Penulis : Yusmaniah A. PENDAHULUAN 1. Latar Belakang

Total Page:16

File Type:pdf, Size:1020Kb

Penulis : Yusmaniah A. PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Pengembangan Seni Tari Sebagai Atraksi Wisata Budaya Di Kabupaten Lingga Provinsi Kepulauan Riau Penulis : Yusmaniah 0801120049 abstract The are various kind of cultural aspects. One of them is art. Art is one of some traditions which is very close to people in Kabupaten Lingga. Art is also an important aspects for the perfection of people and culture. The purpose of this research is to find out why dancing art is not used as a tourism attraction yet in Kabupaten Lingga, and to find out what can be done to develop dancing art as a cultural attraction in Kabupaten Lingga. Writer used descriptive method in this research. The purpose of this method is making description about a social/nature phenomena systematically, factually, and accurately (Wardiyanto, 2006). This research uses theory concept by (Oka Yoeti,2005) about the development of dancing art as a cultural tourism's attraction. Likert scale is used in every activity in collecting information from the interviewer. The response for this research is positive. It can be seen that dancing art has been received as a supporting aspects in tourism diversity. Management of cultural diversity has been applied in annual activities like Rampai Seni Budaya Melayu (RSBM), art attraction in 5 districts, perpetuation and actualization of traditional game, Aid for dancing studio in the form of funding, guidance, and art instrument, and coordination with art studio management in planning the promotion of dancing art as cultural tourism. Keyword: Development, attraction, culture, dancing art. A. PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Masalah Menurut Instruksi Presiden No. 19 Tahun 1969 Kepariwisataan adalah merupakan kegiatan jasa yang memanfaatkan kekayaan alam dan lingkungan hidup yang khas, seperti hasil budaya, peninggalan sejarah, pemandangan alam yang indah, dan iklim yang nyaman. 1 Pariwisata merupakan aktivitas, pelayanan dan produk hasil industri pariwisata yang mampu menciptakan pengalaman perjalanan bagi wisatawan. Unsur pembentuk pengalaman wisatawan yang utama adalah adanya daya tarik dari suatu tempat atau lokasi (Muljadi A.J : 2009). Kepariwisataan merupakan salah satu sektor andalan pembangunan nasional Indonesia yang dapat mendorong pertumbuhan ekonomi, para pengusaha mulai mengalihkan dan mengembangkan usahanya dengan berusaha di sektor-sektor pariwisata sehingga berdampak kepada meningkatnya perolehan devisa, kesempatan usaha, kesempatan kerja, sehingga dalam pembinaannya perlu dilaksanakan secara optimal. Agar suatu kebudayaan dapat lestari, maka upaya-upaya yang perlu dijamin kelangsungannya meliputi: perlindungan, pengembangan, dan pemanfaatan. Perlindungan, meliputi upaya-upaya untuk menjaga agar hasil-hasil budaya tidak hilang dan atau rusak. Pengembangan meliputi pengolahan yang menghasilkan peningkatan mutu dan atau perluasan khazanah. Pemanfaatan, meliputi upaya- upaya untuk menggunakan hasil-hasil budaya untuk berbagai keperluan, seperti untuk menekankan citra identitas suatu bangsa, untuk pendidikan kesadaran budaya (baik melalui proses internalisasi maupun apresiai multikultural), untuk dijadikan muatan industri budaya, dan untuk dijadikan daya tarik wisata. Dengan demikian dapat dipahami bahwa kebudayaan merupakan suatu entitas yang otonom dalam kehidupan umat manusia, yang mempunyai sistem, mekanisme, serta tujuan-tujuan pada dirinya sendiri. Di Indonesia, atraksi wisata yang berkaitan dengan kebudayaan masih dianggap sebagai andalan oleh para pelaku industri pariwisata. Ini terlihat pada paket- paket wisata yang ditawarkan, yang umumnya masih menonjolkan unsur