STRATEGI KOMUNIKASI PEMASARAN DINAS PARIWISATA, PEMUDA DAN OLAHRAGA KOTA DALAM MENINGKATKAN JUMLAH KUNJUNGAN WISATAWAN

SKRIPSI

Diajukan Oleh: SUCI AULIA ADITIA 150904118 Jurnalistik

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK DEPARTEMEN ILMU KOMUNIKASI MEDAN 2019

Universitas Sumatera Utara

STRATEGI KOMUNIKASI PEMASARAN DINAS PARIWISATA, PEMUDA DAN OLAHRAGA KOTA BUKITTINGGI DALAM MENINGKATKAN JUMLAH KUNJUNGAN WISATAWAN

SKRIPSI

Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelr sarjana Program Strata 1 (S1) pada Departemen Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara

SUCI AULIA ADITIA 150904118 Jurnalistik

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU PLITIK DEPARTEMEN ILMU KOMUNIKASI MEDAN 2019

Universitas Sumatera Utara

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI

LEMBAR PERSETUJUAN

Skripsi ini ditujukan untuk dipertahankan oleh:

Nama : Suci Aulia Aditia NIM : 150904118 Program Studi : Ilmu Komunikasi (Jurnalistik) Judul Skripsi : Strategi Komunikasi Pemasaran Dinas Pariwisata, Pemuda dan Olahraga Kota Bukittinggi Dalam Meningkatkan Jumlah Kunjungan Wisatawan

Medan, ....Maret, 2019

Dosen Pembimbing Ketua Program Studi

Drs. Safrin, M.Si Dra. Dewi Kurniawati, M.Si, Ph.D NIP. 196110011987012001 NIP. 196505241989032001

Dekan FISIP USU

Dr. Muryanto Amin, M.Si. NIP. 197409302005011002

ii

Universitas Sumatera Utara

LEMBAR PENGESAHAN

Skripsi ini diajukan oleh :

Nama : Suci Aulia Aditia NIM : 150904118 Program Studi : Ilmu Komunikasi (Jurnalistik) Judul Skripsi : Strategi Komunikasi Pemasaran Dinas Pariwisata, Pemuda dan Olahraga Kota Bukittinggi Dalam Meningkatkan Jumlah Kunjungan Wisatawan

Telah berhasil dipertahankan di hadapan Dewan Penguji dan diterima sebagai bagian persyaratan yang diperlukan untuk memperoleh gelar Sarjana Ilmu Komunikasi pada Program Studi Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara.

Majelis Penguji

Ketua Penguji : ...... (...... ) NIP. Penguji : Drs. Safrin, M.Si ( ) NIP. 196110011987012001 Penguji Utama :...... (...... ) NIP.

Ditetapkan di : Medan Tanggal : Maret 2019

iii

Universitas Sumatera Utara

HALAMAN PERNYATAAN ORISINALITAS

Skripsi ini adalah hasil karya saya sendiri, semua sumber baik yang dikutip maupun dirujuk telah saya cantumkan dengan benar. Jika di kemudian hari saya terbukti melakukan pelanggaran (plagiat) maka saya bersedia diproses sesuai dengan hukum yang berlaku.

Nama : Suci Aulia Aditia

NIM : 150904118

Departemen : Ilmu Komunikasi

Tanggal : Maret 2019

Yang menyatakan,

(Suci Aulia Aditia)

iv

Universitas Sumatera Utara

KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmanirrahim.

Alhamdulillah, puji beserta syukur saya ucapkan kepada Allah SWT yang telah melimpahkan karunia serta rahmat-Nya sehingga saya diberikan kelancaran dalam menyeliesaikan skripsi ini. Shalawat dan salam kita haturkan kepada junjungan Nabi Muhammad Salallahhua‟laihiwassalam yang telah menuntun umatnya dari alam jahiliah yang penuh dengan kebodohan hingga ke zaman yang penuh dengan ilmu pengetahuan seperti saat sekarang ini.

Skripsi berjudul “ Strategi Komunikasi Pemasaran Dinas Pariwisata, Pemuda dan Olahraga Kota Bukittinggi Dalam Meningkatkan Jumlah Kunjungan Wisatawan.” Penyusunan skripsi ini, bertujuan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana (S1) di Program Studi Ilmu Komunikasi, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Sumatera Utara. Peneliti berharap, semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi para pembacanya.

Peneliti menyadari bahwa kelancaran penyusungan skripsi ini atas restu dan dukungan yang tak berhenti mengalir dari keluarga tercinta. Rasa syukur dan terimakasih peneliti ucapkan kepada Ama dengan nasehat dan doa yang meneduhkan hati serta Apa yang telah melakukan segala cara dan mengupayakan semua usaha untuk mendukung anak-anaknya. Terimakasih untuk saudara dan saudariku, Teguh Putra Setiadi, Putri Rivia Haniva, Nayla Aulia Putri dan Muhammad Zahy Ramadhan atas dukungan dan doa yang tak henti, semoga kita dapat menjadi putra dan putri yang sholeh dan sholeha dan dapat membahagiakan kedua orangtua.

Dalam perjalanan yang mengalami pasang surut ini, terdapat banyak pihak yang senantiasa membantu selama proses pendidikan dan penyelesaian skripsi ini. Oleh karena itu, dengan segenap rasa hormat, peneliti mengucapkan terima kasih kepada:

1. Bapak Dr. Muryanto Amin, S.Sos, M.Si selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara.

v

Universitas Sumatera Utara

2. Ibu Dra. Dewi Kurniawati, M.Si, Ph.D selaku Ketua Program Studi Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara. 3. Ibu Emilia Ramadhani, M.Si selaku Sekretaris Program Studi Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara. 4. Bapak Drs. Safrin, M.Si selaku dosen pembimbing yang telah menyisihkan waktu dan memberikan ilmu-ilmu serta membimbing peneliti hingga dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik 5. Seluruh dosen dan staf pengajar di Program Studi Ilmu Komunikasi, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Sumatera Utara, atas ilmu pengetahuan yang telah diberikan selama peneliti menjadi mahasiswa. 6. Kak Maya dan Kak Yanti selaku bagian administrasi di Program Studi Ilmu Komunikasi, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Sumatera Utara, yang telah memudahkan urusan surat menyurat dan membantu banyak hal bagi peneliti selama menjadi mahasiswa. 7. Kakak di Komunikasi stambuk 2014, Ika Pratiwi yang selalu memberi semangat dan membantu peneliti baik saat perkuliahan maupun saat proses pembuatan skripsi. 8. Thesya Aulia Geovani S.K.G yang sudah seperti kakak sendiri, selalu menjaga peneliti dan memastikan semuanya baik-baik saja sejak awal peneliti datang di Medan hingga saat ini. 9. Cut Faza Safirah dan Irma Sri Utami Saragih yang telah ada untuk peneliti, menjadi pengingat, pelipur lara dan selalu memberikan info-info dan bahasan menarik tentang kehidupan yang semakin memperkaya wawasan peneliti. 10. Tim Magang ANTV Cut Faza Safirah dan Amelia Untharie yang telah berbagi pahit manis hidup di perkotaan bersama peneliti dan saling menguatkan satu sama lain disaat kami tak memiliki siapapun di negeri orang.

vi

Universitas Sumatera Utara

11. Dara Putri Andini dan Denasya Nasution yang jauh di mata dekat di hati, yang selalu mendukung dan memberi semangat kepada peneliti. 12. Arie Brian, Thariq Farsha dan Fadhil Maulana yang selalu berbagi cerita konyol dan selalu menghibur peneliti dalam segala kondisi. 13. Teman-teman seperjuangan Ilmu Komunikasi stambuk 2015 terkhusus Dina Sakinah Putri, serta teman-teman satu bimbinganku Vionita Anjani, Danintia, Dask Lady dan Rama Andhika yang berbagi suka dan duka dalam menjalani proses penyelesaian skripsi. 14. Indra Aprilzoni, Ainal Syabri dan rekan-rekan anak Minang yang telah memberikan warna di cerita perkuliahan peneliti.

Peneliti menyadari bahwa masih banyak lagi orang-orang yang berjasa dan membantu peneliti dalam menyelesaikan skripsi ini, untuk itu dengan rasa syukur peneliti mengucapkan terimakasih sebesar-besarnya, semoga menjadi amalan kebaikan. Peneliti juga mengharapkan kritik dan saran yang membangun atas karya ilmiah ini agar menjadi hasil yang baik, sebab sejatinya tiada yang sempurna di dunia ini. Akhir kata, semoga dapat bermanfaat dan menjadi referensi untuk penulisan karya ilmiah selanjutnya.

Medan, Maret 2019

Suci Aulia Aditia

vii

Universitas Sumatera Utara

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI TUGAS AKHIR UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS

Sebagai civitas akademika Universitas Sumatera Utara, saya yang bertanda tangan dibawah ini:

Nama : Suci Aulia Aditia NIM : 150904118 Program Studi : Ilmu Komunikasi Fakultas : Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas : Universitas Sumatera Utara Jenis Karya : Skripsi

Demi pengembangan ilmu pengetahuan, menyetujui untuk memberikan kepada Universitas Sumatera Utara Hak Bebas Royalti Non Eksklusif (Non-exclusive Royalty-Free Rights) atas karya ilmiah saya yang berjudul : STRATEGI KOMUNIKASI PEMSARAN DINAS PARIWISATA, PEMUDA DAN OLAHRAGA KOTA BUKITTINGGI DALAM MENINGKATKAN JUMLAH KUNJUNGAN WISATAWAN Beserta perangkat yang ada (jika diperlukan). Dengan Hak Bebas Royalti Noneksklusif ini Universitas Sumatera Utara berhak menyimpan, mengalih media/format-kan, mengelola dalam bentuk pangkalan data (database), merawat dan mempublikasikan tugas akhir saya tanpa menerima izin dari saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis/pencipta dan sebagai pemilik Hak Cipta. Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenar-benarnya.

Dibuat di : Medan Pada tanggal : Maret 2019.

Yang menyatakan

(Suci Aulia Aditia)

viii

Universitas Sumatera Utara

ABSTRAK

Penelitian ini berjudul Strategi Komunikasi Pemasaran Dinas Pariwisata, Pemuda dan Olahraga Kota Bukittinggi Dalam Meningkatkan Jumlah Kunjungan Wisatawan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui strategi komunikasi pemasaran yang digunakan serta faktor-faktor pendukung dan penghambat pelaksanaan strategi komunikasi pemasaran dalam meningkatkan jumlah kunjungan wisatawan. Metodologi yang digunakan dalam penelitian ini adalah menggunakan Paradigma Konstruktivisme, teori Komunikasi, Strategi Komunikasi, Komunikasi Pemasaran, Marketting Mix, Promotion Mix dan Pariwisata. Berdasarkan penelitian yang dilakukan , maka kesimpulan yang diperoleh adalah tidak semua bentuk marketing mix digunakan oleh informan dalam melakukan kegiatan komunikasi pemasaran. Unsur promosi menjadi elemen yang lebih diutamakan dalam menyebarkan informasi. Bentuk kegiatan promosi yang dilakukan Dinas Pariwisata diantaranya bertindak sebagai Humas, melakukan kegiatan personal selling melalui para pelaku wisata, membuat iklan dan memanfaatkan antusiasme masyarakat untuk melakukan promosi dari mulut ke mulut. Faktor pendukung kegiatan komunikasi pemasaran adalah perkembangan teknologi, internet dan media sosial sedangkan faktor yang menjadi penghambat kegiatan komunikasi pemasaran adanya keterbatasan anggaran dan kebijakan, komunikasi yang kurang efektif antara pemerintah dengan para pelaku wisata dan dinas terkait serta kurang maksimalnya pemanfaatan media sosial.

Kata Kunci: Strategi Komunikasi, Komunikasi Pemasaran, Pariwisata.

ix

Universitas Sumatera Utara

ABSTRACT

The title of this research is Tourism, Youth and Sport Services of Bukittinggi City Marketing Communication Strategies in Increasing The Number of Tourist Visitors. The purpose of this research is to find out the marketing communication strategies used and know what factors supports and inhibits the execution of the said strategies to increase the number of tourist visitors. The methodology used is constructivism paradigm, communication theory, communication strategies, marketing communication, marketing mix, promotion mix and tourism. Based on the research, it can be concluded that not all types of marketing mix was used by informants in terms of executing the marketing communication. Promotion is an element that is mainly pursued in terms of spreading information. Promotion activities done by the tourism government includes acting as a PR, executing personal selling through tourism agent, making ads and using the enthusiasm of people to do mouth to mouth promotion. Supporting factors of marketing communication activities are the development of technologies, internet and social media while the inhibiting factors are the lack of funding and policies, ineffective communication between the government and tourist agents and other offices involved, also the lack of social media utilization.

Key Words: Communication Strategy, Marketing Communication, Tourism

x

Universitas Sumatera Utara

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ...... i LEMBAR PERSETUJUAN ...... ii HALAMAN PENGESAHAN ...... iii HALAMAN PERNYATAAN ORISINALITAS ...... iv KATA PENGANTAR ...... v LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI TUGAS AKHIR UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS ...... viii ABSTRAKSI ...... ix DAFTAR ISI ...... xi DAFTAR TABEL ...... xiii DAFTAR BAGAN ...... xiii DAFTAR GAMBAR ...... xiii

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Konteks Masalah ...... 1 1.2 Fokus Masalah ...... 9 1.3 Tujuan Penelitian ...... 9 1.4 Manfaat Penelitian ...... 9

BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Paradigma Kajian ...... 11 2.2 Kajian Pustaka ...... 13 2.2.1 Komunikasi ...... 14 2.2.1.1 Fugsi dan Tujuan Komunikasi ...... 15 2.2.2 Strategi Komunikasi ...... 16 2.2.3 Komunikasi Pemasaran ...... 18 2.2.3.1 Tujuan dan Fungsi Komunikasi Pemasaran ...... 20 2.2.3.2 Bauran Komunikasi Pemasaran ...... 21 2.2.3.3 Elemen Bauran Promosi/ Communication Mix ...... 24 2.2.4 Pariwisata ...... 27 2.2.4.1 Komponen dan Elemen Pariwisata ...... 27 2.2.4.2 Sifat dan Ciri-Ciri Pariwisata ...... 29 2.2.4.3 Jenis-Jenis Pariwisata ...... 31 2.2.4.4 Bentuk-Bentuk Pariwisata ...... 32 2.3 Model Teoritik ...... 34

BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian ...... 35 3.2 Objek Penelitian ...... 37 3.3 Subjek Penelitian ...... 37 3.4 Kerangka Analisis ...... 39 3.5 Teknik Pengumpulan Data ...... 39

xi

Universitas Sumatera Utara

3.6. Teknik Analisis Data...... 40

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian ...... 42 4.2 Pembahasan ...... 74

BAB V SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan ...... 81 5.2 Saran ...... 83 5.3 Implikasi Teoritis ...... 83 5.4 Implikasi Praktis ...... 84

DAFTAR REFERENSI ...... 85 LAMPIRAN

xii

Universitas Sumatera Utara

DAFTAR TABEL

1.1 Perolehan Devisa Menurut Lapangan Usaha...... 2 1.2 Daftar Jumlah Kunjungan Wisatawan ke Kota Bukittinggi...... 5 2.1 Target dan Strategi Komunikasi...... 20 4.1 Data Informan...... 46

DAFTAR BAGAN

2.1 Proses Komunikasi...... 15 2.2 Daftar Jumlah Kunjungan Wisatawan ke Kota Bukittinggi...... 23 2.3 Model Teoritik...... 34 3.1 Kerangka Analisis...... 39

DAFTAR GAMBAR

2.1 Sistem Dasar Pariwisata ...... 28 4.1 Kegiatan Table Top Dinas Pariwisata Kota Bukittinggi ...... 51 4.2 Contoh Booklet dan Leaflet ...... 53

xiii

Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Konteks Masalah Pariwisata sudah menjadi hal yang tak terpisahkan dari kehidupan manusia, apalagi dengan kemajuan teknologi dan transportasi yang dapat memudahkan seseorang untuk berpergian kemanapun dengan mudah dan cepaat. Pariwisata adalah suatu perjalanan yang dilakukan untuk sementara waktu, yang diselenggarakan dari suatu tempat ke tempat yang dengan maksud bukan untuk berusaha (bussiness) atau mencari nafkah ditempat yang dikunjungi, tetapi semata-mata untuk menikmati perjalanan tersebut guna bertamasya dan rekreasi atau untuk memenuhi keinginan yang beragam (dalam Yoeti, 1982: 109). Orang-orang melakukan perjalanan wisata dengan berbagai tujuan, salah satunya untuk mendapatkan ketenangan, memenuhi hasrat untuk mengetahui sesuatu dan melakukan relaksasi setelah menghabiskan hari-hari untuk bekerja. Selain itu dengan melakukan perjalanan wisata kita dapat mengenal dan mengetahui kebudayaan serta hal-hal baru yang belum pernah dirasakan atau dilihat sebelumnya. Terletak diposisi yang strategis diantara persilangan dua benua dan dua samudra tentunya memberikan banyak keuntungan untuk Indonesia. Dengan bentuk negara kepulauan Indonesia kaya dan terkenal akan keberagaman suku, agama, ras dan antar golongan, yang mampu hidup berdampingan dengan damai. Selain pesona keramah tamahannya Indonesia juga dikenal kaya dengan budaya dan keindahan alamnya, tak heran jika julukan zamrud khatulistiwa melekat erat dengan Indonesia. Dengan kekayaan yang dimiliki, Indonesia menjadi salah satu destinasi favorit untuk dikunjungi para wisatawan baik dari dalam maupun luar negeri. Berdasarkan informasi dari salah satu situs online wisata luar negeri, Indonesia berada di posisi ke-15 sebagai destinasi favorit wisatawan dunia (www.worldofwanderlust.com). Hal ini tentunya merupakan sebuah prestasi karena telah mencapai kancah internasional dan juga menjadi keuntungan karena

1

Universitas Sumatera Utara 2

kunjungan dari wisatawan luar negeri dapat memberikan pemasukan pada negara dalam bentuk devisa. Dalam buku Sejarah Pariwisata Menuju perkembangan Pariwisata Indonesia (2017) disebutkan bahwa peran industri pariwisata sangat penting dalam membangun perekonomian negara, karena pariwisata merupakan sistem yang multikompleks dengan berbagai aspek yang terkait dan saling mempengaruhi serta menajdi sumber penggerak dinamika masyarakat, dan menjadi primer mover dalam perubahan sosial budaya. Sebagaimana yang disampaikan oleh Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution bahwa pemerintah sedang gencar meningkatkan devisa dari sektor pariwisata, disamping kegiatan ekspor yang menyumbang devisa terbesar selama ini. Hal ini disebabkan pariwisata menjadi sektor andalan pemerintah untuk meraup devisa, bahkan pada tahun 2019 sektor pariwisata dipatok menjadi sumber penghasil devisa negara. (www.nasional.kompas.com).

Tabel 1.1 Perolehan Devisa Indonesia Menurut Lapangan Usaha

Sumber : BPS dan Pusdatin Kemenpar 2015

Dari tabel diatas dapat kita lihat di tabel bahwa sektor pariwisata mengalami peningkatan dari tahun ke tahun. Pada tahun 2015 berada pada peringkat keempat sebagai penyumbang devisa terbesar sedangkan pada tahun 2016 devisa pariwisata sudah berada di peringkat kedua dengan capaian 13,5 juta dollar AS. Selain diharapkan menjadi salah satu penghasil devisa, pembangunan pariwisata tentunya dapat mendorong pertumbuhan ekonomi dan menambah

Universitas Sumatera Utara

Universitas Sumatera Utara 3

lapangan pekerjaan bagi masyarakat Indonesia. Untuk itu pemerintah telah memiliki langkah-langkah mulai dari peningkatan pemasaran, pengembangan destinasi baru dan penyiapan sumber daya manusia. Pemerintah telah merumuskan langkah-langkah konkret dan banyak mengarahkan pembangunan untuk pariwisata, infrastruktur dan hotel dan lebih dari itu pemerintah juga merumuskan pemberian KUR (Kredit Usaha Rakyat) di daerah pariwisata (www.ekonomi.kompas.com). Pariwisata merupakan aset berharga tiap daerah. Hampir setiap daerah di Indonesia memiliki destinasi wisata yang menarik untuk dikunjungi. Tak heran sektor pariwisata menjadi salah satu sumber pendapatan daerah dan negara. Seperti yang dikatakan dalam UU no 10 tahun 2009 Tentang Kepariwisataan Bab II Pasal 3 yang mana “Kepariwisataan berfungsi memenuhi kebutuhan jasmani, rohani, dan intelektual setiap wisatawan dengan rekreasi dan perjalanan serta meningkatkan pendapatan negara untuk mewujudkan kesejahteraan rakyat”. Indonesia memiliki banyak daerah dengan daya tarik wisata yang unik dan berbeda-beda, berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik Indonesia sebelas provinsi yang paling sering dikunjungi para turis adalah Bali, Jawa Barat, Jawa Tengah Jawa Timur, DKI Jakarta, Sumatera Utara, Lampung, Selatan, Sumatera Selatan, Banten dan Sumatera Barat (Simajuntak, dkk, 2017:79). Kota Bukittinggi merupakan sebuah kota kecil dengan luas wilayah 25.239 km2. Kota ini merupakan salah satu destinasi unggulan Provinsi Sumatera Barat, salah satu destinasi favoritnya adalah Jam Gadang yang menjadi landmark kota ini, yang sering juga disebut dengan Big Ben-nya Indonesia. Selain itu juga terdapat banyak destinasi wisata disekitar Jam Gadang seperti Taman Margasatwa Budaya Kinantan, Benteng Fort de Kock, Taman Panorama, Lobang Jepang, Rumah Kelahiran Bung Hatta, Ngarai Sianok dan lainnya. Bukittinggi merupakan kota dengan perekonomian kedua terbesar di Sumatera Barat dengan pariwisata sebagai sektor andalannya (www.wikipedia.co.id). Topografinya yang berlembah dan berbukit menjadi pesona tersendiri bagi kota berhawa sejuk ini. Diapit oleh tiga Gunung yaitu Merapi, Singgalang dan Sago membuat kota ini juga kerap disebut sebagai “Kota Tri Arga” (www.nasional.kompas.com).

Universitas Sumatera Utara

Universitas Sumatera Utara 4

Letak yang strategi serta akses yang dekat dengan destinasi wisata lainnya membuat para wisatawan tertarik untuk mengunjungi kota ini, dalam hal ini Bukittinggi berperan sebagai “Home Base” kunjungan wisata daerah-daerah lain di Sumatera Barat. Dengan banyaknya sektor andalan wisata, maka pada tanggal 11 Maret 1984 kota Bukittinggi ditetapkan sebagai Kota Wisata dan sekaligus Kota Tujuan Wisata Utama Provinsi Sumatera Barat. Pada bulan Oktober 1987 Bukittinggi ditetapkan sebagai daerah Pengembangan Pariwisata Provinsi Sumatera Barat dengan Perda Nomor : 25 tahun 1987 (www.bukittingikota.go.id). Bukittinggi juga dikenal dengan kota sejarah karena memiliki andil dalam perjuangan bangsa Indonesia, di kota ini juga lahir salah satu tokoh pendiri bangsa yaitu Bung Hatta. Kota ini pernah menjadi Ibu kota Indonesia pada masa Pemerintahan Darurat Republik Indonesia pada saat terjadinya Agresi Militer Belanda Kedua bulan Desember 1948, pemerintahan darurat ini berakhir ketika Bung Hatta meneken perjanjian Roem-Roijen pada Juli 1949 (www.jelajahsumbar.com). Dikarenakan kondisi alamnya yang indah, dengan liukan pegunungan nan elok, pemandangan hijau royo-royo, ngarai, serta Tri Arga (tiga gunung) yaitu Gunung Merapi – gunung tertinggi di Sumatera Barat – Gunung Singgalang, dan Sago, pada zaman Belanda kota Bukittinggi mendapat julukan sebagai Parijs van . Di kota ini Belanda juga mendirikan sebuah benteng yang diberi nama Fort de Kock yang diambil dari nama Komandan Militer dan Wakil Gubernur Jenderal Hindia Belanda Baron Hendrik Markus de Kock. Benteng tersebut dibangun untuk membantu Kaum Adat menghadapi Kaum Paderi (Agama). Sejak itu pemerintah Hindia Belanda menyebut kawasan tersebut sebagai Fort de Kock (www.nasional.kompas.com). Selain terkenal dengan kota wisata, Bukittinggi juga terkenal sebagai salah satu kota surga kuliner yang memanjakan lidah di Indonesia. Dengan segala keistimewaannya Bukittinggi tak hanya terkenal dikalangan wisatawan lokal tapi juga terkenal hingga mancanegara terbukti dengan berdirinya banyak kafe dan restoran di penjuru kota. Di kota ini terdapat beragam jenis kuliner yang sering

Universitas Sumatera Utara

Universitas Sumatera Utara 5

menjadi incaran para wisatawan saat datang berkunjung, mulai dari nasi kapau, kerupuk sanjai, pisang kapik serta makanan khas lainnya (www.travel.detik.com). Bukittinggi juga terkenal dengan wisata belanjanya, terdapat tiga pusat perbelanjaan di kota ini yaitu Pasar Atas yang merupakan pusat aneka cenderamata yang diakrabi wisatawan, Pasar Bawah untuk kebutuhan rumah tangga, bahan pokok dan sayur-sayuran serta Pasar Aur Kuning yang menjual 90% beragam produk tekstil dengan harga grosir (www.travel.kompas.com). Kepercayaan dunia internasional terhadap pariwisata Indonesia mulai mengalami sedikit penurunan pada insiden pengeboman JW Marriot Hotel di Jakarta yang mempengaruhi jumlah kedatangan wisatawan mancanegara di Indonesia. Aksi ini mengakibatkan keluarnya peringatan perjalanan oleh beberapa negara seperti: Australia dan Britania Raya untuk tidak berkunjung ke Indonesia (Simajuntak, dkk, 2017:78). Dengan kondisi alamnya yang elok Bukittinggi pernah mengalami masa keemasan-nya terlihat dari kunjungan wisatawan asing yang sangat tinggi direntang waktu 1982-1996, akan tetapi sejak terjadinya krisis moneter dan terjadinya beberapa kali tragedi ledakan bom di Indonesia membuat kunjungan turis mancanegara berkurang drastis (www.bertuahpos.com).

Tabel 1.2 Daftar Jumlah Kunjungan Wisatawan ke Kota Bukittinggi Sumatera Barat

Sumber: Dinas Pariwisata, Pemuda dan Olahraga Kota Bukittinggi 2017

Universitas Sumatera Utara

Universitas Sumatera Utara 6

Perbaikan dami perbaikan tentunya dilakukan pemerintah kota untuk kembali menarik minat wisatawan untuk kembali mengunjungi kota Bukittinggi, hal ini dapat kita lihat dari data diatas yang mana terjadi peningkatan jumlah kunjungan wisatawan ke kota Bukittinggi walaupun pada tahun 2015 terjadi penurunan kujungan wisatawan mancanegara. Disini juga dapat kita lihat bahwa ada selisih yang sangat jauh antar jumlah kunjungan wisatawan mancanegara dengan jumlah wisatawan domestik. Selain itu penurunan jumlah wisatawan juga terjadi di bulan-bulan tertentu, menurut data BPS Sumatera Barat dari dari salah satu portal berita online selama Mei 2018, jumlah kunjungan wisatawan ke Sumbar mengalami penurunan sebesar 30,12 persen bulan sebelumnya. Menurut catatan Badan Pusat Statistik (BPS) Sumatera Barat, pada Mei 2018 kunjungan wisatawan mencapai 2.995 orang, sementara April tercatat sebanyak 4.286 orang. Hal ini disebabkan karena bertepatan dengan Ramadhan dan kecenderungan wisatawan memilih tidak berwisata karena pengunjung didominasi oleh pelancong asal Malaysia yang mayoritas muslim sehingga bulan tersebut menjadi sepi pengunjung (www.prokabar.com). Untuk menindaklanjuti kondisi ini Kemenpar dengan meluncurkan Program Pesona Wisata Ramadan di beberapa daerah di Indonesia, salah satunya Sumatera Barat dengan membuka 3 Paket wisata (paket wisata Minangkabau – Bukittinggi, paket wisata Bukittinggi – Batu Sangkar dan paket promo hotel Bintang 5) untuk menarik wisatawan terutama untuk memperkenalkan wisatawan dengan berbagai atraksi khas Ramadan. Seperti wisata kuliner, seni tradisi, hingga event-event yang hanya digelar khusus selama bulan puasa (www.prokabar.com). Dikutip dari salah satu tulisan Wakil Rektor Bidang Akademik dan Pengembangan Kelembagaan IAIN Bukittinggi disebutkan bahwa: Bukittinggi memiliki keunikan yang tidak dimiliki oleh daerah lain, Keunikan itu adalah kekhasan kehidupan beragama, kehidupan social- budaya masyarakat yang masih kuat memegang nilai adat dan agama dan daerah yang banyak melahirkan dan memiliki tokoh berkaliber nasional dan internasional dalam berbagai bidang. Potensi inilah yang harus dilihat sebagai ikon dalam pengembangan wisata religi (dalam Asyari, 2016: p,4).

