KONFLIK DAN AKOMODASI ANTARA ADAT DAN AGAMA DENGAN PEMERINTAH DI SUMATERA BARAT TAHUN 1999 HINGGA 2015 (Studi Kasus Kabupaten Tanah Datar)

Total Page:16

File Type:pdf, Size:1020Kb

KONFLIK DAN AKOMODASI ANTARA ADAT DAN AGAMA DENGAN PEMERINTAH DI SUMATERA BARAT TAHUN 1999 HINGGA 2015 (Studi Kasus Kabupaten Tanah Datar) KONFLIK DAN AKOMODASI ANTARA ADAT DAN AGAMA DENGAN PEMERINTAH DI SUMATERA BARAT TAHUN 1999 HINGGA 2015 (Studi Kasus Kabupaten Tanah Datar) Penulis Yanti Mulia Roza KONFLIK DAN AKOMODASI ANTARA ADAT DAN AGAMA DENGAN PEMERINTAH DI SUMATERA BARAT TAHUN 1999 HINGGA 2015 (Studi Kasus Kabupaten Tanah Datar) Penulis : Yanti Mulia Roza Editor : Hanifah Azwar Desain Sampul : Soraya Layout : Numay ISBN: 978-623-7331-11-7 Penerbit Cinta Buku Media Redaksi: Alamat : Jl. Musyawarah, Komplek Pratama A1 No.8 Kp. Sawah, Ciputat, Tangerang Selatan Hotline CBMedia 0858 1413 1928 e_mail: [email protected] Cetakan: Ke-1 Januari 2020 All rights reserverd Hak cipta dilindungi Undang-Undang Dilarang memperbanyak karya tulis ini dalam bentuk dan dengan cara apapun tanpa ijin tertulis dari penerbit. Kata Pengantar uji dan syukur kita panjatkan kepada Allah SWT atas P limpahan rahmat dan nikmat-Nya sehingga disertasi ini dapat terselesaikan. Semoga kebahagiaan dan keselamatan tercurahkan kepada Nabi Muhammad beserta kelurga, sahabat dan para pengikutnya. Disertasi ini disusun sebagai tugas akhir syarat meraih gelar Doktor dalam bidang Sejarah Peradaban Islam (DR) di Sekolah Pascasarjana Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Penulis mengucapkan terimakasih yang sedalam-dalamnya kepada berbagai pihak yang telah banyak membantu sehingga tugas ini dapat terselesaikan, diantaranya : 1. Ucapan terimaksih yang tidak terhingga untuk orang-orang tercinta Ayahanda Zainal Abidin, Ibunda Yusni dan suami Saidani,SP dan anak-anak kami serta adik-adik dan keluarga besar yang senantiasa mengiringi dengan doa dan motivasi serta semanagat dengan harapan semoga penulis diberikan kemudahan dan kelancaran dalam menyelesaikan studi. 2. Ucapan terimakasih untuk Prof.Dr.Amani Lubis, Lc, MA. Sebagai Rektor UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dan Prof. Dr.Jamhari, MA selaku Direktur Sekolah Pascasarjana UIN Syarif Hidayatullah Jakarta 3. Ucapan terimakasih kepada Prof.Dr. Didin Saepudin, MA.yang telah mengingatkan penulis terhadap penyelesaian desertasi ini. 4. Prof. Dr. Azyumardi Azra, MA dan Prof. Dr. Iik Arifin Mansurnoor, MA. Selaku pembimbing yang telah bersedia meluangkan waktunya untuk membimbing dan berdiskusi serta memberikan motivasi. 5. Ucapan terimakasih kepada TIM penguji Prof. Dr. M. Atho Mudzhar. MSPD, Prof. Dr. Zulkifli, MA dan Prof. Dr. Ridwan Lubis, MA. iii 6. Ucapan terimakasih kepada Bapak dan Ibu dosen atas ilmu, bimbingan dan motivasinya, juga ucapan terimakasih kepada seluruh civitas akademik Sekolah Pascasarjana UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah membantu dan memberikan iklim belajar yang kondusif dan semoga menjadi amal baik. 7. Ucapan terimakasih pula kepada teman sejawat yang tidak biaso disebutkan satu pertasu. 8. Petugas perpustakaan dan seluruh staf civitas akademika Sekolah Pascasarjana UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. 9. Kepada PEMDA Tanah Datar dan para Nara Sumber Tokoh Adat, Agama Sumatera Barat dan Kabupaten Tanah Datarkhususnya yang telah menyediakan waktu dan fikirannya. 