budaya. Kabupaten Lingga yang berdiri pada tanggal 18 Desember 2004 merupakan kabupaten hasil pemekaran dari Kabupaten Kepulauan Riau yang berada di Provinsi Kepulauan Riau. Sejarah Kabupaten Lingga terkait erat dengan kekuasaan bangsa Melayu. Diawali tahun 1761-1812 M dibawah kepemimpinan Sultan Mahmud Syah III hingga diteruskan sampai pada pemerintahan Sultan Abdurrahman Mua’zamsyah pada tahun 1883-1911 M. Selama 113 tahun Kerajaan Lingga berdiri kokoh sebagai pusat kerajaan sekaligus menjadi pusat kebudayaan Bangsa Melayu Johor-Pahang-Riau. Unsur-unsur kebudayaan sangat banyak macam ragamnya. Salah satu dari unsur kebudayaan adalah kesenian. Kesenian merupakan salah satu tradisi yang melekat dalam masyarakat Kabupaten Lingga dan sebagai aspek yang penting bagi kesempurnaan masyarakat dan budaya. Namun melihat pada fenomena yang ada, kesenian lazimnya hanya mendapat perhatian ketika ia tampil dengan konteks dan lingkungan dimana kesenian itu dipersembahkan. Padahal kesenian yang ada di Kabupaten Lingga ini sangat mendukung keberadaannya terhadap program pemerintah untuk dijadikan sebagai suatu produk atraksi wisata bagi wisatawan yang akan berkunjung ke Kabupaten Lingga. 2 Seni Tari cukup dominan mewarnai kehidupan masyarakat. Pada acara– acara tertentu, misalnya menyambut tamu yang datang, upacara tradisional dan pesta perkawinan sering menampilkan tari- tarian khas Melayu. Tari – tarian yang ditampilkan biasanya diiringi dengan musik dan nyanyian. Dalam kehidupan sehari–hari, seni tari sangat berkaitan dengan seni musik dan nyanyian karena hampir sebagian besar seni tari yang ada selalu mengikut sertakan musik dan nyanyian dalam setiap pementasannya. Pengembangan wisata budaya di Kabupaten Lingga yang salah satunya yaitu atraksi wisata seni tari merupakan nilai tambah untuk lebih meningkatkan jumlah wisatawan, khususnya wisatawan asing. Wisatawan tidak hanya menikmati objek wisata yang ada namun juga lebih mengenal kekhasan Kabupaten Lingga yang masih mempertahankan nilai-nilai budaya melayu. Oleh karena itu, seni tari juga dapat dijadikan sebagai nilai tambah bagi pengelola objek wisata sehingga dapat meningkatkan jumlah kunjungan wisatawan, seperti halnya di Yogyakarta, pada waktu-waktu tertentu diadakan pagelaran seni tari yang berlokasi di Candi Prambanan. Di Kabupaten Lingga menampilkan seni tari di objek wisata masih belum pernah dilaksanakan, padahal hal ini dapat menjadi salah satu alternatif andalan dalam meningkatkan jumlah kunjungan wisatawan dan menjadi daya tarik bagi wisatawan untuk berkunjung ke Kabupaten Lingga menikmati Wisata Alam yang dipadukan dengan Wisata Budaya. 2. Tinjauan Teori A. Pengertian Pariwisata Menurut Hunziker dan Kraft (dalam Muljadi,2009), pariwisata adalah keseluruhan hubungan dan gejala-gejala yang timbul dari adanya orang asing dan perjalanannya itu tidak untuk bertempat tinggal menetap dan tidak ada hubungannya dengan kegiatan untuk mencari nafkah. Menurut Yoeti (1983), Pariwisata adalah suatu perjalanan yang dilakukan untuk sementara waktu yang diselenggarakan dari suatu tempat ketempat lain dengan maksud bukan untuk urusan berusaha atau untuk mencari nafkah ditempat yang dikunjungi, tetapi semata-mata untuk menikmati perjalanan tersebut untuk tamasya dan untuk memenuhi kebutuhan yang beranekaragam. Sedangkan menurut Burkart dan Madlik (2000), pariwisata adalah perpindahan orang untuk sementara waktu dalam jangka waktu pendek ke tujuan- tujuan di luar tempat dimana mereka biasanya hidup dan bekerja, dan kegiatan- kegiatan mereka selama tinggal di tempat-tempat tujuan itu. World Tourism Organization (WTO) mendefinisikan pariwisata sebagai aktivitas yang dilakukan orang-orang yang mengadakan perjalanan untuk dan tinggal di luar kebiasaan lingkungannya dan tidak lebih dari satu tahun berturut-turut untuk kesenangan, bisnis,dan keperluan lain. Konsep dan definisi tentang pariwisata, wisatawan serta klasifikasinya perlu ditetapkan karena sifatnya yang dinamis. Di dalam kepariwisataan, menurut Leiper dalam Ismayanti (2000) terdapat tiga elemen utama yang menjadikan 3 kegiatan tersebut bisa terjadi. Kegiatan wisata terdiri atas beberapa komponen utama, yaitu : 1. Wisatawan Wisatawan adalah aktor dalam kegiatan wisata. Berwisata menjadi sebuah pengalaman manusia untuk menikmati, mengantisipasi dan mengingatkan masa-masa di dalam kehidupan. 