Universitas Sumatera Utara

Universitas Sumatera Utara 7

Wisata religi kota Bukittinggi menjadi semakin menarik karena kota ini memiliki salah satu mesjid tertua di Indonesia yang benama mesjid Jamik Taluak Bukittinggi yang terletak di Nagari Taluak IV Suku, kecamatan Banuhampu, Agam. Mesjid ini dibangun pada tahun 1860 dengan perpaduan arsitektur Arab dan Minangkabau yang dilengkapi dengan menara yang terpisah dari bangunan utama (www.travel.detik.com). Dengan melihat data-data diatas maka dari itu diperlukan strategi komunikasi pemasaran yang baik untuk meningkatkan jumlah kunjungan wisatawan di kota Bukittinggi. Strategi komunikasi memungkinkan suatu tindakan komunikasi dilakukan untuk target-target komunikasi yang dirancang sebagai target perubahan. Dalam menjalankan strategi komunikasi maka seluruh proses komunikasi harus dipahami sebagai proses mentransformasikan pesan diantar kedua-belah pihak. Kedua pihak memiliki kepentingan didalam proses ini dan memiliki pengetahuan yang saling dipertukarkan satu sama lainnya, oleh karena itu strategi komuniasi harus mempertimbangkan semua pihak yang terlibat dalam proses komunikasi (dalam Bungin, 2015: 62). Agar terjadinya perubahan, dalam menentukan strategi komunikasi maka perlu diperhatikannya kelengkapan pesan yang akan digunakan. Dalam strategi komunikasi, pesan yang efektif haruslah menjadi tanda bahasa, memiliki makna dan menjadi ikon dari konten-konten yang akan disampaikan. Komunikasi membantu pemasaran wisata dalam berbagai elemen pemasaran, baik dalam media komunikasi sebagai saluran pemasaran, aksesibilitas, destinasi, SDM dan lembaga pariwisata, maupun dalam konten pesan yang disampaikan kepada masyarakat ataupun wisatawan tentang apa yang harus diketahui tentang media/saluran pemasaran, destinasi, aksesibilitas dan lainnya yang menjadi suatu produk pariwisata. Sektor pariwisata tentunya sangat bergantung kepada pemasaran. Tanpa adanya pemasaran potensi pariwisata disuatu daerah tidak dapat berkembang dengan baik. Komunikasi pemasaran merupakan aspek yang penting dalam pemasaran, dengan melakukan komunikasi yang baik maka pesan yang akan disampaikan akan menjadi lebih efektif. Hovlan menyatakan bahwa komunikasi adalah upaya yang sistematis untuk merumuskan secara tegas asas-asas

Universitas Sumatera Utara

Universitas Sumatera Utara 8

penyampaian informasi dan pembentukan pendapat serta mengubah perilaku orang lain (dalam Effendy, 1993:10). Pemasaran dapat dilihat sebagai alat yang dapat membantu perusahaan dalam hal ini dinas Pariwisata Pemuda dan Olahraga kota Bukittinggi untuk memindahkan produk barang atau jasa dalam hal ini sektor pariwisata ke tangan wisatawan yang bertindak sebagai konsumen. Usaha produsen memindahkan barang atau jasa memiliki tujuan utama untuk memenuhi kebutuhan (needs) dan keinginan (wants) konsumen sehinga dapat memperoleh kepuasan (satisfication) mengkonsumsi apa yang dibelinya, dengan kata lain tugas produsen tidak lain adalah memenuhi kebutuhan dan keinginan serta menarik target pasar (target market) untuk melakukan pembelian (dalam Yoeti, 2003:19). Komunikasi pemasaran adalah sebagian aktifitas dari keseluruhan pemasaran. Dalam aktifitas pemasaran terdapat istilah marketing mix atau bauran pemasaran yang terdiri atas, price (harga), place (tempat), promotion (promosi), product (produk), people (manusia), process (pemrosesan), dan physical event (bukti fisik) (dalam Liliweri, 2011:514). Dalam bauran pemasaran terdapat salah satu unsur yaitu promosi. Promosi dalam komunikasi pemasaran dapat dilakukan dengan berbagai bentuk seperti melakukan publisitas, iklan dan bentuk promosi wisata lainnya. Untuk aktifitas pemasaran pariwisata Bukittinggi berdasarkan Peraturan Walikota Bukittinggi Nomor 43 Tahun 2016, pemasaran pariwisata merupakan tanggungjawab dari Bidang Pariwisata dan Ekonomi Kreatif yang bertanggungjawab untuk melaksanakan, mendata, mengelola, membina ,dan memfasilitasi segala kegiatan yang berkaian dengan kepariwisataan. Untuk itu diperlukan efektifitas, efisiensi, teori, dan strategi komunikasi pemasaran, yang tepat agar dapat mencapai tujuan yang diinginkan yaitu meningkatkan jumlah kunjungan wisatawan. Pada akhirnya strategi komunikasi pemasaran yang tepat akan memberikan hasil yang maksimal. Semakin besar jumlah kunjungan wisatawan tentunya akan semakin besar juga keuntungan yang akan diperoleh oleh kota Bukittinggi sendiri. Untuk itu sangat penting untuk mengetahui apa-apa saja strategi komuikasi pemasaran yang digunakan pemerintah kota Bukittinggi dalam hal ini Dinas

Universitas Sumatera Utara

Universitas Sumatera Utara 9

Pariwisata, Pemuda dan Olahraga dalam meningkatkan jumlah kunjungan wisatawan. Hal inilah yang menarik peneliti untuk mengetahui bagaimana “Strategi Komunikasi Pemasaran Dinas Pariwisata, Pemuda dan Olahraga Kota Bukittinggi Dalam Meningkatkan Jumlah Kunjungan Wisatawan”. Penelitian ini dilakukan dengan melakukan penelusuran mengenai strategi komunikasi pemasaran yang digunakan Pemerintah Kota Bukittinggi untuk meningkatkan jumlah kunjungan wisatawan.

1.2 Fokus Masalah Berdasarkan konteks masalah yang telah diuraikan maka, dapat dirumuskan fokus masalah dalam penelitian ini adalah : 1. Apa strategi komunikasi pemasaran yang dilakukan Dinas Pariwisata, Pemuda dan Olahraga kota Bukittinggi Kota Bukittinggi dalam meningkatkan jumlah kunjungan wisatawan? 2. Faktor-faktor apa saja yang mendukung dan menghambat aktifitas komunikasi pemasaran dalam meningkatkan jumlah kunjungan wisatawan?

1.3 Tujuan Penelitian Adapun tujuan penelitian ini adalah: 1. Untuk mengetahui strategi komunikasi pemasaran yang dilakukan Dinas Pariwisata, Pemuda dan Olahraga Kota Bukittinggi dalam meningkatkan jumlah kunjungan wisatawan. 2. Untuk mengetahui faktor-faktor yang mendukung dan menghambat pelaksanaan komunikasi pemasaran dalam meningkatkan jumlah kunjungan wisatawan.

1.4 Manfaat Penelitian Berdasarkan tujuan penelitian tersebut dapat diungkapkan bahwa penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi dan sumbangsih baik secara teoritis, praktis dan akademis.

Universitas Sumatera Utara

Universitas Sumatera Utara 10

a. Manfaat Teoritis Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi kontribusi bagi pengembangan teori yang digunakan dalam penelitian ini. Hasil penelitian juga diharapkan dapat memperkaya materi dan perkembangan Ilmu Komunikasi FISIP USU terutama pengetahuan dalam komunikasi pemasaran. b. Manfaat Praktis Hasil penelitian ini diharapkan peneliti semakin memahami mengenai pemasaran kota serta diharapkan dapat menjadi bahan masukan dan evaluasi untuk Dinas Pariwisata, Pemuda dan Olahraga Kota Bukittinggi dalam meningkatkan komunikasi pemasaran untuk meningkatkan jumlah kunjungan wisatawan. c. Manfaat Akademis Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan penelitian di Departemen Ilmu Komunikasi FISIP USU dan dapat menjadi referensi pada Ilmu Komunikasi mengenai pemasaran kota.

Universitas Sumatera Utara

Universitas Sumatera Utara

BAB II KAJIAN PUSTAKA

2.1 Paradigma Kajian Dalam melakukan sebuah penelitian, peneliti memiliki cara pandang tertentu terhadap suatu objek, masalah atau peristiwa yang sedang diteliti. Menurut Denzin dan Lincoln (1994: 107) Paradigma dipandang sebagai seperangkat keyakinan-keyakinan dasar yang berhubungan dengan yang pokok atau prinsip. Paradigma juga dapat berarti suatu cara pandang mengenai suatu hal dengan dasar tertentu. George Ritzer menjelaskan (dalam Endraswara, 2006: 9) paradigma membantu merumuskan apa yang harus dipelajari, masalah apa yang harus dijawab dan bagaimana menjawab masalah tersebut serta aturan apa saja yang harus diikuti untuk mengiterpretasi jawaban tersebut. Turner menjelaskan dalam buku Pengantar Teori Komunikasi 1 (2008) bahwa Paradigma berkisar pada tiga area yang mewakili tiga pertanyaan filosofis yang berkaitan dengan penelitian yang pertama ontologi, yang mempertanyakan mengenai sifat dari realita dan hal apa yang harus dikaji oleh peneliti, ontologi memberikan peneliti mengenai cara pandangnya terhadap dunia dan pada apa yang membentuk karakteristik-karakteristik pentingnya. Ontologi dalam definisi Aristoteles memandang “ada” sebagai “ada” (being qua being). Ia menganggap bahwa segala sesuatu ada dengan sendirinya terhampar di alam ini. Keberadaan segala sesuatu nyata dan berdiri sendiri serta tidak dipengaruhi oleh subjek. Manusia sebagai subjek dapat menangkap realita apa adanya melalui indra, mengabstraksikannya dan menyusunnya sesuai dengan kategori-kategori yang ilmiah (dalam Zamroni, 2009: 77). Selanjutnya adalah epistimologi yang merupakan filsafat yang mempelajari pengetahuan atau bagaimana orang mengetahui apa yang mereka akui mengetahuinya (dalam Zamroni, 2009: 87). Dalam Epistimologi pertanyaan berfokus pada bagaimana peneliti mancari tahu dan apa yang dianggap sebagai pengetahuan, dengan kata lain epistimologi mempertanyakan bagaimana peneliti mengetahui sesuatu. Epistimologi berkaitan erat dengan ontologi, bagaimana

11

Universitas Sumatera Utara 12

peneliti melihat dunia, kebenaran, dan sifat manusia mempengaruhi bagaimana mempelajari hal tersebut. Berdasarkan bahasa Yunanai aksiologi berasal dari kata” axios” yang berarti nilai dan “logos” yang berarti ilmu, dengan demikian aksiologi adalah “ilmu tentang nilai”. Menurut Jujun S. Sumantri aksiologi merupakan teori nilai yang berkaitan dengan kegunaan dari pengetahuan yang diperoleh (dalam Zamroni, 2009: 101). Aksiologi merupakan pertanyaan mengenai posisi nilai dalam penelitian dan teori yang mempertanyakan mengenai apa yang layak untuk diketahui (dalam Turner, 2008: 55). Dalam buku Metode, Teori, Teknik Penelitian Kebudayaan (2006) Istilah paradigma sebagai konsep pertama-tama dikenalkan oleh Thomas Kuhn. Paradigma merupakan terminologi kunci dalam perkembangan ilmu pengetahuan. Selanjutnya pengertian paradigma dirumuskan secara jelas oleh Robert Friedrich sebagai suatu pandangan mendasar dari suatu disiplin ilmu tentang apa yang menjadi pokok persoalan yang semestinya dipelajari. Didalam buku yang sama pengertian paradigma dirumuskan secara lebih jelas dan rinci oleh George Ritzer sebagai suatu pandangan yang mendasar dari ilmuwan tentang apa yang semestinya dipelajari suatu cabang/disiplin ilmu pengetahuan. Paradigma menjadi sebuah kerangka berpikir penelitian yang didalamnya memuat konsep dan peta kajian secara menyeluruh. Sebagai suatu kerangka berpikir, paradigma tentunya mempengaruh pesepsi seseorang yang berujung kepada mempengaruhi tindakan, begitu halnya dengan penelitian, paradigma dalam penelitian akan mempengaruhi metode dalam penelitian yang berujung mempengaruhi hasil penelitian. Penggunaan paradigma yang berbeda akan menghasilkan pemaknaan yang berbeda pula mengenai sesuatu, hal ini disebabkan karena setiap paradigma mempunyai asumsi dasar yang berbeda-beda, sebagaimana yang dikemukakan Neuman (2006) bahwa paradigma adalah kerangka pikir umum mengenai teori dan fenomena yang mengandung asumsi dasar, isu utama, desain penelitian dan serangkaian metode untuk menjawab suatu pertanyaan penelitian (dalam Manzilati, 2017: 1). Pada penelitian ini peneliti menggunakan paradigma konstruktivisme. Paradigma ini bertujuan untuk memahami apa yang menjadi konstruksi sebuah

Universitas Sumatera Utara

Universitas Sumatera Utara 13

realitas yang membuat peneliti harus dapat mengetahui dan menggali faktor apa saja yang mendorong suatu realita dapat terjadi dan menjelaskan bagaimana faktor-faktor tersebut merekonstruksi realitas tersebut (dalam Pujileksono, 2015: 28-29). Dalam paradigma konstruktivisme Yerby (1995) menyatakan bahwa para individu secara berkala menciptakan struktur sosial melalui aksi dan interaksi mereka; karenanya, tidak terdapat kebenaran abstrak atau realita karena realita ada hanya ketika orang-orang menciptakannya secara bersama-sama (dalam Turner, 2008: 55). Para penganut konstruktivisme kontenporer seperti Khun, Hanson, dan Toulmin yakin bahwa penelitian ilmiah dilaksanakan dalam suatu perspektif global pandangan dunia yang membentuk proses penelitian. Terdapat lima asumsi yang mendasari epistimologi konstruksi, yaitu: 1. Konstruktivisme menolak pandangan logika positivisme. 2. Kaum konstruktivis beranggapan bahwa dunia empiris tidaklah independen, melainkan persepsi dan interpretasi peneliti akan mempengaruhi apa yang dilihat peneliti saat meneliti. 3. Konstruktivisme menolak perspektif deduksionis yang mempercayai bahwa pengalaman itu tidak berdiri sendiri, melainkan terpadu. 4. Kaum konstruktivis mengingkari operasionalisme yang berpandangan bahwa konsep-konsep teoritis sangat berbeda dengan faktor empirisnya. 5. Konstruktivisme beranggapan bahwa teori-teori komunikasi lebih dari sekedar hubungan statistik saja, melainkan juga menjelaskan periklaku komunikasi dengan mengacu pada alasan-alasan seseorang berbicara dengan lainnya (dalam Bulaeng, 2004: 11-12).

Peneliti konstruktivis mempelajari beragam realita yang terkonstruksi oleh individu dan implikasi dari konstruksi tersebut kebagian kehidupan mereka yang lain. Dalam pandangan konstrutivisme setiap individu memiliki pengalaman yang unik. Dengan demikian penelitian dengan strategi seperti ini menyerankan bahwa setiap cara yang diambil individu dalam memandang dunia adalah valid dan perlu adanya rasa menghargai atas pandangan tersebut (dalam Patton, 2002: 96-97).

2.2 Kajian Pustaka Kajian pustaka hendakanya berkaitan dengan permasalahan yang akan diteliti serta mampu memberikan gambaran tentang landasan teoritis atau paradigma yang dipilih. Bahan yang dikaji antara lain bersumber dari buku, jurnal

Universitas Sumatera Utara

Universitas Sumatera Utara 14

ilmiah, seminar penelitian, kebijakan, undang-undang, serta informasi dari media massa atau internet (dalam Syafrudin, 2012: 20). Adapun teori-teori yang dianggap relevan dengan penelitian ini adalah sebagai berikut.

2.2.1 Komunikasi Manusia adalah makhluk sosial yang membutuhkan individu lain untuk memenuhi kebutuhan hidupnya dan tentunya manusia akan melakukan komunikasi agar bisa berinteraksi dengan invidu tersebut. Dengan kata lain selama berlangsungnya kehidupan maka selama itu pula peristiwa komunikasi akan ada. Proses komunikasi berlangsung dari awal membuka mata hingga akhir hayat seorang manusia. Sadar atau tidak sadar manusia melakukan komunikasi secara terus menerus dalam hidupnya, baik dalam bentuk verbal maupun non- verbal. Oleh karena itu komunikasi merupakan bagian yang tak terpisahkan dalam kehidupan manusia. Ada banyak pengertian komunikasi menurut para ahli, definisi-definisi tersebut mencerminkan paradigma atau pendekatan yang dipakai oleh ahli dalam mendekati fenomena komunikasi (dalam Mulyana,2010: 64). Secara etimologis istilah komunikasi yang dalam bahasa Inggris communication berasal dari bahasa Latin yaitu communicatio yang bersumber dari kata communis yang berarti sama, sama disini diartikan sebagai sama makna atau pengertian dengan maksud mengubah pikiran, sikap, perilaku penerima dan melaksanakan apa yang diinginkan komunikator. Secara terminologis, komunikasi berarti proses penyampaian suatu pernyataan oleh seseorang kepada orang lain. Secara paradigmatis, komunikasi berarti pola yang meliputi sejumlah komponen berkorelasi satu sama lain secara fungsional untuk mencapai tujuan tertentu (dalam Suprapto, 2009: 7). Sedangkan menurut Tubbs dan Moss mendefinisikan komunikasi sebagai “proses penciptaan makna antara dua orang atau lebih”. Everett M. Rogers medefinisikan “komunikasi adalah proses dimana suatu ide dialihkan dari sumber kepada suatu penerima atau lebih, dengan maksud untuk mengubah tingkah laku mereka”. Sedangkan menurut definisi Harold Laswell komunikasi adalah “Who Says What In Which Chanel To Whom With What Effect”, atau siapa mengatakan

Universitas Sumatera Utara

Universitas Sumatera Utara 15

apa dengan saluran apa kepada siapa dengan pengaruh apa. Dari definisi Laswell dapat kita lihat ada lima elemen komunikasi yaitu siapa, apa siapa mengatakan apa dengan saluran apa kepada siapa dengan pengaruh apa (dalam Mulyana, 2010: 65-69). Selain dari lima elemen yang telah disebutkan diatas, dalam Liliweri (2011: 128) juga disebutkan elemen lain yang menjadi elemen utama dalam proses komunikasi yaitu, umpan balik (feedback) yang merupakan respon yang diberikan penerima kepada pengirim, lingkungan, dunia fisik dan non-fisik sebagai tempat terjadinya interaksi dan gangguan (noise) yang biasanya berasal dari luar dan hanya dapat terlihat dan terasa dalam peristiwa komunikasi. Dalam aplikasinya proses komunikasi dapat dilihat dari langkah-langkah berikut (dalam Suprapto, 2009: 8): Bagan 2.1 Proses Komunikasi

IDE ENCODING PENGIRIMAN DECODING BALIKAN

Langkah pertama yaitu ide/gagasan diciptakan oleh sumber atau komunikator, lalu ide tersebut diubah menjadi lambang-lambang komunikasi yang memiliki makna dan dapat dikirimkan. Pada langkah selanjutnya dikirimkan melalui saluran/media yag sesuai dengan lambang-lambang komunikasi dan ditujukan kepada komunikan. Komunikan menafsirkan isi pesan sesuai dengan persepsinya dan jika pesan tersebut berhasil di-decoding khalayak akan mengirim kembali pesan tersebut kepada komunikator (feedback).

2.2.1.1 Fungsi dan Tujuan Komunikasi Komunikasi memiliki beberapa fungsi, menurut Effendy dalam buku Ilmu Komunikasi Teori dan Praktik (2009) fungsi komunikasi terbagi atas empat diantaranya: 1. Menginformasikan (to inform), mengenai peristiwa yang terjadi ide, pikiran yang disampaikan kepada oranglain. 2. Mendidik (to educate) dengan menyampaikan ide dan gagasan maka orang lain atau komunikan aka mendapatkan informasi dan ilmu pengetahuan. 3. Menghibur (to entertain)

Universitas Sumatera Utara

Universitas Sumatera Utara 16

4. Mempengaruhi (to influence) dengan berusaha mengubah cara pandang, sikap dan perilaku komunikan sesuai dengan yag diharapkan. Menurut Gordon I. Zimmerman (dalam Mulyana, 2010: 4) kita dapat membagi tujuan komunikasi menjadi dua kategori besar. Pertama, untuk menyelaesaikan tugas-tugas yang penting bagi kebutuhan kita. Kedua, kita melakukan komunikasi untuk menciptakan dan memupuk hubungan dengan orang lain. Tujuan komunikasi dibagi menjadi empat yaitu (dalam Effendy, 2009: 8) 1. Mengubah sikap (to change the attitude) 2. Mengubah opini/pendapat (to change the opinion) 3. Mengubah perilaku (to change the behavior) 4. Mengubah masyarakat (to change the society) Oleh karena itu dapat dikatakan bahwa komunikasi adalah suatu proses penyampaian informasi atau pesan dari seseorang kepada orang lainnya dengan maksud untuk direspon/ ditanggapi agar terjadinya kesamaan makna diantara dua individu dan diharapkan adanya umpan balik dari pesan yang telah disampaikan

2.2.2 Strategi Komunikasi Terdapat bermacam-macam pengertian strategi, secara umum strategi adalah cara untuk mendapatkan kemenangan atau mencapai tujuan. Strategi berasal dari bahasa Yunani klasik yaitu “stratos” yang artinya tentara dan kata “agein” yang berarti memimpin. Jadi strategi adalah konsep militer yang dapat diartikan seni perang para jenderal (The Art of General), atau suatu rancangan yang terbaik untuk memenangkan peperangan. Menurut Middleton strategi komunikasi adalah “kombinasi yang terbaik dari semua elemen komunikasi mulai dari komunikator, pesan, saluran (media), penerima sampai pada pengaruh (effect) yang dirancang untuk mencapai tujuan komunikasi yang optimal (dalam Cangara, 2013: 61). Definisi lainnya menurut Stephani K. Marus, seperti yang dikutip Sukristono (1995), strategi didefinisikan sebagai suatu proses penentuan rencana para pemimpin puncak yang berfokus pada tujuan jangka panjang organisasi, disertai penyusunan suatu cara atau upaya bagaimana agar tujuan tersebut dapat dicapai (dalam Umar, 2001: 31).

Universitas Sumatera Utara

Universitas Sumatera Utara 17

Diperlukan strategi komunikasi yang baik agar pesan yang disampaikan kepada seseorang dapat diterima dengan efektif. Dengan demikian strategi komunikasi adalah strategi yang mengartikulasikan, menjelaskan, dan mempromosikan suatu visi komunikasi dan satu tujuan komunikasi dalam suatu rumusan yang baik, untuk menciptakan komunikasi yang konsisten yang bereperan memfasilitasi perubahan perilaku sebagai tujuan akhir komunikasi. Oleh karena itu (dalam Liliweri, 2011: 240) strategi komunikasi selalu dihubungkan dengan: 1. Siapa yang bicara. 2. Maksud apa yang dibicarakan. 3. Pesan apa yang harus disampaikan kepada seseorang. 4. Cara bagaimana saya menyampaikan pesan kepada seseorang. 5. Bagaimana mengukur dampak pesan tersebut.

Dalam Bungin (2015) dijelaskan agar strategi komunikasi berhasil maka perlu diperhatikan kelengkapan pesan yang akan digunakan. Suatu pesan yang efektif harus menjadi tanda bahasa , memiliki makna dan menjadi ikon dari konten pesan yang akan disampaikan, pesan juga harus sarat akan makna dan menjadi ikon dari pesan itu sendiri. Dalam menjalankan strategi komunikasi, maka seluruh proses komunikasi harus dipahami sebagai proses mentransformasikan pesan diantara kedua belah pihak. Kedua pihak memiliki kepentingan didalam proses ini dan memiliki pengetahuan yang salaing dipertukarkan satu sama lain. Keberadaan strategi tidak terlepas dari tujuan yang dicapai. Hal ini ditunjukkan oleh suatu jaringan kerja yang membimbing tindakan yang akan dilakukan, dan pada saat yang sama, strategi akan mempengaruhi tindakan tersebut. Tujuan sentral dalam komunikasi (dalam Effendy, 2009: 32) terdiri dari tiga tujuan utama , yaitu pertama adalah to secure understanding, yaitu memastikan bahwa komunikan mengerti pesan yang diterimanya, andaikata komunikan sudah mengerti dan menerima pesan tersebut maka penerimaannya harus dibina (to establish acceptance) pada akhirnya kegiatan dimotivasikan (to motivate action). Liliweri (2011) menjelaskan beberapa tujuan dari strategi komunikasi diantaranya, memberitahu (announcing), yaitu pemberitahuan tentang kapasitas

Universitas Sumatera Utara

Universitas Sumatera Utara 18

dan kualitas informasi yang sedapat mungkin berkaitan dengan informasi utama dari seluruh informasi yang demikian penting, memotivasi (motivating), mendidik (educating), menyebarkan informasi (informing) secara spesifik dan aktual yang tak hanya sekedar menginformasikan dan memotivasi tapi juga mengadung unsur pendidikan dan mendukung pemuatan keputusan (supporting decision making), informasi yang dikumpulkan, dikategorisasikan dan dianalisis sedemikian rupa sehingga dapat dijadikan informasi utama bagi pembuat keputusan.

2.2.3 Komunikasi Pemasaran Pemasaran merupakan aktifitas yang sangat penting bagi kelangsungan hidup perusahaan. Dalam perkemba ngannya sebagai disiplin ilmu, pemasaran memiliki peranan dalam membentuk pola persaingan, orientasi bisnis, bahkan cara-cara sebuah bisnis dijalankan dalam industri. Pemasaran tumbuh karena perusahaan memerlukan pengelolaan terhadap modal dan melihat perilaku pasar. Dari yang semula berorientasi kepada produk hingga kini berkembang dan memunculkan pemahaman baru yang dimaksudkan untuk menjawab perkembangan zaman (Kertajaya, 2010:148). Menurut Rhenad Kasali dalam Morissan (2010) menjelaskan pemasaran adalah suatu konsep yang menyangkut suatu sikap mental, suatu cara berpikir yang membimbing anda untuk melakukan sesuatu yang tidak selalu menjual benda tapi juga menjual gagasan-gagasan, karier, tempat (pariwisata,rumah, lokasi, industri), undang-undang, jasa (pengangkutan, penerbangan, pemotongan rambut, kesehatan), hiburan (pertunjukan, pertandingan-pertandingan dan kegitan- kegiata nirlaba seperti yayasan sosial dan keagamaan. Asosiasi Pemasaran Amerika atau AMA (The American Marketing Association) mendefinisikan pemasaran sebagai proses perencanaan dan pelaksanaan konsepsi, harga, promosi dan distribusi ide, barang, dan jasa untuk menciptakan pertukaran yang memuaskan individu serta tujuan organisasi (dalam Morrisan, 2010: 3). Sedangkan menurut Kotler dan Keller dalam bukunya Marketting Management, menyatakan “Pemasaran adalah suatu proses sosial dimana individu dan kelompok mendapatkan apa yang mereka butuhkan dan

Universitas Sumatera Utara

Universitas Sumatera Utara 19

inginkan dengan menciptakan, menawarkan, dan menukarkan produk dan jasa yang bernilai secara bebas dengan pihak lain” (dalam Simajuntak, dkk, 2017: 85). Untuk lebih memahami komunikasi pemasaran, kita dapat menguraikan dua unsur yaitu komunikasi dan pemasaran. komunikasi adalah proses dimana pemikiran dan pemahaman disampaikan antar individu, atau antara organisasi dengan individu. Berdasarkan definisi komunikasi Harold Laswell komunikasi adalah “Who Says What In Which Chanel To Whom With What Effect”. Dari definisi Laswell dapat kita lihat ada lima elemen komunikasi yang saling berkaitan satu sama lain, diantaranya: 1. Sumber (source, communicator, encoder, sender), sumber boleh jadi seorang individu, kelompok, organisasi yang memiliki kebutuhan untuk berkomunikasi. 2. Pesan (messages, information), yang merupakan seperangkat simbol verbal maupun non-verbal yang mewakili perasaan, nilai, gagasan atau maksud dari sumber. 3. Saluran (media), yakni alat yang digunakan sumber untuk menyampaikan pesannya kepada penerima, baik secara langsung (tatap-muka) atau melalui cetak/elektronik. 4. Penerima (receiver, communican, decoder, audience) yakni orang yang mereima pesan dari sumber. 5. Efek (effect), dampak yang diterima oleh penerima seperti, bertambahnya informasi, perubahan sikap/perilaku (dalam Mulyana, 2010: 69-71).

Dapat dilihat bahwa proses komunikasi terjadi sedikitnya dengan dua orang dimana individu mengirimkan stimulus pada individu lainnya melalui saluran tertentu dan terjadi respon atau umpan balik terhadap stimulus yang disampaikan. Komunikasi dalam pemasaran dapat dikatakan sebagai suatu cara perusahaan/ instansi yang berupaya untuk memberitahu/ menginformasikan suatu produk barang atau jasa yang mereka sediakan kepada konsumen atau target sasaran dengan harapan akan adanya penjualan terhadap produk barang/jasa yang ditawarkan. Sedangkan pemasaran adalah sekumpulan kegiatan di mana perusahaan dan organsasi lainnya mentransfer nilai-nilai (pertukaran) antara mereka dengan pelanggannya. Dapat dikatakan komunikasi pemasaran merepresentasikan gabungan semua unsur dalam bauran pemasaran merek, yang memfasiltasi terjadinya pertukaran dengan menciptakan suatu arti yang disebarluaskan kepada pelanggan atau kliennya (dalam Shimp, 2003: 4).

Universitas Sumatera Utara

Universitas Sumatera Utara 20

Untuk mencapai komunikasi yang efektif maka perlu adanya tindakan terorganisasi di dalam mempersuasi, salah satunya dengan model AIDDA, yaitu Atenttion, Interest, Desire, Decision dan Action. Konsep ini dikemukakan oleh Wilbur Schramm, keterangan dari elemen-elemen ini adalah: 1. Perhatian (Atenttion): keinginan seseorang untuk mencari dan melihat sesuatu 2. Ketertarikan (Interest): perasaan ingin mengetahui lebih dalam tentang suatu hal yang menimbulkan daya tarik bagi konsumen. 3. Keinginan (desire): kemauan yang timbul dari hati tentang sesuatu yang menarik perhatian. 4. Keputusan (decision): kepercayaan untuk melakukan suatu hal. 5. Tindakan (action): suatu kegiatan untuk merealisasikan keyakinan dan ketertarikan pada sesuatu (dalam Effendy, 2009: 305).

Komunikasi pemasaran adalah suatu proses penyampaian pesan dengan cara bujukan atau ajakan untuk menawarkan suatu produk, baik barang atau jasa, kepada orang lain (konsumen) melalui pemasaran (dalam Fitriah, 2018: 5). Marketing communication (komunikasi pemasaran) dapat didefinisikan sebagai kegiatan pemasaran dengan menggunakan teknik-teknik komunikasi yang bertujuan untuk memberikan informasi kepada khalayak agar tujuan perusahaan tercapai, yaitu terjadinya peningkatan pendapatan atas penggunaan jasa atau pembelian produk yang ditawarkan (Kennedy dan Soemanagara, 2006:5).

