STRATEGI PENGEMBANGAN KEPARIWISATAAN DI KOTA oleh Aldian Sanesta Email : [email protected] Pembimbing Dr. H. Zaili Rusli SD, M.Si

Jurusan Ilmu Administrasi œ Prodi Ilmu Administrasi Negara Fakultas Ilmu Sosial Ilmu Politik Universitas Riau FISIP Universitas Riau, Kampus Bina Widya Km. 12,5 Simpang Baru Panam, Pekanbaru, 28293

Abstract : Development Strategy of turism at Bukittinggi City. Bukittinggi City Tourism Development is an area of the city and one of the main tourist destination in West with the introduction of Bukittinggi as a "City Tour" starting since March 11, 1984. Field of tourism in the regions designated as potential Bukittinggi based on natural and geographical conditions of Bukittinggi, its strategic position is a triangle crossing to the north, east and south of Sumatra that eases access tourists or people who want to visit a small city with myriads of this story. Besides having the natural beauty of the city of Bukittinggi is also a struggle that many stores the value of history and cultures in it.Under these conditions, formulated the problem of how the development of tourism in the city of Bukittinggi and the factors that influence the development of tourism in the city of Bukittinggi. This study uses the theory Elittan to determine strategies used in the development of tourism in the city of Bukittinggi, qualitative research with descriptive method. Researchers are trying to reveal the facts in accordance with the reality. This study did not look for or explain ties, not test hypotheses or make predictions. Data will be explained with apaa danya to obtain an understanding. From the results of this study concluded that the strategy of development of tourism in the city of Bukittinggi to involve the whole among the noble of the Stakeholde, community stempat and the nomads with the concept of Tourism-based community that creates a sense of tourism awareness and stepping to the strategy undertaken in the development of tourism can run well , but still a bit constrained in the implementation on the ground in the form of regional financial, qualified human resources, limited investment in tourism, the lack of development of tourism products as well as coordination across sectors that have not been together but slowly but surely constraints faced in the development of tourism in the city of Bukittinggi will be minimized so that tourism in the town Bukttinggi can provide maximum service and best

Key word : Strategy ,Turism Development, Tour City

Jom FISIP Volume 1 No. 2. Oktober 2015 1

PENDAHULUAN yang dicapai dengan menyeimbangkan tiga elemen utama dalam pembangunan merupakan Negara pariwisata yaitu Lingkungan, Ekonomi, dengan berjuta keindahan alamnya yang dan Sosial. Prinsip umum dalam tebentang dari timur papua hingga barat pembangunan kepariwisataan pulau sumatra didukung dengan letak berkelanjutan yaitu: geografis Indonesia yang berada digaris khatulistiwa sehingga Keindahan ini 1. Menyeimbangkan pemanfaatan menjadi daya tarik bagi para wisatawan lingkungan dengan manfaat ekonomis untuk berkunjung ke Indonesia, oleh dari kepariwisataan karena itu pariwisata merupakan salah 2. Menyeimbangkan pemanfaatan satu sektor pembangunan yang mendapat sumberdaya lingkungan dengan perhatian pemerintah untuk terus perubahan nilai sosial dan komunitas dikembangkan dan diprioritaskan karena yang disebabkan oleh penggunaan sektor ini dinilai cukup berpotensi bagi sumberdaya lingkungan pengembangan perekonomian rakyat serta 3. Menyeimbangkan pertumbuhan penghasilan devisa Negara dari ekonomi dan dampak pertumbuhan komoditas non migas. ekonomi pada nilai sosial dan komunitas. Undang-undang republik Indonesia No. 10 tahun 2009, Bab II pasal Peratutan Pemerintah Nomor 50 3, menyatakan bahwa kepariwisataan tahun 2011 tentang Rencana Induk berfungsi memenuhi kebutuhan jasmani, Pembangunan Kepariwisataan Nasional rohani serta intelektual setiap wisatawan atau disebut RIPPARNAS tahun 2010 œ dengan rekreasi dan perjalanan serta 2025. Menegaskan bahwa RIPPARNAS meningkatkan pendapatan Negara untuk memiliki arti strategis bagi bangsa mewujudkan kesejahteraan rakyat, Indonesia karena pembangunan Pariwisata diharapkan dapat memacu dan pariwisata Indonesia memiliki kontribusi memobilitas pertumbuhan perekonomian yang signifikan dalam pembangunan masyarakat, jika keindahan alam ini ekonomi nasional sebagai instrument dikelola dengan baik maka akan peningkatan perolehan devisa, dan menghasilkan income dan meningkatkan disebutkan bahwa RIPPARNAS menjadi pembangunan yang berkelanjutan sangat penting bagi pembangunan terhadap daerah-daerah tersebut kepariwisataan Indonesia karena (1) memberikan arah pengembangan yang Pembangunan berkelanjutan tepat terhadap potensi kepariwisataan dari adalah pembangunan yang memenuhi sisi produk, pasar, spasial, sumber daya kebutuhan sekarang tanpa mengorbankan manusia, manajemen, dan sebagainya kemampuan generasi mendatang untuk sehingga pariwisata Indonesia dapat memenuhi kebutuhan mereka. tumbuh dan berkembang secara positif Pembangunan kepariwisataan yang dan berkelanjutan bagi pengembangan berkelanjutan (Sustainable Tourism wilayah dan kesejahteraan masyarakat, Development) merupakan pembangunan

