PERAN KOMUNITAS ANAK KALI (KANCIL) PONDOK CINA DALAM MEMELIHARA EKOLOGI SUNGAI CILIWUNG

Skripsi Diajukan untuk memenuhi persyaratan memperoleh gelar Sarjana Sosial (S.Sos)

Oleh Abdul Rahman NIM : 1113054000030

JURUSAN PENGEMBANGAN MASYARAKAT ISLAM FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN) SYARIF HIDAYATULLAH 1441 H/2019

ABSTRAK ABDUL RAHMAN Peran Komunitas Anak Ciliwung (KANCIL) Pondok Cina Dalam Memelihara Ekologi Sungai Ciliwung. Dosen Pembimbing: Dr. Tantang Hermansah, M.Si Komunitas Anak Ciliwung (Kancil) memiliki peran penting dalam menjaga kesehatan lingkungan sungai Ciliwung wilayah Depok. Kali Ciliwung telah berubah menjadi salah satu wilayah ekowisata bagi Kota Depok berkat kerjasama antara Kancil dengan beberapa instansi serta masyarakat dalam menjaga ekologi sungai. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana peran Kancil dalam memelihara ekologi di wilayah Sungai Ciliwung Pondok Cina serta mengetahui faktor penghambat dan faktor pendukung Kancil dalam meliharaan ekologi di wilayah Sungai Ciliwung Pondok Cina. Dengan rumusan masalah (1) bagaimana peran Kancil dalam memelihara ekologi di wilayah Sungai Ciliwung Pondok Cina?, (2) Apa faktor penghambat dan faktor pendukung Kancil dalam meliharaan ekologi di wilayah Sungai Ciliwung Pondok Cina?. Metodologi yang digunakan pada penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif. Dengan analisis deskriptif yang didapatkan dari data-data yang telah berhasil diolah secara sistematis baik berupa kata-kata, tertulis atau lisan dari orang yang dapat diamati. Subjek penelitian ini adalah Kancil. Hasil studi menemukan bahwa peran komunitas yang dilakukan oleh Kancil yang berfokus pada peran dalam memelihara ekologi sungai ketika mereka melakukan semangat sosial, mediator dan negosiator, dukungan, pengorganisir dapat melakukan perubahan diwilayahnya. Faktor pendukung keaktifan anggota, partisipasi masyarakat, solidaritas dan aparatur RT/RW serta kelurahan. Faktor penghambat adalah aparatur Kota, pendanaan dan masyarakat sekitar sungai Ciliwung Key Word: Peran, Pengembangan Masyarakat, Komunitas Anak Ciliwung (KANCIL)

KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Wr.Wb

Alhamdulillahhirabbil „alamin. Segala puji syukur saya panjatkan kepada Allah SWt yang telah melimpahkan rahmat dan kasih sayang-Nya, sehingga skripsi ini dapat terselesaikan. Shalawat salam semoga tetap tercurahkan kepada Nabi Besar Muhammad SAW. Penulisan karya ilmiah dalam bentuk skripsi merupakan salah satu persyaratan untuk menyelesaikan studi strata satu (S1) guna memperoleh gelar Sarjana Sosial (S.Sos) di Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta. Kebahagian yang tidak ternilai bagi penulis secara pribadi adalah dapat mempersembahkan hasil yang terbaik kepada kedua orang tua, seluruh keluarga dan pihak-pihak yang telah ikut andil dalam menyelesaikan karya ilmiah ini. Sebagai bentuk penghargaan yang tidak terliskan penulis, sampaikan ucapan terimakasih sebesar-besarnya kepada: 1. Prof. Dr. Hj. Armany Burhanuddin Umar Lubis , Lc,MA, selaku Rektor UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. 2. Dr. Suparto, M.Ed, Ph.D, selaku Dekan Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. 3. Muhtadi, M.Si, selaku Ketua Jurusan Pengembangan Masyarakat Islam Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi 4. Dr. Tantan Hermansah, M.Si, selaku Dosen Pembimbing yang telah meluangkan waktunya memberikan bimbingan

i

dan pengarahan serta membantu literature dalam proses penyelesaian tugas akhir ini. 5. Seluruh Dosen Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi khususnya Dosen Jurusan Pengembangan Masyarakat Islam, yang senantiasa memberikan ilmu, membimbing dan memberikan pengarahan selama perkuliahan. 6. Alm. Bapak Ramin, ibu Suratmi, serta adik-adik Khaerunnisa dan Nurcholis terimakasih atas segala perhatian, kasih sayang, semangat, motivasi, do‟a, dukungan moril dan materil dalam penulisan dalam studi. 7. Kacuy, Bang Sule, Bang Zaki, Bang Zaenal serta seluruh anggota Komunitas Anak Ciliwung (KANCIL) dan warga Pondok Cina Depok yang telah banyak membantu dalam memperoleh data dan informasi yang penulis butuhkan dalam penyusunan skripsi. 8. Sahabat - sahabat saya terutama Nurul Andani, Rafi Fajrin, M Nur Muhaimin, Agung Prasetyo Nugroho yang selalu memberikan menemani untuk menyelesaikan skripsi ini. 9. Pengurus Dewan Eksekutif Mahasiswa Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi Periode 2015 atas pengalamannya selama menjabat dan dukungan untuk menyelesaikan skripsi ini. 10. Teman-teman seperjuangan Jurusan Pengembangan Masyarakat Islam dan Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi Angakatan 2013.

Semua pihak yang tidak bisa disebutkan namanya satu persatu dengan iringan do‟a kepada Allah SWT, semoga Allah SWT akan selalu melimpahkan balasan yang tiada tara kepada semua pihak tang telah membantu hingga terselesaikannya penulisan skripsi ini. Akhirnya, dengan harapan semoga

ii penyususnan skripsi yang sederhana ini dapat bermanfaat bagi kita semua. Aamiin.

Wassalamu’alaikum Wr.Wb

Jakarta, 25 Januari 2019

Abdul Rahman NIM: 1113054000030

iii

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR i

DAFTAR ISI ii

DAFTAR TABEL vii

BAB PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah 1

B. Batasan dan Perumusan Masalah 4

C. Tujuan Penelitian 5

D. Manfaat Penelitian 5

E. Metodologi Penelitian 6

F. Tinjauan Pustaka 12

G. Sistematika Penulisan 16

BAB II KAJIAN PUSTAKA

A. Peran 18

1. Pengertian Peran 18

2. Tinjauan Sosiologis Tentang Peranan 19

B. Komunitas 24

1. Pengertian 24

2. Pemberdayaan Masyarakat Berbasis Komunitas 26

iv

BAB III GAMBARAN UMUM LEMBAGA

A. Sejarah 40

1. Sejarah Ciliwung 40

2. Sejarah KANCIL 43

B. Asas dan Tujuan 46

C. Fungsi 46

D. Keanggotaan 46

E. Struktur Komunitas 48

F. Pendanaan 48

G. Program/Kegiatan 50

BAB IV TEMUAN LAPANGAN

A. Peran Komunitas Anak Ciliwung (KANCIL) dalam

Memelihara Ekologi di Wilayah Sungai Ciliwung Pondok

Cina 53

B. Faktor Pendukung dan Penghambat Komunitas Anak

Ciliwung (KANCIL) dalam Memelihara Ekologi di

Wilayah Sungai Ciliwung Pondok Cina 77

v

BAB V PEMBAHASAN

A. Analisis Peran Komunitas Anak Ciliwung (KANCIL)

dalam Memelihara Ekologi di Wilayah Sungai Ciliwung

Pondok Cina 83

B. Analisis Faktor Pendukung dan Penghambat Komunitas

Anak Ciliwung (KANCIL) dalam Memelihara Ekologi di

Wilayah Sungai Ciliwung Pondok Cina 89

BAB VI PENUTUP

A. Kesimpulan 94

B. Implikasi 96

C. Saran 97

DAFTAR PUSTAKA 98

LAMPIRAN 103

vi

DAFTAR TABEL

Tabel Informan ...... 9

Tabel Model Praktek Pengorganisasian Masyarakat ...... 29

Tabel Matriks Faktor Penghambat dan Pendukung ...... 82

vii

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah Air sebagai sumber daya alam sangat penting dan mutlak diperlukan semua makhluk hidup, baik manusia, hewan maupun tumbuhan. Air merupakan unsur utama dalam tumbuhan, tubuh hewan dan tubuh manusia. Air digunakan untuk berbagai kepentingan seperti rumah tangga, pertanian, perikanan. Kebutuhan air pada manusia ditentukan oleh tingkat kemajuan peradaban manusia. Kualitas air adalah salah satu aspek yang sangat penting bagi persyaratan air minum penduduk dan penggunaan lainnya. Air yang dipergunakan untuk air minum penduduk, kualitasnya harus memenuhi beberapa persyaratan yang tidak membahayakan kesehatan manusia (Manik, 2009: 132). Perairan yang menjadi bagian yang terluas dari wilayah menjadikan Indonesia menjadi negara dengan kepulauan terluas di dunia. Dengan kondisi Indonesia yang seperti itu patut kita syukuri karena berlimpahnya air yang dapat kita gunakan sehari-hari. Air merupakan sumber daya alam yang sangat bermanfaat untuk makhluk hidup. Maka dari itu peranan air bagi kita makhluk hidup itu sangat penting dan perlu perhatian lebih agar air tetap terjaga kualitasnya. Menurut Djarismawati dalam kutipan skripsi Silvia Dini, sumber air yang digunakan secara menyeluruh sebagai bahan pokok adalah air sungai, namun dengan adanya pembangunan sehingga tidak dapat dipungkiri bahwa terdapat pencemaran air dari dampak pembangunan tersebut (Djarismawati, 1993: Jurnal Kesehatan). Beberapa aliran sungai yang sudah mulai tercemar tidak dapat dikonsumsi untuk

1

2

masyarakat ataupun makhluk hidup lainnya, disisi lain fungsi sungai sangat strategis untuk penunjang pengembangan wilayah tertentu. Badan Nasional Penangulangan Bencana (BNBP) mencatat pada Januari 2017 hingga Februari 2017 di Indonesia bencana banjir terjadi di 25 provinsi dan 121 kabupaten/kota, dan dampak dari kejadian tersebut bahwa terdapat 87.234 rumah terendam banjir (Michico, 2017: Detik News). Pada bulan April 2017 bencana banjir kembali terjadi di wilayah Indonesia yaitu wilayah Jabodetabek, bencana banjir tersebut terjadi akibat meluapnya air di Kali Ciliwung. Dampak dari meluapnya air di Kali Ciliwung terdapat dua (2) wilayah terendam banjir yaitu di wilayah Pejaten Timur dan wilayah Kramat Jati, sehingga warga setempat harus diungsikan ke wilayah bebas banjir (Haryanto, 2017: Detik news). Jika melirik kembali pada tahun 1996, 2007, 2010 dan 2015 khususnya wilayah Jabodetabek bahwa berkurangnya daerah resapan air akibat terjadinya alih fungsi lahan dan penyempitan bantaran anak sungai, maka ketika wilayah Puncak Bogor diguyur hujan, air mengalir ke anak-anak sungai dan tumpah ruah ke Kali Ciliwung, sehingga ketika curah hujan di wilayah Bogor terhitung tinggi maka wilayah Jakarta memiliki status siaga I atau dapat dikatakan siaga banjir Jakarta (Sudarsono, 2016: Liputan6.com). Kota Depok merupakan salah satu wilayah yang ada di Jawa Barat. Kota depok terletak di antara wilayah Jakarta dan Bogor. Kota Depok merupakan salah satu wilayah sebagai penyangga Kota Jakarta, dengan demikian Kota Depok memiliki peran penting dalam kelangsungan aktivitas Kota Jakarta. Kota Depok dan DKI Jakarta memiliki keterkaitan satu sama lain, salah satu keterkaitan antara Kota Depok dan Kota Jakarta yaitu Kali Ciliwung. 3

Hulu sungai Ciliwung berasal dari Telaga Mandalawangi di Kabupaten Bogor yang bermuara ke Teluk Jakarta. Panjang Kali Ciliwung dari hulu sampai muara adalah + 76 km (Hendrawan, 2008: Jurnal). Kali Ciliwung melewati Kabupaten Bogor, Kota Bogor, Depok, Condet, Manggarai, Gunung Sahari, Pantai Indah Kapuk dan bermuara di pantai utara DKI Jakarta (Londo, 2012: Kompasiana). Dengan demikian jika terjadinya peningkatan curah hujan di wilayah Jabodetabek maka wilayah- wilayah bantaran Kali Ciliwung menjadi wilayah pertama yang mengalami bencana banjir. Akibat dari sering meluapnya air Kali Ciliwung maka beberapa aktivis pecinta lingkungan tergerak untuk membentuk sebuah komunitas di wilayah bantaran Kali Ciliwung guna menjaga kelestarian wilayah bantaran kali serta menanggulangi masalah-masalah terkait pencemaran ataupun perusakan khususnya di wilayah kali Ciliwung. Jika melihat banyaknya wilayah yang menjadi jalur bagi Kali Ciliwung, maka dibeberapa wilayah memiliki komunitas yang menjadi penjaga serta pelindung bagi Kali Ciliwung untuk mengurangi terjadinya luapan air di sekitar bantaran Kali. Komunitas-komunitas tersebut bergerak pada bidang yang sama, yaitu kelestarian dan kesehatan lingkungan bantaran Kali dengan menggunakan metode pemberdayaan masyarakat. Salah satu komunitas yang menjadi penjaga serta pelindung bagi Kali Ciliwung adalah Komunitas Anak Ciliwung yang ada di Depok.

Kancil memiliki peran penting dalam menjaga kesehatan lingkungan Kali Ciliwung wilayah Depok. Jika melirik kembali pada tahun 2013 bahwa Kali Ciliwung dapat dikatakan tidak layak disebut sebagai Kali, dikarenakan Kali tersebut didominasi oleh sampah sehingga Kali tersebut memiliki perubahan alih fungsi

4

lahan dan penyempitan bantaran anak sungai. Akan tetapi, saat ini Kali Ciliwung terjadi perubahan sangat pesat. Pada zaman dahulu Kali Ciliwung terkenal sebagai wilayah yang memiliki berbagai macam habitat ikan dan menjadi sumber kehidupan bagi masyarakat. Seiring berjalannya waktu perubahan fungsi Kali terjadi, sehingga habitat ikan terganggu dan terjadinya perusakan ekosistem di wilayah Kali Ciliwung, akan tetapi saat ini Kali Ciliwung telah mengalami perubahan pesat, Kali Ciliwung telah berubah menjadi salah satu wilayah ekowisata bagi Kota Depok berkat kerjasama antara Komunitas Anak Kali Ciliwung dengan pemerintah Kota Depok dalam menjaga ekologi Kali.

Dengan demikian perubahan kondisi di wilayah Kali Ciliwung Depok terlihat bahwa Komunitas Kali Ciliwung wilayah depok memiliki peran penting dalam menjaga ekologi wilayah Bantaran Kali Ciliwung Depok. Maka dari itu peneliti akan melakukan penelitian skripsi yang berjudul: “Peran Komunitas Anak Ciliwung (KANCIL) Pondok Cina Dalam Memelihara Ekologi Sungai Ciliwung “.

B. Batasan dan Rumusan Masalah 1. Batasan Masalah Karena demikian luasnya permasalahan yang terdapat dalam kegiatan memelihara ekologi yang dilakukan oleh Kancil, maka peneliti membatasi penelitian ini pada ruang lingkup pada peran komunitas serta faktor penghambat dan faktor pendukung yang ditimbulkan oleh kegiatan pemeliharaan ekologi oleh Kancil.

5

2. Rumusan Masalah Berdasarkan batasan masalah di atas, maka peneliti merumuskan permasalahan dalam penelitian ini sebagai berikut: a. Bagaimana Peran Kancil dalam memelihara ekologi di wilayah Sungai Ciliwung Pondok Cina? b. Apa faktor Penghambat dan faktor Pendukung Kancil dalam meliharaan ekologi di wilayah Sungai Ciliwung Pondok Cina?

C. Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan dari penelitian ini, sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui bagaimana peran Kancil dalam memelihara ekologi di wilayah Sungai Ciliwung Pondok Cina. 2. Untuk mengetahui faktor penghambat dan faktor pendukung Kancil dalam meliharaan ekologi di wilayah Sungai Ciliwung Pondok Cina.

D. Manfaat Penelitian Adapun manfaat penulisan penelitian ini diharapkan memiliki manfaat baik secara akademik maupun praktik: 1. Manfaat Akademik Dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan kekayaan wacana mengenai konsep pemeliharaan ekologi bagi jurusan Pengembangan Masyarakat Islam (PMI). Selain itu, diharapkan penelitian ini dapat menambah pengetahuan dan wawasan peneliti dan pembaca tentang konsep pemeliharaan ekologi yang dilakukan oleh Komunitas Anak Ciliwung serta

6

memberikan informasi kepada pembaca bahwa kesehatan lingkungan memiliki kaitan erat dengan kehidupan manusia. 2. Manfaat Praktis Penelitian ini diharapkan dapat menjadi masukan bagi Pemerintah Kota Depok pada khususnya untuk terus mendukung kegiatan dalam memelihara ekologi bantaran Kali Ciliwung serta dapat menyadarkan masyarakat sekitar bantaran kali untuk terus menjaga lingkungan bantaran kali.

E. Metodologi Penelitian Metode adalah suatu prosedur atau cara untuk mengetahui sesuatu yang mempunyai langkah-langkah sistematis. Sedangkan metodologi ialah suatu pengkajian dalam mempelajari peraturan- peraturan suatu metode. Jadi, metodologi penelitian ialah suatu pengkajian dalam mempelajari peraturan-peraturan yang terdapat dalam penelitian (Usman, 2008: 41). Selain itu, metode dalam penelitian merupakan prasyarat dan hal mutlak yang harus dilakukan dalam suatu penelitian. Dalam sub-bab pembahasan ini maka akan dibahas pendekatan penelitian, jenis penelitian, teknik pengumpulan data, lokasi serta teknik analisis data yang dipergunakan untuk melakukan penelitian terhadap kajian tentang peran Kancil. Pemilihan metode yang tepat dan sesuai dengan jenis penelitian akan menjadikan penelitian tersebut dapat dipertanggung jawabkan.

1. Metode dan Pendekatan Penelitian Di dalam buku Lexy J Moleong yang berjudul Metodologi Penelitian Kualitatif, ia mengutip pernyataan Bogdan dan Taylor bahwa metode kualitatif adalah prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata 7

tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku dapat diamati. Pendekatan ini diarahkan pada latar dan individu tersebut secara utuh (Moleong, 1991: 3). Dalam pendekatan kualitatif peneliti menghimpun data, mengolah, menganalisis, dan menafsirkan secara mendetail (Bachtiar, 1997: 21). Jadi, dalam hal ini peneliti menggunakan pendekatan kualitatif karena lebih tepat dengan objek yang diamati oleh peneliti, dimana peneliti tidak hanya meneliti bentuk partisipasi objek tetapi peneliti juga meneliti perilaku objek terhadap lingkungan sekitarnya.

2. Macam dan Sumber Data. Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini meliputi dua macam, yaitu data primer dan data sekunder.

a. Data primer Data Primer yaitu data yang diperoleh secara langsung dari objek penelitian yaitu Komunitas Anak Ciliwung, serta orang-orang yang dapat menjadi sumber informasi dan dapat memberikan data yang sesuai dengan masalah yang diteliti (Bungin, 2007: 68).

b. Data Sekunder Data-data yang peneliti kumpulkan dari catatan-catatan di lapangan dan data-data pelengkap lainnya.

3. Teknik Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data, peneliti menganggap teknik yang peneliti gunakan ialah teknik pengumpulan data kualitatif, yaitu berupa pengumpulan data dalam bentuk kata, kalimat, pernyataan dan gambar (Yulistiani, 2001: 40).

8

Dalam penelitian ini bahwasanya peneliti melakukan teknik pengumpulan data melalui:

a. Observasi Observasi adalah usaha untuk memperoleh dan mengumpulkan data dengan melakukan pengamatan langsung di lapangan terhadap suatu kegiatan secara akurat, serta mencatat fenomena yang muncul dan mempertimbangkan hubungan antar aspek dalam fenomena tersebut (Yulistiani, 2001: 16). Dalam observasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah pengamatan langsung kepada suatu obyek yang diteliti. Observasi digunakan untuk mengetahui bagaimana peran komunitas dalam memelihara ekologi Kali Ciliwung wilayah Pondok Cina serta dampak yang ditimbulkan dari pemeliharaan tersebut.

b. Wawancara Wawancara atau interview merupakan suatu alat pengumpulan informasi secara langsung tentang beberapa jenis data (Hadi, 1989: 49). Penulis menggunakan wawancara purposive sampling yaitu penulis mewawancarai sampel dari suatu kelompok yang diteliti. Dalam purposive sampling tidak ada kriteria baku mengenai berapa jumlah responden. Purposive sampling termasuk satu dari beberapa jenis pengambilan sample nonprobabilitas (nonprobability sampling) yang biasanya digunakan dalam penelitian kualitatif (Mulyana, 2003: 187). 9

Peneliti dalam wawancara ini untuk memperoleh data melalui informasi yang didengar, yang sebelumnya ditayakan terlebih dahulu kepada responden, berkaitan dengan masalah penelitian, sehingga dapat menemukan data atau keterangan mengenai peran komunitas tersebut terkait pemeliharaan ekologi Kali Ciliwung wilayah Pondok Cina dengan cara tanya jawab secara langsung terhadap anggota komunitas dan masyarakat. Ada pun yang menjadi Informan dalam penelitian ini adalah: Pendiri komunitas, Ketua komunitas, Anggota Komunitas dan Masyarakat Pondok Cina Depok.

Tabel 1 INFORMAN

Teknik Penentuan Info Yang No Nama Pengumpulan Informan Dicari Data

Sejarah dan Pendiri latar belakang 1 SS Wawancara Komunitas berdirinya KANCIL

Profil dan Ketua 2 SL kegiatan Wawancara Komunitas KANCIL Seputar kegiatan serta Anggota 3 ZM pandangan Wawancara Komunitas terhadap KANCIL Seputar kegiatan serta Anggota 4 WA pandangan Wawancara Komunitas terhadap KANCIL

10

Teknik Penentuan Info Yang No Nama Pengumpulan Informan Dicari Data Seputar kegiatan serta Anggota 5 AJ pandangan Wawancara Komunitas terhadap KANCIL Seputar kegiatan serta Anggota 6 AM pandangan Wawancara Komunitas terhadap KANCIL Seputar kegiatan serta Anggota 7 AA pandangan Wawancara Komunitas terhadap KANCIL Pandangan Masyarakat masyarakat 8 MJ Wawancara Sekitar dengan adanya KANCIL Pandangan Masyarakat masyarakat 9 AD Wawancara Sekitar dengan adanya KANCIL Pandangan Masyarakat masyarakat 10 AS Wawancara Sekitar dengan adanya KANCIL Pandangan Masyarakat masyarakat 11 MH Wawancara Sekitar dengan adanya KANCIL

11

Teknik Penentuan Info Yang No Nama Pengumpulan Informan Dicari Data Pandangan Masyarakat masyarakat 12 RD Wawancara Sekitar dengan adanya KANCIL

c. Studi Dokumen Studi Dokumen biasanya digunakan untuk memperoleh data yang tidak didapat oleh wawancara atau pengamatan, tetapi hanya diperoleh dengan cara melakukan penelusuran data dengan menelaah buku, majalah, surat kabar, jurnal, internet (Suprayogo, 2004: 34). dan sumber lain yang berkaitan dengan Komunitas Anak Ciliwung Pondok Cina.

