merupakan taktik ketiga atlit Indonesia ini yang ternyata masih dalam tahap belajar, sehingga kekalahan mereka dapat dimaklumi. Walau demikian, ketiga olahragawan asal Indonesia ini tetap berjasa dalam pengumpulan medali dan sekaligus menjaga nama baik tuan rumah GANEFO.

73 “RPA Rebut 4 Medali Emas dari Gulat; Indonesia Berhasil Kantongi Sebuah dalam Kelas Bulu” Bintang Timur. Rabu, 20 November 1963.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

45

Satu hari sebelum penutupan GANEFO, Indonesia hanya bisa meraih satu perunggu dan satu medali perak. Cabang gulat, mempersembahkan medali perunggu untuk Indonesia setelah P. Soeharto mengakui kekuatan Vksriftjuk Ivan

(Uni Soviet) dan Petrov (Bulgaria).74 Sementara itu, atlit Hoki Indonesia menyumbangkan medali perak setelah kalah dari RPA dengan skor 1-0, di laga final.75

Gambar 4. Perbincangan atlit Indonesia dengan olahragawan RRT di sela-sela pertandingan (Bintang Timur. Sabtu, 25 November 1963)

74 “Pegulat-Pegulat Indonesia Semua Berguguran” Bintang Timur. Kamis, 21 November 1963. Lihat pula “Gulat: P. (Indonesia) Menangkan Medali Perunggu” Bintang Timur. Jumat, 22 November 1963.

75 “Team Hockey RPA Rebut Medali Emas” Bintang Timur. Kamis, 21 November 1963.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

46

Tanggal 22 November 1963, menjadi hari terakhir dari penyelenggaraan

GANEFO. Di hari terakhir ini, cabang sepakbola menjadi penutup pesta olahraga

GANEFO. Pertandingan antara RPA dengan Korea Utara berjalan menarik, kedua kesebelasan pun memiliki kekuatan yang imbang. Skor 1-1 menjadi hasil akhir pertandingan, hingga peluit akhir pertandingan.76 Kondisi ini mengharuskan pertandingan ditentukan dengan cara undian, dan RPA keluar sebagai pemenang.

Selesai pertandingan antara RPA dengan Korea Utara, upacara penutupan terselenggara. Mata api GANEFO telah padam dan kembang api bersautan sebagai tanda olimpiade olahraga GANEFO berakhir.

Rekor Dunia Ketika GANEFO

Seluruh pertandingan memiliki cerita tersendiri, salah satunya rekor olahraga yang tergeser di GANEFO oleh para atlit negara peserta. Rekor pertama tercipta ketika olimpiade GANEFO menjalankan hari pertamanya, dari cabang olahraga angkat besi dua atlit Asia berhasil mencatatkan rekor baru. Ada Li Chi

Yuan dari RRT dan Li Heung Chun dari Korea Utara yang masing-masing mematahkan rekor angkat besi di kategori berbeda. Lifter Li Chi Yuan berhasil melakukan angkatan Snatch 108 kilogram pada kelas Bantam, sementara Li

Heung Chung berhasil mengangkat beban 141 kilogram, pada kategori Clean &

76 “RPA dan Korea Djuara-Djuara Sepakbola GANEFO-I” Bintang Timur. Jumat, 22 November 1963.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

47

Jerk. Atlit asal Korea Utara itu mematahkan rekor lifter Jepang bernama Y.

Miyake yang telah berhasil melakukan angkatan 107,5 kilogram.77

Rekor kembali tumbang, di hari kedua penyelenggaraan. Cabor atletik menjadi saksi kecepatan atlit Korea Utara bernama Shim Keum Dan.

Olahragawan asal Korea Utara ini mencatatkan waktu 1,59,1 detik pada cabang lari nomor 800 meter puteri.78 Sebelumnya rekor lari dipegang oleh atlit asal

Australia bernama Dixie Wilis dengan catatan waktu 2,01,2 detik.

Di hari berikutnya, Shim Keum Dan kembali mencatatkan diri sebagai pelari tercepat di nomor 400 meter. Atlit asal Korea Utara itu berhasil berlari selama 51,4 detik atau 1,7 detik lebih cepat dari pemegang rekor lama. Rekor lari di nomor 400 meter sebelumnya dicatatkan oleh atlit asal Australia bernama Betty

Cuthbert dengan waktu 52,1 detik. Dua kali, Shim Keum Dan menjadi pelari tercepat di dunia.79 Seluruh rekor dunia ini menjadi tanda bahwa penduduk negara dunia ketiga pun bisa berprestasi dalam ranah olahraga, bahkan bisa menumbangkan catatan rekor atlit dari negara-negara maju. Sayangnya, rekor olahraga yang tercipta selama GANEFO, tidak diakui oleh IOC.

77 “Peserta Atlit RRT dan Korea” Bintang Timur. Selasa, 12 November 1963.

78 ‘Korea Tumbangkan Rekor Dunia Lari 800 M” Bintang Timur. Rabu, 13 November 1963.