Jom FISIP Volume 1 No. 2. Oktober 2015 2

(2) mengatur peran setiap Stakeholders Kota Bukittinggi pada zaman terkait baik lintas sektor, lintas pelaku, kolonial Belanda disebut dengan Fort de maupun lintas daerah/wilayah agar dapat Kock dan dahulunya dijuluki sebagi mendorong pengembangan pariwisata Parijs van Sumatra selain kota sejarah secara sinergis dan terpadu. kota Bukittinggi juga dikenal akan pariwisatanya dengan pemandangan yang Visi pembangunan kepariwisataan indah, pegunungan yang elok, ngarai nasional adalah terwujudnya Indonesia yang eksotis, kota ini memiliki hubungan sebagi negara tujuan pariwisata berkelas persaudaraan yang baik dengan Seremban dunia, berdaya saing, berkelanjutan dan di Negri Sembilan, Malaysia yang disebut mampu mendorong pembangunan daerah juga dengan kota kembar / kota dan kesejahteraan rakyat. Untuk bersaudara (Sister City) Yang disepakati mewujudkan visi tersebut ditempuh 4 melalui upacara Peresmian dan penanda (empat) strategi pembangunan tanganan pernyataan bersama Kota kepariwisataan, yang meliputi destinasi Bersaudara antara Pemerintah Kotamadya pariwisata yang aman, nyaman, menarik, Daerah Tingkat II Bukittinggi, Propinsi dan mudah dicapai; pemasaran pariwisata Sumatera Barat, Indonesia dengan - yang sinergis, unggul dan bertanggung Majelis Perbandaran Seremban, Negeri jawab; industri pariwisata yang berdaya Sembilan, Malaysia, yang dilangsungkan saing; dan organisasi pemerintah, tanggal 6 Desember 1986 di Bukittinggi. Pemerintah daerah, swasta dan masyarakat yang efektif dalam Bidang Kepariwisataan mendorong terwujudkan pembangunan ditetapkan sebagai potensi unggulan kepariwisataan berkelanjutan. daerah Kota Bukittinggi adalah berangkat dari kondisi alam dan geografis Kota RIPPARNAS menempatkan 50 Bukittinggi itu sendiri. Posisinya yang DPN yang tersebar di 33 provinsi, dan 88 strategis merupakan segitiga perlintasan Kawasan Strategis Pariwisata Nasional menuju daerah utara, timur dan selatan (KSPN) yang mencakup 50 DPN. secara Sumatera. Serta dengan dikelilingi oleh rinci dijelaskan dalam ayat 1 dan 2 pasal tiga gunung yaitu Gunung Marapi, 10 PP No. 50 tahun 2011, dan kota Singgalang dan Sago seakan menjadi Bukittinggi termasuk kedalam salah satu tonggak penyangga untuk memperkokoh target daerah DPN tersebut, sekaligus kota Bukittinggi. Inilah yang didukung oleh perda nomor 25 tahun menyebabkan kota Bukittinggi disebut 1987 sebagai daerah Pengembangan juga sebagai —Kota Tri Arga“ yang Pariwisata dan Kota Tujuan Wisata utama memiliki cuaca berhawa sejuk di Propinsi Sumatera Barat dengan dicanangkannya kota Bukittinggi sebagai Disamping itu Bukittinggi juga —Kota Wisata“ terhitung semenjak dilengkapi dengan peninggalan sejarah tanggal 11 Maret 1984. yang dapat diketgorikan sebagai keajaiban seperti, Lobang Jepang, benteng Fort De Kock, jam Gadang,

Jom FISIP Volume 1 No. 2. Oktober 2015 3

Rumah Kelahiran Bung Hatta, Museum II. Kebijakan pembangunan budaya, Tri Arga dan lain sebagainya. Hal ini dalam jangka panjang diarahkan untuk membuktikan Bukittinggi sebagai kota pengembangan suatu tatanan tua yang sarat dengan sejarah, salah masyarakat Kota Bukittinggi yang satunya yang selalu melekat dengan menghargai dan melestarikan identitas sejarah bangsa yaitu Bukittinggi menjadi dan kearifan nilai budaya lokal sebagai Ibu Kota Republik pada masa bagian integral dari kepribadian kemerdekaan Indonesia yang di kenal nasional, serta memiliki kemampuan dengan pemerintahan darurat republik beradaptasi dan merespons setiap Indonesia (PDRI) pada bulan Desember perubahan yang disebabkan oleh 1949 œ Juli 1950. Kota ini berada di kemajuan teknologi dan informasi. tengah-tengah dan berbatasan langsung Sedangkan dalam lima tahun kedepan dengan kecamatan-kecamatan yang ada di pembangunan bidang kebudayaan kabupaten agam dan memiliki akses terutama diarahkan pada : perlintasan dari dalam dan luar provinsi 1. Revitalisasi lembaga-lembaga adat Sumatera Barat agar berfungsi dan berperan dalam pembangunan masyarakat. Adapun kebijakan yang di tempuh 2. Meningkatkan apresiasi dan dinas kebudayaan dan pariwisaan dalam partisipasi masyarakat terhadap pengembangan kepariwisataan di kota pengembangan kebudayaan daerah. bukittinggi yang tertuang dalam Rencana 3. Mengelola, mengembangkan dan Strategis (RENSTRA) Dinas Kebudayaa memperkenalkan peristiwa budaya, dan Pariwista Kota Bukittinggi adalah : kesenian daerah, dan benda-benda budaya untuk dikemas sebagai I. Kebijakan pembangunan bidang objek wisata yang menarik untuk pariwisata diarahkan pada : dijual. 1. Peningkatan koordinasi, integrasi dan sinkronisasi antara instansi dan kebijakan tersebut jika pelaku industri pariwisata. dilaksanakan dengan baik diharapkan 2. Peningkatan kualitas dan intensitas dapat lebih meningkatkan dan promosi pariwisata. mengembangkan pariwisata di kota 3. Pengembangan destinasi dan objek Bukittinggi, sehingga dapat memberikan wisata. dampak terhadap masyarakat 4. Peningkatan akses menuju objek, sebagaimana multiplier effeck, sehingga event dan paket wisata. kepariwisataan di Kota Bukittinggi dapat 5. Sosialisasi dalam rangka berjalan dengan baik dan memberikan menumbuhkan apresiasi dan sadar kontribusi dalam pengembangan wisata bagi masyarakat. kepariwisataan Kota Bukittinggi. 6. Penyiapan sumber daya manusia yang profesional di bidang Bukittinggi menduduki peringkat pariwisata. pertama dalam jajak pendapat tentang persepsi "Kota Terindah (The Most

