Penulis : Yusmaniah A. PENDAHULUAN 1. Latar Belakang
Total Page:16
File Type:pdf, Size:1020Kb
Pengembangan Seni Tari Sebagai Atraksi Wisata Budaya Di Kabupaten Lingga Provinsi Kepulauan Riau Penulis : Yusmaniah 0801120049 abstract The are various kind of cultural aspects. One of them is art. Art is one of some traditions which is very close to people in Kabupaten Lingga. Art is also an important aspects for the perfection of people and culture. The purpose of this research is to find out why dancing art is not used as a tourism attraction yet in Kabupaten Lingga, and to find out what can be done to develop dancing art as a cultural attraction in Kabupaten Lingga. Writer used descriptive method in this research. The purpose of this method is making description about a social/nature phenomena systematically, factually, and accurately (Wardiyanto, 2006). This research uses theory concept by (Oka Yoeti,2005) about the development of dancing art as a cultural tourism's attraction. Likert scale is used in every activity in collecting information from the interviewer. The response for this research is positive. It can be seen that dancing art has been received as a supporting aspects in tourism diversity. Management of cultural diversity has been applied in annual activities like Rampai Seni Budaya Melayu (RSBM), art attraction in 5 districts, perpetuation and actualization of traditional game, Aid for dancing studio in the form of funding, guidance, and art instrument, and coordination with art studio management in planning the promotion of dancing art as cultural tourism. Keyword: Development, attraction, culture, dancing art. A. PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Masalah Menurut Instruksi Presiden No. 19 Tahun 1969 Kepariwisataan adalah merupakan kegiatan jasa yang memanfaatkan kekayaan alam dan lingkungan hidup yang khas, seperti hasil budaya, peninggalan sejarah, pemandangan alam yang indah, dan iklim yang nyaman. 1 Pariwisata merupakan aktivitas, pelayanan dan produk hasil industri pariwisata yang mampu menciptakan pengalaman perjalanan bagi wisatawan. Unsur pembentuk pengalaman wisatawan yang utama adalah adanya daya tarik dari suatu tempat atau lokasi (Muljadi A.J : 2009). Kepariwisataan merupakan salah satu sektor andalan pembangunan nasional Indonesia yang dapat mendorong pertumbuhan ekonomi, para pengusaha mulai mengalihkan dan mengembangkan usahanya dengan berusaha di sektor-sektor pariwisata sehingga berdampak kepada meningkatnya perolehan devisa, kesempatan usaha, kesempatan kerja, sehingga dalam pembinaannya perlu dilaksanakan secara optimal. Agar suatu kebudayaan dapat lestari, maka upaya-upaya yang perlu dijamin kelangsungannya meliputi: perlindungan, pengembangan, dan pemanfaatan. Perlindungan, meliputi upaya-upaya untuk menjaga agar hasil-hasil budaya tidak hilang dan atau rusak. Pengembangan meliputi pengolahan yang menghasilkan peningkatan mutu dan atau perluasan khazanah. Pemanfaatan, meliputi upaya- upaya untuk menggunakan hasil-hasil budaya untuk berbagai keperluan, seperti untuk menekankan citra identitas suatu bangsa, untuk pendidikan kesadaran budaya (baik melalui proses internalisasi maupun apresiai multikultural), untuk dijadikan muatan industri budaya, dan untuk dijadikan daya tarik wisata. Dengan demikian dapat dipahami bahwa kebudayaan merupakan suatu entitas yang otonom dalam kehidupan umat manusia, yang mempunyai sistem, mekanisme, serta tujuan-tujuan pada dirinya sendiri. Di Indonesia, atraksi wisata yang berkaitan dengan kebudayaan masih dianggap sebagai andalan oleh para pelaku industri pariwisata. Ini terlihat pada paket- paket wisata yang ditawarkan, yang umumnya masih menonjolkan unsur budaya. Kabupaten Lingga yang berdiri pada tanggal 18 Desember 2004 merupakan kabupaten hasil pemekaran dari Kabupaten Kepulauan Riau yang berada di Provinsi Kepulauan Riau. Sejarah Kabupaten Lingga terkait erat dengan kekuasaan bangsa Melayu. Diawali tahun 1761-1812 M dibawah kepemimpinan Sultan Mahmud Syah III hingga diteruskan sampai pada pemerintahan Sultan Abdurrahman Mua’zamsyah pada tahun 1883-1911 M. Selama 113 tahun Kerajaan Lingga berdiri kokoh sebagai pusat kerajaan sekaligus menjadi pusat kebudayaan Bangsa Melayu Johor-Pahang-Riau. Unsur-unsur kebudayaan sangat banyak macam ragamnya. Salah satu dari unsur kebudayaan adalah kesenian. Kesenian merupakan salah satu tradisi yang melekat dalam masyarakat Kabupaten Lingga dan sebagai aspek yang penting bagi kesempurnaan masyarakat dan budaya. Namun melihat pada fenomena yang ada, kesenian lazimnya hanya mendapat perhatian ketika ia tampil dengan konteks dan lingkungan dimana kesenian itu dipersembahkan. Padahal kesenian yang ada di Kabupaten Lingga ini sangat mendukung keberadaannya terhadap program pemerintah untuk dijadikan sebagai suatu produk atraksi wisata bagi wisatawan yang akan berkunjung ke Kabupaten Lingga. 