2.2.3.1 Tujuan dan Fungsi Komunikasi Pemasaran Target utama dalam strategi komunikasi pemasaran adalah bagaimana membuat orang sadar bahwa ia memerlukan suatu produk, jasa atau nilai. Setelah terbentuknya kesadaran maka bagaimana kesadaran itu menjadi perhatian terhadap suatu produk, jasa atau nilai dan apabila perhatian telah terbangun maka target terpentingnya adalah bagaimana membuat orang loyal dan membeli produk, jasa atau nilai tersebut. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa tujuan dari komunikasi pemasaran adalah terbentuknya perubahan sikap yang diharapkan tercapainya pembelian produk.

Universitas Sumatera Utara

Universitas Sumatera Utara 21

Tabel 2.1 Target dan Strategi Komunikasi Strategi Komunikasi Target/ Tujuan

Strategi perubahan pengetahuan Kesadaran (awareness stage) Strategi perubahan perhatian Perhatian (interest stage) Strategi perubahan perilaku Loyalitas (loyality stage)

sumber: Bungin, Burhan, 2015

Sedangkan fungsinya sendiri tidak hanya terkait dengan mempromosikan merek, organisasi atau layanan untuk memaksimalkan penjualan tetapi juga memahami apa yang dibutuhkan konsumen dan nilai dari layanan yang ditawarkan dan membuat perubahan yang sesuai pada marketing mix (dalam McCabe, 2009: 48).

2.2.3.2 Bauran Komunikasi Pemasaran Dalam Morissan (2010) disebutkan bahwa pemasaran memfasilitasi proses pertukaran dan pengembangan hubungan dengan konsumen dengan cara mengamati kebutuhan dan keinginan konsumen secara cermat yang dilanjutkan dengan mengembangkan produk, menawarkan produk tersebut dengan harga tertentu dan mendistribusikannya sesuai dengan target pasar yang menjadi target pasar bagi produk bersangkutan. Oleh karena itu diperlukan promosi/ komunikasi agar terciptanya kesadaran dan ketertarikan konsumen pada produk yang ditawarkan, proses ini disebut marketting mix. Selain marketing mix, ada faktor lain yang harus dipertimbangkan yaitu Segmentation, Targetting dan Positioning (STP) yang jug merupakan salah sattu elemen pemasaran. Ketiga elemen ini saling terkait dan pada hakikatnya mencerminkan langkah-langkah pokok dalam perancangan customer-driven marketing strategy (dalam Tjiptono, 2016: 94). Kertajaya (2006) menjelaskan bahwa marketing mix merupakan taktik dalam mengintegrasikan tawaran, logistik dan komunikasi produk atau jasa yaang mana tak hanya perlu membuat penawaran yang menarik, tapi juga harus memikirkan taktik yag tepat dalam mendistribusikan dan mempromosikannya.

Universitas Sumatera Utara

Universitas Sumatera Utara 22

Marketing mix terdiri dari empat elemen yang sering disingkat dengan 4P, elemen ini bisa dikelompokkan menjadi dua bagian, yaitu hal yang ditawarkan perusahaan/ produsen berupa produk (product) dan harga (price) serta akses yaitu tempat/distribusi (place) dan promosi (promotion). Penjelasan lebih lanjut mengenai elemen-elemen marketing mix oleh Umar (2005) adalah sebagai berikut: 1. Produk Produk adalah suatu yang dapat ditawarkan ke pasar untuk mendapatkan perhatian, untuk dibeli, digunakan atau dikonsumsi yang dapat memenuhi suatu keinginan atau kebutuhan. Produk dapat dibedakan menjadi dua macam yaitu arang konsumsi dan barang industri. Produk yang ingin dipasarkan tentunya harus memiliki manfaat-manfaat tertentu yang dikomunikasikan malalui atribut produk. 2. Harga Harga adalah sejumlah nilai yang ditukarkan konsumen dengan manfaat dari memiliki atau menggunakan produk atau jasa yang nilainya ditetapkan oleh pembeli dan penjual melalui tawar menawar, atau ditetapkan oleh penjual untuk satu harga yang sama terhadap semua pembeli. Keputusan untuk harga dipengaruhi oleh dua faktor yaitu faktor internal berupa penyesuaian harga dengan marketing mix-nya yang harus dipertimbangkan secara satu keseluruhan dan faktor ekternal perusahaan seperti tingkat inflasi, biaya bunga, resesi “booming” dan keputusan pemerintah. 3. Tempat/distribusi Untuk memasarkan produknya sebagian besar produsen menggunakan perantara pemasaran khusunya untuk barang dengan membangun saluran distribusi, yang merupakan sekelompok organisasi yang saling tergantung dalam keterlibatan mereka pada proses yang memungkinkan suatu produk atau jasa tersedia bagi konsumen, oleh karena itu produsen perlu menganalisis kebutuhan layanan konsumen, penetapan sasaran, kendala-kendala serta alternatif saluran utama serta mengevaluasinya. 4. Promosi Promosi adalah komunikasi yang dirancang untuk menangkap kepentingan umum untuk mendapatkan pengakuan, pengertian dan dukungan bagi organisasi

Universitas Sumatera Utara

Universitas Sumatera Utara 23

atau perusahaan dari suatu produk tertentu. Secara umum promosi dibagi atas dua bagian yaitu, above the line promotion, yakni promosi yang dilakukan melalui media massa seperti TV, radio, koran, internet, dan below the line promotion, yaitu bentuk promosi lainnya seperti sponsor, penempatan produk pada ruang tertentu, memberikan dukungan, promosi penjualan, merchandising, surat-surat pengakuan, sales personal, Humas dan pameran dagang. Terdapat beberapa tujuan promosi diantaranya untuk menginformasikan agar pelanggan dapat mengetahui karakteristik suatu produk. Membujuk / mempersuasi pelanggan agar membeli produk yang ditawarkan dengan berusaha mengembangkan sikap positif dari konsumen terhadap produk sehingga konsumen akan tetap membeli dan memakai produk yang ditawarkan. Mengingatkan pelanggan tentang kelebihan produk ditawarkan dan diharapkan pelanggan tetap membeli dan memakai produk ini dan menghindari produk sejenis lainnya. Selain dari tujuan-tujuan yan telah disebutkan terdapat tujuan lain dari promosi yaitu (dalam Liliweri, 20011: 505-506): 1. membangun kesadaran (build awerness) 2. menciptakan minat (create interest) 3. menyediakan informasi (provide information) 4. merangsang permintaan (stimulate demand) 5. memperkuat merek (reinforce the brand). Kegiatan promosi dalam marketing mix mengandung semua aspek tentang bauran promosi (communication mix), hal tersebut digambarkan sebagai berikut: Bagan 2.2 Hubungan Bauran Promosi dan Marketing Mix 1. Produk (product) 2. Harga (price) 3. Tempat (place) 4. Promosi (promotion) 5. Orang (people) 1. Penjualan (selling) 6. Bukti fisik (physical 2. Periklanan (edvertising) evidence) 3. Promosi penjualan (sales promotion) 7. Proses (process) 4. Pemasaran langsung (direct marketing) Marketing Mix 5. Publicity (dan Public Relation) 6. Sponsorship 7. Eksibisi (exhibition) 8. Kemasan (packaging) 9. Point-of-sale dan merchandaising 10. Mulut ke mulut (word of mouth) 11. E-dagang (e-marketing) 12. Identitas perusahaan (coorporate identity)

Universitas Sumatera Utara

Universitas Sumatera Utara 24

Sumber: Bungin, 2015: 60 Dalam konteks pemasaran terintegrasi, tujuan pemasaran adalah bagaimana semua kegiatan komunikasi pemasaran yang dilakukan dapat secara maksimal menjaring pelanggan dengan demikian semua kegiatan komunikasi digunakan untuk memasarkan produk. Brannan (2005:4) mengatakan tidak ada istilah tunggal dalam memasarakan suatu produk, karena cara yang dipakai adalah mengadopsi pendekatan terpadu pada seluruh aspek komunikasi sejauh pesan yang disampaikan mencapai target penetrasi pasar yang sangat luas serta penguatan pengaruh dan ingatan yang lebih efisien (dalam Bungin, 2015: 63). Komunikasi pemasaran adalah suatu bentuk terminologi kolektif dari berbagai variasi aktifitas pesan yang direncanakan dalam upaya membangun suatu merek (brand building), melalui bentuk periklanan, public relations, promosi Bauran Promosi penjualan, pemasaran langsung, penjualan personal maupun layanan pelanggan (dalam Prayitno, 2017: 20).

2.2.3.3 Elemen Bauran Promosi / Communication Mix Untuk meningkatkan penjualan dan komunikasi pemasaran yang efektif maka perlu adanya upaya untuk mengintegrasikan kegiatan komunikasi pemasaran. Kegiatan komunikasi pemasaran terpadu atau Intergrated Marketing Communication adalah upaya koordinasi dari berbagai elemen promosi dan kegiatan pemasaran lainnya agar dapat menghasilkan citra atau image yang bersifat satu dan konsisten bagi konsumen, yang mencakup memasang iklan, pemasaran langsung, promosi penjualan, penjualan personal, pemasaran interaktif dan Humas (dalam Morrisan, 2010: 7). Dalam buku Menejemen Komunikasi Pemasaran Terpadu: Intergrated Marketing Communication Management (2017) dijelaskan perlunya argumentasi yang tepat dalam pengembangan bauran pemasaran agar dapat menawarkan satu pesan yang konsisten pada khalayak sasaran. Dengan adanya kemungkinan bermacam elemen promosi yang menjadi pilihan ,pertimbangan utama adalah kondisi pasar dan tujuan komunikasi yang akan dicapai untuk menentukan tipe pendekatan.

Universitas Sumatera Utara

Universitas Sumatera Utara 25

1. Periklanan Iklan (advertisement) adalah produk yang dihasilkan dari kegiatan beriklan (advertising). Definisi iklan yang dibuat oleh Masyarakat Periklanan Indonesia bahwa periklanan adalah “keseluruhan proses yang meliputi penyiapan, perencanaan, pelaksanaan, dan penyampaian iklan”. Definisi periklanan menurut William Wells, John Burnet & Sandra Moriarty dalam Kriyanto (2013) adalah “ periklanan merupakan komunikasi non-personal yang membayar dari sponsor yang teridentifikasi menggunakan media massa untuk mempengaruhi seorang audiens”. Iklan berdasarkan medianya terbagi ats dua yaitu media lini atas yaitu, iklan iklan yang dibebani Agency Commission Fee (komisi) yang telah disepakati dan telah ditentukan oleh P3I (Persatuan Periklanan Indonesia), yaitu sebesar 17, 50% dari neto. Yang termasuk dalam media lini atas diantaranya koran, majalah, TV, radio, billboard dan bioskop. Sedangkan media lini bawah yaitu iklan-iklan yang dibebani biaya produksi dan jasa, yang termasuk didalamnya yaitu, kalender, POP (Point Of Purchase), Direct Mail, Pameran dan Event (dalam Santosa, 2009 :18) Dari definisi yang telah disebutkan dapat kita urai beberapa karakteristik perikalanan diantaranya merupakan bentuk komunikasi yang membayar (paid form communication), komunikasi nonpersonal (nonpersonal communication), menggunakan media massa, adanya sponsor yang jelas, bersifat mengajak/ persuasif serta ditujukan pada khalayak yang luas (to large audience). 2. Pemasaran Langsung / Direct Marketing Pemasaran langsung merupakan upaya perusahaan atau organisasi untuk berkomunikasi secara langsung dengan calon pelanggan sasaran dengan maksud untuk menimbulkan tanggapan dan / transaksi penjualan. Menurut Kotler & Armstrong dalam buku Prinsip-Prinsip Pemasaran (2008), pemasaran langsung adalah hubungan langsung dengan konsumen individual yang di targetkan secara hati- hati untuk meraih respon segera dan mencapai hubungan pelanggan yang abadi dan dijangkau melalui email, faksimail atau internet untuk mendaatkan respon secara langsung.

Universitas Sumatera Utara

Universitas Sumatera Utara 26

3. Promosi Penjualan/ Sales Promotion Cara atau teknik untuk memasarkan suatu produk dengan memberikan potongan harga atau bonus. Kegiatan ini mencoba merangsang terjadinya aksi pembelian suatu produk yang cepat atau terjadinya pembelian dalam waktu yang singkat. Dalam promosi penjualan target yang dituju tak hanya konsumen tetapi juga kepada pedagang besar dan pengecer. 4. Penjualan Perorangan/ Personal Selling Penjulan perseorangan merupakan bentuk komunikasi dimana pejual menginformasikan, mendidik, dan melakukan persuasi kepada calon pembeli untuk membeli produk atau jasa yang ditawarkan (salam Morissan, 2010: 34). Menurut Boyd dkk (2000:100), penjualan pribadi (personal selling) merupakan salah satu dari beberapa sarana promosi termasuk iklan, promosi konsumen dan perdagangan seta hubungan masyarakat yang dapat digunakan pemasar untuk berkomunikasi dengan pelanggan potensial. 5. Humas/ Public Relation Humas diwajibkan untuk menyebarkan informasi tentang sebuah perusahaan atau organisasi, juga semua hasil karyanya kepada publik dengan tujuan utama membentuk citra positif publik terhadap organisasi. Publisitas biasanya dilakukan dalam bentuk berita atau komentar editorial mengenai produk atau jasa dari perusahaan (dalam Shimp, 2003: 6), sedangkan definisi lain public relation menurut adalah membangun hubungan baik dengan berbagai masyarakat perusahaan dengan memperoleh publisitas yang diinginkan, membangun citra perusahaan yang baik, dan menangani atau menghadapi rumor, cerita, dan kejadian yang tidak menyenangkan (dalam Kotler & Amstrong, 2008:168). Bauran promosi menentukan sejauh mana perhatian suatu perusahaan untuk mengeluarkan uang bagi setiap aspek bauran promosi ini. Sebuah bauran promosi memiliki tujuan sebagai berikut: 1. Meningkatkan penjualan 2. Menggagagasi cara bagaimana pelbagai pihak menerima produk baru 3. Bagaiamana menciptakan ekuitas merek 4. Bagaimana mempertahankan posisi dalam masyarakat 5. Bagaimana menghadapai persaingan, dan bagaimana menciptakan dan memelihara citra perusahaan (dalam Liliweri, 2011: 503).

Universitas Sumatera Utara

Universitas Sumatera Utara 27

2.2.4 Pariwisata I Gusti Bagus Rai Utama dalam bukunya Pengantar Industri Pariwisata menjabarkan bahwa pariwisata menjadi salah satu industri besar yang menunjukkan perkembangan yang konsisten dari tahun-ke tahun. World Tourism Organization memperikrakan pada tahun 2020 akan terjadi peningkatan sebesar 200% terhadap angka kunjungan wisatawan dunia, hal ini juga semakain dipercepat dengan proses globalisasi dan perkembangan teknologi informasi. Kata pariwisata (dalam Simajuntak, 2017: 1) secara etimologis berasal dari bahasa Sansekerta yaitu “pari” yang berarti banyak, berkali-kali, berputar-putar, dan “wisata” berarti perjalanan atau berpergian. Berdasarkan dari kata ini dapat didefinisikan sebagai perjalanan yang dilakukan berkali-kali atu berputar-putar, dari satu tempat ke tempat lain dengan maksud dan tujuan tertentu. Menurut Wall & Mathieson (2005) dalam buku Marketing Communications in Tourism & Hospitality (2009) pariwisata didefinisikan sebagai jumlah dari hubungan yang timbul dari kegiatan orang-orang yang berpergian dan tinggal ditempat diluar lingkungan mereka yang biasa selama tidak lebih dari satu tahun berturut-turut untuk liburan, bisnis dan lain-lain. Sedangkan definisi pariwisata menurut Undang-Undang RI No 10 Tahun 2009 Tentang Kepariwisataan pasal 1 nomor 3 adalah, “Pariwisata adalah berbagai macam kegiatan wisata dan didukung berbagai fasilitas serta layanan yang disediakan oleh masyarakat, pengusaha, pemerintah, dan Pemerintah Daerah.”

2.2.4.1 Komponen dan Elemen Pariwisata Berkembang atau tidaknya suatu daerah yang menjadi destinasi wisata bergantung pada produk wisata yang ditawarkan oleh suatu daerah. Semakin bagus dan bersaingnya produk yang dihasilkan semakin banyak wisatawan yang berkunjung di daerah wisata tersebut, oleh karena itu produk wisata yang ada memerlukan sentuhan baru dan dikemas secara variatif agar lebih menarik dan tidak monoton (dalam Simajuntak, 2017:84). Menurut Leiper dan Cooper (1998: 5) dalam kepariwisataan terdapat tiga elemen utama yang menjadikan kegiatan tersebut bisa terjadi.

Universitas Sumatera Utara

Universitas Sumatera Utara 28

Gambar 2.1 Sistem Dasar Pariwisata

kegiatan wisata terdiri atas beberapa komponen utama: 1. Wisatawan, yang merupakan aktor dalam kegiatan wisata. Lebih lanjut dalam buku Ekonomi Pariwisata (1991) kriteris seseorang dianggap sebagai wisatawan adalah mereka yang mengadakan perjalanan untukkesenangan, untuk keperlun pertemuan -pertemuan atau karena tugas-tugas tertentu, melakukan perjalanan dengan tujuan usaha atau yang datang dalam rangka perjalanan dengan kapal laut walaupun tinggal disuatu negara kurang dari 24 jam. 2. Elemen geografi Pergerakan wisatawan berlangsung pada tiga area gografi, yaitu: a. Daerah Asal Wisatawan (DAW) b. Daerah Transit (DT) c. Daerah Tujuan Wisata (DTW), yang merupakan ujung tombak pariwisata dan alasan utama perkemangan pariwisata yang menawarkan hal-hal yang berbeda dengan rutinitas wisatawan. 3. Industri Pariwisata, yang bertindak sebagai penyedia jasa, daya tarik dan sarana wisata (dalam Ismayanti, 2010: 1-2). Komponen dan elemen-elemen pariwisata akan terus berkembang sesuai dengan kreatifitas stakeholder pariwisata disuatu destinasi negara atau destinasi venue wisata. Johnpaul (2015) mengatakan komponen utama pariwisata adalah terdiri dari aksesibilitas, akomodasi, dan atraksi. Adapun menurut Ramesh

Universitas Sumatera Utara

Universitas Sumatera Utara 29

komponen yang terpenting dalam pariwisata adalah akomodasi, aksesibilitas, fasilitas, atraksi dan fasilitas (dalam Bungin, 2015: 86)

2.2.4.2 Sifat dan Ciri-Ciri Pariwisata Dalam buku Pengantar Pariwisata (2010) dijelaskan bahwa pariwisata merupakan gabungan dari produk barang dan produk jasa, gabungan dari kedua produk ini menghasilkan industri pariwisata yang memiliki sifat sebagai sebuah kegiatan yang unik, diantaranya : a. Merupakan perpaduan sifat fana (intangible) dan sifat yang berwujud (tangible), yang pada intinya apa yang ditawarkan indistri pariwisata adalah sesuatu yang tidak berbentuk dan tidak dapat dibawa untuk ditujukan kepada orang lain, namun sarana prasarana yang digunakan dapat dikatakan sebagai sesuatu yang berwujud. b. Sifat yang tak terpisahkan (inseparable) dimana kegiatan wisata membutuhkan interaksi anata wisatawan sebagai pengguna jasa dan tuan rumah sebagai penedia jasa yang harus bertemu dan melakukan kontak sosial. Sifat ini juga dimaknai dengan segala yang ditawarkan dalam industri pariwisata harus dikonsumsi di lokasi pada saat yang sama, sebagai contoh wisatawan akan bisa menikmati ombak jika mengunjungi laut. c. Keatsirian (volatility), sifat pelayaanan pariwisata yang berubah-ubah. Pelayanan yang diberikan oleh penyedia jasa dipengaruhi oleh banyak faktor seperti pribadi, sosial-budaya, pengetahuan dan pengalaman, selain itu juga ada faktor eksternal dan internal yang mempengaruhi pelayanan terhadap wisatawan sehingga penyedia jasa harus secara rutin dan aktif berinovasi memperbaharui tawaran jasa wisata kepada wisatawan. d. Keragaman, setiap wisatwan memiliki kebutuhan yang beragam dan tak ingin digerelalisasi dengan kebutuhan orang lain, seingga penyedia jsa perlu memahami latar belakang kebutuhan dan keinginan setiap wisatawan yang bersumber dari pengalaman masa lampau, pendapat orang lain, lingkungan, standar dan nilai serta faktor lain.

Universitas Sumatera Utara

Universitas Sumatera Utara 30

e. Sifat rapuh (perishable), sifat rapuh merujuk pada jasa yang ditawarkan dalam pariwisata yang tak dapat disimpan dan dikonsumsi dikemudian hari. f. Musiman (seasonality), ada kalanya pariwisata mengalami musiam ramai dan adakalanya pulaketika tidah ada seorang pun yang melakukan perjalanan pariwisata, oleh sebab itu pengusaha pariwisata harus terus menerus melakukan inovasi dan memunculkan ide kreatif agar pendapatan usaha tetap meningkat. g. Tak bertuan (no owenership), wisatawan tidak dapat memiliki apa yang ia telah beli atau bayarkan.

Ciri-ciri dari pariwisata adalah sebagai berikut: a. Sarat dimensi manusia, manuaia dalam pariwisata dapat berperan dalam banyak hal seperti inisiator atau pencetu ide perjalanan, sebagai pembeli, pengguna pembuat keputusan atau adakalaya wisatwan bertindak sebagai penilai dan mengesahkan. b. Pembedaan antara konsumen dan pelanggan dalam pelayanan, hal ini dilakukan karea berdampak kepada proses layanan yang diberikan. Kebutuhan loyalitas untuk menjaga konsumen agar tetap menggunakan jasa yang ditawarkan sekaligus menjadi keunggulan persaingan. c. Partisispasi aktif konsumen, hal ini penting karena tingginya interaksi antara pengguna jasa dan penyedia jasa. Berdasarkan sifat-sifat tersebut dapat dirinci perbedaan pariwisata dengan produk lainnya menurut Peter & Ameijde (2003), Gronroos (2002:47) yaitu: 1. Berwujud dan fana. 2. Konsumen harus terlibat aktif dalam produksi. 3. Produksi dan konsumsi harus dilakukan bersamaan secara simultan. 4. Hasil akhir beragam atau heterogen sehingga sulit distandarkan. 5. Fokus pada proses dari awal hingga akhir mulai dari produksi hingga konsumsi. 6. Produk tidak dapat diujicobakan. 7. Produk tidak dapat diperlihatkan secara gamblang. 8. Tidak ada second hand market. 9. Harus ada interaksi antara konsumen dan produsen. 10. Sangat bergantung pada musim. 11. Produk tidak dapat ditransfer atau bahkan dimiliki.

Universitas Sumatera Utara

Universitas Sumatera Utara 31

12. Sulit dipatenkan, imitasi dapat dengan mudah dilakukan. 13. Tidak dapat disimpan. 14. Manusia adalah peran utama dalam industri (dalam Ismayanti, 2010: 18- 19)

2.2.4.3 Jenis-Jenis Pariwisata Menurut Pendit (1994) dalam buku Pemasaran Pariwisata (2017) pariwisata dapat dibedakan berdasarkan motif wisatawan untuk mengunjungi suatu tempat, jenis-jenis pariwisata tersebut adalah sebagai berikut: 1. Wisata Budaya Yaitu perjalanan yang dilakukan atas dasar ingin memperluas pandangan hidup dengan mengadakan kunjungan atau peninjauan ke tempat lain untuk mengetahui keadaan rakyat suatu wilayah, mengetahui kebiasaan dan adat istiadat, cara hidup, serta mempelajari budaya dan keseniannya, seiring perjalanan serupa ini disatukan dengan kesempatan-kesempatan mengambil bagian dalam kegiatan- kegiatan budaya atau kegiatan yang bermotif kesejarahan dan sebagainya. 2. Wisata Maritim/ Bahari Jenis wisata yang banyak dikaitkan dengan olahraga air di danau, pantai, teluk atau di laut seperti memancing, berlayar, menyelam sambil melakukan pemotretan, kompetisi berselancar, balapan mendayung, melihat-lihat taman laut dan pemandangan indah dibawah permukaan air dan rekreasi perairan lainnya. 3. Wisata Cagar Alam Jenis wisata ini biasanya diselenggarakan oleh agen atau biro perjalanan yang mengkhususkan usaha pariwisata ke tempat atau daerah cagar alam, taman lindung, hutan daerah pegunungan dan lainnya yang kelestariannya dilindungi oleh undang-undang. Kegiatan wisata disini dikaitkan dengan kegemaran wisatawan akan keindahan alam, atau margasatwa serta pohon dan kembang yang mendapatkan perlindungan dari pemerintah dan masyarakat. 4. Wisata MICE MICE (Meeting, Incentive, Convention and Exhibition) diartikan sebagai wisata konvensi, dengan batasan berupa usaha jasa konvensi, perjalanan insentif, dan pameran yang merupakan usaha dengan kegiatan memberi jasa pelayanan bagi suatu pertemuan sekelompok orang untuk membahas masalah-masalah yang berkaitan dengan kepentingan bersama. Secara singkat Kesrul mengartikan

Universitas Sumatera Utara

Universitas Sumatera Utara 32

kegiatan kepariwisataan ini yang aktifitasnya merupakan perpaduan antara leisure dan bussiness yang melibatkan sekelompok orang dengan rangkaian kegiatan seperti meetings, incentive travels, conventions, congresses, conference dan exhibition. 5. Wisata Pertanian / Agrowisata Merupakan bentuk pariwisata yang berwawasan lingkungan, konservasi alam dengan pemanfataan alam dan lingkungan secara bertanggungjawab. Agrowisata mendidik wisatawan untuk memahami kehidupan nyata tentang pertanian dan memberikan pemahaman kepada wisatawan bahwa kehidupan manusia sangat tergantung pada sektor pertanian. 6. Wisata Buru Wisata buru diatur dalam bentuk safari buru ke daerah atau hutan yang telah ditetapkan oleh pemerintah negara bersangkutan. Jnis pariwisata ini banyak dilakukan di negeri-negeri yang memang memiliki daerah atau hutan tempat berburu yang dibenarkan oleh pemerintah dan digalakkan oleh berbagai agen atau biro perjalanan. 7. Wisata Ziarah Wisata ini sedikit banyak dikaitkan dengan agama, sejarah, adata istiadat dan kepercayaan umat atau kelompok dalam masyarakat. Jenis wisata ini banyak dilakukan secara perorangan atau rombongan ketempat-tempat suci seprti makam- makam orang besar atau pemimpin yang diagungkan,bukit atau gunung keramat. Wisata ziarah banyak dihubungkan dengan hasrat sang wisatawana untuk memperoleh restu, kekuatan batin, keteguhan iman bahkan tidak jarang untuk memperoleh berkah atau kekayaan.

2.2.4.4 Bentuk- Bentuk Pariwisata Adapun bentuk-bentuk pariwisata menurut Spillane (1991) adalah sebagai berikut. a. Pariwisata Individu dan Kolektif, pariwisata individu meliputi seseorang atau kelompok orang yang mengadakan perjalanan wisata dengan menentukan sendiri pilihan daerha tujuan wisata dan pembuatan programnya. Sedangkan pariwisata kolektif meliputi biro perjalanan yang

Universitas Sumatera Utara

Universitas Sumatera Utara 33

menjual suatu perjalanan menurut program dan jadwa waktu yang telah ditentukan terlebih dahulu untuk keseluruhan anggota kelompok atau perseorangan. b. Pariwisata Jangka Panjang, Pariwisata Jangka Pendek dan Pariwisata Ekskursi, pariwisata jangka panjang berlangsung selamabeberapa miggu atau beberapa bulan, pariwisata jangka pendek berlangsung antara satu minggu sampai sepuluh hari, dan pariwisata ekskursi yang berlangsung tidak lebih dari 24 jam. c. Pariwisata Dengan Alat Angkutan, misalnya kereta api, kaal, pesawatbus dan kendaraan umum lainnya. d. Pariwisata Aktif dan Pasif, pariwisata aktif ialah kedatangan wisatawan asing yang membawa devisa untuk suatu negara dan pariwisata pasif adalah penduduk suatu negara yang pergi dan membawa uang keluar negeri.