Jom FISIP Volume 1 No. 2. Oktober 2015 4

Beautiful City) di Indonesia" menurut Minang Kabau —Adat Basandi Sarak, para traveler atau wisatawan. Pesona Sarak Basandi Kitabullah“ di kota keindahan kota dengan hawa sejuk Bukittinggi sehinga memberi batasan bagi (dingin) ini mengalahkan daya tarik wisatawan yang berkunjung ke , Yogyakarta bahkan Jakarta Bukittinggi untuk menghormati serta hingga Denpasar di Bali yang selama ini memahami budaya adat istiadat kota disebut-sebut sebagai kota favoritnya para Bukittinggi, serta dengan adanya traveler, baik wisatawan nusantara permasalahan tanah ulayat berakibat (Winus) maupun wisatawan mancanegara terhadap perkembangan kepariwisataan di (Wisman). kota Bukittinggi karena itu diperlukan inovasi oleh pemerintah dan para Setiap daerah mempunyai potensi Satakeholder dalam beroperasi mencari untuk memajukan daerahnya jika potensi solusi alternative lain dalam tersebut mampu dikelola dengan baik mengembangkan kepariwisataan di kota maka akan memberikan efek yang Bukittinggi signifikan terhadap daerah tersebut. Hal yang perlu dilakukan untuk mencapai Penelitian ini bertujuan untuk kemajuan tersebut satu-satunya adalah menjelaskan bagaimana strategi dengan mengeksplorasi serta pengembangan kepariwisataan di kota mengembangkan berbagai potensi dan bukittinggi serta faktor-faktor yang keunggulan yang dimiliki daerah, oleh mempengaruhi strategi pengembangan karena itu bidang Kepariwisataan kepariwisataan di kota Bukittinggi. merupakan kajian yang serius untuk meningkatkan Pendapatan Asli Daerah di METODE Kota Bukittinggi Akibat diberhentikanya kontrak kerjasama iklan dengan Metode pelelitian ini adalah perusahaan rokok sebagai bagian dari metode penelitian deskriptif kualitatif, peraturan daerah No 1 tahun 2012 tentang yakni menggambarkan atau menjelaskan Kawasan Tanpa Rokok (KTR) terhitung permasalahan yang ada dengan sejak tanggal 1 desember 2014 maka memberikan jawaban atas permasalahan- pendapatan asli daerah (PAD) kota permasalahan yang ada pada saat Bukittinggi bakalan berkurang dari penelitian di lakukan (pada saat sekarang) pendapatan pajak reklame rokok atau masalah-masalah yang bersifat aktual. Maka pemecahan masalah yang Dengan di canangkannya kota ada dilakukan dengan cara Bukittinggi sebagai kota wisata maka menggambarkan suatu keadaan, data, pemerintah bukittinggi khususnya dinas status, fenomena berdasarkan fakta-fakta kebudayaan dan pariwisata harus yang ada. bergerak cepat berinovasi dalam pengembangan kepariwisataan di kota Bukitinggi agar tidak kehilangan citranya, dan dengan melekatnya falsafah adat

Jom FISIP Volume 1 No. 2. Oktober 2015 5

HASIL DAN PEMBAHASAN Pariwisata memiliki kriteria- kriteria yang memenuhi syarat serta A. Strategi Pengembangan berpotensi sehingga layak untuk dijual. Kepariwisataan di Kota Bukittinggi Ada tiga kriteria yang menentukan Pengembangan ekonomi kreatif pariwisata dapat diminati wisatawan, telah menjadi alternatif solusi, sekaligus yakni: strategis global dalam tetap menjaga pertumbuhan ekonomi, di tengah a. Something To See adalah objek wisata pelambatan ekonomi global. Ekonomi tersebut harus mempunyai sesuatu kreatif yang bertumpu pada pengetahuan yang biasa dilihat atau dijadikan dan kreatifitas sebagai —Nilai Jual“ tontonan oleh pengunjung wisata. nya telah mampu menjelma menjadi Dengan kata lain objek tersebut harus kekuatan baru dalam memenangkan mempunyai daya tarik khusus yang kompetisi dan pengembangan ekonomi. mampu untuk menyedot minat dari Ekonomi kreatif akan dapat wisatawan yang berkunjung ke daerah berkembang dengan pesat bila tersebut. interaksi triple helix yang terdiri dari b. Something To Do adalah agar intelektual(Intellectual), bisnis (Business) wisatawan bisa melakukan sesuatu dan peran pemerintah (Government) yang berguna untuk memberikan sebagai para aktor utama penggerak dapat perasaan senang, bahagia, relax, terus dioptimalkan dalam menggerakkan berupa fasilitas rekreasi baik arena lahirnya kreativitas, ide, ilmu bermain atau tempat makan, terutama pengetahuan, dan teknologi yang vital makanan khas dari tempat tersebut bagi tumbuhnya ekonomi kreatif. sehingga mampu membuat wisatawan Hubungan yang erat, saling menunjang, lebih betah tinggal di sana. dan bersimbiosis mutualisme antara ke-3 c. Something To Buy adalah fasilitas aktor tersebut, dalam kaitannya dengan untuk wisatawan berbelanja yang pada landasan dan pilar-pilar model ekonomi umumnya adalah ciri khas atau ikon kreatif, akan menentukan pengembangan dari daerah tersebut, sehingga bisa ekonomi kreatif yang kokoh dan dijadikan sebagai oleh-oleh. berkesinambungan. Untuk itu seyogyanya interaksi triple helix dapat terus 1. Strategi Teknologi dioptimalkan untuk menumbuh kembangkan peningkatan ruang publik Fenomena E-government yang sebagai etalase produk kreatif, pusat- sedang menjadi trend saat ini Ternyata pusat perbelanjaan agar menggunakan pemanfaatan TI di pemerintahan tidak ruang publik oleh karena itu sektor seperti yang kita bayangkan, pengertian pariwisata di kota Bukittinggi memberi TI di pemerintahan masih sebatas ruang untuk memperagakan industri komputer untuk pengetikan dan kreatif tersebut selain pariwisata menjadi mendukung proses administrasi semata. potensi ungulan di kota ini Fungsi TI untuk proses pengolahan data dan transaksi yang komplek serta

