6th ACE Conference. 29 Oktober 2019, Padang, Barat

KAJIAN AWAL PENGOLAHAN SAMPAH KAWASAN WISATA MINANG FANTASI WATERPARK (MIFAN) DAN WISATA PUSAT DOKUMENTASI INFORMASI KEBUDAYAAN MINANGKABAU (PDIKM) KOTA PADANG PANJANG

Rizki Aziz1, Yommi Dewilda2, Muhammad Rizqa Putra3

1Jurusan Teknik Lingkungan, Fakultas Teknik, Universitas Andalas, Padang. Email: [email protected] 2Jurusan Teknik Lingkungan, Fakultas Teknik, Universitas Andalas, Padang. Email: [email protected] 3Mahasiswa Program Sarjana Jurusan Teknik Lingkungan, Fakultas Teknik, Universitas Andalas, Padang. Email: [email protected]

ABSTRACT

Preliminary studies on waste management have been carried out in the Fantasy Minang tourist area (MIFAN) and the Minangkabau Cultural Information Documentation Center (PDIKM) which aims to determine the generation of waste, the composition and potential of waste recycling, so that recommendations for appropriate waste management can be given for tourism waste management in MIFAN and PDIKM Regions. Waste generation and composition are carried out with reference to SNI 19-3694-1994. From the measurements made, it is found that the generation of waste from MIFAN Tourism Area is 1,023.608 liters / day and PDIKM is 136.801 liters / day. The composition of waste in the MIFAN tourism area is dominated by food waste 46.40% and plastic 37.28%. Waste that has the potential to be recycled is yard, metal, and glass waste, 100% respectively, and food and plastic waste 93.97% and 79.41%, respectively. While in the PDIKM tourist area, the composition of waste is dominated by plastic and food waste as 44.52% and 20.49%, respectively. Waste that has the potential to be recycled is yard waste, and metal is 100%, recommended waste processing in the form of composting for food waste and yard waste, enumeration of plastic waste, and processing waste that has a sale value before being sold to the waste recycler. Waste processing can be done at recycling center which located in the tourist area

Keywords: solid waste, generation, composition, potential for recycling, tourist area

ABSTRAK

Kajian awal pengolahan sampah telah dilakukan pada kawasan wisata Minang Fantasi (MIFAN) dan Pusat Dokumentasi Informasi Kebudayaan Minangkabau (PDIKM) yang bertujuan untuk mengetahui timbulan sampah, komposisi dan potensi daur ulang sampah, sehingga dapat diberikan rekomendasi pengolahan sampah yang tepat bagi pengelolaan sampah wisata di Kawasan MIFAN dan PDIKM. Timbulan dan komposisi sampah dilakukan dengan mengacu SNI 19-3694-1994. Dari pengukuran yang dilakukan didapatkan bahwa timbulan sampah Kawasan Wisata MIFAN sebesar 1.023,608 liter/hari dan PDIKM sebesar 136,801 liter/hari. Komposisi sampah di kawasan wisata MIFAN di didominasi oleh sampah makanan 46,10% dan plastik 37,28%. Sampah yang berpotensi untuk didaur ulang adalah sampah halaman, logam, dan kaca masing-masing 100%, dan sampah makanan dan plastik secara berurutan sebesar 93,97% dan 79,41%. Sedangkan di

1038

6th ACE Conference. 29 Oktober 2019, Padang, Sumatra Barat

daerah kawasan wisata PDIKM komposisi sampah didominasi oleh sampah plastik dan makanan secara berurutan sebesar 44,52% dan 20,49%. Sampah yang berpotensi untuk didaur ulang adalah sampah halaman, dan logam masing-masing 100%, Pengolahan sampah yang direkomendasikan berupa pengomposan untuk sampah makanan dan sampah halaman, pencacahan sampah plastik, dan pemrosesan sampah yang memiliki nilai jual sebelum dijual ke pihak pendaur ulang sampah. Pengolahan sampah dapat dilakukan di TPS3R yang dibangun di kawasan wisata tersebut.

