NOVASI PENGELOLAAN PULAU-PULAU KECIL DAN TERLUAR DALAM MENDUKUNG INOVASI PENGELOLAAN PULAU-PULAU KECIL INOVASI PENGELOLAAN PULAU-PULAU KECIL DAN TERLUAR DALAM MENDUKUNG TRANSFORMASI EKONOMI SEKTOR KELAUTAN "

Oleh: Direktur Pendayagunaan Pesisir dan Pulu-Pulau Kecil

Pulau Ivan, Kepulauan Anambas 19 November 2020

DIREKTORT PENDAYAGUNAAN PESISIR DAN PULAU-PULAU KECIL DIREKTORAT JENDERAL PENGELOLAAN RUANG LAUT JUMLAH PULAU-PULAU DI

1.766 P. Sipadan P. Kambing (10,59 %) & P. Ligitan & P. Yako berpenduduk 2 milik 2 milik Malaysia Timles 4 Berpenduduk 16.671 2 14.905 PPKT (89,41 %) 111 Kepres 6/2017 Tidak berpenduduk Pulau Bernama 6 Tidak hasil Toponimi dan 17.508 Berpenduduk 9 Telah di Penjelasan UU No. Depositkan di PBB 6/1996 Ttg Perairan s.d. 2019 Indonesia Pulau Besar Luas > 2.000 KM2

17.491 34 820 + 3 Pulau dimiliki bersama dgn Sudah diverifikasi negara lain. namun belum Pulau hasil toponim didepositkan ke Hingga 2020 PBB P. Papua, P. Kalimantan, P. Timor JUMLAH PULAU-PULAU KECIL (PPK) BERDASARKAN LUASANNYA

Jumlah Pulau-pulau Kecil berdasarkan kategori luasnya 10000 8837 9000 8000 7000 6000 5000 3583 4000 2829 3000 2000 1165 1000 438 133 0 0-1 Ha 1-5 Ha 5-100 Ha 100 - 1000 Ha 1.000 - 10.000 100 - 2000 Km2 Ha

Jumlah Pulau Sangat Kecil dengan Luas < 100 km2 adalah 16.852 (96,27%) dengan Total Luas 18.965,99 km2 LUAS INI HANYA 0,98% DARI TOTAL LUAS DARATAN INDONESIA Isu strategis Internasional Tentang Pulau Kecil

➢Small islands, big challenges ➢Small islands, big problems ➢Small Island, big issues ➢Small islands, big agendas

APAKAH ISU TERSEBUT RELEVAN BAGI INDONESIA?

4 ISU DAN PERMASALAHAN UMUM DALAM PEMANFAATAN PPK

1. Ketidakjelasan status penguasaan, penggunaan, dan kepemilikan lahan pulau; 2. Perizinan pemanfaatan pulau kecil (sebelum Kepmen 8/2019 tidak ada kekhususan); 3. Penjualan pulau-pulau kecil kepada WN Asing; (masuk iklan www.privateislandsonline.com) 4. Penguasaan dan penutupan akses pulau kecil secara berlebihan oleh WNA/Korporasi PMA (private island); 5. Penggunaan Nominee dalam penguasaan/pembelian tanah dan investasi; 6. Isu okupasi kepemilikan pulau oleh asing; 7. Kerusakan lingkungan akibat pertambangan dan pencemaran di PPK; (P. Bangka - Minahasa Utara, P. , Kab. MBD, P. Wawonii-Konawe Kep. ) 8. Konflik pemanfaatan ruang/lahan dan alih fungsi hutan antara investor dan masyarakat (P. Pari – Kep. Seribu, P. Jemaja – Kep Anambas, P. Wawonii- Konawe, Sultra) 9. Aktivitas ilegal di PPK dan perairan sekitarnya; penyelundupan, perbudakan, illegal fishing, illegal logging, narkoba, dll. (Kasus Benjina - Kab. Kep Aru, penyelundupan narkoba di Selat Philips). Dokumentasi Permasalahan di PPK