Jom FISIP Volume 1 No. 2. Oktober 2015 6 penyediaan informasi publik masih jauh kebenaran datanya. Kegunaan dari setiap dari harapan. data juga harus diperhatikan berdasarkan segmen pasar penggunanya. Berikut data- Secara umum saat ini SIM data yang umumnya dibutuhkan dalam merupakan kebutuhan setiap kalangan Perencanaan Pariwisata : baik itu bagi instansi pemerintahan maupun organisasi lainya. Hal ini 1. Data Rencana Pengembangan : disebabkan karena data yang disimpan 2. Data Wisatawan : suatu organisasi harus selalu diperbaharui 3. Data Industri Pariwisata : dan dan terus adanya perkembangan 4. Data destinasi pariwisata : dalam memberikan layanan informasi, 5. Analisis : sehingga keberadaannya dapat membantu 6. Hasil Analisis : memberikan keputusan dengan cepat. Untuk bidang pariwisata maka SIM dapat Kehadiran internet terutama digunakan untuk mengelola data yang tersedianya website/ portal pariwisata dapat dimanfaatkan oleh wisatawan, yang handal, lengkap dan interaktif tentu industri pariwisata maupun pemerintah. sangat mendukung promosi tujuan wisata Data pariwisata yang banyak dan selalu yang ada di suatu daerah, sebagai contoh : bertambah membutuhkan pengelolaan sebuah website pariwisata milik suatu yang tepat. SIM punya kemampuan untuk pemerintah daerah memuat suatu promosi membantu mengambil keputusan, dan perjalanan wisata ke daerah yang juga menyediakan informasi bagi meliputi: pengguna data dan informasi pariwisata. Keberadaan sistem informasi manajemen (a) Lokasi obyek wisata (dimana, apa yang terintegrasi dengan baik, disertai saja yang bisa dilihat), dengan dukungan sistem komputer (b) Waktu yang dibutuhkan, (c) Perkiraan biaya, Disamping kesiapan dari sistem (d) Pendukung yang terkait (hotel, pengelola data maka orang yang restoran, toko souvenir, sarana membangun struktur sistem informasi ini hiburan, atraksi wisata), Saran harus benar-benar mengerti kebutuhan souvenir yang perlu dibeli, pengguna data tersebut, karena informasi (e) Budaya lokal (adat istiadat, bahasa, pariwisata memiliki karakteristik data kesenian dan lain-lain) yang sangat beragam seperti objek dan daya tarik, data hotel, data sarana Teknologi yang tersedia harus transportasi, dan data-data fasilitas lain, dipilih dengan tepat, terutama hingga ke data statistik seperti jumlah menyangkut jenis layanan wisata yang wisatawan dan pemandu wisatanya, perlu ditampilkan, untuk sekadar publikasi, dikelola secara terintegrasi. Data-data ini maka cukuplah sebuah website yang juga sangat dinamis, sehingga kompleks memuat info pariwisata di kota dalam pemilahannya, serta harus bukittinggi, berupa gambar/ foto-foto dan diperhatikan masalah keakuratan atau narasi serta informasi yang diberikan