Kata Kunci: Timbulan, komposisi, potensi daur ulang, sampah kawasan wisata, Kota Padang Panjang

1. PENDAHULUAN

Berdasarkan Undang-Undang No. 10 Tahun 2009 tentang Kepariwisataan, pariwisata adalah berbagai macam kegiatan wisata yang didukung dengan berbagai berbagai fasilitas serta layanan yang disediakan oleh masyarakat, pengusaha, pemerintah dan pemerintah daerah. Pembangunan kepariwisataan diperlukan untuk mendorong pemerataan kesempatan berusaha dan memperoleh manfaat serta mampu menghadapi tantangan perubahan kehidupan lokal, nasional, dan global. Pariwisata yang terus berkembang memberikan potensi untuk menjadi hal yang penting bagi perekonomian daerah karena berkembangnya sektor pariwisata dapat menyerap tenaga kerja serta mampu membuka lapangan pekerjaan yang baru.

Padang Panjang merupakan salah satu Kota di Provinsi Sumatera Barat yang sekarang ini mendapat perhatian terhadap pariwisatanya. Salah satu potensi wisata yang memiliki potensi besar dimiliki di Kota Padang Panjang adalah Minang Fantasi Waterpark (MIFAN) dan Pusat Dokumentasi dan Informasi Kebudayaan Minangkabau (PDIKM) yang berada di Kota Padang Panjang. Jumlah wisatawan yang berkunjung ke MIFAN dan PDIKM berdasarkan data dari Dinas Pariwisata Kota Padang Panjang tahun 2017 merupakan paling besar yang ada di Kota Padang Panjang, jumlah wisatawan yang berkunjung ke Kawasan Wisata MIFAN dan PDIKM tahun 2016 adalah 332.490 orang, tahun 2017 meningkat menjadi 357.406 orang, dengan peningkatan kunjungan wisatawan sebesar 7,49% (Dinas Pariwisata Kota Padang Panjang, 2018). Kenaikan wisatawan yang semakin banyak akan memengaruhi timbulan sampah yang dihasilkan di Kawasan Wisata. Sampah yang tidak dikelola dengan baik akan menambah kerusakan terhadap Kawasan Wisata tersebut

Masalah sampah adalah salah satu dampak negatif dari perkembangan pariwisata yang mampu merusak sumber daya alam dan budaya apabila tidak ditangani secara serius. Peningkatan angka kunjungan wisata ke Kota Padang Panjang juga menyebabkan tingginya permasalahan terhadap sampah. Sampah-sampah yang tidak dikelola akan menimbulkan dampak pencemaran lingkungan dan mempengaruhi kebersihan dan kenyamanan daerah wisata (Putra, 2015). Menurut Peraturan Menteri Pariwisata no 14 tahun 2016 tentang pedoman destinasi pariwisata berkelanjutan, dijelaskan bahwa destinasi wisata yang dikelola harus mempunyai inisiatif untuk pengelolaan sampah yang berada di destinasi tersebut dan mendorong para pengusaha untuk dapat mengurangi, menggunakan kembali sampah dan meminimalisir residu sampah.

1039

6th ACE Conference. 29 Oktober 2019, Padang, Sumatra Barat

Kawasan Wisata MIFAN merupakan kawasan wisata alam yang dikelola oleh pemilik wisata (swasta), yang dalam pengelolaan persampahannya mendapat bantuan dan pengawasan dari pemerintah dalam pengelolaanya dan peraturan yang harus dijalankan. Pengelola wisata menyediakan sarana dari aspek teknis maupun dari non teknis. Sedangkan Kawasan Wisata PDIKM merupakan Kawasan Wisata Budaya dan Sejarah yang dikelola oleh pemerintah yang tepat bersebelahan dengan Kawasan Wisata MIFAN. Dinas Pariwisata Kota Padang Panjang sebagai pengelola wisata PDIKM dibantu dengan Dinas Perumahan, Kawasan Pemukiman dan Lingkungan Hidup (PerkimLH) mengelola sarana dan prasarana dari aspek teknis maupun non teknis yang dibutuhkan oleh Kawasan Wisata PDIKM.

