Jurnal CMES Volume VII Nomor 2 Edisi Juli - Desember 2014 Jurusan Sastra Arab Bekerjasama dengan PSTT FSSR UNS

HIKAYAT ALFU LAILAH WA LAILAH: ANALISIS STRUKTUR NARATIF

Sangidu Guru Besar Sastra Arab Modern Fakultas Ilmu Budaya UGM Yogyakarta [email protected]

Abstract

The stories of the Arabian Nights were written by many people over the course of hundreds of years. The core of original stories came out of Persia and India in the early eighth century. They were translated into Arabic and given the name Alfu Laylah wa laylah or The Thousand Nights and One Night. This set of stories was few in number and fell far short of living up to the number in its title. The Arabian Nights stand near the top of the list of literary works that have influenced western literature. The first stories from the Nights to reach Europe did so around the 12th century. Chaucer's Horse, for example, is evidently The Enchanted Horse from the Arabian Nights. The real influence began, however, Galland's translation brought the full set of the tales to Europe in the early 1700's. The application of narrative structure to alfu lailah wa can be conducted by focusing on the study of the plot which makes up series of events. The analysis is made on the experiences undergone by King Syahriar and his wife, Syahrazad from the beginning to the end of the story. The result of the analysis shows that generally the narrative structure of the story can be divided into three parts, namely prologue, body, and epilogue. In the body of the story, there are many stories of which narrative structures are different among them. Beside that, the Arabian Night's Entertainments stand out as one of the stellar achievements in literature. Hundreds of people contributed to their form and substances over the hundreds of years of their development. The result has entertained and influenced readers for generations.

Keywords: Alfu Lailah wa Lailah (the Arabian Nights), King Syahriar, Syahrazad, Dinazade, narrative structure analysis.

ملخص كانت حكايات ألف ليلة وليلة كتبها كثَت من الناس على مدار مئات السنُت. وجاء أصل احلكايات األصلية من بالد فارس واذلند يف أوائل القرن الثامن، مث ترمجت إىل اللغة العربية حتت عنوان ألف ليلة وليلة، وكان عدد القصص ىف الكتاب قليل ال يرتقى إىل العدد ادلذكور ىف العنوان. كادت حكايات ألف ليلة وليلة حتتل قمة األعمال األدبية الىت أثرت األدب الغريب. أول حكاية من حكايات ألف ليلة وليلة وصلت إىل مجيع أضلاء أوربا حوايل القرن الثاىن عشر. على سبيل ادلثال حصان تشوسر فهو بوضوح احلصان ادلسحور ىف ألف ليلة وليلة. وبدأ التأثَت احلقيقي عندما أحضرت ترمجة غاالن ىف رلموعة كاملة من احلكايات إىل أوربا ىف أوائل 1000.

112

Jurnal CMES Volume VII Nomor 2 Edisi Juli - Desember 2014 Jurusan Sastra Arab Bekerjasama dengan PSTT FSSR UNS

وميكن إجراء تطبيق البنية السردية ىف حكايات ألف ليلة وليلة من خالل الًتكيز على دراسة حبكة احلكايات اليت تشكل سلسلة من األحداث. ويتم حتليل القصة على التجارب اليت مر هبا ادللك شهريار وزوجتو شهرزاد من بداية القصة إىل هنايتها. وأوصلت نتيجة التحليل إىل أن البنية السردية للقصة تنقسم إىل ثالثة أجزاء، وىي مقدمة، وجسد القصة، وخادتة. يف جسد القصة، ىناك العديد من القصص البنية السردية فيما بينها سلتلفة. باإلضافة إىل أن التسليات ىف حكايات ألف ليلة وليلة تربز كواحدة من اإلصلازات ادلمتازة ىف العمل األديب. وقد سامهت مئات من الناس ىف تشكيل القصص ومضموهنا خالل مئات السنُت من التطوير. وقد سلَّت وأثرت أجياال كثَتة من القراء.

الكلمات الدليلية: حكايات ألف ليلة وليلة، ادللك شهريار، شهرزاد، دينازاد، حتليل البنية السردية.

1. Pengantar telah menjadi inspirasi bagi para novelis, Artikel ini pada mulanya berbentuk musikus, penyair, artis, pelukis, pemahat, power point yang disajikan dengan judul dan lain-lain. The Night Thousand and One: Narrative Namun, ada beberapa faktor yang Structure Analysis pada International merendahkan nilai cerita 1001 malam ini, Seminar on Middle East yang terutama diterbitkannya edisi-edisi yang diselenggarakan oleh Universitas Gadjah bahasanya fulgar dan bahkan seksual, Mada bekerjasama dengan Kagama dan sehingga menjadi tidak layak untuk dibaca Kementerian Luar Negeri Repblik oleh kalangan umum. Lebih parah lagi, ada Indonesia pada tanggal, 25-26 Maret 2008. beberapa karya seni rendahan yang Selanjutnya, power point dalam bahasa dikaitkan dengan cerita 1001 malam, Arab disajikan pada an-Nadwatu ‗l- padahal cerita tersebut jelas berbeda. ‘Ilmiyyatu ‗d-Dauliyyah ‘ani ‗s-Sardiyyah Menurut para ahli sastra dan folklor, yang diselenggarakan oleh Pusat Studi cerita 1001 malam sangat mencerminkan Narratif Universitas Terusan Suez, Ismailia mentalitas Arab pada masa kejayaan, dan Mesir pada tahun 2011. secara ilmiah dapat dianggap sebagai Hikayat Alfu Lailah wa Lailah contoh bagi cerita rakyat, folkstory. Di (selanjutnya disebut Alfu Lailah wa Eropa dan Amerika serta negara-negara Lailah), dalam bahasa Inggris biasa disebut lain, folkstory dapat dianalisis dan The Arabian Nights atau The Thousand ditentukan nilai-nilai sejarah, sosial, dan and One Nights. Cerita itu begitu terkenal psikologisnya (Anonim, t.t.). dan dianggap sebagai satu karya Cerita 1001 malam telah sastra dunia garda depan (Al-Kitābul- mempengaruhi pemikiran di Eropa berkat `Adhīm, Avant Garde). Karya ini telah kontak antara peradaban Arab dengan diterjemahkan ke dalam berbagai bahasa peradaban Eropa sebelum era modern. Para dan mengalami cetak ulang berpuluh-puluh peneliti sempat menginvestigasi pengaruh kali. Karya ini terdiri atas jilid, ditulis cerita 1001 malam di Eropa melalui cerita dengan huruf Arab dan terdiri atas 1545 rakyat dan hayalan yang terdapat dalam halaman (Anonim, t.t.). peradaban Bizantium dan Latin. Namun, Cerita 1001 malam sangat penting yang penting adalah banyaknya terjemahan dalam dunia kesastraan Arab sehingga dan kajian yang menyebar luas di Eropa mendapatkan perhatian dan tanggapan bagi saat bangsa Eropa mulai memiliki rasa para ahli dan spesialis di Eropa, Timur, penasaran untuk mengenal bangsa Timur. Mesir, dan lain-lain. Bahkan cerita tersebut

