“Masyarakat Kabupaten Landak yang Cerdas dan Berdaya Saing”

RENCANA PEMBANGUNAN INVESTASI INFRASTRUKTUR JANGKA MENENGAH 2016 - 2020

BAB III RENCANA TATA RUANG WILAYAH SEBAGAI ARAHAN SPASIAL RPI-2JM

Rencana Tata Ruang Wilayah memuat arahan struktur ruang dan pola ruang. Struktur ruang adalah susunan pusat-pusat permukiman dan sistem jaringan prasarana dan sarana yang berfungsi sebagai pendukung kegiatan sosial ekonomi masyarakat yang secara hirarkis memiliki hubungan fungsional, sedangkan pola ruang adalah distribusi peruntukan ruang dalam suatu wilayah yang meliputi peruntukan ruang untuk fungsi lindung dan peruntukan ruang untuk fungsi budidaya. Pembangunan bidang Cipta Karya harus memperhatikan arahan struktur dan pola ruang yang tertuang dalam RTRW, selain untuk mewujudkan permukiman yang layak huni dan berkelanjutan juga dapat mewujudkan tujuan dari penyelenggaraan penataan ruang yaitu keharmonisan antara lingkungan alam dan lingkungan buatan, keterpaduan dalam penggunaan sumber daya alam dan sumber daya buatan dengan memperhatikan sumber daya manusia, serta pelindungan fungsi ruang dan pencegahan dampak negatif terhadap lingkungan akibat pemanfaatan ruang.

3.1. Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional (RTRWN). Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional (RTRWN) disusun melalui Peraturan Pemerintah No. 26 Tahun 2008 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional (RTRWN) yang dijadikan sebagai pedoman untuk: a. Penyusunan rencana pembangunan jangka panjang nasional. b. Penyusunan rencana pembangunan jangka menengah nasional. c. Pemanfaatan ruang dan pengendalian pemanfaatan ruang di wilayah nasional. d. Perwujudan keterpaduan, keterkaitan, dan keseimbangan perkembangan antar wilayah provinsi, serta keserasian antar sektor. e. Penetapan lokasi dan fungsi ruang untuk investasi. f. Penataan ruang kawasan strategis nasional, dan g. Penataan ruang wilayah provinsi dan kabupaten/kota

26

“Masyarakat Kabupaten Landak yang Cerdas dan Berdaya Saing”

RENCANA PEMBANGUNAN INVESTASI INFRASTRUKTUR JANGKA MENENGAH 2016 - 2020

3.2. RTRW Kawasan Strategis Nasional (KSN) Beberapa arahan yang harus diperhatikan dari RTRW KSN dalam penyusunan RPI2- JM Cipta Karya Kabupaten/Kota adalah sebagai berikut: a. Cakupan delineasi wilayah yang ditetapkan dalam KSN. b. Arahan kepentingan penetapan KSN, yang dapat berupa:  Ekonomi  Lingkungan Hidup  Sosial Budaya  Pendayagunaan Sumberdaya alam dan Teknologi Tinggi  Pertahanan dan Keamanan c. Arahan pengembangan pola ruang dan struktur ruang yang mencakup:  Arahan pengembangan pola ruang:  Arahan pengembangan kawasan lindung dan budidaya  Arahan pengembangan pola ruang terkait bidang Cipta Karya seperti pengembangan RTH.  Arahan pengembangan struktur ruang terkait keciptakaryaan seperti pengembangan prasarana sarana air minum, air limbah, persampahan, dan drainase  Indikasi program sebagai operasionalisasi rencana pola ruang dan struktur ruang khususnya untuk bidang Cipta Karya. Adapun RTRW KSN yang telah ditetapkan sampai saat ini adalah sebagai berikut: a. Perpres No. 54 Tahun 2008 tentang Penataan Ruang Kawasan Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, Bekasi, Puncak, Cianjur. b. Perpres No. 45 Tahun 2011 tentang Rencana Tata Ruang Kawasan Perkotaan Denpasar, Badung, Gianyar,dan Tabanan. c. Perpres No. 55 Tahun 2011 tentang Rencana Tata Ruang Kawasan Perkotaan Makassar, Maros, Sungguminasa, Takalar. d. Perpres No. 62 Tahun 2011 tentang Rencana Tata Ruang Kawasan Perkotaan Medan, Binjai, Deli Serdang, dan Karo. e. Perpres No. 86 Tahun 2011 tentang Pengembangan Kawasan Strategis dan Infrastruktur Selat Sunda. f. Perpres No. 87 Tahun 2011 tentang Rencana Tata Ruang Kawasan Batam, Bintan, dan Karimun.

27

“Masyarakat Kabupaten Landak yang Cerdas dan Berdaya Saing”

RENCANA PEMBANGUNAN INVESTASI INFRASTRUKTUR JANGKA MENENGAH 2016 - 2020

3.2.1. PENETAPAN KAWASAN STRATEGIS NASIONAL Menurut Lampiran X Peraturan Pemerintah Nomor : 26 Tahun 2008, tanggal 10 Maret 2008 Penetapan Kawasan Strategi Nasional ditetapkan sebagai berikut : 1. Kawasan Industri Lhokseumawe (Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam). 2. Kawasan Perdagangan Bebas dan Pelabuhan Bebas Sabang (Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam). 3. Kawasan Pengembangan Ekonomi Terpadu Banda Aceh Darussalam (Provinsi Nanggroe Aceh Darusalam). 4. Kawasan Ekosistem Leuser (Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam). 5. Kawasan Perbatasan Laut RI termasuk 2 pulau kecil terluar (Pulau Rondo dan Berhala) dengan negara India/Thailand/Malaysia (Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam dan Sumatera Utara). 6. Kawasan Perkotaan Medan – Binjai – Deli Serdang – Karo (Mebidangro) (Provinsi Sumatera Utara). 7. Kawasan Danau Toba dan Sekitarnya (Provinsi Sumatera Utara). 8. Kawasan Stasiun Pengamat Dirgantara Kototabang (Provinsi Sumatera Barat). 9. Kawasan Hutan Lindung Bukit Batabuh (Provinsi Riau dan Sumatera Barat). 10. Kawasan Hutan Lindung Mahato (Provinsi Riau). 11. Kawasan Perbatasan Laut RI termasuk 20 pulau kecil terluar (Pulau Sentut, Tokong Malang Biru, Damar, Mangkai, Tokong Nanas, Tokong Belayar, Tokong Boro, Semiun, Sebetul, Sekatung, Senua, Subi Kecil, Kepala, Batu Mandi, Iyu Kecil, Karimun Kecil, Nipa, Pelampong, Batu Berhanti, dan Nongsa) dengan negara Malaysia/Vietnam/Singapura (Provinsi Riau dan Kepulauan Riau). 12. Kawasan Batam, Bintan, dan Karimun (Provinsi Kepulauan Riau). 13. Kawasan Lingkungan Hidup Taman Nasional Kerinci Seblat (Provinsi Jambi, Sumatera Barat, Bengkulu, dan Sumatera Selatan). 14. Kawasan Taman Nasional Berbak (Provinsi Jambi). 15. Kawasan Taman Nasional Bukit Tigapuluh (Provinsi Jambi dan Riau). 16. Kawasan Taman Nasional Bukit Duabelas (Provinsi Jambi). 17. Kawasan Selat Sunda (Provinsi Lampung dan Banten). 18. Kawasan Instalasi Lingkungan dan Cuaca (Provinsi DKI Jakarta). 19. Kawasan Fasilitas Pengolahan Data dan Satelit (Provinsi DKI Jakarta).

28

“Masyarakat Kabupaten Landak yang Cerdas dan Berdaya Saing”

RENCANA PEMBANGUNAN INVESTASI INFRASTRUKTUR JANGKA MENENGAH 2016 - 2020

20. Kawasan Perkotaan Jabodetabek-Punjur termasuk Kepulauan Seribu (Provinsi DKI Jakarta, Banten, dan Jawa Barat). 21. Kawasan Perkotaan Cekungan Bandung (Provinsi Jawa Barat). 22. Kawasan Fasilitas Uji Terbang Roket Pamengpeuk (Provinsi Jawa Barat). 23. Kawasan Stasiun Pengamat Dirgantara Pamengpeuk (Provinsi Jawa Barat). 24. Kawasan Stasiun Pengamat Dirgantara Tanjung Sari (Provinsi Jawa Barat). 25. Kawasan Stasiun Telecomand (Provinsi Jawa Barat). 26. Kawasan Stasiun Bumi Penerima Satelit Mikro (Provinsi Jawa Barat). 27. Kawasan Pangandaran – Kalipuncang – Segara Anakan – Nusakambangan (Pacangsanak) (Provinsi Jawa Barat dan Jawa Tengah). 28. Kawasan Perkotaan Kendal – Demak – Ungaran – Salatiga – Semarang - Purwodadi (Kedung Sepur) (Provinsi Jawa Tengah). 29. Kawasan Borobudur dan Sekitarnya (Provinsi Jawa Tengah). 30. Kawasan Candi Prambanan (Provinsi Jawa Tengah). 31. Kawasan Taman Nasional Gunung Merapi (Provinsi Jawa Tengah dan Daerah Istimewa Yogyakarta). 32. Kawasan Perkotaan Gresik – Bangkalan – Mojokerto – Surabaya – Sidoarjo – Lamongan (Gerbangkertosusila) (Provinsi Jawa Timur). 33. Kawasan Stasiun Pengamat Dirgantara Watukosek (Provinsi Jawa Timur). 34. Kawasan Taman Nasional Ujung Kulon (Provinsi Banten). 35. Kawasan Perkotaan Denpasar – Badung – Gianyar - Tabanan (Sarbagita) (Provinsi Bali). 36. Kawasan Pengembangan Ekonomi Terpadu Bima (Provinsi Nusa Tenggara Barat). 37. Kawasan Taman Nasional Komodo (Provinsi Nusa Tenggara Barat). 38. Kawasan Gunung Rinjani (Provinsi Nusa Tenggara Barat). 39. Kawasan Pengembangan Ekonomi Terpadu Mbay (Provinsi Nusa Tenggara Timur). 40. Kawasan Perbatasan Darat RI dengan negara Timor Leste (Provinsi Nusa Tenggara Timur). 41. Kawasan Perbatasan Laut RI termasuk 5 pulau kecil terluar (Pulau Alor, Batek, Dana, Ndana, dan Mangudu) dengan negara Timor Leste/Australia (Provinsi Nusa Tenggara Timur).

29

“Masyarakat Kabupaten Landak yang Cerdas dan Berdaya Saing”

RENCANA PEMBANGUNAN INVESTASI INFRASTRUKTUR JANGKA MENENGAH 2016 - 2020

42. Kawasan Pengembangan Ekonomi Terpadu Khatulistiwa (Provinsi Kalimantan Barat). 43. Kawasan Stasiun Pengamat Dirgantara Pontianak (Provinsi Kalimantan Barat). 44. Kawasan Taman Nasional Betung Kerihun (Provinsi Kalimantan Barat). 45. Kawasan Perbatasan Darat RI dan Jantung Kalimantan (Heart of Borneo) (Provinsi Kalimantan Barat, Kalimantan Timur, dan Kalimantan Tengah). 46. Kawasan Pengembangan Ekonomi Terpadu Daerah Aliran Sungai Kahayan Kapuas dan Barito (Provinsi Kalimantan Tengah). 47. Kawasan Taman Nasional Tanjung Puting (Provinsi Kalimantan Tengah). 48. Kawasan Pengembangan Ekonomi Terpadu Batulicin (Provinsi Kalimantan Selatan). 49. Kawasan Pengembangan Ekonomi Terpadu Samarinda, Sanga-Sanga, Muara Jawa, dan Balikpapan (Provinsi Kalimantan Timur). 50. Kawasan Perbatasan Laut RI termasuk 18 pulau kecil terluar (Pulau Sebatik, Gosong Makasar, Maratua, Sambit, Lingian, Salando, Dolangan, Bangkit, Mantewaru, Makalehi, Kawalusu, Kawio, Marore, Batu Bawaikang, Miangas, Marampit, Intata, dan Kakarutan) dengan negara Malaysia dan Philipina (Provinsi Kalimantan Timur, Sulawesi Tengah dan Sulawesi Utara). 51. Kawasan Pengembangan Ekonomi Terpadu Manado – Bitung (Provinsi Sulawesi Utara). 52. Kawasan Konservasi dan Wisata Daerah Aliran Sungai Tondano (Provinsi Sulawesi Utara). 53. Kawasan Pengembangan Ekonomi Terpadu Batui (Provinsi Sulawesi Tengah). 54. Kawasan Poso dan Sekitarnya (Provinsi Sulawesi Tengah). 55. Kawasan Kritis Lingkungan Balingara (Provinsi Sulawesi Tengah). 56. Kawasan Kritis Lingkungan Buol-Lambunu (Provinsi Sulawesi Tengah). 57. Kawasan Perkotaan Makassar – Maros – Sungguminasa – Takalar (Mamminasata) (Provinsi Sulawesi Selatan). 58. Kawasan Pengembangan Ekonomi Terpadu Parepare (Provinsi Sulawesi Selatan). 59. Kawasan Toraja dan Sekitarnya (Provinsi Sulawesi Selatan). 60. Kawasan Stasiun Bumi Sumber Alam Parepare (Provinsi Sulawesi Selatan). 61. Kawasan Soroako dan Sekitarnya (Provinsi Sulawesi Selatan).

30

“Masyarakat Kabupaten Landak yang Cerdas dan Berdaya Saing”

RENCANA PEMBANGUNAN INVESTASI INFRASTRUKTUR JANGKA MENENGAH 2016 - 2020

62. Kawasan Pengembangan Ekonomi Terpadu Buton, Kolaka, dan Kendari (Provinsi Sulawesi Tenggara). 63. Kawasan Taman Nasional Rawa Aopa - Watumohai dan Rawa Tinondo (Provinsi Sulawesi Tenggara). 64. Kawasan Pengembangan Ekonomi Terpadu Seram (Provinsi ). 65. Kawasan Laut Banda (Provinsi Maluku). 66. Kawasan Perbatasan Laut RI termasuk 20 pulau kecil terluar (Pulau Ararkula, Karaweira, Panambulai, Kultubai Utara, Kultubai Selatan, Karang, Enu, Bat Goyang, Larat, Asutubun, Selaru, Batarkusu, Masela, Miatimiarang, , , , Liran, Kolepon, dan Laag) dengan negara Timor Leste/Australia (Provinsi Maluku dan Papua). 67. Kawasan Perbatasan Laut RI termasuk 8 pulau kecil terluar (Pulau Jiew, Budd, Fani, Miossu, Fanildo, Bras, Bepondi, dan Liki) dengan negara Palau (Provinsi Maluku Utara, Papua Barat, dan Papua). 68. Kawasan Konservasi Keanekaragaman Hayati Raja Ampat (Provinsi Papua Barat). 69. Kawasan Pengembangan Ekonomi Terpadu Biak (Provinsi Papua). 70. Kawasan Stasiun Bumi Satelit Cuaca dan Lingkungan (Provinsi Papua). 71. Kawasan Stasiun Telemetry Tracking and Command Wahana Peluncur Satelit (Provinsi Papua). 72. Kawasan Timika (Provinsi Papua). 73. Kawasan Taman Nasional Lorentz (Provinsi Papua). 74. Kawasan Konservasi Keanekaragaman Hayati Teluk Bintuni (Provinsi Papua). 75. Kawasan Perbatasan Darat RI dengan negara Papua Nugini (Provinsi Papua). 76. Kawasan Perbatasan Negara termasuk 19 pulau kecil terluar (Pulau Simeulucut, Salaut Besar, Raya, Rusa, Benggala, Simuk, Wunga, Sibarubaru, Sinyaunyau, Enggano, Mega, Batu Kecil, Deli, , Nusa Kambangan, Barung, Sekel, Panehan, dan Sophialouisa) yang berhadapan dengan laut lepas (Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam, Sumatera Utara, Sumatera Barat, Bengkulu, Lampung, Banten, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, dan Nusa Tenggara Barat).

31

“Masyarakat Kabupaten Landak yang Cerdas dan Berdaya Saing”

RENCANA PEMBANGUNAN INVESTASI INFRASTRUKTUR JANGKA MENENGAH 2016 - 2020

3.3. Arahan RTRW Pulau Kalimantan. Rencana Tata Ruang (RTR) Pulau merupakan rencana rinci dan operasionalisasi dari RTRWN. Adapun arahan yang harus diperhatikan dari RTR Pulau untuk penyusunan RPI2-JM Kabupaten/Kota adalah: a. Arahan pengembangan pola ruang dan struktur ruang antara lain mencakup arahan pengembangan kawasan lindung dan budidaya, serta arahan pengembangan pola ruang terkait bidang Cipta Karya seperti pengembangan RTH. b. Arahan pengendalian pemanfaatan ruang yang memberikan arahan batasan wilayah mana yang dapat dikembangkan dan yang harus dikendalikan. c. Strategi operasionalisasi rencana pola ruang dan struktur ruang khususnya untuk bidang Cipta Karya seperti pengembangan prasarana sarana air minum, air limbah, persampahan, drainase, RTH, rusunawa, agropolitan, dll. Hingga saat ini RTRW Pulau yang telah ditetapkan adalah: 1. Perpres No. 88 Tahun 2011 tentang Rencana Tata Ruang Pulau Sulawesi. 2. Perpres No. 3 Tahun 2012 tentang Rencana Tata Ruang Pulau Kalimantan. 3. Perpres No. 13 Tahun 2012 tentang Rencana Tata Ruang Pulau Sumatera. 4. Perpres No. 28 Tahun 2012 tentang Rencana Tata Ruang Pulau Jawa-Bali.

3.3.1. Arahan Strategi Untuk Sistem Perkotaan Nasional menurut Perpres No. 3 Tahun 2012 tentang Rencana Tata Ruang Pulau Kalimantan :

1. Strategi untuk pemertahanan eksistensi 4 (empat) pulau kecil terluar yang meliputi Pulau Sebatik, Pulau Gosong Makassar, Pulau Maratua, dan Pulau Sambit sebagai titik-titik garis pangkal kepulauan meliputi: a. membangun mercusuar dan infrastruktur penanda pulau terluar lainnya di Pulau Sebatik, Pulau Gosong Makassar, Pulau Maratua, dan Pulau Sambit. b. mengembangkan prasarana dan sarana transportasi penyeberangan untuk meningkatkan akses dari dan ke Pulau Sebatik, Pulau Maratua, dan Pulau Sambit. c. mengembangkan prasarana sumber daya air untuk memenuhi kebutuhan air baku di Pulau Sebatik, Pulau Maratua, dan Pulau Sambit. d. mengembangkan jaringan telekomunikasi untuk memenuhi kebutuhan komunikasi di Pulau Sebatik, Pulau Maratua, dan Pulau Sambit; dan

32

“Masyarakat Kabupaten Landak yang Cerdas dan Berdaya Saing”

RENCANA PEMBANGUNAN INVESTASI INFRASTRUKTUR JANGKA MENENGAH 2016 - 2020

e. mengembangkan PLTB dan PLTS di Pulau Sebatik, Pulau Maratua, dan Pulau Sambit . 2. Pengembangan PKN dan PKW sebagai pusat industri pengolahan hasil pertambangan mineral, batubara, serta minyak dan gas bumi yang didukung oleh pengelolaan limbah industri terpadu meliputi: a. pusat industri hilir pengolahan hasil pertambangan mineral, batubara, serta minyak dan gas bumi di PKN Kawasan Perkotaan BalikpapanTenggarong Samarinda-Bontang dan PKN Tarakan; dan. b. pusat industri pengolahan hasil pertambangan mineral, batubara, serta minyak dan gas bumi di PKW Muara Teweh, PKW Tanjung Redeb, PKW Sangata, PKW/PKSN Nunukan, PKW Tanjung Selor, PKW Malinau, dan PKW Tanah Grogot.

3. Pengembangan PKN dan PKW sebagai pusat industri pengolahan lanjut dan industri jasa hasil perkebunan kelapa sawit dan karet yang berdaya saing dan ramah lingkungan meliputi: a. pusat industri hilir pengolahan hasil perkebunan kelapa sawit dan karet di PKN Palangkaraya, PKN Banjarmasin, dan PKN Kawasan Perkotaan Balikpapan-Tenggarong-Samarinda-Bontang; dan b. pusat industri pengolahan hasil perkebunan kelapa sawit dan karet di PKW Singkawang, PKW Sambas, PKW Ketapang, PKW Putussibau, PKW/PKSN Entikong, PKW Sanggau, PKW Sintang, PKW Kuala Kapuas, PKW Pangkalan Bun, PKW Buntok, PKW Muara Teweh, PKW Sampit, PKW Amuntai, PKW Martapura, PKW Marabahan, PKW Kotabaru, PKW Sangata, PKW/PKSN Nunukan, PKW Tanjung Selor, PKW Tanah Grogot, PKW Sendawar, PKW Malinau, PKSN Simanggaris, PKSN Long Midang, dan PKSN Long Pahangai.

4. Pengembangan PKN dan PKW sebagai pusat industri pengolahan hasil hutan yang berdaya saing dan ramah lingkungan meliputi: a. pusat industri hilir pengolahan hasil hutan di PKN Palangkaraya dan PKN Kawasan Perkotaan Balikpapan-Tenggarong-Samarinda-Bontang; dan

33

“Masyarakat Kabupaten Landak yang Cerdas dan Berdaya Saing”

RENCANA PEMBANGUNAN INVESTASI INFRASTRUKTUR JANGKA MENENGAH 2016 - 2020

b. pusat pengolahan hasil hutan di PKW Ketapang, PKW Putussibau, PKW/PKSN Entikong, PKW Sanggau, PKW Sintang, PKW Kuala Kapuas, PKW Pangkalan Bun, PKW Buntok, PKW Muara Teweh, PKW Sampit, PKW Tanjung Redeb, PKW Sangata, PKW/PKSN Nunukan, PKW Tanjung Selor, PKW Malinau, PKW Tanlumbis, dan PKW Sendawar.

5. Pengembangan PKN dan PKW sebagai pusat industri pengolahan dan industri jasa hasil pertanian tanaman pangan dilakukan di : a. PKN Pontianak, PKN Palangkaraya, PKN Banjarmasin, PKW Mempawah, PKW Singkawang, PKW Sambas, PKW Ketapang, PKW/PKSN Entikong, PKW Sanggau, PKW Sintang, PKW Kuala Kapuas, PKW Pangkalan Bun, PKW Buntok, PKW Muara Teweh, PKW Sampit, PKW Amuntai, PKW Martapura, PKW Marabahan, dan PKW Kotabaru.

6. Pengembangan PKN dan PKW sebagai pusat industri pengolahan dan industri jasa hasil perikanan yang ramah lingkungan dilakukan di : a. PKN Pontianak, PKN Palangkaraya, PKN Banjarmasin, PKN Kawasan Perkotaan Balikpapan-Tenggarong-Samarinda Bontang, PKN Tarakan, PKW Mempawah, PKW Singkawang, PKW Sambas,PKW Ketapang, PKW Sanggau, PKW Sintang, PKW Pangkalan Bun, PKW Kuala Kapuas, PKW Martapura, PKW Marabahan, PKW Kotabaru, PKW Tanjung Redeb, PKW/PKSN Nunukan, PKW Tanjung Selor, dan PKW Sangata.

7. Pengembangan PKN, PKW, dan PKSN sebagai pusat pengembangan ekowisata dan wisata budaya meliputi: a. Pusat pengembangan ekowisata di PKN Pontianak, PKN Palangkaraya, PKN Banjarmasin, PKN Kawasan Perkotaan Balikpapan- TenggarongSamarinda-Bontang, PKW Putussibau, PKW Pangkalan Bun, PKW Buntok, PKW Kotabaru, PKW Tanjung Redeb, PKW Tanjung Selor, PKW Malinau, PKW Tanah Grogot, PKSN Nanga Badau, PKSN Long Midang, PKSN Long Pahangai, dan PKSN Long Nawang; dan b. Pusat pengembangan wisata budaya di PKN Pontianak, PKN Palangkaraya, PKN Banjarmasin, PKN Kawasan Perkotaan BalikpapanTenggarong-

34

“Masyarakat Kabupaten Landak yang Cerdas dan Berdaya Saing”

RENCANA PEMBANGUNAN INVESTASI INFRASTRUKTUR JANGKA MENENGAH 2016 - 2020

Samarinda-Bontang, PKW Mempawah, PKW Putussibau, PKW Sintang, PKW Amuntai, PKW Sangata, PKW/PKSN Nunukan, dan PKW Sendawar.

8. Pengembangan dan peningkatan fungsi PKSN sebagai pusat kegiatan pertahanan dan keamanan negara, pertumbuhan ekonomi, pintu gerbang internasional, serta simpul transportasi di kawasan perbatasan negara dengan Negara Malaysia meliputi: a. Pengembangan baru PKSN dilakukan di PKSN Paloh-Aruk, PKSN Jagoibabang, PKSN Nanga Badau, PKSN Jasa, PKSN Simanggaris, PKSN Long Midang, PKSN Long Pahangai, dan PKSN Long Nawang; dan b. Peningkatan fungsi PKSN dilakukan di PKSN Entikong dan PKSN Nunukan.

9. Pengembangan pusat kegiatan ekonomi di PKN dan PKW yang berdekatan/menghadap badan air dilakukan di : a. PKN Pontianak, PKN Palangkaraya, PKN Banjarmasin, PKN Kawasan Perkotaan Balikpapan-Tenggarong-Samarinda-Bontang, PKW Mempawah, PKW Sambas, PKW Ketapang, PKW Putussibau, PKW Sanggau, PKW Sintang, PKW Kuala Kapuas, PKW Pangkalan Bun, PKW Buntok, PKW Muara Teweh, PKW Sampit, PKW Martapura, PKW Marabahan, PKW Tanjung Redeb, PKW Sangata, PKW Tanjung Selor, dan PKW Tanah Grogot.

10. Pengembangan jaringan drainase di PKN dan PKW yang terintegrasi dengan sungai meliputi pengembangan jaringan drainase di: a. PKN Pontianak yang terintegrasi dengan Sungai Kapuas. b. PKN Palangkaraya yang terintegrasi dengan Sungai Kahayan; c. PKN Banjarmasin yang terintegrasi dengan Sungai Barito; d. PKN Kawasan Perkotaan Balikpapan-Tenggarong-Samarinda-Bontangyang terintegrasi dengan Sungai Mahakam; e. PKW Mempawah yang terintegrasi dengan Sungai Mempawah; f. PKW Sambas yang terintegrasi dengan Sungai Sambas; g. PKW Ketapang yang terintegrasi dengan Sungai Pawan;

35

“Masyarakat Kabupaten Landak yang Cerdas dan Berdaya Saing”

RENCANA PEMBANGUNAN INVESTASI INFRASTRUKTUR JANGKA MENENGAH 2016 - 2020

h. PKW Putussibau dan PKW Sanggau yang terintegrasi dengan Sungai Kapuas; i. PKW Sintang yang terintegrasi dengan Sungai Melawi; j. PKW Kuala Kapuas yang terintegrasi dengan Sungai Kapuas dan Sungai Kahayan; k. PKW Pangkalan Bun yang terintegrasi dengan Sungai Lamandau; l. PKW Buntok, PKW Muara Teweh, PKW Martapura, dan PKW Marabahan yang terintegrasi dengan Sungai Barito; m. PKW Sampit yang terintegrasi dengan Sungai Mentaya; n. PKW Tanjung Redeb yang terintegrasi dengan Sungai Berau; o. PKW Sangata yang terintegrasi dengan Sungai Sangata; p. PKW Tanjung Selor yang terintegrasi dengan Sungai Kayan; dan q. PKW Tanah Grogot yang terintegrasi dengan Sungai Mahakam.

11. Penataan kawasan perkotaan yang adaptif terhadap ancaman bencana banjir dilakukan di : a. PKN Pontianak, PKN Palangkaraya, PKN Banjarmasin, PKN Kawasan Perkotaan Balikpapan-Tenggarong-Samarinda-Bontang, PKW Mempawah, PKW Sambas, PKW Ketapang, PKW Putussibau, PKW Sanggau, PKW Sintang, PKW Kuala Kapuas, PKW Pangkalan Bun, PKW Buntok, PKW Muara Teweh, PKW Sampit, PKW Martapura, PKW Marabahan, PKW Tanjung Redeb, PKW Sangata, PKW Tanjung Selor, dan PKW Tanah Grogot.

12. Pengendalian perkembangan fisik PKN dan PKW untuk kelestarian lahan pertanian pangan berkelanjutan dan kawasan berfungsi lindung dilakukan di : a. PKN Pontianak, PKN Palangkaraya, PKN Banjarmasin, PKN Kawasan Perkotaan BalikpapanTenggarong-Samarinda-Bontang, PKW Putussibau, dan PKW Malinau.

36

“Masyarakat Kabupaten Landak yang Cerdas dan Berdaya Saing”

RENCANA PEMBANGUNAN INVESTASI INFRASTRUKTUR JANGKA MENENGAH 2016 - 2020

3.3.2. Arahan Strategi Untuk Sistem Jaringan Transportasi Nasional menurut Perpres No. 3 Tahun 2012 tentang Rencana Tata Ruang Pulau Kalimantan :

1. Pengembangan dan pemantapan jaringan jalan arteri primer, jaringan jalan kolektor primer, dan jaringan jalan strategis nasional pada Jaringan Jalan Lintas Selatan Pulau Kalimantan, Jaringan Jalan Lintas Tengah Pulau Kalimantan, Jaringan Jalan Lintas Utara Pulau Kalimantan, dan jaringan jalan pengumpan Pulau Kalimantan secara bertahap, untuk meningkatkan keterkaitan antarkawasan perkotaan nasional dan mendorong perekonomian di Pulau Kalimantan meliputi: a. jaringan jalan arteri primer pada Jaringan Jalan Lintas Selatan Pulau Kalimantan, yang merupakan bagian dari Jaringan Jalan Trans Kalimantan, yang menghubungkan:  Sei Pinyuh - Pontianak - Tayan - Nanga Tayap - Kudangan –Penopa - Nanga Bulik - Pangkalan Bun - Sampit - Kotabesi - Kasongan - Palangkaraya - Pulang Pisau - Kuala Kapuas - Banjarmasin – Liang Anggang;  Kuaro-Kademan-Penajam-Balikpapan-Loa Janan-Samarinda;

2. Jaringan jalan kolektor primer pada Jaringan Jalan Lintas Selatan Pulau Kalimantan, yang merupakan bagian dari Jaringan Jalan Trans Kalimantan, yang menghubungkan: a. Tanah Hitam - Sambas - Pemangkat - Singkawang - Sei Duri - Mempawah - Sei Pinyuh; b. Liang Anggang - Pelaihari - Pagatan - Batulicin - Batuaji – Tanah Grogot - Kuaro; c. Samarinda - Bontang - Sangata - Simpang Perdau - Muara Wahau - Labanan - Tanjung Redeb - Tanjung Selor - Malinau – Mensalong - Simanggaris;

3. Jaringan jalan strategis nasional pada Jaringan Jalan Lintas Selatan Pulau Kalimantan yang menghubungkan Tanah Hitam-Temajuk;

4. Jaringan jalan arteri primer pada Jaringan Jalan Lintas Tengah Pulau Kalimantan yang menghubungkan Sei Pinyuh-Sosok-Tanjung.

37

“Masyarakat Kabupaten Landak yang Cerdas dan Berdaya Saing”

RENCANA PEMBANGUNAN INVESTASI INFRASTRUKTUR JANGKA MENENGAH 2016 - 2020

5. Jaringan jalan kolektor primer pada Jaringan Jalan Lintas Tengah Pulau Kalimantan yang menghubungkan: a. Tanjung-Sanggau-Sekadau-Tebelian-Nanga Pinoh; b. Tumbang Samba - Rabambang - Tumbang Jutuh - Kuala Kurun - Puruk Cahu - Muara Laung - Muara Teweh - Damai – Simpang Blusuh - Resak - Kotabangun - Tenggarong - Loa Janan - Samarinda;

6. Jaringan jalan strategis nasional pada Jaringan Jalan Lintas Tengah Pulau Kalimantan yang menghubungkan Nanga Pinoh-Tumbang NangaTumbang Senamang-Tumbang Samba;

7. Jaringan jalan kolektor primer pada Jaringan Jalan Lintas Utara Pulau Kalimantan yang menghubungkan Nanga Badau-Putussibau;

8. Jaringan jalan strategis nasional pada Jaringan Jalan Lintas Utara Pulau Kalimantan yang menghubungkan: a. Temajuk-Aruk-Jagoibabang-Entikong-Jasa-Nanga Badau; b. Putussibau-Long Pahangai-Long Nawang-Malinau-Long Midang;

9. Jaringan jalan arteri primer pada jaringan jalan pengumpan Pulau Kalimantan yang menghubungkan: a. Tanjung-Balai Karangan-Entikong; b. Tayan-Sosok; c. Liang Anggang - Martapura - Rantau - Kandangan – Pantai Hambawang - Barabai - Paringin - Tanjung - Muara Koman - Batu Sopang-Kuaro;

10. Jaringan jalan kolektor primer pada jaringan jalan pengumpan Pulau Kalimantan yang menghubungkan: a. Tanah Hitam-Galing; b. Tebelian-Sintang-Putussibau; c. Ketapang-Nanga Tayap; d. Rabambang-Tumbang Taleken-Takaras-Simpang Sungai Asem; e. Muara Teweh-Ampah-Tamiang Layang-Kelua;

38

“Masyarakat Kabupaten Landak yang Cerdas dan Berdaya Saing”

RENCANA PEMBANGUNAN INVESTASI INFRASTRUKTUR JANGKA MENENGAH 2016 - 2020

f. Barabai-Mabuun; g. Simpang Serapat-Benua Anyar; h. Simpang Perdau-Maloi; i. Simpang Damai-Sendawar-Long Bangun-Long Pahangai; j. Anjungan-Bengkayang-Sanggauledo;

11. Jaringan jalan strategis nasional pada jaringan jalan pengumpan Pulau Kalimantan yang menghubungkan: a. Mensalong-Tanlumbis; b. Palangkaraya-Bukitliti-Buntok-Ampah; c. Galing-Aruk; d. Sampit-Bagendang-Ujung Pandaran.

12. Pengembangan jaringan jalan strategis nasional untuk meningkatkan aksesibilitas di kawasan perbatasan negara yang berbatasan dengan Negara Malaysia dengan memperhatikan keberadaan kawasan berfungsi lindung dilakukan pada Jaringan Jalan Lintas Utara Pulau Kalimantan yang menghubungkan Temajuk - Aruk - Jagoibabang - Entikong - Jasa - Nanga Badau - Putussibau - Long Pahangai - Long Nawang - Malinau - Long Midang.