Universitas Sumatera Utara

Universitas Sumatera Utara 34

2.3 Model Teoritik

Bagan 2.3

Strategi Komunikasi Pemasaran Dinas Pariwisata, Pemuda dan Olahraga

Meningkatkan Jumlah Kunjungan Wisatawan

Komunikasi Pemasaran

Marketing Mix Communication Mix

(Sumber : Peneliti, 2018)

Universitas Sumatera Utara

Universitas Sumatera Utara

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Metode Penelitian Metode penelitian secara umum dimengerti sebagai suatu kegiatan ilmiah yang dilakukan secara bertahap dimulai dengan penentuan topik, pengumppulan data dan menganalisi data, sehingga nantinya diperoleh suatu pemahaman dan pengertian atas topik, gejala atau isu tertentu. (dalam Semiawan, 2010: 2). Dikatakan „bertahap‟ karena kegiatan ini berlangsung mengikuti proses tertentu sehingga ada langkah-langkah yang harus dilalui secara berjenjang dan dijalankan secara sistematis dan penting diikuti oleh peneliti untuk menjamin adanya kesinambungan pemikiran yang nantinya bermuara kepada hasil penelitian. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif. Menurut Strauss dan Corbin yang dimaksud dengan penelitian kualitatif adalah jenis penelitian yang menghasilkan penemuan-penemuan yang tidak dapat dicapai dengan menggunakan prosedur-prosedur statistik atau cara-cara lain dari kuantifikasi (pengukuran). Metode kualitatif mampu menghasilkan data dalam bentuk uraian tentang perilaku yang diamati dari individu, kelompok, masyarakat dalam konteks tertentu dengan tujuan untuk mendapatkan pemahaman yang umum terhadap kenyataan sosial (dalam Cresswell, 1998: 24). Dalam prakteknya penelitian kualitatif merupakan kajian berbagai studi dan kumpulan berbagai materi empiris, seperti studi kasus, pengalaman personal, pengakuan introspektif, kisah hidup, wawancara, artifak, berbagai teks dan produksi kultural, pengamatan sejarah, interaksional dan berbagai teks visual, yang disajikan dalam rincian persoalan di berbagai momen dan berbagai pemaknaan dan berbagai kehidupan individual (dalam Santana, 2010: 5). Yusuf (2014) mengatakan dalam penelitian kualitatif peneliti berangkat dari cara berpikir induktif yang dimulai dengan pernyataan yang bersifat khusus. Karena itu dalam berpikir induktif dimulai dengan penalaran yang mempunyai ciri khas dan terbatas ruang lingkupnya dan kemudian ditarik suatu konklusi yang bersifat umum. Peneliti mencoba mengerti makna suatu kejadian atau peristiwa dengan mencoba berinteraksi dengan orang-orang dalam situasi/ fenomena

35

Universitas Sumatera Utara 36

tersebut. Penelitian kualitatif menekankan pada pencarian makna, pengertian, konsep, karakteristik, gejala, simbol maupun deskripsi tentang suatu fenomena. Secara sederhana dapat dikatakan bahwa tujuan penelitian kualitatif adalah untuk menemukan jawaban terhadap suatu fenomena atau pertanyaan melalui aplikasi prosedur ilmiah yang disajikan secara naratif. Dalam Pawito (2007) dijelaskan bahwa metode penelitian kualitatif dalam komunikasi tidak dimaksudkan untuk memberikan penjelasan-penjelasan (explanations), mengontrol gejala-gejala komunikasi, mengemukakan prediksi-prediksi, atau untuk menguji teori apapun tetapi lebih dimaksudkan untuk mengemukakan gambaran atau pemahamann (understanding) mengenai bagaimana dan mengapa suatu gejala atau realitas komunikasi terjadi. Maksud utama dari memberikan gambaran disini adalah agar dapat memberikan pemahaman mengenai gejala atau realitas. Berikut ciri-ciri penelitian kualitatif (Moleong, 2006: 8-13): I. Penelitian kualitatif melakukan penelitian pada latar alamiah pada konteks dari suatu keutuhan. II. Peneliti sendiri atau dengan bantuan orang merupakan alat pengumpul data utama. III. Menggunakan metode pengamatan, wawancara, atau penelaahan dokumen IV. Analisis data dilakuan secara induktif, yakni dengan mengumpulkan fakta-fakta yang ada di lapangan untuk kemudian menarik kesimpulan dari fakta-fakta yang ada. Analisis data dilakukan secara induktif, seiring perkembangan tahap penelitian. V. Menghendaki arah bimbingan penyusunan teori substantif yang berasal dari data dikarenakan tidak ada teori apriori yang dapat mencakupi kenyatan-kenyataan jamakyang mungkin akan dihadapi, peneliti mempercayai apa yang dilihat sehingga ia berusaha sejauh mungkin untuk menjadi netral, teori dasar lebih dapat responsif terhadap nilai-nilai kontekstual. VI. Data yang dikumpulkan deskriptif berupa kata-kata, oleh karena itu penelitian berisi kutipan-kutipan hasil wawancara untuk memberikan gambaran penyajian laporan. VII. Lebih banyak mementingkan segi proses daripada hasil, hal ini disebabkan oleh hubungan bagian-bagian yang sedang ditelitiakan jauh lebih jelas apabila diamati dalam proses. VIII. Adanya batas dalam penelitian atas dasar fokus yang timbul sebagai masalah dalam penelitian. IX. Penelitian kualitatif meredefinisikan validitas, reliabilitas, dan objektivitas dalam versi lai dibandingkan dengan yang lazim digunakan dalam penelitian klasik. X. Desain penelitian yang bersifat sementara yang dalam proses penyusunannya terus menerus mengalami perubahan berkaitan

Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara 37

dengan fakta-fakta baru yang muncul di lapangan yang tidak diperkirakan sebelumnya sehingga menuntut adanya peubahan dalam desain penelitian. XI. Penelitian kualitatif lebih menghendaki agar pengertian dan hasil interpretasi yang diperoleh dirundingkan dan disepakati oleh manusiayang dijadikan sumber data.

Penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptif dimana penelitian ini mempelajari masalah-masalah dalam masyarakat serta situasi-situasi tertentu, termasuk tentang hubungan, kegiatan-kegiatan, sikap-sikap, pandangan- pandangan, serta proses-proses yang sedang berlangsung dan pengaruh-pengaruh dari suatu fenomena ( dalam Nazir, 2003: 54-55). Hal ini dimaksudkan agar peneliti dapat mendeskripsikan secara sistematis, faktual dan akurat mengenai fakta atau sifat dalam populasi atau daerah tertentu. Penelitian ini akan menjelaskan serta menggambarkan bagaimana strategi komunikasi pemasaran yang dilakukan Dinas Pariwisata, Pemuda dan Olahraga kota Bukittinggi dalam meningkatkan jumlah kunjungan wisatawan, sehingga dala penelitian ini ditemukan apa-apa saja strategi komunikasi pemasaran yang digunakan serta faktor-faktor yang menghambat dan mendukung strategi komunikasi pemasaran dalam meningkatkan jumlah kunjungan wisatawan.

3.2 Objek Penelitian Objek adalah apa yang akan diselidiki selama kegiatan penelitian, objek merujuk kepada masalah atau tema yang sedang diteliti (dalam Fitrah & Luthfiyah, 2017: 156). Objek penelitian ini adalah strategi komunikasi pemasaran dalam meningkatkan jumlah kunjungan wisatawan.

3.3 Subjek Penelitian Dalam buku Metodologi Penelitian: Penelitian Kualitatif, Tindakan Kelas & Studi Kasus (2017) dijelaskan subjek dalam konsep penelitian merujuk kepda responden, informan yang hendak dimintai informasi atau digali datanya. Menurut Amirin (1986) subjek penelitian adalah seseorang atau sesuatu yang mengenainya ingin diperoleh keterangan atau orang pada latar penelitian yang dimanfaatkan untuk memberikan informasi tentang situasi dan kondisi latar penelitian. Manusia sebagai subjek penelitian ini adalah yang berpartisipasi secara aktif dan ada yang

Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara 38

berpartisipasi hanya secara pasif (Azwar, 2011). Dalam sebuah penelitian subjek memiliki peran yang sangat strategis karena pada subjek penelitian itulah data tentang variabel penelitian akan diamati. Sanafiah Faisal (1990) menyatakan bahwa sampel sebagai sumber data atau informan sebaiknya memenuhi kriteria berikut (dalam Sugiyono, 2016: 221): 1. Mereka yang menguasai atau memahami sesuatu melalui proses enkulturasi, sehingga sesuatu itu bukan sekedar diketahui, tetapi juga diketahuinya. 2. Mereka yang tergolong masih sedang berkecimpung atau terlibat pada kegiatan yang tengah diteliti. 3. Mereka yang mempunyai waktu yang memadai untuk dimintai informasi. 4. Mereka yang tidak cenderung informasi hasil “kemasannya" sendiri. 5. Mereka yang mulanya “cukup asing” dengan peneliti sehingga lebih menggairahkan untuk dijadikan semacam guru atau narasumber. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan teknik purposive sampling dimana pemilihan elemen-elemen untuk menjadi anggota sampel berdasarkan pertimbangan tidak acak. Dengan demikian bisa dikatakan bahwa ada kriteria spesifik yang ditetapkan oleh peneliti. Kriteria yang harus dimiliki informan dalam penelitian ini adalah orang-orang yang memiliki pengalaman dan pengetahuan serta yang masih aktif dalam kegiatan kepariwisataan. Informan yang ditentukan oleh peneliti adalah: - Kasi Promosi Kerjasama dan Pemasaran Pariwisata Dinas Pariwisata Pemuda dan Olahraga Kota Bukittinggi - Kabid Destinasi dan Daya Tarik Wisata - Ketua Himpunan Pramuwisata Indonesia regional Bukittinggi - Pemandu wisata dengan pengalaman lebih dari 10 tahun - Wisatawan Lokal (bukan orang Sumatera Barat) - Wisatawan Asing - Pedagang - Tokoh Masyarakat (Ketua Lembaga Kerapatan Adat Alam Minangkabau)

Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara 39

3.4 Kerangka Analisis Kerangka analisi digunakan untuk mempermudah peneliti dalam melakukan penelitian. Peneliti membuat kerangka analisis dengan memahami keterkaitan antara beberapa teori yang akan membentuk suatu kerangka yang berkesinambungan, adapun kerangka analisis penelitian ini adalah:

Bagan 3.1 Kerangka Analisis

Marketing Mix

Strategi Komunikasi Peningkatan Jumlah

Pemasaran Kunjungan Wisatawan

Communication Mix

Sumber: Peneliti, 2018

3.5 Teknik Pengumpulan Data Dalam mengumpulkan data penelitian dibutuhkan teknik-teknik dalam mengumpulkan data. Teknik pengumpulan data adalah langkah yang paling strategis dalam penelitian, karena tujuan utama dari penelitian adalah mendapatkan data (Sugiyono, 2016: 224). Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini menggunakan metode wawancara mendalam, observasi dan studi kepustakaan. 1. Wawancara Mendalam Menurut Moleong (2006) wawancara mendalam merupakan proses menggali informasi secara mendalam, terbuka, dan bebas dengan masalah dan fokus penelitian dan diarahkan pada pusat penelitian. Dalam hal ini metode wawancara mendalam yang dilakukan dengan adanya daftar pertanyaan yang telah dipersiapkan sebelumnya. Pengertian wawancara mendalam (In-depth Interview) adalah proses memperoleh keterangan untuk tujuan penelitian dengan cara tanya jawab sambil bertatap muka antara pewawancara dengan responden atau orang yang diwawncarai, dengan atau tanpa menggunakan pedoman (guide) wawancara dimana pewawancara dan informan terlibat dalam kehidupan sosial yang relatif lama (dalam Sutopo, 2006: 72).

Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara 40

2. Observasi Observasi adalah mengumpulkan data atau keterangan yang harus dijalankan dengan melakukan usaha-usaha pengamatan secara langsung ke tempat yang akan diselidiki.Teknik yang digunakan peneliti dalam penelitian ini adalah observasi non partisipatif. Dalam Moleong (2006) Teknik observasi digunakan dengan melakukan peran pengamatan dan tidak terlibat atau berpartisipasi dalam aktivitas informan yang telah dipilih. Observasi ini dilakukan sesuai dengan kebutuhan peneliti untuk memperoleh data yang valid di lapangan. 3. Studi Kepustakaan Studi pustaka adalah metode yang digunakan untuk mengumpulkan data yang relevan dengan permasalahan yang diteliti yang bersumber dari buk- buku, jurnal ilmiah, laporan ilmiah dan web serta sumber-sumber yang kredibel.

3.6 Teknik Analisis Data Teknik analisis data dalam penelitian ini adalah menggunakan analisis data model Miles dan Huberman (dalam Yusuf, 2015: 407- 409), yang melalui tiga tahapan yaitu: 1. Reduksi Data Reduksi data menunjuk kepada proses pemilihan, pemfokusan, penyederhanaan, pemisahan dan pentransformasian data mentah yang terlihat dalam catatan tertulis lapangan. Reduksi data adalah kegiatan yang tak terpisahkan dari analisis data. Reduksi data merupakan suatu bentuk analisis yang mempertajam, memilih, memfokuskan, membuang dan mengorganisasikan data dalam satu cara, dimana kesimpulan akhir dapat digambarkan dan diverivikasikan. 2. Penyajian Data Penyajian data dalam penelitian kualitatif adalah dalam bentuk naratif, data disajikan dalam bentuk uraian singkat, bagan, hubungan antar kategori, dan sebagainya Hal tersebut bertujuan untuk memahami apa yang terjadi ketika melaksanakan proses penelitian. 3. Kesimpulan/ Verifikasi

Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara 41

Penarikan kesimpulan dan verifikasi merupakan kegiatan utama dalam analisis data. Luas dan lengkapnya catatan lapangan, jenis metodologi yang digunakan dalam pengesahan dan pengolahan data, serta pengalaman peneliti akan memberikan warna pada kesimpulan penelitian.

Data-data yang telah dikumpulkan dalam peneitian perlu diuji kebsahannya dengan menggunakan triangulasi. Suwendra (2018:66) menjelaskan triangulasi adalah pengumpulan data (observasi, wawancara, dan dokumentasi) yang dibandinkan , dicari persamaan dan perbedaannya, ditarik benang merahnya dan dirumuskan makna yang terkandung dibalik fenomena/ peristiwa yang terjadi. Terdapat beberapa macam teknik triangulasi yaitu, triangulasi sumber, triangulasi waktu, triangulasi teori, triangulasi peneliti dan triangulasi metode. Dalam penelitian ini peneliti menggunkan teknik triangulasi sumber yang berarti memandingkan, mencek ulang derajat kercayaan informasi yang diperoleh memlaui sumber datayang berbeda (dalam Bachri, 2010: 56).

Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Penelitian Di dalam bab ini peneliti akan menjelaskan dan memaparkan mengenai hasil temuan di lapangan. Peneliti melakukan penelitian selama satu bulan dalam rangka mendapatkan dan melengkapi data-data yang dibutuhkan. Hasil penelitian diperoleh melalui proses wawancara, dokumentasi, studi literatur mengenai promosi dan komunikasi pemasaran wisata serta observasi secara langsung ke lapangan. Informan dipilih berdasarkan kriteria yang telah ditentukan dengan latar belakang yang berbeda-beda.

4.1.1 Deskripsi Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan di kota Bukittinggi Sumatera Barat. Kota ini terlaetak 100020 – 100025 Bujur Timur dan 00016 – 00020 Lintang Selatan dengan ketinggian 780-950 m diatas permukaan laut. Kota ini memiliki kontur daerah yang berbukit-bukit dan berlembah-lembah yang terkenal dengan keindahan alamnya. Bukittinggi dikelilingi oleh tiga gunung yaitu Gunung Marapi, Gunung Singgalang dan Gunung Sago yang kerap disebut dengan Tri Arga. Kota berhawa sejuk ini memiliki iklim sedang dengan curah hujan rata-rata 2.382 milimeter pertahun sedangkan suhu rata-rata kota ini adalah 1601-2409 C. Kota Bukittinggi merupakan kota terbesar kedua di Sumatera Barat dengan jumlah penduduk sebanyak 120.491 jiwa. Kota ini terdiri dari 3 kecamatan dan 24 kelurahan dengan luas 25,239 km2. Kota ini terkenal dengan julukannya sebagai kota wisata dan bersaudara (sister city) dengan Seremban di Negeri Sembilan, Malaysia. Masyarakat kota Bukittinggi umumnya memiliki mata pencaharian sebagai pedagang, pegawai, petani, pengusaha industri kerajinan, jasa dan lainnya. Sebahagian besar penduduk Bukittinggi beragama Islam dan selebihnya beragama Katolik, Kristen Protestan, Budha dan Hindu.

42

Universitas Sumatera Utara 43

4.1.2 Proses Penelitian Proses penelitian dimulai setelah peneliti menyelesaikan proposal penelitian dan membuat pedoman wawancara sebaggai acuan peneliti saat melakukan wawancara bersama informan. Setelah mendapatkan persetujuan untuk melakukan penelitian maka peneliti melakukan persiapan administrasi dan mengurus kelengkapan berkas untuk mendapatkan surat permohonan penelitian dari FISIP USU. Sembari menunggu surat permohonan penelitian izin penelitian, pada tanggal 05 Januari 2019 peneliti menghubungi informan pertama yaitu Royhan Achwan Hasibuan yang telah melakukan perjalanan wisata ke kota Bukittinggi sebelumnya dan melakukan wawancara dengan informan tersebut. Setelah surat izin penelitian rampung peneliti kemudian mendatangi kantor Dinas Pariwisata, Pemuda dan Olahraga untuk melakukan wawancara setelah sebelumnya menghubungi salah satu informan yaitu, ibu Siti Mariah yang merupakan Kabid Destinasi dan Daya Tarik Wisata. Saat akan melakukan wawancara dengan informan kedua, peneliti diminta menyerahkan surat izin penelitian, disana peneliti menyerahkan surat penelitian yang diberikan oleh FISIP USU. Pada waktu itu peneliti diberitahu bahwa untuk melakukan penelitian, peneliti terlebih dahulu harus mendatangi kantor KESBANGPOL (Kesatuan Bangsa dan Politik) untuk mengajukan surat permohonan izin penelitian, setelah melakukan proses administrasi peneliti akan diberikan surat tembusan kepada Dinas Pariwisata, Pemuda dan Olahraga Kota Bukittinggi. Walau demikian, informan tetap memberikan kesempatan agar peneliti dapat melakukan wawancara bersamanya. Setelah peneliti menyelesaikan wawancara dengan informan kedua, peneliti langsung mengurus kelengkapan dan syarat-syarat administrasi yang dibutuhkan ke kantor KESBANGPOL Bukittinggi. Sembari menunggu surat dari KESBANGPOL rampung peneliti melakukan observasi selama beberapa hari dengan mengunjungi berbagai objek wisata di kota Bukittinggi untuk melihat bagaimana kondisi pariwisata itu sendiri. Pada tanggal 22 Januari 2019 peneliti mendapatkan kabar bahwa surat izin penelitian yang dikeluarkan oleh KESBANGPOL telah rampung dan peneliti

Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara 44

diminta datang mengambil surat tersebut. Setelah mendapatkan surat tembusan peneliti langsung kembali ke Dinas Pariwisata, Pemuda dan Olahraga kota Bukittinggi untuk menyerahkan surat tersebut, tetapi peneliti diminta untuk kembali keesokan harinya dikarenakan pihak terkait tidak sedang berada ditempat. Pada hari Rabu tanggal 23 Januari 2019, peneliti kembali ke lokasi penelitian dan diminta untuk memberikan surat tembusan tersebut kepada pihak administrasi dinas agar dibuat surat izin penelitian untuk setiap bidang yang akan diwawancarai di Dinas Pariwisata, Pemuda dan Olahraga dan diminta kembali keesokan harinya. Keesokan harinya peneliti kembali untuk mengambil surat izin penelitian yang dikeluarkan oleh Dinas Pariwisata, Pemuda dan Olahraga, saat itu penulis langsung menemui staff promosi dan setelah diminta menunggu beberapa saat. Peneliti akhirnya dapat melakukan wawancara dengan informan ketiga yaitu ibu Yudia yang merupakan staff bagian Promosi dan Pemasaran Wisata. Setelah peneliti mewawancarai informan di Dinas Pariwisata, Pemuda dan Olahraga kota Bukittinggi peneliti mencoba menghubungi informan keempat Pak Syafriadi yang merupakan salah satu guide di agensi perjalanan Platinum Holiday untuk membuat janji temu tanggal 29 Januari 2019 sekaligus meminta izin untuk mengikuti kegiatan tour yang ia pimpin. Pada kesempatan ini peneliti mendapat izin untuk mengikuti kegiatan tour yang diselenggarakankan oleh travel agent, kesempatan ini peneliti manfaatkan untuk melihat dan mengamati bagaimana pelayanan wisata oleh para pelaku wisata itu sendiri. Wawancara selanjutnya dilakukan pada tanggal 28 Januari 2019. Peneliti melakukan wawancara dengan informan keempat Pak Parta beliau telah beprofesi selama belasan tahun sebagai pemandu wisata di Bukittinggi dan kini ia menjadi salah satu pemandu ditaman Panorama Lobang Jepang Bukittinggi. Peneliti melanjutkan wawancara dengan dua orang informan yang merupakan wisatawan mancanegara yang berasal dari Malaysia yang melakukan perjalanan wisata selama empat hari tiga malam di Bukittinggi dan sekitarnya, peneliti melakukan wawancara dengan informan di Taman Panorama Lobang Jepang, dua orang informan mancanegara ini bernama Ibu Midah yang merupakan seorang pensiunan guru dan Syafieq yang bekerja sebagai salah satu petugas di KLIA

Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara 45

(Kuala Lumpur International Airport). Setelah menyelesaikan wawancara dengan para wisatawan, peneliti membuat janji temu dengan ketua HPI dan peneliti diminta datang pada tangal 30 Januari sore. Sesuai dengan janji yang telah disepakati peneliti melakukan wawancara pada tanggal 29 Januari 2019 dengan Pak Syafriadi yang kerap disapa Pak Edi oleh rekan-rekannya telah berkecimpung dalam industri ini sejak tahun 1992. Ia memulai karir sebagai guide lepas dan kini menjadi pegawai di salah satu agen pariwisata di Bukittinggi. Di hari yang sama peneliti melakukan wawancara dengan Ibu Sundriwati yang merupakan wisatawan domestik yang berasal dari Bekasi dan berprofesi sebagai Kepala Sekolah di salah satu taman kanak-kanak di Bekasi. Wawancara dengan informan selanjutnya dilakukan pada tanggal 30 Januari 2019. Peneliti melakukan wawancara dengan Pak Dedi yang merupakan salah satu pedagang dan pemilik toko sulaman dan bordiran khas Bukittinggi di daerah Panorama. Setelah melakukan wawancara dengan pedagang, peneliti kemudian menghubungi bapak Syafryl Datuak Tan Mangedan yang lebih akrab disapa sebagai Inyiak Datuak Tan Mangedan yang merupakan salah satu petinggi LKAAM (Lembaga Kerapatan Adat Alam Minangkabau) dan membuat janji temu tanggal 31 Januari 2019. Seusai menghubungi ketua LKAAM, peneliti menemui ketua HPI (Himpunan Pramuwisata Indonesia) pada tanggal 30 Januari 2019 sore dan melakukan wawancara serta berdiskusi mengenai beberapa hal mengenai pariwisata kota Bukittinggi. Pada tanggal 31 Januari 2019 peneliti akhirnya bisa menemui dan mewawancarai Inyiak Datuak Tan Mangedan yang merupakan Kabid Bidang Sako jo Pusako LKAAM. Pada tanggal 13 Februari 2019 peneliti kembali menghubungi pihak Promosi Dinas Pariwisata, Pemuda dan Olahraga kota Bukittinggi untuk melakukan wawancara tambahan dalam rangka melengkapai data yang dibutuhkan peneliti.

4.1.3 Data Informan Dalam penelitian ini peneliti melakukan wawancara dengan informan yang telah ditetantukan dalam rangka melengkapi data yang peneliti butuhkan.

Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara 46

Informan dipilih berdasarkan kriteria tertentu, baik informan yang bersentuhan langsung dengan pariwisata maupun tidak langsung. Adapun diantaranya adalah dua orang informan dari Dinas Pariwisata, Pemuda dan Olahraga kota Bukittinggi. Satu orang perwakilan dari HPI (Himpunan Pramuwisata Indonesia), dua orang perwakilan Pramuwisata/Tour guide, satu orang perwakilan pedagang, dua orang perwakilan wisatawan domestik dan dua orang perwakilan wisatawan mancanegara dan terakhir satu orang perwakilan dari tokoh masyarakat. Adapun data informan dalam penelitian ini sebagai berikut.

Tabel 4.1 Data informan Nama Pendidikan Usia Jenis kelamin Pekerjaan

Yudia Lestari S-1 39 tahun Perempuan Staff Promosi S.Par Kerjasama dan Pemasaran Pariwisata

Siti Mariah S-1 50 tahun Perempuan Kabid Destinasi dan Daya Tarik Wisata

Syafryl Datuak Sekolah 64 tahun Laki-laki Kabid Sako dan Tan Mangedan Rakyat Pusako LKAAM

Dedi Afrizal SMA 48 tahun Laki-laki Pedagang Sulaman / Pemilik Toko Basulam

Edward Ardy SMA 51 tahun Laki-laki Ketua HPI

Syafriadi MAN 47 tahun Laki-laki Tour guide CV. Platinum Holiday

Parta 47 Laki-laki Tour guide Objek Wisata Taman

Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara 47

Panorama dan Lobang Jepang

Royhan Achwan SMA 22 tahun Laki-laki Mahasiswa Ilmu Hasibuan Komunikasi USU

Sundriwati S-1 54 tahun Perempuan Kepala Sekolah Taman kanak- kanak

Mohd. Syafiq Bin Kolej 27 tahun Laki-laki Officer KLIA Mohd. Said Komuniti (petugas Bandara Bandar Kuala Lumpur Penawar International Airport)

Amidaton Binti Sijil 61 tahun Perempuan Pesara / Sajari Pelajaran pensiunan guru Malaysia

4.1.4 Deskripsi Hasil Penelitian 4.1.4.1 Strategi Komunikasi Pemasaran yang Dilakukan Dinas Pariwisata, Pemuda dan Olahraga kota Bukittinggi Kota Bukittinggi dalam Meningkatkan Jumlah Kunjungan Wisatawan

 Informan 1 Nama: Siti Mariah Pekerjaan: Kabid Destinasi dan Daya Tarik Wisata Dinas Pariwisata, Pemuda dan Olahraga Kota Bukittinggi Terdapat tiga kompenen dari pariwisata diantaranya, wisatawan yang merupakan aktor utama dari pariwisata itu sendiri, Daerah Asal Wisatawan (DAW), Daerah Transit (DT) dan Daerah Tujuan Wisata (DTW) serta Industri Pariwisata yang terdiri dari para penyedia jasa, daya tarik dan sarana prasarana. Bukittinggi merupakan daerah dengan perekonomian kedua terbesar di Sumatera

Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara 48

Barat menjadikan sektor pariwisata sebagai sektor utama dalam meningkatkan pendapatan daerah. Sebagai daerah tujuan wisata (DTW), Bukittinggi memiliki beragam keunikan dan ciri khas yang membuat orang-orang tertarik untuk mengunjunginya. Kota ini juga terkenal dengan beragam kuliner yang memanjakan lidah, surga belanja dan tentunya kota ini juga sarat akan nilai adat, budaya dan sejarahnya. Untuk meningkatkan daya tarik pariwisata pemerintah kota Bukittinggi melakukan berbagai usaha untuk menunjang kegiatan pariwisata, seperti pembentukan destinasi baru dan melengkapi sarana dan fasilitas agar lebih repesentatif sehingga mampu menarik minat berkunjung dan meningkatkan kenyamanan wisatawan saat berwisata.

“..untuk tugas bidang destinasi yaitu mengintensifkan kunjungan ke destinasi dan ke objek wisata. Jadi maksudnya kan tempat wisata atau destinasi itu belum representatif, disana tugas kita bagaimana caranya untuk meningkatkan kenyaman pada wisatawan, bagaimana membuat orang itu nyaman berkunjung ke Bukittinggi. “

Selain memperbaiki dan membentuk destinasi baru, pemerintah selalu berusaha mencari tahu dan mengikuti tren yang tengah berkembang dalam masyarakat agar tidak ketinggalan zaman dan bisa menarik animo berkunjung yang lebih besar.

“..Misalnya saat ini kan lagi tren spot-spot sefie, ha dibuat spot selfie. Yang biasanya tidak ada kita ciptakan, selera pasar lah tren lah. Itu salah satu trik kita tren atau yang sedang berkembang itu apa yang digemari masyarakat. Kalau tidak diikut maka akan tertinggal.”

 Informan 2 Nama: Yudia Lestari S.Par Pekerjaan: Staff Promosi Kerjasama dan Pemasaran Pariwisata Dinas Pariwisata, Pemuda dan Olahraga Kota Bukittinggi

Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara 49

Dengan usaha yang telah dilakukan tentunya pemerintah perlu melakukan kegiatan komunikasi pemasaran agar dapat menarik minat wisatawan untuk datang berkunjung. Kegiatan komunikasi pemasaran pariwisata kota Bukittinggi ditangani oleh Dinas Pariwisata, Pemuda dan Olahraga kota Bukittinggi melalui bidang Promosi Kerjasama dan Pemasaran Wisata. Kegiatan komunikasi pemasaran yang dilakukan tentunya membutuhkan strategi yang tepat agar pesan dapat disampaikan secara efektif dan dapat meningkatkan penjualan. Hal ini juga berlaku pada Dinas Pariwisata kota Bukittinggi yang tentunya membutuhkan strategi yang baik dan cermat agar pesan- pesan dan informasi mengenai pariwisata dapat disampaikan secara efektif sehingga terjadinya kenaikan jumlah kunjungan wisatawan. Dalam pemasaran strategi ini disebut dengan marketing mix atau bauran pemasaran yang terdiri dari empat elemen. Elemen ini bisa dikelompokkan menjadi dua bagian, yaitu hal yang ditawarkan perusahaan/ produsen yaitu produk (product) dan harga (price) serta akses yaitu tempat/distribusi (place) dan promosi (promotion). Dalam pemasaran pariwisata produk yang ditawarkan berbeda dengan produk yang bisa dimiliki secara pribadi. Produk pariwisata adalah produk yang tidak dapat dimiliki atau dibawa pulang tetapi hanya bisa dinikmati oleh para wisatawan. Dalam pelaksanaanya pemerintah kota Bukittinggi bekerjasama dengan para pelaku wisata dan masyarakat dalam mengembangkan produk-produk wisata yang ada. Sebagai lembaga semi-komersil pemerintah menetapkan harga seperti biaya retribusi, tiket masuk objek-objek wisata berdasarkan Perda yang berlaku atau bekerjasama dengan pihak ketiga sesuai dengan MoU (kesepakatan) yang telah disepakati. Kegiatan komunikasi pemasaran yang dilakukan pemerintah dengan menggunakan 4P adalah sebagai berikut.

“Dari 4P itu , kalau pemerintah cuman bisa pakai place dan promotion saja, product dan price itu industri dan pelaku wisata. Kalaupun ada product dan price (yang dikelola pemerintah) itu ditujukan untuk pendapatan daerah, seperti objek wisata berbayar yang dikelola pemerintah daerah. Tergantung pengelolaan , kalau full, pemerintah yang kelola price

Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara 50

ditentukan oleh pemda dengan melahirkan pertauran daerah, kalau pakai pihak ketiga, ditentukan oleh keduabelah pihak dengam membuat MoU.”