113

Jurnal CMES Volume VII Nomor 2 Edisi Juli - Desember 2014 Jurusan Sastra Arab Bekerjasama dengan PSTT FSSR UNS

Antoine Galland menerbitkan Beirut tahun 1962. Contoh-contoh tadi terjemahan dalam bahasa Prancis untuk menunjukkan adanya perhatian dari para cerita 1001 malam antara tahun 1704- ahli sastra Arab untuk mengkaji 1001 1717, kemudian menyusul banyak malam. Edisi terbitan Dāru „sy-Sya`ab terjemahan pada abad ke-19 dan para yang diedit oleh Rusydi Shaleh merupakan orientalis mulai mengkajinya. Adapun edisi yang orisinal dan jauh dari kesalahan- edisi Arab yang diterbitkan, ada edisi kesalahan (Anonim, t.t.). Bulaq tahun 1251 H, edisi Beirut tahun Struktur cerita 1001 malam 1881, edisi The Jesuite Fathers, dan merupakan cerita berbingkai sambung kemudian banyak lagi pada abad ke-20. menyambung dan mengandung kurang Namun, semua edisi itu ditujukan hanya lebih 193 cerita yang bermacam-macam. untuk bisnis. Karena itulah terdapat banyak Sebagian cerita terdiri atas cerita salah cetak, salah nama, dan banyak terjemahan yang berasal dari cerita-cerita interpolasi (tambahan) yang tidak perlu. Persi, India, Romawi dan terhimpun dalam Semuanya dimaksudkan hanya untuk sebuah buku berbahasa Persi “Hazar melariskannya. Berikutnya terdapat salah Afsanah”. Sebagian lagi terdiri atas cerita urut dalam menyebut cerita, teutama cerita asli Arab. Cerita tersebut mengandung sekunder dan terdapat juga salah urutan cerita-cerita, baik cerita khayal seperti dalam malam-malamnya (Anonim, t.t.). cerita tentang jin, tentang binatang yang Dari sisi lain, edisi-edisi terbitan dapat berkata-kata seperti manusia, seperti Eropa merupakan edisi yang lebih bagus keledai, burung, ikan, sapi, kijang, dan dan otentik. Hal semacam ini sangat sebagainya maupun cerita yang berlatar disesali oleh para peminat folklor Arab. Di belakang sejarah, seperti cerita nabi Yusuf, samping kajian dan penelitian para ahli di cerita tentang penghuni gua, beberapa Eropa terhadap cerita 1001 malam, cerita tentang khalifah Harun ar-Rasyid, al- sejarahnya, terjemahannya, dan Makmun, , Yahya al-Barmaky interpolasinya (tambahannya); ada juga dan anaknya Ja‟far, Khatim Thai, dan lain beberapa upaya peneliti Arab yang sebagainya. Cerita-cerita lain yang sangat mengkaji cerita 1001 malam pada akhir terkenal adalah cerita Sinbad Pelaut, abad ke-20 sebagai karya seni yang Aladin dan Baba serta para penyamun. mengandung nilai-nilai sastra, psikologi, Bahasa Arab yang digunakan adalah sosial, kultural, dan sejarah (Anonim, t.t.). bahasa Arab campuran antara bahasa Di antara upaya-upaya tersebut fushchā dan bahasa ‗āmiyyah dengan adalah disertasi Dr. Suhair al-Qalamawy banyak diselingi syair-syair (Anonim, t.t.). tentang cerita 1001 malam di Fakultas Struktur narasi Alfu Lailah wa Sastra Cairo University, padahal tema Lailah sangat menarik dan memukau semacam itu tidak disukai atau mudah sehingga membuat Raja Syahriyar betah diterima oleh universitas-universitas Arab mendengar cerita apa saja yang diceritakan karena kajian folklor sudah lama dikaji di oleh Syahrazad. Struktur narasi dalam Alfu unversitas-universitas besar Eropa seperti Lailah wa Lailah ini menjadi masalah yang Stokholn, sekitar 60 tahun lebih awal. Di cukup menarik untuk diteliti lebih lanjut. samping itu pula, telah terbit banyak kajian lain tentang 1001 malam dalam bahasa 2. Masalah Arab di antaranya; Qashashunā ‗sy- Berdasarkan latar belakang di atas, Sya‘biy karya Dr. Fuad Husain Ali, dan maka masalah yang akan diteliti di dalam Wa Tilka ‗sh-Shafachāt, yang ditulis oleh penelitian ini adalah bagaimana struktur Hasan adz-Dzayyat. Dalam buku tersebut narasi Alfu Lailah wa Lailah sehingga Raja terdapat uraian khusus tentang cerita 1001 Syahriyar betah mendengarkan cerita malam. Ada juga buku min Wachyi Alfi tersebut dari Syahrazad. Oleh karena itu, Lailah karya Faruk Sa‟ad, diterbitkan di penelitian ini mempunyai dua tujuan, yaitu

114

Jurnal CMES Volume VII Nomor 2 Edisi Juli - Desember 2014 Jurusan Sastra Arab Bekerjasama dengan PSTT FSSR UNS