13. Pengembangan jaringan jalan nasional yang menghubungkan kawasan perkotaan nasional sebagai pusat pertumbuhan dengan pelabuhan dan bandar udara untuk mendukung pemasaran dan distribusi produk unggulan meliputi jaringan jalan arteri primer yang menghubungkan: a. PKN Pontianak dengan Pelabuhan Pontianak (Kota Pontianak) dan Bandar Udara Supadio (Kabupaten Kubu Raya); b. PKN Palangkaraya dengan Bandar Udara Tjilik Riwut (Kota Palangkaraya); c. PKN Banjarmasin dengan Pelabuhan Banjarmasin (Kota Banjarmasin) dan Bandar Udara Syamsuddin Noor (Kota Banjarmasin); d. PKN Kawasan Perkotaan Balikpapan-Tenggarong-Samarinda-Bontang dengan Pelabuhan Balikpapan (Kota Balikpapan), Pelabuhan Samarinda (Kota Samarinda), Pelabuhan Tanjung Santan (Kota Bontang), dan Bandar

39

“Masyarakat Kabupaten Landak yang Cerdas dan Berdaya Saing”

RENCANA PEMBANGUNAN INVESTASI INFRASTRUKTUR JANGKA MENENGAH 2016 - 2020

Udara Sepinggan (Kota Balikpapan), Bandar Udara Samarinda Baru (Kota Samarinda), serta Bandar Udara Bontang (Kota Bontang); e. PKN Tarakan dengan Pelabuhan Tarakan (Kota Tarakan) dan Bandar Udara Juwata (Kota Tarakan); f. PKW Ketapang dengan Pelabuhan Ketapang (Kabupaten Ketapang) dan Bandar Udara Rahadi Usman (Kabupaten Ketapang); g. PKW Pangkalan Bun dengan Pelabuhan Kumai (Kabupaten Kotawaringin Barat) dan Bandar Udara Iskandar (Kabupaten Kotawaringin Barat); h. PKW Kotabaru dengan Pelabuhan Batulicin (Kabupaten Tanah Bumbu) dan Bandar Udara Stagen (Kabupaten Kotabaru); i. PKW Tanjung Redeb dengan Pelabuhan Tanjung Redeb (Kabupaten Berau) dan Bandar Udara Kalimarau-Berau (Kabupaten Berau); j. PKW Sangata dengan Pelabuhan Tanjung Sangata (Kabupaten Kutai Timur); k. PKW Nunukan dengan Pelabuhan Nunukan (Kabupaten Nunukan) dan Bandar Udara Nunukan (Kabupaten Nunukan); dan l. PKW Tanah Grogot dengan Pelabuhan Tanah Grogot (Kabupaten Paser).

14. Pengembangan jaringan jalan bebas hambatan untuk melayani PKN sebagai pusat pertumbuhan utama meliputi jaringan jalan bebas hambatan antarkota yang menghubungkan: a. Banjarmasin-Liang Anggang; b. Simpang Penajam-Balikpapan; c. Balikpapan-Samarinda; d. Samarinda-Tenggarong; e. Sei Pinyuh-Pontianak; f. Pontianak-Tayan; g. Liang Anggang-Pelaihari; h. Singkawang-Mempawah; i. Mempawah-Sei Pinyuh; j. Kuala Kapuas-Banjarmasin; k. Marabahan-Banjarmasin; l. Liang Anggang-Martapura; m. Pelaihari-Pagatan;

40

“Masyarakat Kabupaten Landak yang Cerdas dan Berdaya Saing”

RENCANA PEMBANGUNAN INVESTASI INFRASTRUKTUR JANGKA MENENGAH 2016 - 2020

n. Pagatan-Batulicin; o. Batulicin-Tanah Grogot (Kuaro); p. Tanah Grogot-Penajam; q. Samarinda-Bontang; dan r. Bontang-Sangata.

15. Pengembangan jaringan jalan nasional yang terpadu dengan jaringan jalur kereta api, pelabuhan, bandar udara, serta transportasi sungai dan penyeberangan untuk membuka keterisolasian wilayah meliputi: a. Jaringan Jalan Lintas Utara Pulau Kalimantan, Jaringan Jalan Lintas Tengah Pulau Kalimantan, dan Jaringan Jalan Lintas Selatan Pulau Kalimantan yang terpadu dengan Jaringan Jalur Kereta Api Lintas Selatan Pulau Kalimantan Bagian Barat dan Jaringan Jalur Kereta Api Lintas Selatan Pulau Kalimantan Bagian Timur; b. Jaringan Jalan Lintas Selatan Pulau Kalimantan yang terpadu dengan Pelabuhan Pontianak (Kota Pontianak), Pelabuhan Ketapang (Kabupaten Ketapang), Pelabuhan Kumai (Kabupaten Kotawaringin Barat), Pelabuhan Banjarmasin (Kota Banjarmasin), Pelabuhan Batulicin (Kabupaten Tanah Bumbu), Pelabuhan Tanah Grogot (Kabupaten Paser), Pelabuhan Balikpapan (Kota Balikpapan), Pelabuhan Samarinda (Kota Samarinda), Pelabuhan Tanjung Santan (Kota Bontang), Pelabuhan Tanjung Sangata (Kabupaten Kutai Timur), Pelabuhan Tanjung Redeb (Kabupaten Berau), Pelabuhan Tanjung Selor (Kabupaten Bulungan), Pelabuhan Tarakan (Kota Tarakan), dan Pelabuhan Nunukan (Kabupaten Nunukan); c. Jaringan Jalan Lintas Utara Pulau Kalimantan yang terpadu dengan Bandar Udara Paloh (Kabupaten Sambas) dan Bandar Udara Pangsuma (Kabupaten Kapuas Hulu); d. Jaringan Jalan Lintas Tengah Pulau Kalimantan yang terpadu dengan Bandar Udara Susilo (Kabupaten Sintang) dan Bandar Udara Samarinda Baru (Kota Samarinda); e. Jaringan Jalan Lintas Selatan Pulau Kalimantan yang terpadu dengan Bandar Udara Supadio (Kabupaten Kubu Raya), Bandar Udara Tjilik Riwut (Kota Palangkaraya), Bandar Udara Syamsuddin Noor (Kota Banjarmasin), Bandar

41

“Masyarakat Kabupaten Landak yang Cerdas dan Berdaya Saing”

RENCANA PEMBANGUNAN INVESTASI INFRASTRUKTUR JANGKA MENENGAH 2016 - 2020

Udara Sepinggan (Kota Balikpapan), Bandar Udara Samarinda Baru (Kota Samarinda), Bandar Udara Paloh (Kabupaten Sambas), Bandar Udara Rahadi Usman (Kabupaten Ketapang), Bandar Udara Iskandar (Kabupaten Kotawaringin Barat), Bandar Udara Stagen (Kabupaten Kotabaru), Bandar Udara Kalimarau Berau (Kabupaten Berau), Bandar Udara Nunukan (Kabupaten Nunukan), dan Bandar Udara Bontang (Kota Bontang); f. Jaringan Jalan Lintas Utara yang terpadu dengan jaringan transportasi sungai di Sungai Sambas, Sungai Kapuas, dan Sungai Kayan; g. Jaringan Jalan Lintas Tengah Pulau Kalimantan yang terpadu dengan jaringan transportasi sungai di Sungai Mempawah, Sungai Landak, Sungai Kapuas, Sungai Kahayan, Sungai Sebangau, Sungai Barito, dan Sungai Mahakam; h. Jaringan Jalan Lintas Selatan Pulau Kalimantan yang terpadu dengan jaringan transportasi sungai di Sungai Sambas, Sungai Kapuas, Sungai Barito, Sungai Mahakam, Sungai Kapuas, Sungai Mentaya, Sungai Lamandau, Sungai Kelay, Sungai Kandilo, Sungai Kahayan, Sungai Sembakung, Sungai Sebuku, Sungai Sesayap, Sungai Kayan, Sungai Sebangau, Sungai Katingan, Sungai Arut, Sungai Pawan, dan Sungai Melawi; dan i. Jaringan Jalan Lintas Selatan Pulau Kalimantan yang terpadu dengan jaringan penyeberangan sabuk utara, jaringan penyeberangan sabuk tengah, dan jaringan penyeberangan penghubung sabuk.

16. Pengembangan jaringan jalur kereta api untuk menghubungkan kawasan perkotaan nasional, sentra produksi komoditas unggulan, jaringan jalan, pelabuhan, dan bandar udara meliputi: a. Jaringan Jalur Kereta Api Lintas Selatan Pulau Kalimantan Bagian Barat yang melalui:  Palangkaraya-Sampit-Nanga Bulik-Nanga Tayap-Sanggau;  Sanggau-Pontianak;  Pontianak-Mempawah-Singkawang-Sambas-batas negara;  Sambas-Bengkayang-Ngabang-Sanggau-Sintang-Putussibau;  Pontianak-Ngabang;

42

“Masyarakat Kabupaten Landak yang Cerdas dan Berdaya Saing”

RENCANA PEMBANGUNAN INVESTASI INFRASTRUKTUR JANGKA MENENGAH 2016 - 2020

b. Jaringan Jalur Kereta Api Lintas Selatan Pulau Kalimantan Bagian Timur yang melalui:  Batas negara - Simanggaris - Malinau - Tanjung Selor – Tanjung Redeb - Sangkulirang - Sangata - Bontang;  Bontang-Samarinda-Balikpapan;  Balikpapan-Tanah Grogot-Tanjung-Ampah;  Ampah-Muara Teweh;  Muara Teweh-Puruk Cahu;  Ampah-Bangkuang;  Ampah-Buntok-Palangkaraya;  Batulicin - Pelaihari - Banjarmasin - Kuala Kapuas - Pulang Pisaun - Palangkaraya;  Samarinda-Tenggarong-Kotabangun.

17. Pengembangan jaringan jalur kereta api untuk meningkatkan aksesibilitas di kawasan perbatasan negara meliputi jaringan jalur kereta api antarkota di kawasan perbatasan negara yang menghubungkan: a. Malinau-Simanggaris-batas negara; dan b. Sambas-batas negara

18. Pengembangan jaringan transportasi sungai untuk melayani PKN, PKW, dan kawasan permukiman pada bagian hulu sungai dilakukan di: a. Jaringan transportasi Sungai Kapuas yang menghubungkan PKW Putussibau, PKW Sintang, dan PKW Sanggau, dengan PKN Pontianak; b. Jaringan transportasi Sungai Barito yang menghubungkan PKW Muara Teweh dan PKW Buntok, dengan PKN Banjarmasin; c. Jaringan transportasi Sungai Kapuas yang melayani PKW Kuala Kapuas; d. Jaringan transportasi Sungai Mahakam yang menghubungkan PKW Sendawar dengan PKN Kawasan Perkotaan Balikpapan TenggarongSamarinda-Bontang; e. Jaringan transportasi Sungai Nagara yang menghubungkan PKW Amuntai dengan PKN Banjarmasin;

43

“Masyarakat Kabupaten Landak yang Cerdas dan Berdaya Saing”

RENCANA PEMBANGUNAN INVESTASI INFRASTRUKTUR JANGKA MENENGAH 2016 - 2020

f. Jaringan transportasi Sungai Mentaya yang menghubungkan PKW Sampit dengan pusat-pusat pemukiman di bagian hulu Sungai Mentaya; g. Jaringan transportasi Sungai Lamandau yang menghubungkan PKW Pangkalan Bun dengan pusat-pusat pemukiman di bagian hulu Sungai Lamandau; h. Jaringan transportasi Sungai Kelay yang menghubungkan PKW Tanjung Redeb dengan pusat-pusat pemukiman di bagian hulu Sungai Kelay; i. Jaringan transportasi Sungai Kandilo yang menghubungkan PKW Tanah Grogot dengan pusat-pusat pemukiman di bagian hulu Sungai Kandilo; j. Jaringan transportasi Sungai Sembakung yang menghubungkan pusatpusat pemukiman di bagian hulu dengan bagian hilir Sungai Sembakung; k. Jaringan transportasi Sungai Sebuku yang menghubungkan pusatpusat pemukiman di bagian hulu dengan bagian hilir Sungai Sebuku; l. Jaringan transportasi Sungai Sesayap yang menghubungkan pusat-pusat pemukiman di bagian hulu dengan bagian hilir Sungai Sesayap; m. Jaringan transportasi Sungai Kayan yang menghubungkan PKW Tanjung Selor dengan pusat-pusat pemukiman di bagian hulu Sungai Kayan; n. Jaringan transportasi Sungai Sambas yang menghubungkan pusat-pusat pemukiman di bagian hulu dengan bagian hilir Sungai Sambas; o. Jaringan transportasi Sungai Kahayan yang menghubungkan PKN Palangkaraya dengan pusat-pusat pemukiman di bagian hulu Sungai Kahayan; p. Jaringan transportasi Sungai Sebangau yang menghubungkan pusatpusat pemukiman di bagian hulu dengan bagian hilir Sungai Sebangau; q. Jaringan transportasi Sungai Katingan yang menghubungkan pusatpusat permukiman di bagian hulu dengan bagian hilir Sungai Katingan; r. Jaringan transportasi Sungai Arut yang menghubungkan pusat-pusat pemukiman di bagian hulu dengan dengan bagian hilir Sungai Arut; s. Jaringan transportasi Sungai Pawan yang menghubungkan pusat-pusat permukiman di bagian hulu dengan bagian hilir Sungai Pawan; dan t. Jaringan transportasi Sungai Melawi yang menghubungkan pusat-pusat permukiman di bagian hulu dengan bagian hilir Sungai Melawi.

44

“Masyarakat Kabupaten Landak yang Cerdas dan Berdaya Saing”

RENCANA PEMBANGUNAN INVESTASI INFRASTRUKTUR JANGKA MENENGAH 2016 - 2020

19. Pengembangan jaringan transportasi sungai yang terpadu dengan jaringan transportasi darat lainnya dilakukan pada jaringan transportasi sungai yang terpadu dengan Jaringan Jalan Lintas Selatan Pulau Kalimantan, Jaringan Jalan Lintas Tengah Pulau Kalimantan, dan Jaringan Jalur Kereta Api Lintas Selatan Pulau Kalimantan Bagian Barat.

20. Pengembangan jaringan transportasi sungai untuk melayani pengangkutan batubara, hasil hutan, dan komoditas unggulan lainnya dilakukan pada jaringan transportasi Sungai Kapuas, Sungai Mahakam, Sungai Kahayan, Sungai Barito, Sungai Jelai, Sungai Pawan, Sungai Lamandau, Sungai Mentaya, Sungai Kayan, Sungai Sembakung, Sungai Sesayap, dan Sungai Kelay.

21. Peningkatan fungsi terusan yang menghubungkan antaralur pelayaran sungai meliputi: a. Terusan Kelampan yang menghubungkan Sungai Kapuas dengan Sungai Kahayan; b. Terusan Serapat yang menghubungkan Sungai Kapuas dengan Sungai Barito; c. Terusan Hantipan yang menghubungkan Sungai Kapuas dengan Sungai Barito; d. Terusan Raya yang menghubungkan Sungai Kapuas dengan Sungai Kahayan; e. Terusan Tamban yang menghubungkan Sungai Kapuas dengan Sungai Barito; dan f. Terusan Basarang yang menghubungkan Sungai Kapuas dengan Sungai Kahayan.

22. Pengembangan jaringan transportasi penyeberangan untuk membuka keterisolasian wilayah pulau-pulau kecil terluar, meningkatkan keterkaitan antarprovinsi di Pulau Kalimantan dengan provinsi di luar Pulau Kalimantan, dan antarnegara meliputi: a. Lintas penyeberangan untuk membuka keterisolasian wilayah pulau-pulau kecil terluar yang menghubungkan:  Nunukan-Pulau Sebatik;

45

“Masyarakat Kabupaten Landak yang Cerdas dan Berdaya Saing”

RENCANA PEMBANGUNAN INVESTASI INFRASTRUKTUR JANGKA MENENGAH 2016 - 2020

 Tanjung Redeb-Pulau Maratua;  Tanjung Redeb-Pulau Sambit; b. lintas penyeberangan antarprovinsi yang menghubungkan:  Balikpapan-Mamuju (Pulau Sulawesi);  Sampit-Semarang (Pulau Jawa);  Batulicin-Garongkong (Pulau Sulawesi);  Bahaur-Lamongan (Pulau Jawa);  Kumai-Kendal (Pulau Jawa);  Pontianak-Batam (Pulau Sumatera) yang merupakan bagian dari jaringan penyeberangan sabuk utara;  Nunukan-Tarakan-Toli-Toli (Pulau Sulawesi) yang merupakan bagian dari jaringan penyeberangan sabuk utara;  Ketapang-Manggar (Pulau Sumatera) yang merupakan bagian dari jaringan penyeberangan sabuk tengah;  Batulicin-Barru (Pulau Sulawesi) yang merupakan bagian dari jaringan penyeberangan sabuk tengah;  Balikpapan-Taipa (Pulau Sulawesi) yang merupakan bagian dari jaringan penyeberangan sabuk tengah;  Pontianak-Tanjung Pandan (Pulau Sumatera) yang merupakan bagian dari jaringan penyeberangan penghubung sabuk;  Banjarmasin-Semarang (Pulau Jawa) yang merupakan bagian dari jaringan penyeberangan penghubung sabuk;  Pontianak-Semarang (Pulau Jawa) yang merupakan bagian dari jaringan penyeberangan penghubung sabuk;  Banjarmasin-Lamongan (Pulau Jawa) yang merupakan bagian dari jaringan penyeberangan penghubung sabuk;  Balikpapan-Lamongan (Pulau Jawa) yang merupakan bagian dari jaringan penyeberangan penghubung sabuk; c. lintas penyeberangan antarnegara yang menghubungkan NunukanTawau (Malaysia).

46

“Masyarakat Kabupaten Landak yang Cerdas dan Berdaya Saing”

RENCANA PEMBANGUNAN INVESTASI INFRASTRUKTUR JANGKA MENENGAH 2016 - 2020

23. Pengembangan dan pemantapan pelabuhan yang melayani kawasan perkotaan nasional sebagai pusat pengembangan kawasan andalan menuju pasar nasional dan internasional dilakukan di: a. Pelabuhan Pontianak (Kota Pontianak) sebagai pelabuhan utama untuk melayani PKN Pontianak dan PKW Mempawah sebagai pusat pengembangan Kawasan Andalan Laut Pontianak dan Sekitarnya, Kawasan Andalan Pontianak dan Sekitarnya, PKW Sambas dan PKW Singkawang sebagai pusat pengembangan Kawasan Andalan Singkawang dan Sekitarnya, PKW Putussibau sebagai pusat pengembangan Kawasan Andalan Kapuas Hulu dan Sekitarnya, PKW Sanggau dan PKW Sintang sebagai pusat pengembangan Kawasan Andalan Sanggau; b. Pelabuhan Banjarmasin (Kota Banjarmasin) sebagai pelabuhan utama untuk melayani PKN Banjarmasin, PKW Marabahan, dan PKW Martapura sebagai pusat pengembangan Kawasan Andalan Banjarmasin Raya dan Sekitarnya, PKW Amuntai sebagai pusat pengembangan Kawasan Andalan Kandangan dan Sekitarnya, PKN Palangkaraya dan PKW Kuala Kapuas sebagai pusat pengembangan Kawasan Andalan Kuala Kapuas; c. Pelabuhan Balikpapan (Kota Balikpapan) sebagai pelabuhan utamauntuk melayani PKN Kawasan Perkotaan Balikpapan-TenggarongSamarinda Bontang sebagai pusat pengembangan Kawasan Andalan Bontang- Samarinda-Tenggarong-Balikpapan-Penajam dan Sekitarnya (Bonsamtebajam) dan Kawasan Andalan Laut Bontang-Tarakan dan Sekitarnya, dan PKW Buntok sebagai pusat pengembangan Kawasan Andalan Buntok; d. Pelabuhan Tarakan (Kota Tarakan) sebagai pelabuhan utama untuk melayani PKN Tarakan, PKW Malinau, dan PKW Tanlumbis sebagai pusat pengembangan Kawasan Andalan Tarakan-Tanjung SalasNunukan-Pulau Bunyu-Malinau (Tatapanbuma) dan Sekitarnya serta Kawasan Andalan Laut Bontang-Tarakan dan Sekitarnya; e. Pelabuhan Ketapang (Kabupaten Ketapang) sebagai pelabuhan pengumpul untuk melayani PKW Ketapang sebagai pusat pengembangan Kawasan Andalan Ketapang dan Sekitarnya serta Kawasan Andalan Laut Ketapang dan Sekitarnya;

47

“Masyarakat Kabupaten Landak yang Cerdas dan Berdaya Saing”

RENCANA PEMBANGUNAN INVESTASI INFRASTRUKTUR JANGKA MENENGAH 2016 - 2020

f. Pelabuhan Kumai, termasuk Terminal Bumiharjo (Kabupaten Kotawaringin Barat), sebagai pelabuhan pengumpul untuk melayani PKW Pangkalan Bun sebagai pusat pengembangan Kawasan Andalan Sampit-Pangkalan Bun dan Kawasan Andalan Laut Kuala Pembuang; g. Pelabuhan Batulicin (Kabupaten Tanah Bumbu) sebagai pelabuhan pengumpul untuk melayani PKW Kotabaru sebagai pusat pengembangan Kawasan Andalan Batulicin dan Kawasan Andalan Laut Pulau Laut; h. Pelabuhan Sampit, termasuk Terminal Bagendang (Kabupaten Kotawaringin Timur), sebagai pelabuhan pengumpul untuk melayani PKW Sampit sebagai pusat pengembangan Kawasan Andalan SampitPangkalan Bun; i. Pelabuhan Nunukan (Kabupaten Nunukan) sebagai pelabuhan pengumpul untuk melayani PKW/PKSN Nunukan, PKW Malinau, dan PKW Tanlumbis sebagai pusat pengembangan Kawasan Andalan Tatapanbuma dan Sekitarnya, serta Kawasan Andalan Laut BontangTarakan dan Sekitarnya; j. Pelabuhan Samarinda (Kota Samarinda) sebagai pelabuhan pengumpul untuk melayani PKN Kawasan Perkotaan Balikpapan-TenggarongSamarinda- Bontang sebagai pusat pengembangan Kawasan Andalan Sangkulirang- Sangata-Muara Wahau (Sasamawa), Kawasan Andalan Bonsamtebajam dan Sekitarnya, serta Kawasan Andalan Laut Bontang Tarakan dan Sekitarnya; k. Pelabuhan Tanjung Sangata (Kabupaten Kutai Timur) sebagai pelabuhan pengumpul untuk melayani PKW Sangata sebagai pusat pengembangan Kawasan Andalan Sasamawa dan Kawasan Andalan Laut Bontang-Tarakan dan Sekitarnya; l. Pelabuhan Tanjung Redeb (Kabupaten Berau) sebagai pelabuhan pengumpul untuk melayani PKW Tanjung Redeb sebagai pusat pengembangan Kawasan Andalan Tanjung Redeb dan Sekitarnya serta Kawasan Andalan Laut Bontang-Tarakan dan Sekitarnya; m. Pelabuhan Tanah Grogot (Kabupaten Paser) sebagai pelabuhan pengumpul untuk melayani PKW Tanah Grogot sebagai pusat pengembangan Kawasan Andalan Bonsamtebajam dan Sekitarnya, PKW Buntok sebagai pusat pengembangan Kawasan Andalan Buntok, dan PKW Amuntai sebagai pusat pengembangan Kawasan Andalan Kandangan;

48

“Masyarakat Kabupaten Landak yang Cerdas dan Berdaya Saing”

RENCANA PEMBANGUNAN INVESTASI INFRASTRUKTUR JANGKA MENENGAH 2016 - 2020

n. Pelabuhan Tanjung Selor (Kabupaten Bulungan) sebagai pelabuhan pengumpul untuk melayani PKW Tanjung Selor, PKW Malinau, dan PKW Tanlumbis sebagai pusat pengembangan Kawasan Andalan Tatapanbuma dan Sekitarnya serta Kawasan Andalan Laut BontangTarakan dan Sekitarnya; o. Pelabuhan Tanjung Santan, termasuk Terminal Lhok Tuan dan Terminal Tanjung Laut (Kota Bontang) sebagai pelabuhan pengumpul untuk melayani PKN Kawasan Perkotaan Balikpapan-TenggarongSamarinda-Bontang sebagai pusat pengembangan Kawasan Andalan Bonsamtebajam dan Sekitarnya serta Kawasan Andalan Laut Bontang Tarakan dan Sekitarnya; dan. p. Pelabuhan Maloi (Kabupaten Kutai Timur) sebagai pelabuhan pengumpul untuk melayani PKW Sangata sebagai pusat pengembangan Kawasan Andalan Sasamawa dan Kawasan Andalan Laut Bontang-Tarakan dan Sekitarnya.

24. Pengembangan akses dan jasa kepelabuhanan di sepanjang Alur Laut Kepulauan Indonesia I dan Alur Laut Kepulauan Indonesia II dilakukan di Pelabuhan Pontianak (Kota Pontianak), Pelabuhan Banjarmasin (Kota Banjarmasin), Pelabuhan Balikpapan (Kota Balikpapan), Pelabuhan Tarakan (Kota Tarakan), Pelabuhan Ketapang (Kabupaten Ketapang), Pelabuhan Batulicin (Kabupaten Tanah Bumbu), Pelabuhan Nunukan (Kabupaten Nunukan), Pelabuhan Samarinda (Kota Samarinda), Pelabuhan Tanjung Sangata (Kabupaten Kutai Timur), Pelabuhan Maloi (Kabupaten Kutai Timur), Pelabuhan Tanjung Redeb (Kabupaten Berau), Pelabuhan Tanah Grogot (Kabupaten Paser), Pelabuhan Tanjung Selor (Kabupaten Bulungan), dan Pelabuhan Tanjung Santan (Kota Bontang).

49

“Masyarakat Kabupaten Landak yang Cerdas dan Berdaya Saing”

RENCANA PEMBANGUNAN INVESTASI INFRASTRUKTUR JANGKA MENENGAH 2016 - 2020

25. Pengembangan pelabuhan yang terpadu dengan pengembangan jaringan transportasi lainnya meliputi pengembangan pelabuhan yang terpadu dengan: a. Jaringan Jalan Lintas Utara Pulau Kalimantan, Jaringan Jalan Lintas Tengah Pulau Kalimantan, Jaringan Jalan Lintas Selatan Pulau Kalimantan, dan jaringan jalan pengumpan Pulau Kalimantan; b. Jaringan Jalur Kereta Api Lintas Selatan Pulau Kalimantan Bagian Barat dan Jaringan Jalur Kereta Api Lintas Selatan Pulau Kalimantan Bagian Timur; dan. c. Jaringan penyeberangan sabuk utara, jaringan penyeberangan sabuk tengah, dan jaringan penyeberangan penghubung sabuk.

26. Pemanfaatan bersama pelabuhan guna kepentingan pertahanan dan keamanan negara dilakukan di sekitar Pelabuhan Pontianak (Kota Pontianak), Pelabuhan Banjarmasin (Kota Banjarmasin), Pelabuhan Balikpapan (Kota Balikpapan), Pelabuhan Tarakan (Kota Tarakan), Pelabuhan Kumai (Kabupaten Kotawaringin Barat), Pelabuhan Ketapang (Kabupaten Ketapang), Pelabuhan Batulicin (Kabupaten Tanah Bumbu), Pelabuhan Nunukan (Kabupaten Nunukan), Pelabuhan Samarinda (Kota Samarinda), Pelabuhan Tanjung Sangata (Kabupaten Kutai Timur), Pelabuhan Maloi (Kabupaten Kutai Timur), Pelabuhan Tanjung Redeb (Kabupaten Berau), Pelabuhan Tanah Grogot (Kabupaten Paser), Pelabuhan Tanjung Selor (Kabupaten Bulungan), dan Pelabuhan Tanjung Santan (Kota Bontang).

27. Pengembangan alur pelayaran yang menghubungkan antarpelabuhan meliputi alur pelayaran yang menghubungkan Pelabuhan Pontianak (Kota Pontianak), Pelabuhan Banjarmasin (Kota Banjarmasin), Pelabuhan Balikpapan (Kota Balikpapan), Pelabuhan Tarakan (Kota Tarakan), Pelabuhan Ketapang (Kabupaten Ketapang), Pelabuhan Kumai (Kabupaten Kotawaringin Barat), Pelabuhan Batulicin (Kabupaten Tanah Bumbu), Pelabuhan Nunukan (Kabupaten Nunukan), Pelabuhan Samarinda (Kota Samarinda), Pelabuhan Tanjung Sangata (Kabupaten Kutai Timur), Pelabuhan Maloi (Kabupaten Kutai Timur), Pelabuhan Tanjung Redeb (Kabupaten Berau), Pelabuhan Tanah Grogot

50

“Masyarakat Kabupaten Landak yang Cerdas dan Berdaya Saing”

RENCANA PEMBANGUNAN INVESTASI INFRASTRUKTUR JANGKA MENENGAH 2016 - 2020

(Kabupaten Paser), Pelabuhan Tanjung Selor (Kabupaten Bulungan), dan Pelabuhan Tanjung Santan (Kota Bontang).

28. Pengembangan sarana bantu navigasi pelayaran pada kawasan konservasi perairan yang memiliki keanekaragaman hayati tinggi dilakukan di: a. Suaka Alam Laut Sambas (Kabupaten Sambas) dan Suaka Alam Laut Pulau Sebatik (Kabupaten Nunukan); b. Cagar Alam Laut Kepulauan Karimata (Kabupaten Ketapang); dan c. Taman Wisata Alam Laut Bengkayang (Kabupaten Bengkayang), Taman Wisata Alam Laut Berau (Kabupaten Berau), dan Taman Wisata Alam Laut Pulau Laut Barat-Selatan dan Pulau Sembilan (Kabupaten Kotabaru).

29. Pengembangan dan pemantapan bandar udara yang terpadu dengan sistem jaringan transportasi darat untuk meningkatkan keterkaitan antarwilayah dilakukan di: a. Bandar Udara Supadio (Kabupaten Kubu Raya) sebagai bandar udara pengumpul dengan skala pelayanan sekunder yang terpadu dengan pengembangan Jaringan Jalan Lintas Selatan Pulau Kalimantan dan Jaringan Jalur Kereta Api Lintas Selatan Pulau Kalimantan Bagian Barat. b. Bandar Udara Tjilik Riwut (Kota Palangkaraya) sebagai bandar udara pengumpul dengan skala pelayanan tersier yang terpadu dengan pengembangan Jaringan Jalan Lintas Selatan Pulau Kalimantan dan Jaringan Jalur Kereta Api Lintas Selatan Pulau Kalimantan Bagian Barat; c. Bandar Udara Syamsuddin Noor (Kota Banjarmasin) sebagai bandar udara pengumpul dengan skala pelayanan sekunder yang terpadu dengan pengembangan Jaringan Jalan Lintas Selatan Pulau Kalimantan dan Jaringan Jalur Kereta Api Lintas Selatan Pulau Kalimantan Bagian Timur; d. Bandar Udara Sepinggan (Kota Balikpapan) sebagai bandar udara pengumpul dengan skala pelayanan primer yang terpadu dengan pengembangan Jaringan Jalan Lintas Selatan Pulau Kalimantan dan Jaringan Jalur Kereta Api Lintas Selatan Pulau Kalimantan Bagian Timur; e. Bandar Udara Samarinda Baru (Kota Samarinda) sebagai bandar udara pengumpul dengan skala pelayanan sekunder yang terpadu dengan

51

“Masyarakat Kabupaten Landak yang Cerdas dan Berdaya Saing”

RENCANA PEMBANGUNAN INVESTASI INFRASTRUKTUR JANGKA MENENGAH 2016 - 2020

pengembangan Jaringan Jalan Lintas Selatan Pulau Kalimantan dan Jaringan Jalur Kereta Api Lintas Selatan Pulau Kalimantan Bagian Timur; f. Bandar Udara Paloh (Kabupaten Sambas) sebagai bandar udara pengumpul dengan skala pelayanan tersier yang terpadu dengan pengembangan Jaringan Jalan Lintas Selatan Pulau Kalimantan dan Jaringan Jalur Kereta Api Lintas Selatan Pulau Kalimantan Bagian Barat; g. Bandar Udara Pangsuma (Kabupaten Kapuas Hulu) sebagai bandar udara pengumpul dengan skala pelayanan tersier yang terpadu dengan pengembangan Jaringan Jalan Lintas Utara Pulau Kalimantan dan Jaringan Jalur Kereta Api Lintas Selatan Pulau Kalimantan Bagian Barat; h. Bandar Udara Susilo (Kabupaten Sintang) sebagai bandar udara pengumpul dengan skala pelayanan tersier yang terpadu dengan pengembangan Jaringan Jalan Lintas Utara Pulau Kalimantan dan Jaringan Jalur Kereta Api Lintas Selatan Pulau Kalimantan Bagian Barat; i. Bandar Udara Rahadi Usman (Kabupaten Ketapang) sebagai bandar udara pengumpul dengan skala pelayanan tersier yang terpadu dengan pengembangan Jaringan Jalan Lintas Selatan dan Jaringan Jalur Kereta Api Lintas Selatan Pulau Kalimantan Bagian Timur; j. Bandar Udara Iskandar (Kabupaten Kotawaringin Barat) sebagai bandar udara pengumpul dengan skala pelayanan tersier yang terpadu dengan pengembangan Jaringan Jalan Lintas Selatan Pulau Kalimantan; k. Bandar Udara Stagen (Kabupaten Kotabaru) sebagai bandar udara pengumpul dengan skala pelayanan tersier yang terpadu dengan pengembangan Jaringan Jalan Lintas Selatan Pulau Kalimantan; l. Bandar Udara Juwata (Kota Tarakan) sebagai bandar udara pengumpul dengan skala pelayanan tersier yang terpadu dengan pengembangan jaringan jalan lokal; m. Bandar Udara Kalimarau-Berau (Kabupaten Berau) sebagai bandar udara pengumpul dengan skala pelayanan tersier yang terpadu dengan pengembangan Jaringan Jalan Lintas Selatan Pulau Kalimantan dan Jaringan Jalur Kereta Api Lintas Selatan Pulau Kalimantan Bagian Timur;

52

“Masyarakat Kabupaten Landak yang Cerdas dan Berdaya Saing”

RENCANA PEMBANGUNAN INVESTASI INFRASTRUKTUR JANGKA MENENGAH 2016 - 2020

n. Bandar Udara Nunukan (Kabupaten Nunukan) sebagai bandar udara pengumpul dengan skala pelayanan tersier yang terpadu dengan pengembangan jaringan jalan lokal; dan o. Bandar Udara Bontang (Kota Bontang) sebagai bandar udara pengumpul dengan skala pelayanan tersier yang terpadu dengan pengembangan Jaringan Jalan Lintas Selatan Pulau Kalimantan dan Jaringan Jalur Kereta Api Lintas Selatan Pulau Kalimantan Bagian Timur.

30. Pengembangan bandar udara untuk melayani kawasan perkotaan nasional sebagai pintu gerbang internasional dalam rangka mendukung kegiatan ekowisata, wisata budaya, dan industri dilakukan di Bandar Udara Supadio (Kabupaten Kubu Raya), Bandar Udara Tjilik Riwut (Kota Palangkaraya), Bandar Udara Syamsuddin Noor (Kota Banjarmasin), dan Bandar Udara Sepinggan (Kota Balikpapan).

31. Pengembangan bandar udara yang mendukung pelayanan angkutan udara perintis guna meningkatkan aksesibilitas di kawasan perbatasan negara serta kawasan tertinggal dan terisolasi dilakukan di : a. PKW Malinau, PKW Buntok, PKW Muara Teweh, Long Apung, Datah Dawai, Melak, Long Bawan, Long Layu, Nanga Pinoh, Kuala Pembuang, Kuala Kurun, dan Tumbang Samba.

32. Pemanfaatan bersama bandar udara guna kepentingan pertahanan dan keamanan negara dilakukan di: Bandar Udara Supadio (Kabupaten Kubu Raya), Bandar Udara Tjilik Riwut (Kota Palangkaraya), Bandar Udara Syamsuddin Noor (Kota Banjarmasin), Bandar Udara Sepinggan (Kota Balikpapan), Bandar Udara Samarinda Baru (Kota Samarinda), Bandar Udara Paloh (Kabupaten Sambas), Bandar Udara Pangsuma (Kabupaten Kapuas Hulu), Bandar Udara Susilo (Kabupaten Sintang), Bandar Udara Rahadi Usman (Kabupaten Ketapang), Bandar Udara Iskandar (Kabupaten Kotawaringin Barat), Bandar Udara Stagen (Kabupaten Kotabaru), Bandar Udara Juwata (Kota Tarakan), Bandar Udara

53

“Masyarakat Kabupaten Landak yang Cerdas dan Berdaya Saing”

RENCANA PEMBANGUNAN INVESTASI INFRASTRUKTUR JANGKA MENENGAH 2016 - 2020

KalimarauBerau (Kabupaten Berau), Bandar Udara Nunukan (Kabupaten Nunukan), dan Bandar Udara Bontang (Kota Bontang).