4. Teknik Analisis Data Nasir mengemukakan analisis data merupakan bagian yang sangat penting dalam metode ilmiah, karena dengan analisis data tersebut dapat diberi arti dan makna yang berguna dalam memecahkan masalah penelitian (Nasir, 1993: 405).

Menurut Lexy J. Moleong bahwa analisis lebih kepada pembentukan abstraksi berdasarkan bagian-bagian yang telah dikumpulkan, kemudia dikelompokkan. Jadi teori disini dari bawah ke atas, yaitu sejumlah bagian yang banyak data yang dikumpulkan dan saling berhubungan (Moleong, 2007: 247).

Dalam menganalisis data penelitian ini, penulis menggunakan analisis deskriptif, dengan menggunakan proses induktif, menelaah seluruh data yang tersedia dari berbagai

12

sumber data dengan hasil yang diperoleh pengamatan peneliti secara langsung di lapangan. Pada saat menganalisis data observasi, peneliti menginterpretasikan catatan lapangan yang ada kemudian menyimpulkannya. Setelah itu peneliti menganalisis kategori-kategorinya.

5. Teknik Pemeriksaan Keabsahan Data Untuk menjaga keabsahan dan validitas data dalam rangka penelitian, tentunya diperlukan teknik pemeriksaan data guna menjaga keabsahan data da validitas data. Dalam hal ini peneliti menggunakan langkah-langkah sebagai berikut (Moleong, 2007: 124):

a. Kredibilitas Derajat kepercayaan atau kredibilitas menggunakan teknik triangulasi, yaitu tehnik pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu yang lain, hal itu dapat dicapai dengan:

1. Membandingkan data hasil pengamatan dengan hasil wawancara. 2. Membandingkan dengan keadaan dan perspektif seseorang dengan berbagai pendapat dan pandangan orang lain. 3. Membandingkan hasil wawancara dengan data dokumen yang berkaitan, masalah yang diajukan penelitian pemanfaatan dokumen atau data sebagai bahan perbandingan (Taybnafis, 2013: 116).

13

b. Kriteria Kepastian Scriven mengutarakan bahwa masih banyak unsur kualitas yang melekat pada konsep objektif, dalam hal ini dapat digali dari pengertian bahwa sesuatu objektif berarti dapat dipercaya, faktual, dan dapat dipastikan. Dari sisi peneliti dapat membuktikan bahwa data-data ini terpercaya. Kepercayaan ini didasarkan pada hasil data-data yang dapat diperoleh dari hasil rekaman wawancara terhadap subyek penelitian (Taybnafis, 2013: 166).

6. Instrumen dan Alat Bantu Instrumen yang penulis gunakan dalam penelitian ini adalah manusia (peneliti) itu sendiri. Disini peneliti harus berperan aktif terhadap suatu masalah yang akan diteliti di lapangan. Pengertian instrumen atau alat penelitian di sini tepat karena ia menjadi segala dari keseluruhan proses penelitian (Moleong, 2007: 168).

Dalam penelitian kualitatif pada awalnya dimana permasalahan belum jelas dan pasti, maka yang menjadi instrumen adalah penulis sendiri, namun selanjutnya setelah fokus penelitian menjadi jelas, maka kemungkinan akan dikembangkan instrumen penelitian sederhana, yang diharapkan dapat melengkapi data dan membandingkan data yang telah ditemukan melalui observasi dan wawancara (Sugiyono, 2010: 60).

Kata-kata dan tindakan orang-orang yang diamati atau diwawancarai merupakan sumber data utama. Sumber utama dicatat melalui catatan tertulis atau melalui perekaman video/ audio tapes, pengambilan foto atau film (Moleong, 2006: 15).

14

Pada penelitian ini, peneliti dibekali dengan beberapa alat sebagai pembantu catatan dan ingatan, seperti alat-alat tulis, kamera, dan perekam suara.

7. Waktu dan Lokasi Penelitian Lokasi Penelitian dilakukan di Komunitas Anak Ciliwung Pondok Cina, Depok. Sedangkan waktu penelitian dilakukan selama 6 bulan, terhitung sejak Desember 2017 hingga Juni 2018.

F. Tinjauan Pustaka Tinjauan pustaka merupakan tinjauan atas perpustakaan (literature) yang berkaitan dengan topik pembahasan penelitian yang dilakukan pada penulisan skripsi ini. Tinjauan pustaka digunakan sebagai acuan untuk membantu dan mengetahui dengan jelas penelitian yang akan dilakukan untuk penulisan skripsi ini, terkait dengan memilih metode penelitian, melaksanakan penelitian, dan menyusun argumentasi dalam pembahasan (Nasuhi, 2007: 20).

Dalam penyusunan skripsi ini sebelum peneliti mengadakan penelitian lebih lanjut kemudian menyusunnya sebagai karya ilmiah, maka langkah awal yang peneliti tempuk adalah merangkai terlebih dahulu beberapa karya tulis penelitian yang memiliki tema yang sama dengan yang akan peneliti teliti. Maksud pengkajian ini adalah agar dapat diketahui bahwa apa yang peneliti teliti sekarang tidak sama dengan peneliti sebelumnya.

Adapun setelah peneliti mengadakan suatu kajian kepustakaan peneliti akhirnya menemukan beberapa karya tulis 15

hasil penelitian yang memiliki tema yang sama dengan yang akan peneliti teliti. Judul-judul tersebut anatara lain :

1. Jurnal yang berjudul Pemberdayaan Masyarakat Miskin di Bantaran Kali Ciliwung yang ditulis oleh Dormiana Yustina Manurung pada tahun 2014. Di dalam jurnal tersebut bahwasanya membahas terkait pemberdayaan masyarakat miskin bantaran kali melalui program yang diselenggarakan oleh Yayasan Ciliwung Merdeka (YCM) serta membahas terkait dinamika dan relasi sosial masyarakat miskin yang tinggal disekitaran bantaran kali Ciliwung (Manurung, 2014: Jurnal Ilmu Kesejahteraan Sosial). 2. Skripsi Silvia Dini yang berjudul Evaluasi Kualitas Air Sungai Ciliwung Di Provinsi Daerah Khusus Ibu Kota Jakarta Tahun 2000-2010, program studi Ilmu Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia 2011. Dalam skripis tersebut membahas terkait kualitas air di Kali Ciliwung tahun 2000-2010 dan dibandingkan dengan Keputusan Gubernur DKI Jakarta No. 582/1995 (Dini, 2011: Jurnal Kesehatan). 3. Jurnal yang berjudul Modal social: Kekuatan dan Pertahanan di Bantaran Sungai ditulis oleh Sjarifah Salmah pada tahun 2012. Jurnal tersebut membahas terkait gambaran karakter tentang modal social masyarakat bantaran kali, implikasi modal social masyarakat bantaran kali serta model penerapan pemberdayaan modal social pada penataan bantaran sungai (Salmah, 2012: Jurnal Kesehatan Masyarakat). 4. Buku yang berjudul Peran Manusia dan Etika Lingkungan dalam Ekologi dan Ekosistem karya milik Liany Dianita Suwito, tahun 2015. Kajian buku ini lebih terfokus pada tingkatan sederhana hingga paling kompleks, dikarenakan

16

pembahasan buku ini lebih cenderung pada hubungan organisme atau kelompok organisme terhadap lingkungan timbal baliknya. Perbedaan antara buku dengan penelitian ini adalah lebih bterfokus pada peran komunitas Kancil dalam menjaga ekosistem Kali Ciliwung (Suwito, 2015: Jurnal Ekologi). Dari kempat refrensi di atas dapat dijadikan sebagai acuan dalam penulisan skripsi ini. Akan tetapi, dalam penulisan skrispsi ini terdapat perbedaan konsep dengan judul-judul di atas. Dalam skripsi ini lebih spesifik membahas tentang bagaimana peran komunitas dalam memelihara ekologi daerah aliran sungai (DAS) Kali Ciliwung wilayah Pondok Cina serta factor penghambat dan factor pendukung dari pemeliharaan ekologi tersebut. G. Sistematika Penulisan Untuk memudahkan penyusunan skripsi ini maka digunakanlah sistematika penulisan. Penulis mengunakan acuan pendoman penulisan Karya Ilmiah standar Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta terbitan CeQDA. Sistematika penulisan bertujuan untuk memudahkan pemahaman mengenai penelitian ini. Maka dari itu, penulis membagi skripsi ini ke dalam enam BAB. Adapun sistematika penulisannya sebagai berikut :

BAB I : PENDAHULUAN. Pada Bab I Pendahuluan yang terdiri dari Latar Belakang Masalah, Pembatasan dan Perumusan Masalah, Tujuan Penelitian, Manfaat Penelitian, Metodologi Penelitian Tinjauan Pustaka dan Sistematika Penulisan.

17

BAB II : LANDASAN TEORI Bab II ini berisi tentang landasan teori diantaranya: Definisi peran, Definisi Komunitas, Definisi Pengembang masyarakat Definis Lingkungan Hidup, dan Definisi Ekologi BAB III : GAMBARAN UMUM KANCIL Bab III berisi Gambaran Umum, meliputi: Sejarah singkat berdirinya Komunitas Anak Ciliwung, Struktur organisasi Komunitas Anak Ciliwung. BAB IV : TEMUAN LAPANGAN Berisi tentang Temuan Lapangan meliputi: Peran Komunitas Anak Ciliwung dalam memelihara ekologi Kali Ciliwung wilayah Pondok Cina serta dampak yang ditimbulkan dari praktik pemeliharaan tersebut. BAB V : PEMBAHASAN Berisi tentang analisis hasil temuan lapangan dari Bab IV yang dikaitkan dengan Tinjauan Teori di Bab II. BAB VI : PENUTUP Penutup, meliputi Kesimpulan dan Saran.

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Peran Berbicara tentang peran, merupakan pembicaraan yang berkaitan dengan segala aspek dan elemen yang ada, peran bisa menyentuh segala aspek baik itu aspek individu maupun sosial. Berikut ini adalah pemaparan mengenai peran menurut para ahli:

1. Pengertian Peran Pengertian peran menurut Soerjono Soekanto (2002:243), yaitu peran merupakan aspek dinamis kedudukan (status), apabila seseorang melaksanakan hak dan kewajibannya sesuai dengan kedudukannya, maka ia menjalankan suatu peranan.. Maksud peran di atas adalah salah satu tingkah ataupun suatu perbuatan yang dimiliki oleh orang yang ada di masyarakat. Kata peran (role) dipinjam dari teater dan sebagaimana dalam teater bahwa kata peran merujuk dari aksi yang diharapkan dari mereka yang memegang suatu posisi sosial tertentu, ketika memegang peran sosial yang baru, pada awalnya kita mungkin akan merasakan perasaan yang aneh, namun kesulitan ini pasti akan berakhir (Myres: 2012: 174).

Sedangkan menurut N. Grass W Massan dan A. W. Mc Eachen dikutip dari David Berry mengartikan peran sebagai perangkat harapan-harapan yang dikenalkan kepada individu yang menempati atau berkedudukan sosial tertentu (Berry, 1995: 99). Sedangkan menurut Nathaniel Hawthorne dalam kutipan David G.Myres bahwa definisi peran ialah (Myres, 2012: 174):

18

19

“Tidak ada seorangpun, untuk periode yang cukup besar, dapat memakai satu wajah untuk dirinya sendiri dan lainnya untuk orang banyak tanpa akhirnya mendapatkan kebingungan sebagai sesuatu yang mungkin benar”.

Dalam pandangan psikologi sosial, peranan didefinisikan dengan suatu perilaku atau tindakan yang diterapkan oleh orang lain dari seseorang yang memiliki suatu status di dalam kelompok tertentu. Selain itu peran juga memiliki makna sebagai fungsi yang terwujud jika seseorang berada di dalam satu kelompok sosial tertentu dan peran juga merupakan suatu perilaku yang memiliki status dan biasa terjadi dengan atau tanpa adanya batasan-batasan job description bagi para pelakunya (Gerungan, 1998: 135).

2. Tinjauan Sosiologis Tentang Peranan Manusia adalah mahluk sosial yang tidak bisa terlepas dari ketergantungan kepada mahluk lain ataupun manusia lainnya, maka pada posisi seperti inilah peranan dapat menentukan kelompok sosial masyarakat tersebut. Ketika melakukan peran dikutip dari David Berry terdapat dua macam harapan, yaitu: harapan-harapan dari masyarakat terhadap pemegang peranan dan harapan-harapan yang dimiliki oleh pemegang peranan kepada masyarakat (Berry, 1995: 99).

Dalam teori peran menurut Biddle & Thomas dikutip dari buku Sarlito Wirawan Sarwono, membagi peristilahan teori peran membagi dalam 4 golongan yaitu (Sarwono, 1984: 234):

20

a. Orang-orang yang mengambil bagian dalam interaksi social, yaitu: orang-orang yang mengambil bagian yang dimaksud adalah komunitas ataupun anggota komunitas tersebut dalam melakukan interaksi dengan mayarakat. b. Perilaku yang muncul dalam interaksi tersebut, yaitu: sebuah tindakan yang ada dalam kegiatan komunitas dalam interaksi kepada masyarakat ataupun subjek terhadap objek. c. Kedudukan orang-orang dan perilaku, yaitu: sebagai pegiat lingkungan yang merupakan bagian masyarakat harus memposisikan orang-orang serta tingkah lakunya. d. Kaitan antara orang dan perilaku, yaitu: hubungan antara orang dan tingkah laku apa yang dilakukan dalam mengatasi ataupun melakukan sebuah kewajibannya.

Peran juga dapat membimbing seseorang dalam berperilaku, karena fungsi peran sendiri yaitu, memberi arah pada proses sosialisasi, pewarisan tradisi, kepercayaan, nilai- nilai, norma-norma dan pengetahuan, dapat mempersatukan kelompok atau masyarakat, Menghidupkan sistem pengendalian dan kontrol, sehingga dapat melestarikan kehidupan masyarakat (Narwoko, 2011: 159-160).

Menurut Jim Ife yang dikutip oleh Adi Fachrudin dalam bukunya yang berjudul Pemberdayaan Partisipasi dan Penguatan kapasitas Masyarakat peran yang terkait dengan pengembangan/pemberdayaan masyarakat adalah yang ada kaitannya dengan intervensi kepada masyarakat, antara lain sebagai berikut (Fahrudin, 2011: 61): 21

1. Peran pertama adalah memfasilitasi komunitas sasaran. Artinya dapat melakukan mediasi dan negosiasi, memberikan dukungan, memfasilitasi kelompok, memanfaatkan sumber daya dan keterampilan dan mengorganisir. 2. Peran yang kedua ialah meliputi aspek pendidikan. Membangkitkan kesadaran masyarakat, meyampaikan informasi, mengkonfrontasikan dan pelatihan. 3. Peran yang ketiga dalah peran sebagai wakil masyarakat dalam hal mencari sumber daya, advokasi, memanfaatkan media, membina hubungan masyarakat, mengembangkan jaringan dan membagi pengetahuan dan pengalaman.

Berbagai peran praktik yang dikelompokan sebagai peran memfasilitasi adalah yang berkaitan dengan stimulasi dan penunjang pengembangan masyarakat. Dalam hal ini sejumlah peran spesifik ditemukan, yaitu (Ife, 2014: 558);

a. Semangat Sosial Semangat sosial menggambarkan bahwa pekerja masyarakat bukanlah menjadi seseorang yang mampu melakukan segala hal oleh dirinya sendiri namun yang mampu membuat orang lain ikut terlibat beraktivitas dalam berbagai proses pemberdayaan. Oleh karena pekerja masyarakat memiliki kemampuan untuk menginspirasi, mengantusiasi, mengaktivasi, menstimulasi, menggerakan, dan memotivasi orang lain untuk melakukan tindakan (Ife, 2014: 559).

22

b. Mediasi dan Negoisasi Dalam menghadapi sebuah konflik yang terjadi di dalam kelompok, seorang pekerja masyarakat terkadang harus memainkan peran sebagai Mediator. Hal ini mensyaratkan keterampilan untuk mendengar dan memahami kedua belah pihak, untuk merefleksikan berbagai pandangan dari masing-masing pihak, untuk membuat penduduk menghormati legitimasi pandangan orang lain, serta untuk membantu penduduk mencari area- area yang bisa menjadi kesepakatan dan kemudian membantu mereka membuat konsensus. Apabila Mediasi menjadi sesuatu yang tidak mungkin dilakukan, dalam kondisi demikian, hal yang dapat dilakukan adalah dengan Negoisasi (Ife, 2014: 560). c. Dukungan Dukungan merupakan hal penting yang harus dilakukan dalam memelihara dan menyetujui orang lain, serta menjaga jarak dengan berbagai aspek glamour dari pekerjaan. Namun, pengembangan masyarakat dapat menjadi sebuah pengalaman yang sulit bagi semua orang yang terlibat, dan jika sebuah proyek atau program itu menghasilakan, maka penting untuk menyediakan dukungan terus-menerus untuk membangun dan mempertahankan kepercayaan diri. Itulah fondasi bagi tujuan peningkatan kesadaraan dan pemerdayaan (Ife, 2014: 564).

23

d. Mengorganisasi Melalui pengorganisasian sehari-hari seperti sadar apa yang harus dilakukan, dan memastikan (jika memungkinkan bersikap rendah hati) hal itu semua terjadi, menjadi sifat dasar bagi seorang pekerja msayarakat. Ketidakkakuan dan sifat fleksibel pada kerja masyarakat berarti bahwa seorang pekerja harus secara efisien dan teratur dalam berbagai keadaan, contohnya, mengatur waktu, menjaga dokumen, sadar akan batas waktu dan menjaga janji. Peran ini merupakan salah satu yang sangat penting untuk dilakukan, melalui pengorganisasian sehari- hari inilah seorang bisa sering melakukan pemberdayaan efektif dan peningkatan kesadaran kerja pada para anggota masyarakat; hal itu dapat menjadi cara yang paling mudah untuk mengkonfirmasi berbagai keterampilan dan nilai orang banyak yang menjadi terbiasa untuk melihat diri mereka sendiri seperti memiliki sedikit hal untuk ditawarkan. Penawaran dilakukan sesuai dengan kemampuan yang dimiliki oleh masyarakat (Ife, 2014: 569).

e. Pelatihan Pelatihan merupakan peran edukatif yang paling spesifik, karena hal tersebut melibatkan bagaimana mengajarkan penduduk untuk melakukan sesuatu. Pelatihan akan sangat efektif bila hal itu memang diberikan untuk merespond permintaan masyarakat sendiri yang telah mengindentifikasi kebutuhan akan pelatihan itu.

24

Pelatihan bisa jadi lebih spesifik jika disesuaikan pada perkembangan ekonomi, unuk memberikan masyarakat berbagai keterampilan yang dapat mereka gunakan untuk memperoleh pekerjaan dan bekerja secara produktif dalam sebuah lapangan kerja, atau berbagai keterampilan yang dapat mereka gunakan untuk memulai sebuah proyek ekonomi masyarakat lokal (Ife, 2014: 570).

B. Komunitas Penjelasan komunitas, merupakan pembicaraan yang berkaitan dengan teori selanjutkan yang akan dijelaskan, komunitas bisa menyentuh segala aspek baik itu aspek individu maupun sosial. Berikut ini adalah pemaparan mengenai komunitas menurut para ahli:

1. Pengertian Menurut Hermawan (2008:12), komunitasi adalah sekelompok manusia yang memiliki rasa peduli satu sama lain lebih dari yang seharusnya. Dapat diartikan bahwa komunitas adalah kelompok orang yang saling mendukung dan saling membantu antara satu sama lain. Sedangkan menurut Larry Lyon dalam buku Aritonan, dkk komunitas adalah kelompok orang yang bertempat tinggal di suatu wilayah tertentu, mempunyai kepentingan bersama, saling berinteraksi satu dengan lainnya (Aritongang, 2011: 40). Dalam beberapa terminologi dari Ilmu Kesejahteraan sosial ada dua intervensi untuk mengubah taraf hidup masyarakat, yaitu (Adi, 2001: 33):

a. Intervensi Mikro (individu, keluarga dan kelompok) dengan istilah lain community work (terminologi ini 25

digunakan dalam praktek pengorganisasisan dan pengembangan masyarakat di Inggris dan Autralia.) b. Intervensi Makro ( komunitas dan organisasi) dengan istilah lain community organization ataupun social work macro practice (terminologi ini yang banyak digunakan di Amerika Serikat).

Adapun ciri-ciri komunitas sebagai bentuk organisasi sosial menurut Jim Ife dan Frank Tesoriero adalah sebagai berikut (Ife, 2014: 578):

1. Skala Manusia: suatu komunitas melibatkan interaksi- interaksi pada suatu skala yang mudah dikendalikan dan digunakan oleh individu-individu. 2. Identitas dan kepemilikan: bagi kebanyakan orang, kata komunitas akan memasukkan sebentuk perasaan „memiliki‟, atau perasaan diterima dan dihargai dalam lingkup kelompok tersebut. 3. Kewajiban-kewajiban: keanggotaan dari sebuah komunitas membawa baik hak maupun tanggung jawab, dan sebuah komunitas juga menuntut kewajiban tertentu dari para anggotanya. 4. Gemeinschaft: struktur-struktur dan hubungan-hubungan gemeinschaft terkandung dalam konsep komunitas, sebagai lawan dari struktur dan hubungan gesellschaft dari masyarakat massa (mass society). 5. Kebudayaan: sebuah komunitas memungkinkan pemberian nilai, produksi dan ekspresi dari suatu kebudayaan lokal atau berbasis-masyarakat, yang akan mempunyai ciri-ciri unik yang berkaitan dengan komunitas yang bersangkutan,

26

yang akan memungkingkan orang untuk menjadi produsen aktif dari kultur tersebut ketimbang konsumen pasif, dan yang akan datang kemudian mendorong baik keanekaragaman diantara komunitas maupun partisipasi yang berbasis-lebar. 2. Pemberdayaan Masyarakat Berbasis Komunitas a. Pemberdayaan Secara konseptual, pemberdayaan atau pemberi kuasa (empowerment). Berasal dari kata “Power” (kekuasaan atau keberdayaan. Karenanya ide utama pemberdayaan bersentuhan dengan konsep mengenai kekuasaan. Kekuasaan sering diartikan dengan kemampuan kita untuk membuat orang lain melakukan apa yang kita inginkan, terlepas dari keinginan dan minat mereka (Suharto, 2007: 57). Dalam kutipan Pyne (1997: h.266) dalam buku karya Isbandi Rukminto bahwa pemberdayaan adalah bagaimana menolong klien atau orang dalam memperoleh daya untuk membuat keputasan dan bertindak yang akan ia lakukan terhadap diri mereka, serta menolong mereka dalam mengurangi efek dari hambatan pribadi maupun hambatan sosial dalam melakukan sebuah tindakan. Hal ini bisa terjadi jika individu atau kelompok meningkatkan kemampuan dan percaya diri untuk menggunakan daya mereka sendiri (Adi, 2001: 32). Berikut adalah kumpulan pendapat yang dikemukakan oleh ahli tentang bagaimana pemberdayaan dilihat dari tujuan, proses dan cara pemberdayaan yaitu (Mardikanto, 2013: 29): 27

1. Rappaport: pemberdayaan adalah suatu cara dari individu atau kelompok diarahkan agar dapat menguasai atas kehidupannya. 2. Sumodiningrat: menyatakan bahwa pemberdayaan adalah kekuatan atau daya yang ada dalam diri individu atau kelompok, dengan kata lain individu atau kelompok Sebagai tolak ukur dari perorangan, struktural maupun kelembagaan. 3. Anthony Bebbington: pemberdayaan adalah sebuah proses sehingga individu cukup kuat untuk berkontribusi dalam pengontrolan, dan berpengaruh terhadap kehidupan sehari-harinya setelah kejadian- kejadian yang ada di lembaga.