Pulau Manis, Pulau Bangka, Konflik di Pulau Jemaja, Batam Minahasa Utara Anambas

Pulau Pari, DKI Jakarta

Dasar Hukum Pemanfaatan Pulau-pulau Kecil dan Terluar 1. UU No. 1 Tahun 2014 Tentang Perubahan Atas UU No. 27 Tahun 2007 Tentang Pengelolaan Wilayah Pesisir dan Pulau-pulau Kecil; 2. PP No. 62 Tahun 2010 Tentang Pemanfaatan Pulau-pulau Kecil Terluar; 3. PERPRES No. 78 Tahun 2005 Tentang Pengelolaan Pulau-pulau Kecil Terluar; 4. KEPMEN KP No. 39 Tahun 2004 Tentang Pedoman Umum Investasi Pulau-pulau Kecil; 5. PERMEN ATR/BPN No. 17 Tahun 2016 tentang Penataan Pertanahan di Wilayah Pesisir, Pulau-pulau Kecil dan Wilayah Tertentu; 6. KEPRES No. 6 Tahun 2017 Tentang Penetapan (111) Pulau-pulau Kecil Terluar; 7. PP No. 24 Tahun 2018 Tentang Pelayanan Perizinan Berusaha Terintegrasi Secara Elektronik (OSS) 8. Peraturan Menteri KP No. 8 Tahun 2019 Tentang Penatausahaan Izin Pemanfaatan PPK dalam rangka PMA dan Rekomendasi Pemanfaatan PPK dengan Luas kurang dari 100 km2 (seratus kilometer persegi) sebagaimana telah diubah menjadi Permen KP No. 53 Tahun 2020. 9. Peraturan Presiden No. 39 Tentang Pengalihan Saham Dan Luasan Lahan dalam pemanfaatan Pulau-pulaukecil Dan Pemanfaatan perairan Di Sekitarnya Dalam Rangka penanaman modal Asing INOVASI PROGRAM & KEGIATAN DI PPK/T DALAM MENDUKUNG TRANSFORAMSI EKONOMI SEKTOR KELAUTAN

Percepatan Sertifikasi Tanah di Pulau-pulau Keil

Pembangunan Sentra Kelautan dan Perikanan Terpadu (SKPT)

Percepatan Investasi Pariwisata Bahari di Pulau-pulau Kecil Khususnya di PPK Tidak Berpenduduk

Percepatan Pembanguan PPK/T Berpenduduk (1.732 Pulau)

Fasilitasi Perizinan/Rekomendasi Investasi Pemanfaatan Pulau- pulau Kecil

Fasilitasi Perlindungan Masyarakat Adat dan Lokal 1. PERCEPATAN SERTIFIKASI TANAH DI PULAU-PULAU KEIL

SKENARIO PEMANFAATAN PPK

Memetakan Pemanfaatan Pulau-pulau Kecil < 100 Km2 dan Pulau-pulau Kecil Terluar Potensial disetiap provinsi

Lahan pulau sudah Pulau yang dikelola Pulau tidak berpenduduk/ disertipikatkan Masyarakat belum dimanfaatkan

Dekelola sesuai Fasilitasi sertipikasi untuk Disertipikatkan peruntukan masyarakat yang berhak atas nama Negara mengelola

Berkoordinasi dengan BPN, PPKT dan PPK di Kawasan Strategis KEMKEU, KLHK & Pemda untuk Pulau-pulau Kecil atas nama Nasional atas nama KKP proses Sertifikasi Pemerintah C.Q. Pemda/KKP TUJUAN PENATAAN PEMANFAATAN MELALUI SERTIPIKASI DI PPK/T

1. Menjaga Kedaulatan Negara 2. Melakukan Penataan Pertanahan di PPK/T karena PPK/T merupakan Aset Negara 3. Meningkatkan Pendapatan Negara (PNBP) dalam pemanfaatan Pulau-pulau Kecil/Terluar. 4. Mempertahankan budaya masyarakat adat dan lokal di Pulau- pulau Kecil/Terluar. 5. Meningkatkan kesejahteraan masyarakat di Pulau-pulau Kecil dan Terluar Pensertipikatan Hak Atas Tanah di PPK/T

1. Kegiatan dimulai sejak Tahun 2017 2. Sejak tahun 2017 sampai dengan Oktober 2020, Sertipikat tanah telah terbit di 35 PPKT atas Nama KKP; 3. KKP mengharapkan Dukungan Kemen ATR/BPN untuk Percepatan Proses Sertipikasi di PPK/T

Surat Permohonan Dukungan dari Dirjen PRL KKP ke Direktur Jenderal Pengadaan Tanah Kemen ATR/BPN CONTOH PEMANFAATAN PPKT YANG TELAH DISERTIPIKASI DAN TELAH DIKERJASAMAKAN PEMANFAATANNYA DENGAN PIHAK SWASTA Konsep Pertahanan Berbasis Ekonomi di Pulau Nipa-Kota Batam

Tanah KEMHAN 15 Ha

Tanah KKP 29 Ha

Nilai Investasi Pembangunan Oil Storage dan Sarana Prasarana sebesar Rp. 5, 1 Triliyun oleh pihak ke tiga dan Manfaat yang diperoleh Pemerintah (KKP) : 1. Kontribusi tetap untuk KKP sebesar Rp. 1 Milyar /tahun & mengalami kenaikan sebesar 7%/tahun 2. Nilai profit sharing sebesar Rp. 1 Triliyun selama 30 Tahun 3. Setelah 30 Tahun semua aset yang dibangun investor menjadi milik Pemerintah (KKP) 2. SENTRA KELAUTAN DAN PERIKANAN TERPADU (SKPT)

TUJUAN Membangun dan mengintregasikan proses bisnis kelautan dan perikanan berbasis masyarakat melalui optimalisasi pemanfaatan sumber daya kelautan dan perikanan