3.3.3. Arahan Strategi Untuk Sistem Jaringan Energi Nasional menurut Perpres No. 3 Tahun 2012 tentang Rencana Tata Ruang Pulau Kalimantan :

1. Pengembangan jaringan pipa transmisi dan distribusi minyak dan gas bumi yang mengintegrasikan fasilitas produksi, pengolahan dan/atau penyimpanan, hingga akses menuju kawasan perkotaan nasional dalam mendukung sistem pasokan energi nasional di Pulau dilakukan di: a. jaringan pipa transmisi minyak dan gas bumi Tanjung Santan-Kutai Kartanegara-Bontang, jaringan distribusi Samarinda dan jaringan distribusi Balikpapan untuk melayani PKN Kawasan Perkotaan Balikpapan- Tenggarong-Samarinda-Bontang; b. Jaringan pipa transmisi minyak dan gas bumi Kutai Timur – Penajam Paser Utara - Paser - Kotabaru - Tanah Bumbu - Tanah Laut, jaringan distribusi Banjarmasin dan jaringan distribusi Balikpapan untuk melayani PKN Kawasan Perkotaan Balikpapan - Tenggarong - Samarinda - Bontang, PKW Tanah Grogot, dan PKW Kotabaru; c. Jaringan pipa transmisi minyak dan gas bumi Tanah Laut-Banjar Baru Banjarmasin - Barito - Kuala Kapuas - Pulang Pisau - Katingan - Kotawaringin Timur - Seruyan - Kotawaringin Barat - Lamandau - Ketapang - Pontianak, jaringan distribusi Banjarmasin, jaringan distribusi Pontianak, dan jaringan distribusi Palangkaraya untuk melayani PKN Pontianak, PKN Palangkaraya, PKN Banjarmasin, PKW Kuala Kapuas, PKW Marahaban, PKW Martapura; dan d. Jaringan pipa transmisi minyak dan gas bumi Natuna-Pontianak Palangkaraya-Banjarmasin, jaringan distribusi Banjarmasin, jaringan distribusi Pontianak, dan jaringan distribusi Palangkaraya untuk melayani PKN Pontianak, PKN Palangkaraya, PKN Banjarmasin, dan PKW Kuala Kapuas.

54

“Masyarakat Kabupaten Landak yang Cerdas dan Berdaya Saing”

RENCANA PEMBANGUNAN INVESTASI INFRASTRUKTUR JANGKA MENENGAH 2016 - 2020

2. Pengembangan jaringan pipa transmisi dan distribusi minyak dan gas bumi untuk melayani kawasan andalan meliputi: a. Jaringan pipa transmisi minyak dan gas bumi Tanjung Santan-Kutai Kartanegara-Bontang, jaringan distribusi Samarinda dan jaringan distribusi Balikpapan untuk melayani Kawasan Andalan Bonsamtebajam dan Sekitarnya; b. Jaringan pipa transmisi minyak dan gas bumi Kutai - Penajam Paser Utara - Paser - Kotabaru - Tanah Bumbu - Tanah Laut, jaringan distribusi Banjarmasin dan jaringan distribusi Balikpapan untuk melayani Kawasan Andalan Bonsam tebajam dan Sekitarnya serta Kawasan Andalan Batulicin; c. Jaringan pipa transmisi minyak dan gas bumi Tanah Laut - Banjar Baru - Banjarmasin - Barito Kuala - Kapuas - Pulang Pisau - Katingan - Kotawaringin Timur - Seruyan - Kotawaringin Barat - Lamandau - Ketapang - Pontianak, jaringan distribusi Banjarmasin, jaringan distribusi Pontianak, dan jaringan distribusi Palangkaraya untuk melayani Kawasan Andalan Banjarmasin Raya dan Sekitarnya, Kawasan Andalan Kuala Kapuas, Kawasan Andalan Sampit-Pangkalan Bun, serta Kawasan Andalan Pontianak dan Sekitarnya; dan d. Jaringan pipa transmisi dan distribusi minyak dan gas bumi NatunaPontianak-Palangkaraya-Banjarmasin, jaringan distribusi Banjarmasin, jaringan distribusi Pontianak, dan jaringan distribusi Palangkaraya untuk melayani Kawasan Andalan Pontianak dan Sekitarnya, Kawasan Andalan Sampit-Pangkalan Bun, Kawasan Andalan Kuala Kapuas, dan Kawasan Andalan Banjarmasin Raya dan Sekitarnya.

3. Pengembangan pembangkit listrik berbasis energi baru berupa PLTU, PLTG,PLTGU, PLTMG, dan PLTGB untuk memenuhi kebutuhan energi Pulau Kalimantan dilakukan pada: a. PLTU Tanah Grogot (Kabupaten Paser), PLTU Kota Bangun (Kabupaten Kutai Kartanegara), PLTU Muara Jawa/Teluk Balikpapan (Kabupaten Kutai Kartanegara dan Kota Balikpapan), PLTU Kaltim Baru (Kota Balikpapan), PLTU Petung (Kabupaten Penajam Paser Utara), PLTU Melak (Kabupaten Kutai Barat), PLTU Nunukan (Kabupaten Nunukan), PLTU Berau

55

“Masyarakat Kabupaten Landak yang Cerdas dan Berdaya Saing”

RENCANA PEMBANGUNAN INVESTASI INFRASTRUKTUR JANGKA MENENGAH 2016 - 2020

(Kabupaten Berau), PLTU Tanjung Selor (Kabupaten Bulungan), PLTU Kaltim (Kota Balikpapan), PLTU Parit Baru (Kabupaten Pontianak), PLTU Pontianak (Kabupaten Pontianak), PLTU Pantai Kurakura Singkawang (Kota Singkawang), PLTU Asam-asam (Kabupaten Tanah Laut), PLTU Singkawang Baru (Kota Singkawang), PLTU I Kalteng (Kabupaten Pulang Pisau), PLTU Sampit (Kabupaten Kotawaringin Timur) dan PLTU Gambut (Kabupaten Mempawah); b. PLTG Kaltim-Peaking, PLTG Senipah (Kabupaten Kutai Kartanegara), PLTG Sambera (Kota Samarinda), dan PLTG Tanjung Batu (Kabupaten Kutai Kartanegara); c. PLTGB Sangata (Kabupaten Kutai Timur), PLTGB Tanjung Redeb (Kabupaten Berau), PLTGB Tanjung Selor (Kabupaten Bulungan), dan PLTGB Malinau (Kabupaten Malinau); d. PLTMG Bontang (Kota Bontang); dan e. PLTGU Bangkanai (Kabupaten Barito Utara) dan PLTGU Tanjung Batu (Kabupaten Kutai Kartanegara).

4. Pengembangan pembangkit listrik berbasis energi terbarukan berupa PLTA, PLTM, PLTB, PLTS dilakukan pada: a. PLTA Pade Kembayung (Kabupaten Landak), PLTA Nanga Pinoh (Kabupaten Melawi), PLTA Kusan (Kabupaten Kotabaru), PLTA Telake (Kabupaten Paser), PLTA Riam Kanan (Kabupaten Banjar), PLTA Sebakung (Kabupaten Paser), PLTA Sesayap (Kabupaten Tanah Tidung), PLTA Kayan (Kabupaten Bulungan), PLTA Kelai (Kabupaten Berau), PLTA Boh I dan Boh II (Kabupaten Malinau), dan PLTA M Noor (Kabupaten Banjar); b. PLTM Merasap 1 (Kabupaten Bengkayang); dan c. PLTB dan PLTS di Pulau Sebatik, Pulau Maratua, dan Pulau Sambit.

5. Pengembangan pembangkit listrik pada mulut tambang kawasan pertambangan batubara dilakukan pada kawasan pertambangan batubara di Kabupaten Sintang, Kabupaten Kapuas Hulu, Kabupaten Murung Raya, Kabupaten Barito Utara, Kabupaten Barito Timur, Kabupaten Gunung Mas, Kabupaten Malinau, Kabupaten Nunukan, Kabupaten Bulungan, Kabupaten Berau, Kabupaten Kutai

56

“Masyarakat Kabupaten Landak yang Cerdas dan Berdaya Saing”

RENCANA PEMBANGUNAN INVESTASI INFRASTRUKTUR JANGKA MENENGAH 2016 - 2020

Timur, Kabupaten Kutai Kartanegara, Kabupaten Kutai Barat, Kabupaten Penajam Paser Utara, Kabupaten Paser, Kabupaten Tabalong, Kabupaten Balangan, Kabupaten Kotabaru, Kabupaten Tanah Bumbu, Kabupaten Tanah Laut, Kabupaten Hulu Sungai Tengah, dan Kabupaten Tapin.

6. Pengembangan dan rehabilitasi jaringan transmisi tenaga listrik untuk melayani kawasan perkotaan nasional, kawasan andalan, kawasan terisolasi, dan kawasan perbatasan negara meliputi: a. rehabilitasi Jaringan Transmisi Pantai Timur Kalimantan dilakukan pada:  Jaringan transmisi utama tenaga listrik Saluran Udara Tegangan Tinggi (SUTT) Tanjung Selor -Tanjung Redeb - Sangata - Bontang - Tenggarong;  Jaringan transmisi utama tenaga listrik Saluran Udara Tegangan Tinggi (SUTT) Samarinda-Balikpapan-Tanah Grogot;  Jaringan transmisi utama tenaga listrik Saluran Udara Tegangan Tinggi (SUTT) Kuala Kapuas-Palangkaraya-Sampit-Pangkalan Bun;  Jaringan transmisi pengumpan tenaga listrik Saluran Udara Tegangan Tinggi (SUTT) Kuala Kapuas-Buntok-Muara Teweh;  Jaringan transmisi pengumpan tenaga listrik Saluran Udara Tegangan Tinggi (SUTT) Martapura-Amuntai;  Jaringan transmisi pengumpan tenaga listrik Saluran Udara Tegangan Tinggi (SUTT) Palangkaraya-Kuala Kurun; b. Rehabilitasi Jaringan Transmisi Pantai Barat Kalimantan dilakukan pada jaringan transmisi utama tenaga listrik Saluran Udara Tegangan Ekstra Tinggi (SUTET) Pontianak-Mempawah-Singkawang-Sambas- EntikongSanggau-Sekadau-Sintang-Putussibau; c. Pengembangan Jaringan Transmisi Pedalaman Kalimantan dilakukan pada:  Jaringan transmisi untuk melayani pusat kegiatan kawasan perbatasan negara di PKSN Paloh-Aruk, PKSN Jagoibabang, PKSN Nanga Badau, PKSN Entikong, PKSN Jasa, PKSN Nunukan, PKSN Simanggaris, PKSN Long Midang, PKSN Long Pahangai, dan PKSN Long Nawang;

57

“Masyarakat Kabupaten Landak yang Cerdas dan Berdaya Saing”

RENCANA PEMBANGUNAN INVESTASI INFRASTRUKTUR JANGKA MENENGAH 2016 - 2020

 Jaringan transmisi untuk melayani pulau-pulau kecil di Pulau Maratua, Pulau Sambit, Pulau Miang Besar, Kepulauan Laut Kecil, Pulau Gelam, Pulau Bawa, dan Kepulauan Karimata.

7. Pengembangan interkoneksi jaringan transmisi tenaga listrik antara Pulau Kalimantan dan wilayah lain di luar Pulau Kalimantan untuk mendukung sistem penyediaan tenaga listrik nasional meliputi interkoneksi antara jaringan transmisi tenaga listrik Pulau Kalimantan dan Pulau Jawa serta interkoneksi antara jaringan transmisi tenaga listrik Pulau Kalimantan dan Pulau Sulawesi.

3.3.4. Arahan Strategi Untuk Sistem Jaringan Telekomunikasi Nasional menurut Perpres No. 3 Tahun 2012 tentang Rencana Tata Ruang Pulau Kalimantan :

1. Pengembangan jaringan terestrial yang menghubungkan antarpusat perkotaan nasional dan melayani kawasan andalan meliputi: a. Jaringan Pelayanan Pusat Pertumbuhan di Pantai Selatan Kalimantan yang menghubungkan PKN Pontianak, PKN Palangkaraya, PKN Banjarmasin, PKN Kawasan Perkotaan Balikpapan-TenggarongSamarinda-Bontang, PKN Tarakan, PKW Sambas, PKW Singkawang, PKW Mempawah, PKW Ketapang, PKW Pangkalan Bun, PKW Sampit, PKW Kuala Kapuas, PKW Buntok, PKW Muara Teweh, PKW Marabahan, PKW Martapura, PKW Amuntai, PKW Kotabaru, PKW Tanah Grogot, PKW Sendawar, PKW Sangata, PKW Tanjung Redeb, PKW Tanjung Selor, PKW Malinau, dan PKW/PKSN Nunukan, serta melayani Kawasan Andalan Pontianak dan Sekitarnya, Kawasan Andalan Sampit-Pangkalan Bun, Kawasan Andalan Buntok, Kawasan Andalan Muara Teweh, Kawasan Andalan Kuala Kapuas, Kawasan Andalan Kandangan dan Sekitarnya, Kawasan Andalan Banjarmasin Raya dan Sekitarnya, Kawasan Andalan Batulicin, Kawasan Andalan Tanjung Redeb dan Sekitarnya, Kawasan Andalan Sasamawa, Kawasan Andalan Tatapanbuma dan Sekitarnya, serta Kawasan Andalan Bonsamtebajam dan Sekitarnya; dan b. Jaringan Pelayanan Pusat Pertumbuhan di Wilayah Utara Kalimantan yang melayani PKN Pontianak, PKW Sanggau, PKW Sintang, PKW Putussibau, PKSN Long Nawang, PKSN Long Midang, PKW/PKSN Nunukan,

58

“Masyarakat Kabupaten Landak yang Cerdas dan Berdaya Saing”

RENCANA PEMBANGUNAN INVESTASI INFRASTRUKTUR JANGKA MENENGAH 2016 - 2020

PKW/PKSN Entikong, PKSN Paloh-Aruk, PKSN Jagoibabang, PKSN Jasa, dan PKSN Nanga Badau serta melayani Kawasan Andalan Pontianak dan Sekitarnya, Kawasan Andalan Singkawang dan Sekitarnya, Kawasan Andalan Sanggau dan Sekitarnya, serta Kawasan Andalan Tatapan buma dan Sekitarnya.

2. Strategi operasionalisasi perwujudan jaringan satelit sebagaimana dimaksud dilakukan dengan mengembangkan jaringan satelit untuk membuka kawasan perbatasan negara, kawasan tertinggal dan terisolasi, termasuk pulau-pulau kecil.

3. Pengembangan jaringan satelit untuk membuka kawasan perbatasan negara, kawasan tertinggal dan terisolasi, termasuk pulau-pulau kecil, dilakukan dengan pengembangan jaringan telekomunikasi berbasis satelit di Pulau Maratua, Pulau Sambit, Pulau Miang Besar, Kepulauan Laut Kecil, Pulau Gelam, Pulau Bawa, dan Kepulauan Karimata.

3.3.5. Arahan Strategi Untuk Sistem Jaringan Sumber Daya Air Nasional menurut Perpres No. 3 Tahun 2012 tentang Rencana Tata Ruang Pulau Kalimantan :

1. Pendayagunaan sumber air berbasis pada wilayah sungai (WS) dilakukan di: a. WS lintas negara meliputi WS Sesayap yang melayani PKN Tarakan, PKW Malinau, PKW Tanlumbis, PKW/PKSN Nunukan, PKSN Long Midang dan Kawasan Andalan Tatapanbuma dan Sekitarnya; b. WS strategis nasional yang terdiri atas:  WS Kapuas yang melayani PKN Pontianak, PKW Putussibau, PKW/PKSN Entikong, PKW Sanggau, PKW Sintang, dan Kawasan Andalan Pontianak dan Sekitarnya, Kawasan Andalan Kapuas Hulu dan Sekitarnya, Kawasan Andalan Sanggau;  WS Pawan yang melayani PKW Ketapang dan Kawasan Andalan Ketapang dan Sekitarnya;  WS Seruyan yang melayani Kawasan Andalan Sampit-Pangkalan Bun;  WS Kahayan yang melayani PKN Palangkaraya dan Kawasan Andalan Kuala Kapuas;

59

“Masyarakat Kabupaten Landak yang Cerdas dan Berdaya Saing”

RENCANA PEMBANGUNAN INVESTASI INFRASTRUKTUR JANGKA MENENGAH 2016 - 2020

 WS Mahakam yang melayani PKN Kawasan Perkotaan BalikpapanTenggarong-Samarinda-Bontang, PKW Sendawar dan Kawasan Andalan Bonsamtebajam dan Sekitarnya; c. WS lintas provinsi yang terdiri atas:  WS Jelai-Kendawangan yang melayani PKW Pangkalan Bun dan Kawasan Andalan Sampit-Pangkalan Bun; dan  WS Barito Kapuas yang melayani PKN Banjarmasin, PKW Kuala Kapuas, PKW Buntok, PKW Muara Teweh, PKW Martapura, PKW Marabahan, dan Kawasan Andalan Buntok, Kawasan Andalan Muara Teweh, Kawasan Andalan Kuala Kapuas, Kawasan Andalan Kandangan dan Sekitarnya, Kawasan Andalan Banjarmasin Raya dan Sekitarnya.

2. Rehabilitasi DAS kritis sebagaimana dimaksud dilakukan di: a. DAS Mempawah-Sambas; b. DAS Melawi; c. DAS Landak pada WS Kapuas; d. DAS Kapuas pada WS Kapuas; e. DAS Pawan pada WS Pawan; f. DAS Sebangau; g. DAS Kahayan pada WS Kahayan; h. DAS Barito pada WS Barito-Kapuas; i. DAS Sesayap pada WS Sesayap; j. DAS Kayan; k. DAS Berau-Kelai; l. DAS Karangan; dan m. DAS Mahakam pada WS Mahakam.

3. Pengendalian pemanfaatan ruang pada kawasan imbuhan air tanah dan pelepasan air tanah pada daerah cekungan air tanah (CAT) dilakukan pada: a. CAT lintas negara di:  CAT Paloh (Kabupaten Sambas dan Negara Malaysia);

60

“Masyarakat Kabupaten Landak yang Cerdas dan Berdaya Saing”

RENCANA PEMBANGUNAN INVESTASI INFRASTRUKTUR JANGKA MENENGAH 2016 - 2020

 CAT Tanjungselor (Kabupaten Kutai Timur, Kabupaten Berau, Kabupaten Bulungan, Kabupaten Nunukan, dan Negara Malaysia) yang melayani PKW Tanjung Selor, Kawasan Andalan Tanjung Redeb dan Sekitarnya, dan Kawasan Andalan Tarakan-Tanjung Salas-Nunukan- Pulau Bunyu-Malinau dan Sekitarnya; b. CAT Lintas Provinsi di:  CAT Palangkaraya-Banjarmasin (Kabupaten Ketapang, Kabupaten Kotawaringin Barat, Kabupaten Seruyan, Kabupaten Kotawaringin Timur, Kabupaten Sukamara, Kabupaten Katingan, Kabupaten Pulang Pisau, Kabupaten Kapuas, Kabupaten Barito Selatan, Kabupaten Gunung Mas, Kabupaten Barito Utara, Kabupaten Barito Timur, Kota Palangkaraya, Kabupaten Tanah Laut, Kabupaten Banjar, Kabupaten Tapin, Kabupaten Barito Kuala, Kabupaten Hulu Sungai Selatan, Kabupaten Hulu Sungai Tengah, Kabupaten Hulu Sungai Utara, Kabupaten Tabalong, Kabupaten Balangan, Kota Banjarmasin, Kota Banjarbaru) yang melayani PKN Palangkaraya, PKN Banjarmasin PKW Pangkalan Bun, PKW Sampit, PKW Kuala Kapuas, PKW Marabahan, PKW Martapura, PKW Buntok, Kawasan Andalan Sampit-Pangkalan Bun, Kawasan Andalan Buntok, Kawasan Andalan Muara Teweh, Kawasan Andalan Kuala Kapuas, dan Kawasan Andalan Kandangan dan Sekitarnya;  CAT Muarapayang (Kabupaten Barito Utara dan Kabupaten Paser); Dan.  CAT Muara Lahai (Kabupaten Kutai Barat, Kabupaten Murung Raya, Kabupaten Barito Utara) yang melayani PKW Muara Teweh dan Kawasan Andalan Muara Teweh.

4. Pemeliharaan dan pengembangan bendungan beserta waduknya untuk mempertahankan daya tampung air dilakukan di: a. Waduk Kelian (Kabupaten Kutai Barat) yang melayani PKW Sendawar dan PKSN Long Pahangai;

61

“Masyarakat Kabupaten Landak yang Cerdas dan Berdaya Saing”

RENCANA PEMBANGUNAN INVESTASI INFRASTRUKTUR JANGKA MENENGAH 2016 - 2020

b. Waduk Riam Kanan (Kabupaten Banjar dan Kota Banjarbaru) yang melayani PKN Banjarmasin, PKW Martapura dan Kawasan Andalan Banjarmasin Raya dan Sekitarnya; c. Waduk Lambakan (Kabupaten Paser) yang melayani PKW Tanah Grogot; d. Waduk Manggar (Kota Balikpapan) yang melayani PKN Kawasan Perkotaan Balikpapan-Tenggarong-Samarinda-Bontang dan Kawasan Andalan Bonsamtebajam dan Sekitarnya; e. Waduk Benanga (Kota Samarinda) yang melayani PKN Kawasan Perkotaan Balikpapan-Tenggarong-Samarinda-Bontang dan Kawasan Andalan Bonsamtebajam dan Sekitarnya; f. Waduk Wain (Kota Balikpapan) yang melayani PKN Kawasan Perkotaan Balikpapan-Tenggarong-Samarinda-Bontang dan Kawasan Andalan Bonsamtebajam dan Sekitarnya; g. Waduk Merancang (Kabupaten Berau) yang melayani PKW Tanjung Redeb dan Kawasan Andalan Tanjung Redeb dan Sekitarnya; dan h. Waduk Tumbang Jutuh (Kabupaten Gunung Mas) yang melayani PKN Palangkaraya dan Kawasan Andalan Kuala Kapuas.

5. Pemeliharaan dan peningkatan jaringan irigasi teknis pada DI untuk meningkatkan luasan lahan pertanian pangan dilakukan di jaringan irigasi pada DI Riam Kanan (Kabupaten Banjar dan Kota Banjarbaru), DI Tapin (Kabupaten Tapin), DI Telaga Langsat (Kabupaten Hulu Sungai Selatan), DI Sungai Bungur (Kabupaten Kota Baru), dan DI Batulicin (Kabupaten Tanah Bumbu).

6. Pemeliharaan dan pengembangan jaringan irigasi pasang surut dilakukan pada DI pasang surut di Kabupaten Ketapang, Kabupaten Lamandau, Kabupaten Kotawaringin Barat, Kabupaten Kotawaringin Timur, Kabupaten Seruyan, dan Kabupaten Pulang Pisau.

62

“Masyarakat Kabupaten Landak yang Cerdas dan Berdaya Saing”

RENCANA PEMBANGUNAN INVESTASI INFRASTRUKTUR JANGKA MENENGAH 2016 - 2020

7. Pengembangan prasarana dan sarana air baku untuk kawasan perbatasan negara, kawasan tertinggal dan terisolasi, termasuk pulau-pulau kecil yang berpenghuni dilakukan di Pulau Maratua, Pulau Sambit, Pulau Miang Besar, Kepulauan Laut Kecil, Pulau Gelam, Pulau Bawa, dan Kepulauan Karimata.

3.3.6. Arahan Strategi Untuk Kawasan Lindung Nasional menurut Perpres No. 3 Tahun 2012 tentang Rencana Tata Ruang Pulau Kalimantan :

1. Perlindungan dan pelestarian keanekaragaman hayati tumbuhan dan satwa endemik kawasan di kawasan hutan lindung dilakukan pada kawasan hutan lindung di Kabupaten Kapuas Hulu, Kabupaten Sintang, Kabupaten Melawi, Kabupaten Ketapang, Kabupaten Landak, Kabupaten Murung Raya, Kabupaten Gunung Mas, Kabupaten Katingan, Kabupaten Pulang Pisau, Kabupaten Kapuas, Kabupaten Barito Selatan, Kabupaten Banjar, Kabupaten Kotabaru, Kabupaten Tapin, Kabupaten Hulu Sungai Tengah, Kabupaten Hulu Sungai Selatan, Kabupaten Tabalong, Kabupaten Balangan, Kabupaten Tanah Bumbu, Kabupaten Malinau, Kabupaten Nunukan, Kabupaten Kutai Barat, Kabupaten Berau, Kabupaten Bulungan, dan Kabupaten Kutai Kartanegara.

2. Pemertahanan luasan kawasan bervegetasi hutan tetap yang memberikan perlindungan terhadap kawasan bawahannya dilakukan pada kawasan hutan lindung di Kabupaten Kapuas Hulu, Kabupaten Sintang, Kabupaten Melawi, Kabupaten Ketapang, Kabupaten Landak, Kabupaten Murung Raya, Kabupaten Gunung Mas, Kabupaten Katingan, Kabupaten Pulang Pisau, Kabupaten Kapuas, Kabupaten Barito Selatan, Kabupaten Banjar, Kabupaten Kotabaru, Kabupaten Tapin, Kabupaten Hulu Sungai Tengah, Kabupaten Hulu Sungai Selatan, Kabupaten Tabalong, Kabupaten Balangan, Kabupaten Tanah Bumbu, Kabupaten Malinau, Kabupaten Nunukan, Kabupaten Kutai Barat, Kabupaten Berau, Kabupaten Bulungan, dan Kabupaten Kutai Kartanegara.

3. Pengendalian kegiatan pemanfaatan ruang di kawasan hutan lindung dilakukan pada kawasan hutan lindung di Kabupaten Kapuas Hulu, Kabupaten Sintang, Kabupaten Melawi, Kabupaten Ketapang, Kabupaten Landak, Kabupaten Murung Raya, Kabupaten Gunung Mas, Kabupaten Katingan, Kabupaten

63

“Masyarakat Kabupaten Landak yang Cerdas dan Berdaya Saing”

RENCANA PEMBANGUNAN INVESTASI INFRASTRUKTUR JANGKA MENENGAH 2016 - 2020

Pulang Pisau, Kabupaten Kapuas, Kabupaten Barito Selatan, Kabupaten Banjar, Kabupaten Kotabaru, Kabupaten Tapin, Kabupaten Hulu Sungai Tengah, Kabupaten Hulu Sungai Selatan, Kabupaten Tabalong, Kabupaten Balangan, Kabupaten Tanah Bumbu, Kabupaten Malinau, Kabupaten Nunukan, Kabupaten Kutai Barat, Kabupaten Berau, Kabupaten Bulungan, dan Kabupaten Kutai Kartanegara.

4. Rehabilitasi kawasan berfungsi lindung yang terdegradasi dalam rangka memelihara keseimbangan ekosistem pulau dilakukan pada kawasan hutan lindung di Kabupaten Kapuas Hulu, Kabupaten Sintang, Kabupaten Melawi, Kabupaten Ketapang, Kabupaten Landak, Kabupaten Murung Raya, Kabupaten Gunung Mas, Kabupaten Katingan, Kabupaten Pulang Pisau, Kabupaten Kapuas, Kabupaten Barito Selatan, Kabupaten Banjar, Kabupaten Kotabaru, Kabupaten Tapin, Kabupaten Hulu Sungai Tengah, Kabupaten Hulu Sungai Selatan, Kabupaten Tabalong, Kabupaten Balangan, Kabupaten Tanah Bumbu, Kabupaten Malinau, Kabupaten Nunukan, Kabupaten Kutai Barat, Kabupaten Berau, Kabupaten Bulungan, dan Kabupaten Kutai Kartanegara.

5. Pemertahanan permukiman masyarakat adat dan penyediaan akses bagi masyarakat adat yang tidak mengganggu kawasan berfungsi lindung dilakukan pada kawasan berfungsi lindung di Kabupaten Kapuas Hulu, Kabupaten Sintang, Kabupaten Melawi, Kabupaten Ketapang, Kabupaten Landak, Kabupaten Murung Raya, Kabupaten Gunung Mas, Kabupaten Katingan, Kabupaten Pulang Pisau, Kabupaten Kapuas, Kabupaten Barito Selatan, Kabupaten Banjar, Kabupaten Kotabaru, Kabupaten Tapin, Kabupaten Hulu Sungai Tengah, Kabupaten Hulu Sungai Selatan, Kabupaten Tabalong, Kabupaten Balangan, Kabupaten Kotabaru, Kabupaten Tanah Bumbu, Kabupaten Malinau, Kabupaten Nunukan, Kabupaten Kutai Barat, Kabupaten Berau, Kabupaten Bulungan, dan Kabupaten Kutai Kartanegara.

64

“Masyarakat Kabupaten Landak yang Cerdas dan Berdaya Saing”

RENCANA PEMBANGUNAN INVESTASI INFRASTRUKTUR JANGKA MENENGAH 2016 - 2020

6. Pemertahanan luasan dan pelestarian kawasan bergambut untuk menjaga sistem tata air alami dan ekosistem kawasan dilakukan pada kawasan bergambut di Kabupaten Sambas, Kabupaten Pontianak, Kabupaten Kubu Raya, Kabupaten Kayong Utara, Kabupaten Ketapang, Kabupaten Kapuas Hulu, Kabupaten Kotawaringin Barat, Kabupaten Seruyan, Kabupaten Kotawaringin Timur, Kabupaten Katingan, Kabupaten Pulang Pisau, Kabupaten Barito Selatan, Kabupaten Barito Timur, Kabupaten Hulu Sungai Utara, Kabupaten Kutai Timur, Kabupaten Bulungan, dan Kabupaten Nunukan.

7. Pemertahanan dan peningkatan fungsi kawasan resapan air, khususnya pada hulu sungai dilakukan pada hulu Sungai Barito, hulu Sungai Kahayan, hulu Sungai Katingan, hulu Sungai Kapuas, hulu Sungai Melawi, hulu Sungai Seruyan, hulu Sungai Sesayap, hulu Sungai Sembakung, hulu Sungai Berau, hulu Sungai Kayan dan hulu Sungai Mahakam.

8. Pengendalian kegiatan pemanfaatan ruang di kawasan resapan air dilakukan pada hulu Sungai Barito, hulu Sungai Kahayan, hulu Sungai Katingan, hulu Sungai Kapuas, hulu Sungai Melawi, hulu Sungai Seruyan, hulu Sungai Sesayap, hulu Sungai Sembakung, hulu Sungai Berau, hulu Sungai Kayan, dan hulu Sungai Mahakam.

9. Pengendalian perkembangan kawasan terbangun yang mengganggu dan/atau merusak fungsi sempadan sungai dilakukan di: a. sempadan Sungai Kapuas, sempadan Sungai Ambawang, sempadan Sungai Kubu, sempadan Sungai Landak, sempadan Sungai Nipah, sempadan Sungai Paduan, sempadan Sungai Peniti, sempadan Sungai Tayan, sempadan Sungai Sekadau, sempadan Sungai Sepauk, sempadan Sungai Tempunak, sempadan Sungai Melawi, sempadan Sungai Silat, sempadan Sungai Palin, sempadan Sungai Sibau, sempadan Sungai Mendalam, dan sempadan Sungai Keriyau di WS Kapuas; b. Sempadan Sungai Pawan, sempadan Sungai Simpang, sempadan Sungai Semandang, dan sempadan Sungai Semanai di WS Pawan;

65

“Masyarakat Kabupaten Landak yang Cerdas dan Berdaya Saing”

RENCANA PEMBANGUNAN INVESTASI INFRASTRUKTUR JANGKA MENENGAH 2016 - 2020

c. Sempadan Sungai Seruyan di WS Seruyan; d. Sempadan Sungai Kahayan dan sempadan Sungai Sebangau di WS Kahayan; e. Sempadan Sungai Mahakam, sempadan Sungai Semboja, sempadan Sungai Senipah, dan sempadan Sungai Semoi di WS Mahakam; f. Sempadan Sungai Sesayap, sempadan Sungai Sebakung, sempadan Sungai Sebakis, sempadan Sungai Sebuku, sempadan Sungai Sembaleun, sempadan Sungai Simanggaris, sempadan Sungai Noteh, sempadan Sungai Sinualan, sempadan Sungai Itai, sempadan Sungai Sekata, sempadan Sungai Linuang Kayan, sempadan Sungai Ansam, dan sempadan Sungai Belayau di WS Sesayap; g. Sempadan Sungai Jelai dan sempadan Sungai Kendawangan di WS Jelai- Kendawangan; dan h. Sempadan Sungai Kapuas, sempadan Sungai Barito, sempadan Sungai Murung, sempadan Sungai Martapura, sempadan Sungai Riam Kanan, sempadan Sungai Riam Kiwa, sempadan Sungai Nagara, dan sempadan Sungai Tapin di WS Barito-Kapuas.

10. Pengendalian pemanfaatan ruang pada kawasan sekitar danau atau waduk yang berpotensi mengganggu dan/atau merusak fungsi kawasan sekitar danau atau waduk dilakukan pada: a. Kawasan sekitar Danau Sentarum (Kabupaten Kapuas Hulu), Danau Bekuan (Kabupaten Kapuas Hulu), Danau Belida (Kabupaten Kapuas Hulu), Danau Genali (Kabupaten Kapuas Hulu), Danau Tang (Kabupaten Kapuas Hulu), Danau Bangkau (Kabupaten Hulu Sungai Selatan dan Kabupaten Hulu Sungai Tengah), Danau Bitin (Kabupaten Hulu Sungai Utara), Danau Cembulu (Kabupaten Seruyan), Danau Ganting (Kabupaten Barito Selatan), Danau Bambenan (Kabupaten Barito Selatan), Danau Limut (Kabupaten Barito Selatan), Danau Mepara (Kabupaten Barito Selatan), Danau Raya (Kabupaten Barito Selatan), Danau Gatel (Kabupaten Kotawaringin Barat), Danau Kenamfui (Kabupaten Kotawaringin Barat), Danau Terusan (Kabupaten Kotawaringin Barat), Danau Jempang (Kabupaten Kutai Barat), Danau Melintang (Kabupaten Kutai Kartanegara),

66

“Masyarakat Kabupaten Landak yang Cerdas dan Berdaya Saing”

RENCANA PEMBANGUNAN INVESTASI INFRASTRUKTUR JANGKA MENENGAH 2016 - 2020

Danau Semayang (Kabupaten Kutai Kartanegara), Danau Sembuluh (Kabupaten Seruyan), dan Danau Tete (Kabupaten Barito Utara); dan b. Kawasan sekitar Waduk Kelian (Kabupaten Kutai Barat), Waduk Riam Kanan (Kabupaten Banjar dan Kota Banjarbaru), Waduk Lambakan (Kabupaten Paser), Waduk Manggar (Kota Balikpapan), Waduk Wain (Kota Balikpapan), Waduk Benanga (Kota Samarinda), Waduk Merancang (Kabupaten Berau), dan Waduk Tumbang Jutuh (Kabupaten Gunung Mas).