79 ANP Radio Bulletin. Rabu, 13 November 1963.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

48

3.3 Upacara Penutupan dan Awal Perbincangan

Upacara penutupan yang telah direncanakan sejak awal oleh Preparatory

Committee terselenggara tanggal 22 November 1963. Pengumuman juara lomba menjadi sajian penutupan pesta olahraga, GANEFO. Sebelumnya pertandingan final cabang olahraga sepakbola antara RPA dengan Korea Utara terselenggara.

Kedua negara sama-sama memiliki kekuatan yang kuat tetapi RPA berhasil menang secara beruntung, lewat undian koin.

Seluruh perlombaan telah usai sebelum tanggal 22 November 1963, dan memang hanya sepakbola yang sengaja tersisa dihari terakhir penutupan. Selama

3 minggu GANEFO berjalan, perlombaan dari tiap cabor menetaskan pemenang dari beragam negara. Kekuatan superior di dunia olahraga menjadikan RRT sebagai negara urutan pertama, urusan perolehan medali dengan jumlah 171.

Disusul tuan rumah Indonesia yang rata-rata memperoleh medali dari cabanag olahraga bulutangkis dan angkat-beban, berjumlah 81 medali. Negara komunis di

Eropa, Uni Soviet menduduki peringkat ketiga perolehan medali di GANEFO dengan 57 buah. Disusul oleh RPA dan Korea Utara yang sama-sama terpaut 5 medali dari Uni Soviet.

Peringkat lima besar ditempati oleh 4 negara Preparatory Committee dan

1 negara sponsor. Indonesia, RRT, RPA dan Korea Utara selaku preparatory

Committee membuktikkan janjinya sebagai negara anggota yang sepenuhnya mendukung GANEFO yang terjelaskan dalam tabel berikut;

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

49

Gambar 5. Berita tentang perolehan medali negara peserta GANEFO (Bintang Timur, 19 November 1963)

Perolehan medali di Bintang Timur hari Selasa, 19 November 1963 tersebut merupakan gambaran persaingan ketat yang terjadi di GANEFO. Hasil akhir klasemen perolehan medali di tanggal 22 November 1963, tetap mencantumkan

RRT sebagai pemuncak klasemen, dengan jumlah akhir 68 emas, 58 perak dan 45 perunggu atau berjumlah 171 medali.80 Menariknya pada hari terakhir penyelenggaraan GANEFO, tuan rumah Indonesia dapat menggeser posisi Uni

Soviet yang berada di klasemen 2. Uni Soviet yang membuntuti RRT berhasil digeser oleh Indonesia. Secara total perolehan medali, Indonesia unggul 24 poin dari Uni Soviet yang telah berhasil mengumpulkan 57 medali.

80 Muhidin M. Dahlan. Op.,cit. Hlm : 178. Kok loc.cit ? apa bedanya loc.cit bernomer halaman dan tak bernomer halaman?

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

50

Sebagai tanda selesai penyelenggaraan GANEFO, Indonesia menghadirkan sajian pesta megah di Istana Olahraga Senayan. Rangakain acara terdiri dari, pertunjukkan Marching Band dari akademi angkatan udara, dilanjutkan dengan pertandingan sepakbola antara Korea Utara dengan Republik

Persatuan Arab. Setelahnya ada pemberian medali kepada para pemenang cabang olahraga sepakbola dan pengumuman juara umum. Prosesi pemberian medali diiringi dengan alunan energik marching band Perguruan Tinggi Ilmu Polisi

(PTIK).81 Perasaan haru dan senang menyelimuti para atlit, panitia dan masyarakat yang hadir di Istana Gelora Senayan karena harus berpisah dengan teman.

Defile dari tiap negara peserta menjadi tanda berakhirnya upacara penutupan GANEFO. Para atlit mendapat cinderamata yang salah satunya adalah buku tipis berisi opini Sukarno tentang IOC berjudul “Indonesia and International

Olympic Committee”.82 Pesta olahraga ini tetap dimanfaatkan Indonesia untuk propaganda negara non-blok. Olimpiade telah selesai, tetapi GANEFO sebagai prinsip baru saja akan memasuki babak baru.

81 “Upacara Penutupan GANEFO” Bintang Timur. Selasa, 19 November 1963.

82 "Ada Waktu Untuk Bertemu, Ada Waktu Untuk Berpisah... Untuk Bertemu Kembali ! GANEFO I Ditutup, Disusul GANEFO II" Bintang Timur. Sabtu 23 November 1963. Lihat pula Jules Boykoff. Power Games; A Political History of Olympics. London : Verso. 2016. Hlm. 59.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

BAB IV FEDERASI GANEFO

4.1 Opini Terhadap GANEFO

Selesai seluruhnya tidak mengartikan semangat perjuangan yang ada di dalam olimpiade GANEFO padam. Beberapa media massa masih menyiarkan kabar dan opini tentang olimpiade olahraga serta kebudayaan ini. Berbagai kesan terlihat dari opini di dalam koran-koran ketika GANEFO telah usai. Salah satunya adalah ucapan selamat karena sudah sukses menyelenggaraakan olimpiade tersebut dari koran Suluh Indonesia, Bintang Timur, Harian Rakyat dan

Revolusioner.