Penumbuhan sistem bisnis Pertumbuhan ekonomi lokal SASARAN perikanan dan pendapatan masyarakat Pemenuhan konsumsi ikan Peningkatan ekspor hasil untuk ketahanan pangan perikanan

STRATEGI 1. Pembangunan dan pengembangan sarpras kelautan dan perikanan secara terintegrasi; 2. Penguatan SDM dan kelembagaan agar kapasitas dan kompetensi menjadi lebih baik; 3. Pengembangan kemitraan untuk mendukung dan memperkuat pelaksanaan rantai produksi dari bisnis kelautan dan perikanan; dan 4. Pendampingan untuk memberikan pembinaan, asistensi dan supervisi pelaksanaan bisnis kelautan dan perikanan rakyat di pulau-pulau kecil dan perbatasan.

14 CONTOH PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR DI SENTRA KELAUTAN DAN PERIKANAN (SKPT)

Jalan kawasan Kios nelayan (2 Bangunan) Tangki Air Fiber Reinforced Plastics Fasilitas Pendukung ICS 200 Ton

SPDN (Kapasitas 10 KL) Sistem Pengolahan Limbah Cair Tempat Pelelangan Ikan Fasilitas Tambat Labuh BANTUAN SARANA PENANGKAPAN IKAN SKPT MOROTAI PENGELOLAAN INTEGRATED COLD STORAGE 200 TON SKPT MOROTAI Tuna Loin Processing

8 KUNJUNGAN MENKOPOLHUKAM KE SKPT MOROTAI

Direktorat Pendayagunaan Pesisir Dan Pulau-pulau Kecil Direktorat Jenderal Pengelolaan Ruang Laut Kunjungan Dubes AS di SKPT Morotai

Direktorat Pendayagunaan Pesisir Dan Pulau-pulau Kecil Direktorat Jenderal Pengelolaan Ruang Laut

KOPERASI NELAYAN TUNA PASIFIK

Alamat : Desa Sangowo Timur, Morotai Timur NIK : 82002020002 Badan Hukum : 1476/BH/M.KUKM.2/VI/2016 Akta Notaris : 391 tertanggal 30 Mei 2016 Jumlah Pengurus : 8 orang Jumlah Karyawan : 19 orang Jumlah Nelayan : 92 nelayan aktif Jumlah Unit Binaan : 5 unit/kelompok binaan Sebelum SKPT Kapal Fiber Ukuran 3 GT mesin 15 PK – 4 unit Kapal Ketinting mesin 15 PK – 27 unit Mesin Ice Flake 1,5 ton (bantuan PDS TA 2016) Setelah SKPT Kapal Tangkap Fiber 3 GT – 40 unit – Mesin 15 PK Kapal Tangkap Fiber 5 GT – 1 unit Hasil Tangkapan Sebelum SKPT Mesin Produksi Ice Flake 5 ton (bantuan PRL TA 2018) Rata-rata 2 – 4 Ton per bulan Kantor dan Bangunan Proses Penanganan Ikan Hasil Tangkapan Sesudah SKPT Mobil Pick Up Daihatsu Grand Max – 1 unit Rata-rata 8 – 15 Ton per bulan Dana BLU KKP Tahun 2018 sebesar Rp. 1 Milyar Mencapai 20 – 30 ton pd saat musim puncak (Maret – Mei) 3 . Percepatan Investasi Pariwisata Bahari di Pulau-pulau Kecil

✓ Pembentukan Tim Akselerasi Imvestasi PPK di Tngkat Pusat (Lintas KL dan Praktisi) dan tingkat Daerah (Forkpimda dan SKPD Terkait)

✓ Mendorong Percepatan Pensertifikatkan PPK sesuai dengan penguasaan lahan di PPK secara defakto (penguassan fisik) dan yang belum dikuasi secara defakto atas nama Pemerintah (KKP & Pemda)

✓ Menyusun konsep pengembangan pariwisata bahari pada PPK yang telah disertifikatkan

✓ Melakukukan fasilitasi Investasi/mengundang investor untuk bekerja sama dan berinvestasi terhadap PPK yang sudah disetifikatkan

✓ Menfasilitasi Percepatan Perizinan

✓ Pemerintah Pusat/Pemerintah Daerah meyiapkan infrastruktur dasar bagi ppk yang pariwsatanya dikembangkan berbasis masyarakat Lokasi Destinasi Unggulan Wisata Bahari Di Wilayah Kepulauan/Pulau-pulau Kecil

Kepulauan Raja Kepulauan Kepulauan Teluk Tomini, Ampat, Papua Anambas Derawan, Berau Kepulauan Barat Togean, Sulteng Kepulauan Pulau Nias & Padaido, Kepulauan Biak-Papua Mentawai

Kepuluan Seribu, DKI Kepulauan Kepulauan Ujung Wakatobi, Kulon dan Anak Sultra Krakatau, Banten Pulau Kepulauan Kepulauan Bali Komodo, Selayar, Taka & Lombok NTT Bonerate-Sulsel