11. Pemertahanan dan rehabilitasi luasan suaka margasatwa, cagar alam, taman nasional, taman hutan raya, dan taman wisata alam dilakukan pada: a. Suaka Margasatwa Lamandau (Kabupaten Kotawaringin Barat dan Kabupaten Sukamara), Suaka Margasatwa Pelaihari Martapura (Kabupaten Tanah Laut), Suaka Margasatwa Kuala Lupak (Kabupaten Barito Kuala); b. Cagar Alam Mandor (Kabupaten Landak), Cagar Alam Gunung Raya Pasi (Kota Singkawang dan Kabupaten Bengkayang), Cagar Alam Muara Kendawangan (Kabupaten Ketapang), Cagar Alam Niyut Penrissen (Kabupaten Bengkayang, Kabupaten Landak, dan Kabupaten Sanggau), Cagar Alam Bukit Sapat Hawung (Kabupaten Murung Raya dan Kabupaten Gunung Mas), Cagar Alam Bukit Tangkiling (Kota Palangkaraya), Cagar Alam Pararawen I/II (Kabupaten Barito Utara), Cagar Alam Muara Kaman Sedulang (Kabupaten Kutai Kartanegara), Cagar Alam Padang Luwai (Kabupaten Kutai Barat), Cagar Alam Teluk Apar (Kabupaten Paser), Cagar Alam Teluk Adang (Kabupaten Paser), Cagar Alam Teluk Kelumpang – Selat Laut – Selat Sebuku (Kabupaten Kotabaru), Cagar Alam Teluk Pamukan (Kabupaten Kotabaru), dan Cagar Alam Sungai Lulan dan Sungai Bulan (Kabupaten Kotabaru); c. Taman Nasional Betung Kerihun (Kabupaten Kapuas Hulu), Taman Nasional Danau Sentarum (Kabupaten Kapuas Hulu), Taman Nasional Gunung Palung (Kabupaten Kayong Utara dan Kabupaten Ketapang), Taman Nasional Bukit Baka-Bukit Raya (Kabupaten Melawi, Kabupaten Sintang, dan Kabupaten Katingan), Taman Nasional Tanjung Puting (Kabupaten Kotawaringin Barat dan Kabupaten Seruyan), Taman Nasional Sebangau (Kabupaten Katingan, Kabupaten Pulang Pisau, dan Kota

67

“Masyarakat Kabupaten Landak yang Cerdas dan Berdaya Saing”

RENCANA PEMBANGUNAN INVESTASI INFRASTRUKTUR JANGKA MENENGAH 2016 - 2020

Palangkaraya, Taman Nasional Kayan Mentarang (Kabupaten Malinau, Kabupaten Nunukan, dan Kabupaten Bulungan), dan Taman Nasional Kutai (Kabupaten Kutai Timur, Kabupaten Kutai Kartanegara, dan Kota Bontang); d. Taman Hutan Raya Sultan Adam (Kabupaten Banjar dan Kabupaten Tanah Laut) dan Taman Hutan Raya Bukit Suharto (Kabupaten Kutai Kartanegara dan Kabupaten Penajam Paser Utara); dan e. Taman Wisata Alam Belimbing (Kabupaten Sambas), Taman Wisata Alam Asuansang (Kabupaten Sambas), Taman Wisata Alam Dungan (Kabupaten Sambas), Taman Wisata Alam Gunung Melintang (Kabupaten Sambas), Taman Wisata Alam Bukit Kelam Komplek (Kabupaten Sintang), Taman Wisata Alam Tanjung Keluang/Teluk Keluang (Kabupaten Kotawaringin Barat), dan Taman Wisata Alam Pelaihari Tanah Laut (Kabupaten Tanah Laut).

12. Perlindungan dan pelestarian keanekaragaman hayati tumbuhan dan satwa endemik kawasan pada suaka margasatwa, cagar alam, dan taman nasional dilakukan pada: a. Suaka Margasatwa Lamandau (Kabupaten Kotawaringin Barat dan Kabupaten Sukamara), Suaka Margasatwa Pelaihari Martapura (Kabupaten Tanah Laut), Suaka Margasatwa Kuala Lupak (Kabupaten Barito Kuala); b. Cagar Alam Mandor (Kabupaten Landak), Cagar Alam Gunung Raya Pasi (Kota Singkawang dan Kabupaten Bengkayang), Cagar Alam Muara Kendawangan (Kabupaten Ketapang), Cagar Alam Niyut Penrissen (Kabupaten Bengkayang, Kabupaten Landak, dan Kabupaten Sanggau), Cagar Alam Bukit Sapat Hawung (Kabupaten Murung Raya dan Kabupaten Gunung Mas), Cagar Alam Bukit Tangkiling (Kota Palangkaraya), Cagar Alam Pararawen I/II (Kabupaten Barito Utara), Cagar Alam Muara Kaman Sedulang (Kabupaten Kutai Kartanegara), Cagar Alam Padang Luwai (Kabupaten Kutai Barat), Cagar Alam Teluk Apar (Kabupaten Paser), Cagar Alam Teluk Adang (Kabupaten Paser), Cagar Alam Teluk Kelumpang – Selat Laut – Selat Sebuku (Kabupaten Kotabaru), Cagar Alam Teluk Pamukan (Kabupaten Kotabaru), Cagar Alam Sungai Lulan

68

“Masyarakat Kabupaten Landak yang Cerdas dan Berdaya Saing”

RENCANA PEMBANGUNAN INVESTASI INFRASTRUKTUR JANGKA MENENGAH 2016 - 2020

dan Sungai Bulan (Kabupaten Kotabaru), dan Cagar Alam Gunung Sebatung (Kabupaten Kotabaru); dan c. Taman Nasional Betung Kerihun (Kabupaten Kapuas Hulu), Taman Nasional Danau Sentarum (Kabupaten Kapuas Hulu), Taman Nasional Gunung Palung (Kabupaten Kayong Utara-Kabupaten Ketapang), Taman Nasional Bukit Baka-Bukit Raya (Kabupaten Melawi-Kabupaten Sintang- Kabupaten Katingan), Taman Nasional Tanjung Puting (Kabupaten Kotawaringin Barat dan Kabupaten Seruyan), Taman Nasional Sebangau (Kabupaten Katingan, Kabupaten Pulang Pisau dan Kota Palangkaraya), Taman Nasional Kayan Mentarang (Kabupaten Malinau, Kabupaten Nunukan dan Kabupaten Bulungan), dan Taman Nasional Kutai (Kabupaten Kutai Timur, Kabupaten Kutai Kartanegara, dan Kota Bontang).

13. Pengembangan pengelolaan terhadap kawasan suaka alam laut, cagar alam laut, dan taman wisata alam laut dilakukan pada: a. Suaka Alam Laut Sambas (Kabupaten Sambas) dan Suaka Alam Laut Pulau Sebatik (Kabupaten Nunukan); b. Cagar Alam Laut Kepulauan Karimata (Kabupaten Kayong Utara); dan c. Taman Wisata Alam Laut Bengkayang (Kabupaten Bengkayang), Taman Wisata Alam Laut Berau (Kabupaten Berau), serta Taman Wisata Alam Laut Pulau Laut Barat-Selatan dan Pulau Sembilan (Kabupaten Kotabaru).

14. Pelestarian kawasan cagar budaya dan ilmu pengetahuan dilakukan di: a. Gereja Tua Sejiram (Kabupaten Kapuas Hulu), Keraton Kerajaan Tayan (Kabupaten Sanggau), Rumah Adat Betang Panjang (Kabupaten Kapuas Hulu), Keraton Sanggau (Kabupaten Sanggau), Keraton Kerajaan Sintang (Kabupaten Sintang), Tugu Khatulistiwa (Kota Pontianak), Loksado (Kabupaten Hulu Sungai Selatan), Pasar Terapung Dayak Meratus (Kota Banjarmasin), Bukit Batu Kasongan (Kabupaten Katingan), Keraton Kutai Kartanegara (Kabupaten Kutai Kartanegara), Kampung Masyarakat Suku Dayak Benuaq Ohong (Kabupaten Kutai Barat), dan Kampung Masyarakat Suku Dayak Kenyah (Kota Samarinda); dan

69

“Masyarakat Kabupaten Landak yang Cerdas dan Berdaya Saing”

RENCANA PEMBANGUNAN INVESTASI INFRASTRUKTUR JANGKA MENENGAH 2016 - 2020

b. benda, bangunan, struktur atau situs lainnya yang ditetapkan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

15. Pemertahanan kawasan pantai berhutan bakau di wilayah pesisir untuk perlindungan pantai dan kelestarian biota laut dilakukan pada kawasan pantai berhutan bakau di wilayah pesisir Kabupaten Pontianak, Kabupaten Kubu Raya, Kabupaten Kayong Utara, Kabupaten Ketapang, Kabupaten Kotawaringin Barat, Kabupaten Seruyan, Kabupaten Kotawaringin Timur, Kabupaten Pulang Pisau, Kabupaten Kapuas, Kabupaten Tanah Laut, Kabupaten Kotabaru, Kabupaten Tanah Bumbu, Kabupaten Banjar, Kabupaten Barito Kuala, Kabupaten Paser, Kabupaten Penajam Paser Utara, Kabupaten Kutai Timur, Kabupaten Berau, Kabupaten Bulungan, dan Kabupaten Nunukan.

16. Pengembangan jaringan drainase yang terintegrasi dengan sungai pada kawasan perkotaan yang rawan banjir dilakukan di: a. Kota Pontianak, Kota Palangkaraya, Kota Banjarmasin, Kota Balikpapan, Kota Tenggarong, Kota Samarinda, Kota Bontang; dan b. Kota Mempawah, Kota Ketapang, Kota Putussibau, Kota Sanggau, Kota Sintang, Kota Kuala Kapuas, Kota Pangkalan Bun, Kota Buntok, Kota Muara Teweh, Kota Sampit, Kota Martapura, Kota Marabahan, Kota Tanjung Redeb, Kota Sangata, Kota Tanjung Selor, dan Kota Tanah Grogot.

17. Pemertahanan fungsi kawasan cagar alam geologi yang memiliki keunikan bentang alam berupa karst dilakukan pada kawasan karst di Kabupaten Kutai Timur, Kabupaten Berau, Kabupaten Malinau, Kabupaten Bulungan, Kabupaten Nunukan, Kabupaten Barito Utara, Kabupaten Gunung Mas, Kabupaten Tabalong, dan Kabupaten Tapin.

70

“Masyarakat Kabupaten Landak yang Cerdas dan Berdaya Saing”

RENCANA PEMBANGUNAN INVESTASI INFRASTRUKTUR JANGKA MENENGAH 2016 - 2020

18. Pengendalian perkembangan kegiatan budi daya terbangun pada kawasan rawan bencana alam geologi dilakukan pada: a. Kawasan rawan gempa bumi di Kota Tarakan, Kabupaten Berau, Kabupaten Bulungan, Kabupaten Tana Tidung, dan Kabupaten Nunukan; b. Kawasan rawan gerakan tanah di Kabupaten Melawi, Kabupaten Sintang, Kabupaten Kapuas Hulu, Kabupaten Katingan, Kabupaten Seruyan, Kabupaten Lamandau, Kota Balikpapan, Kabupaten Kutai Barat, Kota Bontang, Kabupaten Sangata, Kota Samarinda, Kabupaten Barito Utara, Kabupaten Murung Raya, Kabupaten Balangan,Kabupaten Hulu Sungai Selatan, Kabupaten Tapin, Kabupaten Banjar, Kabupaten Tanah Laut, Kabupaten Kotabaru, dan Kabupaten Tanah Bumbu; dan c. Kawasan rawan tsunami di pesisir timur Kabupaten Kutai Kartanegara, Kabupaten Kutai Timur, Kabupaten Berau, Kabupaten Bulungan, Kabupaten Tana Tidung, Kabupaten Nunukan, Kota Bontang, dan Kota Tarakan.

19. Penyelenggaraan upaya mitigasi dan adaptasi bencana melalui penetapan lokasi dan jalur evakuasi bencana, pembangunan prasarana dan sarana pemantauan bencana, serta penetapan standar bangunan gedung untuk mengurangi dampak akibat bencana alam dilakukan pada: a. Kawasan rawan gempa bumi di Kota Tarakan, Kabupaten Berau, Kabupaten Bulungan, Kabupaten Tana Tidung, dan Kabupaten Nunukan; b. Kawasan rawan gerakan tanah di Kabupaten Melawi, Kabupaten Sintang, Kabupaten Kapuas Hulu, Kabupaten Katingan, Kabupaten Seruyan, Kabupaten Lamandau, Kota Balikpapan, Kabupaten Kutai Barat, Kota Bontang, Kabupaten Sangata, Kota Samarinda, Kabupaten Barito Utara, Kabupaten Murung Raya, Kabupaten Balangan, Kabupaten Hulu Sungai Selatan, Kabupaten Tapin, Kabupaten Banjar, Kabupaten Tanah Laut, Kabupaten Kotabaru, dan Kabupaten Tanah Bumbu; dan c. Kawasan rawan tsunami di pesisir timur Kabupaten Kutai Kartanegara, Kabupaten Kutai Timur, Kabupaten Berau, Kabupaten Bulungan, Kabupaten Tana Tidung, Kabupaten Nunukan, Kota Bontang, dan Kota Tarakan.

71

“Masyarakat Kabupaten Landak yang Cerdas dan Berdaya Saing”

RENCANA PEMBANGUNAN INVESTASI INFRASTRUKTUR JANGKA MENENGAH 2016 - 2020

20. Pengendalian perkembangan kegiatan budi daya terbangun pada kawasan imbuhan air tanah sebagaimana dimaksud pada ayat (7) dilakukan pada kawasan imbuhan air tanah di CAT Paloh (Kabupaten Sambas dan Negara Malaysia), CAT Tanjung Selor (Kabupaten Kutai Timur, Kabupaten Berau, Kabupaten Bulungan, Kabupaten Nunukan, dan Negara Malaysia), CAT Palangkaraya-Banjarmasin (Kabupaten Ketapang, Kabupaten Kotawaringin Barat, Kabupaten Seruyan, Kabupaten Kotawaringin Timur, Kabupaten Sukamara, Kabupaten Katingan, Kabupaten Pulang Pisau, Kabupaten Kapuas, Kabupaten Barito Selatan, Kabupaten Gunung Mas, Kabupaten Barito Utara, Kabupaten Barito Timur, Kota Palangkaraya, Kabupaten Tanah Laut, Kabupaten Banjar, Kabupaten Tapin, Kabupaten Barito Kuala, Kabupaten Hulu Sungai Selatan, Kabupaten Hulu Sungai Tengah, Kabupaten Hulu Sungai Utara, Kabupaten Tabalong, Kabupaten Balangan, Kota Banjarmasin dan Kota Banjar Baru), CAT Muarapayang (Kabupaten Barito Utara dan Kabupaten Paser), dan CAT Muara Lahai (Kabupaten Kutai Barat, Kabupaten Murung Raya, dan Kabupaten Barito Utara).

21. Pemertahanan dan pelestarian sistem tata air dan ekosistem alamiah pada kawasan ramsar dilakukan di kawasan Ramsar Danau Sentarum (Kabupaten Kapuas Hulu).

22. Pemertahanan, pelestarian, dan pengembangan kawasan laut yang memiliki ekosistem terumbu karang dilakukan pada terumbu karang di wilayah perairan Pulau Panjang, Pulau Derawan, Pulau Kakaban, Gosong Aling, Gosong Aruba, Gosong Awing, Gosong Baras Basah, dan Karang Anyir Sabon.

23. Penetapan koridor ekosistem antarkawasan suaka alam dan pelestarian alam meliputi: a. koridor ekosistem bekantan dan orang utan yang menghubungkan antarekosistem dataran tinggi, yaitu koridor satwa yang menghubungkan Cagar Alam Bukit Sapat Hawung (Kabupaten Murung Raya dan Kabupaten Gunung Mas), Taman Nasional Betung Kerihun (Kabupaten Kapuas Hulu), Taman Nasional Danau Sentarum (Kabupaten Kapuas

72

“Masyarakat Kabupaten Landak yang Cerdas dan Berdaya Saing”

RENCANA PEMBANGUNAN INVESTASI INFRASTRUKTUR JANGKA MENENGAH 2016 - 2020

Hulu), Taman Nasional Bukit Baka-Bukit Raya (Kabupaten Melawi, Kabupaten Sintang, dan Kabupaten Katingan), dan Taman Nasional Kayan Mentarang (Kabupaten Malinau, Kabupaten Nunukan, dan Kabupaten Bulungan); b. Koridor ekosistem bekantan, gabon, gajah, dan orang utan yang menghubungkan antarekosistem dataran rendah, yaitu:  koridor ekosistem yang menghubungkan Suaka Margasatwa Lamandau (Kabupaten Kotawaringin Barat dan Kabupaten Sukamara), Cagar Alam Gunung Raya Pasi (Kota Singkawang dan Kabupaten Bengkayang), Taman Nasional Gunung Palung (Kabupaten Kayong Utara dan Kabupaten Ketapang), Taman Nasional Tanjung Puting (Kabupaten Kotawaringin Barat dan Kabupaten Seruyan), dan Taman Wisata Alam Tanjung Keluang (Kabupaten Kotawaringin Barat);  Koridor ekosistem yang menghubungkan Cagar Alam Pararawen I/II (Kabupaten Barito Utara), Cagar Alam Bukit Tangkiling (Kota Palangkaraya), dan Taman Nasional Sebangau (Kabupaten Katingan, Kabupaten Pulang Pisau, dan Kota Palangkaraya);  Koridor ekosistem yang menghubungkan Cagar Alam Mandor (Kabupaten Landak), Cagar Alam Muara Kendawangan (Kabupaten Ketapang), Cagar Alam Niyut-Penrissen (Kabupaten Bengkayang, Kabupaten Landak, dan Kabupaten Sanggau), Taman Wisata Alam Belimbing (Kabupaten Sambas), Taman Wisata Alam Asuansang (Kabupaten Sambas), dan Taman Wisata Alam Dungan (Kabupaten Sambas);  Koridor ekosistem yang menghubungkan Cagar Alam Muara Kaman Sedulang (Kabupaten Kutai Kartanegara), Cagar Alam Padang Luwai (Kabupaten Kutai Barat), dan Taman Nasional Kutai (Kabupaten Kutai Timur, Kabupaten Kutai Kartanegara, dan Kota Bontang); c. koridor ekosistem burung endemik yang menghubungkan antar ekosistem pesisir, yaitu:  Koridor ekosistem yang menghubungkan Cagar Alam Teluk Apar (Kabupaten Paser), Cagar Alam Teluk Adang (Kabupaten Paser), Cagar Alam Teluk Kelumpang-Selat Laut-Selat Sebuku (Kabupaten

73

“Masyarakat Kabupaten Landak yang Cerdas dan Berdaya Saing”

RENCANA PEMBANGUNAN INVESTASI INFRASTRUKTUR JANGKA MENENGAH 2016 - 2020

Kotabaru), Cagar Alam Sungai Lulan dan Sungai Bulan (Kabupaten Kotabaru), Cagar Alam Teluk Pamukan (Kabupaten Kotabaru); dan  Koridor ekosistem yang menghubungkan Taman Hutan Raya Sultan Adam (Kabupaten Banjar dan Kabupaten Tanah Laut) dan Taman Wisata Alam Pelaihari Tanah Laut (Kabupaten Tanah Laut).

24. Pengendalian pemanfaatan ruang kegiatan budi daya dengan prinsip berkelanjutan pada kawasan yang merupakan kawasan koridor ekosistem dilakukan pada: a. Koridor ekosistem bekantan dan orang utan yang menghubungkan Cagar Alam Bukit Sapat Hawung (Kabupaten Murung Raya dan Kabupaten Gunung Mas), Taman Nasional Betung Kerihun (Kabupaten Kapuas Hulu), Taman Nasional Danau Sentarum (Kabupaten Kapuas Hulu), Taman Nasional Bukit Baka-Bukit Raya (Kabupaten Melawi, Kabupaten Sintang, dan Kabupaten Katingan), dan Taman Nasional Kayan Mentarang (Kabupaten Malinau, Kabupaten Nunukan, dan Kabupaten Bulungan); b. Koridor ekosistem bekantan, gabon, gajah, dan orang utan yang menghubungkan:  Suaka Margasatwa Lamandau (Kabupaten Kotawaringin Barat dan Kabupaten Sukamara), Cagar Alam Gunung Raya Pasi (Kota Singkawang dan Kabupaten Bengkayang), Taman Nasional Gunung Palung (Kabupaten Kayong Utara dan Kabupaten Ketapang), Taman Nasional Tanjung Puting (Kabupaten Kota waringin Barat dan Kabupaten Seruyan), dan Taman Wisata Alam Tanjung Keluang (Kabupaten Kotawaringin Barat);  Cagar Alam Pararawen I/II (Kabupaten Barito Utara), dan Cagar Alam Bukit Tangkiling (Kota Palangkaraya), dan Taman Nasional Sebangau (Kabupaten Katingan, Kabupaten Pulang Pisau, dan Kota Palangkaraya);  Cagar Alam Mandor (Kabupaten Landak), Cagar Alam Muara Kendawangan (Kabupaten Ketapang), Cagar Alam Niyut Penrissen (Kabupaten Bengkayang, Kabupaten Landak, dan Kabupaten Sanggau), Taman Wisata Alam Belimbing (Kabupaten Sambas),

74

“Masyarakat Kabupaten Landak yang Cerdas dan Berdaya Saing”

RENCANA PEMBANGUNAN INVESTASI INFRASTRUKTUR JANGKA MENENGAH 2016 - 2020

Taman Wisata Alam Asuansang (Kabupaten Sambas), dan Taman Wisata Alam Dungan (Kabupaten Sambas);  Cagar Alam Muara Kaman Sedulang (Kabupaten Kutai Kartanegara), Cagar Alam Padang Luwai (Kabupaten Kutai Barat) dan Taman Nasional Kutai (Kabupaten Kutai Timur-Kabupaten Kutai Kartanegara-Kota Bontang); c. Koridor ekosistem burung endemik yang menghubungkan:  Cagar Alam Teluk Apar (Kabupaten Paser), Cagar Alam Teluk Adang (Kabupaten Paser), Cagar Alam Teluk Kelumpang-Selat Laut-Selat Sebuku (Kabupaten Kotabaru), Cagar Alam Sungai Lulan dan Sungai Bulan (Kabupaten Kotabaru), Cagar Alam Teluk Pamukan (Kabupaten Kotabaru); dan  Taman Hutan Raya Sultan Adam (Kabupaten Banjar dan Kabupaten Tanah Laut) dan Taman Wisata Alam Pelaihari Tanah Laut (Kabupaten Tanah Laut).

25. Pengembangan prasarana yang ramah lingkungan sebagai pendukung koridor ekosistem dilakukan pada: a. Koridor ekosistem bekantan dan orang utan yang menghubungkan Cagar Alam Bukit Sapat Hawung (Kabupaten Murung Raya dan Kabupaten Gunung Mas), Taman Nasional Betung Kerihun (Kabupaten Kapuas Hulu), Taman Nasional Danau Sentarum (Kabupaten Kapuas Hulu), Taman Nasional Bukit Baka-Bukit Raya (Kabupaten Melawi, Kabupaten Sintang, dan Kabupaten Katingan), dan Taman Nasional Kayan Mentarang (Kabupaten Malinau, Kabupaten Nunukan, dan Kabupaten Bulungan); b. Koridor ekosistem bekantan, gabon, gajah, dan orang utan yang menghubungkan:  Suaka Margasatwa Lamandau (Kabupaten Kotawaringin BaratKabupaten Sukamara), Cagar Alam Gunung Raya Pasi (Kota Singkawang dan Kabupaten Bengkayang), Taman Nasional Gunung Palung (Kabupaten Kayong Utara dan Kabupaten Ketapang), Taman Nasional Tanjung Puting (Kabupaten Kotawaringin Barat dan

75

“Masyarakat Kabupaten Landak yang Cerdas dan Berdaya Saing”

RENCANA PEMBANGUNAN INVESTASI INFRASTRUKTUR JANGKA MENENGAH 2016 - 2020

Kabupaten Seruyan), dan Taman Wisata Alam Tanjung Keluang (Kabupaten Kotawaringin Barat);  Cagar Alam Pararawen I/II (Kabupaten Barito Utara), dan Cagar Alam Bukit Tangkiling (Kota Palangkaraya), dan Taman Nasional Sebangau (Kabupaten Katingan, Kabupaten Pulang Pisau, dan Kota Palangkaraya);  Cagar Alam Mandor (Kabupaten Landak), Cagar Alam Muara Kendawangan (Kabupaten Ketapang), Cagar Alam Niyut Penrissen (Kabupaten Bengkayang, Kabupaten Landak, dan Kabupaten Sanggau), Taman Wisata Alam Belimbing (Kabupaten Sambas), Taman Wisata Alam Asuansang (Kabupaten Sambas), dan Taman Wisata Alam Dungan (Kabupaten Sambas);  Cagar Alam Muara Kaman Sedulang (Kabupaten Kutai Kartanegara), Cagar Alam Padang Luwai (Kabupaten Kutai Barat) dan Taman Nasional Kutai (Kabupaten Kutai Timur, Kabupaten Kutai Kartanegara, dan Kota Bontang); c. Koridor ekosistem burung endemik yang menghubungkan:  Cagar Alam Teluk Apar (Kabupaten Paser), Cagar Alam Teluk Adang (Kabupaten Paser), Cagar Alam Teluk Kelumpang-Selat Laut-Selat Sebuku (Kabupaten Kotabaru), Cagar Alam Sungai Lulan dan Sungai Bulan (Kabupaten Kotabaru), Cagar Alam Teluk Pamukan (Kabupaten Kotabaru); dan  Taman Hutan Raya Sultan Adam (Kabupaten Banjar dan Kabupaten Tanah Laut) dan Taman Wisata Alam Pelaihari Tanah Laut (Kabupaten Tanah Laut).

3.3.7. Arahan Strategi Untuk Kawasan Budi Daya yang Memiliki Nilai Strategis Nasional menurut Perpres No. 3 Tahun 2012 tentang Rencana Tata Ruang Pulau Kalimantan :

1. Pengembangan kawasan peruntukan hutan yang didukung dengan industri pengolahan dengan prinsip berkelanjutan dilakukan pada kawasan peruntukan hutan di Kabupaten Sambas, Kabupaten Bengkayang, Kabupaten Landak, Kabupaten Pontianak,Kabupaten Sanggau, Kabupaten Ketapang, Kabupaten

76

“Masyarakat Kabupaten Landak yang Cerdas dan Berdaya Saing”

RENCANA PEMBANGUNAN INVESTASI INFRASTRUKTUR JANGKA MENENGAH 2016 - 2020

Sekadau, Kabupaten Sintang, Kabupaten Kapuas Hulu, Kabupaten Melawi, Kabupaten Kayong Utara, Kabupaten Kubu Raya, Kabupaten Lamandau, Kabupaten Sukamara, Kabupaten Kotawaringin Barat, Kabupaten Seruyan, Kabupaten Kotawaringin Timur, Kabupaten Katingan, Kabupaten Pulang Pisau, Kabupaten Gunung Mas, Kabupaten Kapuas, Kabupaten Murung Raya, Kabupaten Barito Utara, Kabupaten Barito Selatan, Kabupaten Tabalong, Kabupaten Balangan, Kabupaten Hulu Sungai Tengah, Kabupaten Hulu Sungai Selatan, Kabupaten Tapin, Kabupaten Banjar, Kabupaten Kotabaru, Kabupaten Tanah Bumbu, Kabupaten Tanah Laut, Kabupaten Paser, Kabupaten Penajam Paser Utara, Kabupaten Kutai Barat, Kabupaten Kutai Kartanegara, Kabupaten Kutai Timur, Kabupaten Berau, Kabupaten Bulungan, Kabupaten Nunukan, dan Kabupaten Malinau.

2. Pemertahanan kelestarian keanekaragaman hayati tumbuhan dan satwa endemik kawasan dengan meningkatkan fungsi ekologis di kawasan peruntukan hutan dilakukan pada kawasan peruntukan hutan di Kabupaten Sambas, Kabupaten Bengkayang, Kabupaten Landak, Kabupaten Pontianak, Kabupaten Sanggau, Kabupaten Ketapang, Kabupaten Sekadau, Kabupaten Sintang, Kabupaten Kapuas Hulu, Kabupaten Melawi, Kabupaten Kayong Utara, Kabupaten Kubu Raya, Kabupaten Lamandau, Kabupaten Sukamara, Kabupaten Kotawaringin Barat, Kabupaten Seruyan, Kabupaten Kotawaringin Timur, Kabupaten Katingan, Kabupaten Pulang Pisau, Kabupaten Gunung Mas, Kabupaten Kapuas, Kabupaten Murung Raya, Kabupaten Barito Utara, Kabupaten Barito Selatan, Kabupaten Tabalong, Kabupaten Balangan, Kabupaten Hulu Sungai Tengah, Kabupaten Hulu Sungai Selatan, Kabupaten Tapin, Kabupaten Banjar, Kabupaten Kotabaru, Kabupaten Tanah Bumbu, Kabupaten Tanah Laut, Kabupaten Paser, Kabupaten Penajam Paser Utara, Kabupaten Kutai Barat, Kabupaten Kutai Kartanegara, Kabupaten Kutai Timur, Kabupaten Berau, Kabupaten Bulungan, Kabupaten Nunukan, dan Kabupaten Malinau.

77

“Masyarakat Kabupaten Landak yang Cerdas dan Berdaya Saing”

RENCANA PEMBANGUNAN INVESTASI INFRASTRUKTUR JANGKA MENENGAH 2016 - 2020

3. Pengendalian perubahan peruntukan dan/atau fungsi kawasan peruntukan hutan dilakukan pada kawasan peruntukan hutan di Kabupaten Sambas, Kabupaten Bengkayang, Kabupaten Landak, Kabupaten Pontianak, Kabupaten Sanggau, Kabupaten Ketapang, Kabupaten Sekadau, Kabupaten Sintang, Kabupaten Kapuas Hulu, Kabupaten Melawi, Kabupaten Kayong Utara, Kabupaten Kubu Raya, Kabupaten Lamandau, Kabupaten Sukamara, Kabupaten Kotawaringin Barat, Kabupaten Seruyan, Kabupaten Kotawaringin Timur, Kabupaten Katingan, Kabupaten Pulang Pisau, Kabupaten Gunung Mas, Kabupaten Kapuas, Kabupaten Murung Raya, Kabupaten Barito Utara, Kabupaten Barito Selatan, Kabupaten Tabalong, Kabupaten Balangan, Kabupaten Hulu Sungai Tengah, Kabupaten Hulu Sungai Selatan, Kabupaten Tapin, Kabupaten Banjar, Kabupaten Kotabaru, Kabupaten Tanah Bumbu, Kabupaten Tanah Laut, Kabupaten Paser, Kabupaten Penajam Paser Utara, Kabupaten Kutai Barat, Kabupaten Kutai Kartanegara, Kabupaten Kutai Timur, Kabupaten Berau, Kabupaten Bulungan, Kabupaten Nunukan, dan Kabupaten Malinau.

4. Pemertahanan luasan kawasan peruntukan pertanian beririgasi, rawa pasang surut dan sawah non irigasi, termasuk yang merupakan lahan pertanian pangan berkelanjutan dilakukan pada kawasan peruntukan pertanian di Kabupaten Sambas, Kabupaten Pontianak, Kabupaten Bengkayang, Kabupaten Landak, Kabupaten Ketapang, Kabupaten Sanggau, Kabupaten Singkawang, Kabupaten Sukamara, Kabupaten Kapuas, Kabupaten Barito Timur, Kabupaten Pulang Pisau, Kabupaten Banjar, Kabupaten Barito Kuala, Kabupaten Tapin, Kabupaten Hulu Sungai Selatan, Kabupaten Hulu Sungai Tengah, Kabupaten Hulu Sungai Utara, Kabupaten Tabalong, Kabupaten Tanah Laut, Kabupaten Tanah Bumbu, Kabupaten Kotabaru, Kota Samarinda, Kota Tenggarong, dan Kabupaten Malinau.

5. Pengendalian alih fungsi lahan kawasan pertanian sawah menjadi non sawah dilakukan pada kawasan peruntukan pertanian di Kabupaten Sambas, Kabupaten Pontianak, Kabupaten Bengkayang, Kabupaten Landak, Kabupaten Ketapang, Kabupaten Sanggau, Kabupaten Singkawang,

78

“Masyarakat Kabupaten Landak yang Cerdas dan Berdaya Saing”

RENCANA PEMBANGUNAN INVESTASI INFRASTRUKTUR JANGKA MENENGAH 2016 - 2020

Kabupaten Sukamara, Kabupaten Kapuas, Kabupaten Barito Timur, Kabupaten Pulang Pisau, Kabupaten Banjar, Kabupaten Barito Kuala, Kabupaten Tapin, Kabupaten Hulu Sungai Selatan, Kabupaten Hulu Sungai Tengah, Kabupaten Hulu Sungai Utara, Kabupaten Tabalong, Kabupaten Tanah Laut, Kabupaten Tanah Bumbu, Kabupaten Kotabaru, Kota Samarinda, Kota Tenggarong, dan Kabupaten Malinau.

6. Pengembangan kawasan peruntukan pertanian sesuai dengan kesesuaian lahan serta kelayakan rawa dan lahan kering/tadah hujan sebagaimana dilakukan pada kawasan peruntukan pertanian di Kabupaten Sambas, Kabupaten Pontianak, Kabupaten Bengkayang, Kabupaten Landak, Kabupaten Ketapang, Kabupaten Sanggau, Kabupaten Singkawang, Kabupaten Sukamara, Kabupaten Kapuas, Kabupaten Barito Timur, Kabupaten Pulang Pisau, Kabupaten Banjar, Kabupaten Barito Kuala, Kabupaten Tapin, Kabupaten Hulu Sungai Selatan, Kabupaten Hulu Sungai Tengah, Kabupaten Hulu Sungai Utara, Kabupaten Tabalong, Kabupaten Tanah Laut, Kabupaten Tanah Bumbu, Kabupaten Kotabaru, Kota Samarinda, Kota Tenggarong, dan Kabupaten Malinau.

7. Pengembangan kawasan budi daya perkebunan kelapa sawit dengan prinsip tata kelola perkebunan kelapa sawit yang berkelanjutan dilakukan di Kabupaten Paser, Kabupaten Berau, Kabupaten Kutai Barat, Kabupaten Kutai Timur, Kabupaten Kutai Kartanegara, Kabupaten Penajam Paser Utara, Kota Balikpapan, Kota Samarinda, Kabupaten Kotawaringin Barat, Kabupaten Kotawaringin Timur, Kabupaten Barito Selatan, Kabupaten Barito Utara, Kota Palangkaraya, Kabupaten Tanah Laut, Kabupaten Kotabaru, Kabupaten Hulu Sungai Selatan, Kabupaten Tapin, Kabupaten Banjar, Kabupaten Tanah Bumbu, Kabupaten Tabalong, Kabupaten Sambas, Kabupaten Pontianak, Kabupaten Sanggau, Kabupaten Ketapang, Kabupaten Sintang, Kabupaten Kapuas Hulu, Kabupaten Bengkayang, dan Kabupaten Landak.

79

“Masyarakat Kabupaten Landak yang Cerdas dan Berdaya Saing”

RENCANA PEMBANGUNAN INVESTASI INFRASTRUKTUR JANGKA MENENGAH 2016 - 2020

8. Pengembangan kawasan budi daya perkebunan karet dengan prinsip berkelanjutan dilakukan di Kabupaten Sambas, Kabupaten Sanggau, Kabupaten Ketapang, Kabupaten Sintang, Kabupaten Kapuas Hulu, Kabupaten Bengkayang, Kabupaten Sekadau, Kabupaten Kubu Raya, Kabupaten Landak, Kabupaten Pontianak, Kabupaten Kotawaringin Barat, Kabupaten Kotawaringin Timur, Kabupaten Kapuas, Kabupaten Barito Selatan, Kabupaten Barito Utara, Kota Palangkaraya, Kabupaten Tanah Laut, Kabupaten Kotabaru, Kabupaten Banjar, Kabupaten Tanah Bumbu, Kabupaten Tapin, Kabupaten Hulu Sungai Selatan, Kabupaten Hulu Sungai Tengah, Kabupaten Hulu Sungai Utara, Kabupaten Tabalong, Kabupaten Paser, Kabupaten Berau, Kabupaten Kutai Barat, Kabupaten Kutai Timur, Kabupaten Kutai Kartanegara, Kabupaten Penajam Paser Utara, Kota Balikpapan, dan Kota Samarinda.