2 Seni Tari cukup dominan mewarnai kehidupan masyarakat. Pada acara– acara tertentu, misalnya menyambut tamu yang datang, upacara tradisional dan pesta perkawinan sering menampilkan tari- tarian khas Melayu. Tari – tarian yang ditampilkan biasanya diiringi dengan musik dan nyanyian. Dalam kehidupan sehari–hari, seni tari sangat berkaitan dengan seni musik dan nyanyian karena hampir sebagian besar seni tari yang ada selalu mengikut sertakan musik dan nyanyian dalam setiap pementasannya. Pengembangan wisata budaya di Kabupaten Lingga yang salah satunya yaitu atraksi wisata seni tari merupakan nilai tambah untuk lebih meningkatkan jumlah wisatawan, khususnya wisatawan asing. Wisatawan tidak hanya menikmati objek wisata yang ada namun juga lebih mengenal kekhasan Kabupaten Lingga yang masih mempertahankan nilai-nilai budaya melayu. Oleh karena itu, seni tari juga dapat dijadikan sebagai nilai tambah bagi pengelola objek wisata sehingga dapat meningkatkan jumlah kunjungan wisatawan, seperti halnya di Yogyakarta, pada waktu-waktu tertentu diadakan pagelaran seni tari yang berlokasi di Candi Prambanan. Di Kabupaten Lingga menampilkan seni tari di objek wisata masih belum pernah dilaksanakan, padahal hal ini dapat menjadi salah satu alternatif andalan dalam meningkatkan jumlah kunjungan wisatawan dan menjadi daya tarik bagi wisatawan untuk berkunjung ke Kabupaten Lingga menikmati Wisata Alam yang dipadukan dengan Wisata Budaya. 2. Tinjauan Teori A. Pengertian Pariwisata Menurut Hunziker dan Kraft (dalam Muljadi,2009), pariwisata adalah keseluruhan hubungan dan gejala-gejala yang timbul dari adanya orang asing dan perjalanannya itu tidak untuk bertempat tinggal menetap dan tidak ada hubungannya dengan kegiatan untuk mencari nafkah. Menurut Yoeti (1983), Pariwisata adalah suatu perjalanan yang dilakukan untuk sementara waktu yang diselenggarakan dari suatu tempat ketempat lain dengan maksud bukan untuk urusan berusaha atau untuk mencari nafkah ditempat yang dikunjungi, tetapi semata-mata untuk menikmati perjalanan tersebut untuk tamasya dan untuk memenuhi kebutuhan yang beranekaragam. Sedangkan menurut Burkart dan Madlik (2000), pariwisata adalah perpindahan orang untuk sementara waktu dalam jangka waktu pendek ke tujuan- tujuan di luar tempat dimana mereka biasanya hidup dan bekerja, dan kegiatan- kegiatan mereka selama tinggal di tempat-tempat tujuan itu. World Tourism Organization (WTO) mendefinisikan pariwisata sebagai aktivitas yang dilakukan orang-orang yang mengadakan perjalanan untuk dan tinggal di luar kebiasaan lingkungannya dan tidak lebih dari satu tahun berturut-turut untuk kesenangan, bisnis,dan keperluan lain. Konsep dan definisi tentang pariwisata, wisatawan serta klasifikasinya perlu ditetapkan karena sifatnya yang dinamis. Di dalam kepariwisataan, menurut Leiper dalam Ismayanti (2000) terdapat tiga elemen utama yang menjadikan 3 kegiatan tersebut bisa terjadi. Kegiatan wisata terdiri atas beberapa komponen utama, yaitu : 1. Wisatawan Wisatawan adalah aktor dalam kegiatan wisata. Berwisata menjadi sebuah pengalaman manusia untuk menikmati, mengantisipasi dan mengingatkan masa-masa di dalam kehidupan. 2. Elemen Geografi a. Daerah Asal Wisatawan (DAW) Daerah tempat asal wisatawan berada, tempat ketika wisatawan melakukan aktivitas keseharian seperti bekerja, belajar, tidur dan kebutuhan dasar lainnya. Rutunitas itu sebagai pendorong untuk memotivasi seseorang berwisata. Dari DAW, seseorang dapat mencari informasi tentang objek dan daya tarik wisata yang diminati, memuat pemesanan dan berangkat menuju daerah tujuan. b. Daerah Transit (DT) Tidak seluruh wisatawan yang harus berhenti di daerah ini. Namun, seluruh wisatawan pasti akan melalui daerah tersebut sehingga peranan DT pun penting. c. Daerah Tujuan Wisata (DTW) Daerah ini sering dikatakan sebagai sharp end (ujung tombak) pariwisata. Di DTW ini dampak pariwisata sangat dirasakan sehingga dibutuhkan perencanaan dan strategi manajemen yang tepat. Untuk menarik wisatawan, DTW merupakan pemacu keseluruhan system pariwisata dan menciptakan permintaan untuk perjalanan dari DAW. B. Pengembangan Wisata Budaya Budaya sebuah bangsa mengandung kepercayaan, nilai, sikap, dan tingkah laku menjadi bagian tidak terpisahkan dari masyarakatnya yang di wariskan dari suatu generasi ke generasi berikutnya. Budaya mengekspresikan dirinya dalam banyak hal seperti kerja, pakaian, arsitektur, kerajinan tangan, sejarah, bahasa, agama, pendidikan, tradisi, kegiatan pengisi waktu luang, seni, music, seni memasak, dan sebagainya (Mill,1996). Sebagai sebuah substansi, pariwisata merupakan bagian dari budaya suatu masyarakat, yaitu berkaitan dengan penggunaan waktu senggang yang dimilikinya. Pariwisata dapat disoroti dari bermacam sudut pandang karena memiliki sifat kompleks. Kompleksitas yang terkandung