23 Contoh Pengembangan Wisata Bahari Berbasis Masyarakat Pulau Angso Kota Pariaman Sumbar

INDUSTRI PERIKANAN PENGOLAHAN

Fasilitasi KKP adalah Pembanguan Dermaga Apung 24 Contoh Pengembangan Wisata Bahari Berbasis Masyarakat Pulau Cawan Kabupaten Inhil Riau

INDUSTRI PERIKANAN PENGOLAHAN

Fasilitasi KKP adalah Pembangunan Dermaga Apung & Trecking Mangrove 25 Pembangunan Pusat Restorasi dan Pengembangan Ekosistem Pesisir (PRPEP) Sebagai Tempat Wisata Berbasis Masyarakat KONSEP PENGEMBANGAN WISATA BAHARI DI PPK/T YANG SUDAH DISERTIFIKATKAN : Contoh: Resort Pulau Nikoi, Kab. Bintan

Salah satu villa di Resort Kolam renang di villa

POTENSI EKONOMI INVESTASI DI PULAU KECIL UNTUK WISATA BAHARI RP. 15 -20 juta/Resort/Malam & Menyerap Tenaga Kerja lokal sebnayak 200 Orang

Salah satu kamar di villa Ruang makan di Resort 4 . Percepatan Pembanguan 1.732 Pulau-Pulau Kecil Berpeduduk

✓ Penyusunan Instruksi Presiden (Inpres Percepatan Pembanguan PPK/T Berpenduduk

✓ Penyusunan Kepmen KP tentang Kriteria Status Kemajuan Pembanguanan PPK/T Berpenduduk

✓ Penilaian Status Kemajuan Pembanguan PPK Berpenduduk (Sanagat Tertinggal, tertinggal, Berkembang dan Maju)

✓ Pembagunan Sarana dan Prasarana Dasar PPK/T Berpenduduk Lintas KL dan Pemda (Listrik, Telekomonikasi, Air Besih, Pelabuhan/Dermaga, Jalan lingkar Pulau, Pendidikan, Kesehatan, pemerintahan, Pertahanan dan keamanan dll.)

✓ Pembanguan sarana dan Prasarana Ekonomi PPK/T Berpenduduk Lintas KL dan Pemda serta Pihak Swasta (Perbangkan, Lembagan Pemodalan Masyrakat, Pasar, Industri Perikanan, Pariwisata Bahari) KKP SEDANG MENYUSUN KRITERIA SEBAGAI TOOLS MENILAI STATUS PENGELOLAAN PPK/T BERPENDUDUK

Tujuan: ▪Meningkatkan intensitas dan efektifitas intervensi yang dilakukan oleh Kementerian, Lembaga dan Pemda. ▪Meningkatkan keterpaduan, sinergi dan komitmen Kementerian, Lembaga dan Pemda dalam pengelolaan PPK/T, termasuk Anggaran ▪Meningkatkan validitas data dan informasi sehingga intervensi yang dilakukan lebih fokus pada penyelesaian masalah-masalah pokok yang dihadapi oleh masing- masing PPK/T. Fungsi NSPK: ▪ Menentukan status dan level prioritas pembangunan PPK/T berdasarkan kriteria-kriteria dan indikator- indikator yang telah disepakati dan ditetapkan. KONSEP KRITERIA STATUS PENGELOLAAN PULAU- PULAU KECIL TERLUAR BERPENDUDUK a. Penilaian Kriteria Status Pengelolaan PPK/T didasarkan pada 5 (lima) bidang utama, yaitu: 1) sarana dan prasarana dasar (Bobot 30%); 2) ekonomi (Bobot 25%); 3) sosial budaya (Bobot 15%); 4) kelembagaan (Bobot 15%); dan 5) sumberdaya alam dan lingkungan hidup (Bobot 15%). b. Setiap kriteria utama memiliki beberapa Sub-Kriteria dan Indikator yang diberikan skala penilaian serta skor. c. Pemberian skor setiap indikator dilakukan dengan mencocokkan kondisi di lapangan (hasil verifikasi) dengan skala penilaian setiap indikator yang sesuai. d. Hasil penilaian akan memperoleh indeks yang menunjukkan status PPKT apakah masuk dalam kriteria Sangat Tertinggal, Tertinggal, Berkembang, atau Maju untuk kemudian menentukan prioritas pembangunannya oleh K/L terkait. NILAI INDEKS BERDASARKAN LEVEL PULAU & STATUS

PPK/T LEVEL KABUPATEN/KOTA PPK/T LEVEL KECAMATAN No. LEVEL STATUS PENGELOLAAN Nilai Indeks No. LEVEL STATUS PENGELOLAAN Nilai Indeks 1 SANGAT TERTINGGAL 0-<0,5 1 SANGAT TERTINGGAL 0-0,4 2 TERTINGGAL >0,5-0,7 2 TERTINGGAL >0,4-0,55 3 BERKEMBANG >0,7-0,85 3 BERKEMBANG >0,55-0,7 4 MAJU >0,85 4 MAJU >0,7