Koran Suluh Indonesia, salah satu media massa yang memberikan kata selamat lewat kolom tajuk rencana, menyatakan demikian ;

“Idee besar jang ditjetuskan oleh Presiden/Pemimpin Besar Revolusi, jalah Ganefo, telah dapat direalisasi dengan sebaik-baiknja. Sukses besar telah dapat dilihat oleh seluruh dunia. Artinja Ganefo jang diachiri dengan resmi kemarin sore, telah berlangusng dengan sukses.” 83

Suluh Indonesia mewakili pendapat rakyat Indonesia tentang penyelenggaraan

GANEFO. Suksesnya olimpiade bukan hanya milik Indonesia tetapi menjadi kabar baik bagi negara-negara New Emerging Forces atau dunia progresif.

Olimpiade GANEFO menjadi sebuah pergerakan yang berkelanjutan dan Suluh

Indonesia menyarankan hal tersebut. Sama juga dengan koran Harian Rakyat,

83 “Pers Ibukota njatakan : GANEFO SUKSES !” Bintang Timur. Sabtu, 23 November 1963 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

52

Bintang Timur dan Revolusioner yang sepakat bahwa GANEFO merupakan ide politik tentang perjuangan negara New Emerging Forces. Menariknya, keempat media massa ini memiliki harapan yang sama yaitu, pembentukan organisasi

GANEFO. Opini dari keempat koran tersebut merupakan gambaran sekilas tentang kondisi politik diplomasi Indonesia yang menuntut adanya organisasi permanen olahraga skala dunia, sebagai tandingan IOC.

Seluruh rakyat yang terwakili oleh pers, merasa bahwa GANEFO menjadi realita sukses. Bukan saja perkara kelancaran acara, GANEFO pun telah berhasil membangun semangat persahabatan di masyarakat New Emerging Forces (NEFO) dalam kemasan olahraga dan kebudayaan. Sama halnya dengan wartawan asal

Filipina, Ernie T. Bitong yang menyatakan bahwa GANEFO terselenggara dengan sukses dan Indonesia telah membawa kemenangan NEFO dalam melumpuhkan kekuatan imperialisme-kolonialisme.84

Sejak awal GANEFO telah mendapat perhatian mata dunia yang berimplikasi pada pemberitaan internasional. Wartawan yang meliput datang dari berbagai negara, Ernie T. Bitong merupakan salah satu contoh dari sekian banyak wartawan luar negeri. Dari RRT, ada Jen Min Je Pao, wartawan harian Hsinhua yang menulis tajuk rencana untuk GANEFO di tanggal 23 November 1963.

Dalam tulisannya tersebut, Jen Min Je Pao menyatakan selamat kepada Indonesia yang sudah berhasil dalam penyelenggaraan GANEFO. Dirinya memperjelas

84 “Dengan GANEFO I, Indonesia Robohkan Prasangka IOC” Ernie T. Bitong dalam Bintang Timur. Selasa, 26 November 1963

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

53

bahwa keberadaan GANEFO merupakan bukti dari rakyat NEFO dapat mengembangkan dunia olahraga pun kebudayaan.85

Salah satu petinggi olahraga negara Mali pun ikut mengeluarkan opini tentang GANEFO. Mousa Keita, selaku Komisari Tinggi urusan pemuda dan olahraga Mali, menyatakan bahwa terselenggaranya GANEFO menjadi pembakar semangat perjuangan anti imperialis sekaligus mewadahi kontak persahabatan antar rakyat NEFO. Seluruh persahabatan ini terbalut dengan kompetisi olahraga dan pameran kebudayaan.86

Dari kawasan Afrika, ada negara RPA yang antusias memberitakan

GANEFO selama 3 minggu penuh. Di akhir bulan November, para wartawan

RPA masih setia memberitakan GANEFO yang terkemas dalam opini. Nafis

Salaim salah satu wartawan Aldjumburiah pun menyatakan bahwa GANEFO begitu indah, rapi dan teratur. Penilaian ini meliputi dari seluruh aspek yang ada ketika upacara penutupan, mulai dari masyarakatnya hingga para individu pengisi acara. Sang wartawan membandingkan dengan pesta olahraga di Moskow tahun

1957, dan Indonesia masih menjadi barometer tertingginya.87

Salain Nafis Salaim, adapula wartawan harian Al-Achbar bernama A.

Madji Noman yang turut menilai keberhasilan GANEFO. Dirinya menyimpulkan

85 “Sukses GANEFO Sukses Cemerlang Bagi Semangat NEFOS” Jen Min Je Pao dalam Tajuk Rencana hairan Hsinhua yang terliput di Bintang Timur. Jumat, 29 November 1963.

86 “GANEFO I Menguntungkan Perjuangan A-A” Bintang Timur. Jumat, 29 November 1963.