9. Pengendalian perkembangan kawasan budi daya perkebunan kelapa sawit dan karet yang mengganggu kawasan berfungsi lindung dilakukan pada kawasan perkebunan kelapa sawit dan karet di Kabupaten Nunukan, Kabupaten Bulungan, Kabupaten Berau, Kabupaten Kutai Timur, Kabupaten Kutai Kartanegara, Kabupaten Kutai Barat, Kabupaten Barito Utara, Kabupaten Barito Selatan, Kabupaten Banjar, Kabupaten Tapin, Kabupaten Hulu Sungai Selatan, Kabupaten Tanah Laut, Kabupaten Tanah Bumbu, Kabupaten Kotabaru, Kabupaten Kapuas, Kabupaten Katingan, Kabupaten Kotawaringin Timur, Kabupaten Kotawaringin Barat, Kabupaten Ketapang, Kabupaten Pontianak, Kabupaten Kubu Raya, Kabupaten Kayong Utara, Kabupaten Bengkayang, Kabupaten Sambas, dan Kota Palangkaraya.

10. Pengembangan sentra produksi perikanan dengan memperhatikan potensi lestari dilakukan di wilayah pesisir Kabupaten Pontianak, Kabupaten Sambas, Kabupaten Bengkayang, Kabupaten Ketapang, Kabupaten Kubu Raya, Kabupaten Kayong Utara, Kota Tanah Grogot, Kabupaten Kotabaru, Kabupaten Tanah Bumbu, Kabupaten Tanah Laut, Kabupaten Banjar, Kabupaten Bulungan, dan Kota Samarinda.

80

“Masyarakat Kabupaten Landak yang Cerdas dan Berdaya Saing”

RENCANA PEMBANGUNAN INVESTASI INFRASTRUKTUR JANGKA MENENGAH 2016 - 2020

11. Pengembangan kawasan minapolitan berbasis masyarakat dilakukan di Kabupaten Sambas, Kabupaten Kapuas Hulu, Kabupaten Bengkayang, Kabupaten Kayong Utara, Kabupaten Pontianak, Kabupaten Ketapang, Kabupaten Pulang Pisau, Kabupaten Katingan, Kota Palangkaraya, Kabupaten Barito Selatan, Kabupaten Kotawaringin Barat, Kabupaten Banjar, Kabupaten Hulu Sungai Utara, Kabupaten Tabalong, Kabupaten Kotabaru, Kabupaten Tanah Laut, Kabupaten Tanah Bumbu, Kabupaten Malinau, Kabupaten Nunukan, Kabupaten Penajam Paser Utara, Kabupaten Kutai Kartanegara, Kabupaten Bulungan, Kabupaten Kutai Timur, dan Kota Balikpapan.

12. Pengembangan kegiatan perikanan budi daya dengan memperhatikan daya dukung dan daya tampung lingkungan hidup dilakukan pada kawasan peruntukan perikanan di Kabupaten Sambas, Kabupaten Pontianak, Kota Singkawang, Kabupaten Ketapang, Kabupaten Kayong Utara, Kabupaten Sukamara, Kabupaten Kotawaringin Barat, Kabupaten Seruyan, Kabupaten Kapuas, Kota Banjarmasin, Kabupaten Tanah Laut, Kabupaten Tanah Bumbu, Kabupaten Kotabaru, Kabupaten Penajam Paser Utara, Kota Samarinda, Kabupaten Kutai Timur, dan Kabupaten Bulungan.

13. Pengendalian kegiatan perikanan tangkap pada kawasan peruntukan perikanan yang memiliki terumbu karang dilakukan di wilayah perairan Kabupaten Sambas, Kabupaten Kayong Utara, Kabupaten Pontianak, Kabupaten Ketapang, Kota Tanah Grogot, Kabupaten Kotabaru, Kabupaten Tanah Bumbu, Kabupaten Tanah Laut, Kabupaten Banjar, Kabupaten Bulungan, dan Kabupaten Kutai Kartanegara.

14. Pengembangan kawasan peruntukan pertambangan mineral, batubara, serta minyak dan gas bumi dengan memperhatikan daya dukung dan daya tampung lingkungan hidup meliputi: a. kawasan peruntukan pertambangan mineral di Kabupaten Pontianak, Kabupaten Landak, Kabupaten Bengkayang, Kabupaten Sanggau, Kabupaten Sintang, Kabupaten Ketapang, Kabupaten Sambas, Kabupaten Sekadau, Kabupaten Melawi, Kabupaten Kayong Utara, Kabupaten Kubu

81

“Masyarakat Kabupaten Landak yang Cerdas dan Berdaya Saing”

RENCANA PEMBANGUNAN INVESTASI INFRASTRUKTUR JANGKA MENENGAH 2016 - 2020

Raya, Kabupaten Banjar, Kabupaten Banjarbaru, Kota Martapura, Kabupaten Hulu Sungai Selatan, Kabupaten Tabalong, Kabupaten Tanah Laut, Kabupaten Tanah Bumbu, Kabupaten Hulu Sungai Tengah, Kabupaten Kotabaru, Kabupaten Kapuas Hulu, Kabupaten Lamandau, Kabupaten Kotawaringin Barat, Kabupaten Kotawaringin Timur, Kabupaten Katingan, Kabupaten Seruyan, Kabupaten Sukamara, Kota Palangkaraya, Kabupaten Gunung Mas, Kota Muara Teweh, Kabupaten Barito Selatan, Kabupaten Barito Timur, Kabupaten Murung Raya, Kabupaten Kapuas, Kabupaten Paser, Kabupaten Berau, Kota Samarinda, Kabupaten Kutai Kartanegara, Kabupaten Kutai Timur, Kabupaten Kutai Barat, Kabupaten Bulungan, Kabupaten Malinau, dan Kota Balikpapan; b. Kawasan peruntukan pertambangan batubara di Kabupaten Sintang, Kabupaten Kapuas Hulu, Kabupaten Melawi, Kabupaten Sambas, Kabupaten Bengkayang, Kabupaten Landak, Kabupaten Pontianak, Kabupaten Sanggau, Kabupaten Murung Raya, Kabupaten Barito Utara, Kabupaten Barito Timur, Kabupaten Gunung Mas, Kabupaten Sukamara, Kabupaten Kotawaringin Barat, Kabupaten Kotawaringin Timur, Kabupaten Seruyan, Kabupaten Katingan, Kota Palangkaraya, Kabupaten Kapuas, Kabupaten Barito Kuala, Kabupaten Malinau, Kabupaten Nunukan, Kabupaten Bulungan, Kabupaten Berau, Kabupaten Kutai Timur, Kabupaten Kutai Kartanegara, Kabupaten Kutai Barat, Kabupaten Penajam Paser Utara, Kabupaten Paser, Kabupaten Tarakan, Kota Bontang, Kota Samarinda, Kabupaten Tabalong, Kabupaten Balangan, Kabupaten Kotabaru, Kabupaten Tanah Bumbu, Kabupaten Tanah Laut, Kabupaten Banjar, Kabupaten Hulu Sungai Tengah, Kabupaten Tapin, Kabupaten Hulu Sungai Utara, Kabupaten Hulu Sungai Selatan, dan Kota Banjarbaru; dan c. Kawasan peruntukan pertambangan minyak dan gas bumi di Kabupaten Sintang, Kabupaten Murung Raya, Kabupaten Barito Utara, Kabupaten Barito Timur, Kabupaten Barito Selatan, Kabupaten Kapuas, Kabupaten Gunung Mas, Kabupaten Banjar, Kabupaten Tabalong, Kabupaten

82

“Masyarakat Kabupaten Landak yang Cerdas dan Berdaya Saing”

RENCANA PEMBANGUNAN INVESTASI INFRASTRUKTUR JANGKA MENENGAH 2016 - 2020

Kotabaru, Kabupaten Tapin, Kabupaten Hulu Sungai Selatan, Kabupaten Hulu Sungai Utara, Kabupaten Hulu Sungai Tengah, Kabupaten Tanah Laut, Kabupaten Tanah Bumbu, Kabupaten Balangan, Kabupaten Berau, Kabupaten Nunukan, Kabupaten Bulungan, Kabupaten Kutai Timur, Kabupaten Kutai Barat, Kabupaten Kutai Kartanegara, Kabupaten Samarinda, Kabupaten Penajam Paser Utara, dan Kabupaten Paser.

15. Pengendalian perkembangan kawasan pertambangan yang mengganggu kawasan berfungsi lindung meliputi: a. Kawasan peruntukan pertambangan mineral di Kabupaten Pontianak, Kabupaten Landak, Kabupaten Bengkayang, Kabupaten Sanggau, Kabupaten Sintang, Kabupaten Ketapang, Kabupaten Sambas, Kabupaten Sekadau, Kabupaten Melawi, Kabupaten Kayong Utara, Kabupaten Kubu Raya, Kabupaten Banjar, Kabupaten Banjarbaru, Kota Martapura, Kabupaten Hulu Sungai Selatan, Kabupaten Tabalong, Kabupaten Tanah Laut, Kabupaten Tanah Bumbu, Kabupaten Hulu Sungai Tengah, Kabupaten Kotabaru, Kabupaten Kapuas Hulu, Kabupaten Lamandau, Kabupaten Kotawaringin Barat, Kabupaten Kotawaringin Timur, Kabupaten Katingan, Kabupaten Seruyan, Kabupaten Sukamara, Kota Palangkaraya, Kabupaten Gunung Mas, Kota Muara Teweh, Kabupaten Barito Selatan, Kabupaten Barito Timur, Kabupaten Murung Raya, Kabupaten Kapuas, Kabupaten Paser, Kabupaten Berau, Kota Samarinda, Kabupaten Kutai Kartanegara, Kabupaten Kutai Timur, Kabupaten Kutai Barat, Kabupaten Bulungan, Kabupaten Malinau, dan Kota Balikpapan;

b. Kawasan peruntukan pertambangan batubara di Kabupaten Sintang, Kabupaten Kapuas Hulu, Kabupaten Melawi, Kabupaten Sambas, Kabupaten Bengkayang, Kabupaten Landak, Kabupaten Pontianak, Kabupaten Sanggau, Kabupaten Murung Raya, Kabupaten Barito Utara, Kabupaten Barito Timur, Kabupaten Gunung Mas, Kabupaten Sukamara, Kabupaten Kotawaringin Barat, Kabupaten Kotawaringin Timur, Kabupaten Seruyan, Kabupaten Katingan, Kota Palangkaraya, Kabupaten Kapuas, Kabupaten Barito Kuala, Kabupaten Malinau, Kabupaten

83

“Masyarakat Kabupaten Landak yang Cerdas dan Berdaya Saing”

RENCANA PEMBANGUNAN INVESTASI INFRASTRUKTUR JANGKA MENENGAH 2016 - 2020

Nunukan, Kabupaten Bulungan, Kabupaten Berau, Kabupaten Kutai Timur, Kabupaten Kutai Kartanegara, Kabupaten Kutai Barat, Kabupaten Penajam Paser Utara, Kabupaten Paser, Kabupaten Tarakan, Kota Bontang, Kota Samarinda, Kabupaten Tabalong, Kabupaten Balangan, Kabupaten Kotabaru, Kabupaten Tanah Bumbu, Kabupaten Tanah Laut, Kabupaten Banjar, Kabupaten Hulu Sungai Tengah, Kabupaten Tapin, Kabupaten Hulu Sungai Utara, Kabupaten Hulu Sungai Selatan, dan Kota Banjarbaru; dan

c. Kawasan peruntukan pertambangan minyak dan gas bumi di Kabupaten Sintang, Kabupaten Murung Raya, Kabupaten Barito Utara, Kabupaten Barito Timur, Kabupaten Barito Selatan, Kabupaten Kapuas, Kabupaten Gunung Mas, Kabupaten Banjar, Kabupaten Tabalong, Kabupaten Kotabaru, Kabupaten Tapin, Kabupaten Hulu Sungai Selatan, Kabupaten Hulu Sungai Utara, Kabupaten Hulu Sungai Tengah, Kabupaten Tanah Laut, Kabupaten Tanah Bumbu, Kabupaten Balangan, Kabupaten Berau, Kabupaten Nunukan, Kabupaten Bulungan, Kabupaten Kutai Timur, Kabupaten Kutai Barat, Kabupaten Kutai Kartanegara, Kabupaten Samarinda, Kabupaten Penajam Paser Utara, dan Kabupaten Paser.

16. Pelaksanaan reklamasi dan kegiatan pasca tambang pada kawasan peruntukan pertambangan untuk memulihkan kualitas lingkungan dan ekosistem dilakukan pada: a. kawasan peruntukan pertambangan mineral di Kabupaten Pontianak, Kabupaten Landak, Kota Tayan, Kabupaten Bengkayang, Kabupaten Sanggau, Kabupaten Sintang, Kabupaten Ketapang, Kabupaten Sambas, Kabupaten Sekadau, Kabupaten Melawi, Kabupaten Kayong Utara, Kabupaten Kubu Raya, Kabupaten Banjar, Kabupaten Banjarbaru, Kota Martapura, Kabupaten Hulu Sungai Selatan, Kabupaten Tabalong, Kabupaten Tanah Laut, Kabupaten Tanah Bumbu, Kabupaten Hulu Sungai Tengah, Kabupaten Kotabaru, Kabupaten Kapuas Hulu, Kabupaten Lamandau, Kabupaten Kotawaringin Barat, Kabupaten Kotawaringin Timur, Kabupaten Katingan, Kabupaten Seruyan, Kabupaten Sukamara,

84

“Masyarakat Kabupaten Landak yang Cerdas dan Berdaya Saing”

RENCANA PEMBANGUNAN INVESTASI INFRASTRUKTUR JANGKA MENENGAH 2016 - 2020

Kota Palangkaraya, Kabupaten Gunung Mas, Kota Muara Teweh, Kabupaten Barito Selatan, Kabupaten Barito Timur, Kabupaten Murung Raya, Kabupaten Kapuas, Kabupaten Paser, Kabupaten Berau, Kota Samarinda, Kabupaten Kutai Kertanegara, Kabupaten Kutai Timur, Kabupaten Kutai Barat, Kabupaten Bulungan, Kabupaten Malinau, dan Kota Balikpapan; dan

b. Kawasan peruntukan pertambangan batubara di Kabupaten Sintang, Kabupaten Kapuas Hulu, Kabupaten Melawi, Kabupaten Sambas, Kabupaten Bengkayang, Kabupaten Landak, Kabupaten Pontianak, Kabupaten Sanggau, Kabupaten Murung Raya, Kabupaten Barito Utara, Kabupaten Barito Timur, Kabupaten Gunung Mas, Kabupaten Sukamara, Kabupaten Kotawaringin Barat, Kabupaten Kotawaringin Timur, Kabupaten Seruyan, Kabupaten Katingan, Kota Palangkaraya, Kabupaten Kapuas, Kabupaten Barito Kuala, Kabupaten Malinau, Kabupaten Nunukan, Kabupaten Bulungan, Kabupaten Berau, Kabupaten Kutai Timur, Kabupaten Kutai Kartanegara, Kabupaten Kutai Barat, Kabupaten Penajam Paser Utara, Kabupaten Paser, Kabupaten Tarakan, Kota Bontang, Kota Samarinda, Kabupaten Tabalong, Kabupaten Balangan, Kabupaten Kotabaru, Kabupaten Tanah Bumbu, Kabupaten Tanah Laut, Kabupaten Banjar, Kabupaten Hulu Sungai Tengah, Kabupaten Tapin, Kabupaten Hulu Sungai Utara, Kabupaten Hulu Sungai Selatan, dan Kota Banjarbaru.

17. Pengembangan kawasan peruntukan industri pengolahan hasil pertambangan mineral, batubara, serta minyak dan gas bumi yang didukung oleh pengelolaan limbah industri terpadu dilakukan pada kawasan peruntukan industri di Kota Balikpapan, Kota Samarinda, Kota Bontang, Kota Tarakan, Kota Muara Teweh, Kota Martapura, Kota Tanjung Redeb, Kota Sangata, Kota Nunukan, Kota Malinau, Kota Tanjung Selor, dan Kota Tanah Grogot.

85

“Masyarakat Kabupaten Landak yang Cerdas dan Berdaya Saing”

RENCANA PEMBANGUNAN INVESTASI INFRASTRUKTUR JANGKA MENENGAH 2016 - 2020

18. Pengembangan kawasan peruntukan industri pengolahan kelapa sawit, karet, dan hasil hutan yang berdaya saing dan ramah lingkungan meliputi: a. Pengembangan industri pengolahan kelapa sawit dan karet pada kawasan peruntukan industri di Kota Palangkaraya, Kota Banjarmasin, Kota Balikpapan, Kota Tenggarong, Kota Samarinda, Kota Bontang, Kota Mempawah, Kota Singkawang, Kota Sambas, Kota Ketapang, Kota Putussibau, Kota Sanggau, Kota Sintang, Kota Kuala Kapuas, Kota Pangkalan Bun, Kota Buntok, Kota Muara Teweh, Kota Sampit, Kota Amuntai, Kota Martapura, Kota Marabahan, Kota Kotabaru, Kota Sangata, Kota Nunukan, Kota Tanjung Selor, Kota Malinau, Kota Tanah Grogot, Kota Sendawar, Kota Simanggaris, Kota Long Midang, dan Kota Long Pahangai; dan

b. Pengembangan industri pengolahan hasil hutan pada kawasan peruntukan industri di Kota Palangkaraya, Kota Banjarmasin, Kota Balikpapan, Kota Tenggarong, Kota Samarinda, Kota Ketapang, Kota Putussibau, Kota Sanggau, Kota Sintang, Kota Buntok, Kota Sampit, Kota Sangata, Kota Nunukan, Kota Tanjung Selor, Kota Malinau, Kota Tanlumbis, dan Kota Sendawar.

19. Pengembangan kawasan peruntukan industri pengolahan dan industri jasa hasil pertanian tanaman pangan dan perikanan meliputi: a. Pengembangan industri pengolahan dan industri jasa hasil pertanian tanaman pangan pada kawasan peruntukan industri di Kota Pontianak, Kota Banjarmasin, Kota Mempawah, Kota Singkawang, Kota Sambas, Kota Ketapang, Kota Putussibau, Kota Sanggau, Kota Sintang, Kota Kuala Kapuas, Kota Buntok, Kota Muara Teweh, Kota Sampit, Kota Amuntai, Kota Marabahan, dan Kota Kotabaru; dan

b. Pengembangan industri pengolahan dan industri jasa hasil perikanan pada kawasan peruntukan industri di Kota Pontianak, Kota Banjarmasin, Kota Kawasan Perkotaan Balikpapan-Tenggarong-Samarinda-Bontang, Kota Tarakan, Kota Mempawah, Kota Singkawang, Kota Sambas, Kota

86

“Masyarakat Kabupaten Landak yang Cerdas dan Berdaya Saing”

RENCANA PEMBANGUNAN INVESTASI INFRASTRUKTUR JANGKA MENENGAH 2016 - 2020

Ketapang, Kota Sanggau, Kota Sintang, Kota Pangkalan Bun, Kota Kuala Kapuas, Kota Marabahan, Kota Kotabaru, Kota Tanjung Redeb, Kota Sangata, dan Kota Nunukan.

20. Pengembangan dan pemanfaatan kawasan ekowisata berbasis ekosistem kehidupan orang utan, bekantan, meranti, anggrek, serta satwa dan tumbuhan endemik kawasan lainnya dilakukan pada kawasan ekowisata di Suaka Margasatwa Lamandau (Kabupaten Kotawaringin Barat dan Kabupaten Sukamara), Taman Nasional Betung Kerihun (Kabupaten Kapuas Hulu), Taman Nasional Danau Sentarum (Kabupaten Kapuas Hulu), Taman Nasional Gunung Palung (Kabupaten Kayong Utara dan Kabupaten Ketapang), Taman Nasional Bukit Baka-Bukit Raya (Kabupaten Melawi, Kabupaten Sintang, dan Kabupaten Katingan), Taman Nasional Tanjung Puting (Kabupaten Kotawaringin Barat dan Kabupaten Seruyan), Taman Nasional Sebangau (Kabupaten Katingan, Kabupaten Pulang Pisau, dan Kota Palangkaraya), Taman Nasional Kayan Mentarang (Kabupaten Malinau, Kabupaten Nunukan, dan Kabupaten Bulungan), Taman Nasional Kutai (Kabupaten Kutai Timur, Kabupaten Kutai Kartanegara, dan Kota Bontang), Taman Hutan Raya Sultan Adam (Kabupaten Banjar dan Kabupaten Tanah Laut), Taman Hutan Raya Bukit Suharto (Kabupaten Kutai Kartanegara dan Kabupaten Penajam Paser Utara), Taman Wisata Alam Belimbing (Kabupaten Sambas), Taman Wisata Alam Asuansang (Kabupaten Sambas), Taman Wisata Alam Dungan (Kabupaten Sambas), Taman Wisata Alam Gunung Melintang (Kabupaten Sambas), Taman Wisata Alam Bukit Kelam Komplek (Kabupaten Sintang), Taman Wisata Alam Tanjung Keluang/Teluk Keluang (Kabupaten Kotawaringin Barat), dan Taman Wisata Alam Pelaihari Tanah Laut (Kabupaten Tanah Laut).

21. Pengembangan prasarana dan sarana pendukung kegiatan ekowisata pada zona pemanfaatan di kawasan konservasi dengan prinsip-prinsip berkelanjutan dilakukan pada kawasan ekowisata di Suaka Margasatwa Lamandau (Kabupaten Kotawaringin Barat dan Kabupaten Sukamara), Taman Nasional Betung Kerihun (Kabupaten Kapuas Hulu), Taman Nasional Danau Sentarum

87

“Masyarakat Kabupaten Landak yang Cerdas dan Berdaya Saing”

RENCANA PEMBANGUNAN INVESTASI INFRASTRUKTUR JANGKA MENENGAH 2016 - 2020

(Kabupaten Kapuas Hulu), Taman Nasional Gunung Palung (Kabupaten Kayong Utara dan Kabupaten Ketapang), Taman Nasional Bukit Baka-Bukit Raya (Kabupaten Melawi, Kabupaten Sintang, dan Kabupaten Katingan), Taman Nasional Tanjung Puting (Kabupaten Kotawaringin Barat dan Kabupaten Seruyan), Taman Nasional Sebangau (Kabupaten Katingan, Kabupaten Pulang Pisau, dan Kota Palangkaraya), Taman Nasional Kayan Mentarang (Kabupaten Malinau, Kabupaten Nunukan, dan Kabupaten Bulungan), Taman Nasional Kutai (Kabupaten Kutai Timur, Kabupaten Kutai Kartanegara, dan Kota Bontang), Taman Hutan Raya Sultan Adam (Kabupaten Banjar dan Kabupaten Tanah Laut), Taman Hutan Raya Bukit Suharto (Kabupaten Kutai Kartanegara dan Kabupaten Penajam Paser Utara), Taman Wisata Alam Belimbing (Kabupaten Sambas), Taman Wisata Alam Asuansang (Kabupaten Sambas), Taman Wisata Alam Dungan (Kabupaten Sambas), Taman Wisata Alam Gunung Melintang (Kabupaten Sambas), Taman Wisata Alam Bukit Kelam Komplek (Kabupaten Sintang), Taman Wisata Alam Tanjung Keluang/Teluk Keluang (Kabupaten Kotawaringin Barat), dan Taman Wisata Alam Pelaihari Tanah Laut (Kabupaten Tanah Laut).

22. Pelestarian kawasan permukiman berbasis budaya Kalimantan dilakukan di Kampung Masyarakat Suku Dayak Benuaq Ohong (Kabupaten Kutai Barat), Kampung Masyarakat Suku Dayak Kenyah (Kota Samarinda), dan Kampung Masyarakat Suku Dayak Meratus (Kabupaten Hulu Sungai Selatan).

23. Pengembangan prasarana dan sarana transportasi yang menghubungkan antara kawasan ekowisata, wisata budaya, obyek wisata lainnya, dan kawasan perkotaan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf d meliputi prasarana dan sarana transportasi yang menghubungkan: a. kawasan ekowisata Taman Nasional Betung Kerihun (Kabupaten Kapuas Hulu), Taman Nasional Danau Sentarum (Kabupaten Kapuas Hulu), Taman Nasional Gunung Palung (Kabupaten Kayong Utara dan Kabupaten Ketapang), Taman Nasional Bukit Baka-Bukit Raya (Kabupaten Melawi, Kabupaten Sintang, dan Kabupaten Katingan), Taman Wisata Alam

88

“Masyarakat Kabupaten Landak yang Cerdas dan Berdaya Saing”

RENCANA PEMBANGUNAN INVESTASI INFRASTRUKTUR JANGKA MENENGAH 2016 - 2020

Belimbing (Kabupaten Sambas), Taman Wisata Alam Asuansang (Kabupaten Sambas), Taman Wisata Alam Dungan (Kabupaten Sambas), Taman Wisata Alam Gunung Melintang (Kabupaten Sambas), Taman Wisata Alam Bukit Kelam Komplek (Kabupaten Sintang), wisata budaya, dan obyek wisata lainnya dengan Kota Pontianak;

b. Kawasan ekowisata Taman Nasional Kayan Mentarang (Kabupaten Malinau, Kabupaten Nunukan, dan Kabupaten Bulungan), Taman Nasional Kutai (Kabupaten Kutai Timur, Kabupaten Kutai Kartanegara, dan Kota Bontang), Kampung Masyarakat Suku Dayak Benuaq Ohong (Kabupaten Kutai Barat), Kampung Masyarakat Suku Dayak Kenyah (Kota Samarinda), obyek wisata lainnya dengan Kota Balikpapan dan Kota Samarinda;

c. Kawasan ekowisata Suaka Margasatwa Lamandau (Kabupaten Kotawaringin Barat dan Kabupaten Sukamara), Taman Nasional Tanjung Puting (Kabupaten Kotawaringin Barat dan Kabupaten Seruyan), Taman Nasional Sebangau (Kabupaten Katingan, Kabupaten Pulang Pisau, dan Kota Palangkaraya), dan Taman Wisata Alam Tanjung Keluang/Teluk Keluang (Kabupaten Kotawaringin Barat), wisata budaya, dan obyek wisata lainnya dengan Kota Palangkaraya; dan

d. Kawasan ekowisata Taman Wisata Alam Pelaihari Tanah Laut (Kabupaten Tanah Laut), Kampung Masyarakat Suku Dayak Meratus (Kabupaten Hulu Sungai Selatan), wisata budaya, dan obyek wisata lainnya dengan Kota Banjarmasin.

24. Pengembangan pusat jasa pariwisata di kawasan perkotaan dilakukan di Kota Pontianak, Kota Palangkaraya, Kota Banjarmasin, Kota Balikpapan, dan Kota Samarinda.

89

“Masyarakat Kabupaten Landak yang Cerdas dan Berdaya Saing”

RENCANA PEMBANGUNAN INVESTASI INFRASTRUKTUR JANGKA MENENGAH 2016 - 2020

25. Pengembangan kawasan peruntukan permukiman di kawasan perkotaan yang didukung oleh prasarana dan sarana perkotaan yang adaptif terhadap ancaman bencana banjir sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a dilakukan di Kota Pontianak, Kota Palangkaraya, Kota Banjarmasin, Kota Tarakan Kota Balikpapan, Kota Tenggarong, Kota Samarinda, Kota Bontang, Kota Mempawah, Kota Singkawang, Kota Sambas, Kota Ketapang, Kota Putussibau, Kota Sanggau, Kota Sintang, Kota Kuala Kapuas, Kota Pangkalan Bun, Kota Buntok, Kota Muara Teweh, Kota Sampit, Kota Amuntai, Kota Martapura, Kota Marabahan, Kota Kotabaru, Kota Tanjung Redeb, Kota Sangata, Kota Nunukan, Kota Tanjung Selor, Kota Malinau, Kota Tanlumbis, Kota Tanah Grogot, dan Kota Sendawar.

26. Pengembangan kawasan peruntukan permukiman di kawasan perbatasannegara termasuk pulau-pulau kecil terluar dengan dukungan prasarana dan sarana yang memadai dilakukan di Kota Paloh-Aruk, Kota Jagoibabang, Kota Nanga Badau, Kota Entikong, Kota Jasa, Kota Nunukan, Kota Simanggaris, Kota Long Midang, Kota Long Pahangai, Kota Long Nawang, Pulau Sebatik, Pulau Sambit, dan Pulau Maratua.

27. Pengembangan kawasan untuk kegiatan sektor unggulan kehutanan, termasuk kegiatan industri pengolahan hasil hutan, permukiman, serta jaringan prasarana dan sarana dilakukan di Kawasan Andalan Ketapang dan Sekitarnya, Kawasan Andalan Kapuas Hulu dan Sekitarnya, Kawasan Andalan Sanggau, Kawasan Andalan Sampit-Pangkalan Bun, Kawasan Andalan Muara Teweh, Kawasan Andalan Buntok, Kawasan Andalan Kuala Kapuas, Kawasan Andalan Batulicin, Kawasan Andalan Tanjung Redeb dan Sekitarnya, Kawasan Andalan Sasamawa, Kawasan Andalan Tatapanbuma dan Sekitarnya, serta Kawasan Andalan Bonsamtebajam dan Sekitarnya.

28. Pengendalian perkembangan kegiatan sektor unggulan kehutanan yang mengganggu fungsi ekologis hutan dilakukan di Kawasan Andalan Ketapang dan Sekitarnya, Kawasan Andalan Kapuas Hulu dan Sekitarnya, Kawasan Andalan Sanggau, Kawasan Andalan Sampit-Pangkalan Bun, Kawasan

90

“Masyarakat Kabupaten Landak yang Cerdas dan Berdaya Saing”

RENCANA PEMBANGUNAN INVESTASI INFRASTRUKTUR JANGKA MENENGAH 2016 - 2020

Andalan Muara Teweh, Kawasan Andalan Buntok, Kawasan Andalan Kuala Kapuas, Kawasan Andalan Batulicin, Kawasan Andalan Kandangan dan sekitarnya, Kawasan Andalan Tanjung Redeb dan Sekitarnya, Kawasan Andalan Sasamawa, Kawasan Andalan Tatapanbuma dan Sekitarnya, serta Kawasan AndalanBonsamtebajam dan Sekitarnya.

29. Peningkatan keterkaitan pusat kegiatan sektor unggulan kehutanan dengan kawasan perkotaan nasional sebagai pusat pengembangan kawasan andalan dengan sektor unggulan kehutanan, yang terlayani terutama oleh pelabuhan dilakukan di: a. Kawasan Andalan Ketapang dan Sekitarnya dengan kawasan perkotaan PKW Ketapang, yang terlayani terutama oleh Pelabuhan Ketapang; b. Kawasan Andalan Kapuas Hulu dan Sekitarnya dengan kawasan perkotaan PKW Putussibau, yang terlayani oleh Pelabuhan Pontianak; c. Kawasan Andalan Sanggau dengan kawasan perkotaan PKW Sanggau, yang terlayani terutama oleh Pelabuhan Pontianak; d. Kawasan Andalan Sampit-Pangkalan Bun dengan kawasan perkotaan PKW Sampit, PKW Pangkalan Bun, yang terlayani terutama oleh Pelabuhan Kumai; e. Kawasan Andalan Muara Teweh dengan kawasan perkotaan PKW Muara Teweh, yang terlayani terutama oleh Pelabuhan Banjarmasin dan Pelabuhan Samarinda; f. Kawasan Andalan Buntok dengan kawasan perkotaan PKW Buntok, yang terlayani terutama oleh Pelabuhan Banjarmasin; g. Kawasan Andalan Kuala Kapuas dengan kawasan perkotaan PKN Palangkaraya dan PKW Kuala Kapuas, yang terlayani terutama oleh Pelabuhan Banjarmasin; h. Kawasan Andalan Batulicin dengan kawasan perkotaan PKW Kotabaru, yang terlayani terutama oleh Pelabuhan Batulicin; i. Kawasan Andalan Tanjung Redeb dan Sekitarnya dengan kawasan perkotaan PKW Tanjung Redeb, yang terlayani terutama olehPelabuhan Tanjung Redeb;

91

“Masyarakat Kabupaten Landak yang Cerdas dan Berdaya Saing”

RENCANA PEMBANGUNAN INVESTASI INFRASTRUKTUR JANGKA MENENGAH 2016 - 2020

j. Kawasan Andalan Sasamawa dengan kawasan perkotaan PKW Sangata, yang terlayani terutama oleh Pelabuhan Tanjung Sangata dan Pelabuhan Maloi; k. Kawasan Andalan Tatapanbuma dan Sekitarnya dengan kawasan perkotaan PKN Tarakan, PKW Malinau, dan PKW/PKSN Nunukan, yang terlayani terutama oleh Pelabuhan Tarakan dan Pelabuhan Nunukan; dan l. Kawasan Andalan Bonsamtebajam dan Sekitarnya dengan kawasan perkotaan PKN Kawasan Perkotaan Balikpapan-TenggarongSamarinda- Bontang, yang terlayani terutama oleh Pelabuhan Balikpapan dan Pelabuhan Samarinda.

30. Pengembangan kawasan untuk kegiatan sektor unggulan pertanian, termasuk kegiatan industri pengolahan hasil pertanian, permukiman, serta jaringan prasarana dan sarana dilakukan di Kawasan Andalan Pontianak dan Sekitarnya, Kawasan Andalan Singkawang dan Sekitarnya, Kawasan Andalan Ketapang dan Sekitarnya, Kawasan Andalan Kapuas Hulu dan Sekitarnya, Kawasan Andalan Sanggau, Kawasan Andalan Sampit-Pangkalan Bun, Kawasan Andalan Buntok, Kawasan Andalan Muara Teweh, Kawasan Andalan Kuala Kapuas, Kawasan Andalan Kandangan dan Sekitarnya, Kawasan Andalan Banjarmasin Raya dan Sekitarnya, serta Kawasan Andalan Batulicin.

31. Pengendalian alih fungsi lahan pada kawasan andalan dengan sektor unggulan pertanian dilakukan di Kawasan Andalan Ketapang dan Sekitarnya, Kawasan Andalan SampitPangkalan Bun, Kawasan Andalan Kuala Kapuas, Kawasan Andalan Kandangan dan Sekitarnya, Kawasan Andalan Banjarmasin Raya dan Sekitarnya, serta Kawasan Andalan Batulicin.