Jom FISIP Volume 1 No. 2. Oktober 2015 7 masih bersifat satu arah, hanya berisi Dengan kecanggihan teknologi penjelasan supaya masyarakat terkini yang telah merambah dunia mengetahui (Web Prsence). globalisasi maka dirasa perlu untuk terus mengembangkan penggunaan teknologi Sedangkan untuk layanan yang dalam menunjang E-Goverman lebih kompleks dan rumit diperlukan khususnya di bidang pariwisata namun teknogi yang lebih —Advance“ misalnya : dalam pengunakan teknologi tentunya diperlukan adanya website yang interaktif masih ada kendala yang di hadapi dinas dengan animasi flash, gambar dan link kebudayaan dan pariwisata Kota yang lengkap, sehingga calon wisatawan Bukittinggi selain perkembangan bisa meminta suatu penjelasan secara teknologi yang begitu cepat kesiapan lebih detail. Perlu ditambah pula menu dalam pengguanaan teknologi tersebut jua semacam, jadwal trayek atau peta jalan harus di persiapkan. interaktif sehingga memudahkan calon customer untuk bisa sampai di suatu Kemampuan SDM yang relatif tempat, perlu dipikirkan pula menu masih rata-rata dan belum sampai pada transaksi yang harus ada misalnya tingkat yang mahir khususnya Reservasi hotel, nilai tukar mata uang, penguasaan jarirngan komputer dan kamus, waktu/ jam, pembayaran Online, internet juga mempengaruhi layanan sms interaktif, (interaktif voice pengembangan E-government khususnya response/ call center), dan lain-lain. di bidang pariwisata di Kota Bukittinggi sehingga data yang akan di input tidak Agar suatu website diminati oleh dapat terlaksana atau tidak sesuai dengan calon wisatawan maka diperlukan yang diingginkan, Pariwisata berbasis TI beberapa hal penunjang sebagai berikut : belum menjadi “Minded“ dari pimpinan daerah yang dimana pada beberapa 1. Informasi harus di up date secara daerah, Dinas Pariwisata “dianggap“ berkala (events, info baru, berita, dinas yang “kering“ dan “dihindari“ oleh artikel, gambar, film, animasi, dll) para pejabat 2. Suatu Website juga harus responsif terhadap request dan pertanyaan E-Government merupakan (banyak yang tidak menjawab email) aplikasi pemacu untuk memasarkan serta serta tanggap terhadap keiningan mempromosikan tujuan dan potensi pengunjung dan komunikatif wisata di daerah, zaman sedang berubah (memahami alasan mengapa audiens dan suka atau tidak suka semua harus web mendarat di suatu website). berubah termasuk sektor pariwisata 3. Sesuaikan dengan target pembaca/ daerah agar kepariwisataan tidak jalan di pengunjung dengancara penyampaian tempat ataupun tertinggal dengan informasi (calon wisatawan asing perkembangan teknologi dan perjalanan membutuhkan informasi dalam bahasa waktu. Inggris/ atau bahasa asing lainnya dan dalam bahasa Indonesia).

Jom FISIP Volume 1 No. 2. Oktober 2015 8

2. Strategi inovasi Pramuwisata Indonesia), PHRI (Perhimpunan Hotel dan Restoran Inovasi merupakan sistem aktivasi Indonesia), ASITA (Association of the organisasi yang mentransformasikan Indonesian Tours and Travel Agencies). teknologi mulai dari ide sampai Geliat Pariwisata Bukittinggi semakin komersialisai. Inovasi mengacu pada tinggi dinamisasinya sejak ditetapkan pengembangan suatu produk, proses dan sebagai kota Wisata dan sekaligus Kota jasa baru, terdapat beberapa inovasi yang Tujuan Wisata Propinsi Sumatera Barat , di lakukan pemerintah kota Bukittinggi dan pada tanggal 11 Maret 1984 dalam pengembangan kota Bukittinggi Bukittinggi dicanangkan sebagai Kota semenjak dicanagkannya kota Bukittinggi Wisata dan Daerah Tujuan Wisata Utama sebagai kota wisata yang di lihat dari di Sumatera Barat. Kemudian pada bulan periode pertama hingga memasuki Oktober 1987 ditetapkan sebagai daerah periode keempat Pengembangan Pariwisata Propinsi Sumatera Barat dengan Perda Nomor 24 Pada Sepuluh tahun pertama, tahun 1987. (1984-1993) pemahaman masyarakat dan aparat terhadap Bukittinggi Sebagai kota Namun 10 tahun ke dua, (1994- wisata masih belum terlalu nampak, 2003) mulai agak memudar, karena semua kegiatan yang menyangkut kegiatan dan kehidupan kepariwisataan di pariwisata, pembangunan, dan Bukittinggi berjalan bagaikan rutinitas kemasyarakatan dipahami hampir tak ada dan mulai berjalan sendiri-sendiri dengan devinisi. Pariwisata berkembang pesat, arah sendiri-sendiri, baik pelaku sehingga bermunculan sanggar-sanggar, pariwisata, masyarakat dan aparatur. jumlah kunjungan mancanegarapun Apalagi ketika terjadinya krisis meningkat, hotel-hotel dan homestay multidimensi pada tahun 1997-1998, mulai semakin banyak didirikan. Kota Kepariwisataan di Bukittinggi bagaikan Kembar (Sister Cities) Bukittinggi- hilang arah. Walaupun tetap berjalan Seremban juga menjadi ajang diplomasi dengan pesat namun kesatuan visioner budaya dan kesenian, kepariwisataan, untuk membangun dunia kepariwisatan industri/kerajinan, kerjasama mulai bercabang. Maka di 10 Tahun ke 2 perdagangan, pendidikan dan tersebut diformat ulang melalui kegiatan kepemudaan. PEDATI (Pameran Seni Dagang dan Industri ) yang berlangsung setiap tahun Pembinaan Kepariwisataan waktu mulai tahun 2001 sampai tahun 2011. itu dikawal melalui Cabang Dinas Metode promosi mulai dilakukan dengan Pariwisata Sumatera Barat. Sarana dan Safari Lintas Wisata ke berbagai daerah Prsarana seperti Medan nan Bapaneh dan dan luar negeri, delegasi kesenian dan Medan nan Balinduang dibangun, budaya digerakkan untuk membangun pembenahan dan pembangunan sarana di opini dan promosi wisata Bukittinggi. objek-objek wisata dan hubungan dengan mitra kerja seperti HPI (Himpunan