PPK/T LEVEL DESA/BAGIAN DESA TINDAK LANJUT K/L TERKAIT

No. LEVEL STATUS PENGELOLAAN Nilai Indeks LEVEL STATUS TL PEMBANGUNAN

1 SANGAT TERTINGGAL 0-0,25 SANGAT TERTINGGAL PRIORITAS TINGGI

2 TERTINGGAL >0,25-0,4 TERTINGGAL PRIORITAS SEDANG

3 BERKEMBANG >0,4-0,6 BERKEMBANG PRIORITAS RENDAH

4 MAJU >0,6 MAJU TIDAK PRIORITAS

Capaian 2020 Hasil Uji Petik Lapangan/FGD: 1. Pulau Sabu – Tertinggal 2. Pulau Rupat - Berkembang CONTOH KETERTINGGALAN PEMBANGUNAN PULAU KECIL BERPENDUDUK DI KEPULAUAN BALAKBALAKANG KABUPATEN MAMUJU PROV. SULBAR

KEPULAUAN BALA-BALAKANG, MAMUJU, SULAWESI SELATAN • Ada 34 pulau-pulau kecil • Terdapat 11 Pulau yang berpenduduk dengan jumlah penduduk perpulau antara 50 -100 KK • PPK Berpenduduknya tidak ada listrik, tidak ada jaringan Telekomunikasi, sulit air bersih • Hanya ada Sekolah Dasar yg bangunanya tidak layak • Tidak ada Petugas Kesehatan CONTOH KETERTINGGALAN PEMBANGUAN PULAU-PULAU KECIL BERPENDUDUK DI KABUPATEN MBD PROV.

Ada 6 PPKT (P.Liran, P., P., P., P. Masela P. Selaru)

Di Kab MBD terdapat 48 PPK dan 17 di antranya merupaka PPK berpenduduk yang sekaligus merupakan ibukota kecamatan

Di 17 Kecamatan yang ada baru 4 kecamatan yang memilik listrik dan 13 Kecamatan belum dialiri listrik dan belum ada jaringan komuikasi serta harga BBM yang sangat tinggi (belum berlakunya kebijakan BBM satu harga)

Minimya infrastruktur jalan lingkar di pulau pada setiap kecamatan, belum tersedianya pelabuhan sehingga meyulitkan arus orang dan barang (hasil-hasil pertanian dan perikanan) untuk di pasarkan ke Kabupaten MBD dan keluar wilayah MBD 5. Fasilitasi Perizinan/Rekomendasi Investasi Pemanfaatan Pulau-pulau Kecil

BAGAN ALUR PEMBERIAN IZIN PEMANFAATAN PULAU-PULAU KECIL DAN PERAIRAN DISEKITARNYA DALAM RANGKA PENANAMAN MODAL ASING (Sebagai Komitmen dari Izin Usaha)

BADAN HUKUM OSS Menerbitkan Izin Pemanfaatan PPK PENDAFTARAN KE OSS IZIN USAHA MELALUI OSS dan Notifikasi ke PTSP KKP PERSEROAN TERBATAS Pelaku Usaha mendapatkan Nomor Induk Assumsi Dengan Komitmen: (Maksimal 30 Berusaha (NIB) Menit) Syarat: • NPWP 1. NIB • TDP (Tanda Daftar Perusahaan) 2. List of Commitments • API (Angka Pengenal Importir) Screening: PEMENUHAN KOMITMEN PELAKU USAHA (OFFLINE) KE • BPJS (Kesehatan & Tenaga kerja) 1. Pulau Kecil luas < 100 km2 PTSP KKP • RPTKA (Rencana Penggunaan Tenaga Kerja Paling lama 10 Hari sejak Izin Terbit Asing) 2. Pulau Tidak Berpenduduk

Analisis Hasil Tim Teknis, Verifikasi Dirjen, MKP Lapangan YA/TIDAK? Yang Harus dipenuhi Pelaku Usaha (PMA) Verifikasi Dokumen dan 1. Rencana Usaha dan Jenis Kegiatan IZIN KKP Notifikasi ke Lapangan untuk Pemenuhan 2. Peta Lokasi, luasan dan koordinat Bayar BERLAKU YA OSS 3. Rencana Akses Publik PNBP Komitmen EFEKTIF 4. Rencana Pengalihan Teknologi 5. Rencana Kerjasama dengan Peserta Indonesia TIDAK 6. Belum ada Pemanfaatan oleh masyarakat lokal 7. Rencana Pengalihan Saham 8. Pertimbangan Aspek Ekologi, Sosial Budaya dan IZIN BATAL ekonomi 9. Rekomendasi Bupati/Walikota Pemberian Izin PMA di Pulau Kalimambang, Kab. Belitung Kepada PT.. Island Connections Belitung