tujuan praktis dan tujuan teoretis. Tujuan yaitu al-chikayah (cerita), asy- praktis penelitian ini adalah syakhshiyyah (penokohan), al-chabkah mengungkapkan struktur narasi Alfu Lailah (alur), az-zamān wal-makān (latar waktu wa Lailah secara gaaris besar. Sementara dan tempat), dan al-Fikrah (ide, gagasan). itu, tujuan teoretisnya adalah membuktikan Struktur naratif (struktur bahwa Timur pada waktu itu telah penceritaan) dalam kaitannya dengan memiliki budaya yang sangat tinggi, yang analisis Alfu Lailah wa Lailah ini berupa karya sastra yang dapat memikat, merupakan pengembangan dari al- bagi para peneliti, kritikus, maupun Chabkah (alur cerita). Al-chabkah adalah ilmuwan lainnya, baik dalam negeri bangunan atau alur cerita yang dijalankan maupun luar negeri. oleh tokoh dominan melalui peristiwa- peristiwa yang dialaminya. Bangunan 3. Landasan Teori dan Metode cerita ini dapat dimulai dari suatu peristiwa Memahami sebuah karya sastra atau awal ke peristiwa lainnya lalu menanjak mengkongkretisasi sebuah teks sastra, menuju klimaks cerita dan menurun lagi seperti yang telah diarahkan oleh Abrams sampai cerita berakhir (Farhud, 1981). (1981:8-26) dapat dilakukan dari empat Peristiwa-peristiwa yang menjadi unsur- arah, yaitu dari arah dunia nyata yang unsur teksnya ditata sedemikian rupa menjadi acuannya (mimetik), dari arah sehingga membentuk satu rangkaian penciptanya (ekspresif), dari arah peristiwa (alur) yang disebut plot. Dari plot pembacanya (pragmatik), dan dari arah inilah dikembangkan dan difokuskan karya sastranya itu sendiri (objektif). analisisnya pada struktur naratif atau Pemahaman dan pengungkapan teks struktur penceritaannya (Chamamah- sastra yang difokuskan pada karya Soeratno, 1991:16, 91). Di dalam struktur sastranya itu sendiri dapat dipandang naratif terdiri atas unit-unit atau unsur- bahwa karya sastra dibangun dalam satu unsur naratif. Unit-unit atau unsur-unsur struktur yang bulat dan utuh. Artinya, naratif menurut Aristoteles (dalam semua unsur struktur yang terdapat di Chatman, 1978:78 dan dalam Martin, dalam sebuah karya sastra masing-masing 1986:81) meliputi pembuka (prolog), memiliki koherensi intrinsik yang saling tengah (batang tubuh), dan penutup berkaitan, saling mendukung, saling (epilog). Dalam kaitannya dengan analisis membina, dan saling berperan sesuai struktur naratif terhadap Alfu Lailah wa fungsinya masing-masing dalam Lailah terfokus pada Raja Syahriar dan membentuk makna totalitas yang permaisurinya yang bernama Syahrazad, komprehensif (Chamamah-Soeratno, mulai dari peristiwa awal yang mereka 1991:15). alami sampai peristiwa akhir. Jumlah unsur struktur dan urut- Fungsi yang dominan pada tokoh urutannya antara kritikus yang satu dan Raja Syahriar dan putri seorang menteri kritikus lainnya masing-masing yang bernama Syahrazad dapat dilihat dari mempunyai model sendiri-sendiri dan bentuk penataan peristiwanya yang sesuai dengan genre sastra yang diteliti. dikemas sedemikian rupa, mulai dari Menurut Stanton (1965) unsur-unsur peristiwa (cerita) awal pada malam struktur dalam karya sastra terdiri atas pertama (fil-lailatil-ūlā) sampai peristiwa tema, fakta cerita (literary facts) yang (cerita) akhir pada malam ke-1001 (fil- meliputi plot, tokoh, dan latar (setting), lailatil-chādiyah ba`dal-alfi) yang dan sarana cerita (literary devices) yang diceritakan oleh Syahrazad hingga larut meliputi sudut pandang, gaya dan nada, malam sehingga ceritanya menjadi sangat simbolisme, dan ironi. Sementara itu, memukau. Karena itu, secara garis besar Farhud (1981:147-150) berpendapat bahwa struktur naratif di dalam Alfu Lailah wa prosa Arab terdiri atas lima unsur struktur, Lailah meliputi prolog (pembuka), isi

115

Jurnal CMES Volume VII Nomor 2 Edisi Juli - Desember 2014 Jurusan Sastra Arab Bekerjasama dengan PSTT FSSR UNS

(batang tubuh, tengah), dan epilog ingin diyakinkannya pada audiens. Karena (penutup). Namun demikian, di dalam isi itu, di dalam mengakhiri ceritanya atau (batang tubuh, tengah) terdapat juga pidatonya, ia sebaiknya menyampaikan banyak cerita yang struktur naratifnya secara singkat, namun mengesankan (bdk berbeda antara yang satu dengan lainnya. Al-Iskandary, t.t.). Karena itu, secara metodologis ketiga Kedua pendapat, baik dari unsur struktur naratif dalam Alfu Lailah wa Aristoteles maupun Al-Iskandary di atas Lailah tersebut secara garis besar akan sangat menarik untuk diaplikasikan dalam diuraikan satu persatu dalam pembahasan menganalisis karya-karya sastra Arab. di bawah ini. Karena itu, di dalam menganalisis hikayat Alfu Lailah wa Lailah dari aspek struktur 4. Pembahasan naratifnya di bawah ini dimanfaatkan Telah dikemukakan di atas bahwa formula dari Aristoteles, yaitu sebagai unit-unit atau unsur-unsur naratif menurut berikut. Aristoteles (dalam Chatman, 1978:78 dan dalam Martin, 1986:81) meliputi pembuka 4.1 Pembuka (Prolog) (prolog), tengah (batang tubuh), dan Diceritakan dua orang kakak penutup (epilog). Sementara itu, Badr beradik, masing-masing memerintah (1991, 170-171) mengemukakan bahwa dengan baik dan adil. Yang besar bernama bercerita atau berpidato memiliki unsur- Syahriar, yang kecil bernama Syahzaman. unsur pokok yang menjadi pilar dalam Suatu ketika, Syahriar merasa amat rindu menyampaikan pesan kepada kepada adiknya, lalu diutuslah seorang pendengarnya, yaitu (a) Pendahuluan utusan yang intinya meminta agar adiknya merupakan kesempatan pertama seorang datang di kerajaannya sebagaimana narator atau pun orator menyapa kutipan tekstual di bawah ini. audiensnya. Karena itu, mukaddimah “Dahulu kala, ada 2(dua) sebuah ceramah harus menarik perhatian orang raja, kakak beradik. dengan efek gaya dan substansi yang Mereka adalah Syahriyar dan disampaikan. Ia juga harus bisa menjadi Syahzaman, keduanya hidup pengantar yang tepat bagi permasalahan bahagia, dan adil dalam inti yang akan diceritakan atau kerajaannya. Akan tetapi, disampaikannya; (b) Isi merupakan kasus kebahagiaan kedua saudara itu atau permasalahan yang dikemukakan tidak berlangsung lama dalam dalam cerita atau pun dalam ceramah. Di kehidupan keduanya.” (Anonim, sini seorang narator atau orator harus bisa tt: 5) sebaik mungkin menyusun ceritanya atau Syahzaman memenuhi permintaan ceramahnya. Dimulai dari hal-hal yang kakaknya dan ia berangkat pada suatu hari mikro (kecil) ke hal-hal yang makro ke istana kakaknya sebagaimana kutipan (besar). Dari hal-hal yang sudah diketahui tekstual berikut ini. ke hal-hal baru yang ingin diyakinkannya “Dia (Syahriyar) pada audiens. Dibuka dengan gagasan- memerintahkan menterinya untuk gagasan singkat untuk kemudian dijelaskan mengunjunginya (Syahzaman), secara panjang lebar; (c) Argumentasi dan agar dia menghadapnya. adalah alasan-alasan yang mendukung dan Syahzaman memenuhi panggilan menguatkan apa yang akan diceritakan kakaknya dengan penuh sehingga membuat audiens tertarik dan dan ketaatan.” (Anonim, tt: 15) betah mendengarkannya; dan (d) Penutup Pada malam harinya di tengah- merupakan bagian akhir cerita atau pidato. tengah perjalanan, ia teringat ada sesuatu Di sini narator atau orator harus bisa yang tertinggal di kerajaannya, yaitu mensinergikan simpulan-simpulan yang permata yang menjadi buah tangan untuk