92

“Masyarakat Kabupaten Landak yang Cerdas dan Berdaya Saing”

RENCANA PEMBANGUNAN INVESTASI INFRASTRUKTUR JANGKA MENENGAH 2016 - 2020

32. Peningkatan keterkaitan pusat kegiatan pertanian pada kawasan andalan dengan kawasan perkotaan nasional sebagai pusat pengembangan kawasan andalan dengan sektor unggulan pertanian, yang terlayani terutama oleh pelabuhan dilakukan di: a. Kawasan Andalan Pontianak dan Sekitarnya dengan kawasan perkotaan PKN Pontianak dan PKW Mempawah, yang terlayani terutama oleh Pelabuhan Pontianak; b. Kawasan Andalan Singkawang dan Sekitarnya dengan kawasan perkotaan PKW Singkawang dan PKW Sambas, yang terlayani terutama oleh Pelabuhan Pontianak; c. Kawasan Andalan Ketapang dan Sekitarnya dengan kawasan perkotaan PKW Ketapang, yang terlayani terutama oleh Pelabuhan Ketapang; d. Kawasan Andalan Kapuas Hulu dan Sekitarnya dengan kawasan perkotaan PKW Putussibau, yang terlayani terutama oleh Pelabuhan Pontianak; e. Kawasan Andalan Sanggau dengan kawasan perkotaan PKW Sanggau, yang terlayani terutama oleh Pelabuhan Pontianak; f. Kawasan Andalan Sampit-Pangkalan Bun dengan kawasan perkotaan PKW Sampit dan PKW Pangkalan Bun, yang terlayani terutama oleh Pelabuhan Kumai; g. Kawasan Andalan Buntok dengan kawasan perkotaan PKW Buntok, yang terlayani terutama oleh Pelabuhan Banjarmasin; h. Kawasan Andalan Muara Teweh dengan kawasan perkotaan PKW Muara Teweh yang terlayani terutama oleh Pelabuhan Banjarmasin dan Pelabuhan Samarinda; i. Kawasan Andalan Kuala Kapuas dengan kawasan perkotaan PKN Palangkaraya dan PKW Kuala Kapuas, yang terlayani terutama oleh Pelabuhan Banjarmasin; j. Kawasan Andalan Kandangan dan Sekitarnya dengan kawasan perkotaan PKW Amuntai, yang terlayani terutama oleh Pelabuhan Banjarmasin dan Pelabuhan Tanah Grogot; k. Kawasan Andalan Banjarmasin Raya dan Sekitarnya dengan kawasan perkotaan PKN Banjarmasin, PKW Marabahan, dan PKW Martapura, yang terlayani terutama oleh Pelabuhan Banjarmasin; dan

93

“Masyarakat Kabupaten Landak yang Cerdas dan Berdaya Saing”

RENCANA PEMBANGUNAN INVESTASI INFRASTRUKTUR JANGKA MENENGAH 2016 - 2020

l. Kawasan Andalan Batulicin dengan kawasan perkotaan PKW Kotabaru, yang terlayani terutama oleh Pelabuhan Batulicin.

33. Pengembangan kawasan untuk kegiatan sektor unggulan perkebunan, termasuk kegiatan industri pengolahan hasil perkebunan, permukiman, serta jaringan prasarana dan sarana meliputi: a. perkebunan kelapa sawit di Kawasan Andalan Singkawang dan Sekitarnya, Kawasan Andalan Ketapang dan Sekitarnya, Kawasan Andalan Kapuas Hulu dan Sekitarnya, Kawasan Andalan Sanggau, Kawasan Andalan Sampit-Pangkalan Bun, Kawasan Andalan Buntok, Kawasan Andalan Muara Teweh, Kawasan Andalan Kuala Kapuas, Kawasan Andalan Kandangan dan Sekitarnya, Kawasan Andalan Banjarmasin Raya dan Sekitarnya, Kawasan Andalan Sasamawa, Kawasan Andalan Batulicin, Kawasan Andalan Bonsamtebajam dan Sekitarnya, serta Kawasan Andalan Tatapanbuma dan Sekitarnya; dan

b. Perkebunan karet di Kawasan Andalan Singkawang dan Sekitarnya, Kawasan Andalan Ketapang dan Sekitarnya, Kawasan Andalan Kapuas Hulu dan Sekitarnya, Kawasan Andalan Sanggau, Kawasan Andalan Sampit-Pangkalan Bun, Kawasan Andalan Buntok, Kawasan Andalan Muara Teweh, Kawasan Andalan Kuala Kapuas, Kawasan Andalan Kandangan dan Sekitarnya, Kawasan Andalan Banjarmasin dan Sekitarnya, Kawasan Andalan Sasamawa, Kawasan Andalan Batulicin, Kawasan Andalan Bonsamtebajam dan Sekitarnya, serta Kawasan Andalan Tatapanbuma dan Sekitarnya.

34. Peningkatan keterkaitan pusat kegiatan perkebunan dengan kawasan perkotaan nasional sebagai pusat pengembangan kawasan andalan dengan sektor unggulan perkebunan, yang terlayani terutama oleh pelabuhan dilakukan di: a. Kawasan Andalan Singkawang dan Sekitarnya dengan kawasan perkotaan PKW Singkawang dan PKW Sambas, yang terlayani terutama oleh Pelabuhan Pontianak;

94

“Masyarakat Kabupaten Landak yang Cerdas dan Berdaya Saing”

RENCANA PEMBANGUNAN INVESTASI INFRASTRUKTUR JANGKA MENENGAH 2016 - 2020

b. Kawasan Andalan Ketapang dan Sekitarnya dengan kawasan perkotaan PKW Ketapang, yang terlayani terutama oleh Pelabuhan Ketapang; c. Kawasan Andalan Kapuas Hulu dengan kawasan perkotaan PKW Putussibau, yang terlayani terutama oleh Pelabuhan Pontianak; d. Kawasan Andalan Sanggau dengan kawasan perkotaan PKW Sanggau yang terlayani oleh terutama Pelabuhan Pontianak; e. Kawasan Andalan Sampit-Pangkalan Bun dengan kawasan perkotaan PKW Sampit, PKW Pangkalan Bun, yang terlayani terutama oleh Pelabuhan Kumai; f. Kawasan Andalan Buntok dengan kawasan perkotaan PKW Buntok, yang terlayani terutama oleh Pelabuhan Banjarmasin; g. Kawasan Andalan Muara Teweh dengan kawasan perkotaan PKW Muara Teweh, yang terlayani terutama oleh Pelabuhan Banjarmasin dan Pelabuhan Samarinda; h. Kawasan Andalan Kuala Kapuas dengan kawasan perkotaan PKW Kuala Kapuas dan PKN Palangkaraya, yang terlayani terutama oleh Pelabuhan Banjarmasin; i. Kawasan Andalan Kandangan dan Sekitarnya dengan kawasan perkotaan PKW Amuntai, yang terlayani terutama oleh Pelabuhan Banjarmasin dan Pelabuhan Tanah Grogot; j. Kawasan Andalan Banjarmasin Raya dan Sekitarnya dengan kawasan perkotaan PKN Banjarmasin, PKW Marabahan, dan PKW Martapura, yang terlayani terutama oleh Pelabuhan Banjarmasin; k. Kawasan Andalan Batulicin dengan kawasan perkotaan PKW Kotabaru, yang terlayani terutama oleh Pelabuhan Batulicin; l. Kawasan Andalan Sasamawa dengan kawasan perkotaan PKW Sangata, yang terlayani terutama oleh Pelabuhan Tanjung Sangata dan Pelabuhan Maloi; m. Kawasan Andalan Bonsamtebajam dan Sekitarnya dengan kawasan perkotaan PKN Kawasan Perkotaan Balikpapan-TenggarongSamarinda- Bontang, yang terlayani terutama oleh Pelabuhan Balikpapan dan Pelabuhan Samarinda; dan

95

“Masyarakat Kabupaten Landak yang Cerdas dan Berdaya Saing”

RENCANA PEMBANGUNAN INVESTASI INFRASTRUKTUR JANGKA MENENGAH 2016 - 2020

n. Kawasan Andalan Tatapanbuma dan Sekitarnya dengan kawasan perkotaan PKN Tarakan, PKW Malinau, dan PKW/PKSN Nunukan, yang terlayani terutama oleh Pelabuhan Tarakan dan Pelabuhan Nunukan.

35. Pengembangan kawasan untuk kegiatan sektor unggulan perikanan, termasuk kegiatan industri pengolahan hasil perikanan, permukiman, serta jaringan prasarana dan sarana dilakukan pada kawasan peruntukan perikanan di Kawasan Andalan Pontianak dan Sekitarnya, Kawasan Andalan Singkawang dan Sekitarnya, Kawasan Andalan Ketapang dan Sekitarnya, Kawasan Andalan Sanggau, Kawasan Andalan Banjarmasin Raya dan Sekitarnya, Kawasan Andalan Batulicin, Kawasan Andalan Sasamawa, Kawasan Andalan Tatapanbuma dan Sekitarnya, Kawasan Andalan Bonsamtebajam dan Sekitarnya, Kawasan Andalan Sampit-Pangkalan Bun, Kawasan Andalan Kuala Kapuas, Kawasan Andalan Laut Pontianak dan Sekitarnya, Kawasan Andalan Laut Ketapang dan Sekitarnya, Kawasan Andalan Laut Kuala Pembuang, Kawasan Andalan Laut Pulau Laut, serta Kawasan Andalan Laut Bontang-Tarakan dan Sekitarnya.

36. Pengendalian perkembangan kegiatan perikanan pada kawasan andalan dengan sektor unggulan perikanan yang berpotensi merusak kawasan pantai berhutan bakau, terumbu karang, kawasan pesisir, dan alur pelayaran dilakukan di Kawasan Andalan Laut Pontianak dan Sekitarnya, Kawasan Andalan Laut Ketapang dan Sekitarnya, Kawasan Andalan Laut Kuala Pembuang, Kawasan Andalan Laut Pulau Laut, Kawasan Andalan Laut Bontang-Tarakan dan Sekitarnya.

37. Peningkatan keterkaitan pusat kegiatan perikanan dengan kawasan perkotaan nasional sebagai pusat pengembangan kawasan andalan dengan sektor unggulan perikanan yang terlayani terutama oleh bandar udara dan/atau pelabuhan dilakukan di: a. Kawasan Andalan Pontianak dan Sekitarnya dengan kawasan perkotaan PKN Pontianak dan PKW Mempawah, yang terlayani terutama oleh Bandar Udara Supadio atau Pelabuhan Pontianak;

96

“Masyarakat Kabupaten Landak yang Cerdas dan Berdaya Saing”

RENCANA PEMBANGUNAN INVESTASI INFRASTRUKTUR JANGKA MENENGAH 2016 - 2020

b. Kawasan Andalan Singkawang dan Sekitarnya dengan kawasan perkotaan PKW Singkawang dan PKW Sambas, yang terlayani terutama oleh Bandar Udara Supadio atau Pelabuhan Pontianak; c. Kawasan Andalan Ketapang dan Sekitarnya dengan kawasan perkotaan PKW Ketapang, yang terlayani terutama oleh Bandar Udara Rahadi Usman atau Pelabuhan Ketapang; d. Kawasan Andalan Sanggau dengan kawasan perkotaan PKW Sanggau dan PKW/PKSN Entikong, yang terlayani terutama oleh Bandar Udara Susilo atau Pelabuhan Pontianak; e. Kawasan Andalan Banjarmasin Raya dan Sekitarnya dengan kawasan perkotaan PKN Banjarmasin, PKW Marabahan, dan PKW Martapura, yang terlayani terutama oleh Bandar Udara Syamsuddin Noor atau Pelabuhan Banjarmasin; f. Kawasan Andalan Batulicin dengan kawasan perkotaan PKW Kotabaru, yang terlayani oleh Bandar Udara Stagen atau Pelabuhan Banjarmasin; g. Kawasan Andalan Sasamawa dengan kawasan perkotaan PKW Sangata, yang terlayani terutama oleh Bandar Udara Bontang atau Pelabuhan Tanjung Sangata dan Pelabuhan Maloi; h. Kawasan Andalan Tatapanbuma dan Sekitarnya dengan kawasan perkotaan PKN Tarakan, PKW Malinau, dan PKW/PKSN Nunukan, yang terlayani terutama oleh Bandar Udara Nunukan, Bandar Udara Juwata, Pelabuhan Tarakan, atau Pelabuhan Nunukan; i. Kawasan Andalan Bonsamtebajam dan Sekitarnya dengan kawasan perkotaan PKN Kawasan Perkotaan Balikpapan-TenggarongSamarinda- Bontang, yang terlayani terutama oleh Bandar Udara Sepinggan, Bandar Udara Samarinda Baru, Pelabuhan Balikpapan, atau Pelabuhan Samarinda; j. Kawasan Andalan Sampit-Pangkalan Bun dengan kawasan perkotaan PKW Sampit dan PKW Pangkalan Bun, yang terlayani terutama oleh Bandar Udara Iskandar, Bandar Udara Tjilik Riwut, atau Pelabuhan Kumai; k. Kawasan Andalan Kuala Kapuas dengan kawasan perkotaan PKN Palangkaraya dan PKW Kuala Kapuas, yang terlayani terutama oleh Bandar Udara Tjilik Riwut atau Pelabuhan Banjarmasin;

97

“Masyarakat Kabupaten Landak yang Cerdas dan Berdaya Saing”

RENCANA PEMBANGUNAN INVESTASI INFRASTRUKTUR JANGKA MENENGAH 2016 - 2020

l. Kawasan Andalan Laut Pontianak dan Sekitarnya dengan kawasan perkotaan PKN Pontianak, yang terlayani terutama oleh Bandar Udara Supadio atau Pelabuhan Pontianak; m. Kawasan Andalan Laut Ketapang dan Sekitarnya dengan kawasan perkotaan PKN Ketapang, yang terlayani terutama oleh Bandar Udara Ketapang atau Pelabuhan Ketapang; n. Kawasan Andalan Laut Kuala Pembuang dengan kawasan perkotaan PKW Pangkalan Bun dan PKW Sampit, yang terlayani terutama oleh Bandar Udara Iskandar atau Pelabuhan Kumai. o. Kawasan Andalan Laut Pulau Laut dengan kawasan perkotaan PKW Kotabaru, yang terlayani terutama oleh Bandar Udara Stagen atau Pelabuhan Batulicin; dan p. Kawasan Andalan Laut Bontang-Tarakan dan Sekitarnya dengan kawasan perkotaan PKN Tarakan, PKN Kawasan Perkotaan BalikpapanBontang Tenggarong-Samarinda, PKW/PKSN Nunukan, PKW Tanjung Selor, PKW Tanjung Redeb, dan PKW Sangata, yang terlayani terutama oleh Bandar Udara Sepinggan, Bandar Udara Nunukan, Bandar Udara Juwata, Bandar Udara Kalimarau-Berau, Bandar Udara Bontang, Bandar Udara Samarinda Baru, Pelabuhan Nunukan, Pelabuhan Tarakan, Pelabuhan Tanjung Selor, Pelabuhan Tanjung Redeb, Pelabuhan Tanjung Sangata, atau Pelabuhan Samarinda.

38. Pengembangan kawasan untuk kegiatan sektor unggulan pertambangan, termasuk kegiatan industri pengolahan pertambangan, lokasi pembuangan tailing dengan memperhatikan daya dukung dan daya tampung lingkungan hidup, permukiman, serta jaringan prasarana dan sarana dilakukan di Kawasan Andalan Tanjung Redeb dan Sekitarnya, Kawasan Andalan Sasamawa, Kawasan Andalan Tatapanbuma dan Sekitarnya, Kawasan Andalan Bonsamtebajam dan Sekitarnya, Kawasan Andalan Muara Teweh, Kawasan Andalan Laut Kuala Pembuang, Kawasan Andalan Laut Pulau Laut, serta Kawasan Andalan Laut Bontang-Tarakan dan Sekitarnya.

98

“Masyarakat Kabupaten Landak yang Cerdas dan Berdaya Saing”

RENCANA PEMBANGUNAN INVESTASI INFRASTRUKTUR JANGKA MENENGAH 2016 - 2020

39. Rehabilitasi kawasan peruntukan pertambangan dilakukan di Kawasan Andalan Tanjung Redeb dan Sekitarnya, Kawasan Andalan Sasamawa, Kawasan Andalan Tatapanbuma dan Sekitarnya, Kawasan Andalan Bonsamtebajam dan Sekitarnya, Kawasan Andalan Muara Teweh, Kawasan Andalan Laut Kuala Pembuang, Kawasan Andalan Laut Pulau Laut, serta Kawasan Andalan Laut Bontang-Tarakan dan Sekitarnya.

40. Peningkatan keterkaitan pusat kegiatan pertambangan dengan kawasan perkotaan nasional sebagai pusat pengembangan kawasan andalan dengan sektor unggulan pertambangan yang terlayani terutama oleh pelabuhan dilakukan di: a. Kawasan Andalan Tanjung Redeb dan Sekitarnya dengan kawasan perkotaan PKW Tanjung Redeb, yang terlayani terutama oleh Pelabuhan Tanjung Redeb; b. Kawasan Andalan Sasamawa dengan kawasan perkotaan PKW Sangata, yang terlayani terutama oleh Pelabuhan Tanjung Sangata dan Pelabuhan Maloi; c. Kawasan Andalan Tatapanbuma dan Sekitarnya dengan kawasan perkotaan PKN Tarakan, PKW Malinau, dan PKW/PKSN Nunukan, yang terlayani terutama oleh Pelabuhan Tarakan dan Pelabuhan Nunukan; d. Kawasan Andalan Bonsamtebajam dan Sekitarnya dengan kawasan perkotaan PKN Kawasan Perkotaan Balikpapan-TenggarongSamarinda- Bontang, yang terlayani terutama oleh Pelabuhan Balikpapan dan Pelabuhan Samarinda; e. Kawasan Andalan Muara Teweh dengan kawasan perkotaan PKW Muara Teweh, yang terlayani terutama oleh Pelabuhan Banjarmasin dan Pelabuhan Samarinda; f. Kawasan Andalan Laut Kuala Pembuang dengan kawasan perkotaan PKW Sampit dan PKW Pangkalan Bun, yang terlayani terutama oleh Pelabuhan Kumai; g. Kawasan Andalan Laut Bontang-Tarakan dan Sekitarnya dengan kawasan perkotaan PKN Kawasan Perkotaan Balikpapan-TenggarongSamarinda Bontang, PKN Tarakan, PKW Sangata, PKW Tanjung Redeb, PKW

99

“Masyarakat Kabupaten Landak yang Cerdas dan Berdaya Saing”

RENCANA PEMBANGUNAN INVESTASI INFRASTRUKTUR JANGKA MENENGAH 2016 - 2020

Tanjung Selor dan PKW/PKSN Nunukan, yang terlayani terutama oleh Bandar Udara Sepinggan, Bandar Udara Nunukan, Bandar Udara Juwata, Bandar Udara Kalimarau-Berau, Bandar Udara Bontang, Bandar Udara Samarinda Baru, Pelabuhan Nunukan, Pelabuhan Tarakan, Pelabuhan Tanjung Selor, Pelabuhan Tanjung Redeb, Pelabuhan Tanjung Sangata, dan Pelabuhan Samarinda; dan h. Kawasan Andalan Laut Pulau Laut dengan kawasan perkotaan PKW Kotabaru, yang terlayani terutama oleh Pelabuhan Batulicin.

41. Pengembangan kawasan untuk kegiatan industri dan permukiman, serta jaringan prasarana dan sarana dilakukan di Kawasan Andalan Pontianak dan Sekitarnya, Kawasan Andalan Singkawang dan Sekitarnya, Kawasan Andalan Ketapang dan Sekitarnya, Kawasan Andalan Sampit-Pangkalan Bun, Kawasan Andalan Banjarmasin Raya dan Sekitarnya, Kawasan Andalan Batulicin, Kawasan Tanjung Redeb dan Sekitarnya, Kawasan Andalan Sasamawa, Kawasan Andalan Tatapanbuma dan Sekitarnya, dan Kawasan Andalan Bonsamtebajam dan Sekitarnya.

42. Peningkatan keterkaitan antarpusat kegiatan industri dan keterkaitan pusat kegiatan industri dengan kawasan perkotaan nasional sebagai pusat pengembangan kawasan andalan dengan sektor unggulan industri yang terlayani terutama oleh bandar udara atau pelabuhan dilakukan di: a. Kawasan Andalan Pontianak dan Sekitarnya dengan kawasan perkotaan PKN Pontianak, yang terlayani terutama oleh Bandar Udara Supadio atau Pelabuhan Pontianak; b. Kawasan Andalan Singkawang dan Sekitarnya dengan kawasan perkotaan PKW Singkawang dan PKW Sambas, yang terlayani terutama oleh Bandar Udara Supadio atau Pelabuhan Pontianak; c. Kawasan Andalan Ketapang dan Sekitarnya dengan kawasan perkotaan PKW Ketapang, yang terlayani terutama oleh Bandar Udara Rahadi Usman atau Pelabuhan Ketapang;

100

“Masyarakat Kabupaten Landak yang Cerdas dan Berdaya Saing”

RENCANA PEMBANGUNAN INVESTASI INFRASTRUKTUR JANGKA MENENGAH 2016 - 2020

d. Kawasan Andalan Sampit-Pangkalan Bun dengan kawasan perkotaan PKW Sampit, PKW Pangkalan Bun, yang terlayani terutama oleh Pelabuhan Kumai; e. Kawasan Andalan Banjarmasin Raya dan Sekitarnya dengan kawasan perkotaan PKN Banjarmasin, PKW Marabahan, PKW Amuntai, yang terlayani terutama oleh Pelabuhan Banjarmasin; f. Kawasan Andalan Batulicin dengan kawasan perkotaan PKW Kotabaru, yang terlayani terutama oleh Pelabuhan Batulicin; g. Kawasan Andalan Tanjung Redeb dan Sekitarnya dengan kawasan perkotaan PKW Tanjung Redeb, yang terlayani terutama oleh Pelabuhan Tanjung Redeb; h. Kawasan Andalan Sasamawa dengan kawasan perkotaan PKW Sangata, yang yang terlayani terutama oleh Pelabuhan Tanjung Sangata dan Pelabuhan Maloi; i. Kawasan Andalan Tatapanbuma dan Sekitarnya dengan kawasan perkotaan PKN Tarakan, PKW Malinau, dan PKW/PKSN Nunukan, yang terlayani terutama oleh Pelabuhan Tarakan dan Pelabuhan Nunukan; dan j. Kawasan Andalan Bonsamtebajam dan Sekitarnya dengan kawasan perkotaan PKN Kawasan Perkotaan Balikpapan-TenggarongSamarinda Bontang, yang terlayani terutama oleh Pelabuhan Balikpapan dan Pelabuhan Samarinda.

43. Pengembangan kawasan untuk kegiatan sektor unggulan pariwisata, termasuk kegiatan pendukung pariwisata, permukiman, serta jaringan prasarana dan sarana meliputi Kawasan Andalan Pontianak dan Sekitarnya, Kawasan Andalan SampitPangkalan Bun, Kawasan Andalan Buntok, Kawasan Andalan Kandangan dan sekitarnya, Kawasan Andalan Banjarmasin Raya dan Sekitarnya, Kawasan Andalan Batulicin, Kawasan Andalan Tanjung Redeb dan Sekitarnya, Kawasan Andalan Sasamawa, Kawasan Andalan Tatapanbuma dan Sekitarnya, Kawasan Andalan Bonsamtebajam dan Sekitarnya, Kawasan Andalan Laut Pontianak dan Sekitarnya, Kawasan Andalan Laut Ketapang dan Sekitarnya, Kawasan Andalan Laut Kuala Pembuang, serta Kawasan Andalan Laut Bontang-Tarakan dan Sekitarnya.

101

“Masyarakat Kabupaten Landak yang Cerdas dan Berdaya Saing”

RENCANA PEMBANGUNAN INVESTASI INFRASTRUKTUR JANGKA MENENGAH 2016 - 2020

44. Meningkatkan keterkaitan antarpusat kegiatan pariwisata serta antara pusat kegiatan pariwisata dengan kawasan perkotaan nasional sebagai pusat pengembangan kawasan andalan dengan sektor unggulan pariwisata, yang terlayani terutama oleh pelabuhan dan/atau bandar udara meliputi: a. Kawasan Andalan Pontianak dan Sekitarnya dengan kawasan perkotaan PKN Pontianak, yang terlayani terutama oleh Bandar Udara Supadio; b. Kawasan Andalan Sampit-Pangkalan Bun dengan kawasan perkotaan PKW Sampit dan PKW Pangkalan Bun, yang terlayani terutama oleh Bandar Udara Iskandar; c. Kawasan Andalan Buntok dengan kawasan perkotaan PKW Buntok, yang terlayani terutama oleh Bandar Udara Tjilik Riwut; d. Kawasan Andalan Banjarmasin Raya dan Sekitarnya dengan kawasan perkotaan PKN Banjarmasin, yang terlayani terutama oleh Bandar Udara Syamsuddin Noor; e. Kawasan Andalan Batulicin dengan kawasan perkotaan PKW Kotabaru, yang terlayani terutama oleh Bandar Udara Stagen; f. K awasan Andalan Kandangan dan sekitarnya dengan kawasan perkotaan PKW Amuntai, yang terlayani terutama oleh Bandar Udara Syamsuddin Noor; g. Kawasan Andalan Tanjung Redeb dan Sekitarnya dengan kawasan perkotaan PKW Tanjung Redeb, yang terlayani terutama oleh Bandar Udara Kalimarau-Berau; h. Kawasan Andalan Sasamawa dengan kawasan perkotaan PKW Sangata, yang terlayani terutama oleh Bandar Udara Sepinggan; i. Kawasan Andalan Tatapanbuma dan Sekitarnya dengan kawasan perkotaan PKN Tarakan, yang terlayani terutama oleh Bandar Udara Juwata; j. Kawasan Andalan Bonsamtebajam dan Sekitarnya dengan kawasan perkotaan PKN Kawasan Perkotaan Balikpapan-TenggarongSamarinda Bontang, yang terlayani terutama oleh Bandar Udara Sepinggan; k. Kawasan Andalan Laut Pontianak dan Sekitarnya dengan kawasan perkotaan PKN Pontianak, yang terlayani terutama oleh Bandar Udara Supadio;

102

“Masyarakat Kabupaten Landak yang Cerdas dan Berdaya Saing”

RENCANA PEMBANGUNAN INVESTASI INFRASTRUKTUR JANGKA MENENGAH 2016 - 2020

l. Kawasan Andalan Laut Ketapang dan Sekitarnya dengan kawasan perkotaan PKW Ketapang, yang terlayani terutama oleh Bandar Udara Rahadi Usman; m. Kawasan Andalan Laut Kuala Pembuang dengan kawasan perkotaan PKW Sampit dan PKW Pangkalan Bun, yang terlayani terutama oleh Bandar Udara Iskandar; dan n. Kawasan Andalan Laut Bontang-Tarakan dan Sekitarnya dengan kawasan perkotaan PKN Kawasan Perkotaan Balikpapan-TenggarongSamarinda Bontang dan PKN Tarakan, yang terlayani terutama oleh Bandar Udara Sepinggan dan Bandar Udara Juwata.

3.4. Arahan RTRW Provinsi Kalimantan Barat. Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi (RTRWP) disusun melalui Peraturan Daerah Provinsi Kalimantan Barat Nomor 10 Tahun 2014 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi (RTRWP) yang dijadikan sebagai pedoman untuk: a. Penyusunan rencana pembangunan jangka panjang Provinsi Kalimantan Barat. b. Penyusunan rencana pembangunan jangka menengah Kalimantan Barat. c. Pemanfaatan ruang dan pengendalian pemanfaatan ruang di wilayah Kalimantan Barat. d. Perwujudan keterpaduan, keterkaitan, dan keseimbangan perkembangan antar wilayah Kabupaten, serta keserasian antar sektor. e. Penetapan lokasi dan fungsi ruang untuk investasi. f. Penataan ruang kawasan strategis Provinsi Kalimantan Barat, dan g. Penataan ruang wilayah kabupaten/kota.

3.4.1. Arahan Strategi Untuk Rencana Pusat – Pusat Kegiatan menurut Perda Kalimantan Barat No. 10 Tahun 2014 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kalimantan Barat :

1. PKN yaitu Kawasan Metropolitan Pontianak yang mencakup Kota Pontianak beserta bagian wilayah Kabupaten Kubu Raya dan bagian wilayah Kabupaten Mempawah yang berbatasan dengan Kota Pontianak.

103

“Masyarakat Kabupaten Landak yang Cerdas dan Berdaya Saing”

RENCANA PEMBANGUNAN INVESTASI INFRASTRUKTUR JANGKA MENENGAH 2016 - 2020

2. PKW meliputi:  Perkotan Sambas (ibukota Kabupaten Sambas).  Perkotan Singkawang.Perkotan Mempawah (ibukota Kabupaten Mempawah).  Perkotan Entikong (ibukota Kecamatan Entikong di Kabupaten Sangau).  Perkotan Sangau (ibukota Kabupaten Sangau).  Perkotan Sintang (ibukota Kabupaten Sintang).  Perkotan Putusibau (ibukota Kabupaten Kapuas Hulu); dan  Perkotan Ketapang (ibukota Kabupaten Ketapang);

3. PKSN meliputi:  Perkotan Temajuk (di Kecamatan Paloh Kabupaten Sambas).  Perkotan Aruk (di Kecamatan Sajingan Besar Kabupaten Sambas).  Perkotan Jagoi Babang (di Kecamatan Jagoi Babang Kabupaten Bengkayang).  Perkotan Entikong (di Kecamatan Entikong Kabupaten Sangau).  Perkotan Jasa (di Kecamatan Ketungau Hulu Kabupaten Sintang);dan  Perkotan Badau (di Kecamatan Badau Kabupaten Kapuas Hulu);

4. PKWp meliputi:  Perkotan Bengkayang (ibukota Kabupaten Bengkayang).  Perkotan Ngabang (ibukota Kabupaten Landak).  Perkotan Sekadau (ibukota Kabupaten Sekadau).  Perkotan Nanga Pinoh (ibukota Kabupaten Melawi); dan  Perkotaan Sukadana-Teluk Melano-Teluk Batang (di Kabupaten Kayong Utara)

5. PKL meliputi:  Perkotan Liku, Sekura, Sentebang, Tebas, Pemangkat, dan Selakau (Kabupaten Sambas).  Perkotan Seluas, Ledo, Samalantan, dan Sungai Duri (Kabupaten Bengkayang).

104

“Masyarakat Kabupaten Landak yang Cerdas dan Berdaya Saing”

RENCANA PEMBANGUNAN INVESTASI INFRASTRUKTUR JANGKA MENENGAH 2016 - 2020

 Perkotan Sungai Kunyit, Sungai Pinyuh, dan Anjongan (Kabupaten Mempawah).  Perkotan Karangan, Pahauman, dan Darit (Kabupaten Landak).  Perkotan Sungai Kakap, Rasau Jaya, Kubu, dan Batu Ampar(Kabupaten Kubu Raya).  Perkotan Kendawangan, Manismata, Tumbang Titi, Sandai, danBalai Berkuak (Kabupaten Ketapang).  Perkotan Tayan, Sosok, Kembayan, Balai Karangan, dan PusatDamai (Kabupaten Sangau).  Perkotan Sungai Ayak dan Nanga Taman (Kabupaten Sekadau).  Perkotan Kota Baru dan Nanga Ela (Kabupaten Melawi).  Perkotan Nanga Serawai, Nanga Mau, Nanga Sepauk, dan Nanga Merakai (Kabupaten Sintang); dan  Perkotan Semitau dan Nanga Tepuai (Kabupaten Kapuas Hulu).

3.4.2. Arahan Strategi Untuk Sistem Jaringan Jalan menurut Perda Kalimantan Barat No. 10 Tahun 2014 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kalimantan Barat:

1. jaringan jalan arteri primer, meliputi:  ruas Jalan Supadio (Sungai Raya).  ruas Jalan Ahmad Yani (Pontianak; dari jembatan Parit Tokaya hinga batas Kota Pontianak).  ruas Jalan Veteran (Pontianak).  ruas Jalan Pahlawan (Pontianak).  ruas Jalan Tanjungpura (Pontianak).  ruas Jalan Rahadi Usman (Pontianak).  ruas Jalan Pak Kasih (Pontianak).  ruas Jalan Kom. Yos Sudarso (Pontianak).  ruas Jalan Sultan Hamid I (Jalan Perintis Kemerdekan) (Pontianak).  ruas Jalan Gusti Situt Mahmud (Pontianak).  ruas Jalan Khatulistiwa (Pontianak).  ruas Jalan Bts. Kota Pontianak – Sungai Pinyuh.  ruas Jalan Sungai Pinyuh – Sebadu.  ruas Jalan Sebadu – Sidas.

105

“Masyarakat Kabupaten Landak yang Cerdas dan Berdaya Saing”

RENCANA PEMBANGUNAN INVESTASI INFRASTRUKTUR JANGKA MENENGAH 2016 - 2020

 ruas Jalan Sidas – Ngabang – Sosok – Tanjung.  ruas Jalan Tanjung – Kembayan.  ruas Jalan Kembayan – Balai Karangan.  ruas Jalan Balai Karangan – Entikong (PKW).  ruas Jalan Entikong – Batas Sarawak.  ruas Jalan Ya' M. Sabran (Pontianak).  ruas Jalan Bts. Kota Pontianak – Tayan.  ruas Jalan Tayan – Sosok.  ruas Jalan Tayan – Teraju.  ruas Jalan Teraju – Bts. Balai Berkuak.  ruas Jalan Bts. Balai Berkuak – Aur Kuning.  ruas Jalan Aur Kuning – Sandai.  ruas Jalan Sandai – Nanga Tayap; dan  ruas Jalan Nanga Tayap – Bts. Provinsi Kalimantan Tengah (ke PKN Palangkaraya);

2. jaringan jalan strategis nasional rencana yang dipersiapkan untuk menjadi jalan arteri primer yang menghubungkan antar-PKN, meliputi:  ruas Jalan Raya Pinoh (Nanga Pinoh).  ruas Jalan Nanga Pinoh – Ela Hilir;  ruas Jalan Ela Hilir – Popai; dan  ruas Jalan Popai – Bts. Kalimantan Tengah (ke PKN KawasanPerkotan Samarinda – Balikpapan - Bontang);

3. jaringan jalan kolektor primer K1 yang dipersiapkan untuk ditingkatkan fungsinya menjadi jalan arteri primer yang menghubungkan PKN dengan PKW, meliputi:  ruas Jalan Sungai Pinyuh – Bts. Kota Mempawah (PKW).  ruas Jalan Daeng Menambon (Mempawah);  ruas Jalan Raden Kusno (Mempawah);  ruas Jalan Gusti Lelanang (Jln. Merdeka) (Mempawah);  ruas Jalan Bts. Kota Mempawah – Sungai Duri;

106

“Masyarakat Kabupaten Landak yang Cerdas dan Berdaya Saing”

RENCANA PEMBANGUNAN INVESTASI INFRASTRUKTUR JANGKA MENENGAH 2016 - 2020

 ruas Jalan Sungai Duri – Bts. Kota Singkawang (PKW);ruas Jalan Raya Pasir Panjang (Singkawang);  ruas Jalan Raya Sedau (Singkawang);  ruas Jalan Raya Tanjung Batu (Singkawang);  ruas Jalan Ratu Sepudak (Singkawang);  ruas Jalan Bts. Kota Singkawang – Pemangkat – Tebas;  ruas Jalan Tebas – Sambas (PKW);  ruas Jalan Tanjung – Bts. Kota Sangau (PKW);  ruas Jalan Sudirman (Sangau);  ruas Jalan A. Yani (Sangau);  ruas Jalan R.E. Martadinata (Sangau);  ruas Jalan Bts. Kota Sangau – Sekadau (PKWp);  ruas Jalan Sekadau – Tebelian;  ruas Jalan Tebelian – Nanga Pinoh (PKWp);  ruas Jalan Tebelian – Bts. Kota Sintang (PKW);  ruas Jalan MT. Haryono (Sintang);  ruas Jalan Lintas Melawi (Sintang);  ruas Jalan Oevang Oeray (Sintang);  ruas Jalan Bts. Kota Sintang – Sp. Nanga Silat;  ruas Jalan Sp. Nanga Silat – Sp. Sejiram;  ruas Jalan Sp. Sejiram – Nanga Tepuai;  ruas Jalan Nanga Tepuai – Nanga Semangut;  ruas Jalan Nanga Semangut – Bts. Kota Putusibau (PKW); dan  ruas Jalan A. Yani (Putusibau) 4. jaringan jalan kolektor primer K2 atau strategis nasional rencana yang dipersiapkan untuk ditingkatkan fungsinya menjadi jalan arteri primer yang menghubungkan PKN dengan PKW, meliputi:  ruas Jalan Akses Jembatan Kapuas I;  ruas Jalan Nanga Tayap – Sungai Kelik;  ruas Jalan Sungai Kelik – Siduk;  ruas Jalan Siduk – Ketapang;  ruas Jalan Brigjen Katamso (Ketapang); dan  ruas Jalan DI Panjaitan (Ketapang);

107

“Masyarakat Kabupaten Landak yang Cerdas dan Berdaya Saing”

RENCANA PEMBANGUNAN INVESTASI INFRASTRUKTUR JANGKA MENENGAH 2016 - 2020

5. Jaringan jalan kolektor sekunder yang dipersiapkan untuk ditingkatkan fungsinya menjadi jalan arteri primer yang menghubungkan PKN dengan PKW, meliputi:  ruas Jalan Tani (Singkawang); dan  ruas Jalan Terminal Induk (Singkawang)

6. Jaringan jalan kolektor primer K1, meliputi:  ruas Jalan Sambas – Tanjung Harapan – Galing;  ruas Jalan Sudirman (Sintang);  ruas Jalan Kom. Yos. Sudarso (Putusibau);  ruas Jalan Putusibau – Tanjung Kerja;  ruas JalanTanjung Kerja – Sp. Mataso (Benua Martinus);  ruas Jalan Sp. Mataso (Benua Martinus) – Lanjak – Badau (PKSN);dan  ruas Jalan Badau – Batas Serawak.