10. Teman-teman seperjuangan dan semua pihak yang tidak mungkin penulis sebutkan satu persatu, semoga amal kebaikannya mendapatkan balasan dari Allah SWT. Akhirnya penulis menyadari bahwa penelitian ini masih jauh dari sempurna karena kekurang dan keterbatasan. Oleh karena itu, saran dan kritik sangat diharapkan untuk penyempurnaan penelitian. Jakarta, 2020 Penulis Yanti Mulia Roza iv Abstrak ntara adat, agama dan kepemimpinan terjadi hubungan A yang saling mendukung satu sama lain. Aktifitas sosial keagamaan masyarakat tidak akan berjalan tanpa didukung kepemimpinan yang baik. Adat dan agama akan lebih kuat, jika didukung kebijakan pemerintah baik pusat maupun daerah, namun karena sebuah kebijakan pemerintah yang bersifat sentralisasi pada masa Orde Baru, yang memberlakukan pemerintahan Desa, menyebabkan nagari berada pada posisi kepemimpinan masyarakat yang paling rendah. Di masa Orde Baru, lembaga adat dan agama tidak masuk dalam konstitusi, keterlibatanya hanya bersifat pendukung program pemerintah, akibatnya hubungan adat, agama dan kepemimpinan tidak berjalan dengan baik. Di samping ada Akomodasi, Konflik juga tidak bisa dielakkan yang terjadi antara lembaga adat dan agama, lembaga adat dan pemerintah bahkan konflik internal lembaga, lembaga ini merasa punya wewenang dan kekuasaan. Berakhirnya Orde Baru, merupakan masa awal reformasi. Di masa ini terjadi perubahan dalam hubungan adat, agama dan kepemimpinan terlihat saling sejalan, namun pada masa akhir kembali terjadi disharmoni karena kebijakan pemerintah. Hubungan antara kaum adat, agama, dan negara mendorong sebuah proses kontestasi satu sama lain. Kontestasi ini disebabkan oleh tiga hal; pertama, munculnya kesadaran kaum adat terhadap otoritas dan tradisi Minangkabau ketika berhadapan dengan kepentingan politik negara; kedua, penguatan nilai-nilai ke-Islaman dalam mengisi ruang Adat Basandi Syarak, Syarak Basandi Kitabullah; ketiga, kuatnya campur tangan negara dalam ruang identitas sosial-budaya dan keagamaan masyarakat Minangkabau. Penelitian ini mendukung teroi Taufik Abdullah tentang, pola integratif (integrative tradition) dan pola dialog (tradition of dialogue). Serta kajian yang dilakukan oleh Abdurrahman Wahid, serta Djoko Suryo dan kawan-kawan terhadap pola relasi agama v (Islam) dan masyarakat yakni, “Islamisasi”, “pribumisasi”, “negosiasi” dan “konflik”. Di lain pihak, penelitian ini mengkritisasi kajian yang dilakukan Falantino Eryk Latu papua Da Costa dan Romilda Arivina, yang menyatakan hubungan agama dan adat terjadi pada model akomodasi, sementara mereka tidak masuk lebih jauh ke dalam dimensi-dimensi akomodasi adat dan agama yang lebih detail, sebagaimana yang penulis paparkan dalam penelitian ini. Tulisan ini memakai pendekatan penulisan sejarah secara kritis, yakni dengan melihat jejak yang masih tersimpan dalam study of mouth (cerita dari mulut ke mulut), atau petatah petitih sebagai warisan budaya tutur masyarakat Minangkabau, yang diperoleh melalui wawancara lisan dan studi manuskrip atau kajian budaya masyarakat Minangkabau di Kabupaten Tanah Datar, sebagai kasusnya. Di dalam pengumpulan sumber dan analisa data digunakan metode heuristik yaitu mencari, dan mengumpulkan data kemudian memberikan kritikan terhadap sumber yang diperoleh, serta interpretasi berupa pemahaman terhadap sumber yang diperoleh. Key word: Akomodasi, adat, agama, kepemimpinan dan konflik vi Daftar Singkatan MUI : Majelis Ulama Indonesia MM : Masriadi Martunus KAN : Kerapatan Adat Nagari LKAAM : Lembaga Kerapatan Adat Alam Minangkabau APBD : Angggaran Pendapatan Belanja Daerah DAK : Dana Alokasi khusus DAU : Dana Alokasi Umu ABRI : Angkatan Bersenjata Indonesia ABSSBK : Adat Basandi Syarak, Syarak Basandi Kitabullah PAD : Pendapatan Asli Daerah TNI : Tentara Nasional Indonesia POLRI : Polisi Republik Indonesia IKTD : Ikatan Keluarga Tanah Datar SDM : Sumber Daya Manusia DKI : Daerah Khusus Ibu Kota AMD : Abri Masuk Desa DPRD : Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Perda : Peraturan Daerah Pemda : Pemerintahan Daerah MTKAAM : Majelis Tinggi Kerapatan Adat Alam Minangkabau BAMUS : Badan Musyawarah BPRN : Badan Permusyawaratan Rakyat Nagari SMP : Sekolah Menengah Pertama SUMBAR : Sumatera Barat MUI : Majelis Ulama Indonesia UU : Undang-Undang PRRI : Pemerintahan Revolusioner Republik Indonesia Pilwana : Pemilihan Wali Nagari BAZNAS : Badan Amil Zakat Nasional UPZ : Unit Pengumpulan Zakat TPA : Taman Pendidikan Alquran MDA : Madrasah Diniyah