116

Jurnal CMES Volume VII Nomor 2 Edisi Juli - Desember 2014 Jurusan Sastra Arab Bekerjasama dengan PSTT FSSR UNS

kakaknya. Ia pun kembali ke kerajaannya. yang indah itu. Dari kamar itu, ia melihat Akan tetapi, apa yang didapatinya di istri kakaknya keluar menuju ke taman dan kamar tidur? Ternyata istrinya sedang tidur diiringi oleh hamba sahaya dan bersama salah seorang hambanya yang pelayannya, baik laki-laki maupun hitam, saling berpelukan. Ia sangat terkejut perempuan. Mereka mulai menari dan ia berkata dalam hatinya, “Jika yang bersama-sama dan perlahan-lahan mereka semacam ini terjadi terus menerus, padahal mulai melepaskan pakaianya. Syahzaman saya belum jauh dari luar kota, bagaimana mendengar istri kakaknya memanggil jadinya jika saya berada di istana kakak nama seseorang, “Wahai Mas‟ud”. Mas‟ud berhari-hari, berbulan-bulan ?”. Ia pun adalah salah satu hambanya yang kulitnya langsung mencabut pedangnya dan hitam. Mas`ud pun datang, lalu ia ditikamnyalah kedua orang itu, istrinya dan memeluk istri kakaknya itu dan begitu pula hamba sahayanya yang hitam. Setelah itu, sebaliknya istri kakaknya pun juga ia keluar dan meneruskan perjalanan memeluknya. menunju istana kakaknya. Syahzaman sangat terkejut atas Peristiwa yang menimpa dirinya kejadian yang dilakukan istri kakaknya. begitu mencekam dan membekas sehingga Akan tetapi, dalam keterkejutannya itu ia berhari-hari ia berada di istana kakaknya, berkata pada dirinya, “Apa yang telah ia tetap saja wajahnya muram. Kakaknya menimpa diri saya ternyata masih lebih mengira, kesedihannya itu disebabkan oleh ringan daripada yang menimpa kakak perpisahannya dengan istri dan istananya. saya”. Sejak kejadian itu wajah Syahzaman Karena itulah, kakaknya berusaha berubah sedikit lebih cerah dari menghiburnya dengan mengajaknya sebelumnya. Setelah kakaknya datang, ia berburu, tetapi ditolaknya ajakan kakaknya heran melihat perubahan wajah adiknya. Ia itu. Kakaknya pun pergi berburu disertai bertanya pada adiknya: apa sesungguhnya dengan pengiring-pengiringnya, sedangkan yang terjadi ?. Adiknya pun menceritakan adiknya tetap saja di istana kakaknya. kesedihan yang dialaminya dan mengapa Syahzaman selalu teringat ia juga menjadi lebih gembira ?. Adiknya akan peristiwa yang menimpa tidak mau menceritakan sebab- istrinya, maka dia semakin sedih, musababnya dan kakaknya disuruh melihat wajahnya pucat, dan badannya sendiri peristiwanya. Untuk itu, diaturlah lemas. Ketika kakaknya suatu perburuan, tetapi Syahriyar mengetahui akan keadaan menyelinap masuk ke istananya kembali adiknya, dia hanya mengira- tanpa seorang pun mengetahuinya tatkala ngira, bahwa hal itu disebabkan rombongan mulai berangkat. Bersama karena perpisahannya dengan adiknya, ia pun melihat sendiri apa yang negeri dan kerajaannya. dilakukan istrinya di taman yang indah itu. (Anonim, tt: 16) Syahriar berkata kepada adiknya: Saudara laki-lakinya (Raja “Dunia ini terasa terbang Persetan dengan Syahriyar) berkata: “Aku ingin kekuasaan dan istana, persetan dengan mengajakmu turut bersamaku segalanya, tidak ada lagi arti hidup ini untuk berburu, dengan begitu untuk kita berdua, mari kita pergi hatimu akan lapang!”Akan tetapi, meninggalkan istana”. Syahzaman menolak ajakan itu. Raja Syahriyar berkata kepada Akhirnya saudara laki-lakinya adiknya, Syahzaman: “Mari kita (Syahriyar) pergi untuk berburu mengembara ke mana saja, kerajaan ini sendirian. (Anonim, tt: 16) bukanlah kebutuhan kita sampai akhirnya Kamar yang ditempati Syahzaman kita dapat menemukan seseorang yang menghadap ke taman istana yang luas dan bernasib seperti kita dahulu. Apakah dari jendela adiknya dapat melihat taman kematian kita itu akan menjadi lebih baik

117

Jurnal CMES Volume VII Nomor 2 Edisi Juli - Desember 2014 Jurusan Sastra Arab Bekerjasama dengan PSTT FSSR UNS

dari pada kehidupan kita? “ (Anonim, tt: Syahriar dan Syahzaman di atas pohon. 17) Dengan bahasa isyarat, putri itu meminta Dua orang kakak beradik itu pun agar mereka turun. Mereka pun tidak mau pergi meninggalkan istana, entah ke mana turun karena takutnya. Karena mereka tujuannya. Mereka meninggalkan istana tidak mau turun, Sang putri berkata dan mengembara dari satu tempat ke “Turunlah, kalau kau berdua tak mau tempat yang lain. Mereka meninggalkan turun, saya akan membangunkan raksasa istana berhari-hari dan bermalam-malam ini biar dia membunuh kalian”. sampai di tepi pantai yang di dekatnya Setelah ada jaminan dari Sang putri terdapat pohon besar. Di bawah pohon bahwa mereka tidak akan diapa-apakan, besar itu ada mata air, mereka minum dari mereka pun turun. Putri itu pun bangkit mata air itu dan beristirahat. Tiba-tiba air dan berkata kepada mereka berdua: laut bergelombang besar dan muncullah “Sekarang, berbuatlah dengan saya”. Dua batu hitam menjulang ke langit. Batu hitam orang kakak beradik itu hanya saling tersebut terbang menuju ke pohon besar memandang saja. “Kenapa kalian berdua tempat mereka beristirahat. Karena hanya saling pandang saja? Atau saya takutnya, Syahriar dan Syahzaman bangunkan raksasa ini”. Syahriar berkata memanjat pohon sampai di atas. Tiba-tiba kepada adiknya. “Kerjakan apa yang muncullah dari batu itu raksasa yang tinggi diminta Sang putri”. Syahzaman besar. Raksasa itu mengeluarkan sebuah menjawab: “Saya tidak mau “berbuat” kotak dan membukanya. Dari kotak itu sebelum kakak “berbuat” lebih dahulu”. keluarlah seorang putri yang amat cantik. Akhirnya, mereka pun “berbuat” terhadap Raksasa itu berkata kepadanya, “Sang Sang putri itu. Setelah mereka berdua putri, saya ingin tidur”. selesai “berbuat”, Sang putri itu pun Dia (Syahzaman) menyetujui berkata kepada mereka, “Diamlah kalian di hal itu, lalu keduanya keluar tempat, sekarang berikan cincinmu itu melalui pintu rahasia istana. kepadaku”. Mereka berdua terus berkelana Sang putri itu mengeluarkan berhari-hari, bermalam-malam, kantong dari sakunya. Di dalam kantong sampai suatu ketika tiba di bawah itu ada seikat cincin yang jumlahnya 570 sebuah pohon di tepi pantai yang buah. Dia berkata: “Kau tahu cincin ini?”. di dekatnya terdapat mata air. Mereka berdua menjawab: “Tidak”. “Ini (Anonim, tt: 17) adalah cincin yang saya minta dari 570 Beberapa saat kemudian orang yang telah berbuat seperti kalian setelah waktu siang telah berlalu, perbuat terhadapku. Sementara itu, raksasa tiba-tiba air laut telah yang tidur ini adalah suami saya. Dia telah bergelombang besar, muncullah menculik saya sewaktu saya sedang batu besar hitam yang menjulang merayakan perkawinan saya dengan ke angkasa, dan dia menuju ke seseorang”. Oleh karena itu, sekarang sebuah pohon... Dia (raksasa) itu berikan cincinmu itu padaku. Raksasa ini mendatangi pohon tempat kedua pun mengetahui bahwa wanita itu, jika bersaudara itu berada di atasnya. sudah menginginkan sesuatu, tak ada Dia duduk di bawahnya, dan seorang pun yang dapat membendung membuka kotak itu, lalu keinginannya, sebagaimana bunyi syair mengeluarkan isinya. Dari kotak berikut ini. itu keluarlah seorang putri yang Jangan percaya pada wanita sangat cantik bagaikan matahari Jangan percaya pada janjinya yang bercahaya. (Anonim, tt: 17) Senang mereka, atau benci Raksasa itu lalu tidur di pangkuan Tergantung pada nafsu birahi putri. Tanpa disengaja, putri itu melihat