Menurut Ife dalam buku Edi Suharto pemberdayaan memuat dua pengertian kunci, yakni kekuasaan dan kelompok lemah. Kekuasaan di sini diartikan bukan hanya menyangkut kekuasaan politik dalam arti sempit, melainkan kekuasaan atau penguasa klien atas (Suharto, 2005: 59):

a. Pilihan-pilihan personal dan kesempatan-kesempatan hidup: kemampuan dalam membuat keputusan- keputusan mengenai gaya hidup, tempat tinggal, pekerjaan. b. Pendefisian kebutuhan: kemampuan menentukan kebutuhan selaras dengan aspirasi dan keingginannya. c. Ide atau gagasan: kemampuan mengepresikan dan menyembungkan gagasan dalam suatu forum atau diskusi secara bebas dan tanpa tekanan.

28

d. Lembaga-lembaga: kemampuan menjangkau, menggunakan dan mempengaruhi pranata-pranata masayarakat, seperti lembaga kesejahteraan sosial, pendidikan, kesehatan. e. Sumber-sumber: kemampuan memobilisasi sumber- sumber formal, informal dan kemasayarakatan. f. Aktivitas ekonomi: kemampuan memanfaatkan dan mengelola mekanisme produksi, distribusi, dan pertukaran barang serta jasa. g. Reproduksi: kemampuan dalam kaitannya dengan proses kelahiran, perawatan anak, pendidikan dan sosialisasi. b. Pemberdayaan Masyarakat berbasis Komunitas Menurut Rothman dan Tropman dalam buku Isbandi Rukminto, menggambarkan perbedaan dari model praktek pengorganisasian masyarakat, sebagai berikut (Adi, 2001: 43-45):

29

Tabel 2 Model Praktek Pengorganisasian Masyarakat menurut Rotman dan Tropman Model A Model B (Pengembangan Model C (Perencanaan Masyarakat (Aksi Sosial) Sosial) Lokal) Pemecahan masalah Kemandirian; dengan Pergeseran pengembangan 1. Kategori memperhatikan (pengalihan) kapasitas dan tujuan masalah yang sumber daya dan pengintegrasian tindakan penting yang relasi kekuasaan ; masyarakat terhadap ada pada perubahan intuisi (tujuan yang masyara masyarakat dasar (task dititikberatkan kat (tujuan ataupun process pada proses = dititikberatkan goals) process goals) pada tugas = task goals) Adanya anomie dan 2. Asumsi „kemurungan‟ mengen dalam Populasi yang Masalah sosial ai masyarakat; dirugikan; yang struktur kesenjangan kesenjangan sesungguhnya; komunit relasi dan sosial, kesehatan fisik as dan kapasitas dalam perampasan hak, dan mental, kondisi memecahkan dan perumahan dan permasa maslah secara ketidakadilan. rekreasional. lahanny demokratis; a komunitas berbentuk tradisional statis. Pengumpulan Pelibatan Kristalisasi dari data terkait berbagai isu dan dengan kelompok warga pengorganisasian 3. Strategi masalah, dan dalam massa untuk perubah memilih serta menentukan dan menghadapi an dasar menentukan memecahkan sasaran yang bentuk masalah mereka menjadi „musuh‟ tindakan yang sendiri. mereka. paling rasional.

30

Model A Model B (Pengembangan Model C (Perencanaan Masyarakat (Aksi Sosial) Sosial) Lokal)

Konsensus; Konflik atau 4. Karakter komunikasi antar kontes; istik kelompok dan taktik kelompok Konsensus atau konfrontasi; aksi dan kepentingan konflik yang bersifat tehnik dalam perubah masyarakat langsung, an (komunitas); negosiasi. diskusi kelompok

Sebagai Pengumpul dan enablerkatalis, penganalisis Aktivis, advokat; 5. Peran koordinator; praktisi orang yang data, agitator, pialang, yang mengajarkan pengimplement negosiator, menonjo keterampilan l memcahkan asi program, partisan masalah dan dan fasilitator nilai-nilai etnis Manipulasi kelompok kecil Manipulasi yang berorientasi Manipulasi 6. Media organisasi massa pada perubah formal dan data terselesaikannya dan proses-proses an suatu tugas yang tersedia politik (small task oriented groups)

31

Model A \ Model B (Pengembangan Model C (Perencanaan Masyarakat (Aksi Sosial) Sosial) Lokal) Struktur kekuasaan Anggota struktur sebagai sasaran 7. Orientas Struktur kekuasaan eksternal dari i keukasaan bertindak sebagai tindakan yang terhadap sebagi kolaburatior dilakukan; struktur „pemilik‟ dalam suatu mereka yang kekuasa sponsor „ventura‟ yang memberikan an (pendukung) bersifat umum „tekanan‟ harus dilawan dengan „tekanan‟ balik

8. Batasan Keseluruhan definisi komunitas atau sistem dapat pula klien Keseluruhan suatu segmen Segmen dalam dalam komunitas dalam komunitas komunit geografis komunitas as (termasuk (konstit komunitas uensi) fungsional)

32

Model A Model B (Pengembangan Model C (Perencanaan Masyarakat (Aksi Sosial) Sosial) Lokal)

9. Asumsi mengen ai kepentin Konflik gan dari Kepentingan atau kepentingan yang kelompo Permufakatan permufakatan sulit dicapai kata k- kepentingan dari berbagai mufakat; kelompo atau konflik perbedaan kelangkaan k di sumber daya dalam suatu komunit as 10. Konseps i mengen ai Warga Konsumen „korban‟ populasi masyarakat (pengguna jasa) klien (konstit uensi)

11. Konseps Partisipan pada Konsumen atau i proses Employer, resipien mengen interaksional konsistuen, (penerima ai peran pemecahan anggota. pelayanan) klien masalah

33

Dari tabel diatas Rothman dan Tropman menggambarkan perbedaaan dari model A,B dan C dilihat dari 11 variabel utama, yaitu (Adi, 2001: 45-56):

1. Kategori tujuan tindakan terhadap masyarakat a. Model A (pengembangan masyarakat lokal): Kategori tujuannya lebih memberikan penekanan pada proces goal, dimana masyarakat dicoba untuk diintegrasikan serta kembangkan kapasitasnya untuk menolong diri sendiri. b. Model B (perencanaan sosial): Pada kategori ini lebih bertujuan kepada task goal, biasanya ada hubungan antara bagian (departemen) dnegan masalah-masalah sosial yang konkrit. c. Model C (aksi sosial): Untuk kategori aksi sosial ini bertujuan kepada keduanya dimana proces goal dan task goal. Biasanya tujuan ini mengakibatkan adanya modifikasi kebijakan organisasi-organisasi formal. 2. Asumsi yang terkait dengan struktur komunitas dan kondisi permasalahannya a. Model A (pengembangan masyarakat lokal): Komunitas lokal seringkali tertutupi oleh masyarakat yang lebih luas (large society), dan memunculkan kesenjangan antara harapan antara kenyataan. b. Model B (perencanaan sosial): Seorang perencana sosial lebih melihat komunitas terdiri dari masalah sosial inti atau masalah inti yang bersifat khusus dengan minat dan kepentingan tertentu.

34

c. Model C (aksi sosial): Untuk praktisi aksi sosial melihat komunitas sebagai (terdiri dari) hirarki dari privilege dan kekuasaan (tidak mendapatkan keadilan, diabaikan, dieksploitasi dan lain sebagainya oleh pihak tertentu.

3. Strategi perubahan dasar a. Model A (pengembangan masyarakat lokal): Dalam pengembangan masyarakat lokal strategi perubahannya dicirikan dengan ungkapan ”marilah bersama-sama membahas masalah ini”. b. Model B (perencanaan sosial): Strategi dalam model ini tergambar dari ungkapan “marilah kita kumpulkan fakta dan lakukan langkah-langkah logis berikutnya”. c. Model C (aksi sosial): Strategi perubahan dari aksi sosial terlihat dari ungkapan “mari kita mengorganisir diri agar dapat melawan para penekan kita”.

4. Karakteristik taktik dan teknik perubahan a. Model A (pengembangan masyarakat lokal): Taktik dalam pengembangan masyarakat lokal ini adalah pencapaian konsensus. Biasanya hal ini dilakukan dengan komunikasi dan proses diskusi antara individu, kelompok maupun faksi (factions). Blakely juga menekankan pentingnya teknik deliberatif dan kooperatif. 35

b. Model B (perencanaan sosial): Taktik dan teknik yang diterapkan dalam perencanaan sosial adalah teknik pengumpulan data, keterampilan untuk menganalisis sedangkan taktiknya dalah dengan konser maupun konflik. c. Model C (aksi sosial): Para praktisi aksi sosial lebih menekankan menggunakan taktik konflik dengan melakukan konfrontasi aksi-aksi langsung. Selain itu juga dibutuhkan kemampuan untuk memobilisasi massa sebanyak mungkin. 5. Peran praktisi a. Model A (pengembangan masyarakat lokal): Pada pengembangan masyarakat lokal, peranan yang dilakukan oleh community worker ataupun para praktisi lebih banyak mengacu pada peran sebagai enabler. b. Model B (perencanaan sosial): Peran yang biasanya digunakan oleh para praktisi perencaan sosial adalah peranan expert (pakar). c. Model C (aksi sosial): Peran yang dilakukan oleh para praktisi aksi sosial atau community worker adalah peran sebagai advokat dan aktivis. 6. Media perubahan a. Model A (pengembangan masyarakat lokal): Media perubahan bagi pratisi ini adalah melalui penciptaan (kreasi) dan manipulasi (dalam arti yang positif) kelompok-kelompok kecil yang berorientasi pada tugas (small task-oriented groups).

36

b. Model B (perencaan sosial): Media perubahannya adalah manipulasi organisasi (termasuk didalamnya adalah relasi antar organisasi) seperti juga dengan pengumpulan dan analisis data. c. Model C (aksi sosial): Media perubahan yang dilakukan oleh praktisi aksi sosial adalah menciptakan dan memanipulasi pengorganisasian dan pergerakan massa untuk mempengaruhi proses politis. 7. Orientasi terhadap struktur kekuasaan a. Model A (pengembangan masyarakat lokal): Pada pengembangan masyarakat lokal struktur kekuasaan sudah tercakup di dalam konsepsi mengenai komunitas itu sendiri. Setiap segmen komunitas dianggap sebagai bagian dari sistem klien. b. Model B (perencaan sosial): Pada perencanaan sosial struktur kekuasaan biasanya muncul sebagai sponsor atau „boss‟ (employer) dari praktisi perencanaan. Oleh karena itu, Morris dan Binstock menyatakan bahwa sangatlah sulit bagi seseorang untuk membedakan antara para perencana dengan organisasi yang mempekerjakannya. c. Model C (aksi sosial): Struktur kekuasaan oleh para praktisi aksi sosial dianggap sebagai target eksternal dari suatu tindakan. Sehingga dapat dikatakan bahwa struktur kekuasaan berada di luar sistem klien (konsitituensi).

37

8. Batasan definisi dari sistem klien dalam komunitas (konstituensi) a. Model A (pengembangan masyarakat lokal): Dalam pengembangan masyarakat lokal, total komunitas biasanya didasarkan pada kesatuan geografis (seperti, Rukun Warga, desa, kota). Mereka dalam kesatuan tersebutlah yang menjadi klien dari community worker. b. Model B (peencaan sosial): Klien dari perencanaan sosial bisa merupakan kesatuan geografis, tetapi dapat pula merupakan kesatuan fungsional (kelompok pecinta buku, kelompok profesi dokter dan sebagainya). c. Model C (aksi sosial): Klien dari praktisi aksi sosial biasanya merupakan bagian (subpart) atau segmen masyarakat yang membutuhkan bantuan. Dalam aksi sosial, para praktisi lebih melihat kelompok tersebut sebagai “teman-teman partisan” dibandingkan sekelompok klien.

9. Asumsi mengenai kepentingan kelompok-kelompok (subpart) dalam suatu komunitas a. Model A (pengembangan masyarakat lokal): Dalam pengembangan masayarakat lokal, berbagai kepentingan kelompok dan faksi dalam masyarakat dilihat secara mendasar merupakan permufakatanyang responsif terhadap pengaruh dari persuasi yang rasional,komunikasi dan niat baik

38

bersama. Kepentingan dari masing-masing kelompok pada model A, seolah-olah sudah membaur. b. Model B (perencanaan sosial): Pada perencanaan sosial tidak ada asumsi yang pervasif mengenai tingkat intraktabilitas ataupun konflik kepentingan. Sehingga permufakatan ayaupun konflik dapat ditolerir dalam pendekatan ini,selama tidak halangi proses pencapaian tujuan. c. Model C (aksi sosial): Pada aksi sosial ada asumsi bahwa kepentingan masing-masing bagian (subpart) dalam masyarakat sangat bervariasi dan sulit diambil kata mufakat. Dorongan-dorongan dari kepentingan pribadilah yang menyebabkan mereka merasa bodoh kalu mereka melepaskan apa yang sudah mereka miliki.

10. Konsepsi mengenai populasi klien (konstituensi) a. Model A (pengembangan masyarakat lokal): Dalam pengembangan masyarakat lokal, klien dipandang sebagai warga yang sederajat yang memiliki kekuatan-kekuatan yang pelu diperhatikan, tetapi belum semuanya dapat dikembangkan dengan baik. b. Model B (perencanaan sosial): Dalam perencanaan sosial klien lebih dilihat sebagai konsumen dari suatu layanan (services), dan mereka akan menerima serta memanfaatkan program dan layanan sebagai hasil dari proses perencanaan. Bahkan Morris dan Binstock lebih senang menggunakan 39

istilah konsumen dibandingkan istilah klien dalam perencanaan sosial. c. Model C (aksi sosial): Dalam aksi sosial , klien atau konstituen lebih dilihat sebagai „korban‟ (victim) dari suatu system 11. Konsepsi mengenai peran klien a. Model A (pengembangan masyarkat lokal): Para klien dalam pengembangan masyarakat lokal dikonsepsikan sebagai partisipan aktif dalam proses interaksional satu dengan lainnya, juga dengan community worker-nya. b. Model B (perencanaan sosial): Dalam perencanaan sosial, para klien memainkan peranan sebagai resipient (penerima) pelayanan. c. Model C (aksi sosial): Dalam aksi sosial, para klien biasanya merupakan „bawahan‟ (employer) bersama dengan para praktisi aksi sosial, mereka berusaha „mendobrak‟ sistem yang ada.

BAB III

GAMBARAN UMUM LEMBAGA

A. Sejarah 1. Ciliwung

Jika menengok mundur kebelakang, keberadaan sungai Ciliwung sebenarnya sangat penting bagi pertumbuhan Kota Jakarta. Sungai ini dahulu menjadi pusat dan jalur transportasi. Tapi kini, sungai itu tidak terawat dan malah dijadikan pembuangan sampah. Sungai Ciliwung ini berhulu di Gunung Pangrango, Jawa Barat. Sungai ini mengalir melalui kawasan Puncak, Ciawi, lalu membelok ke utara melalui Bogor, Depok, Jakarta dan bermuara di Teluk Jakarta. Dari Kota Jakarta, alirannya bercabang dua di daerah Manggarai: yang satu melalui tengah kota, antara lain sepanjang daerah Gunung Sahari, dan yang lain melalui pinngir kota, antara lain melalui Tanah Abang (Hasits, Merdeka.com, 2013).

Sungai yang mengalir di tengah kota Jakarta ini, mengalir lurus dan membelok ke timur setibanya di seberang jl. Labu Hayam Wuruk dan menumpahkan airnya ke kali Tangki di sisi jalan tersebut. Air Ciliwung masih terus ke utara, menyusuri sisi timur Medan Glodok dan baru membelok ke timur setelah melewati gedung Bioskop Pelangi (pertokoan Harco), sebagian lagi menumpahkan air ke kali Besar yang masa itu membentang dari timur ke barat, menyusuri Jl. Pancoran (di seberang Glodok Building) sampai melewati Jembatan Toko Tiga. Bagian Kali Besar yang menyusuri jl.

40

41

Pancoran sudah tidak ada, mungking telah menjadi roil tertutup.

Bagian Sungai Ciliwung yang lurus dari Harmoni ke utara, dulu merupakan kali swasta dengan aturan membayar tol apabila melaluinya. Kali yang oleh orang Belanda dinamakan Molenvliet itu dibuat oleh Kapitein der Chinezen (kepala warga Cina di Betawi), Phoa Beng Gan sehingga terkenal dengan nama Beng Gan. Tahun 1648 Beng Gan mendapatkan izin dari kompeni untuk membuat kali tersebut dan memungut tarif dari sampan-sampan yang lewat di sana, tahun 1654 diambil alih oleh kompeni dengan harga 1.000 real.

Sungai Ciliwung merupakan tempat Belanda pertama kali membangun kastilnya di tepi timur muara. Sedang di tepi Barat muaranya terdapat gedung Culemborg dan kantor Pabean jl. Pakin juga menyebrangi sungai ini. Sungai ini juga membentang di Kampung Muka Timur. Aliran lurus sungai Ciliwung di sebelah selatan disebut kali BEsar. Di sebelah barat sungai terdapat Weltervreden dan di sebelah timur di daerah prapatan terdapat sebuah rumah pribadi yang pernah menjadi kantor Sultan Hamengkubuwoni IX dari Yogyakarta. Muara sungainya juga menjadi tempat pelabuhan Sunda Kalapa.

Pada masa awal Batavia, perahu kecil berlayar dari sepanjang Ciliwung untuk mengangkut barang dari gudang dekat kali besar ke kapal yang berlabuh di laut. Pada pertengahan 1630, sungai Ciliwung mengalami pengendapan. Untuk mengatasinya dibangun sebuah parit sepanjang 800 m ke laut yang secara rutin digali untuk melancarkan aliran air.

42

Panjang parit bertambah sampai 1.350 m (1827) dari muata sungai akibat pasir dan lumpur yang terus bertumpuk apalagi dengan adanya gempa bumi pada bulan Januari 1699.

Cabang sungai Ciliwung yang bermuara ke samudera digunakan sebagai jalan masuk kasteel lewat kapal dari kanal ke Waterpoort. Pembangunan Molenvliet juga dihubungkan dengan sungai ini sebagai sumber tenaga bagi berbagai industry. Dahulu sungai Ciliwung airnya digunakan sebagai sumber air minum penduduk.

Air sungai ini pada tahun 1689 belum tercemar dan bisa digunakan sebagai air minum. Gempa bumi yang terjadi pada bulan Januari 1699, mengakibatkan kenaikan tingkat pengendapan. Timbunan lumpur dan tanah liat bertumpuk di parit yang digali untuk melancarkan aliran air ked an dari sungai. Sayang, sejak tahun 1740 air sungai ini sudah dianggap tidak sehat karena segala sampah dan buangan air limbah rumah sakit yang dialirkan ke sungai. Banyak pasien menderita disentri dan kolera. Air minum yang kurang bersih ini meyebabkan angka kematian yang sangat tinggi di antara warga Batavia. Sebaliknya kebanyakan ornag China yang minum teh jarang terjaring penyakit akibat air. Menyadari hal ini banyak orang BElanda makan daun the agar tetap sehat. Tentu saja usaha ini tidak berhasil.

Pada akhir abad ke 18, Dokter c.p Thunberg masih meresepkan daun the daripada air the yang dimasak. Pada zaman itu belum diketahui bahwa kuman dalam air akan mati kalau airnya dimasak sampai mendidih. Sampai abad ke-19 air kali Ciliwung oleh orang Belanda digunakan sebagai air 43

minum. Air kali mula-mula ditampung dalam semacam waduk (waterplaats atau aquada), yang dibangun dekat Benteng Jacatra, bagian utara kota, kemudian dipindahkan ke tepi Molenvliet sekitar daerah Medan Glodok. Waduk dilengkapi dengan pancuran-pancuran kayu yang mengucurkan air dari ketinggian kira-kira 10 kaki (kurang dari 3m), sehingga daerah sekitar oleh orang Betawi dinamakan Pancuran.

Dulu ketika Ciliwung masih dapat dilayari oleh perahu yang cukup besar sampai ke tengah kota, di daerah sekitar jl. Gajah Mada dan Harmoni, sering diselenggarakan perayaan tahunan pek cun atau peh cun, yakni perayaan perahu berhias bagi orang China di Jakarta. Kini air sungai sudah tidak keruh ketika mencapai Jakarta, karena daerah alirannya merupakan tempat pembuangan limbah. Akibatnya, dasar sungai itu semakin dangkal dan alirannya semakin lambat. (Sumber: Ensiklopedi Jakarta).

2. KANCIL (Komunitas Anak Ciliwung) Pondok Cina Depok) Depok merupakan salah satu Kota penyokong DKI (Daerah Khusus Ibu Kota) Jakarta, dimana penduduknya sudah mulai pada dengan dilihat dari lalu lintasnya. Apalagi ketika melewati jalan Margonda Depok ketika pukul 17.00 WIB bunyi suara klakson dari motor maupun mobil yang saling bersaut- sautan di jalanan. Daerah Kampung Kapuk atau jalan menuju basecamp KANCIL (Komunitas Anak Ciliwung) Pondok Cina Depok sudah sangat padat hingga anak-anakpun tidak punya tempat untuk bermain, sehingga bermain pun di pinggir jalan yang banyak lalu lalang kendaraan bermotor, ditambah untuk masyarakat aslinya atau pribumipun tergeser hingga bantaran

44

kali lantaran betonisasi entah dari bangunan kios atau ruko ataupun pelebaran jalan bahkan rumah kos-kosan ikut meramaikan dunia pembangunan di kelurahan Pondok Cina Kp Kapuk Depok.

Bermula dari rasa keprihatinan terhadap kondisi Sungai Ciliwung, sejumlah warga Kelurahan Pondok Cina membentuk komunitas. Awalnya, warga Pondok Cina, SS dengan seorang warga bantaran Ciliwung prihatin dengan kondisi sungai. SS pun membuat sebuah perkumpulan bernama Komunitas Ciliwung Pondok Cina (KCPC).

“Cuma saya berinisiatif mengubah nama komunitas peduli Ciliwung tersebut, tercetuslah nama Kancil yang kepanjangan dari Komunitas Anak Ciliwung Pondok Cina-Depok,” jelas SS.

Kancil Pondok Cina berdiri pada 12 Juli 2015, dipelopori oleh Syahrizal dan Susanto. Mereka membentuk komunitas ini karena kegelisahan dan kurang terbinanya pemuda yang ada di Daerah Aliran Sungai (DAS) kali Ciliwung Pondok Cina. Melihat kondisi Daerah Aliran Sungai (DAS) kali Ciliwung yang sudah beralih fungsi dari pusat peradaban menjadi tempat pembuangan sampah dan limbah rumah tangga.