Awaliayah vii TPSA : Taman Pendidikan Seni Baca Al-Quran Depag : Departemen Agama TPA : Sekolah Dasar P4 : Pendidikan Penataran Pengamalan Pancasila PAD : Pendapatan Asli Daerah Golkar : Golongan Karya MUSPIDA : Musyawarah Pimpinan Daerah NKRI : Negara Kesatuan Republik Indonesia LDS : Lembaga Dididkan Subuh LPTQ : Lembaga Pendidikan Tahfiz Quran BKMT : Badan Kontak Majelis Taklim SMA : Sekolah Menengah Atas SD : Sekolah Dasar NU : Nahdatul Ulama Permesta : Perjuangan Rakyat Semesta Kemenag : Kementrian Agama RPJP : Rencana Pembangunan Jangka Panjang Orba : Orde Baru MTQ : Musabaqoh Tilawatil Quran RPJP : Rencana Pembangunan Jangka Panjang RPJMD : Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah PDI : Partai Demokrasi Indonesia UUD : Undang-Undang Dasar PRD : Partai Rakyat Demokratik KPU : Komisi Pemilihan Umum Pemilu : Pemilihan Umum PPP : Partai Persatuan Pembangunan viii Daftar Isi Kata Pengantar ............................................................................. iii Abstrak ......................................................................................... v Daftar Singkatan .......................................................................... vii Daftar Isi ...................................................................................... ix Daftar Tabel, Grafik dan Bagan ................................................... xi BAB I Pendahuluan A. Latar Belakang Masalah .................................................... 1 B. Permasalahan ..................................................................... 14 1. Identifikasi Masalah ........................................................... 14 2. Perumumusan Masalah ...................................................... 15 3. Pembatasan Masalah ......................................................... 15 C. Tujuan Penelitian ............................................................... 16 D. Manfaat Penelitian ............................................................. 16 E. Kajian Terdahulu yang Relevan ......................................... 17 F. Metode Penelitian ............................................................
Recommended publications
  • Tengkolok As a Traditional Malay Work of Art in Malaysia: an Analysis Of
    ISSN- 2394-5125 VOL 7, ISSUE 19, 2020 TENGKOLOK AS A TRADITIONAL MALAY WORK OF ART IN MALAYSIA: AN ANALYSIS OF DESIGN Salina Abdul Manan1, Hamdzun Haron2,Zuliskandar Ramli3, Mohd Jamil Mat Isa4, Daeng Haliza Daeng Jamal5 ,Narimah Abd. Mutalib6 1Institut Alam dan Tamadun Melayu, Universiti Kebangsaan Malaysia. 2Pusat Citra Universiti, Universiti Kebangsaan Malaysia. 3Fakulti Seni Lukis & Seni Reka, Universiti Teknologi MARA 4Fakulti Teknologi Kreatif dan Warisan, Universiti Malaysia Kelantan 5Bukit Changgang Primary School, Banting, Selangor Email: [email protected], [email protected], [email protected], [email protected], [email protected], [email protected] Received: May 2020 Revised and Accepted: August 2020 ABSTRACT: The tengkolok serves as a headdress for Malay men which have been made infamous by the royal families in their court. It is part of the formal attire or regalia prominent to a Sultan, King or the Yang DiPertuan Besar in Tanah Melayu states with a monarchy reign. As such, the tengkolok has been classified as a three-dimensional work of art. The objective of this research is to analyses the tengkolok as a magnificent piece of Malay art. This analysis is performed based on the available designs of the tengkolok derived from the Malay Sultanate in Malaysia. To illustrate this, the author uses a qualitative method of data collection in the form of writing. Results obtained showed that the tengkolok is a sublime creation of art by the Malays. This beauty is reflected in its variety of names and designs. The name and design of this headdress has proved that the Malays in Malaysia have a high degree of creativity in the creation of the tengkolok.