Dalam melakukan kegiatan promosi bidang Promosi Kerjasama dan Pemasaran Pariwisata memanfaatkan dan bekerjasama dengan para pelaku wisata untuk mempromosikan dan menarik minat wisatawan untuk berkunjung. Hal ini dilakukan karena dinas tidak diperbolehkan terjun langsung ke lapangan untuk mencari wisatawan.

“.. secara tidak langsung memanfaatkan para pelaku wisatanya, karena kita tidak boleh terjun langsung untuk mencari orang (wisatawan), untuk menjual tidak boleh langsung.”

Oleh karena itu bentuk promosi yang dilakukan Dinas diantaranya dengan megikuti kegiatan Table Top yang merupakan forum bisnis yang mempertemukan para pelaku pariwisata untuk saling bertransaksi.

“..Table Top itu semacam transaksi dengan antara pembeli dan penjual, ada disitu istilahnya sebagai buyer and seller, jadi kita (pihak dinas) disitu mendatangkan industri-industri wisata baik itu hotel, baik itu travel agent untuk orang itu membuat paket (wisata) ke Bukittinggi.”

Bidang Promosi Kerjasama dan Pemasaran Pariwisata melakukan kegiatan Table Top dengan sasaran utama yaitu para pelaku wisata yang berasal dari luar daerah Sumatera Barat sebagai calon pelanggan.

“Untuk Table Top sendiri itu sasaranya para pelaku wisata diluar Bukittinggi, misalnya travel agent yang kita undang. Kalau misalnyo Bukittinggi yang mengadakan, misalnya, dinas pariwisata mengadakan Table Top, yang ikut Table Top itu travel agent yang ada disini, restoran disini, hotel yang ada disini dan yang datang dari Medan, dari Palembang, nah itu mereka ditawarkan produk wisata Bukittinggi.”

Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara 51

Gambar 4.1

Kegiatan Table Top yang diikuti pemerintah kota Bukittinggi

Ada banyak hal yang bisa dilakukan dalam mempromosikan suatu produk, terutama pariwisata, seperti melakukan pameran, expo, dll, namun saat ini dalam usaha mempromosikan pariwisata Bukittinggi pemerintah tidak lagi mengikuti kegiatan expo karena dinilai tidak tepat sasaran dan tidak mencapai target dikarenakan ketika mengikuti expo tujuan pemerintah untuk melakukan promosi ke pelaku pariwisata menjadi tidak efektif.

“... untuk expo kita tidak mengikuti, untuk tahun 2018 kita tidak mengikuti expo lagi karena tidak mencapai target, tidak ndak tepat sasaran. Ya kalau pameran orang datang untuk melihat saja, pengujung yang datang itu orang umum, tidak terfokus kepada pelaku. Nah kalau Table Top itu lebih fokus kepada pelaku, sasaran kita jelas, target kita jelas”

Saat ini pemda Bukittinggi masih belum mengadakan kegiatan Table Top secara mandiri, tetapi mengikuti berbagai kegiatan promosi pariwisata yang diadakan oleh EO-EO (Event Organizer/ penyelenggara) tertentu. Dalam kegiatan promosi yang dilakukan, bidang Promosi Kerjasama dan Pemasaran Pariwisata bertindak sebagai Humas Dinas Pariwisata yang bertugas untuk menyebarkan informasi-informasi mengenai pariwisata. Dalam kesempatan tertentu pemda juga membawa perwakilan dari pelaku wisata agar mereka dapat

Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara 52

melakukan personal selling (penjualan personal) dengan para pelaku wisata lainnya yang menghadiri kegiatan tersebut.

“.. pemerintah Bukittinggi masih belum mengadakan Table Top (mandiri), tetapi masih nebeng-nebeng dengan kegiatan promosi itu EO EO nyo misalnyo terakhir tu di Jakarta, Indonesian Travel Mark, pemda Bukittinggi ikut dan datang dan memberikan info disana, kalau ada perwakilan pelaku wisata misalnya travel agent juga akan dibawa kesana. Kalau pemerintah daerah Bukittinggi disana menjual informasi, nah kalau pelaku wisata bisa menjual paket tournya disana.”

Selain bertindak sebagai humas, bidang Pemasaran Bukittinggi juga melakukan kegiatan promosi dengan mengunakan iklan. Iklan berdasarkan medianya dapat dibedakan menjadi dua yaitu iklan lini atas (above the line) yang mengharuskan si pengiklan untuk membayar Agency Commission Fee (komisi), yang termasuk iklan dalam bentuk ini yaitu, koran, majalah, TV, radio dll. Bentuk iklan lainnya yaitu iklan lini bawah (Below the line) yang hanya dibebani dengan biaya produksi seperti kalender, direct mail, pameran ,event, dll. Kegiatan promosi dinas pariwisata menggunakan media iklan lini bawah dilakukan dengan membagikan leaflet dan booklet serta VCD kepada para pelaku wisata lalu selanjutnya akan dibagi-bagikan kepada wisatawan yang datang.

“..kami membagi-bagikan paket promosi kayak leaflet kayak booklet, VCD. Nah itu dibagi-bagikan di industri-industri pariwisata nanti akan langsung diberi ke pengunjungnyo atau tamu yang datang, selain itu kami juga saling tukar baliho atau spanduk info wisata masing-masing daerah.”

Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara 53

Gambar 4.2 Contoh Booklet dan Leaflet yang dibagikan pemerintah kepada para pelaku wisata

Dalam usaha mempromosikan pariwisata, dinas pariwisata tidak menggunakan iklan televisi untuk melakukan kegiatan promosi, tetapi menggunakan media sosial dan internet untuk menyebarkan informasi mengenai info-info pariwisata.

“kalau untuk sisi promosi sendiri yaitu kita punya website, websitenya yaitu visitbukittinggi.com, terus kita punya Facebook Dinas Parpora, terus ada akun Instagram untuk penyampaian promosi”

Pemerintah tidak memasang iklan di media, baik cetak seperti surat kabar maupun media elektronik dalam mempromosikan produk wisata, karena tidak dibenarkan untuk melakukan hal-hal yang berbau komersil terkecuali iklan layanan masyarakat, tetapi untuk saat ini iklan layanan masyarakat tidak dapat direalisasikan karena pemerintah terkendala anggaran yang terbatas.

“kalau promosi iklan kita tidak ada, karena pemerintah daerah tidak boleh tidak boleh memasang iklan utnuk apa namnya ya.. itu kan komersil, kalau kita memasang iklan di koran, media, media elektronik, itu kan komersil, komersil kan mencari keuntungan, kalau kita pemerintah kita ini semi-

Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara 54

komersil, pasti mencari keuntungan karena kita menharapkan adanya pendapatan daerah disitu, datang orang bakunjuang (berkunjung) kemari, batambah pajak daerah tambah tinggi jo (pula) penghasilan kita ujung- ujungnya kesana tapi semi, kalau yang komersilkan bagaiman untuk mendapatkan keuntungan yang sebesar-besarnya, kalau pemerintah tidak boleh. Kalau iklan layanan masyarakat itu boleh, cuman ya kan gitu, karena anggaran tidak mencukupi.”

Selain melakukan kegiatan Table Top, penyebaran leaflet, booklet dan bahan promosi lainnya, pemerintah juga melakukan promosi dengan mengadakan atraksi-atraksi kesenian di tempat umum, untuk memaksimalkan promosi kegiatan tersebut juga akan diunggah ke website resmi. Pertunjukan seni tersebut tentunya menjadi daya tarik tersendiri bagi wisatawan di lokasi tersebut sehingga dapat dipromosikan dari mulut ke mulut karena pemerintah tidak dapat menjangkau masyarakat/ konsumen secara keseluruhan.

“..kita itu melakukan pertunjukan-pertunjukan seni.” “..di area umum di adakan, kan Jam Gadang area umum, tamu-tamu yang datang ke Bukittinggi pasti melihat, nah disitu mereka dapat informasi, nah hasil kegiatan disebarkan ke website. Karena selain promosi media sosial, promosi dari mulut ke mulut juga lebih cepat. Karena tidak mungkin kita bisa menjangkau setiap konsumen.”

Kegiatan promosi wisata yang dilakukan pemerintah tentunya membutuhkan kerjasama dan juga dukungan baik dari masyarakat maupun pelaku wisata. Selain melaksanakan Table Top bersama dengan Dinas Pariwisata, bentuk dukungan lainnya dari para pelaku wisata yaitu, bekerjasama dalam hal pengumpulan data pengunjung/ wisatawan.

“kalau kerjasama dengan para pelaku wisata itu hanya sebatas hingga mendapatkan data. Kalau dalam sisi promosi mereka sudah membantu

Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara 55

kegiatan promosi dengan menyebarkan booklet dan leaflet yang kita tarok disana.”

Selain bekerjasama melalui kegiatan promosi pemerintah juga menjalin kerjasama dengan para pelaku wisata dalam rangka menyemarakkan acara-acara wisata yang diadakan di kota Bukittinggi.

“kalau dengan pelaku wisata disini ya pengumpulan informasi data wisata, menolong promosi wisata Bukittinggi khususnya, mungkin kerjasama dalam event-event tertentu, misalnya TDS (Tour De Singkarak), bekerjasama dengan hotel, dengan rumah makan.”

Tinggal di kota wisata membuat sebagian masyarakat mulai sadar akan potensi wisata kota Bukittinggi. Pariwisata sudah menjadi bagian hidup masyarakat bahkan menjadi sumber penghasilan, oleh karena itu untuk meningkatkan kualitas pariwisata itu sendiri, pemerintah melakukan upaya dengan memberdayakan masyarakat dengan membentuk kelompok Sadar Wisata.

“kalau untuk masyarakat Bukittinggi sebagian besar sudah mulai paham dengan pariwisata, sebagian kecil masih ada yang tidak mau. Pemerintah itu sudah mengadakan kelompok Sadar Wisata. Nah kelompok Sadar Wisata itu apa? ,Warga yang ada disitu membuat objeknya, mereka yang bikin, mereka yang kelola, pemerintah hanya men-suport. Nah bentuk suportnya apa? Dengan melengkapi fasilitas mereka, misalnya mereka ingin membuat spot selfie, nah spot selfie yang baru ada hanya sekedar pemandangan saja duduk di kursi, nah karena pemerintah bisa mambuat/ mensupport, mungkin dibuatkan spot-spot yang lebih.. misalnya rumah pohon, dll.”

Tak hanya melakukan pemberdayaan kepada masyarakat, pemerintah juga melakukan pembinaan dan sosialisasi kepada para pelaku wisata yang dinamai

Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara 56

dengan program Sadar Wisata dengan mengundang perwakilan dari tiap-tiap pelaku wisata.

“kita ada melakukan pelatihan Sadar Wisata namanya, nah disana semua terlibat, mulai dari tukang parkir sampai dengan pedagang juga ikut, tapi yang ikut itu perwakilan karena ada kuota yang terbatas.”

Usaha yang dilakukan pemerintah tentunya membutuhkan dana dengan nominal yang cukup besar, baik dalam pembentukan destinasi maupun untuk melakukan kegiatan promosi, serta melakukan pelatihan dan sosialisasi. Disini peneliti tidak diberi tahu jumlah nominal secara khusus, tetapi Ibu Yudia mengakui kalau dinas Pariwisata belum bisa memaksimalkan promosi dengan anggaran yang ada.

“untuk besarannya ibuk tidak bisa beritahu, tapi saat ini belum mencukupi, karena kita belum bisa memaksimalkan promosi dengan anggaran yang ada.”

Anggaran tentunya merupakan hal yang sangat penting. Dengan anggaran yang memadai kegiatan promosi dapat dilakukan dalam berbagai bentuk dan informasi dapat tersebar lebih jauh sehingga dapat menjangkau khlayak yang lebih besar. Ibu Yudia menuturkan bahwa ada ide-ide lain yang akan dilakukan jika anggaran pemerintah memadai, seperti melakukan city branding, memasang aplikasi di android mengenai info-info wisata dan membuat flight magazine.

“Branding, city branding aja belum ada, kami juga bisa pasang aplikasi di android mengenai info-info wisata, ah itu kan butuh biaya, bisa juga bikin flight magazine, bekerjasama dengan maskapai, tarok di atas pesawat agak sebulan, kan bisa.”

Dalam melakukan kegiatan promosi tentunya membutuhkan rencana jangka panjang agar sektor pariwisata dapat terus berkembang secara maksimal. Dengan

Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara 57

anggaran yang belum mencukupi, saat ini pemerintah belum memiliki rencana jangka panjang dalam melakukan kegiatan promosi untuk meningkatkan jumlah kunjungan wisatawan, sehingga masih berputar-putar dengan kegiatan yang sama.

“masih berputar-putar disitu karena jika ada sekat ( anggaran yang tidak memadai) kan susah juga, paling kita penambahan fasilitas, wahana, infrastruktur juga”

Usaha pemerintah untuk mempromosikan kota Bukittinggi masih harus menempuh perjalanan yang jauh. Untuk saat ini peningkatan jumlah kunjungan wisatawan belum terlalu signifikan dikarenakan kegiatan promosi yang belum maksimal dan kondisi kota yang sedang melakukan perbaikan infrastruktur secara besar-besaran.

“ada- ada peningkatan, tapi yaa tidak terlalu signifikan, tidak terlalu nampak, paling peningkatannya 20%-30%.”

Setiap usaha yang diakukan tentunya memiliki kekurangan oleh karena itu pemerintah selalu mengadakan evaluasi dan mengupayakan usaha maksimal dalam mempromosikan pariwisata kota Bukittinggi.

“pasti kalau evaluasi itu untuak pengembangan, jia tidak ada evaluasi maka akan terus terjadi kesalahan, kita telah berusaha lah maksimal”

 Informan 3 Nama: Edward Ardy Pekerjaan: Ketua HPI (Himpunan Pramuwisata Indonesia) Dalam industri pariwisata kegiatan komunikasi pemasaran merupakan elemen penting untuk keberlangsungan wisata kedepannya. Sebagaimana yang telah disebutkan sebelumnya, dalam kegiatan promosi pariwisata pemerintah melakukan kerjasama dengan para pelaku wisata selaku personal seller yang merupakan perpanjangan tangan Dinas Pariwisata dalam mempromosikan produk

Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara 58

wisata baik ke pelaku wisata melalui kegiatan Table Top maupun kepada para wisatawan. Dalam industri ini tidak hanya melakukan perbaikan infrastruktur tetapi juga perlu dilakukan usaha peningkatan mutu SDM karena para pelaku wisata selaku penyedia jasa merupakan ujung tombak dalam kegiatan pariwisata.

“untuk pelaku wisata dan dinas pariwisata sendiri, memang betul yang kebanyakan di Bukittingi yang promosi tu para pelakunya, bukan dinas. Dinas kalau kita berbicara realnya, dinas melakukan promosi sendiri- sendiri, dia menganggap, melakukan macam Table Top ataupun Expo itu semua gak lebih itu adalah kerja dari pelaku. Dinas bahkan yah kalau kita bilang, kalau pemeritahan sekarang yang dikejar adalah infrastruktur sementara kita ini kan adalah gimana kita meningkatkan SDM (Sumber Daya Manusia) dari para pelaku untuk meningkatkan pariwisata kita ke depan. Sekarang dinas mengejar infrastruktur, oke silahkan, infrastruktur dikejar, sementara pelakunya sendiri, SDM nya sendiri kita gak ditingkatkan, jadi sama juga bohong. “

Agar kunjungan wisatawan dapat meningkat dengan baik, pemerintah harus bisa memaksimalkan komunikasi pemasaran yang dilakukan dan turut merangkul para pelaku wisata dalam proses promosi tersebut karena para pelaku wisata lebih tahu kondisi sebenarnya di lapangan.

“untuk promosi seharusnya promosi wisata kota Bukittinggi ini kalau emang betul-betul kedepan Bukittinggi ini lebih bagus lagi, lebih ramai lagi ada kunjungan, biar standar kunjungan wisatawan itu naik terus gak naik- turun naik turun seperti itu harusnya pemerintah atau dinas terkait dengan pariwisata sendiri mengajak-merangkul para pelaku untuk bisa bekerjasama mempromosikan Bukittinggi ke luar. Karena gini yang tau tentang pariwisata yang mengerti apa yang dibutuhkan wisatawan itu adalah pelaku, salah satunya HPI (Himpunan Pramuwisata Indonesia), guide. Guide lebih tau itu apa yang apa yang di mau (diinginkan)

Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara 59

wisatawan yg datang ke Bukittinggi, apa kekurangan-kekurangan Bukittinggi dia tau”

Usaha- usaha yang dilakukan pemerintah kota dalam meningkatkan mutu SDM (Sumber Daya Manusia) khususnya para pelaku wisata yaitu melalui sosialisasi dan pelatihan. Tetapi usaha ini dinilai tidak memberikan dampak yang besar karena tidak ada peningkatan dari materi yang diberikan tidak berubah dari tahun sebelumnya, oleh karena itu para pelaku wisata merasa enggan untuk datang ke pelatihan tersebut.

“pelatihan-pelatihan yang diadakan dinas pariwisata ke pelaku ya dari tahun ke tahun itu ke itu aja ga ada peningkatan,. ga ada apa ya (ilmu baru) untuk pelaku itu sendiri.. bahkan kalau diundang, pelaku itu malas aja,”

Para pelaku wisata menginginkan lebih, tak hanya dengan materi peningkatan kapasitas pariwisata, peningkatan SDM (Sumber Daya Manusia) tetapi juga cara mempromosikan pariwisata Bukittinggi yang baik dan efektif kepada para wisatawan.

“kalau pelatihan yang didakan dinas pariwisata paling peningkatan kapasitas pariwisata, peningkatan SDM pramuwisata, nah itu, kalau kita kan inginnya, yang diinginkan itu adalah pelatihan gimana mempromosikan Bukittinggi, pariwisata Bukittinggi gimana cara kita mempromosikannya, itu yang kita inginkan oleh pelaku semua”

Dalam rangka mempromosikan produk wisata, para pelaku wisata dalam hal ini ketua HPI mengakui bahwa sedikit sulit untuk mendapatkan dana atau subsidi dari pemerintah. Jikalau mendapat dana, dana tersebut akan digunakan untuk pengadaan seragam atau mengikuti acara untuk peningkatan SDM pariwisata.

Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara 60

“masalah subsidi dari dinas pariwisata untuk para pelaku untuk mempromosikan ini, mungkin kalau kita mengajukan untuk kegiatan keluar, studi banding, ataupun mengajak SDM SDM itu untuk keluar belajar tentang pariwisata, tahun sekarang diajukan, dua tahun tiga tahun lagi belum tahu keluar, nah ini jarang-jarang ada kita dapat bantuan subsidi, pernah ada HPI dapat subsidi itu masalah dana hibah, itupun kemaren dapat dana hibah, untuk baju, pengadaan uniform dan peningkatan SDM dari pelaku wisata. Itupun kita mengadakan peningktan SDM dengan mengikuti acara kegiatan kampung wisata di Jogja.”

Kurangnya perhatian kepada pelaku wisata, membuat SDM para pelaku wisata tidak dapat dimaksimalkan, untuk mengantisipasi hal tersebut para pelaku wisata mencari informasi sendiri dan belajar secara mandiri agar dapat melakukan performa terbaik saat melayani wisatawan.

“kurangnya perhatian pada pelaku wisata, jadinya kurang maksimal, kurang support dan akhirnya malah pelaku wisata itu mencari informasi sendiri dan belajar sendiri.”

Dengan usaha yang telah dilakukan baik oleh pemerintah maupun para pelaku wisata, saat ini belum terlihat adanya kenaikan pengujung/ wisatawan secara signifikan. Selain karena dalam masa pembangunan, banyak objek-objek wisata baru yang berkembang dan lebih menarik didaerah sekitar kota Bukittinggi. Sebagai perbandingan, kunjungan wisatawan jauh menurun dari tahun sebelumnya, kondisi ini diperparah dengan kenaikan harga tiket pesawat dan pemberlakuan sistem bagasi berbayar, tetapi kondisi ini sedikit tertolong tiket luar negeri yang masih normal, sehingga Bukittinggi masih dikunjungi oleh wisatawan luar negeri, khususnya Malaysia . “kalau untuk sekarang wisatawan ya sedang-sedang aja, ngga maksimal (peningkatan wisatawan) karena udah banyak pelarian wisatawan dari Bukittinggi terus terang aja, kalau melihat 2018 jauh sekali turunnya, jauh

Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara 61

turunnya apalagi sekarang dengan keadaan penerbangan tiket yang mahal, untung Malaysia masih murah tiket, kalau tiket Malaysia dan AirAsia mahal ga ada (tidak ada) orang datang ke Bukittinggi.”

Agar tidak terjadi penurunan kuantitas dan kualitas pariwisata, maka diperlukannya kerjasama yang sinergis antara pemerintah dan para pelaku wisata baik untuk promosi dan kemajuan wisata yang lebih baik kedepannya.

“dinas pariwisatanya sendiri bisa selalu bekerjasama dan selalu sejalan dengan para pelaku baik untuk promosi, baik untuk kemajuan wisatanya sendiri dan apa-apa yang dilakukan untuk pariwisata Bukittinggi sebaiknya duduk bersama dulu lah antara pelaku wisata dan pemerintah, karena gini, betul itu dinas periwisata, tapi orag-orang itu ga tau dengan wisata itu apa, nah ajak lah pelaku yang hari-hari dia bergelut dengan wisatawan dan tau apa kemauan wisatawan jadi kalau bisa kedepan lebih bisa lagi dinas ini sejalan dengan para pelaku.”

 Informan 4 Nama: Parta Pekerjaan: Pemandu Wisata Taman Panorama dan Lobang Jepang Usaha pemerintah untuk meningkatkan mutu sumber daya manusia terutama para pelaku wisata melalui pelatihan dan sosialisasi telah dilakukan, tetapi Pak Parta selaku pelaku wisata merasa bahwa pelatihan dan sosialisasi yang diberikan belum cukup karena hanya sekedar materi dan tidak diiringi dengan praktek.

“yang dilatih pemerintahan itu ado, ada tapi itu belum memadai, artinyo kini ko oo hanyo untuk apo sajo , untukk tertulis se yang banyak sedangkan yang dibutuhkan itu adalah teknik disiko, ha jadi besar harapannyo kami para pemandu untk pemerintah untuk mengikutkan bimbingan teknik disiko artinyo terjun ka lapangan, kalau hanya bimbingan tertulis itu belum maksimal.”

Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara 62

(yang dilatih pemerintah ada, ada tetapi belum memadai, sekarang itu hanya berupa tertulis (materi) sedagkan yang dibutuhkan adalah teknik (praktik), jadi besara harapan kami para pemandu untuk pemerintah untuk mengikutkan praktik disini, artinya terjun ke lapangan, kalau hanya bimbingan tertulis itu belum maksimal)”

Akan lebih baik jika materi yang diberikan mengenai guiding itu sendiri, bagaimana cara dilapangan itu sendiri, karena jika tidak dilakukan maka akhirnya penyampaian informasi dan pelayanan wisata menjadi tidak maksimal.

“alangkah baiknyo urang ko baa yang guiding tu sendiri bagaimana caranya didalam lapangan itu sendiri nah itu yang harus diberikan. Dari mengumpulkan orang, tema bicara apa dna point-point bicara, macam- macam.insyallah dengan dilakukan itu quality dan quantity guiede itu sendiri akan maksimal. Coba lah urang itu sendiri sudah diberi ilmu ini itu, tapi prakteknya sendiri belum dibekali ha ngawur jadinyo di lapangan, ha jadi dalam ilmu tertulis dia bagus dalam praktek dilapangan dia kurang, kenapa? Karena kurangnya bimbingan teknik.”

(“alangkah baiknya orang-orang ini (pelaku wisata) diberitahu mengenai guiding itu sendiri, cara didalam lapangan itu sendiri nah itu yang harus diberikan. Dari mengumpulkam orag, tea bicara apa dan poin-poin bicara, macam-macam. Insyaallah denga dilakukan itu quality dan quantity guide akan lebih malksimal. Coba kalau orang diberikan ilmu ini itu tapi prakteknya sendiri belum dibekali kan jadi ngawur dilapangan. Ha jadi dalam ilmu tertulis (materi) dia bagus tetapi praktek dilapangan kurang, kenapa? Karenga kurangnya bimbingan teknik (praktik terjun langsung kelapangan).”

Untuk peningkatan jumlah kunjungan wisatawan sendiri Pak Parta tidak terlalu terlihat kenaikan yang signifikan dikarenakan Bukittinggi sedang dalam masa pembangunan.

Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara 63

“tidak terlalu nampak (tampak) sekarang karena Bukittinggi juga sedang dalam masa pembangunan..”  Informan 5 Nama: Syafriadi Pekerjaan: Pemandu Wisata CV. Platinum Holidays Selain usaha peningkatan mutu sumber daya manusia melalui kegiatan sosialisasi dan pelatihan untuk kenyamanan berwisata para wisatawan tentunya harus dipandu oleh pemandu wisata profesional yang sudah diberi lisensi oleh pemerintah. Oleh karena itu para pemandu wisata tentunya harus memenuhi syarat-syarat yang berlaku sesuai standar dan aturan pelayanan pada wisatawan.

“pemerintah melakukan penataran-penataran pramuwisata muda dan pramuwisata madya kemudian ada pelatihan, ya semacam penataran untuk mengambil lisensi pramuwisata muda, pramuswisata madya”

Dalam penataran tersebut para pramuswisata juga diberikan pelatihan dan sosialisasi untuk meningkatkan mutu pelayanan wisata, sehingga dapat melakukan pelayanan dengan baik. Selain itu pemerintah juga mengirim para pelaku wisata khususnya para pemandu wisata ke Yogyakarta.

“iya itu sudah masuk dalam waktu penataran, itu meruapakan bagian dalam materi penataran, baik itu peningkatan bahasa, pelayanan, attitude, etika, ya macam-macam, performa,.. pernah satu kali pemerintah kota Bukittinggi mengirim para pelaku wisata untuk studi banding ke provinsi Jogjakarta”

Dari sisi pramuwisata sendiri pemerintah tidak melakukan kerjasama secara langsung untuk mendatangkan wisatawan karena hal tersebut merupakan tugas dari travel agent. Para pemandu wisata merupakan partner kerja dari travel agent dan pelaku wisata lainnya untuk menjalankan rangkaian program perjalanan yang telah ditentukan oleh agen perjalanan sebelumnya.

Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara 64

“kalau untuk kerjasama dengan pariwisata, itu adalah itu adalah support yang dilakukan pemerintah kepada travel agent, bukan tour guide karena pemandu wisata ini kami mendapat order dari travel agent. Jadi pramuwisata bersinergi dengan travel agent dengan ASITA (Association of Indonesian Tours and Travel Agencies), HPI (Himpunan Pramuwisata Indonesia), PHRI (Persatuan Hotel dan Restoran Indonesia), jadi ketika mempromosikan kepada wisatawan atau mencari wisatawan customer- customer untuk datang ke Sumatera Barat itu adalah tugas dari travel agent. Tugas dari tour guide adalah untuk melayani wisatawan dan diberikan job oleh travel agent dan menggunakan PHRI, artinya menggunakan PHRI itu menggunakan hotel, menggunakan restoran. Jadi yang mencari tamu itu, mempromosikan ke tamu, yang banyak berurusan untuk mendapatkan customer datang ke Sumatera Barat itu, yang banyak adalah itu adalah kerja dari travel agent, dan travel agent ini akan memakai tour guide-tour guide atau orang HPI untuk menjadi pemandu wisata dan bertanggungjawab dari kedatangan hingga keberangkatan dan mengurus perjalanan sesuai dengan program-program yang telah ditentukan, mengurus hotelnya, mengurus check-in hotelnya, makannnya gitu.”

Seperti yang dirasakan para pelaku wisata lainnya peningkatan wisatawan sendiri dari sudut pandang Pak Syafriadi sedikit terjadi pengurangan tetapi itu merupakan hal yang biasa.

“kita tidak tahu secara statistik, karena yang mencatat secara statistik itu adala pemerintah, tapi saat ko memang kurang tapi tidak signifikan, ya biasa aja gitu kalau saya dan teman-teman lihat.”

Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara 65

 Informan 6 Nama: Syafryl Datuak Tan Mangedan Pekerjaan: Ketua Bidang Sako jo Pusako LKAAM (Lembaga Kerapatan Adat Alam Minangkabau) Tokoh masyarakat juga merupakan salah satu elemen penting didalam sektor pariwisata, karena tokoh masyarakat merupakan pihak yang lebih mengetahui keadaan masyarakat secara lebih mendalam. Dalam kondisi saat ini Inyiak Datuak Tan Mangedan mengakui Bukittinggi mengalami kemerosotan dibidang pariwisata dalam waktu 6 bulan terakhir. Hal ini lagi-lagi dikarenakan proses rehabilitasi pada ikon wisatanya, ditambah kondisi Pasar Atas yang masih masa pembangunan pasca terbakar beberapa waktu yang lalu, sehingga tidak ada objek wisata yang bisa dilihat dari Bukittinggi. Tak banyak tempat wisata yang bisa dikunjungi, hanya ngarai Sianok, Benteng Fort De Kock dan Kebun Binatang.

“Tentang masalah Bukittinggi kini ko, diakui Bukittinggi emang manurun 6 bulan kabawah ko, apo sebab? Karano bukiktinggi ikon nan intinyo bana direhab kan? Direhab, sudah tu dan apolai sejak pasa tapanggang, pasa terbakar, apolai nan ka dicaliak di bukiktinggi? bagi urang si pendatang, pariwisata, apo nan kadiliek di bukiktinggi ko lai? Hanya lingkungan yang ditapi-tapian, tapi-tapian ko ado ngarai.....kalau ka jam gadang ndak ado lai, jam gadang lah dikunci kan?dikuncinyo, di paga, di rehab. Ado tingga ngarai lai nyo, itu benteng, kabun binatang itu yang tingga lai nyo, makonyo manurun lah pariwisata.”