Berangkat dari permasalahan diatas SS, mengumpulkan beberapa pemuda yang ada di Daerah Aliran Sungai (DAS) kali Ciliwung Pondok Cina untuk membicarakan kondisi kali Ciliwung saat ini. Hasil dari perkumpulan itu akhirnya memutuskan untuk membentuk sebuah komunitas yang bertujuan untuk membentuk masyarakat Daerah Aliran Sungai 45

(DAS) Ciliwung menjadi masyarakat yang berwawasan, peduli, inovatif, komunikatif dan proaktif terhadap kelestarian Daerah Aliran Sungai (DAS) Ciliwung agar menjadi lingkungan yang bersih, sehat, aman, dan hijau serta meningkatkan peran masyarakat dalam dinamika sosial didalam dan atau diluar DAS Ciliwung Pondok Cina.

Pada dasarnya komunitaslah yang menjadi wadah bagi masyarakat Kampung Kapuk untuk melaksanakan beberapa kegiatan yang terjun langsung dalam kegiatan lingkungan terutama ya KANCIL (Komunitas Anak Ciliwung) Pondok Cina Depok. Apalagi dalam bidang lingkungan hanya KANCIL (Komunitas Anak Ciliwung) Pondok Cina Depok yang berada di wilayah administrasi Kelurahan Pondok Cina, akan tetapi yang selalu bersinergi dengan komunitas yang berada dilingkungan Pondok Cina.

Dari beberapa Tahun belakang ini basecamp untuk Komunitas Anak Ciliwung (KANCIL) Pondok Cina ini berada dirumah warga, karena pada awalnya basecamp ini berada di Daerah Aliran Sungai (DAS) berbentuk saung sudah rata dengan tanah karena banjir yang tinggi pada tahun 2016. Karena basecamp merupakan hal yang seharusnya diadakan atau dibangun agar titik kumpul ada dan bisa digunakan untuk lebih produktif dalam kegiatan komunitas.

46

B. Asas dan Tujuan 1. Asas Komunitas Anak Ciliwung (KANCIL) berasaskan kepedulian dan kekeluargaan berlandaskan Pancasila dan UUD 1945 2. Tujuan Komunitas Anak Ciliwung (KANCIL) bertujuan untuk membentuk masyarakat Daerah Aliran Sungai (DAS) Ciliwung menjadi masyarakat yang berwawasan, peduli, inovatif, komunikatif dan proaktif terhadap kelestarian Daerah Aliran Sungai (DAS) Ciliwung agar menjadi lingkungan yang bersih, sehat, aman, dan hijau serta meningkatkan peran anggota Komunitas Anak Ciliwung (KANCIL) dalam dinamika kemasayarakatan didalam dan atau diluar Daerah Aliran Sungai (DAS) Ciliwung Pondok Cina. C. Fungsi Adapun fungsi terbentuknya Komunitas Anak Ciliwung (KANCIL) Pondok Cina Depok adalah:

1. Sebagai komunitas perwakilan masyarakat Daerah Aliran Sungai (DAS) Ciliwung Pondok Cina. 2. Sebagai Pengembangan Potensi dan aktualisasi diri masyarakat Daerah Aliran Sungai (DAS) Ciliwung Pondok Cina dalam rangka melestarikan lingkungan. 3. Sebagai wadah silaturahmi bagi masyarakat Daerah Aliran Sungai (DAS) Ciliwung Pondok Cina agar terciptanya rasa persaudaraan dan persatuan. D. Keanggotaan Untuk menjadi Anggota Komunitas Anak Ciliwung (KANCIL) Pondok Cina Depok adalah persyaratannya sebagai berikut: 47

1. Seluruh elemen masyarakat yang peduli terhadap lingkungan yang memenuhi syarat dan telah disetujui oleh pengurus. 2. Memenuhi persyaratan-persyaratan yang ditentukan dalam Anggaran Rumah Tangga (ART) Komunitas Anak Ciliwung (KANCIL).

Akan tetapi pada kenyataan jika melihat syarat keanggotaan siapapun berhak atau mengikuti KANCIL (Komunitas Anak Ciliwung) Pondok Cina Depok itu terbuka untuk umum dan hanya yang memiliki jiwa sosial atau cinta terhadap lingkungan. Selain itu KANCIL adalah sebuah komunitas non-politik dan merupakan sosial kemasyarakatan dalam rangka pelestarian lingkungan. Komunitas Anak Ciliwung (KANCIL) yang bediri pada tanggal 12 Juli 2015 yang beranggotakan dari berbagai pendidikan dengan tekad, semangat dan kepedulian terhadap kelestarian lingkungan Daerah Aliran Sungai (DAS) yang terdiri dari 21 anggota dengan latar belakang Pendidikan yang berbeda, akan tetapi memiliki tujuan dan tekad yang sama yaitu menjaga kelestarian lingkungan bantaran Kali Ciliwung.

48

E. Struktur Komunitas Komunitas Anak Ciliwung atau KANCIL memiliki struktur komunitas pada umumnya. Struktur tersebut terdiri dari pembina, ketua umum, wakil ketua, sekretaris, bendahara dan anggota.

PEMBINA

KETUA

WAKIL KETUA

SEKERTARIS BENDAHARA

ANGGOTA

Pembina : Syahrizal dan Susanto

Ketua Umum : Sule

Wakil Ketua : Zaenal

Sekretaris : Erni

Bendahara : Mafaza Adinda Rosa

F. Pendanaan Dalam menjalankan kegiatan dan program yang ada, tentu saja membutuhkan dana yang tidak sedikit. Komunitas Anak Ciliwung (KANCIL) Pondok Cina merupakan suatu lembaga independen yang tidak memiliki sumber dana yang pasti. Mereka 49

bergantung pada donatur-donatur yang telah menandatangani kontrak kerjasama dengan Komunitas Anak Ciliwung (KANCIL) Pondok Cina. Sejak lembaga ini berdiri, banyak sekali donatur- donatur dari lembaga negri maupun swasta yang mendanai berjalannya Komunitas Anak Ciliwung (KANCIL) Pondok Cina. Donasi yang diterima tersebut tidak hanya berbentuk uang namun juga berbentuk barang atau hal lain, berikut sumber keuangan atau pendaan yang berlaku di Komunitas Anak Ciliwung (KANCIL) Pondok Cina: 1. Sumber pendanaan diperoleh dari sumbangan donatur, dana abadi, sisa hasil kegiatan, dana usaha, dan iuran anggota 2. Dana abadi adalah sejumlah uang yang akan dilimpahkan dari setiap pergantian kepengurusan yang digunakan untuk kegiatan yang sesuai dengan prinsip dan tujuan Komunitas Anak Ciliwung (KANCIL) dengan nilai minimum tetap dari tahun sebelumnya. 3. Iuran anggota adalah sumbangan wajib bagi anggota Komunitas Anak Ciliwung (KANCIL) yang dipergunakan untuk pelaksanaan organisasi, yang dibayar sebesar Rp 5.000 per minggu.

Penarikan iuran anggota dilakukan oleh bendahara yang berwenang dengan bantuan pengurus. Untuk pendanaan yang bersumber dari anggota atau iuran anggota dari laporan yang diterima pada saat buka bersama pada bulan Ramadhan pada tanggal 21 mei 2018 kurang lebih Rp 1.530.000 itupun sudah terpotong untuk acara buka bersama. Untuk donasi yang tidak berbentuk uang antara lain:

50

1. Bibit Pohon 2. Cat tembok untuk membuat Kampung Tematik 3. Ikut adil dalam merubah jalan tanah menjadi pontblock

Sedangkan dalam melaksanakan program yang ada Komunitas Anak Ciliwung (KANCIL) Pondok Cina Depok bekerja sama dengan intitusi, lembaga ataupun komunitas lain, yaitu:

1. Karang Taruna Pondok Cina 2. Kelurahan Pondok Cina 3. Peneliti UI 4. Koramil 02 Beji 5. Forum Komunitas Hijau (FKH) Depok 6. Komunitas Chamber Internasional (JCI) Indonesia 7. Komunitas Kampung Hijau (KOKAHI) 8. Pemerintahan Kota Depok G. Program/Kegiatan Untuk program atau kegiatan rutinitas yang dilakukan oleh Komunitas Anak Ciliwung (KANCIL) Pondok Cina Depok yaitu terbagi menjadi beberapa bagian program maupun evaluasi agar program yang dijalankan sesuai dengan latar belakang maupun tujuan terbntuknya Komunitas Anak Ciliwung (KANCIL) yaitu:

1. Program kesekretariatan dan pengembangan Pengadaan perlengkapan kesekretariatan seperti pengadaan laptop/computer dan perabotan lain yang dibutuhkan untuk menunjang kegiatan dan pengembangan anggota dengan pelatihan organisasi dan kepemimpinan untuk anggota 2. Program peningkatan keamanan dan keselamatan Program peningkatan keamanan dan keselamatan harus diadakan mengingat kegiatan Komunitas Anak Ciliwung 51

(KANCIL) sangat beresiko tinggi. Program ini dibagi menjadi 2 yang meliputi: a. Program pengadaan alat, seperti pengadaan perahu, pelampung, helm dan alat lainnya yang dibutuhkan b. Program pelatihan anggota untuk meningkatkan keamanan dan keselamatan dalam kegiatan seperti pelatihan basic safety, pelatihan safety rafting, pelatihan resque, dan pelatihan lainnya yang dibutuhkan untuk keamanan dan keselamatan. 3. Program kegiatan: Program kegiatan yang diadakan terbagi menjadi 3 sesuai dengan tujuan dan jangka waktunya: a. Program Rutin: Program rutin merupakan program yang dilakuan secara berselang dalam jangka waktu yang pendek/singkat dalam upaya menjaga kebersihan dan keindahan ciliwung, antara lain: 1. Sapu bersih Ciliwung Sapu bersih, dilaksanakan 1 bulan sekali di minggu ke 1 setiap bulannya, dengan target tepi sungai yang dijadikan sebagai tempat sampah oleh masyarakat dapat bersih dan dikemudian hari tida adalagi yang membuang sampah ditempat tersebut 2. Patroli Ciliwung Patroli yaitu kegiatan susur sungai untuk memantau lingkungan atau titik yang dijadikan sebagai tempat sampah dan dilaksanakan bersama dengan ngarung sampah (mengambil sampah ditengah maupun

52

ditepian sungai) dilaksanakan 1 bulan sekali di minggu ke 2 tiap bulannya. b. Program berjangka 1. Penanaman pohon 2. Pembibitan 3. Bank sampah 4. Sosialisasi dan edukasi kebersihan dan pelestarian Ciliwung ke warga sekitar 5. Pengadaan acara festival untuk masyarakat sekitar

4. Monitoring dan Evaluasi Komunitas Anak Ciliwung (KANCIL) mengadakan monitoring dan evaluasi setiap 1 bulan sekali, 3 bulan sekali, 6 bulan sekali dan 1 tahun sekali yang mencakup:

a. Memonitoring dan evaluasi program-program yang sudah terlaksa dan belum terlaksana setiap 1 bulan sekali. b. Membuat strategi kedepan dengan melihat sejauh mana efektifitas program yang telah dijalankan serta menentukan strategi yang tepat untuk program selanjutnya. c. Memonitoring dan evaluasi kinerja setiap anggota agar bekerja sesuai jobdesk. d. Memonitoring dan evaluasi keuangan yang ada untuk mendukung program-program yang akan dilaksanakan.

BAB IV

TEMUAN LAPANGAN

Pada pembahasan ini penelitian fokus kepada peran Komunitas Anak Ciliwung (KANCIL) serta faktor-faktor yang menjadi penghambat dan pendukung dalam kelangsungan pemeliharaan ekologi bantaran Kali Ciliwung. Pembahasan ini akan dimulai dari temuan mengenai peran komunitas dalam memelihara ekologi di sungai Ciliwung. Dimana pembahasan tentang peran komunitas dalam memelihara ekologi Kali Ciliwung.

A. Peran Komunitas Anak Ciliwung (KANCIL) dalam Memelihara Ekologi di Wilayah Sungai Ciliwung Pondok Cina Kali Ciliwung merupakan salah satu kali yang melewati tujuh wilayah Jakarta, Depok dan Bogor. Kali Ciliwung memiliki peranan penting dalam kehidupan masyarakat, jika terjadi peningkatan curah hujan di wilayah Jabodetabek maka wilayah-wilayah bantaran Kali Ciliwung menjadi wilayah pertama yang mengalami bencana banjir.

Akibat dari sering meluapnya air Kali Ciliwung serta banyaknya wilayah yang menjadi jalur bagi Kali Ciliwung, maka beberapa aktivis pecinta lingkungan tergerak untuk membentuk sebuah komunitas di wilayah bantaran Kali Ciliwung. Hal ini dimaksudkan untuk menjaga kelestarian wilayah bantaran kali serta menanggulangi masalah- masalah terkait pencemaran ataupun perusakan di wilayah kali Ciliwung. Komunitas-komunitas tersebut bergerak pada bidang yang sama, yaitu kelestarian dan kesehatan lingkungan bantaran Kali dengan menggunakan metode pemberdayaan masyarakat. Salah satu komunitas yang menjadi penjaga serta pelindung bagi Kali Ciliwung adalah

53

54

Komunitas Anak Ciliwung yang ada di Depok. Mereka juga sering menyebut diri mereka sebagai “Kancil” (Komunitas anak Ciliwung). Jika melirik kepada sejarah terbentuknya komunitas, bermula dari rasa keprihatinan terhadap kondisi Kali Ciliwung. Sehingga tercetuslah untuk membentuk sebuah komunitas. Awalnya, sang pendiri, Ss, dengan seorang warga bantaran Ciliwung prihatin dengan kondisi sungai, sehingga dia membuat sebuah perkumpulan bernama Komunitas Ciliwung Pondok Cina (KCPC). Hal tersebut disampaikan sebagai berikut:

“Awalnya kan prihatin nih liat kondisi (Kali Ciliwung) parah banget, jadi setelah ngobrol-ngobrol ya kita pada inisiatif bikin perkumpulan atau komunitas lah ya istilah bekennya untuk ngejaga ini wilayah….”(Wawancara dengan SS, 2018)

Menurut beberapa anggota lain yang diwawancarain komunitas tersebut dinamain KCPC. Akan tetapi, seiring berjalannya waktu saudara Ss kemudian berinisiatif untuk mengubah nama tersebut menjadi Komunitas Anak Ciliwung atau disingkat dengan nama Kancil.

“Cuma saya berinisiatif mengubah nama komunitas peduli Ciliwung tersebut, tercetuslah nama Kancil yang kepanjangan dari Komunitas Anak Ciliwung Pondok Cina-Depok” (Wawancara dengan SS, 2018)

Kancil memiliki peran besar dalam perubahan di wilayah bantaran Kali Ciliwung khususnya Kawasan Pondok Cina, Depok. Hal tersebut terlihat pada tahun 2013 bahwa Kali Ciliwung dapat dikatakan tidak layak disebut sebagai Kali. Dikarenakan Kali tersebut didominasi oleh sampah sehingga Kali tersebut memiliki perubahan alih fungsi lahan dan penyempitan bantaran anak sungai, Akan tetapi saat ini Kali 55

Ciliwung telah mengalami perubahan pesat seperti TPS Kecil, jalan berkonblok dan spitank komunal. Kali Ciliwung telah berubah menjadi salah satu wilayah ekowisata bagi Kota Depok.

Jika melihat kepada konsep peran yang disampaikan oleh Biddle dan Thomas (dalam Sarwono:1984) bahwa salah satu konsep peran yaitu orang-orang yang mengambil bagian dalam interaksi sosial. Maksudnya adalah komunitas ataupun anggota komunitas tersebut mengambil bagian dalam melakukan interaksi dengan mayarakat. Hal tersebut sejalan dengan peran yang dimiliki oleh Kancil.

Kancil memiliki peran penting dalam pemeliharaan ekologi Kali Ciliwung, seperti yang telah disampaikan di atas bahwasanya peranan tersebut terlihat dari aksi Kancil dalam pemeliharaan lingkungan dengan mengajak masyarakat sekitar untuk melalukan kegiatan kerja bakti, seperti yang disampaikan oleh MJ sebagai berikut:

“suka diajak buat kerja bakti, bersih-bersih sungai palingan mah….”(Wawancara dengan MJ, 2018)

Selain itu, ibu AD juga menyampaikan hal yang sama bahwa KANCIL mengajak masyarakat sekitar untuk melalukan kegiatan kerja bakti selain itu juga KANCIL ikut serta aktif dalam kegiatan masyarakat, sebagai berikut:

“Aktif dalam kegiatan masyarakat semisal pengajian atau kerja bakti,….” (Wawancara dengan AD, 2018)

Berbagai peran yang dipraktikan oleh Kancil yang dikelompokkan sebagai peran yang memfasilitasi masyarakat serta berkaitan dengan stimulasi dan penunjang dalam pengembangan masyarakat. Berdasarkan temuan lapangan yang terdiri dari wawancara

56

dan observasi bahwasanya dalam Kancil memiliki peran peting dalam melakukan pemeliharaan ekologi. Hal tersebut terlihat dari pernyataan salah satu masyarakat bahwasanya dengan adanya komunitas ini sangat memberikan pengaruh kepada lingkungan ataupun masyarakat sekitar, seperti yang disampaikan oleh bapak MJ, sebagai berikut:

“anak-anak Kancil mah punya pengaruh disini, dia pada suka ngajak masyarakat buat kerja bakti, ngebersihin semuanya sama bikin acara-acara, ya baguslah mereka pada….” (Wawancara dengan MJ, 2018)

Pernyataan tersebut juga didukung oleh bapak AS, bahwasanya Kancil memiliki tujuan yang baik sehingga masyarakat pun mendukung segala kegiatan dari komunitas ini, sebagai berikut:

“Komunitas ini bagus karena punya tujuan yang baik gitu, terus mereka juga kan anak-anak sekitar sini juga, ya ga ada bedanya mereka ama masyarakat, ya gitu dah. Ya intinya mah tujuannya baik aja…” (Wawancara dengan SL, 2018)

Berdasarkan pernyataan di atas bahwasanya anggota Kancil merupakan warga setempat juga, sehingga ikatan antara masyarakat dan komunitas sangat erat, serta segala bentuk kegiatan komunitas juga didukung penuh oleh masyarakat sekitar.

Jika dikaitkan dengan konsep peran komunitas yang disampaikan oleh Jim Ife dan Frank Tesoriero (2014) bahwa terdapat beberapa aspek yang dapat dikaitkan konsep peran dengan peran Kancil dalam memelihara ekologi bantaran Kali Ciliwung, diantaranya: semangat social, mediasi dan negosiasi, dukungan, mengorganisasi, pelatihan. Akan tetapi dari kelima (5) aspek yang disampaikan oleh Jim Ife dan Frank Tesoriero (dalam bukunya Community Development: 57

Alternatif pengembangan Masyarakat di era Globalisasi: 2014) bahwasanya hanya terdapat empat (4) aspek yang ditemukan dilapangan berdasarkan wawancara, observasi dan studi dokumentasi yang telah dilakukan peneliti, sehingga hal tersebut dapat dijadikan alat analisis dalam penelitian ini.

Dengan demikian dari konsep peran yang disampaikan di atas maka peneliti memutuskan untuk menganalisis terkait peran Kancil, sebagai berikut:

1. Semangat Sosial Peran pertama yang dapat dimiliki oleh Kancil dalam rangka menjaga ekologi sungai Ciliwung adalah semangat sosial. Semangat sosial menggambarkan bahwa pekerja masyarakat atau agen perubahan bukanlah menjadi seseorang yang mampu melakukan segala hal oleh dirinya sendiri namun yang mampu membuat orang lain ikut terlibat beraktivitas dalam berbagai proses pemberdayaan. Oleh karena pekerja masyarakat memiliki kemampuan untuk menginspirasi, mengantusiasi, mengaktivasi, menstimulasi, menggerakan, dan memotivasi orang lain untuk melakukan tindakan. Melihat ke sejarah terbentuknya Kancil, bahwasanya komunitas ini merupakan sekumpulan pemuda yang ingin menjadikan Ciliwung kembali pada fungsi awal sungai sebagai aliran air yang berguna sebagai sumber kehidupan bagi makhluk hidup disekitarnya. Karena beberapa dekade terakhir sungai Ciliwung sudah menjadi tempat pembuangan sampah, maka dari itu semangat mereka untuk membuat sungai Ciliwung kembali pada fungsinya. Untuk menyadarkan masyarakat akan pentingnya fungsi sungai tersebut, maka

58

mereka melakukan beberapa cara yaitu dengan memerankan diri sebagai kelompok yang memiliki semangat sosial yang tinggi. Jika melihat fungsi atau kemampuan dari seorang agen perubahan ialah harus memiliki kemampuan dalam menginspirasi, mengantusiasi, mengaktivasi, menstimulasi, menggerakan, dan memotivasi orang lain untuk melakukan tindakan. Hal tersebut juga dimiliki oleh Kancil. Oleh karena itu, untuk mempermudah dalam mengkoordinir masyarakat maka dibentuklah komunitas ini. Hal ini dapat dibuktikan dengan hasil wawancara yang peneliti dapatkan dari saudara ST selaku pendiri komunitas, sebagai berikut:

“Kita sebagai anak muda, dulunya asli warga Pondok Cina yang ada di pinggiran kali ya merasa Ciliwung udah berubah dari dulunya asri sekarang udah banyak limbah. Awalnya temen-temen tuh punya insiatif gimana sih ini kita bisa edukasi masyarakat tidak buang sampah di kali. Nah terus ngumpulin pemuda sini untuk bikin perkumpulan dan terbentuk seperti ini”. (Wawancara dengan ST, 2018)

Hal ini didukung oleh pernyataan dari hasil wawancara oleh saudara ST, sebagai berikut: “Saya, SL dan bang RZ karena miris lihat anak-anak kecil mandi di kali tapi dengan kondisi air yang kotor”. (Wawancara dengan ST, 2018)

Untuk menyadarkan masyarakat komunitas ini melakukan beberapa tindakan atau kegiatan yang menunjang untuk mencapai tujuan komunitas ini yaitu mengembalikan 59

fungsi sungai Ciliwung tersebut. Kancil melakukan peran komunitas sebagai semangat sosial dengan cara mengajak masyarakat sekaligus memberikan contoh bagaimana agar masyarakat tidak membuang limbah rumah tangga ke sungai secara langsung.