    [Show full text]
  • Songket Minangkabau Sebagai Kajian Seni Rupa: Bentuk, Makna Dan Fungsi Pakaian Adat Masyarakat Minangkabau
    Songket Minangkabau Sebagai Kajian Seni Rupa: Bentuk, Makna dan Fungsi Pakaian Adat Masyarakat Minangkabau Oleh Budiwirman Songket Minangkabau Sebagai Kajian SR i ii Budiwirman Songket Minangkabau Sebagai Kajian Seni Rupa: Bentuk, Makna dan Fungsi Pakaian Adat Masyarakat Minangkabau Dr. Budiwirman, M. Pd. 2018 Songket Minangkabau Sebagai Kajian SR iii Undang-Undang Republik Indonesia No 19 Tahun 2002 Tentang Hak Cipta Pasal 72 Ketentuan Pidana Saksi Pelanggaran 1. Barangsiapa dengan sengaja dan tanpa hak mengumum- kan atau memperbanyak suatu Ciptaan atau memberi izin untuk itu, dipidana dengan pidana penjara palng singkat 1 (satu) bulan dan/atau denda paling sedikit Rp 1.000.000,00 (satu juta rupiah), atau pidana penjara paling lama 7 (tu- juh) tahun dan / atau denda paling banyak Rp. 5.000.000.000,00 (lima milyar rupiah) 2. Barangsiapa dengan sengaja menyerahkan, menyiarkan, memamerkan, mengedarkan, atau menjual kepada umum suatu Ciptaan atau barang hasil pelanggaran Hak Cipta atau Hak Terkait sebagaimana dimaksud dalam ayat (1), dipidana dengan pidana penjara paling lama 5 (lima) ta- hun dan/atau denda paling banyak Rp 500.000.000,00 (li- ma ratus juta rupiah). iv Budiwirman Dr. Budiwirman, M. Pd Songket Minangkabau Sebagai Kajian Seni Rupa Penerbitan dan Percetakan. CV Berkah Prima Alamat: Jalan Datuk Perpatih Nan Sabatang, 287, Air Mati, Solok Email: [email protected]; [email protected] Editor, Nasbahry C., & Rahadian Z. Penerbit CV. Berkah Prima, Padang, 2018 1 (satu) jilid; total halaman 236 + xvi hal. ISBN: 978-602-5994-04-3 1. Tekstil, Songket 2. Seni Rupa 3. Pakaian Adat 1. Judul Songket Minangkabau Sebagai Kajian Seni Rupa Hak Cipta dilindungi oleh undang-undang.
    [Show full text]
  • 135 Vol. XIII No.2 Th. 2014 STRUKTUR GARAPAN GANDANG
    Vol. XIII No.2 Th. 2014 STRUKTUR GARAPAN GANDANG TAMBUA SEBAGAI PERWUJUDAN KEARIFAN LOKAL MASYARAKAT DESA CUBADAK AIA KECAMATAN PARIAMAN UTARA KOTA PARIAMAN Irfi Sri Wahyuni1 & Indrayuda2 1SMK Perbankan Pariaman 2Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Padang Abstract This article aims to reveal the structure of arrangement of Gandang Tambua and the function of Gandang Tambua in the communities in terms of local wisdom. This study examines the values in local wisdom that are represented in the arrangement of Gandang Tambua in Cubadak Aia village, Pariaman Utara district, Pariaman City. This research is qualitative using descriptive method. Data is collected through interview, observation with direct participation, documentation, and literature review. Data is then analysed according to 0iles and Huberman‘s. The result shows that the arrangement structure of Gandang Tambua consists of parts related to each other. ”Tasa‘ plays as the main role in leading the performance of Gandang Tambua, while Gandang Tambua follows Tasa. It means, based on the local wisdom, the leaders are one step in front and one level higher. It also refers to the social structure of Minangkabau community where the children see their uncles as kings, the unces see ”pangulu‘ (tribal leaders) as kings, pangulu see the truth as king, and the truth stands on its own. Gandang Tambua also serves as the media for social integration, entertainment, and communication. Keywords: Gandang Tambua, local wisdom, function and structure of arrangement Abstrak Artikel ini bertujuan untuk mengungkapkan struktur garapan Gandang Tambua dan fungsinya dalam kehidupan masyarakat yang dikait dengan kearifan lokal. Kajian ini melihat nilai-nilai kearifan lokal yang diwujudkan dalam stuktur garapan Gandang Tambua di Desa Cubadak Aia, Kecamatan Pariaman Utara, Kota Pariaman.