Jom FISIP Volume 1 No. 2. Oktober 2015 9

Dengan diberlakukannya Otonomi potensi yang bisa dikembangkan. Daerah berdasarkan UU No 22 Tahun Sehingga Pariwisata Kota Bukittinggi, 1999, maka di tahun 2001 dibentuklah merasa terpacu adrenalin-nya untuk terus Kantor Pengelola Pariwisata. Maka mulai berbenah, karena Bukittinggi bukan lagi sejak 2001 sampai 2004 dilakukan pemain tunggal dalam dunia Pariwisata di revitalisasi besar-besaran terhadap objek Sumatera Barat. wisata Bukittinggi seperti Panorama dan Lobang Jepang, Kawasan Jam Gadang, Dalam Peraturan Daerah Provinsi Benteng Fort de Cock, Pembangunan Sumatera Barat Nomor 13 Tahun 2012 Meseum Zoologi, Pembangunan Tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Perpustaakan Proklamator Bung Hatta, Provinsi Sumatera Barat Tahun 2012 œ Janjang 40, Pembuatan Medan nan 2032 disebutkan bahwa Rencana Bapaneh di Panorama, Pembangunan pengembangan kawasan pariwisata dalam Kawasan Kantor Walikota Baru di Gulai Pasal 43 disebutkan bahwa: Destinasi Bancah, Revitalisasi Makam Pahlawan, Pengembangan Pariwisata (DPP) yang dan lain-lain. terdiri dari 7 koridor, dimana DPP I, meliputi karidor Kota Bukittinggi, Di 10 Tahun ke 3, (2004-2013) Kabupaten Agam, Kabupaten Pasaman, diperlukan kembali evaluasi bagaimana Kabupaten Limapuluh Kota, dan Kota menata ulang pengelolaan pariwisata ke Payakumbuh. Dominasi atraksi adalah depan, seiring dengan perkembangan budaya, belanja, MICE, kerajinan, teknologi informasi, persaingan usaha kesenian, peninggalan sejarah, danau, jasa, dan menghadapi perekonomian pegunungan, serta flora dan fauna dengan global yang sudah sudah merobah wajah pusat layanan di Kota Bukittinggi. dan sistem dunia. Dalam dekade ini tumbuh dan berkembang objek-objek Di akhir Januari 2013, diresmikan wisata baru sebagai —pesaing“ Kota Janjang Koto Gadang yang selesai Bukittinggi sebagai Kota Wisata. direvitalisasi oleh Tokoh Parantauan Diantaranya kota Padang Panjang yang Minang dibawah koordinator —Tifatul berkembang setelah direvitalisasinya Sembiring“ yang waktu itu masih kawasan Minangkabau Village menjadi menjabat Menteri Komunikasi dan objek wisata modern Minang Fantasi, Informatika, janjang tersebut kemudian Kota Sawahlunto dengan Kota Wisata terkenal juga dengan Great Wall of Koto Tambang yang Berbudaya, dan Gadang. Ini adalah objek wisata baru kota/kabupaten lain yang berlomba-lomba yang mendapat respon luar biasa dari mempromosikan objek wisatanya, apalagi masyarakat pencinta traveling. Kemudian setelah berlangsungnya Even tidak puas sampai di situ, di akhir tahun Internasional Tour de Singkarak (TDS) 2013, muncul lagi destinasi baru lainnya yang melibatkan beberapa Daerah di berupa objek wisata revitalisasi dari Sumatera Barat ke dalam rote dan etape Janjang Saribu. TDS tersebut, maka semakin terbukalah bahwa Sumatera Barat itu punya banyak

Jom FISIP Volume 1 No. 2. Oktober 2015 10

Namun kedua objek wisata di regional maupun internasional kawasan Ngarai tersebut masih perlu kedepanya. Oleh karena itu dinas pembenahan pengelolaan yang lebih baik Kebudayaan dan Pariwisata maupun karena kawasan tersebut berada di Pemerintah Daerah tidak bisa bergerak kawasan tanah ulayat masyarakat sehinga sendiri, begitu juga mitra kerja dan pelaku cukup menjadi kesulitan bagi pemerintah pariwisata baik yang bergerak di bidang daerah khususnya dinas kebudayaan dan jasa perhotelan, traveller, usaha kuliner, pariwisata kota bukittinggi untuk assesories, atraksi budaya dan seni, serta mengembangkannya, sehingga di buatlah masyarakat sekitar objek wisata yang kebijakan pengelolaan antar pemerintah bersentuhan langsung dengan pariwisata. dengan masyarakat setempat dengan Semua masyarakat baik penduduk menbuat sebuah badan pengelola yang Bukittinggi maupun pelaku usaha yang terdiri dari pemilik tanah yang di berdomisili di Bukittinggi harus koordinir oleh lembaga pemberdayaan menyamakan visi dan cara pandang masyarakat setempat, lahan tersebut di terhadap pengelolaan pariwisata, serta kelola secara professional oleh badan mengambil bagian peran dalam rumah penggelola dan keuntungan dari hasil besar —kepariwisataan“. Untuk itulah pendapatan tersebut dibagi antar pemilik Dinas Kebudayaan dan Pariwisata tahan, badan penggelola dan pemerintah Bukittinggi menggagas suatu gerakan daerah, Pariwisata Berbasis Masyarakat (Community base Tourism). Pada dekade ke 3 masih menyisakan PR yang belum terselesaikan 3. Strategi Operasi bagi dekade ke 4 yakni Pembangunan Museum Sejarah Alam Bawah Tanah Keindahan alam yamg natural, (MUSSABATA) yang belum terujud keanekaragaman hayati, peninggalan meskipun benda-benda contennya sudah bersejarah, beraneka warna seni dan disumbangkan oleh Institut Teknologi budaya serta kehidupan sosial masyarakat Bandung, Universitas Goethe Germany dengan adat istiadatnya yang ragam Kota dan museum geologi dunia lainnya. Bukittinggi menjadi daya tarik wisatawan Islamic Centre baru sebatas fondasi dan untuk berkunjung dan merupakan modal tonggak mesjidnya. Revitalisasi Pasar utama dalam Pengembangan dan Banto, dan revitalisasi sarana Parkir Penbangunan kepariwisataan di Kota Wowo masih menunggu sentuhan tangan Bukittinggi. kebijakan yang smart. Untuk itu, sebagai salah satu Memasuki dekade ke 4 (2014- upaya pelestarian alam, seni dan budaya 2023), diadakan evaluasi dan format serta adat istiadat masyarakat, maka jenis ulang pengelolaan Kepariwisataan pariwisata yang dikembangkan adalah Bukittinggi, jika kepariwisataan kota wisata alam (Ekowisata) , wisata budaya, Bukittinggi agar dapat bersaing serta wisata kuliner yang berbasis menghadapi kompetiter di tingkat lokal, masyarakat. Hal ini dimaksudkan agar