Tindakan awal yang dilakukan oleh Kancil ialah mereka meminta izin kepada tokoh masyarakat setempat untuk membuat forum pertemuan masyarakat dan mengajak masyarakat untuk berkerja bakti membersihkan selokan dibantaran sungai secara rutin setiap 2 minggu sekali, serta mereka ikut berpartisipasi dalam perkumpulan RT dalam menyuarakan ide kepada masyarakat agar tidak membuang sampah ke sungai dan mengajak masyarakat untuk berpartisipasi dalam menjalankan ide baik tersebut. Hal tersebut sesuai dengan pernyataan RD, sebagai berikut:

“… ya mereka dulu awalnya izin dulu kan, terus suka nimbrung kalo ada rapat RT gitu dah…. Ya bocah-bocah aktif sih ya banyak aja gitu ide-idenya….” (Wawancara dengan RD, 2018)

Hal tersebut juga dikonfirmasi oleh masyarakat setempat, seperti yang disampaikan bapak HJ sebagai berikut:

“Dia pada kan suka ikut kalo RT lagi rapat, terus suka kasih masukan kan gitu biar wilayah bersih, suasana aman, nyaman sama mereka itu tuh selalu ngelibatin kita-kita warga sih jadi kegiatan apa gitu yang mereka mau buat warga juga tau.….” (Wawancara dengan HJ, 2018)

60

Berdasarkan pernyataan di atas dapat disimpulkan bahwa Kancil merupakan komunitas yang memiliki semangat sosial yang tinggi, terlihat dari pernyataan ST sebagai pendiri bahwasanya mengajak pemuda sekitar wilayah Kali Ciliwung untuk mengedukasi masyarakat agar tidak membuang sampah ke bantaran Kali ataupun ke Kali Ciliwung. Untuk memperlancar segala tujuan Kancil maka pendiri mulai mengurus segala perizinan kepada rukun tetangga (RT) untuk bergerak dan menstimulus masyarakat agar dapat menjaga ekologi bantaran Kali Ciliwung.

Pernyataan di atas serta dikaitkan dengan konsep peran yang disampaikan oleh Jim Ife Frank Tesoriero (2014) bahwa Kancil yang memiliki peran sebagai agen perubahan bukanlah menjadi seseorang yang mampu melakukan segala hal dengan sendirinya, sehingga dibutuhkan semangat sosial yang tinggi agar tujuan dari komunitas ini-pun tercapai. Selain itu Kancil juga berperan sebagai pihak yang menginspirasi, mengantusiasi, mengaktivasi, menstimulasi, menggerakan, dan memotivasi orang lain untuk melakukan tindakan. Hal tersebut terlihat pada sejarah terbentuknya Kancil bahwa pendiri komunitas terinspirasi membentuk komunitas ini dikarenakan terdapat factor-faktor pendorong yang menjadikan pendiri untuk bergerak menuju perubahan yang lebih baik. Selain itu, Kancil juga menstimulasi masyarakat dengan cara melakukan perubahan serta menggerakan dan memotivasi masyarakat melalui edukasi yang diberikan agar masyarakat lebih sadar bahwa memiliki lingkungan yang baik adalah hal yang baik untuk kesehatan dan dapat mencegah adanya wabah penyakit yang disebabkan oleh sampah serta menghindari terjadinya 61

bencana banjir yang selalu dirasakan masyarakat bantaran Kali Ciliwung. Selain itu efek yang dapat dirasakan oleh masyarakat bahwa dengan lingkungan yang bersih maka akan memberikan rasa nyaman pada kehidupan masyarakat bantaran Kali Ciliwung khususnya masyarakat wilayah Pondok Cina-Depok.

2. Mediasi dan Negosiasi Peran kedua yang dilakukan oleh Kancil Pondok Cina Depok, adalah dengan mediasi dan negosiasi. Dalam menghadapi sebuah konflik yang terjadi didalam kelompok, seorang pekerja masyarakat terkadang harus memainkan peran sebagai Mediator.

Dalam menjalakan tugas sebagai mediator Kancil juga pernah membantu warga untuk membangun Tempat Pembuangan Sampah (TPS) dan Septictank komunal. Alasan mengapa masyarakat banyak yang membuang sampah disungai adalah tidak adanya Tempat Pembuangan Sampah (TPS) diwilayah tersebut, dan mereka melakukan tugasnya mediator ke pihak pemerintahan daerah. Alhasil tidak adanya tanggapan dari pemerintahan daerah untuk membuat Tempat Pembuangan Sampah (TPS), karena tidak adanya anggaran pemerintah dalam pembuatannya. Karena tidak adanya anggaran sehingga mereka membuat Tempat Pembuangan Sampah (TPS) sendiri dengan swadaya masyarakat. Hal ini didukung dengan hasil wawancara dari SL selaku ketua umum, yaitu:

“Sebenernya kita sudah punya solusi kedepannya, sebenernya kita gak bisa menyalahkan masayarakat karena tidak ada yang

62

bisa disalahkan, dan saya sendiri sudah ke dinas kebersihan kota DEPOK untuk meminta membuatkan TPS, tapi dari KADISnya bilang kalo tidak ada pembuatan TPS baru. Ya mau gak mau dari kita sendiri membuat bak sampah itupun dibantu dengan masyarakat dan para donatur walaupun unjung- ujungnya dibakar juga”. (Wawancara dengan SL, 2018)

Selain itu setelah berhasil membujuk dan mengajak warga untuk menjaga bantaran sungai, seperti yang disampaikan salah satu warga bantaran Kali. Sebagai berikut:

“….jadi kita pernah disuruh iuran gitu buat bikin tempat sampah, karna katanya mereka (Kancil) udah bilang ke dinas tapi ga ada uangnya gitu. Yaudah kita pada bayar dah…” (Wawancara dengan AD, 2018)

Hal tersebut sejalan dengan pernyataan bapak MH, sebagai berikut:

“… pernah disuruh iuran, buat bikin tempat sampah katanya, yaudah kita mah bayar aja yang penting udah ijin RT gitu……” (Wawancara dengan MH, 2018)

Akan tetapi Kancil mendapatkan permasalahan baru terkait pembangunan gedung kampus swasta di Depok, yang dimana kampus tersebut membangun gedung baru disekitar bantaran sungai yang berjarak kurang dari lima (5) meter dari bibir sungai, seperti yang disampaikan oleh bapak SL, sebagai berikut:

“Ohh itu kampus Swasta GDA, sebenernya dari kita sendiripun menolak kalo ada pembangunan di bantaran sungai apalagi 63

sudah melebihi DAS (Daerah Aliran Sungai)…...” (Wawancara dengan SL, 2018)

Kancil dan masyarakat melakukan sebuah tindakan dari konflik tersebut, yang dimana Kancil melakukan tugasnya sebagai pekerja masyarakat yaitu sebagai mediator. Berangkat dari keresahan masyarakat itu Kancil menanyakan surat perizinan atas pendirian bangunan tersebut, hal tersebut sesuai dengan pernyataan tokoh masyarakat setempat, sebagai berikut:

“….jadi kita itu khawatir karna kan itu kampus bangun gedung tinggi tuh, dia pada udah punya surat izin apa belum soalnya ada batesan yang di langgar ama mereka, takutnya kitanya jadi kena banjir dah, yaudah ngajak Kancil buat nanyain permasalahan ini ke itu kampus….” (Wawancara dengan RD, 2018)

Hasil dari mereka melakukan mediator dengan pihak kampus hanya berpasrah diri ketika melihat perizinan tersebut. Hal tersebut disampaikan oleh ketua umum Kancil, sebagai berikut:

“….. Kita sudah beberapa kali sudah bolak balik ke Dinas PUPR, dan menanyakan apakah pembangunan ini sudah mempunyai surat izin? Ternyata sudah punya izin. Kita gak bisa berbuat apa-apa karena sudah mempunyai izin,…..” (Wawancara dengan SL, 2018)

Padahal menurut Undang-undang no 11 tahun 1974 tentang pengairan dan Peraturan Pemerintah no 25 tahun 1991 tentang sungai, bahwasannya batas larangan untuk membangun dari garis sempadan atau bibir sungai adalah 10 sampai 20

64

meter. Selain itu yang dikhawatirkan oleh Kancil hal tersebut akan memberikan dampak kepada masyarakat sekitar bantaran Kali Ciliwung dikarenakan pihak kampus tersebut mengenai garis sepadan, hal tersebut disampaikan oleh SL sebagai berikut:

“….. nah kita pengen ngobrol dengan pihak GDA, sebenernya untuk pembangunan di bantaran itu cuma beberapa dia kena dari garis sepadan, dan dari kita gak terimanya itu dia bikin turab dibantaran. Nah turabnya GDA ini menurut kami turabnya dari batu kali, ngerinya suatu saat kan pasti ada banjir besar tahun-tahun mendatang, dan pengennya kami itu kalo bisa kanan-kiri di turab agar tidak timpang sebelah. Soalnya kalo salah satu saja ngerinya lari aliran sungainya ke pemukiman warga.” (Wawancara dengan SL, 2018)

Berdasarkan pemaparan di atas dapat dikatakan bahwa Kancil berperan sebagai pihak yang membantu masyarakat untuk menyalurkan keresahan akibat pembangunan yang dilakukan tidak sesuai dengan peraturan yang ada. Kancil berperan sebagai mediator antara masyarakat sekitar bantaran Kali Ciliwung dengan pihak GDA. Berdasarkan pernyataan yang disampaikan oleh ketua umum Kancil bahwasanya pihak GDA telah memiliki izin pembangunan akan tetapi efek dari pembangunan tersebut untuk jangka panjang sangat mengkhawatirkan bagi masyarakat sekitar bantaran Kali. Pasalnya, posisi Gedung GDA terletak ditikungan alur Kali Ciliwung, dan pihak GDA membangun gedung berjarak kurang dari lima (5) meter dari bantaran Kali. Pihak GDA membangun turab hanya disisi pembangunan, hal tersebut akan berdampak 65

kepada masyarakat apabila curah hujan tinggi sehingga dikhawatirkan jalur air akan berubah menuju pemukiman warga. Berdasarkan keresahan tersebut KANCIL mengajak pihak GDA untuk bernegosiasi agar pembangunan turab sebaiknya dibangun dikedua belah sisi Kali, dengan tujuan agar tidak ada ketimpangan pada jalur air selain itu tujuan lainnya ialah aga tidak ada pihak yang dirugikan, akan tetapi proses negosiasi tersebut masih dalam proses hingga sekarang.

3. Dukungan Dukungan merupakan hal penting yang harus dilakukan dalam memelihara dan menyetujui orang lain, serta menjaga jarak dengan berbagai aspek glamour dari pekerjaan. Namun, pengembangan masyarakat dapat menjadi sebuah pengalaman yang sulit bagi semua orang yang terlibat, dan jika sebuah proyek atau program itu menghasilkan, maka penting untuk menyediakan dukungan terus-menerus untuk membangun dan mempertahankan kepercayaan diri. Itulah fondasi bagi tujuan peningkatan kesadaraan dan pemerdayaan.

Dalam menjalankan perannya sebagai pihak yang memberikan dukungan atas apa yang dilakukan oleh masyarakat sekaligus untuk memberdayakan masyarakat Kancil pernah melakukan memberikan dukungan pada saat masyarakat ingin mempercantik bantaran sungai dengan mural. Disini Kancil memberikan dukungan kepada komunitas mural yang berada dibantaran sungai, dalam bentuk membantu proses pengerjaan, karena pembuatan ini merupakan murni ide dan gagasan dari komunitas tersebut. Sebagai bentuk dari pemberdayaan masyarakat Kancil mengajak warga sekitar

66

untuk ikut serta membuat mural. Sejalan dengan hasil wawancara dengan masyarakat yang bernama MJ, yaitu:

“Pernah sih apalagi tahun-tahun ini lagi banyak kegiatan yang ngecat tembok gitu, bikin kampung tematik noh kaya yang ditembok”. (Wawancara dengan MJ, 2018)

Pernyataan di atas juga didukung oleh anggota Kancil, sebagai berikut:

“jadi waktu itu, ada komunitas mural bikin kegiatan…. Yaudah kita pada anak-anak Kancil diajak join, yaudah kita dukunglah pastinya yaudah… ya gitu gitu sih”(Wawancara dengan AM, 2018)

Jika dilihat dari peran pekerja masyarakat dalam memberikan dukungan, Kancil sudah berhasil melakukannya sesuai dengan temuan yang peneliti dapatkan pada saat observasi. Disini masyarakat atau komunitas lain memiliki ide atau gagasan untuk mempercantik wilayah bantaran sungai dengan membuat mural pada tembok rumah warga, dan Kancil dengan senang hati mendukung gagasan tersebut serta turun membantu dalam pengerjaannya. Selain dapat mempercantik lingkungan mural tersebut dapat dijadikan sebagai sanksi sosial ketika membuang sampah sembarangan, sekaligus menimbulkan rasa tanggungjawab untuk menjaga wilayahnya sendiri dari sampah.

Menurut konsep peran menurut Biddle & Thomas dikutip (dari buku Sarlito Wirawan Sarwono: 1984), bahwasanya perilaku yang muncul dalam interaksi merupakan sebuah tindakan yang ada dalam kegiatan komunitas dalam interaksi 67

kepada masyarakat ataupun subjek terhadap objek. Berdasarkan konsep di atas, sebelumnya KANCIL melakukan interaksi kepada masyarakat dengan tujuan agar mendapatkan peran di masyarakat sehingga hasil dari interaksi tersebut menimbulkan suatu perilaku yang distimulasi dari dukungan masyarakat atas adanya komunitas ini. Prilaku yang dimaksud ialah sebuah bentuk dukungan kepada komunitas dengan berpartisipasi dalam segala kegiatan yang dibuat oleh komunitas untuk masyarakat sekitar.

Berdasarkan pernyataan di atas serta dikaitkan dengan konsep peran yang disampaikan oleh Jim Ife dan Frank Tesoriero (dalam bukunya Community Development: Alternatif pengembangan Masyarakat di era Globalisasi: 2014) bahwasanya dalam pengembangan masyarakat seorang agen perubahan penting untuk menyediakan dukungan terus- menerus untuk membangun dan mempertahankan kepercayaan diri objek pengembangan, hak tersebut merupakan fondasi bagi tujuan peningkatan kesadaraan dan pemerdayaan bagi masyarakat sekitar bantaran Kali Ciliwung khususnya wilayah Pondok Cina-Depok.

4. Mengorganisasi Peran yang dimiliki Kancil pada aspek yang terakhir ialah mengorganisasi. Melalui pengorganisasian sehari-hari seperti sadar apa yang harus dilakukan, dan memastikan (jika memungkinkan bersikap rendah hati) hal itu semua terjadi, menjadi sifat dasar bagi seorang pekerja masyarakat. Ketidakkakuan dan sifat fleksibel pada kerja masyarakat berarti bahwa seorang pekerja harus secara efisien dan teratur dalam

68

berbagai keadaan, contohnya, mengatur waktu, menjaga dokumen, sadar akan batas waktu dan menjaga janji. Hal tersebut sesuai dengan pernyataan pengurus Kancil, sebagai berikut: “Biasanya kita membicarakan program jangka panjang dan jangka pendek. Terus nentuin waktunya kapan aja…..” (Wawancara dengan MW, 2018)

Hal tersebut sejalan dengan pernyataan salah satu masyarakat, sebagai berikut: “…kalo di rapat RT kadang anak-anak Kancil suka bilang kalo bakal ada acara ditanggal sekian-sekian, jadi sembari izin sembari ngasih tau gitu sih…” (Wawancara dengan MJ, 2018)

Peran ini merupakan salah satu yang sangat penting untuk dilakukan. Melalui pengorganisasian sehari-hari inilah seorang bisa sering melakukan pemberdayaan efektif dan peningkatan kesadaran kerja pada para anggota masyarakat; hal itu dapat menjadi cara yang paling mudah untuk mengkonfirmasi berbagai keterampilan dan nilai orang banyak yang menjadi terbiasa untuk melihat diri mereka sendiri seperti memiliki sedikit hal untuk ditawarkan.

Penawaran tersebut diberikan sesuai dengan kemampuan yang dimiliki oleh masyarakat. Sebagai pekerja masyarakat Kancil tidak bosan-bosan untuk mengajak agar tidak membuang sampah di sungai, akan tetapi membuang sampah di Tempat Pembuangan Sampah (TPS) yang telah disediakan. Terlebih lagi masyarakat tidak langsung membuang limbah Rumah Tangga (kotoran manusia) ke sungai, akan tetapi 69

ditampung sementara dan diendapkan terlebih dahulu di septic tank komunal yang sudah dibuat oleh Kancil.

Jika dikaitkan dengan konsep peran yang disampaikan oleh J. Dwi Narwoko dan Bagong Suyanto (dalam bukunya: 2011), bahwa peran seseorang ataupun komunitas dapat membimbing seseorang dalam berperilaku, sehingga memberikan efek dalam menghidupkan sistem pengendalian dan kontrol, serta dapat melestarikan kehidupan masyarakat. Berdasarkan konsep tersebut bahwasanya peran Kancil dalam melakukan pengorganisasian ialah suatu bentuk bimbingan kepada masyarakat bahwa masyarakat sebaiknya sadar akan limbah yang langsung dibuang ke sungai itu tidak baik untuk lingkungan. Hal yang dilakukan oleh Kancil adalah dengan membuat jadwal kerja bakti untuk membersihkan sungai dan wilayah sekitarnya serta mengarahkan masyarakat untuk membuang sampah atau limbah pada tempat yang sudah disediakan. Berdasarkan arahan dan bimbingan tersebut secara eksplisit bahwa Kancil telah menghidupkan sistem pengendalian dan control terhadap masyarakat agar masyarakat dapat menjaga ekologi bantaran Kali Ciliwung khususnya wilayah Pondok Cina-Depok.

Berdasarkan temuan lapangan yang telah dipaparkan di atas bahwasanya Kancil memiliki peran yang sangat penting dalam perubahan yang terjadi di wilayah Kali Ciliwung khususnya Pondok Cina-Depok. Hal tersebut terlihat dari semangat social yang dimiliki komunitas tersebut. Segala bentuk perubahan pada dasarnya harus diawali dengan rasa semangat, jika rasa semangat itu tidak ada maka tujuan untuk

70

melakukan perubahan akan sulit terjadi. Kancil sebagai agen perubahan memiliki peran yang signifikan hal tersebut terlihat dari cara kerja Kancil dalam menstimulasi masyarakat agar melakukan perubahan serta menggerakan dan memotivasi masyarakat melalui edukasi yang diberikan kepada masyarakat agar lebih sadar bahwa memiliki lingkungan yang baik merupakan suatu bentuk penghargaan manusia kepada alam.

Selain itu juga Kancil juga berperan sebagai mediator dalam suatu konflik yang ada di masyarakat. Jika melihat kepada pemaparan di atas bahwa konflik yang terlihat secara signifikan ialah antara masyarakat dengan pihak GDA. Pasalnya, masyarakat sekitaran bantaran Kali Ciliwung telah berusaha semaksimal mungkin untuk menjaga wilayah tersebut, akan tetapi terdapat pihak-pihak yang secara sadar melakukan pembangunan akan tetapi pembangunan tersebut akan berdampak pada masyarakat sekitar bantaran Kali di masa yang akan datang. Permasalahan tersebut ialah GDA membangun gedung akan tetapi melampaui garis sepadan yang ditetapkan, sehingga dampak yang akan terjadi apabila curah hujan tinggi maka, pemukiman sekitar bantaran Kali Ciliwung akan terendam banjir. Sehingga peran Kancil sangat dibutuhkan untuk mencari titik tengah antara masyarakat dan pihak GDA sehingga dilakukan negosiasi kepada pihak GDA agar dapat membangun turab dikedua belah sisi Kali agar arus air tidak mengarah kepada pemukiman warga.

Peran Kancil yang sangat terlihat serta memberikan pengaruh kepada masyarakat ialah dukungan. Bentuk dukungan yang diberikan Kancil kepada pihak lain ialah berpartisipasi 71

terhadap segala bentuk kegiatan masyarakat, seperti halnya pengajian dan lain-lain. Selain itu, di wilayah bantaran Kali Ciliwung memliki beberapa komunitas yang bergerak diberbagai bidang, Kancil juga mendukung penuh kegiatan positif yang diadakan oleh komunitas lain, seperti komunitas mural. Kancil dengan senang hati mendukung gagasan tersebut serta turut membantu dalam pengerjaannya. Selain dapat mempercantik lingkungan mural tersebut dapat dijadikan sebagai sanksi sosial ketika membuang sampah sembarangan, sekaligus menimbulkan rasa tanggungjawab untuk menjaga wilayahnya sendiri dari sampah ataupun limbah rumah tangga.

Akan tetapi terdapat satu aspek yang tidak ditemukan pada peran yang dimiliki oleh Kancil, yaitu aspek pelatihan. Pelatihan merupakan peran edukatif yang paling spesifik, karena hal tersebut melibatkan bagaimana mengajarkan penduduk untuk melakukan sesuatu. Pelatihan akan sangat efektif bila hal itu memang diberikan untuk merespon permintaan masyarakat sendiri yang telah mengindentifikasi kebutuhan akan pelatihan itu.

Pada dasarnya pelatihan bisa jadi lebih spesifik jika disesuaikan pada perkembangan ekonomi, unuk memberikan masyarakat berbagai keterampilan yang dapat mereka gunakan untuk memperoleh pekerjaan dan bekerja secara produktif dalam sebuah lapangan kerja, atau berbagai keterampilan yang dapat mereka gunakan untuk memulai sebuah proyek ekonomi masyarakat lokal. Berdarkan hasil yang ditemukan oleh peneliti menunjukan bahwa dari Kancil sampai saat ini belum menemukan pelatihan yang tepat untuk masyarakat bantaran

72

sungai. Namun, pada saat ini Kancil masih berusaha mencari pelatihan dengan apa yang bisa dilakukan masyarakat kedepannya, karena Kancil bekerja sama dengan beberapa pihak yang tidak menutup kemungkinan dapat membantu pelatihan tersebut, sebab saat ini Kancil terfokus pada masyarakat yang masih bandel dalam menjaga lingkungannya sendiri.

Dari keseluruhan yang disampaikan di atas maka dapat dikatakan Kancil memiliki peran yang signifikan dalam menjaga ekologi bantaran Kali Ciliwung. Berdasarkan peran yang dimiliki Kancil dan dikaitkan dengan konsep praktik pemberdayaan masyarakat berbasis komunitas yang disampaikan oleh Rothman dan Tropman dan dikutip oleh Isbandi Rukminto Adi (dalam bukunya yang berjudul Pemberdayaan Pengembangan Masayarakat dan Intervensi Komunitas bahwasanya terdapat konsep pemberdayaan masyarakat berbasis komunitas:2001) yang dapat dikaitkan dengan peranan yang dimiliki Kancil.

Dalam pemberdayaan masyarakat bahwasanya terdapat model praktik pengorganisasian masyarakat dengan tujun pemberdayaan masyarakat. Model praktik pengorganisasian masyarakat bahwasanya memiliki tiga model dalam pemberdayaan masyarakat, diantaranya ialah: pengembangan masyarakat local, perencanaan sosial, aksi sosial.

Dari ketiga model yang disampaikan di atas terdapat 11 kategori dalam setiap model praktik pengorganisasian masyarakat. Pada konteks penelitian ini bahwasanya peranan Kancil dalam pemeliharaan ekologi bantaran Kali Ciliwung 73

khususnya wilayah Pondok Cina-Depok bahwasanya hal yang dapat dikaitkan dengan pemberdayaan masyarakat berbasis komunitas ialah model pengembangan masyarakat local. Akan tetapi dari 11 katagori yang disampaikan di atas bahwasanya yang ditemukan dilapangan hanya terdapat empat (4) yaitu: tujuan tindakan terhadap masyarakat, karakteristik taktik dan teknik perubahan, peran praktisi yang menonjol dan media perubahan. Dengan demikian keempat kategori tersebut, dapat dijadikan bahan untuk analisis di dalam penelitian ini, diantaranya: a. Tujuan Tindakan Terhadap Masyarakat Dalam pemberdayaan berbasis komunitas untuk kategori tujuan tindakan terhadap masyarakat lebih memberikan penekanan pada process goal, dimana masyarakat dicoba untuk diintegrasikan serta kembangkan kapasitasnya untuk menolong diri sendiri. Yang dimaksud dengan process goal ialah suatu tindakan yang dilakukan terfokus kepada proses bukan hasil. Dengan demikian katagori ini memiliki tujuan mencapai kemandirian. Kemandirian yang dimaksud ialah suatu bentuk pengembangan kapasitas dan pengintegrasian masyarakat, sehingga masyarakat dapat menolong dirinya sendiri.