87 “Rakyat Indon. Sangat Sportif dan Disiplin; Keputusan IOC Aneh” Bintang Timur. Sabtu, 30 November 1963.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

54

bahwa negara NEFO pun sanggup menyelenggarakan pesta olahraga internasional, yang sebelumnya hanya dipasrahkan kepada negara di Eropa atau

Amerika Utara.88 Hampir seluruh dunia lewat media pers, menyatakan bahwa

GANEFO telah menjadi sebuah realitas sejarah negara New Emerging Forces.

Pesta olahraga 4 tahunan ini harus tetap hidup dan diharapkan hidup dengan cara pembentukan wadah tetap. Kesamaan harapan tiap masyarakat di negara NEFO memotivasi para pejabat olahraga untuk andil dalam pembentukan Federasi

GANEFO.

4.2 Federasi GANEFO

Keberhasilan GANEFO mendorong pemerintah Indonesia untuk membentuk organisasi tetap. Presiden Sukarno kemudian mengeluarkan SK no.231/1963 yang menyatakan bahwa Menteri Olahraga Maladi merupakan

Kepala Staff Presiden untuk urusan GANEFO.89 Lewat SK ini Maladi menjadi orang yang mengurus segala hal tentang GANEFO.

GANEFO yang telah terancang sebagai olimpiade, kemudian menjadi harapan baru bagi Indonesia untuk menggalang rasa solidaritas antar negara

NEFO. Konsep tersebut tidak boleh diam, maka dari itu Indonesia secara sigap mengadakan konferensi, untuk tetap menghidupkan ide GANEFO. Konferensi

GANEFO mengundang sekiranya 148 delegasi yang datang dari 51 negara di 4

88 Ibid…

89 “Indonesia Tunjuk Menteri Maladi” Bintang Timur. Jumat, 15 November 1963.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

55

benua. Perwakilan negara peserta GANEFO datang dari berbagai kalangan dengan beragam jabatan kerja. Seperti negara Albania yang mengirimkan Kepala

Departemen Pendidikan Jasmani, Vasio Konomi, berbeda dengan Argentina yang mengirimkan Umberto Gori selaku Ketua Dewan Mahasiswa Universitas Buenos

Aires.90 Konferensi menemui jalan buntu, Indonesia menginginkan organisasi permanen segera dibuat tetapi negara sponsor lainnya mau olimpiade selesai terlebih dahulu.

Hari kamis tanggal 21 November 1963, baru keluar sebuah kepastian tentang organisasi GANEFO. Koran Bintang Timur memberikan informasi bahwa tanggal 24 dan 25 November menjadi tanggal penting bagi keberlanjutan

GANEFO, tetapi sebelumnya di tanggal 23 November akan terselenggara rapat pendahuluan antar negara sponsor.91 Pengumman tersebut tidak membuat masyarakat puas dengan kepastian pembentukan organisasi permanen GANEFO.

Desakan masyarakat merupakan bentuk antusias negara Indonesia terhadap perjuangan imperialisme yang diwakili IOC. Satu hari setelahnnya, merupakan hari upacara penutupan GANEFO dan konferensi telah sepakat akan mengadakan

Kongres GANEFO setelah olimpiade selesai.

Pemerintah memenuhi janjinya, tepat pada tanggal 23 November 1963 mengadakan rapat pendahuluan bagi negara-negara sponsor GANEFO. Rapat

90 “Delegasi dari Empat Benua; Untuk Hadiri Konferensi GANEFO” Bintang Timur. Sabtu, 16 November 1963.

91 “Kongres GANEFO; Tgl. 24 dan 25 November” Bintang Timur. Kamis, 21 November 1963.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

56

yang terselenggara di Markas Besar, di Senayan keputusan untuk masyarakat seperti berikut:

“Front Nasional Pusat akan menyelenggarakan rapat umum di Istana Olahraga Bung Karno pada tanggal 25 Nov 1963, pada pukul 20.00-22.00 dengan isi acara ; 1. Pidato Pembukaan oleh SekJen Front Nasional, Sudibjo 2. Laporan Meneteri Olahraga Kepala Staf Presiden Urusan GANEFO I, Maladi ; tentang hasil2 kongres GANEFO ! 3. Sambutan dari wakil delegasi Asia, Afrika, Amerika Latin dan Eropa 4. Amanat Paduka yang mulia Presiden Soekarno”92

Ada pula keputusan yang diperuntukkan dunia Internasional dan kepentingan

Federasi GANEFO, kemudian. Setidaknya ada 2 keputusan yang menjadikan

Indonesia sebagai negara progresif urusan diplomasi olahraga. Pertama, piagam

Ganefo yang telah diusulkan Indonesia menjadi piagam GANEFO, seterusnya.

Kedua, Anggota Prepartory Committee akan seterusnya menjadi eksekutif komite federasi GANEFO.93 Selain itu ada kebijakkan tentang GANEFO II yang akan terselenggara di Kairo atau Peking (sebagai kota cadangan).94 Kesuksesan

GANEFO yang telah melebihi ekspektasi, menjadi langkah awal dari sebuah perjuangan melawan imperialisme. Rapat raksasa merupakan satu dari serangkaian acara lainnya yang bertujuan untuk menjaga atmosfir perjuangan melawan imperialisme, kolonialisme, neokolonialisme dan jembatan pembentukkan organisasi permanen.