Jom FISIP Volume 1 No. 2. Oktober 2015 11 konsep pengembangan kepariwisataan Pariwisata, Pengembangan Destinasi yang disandang Dinas Kebudayaan dan Pariwisata, Pengembangan Pariwisata Kota Bukittinggi, yang Kemitraan, Pengembangan dan mengusung konsep —Terwujudnya Sadar Peningkatan TMS-BK Wisata dan Sapta Pesona yang Berbasis Masyarakat“ dapat diwujudkan. 2. Sumber Daya Manusia Pengembangan kepariwisataan akan Sesuai dengan konsep tersebut, partisipasi berhasil apabila faktor penggerak masyarakat merupakan suatu dari kepariwisataan di kota keharusan/prasyarat dalam pembangunan bukittinggi mampu menjalankan pariwisata yang berkalanjutan. Untuk itu, tugasn sebagai mana yang perlu upaya dalam mendorong partisipasi seharusnya sehingga menciptakan masyarakat dengan meningkatkan Sumber Daya Manusia Berkualitas pemahaman pariwisata melalui kegiatan yang merupakan modal utama bagi penyuluhan pariwisata. pengembangan Kebudayaan dan Pariwisata yakni SDM yang sehat, B. Faktor-faktor yang mempengaruhui mandiri, beriman, taqwa, tangguh, Strategi Pengembangan kreatif, professional dan berwawasan. Kepariwisataan di Kota Bukittinggi Maka oleh karena itu dinas pariwisata terus berusaha dalam 1. Keuangan daerah pengembangan SDM yang Keterbatasan Kemampuan Anggaran berkualitas dan professional di Pemerintah Daerah Sektor bidangnya masing- masing dengan Kebudayaan dan Pariwisata yang mencari kurangan dan dimiliki dan diharapkan dapat menjadi penghasil mencoba mememperbaiki serta terus devisa terbesar bagi daerah namun mengasah kemampuan hal ini tidak diimbangi oleh Dengan target SDM dimaksud maka ketersediaan anggaran yang memadai akan memiliki kompetensi yang sehingga belum dapat kompetitif. Oleh karena itu mengoptimalkan berbagai kebutuhan diperlukan pembinaan dan daerah. Untuk mensiasati hal ini pengembangan SDM bidang pemerintah daerah perlu menetapkan kebudayaan dan pariwisata agar lebih skala prioritas, terhadap berbagai berorientasi pada peingkatan kualitas kebutuhan dan program yang akan bidang kebudayaan dan pariwisata dilaksanakan untuk Dinas Kriteria yang harus dimiliki oleh Kebudayaan dan Pariwisata misalnya SDM yang kompeten diantaranya Program Pengembangan Nilai adalah sebagai berikut : Budaya, Pengelolaan Kekayaan ñ Pengetahuan ( knowledge ) Budaya, Pengelolaan Keragaman ñ Keterampilan ( Skill ) Budaya, Pengembangan Kerjasama ñ Kemampuan ( ability ) Pengelolaan Kekayaan Budaya, ñ Perilaku ( Behavior ) Pengembangan Pemasaran

Jom FISIP Volume 1 No. 2. Oktober 2015 12

3. Terbatasnya Investasi di Bidang 5. Koordinasi lintas sektor yang Pariwisata belum bersinergi Investasi merupakan salah satu kunci Pengembangan pembangunan untuk tumbuh dan berkembangnya kebudayan dan pariwisata merupakan kebudayaan dan pariwisata daerah. bidang yang sangat kompleks dan Dalam upaya mewujudkan industri memiliki keterkaitan dengan pihak kebudayaan dan pariwisata yang lain seperti pelaku kebudayaan dan handal baik ditingkat nasional, pariwisata (Stakeholder) baik secara internasional dan regional sehingga langsung maupun secara tidak dibutuhkan keterlibatan berbagai langsung. Namun hubungan sektor usaha yang akan mendukung kelembagaan dalam wujud industri kebudayaan dan pariwisata. koordinasi antara pelaku pariwisata Sebagai indikasi keterlibatan swasta dirasakan masih belum optimal, dalam industri kebudayaan dan sehingga upaya meningkatkan pariwisata ditunjukan pada investasi program œ program pembangunan yang ditanamkan sangat dipengaruhi kebudayaan dan pariwisata yang oleh kondisi internal dan eksternal lebih terpadu dan terintergrasi belum serta sensitive terhadap kondisi dapat diwujudkan, Dalam upaya keamanan dan perkembangan pencapaian sasaran pembangunan investasi dengan target kondisi keterpaduan maka hubungan antar asosiasi profesi 4. Kurangnya pengembangan produk dan hubungan pusat œ daerah serta wisata lembaga œ lembaga perlu Arus kunjungan wisata ke ditingkatkan Bukittinggi masih mengalami pasang surut, hal ini diperkirakan masih SARAN belum terlalu tingginya minat dan motivasi wisatawan (mancanegara A. Saran dan nusantara) salah satunya disebabkan oleh bentuk produk Beberapa saran yang dapat wisata yang ditawarkan. Secara peneliti sampaikan dalam bab ini adalah : keseluruhan produk wisata yang ditawarkan harus dikoordinasikan 1. Diharapkan kepada pemerintah daerah dengan biro perjalanan wisata Kota Bukittinggi agar lebih setempat agar paket-paket wisata memberikan perhatian khusus bagi mengakomodir selera pasar pembangunan dan pengembangan wisatawan Indikator yang dapat kepariwisataan di kota Bukittinggi menunjukkan turun naiknya aktivitas dengan mengalokasikan anggaran kepariwisataan antara lain dapat untuk menunjang pembangunan dan dilihat dari jumlah wisatawan yang pengembangan kepariwisataan di Kota berkunjung dan perkembangan Bukittinggi yang termasuk pada jumlah hotel di kota Bukittinggi. potensi unggulan bagi kota Bukittnggi