Pada konteks penelitian ini bahwasanya Kancil melakukan praktik pemberdayaan masyarakat melalui model pengembangan masyarakat local, terlihat pada kegiatan Kancil yaitu mengumpulkan dan mengajak beberapa pemuda bantaran sungai untuk memberikan himbauan dan pemahaman, untuk berperan aktif dalam menjaga kebersihan sungai yang sudah

74

tidak lagi kotor oleh limbah. Agar adanya revitalisasi sungai Ciliwung di Kelurahan Pondok Cina Depok. Selain itu, kemandirian yang terlihat di masyarakat sekitar bantaran Kali Ciliwung terlihat pada usaha mereka yang di stimulus oleh Kancil bahwa masyarakat setempat secara mandiri membuat septitank komunal dan tempat pembuangan sampah (TPS). Sehingga, dapat dikatakan masyarakat setempat telah berdaya secara pengetahuan dan dapat dikatakan stimulus yang diberikan oleh Kancil termasuk katagori berhasil, sebab terdapat perubahan yang terjadi di wilayah tersebut dan hingga saat ini Kancil tetap melakukan stimulus kepada masyarakat agar pentingnya menjaga ekologi sekitar bantaran Kali khususnya wilayah Pondok Cina-Depok.

b. Karakteristik Taktik dan Teknik Perubahan Dalam hal ini taktik dan Teknik perubahan dalam pengembangan masyarakat local ialah sebuah pencapaian konsensus. Biasanya hal ini dilakukan dengan komunikasi dan proses diskusi antara individu, kelompok maupun faksi (factions). Selain itu, pada katagori ini lebih menekankan kepada pencapaian kesepakatan antara kelompok dan kelompok kepentingan. Jika dikaitkan dengan konteks Kancil bahwasanya kelompok kepentingan lebih dititik beratkan kepada Kancil dan kelompok di titik beratkan kepada masyarakat sehingga dibutuhkannya kesepakatan antara masyarakat dan komunitas tersebut.

Dalam pembahasan di atas bahwasanya Kancil melakukan peran dalam mengorganisasi, yaitu melakukan pengkoordiniran terkait program yang akan dilakukan dengan 75

melibatkan masyarakat setempat, selain itu juga Kancil juga berperan sebagai mediator atau perpanjangan tangan dari masyarakat setempat. Sehingga berdasarkan pemaran tersebut bahwasanya Kancil telah diakui oleh masyarakat setempat sebagai bagian dari masyarakat setempat. Kancil diberikan peranan sebagai perpanjangan tangan dari masyarakat bantaran Kali Ciliwung. Ketika seseorang atau kelompok diberikan peran sebagai perpanjangan tangan atas seseorang atau kelompok maka hal tersebut telah melalui kesepakatan antara kedua belah pihak atau consensus.

Pada segi pengembangan masyarakat kesepakatan atau konsensus yang telah disetujui kedua belah pihak terkait pemeliharaan ekologi ialah terkait kesepakatan untuk tidak membuang sampah sembarangan. Jika, ada beberapa masyarakat tertangkap tangan sedang membuang sampah ke sungai, mereka secara langsung menegur dan mengingatkan agar tidak mengulangi tindakan tersebut.

Berdasarkan pemaparan di atas dalam mengembangkan masyarakat sepatutnya terdapat kesepakatan antara agen perubahan dengan kelompok sasaran. Karna dalam mengembangkan masyarakat dibutuhkan kerja sama antara kedua belah pihak tersebut dengan tujuan dapat merubah kondisi yang ada menjadi lebih baik. Pada konteks penelitian ini, bahwasanya Kancil ingin merubah kebiasaan masyarakat setempat untuk tidak buang sampah di Kali Ciliwung sehingga yang dilakukan oleh Kancil ialah melakukan sebuah penyadaran kepada masyarakat menggunakan taktik dan teknik

76

yang menghasilkan kesepakatan atau consensus menuju perubahan yang lebih baik.

c. Peran Praktisi yang Menonjol Pada pengembangan masyarakat lokal, peranan yang dilakukan oleh community worker ataupun para praktisi lebih banyak mengacu pada peran sebagai enabler. Yang dimaksud dengan enabler ialah suatu hal yang dapat mencapai suatu tujuan. Jika dikaitkan dengan peran Kancil telah menempatkan dirinya sebagai enabler, hal tersebut terlihat dari tujuan yang ingin dicapai oleh Kancil ialah merubah kebiasaan masyarakat untuk tidak membuang sampah ke Kali.

Selain itu dalam pengembangan masyarakat dalam konteks peran praktisi bahwasanya Kancil menjadi seorang mediator, hal tersebut terlihat pada peran Kancil dalam memecahkan masalah, hal tersebut terlihat dari peran Kancil yang melakukan mediasi dan negosiasi kepada pihak GDA.

d. Media Perubahan Media perubahan bagi pratisi ini adalah melalui penciptaan (kreasi) dan manipulasi (dalam arti yang positif) kelompok-kelompok kecil yang berorientasi pada tugas (small task-oriented groups).

Selanjutnya media perubahan dari pemberdayaan berbasis komunitas pada Kancil yaitu dengan beberapa platform media social adalah Instagram, Facebook dan Whatshap Messangger. Dari platform itulah mereka menciptakan kreasi untuk melakukan kegiatan-kegiatan yang dilakukan oleh komunitas Kancil. 77

B. Faktor Pendukung dan Penghambat Komunitas Anak Ciliwung (KANCIL) dalam Memelihara Ekologi di Wilayah Sungai Ciliwung Pondok Cina 1. Faktor Pendukung Berdirinya suatu komunitas dalam prakteknya mempunyai faktor pendukung dan faktor penghambat dalam menjalankan kegiatannya. Ada beberapa faktor pendukung Kancil dalam menjalankan aktivitasnya yaitu:

a. Keaktifan Anggota Untuk menjalankan kepengurusan komunitas atau organisasi dalam menjalankan kegiatannya Kancil mempunyai anggota yang memiliki peran dalam mendukung. Karena suatu komunitas tidak akan berjalan hanya dengan ketua dan pendiri. Seperti yang dikatakan oleh saudara AA:

“Peduli sama lingkungan dan saling menjaga sih sebenernya mah” (Wawancara dengan AA, 2018)

Dari penyataan diatas bisa dikatakan bahwa Kancil bisa mengajak warga setempat untuk berkontribusi dan menyadarkan warga setempat untuk melakukan hal yang sama dengan Kancil. Adapun beberapa pernyataan dari anggota Kancil dalam kenapa ikut Kancil dan berperan aktif dikomunitas:

“Supaya menjaga kali ciliwung yang dulunya bersih jadi kotor bahkan bisa mengakibatkan banjir” (Wawancara dengan ZM, 2018)

Maka dari itu aktifan anggota dapat dilihat dari alasan kenapa mereka mau ikut dalam kegiatan Kancil. Karena secara

78

tidak langsung mereka ingin merubah gaya hidup masyarakat dengan adanya Kancil tersebut.

b. Partisipasi Masyarakat Dalam praktek pengembangan masyarakat hal yang sangat penting dilakukan oleh Kancil adalah partisipasi masyarakat. Karena dalam prakteknya masyarakat harus bisa menyelesaikan masalahnya sendiri. Seperti yang dilakukan Kancil untuk mengajak masyarakat dalam kegiaatannya, seperti yang dikatakan oleh MJ:

”Kerja bakti, bersih-bersih sungai palingan mah” (Wawancara dengan MJ, 2018)

Itu adalah kegiatan yang diajak oleh Kancil dalam melakukan partisipasi masyarakat.

“Suka ko…..” (Wawancara dengan AD, 2018)

Dalam pernyataan dari AD diatas bahwa Kancil mengajak masyarakat untuk berpartisipasi dalam kegiatan Kancil. Karena agar masyarakat ikut berkontribusi menjaga lingkungannya sendiri tidak hanya Kancil yang melakukan kegiatan menjaga lingkungan.

c. Solidaritas Solidaritas menjadi faktor pendukung yang paling sedikit rumit yang dilakukan dalam pengembangan masyarakat. karena menyangkut privasi dari masyarakat itu sendiri, akan tetapi Kancil bisa menjadikan solidaritas sebagai faktor pendukung Kancil. 79

Kancil menimbulkan rasa solidaritas dengan berbagai kegiatan yang membuat masyarakat berpartisipasi. Berikut adalah penyataan dari AS:

”…… karena anak-anak itu ya asli sini semua” (Wawancara dengan AS, 2018)

Penyataan itu membuktikan bahwa solidaritas bisa dilihat dari suku atau ras bahkan daerah asal mereka. Dari solidaritas itulah masyarakat berperan aktif atau berpartisipasi dari kegiatan yang dilakukan oleh Kancil yaitu untuk menjaga lingkungan Kali Ciliwung. d. Dukungan Aparatur RT/RW dan Kelurahan Untuk menjadi komunitas yang disahkan oleh pemerintahan mereka sudah melakukan izin dengan aparatur tingkat RT/RW. Karena awal mereka berdiri yaitu dengan meminta izin RT/RW untuk melakukan kegiatan yang ada dimasyarakat. Kancil melakukan kerja sama dengan aparatur setempat untuk membuat TPS dan sepitank komunal.

2. Faktor Penghambatnya Dalam menjalankan peran Kancil dalam memelihara ekologi sungai Ciliwung, tentunya mempunyai beberapa Faktor penghambat dari Kancil dalam melakukan perannya sebagai pekerja masyarakat untuk memelihara ekologi sungai Ciliwung, adapun faktor penghambatnya adalah: a. Aparatur Pemerintahan Kota

Melihat pernyataan dari hasil wawancara dengan ketua umum SL yaitu:

80

“… dan saya sendiri sudah ke dinas kebersihan kota DEPOK untuk meminta membuatkan TPS, tapi dari KADISnya bilang kalo tidak ada pembuatan TPS baru” (Wawancara dengan SL, 2018)

Dari pernyataan diatas terlihat bahwa kurangnya perhatian pemerintah terutama dinas kebersihan kota Depok dalam menanggulangi permasalahan sampah di wilayah bantaran sungai Ciliwung terutama di Pondok Cina. Hal ini menjadi pertanyaan baru, mengapa dinas kebersihan tidak mengadakan pembuatan tps padahal menurut peneliti permasalahan sampah dibantaran sungai sudah melebihi ambang batas.

b. Pendanaan Selayaknya lembaga masyarakat pada umumnya, tentu Kancil membutuhkan sokongan dana dari pihak luar untuk menjalankan setiap program kegiatannya. Seperti yang dikatakan oleh saudara SL yaitu:

”Dana sih ketika anggota mau bikin acara. Dan kita lihat siapa yang bersangkutan ketika mau membuat kegiatan” (Wawancara dengan SL, 2018)

Dilihat dari pernyataan tersebut bahwa ketika melakukan sebuah kegiatan, Kancil melihat lembaga apa yang sekiranya memumpuni untuk mendanai kegiatan tersebut. Namun, selama ini Kancil hanya mendapatkan dana untuk menjalakan programnya dari sumbangan warga sekitar. Sementara ini Kancil belum melakukan kerjasama jangka panjang dengan pihak manapun termasuk pemerintah dan lembaga lain yang mendukung program mereka. 81

c. Masyarakat Sekitar Lingkungan Kali Ciliwung

Faktor penghambat yang ketiga adalah masyarakat di di lingkungan sekitar Kali Ciliwung. Pada faktor penghambat ini adanya pembangunan gedung oleh Kampus Swasta GDA yang berada di Bibir Kali Ciliwung. Seharusnya golongan akademisi ini ikut serta membangun atau menjadikan Kali Ciliwung sesuai dengan Kali pada umumnya. Karena Kali Ciliwung menjadi sumber kehidupan bagi banyak makhluk hidup disana.

Jika dari Kancil saja yang menjaga Kali Ciliwung maka Kali Ciliwung kehilangan fungsi sebagai Kali. Maka dari itu semua pihak dari akademisi, pemerintahan maupun masyarakat harus bahu membahu menjadikan Kali Ciliwung sebagai sumber kehidupan bagi makhluk yang berada disekitarannya.

Untuk mempermudah pengolahan data penulis dalam merangkum faktor pendukung dan faktor penghambat kancil dalam memelihara ekologi sungai Ciliwung. Berikut ini adalah tabel matrik dari faktor penghambat dan faktor pendukung yang dilakukan oleh Kancil dalam memelihara Kali Ciliwung Pondok Cina Kota Depok.

82

Tabel 3 Matriks Faktor Penghambat dan Pendukung Sumber: Olahan penulis

No Variabel Pendukung Penghambat 1 Keaktifan anggota  2 Partisipasi masyarakat  3 Solidaritas  4 Masyarakat sekitar  Kali Ciliwung 5 Dukungan Aparatur  RT/RW dan Kelurahan 6 Aparatur pemerintahan  Kota 7 Pendanaan  BAB V

PEMBAHASAN

A. Analisis Peran Komunitas Anak Ciliwung (KANCIL) dalam Memelihara Ekologi di Wilayah Sungai Ciliwung Pondok Cina

Sesuai pandangan menurut Jim Ife tentang Perans, bahwa peran diklasifikasikan menjadi beberapa peran memfasilitasi sebagai penunjang dalam pengembangan masyarakat, diantaranya yaitu: Semangat Sosial, Mediasi dan Negosiasi, Dukungan, Mengorganisasi dan Pelatihan (Lihat Bab II, h. 20-22). Peran Komunitas Anak Ciliwung (KANCIL) dalam memelihara ekologi sungai Ciliwung jika melihat pengklarifikasian Jim Ife tercakup dalam empat bentuk peran, yaitu semangat sosial, mediasi dan negosiasi, dukungan dan mengorganisasi. Hal tersebut bias dilihat dari pelaksanaan peran yang dilakukan oleh Komunitas Anak Ciliwung dalam memelihara ekologi sungai Ciliwung dari awal mereka berdirinya.

1. Semangat Sosial

Peran semangat sosial yang dilakukan oleh KANCIL adalah bukan menjadi komunitas yang mampu melakukan segala hal secara sendiri akan tetapi mampu membuat orang lain ikut serta dalam kegiatan tersebut. langkah yang paling pertama yang dilakukan oleh KANCIl yang ditunjukan kepada masyarakat sekitaran Ciliwung, umumnya wilayah bibir sungai

83

84

Ciliwung kecamatan Pondok Cina dan khususnya Rt 04/Rw 01.

Dengan semangat sosial KANCIL hal yang pertama dilakukan oleh KANCIL adalah menginfokan kepada masyarakat agar tidak membuang sampah langsung ke sungai, dikarenakan sungai Ciliwung sudah tidak asri lagi seperti dulu (Lihat Bab IV h. 50- 51). Informasi untuk tidak membuang sampah langsung kesungai yang dilakukan oleh kancil adalah dengan cara door to door. Dan itu adalah salah satu bagian dari bagaimana kancil menimbulkan semangat sosial lewat menggerakan masyarakat.

Sebagai warga asli RT 04 yang dimana mereka juga tinggal disana tidak mau yang namanya lingkungan tidak sehat apalagi jika Ciliwung terus menerus mengalami perubahan dari segi keasrian dan keindahan, yang dimana kancil merasakan perubahan yang sangat signifikan dari yang awalnya sungai Ciliwung menjadi sumber kehidupan menjadi saluran limbah.

Selain itu Kancil juga menginisiasi kepada masyarakat sungai Ciliwung khususnya RT 04 untuk melakukan kerja bakti yang dimana kancil menginisiasi perkumpulan warga serta membahas untuk melakukan kerja bakti dan tidak bosan kancil mengajak para warga untuk tidak membuang sampah langsung ke sungai Ciliwung (Lihat Bab IV h.52-53). 85

2. Mediasi dan Negosiasi

Peran Mediasi yang dilakukan oleh KANCIL ketika kancil menemukan masalah samapah yang dimana masyarakat ketika membuang sampah rumah tangga biasanya langsung kesungai dan itu adalah cara merusak sungai dengan cepat dan terus menerus hingga menimbulkan banjir dan sungai beralingfungsi menjadi tempat sampah. Tidak adanya Tempat Pembuangan Sampah (TPS) diwilayah khususnya RT 04 dan umumnya di RW 01 menjadi keresahan kancil untuk memelihara sungai Ciliwung.

Kegiatan yang dilakukan oleh kancil sebagai mediator adalah melakukan mediasi dengan pihak Dinas Kebersihan Kota Depok terkait sampah yang dimana sampah menjadi musuh utama atas bersihnya sungai Ciliwung. Hasil dari mediasi dengan Dinas Kebersihan adalah tidak adanya pembuatan TPS baru (Lihat BAB IV h.53-54) akan tetapi dari hasil tersebut kancil tidak putus asa untuk membuat TPS, Kancil mengusulkan kepada masyarakat untuk membuat Tempat Pembuangan Sampah(TPS) secara bersama agar sampah tidak langsung dibuang ke sungai yang bias mengakibatkan banjir dan kerusakan sungai Ciliwung.

Setalah melakukan mediasi terkait sampah yang menjadi permasalahan diwilayahnya Kancil melakukan peran negosiasi, peran negosiasi Kancil dalam Memelihara Ekologi Sungai Ciliwung yaitu

86

terkait pembangunan gedung tinggi. Yang dimana persis dari seberang wilayah Pos Pantau Kancil telah dibangun gedung tinggi di pinggir sungai Ciliwung. Gedung tinggi tersebut adalah gedung yang dibangun oleh Kampus Swasta yaitu Gunadarma yang seharusnya tidak dibangun dibibir sungai.

Berdasarkan pernyataan yang disampaikan oleh ketua umum Kancil (BAB IV h. 53-54) bahwasanya pihak Gunadarma telah memiliki izin pembangunan akan tetapi efek dari pembangunan tersebut untuk jangka panjang sangat mengkhawatirkan bagi masyarakat sekitar bantaran Kali. Pasalnya, posisi Gedung Gunadarma terletak ditikungan alur Kali Ciliwung, dan pihak Gunadarma membangun gedung berjarak kurang dari lima (5) meter dari bantaran Kali. Pihak Gunadarma membangun turab hanya disisi pembangunan, hal tersebut akan berdampak kepada masyarakat apabila curah hujan tinggi sehingga dikhawatirkan jalur air akan berubah menuju pemukiman warga. Berdasarkan keresahan tersebut KANCIL mengajak pihak Gunadarma untuk bernegosiasi agar pembangunan turab sebaiknya dibangun dikedua belah sisi Kali, dengan tujuan agar tidak ada ketimpangan pada jalur air selain itu tujuan lainnya ialah aga tidak ada pihak yang dirugikan.

87

3. Dukungan

Dalam menjalankan perannya sebagai pihak yang memberikan dukungan atas apa yang dilakukan oleh masyarakat sekaligus untuk memberdayakan masyarakat Kancil pernah melakukan memberikan dukungan pada saat masyarakat ingin mempercantik bantaran sungai dengan mural. Disini Kancil memberikan dukungan kepada komunitas mural yang berada dibantaran sungai, dalam bentuk membantu proses pengerjaan, karena pembuatan ini merupakan murni ide dan gagasan dari komunitas tersebut.

Kancil sudah berhasil melakukannya sesuai dengan temuan yang peneliti dapatkan pada saat observasi. Disini masyarakat atau komunitas lain memiliki ide atau gagasan untuk mempercantik wilayah bantaran sungai dengan membuat mural pada tembok rumah warga, dan Kancil dengan senang hati mendukung gagasan tersebut serta turun membantu dalam pengerjaannya. Selain dapat mempercantik lingkungan mural tersebut dapat dijadikan sebagai sanksi sosial ketika membuang sampah sembarangan, sekaligus menimbulkan rasa tanggungjawab untuk menjaga wilayahnya sendiri dari sampah.

4. Mengorganisasi

Peran terakhir yang dilakukan oleh KANCIL dalam memelihara ekologi sungai Ciliwung adalah peran mengorganisasi. Sesuai dengan peran yang

88

dikemukakan oleh Jim Ife (BAB II h. 20-22), Kancil mengorganisasi dengan mengestimasikan waktu kegiatan yang dilakukan oleh kancil agar sesuai dengan tujuan yang diinginkan oleh kancil. Hal tersebut menjadi penting agar kancil tidak keluar dari jalur yang sudah ditentukan. Terlebih lagi jika kancil berjalan ataupun berkegiatan sesuai apa yang ada dalam tujuan kancil.

Selain itu sebagai pekerja masyarakat, kancil juga tidak hanya mementingan komunitasnya saja akan tetapi harus bersinergi dengan masyarakat. Supaya tujuan kancil dengan kegiatan masyarakat tidak menjadi permasalahan baru yang nantinya akan timbul secara tidak langsung. Terlebih kancil menjadi penjaga sungai Ciliwung harus berkomunikasi kepada setiap pos penjaga yang ada disepanjang sungai Ciliwung dari hulu sampai hilir.

Dengan demikian kegiatan kancil dan masyarakat tidak terjadi benturan kegiatan dengan atau dari pihak manapun.

89

B. Analisis Faktor Pendukung dan Penghambat Komunitas Anak Ciliwung (KANCIL) dalam Memelihara Ekologi di Wilayah Sungai Ciliwung Pondok Cina

1. Faktor Pendukung Dalam menjalakan kegiatan pemeliharaan sungai Ciliwung yang dilakukan oleh Komunuitas Anak Ciliwung (KANCIL) adalah sebagai berikut: a. Keaktifan Anggota

Keaktifan anggota menjadi faktor pendukung dikarena setiap organisasi ataupun komunitas tidak dapat berdiri sendiri, anggota menjadi bagian penting untuk melakukan kegiatan ataupun tujuan dari komunitas tersebut. Terlebih lagi Komunitas Anak Ciliwung (KANCIL) tidak adanya pendapatan tetap bagi anggotanya akan tetapi anggota Kancil peduli dengan sungai Ciliwung yang sudah tidak asri lagi.

Dari keaktifan anggota Kancil bias mengajak masayarakat atau warga sekitar ciliwung untuk berkontribusi dan menyadarkan warga setempat untuk melakukan hal yang sama dengan Kancil. Hasil dari keaktifan anggota tersebut terdapat beberapa perubahan yang dilakukan oleh Kancil dan warga setempat menjadikan sungai Ciliwung sesuai fungsi sungai.

b. Partisipasi Masyarakat

Dalam praktek sebagai pekerja masyarakat, Kancil sudah mengajak dan menyadarkan masyarakat

90

akan pentingnya memelihara sungai Ciliwung. Dari keaktifan anggota diatas, masyarakat juga ikut serta dalam memelihara ekologi sungai Ciliwung agar tidak hanya Kancil saja yang memelihara Sungai Ciliwung.