2. Elemen Geografi a. Daerah Asal Wisatawan (DAW) Daerah tempat asal wisatawan berada, tempat ketika wisatawan melakukan aktivitas keseharian seperti bekerja, belajar, tidur dan kebutuhan dasar lainnya. Rutunitas itu sebagai pendorong untuk memotivasi seseorang berwisata. Dari DAW, seseorang dapat mencari informasi tentang objek dan daya tarik wisata yang diminati, memuat pemesanan dan berangkat menuju daerah tujuan. b. Daerah Transit (DT) Tidak seluruh wisatawan yang harus berhenti di daerah ini. Namun, seluruh wisatawan pasti akan melalui daerah tersebut sehingga peranan DT pun penting. c. Daerah Tujuan Wisata (DTW) Daerah ini sering dikatakan sebagai sharp end (ujung tombak) pariwisata. Di DTW ini dampak pariwisata sangat dirasakan sehingga dibutuhkan perencanaan dan strategi manajemen yang tepat. Untuk menarik wisatawan, DTW merupakan pemacu keseluruhan system pariwisata dan menciptakan permintaan untuk perjalanan dari DAW. B. Pengembangan Wisata Budaya Budaya sebuah bangsa mengandung kepercayaan, nilai, sikap, dan tingkah laku menjadi bagian tidak terpisahkan dari masyarakatnya yang di wariskan dari suatu generasi ke generasi berikutnya. Budaya mengekspresikan dirinya dalam banyak hal seperti kerja, pakaian, arsitektur, kerajinan tangan, sejarah, bahasa, agama, pendidikan, tradisi, kegiatan pengisi waktu luang, seni, music, seni memasak, dan sebagainya (Mill,1996). Sebagai sebuah substansi, pariwisata merupakan bagian dari budaya suatu masyarakat, yaitu berkaitan dengan penggunaan waktu senggang yang dimilikinya. Pariwisata dapat disoroti dari bermacam sudut pandang karena memiliki sifat kompleks. Kompleksitas yang terkandung
Recommended publications
  • Daftar Tarian Kabupaten/Kota Di Aceh
    DAFTAR TARIAN KABUPATEN/KOTA DI ACEH NO KAB/KOTA NAMA TARIAN KETERANGAN I BANDA ACEH 1 Tari Rebana 2 Tari Bungong Jeumpa 3 Tari Poh Kipah 4 Tari Bungong Sie Yung-yung 5 Meusaree-saree 6 Ranub Lampuan 7 Tron U Laot 8 Tari Ramphak Beusare 9 Tari Peumulia Jame 10 Tari Piasan Raya 11 Tari Geudumbak 12 Likok Dara 13 Phok Teupeuen 14 Tari Marhaban 15 Punca Utama 16 Tari Prang Sabilillah 17 Rampo Aceh 18 Tari Sange 19 Tari Perang 20 Muda Ban Keumang II SABANG 1 Sendratari "Srikandi Aceh" 2 Bungong Rampoe 3 Trieng Meususu 4 Murratal 5 Geulumbang Tujoeh 6 Meu'een Ija Kroeng 7 Likok Puloe III ACEH BESAR 1 Seurune Kale 2 Ratoh Duek/Ratoh Taloe 3 Rapai Pulot 4 Nasib 5 Sendratari Cakradonya Iskandar Muda 6 Tari Peuron Eungkot 7 Likok Pulo Aceh IV PIDIE 1 Tarian Seudati Aceh Pidie 2 Geundrang 3 Grempheng 4 Lapeih 5 Meuteuot 6 Laweut 7 Drop Darut NO KAB/KOTA NAMA TARIAN KETERANGAN V BIREUEN 1 Tari Rencong Pusaka 2 Tari Ratoh Bruek 3 Tari Seudati 4 Tari Ramphak Beusare 5 Tari Mengeundum Beude 6 Tari Lapan Sikarang 7 Tari Rebana 8 Rapai Bruek 9 Meurukon 10 Dalael Khairat 11 Kreasi Baru 12 Rebani Wahid 13 Biola 14 Saman 15 Rapai Leupek 16 Rapai Daboh 17 Tarian Magic Yogya Atraksi 18 Rapai Likee 19 Rapai grimpheng 20 Zikir Maulid 21 Kontemporer VI ACEH UTARA 1 Rapai Pase 2 Geudrang Pase 3 Alee Tunjang 4 Tari Tarek Pukat 5 Tari Tanah Lon Sayang 6 Tari Meu-idang 7 Tari Poh kIpah 8 Tari Gaseh seutia 9 Tari Dom Drien 10 Tari Limong Sikarang 11 Tari Rapai aceh VII ACEH TIMUR 1 Saman Lokop 2 Tari Ular Lembing 3 Bines Lokop 4 Cuwek 5 Tari Likok rampou 6 Tari Zapin
