TUGAS KONSERVASI ARSITEKTUR

Ferry Rinaldy

22312913 | 4TB02 BAB I

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Kota Tua , juga dikenal dengan sebutan Batavia Lama (Oud Batavia), adalah sebuah wilayah kecil diJakarta, . Wilayah khusus ini memiliki luas 1,3 kilometer persegi melintasi Jakarta Utara dan Jakarta Barat(Pinangsia, Taman Sari dan Roa Malaka). Dijuluki "Permata Asia" dan "Ratu dari Timur" pada abad ke-16 oleh pelayar Eropa, Jakarta Lama dianggap sebagai pusat perdagangan untuk benua Asia karena lokasinya yang strategis dan sumber daya melimpah.

Gambar 1.1 (Sumber : http://anekatempatwisata.com)

Kota Tua memiliki beberapa zona, salah satunya yaitu zona Kali Besar Barat dan Kali Besar Barat. Kedua zona ini dipisahkan oleh sungai besar yang bernama Kali Besar, Oleh karena itu kawasan tersebut dinamai Kali Besar. Pada zaman dulu Kali Besar sekitar tahun 1630-an Kali Besar merupakan urat nadi lalu lintas kapal bongkar muat barang yang dibawa dari pelabuhan . Karenanya keramaian pasar tak luput menjadi pemandangan di sekitar kiri kanan Kali Besar.

Gambar 1.2 Kali Besar Zaman Dulu (Sumber : http://luk.staff.ugm.ac.id)

Kali Besar kini pada tahun 2016 memiliki kondisi yang sangat mengkhawatirkan, bila dilihat Kali Besar kini memiliki volume air yang sangat rendah dan banyak terdapatnya sampah pada kali tersebut. Bila ditinjau dari kawasannya yaitu Kali Besar Barat dan Timur pada saat ini seperti dua kawasan yang terpisah dan mati. Kondisi tersebut memberikan efek pemandangan dan bau yang tidak baik terhadap lingkungan disekitarnya. Kondisi air Kali Besar pada saat ini memiliki warna hitam dan sangat dangkal seperti tidak ada gerakan air yang mengalir. Tidak adanya penghubungpun mengakibatkan Kawasan Kali Besar Barat seperti terpisah dengan kawasan Kota Tua Jakarta.

Perencanaan penghidupan kembali kawasan bersejarah dirasa sangat perlu dilakukan, khususnya pada daerah Kali Besar Kota Tua agar Kawasan tersebut memiliki “nilai”nya kembali.

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

2.1. Tindakan Pelestarian

Berdasarkan hasil penelusuran dan pengamatan kawasan Jakarta utara memiliki banyak nilai sejarah historial hingga arsitektural. Hai ini bisa dijadikan suatu nilai tambah khususnya dibidang pariwisata. Maka dari itu pemerintah kota administrasi Jakarta utara bekerja sama dengan dinas pariwisata bekerjasama membuat kawasan pelestarian cagar budaya, yaitu kawasan sejarah kota tua. Untuk itu kawasan dan tempat tempat tersebut mendapat perhatian lebih dari pemerintah.

2.2. Konservasi

Konservasi adalah upaya pelestarian lingkungan, tetapi tetap memperhatikan, manfaat yang dapat di peroleh pada saat itu dengan tetap mempertahankan keberadaan setiap komponen lingkungan untuk pemanfaatan masa depan.

Namun menurut Adishakti (2007) istilah konservasi yang biasa digunakan para arsitek mengacu pada Piagam dari International Council of Monuments and Site (ICOMOS) tahun 1981, yaitu Charter for the Conservation of Places of Cultural Significance, Burra, Australia, yang lebih dikenal dengan Burra Charter.

Disini dinyatakan bahwa konsep konservasi adalah semua kegiatan pelestarian sesuai dengan kesepakatan yang telah dirumuskan dalam piagam tersebut. Konservasi adalah konsep proses pengelolaan suatu tempat atau ruang atau obyek agar makna kultural yang terkandung di dalamnya terpelihara dengan baik. Kegiatan konservasi meliputi seluruh kegiatan pemeliharaan sesuai dengan kondisi dan situasi lokal maupun upaya pengembangan untuk pemanfaatan lebih lanjut. Suatu program konservasi sedapat mungkin tidak hanya dipertahankan keasliannya dan perawatannya namun tidak mendatangkan nilai ekonomi atau manfaat lain bagi pemilik atau masyarakat luas. Dalam hal ini peran arsitek sangat penting dalam menentukan fungsi yang sesuai karena tidak semua fungsi dapat dimasukkan. Kegiatan yang dilakukan ini membutuhkan upaya lintas sektoral, multi dimensi dan disiplin, serta berkelanjutan.