Kajian pengelolaan sampah kawasan wisata di sudah banyak dilakukan dalam lima tahun terakhir, yang meliputi propinsi Barat (Naltaru dkk, 2014), Bali (Wijaya dan Trihadiningrum, 2014), DI Yogyakarta (Akbari, 2018), Jawa Tengah (Oktiasari, 2018), dan Sumatera Barat (Aziz dan Mira, 2018; Jefri dan Aziz, 2018; dan Aziz dan Jefri, 2019). Kajian ini menganalisis timbulan sampah, komposisinya dan juga potensi daur ulang komponen sampahnya. Kajian ini sangat menarik untuk dikembangkan mengingat adanya potensi Kawasan Wisata untuk terus dikunjungi oleh wisatawan sehingga diperlukan arahan dalam pengolahan sampah sebagai bagian dari pengelolaan sampah yang melalui Undang-Undang No. 18 tahun 2008 menjadi bagian dari upaya mereduksi sampah yang diangkut ke Tempat Pemrosesan Akhir Sampah sehingga dapat menghindari masalah lebih lanjut persampahan. Perbedaan pengelolaan persampahan kedua Kawasan Wisata yang bersebelahan menjadi perbandingan dalam kajian yang dilakukan.

2. METODOLOGI

Kajian ini terbagi atas tahapan studi literatur, analisis timbulan sampah, komposisi, dan potensi daur ulang, dan rekomendasi pengolahan sampah kawasan wisata. Studi literatur bertujuan untuk mengumpulkan dan mempelajari teori yang mendukung dalam kajian timbulan, komposisi, dan potensi daur ulang sampah dari kawasan wisata. Studi literaratur dapat bersumber dari buku teks, jurnal dan penelitian sebelumnya serta peraturan-peraturan yang berlaku dan terkait dengan ketentuan umum dan teknis rancangan pengembangan sistem pengelolaan sampah.

Pengukuran timbulan berdasarkan SNI 19-3964-1994 meliputi pengukuran timbulan berat dan volume sampah dari masing-masing sampel menurut sumber. Satuan besaran timbulan dinyatakan dalam satuan volume yaitu L/orang/hari dan L/m2/hari, sedangkan berdasarkan berat yaitu kg/orang/hari dan kg/m2/hari. Pengukuran komposisi sampah dilakukan dengan memilah komponen sampah berdasarkan sampah basah (sampah makanan, sampah halaman, kayu) dan sampah kering (kertas, plastik, karet, kaca, logam ferrous, logam non ferrous, dan lain lain) dari masing-masing sampel. Penentuan berat sampah masing-masing komponen dengan cara komponen yang telah dipilah ditimbang beratnya. Sehingga persen komposisi didapat dari persen berat masing masing komponen dibagi dengan berat total sampah keseluruhan.

1040

6th ACE Conference. 29 Oktober 2019, Padang, Sumatra Barat

Penentuan potensi daur ulang sampah dilakukaan dengan pemilahan sampah-sampah yang dapat didaur ulang dari sampah yang telah dipisahkan menurut komposisinya dan ditimbang beratnya. Perbandingan berat sampah yang dapat didaur ulang dengan berat total komponen sampah yang ditimbang menghasilkan potensi daur ulang komponen sampah terkait.

Kajian diakhiri dengan rekomendasi pengolahan sampah yang dapat dilakukan pada Kawasan Wisata dengan memperhatikan timbulan, komposisi, dan potensi daur ulang masing-masing komponen sampah.

3. HASIL DAN PEMBAHASAN

3.1 Timbulan Sampah

Pengukuran dilakukan untuk mengetahui berapa sampah yang dihasilkan selama 7 (tujuh) hari, penentuan jumlah timbulan dan komposisi sampah mengacu kepada SNI 19-3962-1994. Hasil timbulan delapan hari dapat dilihat pada Gambar 1. dan Gambar 2.