92 “Rapat Umum Menjambut Kongres GANEFO I” Bintang Timur. Sabtu, 23 November 1963

93 "Organisasi GANEFO yang permanen terbentuk; hasil-hasil kongres pertama GANEFO dilaporkan" Bintang Timur. Selasa, 26 November 1963

94 “GANEFO II di Kairo; Presiden : Suatu keharusan bentuk organisasi tetap GANEFO" Bintang Timur. Senin, 25 November 1963.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

57

Antusias masyarakat dalam pembentukkan organisasi GANEFO terus berlanjut. Tiap media massa terus menuliskan beragam pendapat lewat kolom tajuk rencananya yang menyatakan bahwa Kongres GANEFO merupakan salah satu konsekuensi dari terselenggaranya olimpiade.95 Setidaknya terbentuk organisasi permanen, ketika Kongres GANEFO terselenggara. Bukan tanpa alasan, beberapa negara peserta telah menganggap bahwa GANEFO adalah senjata politik diplomasi untuk melawan dominasi negara-negara imperialisme.

Minggu, hari pertama dari penyelenggaraan Kongres GANEFO I di

Markas Besar. Empat puluh negara peserta GANEFO I lewat perwakilannya hadir di dalam Kongres tersebut. Secara singkat, pertemuan ini menghasilkan keputusan bahwa GANEFO merupakan suatu gerakan olahraga yang bisa terselenggara 4 tahun sekali, sama seperti Olimpiade.96 Pernyataan tersebut datang dari negara peserta yang memang mengharapkan sebuah pesta olahraga berbasis persahabatan, tanpa monopoli. Bisa dikatakan bahwa GANEFO telah menjadi pesta olahraga tandingan dari Olympics Games garapan IOC.

Satu hari berselang, keputusan tentang GANEFO telah rilis. Beberapa media massa meliput laporan dari Kongres GANEFO I, ditambah dengan informasi yang didapat dari Pidato Soekano tanggal 25 November 1963. Kongres

GANEFO I yang terilis dalam surat kabar, berbunyi demikian;

“Keputusan Kongres Ganefo :

95 “Kongres GANEFO” loc. cit.

96 “GANEFO II di Kairo; Presiden : Suatu keharusan bentuk organisasi tetap GANEFO” loc.cit.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

58

1. Bendera dan simbol Ganefo seperti telah dipakai dalam Ganefo 1 disahkan sebagai bendera dan simbol Ganefo seterusnya 2. Jakarta sebagai head quarter Ganefo 3. Janji atlit dalam pembukaan Ganefo I disahkan sebagai janji atlit seterusnya 4. Semboyan "onward, no retreat" dinyatakan sebagai semboyan Ganefo seterusnya.” 97

Keputusan Kongres sesuai dengan ekspektasi Indonesia sebagai negara promotor.

Mendapat kehormatan menjadi tempat organisasi permanen GANEFO berada, atau Head-Quarter. Selain itu pula, janji atlit dan beberapa simbol lainnya telah sah menjadi milik GANEFO. Artinya, seluruh ide yang Indonesia tuangkan untuk

GANEFO, telah menjadi milik seluruh negara New Emerging Forces.

Kongres GANEFO yang terselenggara selama 2 hari, telah menghasilkan keputusan yang mengikat pada tujuan perjuangan melawan imperialisme, kolonialisme dan neokolonialisme. Pembentukan Federasi GANEFO menjadi langkah signifikan dari negara-negara dunia ketiga yang menyatakan dirinya menang dari IOC. GANEFO merupakan tempat pembuktian dari pandangan baru tentang olahraga, yang mengedepankan keselarasan dan persahabatan antar bangsa pun negara.98 Sikap ini mendobrak tingkah IOC yang secara halus melakukan monopoli olahraga internasional.

97 "Organisasi GANEFO yang permanen terbentuk; hasil-hasil kongres pertama GANEFO dilaporkan" op.cit.

98 Ernie T. Bitong “Dengan GANEFO I Indonesia robohkan prasangka IOC". Bintang Timur. Selasa, 26 Novembe 1963

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

59

4.3 Nasib GANEFO Kemudian

4.3.1 Takdir Atlit Indonesia

Setelah terbentuk Federasi GANEFO, Indonesia dipastikan terisoloasi.

Skorsing masih membayangi Indonesia dan IOC memperjelas sanksi tersebut.

Sejak awal GANEFO direncanakan, IOC telah melarang seluruh negara anggotanya untuk ikut serta. Jika tetap ikut, maka sang atlit yang bertanding di

GANEFO tidak diperbolehkan untuk berpartisipasi dalam Olimpide Dunia tahun

1964.