Terlebih lagi masyarakat harus bisa menyelesaikan masalahnya sendiri, supaya masyarakat tidak bergantung kepada kancil dalam hal memelihara ekologi sungai. Apalagi ketika kancil mengajak masyarakat untuk ikut serta dalam bersih-bersih lingkungan maupun bersih-bersih sungai.

c. Solidaritas

Faktor pendukung selanjutnya adalah solidaritas, solidaritas menjadi hal yang lumayan rumit dalam melakukan pekerja sosial terlebih lagi dalam pemeliharaan sungai Ciliwung. Karena solidaritas adalah privasi dari masyarakat itu sendiri, maka kancil bisa menjadikan solidaritas menjadi faktor pendukung. Kunci yang dipunya oleh kancil yang menjadikan solidaritas sebagai faktor pendukung adalah karena anggota kancil adalah masyarakat Rt 04.

Latar belakang anggota kancil adalah masyarakat sekitar Ciliwung, terlebih bahwa solidaritas bias dilihat dari ras, suku atau dari daerah mana mereka berasal. Dari soliritas itulah masayarakat berperan aktif atau berpartisipasi dalam kegiatan yang dilakukan oleh Komunitas Anak Ciliwung (KANCIL).

91

d. Aparatur RT/RW dan Kelurahan

Faktor pendukung yang terakhir adalah dukungan RT/RW dan kelurahan, mereka menjadi faktor pendukung yang pertama adalah memberika izin kancil beridiri diwilayahnya yang menjadikan kancil diakui sebagai komunitas diwilayah Pondok Cina. Selanjutnya mereka juga memberikan dukungan berupa pembangunan trak jogging diwilayah RT 04 supaya tidak terlihat kumuh.

Selain itu aparatur RT dan RW pun ikut membantu dalam pembuatan Tempat Pembuangan Sampah (TPS) yang diinisiasi oleh Kancil. Dan itu adalah faktor pendukung yang dilakukan oleh RT/RW dan Kelurahan setempat dalam memelihara ekologi sungai Ciliwung.

Kempat faktor pendukung yaitu keaktifan anggota, partisipasi masyarakat, solidaritas dan aparatur RT/RW dan keluaran, Kancil dapat menjalankan peran mereka dalam memelihara ekologi sungai Ciliwung dengan.

2. Faktor Penghambat Faktor penghambat dari peran Kancil dalam memelihara ekologi sungai Ciliwung yaitu: a. Aparatur Kota Faktor penghambat dalam memelihara ekologi sungai Ciliwung oleh Kancil dalah Aparatur kota yang dimana mereka tidak mendukung apa yang dilakukan

92

oleh Kancil dalam memelihara ekologi sungai Ciliwung. Yang pertama adalah Pembuatan Tempat Pembuangan Sampah (TPS), pembuatan TPS tidak dilakukan oleh aparatur kota karena sudah tidak adanya lagi anggaran, padahal itu menjadi hal penting dalam memelihara ekologi sungai agar masyarakat tidak membuang sampah langsung ke sungai yang bisa menjadikan sungai sebagai tempat sampah.

Selanjutnya adalah aparatur kota ikut serta dalam merusak bibir sungai dengan memberikan izin kepada kampus Gunadarma dalam melakukan pembangunan dibibir sungai yang bisa mengakibakan sungai mengecil serta memberikan contoh yang tidak baik kepada masyarakat.

b. Pendanaan Selayaknya lembaga, organisasi atau komunitas masyarakat pada umumnya, pendanaan menjadi momok yang sangat menakutkan dalam menjalankan kegiatan. Apalagi dalam menjalakan kegiatannya Kancil tidak memiliki pendanaan yang tetap akan tetapi memakai sistem kolektif atau swasembada anggotanya. Selama ini Kancil hanya menjalankan programnya lewat dana yang terkumpul dari anggotanya serta masyarakat sekitar yang bersedia membantunya. Sementara ini Kancil juga masih belum melakukan kerja sama jangka panjang dengan pihak 93

manapun termasuk pemerintah ataupun lembaga lain dalam menjalankan program mereka. c. Masyarakat sekita Sungai Ciliwung Faktor penghambat kegiatan Kancil selanjutnya adalah masyarakat sekitar sungai Ciliwung dari hulu sampai hilir. Pada faktor penghambat ini seharus masyarakat ikut berkontribusi dalam memelihara ekologi sungai Ciliwung yang dilakukan oleh Kancil bukan sebagai faktor penghambat yang dimana golongan Akademisi yang seharusnya ikut membatu peran mereka dalam memelihara ekologi sungai bukan sebagai penghambat dengan melakukan pembangunan gedung tinggi dibibir sungai Ciliwung. Jika hanya dengan Kancil saja yang memelihara ekologi sungai, mau sampai kapan mereka melakukan peran ini jika masyarakat lain tidak ikut serta dalam memelihara ekologi sungai ciliwung. Maka dari itu semua pihak harus ikut serta dalam memelihara ekologi sungai Ciliwung termasuk Akademisi, para birokrat serta masyarakat untuk bahu membahu menjaga serta memelihara ekologi sungai Ciliwung. Ketiga Faktor penghambat pran Kancil dalam memelihara ekologi sungai Ciliwung yaitu, Aparatur kota, pendanaan dan masyarakat sekitar sungai Ciliwuung dari hulu sampai hilir.

BAB VI

PENUTUP

A. Kesimpulan Peran “Kancil” atau Komunitas Anak Ciliwung dalam memelira ekologi sungai Ciliwung sudah memenuhi kriteria sebagai pekerja masyarakat yang berperan dalam perubahan yang terjadi diwilayahnya. Contoh ketika mereka melakukan semangat sosial yang diberikan oleh Kancil terhadap masyarakat berupa ajakan dan memberikan contoh secara langsung kepada masyarakat. Selanjutnya peran mereka sebagai mediator dan negosiator atas konflik yang terjadi di masyarakat bisa diselesaikan secara bertahap. Contohnya, tempat pembuangan sampah (tps) dan pembangunan gedung yang dilakukan oleh kampus swasta di bantaran sungai. Selain itu, mereka melaksanakan perannya sebagai pekerja masyarakat dalam bentuk dukungan yang dilakukan kepada masyarakat untuk kepentingan bersama. Selain itu juga peran mereka sebagai pengorganisir juga telah dilakukan agar masyarakat bisa menjaga lingkungan mereka sendiri dan tersusun rapi. Peran mereka tidak berhenti sampai disitu, akan tetapi ada pekerjaan rumah yang harus dilakukan sebagai pekerja masyarakat dalam bentuk pelatihan, karena mereka belum menemukan pelatihan yang tepat untuk diberikan kepada masyarakat. Jika melihat peran mereka, peneliti mengapresiasi yang telah dilakukan oleh Kancil sebagai komunitas yang menjalankan perannya sebagai pekerja masyarakat, akan tetapi ada peran yang belum mereka lakukan dalam bentuk pelatihan karena, mereka belum menemukan formulasi yang tepat untuk

94

95

pelatihan kepada masyarakat. Hal tersebut disebabkan juga karena Kancil ini bisa dibilang baru berada dalam wilayah itu.

Terlebih lagi dalam Kancil belum ada orang yang benar-benar memahami konsep pemberdayaan masyarakat dan mereka pun masih tahap belajar dari lembaga yang terlebih dahulu ada sebelum mereka seperti LPM Ratu Jaya, Sekertariat Bersama, dan Forum Komunitas Hijau Kota Depok. Adapun faktor pendukung yang ada pada saat mereka melakukan peran di dalam masyarakat adalah partisipasi masyarakat, keaktifan anggota, solidaritas dan aparatur RT/RW dan kelurahan Pondok Cina. Adanya faktor pendukung itulah untuk menjaga dan memelihara lingkungan terutama sungai Ciliwung agar tidak terjadi masalah lingkungan seperti, banjir yang disebabkan oleh penumpukan sampah di sungai. Hal ini terjadi karena kurangnya kesadaran masyarakat untuk membuang limbah rumah tangga pada tempatnya. Perlahan kesadaran masyarakat mulai timbul untuk membuang sampah pada tempat pembuangan sampah yang telah disediakan dan sadar akan pentingnya menjaga lingkungan agar anak cucu mereka tidak merasakan hal yang terjadi pada saat ini. Sedangkan, faktor penghambat yang terjadi pada Kancil dalam menjalankan peran sebagai komunitas yang bergerak dibidang lingkuhngan hidup adalah kurang diperhatikannya wilayah mereka oleh pemerintah Kota Depok dalam bentuk pembuatan tempat pembuangan sampah (tps). Padahal yang menjadi masalah terbesar mereka adalah sampah yang semakin menumpuk di wilayah sekitar sungai Ciliwung. Ditambah tidak ada donatur tetap atau lembaga yang bersedia

96

memberikan dana untuk setiap kegiatan dan program yang dijalankan oleh Kancil. Selama ini Kancil hanya mengandalkan dana yang terkumpul dari swadaya masyarakat sekitar untuk menjalankan program mereka. Yang terakhir adalah masyarakat sekitar Sungai Ciliwung, yang sudah dijelaskan sebelumnya bahwa lingkungan sekitar selain Kancil belum memperhatikan sungai Ciliwung secara prioritas. Selama ini untuk wilayah Pondok Cina hanya Kancil dan masyarakat sekitar lah yang menjaganya, tidak seperti yang dilakukan oleh kampus GDA. B. Implikasi Dari hasil penelitian tentang peran Kancil dalam memelihara ekologi sungai Ciliwung adalah pentingnya kesadaran untuk menjaga lingkungan sekitar sungai Ciliwung. Dampak yang dapat dirasakan adalah mulai timbulnya pemahaman masyarakat tentang keuntungan yang di dapat dari menjaga lingkungan di sekitar bantaran sungai Ciliwung yang di dapatkan dari pemahaman dan tindakan yang dilakukan oleh Kancil. Masyarakat di sekitar bantaran sungai Ciliwung Pondok Cina mulai memiliki inisiatif dan juga kesadaran untuk melakukan kerja bakti setiap 1 bulan sekali dan juga mereka mulai meninggalkan kebiasaan lamanya membuang limbah rumah tangga langsung ke sungai Ciliwung dan beralih ke tempat pembuangan yang telah disediakan oleh Kancil. C. Saran 1. Akademis Dalam penulisan skripsi ini, penulis merasa sedikit kesulitan dalam mencari referensi tentang peran pekerja 97

masyarakat dibidang lingkungan. Penulis berharap Program Studi Pengembangan Masyarakat Islam UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dapat memberikan pengetahuan yang lebih mengenai peran dan pentingnya sebagai pengembangan masyarakat. Karena tidak sedikit yang masih merasa buta akan pengembangan masyarakat itu sendiri. Dan untuk bekerja secara profesional sebagai pekerja masyarakat diperlukan pemahaman tentang bagaimana penerapan peran pekerja masyarakat tersebut pada setiap setting lembaga yang akan ditempati oleh para calon pekerja masyarakat kelak. 2. Praktis Sebagai lembaga non pemerintahan yang bergerak di bidang lingkungan hidup, diharapkan Kancil bisa secepatnya memberikan program pelatihan kepada masyarakat dan juga dapat memperluas jaringan kerjasama kepada pihak-pihak yang bersangkutan untuk mendapatkan pendanaan. Karena selama ini, Kancil belum dapat memberikan pelatihan apapun kepada masyarakat serta belum mendapatkan donatur tetap untuk membiayai keberlangsungan lembaga. 3. Saran untuk penelitian selanjutnya

Penelitian ini berhasil menemukan bahwa peran pekerja masyarakat masih belum terlaksana dengan baik pada pekerja masrakat di Kancil yang merupakan lembaga swadaya masyarakat, sehingga peneliti meras pentingnya peneliti selanjutnya untuk melakukan penelitian tentang peran pekerja masyarakat di lembaga-lembaga yang sudah berdiri lebih lama dari Kancil agar dapat digunakan sebagai pembanding dan pelengkap skripsi-skripsi yang sudah ada. DAFTAR PUSTAKA Sumber Buku Adi, Isbandi rukminto. (2001). Pemberdayaan Pengembangan Masayarakat dan Intervensi Komunitas. Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi: Universitas Indonesia. Aritongang, Esrom, dkk, (2011). Pendampingan Komunitas Pedesaan. Jakarta: Sekretariat Bina Desa.

Bachtiar, Wardi. ).(1997 Metodologi Penelitian Ilmu Dakwah. Jakarta: Logos Wacana Ilmu. Berry, David. (1995). Pokok-pokok Pikiran dalam Sosiologi. Jakarta: Raja Grafindo Persada. Bungin, Burhan. (2007). Penelitian Kualitatif: Komunikasi, Ekonomi. Kebijakan Publik, dan Ilmu Sosial Linnya. Jakarta: Kencana. Fahrudin, Adi.). (2011 Pemberdayaan Partisipasi dan Penguatan Kapasitas Masyarakat. Bandung : Humaniora. Gerungan, W.A. (1998). Psikologi Sosial. Bandung: PT. Eresso. Hadi, Sutrisno. ).(1989 Metodology Reseach. Yogyakarta: Andi Offiset. Hermawan, Kertajaya. (2008) . Arti Komunitas. Bandung: Gramedia Pustaka. Huraerah, Abu. (2011). Pengorganisasian dan Pengembangan Masyarakat. Bandung: Humaniora.

Ife, Jim dan Tesoriero, Frank. (2004). Community Development: Alternatif penegmangan Masyarakat di Era Globalisasi. Yogjakarta: Pustaka Belajar.

98 99

Mardikanto, Totok dan Soebianto, Poerwoko. ). (2013 Pemberdayaan Masyarakat (Dalam Prespektif Kebijakan Publik). Alfabeta: Bandung. Moleong, Lexy J. (1991) Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya. Muchtar, Eriza dan Novarino, Wilson.). (2017 Ekologi Manusia. Padang: Jurnal Universitas Andalas. Mulyana, Dedy. (2003). Metodologi Penelitian Kualitatif Paradigma Baru Ilmu Komunikasi dan Ilmu Sosial Lainnya. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. Myres, David G. (2012). Psikologi Sosial. Jakarta: Salemba Humanika. Narwoko, J. Dwi dan Suyanto, Bagong. ).(2011 S osiologi Teks Pengantar dan Terapan. Jakarta : Kencana. Nasir D, Moh,.). (1993 Metode Penelitian. Jakarta: Ghaila Indonesia. Nasuhi, Hamid dkk. (2017). Pedoman Penulisan Karya Ilmiah (Skripsi, Tesisi dan Disertasi. Jakarta: Center for Quality Developmet And Assurance, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Sarwono, Sarlito Wirawan. (1984). Teori-teori Psikologi Sosial. Jakarta: CV. Rajawali. Soekanto, Soerjono. (2002). Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta: Raja Grafindo persada.

Sugiyono. ).(2010 Memahami Penelitian Kualitatif. Bandung: Alfabeta. 100

Suharto, Edi. (2007). Membangun Masyarakat Memberdayakan Rakyat. Bandung: Refika Aditama.

Suprayogo, Imam dan Tobroni. (2004). Metode Penelitian Sosial Agama. Bandung: Remaja Rosdakarya. Taybnafis, Farida Yusuf. (2013). Evaluasi Program. Jakarta: Rineka Cipta.

Tim Penyusun Kamus Pusat Bahasa. (2005) Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka. Usman, Husaini dan Akbar, Purnomo Setiady. (2008). Metodologi Penelitian Sosial. Jakarta: Bumi Aksara. Yulistiani, Indriati. (2001) Ragam Penelitian Kualitatif, Penelitian Lapangan. Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik: UI. Manik, Karden Eddy Sontang. (2009), Pengelolaan Lingkungan Hidup. Jakarta: Djambatan.

Kumpulan Jurnal dan Skripsi Dini, Silvia, Evaluasi Kualitas Air Sungai Ciliwung Di Provinsi Daerah Khusus IbuKota Jakarta Tahun 2000-2010, 2011, Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Indonesia Manurung, Dormiana Yustina. Pemberdayaan Masyarakat Miskin di Bantaran Kali Ciliwung, Jurnal: Ilmu Kesejahteraan Sosial, 2014. Salmah, Sjarifah. Modal social: Kekuatan dan Pertahanan di Bantaran Sungai, Jurnal: Fakultas Kesehatan Masyarakat, 2012. Suwito Liany Dianita, Peran Manusia dan Etika Lingkungan dalam Ekologi dan Ekosistem, Yogyakarta: 2015. 101

Sumber Internet Haryanto, Ibnu. (2017). Kali Ciliwung Meluap, Pejaten Timur dan Cawang Banjir hingga 60 Cm. Detik News.[Berita Online: https://news.detik.com/berita/d-3474438/kali-ciliwung-meluap- pejaten-timur-dan-cawang-banjir-hingga-60-cm] Hasits, Muhammad. (2013). Sejarah Ciliwung, sumber air minum yang kini jadi tempatsampah.Merdeka.com.[BeritaOnline:https://www.merde ka.com/peristiwa/sejarah-ciliwung-sumber-air-minum-yang- kini-jadi-tempat-sampah.html] Londo, Paulus. (2012). Pergulatan Jakarta Mengatasi Ancaman Banjir Dari Chandrabhaga Hingga Banjir Kanal Timur. Kompasiana. [Berita Online: https://www.kompasiana.com/pauluslondo/55105d38a333111d 37ba8174/pergulatan-jakarta-mengatasi-ancaman-banjir-dari- chandrabhaga-hingga-banjir-kanal-timur] Michico. (2017). BNPB: 654 Bencana di Awal Tahun 2017, Potensi Banjir Meningkat. Detik News [berita online: https://news.detik.com/berita/d-3433672/bnpb-654-bencana-di- awal-tahun-2017-potensi-banjir-meningkat]. Sudarsono, Ahmad. (2016). Ini Penyebab Sungai Ciliwung Mudah Meluap. Liputan6.com.[BeritaOnline:https://www.liputan6.com/news/re ad/2453565/ini-penyebab-sungai-ciliwung-mudah-meluap] Wibowo, Prakoso Ponco. (2015). Pangdam Jaya Susuri Ciliwung Sepanjang 30 Km.PoskotaNews.[BeritaOnline:https://poskotanews.com/2015/ 01/20/pangdam-jaya-susuri-ciliwung-sepanjang-30-km/] 102

Sumber Wawancara

Hasil wawancara pribadi dengan SS, (Depok, 6 Oktober 2018) Hasil wawancara pribadi dengan MJ (Depok, 3 Oktober 2018) Hasil wawancara pribadi dengan AD (Depok, 3 Oktober 2018) Hasil wawancara pribadi dengan SL (Depok, 7 Oktober 2018) Hasil wawancara pribadi dengan ST (Depok, 6 Oktober 2018) Hasil wawancara pribadi dengan RD (Depok, 4 Oktober 2018) Hasil wawancara pribadi dengan HJ (Depok, 6 Oktober 2018) Hasil wawancara pribadi dengan MH (Depok, 6 Oktober 2018) Hasil wawancara pribadi dengan AM (Depok, 15 Oktober 2018) Hasil wawancara pribadi dengan WM (Depok, 3 Oktober 2018) Hasil wawancara pribadi dengan AA (Depok, 5 Oktober 2018) Hasil wawancara pribadi dengan ZM (Depok, 5 Oktober 2018) Hasil wawancara pribadi dengan AS (Depok, 7 Oktober 2018)

HASIL OBSERVASI KOMUNITAS ANAK CILIWUNG (KANCIL) PONDOK CINA, DEPOK

Hari/tanggal :Sabtu 14 September 2018 Tempat :Bantaran sungai Ciliwung, Pondok Cina

Hari ini adalah hari dimana peneliti melakukan observasi di Pondok Cina, tiba disana sekitar pukul 09.15 wib dan bertemu dengan susanto dan sule selaku pendiri dan ketua Komunitas Anak Ciliwung (KANCIL). Diajaklah peneliti untuk singgah di basecamp (tempat mereka berkumpul) sementara karena basecamp atau saung pos pantau mereka hancur terbawa oleh air yang meluap dari sungai Ciliwung. Selanjutnya peneliti langsung mengamati kejadian yang ada disana seperti melakukan kegiatan mural disekitar Jl M Tahir Pondok Cina, yang dimana kondisi masyarakat disana sedang menghiasi tembok rumahnya dengan berbagai bentuk gambar, seperti gambar tokoh betawi yaitu si pitung, pinggiran sungai ciliwung dan semua yang berbau dengan tulisan penyadaran akan pentingnya menjaga lingkungan.

Setelah berkeliling lamanya disekitaran wilayah bantaran sungai, saya menemukan sampah yang tidak seperti biasanya, seperti limbah plastik yang hinggap di pohon bantaran sungai. Selain itu peneliti berbincang-bincang dengan warga sekitar dan meminta tanggapan kenapa sampah bisa hinggap di pohon? Mereka menjawab “itu sisaan air bah kemarin”, dan sampah itulah yang harus dibersihkan ketika Komunitas Anak Ciliwung (KANCIL) melakukan patrol Ciliwung. Patroli Ciliwung dilaksanakan 2 minggu sekali dengan

panjang susur sungai kurang lebih dari 1 KM sekitar sungai Ciliwung diwilayah Pondok Cina, dan 1 bulan kerja bakti bersama masyarakat untuk membersihkan sekitar rumah dan bantaran sungai Ciliwung yang dekat dengan pemukiman warga.

Sampailah peneliti hanya duduk dibawah pohon disekitar bantaran sungai ciliwung dengan Susana sejuknya kota Depok diiringi dengan suara gemericik air yang jauh akan polusi kendaraan bermotor dengan ditemani kopi serta susanto dan sule. Peneliti melihat secara langsung bahwa masih ada salah satu masyarakat yang bandel untuk membuang sampah disungai Ciliwung, dari melihat kejadian itu sigaplah mereka (ST dan SL) untuk menegur dan menghampiri oknum yang membuang sampah ke sungai, peneliti lihat dari kejauhan ketika mereka (ST dan SL) menghampiri oknum tersebut dan menyuruhnya untuk mengambil kembali sampah yang oknum tersebut buang ke sungai lalu membuangnya ketempat yang sudah disiapkan oleh Komunitas Anak Ciliwung.

Tidak terasa waktu sudah mulai sore, akan tetapi para anak- anak kecil + berumur 10 tahun berlari-larian menuju sungai Ciliwung untuk bermain disungai walaupun masih terlihat beberapa sampah yang hinggap dibebatuan sungai, dan diseberang sungai dari pemukiman masyarakat terlihat pembangunan gedung kampus swasta yang menjulang dibantaran sungai Ciliwung. Setelah beberapa menit melihat anak kecil dan pembangunan gedung peneliti langsung izin pamit kepada saudara ST dan SL untuk kembali pulang ke rumah yang berada didaerah Bekasi.

HASIL OBSERVASI KOMUNITAS ANAK CILIWUNG (KANCIL) PONDOK CINA, DEPOK

Hari/tanggal :Minggu 15 September 2018 Tempat :Bantaran sungai Ciliwung, Pondok Cina

Ini adalah hari kedua peneliti melakukan observasi disekitar bantaran sungai, panas matahari menunjukan waktu siang hari pada pukul 13.00 dan teman-teman Komunitas Anak Ciliwung (KANCIL) sudah menunggu saya disungai dengan memegang ban dalam mobil truk. Langsung tanpa basa basi ditambah cuaca yang terik peneliti mengganti pakaian dan langsung ikut gabung bersama teman-teman Komunitas Anak Ciliwung + 10 orang yang sudah menunggu peneliti.