Gambar 1. Timbulan sampah per hari Kawasan MIFAN

1041

6th ACE Conference. 29 Oktober 2019, Padang, Sumatra Barat

Gambar 2. Timbulan sampah per hari Kawasan PDIKM Berdasarkan Gambar 1. dan Gambar 2. terlihat bahwa sampah paling banyak dihasilkan di hari Minggu atau hari libur. Hal ini disebabkan karena pengunjung yang berkunjung ke Kawasan Wisata lebih banyak saat hari libur. Sedangkan sampah dihasilkan paling sedikit di hari Selasa untuk Kawasan Wisata MIFAN dan Senin untuk Kawasan Wisata PDIKM. Hal ini bisa disebabkan karena pengunjung sudah bekerja atau tidak dalam suasana liburan

Apabila dianalisis berdasarkan sumber timbulan sampah total perharinya per kawasan wisata, maka timbulan sampah Kawasan Wisata MIFAN dapat dilihat pada Tabel 1. dengan rata-rata total timbulan sampah adalah 1.023,608 L/hari atau 54,204 kg/hari.

Tabel 1. Timbulan Sampah Kawasan MIFAN

Pengunjung Timbulan Fasilitas Luas (m2) (orang) Kg/hari Liter/ hari Penginapan Cottage 78 360 3,544 62,938 Penginapan Rumah 88 192 Gadang 3,012 59,664 Restoran 169 100 10,819 105,118 Toko 99 70 6,475 96,222 Kolam Renang 285 210 6,555 122,550 Mushalla 179 135 0,932 88,963 Wahana (dry park) 57 80 1,772 32,790 Auditorium 98 150 2,307 53,365 Toilet 59 60 0,767 5,434 Loket 253 60 8,602 112,585 Parkir 312 108 5,928 121,368 Fasilitas Mifan (Loker, 201 50 Kamar mandi) 1,407 58,089 Taman 84 120 0,961 33,096 Gazebo 135 60 0,780 52,515 Kantor 34 36 0,342 18,911 Total 2131 1791 54,204 1.023,608 Adapun timbulan sampah total rata-rata Kawasan Wisata PDIKM dapat dilihat pada Tabel 2 berikut, dimana dalam satuan volume adalah sebesar 136,801 L/hari dan dalam berat adalah 3,710 kg/hari.

Tabel 2. Timbulan Sampah Kawasan Wisata PDIKM Berdasarkan Pengunjung Pengunjung Luas Timbulan sampah Fasilitas (orang) (m2) (Kg/hari) (Liter/hari) Gedung PDIKM 65 150 0,644 18,642

1042

6th ACE Conference. 29 Oktober 2019, Padang, Sumatra Barat

Kedai 44 60 1,374 28,515 Pos Sekuriti 74 110 0,598 31,720 Mushalla dan Toilet 34 225 0,421 21,950 Umum Taman 64 80 0,470 25,187 Kantor Dinas 23 80 0,203 10,787 Total 304 705 3,710 136,801

3.2 Komposisi Sampah

Komposisi sampah yang terdapat di Kawasan Wisata MIFAN berbeda-beda yang terdiri dari sampah basah, sampah kering dan lain-lain. Komposisi sampah terbesar yang dihasilkan dari Kawasan Wisata MIFAN yaitu sampah makanan dengan persentase 46,1%. Hal ini karena dilihat dari pengamatan yang dilakukan sebagian besar pengunjung yang bermain akan berhenti dan bersantap setelah lelah bermain di Kawasan Wisata MIFAN dan bermain kembali setelah mereka selesai. Persentasi komposisi terendah adalah sampah logam ferrous yaitu tidak ada. Komposisi sampah Kawasan Wisata MIFAN dapat dilihat pada Gambar 3.