International Olympic Committee telah melarang Indonesia untuk ikut serta dalam Olimpiade Dunia. Langkah yang sebetulnya telah diantisiapsi para pejabat Indonesia. Pada bab II, telah terjelaskan proses Indonesia melobi Jepang supaya masuk dalam daftar negara peserta Olimpiade Dunia. Jepang telah telah berusaha melobi Brundage dan Otto Meyer agar Indonesia dapat ikut serta dalam

Olimpiade Dunia, saat rapat dewan tertinggi terselenggara di Baden-Baden.

Seluruh proses lobi yang Jepang lakukan, tidak membuat keputusan awal berubah.

Mengetahui keputusan tersebut, Indonesia tetap melawan. Para atlit yang siap untuk bertanding, diberangkatkan ke Tokyo, Jepang. Para atlit diperbolehkan untuk menginjakkan kaki di Tokyo, tetapi tidak diperbolehkan masuk ke

Perkampungan Olimpiade.99 Oleh karena kondisi seperti itu, Indonesia

99 Michal Marcin Kobierecki. “Sport as a Tool of Building Political Alliances: The Case of the Games of New Emerging Forces (GANEFO)” dalam The Polish Quarterly of International Affairs, 2016, no. 4. Hlm:117.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

60

memutuskan mengundurkan diri dari Olimpiade Dunia tepat 1 hari sebelum upacara pembukaan.

4.3.2 GANEFO Ke-2

Kairo yang terpilih menjadi kota penyelenggara GANEFO II, mulai berbenah diri. Sama halnya dengan Peking, yang menjadi kota cadangan jika

Kairo tidak bisa menjadi tuan rumah. Perjalanan panjang menuju GANEFO II tidak diam begitu saja, sebab RRT terus menerus mendorong negara-negara

NEFO untuk terus bergerak. Kemajuan dalam diplomasi olahraga terus terlihat semenjak federasi GANEFO terbentuk

Tahun 1966, Federasi GANEFO beserta negara RRT mengadakan pertemuan di Beijing. Dalam pertemuan tersebut, RRT memiliki mimpi untuk mengajak lebih banyak lagi negara progresif ke dalam GANEFO. Ide tersebut terealisasi karena RRT bermurah hati membangun fasilitas olahraga, pelatihan wasit hingga menjadi sumber dana dari Asian GANEFO.100 Pesta olahraga

GANEFO tingkat Asia ini akan berlangsung di Phnom Pen, Kamboja pada

November-Desember 1966, satu tahun sebelum GANEFO II terselenggara.

Republik Rakyat Tiongkok yang berperan sebagai komisaris dari Federasi

GANEFO terus menumbuhkan konsep aliansi politik tanpa adanya diskriminasi apapun.

100 Ibid. Hlm:118

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

61

Penyelenggaraan Asian GANEFO rupanya berbarengan dengan Asian

Games di . Pesta olahraga yang berkonsep sama seperti GANEFO I ini dihadiri oleh 2.000 atlit dari 15 negara.101 Organisasi olahraga tertinggi, IOC kembali memberikan ancaman diskualifikasi kepada para atlit yang ikut dalam

Asian GANEFO. Sebanyak 57 atlit Indonesia dikirim ke Asian GANEFO, dan berangkat bersamaan dengan para olahragawan yang akan bertanding di Asian

Games 1966, Bangkok.

Pesta Olahraga yang terselenggara di Kamboja menjadi akhir perjalanan

GANEFO bersama Federasinya. Peristiwa politik dan peperangan menghambat terselenggaranya GANEFO II. Republik Persatuan Arab, negara penyelenggara

GANEFO II di tahun 1967 mengalami perang 6 hari melawan Israel. Republik

Rakyat Tiongkok yang sepanjang penyelenggaraan pesta olahraga menjadi sumber pendanaan terbesar harus menguras kas negaranya, penanggulangan

Revolusi Kebudayaan. Sedangkan Indonesia, negara inisiator GANEFO harus kehilangan Sukarno karena lengser atas kekuatan Angkatan Darat. Maka dari itu cita-cita kompetisi olahraga berbasis persahabatan, terhenti pada tahun 1966.

101 Ibid.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

BAB V KESIMPULAN & SARAN

5.1 Kesimpulan

Periode 1940-1980an, dunia internasional sedang ada di dalam masa

Perang Dingin. Persaingan berbagai bidang gencar terjaadi antara Blok Barat

(Amerika Serikat-Kapitalis) dengan Blok Timur (Uni Soviet-Komunis). Keadaan tersebut membuat Indonesia merasa gerah, karena jika tidak bertindak maka akan menjadi korban dari negara adidaya lagi. Pada tahun 1955, Indonesia bersama dengan negara-negara di benua Asia-Afrika mendeklarasikan diri untuk tidak ikut dalam blok barat maupun blok timur dan terdeklarasikan di Konferensi Asia-

Afrika.

Persatuan negara dunia ketiga terus terjalin, salah satunya ada di bidang olahraga. Di Benua Asia, pertemanan antar negara terjalin dengan adanya Asian

Games yang sudah dimulai sejak 1951. Indonesia yang menjadi anggota dari

Federasi Asian Games, sempat menjadi tuan rumah di tahun 1962. Kesempatan tersebut digunakan Sukarno sebaik mungkin untuk melegitimasi posisi Indonesia dalam kancah olahraga internasional.