118

Jurnal CMES Volume VII Nomor 2 Edisi Juli - Desember 2014 Jurusan Sastra Arab Bekerjasama dengan PSTT FSSR UNS

Disembunyikan cinta yang agar dicarikan seorang gadis. Setelah gadis palsu itu digaulinya, maka seketika itu gadis itu Dengan khianat pakaiannya dibunuhnya lagi. Begitulah dari hari ke penuh hari, dari tahun ke tahun, sampai semua Maka ambillah contoh cerita gadis di negerinya habis sama sekali. Raja Yusuf Syahriar pun tidak berhenti untuk Waspada jika mereka tipu menyuruh menterinya agar mencarikan Kau tahu bagaimana setan seorang gadis lagi. Mengusir karena Mereka berdua akhirnya polahnya. kembali ke istana masing- Dia mengeluarkan sebuah masing. Syahriyar menemui kantong dari sakunya. Dia istrinya, lalu membunuh istrinya, mengeluarkan sebuah ikatan para gadis (dayang-dayang), dan kecil yang di dalamnya berisi 570 para budak laki-laki. Karena cincin, lalu dia berkata kepada kemarahan dan balas dendam dua raja yang besaudara itu: Syahriyar terhadap para wanita, “Apakah kalian tahu, apa ini?” maka setiap malam dia menikahi Mereka menjawab: “Kami seorang gadis (setelah direnggut tidak tahu”. Dia berkata kepada kegadisannya) lalu dia kedua raja bersaudara itu: membunuhnya, dan masyarakat pemilik cincin-cincin ini adalah pun menjadi resah. (Anonim, tt: mereka semua yang dulu telah 18) melakukan (berhubungan) Ketika di seluruh pelosok negeri sebagaimana yang aku inginkan sudah tidak dapat ditemukan lagi seorang dari mereka pada saat jin ifrit ini gadis pun, menteri itupun pulang ke terlelap. Berikanlah cincin kalian rumahnya dengan geram bercampur rasa berdua. Akhirnya, keduanya takut. Sementara itu, menteri itupun memberikan cincinnya. (Anonim, mempunyai dua anak putri yang masih tt: 17-18) gadis dan amat cantik, putrinya yang besar Seketika itu Syahriar melamun dan bernama Syahrazad dan putrinya yang pikirannya teringat pada perkataan seorang kecil bernama Dinazade. Syahrazad adalah penyair sebagaimana syair tersebut, lalu anak yang cerdas. Dia telah banyak dia berkata, “Jika raksasa yang besar ini membaca membaca buku pengetahuan, “dibegitukan” oleh wanita dengan cara sastra, dan sejarah. Dia melihat ayahnya yang jauh lebih keji dari apa yang telah begitu sedih dan muram, lalu dia membaca menimpa kita, maka inilah sesuatu yang syair berikut ini: dapat menghibur kita”. Katakan pada yang bersedih Setelah kejadian tersebut, mereka Kesedihan tidaklah abadi berdua kembali ke istana Syahriar dengan Seperti riang yang bisa hilang segala kebencian pada wanita dan dendam Begitupun muram terbang yang sangat mendalam. Setelah Syahriar melayang sampa di istananya, ia bunuh istrinya dan Tidak ada seorang gadis pun semua pelayannya. Syahriar pun kemudian yang dapat dinikahi oleh raja menyuruh menterinya agar segera Syahriyar. Kemudian raja mencarikan seorang gadis untuk diperistri. memerintahkan menterinya untuk Akan tetapi, yang terjadi adalah begitu mencarikan seorang gadis gadis itu direnggut keperawanannya oleh sebagaimana biasanya. Sang raja Syahriyar, maka malam itu juga gadis menteri keluar, tetapi tidak ada itu dibunuhnya. Keesokan harinya, seorang gadis pun yang dia Syahriyar minta lagi kepada menterinya dapati. Akhirnya, dia pulang ke

119

Jurnal CMES Volume VII Nomor 2 Edisi Juli - Desember 2014 Jurusan Sastra Arab Bekerjasama dengan PSTT FSSR UNS