Rencana Tapak/Site Plan Pulau Kalimambang BAGAN ALUR PEMBERIAN REKOMENDASI IZIN LOKASI PULAU-PULAU KECIL DENGAN LUAS DI BAWAH 100 KM2 (SERATUS KILOMETER PERSEGI) Sebagai Komitmen dari Izin Lokasi

OSS Menerbitkan Rekomendasi BADAN HUKUM PENDAFTARAN KE OSS IZIN USAHA MELALUI OSS izin lokasi PPK < 100 Km2 dan Notifikasi ke PTSP KKP BADAN HUKUM /KOPERASI Pelaku Usaha mendapatkan Nomor Induk Assumsi Dengan Komitmen: (Maksimal KORPORASI Berusaha (NIB) 30 Menit) Syarat: PERSEORANGAN • NPWP 1. NIB • TDP (Tanda Daftar Perusahaan) 2. List of Commitments • API (Angka Pengenal Importir) Screening untuk Rekomendasi: • BPJS (Kesehatan & Tenaga kerja) 1. Lokasi di Pulau Kecil luas < 100 km2 • RPTKA (Rencana Penggunaan Tenaga Kerja Asing) 2. Rencana Usaha PEMENUHAN KOMITMEN PELAKU USAHA (OFFLINE) KE PTSP KKP Paling lama 10 Hari sejak Izin Terbit

Analisis Hasil Tim Teknis, Verifikasi Dirjen, MKP Lapangan YA/TIDAK?

Verifikasi Dokumen dan Pemenuhan Komitmen Rekomendasi Izin Lokasi PPK < 100 Km2 Bayar KKP Notifikasi ke Lapangan untuk Pemenuhan PNBP YA OSS Komitmen 1. Penjelasan Rencana Usaha dan Jenis Kegiatan 2. Peta Lokasi, luasan dan koordinat REKOMENDASI 3. Data daya dukung lingkungan dan kerentanan BERLAKU pulau EFEKTIF TIDAK 4. Bukti Status pemilikan/penguasaan lahan

REKOMENDASI BATAL CONTOH REKOMENDASI PEMANFAATAN PPK DENGAN LUAS DI BAWAH 100 KM2

Lokasi: Gili Trawangan, Desa Gili Indah, Kecamatan Pemenang, Kab. Lombok Utara, Provinsi NTB 6. FASILITASI PERLINDUNGAN MASYARAKAT ADAT DAN LOKAL

Tahap Fasilitasi Pengakuan dan Perlindungan MHA di Wilayah Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil oleh KKP

Permohonan fasilitasi Koordinasi dan Identifikasi dan Pemetaan pengakuan dan penentuan lokasi Pengumpulan MHA (FGD, wawancara, perlindungan MHA dari fasilitasi bersama data sekunder pemetaan partisipatif) Pemda Pemda

Dasar Hukum IDENTIFIKASI DAN PEMETAAN UU No. 27/2007 jo. UU No. 1/2014 Pengelolaan WP3K Sosialisasi Pengolahan Penetapan Verifikasi dan validasi (diseminasi) hasil data hasil Kelembagaan Permendagri No. 52/ 2014 oleh Panitia MHA kajian identifikasi identifikasi dan MHA oleh Pedoman Pengakuan dan Kabupaten/Kota dan pemetaan MHA pemetaan Perlindungan MHA Bupati/Wali kota

PermenKP No. 8/ 2018 Tata Cara Penetapan Wilayah Kelola MHA dalam Pemanfaatan Ruang di PENDAMPINGAN PENETAPAN WP3K

Perdirjen PRL No. 14/2018 Petunjuk Teknis Fasilitasi Penetapan Bupati/Wali Kota melaporkan Wilayah Kelola MHA dan mengusulkan wilayah Gubernur/Menteri melakukan verifikasi Gubernur melaporkan kelola MHA kepada dan mengalokasikan wilayah kelola MHA pada Menteri Dalam Gubernur/Menteri dalam rencana zonasi sesuai Negeri dan Menteri kewenangannya Kelautan dan Perikanan

ALOKASI WILAYAH KELOLA Kementerian Kelautan dan Perikanan FASILITASI PENGAKUAN DAN PERLINDUNGAN MHA Republik Indonesia DI WP3K OLEH KKP