“(tentang masalah Bukittinggi saat ini, diakui bukttinggi memang menurun dalam 6 bulan terakhir ini, penyebabnya karena apa? Karena ikon intinya lagi direhab kan? Direhab, setelah itu sejak Pasar Atas terbakar, apa lagi yang mau dilihat dari Bukittinggi? Nah bagi orang pendatang, wisatawan, apa lagi yang mau dilihat di Bukittinggi ini? Hanya pinggiran kota, kan dipinggiran ada ngarai, kalau ke Jam gadang itu udah tidak ada lagi, jam

Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara 66

gangang sedang dikunci (renovasi), yang ada Cuma ngarai, benteng kebun binatang, makanya pariwisata jadi menurun)”

Dalam mempromosikan pariwisata kota Bukittinggi perlu adanya kerjasama dengan segala aspek baik itu dengan masyarakat, pelaku wisata maupun dinas terkait. Tetapi hal ini tidak dapat terorganisir dengan baik dikarenakan tidak tampaknya kesepahaman antara dinas pariwisata dengan dinas kebudayaan setempat.

“Untuk promosi bagus, tetapi kesalahan-kesalahan itu ado didalamnyo.. pelaku-pelakunyo tu, pelaku-pelaku tadi tidak terorganisir tidak adolo kesepahaman nampaknyo.Contoh se lah pariwisata tu kini jo kebudayaan itu indak sajalan iko nan jadi pemicu merosotnyo ano ko. Saindaknyo kebudayaan ko diambilnyo dari masyarakat, diolah apo kebudayaan kesenian sagalo macam, disempunakan, dan baru dionyok an ka pariwisata, pariwisata baru menjual ka konsumen, nah kni nan itu-tu ndak ado..”

“(untuk promosi bagus, tetapi ada kesalahan-kesalahan didalmnya.. pelaku-pelku tidak terorganisir dengan baik dan tidak ada kesepahaman. Contohnya saja (dinas) pariwisata dengan (dinas) kebudayaan itu tidak sejalan, ini juga jadi pemicu merosotnya. Setidaknya dinas kebudayaan mengambil (potensi) dari masyarakat, diolah seperti kebudayaan, kesenian dan sebagainya, disempurnakan dan baru diberikan kepada dinas pariwisata, dinas pariwisata baru menjual kepada konsumen, nah sekarang itu yang tidak ada (tidak terjadi) )”

Oleh karena itu demi kemajuan industri pariwisata itu sendiri maka perlulah kiranya setiap aspek yang berkaitan dengan promosi wisata untuk dapat duduk bersama, menyatukan persepsi dan merundingkan solusi terbaik untuk kedepannya karena dari pihak LKAAM sendiri kami sangat terbuka selama tidak menyalahi aturan adat.

Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara 67

“Jadi baa ka caronyo wisata ko majunyo, satukanlah persepsi pelaku- pelaku wisata itu dengan kebudayaan. Kalau untuk permasalahan KAM (Kerapatan Adat Minangkabau) nyo sendiri kami menerimanyo, monggo,siapapun masuk, masuk... selama tidak menyalahi aturan adat”

“(jadi cara wisata ini untuk maju, satukanlah persepsi pelaku-pelaku wisata itu dengan kebudayaan. Kalau kami KAM (Kerapatan Adat Minangkabau) sendiri menerima,monggo siapun masuk, masuk.., selama tidak menyalahi aturan adat.)”

 Informan 7 Nama: Dedi Afrizal Pekerjaan: Pedagang Sulaman “Toko Basulam” Selain terkenal dengan keindahan alamnya, Bukittinggi merupakan surga belanja bagi para wisatawan karena terdapat banyak hal-hal yang menarik seperi sulaman, bordiran maupun pernak-pernik yang sayang untuk dilewatkan, hal ini menyebabkan Bukittinggi menjadi kota dengan kegiatan ekonomi terbesar kedua di Sumatera Barat. Penurunan kegiatan wisata saat ini tentunya berdampak kepada setiap aspek, terutama dalam kegiatan perdagangan, hal ini yang dirasakan Pak Dedi, ia mengakui terjadinya penurunan kunjungan wisatawan terutama kunjungan wisatawan domestik.

“kalau dalam 6 bulan ko, yang akhir tahun lai..tinggi nyo, cuman kendalanyo kan kita yang pariwisata ko kan ado domestiknyo maksudnyo lokalnyo ado mancanegara cuman kalau untuak 6 bulan terakhirko yang mendominasi kunjungan yang banayak nyo dari Malaysia, lokal agak kurang, baiasonyo rami yang lokal ko”

(“kalau dalam 6 bulan ini, yang akhir tahun cukup tinggii, cuman kendalanya kan kita pariwisata ada domestiknya maksudnya lokalnya, ada mancanegara, cuman kalau utnuk 6 bulan terakhir ini yang mendominasi

Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara 68

kunjungan yang banyak ya dari Malayisa, lokal agak kurang biasanya lokal ramai”

Menurutnya faktor yang menjadi penyebabkan terjadinya penurunan jumlah kunjungan wisatawan terutama wisatawan domestik karena pemberlakuan peraturan bagasi berbayar.

“mungkin dek kaba ntah iyo ntah indak masalah tiket pesawatko, masalah pembayaran bagasi”

(“mungkin karena kabar burung masalah tiket pesawat, masalah pembayaran bagasi”)

 Informan 8 Nama: Royhan Achwan Hasibuan Pekerjaan: Mahasiswa Universitas Sumatera Utara Berhasil atau tidaknya usaha yang telah dilakukan oleh pemerintah daerah dan para pelaku wisata dalam menarik minat wisatawan tentunya dapat dilihat dari jumlah kunjungan wisatawan itu sendiri. Setiap wisatawan memiliki motivasi masing-masing untuk datang berwisata ke Bukittinggi. Ada beberapa hal yang membuat wisatawan tertarik untuk mengunjungi kota Bukittinggi, diantaranya kondisi geografis, jarak kota Bukittinggi dengan objek wisata lainnya yang tidak terlalu jauh dan sejarahnya.

“untuk alasannya ada tiga, pertama faktor geografis karena mudah dijangkau dari asal tempat tinggal dan juga letak wilayah Bukittinggi yang berada di daerah perbukitan jadi cuacanya sangat sejuk dan enak untuk berwisata. Aksesibilitas, jangakauan dari satu tempat wisata ke wisata lainnya cukup dekat dan sehinngga mudah dijangkau serta tidak memelukan biaya lebih untuk transportasi. Yang terakhir, Bukittinggi memiliki banyak peninggalan sejarah sehingga menjadi daya tarik untuk mendatangi tempat- tempat tersebut untuk belajar sejarah.

Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara 69

Informasi yang didapatkan wisatawan sebahagian besar berasal dari media sosial dan postingan akun Instagram para pecinta wisata.

“informasinya sih kebanyakan dari sosial media khusunya Instagram, dengan melihat postingan akun-akun pecinta wisata gitu.”

Royhan menuturkan kalau dia tidak mendapatkan info dari website pemerintah, tetapi ia merasa untuk informasi yang didapat di media sosial cukup menarik dan efektif sehingga ia tertarik untuk datang. Promosi wisata yang dilakukan juga tidak berbeda dengan keadaan kota sebenarnya.

“saya gak mendapatkan info dari web pemerintah, tapi promosinya sendiri sih menurut saya sangat efektif karena keinginan untuk mendatangi tempat tersebut jadi lebih kuat apalagi kalau melihat postingan di tempat tersebut sangat banyak dan ramai. Soal ekpektasi dan realita tidak jauh berbeda, dan menurut saya sama aja”

 Informan 9 Nama: Sundriwati Pekerjaan: Kepala Sekolah Taman Kanak-Kanak Hal senada juga diungkapkan oleh wisatawan lainnya yang berasal dari Bekasi. Selain keindahan alam, sejarah dan budaya, kuliner menjadi salah satu alasan ia mengunjungi kota Bukittinggi.

“yang membuat tertarik datang ke kota Bukittinggi karena merupakan daerah wisata yang cukup dikenal di nusantara. Bukittinggi juga terkenal dengan alamnya yang indah dan wisata kulinernya yang enak-enak, selain itu karena budaya dan sejarahnya. Karena budaya ya orang Minang kan terkenal dengan budaya matriakhatnya (matrilineal), dan itu cuma satu- satunya yang ikut sistem garis keturunan ibu di indonesia. Kemudian dari sisi sejarahnya ya Sumatera Barat itu, Bukittinggi merupakan salah satu

Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara 70

kota penting yang cukup dikenal rakyat indonesia karena pernah menjadi ibu kota darurat republik indonesia zaman agresi belanda.”

Berbeda dengan wisatawan sebelumnya yang mendapatkan info melalui media sosial dan liputan wisata di televisi. Ibu Sundriwati juga mendapatkan informasi mulut ke mulut karena tetangganya juga berasal dari Sumatera Barat.

“yang pertama ya itu informasi dari mulut ke mulut karena tetangga saya orang Padang juga gitu..kemudian kulinernya saya lihat di TV, ada itiak lado hijau, ada randang maknyuss dan makanan-makanan tradisional Bukittinggi, jadi kita juga mendapatkan informasi dari media televisi tentang makanan-makanan tradisionalnya.”

Sependapat dengan Royhan menurutnya kondisi alam dengan informasi yang ia dapatkan tidak jauh berbeda dan jauh dari kesan kriminal.

“cukup bagus ya, karena memang kulinernya , makananya enak-enak dan masyarakatnya ramah dan saya tidak melihat kesan kriminal.”

Menurut ibu Sundriwati promosi dari pemerintah masih kurang, karena ia tidak pernah mendapatkan informasi dari pemerintah, baik dari website maupun media sosial, baginya promosi wisata kota Bukittinggi tidak seperti provinsi Bali yang pemerintahnya tampak giat mempromosikan wisata.

“kalau promosi dari pemerintah kurang ya, karena saya belum melihat itu, kalau promosi masyarakat iu sepertinya kurang dari pemerintah, tapi saya mendapat informasi dari ulut ke mulut tadi , media , tidak seperti provinsi bali yang pemerintahnya juga tampak dan giat dalam mempromosikan wisata.”

Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara 71

 Informan 10 Nama: Mohd. Syafiq Bin Mohd. Said Pekerjaan: Officer KLIA (petugas bandara Kuala lumpur International Airport) Selain melakukan wawancara singkat dengan wisatawan domestik, peneliti juga melakukan wawancara dengan wisatawan mancanegara. Syafieq mengemukakan alasannya untuk datang ke kota Bukittinggi karena kotanya yang menarik dan suasananya yang nyaman.

”sebab-sebab tertarik untuk datang ke kota Bukittinggi tempat yang menarik dan suasananya yang nyaman.. dan nak tahu budaya disana lebih dekat”

Sebelum melakukan kegiatan wisata tentunya setiap wisatawan harus mengetahui informasi mengenai daerah yang akan dituju terutama yang berlokasi cukup jauh atau di luar negeri agar mendapatkan sedkit gambaran dan dapat , melakukan persiapan yang maksimal. Demikian hal yang dilakukan oleh Syafieq, ia mendapatkan info mengenai Bukittinggi dari kakaknya, setelah itu ia melakukan pencarian di internet dengan membuka website-website pariwisata, akun pariwisata di media sosial dan ia langsung terpesona dengan keidahan alam kota Bukittinggi.

“dapat info dari kakak saya.. yang tak dapat datang bercuti hari itu sebab masalah kasihatan..setelah saya dapat info dari kakak saya, baru saya seacrh di internet seperti apa Bukittinggi tu dan saya mula berminat dan terpesona dengan keindahan alam..”

Setelah melakukan beragai penelusuran di media sosial, Syafieq tidak melihat banyak perbedaan antara informasi yang ia dapat dengan kondisi alam sebenarnya.

“yang sama info didapat sama”

Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara 72

 Informan 11 Nama: Amidaton Binti Sajari Pekerjaan: Pensiunan Guru Ibu Mida memiliki alasan yang berbeda ketika mengunjungi kota Bukittinggi selain kondisi alamnya ia juga tertarik dengan ciri khas rumah makan / restoran dalam tata cara menghidangkan makanan. Selain itu ketersediaan makanan halal membuat ia tidak perlu bingung untuk mecari makanan, selain itu ia juga tertarik dengan kondisi cuaca dan lalu lintas yang tidak macet.

“cuacanya dingin dan makanan, makananya berbeza, sedap lauknya banyak, abistu cara dia menghidang, disini kan kalau orang order pesan makanan nantik semua lauk dibawa, tata cara dia semua dihidangkan lauk , selagi ada semua diambil, lepas tu kena bayar apa yang disentuh, jadi mana yang diusik itu yang kena dibayar.. itu yang membuat saya tertarik, makanan... cuacanya, disini tenang lah, macet tak banyak kan..makanya tak perlu gesah lah semua halal, tertarik dengan makanan, udara, suasana nyaman kan, pengangkutannya, jalan tidak capek walaupun lambat, tapi tak macet, jadi macam selamat...kalau malaysia laju laju.”

Sama seperti Syafieq, ibu Midah juga mendapatkan informasi mengenai Bukittinggi dari orang-orang terdekatnya yang telah mengunjungi Bukittinggi sebelumnya.

“kalau dulu saya dapat info dari kawan, ya saya dapat info dari kawan lah, adek beradek, dari percakapan orang, buah mulut.. jadi teman saya datang ke Bukittinggi habistu dia cerita.”

Ia jua tidak melihat perbedaan yang besar dengan informasi yang ia peroleh dari teman-temannya mengenai kondisi alam dan gambaran umum mengenai kota Bukittinggi.

Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara 73

“sama je (sama saja), tak ada banyak beda, bagus”

4.1.4.2 Faktor-faktor pendukung dan penghambat aktifitas komunikasi pemasaran dalam meningkatkan jumlah kunjungan wisatawan

a. Faktor Pendukung Dalam melakukan kegiatan promosi tentunya Bidang Promosi Kerjasama dan Pemasaran Pariwisata merasakan adanya kemudahan dan mengalami hambatan ketika sedang melakukan tugas. Bidang promosi mengatakan bahwa faktor pendukung utama dalam menjalankan kegiatan komunikasi pemasaran wisata adalah internet dan kemajuan teknologi saat ini. Media sosial memegang peranan utama dalam hal ini dikarena semua orang menggunakan media sosial untuk berinteraksi satu sama lain. “untuk saat ini faktor yang paling mendukung promosi yaitu internet, kemajuan teknologi, media sosial, itu yang paling utama karena semua orang lari kasitu (kesana) maka kita ikuti juga perkembangan teknologi.”

b. Hambatan Faktor yang menghambat komunikasi pemasaran yang dilakukan bidang Promosi Kerjasama dan Pemasaran Pariwisata dalam mengkomunikasikan/ mempromosikan wisata dalam rangka meningkatkan jumlah kunjungan wisatawan ada dua yaitu terkait dengan aggaran dan keterbatasan kebijakan.

“kalau kendala itu keterbatasan anggaran, keterbatasan kebijakan, selalu kebijakan kalau dipemerintah ya itu... Ya kalau kendala kebijakan ya pimpinan mau bikin jalan dulu bikin sekolah dulu, lebih ke infrastruktur dulu, padahal Bukittinggi ini tidak membangun tapi menambah, yang ada itu dipoles jadi lebih bagus.”

Walau demikian pemerintang khusunya bidang pemasaran promosi dan kerjasama wisata tetap mengalinya dengan menggunkan media-media yang murah

Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara 74

dan mudah dijangkau dan bekerjasama dengan dinas terkait serta industri-industri wisata.

“Tetap dicari cara meski dengan meminimalkan anggaran, seperti dengan menggunakan media sosial dan internetserta membuat web khusus pariwisata, terus juga bekerjasama melalui dinas-dinas terkait dalam dan luar daerah, melalui indutri kita juga ada kerjasama. Promosi yang dilakukan sifatnya lebih menitikberatkan untuk memberi informasi karena kita bukan perusahaan swasta yang mengharapkan keuntungan sebesar- besarnya. Dengan tingkat kunjungan yang tinggi akan membantu pendapatan daerah melalui pajak. Kita harus kreatif meski dengan keterbatasan.”

4.2 Pembahasan 4.2.1 Aktivitas Komunikasi Pemasaran Dari data yang didapatkan dilapangan menunjukkan, informasi merupakan salah satu komponen penting dalam komunikasi pemasaran. Selain informasi terdapat beberapa faktor yang mendukung lancarnya proses komunikasi pemasaran yang dilakukan diantaranya kelengkapan fasilitas, para pelaku wisata dan masyarakat. Dalam melakukan kegiatan komunikasi pemasaran para pelaku tentunya harus memiliki strategi tertentu untuk memaksimalkan kegiatan pemasaran dan mencapai target yang diinginkan. Dalam komunikasi pemasaran istilah marketing mix merupakan taktik dalam mengintegrasikan tawaran, logistik dan komunikasi produk atau jasa yaang mana tak hanya perlu membuat penawaran yang menarik, tapi juga harus memikirkan taktik yang tepat dalam mendistribusikan dan mempromosikannya. Bauran pemasaran dapat digolongkan menjadi dua yaitu hal yang ditawarkan perusahaan/ produsen berupa produk (product) dan harga (price) serta akses yaitu tempat/distribusi (place) dan promosi (promotion). Dalam melakukan kegiatan komunikasi pemasaran pariwisata produk yang ditawarkan adalah sesuatu yang tidak berbentuk dan tidak dapat dibawa untuk ditujukan kepada

Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara 75

orang lain namun hanya bisa dinikmati oleh para wisatawan yang datang berkunjung. Untuk harga (price) seperti biaya tiket atau retribusi ke objek wisata akan ditentukan melalui peraturan daerah atau pemerintah berkerjasama dengan pihak ketiga dengan kesepakatan tertentu. Ada banyak cara untuk melakukan kegiatan promosi, salah satunya dengan mengikuti kegiatan Table Top. Komunikasi pemasaran yang dilakukan Dinas Pariwisata, Pemuda dan Olahraga yang diwakili oleh Bidang Promosi Kerjasama dan Pemasaran Pariwisata bertindak sebagai Humas dengan menyebarkan info- info pariwisata kota Bukittinggi. Tidak diperkenankannya pemerintah kota untuk melakukan hal-hal yang bersifat komersil dalan mempromosikan pariwisata membuat bidang promosi Dinas Pariwisata memutar otak dengan mendayagunakan pelaku wisata untuk melakukan kegiatan personal selling ketika mengikuti acara Table Top. Para pelaku dapat melakukan kegiatan promosi dan penjualan paket-paket wisata pada pelaku lainnya, sehingga secara tidak langsung pemerintah juga melakukan personal selling melalui tangan-tangan para pelaku wisata. Dalam melakukan komunikasi pemasaran kegiatan promosi dan ketersedian informasi memegang peranan yang penting. Dengan adanya promosi masyarakat atau wisatawan bisa tahu info-info priwisata yang menyebabkan munculnya minat. Seperti dalam model AIDDA dimana pemerintah terbantu untuk menarik atensi masyarakat/ wisatawan dengan promosi dan penyebaran info-info pariwisata yang disebarkan baik melalui media sosial maupun info mulut-ke mulut. Setelah terpapar dengan informasi munculah ketertarikan mengenai pariwisata di Bukittinggi, hal ini bisa dilihat bahwa wisatawan baik domestik maupun mancanegara tertarik mengunjungi Bukittinggi setelah mendapatkan info dan memunculkan kemauan untuk berkunjung dan akhirnya wisatawan memutuskan datang dan melakukan perjalanan wisata ke kota Bukittinggi. Untuk model komunikasinya dalam pemasaran pariwisata untuk meningkatkan jumlah kunjungan wisatawan adalah.

Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara 76

1. Sumber (source) yaitu Dinas Pariwisata Pemuda dan Olahraga dan para pelaku wisata. Promosi yang dilakukan adalah dalam bentuk pemberian informasi dan penjualan paket wisata. 2. Pesan (messages, information), yang merupakan seperangkat simbol verbal maupun non-verbal yang mewakili perasaan, nilai, gagasan atau maksud dari sumber. Pesan yang disampaikan adalah info-info mengenai produk wisata. 3. Saluran (media), yakni alat yang digunakan sumber untuk menyampaikan pesannya kepada penerima. Dalam hal ini pemerintah menggunakan media elektronik dan media cetak dalam bentuk leaflet dan booklet serta VCD. 4. Penerima (receiver, communican, decoder, audience) yakni orang yang mereima pesan dari sumber yaitu wisatawan dan masyarakat. 5. Efek (effect) dalam bentuk kunjungan wisatawan dan kesadaran masyarakat.

Adapun bentuk bauran promosi yang peneliti temukan dalam usaha pemerintah dalama meningkatkan kunjungan wisatawan diantaranya. 1. Iklan (advertisement) periklanan merupakan komunikasi non-personal yang membayar dari sponsor yang teridentifikasi menggunakan media massa untuk mempengaruhi seorang audiens. Iklan berdasarkan medianya terbagi ats dua yaitu media lini atas yaitu, iklan iklan yang dibebani Agency Commission Fee (komisi) yang telah disepakati dan telah ditentukan oleh P3I (Persatuan Periklanan Indonesia), yaitu sebesar 17, 50% dari neto. Yang termasuk dalam media lini atas diantaranya koran, majalah, TV, radio, billboard dan bioskop. Sedangkan media lini bawah yaitu iklan-iklan yang dibebani biaya produksi dan jasa, yang termasuk didalamnya yaitu, kalender, POP (Point Of Purchase), Direct Mail, Pameran dan Event (dalam Santosa, 2009 :18). Dalam melakukan kegiatan promosi dinas Pariwisata menggunakan iklan lini bawah untuk menyebarkan info-info pariwisata, seperti menyebarkan leaflet, booklet, VCD dan menggunakan media sosial untuk menjangkau khalayak yang

Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara 77

lebih luas. Selain itu pemerintah juga mengadakan atraksi seni dan bertukar spanduk dengan instansi pemerintahan daerah lainnya. 2. Pemasaran Langsung / Direct Marketing Dari hasil penelitian dilapangan peneliti tidak menemukan pemasaran langsung dalam upaya pemerintah untuk mempromosikan wisata. Pemasaran langsung merupakan upaya perusahaan atau organisasi untuk berkomunikasi secara langsung dengan calon pelanggan sasaran dengan maksud untuk menimbulkan tanggapan dan / transaksi penjualan. 3. Promosi Penjualan/ Sales Promotion Merupakan cara atau teknik untuk memasarkan suatu produk dengan memberikan potongan harga atau bonus. Kegiatan ini mencoba merangsang terjadinya aksi pembelian suatu produk yang cepat atau terjadinya pembelian dalam waktu yang singkat. Dalam promosi penjualan target yang dituju tak hanya konsumen tetapi juga kepada pedagang besar dan pengecer. Dalam penelitian di lapangan peneliti tidak menemukan jenis bauran seperti ini. 4. Penjualan Perorangan/ Personal Selling Penjulan perseorangan merupakan bentuk komunikasi dimana pejual menginformasikan, mendidik, dan melakukan persuasi kepada calon pembeli untuk membeli produk atau jasa yang ditawarkan. Dalam penelitian di lapanan peneliti tidak menemukan kegiatan penjualan perorangan yang dtangani langsung oleh pemerintah, tetapi pemerintah memanfaatkan para pelaku wisata sebagai perpanjangan tangan untuk melakaukan kegiatan promosi ini. 6. Humas/ Public Relation Humas diwajibkan untuk menyebarkan informasi tentang sebuah perusahaan atau organisasi, juga semua hasil karyanya kepada publik dengan tujuan utama membentuk citra positif publik terhadap organisasi. Dalam hal ini pemerintah kota Bukittinggi khusunya Bidang Promosi bertindak sebagai humas dalam menyaimpaikan informasi yang terkait dengan pariwisata kepada target sasaran yaitu para pelaku wisata dari daerah lainnya. Selain itu terdapat model komunikasi pemasaran lainnya yaitu menggunakan penyebaran informasi melalui mulut-ke mulut (word of mouth), hal ini tidak dilakukan secara langsung, tetapi pemerintah menarik atensi para

Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara 78

pengunjung/ wisatawan dengan atraksi-atraksi seni yang diadakan ditempat umum sehingga informasi dapat disebarluaskan dari pengalaman wisatawan yang telah melihat atraksi tersebut. Dari penelitian yang telah dilakukan terdapat beberapa bentuk komunikasi pemasaran yang dilakukan pemerintah kota Bukittinggi dalam mempromosikan sektor pariwisata yaitu diantaranya: 1. Humas/ publisitas yang dilakukan dengan mengikuti kegiatan Table Top dan menyebarkan informasi yang berkaitan dengan pariwisata. 2. Mendayagunakan para pelaku wisata untuk melakukan kegiatan personal selling dengan pelaku wisata lainnya dan tentunya kepada para wisatawan. 3. Bekerjasama dengan para pelaku wisata dalam menyebarkan leaflet, booklet dan VCD yang berisi info-info wisata yang ada di Bukittinggi kepada para wisatawan. 4. Bekerjasama dengan pemerintah daerah lainnya dengan saling bertukar baliho atau spanduk yang berisi info wisata daerah masing-masing. 5. Mengadakan atraksi-atraksi wisata di tempat umum dan memanfaatkan promosi mulut ke mulut yang dilakukan wisatawan itu sendiri. 6. Menyebarkan informasi melalui website resmi pariwisata dan aktif di media sosial. 7. Memperbaiki fasilitas dan memperbarui destinasi serta mengamati tren pariwisata yang tengah berkembang didalam masyarakat.

4.2.2 Faktor pendukung dan penghambat aktifitas komunikasi pemasaran dalam meningkatkan jumlah kunjungan wisatawan Dalam usaha untuk mengkomunikasikan produk wisata pemerintah bersinergi dengan semua elemen diantaranya pelaku wisata, masyarakat, tokoh masyarakat untuk meningkatkan kunjungan wisatawan, hal ini dilakukan dengan menyebarkan informasi dan memperbaiki fasilitas demi kenyamanan wisatawan. Adapun media sosial, internet dan kemajuan teknologi memegang peranan utama dalam mempromosikan produk-produk wisata, hal ini dikarena semua orang menggunakan media sosial untuk berinteraksi satu sama lain, selain dapat

Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara 79

mempercepat penyebaran informasi tentunya keberadaan media ini diharapkan dapat menjangkau khalayak lebih luas. Hambatan yang dihadapi oleh Dinas Pariwisata khususnya Bidang Promosi Kerjasama dan Pemasaran Pariwisata dalam melakukan kegiatan komunikasi pemasaran adalah keterbatasan anggaran dan kebijakan. Yang mana batasan ini membuat bidang promosi tidak dapat melakukan dan mewujudkan ide- ide promosi (city branding, membuat flight magazines, pemasangan aplikasi pariwisata di android) secara nyata dan maksimal. Usaha pemerintah yang belum maksimal dapat dilihat dari beberapa aspek. Dari aspek para pelaku wisata, baik dari HPI maupun dari para pramuwisata merasa usaha pemerintah dalam melakukan peningkatan mutu SDM untuk menunjang kegiatan pariwisata belum maksimal dan tidak ada peningkatan yang berarti dari tahun-tahun sebelumnya, sehingga para pelaku mencoba memutar otak dan mencari sumber referensi sendiri untuk meningkatkan kualitas pelayanan kepada wisatawan. Kegiatan komunikasi antara pemerintah dengan para pelaku wisata yang kurang komunikatif, juga menjadi salah satu faktor penghambat yang menyebabkan kegiatan komunikasi pemasaran yang dilakukan menjadi tidak maksimal. Hal ini dapat dilihat dari pernyataan Bapak Edward Ardy selaku ketua HPI yang merasa kurangnya perhatian pemerintah kepada para pelaku wisata dan adanya kesan bahwa pemerintah mengambil keputusan tanpa mengikutkan para pelaku wisata yang tentunya lebih tahu mengenai kondisi di lapangan secara spesifik. Tentunya akan lebih baik jika pemerintah merangkul para pelaku wisata dalam melakukan kegiatan promosi, sehingga kegiatan tersebut dapat mendatangkan hasil yang memuaskan. Dari sudut pandang tokoh masyarakat, penurunan kunjungan wisatawan selain karena proses pembangunan dan renovasi ikon utama yaitu, tidak adanya kesepahaman antara para pelaku maupun dinas-dinas terkait. Untuk itu ada baiknya setiap elemen pariwisata baik itu pemerintah maupun para pelaku wisata dan lainnya agar dapat duduk bersama dan mencari jalan terbaik untuk pengembangan pariwisata kedepannya.

Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara 80

Kegiatan promosi juga belum dilakukan secara optimal dilihat dari pernyataan wisatawan, yang mana dari keempat wisatawan yang telah peneliti wawancarai, tidak ada satupun wisatawan yang mendapatkan informasi pariwisata dari website maupun media sosial yang dikelola oleh pemerintah kota Bukittinggi, sebaliknya para wisatawan mendapatkan informasi-informasi pariwisata dari media sosial ataupu website yang dikelola oleh akun-akun pecinta wisata. Disini dapat dilihat bahwa usaha promosi yang dilakukan pemerintah baik melalui media sosial ataupun website dari pemerintah belum terlaksana secara optimal.

Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

5.1 Simpulan Berdasarkan hasil penelitian dapat diambil simpulan sebagai berikut 1. Sektor pariwisata sangat bergantung pada kegiatan komunikasi pemasaran, oleh karena itu dibutuhkan kegiatan promosi agar informasi mengenai pariwisata dapat diketahui oleh khalayak yang lebih luas. Dari penelitian yang dilakukan dari tidak semua bentuk marketing mix dilakukan oleh informan. Dari keempat unsur tersebut informan lebih memilih untuk melakukan kegiatan promosi agar informasi yang disebarkan menjadi lebih efektif dan tepat sasaran. Target sasaran dari promosi yaitu para pelaku wisata selaku pihak yang langsung berhadapan dengan para wisatawan. bentuk kegiatan promosi yang dilakukan diantaranya.  Humas, pemerintah dalam hal ini dinas Pariwisata, Pemuda dan Olahraga yang diwakili Bidang Promosi, Kerjasama dan Pemasaran Wisata bertindak sebagai humas dengan mengikuti Table Top dan menyampaikan informasi-informasi pariwisata Bukittinggi kepada para pelaku wisata dari daerah lain.  Personal selling, adapun kegiatan personal selling dilakukan oleh para pelaku wisata sebagai perpanjangan tangan Dinas Pariwisata dengan mempromosikan wisata kepada para pelaku wisata dari daerah lainnya dan menjual paket wisata kepada wisatawan.  Iklan, bentuk promosi ini dilakukan oleh pemerintah dan bekerjasama dengan para pelaku wisata dengan menyebarkan leaflet, booklet dan VCD kepada para wisatawan, selain itu pemerintah juga bekerjasama dengan pemerintah daerah lain denga saling bertukar baliho atau spanduk yang berisi info pariwisata.  Promosi mulut ke mulut (word of mouth promotion) dengan memanfaatkan antusiasme para wisatawan dengan memperbaiki fasilitas, pengadaan destinasi baru dan melakukan atraksi-atraksi wisata di tempat umum.