rumahnya dengan bersedih, dia berbincang-bincang, adiknya menghawatirkan dirinya terhadap berkata kepada kakaknya: “Demi raja. Sang menteri memiliki wahai saudariku, 2(dua) putri yang cantik-cantik berceritalah agar kita dapat dan cedas. Yang sulung bernama melewati malam ini. Syahrazad Syahrazad (Scherezade) dan yang menjawab: Dengan senang hati bungsu bernama Dinazad. dan penuh hormat jika Raja yang (Anonim, tt: 18) mulia ini mengizinkan”. Ketika menteri itu mendengar Ketika sang raja mendengar anaknya membaca syair di atas, dia penuturannya, dengan senang ceritakan semua apa yang terjadi dan yang hati dia akan mendengarkan telah dikerjakan oleh ayahnya. Setelah cerita dan memberinya izin. Syahrazad mendengar kejadian dan cerita (Anonim, tt: 20) dari ayahnya, dia berkata pada ayahnya: Apa yang disampaikan di atas “Ayah . . . kalau begitu, serahkan diri saya adalah prolog dari cerita 1001 malam, Alfu kepada raja untuk diperistri. Biarlah saya Lailah wa Lailah. Cerita itu begitu terkenal binasa sebagai korban bagi wanita, atau dan dianggap sebagai salah satu karya saya selamatkan mereka semua”. Dengan sastra dunia garda depan (Avand Garde). segala kekhawatiran dan ketakutan, Karya ini telah diterjemahkan ke dalam menteri itu menyerahkan putrinya yang berbagai bahasa dan mengalami cetak amat cantik kepada raja. Seperti biasanya, ulang berpuluh-puluh kali. Karya ini terdiri raja itupun merenggut keperawanannya. atas dua jilid, ditulis dengan huruf Arab Akan tetapi, ketika raja akan yang sangat kecil, dan terdiri atas 1545 membunuhnya, dia berkata kepadanya: halaman. “Wahai baginda, Raja yang bijaksana, saya masih mempunyai seorang adik yang amat 4.2 Tengah (Batang Tubuh, Isi) cantik di rumah. Saya ingin mengucapkan Cerita yang terdapat di dalam Alfu selamat tinggal lebih dahulu kepadanya Lailah wa Lailah merupakan cerita sebelum saya meninggal”. Raja pun berbingkai yang sambung menyambung. meluluskan permintaan ini. Artinya, cerita-cerita yang terdapat di Begitu adiknya datang, Syahrazad dalamnya merupakan sebuah bingkai cerita langsung memeluknya dan Dinazade yang lebih kecil dalam bingkai cerita yang duduk di bawah tempat tidur raja. Lalu dia lebih besar. Cerita-cerita yang dimaksud bertanya pada kakaknya: “Kakakku, antara lain sebagai berikut: ceritakan dulu pada saya cerita yang Cerita Pedagang dan Jin dahulu belum selesai”. Kakaknya Malam Pertama menjawab: “Adikku, saya mau ceritakan Syahrazad berkata: “Telah cerita yang dahulu belum selesai apabila sampai kepadaku, wahai raja Baginda raja mengizinkannya”. Raja yang berbahagia. Ada seorang Syahriyar pun mendengar dan memberikan pedagang memiliki harta yang ijin kepada Syahrazad untuk menceritakan banyak. Dia juga mempunyai kepada adiknya cerita yang dahulu belum banyak hubungan dengan orang- selesai. orang di negeri ini. Suatu hari, Sang raja mengutus utusan dia pergi berniaga ke beberapa untuk menemui adiknya. negeri. Dia sangat merasakan Dinazade datang menemui cuaca yang panas, lalu dia duduk saudaranya, dia memeluknya lalu di bawah sebatang pohon dan duduk di bawah ranjang, sang memasukkan tangannya ke dalam raja pun turut masuk bersamanya. kantong plastik, dan makan Mereka duduk bersama dan makanan ringan dan kurma.

120

Jurnal CMES Volume VII Nomor 2 Edisi Juli - Desember 2014 Jurusan Sastra Arab Bekerjasama dengan PSTT FSSR UNS

Setelah dia selesai makan kurma Syahrazad menjawab: lalu melemparkan biji-biji itu. “Dengan senang hati dan penuh Tiba-tiba ifrit muncul, tinggi hormat apabila baginda raja badannya, di tangannya terdapat mengizinkanku”. Raja berkata: sebilah pedang yang terhunus, “Berceritalah”. (Anonim, tt: 24) mendekati pada pedagang itu, (awal cerita) dan berkata: “Berdirilah hingga aku dapat membunuhmu Pagi telah muncul di hadapan sebagaimana engkau telah Syahrazad, maka dia terdiam membunuh anakku”. Pedagang menghentikan cerita itu. Dinazad itu menjawab: “Bagaimana aku berkata kepada saudaranya: bisa membunuh anakmu?”, Ifrit “Alangkah aneh dan menariknya berkata kepadanya: “Ketika kisahmu itu”. Syahrazad engkau makan kurma, lalu kau menjawab: “Ini belum seberapa buang bijinya maka biji-biji itu jika dibandingkan dengan apa mengenai dada anakku saat dia yang akan kucerita besok malam, berjalan dan mati saat itu juga”. apabila raja membirakanku tetap (Anonim, tt: 22-23) hidup”. Raja menjawab: “Demi (awal cerita) Allah aku tidak akan membunuhnya hingga aku dapat Pagi telah muncul di hadapan mendengarkan sisa ceritanya, Syahrazad, dia pun terdiam karena cerita itu cerita yang menghentikan cerita itu. Mereka aneh”. telah melewati malam itu hingga Mereka telah melewati malam datang waktu pagi, dan keduanya itu, keduanya saling berpelukan saling berpelukan. Raja sampai pagi. Lalu Raja keluar Syahriyar pun keluar, dan pergi menuju tempat pemerintahannya, menuju kantor pemerintahan, begitu juga dengan menteri dan sang menteri juga telah datang para pasukan. Kantor telah dengan membawa kain kafan dibuka maka Raja yang yang diapit di bawah ketiaknya. memutuskan segala perkara, Kemudian raja memberikan menjadi , memecat seseorang hukuman, menjadi wali, dan dari jabatan, melarang, dan memecat jabatan bagi masyarakat memerintah, sampai tiba waktu hingga sore. Raja tidak sore. Kemudian dia memberikan perintah apa pun meninggalkan kantor itu dan kepada sang menteri, dan menteri masuk kedalam istananya. itu pun sangat terkejut, lalu raja (Anonim, tt: 28) meninggalkan kantor (akhir cerita) pemerintahan, dan kembali ke istananya. (Anonim, tt: 24) Malam Ke-1001 (akhir cerita) Pada malam ke seribu satu, Malam Kedua raja pergi ke istananya, menemui istrinya, yaitu putri menteri. Dinazad berkata kepada Dinazad berkata kepada saudaranya, Syahrazad: saudaranya, Syahrazad: “Saudaraku, lanjutkanlah kepada “Lanjutkanlah kepada kami kami ceritamu tentang pedagang ceritamu tentang Ma‟ruf itu, dan jin”.