    [Show full text]
  • Randai PUTI MANIH TALONSONG -.:: GEOCITIES.Ws
    WISRAN HADI; Randai Manih Talonsong Randai PUTI MANIH TALONSONG oleh: Wisran Hadi Pelakon: 1. PUTI ANIH TALONSONG 2. SUTAN BALIDAH AMEH 3. PUTI BASUSUAK INTAN 4. MANDE BATIMAH ITAM 5. DATUK KARIH PATAH Page 1 of 35 WISRAN HADI; Randai Manih Talonsong I. RANDAI Iyolah Puti Basusuak Intan Duduak tamanuang surang diri Di rumah batingkek paga basi Halaman laweh batabua bungo Duduak diateh kurisi banta Bakasua bameja kaco Langkok pidio jo tipinyo Ase barambuih patang pagi Tibo junjuangan maso itu Bagala Sutan Balidah Ameh Urang panggaleh baru naiak Suko baragiah dinan rami Puti tagak galak bagumam Mancaliak uda nan lah datang Pinggue dikakok dado diragang Sinan dimulai paretongan * SUTAN BALIDAH AMEH : Manolah diak kanduang janyo denai Puti Basusuak Intan si buah hati agak kamari molah adiak ado bicaro nak disampaikan. Capeklah! E, kalau bajalan Page 2 of 35 WISRAN HADI; Randai Manih Talonsong jaan saroman paragawati bana lai! (PUTI BASUSUAK INTAN TIBO) Nan hari sahari nangko ado nan tapikie dek diri denai nan takana dikiro-kiro jadi buah mimpi tiok malam yantangan Puti Manih Talonsong adiek dek kito nan baduo PUTI BASUSUAK INTAN : Manolah junjuangan janyo denai buah hati limpo bakruang nan bagala Sutan Balidah Ameh. kok tantangan Puti Manih Talonsong adiak dek kito nan baduo iyolah gadih gadang nyo tu kini lah asiang asiang tampak dek urang lah rundo jakun nan mudo mamandangi sikola tamaik karajo alun gilo dek raun patang pagi gilo bajilbab ilie mudiek kok kawannyo nan samo gadang alah bibalaki kasadonyo. SUTAN BALIDAH AMEH : Itu bana nan marusuah diri denai siang menjadi kiro-kiro malam manjadi angan-angan.
    [Show full text]
  • Bab I Pendahuluan
    1 KEDUDUKAN DAN PERAN BUNDO KANDUANG DALAM SISTEM KEKERABATAN MATRILINEAL DI MINANGKABAU BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sudah sejak lama masyarakat Minangkabau menarik perhatian banyak peneliti, baik dari dalam maupun luar negeri. Hal itu disebabkan karena sistem kekerabatan matrilineal yang dianut oleh masyarakat Minangkabau di tengah sistem patrilineal yang pada umumnya dinaut oleh masyarakat dunia. Kekhasan itu memancing keingintahuan para peneliti. Pada sistem kekerabatan matrilineal atau garis keturunan menurut garis ibu, kaum perempuan menempati posisi yang sangat penting di dalam kehidupan bermasyarakat. Keberadaan suku, kaum, dan paruik di Minangkabau tergantung pada perempuan. Suku atau kaum bisa menjadi punah bila perempuan tidak ada lagi. Kedudukan perempuan yang menjamin keberadaan suku atau kaum menyebabkan perempuan disimbolkan sebagai “Limpapeh rumah nan gadang”. Oleh sebab keberadaan perempuan sebagai penjamin keberlangsungan dan keberadaan suatu suku atau kaum menyebabkan perempuan amat menentukan atas harta benda kaum yang dinamakan sebagai “amban puruak aluang bunian” bagi rumah gadang. Kaum perempuan yang akan memelihara harta benda itu dengan sebaik-baiknya sebagai jaminan hidup bagi anak-anak serta kaumnya. Selain itu, perempuan merupakan tiang rumah tangga dan nagari yang mempunyai fungsi pemberi arah dan pengaruh yang besar terhadap anak-anaknya. Hal itu sesuai dengan yang ditulis di dalam Alquran (16:72) yang menyebut perempuan dengan an Nisa atau Ummahat. An Nisa adalah tiang negeri1 , salah satu penafsiran Islam untuk perempuan yang menyimpan arti pemimpin (raja), orang pilihan, ahli yang pandai, serta pintar dengan segala sifat keutamaan yang lain. Perempuan adalah tiang nagari, artinya kalau mereka baik, maka akan baiklah seluruh nagari. Oleh sebab itu, Kitabullah yang menjadi sendi syarak menyebut perempuan dengan Ummahat sama dengan ibu, artinya “Ikutan Bagi Umat”2 (Abidin, 2002:2—3) 1 Bila Annisa-nya baik, maka baiklah negeri itu; bila Annisa-nya rusak, maka celakalah negeri itu (Alhadis).