81

Universitas Sumatera Utara 82

2. Faktor pendukung dan faktor penghambat dalam komunikasi pemasaran adalah hal yang mutlak dalam setiap pelaksanaannya. Adapun faktor pendukung komunikasi pemasaran yaitu dengan perkembangan teknologi, internet dan media sosial. Sedangkan faktor penghambatnya adalah adanya keterbatasan anggaran dan kebijakan dari pemerintah sehingga kegiatan komunikasi pemasaran tidak dapat dilakukan secara maksimal. Hal lain yang menjadi kegiatan komunikasi pemasaran tidak dapat berjalan secara maksimal adalah:  Dilihat sudut pandang para pelaku wisata, kurangnya perhatian pemerintah untuk peningkatan mutu SDM. Hal ini dapat dilihat dari pernyataan para pelaku wisata yang merasa tidak ada peningkatan atau materi baru untuk meningkatkan kualitas pelayanan pariwisata baik teori maupun praktik. Sehingga para pelaku wisata khususnya para pramuwisata mengambil inisiatif untuk mencari referensi sendiri agar dapat meningkatkan kualitas pelayanan pariwisata.  Dari pernyataan Ketua HPI (Himpunan Pramuwisata Indonesia) yang secara tidak langsung mengatakan pemerintah tidak mengikutsertakan dan merangkul para pelaku wisata yang lebih memahami situasi di lapangan dalam proses pengambilan keputusan terutama untuk kegiatan promosi pariwisata.  Bapak Syafryl Datuak Tan Mangedan sebagai perwakilan Tokoh Masyarakat LKAAM, berpendapat bahwa terjadinya penurunan kunjungan wisatwan di kota Bukittinggi. Penyebabnya adalah kota Bukittinggi yang sedang dalam masa pembangunan dan tidak adanya kesepahaman antara para para pelaku wisata dan dinas terkait.  Kegiatan promosi wisata yang dilakukan oleh dinas Pariwisata terutama melalui platform media sosial dan webiste dinilai belum bekerja secara maksimal, dilihat dari pernyataan wisatawan baik yang berasal dari dalam maupun luar negeri, dimana tidak satupun dari wisatawan tersebut mendapatkan

Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara 83

informasi pariwisata dari akun atau media sosial yang dikelola oleh pemerintah kota.

5.2 Saran Dari penelitian yang telah disimpulkan, berikut saran atau masukan dalam upaya mengefektifkan penyampaian informasi pariwisata kepada khalayak yang lebih luas.

1. Mengoptimalkan kegitan komunikasi pemasaran yang telah dilakukan oleh informan dalam rangka meningkatkan jumlah kunjungan wisatawan. 2. Memaksimalkan penggunaaan media sosial dalam rangka mempromosikan pariwisata seperti rutin mengunggah informasi terbaru di website dan disetiap media sosial yang dimiliki (Facebook, Instagram) dan memanfaatkan media sosial lainnya seperti YouTube Channel dan Twitter untuk promosi yang lebih luas. 3. Senantiasa berkoordinasi dan melakukan komunikasi yang baik dengan elemen-elemen pariwisata dan masyarakat serta dengan dinas-dinas terkait, dalam setiap usaha mempromosikan pariwisata kota Bukittinggi. 4. Melakukan sosialisasi dan pelatihan serta memperbaharui materi-materi peningkatan mutu secara terus menerus sehingga tercipta SDM (sumber daya manusia) yang berkualitas. 5. Melakukan sosialisasi yang berkesinambungan kepada masyarakat sehingga menciptakan dan menanamkan kesadaran agar terwujudnya kondisi pariwisata yang semakin baik dimasa yang akan datang.

5.3 Implikasi Teoritis Melalui penelitian ini diharapkan dapat menambah khazanah pengetahuan Ilmu Komunikasi serta wawasan penulis mengenai strategi komunikasi pemasaran. dari penelitian ini dapat diketahui Strategi Komunikasi Pemasaran Dinas Pariwisata, Pemuda dan Olahraga Kota Bukittinggi serta faktor pedukung dan faktor penghambat dalam pelaksanaanya.

Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara 84

5.4 Implikasi Praktis Penelitian ini diharapakan dapat memberikan masukan dan referensi bagi pihak yang membutuhkan informasi mengenai stategi komunikasi pemasaran dan dapat menjadi bahan pertimbangan untuk pemerintah kota Bukittinggi dalam meningkatkan kegiatan komunikasi pemasaran kedepannya.

Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara

DAFTAR REFERENSI

Bulaeng, Andi. (2004). Metode Penelitian Komunikasi Kontenporer. Yogyakarta: ANDI Bungin, Burhan. (2015). Komunikasi Pariwisata. Jakarta: PT. Prenadamedia Group Boyd, Orville C Walker, Jean Claude Larreche. (2000). Manajemen Pemasaran : Suatu Pendekatan Strategis dengan Orientasi Global. Edisi Kedua Jilid 2. Terjemahan Imam Nurmawan. Jakarta : Erlangga. Cangara, Hafied. (2013). Perencanaan & Strategi Komunikasi. Jakarta: Rajawali Pers Cresswell, J. (1998). Research Design: Qualitattive & Quantitative Approach. Thousand Oaks. CA: Sage Publication Denzin, N & Lincoln, Y. (1994). Entering The Field Of Qualitative Research. CA: Sage Publication Effendy, Onong Uchjana. (2009). Ilmu Komunikasi Teori dan Praktik. : PT. Remaja Rosdakarya ______. (2003). Ilmu Teori dan Filsafat Komunikasi. Bandung: Citra Aditya Bakti. Endraswara, Suwardi. (2006). Metode, Teori, Teknik Penelitian Kebudayaan. Yogyakarta :Pustaka Widyatama Fitrah, Muh dan Luthfiyah. (2017). Metodologi Penelitian: Penelitian Kualitatif, Tindakan Kelas & Studi Kasus. Sukabumi: CV Jejak Fitriah, Maria (2018). Komunikasi Pemasaran Melalui Desain Visual.Yogyakarta: Deepublish Ismayanti. (2010). Pengantar Pariwisata. Jakarta: Grasindo Kertajaya, Hermawan. (2010). Perjalanan Pemikiran Konsep Pemasaran Hermawan Kertajaya Dari Indonesia untuk Dunia: Redefinisi, Simplifikasi, dan Futurisasi. Surabaya: Erlangga Kertajaya, Hermawan. (2006). Hermawan Kertajaya On Marketting Mix. Bandung: PT Mizan Pustaka Kennedy, Jhon E & R. Dermawan Soemanagara.(2006). Marketing Communication. Jakarta: PT. Bhuana Ilmu Populer.

85

Universitas Sumatera Utara 86

Kriyanto, Rachmat. (2013). Menajemen Periklanan Teori dan Praktek. Malang: UB Press Kotler, Philip dan Gary Armstrong. (2008). Prinsip-Prinsip Pemasaran. Jakarta: Erlangga Liliweri , Alo. (2011). Komunikasi, Serba Ada Serba Makna. Jakarta: Kencana Prenada Media Group Manzilati, Asfi. (2017). Metodologi Penelitian Kualitatif: Paradigma, Metode dan Aplikasi. Malang: UB Media McCabe, Scott. (2009). Marketing Communication in Tourism and Hospitality Concepts, Strategies and Cases. Oxford: Elsevier Moleong, Lexy, J. (2006). Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja Rosdakarya Mulyana, Deddy. (2003). Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja Rosdakarya ______. (2010). Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar. Bandung: Remaja Rosdakarya Morissan. (2010). Periklanan: Komunikasi Pemasaran Terpadu. Jakarta: Prenadamedia Group Nazir, Moh. (2003). Metode Penelitian. Jakarta: Ghalia Indonesia Pawito. (2007). Penelitian Komunikasi Kualitatif. Yogyakarta: LkiS Yogyakarta Pohan, Syahfrudin. Dkk. (2012). Buku Pedoman Penulisan Skripsi dan Proposal Penelitian. Medan: PT. Graindo Monoratama Pujileksono, Sugeng. (2015). Metode Penelitian Komunikasi Kualitatif. Malang: Intrans Publishing Prayitno, Sunarto & Harjanto, Rudy (2017). Menejemen Komunikasi Pemasaran Terpadu: Intergrated Marketing Communication Management. Depok: PT. Rajagrafindo Persada Patton, Michael Quin. (2002). Qualitative Research and Evaluation Methods. CA: Sage Publication Santana, Septiawan. (2010). Menulis Ilmiah Metodologi Penelitian Kualitatif. Jakarta: Yayasan Pustaka Obor Santosa, Siagit. (2009). Creative Advertising. Jakarta: Elex Media Komputindo.

Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara 87

Semiawan, Conny R. (2010). Metode Penelitian Kualitatif. Jakarta: Grasindo Shimp, Terrence. A. (2003). Periklanan Promosi Aspek Tambahan Komunikasi Terpadu. Jakarta: Erlangga Simajuntak, Bungaran Antonius, dkk. (2017). Sejarah Pariwisata Menuju perkembangan Pariwisata Indonesia. Jakarta: Yayasan Pustaka Obor Indonesia Sugiyono. (2016). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta Suprapto, Tommy. (2009). Pengantar Teori dan Menajemen Komunikasi. Yogyakarta: MedPress Sutopo. (2006). Metodologi Penelitian Kualitatif. Surakarta: UNS. Spillane, James J. (1991). Ekonomi Pariwisata, Sejarah dan Prospeknya. Yogyakarta : Kanisius Suwendra, I Wayan. (2018). Metodologi Penelitian Kualitatif dalam Ilmu Sosial, Pendidikan, Kebudayaan dan Keagamaan. Bali: Nilacakra Publishing House Tjiptono, Fandy. (2016). Pemasaran Esensi dan Aplikasi. Yogyakarta: ANDI OFFSET Turner, Lynn. H & Richard West. (2008). Pengantar Teori Komunikasi, Analisis dan Aplikasi. Jakarta: Salemba Humanika Umar, Husein. (2001). Strategic Menagement in Action. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama ______. (2005). Riset Pemasaran dan Perilaku Konsumen. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama Utama, I Gusti Bagus Rai. (2017). Pemasaran Pariwisata. Yogyakarta: ANDI OFFSET Yusuf, Muri. (2014). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif & Penelitian Gabungan. Jakarta: Prenadamedia Group Yoeti, OKA. A. (2003) Tours and Travel Marketing. Jakarta: PT.Pradnya Paramita ______. (1982). Pengantar Ilmu Pariwisata. Bandung: Angkasa Bandung

Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara 88

Jurnal: Asyari. (2016). Potensi Wisata Religi Kota Bukittinggi Bachri, Bachtiar. S (2010). Meyakinkan Validitas Data Melalui Triangulasi Pada Penelitian Kualitatif. Jurnal Teknologi Pendidikan. (vol.10 No. 1. Pp 46-62).

Website: http://www.worldofwanderlust.com/the-top-25-best-destinations-in-the-world/ tanggal akses: 24 Oktober 2018, 10.10 WIB https://ekonomi.kompas.com/read/2018/08/03/201300526/pemerintah-genjot- devisa-dari-sektor-pariwisata tanggal akses: 24 Oktober 2018, 10.20 WIB https://nasional.kompas.com/read/2018/08/16/16511231/menpar-yakin-tahun-2019- sektor-pariwisata-jadi-penyumbang-devisa-terbesar tanggal akses: 24 Oktober 2018, 10.03 WIB https://www.bertuahpos.com/berita/pariwisata-bukittinggi-belum-pulih-sejak- 1998.html tanggal akses: 19 Oktober 2018, 22.51 WIB https://prokabar.com/kunjungan-wisatawan-turun-ini-kata-bps-sumbar/ tanggal akses: 24 Oktober 2018, 21.52 WIB https://travel.kompas.com/read/2012/06/10/16134674/harga.miring.di.pasar.aur.kun ing tanggal akses: 16 November 2018, 18.31 WIB https://id.wikipedia.org/wiki/Kota_Bukittinggi tanggal akses: 16 November 2018, 18.50 WIB https://nasional.kompas.com/read/2010/03/22/09253635/bukittinggi.fort.de.kock.be rawal.dari.pasar tanggal akses 29 November 2018, 01.35 WIB https://www.jelajahsumbar.com/7-fakta-menarik-kota-bukittinggi/ tanggal akses 29 November 2018, 01.55 WIB https://travel.detik.com/dtravelers_stories/u-1853389/ini-dia-6-kota-kaya-kuliner- di-indonesia tanggal akses 29 November 2018, 02.06 WIB

Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara 89

https://travel.detik.com/domestic-destination/d-2952306/4-alasan-bukittinggi- cocok-untuk-wisata-kuliner-ramadan/2/#news tanggal akses 29 November 2018, 09. 15 WIB https://prokabar.com/bukittinggi-masuk-16-paket-wisata-ramadhan-kemenpar/ tanggal akses 29 November 2018, 09. 17 WIB

Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara

LAMPIRAN

Universitas Sumatera Utara

TRANSKRIP WAWANCARA

 KASI PROMOSI DAN PEMASARAN WISATA Apakah pemerintah melakukan kegiatan komunikasi pemasaran/ promosi wisata kota Bukittinggi (bentuk kegiatan komunikasi pemasaran) ? kegiatan yang awak lakukan itu banyak yo..,kalau untuak sisi promosi sendiri yaitu awak tu punyo website, websitenyo itu visitbukittinggi.com yo, terus awak puyo FB Dinas Parpora, tu ado Instagram, memalui media sosial yang apolah, ha itu.. melalui media sosial, website untuk penyampaian promosi, terus keiatan lainnyo awak mengadakan table top namonyo, table top itu semacam transaksi dengan antara pembeli dan penjual, ado disitu istilahnyo sebagai buyer and seller, jadi awak tu disitu mendatangkan industri-industri wisata baik itu hotel, baik itu travel agent ya untuk rang itu membuat paket ke bukittinggi, nah disitu ado transaksi awak, transasksi disitu sekedar memberikan informasi nah kalau di bukittinggi ada ni ni ni ni.., ada fasilitas ini ini ini pariwisatanya, nah bawa lah tamu ke bukittinggi. Nah untuk expo kita tidak mengikuti, untuk tahun 2018 kita tidak mengikuti expo lagi karena tidak mencapai target, tidak ndak tepat sasaran. Untuak table top sendiri itu sasaranyo para pelaku wisata diluar bukittinggi, misalnya travel agent kita undang. Kalau misalnyo bukittinggi yang megadakan, misalnyo dinas pariwisata mengadakan table top, yang ikut table top itu travel agnt yang ado disiko, retoran disiko, hotel yang ado disiko, yang datang yang dari Medan, dari Palembang, nah itu mereka ditawarkan produk wsata bukittinggi. Untuak pemerintah bukittinggi masih belum mengadakan table top (mandiri), tetapi masih nebeng-nebeng dengan kegiatan promosi itu EO EO nyo misalnyo terakhir tu di Jakarta, Indonesian Travel Mark, ha pemda bukittinggi ikut dan datang dan memberikan info disana, kalau ada perwakilan pelaku wisata misalnya travel agent Juga akan dibawa kesana. Kalau pemerintah daerah disana menjual informasi, nah kalau pelaku wisata bisa menjual paket tournya disana. Tidak tepat sasaran karena kalau pameran orang datang untuk melihat saja, pengujung yang datang itu orang umum, tidak terfokus kepada pelaku. Nah kalau table top itu lebih fokus kepada pelaku, sasaran kita jelas, target kita jelas. Kalau

Universitas Sumatera Utara

kito promosi pasti jaleh sia yang jadi sasarannyo, nah jadi kami caro promosi dan kegiatan promosi tu itu. Terus kami membagi-bagikan paket promosi kayak leaflet kayak booklet, vcd. Nah itu dibagi-bagikan di industri-industri pariwisata nanti akan langsung diberi ke pengunjungnyo atau tamu yang datang. Selain itu kami juga saling tukar baliho atau spanduk info wisata masing-masing daerah. kalau promosi iklan kita tidak ada, karena pemerintah daerah tidak boleh tidak boleh memasang iklan utnuk apa namnya ya.. itu kan komersil, kalau kita memasang iklan di koran, media, media elektronik, itu kan komersil, komersil kan mencari keuntungan, kalau kita pemerintah kita ini semi-komersil, pasti mencari keuntungan karena awak menharapkan adanya pendapatan daerah disitu, datang urang bakunjuang kamari, batambah pajak daerah ha tambah ttinggi jo penghasilan awak ujung-ujungnya kesana tapi semi, kalau yang komersilkan bagaiman untuk mendapatkan keuntungan yang sebesar-besarnya, kalau pemerintah tidak boleh. Kalau iklan layanan masyarakat itu boleh, cuman ya kan gitu, karena anggaran tidak mencukupi. Nah kalau pemerintah daerah itu bekerja sesuai dengan anggraan yang disetujui baik pimpinan maupun DPR, legislatif. Dari 4P itu , kalau pemerintah cuman bisa pakai place dan promotion saja, product dan prie itu industri dan pelaku wisata. Kalaupun ada product dan price (yang dikelola pemerintah) itu ditujukan untk pendapatan daerah, seperti objek wisata berbayar yang dikelola pemerintah daerah. Tergantung pengelolaan , kalau ful, pemerintah yang kelola price ditentukan oleh pemda dengan melahlirkan pertauran daerah, kalau pakai pihak ketiga, ditentukan oleh keduabelah pihak dengam membuat MoU. Kapan dimulai dan sampai kapan pelaksanaan kegiatan komunikasi pemsaran/ promosi wisata tersebut? kalau efektifnyo 2018, sebelum-belumnyo ado, orang-orang masih ke pameran, terus ado pertunjukan seni, nh kalau pertunjukan seni tu kalau di Bukittinggi ado setiap malam minggu di Jam Gadang, nah kini Jam Gadang sedang renovasi, jadi awak alun bisa maadoan lai, biasonyo setiap malam minggu tu ado pertunjukan seni, itu salah satu promosi awak juo kan, gratis dan bisa dilihat oleh seluruh masyarakat. Untuk jangka waktu promosi tidak terbatas, tetapi kita dibatasi oleh anggaran.

Universitas Sumatera Utara

Siapa target sasaran pemerintah kota dalam melakukan strategi komunikasi pemasaran tersebut? untuk target sasarannya ya itu para pelaku wisata untuk membawa tamu datang ke bukittinggi, secara tidak langsung memanfaatkan para pelaku wisatanya, karena kita tidak boleh terjun langsung untuk mencari orang (wisatawan), utnuk menjual tidak boleh langsung. Seharusnya kan bisa jual paket tour misalnya, kan bisa se sebagai unit usaha, tapi tidak boleh, kalau sekolah kayak unit kegiatan sekolah, kayak Edotel, travelnyo di SMK, itu kan unit kegiatan sekolah, cuman informasinyo awak harus tau, misalnyo umah tamunyo harus dilaporkan, data-data pengunjungnyo haris dilaporkan. Apa saja faktor-faktor yang mendukung strategi komunikasi pemasaran pemerintah dalam meningkatkan jumlah kunjungan wisatawan? untuk saat ini faktor yang paling mendukung promosi yaitu internet, kemajuan teknologi, media sosial, itu yang paling utama karena semua orang lari kasitu maka kita ikuti juga perkembangan teknologi. Nah untuk yang tidak awam dengan teknologi/media sosial kita itu melakukan pertunjukan-pertunjukan senidi area umum di adakan, kan Jam Gadang area umum, tamu-tamu yang datang ke Bukittinggi pasti mancaliak, nah disittu mereka dapat informasi, nah hasil kegiatan disebarkan ke website. Karena selain promosi media sosial promoso dari mulut k mulut juga lebih cepat. Karena ndk mungkin kito bisa menjangkau setiap konsumen awak do, nah makonyo ado industri, industri pembantu awak di pemerintahan untuak manjadikan daerah ko dikenal orang. Apa kendala/masalah yang dihadapi pemerintah kota dalam proses mengkomunikasikan produk wisata untuk meningkatkan jumlah wisatawan? ya kalau kendala itu keterbatasan anggaran, keterbatasan kebijakan, selalu kebijakan kalau dipemerintah ya itu... Ya kalau kendala kebijakan ya pimpinan mau bikin jalan dulu bikin sekolah dulu, lebih ke infrastruktur dulu, padahal bukittinggi ini tidak membangun tapi menambah, yang ada itu dipoles jadi lebih bagus.

Universitas Sumatera Utara

Bagaimana pemerintah mengantisipasi atau mencari jalan keluar dari masalah tersebut? Tetap dicari cara meski dengan meminimalkan anggaran, seperti dengan menggunakan media sosial dan internetserta membuat web khusus pariwisata, terus juga bekerjasama melalui dinas-dinas terkait dalam dan luar daerah, melalui indutri kita juga ada kerjasama. Promosi yang dilakukan sifatnya lebih menitikberatkan untuk memberi informasi karena kita bukan perusahaan swasta yang mengharapkan keuntungan sebesar-besarnya. Dengan tingkat kunjungan yang tinggi akan membantu pendapatan daerah melalui pajak. Kita harus kreatif meski dengan keterbatasan. Bagaimana dukungan dari pelaku wisata (biro perjalanan, penginapan, restoran dll) dalam menarik minat wisatawan? kalau kerjasama dengan para pelaku wisata itu hanya sebatas hingga mendapatkan data. Kalau dalam sisi promosi mereka sudah membantu kegiatan promosi dengan menyebarkan booklet dan leaflet yang kita tarok disana.. Bagaimana dukungan dari masyarakat dalam menarik minat wisatawan? kalau untuk masyarakat Bukittinggi sebagian besar sudah mulai paham dengan pariwisata, nah sebagian kecil masih ada yang tidak mau, kayak di panorama baru, sabananyo itu kan aset! Pemerintah itu sudah mengadakan kelompok sadar wisata namonyo. Nah kelompo sadar wisata itu apa? Warga yang ada disitu membuat objeknya, mereka yang bikin, mereka yang kelola, hmmm pemeritah hanya mensuport. Nah bentu suportnya apa? Dilengkapi fasilitas mereka, misalnyo nyo ingin membuek spot selfie, nah spot selfie yang ado dek mereka itu hanyo sekedar pemandangan se duduak diateh kursi, nah karena pemerintah bisa mambuek, mungkin dibuek an spot-spot yang lebih misalnyo rumah pohon, dll. Nah kekurangan masyarakat, kurang sosialisasi juga dan tidak paham dengan kelompok sadar wisata ko. Ndk sadar nyo, itu kan keuntungan unuak inyo, rami urang datang ka kampuangnyo, rami lo urag balanjo, pastinya akan membuka lapagan kerja, untuak anak pengangguran setidaknyo bisa buek lahan parkir, nantinyo itu kaan ado efek untuak pemerintahan pastinyo akan ado income untuak pemerintahan. Ada income untuak pemerintahan bukan berarti tanah

Universitas Sumatera Utara

mereka itu jadi milik pemerintah, tidak. Nah nanti kan ada karcis, itu kan masuk ke anggaran daerah , nah uang itu akan digunakan untuk mereka lagi, jadi dananya berputar disitu dan mereka bisa meningkatkan fasilitas. Nah itu yang kurang dipahami masyarakat, nah itu kita masih memang kurang sosialisasinya, tidak bisa sepenuhnya disalahkan masyarakat karena sosialisasi tadi masih kurang. Apakah pemerintah melakukan sosialisasi kepada para pedagang dan pelaku wisata tentang pelayanan terhadap wisatawan, dan apakah terjadi peningkatan jumlah kunjungan wisatawan? awak ado melakukan pelatihan, sadar wisata namonyo, nah itu semua terlibat, mulai dari tukan parkir sampai dengan pedagang itu ikut, tapi yang ikut itu perwakilan karena ada kuota yang terbatas. Apakah pemerintah menjalin hubungan dan bekerja sama dengan para pedagang? hanya sosialisasi saja, tapi memang mereka ko ado dilibatkan juo karano pelatihan ndk disiko se do, provinsi juga , jadi kami kirim lo perwakilannyo Apakah pemerintah menjalin hubungan dan bekerja sama dengan para pelaku wisata lainnya? kalau dengan pelaku wisata disiko yo pengumpulan informasi data wisata, menolongkan promosi wisata bukittinggi khusunya, mungkin kerjasama dalam event-event tertentu, misalnyo TDS, ha kami kerjasama dengan hotel, dengan rumah makan Setelah dilakukannya kegiatan komunikasi pemasaran, apakah terjadi peningkatan kunjungan wisatawan ke kota Bukittinggi? Narasumber: ada- ada peningkatan, tapi yaa tidak terlalu sigifikan, tidak terlalu nampak, paliang penigkatannyo 20%-30%. Berapa anggaran yang dikeluarkan pemerintah dalam rangka menunjang kegiatan tersebut? untuk besarannya ibuk tidak bisa beritahu, tapi saat ini belum mencukupi, karena kita belum bisa memaksimalkan promosi dengan anggaran yang ada. Branding, city branding aja belum ada, kami juga bisa pasanga aplikasi di android mengenai info-info wisata, ah itu kan butuh biaya, bisa juga bikin flight magazine, bekerjasama dengan maskapai, tarok di atas pesawat agak sebulan, kan bisa

Universitas Sumatera Utara

Apa rencana jangka panjang pemerintah untuk menjaga dan meningkatkan jumlah kunjungan wisataawan? masih berputar-putar disitu karena jika ada sekat kan susah juga, paling kita penambahan fasilitas, wahana, infrastruktur juga Apakah pemerintah melakukan evaluasi terhadap setiap strategi komunikasi pemasaran yang dipilih? pasti kalau evaluasi itu untuak pengembangan, jia tidak ada evaluasi maka akan terus terjadi kesalahan, kita telah berusaha lah maksimal

 KABID DESTINASI untuk destinasi sendiri, apa saja yang telah dikembangkan pemerintah kota dalam angka menarik minat kunjungan wisatawan ke kota Bukittinggi? pertama untuk tugas destinasi yaitu mengintensifkan kunjungan ke destinasi dan ke objek wisata. Jadi maksudnya kan tempat wisata atau destinasi itu belum representatif , nah disana tugas kita bagaimana caranya untuk meningkatkan kenyaman pada wisatawan, bagaimana membuat orang itu nyaman berkunjung ke bukittinggi. apa saja faktor-faktor yang mendukung agar nilai dari destinasi lebih meningkat? faktor pendukungnya salah satu yaitu jumlah kunjungan wisatawan ke bukittinggi ini terus meningkat, jadi bagaimana kita pemeritah kota bukittinggi memanfaatkan potensi dari kunjungan ini, hal ini tentunya membuat kita berpikiran untuk bagaimana agar wisatawan baik dari indonesia maupu mancanegara merasa nyaman. Misalnya saat ini kan lagi tren spot-spot sefie, ha dibuat spot selfie. Yang biasanya tidak ada kita ciptakan, selera pasar lah tren lah. Itu salah satu trick kita tren atau yang sedang berkembang itu apa yang digemari masyarakat. Kalau tidak diikut maka akan tertinggal. ada halangan selama pengembangan destinasi? halangan itu tetap ada, apapun kegiatanya pasti ada halangannya, contohnya di panora, taman panorama lubang jepang, itu kan ada di pinggir

Universitas Sumatera Utara

ngarai, jadi kita tidak boleh sembarangan ehhh melakukan hal-hal yang bertentangan dengan peraturan daerah, peraturan tat wilayah, karena dui pinggir ngarai itu ada peraturannya, perda no. 11 tahun 2016 , itu 50m dipinggir ngarai tidak boleh membangun yang permanen, itu peraturan daerah dan yang kita bangun tidak boleh merusak konservasi alam, penghijauan, kita kan kawasan penghijauan disana, jadi bagaimana kta menciptaka kenyaman bagi wisatawan tanpa menyalahi aturan yang ada... okeeeee? bagaimana dengan dukungan dari masyarakat sendiri? dukungan dari masyarakat ada, contohnya di ngarai itu ada namanya kelompok desa wisata,itu ada ketuanya ada struktur pengurusnyanya ketua desa wisata. Di desa wisata itu banyak tempat-tempat kunjungan seperti di ngarai yang sudah booming di media sosial. Untuk desa wisata ini sudah ada dari 3 tahun lalu. Banyak yang kan dikembangkan di ngarai, seperti geopark itu, tau kan? Geopark itu unsur rupa bumimyang terbentuk dari sejarah dan proses alam yang berjuta-juta tahun lamanya yang dijadikan tempat wisata yang seorisinalitas mungkin. Jadi kita membuat tempat wisata tanpa merusak alam disekitarnya. Jadi kita akan bekerja dengan masyarakat yag dalam wadah kelembagaan desa wisata. Oleh karena itu bidang destinasi selalu bekerjasama dengan bidang promosi ibaratnya bidang destinasi menyipakan sarana prasaran dan untuk mengisi acara itu bidang promosi baik kesenian maupun promosinya Apa ada Kerjasama dengan pelaku wisata? Ada asita, hpi,phri dll, itu lebih ke tugas bidang promosi

 HPI apakah pemerintah memiliki program khusus dalam bekerjasama dengan para pelaku wisata (biro perjalanan, penginapan, restoran dll)? sananyo mode ko diak, untuak pelaku wisata dan dinas pariwisata sendiri, memang betul yang kebanyakan di Bukittingi yang promosi tu para pelakunyo, bukan dinas, dinas kalau kita berbicara realnya ya, dinas melakukan promosi sendiri-sendiri, dia menganggap ooh melakukan macam table top ataupun expo itu