Tujuan dari kegiatan konservasi, antara lain :

a. Memelihara dan melindungi tempat-tempat yang indah dan berharga, agar tidak hancur atau berubah sampai batas-batas yang wajar. b. Menekankan pada penggunaan kembali bangunan lama, agar tidak terlantar. Apakah dengan menghidupkan kembali fungsi lama, ataukah dengan mengubah fungsi bangunan lama dengan fungsi baru yang dibutuhkan. c. Melindungi benda-benda cagar budaya yang dilakukan secara langsung dengan cara membersihkan, memelihara, memperbaiki, baik secara fisik maupun khemis secara langsung dari pengaruh berbagai faktor lingkungan yang merusak. d. Melindungi benda-benda (dalam hal ini benda-benda peninggalan sejarah dan purbakala) dari kerusakan yang diakibatkan oleh alam, kimiawi dan mikro organisme.

2.3. Kota Tua Jakarta

Kota Tua Jakarta, juga dikenal dengan sebutan Batavia Lama (Oud Batavia), adalah sebuah wilayah kecil diJakarta, Indonesia. Wilayah khusus ini memiliki luas 1,3 kilometer persegi melintasi Jakarta Utara dan Jakarta Barat(Pinangsia, Taman Sari dan Roa Malaka). Dijuluki "Permata Asia" dan "Ratu dari Timur" pada abad ke-16 oleh pelayar Eropa, Jakarta Lama dianggap sebagai pusat perdagangan untuk benua Asia karena lokasinya yang strategis dan sumber daya melimpah.

Tahun 1526, Fatahillah, dikirim oleh Kesultanan Demak, menyerang pelabuhan Sunda Kelapa di kerajaan Hindu Pajajaran, kemudian dinamai Jayakarta. Kota ini hanya seluas 15 hektare dan memiliki tata kota pelabuhan tradisional Jawa. Tahun 1619,VOC menghancurkan Jayakarta di bawah komando Jan Pieterszoon Coen. Satu tahun kemudian, VOC membangun kota baru bernama Batavia untuk menghormati Batavieren, leluhur bangsa Belanda. Kota ini terpusat di sekitar tepi timur Sungai , saat ini Lapangan Fatahillah. Penduduk Batavia disebut "Batavianen", kemudian dikenal sebagai suku "Betawi", terdiri dari etnis kreol yang merupakan keturunan dari berbagai etnis yang menghuni Batavia.

Tahun 1635, kota ini meluas hingga tepi barat Sungai Ciliwung, di reruntuhan bekas Jayakarta. Kota ini dirancang dengan gaya Belanda Eropa lengkap dengan benteng (Kasteel Batavia), dinding kota, dan kanal. Kota ini diatur dalam beberapa blok yang dipisahkan oleh kanal [1]. Kota Batavia selesai dibangun tahun 1650. Batavia kemudian menjadi kantor pusat VOC di Hindia Timur. Kanal-kanal diisi karena munculnya wabah tropis di dalam dinding kota karena sanitasi buruk. Kota ini mulai meluas ke selatan setelah epidemi tahun 1835 dan 1870 mendorong banyak orang keluar dari kota sempit itu menuju wilayah Weltevreden (sekarang daerah di sekitar Lapangan Merdeka). Batavia kemudian menjadi pusat administratif Hindia Timur Belanda. Tahun 1942, selama pendudukan Jepang, Batavia berganti nama menjadi Jakarta dan masih berperan sebagai ibu kota Indonesiasampai sekarang.

Tahun 1972, Gubernur Jakarta, Ali Sadikin, mengeluarkan dekrit yang resmi menjadikan Kota Tua sebagai situs warisan. Keputusan gubernur ini ditujukan untuk melindungi sejarah arsitektur kota — atau setidaknya bangunan yang masih tersisa di sana.

Meski dekrit Gubernur dikeluarkan, Kota Tua tetap terabaikan. Banyak warga yang menyambut hangat dekrit ini, tetapi tidak banyak yang dilakukan untuk melindungi warisan era kolonial Belanda.

BAB III

GAMBARAN KAWASAN

Gambar 3.1 Kali Besar pada tahun 1900 (Sumber : alwishahab.wordpress.com)

Kali Besar di tepian muara Ciliwung oleh Belanda disebut de Groote Rivier. Terlihat jembatan yang dilewati oleh perahu-perahu yang menjadi salah satu transportasi utama saat itu. Kali Besar yang terletak di dekat muara Ciliwung, hampir satu abad lalu masih rimbun terlihat dari tanaman-tanaman yang mengelilinginya.