    [Show full text]
  • Download Article (PDF)
    Advances in Social Science, Education and Humanities Research, volume 463 Proceedings of the Eighth International Conference on Languages and Arts (ICLA-2019) Inventory, Identification, and Analysis of Randai Performing Arts Elements for the Development of Minangkabau Theatrical Dance Tulus Handra Kadir1 1 Universitas Negeri Padang, Padang, Indonesia, (email), [email protected] ABSTRACT This article describes the inventory, identification and analysis of elements of Randai performing art for the development of the Minangkabau theatrical dance based on Randai in the context of developing the Minangkabau performing arts. The development of contemporary performing arts, Randai and Minangkabau dance are not able to compete with modern performing arts. On the other hand, Randai has elements of performance that can be used in the development of theatrical dance, as a new form of Minangkabau performing art that combines elements of Randai and dance in Minangkabau. It is expected to be able to keep abreast of developments of contemporary performing arts. Development is based on research conducted qualitatively (the first phase of research) and experimentally (the second phase of research). Qualitative research was used to inventory and analyze data of Randai performance who were unable to compete in the realm of contemporary performing arts as well as inventory and analyze data, especially the elements of the performance that will be used in the development of the Minangkabau theatrical dance. Experimental research was used to create innovative dance that refers to the results of the first phase of research. This research uses an interdisciplinary approach (sociology /anthropology of dance and music, theater, choreography/dance composition, as well as the artistic performances).
    [Show full text]
  • Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Dalam
    UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DALAM MENDESKRIPSIKAN RANGKIANG DISAMPING RUMAH GADANG DALAM MATA PELAJARAN BAM MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIVE TIPE TIME TOKEN PADA SISWA KELAS VIII.1 SMPN 4 PASAMAN Tita Sulastri SMPN 4 Pasaman Email: [email protected] ABSTRACT Based on the learning outcomes of Class VIII.1 Pasaman Junior High School 4 in the BAM sub subject, describing the rangkiang beside rumah gadang, it was found that the student learning outcomes in BAM subjects were still very low. The average student learning outcomes are still below the KKM. The purpose of this study was to describe and obtain information about efforts to improve student learning outcomes in BAM sub subjects. Describe the rangkiang next to the rumah gadang through the cooperative learning model of Time Token Type in Class VIII.1 Pasaman Middle School 4 West Pasaman Regency. This research is a classroom action research. The research procedure in this study includes planning, action, observation and reflection. This study consisted of two cycles with four meetings. The research subjects consisted of 23 students of Class VIII.1 Pasaman 4 Middle School. Research data was collected using observation sheets and daily tests. Data is analyzed using percentages. Based on the results of the research and discussion that has been raised, it can be concluded that the cooperative learning model of Time Token Type can improve student learning outcomes in BAM sub subjects. Describe the addition of a traditional house in Pasaman 4 Middle School. Student learning outcomes from cycle I to cycle II. Student learning outcomes in cycle I was 52.84 (Enough) increased to 84.26 (Good) with an increase of 32.42%.
    [Show full text]
  • PROSIDING PROSIDING SEMINAR NASIONAL Dan Pertemuan PD-PGMI Se-Indonesia
    PROSIDING PROSIDING SEMINAR NASIONAL dan Pertemuan PD-PGMI Se-Indonesia dan Pertemuandan Se-Indonesia PD-PGMI SEMINARNASIONAL “Pengembangan KKNI Berbasis Kearifan Lokal Pada Program Pendidikan Dasar Islam” PERKUMPULAN DOSEN PGMI INDONESIA Jl. Ir. H. Juanda No.95 Ciputat, Tangerang Selatan, Banten, 15412 Telp. (62-21) 7443328 Fax. (62-21) 7443328 http:// adpgmiindonesia.com/ IAIN Palangkaraya, 4-6 Mei 2018 Email: [email protected] PERKUMPULAN DOSEN PGMI INDONESIA PROCEEDING SEMINAR NASIONAL SEMINAR NASIONAL DAN PERTEMUAN PERKUMPULAN DOSEN PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH SE-INDONESIA Palangkaraya, 4-6 Mei 2018 Prosiding Seminar Nasional 2018 ISSN: 2621-3044 | 1 PROCEEDING SEMINAR NASIONAL SEMINAR NASIONAL DAN PERTEMUAN PERKUMPULAN DOSEN PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH SE-INDONESIA Hak Cipta dilndungi oleh Undang-undang Cetakan Pertama Juni 2018 Penanggung Jawab : Dr. Fauzan, M.A Ketua Redaksi: Dr. Fidrayani, M.Pd., M.Si Editor : Dr. Sita Ratnaningsih, M.Pd Dr. Fery Muhamad Firdaus, M.Pd Fatkhul Arifin, M.Pd Layout & Desain Sampul: Fatkhul Arifin, M.Pd ISSN : 2621-3044 Redaksi: PD-PGMI Indonesia Alamat: Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan (FITK) Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta Jl. Ir. H. Juanda No.95 Ciputat, Tangerang Selatan, Banten, 15412 Telp. (62-21) 7443328 Fax. (62-21) 7443328 http:// adpgmiindonesia.com/ Email: [email protected] Prosiding Seminar Nasional 2018 ISSN: 2621-3044 | ii KATA PENGANTAR Dengan mengucapkan Alhamdulillahi Robbil „Alamin, puji syukur kepada Allah SWT, acara Seminar Nasional dan Pertemuan Perkumpulan Dosen Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah (PD-PGMI) Se-Indonesia dapat diselenggarakan yang kesekian kalinya pada tahun 2018 di IAIN Palangkaraya, yang sebelumnya dilaksanakan di UIN Sultan Syarif Kasim Riau. Tema Seminar Nasional kali ini adalah adalah “Pengembangan KKNI Berbasis Kearifan Lokal pada Program Pendidika Dasar Islam”.