MHA Mayalibit MHA Kakorotan MHA Raja Ampat 2016-2019 Kep. Talaud Malaumkarta Papua Barat Sulawesi Utara Sorong Papua Barat MHA Werur MHA Ambalau Tambrauw Selatan Papua Barat Maluku Negeri Haruku Maluku Tengah Maluku MHA Arguni & Pig-Pig Sekar Fak-Fak MHA Kadie Liya Papua Barat Wakatobi MHA P. Buano Sulawesi Seram Bagian Barat 33 Komunitas Teridentifikasi Tenggara Maluku MHA P. Owi & P. Auki Biak Numfor Komunitas MHA Terakui Papua (dalam 15 MHA P. 27 Namatota Perbup/Perwali) MHA Wabula Kaimana Buton Papua Barat Sulawesi Tenggara MHA Tanimbar Kei Maluku Tenggara MHA Wapulaka Maluku Buton Selatan IDENTIFIKASI 2016 MHA P. Siompu Sulawesi MHA Kaimer & Manggur Buton Selatan Tenggara Negeri Kota Tual IDENTIFIKASI 2017 Sulawesi Hukurila Maluku Tenggara IDENTIFIKASI 2018 Ambon Maluku IDENTIFIKASI 2019 MHA Negeri Kataloka Seram Bagian Timur MHA Nuwewang Maluku DIAKUI DALAM PERBUP/PERWALI Maluku Barat Daya MHA Adaut MHA Sairun Maluku Tanimbar Orlima Maluku Maluku Tengah Maluku Peraturan Bupati/Walikota Tentang MHA 15 yang Difasilitasi oleh KKP

1 Perbup Sorong No. 7 Tahun 2017 Hukum Adat dan Kearifan Lokal Dalam Pengelolaan dan Perlindungan Sumber Daya Laut Di Kampung Malaumkarta Distrik Makbon Kabupaten Sorong

2 Perbup Buton Selatan No. 24 Tahun 2017 Perlindungan dan Pengelolaan Sumber Daya Laut Berbasis Kearifan Lokal Dalam Wilayah Pulau Siompu Di Kabupaten Buton Selatan

3 Perbup Maluku Tengah No. 81 Tahun 2017 Hukum Adat dan Kearifan Lokal Dalam Perlindungan dan Pengelolaan Sumber Daya Laut Negeri Haruku Kabupaten Maluku Tengah

4 Perwali Kota Tual 43 Tahun 2017 Hukum Adat dan Kearifan Lokal Dalam Pengelolaan dan Perlindungan Sumber Daya Laut Pulau Mangur dan Pulau Kaimear Kota Tual

5 Perbup Wakatobi No. 40 Tahun 2017 Perlindungan dan Pengelolaan Sumber Daya Pesisir dan Laut Berbasis Masyarakat Adat Kadie Liya Kecamatan Wangi-Wangi Selatan Kabupaten Wakatobi

Perlindungan dan Pengelolaan Sumber Daya Laut Berbasis Kearifan Lokal Dalam Wilayah Hukum Adat Desa Kakorotan Kecamatan Nanusa Kabupaten 6 Perbup Kepulauan Talaud No. 36 Tahun 2017 Kepulauan Talaud

7 Perbup Buton No. 13 Tahun 2018 Pengakuan dan Perlindungan MHA Wabula Dalam Pengelolaan Sumber Daya Pesisir dan Laut Berbasis Hukum Adat

Perlindungan dan Pengelolaan Sumber Daya Pesisir dan Laut Berbasis MHA Tanebar Evav (Tanimbar Kei) Kecamatan Kei Kecil Barat Kabupaten Maluku 8 Perbup Maluku Tenggara No. 166 Tahun 2018 Tenggara

9 Perbup Biak Numfor No. 34 Tahun 2018 Perlindungan dan Pengelolaan Sumber Daya Pesisir dan Laut Berbasis MHA Pulau Owi dan Pulau Auki Kabupaten Biak Numfor

10 Perbup Seram Bagian Timur No. 16 Tahun 2018 Pengakuan dan Perlindungan serta Pengelolaan Sumber Daya Pesisir dan Laut Berbasis MHA Negeri Kataloka Kabupaten Seram Bagian Timur

Pengakuan dan Perlindungan serta Pengelolaan Sumber Daya Pesisir dan Laut Berbasis MHA Petuanan Arguni, Petuanan Wertuar dan Pik Pik Sekar 11 Perbup Fak-Fak No. 4 Tahun 2019 Desa/Pulau Arguni dan Ugar Distrik Arguni dan Distrik Kokas Kabupaten Fakfak

12 Perbup Tambrauw No. 12 Tahun 2019 Pengakuan dan Perlindungan MHA Werur Distrik Bikar Dalam Pengelolaan Sumber Daya Pesisir dan Laut Berbasis Hukum Adat Kabupaten Tambrauw

13 Perwali Ambon No. 21 Tahun 2019 Hukum Adat dan Kearifan Lokal dalam Perlindungan dan Pengelolaan Sumber Daya Laut di Negeri Hukurila

14 Perbup Buton Selatan No. 65 Tahun 2019 Perlindungan dan Pengelolaan Sumber Daya Laut Berbasis Kearifan Lokal dalam Wilayah Adat Wapulaka Kabupaten Buton Selatan

15 SK Bup. Kep. Tanimbar No. 523-698 Tahun 2019 Pengakuan dan Perlindungan MHA Desa Adaut Kabupaten Kep. Tanimbar Kementerian Kelautan dan Perikanan Republik Indonesia