Asian Games ke-4 berhasil diselenggarakan Indonesia, dengan sebuah konflik politik. Indonesia harus meyertakan Israel dan Taiwan, tanpa mengundang

RRT yang notabene-nya adalah sahabat. Dilema tersebut membuat Indonesia geram, sehingga memutuskan untuk tidak mengundang Israel, Taiwan dan RRT. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

63

Para pejabat IOC geram dengan keputusan Indonesia, yang kemudian berakibat pada penerimaan hukuman skorsing.

Hukuman skorsing keanggotan dari IOC menjadi titik awal dari perjalanan diplomasi olahraga Indonesia. Merasa olahraga tidak dapat dipisahkan dari politik, Sukarno kemudian memiliki ide untuk membuat Games of New Emerging

Forces atau GANEFO. Sebuah pesta olahraga yang tidak adanya unsur diskriminasi suku atau ras. Ide tersebut kemudian direalisasikan oleh Indonesia yang dipimpin Maladi, selaku Menteri Olahraga. Mulai dari pendanaan dan acara, mulai disusun sejak berakhirnya Asian Games ke-4.

Sukarno Cup yang dinyatakan sebagai sebuah miniatur GANEFO, terselenggara di bulan april tahun 1963. Berbarengan dengan hari penyelenggaraan Konferensi Wartawan Asia Afrika, Sukarno Cup mengundang sekitar 8 negara untuk ikut dalam pesta olahraga mini tersebut. Selain menjadi batu loncatan ke GANEFO, Sukarno Cup pun mendapuk peran sebagai alat penyebaran konsep diplomasi olahraga.

Terhitung 200 hari dari Asian Game ke-4, Indonesia telah siap dengan perhelatan GANEFO. Pesta olahraga sekaligus kebudayaan terbesar, selevel dengan Olimpiade Dunia terselenggara di Jakarta pada 10 November, tahun 1963.

Selama 3 minggu GANEFO terselenggara, mulai dari kompetisi olahraga di 13 cabang olahraga, hingga pameran seni-budaya di seluru penjuru kota Jakarta.

GANEFO mengusung konsep diplomasi jalur budaya, dengan olahraga dan kesenian. Pesta olahraga yang berbasis pada persahabatan ini kemudian berujung pada pembuatan organisasi permanen, demi kelanjutan ide tersebut.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

64

Federasi GANEFO yang terbentuk setelah pesta olahraga selesai mengembangkan ide diplomasi olahraga. Organisasi GANEFO telah memutuskan

GANEFO II terselenggara di Kairo, RPA dan kota Peking, RRT sebagai cadangan tahun 1964. Tetapi rencana tersebut tidak pernah terealisasi, 3 tahun setelah

GANEFO I terselenggara dua negara (RPA dan RRT) yang akan menjadi tuan rumah mengalami perang. Negara RPA berperang melawan Israel sementara,

RRT mengalami Revolusi Kebudayaan dan Indonesia terjadi penggulingan kekuasaan. Ide kompetisi olahraga berbasis persahabatan dalam GANEFO telah mati setelah pesta olahraga tersebut berakhir.

Pesta olahraga GANEFO yang memiliki ciri-khas hidup berdampingan dengan kesenian ini telah habis, tidak berlanjut. Instrumen diplomasi budaya yang lengkap bagi Indonesia di era Perang Dingin. Pola yang sama kemudian terjadi pada Asian Games ke 18 tahun 2018 lalu di Jakarta. Kesenian menghiasi setiap sudut kota Jakarta, mulai dari hiasan bendera hingga pameran seni pertunjukkan.

Oleh karena itu, GANEFO memang mati, tetapi pola peristiwa pesta olahraga tersebut berulang.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

65

5.2 Saran

GANEFO menjadi bukti dari usaha Indonesia dalam menjalin hubunngan internasional dengan negara non-blok. Penyelenggara GANEFO telah memberikan pandangan kepada dunia internasional bahwa negara dunia ketiga pun telah menanamkan bibit sport-minded. Di dalam kompetisi ini pun Indonesia menanamkan rasa solidaritas antar atlit demi terjalinnya persatuan negara-negara

New Emerging Forces.

Sayangnya, peristiwa ini sering luput dari mata peneliti. Sebuah topik yang sebenarnya dapat membuka pengetahuan tentang sejarah olahraga dan diplomasi Indonesia. Penelitian ini merupakan salah satu sumbangan informasi tentang sejarah olahraga di Indonesia. Dengan adanya penelitian ini, semoga muncul penelitian lain yang membahas GANEFO lebih mendalam. Ada beberapa tema yang sekiranya dapat dijadikan topik pembahasan GANEFO untuk peneliti selanjutnya, mulai dari peran media dalam penyelenggaran pesta olahraga, perspektif atlit tentang GANEFO, hingga peran kebudayaan dalam GANEFO.