    [Show full text]
  • TIRAI PANGGUNG JURNAL SENI PERSEMBAHAN Jilid 17, 2021 ISSN: 0128-5998 ______
    TIRAI PANGGUNG JURNAL SENI PERSEMBAHAN Jilid 17, 2021 ISSN: 0128-5998 ______________________________________________ EDITORIAL BOARD Chief Editor Assoc. Prof. Dr. Mohd Nasir Hashim Dr. Premalatha Thiagarajan Editorial Board Dr. Wong Kwan Yie (Music) Dr. Wong Huey Yi @ Colleen Wong (Music) Dr. Marlenny Binti Deenerwan (Drama) Dr. Roselina Johari Binti Md Khir (Drama) Dr. Mumtaz Begum P.V. Aboo Backer (Dance) Madam Tan Chai Chen (Dance) Dr. Luqman Lee (Visual Arts) Editorial Advisory Board Dr. Patricia Matusky Yamaguchi Prof. Dr. Tan Sooi Beng (Special thanks to Mr. Wong Jyh Shyong, Mr. Leng Poh Gee & Ms. Dayang Mariana Bolhassan) @2021 Universiti Malaya TIRAI PANGGUNG TIRAI PANGGUNG Diterbitkan sekali setahun oleh is published once a year by the Fakulti Seni Kreatif, Universiti Faculty of Creative Arts, Universiti Malaya. Jurnal ini menerima Malaya. The journal accepts sumbangan artikel dan ulasan buku, articles and book, audio, and film rakaman audio dan filem dalam reviews both in Malay and English Bahasa Malaysia dan Bahasa on topics related to Performing Inggeris yang ada hubungan dengan Arts. Please address correspondence Seni Persembahan. Sumbangan dan to: surat menyurat hendaklah dialamatkan kepada: EDITOR TIRAI PANGGUNG THE EDITOR Fakulti Seni Kreatif TIRAI PANGGUNG Universiti Malaya Faculty of Creative Arts 50603 Kuala Lumpur Universiti Malaya Malaysia 50603 Kuala Lumpur Malaysia CONTENTS Kandungan Between Two Landfills: The Analysis of Gender Representations in Linda Faigao Hall’s The Female Heart Through Brechtian Techniques
    [Show full text]
  • Tajuk Perkara Malaysia: Perluasan Library of Congress Subject Headings
    Tajuk Perkara Malaysia: Perluasan Library of Congress Subject Headings TAJUK PERKARA MALAYSIA: PERLUASAN LIBRARY OF CONGRESS SUBJECT HEADINGS EDISI KEDUA TAJUK PERKARA MALAYSIA: PERLUASAN LIBRARY OF CONGRESS SUBJECT HEADINGS EDISI KEDUA Perpustakaan Negara Malaysia Kuala Lumpur 2020 © Perpustakaan Negara Malaysia 2020 Hak cipta terpelihara. Tiada bahagian terbitan ini boleh diterbitkan semula atau ditukar dalam apa jua bentuk dan dengan apa jua sama ada elektronik, mekanikal, fotokopi, rakaman dan sebagainya sebelum mendapat kebenaran bertulis daripada Ketua Pengarah Perpustakaan Negara Malaysia. Diterbitkan oleh: Perpustakaan Negara Malaysia 232, Jalan Tun Razak 50572 Kuala Lumpur Tel: 03-2687 1700 Faks: 03-2694 2490 www.pnm.gov.my www.facebook.com/PerpustakaanNegaraMalaysia blogpnm.pnm.gov.my twitter.com/PNM_sosial Perpustakaan Negara Malaysia Data Pengkatalogan-dalam-Penerbitan TAJUK PERKARA MALAYSIA : PERLUASAN LIBRARY OF CONGRESS SUBJECT HEADINGS. – EDISI KEDUA. Mode of access: Internet eISBN 978-967-931-359-8 1. Subject headings--Malaysia. 2. Subject headings, Malay. 3. Government publications--Malaysia. 4. Electronic books. I. Perpustakaan Negara Malaysia. 025.47 KANDUNGAN Sekapur Sirih Ketua Pengarah Perpustakaan Negara Malaysia i Prakata Pengenalan ii Objektif iii Format iv-v Skop vi-viii Senarai Ahli Jawatankuasa Tajuk Perkara Malaysia: Perluasan Library of Congress Subject Headings ix Senarai Tajuk Perkara Malaysia: Perluasan Library of Congress Subject Headings Tajuk Perkara Topikal (Tag 650) 1-152 Tajuk Perkara Geografik (Tag 651) 153-181 Bibliografi 183-188 Tajuk Perkara Malaysia: Perluasan Library of Congress Subject Headings Sekapur Sirih Ketua Pengarah Perpustakaan Negara Malaysia Syukur Alhamdulillah dipanjatkan dengan penuh kesyukuran kerana dengan izin- Nya Perpustakaan Negara Malaysia telah berjaya menerbitkan buku Tajuk Perkara Malaysia: Perluasan Library of Congress Subject Headings Edisi Kedua ini.