Jom FISIP Volume 1 No. 2. Oktober 2015 13

dan merupakan penyumbang PAD Heene, Aime, dkk. 2010. Manajemen terbesar Kota Bukittinggi, serta Strategi Keorganisasian Publik. meningkatkan kerjasama dengan Rafika Aditama. Bandung investor baik dalam dan luar negri untuk pembangunan dan Hunger, J. David dan Thomas L. pengembangan kepariwisataan di Kota Wheelen. 2003. Manajeman Bukittinggi Strategik. Pustaka Pelajar. 2. Hendaknya Dinas Kebudayaan dan Yokyakarta. Pariwisata kota bukittinggi terus Kuncoro, Mudraj. 2005. Strategi mengandeng para perantau, —Bagaimana Keunggulan masyarakat, dan para Stakeholder Kompetitif“. Erlangga. Jakarta. untuk bekerjasama mempomosikan serta mengembangkan Pariwisata Kota Karyoso. 2005. Manajemen perencanaan Bukittinggi disamping penggunaan dan penganggaran. Jakarta : PTIK sarana Teknologi, sehingga press dan Restu Agung. memudahkan pelaksanaan strategi pengembangan kepariwisataan yang Lene dan lina. 2008. Manajemen Strategi telah di tetapkan dalam RPJM/RPJD Operasi Teoro dan Riset di karena tanpa kerjasama yang baik dan Indonesia. Alfabeta. Bandung berkelanjutan maka pembangunan dan pengembangan Pariwisata di kota Nawawi, Hadari. 2005. Manajemen Bukittinggi tentunya akan terhambat Satrategik Organisasi non Profit 3. Peneliti mengharapkan penelitian ini bidang Pemerintahan. Gajah Mada dapat di kembangkan dan menjadi university. Press. Yogyakarta. acuan atupun perbandingan bagi Patilina, Hamid. 2005. Metode Penelitian peneliti selanjutnya yang berkaitan Kualitatif. Alfabeta. Bandung. dengan pengembangan kepariwisataan Pendit, S, Nyoman. 2006. Ilmu Pariwisata. DAFTAR RUJUKAN PT Pradyana Pramita. Jakarta.

Bratakusumah, Deddy Supriadi dan Rangkuti, Freddy. 2006. Analisis SWOT Dadang Sholihin. 2004. Otonomi Teknik Membedah Kasus Bisnis. Penyelenggaraan Pemerintahan Gramedia pustaka umum. Jakarta Daerah. PT. Gramedia Pustaka. Pasolong, Harbani. 2012. Metode dan Jakarta. teknik penelitian administrasi Fakih, Mansor. 2005. Perencanaan publik. Bandung. Alfabeta. strategi bagi organisasi sosial. Sarundajang. 2005. Babak baru sistem Pustaka Pelajar. Yokyakarta. pemerintahan daerah. Katahasta Fred R David. 2004. Manajemen Strategi, Pustaka. Jakarta. diterjemahkan oleh Krisno Saroso. Salusu, J. 2004. Pengambilan Keputusan Gramedia Pustaka. Jakarta. Strategik untuk Organisasi Publik

Jom FISIP Volume 1 No. 2. Oktober 2015 14

dan Organisasi non profit. PT. Peraturan Presiden Nomor 64 Tahun 2014 Grasendo Widiasarana Indonesia. Tentang Koordinasi Strategis Lintas Jakarta. Sektor Penyelenggaraan Kepariwisataan Sugiyono. 2011. Metode penelitian Peraturan Daerah kota Bukittinggi Nomor kualitatif, kuantitatif, R&D. 11 tahun 2013 Tentang Organisasi Dan Alfabeta. Bandung. Tata Kerja Dinas Daerah Kota Bukittinggi. ______.2012. Memahami penelitian kualitatif. Alfabeta. Bandung. Suwantoro, Gamal. 2004. Dasar-Dasar Pariwisata. Andi. Yogyakarta. Tripomo, Tedjo dan Udan. 2005. Manajemen Strategi. Rekayasa Sains. Bandung. Tunggul, Amin Widjaja. 2008. Strategi Korporat dan Strategi Bisnis Perusahaan. Harvarindo. Jakarta. Wahab, Salah. 1996. Manajemen Kepariwisataan. Diterjemahkan oleh Frans Gromang. PT Pradnya Paramita. Jakarta. Wibowo, B. 1990. Pariwisata Citra dan Manajemen. PT Bina Rena Pariwisata. Jakarta Yoeti, Oka A. 2005. Pemasaran Pariwisata Terpadu. Angkasa. Bandung.

DOKUMEN :

Undang-undang Nomor 10 tahun 2009 Tentang Kepariwisataan

Peraturan Presiden Nomor 50 tahun 20011 Tentang Rencana Induk Kepariwisataan Nasional Tahun 2010-2025

Jom FISIP Volume 1 No. 2. Oktober 2015 15