    [Show full text]
  • Local Wisdom of Minangkabau Tradition “Malamang” As a Supplementary Material in Teaching Geography at Senior High School
    2017 International Conference on Education and Science (ICONS 2017) LOCAL WISDOM OF MINANGKABAU TRADITION “MALAMANG” AS A SUPPLEMENTARY MATERIAL IN TEACHING GEOGRAPHY AT SENIOR HIGH SCHOOL Muhammad Aliman Teacher at SMAN 15 PADANG, Doctoral Student of Geography Education at UM [email protected] Key Words: ABSTRACT Local Wisdom Malamang is a tradition of Minangkabaunese in West Sumatera. It Minangkabau is a tradition of cooking pulut rice served in customary activities Tradition such as welcoming Ramadan, Eid al-Fitr and Eid al-Adha, Geography Teaching engagement, marriage, Batagak Panghulu, Mauluik nabi and other Material traditions. Malamang uses stems of bamboo trees as containers of pulut rice. The existence of bamboo trees is decreasing due to increased land conversion of increasing population. Furthermore, this article uses descriptive writing method by analyzing various literature sources and research results. The results of the analysis show that Malamang tradition contains local wisdom value in the fields of economy, environmental preservation and cultural planting of minangkabau culture. Malamang tradition can be used as a teaching material supplement by adjusting core competencies in high school geography curriculum. In addition, Malamang tradition also contributes to conservation of the existence of bamboo trees. INTRODUCTION Malamang tradition is done at Local wisdom of Minangkabaunese certain times / moments such as is reflected in the philosophy of "Alam welcoming Ramadan, Eid al-Fitr and Eid Takambang Jadi Guru" which means that al-Adha, engagement, marriage, Mauluik the nature can be used as a lesson in nabi, Batagak Panghulu and so on humans’ life (Agustina, Ramadhan, & (Damanhuri, 2015; Minangkabaunews, Asri, 2016). In addition, local wisdom is 2011).