Ketiga tema tersebut merupakan celah dalam pembahasan GANEFO yang berguna untuk melengkapi arsip sejarah Indonesia.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

DAFTAR PUSTAKA Surat Kabar Bintang Timur. Rabu, 2 Oktober 1963. Bintang Timur. Rabu, 9 Oktober 1963. Bintang Timur. Senin, 14 Oktober 1963. Bintang Timur. Selasa, 22 Oktober 1963. Bintang Timur. Rabu, 23 Oktober 1963. Bintang Timur. Jumat 25 Oktober 1963. Bintang Timur. Selasa, 11 November 1963. Bintang Timur. Selasa, 12 November 1963. Bintang Timur. Rabu, 13 November 1963. Bintang Timur. Kamis, 14 November 1963. Bintang Timur. Jumat, 15 November 1963. Bintang Timur. Sabtu, 16 November 1963. Bintang Timur. Selasa, 19 November 1963. Bintang Timur. Rabu, 20 November 1963. Bintang Timur. Kamis, 21 November 1963. Bintang Timur. Jumat, 22 November 1963. Bintang Timur. Sabtu, 23 November 1963. Bintang Timur. Senin, 25 November 1963. Bintang Timur. Selasa, 26 November 1963. Bintang Timur. Jumat, 29 November 1963. Bintang Timur. Sabtu, 30 November 1963. De Waarheid Volksdagblad voor Nederland. Rabu, 18 Juli 1962. De Waarheid volksdagblad voor nederland. Selasa, 12 September 1962. Friese Koerier, Onafhankelijk Dagblad voor Friestand en aangrezende gebieden. Sabtu, 26 Oktober 1963. Java Bode, 6 Oktober 1963. Kedaulatan Rakyat, Selasa, 7 Agustus 1962. Kedaulatan Rakyat. Kamis, 23 Agustus 1962. Kedaulatan Rakyat. Jumat, 15 Pebruari 1963. Kedaulatan Rakyat. Senin, 22 April 1963. Kedaulatan Rakyat. Jumat, 26 April 1963. Kedaulatan Rakyat. Sabtu, 27 April 1963. Kedaulatan Rakyat. Senin, 29 April 1963. Kedaulatan Rakyat. Selasa, 30 April 1963. Kedaulatan Rakyat. Kamis, 2 Mei 1963. Kedaulatan Rakyat. Jumat, 3 Mei 1963. Kedaulatan Rakyat. Jumat, 10 Mei 1963. Kedaulatan Rakyat. Selasa, 21 Mei 1963. Kedaulatan Rakyat. Senin, 27 Mei 1963. Kedaulatan Rakyat. Kamis 30 Mei 1963. Kedaulatan Rakyat. Sabtu, 1 Juni 1963. Kedaulatan Rakyat. Senin, 10 Juni 1963. Kedaulatan Rakyat. Senin, 17 Juni 1963. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

67

Kedaulatan Rakyat. Senin, 27 Agustus 1963. Kedaulatan Rakyat. Selasa, 28 Agustus 1963. Nasional. Rabu, 24 April 1963. Nasional. Sabtu, 27 April 1963. Nasional. Selasa, 30 April 1963.

Buletin Radio

ANP Radio Bulletin. Rabu, 13 November 1963.

Buku

Boykoff, Jules. Power Games; A Political History of Olympics. London : Verso. 2016.

Gottschalks, Louis. Mengerti Sejarah. UI Press : Jakarta. 1985.

Huebner, Stefan. Pan Asian Sports and The Emergence of Modern Asia; 1913- 1974. Singapore : NUS Press. 2016.

Kuntowijoyo. Pengantar Ilmu Sejarah. Yayasan Bentang Budaya : Yogyakarta. 1995.

Muhidin M. Dahlan. Ganefo; Olimpiade Kiri di Indonesia. Yogyakarta : WarungArsip. 2016.

Jurnal

Brown, Colin. “Playing the Game; Ethnicity and Politics in Indonesian Badminton” di dalam jurnal Indonesia, No. 81. 2006.

Bunnell, Frederick P. “ Guided Democracy Foreign Policy; 1960-1965 President Sukarno Moves from Non-Alignment to Confrontation” di dalam jurnal Indonesia, No.2. 1966.

Hietanen, Aki. “Towards a New International Sports Order ?” di jurnal Current Research on Peace and Violence, Vol. 5, No. 4.1982.

Kobierecki, Michael Marcin. “Sport as a Tool of Building Political Alliances: The Case of the Games of New Emerging Forces (GANEFO)” dalam The Polish Quarterly of International Affairs, no. 4. 2016.

Pauker, Ewa T. “Ganefo I; Sports and politics in Jakarta” di dalam Jurnal Asian Survey, Vol.5 No.4, April. 1965.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

68

Website

https://olahraga.kompas.com/read/2018/07/20/16200088/kilas-balik-capaian- indonesia-pada-asian-games-1962 (diakses pada 22 September 2018)

https://www.asiangames2018.id/medals/ (diakses pada 22 September 2018 ) https://www.goodnewsfromindonesia.id/2018/07/20/mengenang-asian-games- 1962 (diakses pada 22 September 2018)