Gambar 3. Komposisi Sampah di Kawasan Wisata MIFAN Sedangkan komposisi sampah Kawasan Wisata PDIKM dapat dilihat pada Gambar 4, dimana komposisi sampah berbeda-beda yang terdiri dari sampah basah, sampah kering, dan lain-lain. Komposisi sampah terbesar yang dihasilkan dari Kawasan Wisata PDIKM yaitu sampah plastik dengan persentase 44,52% dan terendah adalah sampah logam ferrous sedangkan kaca tidak ada.

1043

6th ACE Conference. 29 Oktober 2019, Padang, Sumatra Barat

Gambar 4. Komposisi Sampah di Kawasan Wisata PDIKM

3.3 Potensi Daur Ulang Sampah

Potensi daur ulang sampah Kawasan Wisata MIFAN dapat dilihat pada Tabel 3.

Tabel 3. Potensi Daur Ulang Sampah Kawasan Wisata MIFAN Berdasarkan Berat Komposisi % Daur Ulang % Residu Sampah Basah Makanan 93,96 6,04 Halaman 100,00 0,00 Kayu 0,00 100,00 Sampah Kering Kertas 22,18 77,82 Plastik 79,41 20,59 Logam 100,00 0,00 Kaca 100,00 0,00 Karet 0,00 100,00 Lain-lain 0,00 100,00 Sampah yang dihasilkan dari Kawasan Wisata MIFAN memiliki potensi daur ulang yang cukup bagus, hal ini dilihat dari jumlah sampah basah dan kering yang dihasilkan oleh kawasan ini. Sampah basah dari kawasan ini memiliki potensi daur ulang yang sangat besar, sampah halaman memiliki potensi daur ulang 100%, begitu juga dengan sampah plastik yang memiliki potensi daur ulang sebesar 79,41 % dari total sampah plastik yang dihasilkan.

Sedangkan potensi daur ulang sampah Kawasan Wisata PDIKM dapat dilihat pada Tabel 4. Sampah yang dihasilkan dari Kawasan Wisata PDIKM memiliki potensi daur ulang yang cukup bagus, hal ini dilihat dari jumlah potensi sampah basah dan kering

1044

6th ACE Conference. 29 Oktober 2019, Padang, Sumatra Barat yang dihasilkan oleh kawasan ini. Sampah basah dari kawasan ini memiliki potensi daur ulang yang sangat besar, sampah halaman memiliki potensi daur ulang 100%. Petugas dari PDIKM sendiri juga sudah melakukan pengomposan untuk sampah halaman dari taman dan pemanfaatan kompos dari kompos ini juga digunakan untuk Kawasan Wisata PDIKM ini sendiri.

Tabel 4. Potensi Daur Ulang Sampah Kawasan Wisata PDIKM Berdasarkan Berat Komposisi % Daur Ulang % Residu Sampah Basah Mankanan 91,46 8,54 Halaman 100,00 0,00 Kayu 89,52 10,48 Sampah Kering Kertas 37,27 62,73 Plastik 85,73 14,27 Logam 100,00 0,00 Karet 0,00 100,00 Lain-lain 0,00 100,00

3.4 Rekomendasi Pengolahan Sampah Kawasan Wisata

Dengan memperhatikan timbulan, komposisi dan potensi daur ulang sampah kawasan wisata MIFAN dan kawasan Wisata PDIKM kota Padang Panjang maka dengan upaya pengelolaan sampah dapat dilakukan dengan berbagai cara yaitu dengan melakukan pengomposan sampah untuk sampah makanan dan dedaunan, pencacahan sampah plastik, pendaurulangan sampah kertas, kayu, plastik, dan logam. Sampah lainnya yang tidak dapat diproses dibawa ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Sungai Andok di kota Padang Panjang. Serta menyediakan wadah tempat sampah yang sudah dipisah jenis sampah-sampahnya. Disediakan juga Tempat Pengelohan Sampah berbasis reuse- reduce-recycle (TPS3R) yang berada pada kawasan wisata untuk memudahkan proses pengolahan sampah.