    [Show full text]
  • Tradisi Lisan Malam Berinai Pada Masyarakat Melayu Tanjung Balai
    TRADISI LISAN MALAM BERINAI PADA MASYARAKAT MELAYU TANJUNG BALAI DISERTASI Oleh LELA ERWANY NIM: 108107015 PROGRAM DOKTOR (S3) LINGUISTIK FAKULTAS ILMU BUDAYA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2016 UNIVERSITAS SUMATERA UTARA TRADISI LISAN MALAM BERINAI PADA MASYARAKAT MELAYU TANJUNG BALAI DISERTASI Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Doktor dalam Program Doktor Linguistik pada Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sumatera Utara di bawah pimpinan Rektor Sumatera Utara Prof. Dr. Runtung Sitepu, SH., M.Hum. untuk dipertahankan dihadapan sidang Terbuka Senat Universitas Sumatera Utara Oleh LELA ERWANY NIM: 108107015 Program Doktor (S3) Linguistik FAKULTAS ILMU BUDAYA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2016 UNIVERSITAS SUMATERA UTARA Judul Disertasi : TRADISI LISAN MALAM BERINAI PADA MASYARAKAT MELAYU TANJUNG BALAI Nama Mahasiswa : Lela Erwany Nomor Pokok : 108107015 Program Studi : Doktor (S3) Linguistik Menyetujui Komisi Pembimbing (Prof. Dr. Ikhwanuddin Nasution, M.Si.) Promotor (Prof. Dr. Robert Sibarani, M.S.) (Dr. Muhammad Takari, M.Hum.) Co-Promotor Co-Promotor Ketua Program Studi Dekan (Prof.T. Silvana Sinar, M.A.,Ph.D.) (Dr. Budi Agustono, M.S.) Tanggal Lulus: UNIVERSITAS SUMATERA UTARA Diuji pada Ujian Disertasi Terbuka (Promosi) Tanggal: PANITIA PENGUJI DISERTASI Pemimpin Sidang: Prof. Dr. Runtung Sitepu, SH., M.Hum. (Rektor USU) Ketua : Prof. Dr. Ikhwanuddin Nasution, M.Si. (USU Medan) Anggota : Prof. Dr. Robert Sibarani, M.S. (USU Medan) Dr. Muhammad Takari, M.Hum. (USU Medan) Prof. T. Silvana Sinar, M.A., Ph.D. (USU Medan) Dr. Rahimah, M.Ag. (USU Medan) Dr. Asmyta Surbakti, M.Si. (USU Medan) Dr. T. Thyrhaya Zein, M.A. (USU Medan) UNIVERSITAS SUMATERA UTARA TIM PROMOTOR Prof. Dr. Ikhwanuddin Nasution, M.Si.
    [Show full text]
  • Estetika Tari Zapin Sebagai Sumber Penciptaan Karya Kaki-Kaki
    ESTETIKA TARI ZAPIN SEBAGAI SUMBER PENCIPTAAN KARYA KAKI-KAKI Oleh Indah Yuni Pangestu Ediwar Martion Abstrak Kesenian-kesenian yang kuat mengekspresikan peradaban Islam dalam kebudayaan Melayu di antaranya kesenian Zapin. Tari Zapin berkembang tidak hanya dikalangan istana tetapi juga di kalangan masyarakat Melayu dengan ragam-ragam dan gerak yang cukup khas. Konsep estetika gerak Zapin sebagai refleksi dari masyarakat Melayu lebih banyak didasarkan pada nama-nama gerak bernuansa Islam, antara lain gerak alif sembah, alif sembah, bunga alif pusing, dan bunga alif pusing. Kata-kata alif didasarkan pada abjad pertama huruf Arab yang bentuknya tegak lurus, maka komposisi dari gerak alif adalah merupakan gerakan penari yang membuat garis lurus. Dari konsep tentang kebudayaan dalam Islam, maka menurut penulis, zapin adalah salah satu seni Islam. Artinya seni ini adalah wujud dari konsep-konsep ajaran Islam. Didalamnya terkandung nilai-nilai, filsafat, bahkan adat, estetika, etika, dan semua hal yang berkait dengan seni Islam. Di dalam zapin terkandung kultur Islam, yang kemudian disesuaikan dengan jiwa lokal, yakni Alam Melayu, sebagai salah satu kawasan yang menyumbang peradaban Dunia Islam, yang runduk di bawah arahan wahyu Allah. Berkenaan dengan penciptaan tari kaki-kaki maka metode yang digunakan untuk meliputi observasi dan wawancara. Sementara landasan penciptaan yang penulis gunakan adalah pernyataan Datuk Haji Abdul Ghani Othman bahwa “Pada umumnya pergerakan tari Zapin Melayu dititikberatkan kepada cara melangkah serta bunga-bunga langkah dengan hayunan tangan dan badan yang sangat minimal tetapi anggun dan cukup menarik”. Kemudian teori yang dikemukakan oleh Sal Murgiyanto bahwa “Tradisi pada dasarnya merupakan sebuah proses pertumbuhan yang tidak selalu mudah untuk dirusak atau dinodai, lebih bijak apabila kita mendalaminya, bukan untuk hanyut bersamanya, tetapi untuk mengolah dan mengembangkannya.