121

Jurnal CMES Volume VII Nomor 2 Edisi Juli - Desember 2014 Jurusan Sastra Arab Bekerjasama dengan PSTT FSSR UNS

Syahrazad menjawab: dari tubuh bagian bawah Raja yang “Dengan senang hati dan penuh berubah menjadi marmer merupakan tanda rasa hormat jika raja impotensinya karena ego laki-lakinya mengizinkanku untuk bercerita. dihancurkan oleh permaisurinya yang Raja berkata kepada Syahrazad: cenderung menjadi kekasih orang kulit “Aku telah mengizinkanmu hitam. Simpati Raja Syahriar dan balas untuk bercerita karena aku dendam yang dilakukannya dipandang ingin sekali mendengarkan dapat meringankan beban penderitaan kelanjutan ceritanya”. batin yang dialaminya. Ini merupakan Syahrazad menjawab: cerita dalam bingkai yang besar. “Telah sampai kepadaku wahai Sementara itu, cerita-cerita dalam raja yang berbahagia: Raja bingkai yang lebih kecil dapat diamati Ma‟ruf tidak bersimpati kepada dalam cerita Sinbad berikut ini: istri (lamanya), tetapi dia hanya Sinbad adalah seorang yang kaya memberinya makan sebagai raya. Ia menceritakan tujuh ceritanya pada kewajiban kepada Allah SWT. seorang miskin yang namanya sama. Ketika istri (lamanya) Tujuannya adalah memberikan justifikasi mengetahui bahwa raja Ma‟ruf pada kekayaan Sinbad terhadap Sinbad enggan menerima yang miskin. Masing-masing dari tujuh kedatangannya, maka raja cerita tersebut mengikuti suatu pola naratif Ma‟ruf menyibukkan diri yang berbeda-beda antara yang satu dengan hal-hal selain yang dengan lainnya. Pola naratif yang berhubungan dengan istri dimaksud adalah (1) Sinbad pergi untuk (lamanya). Dia menyibukkan mendapatkan kekayaan, (2) Sinbad diri dengan hartanya dan kehilangan segalanya dalam bencana, (3) dengan hal-hal lain yang dapat Sinbad berpetualangan melalui melupakannya. pun mulai pengalaman yang menakutkan (biasanya di membisikkan kepada istri bawah tanah), (4) Sinbad melarikan diri (lamanya) untuk mencuri cincin dengan kecerdasannya, dan (5) Sinbad ajaibnya, membunuhnya, lalu melarikan diri dengan membawa menguasai kedudukannya. kekayaaan yang jauh lebih banyak. Akhirnya, pada suatu malam Pengalaman yang paling dia keluar dari istananya menakutkan bagi Sinbad barangkali adalah menuju istana tempat raja dekat dengan kematian dan turun ke dalam Ma‟ruf tinggal. (Anonim, tt: dunia mitos orang-orang yang telah mati. 1541) Sinbad selalu kembali dari tiap-tiap perjalanan dengan membawa harta karun Masalah rasial dan psikoseksual sesuai dengan resiko yang dihadapinya. merupakan fokus tematis dari cerita. Raja Muda yang telah mengetahui 4.3 Penutup (Epilog) ketidaksetiaan permaisurinya dan sangat Dalam Alfu Lailah wa Lailah, terganggu atas kecenderungan pembaca dapat mengamati struktur permaisurinya terhadap kekasihnya yang naratifnya lewat cerita demi cerita, dari berkulit hitam. Dalam cerita tersebut, malam ke malam mulai malam pertama hitam dan putih selalu ditunjukkan (hlm. 22 jilid 1) sampai malam yang ke- berdampingan. Raja yang digambarkan 1001 (hlm.1541 jilid 2). Syahrazad pucat wajahnya sebagi petanda ia menyampaikan “pesan-pesan” tertentu menghadapi masalah rumit dan sangat sampai larut malam mulai malam pertama berat. Istananya berwarna hitam, mungkin sampai malam yang ke-1001. Sementara merupakan tanda-tanda bencana. Simbol itu, selama 1001 malam, ia telah

122

Jurnal CMES Volume VII Nomor 2 Edisi Juli - Desember 2014 Jurusan Sastra Arab Bekerjasama dengan PSTT FSSR UNS

melahirkan tiga anak laki-laki. Yang Raja Syahriar untuk menunda sulung sudah dapat berjalan, yang kedua kematiannya. Cerita-cerita tersebut juga sedang merangkak, dan yang bungsu (yang terdapat pada cerita berbingkai dalam terkecil) baru menyusu. Syahrazad berkata tradisi Dekameron karya Boccaccio dan kepada raja Syahriar: “Baginda, mereka Cerita Kanterburi karya Chaucer. Seperti adalah anak-anak kita. Kalau aku Baginda Cerita Kanterburi, Dongeng Malam Arab bunuh juga seperti wanita-wanita di juga diperkaya dengan situasi dari seluruh negeri ini, mereka bakal tidak kerangka karyanya. Ini artinya, di dalam mempunyai ibu lagi”. Baginda raja kisah Alfu Lailah wa Lailah terdapat Syahriar pun menjawab “Syahrazade, aku hubungan intertekstual yang sangat telah memaafkan kau sebelum anak-anak kompleks sesuai teori yang dikemukakan ini semua lahir. Mudah-mudahan Allah oleh Roland Barthes bahwa suatu karya melindungi dan memberkahi kita semua”. merupakan mozaik kutipan-kutipan dari (Anonim, tt: 2451) berbagai teks yang telah dibaca oleh Dari uraian di atas dapat pembaca, baik secara langsung maupun dikemukakan bahwa Hiburan Malam Arab secara tidak langsung. (Arabian Nights) adalah judul yang Jika pembaca mengingat sumpah biasanya digunakan dalam bahasa Inggris Raja Syahriar untuk membunuh istrinya di untuk menunjuk sekelompok cerita yang pagi hari, ada hal (hubungan intertekstual) lebih sering disebut Seribu Satu Malam. yang berkaitan dengan hal itu dalam cerita. Cerita-cerita ini yang diadaptasi dan Cerita tentang “Sejarah Nelayan dan Jin” diformalkan oleh pencerita bazar melibatkan karakter lain yang berkuasa, mempunyai asalnya dari banyak pulau di yakni jin yang mempunyai sumpah untuk seluruh Timur dan diwariskan dari mulut membunuh. Dalam dua kasus tersebut, ke mulut selama beratus-ratus tahun. sumpah akan membunuh seseorang yang Beberapa cerita menyajikan hubungan telah melaksanakan tindakan amal atau intertekstual. Dalam cerita “Tiga Saudara cinta terhadap pembunuh yang bersumpah. Perempuan”, seorang bayi ditaruh pada Dalam kasus nelayan, membebaskan jin keranjang dan dihanyutkan, yang dan dalam kasus Syahrazad mengingatkan (ada hubungan intertekstual) () mengawini raja. Ketika bagian dari cerita Nabi Musa. Dalam nelayan memasukkan jin kembali ke dalam berbagai petualangan Sinbad, ada botol yang memprediksikan pembalasan persamaan-persamaan (hubungan Allah atas keinginannya membunuh, orang intertekstual) dengan perjalanan Ulysses yang rendah hati tersebut sebenarnya yang dalam salah satu ceritanya berkaitan merupakan topeng bagi Syahrazad dengan cerita Saiklop. Beberapa tokoh (Scheherazade) untuk berbicara dengan diambil dari sejarah, tetapi apakah Raja Syahriar. sumbernya adalah cerita rakyak, tradisi Dalam “Sejarah Pangeran ”, agama atau sejarah, dan cerita itu tetap pembaca bertemu dengan motif ujian yang mempesona. Banyak ilmuwan yang harus dilalui untuk memenangkan seorang percaya bahwa koleksi itu mendapat putri. Namun, dalam hal tersebut ada dua bentuknya yang sekarang di Kairo pada putri, satu bisa mati dan satunya adalah abad 15 dan diperkenalkan ke Barat . Ahmad dan saudara-saudaranya melalui terjemahan Antoine Galland yang bersaing untuk mendapatkan putri yang diterbitkan di Paris tahun 1704. Cerita bisa mati dan tidak menyadari cinta putri tersebut tidak selalu sama jumlahnya peri terhadap Ahmad dan rencananya meskipun aslinya selalu seribu satu malam. untuk menciptakan petualangan bagi Judul karya yang lebih tua menunjuk Ahmad. Cerita tersebut menyimbolkan pada situasi sewaktu Syahrazad lebih tingginya kekayaan spiritual (Scheherazed) menceritakan cerita pada dibanding kekayaran material. Sultan