Universitas Sumatera Utara

semua gak lebih itu adalah kerja dari pelaku. Dinas bahkan yah ini bkalau kita bilang, ya gimana ya , kalau pemeritahan sekarang yang dikejar sekarang ini adalah infrastruktur sementara kita ini kan adalah gimana kita meningkatkan SDM dari para pelaku untuk meningkatkan pariwisata kita ke depan. Sekarang dinas mengejar infrastruktur, oke silahkan, infrastruktur dikejar, semsntara pelakunya sendiri,SDMnya sendiri kita gak ditingkatkan, jadi sama juga bohong. Nah kalau di bukittinggi ya di bukittinggi kebanyakan di bukittinggi memang brandnya pariwisata bukittinggi betul gak ada, itu bukan semacam oooh dihilangkan , tapi memang betul dari dulunya memang gak ada brand wisata bukittinggi. Nah bukittinggi dia ooh kokoh cuma dengan kata kita perbaiki orang akan datang sendiri. Nah untuk promosi seharusnya promosi wisata kota bukittinggi ini kalau emang betul-betul kedepan bukittinggi ini lebih bagus lagi, lebih ramai lagi ada kunjungan, biar standar kunjungan wisatawan itu naik terus gak naik-turun naik turun seperti itu harusnya pemerintah atau dinas terkait dengan pariwisata sendiri mengajak-merangkul para pelaku untuk bisa bekerjasama mempromosikan bukittinggi ke luar. Karena gini yang eehhh.. yang tau tentang pariwisata yang mengerti apa yang dibutuhkan wisatawan itu adalah pelaku, salah satunya HPI, guide, guide lebih tau itu apa yang apa yang dimau wisatawan yg datang ke bukittinggi, apa kekurangan-kekurangan bukittinggi dia tau. Kalau ASITA dia Cuma jual paket, jadi sebenarnya kalau untuk promosi, pelatihan-pelatihan yang diadakan dinas pariwisata ke pelaku ya dari tahu ke tahun-itu ke itu aja gaada peningkatan gaa ya.. gaada apa ya untuk pelaku itu sendiri.. bahkan kalau diundang, pelaku itu malas aja, kenapa? Karena dia tahu, ah ini Cuma untuk kejar proyek nya ini. Jadi kalau kita melihat sekarang kalau renovasi besar-besaran bukittinggi ini , misalnya Jam Gadang, nah kan 16 febriari ini diresmikan Jam Gadang, nah harusnya yang diinginkan orang-orang datang ke sumatera barat datang ke bukittinggi khususnya, jam gadang kan akan dibuka, dibikin taman kek gitu, itu dijadikan semacam wisata heritage, kita, yang dipasang disitu adalah foto-foto pahlawan yang ada di Bukittinggi,maksudnya siapa sih pahlawan yang dari Bukittinggi? orang-orangnya siapa-siapa aja?, mungkin termasuk Tan Malakanya, Bung Hattanya nah dibikin patung-sejara baru dibikin taan di

Universitas Sumatera Utara

sekelilingnya. Nah sekarang dibikin taman ga nampak wisatanya jam gadang itu mau dijakdikan apa. Dinas pariwisata itu kalau mengadakan pelatihan ya Cuma sekedar melakukan pelatihan aja. Kalau pelatihan yang dakakan dinas pariwisata paling peningkatan kapasitas pariwisata, peningkatan SDMnya pramuwisata, nah itu, kalau kita kan inginnya, oh yang diinginkan itu adalah pelatihan gimana mempromosikn bukittinggi, pariwisata bukittinggi gimana cara kita mempromosikannya, itu yang kita inginkan oleh pelaku semua. Apakah pemerintah melakukan sosialisasi mengenai pelayanan wisata pada wisatawan kepada para pelaku wisata (biro perjalanan, penginapan, restoran dll)? Narasumber: dijawab diatas!! ya kalau pelatihan yang dakakan dinas pariwisata paling peningkatan kapasitas pariwisata, peningkatan SDMnya pramuwisata, nah itu, kalau kita kan inginnya, oh yang diinginkan itu adalah pelatihan gimana mempromosikn bukittinggi, pariwisata bukittinggi gimana cara kita mempromosikannya, itu yang kita inginkan oleh pelaku semua. Peneliti: Bagaimana cara pemerintah untuk menjalin hubungan dan bekerja sama dengan para pelaku wisata (biro perjalanan, penginapan, restoran dll) lainnya? Narasumber:dijawab diatas!! jadi sebenarnya kalau untuk promosi, pelatihan-pelatihan yang diadakan dinas pariwisata ke pelaku ya dari tahu ke tahun-itu ke itu aja gaada peningkatan gaa ya.. gaada apa ya untuk pelaku itu sendiri.. bahkan kalau diundang, pelaku itu malah aja, kenapa? Karena dia tahu, ah ini Cuma untuk kejar proyek nya Peneliti: Apakah terdapat subsidi atau bantuan pemerintah kepada pelaku wisata (biro perjalanan, penginapan, restoran dll) dalam rangka mempromosikan produk wisata? naah ini agak-agak menjurus nih, HAHAHAHA, sebenarnya gini, betul ya pertanyaannya maslah subsidi dari dinas pariwisata untuk para pelaku untuk mempromosikan ini, mungkin kalau kita mengajukan untuk kegiatan keluar, studi banding, ataupun mengajak oooohh SDM SDM itu untuk keluar belajar tentang

Universitas Sumatera Utara

pariwisata, tahun sekarang diajukan, dua tahun tiga tahun lagi belum tau keluar, nah ini jarang-jang ada kita dapat bantuan subsidi, pernah ada HPI dapat subsidi itu masalah dana hibah, itupun kemaren dapat dana hibah, untuk baju, pengadaan uniform dan peningkatan sdm dari pelaku wisata. Itupun kita mengadakan peningktan sdm dengan mengikuti acara kegiatan kampung wisata di jogja. Kerena ini, kenapa kampung wisata? Karena bukittinggi gembar-gembor mengadakan kamung wisatalah ini lah, ngarai mau dijadikan kampung wisata, sementara dia gak tau, pemerintah ini gatau kampung wisata itu yang mana jadi bantuan untuk ini, cuman ya 40% gak yampelah.. Ya memang anggaran yang dikasi dari pemda ini, anggaran itu gak maksimal ya dan ya kalau mau bilang ya kondisinya susah untuk mendapatkan subsidi bantuan dar pemda kota bukittinggi, karena gini... bukittinggi, orang datang ke bukittinggi ya karena apa, oooh.. karena kenyamanan dan keaman daerahnya aja, ya kalau orang-orang datang kesini makan, kuliner yang dicari, shopping, ya kalau untuk Jam Gadang itu mungkin banyak daerah oranglain yang lebih bagus ya, ya kalau di bukittinggi ini kurangnya itu, kurangnya perhatian pada pelaku wisata, jadinya kurang maksimal, kurang support dan akhirnya malah pelaku wisata itu mencari informasi sendiri dan belajar sendiri. Kita melihat kalau promosi itu bagusnya pelaku dan dinasnya sendiri yang datag ke kampung orang, singgah ke daerah orang, ya mungkin nanti bukittinggi bisa mengadakan ya pariwisata bukittinggi 2019 apa yang ada itu bisa kita jual. Apakah strategi komunikasi pemasaran dan sosialisasi kepada pelaku wisata yang dilakukan pemerintah memberikan dampak terhadap peningkatan kunjungan wisatawan ke kota Bukittinggi? kalau untuk sekarang wisatawan ya sedang-sedang aja, ngga maksimal (peningkatan wisatwan) karena udah banyak pelarian wisatawan dari bukittinggi terus terang aja, kalau melihat 2018 jauh sekali turunnya, jauh turunnya apalagi sekarang dengan keadaan penerbangan tiket yang mahal, untung malaysia masih murah tiket, kalau tiket malaysia dan airasia mahal gaada orang datang ke bukittinggi. Harapan dari pelaku wisata untuk kedepannya gimana dari pemerintahnya sendiri, dinas pariwisatanya sendiri bisa selalu bekerjasama dan selalu sejalan

Universitas Sumatera Utara

dengan para pelaku baik untuk promosi, baik untuk kemajuan wisatanya sendiri dan apa-apa yang dilakukan untuk pariiwisata bukiitinggi sebaiknya duduk bersma dulu lah antara pelaku wisata dan pemerintah, karena gini, betul itu dinas periwisata, tapi orag-orang itu ga tau dengan wisata itu apa, nah ajak lah pelaku yang hari-hari dia bergelut dengan wisatawan dan tau apa kemauan wisatawan jadi kalau bisa kedepan lebih bisa lagi dinas ini sejalan dengan para pelaku.

 TOUR GUIDE ( PARTA) Apakah pemerintah memiliki program khusus dalam bekerjasama dengan para pelaku wisata (biro perjalanan, penginapan, restoran dll)? yang dilatih pemerintahan itu ado Apakah pemerintah melakukan sosialisasi mengenai pelayanan wisata pada wisatawan kepada para pelaku wisata (biro perjalanan, penginapan, restoran dll)? ada tapi itu belum memadai, artinyo kini ko oo hanyo untuk apo sajo , untukk.... tertulis se yang banyak sedangkan yang dibutuhkan itu adalah teknik disiko, ha jadi besar harapannyo kami para pemandu untk pemerintah untuk mengikutkan bimbingan teknik disiko artinyo terjun ka lapangan, kalau hanya bimbingan tertulis itu belum maksimal. Supaya terjadi singkronisasi antara pihak terkait, singkronisasi disiko HPI, PHRI, ASITA, kemudian juga si Tour Guide itu sendiri, jadi dengan adanya kerjasama yang baik itu akan menciptakan sinergi yang sangat bermanfaat untuk keberlangsungan pariwisata itu sendiri Bagaimana cara pemerintah untuk menjalin hubungan dan bekerja sama dengan para pelaku wisata (biro perjalanan, penginapan, restoran dll) lainnya? lai, tapi itu dalam bentuk tertulis baru, ha dikumpuan urang diberikan evaluasi, diberikan ilmu-ilmu itu ya kan.. dengan itu saja tidak mencukupi, alangkah baiknyo urang ko baa yang guiding tu sendiri bagaimana caranya didalam lapangan itu sendiri nah itu yang harus diberikan dari mengumpulkan orang, tema bicara apa dna point-point bicara, macam-macam.insyallah dengan dilakukan itu quality dan quantity guiede itu sendiri akan maksimal.

Universitas Sumatera Utara

Coba lah urang itu sendiri sudah diberi ilmu ini itu, tapi prakteknya sendiri belum dibekali ha ngawur jadinyo di lapangan, ha jadi dalam ilmu tertulis dia bagus dalam praktek dilapangan dia kurang, kenapa? Karena kurangnya bimbingan teknik Peneliti: Apa kah terdapat subsidi atau bantuan pemerintah kepada pelaku wisata (biro perjalanan, penginapan, restoran dll) dalam rangka mempromosikan produk wisata? Narasumber: ------Peneliti: Apakah strategi komunikasi pemasaran dan sosialisasi kepada pelaku wisata yang dilakukan pemerintah memberikan dampak terhadap peningkatan kunjungan wisatawan ke kota Bukittinggi? yaaaaa tidak terlalu nampak sekarang karena bukittinggi juga sedang dalam masa pembangunan..

 TOUR GUIDE (Pak Edi) Apakah pemerintah memiliki program khusus dalam bekerjasama dengan para pelaku wisata (biro perjalanan, penginapan, restoran dll)? o yaaa dinas pariwisata juga ada mensupport PHRI untuk melakukan perjalanan khusu ke provinsi palembang untuk melakukan roadshow, roadshow ke palembang, ke provinsi jambi, itu untuk memperkenalkan pariwisata sumatera barat, kemudian ehh..mungkin dari situ yang kita dapatkan adalah travel-travel agent disitu mungkinlah travel agent disanalah yan kana mengoverkan, menawarkan paket wisata ke sumatera barat, roadshow itu mengunjungi suatu daerah adanya orang pelaku wisata didalamnya, ada orang perhotelan, orang restoran, ada tourguide juga ada pramuwisata, ada anggota ASITA, travel agency, PHRI, HPI, kemudian dinas pariwisata kota Bukittinggi. pemerintah melakukan penataran-penataran pramuwisata muda dan pramuwisata madya kemudian ada pelatihan, apa namanya ya, ya semacam penataran untuk mengambil lisensi pramuwisata muda, pramuswisata madya Apakah pemerintah melakukan sosialisasi mengenai pelayanan wisata pada wisatawan kepada para pelaku wisata (biro perjalanan, penginapan, restoran dll)?

Universitas Sumatera Utara

ohh iyaa.. iya itu sudah masuk dalam waktu penataran, itu meruapakan bagian dalam materi penataran, baik itu peningkatan bahasa, pelayanan, attitude, etika, ya acam-macam, performa. Oh iyaa pernah satu kali pemerintah kota bukittinggi mengirim para pelaku wisata untuk studi banding ke provinsi Jogjakarta untuk ya oohh, ya studi banding untuk guide, khsusu untuk guide. Bagaimana cara pemerintah untuk menjalin hubungan dan bekerja sama dengan para pelaku wisata (biro perjalanan, penginapan, restoran dll) lainnya? Kalau untuk kerjasama dengan pariwisata itu adalah itu adalah support yang dilakukan pemerintah kepada travel agent, bukan tour guide karena pemandu wisata ini kami mendapat order dari travel agent. Jadi pramuwisata bersinergi dengan travel agent dengan ASITA, HPI, PHRI, jadi ketika mempromosikan kepada wisatawan atau mencari wisatawan customer-customer untuk datang ke sumatera barat itu adalah tugas dari travel agent, tugas dari tour guide adalaha untuk melayani wisatawan dan diberikan job oleh travel agent dan menggunakan PHRI, artinya menggunakan pHRI itu menggunakan Hotel, menggunakan restoran. Jadi yang mencari tamu itu, mempromosikan ke tamu yang banayak yang berurusan untuk mendapatkan customer datang ke sumaterabarat itu yang banyak adalah itu adalah kerja dari travel agent, dan travel agent ini akan memakai tour guide2 atau orang HPI utnuk menjadi pemandu wisata dan bertanggungjawab dari kedatangan hingga keberangkatan dan mengurus perjalanan sesuai dengan program2 yang telah ditentukan, mengurus hotelnya, mengurus check-in hotelnya, makannnya gitu.. jadi kalau etiknyo pramuwisata ko tidak dibenarkan berlaku seperti agent untuk mencari tamu, pramuwisata itu berpartner dengan travel agent dlam menyelenggarakan tour yang telah diprogram travel agent Apakah terdapat subsidi atau bantuan pemerintah kepada pelaku wisata (biro perjalanan, penginapan, restoran dll) dalam rangka mempromosikan produk wisata? tidak ada, karena tour guide itu tidak punya kewenangan untuk mempromosikan yang itu kerja travel agent untuk mempromosikan. Bantuannya

Universitas Sumatera Utara

ya itu dikasi peluang untuk studi banding ke jogja, tunjuk beberapa perwakilan untuk pergi oleh HPI.

Apakah strategi komunikasi pemasaran dan sosialisasi kepada pelaku wisata yang dilakukan pemerintah memberikan dampak terhadap peningkatan kunjungan wisatawan ke kota Bukittinggi? kita tidak tahu secara statistik, karena yang mencatat secara statistik itu adala pemerintah, tapi saat ko memang kurang tapi tidak signifikan, ya biasa aja gitu kalau saya dan teman-teman lihat.

 LKAAM Menurut anda dalam rentang 6 bulan terakhir bagaimana jumlah kunjungan wisatawan di kota Bukittinggi? kalau inyiak mancaliak kini kelemahan dari pariwisata pertamo dulu, ambo mancaliak kini tu tidak mengangkat harkat, beko kito baco menurunnyo pariwisata. Pariwisata tidak turunnyo ke si pemasak pariwisata tadi, pariwisata (dinas pariwisata) hanya penjual, apo yang dijuanyo? Inyo mempromosian begini, begini, begini, tapi begini, begini begitu dasarnyo dari apo? Tentu ado pemasak, nah pemasak pariwisata tadi adalah pelakunyo dibawah baru niniak mamak, alim ulama, cadiak pandai, ooohhh bidang-bidang kesenian, tu bidang kebudayaan nan dakek jo bidang kebudayaan. Tentang masalah bukittinggi kini ko, diakui bukittinggi emang manurun 6 bulan kabawah ko, apo sebab? Karano bukiktinggi ikon nan intinyo bana direhab kan? Direhab, sudah tu dan apolai sejak pasa tapanggang, pasa terbakar, apolai nan ka dicaiak di bukiktinggi? Semantaro kami sendiri pelaku adat manyatokan masih ado ndak pasa tu? Kalau urang pasa tu mangecek ambo ka pasa santa... masih ado ndak pasa tu? Apolai pasateh.. kan ndak ado pasa tu lai do...Nah bagi urang si pendatang, pariwisata, apo nan kadiliek di bukiktinggi ko lai? Hanya lingkungan yang ditapi-tapian, tapi-tapian ko ado ngarai.....kalau ka jam gadang ndak ado lai, jam gadang lah dikunci kan?dikuncinyo, di paga, di rehab. Ado tingga ngarai lai nyo, itu benteng, kabun binatang itu yang tingga lai nyo, makonyo manurun lah pariwisata.

Universitas Sumatera Utara

Kembali kepada kuliner, kuliner kuncinyo tadi di pariwisata itu juo..pariwisata juo kuncinyo, kalau pariwisatako rami, kuliner ko jalan pasti kancang, nah kini ko urang itu ka itu se lai..penduduk asli se yang baputa-puta.. Nah kalau ambo manilai kini lebih tertinggal bukiktinggiko dari payakumbuah, payakumbuah ramai lai pariwisatanyo. Masuak lai pasisia painan... Untuk promosi bagus, tetapi kesalahan-kesalahan itu ado didalamnyo.. pelaku-pelakunyo tu, pelaku-pelaku tadi tidak terorganisir tidak adolo kesepahaman nampaknyo. Contoh se lah pariwiisata tu kini jo kebudayaan itu indak sajalan iko nan jadi pemicu merosotnyo ano ko. Saindaknyo kebudayaan ko diambilnyo dari masyarakat, diolah apo kebudayaan kesenian sagalo macam, disempunakan, dan baru dionyok an ka pariwisata, pariwisata baru menjual ka konsumen, nah kni nan itu-tu ndak ado.. Sia pemasaknyo, pelaku-pelaku, contohnyo..silek ado di simpang surau gadang, randai ado di panganak contohnyo, di birugo, itu dirangkum oleh pariwisata , kebudayaan, itu kan aset budaya kan? Nah beko setelah dicaliak, setelah sempurna baru dionyok an ka pariwisatanyo ha pariwisata yang menjual keluar nah kini ndak ado, pariwisata ko ndak manggarik, anyo latak pariwisata ko di pendidikan jadi ndak sajalan nyo do, batua iyo dinas pendidikan dan kebudayaan, tapi banyak pendidikan daripado kebudayaan, itulah kelemahan kelemhan yang nampak di bukiktinggi ko. Jika terjadi peningkatan langkah apa yang sebaiknya dilakukan pemerintah kota untuk mendorong peningkatan jumlah kunjungan wisatawan? Narasumber: ------Jika terjadi penurunan maka faktor apa saja yang menyebabkan terjadinya penurunan jumlah kunjungan wisatawan tersebut? untuak masalah tiket itu baetu, walaupun pariwisatako bagaimana pun gak perngaruh harago tiket maha, kalau masakan itu lamak, enak, disukai orang, awak na jauah jauah walaupun maha na oto tu dek lama tu ambo turuik, macam tu wisata tu. Jadi baa ka caronyo wisata ko majunyo, satukanlah persepsi pelaku- pelaku wisata itu dengan kebudayaan.

Universitas Sumatera Utara

kalau untuk permsalahan KAM nyo sendri kami menerimanyo, monggo,siapapun masuk, masuk... selama tidak menyalahi aturan adat. Tu masyarakat bukittinggi ko co itu tampaknyo dek wak, lai ndak manyogok, lai ndak menggangu pada adat istiadat, silahkan , mau gimanapun silahkan.

 PEDAGANG Menurut anda dalam rentang 6 bulan terakhir bagaimana jumlah kunjungan wisatawan di kota Bukittinggi? kalau dalam 6 bulan ko, yang akhir tahun lai..tinggi nyo, cuman kendlanyo kan awak yang pariwisata ko kan ado domestiknyo maksudnyo lokalnyo ado mancanegara cuman kalau untuak 6 bulan terakhirko yang mendominasi kunjungan yang banayak nyo dari malaysia, lokal agak kurang, baiasonyo rami yang lokal ko, mungkin dek kaba ntah iyo ntah indak maslah tiket pesawatko, masalah pembayaran bagasi.. Jika terjadi peningkatan langkah apa yang sebaiknya dilakukan pemerintah kota untuk mendorong peningkatan jumlah kunjungan wisatawan? Narasumber:------Jika terjadi penurunan maka faktor apa saja yang menyebabkan terjadinya penurunan jumlah kunjungan wisatawan tersebut? kalau utnuak kunjungan ko kan bukittinggi ko kota wisata, jadi promo untuak bukittinggi sebaiknyo semakin ditingkatkan lai, labiah di publikasian makasuidnyo kan, karano bukittinggi ko kehidupannyo tagantuang dari tamu- tamu lua, baik rumah makannyo, showroom dalan lain-lainnyo kan.. Apakah pemerintah melakukan sosialisasi mengenai pelayanan wisata kepada para pedangang? kalau ambo sendri,ambo ndak ado dapek pembinaan dari dinas do suci, cuman yang membantu kini ko yo para pelaku wisata yang dilapangannyo, pertamo agent, nan kaduo guide nyo, nan katigo travel, kini ko bekerja sama jo kusia bendi, maantaan tamu-tamu kamari, jadi pandai2 dilapangan pergaulannyo ... Untuak workshop, pelatihan gitu dari dinas ambo alun dapek dari dinas lai...

Universitas Sumatera Utara

apakah terdapat perubahan/ dampak setelah dilakukannya sosialisasi terhadap peningkatan kunjungan wisatawan? Narasumber:----

 WISATAWAN MANCANEGARA (KAK MIDAH) Darimanakah anda berasal? malaysia Apa yang membuat anda tertarik untuk datang ke kota Bukittinggi? cuacanya dingin dan makanan, makananya berbeza, sedap lauknya banyak, abistu cara dia menghidang, disini kan kalau orang order pesan makanan nantik semua lauk dibawa, tata cara dia semua dihidangkan lauk , selagi ada semua diambil, lepas tu kena bayar apa yang disentuh, jadi mana yang diusik itu yang kena dibayar.. itu yang membuat saya tertarik, makanan... cuacanya, disini tenang lah, macet tak banyak kan..makanya tak perlu gesah lah semua halal, tertarik dengan makanan, udara, suasana nyaman kan, pengangkutannya, jalan tidak capek walaupun lambat, tapi tak macet, jadi macam selamat...kalau malaysia laju laju.. Darimana anda mendapatkan informasi mengenai pariwisata kota Bukittinggi? kalau dulu saya dapat info dari kawan, ya saya dapat info dari kawan lah, adek beradek, dari percakapan orang, buah mulut.. jadi teman saya datang ke bukittinggi habistu dia cerita Bagaimana pendapat anda mengenai promosi wisata yang dilakukan/ yang ada lihat dengan keadaan kota sebenarnya? Narasumber:sama je, tak ada banyak beda, bagus Apakah menurut anda pessan komunikasi pemasaran pemerintah kota cukup efektif? Narasumber:ada nampak lah info-info tersebut, kalau efektif ya efektif lah.... tepat.

Universitas Sumatera Utara

 WISATAWAN MANCANEGARA Peneliti: Darimanakah anda berasal? Narasumber: malaysia Apa yang membuat anda tertarik untuk datang ke kota Bukittinggi? sebab-sebab tertarik untuk datang ke kota bukittinggi tempat yang menarik dan suasananya yang nyaman.. dan nak tahu budaya disana lebih dekat.. Darimana anda mendapatkan informasi mengenai pariwisata kota Bukittinggi? dapat info dari kakak saya.. yang tak dapat datang bercuti hari itu sebab maslah kasihatan..setelah saya dapat info dari kakak saya, baru saya seacrh di internet seperti apa bukittinggi tu dan saya mula berminat dan terpesona dengan keindahan alam. Bagaimana pendapat anda mengenai promosi wisata yang dilakukan/ yang ada lihat dengan keadaan kota sebenarnya? Narasumber: yang sama info didapat sama.. Peneliti: Apakah menurut anda pessan komunikasi pemasaran pemerintah kota cukup efektif? Narasumber:------

 WISATAWAN DOMESTIK Darimanakah anda berasal? padang sidempuan Peneliti: Apa yang membuat anda tertarik untuk datang ke kota Bukittinggi? untuk alsannya ada tiga, pertama faktor geografis karena mudah dijangkau dari sala tempat tinggal dan juga letak wilayah bukittinggi yang berada di daerah perbukitan jadi cuacanya sangat sejjuk dan enak untuk berwisata. Aksesibilitas, jangakauan dari satu tempat wisata ke wisata lainnya cukup dekat dan sehinngga mudah dijangkau serta tidak memelukan biaya lebih untuk transportasi. Yang terakhir, bukittinggi memiliki banyak peninggalan sejarah sehingga menjadi daya tarik untuk mendatangi tempat-tempat tersebut untuk belajar sejarah.

Universitas Sumatera Utara

Darimana anda mendapatkan informasi mengenai pariwisata kota Bukittinggi? informasinya sih kebanyakan dari sosial media khusunya instagram, dengan melihat postingan akun2 pecinta wisata gitu.

Bagaimana pendapat anda mengenai promosi wisata yang dilakukan/ yang ada lihat dengan keadaan kota sebenarnya? soal ekpektasi dan realita tidak jauh berbeda, dan menurut saya sama aja Apakah menurut anda pessan komunikasi pemasaran pemerintah kota cukup efektif? saya gak mendapatkan info dari web pemerintah, tapi promosinya sendiri sih menurut saya sangat efektif karena keinginan untuk mendatangi tempat tersebut jadi lebih kuat apalagi kalao melihat postingan di tempat tersebut sangat banyak dan ramai.

 WISATAWAN DOMESTIK Darimanakah anda berasal? Bekasi Apa yang membuat anda tertarik untuk datang ke kota Bukittinggi? yang membuat tertarik datang ke kota bukittinggi karena merupakan daerah wisat yang cukup dikenal di nusantara. Bukittinggi juga terkenal dengan alamnya yang indah dan wisata kulinernya yang enak-enak,selain itu karena budaya dan sejarahnya. Karena budaya ya orang minang kan tekenal dengan budaya matriakhatnya, dan itu Cuma satu-satunya yang ikut sistem garis keturunan ibu di indonesia. Kemudian dari sisi sejarahnya ya sumatera barat itu, bukittinggi merupakan salah satu kota penting yang cukup dikenal rakyat indonesia karena pernah menjadi ibu kota darurat republik indonesia zaman agresi belanda. Darimana anda mendapatkan informasi mengenai pariwisata kota Bukittinggi? yang pertama ya itu informasi dari mulut ke mulut karena tetangga saya orang padang juga gitu..kemudian kulinernya saya lihat di tv, ada itiak lado hijau,

Universitas Sumatera Utara

ada randang maknyuss dan makanan-makanan tradisional bukittinggi, jadi kita juga mendapatkan informasi dari media televisi tentang makanan-makanan tradisionalnya. Bagaimana pendapat anda mengenai promosi wisata yang dilakukan/ yang ada lihat dengan keadaan kota sebenarnya? cukup bagus ya, karena memang kulinernya , makananya enak-enak dan masyarakatnya ramah dan saya tidak melihat kesan kriminal. Apakah menurut anda pessan komunikasi pemasaran pemerintah kota cukup efektif? kalau promosi dari pemerintah kurang ya, karena saya belum melihat itu, kalau promosi masyarakat iu sepertinya kurang dari pemerintah, tapi saya mendapat informasi dari mulut ke mulut tadi , media , tidak seperti provinsi bali yang pemerintahnya juga tampak dan giat dalam mempromosikan wisata.

Universitas Sumatera Utara

Universitas Sumatera Utara

Universitas Sumatera Utara

Universitas Sumatera Utara

LEMBAR CATATAN BIMBINGAN

NAMA : Suci Aulia Aditia NIM : 150904118 PEMBIMBING : Drs. Safrin, M.Si

No. Tgl. Pertemuan Pembahasan Paraf Pembimbing Diskusi mengenai judul 1. Kamis, 18/10/2018 skripsi dan Bab I Revisi dan bimbingan 2. Kamis, 15/11/2018 pertama Bab I Revisi dan bimbingan 3. Rabu, 28/11/2018 kedua Bab I ACC Bab I dan bimbingan 4. Kamis, 29/11/2018 Bab II Revisi pertama dan 5. Senin, 17/12/2018 bimbingan kedua Bab II Revisi Bab II dan III serta 6. Jumat , 21/12/2018 Kuesioner 7. Kamis, 27/12/2018 Revisi kuesioner kedua Revisi kuesioner dan ACC 8. Jumat, 28/12/2018 Penelitian Revisi dan bimbingan Bab 9. Kamis, 21/02/2019 IV 10. Senin, 04/03/2019 Revisi Bab V (kesimpulan) 11. Selasa, 05/03/2019 ACC Seminar Hasil 12.

Catatan: Minimal 6 kali pertemuan dengan Dosen Pembimbing.

Universitas Sumatera Utara

1. Ketua HPI regional Bukittinggi

2. Staff Pemasaran (Bidang Pengelolaan SDM)

Universitas Sumatera Utara

3. Staff Bidang Promosi Pemasaran dan Kerjasama Wisata

4. Kabid Sako Jo Pusako LKAAM

Universitas Sumatera Utara

5. Syafieq (Wisatawan Mancanegara)

6. Ibu Midah (Wisatawan Mancanegara)

Universitas Sumatera Utara

7. Pak Syafriadi (*kanan) Pramuwisata

8. Royhan Achwan (Wisatawan Domestik)

Universitas Sumatera Utara