7. Jaringan jalan strategis nasional rencana yang dipersiapkan untuk menjadi jalan kolektor primer K1 yang menghubungkan antara PKW dengan gerbang lintas batas negara, meliputi:  ruas Jalan Galing – Simpang Tanjung; dan  ruas Jalan Simpang Tanjung – Aruk (PKSN) – Batas Serawak;

8. Jaringan jalan kolektor sekunder yang dipersiapkan untuk ditingkatkan fungsinya menjadi jalan kolektor primer K1 yang menghubungkan PKW dengan PKSN, meliputi ruas Jalan Lingkar Barat Perkotan Sambas;

9. Jaringan jalan kolektor primer K3 yang dipersiapkan untuk ditingkatkan fungsinya menjadi jalan kolektor K1 yang menghubungkan antar-PKSN atau antara PKSN dengan gerbang lintas batas negara atau antara Pelabuhan Nasional dengan PKW, meliputi:  ruas Jalan Sp. Camar Bulan – Temajuk (PKSN) – Batas Sarawak;  ruas Jalan Sp. Camar Bulan – Sungai Tengah – Sp. G. Kukud;  ruas Jalan Sp. G. Kukud – Sp. Sungai Bening – Sp. Tanjung;  ruas Jalan Aruk –Sp. Take (Jagoi Babang) – Entikong;

108

“Masyarakat Kabupaten Landak yang Cerdas dan Berdaya Saing”

RENCANA PEMBANGUNAN INVESTASI INFRASTRUKTUR JANGKA MENENGAH 2016 - 2020

 ruas Jalan Sp. Take – Jagoi Babang (PKSN) – Batas Sarawak;  ruas Jalan Balai Karangan – Secangkul – Sp. Pintas Keladan;  ruas Jalan Paralel Sp. Pintas Keladan – Rasau – Belubu – Sepulau– Nanga Seran – Nanga Jaong – Sp. Jaong;  ruas Jalan Rasau – Jasa – Sei Kelik – Batas Sarawak;  ruas Jalan Paralel Sp. Jaong – Jaong – Langau – Nanga Kantuk – Badau;  ruas Jalan Putusibau – Nanga Era – Batas Provinsi Kalimantan Timur/Utara; dan  ruas Jalan Simpang Dua – Perawas – Teluk Melano – Teluk Batang.

10. Jaringan jalan kolektor primer K2, meliputi:  ruas Jalan Bts. Kota Pontianak – Sungai Kakap;  ruas Jalan Husein Hamzah (Pontianak);  ruas Jalan H.R.A. Rachman (Pontianak);  ruas Jalan Hasanuddin (Pontianak);  ruas Jalan Imam Bonjol (Pontianak);  ruas Jalan Adi Sucipto (Pontianak);  ruas Jalan Sungai Raya (Sungai Raya);  ruas Jalan Sungai Raya Dalam (Sungai Raya);  ruas Jalan Pontianak – Sungai Durian (Sungai Raya);  ruas Jalan Sungai Durian – Rasau Jaya;  ruas Jalan Pelabuhan Sintete;  ruas Jalan Kom. Yos Sudarso (Singkawang);  ruas Jalan Masjid Raya (Singkawang);  ruas Jalan Merdeka (Singkawang);  ruas Jalan Pemuda (Singkawang);  ruas Jalan Sudirman (Singkawang);  ruas Jalan Pahlawan (Singkawang);  ruas Jalan Raya Pajintan (Singkawang);  ruas Jalan Raya Nyarumkop (Singkawang);  ruas Jalan Raya Bagak (Singkawang);  ruas Jalan Bts. Singkawang – Bengkayang;  ruas Jalan Sambas – Subah – Ledo;

109

“Masyarakat Kabupaten Landak yang Cerdas dan Berdaya Saing”

RENCANA PEMBANGUNAN INVESTASI INFRASTRUKTUR JANGKA MENENGAH 2016 - 2020

 ruas Jalan Bengkayang – Ledo – Sangau Ledo;  ruas Jalan Sangau Ledo – Seluas;  ruas Jalan Seluas – Sp. Take (Jagoi Babang);  ruas Jalan Anjongan – Karangan;  ruas Jalan Karangan – Simpang Tiga – Bengkayang;  ruas Jalan Simpang Tiga – Sidas;  ruas Jalan KM 70 Trans Kalimantan - Simpang Pak Mayam(Tayan) – Pal 20 Ngabang;  ruas Jalan Sintang – Semubuk – Seputau II;  ruas Jalan Seputau II – Pintas Keladan;  ruas Jalan Seputau II – Nanga Merakai – Sp. Jaong;  ruas Jalan Sekadau – Rawak – Nanga Taman;  ruas Jalan Nanga Taman – Nanga Mahap;  ruas Jalan Nanga Mahap – Landau Apin – Nanga Kojang – Merabu – Munguk Meranang – Setabu – Sp. Tanjung Rambut – Tanjung Maju – Baram;  ruas Jalan Nanga Tayap – Tumbang Titi – Tanjung – Marau;  ruas Jalan Marau – Air Upas – Manis Mata – Sukaramai (Bts.Kalimantan Tengah);  ruas Jalan Suprapto (Ketapang);  ruas Jalan Sisingamangaraja (Ketapang);  ruas Jalan Gajahmada (Ketapang);  ruas Jalan Pawan I (Ketapang);  ruas Jalan W.R. Supratman;  ruas Jalan A.R. Hakim;  ruas Jalan Rahadi Ismail;  ruas Jalan Bts. Kota Ketapang (PKW) - Pesaguan; dan  ruas Jalan Pesaguan – Kendawangan;

11. Jaringan jalan strategis nasional rencana yang berfungsi sebagai jalan kolektor primer K2, meliputi:  ruas Jalan Siduk – Sukadana;  ruas Jalan Sukadana – Teluk Melano;

110

“Masyarakat Kabupaten Landak yang Cerdas dan Berdaya Saing”

RENCANA PEMBANGUNAN INVESTASI INFRASTRUKTUR JANGKA MENENGAH 2016 - 2020

 ruas Jalan Sp. Bantanan I – Sp. Bantanan I;  ruas Jalan Sp. Bantanan I – Tanah Hitam;  ruas Jalan Tanah Hitam – Merbau; dan  ruas Jalan Merbau – Ceremai – Simpang Camar Bulan;

12. Jaringan jalan rencana kolektor primer K2, meliputi:  ruas Jalan Lingkar Kawasan Metropolitan Pontianak yang mencakup Jembatan Kapuas 3 dan Jembatan Landak 2;  ruas Jalan Lingkar Barat Kota Singkawang (jalan bypas Pontianak– Sambas); dan  ruas Jalan Lingkar Timur Perkotan Sambas (jalan bypas Sambas– Ledo);

13. Jaringan jalan kolektor primer K3, meliputi:  ruas Jalan Bengkayang – Suti Semarang – Serimbu;  ruas Jalan Ngabang – Serimbu;  ruas Jalan Serimbu – Entikong;  ruas Jalan Sp. Semuntik (Kecamatan Kuala Behe) – Muara Ilai;  ruas Jalan Kembayan – Balai Sebut – Balai Sepuak – Semubuk;  ruas Jalan Bodok (Pusat Damai) – Meliau;  ruas Jalan Nanga Pinoh – Sayan – Kota Baru – Nanga Sokan;  ruas Jalan Nanga Sokan – Senduruhan – Menyumbung - Sandai;  ruas Jalan Simpang Medang – Nanga Mau – Tebidah;  ruas Jalan Tebidah – Bunyau – Nanga Serawai;  ruas Jalan Nanga Serawai – Nanga Ela;  ruas Jalan Simpang Sejiram – Semitau;  ruas Jalan Semitau – Suhaid – Selimbau – Jongkong – Sp. Adung;  ruas Jalan Sungai Gantang – Sp. Jemayas (Marau);  ruas Jalan Batu Tajam I (Tumbang Titi) – Sungai Melayu – Pelang;dan  ruas Jalan Nipah Malang – Darusalam – Tembilok(Penyeberangan ke Mangar, Provinsi Bangka Belitung).

111

“Masyarakat Kabupaten Landak yang Cerdas dan Berdaya Saing”

RENCANA PEMBANGUNAN INVESTASI INFRASTRUKTUR JANGKA MENENGAH 2016 - 2020

14. Jaringan jalan strategis nasional rencana yang berfungsi sebagai jalan kolektor primer K3, meliputi:  ruas Jalan Tebas – Sungai Sambas Besar;  ruas Jalan Sungai Sambas Besar – Sentebang;  ruas Jalan Sentebang – Pinang Merah;  ruas Jalan Pinang Merah – Simpang Empat; dan  ruas Jalan Simpang Empat – Tanah Hitam.

3.4.3. Arahan Strategi Untuk Sistem Jaringan Prasarana menurut Perda Kalimantan Barat No. 10 Tahun 2014 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kalimantan Barat:

1. Terminal angkutan penumpang tipe A di Perkotan Sungai Raya (Terminal Angkutan Lintas Batas Negara di Sungai Ambawang), Singkawang, Sintang, dan Ketapang;

2. Terminal angkutan penumpang tipe B di Kota Pontianak (Batu Layang), Sungai Raya (Sungai Durian), Sungai Pinyuh, Mempawah, Singkawang (Terminal Induk), Pemangkat, Sambas, Bengkayang, Ngabang, Sangau, Sekadau, Nanga Pinoh, Putusibau, Entikong, Badau, Aruk, Jagoi Babang, Jasa, Tayan, Teluk Melano, dan Sukadana;

3. Terminal angkutan barang berupa terminal truk angkutan barang yang lokasinya di dekat pergudangan, pelabuhan laut, dan pos lintas batas negara di Pontianak, Sungai Kunyit, Bengkayang, Entikong (dry port), dan Badau (dry port);

4. Jembatan timbang di Pontianak, Singkawang, Bengkayang (rencana), Sosok/Sangau, Sekadau, Sintang, Ketapang, dan Kubu Raya (rencana);

5. Unit pengujian kendaran bermotor di Kota Pontianak, Kota Singkawang, Kabupaten Sambas, Bengkayang, Mempawah, Landak, Sangau, Sekadau, Sintang, Kapuas Hulu, Melawi, Ketapang, Kayong Utara, dan Kubu Raya;

112

“Masyarakat Kabupaten Landak yang Cerdas dan Berdaya Saing”

RENCANA PEMBANGUNAN INVESTASI INFRASTRUKTUR JANGKA MENENGAH 2016 - 2020

3.4.4. Arahan Strategi Untuk Sistem Jaringan Prasarana menurut Perda Kalimantan Barat No. 10 Tahun 2014 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kalimantan Barat :

1. Simpul jaringan transportasi sungai di DAS Kapuas, yaitu:  Pelabuhan Sungai Kapuas Indah Pontianak;  Pelabuhan Sungai Seng Hie Pontianak;  Pelabuhan Sungai Kapuas Besar Pontianak;  Pelabuhan Sungai Sungai Raya KM 9,2;  Pelabuhan Sungai Rasau Jaya;  Pelabuhan Sungai Teluk Batang;  Pelabuhan Sungai Terpadu Tayan;  Pelabuhan Sungai Meliau;  Pelabuhan Sungai Sekadau;  Pelabuhan Sungai Sintang;  Pelabuhan Sungai Sei Ringin Sintang;  Pelabuhan Sungai Nanga Pinoh;  Pelabuhan Sungai Nanga Serawai;  Pelabuhan Sungai Nanga Silat;  Pelabuhan Sungai Semitau;  Pelabuhan Sungai Suhaid;  Pelabuhan Sungai Selimbau;  Pelabuhan Sungai Jongkong;  Pelabuhan Sungai Nanga Bunut;  Pelabuhan Sungai Nanga Embaloh;  Pelabuhan Sungai Bika;  Pelabuhan Sungai Putusibau;  Pelabuhan Sungai Lanjak; dan  Pelabuhan Sungai Empaik Badau; 2. Simpul jaringan transportasi sungai di DAS Sambas yaitu Pelabuhan Sungai Pasar Sambas; dan.

113

“Masyarakat Kabupaten Landak yang Cerdas dan Berdaya Saing”

RENCANA PEMBANGUNAN INVESTASI INFRASTRUKTUR JANGKA MENENGAH 2016 - 2020

3. Simpul jaringan transportasi sungai di DAS Pawan yaitu Pelabuhan Sungai Saunan di Perkotan Ketapang dan Pelabuhan Sungai Sandai di Perkotan Sandai.  Arahan Pembangunan yang diperhatikan dari RTRWP Kalimantan Barat untuk Lintas Penyebrangan adalah sebagai berikut:

4. Lintas penyeberangan antar provinsi yaitu:  Pontianak – Semarang;  Pontianak – Jakarta;  Ketapang – Semarang;  Ketapang (Tembilok) – Mangar;  Sintete – Natuna (rencana); dan  Sintete – Tambelan (rencana);

5. Lintas penyeberangan antar kabupaten yaitu:  Sungai Rengas – Wajok (rencana);  Rasau Jaya – Teluk Batang; dan  Ketapang – Pulau Karimata (rencana);

6. Lintas penyeberangan dalam kabupaten/kota yaitu:  Sumpit – Ceremai;  Tanjung Harapan – Teluk Kalong;  Kuala Tebas – Perigi Piai;  Penjajab – Jawai;  Sejangkung – Kenanai;  Bardan – Siantan;  Parit Sarem – Sungai Nipah;  Rasau Jaya – Pinang Luar;  Teluk Malike – Jangkang I;  Kubu – Padang Tikar;  Teluk Batang – Pulau Maya;  Teluk Batang – Pulau Karimata;  Tayan – Teraju (Piasak);

114

“Masyarakat Kabupaten Landak yang Cerdas dan Berdaya Saing”

RENCANA PEMBANGUNAN INVESTASI INFRASTRUKTUR JANGKA MENENGAH 2016 - 2020

 Sungai Ayak – Sungai Asam; dan  Semitau – Semitau Seberang.

7. Arahan Strategi Untuk Sistem Jaringan Kereta Api Terdiri Atas :  lintas utara yaitu menghubungkan Pontianak – Sungai Pinyuh – Mempawah – Singkawang – Pemangkat – Sambas – Aruk;  lintas timur yaitu menghubungkan Pontianak – Ngabang – Sosok – Sangau – Sekadau – Sintang – Putusibau;  lintas selatan yaitu menghubungkan Sosok – Tayan – Nanga Tayap – batas Kalimantan Tengah; dan  lintas tengah yaitu menghubungkan Sungai Pinyuh – Ngabang serta Pontianak – Tayan.

8. Jaringan kereta api khusus untuk kepentingan kegiatan pertambangan yaitu lintas Toho – Sungai Kunyit.

9. Stasiun kereta api di Aruk, Sambas, Singkawang, Mempawah, Ngabang, Pontianak, Tayan, Nanga Tayap, Sangau, Sekadau, Sintang, dan Putusibau.

10. Arahan Strategi Untuk Tatanan Pelabuhan :  pelabuhan utama yang merupakan pelabuhan internasional yaitu Pelabuhan Pontianak di Kota Pontianak dan Terminal Temajok sebagai bagian dari Pelabuhan Pontianak yang dikembangkan di Kecamatan Sungai Kunyit Kabupaten Mempawah;  pelabuhan pengumpul yang merupakan pelabuhan nasional yaitu Pelabuhan Merbau Paloh, Sintete, Singkawang, Teluk Air, Teluk Batang, Ketapang, dan Kendawangan;  pelabuhan pengumpan yang merupakan pelabuhan regional atau lokal yaitu Pelabuhan Temajuk Paloh, Pemangkat, Mempawah, Telok Melano, Sukadana, Kuala Satong, Pelang, dan Air Hitam;  terminal khusus untuk kepentingan pendistribusian gas di Tanjung Api Kecamatan Paloh Kabupaten Sambas dan terminal khusus untuk

115

“Masyarakat Kabupaten Landak yang Cerdas dan Berdaya Saing”

RENCANA PEMBANGUNAN INVESTASI INFRASTRUKTUR JANGKA MENENGAH 2016 - 2020

kepentingan bongkar muat batubara di Tanjung Gundul di Kecamatan Sungai Raya Kepulauan Kabupaten Bengkayang.

11. Arahan Pembangunan untuk Alur Pelayaran adalah sebagai berikut:  Pelabuhan Kuala Temajuk (Paloh) – muara Sungai Temajuk – Laut Natuna;  Pelabuhan Tanjung Api – Laut Natuna;  Pelabuhan Merbau Paloh – muara Sungai Paloh – Laut Natuna;  Pelabuhan Sintete – muara Sungai Sambas – Laut Natuna;  Pelabuhan Singkawang – Laut Natuna;  Pelabuhan Tanjung Gundul – Laut Natuna;  Pelabuhan Temajo – Laut Natuna;  Pelabuhan Pontianak – muara Sungai Kapuas – Laut Natuna;  Pelabuhan Teluk Air – Selat Padang Tikar – Selat Karimata;  Pelabuhan Teluk Batang – Selat Maya – Selat Karimata;  Pelabuhan Kuala Satong – Selat Karimata;  Pelabuhan Ketapang – muara Sungai Pawan – Selat Karimata; dan  Pelabuhan Pelang – Selat Karimata;  Pelabuhan Kendawangan – muara Sungai Kendawangan – Selat Karimata; dan  Pelabuhan Air Hitam – Muara Sungai Air Hitam – Laut Jawa.

12. Arahan Pembangunan untuk Kebandaraudaraan adalah sebagai berikut:  Bandar udara pengumpul dengan skala pelayanan sekunder yaitu Bandar Udara Supadio di Perkotan Sungai Raya;  Bandar udara pengumpul dengan skala pelayanan tersier yaitu Bandar Udara Rahadi Osman di Perkotan Ketapang, Bandar Udara Susilo di Perkotan Sintang, Bandar Udara Pangsuma di Perkotan Putusibau, dan Bandar Udara Paloh di Perkotan Liku.  Bandar udara pengumpan yang telah ada di Perkotan Nanga Pinoh;  Bandar udara pengumpan yang dikembangkan untuk menjadi bandar udara pengumpul skala pelayanan tersier di Kota Singkawang;

116

“Masyarakat Kabupaten Landak yang Cerdas dan Berdaya Saing”

RENCANA PEMBANGUNAN INVESTASI INFRASTRUKTUR JANGKA MENENGAH 2016 - 2020

 Bandar udara pengumpan yang dikembangkan untuk pemindahan bandar udara pengumpul skala pelayanan tersier oleh karena pada bandar udara yang telah ada tidak dimungkinkan pengembangan landasan pacu, yaitu:  Bandar Udara Tebelian (Sintang Baru) untuk pemindahan pengoperasian Bandar Udara Susilo  Bandar Udara untuk pemindahan pengoperasian Bandar Udara Rahadi Osman dengan alternatif lokasi di Kecamatan Muara Pawan, Delta Pawan, Benua Kayong, Matan Hilir Selatan, atau Kendawangan;  Bandar udara pengumpan yang dikembangkan untuk menunjang fungsi ibukota kabupaten yang ditetapkan sebagai PKWp agar mampu berfungsi sebagai PKW pada masa rencana yaitu Bandar Udara Sukadana dan Bandar Udara Bengkayang;  Bandar udara yang dikembangkan untuk melayani penerbangan perintis di Kabupaten Bengkayang, Landak, Sangau, Sekadau, Sintang, Kapuas Hulu, Melawi, Ketapang, dan Kayong Utara; dan  Heliport yang dikembangkan di Aruk Sambas, Jagoi Babang Bengkayang, Entikong Sangau, Jasa Sintang, Pulau Karimata Kayong Utara dan Badau Kapuas Hulu.

3.4.5. Arahan Strategi Untuk Sistem Jaringan Distribusi Energi menurut Perda Kalimantan Barat No. 10 Tahun 2014 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kalimantan Barat :

1. pengolahan gas di Tanjung Api Kabupaten Sambas, serta 2. pembangunan jaringan pipa transmisi minyak dan gas bumi Natuna – Tanjung Api – Pontianak – Palangkaraya. 3. Arahan Pembangunan Jaringan transmisi tegangan tinggi berupa jaringan saluran udara tegangan tingi (SUTT) yang menghubungkan Kota Sambas, Singkawang, Bengkayang, Mempawah,Pontianak, Sungai Raya, Ngabang, Sangau, Sekadau, Sintang, Nanga Pinoh, Sukadana, dan Ketapang.

117

“Masyarakat Kabupaten Landak yang Cerdas dan Berdaya Saing”

RENCANA PEMBANGUNAN INVESTASI INFRASTRUKTUR JANGKA MENENGAH 2016 - 2020

4. Arahan Pembangunan Sistem Jaringan Telekomunikasi Terdiri Atas :  sistem jaringan mikro digital antar provinsi di setiap wilayah kabupaten/kota;  jaringan serat optik dalam provinsi untuk wilayah kota dan kawasan- kawasan perkotan di setiap wilayah kabupaten;  jaringan saluran tetap yang berpusat di Sentral Telepon Otomat (STO) dan menjangkau daerah dengan kabel udara yang ditopang oleh tiang-tiang telepon atau mengunakan kabel bawah tanah di masing-masing wilayah kabupaten/kota;  Jaringan nirkabel yang dipancarkan menara BTS dari dan ke perangkat seluler, dan/atau sistem lainnya yang merupakan teknologi baru di setiap wilayah kabupaten/kota;  jaringan satelit yang dipancarkan dari telepon gengam satelit langsung ke satelit dan ke telepon gengam satelit lainnya tanpa mengunakan BTS;

5. Jaringan telekomunikasi khusus meliputi:  jaringan multimedia terpusat di Kota Pontianak, Kota Singkawang, dan semua ibukota kabupaten;  pusat penyebaran masing-masing ibukota kecamatan;  pengembangan telekomunikasi untuk penanganan bencana; dan  penanganan telekomunikasi khusus untuk kepentingan instansi pemerintah, swasta dan masyarakat lainnya; 6. Jaringan televisi lokal hinga menjangkau siaran ke seluruh wilayah provinsi; dan

7. Jaringan stasiun radio lokal hinga ke seluruh pelosok pedesan.

118

“Masyarakat Kabupaten Landak yang Cerdas dan Berdaya Saing”

RENCANA PEMBANGUNAN INVESTASI INFRASTRUKTUR JANGKA MENENGAH 2016 - 2020

3.4.6. Arahan Strategi Untuk Sumber Daya Air menurut Perda Kalimantan Barat No. 10 Tahun 2014 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kalimantan Barat :

1. Sistem prasarana sumber daya air nasional yang terkait dengan wilayah provinsi sebagaimana dimaksud meliputi WS (wilayah sungai) strategis nasional, WS lintas provinsi, CAT (cekungan air tanah) lintas negara, CAT lintas provinsi, dan DIR (daerah irigasi rawa) nasional. a. WS strategis nasional adalah WS Kapuas dan WS Pawan. b. WS lintas provinsi adalah WS Jelai- Kendawangan. c. CAT lintas negara adalah CAT Paloh. d. CAT lintas provinsi adalah CAT Palangkaraya-Banjarmasin. e. DIR nasional berjumlah sebanyak 17 DIR yang tersebar di tiga kabupaten yaitu Kabupaten Sambas, Kubu Raya, dan Ketapang

2. Sistem jaringan prasarana sumber daya air Provinsi Kalimantan Barat terdiri atas: a. WS lintas kabupaten/kota meliputi WS Sambas dan WS Mempawah; b. CAT meliputi CAT Sambas, CAT Singkawang, CAT Pontianak, CAT Sintang, dan CAT Putusibau; c. WS Sambas meliputi DAS Paloh, DAS Sambas, DAS Sebangkau, dan DAS Selakau. d. WS Mempawah meliputi DAS Lemukutan, DAS Karimunting, DAS Raya, DAS Duri, DAS Mempawah, dan DAS Pinyuh. e. Daerah irigasi permukan (DI) berjumlah sebanyak 12 DI yang berada di enam kabupaten yaitu Kabupaten Bengkayang, Mempawah, Landak, Sangau, Sekadau, dan f. Daerah irigasi rawa (DIR) berjumlah sebanyak 35 DIR yang berada di enam kabupaten yaitu Kabupaten Sambas, Bengkayang, Mempawah, Kubu Raya, Kayong Utara, dan Ketapang . a. Daerah irigasi tambak (DIT) berjumlah 1 DIT yang berada di Kabupaten Sambas.

119

“Masyarakat Kabupaten Landak yang Cerdas dan Berdaya Saing”

RENCANA PEMBANGUNAN INVESTASI INFRASTRUKTUR JANGKA MENENGAH 2016 - 2020

3. Sistem Jaringan Air Minum Provinsi Kalimantan Barat terdiri atas: a. Intake air baku di Kabupaten Kubu Raya; dan b. Jaringan pipa transmisi air baku lintas kabupaten/kota mencakup jaringan pipa transmisi air baku Kabupaten Kubu Raya-Kota Pontianak dan jaringan pipa transmisi air baku Kabupaten Kayong Utara-Kabupaten Ketapang.

3.4.7. Arahan Strategi Untuk Persampahan dan Sanitasi menurut Perda Kalimantan Barat No. 10 Tahun 2014 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kalimantan Barat :

1. Sistem prasarana dan sarana persampahan provinsi Kalimantan Barat Terdiri atas : a. Pengembangan TPA (Tempat Pemrosesan Akhir) regional di Kawasan Metropolitan Pontianak dan Kota Singkawang dengan sistem sanitary landfil; dan b. Pengembangan TPA lintas kabupaten/kota lainnya.

2. Sistem prasarana dan sarana sanitasi wilayah provinsi Kalimantan Barat Terdiri Atas : a. sistem pengolahan air limbah industri dan pengolahan limbah rumah tangga dengan mengunakan on site treatment atau of site treatment di Kota Pontianak, Kota Sungai Raya, dan Kota Singkawang; dan b. Pengembangan sistem pengolahan air limbah lintas kabupaten/kota lainnya.

3.4.8. Arahan Strategi Untuk Kawasan Lindung menurut Perda Kalimantan Barat No. 10 Tahun 2014 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kalimantan Barat :

1. Kawasan lindung nasional yang terkait dengan wilayah provinsi Kalimantan Barat meliputi kawasan suaka alam dan pelestarian alam nasional yang terdiri atas Cagar Alam (CA), Cagar Alam Laut (CAL), Suaka Alam Laut (SAL), Taman Nasional (TN),Taman Wisata Alam (TWA), dan Taman Wisata Alam Laut (TWAL). a. Kawasan Cagar Alam sebagaimana dimaksud pada ayat (1) adalah CA Gunung Niyut-Penrinsen, CA Raya-Pasi, CA Lo Fat Fun Fie, CA Mandor, dan CA Muara Kendawangan. b. Kawasan Cagar Alam Laut adalah CAL Karimata.

120

“Masyarakat Kabupaten Landak yang Cerdas dan Berdaya Saing”

RENCANA PEMBANGUNAN INVESTASI INFRASTRUKTUR JANGKA MENENGAH 2016 - 2020

c. Kawasan Suaka Alam Laut adalah SAL Sambas. d. Kawasan Taman Nasional adalah TN Gunung Palung, TN Bukit Baka - Bukit Raya, TN Danau Sentarum, dan TN Betung Kerihun. e. Kawasan Taman Wisata Alam adalah TWA Tanjung Belimbing, TWA Sungai Liku, TWA Gunung Asuansang, TWA Gunung Dungan, TWA Gunung Melintang, TWA Bukit Kelam; dan TWA Baning. f. Kawasan Taman Wisata Alam Laut adalah TWAL Bengkayang.

2. Kawasan hutan lindung terdapat kawasan hutan desa dan hutan kemasyarakatan untuk pemanfatan jasa lingkungan meliputi: a. Hutan desa Beringin Rayo di Kabupaten Ketapang; b. Hutan desa Tanjung Beulang di Kabupaten Ketapang; c. Hutan desa Dusun Besar di Kabupaten Kayong Utara; d. Hutan desa Dusun Kecil di Kabupaten Kayong Utara; e. Hutan desa Tanjung Satai di Kabupaten Kayong Utara; f. Hutan desa Satai Lestari di Kabupaten Kayong Utara; g. Hutan desa Kemboja di Kabupaten Kayong Utara; h. Hutan desa Ensaid Panjang di Kabupaten Sintang; i. Hutan desa Ujung Said di Kabupaten Kapuas Hulu; j. Hutan desa Nanga Lauk di Kabupaten Kapuas Hulu; k. Hutan desa Penepian Raya di Kabupaten Kapuas Hulu; l. Hutan desa Tanjung di Kabupaten Kapuas Hulu; m. Hutan desa Nanga Jemah di Kabupaten Kapuas Hulu; n. Hutan desa Sri Wangi di Kabupaten Kapuas Hulu; o. Hutan kemasyarakatan di Kabupaten Sangau; dan p. Hutan kemasyarakatan di Kabupaten Sekadau.

121

“Masyarakat Kabupaten Landak yang Cerdas dan Berdaya Saing”

RENCANA PEMBANGUNAN INVESTASI INFRASTRUKTUR JANGKA MENENGAH 2016 - 2020

3.4.9. Arahan Strategi Untuk Kawasan Sepadan Sungai dan Rawan Bencana menurut Perda Kalimantan Barat No. 10 Tahun 2014 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kalimantan Barat :

1. Kawasan sempadan pantai tersebar di daerah pantai di Kota Singkawang dan di enam kabupaten yaitu Sambas, Bengkayang, Mempawah, Kubu Raya, Kayong Utara, dan Ketapang dengan lebar jalur paling sedikit 100 (seratus) meter dari titik pasang air laut tertingi ke arah darat.

2. Kawasan sempadan sungai besar yang terdapat di: a. WS Sambas, yaitu Sungai Paloh, Sambas Besar, Bantanan, Kumba, Sambas Kecil, Sebangkau, Selakau, dan Terusan Senujuh; b. WS Mempawah, yaitu Sungai Raya, Duri, Mempawah, dan Sungai Peniti; c. WS Kapuas, yaitu Kapuas Kecil, Mandor, Landak, Menyuke, Behe, Pede, Ambawang, Kapuas, Tayan, Mengkiang, Kembayan, Sekayam, Sekadau, Belitang, Melawi, Kayan, Belimbing, Pinoh, Sayan,Keruas, Ela, Mentatai, Serawai, Ambalau, Ketungau, Silat, Tawang, Empanang, Embaloh Leboyan, Jongkong, Bunut, Embaloh, Palin, Mandai, Sibau, Mendalam, Keriyau (Kapuas Hulu), Mendawak, Labai, Lida, Kualan, Kerawang, dan Sungai Durian Sebatang; d. WS Pawan, yaitu Sungai Simpang, Semandang, Matan, Tolak, Pawan, Kayung, Tayap, Laur, Jekah, Keriyau (Ketapang), Kerabai, Biya, dan Sungai Pesaguan; dan e. WS Kendawangan–Jelai, yaitu Sungai Kendawangan, Membuluh, Air Hitam Besar, Berais, Jelai, dan Sungai Kawah;

3. Sempadan Sungai Kecil yang terdapat di seluruh kabupaten/kota

4. Kawasan sekitar danau atau waduk tersebar di Kota Singkawang dan di 5 (lima) kabupaten yaitu Sambas, Kubu Raya, Sangau, Sintang, Kapuas Hulu, dan Ketapang.

122

“Masyarakat Kabupaten Landak yang Cerdas dan Berdaya Saing”

RENCANA PEMBANGUNAN INVESTASI INFRASTRUKTUR JANGKA MENENGAH 2016 - 2020

5. Kawasan rawan gelombang pasang tersebar di Kota Pontianak, Kota Singkawang, dan di 6 (enam) kabupaten yaitu Sambas, Bengkayang, Mempawah, Kubu Raya, Kayong Utara, dan Ketapang yang merupakan bagian dari wilayah pesisir dan pulau-pulau kecil.

6. Kawasan rawan banjir tersebar di seluruh kabupaten/kota pada daerah-daerah di sekitar sungai besar.

7. Kawasan rawan tanah longsor tersebar di seluruh kabupaten/kota pada daerah- daerah yang kondisi topografinya berupa perbukitan-pegunungan, kecuali Kota Pontianak.

8. Kawasan rawan abrasi tersebar di daerah pesisir dan/atau pulau-pulau kecil Kota Singkawang, Kabupaten Sambas, Bengkayang, Mempawah, Kubu Raya, Kayong Utara, dan Ketapang.

9. Kawasan sekitar mata air tersebar di seluruh kabupaten/kota.

3.4.10. Arahan Strategi Untuk Kawasan Produksi menurut Perda Kalimantan Barat No. 10 Tahun 2014 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kalimantan Barat :

1. Kawasan terumbu karang tersebar di Kabupaten Bengkayang, Kayong Utara, dan Ketapang. 2. Kawasan kebun raya berada di Kabupaten Sambas. 3. Kawasan peruntukan hutan produksi, berada di kawasan yang ditetapkan sebagai kawasan hutan, terdiri atas: a. hutan produksi terbatas (HPT) seluas kurang lebih 2.116.885,26 hektar yang tersebar di Kabupaten Sambas, Bengkayang, Mempawah, Kubu Raya, Landak, Sangau, Sekadau, Sintang, Melawi, Kapuas Hulu, dan Ketapang; b. hutan produksi tetap (HP) seluas kurang lebih 2.097.484,16 hektar yang tersebar di Kota Singkawang dan di seluruh kabupaten; dan c. hutan produksi yang dapat dikonversi (HPK) seluas kurang lebih 206.098,54 hektar yang tersebar di Kota Singkawang dan Kabupaten Sambas,

123

“Masyarakat Kabupaten Landak yang Cerdas dan Berdaya Saing”

RENCANA PEMBANGUNAN INVESTASI INFRASTRUKTUR JANGKA MENENGAH 2016 - 2020

Bengkayang, Mempawah, Kubu Raya, Kayong Utara, Ketapang, Sangau, Sintang, Melawi, dan Kapuas Hulu.

4. Di dalam Kawasan Hutan Produksi terdapat hutan desa dan hutan kemasyarakatan meliputi: a. Hutan Desa Sungai Besar di Kabupaten Ketapang; b. Hutan Desa Sungai Pelang di Kabupaten Ketapang; c. Hutan Desa Laman Satong di Kabupaten Ketapang; d. Hutan Desa Pematang Gadung di Kabupaten Ketapang; e. Hutan Desa Sebadak Raya di Kabupaten Ketapang; f. Hutan Desa Jasa di Kabupaten Sintang; g. Hutan Desa Rasau di Kabupaten Sintang; h. Hutan Desa Manua Sadap di Kabupaten Kapuas Hulu; i. Hutan Desa Nanga Betung di Kabupaten Kapuas Hulu; j. Hutan Desa Nanga Jemah di Kabupaten Kapuas Hulu; k. Hutan Desa Sri Wangi di Kabupaten Kapuas Hulu; dan l. Hutan Kemasyarakatan di Kabupaten Sangau.