    [Show full text]
  • Rekap Acara Bupati
    REKAP ACARA BUPATI HARI / TEMPAT JAM YANG NO ASAL SURAT ACARA CP KET TANGGAL MENGHADIRI 1 Rabu, 6 Jan 1 Panitia Maulid Nabi Maulid Nabi Muhammad SAW Rukam Pauh Manis Nag.Koto 13.00 Alfa Edison 2016 Dalam Kec.Pd.Sago DPRD diwakilkan 2 Kamis,7 1 DPRD Kab.Solok Selatan HUT Kab.Solok Selatan ke - 12 Ruang Rapat DPRD Solok Selatan 09.00 Januari 2016 Tahun 2016 diwakilkan 2 DPRD Kab.Pasaman Barat HUT Kab.Pasaman Barat ke - 12 Gedung DPRD Kab.Pasaman Barat 10.00 diwakilkan Tahun 2016 3 Diskoperindag ESDM Rapat Koperasi Pegawai Negeri Ruang Rapat Sekda 10.00 (KPN) 4 Panitia Maulid Nabi Maulid Nabi Muhammad SAW Mesjid Al Ikhlas Korong Pauh 13.00 diwakilkan Nagari Ketaping 3 Sabtu,9 1 Panitia Maulid Nabi Tabligh Akbar Maulid Nabi Komplek Pondok Pesantren Nurul 14.00 Januari 2016 Muhammad SAW Yaqin Ringan-ringan Pakandangan diwakilkan 4 Minggu,10 1 PT.IBS Group Grand Opening PT.IBS Graup Jl.Merdeka No.54 Duku Batang Anai 10.00 diwakilkan Januari 2016 5 Selasa, 12 Jan 1 Bag.Organisasi Evaluasi Kinerja PTT & Swakelola Hall IKK Paritmalintang 08.00 2016 Jumat, 15 Jan 1 Kodim Pariaman Penanaman Padi Serentak Kr.Kp.Rimbo Nag.Padang 09.15 2016 Bintungan Kec.Nan Sabaris 1 Sabtu, 16 Jan 1 Panitia Maulid Nabi Maulid Nabi Muhammad SAW Ponpes Imam Gazali Lb.Aur 09.00 2016 Nag.Anduring Kec.2x11 Kayu Tanam 2 Minggu, 17 1 Panitia Maulid Nabi Maulid Nabi Muhammad SAW Masjid Raya Kr.Talao Mundam 13.00 Januari 2016 Nag.Ketaping Kec.Bt.Anai 1 Rabu, 20 Jan 1 DPRD Kab.Pd.Pariaman Rapat Penetapan Peresmian Ruang Rapat Pimpinan DPRD 09.00 2016 Pasar Sungai Geringging
    [Show full text]
  • Solidarity and Art Form on Minangkabau Death Rituals
    SOLIDARITY AND ART FORM ON MINANGKABAU DEATH RITUALS Nurwani Universitas Negeri Medan Email: nurwanipilago@gmail .com Abstract: This study is aimed to uncover the solidarity and art form found on Minangkabau death rituals. Solidarity is as a form of relationship that binds each individual in society, that was based on moral feelings and beliefs held. Solidarity on Minangkabau death rituals could be seen in a thick way, which is as the collective awareness of the social community in each villages. On Minangkabau people there are various kinds of death rituals, which gave birth to the same sense of togetherness and responsibility, so that there was a very close bond with each other. Art symbols in the form of lamentations, singing, motion, music, and appearance are contained in various Minangkabau death rituals Keywods: Solidarity, Art, Death Ritual, Minangkabau Minangkabau is a cultural area consisting of nagari, which is characterized by language and custom. The culture system adopted is a matrilineal kinship system, where kinship goes beyond the maternal lineage and has a very strong culture, characterized by thick Islamic teachings. Before the inclusion of Islam the Minangkabau people first embraced animism, dynamism, Hinduism and Buddhism. Phase by phase of the beliefs and religions embraced, there are various forms of death rituals in the nagari community in Minangkabu such as the bakajian ritual, mangapiang kayu, bailau, and ratok bawak, and the song of Shalawat Makah. Ritual "Rituals are a form of ceremony or celebration that relates to several religious beliefs, characterized by special characteristics, which give the rise to noble respect, in the sense of a sacred experience".3 That experience includes everything that is made or used by humans to express their relationship with the highest.
    [Show full text]
  • Sijobang: Sung Narrative Poetry of West Sumatra
    SIJOBANG: SUNG NARRATIVE POETRY OF WEST SUMATRA Thesis submitted for the degree of Doctor of Philosophy of the University of London by Nigel Godfrey Phillips ProQuest Number: 10731666 All rights reserved INFORMATION TO ALL USERS The quality of this reproduction is dependent upon the quality of the copy submitted. In the unlikely event that the author did not send a com plete manuscript and there are missing pages, these will be noted. Also, if material had to be removed, a note will indicate the deletion. uest ProQuest 10731666 Published by ProQuest LLC(2017). Copyright of the Dissertation is held by the Author. All rights reserved. This work is protected against unauthorized copying under Title 17, United States C ode Microform Edition © ProQuest LLC. ProQuest LLC. 789 East Eisenhower Parkway P.O. Box 1346 Ann Arbor, Ml 4 8 1 0 6 - 1346 ABSTRACT In the sphere of Malay and Indonesian literature, it is only re­ cently that students of oral narratives have paid attention to their character as oral performances, and this thesis is the first study of a West Sumatran metrical narrative to take that aspect of it into account. Versions of the story of Anggun Nan Tungga exist in manuscript and printed form, and are performed as dramas and sung narratives in two parts of West Sumatra: the coastal region of Tiku and Pariaman and the inland area around Payakumbuh. Stgobang is the sung narrative form heard in the Payakumbuh area. It is performed on festive occasions by paid story-tellers called tukang s'igobang,, who le a r n th e s to r y m ainly from oral sources.
    [Show full text]