4. KESIMPULAN

Berdasarkan kajian yang dilakukan didapatkan bahwa timbulan sampah Kawasan Wisata MIFAN sebesar 1.023,608 liter/hari dan PDIKM sebesar 136,801 liter/hari. Komposisi sampah di kawasan wisata MIFAN di didominasi oleh sampah makanan 46,10% dan plastik 37,28%. Sampah yang berpotensi untuk didaur ulang adalah sampah halaman, logam, dan kaca masing-masing 100%, dan sampah makanan dan plastik secara berurutan sebesar 93,97% dan 79,41%. Sedangkan di daerah kawasan wisata PDIKM komposisi sampah didominasi oleh sampah plastik dan makanan secara berurutan sebesar 44,52% dan 20,49%. Sampah yang berpotensi untuk didaur ulang adalah sampah halaman, dan logam masing-masing 100%, Pengolahan sampah yang direkomendasikan berupa pengomposan untuk sampah makanan dan sampah halaman,

1045

6th ACE Conference. 29 Oktober 2019, Padang, Sumatra Barat pencacahan sampah plastik, dan pemrosesan sampah yang memiliki nilai jual sebelum dijual ke pihak pendaur ulang sampah. Pengolahan sampah dapat dilakukan di TPS3R yang dibangun di kawasan wisata tersebut.

5. DAFTAR PUSTAKA

Akbari R, Analisis Timbulan dan Komposisi Sampah di Kawasan Bhumi Merapi dan Stonehenge Kaliurang, Sleman, D.I. Yogyakarta. Tugas Akhir. Jurusan Teknik Lingkungan, Universitas Islam Indonesia. 2018 Aziz, R and Mira 2019 IOP Conf. Ser.: Mater. Sci. Eng. 602 012059 Aziz and Jefri, 2019, Improvement of Solid Waste Management System of Tourism Area in City in Supporting The Implementation of Sustainable Tourism. Proceeding of Tourism Development Center International Conference, October 2019, Bukittinggi Badan Standardisasi Nasional. 1994. Metode Pengambilan dan Pengukuran Contoh Timbulan dan Komposisi Sampah Perkotaan, Indonesia. Nomor Publikasi: SNI- 19-3964-1994 Damanhuri, E. dan Padmi, T. 2016. Pengelolaan Sampah Terpadu. : Teknik Lingkungan Institut Teknologi Bandung (ITB) Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Padang Panjang. (2018). Daftar Jumlah Kunjungan Ke Objek Wisata Kota Padang Panjang Tahun 2012-2017. Kota Padang Panjang Jefri dan Aziz. 2018. Studi Potensi Daur Ulang Sampah Kawasan Wisata Taman Marga Satwa dan Budaya Kinantan (TMSBK) dan Kawasan Wisata Taman Panorama dan Lobang Jepang (TPLJ) di Kota Bukittinggi. 5th ACE Conference. Padang Naltaru M, Purmaini R, dan Irsan R 2014 Perencanaan Sistem Pengelolaan Sampah di Kawasan Wisata Bukit Kelam Kabupaten Sintang. Undergraduate Thesis. Universitas Tanjungpura: Pontianak Oktiasari R, Evaluasi Pengelolaan Sampah Wisata Gunungpring Kecamatan Muntilan Kabupaten Magelang Jawa Tengah Dengan Metode Zero Waste Index . Tugas Akhir. Jurusan Teknik Lingkungan, Universitas Islam Indonesia. 2018 Peraturan Menteri Pariwisata Nomor 14 Tahun 2016 tentang Pedoman Destinasi Pariwisata Berkelanjutan Putra, Fajar Ali Eka. 2015. Analisis Dampak Pariwisata Terhadap Timbulan Sampah Di Pulau Tidung. Tugas Akhir. Universitas Pendidikan Indonesia Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 18 Tahun 2008 Tentang Pengelolaan Sampah Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 10 Tahun 2009 tentang Kepariwisataan Wijaya IW, dan Trihadiningrum Y 2014 Strategi Penanganan Sampah di Objek Wisata Eks Pelabuhan Buleleng, Bali. Undergraduate Thesis. Institut Teknologi Sepuluh Nopember: Surabaya

1046