Permberdayaan Melalui Fasilitasi Pengakuan dan Perlindungan MHA

Penyusunan Penyusunan Perbup Peta ttg Masyarakat Penangkapan Hukum Adat yang Ikan berada di Pulau- Tradisional pulau Kecil Masyarakat Hukum Adat

Penyerahan MHA di P Siompu, Perbup tentang Kab. Buton Masyarakat Selatan Hukum Adat Kementerian Kelautan dan Perikanan Republik Indonesia

Permberdayaan Melalui Pemberian Bantuan Bagi MHA di WP3K yang Telah Ditetapkan

Bantuan Sarana Ekonomi Produktif kepada masyarakat hukum adat Kataloka Kab. Seram Bagian Timur

Bantuan Stimulan kepada masyarakat hukum adat Malaumkarta berupa alat tangkap jaring dan rumpon

Bantuan Sarpras MHA kepada masyarakat hukum adat Malaumkarta berupa drone, kano dan teropong. BEBERAPA CONTOH LOKASI BANTUAN Kementerian Kelautan dan Perikanan PEMERINTAH BAGI MHA DI WP3K Republik Indonesia

KABUPATE JENIS NO ADAT NOMOR PERBUP/PERWALI TAHUN RINCIAN BANTUAN N/KOTA BANTUAN 1 Kab. Sorong, Kampung Perbup Sorong No 7 Tahun 2017 tentang Hukum Stimulan Bangunan Tempat Pembesaran Tukik (Demplot) luas 8 x 6 m2 Provinsi Papua Malaumkarta, Adat dan Kearifan Lokal Dalam Pengelolaan dan 2017 Ekonomi Produktif Barat Distrik Makbon Perlindungan Sumber Daya Laut Di Kampung Alat Selam (Diving) 4 Set, Compressor 100 1 Set Malaumkarta Distrik Makbon Kabupaten Sorong Drone, Kano, Teropong 2018 Bansar MHA

Kab. Buton MHA Siompu, Perbup Buton Selatan No 24 Tahun 2017 tentang Handy Talkie 8 Buah, Teropong 4 Buah, Kamera Digital 4 Buah, Stimulan Selatan, Provinsi Kecamatan Siompu Perlindungan dan Pengelolaan Sumber Daya Laut Life Jacket 8 Buah 2017 Sulawesi Berbasis Kearifan Lokal Dalam Wilayah Pulau Coolbox 21 Unit, Pancing Tuna 1 paket, Jaring Gillnet Dasar 40 Pcs, 2 Ekonomi Produktif Tenggara Siompu Di Kabupaten Buton Selatan Jaring Gillnet Permukaan 40 Pcs 2018 Bansar MHA Mesin tempel 15 PK Kab. Buton MHA Wapulaka Peraturan Bupati Buton Selatan No. 65 Tahun 2019 Stimulan alat musik lembaga adat wapulaka, baju adat Selatan, Provinsi 2019 tentang Perlindungan dan Pengelolaan mata pancing pelagis 15, tali pancing pelagiis 80, mata pancing 3 Sulawesi Sumber Daya Laut Berbasis Kearifan Lokal Dalam Ekonomi Produktif tuna 4, mata pancing 6, tai pancing tuna 70, kili kili tuna, peniti Tenggara Wilayah Adat Wapulaka tuna, tali 4 tali 5, jaring 3/4 inchi, cool box 100 liter 4 Kab. Maluku Negeri Haruku, Perbup Maluku Tengah No 81 Tahun 2017 Kamera Mirrorless 1 Unit, Mesin Tempel 15 PK 1 Unit, Alat Dasar 2017 Stimulan Tengah, Provinsi Kecamatan Pulau tentang Hukum Adat dan Kearifan Lokal Dalam Selam 1 Paket Maluku Haruku Perlindungan dan Pengelolaan Sumber Daya Laut Mesin Tempel Kapal/perahu, Pembuatan kasko fiberglass 1 GT, Negeri Haruku Kabupaten Maluku Tengah Alat Tangkap jaring insang multifilament 0,35 Mes Size 2", Alat Tangkap jaring insang monofilament 0,35 Mes Size 2", Alat 2018 Ekonomi Produktif tangkap pancing tonda, Spesifikasi GPS, Alat selam, Alat snorkling (masker, snorkling, fins), Life jacket snorkling, Life jacket snorkling, kano

Perahu Kasko Fiberglass 1,5 GT, Msein tempel 15 PK, Mesin 2019 Bansar MHA Katinting 6,5 HP, Alat pancing tonda, jaring tonda, life jacket, jangkar kapal, tali jangkar

43 TERIMA KASIH

[email protected] Adat Kearifan Lokal Pesisir @adatpesisir_kkp adatdankearifanlokal.kkp

Kementerian Kelautan dan Perikanan

Gedung Mina Bahari III Lt. 8 Jl. Medan Merdeka Timur No.16, RT.7/RW.1, Gambir, Jakarta Pusat DKI Jakarta - 10110