5. Kawasan peruntukan pertanian tanaman pangan seluas sekitar 1.002.455 hektar yang terdiri atas: a. kawasan perlindungan lahan pertanian pangan berkelanjutan seluas sekitar 542.455 hektar yang tersebar di seluruh kabupaten/kota; dan b. kawasan perlindungan lahan cadangan pertanian pangan berkelanjutan seluas sekitar 460.000 hektar yang tersebar di seluruh kabupaten/kota.

6. Kawasan peruntukan hortikultura, berada di kawasan pertanian lahan kering dan lahan basah yang tersebar di seluruh kabupaten/kota.

7. Kawasan peruntukan perkebunan berada di Kota Singkawang dan di seluruh kabupaten dengan tanaman komoditi ungulan berupa kelapa sawit, karet, kelapa, lada, dan kakao.

124

“Masyarakat Kabupaten Landak yang Cerdas dan Berdaya Saing”

RENCANA PEMBANGUNAN INVESTASI INFRASTRUKTUR JANGKA MENENGAH 2016 - 2020

8. Kawasan peruntukan peternakan berada di: a. Kota Singkawang, khusus peternakan ungas; dan b. seluruh kabupaten baik untuk peternakan ruminansia maupun non ruminansia.

9. Kawasan peruntukan perikanan dikembangkan di: a. Kabupaten Sambas di Kecamatan Pemangkat dan sekitarnya; b. Kota Singkawang di Kecamatan Singkawang Utara; c. Kabupaten Bengkayang di Kecamatan Sungai Raya dan Sungai Raya Kepulauan; d. Kabupaten Mempawah di Kecamatan Mempawah Hilir dan Segedong; e. Kabupaten Kubu Raya di Kecamatan Sungai Kakap dan Teluk Pakedai; f. Kabupaten Kayong Utara di Kecamatan Pulau Maya dan Kepulauan Karimata; g. Kabupaten Ketapang di Kecamatan Matan Hilir Utara, Delta Pawan dan sekitarnya, serta Kendawangan; dan h. Kabupaten Kapuas Hulu di Kecamatan Jongkong dan sekitarnya.

3.4.11. Arahan Strategi Untuk Kawasan Pertambangan dan Industri menurut Perda Kalimantan Barat No. 10 Tahun 2014 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kalimantan Barat :

1. Kawasan peruntukan pertambangan berada di Kota Singkawang dan di seluruh kabupaten.

2. Kawasan peruntukan industri meliputi: a. kawasan industri berada di Semparuk, Singkawang, Sungai Raya (Kabupaten Bengkayang), Sungai Raya Kepulauan, Sungai Kunyit, Mandor, Siantan, Pontianak, Sungai Raya (Kabupaten Kubu Raya), Tayan, Teluk Batang, Matan Hilir Selatan, Kendawangan, Sintang, dan Badau; dan b. kawasan industri khusus pertambangan di Sungai Kunyit, Tayan, Kendawangan, dan Tanjung Api.

125

“Masyarakat Kabupaten Landak yang Cerdas dan Berdaya Saing”

RENCANA PEMBANGUNAN INVESTASI INFRASTRUKTUR JANGKA MENENGAH 2016 - 2020

3. Kawasan peruntukan pariwisata berada di: a. Kawasan Metropolitan Pontianak dan sekitarnya; b. Kawasan Pantai Pasir Panjang, Kota Singkawang dan sekitarnya; c. Sekitar (di luar kawasan) CA Gunung Niyut-Penrinsen; d. Danau Lait dan sekitarnya; e. Gunung Palung dan sekitarnya; f. Bukit Baka - Bukit Raya; g. Sekitar (di luar kawasan) CAL Karimata dan; dan h. Danau Sentarum dan sekitarnya.

4. Kawasan peruntukan permukiman meliputi: a. kawasan permukiman perkotan berada di kawasan perkotan ibukota provinsi, ibukota kabupaten dan kota, ibukota kecamatan dan desa yang sudah menampakan gejala perkotan; dan b. kawasan permukiman perdesan berada di luar kawasan perkotan yang didominasi oleh pengunan pertanian lahan basah, pertanian lahan kering, dan perkebunan.

5. Untuk menunjang pengembangan kawasan peruntukan perikanan, kelautan, dan pulau-pulau kecil, dikembangkan: a. pelabuhan perikanan nusantara (PPN) Pemangkat di Kabupaten Sambas yang direncanakan menjadi pelabuhan perikanan samudera (PPS); b. pelabuhan perikanan pantai (PPP) Teluk Batang di Kabupaten Kayong Utara yang direncanakan menjadi PPN; c. pelabuhan perikanan pantai (PPP) Sungai Rengas di Kabupaten Kubu Raya; d. pelabuhan pendaratan ikan (PPI) Mempawah di Kabupaten Mempawah yang direncanakan menjadi PPP; dan e. PPI yang tersebar di:  Kabupaten Sambas sebanyak 6 (enam) PPI;  Kota Singkawang sebanyak 2 (dua) PPI;  Kabupaten Bengkayang sebanyak 8 (delapan) PPI;  Kabupaten Mempawah sebanyak 9 (sembilan) PPI;  Kota Pontianak sebanyak 1 (satu) PPI;

126

“Masyarakat Kabupaten Landak yang Cerdas dan Berdaya Saing”

RENCANA PEMBANGUNAN INVESTASI INFRASTRUKTUR JANGKA MENENGAH 2016 - 2020

 Kabupaten Kubu Raya sebanyak 8 (delapan) PPI;  Kabupaten Kayong Utara sebanyak 11 (sebelas) PPI; dan  Kabupaten Ketapang sebanyak 3 (tiga) PPI; f. rencana PPI Putusibau Kabupaten Kapuas Hulu.

6. Kawasan strategis dari sudut kepentingan pertumbuhan ekonomi, meliputi: a. Kawasan Metropolitan Pontianak meliputi Kota Pontianak dan sekitarnya dengan sektor ungulan perdagangan dan jasa, industri, dan pariwisata; b. Kawasan Pelabuhan Kecamatan Sungai Kunyit dan sekitarnya dengan sektor ungulan industri. c. Kawasan Industri Tayan dengan sektor ungulan pertambangan, perkebunan, dan industri; d. Kawasan Industri Semparuk dengan sektor ungulan pertanian dan industri; e. Kawasan Industri Tanjung Api dengan sektor ungulan pertambangan; f. Kawasan Industri Mandor dengan sektor ungulan karet, kelapa sawit, dan pertambangan; g. Kawasan Industri Matan Hilir Selatan dan Kendawangan dengan sektor ungulan pertambangan, perkebunan, dan industri; h. Kawasan pertambangan bauksit di Kabupaten Sangau, Ketapang, Landak, dan Mempawah dengan sektor ungulan pertambangan; i. Kawasan pertambangan batubara di Kabupaten Melawi, Sintang, dan Kapuas Hulu dengan sektor ungulan pertambangan; j. Kawasan Pariwisata Pasir Panjang dan sekitarnya di Kota Singkawang dan Kabupaten Bengkayang dengan sektor ungulan pariwisata, industri, dan perikanan; k. Kawasan Manismata - Sukaramai dengan sektor ungulan perkebunan dan industri; dan l. Kawasan pesisir dan pulau-pulau kecil di Kabupaten Kayong Utara dan Kabupaten Ketapang dengan sektor ungulan perikanan dan pariwisata.

127

“Masyarakat Kabupaten Landak yang Cerdas dan Berdaya Saing”

RENCANA PEMBANGUNAN INVESTASI INFRASTRUKTUR JANGKA MENENGAH 2016 - 2020

3.4.12. Arahan Strategi Untuk Kawasan Strategis menurut Perda Kalimantan Barat No. 10 Tahun 2014 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kalimantan Barat :

1. Kawasan strategis dari sudut kepentingan pendayagunan sumber daya alam dan/atau teknologi tingi, yaitu kawasan pertambangan mineral radioaktif di Kabupaten Ketapang dan Kabupaten Melawi dengan sektor ungulan pertambangan.

2. Kawasan strategis dari sudut kepentingan fungsi dan daya dukung lingkungan hidup, meliputi: a. Kawasan Strategis Ekosistem Gunung Palung di Kabupaten Kayong Utara dan Kabupaten Ketapang; b. Kawasan Strategis Ekosistem Gunung Raya-Pasi di Kota Singkawang dan Kabupaten Bengkayang; c. Kawasan Strategis Ekosistem Gunung Niyut-Penrinsen di Kabupaten Bengkayang, Landak, dan Sangau; d. Kawasan Strategis Ekosistem Danau Sentarum di Kabupaten Kapuas Hulu, dan e. Kawasan Rawan Bencana Alam Gayung Bersambut di Kabupaten Sambas dan Kota Singkawang.

3.5. Arahan RTRW Kabupaten Landak. Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi (RTRW) disusun melalui Peraturan Daerah Kabupaten Landak Nomor ..... Tahun 2012 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten (RTRWK) yang dijadikan sebagai pedoman untuk:  Penyusunan rencana pembangunan jangka panjang Kabupaten Landak.  Penyusunan rencana pembangunan jangka menengah Kabupaten Landak.  Pemanfaatan ruang dan pengendalian pemanfaatan ruang di wilayah Kabupaten Landak.  Perwujudan keterpaduan, keterkaitan, dan keseimbangan perkembangan antar wilayah Kecamatan, serta keserasian antar sektor.  Penetapan lokasi dan fungsi ruang untuk investasi.  Penataan ruang kawasan strategis Kabupaten Landak, dan  Penataan ruang wilayah Kecamatan dan Pedesaan di Kabupaten Landak.

128

“Masyarakat Kabupaten Landak yang Cerdas dan Berdaya Saing”

RENCANA PEMBANGUNAN INVESTASI INFRASTRUKTUR JANGKA MENENGAH 2016 - 2020

Arahan yang diperhatikan dari RTRW Kabupaten Landak dengan terbagi dari beberapa wilayah adalah sebagai berikut:  Kecamatan Sebangki dengan luas 88.560 hektar;  Kecamatan Ngabang dengan luas 114.810 hektar;  Kecamatan Jelimpo dengan luas 84.880 hektar;  Kecamatan Sengah Temila dengan luas 196.300 hektar;  Kecamatan Mandor dengan luas 45.510 hektar;  Kecamatan Menjalin dengan luas 32.290 hektar;  Kecamatan Mempawah Hulu dengan luas 49.634 hektar;  Kecamatan Sompak dengan luas 21.976 hektar;  Kecamatan Menyuke dengan luas 59.416 hektar;  Kecamatan Banyuke Hulu dengan luas 27.380 hektar;  Kecamatan Meranti dengan luas 37.234 hektar;  Kecamatan Kuala Behe dengan luas 96.800 hektar; dan  Kecamatan Air Besar dengan luas 136.120 hektar.

3.5.1. Arahan yang diperhatikan dari RTRW Kabupaten Landak untuk Struktur pusat-pusat kegiatan adalah sebagai berikut:

1. Kota Ngabang sebagai PKWp; 2. Kota Darit, Kota Pahauman dan Kota Karangan sebagai PKL; 3. Kota Sebangki, Kota Mandor, Kota Menjalin, Kota Meranti, Kota Kuala Behe, Kota Serimbu, Kota Sompak, Kota Simpang Tiga dan Kota Jelimpo sebagai PPK; dan 4. Desa Senakin, Desa Sidas, Desa Tunang, dan Desa Anik sebagai PPL.

3.5.2. Arahan yang diperhatikan dari RTRW Kabupaten Landak untuk Jaringan Prasarana dan Jaringan Transportasi adalah sebagai berikut:

1. Arahan Sistem jaringan prasarana transportasi darat Kabupaten Landak meliputi: a. Jaringan jalan arteri primer.  ruas Jalan Sungai Pinyuh – Sebadu;  ruas Jalan Sebadu – Sidas;  ruas Jalan Sidas – Ngabang – Sosok – Tanjung; b. jaringan jalan kolektor primer 2 meliputi:

129

“Masyarakat Kabupaten Landak yang Cerdas dan Berdaya Saing”

RENCANA PEMBANGUNAN INVESTASI INFRASTRUKTUR JANGKA MENENGAH 2016 - 2020

 ruas jalan Anjongan – Karangan.  ruas jalan Karangan – Simpang Tiga – Bengkayang;  ruas jalan Simpang Tiga – Sidas; dan  ruas jalan KM 52 Pontianak-Tayan( Simpang Nahaya) – Pal 20 Ngabang. c. jaringan jalan kabupaten yang berfungsi sebagai kolektor primer K3 meliputi:  Ledo-Serimbu- Simpang Kuala Behe-Ngabang.  Ruas Simpang Semuntik Kec.Kuala Behe-Muara ilai;  Serimbu-Nyari-Entikong d. jaringan jalan lokal primer yang meliputi:  Arah Ke ledo –Meranti- Kuala Behe.  Meranti –Darit –Pahauman;  Darit –Sompak –Karangan;  Menjalin –Mandor;  Pahauman –Sebangki;  Karangan-Samalantan; dan  Tunang-Sibale-Samalantan; e. Jaringan jalan khusus angkutan produksi meliputi :  Menjalin-Sadaniang;  Kawasan Industri Mandor - Jalan 28 Oktober Pontianak;  Ngabang -Kuala Behe-Serimbu.

2. Rencana jaringan prasarana lalu lintas dan angkutan jalan sebagaimana, meliputi: a. Terminal Tipe B di Kota Ngabang. b. Terminal Tipe C berlokasi di:  Kota Pahauman.  Kota Karangan;  Kota Darit,  Kota Serimbu;  Kota Meranti;  Kota Kuala Behe;  Kota Jelimpo;  Kota Sebangki;  Kota Mandor;

130

“Masyarakat Kabupaten Landak yang Cerdas dan Berdaya Saing”

RENCANA PEMBANGUNAN INVESTASI INFRASTRUKTUR JANGKA MENENGAH 2016 - 2020

 Kota Menjalin;  Kota Sompak; dan  Kota Simpang Tiga.

3. Rencana jaringan pelayanan lalu lintas dan angkutan umum sebagaimana dimaksud terdiri atas: a. Pengembangan angkutan antar kota dalam provinsi (AKDP) dengan rute Ngabang – Pontianak. b. Pengembangan angkutan antar kota dalam kabupaten dan angkutan pedesaan dengan asal-tujuan yang menjangkau seluruh ibukota kecamatan.

4. Sistem jaringan transportasi sungai, terdiri atas: a. Alur pelayaran sungai; b. Prasarana transportasi sungai.

5. Alur pelayaran sungai,meliputi: a. Ngabang-Kuala Behe-Serimbu; b. Serimbu-Nyari; c. Kuala Behe-Kedama; dan d. Ngabang-Sebangki-Rantau Panjang-Kuala Mandor- Kapuas Pontianak.

6. Jaringan prasarana transportasi sungai, meliputi: a. Dermaga Ngabang; b. Dermaga Serimbu; c. Dermaga Kuala Behe; d. Dermaga Sebangki; dan e. Dermaga Rantau Panjang.

7. Rencana jaringan kereta api , berupa : a. Jaringan kereta api umum lintas Timur Pontianak–Ngabang–Sosok–Sanggau– Sekadau–Sintang– Putussibau; b. Jaringan kereta api umum lintas tengah Sungai Pinyuh-Ngabang dan Pontianak – Tayan

131

“Masyarakat Kabupaten Landak yang Cerdas dan Berdaya Saing”

RENCANA PEMBANGUNAN INVESTASI INFRASTRUKTUR JANGKA MENENGAH 2016 - 2020

8. Rencana jaringan prasarana Kereta Api, berupa stasiun kereta api di Kota Ngabang.

9. Rencana Bandar, yaitu Bandar Udara Sempatung, Bandar Udara Tengon dan Bandar Udara Bentiang sebagai bandar udara yang melayani penerbangan perintis.

3.5.3. Arahan yang diperhatikan dari RTRW Kabupaten Landak untuk Jaringan Energi adalah sebagai berikut:

1. Pusat pembangkit listrik Sebagai mana yang dimaksud di RTRW Kabupaten Landak, meliputi: a. Pembangkit listrik tenaga diesel (PLTD) km 13; b. Pembangkit listrik tenaga air (PLTA) Pade Kembanyung 20 MW; c. Pembangkit listrik tenaga mikro hidro (PLTMH) Riam Manangar 2,6 MW; d. Pembangkit listrik pedesaan; dan e. Pembangkit listrik tenaga limbah perkebunan (PLTLP) pada kawasan perkebunan sawit yang tersebar merata diseluruh kecamatan.

2. Gardu induk distribusi, meliputi: a. Kecamatan Sengah Temila; b. Kecamatan Mandor; c. Kecamatan Menjalin; d. Kecamatan Mempawah Hulu; e. Kecamatan Menyuke; f. Kecamatan Ngabang; g. Kecamatan Air Besar.dan h. Kecamatan Jelimpo.

3. Pengembangan jaringan transmisi tenaga listrik, dilakukan melalui: a. Pengembangan saluran udara tegangan ekstra tinggi (SUTET) yang berada di Kawasan Industri Mandor; b. Pengembangan saluran udara tegangan tinggi (SUTT) yang berada sepanjang jalan arteri; dan

132

“Masyarakat Kabupaten Landak yang Cerdas dan Berdaya Saing”

RENCANA PEMBANGUNAN INVESTASI INFRASTRUKTUR JANGKA MENENGAH 2016 - 2020

c. Pengembangan saluran udara tegangan menengah (SUTM) yang menghubungkan semua ibukota kecamatan diluar jalan arteri.

3.5.4. Arahan yang diperhatikan dari RTRW Kabupaten Landak untuk Sistem Jaringan Air Minum dan Limbah adalah sebagai berikut:

1. Sistem jaringan air minum, meliputi: a. Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM) terdiri dari SPAM Perpipaan dan SPAM Non Perpipaan terlindungi; b. SPAM perpipaan terdiri atas, jaringan pipa transmisi air baku, dan instalasi pengolahan air minum yang terdapat di Ibukota Kabupaten Landak dan seluruh kecamatan; c. SPAM non perpipaan terdiri atas sumur dangkal, sumur pompa tangan, bak penampungan air hujan, terminal air, mobil tangki air, instalasi air kemasan, atau bangunan perlindungan mata air yang terdapat di Ibukota Kabupaten Landak dan seluruh kecamatan; d. Sumber air baku untuk kebutuhan air minum Kabupaten Landak terdiri atas:  Sungai Merasak di Dusun Selaba Desa Munguk dan sungai Landak sebagai sumber air baku PDAM Ngabang;  Mata air pegunungan dan sungai yang berada di seluruh kecamatan.

2. Pengembangan prasarana pengolahan limbah domestik dilakukan melalui: a. Pengembangan septik tank individual; dan b. Pengembangan sistem terpadu untuk kawasan perkotaan.

3. Pengembangan prasarana pengolahan limbah industri dilakukan melalui: a. Pembangunan instalasi pengolahan air limbah (IPAL) secara komunal; dan b. Pengembangan IPAL secara mandiri di kawasan industri.

4. Pengembangan prasarana pengelolaan, dilakukan melalui: a. Sistem perwadahan dilakukan pada masing-masing rumah tangga; b. Sistem pengumpulan dilakukan pada Tempat Pembuangan Sementara (TPS) pada setiap Kecamatan dan Tempat Pembuangan Akhir (TPA) di Kecamatan Ngabang;

133

“Masyarakat Kabupaten Landak yang Cerdas dan Berdaya Saing”

RENCANA PEMBANGUNAN INVESTASI INFRASTRUKTUR JANGKA MENENGAH 2016 - 2020

c. Sistem pengangkutan dengan menggunakan dump truk dan amrrol dari TPS menuju TPA; dan d. Sistem pengolahan sampah dilakukan di Tempat Pembuangan Akhir (TPA) di Kecamatan Ngabang dengan pola sanitary landfill.

3.5.5. Arahan yang diperhatikan dari RTRW Kabupaten Landak untuk Kawasan Lindung adalah sebagai berikut:

1. Kawasan hutan lindung dengan luas kurang lebih 53.282 hektar terdapat di: a. Kecamatan Banyuke Hulu, 5.170,38 Ha; b. Kecamatan Air Besar, 21.132,92 Ha; c. Kecamatan Jelimpo, 2.182,35 Ha; d. Kecamatan Kuala Behe, 600,89 Ha; e. Kecamatan Mandor, 554,67 Ha; f. Kecamatan Mempawah Hulu, 12.773,77 Ha; g. Kecamatan Menyuke, 1.059,50 Ha; h. Kecamatan Meranti, 1.198,74 Ha; i. Kecamatan Sebangki, 3.197,79 Ha; j. Kecamatan Sengah Temila, 3.814,98 Ha; dan k. Kecamatan Sompak 1.445,44 Ha.

2. Kawasan yang memberikan perlindungan terhadap kawasan bawahannya terdiri atas: a. Kawasan resapan air/daerah imbuhan air tanah yang tersebar di Kecamatan Kuala Behe, Air Besar, Jelimpo, Banyuke Hulu, Mempawah Hulu, Menjalin dan Sengah Temila seluas kurang lebih 111.234 Ha; b. Kawasan gambut yang terletak di Kecamatan Sebangki, Ngabang, dan Sengah Temila seluas kurang lebih 3.491 Ha.

3. Kawasan perlindungan setempat sebagaimana, meliputi: a. Sempadan sungai, dengan luas kurang lebih 414.477 hektar; b. Kawasan sekitar danau/waduk; c. Kawasan sekitar mata air; d. Kawasan kearifan lokal;

134

“Masyarakat Kabupaten Landak yang Cerdas dan Berdaya Saing”

RENCANA PEMBANGUNAN INVESTASI INFRASTRUKTUR JANGKA MENENGAH 2016 - 2020

e. Ruang terbuka hijau perkotaan;dan f. Hutan kota

3.5.6. Arahan yang diperhatikan dari RTRW Kabupaten Landak untuk Kawasan Sepadan Sungai adalah sebagai berikut:

1. Pada sempadan sungai berlaku ketentuan sebagai berikut: a. Penetapan garis sempadan sungai tak bertanggul di luar kawasan perkotaan meliputi:  sungai besar, yaitu sungai yang mempunyai daerah pengaliran sungai seluas 500 (lima ratus) kilometer persegi atau lebih; dan  Sungai kecil, yaitu sungai yang mempunyai daerah pengaliran sungai seluas kurang dari 500 (lima ratus) kilometer persegi; b. Penetapan garis sempadan sungai tidak bertanggul di luar kawasan perkotaan pada sungai besar dilakukan ruas per ruas dengan mempertimbangkan luas daerah pengaliran sungai pada ruas yang bersangkutan; dan c. Garis sempadan sungai tidak bertanggul di luar kawasan perkotaan pada sungai besar ditetapkan paling sedikit 100 (seratus) meter, sedangkan pada sungai kecil paling sedikit 50 (lima puluh) meter dihitung dari tepi sungai pada waktu ditetapkan.

3.5.7. Arahan yang diperhatikan dari RTRW Kabupaten Landak untuk Kawasan Cagar Alam dan Rawan Bencana adalah sebagai berikut:

1. Ruang terbuka hijau perkotaan dikembangkan di setiap kawasan perkotaan dengan luas minimal 30% (tiga puluh persen) dari luas kawasan perkotaan.

2. Hutan kota dikembangkan di ibukota kabupaten

3. Kawasan suaka alam, pelestarian alam dan cagar budaya, meliputi: a. Cagar Alam Nyiut Penrissen, dengan luas kurang lebih 54.990 hektar; dan b. Cagar Alam Mandor dengan luas kurang lebih 3.009 hektar.

4. Cagar Alam Nyiut Penrissen diusulkan menjadi Taman Nasional

135

“Masyarakat Kabupaten Landak yang Cerdas dan Berdaya Saing”

RENCANA PEMBANGUNAN INVESTASI INFRASTRUKTUR JANGKA MENENGAH 2016 - 2020

5. Kawasan rawan bencana alam banjir tersebar di seluruh kecamatan.

6. Kawasan rawan bencana tanah longsor tersebar di Gunung Seha di Kecamatan Sengah Temila, Gunung Patimuk di Kecamatan Mandor dan Mentonyek di Kecamatan Mempawah Hulu.

3.5.8. Arahan yang diperhatikan dari RTRW Kabupaten Landak untuk Kawasan Produksi sebagai berikut:

1. Kawasan hutan produksi dengan luas sekitar 139.074 hektar tersebar di : a. Kecamatan Banyuke Hulu, 8,222,03 Ha; b. Kecamatan Air Besar, 5,028,89 Ha; c. Kecamatan Jelimpo, 1,964,82 Ha; d. Kecamatan Kuala Behe, 7,871,78 Ha; e. Kecamatan Mandor, 6,107,60 Ha; f. Kecamatan Mempawah Hulu, 1,890,81 Ha; g. Kecamatan Menyuke, 15,537,00 Ha; h. Kecamatan Meranti, 26,347,50 Ha; i. Kecamatan Ngabang, 19,696,95 Ha; j. Kecamatan Sebangki, 3,834,28 Ha; k. Kecamatan Sengah Temila, 36,110,72 Ha; l. Kecamatan Sompak 6,461,62 Ha.

2. Kawasan hutan produksi terbatas dengan luas sekitar 13.872 hektar tersebar di : a. Kecamatan Air Besar, 12,459,10 Ha; b. Kecamatan Mandor, 1,383,48 Ha; c. Kecamatan Sebangki, 30,15 Ha.

3. Kawasan hutan produksi konversi dengan luas sekitar 15.938 hektar tersebar di : a. Kecamatan Banyuke Hulu, 1,617,46 Ha; b. Kecamatan Menyuke, 9,833,68 Ha; c. Kecamatan Meranti, 4,487,38 Ha.

136

“Masyarakat Kabupaten Landak yang Cerdas dan Berdaya Saing”

RENCANA PEMBANGUNAN INVESTASI INFRASTRUKTUR JANGKA MENENGAH 2016 - 2020

4. Kawasan peruntukan pertanian tanaman pangan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 29 huruf a meliputi lahan sekitar 60.000 ha tersebar di Sebangki Kompleks, Senakin Kompleks, Sompak Kompleks, dan seluruh kecamatan.

5. Kawasan peruntukan pertanian hortikultura tersebar di seluruh kecamatan.

6. Kawasan peruntukan perkebunan meliputi lahan sekitar 300.650 hektar terdiri dari: a. kawasan peruntukan perkebunan dengan prioritas komoditas sawit dan karet tersebar merata di seluruh kecamatan; b. kawasan peruntukan perkebunan dengan prioritas komoditas kakao terutama di Kecamatan Sengah Temila, Sebangki, Menyuke, Menjalin, Mempawah Hulu, Air Besar dan Kuala Behe; dan c. kawasan peruntukan perkebunan dengan prioritas komoditas lada terutama di Kecamatan Mempawah Hulu,Menjalin, Menyuke, Banyuke Hulu,Kuala Behe dan Air Besar.

7. Kawasan peruntukan peternakan terdiri atas: a. Ternak besar di Kecamatan Menjalin, Sompak, Mempawah Hulu, Banyuke Hulu, Sengah Temila, Meranti, Jelimpo dan Sebangki; b. Ternak kecil tersebar di seluruh kecamatan; dan c. Unggas tersebar di seluruh kecamatan.

8. Kawasan peruntukan perikanan sebagaimana meliputi: a. Kawasan perikanan tangkap tersebar di Sungai Landak, Sungai Sangah, dan Sungai Mempawah; b. Kawasan perikanan budidaya tersebar di Jelimpo, Sengah Temila, Ngabang, Mandor, Sompak, Menjalin, Mempawah Hulu, Banyuke Hulu, Menyuke, Sebangki, dan Meranti.

137

“Masyarakat Kabupaten Landak yang Cerdas dan Berdaya Saing”

RENCANA PEMBANGUNAN INVESTASI INFRASTRUKTUR JANGKA MENENGAH 2016 - 2020

3.5.9. Arahan yang diperhatikan dari RTRW Kabupaten Landak untuk Kawasan Industri dan Pertambangan sebagai berikut:

1. Kawasan peruntukan pertambangan, terdiri atas: a. Kawasan Peruntukan Pertambangan (KPP) Mineral Logam yang tersebar pada seluruh kecamatan; b. Kawasan Peruntukan Pertambangan (KPP) Mineral Non Logam yang tersebar pada seluruh kecamatan; c. Kawasan Peruntukan Pertambangan (KPP) Batuan yang tersebar pada seluruh kecamatan; dan d. Kawasan Peruntukan Pertambangan (KPP) Batubara di Kecamatan Sebangki dan Air Besar

2. Kawasan peruntukan industri rumah tangga dan industri kecil tersebar di setiap kecamatan.

3. Kawasan peruntukan industri sedang dan industri diarahkan di Kawasan Industri Mandor seluas kurang lebih 1000 hektar.

4. Kawasan peruntukan industri agro diarahkan di Kecamatan Mandor.

5. Kawasan peruntukan wisata alam meliputi: a. Air Terjun PangaAk Desa Antan Rayan Kecamatan Ngabang; b. Air Terjun Angan Tembawang Jelimpo Kecamatan Jelimpo; c. Air Terjun Sentagung Desa Mungguk Kecamatan Ngabang; d. Air Terjun Banangar Desa Merayuh Dusun Perbua Kecamatan Air Besar; e. Air Terjun Stiing Desa Tengue Kecamatan Air Besar; f. Air Terjun Pade Kembayung Desa Bentiang Kecamatan Air Besar; g. Air Terjun Remabo Desa Skendal Kecamatan Air Besar; h. Riam Jambu Desa Jambu Kecamatan Air Besar; i. Goa Kelelawar Desa Engkangin Kecamatan Air Besar; j. Goa Sanjan Desa Engkangin Kecamatan Air Besar; k. Air Terjun Morban Desa Engkangin Kecamatan Air Besar; l. Air Terjun Entilis Desa Merayuh Keamatan. Air Besar;

138

“Masyarakat Kabupaten Landak yang Cerdas dan Berdaya Saing”

RENCANA PEMBANGUNAN INVESTASI INFRASTRUKTUR JANGKA MENENGAH 2016 - 2020

m. Air Terjun Tarintikng Desa Engkangin Kecamatan Air Besar; n. Air Terjun Ringin Desa Sepangah Kecamatan. Air Besar; o. Air Terjun Ampar Ensot Desa Merayuh Kecamatan Air Besar; p. Air Terjun Ampar Jawa Desa Antan Rayan Kecamatan Ngabang; q. Pagung Banban Desa Merayuh Kecamatan Air Besar; r. Danau Nyiut Desa Bentiang Kecamatan Air Besar; s. Air Terjun Badawat Desa Dange Aji Kecamatan Air Besar; t. Air Terjun Pemayong Desa Bentiang Kecamatan Air Besar; u. Riam Sabadak Desa Keranji Birah Sebatih Kecamatan Sengah Temila; v. Panorama Gunung Sehak Desa Paloatn/ Asong Kecamatansengah Temila; w. Riam Solakng Senakin Kecamatan Sengah Temila; x. Air Terjun Tikalong Desa Salaas Kecamatan Mempawah Hulu; y. Riam Siname Desa Tiang Tanjung Kecamatan Mempawah Hulu; Dan z. Arung Jeram Di Sungai Landak.

6. Kawasan peruntukan wisata sejarah meliputi: a. Keraton Ismahayana Ngabang Desa Raja Kecamatan Ngabang; b. Makam Raja Landak Desa Raja Kecamatan Ngabang; c. Makam Juang Mandor; d. Makam Juang Pak Kasih Desa Sidas Kecamatan Sengah Temila; e. Makam Juang Ngabang Desa Amboyo Inti Kecamatan Ngabang; f. Panyugu Ria Sinir Desa Jarikng Kecamatan Menyuke; dan g. 32 Pantak Ria Sinir Desa Bagak Kecamatan Menyuke.

7. Kawasan peruntukan wisata budaya meliputi: a. Rumah Betang Saham Desa Saham Kecamatan Sengah Temila; dan b. Dayak center di Kecamatan Ngabang.

8. Kawasan peruntukan wisata rohani berupa Gua Maria Bukit Marabukatn Desa Kampet Dusun Bandol Kecamatan Banyuke Hulu.

9. Kawasan peruntukan wisata minat khusus berupa: a. Arung Jeram Di Kecamatan Air Besar; Dan

139

“Masyarakat Kabupaten Landak yang Cerdas dan Berdaya Saing”

RENCANA PEMBANGUNAN INVESTASI INFRASTRUKTUR JANGKA MENENGAH 2016 - 2020

b. Mendulang Intan Di Kecamatan Air Besar.

10. Kawasan peruntukan wisata agro berupa: a. Wisata Panen Durian Tersebar Diseluruh Kecamatan; Dan b. Wisata Panen Langsat Tersebar Diseluruh Kecamatan’ c. Wisata Panen Jeruk Di Kecamatan Sengah Temila.

3.5.10. Arahan yang diperhatikan dari RTRW Kabupaten Landak untuk Kawasan Peruntukan dan Pertahanan sebagai berikut:

1. Kawasan peruntukan permukiman perkotaan berada di Kabupaten Landak dengan luas kurang lebih 21.000 hektar di Kecamatan Ngabang, Karangan, Pahauman dan Darit.

2. Kawasan peruntukan permukiman perdesaan berada tersebar disetiap kecamatan dengan luas sekitar 45.320 hektar tersebar di seluruh kecamatan.

3. Kawasan pertahanan dan keamanan, meliputi: a. Yon Armed – 16/105 / Tarik di Kecamatan Ngabang; b. Koramil 1201-02 di Kecamatan Ngabang; c. Koramil 1201-03 di Kecamatan Sengah Temila; d. Koramil 1201-05 di Kecamatan Air Besar; e. Koramil 1201-06 di Kecamatan Mempawah Hulu; f. Koramil 1201-10 di Kecamatan Menyuke; g. Koramil 1201-11 di Kecamatan Mandor; h. Koramil 1201-15 di Kecamatan Menjalin.

3.5.11. Arahan yang diperhatikan dari RTRW Kabupaten Landak untuk Kawasan Strategis sebagai berikut:

1. KSP sebagaimana yang berada di wilayah kabupaten adalah: a. Kawasan Industri Mandor Yang Merupakan KSP Dari Sudut Kepentingan Pertumbuhan Ekonomi; b. Kawasan Perkotaan Pkwp Ngabang Yang Merupakan KSP Dari Sudut Kepentingan Pertumbuhan Ekonomi;

140

“Masyarakat Kabupaten Landak yang Cerdas dan Berdaya Saing”

RENCANA PEMBANGUNAN INVESTASI INFRASTRUKTUR JANGKA MENENGAH 2016 - 2020

c. Kawasan Pertambangan Bauksit Yang Merupakan KSP Dari Sudut Kepentingan Pertumbuhan Ekonomi; d. Kawasan Ekosistem Gunung Nyiut Penrissen Yang Merupakan KSP Dari Sudut Kepentingan Fungsi Dan Daya Dukung Lingkungan.

2. KSK ditetapkan sebagai berikut: a. KSK dari sudut kepentingan ekonomi, terdiri atas:  kawasan perkotaan Karangan, Darit, dan Pahauman yang ditetapkan sebagai PKL;  kawasan cepat tumbuh di Kecamatan Air Besar;  kawasan KUAT (Kawasan Usaha Agribisnis Terpadu) dengan komoditas unggulan padi karet, kelapa sawit, dan kakao di Senakin Kompleks, Sompak Kompleks, dan Sebangki Kompleks. b. KSK dari sudut kepentingan daya dukung lingkungan:  Kawasan Cagar Alam Mandor.

141