123

Jurnal CMES Volume VII Nomor 2 Edisi Juli - Desember 2014 Jurusan Sastra Arab Bekerjasama dengan PSTT FSSR UNS

digambarkan bodoh dan karena itulah ia menghibur. Hal tersebut merupakan pantas dijatuhkan dari singasananya ketika gudang hikmah yang dibungkus dengan dia meremehkan kelebihan apel buatan, budaya yang paling bagus, istilah-istilah ketika dia menggagalkan Ahmad dalam yang berhubungan dengan penglihatan, kompetisi panah, dan ketika meminta pembauan, dan sentuhan dari bentuk- kekayaan pada Ahmad. bentuk yang menyenangkan yang “Sejarah dan empat puluh digunakan oleh sensasi-sensasi yang penyamun” menggambarkan Ali Baba bersifat imajiner. sebagai orang yang tidak tamak dan dilawankan dengan Kasim. Kasim 5. Simpulan menikah demi uang, sedangkan Ali Baba Setelah Alfu Lailah wa Lailah menikah dengan wanita miskin dan bekerja diamati dari aspek struktur naratifnya, sebagai pemotong kayu. Ali Baba hanya dapat dikemukana bahwa cerita-cerita yang mengambil harta seperlunya, sedangkan terdapat di dalamnya merupakan sebuah Kasim sangat berlebihan sehingga ia lupa bingkai cerita yang lebih kecil dalam kata magis pembuka pintu gua. Kematian bingkai yang lebih besar dan membawa Kasim di gua dengan harta yang banyak pembaca pada akhir seleksi cerita yang menunjukkan bahwa harta juga dapat mengandung alusi (acuan) bagi kehidupan mengantar pada kematian. Kematian para dan masalah-masalah yang dihadapi Raja penyamun setelah ancaman kematian Syahriar. Selain itu, dapat dikatakan bahwa terhadap Ali Baba merupakan tanda bahwa cerita-cerita yang terkandung di dalam Alfu harta karun tersebut untuk menopang Ali Lailah wa Lailah merupakan cerita-cerita dan generasi-generasi sesudahnya yang mengandung alegori dari suatu (kenyataan bahwa kebahagiaan Ali Baba hikmah tentang cara-cara hidup yang tidak bisa lepas dari peran budak diperoleh oleh Syahrazad dan menarik wanitanya, Morgiana, juga tidak perhatian Raja Syahriar sehingga merubah dilewatkan pada cerita untuk Raja pandangan buruknya terhadap wanita. Syahriar). Struktur naratif yang terdapat di dalam Cerita ini juga merupakan salah satu Alfu Lailah wa Lailah berbingkai besar dan contoh dari kekayaan yang diperoleh sambung menyambung yang di dalamnya dengan suatu perjalanan turun ke dunia terdapat bingkai-bingkai kecil dan terdiri bawah sebagaimana dalam “Sejarah atas prolog, isi (batang tubuh), dan epilog. Aladin, atau Lampu Ajaib”. Aladin adalah Hal lain yang perlu dikritisi di dalam seorang naif yang lain yang tidak tahu nilai cerita Alfu Lailah wa Lailah adalah: (1) nampan emas dan perak dan berpikir kebanyakan penyelesaian masalah yang bahwa makanan yang dibawanya adalah dihadapi dilakukan lewat `ifrit dan jin, (2) yang paling penting. Kenaifan semacam ini terdapat hal yang berlaku di luar kebiasaan membuatnya berharga dan setara untuk karena selama 1001 malam, Syahrazad mendapatkan putri sultan dan lampu ajaib. telah melahirkan 3(tiga) anak laki-laki Berbagai verita yang terdapat dalam yang pertama (sulung) sudah bisa berjalan, Alfu Lailah wa Lailah ini sangat membantu yaang kedua baru bisa merangkak, dan untuk memahami dan menikmati Hiburan yang ketiga (bungsu) masih menyusu, (3) Malam Arab (Arabian Nights) guna dua raja Syahriyar dan Syahzaman yang melihat simbol-simbol yang paralel dari pergi meninggalkan istana alasannya kekayaan, kekuasaan dan wanita cantik kurang logis karena hanya untuk mencari yang kesemuanya itu merupakan pengalaman yang dapat mengobati pemenuhan spiritual. Keberadaan kesedihan hatinya sehingga istana ketiganya dalam buku ini jelas merupakan kerajaannya tidak ada yang memimpin. suatu tanda dari tujuan karya tersebut, yakni mengajarkan ajaran moral dan

124

Jurnal CMES Volume VII Nomor 2 Edisi Juli - Desember 2014 Jurusan Sastra Arab Bekerjasama dengan PSTT FSSR UNS

Daftar Pustaka Magill, Frank N. 1989. Masterpieces of World Literature. Harper & Row, Anonim. t.t. Alfu Lailah wa Lailah, Jilid I- Publishers, New York, Grand II, al-Maktabusy-Sya‟biyyah, Bairut. Rapids, Philadelphia, St. Louis, San Badr, `Abdul-Basith `Abdurrazazaq, 1991. Francisco, London, Singapore, An-Naqdu ‗l-Adabiyy. Wizāratu „t- Sydney, Tokyo. Ta`līmi „l-`Ālī, Al-Mamlakatu „l- Rimmon-Kenan, Shlomith. 1986. `Arabiyyatu „s-Su`ūdiyyah. Narrative Fiction: Contemporary Chatman, Seymour. 1978. Story and Poetics. Methuen and Co Ltd, Discourse. Cornell University Press, London. Ithaca. Stanton, Robert. 1965. An Introduction to Farhud, Syadzili wa Asdiqā‟uhu, 1981, Al- Fiction. Rinehart and Winston, Balāgah wa ‗n-Naqd. Al- London. Mamlakatul-`Arabiyyatus- Zaidan, Jurji. 1978. Tārikhu ‗l-Adabi ‗l- Su`ūdiyyah. Lughati ‗l-‗Arabiyyah, jilid I, Darul Gharbal, Syafik. T.t. al-Mausū‘atu ‗l- Maktabatil Hayati, Beirut. Muyassarah, Darul Qalam, Beirut. Hoesin, Omar Amin. 1981. Kultur , Bulan Bintang, Jakarta, Cet ke-3.

125