    [Show full text]
  • Suatu Kajian Karya Tari Kontemporer Di Pusat Kesenian Jakarta-Taman Ismail Marzuki 1968–1987
    UNIVERSITAS INDONESIA PERKEMBANGAN KOREOGRAFI DI INDONESIA: SUATU KAJIAN KARYA TARI KONTEMPORER DI PUSAT KESENIAN JAKARTA-TAMAN ISMAIL MARZUKI 1968–1987 DISERTASI R.AJ. SITI NURCHAERANI KUSUMASTUTI NPM 1106126522 FAKULTAS ILMU PENGETAHUAN BUDAYA PROGRAM STUDI ILMU SEJARAH DEPOK 2016 ii Universitas Indonesia Perkembangan koreografi..., R Aj Siti Nurchaerani Kusumastuti, FIB UI, 2017. Perkembangan koreografi..., R Aj Siti Nurchaerani Kusumastuti, FIB UI, 2017. Perkembangan koreografi..., R Aj Siti Nurchaerani Kusumastuti, FIB UI, 2017. Perkembangan koreografi..., R Aj Siti Nurchaerani Kusumastuti, FIB UI, 2017. v UCAPAN TERIMA KASIH Bismillahirrahmanirrahim Puji syukur kepada-Mu, Ya Allah, penguasa semesta alam yang telah mengaruniai perlindungan, kemampuan dan kesehatan selama penulis menempuh studi dan kemudian mewujudkan disertasi ini. Berkat rahmat dan kasih sayang-Mu, semua kesulitan dan halangan bisa penulis lalui dengan baik. Penelitian untuk disertasi ini sempat memberikan keraguan dalam diri penulis karena kurang melimpahnya data sehingga seperti menghambat. Namun kemudian keraguan berubah menjadi tantangan bahkan harapan karena dalam proses penelitian tumbuh kesadaran bahwa pekerjaan ini tidak semestinya ditunda mengingat keberadaan data bisa semakin sulit dilacak bila diundur-undur. Sebuah proses yang tidak mudah, namun dengan penuh harapan dan tanggung jawab serta didukung banyak pihak di sekitar penulis, disertasi ini dapat tampil seperti adanya sekarang ini. Sepatutnya, dengan ketulusan hati, penulis haturkan terima kasih
    [Show full text]
  • Details of Partner Programmes
    DETAILS OF PARTNER PROGRAMMES DIKIR RAKYAT: DIKIR BARAT PERFORMANCE Dikir Rakyat aims to strengthen the importance and usage of the Malay language. Audiences will be treated to a series of Dikir Barat performances by performing groups. The performance will take place at ACE The Place CC. ACE THE PLACE CC MAEC ACE The Place Community Club (CC) Malay Activity Executive Committee (MAEC) is part of grassroots organisation of CC that organises activities for Malay culture. FUN WITH JAWI WRITING Fun With Jawi Writing features a brief history of Jawi writing, presented especially for the non-Malay participants. Participants will also get to learn simple conversational Malay phrases and greetings, such as “how are you?”. Participants can write their names in Jawi on a bookmark, which they can take home as a souvenir. ADMIRALTY PRIMARY SCHOOL Admiralty Primary school started in 1997 with 45 classes. Though young in years, staff in the school has established a strong culture of care and the school has created a strong sense of belonging among staff and pupils. SINGAPORE LITERARY CONFERENCE 2 AND BOOK LAUNCH “GERIMIS DI KOTA PELANGI” (COLLECTION OF POEMS AND SHORT STORIES 2017) The Angkatan Sasterwan 50 (Asas '50) will be hosting the Singapore Literary Conference 2017. The event will provide a platform for writers to discuss and share their expertise. The issues on the agenda include: copyright of literary works, from book to print and the quality of literary works in the past and future. Writers will also be given the opportunity to promote and answer questions about their new books.
    [Show full text]
  • Kamus Lampungandonesia
    TIDAK DIPERDAGANGKAN (JNTUKUMUM Kamus LampungAndonesia DATA en Kamus Lam pung Indonesia OIeh: Junaiyah H.M. dkk. Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Jakarta 1985 lffl Hak Cipta pada Departemen Pendidikan dan Kebudayaan SAW b is %mull, I : 1729 O 1101 L I...411 1 1t -- Cetakan Pertatna Naskah buku ml semula merupakan hasil Proyek Pengembangan Bahasa dan Sastra Indonesia dan Daerah—Jakarta 1976/1977 dlterbitkan dengan dana Proyek Pengembangan Bahasa dan Sastra Indonesia. Staf inti ProyekDrs. Hans Lapoliwa, M. Phil. (Pemimpin), Yusnan Yunus (Bendaharawan), Drs. Nafron Hasjim, Drs. Dendy Sugono (Sekretaris), Drs. Farid Hadi, Drs. S.R.H. Sitanggang, Drs. Tony S. Racmadie Drs. S. Amran TasaiDrs. A. Patoni, H. Abd. Mutalib, BA. (para asisten). Sebagian atau seluruh isi buku ml dilarang dipergunakan atau diperbanyak dalain bentuk apa pun tanpa izin tertulis daii penerbit kecuall dalam hal ku- tipan untuk keperluan penulisan artikel atau karangan ilmiah. Alamat penerbit: Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa Jalan Daksinapatl Barat IV, Rawamangun Jakarta Tirnur 13220. Iv PRAKATA Sejak Rencana Pembangunan Lima Tahun 11 (1974), telah digariskan kebi- jakan pembinaan dan pengembangan kebudayaan nasional dalam berbagai seginya. Dalam gris haluan mi, masalah kebahasaan dan kesastraan merupa- kan salah satu masalah kebuyaan nasional yang perlu digarap dengan sung- guh-sungguh clan berencana sehingga tujuan akhir pembinaan dan pengemba- ngan bahasa Indonesia dan daerah, termasuk sastranya, dapat tercapai. Tujuan