Tibalah peneliti dibibir sungai dan melihat keadaan sungai yang banyak bebatuan sungai dan pohon dihinggapi limbah rumah tangga terutama paling banyak adalah limbah plastik. Satu persatu sampah yang ada disungai kita satukan sekalipun itu berada dipohon yang terlihat tinggi, selain itu ada beberapa warga yang sedang asik memancing disungai, disitu saya mempertanyakan apakah disungai yang banyak sampahnya ini masih ada ikan? salah satu anggota Komunitas Anak Ciliwung yang bernama Jaki panggilan akrabnya bilang “adalah ini kan sungai masa gak ada ikannya, makannya kita bersihin ini sungai biar ikan tidak mati oleh sampah atau limbah yang ada” dan JK langsung mengambil ikan tidak jauh dari kami berdiri tanpa memakai pancingan alhasil tidak tertangkap karena “sulit nangkep ikan siang hari tanpa ada pancingannya, tapi kalo malam masih bisa” ujar jaki.

Sampailah kita pada akhir dari patroli Ciliwung dengan hasil sampah atau limbah rumah tangga lumayan banyak sekitar satu trashbag hitam besar. Akhirnya peneliti dan temen-temen dari Komunitas Anak Ciliwung kembali ke basecamp untuk menaruh sampah hasil dari patroli Ciliwung ke tempat pembuangan sampah (tps). Selanjutnya salah seorang dari pemancing yang bertemu waktu patroli Ciliwung memberi ikan kepada teman-teman Komunitas Anak Ciliwung (KANCIL) untuk ngeliwet setelah kita patroli sungai.

Tidak lama kemudian peneliti dan teman-teman Komunitas Anak Ciliwung (KANCIL) langsung menyantap hidangan yang sudah siap untuk dimakan bersama-sama sambil menceritakan kejadian- kejadian suka dukanya waktu mereka melakukan patroli Ciliwung. Senja telah tiba waktunya peneliti untuk pulang.

TRANSKIP WAWANCARA Untuk Pendiri Komunitas

Nama : Susanto Kelamin : Laki-laki Umur : 30 Pendidikan : SMK Hari/Tanggal Wawancara : Sabtu, 6 Oktober 2018

Perihal Anggota Komunitas No Pertanyaan Jawaban 1 Bagaimana latar belakang Kita sebagai anak muda, didirikannya Komunitas Anak dulunya asli warga Pondok Ciliwung (KANCIL) Pondok Cina yang ada di pinggiran Cina? kali ya merasa Ciliwung udah berubah dari dulunya asri sekarang udah banyak limbah. Awalnya temen-temen tuh punya insiatif gimana sih ini kita bisa edukasi masyarakat tidak buang sampah di kali. Nah terus ngumpulin pemuda sini untuk bikin perkumpulan dan terbentuk seperti ini. 2 Bagaimana Ide mucul ada seseorang dari lpm ratu mendirikan Komunitas Anak jaya yang ngasih peluang ide Ciliwung (KANCIL) Pondok atau inspirasi untuk membuat Cina? sebuah komunitas. Dan dari situlah insiatif itu muncul 3 Siapa saja yang terlibat dalam Saya, sule dan bang rizal pembentukan komunitas? karena miris lihat anak-anak kecil mandi di kali tapi dengan kondisi air yang kotor 4 Bagaimana cara mengelola Karena kita gak dibayar dan organisasi? aksi kita ini aksi sosial

seenggaknya kita edukasi dulu ke anggota nih, agar anggota ini cinta terhadap komunitas dan mengasih tau kalo sekarang saja ciliwung sudah kaya gini gimana buat anak cucu kita dan dari situ anak- anak peduli dulu deh terhadap komunitas sembari ngadain kegiatan terus terusan. 5 Apa fungsi dari setiap bagian Menjalakan bagian-bagian organisasi? yang sudah ditentukan seperti acara-acara edukasi untuk masyarakat 6 Bagaimana partisipasi Awalnya sih enggak, tapi masyarakat dalam kegiatan semakin lama lama ikutan juga komunitas? si 7 Pernah menemukan masyarakat Kalo itu waktu awal-awal sih membuang sampah di sungai? ada, ya kita kasih tau dan Tindakannya bagaimana? peringatkan keras agar tidak membuang sampah di kali 8 Bagaimana penilaian Alhamdulillah semakin hari masyarakat terhadap masyarakat yang peduli dan komunitas? awal berdiri gak langsung naek tapi lebih mau ngapain sih nih bocah, nah terus yaudah kita pelan-pelan ngadain kegiatan bersih-bersih got nah, saya kita cuman anak-anak KANCIL ehh tau taunya rame yang ikutan yaudah mereka sekarang malah suka ikutan kalo KANCIL bikin acara. 9 Apa yang anda harapkan Sebenernya mah pengen dengan dibentuknya masyarakat peduli terhadap komunitas? Ciliwung gak cuman buang sampah tapi menjaga Ciliwung juga, tapi sulit nah pola pikir

harus dirubah makannya anak- anak KANCIL pelan-pelan walaupun gak tau sampe kapan,yang penting edukasi kita tetep jalan. 10 Apakah pemerintah Awalnya sih gak ya, cuman memberikan dukungan/bantuan lama kelamaan tau ada dalam pembentukan KANCIL disini. Karena waktu komunitas? itu kita protes mulu buat TPS agar masyarakat gak buang sampah di Ciliwung

Tanda Tangan

(………….....)

TRANSKIP WAWANCARA Untuk Ketua Komunitas

Nama : SL Kelamin : Laki-Laki Umur : 25 Pendidikan : SMA Hari Tanggal Wawancara : 3 Oktober 2018

Perihal Ketua Komunitas No Pertanyaan Jawaban 1 Mengapa anda tertarik Sebenernya untuk saya pribadi, bergabung di komunitas? tertarik sih karena saya orangnya lontang-lantung kesana sini gak jelas nah kebetulan ada yang ngundang bikin komunitas terus tertarik karena enak ngumpul rame-rame gitu. 2 Selama ini aktif dimana? Sebelum di Komunitas Anak Ciliwung (KANCIL) saya alang iling gak jelas dan bebas dan gak ikut komunitas manapun 3 Apa yang ada pahami dari Terdiri dari masyarakat yang komunitas? membantu memecahkan masalahnya sendiri dan tanpa pamrih,swadaya anggota 4 Bagaimana komunitas Perkumpulan biasa yang ingin

menurut anda? membantu keberadaan atau wilayahnya sendiri. 5 Apakah peranan Komunitas Kita sangat memperhatikan di masyarakat? keadaan ciliwung yang semakin lama semakin tercemar oleh orang-orang yang tidak bertanggung jawab, soalnya dulu mungkin 2008 atau 2010 ciliwung itu masih asri dilihatnya, bangunan-bangunan pun jauh dari bantaran setelah 2012 ke atas itu banyak bangunan-bangunan yang didirikan dibantaran sungai. Semakin lama ciliwung gak serem jadi gak ada rasa takut, kesini-sini masyarakat malah gak takut karena udah modern kali yak, jadi banyak yang bikin bangunan dibantaran kali karena tidak berlakunya mitos tentang kali ciliwung. 6 Bagaimana cara untuk Pemuda biasa terus ada seseorang mengajak masyarakat pada dari lpm ratu jaya yang ngasih awal berdiri? peluang ide atau inspirasi untuk membuat sebuah komunitas dari penggerak pertama Susanto dan bang rizal, terus saya diundung untuk gabung dan setelah itu kita mengundang pemuda anak-anak

rt04 untuk membuat komunitas setelah rapat pemuda. Memang banyak komunitas di pondok cina ini akan tetapi berbeda-beda bidang , untuk anggota tidak hanya rt sini saja tetapi dari luar boleh untuk gabung karena untuk meluaskan jaringan, keluar dan ada beberapa anggota kita 2 orang citayem. 7 Bagaimana cara komunitas Ya kita bicarakan baik-baik aja memecahkan masalah yang dihadapi oleh anggota? 8 Semisal ada seorang Sebenernya kalo untuk ketidak anggota tidak bisa hadir hadiran anggota itu simple sih, dalam kegiatan kancil? kita tidak bisa menghukum dia atau menjejek dia karena tidak bisa ikut, karena disini berdiri karena hati nurani kemauan sendiri tanpa ada paksaan kalo dia mau ikut syukur kalo gak yaudah, kita juga gak bisa menggangu aktifitas dia sendiri dan kita tidak pernah tau. 9 Bagaimana cara komunitas Sebenernya kita runding bersama, memecahkan masalah yang antara kita atau pengurus terus dihadapi oleh masyarakat? anggota dan masyarakatnya juga terlibat. 10 Saya lihat semakin kesini Ohh itu kampus Swasta GDA,

bangunan lebih dekat sebenernya dari kita sendiripun dengan kali terutama menolak kalo ada pembangunan bangunan yang sedang di bantaran sungai apalagi sudah dibangun diseberang kali, melebihi DAS (Daerah Aliran apa tanggapan anda karena Sungai). Kita sudah beberapa kali itu masuk kedalam masalah sudah bolak balik ke Dinas PUPR yang ada dimasyarakat atau , dan menanyakan apakah cara mengatasinya dari pembangunan ini sudah KANCIL ? mempunyai surat izin? Ternyata sudah punya izin. Kita gak bisa berbuat apa-apa karena sudah mempunyai izin, nah kita pengen ngobrol dengan pihak GDA, sebenernya untuk pembangunan di bantaran itu cuma beberapa dia kena dari garis sepadan, dan dari kita gak terimanya itu dia bikin turab dibantaran. Nah turabnya GDA ini menurut kami turabnya dari batu kali, ngerinya suatu saat kan pasti ada banjir besar tahun- tahun mendatang, dan pengennya kami itu kalo bisa kanan-kiri di turab agar tidak timpang sebelah. Soalnya kalo salah satu saja ngerinya lari aliran sungainya ke pemukiman warga. 11 Lalu bagaimana tentang Sebenernya kita sudah punya masyarakat yang membuang solusi kedepannya, sebenernya

sampah di Kali? kita gak bisa menyalahkan masayarakat karena tidak ada yang bisa disalahkan, dan saya sendiri sudah ke dinas kebersihan kota DEPOK untuk meminta membuatkan TPS, tapi dari KADISnya bilang kalo tidak ada pembuatan TPS baru. Ya mau gak mau dari kita sendiri membuat bak sampah itupun dibantu dengan masyarakat dan para donatur walaupun unjung- ujungnya dibakar juga. 12 Edukasi atau memberitau Paling kita door to door dan kalau buang sampah di kali ngasih tau kalo lagi ada itu gak baik? perkumpulan warga sih kalo buang sampah jangan di kali. 13 Adakah pertemuan rutin? Pertemuan sih hampir setiap hari yak, karena rata-rata kita asli sini gitu, tapi kalo untuk rapat kita sebulan sekali. Minggu ke-3 setelah kerja bakti dan sorenya kita rapat. 14 Bagaimana partisipasi Gak nentu sih kalo dari anggota anggota dalam kegiatan mah, kadang-kadang minggu ini komunitas? dia dateng belum tentu minggu depan dia dating ya jadi gmn dari anggota aja semaunya dia aja. 15 Apa yang dibicarakan dalam Biasanya kita membicarakan

pertemuan rutin? program jangka panjang dan jangka pendek: Jangka Panjang 1. 17 Agustus (Agustus) 2. Hari penanaman pohon (November) 3. Hari Ciliwung (September) 4. Kampung Betawi

Jangka Pendek 1. Kerja bakti 2. Ngalun / Patroli Ciliwung 3. Evaluasi

Tapi sekarang kita lagi fokus dengan Kampung Betawi kerjasama dengan Mahasiswa Universitas Indonesia 16 Apa harapan anda untuk Harapan: mudah-mudahan agar kedepannya? bisa menbantu KANCIL untuk tidak membuang sampah sembarangan dan membantu program-program KANCIL yang ada, supaya masyarakat enak dan KANCIL enak, sebenernya dari ini tuh termasuk perumahan atau daerah kumuh karena saking padatnya dan untuk saluran

pembuangan air pun tidak bisa 17 Apakah faktor penghambat Penghambat: Dana sih ketika dan pendukung dalam anggota mau bikin acara. Dan kita kegiatan komunitas ? lihat siapa yang bersangkutan ketika mau membuat kegiatan Pendukungnya: Partisipasi masyarakat

Tanda Tangan

(……………………)

TRANSKIP WAWANCARA Untuk Masyarakat Sekitar

Nama : MJ Kelamin : Laki-Laki Umur : 45 Pendidikan : SMP Hari Tanggal Wawancara : 3 Oktober 2018

Perihal Masyarakat Sekitar No Pertanyaan Jawaban 1 Bagaimana pandangan Ya bagus untuk kegiatan, masyarakat sekitar terhadap terutama pemuda daerah sini komunitas? 2 Kegiatannya dalam bentuk Kerja bakti, bersih-bersih apa? sungai palingan mah 3 Biasanya yang mengajak kerja Anak-anak kancil sama warga bakti itu siapa? yang saling ngingetin gitu 4 Ada jadwal rutinnya? Ada ko 5 Kira-kira kapan yah? Setiap sebulan sekali saya ngikutnya mah 6 Itu jadwal yang buat siapa? Anak-anak kancil dan warga 7 Bagaimana partisipasi Aktif kalo buat anak-anak komunitas dalam kegiatan kancil apalagi kalo ada acara yang dilakukan warga? agustusan, kerja bakti, sama kadang suka ikut acara pengajian RT gitu

8 Apakah masyarakat dilibatkan Iya mereka selalu ngajak, tapi dalam kegitan-kegiatan yang tau kan kalo udah berkeluarga dilakukan oleh komunitas? suka ada aja yang harus di urus gitu, tapi biasanya sih ngajak anak-anak kecil kalo lagi pada main, itu pas ngalun sih biasanya mah 9 Apakah komunitas pernah Pernah sih apalagi tahun-tahun melakukan pemberdayaan atau ini lagi banyak kegiatan yang kegiatan dalam bentuk ngecat tembok gitu, bikin pelatihan? kampung tematik noh kaya yang ditembok padahal mah kaga tau itu apaan, kayaknya sih tujuannya yang pasti bagus jadi ya selama tujuan bagus ya kita dukung 10 Apa kritik, saran dan harapan Kritik: lebih rajin ngajak anak- kedepan untuk komunitas? anak kecil buat ngalun Saran: bikin tempat pembuangan sampah, suka bingung buang dimana gitu Harapan: semoga lancar dan tidak berhenti sampai disini untuk anak-anak Komunitas Anak Ciliwung (KANCIL) Pondok Cina

Tanda Tangan

(………………..)

TRANSKIP WAWANCARA Untuk Masyarakat Sekitar

Nama : AD Kelamin : Perempuan Umur : 48 Pendidikan : SMP Hari Tanggal Wawancara : 7 Oktober 2018

Perihal Masyarakat Sekitar No Pertanyaan Jawaban 1 Bagaimana pandangan Bagus untuk generasi muda. masyarakat sekitar terhadap komunitas? Apakah ibu merasakan Iya mas perubahan dengan adanya Kancil? Apa bu perubahannya? Seneng aja gitu, jadi bersih kampung sini nih terus rame dah 2 Bagaimana partisipasi Ikut mereka mah kalo kegiatan komunitas dalam kegiatan warga. yang dilakukan warga? Kegiatan apa yah bu Kaya pengajian, ama ngumpul contohnya? rt 3 Apakah masyarakat dilibatkan Suka ko dalam kegiatan-kegiatan yang

dilakukan oleh komunitas? Kegiatan apa yah bu Kerja bakti contohnya? 4 Apakah komunitas pernah belum sih melakukan pemberdayaan atau kegiatan dalam bentuk pelatihan? Apakah komunitas mengajar Tapi lebih ke ngasih tau kalo dan mengajak untuk menjaga untuk buang sampah itu gak lingkungan? bagus di kali 5 Apa kritik, saran dan harapan Kritik: gak ada sih kedepan untuk komunitas? Saran: kalo bisa jangan sampai bubar ini komunitas Harapan: semoga lebih baik dan ada generasi penerusnya

Tanda Tangan

(………………..)

TRANSKIP WAWANCARA Untuk Masyarakat Sekitar

Nama : AS Kelamin : Laki-Laki Umur : 32 Pendidikan : SMA Hari Tanggal Wawancara : 7 Oktober 2018

Perihal Masyarakat Sekitar No Pertanyaan Jawaban 1 Bagaimana pandangan Komunitas ini bagus karena masyarakat sekitar terhadap punya tujuan yang baik gitu komunitas? 2 Bagaimana partisipasi Ikut, kadang-kadang mereka komunitas dalam kegiatan yang jadiin panitia karena yang dilakukan warga? anak-anak itu ya asli sini semua. 3 Apakah masyarakat dilibatkan Ohh iya lah pasti, kan anak- dalam kegitan-kegiatan yang anak sini, jadi kaya gak ada dilakukan oleh komunitas? bedanya gitu si 4 Apakah komunitas pernah Pernah si, apalagi kalo buang melakukan pemberdayaan atau sampah sembarang, terus kegiatan dalam bentuk buangnya tuh gak boleh buang pelatihan? di kali Ciliwung 5 Apa kritik, saran dan harapan Kritik: gak ada si, karena kedepan untuk komunitas? kegiatannya positif.

Saran: kegiatannya dibanyakin lagi Harapan: semoga apa yang dilakuin sama komunitas ini jadi pahala, semoga gak banjir- banjir lagi karena udah ada pawing (KANCIL)

Tanda Tangan

(………………..)

TRANSKIP WAWANCARA Untuk Masyarakat Sekitar

Nama : MH Kelamin : Laki-Laki Umur : 24 Pendidikan : SMA Hari Tanggal Wawancara : 7 Oktober 2018

Perihal Masyarakat Sekitar No Pertanyaan Jawaban 1 Bagaimana pandangan Baik ko buat pemuda mah masyarakat sekitar terhadap komunitas? 2 Bagaimana partisipasi Ya gitu ikut lah, apalagi klo komunitas dalam kegiatan pada kerja bakti yang dilakukan warga? 3 Apakah masyarakat dilibatkan Ikut ko dalam kegitan-kegiatan yang dilakukan oleh komunitas? 4 Apakah komunitas pernah Gak ada kayaknya mah melakukan pemberdayaan atau kegiatan dalam bentuk pelatihan? 5 Jika belum apa yang kegiatan Paling negor yg masih buang yang diberikan oleh KANCIL? sampah langsung ke sungai 6 Apa kritik, saran dan harapan Kritik: no comment

kedepan untuk komunitas? Saran: belum ada lagi Harapan: panjang umur komunitas dan sehat selalu yang terlibat didalamnya

Tanda Tangan

(………………..)

TRANSKIP WAWANCARA Untuk Masyarakat Sekitar

Nama : RD Kelamin : Laki-laki Umur : 43 Pendidikan : SMP Hari Tanggal Wawancara : 4 Oktober 2018

Perihal Masyarakat Sekitar No Pertanyaan Jawaban 1 Bagaimana pandangan Baik, rajin walaupun masih ada masyarakat sekitar terhadap aja yang bandel gitu komunitas? 2 Kegiatannya dalam bentuk Bersih bersih terus 17 apa? agustusan banyak deh 3 Yang mengajak untuk bersih- Gara-gara anak-anak kancil tuh bersih itu siapa pak? jadi pada kebiasaan kerja bakti 4 Sebelumnya apakah ada Ada ko, tapi gitu jarang pada kegiatan bersih-bersih? mau bersih bersih, nah semenjak ada kancil jadi pada doyan dah tuh bersih bersih 5 Bagaimana partisipasi ya mereka dulu awalnya izin komunitas dalam kegiatan dulu kan, terus suka nimbrung yang dilakukan warga? kalo ada rapat RT gitu dah…. Ya bocah-bocah aktif sih ya banyak aja gitu ide-idenya

6 Apakah masyarakat dilibatkan Pastilah dia pada ngajak mah, dalam kegitan-kegiatan yang cuman gitu gak selalu ikut saya dilakukan oleh komunitas? mah 7 Apakah komunitas pernah Kalo pelatihan sih belum, melakukan pemberdayaan atau paling pembangungan gedung kegiatan dalam bentuk sebrang tuh, bareng sama pelatihan? kancil 8 Bagaimana tanggapan anda Jadi kita itu khawatir karna kan dengan pembangunan itu? itu kampus bangun gedung tinggi tuh, dia pada udah punya surat izin apa belum soalnya ada batesan yang di langgar ama mereka, takutnya kitanya jadi kena banjir dah, yaudah ngajak KANCIL buat nanyain permasalahan ini ke itu kampus 9 Bagaimana kelanjutannya? Kemarin sih kancil tuh yang pada ngurus-ngurus itu mah 10 Apa kritik, saran dan harapan Kritik: kalo malem jangan pada kedepan untuk komunitas? berisik banget aja gitu haha Saran: jangan bosen bosen ngingetin kita ini masyarakat Harapan: panjang umur dan makin sukses buat semuanya

Tanda Tangan

(………………..)

TRANSKIP WAWANCARA Untuk Masyarakat Sekitar

Nama : HJ Kelamin : Laki-laki Umur : 39 Pendidikan : STM Hari Tanggal Wawancara : 6 Oktober 2018

Perihal Masyarakat Sekitar No Pertanyaan Jawaban 1 Bagaimana pandangan Untuk anak-anak muda sih masyarakat sekitar terhadap bagus ya mas komunitas? 2 Bagus bagaimana pandangan Ngumpul-ngumpulnya positif anda? dari pada ngumpul-ngumpul narkoba mas 3 Bagaimana partisipasi Dia pada kan suka ikut kalo RT komunitas dalam kegiatan lagi rapat, terus suka kasih yang dilakukan warga? masukan kan gitu biar wilayah bersih, suasana aman, nyaman sama mereka itu tuh selalu ngelibatin kita-kita warga sih jadi kegiatan apa gitu yang mereka mau buat warga juga tau 4 Apakah masyarakat dilibatkan Diajakin sih mas biasanya mah

dalam kegitan-kegiatan yang sehari sebelum kegiatannya dilakukan oleh komunitas? 5 Apakah komunitas pernah Belum, melakukan pemberdayaan atau kegiatan dalam bentuk pelatihan? 6 Jika belum apa yang kegiatan Ngajak bersih-bersih dan yang diberikan oleh KANCIL? ngingetin buang sampah tuh jangan dikali langsung 7 Apa kritik, saran dan harapan Kritik: tidak ada kedepan untuk komunitas? Saran: kalo bisa bikin tempat wisata disini Harapan: semoga tidak berenti sampai disini

Tanda Tangan

(………………..)

DOKUMENTASI

Sumber gambar: Dokumentasi Kancil

Sumber gambar: Dokumentasi Kancil

Sumber Gambar: Dokumentasi Kancil

Sumber gambar: Dokumentasi Kancil

Sumber gambar: Dokumentasi Kancil

Sumber gambar: Dokumentasi Kancil

Sumber gambar: Dokumentasi peneliti

Sumber gambar: Dokumentasi peneliti

Sumber gambar: Dokumentasi Peneliti