Gambar 3.2 Kali Besar pada tahun 2016 (Sumber : Data Pribadi)

Gambar 3.3 Kali Besar pada tahun 2016 (Sumber : Data Pribadi)

Gambar 3.4 Kali Besar pada tahun 2016 (Sumber : Data Pribadi)

Berdasarkan gambar-gambar diatas gambaran kawasan Kali Besar pada saat ini tahun 2016, Pada zona Kali Besar Timur sangat sepi dari pengunjung pada siang hari. Kawasan ini terdapat bangunan bangunan yang masih sangat baik yang digunakan sebagai perkantoran, bank, bangunan yang sedang dalam peremajaan hingga bangunan yang telah dirobohkan yang berada pada Kali Besar Timur zona Utara.

Gambar 3.4 Pagar bangunan yang telah dirobohkan (Sumber : Data Pribadi)

Keadaan Sungai yang bernama Kali Besar pada saat ini sangat mengkhawatirkan dan berbau tidak sedap. Dikarenakan banyaknya sampah yang menepi dan mengambang disepanjang sungai. Volume air sungai yang sangat rendah mengakibatkan aliran air sungai mengalir sangat lambat dan air sungai pada saat ini memiliki warna gelap tidak jernih.

Pada Kawasan Kali Besar Barat, Kali Besar barat bila diamati Kawasan ini seperti terpisah atau seperti bukan bagian dari kawasan fatahillah bagi orang awam yang pertama kali mengetahuinya. Dipisahkan oleh Kali Besar tanpa adanya penghubung atau Connection yang jelas antara Kali Besar Barat dengan Kali Besar Timur yang terhubung langsung dengan Museum Fatahillah.

Gambar 3.5 Gambaran Posisi Kawasan (Sumber : Data Pribadi)

Gambar 3.6 Gambaran Aksesbilitas Kawasan (Sumber : Data Pribadi) BAB IV

USULAN DAN PELESTARIAN KAWASAN

4.1. Usulan Pelestarian Menurut saya, berdasarkan tinjauan langsung terhadap kawasan pengamatan dan berdasarkan analisis masalah dan potensi yang ada pada Kawasan Kali Besar Kota Tua Jakarta, yaitu : 1. Perlu dilakukannya peremajaan kawasan, mengembalikan suasana asri seperti tahun dimana Kali Besar menjadi pusat kehidupan pada jaman dahulu sebelum menjadi hutan beton. 2. Penghijauan kawasan dirasa sangat perlu dilakukan mengingat kawasan Kali Besar memiliki suhu yang sangat panas dan perlu diredam dengan melakukan penghijauan kawasan tersebut. 3. Perlu dilakukannya upaya revitalisasi bangunan bersejarah yang hampir rusak hingga yang telah rusak. 4. Penambahan fungsi baru pada kawasan Kali Besar yang nantinya akan menjadi daya tarik bagi para pengunjung dan sebagai pemecah keramaian agar keramaian tidak terjadi pada kawasan Fatahillah saja. 5. Perlu dilakukannya penataan ulang area parkir agar lebih tertib dan ter-zona dengan baik. 6. Perlu dilakukannya peremajaan Kali Besar (Sungai) atau mengubah muka Sungai menjadi lebih baik. Melakukan Water Treatment agar air menjadi lebih bersih dan dapat dijadikan objek wisata air Kota Tua Jakarta. 7. Perlu adanya penghubung atau Connection yang jelas dan menarik sehingga terjadi kembali dialog antara kawasan Kali Besar Barat dan Timur yang telah terputus, penghubung yang memiliki vokal point, memiliki fungsi lebih dari sekedar penghubung dan dapat sebagai penghasil ekonomi bagi warga sekitar sehingga lebih bermanfaat.

4.2. Kesimpulan Kesimpulan dari Kawasan Kali Besar Kota Tua Jakarta yaitu pada saat ini tahun 2016 memang banyak terjadi perubahan dan kerusakan pada Kawasan Kali Besar Kota Tua Jakarta bila dibandingkan dengan sejarah gambaran kawasannya. Namun kawasan ini sangat banyak memiliki potensi yang baik, yaitu salah satunya potensi dalam bidang ekonomi, nilai sejarah dan potensi sebagai kawasan wisata yang baik bagi para turis luar negeri maupun dalam negeri.

Sumber : http://faisridho7.blogspot.co.id/2016/06/tugas-konservasi-arsitektur.html https://alwishahab.wordpress.com/2008/01/21/kali-besar-atau-de-groote-rivier- 1900/ http://news.detik.com/berita/2331350/menengok-kali-besar-nan-rupawan-yang- kini-buruk-rupa https://id.wikipedia.org/wiki/Kota_Tua_Jakarta https://id.wikipedia.org/wiki/Kali_Besar