    [Show full text]
  • Keris Sebagai Elemen Warisan Kebudayaan Tidak Ketara
    JABATAN WARISAN NEGARA KEMENTERIAN PELANCONGAN, SENI DAN BUDAYA KERIS SEBAGAI ELEMEN WARISAN KEBUDAYAAN TIDAK KETARA KKhalid Syed Ali ICH, JWN PENGENALAN AKTA WARISAN KEBANGSAAN 2005 (AKTA 645) Berkuatkuasa 1 Mac 2006 Mansuh: Akta Bendapurba 1976 (Akta 168) Akta Harta Karun 1957 (Akta 541) PENGENALAN KATEGORI WARISAN Warisan Tapak Objek Kebudayaan Orang Hidup Di Bawah Air PENGENALAN STATUS WARISAN •Pesuruhjaya WARISAN Warisan WARISAN KEBANGSAAN •Menteri TAFSIRAN OBJEK benda purba boleh alih, warisan kebudayaan ketara, WKTK dan objek bersejarah tidak termasuk harta karun Objek Bersejarah:- • Artifak/objek ada kepentingan agama, tradisional, artistik, atau objek bersejarah . Bahan etnografi, kerja seni, manuskrip, syiling , wang kertas, pingat, lencana, lambang kebesaran, jata, panji-panji, senjata, perisai atau kenderaan, kapal, bot. TAFSIRAN BENDA PURBA Objek boleh alih berusia sekurang-kurangnya 50 tahun Mana-mana bahagian daripada objek pada masa terkemudian ditambah atau dibina semula atau dibaik pulih Mana-mana peninggalan manusia, tumbuh- tumbuhan, atau haiwan yang berusia sekurang- kurangnya 100 tahun TAFSIRAN WARISAN KEBUDAYAAN TIDAK KETARA Adat dan Budaya Bahasa dan Persuratan Seni Persembahan Seni Halus, Tekstil, Keraf TAFSIRAN ICH – 2003 CONVENTION Oral Tradition Performing Arts Social Practices, Rituals, Festive Events Knowledge and Practices Concerning Nature and the Universe Knowledge and Skills to Produce Traditional Crafts TAFSIRAN HARTA KARUN Apa-apa wang, syiling, emas, perak, saduran barang kemas, bullion, batu berharga
    [Show full text]
  • Analisis Semiotik Teks Lagu-Lagu Melayu Sumatera Utara
    ANALISIS SEMIOTIK TEKS LAGU-LAGU MELAYU SUMATERA UTARA TESIS Oleh MUHAMMAD YUNUS 077009016/LNG SEKOLAH PASCASARJANA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2009 Universitas Sumatera Utara ANALISIS SEMIOTIK TEKS LAGU-LAGU MELAYU SUMATERA UTARA TESIS Untuk Memperoleh Gelar Magister Humaniora pada Program Studi Linguistik Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera Utara Oleh MUHAMMAD YUNUS 077009016/LNG SEKOLAH PASCASARJANA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2009 Universitas Sumatera Utara ABSTRAK Secara semiotik lagu-lagu Melayu Sumatera Utara biasanya disajikan dengan memakai makna tersembuyi. Artinya pendengar atau penikmat lagu-lagu Melayu haruslah menafsirkan makna yang sisampikan oleh penyanyinya. Misalnya dalam genre hadrah agama Islam itu dilambangkan sebagai di dalam alam amat mulia serta empat belas bulan purnama. Begitu juga dalam lagu Dodoi Didodoi, belahan jiwa aalah simbol terhadap anak kita. Perlambangan ini mendapat kedudukan penting dalam lagu-lagu Melayu. Selain itu dalam lagu-lagu Melayu, simbol anak ini adalah intan payung, sibiran tulang, pengalang jantung, buailah hati, dan seterusnya. Selain simbol atau lambang, dalam lagu-lagu Melayu juga dijumpai unsure semiotic yang lain, yaitu indeks. Indeks ini dalam lagu Melayu misalnya tercermin dalam kata-kata . Satu hal penting dalam pertunjukan lagu-lagu Melayu Sumatera Utara adalah pengutamaan teks dibandingkan aspek music. Artinya, lagu-lau tradisional Melayu Sumatera Utara umumnya disajikan dalam bentuk garapan teks yang begitu ditonjolkan, seperti terus dikembangkan apakah dalam bentuk pantun atau syair. Dengan demikian lagu-lagu Melayu Sumatera Utara dapat dikelompokkan kepada music logogenik, yaitu musik yang mengutamakan teks. lagu-lagu Melayu Sumatera Utara menggunakan bahasa yang umumnya memiliki makna yang tersembunyi. Artinya pendengar mestilah menafsirkan makna apa yang didendangkan si penyanyi. Proses demikian terjadi pada sebahagaian besar lagu Melayu Sumatera Utara.
    [Show full text]
  • Komunikasi Dalam Seni Pertunjukan Melayu
    Etnomusikologi, Vol.1 No.2, September 2005: 149-203 KOMUNIKASI DALAM SENI PERTUNJUKAN MELAYU Muhammad Takari Berdasarkan aspek kewilayahan, rasial, dan budaya, masyarakat Melayu mendiami gugusan kepulauan di Asia Tenggara, yang mencakup berbagai negara seperti: Indonesia, Malaysia, Singapura, Thailand, Filipina, bahkan diasporanya sampai ke Madagaskar, Suriname, dan kepulauan Oseania (Makronesia, Mikronesia, dan Polinesia). Selain aspek ras, mereka juga memiliki kesamaan di bidang bahasa dan kesenian. Mereka selalu dikategorikan sebagai rumpun Melayu. Namun demikian makna Melayu juga kadang disublimasikan sebagai ras Melayu yang beragama Islam, berbahasa Melayu, dan memakai budaya Melayu. Makna ini muncul setelah abad ketiga belas, ketika Islam menjadi teras utama dalam masyarakat Melayu di Asia Tenggara. Makna yang demikian, bukan berarti inklusif, tidak menghargai perbedaan. Justru dalam Islam diakui perbedaan, yang diatur secara bermartabat dan adil. Tulisan ini akan mengkaji aspek seni pertunjukan dalam Dunia Melayu, terutama di Semenanjung (Malaysia) dan Sumatera (Indonesia), dan juga terhadap mereka yang mengaku sebagai orang Melayu dan diakui sebagai orang Melayu dan pendukung budaya Melayu 1. Pendahuluan Berdasarkan aspek kewilayahan, rasial, dan budaya, masyarakat Melayu mendiami gugusan kepulauan di Asia Tenggara, yang mencakup berbagai negara seperti: Indonesia, Malaysia, Singapura, Thailand, Filipina, bahkan diasporanya sampai ke Madagaskar, Suriname, dan kepulauan Oceania (Makronesia, Mikronesia, dan Polinesia). Selain aspek ras, mereka juga memiliki kesamaan di bidang bahasa dan kesenian. Mereka selalu dikategorikan sebagai rumpun Melayu. Namun demikian makna Melayu juga kadang disublimasikan sebagai ras Melayu yang beragama Islam, berbahasa Melayu, dan memakai budaya Melayu. Makna ini muncul setelah abad ketiga belas, ketika Islam menjadi teras utama dalam masyarakat Melayu di Asia Tenggara. Makna yang demikian, bukan berarti inklusif, tidak menghargai perbedaan.
    [Show full text]
  • Choreographic Modernities: Movement, Mobility and Contemporary Dance from Southeast Asia
    CHOREOGRAPHIC MODERNITIES: MOVEMENT, MOBILITY AND CONTEMPORARY DANCE FROM SOUTHEAST ASIA LIM HOW NGEAN (B. BUSINESS ADMINISTRATION), NUS (MASTERS IN DRAMA & THEATRE), ROYAL HOLLOWAY AND BEDFORD NEW COLLEGE A THESIS SUBMITTED FOR THE DEGREE OF DOCTOR OF PHILOSOPHY THEATRE STUDIES PROGRAMME DEPARTMENT OF ENGLISH LANGUAGE AND LITERATURE NATIONAL UNIVERSITY OF SINGAPORE 2014 DECLARATION I hereby declare that the thesis is my original work and it has been written by me in its entirety. I have duly acknowledged all the sources of information which have been used in the thesis. This thesis has also not been submitted for any degree in any university previously. ______________________________________________ Lim How Ngean 20 January 2014 ii ACKNOWLEDGEMENTS This thesis would not have been possible without the kind support and generous contributions of many individuals. I am grateful for the discussions, interactions and valuable feedback that I have received throughout the undertaking of this thesis. My appreciation to the National University of Singapore for granting me a research scholarship, which has enabled many learning opportunities through the institution’s financial and resource support. I would also like to extend my appreciation to the personnel of the Department of English Language and Literature for their administrative assistance. I am indebted to the artists who have been extremely generous in sharing their time, experiences, knowledge and expertise that contributed directly to this thesis: Pichet Klunchun, Sunon Wachirawarakarn, Padung Jumpan, Kornkarn Rungsawan, Porramet Maneerat, Jirayus Puatput, Phon Sopheap, Chumvan Sodhachivy (Belle), Chey Chankethya (Kethya), Noun Sovitou (Tou), Emmanuèle Phuon, Arco Renz Azanin Ahmad, Marion D’Cruz, Daniel Kok, and Joavien Ng.
    [Show full text]